PENDAHULUAN. Ivan Afandy 1, Wing Hendroprasetyo Akbar Putra 2

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDAHULUAN. Ivan Afandy 1, Wing Hendroprasetyo Akbar Putra 2"

Transkripsi

1 MODIFIKASI SEPATU PROBE PADA PENGUJIAN ULTRASONIK UNTUK MENGHASILKAN GELOMBANG PERMUKAAN SEBAGAI PENDETEKSI LOKASI RETAK PERMUKAAN PADA POROS PROPELLER Ivan Afandy 1, Wing Hendroprasetyo Akbar Putra 2 Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) 1 afandy.ivan@gmail.com 2 winghendroprasetyo@gmail.com Abstrak: Beban puntir yang ada pada poros dapat menimbulkan retak. Retak tersebut biasanya berawal dari permukaan yang apabila tidak diperbaiki akan menjalar dan menimbulkan kerusakan pada material. Pengujian ultrasonik dilakukan pada beberapa diameter poros yaitu 140 mm, 170 mm, dan 200 mm dengan retak buatan yang kedalamannya sebesar 2.5 mm, 4 mm, dan 8 mm secara memanjang dan melingkar poros menggunakan probe normal yang berdiameter 20 mm dengan frekuensi 4 MHz dan dihubungkan pada sepatu (wedges). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pemanfaatan gelombang permukaan yang dihasilkan oleh wedges mempunyai tingkat prosentase eror yang paling tinggi sebesar 3.95% dan itu masih memenuhi batas prosentase eror yang diizinkan yaitu sebesar 5%. Kata Kunci:Poros, Probe, Snail Wedges,Ultrasonik. Abstract: Torsion loading on the shaft may cause cracking. The cracks are usually initiated from surface and if it is not removed, it would propagate and causing damage on the material. Ultrasonic testing conducted using variations of the shaft s diameter: 140 mm, 170 mm, and 200 mm with artificial crack s depth of 2.5 mm, 4 mm, and 8 mm in axial and circumferential orientation on the shaft using normal probe with a diameter of 20 mmand a frequency of 4 MHz connected to shoes. The results showed that the use of surface wave which produced by the wedges have a maximum percentage of error of 3.95 % and it does not exceed the percentage error allowed by the statistics of 5%. Keywords:Shaft, Transducer, Snail Wedges, Ultrasonic. PENDAHULUAN Retak-retak pada kapal bisa terjadi dimana-mana. Retak tersebut bisa muncul akibat kesalahan pada proses pengelasan ataupun akibat pembebanan yang terpusat dengan intensitas tinggi dan juga akibat beban puntir, beban tekan, beban tarik. Pada umumnya suatu retak dimulai dari retak permukaan atau surface crack dan apabila tidak segera dilakukan perbaikan akan menjalar lebih luas. Terlebih lagi dapat menyebabkan patah getas atau kerusakan pada material 88

2 yang dapat menimbulkan kerugian besar. Penelitian ini mengulas tentang masalah gelombang permukaan pada pengujian ultrasonik. Untuk itu dalam menentukan lokasi retak yang terjadi pada permukaan material dilakukan dengan menggunakan ultrasonic testing (UT). Prinsip dari penelitian ini adalah memodifikasi sepatu probe agar nanti bisa menghasilkan gelombang permukaan dengan bentuk mengadopsi rumah siput (snail wedges). Bagian yang bersentuhan dengan benda uji menyesuaikan kontur dari benda uji itu sendiri misalnya poros. Kemudian gelombang tersebut merambat pada permukaan material dan kemudian dipantulkan kembali oleh retak dan signalnya akan ditampilkan pada layar. Pengujian Ultrasonik Pengujian ultrasonik adalah suatu metode pengujian yang tidak merusak (Non Destructive Test). Prinsip pengujian menggunakan ultrasonik adalah dengan cara merambatkan gelombang suara ke dalam suatu specimen uji. Gelombang tersebut merambat di dalam specimen, tetapi apabila terdapat diskontinuitas di dalam specimen uji atau backwall (bagian belakang dari spesimen) maka gelombang tersebut akan memantul kembali. Gelombang suara yang digunakan dalam uji ultrasonik adalah gelombang ultrasonik. Gelombang suara ultrasonik yang masuk ke dalam specimen uji akan menghasilkan getaran. Hasil getaran dari gelombang suara tersebut dideteksi oleh sebuah sistem penguji yang kemudian akan dapat memberikan informasi tentang spesimen melalui indikasi yang ditunjukkan pada layar. Ultrasonik juga dapat digunakan untuk menentukan struktur dalam dan sifat fisik dari material. Perlakuan panas, ukuran dari butir material, dan modulus elastisitas atau modulus Young dapat menimbulkan atenuasi atau pelemahan sinyal terhadap gelombang ultrasonik. Modulus Young atau rasio tegangan dari regangan adalahsuatu batas elastis dalam material. (E. Mix 2005). Teori Dasar Pengujian Ultrasonik Ultrasonik adalah gelombang suara atau getaran dengan frekuensi yang sangat tinggi untuk bisa didengar telinga manusia, yaitu frekuensi di atas 20 kilohertz. Hanya ada beberapa hewan, seperti lumba-lumba yang menggunakan untuk komunikasi, sedangkan pada jenis kelelawar menggunakan gelombang suara ultrasonik sebagai alat navigasi. Gelombang ultrasonik merupakan gelombang ultra (di atas) frekuensi gelombang suara (sonik). (Railway 2006). Gelombang ultrasonik berfrekuensi tinggi (1 MHz s/d 10 MHz) dirambatkan ke dalam material. Dalam penjalarannya di dalam material tersebut gelombang ultrasonik akan dapat memantul setiap kali menjumpai bidang pantul (termasuk retak). Gelombang pantul tersebut dapat diterima oleh probe, maka indikasinya bisa diamati lewat layar. Melalui indikasi yang muncul pada layar tersebut lalu dilakukan analisa untuk mengetahui cacat bahan. Untuk mendapat informasi cacat seakurat mungkin, maka dalam scanning disediakan probe dengan berbagai jenis probe (dimensi, frekuensi, dan berbagai sudut probe). Karakteristik Gelombang Ultrasonik Mode perambatan suatu gelombang suara ultrasonik dalam suatu media dapat terjadi dalam beberapa jenis, yaitu: Longitudinal (Compression), Transversal (Shear), Surface (Rayleigh), dan Plate (Lamb).Masing-masing mode perambatan tersebut memiliki fungsi tersendiri dalam proses pemeriksaan ultrasonik selebihnya Ivan A, Wing H. A. P: Modifikasi Sepatu Probe pada 89

3 masing-masing mode perlu diketahui sifat-sifatnya. Pembiasan (Refraction) Gelombang suara yang dirambatkan lewat suatu interface akan membentuk sudut yang disebut sudut bias. Menurut hukum Snell s, sudut bias dapat dihitung jika sudut datang dari gelombang suara dan kecepatan rambat suara pada dua media diketahui. Hukum Snell s menyatakan sudut datang gelombang suara dibanding dengan kecepatan rambat suara di media asal, sama dengan perbandingan diantara sudut bias dengan besarnya kecepatan rambat suara pada media ke dua. Sehingga untuk itu diformulasikan sebagai berikut:...persamaan 1 Dimana, Sehingga dalam pembiasan gelombang dapat disimpulkan bahwa energi gelombang suara yang diteruskan menuju interface besarnya sama dengan energi gelombang suara yang meninggalkan inter-face. (Hellier 2003). Kuplan Pembiasan gelombang suara akan mengalami hambatan bila terdapat udara yang memisah transducer dengan media (logam). Gelombang suara akan langsung dikembalikan menuju transducer dan tidak dapat diteruskan masuk ke dalam media atau logam yang akan diperiksa. Masalah tersebut dapat diatasi dengan cara menghilangkan udara yang menjadi jarak antara tranducer dan logam dengan menggunakan media yang mempunyai nilai acoustic impedance yang sesuai dengan transducer dan logam yang akan diperiksa. Media yang digunakan harus bisa membasahi dan menyentuh dengan sempurna pada permukaan transducer dan media yang akan diteliti. Media ini biasanya berbentuk cairan, lemak atau pasta. Media inilah yang disebut dengan couplant. (Hellier 2003). Transducer (Probe) Transducer merupakan jantung dari sistem pemeriksaan ultrasonik. Material kristal dalam transducer ultrasonik dibuat dari bahan piezoelectric seperti quartz, lithium sulphat dan polarized ceramics. (Hellier 2003). Quartz merupakan material yang pertama kali digunakan. Meski memiliki karakteristik frekuensi yang stabil namun kemampuan dalam menghasilkan energi suara sangat buruk. Saat ini penggunaan quartz telah diganti dengan material yang lebih efisien. Lithium sulphate adalah salah satu jenis material yang bersifat sangat efisien dalam menerima energi suara, namun getas dan dapat larut dalam air sehingga pada penggunaannya harus pada suhu di bawah 73 C. Polarized ceramics merupakan satu jenis material penghasil suara yang paling efisien akan tetapi cenderung mengalami keausan. Yang termasuk dalam polarized ceramics adalah antara lain barium titanate, lead metaniobate dan lead zirconate atau titanate. Sistem Desibel Bell merupakan besaran satuan unit pengukuran yang besar, sehingga perlu untuk diturunkan ke satuan yang lebih kecil, yaitu decibell atau biasa disebut dengan db. Deci merupakan sebuah sukukata yang berasal dari kata Yunani 90 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013

4 yang berarti one tenth atau satu puluhan. Sehingga 1dB sebanding dengan 10 bell. Decibell merupakan satuan unit yang biasa digunakan untuk menyatakan intensitas energi suara. Hal ini sebanding dengan dua puluh kali logaritma dari perbandingan tekanan yang diproduksi oleh energi suara. Dengan kata lain, hal ini digunakan untuk menyatakan perbandingan amplitudo dari dua pulsa, dimana masing-masing pulsa mempunyai besar amplitudo yang berbeda. Sebagai contoh, apabila diketahui sebuah amplitudo suatu pulsa dengan nilai prosentase tertentu kemudian nilai dari prosentase amplitudo pulsa tersebut berkurang, maka pengurangan nilai gain-nya dapat dihitung. Perhitungan perbandingan diantara dua nilai amplitudo pulsa dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut: (Hellier 2003)....persamaan 2 Dimana, A1= Prosentase ketinggian amplitudo pertama A2= Prosentase ketinggian amplitudo kedua Snail Wedges Wedges atau sepatu probe adalah suatu alat bantu, yang digunakan untuk membiaskan gelombang yang keluar dari probe. Bahan wedges bisa dibuat dari berbagai macam material sesuai dengan kebutuhan. Untuk pengujian ultrasonik kebanyakan wedges dibuat dari material bening seperti kaca yang biasa disebut dengan plexiglass atau acrylic. Pada penggunaan material untuk sepatu probe harus memperhatikan cepat rambat gelombang suara dalam material, karena cepat rambat gelombang ini dapat mempengaruhi besar sudut datang bias dari material. Contoh dari penggunaan wedges ini adalah snail wedges yang digunakan membantu probe normal agar bisa memperoleh gelombang permukaan (rayleigh). Snail wedges atau AWS Tranducer Wedges ini mempunyai fungsi tersendiri yaitu untuk mendeteksi retak permukaan yang terdapat pada material dengan gelombang suara. Gelombang suara yang dihasilkan oleh snail wedges ini pergerakannya mengikuti bentuk kontur permukaan material. METODE PENELITIAN Persiapan Material Spesimen atau material uji yang dipakai pada proses penelitian ini adalah plexiglass, dan digunakan untuk sepatu probe. Spesimen poros terbuat dari baja karbon yang berjumlah 3 buah. Spesimen tersebut mempunyai panjang 1 m dan berdiameter masing-masing 140, 170, 200mm, dimana pada setiap specimen dibuat suatu crack atau retak buatan dengan ukuran yang bervariasi. Gambar 1.Snail Wedges/AWS Tranducer wedges ( Ivan A, Wing H. A. P: Modifikasi Sepatu Probe pada 91

5 Ukuran panjang retaknya yaitu 5 mm memanjang specimen (axial) dan 5 mm melingkar specimen (circumferential) dengan kedalaman retak yang bervariasi yaitu 2.5 mm, 4 mm, dan 8 mm pada setiap material uji. Kemudian dibuat desain untuk modifikasi sepatu probe yang memiliki bentuk seperti rumah siput dimana peletakan probe pada sepatu probe mempunyai sudut 58 o agar dapat menghasilkan gelombang permukaan. Pembuatan Retak Buatan Material uji yang sudah dipotong dan telah dilakukan proses pembersihan serta penghalusan ujung-ujungnya dari sisa proses pemotongan material siap untuk diberikan retak buatan dengan menggunakan alat yang disebut EDM. Dimana posisi retak diatur sedemikian rupa untuk memudahkan saat proses pemeriksaan menggunakan metode ultrasonic testing (UT). Tabel 1.Ukuran Retak Panjang (mm) Kedalaman (mm) Lebar (mm) Desain retaknya adalah sebagai berikut: Gambar 2.Desain retak buatan memanjang specimen (axial) Gambar 3. Desain retak buatan melingkar specimen (circumferential) 92 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013

6 Pembuatan Sepatu Probe Proses pembuatannya dengan cara memotong plexiglass yang sudah ada di pasaran dengan ketebalan yang sudah ditentukan sebelumnya. Pemotongan bisa dilakukan sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Proses pemotongan menggunakan grinda dengan mata grinda sama seperti yang digunakan untuk memotong keramik. Setelah plexiglass tersebut tadi dipotong kemudian dihaluskan dengan flapdisk sehingga permukaan dari wedges tersebut rata. Untuk sudut datang yang dipakai dalam memodifikasi sepatu probe ini adalah 58 o sesuai perhitungan di bawah ini: Gambar 4. Sepatu probe Persiapan Pemeriksaan Kalibrasi Peralatan Proses kalibrasi merupakan proses kalibrasi yang biasa digunakan untuk gelombang permukaan. Proses kalibrasi diawali dengan mengatur velocity sesuai dengan yang digunakan yaitu shear besarnya adalah m/s. Masukkan besarnya x-value sesuai jarak exit point probe ke ujung dari wedges yang telah dimodifikasi. Besar dari nilai x-value yang dimasukkan adalah 23 mm. Gambar 5.Nilai x-value pada wedges untuk retak permukaan yang memanjang poros Ivan A, Wing H. A. P: Modifikasi Sepatu Probe pada 93

7 Gambar 5.Nilai x-value pada wedges untuk retak permukaan yang melingkar poros Scan material sehingga didapatkan sinyal tertinggi, kemudian mengatur zero level sehingga didapatkan ukuran yang sama antara lokasi sebenarnya dan yang ditunjukkan oleh alat ultrasonic tester. Ukuran-ukuran tersebut akan muncul di layar apabila gate diatur supaya posisinya tepat di atas sinyal yang akan diukur. Langkah-Langkah Menentukan Lokasi Retak Retak buatan pada material uji poros mempunyai posisi yang berbedabeda. Berdasar posisinya terhadap poros dibedakan menjadi 2 macam, yaitu retak permukaan yang memanjang poros dan retak permukaan yang melingkar poros. Untuk menentukan lokasi retak permukaan pada permukaan poros dengan posisi memanjang poros bisa dilakukan sebagai berikut : Persiapkan sepatu probe yang telah dimodifikasi sesuai diameter poros dan peralatan pengujian ultrasonik seperti probe, alat flaw detector (layar) beserta kabel-kabel yang akandigunakan untuk pengujian ultrasonik. Memasang probe ke sepatu probe yang telah dimodifikasi sesuai dengan diameter material yang akan diuji dan posisi retak memanjang poros. Untuk posisi probe yang telah terpasang pada sepatu probe diletakkan secara melingkar poros pada saat pengujian. Material poros uji yang diperiksa diberi couplant dimana yang dilumuri couplant tersebut adalah diantara probe dengan wedges dan diantara wedges dengan material uji yaitu poros. Scan material uji yang sudah ada retak buatannya sehingga menghasilkan pulsa tertinggi. Atur gate pada alat tersebut agar berada tepat diatas pulsa tertinggi supaya besar ukuran-ukuran seperti sound path, depth, dan surface distance muncul pada layar. Sound path yang muncul pada layar adalah lokasi retak permukaan tersebut diukur dari ujung wedges yang telah dimodifikasi. Sedang untuk menentukan lokasi retak permukaan yang posisinya melingkar poros caranya hampir sama dengan retak yang memanjang poros, tetapi posisi scanningnya berbeda. Langkah-Langkah Menentukan Panjang Retak Permukaan Dalam menentukan panjang retak permukaan yang memanjang poros dapat dilakukan dengan carabeberapa langkah sebagai berikut: 94 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013

8 Sebelum dilakukan scanning tandai ujung wedges agar tepat berada diujung bagian kiri dan bagian kanan probe yang menempel pada wedges. Gambar 6. Penandaan wedges sebelum scanning Kalibrasi Probe Scanning spesimen dari arah kiri ke arah kanan untuk mencari retak permukaan yang posisinya berarah memanjang spesimen poros. Setelah menemukan pantulan pulsa pada layar akibat retak permukaan, ulangi lagi proses scanning dan tandai pada spesimen pada saat awal pulsa hasil pantulan retak tersebut muncul. Proses penandaan pada spesimen mengacu pada tanda yang ada di wedges sebelah kanan. Hampir sama dengan langkah yang ketiga, lakukan scanning retak permukaan dari arah kanan ke kiri. Setelah menemukan adanya retak permukaan yang ditandai dengan adanya pulsa yang muncul pada layar, tandai spesimen ketika pulsa baru muncul dengan acuan tanda pada bagian kiri wedges. Jarak antara kedua tanda yang ada pada spesimen itulah panjang dari retak permu-kaan yang ada pada spesimen. Untuk penentuan panjang retak yang melingkar poros, langkahnya sama dengan penentuan panjang retak yang memanjang poros tetapi posisi scanningnya yang berbeda. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Kedalaman Retak Permukaan Terhadap Hasil Scan Pulsa yang muncul pada layar merupakan hasil pantulan gelombang suara dari sebuah indikasi yang dapat ditangkap kembali oleh tranducer yang kemudian ditampilkan di layar. Pulsa ini mempunyai ketinggian yang berbeda-beda. Ketinggian pulsa dipengaruhi oleh kedalaman dari retak permukaan. Semakin dalam retak permukaan, maka pulsa yang muncul di layar akan semakin tinggi. Ketinggian pulsa maksimum yang muncul pada layar sebesar satu panjang gelombang permukaan. Panjang gelombang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu cepat rambat dan frekuensi dari gelombang suara. Apabila kedalaman retak kurang dari satu panjang gelombang permukaan maka tinggi pulsa yang muncul pada layar akan lebih rendah bila dibandingkan dengan kedalaman retak yang melebihi satu panjang gelombang permukaan. Hal itu bisa terjadi karena pada retak yang kedalamannya kurang dari satu panjang gelombang permukaan hanya sebagian gelombang suara yang dipantulkan oleh Ivan A, Wing H. A. P: Modifikasi Sepatu Probe pada 95

9 retak permukaan dan ditangkap lagi oleh tranducer. Panjang gelombang suara dari gelombang permukaan pada penelitian ini mm. Jadi variasi kedalaman retak permukaan pada penelitian ini memiliki pulsa yang tinggi. Hal ini dikarenakan kedalaman retak lebih besar dari pada daya tembus dari gelombang permukaan. Akan tetapi, ketinggian pulsa juga bervariasi walau sudah melewati batas maksimum.hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu penekanan pada saat melakukan pengujian, semakin kuat penekanan probe pada saat pengujian maka pulsa yang dihasilkan juga lebih tinggi. Penggunaan kuplan saat pengujian juga mempengaruhi ketinggian pulsa yang bervariasi ini. Kuplan yang terlalu banyak akan dapat mengubah arah dari perambatan gelombang suara sedangkan apabila kuplan jumlahnya terlalu sedikit maka gelombang suara tidak merambat ke material. Disamping itu jarak diantara ujung wedges dengan retak pada poros yang besar dapat menyebabkan terjadi pelemahan gelombang suara yang dapat menyebabkan ketinggian pulsa semakin rendah. Berikut ini adalah perhitungan dari daya tembus gelombang permukaan. Dimana : Tabel 2.Ketinggian pulsa untuk retak permukaan yang memanjang poros dengan diameter 140 mm Kedalaman retak (mm) Ketinggian pulsa (%FSH) FSH: Full Screen Height (ketinggian layar penuh) Tabel 3.Ketinggian pulsa untuk retak permukaan yang melingkar poros dengan diameter 140 mm Kedalaman retak (mm) Ketinggian pulsa (%FSH) FSH: Full Screen Height (ketinggian layar penuh) Hasil scanning retak yang posisinya memanjang poros dengan diameter 140 mm dapat dilihat di Tabel 4.1, sedangkan untuk retak yang melingkar poros dengan diameter poros 140 mm dapat dilihat pada Tabel 4.2. Kedua tabel di atas memiliki ketinggian pulsa yang relatif sama tinggi. Dengan kedalaman retak permukaan yang melebihi daya tembus gelombang permukaan sebesar mm, maka pulsa yang dihasilkan akan tinggi. Hal ini dikarenakan pantulan dari 96 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013

10 gelombang permukaan yang sempurna. Dengan kata lain gelombang permukaan tersebut dipantulkan dengan sempurna oleh retak permukaan. Dalam hal ini tidak menutup kemungkinan apabila ketinggian pulsa yang dihasilkan dapat bervariasi yang tergantung pada banyak sedikitnya penggunaan kuplan, kemudian kerasnya penekanan pada probe saat scanning dan besarnya jarak diantara ujung sepatu dengan retak. Pengaruh Posisi Retak Permukaan Terhadap Hasil Scan. Pada penelitian ini variasi retak juga diberikan dengan posisi memanjang dan melingkar poros. Posisi retak ini juga dapat mempengaruhi hasil dari scanning. Retak yang arah memanjang poros dan melingkar poros ini didesain agar tegak lurus dengan arah datangnya gelombang suara. Retak yang melingkar poros lebih mudah dideteksi daripada retak yang memanjang poros karena tidak perlu penambahan gain untuk mendeteksi ada retak. Apabila mendeteksi retak yang posisinya arah memanjang poros perlu ditambahkan gain supaya sinyal yang muncul pada layar bisa dianalisa. Apabila tidak ditambahkan gain maka sinyal yang muncul akan mempunyai ketinggian pulsa yang rendah sehingga sinyal susah untuk dianalisa. Ketinggian pulsa yang rendah disebabkan oleh besarnya jarak diantara ujung wedges dengan retak pada poros sehingga gelombang suara yang merambat pada material mengalami pelemahan. Jarak diantara ujung dari wedges dengan retak permukaan untuk retak yang posisinya memanjang poros akan lebih besar bila dibandingkan retak yang posisinya melintang poros. Karena untuk retak yang memanjang poros jaraknya mengikuti kontur poros yang melingkar, sedangkan retak yang melingkar poros jaraknya lurus seperti pelat datar. Gambar 7 menunjukkan ketinggian pulsa sebesar 28% FSH dan diperoleh dari scanning retak memanjang poros untuk diameter 170 mm dengan kedalaman 2.5 mm memakai gain 79.5 db. Ketinggian pulsa yang hampir sama sebesar 26% FSH tampak pada Gambar 4.3 diperoleh dari scanning retak melingkar poros untuk poros yang berdiameter 170 mm dengan kedalaman retak 2.5 mm memakai gain 73.5 db. Dengan memakai gain yang sama yaitu 73.5 db maka pulsa yang tampak pada layar untuk posisi retak memanjang poros mempunyai ketinggian pulsa yang rendah seperti tampak pada Gambar 8. Dengan demikian dapat disimpulkan untuk memperoleh ketinggian pulsa yang sama, scanning untuk retak yang memanjang poros harus ditambah gainnya sebesar 6 db. Penambahan 6 db berarti penambahan energi ultrasonik sebesar dua kali energi ultrasonik mulamula. Ivan A, Wing H. A. P: Modifikasi Sepatu Probe pada 97

11 Gambar 7. Retak memanjang untuk diameter 170 mm dengan kedalaman retak 2.5 mm dengan gain 79.5 db Gambar 8. Retak memanjang untuk diameter 170 mm dengan kedalaman retak 2.5 mm dengan gain 73.5 db Gambar 9.Retak melingkar untuk diameter 170 mm dengan kedalaman retak 2.5 mm dengan gain 73.5 db Pengaruh Diameter Poros Terhadap Hasil Scan. Ada beberapa diameter poros yang diuji pada penelitian ini yaitu 140 mm, 170 mm, 200 mm. Perbedaan diameter poros ini tidak mempengaruhi hasil dari scanning. Ini dikarenakan pada penelitian ini memanfaatkan gelombang permukaan untuk mendeteksi adanya retak permukaan. Gelombang permukaan ini merambat 98 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013

12 di permukaan material sesuai dengan kontur permukaan material yang diuji. Apabila pada material poros memiliki bagian yang berupa tekukan extrim maka gelombang permukaan tidak bisa merambat terus sepanjang material poros tersebut. Hal ini dapat mempengaruhi hasil scan, sebab apabila terdapat retak yang posisinya setelah tekukan extrim dari material maka indikasi dari retak tersebut tidak akan terdeteksi, berbeda dengan retak yang lokasinya berada sebelum tekukan extrim pada material tersebut maka retak tersebut akan bias terdeteksi dengan baik. Gelombang Permukaan Gambar 10.Perambatan gelombang permukaan pada poros Gambar 10. memperlihatkan bahwa gelombang yang digunakan untuk proses scanning retak pada pengujian ini akan dapat merambat pada permukaan material poros sesuai dengan konturnya, oleh sebab itu variasi diameter poros tidak berpengaruh pada hasil scanning. Penentuan Panjang Retak Permukaan. Dalam menentukan panjang retak permukaan memanjang poros adalah sebagai berikut: Gambar 11.Penandaan saat tepat akan munculnya pulsa Dari Gambar 11 dapat dilihat bahwa terdapat tanda pada wedges yang akan dijadikan acuan dalam pengukuran panjang retak permukaan material. Scanning dilakukan dari arah kiri ke kanan dan ketika pulsa akibat adanya retak permukaan tepat akan muncul, maka spesimen ditandai sesuai dengan acuan yang ada pada wedges. Tanda pada spesimen tersebut merupakan ujung dari retak permukaan yang terdapat pada spesimen. Ivan A, Wing H. A. P: Modifikasi Sepatu Probe pada 99

13 Gambar 12.Penandaan saat pulsa dari retak akan muncul Dari Gambar 12 terlihat munculnya pantulan pulsa yang dihasilkan oleh retak permukaan akibat dari scanning yang dilakukan dari kanan ke kiri. Apabila pulsa tersebut muncul, maka harus ditandai pada spesimen sesuai dengan acuan yang diberikan pada wedges tersebut. Dengan demikian, ujung dari retak permukaan tersebut dapat diketahui. Jadi panjang dari retak permukaan tersebut dapat diukur dengan mengukur jarak antara tanda pertama pada spesimen dengan tanda kedua pada specimen. Untuk retak yang melingkar poros caranya hampir sama dengan retak yang memanjang poros. Perbedaannya adalah pada posisi saat scanning retak permukaan. SIMPULAN Setelah melakukan pengujian ultrasonik testing dan melakukan analisa hasil pengujian dengan variasi kedalaman dari retak, posisi retak, dan diameter poros dapat di peroleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: Hasil pengukuran aktual dengan pembacaan hasil dari scanning pengujian ultrasonic menggunakan gelombang per-- mukaan yang dihasilkan oleh modifikasi wedges mumpunyai prosentase eror yang kecil sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan di lapangan. Kedalaman retak permukaan pada material uji berpengaruh pada ketinggian pulsa yang muncul pada layar. Ketinggian nilai pulsa maksimum ditentukan oleh daya tembus dari gelombang permukaan sebesar satu panjang gelombang yaitu mm. Retak yang kedalamannya lebih dari satu panjang gelombang menghasilkan tampilan pulsa yang tinggi sedang untuk kedalaman yang kurang dari satu panjang gelombang memiliki tampilan pulsa yang lebih rendah. Akan tetapi ketinggian pulsa yang melebihi satu panjang gelombang itu juga bervariasi. Hal ini dipengaruhi oleh penekanan probe pada saat scanning, penggunaan kuplan, jarak antara ujung wedges dengan retak permukaan yang besar mengakibatkan pelemahan gelombang. Posisi dari retak permukaan yang memanjang poros lebih susah dideteksi dibandingkan dengan retak permukaan yang melingkar poros karena jarak antara ujung wedges dengan retak untuk posisi retak poros yang memanjang lebih besar dibanding posisi retak yang melingkar poros. Karena pada retak yang memanjang poros jaraknya mengikuti kelengkungan dari poros sedangkan untuk retak yang melingkar poros jaraknya lurus seperti pada pelat datar. Jarak yang berupa lengkungan lebih besar disbandingkan jarak yang berupa garis lurus. Semakin besar jarak tersebut dapat 100 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 19, No. 1, Januari 2013

14 mempengaruhi ketinggian pulsa karena adanya pelemahan gelombang sehingga perlu ditambahkan gain pada alat agar sinyal hasil pantulan retak bisa muncul dan dievaluasi. Diameter poros tidak mempengaruhi hasil scanning pada pengujian ultrasonik dengan memanfaatkan gelombang permukaan sebagai pendeteksi lokasi retak permukaan, karena gelombang permukaan dapat merambat sesuai kontur permukaan material. Cara memodifikasi sepatu probe agar meghasilkan gelombang permukaan yang dapat digunakan untuk menentukan lokasi retak permukaan adalah dengan menentukan sudut datang yang diperlukan agar gelombang yang datang dapat dibiaskan ke permukaan. Sudut datang gelombang suara tersebut besarnya Hasil modifikasi sepatu probe dapat digunakan untuk menentukan panjang dari retak permukaan poros uji yang posisinya memanjang maupun melingkar poros kare-na eror maksimal yang dihasilkan untuk penentuan panjang retak yang posisinya memanjang poros adalah 2.6% sedangkan untuk retak yang posisinya melingkar poros adalah 2.72% itu masih dibawah batas eror yang boleh digunakan yaitu 5%. DAFTAR RUJUKAN AWS Wedges & Tranducer. Olympus. [25 Sep 2013] E. Mix, Paul, 2005,Introduction To Nondestructive Testing, New Jersey ;John Wiley and Sons Inc. Hellier, Charles,2003,Handbook of Non Destructive Evaluation, New York ; MacGrow-Hill companies Inc. Railway, Central,2006,Non Destructive Testing And Inspection Manual, Denmark ;Ramboll. Ivan A, Wing H. A. P: Modifikasi Sepatu Probe pada 101 Retak

HASIL, KESIMPULAN DAN SARAN

HASIL, KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 HASIL, KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan dibagi menjadi tiga sub bab tersendiri yaitu : 1. Hasil Hasil yang didapatkan setelah melakukan analisa dan pembahasan terhadap hasil pengujian. Berikut hasil

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) G-121

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) G-121 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-121 Analisis Pengaruh Ketebalan Nonconductive Coating Terhadap Pendeteksian Panjang Dan KedalamanRetak PadaFilletJoint Bracket

Lebih terperinci

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia Analisis Pengaruh Ketebalan Nonconductive Coating Terhadap Pendeteksian Panjang Dan KedalamanRetak PadaFilletJoint Bracket KapalAluminium Menggunakan Pengujian Ultrasonik Akbar Rianiri Bakri 1, Wing Hendroprasetyo

Lebih terperinci

STUDI PENENTUAN KEDALAMAN RETAK MEMANJANG PADA POROS PROPELLER MENGGUNAKAN METODE ULTRASONIK

STUDI PENENTUAN KEDALAMAN RETAK MEMANJANG PADA POROS PROPELLER MENGGUNAKAN METODE ULTRASONIK JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 STUDI PENENTUAN KEDALAMAN RETAK MEMANJANG PADA POROS PROPELLER MENGGUNAKAN METODE ULTRASONIK Yusuf Thalib, dan Wing Hendroprasetyo

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. TERSEBUT DIAPLIKASIKAN UNTUK PENDETEKSIAN CACAT DALAM PADA MATERIAL BAJA. DENGAN

BAB IV ANALISA. TERSEBUT DIAPLIKASIKAN UNTUK PENDETEKSIAN CACAT DALAM PADA MATERIAL BAJA. DENGAN BAB IV ANALISA. TERSEBUT DIAPLIKASIKAN UNTUK PENDETEKSIAN CACAT DALAM PADA MATERIAL BAJA. DENGAN BAB IV ANALISA 4.1 Analisis Simulasi Salah satu teknik untuk memodelkan perambatan ultrasonik dalam medium

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. tersebut diaplikasikan untuk pendeteksian cacat dalam pada material baja. Dengan

BAB IV ANALISA. tersebut diaplikasikan untuk pendeteksian cacat dalam pada material baja. Dengan BAB IV ANALISA 4.1 Analisis Simulasi Salah satu teknik untuk memodelkan perambatan ultrasonik dalam medium adalah dengan pulse echo single probe. Pulse echo single probe adalah salah satu probe ultrasonik

Lebih terperinci

Pengukuran Ketebalan serta Posisi Cacat pada Sampel Carbon Steel dan Stainless Steel dengan Metode Ultrasonic Testing.

Pengukuran Ketebalan serta Posisi Cacat pada Sampel Carbon Steel dan Stainless Steel dengan Metode Ultrasonic Testing. Pengukuran Ketebalan serta Posisi Cacat pada Sampel Carbon Steel dan Stainless Steel dengan Metode Ultrasonic Testing Fransisca Debora Jurusan Fisika FMIPA Universitas Sriwijaya Email : fransisca.debora91@gmail.com

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KURVA DAC (DISTANCE AMPLITUDE CORRECTION) UNTUK MENENTUKAN UKURAN DISKONTINUITAS INTERNAL PADA BAJA KARBON

PENGGUNAAN KURVA DAC (DISTANCE AMPLITUDE CORRECTION) UNTUK MENENTUKAN UKURAN DISKONTINUITAS INTERNAL PADA BAJA KARBON PENGGUNAAN KURVA DAC (DISTANCE AMPLITUDE CORRECTION) UNTUK MENENTUKAN UKURAN DISKONTINUITAS INTERNAL PADA BAJA KARBON Wing Hendroprasetyo AP. ST. M, Eng*, Aldino Aryyoga** * Staf Pengajar Jurusan Teknik

Lebih terperinci

OLEH : AKBAR RIANIRI BAKRI DOSEN PEMBIMBING : Wing Hendroprasetyo Akbar Putra,S.T.,M.Eng

OLEH : AKBAR RIANIRI BAKRI DOSEN PEMBIMBING : Wing Hendroprasetyo Akbar Putra,S.T.,M.Eng OLEH : AKBAR RIANIRI BAKRI 4108100108 DOSEN PEMBIMBING : Wing Hendroprasetyo Akbar Putra,S.T.,M.Eng LATAR BELAKANG KONSTRUKSI WELDING KONDISI KAPAL BEROPERASI CRACK/RETAK KONDISI COATING BRACKET KAPAL

Lebih terperinci

DASAR TEORI ULTRASONIC TEST

DASAR TEORI ULTRASONIC TEST DASAR TEORI ULTRASONIC TEST (materi kuliah UTR ) Tegas Sutondo Tujuan Memberikan dasar teori teknik inspeksi menggunakan peralatan UT Problem Testing menggunakan UT Karakteristik gelombang suara Pembangkitan

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI UJI ULTRASONIK (Ultrasonic Test)

LAPORAN RESMI UJI ULTRASONIK (Ultrasonic Test) LAPORAN RESMI UJI ULTRASONIK (Ultrasonic Test) Oleh : Ahmad Rizeki Erika Rizky Ratih Kusumaningtyas Rahardi Wardhana Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya PPNS 2012/2013 BAB 1 Tujuan Untuk mendeteksi adanya

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. suatu beton. Standar atau prosedur dalam menggunakan metode pengujian ini

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. suatu beton. Standar atau prosedur dalam menggunakan metode pengujian ini PEMBAHASAN MASALAH 7.1. Tinjauan khusus Ultrasonic pulse velocity adalah metode yang digunakan untuk mengukur kecepatan hantaran dari gelombang (pulse velocity) ultrasonik yang melewati suatu beton. Standar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gelombang Ultrasonik Pemakaian gelombang ultrasonik telah digunakan sejak abad ke 19 dimana pertama kali digunakan untuk mendeteksi kapal selam. Sumber ultrasonik dihasilkan oleh

Lebih terperinci

Pemeriksaan secara visual dengan mata, kadang kadang memakai kaca pembesar. 2.

Pemeriksaan secara visual dengan mata, kadang kadang memakai kaca pembesar. 2. III. PENGUJIAN TANPA MERUSAK (N D T) 1. Pengertian NDT NDT adalah singkatan non destruktif test, yang artinya adalah pengujian tak merusak. Maksud dari pengujian ini adalah bahwa bendanya tidak akan dirusak,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA. *

RANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA. * RANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA Riswanda 1*, Lenny Iryani 2 1,2 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012 *E-mail

Lebih terperinci

Jenis dan Sifat Gelombang

Jenis dan Sifat Gelombang Jenis dan Sifat Gelombang Gelombang Transversal, Gelombang Longitudinal, Gelombang Permukaan Gelombang Transversal Gelombang transversal merupakan gelombang yang arah pergerakan partikel pada medium (arah

Lebih terperinci

BAB 10 GELOMBANG BUNYI DALAM ZAT PADAT ISOTROPIK

BAB 10 GELOMBANG BUNYI DALAM ZAT PADAT ISOTROPIK BAB 10 GELOMBANG BUNYI DALAM ZAT PADAT ISOTROPIK Sepertinya bunyi dalam padatan hanya berperan kecil dibandingkan bunyi dalam zat alir, terutama, di udara. Kesan ini mungkin timbul karena kita tidak dapat

Lebih terperinci

Ferdy Ramdani 1, Wing Hendroprasetyo Akbar Putra 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan, 2 Staf Pengajar Jurusan Teknik Perkapalan

Ferdy Ramdani 1, Wing Hendroprasetyo Akbar Putra 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan, 2 Staf Pengajar Jurusan Teknik Perkapalan ANALISA PENGARUH NONCONDUCTIVE COATING TERHADAP PANJANG PENDETEKSIAN CACAT PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMERIKSAAN MAGNETIK PARTIKEL (MPI) PADA SAMBUNGAN LAS CRANE DI KAPAL Ferdy Ramdani, Wing

Lebih terperinci

PENGUKURAN PANJANG SIMULASI RETAK PERMUKAAN DENGAN TEKNIK PERAMBATAN GELOMBANG ULTRASONIK PERMUKAAN

PENGUKURAN PANJANG SIMULASI RETAK PERMUKAAN DENGAN TEKNIK PERAMBATAN GELOMBANG ULTRASONIK PERMUKAAN PENGUKURAN PANJANG SIMULASI RETAK PERMUKAAN DENGAN TEKNIK PERAMBATAN GELOMBANG ULTRASONIK PERMUKAAN Ashadi Salim Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Binus University Jl. KH. Syahdan No. 9,

Lebih terperinci

Ultrasonic Testing. Prinsip Ultrasonic. Prinsip Pemeriksaan Ultrasonic. Pembangkit ultrasonic 08/01/2012

Ultrasonic Testing. Prinsip Ultrasonic. Prinsip Pemeriksaan Ultrasonic. Pembangkit ultrasonic 08/01/2012 LANJUTAN MATERI KE III Ultrasonic Testing Prinsip Ultrasonic Gelombang suara frekuensi tinggi dimasukkan ke dalam material dipantulkan kembali dari permukaan atau cacat. Energi suara yang dipantulkan ditampilkan

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa 2 Metode yang sering digunakan untuk menentukan koefisien serap bunyi pada bahan akustik adalah metode ruang gaung dan metode tabung impedansi. Metode tabung impedansi ini masih dibedakan menjadi beberapa

Lebih terperinci

Gelombang Bunyi 8 SMP

Gelombang Bunyi 8 SMP Gelombang Bunyi 8 SMP Fisikastudycenter.com, contoh soal dan pembahasan jawaban gelombang bunyi, materi fisika SMP Kelas 8 (VIII), tercakup sifat-sifat gelombang dari bunyi diantaranya frekuensi, periode,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai suatu kasus yang akan menjadi alasan dilakukan penelitian ini, yang akan diuraikan pada Latar Belakang. Atas dasar masalah yang telah dikemukakan

Lebih terperinci

Gelombang Bunyi. Keterangan: γ = konstanta Laplace R = tetapan umum gas (8,31 J/mol K)

Gelombang Bunyi. Keterangan: γ = konstanta Laplace R = tetapan umum gas (8,31 J/mol K) Gelombang Bunyi Bunyi termasuk gelombang mekanik, karena dalam perambatannya bunyi memerlukan medium perantara. Ada tiga syarat agar terjadi bunyi yaitu ada sumber bunyi, medium, dan pendengar. Bunyi dihasilkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2000-an berkembang isu didunia internasional akan dampak

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2000-an berkembang isu didunia internasional akan dampak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2000-an berkembang isu didunia internasional akan dampak dari konsumsi bahan bakar minyak yang menjadi topik utama di berbagai media massa. Salah satu dampaknya

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. 39 Universitas Indonesia

BAB 5 PEMBAHASAN. 39 Universitas Indonesia BAB 5 PEMBAHASAN Dua metode penelitian yaitu simulasi dan eksperimen telah dilakukan sebagaimana telah diuraikan pada dua bab sebelumnya. Pada bab ini akan diuraikan mengenai analisa dan hasil yang diperoleh

Lebih terperinci

Pengaruh Posisi Probe Terhadap Respon Defect di 1 2. V Bevel Butt Joint Dengan Metode Ultrasonic Testing Tandem Technique

Pengaruh Posisi Probe Terhadap Respon Defect di 1 2. V Bevel Butt Joint Dengan Metode Ultrasonic Testing Tandem Technique Pengaruh Posisi Terhadap Respon Defect di 1 2 V Bevel Butt Joint Dengan Metode Ultrasonic Testing Tandem Technique Asrafi *, Nurul Laili Arifin * and Cahyo Budi Nugroho # Batam Polytechnics Mechanical

Lebih terperinci

BAB II PENGUJIAN-PENGUJIAN PADA MATERIAL

BAB II PENGUJIAN-PENGUJIAN PADA MATERIAL BAB II PENGUJIAN-PENGUJIAN PADA MATERIAL Kekerasan Sifat kekerasan sulit untuk didefinisikan kecuali dalam hubungan dengan uji tertentu yang digunakan untuk menentukan harganya. Harap diperhatikan bahwa

Lebih terperinci

penetrant dan developer. Umumnya warna yang digunakan adalah putih untuk developer dan merah untuk penetrant.

penetrant dan developer. Umumnya warna yang digunakan adalah putih untuk developer dan merah untuk penetrant. penetrant dan developer. Umumnya warna yang digunakan adalah putih untuk developer dan merah untuk penetrant. Metode yang lain adalah menggunakan penetrant bercahaya/fluoresens. Langkah-langkah inspeksinya

Lebih terperinci

PENGANTAR USG. Dr. Dewi Rosmana Tatasiwi

PENGANTAR USG. Dr. Dewi Rosmana Tatasiwi PENGANTAR USG Dr. Dewi Rosmana Tatasiwi PENGENALAN GELOMBANG Prinsip Gelombang Berdasarkan medium perambatannya gelombang dibedakan menjadi 1. Gelombang mekanik. Gelombang mekanik merupakan gelombang

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi Getaran dan Gelombang Getaran/Osilasi Gerak Harmonik Sederhana Gelombang Gelombang : Gangguan yang merambat Jika seutas tali yang diregangkan

Lebih terperinci

Soal GGB (Getaran, Gelombang & Bunyi)

Soal GGB (Getaran, Gelombang & Bunyi) Xpedia Fisika Soal GGB (Getaran, Gelombang & Bunyi) Doc Name : XPPHY0299 Version : 2013-04 halaman 1 01. Pertanyaan 01-02, merujuk pada gambar di bawah yang menunjukkan gelombang menjalar pada tali dengan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN Penelitian yang di gunakan oleh penulis dengan metode deskritif kuantitatif. Yang dimaksud dengan deskritif kuantitatif adalah jenis penelitian terhadap masalah masalah berupa

Lebih terperinci

sepanjang lintasan: i) A-B adalah 1/4 getaran ii) A-B-C-B-A adalah 4/4 atau 1 getaran iii) A-B-C-B-A-B adalah 5/4 atau 1,25 getaran

sepanjang lintasan: i) A-B adalah 1/4 getaran ii) A-B-C-B-A adalah 4/4 atau 1 getaran iii) A-B-C-B-A-B adalah 5/4 atau 1,25 getaran contoh soal dan pembahasan jawaban getaran dan gelombang, materi fisika SMP Kelas 8 (VIII), tercakup amplitudo, frekuensi, periode dari getaran dan gelombang, panjang gelombang, cepat rambat suatu gelombang

Lebih terperinci

- - GETARAN DAN GELOMBANG

- - GETARAN DAN GELOMBANG - - GETARAN DAN GELOMBANG - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian dlp4getaran Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara downloadnya.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Penelitian dunia yang berkenaan dengan gelombang ultrasonik bukan hal yang baru melainkan sudah berlangsung cukup lama sehingga pemahaman ilmuwan mengenai sifat dan interaksinya

Lebih terperinci

Pengaruh Diameter Pin Terhadap Kekuatan dan Kualitas Joint Line Pada Proses Friction Wtir Welding Aluminium Seri 5083 Untuk Pre Fabrication

Pengaruh Diameter Pin Terhadap Kekuatan dan Kualitas Joint Line Pada Proses Friction Wtir Welding Aluminium Seri 5083 Untuk Pre Fabrication Pengaruh Diameter Pin Terhadap Kekuatan dan Kualitas Joint Line Pada Proses Friction Wtir Welding Aluminium Seri 5083 Untuk Pre Fabrication Panel Bangunan Atas Kapal 4108 100 066 Jurusan Teknik Perkapalan

Lebih terperinci

PEMANFAAT FREKUENSI BUNYI MATERIAL SEBAGAI DASAR PENGUJIAN MODULUS ELASTISITAS PADA PENGUJIAN TANPA MERUSAK (NON DESTRUCTIVE TEST) ABSTRACT

PEMANFAAT FREKUENSI BUNYI MATERIAL SEBAGAI DASAR PENGUJIAN MODULUS ELASTISITAS PADA PENGUJIAN TANPA MERUSAK (NON DESTRUCTIVE TEST) ABSTRACT PEMANFAAT FREKUENSI BUNYI MATERIAL SEBAGAI DASAR PENGUJIAN MODULUS ELASTISITAS PADA PENGUJIAN TANPA MERUSAK (NON DESTRUCTIVE TEST) M. Fahrur Rozy H. 1, Abdul Hadi Djaelani 2, Moch. Agus Choiron 2 1 Staf

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa dengan metode uji ultrasonik terhadap material didasarkan pada pengukuran dengan beberapa parameter propagasinya, dimana propagasi atau perambatan gelombang ultrasonik erat

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS )

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS ) LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari FISIKA 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari MATERI Satuan besaran Fisika Gerak dalam satu dimensi Gerak dalam dua dan tiga dimensi Gelombang berdasarkan medium (gelombang mekanik dan elektromagnetik) Gelombang

Lebih terperinci

Membahas bio-akustik berarti berusaha mengurai keterkaitan antara bunyi. gelombang bunyi, getaran dan sumber bunyi dengan kesehatan.

Membahas bio-akustik berarti berusaha mengurai keterkaitan antara bunyi. gelombang bunyi, getaran dan sumber bunyi dengan kesehatan. _Bio Akustik_01 Membahas bio-akustik berarti berusaha mengurai keterkaitan antara bunyi gelombang bunyi, getaran dan sumber bunyi dengan kesehatan. Apa sih yang dimaksud gelombang itu? dan apa hubungannya

Lebih terperinci

GELOMBANG SEISMIK Oleh : Retno Juanita/M

GELOMBANG SEISMIK Oleh : Retno Juanita/M GELOMBANG SEISMIK Oleh : Retno Juanita/M0208050 Gelombang seismik merupakan gelombang yang merambat melalui bumi. Perambatan gelombang ini bergantung pada sifat elastisitas batuan. Gelombang seismik dapat

Lebih terperinci

GELOMBANG YUSRON SUGIARTO

GELOMBANG YUSRON SUGIARTO GELOMBANG YUSRON SUGIARTO OUTLINE Gelombang Klasiikasi Gelombang Siat gelombang Gelombang Suara Eek Doppler GELOMBANG KLASIFIKASI GELOMBANG Gelombang menurut arah perambatannya: Gelombang Longitudinal

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Getaran dan Gelombang Hukum Hooke F s = - k x F s adalah gaya pegas k adalah konstanta pegas Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Gelombang dan klasifikasinya. Gelombang adalah suatu gangguan menjalar dalam suatu medium ataupun tanpa medium. Dalam klasifikasinya gelombang terbagi menjadi yaitu :. Gelombang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Abstrak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Abstrak Pada akhir abad ke-19 teknik pengelasan mulai berkembang dengan pesat. Hal ini disebabkan karena diketemukannya cara penggunaan tenaga listrik sebagai sumber panas dalam pengelasan.

Lebih terperinci

KAITAN VISKOSITAS COUPLANT DENGAN SENSITIVITAS SENSOR ULTRASONIK UNTUK UJI TAK RUSAK

KAITAN VISKOSITAS COUPLANT DENGAN SENSITIVITAS SENSOR ULTRASONIK UNTUK UJI TAK RUSAK KAITAN VISKOSITAS COUPLANT DENGAN SENSITIVITAS SENSOR ULTRASONIK UNTUK UJI TAK RUSAK Cici Purnawati 1,*, Adrianus Inu Natalisanto 2, Supriyanto 2 1 Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi, Fakultas

Lebih terperinci

RANGKUMAN MATERI GETARAN DAN GELOMBANG MATA PELAJARAN IPA TERPADU KELAS 8 SMP NEGERI 55 JAKARTA

RANGKUMAN MATERI GETARAN DAN GELOMBANG MATA PELAJARAN IPA TERPADU KELAS 8 SMP NEGERI 55 JAKARTA RANGKUMAN MATERI GETARAN DAN GELOMBANG MATA PELAJARAN IPA TERPADU KELAS 8 SMP NEGERI 55 JAKARTA Getaran A. Pengertian getaran Getraran adalah : gerak bolak-balik benda secara teratur melalui titik keseimbangan.salah

Lebih terperinci

Alasan pengujian. Jenis Pengujian merusak (destructive test) pada las. Pengujian merusak (DT) pada las 08/01/2012

Alasan pengujian. Jenis Pengujian merusak (destructive test) pada las. Pengujian merusak (DT) pada las 08/01/2012 08/01/2012 MATERI KE II Pengujian merusak (DT) pada las Pengujian g j merusak (Destructive Test) dibagi dalam 2 bagian: Pengujian di bengkel las. Pengujian skala laboratorium. penyusun: Heri Wibowo, MT

Lebih terperinci

INSPEKSI CACAT RETAKAN PADA MATERIAL DENGAN UJI TAK MERUSAK ULTASONIK MENGGUNAKAN METODA ANALISIS FREKUENSI SPEKTROSKOPI

INSPEKSI CACAT RETAKAN PADA MATERIAL DENGAN UJI TAK MERUSAK ULTASONIK MENGGUNAKAN METODA ANALISIS FREKUENSI SPEKTROSKOPI INSPEKSI CACAT RETAKAN PADA MATERIAL DENGAN UJI TAK MERUSAK ULTASONIK MENGGUNAKAN METODA ANALISIS FREKUENSI SPEKTROSKOPI Oleh: Nehru Abstrak Pada uji tak merusak ultrasonik biasanya suatu gelombang ultrasonik

Lebih terperinci

ALAT YANG DIPERLUKAN TALI SLINKI PEGAS

ALAT YANG DIPERLUKAN TALI SLINKI PEGAS Getaran dan Gelombang ALAT YANG DIPERLUKAN TALI SLINKI PEGAS BANDUL Amplitudo Amplitudo (A) Amplitudo adalah posisi maksimum benda relatif terhadap posisi kesetimbangan Ketika tidak ada gaya gesekan, sebuah

Lebih terperinci

matematis dari tegangan ( σ σ = F A

matematis dari tegangan ( σ σ = F A TEORI PERAMBATAN GELOMBANG SEISMIk Gelombang seismik merupakan gelombang yang merambat melalui bumi. Perambatan gelombang ini bergantung pada sifat elastisitas batuan. Gelombang seismik dapat ditimbulkan

Lebih terperinci

01. Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D) 4,0 m (E) 6,0 m 02.

01. Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D) 4,0 m (E) 6,0 m 02. 01. t = 0.4s Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D) 4,0 m (E) 6,0 m 02. t = 0.4s Amplituda dari gelombang pada gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0

Lebih terperinci

Scientific Echosounders

Scientific Echosounders Scientific Echosounders Namun secara secara elektronik didesain dengan amplitudo pancaran gelombang yang stabil, perhitungan waktu yang lebih akuran dan berbagai menu dan software tambahan. Contoh scientific

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Didalam suatu konstruksi terutama pada konstruksi yang dilakukan proses pengelasan (welding), sering sekali terjadi ketidaksempurnaan dalam proses penyambungan,

Lebih terperinci

Bab 2. Teori Gelombang Elastik. sumber getar ke segala arah dengan sumber getar sebagai pusat, sehingga

Bab 2. Teori Gelombang Elastik. sumber getar ke segala arah dengan sumber getar sebagai pusat, sehingga Bab Teori Gelombang Elastik Metode seismik secara refleksi didasarkan pada perambatan gelombang seismik dari sumber getar ke dalam lapisan-lapisan bumi kemudian menerima kembali pantulan atau refleksi

Lebih terperinci

1. SUMBER BUNYI. Gambar 1

1. SUMBER BUNYI. Gambar 1 1. SUMBER BUNYI Gambar 1 Bunyi adalah salah satu bentuk energi. Bunyi yang kita dengar selalu berasal dari suatu sumber bunyi. Kita dapat mendengar bunyi jika sumber bunyi bergetar. Getaran dari sumber

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengamatan, pengukuran serta pengujian terhadap masingmasing benda uji, didapatkan data-data hasil penyambungan las gesek bahan Stainless Steel 304. Data hasil

Lebih terperinci

Indra manusia: penglihatan, suara, sentuhan, rasa, dan bau memberikan kami informasi penting berfungsi dan bertahan Robot sensor: mengukur

Indra manusia: penglihatan, suara, sentuhan, rasa, dan bau memberikan kami informasi penting berfungsi dan bertahan Robot sensor: mengukur Indra manusia: penglihatan, suara, sentuhan, rasa, dan bau memberikan kami informasi penting berfungsi dan bertahan Robot sensor: mengukur konfigurasi / kondisi lingkungannya dan mengirim informasi tersebut

Lebih terperinci

7.4 Alat-Alat Optik. A. Mata. Latihan 7.3

7.4 Alat-Alat Optik. A. Mata. Latihan 7.3 Latihan 7.3 1. Bagaimanakah bunyi hukum pemantulan cahaya? 2. Bagaimanakah bunyi hukum pembiasan cahaya? 3. Apa hubungan pembiasan dengan peristiwa terebntuknya pelangi setelah hujan? Jelaskan! 4. Suatu

Lebih terperinci

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Sifat gelombang elektromagnetik Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Pantulan (Refleksi) Pemantulan gelombang terjadi ketika gelombang

Lebih terperinci

IX. KEGIATAN BELAJAR 9 PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN CORAN. Pemeriksaan dan pengujian coran dapat dijelaskan dengan benar

IX. KEGIATAN BELAJAR 9 PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN CORAN. Pemeriksaan dan pengujian coran dapat dijelaskan dengan benar IX. KEGIATAN BELAJAR 9 PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN CORAN A. Sub Kompetensi Pemeriksaan dan pengujian coran dapat dijelaskan dengan benar B. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah pembelajaran ini mahasiswa

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UJI NDT ULTRASONIC TEST DENGAN METODE MICROCONTROLLER

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UJI NDT ULTRASONIC TEST DENGAN METODE MICROCONTROLLER INFOMATEK Volume 19 Nomor 2 Desember 2017 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UJI NDT ULTRASONIC TEST DENGAN METODE MICROCONTROLLER Jojo Sumarjo *), Aa Santosa, Riko Purbowo Jurusan Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL UJIAN NASIONAL DAN SPMB

KUMPULAN SOAL UJIAN NASIONAL DAN SPMB . Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang mempunyai sifatsifat. ) merupakan gelombang medan listrik dan medan magnetik ) merupakan gelombang longitudinal ) dapat dipolarisasikan ) rambatannya memerlukan

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Gelombang Mekanik - Latihan Soal Doc. Name: AR12FIS0198 Version: 2012-09 halaman 1 01. t = 0.4s Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D)

Lebih terperinci

BAB III ALAT PENGUKUR ALIRAN BERDASARKAN WAKTU TEMPUH GELOMBANG ULTRASONIK. Gelombang ultrasonik adalah salah satu jenis gelombang akustik atau

BAB III ALAT PENGUKUR ALIRAN BERDASARKAN WAKTU TEMPUH GELOMBANG ULTRASONIK. Gelombang ultrasonik adalah salah satu jenis gelombang akustik atau BAB III ALAT PENGUKUR ALIRAN BERDASARKAN WAKTU TEMPUH GELOMBANG ULTRASONIK 3.1 Gelombang Ultrasonik Gelombang ultrasonik adalah salah satu jenis gelombang akustik atau gelombang bunyi dengan persamaan

Lebih terperinci

DETEKSI CACAT PADA MATERIAL BAJA MENGGUNAKAN ULTRASONIK NON-DESTRUCTIVE TESTING DENGAN METODE CONTINUOUS WAVELET TRANSFORM

DETEKSI CACAT PADA MATERIAL BAJA MENGGUNAKAN ULTRASONIK NON-DESTRUCTIVE TESTING DENGAN METODE CONTINUOUS WAVELET TRANSFORM DETEKSI CACAT PADA MATERIAL BAJA MENGGUNAKAN ULTRASONIK NON-DESTRUCTIVE TESTING DENGAN METODE CONTINUOUS WAVELET TRANSFORM Lilik Subiyanto 1, Tri Arief Sardjono 1, Jurusan Teknik Elektro, Program Pasca

Lebih terperinci

04 05 : DEFORMASI DAN REKRISTALISASI

04 05 : DEFORMASI DAN REKRISTALISASI 04 05 : DEFORMASI DAN REKRISTALISASI 4.1. Deformasi 4.1.1 Pengertian Deformasi Elastis dan Deformasi Plastis Deformasi atau perubahan bentuk dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu deformasi elastis dan deformasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Gangguan Pada Audio Generator Terhadap Amplitudo Gelombang Audio Yang Dipancarkan Pengukuran amplitudo gelombang audio yang dipancarkan pada berbagai tingkat audio generator

Lebih terperinci

Terjemahan ZAT PADAT. Kristal padat

Terjemahan ZAT PADAT. Kristal padat Terjemahan ZAT PADAT Zat padat adalah sebuah objek yang cenderung mempertahankan bentuknya ketika gaya luar mempengaruhinya. Karena kepadatannya itu, bahan padat digunakan dalam bangunan yang semua strukturnya

Lebih terperinci

Jaringan kawat baja las untuk tulangan beton

Jaringan kawat baja las untuk tulangan beton Jaringan kawat baja las untuk tulangan beton 1. Ruang lingkup Standar ini meliputi definisi bentuk, juntaian, jenis, syarat bahan baku, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat lulus uji,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mulai bulan Maret 2011 sampai bulan November Alat alat yang digunakan dalam peneletian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. mulai bulan Maret 2011 sampai bulan November Alat alat yang digunakan dalam peneletian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Optika dan Aplikasi Laser Departemen Fisika Universitas Airlangga dan Laboratorium Laser Departemen Fisika

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS DAFTAR SIMBOL BJ : Berat Jenis ρ : Berat Jenis (kg/cm 3 ) m : Massa (kg) d : Diameter Kayu (cm) V : Volume (cm 3 ) EMC : Equilibrium Moisture Content σ : Stress (N) F : Gaya Tekan / Tarik (N) A : Luas

Lebih terperinci

PENGARUH HASIL PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA ST 42

PENGARUH HASIL PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA ST 42 ILTEK,Volume 8, Nomor 15, April 201 PENGARUH HASIL PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA ST 42 Saripuddin M, Dedi Umar Lauw Dosen Prodi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Peneletian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Menguji komposisi kimia pelat baja karbon rendah A 516 g 70 Pemberian simbol dan pembuatan batang uji standar baja karbon rendah A 516 g 70 Dicatat

