BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penetuan Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Aceh Selatan, yaitu di Kecamatan Tapaktuan. Daerah penelitian ditentukan secara purposive yaitu berdasarkan kriteria pada kecamatan - kecamatan tersebut dapat ditemui perusahaan sirup pala dengan tujuan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada agroindustri sirup pala di daerah tersebut agar dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian Metode Penentuan Sampel Metode yang digunakan untuk menentukan sampel adalah metode sensus, yaitu semua populasi dijadikan sempel.adapun besar sempel adalah sebanyak 7 pengusaha sirup pala. Tabel 5. Populasi dan Sampel No Nama Usaha Daerah 1 Usaha Dianti Gp. Hilir 2 Usaha Mestika Gp. Hilir 3 Usaha cahaya Rizki Gp. Padang 4 Usaha Melda Desa Batu itam 5 Usaha Yolanda Gp. Hilir 6 UD.Putri Naga Desa Batu itam 7 UD. Cahaya Air Berudang Dari Tabel 5. diatas diambil seluruh populasi sebanyak 7 perusahaan agroindustri sirup buah pala, dan Sampel yang diambil sebanyak 7 perusahaan

2 23 agroindustri sirup buah pala yang berada di Kabupaten Aceh Selatan, Kecamatan Tapak Tuan Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, dengan cara melakukan wawancara langsung dengan pengusaha agroindustri sirup buah pala dengan menggunakan kuisioner yang telah dipersiapkan Metode Analisis Data Untuk menyelesaikan masalah 1 digunakan analisis deskriptif dan masalah 2 digunakan analisis SWOT. Proses yang harus dilakukan dalam pembuatan analisis SWOT agar keputusan yang diperoleh lebih tepat perlu melalui berbagai tahapan sebagai berikut : 1. Tahap pengambilan data evaluasi faktor eksternal dan internal. 2. Tahap analisis yaitu pembuatan matriks internal, eksternal dan matriks SWOT. 3. Tahap pengambilan keputusan. Tahap pengambilan data ini digunakan untuk mengetahui faktor - faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi perusahaan dapat dilakukan dengan wawancara terhadap ahli perusahaan yang bersangkutan. Setelah mengetahui berbagai faktor dalam perusahaan maka tahap selanjutnya adalah membuat matriks internal dan eksternal.

3 24 Tabel 6. Matriks Faktor Strategi Internal dan Eksternal Faktor Strategi Internal & Eksternal Rating Bobot Kekuatan/Kelemahan Total Skor Kekuatan/Kelemahan 100 Peluang/Ancaman Total Skor Peluang/Ancaman 100 Sumber : Rangkuti, Skor (Rating x Bobot) Berdasarkan tabel berikut, tahapan yang dilakukan dalam menentukan faktor strategi adalah menentukan faktor - faktor yang menjadi kekuatan / kelemahan serta peluang / ancaman dalam kolom 1, lalu beri peringkat (rating) untuk setiap faktor pada kolom 2 berdasarkan respon sampel penelitian terhadap faktor-faktor tersebut, yaitu : Tabel 7. Peringkat (Rating) Faktor Internal dan Eksternal Rating Kategori Faktor Internal Faktor Eksternal 4 Sangat Setuju Kekuatan Peluang 3 Setuju Kekuatan Peluang 2 Tidak Setuju Kekuatan Peluang 1 Sangat Tidak Setuju Kekuatan Peluang 1 Sangat Setuju Kelemahan Ancaman 2 Setuju Kelemahan Ancaman 3 Tidak Setuju Kelemahan Ancaman 4 Sangat Tidak Setuju Kelemahan Ancaman Sumber Rangkuti, 1997.

4 25 Kemudian beri bobot masing - masing faktor tersebut yang jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1 pada kolom 3 dengan rumus seperti berikut : Kemudian yang terakhir, kalikan setiap bobot faktor dengan rating untuk mendapatkan skor dalam kolom 4 (Rangkuti, 1997). Matriks SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi oleh perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Dari matriks ini akan terbentuk empat kemungkinan alternatif strategi. Tabel 8. Matriks SWOT Eksternal Internal STRENGTHS (S) Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal WEAKNESSES (W) Tentukan 5-10 faktor kelemahan internal OPPORTUNITIES (O) Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal THREATHS (T) Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal Sumber: Rangkuti,1997 STRATEGI SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman STRATEGI WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

5 26 Keterangan : 1. Strategi SO Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar - besarnya. 2. Strategi ST Strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. 3. Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. 4. Strategi WT Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman (Rangkuti, 1997) Definisi dan Batasan Operasional Untuk memperjelas dan menghindari kesalah pahaman dalam penelitian ini, maka dibuat Defenisi dan Batasan Operasional sebagai berikut : Definisi : 1. Agroindustri sirup pala adalah industri yang berbahan baku utama dari produk pertanian sari tanaman buah pala. 2. Sirup pala adalah minuman olahan dari daging buah pala. 3. Strategi pemasaran adalah rencana tindakan yang hendak diikuti oleh manajer pemasaran yang berdasarkan atas analisa situasi dan tujuan perusahaan.

6 27 4. Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada didalam organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi langsung dan khusus pada perusahaan. 5. Lingkungan eksternal adalah suatu proses yang dilakukan oleh perencana strategi untuk memantau sektor lingkungan dalam menentukan peluang dan ancaman. Batasan Operasional : 1 Tempat penelitian adalah industri rumah tangga yang memproduksi sirup pala di Kabupaten Aceh Selatan, yaitu Kecamatan Tapak Tuan. 2 Waktu penelitian dilakukan pada Bulan Juni Tahun 2016.

7 28 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian Kabupaten Aceh Selatan merupakan salah satu dari 22 daerah kabupaten/kota di Provinsi Aceh terletak di pantai barat Pulau Sumatera secara geografis terletak antara Lintang Utara (LU) dan Bujur Timur (BT), dengan luas daerah 4.005,10 Km2 dengan batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Kab. Aceh Tenggara - Sebelah Selatan dengan Lautan India - Sebelah Barat dengan Kab. Aceh Barat Daya - Sebelah Timur dengan Kab. Subulussalam Secara umum Kabupaten Aceh Selatan beriklim tropis dan basah dengan curah hujan bervariasi sepanjang tahun sehingga pada musim kemarau hujan juga turun. Musim panas biasanya terjadi pada bulan Januari sampai dengan Agustus sedangkan musim hujan terjadi pada bulan September sampai bulan Desember. Kondisi Topografi, daerah Kabupaten Aceh Selatan sangat bervariasi dan sebahagian besar terdiri dari daerah pegunungan yang berbukit, 75% daerah hutan lebat dan batu-batuan terjal sedangkan 25% lagi adalah dataran rendah yang terdiri dari perkampungan, areal pertanian, rawa dan semak belukar.

8 Data Kependudukan Penduduk Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2012 tercatat jiwa (wibsite BPS Kab. Aceh Selatan), terdiri dari laki-laki dari jiwa dan perempuan jiwa dengan kepadatan rata-rata 51 jiwa/km2. Penduduk terbanyak berada di Kecamatan Tapak Tuan yaitu jiwa sedangkan penduduk yang sedikit jumlahnya di Kecamatan Trumon yaitu jiwa. Penduduk terpadat di Kecamatan Labuhanhaji yaitu jiwa/km2 dan yang Terjarang yaitu 9 jiwa/km Karakteristik Agroindustri Sirup pala Karakteristik sampel dalam penelitian ini meliputi umur, tingkat pendidikan, lama berusaha, serta luas lahan dan bangunan usaha. Secara rinci, karakteristik sampel pengusaha agroindustri sirup pala dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 9. Karakteristik Pengusaha Agroindustri Sirup pala Karakteristik Sampel Satuan Rataan Rentang Umur Tahun Tingkat Pendidikan Tahun Lama Usaha Tahun Luas Lahan Usaha m Luas Bangunan Usaha m Sumber: Analisis data primer, Lampiran 1

9 30 Dari tabel tersebut diketahui bahwa rata rata umur pengusaha agroindustri sirup pala adalah 49 tahun dengan rentang antara tahun. Di lihat dari tingkat pendidikan yang dijalani oleh pengusaha tersebut rata rata adalah 12 tahun, ini menunjukan bahwa pendidikan pengusaha sirup pala adalah tingkat SMA/sederajat sedangkan pengalaman berusaha di bidang agroindustri sirup pala tersebut rata rata adalah 11 tahun dengan rentang antara 4 24 tahun. Rata rata luas lahan usaha sirup pala adalah 169 m 2 dengan rentang antara m 2, sedangkan luas bangunan untuk memproduksi sirup pala rata-rata adalah 70 m 2 dengan rentang antara m Permodalan Modal usaha bagi pengusaha skala besar ataupun kecil merupakan unsur yang utama dalam mendirikan suatu usaha yang bertujuan untuk mendukung peningkatan pendapatan (profit) yang pada akhirnya akan meningkatkan taraf hidup pengusaha itu sendiri. Modal usaha berasal dari modal sendiri, modal keluarga, ataupun pinjaman dari lembaga keuangan (bank). Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha sirup pala di daerah penelitian, rata rata modal yang digunakan untuk mendirikan usaha adalah modal sendiri Harga Harga adalah biaya yang telah ditetapkan perusahaan karena penetapan harga jual berdasarkan jumlah biaya bahan baku yang dipakai untuk pembuatan sirup pala, sehingga pengusaha sirup pala baru bisa menentukan berapa keuntungan yang akan diperoleh dari pembuatan sirup pala. Berdasarkan hasil wawancara

