BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian secara umum dilaksanakan di Kota Surakarta dan secara khusus

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian secara umum dilaksanakan di Kota Surakarta dan secara khusus"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Dalam bab ini, peneliti menyajikan deskripsi lokasi penelitian yang merupakan gambaran umum dari wilayah yang dijadikan tempat penelitian. Penelitian secara umum dilaksanakan di Kota Surakarta dan secara khusus mengambil sampel responden dari beberapa wedangan modern di Surakarta. Gambaran umum mengenai lokasi penelitian ini disajikan peneliti untuk membantu para pembaca mengamati keadaan di lokasi penelitian dan sekitarnya secara jelas. 1. Kota Surakarta Kota Surakarta yang dikenal dengan sebutan Kota Solo merupakan sebuah kota yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Kota ini mempunyai luas wilayah sebesar 44,04 km 2 yang terdiri atas 5 kecamatan, 51 kelurahan, 602 Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT). Untuk lebih jelasnya, gambaran umum tentang Kota Surakarta sebagai lokasi penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Keadaan Geografis Secara administratif, Kota Surakarta memiliki penduduk sebanyak jiwa (Sensus diambil pada Tahun 2014) terbagi atas jiwa laki-laki dan perempuan serta kepadatan penduduk sebanyak /km². Kota dengan luas 44,04 km² ini berbatasan dengan : 40

2 1) Batas Utara : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali 2) Batas Selatan : Kabupaten Sukoharjo 3) Batas Timur : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo 4) Batas Barat : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo Gambar 1 Peta Kota Surakarta (Sumber : Dimas Suyatno, kompasiana.com) Surakarta dibagi menjadi 5 Kecamatan yang masing-masing dipimpin oleh seorang Camat dan 51 Kelurahan yang masing-masing dipimpin oleh seorang Lurah. Berikut lima Kecamatan di Surakarta dan Kelurahannya: 1) Kecamatan Pasar Kliwon : 9 Kelurahan 2) Kecamatan Jebres : 11 Kelurahan 3) Kecamatan Banjarsari : 13 Kelurahan 4) Kecamatan Laweyan : 11 Kelurahan 5) Kecamatan Serengan : 7 Kelurahan 41

3 b. Keadaan Penduduk Kota Surakarta terdiri atas beberapa wilayah yang terbagi menjadi 5 Kecamatan dimana masing-masing Kecamatan memiliki beberapa karakteristik penduduk yang berbeda-beda seperti jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin, luas wilayah, kepadatan penduduk dan angka angkatan kerja yang akan dijelaskan melalui penjabaran dibawah ini. Tabel 2 Jumlah Penduduk dan Jenis Kelamin Dirinci per Kecamatan No Kecamatan Laki-Laki Perempuan L+P n (jiwa) % n (jiwa) % n (jiwa) % 1. Laweyan , , ,73 2. Serengan , , ,61 3. Pasar Kliwon , , ,20 4. Jebres , , ,72 5. Banjarsari , , ,73 TOTAL , , ,00 Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta, Tahun 2014 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di Kota Surakarta berjumlah Jiwa dengan penduduk berjenis kelamin perempuan mendominasi yaitu sejumlah Jiwa. Penduduk terbanyak berada di Kecamatan Banjarsari dengan total jiwa, sedangkan daerah dengan jumlah penduduk terendah berada di Kecamatan Serengan sebanyak Jiwa. 42

4 Tabel 3 Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Dirinci per Kecamatan No Kecamatan Jumlah Penduduk (jiwa) Luas Wilayah (Km²) Kepadatan Penduduk 1. Laweyan , Serengan , Pasar Kliwon , Jebres , Banjarsari , TOTAL , Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta, Tahun 2014 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dengan luas wilayah sebesar 44,04 km², Kota Surakarta didiami oleh sekitar jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar jiwa/km². Jika dilihat persebaran disetiap Kecamatan, maka Kecamatan Pasar Kliwon merupakan wilayah terpadat dengan kepadatan penduduk sebesar jiwa/km², diikuti oleh Kecamatan Serengan sebesar jiwa/km², Kecamatan Banjarsari sebesar jiwa/km² dan Kecamatan Laweyan sebesar jiwa/km², sedangkan wilayah dengan kepadatan terendah berada di Kecamatan Jebres, yaitu sebesar jiwa/km². 43

5 Tabel 4 Jumlah Angkatan Kerja Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Kelompok umur Jumlah Angkatan Kerja Laki-Laki Perempuan Jumlah Jumlah Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta, Tahun 2014 Dari tabel di atas tampak bahwa jumlah angkatan kerja tertinggi berada pada kelompok umur tahun yaitu orang, diikuti kelompok umur tahun sebesar orang dan terendah pada kelompok umur tahun yaitu sebesar orang. Tabel di atas juga menunjukkan bahwa partisipasi angkatan kerja penduduk laki-laki lebih tinggi sekitar orang daripada partisipasi angkatan kerja penduduk perempuan yang sekitar orang. 44

6 Tabel 5 Distribusi Angkatan Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan Tidak/Belum sekolah Belum tamat SD/sederajat Angkatan Kerja Laki-Laki Perempuan Jumlah N % N % N % 788 0, , , , , ,21 Tamat SD/sederajat , , ,50 SLTP/sederajat , , ,98 SLTA/sederajat , , ,09 Diploma I/II , , ,01 Akademi/Diploma III/Sarjana Muda , , ,74 Diploma IV/Strata I , , ,26 Strata II , , ,40 Strata III 84 0, , ,05 Jumlah , , ,00 Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta, Tahun 2014 Dari tabel di atas tampak bahwa angkatan kerja di Kota Surakarta menurut tingkat pendidikan formalnya cukup baik yaitu sejumlah 42,09% berpendidikan SLTA/sederajat, kemudian 15,98% berpendidikan SLTP/sederajat, 15,50% berpendidikan Tamat SD/sederajat, dan 14,26% berpendidikan S1. Dari tabel di atas juga dapat di lihat bahwa persentase 45

7 angkatan kerja laki-laki yang menamatkan pendidikan menengah lebih tinggi dibandingkan perempuan. Akan tetapi pada jenjang pendidikan dasar, persentase angkatan kerja perempuan yang menamatkan SD/sederajat lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Tabel 6 Distribusi Angkatan Kerja Berdasarkan Jenis Pekerjaan dan Jenis Kelamin Jenis Pekerjaan Laki-Laki Perempuan Jumlah Belum/Tidak Bekerja PNS Tentara Nasional Indonesia Kepolisian RI Perdagang Petani Wiraswasta Karyawan swasta Buruh Wartawan Pejabat Dosen Guru Lain-lain Jumlah Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta, Tahun

8 Dari tabel di atas menunjukkan kebanyakan masyarakat di Kota Surakarta bekerja sebagai karyawan swasta dengan jumlah Disusul orang bekerja sebagai wiraswasta, orang bekerja sebagai buruh dan orang bekerja sebagai PNS. Dari tabel di atas juga dapat dilihat bahwa masyarakat yang belum bekerja mencapai orang. Dari keterangan di atas dapat dilihat bahwa sektor swasta lebih banyak memberikan peluang kerja dan sektor informal (wiraswasta) merupakan pilihan utama bagi penduduk untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi. 2. Kecamatan Jebres Kecamatan Jebres adalah sebuah kecamatan di Kota Surakarta yang terletak di bagian utara. Wilayah kecamatan ini berbukit-bukit dan hampir semua pemakaman di kota Surakarta terletak di kecamatan yang memiliki luas 12,58 km² ini. Dengan jumlah penduduk (pada tahun 2014) menjadikan kecamatan yang memiliki 11 kelurahan ini sebagai kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah, yaitu per km². Kecamatan ini merupakan salah satu kecamatan di kota Surakarta yang memiliki kelurahan terbanyak, yaitu dengan 11 kelurahan. Diantaranya yaitu kelurahan Sudiroprajan, kelurahan Gandekan, kelurahan Kampung Sewu, kelurahan Jagalan, kelurahan Pucang Sawit, kelurahan Jebres, kelurahan Mojosongo, kelurahan Purwodiningratan, kelurahan Kepatihan Wetan dan terakhir kelurahan Kepatihan Kulon. 47

9 Di Kecamatan Jebres ini terdapat kampus Universitas Sebelas Maret yang dikenal sebagai universitas kebanggaan Kota Surakarta. Kecamatan yang memiliki luas wilayah terbesar kedua di Surakarta ini memiliki sebuah stasiun kereta, yaitu Stasiun Solo Jebres. Selain itu, kecamatan Jebres juga memiliki kebun binatang Taman Wisata Taru Jurug dan Taman Makam Pahlawan Kusuma Bhakti. 3. Beberapa Wedangan di Surakarta a. Wedangan Omah Lodjie Wedangan Omah Lodjie (WOL) merupakan salah satu tempat alternatif kuliner di Kota Solo yang beralamat di Jalan Kolonel Sutarto nomor 159. Wedangan Omah Lodjie menawarkan aneka makanan tradisional Solo khususnya dan Indonesia pada umumnya untuk memanjakan lidah para tamu. Untuk mendampingi hidangan yang tersaji Wedangan Omah Lodjie menyediakan berbagai minuman hangat seperti wedang jahe, dan aneka minuman juice buah segar. Untuk menambah kenyamanan para tamu juga disuguhi hiburan live music setiap malam sehingga akan menambah suasana santai. 48

10 Gambar 2: Wedangan Omah Lodjie Gambar 3: Wedangan Omah Lodjie tampak depan 49

11 b. Kedai Kita Kedai Kita adalah sebuah wedangan dengan desain minimalis yang beralamat di jalan Melati, Purwosari membuat wedangan ini strategis dan dapat dijangkau dengan mudah. Hidangan khas wedangan dan berbagai macam minuman hangat yang disajikan membuat wedangan atau kedai ini ramai dikunjungi anak-anak muda untuk sekedar jajan atau nongkrong dengan teman-teman. Fasilitas wifi (akses internet gratis) dan keramahan pegawai juga membuat pengunjung semakin betah untuk mengunjungi kedai ini. Gambar 4: Kedai Kita 50

12 Gambar 5: Kedai Kita c. Café Tiga Tjeret Café Tiga Tjeret merupakan sebuah wedangan bertema modern yang dapat dikatakan menjadi pionir berkembang dan menjamurnya wedanganwedangan modern di Surakarta. Berlokasi di Mangkunegaran yang berada di pusat kota menjadikan wedangan ini strategis dan mudah untuk dijangkau. Wedangan ini juga seperti wedangan-wedangan modern yang seperti disebutkan di atas, yaitu menyajikan hidangan khas wedangan dan berbagai macam minuman. Namun satu yang menarik menurut pengamatan penulis adalah wedangan ini mampu menarik animo banyak pengunjung pada awal pembukaannya. Dengan mengusung tema modern dan membuat konsepnya dengan 2 lantai, membuat wedangan ini menarik masyarakat untuk sekedar mengunjungi dan duduk-duduk di sana. 51

13 Gambar 6: Café Tiga Tjeret tampak depan Gambar 7: Café Tiga Tjeret 52

14 B. Profil Informan Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah merupakan sebuah penelitian sosial. Penelitian ini seperti halnya dengan penelitian sosial lainnya yaitu terdapat persamaan objek yang menjadi sasaran pengamatan. Persamaan objek pada berbagai bentuk penelitian sosial adalah sama-sama menunjuk manusia sebagai sasaran pengamatan. Cara peneliti memperlakukan manusia dalam lingkup populasi yang dipilih sebagai obyek adalah dengan cara memintai keterangan-keterangan dari orang-orang yang ditunjuk sebagai responden. Proses mencari keterangan tersebut dilakukan dalam bentuk interaksi spesifik berupa wawancara. Dalam proses penelitian seperti ini peneliti berperan sebagai subyek, namun perlu diketahui sebelumnya bahwa didalam memilih para informan peneliti tidak melakukannya tanpa menggunakan pertimbangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan perilaku konsumtif masyarakat dalam konsep wedangan modern di kota Surakarta. Informan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Jadi informan dipilih karena dianggap mengetahui informasi-informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil beberapa pemilik wedangan-wedangan yang terdapat di Surakarta sebagai informan pendukung. Untuk lebih jelasnya, profil para informan pendukung dapat dilihat dibawah ini. 53

15 1. Patmanto Patmanto adalah satu dari pemilik Wedangan Omah Lodjie. Wedangan Omah Lodjie merupakan usaha yang dirintis bersama oleh Patmanto dan teman-temannya alumni SMA N 1 Surakarta dan SMA Santo Yosef. Awal usaha mendirikan Wedangan Omah Lodjie sebenarnya hanya dari sebuah obrolan ketika sering berkumpul bersama teman-temannya di wedangan dan kemudian tercetus ide untuk mendirikan usaha wedangan sendiri. Untuk lokasinya, teman Patmanto mengusulkan untuk memakai salah satu rumahnya yang tidak dipakai yang kebetulan cukup luas dan besar, cocok untuk usaha wedangan. 2. Bambang Bambang adalah seorang pemilik Kafe Tiga Tjeret, yang berlatar belakang seorang pengusaha. Ide awal membuat kafe merupakan kesepakatan bersama 6 orang teman-temannya alumni SMA St. Yosep yang ingin membuat sebuah kafe yang nyaman untuk digunakan sendiri dan bisa juga untuk masyarakat umum. Bambang mengaku beliau sendiri yang mencari lokasi untuk kafe ini, dan karena 6 orang temannya yang lain bekerja di Jakarta maka beliaulah yang diberi kepercayaan untuk mengurus manajemen Kafe Tiga Tjeret. 3. Mifta Mifta adalah salah seorang pemilik Kedai Kita, sebuah wedangan yang beralamat di Purwosari. Meskipun masih kuliah, namun Mifta sudah memiliki usaha wedangan ini bersama 3 temannya yang lain sejak awal 54

16 kuliah. Ide awal membuat wedangan bermula dari kebiasaan mereka berempat yang sering ke wedangan, yang hampir tiap hari. Menyadari pengeluaran yang tidak sedikit karena ke wedangan setiap hari, kemudian tercetuslah ide tersebut. 4. Nanda Nanda adalah salah seorang pemilik Kedai Kita, yang juga teman Mifta. Lulus kuliah pada Desember tahun lalu membuat Nanda lebih leluasa untuk mengembangkan usaha kedainya, meskipun dia sendiri mengaku masih memiliki banyak pilihan selain fokus mengembangkan usahanya ini. 5. Koko Koko, salah seorang pemilik Kedai Kita yang juga teman Mifta dan Nanda. Sama seperti Nanda, Koko juga telah lulus kuliah dan mempunyai banyak waktu untuk mengembangkan usaha yang dirintis bersama temantemannya ini. 6. Rois Rois adalah salah seorang pemilik Kedai Kita, kedai yang ia dirikan bersama ketiga temannya di atas. Sama seperti Nanda dan Koko, Rois sudah lulus kuliah dan bisa fokus untuk mengembangkan usaha kedainya. 55

17 Matriks 1 Profil dan Identitas Informan Pendukung No Nama Pekerjaan Alamat 1 Patmanto Wiraswasta Jebres, Surakarta 2 Bambang Wiraswasta Manahan, Surakarta 3 Mifta Mahasiswa Surakarta 4 Nanda Belum Bekerja Laweyan, Surakarta 5 Koko Belum Bekerja Solo Baru 6 Rois Belum Bekerja Kerten, Surakarta Sumber: Data primer, diolah April 2015 Karena penelitian ini menggunakan teknik validitas data dengan triangulasi sumber, maka dalam mengumpulkan data peneliti menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Artinya data yang sama atau sejenis digali dari beberapa sumber yang berbeda agar lebih mantap kebenarannya. Pada penelitian ini peneliti melakukan cross-check data, yaitu informasi yang diberikan oleh informan diuji kebenarannya dengan keterangan dari informan lain. Sebagai validitas sumber, peneliti memilih sepuluh orang pengunjung dari beberapa wedangan yang telah disebutkan diatas untuk dijadikan informan utama. Berikut adalah profil informan utama: 1. Afina Fitri Seorang mahasiswi dari UNS, tidak terlalu sering ke wedangan. Mengunjungi wedangan Café Tiga Tjeret karena ingin suasana yang baru dan berkumpul dengan teman-teman. 56

18 2. Dwinta Iga M Mahasiswi UMS tingkat akhir, jarang ke wedangan. Mengunjungi wedangan Café Tiga Tjeret karena diajak saudara dan teman-temannya. Menurutnya, Café Tiga Tjeret suasananya syahdu dan nyaman untuk ngobrol. 3. Jay Mengunjungi Wedangan Omah Lodjie bersama pacarnya, Mirna. Cukup sering ke wedangan, kira-kira 2 minggu sekali. Alasan ke Wedangan Omah Lodjie karena dekat dengan rumahnya. Pernah ke wedangan lain selain Omah Lodjie dan berpendapat bahwa harganya relatif sama antar wedangan. 4. Mirna Sandra Wibowo Pengunjung Wedangan Omah Lodjie, tidak terlalu sering ke wedangan. Alasan ke Wedangan Omah Lodjie juga karena dekat dengan rumah. Menurutnya, suasana Omah Lodjie nyaman, sehingga menjadi salah satu faktor penarik pengunjung. 5. Mustika Satriyani Seorang pengunjung wedangan Omah Lodjie, sering mengunjungi wedangan. Alasannya ke wedangan karena ingin makan dan sekalian nongkrong juga karena tempatnya nyaman. 6. Rina Nurhudi Mahasiswi dari kampus UNS, tidak terlalu sering ke wedangan. Mengunjungi wedangan Omah Lodjie karena diajak teman-temannya. 57

19 Menurutnya, suasana Omah Lodjie cukup nyaman dan tenang, sehingga enak untuk belajar atau mengerjakan tugas dengan teman-teman. Didukung pula fasilitas wifi untuk akses internet 7. Rony Gilang Pengunjung Kedai Kita, masih kuliah di UNS. Cukup sering ke wedangan, namun bukan wedangan seperti Kedai Kita, namun wedangan-wedangan di pinggir jalan. Alasan ke wedangan Kedai Kita karena ingin sesuatu yang baru, tidak hanya di wedangan pinggir jalan. 8. Supartini Supartini adalah seorang ibu rumah tangga. Mengunjungi Omah Lodjie bersama suaminya dan ketika diwawancarai baru pertama kalinya ke wedangan tersebut. Supartini juga kadang ke wedangan lain bersama suaminya, tidak harus wedangan seperti Omah Lodjie, tetapi HIK-HIK di pinggir jalan juga disambangi. 9. Suyatno Suyatno adalah seorang pengunjung Wedangan Omah Lodjie. Beliau bekerja di sebuah perusahaan swasta di Semarang dan pulang ke Solo seminggu sekali tiap akhir pekan. Suyatno mengunjungi Wedangan Omah Lodjie bersama istrinya. 10. Tonny Yudya Seorang mahasiswa UNS, sering ke kafe dan wedangan. Menurutnya, wedangan Café Tiga Tjeret cukup keren karena membuat makanan a la 58

20 HIK pinggir jalan menjadi tambah nikmat karena tempatnya di desain seperti kafe. Matriks 2 Profil dan Identitas Informan Utama No Nama Pekerjaan Alamat 1 Afina Fitri Mahasiswa Sangkrah, Surakarta 2 Dwinta Iga Maharsi Mahasiswa Kartasura 3 Jay Pegawai Swasta Jebres, Surakarta 4 Mirna Sandra Wibowo Pegawai Swasta Jebres, Surakarta 5 Mustika Satriyani Mahasiswa Mojosongo, Surakarta 6 Rina Nurhudi Mahasiswa Jebres, Surakarta 7 Rony Gilang Mahasiswa Kerten, Surakarta 8 Supartini Ibu Rumah Tangga Laweyan, Surakarta 9 Suyatno Pegawai Swasta Laweyan, Surakarta 10 Tonny Yudya Mahasiswa Mojosongo, Surakarta Sumber: Data primer, diolah April 2015 C. Hasil Penelitian 1. Strategi Wedangan Modern Dapat Menjadi Daya Tarik Masyarakat Surakarta Seiring perkembangannya, warung HIK mengalami kemajuan yang pesat, baik dalam cara berdagang yang dulu dengan dipikul walaupun juga ada yang memakai gerobak, sekarang umumnya lebih banyak menetap di pinggiran jalan atau trotoar jalan dengan menggunakan gerobak. Bahkan, saat ini HIK dapat dijumpai baik siang dan sore hari, berbeda dari jaman 59

21 dahulu yang jualannya hanya pada malam hari saja. Pelanggan HIK ini pun hanyalah warga sekitar yang umumnya bapak-bapak, yang sekedar keluar mencari minuman hangat atau teman mengobrol. Berbicara tentang prestise, seperti yang kita ketahui tempat makan semacam HIK ini identik sebagai ikon kaum bawah, yang pekerjaannya merupakan pekerjaan kasar seperti kuli bangunan, tukang becak maupun tukang parkir. Namun seperti yang kita ketahui sekarang ini, HIK ternyata menarik perhatian dari seluruh golongan di dalam masyarakat tanpa memandang status dan jabatan. Salah satu alasannya bukan karena hidangannya, namun lebih pada obrolan antar sesama pengunjung dan penjual. Kini penggemar HIK pun tidak hanya berasal dari golongan bawah, namun kalangan menengah ke atas pun turut hobi menghabiskan waktu berlama-lama untuk sekadar menikmati hidangan ala kampung ini. Melihat potensi pasar yang menjanjikan tersebut, kini mulai banyak ditemukan wedangan di Kota Surakarta yang dikemas dalam suasana cafe. Bahkan wedangan berbalut nuansa cafe ini kian lama telah menjadi tren tersendiri di kalangan pelaku bisnis yang ada di Kota Surakarta. Karena hidangan ala wedangan ini memiliki banyak peminat, kemudian wedangan diolah sebagai peluang bisnis yang menarik oleh para pengusaha. Diawali dari anggapan bahwa orang-orang yang ke wedangan hanya untuk sekedar mencari minuman hangat atau makanan kecil untuk mengganjal lapar dan tentunya mencari teman mengobrol. Di wedangan atau HIK ini, para pembeli dan penjual HIK bisa saling mengobrol dengan 60

22 santai, tidak terdapat batasan-batasan tertentu. Topik yang dibicarakan umumnya juga ringan, yaitu seputar berita-berita yang sedang hangat dan terjadi di daerah sekitarnya. Berangkat dari anggapan tersebut orang-orang yang jajan di HIK umumnya adalah ingin mengobrol, maka para pelaku bisnis tersebut tercetus untuk membuat HIK dimana tempatnya nyaman untuk mengobrol, bukan di pinggir jalan atau di dekat persimpangan jalan. Maka dibuatlah wedangan yang dapat mengakomodasi kebutuhan orangorang penikmat HIK dengan tempat lebih luas, nyaman dan menarik. Dengan dibuatnya wedangan yang lebih nyaman tersebut juga diharapkan lebih banyak lagi orang-orang yang mengunjungi wedangan. Seiring dengan bermunculannya wedangan-wedangan modern tersebut, keinginan masyarakat pun juga berubah. Pengelola wedangan tidak kehabisan akal dengan strateginya menarik pelanggan masingmasing, baik dengan cara menambah fasilitas yang diinginkan pengunjung dan menggunakan konsep-konsep tertentu. Berikut adalah beberapa strategi yang umumnya dilakukan oleh pemilik wedangan modern untuk menarik minat masyarakat: a. Desain Tempat Karena wedangan merupakan hidangan yang sudah ada sejak dulu, maka hal ini juga dapat menjadi ide tersendiri untuk pengelola wedangan dalam membuat konsep wedangan. Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan, kebanyakan wedangan di kota Surakarta mengadopsi konsep wedangan yang tempatnya dibuat berkesan rumah jaman dahulu (lawas) 61

23 dan membuat seolah-olah pengunjung di wedangan tersebut merasa bernostalgia pada kampung halaman. Seperti pengakuan Bambang yang merupakan seorang pemilik dari Café Tiga Tjeret berikut ini: Konsep awalnya memang berupa wedangan, dengan tempat yang dibuat senyaman dan semenarik mungkin agar pelanggan betah nongkrong berlama-lama. (Wawancara tanggal 21 Februari 2015) Hal senada juga diungkapkan oleh Patmanto, seorang pemilik Wedangan Omah Lodjie berikut ini: Awalnya saya dengan teman-teman ingin membuat tempat untuk berkumpul, yang enak dan nyaman. Teman saya punya ide untuk membuat wedangan dengan konsep jaman dahulu. (Wawancara tanggal 4 Januari 2015) Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari para informan tersebut, setiap wedangan memiliki strategi masing-masing untuk dapat menarik minat orang-orang agar berkunjung dan membeli makanan dan minuman. Bambang, seorang pemilik Kafe Tiga Tjeret mengaku memang mendesain kafenya sedemikian rupa agar berbentuk seperti wedangan. Kafe tersebut jika melihat sekilas dari luar memang terlihat seperti kafe-kafe pada umumnya. Namun ketika pengunjung masuk, suasananya akan berbeda. Tata letak meja dan kursi yang rapi dan sederhana, ditambah dengan hiasan-hiasan lampu-lampu menambah nyaman suasana. Hidangan ala wedangan yang dipadukan dengan beraneka ragam minuman hangat khas kafe ini akan menjadi pilihan pengunjung. Berdasarkan pengamatan 62

24 lapangan Kafe Tiga Tjeret ini memiliki dua lantai, masing-masing lantai terdapat sebuah counter untuk memesan minuman dan menghitung total harga makanan yang pengunjung pesan. Wedangan modern yang serupa dengan Kafe Tiga Tjeret ini juga ada di Jebres, yaitu Wedangan Omah Lodjie. Wedangan ini memiliki konsep serupa dengan Kafe Tiga Tjeret, namun tempatnya adalah sebuah rumah berarsitektur Eropa yang besar dan didesain sedemikian rupa menjadi sebuah wedangan. Di Wedangan Omah Lodjie ini selain makanan dan minuman yang ditawarkan, pengunjung juga dapat menikmati sajian live music keyboard tunggal yang dibawakan oleh pegawai Wedangan Omah Lodjie. Untuk sajian makanan menunya relatif mirip dengan wedangan yang lain, sedangkan untuk minumannya terdapat berbagai macam menu khas Omah Lodjie. Salah satu yang cukup menarik perhatian penulis ketika melakukan pengamatan disini adalah balkon di lantai dua yang suasananya nyaman, ditambah dengan dekorasi lampu-lampu yang dihias dengan menarik. Ketika duduk di balkon ini, pengunjung disuguhi dengan pemandangan dari lampu kota dan kendaraan berlalu lalang di jalan Kolonel Sutarto yang cukup menarik. Selain kedua wedangan tersebut peneliti juga mengambil sampel lokasi penelitian di Kedai Kita. Kedai Kita ini juga merupakan wedangan modern yang juga mendesain tempatnya agar nyaman untuk pengunjung. Berikut adalah kutipan wawancara dari Nanda, pemilik dari Kedai Kita: 63

25 Untuk desain tempat ya seperti ini, sederhana saja kami buat seperti wedangan-wedangan pada umumnya yang penting pelanggan merasa nyaman nongkrong disini. (Wawancara tanggal 12 Februari 2015) Hal senada juga diungkapkan oleh Mifta, pemilik Kedai Kita lainnya berikut ini: Desain awalnya ya sederhana saja, karena tujuannya orang pergi ke wedangan itu sebenarnya nongkrong dan ngobrol jadi kami sediakan tempat. Seperti wedangan-wedangan yang lainnya. (Wawancara tanggal 12 Februari 2015) Adapun kutipan wawancara dari Koko dan Rois berikut yang merupakan pemilik dari Kedai Kita yang lain: Desain tempetnya sebenarnya sederhana saja, menyesuaikan dengan tempat yang kami sewa. Intinya yang penting membuat pengunjung merasa tertarik untuk kesini. (Wawancara tanggal 16 Februari 2015) Untuk desain tempatnya kami menyesuaikan dengan rumah yang kami sewa. Jadi ya seadanya dulu, ada planning untuk renovasi tapi masih nanti. Yang penting pelanggan kami merasa nyaman kesini. (Wawancara tanggal 16 Februari 2015) Tempat yang nyaman menjadi salah satu faktor penarik pengunjung untuk mengunjungi sebuah wedangan. Pengunjung akan merasa tertarik untuk mengunjungi wedangan jika wedangan tersebut bertempat nyaman dan ramai di kunjungi orang-orang. Dari pengamatan seketika itulah orang-orang merasa tertarik dan kemudian memiliki niat untuk 64

26 mengunjunginya, meskipun hanya memesan minuman. Umumnya, pengunjung wedangan modern seperti ini mengunjungi wedangan sebagai arena rekreasi, pergi ke sebuah tempat yang nyaman bersama teman-teman dan mengobrol. Seperti yang diungkapkan oleh Rina berikut ini: Kalau menurut saya pribadi sih ya karena tempatnya enak, syahdu gitu agak gelap-gelap. Ada wifi-nya juga, lumayan buat browsing dan ngerjain tugas. (Wawancara tanggal 6 Januari 2015) Hal senada juga diungkapkan oleh Dwinta berikut ini: Kesini ya karena temen-temen ngajak nongkrongnya disini, kalau menurut saya karena tempatnya nyaman, jadi ya nongkrongnya betah. (Wawancara tanggal 21 Januari 2015) Kedua informan diatas masing-masing adalah pengunjung Wedangan Omah Lodjie dan Café Tiga Tjeret. Baik Rina dan Dwinta mengaku tertarik mengunjungi wedangan karena tempatnya yang nyaman membuat betah untuk berlama-lama mengobrol dengan teman-temannya. Tidak hanya kedua orang tersebut namun juga informan yang lain berpendapat bahwa desain tempat wedangan membuat pengunjung tertarik untuk mengunjungi. Berikut adalah kutipan wawancara dari 6 pengunjung yang berpendapat bahwa desain tempat dapat menarik pengunjung: Kalau saya awalnya dulu kan diajakin temen-temen gitu, katanya kopinya enak. Nah malah sampe sekarang ketagihan. Tempatnya juga sih, nyaman, enak buat nongkrong lama. (Wawancara dengan Tonny, tanggal 7 Januari 2015) 65

27 Makan sekalian nongkrong mas, hahaha. Saya kesini karena diajak teman dan tempatnya enak juga sih, jadi ya sekalian nongkrong. (Wawancara dengan Mustika, tanggal 6 Januari 2015) Kalau saya seringnya main di angkringan deket pasar kembang. Ini saya kesini cuma pengen aja, sekali-sekali yang tempatnya keren. (Wawancara dengan Ronny, tanggal 16 Januari 2015) Kesini ya karena empatnya enak, jadi ya sekalian nongkrong. (Wawancara dengan Afina, tanggal 6 Januari 2015) Yaa makan mas, sekalian duduk-duduk aja menikmati suasana. (Wawancara dengan Suyatno, tanggal 21 Januari 2015) Saya kesini karena kebetulan pas lagi tidak masak tadi. Suami juga pengen sekali-sekali makan diluar. Yaa sama suami saya juga, kalau saya pribadi gitu ya karena tempatnya nyaman juga sih. (Wawancara dengan Supartini, tanggal 21 Januari 2015) Keenam informan diatas merupakan pengunjung Café Tiga Tjeret, Wedangan Omah Lodjie dan Kedai Kita. Mereka berpendapat bahwa desain tempat dapat menjadi faktor penarik pengunjung wedangan modern. Tidak hanya desain tempat namun alasan lokasi juga menjadi pertimbangan pengunjung untuk pergi ke wedangan. Seperti yang diungkapkan oleh Jay dan Mirna berikut ini: Alasan saya kesini karena rumah saya deket. Disini buat nongkrong juga nyaman. (Wawancara dengan Mirna, tanggal 21 Januari 2015) 66

28 Karena rumah saya deket. Tempatnya enak juga sih. (Wawancara dengan Jay, tanggal 21 Januari 2015) Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa tempat yang nyaman menjadi salah satu faktor penarik pengunjung untuk mengunjungi sebuah wedangan. Pengunjung akan merasa tertarik untuk mengunjungi wedangan jika wedangan tersebut bertempat nyaman dan ramai di kunjungi orang-orang. Tidak hanya itu, namun alasan lokasi dapat menjadi alasan pengunjung. Baik Jay dan Mirna memilih mengunjungi wedangan yang tempatnya nyaman sekaligus juga tidak terlalu jauh dengan rumah mereka. Matriks 3 Desain Tempat Wedangan sebagai Penarik Minat Pengunjung Informan Pemilik (Informan Pendukung) Pengunjung (Informan Utama) Keterangan Pemilik wedangan sengaja mendesain tempatnya sedemikian rupa agar nyaman dan membuat pengunjung merasa betah ketika mengunjungi wedangan. Pengunjung wedangan tertarik untuk mengunjungi wedangan yang desain tempatnya unik dan nyaman, karena menurut mereka lebih nyaman untuk nongkrong dan mengobrol bersama kerabat. Sumber: Data primer, diolah Mei

29 b. Harga Terjangkau Harga merupakan hal yang penting bagi setiap wedangan. Masalah menentukan harga ini menjadi strategi wedangan untuk menarik minat pelanggan. Tentunya setiap wedangan memiliki patokan dan kebijakan masing-masing dalam menentukan harga, tidak boleh sembarangan. Bambang, pemilik Café Tiga Tjeret mengaku dia mengecek dan menyurvei harga-harga di wedangan-wedangan yang lain sebelum membuka wedangannya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui rata-rata harga pasaran untuk makanan dan minuman. Berikut adalah kutipan wawancara dengan Bambang: Kami mematok harga makanan dan minuman sendiri, dengan melakukan pengamatan terhadap kafe-kafe yang serupa, kemudian menentukan dan menyesuaikan patokan harga kami sendiri. Dengan cara tersebut diharapkan harga yang kami tentukan masih terjangkau oleh masyarakat. (Wawancara tanggal 21 Februari 2015) Setelah mengetahui rata-rata harga tersebut, Bambang membuat patokan harga makanan dan minumannya sendiri. Membuat patokan harga ini tentunya disesuaikan dengan biaya pembuatan dan pengolahan makanan, harga aneka makanan ringan yang diperolah dari pemasok atau supplier. Dengan mematok harga berdasarkan pengamatan terhadap wedangan-wedangan lain diharapkan harga yang telah ditentukan tersebut masih terjangkau. Harga yang terjangkau merupakan strategi untuk menarik minat pengunjung. Selain Bambang, pemilik Wedangan Omah 68

30 Lodjie Patmanto mematok harga dengan menambah sedikit dari harga yang diperoleh dari penyetor/supplier aneka makanan tersebut. Berikut kutipan wawancara dengan Patmanto: Awalnya kami melihat harga yang dipatok oleh supplier. Dari harga tersebut kemudian kami perhitungkan dan pertimbangkan lagi untuk mendapatkan harga kami. Dari situlah kami mendapat patokan harga. (Wawancara tanggal 4 Januari 2015) Cara yang diterapkan oleh Patmanto tersebut menjadi standar untuk mematok harga sendiri. Keempat pemilik Kedai Kita juga menggunakan harga dari supplier untuk mematok harga di kedainya. Berikut kutipan wawancara dengan 4 pemilik Kedai Kita: Untuk harga kami mematok sendiri. Caranya dengan menambah sedikit dari harga yang kami dapat dari supplier makanan. (Wawancara dengan Nanda, tanggal 12 Februari 2015) Simpel saja. Harga dari supplier kami tambah sedikit untuk mematok harga kami. (Wawancara dengan Mifta, tanggal 12 Februari 2015) Untuk patokan harga tidak ada perhitungan khusus. Kami menambah sedikit dari patokan harga yang dibuat pemasok makanan kami. (Wawancara dengan Rois, tanggal 16 Februari 2015) Kalo masalah harga, kami cuma menambah sedikit dari harga yang ditetapkan supplier. dengan begitu harga yang kami patok masih terjangkau. (Wawancara dengan Koko, tanggal 16 Februari 2015) 69

31 Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik wedangan diatas, dapat disimpulkan bahwa harga yang dipatok oleh wedangan modern dibuat dengan mempertimbangkan harga-harga dari wedangan yang lain. Ada juga pemilik wedangan yang mematok harganya berdasarkan harga yang didapat dari supplier makanan mereka. Dengan cara-cara tersebut, tentunya harga makanan dan minuman yang dipatok oleh wedangan modern masih cukup terjangkau. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Tonny, pengunjung Café Tiga Tjeret: Kalau masalah harga menurut saya sebenarnya wajar sih. Engga mahal-mahal banget kok, kopinya juga enak soalnya. Kalau buat saya sih ya anggap aja kita juga bayar buat nongkrongnya. (Wawancara tanggal 7 Januari 2015) Hal senada juga diungkapkan oleh informan-informan berikut ini: Kalau masalah harga menurut saya sebenarnya wajar sih kalau buat wedangan yang modelnya kayak gini. Di Solo juga banyak kan wedangan yang tempatnya dibuat kayak gini. Nah menurut saya harganya relatif kok, engga terlalu jauh bedanya. (Wawancara dengan Rony, tanggal 16 Januari 2015) Kalau masalah harga menurut saya sebenarnya wajar sih kalau buat wedangan seperti ini. (Wawancara dengan Mustika, tanggal 6 Januari 2015) Kalau masalah harga menurut saya sebenarnya wajar. (Wawancara dengan Afina, tanggal 6 Januari 2015) 70

32 Kalau masalah harga wajar-wajar aja sih mas. (Wawancara dengan Dwinta, tanggal 21 Januari 2015) Kalau harga menurut saya masih wajar kok. Relatif kok antara sini sama yang lainnya, kalau misalnya beda yaa paling tinggi sampe Rp 2000an. (Wawancara dengan Suyatno, tanggal 21 Januari 2015) Kalau harga menurut saya masih Relatif wajar. (Wawancara dengan Supartini, tanggal 21 Januari 2015) Kalau harga disini masih wajar kok. Cuma ya menurut saya disini agak lebih mahal dari yang lain. (Wawancara dengan Mirna, tanggal 21 Januari 2015) Kalau harga disini masih wajar kok. (Wawancara dengan Jay, tanggal 21 Januari 2015) Namun ada juga yang berpendapat kalau harga yang dipatok oleh wedangan modern, khususnya di Wedangan Omah Lodjie cukup mahal. Berikut pernyataan Rina: Kalau harga, dilihat dari pengunjungnya, menurutku cukup mahal. (Wawancara dengan Rina, tanggal 6 Januari 2015) Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari wawancara tersebut, pengunjung wedangan modern merasa harga yang dipatok masih cukup terjangkau. Apabila dibandingkan dengan wedangan modern yang lain mungkin terpaut beberapa ribu saja. Namun jangan dibandingkan dengan harga di wedangan pinggir jalan. Harganya terpaut lumayan meskipun dari segi rasa relatif sama, namun dari segi kebersihan atau higienis hidangan 71

33 dari wedangan modern cukup terjamin. Harga yang sedikit lebih mahal tersebut bisa dianggap seolah-olah pengunjung membayar lebih sedikit untuk tempat yang nyaman dan lebih menarik. Matriks 4 Harga Terjangkau sebagai Penarik Minat Pengunjung Wedangan Informan Keterangan Pemilik Setiap wedangan memiliki patokan dan kebijakan masingmasing dalam menentukan harga, tidak boleh sembarangan. (Informan Pendukung) Pemilik wedangan mengecek dan menyurvei harga-harga di wedangan-wedangan yang lain sebelum menentukan patokan harga. Pengunjung Pengunjung wedangan modern merasa harga yang dipatok (Informan masih cukup terjangkau. Apabila dibandingkan dengan Utama) wedangan modern yang lain mungkin terpaut beberapa ribu saja. Sumber: Data primer, diolah Mei 2015 c. Hidangan Khas Selain harga, hidangan yang disajikan wedangan modern menjadi faktor penting untuk menarik minat masyarakat. Masyarakat yang mengunjungi wedangan modern merasa efisien dan hemat waktu ketika mereka makan di sana. Hal ini karena sebagian pengunjung yang mungkin sedang ingin makan di luar karena tidak sempat memasak di rumah dan ingin mencoba selain warung makan atau restoran. Seperti yang diungkapkan oleh Mustika berikut ini: 72

34 Makan sekalian nongkrong mas, hahaha. Saya kesini karena diajak teman dan tempatnya enak juga sih, jadi ya sekalian nongkrong. (Wawancara tanggal 6 Januari 2015) Hal senada juga diungkapkan oleh Supartini dan beberapa informan lainnya berikut ini: Saya kesini karena kebetulan pas lagi tidak masak tadi. Suami juga pengen sekali-sekali makan diluar, jadinya saya diajak kesini. (Wawancara dengan Supartini, tanggal 21 Januari 2015) Kalau makanannya sebenarnya rasanya relatif sama aja ya mas. Sama kalau kita makan di HIK pinggir-pinggir jalan itu. Cuma ya kalau disini banyak macamnya, minumannya juga macam-macam, ada ciri khasnya. (Wawancara dengan Rina, tanggal 6 Januari 2015) Kebetulan saya suka ngemil, jadi ya mainnya ke wedangan seperti ini, sekalian makan. (Wawancara dengan Rony, tanggal 16 Januari 2015) Kalau soal makanan engga terlalu minat. Saya sukanya coklat kopi disini, khas soalnya. (Wawancara dengan Tonny, 7 Januari 2015) Kalau makanan sebenarnya hampir sama di wedangan-wedangan pinggir jalan itu. Tapi mungkin kalau di wedangan seperti ini lebih higienis. (Wawancara dengan Afina, tanggal 6 Januari 2015) Kalau hidangannya saya biasanya pesan sate usus sama sate keong. Itu kan makanan khasnya wedangan. (Wawancara dengan Dwinta, tanggal 21 Januari 2015) 73

35 Untuk hidangannya ya seperti di wedangan-wedangan lain. (Wawancara dengan Suyatno, tanggal 21 Januari 2015) Makanannya ya seperti wedangan wedangan lainnya, sate keong sama gorengan-gorengan macam-macam. Kebetulan ini tadi sekalian makan malam. (Wawancara dengan Mirna, tanggal 21 Januari 2015) Kalau makanannya sebenarnya rasanya relatif sama aja ya mas. Tapi yang saya suka disini minumannya macem-macem, banyak. (Wawancara dengan Jay, tanggal 21 Januari 2015) Hidangan wedangan modern ini umumnya relatif sama dengan wedangan-wedangan yang lain, atau bahkan di wedangan pinggir jalan. Namun karena memiliki modal lebih banyak, makanan dan minuman yang disediakan di wedangan modern lebih bervariasi. Dari hasil pengamatan penulis Wedangan Omah Lodjie memiliki menu spesial nasi uduk dan beraneka ragam menu minuman. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Patmanto berikut: Kami menyediakan berbagai macam hidangan khas wedangan dan minuman yang beraneka ragam. (Wawancara dengan Patmanto, tanggal 4 Januari 2015) Hal senada juga diungkapkan oleh informan-informan pemilik wedangan berikut ini: Untuk hidangan, kami menyediakan beraneka ragam makanan dan minuman khas wedangan. Mulai aneka gorengan, aneka bakaran sate dan nasi dengan lauk yang setiap hari berganti. Minuman juga kami 74

36 menyediakan berbagai macam, mulai es teh sampai kopi susu. (Wawancara dengan Bambang, pemilik Café Tiga Tjeret. Tanggal 21 Februari 2015) Untuk hidangan ya seperti wedangan pada umumnya. Aneka gorengan dan bakaran sate kami sediakan. Minumannya juga beraneka ragam. (Wawancara dengan Nanda, tanggal 12 Februari 2015) Makanan dan minumannya relatif hampir sama dengan wedanganwedangan lain. Macam-macam bakaran sate dan gorengan, aneka minuman dari teh sampai kopi juga ada. (Wawancara dengan Mifta, tanggal 12 Februari 2015) Untuk makanannya kami masih mengandalkan dari supplier. sedangkan kalau minuman kami membuat sendiri, membeli bahan sendiri. (Wawancara dengan Rois, tanggal 16 Februari 2015) Makanan dan minuman tidak jauh beda ya dengan wedangan lain. Kami masih pakai supplier untuk aneka gorengan. Tapi minumnya kami membuat sendiri. (Wawancara dengan Koko, 16 Februari 2015) Hidangan wedangan modern ini umumnya relatif sama dengan wedangan-wedangan yang lain, atau bahkan di wedangan pinggir jalan. Namun karena memiliki modal lebih banyak, makanan dan minuman yang disediakan di wedangan modern lebih bervariasi. Umumnya wedangan modern menggunakan jasa supplier makanan berupa snack, aneka 75

37 gorengan maupun bakaran sate. Namun untuk minumannya mereka mengaku membuat dan meracik sendiri. Matriks 5 Hidangan Khas sebagai Penarik Minat Pengunjung Wedangan Informan Pemilik (Informan Pendukung) Keterangan Hidangan wedangan modern ini umumnya relatif sama dengan wedangan-wedangan yang lain, atau bahkan di wedangan pinggir jalan. Namun karena memiliki modal lebih banyak, makanan dan minuman yang disediakan di wedangan modern lebih bervariasi Pengunjung Masyarakat yang mengunjungi wedangan modern merasa (Informan efisien dan hemat waktu ketika mereka makan di sana. Hal Utama) ini karena sebagian pengunjung yang mungkin sedang ingin makan di luar karena tidak sempat memasak di rumah dan ingin mencoba selain warung makan atau restoran. Sumber: Data Primer, diolah Mei 2015 d. Keramahan Pegawai Suasana sedikit berbeda dapat ditemui di Kedai Kita. Wedangan yang beralamat di Purwosari ini tempatnya agak kecil, namun cukup ramai dikunjungi orang-orang yang mayoritas adalah remaja. Meskipun aksesnya masuk jalan gang dan relatif kurang penerangan, namun Kedai Kita ini cukup mudah untuk ditemukan. Berdasarkan pengamatan lapangan penulis, ketika pengunjung masuk dihadapkan dengan meja panjang yang di atasnya ditata berbagai macam makanan dan snack khas wedangan, ada juga nasi bungkus berisi nasi dan aneka lauk. Wedangan ini memiliki dua lantai, dapat menjadi pilihan apabila pengunjung ingin menikmati makanannya sambil duduk di pinggir balkon lantai dua. 76

38 Strategi dari Kedai Kita ini menurut penulis cukup menarik, karena pegawai wedangan ini cukup ramah kepada pelanggan mereka. Tidak hanya melayani pelanggan, namun pegawai Kedai Kita ini juga menyapa dan mengajak ngobrol pelanggan. Hal ini merupakan strategi yang digunakan oleh pemilik Kedai Kita untuk menarik dan mempertahankan pelanggan. Berikut adalah penuturan dari Nanda, seorang pemilik Kedai Kita: Kami lebih mengutamakan pendekatan personal kepada pelanggan. Kami sebisa mungkin ramah dengan pelanggan dan bisa ikut berbaur juga. (Wawancara tanggal 12 Februari 2015) Sesuai dengan apa yang dijelaskan di latar belakang bahwa wedangan merupakan sebuah tempat yang di kunjungi orang-orang untuk mencari teman mengobrol, maka strategi ini cocok untuk menarik pelanggan sekaligus mempertahankan pelanggan. Di sambut oleh pegawai wedangan dengan ramah sekaligus mendapat teman mengobrol membuat pengunjung Kedai Kita merasa betah dan tentunya memiliki rasa untuk kembali mengunjungi. Hal senada juga disampaikan oleh pengunjung Kedai Kita, Roni: Awalnya saya bareng sama teman-teman kesini, kalau teman-teman sedang tidak bisa kumpul saya kesini sendiri. Ternyata pegawainya ramah-ramah dan enak diajak ngobrol. (Wawancara tanggal 16 Februari 2015) 77

39 Dengan cara tersebut, wedangan yang dibuka sejak bulan November 2010 ini memiliki pelanggan setia yang mengunjungi. Pemilik yang lain, Mifta mengaku target pelanggannya adalah komunitas dan remaja. Dengan menyasar komunitas, dia berharap jika kedainya menjadi tempat berkumpul komunitas-komunitas tersebut ketika mengadakan acara atau sekedar kumpul-kumpul bersama. Berikut adalah kutipan wawancara dari informan-informan: Kalau saya sendiri menitikberatkan pada rasa persaudaraan. Ratarata pelanggan disini, pasti ada rasa untuk kunjungan kembali, nah ketika pelanggan itu mengunjungi lagi, kami mulai menyapa dan mengakrabi mereka. Dari situ kami bisa mengenal pelanggan dan cara tersebut kami pelihara sejak dulu. (Wawancara dengan Koko, pemilik Kedai Kita. Tanggal 16 Februari 2015) Untuk mempertahankan konsumen kami punya cara sendiri. Orang kalau ke wedangan itu pengennya sederhana, yaitu ngobrol. Dari situ kami memiliki cara untuk mempertahankan pelanggan, yaitu dengan membuat para pelanggan merasa nyaman dengan mengajak ngobrol dan mengakrabi mereka. Kami juga membuat pegawai kami untuk ramah kepada pelanggan dan mengajak mereka mengobrol, namun masih dalam batasan-batasan tertentu. (Wawancara dengan Mifta, pemilik Kedai Kita. Tanggal 12 Februari 2015) Untuk strategi mempertahankan pelanggan, kafe Tiga tjeret memastikan selalu melayani pelanggan dengan kualitas dan 78

40 pelayanan terbaik. Dengan begitu, para pelanggan akan setia dan tidak menutup kemungkinan untuk kembali sekaligus mengajak temantemannya yang lain, sehingga semakin banyak yang mengunjungi kafe Tiga Tjeret. (Wawancara dengan Bambang, pemilik Café Tiga Tjeret. Tanggal 21 Februari 2015) Untuk mempertahankan pelanggan, kami memastikan selalu memberikan pelayanan yang terbaik untuk pelanggan. (Wawancara dengan Patmanto, pemilik Wedangan Omah Lodjie. Tanggal 4 Januari 2015) Kami membuat pegawai kami untuk ramah kepada pelanggan dan mengajak mereka mengobrol, namun masih dalam batasan-batasan tertentu yang tidak sampai malah membuat pelanggan tidak nyaman. Dengan begitu pelanggan akan merasa nyaman dan betah. (Wawancara dengan Rois, pemilik Kedai Kita. Tanggal 16 Februari 2015). Berdasarkan wawancara dari beberapa informan diatas dapat disimpulkan bahwa strategi dari Kedai Kita ini menurut penulis cukup menarik, karena pegawai wedangan ini cukup ramah kepada pelanggan mereka. Tidak hanya melayani pelanggan, namun pegawai Kedai Kita ini juga menyapa dan mengajak ngobrol pelanggan. Hal ini merupakan strategi yang digunakan oleh pemilik Kedai Kita untuk mempertahankan pelanggan. Namun tidak semua wedangan turut mengadopsi cara tersebut. Di Wedangan Omah Lodjie dan Café Tiga Tjeret, pelayannya tidak bisa 79

41 turut berbaur dan mengobrol dengan pengunjung. Pelayanannya sebatas menerima dan mengantarkan pesanan makanan atau minuman. Matriks 6 Keramahan Pegawai sebagai Penarik Minat Pengunjung Wedangan Informan Pemilik (Informan Pendukung) Pengunjung (Informan Utama) Keterangan Pelayanan yang ramah kepada pelanggan merupakan hal yang harus diperhatikan oleh pemilik wedangan. Dengan pelayanan yang ramah tentu akan membuat pengunjung merasa nyaman dan dihargai. Tidak hanya melayani pelanggan, namun ada juga wedangan yang juga menyapa dan mengajak ngobrol pelanggan. Pegawai wedangan yang ramah membuat pengunjung merasa betah dan tentunya memiliki rasa untuk kembali mengunjungi. Sumber: Data primer, diolah Mei 2015 e. Fasilitas Wifi Di era serba canggih ini akses internet seperti sudah menjadi kebutuhan. Akses internet gratis atau wifi (wireless fidelity) termasuk menjadi salah satu strategi untuk menarik minat masyarakat, khususnya anak sekolah dan mahasiswa. Wedangan yang menyediakan fasilitas wifi ini membuat pengunjung dapat mengakses dunia maya dengan mudah, sambil menikmati hidangan yang dipesan. Menurut pengamatan penulis, pengunjung yang cukup memanfaatkan fasilitas ini adalah mahasiswa. Sambil membawa laptop dan buku mereka bisa mengakses internet dengan gratis. Umumnya para mahasiswa ini sengaja mengunjungi wedangan 80

42 yang menyediakan fasilitas wifi untuk mencari materi kuliah dari internet ataupun mengerjakan tugas kuliah. Seperti penuturan Rina berikut ini: Kalau menurut saya pribadi sih ya karena tempatnya enak, syahdu gitu agak gelap-gelap. Ada wifi-nya juga, lumayan buat browsing dan ngerjain tugas. (Wawancara tanggal 6 Januari 2015) Hal senada juga disampaikan oleh Nanda, pemilik Kedai Kita berikut ini: Selain aneka makanan dan minuman ini kami juga menyediakan fasilitas wifi, karena yang sering nongkrong disini itu kebanyakan mahasiswa sambil mengerjakan tugas, jadi ya kami sediakan wifi. (Wawancara tanggal 12 Februari 2015) Adapun pernyataan serupa oleh beberapa informan dibawah ini: Kami menyediakan berbagai macam hidangan khas wedangan dan minuman yang beraneka ragam. Selain itu kami juga menyediakan akses wifi dan live music. (Wawancara dengan Patmanto, pemilik Wedangan Omah Lodjie. Tanggal 4 Januari 2015) Café Tiga Tjeret menyediakan berbagai macam hidangan khas wedangan dan minuman yang beraneka ragam. Selain itu kami juga menyediakan akses wifi atau hotspot. (Wawancara dengan Bambang, pemilik Café Tiga Tjeret. Tanggal 21 Februari 2015) Untuk fasilitas selain aneka makanan dan minuman ini kami juga menyediakan fasilitas wifi. (Wawancara dengan Mifta, pemilik Kedai Kita. Tanggal 12 Februari 2015) 81

43 Untuk fasilitas kami sediakan aneka makanan dan minuman, tentu kami juga menyediakan musik dan fasilitas wifi. (Wawancara dengan Koko, Pemilik Kedai Kita. Tanggal 16 Februari 2015) Kami menyediakan wifi untuk pelanggan yang kesini sambil mengerjakan tugas atau browsing-browsing internet. (Wawancara dengan Rois, Pemilik Kedai Kita. Tanggal 16 Februari 2015) Dari kutipan-kutipan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan mahasiswa atau masyarakat umum mengunjungi wedangan modern yang umumnya menyediakan fasilitas wifi ini tidak hanya makan dan minum. Namun mereka juga ingin memanfaatkan fasilitas wifi tersebut. Mengunjungi wedangan untuk makan dan minum, sambil mengerjakan tugas. Dari keterangan yang diperoleh tersebut tidak dapat dipungkiri bila terdapat pengunjung wedangan yang pergi ke wedangan hanya untuk memperoleh akses internet gratis. Hanya bermodalkan memesan makanan atau minuman, pengunjung bisa mendapat akses internet secara gratis. Dari sudut pandang pemilik wedangan, fasilitas wifi ini menjadi strategi untuk menarik minat pengunjung. Meskipun fasilitas wifi ini sudah lazim di wedangan modern, ada juga yang tidak terlalu memanfaatkan fasilitas ini. 82

44 Informan Pemilik (Informan Pendukung) Matriks 7 Fasilitas Wifi sebagai Penarik Minat Pengunjung Wedangan Keterangan Akses internet gratis atau wifi (wireless fidelity) termasuk menjadi salah satu strategi untuk menarik minat masyarakat, khususnya anak sekolah dan mahasiswa. Wedangan yang menyediakan fasilitas wifi ini membuat pengunjung dapat mengakses dunia maya dengan mudah, sambil menikmati hidangan yang dipesan. Pengunjung (Informan Utama) Tujuan mahasiswa atau masyarakat umum mengunjungi wedangan modern yang umumnya menyediakan fasilitas wifi ini tidak hanya makan dan minum. Namun mereka juga ingin memanfaatkan fasilitas wifi tersebut. Mengunjungi wedangan untuk makan dan minum, sambil mengerjakan tugas. Tidak dapat dipungkiri bila terdapat pengunjung wedangan yang pergi ke wedangan hanya untuk memperoleh akses internet gratis. Hanya bermodalkan memesan makanan atau minuman, pengunjung bisa mendapat akses internet secara gratis. Sumber: Data primer, diolah Mei 2015 Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari responden dalam penelitian ini, wedangan modern telah berhasil menarik minat masyarakat Surakarta. Orang-orang mengunjungi wedangan modern karena tempatnya menarik dan nyaman untuk ngobrol. Seperti yang telah dikemukakan oleh pemilik dari wedangan modern, dimana pemilik tersebut sengaja membuat wedangannya terlihat menarik meskipun dari segi hidangan makanan relatif sama dengan wedangan-wedangan di pinggir jalan. Namun dengan konsep yang dibuat sedemikian rupa dan matang menjadikan wedangan tersebut menarik minat masyarakat. 83

BAB I PENDAHULUAN. (untuk selanjutnya bisa disingkat dengan HIK) atau bisa disebut pula dengan

BAB I PENDAHULUAN. (untuk selanjutnya bisa disingkat dengan HIK) atau bisa disebut pula dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Surakarta, salah satu yang begitu populer dan tak dapat dipisahkan dari Kota Bengawan ini adalah Hidangan Istimewa Kampung (untuk selanjutnya bisa disingkat dengan

Lebih terperinci

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS STRATEGI BISNIS KELUARGA PADA KEDAI KOPI MASSA KOK TONG DI PEMATANGSIANTAR DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS STRATEGI BISNIS KELUARGA PADA KEDAI KOPI MASSA KOK TONG DI PEMATANGSIANTAR DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS STRATEGI BISNIS KELUARGA PADA KEDAI KOPI MASSA KOK TONG DI PEMATANGSIANTAR DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS PELANGGAN 1. Daftar pertanyaan untuk informan kunci (pemilik)

Lebih terperinci

3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Akibat perkembangan jaman dan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia, membuat gaya hidup seseorang untuk mencari suatu hiburan menjadi berubah. Waktu mereka habis hanya untuk bekerja dan belajar sehingga

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. hanya bersifat fungsional untuk mengisi perut namun juga memenuhi lifestyle.

BAB V PENUTUP. hanya bersifat fungsional untuk mengisi perut namun juga memenuhi lifestyle. BAB V PENUTUP A. Simpulan Sifat konsumtif merupakan suatu yang wajar dan pasti dimiliki oleh setiap manusia. Wedangan modern telah membuat pergeseran fungsi makan dari awalnya yang sebagai pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat arus informasi telah berkembang dengan sedemikian rupa sehingga pengaruhnya dapat dengan cepat terlihat dan terasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Roemah Kopi adalah sebuah cafe yang menggunakan konsep etnik Indonesia sehingga memberikan nuansa yang berbeda dan ini bisa menjadi daya tarik bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan suatu negara dapat tercermin dari perkembangan sektorsektor yang ada di dalamnya, baik di sektor ekonomi, politik, sosial, pariwisata, budaya, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Perkembangan bisnis di Indonesia secara umum telah mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Perkembangan bisnis di Indonesia secara umum telah mengalami BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan bisnis di Indonesia secara umum telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan semakin berkembangnya dunia usaha, salah satunya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki kota ini, kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, kota pariwisata dan

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki kota ini, kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, kota pariwisata dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yogyakarta adalah kota dengan berbagai predikat, banyak julukan yang dimiliki kota ini, kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, kota pariwisata dan daerah

Lebih terperinci

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, eraglobalisasi memperluas pasar produk

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI Pengunjung restoran yang mengkonsumsi menu makanan dan minuman di Restoran Khaspapi memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang berbedabeda. Latar

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. perkembangan industri jasa dirasakan cukup dibutuhkan oleh masyarakat luas.

Bab I PENDAHULUAN. perkembangan industri jasa dirasakan cukup dibutuhkan oleh masyarakat luas. 1 Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri jasa sangatlah pesat di negara-negara maju begitu pula halnya dengan Indonesia. Perkembangan dan peranan industri jasa yang makin besar didorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang khas. Kenikmatannya saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. yang khas. Kenikmatannya saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kopi merupakan minuman yang di kenal memiliki rasa dan aroma yang khas. Kenikmatannya saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup sekaligus penghubung dalam

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen RM Wong Solo yang diamati dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penerimaan per bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri makanan dan minuman atau restoran merupakan salah satu bisnis yang menjanjikan. Karena pada dasarnya orang makan untuk dapat bertahan hidup sehingga

Lebih terperinci

INTERVIEW GUIDE Pertanyaan ditujukan kepada Legend Coffee Yogyakarta

INTERVIEW GUIDE Pertanyaan ditujukan kepada Legend Coffee Yogyakarta INTERVIEW GUIDE Pertanyaan ditujukan kepada Legend Coffee Yogyakarta 1. Strategi customer relations seperti apa yang dilakukan oleh Legend Coffee Yogyakarta? 2. Siapa saja yang menjadi target dari program

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM SITE PERENCANAAN. Gambar Peta Surakarta Sumber : (Bappeda, 2016)

BAB 3 GAMBARAN UMUM SITE PERENCANAAN. Gambar Peta Surakarta Sumber : (Bappeda, 2016) 49 BAB 3 GAMBARAN UMUM SITE PERENCANAAN 3.1. Lokasi/Data fisik Gambar 3.1.1 Peta Surakarta Sumber : (Bappeda, 2016) Kota Surakarta merupakan kota budaya dengan status kota dibawah Provinsi jawa tengah.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan Sejarah Perusahaan 1.2 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan Sejarah Perusahaan 1.2 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan Nama Usaha : Siete Cafe & Garden Tahun Berdiri : Mei 2012 Alamat : Jalan Sumur Bandung No. 20 Telepon : 022-2500453 Jam Operasi :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar produk

Lebih terperinci

BAB I PEND AHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jika berbicara tentang Aceh tentunya salah satu khas dan terkenal yaitu

BAB I PEND AHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jika berbicara tentang Aceh tentunya salah satu khas dan terkenal yaitu BAB I PEND AHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jika berbicara tentang Aceh tentunya salah satu khas dan terkenal yaitu cita rasa kopinya. Kopi tradisional Aceh memiliki cita rasa yang khas dengan aroma

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA A. Kondisi Geografi Surakarta merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota besar seperti Semarang maupun Yogyakarta. Letaknya yang strategis dan berpotensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat penting dalam bidang dagang atau apapun untuk memperkuat

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat penting dalam bidang dagang atau apapun untuk memperkuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan bisnis yang semakin pesat, pemasaran merupakan faktor yang sangat penting dalam bidang dagang atau apapun untuk memperkuat usaha yang kita

Lebih terperinci

DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN 36 BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. SEJARAH SINGKAT CAFÉ TIGA TJERET Café Tiga Tjeret merupakan sebuah wedangan yang bernuansa café, dengan mengusung konsep urban style,. Tempat ini bernuansa café

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pariwisata dan makanan merupakan duet ideal, manakala ekses dari kegiatan pariwisata selalu membutuhkan makanan, sesuai dengan fitrah manusia atau wisatawan yang selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak cafe yang menawarkan konsep one stop shopping pengunjung dapat

BAB I PENDAHULUAN. banyak cafe yang menawarkan konsep one stop shopping pengunjung dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akibat perkembangan jaman dan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia, membuat gaya hidup seseorang untuk mencari suatu hiburan menjadi berubah. Waktu mereka

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar belakang

1 PENDAHULUAN. Latar belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar belakang Di Indonesia, kopi menjadi komoditas perkebunan yang sangat digemari oleh penduduk. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan konsumsi kopi di Indonesia secara keseluruhan.

Lebih terperinci

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA SAUNG KATINEUNG RASA PUNCLUT MELALUI ANALISIS SWOT

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA SAUNG KATINEUNG RASA PUNCLUT MELALUI ANALISIS SWOT 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pariwisata di dunia saat ini dari masa ke masa demikian pesat dan menjadi hal penting bagi setiap negara dan kalangan industri pariwisata. Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Makanan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan, manakala kegiatan pariwisata selalu membutuhkan makanan, kebiasaan manusia yang selalu tak bisa berhenti berkonsumsi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan jaman cafe telah memiliki banyak konsep.

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan jaman cafe telah memiliki banyak konsep. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era modern ini, bisnis cafe merupakan suatu bisnis yang menjanjikan. Pada awalnya cafe hanya berfungsi sebagai kedai kopi, tetapi sesuai dengan perkembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin meningkat membuat kebutuhan dan. keinginan manusia terhadap makanan semakin bervariasi.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin meningkat membuat kebutuhan dan. keinginan manusia terhadap makanan semakin bervariasi. I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin meningkat membuat kebutuhan dan keinginan manusia terhadap makanan semakin bervariasi. Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Cafe merupakan suatu tipe restoran yang biasa menyediakan tempat duduk di dalam dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Cafe merupakan suatu tipe restoran yang biasa menyediakan tempat duduk di dalam dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cafe merupakan suatu tipe restoran yang biasa menyediakan tempat duduk di dalam dan di luar ruangan. Cafe tidak menyajikan makanan berat namun lebih berfokus pada menu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis untuk bisa tetap eksis di bidang usahanya. Secara umum tujuan dari pelaku

BAB I PENDAHULUAN. bisnis untuk bisa tetap eksis di bidang usahanya. Secara umum tujuan dari pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini ketatnya persaingan pasar dan tingginya pertumbuhan jumlah bisnis di Indonesia setiap tahun tentu menuntut para pelaku bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis Cafe merupakan suatu bisnis yang menjanjikan (www.tribunnews.com, yang

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis Cafe merupakan suatu bisnis yang menjanjikan (www.tribunnews.com, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bisnis Cafe merupakan suatu bisnis yang menjanjikan (www.tribunnews.com, yang diakses pada tanggal 01 Desember 2015). Bukan hanya sekedar sebagai area makan,

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB 1 LATAR BELAKANG BAB 1 LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Pemilihan Usaha Semakin bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia mengakibatkan peningkatan kebutuhan akan konsumsi makanan yang harus di sediakan, makanan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Little Wings adalah sebuah book cafe yang menggunakan konsep klasik kolonial sehingga memberikan nuansa girly seperti rumah Barbie. Cafe unik ini ada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia. Seiring dengan berjalannya waktu kini makanan bukan hanya menjadi kebutuhan pokok tapi juga gaya hidup bagi masyarakat kota.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari penduduk yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, usia anak

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari penduduk yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, usia anak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap hari penduduk yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, usia anak sampai dengan usia lanjut memerlukan pangan, sandang, dan papan. Disamping kebutuhan, setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat untuk mengunjungi suatu tempat didasari dari rencana konsumen untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen untuk berkunjung ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam makanan terdapat komposisi seperti karbohidrat, lemak dan protein.

BAB I PENDAHULUAN. dalam makanan terdapat komposisi seperti karbohidrat, lemak dan protein. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan hal yang wajib dipenuhi oleh setiap orang. Makanan menjadi sumber energi untuk melakukan segala aktivitas, karena dalam makanan terdapat komposisi

Lebih terperinci

Persiapan yang wajib diperhatikan para calon pengusaha warung kopi :

Persiapan yang wajib diperhatikan para calon pengusaha warung kopi : Warung Kopi, Bisnis Sampingan Yang Tak Pernah Sepi Mengisi waktu luang sembari menikmati secangkir kopi bersama keluarga atau teman memang sangat menyenangkan. Siapa sangka, kebiasaan ini ternyata juga

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Kepada Yth. Pelanggan Waroeng Spesial Sambal Cabang Tanjung Duren Utara Di Tempat

LAMPIRAN 1 Kepada Yth. Pelanggan Waroeng Spesial Sambal Cabang Tanjung Duren Utara Di Tempat 92 LAMPIRAN 1 Kepada Yth. Pelanggan Waroeng Spesial Sambal Cabang Tanjung Duren Utara Di Tempat Dengan Hormat, Dengan ini saya, Nama : Widya Verani Pekerjaan : Mahasiswi Universitas Esa Unggul Jakarta,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Rumah Makan Waroeng Steak & Shake

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Rumah Makan Waroeng Steak & Shake 31 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Rumah Makan Waroeng Steak & Shake 4.1.1 Sejarah Rumah Makan Waroeng Steak and Shake Rumah Makan Waroeng Steak & Shake didirikan oleh pasangan suami-istri

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. gambaran mengenai identitas responden yang telah melakukan pengambilan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. gambaran mengenai identitas responden yang telah melakukan pengambilan V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Konsumen Profil konsumen dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden yang telah melakukan pengambilan keputusan pembelian tiwul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen diduga muncul dikarenakan harga dan store atmosphere

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen diduga muncul dikarenakan harga dan store atmosphere BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia. Sektor perekonomian dan teknologi pun terus berkembang sehingga arus informasi pun semakin cepat diterima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia IT (Information Technology) sekarang ini demikian

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia IT (Information Technology) sekarang ini demikian BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan dunia IT (Information Technology) sekarang ini demikian pesatnya, apalagi di bidang Internet. Hal ini dapat terlihat dari semakin banyaknya kalangan pengguna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah makluk sosial dimanapun mereka berada saling membutuhkan satu

BAB I PENDAHULUAN. adalah makluk sosial dimanapun mereka berada saling membutuhkan satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globlisasi seperti sekarang ini cafe merupakan suatu bisnis yang menjanjikan. Bukan hanya sekedar area untuk makan saja akan tetapi banyak masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV KARAKTERISTIK PEDAGANG MAKANAN DI SEKTOR INFORMAL

BAB IV KARAKTERISTIK PEDAGANG MAKANAN DI SEKTOR INFORMAL 25 BAB IV KARAKTERISTIK PEDAGANG MAKANAN DI SEKTOR INFORMAL Umur dan Tingkat Pendidikan Responden Data primer di lapangan menunjukkan bahwa dari 35 responden pedagang makanan di Jalan Babakan, umur rata-rata

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum Wilayah Kota Bogor Kota Bogor terletak diantara 16 48 BT dan 6 26 LS serta mempunyai ketinggian minimal rata-rata 19 meter, maksimal 35 meter dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan atau pangan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang paling mendasar dan suatu kebutuhan primer manusia untuk mempertahankan hidupnya. Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah pula aneka ragam kebutuhan barang dan jasa untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah pula aneka ragam kebutuhan barang dan jasa untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi masyarakat yang semakin bertambah berdampak pada semakin bertambah pula aneka ragam kebutuhan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga banyak investor asing tertarik menanamkan modalnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. sehingga banyak investor asing tertarik menanamkan modalnya untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia pernah dikenal sebagai negara penghasil kopi terbaik dunia sehingga banyak investor asing tertarik menanamkan modalnya untuk membangun bisnis kopi. Dengan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI

KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI VI KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI 6.1. Karekteristik Umum Responden Konsumen yang berkunjung ke Restoran Mira Sari memiliki latar belakang yang berbeda-beda, baik dari segi sosial maupun ekonomi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan 1.1.1 Sejarah Perusahaan Rumah makan Uji Nyali atau yang biasa disebut dengan UjiNyali Cafe yang terletak di Jalan Guntur No. 21 Bandung adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini semakin banyak kebutuhan manusia yang harus dipenuhi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini semakin banyak kebutuhan manusia yang harus dipenuhi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini semakin banyak kebutuhan manusia yang harus dipenuhi, tidak hanya kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Semakin maju perkembangan zaman membuat manusia

Lebih terperinci

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspedisi, dan masih banyak lagi. Semakin ketatnya persaingan bisnis jasa, maka

BAB I PENDAHULUAN. ekspedisi, dan masih banyak lagi. Semakin ketatnya persaingan bisnis jasa, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bisnis dalam bidang jasa semakin berkembang, itu terlihat dari bertambahnya jumlah bisnis jasa seperti contohnya penginapan atau indekos, restoran atau cafe,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Kopi merupakan salah satu dari komoditi perkebunan yang dihasilkan Indonesia. Kopi di Indonesia banyak diolah menjadi bahan dasar pembuatan minuman. Olahan minuman kopi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN ,68% ,61% ,89% ,8% ,2%

BAB I PENDAHULUAN ,68% ,61% ,89% ,8% ,2% BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin majunya perkembangan zaman dan teknologi, gaya hidup masyarakat sekarang mulai berangsur angsur berubah mengikuti perubahan zaman. Banyaknya tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut dengan media massa. Pesatnya perkembangan industri media

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut dengan media massa. Pesatnya perkembangan industri media 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media komunikasi yang dapat mencangkup banyak penerima pesan biasa disebut dengan media massa. Pesatnya perkembangan industri media yang didukung dengan majunya teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah dan Profil Perusahaan Siete Cafe berdiri pada bulan April 2012. Nama Siete berasal dari bahasa Spanyol yang artinya tujuh (7), sesuai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Banda Aceh. Selain sebagai sentral informasi, warung kopi juga dapat

BAB V KESIMPULAN. Banda Aceh. Selain sebagai sentral informasi, warung kopi juga dapat 78 BAB V KESIMPULAN Warung kopi merupakan salah satu tempat yang penting bagi masyarakat Banda Aceh. Selain sebagai sentral informasi, warung kopi juga dapat merepresentasikan gaya hidup masayarakat Aceh.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pangan, yaitu makanan dan minuman merupakan kebutuhan dasar bagi manusia untuk mempertahankan hidupnya selain kebutuhan sandang dan papan. Hal ini berarti merupakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada bidang penjualan makanan yang memiliki usaha berupa Warung Angkringan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada bidang penjualan makanan yang memiliki usaha berupa Warung Angkringan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Karya Perdana Kofienti merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang penjualan makanan yang memiliki usaha berupa Warung Angkringan SO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini salah satu kebutuhan remaja adalah sosialisasi diri dalam pergaulan sebayanya. Maka tidak jarang rumah makan dan cafe menjadi tempat-tempat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik maupun di pasar internasional atau global. Fenomena ini semakin menyadarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Profil Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi 1.1.1 Profil Perusahaan Coffee Shop Kopi Progo merupakan unit bisnis strategis di bidang cafe dan resto yang berdiri pada tahun 2009 di Jl. Progo, Bandung.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah Berdirinya Minimarket Kong Kali Kong

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah Berdirinya Minimarket Kong Kali Kong BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Sejarah Berdirinya Minimarket Kong Kali Kong Gambar 2 : Minimarket Kong Kali Kong (K3) Minimarket merupakan usaha yang sedang diminati oleh mereka yang sedang

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia. Kota yang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia. Kota yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia. Kota yang dikenal dengan kota kuliner ini memiliki penduduk sebesar 4.037.274 jiwa dan di dominasi oleh remaja-remaja

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI MASALAH. A. Profil Perusahaan. kecamatan Cepu, dia adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Selama hidup di

BAB II IDENTIFIKASI MASALAH. A. Profil Perusahaan. kecamatan Cepu, dia adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Selama hidup di BAB II IDENTIFIKASI MASALAH A. Profil Perusahaan 1. History Owner dan Perusahaan Riyan Hadiyanto lahir di Blora,pada tanggal 27 Januari 1985 tepatnya di kecamatan Cepu, dia adalah anak kedua dari tiga

Lebih terperinci

BISNIS RUMAH MAKAN STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Muhamad Amirudin Fauzi / S1TI2M

BISNIS RUMAH MAKAN STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Muhamad Amirudin Fauzi / S1TI2M BISNIS RUMAH MAKAN Oleh : Muhamad Amirudin Fauzi 10.11.4479 / S1TI2M STMIK AMIKOM YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan dan keinginan serta nilai kualitas jasa sangat ditentukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengakses informasi melalui media cetak, TV, internet, gadget dan lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengakses informasi melalui media cetak, TV, internet, gadget dan lainnya. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya teknologi memberikan dampak terhadap gaya hidup khususnya bagi kaum remaja saat ini. Hal tersebut dikarenakan mudahnya mereka mengakses informasi

Lebih terperinci

PANDUAN WAWANCARA PEMILIK. Ancaman Pendatang Baru: 1) Menurut Anda, apakah bisnis ini termasuk yang membutuhkan modal

PANDUAN WAWANCARA PEMILIK. Ancaman Pendatang Baru: 1) Menurut Anda, apakah bisnis ini termasuk yang membutuhkan modal 48 PANDUAN WAWANCARA PEMILIK Ancaman Pendatang Baru: 1) Menurut Anda, apakah bisnis ini termasuk yang membutuhkan modal besar atau tidak sehingga mudah ditiru oleh para pendatang baru? Apa alasannya? 2)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kuliner di Indonesia, merupakan sektor yang strategis bagi perkembangan ekonomi Indonesia. Kuliner bukan lagi produk konsumsi untuk memenuhi kebutuhan biologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman saat ini, persaingan pun semakin ketat dalam proses penawaran serta penyajian dari makanan dan minuman. Dari perkembangan jaman inilah,

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Sensasi kesenangan..., Melati Sosrowidjojo, FIB UI, 2010.

BAB IV KESIMPULAN. Sensasi kesenangan..., Melati Sosrowidjojo, FIB UI, 2010. BAB IV KESIMPULAN Eating out merupakan salah satu alternatif kegiatan waktu luang pada masyarakat perkotaan. Eating out didefinisikan sebagai kegiatan mengkonsumsi makanan yang dilakukan di luar rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 Ganesha Mocktail Cafe Bandung Sumber: Dokumen Ganesha Mocktail Cafe, 2017.

BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 Ganesha Mocktail Cafe Bandung Sumber: Dokumen Ganesha Mocktail Cafe, 2017. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan GAMBAR 1.1 Ganesha Mocktail Cafe Bandung Sumber: Dokumen Ganesha Mocktail Cafe, 2017. Ganesha Mocktail Cafe yang berdiri sejak

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. salah satu teknik analisis data yang digunakan untuk menggambarkan identitas

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. salah satu teknik analisis data yang digunakan untuk menggambarkan identitas V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Konsumen Warung Jamu Ginggang Deskripsi mengenai profil konsumen Warung Jamu Ginggang merupakan salah satu teknik analisis data yang digunakan untuk menggambarkan identitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Semakin berkembangnya dunia bisnis di Indonesia maka semakin besar pula persaingan di dunia bisnis antar pengusaha. Sebuah usaha terjadinya persaingan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang terpenting setelah udara dan air, serta merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus segera terpenuhi untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR WAWANCARA

LAMPIRAN 1 DAFTAR WAWANCARA 91 LAMPIRAN 1 DAFTAR WAWANCARA Hasil wawancara informan kunci Daftar Pertanyaan 1. Strategi apakah yang diterapkan agar jasa dari Sabena doorsmeer menjadi unggul dari para pesaing dan menjadi pilihan pelanggan?

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Konsumen di Sentra Gudeg Wijilan. Usia konsumen merupakan faktor utama yang harus diketahui dalam

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Konsumen di Sentra Gudeg Wijilan. Usia konsumen merupakan faktor utama yang harus diketahui dalam V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Konsumen di Sentra Gudeg Wijilan 1. Usia Usia konsumen merupakan faktor utama yang harus diketahui dalam pemasaran. Dari segi pemasaran, semua penduduk usia berapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia saat ini adalah cafe. Pada tahun 2016 ini banyak bisnis cafe

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia saat ini adalah cafe. Pada tahun 2016 ini banyak bisnis cafe 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi di Indonesia telah berkembang ke arah yang lebih baik. Hal ini terlihat sejalan dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis, dimana semakin

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM USAHA

V GAMBARAN UMUM USAHA V GAMBARAN UMUM USAHA 5.1. Sejarah Pendirian Usaha Sate Bebek H. Syafe i Cibeber Usaha sate bebek H. Syafe i Cibeber merupakan pionir usaha sate bebek di Provinsi Banten, khususnya Kota Cilegon. Usaha

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dapat menciptakan peluang usaha yang besar. Soto Pak Sipit mulai ramai pengunjung.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dapat menciptakan peluang usaha yang besar. Soto Pak Sipit mulai ramai pengunjung. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Usaha Soto Pak Sipit pertama kali didirikan tahun 2001 oleh Pak Sipit sendiri. Tempat usahanya terletak di jalan Kartini Raya. Hingga saat ini usahanya masih

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 HASIL PRA SURVEY

LAMPIRAN 1 HASIL PRA SURVEY LAMPIRAN 1 HASIL PRA SURVEY 88 Survey pengunjung Mr. Pancake guna untuk mengetahui alasan yang mendasari keputusan pembelian di Mr. Pancake Semarang. Minggu, 1 juni 2014 17:00 WIB Pertanyaan : 1. Nama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta sebagai Ibukota Negara Indonesia diliputi dengan kesibukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta sebagai Ibukota Negara Indonesia diliputi dengan kesibukan berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta sebagai Ibukota Negara Indonesia diliputi dengan kesibukan berbagai aktivitas. Hal ini terbilang wajar mengingat Jakarta merupakan pusat pemerintahan, pusat

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN

IV. KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN IV. KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN 4.1. Letak Administrasi Kota Surakarta Kota Surakarta terletak di Provinsi Jawa Tengah dan dibatasi oleh empat Kabupaten di sekitarnya, yaitu Sukoharjo, Karanganyar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandung merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki beragam objek wisata alam maupun objek wisata sejarah. Selain itu, Bandung menawarkan pengalaman berwisata

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan. Masyarakat dituntut untuk

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan. Masyarakat dituntut untuk BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi yang semakin maju dan canggih menumbuhkan berbagai pengaruh bagi penggunanya. Adapun kemajuan teknologi tersebut tidak lepas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebagai negara kepulauan yang sebagian besar terdiri dari perairan dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebagai negara kepulauan yang sebagian besar terdiri dari perairan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara kepulauan yang sebagian besar terdiri dari perairan dengan potensi sumber daya yang jenis maupun jumlahnya cukup besar, kegiatan perikanan mempunyai

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Setelah melalui beberapa tahap seperti pengumpulan data, pengolahan data dan analisis diperoleh kesimpulan hasil penelitian antara lain : 1. Konsumen yang potensial

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia memiliki beraneka ragam wisata dan budaya yang terbentang dari sabang sampai marauke, mulai dari tempat wisata dan obyek wisata yang kaya akan keindahan

Lebih terperinci

BAB II OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Industri Kuliner di Yogyakarta. dibanding tahun sebelumnya (Hermawan,2013).

BAB II OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Industri Kuliner di Yogyakarta. dibanding tahun sebelumnya (Hermawan,2013). BAB II OBJEK PENELITIAN A. Perkembangan Industri Kuliner di Yogyakarta Bisnis usaha kuliner di Yogyakarta dewasa ini semakin berkembang. Hal ini didukung semakin brekembangnya pendatang baik yang menetap

Lebih terperinci

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS Keputusan pengunjung untuk melakukan pembelian jasa dilakukan dengan mempertimbangkan terlebih dahulu kemudian memutuskan untuk

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI IKAN DENGAN MENGGUNKAN PRAKTIK MANCING BERHADIAH DI PEMANCINGAN GUNUNG SEKAR SAMPANG MADURA

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI IKAN DENGAN MENGGUNKAN PRAKTIK MANCING BERHADIAH DI PEMANCINGAN GUNUNG SEKAR SAMPANG MADURA BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI IKAN DENGAN MENGGUNKAN PRAKTIK MANCING BERHADIAH DI PEMANCINGAN GUNUNG SEKAR SAMPANG MADURA A. Gambaran Umum tentang Keluarahan Gunung Sekar Kelurahan Gunung Sekar berada

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Data Umum Hasil Penelitian a. Profil Desa 1) Demografi Desa Caruban mempunyai jumlah penduduk 4.927 Jiwa. Tabel 4.1 Statistik penduduk

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG 24 BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG 4.1 Letak dan Keadaan Fisik Kelurahan Empang merupakan kelurahan yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Secara administratif, batas-batas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Atmosphere Resort Cafe Awalnya Atmosphere Resort Cafe merupakan sebuah lapangan kosong, lalu ownernya yang bernama Welly Wiriawan membeli

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan yang sesuai dengan rumusan masalah yaitu sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan yang sesuai dengan rumusan masalah yaitu sebagai berikut : 104 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka dapat ditarik kesimpulan yang sesuai dengan rumusan masalah yaitu sebagai berikut : 1. Restoran

Lebih terperinci