Lebih terperinci

Proses Lengkung (Bend Process)

Proses Lengkung (Bend Process) Proses Lengkung (Bend Process) Pelengkuan (bending) merupakan proses pembebanan terhadap suatu bahan pada suatu titik ditengah-tengah dari bahan yang ditahan diatas dua tumpuan. Dengan pembebanan ini bahan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun keseluruhan sistem, prosedur pengoperasian sistem, implementasi dari sistem dan evaluasi hasil pengujian

Lebih terperinci

Pengaruh Fokus Depth Terhadap Tampilan Resolusi dan Dimensi Defect Pada metode PAUT (Phased Array Ultrasonic Testing)

Pengaruh Fokus Depth Terhadap Tampilan Resolusi dan Dimensi Defect Pada metode PAUT (Phased Array Ultrasonic Testing) Pengaruh Fokus Depth Terhadap Tampilan Resolusi dan Dimensi Defect Pada metode PAUT (Phased Array Ultrasonic Testing) Zulfikar Adibba *, Nurul Laili Arifin * Cahyo Budi Nugroho # Batam Polytechnics Mechanical

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI Penelitian ini dilakukan di salah satu perusahaan perawatan pesawat terbang, di bandara Soekarno hatta. Bab ini dijelaskan tentang semua teori yang berhubungan dengan tugas akhir

Lebih terperinci

BAB IV DATA. Gambar Grafik kekerasan yang dihasilkan dengan quenching brine water

BAB IV DATA. Gambar Grafik kekerasan yang dihasilkan dengan quenching brine water BAB IV DATA 4.1. DATA KEKERASAN Gambar 4. 1. Grafik kekerasan yang dihasilkan dengan quenching brine water 33 Gambar 4.2. Grafik kekerasan yang dihasilkan dengan quenching air 34 4.2. DATA KECEPATAN Gambar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. GELOMBANG ULTRASONIK SEBAGAI BAGIAN DARI SUARA Suara merupakan bagian dari energi, suara berjalan melalui vibrasi dari kehadiran atom dan molekul, merambat dengan kecepatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia industri pembuatan peralatan dengan material benda padat baik secara otomatis menggunakan mesin maupun yang masih menggunakan tenaga manusia, tidak bisa

Lebih terperinci

BAB III WAVEGUIDE. Gambar 3.1 bumbung gelombang persegi dan lingkaran

BAB III WAVEGUIDE. Gambar 3.1 bumbung gelombang persegi dan lingkaran 11 BAB III WAVEGUIDE 3.1 Bumbung Gelombang Persegi (waveguide) Bumbung gelombang merupakan pipa yang terbuat dari konduktor sempurna dan di dalamnya kosong atau di isi dielektrik, seluruhnya atau sebagian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan dewasa ini, juga membuat semakin berkembangnya berbagai macam teknik dalam pembangunan infrastruktur, baik itu

Lebih terperinci

IPA KESEHATAN: Fisika. Dr. Zaroh Irayani, M.Si.

IPA KESEHATAN: Fisika. Dr. Zaroh Irayani, M.Si. IPA KESEHATAN: Fisika Dr. Zaroh Irayani, M.Si. OUTLINE 11. Gelombang Bunyi & Mekanisme Pendengaran 12. Kebisingan: Intensitas Bunyi; Efek Doppler 13. Optik: Aspek Fisis Penglihatan 14. Radioaktivitas:

Lebih terperinci

JOB SHEET DAN LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PRAKTIKUM METALURGI LAS

JOB SHEET DAN LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PRAKTIKUM METALURGI LAS JOB SHEET DAN LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PRAKTIKUM METALURGI LAS PENYUSUN : HERI WIBOWO, MT. PENYUSUN LAPORAN : NAMA... NIM... KELOMPOK/ KELAS... JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

STUDI KORELASI KEKERASAN BAJA KARBON RENDAH SS400 DENGAN CEPAT RAMBAT DAN ATENUASI GELOMBANG ULTRASONIK SKRIPSI

STUDI KORELASI KEKERASAN BAJA KARBON RENDAH SS400 DENGAN CEPAT RAMBAT DAN ATENUASI GELOMBANG ULTRASONIK SKRIPSI STUDI KORELASI KEKERASAN BAJA KARBON RENDAH SS400 DENGAN CEPAT RAMBAT DAN ATENUASI GELOMBANG ULTRASONIK SKRIPSI Oleh YOSEF BAYU WIDYOSENO 04 04 04 0712 DEPARTEMEN TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS

Lebih terperinci

1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah

1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah 1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah A. y = 0,5 sin 2π (t - 0,5x) B. y = 0,5 sin π (t - 0,5x) C. y = 0,5 sin π (t - x) D. y = 0,5 sin 2π (t - 1/4 x) E. y = 0,5 sin 2π (t

Lebih terperinci

PERENCANAAN ELEMEN MESIN RESUME JURNAL BERKAITAN DENGAN POROS

PERENCANAAN ELEMEN MESIN RESUME JURNAL BERKAITAN DENGAN POROS Judul : PERENCANAAN ELEMEN MESIN RESUME JURNAL BERKAITAN DENGAN POROS ANALISA KEKUATAN PUNTIR DAN KEKUATAN LENTUR PUTAR POROS BAJA ST 60 SEBAGAI APLIKASI PERANCANGAN BAHAN POROS BALING-BALING KAPAL Pengarang

Lebih terperinci

Dapat merambat melalui sebarang medium dengan kecepatan yang bergantung pada sifat-sifat medium

Dapat merambat melalui sebarang medium dengan kecepatan yang bergantung pada sifat-sifat medium Pertemuan 6 1 Gelombang Suara Termasuk gelombang tipe longitudinal Dapat merambat melalui sebarang medium dengan kecepatan yang bergantung pada sifat-sifat medium Medium bergetar untuk menghasilkan perubahan

Lebih terperinci

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT Pembebanan Batang Secara Aksial Suatu batang dengan luas penampang konstan, dibebani melalui kedua ujungnya dengan sepasang gaya linier i dengan arah saling berlawanan yang berimpit i pada sumbu longitudinal

Lebih terperinci

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI Kompetensi dasar : Memahami Konsep Dan Prinsip-Prinsip Gejala Gelombang Secara Umum Indikator : 1. Arti fisis getaran diformulasikan 2. Arti fisis gelombang dideskripsikan

Lebih terperinci

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI Kompetensi dasar : Memahami Konsep Dan Prinsip Prinsip Gejala Gelombang Secara Umum Indikator Tujuan 1. : 1. Arti fisis getaran diformulasikan

Lebih terperinci

MATERIAL TEKNIK 3 IWAN PONGO,ST,MT

MATERIAL TEKNIK 3 IWAN PONGO,ST,MT MATERIAL TEKNIK 3 IWAN PONGO,ST,MT SIFAT MEKANIS LOGAM DAN PADUAN MECHANICAL TESTING. Pengujian untuk menentukan sifat mekanis, yaitu sifat terhadap beban atau gaya mekanis seperti tarik, tekan, tekuk,

Lebih terperinci

Sidang Tugas Akhir (TM091486)

Sidang Tugas Akhir (TM091486) Sidang Tugas Akhir (TM091486) Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Soeharto, DEA Oleh : Budi Darmawan NRP 2105 100 160 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

Gelombang. Rudi Susanto

Gelombang. Rudi Susanto Gelombang Rudi Susanto Pengertian Gelombang Gelombang adalah suatu gejala terjadinya perambatan suatu gangguan (disturbane) melewati suatu medium dimana setelah gangguan ini lewat keadaan medium akan kembali

Lebih terperinci

Gambar 5.16 Amplitudo gelombang pada beton dengan lebar cacat 10 cm Gambar 5.17 Grafik lebar cacat vs rata-rata amplitudo Gambar 5.

Gambar 5.16 Amplitudo gelombang pada beton dengan lebar cacat 10 cm Gambar 5.17 Grafik lebar cacat vs rata-rata amplitudo Gambar 5. DAFTAR ISI SKRIPSI... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... xi INTISARI... xii ABSTRACT... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH CELAH PERMUKAAN BAHAN KAYU LAPIS (PLYWOOD) TERHADAP KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK

PENGARUH JUMLAH CELAH PERMUKAAN BAHAN KAYU LAPIS (PLYWOOD) TERHADAP KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK PENGARUH JUMLAH CELAH PERMUKAAN BAHAN KAYU LAPIS (PLYWOOD) TERHADAP KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK Ade Oktavia, Elvaswer Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis,

Lebih terperinci

Pemantulan Bunyi gaung gema

Pemantulan Bunyi gaung gema Gelombang dan Sonar Ketika kita mendengarkan suatu bunyi, sesungguhnya bunyi itu merambat dari sumber bunyi hingga ke telinga kita melalui udara. Proses yang terjadi mirip dengan getaran yang terjadi pada

Lebih terperinci