10 31 dengan pengusaha sirup pala, harga jual sirup pala per botolnya di jual rata-rata sebesar Rp ,-sampai Rp , Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting dalam suatu kegiatan produksi. Tenaga kerja dalam usaha agroindustri sirup pala di daerah penelitian diperlukan untuk mengerjakan berbagai kegiatan produksi seperti buah pala dibuang bijinya, dicuci bersih dan dirajang halus, dibelender sampai encer, pengepresan dengan kain saring (diambil air sarinya), sari air buah pala diambil ditambah gula pasir lalu dipanaskan, aduk terus sampai kental kemudian didinginkan dan dimasukan kedalam botol yang bersih siap dipasarkan, dll. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan pengusaha sirup pala di daerah penelitian, rata rata jumlah tenaga kerja yang dipakai adalah 3 orang dengan rentang antara 2 4 orang. Jam kerja untuk memproduksi sirup pala rata rata dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore. Upah tenaga kerja pada industri ini adalah sebesar Rp /hari atau sekitar Rp /bulan Kualitas Produk Kualitas merupakan suatu standar mutu dimana setiap unsur saling berhubungan serta dapat mempengaruhi kinerja dalam memenuhi harapan pelanggan.kualitas bukan hanya menekankan pada aspek hasil akhir,yaitu produk dan jasa tetapi juga menyangkut kualitas manusia,kualitas proses,dan kualitas lingkungan.kualitas produk dapat ditinjau dari sudut pandang pemasaran diukur dengan persepsi pembeli.

11 Jumlah Buah Pala yang Dibutuhkan Pala dikenal sebagai tanaman rempah yang memiliki nilai ekonomis dan multiguna karena setiap bagian tanaman dapat dimanfaatkan dalam berbagai industri. Biji, fuli dan minyak pala merupakan komoditas ekspor dan digunakan dalam industri makanan dan minuman. Sirup buah pala merupakan salah satu bentuk olahan yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Hal ini merupakan sebuah peluang untuk sirup pala dalam bersaing dengan keberagaman jenis produk sirup buah lainnya di pasar Produksi Produksi adalah hasil yang diperoleh dari proses pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi. Proses pembuatan sirup pala yang dihasilkan oleh masingmasing pengusaha sirup pala. Berdasarakan hasil wawancara dengan pengusaha sirup pala per-produksinya bisa menghasilkan 50 botol sampai 100 botol Promosi Promosi adalah usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempublikasikan atau memperkenalkan produk kepada masyarakat atau konsumen. Berdasarkan hasil wawancara dan survei yang dilakukan promosi atau sistem penjualan sirup pala yang dilakukan hanya sampai kepada konsumen langsung ada juga pengusaha yang tidak pernah mempromosikannya, sehingga penjualan sirup pala masih dibilang lambat atau kurang berkembang dan sistem penjualan juga masih dikatagori lokal.

12 Teknologi Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana. Berdasarkan hasil wawancara dan survei yang dilakukan didaerah penelitian pengusaha sirup pala masih menggunakan teknologi yang tradisional Produk Olahan Pengolahan produk adalah kumpulan metode dan teknik yang digunakan untuk mengubah bahan mentah menjadi makanan dan minuman,menjadi bentuk lain untuk konsumsi atau oleh-oleh industri pengolahan makanan. Berdasarkan hasil wawancara dan survei yang dilakukan didaerah penelitian adanya produk olahan lain dari buah pala selain sirup buah pala yaitu, manisan buah pala, sari buah dll Kurangnya Kemitraan Kemitraan Usaha adalah jalinan kerjasama usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha kecil dengan pengusaha menengah/besar (Perusahaan Mitra) disertai dengan pembinaan dan pengembangan oleh pengusaha besar, sehingga saling memerlukan, menguntungkan dan memperkuat. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha sirup pala didaerah penelitian adalah kurangnya kemitraan pengusaha sirup pala dengan lembaga lain.

13 Bahan Baku Bahan baku sangat penting bagi perusahaan agroindustri yang mengolah suatu produk, karena bahan baku merupakan salah satu faktor penentu kualitas dari produk yang dihasilkannya. Bahan baku yang digunakan dalam memproduksi sirup pala harus berkualitas, yaitu tidak busuk dan segar. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan kualitas sirup pala yang baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha sirup pala didaerah penelitian, penyediaan bahan baku berupa buah pala cukup tersedia di kabupaten Aceh Selatan Pangsa Pasar Pangsa Pasar adalah wilayah tempat pemasaran hasil produk yang akan di jual ke wilayah-wilayah khusus. Berdasarkan hasil wawancara kepada pegusaha sirup pala pangsa pasar produk sirup pala masih di daerah Kabupaten Aceh Selatan saja sehingga masih banyak masyarakat atau konsumen belum mengetahui atau mengenal sirup pala tersebut. Sebenarnya peluang untuk pangsa pasar ekspor luar daerah Kabupaten Aceh Selatan sangat besar Berkhasiat Khasiat buah pala banyak yang tidak diketahui oleh orang. Hal itu dikarenakan pala hanya dikenal sebagai bumbu dan penyedap masakan. Pala adalah jenis rempah-rempah yang ada di Indonesia dan rempah-rempah tersebut hanya memanfaatkan bagian biji buah pala tersebut. Sedangkan daging buahnya sering diabaikan begitu saja.adapun khasiat pala adalah mengobati masuk angin,meredakan asam lambung,melancarkan peredaran darah. Pala adalah buah

14 35 yang langka, sebab tanaman pala tidak bisa dijumpai di seluruh wilayah Indonesia. Hanya wilayah-wilayah tertentu saja yang dikenal sebagai wilayah penghasil pala Prospek Prospek usaha merupakan gambaran tentang masa depan suatu produk atau perusahaan yang menunjukkan suatu harapan yang cerah dalam perkembangan usahanya atau kemajuan yang pesat. Berdasarkan hasil wawancara dari pengusaha sirup pala, prospek usaha sirup pala di daerah penelitian mempunyai keuntungan yang meyakinkan Bersaing Dengan Produk Lainnya Bersaing artinya adalah bila bisnis/produk Anda sama atau mirip dengan bisnis/produk milik orang lain. Berdasarkan hasil wawancara dari pengusaha sirup pala perusahaan agroindustri sirup pala di daerah penelitian bersaing dengan produk lainnya Pesaing Pesaing artinya adalah lawan yaitu antara besar dan kecil, maksudnya perusahaan yang ada di wilyah tertentu tidak hanya satu melainkan lebih dari satu. Berdasarkan hasil wawancara dari pengusaha sirup pala perusahaan pesaing agroindustri sirup pala di daerah penelitian masih sedikit dan masih bisa terjangkau antara agroindustri sirup pala yang lainnya Penggantian Musim Pergantian musim adalah perubahan iklim pada wilayah bisa musim panas dan bisa musim hujan. Dengan pergantian musim akan mempengaruhi hasil produksi buah pala. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha sirup pala

15 36 apabila terjadi musim panas produksi buah pala terjadi penurunan sedangkan pada musim hujan produksi buah pala mengalami kenaikan, sehingga pengaruh pergantian musim atau cuaca terhadap agroindustri sirup pala sangat berpengaruh pada proses produksi dan pemasaran produk Produk Olahan Pala merupakan salah satu komoditas ekspor penting, karena 60% kebutuhan pala dunia dipasok dari Indonesia. Buah ini dikenal sebagai tanaman rempah yang memiliki nilai ekonomis dan multiguna. Setiap bagian tanaman, mulai dari daging, biji,pala dapat dimanfaatkan untuk industri makanan, minuman maupun kosmetika. Daging buah pala berpotensi untuk diolah menjadi berbagai produk pangan, antara lain, manisan pala, dan sirup pala Selera Konsumen Selera konsumen setiap orang berbeda-beda. Setiap konsumen tiap daerah memiliki selera yang berbeda dalam hal makanan ataupun barang-barang. Adanya perbedaan selera jelas akan mempengaruhi konsumsi masyarakat terhadap barang dan jasa. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha sirup pala di daerah penelitian setiap konsumen memiliki selerah yang berbeda-beda terhadap jenis pengolahan buah pala Biaya Promosi Biaya Promosi adalah bagian dari biaya penjualan yang dikeluarkan oleh Wajib Pajak dalam rangka memperkenalkan dan/atau menganjurkan pemakaian suatu produk baik langsung maupun tidak langsung untuk mempertahankan dan/atau meningkatkan penjualan.

