Nama : Siti Pramitha Retno Wardhani TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Nama : Siti Pramitha Retno Wardhani TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 Nama : Siti Pramitha Retno Wardhani NRP : G Species : Lumbricid rubellus Klasifikasi Cacing Tanah TINJAUAN PUSTAKA Cacing tanah dalam sistem taksonomi hewan termasuk kedalam kingdom :Animalia, filum : Annelida, kelas : Clitellata, ordo : Oligochaeta, famili : Lumbricidae, genus: Lumbricidae, spesies : L. rubellus ( Edward & Lofty 1972, diacu dalam Elidar P 2009). Cacing ini banyak dijumpai di tempat yang lembab, dan hidup dalam kotoran hewan (Hartenstein et al 1979, diacu dalam Elidar P 2009). Cacing ini berwarna memiliki warna merah kecoklatan atau merah violet pada bagian dorsalnya sedang bagian ventralnya berwarna pucat. Bentuk tubuh agak pipih dengan panjang mm, dan segmen berjumlah segmen ( Edward & Lofty 1972, diacu dalam Elidar P 2009). Disetiap segmennya terdapat rambut yang keras, berukuran pendek dan jumlahnya sedikit, yang disebut sebagai seta. berdasarkan karakteristik tersebut cacing ini dimasukkan kedalam subkelas Oligochaeta (Brusca & Brusca 2003, diacu dalam Elidar P 2009). Distribusi geografi Lumbricidae Lumbricidae banyak dijumpai di seluruh dunia. Namun jarang sekali terdapat di gurun pasir, lahan yang dilapisi salju, bukit berbatu, dan kawasan miskin lapisan tanah dan vegetasi ( Lee 1985, diacu dalam Elidar P 2009). Cacing tanah ada yang hidup di darat dan air tawar. Cacing tanah hidup pada suhu sedikit panas sampai di daerah Hemisphere bagian utara, Jepang, Siberia, Asia Tengah, Eropa, India Utara dan Pakistan, Israel, Jordan, dan Amerika utara. Namun beberapa spesies tertentu tersebar luass atau perigrin (kosmopolitan) dan beberapa bersifat endemic yaitu terdapat di kawasan tertentu ( Edward & Lofty 1972, diacu dalam Elidar P 2009). Fisiologi Cacing Tanah Sistem Pencernaan cacing tanah berupa tabung lurus dengan spesialisasi regional dari rongga mulut, faring, esophagus, tembolok, lambung, dan usus. Rongga mulut berhubungan secara langsung dengan saluran pencernaan. Bahan organik atau substrat melalui gerakan silia masuk ke dalam rongga mulut dan ditarik ke perut depan. Tembolok berupa esophagus yang membesar untuk menyimpan makanan. Lambung mencerna pakan secara mekanis dengan bantuan batuan kecil yang turut masuk bersama pakan. kelenjar kalsiferous yang dihasilkan oleh organ pencernaan berfungsi untuk menyerap kalsium dari bahan yang dicerna. Kalsium berguna untuk menetralisir media jika kondisinya asam. Tiflosol merupakan bagian dari usus yang berlipatlipat, berguna untuk memperluas permukaan usus. Lambung dan usus mensekret enzim-enzim seperti protease, lipase, amilase, sellulase, dan kitinase (Hand 1988, diacu dalam Elidar P 2009). Selain itu fungi, algae, aktinomisetes, dan mikroba hidup pada usus cacing tanah. Sel kloragen adalah sel berpigmen pada usus tengah yang berfungsi sebagai tempat metabolisme dan berperan dalam eksresi. Bahan organik atau substrat melewati bahan yang dicerna dan diserap, sedangkan bahan yang tidak dicerna akan dibuang lewat anus (Edward & Lofty 1972, diacu dalam Elidar P 2009). Lambung dan usus bekerja sebagai bioreactor dan hanya 5-10 % komponen organik dicerna dan diserap tubuh selanjutnya dikeluarkan berupa butiran yang dilapisi mucus disebut vermikompos ( Hand 1988, diacu dalam Elidar P 2009).

2 Organ eksresi cacing tanah terdiri atas sepasang metanefridia yang terletak di seluruh segmen tubuh kecuali pada segmen pertama dan terakhir. Sistem eksresi bersifat sebagai penyaring yang menggerakkan sisa atau sampah dan mengembalikan substansi yang berguna ke sistem sirkulasi (Edward & Lofty 1972, diacu dalam Elidar P 2009). Metanefridia cacing tersusun atas preseptal nefrostom, postsegmental nefridioduct dan nefridiofor. Nefrostom bersilia bermuara di rongga tubuh (pseudoselom) dan berlanjut pada saluran berliku-liku (nefridioduct). Bagian akhir dari nefrioduct akhir membesar seperti gelembung. Gelembung ini akan bermuara ke bagian luar tubuh melalui pori yang merupakan lubang nefridiofor. Ujung nefridiofor berbentuk bulbus berfungsi untuk mendorong sisa atau sampah keluar tubuh (Edward & Lofty 1972, diacu dalam Elidar P 2009). Cairan atau larutan yang diserap pada proses ekskresi berupa sisa atau sampah nitrogen (amonia, urea, asam urat), protein selomik, air dan ion (Na+, K+, Cl-). Cairan tubuh akan ditarik ke nefrostom dan masuk ke nefridium oleh gerakan silia dan otot. Saat caran tubuh mengalir melalui nefrioduct, bahan-bahan yang berguna seperti air, protein dan ion akan diambil oleh sel-sel tertentu dari tabung. Sedangkan sampah nitrogen dan sedikit air yang tersisa dalam nefridium akan dieksresikan keluar melalui nefridiofor (Edward & Lofty 1972, diacu dalam Elidar P 2009). Cacing tanah bersifat hermaprodit atau biseksual, artinya pada setiap tubuh cacing tanah terdapat alat kelamin jantan dan betina sekaligus (unisex). Namun, dalam proses kawin (mating) cacing tanah akan berpasangan dengan cacing lain, dan saling mentransferkan spermanya. Klitelum adalah bagian dari tubuh yang menebal dan warnanya lebih terang merupakan ciri cacing yang telah dewasa, fungsinya sebagai produksi kokon. Struktur klitelum L. rubellus terletak pada segmen 26, Klitelum menghasilkan tiga tipe kelenjar, yaitu: kelenjar penghasil mucus (untuk kopulasi), kelenjar pembentuk kokon, dan kelenjar penghasil albumin (dalam kokon ) (Edward & Lofty 1972, diacu dalam Elidar P 2009). Klitelum pada cacing tanah berkembang berusia 2-3 bulan (Garg et al. 2005), dan semakin meningkat perkembangannya pada kelembaban 64% (Reinecke & Venter 1987). Sistem reproduksi jantan terdiri dari 1-2 pasang testis pada segmen ke Sperma yang diproduksi dilepaskan ke rongga selom hingga dewasa. Selanjutnya, sperma dewasa masuk ke vesikula seminalis hingga matang. Kemudian melalui corong bersilia, sperma yang matang dibawa ke gonofor jantan. Pada sistem reproduksi betina, terdiri dari sepasang ovarium di bagian posterior sistem reproduksi jantan (segmen 12). Sel telur diproduksi di ovarium dilepas ke rongga selom, dan disimpan hingga matang pada kantung dinding septa (ovisac). Melalui corong bersilia, sel telur dibawa menuju gonofor betina (Edward & Lofty 1972, diacu dalam Elidar P 2009). Cacing tanah melakukan perkawinan (mating) pada posisi yang berlawanan bagian anterior. Proses perkawinan dapat berlangsung selama beberapa jam, dan dari klitelum dikeluarkan lendir yang berguna untuk melindungi sel-sel sperma. Pada saat terjadinya kopulasi, kedua cacing tanah tidak sensitif dalam merespon rangsangan luar seperti sentuhan dan cahaya (Edward & Lofty 1972, diacu dalam Elidar P 2009). Setelah cacing berpisah, klitelum akan membentuk selubung kokon dan bergerak ke arah anterior. Selubung kokon akan bertemu sel telur (keluar dari gonofor ) dan sperma (keluar dari spermateka). Fertilisasi terjadi di dalam selubung kokon, dan terbentuk zigot yang terselubung di dalam kokon. Kokon yang berisi sel telur ini akan bergerak kearah anterior tubuh cacing berkembang mulai dari sel telur yang tersimpan dalam kokon. Kokon akan menetas sekitar hari dan menghasilkan juvenile (Edward & Lofty 1972, diacu dalam Elidar P 2009). Sistem saraf utama pada cacing tanah terdiri atas sebuah ganglion serebral dorsal, sepasang konektif atau penghubung sirkumenterik dan satu buah atau lebih tali saraf longitunal. Ganglion serebral dorsal mensuplai saraf bagian anterior tubuh dan saraf prostomial. Pergerakan tubuh cacing tanah diatur oleh

