METODA UJI TANPA RUSAK ( UTR ) UMUM : KEUNTUNGAN UTR : BEBERAPA UJI TIDAK MERUSAK METODA : UJI ULTRASONIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODA UJI TANPA RUSAK ( UTR ) UMUM : KEUNTUNGAN UTR : BEBERAPA UJI TIDAK MERUSAK METODA : UJI ULTRASONIK"

Transkripsi

1 METODA UJI TANPA RUSAK ( UTR ) UMUM : Uji tanpa Rusak UTR UTR : Metoda fisis untuk menentukan kondisibahan tanpa merusak bahan. Pengujian karakteristik bahan dilakukan secara tidak langsung, tetapi melalui karakteristik yang dapat dihubungkan dengan kondisi yang sebenarnya. KEUNTUNGAN UTR : Tidak merusak bahan Dilakukan dilapangan (dilokasi alat / bahan) Dapat dilakukan pada bahan sebanyak yang diinginkan, disesuaikan dengan kondisi dengan bahan yang akan diuji. BEBERAPA UJI TIDAK MERUSAK Uji Visual (VT) Uji Liquid Penetrant (PT) Uji Magnetik Partikel (MT) Uji Ultrasonik ( UT ) Uji Radiography ( RT ) Uji Edy Current (ET) Uji Acustic Emision (AE) Uji Leak ( Kebocoran ) Uji Analisa Komposisi kimia Uji Kekerasan Uj Ketebalan bahan. Dll METODA : UJI ULTRASONIK METODA ULTRASONIK 1

2 Gelombang Ultrasonik berfrekuensi tinggi (1 MHz s/d 10 MHz) ditembuskan kedalam bahan. Dalam penjalarannya didalam bahan, gelombang ultrasonik akan memantul setiap kali menjumpai bidang pantul (termasuk cacat), gelombang pantul dapat diterima oleh probe, maka indikasinya dapat diamati melalui layar CRT (Cathode Ray Tube). Melalui indikasi yang muncul pada CRT lalu dianalisa untuk mengetahui cacat bahan, untuk mendapatkan cacat seakurat mungkin, dalam scaning disediakan probe dengan berbagai jenis probe ( dimensi, frequency dan berbagai sudut probe ). DASAR-DASAR ULTRASONIK Gelombang Ultrasonik adalah gelombang mekanik seperti gelombang suara yang frekuensinya > 20 KHz. Gelombang ini dapat dihasilkan oleh probe yang bekerja berdasarkan perubahan energi listrik menjadi energi mekanik dan sebaliknya, selama perambatanya didalam material dipengaruhi oleh sifat-sifat bahan, misalnya: Massa jenis, homoginitas, besar butir kekerasan dan lain-lain. Gelombang ultrasonic ini dapat dipakai untuk mengetahui tebal bahan, dan ada tidaknya cacat didalam bahan. Gelombang ultrasonic dapat dipantulkan dan dibiaskan oleh permukaan batas antara dua bahan yang berbeda, dari sifat pantulan pantulan tersebut dapat ditentukan: tebal bahan, lokasi cacat & ukuran cacat, yang tegak lurus terhadap arah rambatan gelombang. Dengan menggunakan teknik gema, cacat yang letaknya agak jauh dari permukaan akan lebih mudah dideteksi, sedangkan yang sangat dekat dengan permukaan lebih sukar diperiksa. Untuk mendeteksi cacat lebih akurat dibuatkan probe sudut yang arah rambatannya membuat sudut tertentu. Dalam penggunaannya probe dikontakan langsung pada benda uji melalui kuplan yang sangat tipis disebut teknik kontak lansung, dapat pula dilakukan teknik rendam (Immersion). METODA ULTRASONIK 2

3 Ukuran cacat tidak dapat ditentukan dengan tepat karena hanya permukaan yang tegak lurus terhadap arah rambatan saja yang dapat terdeteksi, penentuan ukuran cacat dapat dilakukan dengan cara membandingkan amplitudo gelombang pantul dari cacat tersebut terhadap cacat refrensi. Misal: Cacat refrensi berbentuk silinder atau berbentuk lingkaran datar yang bidangnya tegak lurus terhadap arah rambatan gelombang. PRINSIP DASAR UJI ULTRASONIK. Untuk memeriksa tebal bahan atau cacat didalam suatu bahan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu: Teknik Resonasi Tekni Transmisi Teknik Gema Teknik gema dengan kontak langsung paling banyak digunakan baik pengujian di laboratorium ataupun di lapangan. TEKNIK RESONANSI. SIGNAL AMPLIFIER HIGH FREKUENSI GENERATOR WITH VARIABLE F CRT Probe SWEEP VOLTAGE GENERATOR BENDA UJI Tebal bahan dapat di ukur dengan cara mengukur frekuensi / panjang gelombang ultrasonic yang dapat menimbulkan Resonansi Maximum pada bahan tersebut. Adanya cacat dapat dideteksi dengan terjadinya perubahan resonansi, karena jarak bahan yang beresonansi berubah. METODA ULTRASONIK 3

4 TEKNIK TRANSMISI. TRANSMITING PROBE Standar uji RECEIVING PROBE High Frekuensi Generator AMPLIFIER % Intensity CACAt Benda Uji AMPLIFIER % Intensity Adanya cacat didalam bahan dapat diketahui dari adanya penurunan intensitas gelombang ultrasonic yang diterima oleh probe penerima, sedangkan tebal bahan tidak digunakan untuk pengujian dengan teknik ini. TEKNIK GEMA Tebal bahan, lokasi dan besarnya cacat dapat diketahui dari waktu rambat dan amplitudo gelombang yang diterima oleh probe. METODA ULTRASONIK 4

5 GELOMBANG ULTRASONIK. Di alam ini dikenal bermacam-macam gelombang, misal : Gelombang Elektromagnetik (gel radio, cahaya, sinar x, γ dsb) Gelombang listrik (arus listrik). Gelombang Mekanik (suara, musik) Gelombang UT adalah gelombang Mekanik seperti suara yang frekuensinya > 20k.Hz, gelombang ini mempunyai besaran- besaran fisis seperti : Panjang gelombang (λ), Kecepatan rambat (V), waktu gatar (T), Amplitudo (A). Frekuensi (F), Soun Path = (S), Koefisien Refleksi material = ( r ), Intensitas gelombang = ( I ), Factor atenuasi material = (μ) dsb. Formula yang berlaku bagi gelombang suara berlaku pula bagi gelombang UT, missal: λ = F V S = v. t Sin α / Sin β = V 1 / V 2... (Sinellius) 2 2 I 1 / I 2 = r 2 / r 1... (Last sguer law) It = I 0. e -μ.t. (Attenuation) Hukum seperti : Hamburan, Difraksi, Dispersi dan hukum gelombang lainnya berlaku pula bagi gelombang ultrasonik. Untuk bahasan selanjutnya diutamakan perhitungan jarak. Panjang gelombang, pantulan dan Pembiasan. METODA ULTRASONIK 5

6 Dalam perambatan pada bahan yang sama V dan F dianggap tetap (konstan). Dalam berbagai bahan F selalu dianggap tetap, kecepatan rambat bahan (V) merambat tergantung pada jenis bahan dan mode gelombang. Frekuensi yang sering digunakan untuk Uji Tanpa Rusak umumnya antara 250 KHZ 15MHZ, untuk pemeriksaan las digunakan F 2 MHZ 4 MHZ. CARA PERAMBATAN GELOMBANG. Untuk menggambarkan cara merambatnya gelombang Ultrasonik pada bahan, digambarkan sebagai atom yang saling terikat melalui pegas. Force atom pegas METODA ULTRASONIK 6

7 MODE / GELOMBANG Dari cara bergetar dan perambatanya, gelombang Ultrasonik dapat menjalar didalam bahan dengan berbagai mode. MODE LONGITUDINAL : Mode longitudinal terjadi bila gelombang Ultrasonik merambat pada suatu arah sejajar gerakan atom yang digetarkan. Gelombang long (longitudinal / pressure wave), dapat merambat pada semua bahan (gas, cair, padat) λ F F V λ V MODE TRANSVERSAL. Mode transversal terjadi bila gelombang UT merambat pada arah tegak lurus pada arah gerakan atom yang digetarkan. Gelombang transversal / Shear wave hanya dapat merambat pada benda padat. λ F V T F λ V METODA ULTRASONIK 7

8 D I R E C T I O N O F P R O P A G A T I O N D I R E C T I O N O F P R O P A G A T I O N MODE PERMUKAAN. Mode permukaan terjadi bila gel UT transversal merambat pada permukaan, gerakan atom berbentuk ELLIPS (Surface Releigh wave). Hanya merambat pada permukaan bahan benda padat pada kedalaman max 1 λ. particle Direction of propagation Medium Surface Particle motion Tranducer Discontinuity (Crack) Test specimen MODE PELAT. Mode pelat terjadi bila gel Longitudinal merambat pada bahan plat tipis yang tebalnya kurang dari ½ λ. gerakan atom yang bergetar berbentuk ELLIPS. Gel plat / lamb wave merambat pada seluruh benda uji plat tipis, berbentuk simetris atau asimetris. THIN SHEET (PLATE) SYMETRICAL PLATE WAVES ASYMETRICAL METODA ULTRASONIK 8

9 PERUBAHAN MODE. Gelombang UT yang merambat dalam suatu bahan, dapat berubah mode, dari satu mode ke mode lain. perubahan ini terjadi misalnya karena : PANTULAN atau PEMBIASAN. Mode berubah kecepatan rambat berubah, sedangkan F tetap akibatnya λ berubah. KEMAMPUAN DETEKSI. Cacat terkecil yang dapat dideteksi oleh gelombang ultrasonik adalah : Ǿ min = 1 / 2 λ KECEPATAN RAMBAT DAN PANJANG GELOMBANG. Kecepatan rambat (v) gelombang Ultrasonik dalam suatu bahan tergantung pada jenis bahan yang dilalui oleh mode gelombang tersebut. Gelombang Longitudinal (V L ) : V L = E 1 - τ ρ (1+ τ) (1-2τ) Gelombang Transversal. (V T ). V T = E 1 ρ 2 (1+ τ) Dimana : E = Modulus elastisitas ρ = Massa Jenis τ = Rasio Posion V L dan V T, sudah dihitung / tersedia pada tabel untuk berbagai jenis material. METODA ULTRASONIK 9