16 Kekuatan Agroindustri dalam Pemasaran Sirup Pala Adapun kekuatan agroindustri dalam pemasaran sirup pala di daerah penelitian adalah : 1. Pengunaan modal usaha pada agroindustri sirup pala Setiap perusahaan yang ingin masuk ke dalam agroindustri sirup pala memerlukan modal yang besar untuk biaya investasi dan operasi. Modal tersebut dapat menjadi ancaman bagi para pengusaha. Namun, didaerah penelitian modal bukanlah menjadi ancaman bagi mereka dalam menjalankan usahanya. Modal usaha bisa berasal dari modal sendiri, modal keluarga, ataupun pinjaman dari lembaga keuangan/bank. Lembaga keuangan sangat dibutuhkan oleh dunia usaha agribisnis, terutama bagi usaha kecil yang biasanya membutuhkan modal tambahan sebagai modal investasi dalam modal kerja. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha sirup pala didaerah penelitian, rata rata modal yang digunakan untuk mendirikan usaha adalah modal sendiri. 2. Harga jual sirup pala Menetapkan harga produk, perusahaan tidak hanya menetapkan harga berdasarkan kehendak perusahaan. Penetapan harga harus melihat penetapan harga pesaing, sehingga perusahaan dapat mempertahankan pelanggan dan memperoleh keuntungan yang memuaskan. Penetapan harga yang terlalu tinggi menyebabkan kehilangan pelanggan karena berpindah menjadi pelanggan dari perusahaan pesaing. Penetapan harga yang terlalu rendah juga menyebabkan berkurangnya keuntungan (Profit) yang diperoleh perusahaan, hal ini akan berpengaruh pada kelangsungan usaha.

17 38 Dalam penentuan harga jual produknya pengusaha terlebih dahulu menghitung beberapa biaya seperti biaya tenaga kerja, biaya material/bahan baku, dan biaya lain lain seperti biaya administrasi, biaya pemasaran, dan sebagainya setelah itu baru ditentukan berapa keuntungan yang ingin diperoleh. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha sirup pala di daerah penelitian, rata rata harga jual produk sirup pala dalam bentuk botol adalah Rp /botol. Harga tersebut diperoleh berdasarkan total biaya untuk memproduksi produk sirup pala adalah Rp /botol kemudian pengusaha ingin mengambil keuntungan sebesar 20%, maka besar harga jual yang ditetapkan adalah sebesar Rp ,-. harga tersebut merupakakn kekuatan perusahaan agroindustri dan dianggap sesuai dengan permintaan akan sirup pala. 3. Jumlah tenaga kerja pada agroindustri sirup pala Dari segi sosial, usaha sirup pala menyerap tenaga kerja lokal yang besar baik perusahaan menengah, besar, kecil maupun rumah tangga. Usaha ini hanya mengunakan teknologi yang sederhana tanpa perlu pengetahuan yang spesifik. Tenaga kerja untuk memproduksi sirup pala tidak membutuhkan pendidikan formal atau pengetahuan khusus, tetapi lebih memerlukan keterampilan dan ketekunan. Hal ini merupakan kekuatan bagi perusahaan agroindustri karena apabila terjadi peningkatan permintaan, pengusaha tidak mengalami kesulitan untuk mencari tenaga kerja. Kebutuhan tenaga kerja juga dapat dipenuhi dari keluarga sendiri atau dari tetangga sekitar. Tenaga kerja biasanya ada yang tetap dan tidak tetap (borongan). Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha sirup pala di daerah penelitian, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam industri buah pala skala

18 39 kecil-rumah tangga rata rata adalah 3 orang dengan jam kerja kurang lebih 8 jam/hari yaitu mulai dari jam 8 pagi 4 sore. 4. Kualitas Produk Sirup Buah Pala Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan pengusaha sirup pala di daerah penelitian,kualitas produk yang dihasilkan oleh masing-masing sampel di daerah penelitian memiliki kualitas produk yang baik.hal ini menjadi kekuatan bagi pengusaha agroindustri sirup pala. 5. Jumlah Buah Pala Yang Dibutuhkan Pala merupakan salah satu jenis buah yang dapat diolah serta dimanfaatkan menjadi berbagai bentuk produk olahan makanan dan minuman. Salah satu produk olahan dari pala adalah sirup pala. Bahan baku yang digunakan adalah hanya berupa daging buahnya saja. Buah pala terlebih dahulu harus dibelah untuk diambil daging buahnya. Daging buah yang digunakan untuk sirup berbeda dengan yang akan diolah menjadi olahan makanan lainnya seperti manisan pala. Daging pala yang digunakan untuk pembuatan manisan haruslah yang memiliki bentuk yang besar, sedangkan untuk sirup umumnya adalah buah yang berukuran kecil maupun sedang.jumlah buah pala yang dibutuhkan rata rata sekitar 50 Kg/produksi dengan rentang antara 50 Kg 100 Kg dengan harga Rp Rp. 5000/Kg Kelemahan Agroindustri dalam Pemasaran Sirup Pala Adapun kelemahan agroindustri dalam pemasaran sirup pala didaerah penelitian adalah :

19 40 1. Jumlah produksi sirup pala Per hari Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha sirup pala di daerah penelitian, jumlah produksi sirup buah pala per produksi rata rata adalah 50 botol per produksi dengan rentang antara botol /produksi. Dalam skala industri kecil/rumah tangga, produksi sirup pala dengan jumlah tersebut dianggap masih kecil karena dengan adanya kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan seharusnya dapat memproduksi hingga 100 botol lebih. Namun, perusahaan agroindustri sirup pala di daerah penelitian tidak dapat memproduksi dalam jumlah besar karena jumlah produksi ditentukan oleh permintaan konsumen yang membeli hasil produk perusahaan tersebut. Dengan dibatasinya jumlah produksi tersebut merupakan kendala bagi usaha sirup pala dalam mendapatkan profit yang lebih tinggi. 2. Promosi/sistem penjualan produk sirup pala Akses ke saluran distribusi merupakan kendala dalam agroindustri sirup pala, sehingga para pengusaha sirup pala skala kecil rumah tangga mengalami kesulitan untuk melakukan distribusi produknya. Promosi/sistem penjualan produk yang dijalankan agroindustri sirup pala didaerah penelitian lebih banyak ditujukan ke konsumen, karena para pengusaha sirup pala tidak memiliki akses (link) ke industri besar. Hal ini merupakan kendala bagi usaha tersebut untuk memperluas jaringan pemasaran produknya. 3. Teknologi yang masih tradisional/konvensional Keterbatasan akses pengusaha sirup pala dan kurangnya pengetahuan pengusaha sirup pala terhadap fasilitas pembinaan dan pendidikan menjadi salah

20 41 satu faktor penyebab kenapa pengusaha sirup pala masih menggunakan teknologi yang masih tradisional. 4. Adanya produk olahan lain dari buah pala Daging buah pala merupakan bagian terbesar dari buah pala segar yaitu sekitar 80%, tetapi baru sebagian kecil saja yang sudah dimanfaatkan, sebagian besar hanya dibuang sebagai limbah pertanian. Daging buah pala berpotensi untuk diolah menjadi berbagai produk pangan. Berbagai produk yang sudah dikenal antara lain manisan pala, sirup pala, dan sebagainya. Pengolahan daging buah pala menjadi produk pangan akan meningkatkan nilai ekonomi daging buah pala yang selama ini hanya merupakan limbah. 5. Kurangnya kemitraan dengan lembaga lain Sirup buah pala kurang di minati oleh masyarakat setempat dikarenakan masyarakat sudah sering mengkonsumsi sirup pala, sedangkan untuk konsumen yang bukan masyarakat setempat banyak yang belum mengetahui sirup pala.dengan adanya kemitraan dengan lembaga lain dapat memperluas pemasaran Peluang Agroindustri dalam Pemasaran Sirup Pala Adapun peluang agroindustri dalam pemasaran sirup pala didaerah penelitian adalah : 1. Ketersediaan bahan baku dalam agroindustri sirup pala Bahan baku sangat penting bagi perusahaan agroindustri yang mengolah suatu produk, karena bahan baku merupakan salah satu faktor penentu kualitas dari produk yang dihasilkannya. Keberlangsungan input juga merupakan hal yang penting dalam manajemen agribisnis termasuk sirup pala.

21 42 Buah pala merupakan bahan baku yang mudah didapat, tersedia sepanjang tahun. Dalam hal penyediaan bahan baku, perusahaan agroindustri sirup pala sudah dapat mengkoordinir dengan baik sehingga proses produksi akan terus berjalan dan dapat mencapai target produksi yang dibutuhkan. Hal ini merupakan peluang bagi pengusaha agroindustri untuk meningkatkan jumlah produksinya. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha sirup pala di daerah penelitian, penyediaan bahan baku berupa buah pala cukup tersedia untuk kebutuhan produksi.umumnya pengusaha memperoleh bahan baku tersebut dari daerah Kecamatan Tapak Tuan Kabupaten Aceh selatan. 2. Pangsa pasar produk sirup pala Produk buah pala yang biasanya dijual oleh masyarakat adalah sirupnya. Padahal banyak sekali produk produk yang bisa diturunkan dari buah pala. Salah satunya adalah buah pala yang menjadi manisan pala. Dari segi skala perusahaan, usaha buah pala dilakukan oleh beberapa perusahaan perusahaan kecil-rumah tangga. Tentu saja mereka memiliki segmentasi pasar sendiri sendiri. perusahaan kecil-rumah tangga memiliki pasar lokal dan daerah sekitar. 3. Berkhasiat dalam kesehatan tubuh Khasiat buah pala banyak yang tidak diketahui oleh orang. Hal itu dikarenakan pala hanya dikenal sebagai bumbu dan penyedap masakan. Pala adalah jenis rempah-rempah yang ada di Indonesia dan rempah-rempah tersebut hanya memanfaatkan bagian biji buah pala tersebut. Sedangkan daging buahnya sering diabaikan begitu saja. Buah pala memiliki khasiat yaitu Stomakik yaitu memperlancar pencernaan dan menambah selera makan, Karminatif yaitu memperlancar buang angin, Antiemetik yaitu mengatasi lesu,mual,masuk angin

22 43 dan rhematik. Selain itu buah pala ternyata bisa mengatasi susah tidur atau yang lebih kita kenal dengan istilah insomnia,mengatasi racun dalam tubuh serta mencegah dan menghancurkan batu ginjal. Untuk mendapatkan manfaat tersebut kita harus mengkonsumsi buah pala,namun bila kita tidak suka mengkonsumsi secara langsung buah yang satu ini karena rasanya yang asam dan kecut tidak perlu khawatir karena sekarang banyak olahan yang terbuat dari buah pala seperti manisan pala kering,manisan pala basah dan sirup buah pala. 4. Prospek usaha yang cerah Potensi buah pala dari hulu hingga hilir telah dirasakan memberikan manfaat yang cukup besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kedepannya pengembangan olahan pala yang merupakan salah satu potensi lokal ini akan memberikan prospek pasar yang cukup cerah bagi para pengrajin olahan buah pala maupun pembudidaya. Hal tersebut juga dapat memberikan dampak positif pada pengembangan wilayah di Kabupaten Aceh Selatan karena turut serta meningkatkan perekonomian daerah. 5. Dapat bersaing dengan produk sirup luar Banyak sekali produk olahan makanan dan minuman yang dapat dihasilkan dari buah pala, dan yang sering dijumpai adalah manisan pala serta asinan pala.namun, dalam era persaingan bebas saat ini, kita dituntut untuk meningkatkan daya saing produk baik aspek kualitas produk maupun keberagaman produk olahan. Disamping itu juga, dengan semakin ketatnya persaingan dengan produk makanan dan minuman olahan lainnya maka diperlukan suatu usaha pengembangan.terutama yang berasal dari komoditi lokal. Salah satu potensi komoditi lokal adalah pala yang dapat diproduksi dalam upaya peningkatan hasil

23 44 penjualan.sirup buah pala merupakan salah satu bentuk olahan yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Hal ini merupakan sebuah peluang untuk sirup pala dalam bersaing dengan keberagaman jenis produk sirup buah lainnya di pasar. Pengolahan sirup pala ini dapat diusahakan dalam skala industri rumah tangga Ancaman Agroindustri dalam Pemasaran Sirup Buah Pala Adapun ancaman agroindustri dalam pemasaran sirup pala di daerah penelitian adalah : 1. Perusahaan pesaing agroindustri sirup pala Pola konsumsi terhadap buah pala dan potensi pasarnya mempunyai prospek cerah. Keadaan ini dapat dimanfaatkan oleh industri penghasil produk ini. Agroindustri sirup pala terus berkembang dan menghasilkan produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Semakin meningkatnya permintaan terhadap produk sirup pala, maka banyak industri yang bergerak dibidang sirup pala. Dampak yang ditimbulkan dari industri tersebut adalah terjadinya persaingan dengan industri sejenis dalam memperebutkan konsumen dan mendapatkan bahan baku. Besar kecilnya ancaman masuknya pendatang baru/pesaing ke dalam agroindustri sirup pala tergantung pada rintangan masuk yang ada dan reaksi dari para pengusaha agroindustri. 2. Pengaruh pergantian musim/cuaca terhadap agroindustri sirup pala Ancaman produksi utama yang dihadapi oleh industri buah pala adalah musim/cuaca yaitu musim penghujan. Selain pada musim penghujan input buah

24 45 pala mengalami penurunan supply. Selain berpengaruh pada proses produksi, musim/cuaca juga berpengaruh dalam proses pemasaran. 3. Produk olahan buah pala yang lain Ancaman produksi utama yang dihadapi oleh industry sirup buah pala adalah adanya produk olahan buah pala yang lain yang menyebabkan persaingan antara produk olahan lain dengan sirup buah pala. 4. Selera konsumen masyarakat tiap daerah berbeda Ancaman produksi sirup buah pala pada setiap konsumen tiap daerah memiliki selera yang berbeda beda ada konsumen yang menyukai rasa sirup buah pala dan terasa meyegarkan ketika konsumen meminum nya, namun ada konsumen yang tidak meyukai rasa sirup buah pala dan merasa sirup buah pala sangat tidak enak untuk diminum. 5. Biaya promosi sirup buah pala mahal Akses ke saluran distribusi merupakan kendala dalam agroindustri sirup pala, sehingga para pengusaha sirup pala skala kecil rumah tangga mengalami kesulitan untuk melakukan distribusi produknya. Para pengusaha sirup pala tidak memiliki akses (link) ke industri besar dikarenakan biaya prommosi sirup buah pal yang tinggi/mahal. Hal ini merupakan kendala bagi usaha tersebut untuk memperluas jaringan pemasaran produknya Strategi Pemasaran Agroindustri Sirup Pala Perusahaan dalam menghadapi berbagai masalah dalam mencapai tujuan harus dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat agar menempatkan diri pada posisi yang menguntungkan. Dalam menetapkan strategi pemasaran yang

25 46 tepat bagi perusahaan, dilakukan identifikasi terhadap faktor - faktor internal dan ekternal yang berpengaruh bagi perusahaan. Melalui faktor internal dapat diketahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, sedangkan melalui faktor-faktor ekternal dapat diketahui peluang dan ancaman yang dihadapai perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara dan pengolahan data yang diperoleh dari agroindustri sirup pala di daerah penelitian, dapat dilihat faktor - faktor internal (kekutan dan kelemahan) dan faktor - faktor ekternal (peluang dan ancaman) yang mempengaruhi pemasaran sirup pala di kabupaten Aceh Selatan sebagai berikut: Tabel 10. Kekuatan dan Kelemahan Agroindustri Sirup pala No Indikator Parameter Rating I. Faktor Internal I Kekuatan (Strengths) 1. Penggunaan Modal Usaha Pada Agroindustri Sirup Buah Pala 2. Harga Jual Sirup Buah Pala per Botol 3 Jumlah tenaga kerja agroindustri sirup buah pala 4 Kualitas produk sirup buah pala a. > Rp b. Rp Rp c. Rp Rp d. < Rp a. > Rp b. Rp Rp c. Rp Rp d. < Rp a. > 4 orang 4 b. 2 4 orang 3 c. 1 2 orang 2 d. < 1 orang 1 a. Sangat baik 4 b. Baik 3 c. Cukup baik d. Tidak baik 2 1

26 47 Tabel.10 Lanjutan No Indikator Parameter Rating 5 Jumlah Buah Pala Yang Dibutuhkan a. > 30 kg b kg c kg d. < 10 kg II Kelemahan(Weaknesses) 1. Jumlah Produksi Sirup Buah Pala per produksi a. < 10 botol 1 b botol 2 c botol 3 d. > 100 botol 4 2. Promosi / Sistem Penjualan Sirup Buah Pala a. Tidak ada promosi 1 b. Promosi ke distributor 2 c. Promosi ke pabrik / industri besar 3 d. Promosi dengan media online 4 3. Teknologi Yang Masih Tradisional / Konvensional a. Sangat Tradisional 1 b. Tradisional 2 c. Modren 3 d. Sangat Modren 4 4. Adanya Produk Olahan Lain Dari Buah Pala 5. Kurangnya Kemitraan Dengan Lembaga Lain a. Banyak 1 b. Cukup Banyak 2 c. Tidak Banyak 3 d. Tidak Ada Sama Sekali 4 a. Sering 1 b. Cukup Sering 2 c. Kurang Sering 3 d. Tidak Sering 4

27 48 Tabel 11. Peluang dan Ancaman Agroindustri Sirup pala No Indikator Parameter Rating II. Faktor Eksternal I Peluang (Opportunities) 1. Ketersediaan Bahan Baku dalam Agroindustri Sirup Buah Pala a. Sangat banyak tersedia 4 b. Banyak tersedia 3 c. Cukup tersedia 2 d. Kurang tersedia 1 2. Pangsa Pasar Produk Sirup Buah Pala a. Ekspor luar negeri 4 b. Ekspor ke luar daerah Kab. Aceh Selatan c. Hanya di daerah Kab. Aceh Selatan d. Di sekitar lokasi pabrik Berkhasiat Dalam Kesehatan Tubuh a. Sangat Berkhasiat Khusus 4 b. Berkhasiat Khusus 3 c. Cukup Berkhasiat Khusus 2 d. Tidak Berkhasiat Khusus 1 4. Prospek Usaha Yang Cerah a. Keuntungan Besar 4 b. Keuntungan Cukup Besar 3 c. Keuntungan Tidak Besar 2 d. Keuntungan Kecil 1 5. Dapat Bersaing Dengan Produk Sirup Luar II 1. Ancaman (Threats) Perusahaan Pesaing Agroindustri Sirup Buah Pala a. Harga Sangat Terjangkau 4 b. Harga Terjangkau 3 c. Harga Cukup Terjangkau 2 d. Hargaa Tidak Terjangkau 1 a. Banyaknya industri pesaing di daerah Kab. Aceh Selatan b. Banyaknya industri pesaing di Kec. Tapak Tuan c. Industri pesaing di sekitar lokasi pabrik d. Tidak ada industri pesaing

28 49 Tabel.11 Lanjutan No Indikator Parameter Rating 2. Pengaruh Pergantian Musim / cuaca terhadap Agroindustri Sirup Buah Pala a. Berpengaruh terhadap proses produksi dan pemasaran produksi b. Berpengaruh pada proses Produksi c. Berpengaruh pada pemasaran produk d. Tidak ada pengaruh Produk Olahan Buah Pala Yang Lain a. Sangat Banyak 1 b. Banyak 2 c. Cukup Banyak 3 d. Tidak Banyak 4 4. Selera Konsumen Masyarakat Tiap Daerah Berbeda a. Sangat Benar 1 b. Benar 2 c. Kurang Benar 3 d. Tidak Benar 4 5. Biaya Promosi Sirup Buah Pala Mahal a. Sangat Mahal 1 b. Mahal 2 c. Cukup Mahal 3 d. Tidak Mahal 4 Setelah diketahui faktor-faktor internal dan ekternal pada pemasaran agroindustri buah pala di daerah penelitian, tahap selanjutnya adalah tahap pengumpulan data. Model yang digunakan adalah Matriks Faktor Strategi Internal/ Internal Strategic Factors Analysis Summery (IFAS) dan Matriks Ekternal Strategic Factors Analysis Summery (EFAS).

29 50 Hasil identifikasi faktor-faktor internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan rating dan pembobotan dipindahkan ke tabel matrik IFAS untuk diberi skor (rating x bobot) seperti pada tabel berikut: Tabel 12. Matriks Evaluasi Faktor Strategis Internal (IFAS) Faktor-Faktor Strategi Internal Rating Bobot Skor i. Faktor-Faktor Strategis (Kekuatan) 1. Penggunaan Modal Usaha Pada Agroindustri Sirup Buah Pala 2. Harga Jual Sirup Buah Pala per Botol Jumlah Tenaga Kerja Agroindustri Sirup Buah pala Kualitas produk Sirup Buah Pala Jumlah Buah Pala Yang Dibutuhkan Total Skor Kekuatan ii. Faktor Weakness (Kelemahan) 1. Jumlah Produksi Sirup Buah Pala per produksi Promosi / Sistem Penjualan Sirup Buah Pala Teknologi Yang Masih Tradisional /Konvensional Adanya Produk Olahan Lain Dari Buah Pala Kurangnya Kemitraan Dengan Lembaga Lain Total Skor Kelemahan Total (Kekuatan + Kelemahan) Sumber: Analisis data primer, Tahun 2016 Hasil pembobotan faktor internal yang paling tinggi pada kekuatan adalah penggunaan modal usaha pada agroindustri sirup pala dan kualitas produk sirup pala serta yang paling rendah adalah jumlah tenaga kerja agroindustri sirup pala, sedangkan hasil yang paling tinggi pada faktor kelemahan adalah jumlah produksi sirup pala per produksi dan terendah pada promosi/sistem penjualan sirup pala. Selanjutnya hasil identifikasi faktor-faktor ekternal yang merupakan peluang dan ancaman, rating dan pembobotan dipindahkan ke tabel matrik EFAS untuk diberi skor (rating x bobot) seperti pada tabel berikut ini:

30 51 Tabel 13. Matriks Evaluasi Faktor Strategis Ekternal (EFAS) Faktor-Faktor Strategis Eksternal Rating Bobot Skor i. Faktor-Faktor Oppurtunity (Peluang) 1. Ketersediaan Bahan Baku dalam Agroindustri Sirup Buah Pala Pangsa Pasar Produk Sirup Buah Pala Berkhasiat Bagi Kesehatan Tubuh Prospek Usaha Yang Cerah Dapat Bersaing Dengan Produk Sirup Luar Total Skor Peluang ii. Faktor Threats (Ancaman) 1. Perusahaan Pesaing Agroindustri Sirup Buah Pala Pengaruh Pergantian Musim / cuaca terhadap Agroindustri Sirup Buah pala Produk Olahan Buah Pala Yang Lain Selera Konsumen Masyarakat Tiap Daerah Berbeda Biaya Promosi Sirup Buah Pala Mahal Total Skor Ancaman ,07 Total (Peluang +Ancaman) ,28 Sumber: Analisis data primer, Tahun 2016 Hasil pembobotan faktor ekternal yang paling tinggi pada peluang adalah prospek usaha yang cerah dan ketersediaan bahan baku dalam agroindustri sirup pala sedangkan yang terendah pada peluang adalah pangsa pasar produk sirup pala, sedangkan hasil yang paling tinggi pada acaman adalah Produk Olahan Buah pala yang lain terhadap agroindustri sirup pala dan pengaruh pergantian musim/ cuaca terhadap agroindustri sirup buah pala. Selanjutnya dilakukan penggabungan antara faktor strategi internal dan faktor strategi ekternal sebagai berikut :

31 52 Tabel 14. Penggabungan Matriks Evaluasi Faktor Strategis Internal dan Ekternal i. Faktor-Faktor Strategis (Kekuatan) Rating Bobot Skor 1. Penggunaan Modal Usaha Pada Agroindustri Sirup Buah Pala Harga Jual Sirup Buah Pala per Botol Jumlah Tenaga Kerja Agroindustri Sirup Buah pala Kualitas produk Sirup Buah Pala Jumlah Buah Pala Yang Dibutuhkan Total Skor Kekuatan ii. Faktor Weakness (Kelemahan) 1. Jumlah Produksi Sirup Buah Pala per produksi Promosi / Sistem Penjualan Sirup Buah Pala Teknologi Yang Masih Tradisional /Konvensional Adanya Produk Olahan Lain Dari Buah Pala Kurangnya Kemitraan Dengan Lembaga Lain Total Skor Kelemahan Selisih (Kekuatan-Kelemahan) 0.55 iii. Faktor-Faktor Oppurtunity (Peluang) 1. Ketersediaan Bahan Baku dalam Agroindustri Sirup Buah Pala Pangsa Pasar Produk Sirup Buah Pala Berkhasiat Bagi Kesehatan Tubuh Prospek Usaha Yang Cerah Dapat Bersaing Dengan Produk Sirup Luar Total Skor Peluang iv. Faktor Threats (Ancaman) 1. Perusahaan Pesaing Agroindustri Sirup Buah Pala Pengaruh Pergantian Musim / cuaca terhadap Agroindustri Sirup Buah pala Produk Olahan Buah Pala Yang Lain Selera Konsumen Masyrakat Tiap Daerah Berbeda Biaya Promosi Sirup Buah Pala Mahal Total Skor Ancaman Selisih (Peluang-Ancaman) 1.14 Sumber: Analisis data primer, Tahun 2016 Dari hasil tabel 14 diatas menunjukan bahwa selisih faktor strategi internal (kekuatan-kelemahan) adalah sebesar 0,55 yang artinya pengaruh kekuatan lebih besar dibandingkan dengan faktor kelemahan terhadap pemasaran agroindustri sirup pala. Sedangkan selisih faktor strategi ekternal (peluang-ancaman) sebesar

32 53 1,14 yang artinya pengaruh peluang lebih besar dibandingkan pengaruh ancaman terhadap pemasaran agroindustri sirup pala di Kabupaten Aceh Selatan, Kecamatan Tapak Tuan. Berdasarkan penggabungan matriks evaluasi faktor internal dan ekternal tersebut, maka dapat diketahui posisi strategi pemasaran agroindustri sirup pala di Kabupaten Aceh Selatan. Posisi strategi pemasaran dianalisis menggunakan matriks posisi,sehingga akan menghasilkan titik koordinat (x,y). Nilai x diperoleh dari selisih faktor internal (kekuatan-kelemahan) dan nilai y diperoleh dari selisih faktor ekternal (peluang-ancaman). Posisi titik koordinatnya dapat dilihat sebagai berikut: Eksternal Faktor Kuadran III Mendukung Strategi Turn Arround Y 0 1,14 0,55 Kuadran I Mendukung Strategi Agresif X Internal Faktor Kuadran IV Mendukung Strategi Defensif Kuadran II Mendukung Strategi Diversifikasi Gambar 3. Matriks Posisi Strategi Pemasaran Agroindustri Sirup pala Posisi perusahaan agroindustri dalam pemasaran produk sirup pala di daerah penelitian berada di kuadran I, artinya posisi ini menandakan bahwa situasi perusahaan sangat menguntungkan, perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.

