BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pendapat dari Maya (2012) yang membahas masalah Wanita dalam
|
|
- Indra Hartono Setiawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu Pendapat dari Maya (2012) yang membahas masalah Wanita dalam ekonomi keluarga di desa Mlangi skripsi tersebut menjelaskan peran wanita di Desa Mlangi tidak hanya melakukan peran domestik tetapi juga peran publik yang bertujuan membantu suami dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dan ikut bertanggung jawab mensejahterakan keluarga. Dengan bekerjanya wanita (istri) mereka mendapatkan kebebasan finansial, mereka dapat hidup mandiri tanpa menggantungkan kebutuhannya pada suami. Ada beberapa hal yang menyebabkan wanita berperan dalam perekonomian keluarga yaitu karena adanya dukungan dari pihak suami karena gajinya tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarga, faktor budaya yang mengharuskan mereka saling tolongmenolong, faktor sosial, faktor dimana wanita bersosialisasi agar dapat hidup sesuai dengan norma yang ada dalam masyarakat, dan yang terakhir faktor agama. Hasil penelitian Rachmawati (2013) yang berjudul Peranan wanita dalam ekonomi keluarga petani di Desa Puro Kec Karangmalang, Kab Sragen yaitu menjelaskan tentang wanita di desa Puro melakukanperan ganda, yaitudomestik danperan publik. Tujuan mereka ialah untuk membantu suami dalam memenuhi kebutuhan keluarga dan sebagai bentuk tanggung jawab untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Pandangan masyarakat 6
2 7 terhadap wanita bekerja sangat positif asalkan tidak menghilangkan kodrat kewanitaannya sebagai seorang ibu yang melahirkan dan merawat anakanaknya. Fatmasuri (2012) menjelaskan tentang (1)aktivitas ibu rumah tangga yang mendukung kesejahteraan keluarga, (2) pengaruh ibu rumah tangga dalam proses peran ganda. Penelitian ini dilakukan di desa Umpuldamar. Metode penelitian ini adalah kualitatif yang merupakan studi kasus dan teknik mengumpulkan data yang digunakan yaitu wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu rumah tangga melakukan tugas rumahtangga sehingga keluarga dapat tetap harmonis dan peran ganda ibu rumah tangga tetap berjalan harmonis meskipunmerekamenjalankankegiatanbisnis. Mereka dapat menggunakan waktu luangdengan baik. Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa ibu rumah tangga memiliki aktualisasi di dalamdesa Umbuldamar. Mereka mendukungi bu rumah tangga lain untuk meningkatkan keterampilan hidup dan meningkatkan sosialisasi yang tinggi dengan caramengikuti organisasi sosial. B. Tinjauan Pustaka 1. Home Industri a. Pengertian Home Industri Home industry adalah suatu industri yang dikerjakan di rumah dan berskala kecil. Menurut kamus kecil bahasa Indonesia pengertian home adalah rumah, sedangkan industry adalah perusahaan yang memproduksi barang-barang (Trisno Yuwono, 1994:208). Dalam suatu industri kecil
3 8 pasti terdapat beberapa aspek yang dibutuhkan untuk bisa mendukung berjalanya suatu industri tersebut, diantaranya: modal, bahan baku, tenaga kerja, pemasaran, serta konsumen. Istilah Home industry atau usaha di rumah adalah tempat tinggal yang merangkap tempat usaha, baik itu berupa usaha jasa, kantor hingga perdagangan. Semula pelaku home industry yang memiliki desain ini adalah kalangan enterpreneur dan profesional, yang sekarang mulai meluas pada kalangan umum, untuk memiliki lokasi yang strategis untuk tempat berkembangnya usaha jenis rumahan ini tidak terlepas dari berkembangnya virus enterpreneur/kewirausahaan yang berperan membuka pola pikir ke depan masyarakat bahwa rumah bukan hanya sebagai tempat tinggal namun dapat digunakan juga sebagai tempat mencari penghasilan. (Alkim,2005:3) Menurut Kuncoro, Industri Kecil dan Rumah Tangga (IKRT) memiliki peranan yang cukup besar dalam sector manufaktur dilihat dari sisi jumlah unit usaha dan daya serapnya terhadap tenaga kerja, namun lemah dalam menyumbang nilai tambah (Jamiko,2004:62) Menurut Masyhuri (2008), setidaknya ada empat hal yang bisa memberikan kesenangan di samping profit dengan menjalankan bisnis rumahan, antara lain: a. Dengan membuka kegiatan usaha di rumah, akan memiliki banyak waktu luang dan bebeas untuk membicarakan persoalan seputar bisnis dengan keluarga. Merasa hidup nikmat karena antara urusan keluarga dan urusan bisnis tidak dapat jarak pemisah yang cukup berarti.
4 9 Namun, yang perlu diingat adalah bahwa keadaan keluarga tetap tidak dapat ditukar dengan capaian materi yang tinggi. Meskipun termasuk seorang yang kaya raya secara finansial, namun apabila kehidupan keluarga tidaklah harmonis, maka hal itu tentunya dapat memberikan dampak negatif bagi usaha yang dijalankan. b. Membangun home industryjuga dapat menjadikan bisa mengatur tenaga seefektif mungkin. Bisnis rumahan ibaratnya tidak sematamata menjadi kegiatan bisnis, namun sekaligus menjadi ruang rekreatif. Di samping itu, bisa melakukan pekerjaan kapan saja, Itulah sebabnya bisnis dirumah lebih menguntungkan dibandingkan bisnis di luar karena dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin. c. Sebelumnya pernahkah berpikir untuk mendapatkan penghasilan yang tidak terbatas? dan hal itu hanya bisa dilakukan jika anda benar-benar telah mewujudkan kegiatan bisnis dirumah. Namun, jangan berpikir bahwa yang dimaksud dengan penghasilan tetap adalah terbatas pada uang dan materi lainnya. d. Akan menjadi lebih kreatif dan dewasa dalam menghadapi hidup. Tantangan yang bertubi-tubi datang itu akan membuat lebih dewasa menghadapi sekian banyak persoalan hidup yang terus mengikuti dibelakang. 2. Karakteristik Home Industry Menurut Pohan Farida (2012:9) Karakteristik ciri-ciri usaha kecil meliputi beberapa karakteristik antara lain:
5 10 a. Dikelolah oleh pemiliknya b. Usaha dilakukan dirumah c. Produksi dan pemasaran dilakukan di rumah pemilik usaha d. Modal terbatas e. Jumlah tenaga kerja terbatas f. Berbasis keluarga atau rumahan tangga g. Lemah dalam pembukuan h. Sangat diperlukan manajemen pemilik 3. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia a. Definisi UMKM Menurut Pramiyanti (2008:5) definisi UMKM yang pertama adalah tidak adanya pembagian tugas yang jelas antara bidang administrasi dan operasi.kebanyakan industri kecil dikelola oleh perorangan yang merangkap sebagai pemilik sekaligus pengelola perusahaan, serta memanfaatkan tenaga kerja dari keluarga dan kerabat dekatnya. Kedua, rendahnya akses industri kecil terhadap lembaga-lembaga kredit formal sehingga mereka cenderung menggantungkan pembebanan usahanya dari modal sendiri atau sumber lain seperti keluarga, kerabat, pedagang perantara, bahkan rentenir. Ketiga, sebagian besar usaha kecil ditandai dengan belum memilik status badan hukum Dari pernyataan mengenai definisi UMKM diatas maka secara garis besar dapat ditarik satu benang merah yang serupa mengenai UMKM. Pertama, dilihat dari sisi kekayaan bersih tidak kurang dari Rp 10 Milyar.
6 11 Kedua, UMKM merupakan suatu unit bisnis yang permodalannya juga lebih banyak mengandalkan dari struktur modal pribadi atau pada tingkatan yang lebih maju telah menggunakan bantuan yang berasal dari kredit usaha kecil. Ketiga, pada umumnya UMKM belum memiliki status badan hukum. Keempat, golongan usaha yang cenderung sederhana. b. Jenis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Jenis usaha kecil dan menengah dikategorikan berdasarkan jenis produk atau jasa yang dihasilkan, maupun aktivitas yang dilakukan oleh suatu usaha kecil, serta mengacu pada kriteria UMKM menurut KADIN, juga kriteria dari Bank Indonesia (BI), yaitu: 1. Usaha perdagangan Terdiri dari keagenan yaitu: agen koran dan majalah, sepatu, pakaian dan lain-lain. Pengecer yaitu: minyak, sembako, buah-buahan. Ekspor atau impor: berbagai produk lokal dan internasional. Sektor informal: pengumpulan barang bekas, kaki lima dan lain-lain. 2. Usaha pertanian Terdiri dari pertanian pangan maupun perkebunan: bibit dan peralatan pertanian, buah-buahan dan lain-lain. Perikanan darat atau laut: tambak udang, pembuatan krupuk ikan dan produk lain dari hasil perikanan dan laut. Peternakan dan usaha lain yang termasuk lingkup pengawasan department. Pertanian: produsen telur ayam, susu sapi, dan lain-lain produk hasil peternakan. 3. Usaha Industri
7 12 Terdiri dari industri logam atau kimia: pengrajin logam, kulit, keramik, fiberglass, marmer dan lain-lain. Industri makanan atau minuman: makanan tradisional, minuman ringan, catering, produk lainnya. Pertambangan: galian. Aneka industri kecil: pengarajin perhiasan, ukiran batu dan lain-lain. Konveksi: produsen garment, batik, tenun-ikat, dan lain-lain. 4. Usaha Jasa Terdiri dari konsultan: hukum, pajak, manajemen. Perencana: perencana teknis, perencana sistem. Perbengkelan: bengkel mobil, elektronik, jam. Transportasi: travel, taksi, angkutan umum. Restoran: rumah makan, coffee shop, cafetarian, dan lain-lain. 5. Usaha Jasa konstruksi Terdiri dari kontraktor bangunan, jalan, kelistrikan, jembatan, pengairan dan usaha-usaha lain yang berkaitan dengan teknis konstruksi bangunan. 4. Pendapatan Menurut Nasution (2002), pada hakikatnya pendapatan dipengaruhi oleh modal kerja, jam kerja, pengalaman, jenis barang dagangan (produk) dan banyak faktor lainnya. Pada umumya masyarakat selalu mencari tingkat pendapatan yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya, akan tetapi dibatasi oleh beberapa faktor tersebut. Boediono (2002:33) menyatakan bahwa salah satu unsur yang mempengaruhi pendapatan adalah faktor produksi yang variabel di dalamnya adalah modal. Nasution (2002) berpendapat bahwa salah satu faktor
8 13 determinan pendapatan adalah rutinitas yaitu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus, dalam hal ini pengalaman dalam berusaha. Pada umumnya pendapatan yang diterima oleh pedagang kaki lima berasal dari usaha sendiri yang dikenal dengan mandiri tidak tergantung pada usaha orang lain dalam artian tidak bekerja pada sektor formal. Walaupun tidak bekerja pada sektor formal pedagang kaki lima mampu mempertahankan kelangsungan hidup usahanya, bahkan pada saat krisis sekalipun dia masih survival. Pedagang kaki lima memiliki tekat dan ketekunan yang kuat dalam berusaha walaupun tidak memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Dengan demikian pendapatan pedagang kali lima adalah merupakan hasil dari pengelolaan sumber daya yang dimiliki pemilik PKL untuk mendukung aktivitas yang dilakukan. 5. Konsep Biaya, Penerimaan dan Keuntungan a. Analisis Biaya Biaya tidak dapat dipisahkan dari proses produksi sebab biaya merupakan masukan atau input dikalikan dengan harga. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ongkos produksi adalah semua pengeluaran atau semua beban yang harus ditanggung oleh perusahaan dalam menghasilkan suatu jenis barang atau jasa yang siap untuk dipakai konsumen. Dalam kegiatan produksi untuk mengubah input menjadi output, perusahaan tidak hanya menentukan input apa saja yang diperlukan, tetapi juga harus mempertimbangkan harga dari input tersebut yang merupakan biaya produksi dari output. Produksi menunjukan pada jumlah input yang
9 14 dipakai dalam jumlah fisik output yang dihasilkan, sedangkan biaya produksi menunjuk pada biaya perolehan input tersebut. Biaya produksi sangat penting peranannya bagi perusahaan dalam menentukan jumlah output, sehingga pemahaman tentang konsep dan definisi biaya produksi adalah bagaimana biaya bervariasi dengan perubahan output dan bagaimana biaya produksi diestimasi secara empiris harus benar-benar dipahami. Menurut Sudono Sukirno (2003) biaya produksi digolongkan menjadi biaya tetap/fixed Cost (FC), biaya variabel/variable Cost (VC) dan total biaya/total Cost (TC). 1. Biaya Tetap Adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli faktor-faktor produksi yang tidak habis dipergunakan dalam sekali proses produksi, misalnya sewa tanah dan modal (depresiasi dan bunga). Menurut Sukirno (2003), biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi (input) yang tidak dapat diubah jumlahnya. Sedangkan atas dasar hubungannya dengan produksi yang dihasilkan, biaya tetap diartikan sebagai biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran faktor produksi yang besarnya tidak dipengaruhi oleh besarnya produksi yang dihasilkan. Yang termasuk biaya tetap adalah biaya pajak bumi dan bangunan, biaya sewa tanah dan gudang, biaya penyusutan mesin dan gedung, biaya pembayaran kembali pinjaman, dan biaya tenaga administrasi. Gambar 2.1. Kurva Total Fixed Cost Cost
10 15 TFC Q Biaya tetap dapat dirumuskan sebagai berikut: n TFC = FC i=1 Keterangan: TFC FC N = Total Biaya tetap = Biaya Tetap = Jumlah Input 2. Biaya Variabel Adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan kuantitas produk yang dihasilkan. Makin besar kuantitas produksi makin besar pula jumlah biaya variable. Yang termasuk dalam biaya variable adalah biaya input lancar yaitu bibit, pupuk, pestisida, biaya tanaga kerja baik tenaga kerja buruh maupun tenaga kerja yang berasal dari rumah tangga petani, dan lain-lain. Gambar 2.2 Kurva Total Variable Cost Cost TVC TR
11 16 Q Biaya variabel dapat dirumuskan sebagai berikut: n TVC = VC i=1 Keterangan: TVC = Total biaya variabel (Rp) FC N = Biaya variable dari setiap unit (Rp) = Banyaknya input 3. Biaya Total Biaya total/total Cost (TC) merupakan keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan. Biaya total diperoleh dari penjumlahan antara biaya tetap dan biaya variabel. Gambar 2.3 Kurva Total Cost Cost TC TR TVC TFC
12 17 Q Sumber: Sukirno (2003) Biaya total dapat dirumuskan sebagai TC = TVC + TFC Dimana: TC TVC TFC = Biaya total = Biaya variabel total = Biaya tetap total b. Analisis Penerimaan dan Keuntungan Penerimaan usahatani merupakan keseluruhan penerimaan yang diterima petani dari hasil pertanian (Soekartawi, 1995). Adapun menurut Boediono (1991), penerimaan adalah penerimaan total produsen dari hasil penjualan outputnya.penerimaan bisa juga diartikan sebagai jumlah seluruh penerimaan perusahaan dari hasil penjualan sejumlah produk (barang yang dihasilkan). Menurut Mankiw (2000), pendapatan total adalah seluruh penghasilan yang diterima oleh sebuah perusahaan dari penjualan barang atau jasanya. Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran tentang besarnya penerimaan dan keuntungan suatu usaha. a. Analisis Penerimaan Penerimaan adalah hasil kali antara harga jual dengan total produksi. Sehingga cara untuk menghitung penerimaan total dapat dilakukan dengan mengalikan jumlah produk dengan harga jual produk per
13 18 unit. Perhitungan penerimaan secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: TR = P x Q Keterangan: TR P Q = Penerimaan Total = Harga = Jumlah produk yang dihasilkan Penerimaan dalam proses produksi pertanian dipengaruhi oleh variabel jumlah produksi (Q) yang dihasilkan serta tingkat harga komoditi (P) yang berlaku. Total penerimaan (TR) meningkat seiring dengan meningkatnya hasil produksi secara bersama diikuti dengan peningkatan harga komoditas tersebut (Boediono, 1991). b. Analisis Keuntungan Keuntungan dapat didefinisikan sebagai hasil penerimaan yang dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan selama produksi.semakin tinggi keuntungan yang diperoleh maka dapat dilakukan bahwa perusahaan tersebut berkembang dengan baik karena pada prinsipnya tujuan perusahaan secara umum adalah mencari keuntungan yang maksimal dengan pengorbanan yang serendah-rendahnya. Menurut Mankiw (2000), keuntungan dapat didefinisikan sebagai pendapatan total dikurangi biaya total. Pendapatan bersih (keuntungan) adalah selisih antara total penerimaan (TR) dan total biaya (TC). Keuntungan juga merupakan
14 19 insentif bagi perusahaan untuk melakukan proses produksi. Keuntungan inilah yang mengarahkan perusahaan untuk mengalokasikan sumber daya ke proses produksi tertentu. Perusahaan bertujuan untuk memaksimumkan keuntungan dengan kendala yang dihadapi (Sunaryo, 2001). Keuntungan adalah kompensasi antara resiko yang ditanggung perusahaan.semakin besar laba yang diperoleh maka semakin besar pula resiko yang diterima perusahaan.perusahaan dikatakan memperoleh laba jika nilai π positif (π > 0) dimana TR > TC.Laba maksimum tercapai bila nilai π mencapai maksimum (Raharja dan Manurung, 1999). 6. Peran Gander di Bidang Ekonomi Dalam suatu hasil penelitian ditemukan suatu kenyataan bahwa budaya, tipe agreekosistem, dan status sosial ekonomi rumah tangga berpengaruh terhadap kontribusi pada kegiatan produksi pertanian (Hastuti, et al, 1998). Selain itu masih banyak situasi yang menemnpatkan wanita pada posisi pertukaran yang relatif lemah baik ditinjau dari ekotivitas ekonomi, sosial maupun kekuasaan baik dilingkungan keluarga maupun masyarakat luas (Sjaifudin, 1992). Menemukan kenyataan bahwa gender perempuan mengalami marginalisasi dalam 3 dimensi, yaitu: a. Perempuan ditemukan bekerja pada lapisan terbawah dari semua subsektor, pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh gender, dan menampilkan pekerjaan yang tidak terampil dan dibayar murah. b. Baik perempuan pengusaha maupun buruh keduanya kurang akses terhadap sumber daya dibandingkan dengan laki-laki.
15 20 c. Perenpuan keterlibatan disektor non pertanian tidak dalam kategori yang homogen. Indeks pergunan manusia skala internasional dan nasional dilihat dari 3 aspek yaitu: a. Pendidikan Dibidang pendidikan kaum perempuan masih tertinggal dibandingkan dengan laki-laki kondisi ini antara lain disebabkan adanya pandangan dalam masyarakat yang mengutamakan dan mendahulukan laki-laki untuk mendapatkan pendidikan dari pada perempuan. b. Kesehatan Menurut gender statistik dan indikator 2000 (BPs) kemajuan dalam bidang kesehatan ditunjukkan dengan menurunnya angka kematian bayi (dari 49 bayi/ kelahiran pada tahun 1998 menjadi 36 pada tahun 2000). c. Ekonomi Di bidang ekonomi secara umum partisipasi perempuan masih rendah, kemampuan perempuan memperolah peluang kerja dan berusaha masih rendah, demikian juga dengan akses terhadap sumber daya ekonomi. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) yang masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki yaitu 45% (2002) sedangkan laki-laki 75,34% (BPS, 2003) 7. Hipotesis Penelitian
16 21 Hipotesis dalam penelitian ini yaitu faktor modal, bahan baku, dan pengalaman berpengaruh terhadap upaya peningkatan pendapatan wanitapengrajin caping di Desa UmbulDamarKecamatanBinangun Kabupaten Blitar
dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Manajemen Usaha Ternak Saragih (1998) menyatakan susu merupakan produk asal ternak yang memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan yang ada didalamnya
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
38 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan memilih lokasi Kota Cirebon. Hal tersebut karena Kota Cirebon merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa
Lebih terperinciII. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional
II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku tahun 2013 ruang lingkup penghitungan meliputi 9 sektor ekonomi, meliputi: 1. Sektor Pertanian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder berupa Tabel Input-Output Indonesia tahun 2008 yang diklasifikasikan menjadi 10 sektor dan
Lebih terperinciV. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010
65 V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 5.1. Gambaran Umum dan Hasil dari Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Pada bab ini dijelaskan
Lebih terperinciII. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional
II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tegal Tahun 2012 ruang lingkup penghitungan meliputi
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten Banjarnegara Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai peranan ekonomi sektoral ditinjau dari struktur permintaan, penerimaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi fundamental ekonomi Indonesia tampak masih cukup kokoh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi fundamental ekonomi Indonesia tampak masih cukup kokoh meskipun krisis ekonomi global sedang membara. Seperti yang kita banggakan bersama kondisi fundamental
Lebih terperinciGrafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th. XII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR I. PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI MENURUT LAPANGAN USAHA Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. namun sektor industri adalah satu dari beberapa yang bertahan dari krisis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketika terjadi krisis ekonomi 1998, ekonomi di Indonesi sangat mengalami keterpurukan sektor-sektor pendorong ekonomi juga ikut terpuruk namun sektor industri adalah
Lebih terperinciBoks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007
Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007 TABEL INPUT OUTPUT Tabel Input-Output (Tabel I-O) merupakan uraian statistik dalam bentuk matriks yang menyajikan informasi tentang transaksi barang
Lebih terperinci8.1. Keuangan Daerah APBD
S alah satu aspek pembangunan yang mendasar dan strategis adalah pembangunan aspek ekonomi, baik pembangunan ekonomi pada tatanan mikro maupun makro. Secara mikro, pembangunan ekonomi lebih menekankan
Lebih terperinciPBAB II URAIAN TEORITIS
PBAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Endang Puspasari (1999) skripsi yang berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Kecil di Pasar Pagi Wonosobo. Fakultas Ekonomi. Universitas
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan merupakan suatu rancangan kerja penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan konsep dan teori dalam menjawab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional, hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau pemasaran hasil pertanian. Padahal pengertian agribisnis tersebut masih jauh dari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Agribisnis Sering ditemukan bahwa agribisnis diartikan secara sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian. Padahal pengertian agribisnis tersebut masih
Lebih terperinciDEFINISI USAHA MIKRO UU
DEFINISI USAHA MIKRO UU no 9 Tahun 1995 Usaha Mikro Adalah : - kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat tradisional dan informal dalam arti belum terdaftar, belum tercatat dan belum berbadan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan adalah data sekunder yang sebagian besar berasal
39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan adalah data sekunder yang sebagian besar berasal dari Tabel Input-Output Kota Bontang Tahun 2010 klasifikasi 46 sektor yang diagregasikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan
Lebih terperinciM E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik
M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan komponen utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Sektor industri mampu memberikan kontribusi ekonomi yang besar melalui nilai tambah,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan proses transformasi yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Pembangunan ekonomi dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Lebih terperinciBAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA
BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum SNSE Kabupaten Indragiri Hilir yang meliputi klasifikasi SNSE Kabupaten Indragiri
Lebih terperinciStatistik KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber
Lebih terperinciProduk Domestik Bruto (PDB)
Produk Domestik Bruto (PDB) Gross Domestic Product (GDP) Jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unitunit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Penelitian Metode penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu di Desa Wonoanti. Pengambilan sampel Desa dilakukan dengan
Lebih terperinciStatistik KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging ayam ras (broiler) secara nasional cenderung
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 72/11/35/Th. X, 5 November 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2012 Ekonomi Jawa Timur Triwulan III Tahun 2012 (y-on-y) mencapai 7,24 persen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Petani dan Usahatani Menurut Hernanto (1995), petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan kehidupannya di bidang pertanian
Lebih terperinciTOTAL PRODUKSI DAN PRODUKSI MARGINAL DENGAN SATU VARIABEL BEBAS : TANAH TENAGA KERJA TOTAL PRODUKSI
Bab 3 Pelaku Kegiatan Ekonomi Teori produksi Teori produksi adalah suatu gambaran bagaimana produsen berprilaku dalam memproduksi barang dan jasa. Teori produksi menekankan pada efisiensi. Dua konsep utama
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini
Bab I Pendahuluan Di setiap negara manapun masalah ketahanan pangan merupakan suatu hal yang sangat penting. Begitu juga di Indonesia, terutama dengan hal yang menyangkut padi sebagai makanan pokok mayoritas
Lebih terperinciAnalisis Perkembangan Industri
FEBRUARI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Februari 2017 Pendahuluan Pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,02%, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun
Lebih terperinciMateri 4 Ekonomi Mikro
Materi 4 Ekonomi Mikro Teori Produksi Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami analisis ekonomi konsep biaya, biaya produksi jangka pendek dan panjang. Mahasiswa dapat memahami konsep
Lebih terperinciVI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku
VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU 6.1. Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku Aktivitas atau kegiatan ekonomi suatu wilayah dikatakan mengalami kemajuan,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Sumber Dana Pihak ketiga 1. Pengertian Dana Pihak Ketiga Dana pihak ketiga merupakan sumber dana bank yang berasal dari masyarakat sebagai nasabah dalam bentuk simpanan giro,
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produk total (TP) adalah jumlah total yang diproduksi selama periode waktu tertentu. Jika jumlah semua input kecuali satu faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sakur, Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Spirit Publik, Solo, 2011, hal. 85.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi sebagai akibat adanya krisis moneter yang terjadi sejak pertengahan Juli 1997, berakibat bangkrutnya perusahaanperusahaan berskala besar tetapi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang sering diterapkan di pedesaan terutama di daerah yang memiliki potensi memelihara ayam broiler. Pola kemitraan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.
KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) menerbitkan Buku Saku Statistik Makro Triwulanan. Buku Saku Volume V No. 4 Tahun
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th.XI, 5 Februari 2013 Ekonomi Jawa Timur Tahun 2012 Mencapai 7,27 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Lebih terperinciNilai Tukar Petani Kabupaten Magelang Tahun 2013
Judul Buku : Nilai Tukar Petani Kabupaten Magelang Tahun 2013 Nomor Publikasi : Ukuran Buku : Kwarto (21 x 28 cm) Jumlah Halaman : v + 44 hal Naskah : Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang Gambar Kulit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang terpadu merupakan segala bentuk upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi yang ditunjang oleh kegiatan non ekonomi.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan. Sumberdaya hayati
Lebih terperinciSISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI INDONESIA TAHUN 2008 ISSN : 0216.6070 Nomor Publikasi : 07240.0904 Katalog BPS : 9503003 Ukuran Buku : 28 x 21 cm Jumlah Halaman : 94 halaman Naskah : Subdirektorat Konsolidasi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Dalam menghitung
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definsi Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada wilayah analisis. Tingkat pendapatan dapat diukur dari total pendapatan wilayah maupun
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Untuk mengetahui dampak kenaikan harga kedelai sebagai bahan baku (input) dalam industri tempe, akan digunakan beberapa teori yang berkaitan dengan hal tersebut.
Lebih terperinciLAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh
Triwulan I - 2015 LAPORAN LIAISON Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh terbatas, tercermin dari penjualan domestik pada triwulan I-2015 yang menurun dibandingkan periode
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Landasan Penelitian Terdahulu Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. banyak dibicarakan dan dianjurkan. Hal ini terjadi karena munculnya isu
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi dan Penerapan Agroekologi Pertanian agroekologi atau pertanian ramah lingkungan saat ini mulai banyak dibicarakan dan dianjurkan. Hal ini terjadi karena munculnya isu
Lebih terperinciPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah perusahaan yang didirikan dan. mengelola BUMD Sebagaimana yang diamanatkan dalam GBHN 1999 dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh pemerintah daerah. Kewenangan pemerintah daerah membentuk dan mengelola BUMD Sebagaimana
Lebih terperinciStatistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun
KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (U MKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wirausaha memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, salah satu contohnya adalah negara adidaya Amerika. Penyumbang terbesar perekonomian Amerika
Lebih terperinciBIAYA PRODUKSI PENGERTIAN
BIAYA PRODUKSI PENGERTIAN Pengertian Biaya Dalam ilmu ekonomi, biaya diartikan semua pengorbanan yang perlu untuk suatu proses produksi, dinyatakan dalam uang menurut harga pasar yang berlaku. Dalam definisi
Lebih terperinciekonomi Kelas X PELAKU KEGIATAN EKONOMI KTSP & K-13 A. RUMAH TANGGA KELUARGA a. Peran Rumah Tangga Keluarga Tujuan Pembelajaran
KTSP & K-13 Kelas X ekonomi PELAKU KEGIATAN EKONOMI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan rumah tangga keluarga, rumah tangga produsen, rumah tangga pemerintah,
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 32/05/35/Th. XI, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2013 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2013 (y-on-y) mencapai 6,62
Lebih terperinciPotensi Kerentanan Ekonomi DKI Jakarta Menghadapi Krisis Keuangan Global 1
Boks I Potensi Kerentanan Ekonomi DKI Jakarta Menghadapi Krisis Keuangan Global 1 Gambaran Umum Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini menghadapi risiko yang meningkat seiring masih berlangsungnya krisis
Lebih terperinciBAB II TINAJUAN PUSTAKA. pengertian pendapatan adalah: Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain
BAB II TINAJUAN PUSTAKA 2.1 Pendapatan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) (2007: 23) pendapatan adalah arus masuk bruto manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode
Lebih terperinciPertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Kalimantan Timur Triwulan II Tahun 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Kalimantan Timur Triwulan II Tahun 2015 No. 54/08/64/TH XVIII, 3 Agustus 2015 Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA TENGAH
BPS PROVINSI JAWA TENGAH No.24/05/33/Th.IV, 10 Mei 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2010 PDRB Jawa Tengah pada triwulan I tahun 2010 meningkat sebesar 6,5 persen dibandingkan triwulan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Pendapatan Petani Suatu kegiatan perekonomian yang bergerak dalam sektor apapun, penentuan Dengan efisiensi biaya produksi maka akan mencapai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Alam Indonesia sangat kaya akan aneka tanaman yang cocok dibonsaikan. Bahan bonsai sebaiknya berupa
Lebih terperinciPENGANTAR EKONOMI MIKRO
PENGANTAR EKONOMI MIKRO www.febriyanto79.wordpress.com LOGO Produksi Kegiatan memproses input menjadi output Produsen dalam melakukan kegiatan produksi mempunyai landasan teknis yang didalam teori ekonomi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR
BADAN PUSAT STATISTIK No. 71/11/Th. XIV, 1 November PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR OKTOBER HARGA GROSIR NAIK 0,20 PERSEN Pada bulan Indeks harga grosir/agen atau Indeks Harga Perdagangan Besar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah pengembangan hortikultura untuk meningkatkan pendapatan petani kecil. Petani kecil yang dimaksud dalam pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan yang tepat dari para pelaku ekonomi. konsumen adalah sebagai pemasok faktor faktor produksi kepada perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian terus tumbuh dan berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia. Jika perekonomian dalam suatu negara berjalan stabil maka kesejahteraan
Lebih terperinciARAHAN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN KEGIATAN AGRIBISNIS DI KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR. Oleh : NURUL KAMILIA L2D
ARAHAN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN KEGIATAN AGRIBISNIS DI KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR Oleh : NURUL KAMILIA L2D 098 455 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH & KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO 2003 ABSTRAK
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE
KATA PENGANTAR Buku Indikator Ekonomi Kota Lubuklinggau ini dirancang khusus bagi para pelajar, mahasiswa, akademisi, birokrat, dan masyarakat luas yang memerlukan data dan informasi dibidang perekonomian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan peningkatan kesempatan kerja. Pendekatan pertumbuhan ekonomi banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerataan pendapatan di Indonesia. Usaha kecil yang berkembang pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri Mikro dan Kecil (IMK) merupakan salah satu komponen yang mempunyai sumbangan cukup besar dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan pemerataan pendapatan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Ekonomi 3.1.1.1 Fungsi Produksi Dalam proses produksi terkandung hubungan antara tingkat penggunaan faktorfaktor produksi dengan produk
Lebih terperinciKLASIFIKASI INDUSTRI A. Industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya 1. Aneka industri 2. Industri mesin dan logam dasar
KLASIFIKASI INDUSTRI Industri adalah suatu usaha atau kegiatan yang melakukan proses atau aktivitas yang mengubah dari sesuatu atau bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi berupa barang
Lebih terperinciBAB 7. ASPEK EKONOMI & SOSIAL
BAB 7. ASPEK EKONOMI & SOSIAL A. PENGERTIAN ASPEK EKONOMI & SOSIAL Setiap usaha yang dijalankan, tentunya akan memberikan dampak positif dan negative. Dampak posittif dan negative ini akan dapat dirasakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hutan Marga dan Hutan Rakyat 1. Hutan Marga Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu
III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu data Tabel Input-Output Propinsi Kalimantan Timur tahun 2009 klasifikasi lima puluh
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR
BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No. 76/12/Th. XII, 1 Desember PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR OKTOBER HARGA GROSIR TURUN 0,07 PERSEN Pada bulan Oktober Indeks harga grosir/agen
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi
BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau
Lebih terperinciDRB menurut penggunaan menggambarkan penggunaan barang. dan jasa yang diproduksi oleh berbagai sektor dalam masyarakat.
BAB II METODOLOGI P DRB menurut penggunaan menggambarkan penggunaan barang dan jasa yang diproduksi oleh berbagai sektor dalam masyarakat. Penggunaan PDRB tersebut secara garis besar ada dua macam yaitu
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUDUS
BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUDUS A. Keadaan Geografi Kabupaten Kudus sebagai salah satu Kabupaten di Jawa Tengah, terletak diantara 4 Kabupaten yaitu di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Jepara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) 2.1.1 Pengertian UMKM Beberapa defenisi dari UMKM memiliki pengertian yang berbeda berdasarkan sumbernya (Hubeis, 2009; Tambunan, 2009)
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014
No. 68/11/33/Th.VIII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014 Perekonomian Jawa Tengah yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan III tahun
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi merupakan suatu proses transformasi atau perubahan dari dua atau lebih input (sumberdaya) menjadi satu atau lebih output
Lebih terperinciPertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Kalimantan Timur Triwulan I Tahun 2015
BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 31/05/64/TA XVIII, 4 MEI 2015 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Kalimantan Timur Triwulan I Tahun 2015 Produksi Industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1. A 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin baik pula perekonomian negara
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POTENSI EKONOMI DI PEDESAAN
7 IDENTIFIKASI POTENSI EKONOMI DI PEDESAAN Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan : ANALISIS POTENSI EKONOMI DESA Waktu : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan (selama 100 menit). Tujuan : Membangun pemahaman
Lebih terperinciPerkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA
Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA Mudrajad Kuncoro Juli 2008 Peranan Masing- Masing Cabang Industri Terhadap PDB Sektor Industri Tahun 1995-2008* No. Cabang Industri Persen
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR
BADAN PUSAT STATISTIK No. 70/11/Th. XIII, 1 November PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR OKTOBER HARGA GROSIR NAIK 0,17 PERSEN Pada bulan Indeks harga grosir/agen atau Indeks Harga Perdagangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pulahenti, Kecamatan Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara. Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu
Lebih terperinciM E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik
M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No.
Lebih terperinciBAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tojo Una-Una, Provinsi Sulawesi Tengah tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitin Terdahulu Asih, dkk. (2008) yang berjudul Dampak Kredit Terhadap Usaha Perikanan Dan Ekonomi Rumah Tangga Nelayan Tradisional Di Kabupaten Tojo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat
Lebih terperinciPDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun.
Indonesia pada tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5% (yoy), sedangkan pertumbuhan triwulan IV-2011 secara tahunan sebesar 6,5% (yoy) atau secara triwulanan turun 1,3% (qtq). PDB per kapita atas dasar harga berlaku
Lebih terperinciAnalisis Perkembangan Industri
MARET 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Maret 2017 Pertumbuhan Ekonomi Nasional Pertumbuhan ekonomi nasional, yang diukur berdasarkan PDB harga konstan 2010, pada triwulan IV
Lebih terperinciTUGAS PENGANTAR EKONOMI PRODUKSI ANALISIS USAHA JAHIT ARYAN TAILOR
TUGAS PENGANTAR EKONOMI PRODUKSI ANALISIS USAHA JAHIT ARYAN TAILOR Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi Produksi Perikanan dan Kelautan Disusun Oleh: Ludfi Dwi 230110120120 Sofan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam proses pembangunan salah satu indikator keberhasilan pembangunan Negara berkembang ditunjukkan oleh terjadinya pertumbuhan ekonomi yang disertai terjadinya perubahan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016
BPS PROVINSI BENGKULU No. 10/02/17/XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016 EKONOMI BENGKULU TUMBUH 5,30 PERSEN, MENINGKAT DIBANDINGKAN TAHUN 2015 Perekonomian Provinsi Bengkulu
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis dengan mnggunakan metode survei, yaitu pengambilan sampel dalam waktu yang sama dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Definisi Pendapatan Pendapatan merupakan jumlah dari seluruh uang yang diterima seorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun).
Lebih terperinci