Adaptasi Perilaku dan Modifikasi sebagai Proses Menciptakan Hunian Ideal Bagi Penghuni Perumahan Massal
|
|
- Bambang Setiabudi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TEMU ILMIAH IPLBI 2014 Adaptasi Perilaku dan Modifikasi sebagai Proses Menciptakan Hunian Ideal Bagi Penghuni Perumahan Massal Feni Kurniati (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Magister Arsitekur, SAPPK, ITB (2) Kelompok Keilmuan Perancangan Arsitektur, SAPPK, ITB Abstrak Tingginya tingkat kebutuhan rumah tinggal melahirkan sebuah solusi bermukim di perumahan yang disediakan secara massal oleh pemerintah maupun pihak pengembang. Solusi rumah massal dengan luas dan layout unit yang tipikal di sisi lain juga menimbulkan persoalan lemahnya kemampuan rumah tinggal dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasi penghuninya. Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk adaptasi perilaku dan modifikasi yang dilakukan oleh penghuni untuk mencapai pola bermukim yang sesuai dengan harapan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan membahas tiga jurnal yang bertema sama yang kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis data teks untuk mengidentifikasi pola adaptasi dan modifikasi pada unit hunian. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa adaptasi perilaku yang sering dilakukan adalah berbagi ruang dan menggunakan ruang untuk berbagai fungsi. Sedangkan modifikasi dilakukan jika adaptasi perilaku tidak mampu memenuhi kebutuhan prioritas penghuni. Bentuk-bentuk modifikasi yang cenderung ditemukan adalah perluasan dan penambahan jumlah ruang, serta perubahan pada material hunian. Kata-kunci : adaptasi perilaku, modifikasi, keterbatasan ruang, privasi, rumah impian Pengantar Kebutuhan terhadap rumah merupakan kebutuhan dasar manusia. Selain menjadi tempat berlindung dan beristirahat, rumah juga berfungsi sebagai wadah pendidikan dan regenerasi nilai dan budaya dalam sebuah keluarga. Untuk bisa memenuhi kebutuhan ini, rumah seharusnya mampu memberikan paling tidak dua hal kepada penghuninya: kepuasan fisik dan fungsi dan kepuasan psikologis (Omar, Endut & Saruwono, 2010: diadaptasi dari Habitability Pyramid Vischer, 2007). Kepuasan fungsi merupakan kemampuan rumah, dari segi ketersediaan elemen fisik, untuk mewadahi berbagai aktifitas dan kebutuhan ruang bagi penghuninya. Sedangkan kepuasan psikologis, secara lebih dalam, merupakan pencitraan dari unsur kepercayaan dan nilai-nilai ideal yang dianut oleh penghuni rumah. Pemenuhan kepuasan fungsi dan psikologis hanya dapat tercapai jika kondisi elemen fisik ruang pada rumah memadai. Isu keterbatasan ruang ini menjadi masalah utama dari maraknya fenomena hunian vertikal sebagai alternatif berhuni di berbagai kota besar di Indonesia. Selain perubahan sistem kehidupan dari rumah deret ke rumah susun, solusi disain one design fits all juga menjadi masalah utama karena dianggap tidak mampu mengakomodasi berbagai kebutuhan spesifik yang merupakan cerminan dari konsep diri masing-masing individu (Omar, Endut & Saruwono, 2010; Sime, 1995). Hal ini menjadi semakin rumit khususnya dalam kasus rumah susun yang sangat menjunjung tinggi nilai ekonomis, tidak tersedianya ruang yang cukup untuk mewadahi kegiatan sebuah keluarga inti. Ketidaksesuaian antara desain dan nilai ideal penghuni menyebabkan berbagai kekecewaan yang harus dihadapi para penghuni rumah susun. Akan tetapi, karena keterbatasan pilihan, penghuni dituntut untuk mampu beradaptasi terhadap berbagai kondisi tersebut. Tulisan ini fokus pada berbagai bentuk adaptasi dan pe- Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2014 E_33
2 Adaptasi Perilaku dan Modifikasi sebagai Proses Menciptakan Hunian Ideal Bagi Penghuni Perumahan Massal nyesuaian yang dilakukan penghuni rumah susun untuk mendamaikan kenyataan dan impian tentang rumah ideal. Metode Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode kualitatif (Creswell, 2008). Data dikumpulkan dikumpulkan dari tiga jurnal yang memiliki topik bahasan yang sejenis. Metode Analisis Data Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah analisis data teks yang dilakukan melalui tabulasi data untuk mengidentifikasi pola adaptasi dan modifikasi yang terjadi pada rumah hunian yang diproduksi secara massal. Analisis dan Interpretasi Penelitian pertama yang dibahas dalam tulisan ini berjudul Behavioral Adaptation of Malay Families and Housing Modification of Terrace Houses in Malaysia. Tujuan penelitian adalah untuk melihat pola perilaku dan modifikasi rumah yang dilakukan penghuni terrace house sebagai akibat dari proses adaptasi dan penyesuaian dalam menghuni rumah, serta mengidentifikasi alasan-alasan yang melatarbelakanginya. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara personal, observasi dan review analitis terhadap denah dan potongan rumah pada 11 keluarga yang tinggal di terrace house (rumah deret). Penelitian dilakukan pada dua kota di Malaysia, yaitu kota Kajang dan Kuala Lumpur. Temuan penelitian ini menyatakanbahwa adaptasi perilaku penghuni rumah merupakan respon terhadap kondisi rumah yang tidak sesuai dengan harapan dan latar belakang bu-daya penghuninya. Adaptasi perilaku biasanya hanya bersifat sementara, sebelum modifikasi rumah dapat dilakukan. Tujuan adaptasi perilaku dilakukan adalah untuk memenuhi kebutuhan privasi visual antara anggota keluarga dan antara anggota keluarga dengan tamu. Berikut bentuk-bentuk adaptasi perilaku yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan privasi visual penghuni terrace house. Tabel 