GAMBARAN VIRTUE MAHASISWA PERANTAU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAMBARAN VIRTUE MAHASISWA PERANTAU"

Transkripsi

1 GAMBARAN VIRTUE MAHASISWA PERANTAU Ruth Widya W. L. Lingga 1 dan Josetta M. R. Tuapattinaja PS Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara Jl. Dr Mansyur No. Padang Bulan Medan 1 ruthlinggarl@gmail.com Abstrak Kesuksesan adalah tujuan paling mendasar dalam kehidupan individu. Untuk mencapai kesuksesan dibutuhkan karakter baik atau virtue yang ada pada diri manusia, yang digunakan untuk menyelesaikan tugas serta masalah yang dihadapi. Demikian pula yang dibutuhkan para mahasiswa perantau yang berprestasi, yakni ditengah tantangan hidupnya sebagai mahasiswa perantau, mereka mampu untuk mencapai prestasi akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran virtue mahasiswa perantau dalam studi deskriptif di Kota Medan. Alat ukur yang digunakan adalah skala virtue yang disusun berdasarkan klasifikasi virtue melalui character strength yang diungkap oleh Seligman dan Peterson (4). Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik incidental sampling, pada sampel sebanyak 4 orang mahasiswa perantau di Kota Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa perantau di Kota Medan secara umum memiliki virtue transcendence yang cenderung kuat di dalam dirinya. Individu dengan virtue transcendence mampu menjalin hubungan dengan Tuhan, alam dan orang lain, yang direfleksikan oleh lima character strength yakni: appreciation of beauty and excellence, gratitude, hope, humor dan spirituality. Hasil analisa data berdasarkan character strength pada virtue transcendence menunjukkan bahwa spirituality merupakan character strength yang paling dominan merefleksikan virtue transcendence. Implikasi dari spirituality adalah keyakinan yang kuat akan adanya Tuhan dan taat melakukan kegiatan keagamaan yang menjadikannya sebagai bagian dari hidup pada mahasiswa merantau di Medan dalam mencapai prestasi belajar yang maksimal. Kata kunci : virtue, mahasiswa perantau Abstract Successfullness is one of the basic objectives of every humanbeing. To bring the objective become a reality, people need to have good characteristic or virtues, that used by people in solving and dealing with daily life matters. So that students from other town also need virtues to reach their success in their study. They need to apply their virtues in conquering their study and daily problems. The purpose of this research is to discover and to describe virtues of out-town university student in Medan. The measurement tools used in this study is the scale of virtue which developed based on the classification of virtues through character strength that defined by Seligman and Peterson (4). Research method applied in this study is quantitative descriptive method, with incidental sampling method, involved 4 student of immigrant in Medan. The main result showed that out-town university student in Medan in general tends to have strong virtue transcendence in theirself. Individuals with virtue transcendence are able to establish a relationship with God, nature and other, which is reflected by the five characters strength, that is: appreciation of beauty and excellence,

2 gratitude, hope, humor, and spirituality. The result of data analysis based character strength on the virtue transcendence suggests that spirituality is the most dominant character strength reflects virtue transcendence. The implication of spirituality is a strong belief in the existence of God and obedient in conducting religious activities that make it as part of out-town student life at Medan to achieve maximum study achivement. Keyword : virtue, out-town student Alasan utama orang merantau adalah untuk meraih kesuksesan, yang membutuhkan keberanian agar lebih percaya diri dan mandiri (Chandra, 1), serta siap menghadapi berbagai perubahan situasi dan lingkungan baru (Purwono, 11). Mahasiswa perantau adalah individu yang tinggal di daerah lain untuk menuntut ilmu di perguruan tinggi dan mempersiapkan diri dalam pencapaian suatu keahlian jenjang perguruan tinggi diploma, sarjana, magister atau spesialis (Budiman, ; KBBI ). Fenomena mahasiswa perantau melalui proses peningkatan kualitas pendidikan, serta sebagai wujud usaha membuktikan kualitas diri sebagai orang dewasa yang mandiri dan bertanggung jawab dalam membuat keputusan (Santrock, ). Senada dengan hal tersebut Hurlock mengemukakan (1) bahwa untuk mencapai tujuan dari pola sosialisasi dewasa juga dibutuhkan banyak penyesuaian baru, diantaranya yang dialami mahasiswa perantau (1) ketidakhadiran orang tua, () sistem pertemanan dan komunikasi yang berbeda dengan teman baru (3) penyesuaian dengan norma sosialisasi warga setempat (4) gaya belajar yang sulit diikuti (Hutapea,). Hal tersebut tentu saja menyebabkan perubahan situasi kehidupan yang dapat menghambat pencapaian prestasi mahasiswa perantau, menuntut usaha yang lebih besar untuk mandiri dan bertanggung jawab dalam menghadapi perubahan lingkungan sosial tersebut. Namun meskipun demikian tidak menutup kemungkinan bagi mahasiswa perantau untuk mencapai kesuksesan. Sebuah penelitian mengenai kemandirian mahasiswa perantau asal daerah Aceh, menemukan bahwa mahasiswa perantau memiliki tingkat kemandirian diberbagai aspek yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang tinggal dengan kedua orangtuanya (Yani, ). Salah satu indikator kesuksesan atau prestasi akademis yakni pencapaian Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), dalam pencapaiannya tidak hanya membutuhkan usaha dan kerja keras semata, namun juga karakter. Karakter dalam hal ini yakni karakter baik atau human goodness yang berperan penting dalam menjalani setiap aktivitas diberbagai situasi kehidupan (Seligman, ). Karakter baik seperti kejujuran, keadilan, ketulusan, kebijaksanaan, kebaikan, keberanian dan kedermawanan merupakan hal penting bagi seseorang untuk mencapai kesejahteraan diri dan kesuksesan (Stoltz dalam Peterson dan Selingman, 4). Karakter baik yang disebut sebagai virtue, yaitu karakter utama atau human goodness yang ditampilkan melalui character strength dan bersifat universal (Seligman & Peterson, 4). Artinya, virtue adalah karakter-karakter baik yang ada pada diri manusia dan digunakan dalam penyelesaian tugas serta masalah yang dihadapi. Virtue diyakini sebagai fondasi dari seluruh situasi kehidupan manusia dan penting menjadi penguat

3 dalam menyeimbangkan aktivitas kehidupan individu, sehingga mencapai kehidupan yang baik meskipun menghadapi situasi sulit (Peterson & Seligman, 4). Karakter merupakan sejumlah pola emosional, kognitif dan perilaku yang dipelajari dari pengalaman yang menentukan bagaimana seseorang berpikir, merasa dan berperilaku (Schultz, 14). Dalam pembentukannya, karakter dipengaruhi oleh pengalaman hidup yang dialami individu tersebut, kemudian mempengaruhi cara mereka menanggulangi perubahan dan menyeimbangkan perbedaan agar dapat sukses bertahan (Pervin, Cervone & John, ). Terkait budaya, dikatakan bahwa virtue terdapat di setiap budaya, namun masing-masing budaya akan memaknai virtue dengan cara yang berbeda sehingga tindakan yang muncul ketika menghadapi tantangan hidup menjadi berbeda (Seligman, ). Virtue direfleksikan oleh kekuatan karakter. Kekuatan karakter (character strength) didefinisikan sebagai karakter baik yang dimiliki individu atau trait positive yang ditampilkan melalui pikiran, perasaan dan tingkah laku. Berdasarkan kajian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui virtue mahasiswa perantau yang sukses di Kota Medan di tengah tantangan hidup sebagai mahasiswa perantau, kesuksesan diindikasi melalui IPK yang dicapai. Selain itu, penelitian ini juga hendak melihat gambaran virtue yang cenderung dominan dimiliki mahasiswa perantau berdasarkan budaya yakni dikaitkan sebagai kelompok etnis dan agama (Dayaksi & Yuniardi, 4). Penelitian ini Meskipun sudah banyak penelitian yang berkaitan dengan karakter ataupun kepribadian pada berbagai konteks, namun sepengetahuan saya, belum ada penelitian, khususnya di Indonesia yang meneliti berkaitan karakter positif yakni virtue. Untuk itu, di dalam penelitian deskripsi ini, kami mencoba untuk memberikan gambaran virtue tersebut. Khususnya, kami memfokuskan penelitian ini pada gambaran virtue mahasiswa perantau berprestasi yang berdomisili di Kota Medan. Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan hubungan character strenght dari virtue terhadap kebahagiaan di beberapa konteks budaya, namun dalam penelitian ini kami mendeskripsikan virtue pada mahasiswa perantau yang berprestasi secara akademis. Artinya, semakin tinggi mean skor total virtue mengindikasikan bahwa virtue tersebut semakin dominan dimiliki subjek penelitian. METODE Partisipan Penelitian ini melibatkan 4 orang mahasiswa perantau yang berdomisili di Kota Medan, meliputi orang pria (3.%) dan 1 orang wanita (.3%). Serta terdiri dari beragam etnis seperti etnis Jawa, India, Batak, Minang, Tionghoa, Aceh, Melayu, dan etnis di luar kelompok etnis utama seperti Manado, Nias, etnis campuran Malaysia-Cina, Tionghoa-Aceh, dan Jawa-Batak dan latar belakang agama seperti Hindu, Kristen Protestan, Budha, Islam dan Katolik. Karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa usia antara 1 sampai dengan tahun, berasal dari luar Kota Medan, sedang berdomisili di Kota Medan untuk menempuh pendidikan perguruan tinggi dan memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) kategori memuaskan yakni diatas.. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah incidental sampling, yakni sampel diperoleh dari

4 ketersediaan sampel yang berlandaskan pada kemudahan mendapatkan sampel sesuai dengan karakteristik tertentu (Hadi, ). Peneliti menggunakan teknik ini dikarenakan (1) Tidak adanya sumber data yang jelas mengenai jumlah populasi penelitian, () Keterbatasan dana peneliti dalam pelaksanaan penelitian, (3) ketepatan peneliti dalam memperoleh sampel, (4) efisiensi waktu dan tenaga yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian. Alat ukur Data penelitian ini diperoleh dengan menggunakan skala virtue yang peneliti susun berdasarkan klasifikasi virtue melalui character strength pada masingmasing virtue menurut Peterson dan Seligman (4), meliputi enam virtue: wisdom and knowledge, courage, humanity, justice, temperance dan transcendence. Gabungan keenam virtue ini membentuk satu skala virtue yang reliabel (e.g., Mampu memberikan ide dan berbeda adalah salah satu kelebihan saya, Saya seorang yang pemberani ) aitem; α =. pada virtue wisdom and knowledge,. pada virtue courage,. pada virtue humanity,. pada virtue justice,. pada virtue temperance,. pada virtue transcendence dan reliabilitas skala virtue adalah.1. Alat ukur meliputi pernyataan, menggunakan penskalaan respon dengan enam alternative pilihan jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Agak Sesuai (AS), Agak Tidak Sesuai (ATS), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS) dengan skor hingga (Azwar, 1), serta melibatkan pertanyaan terbuka mengenai masalah yang dialami selama merantau beserta cara penyelesaiannya. Semakin tinggi nilai mean yang dicapai seseorang mengindikasikan bahwa virtue tersebut semakin dominan dimiliki subjek penelitian. Alat ukur peneliti susun dalam satu jenis aitem yang mendukung pernyataan atau favorable. Guna memperoleh data yang akurat dan sesuai tujuan ukur, dilakukan beberapa hal (1) validasi alat ukur dengan content validity, dilakukan dengan bantuan professional judgment yang berkompeten dan menguasai konsep (Azwar, ). () uji daya beda aitem berdasarkan korelasi aitem total dengan batasan daya beda aitem (r ix ).3, menggunakan teknik korelasi product moment Pearson disertai bantuan program SPSS ver 1. for windows (Azwar, ). (3) Uji reliabilitas dengan penyajian satu kali tes (single trial administration) menggunakan teknik koefisien alpha dari Cronbach (Anastasi & Urbina, 1). Prosedur Penelitian diawali dengan persiapan alat ukur penelitian yaitu skala virtue disertai pertanyaan terbuka mengenai permasalahan penelitian dan solusinya. Validasi validitas konten dilakukan dengan bantuan professional judgment yaitu staf pengajar departemen psikologi klinis di Fakultas Psikologi USU yang mendalami mengenai virtue dan character strength, guna memenuhi kesesuaian dengan materi dan mencakup keseluruhan kawasan objek ukur. Ketidaksesuaian kalimat aitem diperbaiki dan divalidasi kembali oleh professional judgement dan diujicobakan. Uji coba alat ukur melibatkan 11 orang mahasiswa, selama satu pekan dari tanggal April 1 hingga April 1. Kemudian data dianalisa oleh peneliti, dilanjutkan uji reliabilitas menggunakan alpha dan Cronbach dengan bantuan SPSS ver 1. for windows. Analisa daya beda 1

5 aitem dengan memilih aitem yang memiliki daya beda (r ix ).3. Selanjutnya, alat ukur disusun kembali untuk siap didistribusikan. Alat ukur yang valid dan reliabel diberikan kepada sampel penelitian sesuai kriteria populasi penelitian. Pengambilan data penelitian dilaksanakan selama tiga pekan, mulai tanggal 31 April 1 hingga 1 Mei 1, dengan mendatangi beberapa universitas dan rumah kost yang memungkinkan keberadaan mahasiswa perantau untuk menjadi responden penelitian. Skala yang tersebar sebanyak eksemplar di beberapa universitas seperti Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Negeri Medan, Politeknik Medan, Universitas HKBP Nommensen (UHN), Universitas Cendana, Perguruan Tinggi Kimia Industri (PTKI) dan STMIK- STIE Mikroskil. Jumlah skala yang diolah dalam penelitian sebanyak 4 eksemplar, hal ini dikarenakan ada 1 skala hilang, 1 skala tidak kembali dan 4 skala tidak terisi lengkap. HASIL Hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan analisa deskriptif yakni setiap partisipan pada setiap aitem pada setiap skala pengukuran virtue kami reratakan sehingga menciptakan rentan skor sampai dengan, sebagaimana disajikan Tabel 1. Tabel 1. Deskripsi Skor Skala Virtue Skor Empirik Variabel Mean Std. Min Maks (M) deviasi Transcendence Humanity Temperance Justice Wisdom and Knowledge Courage Berdasarkan Tabel 1, hasil menunjukkan bahwa mahasiswa perantau di Kota Medan memiliki virtue transcendence (M=, SD =.4) yang cenderung kuat di dalam dirinya. Sebaliknya, virtue courage (M= 3.1, SD =.) dengan mean terendah yang dimiliki mahasiswa perantau. Selain itu diperoleh hasil analisa deskriptif character strength pada virtue transcendence, sebagaimana disajikan pada Tabel. Tabel. Deskripsi Character Strength pada Virtue Transcendence Character Strength Min Skor Empirik Mean Std. Maks (M) Deviasi Spirituality Hope 1... Appreciation of beauty and excellence Humor Gratitude Berdasarkan Tabel, hasil menunjukkan bahwa character strength spirituality (M=, SD=.44) cenderung dominan ditampilkan mahasiswa perantau. Ini mengindikasikan bahwa virtue transcendence yang cenderung kuat dimiliki mahasiswa perantau diwujudkan melalui character strength spirituality hampir di setiap situasi kehidupan. Selanjutnya diperoleh hasil analisa deskriptif character strength pada virtue courage, sebagaimana disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Deskripsi Character Strength pada Virtue Courage Character Strength Min Skor Empirik Mean Std. Maks (M) Deviasi Integrity Persistence Bravery Vitality

6 Berdasarkan Tabel hasil menunjukkan bahwa character strength integrity (M= 3. SD=.) cenderung dominan ditampilkan mahasiswa perantau. Ini mengindikasikan bahwa virtue courage yang cenderung kuat dimiliki mahasiswa perantau diwujudkan melalui character strength integrity hampir di setiap situasi kehidupan. Sebagai tambahan, peneliti menganalisa virtue mahasiswa perantau berdasarkan kelompok etnis dan agama yang dianut. Gambaran virtue berdasarkan kelompok etnis Selanjutnya diperoleh hasil analisa deskriptif virtue berdasarkan kelompok etnis, sebagaimana disajikan pada Tabel Tabel Deskripsi Mean Score Virtue berdasarkan Kelompok Etnis Virtue Transc endenc e Huma nity Tempe rance Justice Wisdo m and Knowl edge Coura ge Ja w a In di a 3. 4, B at ak 1 Kelompok Etnis Mi nan g Tio ngh oa A ce h 3 3. Me lay u 4, D ll Hasil menunjukkan bahwa (1) virtue transcendence (M= 31, SD=.3) lebih cenderung dimiliki mahasiwa perantau dari etnis Minang, () virtue humanity (M= 1, SD=.4), virtue wisdom and knowledge (M= 3., SD=.) dan virtue courage (M= 3., SD=.3) lebih cenderung dimiliki mahasiwa perantau dari etnis Melayu. (3) virtue temperance (M=, SD=.) dan virtue justice (M=, SD=.1) lebih cenderung dimiliki mahasiwa perantau dari etnis India. Gambaran virtue berdasarkan agama Selanjutnya diperoleh hasil analisa deskriptif virtue berdasarkan agama, sebagaimana disajikan pada Tabel. Tabel. Deskripsi Mean Score Virtue berdasarkan Agama Virtue Transcen dence Humanity Tempera nce Justice Wisdom and Knowled ge Courage Hin du Prote stan Agama Bud ha Isla m Kato lik Hasil menunjukkan bahwa (1) virtue transcendence (M= 1, SD= 1. ), virtue wisdom and knowledge (M= 3., SD=.4) dan virtue courage (M= 3.1, SD=.1 ) lebih cenderung dimiliki mahasiwa perantau beragama Islam, () virtue humanity (M=, SD=.), virtue temperance (M=, SD=.) dan justice (M=, SD=.1) lebih cenderung dimiliki mahasiwa perantau beragama India. 3

7 DISKUSI Penelitian ditujukan pada mahasiswa perantau berprestasi di Kota Medan bertujuan untuk memperoleh gambaran virtue mahasiswa perantau berprestasi. Dalam pencapaian kesuksesan dibutuhkan karakter baik yang kuat di setiap situasi kehidupan. Meskipun berbagai tantangan di luar masalah akademik, seperti permasalahan adaptasi lingkungan dan perubahan sosialisasi juga harus dihadapi mahasiswa perantau, namun mereka mampu untuk mencapai prestasi akademik yang diindikasi melalui Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), untuk itu penelitian ini hendak memperoleh gambaran virtue yang dimiliki mahasiswa perantau, serta character strength yang menampilkan virtue tersebut. Virtue merupakan human goodness yang terdapat dalam diri individu yang direfleksikan oleh character strength yang dapat diamati melalui pikiran, perasaan dan perilaku seseorang. Virtue adalah karakter-karakter baik yang ada pada diri manusia dan digunakan di situasi kehidupan dalam menyelesaikan tugas serta masalah yang dihadapinya, sehingga individu dapat mencapai kesuksesan, kehidupan yang baik dan sejahtera (Seligman & Peterson, 4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa virtue transcendence lebih cenderung dimiliki mahasiswa perantau berprestasi di Kota Medan. Artinya, untuk meraih prestasi dan menyelesaikan setiap masalah mereka bertindak dengan memperkuat hubungan pada kekuatan semesta yang lebih besar seperti Tuhan, alam dan hubungan dengan orang lain. Hubungan religius yang dimiliki tampak pada jawaban pertanyaan terbuka yakni mereka taat berdoa, berpuasa dan yakin pada Tuhan di situasi kehidupan mereka. Hal ini merupakan wujud character strength spirituality yang merupakan refleksi virtue transcendence dengan perolehan mean tertinggi. Friedman dan Schustack () menyatakan bahwa sifat dasar manusia pada hakikatnya adalah spiritual. Selain itu, William James (dalam Peterson & Seligman, 4) berpendapat bahwa agama mengacu kepada perasaan, tindakan dan pengalaman individu dalam kesendiriannya, sehingga mereka bisa memahami dirinya sendiri dalam hubungannya dengan Tuhan. Sesuai dengan yang dialami mahasiswa perantau yakni mahasiswa perantau hidup dengan ketidakhadiran orang tua di perantauan, sehingga membuat individu cenderung lebih mampu menjalin hubungan pribadi yang baik dengan Tuhan, alam dan orangorang di sekitarnya. Senada yang dikemukakan oleh Victor Frankl () bahwa manusia mempunyai sumber daya kerohanian yang melampaui akal budi untuk memilih dan melakukan yang terbaik bagi dirinya dan bertanggung jawab penuh atas apa yang sedang diperbuatnya atau yang telah diperbuatnya. Sebaliknya, hasil penelitian menunjukkan bahwa virtue courage lebih rendah dimiliki mahasiswa perantau berprestasi. Namun menurut Mayerson (dalam Peterson dan Seligman, 4) rendahnya skor tidak mengindikasikan bahwa karakter yang dimiliki individu tersebut buruk. Virtue courage yang dimiliki responden cenderung direfleksikan oleh character strength integrity, yakni jujur dan tulus dalam bertindak, berpikir serta ketika memberikan penilaian terhadap suatu hal. Integrity sendiri adalah cerminan spiritualitas individu. Spiritual yakni ketaatan pada agama yang tentu saja melatih seseorang untuk selalu bertindak jujur, hal inilah yang dimiliki mahasiswa perantau agar dapat berprestasi. 4

8 Sebagai tambahan, diperoleh gambaran virtue berdasarkan kelompok etnis dan agama, dimana budaya yakni keanggotaan dalam suatu kelompok etnis dan agama merupakan faktor lingkungan yang berperan penting dalam perkembangan kepribadian. Sesuai pernyataan Compton () bahwa setiap budaya memiliki kekuatan karakter yang dominan dan berbeda dari budaya lainnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) etnis melayu cenderung dominan memiliki tiga dari enam virtue yang ada, yakni humanity, wisdom and knowledge, dan courage, () Dua virtue lainnya yakni temperance dan justice cenderung dominan dimiliki etnis India, (3) sedangkan virtue transcendence cenderung dominan dimiliki mahasiswa perantau etnis Minang. Artinya, etnis Melayu cenderung dominan memiliki virtue humanity, wisdom and knowledge dan courage. Etnis melayu termasuk etnis lokal namun tidak mayoritas di Kota Medan. Dalam kehidupan orang Melayu, senantiasa ditekankan kehidupan yang saling menghormati, saling memberi, rukun dan damai, rasa persaudaraan dan kekeluargaan, keramahan, keterbukaan, tenggang rasa dan kemauan untuk bekerja keras. Orang Melayu tetap teguh mempertahankan falsafah hidup orang Melayu diantaranya Melayu itu beradat artinya mengikat kaum tua dan muda, Melayu itu berturai artinya tersusun dalam masyarakat yang rukun, tentram dan bebas tapi terikat, dan Melayu itu berilmu artinya ilmu pengetahuan penting agar berharga dan disegani banyak orang (Rasyidin, ). Selanjutnya, hasil penelitian menunjukan bahwa dua virtue lainnya yakni virtue justice dan temperance cenderung dominan dimiliki etnis India yang paling terkenal sebagai etnis India Tamil karena jumlahnya yang dominan. Dalam hubungan bermasyarakat, terdapat falsafah hidup India yang diyakini yaitu Yathum Ure, Yawerum Kellir yang artinya harus selalu menjaga budaya dan tingkah laku dengan membina hubungan baik dan saling tolong menolong dengan masyarakat dimanapun mereka tinggal, sehingga tidak menimbulkan perselisihan yang dapat mengurangi perasaan aman (Florence, 11). Selain itu, etnis India mengenal adanya 4 masa kehidupan, salah satunya brahmacharya yakni masa di bawah usia tahun. Pada tahap ini, manusia harus mencari pengetahuan untuk memperoleh kebenaran dan mampu mencapai atman yaitu pengaturan diri yang baik (Loon & Laal, ). Salah satu budaya etnis India yakni kesusteraan, dan yang paling dikenal adalah Thirukural merupakan kumpulan cerita yang menekankan pentingnya kebijaksanaan, mencari makna kehidupan dan menjalani hidup di dunia dengan menekankan kebaikan, ketulusan, kasih sayang, keramahan, kesucian dan kerendahan hati. Selain itu, etnis India juga meyakini ajaran Karmaphala yaitu hukum karma yang berisi tentang apabila berbuat jahat atau berfikir jahat maka akan memperoleh akibat buruk, demikian pula sebalikanya apabila berbuat baik maka kebaikanlah yang diperoleh (Pina, 1). Agama merupakan satu sistem yang kompleks dari kepercayaan, keyakinan, sikap dan kegiatan yang menghubungkan individu dengan satu keberadaan yang bersifat ketuhanan (Chaplin, ). Setiap agama tentunya mengandung ajaran-ajaran tentang kebenaran, karena itu dapat dilihat bahwa secara umum virtue transcendence dimiliki secara dominan pada agamaagama yang dipeluk mahasiswa perantau. Namun beda halnya dengan agama Hindu

9 yang tampak cenderung lebih dominan memiliki virtue justice. Hal ini diperlihatkan oleh hasil perhitungan mean, yakni pada mahasiswa perantau beragama Hindu cenderung memiliki virtue justice, diikuti virtue temperance, humanity, kemudian virtue transcendence, courage dan akhirnya virtue wisdom and knowledge. Pemeluk agama Hindu mayoritas merupakan bagian dari etnis India, sehingga nilai-nilai yang dimiliki oleh responden beragama Hindu melekat pada nilai-nilai budaya etnis India. Misalnya saja ajaran Karmaphala yang merupakan hukum etnis India yang juga hukum agama Hindu yaitu hukum karma yang mengajarkan keadilan dalam hidup bermasyarakat sesuai moral, serta memperhatikan hak dan kewajiban orang lain Penelitian ini berfokus pada virtue yang dimiliki mahasiswa perantau, sesuai dengan Seligman dan Peterson (4) yang menyatakan bahwa untuk mengetahui dan memahami virtue seseorang, dapat dengan mendeskripsi character strength yang dimiliki individu tersebut. Sehingga variabel yang dapat diteliti lebih lanjut adalah gambaran character strength dalam hal ini signature strength yakni lima character strength yang dominan dimiliki mahasiswa perantau berprestasi. Meskipun penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan, namun diharapkan dengan penelitian ini akan membuka wawasan dan memberikan gambaran untuk melakukan penelitian sejenis selanjutnya. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas alat ukur yaitu dengan meningkatkan kualitas psikometri yakni dengan meningkatkan daya beda aitem. Dengan dilaksanakan penelitian ini, diharapkan pihak akademik dapat menyediakan dan memberikan sarana prasana untuk membangun karakter baik yakni keberanian mahasiswa perantau, mengingat virtue courage merupakan virtue dengan hasil mean terendah yang dimiliki mahasiswa perantau, meskipun sangat dibutuhkan dalam pencapaian kesuksesan. Bagi orang tua hendaknya dapat mempersiapkan dan memantau kehidupan anak di perantauan untuk berani mengambil keputusan dalam menghadapi situasi kehidupan di perantauan. DAFTAR PUSTAKA Akmal, S. Z., & Nurwianti, F. (). Character strength dan Kebahagiaan pada Suku Minang. Jurnal Psikologi volume 3 Nomor 1, 1- Anastasi, A., & Susana U. (1). Psychological Testing ( th ed). USA: Prentice-Hall Andrie, G. (1 Maret 11). Suka duka Perantau [on-line]. m/11/3/suka-duka- Perantau.Html. diunduh tanggal Oktober 11 Azwar, S. (). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. (). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.. (). Tes Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.. (1). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bachtiar, S. (11). Balada Mahasiswa Perantau [on-line]. 11/4//balada-mahasiswaperantauan/. diunduh tanggal Oktober 11 Budiman, A. (). Kebebasan, Negara, Pembangunan, Kumpulan Tulisan

10 1- [on-line]. GPnJKMUhwC&pg=PA1&dq= mahasiswa+adalah&hl=id&ei=k_wq ToelG4bIrQftuuTdDA&sa=X&oi=b ook_result&ct=result&resnum=1&v ed=ccgqaewaa#v=onepage&q =mahasiswa&f=false. Jakarta : Pustaka Alvabet. diunduh tanggal Oktober 11 Compton, W.C. (). An Introduction to Positive Psychology. Belmont: Thomson Wadsworth Caplin, J.P. (). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada Daldiyono. (). How to Be a Real and Successful Student. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Dalton, J. H., Maurice J. E., Abraham W. (). Community Psychology: LINKING INDIVIDUALS and COMMUNITIES nd ed. Canada: Thomson. Friedman, H. S., & Miriam S. (). Kepribadian: Teori Klasik dan Riset Modern. Jakarta: Erlangga Gie. (Oktober, ). Dinamika Mahasiswa Perantau Artikel. /dinamika-mahasiswa-perantauanmobiltas.html. diunduh tanggal Oktober 11 Hogg, M., & Graham M. V. (). Social Pscyhology. London: Person Education Hutapea, E. (). Gambaran Resiliensi pada Mahasiswa Perantau Tahun Pertama Perguruan Tinggi di Asrama UI (menggunakan Resilience Scale). Skripsi. Depok: Fakultas Psikologi UI Hurlock, E.B. (1). Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan). Alih Bahasa oleh Istiwidayati & Zarkasih. Jakarta: Erlangga Lounsbury, J. W., Fisher, L. A., Levy, J. J., & Welsh, D. P. (). An Investigation of Character Strengths in Relation to Academic Success of College Students. Individual Differences Research, -. Pelly, U. (1). Urbanisasi dan Adaptasi: Peranan Misi Budaya Minangkabau dan Mandailing. Jakarta: Pustaka LP3ES Peterson, C. (). VIA Survey : Interpretive Report [on-line]. diunduh tanggal 4 September 11 Peterson, C., & Seligman, M. E. P. (in press). The Values in Action (VIA) classification of strengths. Washington, DC: American Psychological Association. Peterson, C., & Seligman, M. E. P.. Character Strenghths and Virtues: Handbook and Classification. NY: Oxford University Press Pervin, L. A., Cervone, D., & John, O. P. (). PERSONALITY: Theory and Research th ed. USA: John Wiley. Rasyidin, A., Parluhutan S., & Chuzaiman B. (). Harmonisasi Agama dan Buday di Indonesia: Medan ( nd ed). Jakarta: Nusantaralestari Ceriapratama Santrock, J. W. (). Life-Span Development 1th ed. US: McGraw- Hill Internasional ed. Sarafino, E. P. (). Health Psychology Biopsychosocial Interactions th. US: John Wiley & Sons, Inc.

11 Schultz, D. P. (14). Theories of personality. California: Brooks/Cole Publishing Company Seligman, M. E. P. (). Authentic Happiness. New York: Free Press. Tim Penyusun. (Ed.).. KamusBesar Bahasa Indonesia (ed.3). Jakarta: Balai Pustaka Wijayanti, H., & Nurwianti, F. (1). Character strength dan Kebahagiaan pada Suku Jawa. Jurnal Psikologi, Yani, A. (). Independence of Boarding Students from Aceh Region. Skripsi. Depo: Gunadarma University Library

BAB I PENDAHULUAN. sama halnya yang dikemukakan oleh Purdi E. Chandra yang merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. sama halnya yang dikemukakan oleh Purdi E. Chandra yang merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kita itu memang harus punya keberanian merantau. Sebab, dengan keberaninan merantau kita akan lebih bisa percaya diri dan mandiri. Purdi E. Chandra Alasan utama

Lebih terperinci

GAMBARAN VIRTUE MAHASISWA PERANTAU. (Studi Deskriptif di kota Medan) SKRIPSI RUTH WIDYA WIRA LOGIASARI LINGGA

GAMBARAN VIRTUE MAHASISWA PERANTAU. (Studi Deskriptif di kota Medan) SKRIPSI RUTH WIDYA WIRA LOGIASARI LINGGA GAMBARAN VIRTUE MAHASISWA PERANTAU (Studi Deskriptif di kota Medan) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh RUTH WIDYA WIRA LOGIASARI LINGGA 081301113 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

Studi Deskriptif Mengenai Kekuatan Karakter (Character Strength) pada Relawan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Bandung

Studi Deskriptif Mengenai Kekuatan Karakter (Character Strength) pada Relawan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Bandung Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Mengenai Kekuatan Karakter (Character Strength) pada Relawan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Bandung 1 Yuanita Carolina Permata, 2 Milda Yanuvianti

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2014 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN

Prosiding SNaPP2014 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN Prosiding SNaPP2014 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 EISSN 2303-2472 KONTRIBUSI KEKUATAN KARAKTER (CHARACTER STRENGTH) TERHADAP KOMITMEN PADA ORGANISASI KARYAWAN HOTEL BINTANG 4 DAN 5 DI KOTA

Lebih terperinci

Studi Deskriptif Mengenai Character Strength pada Perawat di RS. Muhammadiyah Kota Bandung

Studi Deskriptif Mengenai Character Strength pada Perawat di RS. Muhammadiyah Kota Bandung Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Mengenai Character Strength pada Perawat di RS. Muhammadiyah Kota Bandung 1 Laila Andini Puspitasari, 2 Agus Budiman 1,2 Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Virtue merupakan karakter utama atau disebut human goodness yang

BAB II LANDASAN TEORI. Virtue merupakan karakter utama atau disebut human goodness yang BAB II LANDASAN TEORI A. VIRTUE DAN CHARACTER STRENGTH 1. Definisi Virtue merupakan karakter utama atau disebut human goodness yang dimiliki individu secara universal. Virtue dikatakan bersifat universal

Lebih terperinci

Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa. Atrie Bintan Lestari. Hendro Prabowo, SPsi

Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa. Atrie Bintan Lestari. Hendro Prabowo, SPsi Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa Atrie Bintan Lestari Hendro Prabowo, SPsi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas : locus of control, terbagi dua yaitu locus of control internal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013) BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu dilakukan dengan mengumpulakan data yang berupa angka. Data tersebut kemudian diolah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 100 BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis untuk mengetahui perbedaan Kebahagiaan, Kepuasan Hidup dan Karakter positif antara Petugas Keamanan

Lebih terperinci

Prosiding Psikologi ISSN:

Prosiding Psikologi ISSN: Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Mengenai Character Strength Pada Remaja Putri yang Menjadi Relawan di Rumah Pelangi Bandung Descriptive Study of The Character Strength in Adolescent

Lebih terperinci

Studi Deskriptif Mengenai Profil Kekuatan Karakter Pada Mahasiswa Hafidz Qur an di Pesantren Daarut Tauhiid Bandung

Studi Deskriptif Mengenai Profil Kekuatan Karakter Pada Mahasiswa Hafidz Qur an di Pesantren Daarut Tauhiid Bandung Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Mengenai Profil Kekuatan Karakter Pada Mahasiswa Hafidz Qur an di Pesantren Daarut Tauhiid Bandung 1 Mahshunah Zahrotul Firdaus, 2 Temi Damayanti Dj

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN III.1 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel I : Pet Attachment 2. Variabel II : Well-being

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yang menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT This study was aimed to investigate the relationship between social

Lebih terperinci

Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Character Strength Orang Tua dari Anak Penderita Kanker di Rumah Cinta Bandung

Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Character Strength Orang Tua dari Anak Penderita Kanker di Rumah Cinta Bandung Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Character Strength Orang Tua dari Anak Penderita Kanker di Rumah Cinta Bandung 1 Naima Sa adadiyah, 2 Dewi Sartika 1,2 Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan metode korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu dukungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menentukan apakah

BAB III METODE PENELITIAN. Karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menentukan apakah BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan unsur yang penting dalam penelitian ilmiah. Karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menentukan apakah penelitian tersebut dapat dipertanggung

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN DWI NINGSIH ARIANI Dr. Maya Rosmayati Ardiwinata, M. Si 1 Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi, karena penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas kehidupan bekerja dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini menguraikan yang menyangkut kegiatan operasional penelitian dari karakteristik subyek, desain penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian dan teknik pengolahan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA Rita Sinthia Dosen Prodi Bimbingan Konseling FKIP Universitas Bengkulu Abstract:This study was

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Perbandingan Fear of Success dengan Jenis Kelamin. Gender

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Perbandingan Fear of Success dengan Jenis Kelamin. Gender BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Peneliti akan menguraikan tentang gambaran umum subjek berdasarkan jenis kelamin. Kemudian menjelaskan secara deskriptif dengan di sertai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara kelekatan pada guru ( X) dengan motivasi menghafal al-

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara kelekatan pada guru ( X) dengan motivasi menghafal al- 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan teknik korelasional yang menghubungkan antara kelekatan pada guru ( X) dengan motivasi menghafal al-

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah character strength

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah character strength BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alasan Pemilihan Teori Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah character strength yang merupakan salah satu bidang kajian dalam Psikologi Positif. Teori ini terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 4 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Pedoman Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan jenis studi korelasi. Alasan peneliti menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam penelitian kuantitatif.

Lebih terperinci

Prosiding Psikologi ISSN:

Prosiding Psikologi ISSN: Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Mengenai Character Strength pada Siswa Kelas XII SMAIT Miftahul Khoir Bandung Descriptive Study About Character Strength of 3rd Grade High School Students

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan keperawatan. Berdasarkan UU

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan keperawatan. Berdasarkan UU BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang berperan penting untuk memajukan kesejahteraan umum negara Indonesia adalah diselenggarakannya pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional yaitu korelasi parsial. Menurut Arikunto (2002:23) penelitian kuantitatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional kuantitatif. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang identik dengan pendekatan deduktif yang berangkat dari persoalan-persoalan umum

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN KULIAH PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA di UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA OLEH

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN KULIAH PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA di UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA OLEH HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN KULIAH PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA di UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA OLEH MATTA CHRISTINA PRASETYA 802012713 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas

Lebih terperinci

Studi Deskriptif Mengenai Character Strength Pada Guru Di Sekolah Menengah Pertama Terbuka Cibeunying Kidul Kota Bandung

Studi Deskriptif Mengenai Character Strength Pada Guru Di Sekolah Menengah Pertama Terbuka Cibeunying Kidul Kota Bandung Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Mengenai Character Strength Pada Guru Di Sekolah Menengah Pertama Terbuka Cibeunying Kidul Kota Bandung 1 Meutia Suzana 2 Lilim Halimah 1,2 Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan mengukur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain komparasional menurut Arikunto (2010:310) menyebutkan bahwa penelitian membandingkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam BAB 3 METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menekankan analisinya pada data-data numerikal (angka) tentang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Alasannya adalah peneliti ingin mengeneralisasikan suatu fenomena pada suatu kelompok. Penelitian

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL Dwi Rezka Kemala Ira Puspitawati, SPsi, Msi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Abstraksi Penelitian ini bertujuan untuk menguji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah 20 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah atau prosedur kerja sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mambandingkan prasangka sosial terhadap etnis Tionghoa oleh mahasiswa etnis

BAB III METODE PENELITIAN. mambandingkan prasangka sosial terhadap etnis Tionghoa oleh mahasiswa etnis BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian perbandingan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini mambandingkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik korelasional yaitu merupakan penelitian yang dimaksud untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan unsur penting dalam penelitian ilmiah, karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menemukan apakah penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dalam prosesnya menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dalam prosesnya menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif yang dalam prosesnya menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksud untuk mengetahui ada

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 25 3. METODE PENELITIAN Pada bagian ketiga ini, peneliti akan menjelaskan mengenai permasalahan penelitian, hipotesis penelitian, variabel-variabel penelitian, tipe dan desain penelitian, partisipan penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Metode penelitian korelasional digunakan

Lebih terperinci

Psikometri. Aplikasi uji Reliabilitas dan. Validitas

Psikometri. Aplikasi uji Reliabilitas dan. Validitas Psikometri Modul ke: Aplikasi uji Reliabilitas dan Fakultas Psikologi Validitas Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Perhitungan Manual Uji Reliabilitas 2 Kruder-Richardson (K-R 20) =

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran karier peserta didik. Sugiyono menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Arikunto (2010) menjelaskan bahwa penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara gaya kepemimpinan transformasional (X) dengan efektivitas kinerja karyawan (Y),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang asuransi jiwa, yaitu PT. Prudential Life Assurance (Prudential

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan di uraikan tentang tipe penelitian, identifikasi variabel penelitian, defenisi operasional variabel penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampel, metode

Lebih terperinci

KONSEP DIRI AKADEMIK DAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMP N 24 PURWOREJO

KONSEP DIRI AKADEMIK DAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMP N 24 PURWOREJO KONSEP DIRI AKADEMIK DAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMP N 24 PURWOREJO Okky Mega Dhatu, Annastasia Ediati Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pemilihan dan penggunaan metode sangat menentukan keberhasilan suatu penelitian, oleh karena itu penentuan metode yang dipakai harus tepat dan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada datadata numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika. Penelitian ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang digunakan Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode yang menekankan analisisnya pada datadata numerical (angka)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan. B. Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian korelasional untuk mengetahui hubungan kecanduan bermain game online

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan teknik regresi ganda. Menurut Arikunto (2002:23) Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA.

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA. HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian (disebut juga rancangan penelitian; proposal penelitian atau usul penelitian) adalah penjelasan mengenai berbagai komponen yang akan

Lebih terperinci

PERBEDAAN KOMPETENSI SOSIAL SISWA BOARDING SCHOOL DAN SISWA SEKOLAH UMUM REGULER

PERBEDAAN KOMPETENSI SOSIAL SISWA BOARDING SCHOOL DAN SISWA SEKOLAH UMUM REGULER PERBEDAAN KOMPETENSI SOSIAL SISWA BOARDING SCHOOL DAN SISWA SEKOLAH UMUM REGULER Tesi Hermaleni, Mudjiran, Afif Zamzami Universitas Negeri Padang e-mail: Tesi.hermaleni@gmail.com Abstract: The difference

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam yaitu: penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antar variable yang digunakan dalam penelitian ini. Variable-variable

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antar variable yang digunakan dalam penelitian ini. Variable-variable 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini, korelasi (hubungan) digunakan untuk melihat hubungan antar variable yang digunakan dalam

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 23 3. METODE PENELITIAN Pada bab ini peneliti akan menjelaskan tentang metode yang akan digunakan dalam penelitian ini. Adapun isi dari metode penelitian adalah permasalahan, hipotesis, dan variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan. Variabel bebas (X):

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan karena data-data yang diperolah dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan karena data-data yang diperolah dalam 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan karena data-data yang diperolah dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. karena analisisnya menggunakan data-data numerikal yang kemudian

BAB III METODE PENELITIAN. karena analisisnya menggunakan data-data numerikal yang kemudian BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dikategorikan sebagai jenis penelitian kuantitatif karena analisisnya menggunakan data-data numerikal yang kemudian diolah dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau perbedaan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau perbedaan yang

Lebih terperinci

C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, dengan dua variabel X dan Y. Kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut :

C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, dengan dua variabel X dan Y. Kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut : BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian korelasional. Desain penelitian korelasional dipilih oleh peneliti karena desain

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah :

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah : BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian & Hipotesis Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah : 1. Variabel ( X ) : Kesepian (loneliness) 2. Variabel ( Y ) : Kesehjateraan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan menampilkan hasil berupa angka-angka. Sedangkan metode dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dan menampilkan hasil berupa angka-angka. Sedangkan metode dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Karena dalam pengolahan data peneliti menggunakan perhitungan statistik yang telah baku dan menampilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana penelitian ini ditujukan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII 1 HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII Ari Widayat (ariwidayat.716@gmail.com) 1 Giyono 2 Rani Rahmayanthi 3 ABSTRACT The purpose of this study was to

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai variabel

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA Sri Hartutik, Irma Mustikasari STIKES Aisyiyah Surakarta Ners_Tutty@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan pendekatan studi korelasional yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperanan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperanan dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperanan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung. 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung. 2. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini merupakan anggota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif kuantitatif. Maka pendekatan penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif kuantitatif. Maka pendekatan penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Kegiatan teoritis dan empiris pada penelitian ini diklasifikasikan dalam metode deskriptif kuantitatif. Maka pendekatan penelitian ini adalah observasi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas tentang orientasi kancah penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, hasil uji coba, hasil uji asumsi, hasil uji hipotesa dan pembahasan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan teknik komparatif. Penelitian dengan teknik komparatif yakni jenis penelitian yang bertujuan membandingkannya dengan melihat persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS VII DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 8 JAKARTA BARAT

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS VII DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 8 JAKARTA BARAT Hubungan Antara Dukungan Sosial Dan Motivasi Berprestasi Siswa Kelas VII... Jakarta Barat HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS VII DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 8 JAKARTA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Lokasi Penelitian 1. Populasi dan Sampel penelitian Sampel penelitian adalah orang tua anak tunarungu. Anak tunarungu tersebut bersekolah di kelas satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang bersifat kuantitatif korelasional, yaitu penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional kuantitatif. Penelitian korealasional kuantitatif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasional. yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan skala dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan skala dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan skala dan wawancara sebagai

Lebih terperinci