3 ganglion subenterik. Sedangkan konektif sirkumentrik dan tali saraf longitudinal. Ganglion serebral dorsal mensuplai saraf bagian anterior tubuh dan saraf prostomial. Pergerakan tubuh cacing tanah diatur oleh ganglion subenterik. Sedangkan konektif sirkumentrik dan tali saraf longitudinal cacing tanah mengontrol saraf sensoris dan motoris keseluruh dinding tubuh serta organ di setiap segmen. Cacing tanah mempunyai prostomium yang terletak di bagian segmen anterior merupakan kumpulan organ saraf perasa yang berbentuk seperti bibir. Pada cacing tanah ditemukan dua tipe organ sensorik, yaitu fotoreseptor dan organ perasa epithelia yang berfungsi sebagai kemoreseptor (Edward & Lofty 1972, diacu dalam Elidar P 2009). Kemoreseptor dapat mendeteksi bahan makanan, dan memberi informasi tentang kondisi lingkungan. Disamping itu, kemoreseptor juga berperan dalam proses perkawinan dengan mendeteksi getah mukus yang dihasilkan oleh cacing tanah lain (Smith 1972, diacu dalam Elidar P 2009). Cacing tanah sangat respon terhadap rangsangan cahaya, terutama pada cahaya yang tiba-tiba terpapar setelah berdiam lama dalam kondisi gelap (Laverack 1963, diacu dalam Elidar P 2009). Lumbricidae bersifat fotopositif terhadap cahaya yang lemah, dan bersifat fotonegatif pada cahaya yang kuat (Hess 1924, diacu dalam Elidar P 2009). Ekologi dan pola pencarian pakan cacing tanah. Cacing tanah dapat hidup hampir pada berbagai jenis tanah. Tanah sebagai media hidup cacing harus mengandung bahan organik dalam jumlah yang besar. Bahan-bahan organik tanah dapat berasal dari serasah (daun yang gugur), kotoran ternak atau tanaman dan hewan yang mati. Cacing tanah menyukai bahan-bahan yang mudah membusuk karena lebih mudah dicerna oleh tubuhnya. Cacing tanah berdasarkan tempat hidupnya dan ketersediaan pakannya dikelompokkan sebagai berikut : 1. Epigeic, spesies cacing tanah yang hidup dan mencari serasah di lapisan atas tanah. Cacing tanah epigeic memiliki tubuh kecil (1-7 cm), dan sangat sensitif terhadap perubahan cahaya, contohnya Eucine fetida (Hartenstein et al. 1979; Sherman 2003), L. rubellus dan E. euginiae (Kale & Bano 1988, diacu dalam Elidar P 2009). 2. Endogeic, spesies cacing tanah yang mempunyai daerah pakan luas, membuat liang secara horizontal dengan kedalaman ± 50 cm dan sangat baik untuk aerasi (Sherman 2003, diacu dalam Elidar P 2009). Cacing tanah ini memiliki ukuran panjang tubuh 2-12 cm sebagai contoh Aporrectodea calignosa. 3. Anecic, cacing tanah yang hidup memakan organik debris dan mengubahnya jadi humus. Cara hidupnya dengan mengambil serasah dari permukaan tanah dan membawanya dengan menggali tanah sampai kedalaman mencapai 2 m. Spesies cacing tanah yang hidup di lokasi ini memiliki ukuran tubuh yang besar (8-15 cm) contoh L. terrestris

4 Gambar 1 Cacing Tanah Gambar 2 Anatomi cacing tanah Keterangan Gambar 2: segmen 1-40 Mouth/ mulut ; berada di segmen 0, mulut berfungsi untuk memasukkan makanan, mengolah makanan. Prostomium dan peristomium terletak dibagian segmen anterior, bentuknya mirip bibir, berfungsi sebagai perasa. Seminal receptacles : berada di segmen 10, berfungsi sebagai tempat cacing tanah, menerima sperma dari cacing lain Oviduct : saluran sel telur Vas deferens : saluran sperma Nephridia : ada di setiap segmen, kecuali segmen pertama dan terakhir ) berfungsi sebagai organ ekskresi Lateral setae : ada di setiap segment, terletak di samping tubuh cacing, berfungsi untuk mencengram tanah. Ventral setae : ada di setiap segment, terletak di dekat perut, berfungsi untuk mencengram tanah. Clitellum : berada di segmen 32-37, berwarna terang,berukuran menebal, dan berfungsi untuk memproduksi kokon Anus : berada di segmen 100 / segmen akhir dari cacing, tempat pembuangan akhir

5 Gambar 3 Anatomi cacing tanah Keterangan gambar 3 : Brain : otak, berfungsi untuk mengatur pergerakan, mengontrol semua aktivitas yang dilakukan oleh cacing. Pharynx : tempat masuknya makanan dari mulut ke oesophagus. *Body Cavity : rongga tubuh, tempat terjadinya pertukaran udara (oksigen dan karbon dioksida) Oesophagus : pembuluh makanan yang menghubungkan mulut dengan perut yang berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan Crop : tembolok, berfungsi sebagai tempat pengolahan makanan setelah oesophagus. Blood vessels : pembuluh darah, dengan sistem peredaran darah tertutup, darahnya mengandung hemoglobin. Gizzard : ampela Nerve : syaraf Stomach - intestine : lambung - usus : berfungsi sebagai tempat mensekret enzim-enzim seperti protease, lipase, amilase, selulase, dan kitinase.