1. Tabel tabulasi bentuk adaptasi perilaku penelitian 1 Adaptasi Perilaku Antar anggota keluarga: Pemisahan kamar tidur orang tua dan anak Pemisahan kamar tidur anak laki-laki dan perempuan Sharing kamar tidur dengan sesama saudara perempuan/laki-laki Anggota keluarga dan tamu: Menggunakan ruang keluarga sebagai ruang tamu Menyambut tamu laki-laki di serambi rumah Membatasi/menghindari adanya tamu yang menginap Tuntutan pemisahan kamar tidur antara orang tuadan anak dan antara anak laki-laki dan perempuan bersumber dari budaya Malaysia yang dilatarbelakangi oleh ajaran agama Islam. Ketika anak masih di bawah umur, adaptasi perilaku berbagi kamar tidur dengan saudara berjenis kelamin sama sudah dapat menyelesaikan persoalan keterbatasan ruang. Namun ketika anak mulai beranjak dewasa, kebutuhan privasi mereka meningkat dibanding ketika mereka masih kanak-kanak. Demikian juga halnya dengan pemenuhan privasi ketika ada tamu berkunjung. Dalam budaya masyarakat Malaysia, menjamu tamu merupakan sebuah kewajiban. Karena ketidaktersediaan ruang khusus untuk tamu, maka tamu yang berkunjung biasanya disambut di ruang keluarga. Hal ini berdampak pada terganggunya aktivitas anggota keluarga yang lain.untuk menghindari konflik tersebut, penghuni terkadang juga menjamu tamu di teras rumah, khususnya bagi tamu laki-laki. Di satu sisi, privasi anggota rumah dapat terjaga. Namundi sisi lain, menjamu tamu di luar tidak sesuai dengan budaya menghormati tamu yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Malaysia. Kondisi-kondisi tersebut menyebabkan perlunya dilakukan modifikasi terhadap rumah. Bentuk modifikasi yang sering dilakukan pada terrace house di Malaysia adalah penambahan dan E_34 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2014
3 Feni Kurniati peng-organisasian ulang ruang pada lantai dasar, penambahan area untuk aktifitas keluarga, dan pengubahan karakteristik pintu dan jendela rumah. Tabel 2. Tabulasi data modifikasi penelitian 1 Modifikasi Penambahan dan pengorganisasian ulang ruang lantai dasar: Relokasi posisi tangga ke area yang lebih privat Penambahan/perluasan area serambi untuk ruang tamu Penambahan dan pengorganisasian ulang kamar tidur Penambahan dapur Penambahan area keluarga: Penambahan luas ruang keluarga (karena ruang keluarga tidak lagi digunakan sebagai ruang tamu) Pengubahan karakteristik pintu dan jendela: Penggunaan kaca jendela yang berwarna pada kamar tidur Penggunaan louver windows pada perluasan dapur Penggunaan pintu kaca geser pada ruang keluarga Penggunaan casement dan kaca berwarna pada kamar tidur Modifikasi pada lantai dasar berupa pemindahan tangga ke area yang lebih privat dan perluasan serambi di bagian depan, dilakukan untuk menciptakan privasi penghuni sehingga merasa leluasa untuk melakukan aktifitas seharihariketika ada tamu berkunjung. Sedangkan penambahan kamar tidur di lantai dasar dilakukan untuk memfasilitasi tamu atau sanak keluarga yang ingin bermalam. Sehingga, selain memenuhi kebutuhan privasi penghuni rumah, modifikasi juga dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap tamu. Penambahan dapur pada bagian belakang rumah dilakukan karena dapur eksisting tidak mampu menampung kebutuhan ruang masakmemasak anggota keluarga. Perluasan area dapur menyebabkan bangunan melebihi garis batas yang semestinya. Sehingga jarak antar bangunan semakin dekat. Hal ini berdampak pada berkurangnya tingkat privasi dengan tetangga. Dengan demikian, dilakukan penyesuaian material pada pintu dan jendela untuk mengurangi interaksi yang tidak diharapkan dengan lingkungan luar. Selain untuk memenuhi kebutuhan privasi, penyesuaian karakter material juga berfungsi untuk menjaga kualitas cahaya dan pertukaran udara ke dalam rumah. Penelitian yang kedua adalah Adapting by Altering: Spatial Modification of Terraced Houses in The Klang Valley Area. Studi ini menemukan bentuk modifikasi-modifikasi ruang yang dilakukan pada 50 rumah di area Klang Valley, Malaysia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasi dan wawancara informal, dimana peneliti berperan sebagai calon pembeli. Hal ini dilakukan untuk memperoleh kerja sama yang baik dari pihak agen dan pemilik rumah. Temuan awal penelitian menunjukkan bahwa modifikasi yang dilakukan pada interior rumah meliputi perluasan, pengurangan, dan relokasi fitur-fitur tertentu. Modifikasi dilakukan karena persepsi penghuni terhadap keterbatasan dan ketidaklayakan ruang untuk mewadai aktifitas keseharian di dalam rumah. Bentuk modifikasi yang lazim dilakukan pada terrace house di Klang Valley area: Tabel 3. Tabulasi modifikasi penelitian 2 Modifikasi: Penambahan dapur basah untuk memasak dan mencuci Penambahan/perluasan kamar tidur ketika keluarga berkembang Pengubahan teras menjadi ruang tamu Perluasan ruang keluarga sebagai akibat dari penciptaan ruang tamu Pengubahan fungsi kamar (yang paling kecil) menjadi gudang Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penambahan ruang mencerminkan adanya kebutuhan untuk meningkatkan kualitas privasi anggota rumah (dalam hal ini penambahan jumlah kamar) dan menciptakan fungsi yang lebih baik terhadap ruang-ruang tertentu seperti ruang kerja, ruang belajar atau perpustakaan kecil. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2014 E_35