10 Untuk mode pelat kecepatan rambat tidak hanya tergantung pada jenis bahan. Tetapi tergantung pula pada tebal bahan & frekuensinya untuk itu sulit dirumuskan. Missal bila F diketahui maka λ dapat dihitung. TRANSMISI & PANTULAN PADA PERMUKAAN YANG TEGAK LURUS PADA ARAH RAMBATAN. Bila gelombang ultrasonik menjalar dari bahan I ke bahan II tegak lurus pada permukaan batas ke II bahan tersebut, maka sebagian gelombang akan diteruskan sedangkan sebagian lagi dipantulkan. Intensitas yang diteruskan / dipantulkan tergantung pada koefisien transmisi / refleksinya. R = W2 W1 W1 + W2 2 W1 = ρ 1. V1 W2 = ρ 2. V2 D = I R. Dimana : R = Koefisien Refleksi D = Koefisien Transmisi W = Impendansi Akustik ρ = Massa Jenis V = Kecepatan Rambat Besarnya impendansi akustik dan kecepatan rambat tidak usah dihitung tinggal lihat ditabel. METODA ULTRASONIK 10

11 Misal : Bahan 1 Oli W = 1,5. 10 kg / m 2 s Bahan 2 Baja W = 46,5. 10 kg / m 2 s ,5 1,5 45 R = R = 46,5 + 1,5 = 48 = 0, 88 atau 88% D = 1 0,88 = 0,12 atau 12% Ini berarti bahwa 88% dari gelombang yang datang dari oli akan dipantulkan kembali oleh permukaan baja, dan hanya 12% yang diteruskan kedalam baja, sebaliknya bila gelombang datang dari baja, maka 88% akan dipantulkan kembali oleh permukaan baja dan hanya 12% saja yang diteruskan ke dalam oli. ATENUANSI. Dalam perambatannya gelombang ultrasonik juga mengalami pengurangan intensitas, baik karena PENYEBARAN, ABSORSI, maupun HAMBURAN oleh butiran, juga dipengaruhi oleh frequensi yang melalui bahan tersebut. Rumus atenuasi : It = I 0. e γ t I 0 It Dimana : I o = Intensitas mula-mula I t = Intensitas setelah melalui tebal t γ = Koefisien atenuasi t METODA ULTRASONIK 11

12 Pengurangan amplitudo sebagai akibat atenuasi untuk berbagai harga γ dapat ditunjukan dalam tabel. Harga γ untuk baja dan Al bila frekuensi gelombang 2 MHz adalah 10 x 10-3 db/mm sedangkan untuk besi 100 x 10-3 db/mm. db (decibel) adalah satuan tingkat kekuatan gelombang dan didefinisikan sbb : db = -20 log Oleh karena itu besi tuang lebih banyak mengatenuasi gel ultrasonic dibanding dengan baja ( Al ), terutama bila digunakan F yang lebih tinggi. Karena ukuran butiranya lebih besar, ukuran butir yang lebih besar akan banyak menghamburkan gelombang kearah lain. PANTULAN DAN PEMBIASAN. Gelombang ultrasonik yang datang pada permukaan batas akan dipantulkan & dibiaskan mengikuti hukum snellius. L α αt αl T L Material 1 = V1 = Material 12 = V2 V1 βl L βt T METODA ULTRASONIK 12

13 Misal : Gelombang datang dari perspeks dengan sudut datang 10 0, masuk kedalam baja. Perspeks = V 1 L = 2,73 x 10 3 m/s, V 1 T = 1,43 x 10 3 m/s Baja = V 2 L = 5,9 x 10 3 m/s, V 2 T = 3,23 x 10 3 m/s Analisa Bidang Pantul : Gel Long = = 1 αl = α = 10 0 Gel Transv = Sin αt =. Sin 10 0 =. 0,174 = 0,0909 αt = 5,22 0 Analisa Bidang Bias : Gel Long = L = = 0 =. 0,174 = 0,376 βl = 22, 09 0 Gel Transv = Sin βt =. Sin 10 0 =. 0,174 = 0,20 βt = 11,88 0 = 12 0 Bila sudut datang diperbesar maka pada suatu posisi α tertentu akan menyebabkan βl = membentuk sudut 90 0 Artinya gelombang longitudinal yang dibiaskan merambat pada permukaan batas (α k 1 ) disebut sudut kritis I contoh diatas. METODA ULTRASONIK 13

14 Sin α k 1 / Sin βl = V 1 L / V 2 L Sin α k 1 = (2,73 / 5,9) x Sin 90 0 Sin α k 1 = 0,463 α k 1 27,56 0 = 28 0 Bila sudut datang lebih besar dari 28 0 maka seluruh gelombang longitudinal akan dipantulkan kembali ke perspek & didalam baja hanya merambat gelombang transversal saja. Bila sudut datang terus diperbesar maka pada suatu posisi tertentu βt = 90 0 artinya gelombang transversal merambat pada permukaan batas, kondisi ini disebut sudut kritis ke II. (α k 2 ), kondisi ini menghasilkan gelombang permukaan. Sin α k 2 / Sin βt = V 1 L / V 2 T Sin α k 2 = (2,73 / 3,23) x Sin 90 0 Sin α k 2 = 0,845 α k 2 = 57,69 0 = 58 0 V1 T T α k 1 L α k 2 V1 L V2 βl V2 βt Sudut kritis I. β T Sudut kritis II. Bila sudut datang diperbesar terus, gelombang transversal & longitudinal dipantulkan seluruhnya dan pada sudut datang 65 0 terjadi gelombang permukaan murni. PENGARUH KUPLAN. Fungsi Kuplan yaitu untuk memudahkan merambatnya gelombang dari probe kedalam benda uji, karena apabila antara probe dan benda uji terdapat udara METODA ULTRASONIK 14

15 Signal Amplitude maka hampir 100 % gelombang akan dipantulkan kembali kedalam probe. Pada teknik kontak langsung, bila permukaan halus lapisan kuplan sangat tipis tidak mempengaruhi arah rambatan tapi mempengaruhi amplitudo dari indikasi yang timbul pada layar, maka dari itu untuk pengukuran besarnya cacat tekanan yang diberikan ke dalam probe diusahakan konstan. Oli adalah kuplan yang cukup baik, tetapi ada yang lebih baik daripada oli yaitu Gliserin, selain itu juga ada yang dapat digunakan sebagai kuplan diantarnya : elmulsi air, air, stempet, kanji dan lain sebagainya. Dalam aflikasinya kuplan disesuaikan dengan benda uji. Surface Roughness ( µm) Amplitudo Transmitted (db) Steel 30 F = 5 M.H.Z size 10 x10 Glycerine 100 % Surface Roughness, Type of Couplant -20 glycerine 50% + water and Signal Amplitude glycerine 25% + water water Beam Path distance (mm). Oil METODA ULTRASONIK 15

16 D B S Attenuation Beam Spread ECHO SIGNAL HEIGHT (DB) HB1 HB2 Beam Path Distanc ATTENNUATION DUE Scattering TO BEAM SPREAD & SCATTERING H (B) Beam Spread (A) Beam Spread HBS Transfer Loss Scattering HS Attenuation by Scattering 0 T 2T Attenuation by beam spread Reflection Loss ATTENUATION DURING TRANSMISION. SUMBER DAN PENERIMA GELOMBANG Suara dapat ditimbulkan melalui berbagai cara. Misalnya mekanik (memukul, memetik) atau dengan cara elektronik melalui transduser (pengeras METODA ULTRASONIK 16

17 suara) dsb. Gelombang ultrasonik dapat ditimbulkan oleh perubahan energi listrik ke energi mekanik dari transduser yang disebut PROBE, melalui efek PIEZOELEKTRIC dan MAKNETROSTRIKTIF. Kedua efek ini reversible dapat terjadi dari listrik ke mekanik dan sebaliknya, karena sifat reversible maka probe dapat berfungsi sebagai sumber dan penerima gelombang ultrasonik. EFEK PIEZOELEKTRIK. Efek ini terjadi pada kristal bahan tertentu seperti barium titanat, kuarsa dsb. Bila kristal menerima tegangan listrik, dimensi kristal akan berubah, dan apabila aliran listrik dimatikan maka dimensi kristal akan kembali ke dimensi semula dan terjadi getaran. + + m v. Bila kristal ditempatkan pada benda lain maka getaran akan diteruskan dan merambat kedalam benda uji. makin tinggi tegangan yang diberikan pada kristal amplitude getaran makin besar. Frekuensi getaran tergantung pada dimensi kristal METODA ULTRASONIK 17

18 piezoelectric, makin tipis ( tebal kristal ) maka frekuensi yang timbul makin BESAR. Sebagai contoh : tebal kristal 1mm untuk barium titanate dapat menghasilkan gelombang ultrasonic 2,2 MHz. Kristal piezoelectric dengan kontak listriknya diberi wadah keseluruhanya disebut probe. PROBE : Kristal tunggal Probe tunggal Kristal ganda Probe kembar / ganda Bila bidang permukaan Kristal sejajar dengan bidang permukaa probe disebut probe NORMAL, gelombang yang keluar adalah gelombang LONGITUDINAL & arah rambatannya tegak lurus terhadap permukaan probe. Bila bidang permukaan tidak sejajar antara kristal dengan permukaan probe. disebut probe SUDUT gelombang yang masuk kebenda uji adalah gelombang TRANSVERSAL dan membentuk sudut tertentu misalnya sudut 45 0, sudut 60 0, Sudut, jadi ada 4 macam probe : Probe Normal tunggal Probe Normal kembar (TR). Probe sudut tuggal Probe sudut kembar Dan probe sudut UNIVERSAL. kristal kristal couplant couplant METODA ULTRASONIK 18 Benda Uji Benda Uji

19 EPEK MAKNETOSTRIKTIF. Beberapa macam bahan seperti : Baja, ferrit, nikel dan paduaanya dapat berubah dimensainya bila berada dalam magnet yang kuat. Bahan ini mempunyai sifat effek maknetostriktif, medan magnet yang timbul dari kumparan yang dilalui arus listrik. Bahan ini akan berubah dimensinya bila arus listrik dihentikan dan kembali ke semula dan bergetar, menimbulkan getaran UT. Juga sebaliknya gel UT datang pada bahan. Dalam bahan akan terjadi medan magnet, menginduksi kumparan sehingga terjadi tegangan listrik. Medan magnet ini menginduksi kumparan sehingga terjadi tegangan listrik yang selanjutrnya diperkuat untuk penditeksian. Untuk mengurangi panas sebagai akibat arus yang timbul pada bahan maknetostriktif, bahan ini dibuat berlapis-lapis seperti inti transformator. Bahan maknetostriktif juga mempunyai sipat reversible. GEOMETRI GELOMBANG. METODA ULTRASONIK 19

20 Seperti pada gelombang suara, gelombang UT yang keluar dari probe dan merambat pada benda uji, membentuk pola penyebaran 3 dimensi ke semua arah. Intensitas maximum terjadi pada arah sumbu kristal piezoeleotrik (central beam). Meskipun menyebar ke semua arah, dalam akustik di tetapkan batas-batas intensitas dimana gelombang masih dapat dimanfaatkan untuk pengukuran yaitu 10% (-20 db), terhadap intensitas maximum (central beam) pada setiap penampang lintang. T Dead zone 10% ~ -20 db D γ Central beam 100% ~ 0 db N F 10 % ~ -20 db Didaerah medan dekat N gel merambat secara silindris (tidak menyebar), arah dan intensitas gel tidak teratur, daerah ini pengukuran tidak teliti. Didaerah medan jauh (F), gel menyebar secara konis, arah dan intensitas gel teratur, pengukuran lebih teliti. Medan dekat (N) N = D 2 F / 4V. Sudut penyebaran (γ) Sin γ = V / D.F Formula lain METODA ULTRASONIK 20

21 Sin γ = 1,22 λ = Sin γ = 1,22 V / D.F Dimana : N = Medan dekat D = diameter off kristal f = frekuensi V = kecepatan rambat λ = panjang gelombang Jadi terlihat N makin besar bila D dan f besar, dan sebaliknya γ makin besar bila D dan f kecil, dan sebaliknya Hal ini dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan pengukuran. Pengukuran bahan tipis dapat dilakukan dengan probe yang diameternya kecil sehingga N kecil atau dengan probe kembar / ganda. Untuk benda tebal dapat dilakukan denganmenggunakan probe yang diameternya besar, sehingga intensitasnya semakin kecentral beam, penetrasi gelombang semakin baik walaupun, N semakin besar. Untuk itu dalam penggunaan probe, factor diatas harus diperhatikan. METODA ULTRASONIK 21

22 PESAWAT ULTRASONIK. Prinsip pesawat UT tergantung pada tehnik yang digunakan. peralatan untuk tehnik resonansi berbeda dengan. Peralatan untuk tehnik gema / transmisi. Diagram dibawah ini rangkaian yang biasa digunakan untuk tehnik gema. Timer Sweep CRT Acceiver Trans mitter Amplipier Probe S = V. t Test piece Pesawat ini pengukuran yang dilakukan berdasarkan pada pengukuran waktu dan tegangan. Pengukuran waktu yang dilakukan melalui skala horizontal diterjemahkan untuk pengukuran jarak (s) sedangkan pengukuran tegangan untuk skala vertikal adalah untuk mengetahui besarnya cacat skala horizontal dan vertical ini harus linier, agar hasil pemeriksaan menjadi akurat / teliti. METODA ULTRASONIK 22

23 METODA ULTRASONIK 23

24 METODA ULTRASONIK 24

25 CARA BEKERJA PESAWAT : METODA ULTRASONIK 25

26 Secara simgkat pesawat UT bekerja sebagai berikut : Layar merupakan bagian depan dari suatu tabung hampa, bagian dalam layar dilapisi zat fluresen yang dapat menyala terang bila tertembak electron, electron berasal dari sumber yang terletak dibagian belakang tabung hampa. Antara sumber electron dan layar terdapat lempeng vertikal dan horizontal dan pengaturan focus. Lempeng mempengaruhi gerakan horizontal, juga lempeng horizontal mempengaruhi gerakan vertical dari sinar electron dalam perjalanan menuju layar. Berkas electron yang terfocus mengenai layar menimbulkan bintik yang menyala. Bila lempeng A,B,C,D tidak diberi tegangan maka sinar electron akan jatuh ditengah layar bintik nyala. Bila lempeng A lebih positip dari pada B, bintik nyala akan berpindah ke titik 1, besarnya perpindahan tergantung besarnya beda tegangan antara lempeng A & B dan apabila lempeng B lebih positip bintik nyala akan berpindah ke titik 2, demikian pula dengan lempeng C dan D. Bila lempeng C dan B diberi tegangan tertentu maka bintik nyala akan berpindah ke skala 0, dalam keadaan ini bila lempeng D diberi tegangan secara bertahap maka bintik nyala akan bergerak kearah skala 10 dan bila tegangan D dihilangkan maka bintik nyala kembali ke O. A METODA ULTRASONIK 26 B C D Tabung hampa CRT

27 0 t2 t1 2t2 3t2 2t1 t3 Untuk pengaturan selanjutnya diatur dengan mengatur tombol-tombol range / time base skala horizontal dan vertical. Dengan mengatur tombol, kecepatan garakan bintik nyala dari skala O ke 10 dapat disesuaikan dengan kecepatan gerakan gelombang ultrasonik didalam benda uji hal ini dilakukan pada waktu kaibrasi jarak. Probe mempunyai hubungan langsung dengan pemancar juga melalui lempeng A melalui penguat pada saat pemancar memberikan tegangan pada kristal. Kristal mulai bergetar mengeluarkan gelombang ultrasonik, sehingga pada layar akan terjadi penyimpangan bintik nyala kearah vertical dan menghasilkan pulsa awal. Bila gelombang ultrasonik dipantulkan kembali dan ditangkap oleh probe maka pada saat penerimaan gelombang ini, bintik nyala ini juga akan menyimpang vertikal menghasilkan indikasi. METODA ULTRASONIK 27

28 Makin besar kekuatan gel pantulan, makin tinggi amplitudo yang terjadi pada layar, dari lokasi indikasi yang terjadi, dapat diketahui lokasi dari permukaan pemantul /cacat. Pulsa awal merupakan petunjuk, bahwa gelombang mulai dipancarkan, mempunyai lebar tertentu, dimana pada daerah selebar pulsa tersebut. Pengamatan pantulan gel tidak dapat dilakukan daerah ini disebut Dead zone. DISPLAY HASIL PENGUKURAN. Salah satu jenis pesawat ultrasonik menggunakan layar sebagai display, dimana indikasi yang 0 timbul akibat pantulan gelombang dapat memberikan 5 10 informasi tentang jarak / lokasi permukaan pantulan (skala horizontal) dan Jarak amplitudo (skala vertical), presentasi ini disebut SCAN A. SCAN - A Dari presentsi scan A dapat digabungkan dengan system lain yang dapat menggambarkan letak cacat pada suatu penampang lintang dari benda uji yang diperiksa, presentasi ini disebut SCAN-B. Bila scan A digabungkan dengan posisi probe diseluruh permukaan benda uji maka diperoleh lokasi cacat dilihat dari permukaan atas presentasi ini disebut SCAN-C. Display digital dilakukan dengan mengambil dasar seperti pada SCAN-A, hanya jarak yang dapat Dipersentasikan misalnya Thicknees meter. Scan -C t tc tc METODA ULTRASONIK 28 Scan - B

29 FUNGSI TOMBOL. Fungsi tombol pada umumnya sama meskipun berbeda pembuatnya. METODA ULTRASONIK 29

30 Fungsi tombol yang penting adalah : 1. Tombol nyala / mati. 2. Tombol gain. Tombol gain kasar perubahan 20 db. Tombol gain halus perubahan 2 db (< 2 db). 3. Tombol supresi untuk membatasi atau menghilangkan gangguan (noise). 4. Tombol fungsi untuk memilih jenis probe 5. Tombol range ( daerah ukur / time base ). 6. Tombol penggeser pulsa ( delay line ). 7. Tombol pulsa monitor untuk memunculkan atau menghilangkan pulsa monitor pada layar / dari layar. 8. Tombol pengatur lebar atau lokasi pulsa monitor. 9. Tombol pengatur focus, untuk mempertajam garis / titik nyala. 10.Tombol pengatur batas daerah ukur yang diperiksa untuk analisa cacat. 11.Tombol pengatur suara apabila di stel kemungkinan terjadinya cacat / pantulan yang terdeteksi. 12. Tombol pengatur lebar pulsa. 13. Tombol untuk charger 14.Tombol untuk dihubungkan dengan peralatan lain METODA ULTRASONIK 30

31 KLIBRASI. KALIBRASI JARAK PROBE NORMAL TUNGGAL METODA ULTRASONIK 31

32 Kalibrasi dimaksudkan untuk menyesuaikan skala pada layar misal Dengan jangkauan dari gelombang ultrasonic dalam benda uji / blok kalibrasi. Gelombang yang merambat didalam benda uji / blok kalibrasi adalah gelombang longitudinal sebelum melakukan kalibrasi jarak tempuh harus diketahui telebih dahulu tebal benda uji yang akan diukur kira-kira t BU? Setelah itu tentukan range? R > t BU Misal t BU = ± 90 mm R = 100 n = R t std = = 4 Indikasi pulsa Indikasi I = R 25 Skala layar 25 = 10 = 2, x 25 II = x 25 III = x 25 IV = = 5 10 = = 10 V1 25 Block Standar Check kalibrasi. V1 231 METODA ULTRASONIK 32 Lucite

33 t Lucite = 23 = 50 steel 50 2 x50 I. 10 = 5 II = 10 Check ke t = = V1 100 Mengukur Tebal Benda Uji t Bu = x 100 = 80 mm mmmm 80 mm 40 m m 60 mm tc = 4 / = 40 mm t Bu2 = x 100 = 60 mm KALIBRASI JARAK PROBE NORMAL METODA ULTRASONIK 33

34 TEST RANGE (mm) PROBE DIARAHKAN KE TEBAL 25 mm PADA V1 INDIKASI PULSA PADA SKALA LAYAR I II III IV V VI VII VIII IX X PROBE DIARAHKAN KE TEBAL 100 mm PADA V Untuk kalibrasi jarak Range 200 Probe diarahkan keketebalan 100 untuk memudahkan kalibrasi. KALIBRASI JARAK PROBE NORMAL KEMBAR Kalibrasi jarak tempuh untuk range lebih besar dari 20/25 mm caranya sama seperti kalibrasi probe normal tuggal. Sedangkan untuk range dibawah 25 mm kalibrasi dilakukan sebagai berikut : missal R= 10mm menggunakan standar v w. METODA ULTRASONIK

35 Indikasi : x Skala layar : x 10 = 4 Indikasi : x 10 = Mengukur cheeking ke ketebalan yang lain 5 Indikasi : x 10 = 5 Kalibrasi OK KALIBRASI JARAK PROBE SUDUT Pelaksanaan kalibrasi jarak dengan probe sudut lebih sukar dari pada probe normal, karena posisi probe harus tepat, pada garis acuan yang telah dibuat dalam standar blok tersebut. Karena posisi probe yang tepat akan mengasilkan indikasi yang amplitudonya maximum. Sebelum melakukan kalibrasi jarak probe sudut harus sudah diketahui : 1. Titik index (exite poin), METODA ULTRASONIK 35

36 2. Penyimpangan sudut probe, Untuk menentukan range (jarak jangkau) kalibrasi harus dicari dulu sound path (S). Misal tebal benda uji = 20 mm, sudut probe 60 0 R > S S = t S β S = / cos 60 = 80 Dari hasil perhitungan missal S = 80 mm maka R = 100 Probe diarahkan ke radius Indikasi : 1. x 10 = x 10 = Chek kalibrasi probe diarahkan ke METODA ULTRASONIK

37 Indikasi = (50 / 100) x 10 = 5 Bila perlu chek lagi kearah radius 100 mm. di layar akan muncul pada skala (100 / 100) x 10 = 10 Kalibrasi jarak missal R = Indikasi : x Skala layar I = x 10 = 4 II = x 10 = 8 Setelah melakukan kalibrasi jarak tempuh sesuai dengan jarak jangkau yang dikehendaki pada layar dan sudah yakin benar. Untuk selanjutnya melakukan pemeriksaan cacat pada benda uji missal sambungan las. KALIBRASI JARAK DENGAN PROBE SUDUT TEST RANGE (MM) PROBE DIARAHKAN KE PULSA MUNCUL DILAYAR HARUS PADA SKALA I II III IV V METODA ULTRASONIK 37

38 100 Radius Radius Radius 25 Radius 50 Radius Radius 25 Radius 50 Radius Radius 25 Radius 50 Radius Radius 25 Radius 50 Radius Radius Radius Radius KALIBRASI ALAT ( PESAWAT UT ) Setiap kali akan digunakan, pesawat UT harus dikalibrasi dengan bantuan blok kalibrasi. Misalnya dengan blok kalibrasi V1,V2. Kalibrasi alat ini harus diperiksa linieritasnya baik skala horizontal maupun vertical PEMERIKSAAN LINIERSITAS HORISONTAL; Pemeriksaan dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa skala horizontal linier. Buat range 250 mm pada layar. Tempatkan probe pada ketebalan 100. V1. METODA ULTRASONIK 38

39 Atur pulsa pada skala 4 dan 8, selanjutnya tempatkan probe pada ketebalan 25 V1, amati setiap indikasi pulsa. Indikasi: 25 V1 X =.db % FSH 60% FSH Apabila tepat pada skala 1 s/d 10 maka skala horizontal linier. PEMERIKSAAN LINIERITAS VERTIKAL Pemeriksaan dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa skala vertical adalah linear untuk itu diusahakan pada layar dapat ditimbulkan dua buah indikasi yang amplitudonya 2: ± 10 % ± 5 % METODA ULTRASONIK 39 1,8 1,9 2 2,1 2,2

40 X db I % II % Ratio I/II X ,05 X X= X X ,95 X ,95 X-8-1,9 X-10 1,9 pesawat UT adalah linier. Skala vertical linear apabila ratio berada pada range toleransi yang diijinkan atau linier pada berapa % FSH % FSH sesuai referensi standar range toleransi. PEMERIKSAAN LINIERITAS TOMBOL GAIN. Pemeriksaan dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa step tombol dari 80 % % FSH -6Db 40 % V Amplitudo Perubahan Amplitudo Amplitudo Keterangan Awal (%) 80 Gain (db) -6 Actual - Akhir (%) METODA ULTRASONIK 40

41 PEMERIKSAAN RESOLUSI V1 Apabila resolusinya baik indikasi harus dapat memperlihatkan perbedaan jarak yang sangat berdekatan pada skala 8,5 ; 9,1; SENSITIVITAS DAN RESOLUSI Sensitivitas dan resolusi dari sistim pesawat UT tergantung pada alat elektronik dan probenya Sensitivitas : adalah kemampuan system untuk menditeksi pemantul kecil yang letaknya jauh dari permukaan, sedangkan Resolusi : adalah kemampuan system untuk membedakan dua permukaan pemantul yang sangat berdekatan. Sensitivitas dan resolusi merupakan dua faktor KURAN KURANG yang saling mempengaruhi G artinya bila Sensitivitasnya baik resolusinya kurang BAIK baik sedangkan bila resolusinya baik sensitivitasnya kurang baik. Demikiaan pula alat elektroniknya untuk memperoleh sistim yang resolusinya baik di perlukan 0probe 2 dan 4 alat 6elektronik 8 10 yang baik besaran sentivitas biasanya relatip yang satu mungkin laebih baik dari yang lain SENSITIVITAS RESOLUSI KURANG BAIK METODA ULTRASONIK

42 PEMERIKSAN TITIK INDEK. Titik indek perlu diketahui lokasinya karena titik ini merupakan titik nol dari setiap pengukuran jarak. Dilakukan sebagai berikut : V1 MAX Titik Index Lama Titik Index Baru METODA ULTRASONIK 42

43 Kesalahan / ketidak telitian dalam menentukan letak titik indeks akan mengakibatkan kesalahan dalam menentukan letak cacat /reflector. Kesalahan letak titik indek terhadap spesipikasi pabrik maks ± 2 skala. Bila telah melebihi 2 skala probe harus diperbaiki atau tidak dipakai. PEMERIKSAN SUDUT PROBE Sudut bias gelombang yang masuk kedalam benda uji dapat diukur dengan beberapa macam cara, tetapi sebelumnya titik indeks harus diketahui lokasinya. MAX V Titk indek Dengan cara interpolasai sudut probe yang sebenaranya adalah Misalnya Sudut probe X MAX Y=15 Titik β METODA ULTRASONIK 43 Indek probe Θ=

44 Ukur jarak X dan Y. Y = 15 sudah standar, x = diukur dari titik indeks sudut probe tan β dapat dicari. Sudut probe yang diperkenankan toleransinya ± 2 probe harus diperbaiki jangan langsung digunakan. IMERSION TEHNIK Biasanya sistim imersion (rendam) ini digunakan untuk pengukuran secara otomatis, dimana sistim scan A digabungkan dengan gerakan probe terhadap permukaan BU dalam sistem terpadu sehingga menghasilkan Scan B dan Scan C. mengingat jarak permukaan BU jauh maka harus ditentukan jarak minimum yang tidak akan mengganggu pengukuran. VL air Jarak air d air VL baja Tebal baja METODA ULTRASONIK 44

45 Waktu yang diperlukan oleh gelombang untuk merambat dari probe ke permukaan BU adalah : t air = d air /VL air pantulan kedua terjadi dalam selang waktu t air. jadi supaya pantulan ke 2 dan seterusnya tidak mengganggu dari permukaan di dalam BU (antara permukaan 1 dan 2) Maka t bj = d bj / VL bj < t ai Karena V bj = 4 V air, maka : d bj < 4 d air atau d air > ¼ d bj. Jadi jarak probe permukaan I harus lebih besar dari ¼ d bj (tebal BU). Untuk dapat membaca skala lebih teliti range dapat diperkecil dan indikasi permukaan I dapat digeser ke skala 0. R I 0 d air 5 tc t BU METODA ULTRASONIK 45 d Air tc Tebal benda uji

46 MENENTUKAN LOKASI DIMENSI CACAT LAMINASI DENGAN PROBE NORMAL. LANGKAH KERJA : 1. Tentukan / ukur BU. Tebal = tentukan range R > 40 R= Lakukan kalibrasi jarak OK 4. mencari cacat laminasi ukur BU dq UT tebal / Back Wal. R % TBU T BU = (8,2 / 10) x 50 = Kalibrasi gain sensitivity, buat indikasi menjadi 100% FSH catat G =..db + 6 db =..db = Gain Operasi METODA ULTRASONIK 46

47 ?? 5. Pencarian cacat laminasi teknik 6 db drop db % 50 % ,2 tc Ujung cacat 10 0 tc = (4 / 10) x 50 = 20 TEKNIK EKUALISASI % Equel ,2 10 tc Ujung cacat? Tc = (4 / 10) x 50 = 20 HASIL UJI CACAT LAMINASI? METODA ULTRASONIK 47 BU t BU

48 MENENTUKAN LOKASI DAN DIMENSI CACAT MENGGUNAKAN PROBE SUDUT LANGKAH KERJA : 1. Mengukur t BU t =.. missal t = menentukan sudut probe β =. missal sudut menentukan titik indeks probe, Check sudut bias probe 4. menentukan range R > R 20 cos 60 = 40 R = 100 t cos β 5. lakukan kalibrasi jarak Check OK 6. lakukan kalibrasi gain sensitivity, 2t cos β V1 o Ø1,5 100% FSH Max G = db + 6 db METODA Gop ULTRASONIK =..db 48

49 7. memeriksa cacat pada BU 0 10 t analisa cacat Leg 2 Leg 1 Cacat Leg 1 = Sc < t/cos β Leg 2 = Sc > t/cos β Sc < 2t/cos β Menentukan Lokasi & Dimensi Cacat L 50 % 100 % 50 % Max 100% R 100% Px 0 2 2,5 10 X Pc % - 6 db t c - 50 % 0 2,5 Sc = dilihat dilayar Sc = (2,5/10) x 100 = 25 mm Px = diukur pada BU Pc = dihitung Pc = Sc. Sin β METODA ULTRASONIK 49

50 X = Px Pc L = diukur pada BU tc = dihitung leg 1 tc = Sc. cos leg 2 tc = 2t Sc cos β Hasil Pengukuran?????? t BU MENENTUKAN LOKASI & DIMENSI CACAT LAS Langkah kerja 1. Ukur tebal BU. t = 20 mm 2. Cari cacat laminasi, tidak ada cacat laminasi Teruskan 3. Memilih sudut probe menentukan sudut probe mencek sudut probe 4. Menentukan range R = t / cos β ; 2t / cos β Misal t = 20 R > / cos 60 = 80 R = Melakukan kalibrasi jarak OK 6. Melakukan Kalibrasi gain sensitivity o 100 % V1 Ø1,5 Max G = db + 6 db Gop =.db Pemeriksaan Sambungan las METODA ULTRASONIK 50

