PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS PRAKTIS
|
|
- Siska Darmadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS PRAKTIS Kerangka Kerja Pengambilan Keputusan Etis Sebagai respons terhadap keputusan yang dapat dipertahankan secara etis, kerangka ini menyertakan persyaratan tradisional untuk profitabilitas dan legalitas. Serta persyaratan yang dapat ditampilkan filosofis secara penting dan baru-baru ini dituntut oleh pemangku kepentingan. Hal ini dirancang untuk meningkatkan pertimbangan etis dengan menyediakan: 1. Pengetahuan dalam identifikasi dan menganalisis isu-isu penting yang harus dipertimbangkan dan pertanyaan atau tantangan yang harus diungkap; 2. Pendekatan untuk menggabungkan dan menerapkan keputusan-faktor yang relevan ke dalam tindakan praktis. Kerangka kerja pengambilan keputusan etis (EDM) menilai etiskalitas keputusan atau tindakan yang dibuat dengan melihat: a. konsekuensi atau diciptakan offness baik dalam hal manfaat atau biaya; b. hak dan kewajiban yang terkena dampak; c. keadilan yang terlibat; d. motivasi atau kebajikan yang diharapkan. Sniff Test dan Aturan Praktis Umum: Tes Awal Etikalitas Sebuah Keputusan Pendekatan filosofis memberikan dasar bagi pendekatan keputusan praktis dan bantuan yang berguna, meskipun sebagian besar eksekutif dan akuntan profesioanl tidak menyadari bagaimana dan mengapa demikian. Sniff Test untuk pengambilan keputusan Etis: - Akankah saya merasa nyaman jika tindakan atau Keputusan ini muncul di halaman depan surat kabar nasional besok pagi? - Akankah saya bangga dengan keputusan ini? - Akankah ibu saya bangga dengan keputusan ini? - Apakah tindakan atau keputusan ini sesuai dengan misi dan kode etik perusahaan? - Apakah hal ini terasa benar bagi saya?
2 Pendekatan dan Kriteria Pembuatan Keputusan Etis Konsekuensi, Utilitas Menguntungkan? Manfaat > Biaya Risiko disesuaikan Tugas,Hak,Keadilan Tugas fidusia Hak-hak individu Keadilan, Legalitas Harapan Kebajikan Karakter Integritas, Keberanian, Proses Penilaian Dampak Yang Tidak Dapat Dikuantifikasi Keadilan diantara pemangku kepentingan Kepedulian atas perlakuan yang adil telah menjadi perhatian masyarakat baru-baru ini mengenai isu-isu seperti diskriminasi terhadap perempuan dan hal lainnya yang menyangkut perekrutan, promosi dan pembayaran. Akibatnya, kepeutusan akan dianggap tidak etis kecuali jika dipandang wajar oleh semua pemanku kepentingan. Keadilan bukan merupakan konsep mutlak. Hal ini dibuktikan dengan distribusi yang relatif atas manfaat dan beban yang dihasilkan dari sebuah keputusan. Sebagai contoh keputusan untuk meningkatkan pajak peajak dapat memberatkan bagi golongan yang berpendapatan tinggi tetapi dianggap relatif adil dalam hal kapasitas mereka untuk membayar pajak tersebut. Oleh karena itu kewajaran dan perspektif diperlukan untuk menilai kesetaraan secara akurat. Hak Pemangku Kepentingan Sebuah keputusan hanya akan dianggap etis jika dampaknya tidak mengganggu hak para pemangku kepentingan dan hak si pembuat keputusan. Hak pemangku kepentingan antara lain: kehidupan, kesehatan dan keselamatan, perlakuan adil, penggunaan hati nurani, harga diri dan privat serta kebebasan bicara. Beberapa hak ini telah dilindungi undangundang dan peraturan hukum, sedangkan yang lain ditegakkan melalui hukum umum atau melalui sanksi publik bagi yang melanggar. 1
3 Analisis Dampak Pemangku Kepentingan: Pendekatan Tradisional Pengambilan Keputusan Pendekatan 5 Pertanyaan Tradisional Apakah Keputusan Itu? Interes Pemangku Kepentingan yang diperiksa 1. menguntungkan? Pemegang saham-biasanya jangka pendek 2. sah dimata hukum? Masyarakat luas-hak yang dapat ditegakkan oleh hukum 3. adil? Keadilan bagi semua 4. benar? Hak-hak lain bagi semua 5. mendukung pembangunan Hak khusus berkelanjutan lebih lanjut? Jika respon negatif muncul dari satu atau lebih pertanyaan yang diajukan, maka pengambil keputusan dapat mencoba untuk merevisi tindakan yang diusulkan untuk menghapus atau mengurangi jawaban negatif itu. Pendekatan Standar Moral Tradisional Standar Moral Utilitarian: Memaksimalkan keuntungan bersih bagi masyarakat Hak-hak Individu: Dihormati dan dilindungi Keadilan: Distribusi manfaat dan beban yang adil Pertanyaan dari Keputusan yang diusulkan Apakah tindakan tersebut memaksimalkan manfaat sosial dan meminimalkan luka sosial? Apakah tindakan tersebut konsisten dengan hak setiap orang? Apakah tindakan tersebut membawa kita pada sebuah distribusi yang adil dari manfaat dan beban? Dari tabel di atas terlihat bahwa kepuasan prinsip utilitarian dinilai melalui pertanyaan yang berfokus pada analisis biaya manfaat atau analisis risiko-manfaat, bukan hanya dilihat dari keuntungan. Selain itu, pemeriksaan tentang bagaimana keputusan yang diusulkan dapat menghormati hak-hak individu terlihat dari dampaknya terhadap keputusan mengenai hakhak setiap pemangku kepentingan. Pendekatan standar moral tradisional tidak secara khusus 2