4 Adaptasi Perilaku dan Modifikasi sebagai Proses Menciptakan Hunian Ideal Bagi Penghuni Perumahan Massal Sedangkan pengubahan ruang menunjukkan adanya tingkat prioritas ruang yang berbeda. Seperti teras rumah yang dianggap tidak begitu penting kemudian diubah menjadi ruang tamu yang lebih dibutuhkan. Baik penambahan maupun pengubahan fungsi ruang mengakibatkan dilakukannya relokasi terhadap beberapa unsur untuk meningkatkan kualitas susunan ruang yang lebih efektif. Penelitian ketiga adalah Perubahan Bentuk dan Fungsi Hunian pada Rumah Susun Paska Penghunian. Penelitian ini mengungkap bentuk-bentuk perubahan pada rumah susun sederhana sewa di Penjaringan, baik dari segi fisik maupun fungsional ruang huniannya, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan rasionalistik dengan metode penelitian deduktif kualitatif. Pendekatan rasionalistik adalah pendekatan yang melihat kebenaran bukan hanya dari fakta lapangan namun juga melalui proses berfikir yang logis. Sedangkan metode deduktif kualitatif adalah metode penelitian yang dilakukan dengan menggunakan teori umum (premis mayor) untuk menguji fokus penelitian (premis minor). Teori umum yang digunakan untuk mengkaji objek penelitian adalah teori Hebraken tentang perubahan lingkungan. Hasil penelitian mengemukakan bahwa perubahan-perubahan yang terjadi pada rusunawa Penjaringan terbagi atas dua kategori, yaitu perubahan secara fisik dan secara fungsional. Perubahan fisik meliputi perubahan jumlah ruang, perubahan material bangunan, dan penambahan material pada bagian bangunan. Sedangkan perubahan fungsional meliputi pengalihan atau pemadatan fungsi pada ruang-ruang tertentu. Penemuan penelitian menunjukkan bahwa kedua perubahan ini terjadi secara merata pada semua blok rumah susun yang dijadikan objek penelitian. Bentuk-bentuk perubahan yang dilakukan pada rusunawa Penjaringan adalah sbb: E_36 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2014 Tabel 4. Tabulasi data modifikasi penelitian 3 Perubahan Fisik: Perubahan material lantai dengan menggunakan keramik Perubahan dinding dengan penambahan plesteran Penambahan jumlah ruang dalam hunian dengan melakukan penyekatan Penggunaan pintu teralis Penambahan ruang secara vertikal Perubahan Fungsional: Perubahan fungsi ruang keluarga sebagai ruang tamu, ruang kerja, atau ruang tidur Penambahan fungsi hunian sebagai ruang kerja atau ruang usaha Penambahan luas ruang dengan menggunakan koridor atau balkon Perubahan fungsi ruang dengan pemindahan ruang dapur ke ruang cuci Menjaga penampilan ketika pintu hanya ditutup dengan pintu teralis untuk menjaga sirkulasi udara Perubahan fisik merupakan bentuk-bentuk modifikasi yang dilakukan pada unit rumah. Perubahan fisik, khususnya perubahan pada penggunaan material keramik untuk lantai dan plester untuk dinding, juga merupakan bentuk pemenuhan aspirasi penghuni tentang kualitas ruang dari rumah yang dihuni. Sedangkan penggunaan pintu teralis bertujuan untuk memberikan rasa aman bagi penghuni, sekaligus berfungsi sebagai jalur ventilasi pada rumah. Selain itu, perubahan fisik pada interior rumah juga dilakukan dengan penyekatan ruang baik secara horizontal maupun secara vertikal yang bertujuan untuk menambah jumlah ruang dan tingkat privasi penghuninya seiring perkembangan jumlah dan usia keluarga. Di samping perubahan fisik tersebut, di rumah susun Penjaringan juga ditemukan perubahan fungsional ruang. Yaitu pengalihfungsian peruntukan ruang sebagai bentuk adaptasi perilaku penghuni terhadap keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi. Perluasan/penambahan jumlah ruang ke area balkon dan lorong, misalnya, menjadi sebuah cerminan adaptasi perilaku penghuni dalam memenuhi keterbatasan luas
5 dan jumlah ruang. Demikian juga halnya dengan fenomena penggunaan ruang keluarga sebagai ruang serbaguna yang juga berfungsi sebagai ruang makan, ruang tidur dan ruang tamu, menunjukkan bahwa adaptasi perilaku telah menjadi salah satu solusi terhadap permasalah keterbatasan ruang pada rusunawa Penjaringan. Dari kajian tiga penelitian sejenis melalui tabulasi data di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam proses menghuni rumah massal, penghuni melakukan usaha-usaha untuk mengontrol keterbatasan-keterbatasan yang ada, baik jumlah maupun kualitas ruang, demi menciptakan kondisi hidup yang sesuai dengan aspirasi penghuni, yaitu melalui proses adaptasi perilaku dan proses modifikasi pada fisik hunian. Diagram 1. Bentuk adaptasi perilaku dan modifikasi dari ketiga penelitian. Feni Kurniati Bentuk-bentuk adaptasi perilaku dan modifikasi yang sering ditemukan dari ketiga penelitian dapat dilihat pada digram 1. Keduanya merupakan bentuk usaha penghuni untuk mengatasi keterbatasan ruang yang menyebabkan terganggunya kualitas privasi dan kualitas aktifitas sehari-hari penghuni. Selanjutnya, ketiga penelitian menunjukkan bahwa adaptasi perilaku merupakan usaha tahap awal yang dilakukan penghuni. Selain bertujuan untuk optimalisasi kondisi eksisting dalam pemenuhan kebutuhan penghuni, adaptasi perilaku juga berfungsi sebagai tahap memahami kondisi lingkungan fisik sebelum dilakukan perubahan/modifikasi fisik terdahap unit rumah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa proses menghuni terdiri dari beberapa tahap (lihat diagram 1). Tahap adaptasi perilaku, dalam beberapa kasus penelitian yang dibahas, mampu menyelesaikan permasalahan keterbatasan ruang, khususnya pada ruang yang sifatnya tidak membutuhkan tingkat privasi yang tinggi, atau pada ruang yang dapat digunakan secara bersama-sama. Namun, dalam beberapa hal lain, modifikasi fisik rumah tetap dibutuhkan karena adaptasi perilaku saja tidak mampu mengatasi bentrok kepentingan yang terjadi pada ruang hunian. Hal ini biasanya terjadi pada ruang yang mewadahi aktifitas dengan tingkat privasi yang