33 54 Setelah mengetahui hasil pada gambar 3 diatas maka perlu dilakukan analisis dengan menyusun faktor-faktor strategi dalam matriks SWOT. Matriks ini menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategi yaitu Strategi SO (Strengths- Opportunities), Strategi ST (Strengths-Threats), Strategi WO (Weakness- Opportunities) dan Strategi WT (Weakness- Threats) Tabel 15. Matriks SWOT Strategi Pemasaran Agroindustri Sirup pala di Kabupaten Aceh Selatan adalah sebagai berikut : EFAS IFAS Opportunities (O) 1. Ketersediaan Bahan Baku dalam Agroindustri Sirup pala (O1) 2. Pangsa Pasar Produk Sirup pala (O2) 3. Berkhasiat Bagi Kesehatan Tubuh (O3) 4. Prospek Usaha Yang Cerah (O4) 5. Dapat Bersaing Dengan Produk Sirup Luar (O5) Strengths (S) 1. Modal Usaha Pada Agroindustri Sirup Pala (S1) 2. Harga Jual Sirup pala per Botol (S2) 3. Jumlah Tenaga Kerja Agroindustri Sirup pala(s3) 4. Kualitas produk Sirup Buah Pala (S4) 5. Jumlah Buah Pala Yang Dibutuhkan (S5) STRATEGI S-O 1. Meningkatkan Produksi Usaha(S1,O2) 2. Memanfaatkan Peluang Pasar untuk Memperluas Jaringan Pemasaran Produk (S1,S2,O1,O2) 3. Meningkatkan Produksi Dengan Menggunakan Tenaga Kerja Yang Tersedia (S3,O1) 4. Meningkatkan Penyerapan Tenaga Kerja dan Keberlanjutan Usaha (S3, O4) 5. Memenangkan Persaingan Pasar Untuk Meningkatkan Keuntungan (S4, S5, O5) Weaknesses (W) 1. Jumlah Produksi Sirup pala per Produksi(W1) 2. Promosi / Sistem Penjualan Sirup pala (W2) 3. Teknologi Yang Masih Tradisional/Konvensional (W3) 4. Adanya Produk Olahan Lain Dari Buah Pala (W4) 5. Kurangnya Kemitraan Dengan Lembaga Lain(W5) STRATEGI W-O 1.Meningkatkan Jumalah Produk Sirup pala Dengan Ketersediaan Bahan Baku Cukup Banyak (W1,O1) 2. Meningkatkan Promosi Penjualan Dengan Memperluas Pangsa Pasar (W2,O2) 3. Meningkatan Penggunaan Teknologi Untuk Meningkatkan Produktivitas (W3, O3, O5) 4. Mendapatkan Kepercayaan Konsumen Untuk Melakukan Pembelian Sirup Buah Pala (W4, W5, O5) 5. Mendorong Masyarakat Untuk Terus Mengkonsumsi Sirup Buah Pala (W5, O1, O2)

34 55 Treaths (T) 1. Perusahaan Pesaing Agroindustri Sirup pala (T1) 2. Pengaruh Pergantian Musim / cuaca terhadap Agroindustri Sirup pala Sirup pala (T2) 3. Produk Olahan Buah Pala Yang Lain (T3) 4. Selera Konsumen Tiap Konsumen Berbeda (T4) 5. Biaya Promosi Sirup Buah Pala Mahal (T5) STRATEGI S-T 1. Menambah modal Usaha Dapat Meningkatkan Produksi Sirup pala (S1, S2,T1) 2. Pemanfaatan Jumlah Tenaga Kerja akan Meningkatkan Dalam Pengumpulan Bahan Baku Buah Pala (S3,T2) 3. Meningkatkan Inovasi dan Kreatifitas Untuk Mengembangkan Pemasaran Sirup Buah Pala (S4, T3) 4. Mencukupi Bahan Baku dan Mempromosikan Sirup Buah Pala (S5, T4) 5. Pemanfaatan Jumlah Bahan Baku Yang Tersedia Untuk Memproduksi dan Mempromosikan sirup buah pala (S5, T4, T5) STRATEGI W-T 1. Mengembangkan Produksi Sesuai Dengan Permintaan Pasar (W1, T1) 2. Melakukan kerjasama dengan Industri Makanan dan Minuman (W2, T2) 3. Mengolah Buah Pala Menjadi Turunan Sirup Buah Pala (W3, T3) 4. Mempromosikan Produk Sirup Buah Pala Ke Seluruh Lapisan Masyarakat (W4, T4) 5. Meningkatkan Kualitas Produk Sirup Buah Pala dan Pemanfaatan Bahan Baku Dengan Maksimal (W5, T1, T2) Keempat berbagai kemungkinan strategi di atas tidak digunakan seluruhnya dalam pemasaran agroindustri sirup pala di daerah penelitian, melainkan disesuaikan dengan posisi yang telah diketahui dalam matriks posisi SWOT. Di daerah penelitian, posisi perusahaan agroindustri dalam pemasaran sirup pala berada pada kuadran I, sehingga strategi yang tepat digunakan dalam posisi tersebut adalah strategi agresif. Strategi agresif merupakan strategi yang fokus pada strategi SO (Strengths- Opportunities) yaitu menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Sehingga strategi-strategi yang tepat digunakan perusahaan agroindustri dalam pemasaran sirup pala di daerah penelitian adalah :

35 56 1. Meningkatkan produksi usaha (S1,O2) Saat ini produk yang dihasilkan agroindustri sirup pala di daerah penelitian memiliki bahan baku yang cukup banyak sehingga dengan ketersedianya modal dapat meningkatkan produksi sirup pala lebih banyak lagi sehingga permintaan pasar akan terpenuhi. 2. Memanfaatkan Peluang Pasar Untuk Memperluas Jaringan Produk (S1,S2,O1,O2). Tingginya permintaan akan sirup pala sebagai bahan minuman yang siap saji baik untuk rumah tangga maupun restoran. Hasil produksi sirup pala harus mencari mitra kerja ke perusahan-perusahan swasta baik dalam negeri maupun luar negeri. 3. Meningkatkan Produksi Dengan Tenaga Kerja Yang Tersedia (S3,O1) Produksi dapat ditingkatkan dengan lebih banyak lagi harus diimbangi dengan jumlah tenaga kerja yang tersedia, sehingga penyerapan tenaga kerja dapat meningkatkan kesejahteraan di wilayah penelitian, Sehingga dengan jumlah tenaga kerja terpenuhi dan proses produksi hasil sirup pala bisa dengan cepatnya meningkat. 4. Meningkatkan Penyerapan Tenaga Kerja dan Keberlanjutan Usaha (S3, O4) Keberlanjutan agroindustri sirup pala dapat mengembangkan perekonomian masyarakat sekitar dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Mendorong perekonomian masyarakat di wilayah penelitian, agroindustri sirup pala dapat dikembangkan di daerah penelitian.

36 57 5. Memenangkan Persaingan Pasar Untuk Meningkatkan Keuntungan (S4, S5, O5) Untuk meraih keuntungan yang maksimal maka diperlukan usaha dan strategi untuk bersaing dengan produk sirup lainnya, menampilkan keunggulan produk yang mampu memenangkan persaingan pasar yang ketat, guna untuk meningkatkan pendapatan usaha yang maksimal

37 58 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan 1. Kekuatan dalam pemasaran sirup pala di daerah penelitian adalah modal usaha pada agroindustri sirup pala, harga jual sirup pala per botol, jumlah tenaga kerja agroindustri sirup pala, kualitas produksi sirup pala, dan jumlah buah pala yang dibutuhkan;kelemahan dalam pemasaran sirup pala adalah jumlah produksi sirup pala per produksi, promosi/sistem penjualan sirup pala, teknologi yang masih tradisional/konvensional, adanya produk olahan lain dari buah pala, dan kurangnya kemitraan dengan lembaga lain;peluang dalam pemasaran sirup pala adalah ketersediaan bahan baku dalam agroindustri sirup pala, pangsa pasar produksi sirup pala, berkhasiat dalam kesehatan tubuh, prospek usaha yang cerah, dan dapat bersaing dengan produk sirup luar;ancaman dalam pemasaran sirup pala adalah Perusahaan pesaing agroindustri sirup pala, pengaruh pergantian musim/cuaca terhadap agroindustri sirup pala, produk olahan buah pala yang lain, selera konsumen masyarakat tiap daerah berbeda, dan biaya promosi sirup buah pala mahal. 2. Strategi yang diperoleh untuk meningkatkan pemasaran sirup pala di daerah penelitian adalah strategi agresif atau strategi SO (Strengths-Opportunities) yaitu menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada dengan kegiatan sebagai berikut ; Meningkatkan Produksi Usaha, Memanfaatkan Peluang Pasar untuk Memperluas Jaringan Pemasaran Produk, Meningkatkan Produksi Dengan Menggunakan Tenaga Kerja Yang Tersedia,Meningkatkan

38 59 Penyerapan Tenaga Kerja dan Keberlanjutan Usaha,Memenangkan Persaingan Pasar Untuk Meningkatkan Keuntungan Saran 1. Kepada Pengusaha Agroindustri sirup pala 1. Perusahaan agroindustri sirup pala dapat meningkatkan penggunaan teknologi dalam proses produksi seperti pengelolahan dalam kemasan buat oleh-oleh yang dapat menarik minat konsumen. 2. Perusahaan agroindustri diharapkan dapat memperluas jaringan distribusi produk seperti bekerja sama dengan industri makanan dan minuman lokal maupun luar daerah. 2. Kepada Pemerintah 1. Pemerintah diharapkan dapat melakukan pembinaan mengenai industri skala kecil rumah tangga, untuk itu pemerintah (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) perlu mendata ulang guna mendapatkan informasi yang akurat mengenai profil dan karakteristik agroindustri sirup pala di Kabupaten Aceh Selatan. 2. Diperlukan kebijakan pemerintah agar mampu mendorong lembaga terkait seperti lembaga keuangan/bank untuk pembiayaan serta pemerintah daerah yang dapat memberikan pelatihan mengenai manajemen usaha dan teknologi produksi.