4 memberikan kajian yang mendalam tentang motivasi bagi keputusan yang terlibat, kebijakan atau karakter yang diharapkan. Pendekatan Pastin Tradisional Aspek Kunci Etika aturan dasar Etika titik akhir Etika peraturan Etika kontrak sosial Tujuan Pemeriksaan Untuk: Menjelaskan sebuah organisasi atau aturan dan nilai-nilai individu Menentukan manfaat bersih yang paling baik untuk semua pihak Menetukan batasan-batasan yang harus dipertimbangkan seseorang atau organisasi sesuai dengan prinsip-prinsip etis Menentukan cara bagaimana memindahkan batasan-batasan demi menghapuskan kekhawatiran atau konflik Pendekatan Pastin Tradisional, yaitu: Etika aturan dasar yang digunakan untuk menangkap gagasan bahwa individu dan organisasi memiliki aturan-aturan dasar atau nilai-nilai fundamental yang mengatur perilaku mereka atau perilaku yang diharapkan. Jika keputusan dianggap menyinggung nilai-nilai ini, kemungkinan akan terjadi kekecewaan atau balas dendam. Namun, hal ini dapat menyebabkan pemberhentian atau pemutusan kerja seorang pegawai yang bertindak tanpa memahami dengan baik aturan dasar etika organisasi. Pastin mengusulkan agar dilakukan pemeriksaan terhadap keputusan atau tindakan masa lalu. Pendekatan ini disebut rekayasa balik sebuah keputusan untuk melihat bagaimana dan mengapa keputusan tersebut dibuat. Etika titik akhir menampilkan konsep utilitarianisme dan menggambarkan kesulitan fokus analisis jangka pendek. Aturan etika digunakan untuk menunujukkan nilai aturan yang muncul akibat penggunaan prinsip-prinsip etis yang valid terhadap dilema etika. Dalam hal ini prinsipprinsip etika yang valid melibatkan penghormatan dan perlindungan hak-hak iindividu dan prinsip-prinsip seperti Perlakukanlah orang lain sebagaimana anda ingin diperlakukan. Etika kontrak sosial yang disatukan dengan konsep kejujuran. Pastin menunjukkan bahwa perumusan keputusan yang diusulkan kedalam kontrak imajiner akan sangat membantu karena memungkinkan para pengambil keputusan untuk bertukar tempat dengan pemangku kepentingan yang akan terkena dampak. Dengan tindakan ini dapat dilihat apakah dampaknya cukup wajar untuk dimasukkan kedalam kontrak. 3
5 Memperluas dan Memadukan Pendekatan Tradisional Hal ini dilakukan karena masalah etika yang muncul mungkin tidak sesuai dengan salah satu pendekatan. Oleh karena itu, dapat dikombinasikan satu pendekatan dengan yang lainnya. Memodifikasi Pendekatan Tradisional, Analisis Dampak Pemangku Kepentingan Mengapa mempertimbangkan Harapan Motivasi dan Perilaku? Suatu analisis etika yang komperehensif harus melebihi pendekatan tradisional Tucker, Velasques dan Pastin untuk menggabungkan penilaian tentang motivasi, kebajikan dan karakter yang terlibat dalam perbandingan dengan apa yang diharapkan oleh para pemangku kepentingan. Motivasi yang didasarkan pada kepentingan pribadi dapat menghasilkan keputusan yang tidak etis ketika pedoman diri atau pengawasan eksternal tidak memadai. Pengawas eksternal tidak mungkin menangkap semua keputusan perusahaan sebelum pelaksanaan keputusan tersebut. Oleh karena itu penting bagi karyawan untuk memahami motivasi pembuatan keputusan dari perspektif pemangku kepentingan. Akibatnya, para pembuat keputusan harus mempertimbangkan motivasi dan perilaku yang diharapkan oleh para pemangku kepentingan. Penilaian Etis Motivasi dan Perilaku Proses penilaian dampak pemangku kepentingan menawarkan kesempatan untuk menilai motivasi yang mendasari keputusan atau tindakan yang diusulkan. Apakah motivasi pengambil keputusan cenderung etis atau tidak. Pendekatan Komprehensif untuk EDM Pertimbangan Konsekuensialisme Hak-hak, tugas atau deontologi Kejujuran/kesetaraan atau Keadilan Harapan kebajikan atau Etika kebijakan Uraian Keputusan yang diusulkan akan menghasilkan keuntungan lebih besar dari biaya Keputusan yang diusulkan tidak menyinggung hak para pemangku kepentingan, termasuk pengambil keputusan Disribusi manfaat dan beban harus adil Motivasi untuk keputusan harus mencerminkan ekspektasi kebajikan 4
6 Keempat pertimbangan harus dipenuhi agar sebuah keputusan dianggap etis. Kesimpulannya, dalam rangka untuk memastikan analisis EDM yang komprehensif, penilaian motivasi, kebajikan dan sifat karakter yang diharapkan harus ditambahkan pada pendekatan tradisional sehingga menghasilkan 5 pertanyaan modifikasi atau pendekatan lainnya yang dimodifikasi. Permasalahan Lainnya Dalam Pengambilan Keputusan Etis 1. Masalah Bersama Masalah bersama mengacu pada kesenjangan atau mengetahui penggunaan aset atau sumber daya yang dimiliki bersama secara berlebihan. 2. Mengembangkan Aksi yang Lebih Etis Terkadang direktur, eksekutif atau akuntan professional akan mengalami kelumpuhan keputusan akibat kompleksitas analisis atau ketidakmampuan untuk menentukan pilihan maksimal karena alasan ketidakpastian, kendala waktu dan sebab lainnya. 3. Kekeliruan Umum dalam Pengambilan Keputusan Etis Diantaranya yaitu: Menyetujui budaya perusahaan yang tidak etis Salah menafsirkan harapan masyarakat. Banyak eksekutif salah mengira bahwa tindakan tidak etis dapat diterima karena: - Ini dunia dimana anjing makan anjing - Semua orang melakukannya - Jika saya tidak melakukannya, orang lain akan melakukannya - Saya bebas dari beban tanggung jawab karena itu perintah atasan Berfokus pada keuntungan jangka pendek dan dampak pada pemegang saham Berfokus hanya pada legalitas Batas keberimbangan (fokus pengambil keputusan harusnya pada keadilan untuk semua pemangku kepentingan) Batas untuk meneliti hak (meneliti dampak pada keseluruhan hak semua kelompok pemangku kepentingan) Konflik kepentingan Keterkaitan diantara pemangku kepentingan 5
