BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. PENGERTIAN METODE NDT (NON DESTRUCTIVE TESTING)
|
|
- Benny Sasmita
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 15 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. PENGERTIAN METODE NDT (NON DESTRUCTIVE TESTING) Pengujian NDT (Non Destructive Testing) digunakan untuk meningkatkan kualitas produksi dan kehandalan produk, komponen dan struktur inspeksi secara berkala, dapat mengurangi kejadian cacat atau kesalahan integritas struktural yang dapat menyebabkan kegagalan, diantara metode pengujian bahan yang dikembangkan untuk tujuan inspeksi, pengujian non-destructive testing (NDT) teknik mempunyai keuntungan tidak menyebabkan kerusakan pada komponen setelah inspeksi. Pengujian NDT dapat digunakan untuk: 1. Mendeteksi cacat raw material / komponen untuk berbagai jenis material logam yang digunakan. 2. Mendeteksi cacat yang mungkin terjadi selama proses manufaktur untuk mereduksi waktu dan biaya akibat cacat pada proses lebih lanjut. 3. Meningkatkan teknik manufaktur dengan memeriksa produk selama operasi pemrosesan untuk mempertahankan kualitas yang seragam dan standar. 4. Mendeteksi discontinuitas pada tahap akhir manufaktur untuk meningkatkan kehandalan dan keamanan produk selama operasi. 5. Inspeksi untuk mendeteksi cacat produk sejak dini. 6. Pastikan pencegahan kecelakaan dan mempromosikan keselamatan bagi pekerja dan peralatan selama lebih pengangkutan dan pemeliharaan. 7. Meningkatkan reputasi produsen sebagai penghasil produk-produk yang berkualitas.
2 16 Metode NDT antara lain: 1. Eddy Current Testing (ET) Eddy Current Testing, inspeksi menggunakan arus bolak-balik yang mengalir melalui coil probe. Arus ini memiliki/menghasilkan medan magnet disekitarnya yang menginduksi medan magnet didekat potongan uji konduktif. Medan magnet dalam potongan uji menciptakan arus kecil ("pusaran"). Sifat dari arus eddy akan dipengaruhi oleh konduktivitas bagian dan struktur, dan kehadiran mereka terdeteksi oleh probe dalam feedback loop. Variasi dalam interaksi listrik dimonitor pada perangkat uji. Metode ini dapat digunakan untuk mendeteksi cacat kecil permukaan, dan mungkin kadang-kadang digunakan untuk mengukur ketebalan sampel uji atau dari lapisan nonconductive pada specimen. Eddy current testing saat ini juga digunakan untuk memilah bahan berdasarkan sifat konduktivitas listriknya. Gambar 3.1 Prinsip kerja Eddy Current System (Sumber : Website NDT Resource Center) Keuntungan : Sensitif terhadap crack kecil dan cacat lain pada permukaan Memberikan hasil inspeksi yang cepat
3 17 Peralatan sangat portabel Dapat digunakan lebih dari pendeteksi cacat Persiapan part minimum Keterbatasan : Hanya bahan konduktif saja yang dapat diperiksa Bahan Ferromagnetik memerlukan perlakuan khusus untuk mengatasi efek permeabilitas. Keterampilan dan pelatihan yang dibutuhkan lebih luas daripada teknik yang lain. Permukaan finish dan kekasaran (roughness) bermasalah Memerlukan referensi standar untuk setup Kedalaman penetrasi terbatas 2. Radiographic Testing (RT) Radiographic testing menggunakan radiasi tembus yang diarahkan langsung ke sampel yang melemahkan radiasi melalui perubahan density atau ketebalannya. Radiasi tembus digunakan dalam radiografi adalah energi yang lebih tinggi (panjang gelombang lebih pendek) versi dari gelombang elektromagnetik yang membentuk cahaya normal. Cahaya tampak (visible light) dalam keluarga yang sama dengan x-ray dan sinar gamma, namun, berbeda dengan cahaya tampak, sinar ini energi yang lebih tinggi secara signifikan dapat menembus ke dalam bahan. Radiografi dapat menggunakan sinar-x atau sinar gamma. Sinar-X diproduksi dengan tabung listrik yang dapat dimatikan, sementara sinar gamma yang dihasilkan oleh bahan radioaktif harus dilindungi untuk keamanan jika tidak digunakan. Seperti radiasi menembus spesimen, bahan sampel menghentikan sejumlah persentase kejadian dari pencapaian detektor. Energi dari radiasi mempengaruhi daya tembus, sementara density dan ketebalan material mengatur pemberhentian tenaga.
4 18 Gambar 3.2 Prinsip kerja Radiographic Testing (Sumber : Website NDT Resource Center) Detektor yang digunakan dalam radiography inspection bisa berupa film atau media digital, gambar pada detektor ini akan negatif satu sama lain. Sementara kedua jenis memiliki pro dan kontra, sebuah kemampuan yang signifikan dengan penggunaan detektor digital adalah bahwa sampel dapat dipindahkan di sekitarnya dan tampak secara real time. Keuntungan metode radiographic testing : Tidak terbatas pada type material Dapat digunakan untuk inspeksi rakitan komponen lengkap Persiapan permukaan yang diperlukan minimum Dapat digunakan untuk ketebalan penuh dengan sekali pengujian Peka terhadap perubahan ketebalan dan density. Hasil record permanen dapat dicapai
5 19 Kelemahan : Banyak menggunakan perlindungan keselamatan kerja untuk intensitas radiasi tinggi. Orientasi antara kejadian sinar-x dan cacat secara kritis. Dibutuhkan waktu yang lama untuk pelatihan. Diperlukan akses kedua sisi dari specimen. Tidak mungkin untuk menentukan kedalaman cacat tanpa penambahan eksposur sudut. 3. Ultrasonic Testing (UT). Pemeriksaan Ultrasonic Testing (UT) menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi dalam komponen dan monitor yang berjalan dalam material. Sebuah transduser mengubah energi listrik menjadi energi mekanik untuk mengirim sinyal ke dalam potongan uji, bekerja secara terbalik untuk sinyal kembali. Sebuah transduser kontak ini dapat digunakan dengan gel coupling pada bagian permukaan, atau transduser perendaman jika sampel berada dalam bak air. Selama tes ultrasonik, gelombang suara berjalan melalui material dan dipantulkan kembali dari permukaan atau cacat. Energi suara pantul ditampilkan terhadap waktu, dan inspektur dapat memvisualisasikan lintas div dari spesimen mengungkapkan kedalaman berbagai fitur. Gambar 3.3 Prinsip Kerja Ultrasonic Testing (Sumber : Website NDT Resource Center)
6 20 Kelebihan : Digunakan untuk mendeteksi beragam cacat Portable peralatan untuk hasil yang langsung Dapat digunakan untuk inspeksi bentuk kompleks, ukuran besar dan banyak bahan. Inspeksi dapat otomatis Persiapan bagian minimum. Mempunyai daya tembus yang tinggi. Kekurangan : Kontak dengan couplant atau perendaman dalam air biasanya dipe Keterampilan dan pelatihan yang luas dibutuhkan. Permukaan finish dan kekasaran dapat mengganggu pemeriksaan. Bagian tipis mungkin sulit untuk diinspeksi. Standar referensi biasanya diperlukan Magnetic Particle Inspection Magnetic Particle Testing (MT) atau Magnetic crack detection adalah metode untuk mendeteksi retak dan discontinuitas lainnya pada permukaan dan bawah permukaan material ferro-magnetik. Magnetic Particle Inspection (MPI) adalah salah satu metode yang paling efektif untuk menemukan cacat di atas permukaan atau di bawah permukaan pada material besi pada berbagai tahap manufaktur. Sensitivitas deteksi maksimum pada permukaan akan berkurang dengan cepat dengan peningkatan kedalaman sub-surface cacat. Deteksi cacat bergantung pada kenyataan bahwa ketika suatu material magnet, discontinuitas yang terletak melintang terhadap arah magnetisasi distorsi penyebab garis magnetik fluks dan medan kebocoran terbentuk pada atau di atas permukaan, beberapa partikel ini dipegang oleh fluks kebocoran.
7 21 Pengujian partikel magnetic adalah metode untuk mendeteksi retak dan discontinuitas lainnya pada permukaan dan bawah permukaan material ferromagnetic. Sensitivitas deteksi maksimum pada permukaan dan berkurang dengan cepat dengan peningkatan kedalaman sub-surface cacat. Deteksi cacat bergantung pada kenyataan bahwa ketika suatu material magnet, discontinuitas yang terletak melintang terhadap arah magnetisasi distorsi penyebab garis magnetik fluks dan medan kebocoran terbentuk pada atau di atas permukaan, beberapa partikel ini dipegang oleh fluks kebocoran. koleksi magnetis ini membuat partikel membentuk efek garis besar dan menunjukkan lokasi, bentuk dan luasnya diskontinuitas. Sejumlah faktor seperti arah dan kekuatan medan magnet, karakter magnetic dari lokasi, bagian dan orientasi diskontinuitas magnet powder yang terbentuk, mempengaruhi pembentukan pola powder, dan karena itu lokasi yang tepat dari cacat diindikasikan dengan metode ini. Dalam Magnetic Particle Inspection (MPI), sebuah medan magnet diinduksikan pada bagian yang diuji. Medan magnet yang terdiri dari garis fluks yang mengalir melalui spesimen magnet, mereka dapat membelok dan bocor di sekitar cacat. Kebocoran fluks magnetik menarik partikel, yang mengelompokkan untuk membentuk indikasi. Orientasi medan magnet mempunyai peran yang lebih besar dalam mendeteksi cacat. Sensitivitas tes dipengaruhi oleh sudut antara medan magnet induksi dan orientasi cacat. Kebocoran fluks maksimum terjadi ketika medan magnet terletak tegak lurus terhadap discontinuitas (keretakan) tersebut. Cacat yang tampak sejajar dengan fluks magnetik tidak akan membentuk indikasi. Magnetic Particle Inspection (MPI) dilakukan dalam empat langkah: 1. Menginduksi medan magnet dalam spesimen. 2. Terapkan partikel magnet ke permukaan spesimen. 3. Menunjukkan permukaan, mencari pengelompokan partikel yang disebabkan oleh cacat. 4. Demagnetize dan membersihkan spesimen. Keuntungan dari Inspeksi Partikel Magnetik:
8 22 1. Dapat menemukan cacat pada kedua permukaan dan dekat sub-surface. 2. Beberapa format inspeksi biayanya sangat portabel dan rendah. 3. Cepat pemeriksaan dengan hasil yang langsung bisa diketahui. 4. Indikasi cocok untuk pemeriksaan secara langsung pada permukaan spesimen. 5. Dapat mendeteksi cacat yang tertutup banyak kotoran (kerak). 6. Dapat memeriksa bagian-bagian dengan bentuk tidak teratur (splines eksternal, crankshafts, connecting, dll). Keterbatasan Inspeksi Partikel Magnetik : 1. Spesimen harus ferromagnetik (misalnya baja, besi tuang). 2. Ketebalan cat lebih dari 0,005 inchi harus dibersihkan sebelum inspeksi. 3. Post Cleaning dan post demagnitization lebih seringkali diperlukan. 4. Sensitivitas kedalaman maksimum biasanya 0,100 inchi (jika lebih dalam hasilnya akan kurang sempurna). 5. Alignment antara fluks magnetik dan cacat (defect) cukup penting. Dalam beberapa kasus, partikel-partikel besi yang dilapisi dengan bahan fluoresent memungkinkan mereka untuk dilihat di bawah lampu UV dalam kondisi gelap. partikel magnetik biasanya digunakan sebagai suspensi dalam air atau parafin. Gambar 3.4 Skema garis fluks yang mengalir melewati kedua tegak lurus dan cacat paralel, dan kebocoran fluks terjadi di sekitar cacat tegak lurus Hal ini memungkinkan partikel untuk mengalir di atas permukaan dan untuk bermigrasi ke setiap kekurangan. Pada permukaan yang panas, atau dimana kontaminasi adalah kekhawatiran, serbuk kering dapat digunakan sebagai alternatif
9 23 untuk tinta basah. Pada permukaan gelap, lapisan tipis cat putih biasanya diterapkan, untuk meningkatkan kontras antara latar belakang dan partikel-partikel magnetic hitam. Teknik yang paling sensitive bagaimanapun adalah menggunakan partikel fluoresent dilihat dalam UV (hitam) cahaya. MPI sangat sensitif terhadap permukaan melonggar atau retak dekat permukaan, bahkan jika permukaan retak sangat sempit. Namun, jika retak berjalan sejajar dengan medan magnet, ada sedikit gangguan medan magnet dan tidak mungkin bahwa retak akan terdeteksi. Untuk alasan ini disarankan bahwa permukaan pemeriksaan magnetisasi dalam dua arah pada 90 satu sama lain dan dengan dilakukan pergeseran-pergeseran daerah yang akan di magnetisasi. Pada magnetic particle inspection ini digunakan beberapa metode seperti MPI dry visible, MPI wet visible dan MPI wet fluorescent. Pada pengujian tidak merusak dengan metode magnetic particle inspection pada dasarnya yaitu dengan memagnetisasi bahan yang akan diuji. Adanya cacat yang tegak lurus arah medan magnet akan menyebabkan kebocoran medan magnet. Kebocoran medan magnet ini mengindikasikan adanya cacat pada material. Cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran medan magnet adalah dengan menaburkan partikel magnetic di permukaan. Partikel partikel tersebut akan berkumpul pada daerah kebocoran medan magnet. Kelemahan metode ini hanya bisa diterapkan untuk material ferromagnetic. Selain itu, medan magnet yang dibangkitkan harus tegak lurus atau memotong daerah retak serta diperlukan demagnetisasi di akhir inspeksi. Pada metode pengujian, yaitu : Magnetic Particle Inspection ( MPI ) terdapat tiga metode 1. MPI Dry Visible Dalam proses Dry Visible ini, digunakan serbuk yang kering. Serbuk tersebut ditaburkan pada saat magnetisasi benda uji. Tujuan pemberian serbuk ini adalah untuk mendeteksi adanya cacat pada benda uji, karena jika terjadi cacat, serbuk ini akan menunjukan dimana letak cacat tersebut.
10 24 2. MPI Wet Visible Metode Wet Visible ini dalam prosenya sama dengan metode dry visible. Yang membedakan adalah serbuk yang digunakan. Jika dry visible menggunakan serbuk magnet basah tetapi wet visible menggunakan serbuk magnet bertipe basah. Serbuk tersebut ditaburkan pada saat magnetisasi benda uji. Tujuan pemberian serbuk ini adalah untuk mendeteksi adanya cacat pada benda uji, karena jika terjadi cacat, serbuk ini akan menunjukan dimana cacat tersebut. 3. MPI Wet Fluorescent Dalam metode Wet Fluorescent ini, menggunakan serbuk yang basah. Serbuk tersebut ditaburkan pada saat magnetisasi benda uji. Tujuan pemberian serbuk ini adalah untuk mendeteksi adanya cacat pada benda uji, karena jika terjadi cacat, serbuk ini akan menunjukkan dimana letak cacat tersebut. Gambar 3.5 Crack yang terlihat dengan metode MPI Wet Flourescent (Sumber : Website NDT Resource Center) Ketiga metode tersebut pada prinsipnya sama, namun serbuk magnet yang digunakan pasa setiap pengujian berbeda.
11 BAGIAN DAN PRINSIP KERJA CARBON BRAKE ASSEMBLY Gambar 3.5 Bagian Carbon Brake Assembly Ketika brake`dioperasikan, masing-masing piston bergerak dan menekan spring antara piston dan spring guide. pin adjuster, ball, nut, dan tabung adjuster menahan spring retainer pada tempatnya. Jika piston berhenti ketika menyentuh spring guide, bagian adjuster tidak terpengaruh. Ketika ketebalan heatsink menurun, piston harus bergerak lebih setelah menyentuh spring guide. Penambahan pergerakan ini menyebabkan piston untuk mendorong spring guide dan tube adjuster ke posisi baru pada ball. Ketika tekanan hidrolik menurun, spring mendorong piston kembali ke posisi awal. Piston kembali ke jarak yang sama dengan jarak awal antara piston dan spring guide sebelumnya. Jarak antara insulator dan pressure plate disebut running clearance.
12 26 Salah satu komponen yang paling penting dari sebuah rem pesawat adalah torque tube. Komponen ini terletak di lubang brake dan terhubung dengan piston housing. Torque tube pada umumnya terbuat dari titanium atau stainless steel. Ketika brake dioperasikan, torque tube menyerap energi kinetik dan kalor yang dihasilkan oleh heatsink KERUSAKAN DAN MALFUNGSI PADA BRAKE ASSEMBLY Dua faktor utama yang mempengaruhi waktu operasional brake adalah : 1. Mode penggunaan brake (operasional rendah setelah pesawat beroperasi atau operasional berat saat pesawat take-off dan landing). 2. Temperatur carbon disc brake saat beroperasi. Kerusakan dan malfungsi yang biasa terjadi pada brake assembly adalah: a. Overheating Panas berlebih dapat merusak dan mendistorsi bagian brake dan melemahkan bagiannya ke titik kegagalan. Penggunaan dan pembuatan rem dirancang untuk mencegah overheating. Ketika suatu brake menunjukkan tanda-tanda overheating, rem harus dilepaskan dari pesawat untuk diperiksa terhadap kerusakan yang mungkin terjadi.
13 27 Gambar 3.6 Torque tube yang telah mengalami overheat b. Dragging Sebuah brake dapat mengalami dragging ketika mekanisme spring di return tidak berfungsi dengan baik. Hal ini bisa disebabkan oleh return spring yang melemah atau patah, return pin terselip pada auto adjuster pin grip ataupun return piston mengalami kebocoran. c. Korosi Korosi bisa terjadi di permukaan komponen berbahan alumunium atau steel. Korosi bisa berupa oksidasi ataupun uniform surface corrosion. Metode yang digunakan untuk menghilangkan korosi bisa menggunakan metode mekanis ataupun kimiawi.
14 28 d. Leakage Kebocoran (leak) biasa terjadi pada return piston assembly. Preformed packing yang telah rusak pada return piston assembly bisa menyebabkan cairan hidrolik bisa keluar dari piston housing dan return piston assembly. e. Crack Retakan (crack) terajadi karena kemampuan material komponen yang telah fatigue. Berbagai metode yang dapat digunakan untuk menghilangkan crack antara lain, pengelasan, shoot peening, dsb. Gambar 3.6 Crack pada torque tube yang terdeteksi oleh MPI
BAB II PENGUJIAN-PENGUJIAN PADA MATERIAL
BAB II PENGUJIAN-PENGUJIAN PADA MATERIAL Kekerasan Sifat kekerasan sulit untuk didefinisikan kecuali dalam hubungan dengan uji tertentu yang digunakan untuk menentukan harganya. Harap diperhatikan bahwa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
T u g a s A k h i r BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Metode NDT (Non Destructive Testing) Pengujian NDT (Non Destructive Testing) digunakan Untuk meningkatkan kualitas produksi dan kehandalan produk,
Lebih terperinciKELOMPOK 3 ABEDNEGO DESTIO DOLI DORES SIHOMBING ERICK FERNANDEZ
KELOMPOK 3 ABEDNEGO DESTIO DOLI DORES SIHOMBING ERICK FERNANDEZ LAPORAN NON DESTRUCTIF TEST DAFTAR ISI Halaman COVER JUDUL... 1 ABSTRAK... 2 DAFTAR ISI... 3 BAB I DASAR TEORI... 4 1.1 Pengertian NDT...
Lebih terperinciUltrasonic Testing. Prinsip Ultrasonic. Prinsip Pemeriksaan Ultrasonic. Pembangkit ultrasonic 08/01/2012
LANJUTAN MATERI KE III Ultrasonic Testing Prinsip Ultrasonic Gelombang suara frekuensi tinggi dimasukkan ke dalam material dipantulkan kembali dari permukaan atau cacat. Energi suara yang dipantulkan ditampilkan
Lebih terperinciFerdy Ramdani 1, Wing Hendroprasetyo Akbar Putra 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan, 2 Staf Pengajar Jurusan Teknik Perkapalan
ANALISA PENGARUH NONCONDUCTIVE COATING TERHADAP PANJANG PENDETEKSIAN CACAT PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMERIKSAAN MAGNETIK PARTIKEL (MPI) PADA SAMBUNGAN LAS CRANE DI KAPAL Ferdy Ramdani, Wing
Lebih terperinci08/01/2012. Pengujian Visual Las. Pengujian Dye Penetrant. Pengujian Serbuk Magnet PENGUJIAN TIDAK MERUSAK. Pengujian Ultrasonik. Pengujian Arus Eddy
MATERI KE - III Pengujian tidak merusak (NDT) Pengujian Visual Las Pengujian Dye Penetrant penyusun: Heri Wibowo, MT Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2011 1 PENGUJIAN TIDAK MERUSAK Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENGUJIAN
3.1.Diagram Alir Penelitian BAB III METODOLOGI PENGUJIAN Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian 35 Tugas Akhir 2 1.2 Bahan dan Alat Berikut ini adalah bahan dan alat yang digunakan dalam proses pengujian
Lebih terperincipenetrant dan developer. Umumnya warna yang digunakan adalah putih untuk developer dan merah untuk penetrant.
penetrant dan developer. Umumnya warna yang digunakan adalah putih untuk developer dan merah untuk penetrant. Metode yang lain adalah menggunakan penetrant bercahaya/fluoresens. Langkah-langkah inspeksinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. T u g a s A k h i r
T u g a s A k h i r BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengujian NDT (Non destructive Testing) adalah pengujian yang sering dilakukan untuk pengujian kualitas suatu produk. Kualitas produk merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia industri pembuatan peralatan dengan material benda padat baik secara otomatis menggunakan mesin maupun yang masih menggunakan tenaga manusia, tidak bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Non-destructive Testing (NDT) adalah teknik non-invasif untuk menentukan integritas bahan, komponen, struktur atau kuantitatif karakteristik dari sebuah objek tanpa
Lebih terperinciANALISA PENGELASAN DINGIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE HIGH FREQUENCY ELECTRICAL RESISTANCE WELDING PADA PROSES PEMBUATAN PIPA BAJA STKM 13B
ANALISA PENGELASAN DINGIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE HIGH FREQUENCY ELECTRICAL RESISTANCE WELDING PADA PROSES PEMBUATAN PIPA BAJA STKM 13B Naryono, Indra Suharyadi Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jurusan
Lebih terperinciPemeriksaan secara visual dengan mata, kadang kadang memakai kaca pembesar. 2.
III. PENGUJIAN TANPA MERUSAK (N D T) 1. Pengertian NDT NDT adalah singkatan non destruktif test, yang artinya adalah pengujian tak merusak. Maksud dari pengujian ini adalah bahwa bendanya tidak akan dirusak,
Lebih terperinciPROSES PENGUJIAN TIDAK MERUSAK
PROSES PENGUJIAN TIDAK MERUSAK Sarjito Jokosisworo, Hartono Yudo Program Studi Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro ABSTRAK Pengujian tidak merusak merupakan bagian dari pengujian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Mulai Studi literature dan pengumpulan bahan Pengolahan dan analisa Mempersiapkan Alat dan Bahan Prosedur pengujian Non Destructive Test Pengujian
Lebih terperinciPengujian Tak Merusak Penetrant Testing
Pengujian Tak Merusak Penetrant Testing Disusun oleh : Ariseno Adhi Saputra (3331121968) Kelas A JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN 2014 Latar belakang
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA. *
RANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA Riswanda 1*, Lenny Iryani 2 1,2 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012 *E-mail
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi yang berkembang pesat saat ini merupakan efek dari kebutuhan manusia yang semakin meningkat, salah satunya yakni teknologi inspeksi. Teknologi inspeksi ini
Lebih terperinciMateri Pendalaman 03 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK =================================================
Materi Pendalaman 03 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK ================================================= Bila dalam kawat PQ terjadi perubahan-perubahan tegangan baik besar maupun arahnya, maka dalam kawat PQ
Lebih terperinciMAKALAH TENTANG PENGUJIAN NON-DESTRUKTIF
MAKALAH TENTANG PENGUJIAN NON-DESTRUKTIF Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengujian Bahan Dosen Pengampu : Heri Yudiono Disusun oleh : Yoga Dwi Wijanarko (5201413080) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK
Lebih terperinciPengukuran Ketebalan serta Posisi Cacat pada Sampel Carbon Steel dan Stainless Steel dengan Metode Ultrasonic Testing.
Pengukuran Ketebalan serta Posisi Cacat pada Sampel Carbon Steel dan Stainless Steel dengan Metode Ultrasonic Testing Fransisca Debora Jurusan Fisika FMIPA Universitas Sriwijaya Email : fransisca.debora91@gmail.com
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor Arus Searah Sebuah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanik dikenal sebagai motor arus searah. Cara kerjanya berdasarkan prinsip, sebuah konduktor
Lebih terperinciMahasiswa mampu melakukan pengujian Non-destructive test dengan beberapa metoda pengujian.
Penetrant Test NAMA : Mulyadi Rahayu NIM : 101211086 KET : link download( http://arekteknik.com/penetrant-test.html) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN 1.1.1 Tujuan Umum Mahasiswa mampu melakukan pengujian Non-destructive
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Didalam suatu konstruksi terutama pada konstruksi yang dilakukan proses pengelasan (welding), sering sekali terjadi ketidaksempurnaan dalam proses penyambungan,
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN HASIL PENGUJIAN. Pengujian magnetik inspeksi yang dilakukan meliputi metode Dry Visible,
Tugas Akhir 1 BAB IV ANALISA DAN HASIL PENGUJIAN 4.1. Hasil Pengujian 4.1.1 Pengujian Magnetic Testing Pengujian magnetik inspeksi yang dilakukan meliputi metode Dry Visible, Wet visible dan wet fluorescent
Lebih terperinciDASAR TEORI ULTRASONIC TEST
DASAR TEORI ULTRASONIC TEST (materi kuliah UTR ) Tegas Sutondo Tujuan Memberikan dasar teori teknik inspeksi menggunakan peralatan UT Problem Testing menggunakan UT Karakteristik gelombang suara Pembangkitan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Normen) adalah ikatan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Dan Ruang Lingkup Pengelasan Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Normen) adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN MASALAH. suatu beton. Standar atau prosedur dalam menggunakan metode pengujian ini
PEMBAHASAN MASALAH 7.1. Tinjauan khusus Ultrasonic pulse velocity adalah metode yang digunakan untuk mengukur kecepatan hantaran dari gelombang (pulse velocity) ultrasonik yang melewati suatu beton. Standar
Lebih terperinciFisika Umum (MA 301) Cahaya
Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini (minggu 11) Cahaya Cahaya adalah Gelombang Elektromagnetik Apa itu Gelombang Elektromagnetik!!! Pendahuluan: Persamaan Maxwell Listrik dan magnet awalnya dianggap sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai suatu kasus yang akan menjadi alasan dilakukan penelitian ini, yang akan diuraikan pada Latar Belakang. Atas dasar masalah yang telah dikemukakan
Lebih terperinciOLEH : AKBAR RIANIRI BAKRI DOSEN PEMBIMBING : Wing Hendroprasetyo Akbar Putra,S.T.,M.Eng
OLEH : AKBAR RIANIRI BAKRI 4108100108 DOSEN PEMBIMBING : Wing Hendroprasetyo Akbar Putra,S.T.,M.Eng LATAR BELAKANG KONSTRUKSI WELDING KONDISI KAPAL BEROPERASI CRACK/RETAK KONDISI COATING BRACKET KAPAL
Lebih terperinciNONDESTRUCTIVE TESTING. Pengujian Tanpa Merusak
NONDESTRUCTIVE TESTING Pengujian Tanpa Merusak DEFINISI NDT NDT atau Non Destructive Testing (Uji Tak Rusak) adalah salah satu metode pengujian yang dapat dilakukan pada suatu material, komponen, struktur,
Lebih terperinciGelombang Elektromagnetik
Gelombang Elektromagnetik Teori gelombang elektromagnetik pertama kali dikemukakan oleh James Clerk Maxwell (83 879). Hipotesis yang dikemukakan oleh Maxwell, mengacu pada tiga aturan dasar listrik-magnet
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2000-an berkembang isu didunia internasional akan dampak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2000-an berkembang isu didunia internasional akan dampak dari konsumsi bahan bakar minyak yang menjadi topik utama di berbagai media massa. Salah satu dampaknya
Lebih terperinciRSU KASIH IBU - EXTENSION STRUKTUR : BAB - 06 DAFTAR ISI PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA 01. LINGKUP PEKERJAAN BAHAN - BAHAN..
DAFTAR ISI 01. LINGKUP PEKERJAAN.. 127 02. BAHAN - BAHAN.. 127 03. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN...... 127 PT. Jasa Ferrie Pratama 126 01. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan Konstruksi
Lebih terperinciAntiremed Kelas 12 Fisika
Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 1 Doc. Name: AR12FIS01UAS Version: 2016-09 halaman 1 01. Sebuah bola lampu yang berdaya 120 watt meradiasikan gelombang elektromagnetik ke segala arah dengan sama
Lebih terperinciNon Destructive Testing
Prinsip dan Metode dari NDT dan Risk Based Inspeksi Non Destructive Testing Pengujian tak merusak (NDT) adalah aktivitas pengujian atau inspeksi terhadap suatu benda/material untuk mengetahui adanya cacat,
Lebih terperinciUJI TANPA RUSAK PADA SAMBUNGAN LASAN LINER KOLAM IRADIATOR GAMMA
UJI TANPA RUSAK PADA SAMBUNGAN LASAN LINER KOLAM IRADIATOR GAMMA Petrus Zacharias, Harno Garnito, Tri Wahono Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir- BATAN Gedung 71, Kawasan PUSPIPTEK Serpong,Tangerang Selatan,
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU (UMRI) PEKANBARU TA 2013/2014
METALURGY FISIK LIQUID PENETRANT TEST NAME :WANDA SAPUTRA NIM :120102033 PRODI :TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU (UMRI) PEKANBARU TA 2013/2014 1 P a g e KATA PENGANTAR Dengan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Pengaruh Tekanan Udara Terhadap Laju Pengikisan Plat Baja ST 37 Pada Proses Sandblasting
TUGAS AKHIR Pengaruh Tekanan Udara Terhadap Laju Pengikisan Plat Baja ST 37 Pada Proses Sandblasting Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN KONFIGURASI KOIL METODA EDDY CURRENT TESTING (ECT) PADA BAHAN FERROMAGNETIK DAN NON- FERROMAGNETIK
STUDI PERBANDINGAN KONFIGURASI KOIL METODA EDDY CURRENT TESTING (ECT) PADA BAHAN FERROMAGNETIK DAN NON- FERROMAGNETIK Febriyanti Novitasari 1, Dudi Darmawan 2, Mamat Rokhmat 3 1,2,3 Program Studi Teknik
Lebih terperinciBAB II SALURAN TRANSMISI
BAB II SALURAN TRANSMISI 2.1 Umum Penyampaian informasi dari suatu sumber informasi kepada penerima informasi dapat terlaksana bila ada suatu sistem atau media penyampaian di antara keduanya. Jika jarak
Lebih terperinciPRINSIP KERJA, CARA KERJA DAN PENERAPAN APLIKASI TRANSFORMATOR DIFFERENSIAL TUGAS PENGUKURAN TEKNIK KELOMPOK IV
PRINSIP KERJA, CARA KERJA DAN PENERAPAN APLIKASI TRANSFORMATOR DIFFERENSIAL TUGAS PENGUKURAN TEKNIK KELOMPOK IV 1. Torang Ridho S 0806368906 2. Deni Mulia Noventianus 0906604722 3. Mohammad Adiwirabrata
Lebih terperinciLAS LISTRIK LAPORAN PRAKTIKUM. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Teknik Pelayanan dan Perawatan. Dosen Pembimbing :
LAS LISTRIK LAPORAN PRAKTIKUM Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Teknik Pelayanan dan Perawatan Dosen Pembimbing : Bintang Ihwan Moehady, Ir, MSc. Disusun oleh : Via Siti Masluhah 101411030 Yuniar
Lebih terperinciBAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip
BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1. Umum Motor arus searah (DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah
Lebih terperinciTEORI MAXWELL Maxwell Maxwell Tahun 1864
TEORI MAXWELL TEORI MAXWELL Maxwell adalah salah seorang ilmuwan fisika yang berjasa dalam kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi yang berhubungan dengan gelombang. Maxwell berhasil mempersatukan penemuanpenumuan
Lebih terperinciUN SMA IPA 2008 Fisika
UN SMA IPA 008 Fisika Kode Soal P44 Doc. Name: UNSMAIPA008FISP44 Doc. Version : 011-06 halaman 1 01. Berikut ini disajikan diagram vektor F 1 dan F! Persamaan yang tepat untuk resultan R = adalah... (A)
Lebih terperinciPengaruh Diameter Pin Terhadap Kekuatan dan Kualitas Joint Line Pada Proses Friction Wtir Welding Aluminium Seri 5083 Untuk Pre Fabrication
Pengaruh Diameter Pin Terhadap Kekuatan dan Kualitas Joint Line Pada Proses Friction Wtir Welding Aluminium Seri 5083 Untuk Pre Fabrication Panel Bangunan Atas Kapal 4108 100 066 Jurusan Teknik Perkapalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Abstrak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Abstrak Pada akhir abad ke-19 teknik pengelasan mulai berkembang dengan pesat. Hal ini disebabkan karena diketemukannya cara penggunaan tenaga listrik sebagai sumber panas dalam pengelasan.
Lebih terperinciPEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK
PEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK Namad Sianta, Djoli Soembogo dan R. Hardjawidjaja Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi - BATAN E-mail : djoli@batan.go.id ABSTRAK
Lebih terperinciNon-Destuctive Test (NDT) & Interpretasi Foto Scanning Electron Microscope (SEM)
Non-Destuctive Test (NDT) & Interpretasi Foto Scanning Electron Microscope (SEM) Irfan Fadhilah Program Studi Teknik Metalurgi, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan, Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PENGARUH TEKANAN UDARA TERHADAP NILAI KEKASARAN PADA BENDA KERJA PLAT DENGAN BAHAN ST 37 PADA PROSES SANDBLASTING
TUGAS AKHIR PENGARUH TEKANAN UDARA TERHADAP NILAI KEKASARAN PADA BENDA KERJA PLAT DENGAN BAHAN ST 37 PADA PROSES SANDBLASTING Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Srata Satu Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas praktikum fisika kami. Tujuan dari praktikum ini adalah membuat alat sederhana berdasarkan konsep fisika untuk kehidupan
Lebih terperinci1. Gejala Listrik Statis
1. Gejala Listrik Statis Gejala kelistrikan diawali dengan diamatinya benda-benda yang secara tidak terduga mampu saling tarik-menarik. Batang plastik yang sudah digosok-gosokkan ke kain yang halus teramati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metoda non-destructive testing (NDT) pada bidang rekayasa sipil saat ini semakin berkembang seiring dengan semakin majunya teknologi yang diterapkan pada peralatan
Lebih terperinciINSPEKSI SAMBUNGAN LAS PADA H BEAM ROOF STRUCTURE TANGKI AMONIAK MENGGUNAKAN METODE MAGNETIC PARTICLE INSPECTION (MPI)
INSPEKSI SAMBUNGAN LAS PADA H BEAM ROOF STRUCTURE TANGKI AMONIAK MENGGUNAKAN METODE MAGNETIC PARTICLE INSPECTION (MPI) Dewin Purnama 1, Yorgie 1 1 ) Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Jakarta Kampus
Lebih terperinciILMU BAHAN LISTRIK_edysabara. 1 of 6. Pengantar
ILMU BAHAN LISTRIK_edysabara. 1 of 6 Pengantar Bahan listrik dalam sistem tanaga listrik merupakan salah satu elemen penting yang akan menentukan kualitas penyaluran energi listrik itu sendiri. Bahan listrik
Lebih terperinciTeori Gelombang Mikro. Yuli Kurnia Ningsih
Teori Gelombang Mikro Yuli Kurnia Ningsih Bahan Ajar Pendahuluan Saluran transmisi gelombang mikro Transformasi impedansi untuk kesepadanan (matching) Perangkat pasif gelombang mikro: Coupler Filter Mixer
Lebih terperinciPresented by Nugroho Suparmadi PRESENTASI FIELD PROJECT
Presented by Nugroho Suparmadi 6107 030 061 PRESENTASI FIELD PROJECT Perkembangan kebutuhan industri offshore. Kebutuhan kompresor kapasitas besar. Sertifikasi Kelayakan Pakai. Bagaimana Kelayakan Frame
Lebih terperinciBAB II PENGUKURAN TINGGI PERMUKAAN CAIRAN Pengertian Pengukuran Tinggi Permukaan Cairan (Level)
BAB II PENGUKURAN TINGGI PERMUKAAN CAIRAN 2.1. Pengertian Pengukuran Tinggi Permukaan Cairan (Level) Pengukuran permukaan, volume, berat cairan pada bahan kering dalam bejana atau tabung sering kali dijumpai.
Lebih terperinciUniversitas Medan Area
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori Generator listrik adalah suatu peralatan yang mengubah enersi mekanis menjadi enersi listrik. Konversi enersi berdasarkan prinsip pembangkitan tegangan induksi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Sensor Sensor adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi gejala gejala atau sinyal sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi seperti energi listrik,
Lebih terperinciHANDOUT MATA KULIAH KONSEP DASAR FISIKA DI SD. Disusun Oleh: Hana Yunansah, S.Si., M.Pd.
HANDOUT MATA KULIAH KONSEP DASAR FISIKA DI SD Disusun Oleh: Hana Yunansah, S.Si., M.Pd. UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS CIBIRU 2013 HandOut Mata Kuliah Konsep Dasar Fisika Prodi. PGSD Semester
Lebih terperinci1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A
PREDIKSI 7 1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A B C D E 2. Pak Pos mengendarai sepeda motor ke utara dengan jarak 8 km, kemudian
Lebih terperinciBAB II MOTOR ARUS SEARAH
BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1 Umum Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah sangat identik
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Oleh : Winda Afrilia Rachmadani Dosen Pembimbing: Dr. Ir. H. C. Kis Agustin, DEA
TUGAS AKHIR METODE PERBAIKAN PADA SILENCING SKIN DARI EXHAUST CONE PESAWAT AIR BUS 320 DENGAN PENAMBAHAN DOUBLER BERBENTUK PERFORATED DAN SOLID MENGGUNAKAN TEKNIK PENGELASAN GTAW Oleh : Winda Afrilia Rachmadani
Lebih terperinciBAB III WAVEGUIDE. Gambar 3.1 bumbung gelombang persegi dan lingkaran
11 BAB III WAVEGUIDE 3.1 Bumbung Gelombang Persegi (waveguide) Bumbung gelombang merupakan pipa yang terbuat dari konduktor sempurna dan di dalamnya kosong atau di isi dielektrik, seluruhnya atau sebagian.
Lebih terperinciLAPORAN RESMI UJI ULTRASONIK (Ultrasonic Test)
LAPORAN RESMI UJI ULTRASONIK (Ultrasonic Test) Oleh : Ahmad Rizeki Erika Rizky Ratih Kusumaningtyas Rahardi Wardhana Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya PPNS 2012/2013 BAB 1 Tujuan Untuk mendeteksi adanya
Lebih terperinciKategori Sifat Material
1 TIN107 Material Teknik Kategori Sifat Material 2 Fisik Mekanik Teknologi Kimia 6623 - Taufiqur Rachman 1 Sifat Fisik 3 Kemampuan suatu bahan/material ditinjau dari sifat-sifat fisikanya. Sifat yang dapat
Lebih terperinciMENGUJI KEHANDALAN ROTARY LIME KILN DENGAN MELAKUKAN VISUAL INSPECTION DAN EDDY CURRENT TEST PADA GIRTH GEAR
MENGUJI KEHANDALAN ROTARY LIME KILN DENGAN MELAKUKAN VISUAL INSPECTION DAN EDDY CURRENT TEST PADA GIRTH GEAR Sutan Lazrisyah Program Studi Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Islam Riau E-mail: lazrisyah@eng.uir.ac.id
Lebih terperinciTIPS MUDIK DARI YAMAHA INDONESIA
PRESS RELEASE TIPS MUDIK DARI YAMAHA INDONESIA 10 August 2011 Image not found or type unknown JAKARTA - Hari Raya Lebaran kian dekat dan para pemudik pun siap-siap mudik untuk merayakannya bersama keluarga
Lebih terperinciBAB III MAGNETISME. Tujuan Penmbelajaran : - Memahami dan mengerti tentang sifat-sifat magnet, bahan dan kegunaannya.
BAB III MAGNETISME Tujuan Penmbelajaran : - Memahami dan mengerti tentang sifat-sifat magnet, bahan dan kegunaannya. Magnetisme (kemagnetan) tercakup dalam sejumlah besar operasi alat listrik, seperti
Lebih terperinciGambar 2.1. momen magnet yang berhubungan dengan (a) orbit elektron (b) perputaran elektron terhadap sumbunya [1]
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Momen Magnet Sifat magnetik makroskopik dari material adalah akibat dari momen momen magnet yang berkaitan dengan elektron-elektron individual. Setiap elektron dalam atom mempunyai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan jaman, populasi dan teknologi yang pesat, mengakibatkan permintaan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Perkembangan jaman, populasi dan teknologi yang pesat, mengakibatkan permintaan akan kebutuhan listrik semakin meningkat. Secara umum metode yang dilakukan
Lebih terperinciIX. KEGIATAN BELAJAR 9 PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN CORAN. Pemeriksaan dan pengujian coran dapat dijelaskan dengan benar
IX. KEGIATAN BELAJAR 9 PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN CORAN A. Sub Kompetensi Pemeriksaan dan pengujian coran dapat dijelaskan dengan benar B. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah pembelajaran ini mahasiswa
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PRODUKSI BARANG KONSUMEN
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PRODUKSI BARANG KONSUMEN PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI Program proteksi dan keselamatan
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN
BAB III PROSEDUR PENELITIAN Penelitian yang di gunakan oleh penulis dengan metode deskritif kuantitatif. Yang dimaksud dengan deskritif kuantitatif adalah jenis penelitian terhadap masalah masalah berupa
Lebih terperinciBAB II CAHAYA. elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x
BAB II CAHAYA 2.1 Pendahuluan Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 10 8 m/s. Sifat-sifat cahaya adalah
Lebih terperinciPertanyaan Final (rebutan)
Pertanyaan Final (rebutan) 1. Seseorang menjatuhkan diri dari atas atap sebuah gedung bertingkat yang cukup tinggi sambil menggenggam sebuah pensil. Setelah jatuh selama 2 sekon orang itu terkejut karena
Lebih terperinciPERHITUNGAN SPESIFIKASI PENYAMBUNGAN PIPA GAS DAN INSTALASI PIPELINE GAS PADA PIPELINE PROJECT BOJONEGARA - CIKANDE
PERHITUNGAN SPESIFIKASI PENYAMBUNGAN PIPA GAS DAN INSTALASI PIPELINE GAS PADA PIPELINE PROJECT BOJONEGARA - CIKANDE Oleh Nama : Roby Pratomo NPM : 26409806 Fakultas : Teknologi Industri Jurusan : Teknik
Lebih terperinciAnalisis Perbandingan Laju Korosi Pelat ASTM A36 antara Pengelasan di Udara Terbuka dan Pengelasan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-73 Analisis Perbandingan Pelat ASTM A36 antara di Udara Terbuka dan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat Yanek Fathur Rahman,
Lebih terperinciFisika Modern (Teori Atom)
Fisika Modern (Teori Atom) 13:05:05 Sifat-Sifat Atom Atom stabil adalah atom yang memiliki muatan listrik netral. Atom memiliki sifat kimia yang memungkinkan terjadinya ikatan antar atom. Atom memancarkan
Lebih terperinciPetunjuk Penggunaan SENSOR GERAK (GSC )
Petunjuk Penggunaan SENSOR GERAK (GSC 410 15) Jl. PUDAK No. 4 Bandung 40113, Jawa Barat-INDONESIA - Phone +62-22-727 2755 (Hunting) Fax. +62-22-720 7252 - E-mail: contact@pudak.com - Website: www.pudak.com
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari 2013, dilaksanakan di
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari 2013, dilaksanakan di Laboratorium Material Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung, Laboratorium
Lebih terperinciMata Pelajaran : FISIKA
Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/ Program : XII IPA Waktu : 90 menit Petunjuk Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar pada lembar jawaban yang tersedia (LJK)! 1. Hasil pengukuran tebal meja menggunakan
Lebih terperinciBAB V. ELEKTRODA (filler atau bahan isi)
BAB V ELEKTRODA (filler atau bahan isi) 5.1. Elektroda Berselaput Elektroda berselaput yang dipakai pada Ias busur listrik mempunyai perbedaan komposisi selaput maupun kawat Inti. Pelapisan fluksi pada
Lebih terperinciSoal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121
SBMPTN 017 Fisika Soal SBMPTN 017 - Fisika - Kode Soal 11 Halaman 1 01. 5 Ketinggian (m) 0 15 10 5 0 0 1 3 5 6 Waktu (s) Sebuah batu dilempar ke atas dengan kecepatan awal tertentu. Posisi batu setiap
Lebih terperinciPengukuran ketebalan selimut beton dengan covermeter elektromagnetik
LAMPIRAN SURAT EDARAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 21/SE/M/2015 TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN KETEBALAN SELIMUT BETON DENGAN COVERMETER ELEKTROMAGNETIK PEDOMAN Bahan Konstruksi Bangunan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu 3.1.1. TEMPAT Pengujian dilakukan di laboratorium Prestasi Mesin Universitas Medan Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.
Lebih terperinciKEKERASAN DAN TEGANGAN TARIK LASAN BAJA ST-37 PADA POSISI VERTIKAL DAN HORIZONTAL ABSTRAK
KEKERASAN DAN TEGANGAN TARIK LASAN BAJA ST-37 PADA POSISI VERTIKAL DAN HORIZONTAL Author Guidance : Afrian Sugiharto : I Dewa Gede Ary Subagia ST.,MT.,PhD : Ir. I Nyoman Budiarsa, M.T.,PhD ABSTRAK Las
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UJI NDT ULTRASONIC TEST DENGAN METODE MICROCONTROLLER
INFOMATEK Volume 19 Nomor 2 Desember 2017 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UJI NDT ULTRASONIC TEST DENGAN METODE MICROCONTROLLER Jojo Sumarjo *), Aa Santosa, Riko Purbowo Jurusan Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciBAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.
BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1. Umum (8,9) Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, dimana energi gerak tersebut berupa putaran dari motor. Ditinjau
Lebih terperinciPENGUKURAN PANJANG SIMULASI RETAK PERMUKAAN DENGAN TEKNIK PERAMBATAN GELOMBANG ULTRASONIK PERMUKAAN
PENGUKURAN PANJANG SIMULASI RETAK PERMUKAAN DENGAN TEKNIK PERAMBATAN GELOMBANG ULTRASONIK PERMUKAAN Ashadi Salim Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Binus University Jl. KH. Syahdan No. 9,
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI AMPERE PENGELASAN PLAT BAJA ST 36 TERHADAP BEBAN TEKAN BENGKOK DAN KERUSAKAN PERMUKAAN
Widya PENGARUH Teknika Vol.22 VARIASI No.1; Maret AMPERE 2014 PENGELASAN.. DAN KERUSAKAN PERMUKAAN [AGUS SUYATNO] ISSN 1411 0660: 47-51 PENGARUH VARIASI AMPERE PENGELASAN PLAT BAJA ST 36 TERHADAP BEBAN
Lebih terperinciGROUND PENETRATING RADAR (GPR)
BAB II GROUND PENETRATING RADAR (GPR) 2.1 Gelombang Elektromagnetik Gelombang adalah energi getar yang merambat. Bentuk ideal dari suatu gelombang akan mengikuti gerak sinusoidal. Selain radiasi elektromagnetik,
Lebih terperinciAudio/Video. Metode Evaluasi dan Penilaian. Web. Soal-Tugas. a. Writing exam skor:0-100 (PAN).
Media Ajar Pertemuan ke Tujuan Ajar/Keluaran/Indikator Topik (pokok, sub pokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Gambar Audio/Video Soal-Tugas Web Metode Evaluasi dan Penilaian Metode Ajar (STAR)
Lebih terperinciUN SMA IPA 2008 Fisika
UN SMA IPA 008 Fisika Kode Soal P67 Doc. Version : 0-06 halaman 0. Tebal pelat logam diukur dengan mikrometer skrup seperti gambar Tebal pelat logam adalah... (A) 4,8 mm (B) 4,90 mm (C) 4,96 mm (D) 4,98
Lebih terperinciSOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA Waktu: 120 menit. Laju (m/s)
SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA Waktu: 120 menit A. SOAL PILIHAN GANDA Petunjuk: Pilih satu jawaban yang paling benar. 1. Sebuah mobil bergerak lurus dengan laju ditunjukkan oleh grafik di samping.
Lebih terperinciBab II Teori Dasar. Gambar 2.1 Fluks medan magnet dari partikel yang bergerak.
Bab II Teori Dasar Salah satu hal utama dalam penelitian tugas akhir ini adalah magnet induksi yang digunakan sebagai aktuator pada sistem steel ball magnetic levitation. Dalam bab ini akan dibahas mengenai
Lebih terperinciALAT UKUR RADIASI. Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta Telepon : (021)
ALAT UKUR RADIASI Badan Pengawas Tenaga Nuklir Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta 10350 Telepon : (021) 230 1266 Radiasi Nuklir Secara umum dapat dikategorikan menjadi: Partikel bermuatan Proton Sinar alpha
Lebih terperinci