Pengaruh Fokus Depth Terhadap Tampilan Resolusi dan Dimensi Defect Pada metode PAUT (Phased Array Ultrasonic Testing)
|
|
- Hadi Lesmono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pengaruh Fokus Depth Terhadap Tampilan Resolusi dan Dimensi Defect Pada metode PAUT (Phased Array Ultrasonic Testing) Zulfikar Adibba *, Nurul Laili Arifin * Cahyo Budi Nugroho # Batam Polytechnics Mechanical Engineering Study Program Jl. Ahmad Yani, Batam, Tlk. Tering, Batam Kota, Kota Batam, Kepulauan Riau 29461, Indonesia adibbazulfikar@gmail.com Abstrak Faktor yang mempengaruhi hasil interpretasi Phased Array Ultrasonic Testing (PAUT) adalah fokus depth, untuk mendapatkan fokus depth yang baik perlu dilakukan dilakukan pemilihan jumlah elemen yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fokus depth terhadap tampilan resolusi dan dimensi defect, dengan merubah fokus depth validasi yaitu 18mm dan 25mm menjadi 18.09mm,30.18mm dan 22.5mm,22.5mm. Dari hasil penelitian diketahui bahwa Pada fokus depth 18mm dan 25mm didapatkan resolusi yang baik atau sesuai dengan standar. Sedangkan apabila dilakukan perubahan fokus depth 15.09mm dan 30.18mm serta 22.5mm dan 22.5mm didapatkan resolusi maupun dimensi tidak memenuhi standart dan masih belum bisa dikategorikan sebagai defect. Kata kunci: Phased array ultrasonic testing, fokus depth, tampilan resolusi, dimensi defect. Abstract The element to influnce interpretation resut of PAUT is focusing depth, to get the best focusing depth need to do the best elemnt. Purposes of this research is to know influence depth focusing to resolution appear and defect dimention, by changed the validation of depth focus that is 18mm and 25mm to 18.09mm, 30.18mm and 22.5mm, 22.5mm. From the results of research known that the best resolution or according to standart validation of depth focus is 18mm and 25mm. Whereas if the dept focus is changed 15.09mm, 30.18mm and 22.5mm, 22.5mm can t satisfy standard of resolution and can t categorized as defect. Keywords : phased array ultrasonic testing, focus depth,display resolution, dimension defect. 1 Pendahuluan Phased Array Ultrasonic Testing (PAUT) adalah salah satu metode NDT dengan jenis pengujian ultrsonik yang menggunakan multi-elemen transduser array dan perangkat lunak yang kuat untuk mengarahkan frekuensi gelombang ultrasonik ke benda uji dan kembali lagi dengan bentuk gelombang ultrasonik yang menghasilkan gambar rinci struktur internal yang mirip dengan benda uji [1,2]. kedalam defect pada saat menginterpretasi sebuah hasil lasan, untuk C scan berfungsi menginterpretasi sebuah hasil lasan dari atas dengan maksud hanya bisa mngetahui panjang sebuah defect pada lasan dan yang terakhir adalah S scan merupakan pandangan sektorial[3,6,7]. Pada proses PAUT memiliki 4 pandangan untuk membaca hasil interpretasi sebuah cacat las diantaranya A,B,C dan S. A scan merupakan pandangan dari pulse yaitu pandangan yang menyatakan ada tidaknya defect dari lasan, B scan merupakan pandangan dari samping lasan yang berfungsi untuk mengetahui panjang maupun Gambar 1.1 Pandangan A scan phased array ultrasonic testing
2 Gambar 1.2 Pandangan B scan phased array ultrasonic testing Gambar 1.3 Pandangan C scan phased array ultrasonic testing Gambar 1.4 Pandangan S scan phased array ultrasonic testing Pada proses interpretasi data, metode ini menggunakan pulse (gelombang ampiltudo) dan gambar interpretasi berupa warna yang menandakan bahwa adanya defect dibenda uji, semakin mendekati defect warna interpretasi akan semakin pekat sehingga memudahkan kita untuk mengetahui letak dimana defect dan dapat juga megukur panjang,tinggi atau lebar sebuah defect. Jika warna defect tidak jelas maka perlu ditambahkan db sesuai dengan technic sheet yang digunakan [4]. Gambar 1.6 Pembesaran interpretasi defect phased array ultrasonic testing Elemen merupakan banyaknya gelombang yang mengarah menuju titik fokus defect pada metode PAUT elemen yang digunakan sebanyak elemen. Untuk mendapatkan fokus depth yang baik perlu pemilihan seberapa banyak elemen yang digunakan. Semakin kecil jumlah elemen maka spriding elemen semakin bagus untuk mendapatkan fokus depth pada benda uji[4 dan 5]. Oleh sebab itu, fokus depth merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada saat melakukan interpretasi atau pembacaan defect. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh fokus depth terhadap tampilan resolusi dan dimensi defect. Sehingga dari hasil penelitian diharapkan tidak terjadi kealahan pada saat pembacaaan dimensi atau ukuran defect 2 Metodologi Penelitian Penelitian menggunakan metode phased array ultrasonic testing ini menggunakan mesin olympus omniscan mx2 dengan mengunakan probe 5L64-A12 dan wedges SA12-N55S. Pengujian ini menggunakan benda uji pipa yang sudah tervalidasi sebelumnya dengan ukuran OD 10 x thk 15.09mm V prep dengan posisi dan ukuran defect sebagai berikut. Gambar 1.5 Interpretasi defect phased array ultrasonic testing Gambar 2.1 sketsa posisi defect