7 Kegagalan untuk mengidentifikasi semua kelompok pemangku kepentingan. Kegagalan untuk membuat peringkat kepentingan tertentu dari para pemangku kepentingan Mengacuhkan kekayaan, keadilan atau hak. Kegagalan untuk mempertimbangkan motivasi untuk keputusan. Kegagalan untuk mempertimbangkan kebajikan yang diharapkan untuk ditunjukkan Langkah-langkah menuju sebuah keputusan Etis 1. Identifikasi fakta dan semua kelompok pemangku kepentingan serta kepentingan yang mungkin akan terpengaruh. 2. Membuat peringkat para pemangku kepentingan serta kepentingan mereka. 3. Menilai dampak dari tindakan yang diusulkan pada setiap kepentingan pihak yang berkepentingan Tujuh langkah menuju sebuah keputusan etis menurut American Accounting Association (1993) yaitu: 1. Tentukan fakta-apa, siapa, dimana, kapan dan bagaimana 2. Menetapkan isu etis 3. Mengidentifikasi prinsip-prinsip utama, aturan dan nilai-nilai 4. Tentukan alternative 5. Bandingkan nilai-nilai dan alternatif, serta melihat apakah muncul keputusan yang jelas 6. Menilai konsekuensi 7. Membuat keputusan anda. 6
8 Analisis Biaya Manfaat Manajemen perusahaan makin meningkatkan kesadarannya bahwa keputusan bisnis sering kali memiliki dampak yang tidak dapat diukur dengan mudah menggunakan analisis akuntansi tradisional. Pemerintah dan kelompok-kelompok kepentingan khusus dengan cepat menunjukkan bahwa banyak biaya yang dihasilkan dari keputusan bisnis tidak tercermin dalam (atau yang diluar) laporan perusahaan. Polusi kerusakan misalnya harus ditanggung oleh pihak lain, bukan oleh perusahaan yang menyebabkan masalah. Dapat dimengerti, jika kemudian, eksekutif perusahaan mencari teknik analisis yang memperhitungkan biaya dan manfaat eksternaltersebut ketika mereka berunding tentangkebijakan perusahaan. Tak pelak lagi mereka mereka meminta kepada akuntan mereka untuk mengembangkan analisis biayamanfaat yang diperlukan untuk melengkapi proyek tingkat pengembalian yang biasa dilakukan. Analisis biaya-manfaat (ABM) dapat digunakan untuk: a. Menentukan proyek apa yang harus dilakukan b. Untuk memantau kinerja sebuah perusahaanatau proyek Penggunaan analis biaya manfaat, dibagi menjadi 2 yakni: 1. Organisasi sektor swasta dukungan untuk subsidi pemerintah, hibah atau tarif. Perkiraan dampak pencemaran terhadap masyarakat Penilaian waktu karyawan yang dihabiskan untuk kegiatan publikevaluasi alokasi sumber daya untuk proyek-proyek atau kampanye kepentingan umum Dukungan untuk klaim kerusakan yang timbul dari hilangnya nyawa, mata, tungkai dan lain-lain. Perhitungan waktu luang. 2. Organisasi sektor publik Evaluasi alternative program social mengarah pada alokasi sumber daya untuk: Program kesehatan Program pendidikan Fasilitas rekreasi Proyek konservasi Proyek-proyek perbaikan transportasi 7
9 Perumusan peraturan untuk pengendalian polusi Kekurangan Data Akuntansi Tradisional Adapun kekurangan data akuntansi tradisional jika dibandingkan dengan analisis biaya manfaat memiliki kelemahan yaitu 1. Hal ini berfokus pada tindakan masa lalu, yang tidak relefan untuk tindakan masa depan dalam pengambilan keputusan. 2. Tidak memperhitungkan factor-faktor eksternal. 3. Mempertimbangkan beberapa sumber daya sebagai sumber daya bebas atau tanpa biaya. 4. Fokusnya jauh lebih sempit, selalu berhubungan dengan kepentingan pemegang saham, bukan kepentingan pemangku kepentingan (atau masyarakat). Teknik Analisis Biaya-Manfaat Daripada menggunakan keterangan normal seperti pendapatan, beban, dan laba bersih, terminology yang dipakai dalam ABM adalah keuntungan, biaya, dan kelebihan manfaat atas biaya. Konsep ABM tentang manfaat dan biaya lebih luas dari pendapatan dan biaya, karena meraka memperhitungkan nilai-nilai eksternal masa depan sampai sekarang. Proyek harus dilakukan jika manfaatnya melebihi biaya atau rasio keuntungan/ biaya lebih besar dari satu. Tingkat Diskon Uang yang digunakan untuk membiayai proyek menjadi tertahan untuk kegunaan lain. Dengan demikian, biaya tersebut secara tepat diukur dengan menghitung biaya kesempatan yang dilewatkan, apakah itu adalah tingkat imbal marginal setelah pajak yang hilang dari investasi lain atau harga konsumen akan bersedia membayar penundaan konsumsi mereka. Hasil studi ABM biasanya didiskontokan pada tingkat marginal rata-rata tertimbang berdasarkan proyeksi sumber-sumber pembiayaan yang digunakan. Pengukuran Biaya Dan Manfaat Meskipun terdapat masalah dalam memilih tingkat potongan yang tepat, ini merupakan masalah kecil dibandingkan dengan kesulitan untuk mengidentifikasi dan mengukur biaya tahunan masa depan dan keuntungan (itu sendiri). 8