tinggi. Sehingga dibutuhkan penyesuaian hunian melalui tahap modifikasi. Setelah modifikasi dilakukan, dibutuhkan tahap adaptasi perilaku lanjutan terhadap kondisi hunian yang baru agar ruang hunian dapat berfungsi secara maksimal dalam mewadahi aktifitas keseharian penghuni sebagaimana yang diharapkan (lihat diagram 2). Adaptasi perilaku tersebut berlangsung secara perlahan untuk menjawab kemungkinan adanya permasalahan yang belum terselesaikan atau permasalahan baru yang muncul sebagai dampak modifikasi. Sehingga melalui adaptasi perilaku paska modifikasi, dapat diidentifikasi kebutuhankebutuhan penghuni yang belum terpenuhi dan solusi terhadapnya. Apakah cukup hanya dengan adaptasi perilaku, atau dibutuhkan modifikasi lanjutan. Hal ini tergantung pada tingkat prioritas kebutuhan penghuni terhadap fungsi tertentu dalam hunian. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2014 E_37
6 Adaptasi Perilaku dan Modifikasi sebagai Proses Menciptakan Hunian Ideal Bagi Penghuni Perumahan Massal Diagram 2. Tabel alur adaptasi perilaku dan modifikasi hunian Terraced Houses in The Klang Valley Area. Asian Journal of Environment-Behavior Studies, Vol.1, Number 3. Rahim, Z.A., Hasyim.A.H. (2012). Behavioral Adaptation of Malay Families and Housing Modification of Terrace Houses in Malaysia. Asian Journal of Environment-Behavior Studies, Vol.3, Number 8. Sime, Jonathan D. (1995). Readings in Environmental Psychology: Creating Places or Designing Spaces?. London: Academic Press Limited. Kesimpulan Penelitian ini mengungkap bahwa proses berhuni pada perumahan massal membutuhkan adaptasi dan penyesuaian (modifikasi) secara bertahap. Adaptasi perilaku yang paling sering dilakukan oleh penghuni adalah berbagi ruang dan menggandakan fungsi ruang yang tidak membutuhkan privasi tinggi. Sedangkan penyesuaian melalui modifikasi bentuk yang paling sering dilakukan adalah perluasan bangunan, penambahan jumlah ruang (penyekatan) dan pengorganisasian ulang ruang berdasarkan zona privat dan publik. Kedua proses ini dibutuhkan untuk mencapai kondisi berhuni yang sesuai harapan dan latar belakang budaya penghuni. Kajian serupa yang lebih mendalam dapat dilakukan pada unit-unit hunian massal ekonomis yang berlokasi di Indonesia untuk mengetahui permasalahan ketimpangan antara desain unit hunian yang ditawarkan dan kebutuhan berhuni penghuni. Sehingga dapat dikaji faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas berhuni di perumahan massal yang kemudian bisa diterjemahkan ke dalam desain hunian massal selanjutnya. Hal ini menjadi penting untuk dapat meminimalisir permasalahan hunian di Indonesia yang semakin kompleks. Daftar Pustaka Creswell, J.W. (2008). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications, Inc. Luthfiah. (2010). Perubahan Bentuk dan Fungsi Hunian pada Rumah Susun Paska Penghunian. Omar, E.O., Endut, Esmawee, & Saruwono, Masran. (2010). Adapting by Altering: Spatial Modifications of E_38 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2014
BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Karakteristik penghuni yang mempengaruhi penataan interior rumah susun
BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian diketahui telah terjadi suatu pola perubahan pada unit hunian rumah susun sewa Sombo. Perubahan terjadi terutama pada penataan ruang hunian yang
Lebih terperinciADAPTASI SPASIAL PENGHUNI RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DABAG SLEMAN YOGYAKARTA
647 ADAPTASI SPASIAL PENGHUNI RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DABAG SLEMAN YOGYAKARTA SPATIAL ADAPTATION OF RESIDENT IN DABAG SIMPLE FLATS SLEMAN YOGYAKARTA Oleh: Muhamad Arif Afandi, Pendidikan Seni Rupa,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Perumahan adalah sebagai berikut: Pengertian Dinas adalah sebagai berikut:
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Perumahan Dinas TNI-AD Pengertian Perumahan adalah sebagai berikut: Menurut Undang-undang nomor 4 tahun 1992, pengertian rumah adalah bangunan yang dijadikan sebagai tempat
Lebih terperinciRumah Impian Mahasiswa
TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Rumah Impian Mahasiswa R. Kartika Abdassah (1), Gustav Anandhita (2), Mega Sesotyaningtyas (3) (1) Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian Jenis metode penelitian yang digunakan adalah bersifat kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian kualitatif digunakan untuk mencari studi-studi literatur
Lebih terperinciPRINSIP PENATAAN RUANG PADA HUNIAN MUSLIM ARAB DI KAMPUNG ARAB MALANG
PRINSIP PENATAAN RUANG PADA HUNIAN MUSLIM ARAB DI KAMPUNG ARAB MALANG 1 Ita Roihanah Abstrak Hunian merupakan hal yang tidak dapat dilepaskan dari dasar kebutuhan hidup pertama manusia. Hunian berada pada
Lebih terperinciModa Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB
TEMU ILMIAH IPLBI 06 Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB Febby Nugrayolanda Program Magister Rancang Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Intensitas penggunaan angkutan
Lebih terperinciKarakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah
TEMU ILMIAH IPLBI 206 Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah Riska Amelia Rachman (), Hanson E. Kusuma (2) () Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Bosowa (2)
Lebih terperinciPengaruh Kepuasan Berhuni terhadap Keinginan Pindah pada Hunian Sewa
TEMU ILMIAH IPLBI 2014 Pengaruh Kepuasan Berhuni terhadap Keinginan Pindah pada Hunian Sewa Bunga Sakina (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung.