3 No. Tipe cacat Tabel I Data dimensi defect benda uji Panjang cacat (mm) Lebar cacat (mm) Lokasi cacat dari datum (mm) 1 Notch skew 90 2 Notch skew Notch Root Tahapan pertama penelitian ini ialah melakukan scan plan menggunakan software Ndt setup builder yang merupakan ilustrasi yang membantu untuk membuat setup probe,wedges,index offside,element (start dan elemen aktif),maksimal-minimal angel dan pengaturan letak fokus depth pada saat sebelum melakukan scan pada benda uji. Berikut ini merupakan gambar Ndt setup builder yang sudah tervalidasi. jarak lenght sesuai dengan hasil scan dan mengatur seberapa persen batas pulse tertinggi bila mendekati defect, dengan cara setting FSH (full screen high) setinggi 80% sehingga apabila pulse mendekati 80% dari FSH bisa dikatakan defect dan jika pulse tidak mendekasi 80% hanya bisa disebut indikasi dan bukan melainkan defect sesuai dengan AWS D1.1 Class R. Hal tersebut dilakukan dengan menggosokan probe kesatu fokus defect yang akan diinterpretasi. Setelah tahapan kalibrasi TCG selesai dilakukan scan benda uji menggunakan link scanner dan mengunakan air sebagai couplantnya. Hasil Interpretasi data atau bisa disebut pembacaan data, untuk mendapatkan ukuran defect pada benda uji dengan cara mecari pulse tertinggi diantara warna defect dan mengurangi setengah dari pulse tertinggi tersebut untuk mendapatkan ujung defect dan hasil defect dapat diukur secara langsung. Pada pengujian ini penulis merubah fokus depth validasi dengan ukuran 15.09mm,30.18mm(grup 1 dan 2) dan 22.5mm,22.5mm(grup 1 dan 2) untuk mengetahui pengaruh fokus depth terhadap tampilan resolusi dan perubahan dimensi defect. Keterangan gambar 2.4 : A = Fokus depth 30.18mm B = Fokus depth 15.9mm a. 25mm b. 18mm Gambar 2.2 Gambar validasi configurasi NDT setup builder Fokus depth benda validasi tertera pada gambar NDT setup builder untuk grup satu 25mm dan grup dua 18mm, fokus tersebut cukup untuk mengcover antara area capping dan root. Keterangan gambar 2.3 : A = Fokus depth 18mm B = Fokus depth 25mm Gambar 2.4 Fokus depth 30.18mm dan 15.9mm Keterangan gambar 2.5: A = Fokus depth 22.5mm B = Fokus depth 22.5mm Gambar 2.5 Fokus depth 22.5mm dan 22.5mm Gambar 2.3 Gambar ilustrasi fokus depth Setelah mendapatkan index point,jumlah elemen maupun fokus depth dari configurasi NDT setup builder langkah selanjutnya yaitu memasukkan hasil tersebut kedalam mesin untuk segera melakukan kalibrasi TCG dan scan pada benda uji. Kalibrasi TCG (Transfer Corection Gain) untuk memastikan
4 3. Analisa dan Pembahasan Tabel II Hasil Scanning Perubahan Fokus Depth NO Parameter Fokus Depth (mm) Perubahan Dimensi Cacat pada Datum Capping 90 Capping 270 Root Root 90 Root 270 P(mm) FSH L(mm) FSH P(mm) FSH L(mm) FSH P(mm) FSH L (mm) FSH P(mm) FSH L(mm) FSH 1 25mm dan 18 mm (Validasi) % % % % % % % % mm dan 30.18mm (Variasi 1) % % % % % % % % mm dan 22.5mm (Variasi 2) % % % % % % % % Tabel II merupakan hasil dari pengukuran validasi pada pengukuran 18mm dan 25mm kemudian dirubah menjadi 15.09mm,30.18mm dan 22.5mm,22.5mm. Pada tabel ini terjadi perubahan dimensi pada benda uji. Hasil ini diakibatkan oleh pengaruh perubahan pada fokus depth. Pada tabel II untuk posisi capping 90 pengaruh panjang setelah merubah fokus depth sebanyak dua kali berubah 26mm (pada variasi 1 dan 2) dari ukuran validasi 18mm dan 25mm. Pada lebar mengalami pengaruh sangat besar pada fokus depth 15.9mm dan 30.18mm berubah menjadi 3,7mm. Sedangkan pada variasi 2 (fokus depth 22.5mm dan 22.5mm) berubah menjadi 2.2mm atau bertambah 0.7mm dari lebar sebenarnya. Perubahan panjang pada capping 270 notch mencapai 30mm dari ukuran sebenarnya yaitu 25mm dan lebarnya mencapai 4.8mm. Untuk fokus depth 22.5mm dan 22.5mm mendapatkan hasil 1.1mm, hasil tersebut kurang dari nilai fokus validasi yang lebarnya 1.5mm. Pada root 90 menunjukan perubahan dimensi notch hanya pada fokus depth 22.5mm dan 22.5mm, untuk panjangnya berubah menjadi 27mm dan lebar 3.3mm. Sedangkan untuk depth variasi 2 (15.09mm dan 30.18mm) tidak mengalami perubahan terhadap hasil validasi. Pada root 270 perubahan panjang dimensi notch terjadi pada fokus depth 22.5 dan 22.5 yaitu 29mm atau menjadi lebih besar 4mm dari ukuran panjang notch sebenarnya, untuk lebarnya pada fokus depth 15.9 dan menjadi 2mm dan untuk fokus depth 22.5 dan 22.5 lebar dimensi notch menjadi 3.9mm. PANJANG LEBAR VALIDASI (25mm dan 18mm) FOKUS 15.9mm dan 30.18mm