10 Sayangnya, banyak biaya dan manfaat tidak dapat ditentukan secara langsung, dan pengganti atau cara tidak langsung harus digunakan untuk memperkirakan nilai yang terlibat, meskipun diakui hamper tidak mungkin menangkap semua karakteristik dari niali pengganti. Kekurangan Dari Analisis Biaya Manfaat Beberapa akuntan berpendapat bahwa anggaran biaya manfaat terlalu jauh dari misi tradisional mereka yang cukup bernilai untuk dipelajari akan tetapi argument ini tidak melihat kelanjutan dari anggaran biaya manfaat yang telah digunakan sebelum tahun 1844, keunggulan anggaran biaya manfaat dalam mengatur keputusan pemerintah. Selain itu kecenderungan yang jelas adalah bahwa tehnik anggaran biaya manfaat akan dipakai di sector swasta untuk memberikan focus dalam pengambilan keputusan program-progam perusahaan yang berdampak pada masyarakat. Akuntan secara tradisional telah mengasumsikan peran pokok dalam menyediakan data untuk keputusan di sector swasta dan jika posisi ini harus dipertahankan itu adalah kepentingan terbaik akuntan untuk mengenal dengan baik tehnik ABM dan kekurangannya. Selain itu akuntan sering terlibat langsung dengan keputusan ABM di sector public, mereka akan membuat keputusan yang kurang terampil atau untuk menantang proposal spesifik ABM secara efektif, kecuali mereka menyadari tehnik ABM yang relefan. Alas an kami menekankan pentingnya saran informasi akan menjadi lebih jelas ketika berbagai kekurangan dan keseriusan ABM dipahami. Kekurangan dapat dikelompokkan menjadi tiga katagori yaitu: Pilihan yang tersedia untuk yang mempersiapkannya (preparer). Kendala yang harus dipertimbangkan oleh preparer dan pengguna. Masalah yang tidak dapat diatasi oleh ABM. Adapun kendala-kendala yang harus dipertimbangkan oleh preparerdan pengguna ABM maka penting jika proyek-proyek saling terpisah satu sama lain. Jika sedang dipertimbangkan proyek bersama, maka analisis ABM harus mencakup semua aspek proyek. Selain itu proyek yang diterima memenuhi persyaratan hukum dan sesuai dengan administrasi. Kadang-kadang kendala anggaran dihapus dan pembuat keputusan diberitahu untuk menghabiskan anggaran yang telah ditetapkan tanpa memperhatikan biaya kesempatan dari uang yang dibelanjakan. 9
11 Pilihan Yang Tersedia Pilihan yang banyak dan jika tidak terlalu akurat, akan menjadi bias bagi ABM sampai di titik dimana keputusan yang tidak bijaksana akan dihasilkan. Ada metode yang bisa mencegah biasdan tidak masuk akal, tapi pengambil keputusan pertama kali harus memahami apa saja potensi masalahnya. Sangat penting bahwa biaya kesempatan yang akurat diperkirakan untuk uang yang dipergunakan untuk membiayai setiap proyek ABM. Bias dapat masuk ke dalam ABM melalui pilihan buruk sebagai pengganti dan metode yang digunakan untuk mengukur nilai-nilai masyarakat Kendala-Kendala Sehubungan dengan kendala-kendala yang harus dipertimbangkan olepreparer dan pengguna ABM, maka penting proyek-proyek saling terpisah satu sama lain, atau jika sedang dipertimbangkan proyek bersama, maka analisis ABM harus mencakup semua aspek proyek. Selain itu, proyek yang dterima memenuhi persyaratan hukum dan sesuai dengan administrasi. Isu Yang Tidak Terselesaikan Pengambil keputusan ABM harus menyadari bahwa ada banyak isu yang tidak pernah dapat sepenuhnya diselesaikan dengan tehnik ABM. ABM tidak memperhitungkan masalah ekuitas, seperti kelayakan dari menghukum satu kelompok atas keuntungan kelompok lain. Abm Disini Untuk Tetap Dipakai Akuntansi tradisional tetap berharga, tetapi dalam masyarakat maju, organisasi harus menyadari dan memperhitungkan dampak eksternal mereka. Pemerintah sudah membuat pilihan social bagi kita semua berdasarkan analisis biaya manfaat. Oleh karena itu, akuntan disarankan untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang analisis biaya-manfaat beserta kekurangannya, atau jika tidak mereka akan kehilangan tempat mereka sebagai tangan kanan dari pengambil keputusan. 10
12 Analisis Etika Untuk Pemecahan Masalah Lingkungan (Graham Tucker, 1990) Saat ini tidak ada perusahaan yang dapat mengklaim dirinya etis, kecuali menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan hidup. Fokus dari konferensi ini adalah pada alat analisis etika dan pemecahan masalahyang dapat memberikan kerangka kerja praktis bagi tindakan. Sebelum menyelesaikan keputusan bisnis, eksekutif harus mengajukan serangkaian pertanyaan untuk memastikan pilihan terbaik yang akan dipilih untuk para pemegang saham, serta pemangku kepeentingan lainnya. Pertanyaan ini harus diajukan dalam urutan sebagai berikut untuk meneliti nilai-nilai yang ditampilkan: 1. Apakah menguntungkan? (nilai pasar) 2. Apaah legal (atau sah)? (nilai hukum) 3. Apakah adil? (nilai social) 4. Apakah benar (nilai pribadi) 5. Apakah pengembangan tersebut akan berkelanjutan? (nilai lingkungan) Fokus pada nilai-nilai sangat penting untuk analisis yang tepat dari keputusan bisnis karena moralitas, yang menjadi makin penting untuk kesehatan perusahaan dan masyarakat tidak dapat diundangkan. Fokus ini bergantung pada system nilai pemimpin perusahaan dan karyawan. Saat ini tidak aman untuk menilai tindakan yang akan datang hanya pada kontribusinya terhadap laba, karena tindakan tersebut mungkin tidak sah di mata hukum, bahkan jika hal tersebut sah dan menguntungkan di mata hukum, masyarakat akan menghukum perusahaan jika tindakan tersebut dianggap tidak adil dan benar. Beberapa perbedaan penting Sangat penting bahwa kita membuat perbedaan penting (a) antara manajemen dan kepemimpinan dan (b) antara menjadi sah menurut hukum dan bersikap etis. Adanya perbedaan yang jelas di area ini banyak menimbulkan pikiran yang membingungkan dalam etika bisnis. Ketika para manajer sukses, biasanya itu karena mereka adalah individu dengan energy yang sangat tinggi, dan berkemauan yang keras yang tahu cara bermain dengan aturan permainan. Mereka secara efesien dan berfikir sendirian berupaya untuk mencapai tujuan organisasi. Akan tetapi mereka bisa jadi pemimpin dan bisa juga tidak. 11