Lebih terperinciRumah Baca sebagai Representasi Pemikiran Arsitektur Achmad Tardiyana
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Rumah Baca sebagai Representasi Pemikiran Arsitektur Achmad Tardiyana Imam Adlin Sinaga, Nurul Aini, Jeumpa Kemalasari Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi
Lebih terperinciRespon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Respon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami Nurul Aini Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Pemilihan kepemilikan
Lebih terperinciRuang Favorit dalam Rumah
TEMU ILMIAH IPLBI 5 Favorit dalam Rumah Wienty Triyuly (), Hanson E. Kusuma () () Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya Program Studi Doktor Arsitektur, SAPPK), ITB. () Kelompok
Lebih terperinciPerubahan Pola Tata Ruang Unit Hunian pada Rusunawa Bayuangga di Kota Probolinggo
Perubahan Pola Tata Ruang Unit Hunian pada Rusunawa Bayuangga di Kota Probolinggo Damianus Andrian 1 dan Chairil Budiarto 2 1 Mahasiswa Program Studi Sarjana Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciDefinisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku
TEMU ILMIAH IPLBI 04 Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku Riska Amelia Rachman (), Hanson E. Kusuma () () Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan
Lebih terperinciPerubahan Konsep Dapur Hunian Akibat Kebutuhan Pengguna pada Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Vila Bukit Tidar Malang)
Perubahan Konsep Dapur Hunian Akibat Kebutuhan Pengguna pada Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Vila Bukit Tidar Malang) Umamah Al Batul 1 dan Rinawati P. Handajani 2 1 Mahasiswi Jurusan Arsitektur, Fakultas
Lebih terperinciPersepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai
TEMU ILMIAH IPLBI 0 Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai Binar T. Cesarin (), Chorina Ginting () () Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan
Lebih terperincib e r n u a n s a h i jau
01 TOW N H O U S E b e r n u a n s a h i jau Penulis Imelda Anwar Fotografer M. Ifran Nurdin Kawasan Kebagusan di Jakarta Selatan terkenal sebagai daerah resapan air bagi kawasan ibukota sekaligus permukiman
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KHUSUS
BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Tema 3.1.1. Green Architecture (Arsitektur Hijau) Banyak orang memiliki pemahaman berbeda-beda tentang Green Architecture, ada yang beranggapan besaran volume bangunan
Lebih terperinciPersepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday Morning (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.I Yogyakarta Puja Kurniawan Program Studi Magister
Lebih terperinciRenny Melina. dan bersosialisasi antara keluarga dapat terganggu dengan adanya kehadiran pekerja dan kegiatan bekerja di dalamnya.
Rumah + Laundry : Strategi Privasi pada Ruang Tinggal dan Bekerja Renny Melina sebagai tempat beristirahat dan bersosialisasi di antara anggota keluarga. Ketika rumah tinggal juga dijadikan sekaligus sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah susun adalah sebuah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam
Lebih terperinciPreferensi Pasangan Berlibur Terhadap Jenis Penginapan dan Keadaan Interior
TEMU ILMIAH IPLBI 2014 Preferensi Pasangan Berlibur Terhadap Jenis Penginapan dan Keadaan Interior Devi Hanurani S (1), Hanson E. Kusuma (2) (1)Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, ITB (2)Kelompok
Lebih terperinciStudi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal R. Muhammad Amanda Catalonia Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK),
Lebih terperinciEVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA
EVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA Susy Irma Adisurya Program Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Trisakti E-mail: susyirma@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciRuang Hobi Ideal. Dimas Nurhariyadi. Abstrak
TEMU ILMIAH IPLBI 20 Ruang Hobi Ideal Dimas Nurhariyadi Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Aktivitas hobi membutuhkan ruang yang baik untuk memaksimalkan kegiatan
Lebih terperinciBAGIAN 5 EVALUASI RANCANGAN Kesimpulan Review Evaluatif Klien atau Pengguna atau Peserta Seminar
BAGIAN 5 EVALUASI RANCANGAN 5.1. Kesimpulan Review Evaluatif Klien atau Pengguna atau Peserta Seminar Berdasarkan review yang diajukan oleh peserta seminar, terdapat pertanyaan yang paling mendasar mengenai
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Transformasi atau perubahan ruang komunal pada rumah susun berdasarkan kelebihan dan kekurangan pada rumah susun lain, sehingga didapat pola ruang komunal pada rumah
Lebih terperinciPersepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi
TEMU ILMIAH IPLBI 06 Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi Tri Amartha Wiranata Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung Abstrak Saat ini, isu penggunaan energi
Lebih terperinciPersepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal Aulia Fikriarini Muchlis (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Doktor Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung (2) Kelompok
Lebih terperinciTEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1
TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1 MAKNA FUNGSI Fungsi dalam pengertian sederhana adalah kegunaan Fungsi juga dapat dimaknai sebagai suatu cara untuk memenuhi keinginan Fungsi timbul sebagai akibat
Lebih terperinciIdentifikasi Pola Perumahan Rumah Sangat Sederhana di Kawasan Sematang Borang Kota Palembang
TEMU ILMIAH IPLBI 2014 Identifikasi Pola Perumahan Rumah Sangat Sederhana di Kawasan Sematang Kota Palembang Wienty Triyuly, Fuji Amalia Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya
Lebih terperinciBAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA
BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 1.1.1.1 Narasi dan Ilustrasi Skematik Hasil Rancangan Hasil yang akan dicapai dalam perancangan affordable housing dan pertanian aeroponik ini adalah memecahkan
Lebih terperinciTINJAUAN UMUM. - Merupakan kamar atau beberapa kamar / ruang yang diperuntukan sebagai. tempat tinggal dan terdapat di dalam suatu bangunan.
BAB II TINJAUAN UMUM II.1. Gambaran Umum Proyek Judul Tema Sifat proyek : Perencanaan Apartemen : Arsitektur life style : fiktif II.2. Tinjauan Khusus II.2.1. Pengertian Apartemen Apartemen adalah - Merupakan
Lebih terperinciPENERAPAN SIMBIOSIS RUANG PADA TEMPAT TINGGAL DULU DAN KINI SEBAGAI KONSEP RANCANG RUMAH SUSUN DI KEDIRI
PENERAPAN SIMBIOSIS RUANG PADA TEMPAT TINGGAL DULU DAN KINI SEBAGAI KONSEP RANCANG RUMAH SUSUN DI KEDIRI Vijar Galax Putra Jagat P. 1), Murni Rachmawati 2), dan Bambang Soemardiono 3) 1) Architecture,
Lebih terperinciIdentifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung Devi Johana Tania, Witanti Nur Utami Program Studi Magister Rancang Kota, Sekolah
Lebih terperinciKegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota
TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota Dicko Quando Armas (1), Tubagus M. Aziz Soelaiman (2) dominoharvard_insert@yahoo.com (1) Program Studi Magister
Lebih terperinciPENERAPAN KONSEP HIJAB PADA RUMAH TINGGAL PERKOTAAN
PENERAPAN KONSEP HIJAB PADA RUMAH TINGGAL PERKOTAAN Ronim Azizah Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura 57102 Telp 0271 717417
Lebih terperinciRUMAH SUSUN SEWA DI KAWASAN INDUSTRI BANDUNG BARAT
RUMAH SUSUN SEWA DI KAWASAN INDUSTRI BANDUNG BARAT LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO PERANCANGAN TUGAS AKHIR SEMESTER II TAHUN 2007/2008 Sebagai sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana arsitektur
Lebih terperinciPENATAAN INTERIOR UNIT HUNIAN RUMAH SUSUN SEWA SURABAYA SEBAGAI HASIL DARI PROSES ADAPTASI BERDASARKAN PERILAKU PENGHUNI
PENATAAN INTERIOR UNIT HUNIAN RUMAH SUSUN SEWA SURABAYA SEBAGAI HASIL DARI PROSES ADAPTASI BERDASARKAN PERILAKU PENGHUNI Ratna Puspitasari 1 *, Muhammad Faqih 2, Happy Ratna Santosa 3 Pascasarjana Arsitektur,
Lebih terperinciTipologi Rumah di Lahan Ilegal Studi Kasus : Kampung Beting Remaja - Jakarta Utara
TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Tipologi Rumah di Lahan Ilegal Mei Nisa Fajria 1, Ismet B. Harun 2, M.Jehansyah Siregar 3 (1) Teknik Arsitektur, Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK),
Lebih terperinciAnalisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen
TEMU ILMIAH IPLBI 05 Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen Andrie I. Kartamihardja Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Apartemen merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. juta jiwa. Sedangkan luasnya mencapai 662,33 km 2. Sehingga kepadatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang termasuk dalam 14 kota terbesar di dunia. Berdasarkan data sensus penduduk dari Badan Pusat Statistik, pada tahun 2009 Jakarta
Lebih terperinciEkspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Ekspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran Maulani Faradina Salilana, Aldissain Jurizat Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak
Lebih terperinciKorespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Korespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja Fauzan A. Agirachman (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK,
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Ada beberapa fasilitas fisik di kamar tidur 1 yang belum ergonomis, yaitu tempat tidur ukuran double, meja rias, kursi rias dan console table. 2. Fasilitas
Lebih terperinciKualitas Ruang Terbuka pada Permukiman Industri di Kelurahan Cigondewah Kaler, Bandung, Jawa Barat
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Kualitas Ruang Terbuka pada Permukiman Industri di Kelurahan Cigondewah Kaler, Bandung, Jawa Barat Dewi R. Syahriyah, Nurhijrah, Saraswati Tedja, Dadang Hartabela, Saiful Anwar Program
Lebih terperinciKorespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya Alfiani Rahmawati Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Kelompok Keilmuan Perancangan Arsitektur, Institut Teknologi
Lebih terperinciSUMBU POLA RUANG DALAM RUMAH TINGGAL DI KAWASAN PECINAN KOTA BATU
SUMBU POLA RUANG DALAM RUMAH TINGGAL DI KAWASAN PECINAN KOTA BATU Maharani Puspitasari 1, Antariksa 2, Wulan Astrini 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2 Dosen Jurusan
Lebih terperinciBAB III: TAHAP FINALISASI METODE PENELITIAN
BAB III: TAHAP FINALISASI METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Pendekatan dengan menggunakan metode komparatif mengenai ergonomi sebagai landasan dalam penelitian yang telah banyak dilakukan oleh beberapa
Lebih terperinciRusun Rancacili: Rumah Produksi Kolektif
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Rusun Rancacili: Rumah Produksi Kolektif Imaniar S. Asharhani Program Studi Magister Arsitekur, SAPPK, ITB. Abstrak Dalam perkembangannya, rumah tidak lagi hanya sebagai hunian,
Lebih terperinciPentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota Hindra K. P. Handana Mahasiswa Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.
Lebih terperinciSirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang
Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang Rosawati Saputri 1, Antariksa 2, Lisa Dwi Wulandari 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, 2 Dosen Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan dan pertumbuhan jumlah penduduk, industri dan perdagangan merupakan unsur utama dalam perkembangan kota Pematangsiantar. Keadaan ini juga
Lebih terperinciPersepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja Rizky A. Achsani Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Kualitas pencahayaan
Lebih terperinciPersepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan Ideal Kantor
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Ideal Kantor Rizky Amalia Achsani Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Kualitas pencahayaan ideal di
Lebih terperinciFaktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat
TEMU ILMIAH IPLBI 06 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat Nurul Sucya Karya Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut
Lebih terperinciKriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal Ardian Hario Wibowo Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK),
Lebih terperinciAR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN
BAB 5 HASIL PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan yang baru menjadi satu dengan pemukiman sekitarnya yang masih berupa kampung. Rumah susun baru dirancang agar menyatu dengan pola pemukiman sekitarnya
Lebih terperinci1 JURNAL VISUAL. Vol.12. No.1 (2016)
Studi Spatial Behavior Ruang Hunian Rumah Susun Studi Kasus Rumah Susun Sederhana Milik Tipe 36 di Jakarta Noeratri Andanwerti 1, Bambang Deliyanto 2 Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Tarumanagara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang dikeluarkan oleh negara serta mencatat pengeluaran negara secara detail. Untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang membaik dan terus mengalami peningkatan, maka Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki pembangunan yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya
Lebih terperinciPERUBAHAN POLA RUANG DALAM PADA HOME INDUSTRY SARUNG TENUN SAMARINDA DI KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG
PERUBAHAN POLA RUANG DALAM PADA HOME INDUSTRY SARUNG TENUN SAMARINDA DI KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG Parada Ichwan Parnanda, Herry Santosa, Iwan Wibisono Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciPOLA RUANG DALAM RUMAH PANGGONG DI KAMPUNG BONTANG KUALA
POLA RUANG DALAM RUMAH PANGGONG DI KAMPUNG BONTANG KUALA Yazid Dwi Putra Noerhadi 1, Antariksa 2, dan Abraham Mohammad Ridjal 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 2
Lebih terperinciKONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian masih tetap. penggunaan tanah sebagai pertimbangan utama, juga harus
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5. 1 Konsep Dasar Perencanaan 5.1.1 Tata Ruang Makro A. Konsep Pola Ruang Rumah susun diharapkan akan menekan pembangunan perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian
Lebih terperinciBAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.
BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Seiring dengan perkembangan Kota DKI Jakarta di mana keterbatasan lahan dan mahalnya harga tanah menjadi masalah dalam penyediaan hunian layak bagi masyarakat terutama
Lebih terperinciKota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat
TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat Ita Roihanah (1), Nurfadhilah Aslim (2), Christy Vidiyanti (3), Hibatullah Hindami (4) (1) Mahasiswa Magister, Sekolah, Perencanaan,
Lebih terperinciPenggunaan Langgam Rumoh Aceh pada Bangunan Perkantoran di Kota Banda Aceh
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Penggunaan Langgam Rumoh Aceh pada Bangunan Perkantoran di Kota Banda Aceh Saiful Anwar Mahasiswa Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Bangunan
Lebih terperinciTingkat Kenyamanan Taman Kota sebagai Ruang Interaksi- Masyarakat Perkotaan
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Tingkat Kenyamanan Taman Kota sebagai Ruang Interaksi- Masyarakat Perkotaan Hari H. Siregar (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Mahasiswa Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Perancangan Apartemen Sewa untuk Keluarga Baru (ASKB) ini
165 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Ide Perancangan Apartemen Sewa untuk Keluarga Baru (ASKB) ini menggunakan tema Arsitektur Perilaku, dimana subjek (manusia) dan lingkungan masing-masing berperan
Lebih terperinciPerkuatan Struktur pada Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Kasus Studi: Toko Dynasti, Jalan AM Sangaji Yogyakarta
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Perkuatan Struktur pada Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Kasus Studi: Toko Dynasti, Jalan AM Sangaji Yogyakarta Augustinus Madyana Putra (1), Andi Prasetiyo Wibowo
Lebih terperinciDENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1
0.15 8.60 2.88 Pada area lantai,1 ruang parkir di perluas dari yang sebelumnya karena faktor jumlah kendaraan pada asrama yang cukup banyak. Terdapat selasar yang difungsikan sebagai ruang tangga umum
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Salah satu reaksi dari krisis lingkungan adalah munculnya konsep Desain Hijau atau green design yang mengarah pada desain berkelanjutan dan konsep energi. Dalam penelitian ini mengkajiupaya terapan
Lebih terperinciPerencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi Kasus : Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar
TEMU ILMIAH IPLBI 203 Perencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi Kasus : Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar Umi Kalsum (), Syahriana Syam (2) () Prodi Pengembangan Wilayah
Lebih terperinciKepuasan Huni dan Perubahan Hunian pada Rumah Paska Bencana Erupsi Merapi
TEMU ILMIAH IPLBI 2014 Kepuasan Huni dan Perubahan Hunian pada Rumah Paska Bencana Erupsi Merapi Kasus: Hunian tetap Pagerjurang, Cangkringan, Sleman, D.I. Yogyakarta Program Studi Magister Arsitektur,
Lebih terperinciPenerapan Konsep Defensible Space Pada Hunian Vertikal
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G 218 Penerapan Konsep Defensible Space Pada Hunian Vertikal Ariq Amrizal Haqy, dan Endrotomo Departemen Arsitektur, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini kota-kota besar di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Antara lain disebabkan adanya peluang kerja dari sektor industri dan perdagangan.