5 FOKUS 22.5mm DAN 22.5mm Gambar 3.1 Perbandingan hasil variasi resolusi pada capping 90 Pada gambar 3.1 menunjukan perubahan resolusi pada capping 90. Pada fokus depth 22.5mm dan 22.5mm, pulse mencapai 7.8 % dari FSH (full screen high) dan tidak mencapai 80 % sehingga menyebabkan resolusi defect tidak jelas dan bukan termasuk defect. PANJANG LEBAR VALIDASI (25mm dan 18mm) FOKUS 15.9mm DAN 30.18mm FOKUS 22.5mm DAN 22.5mm
6 Gambar 3.2 Perbandingan hasil variasi resolusi pada capping 270 Pada gambar 3.2 untuk capping 270 pengaruh resolusi terjadi pada perubahan kedua fokus depth 15.9mm,30.18mm dan 22.5mm,22.5mm. Pada fokus depth 15.9mm dan 30.18mm pulse hanya naik 25.9 % dari FSH (full screen high) sehingga tidak bisa dikatakan defect. Pada fokus depth 22.5mm dan 22.5mm kenaikan pulse sangat kecil sehingga tidak bisa dikatakan defect juga. PANJANG LEBAR VALIDASI (25mm dan 18mm) FOKUS 15.9mm DAN 30.18mm FOKUS 22.5mm DAN 22.5mm Gambar 3.3 Perbandigan hasil variasi resolusi pada root 90
7 Pengaruh resolusi yang ditunjukan pada gambar 3.3 terjadi pada fokus depth 22.5mm dan 22.5mm, pulse hanya mencapai 4.7 % dari FSH (full screen high), hasil tersebut hanya berupa indikasi dan tidak bisa dikatakan defect pada zona root 90 tersebut. PANJANG LEBAR VALIDASI (25mm dan 18mm) FOKUS 15.9mm DAN 30.18mm FOKUS 22.5mm DAN 22.5mm Gambar 3.4 Perbandingan hasil variasi resolusi pada root 270 Terjadi perubahan resolusi pada gambar 3.4, fokus depth 15.9mm dan 30.18mm pulse hanya naik 43.5% dari FSH (full screen high) sehingga hanya dikatan indikasi dan tidak termasuk defect pada zona tersebut. Pada fokus depth 22.5mm dan 22.5mm pulse yang naik sangat kecil dan untuk resolusi gambar tidak jelas sehingga indikasi tersebut bukan termasuk defect. 4. Kesimpulan yang baik atau sesuai dengan standar. Sedangkan apabila dilakukan perubahan fokus depth dan serta 22.5 dan 22.5 didapatkan resolusi maupun dimensi tidak memenuhi standar dan masih belum bisa dikategorikan sebagai defect. REFERENSI [1] Olympus. [Online] Tersedia : (Diakses 6 Februari 2017) Pada fokus depth 18mm dan 25mm didapatkan resolusi [2] Omni Scan. Ultrasound, UT Phased, Eddy
8 Current, and EC Array [Online] Tersedia : df/omniscan.pdf (Diakses 20 Februari 2017) [3] Olympus. Focusing With Phased Array Probes [Online] Tersedia : sducers/focusing/ (Diakses 27 Februari 2017) [4] Olympus. Phased Pulsing and its Effects [Online] Tersedia : sducers/generating/ (Diakses 5 Maret 2017) [5] Olympus NDT Inc. Phased Array Testing : Basic Theory for Industrial Applications. Waltham, USA [6] Ginzel, E.A. Phased Arrays and Mechanised Ultrasonic Testing. Waterloo, Ontario, Canada m
Pengaruh Posisi Probe Terhadap Respon Defect di 1 2. V Bevel Butt Joint Dengan Metode Ultrasonic Testing Tandem Technique
Pengaruh Posisi Terhadap Respon Defect di 1 2 V Bevel Butt Joint Dengan Metode Ultrasonic Testing Tandem Technique Asrafi *, Nurul Laili Arifin * and Cahyo Budi Nugroho # Batam Polytechnics Mechanical
Lebih terperinciBAB IV ANALISA. TERSEBUT DIAPLIKASIKAN UNTUK PENDETEKSIAN CACAT DALAM PADA MATERIAL BAJA. DENGAN
BAB IV ANALISA. TERSEBUT DIAPLIKASIKAN UNTUK PENDETEKSIAN CACAT DALAM PADA MATERIAL BAJA. DENGAN BAB IV ANALISA 4.1 Analisis Simulasi Salah satu teknik untuk memodelkan perambatan ultrasonik dalam medium
Lebih terperinciBAB IV ANALISA. tersebut diaplikasikan untuk pendeteksian cacat dalam pada material baja. Dengan
BAB IV ANALISA 4.1 Analisis Simulasi Salah satu teknik untuk memodelkan perambatan ultrasonik dalam medium adalah dengan pulse echo single probe. Pulse echo single probe adalah salah satu probe ultrasonik
Lebih terperinciHASIL, KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 HASIL, KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan dibagi menjadi tiga sub bab tersendiri yaitu : 1. Hasil Hasil yang didapatkan setelah melakukan analisa dan pembahasan terhadap hasil pengujian. Berikut hasil
Lebih terperinciUltrasonic Testing. Prinsip Ultrasonic. Prinsip Pemeriksaan Ultrasonic. Pembangkit ultrasonic 08/01/2012
LANJUTAN MATERI KE III Ultrasonic Testing Prinsip Ultrasonic Gelombang suara frekuensi tinggi dimasukkan ke dalam material dipantulkan kembali dari permukaan atau cacat. Energi suara yang dipantulkan ditampilkan
Lebih terperinciOLEH : AKBAR RIANIRI BAKRI DOSEN PEMBIMBING : Wing Hendroprasetyo Akbar Putra,S.T.,M.Eng
OLEH : AKBAR RIANIRI BAKRI 4108100108 DOSEN PEMBIMBING : Wing Hendroprasetyo Akbar Putra,S.T.,M.Eng LATAR BELAKANG KONSTRUKSI WELDING KONDISI KAPAL BEROPERASI CRACK/RETAK KONDISI COATING BRACKET KAPAL
Lebih terperinciPengukuran Ketebalan serta Posisi Cacat pada Sampel Carbon Steel dan Stainless Steel dengan Metode Ultrasonic Testing.
Pengukuran Ketebalan serta Posisi Cacat pada Sampel Carbon Steel dan Stainless Steel dengan Metode Ultrasonic Testing Fransisca Debora Jurusan Fisika FMIPA Universitas Sriwijaya Email : fransisca.debora91@gmail.com
Lebih terperinciDASAR TEORI ULTRASONIC TEST
DASAR TEORI ULTRASONIC TEST (materi kuliah UTR ) Tegas Sutondo Tujuan Memberikan dasar teori teknik inspeksi menggunakan peralatan UT Problem Testing menggunakan UT Karakteristik gelombang suara Pembangkitan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA. *
RANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA Riswanda 1*, Lenny Iryani 2 1,2 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012 *E-mail
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia industri pembuatan peralatan dengan material benda padat baik secara otomatis menggunakan mesin maupun yang masih menggunakan tenaga manusia, tidak bisa
Lebih terperinciSTUDI PENENTUAN KEDALAMAN RETAK MEMANJANG PADA POROS PROPELLER MENGGUNAKAN METODE ULTRASONIK
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 STUDI PENENTUAN KEDALAMAN RETAK MEMANJANG PADA POROS PROPELLER MENGGUNAKAN METODE ULTRASONIK Yusuf Thalib, dan Wing Hendroprasetyo
Lebih terperinciLAPORAN RESMI UJI ULTRASONIK (Ultrasonic Test)
LAPORAN RESMI UJI ULTRASONIK (Ultrasonic Test) Oleh : Ahmad Rizeki Erika Rizky Ratih Kusumaningtyas Rahardi Wardhana Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya PPNS 2012/2013 BAB 1 Tujuan Untuk mendeteksi adanya
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci: Hydrotest, Faktor Keamanan, Pipa, FEM ( Finite Element Method )
PERBANDINGAN PRESSURE AKTUAL HYDROTEST WELDING PIPE API 5L B PSL 1 ERW SCH 10 Ø30 TERHADAP TEGANGAN LULUH DENGAN SIMULASI NUMERIK METODE FEM ( FINITE ELEMENT METHOD ) Muhammad Irawan *, Nurul Laili Arifin
Lebih terperinciStudi Cacat Permukaan plat Aluminium pada Proses Pembengkokkan Sudut Mesin Bending
Jurnal Integrasi Vol. 8, No. 2, October 2016, 88-92 p-issn: 2085-3858 Article History Received August, 2016 Accepted September, 2016 Studi Cacat Permukaan plat Aluminium pada Proses Pembengkokkan Sudut
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN MASALAH. suatu beton. Standar atau prosedur dalam menggunakan metode pengujian ini
PEMBAHASAN MASALAH 7.1. Tinjauan khusus Ultrasonic pulse velocity adalah metode yang digunakan untuk mengukur kecepatan hantaran dari gelombang (pulse velocity) ultrasonik yang melewati suatu beton. Standar
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Ivan Afandy 1, Wing Hendroprasetyo Akbar Putra 2
MODIFIKASI SEPATU PROBE PADA PENGUJIAN ULTRASONIK UNTUK MENGHASILKAN GELOMBANG PERMUKAAN SEBAGAI PENDETEKSI LOKASI RETAK PERMUKAAN PADA POROS PROPELLER Ivan Afandy 1, Wing Hendroprasetyo Akbar Putra 2
Lebih terperinciPengembangan Perangkat Lunak Pembangun G-Code dengan Masukan Data 3 Dimensi Benda
Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, Vol.2, No.1, April 2014, 75-84 75 Pengembangan Perangkat Lunak Pembangun G-Code dengan Masukan Data 3 Dimensi Benda Retno Tri Wahyuni 1, Yulian Zetta Maulana 2 1 Teknik
Lebih terperinciBAB 5 PEMBAHASAN. 39 Universitas Indonesia
BAB 5 PEMBAHASAN Dua metode penelitian yaitu simulasi dan eksperimen telah dilakukan sebagaimana telah diuraikan pada dua bab sebelumnya. Pada bab ini akan diuraikan mengenai analisa dan hasil yang diperoleh
Lebih terperinciGambar 5.16 Amplitudo gelombang pada beton dengan lebar cacat 10 cm Gambar 5.17 Grafik lebar cacat vs rata-rata amplitudo Gambar 5.
DAFTAR ISI SKRIPSI... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... xi INTISARI... xii ABSTRACT... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1
Lebih terperinciPENGARUH TRAVEL SPEED PADA ROOT PAS MENGGUNAKAN KAWAT LAS ER 70S-6 PADA ROBOTIC WELDING TERHADAP KEKERASAN MATERIAL DAN MACRO
PENGARUH TRAVEL SPEED PADA ROOT PAS MENGGUNAKAN KAWAT LAS ER 70S-6 PADA ROBOTIC WELDING TERHADAP KEKERASAN MATERIAL DAN MACRO Yuri Pratama Yudhanto*, Nurullaili Arifin*, Nur Fitria Pujo Leksonowati # *Jurusan
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Beban Dan Sudut Kemiringan Jalan Terhadap Jarak Pengereman Pada Mobil Prototype Gasoline
Analisis Pengaruh Beban Dan Sudut Kemiringan Jalan Terhadap Jarak Pengereman Pada Mobil Prototype Gasoline Muhammad Rafqi, Cahyo Budi Nugroho S.T., M.Sc., Andrew Mantik S.T., GCEngSc. Batam Polytechnics
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Non-destructive Testing (NDT) adalah teknik non-invasif untuk menentukan integritas bahan, komponen, struktur atau kuantitatif karakteristik dari sebuah objek tanpa
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) G-121
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-121 Analisis Pengaruh Ketebalan Nonconductive Coating Terhadap Pendeteksian Panjang Dan KedalamanRetak PadaFilletJoint Bracket
Lebih terperinciJl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia
Analisis Pengaruh Ketebalan Nonconductive Coating Terhadap Pendeteksian Panjang Dan KedalamanRetak PadaFilletJoint Bracket KapalAluminium Menggunakan Pengujian Ultrasonik Akbar Rianiri Bakri 1, Wing Hendroprasetyo
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UJI NDT ULTRASONIC TEST DENGAN METODE MICROCONTROLLER
INFOMATEK Volume 19 Nomor 2 Desember 2017 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UJI NDT ULTRASONIC TEST DENGAN METODE MICROCONTROLLER Jojo Sumarjo *), Aa Santosa, Riko Purbowo Jurusan Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2000-an berkembang isu didunia internasional akan dampak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2000-an berkembang isu didunia internasional akan dampak dari konsumsi bahan bakar minyak yang menjadi topik utama di berbagai media massa. Salah satu dampaknya
Lebih terperinciPENGUKURAN PANJANG SIMULASI RETAK PERMUKAAN DENGAN TEKNIK PERAMBATAN GELOMBANG ULTRASONIK PERMUKAAN
PENGUKURAN PANJANG SIMULASI RETAK PERMUKAAN DENGAN TEKNIK PERAMBATAN GELOMBANG ULTRASONIK PERMUKAAN Ashadi Salim Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Binus University Jl. KH. Syahdan No. 9,
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Ketebalan Terhadap Distorsi Pada Gusset Joint Dengan Menggunakan Pengelasan MIG Secara Manual
Analisa Pengaruh Ketebalan Terhadap Distorsi Pada Gusset Joint Dengan Menggunakan Pengelasan MIG Secara Manual Deni bagus Setiawan*, Nurman Pamungkas,Andrew W Mantik Batam Polytechnics Mechanical Engineering
Lebih terperinciBAB IV HASIL SIMULASI, PENGUKURAN DAN ANALISA Simulasi Parameter Antena Mikrostrip Patch Circular Ring
BAB IV HASIL SIMULASI, PENGUKURAN DAN ANALISA 4.1. Simulasi Parameter Antena Mikrostrip Patch Circular Ring Setelah memperoleh dimensi antenna yang akan dibuat, disimulasikan terlebih dahulu beberapa antenna
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS ANTENA
BAB 4 HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS ANTENA Pengukuran terhadap antena dilakukan setelah antena dirancang. Pengukuran dilakukan untuk dua buah antena yaitu antena mikrostrip array elemen dan antena mikrostrip
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam industri, teknologi konstruksi merupakan salah satu teknologi yang memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan manusia. Perkembangannya
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI ARUS DAN JENIS ELEKTRODA HASIL PROSES PENGELASAN SMAW TERHADAP CACAT LAS MENGGUNAKAN PENGUJIAN ULTRASONIK PHASED ARRAY
PENGARUH VARIASI ARUS DAN JENIS ELEKTRODA HASIL PROSES PENGELASAN SMAW TERHADAP CACAT LAS MENGGUNAKAN PENGUJIAN ULTRASONIK PHASED ARRAY I WAYAN PRADNYA PRASTITA S1 Pendidikan Teknik Mesin Produksi, Fakultas
Lebih terperinciPemeriksaan secara visual dengan mata, kadang kadang memakai kaca pembesar. 2.
III. PENGUJIAN TANPA MERUSAK (N D T) 1. Pengertian NDT NDT adalah singkatan non destruktif test, yang artinya adalah pengujian tak merusak. Maksud dari pengujian ini adalah bahwa bendanya tidak akan dirusak,
Lebih terperinciAnalisis Permukaan Hasil Potongan Dengan Jarak Pisau Yang Berbeda Menggunakan Plate Shear
Analisis Permukaan Hasil Potongan Dengan Jarak Pisau Yang Berbeda Menggunakan Plate Shear Tobok Frangky*, Cahyo Budi Nugroho S.T., M.Sc, Nugroho Pratomo Ariyanto S. T., M.Sc. Batam Polytechnics Mechanical
Lebih terperinciPERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGITIGA DUAL- BAND ( 2,4 GHz dan 3,3 GHz) DENGAN STUB PADA SALURAN PENCATU
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGITIGA DUA- BAND ( 2,4 GHz dan 3,3 GHz) DENGAN STUB PADA SAURAN PENCATU Eden Herdani, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Tabel 2 Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian. No. Alat dan Bahan Type/Sumber Kegunaan.
METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan data lapang dilakukan pada tanggal 16-18 Mei 2008 di perairan gugusan pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta (Gambar 11). Lokasi ditentukan berdasarkan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ANTENA PLANAR MONOPOLE MIKROSTRIP UNTUK APLIKASI ULTRA WIDEBAND (UWB)
ISSN 1412 3762 http://jurnal.upi.edu/electrans ELECTRANS, VOL.13, NO.2, SEPTEMBER 2014, 139-146 RANCANG BANGUN ANTENA PLANAR MONOPOLE MIKROSTRIP UNTUK Indra Kusuma, Tommi Hariyadi, Mukhidin Departemen
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS. pengukuran bahan bakar minyak pada tangki SPBU ini terbagi dalam dua
BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS 4.1. Perangkat keras Perangkat keras yang digunakan dalam sistem monitoring pengukuran bahan bakar minyak pada tangki SPBU ini terbagi dalam dua bagian yang saling berhubungan,
Lebih terperinci: Widi Pramudito NPM :
SIMULASI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BERBENTUK SEGIEMPAT DAN LINGKARAN PADA FREKUENSI 1800 MHZ UNTUK APLIKASI LTE MENGGUNAKAN SOFTWARE ZELAND IE3D V12 Nama : Widi Pramudito NPM : 18410009 Jurusan
Lebih terperinciPENGARUH JENIS MATA POTONG TERHADAP HASIL PEMOTONGAN RUMPUT
PENGARUH JENIS MATA POTONG TERHADAP HASIL PEMOTONGAN RUMPUT Prima Bhakti Sinambela, Nidia Yuniarsih, Ari Wibowo * Batam Polytechnics Mechanical Engineering study Program D lll Jl. Ahmad Yani, Batam Centre,
Lebih terperinciKata kunci: Proses Milling, Variasi Kecepatan Putar dan Kedalaman Makan, Surface Roughness
Uji Kekasaran Permukaan Benda Kerja Pada Baja ST 37 Hasil Proses Milling Akibat Variasi Kecepatan Putar dan Kedalaman Makan Menggunakan Surface Roughness Tester Widson*, Naufal Abdurrahman P, Cahyo Budi
Lebih terperinciPengaruh Jeda Waktu Antar Sequence Sambungan T-Joint dengan MIG Robotic Welding terhadap Distorsi pada Mild Steel
Pengaruh Jeda Waktu Antar Sequence Sambungan T-Joint dengan MIG Robotic Welding terhadap Distorsi pada Mild Steel Mauliddia Yanti.A*, Nurman Pamungkas, S.T., M.T., Andrew. W. P. Mantik, S.T. * Batam Polytechnics
Lebih terperinciKEKERASAN DAN TEGANGAN TARIK LASAN BAJA ST-37 PADA POSISI VERTIKAL DAN HORIZONTAL ABSTRAK
KEKERASAN DAN TEGANGAN TARIK LASAN BAJA ST-37 PADA POSISI VERTIKAL DAN HORIZONTAL Author Guidance : Afrian Sugiharto : I Dewa Gede Ary Subagia ST.,MT.,PhD : Ir. I Nyoman Budiarsa, M.T.,PhD ABSTRAK Las
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. T u g a s A k h i r
T u g a s A k h i r BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengujian NDT (Non destructive Testing) adalah pengujian yang sering dilakukan untuk pengujian kualitas suatu produk. Kualitas produk merupakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
38 BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 IDENTIFIKASI PERUBAHAN METODE ALIGNMENT Pada proses produksi pelat baja banyak sekali hal yang harus dilakukan untuk menjaga kualitas agar produk tetap baik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai suatu kasus yang akan menjadi alasan dilakukan penelitian ini, yang akan diuraikan pada Latar Belakang. Atas dasar masalah yang telah dikemukakan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: G-340
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-340 Analisa Pengaruh Variasi Tanggem Pada Pengelasan Pipa Carbon Steel Dengan Metode Pengelasan SMAW dan FCAW Terhadap Deformasi dan Tegangan
Lebih terperinciANALISIS PENILAIAN KUALITAS DIMENSI PRODUK UJI KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK
ANALISIS PENILAIAN KUALITAS DIMENSI PRODUK UJI KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK Ricky C. Putra 1, Uli Karo-Karo 2, Purnawan 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
Lebih terperinciPERANCANGAN ANTENA WAVEGUIDE 6 SLOT PADA FREKUENSI 2,3 GHZ UNTUK APLIKASI LTE-TDD
ISSN 1412 3762 http://jurnal.upi.edu/electrans ELECTRANS, VOL.13, NO.2, SEPTEMBER 2014, 155-160 PERANCANGAN ANTENA WAVEGUIDE 6 SLOT PADA FREKUENSI 2,3 GHZ Nurul Fahmi Arief H, Tommi Hariyadi, Arjuni Budi
Lebih terperinciPROTOTYPE ANTENA OMNIDIRECTIONAL MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEBAGAI PENGUAT TRANSMITTER RADAR PESAWAT TERBANG PADA FREKUENSI 1030MHZ
PROTOTYPE ANTENA OMNIDIRECTIONAL MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEBAGAI PENGUAT TRANSMITTER RADAR PESAWAT TERBANG PADA FREKUENSI 1030MHZ Arif Fahmi 1, Dodi Setiabudi 2 1 Mahasiswa Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciStudi Parametrik Antena Vivaldi Slot dengan Pencatuan Mikrostrip
Studi Parametrik Antena Vivaldi Slot dengan Pencatuan Mikrostrip Tommi Hariyadi, Mukhidin Departemen Pendidikan Teknik Elektro Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung e-mail:
Lebih terperinciData Structures. Class 4 Arrays. Pengampu : TATI ERLINA, M.I.T. Copyright 2006 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.
Data Structures Class 4 Arrays Pengampu : TATI ERLINA, M.I.T. McGraw-Hill Technology Education Copyright 2006 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved. DESKRIPSI Bayangkan jika kita memiliki
Lebih terperinciREVERSE ENGINEERING AUTOMATIC WELD SIZE GAUGE DAN VALIDASI DATA DENGAN MENGGUNAKAN COORDINATE MEASURING MACHINE (CMM)
REVERSE ENGINEERING AUTOMATIC WELD SIZE GAUGE DAN VALIDASI DATA DENGAN MENGGUNAKAN COORDINATE MEASURING MACHINE (CMM) Hadi Fadhil Musthofa*, Nurman Pamungkas, Ihsan Saputra Batam Polytechnics Mechanical
Lebih terperinciBAB III PENELITIAN DAN ANALISA
BAB III PENELITIAN DAN ANALISA 3.1 Dimensi Benda Uji Spesifikasi benda uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Benda uji dibuat dengan ukuran Diameter pipa x Panjang (12 x 1350
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan alat pengukuran tinggi badan dan berat badan berbasis mikrokontroler dan interface ini terdapat beberapa masalah yang harus
Lebih terperinciRANCANG BANGUN DYNAMOMETER UNTUK PENGUKURAN GAYA POTONG MESIN BUBUT
RANCANG BANGUN DYNAMOMETER UNTUK PENGUKURAN GAYA POTONG MESIN BUBUT SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh : GANDUNG SAM PURWOKO I1408507 JURUSAN TEKNIK MESIN
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM TRANSMISI UNTUK PENERAPAN ENERGI LAUT. By : Zeno ( )
PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI UNTUK PENERAPAN ENERGI LAUT By : Zeno (4209100072) Model yang dijadikan contoh CONTENT PERUMUSAN MASALAH Permasalahan utama yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah :
Lebih terperinciGambar 8. Lokasi penelitian
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 30 Januari-3 Februari 2011 yang di perairan Pulau Gosong, Pulau Semak Daun dan Pulau Panggang, Kabupaten
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.. DIAGRAM ALUR PENELITIAN Langkah-langkah penelitian peralatan tanki atau vessel Amonia Peralatan Vessel Amonia Vessel diukur ketebalannya dengan Ultrasonic Thickness Gauge
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT. segitiga sama sisi yang dapat digunakan pada sistem wireless LAN baik sebagai
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 UMUM Pada tugas akhir ini akan dirancang sebuah antena mikrostrip patch segitiga sama sisi yang dapat digunakan pada sistem wireless LAN baik sebagai penguat antena pada Access
Lebih terperinciPengembangan Sistem Konversi Citra ke G-Code untuk Aplikasi Manufaktur
Pengembangan Sistem Konversi Citra ke G-Code untuk Aplikasi Manufaktur Retno Tri Wahyuni, Djoko Purwanto, Tri Arief Sardjono Program Studi Teknik Elektro, Program Pascasarjana ITS Kampus ITS, Sukolilo,
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMBAHASAN
BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1 Analisa Berdasarkan diagram pareto, diketahui bahwa cacat sealing lubang menempati urutan teratas dan menjadi permasalahan utama di mesin sealing setelah dilakukannya pengurangan
Lebih terperinciPROGRAM STUDI D3 INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA
RANCANG BANGUN SISTEM PEMANYARAN (SCANNER) KEKASARAN PERMUKAAN BENDA MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Pendidikan Diploma
Lebih terperinciINSPEKSI CACAT (DISKONTINUITAS) PADA MATERIAL DENGAN MENGGUNAKAN UJI ULTRASONIK DAN UJI RADIOGRAFI
INSPEKSI CACAT (DISKONTINUITAS) PADA MATERIAL DENGAN MENGGUNAKAN UJI ULTRASONIK DAN UJI RADIOGRAFI Renie Adinda Pitalokha a), Cukup Mulyana b), Muhamad Ridwan Hamdani c), Fajar Muhammad d) Prodi Fisika
Lebih terperinciPROSES REVERSE ENGINEERING MENGGUNAKAN LASER OPTICAL SCANNER TESIS
PROSES REVERSE ENGINEERING MENGGUNAKAN LASER OPTICAL SCANNER TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Teknik Mesin Sekolah Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Syarat Guna
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencitraan memegang peranan yang sangat penting di bidang kedokteran terutama dalam mendiagnosa penyakit. Peralatan kedokteran seperti CT Scan, MRI, SPECT,Ultrasonografi
Lebih terperinciMesh Generation untuk Permukaan Die dan Punch dengan Program Fortran
0 TUGAS AKHIR Mesh Generation untuk Permukaan Die dan Punch dengan Program Fortran Disusun : ANGGUN AMI PRIYONO NIM : D.200.04.0047 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Lebih terperinciSINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014
ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TEKNIK LINEAR ARRAY Muhammad Ihsan, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas teknik Universitas Sumatera
Lebih terperinciSTUDI KOMPARASI KUALITAS HASIL PENGELASAN PADUAN ALUMINIUM DENGAN SPOT WELDING KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON
STUDI KOMPARASI KUALITAS HASIL PENGELASAN PADUAN ALUMINIUM DENGAN SPOT WELDING KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON Muh Alfatih Hendrawan 1 1 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI KARYA. motion dan animasi 2D di mana cerita yang diambil yaitu cerita rakyat si Kancil
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Stop Motion Dalam pembuatan animasi ini maka akan ada penggabungan antara stop motion dan animasi 2D di mana cerita yang diambil yaitu cerita rakyat si Kancil dan
Lebih terperinciMETODE FADHLI FAME LANER UNTUK ALAT 3D LASER SCANNER
METODE FADHLI FAME LANER UNTUK ALAT 3D LASER SCANNER Fadhli Umar Lubis Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti E-mail: fadhli_umar@yahoo.com Abstrak 3D laser scanner yang
Lebih terperinciSMART PARKING BERBASIS ARDUINO UNO
E-Jurnal Prodi Teknik Elektronika Edisi Proyek Akhir D3 SMART PARKING BERBASIS ARDUINO UNO Oleh: Galih Raditya Pradana (12507134001), Universitas Negeri Yogyakarta future.rdt@gmail.com Abstrak Smart Parking
Lebih terperinciKARAKTERISASI BAJA ARMOUR HASIL PROSES QUENCHING DAN TEMPERING
D.3 KARAKTERISASI BAJA ARMOUR HASIL PROSES QUENCHING DAN TEMPERING Padang Yanuar *, Sri Nugroho, Yurianto Jurusan Magister Teknik Mesin Fakultas Teknik UNDIP Jl. Prof. Sudharto SH Kampus Undip Tembalang
Lebih terperinciJOOB SHEET MENGELAS TINGKAT LANJUT DENGAN PROSES LAS BUSUR KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PENGELASAN TINGKAT XII PENYUSUN : MUKHTAROM,S.T.
JOOB SHEET MENGELAS TINGKAT LANJUT DENGAN PROSES LAS BUSUR KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PENGELASAN TINGKAT XII PENYUSUN : MUKHTAROM,S.T. SAMBUNGAN TUMPUL KAMPUH V POSISI DI BAWAH TANGAN ( 1G ) TUJUAN : Setelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hasil penyambungan antara drum dengan tromol menggunakan teknologi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil penyambungan antara drum dengan tromol menggunakan teknologi pengelasan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, mengingat area sambungan ini sangat critical,
Lebih terperinciNON-DESTRUCTIVE TEST TERHADAP SEMI DESTRUCTIVE TEST PADA SHEAR WALL BETON BERTULANG
NON-DESTRUCTIVE TERHADAP SEMI DESTRUCTIVE PADA SHEAR WALL BETON BERTULANG (Heri) NON-DESTRUCTIVE TEST TERHADAP SEMI DESTRUCTIVE TEST PADA SHEAR WALL BETON BERTULANG oleh: Heri Khoeri Teknik Sipil Universitas
Lebih terperinciKekerasan Dan Tegangan Tarik Lasan Baja ST-37 Pada Posisi Vertikal Dan Horizontal
Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol.6 No.1, Kekerasan Dan Tegangan Tarik Lasan Baja ST-37 Pada Posisi Vertikal Dan Horizontal Afrian Sugiharto, I DG Ary Subagia, I Nyoman Budiarsa Jurusan Teknik MesinUniversitas
Lebih terperinciAPLIKASI WIROBOT X80 UNTUK MENGUKUR LEBAR DAN TINGGI BENDA. Disusun Oleh: Mulyadi Menas Chiaki. Nrp :
APLIKASI WIROBOT X80 UNTUK MENGUKUR LEBAR DAN TINGGI BENDA Disusun Oleh: Nama : Mulyadi Menas Chiaki Nrp : 0422134 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria
Lebih terperinciPengaruh Kecepatan Putar Terhadap Kekasaran Permukaan Kayu Medang pada Proses Pembubutan
Pengaruh Kecepatan Putar Terhadap Kekasaran Permukaan Kayu Medang pada Proses Pembubutan Vivien Diawani*, Ihsan Saputra, Nidia Yuniarsih *Batam Polytechnics Mechanical Engineering Study Program Jl. Ahmad
Lebih terperinciPERANCANGAN ANTENA ARRAY 1 2 RECTANGULAR PATCH DENGAN U-SLOT UNTUK APLIKASI 5G
PERANCANGAN ANTENA ARRAY 1 2 RECTANGULAR PATCH DENGAN U-SLOT UNTUK APLIKASI 5G Kevin Jones A S 1), Levy Olivia Nur 2), Budi Syihabuddin 3) 1),2),3 ) Teknik Telekomunikasi Universitas Telkom Jl. Telekomunikasi
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH RECTANGULAR
BAB III PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH RECTANGULAR 3.1 Umum Pada tugas akhir ini akan dirancang sebuah antena mikrostrip patch rectangular yang dapat digunakan pada sistem wireless LAN baik sebagai
Lebih terperinciPENILAIAN KUALITAS PEMAMPATAN CITRA PADA APLIKASI-APLIKASI INSTANT MESSENGER
PENILAIAN KUALITAS PEMAMPATAN CITRA PADA APLIKASI-APLIKASI INSTANT MESSENGER Khoiru Nurfitri 1), M. Suyanto 2), Sukoco 3) Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl. Ring Road Utara, Condong
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER
BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER Pada bab ini akan dibahas proses perancangan dan realisasi Bandstop filter dengan metode L resonator, yaitu mulai dari perhitungan matematis, perancangan ukuran,
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
TUGAS AKHIR ANALISIS CACAT KERUT (WRINKLING) PADA TAILORED WELDED BLANKS DEEP DRAWING DENGAN METODE EKSPERIMEN Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN REALISASI ANTENNA CONTROL UNIT BERUPA PHASE SHIFTER DIGITAL UNTUK ANTENA PHASED ARRAY 4X4 PADA FREKUENSI S-BAND UNTUK RADAR 3D
PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENNA CONTROL UNIT BERUPA PHASE SHIFTER DIGITAL UNTUK ANTENA PHASED ARRAY 4X4 PADA FREKUENSI S-BAND UNTUK RADAR 3D Fahmi Lismar Halim 1), Bambang Setia Nugroho 2), Yuyu Wahyu
Lebih terperinciPerformansi David Laser Scanner untuk Pengukuran Antropometri Kaki
Petunjuk Sitasi: Dharma, I. G., & Nathania, N. A. (2017). Performansi David Laser Scanner untuk Pengukuran Antropometri Kaki. Prosiding SNTI dan SATELIT (pp. B239-243). Malang: Jurusan Teknik Industri
Lebih terperinciPenerapan Media Pembelajaran Authoring Tool untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Penerapan Media Pembelajaran Authoring Tool untuk Meningkatkan Hasil Belajar PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUTHORING TOOL PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN WEB UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS
Lebih terperinciANALISA EFISIENSI ANTENA DIPOLE DITINJAU DARI PENGGUNAAN BAHAN REFLEKTOR
Analisa Efisiensi Antena Dipole ditinjau dari Penggunaan Reflektor. Amir D ANALISA EFISIENSI ANTENA DIPOLE DITINJAU DARI PENGGUNAAN BAHAN REFLEKTOR Amir D Dosen Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/naval JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro ISSN 2338-0322 Studi Karakteristik Getaran Global Kapal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam dunia industri saat ini tidak lepas dari suatu konsruksi bangunan baja
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia industri saat ini tidak lepas dari suatu konsruksi bangunan baja ataupun konstruksi sebuah mesin, dimana nilai kekakuan yang tinggi dari suatu material yang
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ANTENA DAN METODOLOGI PENGUKURAN
BAB III PERANCANGAN ANTENA DAN METODOLOGI PENGUKURAN 3.1. UMUM Pada bagian ini akan dirancang antena mikrostrip patch segiempat planar array 4 elemen dengan pencatuan aperture coupled, yang dapat beroperasi
Lebih terperinciANALISA HASIL PENGELASAN SMAW 3G MENGGUNAKAN NDT METODE ULTRASONIC TEST BERDASARKAN STANDAR ASME
ANALISA HASIL PENGELASAN SMAW 3G MENGGUNAKAN NDT METODE ULTRASONIC TEST BERDASARKAN STANDAR ASME Tito Endramawan* 1, Agus Sifa 2 1,2 Politeknik Negeri Indramayu / Jurusan Teknik Mesin Kontak person: Tito
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di klinik Animal Clinic My Vets Kemang Jakarta Selatan. Penelitian ini berlangsung dari bulan Juni 2010 sampai dengan Juni 2011. Alat Penelitian
Lebih terperinciKEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN SAMBUNGAN LAS BAJA ST 37 DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI ELEKTRODA
KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN SAMBUNGAN LAS BAJA ST 37 DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI ELEKTRODA Oleh : Deddy Hermanto Dosen Pembimbing : I Dewa Gede Ary Subagia ST.,MT.,Ph.D : Ir. I Nyoman Budiarsa, M.T.,Ph.D
Lebih terperinciPREDIKSI SPRINGBACK PADA PROSES DEEP DRAWING DENGAN PELAT JENIS TAILORED BLANK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA
PREDIKSI SPRINGBACK PADA PROSES DEEP DRAWING DENGAN PELAT JENIS TAILORED BLANK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA Tri Widodo Besar Riyadi, Alfian Safaat, Bambang Waluyo Febriantoko
Lebih terperinciPerbandingan Penentuan Volume Suatu Obyek Menggunakan Metode Close Range Photogrammetry Dengan Kamera Non Metrik Terkalibrasi Dan Pemetaan Teristris
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (20XX) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 1 Perbandingan Penentuan Volume Suatu Obyek Menggunakan Metode Close Range Photogrammetry Dengan Kamera Non Metrik Terkalibrasi
Lebih terperinciSTUDI PERANCANGAN SALURAN PENCATU UNTUK ANTENA MIKROSTRIP ARRAY ELEMEN 2X2 DENGAN PENCATUAN APERTURE COUPLED
STUDI PERANCANGAN SALURAN PENCATU UNTUK ANTENA MIKROSTRIP ARRAY ELEMEN 2X2 DENGAN PENCATUAN APERTURE COUPLED Pindo Ahmad Alfadil (1), Ali Hanafiah Rambe (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen
Lebih terperinciAnalisa Tegangan pada Pipa yang Memiliki Korosi Sumuran Berbentuk Limas dengan Variasi Kedalaman Korosi
1 Analisa Tegangan pada Pipa yang Memiliki Sumuran Berbentuk Limas dengan Variasi Kedalaman Muhammad S. Sholikhin, Imam Rochani, dan Yoyok S. Hadiwidodo Jurusan Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan,
Lebih terperinciTeknik Telekomunikasi Vol.2, No.2, 2014 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Jurnal Elektro PENS www.jurnalpa.eepis-its.edu Teknik Telekomunikasi Vol.2, No.2, 2014 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya SODAR ULTRASONIK UNTUK MONITORING KONDISI RUANG DENGAN KOMUNIKASI NIRKABEL
Lebih terperinci3. BAHAN DAN METODE. dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) pada tanggal 15 Januari sampai 15
13 3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Data diperoleh dari survei yang dilakukan oleh Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) pada tanggal 15 Januari sampai 15 Februari
Lebih terperinci