6 Gambar 4 Sistem Pencernaan Cacing Tanah Keterangan Gambar 4 : Segmen 1-20 Buccal cavity : rongga di bawah mulut. Pharynx : faring Muscle fiber : urat otot Esophagus : pembuluh makanan yang menghubungkan mulut dengan perut yang berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan Calciferous gland : kelenjar kalsiferous, berfungsi sebagai penyerap kalsium dari bahan yang dicerna. Crop : tembolok, berfungsi sebagai tempat pengolahan makanan setelah oesophagus. Gizzard : ampela Intestine : usus, tempat penyerapan sari-sari makanan ( hanya 5 10 % komponen organik dicerna dan diserap tubuh selanjutnya dikeluarkan berupa butiran yang dilapisi mucus disebut vermikompos). Sistem Pencernaan cacing tanah berupa tabung lurus dengan spesialisasi regional dari rongga mulut, faring, esophagus, tembolok, lambung, dan usus. Rongga mulut berhubungan secara langsung dengan saluran pencernaan. Bahan organik atau substrat melalui gerakan silia masuk ke dalam rongga mulut dan ditarik ke perut depan. Tembolok berupa esophagus yang membesar untuk menyimpan makanan. Lambung mencerna pakan secara mekanis dengan bantuan batuan kecil yang turut masuk bersama pakan. kelenjar kalsiferous yang dihasilkan oleh organ pencernaan berfungsi untuk menyerap kalsium dari bahan yang dicerna. Kalsium berguna untuk menetralisir media jika kondisinya asam. Tiflosol merupakan bagian dari usus yang berlipat-lipat, berguna untuk memperluas permukaan usus. Lambung dan usus mensekret enzim-enzim seperti protease, lipase, amilase, sellulase, dan kitinase (Hand 1988, diacu dalam Elidar P 2009). Selain itu fungi, algae, aktinomisetes, dan mikroba hidup pada usus cacing tanah. Sel kloragen adalah sel berpigmen pada usus tengah yang berfungsi sebagai tempat metabolisme dan berperan dalam eksresi. Bahan organik atau substrat melewati bahan yang dicerna dan diserap, sedangkan bahan yang tidak dicerna akan dibuang lewat anus (Edward & Lofty 1972, diacu dalam Elidar P 2009). Lambung dan usus bekerja sebagai bioreactor dan hanya 5-10 % komponen organik dicerna dan diserap tubuh selanjutnya dikeluarkan berupa butiran yang dilapisi mucus disebut vermikompos ( Hand 1988, diacu dalam Elidar P 2009).

7 Gambar 5 Sistem Sirkulasi Cacing Tanah Keterangan gambar 5 : Segment 7-12 Dorsal vessel : pembuluh darah dorsal Alimentary canal : canal yang berhubungan dengan makanan atau bersifat memberi makanan Subintestinal vessel : pembuluh darah subintestinal, pembuluh yang berada di bawah usus. Neural vessel : pembuluh darah yang ada di pembuluh saraf. Nb : Sistem sirkulasi pada cacing tanah, diatur oleh lima jantung (organ berdenyut), dengan system peredaran darah bolak balik (dari jantung diedarkan ke seluruh tubuh).

8 Gambar 6 Sistem Reproduksi Cacing Tanah Keterangan gambar 6: Segment 8-17 Testes : organ reproduksi jantan, sperma yang di produksi dilepaskan ke rongga selom hingga dewasa. Nerve cord : tali saraf Ventral blood vessel : pembuluh darah ventral Seminal vesicle : Tempat penampungan sperma dari dirinya sendiri. Seminal receptacles : Tempat penampungan sperma dari pasangannya Ovary : Induk telur, terletak di posterior sistem reproduksi. Oviduct : Saluran sel telur. Vas deferens : Saluran sperma *Nephridium : organ eksresi pada cacing Septa : kantung yang berada di dinding, membentuk seperti sekat. Cacing tanah bersifat hermaprodit atau biseksual, artinya pada setiap tubuh cacing tanah terdapat alat kelamin jantan dan betina sekaligus (unisex). Namun, dalam proses kawin (mating) cacing tanah akan berpasangan dengan cacing lain, dan saling mentransferkan spermanya. Klitelum adalah bagian dari tubuh yang menebal dan warnanya lebih terang merupakan ciri cacing yang telah dewasa, fungsinya sebagai produksi kokon. Struktur klitelum L. rubellus terletak pada segmen 26, Klitelum menghasilkan tiga tipe kelenjar, yaitu: kelenjar penghasil mucus (untuk kopulasi), kelenjar pembentuk kokon, dan kelenjar penghasil albumin (dalam kokon ) (Edward & Lofty 1972, diacu dalam Elidar P 2009). Klitelum pada cacing tanah berkembang berusia 2-3 bulan (Garg et al. 2005), dan semakin meningkat perkembangannya pada kelembaban 64% (Reinecke & Venter 1987). Sistem reproduksi jantan terdiri dari 1-2 pasang testis pada segmen ke Sperma yang diproduksi dilepaskan ke rongga selom hingga dewasa. Selanjutnya, sperma dewasa masuk ke vesikula seminalis hingga matang. Kemudian melalui corong bersilia, sperma yang matang dibawa ke gonofor jantan. Pada sistem reproduksi betina, terdiri dari sepasang ovarium di bagian posterior sistem reproduksi jantan (segmen 12). Sel telur diproduksi di ovarium dilepas ke rongga selom, dan disimpan hingga matang pada kantung dinding septa (ovisac). Melalui corong bersilia, sel telur dibawa menuju gonofor betina (Edward & Lofty 1972, diacu dalam Elidar P 2009). Cacing tanah melakukan perkawinan (mating) pada posisi yang berlawanan bagian anterior. Proses perkawinan dapat berlangsung selama beberapa jam, dan dari klitelum dikeluarkan lendir yang berguna untuk melindungi selsel sperma. Pada saat terjadinya kopulasi, kedua cacing tanah tidak sensitif dalam merespon rangsangan luar seperti sentuhan dan cahaya (Edward & Lofty 1972, diacu dalam Elidar P 2009). Setelah cacing berpisah, klitelum akan membentuk selubung kokon dan bergerak ke arah anterior. Selubung kokon akan bertemu sel telur (keluar dari gonofor ) dan sperma (keluar dari spermateka). Fertilisasi terjadi di dalam selubung kokon, dan terbentuk zigot yang terselubung di dalam kokon. Kokon yang berisi sel telur ini akan bergerak kearah anterior tubuh cacing berkembang mulai dari sel telur yang tersimpan dalam kokon. Kokon akan menetas sekitar hari dan menghasilkan juvenile (Edward & Lofty 1972, diacu dalam Elidar P 2009)

9 Gambar 7 Sistem Saraf Cacing Tanah Keterangan gambar 7. Nerves of touch : Saraf yang berkaitan dengan sentuhan Circumpharyngeal connective : jaringan penghubung yang melingkari faring Subpharyngeal ganglion : pusat saraf yang berada di bawah faring Ganglion : pusat saraf Ventral nerves : Saraf yang terletak di ventral Pada cacing tanah ditemukan dua tipe organ sensorik, yaitu fotoreseptor dan organ perasa epithelia yang berfungsi sebagai kemoreseptor (Edward & Lofty 1972, diacu dalam Elidar P 2009). Kemoreseptor dapat mendeteksi bahan makanan, dan memberi informasi tentang kondisi lingkungan. Disamping itu, kemoreseptor juga berperan dalam proses perkawinan dengan mendeteksi getah mukus yang dihasilkan oleh cacing tanah lain (Smith 1972, diacu dalam Elidar P 2009).

10 Gambar 8 Sistem eksresi cacing tanah Keterangan gambar : Nephridial funnel : tempat terjadinya eksresi Dissepiments : Nephrope : lubang keluarnya hasil eksresi Organ eksresi cacing tanah terdiri atas sepasang metanefridia yang terletak di seluruh segmen tubuh kecuali pada segmen pertama dan terakhir. Sistem eksresi bersifat sebagai penyaring yang menggerakkan sisa atau sampah dan mengembalikan substansi yang berguna ke sistem sirkulasi (Edward & Lofty 1972, diacu dalam Elidar P 2009). Metanefridia cacing tersusun atas preseptal nefrostom, postsegmental nefridioduct dan nefridiofor. Nefrostom bersilia bermuara di rongga tubuh (pseudoselom) dan berlanjut pada saluran berliku-liku (nefridioduct). Bagian akhir dari nefrioduct akhir membesar seperti gelembung. Gelembung ini akan bermuara ke bagian luar tubuh melalui pori yang merupakan lubang nefridiofor. Ujung nefridiofor berbentuk bulbus berfungsi untuk mendorong sisa atau sampah keluar tubuh (Edward & Lofty 1972, diacu dalam Elidar P 2009). Cairan atau larutan yang diserap pada proses ekskresi berupa sisa atau sampah nitrogen (amonia, urea, asam urat), protein selomik, air dan ion (Na+, K+, Cl-). Cairan tubuh akan ditarik ke nefrostom dan masuk ke nefridium oleh gerakan silia dan otot. Saat caran tubuh mengalir melalui nefrioduct, bahan-bahan yang berguna seperti air, protein dan ion akan diambil oleh sel-sel tertentu dari tabung. Sedangkan sampah nitrogen dan sedikit air yang tersisa dalam nefridium akan dieksresikan keluar melalui nefridiofor (Edward & Lofty 1972, diacu dalam Elidar P 2009).

11 Gambar 9. Penampang Cacing Tanah Keterangan gambar 9 : Typhlosole : lekukan usus, berfungsi untuk memperluas permukaan Parietal vessel : pembuluh parietal Body wall and skin : permukaan tubuh dan kulit, berfungsi untuk respirasi Dorsal vessel : pembuluh dorsal Alimentary canal : canal yang berhubungan dengan makanan atau bersifat memberi makanan Kidney : ginjal, berfungsi untuk eksresi Subintestinal vessel : pembuluh darah subintestinal, pembuluh yang berada di bawah usus. Neural vessel : pembuluh darah yang ada di saraf.

12 Gambar 9 Penampang cacing tanah Keterangan gambar : Dorsal blood vessel : pembuluh darah dorsal Typhlosole : lekukan usus, berfungsi untuk memperluas permukaan Peritoneum : terletak dibagian segmen anterior, bentuknya mirip bibir, berfungsi sebagai saraf perasa. Setae : Rambut yang keras, berukuran pendek, dan jumlahnya sedikit, berfungsi untuk membantu proses respirasi Nephridium : organ eksresi cacing tanah Nephrostome : Tabung penyalur eksresi yang bermuara di rongga tubuh (pseudoselom) dan berlanjut pada saluran berliku-liku (nefridioduct) Mucous membrane : membran selaput lendir Nephridiopore : bagian akhir dari nefridioduct, berbentuk seperti gelembung, berfungsi sebagai tempat keluarnya hasil eksresi. Submukosa : dibawah selaput mukosa (lendir/ kelenjar) Cuticle : kutikula/ kulit bagian dalam Epidermis : lapisan kulit paling luar, berfungsi melindungi cacing dari kekeringan Intestine : usus Coelom : rongga Nerve cord : tali saraf Circular muscle layer : lapisan otot sirkuler Longitudinal muscle layer : lapisan otot longitudinal/ batang

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Cacing tanah E. fetida (a), L. rubellus (b). (Sumber: Kinderzeichnungen 2005).

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Cacing tanah E. fetida (a), L. rubellus (b). (Sumber: Kinderzeichnungen 2005). TINJAUAN PUSTAKA Pengenalan Cacing Tanah Cacing tanah E. fetida dan L. rubellus termasuk ke dalam filum Annelida. Kedua spesies cacing tanah ini banyak dijumpai di tempat yang lembab, dan hidup dalam kotoran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Proses Vermicomposting dan vermikompos

TINJAUAN PUSTAKA. Proses Vermicomposting dan vermikompos TINJAUAN PUSTAKA Proses Vermicomposting dan vermikompos Konsep vermicomposting dimulai dari pengetahuan tentang spesies cacing tanah tertentu yang memakan sisa bahan organik, mengubah sisa bahan organik

Lebih terperinci

Annelida. lembab terletak di sebelah atas epithel columnar yang banyak mengandung sel-sel kelenjar

Annelida. lembab terletak di sebelah atas epithel columnar yang banyak mengandung sel-sel kelenjar Annelida Karakteristik 1.Bilateral simetris, memiliki tiga lapisan sel (triploblastik), tubuhnya bulat dan memanjang biasanya dengan segmen yang jelas baik eksternal maupun internal. 2.Appendages kecil

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Vermicomposting

TINJAUAN PUSTAKA Vermicomposting TINJAUAN PUSTAKA Vermicomposting Dominguez et al. (1997a) mendefinisikan vermicomposting sebagai proses dekomposisi bahan organik yang melibatkan kerjasama antara cacing tanah dan mikroorganisme. Mikroorganisme

Lebih terperinci

Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa praktikan dapat:

Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa praktikan dapat: Cacing Tanah (Lumbricus terrestris) I. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa praktikan dapat: a. Menyebutkan karakteristik Lumbricus terrestris b. Menunjukkan apparatus digestorius

Lebih terperinci

CACING TANAH (Lumbricus terrestris)

CACING TANAH (Lumbricus terrestris) CACING TANAH (Lumbricus terrestris) Kode MPB2b Fapet I. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa praktikan dapat: a. Menyebutkan karakteristik Lumbricus terrestris b. Menunjukkan apparatus

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb. Biologi Task Identification of Annelida. By : Anjar Wicitra Wening Khalikul Haqqur Rahman Taufiqurrahman

Assalamu alaikum Wr. Wb. Biologi Task Identification of Annelida. By : Anjar Wicitra Wening Khalikul Haqqur Rahman Taufiqurrahman Assalamu alaikum Wr. Wb. Biologi Task Identification of Annelida By : Anjar Wicitra Wening Khalikul Haqqur Rahman Taufiqurrahman Ciri-ciri Annelida : ⱷ Tubuhnya tersusun atas cincin-cincin (gelang-gelang)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Cacing Eeugeniae termasuk hewan tingkat rendah karena tidak. Annelida dan kelas Clitellata, Ordo Oligochaeta.

BAB II KAJIAN TEORI. Cacing Eeugeniae termasuk hewan tingkat rendah karena tidak. Annelida dan kelas Clitellata, Ordo Oligochaeta. BAB II KAJIAN TEORI A. Cacing Eudrilus Eugeniae 1. Klasifikasi Cacing Eeugeniae termasuk hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai tulang belakang (avertebrata) yang digolongkan dalam filum Annelida

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. eugeniae sering disebut cacing Afrika, atau ANC (African Night Crawler).

BAB II KAJIAN TEORI. eugeniae sering disebut cacing Afrika, atau ANC (African Night Crawler). BAB II KAJIAN TEORI A. Cacing tanah Eudrilus eugeniae 1. Klasifikasi Cacing tanah Eudrilus eugeniae tergolong pada kelompok binatang lunak karena tidak memiliki tulang belakang (avertebrata). Eudrilus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Cacing Eudrilus eugeniae (African Night Crawler /ANC)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Cacing Eudrilus eugeniae (African Night Crawler /ANC) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Cacing Eudrilus eugeniae (African Night Crawler /ANC) 1. Klasifikasi cacing Eudrilus eugeniae Kingdom Phylum Kelas Subkelas Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Annelida :

Lebih terperinci

N E M A T H E L M I N T H E S

N E M A T H E L M I N T H E S N E M A T H E L M I N T H E S Nema = benang, helminthes = cacing Memiliki rongga tubuh yang terbentuk ketika ektodermis membentuk mesodermis, tetapi belum memiliki mesenterium untuk menggantungkan visceral

Lebih terperinci

ANNELIDA (Annulus=cincin, Oidos=bentuk)

ANNELIDA (Annulus=cincin, Oidos=bentuk) ANNELIDA (Annulus=cincin, Oidos=bentuk) By Luisa Diana Handoyo, M.Si. Christmas tree fanworm LANGKAH KERJA Ambil cacing yg paling besar Letakkan cacing di bak parafin Kedua ujung di tahan dengan jarum

Lebih terperinci

SAMPAH DAUN SONOKELING

SAMPAH DAUN SONOKELING VERMICOMPOSTING SAMPAH DAUN SONOKELING (Dalbergia latifolia) MENGGUNAKAN TIGA SPESIES CACING TANAH (Pheretima sp., Eisenia fetida dan Lumbricus rubellus) MUHAMMAD ILYAS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bobot (gram) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Kombinasi Media Serbuk Gergaji Batang Pohon Kelapa dan Onggok Aren terhadap Pertumbuhan Cacing Eisenia foetida Salah satu indikator untuk

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah bahan atau material berlebih yang dihasilkan dari suatu proses

II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah bahan atau material berlebih yang dihasilkan dari suatu proses 7 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Ternak Limbah adalah bahan atau material berlebih yang dihasilkan dari suatu proses (Merkel, 1981). Dalam dunia peternakan limbah merupakan bahan yang disekresikan oleh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas Branchiopoda, Divisi Oligobranchiopoda, Ordo Cladocera, Famili Daphnidae,

Lebih terperinci

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi

Lebih terperinci

1. Dapat menjelaskan sistem Eksresi. 2. Dapat menjelaskan sistem Ekskresi pada Avetebrata. 3. Dapat menjelaskan sistem Ekrsresi pada Vertebrata.

1. Dapat menjelaskan sistem Eksresi. 2. Dapat menjelaskan sistem Ekskresi pada Avetebrata. 3. Dapat menjelaskan sistem Ekrsresi pada Vertebrata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh melakukan begitu banyak proses metabolisme seperti pencernaan, respirasi dan sebagainya. Proses-proses seperti itu pada akhirnya akan menghasilkan limbah yang

Lebih terperinci

Bahan Ajar Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Tarbiyah STAIN Batusangkar TAKSONOMI VERTEBRATA. Pisces: Evolusi Kelas Agnatha

Bahan Ajar Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Tarbiyah STAIN Batusangkar TAKSONOMI VERTEBRATA. Pisces: Evolusi Kelas Agnatha Bahan Ajar Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Tarbiyah STAIN Batusangkar TAKSONOMI VERTEBRATA Pisces: Evolusi Kelas Agnatha Kelas Agnatha Merupakan vertebrata pertama kali muncul Muncul pada 500

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Suwardjo dan Dariah (1995) mulsa adalah berbagai macam bahan seperti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Suwardjo dan Dariah (1995) mulsa adalah berbagai macam bahan seperti II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mulsa Menurut Suwardjo dan Dariah (1995) mulsa adalah berbagai macam bahan seperti jerami, sebuk gergaji, lembaran plastik tipis, tanah lepas-lepas dan sebagainya yang dihamparkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Cacing Tanah Cacing tanah merupakan organisme heterotrof, bersifat hermaprodit-biparental, termasuk kelompok filum Annelida, kelas Clitellata dan ordo Oligochaeta. Tubuh cacing

Lebih terperinci

BIOLOGI LAUT Mollusca

BIOLOGI LAUT Mollusca MAKALAH BIOLOGI LAUT Mollusca MUSDALIFAH L211 13 006 MELINDA DAVID L211 13 016 JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015 KATA PENGANTAR Tiada untaian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. tergolong pada kelompok binatang lunak karena tidak memiliki tulang. belakang (avertebrata). Kedudukan Eudrilus eugeniae dalam

BAB II KAJIAN TEORI. tergolong pada kelompok binatang lunak karena tidak memiliki tulang. belakang (avertebrata). Kedudukan Eudrilus eugeniae dalam BAB II KAJIAN TEORI A. Cacing Tanah Afrika Nightcrawler (Eudrilus eugeniae) 1. Klasifikasi Cacing Tanah Afrika Nightcrawler (Eudrilus eugeniae) tergolong pada kelompok binatang lunak karena tidak memiliki

Lebih terperinci

Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada 2. Morfologi dan Anatomi Nematoda 2.1. Bentuk tubuh nematoda secara umum Bentuk tubuh nematoda parasit tanaman adalah silindris memanjang atau vermiform, meruncing pada bagian ujung kepala dan ekor, mikroskopis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai fungsi penting dari ekosistem darat yang menggambarkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai fungsi penting dari ekosistem darat yang menggambarkan 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Olah Tanah Tanah merupakan benda alam yang bersifat dinamis, sumber kehidupan, dan mempunyai fungsi penting dari ekosistem darat yang menggambarkan keseimbangan yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Karakter Sludge Limbah Organik Saus. Proses pengolahan air limbah secara biologis dengan sistem biakan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Karakter Sludge Limbah Organik Saus. Proses pengolahan air limbah secara biologis dengan sistem biakan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Karakter Sludge Limbah Organik Saus Proses pengolahan air limbah secara biologis dengan sistem biakan tersuspensi telah digunakan secara luas diseluruh dunia untuk pengolahan air

Lebih terperinci

PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN

PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN BAHAN MAKANAN (MOLEKUL ORGANIK) Lingkungan eksternal Hewan KONSUMSI MAKANAN PROSES PENCERNAAN PROSES PENYERAPAN PANAS energi yg hilang dalam feses MOLEKUL NUTRIEN (dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Diaphanosoma sp. adalah sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Diaphanosoma sp. adalah sebagai berikut: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Diaphanosoma sp. 1. Klasifikasi Klasifikasi Diaphanosoma sp. adalah sebagai berikut: Fillum Kelas Sub kelas Ordo Famili Genus : Arthropoda : Crustacea : Branchiopoda : Cladocera

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4 1. Perubahan energi yang trjadi didalam kloropas adalah.... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4 Energi cahaya menjadi energi potensial Energi kimia menjadi energi gerak

Lebih terperinci

Sistem Pencernaan Manusia

Sistem Pencernaan Manusia Sistem Pencernaan Manusia Manusia memerlukan makanan untuk bertahan hidup. Makanan yang masuk ke dalam tubuh harus melalui serangkaian proses pencernaan agar dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Proses

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA A. GINJAL SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA Sebagian besar produk sisa metabolisme sel berasal dari perombakan protein, misalnya amonia dan urea. Kedua senyawa tersebut beracun bagi tubuh dan harus dikeluarkan

Lebih terperinci

Evolusi, Sistematika, Taksonomi dan Klasifikasi Avertebrata

Evolusi, Sistematika, Taksonomi dan Klasifikasi Avertebrata Evolusi, Sistematika, Taksonomi dan Klasifikasi Avertebrata Ima Yudha Perwira, SPi, MP, MSc (Aquatic) Para saintis menempatkan hewan pada dua katergori utama, yaitu: invertebrata (in = tanpa, vertebrae

Lebih terperinci

BAB VII SISTEM UROGENITALIA

BAB VII SISTEM UROGENITALIA BAB VII SISTEM UROGENITALIA Sistem urogenital terdiri dari dua system, yaitu system urinaria (systema uropoetica) dan genitalia (sytema genitalia). Sistem urinaria biasa disebut sistem ekskresi. Fungsinya

Lebih terperinci

Volume IV. Nomor 1. Januari-Juni 2013 Page 38

Volume IV. Nomor 1. Januari-Juni 2013 Page 38 3 KOLEKSI DAN IDENTIFIKASI CACING TANAH DI HUTAN PENELITIAN DARMAGA, BOGOR Oleh: Rita Oktavia M.Si Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP Bina Bangsa Meulaboh ABSTRAK Cacing tanah telah diketahui

Lebih terperinci

JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA

JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan pengertian dan fungsi jaringan embrional 2. Menjelaskan ciri dan fungsi jaringan epitelium 3. Menjelaskan ciri dan fungsi jaringanjaringan

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI SISTEM EKSKRESI PADA VERTEBRATA

SISTEM EKSKRESI SISTEM EKSKRESI PADA VERTEBRATA SISTEM EKSKRESI SISTEM EKSKRESI PADA VERTEBRATA Sistem ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya melibatkan organ paru-paru, kulit, ginjal, dan hati. Namun yang terpenting dari keempat organ tersebut

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci

Adanya rangka dalam (endoskeleton) berduri yang menembus kulit. Tubuh terdiri dari bagian oral (yang memiliki mulut) dan aboral (yang tidak memiliki mulut). Pada waktu masih larva tubuhnya berbentuk bilateral

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM RESPIRASI PADA IKAN

MAKALAH SISTEM RESPIRASI PADA IKAN MAKALAH SISTEM RESPIRASI PADA IKAN OLEH : MUSTAIN FAKULTAS BUDIDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PERIKANAN PONTIANAK 2012 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap makhluk hidup memerlukan

Lebih terperinci

ANATOMI DAN FISIOLOGI

ANATOMI DAN FISIOLOGI ANATOMI DAN FISIOLOGI Yoedhi S Fakar ANATOMI Ilmu yang mempelajari Susunan dan Bentuk Tubuh FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari alat atau jaringan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang datang dan menetap di Indonesia (Lies, 2005).

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang datang dan menetap di Indonesia (Lies, 2005). II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Tahu Tahu pertama kali dibuat oleh masyarakat Thionghoa di daratan Cina sejak 2200 tahun yang lalu,tepatnya sejak Dinasti Han memegang kekuasaan. Kata tahu sendiri sesungguhnya

Lebih terperinci

TEORI FENOMENA ORGAN

TEORI FENOMENA ORGAN TEORI FENOMENA ORGAN By: Syariffudin Definisi Teori Fenomena Organ Yaitu sebuah teori untuk menilai fungsi organ organ dalam secara fisiologi maupun secara patalogis dengan didasarkan pada apa yang terlihat

Lebih terperinci

FISIOLOGI SERANGGA SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI UPI

FISIOLOGI SERANGGA SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI UPI FISIOLOGI SERANGGA SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI UPI FISIOLOGI SERANGGA 1. PencernaanSerangga Saluran pencernaan dibagi tiga bagian: Foregut (stomodeum) perut bagian depan : terdapat katup cardiac

Lebih terperinci

PLATYHELMINTHES. Dugesia tigrina. A. Karakteristik

PLATYHELMINTHES. Dugesia tigrina. A. Karakteristik A. Karakteristik PLATYHELMINTHES 1.Tubuh terdiri atas 3 lapisan sel: ektodermis, mesodermis, dan endodermis (triploblastik) 2. Hidup bebas atau parasit 3. Alat ekskresi berupa sel api 4. Alat pencernaan

Lebih terperinci

Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO

Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si darma_erick77@yahoo.com LOGO Proses Pengeluaran Berdasarkan zat yang dibuang, proses pengeluaran pada manusia dibedakan menjadi: Defekasi: pengeluaran zat sisa hasil ( feses

Lebih terperinci

Sistem Ekskresi Manusia

Sistem Ekskresi Manusia Sistem Ekskresi Manusia Sistem ekskresi merupakan sistem dalam tubuh kita yang berfungsi mengeluarkan zatzat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh dan zat yang keberadaannya dalam tubuh akan mengganggu

Lebih terperinci

ANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit

ANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit ANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit FISIOLOGI KULIT Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh, serta bersambung dengan selaput lendir yang melapisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ascaris lumbricoides Manusia merupakan hospes beberapa nematoda usus. Sebagian besar nematoda ini menyebabkan masalah kesehatan masyarakat Indonesia (FKUI, 1998). Termasuk dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi S. inferens adalah sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi S. inferens adalah sebagai berikut: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Parasit Lalat S. inferens Towns. Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi S. inferens adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Class Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Arthropoda

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Siklus Hidup C. trifenestrata Studi Perkembangan Embrio C. trifenestrata

PEMBAHASAN Siklus Hidup C. trifenestrata Studi Perkembangan Embrio C. trifenestrata PEMBAHASAN Siklus Hidup C. trifenestrata Tahapan hidup C. trifenestrata terdiri dari telur, larva, pupa, dan imago. Telur yang fertil akan menetas setelah hari kedelapan, sedang larva terdiri dari lima

Lebih terperinci

BABIX FILUM ANNELIDA (KELAS OLIGOCHAETA) 2. mampu menjelaskan morfologi dan anatomi, kiasifikasi kelas Oligochaeta

BABIX FILUM ANNELIDA (KELAS OLIGOCHAETA) 2. mampu menjelaskan morfologi dan anatomi, kiasifikasi kelas Oligochaeta BABIX FILUM ANNELIDA (KELAS OLIGOCHAETA) TUJIJAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mengikuti bab ini mahasiswa diharapkan: 1. mampu menjelaskan gambaran umum Filum Annelida 2. mampu menjelaskan morfologi dan

Lebih terperinci

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN Kompetensi yang hendak dicapai: Siswa dapat memahami bagian tubuh manusia dan hewan, menjelaskan fungsinya, serta mampu mengidentifikasi

Lebih terperinci

Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri

Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri Kompetensi Dasar : Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri Indikator : 1. Menyebutkan organ-organ penyusun sistem ekskresi pada manusia.

Lebih terperinci

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra CREATIVE THINKING MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra HIDUNG Hidung merupakan panca indera manusia yang sangat penting untuk mengenali bau dan juga untuk bernafas. Bagian-Bagian Hidung Dan Fungsinya

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.4

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.4 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.4 1. Berikut ini organ penyusun sistem transportasi adalah... Kunci Jawaban : A Organ penyusun sistem transportasi atau peredaran

Lebih terperinci

Fungsi Sistem Pencernaan Pada Manusia

Fungsi Sistem Pencernaan Pada Manusia Fungsi Sistem Pencernaan Pada Manusia Setiap manusia memerlukan makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sari makanan dapat diangkut oleh darah dalam bentuk molekul-molekul yang kecil dan sederhana. Oleh

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 7 HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Fisik Anjing Lokal Hewan yang digunakan adalah anjing lokal berjumlah 2 ekor berjenis kelamin betina dengan umur 6 bulan. Pemilihan anjing betina bukan suatu perlakuan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah Kingdom Filum Class Ordo Famili Genus : Animalia : Arthopoda : Insekta : Lepidoptera : Plutellidae : Plutella

Lebih terperinci

A.Karakteristik 1. Bilateral simetris, memiliki tiga lapisan sel (triploblastik schizocoelom), epithel satu lapis umumnya bersilia dan mengandung

A.Karakteristik 1. Bilateral simetris, memiliki tiga lapisan sel (triploblastik schizocoelom), epithel satu lapis umumnya bersilia dan mengandung A.Karakteristik 1. Bilateral simetris, memiliki tiga lapisan sel (triploblastik schizocoelom), epithel satu lapis umumnya bersilia dan mengandung kelenjar lendir. 2.Tubuh biasanya pendek ditutupi oleh

Lebih terperinci

BAB X FILUM ANNELIDA (KELAS POLYCHAETA)

BAB X FILUM ANNELIDA (KELAS POLYCHAETA) BAB X FILUM ANNELIDA (KELAS POLYCHAETA) TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mengikuti bab ini mahasiswa diharapkan: 1. Mampu menjelaskan morfologi dan anatomi, klasifikasi kelas Polychaeta 2. Mampu menjelaskan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. secara taksonomi termasuk ke dalam kelompok crustacea renik yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. secara taksonomi termasuk ke dalam kelompok crustacea renik yang 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daphnia sp 2.1.1 Klasifikasi Daphnia sp. Daphnia sp. secara taksonomi termasuk ke dalam kelompok crustacea renik yang hidup secara umum di perairan tawar (Pangkey 2009). Beberapa

Lebih terperinci

Sistem Respirasi Pada Hewan

Sistem Respirasi Pada Hewan Sistem Respirasi Pada Hewan Alat respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat 02 dapat berdifusi masuk dan sebaliknya C02 dapat berdifusi keluar. Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Lele Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Filum: Chordata Kelas : Pisces Ordo : Ostariophysi Famili : Clariidae Genus : Clarias Spesies :

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Struktur Hewan dengan judul Jaringan Epitel yang disusun oleh: Nama : Lasinrang Aditia Nim : K

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Struktur Hewan dengan judul Jaringan Epitel yang disusun oleh: Nama : Lasinrang Aditia Nim : K LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN (JARINGAN EPITEL) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI B KELOMPOK : I (Satu) LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan merupakan hewan akutik yang memilki tulang belakang (vertebrata) yang berhabitat di dalam perairan. Ikan bernapas dengan insang, bergerak dan menjaga keseimbangan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 28 LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 2 MATERI KINGDOM ANIMALIA FILUM PLATHYHELMINTHES, FILUM NEMATHELMINTHES DAN FILUM ANNELIDA

LAMPIRAN 28 LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 2 MATERI KINGDOM ANIMALIA FILUM PLATHYHELMINTHES, FILUM NEMATHELMINTHES DAN FILUM ANNELIDA 39 LAMPIRAN 28 LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 2 MATERI KINGDOM ANIMALIA FILUM PLATHYHELMINTHES, FILUM NEMATHELMINTHES DAN FILUM ANNELIDA K.D 3.8 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Suzuki Metode Suzuki adalah suatu metode yang digunakan untuk pemeriksaan telur Soil Transmitted Helmints dalam tanah. Metode ini menggunakan Sulfas Magnesium yang didasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pemeliharaan Induk Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk terlebih dahulu di kolam pemeliharaan induk yang ada di BBII. Induk dipelihara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Soil transmitted helminths adalah cacing perut yang siklus hidup dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Soil transmitted helminths adalah cacing perut yang siklus hidup dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Soil Transmitted Helminths 1. Pengertian Soil transmitted helminths adalah cacing perut yang siklus hidup dan penularannya melalui tanah. Di Indonesia terdapat lima species cacing

Lebih terperinci

drh. Herlina Pratiwi PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2014

drh. Herlina Pratiwi PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2014 drh. Herlina Pratiwi PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2014 SELAPUT EKSTRA EMBRIONIK: Beberapa selaput yang terbentuk pada masa perkembangan embrional yang berasal dari tubuh embrio, namun

Lebih terperinci

PROSES PEMANFAATAN PAKAN PADA TUBUH IKAN

PROSES PEMANFAATAN PAKAN PADA TUBUH IKAN 3. PROSES PEMANFAATAN PAKAN PADA TUBUH IKAN Sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya bahwa pakan merupakan sumber energi dan materi bagi ikan. Di dalam proses pemanfaatannya, pakan akan mengalami beberapa

Lebih terperinci

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ STRUKTUR TUBUH MANUSIA SEL (UNSUR DASAR JARINGAN TUBUH YANG TERDIRI ATAS INTI SEL/ NUCLEUS DAN PROTOPLASMA) JARINGAN (KUMPULAN SEL KHUSUS DENGAN BENTUK & FUNGSI

Lebih terperinci

TIU : Mahasiswa diharapkan. proses fisiologi organ. berkaitan dengan fungsi ternak jantan sebagai pemacek. TIK :

TIU : Mahasiswa diharapkan. proses fisiologi organ. berkaitan dengan fungsi ternak jantan sebagai pemacek. TIK : TIU : Mahasiswa diharapkan mampu memahami proses fisiologi organ reproduksi jantan khususnya yang berkaitan dengan fungsi ternak jantan sebagai pemacek. TIK : 1.Mahasiswa memahami proses ereksi dan ejakulasi

Lebih terperinci

Jaringan Tubuh. 1. Jaringan Epitel. 2. Jaringan Otot. 3. Jaringan ikat/penghubung. 4. Jaringan Saraf

Jaringan Tubuh. 1. Jaringan Epitel. 2. Jaringan Otot. 3. Jaringan ikat/penghubung. 4. Jaringan Saraf Jaringan Tubuh 1. Jaringan Epitel 2. Jaringan Otot 3. Jaringan ikat/penghubung 4. Jaringan Saraf Jaringan Epitel Tersusun atas lapisan-lapisan sel yang menutup permukaan saluran pencernaan, saluran pada

Lebih terperinci

Gambar 1. Mencit Putih (M. musculus)

Gambar 1. Mencit Putih (M. musculus) TINJAUAN PUSTAKA Mencit (Mus musculus) Mencit (Mus musculus) merupakan hewan mamalia hasil domestikasi dari mencit liar yang paling umum digunakan sebagai hewan percobaan pada laboratorium, yaitu sekitar

Lebih terperinci

EMBRIOLOGI MAS BAYU SYAMSUNARNO MK. FISIOLOGI HEWAN AIR

EMBRIOLOGI MAS BAYU SYAMSUNARNO MK. FISIOLOGI HEWAN AIR EMBRIOLOGI MAS BAYU SYAMSUNARNO MK. FISIOLOGI HEWAN AIR AWAL KEHIDUPAN SEL TELUR SPERMATOZOA ZIGOT EMBRIO Fertilisasi/Pembuahan Diawali dengan masuknya sperma ke dalam sel telur melalui mikropil pada khorion

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLATIHAN SOAL BAB 11

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLATIHAN SOAL BAB 11 SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLATIHAN SOAL BAB 11 1. Bagian sel yang berfungsi untuk mengatur seluruh kegiatan sel adalah http://www.primemobile.co.id/assets/uploads/materi/bio-7-11a.png

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN. Oleh: dr. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok

SISTEM PENCERNAAN. Oleh: dr. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok SISTEM PENCERNAAN Oleh: dr. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok PENDAHULUAN Sistem pencernaan bertanggung jawab untuk menghancurkan dan menyerap makanan dan minuman Melibatkan banyak organ secara mekanik hingga kimia

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLATIHAN SOAL BAB 10

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLATIHAN SOAL BAB 10 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLATIHAN SOAL BAB 10 1. Urutan organisasi kehidupan dari yang paling rendah ke yang paling tinggi adalah A. B. C. D. Sel-jaringan-organ-sistem organ-

Lebih terperinci

Sohibul Himam ( ) FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2008

Sohibul Himam ( ) FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2008 MAKALAH TENTANG THERMOREGULASI (PENGATURAN SUHU) PADA TESTIS Oleh Sohibul Himam (0710510087) FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2008 1 Pendahuluan Testis merupakan organ kelamin primer bagi

Lebih terperinci

Jaringan adalah struktur yang dibentuk oleh kumpulan sel yang mempunyai sifat-sifat morfologi dan fungsi yang sama. Jaringan Dasar pada hewan

Jaringan adalah struktur yang dibentuk oleh kumpulan sel yang mempunyai sifat-sifat morfologi dan fungsi yang sama. Jaringan Dasar pada hewan Jaringan adalah struktur yang dibentuk oleh kumpulan sel yang mempunyai sifat-sifat morfologi dan fungsi yang sama. Jaringan Dasar pada hewan vertebrata ada 4,yaitu: 1. Jaringan epitel 2. Jaringan ikat

Lebih terperinci

SISTEM SIRKULASI PADA HEWAN AIR

SISTEM SIRKULASI PADA HEWAN AIR SISTEM SIRKULASI PADA HEWAN AIR Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA Prinsip dasar sistem sirkulasi Hanya dapat berlangsung jika ada pompa (satu atau lebih) dan saluran di mana darah

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi Ikan Gurame (Osphronemus gouramy Lac.) Ikan gurame (Osphronemus gouramy Lac.) adalah salah satu komoditas budidaya air tawar yang tergolong dalam famili ikan Labirin (Anabantidae).

Lebih terperinci

Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon)

Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon) Modul ke: Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon) Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Pengertian Hormon Hormon berasal dari kata hormaein yang berarti

Lebih terperinci

Morfologi dan Anatomi Dasar Kelinci

Morfologi dan Anatomi Dasar Kelinci Modul Praktikum Biologi Hewan Ternak 2017 6 Morfologi dan Anatomi Dasar Kelinci Petunjuk Umum Praktikum - Pada praktikum ini digunakan alat-alat bedah dan benda-benda bersudut tajam. Harap berhati-hati

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1 1. Urutan organ pernapasan yang benar dari dalam ke luar adalah... paru-paru, tenggororkan mulut paru-paru kerongkongan, hidung

Lebih terperinci

PENCERNAAN MAKANAN. Sistem Pencernaan Mamalia :

PENCERNAAN MAKANAN. Sistem Pencernaan Mamalia : Sistem Pencernaan Mamalia : PENCERNAAN MAKANAN * Terdiri atas saluran pencernaan dan berbagai kelenjar aksesoris yang mengekskresikan getah pencernaan ke dalam saluran melalui duktus (saluran) Peristalsis,

Lebih terperinci

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru O R G A N P E N Y U S U N S I S T E M E K S K R E S I K U L I T G I N J A L H A T I P A R U - P A R U kulit K ULIT K U L I T A D A L A H O R G A

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daphnia sp 1. Biologi Daphnia sp a. Taksonomi Daphnia sp Daphnia sp mempunyai lebih dari 20 spesies dari genusnya dan hidup pada berbagai jenis perairan tawar, terutama di daerah

Lebih terperinci

CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP

CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP Kegiatan yang dilakukan oleh manusia, hewan, dan tumbuhan tidak sama. Tetapi gejala yang ditunjukkan oleh manusia, hewan, dan tumbuhan sama. Gejala atau ciri yang ditunjukkan oleh

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3 1. Bagian paru-paru yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida adalah... Alveolus

Lebih terperinci

A. Sistem Sirkulasi pada Hewan Sistem difusi Sistem peredaran darah terbuka Sistem peredaran darah tertutup 2. Porifera

A. Sistem Sirkulasi pada Hewan Sistem difusi Sistem peredaran darah terbuka Sistem peredaran darah tertutup 2. Porifera A. Sistem Sirkulasi pada Hewan Sistem sirkulasi pada hewan dibedakan menjadi 3, yaitu : Sistem difusi : terjadi pada avertebrata rendah seperti paramecium, amoeba maupun hydra belum mempunyai sistem sirkulasi

Lebih terperinci

Jaringan Hewan. Compiled by Hari Prasetyo

Jaringan Hewan. Compiled by Hari Prasetyo Jaringan Hewan Compiled by Hari Prasetyo Tingkatan Organisasi Kehidupan SEL JARINGAN ORGAN SISTEM ORGAN ORGANISME Definisi Jaringan Kumpulan sel sejenis yang memiliki struktur dan fungsi yang sama untuk

Lebih terperinci

TUGAS IPA PERKEMBANGBIAKAN HEWAN SECARA GENERATIF

TUGAS IPA PERKEMBANGBIAKAN HEWAN SECARA GENERATIF TUGAS IPA PERKEMBANGBIAKAN HEWAN SECARA GENERATIF ANGGOTA KELOMPOK : 1. ANNISA SALIZA 2. REGYTA ANUGRAH MAHAPUTRI SAMUEL 3. TYAS AYU FADILLAH 4. WIRA YUDA KHOIRUL A 5. WIWID SEKAR U 6. YOHANES JUAN BAGUS

Lebih terperinci

2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup

2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup 2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup 2.1 Mengidentifikasi kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakan 1. Mengaitkan perilaku adaptasi hewan tertentu dilingkungannya

Lebih terperinci

SISTEM SARAF MANUSIA

SISTEM SARAF MANUSIA SISTEM SARAF MANUSIA skema sistem saraf manusia m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti SEL SARAF Struktur sel saraf neuron: Badan sel, Dendrit Akson Struktur

Lebih terperinci

GLOSSARY. asam lemak EPA dan DHA. positif. Glossary 103

GLOSSARY. asam lemak EPA dan DHA. positif. Glossary 103 GLOSSARY aerob : sifat makhluk yang untuk hidup dan pertumbuhannya memerlukan oksigen bebas amfibi : didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang yang hidup di dua alam (air dan daratan) anaerob : sifat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Cacing Tanah Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai tulang belakang (invertebrata) yang digolongkan dalam filum Annelida dan klas Clitellata,

Lebih terperinci

1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan 1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Pengertian pertumbuhan adalah Proses pertambahan volume dan jumlah sel sehingga ukuran tubuh makhluk hidup tersebut bertambah besar. Pertumbuhan bersifat irreversible

Lebih terperinci