Lampiran 1. Indikator Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses)

Lampiran 1. Indikator Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses) 62 Lampiran 1. Indikator Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses) No Indikator Parameter Rating I. Faktor Internal i Kekuatan ( Strengths ) 1. Penggunaan Modal Usaha Pada Agroindustri Sirup Buah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Medan, yaitu di Kecamatan Medan Tembung, Kecamatan Medan Johor, dan Kecamatan Medan Amplas. Daerah penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN CINCAU HITAM (Mesona Palustris) DI KOTA MEDAN. Nur aidah Nasution*), Lili Fauzia**), A.T. Hutajulu**)

STRATEGI PEMASARAN CINCAU HITAM (Mesona Palustris) DI KOTA MEDAN. Nur aidah Nasution*), Lili Fauzia**), A.T. Hutajulu**) STRATEGI PEMASARAN CINCAU HITAM (Mesona Palustris) DI KOTA MEDAN Nur aidah Nasution*), Lili Fauzia**), A.T. Hutajulu**) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN AGROINDUSTRI PANCAKE DURIAN DI KOTA MEDAN

STRATEGI PEMASARAN AGROINDUSTRI PANCAKE DURIAN DI KOTA MEDAN STRATEGI PEMASARAN AGROINDUSTRI PANCAKE DURIAN DI KOTA MEDAN Machfira Ernisolia P*), Iskandarini**), Lily Fauzia**) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Jl. Prof.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT e-j. Agrotekbis 1 (3) : 282-287, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMA DI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Business

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Indentifikasi faktor internal dan eksternal sangat dibutuhkan dalam pembuatan strategi. Identifikasi faktor internal

Lebih terperinci

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT 32 Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO Eko Arianto Prasetiyo, Istiko Agus Wicaksono dan Isna Windani Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus sp) DI KOTA MEDAN

STRATEGI PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus sp) DI KOTA MEDAN STRATEGI PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus sp) DI KOTA MEDAN Noviarny Anggasta Lara Sumarlan*), Iskandarini**), Lily Fauzia**) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Kelompok Tani Kelompok tani diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri atas

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura ANALISIS STRATEGI SWOT UNTUK MEMPERLUAS PEMASARAN PRODUK KURMA SALAK UD BUDI JAYA BANGKALAN Moh. Sirat ) 1, Rakmawati) 2 Banun Diyah Probowati ) 2 E-mail : rakhma_ub@yahoo.com dan banundiyah@yahoo.com

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL A. Data Temuan Menara suci Tabel 4.1 Data Temuan Travel Shafira Tahun Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tanaman Salak Tanaman salak memiliki nama ilmiah Salacca edulis reinw. Salak merupakan tanaman

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PISANG DI KECAMATAN MESTONG, KABUPATEN MUARO JAMBI. Oleh: Irwanto, SST (Widyaiswara Pertama) ABSTRAK

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PISANG DI KECAMATAN MESTONG, KABUPATEN MUARO JAMBI. Oleh: Irwanto, SST (Widyaiswara Pertama) ABSTRAK ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PISANG DI KECAMATAN MESTONG, KABUPATEN MUARO JAMBI Oleh: Irwanto, SST (Widyaiswara Pertama) ABSTRAK Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menganalisis

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU

STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU e-j. Agrotekbis 1 (5) : 457-463, Desember 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU Cassava Chips Balado Development Strategy In UKM "Pundi Mas"

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta Strategi pengembangan pada Industri Biofarmaka D.I.Yogyakarta

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA (Studi Kasus pada PT. Pacific Eastern Coconut Utama di Desa Sukaresik Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran) Oleh : Aan Mahaerani 1, Dini Rochdiani

Lebih terperinci

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT pada Pemasaran. Agroindustri Tahu Isi Goreng di Kecamatan Medan Polonia

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT pada Pemasaran. Agroindustri Tahu Isi Goreng di Kecamatan Medan Polonia Lampiran 1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT pada Pemasaran Agroindustri Tahu Isi Goreng di Kecamatan Medan Polonia Parameter No. Indikator SWOT 1 2 3 4 Faktor Internal 1. Modal (S) (W) 2. Produksi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS 5.1. Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan strategi, dan kebijakan perusahaan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Aspek Agronomi Kopi Arabika Tanaman kopi adalah pohon kecil yang bernama Perpugenus coffea dari familia Rubiaceae. Tanaman kopi,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada produksi karet remah di PT ADEI Crumb Rubber Industry yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol, Kel. Satria, Kec. Padang Hilir,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara umum. Sedangkan untuk kajian detil dilakukan di kecamatan-kecamatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk 56 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang III. METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung, dengan pertimbangan

Lebih terperinci

[ GROUPER FAPERIK ] April 1, 2014

[ GROUPER FAPERIK ] April 1, 2014 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA IKAN LELE ASAP DAN IKAN PARI ASAP DI KUB MINA BAROKAH DESA KABALAN KECAMATAN KANOR KABUPATEN BOJONEGORO WACHIDATUS SA ADAH Dosen Program Studi Agrobisnis Perikanan Fakultas

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS Ajat 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi iis.iisrina@gmail.com Dedi Sufyadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Strategi Pemasaran Strategi Pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan menciptakan data akurat yang akan dianalisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA

STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA (Jl. Medan-Tanjung Morawa Km. 9,5 Medan) Dicky Tri I.P. *), Iskandarini **) dan Salmiah **) *) Alumni Fakultas Pertanian USU

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif karena menggambarkan faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada di SMAK St. Petrus Comoro

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT. Analisis Data Input

ANALISIS SWOT. Analisis Data Input ANALISIS SWOT Dalam menyusun suatu strategi pengembangan wilayah, sebelumnya perlu dilakukan suatu analisa yang mendalam. Pada penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah dengan Analisis

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS Kiki Alibasah Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK Sumedang Email : kikialibasah78@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY Nama : Doddy Muhammad Tri Widodo Npm : 11011 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Dosen

Lebih terperinci

IbM Kelompok Tani Buah Naga

IbM Kelompok Tani Buah Naga IbM Kelompok Tani Buah Naga Wiwik Siti Windrati, Sukatiningsih, Tamtarini dan Nurud Diniyah Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember Jl. Kalimantan 37 Kampus Tegalboto Jember ABSTRAK Tujuan dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk

I. PENDAHULUAN. Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk olahan yang bernilai ekonomi, sekaligus menjadi suatu tahapan pembangunan pertanian

Lebih terperinci

Jurnal S. Pertanian 1 (1) : 1-12 (2017) ISSN :

Jurnal S. Pertanian 1 (1) : 1-12 (2017) ISSN : Jurnal S. Pertanian 1 (1) : 1-12 (2017) ISSN : 2088-0111 STRATEGI PEMASARAN USAHA KERUPUK LIPAT PADA UD. SINAR JAYA BARU DI GAMPONG PADANG KASAB KECAMATAN PEULIMBANG KABUPATEN BIREUEN Dian Safitriˡ, T.M.Nur

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data 19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data

Lebih terperinci

Lampiran 1 Daftar pertanyaan untuk mengetahui keadaan lingkungan internal dan lingkungan eksternal Coruca Coffee Shop

Lampiran 1 Daftar pertanyaan untuk mengetahui keadaan lingkungan internal dan lingkungan eksternal Coruca Coffee Shop Lampiran 1 Daftar pertanyaan untuk mengetahui keadaan lingkungan internal dan lingkungan eksternal Coruca Coffee Shop 1. Lingkungan Internal a. Produk 1. Berapa banyak variant menu makanan dan minuman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Dalam penelitian ini, lokasi yang dipilih adalah Objek Wisata Air Terjun Lepo, Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana peneliti akan memperoleh atau mencari suatu data yang berasal dari responden yang akan diteliti oleh

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang 35 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek/ Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah UMKM Kipas Bambu yang terletak di Desa Jipangan Bangunjiwo Kasihan Bantul. Kemudian subjek dari penelitian ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya bahwa sektor pertanian masih

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya bahwa sektor pertanian masih I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara pertanian, artinya bahwa sektor pertanian masih memegang peranan yang penting dalam pembangunan perekonomian nasional. Salah satu ciri strategi

Lebih terperinci

VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING

VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING 6.1 Analisis Lingkungan Usaha Kecil Menengah Sate Sop Kambing Usaha kecil menengah mempunyai peran yang strategis dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR

ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR Nama : SIGIET GALANG PHAMBUDIE NPM : 16210540 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Lies Hadrijaningsih, SE, MM LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah desain penelitian pengembangan. Sugiyono (2011) menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transformasi sektor pertanian ke sektor industri bagi negara berkembang seperti Indonesia tidaklah dapat dihindarkan, karena Indonesia beranjak dari negara agraris menuju

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Tanaman Kakao (Theobroma cacao) merupakan salah satu komoditi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Tanaman Kakao (Theobroma cacao) merupakan salah satu komoditi BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Aspek Agronomi Kakao Tanaman Kakao (Theobroma cacao) merupakan salah satu komoditi Perkebunan Unggulan, hal ini tergambar dari