13 Manajer sering merasa tidak berdaya untuk bertindak diluar peran yang ditentukan untuk mereka. Mereka merasa bahwa mereka tidak memiliki wewenang memengaruhi system. Otoritas perusahaan dapat memberi sanksi atas perilaku tidak etis. Dibutuhkan otoritas moral dari seorang pemimpin untuk mengubah system, dan hal ini sering dilihat sangat kurang dalam politik dan bisnis. Penilaian Keputusan Penilaian menunjukkan karakteristik berikut dihasilkan dari orang-orang yang memiliki nilai-nilai jelas atau tidak jelas NILAI YANG TIDAK JELAS Apatis Tidak bertanggung jawab Tidak konsisten Penggebala (tidak tetap) Tokoh pemeran Tidak dapat mengambil keputusan NILAI YANG JELAS Mengetahui siapa mereka Mengetahui apa yang merake mau Positif Penuh tujuan Antusias Dapat mengambil keputusan Baik secara individu maupun korporat adalah menguntungkan bagi kita untuk mengembangkan seperangkat niali yang jelas, karena nilai-nilai yang membingungkan akan menghasilkan keputusan etis yang membingungkan. Aturan-aturan Etika Analisis etika membawa kita pada dua konsep etika dasar, yang akan berlaku dalam studi kasus saat ini. Pertama adalah aturan etika, Tingkat aturan etika berikutnya terdiri atas aturan atau prinsip-prinsip yang keluar dari tradisi moral kita. Utilitarianisme atau etika Titik Akhir John Stuar Mill mengatakan bahwa, untuk menentukan apakah suatu tindakan benar atau salah, seorang harus berkonsentrasi pada kosekwensi yang mungkin terjadi-titik akhir atau hasil akhir. Apa manfaat terbesar bagi jumlah terbsar?. Hal ini mengarahkan pada analisis biaya-manfaat. Apakah manfaat membenarkan biaya?. Dan untuk analisis resiko manfaat: apakan manfaat tidak membenarkan resiko bisnis? 12
14 Dimuai dengan aturan-aturan etika dimana para pemangku kepentingan menguji keputusan dengan mengajukan pertanyaan: 1. Apakah legal (atau sah)? 2. Apakah adil? 3. Apakah benar 4. Apakah ramah lingkungan Kemudian pindah ke etika etik akhir yang berusaha memberikan manfaat terbesar bagi jumlah orang terbesar dan memaksa kita membuat perdagangan untuk mencapai kebaikan. 13
15 TINJAUAN PUSTAKA Brooks, Leonard J. & Paul Dunn Etika Bisnis dan Profesi: Untuk Direktur, Eksekutif, dan Akuntan. Edisi Kelima. Buku Satu. Terjemahan oleh Kanti Pertiwi. Jakarta: Salemba Empat. 14
Pengambilan Keputusan Etis Praktis Brooks & Dunn (2004 : Chapter 4)
Pengambilan Keputusan Etis Praktis Brooks & Dunn (2004 : Chapter 4) Pendekatan dalampengambilan Keputusan Etis Pendekatan Analisis etis untuk pemecahan masalah: Analisis Filosofis Analisis Dampak Pemangku
Lebih terperinciMenjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari
Kode Etik Global Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Takeda Pharmaceutical Company Limited Pasien Kepercayaan Reputasi Bisnis KODE ETIK GLOBAL TAKEDA Sebagai karyawan Takeda, kami membuat keputusan
Lebih terperinciKODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS
KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS Kode Etik Global Performance Optics adalah rangkuman harapan kami terkait dengan perilaku di tempat kerja. Kode Etik Global ini mencakup beragam jenis praktik bisnis;
Lebih terperinciMANAGEMENT. (Chapter 2)
MANAGEMENT (Chapter 2) SUMMARY MID TERM EXAM 2013/2014 Chapter 2 Pandangan Omnipotent (Mumpuni) dan Simbolis terhadap Manajemen Omnipotent View of Management Pandangan bahwa para manajer bertanggung jawab
Lebih terperinciKompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi
Kompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi A. Akuntansi sebagai Sistem Informasi Akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis karena akuntansi dapat memberikan informasi
Lebih terperinciPengantar Bisnis. Etika Bisnis dan Faktor yang Mempengaruhi Tanggung Jawab Sosial. Amir Abdat, SE, MM. Modul ke: 03Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Modul ke: 03Fakultas Fatmah Ekonomi dan Bisnis Pengantar Bisnis Etika Bisnis dan Faktor yang Mempengaruhi Tanggung Jawab Sosial Amir Abdat, SE, MM Program Studi S1 Akuntansi www.mercubuana.ac.id Etika
Lebih terperinciKode Perilaku VESUVIUS: black 85% PLC: black 60% VESUVIUS: white PLC: black 20% VESUVIUS: white PLC: black 20%
Kode Perilaku 2 Vesuvius / Kode Perilaku 3 Pesan dari Direktur Utama Kode Perilaku ini menegaskan komitmen kita terhadap etika dan kepatuhan Rekan-rekan yang Terhormat Kode Perilaku Vesuvius menguraikan
Lebih terperinciKEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Pesan dari Pimpinan Indorama Ventures Public Company Limited ("Perusahaan") percaya bahwa tata kelola perusahaan adalah kunci untuk menciptakan kredibilitas bagi Perusahaan.