Lebih terperinciTeritorialitas Masyarakat Perumahan Menengah ke Bawah
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Teritorialitas Masyarakat Perumahan Menengah ke Bawah Studi Kasus: Perumahan Sukaluyu, Cibeunying Kaler, Bandung Tamiya M. Saada Kasman, Dewi R. Syahriyah, Sofian D. Ananto, M. Adib
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Atlet dituntut untuk selalu memiliki kondisi tubuh yang prima, terutama pada musim pertandingan untuk mencapai hasil yang optimal. Seperti yang dikemukakan oleh Sajoto
Lebih terperinciBAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE
BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE 4.1. Konsep Dasar Rumah susun sederhana sewa di Kalurahan Pandean Lamper ini direncanakan untuk masyarakat berpenghasilan
Lebih terperinciKajian Aspek Atribut Pasar sebagai Upaya Peningkatan Daya Tarik Pasar Tradisional
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Kajian Aspek Atribut Pasar sebagai Upaya Peningkatan Daya Tarik Pasar Tradisional Made A. Wahyudi Linggasani Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, ITB. Abstrak Berkembangnya
Lebih terperinciAlternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung Riana V. Gunawan Program Studi Magister Rancang Kota/Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan, Institut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Rumah tinggal pada dasarnya merupakan suatu wadah dasar manusia ataupun keluarga untuk melangsungkan hidup yang berfungsi untuk
Lebih terperinciPENGANTAR BANGUNAN BERTINGKAT
PENGANTAR BANGUNAN BERTINGKAT 1 PENDAHULUAN Perancangan struktur dan konstruksi bangunan bertingkat rendah adalah proses merancang bangunan yang tidak hanya berhubungan dengan permasalahan struktur saja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Saat ini industri perhotelan di Indonesia terus berkembang seiring dengan perkembangan dunia usaha yang ditandai dengan terus bertambahnya jumlah hotel yang ada. Dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Pemahaman Judul dan Tema
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkotaan dengan kompleksitas permasalahan yang ada di tambah laju urbanisasi yang mencapai 4,4% per tahun membuat kebutuhan perumahan di perkotaan semakin meningkat,
Lebih terperinciPeran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang Annisa Safira Riska Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, ITB. Abstrak Merasakan ruang merupakan sebuah kegiatan yang dialami manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini semakin meningkat
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini semakin meningkat dengan pesat sehingga jumlah kebutuhan akan hunian pun semakin tidak terkendali. Faktor keterbatasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek. kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Eksistensi Proyek Meningkatnya kebutuhan akan rumah, terbatasnya lahan, serta tingginya nilai lahan menjadi fenomena umum yang terjadi hampir
Lebih terperinciBAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa
BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masjid merupakan sarana ibadah umat muslim yang dapat menampung jamaah dalam jumlah banyak, namun seiring berjalannya waktu Masjid memiliki fungsi lain yang tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bandung merupakan salah satu kota yang memiliki masyarakat yang aktif dalam hal bersosialisasi dan berkreasi. Aktif bersosialisasi dapat dilihat dari banyaknya jumlah
Lebih terperinciBab 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Perancangan ini menjawab permasalahan tentang bagaimana penerapan dekonstruksi dalam desain City Hotel, dengan makna batik Kawung sebagai referensi desain. Dekonstruksi
Lebih terperinciKonsep Desain Partisi Dengan Sistem Modular Untuk Hunian Dengan Lahan Terbatas Di Surabaya
Konsep Desain Partisi Dengan Sistem Modular Untuk Hunian Dengan Lahan Terbatas Di Surabaya Ratna Puspitasari 1, Faza Wahmuda 2 Jurusan Desain Produk, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Email: ratna.puspitasari03@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Berdirinya Boarding School bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pendidikan dan menanamkan nilai-nilai tertentu yang tidak didapatkan pada sekolah-sekolah
Lebih terperinciOPTIMASI KINERJA PENCAHAYAAN ALAMI UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA RUMAH SUSUN DENGAN KONFIGURASI TOWER DI DENPASAR
OPTIMASI KINERJA PENCAHAYAAN ALAMI UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA RUMAH SUSUN DENGAN KONFIGURASI TOWER DI DENPASAR Studi Kasus : Rumah Susun Dinas Kepolisian Daerah Bali LATAR BELAKANG Krisis energi Isu Global
Lebih terperinciKepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota Hindra K. P. Handana Mahasiswa Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY
81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental
Lebih terperinciCitra Lokal Pasar Rakyat pada Pasar Simpang Aur Bukittinggi
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Citra Lokal Pasar Rakyat pada Pasar Simpang Aur Bukittinggi Gina Asharina, Agus S. Ekomadyo Program Studi Sarjana Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan
Lebih terperinciPersepsi Masyarakat terhadap Konsep Bangunan Pintar sebagai Usaha Penghematan Energi
TEMU ILMIAH IPLBI 206 Persepsi Masyarakat terhadap Konsep Bangunan Pintar sebagai Usaha Penghematan Energi Bayu Andika Putra Program Studi Magister Arsitektur, Rancang Kota, Lansekap dan Program Doktoral
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung merupakan salah satu kota besar di pulau Jawa. Di kota ini banyak terjadi sejarah penting seperti kebakaran besar Bandung Lautan Api, Konfrensi Asia Afrika
Lebih terperinci