51 Penentuan scaning area P = 2.t. tg β HAZ P = 2.t. tg β Analisa cacat las Px Pc Sc Untuk leg 1 Sc < t / cos β = 20 / cos 60 = Sc < 40 Untuk leg 2 Sc > t / cos β ; Sc < 2t / cos β 40 < Sc < 80 Max Leg 1 Leg METODA ULTRASONIK 51

52 Penentuan Lokasi & Dimensi Cacat Las Pc tc 100 % Max 50 % x L 100 % 50 % -6dB 100 % 50 % HASI UJI SAMBUNGAN LAS Sc = dilihat dilayar Px = diukur pada BU 12 Pc 20= Sc. Sin β dihitung X = Px Pc L = diukur pada BU SCAN - B tc = untuk leg 1 tc = Sc. cos β0 leg 2 tc = 2t Sc. cos β Y METODA ULTRASONIK 52 SCAN - C

53 Penentuan Lokasi Cacat Perhitungan jarak dapat dilakukan seperti pada pengukuran tebal. Misal pada layar timbul indikasi Sbb Maka tebal bahan ( d ) d = (6 / 10) x 200 = 120 mm METODA ULTRASONIK 53

54 Lokasi Cacat ( dc ) dc = (4,5 /10 ) x 200 = 40 mm Pantulan ke 2 dari cacat adalah pada skala 9 Jadi pada bahan yang tebalnya 120 mm terdapat cacat pada kedalaman 40 mm dari permukaan BU. Bila indikasi yang terjadi jumlahnya cukup banyak maka indikasi harusl dianalisa satu persatu dimulai dari pulsa pertama. Misal pada layar dikalibrasi dengan Range 200 dilayar muncul pulsa sebagai berikut : Misal terdapat 7 buah indikasi pada layar Indikasi 1 Lokasi ; (2,5 / 10) x 200 = 50 mm dalamnya cacat 1 METODA ULTRASONIK 54

55 Indikasi 2 Lokasi ; (4,5 / 10) x 200 = 90 mm dalamnya cacat 2 Indikasi 3 Lokasi ; 100 pantulan 2 dari cacat 1 Indikasi 4 Lokasi ; (6 / 10) x 200 = 120 mm back wall (tebal benda uji) Indikasi 5 Lokasi ; 150 mm pantulan 3 dari cacat 1 Indikasi 6 Lokasi ; 180 mm pantulan 2 dari cacat 2 Indikasi 7 Lokasi ; 200 mm pantulan 4 dari cacat 1 PENGUNAAN PROBE SUDUT Probe sudut hanya digunakan untuk menentukan lokasi dan besar cacat yang memiliki permukaan yang membentuk sudut terhadap permukaan benda uji. Penentuan Lokasi Cacat dengan probe sudut : Penentuan lokasi cacat dengan probe sudut memerlukan ketelitian yang lebih baik dibanding probe normal karena dituntut suatu kondisi indikasi dilayar harus maximal agar diyakini bahwa cacat berada pada central beam. Max β METODA ULTRASONIK 55

56 Untuk mendapatkan indikasi maximal probe harus digerakan maju mundur kekiri dan kekanan METODA ULTRASONIK 56

57 KALIBRASI JARAK Kalibrasi jarak menggunakan probe sudut berbeda dengan probe normal, pengukuran dengan probe sudut memungkinkan 3 macam jarak, yang bias ditampilkan pada layar. Jarak tempuh (S) Jarak proyeksi diukur dari titik indeks, diukur dari ujung probe (a) Jarak tempuh kearah tebal (a) P Pc a t β S t 1 t 2 Bila salah satu jarak telah diketahui maka jarak yang lain dapat ditentukan. Sin β = P / S METODA ULTRASONIK 57

58 Cos β = 2t / S P = 2t tg β = S Sin β t 1 = Sc. Cos β S = 2t / cos β P / sin β t 2 = 2t Sc Cos β Kalibrasi jarak proyeksi Misal kalibrasi probe sudut 45 0 dan R = 200 mm Jarak tempuh 100 mm jarak proyeksinya = 100 x Sin 45 0 = 70,7 mm Jadi indikasi pada layar harus diletakan pada skala : Indikasi I = (70,7 / 200) x 10 = 3,5 Skala layar II = 2. 70,7 / 200 = 7,1 Skala layar R ,5 7, P 1 P 2 METODA ULTRASONIK 58

59 Dengan menempatkan indikasi pada skala 3,5 dan 7,1 diperoleh range 200 mm jarak proyeksi dari titik indeks probe. Pemakaian Skala DGS (Distance Gain Size) berdasarkan standard DIN Amplitudo suatu indikasi tergantung pada letak permukaan pemantul/cacat (distance), gain dan dimensi permukaan pemantul/cacat tersebut (size). Makin jauh letak cacat dan dengan gain yang kecil serta makin kecil dimensi cacat, maka makin kecil pula amplitudo indikasi dari cacat tersebut. Krautkramer secara teoritis dengan percobaannya telah membuktikan adanya hubungan antara besaran-besaran tersebut di atas dan berhasil membuat hubungan antara besaran tersebut dalam diagram dan skala DGS dengan syarat bahwa permukaan dianggap datar/rata dan berbentuk lingkaran dua dimensi. Karena diagram dan skala ini dipengaruhi oleh probe dan pesawat yang digunakan, maka dibuatkan diagram dan skala untuk berbagai jenis probe, range, frekuensi dan dimensi dan pesawat ultrasonik. Untuk itu krautkramer membuat skala dengan kode-kode tertentu disesuaikan dengan faktor-faktor tersebut. Misal untuk pesawat USK, USL dan USM dibuatkan skala DGS dengan kode huruf MAN untuk probe normal dan kode huruf MA untuk probe sudut. Untuk memasukkan faktor frekuensi probe, sudut probe dan range dibuatkan kode angka misal skala DGS MAN 242 adalah untuk probe B.4 SN atau MB4SN dengan range 2 x 250 mm = 500 mm. METODA ULTRASONIK 59

60 Skala DGS MA 442 adalah untuk probe MWB 45 dengan range 2 x 50 mm = 100 mm dan jarak proyeksi dari ujung probe. Untuk dapat menggunakan skala DGS langsung maka perlu dilakukan kalibrasi, baik gain maupun jarak sehingga amplitudo langsung menunjukkan dimensi cacat dalam satuan mm DGS. Distance: A Gain: V Size: G DISTANCE AMPLITUDO CORRECTION ( DAC ) Kurva DAC adalah salah satu cara dari standard ASME untuk menentukan dimensi cacat relative terhadap suatu referensi cacat tertentu (menggunakan Basic Calibration Block / BCB). Untuk itu terlebih dahulu harus di buat kurva DAC dari cacat referensi berupa lubang bor sisi atau berupa takikan pada block BCB 1/4 2/4 T 3/4 B CB R = 10/4 T 100% DAC TBCB = 3/4 in ( 19 mm) Probe sudut = 60 0 Size = 8 x 9 mm 50% DAC METODA ULTRASONIK Frekuensi = 4 Mhz Kurva DAC

61 20% DAC Setelah kurva DAC diperoleh amplitudo dari indikasi cacat dibandingkan dengan kurva DAC dan dapat dihitung persentase perbandingan antara amplitude kurva DAC untuk jarak yang sama dan ukuran cacat referensi yang sama. METODA ULTRASONIK 61

Pengukuran Ketebalan serta Posisi Cacat pada Sampel Carbon Steel dan Stainless Steel dengan Metode Ultrasonic Testing.

Pengukuran Ketebalan serta Posisi Cacat pada Sampel Carbon Steel dan Stainless Steel dengan Metode Ultrasonic Testing. Pengukuran Ketebalan serta Posisi Cacat pada Sampel Carbon Steel dan Stainless Steel dengan Metode Ultrasonic Testing Fransisca Debora Jurusan Fisika FMIPA Universitas Sriwijaya Email : fransisca.debora91@gmail.com

Lebih terperinci

DASAR TEORI ULTRASONIC TEST

DASAR TEORI ULTRASONIC TEST DASAR TEORI ULTRASONIC TEST (materi kuliah UTR ) Tegas Sutondo Tujuan Memberikan dasar teori teknik inspeksi menggunakan peralatan UT Problem Testing menggunakan UT Karakteristik gelombang suara Pembangkitan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. TERSEBUT DIAPLIKASIKAN UNTUK PENDETEKSIAN CACAT DALAM PADA MATERIAL BAJA. DENGAN

BAB IV ANALISA. TERSEBUT DIAPLIKASIKAN UNTUK PENDETEKSIAN CACAT DALAM PADA MATERIAL BAJA. DENGAN BAB IV ANALISA. TERSEBUT DIAPLIKASIKAN UNTUK PENDETEKSIAN CACAT DALAM PADA MATERIAL BAJA. DENGAN BAB IV ANALISA 4.1 Analisis Simulasi Salah satu teknik untuk memodelkan perambatan ultrasonik dalam medium

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. tersebut diaplikasikan untuk pendeteksian cacat dalam pada material baja. Dengan

BAB IV ANALISA. tersebut diaplikasikan untuk pendeteksian cacat dalam pada material baja. Dengan BAB IV ANALISA 4.1 Analisis Simulasi Salah satu teknik untuk memodelkan perambatan ultrasonik dalam medium adalah dengan pulse echo single probe. Pulse echo single probe adalah salah satu probe ultrasonik

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI UJI ULTRASONIK (Ultrasonic Test)

LAPORAN RESMI UJI ULTRASONIK (Ultrasonic Test) LAPORAN RESMI UJI ULTRASONIK (Ultrasonic Test) Oleh : Ahmad Rizeki Erika Rizky Ratih Kusumaningtyas Rahardi Wardhana Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya PPNS 2012/2013 BAB 1 Tujuan Untuk mendeteksi adanya

Lebih terperinci

penetrant dan developer. Umumnya warna yang digunakan adalah putih untuk developer dan merah untuk penetrant.

penetrant dan developer. Umumnya warna yang digunakan adalah putih untuk developer dan merah untuk penetrant. penetrant dan developer. Umumnya warna yang digunakan adalah putih untuk developer dan merah untuk penetrant. Metode yang lain adalah menggunakan penetrant bercahaya/fluoresens. Langkah-langkah inspeksinya

Lebih terperinci

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Sifat gelombang elektromagnetik Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Pantulan (Refleksi) Pemantulan gelombang terjadi ketika gelombang

Lebih terperinci

Blok Diagram Sebuah Osiloskop

Blok Diagram Sebuah Osiloskop OSILOSKOP BAB VI Kegunaan Osiloskop Untuk mengamati secara visual tingkah tegangan bolak balik dan tegangan searah. Sebagai alat ukur: tegangan searah dan tegangan bolak balik. : tegangan (Vpp) berbagai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Penelitian dunia yang berkenaan dengan gelombang ultrasonik bukan hal yang baru melainkan sudah berlangsung cukup lama sehingga pemahaman ilmuwan mengenai sifat dan interaksinya

Lebih terperinci

HASIL, KESIMPULAN DAN SARAN

HASIL, KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 HASIL, KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan dibagi menjadi tiga sub bab tersendiri yaitu : 1. Hasil Hasil yang didapatkan setelah melakukan analisa dan pembahasan terhadap hasil pengujian. Berikut hasil

Lebih terperinci

Bab 2. Teori Gelombang Elastik. sumber getar ke segala arah dengan sumber getar sebagai pusat, sehingga

Bab 2. Teori Gelombang Elastik. sumber getar ke segala arah dengan sumber getar sebagai pusat, sehingga Bab Teori Gelombang Elastik Metode seismik secara refleksi didasarkan pada perambatan gelombang seismik dari sumber getar ke dalam lapisan-lapisan bumi kemudian menerima kembali pantulan atau refleksi

Lebih terperinci

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr Gelombang A. PENDAHULUAN Gelombang adalah getaran yang merambat. Gelombang merambat getaran tanpa memindahkan partikel. Partikel hanya bergerak di sekitar titik kesetimbangan. Gelombang berdasarkan medium

Lebih terperinci

BAB III ALAT PENGUKUR ALIRAN BERDASARKAN WAKTU TEMPUH GELOMBANG ULTRASONIK. Gelombang ultrasonik adalah salah satu jenis gelombang akustik atau

BAB III ALAT PENGUKUR ALIRAN BERDASARKAN WAKTU TEMPUH GELOMBANG ULTRASONIK. Gelombang ultrasonik adalah salah satu jenis gelombang akustik atau BAB III ALAT PENGUKUR ALIRAN BERDASARKAN WAKTU TEMPUH GELOMBANG ULTRASONIK 3.1 Gelombang Ultrasonik Gelombang ultrasonik adalah salah satu jenis gelombang akustik atau gelombang bunyi dengan persamaan

Lebih terperinci

sepanjang lintasan: i) A-B adalah 1/4 getaran ii) A-B-C-B-A adalah 4/4 atau 1 getaran iii) A-B-C-B-A-B adalah 5/4 atau 1,25 getaran

sepanjang lintasan: i) A-B adalah 1/4 getaran ii) A-B-C-B-A adalah 4/4 atau 1 getaran iii) A-B-C-B-A-B adalah 5/4 atau 1,25 getaran contoh soal dan pembahasan jawaban getaran dan gelombang, materi fisika SMP Kelas 8 (VIII), tercakup amplitudo, frekuensi, periode dari getaran dan gelombang, panjang gelombang, cepat rambat suatu gelombang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gelombang Ultrasonik Pemakaian gelombang ultrasonik telah digunakan sejak abad ke 19 dimana pertama kali digunakan untuk mendeteksi kapal selam. Sumber ultrasonik dihasilkan oleh

Lebih terperinci

Jenis dan Sifat Gelombang

Jenis dan Sifat Gelombang Jenis dan Sifat Gelombang Gelombang Transversal, Gelombang Longitudinal, Gelombang Permukaan Gelombang Transversal Gelombang transversal merupakan gelombang yang arah pergerakan partikel pada medium (arah

Lebih terperinci

CRO (Cathode Ray Oscilloscope)

CRO (Cathode Ray Oscilloscope) CRO (Cathode Ray Oscilloscope) CRO (Cathode Ray Oscilloscope) merupakan salah satu piranti pengukuran yang mampu: - memvisualisasikan bentuk-bentuk gelombang dan gejala lain dari suatu rangkaian elektronik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Gelombang dan klasifikasinya. Gelombang adalah suatu gangguan menjalar dalam suatu medium ataupun tanpa medium. Dalam klasifikasinya gelombang terbagi menjadi yaitu :. Gelombang

Lebih terperinci

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK I. SOAL PILIHAN GANDA Diketahui c = 0 8 m/s; µ 0 = 0-7 Wb A - m - ; ε 0 = 8,85 0 - C N - m -. 0. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut : () Di udara kecepatannya cenderung

Lebih terperinci

RANGKUMAN MATERI GETARAN DAN GELOMBANG MATA PELAJARAN IPA TERPADU KELAS 8 SMP NEGERI 55 JAKARTA

RANGKUMAN MATERI GETARAN DAN GELOMBANG MATA PELAJARAN IPA TERPADU KELAS 8 SMP NEGERI 55 JAKARTA RANGKUMAN MATERI GETARAN DAN GELOMBANG MATA PELAJARAN IPA TERPADU KELAS 8 SMP NEGERI 55 JAKARTA Getaran A. Pengertian getaran Getraran adalah : gerak bolak-balik benda secara teratur melalui titik keseimbangan.salah

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 1 Doc. Name: AR12FIS01UAS Version: 2016-09 halaman 1 01. Sebuah bola lampu yang berdaya 120 watt meradiasikan gelombang elektromagnetik ke segala arah dengan sama

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. suatu beton. Standar atau prosedur dalam menggunakan metode pengujian ini

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. suatu beton. Standar atau prosedur dalam menggunakan metode pengujian ini PEMBAHASAN MASALAH 7.1. Tinjauan khusus Ultrasonic pulse velocity adalah metode yang digunakan untuk mengukur kecepatan hantaran dari gelombang (pulse velocity) ultrasonik yang melewati suatu beton. Standar

Lebih terperinci

Pemeriksaan secara visual dengan mata, kadang kadang memakai kaca pembesar. 2.

Pemeriksaan secara visual dengan mata, kadang kadang memakai kaca pembesar. 2. III. PENGUJIAN TANPA MERUSAK (N D T) 1. Pengertian NDT NDT adalah singkatan non destruktif test, yang artinya adalah pengujian tak merusak. Maksud dari pengujian ini adalah bahwa bendanya tidak akan dirusak,

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. 39 Universitas Indonesia

BAB 5 PEMBAHASAN. 39 Universitas Indonesia BAB 5 PEMBAHASAN Dua metode penelitian yaitu simulasi dan eksperimen telah dilakukan sebagaimana telah diuraikan pada dua bab sebelumnya. Pada bab ini akan diuraikan mengenai analisa dan hasil yang diperoleh

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS Doc. Name: K13AR12FIS01UAS Version: 2015-11 halaman 1 01. Seorang pendengar A berada di antara suatu sumber bunyi S yang menghasilkan bunyi berfrekuensi f dan tembok

Lebih terperinci

PENGUKURAN PANJANG SIMULASI RETAK PERMUKAAN DENGAN TEKNIK PERAMBATAN GELOMBANG ULTRASONIK PERMUKAAN

PENGUKURAN PANJANG SIMULASI RETAK PERMUKAAN DENGAN TEKNIK PERAMBATAN GELOMBANG ULTRASONIK PERMUKAAN PENGUKURAN PANJANG SIMULASI RETAK PERMUKAAN DENGAN TEKNIK PERAMBATAN GELOMBANG ULTRASONIK PERMUKAAN Ashadi Salim Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Binus University Jl. KH. Syahdan No. 9,

Lebih terperinci

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia Analisis Pengaruh Ketebalan Nonconductive Coating Terhadap Pendeteksian Panjang Dan KedalamanRetak PadaFilletJoint Bracket KapalAluminium Menggunakan Pengujian Ultrasonik Akbar Rianiri Bakri 1, Wing Hendroprasetyo

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) G-121

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) G-121 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-121 Analisis Pengaruh Ketebalan Nonconductive Coating Terhadap Pendeteksian Panjang Dan KedalamanRetak PadaFilletJoint Bracket

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya 1. EBTANAS-06-22 Berikut ini merupakan sifat-sifat gelombang cahaya, kecuali... A. Dapat mengalami pembiasan B. Dapat dipadukan C. Dapat dilenturkan D. Dapat dipolarisasikan E. Dapat menembus cermin cembung

Lebih terperinci

BAB III DASAR DASAR GELOMBANG CAHAYA

BAB III DASAR DASAR GELOMBANG CAHAYA BAB III DASAR DASAR GELOMBANG CAHAYA Tujuan Instruksional Umum Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perambatan gelombang, yang merupakan hal yang penting dalam sistem komunikasi serat optik. Pembahasan

Lebih terperinci

Disusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM)

Disusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM) Disusun oleh : MIRA RESTUTI 1106306 PENDIDIKAN FISIKA (RM) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013 Kompetensi Dasar :

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa 2 Metode yang sering digunakan untuk menentukan koefisien serap bunyi pada bahan akustik adalah metode ruang gaung dan metode tabung impedansi. Metode tabung impedansi ini masih dibedakan menjadi beberapa

Lebih terperinci

BAB 11 GETARAN DAN GELOMBANG

BAB 11 GETARAN DAN GELOMBANG BAB 11 GETARAN DAN GELOMBANG A. Getaran Benda Getaran adalah gerakan bolak balik terhadap titik keseimbangan. - Penggaris melakukan getaran dari posisi 1 2 1 3 1 - Bandul melakukan gerak bolak balik dari

Lebih terperinci

SMA IT AL-BINAA ISLAMIC BOARDING SCHOOL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012

SMA IT AL-BINAA ISLAMIC BOARDING SCHOOL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012 PTUNJUK UMUM SMA T AL-NAA SLAMC OARDNG SCHOOL UJAN AKHR SMSTR GANJL TAHUN AJARAN 2011/2012 LMAR SOAL Mata Pelajaran : isika Pengajar : Harlan, S.Pd Kelas : X Hari/Tanggal : Senin/26 Desember 2011 AlokasiWaktu

Lebih terperinci

DASAR TELEKOMUNIKASI. Kholistianingsih, S.T., M.Eng

DASAR TELEKOMUNIKASI. Kholistianingsih, S.T., M.Eng DASAR TELEKOMUNIKASI Kholistianingsih, S.T., M.Eng KONTRAK PEMBELAJARAN UAS : 35% UTS : 35% TUGAS : 20% KEHADIRAN : 10% KEHADIRAN 0 SEMUA KOMPONEN HARUS ADA jika ada satu komponen yang kosong NILAI = E

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permukaan bumi mempunyai beberapa lapisan pada bagian bawahnya, masing masing lapisan memiliki perbedaan densitas antara lapisan yang satu dengan yang lainnya, sehingga

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci

Gelombang Bunyi 8 SMP

Gelombang Bunyi 8 SMP Gelombang Bunyi 8 SMP Fisikastudycenter.com, contoh soal dan pembahasan jawaban gelombang bunyi, materi fisika SMP Kelas 8 (VIII), tercakup sifat-sifat gelombang dari bunyi diantaranya frekuensi, periode,

Lebih terperinci

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Kelompok besaran berikut yang merupakan besaran

Lebih terperinci

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari FISIKA 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari MATERI Satuan besaran Fisika Gerak dalam satu dimensi Gerak dalam dua dan tiga dimensi Gelombang berdasarkan medium (gelombang mekanik dan elektromagnetik) Gelombang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa dengan metode uji ultrasonik terhadap material didasarkan pada pengukuran dengan beberapa parameter propagasinya, dimana propagasi atau perambatan gelombang ultrasonik erat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2000-an berkembang isu didunia internasional akan dampak

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2000-an berkembang isu didunia internasional akan dampak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2000-an berkembang isu didunia internasional akan dampak dari konsumsi bahan bakar minyak yang menjadi topik utama di berbagai media massa. Salah satu dampaknya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun KATA PENGANTAR Puji syukur tim panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-nya tim bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Optika Fisis ini. Makalah ini diajukan guna memenuhi

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI COBA. Menurut medium perambatannya, gelombang

KISI-KISI SOAL UJI COBA. Menurut medium perambatannya, gelombang LAMPIRAN IV KISI-KISI SOAL UJI COBA No Indikator soal Teknik Bentuk Instrumen 1 Peserta didik menjelaskan karakteristik mekanik dan elektromagnetik Contoh Soal Menurut medium perambatannya, diklasifiikasikan

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal Xpedia Fisika Optika Fisis - Soal Doc. Name: XPFIS0802 Version: 2016-05 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) muatan listrik yang diam (2) muatan listrik yang bergerak lurus

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG - GELOMBANG

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG - GELOMBANG LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Gelombang - - GELOMBANG - GELOMBANG ------------------------------- 1 Gelombang Gelombang Berjalan

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18

Lebih terperinci

BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik

BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK 2.1 Umum elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik seperti yang diilustrasikan pada

Lebih terperinci

Pengaruh Posisi Probe Terhadap Respon Defect di 1 2. V Bevel Butt Joint Dengan Metode Ultrasonic Testing Tandem Technique

Pengaruh Posisi Probe Terhadap Respon Defect di 1 2. V Bevel Butt Joint Dengan Metode Ultrasonic Testing Tandem Technique Pengaruh Posisi Terhadap Respon Defect di 1 2 V Bevel Butt Joint Dengan Metode Ultrasonic Testing Tandem Technique Asrafi *, Nurul Laili Arifin * and Cahyo Budi Nugroho # Batam Polytechnics Mechanical

Lebih terperinci

drimbajoe.wordpress.com

drimbajoe.wordpress.com 1. Suatu bidang berbentuk segi empat setelah diukur dengan menggunakan alat ukur yang berbeda, diperoleh panjang 5,45 cm, lebar 6,2 cm, maka luas pelat tersebut menurut aturan penulisan angka penting adalah...

Lebih terperinci

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI Kompetensi dasar : Memahami Konsep Dan Prinsip-Prinsip Gejala Gelombang Secara Umum Indikator : 1. Arti fisis getaran diformulasikan 2. Arti fisis gelombang dideskripsikan

Lebih terperinci

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI Kompetensi dasar : Memahami Konsep Dan Prinsip Prinsip Gejala Gelombang Secara Umum Indikator Tujuan 1. : 1. Arti fisis getaran diformulasikan

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 1. Terhadap koordinat x horizontal dan y vertikal, sebuah benda yang bergerak mengikuti gerak peluru mempunyai komponen-komponen

Lebih terperinci

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121 SBMPTN 017 Fisika Soal SBMPTN 017 - Fisika - Kode Soal 11 Halaman 1 01. 5 Ketinggian (m) 0 15 10 5 0 0 1 3 5 6 Waktu (s) Sebuah batu dilempar ke atas dengan kecepatan awal tertentu. Posisi batu setiap

Lebih terperinci

Kurikulum 2013 Kelas 12 SMA Fisika

Kurikulum 2013 Kelas 12 SMA Fisika Kurikulum 2013 Kelas 12 SA Fisika Persiapan UTS Semester Ganjil Doc. Name: K13AR12FIS01UTS Version : 2016-04 halaman 1 01. Suatu sumber bunyi bergerak dengan kecepatan 10 m/s menjauhi seorang pendengar

Lebih terperinci

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari

Lebih terperinci

D. 6,25 x 10 5 J E. 4,00 x 10 6 J

D. 6,25 x 10 5 J E. 4,00 x 10 6 J 1. Besarnya usaha untuk menggerakkan mobil (massa mobil dan isinya adalah 1000 kg) dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan 72 km/jam adalah... (gesekan diabaikan) A. 1,25 x 10 4 J B. 2,50 x 10 4 J

Lebih terperinci

Gelombang Transversal Dan Longitudinal

Gelombang Transversal Dan Longitudinal Gelombang Transversal Dan Longitudinal Pada gelombang yang merambat di atas permukaan air, air bergerak naik dan turun pada saat gelombang merambat, tetapi partikel air pada umumnya tidak bergerak maju

Lebih terperinci

Polarisasi Gelombang. Polarisasi Gelombang

Polarisasi Gelombang. Polarisasi Gelombang Polarisasi Gelombang Polarisasi Gelombang Gelombang cahaya adalah gelombang transversal, sedangkan gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal. Nah, ada satu sifat gelombang yang hanya dapat terjadi

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS )

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS ) LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

Gejala Gelombang. gejala gelombang. Sumber:

Gejala Gelombang. gejala gelombang. Sumber: Gejala Gelombang B a b B a b 1 gejala gelombang Sumber: www.alam-leoniko.or.id Jika kalian pergi ke pantai maka akan melihat ombak air laut. Ombak itu berupa puncak dan lembah dari getaran air laut yang

Lebih terperinci

Ultrasonic Testing. Prinsip Ultrasonic. Prinsip Pemeriksaan Ultrasonic. Pembangkit ultrasonic 08/01/2012

Ultrasonic Testing. Prinsip Ultrasonic. Prinsip Pemeriksaan Ultrasonic. Pembangkit ultrasonic 08/01/2012 LANJUTAN MATERI KE III Ultrasonic Testing Prinsip Ultrasonic Gelombang suara frekuensi tinggi dimasukkan ke dalam material dipantulkan kembali dari permukaan atau cacat. Energi suara yang dipantulkan ditampilkan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN Penelitian yang di gunakan oleh penulis dengan metode deskritif kuantitatif. Yang dimaksud dengan deskritif kuantitatif adalah jenis penelitian terhadap masalah masalah berupa

Lebih terperinci

: 1. KARAKTERISTIK GELOMBANG 2. PERSAMAAN GELOMBANG BERJALAN DAN GELOMBANG TEGAK

: 1. KARAKTERISTIK GELOMBANG 2. PERSAMAAN GELOMBANG BERJALAN DAN GELOMBANG TEGAK LAMPIRAN XV SATUAN PENDIDIKAN MATA PELAJARAN MATERI POKOK KELAS/ SEMESTER PENELITI LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN TES : MAN 1 PADANG : FISIKA : 1. KARAKTERISTIK GELOMBANG 2. PERSAMAAN GELOMBANG BERJALAN DAN

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559

SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559 SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559 SOAL PEMBAHASAN 1. Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini. 1. Jawaban: DDD Percepatan ketika mobil bergerak semakin cepat adalah. (A) 0,5

Lebih terperinci

Kunci dan pembahasan soal ini bisa dilihat di dengan memasukkan kode 5976 ke menu search. Copyright 2017 Zenius Education

Kunci dan pembahasan soal ini bisa dilihat di  dengan memasukkan kode 5976 ke menu search. Copyright 2017 Zenius Education 01. Batas ambang frekuensi dari seng untuk efek fotolistrik adalah di daerah sinar ultraviolet. Manakah peristiwa yang akan terjadi jika sinar-x ditembakkan ke permukaan logam seng? (A) tidak ada elektron

Lebih terperinci

C21 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Seorang siswa mengukur panjang dan lebar suatu plat logam menggunakan mistar dan jangka sorong sebagai berikut.

C21 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Seorang siswa mengukur panjang dan lebar suatu plat logam menggunakan mistar dan jangka sorong sebagai berikut. 1 1. Seorang siswa mengukur panjang dan lebar suatu plat logam menggunakan mistar dan jangka sorong sebagai berikut. Panjang Lebar (menggunakan mistar) (menggunakan jangka sorong) Luas plat logam di atas

Lebih terperinci

12/27/2013. Latihan Materi UAS FISIKA FTP FISIKA FLUIDA. Latihan Soal

12/27/2013. Latihan Materi UAS FISIKA FTP FISIKA FLUIDA. Latihan Soal Latihan Materi UAS FISIKA FTP FISIKA FLUIDA Latihan Soal 1 Kohesi dan Adhesi Manakah yang termasuk gaya tarik kohesi? Manakah yang termasuk gaya tarik adhesi C A B D Tegangan Permukaan Jika gaya tarik

Lebih terperinci

Gelombang sferis (bola) dan Radiasi suara

Gelombang sferis (bola) dan Radiasi suara Chapter 5 Gelombang sferis (bola) dan Radiasi suara Gelombang dasar lain datang jika jarak dari beberapa titik dari titik tertentu dianggap sebagai koordinat relevan yang bergantung pada variabel akustik.

Lebih terperinci

PENGAMATAN PENJALARAN GELOMBANG MEKANIK

PENGAMATAN PENJALARAN GELOMBANG MEKANIK PENGAMATAN PENJALARAN GELOMBANG MEKANIK Elinda Prima F.D 1, Muhamad Naufal A 2, dan Galih Setyawan, M.Sc 3 Prodi D3 Metrologi dan Instrumentasi, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi Getaran dan Gelombang Getaran/Osilasi Gerak Harmonik Sederhana Gelombang Gelombang : Gangguan yang merambat Jika seutas tali yang diregangkan

Lebih terperinci

Macam-macam berkas cahaya: 1. Berkas mengumpul (Konvergen) 2. Berkas Menyebar ( divergen) 3. Berkas Sejajar.

Macam-macam berkas cahaya: 1. Berkas mengumpul (Konvergen) 2. Berkas Menyebar ( divergen) 3. Berkas Sejajar. BAB V CAHAYA Cahaya adalah gelombang yang memindahkan tenaga tanpa perambatan massa. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri dari beberapa macam warna. Di dalam ruang hampa warna warna

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984 SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Besarnya usaha untuk menggerakkan mobil

Lebih terperinci

PENDEKATAN TEORITIK. Elastisitas Medium

PENDEKATAN TEORITIK. Elastisitas Medium PENDEKATAN TEORITIK Elastisitas Medium Untuk mengetahui secara sempurna kelakuan atau sifat dari suatu medium adalah dengan mengetahui hubungan antara tegangan yang bekerja () dan regangan yang diakibatkan

Lebih terperinci

SANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R

SANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R DOKUMEN ASaFN. Sebuah uang logam diukur ketebalannya dengan menggunakan jangka sorong dan hasilnya terlihat seperti pada gambar dibawah. Ketebalan uang tersebut adalah... A. 0,0 cm B. 0, cm C. 0, cm D.

Lebih terperinci

Gelombang. Rudi Susanto

Gelombang. Rudi Susanto Gelombang Rudi Susanto Pengertian Gelombang Gelombang adalah suatu gejala terjadinya perambatan suatu gangguan (disturbane) melewati suatu medium dimana setelah gangguan ini lewat keadaan medium akan kembali

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KURVA DAC (DISTANCE AMPLITUDE CORRECTION) UNTUK MENENTUKAN UKURAN DISKONTINUITAS INTERNAL PADA BAJA KARBON

PENGGUNAAN KURVA DAC (DISTANCE AMPLITUDE CORRECTION) UNTUK MENENTUKAN UKURAN DISKONTINUITAS INTERNAL PADA BAJA KARBON PENGGUNAAN KURVA DAC (DISTANCE AMPLITUDE CORRECTION) UNTUK MENENTUKAN UKURAN DISKONTINUITAS INTERNAL PADA BAJA KARBON Wing Hendroprasetyo AP. ST. M, Eng*, Aldino Aryyoga** * Staf Pengajar Jurusan Teknik

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 UJI COBA MATA PELAJARAN KELAS/PROGRAM ISIKA SMA www.rizky-catatanku.blogspot.com PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 : FISIKA : XII (Dua belas )/IPA HARI/TANGGAL :.2012

Lebih terperinci

1. Perhatikan gambar di bawah ini! Jumlah getaran yang terbentuk dari k-l-m-no-n-m-l-k

1. Perhatikan gambar di bawah ini! Jumlah getaran yang terbentuk dari k-l-m-no-n-m-l-k 1. Perhatikan gambar di bawah ini! Jumlah getaran yang terbentuk dari k-l-m-no-n-m-l-k adalah... k A. 1 getaran l n B. ¾ getaran C. ½ getaran D. ¼ getaran 2. Perhatikan gambar soal nomor 1.Jika bandul

Lebih terperinci

SOUND PROPAGATION (Perambatan Suara)

SOUND PROPAGATION (Perambatan Suara) SOUND PROPAGATION (Perambatan Suara) SOUND PROPAGATION (Perambatan Suara) Reflection and Refraction Ketika gelombang suara merambat dalam medium, terjadi sebuah pertemuan antara kedua medium dengan kepadatan

Lebih terperinci

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang 1. Grafik antara tekanan gas y yang massanya tertentu pada volume tetap sebagai fungsi dari suhu mutlak x adalah... a. d. b. e. c. Menurut Hukum Gay Lussac menyatakan

Lebih terperinci

TEORI MAXWELL Maxwell Maxwell Tahun 1864

TEORI MAXWELL Maxwell Maxwell Tahun 1864 TEORI MAXWELL TEORI MAXWELL Maxwell adalah salah seorang ilmuwan fisika yang berjasa dalam kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi yang berhubungan dengan gelombang. Maxwell berhasil mempersatukan penemuanpenumuan

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Getaran dan Gelombang Hukum Hooke F s = - k x F s adalah gaya pegas k adalah konstanta pegas Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika UTS Fisika Latihan 2 Kelas 12 Doc. Name: AR12FIS02UTS Version: 2014-10 halaman 1 01. Gelombang transversal pada tali horizontal dengan panjang gelombang 8 m merambat dengan kelajuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai suatu kasus yang akan menjadi alasan dilakukan penelitian ini, yang akan diuraikan pada Latar Belakang. Atas dasar masalah yang telah dikemukakan

Lebih terperinci

A. 100 N B. 200 N C. 250 N D. 400 N E. 500 N

A. 100 N B. 200 N C. 250 N D. 400 N E. 500 N 1. Sebuah lempeng besi tipis, tebalnya diukur dengan menggunakan mikrometer skrup. Skala bacaan hasil pengukurannya ditunjukkan pada gambar berikut. Hasilnya adalah... A. 3,11 mm B. 3,15 mm C. 3,61 mm

Lebih terperinci

FISIKA 2015 TIPE C. gambar. Ukuran setiap skala menyatakan 10 newton. horisontal dan y: arah vertikal) karena pengaruh gravitasi bumi (g = 10 m/s 2 )

FISIKA 2015 TIPE C. gambar. Ukuran setiap skala menyatakan 10 newton. horisontal dan y: arah vertikal) karena pengaruh gravitasi bumi (g = 10 m/s 2 ) No FISIKA 2015 TIPE C SOAL 1 Sebuah benda titik dipengaruhi empat vektor gaya yang setitik tangkap seperti pada gambar. Ukuran setiap skala menyatakan 10 newton. Besar resultan gayanya adalah. A. 60 N

Lebih terperinci

1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A

1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A PREDIKSI 7 1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A B C D E 2. Pak Pos mengendarai sepeda motor ke utara dengan jarak 8 km, kemudian

Lebih terperinci

BAB 10 GELOMBANG BUNYI DALAM ZAT PADAT ISOTROPIK

BAB 10 GELOMBANG BUNYI DALAM ZAT PADAT ISOTROPIK BAB 10 GELOMBANG BUNYI DALAM ZAT PADAT ISOTROPIK Sepertinya bunyi dalam padatan hanya berperan kecil dibandingkan bunyi dalam zat alir, terutama, di udara. Kesan ini mungkin timbul karena kita tidak dapat

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL UJIAN NASIONAL DAN SPMB

KUMPULAN SOAL UJIAN NASIONAL DAN SPMB . Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang mempunyai sifatsifat. ) merupakan gelombang medan listrik dan medan magnetik ) merupakan gelombang longitudinal ) dapat dipolarisasikan ) rambatannya memerlukan

Lebih terperinci

Prediksi 1 UN SMA IPA Fisika

Prediksi 1 UN SMA IPA Fisika Prediksi UN SMA IPA Fisika Kode Soal Doc. Version : 0-06 halaman 0. Dari hasil pengukuran luas sebuah lempeng baja tipis, diperoleh, panjang = 5,65 cm dan lebar 0,5 cm. Berdasarkan pada angka penting maka

Lebih terperinci

MAKALAH CEPAT RAMBAT BUNYI DI UDARA

MAKALAH CEPAT RAMBAT BUNYI DI UDARA MAKALAH CEPAT RAMBAT BUNYI DI UDARA Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Eksperimen Fisika I Dosen Pengampu : Drs. Parlindungan Sinaga, M.Si Oleh : Gisela Adelita (1305667) Rahayu Dwi Harnum

Lebih terperinci

Radio dan Medan Elektromagnetik

Radio dan Medan Elektromagnetik Radio dan Medan Elektromagnetik Gelombang Elektromagnetik Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat, Energi elektromagnetik merambat dalam gelombang dengan beberapa karakter yang bisa

Lebih terperinci

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Hambatan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang memiliki satuan Ohm. Satuan hambatan jika

Lebih terperinci

Dapat merambat melalui sebarang medium dengan kecepatan yang bergantung pada sifat-sifat medium

Dapat merambat melalui sebarang medium dengan kecepatan yang bergantung pada sifat-sifat medium Pertemuan 6 1 Gelombang Suara Termasuk gelombang tipe longitudinal Dapat merambat melalui sebarang medium dengan kecepatan yang bergantung pada sifat-sifat medium Medium bergetar untuk menghasilkan perubahan

Lebih terperinci

BAB. IV SIMULASI DAN EKSPERIMEN SISTEM PENCITRAAN ULTRASONIK

BAB. IV SIMULASI DAN EKSPERIMEN SISTEM PENCITRAAN ULTRASONIK BAB. IV SIMULASI DAN EKSPERIMEN SISTEM PENCITRAAN ULTRASONIK 4.1 Simulasi Simulasi merupakan penggambaran suatu sistem atau proses dengan memperagakan atau menirukan (menyerupai) sesuatu yg besar dengan

Lebih terperinci

materi fisika GETARAN,GELOMBANG dan BUNYI

materi fisika GETARAN,GELOMBANG dan BUNYI materi fisika GETRN,GELOMBNG dan BUNYI GETRN, GELOMBNG DN BUNYI. Gelombang Gelombang adalah getaran yang merambat. Di dalam perambatannya tidak diikuti oleh berpindahnya partikel-partikel perantaranya.

Lebih terperinci

Mekanika (interpretasi grafik GLB dan GLBB) 1. Diberikan grafik posisi sebuah mobil terhadap waktu yang melakukan gerak lurus sebagai berikut: X

Mekanika (interpretasi grafik GLB dan GLBB) 1. Diberikan grafik posisi sebuah mobil terhadap waktu yang melakukan gerak lurus sebagai berikut: X Pengukuran, Besaran dan Satuan: 1. Besi mempunyai massa jenis 7,86 kg/m 3. Tentukan volume sepotong besi yang massanya 3,93 g. A. 0,5 cm 3 B. 0,5 m 3 C. 2,0 cm 3 D. 2,0 m 3 (hubungan besaran pokok dan

Lebih terperinci