Lebih terperinciEtika Profesional Komputer
Kode Etik Profesional Komputer Dua Asosiasi besar komputer telah merumuskan kode etik bagi para profesional bidangnya IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) dan ACM (Association for Computing
Lebih terperinciStandar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan
SA 0 Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 0:0: AM STANDAR AUDIT 0 TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERKAIT DENGAN KECURANGAN DALAM SUATU AUDIT
Lebih terperinciKD 5.1. Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi
KD 5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi Akuntansi sebagai Sistem Informasi Akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis karena akuntansi dapat memberikan informasi penting mengenai
Lebih terperinciBagian 4 Pengambilan Keputusan Berbasis Etika materi ini dapat diunduh di
Bagian 4 Pengambilan Keputusan Berbasis Etika materi ini dapat diunduh di www.ebp.yolasite.com 1 Keputusan Berbasis Etika Skandal bisnis yang dilakukan sejumlah perusahaan besar di AS (Enron, Arthur Andersen,
Lebih terperinciMODUL BAHAN AJAR TUGAS [ETIKA PROFESI] Modul 2. Dosen: Elyas Palantei, ST., M.Eng., Ph.D
MODUL BAHAN AJAR TUGAS [ETIKA PROFESI] Modul 2 Dosen: Elyas Palantei, ST., M.Eng., Ph.D PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015 1 2
Lebih terperinciStandar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan
SA 0 Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 :0: AM STANDAR AUDIT 0 Pengendalian mutu untuk audit atas laporan keuangan (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan
Lebih terperinciAdministrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original
Tata Tertib Semua unit Misi KONE adalah untuk meningkatkan arus pergerakan kehidupan perkotaan. Visi kita adalah untuk Memberikan pengalaman terbaik arus pergerakan manusia, menyediakan kemudahan, efektivitas
Lebih terperinciStandar Audit SA 570. Kelangsungan Usaha
SA 0 Kelangsungan Usaha SA paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 KELANGSUNGAN USAHA (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk
Lebih terperinciBagian 1. Tanggung Jawab Kewajiban Kepada Konsumen
LG Kode Etik Kita, di LG, saling berbagi dan percaya pada 2 kunci filosofi perusahaan yakni Menciptakan nilai bagi pelanggan dan Manajemen yang menjunjung martabat manusia. Berdasarkan filosofi ini dan
Lebih terperinciPedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal
1. Definisi a) Audit Internal adalah suatu kegiatan pemberian keyakinan dan konsultasi yang bersifat independen dan objektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan,
Lebih terperinci- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT
- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK
Lebih terperinciPEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT
PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT TAHUN 2016 PIAGAM KOMITE AUDIT PT GAJAH TUNGGAL TBK A. DASAR HUKUM PEMBENTUKAN 1. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.04/2015 Tentang Pembentukan dan Pedoman Kerja
Lebih terperinciPERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER
PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER Kami meyakini bahwa bisnis hanya dapat berkembang dalam masyarakat yang melindungi dan menghormati hak asasi manusia. Kami sadar bahwa bisnis memiliki tanggung
Lebih terperinciKEBIJAKAN ANTIKORUPSI
Kebijakan Kepatuhan Global Maret 2017 Freeport-McMoRan Inc. PENDAHULUAN Tujuan Tujuan dari Kebijakan Antikorupsi ini ("Kebijakan") adalah untuk membantu memastikan kepatuhan oleh Freeport-McMoRan Inc ("FCX")
Lebih terperinciPIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )
PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) DAFTAR ISI I. DASAR HUKUM II. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG III. ATURAN BISNIS IV. JAM KERJA V. RAPAT VI. LAPORAN DAN TANGGUNG JAWAB VII. KEBERLAKUAN
Lebih terperinciPiagam Audit Internal. PT Astra International Tbk
PT Astra International Tbk Agustus 2016 PIAGAM AUDIT INTERNAL I. Visi & Misi Visi Misi Visi 2020 Menjadi Kebanggaan Bangsa Grup Astra diakui memiliki standar kelas dunia dalam hal tata kelola perusahaan,
Lebih terperinciPENDEKATAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
PENDEKATAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS Kerangka Kerja Pengambilan Keputusan Etis Sebagai respons terhadap keputusan yang dapat dipertahankan secara etis, kerangka ini menyertakan persyaratan tradisional
Lebih terperinciFreeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok. Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014
Freeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014 Daftar Isi Daftar Isi... 2 Kode Perilaku Pemasok... 3 Pendahuluan... 3 Hak Asasi Manusia dan Tenaga
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter) PENDAHULUAN
PIAGAM KOMITE AUDIT (Audit Committee Charter) PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan, Dewan Komisaris ( Dewan ) melakukan pengawasan atas kebijaksanaan pengurusan, jalannya pengurusan
Lebih terperinciPemangku Kepentingan, Manajer, dan Etika
Modul ke: Pemangku Kepentingan, Manajer, dan Etika Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational Theory, Design,
Lebih terperinciKode Etik. Etika Profesi dan Rekayasa #3 Dian Retno Sawitri
Kode Etik Etika Profesi dan Rekayasa #3 Dian Retno Sawitri Proyek Rapid Transport (Case Bay Area di California) Bulan Maret 1972, tiga insinyur Holger Hsortvang, Max Blakenzee, dan Robert Bruder, Bekerja
Lebih terperinci02FEB. Template Standar Business Ethics and Good Governance
Modul ke: Fakultas 02FEB Template Standar Business Ethics and Good Governance Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata
Lebih terperinciPIAGAM AUDIT INTERNAL
PIAGAM AUDIT INTERNAL Latar Belakang Unit Audit Internal unit kerja dalam struktur organisasi Perseroan yang dibentuk untuk memberikan keyakinan yang memadai dan konsultasi yang bersifat independen dan
Lebih terperinciPiagam Audit Internal. PT Astra International Tbk
Piagam Audit Internal PT Astra International Tbk Desember 2010 PIAGAM AUDIT INTERNAL 1. Visi dan Misi Visi Mempertahankan keunggulan PT Astra International Tbk dan perusahaanperusahaan utama afiliasinya
Lebih terperinciPrinsip-Prinsip Perilaku Korporasi
Ditetapkan September 2005 Direvisi April 2012 Direvisi Oktober 2017 Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi Epson akan memenuhi tanggung jawab sosialnya dengan melaksanakan prinsip prinsip sebagaimana di bawah
Lebih terperinciAgung Nugroho Soedibyo
Etika Profesi dan Tata Kelola Korporat Sistem Informasi dan Pengendalian Internal Pelaporan Korporat Agung Nugroho Soedibyo 23 Juni 2016 Kompetensi Utama CA CA memiliki kapabilitas dan kompetensi dalam
Lebih terperinciStandar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor
SA 0 Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA Paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 0 penggunaan PEKERJAAN PAKAR AUDITOR (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada
Lebih terperinciPedoman Perilaku. Nilai & Standar Kita. Dasar Keberhasilan Kita. Edisi IV
Pedoman Perilaku Nilai & Standar Kita Dasar Keberhasilan Kita Edisi IV Perusahaan Kita Sejak awal, perjalanan MSD dituntun oleh keyakinan untuk melakukan hal yang benar. George Merck menegaskan prinsip
Lebih terperinci2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg
No.1748, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DKPP. Kode Etik dan Pedoman Perilaku. PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK DAN
Lebih terperinciNilai dan Kode Etik Pirelli Group
Nilai dan Kode Etik Pirelli Group Identitas Pirelli Group secara historis dibentuk oleh seperangkat nilai yang selama bertahun-tahun berusaha untuk dicapai dan dijaga oleh kami. Selama bertahun-tahun
Lebih terperinciS P E E THE CODE OF M Y BUSINESS CONDUCT J E P A S S
N T R E S P E O J E M Y N E THE CODE OF BUSINESS CONDUCT N O I S S C T P A PESAN UNTUK SELURUH KARYAWAN HEINEKEN telah berkembang menjadi produsen bir global terkemuka dan Heineken menjadi merek bir paling
Lebih terperinciStandar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan
SA 0 Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN ATAS PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN
Lebih terperinci7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)
7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO 9001 2015 (versi lengkap) diterjemahkan oleh: Syahu Sugian O Dokumen ini memperkenalkan tujuh Prinsip Manajemen Mutu. ISO 9000, ISO 9001, dan standar manajemen mutu terkait
Lebih terperinciEtika & Tanggung Jawab Sosial
Manajemen Bisnis Internasional Etika & Tanggung Jawab Sosial Adhiatma Nanda Wardhana Irfan Dwi Nurfianto Etika itu apa ya? Studi atas proses pembelajaran yang melibatkan pemahaman moralitas, sementara
Lebih terperinciPERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN
PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang:
Lebih terperinciPT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk.