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO Mukhamad Johan Aris, Uswatun Hasanah, Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar BAB III METODOLOGI 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini digunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar harga

Lebih terperinci

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU Almasdi Syahza Pusat Pengkajian Koperasi dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (PPKPEM) Universitas Riau Email: asyahza@yahoo.co.id:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian Kota Bandung terletak di antara 107 36 bujur timur dan 6 55 lintang selatan. Secara topografi, Kota Bandung terletak pada ketinggian 791 m

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama

BAB I PENDAHULUAN. terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki iklim tropis yang banyak memberikan keuntungan, terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama hortikultura seperti buah-buahan,

Lebih terperinci

VII. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PENGEMBANGAN PERKEBUNAN KARET

VII. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PENGEMBANGAN PERKEBUNAN KARET VII. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PENGEMBANGAN PERKEBUNAN KARET Faktor pendukung dan penghambat merupakan elemen yang diidentifikasi untuk menentukan dan mempengaruhi keberhasilan pengembangan

Lebih terperinci

Penerapan analisis swot (strengths,weakness,opportuni ties,threats) sebagai strategi. pemasaran pada mierip kafe di. bekasi

Penerapan analisis swot (strengths,weakness,opportuni ties,threats) sebagai strategi. pemasaran pada mierip kafe di. bekasi Penerapan analisis swot (strengths,weakness,opportuni ties,threats) sebagai strategi ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. FEDERAL INTERNATIONAL bekasi FINANCE pemasaran pada mierip kafe

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Usaha PT. Multi Nabati Sulawesi 1. Sejarah Singkat PT. Multi Nabati Sulawesi adalah satu perusahaan investasi asing yang terlibat dalam industri minyak kelapa (CCNO

Lebih terperinci

5 STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA TARAKAN

5 STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA TARAKAN 5 STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA TARAKAN Dalam bab ini akan membahas mengenai strategi yang akan digunakan dalam pengembangan penyediaan air bersih di pulau kecil, studi kasus Kota Tarakan. Strategi

Lebih terperinci

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan.

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan. Program : Penelitian dan Pengembangan Produktivitas Hutan Judul RPI : Agroforestry Koordinator : Ir. Budiman Achmad, M.For.Sc. Judul Kegiatan : Paket Analisis Sosial, Ekonomi, Finansial, dan Kebijakan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN TIKET BUS DI PT. PAHALA KENCANA DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN TIKET BUS DI PT. PAHALA KENCANA DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN TIKET BUS DI PT. PAHALA KENCANA DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN Nama : Farouk Pratama NPM : 12212790 Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu metode yang meneliti suatu objek pada masa sekarang (Nazir,

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH AL MIHRAB DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT Dalam upaya pengembangan dakwah melalui jurnalistik yang telah dilakukan oleh pengelola majalah "Al-Mihrab",

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CAFÉ LAMPIRI DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CAFÉ LAMPIRI DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CAFÉ LAMPIRI DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN Nama : Galih Damar Kusumo NPM : 12210915 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Gatot Subiyakto, SH., MM LATAR BELAKANG Pada masa sekarang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan CV Mokolay Mitra Utama sendiri merupakan salah satu unit usaha yang bergerak di bidang perkebunan manggis dan durian di Desa Samongari Kabupaten,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan 25 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS SITUASI USAHA PERKEBUNAN DAN AGROINDUSTRI NENAS DI KABUPATEN SUBANG DAN KARAWANG

VII. ANALISIS SITUASI USAHA PERKEBUNAN DAN AGROINDUSTRI NENAS DI KABUPATEN SUBANG DAN KARAWANG VII. ANALISIS SITUASI USAHA PERKEBUNAN DAN AGROINDUSTRI NENAS DI KABUPATEN SUBANG DAN KARAWANG 1. Lokasi Penelitian Lapang Penelitian lapang dilakukan di Kabupaten Subang, Jawa Barat, khususnya usaha perkebunan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI MEUBEL ROTAN IRMA JAYA DI KOTA PALU

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI MEUBEL ROTAN IRMA JAYA DI KOTA PALU e-j. Agrotekbis 3 (2) : 247-254, April 2015 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI MEUBEL ROTAN IRMA JAYA DI KOTA PALU Strategy development of Rattan furniture Irma Jaya Industry, Palu Mariani

Lebih terperinci

ANALISIS TREND PENJUALAN DAN PROSPEK USAHA OBAT PHYLLANTHUS PADA AGROINDUSTRI OBAT TRADISIONAL TRADIMUN

ANALISIS TREND PENJUALAN DAN PROSPEK USAHA OBAT PHYLLANTHUS PADA AGROINDUSTRI OBAT TRADISIONAL TRADIMUN ANALISIS TREND PENJUALAN DAN PROSPEK USAHA OBAT PHYLLANTHUS PADA AGROINDUSTRI OBAT TRADISIONAL TRADIMUN Kasus pada Agroindustri Obat Tradisional Tradimun Kabupaten Gresik SKRIPSI diajukan guna memenuhi

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI Kerangka pemikiran teoritis memberikan beberapa teori untuk pemecahan masalah yang akan dilakukan. Oleh karena itu pada bagian dibawah ini akan dikemukakan teori teori yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan 144 BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1 Analisis Matriks EFE dan IFE Tahapan penyusunan strategi dimulai dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta kekuatan dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO A. Penentuan Strategi Pemasaran sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing di CV. Global Warna Sidoarjo

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki kepentingan yang besar terhadap sektor pertanian. Pentingnya sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia yang dilihat dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas 29 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan salah satu kabupaten/kota yang berada di wilayah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengembangan bisnis pada PT.Griya Nutrisi Bandung yang beralamat di Jl. Sampurna No. 5 Bandung. Adapun

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM :

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM : Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT Nama : Dewi Ratnasari NPM : 11210912 Fakultas / Jurusan : Ekonomi / Manajemen Latar Belakang Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Halaman.. i..vi.. viii.. ix I. PENDAHULUAN.. 1 1.1. Latar Belakang.. 1 1.2. Identifikasi Masalah..5 1.3. Rumusan Masalah.. 6 1.4. Tujuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkebunan karet rakyat di Kabupaten Cianjur mempunyai peluang yang cukup besar untuk pemasaran dalam negeri dan pasar ekspor. Pemberdayaan masyarakat perkebunan

Lebih terperinci

5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR

5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR 45 Komposisi hasil tangkapan yang diperoleh armada pancing di perairan Puger adalah jenis yellowfin tuna. Seluruh hasil tangkapan tuna yang didaratkan tidak memenuhi kriteria untuk produk ekspor dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting dalam

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting dalam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari sumbangannya terhadap Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

Nama : Sakinah Adik Alfeta NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Neltje F Katuuk S.H, M.M

Nama : Sakinah Adik Alfeta NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Neltje F Katuuk S.H, M.M Nama : Sakinah Adik Alfeta NPM : 19214943 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Neltje F Katuuk S.H, M.M Perkembangan ekonomi pada saat ini semakin pesat, salah satunya perkembangan di dunia bisnis di Indonesia.

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK UBI KAYU (Studi Kasus pada Perusahaan Jaya Sari di Desa Selamanik Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis)

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK UBI KAYU (Studi Kasus pada Perusahaan Jaya Sari di Desa Selamanik Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis) STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK UBI KAYU (Studi Kasus pada Perusahaan Jaya Sari di Desa Selamanik Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis) Oleh : IDA MAESAROH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GALUH

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 41 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN ANALISIS SWOT DAN MATRIK BCG DI PT CHINA INTERNASIONAL RAYA LEGOK

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN ANALISIS SWOT DAN MATRIK BCG DI PT CHINA INTERNASIONAL RAYA LEGOK 1 STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN ANALISIS SWOT DAN MATRIK BCG DI PT CHINA INTERNASIONAL RAYA LEGOK Oleh RetnoPutri Nanda (e-mail : retnotujuhbelas@gmail.com) Pembimbing : TitinEkowati, S.E.,M.Sc (e-mail

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan, meliputi empat kabupaten yaitu : Kabupaten Takalar, Bone, Soppeng, dan Wajo. Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA ABON PADA UKM MUTIARA DI KOTA PALU Business Development Strategy of Small enterprise Mutiara on Abon Beef at Palu

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA ABON PADA UKM MUTIARA DI KOTA PALU Business Development Strategy of Small enterprise Mutiara on Abon Beef at Palu e-j. Agrotekbis 1 (3) : 295-300, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA ABON PADA UKM MUTIARA DI KOTA PALU Business Development Strategy of Small enterprise Mutiara on Abon Beef at Palu

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian yang dilakukan ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa perlu dilaksanakan pengembangan agroindustri serat sabut kelapa berkaret. Pengembangan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA

PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA Irma Wardani,Mohamad Hanif Khoirudin Staf Pengajar Program Studi Agroteknologi UNIBA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu penelitian dimulai pada bulan April 2013 sampai bulan Juni 2013. B.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Seram Bagian Barat Provinsi Maluku, dimana responden petani dipilih dari desa-desa penghasil HHBK minyak kayu putih,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci