BAB X FILUM ANNELIDA (KELAS POLYCHAETA)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB X FILUM ANNELIDA (KELAS POLYCHAETA)"

Transkripsi

1 BAB X FILUM ANNELIDA (KELAS POLYCHAETA) TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mengikuti bab ini mahasiswa diharapkan: 1. Mampu menjelaskan morfologi dan anatomi, klasifikasi kelas Polychaeta 2. Mampu menjelaskan sistem pencernaan kelas Polychaeta 3. Mampu menjelaskan sistem pernafasan dan sirkulasi kelas Polychaeta 4. Mampu menjelaskan sistem syaraf kelas Polychaeta 5. Mampu menjelaskan sistem reproduksi (sikius hidup) kelas Polychaeta 6. Mampu menjelaskan system ekskresi kelas Polychaeta Subpokok Bahasan 1. Morfologi, Anatomi dan Kiasifikasi kelas Polychaeta Polychaeta mempunyai anggota sekitar spesies. Nama lain Polychaeta adalah Lug worm (cacing bor), Clam worm (cacing kerang), Bristle worm (cacing rambut/bulu) dan Sea mouse (tikus laut). Umumnya hidup di laut, beberapa hidup di air tawar atau payau. Polychaeta ini melimpah di zona intertidal ( kakil m). Hidupnya melekat di laut, mengapung dekat permukaan, di lubang atau terowongan di pasir atau Lumpur. Ukuran tubuhnya sekitar 2 mm 10 meter ada yang mencapai 70 cm 1 meter yaitu Nereis sp dan Eunice sp. Warna pada umumya cemerlang atau mencolok yang warnanya sangat dipengaruhi adanya sel pigmen Chromatophore. Sel pigmen ini sel-selnya memiliki banyak cabang mengandung granula-granula pigmen yang berasosiasi dengan integumen. Tubuhnya pada, umumnya bersegmen. Kelas ini secara umum memiliki banyak setae (chaetae) pada tiap segmen sehingga disebut Polychaeta. Pada bagian anterior (kepala) terdapat prostomium dengan organ perasa alat sensor (sepasang paips), antennae, sepasang mata atau lebih dan mulut pada bagian ventral. Antennae dan mata terdapat pada bagian dorsal dan palps muncul dan sisi ventral prostornium. Peristomium yang merupakan segmen pertama terdapat tentakel cirri yang merupakan derivate dan bagian notopodium paropodia.

2 Pada tiap segmen mempunyai struktur yang disebut parapodia (alat gerak). Gambar A. Morfologi bagian dorsal Nereis sp., B dan C. Bagian kepalaa dan lateral Parapodia ini jumlahnya sepasang yang tumbuh ke arah luar lateral dan mengandung setae. Tiap parapodia mempunyai dua bagian utama yaitu satu pada bagian atas (dorsal) yang disebut notopodium (noto : terdapat pada bagian sisi dorsal) dan bagian lebih bawah disebut neuropodium (neuro terdapat pada sisi ventral). Pada kedua lobus atau bagian tersebut mempunyai setae yang secara khusus diperkuat dan ditopang secara kuat oleh aciculae (jamak : aciculae) dan bentuknya kecil ramping Pada Notopodium biasanya mempunyai sebuah jari dorsal yang tumbuh keluar dan pada neuropodium yang tumbuh dan bagian ventral. Struktur tersebut disebut Cirri dan berfungsi sebagai sensor primer. Pada bagian Notopodium dan Neuropodium juga terdapat bagian yang terspesialisasi sebagai insang (Gill), biasanya mengandung pembuluh darah.

3 Menurut Pechenik (1991), Polychaeta dibagi menjadi dua subkelas, yaitu: a. Subkelas Errantia Kelas ini anggotanya merupakan Polychaeta yang aktif, dimana aktifitas bergerak dengan pelan atau berjalan, berenang dan hidup di bawah bebatuan. Contohnya

4 cacing karang dan Nereis. Parapodia sebagai dayung atau tuas untuk bergerak ke depan. Parapodia bergerak menggelombang untuk berjalan dan berenang. Accicula pada bagian parapodia sangat penting sebagai elemen yang membuat Iebih kaku, mencegah kerusakan jaringan parapodia yang tipis. Pada bagian prostomium atau kepala berkembang sangat baik, dimana mempunyai mata, tentakel, organ tentakel sensori dan organ khusus (nuchal organ) untuk mendeteksi bahan kimia. b. Subkelas Sedentara. Kelas ini i anggotanya merupakan Polychaeta tipe pembuat lubang (liang) di sedimen atau materi keras sebagai pipa atau lubang pelindung tempat hidupnya. Pipa atau tabung dibangun dan Iimbah organik, kalsium karbonat, komplek protein polisakarida dan pasir kulit kerang yang terikat secara bersama-sama dengan mucus dan Polychaeta. Terowongann atau liang ini i berbentuk lurus, bercabang, berbentuk spiral atau huruf U. Parapodia mengalami reduksi, modifikasi atau tidak ada. Pada Sedentaria mempunyai modifikasi paling baik pada bagian kepala sesuai dengan kebiasaan makan secara khusus.

5 Subpokok Bahasan 2. Sistem Pencernaan Pada polychaeta mempunyai saluran pencernaan berupa tabung lurus dengan urutan mulut, pharynk, esophagus, perut dan saluran usus. Pada beberapaa kelompok mempunyai pharink yang menonjol yang dilengkapi dengan rahang (jaw) atau gigi yang keras atau keduanya, rnernpunyai glandula yang mensekresikan bisa untuk melumpuhkan mangsanya. Pada saluran pencernaannya juga mempunyai enzim pencernaan yang membantu propes pencernaan makanan yang diproduksi oleh glandula saluran usus. Subpokok Bahasan 3. Sistem Pernafasan dan Sirkulasi Sistem pernafasan Polychaeta tidak mempunyai struktur yang nyata. Pada umumnya permukaan tubuh mempunyai fungsi sebagai pertukaran gas, tetapi ada anggota dari kelas ini mempunyai insang yang jelas. Beberapa insang tersebut terdapat pada bagian notopodium atau neuropodium yang dilengkapi dengan aliran darah, yang lain berasal dan dinding tubuh bagian dorsal dan pada dasarnya merupakan bagian dan notopodium juga. Tipe insang ini mempunyai filament-filamen sederhana atau bercabang-cabang seperti sisir, seperti bulu atau seperti pola semak- aktivitas semak. Sirkulasi air melalui respirasi permukaan tubuh dihubungkan dengan silia epidermal. Pergerakan menggelombang tubuh atau gerakan dari insang merupakan hal yang penting dalam proses respirasi kelas ini. Pada Polychaeta yang

6 hidup di liang-liang atau di bawah permukaan pasir atau lumpur, gerakan peristaltik tubuh dan gerakan parapodia akan menciptakan arus atau aliran respirasi. Pada beberapa Polychaeta yang hidup lubang-lubang mempunyai filamen-filamen atau struktur bercabang-cabang dari bagian kepala. Fungsi utama dari struktur ini adalah untuk menangkap partikel-partikel makanan yang kecil dan juga berfungsi sebagai sistem respirasi yang efektif Sistem sirkulasi padaa Polychaeta berupa jaringan-janngan pembuluh kapiler dengan pembuluh-pembuluh dorsal yang kecil diantara pembuluh-pembuluh darah yang besar. Pada umumnya terdapat dua pembuluh darah yang memanjang yang mencolok melalui sepanjang tubuhnya. Satu diantaranya adalah pembuluh darah dorsal yang terdapat di atas saluran usus, dan satunya adalah pembuluh darah ventral di bawah saluran usus. Pembuluh darah dorsal membawa darah ke arah bagian anterior secara langsung. Cabang-cabang pernbuluh darah secara Iangsung atau tidak langsung mengalir ke arah pembuluh darah ventral, yang membawa darah utama ke daerah posterior secara Iangsung.

7 Gambar Sistem sirkulas pada 2 polychaeta yang dilihat dan arah sisi dorsal. A. Nereis dan B. Arenicola, Saluran usus path bagian anterior tubuh di arahkan ke bagian samping kin dan bagian posteriornya di abaikan. Pernbul th darah mengelilingi bagian perut (stomach). Enam mixonephridia pada sisi sebelah kanan tubuh dan pada sisii bagia kin diabaikan. Otot memanjang (longitudinal muscle) dan otot yang menyamping juga ditunjukan. Subpokok Bahasan 4, Sistem Syaraf Otak polychaeta terdiri dan 2 lobi yang terletak pada daerah prostomium bagian dorsal. Otak ini mengkoordinasikan sistem saraf pada bagian palpus, antenna, mata dan organ nuchal yang merupakan organ perasa. Sepasang jaringan saraf di daerah pharink (circumpharyngeal) atau di daerah esophagus (circumesophageal) mengelilingi bagian anterior saluran ususs dan menghubungkan otak dengan tali saraf ventral. Kontraksi otot pada polychaeta melibatkan aktifitas neuron yang komplek sekali. Pertahanan yang penting bagi Polychaeta secara umum terhadap banyak predator adalah kemampuannya untuk bergerak secara cepat. Kecepatan gerak reflek juga berkembang dengan baik pada polychaeta yang hidup di lubang untuk menangkap makanannya. Kemampuan bergerak dengan cepat mi berkaitan dengan exon yang besar pada tali saraf ventralnya.

8 Pada polychaeta juga mempunyai organ perasa yang dikoordinasikan oleh system saraf yaitu : a. Mata Mata pada Polychaeta Errantia berkembang paling baik yang terdapat pada permukaan prostomium dengan jumlah dua, tiga atau empat pasang. Pada bagian retina mernpunyai bentuk yang bervariasi tersusun atas sel-sel reseptor cahaya (photoreccpior cell), pigmen dan sel pendukung. Mata pada polychaeta berfungsi untuk mendeteksi cahaya dan sumber cahaya. Gambar A. mata sederhana path Mesochaetopterus sp. B. Mata path Nereis sp. C. Kepala dan mata yang menonjol pada Vanadisformosa yang hidup di dasar laut. D. Penampang melintang mata pada Vanadisformosa b. Organ Nuchal Merupakan sepasang lubang atau celah mengandung silia sensor kimia yang terdapat pada bagian kepala. Organ perasa ini berfungsi untuk mendeteksi makanan.

9 b. Statocyst Organ ini i terdapat pada polychaeta yang menetap di dalam lubang atau liang. Contohnya pada Arenicola terdapat pada bagian kepala berupa lubang terbuka ke luar dipermukaan tubuh bagian lateral. Subpokok Bahasan 5. Sistem Reproduksi (Sikius hidup) Sistem reproduksi pada Polychaeta meliputi reproduksi aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual terdapat pada Cirratulids, Syllids, Sabellid dan spionid. Reproduksi aseksual dengan n tumbuh tunas dan bagian tubuh dalam dua bagian atau sejumlah fragmen.

10 Reproduksi seksual (diocious) terdapat pada sebagian besar Polychaeta. Pada banyak peristiwa fertilisasi telur oleh sperma terjadi di luar tubuh. Fertilisasii umumnya terjadi pada malam hari saat bulan purnama. Pada sebagian Polychaeta meletakan telumya bebas di dalam laut. dan telur-telur menjadi planktonik. Pada beberapa Polychaeta meletakan telurnya di dalam lubang atau terowongan. Telur polychaeta mengandung sejumlah kuning telur.

11 Gambar Ovarium dan testes Polychaeta yang terletak path peritoneum. A. Oogenesis terjadi setelah telur dilepas dan ovarium (ekstraovarian oogenesis). B-D Oogenesis terjadi di dalam ovarium (Intraovarian oogenesis) Setelah terjadi perkembangan embrio (gastrulasi), embrio berkembang secara pesat dan menjadi larva trochophore. Perkembangan terbesar dari struktur larva adalah sampai tahap terbentuk larva trochophore plaktonik dan larva ini memakan plankton.

12 Gambar 10,12. Tahapan perkembangan larva pada Glycera convolute. A.Trochophore awal umur 15 jam. B.Trochophore setelah 15 hari. C.Metatrochophore umur 4 minggu. D. Metatrochophore umur 7 minggu dan sudah hidup di dasar laut (bentos). E. Post larva umur 8 minggu. F. Cacing muda umur 2 bulan (juvenile). Subpokok Bahasan 6. Sistem Ekskresi Organ ekskresi polychaeta adalah Nephridia yang umumnya terdapat satu pasang tiap segmen. Bagian ujung anterior dan saluran nephridia (nephridia tubule) pada rongga coelom di tenah segmen dengan saluran nephridia terbuka keluar (nephridiapore). Kanal nephridia menembus septa pemisah segmen sampai segmen berikutnya, saluran ini menggulung dan kemudian terbuka keluar pada bagian neuropodium. Berdasarkan bentuknya, Polychaeta mempunyai dua macam sistem

13 ekskresi yaitu Protonephridia atau Metanephridia. Polychaeta yang mempunyai sistem pembuluh darah tertutup (pada 9 familia dan semua larva) mempunyai sistem ekskresi Protonephndia. Anggota familia Polychaeta yang lain (81 famili) mempunyai system Metanephridia. Sistem Metanephridia berupa tabung sekretori yang selalu terbuka ke bagian luar melalui nephridiaphore phore yang berakhir pada suatu rongga coelom.

14 Penutup Tes Formatif 1. Sebut danjelaskan bagaimana taksonomi Polychaeta dalam subkelas menurut Pechenik (1991), berikan masing-masing 2 contoh spesiesnya. Umpan Balik Untuk menilai hasil kerja mahasiswa pada soal formatif tersebut, beberapa hal yang dapat dijadikan pedoman meliputi: 1. Mahasiswa harus mampu menyebutkan dua subkelas dan kelas Polychaeta, menyebutkan ciri morfologi yang membedakan dan kedua subkelas tersebut dan dapat memberi contoh spesies yang termasuk dalam kedua subkelas Polychaeta tersebut. 2. Hal-hal yang menjadi pokok dalam memberikan evaluasi adalah tingkatan penguasaan atau pemahaman mahasiswa mengenai materi yang telah diberikan terutama kelas Polychaeta. Kunci Jawaban Tes Formatif 1. Taksonomi Polychaeta dalam subkelas menurut Pechenik (1991) actalah sebagal benkut: a. Subkelas Errantia Kelas ini anggotanya merupakan Polychaeta yang aktif, dimana aktivitas bergerak dengan pelan atau berjalan, berenang dan hidup di bawah bebatuan. Parapodia sebagai dayung atau tuas untuk bergerak ke depan. Parapodia bergerak menggelombang untuk berjalan dan berenang. Accicula pada bagian parapodia sangat penting sebagai elemen yang membuat lebih kaku, mencegah kerusakan jaringan parapodia yang tipis. Pada bagian prostomium atau kepala berkembang sangat baik, dimana mempunyai mata, tentakel, organ tentakel sensori dan organ khusus (nuchal organ) untuk mendeteksi bahan kimia. Contohnya: Trypanosyllis zebra, Harmothoe aculeate, dan Nereis sp. b. Subkelas Sedentaria Kelas ini anngotanya merupakan Polychaeta tipe pembuat lubang (liang) di sedimen atau materi keras sebagai pipa atau lubang pelindung tempat hidupnya. Pipa atau tabung dibangun dan limbah organik, kalsium karbonat, komplek protein

15 polisakarida dan pasir kulit kerang yang terikat secara bersama-sama dengan mukus dati Polychaeta. Terowongan atau liang ini berbentuk lurus, bercabang, berbentuk spiral atau huruf U. Parapodia mengalami reduksi, modifikasi atau tidak ada. Pada Sedentaria mempunyai modifikasi paling baik pada bagian kepala sesuai dengan kebiasaan makan secara khusus. Contohnya:. A. Amphirite sp. dan Diopatra cuprea Daftar Referensi 1. Brusca, RC. and Brusca, G.J. Invertebrates Sinauer Associated, Sundarland, Philadelphia 2. Hickman, C.P. and Robert, L.S Animal Diversity. Wm.C. Brown, Dubuque, New York. 3. Kozioff, E.N Invertebrate. Sounders Collage Publishing Philadelphia New York. Senarai (Glossary) Parapodia : Alat gerak (berjalan dan berenang) pada Polychaeta dengan jumlah sepasang tiap segmen yang tumbuh ke arah lateral Notopodium : Lobus yang merupakan bagian dari parapodia pada bagian sisi dorsal Neuropodium : Lobus yang merupakan bagian dan parapodia pada bagian sisi ventral Chromatophor : Sel pigmen memiliki banyak cabang mengandung granulagranula pigmen yang berasosiasi dengan integument. Trochophore : Stadium larva pada Polychaeta yang bersifat planktonik

Annelida. lembab terletak di sebelah atas epithel columnar yang banyak mengandung sel-sel kelenjar

Annelida. lembab terletak di sebelah atas epithel columnar yang banyak mengandung sel-sel kelenjar Annelida Karakteristik 1.Bilateral simetris, memiliki tiga lapisan sel (triploblastik), tubuhnya bulat dan memanjang biasanya dengan segmen yang jelas baik eksternal maupun internal. 2.Appendages kecil

Lebih terperinci

ANNELIDA (Annulus=cincin, Oidos=bentuk)

ANNELIDA (Annulus=cincin, Oidos=bentuk) ANNELIDA (Annulus=cincin, Oidos=bentuk) By Luisa Diana Handoyo, M.Si. Christmas tree fanworm LANGKAH KERJA Ambil cacing yg paling besar Letakkan cacing di bak parafin Kedua ujung di tahan dengan jarum

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb. Biologi Task Identification of Annelida. By : Anjar Wicitra Wening Khalikul Haqqur Rahman Taufiqurrahman

Assalamu alaikum Wr. Wb. Biologi Task Identification of Annelida. By : Anjar Wicitra Wening Khalikul Haqqur Rahman Taufiqurrahman Assalamu alaikum Wr. Wb. Biologi Task Identification of Annelida By : Anjar Wicitra Wening Khalikul Haqqur Rahman Taufiqurrahman Ciri-ciri Annelida : ⱷ Tubuhnya tersusun atas cincin-cincin (gelang-gelang)

Lebih terperinci

N E M A T H E L M I N T H E S

N E M A T H E L M I N T H E S N E M A T H E L M I N T H E S Nema = benang, helminthes = cacing Memiliki rongga tubuh yang terbentuk ketika ektodermis membentuk mesodermis, tetapi belum memiliki mesenterium untuk menggantungkan visceral

Lebih terperinci

Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa praktikan dapat:

Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa praktikan dapat: Cacing Tanah (Lumbricus terrestris) I. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa praktikan dapat: a. Menyebutkan karakteristik Lumbricus terrestris b. Menunjukkan apparatus digestorius

Lebih terperinci

Bahan Ajar Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Tarbiyah STAIN Batusangkar TAKSONOMI VERTEBRATA. Pisces: Evolusi Kelas Agnatha

Bahan Ajar Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Tarbiyah STAIN Batusangkar TAKSONOMI VERTEBRATA. Pisces: Evolusi Kelas Agnatha Bahan Ajar Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Tarbiyah STAIN Batusangkar TAKSONOMI VERTEBRATA Pisces: Evolusi Kelas Agnatha Kelas Agnatha Merupakan vertebrata pertama kali muncul Muncul pada 500

Lebih terperinci

CACING TANAH (Lumbricus terrestris)

CACING TANAH (Lumbricus terrestris) CACING TANAH (Lumbricus terrestris) Kode MPB2b Fapet I. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa praktikan dapat: a. Menyebutkan karakteristik Lumbricus terrestris b. Menunjukkan apparatus

Lebih terperinci

COELENTERATA Coilos = rongga Enteron = usus. By Luisa Diana Handoyo, M.Si.

COELENTERATA Coilos = rongga Enteron = usus. By Luisa Diana Handoyo, M.Si. COELENTERATA Coilos = rongga Enteron = usus By Luisa Diana Handoyo, M.Si. COELENTERATA (= CNIDARIA) Cnido = penyengat Multiseluler Tubuh bersimetri radial Diploblastik (ektoderm dan endoderm) Diantara

Lebih terperinci

BIOLOGI LAUT Mollusca

BIOLOGI LAUT Mollusca MAKALAH BIOLOGI LAUT Mollusca MUSDALIFAH L211 13 006 MELINDA DAVID L211 13 016 JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015 KATA PENGANTAR Tiada untaian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas Branchiopoda, Divisi Oligobranchiopoda, Ordo Cladocera, Famili Daphnidae,

Lebih terperinci

PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN

PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN BAHAN MAKANAN (MOLEKUL ORGANIK) Lingkungan eksternal Hewan KONSUMSI MAKANAN PROSES PENCERNAAN PROSES PENYERAPAN PANAS energi yg hilang dalam feses MOLEKUL NUTRIEN (dalam

Lebih terperinci

Filum Cnidaria dan Ctenophora

Filum Cnidaria dan Ctenophora Filum Cnidaria dan Ctenophora Filum CTENOPHORA dan CNIDARIA dikelompokkan dalam COELENTERATA (berasal dari kata coelos = rongga tubuh atau selom dan enteron = usus). Coelenterata hidupnya di perairan laut

Lebih terperinci

Nama : Siti Pramitha Retno Wardhani TINJAUAN PUSTAKA

Nama : Siti Pramitha Retno Wardhani TINJAUAN PUSTAKA Nama : Siti Pramitha Retno Wardhani NRP : G34051261 Species : Lumbricid rubellus Klasifikasi Cacing Tanah TINJAUAN PUSTAKA Cacing tanah dalam sistem taksonomi hewan termasuk kedalam kingdom :Animalia,

Lebih terperinci

A.Karakteristik 1. Bilateral simetris, memiliki tiga lapisan sel (triploblastik schizocoelom), epithel satu lapis umumnya bersilia dan mengandung

A.Karakteristik 1. Bilateral simetris, memiliki tiga lapisan sel (triploblastik schizocoelom), epithel satu lapis umumnya bersilia dan mengandung A.Karakteristik 1. Bilateral simetris, memiliki tiga lapisan sel (triploblastik schizocoelom), epithel satu lapis umumnya bersilia dan mengandung kelenjar lendir. 2.Tubuh biasanya pendek ditutupi oleh

Lebih terperinci

FILUM MOLLUSCA KELOMPOK 1

FILUM MOLLUSCA KELOMPOK 1 FILUM MOLLUSCA KELOMPOK 1 PENGERTIAN MOLLUSCA Mollusca berasal dari bahasa latin yaitu molluscus yang artinya lunak. Jadi Filum Mollusca adalah kelompok hewan invertebrata yang memiliki tubuh lunak. Tubuh

Lebih terperinci

Adanya rangka dalam (endoskeleton) berduri yang menembus kulit. Tubuh terdiri dari bagian oral (yang memiliki mulut) dan aboral (yang tidak memiliki mulut). Pada waktu masih larva tubuhnya berbentuk bilateral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam, sebagai negara kepulauan dan memiliki dua per tiga wilayah yang merupakan perairan. Salah satu sumberdaya

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci

Sistem Respirasi Pada Hewan

Sistem Respirasi Pada Hewan Sistem Respirasi Pada Hewan Alat respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat 02 dapat berdifusi masuk dan sebaliknya C02 dapat berdifusi keluar. Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia sebagai negara kepulauan terletak diantara samudera Pasifik dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia sebagai negara kepulauan terletak diantara samudera Pasifik dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perairan Indonesia Indonesia sebagai negara kepulauan terletak diantara samudera Pasifik dan samudera Hindia dan mempunyai tatanan geografi laut yang rumit dilihat dari topografi

Lebih terperinci

Sub Bab Gastrulasi mengatur kembali blastula untuk membentuk sebuah embrio berlapis tiga dengan perut primitif

Sub Bab Gastrulasi mengatur kembali blastula untuk membentuk sebuah embrio berlapis tiga dengan perut primitif UNIT TUJUH BENTUK DAN FUNGSI HEWAN BAB 47 Perkembangan Hewan Sub Bab mengatur kembali blastula untuk sebuah embrio berlapis tiga perut primitif Teks Asli Penghapusan Penyisipan Teks Dasar Proses morfogenetik

Lebih terperinci

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi

Lebih terperinci

BABIX FILUM ANNELIDA (KELAS OLIGOCHAETA) 2. mampu menjelaskan morfologi dan anatomi, kiasifikasi kelas Oligochaeta

BABIX FILUM ANNELIDA (KELAS OLIGOCHAETA) 2. mampu menjelaskan morfologi dan anatomi, kiasifikasi kelas Oligochaeta BABIX FILUM ANNELIDA (KELAS OLIGOCHAETA) TUJIJAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mengikuti bab ini mahasiswa diharapkan: 1. mampu menjelaskan gambaran umum Filum Annelida 2. mampu menjelaskan morfologi dan

Lebih terperinci

Sistem Otot (Urat Daging)

Sistem Otot (Urat Daging) Sistem Otot (Urat Daging) PENDAHULUAN Pekerjaan urat daging atau otot untuk setiap aktifitas kehidupan hewan sehari-hari sangat penting. Dari mulai gerakan tubuh hingga pada sistem peredaran darah, kegiatan

Lebih terperinci

Phylum Echinodermata

Phylum Echinodermata Phylum Echinodermata Echinodermata berasal dari bahasa yunani yaitu echinos/echinus = landak, derma = kulit. Echinodermata adalah hewan kulitnya seperti landak atau kulit berduri. Pada umumnya hidup di

Lebih terperinci

Evolusi, Sistematika, Taksonomi dan Klasifikasi Avertebrata

Evolusi, Sistematika, Taksonomi dan Klasifikasi Avertebrata Evolusi, Sistematika, Taksonomi dan Klasifikasi Avertebrata Ima Yudha Perwira, SPi, MP, MSc (Aquatic) Para saintis menempatkan hewan pada dua katergori utama, yaitu: invertebrata (in = tanpa, vertebrae

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ascaris lumbricoides Manusia merupakan hospes beberapa nematoda usus. Sebagian besar nematoda ini menyebabkan masalah kesehatan masyarakat Indonesia (FKUI, 1998). Termasuk dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizhopoda merupakan satu kelas dari lima pembagian kelas yang termasuk dalam protozhoa. Ukuran protozoa bervariasi, yaitu mulai kurang dari 10 mikron(µm) dan ada yang

Lebih terperinci

ORDO DECAPODA. Kelompok Macrura : Bangsa udang & lobster

ORDO DECAPODA. Kelompok Macrura : Bangsa udang & lobster ORDO DECAPODA Kelompok Macrura : Bangsa udang & lobster Kelompok Macrura Bangsa Udang dan Lobster Bentuk tubuh memanjang Terdiri kepala-dada (cephalothorax) dan abdomen (yang disebut ekor) Kaki beruas

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Siklus Hidup C. trifenestrata Studi Perkembangan Embrio C. trifenestrata

PEMBAHASAN Siklus Hidup C. trifenestrata Studi Perkembangan Embrio C. trifenestrata PEMBAHASAN Siklus Hidup C. trifenestrata Tahapan hidup C. trifenestrata terdiri dari telur, larva, pupa, dan imago. Telur yang fertil akan menetas setelah hari kedelapan, sedang larva terdiri dari lima

Lebih terperinci

E C H I N O D E R M A T A

E C H I N O D E R M A T A E C H I N O D E R M A T A A. Karakteristik 1.Umumnya bilateral simetris pada waktu larva dan radial simetris setelah dewasa; tubuhnya terdiri atas lima bagianatau keping ; memiliki tiga lapisan sel (triploblastik

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Siput Gonggong (Strombus turturella)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Siput Gonggong (Strombus turturella) BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Siput Gonggong (Strombus turturella) Klasifikasi Siput Gonggong (Strombus turturella) menurut Ruppert dan Barnes (1994); adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan beberapa kontribusi penting bagi masyarakat Indonesia. sumber daya alam dan dapat dijadikan laboratorium alam.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan beberapa kontribusi penting bagi masyarakat Indonesia. sumber daya alam dan dapat dijadikan laboratorium alam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang secara geografis memiliki daerah pesisir yang sangat panjang. Di sepanjang daerah tersebut hidup beranekaragam biota laut (Jati dan

Lebih terperinci

Lokasi pengambilan spesimen Morfologi :

Lokasi pengambilan spesimen Morfologi : 7 HSIL Dari hasil pengamatan morfometri terhadap genus Paraprionospio didapatkan tujuh morf yaitu,b,, D, E, F, dan G. Morf-morf tersebut memiliki kesamaan morfologi dengan spesies yang sudah dideskripsi

Lebih terperinci

Lesser Deuterostomes

Lesser Deuterostomes Cacing laut LOGO Contents Less Protostome Phylum Sipuncula Phylum Echiura Phylum Priapulida Phylum Tardigrada Phylum Pentasomida or Linguatulida Lophophorates Phylum Bryozoa Phylum Brachiopoda Lesser Deuterostomes

Lebih terperinci

Tinjauan Mata Kuliah. Materi pengembangan bahan ajar mata kuliah ini akan disajikan dalam 9 (sembilan) modul sebagai berikut.

Tinjauan Mata Kuliah. Materi pengembangan bahan ajar mata kuliah ini akan disajikan dalam 9 (sembilan) modul sebagai berikut. ix M Tinjauan Mata Kuliah ata kuliah ini memberikan dasar pengetahuan tentang serangga dan manusia. Selain itu, juga memberikan pengetahuan tentang struktur, anatomi, dan perkembangan serangga, serta siklus

Lebih terperinci

SYSTEMA DIGESTORIUM (Sistem pencernaan) Struktur dan Fungsi Umum Ontogeni a. Tractus Digestivus (Saluran pencernaan)

SYSTEMA DIGESTORIUM (Sistem pencernaan) Struktur dan Fungsi Umum Ontogeni a. Tractus Digestivus (Saluran pencernaan) SYSTEMA DIGESTORIUM (Sistem pencernaan) Struktur dan Fungsi Umum Sistem pencernaan secara umum dapat digambarkan sebagai suatu struktur memanjang, berkelok-kelok yang diawali oleh suatu lubang, disebut

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4 1. Perubahan energi yang trjadi didalam kloropas adalah.... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4 Energi cahaya menjadi energi potensial Energi kimia menjadi energi gerak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Diaphanosoma sp. adalah sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Diaphanosoma sp. adalah sebagai berikut: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Diaphanosoma sp. 1. Klasifikasi Klasifikasi Diaphanosoma sp. adalah sebagai berikut: Fillum Kelas Sub kelas Ordo Famili Genus : Arthropoda : Crustacea : Branchiopoda : Cladocera

Lebih terperinci

Jumat, 24 Desember 2010

Jumat, 24 Desember 2010 Jumat, 24 Desember 2010 Laporan Praktikum Zoology "Cephalopoda" CEPHALOPODA dan ECHINODERMATA A. TUJUAN Mengamati Anatomi dan Morfologi Chepalopoda dan Echinodermata. B. DASAR TEORI Cephalopoda berasal

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Lele Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Filum: Chordata Kelas : Pisces Ordo : Ostariophysi Famili : Clariidae Genus : Clarias Spesies :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vektor Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa vektor mekanis dan biologis, juga dapat berupa vektor primer dan sekunder.vektor mekanis adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Soil transmitted helminths adalah cacing perut yang siklus hidup dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Soil transmitted helminths adalah cacing perut yang siklus hidup dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Soil Transmitted Helminths 1. Pengertian Soil transmitted helminths adalah cacing perut yang siklus hidup dan penularannya melalui tanah. Di Indonesia terdapat lima species cacing

Lebih terperinci

ORGANISASI SEL, JARINGAN, ORGAN DAN SISTEM ORGAN SERTA KONSEP HOMEOSTATIS TUBUH. Dr. KATRIN ROOSITA, SP., MSi.

ORGANISASI SEL, JARINGAN, ORGAN DAN SISTEM ORGAN SERTA KONSEP HOMEOSTATIS TUBUH. Dr. KATRIN ROOSITA, SP., MSi. ORGANISASI SEL, JARINGAN, ORGAN DAN SISTEM ORGAN SERTA KONSEP HOMEOSTATIS TUBUH Dr. KATRIN ROOSITA, SP., MSi. DEFINISI ANATOMI: ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh baik secara keseluruhan, maupun

Lebih terperinci

BAB III SISTEM URAT DAGING

BAB III SISTEM URAT DAGING BAB III SISTEM URAT DAGING Sistem urat daging atau sistem otot pada ikan secara fungsional otot ini dibedakan menjadi dua tipe, yaitu yang dibawah rangsangan otak dan yang tidak dibawah rangsangan otak.

Lebih terperinci

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN Kompetensi yang hendak dicapai: Siswa dapat memahami bagian tubuh manusia dan hewan, menjelaskan fungsinya, serta mampu mengidentifikasi

Lebih terperinci

Sistem Respirasi Pada Hewan

Sistem Respirasi Pada Hewan Sistem Respirasi Pada Hewan Alat respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat 02 dapat berdifusi masuk dan sebaliknya C02 dapat berdifusi keluar. Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang

Lebih terperinci

Gambar 1 urutan tingkat perkembangan divertikulum pernapasan dan esophagus melalui penyekatan usus sederhana depan

Gambar 1 urutan tingkat perkembangan divertikulum pernapasan dan esophagus melalui penyekatan usus sederhana depan EMBRIOLOGI ESOFAGUS Rongga mulut, faring, dan esophagus berasal dari foregut embrionik. Ketika mudigah berusia kurang lebih 4 minggu, sebuah divertikulum respiratorium (tunas paru) Nampak di dinding ventral

Lebih terperinci

PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN

PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN BAHAN MAKANAN (MOLEKUL ORGANIK) Lingkungan eksternal Hewan KONSUMSI MAKANAN PROSES PENCERNAAN PROSES PENYERAPAN PANAS energi yg hilang dalam feses MOLEKUL NUTRIEN (dalam

Lebih terperinci

CIRI-CIRI COELENTERATA :

CIRI-CIRI COELENTERATA : FILUM COELENTERATA Coelenterata berasal dari kata KOILOS = rongga tubuh atau selom dan ENTERON = usus. Jadi COELENTERON artinya rongga yang berfungsi sebagai usus. Sering juga disebut CNIDARIA CIRI-CIRI

Lebih terperinci

TUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2. Sistem Respirasi Manusia

TUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2. Sistem Respirasi Manusia TUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2 Sistem Respirasi Manusia Sistem Respirasi Manusia Isilah bernapas, seringkali diarikan dengan respirasi, walaupun secara hariah sebenarnya kedua isilah tersebut berbeda. Pernapasan

Lebih terperinci

Sistem Pencernaan Pada Hewan

Sistem Pencernaan Pada Hewan Sistem Pencernaan Pada Hewan Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya. pada hewan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5 1. Perubahan energi yang trjadi didalam kloropas adalah.... Energi kimia menjadi energi gerak Energi cahaya menjadi energi potensial

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Suzuki Metode Suzuki adalah suatu metode yang digunakan untuk pemeriksaan telur Soil Transmitted Helmints dalam tanah. Metode ini menggunakan Sulfas Magnesium yang didasarkan

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berlumpur, dasar perairan berpasir dengan kecerahan yang tinggi, rumput laut dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berlumpur, dasar perairan berpasir dengan kecerahan yang tinggi, rumput laut dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teripang 2.1.1. Tinjauan umum teripang Teripang termasuk dalam filum Echinodermata, kelas Holothuroidea. Hewan ini banyak terdapat di paparan terumbu karang, pantai berbatu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi Ikan Gurame (Osphronemus gouramy Lac.) Ikan gurame (Osphronemus gouramy Lac.) adalah salah satu komoditas budidaya air tawar yang tergolong dalam famili ikan Labirin (Anabantidae).

Lebih terperinci

ORDO DECAPODA. Kelompok Macrura : Bangsa udang & lobster (lanjutan)

ORDO DECAPODA. Kelompok Macrura : Bangsa udang & lobster (lanjutan) ORDO DECAPODA Kelompok Macrura : Bangsa udang & lobster (lanjutan) LOBSTER LAUT Salah satu jenis komoditas yang biasa ditemukan di kawasan terumbu karang adalah udang barong atau udang karang (lobster).

Lebih terperinci

KISI - KISI SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS MATA PELAJARAN BIOLOGI

KISI - KISI SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS MATA PELAJARAN BIOLOGI KISI - KISI SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS XI MIA KOMPETENSI DASAR MATERI POKOK INDIKATOR BENTUK SOAL No Soal 3.7. Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ

Lebih terperinci

Gambar 1. Drosophila melanogaster. Tabel 1. Klasifikasi Drosophila

Gambar 1. Drosophila melanogaster. Tabel 1. Klasifikasi Drosophila I. Praktikum ke : 1 (satu) II. Hari / tanggal : Selasa/ 1 Maret 2016 III. Judul Praktikum : Siklus Hidup Drosophila melanogaster IV. Tujuan Praktikum : Mengamati siklus hidup drosophila melanogaster Mengamati

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI IKAN. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA. Mata Kuliah Iktiologi

IDENTIFIKASI IKAN. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA. Mata Kuliah Iktiologi IDENTIFIKASI IKAN Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA Mata Kuliah Iktiologi IDENTIFIKASI Suatu usaha pengenalan dan deskripsi yang teliti serta tepat terhadap spesies, dan memberi

Lebih terperinci

STRUKTUR JANTUNG. Achmad Farajallah, Sirkulasi kedua1

STRUKTUR JANTUNG. Achmad Farajallah, Sirkulasi kedua1 STRUKTUR JANTUNG Jantung amfioksus pembuluh darah yang berkontraksi di posisi jantung vertebrata homolog dengan jantung embrional vertebrata Skema Umum Jantung Vertebrata tabung memanjang beruang empat,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Soil Transmitted Helminth Soil Transmitted Helminth adalah Nematoda Intestinal yang berhabitat di saluran pencernaan, dan siklus hidupnya untuk mencapai stadium infektif dan

Lebih terperinci

MODUL PERKEMBANGAN HEWAN : FERTILISASI. Oleh Siti Pramitha Retno Wardhani, S.Si

MODUL PERKEMBANGAN HEWAN : FERTILISASI. Oleh Siti Pramitha Retno Wardhani, S.Si MODUL PERKEMBANGAN HEWAN : FERTILISASI Oleh Siti Pramitha Retno Wardhani, S.Si Tahapan-tahapan utama perkembangan hewan: 1. Fertitisasi 2. Cleavage 3. Gastrulasi 4. Organogenesis Fertilisasi Fertilisasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Cacing tanah E. fetida (a), L. rubellus (b). (Sumber: Kinderzeichnungen 2005).

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Cacing tanah E. fetida (a), L. rubellus (b). (Sumber: Kinderzeichnungen 2005). TINJAUAN PUSTAKA Pengenalan Cacing Tanah Cacing tanah E. fetida dan L. rubellus termasuk ke dalam filum Annelida. Kedua spesies cacing tanah ini banyak dijumpai di tempat yang lembab, dan hidup dalam kotoran

Lebih terperinci

2. Strongyloides stercoralis

2. Strongyloides stercoralis NEMATODA USUS CIRI-CIRI UMUM Simetris bilateral, tripoblastik, tidak memiliki appendages Memiliki coelom yang disebut pseudocoelomata Alat pencernaan lengkap Alat ekskresi dengan sel renette atau sistem

Lebih terperinci

Jaringan adalah struktur yang dibentuk oleh kumpulan sel yang mempunyai sifat-sifat morfologi dan fungsi yang sama. Jaringan Dasar pada hewan

Jaringan adalah struktur yang dibentuk oleh kumpulan sel yang mempunyai sifat-sifat morfologi dan fungsi yang sama. Jaringan Dasar pada hewan Jaringan adalah struktur yang dibentuk oleh kumpulan sel yang mempunyai sifat-sifat morfologi dan fungsi yang sama. Jaringan Dasar pada hewan vertebrata ada 4,yaitu: 1. Jaringan epitel 2. Jaringan ikat

Lebih terperinci

ANATOMI DAN FISIOLOGI

ANATOMI DAN FISIOLOGI ANATOMI DAN FISIOLOGI Yoedhi S Fakar ANATOMI Ilmu yang mempelajari Susunan dan Bentuk Tubuh FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari alat atau jaringan

Lebih terperinci

Bahan Ajar Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Tarbiyah STAIN Batusangkar TAKSONOMI VERTEBRATA. Amphibia: Evolusi Karakteristik

Bahan Ajar Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Tarbiyah STAIN Batusangkar TAKSONOMI VERTEBRATA. Amphibia: Evolusi Karakteristik Bahan Ajar Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Tarbiyah STAIN Batusangkar TAKSONOMI VERTEBRATA Amphibia: Evolusi Karakteristik Amphibia Etimologi Dari bahasa yunani ἀμφίβιος -->amphíbios Amphi-: dua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Udang adalah hewan kecil tak bertulang belakang (invertebrata) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Udang adalah hewan kecil tak bertulang belakang (invertebrata) yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ekologi Udang Udang adalah hewan kecil tak bertulang belakang (invertebrata) yang tempat hidupnya adalah di perairan air tawar, air payau dan air asin. Jenis udang sendiri

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Perairan Indonesia. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak diantara samudera

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Perairan Indonesia. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak diantara samudera II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perairan Indonesia Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak diantara samudera Pasifik dan samudera Hindia dan mempunyai tatanan geografi laut yang rumit dilihat dari topografi

Lebih terperinci

BAHAN AJAR I Mata Kuliah HELMINTHOLOGI BlO 3154 (MKP/3 SKS/2-1) Oleh: Soenarwan Hery Poerwanto

BAHAN AJAR I Mata Kuliah HELMINTHOLOGI BlO 3154 (MKP/3 SKS/2-1) Oleh: Soenarwan Hery Poerwanto BAHAN AJAR I Mata Kuliah HELMINTHOLOGI BlO 3154 (MKP/3 SKS/2-1) Oleh: Soenarwan Hery Poerwanto PENATARAN PENYUSUNAN RPKPS DAN BAHAN AJAR UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2004 PRAKATA Bahan ajar ini disusun

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1 1. Urutan organ pernapasan yang benar dari dalam ke luar adalah... paru-paru, tenggororkan mulut paru-paru kerongkongan, hidung

Lebih terperinci

KLASIFIKASI CNIDARIA. By Luisa Diana Handoyo, M.Si.

KLASIFIKASI CNIDARIA. By Luisa Diana Handoyo, M.Si. KLASIFIKASI CNIDARIA By Luisa Diana Handoyo, M.Si. Tujuan pembelajaran Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu : Menjelaskan klasifikasi Cnidaria Menjelaskan daur hidup hewan yang

Lebih terperinci

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN JARINGAN DASAR HEWAN Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi

Lebih terperinci

SISTEM REPRODUKSI MANUSIA 2 : MENSTRUASI PARTUS

SISTEM REPRODUKSI MANUSIA 2 : MENSTRUASI PARTUS 1 SISTEM REPRODUKSI MANUSIA 2 : MENSTRUASI PARTUS SMA REGINA PACIS JAKARTA Ms. Evy Anggraeny Proses Menstruasi 2 Ada empat fase 1. Fase menstruasi 2. Fase folikel/proliferasi 3. Fase luteal/ovulasi 4.

Lebih terperinci

Hutan mangrove merupakan vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh beberapa jenis

Hutan mangrove merupakan vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh beberapa jenis II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hutan mangrove Hutan mangrove merupakan vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tiunbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai

Lebih terperinci

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN. Pertemuan Ke-5

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN. Pertemuan Ke-5 ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN Pertemuan Ke-5 Bunga Buah Biji Daun Akar Batang AKAR Mengokohkan tegaknya tumbuhan Menyerap air dan garam mineral serta mengalirkannya ke batang dan daun Menyimpan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. satuan dengan kisaran 0 3.Tingkat keanekaragaman akan tinggi jika nilai H

TINJAUAN PUSTAKA. satuan dengan kisaran 0 3.Tingkat keanekaragaman akan tinggi jika nilai H II. TINJAUAN PUSTAKA A. Keanekaragaman Jenis Gastropoda Indeks keanekaragaman (H ) dapat diartikan sebagai suatu penggambaran secara sistematik yang melukiskan struktur komunitas dan dapat memudahkan proses

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR ABSTRAK ABSTRACT i iv v vii viii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 3 C. Batasan Masalah 3 D. Tujuan Penelitian 3 E. Manfaat Penelitian

Lebih terperinci

Zat tersebut yang termasuk molekul senyawa adalah nomor. A. (1), (2), dan (3) C. (1), (3), dan (5) B. (2), (3), dan (5) D.

Zat tersebut yang termasuk molekul senyawa adalah nomor. A. (1), (2), dan (3) C. (1), (3), dan (5) B. (2), (3), dan (5) D. 20. Perhatikan data zat berikut! 1.NaCl 4. C 2.Fe 5. H 2 O 3.H 2 SO 4 6. Al Zat tersebut yang termasuk molekul senyawa adalah nomor. A. (1), (2), dan (3) C. (1), (3), dan (5) B. (2), (3), dan (5) D. (2),

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor

TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor 01 6485.1 2000 yang dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional (2000), ikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ternak Itik Itik ( Anas sp.) merupakan unggas air yang cukup dikenal masyarakat. Nenek moyangnya berasal dari Amerika Utara dan merupakan itik liar ( Anas moscha) atau Wild

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM MATA KULIAH FISIOLOGI SERANGGA. DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH : Dr. RESTI RAHAYU

PENUNTUN PRAKTIKUM MATA KULIAH FISIOLOGI SERANGGA. DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH : Dr. RESTI RAHAYU PENUNTUN PRAKTIKUM MATA KULIAH FISIOLOGI SERANGGA DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH : Dr. RESTI RAHAYU LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. Anemon laut merupakan hewan invertebrata atau hewan yang tidak

2. TINJAUAN PUSTAKA. Anemon laut merupakan hewan invertebrata atau hewan yang tidak 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anemon Laut Anemon laut merupakan hewan invertebrata atau hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Anemon laut ditemukan hidup secara soliter (individual) dengan bentuk tubuh

Lebih terperinci

BAB 8 SISTEMA RESPIRATORIA

BAB 8 SISTEMA RESPIRATORIA BAB 8 SISTEMA RESPIRATORIA PENDAHULUAN DESKRIPSI SINGKAT : Bab ini membicarakan tentang sistema respiratoria yang melibatkan organ-organ seperti hidung, pharynx, larynx, trachea, bronchus, bronchiale,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Lukman (2005) Recirculation Aquaculture System merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Lukman (2005) Recirculation Aquaculture System merupakan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Resirkulasi Menurut Lukman (2005) Recirculation Aquaculture System merupakan teknik budidaya yang menggunakan teknik akuakultur dengan kepadatan tinggi di dalam ruang tertutup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jenis kerang familia Corbiculidae terbagi menjadi 3 jenis yaitu Polymesoda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jenis kerang familia Corbiculidae terbagi menjadi 3 jenis yaitu Polymesoda 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Kerang Totok (Geloina sp.) Jenis kerang familia Corbiculidae terbagi menjadi 3 jenis yaitu Polymesoda erosa, Polymesoda ekspansa, dan Polymesoda bengalensi. Ketiga

Lebih terperinci

Adina Rizka Amalia. Hafizhuddin Wafi. Annisa Putri Ningsih FILLUM PORIFERA. Nurul Hasna K. Bunga Amalia. Ulya Amalia

Adina Rizka Amalia. Hafizhuddin Wafi. Annisa Putri Ningsih FILLUM PORIFERA. Nurul Hasna K. Bunga Amalia. Ulya Amalia Adina Rizka Amalia Hafizhuddin Wafi Annisa Putri Ningsih Nurul Hasna K Bunga Amalia Ulya Amalia FILLUM PORIFERA Istilah porifera berasal dari bahasa latin, yaitu Pori yang artinya lubang dan Fere yang

Lebih terperinci

PLATYHELMINTHES. Dugesia tigrina. A. Karakteristik

PLATYHELMINTHES. Dugesia tigrina. A. Karakteristik A. Karakteristik PLATYHELMINTHES 1.Tubuh terdiri atas 3 lapisan sel: ektodermis, mesodermis, dan endodermis (triploblastik) 2. Hidup bebas atau parasit 3. Alat ekskresi berupa sel api 4. Alat pencernaan

Lebih terperinci

Neurulasi BAGIAN KE-10

Neurulasi BAGIAN KE-10 BAGIAN KE-10 Neurulasi Sesudah mempelajari materi ke-10 ini mahasiswa diharapkan dapat : Mengenal dan memahami proses neurulasi. Neurulasi merupakan proses pembentukan sistem syaraf yang berkembang dari

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kutu penghisap merupakan parasit penghisap darah mamalia yang

TINJAUAN PUSTAKA. Kutu penghisap merupakan parasit penghisap darah mamalia yang 5 4 TINJAUAN PUSTAKA A. Kutu Kutu penghisap merupakan parasit penghisap darah mamalia yang memiliki bagian-bagian mulut seperti jarum (stilet) yang dapat masuk ke dalam kulit inangnya. Bagian-bagian mulut

Lebih terperinci

Systema Respiratorium (Sistem Pernapasan)

Systema Respiratorium (Sistem Pernapasan) Systema Respiratorium (Sistem Pernapasan) Alat pernapasan pada Vertebrata meliputi: insang (branchia), paru-paru (pulmo). Pada dasarnya alat-alat tersebut berbeda bentuknya tetapi sama fungsinya. Masing-masing

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tikus Rumah, Tikus Pohon, dan Tikus Sawah Klasifikasi dan Morfologi Bioekologi

TINJAUAN PUSTAKA Tikus Rumah, Tikus Pohon, dan Tikus Sawah Klasifikasi dan Morfologi Bioekologi 3 TINJAUAN PUSTAKA Tikus Rumah, Tikus Pohon, dan Tikus Sawah Klasifikasi dan Morfologi Berdasarkan karakter dan ciri morfologi yang dimiliki, tikus rumah (Rattus rattus diardii) digolongkan ke dalam kelas

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN FUNGSI HAYATI HEWAN 2

STRUKTUR DAN FUNGSI HAYATI HEWAN 2 STRUKTUR DAN FUNGSI HAYATI HEWAN 2 Koordinasi dan Pengendalian Sistem saraf dan Otak Sistem endokrin Tingkah laku Kontinuitas Kehidupan Sistem reproduksi 1 KOORDINASI: Sistem Saraf dan Hormon Hewan untuk

Lebih terperinci

SISTEM SIRKULASI PADA HEWAN AIR

SISTEM SIRKULASI PADA HEWAN AIR SISTEM SIRKULASI PADA HEWAN AIR Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA Prinsip dasar sistem sirkulasi Hanya dapat berlangsung jika ada pompa (satu atau lebih) dan saluran di mana darah

Lebih terperinci

Yani Mulyani, M.Si, Apt STFB

Yani Mulyani, M.Si, Apt STFB Yani Mulyani, M.Si, Apt STFB Kegiatan menginhalasi dan mengekshalasi udara dengan tujuan mempertukarkan oksigen dengan CO2 = bernafas/ventilasi Proses metabolisme selular dimana O2 dihirup, bahan2 dioksidasi,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Ekologi Telur

II. TINJAUAN PUSTAKA Ekologi Telur 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ekologi Telur Katak betina dewasa menentukan tempat peletakan telur setelah terjadi pembuahan dan untuk kebanyakan katak pohon telur tersebut terselubung dalam busa. Hal ini

Lebih terperinci

Morfologi Ikan BENTUK TUBUH

Morfologi Ikan BENTUK TUBUH Morfologi Ikan Ikan, didefinisikan. secara umum sebagai hewan yang hidup di air, bertulang belakang, poikiloterm, bergerak dengan menggunakan ship, bernafas dengan insang, dan memiliki gurat sisi (linea

Lebih terperinci

A. Sistem Sirkulasi pada Hewan Sistem difusi Sistem peredaran darah terbuka Sistem peredaran darah tertutup 2. Porifera

A. Sistem Sirkulasi pada Hewan Sistem difusi Sistem peredaran darah terbuka Sistem peredaran darah tertutup 2. Porifera A. Sistem Sirkulasi pada Hewan Sistem sirkulasi pada hewan dibedakan menjadi 3, yaitu : Sistem difusi : terjadi pada avertebrata rendah seperti paramecium, amoeba maupun hydra belum mempunyai sistem sirkulasi

Lebih terperinci