Halaman = 1 dari 10 PIAGAM Komite Audit PT Malindo Feedmill Tbk. Jakarta Halaman = 2 dari 10 DAFTAR ISI Halaman I. Tujuan 3 II. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit 3 III. Hak dan Kewenangan Komite Audit
Lebih terperinciPIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )
PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) DAFTAR ISI I. DASAR HUKUM II. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG III. ATURAN BISNIS IV. JAM KERJA V. RAPAT VI. LAPORAN DAN TANGGUNG JAWAB VII.
Lebih terperinciPEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI
PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI mencakup: A. Komposisi, Kriteria, dan Independensi Direksi B. Masa Jabatan Direksi C. Rangkap Jabatan Direksi D. Kewajiban, Tugas, Tanggung Jawab
Lebih terperinciPedoman Perilaku dan Etika Bisnis
Pedoman Perilaku dan Etika Bisnis Tanggal Mulai Berlaku: 2/28/08 Menggantikan: 10/26/04 Disetujui Oleh: Dewan Direksi TUJUAN PEDOMAN Memastikan bahwa praktik bisnis Perusahaan Mine Safety Appliances ("MSA")
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan alat informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akuntansi sektor publik terkait dengan tiga hal pokok, yaitu : penyediaan informasi, pengendalian manajemen, dan akuntabilitas. Akuntansi sektor publik merupakan
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT. PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH DEWAN KOMISARIS PT WAHANA OTTOMITRA MULTIARTHA TBK TANGGAL 11 DESEMBER 2017 Daftar Isi 1. Latar Belakang... 3 2. Fungsi, Tugas dan Tanggung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan. Keberlanjutan perusahaan (corporate sustainability) akan terjamin
Lebih terperinciDAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk
DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Halaman I. Pembukaan 1 II. Kedudukan 2 III. Keanggotaan 2 IV. Hak dan Kewenangan 4 V. Tugas dan Tanggungjawab 4 VI. Hubungan Dengan Pihak Yang
Lebih terperinciDAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3
DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT Halaman I Pendahuluan 1 II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1 III Kedudukan 2 IV Keanggotaan 2 V Hak dan Kewenangan 3 VI Tugas dan Tanggung Jawab 4 VII Hubungan Dengan Pihak
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga
Lebih terperinciPEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN
P T Darma Henwa Tbk PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PT Darma Henwa Tbk DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 BAB I PENGANTAR. 4 1. Mengenal Good Corporate Governance (GCG) 4 2.
Lebih terperinci-2- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Penjaminan adalah kegiatan pemberian jaminan oleh
No.8, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Lembaga Penjamin. Tata Kelola Perusahaan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6015) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN
Lebih terperinciA Critical Review of Accounting Standard Setting and the Role of Government from 1980 to 1990
A Critical Review of Accounting Standard Setting and the Role of Government from 1980 to 1990 Robert Day Di Inggris, peran negara dalam peraturan akuntansi telah ambivalen untuk beberapa dekade. Di satu
Lebih terperinciOUTLINE. 1. Pendahuluan. 2. Kode Etik Akuntan Profesional
2 OUTLINE 1. Pendahuluan 2. Kode Etik Akuntan Profesional 3 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Pemuktahiran Kode Etik IAI Kode Etik IAI 1998 Keputusan Menteri Keuangan No. 263/KMK.01/2014 tentang Penetapan IAI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, terutama dalam Era Globalisasi saat ini, membuat persaingan para pebisnis akan
Lebih terperinciPEDOMAN PERILAKU [CODE OF CONDUCT]
PEDOMAN PERILAKU [CODE OF CONDUCT] building a better Indonesia 1 PT Surya Semesta Internusa Tbk (yang selanjutnya disebut Perseroan ) memiliki Pedoman Perilaku sebagai dasar dan panduan bagi seluruh insan
Lebih terperinciINTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK
2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI
Lebih terperinciKode Etik. .1 "Yang Harus Dilakukan"
Kode Etik Kode Etik Dokumen ini berisi "Kode Etik" yang harus dipatuhi oleh para Direktur, Auditor, Manajer, karyawan Pirelli Group, serta secara umum siapa saja yang bekerja di Italia dan di luar negeri
Lebih terperinciPANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA
PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA PERATURAN PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK PANITIA PEMILIHAN
Lebih terperinciKEBIJAKAN HADIAH, HIBURAN DAN PEMBERIAN. 1. Untuk Pelanggan, Pemasok, Mitra bisnis dan Pemangku kepentingan Eksternal.
KEBIJAKAN HADIAH, HIBURAN DAN PEMBERIAN Pemberian Hadiah/Penyediaan Hiburan 1. Untuk Pelanggan, Pemasok, Mitra bisnis dan Pemangku kepentingan Eksternal. 1. Semua pemberian hadiah harus sesuai dengan kebijakan
Lebih terperinciKode Etik PT Prasmanindo Boga Utama
Kode Etik PT Prasmanindo Boga Utama POL-GEN-STA-010-00 Printed copies of this document are uncontrolled Page 1 of 9 Kode Etik PT PBU & UN Global Compact Sebagai pelopor katering di Indonesia, perusahaan
Lebih terperinciKode Etik. .1 "Yang Harus Dilakukan"
Kode Etik Kode Etik Dokumen ini berisi "Kode Etik" yang harus dipatuhi oleh para Direktur, Auditor, Manajer, karyawan Pirelli Group, serta secara umum siapa saja yang bekerja di Italia dan di luar negeri
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK
- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.906, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA. Pemilu. Penyelenggara Kode Etik. PERATURAN BERSAMA KOMISI PEMILIHAN UMUM, BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, DAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau keberhasilan perusahaan dalam menciptakan nilai tambah bagi. telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 1993).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era pasar bebas, informasi terutama informasi keuangan yang menggambarkan kinerja perusahaan digunakan untuk menilai kemampuan atau keberhasilan perusahaan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG STANDAR KOMPETENSI JABATAN MANAJERIAL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinci-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK
-1- LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /SEOJK.04/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN BERSAMA KOMISI PEMILIHAN UMUM, BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, DAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN 2012 NOMOR 11 TAHUN 2012 NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PENYELENGGARA
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk Komite Audit PT PP London Sumatra Indonesia Tbk ( Perusahaan ) dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan
Lebih terperinciLAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN
LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN - 1 - PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) ATAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan secara umum adalah berusaha menjaga kelangsungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan perusahaan secara umum adalah berusaha menjaga kelangsungan hidup perusahaan serta memaksimumkan tingkat laba dan nilai perusahaan. Kemampuan perusahaan
Lebih terperinciANGGARAN DASAR KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI
ANGGARAN DASAR KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Koperasi ini bernama KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut KOPERASI.
Lebih terperinciPertanyaan Kerap Diajukan
Pertanyaan Kerap Diajukan 1) Apa itu sebenarnya Situs Diskusi Etik Terbuka (Ethics Open Talk)? Situs Diskusi Etik Terbuka (Ethics Open Talk) memberikan kesempatan bagi Anda untuk mengangkat masalah etik
Lebih terperinciDireksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN
Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20.. TENTANG LAPORAN PENERAPAN
Lebih terperinciKode Etik Bisnis Pemasok Smiths
Kode Smiths Pengantar dari Philip Bowman, Kepala Eksekutif Sebagai sebuah perusahaan global, Smiths Group berinteraksi dengan pelanggan, pemegang saham, dan pemasok di seluruh dunia. Para pemangku kepentingan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. didirikan berdasarkan akta pendirian Perusahaan sebagaimana diumumkan dalam Berita negara RI No. 95 tanggal 27 Nopember 1992, tambahan Nomor
Lebih terperinciKebijakan Manajemen Risiko
Kebijakan Manajemen Risiko PT Indo Tambangraya Megah, Tbk. (ITM), berkomitmen untuk membangun sistem dan proses manajemen risiko perusahaan secara menyeluruh untuk memastikan tujuan strategis dan tanggung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan kekayaan pemegang saham melalui peningkatan kinerja
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau memaksimalkan kekayaan pemegang
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.996, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Manajemen Risiko. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR
Lebih terperinciPedoman Kerja Komite Audit
Pedoman Kerja Komite Audit PT Erajaya Swasembada Tbk & Entitas Anak Berlaku Sejak Tahun 2015 Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris wajib membentuk
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : B11. 5603 / Etika Bisnis dan CSR Revisi ke : - Satuan Kredit Semester : 3 (tiga) SKS Tgl revisi : Jml Jam kuliah : 180 menit
Lebih terperinciSURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20.. TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK
Yth. Direksi Emiten atau Perusahaan Publik di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20.. TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK Sehubungan dengan Peraturan
Lebih terperinciPesan CEO. Rekan kerja yang terhormat,
Pesan CEO Rekan kerja yang terhormat, Tradisi bisnis Zuellig Pharma di Asia, yang kita emban selama puluhan tahun dalam melayani para mitra dan para pemangku jabatan dalam bidang kesehatan, dibangun di
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN
Lebih terperinciTantangan Manajemen. Teknologi. Informasi. Sistem. Informasi. Konsep-konsep Dasar
KONSEP KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS Teknologi informasi, termasuk sistem informasi berbasis internet, memainkan peranan penting dalam bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis
Lebih terperinciBussiness Ethic and Good Governence ( Philosophical Ethics and Business )
Bussiness Ethic and Good Governence ( Philosophical Ethics and Business ) Dr.H. Ahmad Badawi Saluy, SE.,MM www.mercubuana.ac.id Teori Etika dan Pendekatan Pastin Tradisional Etika Aturan Dasar Untuk menjelaskan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang Mengingat : bahwa
Lebih terperinci2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te
No.298, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Perusahaan Publik. Pernyataan Pendaftaran. Bentuk dan Isi. Pedoman (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6166)
Lebih terperinciKode etik bisnis Direvisi Februari 2017
Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017 Kode etik bisnis Kode etik bisnis ini berlaku pada semua bisnis dan karyawan Smiths Group di seluruh dunia. Kepatuhan kepada Kode ini membantu menjaga dan meningkatkan
Lebih terperinciStandar Audit SA 450. Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit
SA 0 Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PENGEVALUASIAN ATAS KESALAHAN PENYAJIAN YANG DIIDENTIFIKASI SELAMA AUDIT (Berlaku efektif
Lebih terperinciNilai dan Kode Etik Pirelli Group
Nilai dan Kode Etik Pirelli Group Identitas Pirelli Group secara historis dibentuk oleh seperangkat nilai yang selama bertahun-tahun berusaha untuk dicapai dan dijaga oleh kami. Selama bertahun-tahun nilai-nilai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis a. Pengertian Auditing dan Internal Auditing Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang artinya mendengar. Orang yang melaksanakan
Lebih terperinciPERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA UNIVERSITAS JEMBER NOMOR 1 TAHUN 2017 tentang KODE ETIK KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA
PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA UNIVERSITAS JEMBER NOMOR 1 TAHUN 2017 tentang KODE ETIK KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA
Lebih terperinciETIKA BISNIS INTERNASIONAL. Week 5
ETIKA BISNIS INTERNASIONAL Week 5 Bisnis Internasional Bisnis internasional yakni bisnis yang kegiatannya melewati batas-batas negara. Definisi ini termasuk perdagangan internasional, pemanufakturan diluar
Lebih terperinciEtika Bisnis. Subandi. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep berwirausaha yang sukses mampu memberikan kenyamanan terhadap pesaing.
Modul ke: Etika Bisnis Mahasiswa mampu menjelaskan konsep berwirausaha yang sukses mampu memberikan kenyamanan terhadap pesaing Fakultas Ekonomi dan Bisnis Subandi Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinci