Pengaruh Posisi Probe Terhadap Respon Defect di 1 2. V Bevel Butt Joint Dengan Metode Ultrasonic Testing Tandem Technique
|
|
- Sugiarto Kurniawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pengaruh Posisi Terhadap Respon Defect di 1 2 V Bevel Butt Joint Dengan Metode Ultrasonic Testing Tandem Technique Asrafi *, Nurul Laili Arifin * and Cahyo Budi Nugroho # Batam Polytechnics Mechanical Engineering Study Program Jl. Ahmad Yani, Batam Centre, Batam 29461, Indonesia asrafi743@gmail.com Abstrak Tandem teknik merupakan salah satu metode NDT ultrasonic testing dengan menggunakan dua buah depan dan belakang. yang berada di depan atau yang berhadapan dengan welding disebut Transmitter sedangkan yang berada dibelakang disebuat Reciver. Metode ini memanfaatkan gelombang pantul dari sebuah indikasi yang planar dengan ketebalan benda uji diatas 20 dengan benda uji 1 2 V bevel, K groove dan TKY joint. Tujuan dari penelitian ini ialah dapat mengetahui pengaruh dari pergeseran ke 2 terhadap respon yang planar pada material yang tebal. Pengujian tandem teknik ini menggunakan mesin UT olympus epoch 600, phoenix sudut 60 dan 70 pulse-eco single element frekuensi 2MHz dan untuk menuntukan jarak antar menggunakan perhitungan pytagoras dan melakukan scanninng secara lateral serta melakukan plotting. Pada metode tandem teknik posisi mempengaruhi besarnya nilai pulse hasil respon pada kurva DAC. Kata kunci :Ultrasonik Testing,, tandem teknik,. Abstract Tandem technique is one method of NDT ultrasonic testing using front and rear s. that is in front or dealing with welding called Transmitter while the that is behind disebuat Reciver. This method utilizes reflective waves of a planar indication with the thickness of the test specimen above 20 with the specimen 1/2 V, K groove and TKY joint. The purpose of this study is to know the effect of the 2nd shift on the planar response on thick material. This tandem testing technique uses UT olympus epoch 600 engines, phoenix s 60 and 70 pulse-eco single element frequency 2MHz and for spacing between s using pytagoras calculations and do scanninng lateral and plotting. In the tandem method the position technique affects the pulse value of the response on the DAC curve. Keywords : Ultrasonic Testing,, tandem technique,. 1. Pendahuluan Ultrasonic testing merupakan salah satu metode NDT yang digunakan secara luas dan lebih efektif untuk pengujian cacat dalam (internal ) material dibandingkan dengan metode NDT yang lain seperti, X-radiography dan eddy current. Gelombang ultrasonic dihasilkan oleh transduser piezoelectric () dengan frekuensi antara 0.1 ~ 15 MHz yang menembus material dan kemudian dipantulkan kembali oleh cacat () yang ada didalam material dengan cara menggosokkan pada permukaan material. Gelombang pantul tersebut memberikan informasi tentang lokasi cacat yang ada di dalam material, seperti gambar.1 [1]. Pada ultarasonic testing kemampuan transduser dipengaruhi oleh sensitivitas. Sensitivitas adalah kemampuan transduser untuk mendeteksi cacat dengan mengacu pada ukuran flat bottom hole yang ada pada calibration block. Jika pantulan dari gelombang tidak diterima oleh, maka cacat tidak terdeteksi, hal ini sering terjadi pada material yang berdinding tebal, seperti gambar.2 [2]. Gambar 1 : Gelombang kembali dan memberikan informasi berupa pulse
2 Gambar 2 : Gelombang tidak kembali ke Oleh karena itu pada penelitian ini digunakan dua buah sudut, dimana kedua dengan sudut yang sama digunakan sebagai penerima bagian pantul dari gelombang sehingga dapat mendeteksi cacat tersebut. Metode penggunaan dua depan dan belakang dikenal dengan nama metode tandem teknik [2][3]. Secara umum metode ini dibuat untuk mendeteksi cacat yang planar dengan ketebalan benda uji diatas 20 dengan salah satu bagian benda uji tidak di bevel,gambar 3[2]. Untuk mengetahui panjang dari cacat menggunakan metode -6dB drop dari amplitude tertinggi [4]. Gambar 3 : Ilustrasi umum tandem teknik Manfaat dari pengujian tandem teknik ialah dapat mendeteksi indikasi yang planar dengan matrial yang tebal yang tidak dapat dilakukan dengan 1. Tujuan dari penelitian ini ialah dapat mengetahui pengaruh dari pergeseran ke 2 terhadap respon yang planar pada material yang tebal. 2. Metodologi Penelitian Pada penelitian ini pengujian NDT UT dengan metode tandem teknk. Mesin UT yang digunakan adalah Sonatest D-70 S/N yang digunakan ialah phoenix sudut 60 dan 70 pulse-eco single element dengan frekuensi 2MHz. Material uji yang digunakan ialah carbon steel dengan ketebalan 25 dengan jenis sambungan butt joint 1 2 V bevel dengan sudut bevel 20-30, root face 1-2 dan gap 1-2. Adapun cacat yang terdapat didalam benda uji tersebut ialah side wall fusion dengan panjang cacat 35 dengan lokasi cacat 110 dari datum pada kedalaman 13 dari permukaan benda uji pada sisi A, gambar 4. Gambar 4 : Butt joint 1 2 V bevel dan lokasi Tahapan pengujian adalah : Area pengujian pada tandem teknik ini ialah pada surface (jarak maximum antar ), middle dan root (jarak minimum antar ). Pengujian yang dilakukan kali ini ialah di posisi middle, gambar 5B. A B C Gambar 5 : Area pengujian tandem teknik Pada tahap awal penelitian dilakukan kalibrasi mesin UT dengan V1 blok, blok tersebut berfungsi untuk memverifikasi besarnya jarak, sudut dan lokasi exit point, dan memeriksa resolusi transducer. Setelah melakukan kalibrasi tranduser menggunakan blok V1 selanjutnya dilakukan kalibrasi untuk membuat DAC (distance amplitudo corection). Fungsi dari DAC adalah pengatur elektronik untuk mengimbang sinyal cacat sesuai dengan kedalaman cacat karena adanya pelemahan (attenuation) atau sering disebut juga batas tinggi amlplitudo atau konfirmasi amplitudo untuk mementukan pembacaan indikasi interprate atau disregade. Berikut data hasil kalibrasi menggunakan V1 dan sensitivitas db DAC atau db refrance: Table 2.1 Hasil kalibrasi V1 dan DAC No spesifikasi Index point () Sudut aktual ( ) db refrance (db)
3 1 dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut : 80 % DAC 40 % DAC 20 % DAC Gambar 6 : Kurva DAC Kemudian dilakukan proses kalibrasi tandem untuk 70. Pada tahap ini, alat UT di kalibrasi dengan menggunakan rumus pytagoras sebagai acuan untuk menentukan lokasi inspeksi dan jarak antar kedua, block yang digunakan ialah V1. d o SA ( )= cos α o PA ( )= SA x sin α index point Keterangan : d = Kedalam yang akan dilakukan inspeksi α = Sudut sebenarnya SA = Sound path (panjang gelombang) PA = Skip distance (jarak dari ke indikasi) DA = Depth (kedalaman dari permukaan benda uji hingga ke indikasi) Persamaan 1 : Sound path = d cos α 13 = cos 69.6 = Skip distance = sound path x sin α index point = x sin = = 23 Letakkan 1 pada skip distance yang sudah di dapat dari perhitungan persamaan 1. S = 2 (t-d) tan α Keterangan : S = Jarak index point 1 dengan index point 2 t = Ketebalan material d = Kedalam yang akan dilakukan inspeksi α = Sudut sebenarnya Persamaan 2 : S = 2 (t-d) tan α S = 2 (25-13)tan 69.6 S = 2 (12) S = Jadi jarak dari index point 1 ke index point 2 adalah 64.51, dan jarak kedua ialah di ukur menggukan jangka sorong. Gambar 8 : Penempatan 2 sesuai perhitungan persamaan 2 Kemudian dilakukan proses kalibrasi tandem untuk 60 dengan cara yang sama dengan kalibrasi tandem 70. Berikut data hasil perhitungan : Table 2.1 Hasil perhitungan untuk kalibrasi posisi 60 No Skip distance () S () Jarak kedua () Gambar 7 : Posisi 1 sesuai perhitungan persamaan 1 Untuk meletakkan ke 2 tepat di belakang
4 Gambar 9 : Penempatan 1 dan 2 sesuai perhitungan seperti persamaan 1 dan 2 Kalibrasi dilakukan sesuai lokasi yang akan dilakukan inspeksi. Setelah didapatkan jarak 2 berdasarkan perhitungan persamaan 1 dan persamaan 2, maka 2 akan di geser sejauh 5 sebagai pembanding hasil dari jarak yang sudah terkalibrasi. ning dilakukan secara lateral degan index offset yang sudah di dapat dari perhitungan skip distance 1. Pada saat melakukan scanning perlu ditambahkan +6 sampai 12 db untuk memudahkan ) 70 (69.6 ) Middle Tabel 3.1 Hasil scanning dengan kalibrasi Location mengangkat indikasi-indikasi kecil yang berada di dalam benda uji, db yang sudah ditambahkan 6 sampai 12 db disebut db scannig. Setelah mendapatkan indikasi, maka db scanning di kembalikan lagi ke db refrensi atau db yang digunakan untuk DAC, kemudian lakukan interpratasi sesuai AWS D1.1 Class R. Untuk mengetahui panjang digunakan metode 6dB droop atau menurunkan pulsa hingga setengah dari pulsa tertinggi dengan menggeser ke kiri dan kekanan. ning dilakukan sebanyak 3 kali agar didapatkan hasil scanning yang maksimal. Plotting dilakukan untuk mengetahui lokasi dan untuk memastikan persamaan lokasi antara 60 dan 70 pada benda uji mengunakan UT plotting card dengan cara menyamakan posisi sound path, distance dan dapth sesuai yang digunakan. 3. Hasil dan Pembahasan 1. ning menggunakan % 80.4% 35 Kedua 90.2% Ketiga 83.6% interprate Pada table 3.1 merupakan hasil dari pengujian sesuai kalibrasi dengan penetapan jarak sesuai perhitungan persamaan 1 dan 2, di dapatlah hasil aktual yang digunakan ialah 69.6 dengan melakukan inspeksi atau scanning di bagian middle benda uji sebanyak 3 kali scan agar didapatkan hasil yang maksimal dan diambil nilai rata-rata dari tiga kali hasil scan tersebut dengan jarak kedua ialah 35.52, maka ditemukan cacat dengan lokasi cacat tersebut ialah, sound path (SA) 41.85, distance (PA) 27.38, dapth (DA) 14.32, dengan panjang cacat 35.63,dan tinggi amplitudo atau pulse yang di hasilkan ialah 83.6%, berdasarkan standar AWS D1.1 class R, nilai amplitudo diatas atau sama dengan 80% maka dilakukan evaluasi atau diperhatikan. Selain itu setelah dilakukan plotting diketahui bahwa nilai sound path, distance dan depth menunjukkan lokasi yang berada di dalam welding sesuai dengan aktual yang berada di benda uji.
5 ) 70 (69.6 ) Middle Tabel 3.2 Hasil scan dengan pergeseran 2 sebanyak 5 Location % 80% Kedua % Ketiga 75.8% - Tabel 3.2 menunjukkan hasil dari pergeseran 2 juga berubah, oleh karna itu pulsa yang di hasilkan sebanyak 5 ke belakang dari menjadi lebih kecil dari DAC yang teleh di buat, berdasarkan dengan melakukan scanning di bagian standar AWS D1.1 class R, nilai amplitudo dibawah midlle pada benda uji. ning di bagian middle 80% maka pulse tersebut di abaikan. Hal ini juga benda uji sebanyak 3 kali scan agar di dapatkan hasil mempengarui pembacaan panjang serta tidak yang maksimal dan diambil nilai rata-rata dari tiga sesuai dengan panjang yang sesungguhnya dan kali hasil scan tersebut, dari hasil pergeseran tersebut pada saat di plotting nilai sound path, distance dan maka secara otomatis sound path, distance dan dapth depth tidak menunjukkan lokasi. Tabel 3.3 Hasil scan 70 dengan pergeseran 2 sebanyak 10 ) 70 (69.6 ) Middle Location % 70.4% Kedua % Ketiga 71.9% - Tabel 3.3 menunjukkan hasil dari pergeseran 2 sebanyak 5 ke belakang dari menjadi dengan melakukan scanning di bagian midlle pada benda uji. scanning di bagian middle benda uji sebanyak 3 kali scan agar di dapatkan hasil yang maksimal dan diambil nilai rata-rata dari tiga kali hasil scan tersebut, dari hasil pergeseran tersebut maka secara otomatis sound path, distance dan dapth juga berubah, oleh karna itu pulsa yang di hasilkan lebih kecil dari DAC yang teleh di buat, berdasarkan standar AWS D1.1 class R, nilai amplitudo dibawah 80% maka pulse tersebut di abaikan. Hal ini juga mempengarui pembacaan panjang serta tidak sesuai dengan panjang yang sesungguhnya dan pada saat di plotting nilai sound path, distance dam depth tidak menunjukkan lokasi.
6 Gambar 10 : hasil scan kalibrasi Gambar 11 : hasil scan 2 mundur 5 Gambar 12 : hasil scan 2 mundur ning menggunakan 60 Tabel 3.4 Hasil scanning dengan kalibrasi Location ) 60 Middle % 80.0% Kedua % Ketiga 80.6% Interprate Pada table 3.4 merupakan hasil dari pengujian sesuai (PA) 10.14, dapth (DA) 13.94, dengan kalibrasi dengan penetapan jarak sesuai panjang cacat 35.63,dan tinggi amplitudo atau perhitungan persamaan 3 dan 4, di dapatlah hasil pulse yang di hasilkan ialah 80.6%, berdasarkan aktual yang digunakan ialah 60 dengan standar AWS D1.1 class R, nilai amplitudo diatas atau melakukan inspeksi atau scanning di bagian middle sama dengan 80% maka dilakukan evaluasi atau benda uji sebanyak 3 kali scan agar di dapatkan hasil diperhatikan. Selain itu setelah dilakukan plotting yang maksimal dan diambil nilai rata-rata dari tiga diketahui bahwa nilai sound path, distance dan depth kali hasil scan tersebut dengan jarak kedua ialah menunjukkan lokasi yang berada di dalam 33.85, maka ditemukan cacat dengan lokasi cacat welding sesuai dengan aktual yang berada di tersebut ialah, sound path (SA) 27.83,distance benda uji. Tabel 3.5 Hasil scan dengan pergeseran 2 sebanyak 5 ) 60 Middle Location % 60.2% Kedua % Ketiga 70.9% -
7 Tabel 3.5 menunjukkan hasil dari pergeseran 2 juga berubah, oleh karna itu pulsa yang di hasilkan sebanyak 5 ke belakang dari menjadi lebih kecil dari DAC yang teleh di buat, berdasarkan dengan melakukan scanning di bagian standar AWS D1.1 class R, nilai amplitudo dibawah midlle pada benda uji. scanning di bagian middle 80% maka pulse tersebut di abaikan. Hal ini juga benda uji sebanyak 3 kali scan agar di dapatkan hasil mempengarui pembacaan panjang serta tidak yang maksimal dan diambil nilai rata-rata dari tiga sesuai dengan panjang yang sesungguhnya dan kali hasil scan tersebut, dari hasil pergeseran tersebut pada saat di plotting nilai sound path, distance dam maka secara otomatis sound path, distance dan dapth depth tidak menunjukkan lokasi. Tabel 3.6 Hasil scan dengan pergeseran 2 sebanyak 10 ) 60 Middle Location % 60.2% Kedua % Ketiga 71.5% - Tabel 3.6 menunjukkan hasil dari pergeseran 2 sebanyak 5 ke belakang dari menjadi dengan melakukan scanning di bagian midlle pada benda uji. scanning di bagian middle benda uji sebanyak 3 kali scan agar di dapatkan hasil yang maksimal dan diambil nilai rata-rata dari tiga kali hasil scan tersebut, dari hasil pergeseran tersebut maka secara otomatis sound path, distance dan dapth juga berubah, oleh karna itu pulsa yang di hasilkan lebih kecil dari DAC yang teleh di buat, berdasarkan standar AWS D1.1 class R, nilai amplitudo dibawah 80% maka pulse tersebut di abaikan. Hal ini juga mempengarui pembacaan panjang serta tidak sesuai dengan panjang yang sesungguhnya dan pada saat di plotting nilai sound path, distance dan depth tidak menunjukkan lokasi. Gambar 13 : hasil scan kalibrasi Gambar 14 : hasil scan 2 mundur 5 Gambar 15 : hasil scan 2 mundur Kesimpulan Pada metode tandem teknik posisi mempengaruhi besarnya nilai pulse hasil respon pada kurva DAC. Ketika dilakukan pergeseran 5 dan 10 terhadap posisi kalibrasi, maka pulse tidak memenuhi standar AWS D1.1 class R dan lokasi tidak sesuai pada saat dilakukan plotting. Daftar Pustaka [1]. Michael, B. (2002), Basic Prinsiples of Ultrasonic Testing Krautkramer Ultrasonic System, Agfa NDT GmbH, Hürth,Germany. [2]. NDT (2000). Nondestructive material testing with ultrasonics. Intruduction to the basic principles. [3]. IAEA, Ultrasonic testing of materials AT level 2, Vienna : International atomic energy agency. [4]. R.V. Murphy (1987). Ultrasonic -sizing using decibel drop methods volume 1, Ottawa,Canada.
8
Pengaruh Fokus Depth Terhadap Tampilan Resolusi dan Dimensi Defect Pada metode PAUT (Phased Array Ultrasonic Testing)
Pengaruh Fokus Depth Terhadap Tampilan Resolusi dan Dimensi Defect Pada metode PAUT (Phased Array Ultrasonic Testing) Zulfikar Adibba *, Nurul Laili Arifin * Cahyo Budi Nugroho # Batam Polytechnics Mechanical
Lebih terperinciBAB IV ANALISA. TERSEBUT DIAPLIKASIKAN UNTUK PENDETEKSIAN CACAT DALAM PADA MATERIAL BAJA. DENGAN
BAB IV ANALISA. TERSEBUT DIAPLIKASIKAN UNTUK PENDETEKSIAN CACAT DALAM PADA MATERIAL BAJA. DENGAN BAB IV ANALISA 4.1 Analisis Simulasi Salah satu teknik untuk memodelkan perambatan ultrasonik dalam medium
Lebih terperinciBAB IV ANALISA. tersebut diaplikasikan untuk pendeteksian cacat dalam pada material baja. Dengan
BAB IV ANALISA 4.1 Analisis Simulasi Salah satu teknik untuk memodelkan perambatan ultrasonik dalam medium adalah dengan pulse echo single probe. Pulse echo single probe adalah salah satu probe ultrasonik
Lebih terperinciHASIL, KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 HASIL, KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan dibagi menjadi tiga sub bab tersendiri yaitu : 1. Hasil Hasil yang didapatkan setelah melakukan analisa dan pembahasan terhadap hasil pengujian. Berikut hasil
Lebih terperinciPengukuran Ketebalan serta Posisi Cacat pada Sampel Carbon Steel dan Stainless Steel dengan Metode Ultrasonic Testing.
Pengukuran Ketebalan serta Posisi Cacat pada Sampel Carbon Steel dan Stainless Steel dengan Metode Ultrasonic Testing Fransisca Debora Jurusan Fisika FMIPA Universitas Sriwijaya Email : fransisca.debora91@gmail.com
Lebih terperinciDASAR TEORI ULTRASONIC TEST
DASAR TEORI ULTRASONIC TEST (materi kuliah UTR ) Tegas Sutondo Tujuan Memberikan dasar teori teknik inspeksi menggunakan peralatan UT Problem Testing menggunakan UT Karakteristik gelombang suara Pembangkitan
Lebih terperinciOLEH : AKBAR RIANIRI BAKRI DOSEN PEMBIMBING : Wing Hendroprasetyo Akbar Putra,S.T.,M.Eng
OLEH : AKBAR RIANIRI BAKRI 4108100108 DOSEN PEMBIMBING : Wing Hendroprasetyo Akbar Putra,S.T.,M.Eng LATAR BELAKANG KONSTRUKSI WELDING KONDISI KAPAL BEROPERASI CRACK/RETAK KONDISI COATING BRACKET KAPAL
Lebih terperinciLAPORAN RESMI UJI ULTRASONIK (Ultrasonic Test)
LAPORAN RESMI UJI ULTRASONIK (Ultrasonic Test) Oleh : Ahmad Rizeki Erika Rizky Ratih Kusumaningtyas Rahardi Wardhana Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya PPNS 2012/2013 BAB 1 Tujuan Untuk mendeteksi adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia industri pembuatan peralatan dengan material benda padat baik secara otomatis menggunakan mesin maupun yang masih menggunakan tenaga manusia, tidak bisa
Lebih terperinciPENGGUNAAN KURVA DAC (DISTANCE AMPLITUDE CORRECTION) UNTUK MENENTUKAN UKURAN DISKONTINUITAS INTERNAL PADA BAJA KARBON
PENGGUNAAN KURVA DAC (DISTANCE AMPLITUDE CORRECTION) UNTUK MENENTUKAN UKURAN DISKONTINUITAS INTERNAL PADA BAJA KARBON Wing Hendroprasetyo AP. ST. M, Eng*, Aldino Aryyoga** * Staf Pengajar Jurusan Teknik
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA. *
RANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA Riswanda 1*, Lenny Iryani 2 1,2 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012 *E-mail
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN MASALAH. suatu beton. Standar atau prosedur dalam menggunakan metode pengujian ini
PEMBAHASAN MASALAH 7.1. Tinjauan khusus Ultrasonic pulse velocity adalah metode yang digunakan untuk mengukur kecepatan hantaran dari gelombang (pulse velocity) ultrasonik yang melewati suatu beton. Standar
Lebih terperinciDETEKSI CACAT PADA MATERIAL BAJA MENGGUNAKAN ULTRASONIK NON-DESTRUCTIVE TESTING DENGAN METODE CONTINUOUS WAVELET TRANSFORM
DETEKSI CACAT PADA MATERIAL BAJA MENGGUNAKAN ULTRASONIK NON-DESTRUCTIVE TESTING DENGAN METODE CONTINUOUS WAVELET TRANSFORM Lilik Subiyanto 1, Tri Arief Sardjono 1, Jurusan Teknik Elektro, Program Pasca
Lebih terperinciUltrasonic Testing. Prinsip Ultrasonic. Prinsip Pemeriksaan Ultrasonic. Pembangkit ultrasonic 08/01/2012
LANJUTAN MATERI KE III Ultrasonic Testing Prinsip Ultrasonic Gelombang suara frekuensi tinggi dimasukkan ke dalam material dipantulkan kembali dari permukaan atau cacat. Energi suara yang dipantulkan ditampilkan
Lebih terperinciPENGUKURAN PANJANG SIMULASI RETAK PERMUKAAN DENGAN TEKNIK PERAMBATAN GELOMBANG ULTRASONIK PERMUKAAN
PENGUKURAN PANJANG SIMULASI RETAK PERMUKAAN DENGAN TEKNIK PERAMBATAN GELOMBANG ULTRASONIK PERMUKAAN Ashadi Salim Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Binus University Jl. KH. Syahdan No. 9,
Lebih terperinciSTUDI PENENTUAN KEDALAMAN RETAK MEMANJANG PADA POROS PROPELLER MENGGUNAKAN METODE ULTRASONIK
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 STUDI PENENTUAN KEDALAMAN RETAK MEMANJANG PADA POROS PROPELLER MENGGUNAKAN METODE ULTRASONIK Yusuf Thalib, dan Wing Hendroprasetyo
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam dunia industri saat ini tidak lepas dari suatu konsruksi bangunan baja
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia industri saat ini tidak lepas dari suatu konsruksi bangunan baja ataupun konstruksi sebuah mesin, dimana nilai kekakuan yang tinggi dari suatu material yang
Lebih terperinciANALISA HASIL PENGELASAN SMAW 3G MENGGUNAKAN NDT METODE ULTRASONIC TEST BERDASARKAN STANDAR ASME
ANALISA HASIL PENGELASAN SMAW 3G MENGGUNAKAN NDT METODE ULTRASONIC TEST BERDASARKAN STANDAR ASME Tito Endramawan* 1, Agus Sifa 2 1,2 Politeknik Negeri Indramayu / Jurusan Teknik Mesin Kontak person: Tito
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2000-an berkembang isu didunia internasional akan dampak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2000-an berkembang isu didunia internasional akan dampak dari konsumsi bahan bakar minyak yang menjadi topik utama di berbagai media massa. Salah satu dampaknya
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci: Hydrotest, Faktor Keamanan, Pipa, FEM ( Finite Element Method )
PERBANDINGAN PRESSURE AKTUAL HYDROTEST WELDING PIPE API 5L B PSL 1 ERW SCH 10 Ø30 TERHADAP TEGANGAN LULUH DENGAN SIMULASI NUMERIK METODE FEM ( FINITE ELEMENT METHOD ) Muhammad Irawan *, Nurul Laili Arifin
Lebih terperinciPengaruh Diameter Pin Terhadap Kekuatan dan Kualitas Joint Line Pada Proses Friction Wtir Welding Aluminium Seri 5083 Untuk Pre Fabrication
Pengaruh Diameter Pin Terhadap Kekuatan dan Kualitas Joint Line Pada Proses Friction Wtir Welding Aluminium Seri 5083 Untuk Pre Fabrication Panel Bangunan Atas Kapal 4108 100 066 Jurusan Teknik Perkapalan
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UJI NDT ULTRASONIC TEST DENGAN METODE MICROCONTROLLER
INFOMATEK Volume 19 Nomor 2 Desember 2017 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UJI NDT ULTRASONIC TEST DENGAN METODE MICROCONTROLLER Jojo Sumarjo *), Aa Santosa, Riko Purbowo Jurusan Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Ivan Afandy 1, Wing Hendroprasetyo Akbar Putra 2
MODIFIKASI SEPATU PROBE PADA PENGUJIAN ULTRASONIK UNTUK MENGHASILKAN GELOMBANG PERMUKAAN SEBAGAI PENDETEKSI LOKASI RETAK PERMUKAAN PADA POROS PROPELLER Ivan Afandy 1, Wing Hendroprasetyo Akbar Putra 2
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai suatu kasus yang akan menjadi alasan dilakukan penelitian ini, yang akan diuraikan pada Latar Belakang. Atas dasar masalah yang telah dikemukakan
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun keseluruhan sistem, prosedur pengoperasian sistem, implementasi dari sistem dan evaluasi hasil pengujian
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL PENGUJIAN
BAB IV ANALISA HASIL PENGUJIAN 4.1 Hasil pengujian Berdasarkan penelitian dan inspeksi dilapangan yang telah dilaksanakan sesuai dengan standar prosedur pengerjaan Nondestructive Test. Pengujian ini dilakukan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) G-121
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-121 Analisis Pengaruh Ketebalan Nonconductive Coating Terhadap Pendeteksian Panjang Dan KedalamanRetak PadaFilletJoint Bracket
Lebih terperinciJl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia
Analisis Pengaruh Ketebalan Nonconductive Coating Terhadap Pendeteksian Panjang Dan KedalamanRetak PadaFilletJoint Bracket KapalAluminium Menggunakan Pengujian Ultrasonik Akbar Rianiri Bakri 1, Wing Hendroprasetyo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kita dapat menemukan benda-benda di dunia ini seperti kayu, beton, air, udara, pensil, susu, kecap, balon dan yang lainnya. Dari bentuk wujudnya benda dapat dibedakan
Lebih terperinciPetunjuk Penggunaan SENSOR GERAK (GSC )
Petunjuk Penggunaan SENSOR GERAK (GSC 410 15) Jl. PUDAK No. 4 Bandung 40113, Jawa Barat-INDONESIA - Phone +62-22-727 2755 (Hunting) Fax. +62-22-720 7252 - E-mail: contact@pudak.com - Website: www.pudak.com
Lebih terperinciAnalisis Permukaan Hasil Potongan Dengan Jarak Pisau Yang Berbeda Menggunakan Plate Shear
Analisis Permukaan Hasil Potongan Dengan Jarak Pisau Yang Berbeda Menggunakan Plate Shear Tobok Frangky*, Cahyo Budi Nugroho S.T., M.Sc, Nugroho Pratomo Ariyanto S. T., M.Sc. Batam Polytechnics Mechanical
Lebih terperinciKAITAN VISKOSITAS COUPLANT DENGAN SENSITIVITAS SENSOR ULTRASONIK UNTUK UJI TAK RUSAK
KAITAN VISKOSITAS COUPLANT DENGAN SENSITIVITAS SENSOR ULTRASONIK UNTUK UJI TAK RUSAK Cici Purnawati 1,*, Adrianus Inu Natalisanto 2, Supriyanto 2 1 Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi, Fakultas
Lebih terperinciINSPEKSI CACAT RETAKAN PADA MATERIAL DENGAN UJI TAK MERUSAK ULTASONIK MENGGUNAKAN METODA ANALISIS FREKUENSI SPEKTROSKOPI
INSPEKSI CACAT RETAKAN PADA MATERIAL DENGAN UJI TAK MERUSAK ULTASONIK MENGGUNAKAN METODA ANALISIS FREKUENSI SPEKTROSKOPI Oleh: Nehru Abstrak Pada uji tak merusak ultrasonik biasanya suatu gelombang ultrasonik
Lebih terperinciKARAKTERISASI ATENUASI ULTRASONIK TERHADAP VARIASI TEBAL BAHAN (CAIRAN) MENGGUNAKAN TRANSDUSER ULTRASONIK JENIS IMMERSION TRANSDUCER ABSTRACT
KARAKTERISASI ATENUASI ULTRASONIK TERHADAP VARIASI TEBAL BAHAN (CAIRAN) MENGGUNAKAN TRANSDUSER ULTRASONIK JENIS IMMERSION TRANSDUCER Oleh : Dwi Yunitasari / J2D 004 169 2009 ABSTRACT This research is about
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 METODOLOGI PENELITIAN MULAI Karakterisasi Awal Uji Tarik Uji Kekerasan Insitu Metalografi Uji Tak Merusak Metoda Finite Elemen Kondisi Sampel PENGKAJIAN UMUR SISA UJI
Lebih terperinciAkurasi Non-destructive Test terhadap Semi Destructive Test pada Shear Wall Beton Bertulang
Akurasi Non-destructive Test terhadap Semi Destructive Test pada Shear Wall Beton Bertulang Oleh: Heri Khoeri Dosen Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Jakarta Email : hkhoeri@hesa.co.id Abstract: Estimasi
Lebih terperinciNON-DESTRUCTIVE TEST TERHADAP SEMI DESTRUCTIVE TEST PADA SHEAR WALL BETON BERTULANG
NON-DESTRUCTIVE TERHADAP SEMI DESTRUCTIVE PADA SHEAR WALL BETON BERTULANG (Heri) NON-DESTRUCTIVE TEST TERHADAP SEMI DESTRUCTIVE TEST PADA SHEAR WALL BETON BERTULANG oleh: Heri Khoeri Teknik Sipil Universitas
Lebih terperinciPENGARUH PROFIL PIN DAN TEMPERATUR PREHEATING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN MATERIAL AA5052-H32 FRICTION STIR WELDING
PENGARUH PROFIL PIN DAN TEMPERATUR PREHEATING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN MATERIAL AA5052-H32 FRICTION STIR WELDING SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Lebih terperinciBAB 5 PEMBAHASAN. 39 Universitas Indonesia
BAB 5 PEMBAHASAN Dua metode penelitian yaitu simulasi dan eksperimen telah dilakukan sebagaimana telah diuraikan pada dua bab sebelumnya. Pada bab ini akan diuraikan mengenai analisa dan hasil yang diperoleh
Lebih terperinciSistem Deteksi Bentuk Kecacatan Benda Padat Menggunakan Teknik Variasi Sudut Ultrasonik
IJEIS, Vol.6, No.1, April 2016, pp. 69~80 ISSN: 2088-3714 69 Sistem Deteksi Bentuk Kecacatan Benda Padat Menggunakan Teknik Variasi Sudut Ultrasonik Taufiq Nur Syahril Sidiq* 1, Abdul Rouf 2, Tri Wahyu
Lebih terperincipenetrant dan developer. Umumnya warna yang digunakan adalah putih untuk developer dan merah untuk penetrant.
penetrant dan developer. Umumnya warna yang digunakan adalah putih untuk developer dan merah untuk penetrant. Metode yang lain adalah menggunakan penetrant bercahaya/fluoresens. Langkah-langkah inspeksinya
Lebih terperinciGambar 5.16 Amplitudo gelombang pada beton dengan lebar cacat 10 cm Gambar 5.17 Grafik lebar cacat vs rata-rata amplitudo Gambar 5.
DAFTAR ISI SKRIPSI... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... xi INTISARI... xii ABSTRACT... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Mulai Studi literature dan pengumpulan bahan Pengolahan dan analisa Mempersiapkan Alat dan Bahan Prosedur pengujian Non Destructive Test Pengujian
Lebih terperinciKEKERASAN DAN TEGANGAN TARIK LASAN BAJA ST-37 PADA POSISI VERTIKAL DAN HORIZONTAL ABSTRAK
KEKERASAN DAN TEGANGAN TARIK LASAN BAJA ST-37 PADA POSISI VERTIKAL DAN HORIZONTAL Author Guidance : Afrian Sugiharto : I Dewa Gede Ary Subagia ST.,MT.,PhD : Ir. I Nyoman Budiarsa, M.T.,PhD ABSTRAK Las
Lebih terperinciALAT UKUR JARAK PADA MOBIL BERBASIS SISTEM ULTRASONIK
ISSN: 1693-6930 109 ALAT UKUR JARAK PADA MOBIL BERBASIS SISTEM ULTRASONIK Balza Achmad 1, Anton Yudhana 2, Mardi Sugama 3 1 Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada e-mail: balzach@t-fisika.ugm.ac.id
Lebih terperinciTI-2121: Proses Manufaktur
TI-2121: Proses Manufaktur Proses Pengelasan Laboratorium Sistem Produksi www.lspitb.org 2003 Hasil Pembelajaran Umum: Memberikan mahasiswa pengetahuan yang komprehensif tentang dasar-dasar proses pemesinan
Lebih terperinciPERANCANGAN PROTOTYPE ROBOT SOUND TRACKER BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN METODE FUZZY LOGIC
PERANCANGAN PROTOTYPE ROBOT SOUND TRACKER BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN METODE FUZZY LOGIC SKRIPSI Oleh MUHAMMAD RENDRA TRIASMARA NIM 071910201015 PROGRAM STUDI STRATA-1 TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciBahan Kuliah Fisika Dasar 2. Optika Fisis
Bahan Kuliah Fisika Dasar 2 Optika Fisis Optika Fisik (Physical Optics) Optical Interference (Intefrerensi Optik) Double-Slit Interference Thin-Film Interference Optical Diffraction (Difraksi Optik) Single-Slit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi yang berkembang pesat saat ini merupakan efek dari kebutuhan manusia yang semakin meningkat, salah satunya yakni teknologi inspeksi. Teknologi inspeksi ini
Lebih terperinciPemeriksaan secara visual dengan mata, kadang kadang memakai kaca pembesar. 2.
III. PENGUJIAN TANPA MERUSAK (N D T) 1. Pengertian NDT NDT adalah singkatan non destruktif test, yang artinya adalah pengujian tak merusak. Maksud dari pengujian ini adalah bahwa bendanya tidak akan dirusak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Non-destructive Testing (NDT) adalah teknik non-invasif untuk menentukan integritas bahan, komponen, struktur atau kuantitatif karakteristik dari sebuah objek tanpa
Lebih terperinciStudi Cacat Permukaan plat Aluminium pada Proses Pembengkokkan Sudut Mesin Bending
Jurnal Integrasi Vol. 8, No. 2, October 2016, 88-92 p-issn: 2085-3858 Article History Received August, 2016 Accepted September, 2016 Studi Cacat Permukaan plat Aluminium pada Proses Pembengkokkan Sudut
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT
55 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT Untuk tahap selanjutnya setelah melakukan perancangan dan pembuatan alat maka langkah berikut nya adalah pengujian dan menganalisa alat yang telah dibuat, agar tujuan
Lebih terperinciAnalisa Hasil Pengelasan SMAW 3G Butt Joint Menggunakan Non Destructive Test Penetrant Testing (NDT-PT) Berdasarkan Standar ASME
Analisa Hasil Pengelasan SMAW 3G Butt Joint Menggunakan Non Destructive Test Penetrant Testing (NDT-PT) Berdasarkan Standar ASME Tito Endramawan 1, Emin Haris 2, Felix Dionisius 3, Yuliana Prika 4 1,2,3,4
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.. DIAGRAM ALUR PENELITIAN Langkah-langkah penelitian peralatan tanki atau vessel Amonia Peralatan Vessel Amonia Vessel diukur ketebalannya dengan Ultrasonic Thickness Gauge
Lebih terperinciPENGARUH TRAVEL SPEED PADA ROOT PAS MENGGUNAKAN KAWAT LAS ER 70S-6 PADA ROBOTIC WELDING TERHADAP KEKERASAN MATERIAL DAN MACRO
PENGARUH TRAVEL SPEED PADA ROOT PAS MENGGUNAKAN KAWAT LAS ER 70S-6 PADA ROBOTIC WELDING TERHADAP KEKERASAN MATERIAL DAN MACRO Yuri Pratama Yudhanto*, Nurullaili Arifin*, Nur Fitria Pujo Leksonowati # *Jurusan
Lebih terperinciPengendalian Lengan Robot Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Menggunakan Transduser Ultrasonik
Pengendalian Lengan Robot Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Menggunakan Transduser Ultrasonik Muh Nurdinsidiq 1, Bambang Sutopo 2 1 Penulis, Mahasiswa S-1 Jurusan Teknik Elektro UGM 2 Dosen Pembimbing, Staf
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Ketebalan Terhadap Distorsi Pada Gusset Joint Dengan Menggunakan Pengelasan MIG Secara Manual
Analisa Pengaruh Ketebalan Terhadap Distorsi Pada Gusset Joint Dengan Menggunakan Pengelasan MIG Secara Manual Deni bagus Setiawan*, Nurman Pamungkas,Andrew W Mantik Batam Polytechnics Mechanical Engineering
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Variasi Jarak Mata Pisau Dengan Piringan Terhadap Hasil Irisan Singkong Pada Slicing Machine
Analisa Pengaruh Variasi Jarak Mata Pisau Dengan Piringan Terhadap Hasil Irisan Pada Slicing Machine Yoga Punanda Hidayat *, Hendra Saputra*Naufal Abdurrahman Batam Polytechnics Mechanical Engineering
Lebih terperinciBAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan
BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan spesifikasi alat sehingga memudahkan menganalisa rangkaian. Pengukuran dilakukan pada setiap titik pengukuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan akan data batimetri semakin meningkat seiring dengan kegunaan data tersebut untuk berbagai aplikasi, seperti perencanaan konstruksi lepas pantai, aplikasi
Lebih terperinciHasil Radiography. Isolated Slag Inclusion (ISI)
Hasil Radiography Isolated Slag Inclusion (ISI) Hasil Pengujian NDT Pada proses magnetic particle inspection tersebut menunjukkan bahwa pada spesimen fillet weld joint (spesimen 01 hingga spesimen 14)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. T u g a s A k h i r
T u g a s A k h i r BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengujian NDT (Non destructive Testing) adalah pengujian yang sering dilakukan untuk pengujian kualitas suatu produk. Kualitas produk merupakan
Lebih terperinciAPLIKASI NON DESTRUCTIVE TEST PENETRANT TESTING (NDT-PT) UNTUK ANALISIS HASIL PENGELASAN SMAW 3G BUTT JOINT
APLIKASI NON DESTRUCTIVE TEST PENETRANT TESTING (NDT-PT) UNTUK ANALISIS HASIL PENGELASAN SMAW 3G BUTT JOINT Tito Endramawan 1, Emin Haris 2, Felix Dionisius 3, Yuliana Prika 4 1,2,3,4 Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciNon-Destuctive Test (NDT) & Interpretasi Foto Scanning Electron Microscope (SEM)
Non-Destuctive Test (NDT) & Interpretasi Foto Scanning Electron Microscope (SEM) Irfan Fadhilah Program Studi Teknik Metalurgi, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan, Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciPERCOBAAN VIII TRANSDUSER UNTUK PENGUKURAN SUARA
PERCOBAAN VIII TRANSDUSER UNTUK PENGUKURAN SUARA A. TUJUAN PERCOBAAN : Setelah melakukan praktek, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengetahui konstruksi dasar dan karakteristik dari sebuah microphone dynamic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penemuan sinar-x pertama kali oleh fisikawan berkebangsaan Jerman Wilhelm C. Roentgen pada tanggal 8 November 1895 memberikan hal yang sangat berarti dalam perkembangan
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Beban Dan Sudut Kemiringan Jalan Terhadap Jarak Pengereman Pada Mobil Prototype Gasoline
Analisis Pengaruh Beban Dan Sudut Kemiringan Jalan Terhadap Jarak Pengereman Pada Mobil Prototype Gasoline Muhammad Rafqi, Cahyo Budi Nugroho S.T., M.Sc., Andrew Mantik S.T., GCEngSc. Batam Polytechnics
Lebih terperinciSTUDI KORELASI KEKERASAN BAJA KARBON RENDAH SS400 DENGAN CEPAT RAMBAT DAN ATENUASI GELOMBANG ULTRASONIK SKRIPSI
STUDI KORELASI KEKERASAN BAJA KARBON RENDAH SS400 DENGAN CEPAT RAMBAT DAN ATENUASI GELOMBANG ULTRASONIK SKRIPSI Oleh YOSEF BAYU WIDYOSENO 04 04 04 0712 DEPARTEMEN TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS
Lebih terperinciRADIOGRAFI PADA LAS MANHOLE BEJANA TEKAN. Djoli Soembogo Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi-BATAN ABSTRAK ABSTRACT
Majalah Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi ISSN 2087-5665 BETA GAMMA TAHUN 2014 Vol. 5 No. 1 Februari 2014 RADIOGRAFI PADA LAS MANHOLE BEJANA TEKAN Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi-BATAN Email : djoli@batan.go.id
Lebih terperinciTERMINOLOGI PADA SENSOR
TERMINOLOGI PADA SENSOR Tutorial ini merupakan bagian dari Seri Pengukuran Fundamental Instrumen Nasional. Setiap tutorial dalam seri ini, akan mengajarkan anda tentang topik spesifik aplikasi pengukuran
Lebih terperinciPengaruh Jeda Waktu Antar Sequence Sambungan T-Joint dengan MIG Robotic Welding terhadap Distorsi pada Mild Steel
Pengaruh Jeda Waktu Antar Sequence Sambungan T-Joint dengan MIG Robotic Welding terhadap Distorsi pada Mild Steel Mauliddia Yanti.A*, Nurman Pamungkas, S.T., M.T., Andrew. W. P. Mantik, S.T. * Batam Polytechnics
Lebih terperinciTugas Akhir. Studi Corrosion Fatigue Pada Sambungan Las SMAW Baja API 5L Grade X65 Dengan Variasi Waktu Pencelupan Dalam Larutan HCl
Tugas Akhir Studi Corrosion Fatigue Pada Sambungan Las SMAW Baja API 5L Grade X65 Dengan Variasi Waktu Pencelupan Dalam Larutan HCl Oleh : Wishnu Wardhana 4305 100 024 Dosen Pembimbing: Murdjito, M.Sc.
Lebih terperinciMETODA UJI TANPA RUSAK ( UTR ) UMUM : KEUNTUNGAN UTR : BEBERAPA UJI TIDAK MERUSAK METODA : UJI ULTRASONIK
METODA UJI TANPA RUSAK ( UTR ) UMUM : Uji tanpa Rusak UTR UTR : Metoda fisis untuk menentukan kondisibahan tanpa merusak bahan. Pengujian karakteristik bahan dilakukan secara tidak langsung, tetapi melalui
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa dengan metode uji ultrasonik terhadap material didasarkan pada pengukuran dengan beberapa parameter propagasinya, dimana propagasi atau perambatan gelombang ultrasonik erat
Lebih terperinciBAB III DATA DESAIN DAN HASIL INSPEKSI
BAB III DATA DESAIN DAN HASIL INSPEKSI III. 1 DATA DESAIN Data yang digunakan pada penelitian ini adalah merupakan data dari sebuah offshore platform yang terletak pada perairan Laut Jawa, di utara Propinsi
Lebih terperinciPengukuran Jarak Lubang Pada Benda Padat Menggunakan Sensor Ultrasonik
IJEIS, Vol.6, No.1, April 2016, pp. 81~92 ISSN: 2088-3714 81 Pengukuran Jarak Lubang Pada Benda Padat Menggunakan Sensor Ultrasonik Ivan Dwicahyo Pratomo *1, Abdul Rouf 2, Tri Wahyu Supardi 3 1 Prodi Elektronika
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. PENGERTIAN METODE NDT (NON DESTRUCTIVE TESTING)
15 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. PENGERTIAN METODE NDT (NON DESTRUCTIVE TESTING) Pengujian NDT (Non Destructive Testing) digunakan untuk meningkatkan kualitas produksi dan kehandalan produk, komponen dan
Lebih terperinciANALISA PENGARUH LUASAN SCRATCH PERMUKAAN TERHADAP LAJU KOROSI PADA PELAT BAJA A36 DENGAN VARIASI SISTEM PENGELASAN
ANALISA PENGARUH LUASAN SCRATCH PERMUKAAN TERHADAP LAJU KOROSI PADA PELAT BAJA A36 DENGAN VARIASI SISTEM PENGELASAN Disusun oleh : Fedriansyah Priyantoro Dosen Pembimbing : Ir. Budie Santosa, M.T. Ir.
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA. Sedimen adalah kerak bumi (regolith) yang ditransportasikan melalui proses
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sedimen Dasar Laut Sedimen adalah kerak bumi (regolith) yang ditransportasikan melalui proses hidrologi dari suatu tempat ke tempat yang lain, baik secara vertikal maupun secara
Lebih terperinciVibratory Compaction. Variabel yang mengontrol pemadatan dengan getaran. Karakteristik alat yang digunakan: Karakteristik tanah: Prosedur konstruksi:
Vibratory Compaction Variabel yang mengontrol pemadatan dengan getaran Karakteristik alat yang digunakan: (1) berat, ukuran (2) Frekwensi kerja, dan rentang frekunsi Karakteristik tanah: (1) Kepadatan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Bab ini membahas perancangan sistem yang digunakan pada robot hexapod.
BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini membahas perancangan sistem yang digunakan pada robot hexapod. Perancangan sistem terdiri dari perancangan perangkat keras, perancangan struktur mekanik robot, dan perancangan
Lebih terperinciDiajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) Di Susun oleh : : Hendry Purwanto NIM :
TUGAS AKHIR ANALISA PENGELASAN BEDA MATERIAL STAINLESS STEEL ( SUS 316L ) DENGAN KARBON ( SA 516 Gr 70 ) BERTUJUAN PEMBUATAN PROSEDURE PENGELASAN ( WPS ) UNTUK ITEM HP VENT KO DRUM Diajukan guna melengkapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Abstrak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Abstrak Pada akhir abad ke-19 teknik pengelasan mulai berkembang dengan pesat. Hal ini disebabkan karena diketemukannya cara penggunaan tenaga listrik sebagai sumber panas dalam pengelasan.
Lebih terperinciPerancangan, Pembuatan dan Karakterisasi Tranduser Ultrasonik 3,5 MHz untuk Pengujian Bahan Padat
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-306 Perancangan, Pembuatan dan Karakterisasi Tranduser Ultrasonik 3,5 MHz untuk Pengujian Bahan Padat Mokhamad Halim Fathoni,
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
IV-1 BAB IV ANALISA HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Prosedur pengujian kualifikasi reparasi pengelasan pada proses pembuatan pipa dilakukan berdasarkan kriteria penerimaan dalam API 5L edisi ke 43 tahun
Lebih terperinciVISUALISASI NUGGET LAS TITIK DENGAN METODE ULTRASONIC WATER IMMERSION
VISUALISASI NUGGET LAS TITIK DENGAN METODE ULTRASONIC WATER IMMERSION Roziq Himawan 1 dan Inryono Kusuma 1 Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir - BATAN Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin, Universitas
Lebih terperinciPENERAPAN SINYAL ULTRASONIK PADA SISTEM PENGENDALIAN ROBOT MOBIL PUBLIKASI ILMIAH
PENERAPAN SINYAL ULTRASONIK PADA SISTEM PENGENDALIAN ROBOT MOBIL PUBLIKASI ILMIAH Oleh : SUMARNA NPM. 09111100010 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA 2017 i ii
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material. Pada skripsi ini menggunakan dua jenis main material yang berbeda atau main material yang berbeda karakteristik dam komposisi kimianya antara Low Carbon steel ( SA 516
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mulai bulan Maret 2011 sampai bulan November Alat alat yang digunakan dalam peneletian ini adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Optika dan Aplikasi Laser Departemen Fisika Universitas Airlangga dan Laboratorium Laser Departemen Fisika
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISA FENOMENA SPRINGBACK TAILOR WELDED BLANK (TWB) STAINLESS BESI PADA PROSES U - BENDING
TUGAS AKHIR ANALISA FENOMENA SPRINGBACK TAILOR WELDED BLANK (TWB) STAINLESS BESI PADA PROSES U - BENDING Disusun Sebagai Syarat Menyelesaikan Progam Studi Strata Satu Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Lebih terperinciPROSES PENGUJIAN TIDAK MERUSAK
PROSES PENGUJIAN TIDAK MERUSAK Sarjito Jokosisworo, Hartono Yudo Program Studi Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro ABSTRAK Pengujian tidak merusak merupakan bagian dari pengujian
Lebih terperinciANALISA PENGELASAN DINGIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE HIGH FREQUENCY ELECTRICAL RESISTANCE WELDING PADA PROSES PEMBUATAN PIPA BAJA STKM 13B
ANALISA PENGELASAN DINGIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE HIGH FREQUENCY ELECTRICAL RESISTANCE WELDING PADA PROSES PEMBUATAN PIPA BAJA STKM 13B Naryono, Indra Suharyadi Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jurusan
Lebih terperinciRancang Bangun Pembangkit Pulsa Tiga Sensor Ultrasonik Untuk Pendeteksi Kecacatan Beton Berbasis Mikrokontroler
IJEIS, Vol.7, No.2, October 2017, pp. 197~208 ISSN: 2088-3714 197 Rancang Bangun Pembangkit Pulsa Tiga Sensor Ultrasonik Untuk Pendeteksi Kecacatan Beton Berbasis Mikrokontroler Setyo Swasoko* 1, Abdul
Lebih terperinciPENGARUH PROFIL PIN DAN JARAK PREHEATING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN MATERIAL AA5052-H32 FRICTION STIR WELDING JUDUL
PENGARUH PROFIL PIN DAN JARAK PREHEATING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN MATERIAL AA5052-H32 FRICTION STIR WELDING JUDUL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB 2 STUDI REFERENSI
BAB 2 STUDI REFERENSI Bab ini berisi rangkuman hasil studi referensi yang telah dilakukan. Referensi- referensi tersebut berisi konsep dasar pengukuran 3dimensi menggunakan terrestrial laser scanner, dan
Lebih terperinciPengaruh Kecepatan Putar Terhadap Kekasaran Permukaan Kayu Medang pada Proses Pembubutan
Pengaruh Kecepatan Putar Terhadap Kekasaran Permukaan Kayu Medang pada Proses Pembubutan Vivien Diawani*, Ihsan Saputra, Nidia Yuniarsih *Batam Polytechnics Mechanical Engineering Study Program Jl. Ahmad
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metoda non-destructive testing (NDT) pada bidang rekayasa sipil saat ini semakin berkembang seiring dengan semakin majunya teknologi yang diterapkan pada peralatan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
31 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Air ditampung pada wadah yang nantinya akan dialirkan dengan menggunakan pompa. Pompa akan menglirkan air melalui saluran penghubung yang dibuat sedemikian
Lebih terperinciMulai. Memilih dan menentukan bagian manipulator yang akan dimodifikasi. Disain kasar bentuk modifikasi manipulator
LAMPIRAN 61 Lampiran 1. Tahapan Penelitian Mulai Memilih dan menentukan bagian manipulator yang akan dimodifikasi Disain kasar bentuk modifikasi manipulator Mencari komponen konstruksi utama di pasaran
Lebih terperinci