Bab 1. Pendahuluan. mengidentifikasikan dirinya sebagai penggemar sesuatu. Objek kegemaran setiap orang
|
|
- Lanny Kartawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Di masa sekarang ini, semakin sulit bagi kita untuk menemukan seseorang yang tidak mengidentifikasikan dirinya sebagai penggemar sesuatu. Objek kegemaran setiap orang berbeda-beda. Ada yang menggemari sesuatu yang spesifik dalam bentuk seorang penyanyi, pemain sepakbola, atau sebuah klub olahraga. Kemudian ada juga yang menggemari sesuatu yang bersifat lebih luas seperti film horor, musik jazz, olahraga sepakbola, komik Jepang, anime dan lain sebagainya (Siahaan, 2004 : 109). Demikian juga di Jepang, fenomena penggemar sudah terjadi sejak lama, seperti para Sumo yang sejak dahulu dianggap sebagai semacam idola oleh masyarakat Jepang, dan juga kabuki pada jaman Edo. Dari berbagai fenomena ini, ada dua benang merah yang terlihat. Pertama adalah bahwa fenomena penggemar memiliki kaitan yang sangat erat dengan perkembangan budaya populer atau masal di masing-masing ruang dan waktu. Kedua, bahwa fenomena penggemar merupakan bagian dari budaya konsumsi yang memiliki sifat sosial yang kuat. Seorang penggemar umumnya menggemari sesuatu tidak sendiri, tetapi selalu bersama-sama dengan orang lain Fenomena Anime dan Otaku Menonton anime dan membaca manga adalah bagian dari kehidupan sehari-hari orang Jepang. Budaya anime telah menjadi budaya yang populer di Jepang. Anime pertama yang diekspor keluar dan diperkenalkan kepada masyarakat Amerika Serikat adalah Astro Boy (1961). Pada tahun 1980-an, kemampuan untuk mengakses televisi
2 kabel membuat anime seperti Sailormoon dan Starblazers menjadi populer, sehingga kemudian menciptakan dasar untuk basis penggemar di Amerika Serikat. Pada tahun 1999, anime Pokemon telah menembus pasar masal di Amerika Serikat, tidak seperti anime lainnya yang telah masuk sebelumnya Anime dan manga menarik begitu banyak penggemar, baik orang Jepang sendiri maupun orang mancanegara, seperti yang telah dikatakan oleh Jean Marie Bouissou bahwa anime dan manga sangat menarik karena mereka adalah produk kesenangan murni yang merupakan bentuk hiburan tidak mahal untuk dinikmati (MacWilliams, 2008 : 5). Ada penggemar yang memang hanya menyukai menonton anime atau membaca komik, namun banyak juga yang amat sangat terobsesi dengan hal-hal tersebut, sampai mengoleksi barang-barang yang berhubungan dengan hobi mereka dan sangat tergila-gila akan hobi mereka. Orang-orang demikian disebut dengan Otaku. Istilah ini pertama kali dikemukakan oleh kolumnis Nakamori Akio dalam artikel Otaku no Kenkyū (Penelitian tentang Otaku). Istilah Otaku biasa ditulis dengan huruf katakana untuk membedakan dengan kata sopan dalam bahasa Jepang karena sebenarnya, Otaku sendiri berarti kata ganti orang kedua yang berarti Anda. Kemudian pada tahun 1980-an, istilah Otaku diadopsi oleh penggemar berat anime dan manga sebagai bahasa slang yang merujuk pada mereka (Haghirian, 2010 : 113). Banyak orang berpikir bahwa julukan Otaku hanya sekedar untuk pecandu anime, manga atau game saja, tetapi sebenarnya ada berbagai macam jenis Otaku seperti Seiyuu Ota, Tetsudou Ota, Figure Ota, Pasocon Ota dan sebagainya. Otaku juga disebut sebagai nerd atau kutu buku (Galbraith 2009 : 171).
3 Gambar 1.1 Gambaran Otaku di Jepang (Sumber : Densha Otoko, 2005) Okada Toshio adalah seorang produser di Studio Gainax, dan meneliti tentang Otaku. Ia mengeluarkan buku yang berjudul Otaku wa Sude ni Shindeiru, yang berarti Otaku telah mati. Okada bisa mendeteksi bahwa orang yang ia lihat adalah seorang Otaku, hanya dari melihat dari belakang. Menurut Okada (2008 : 13), surga dari para Otaku adalah Akihabara. Tempat ini adalah wilayah pusat perbelanjaan yang terletak di Stasiun Akihabara, Tokyo, Jepang. Akihabara sering juga disebut dengan Akiba. Mengapa Akiba disebut sebagai surga bagi para Otaku? Hal ini dikarenakan Akiba merupakan pusat dari anime, manga, video game dan komputer di Jepang. Barang-barangnya tersebar di seluruh toko-toko elektronik yang ada di sana. Selain toko-toko elektronik, terdapat juga kafe yang disebut dengan Maid Cafe, dimana yang melayani adalah para wanita dengan memakai seragam pelayan, dan sangat memanjakan pelanggannya seperti karakter di anime. Ada juga kissaten manga (kafe komik), suatu jenis kafe internet di mana pelanggan dapat membaca komik dan menonton DVD selain memiliki akses ke internet. Setiap harinya anime ota, seiyuu
4 ota, dan game ota berkumpul beramai-ramai di Akiba. Mereka berlomba untuk mendapatkan gelar siapakah yang terkuat dalam Moe Batoru (Pertempuran Moe). Moe adalah istilah slang dalam bahasa Jepang yang berarti minat kuat terhadap karakter wanita tertentu dalam video game maupun anime dan manga. Otaku- Akihabara-Moe akhir-akhir ini merupakan istilah yang digunakan menjadi satu set. Moe tidak hanya diartikan sebagai tanaman yang kuncup, namun seperti yang kita tahu, istilah Moe saat ini juga menjadi penting dalam berbicara tentang Otaku. (Okada, 2008 : 25). Di Jepang, ada beberapa kasus aneh yang dilakukan oleh seorang Otaku, bahkan tindakan kriminalitas. Pada tahun 1988 dan 1989, seorang pemuda bernama Miyazaki Tsutomu membunuh empat gadis cilik yang umurnya berkisar antara empat sampai tujuh tahun. Setelah membunuh mereka, ia memutilasi dan melakukan penganiayaan seksual serta memakan mayat mereka. Ketika kamar Miyazaki Tsutomu diselidiki, banyak koleksi video-video yang isinya berupa korban-korban yang dibunuhnya, lalu sejumlah anime porno dan film-film yang benar-benar sadis. Oleh karena insiden ini, ia dijuluki sebagai Otaku Murderer. Kemudian, pada tahun 2009, seorang pemuda Jepang dengan inisial nama Sal9000, menikahi Nene Anegasaki, seorang karakter video game Nintendo DS yang berjudul Love Plus. Dari kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Miyazaki Tsutomu, memunculkan stereotip yang negatif dari masyarakat Jepang terhadap kaum Otaku Gambaran Umum Drama atau Film Jepang Penulis akan meninjau masalah Otaku yang diambil dari sebuah drama Jepang. Drama adalah salah satu karya sastra yang penampilan fisiknya memperlihatkan secara
5 verbal adanya dialog atau cakapan di antara tokoh-tokoh yang ada (Budianta 2006 : 95). Menurut Wiyanto (2007 : 10), berdasarkan sarana atau alat yang digunakan untuk menyampaikan kepada penonton atau pendengar, drama dapat dibedakan menjadi enam jenis yaitu drama panggung, drama radio, drama televisi, drama film, drama wayang dan drama boneka. Dalam penelitian ini penulis akan menganalisi drama dengan jenis drama televisi (terebi dorama), yaitu drama yang dapat didengar dan dilihat (meskipun hanya gambar), namun drama televisi tidak dapat diraba. Selain didominasi oleh cakapan yang langsung itu, drama juga memperlihatkan adanya semacam petunjuk pemanggungan yang akan memberikan gambar tentang suasana, lokasi, atau apa yang dilakukan oleh tokoh. Drama Jepang berbeda dengan sinetron di Indonesia, yang memiliki banyak episode. Jumlah episode drama-drama di Jepang biasanya hanya berkisar antara 10 sampai 12 episode, kecuali untuk drama keluarga di stasiun televisi NHK yang biasanya memiliki jumlah episode di atas 100. Hal ini dapat dibuktikan dengan pendapat Macwilliams (2008 : 60), yang mengatakan bahwa program penyajian drama yang memakan waktu bertahun-tahun adalah suatu pengecualian bagi Jepang. Biasanya periode pemutaran drama berlangsung selama tiga sampai enam bulan, dan untuk drama-drama tertentu bisa mencapai setahun atau dua tahun. Dengan demikian, aktor, sutradara, sekaligus penonton mendapatkan keuntungannya, daripada harus memainkan suatu drama yang memiliki jangka waktu yang sangat lama dan juga bisa menurunkan kualitas drama tersebut. Drama yang akan penulis bahas dalam penelitian ini berjudul Densha Otoko (Train Man). Drama ini ditayangkan di Jepang pada tahun 2005 di stasiun Fuji TV yang disutradarai oleh Takeuchi Hideki, Nishiura Masaki, dan Kobayashi Kazuhiro. Penulis
6 skenarionya adalah Muto Shogo dan Tokunaga Tomokazu. Tokoh utama dari drama ini bernama Yamada Tsuyoshi yang diperankan oleh Ito Atsushi, kemudian Aoyama Saori yang diperankan oleh Ito Misaki. Yamada Tsuyoshi adalah seorang penggemar berat anime dan manga. Di dalam kamarnya dipenuhi oleh koleksi-koleksi boneka, action figure, poster, dan mainanmainan lainnya yang berhubungan dengan anime atau manga. Hanya dengan melihat penampilannya, kata Otaku pasti muncul dalam pikiran orang-orang di sekitarnya. Tsuyoshi bertubuh pendek dan memakai kacamata. Gaya rambutnya berantakan dan bajunya selalu dimasukkan ke dalam celana, sehingga benar-benar kelihatan nerd. Tsuyoshi pintar memainkan video game, dan seringkali ikut acara-acara yang berhubungan dengan anime atau seiyuu (pengisi suara karakter di anime). Dengan label Otaku pada dirinya, seringkali orang-orang di sekitanya merendahkan dirinya, bahkan keluarganya sekalipun. Misalnya, seorang teman Aoyama yang bernama Sawazaki Kaho langsung menghindari sentuhan fisik ketika Tsuyoshi hendak memberikan kuas make-up miliknya. Tak hanya itu, dengan raut wajah yang muak terhadap Tsuyoshi, Kaho langsung membuang kuas tersebut ke tempat sampah. Adik Tsuyoshi pun menganggap bahwa kakaknya itu menjijikan. Ayahnya juga seringkali tidak mempedulikannya. Tsuyoshi hanya bisa berteman baik dengan Otakuotaku lainnya, karena memiliki hobi yang sama dengan mereka. Hubungan dengan orang-orang sekitarnya kurang baik dan jarang sekali berkomunikasi karena ia kebanyakan menghabiskan waktunya di kamar untuk menonton anime, bermain video game, atau pergi ke Akihabara untuk mengikuti acara-acara dengan perkumpulan otaku lainnya. Jangankan berpacaran, berbicara dengan seorang wanita saja seluruh tubuhnya bisa gemetar.
7 Tsuyoshi jatuh cinta pada pandangan pertama kepada wanita cantik Aoyama Saori yang ditemuinya di kereta. Dengan dukungan teman-teman Yamada di forum internet, Tsuyoshi yang tadinya tidak memiliki keberanian sama sekali untuk menelpon seorang wanita, sedikit demi sedikit berubah menjadi seseorang yang lebih terbuka, memiliki inisiatif, termasuk juga merubah penampilan dirinya. Ia mendekati Saori perlahan-lahan, sampai akhirnya berani menyatakan perasaan pada Saori. Tsuyoshi hanya ingin orangorang di sekitarnya menerima dirinya yang adalah seorang Otaku. Setiap orang pasti memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai suatu hal, benda, atau seseorang. Misalnya, ada sekelompok orang yang menganggap bahwa kepemimpinan Presiden SBY sangat baik, namun kelompok lainnya menganggap bahwa kepemimpinannya tidak becus atau tidak adil, bahkan ada yang tidak peduli sama sekali. Plotnik (2005 : 124), mendefinisikan persepsi sebagai pengalaman yang dimiliki individu setelah otak menyusun dan mengombinasikan ribuan sensasi (hasil penginderaan) yang tidak bermakna menjadi suatu pola atau kesan yang bermakna. Mengenai fenomena Otaku pun pasti menghasilkan interpretasi dan persepsi yang berbeda-beda. Seperti yang dialami Yamada Tsuyoshi dan teman-temannya, dengan cara pandang orang-orang di sekitarnya yang negatif dan terkesan meremehkan kaum Otaku. Oleh karena itu penulis tertarik untuk menganalisis bagaimana pandangan tokoh-tokoh yang ada dalam drama Densha Otoko terhadap tokoh utama yang berperan sebagai Otaku yaitu Yamada Tsuyoshi Rumusan Permasalahan Rumusan permasalahan dalam skripsi ini adalah analisis pandangan tokoh-tokoh terhadap tokoh utama sebagai otaku dalam drama Densha Otoko.
8 1.3. Ruang Lingkup Permasalahan Sesuai dengan rumusan permasalahan di atas, maka ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini adalah menganalisis pandangan tokoh-tokoh terhadap tokoh utama Yamada Tsuyoshi dalam drama Densha Otoko karya Muto Shogo dan Tokunaga Tomokazu. Episode yang akan penulis bahas adalah episode 1-3, 5 dan 8. Penulis juga akan membahas mengenai penyebab dari pandangan setiap tokoh Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pandangan dari tokoh-tokoh terhadap tokoh utama sebagai otaku dalam drama Densha Otoko karya Muto Shogo dan Tokunaga Tomokazu. Manfaat penelitian ini adalah agar penulis dan pembaca dapat memahami lebih lagi mengenai fenomena otaku dan pandangan yang datang dari tokoh-tokoh lain terhadap tokoh utama Yamada Tsuyoshi sebagai Otaku Metode Penelitian Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan dan deskriptif analitis. Metode kepustakaan merupakan pengumpulan data dari buku, bacaan, dan artikel lain yang diharapkan dapat menunjang proses analisa yang dilakukan (Zed, 2004 : 3). Sedangkan metode deskriptif analitis menurut Rahman (2007 : 155) yaitu metode yang menggambarkan dan menganalisis peristiwa yang terjadi secara kronologis, menganalisis fakta-fakta secara sistematis dan rasional.
9 Langkah pertama yang penulis lakukan adalah menonton drama-drama Jepang. Kedua, penulis memfilter drama-drama tersebut yang memiliki unsur Otaku di dalamnya. Akihabara Deep dan Densha Otoko merupakan drama yang memiliki unsur tersebut. Dari kedua drama tersebut, penulis memfilternya lebih lagi dan memutuskan untuk memilih drama Densha Otoko sebagai acuan penelitian penulis karena drama tersebut paling banyak memiliki masalah otaku di dalamnya. Kemudian penulis akan menganalisis pandangan tokoh-tokoh terhadap tokoh utama sebagai otaku dari cerita dan dialig-dialog dalam drama tersebut. Terakhir, penulis membuat kesimpulan dari hasil analisis penulis Sistematika Penulisan Untuk mencapai tujuan penulisan mengenai penelitian yang akan penulis teliti, adapun sistematika penulisan penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab pertama, yaitu Pendahuluan, berisi tentang latar belakang penulisan proposal serta menggambarkan alasan pemilihan topik skripsi. Selain itu juga berisi rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan dan metode penelitian yang akan digunakan. Bab dua adalah tentang landasan teori, berisi teori yang akan menjadi acuan dalam menganalisis data. Bab tiga, berisi tentang pembahasan pandangan tokoh-tokoh terhadap tokoh utama sebagai otaku dalam drama Densha Otoko. Dengan menggunakan landansan teori pada bab dua diharapkan akan memudahkan proses analisis dengan cara menganalisis teks. Bab empat, merupakan simpulan dari penelitian dan saran yang dapat penulis kemukakan berdasarkan penelitian yang dilakukan.
10 Bab lima, merupakan penutup yang berisi ringkasan dari bab pertama hingga bab keempat.
Bab 1. Pendahuluan. Drama sendiri berarti perbuatan, tindakan, menurut Yapi Tambayong (2012 : Hal 189),
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Permasalahan Di zaman sekarang ini rasanya sudah tidak asing lagi bagi kita dengan kata drama. Drama sendiri berarti perbuatan, tindakan, menurut Yapi Tambayong (2012
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam kebudayaannya. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna yang dianyam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya sering kali berhasil memukau banyak orang, baik dari negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara yang terkenal karena banyak hal, salah satunya adalah bidang hiburan. Baik budaya tradisional maupun modern yang dihasilkannya sering kali berhasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk hidup yang bergerak aktif dengan segudang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk hidup yang bergerak aktif dengan segudang aktivitasnya sejak kecil hingga dewasa, mulai dari pagi hari hingga larut malam. Dalam hidupnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. stasiun televisi lokal maupun luar negeri. Setiap harinya stasiun televisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini televisi telah berkembang secara pesat dan menjadi media yang dibutuhkan oleh masyarakat. Berbagai acara televisi dapat disaksikan baik dari stasiun televisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam perangkat elektronik, hardware komputer dan mesin-mesin yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 秋葉原 (Akihabara) adalah salah satu distrik yang terdapat di 東京 (Tōkyō). Distrik 秋葉原 (Akihabara) merupakan kawasan yang banyak menjual berbagai macam perangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara maju dan modern, tetapi negara Jepang tidak pernah meninggalkan tradisi dan budaya mereka serta mempertahankan nilai-nilai tradisi yang ada sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini tampaknya komik merupakan bacaan yang digemari oleh para anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun tempat persewaan buku
Lebih terperinci2015 EFEKTIVITAS DRAMA CD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan bahasa Jepang di Indonesia cukup pesat dari tahun ke tahun, hal ini bisa dilihat dari survei yang dilakukan oleh The Japan Foundation yang berpusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fashion merupakan hal yang memiliki berbagai macam arti. Fashion sendiri sebenarnya tidak hanya mengacu kepada gaya berbusana saja. Dengan kata lain, fashion merujuk
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Banyak cara yang dapat digunakan untuk berhubungan atau berkomunikasi dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Sastra berasal dari bahasa sansekerta, yaitu shastra, dengan kata dasar sas yang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sastra berasal dari bahasa sansekerta, yaitu shastra, dengan kata dasar sas yang berarti instruksi atau ajaran, dan kata tra yang berarti alat atau sarana. Kata shastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang sangat penting dan menjadi salah satu kebutuhan hidup masyarakat. Televisi memiliki kelebihan
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah komunitas yang sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi sebagai wadah untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, emosi, keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Media massa berperan sebagai sumber rujukan di bidang pendidikan dan penyebaran informasi yang cepat. Dalam hal ini, media dapat meningkatkan tingkat pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kalau mendengar kata budaya Jepang, apa yang terlintas dalam pikiran?
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kalau mendengar kata budaya Jepang, apa yang terlintas dalam pikiran? Mungkin bayangan teater Kabuki, olahraga sumō, dan upacara minum teh ala Jepang (chanoyu)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap individu berusaha untuk mengenal dan mencari jati dirinya, mengetahui tentang orang lain, dan mengenal dunia luar atau selalu mencari tahu mengenai
Lebih terperinciANALISIS PANDANGAN TOKOH-TOKOH TERHADAP TOKOH UTAMA SEBAGAI OTAKU DALAM DRAMA DENSHA OTOKO
ANALISIS PANDANGAN TOKOH-TOKOH TERHADAP TOKOH UTAMA SEBAGAI OTAKU DALAM DRAMA DENSHA OTOKO Skripsi Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Strata 1 Jurusan Sastra Jepang Oleh Rahel
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Jepang seperti yang banyak kita ketahui merupakan suatu negara maju dan
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang Jepang seperti yang banyak kita ketahui merupakan suatu negara maju dan modern hampir di segala bidang. Kemajuan di segala bidang ini tidak terkecuali media hiburan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dewasa ini telah memunculkan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dewasa ini telah memunculkan suatu perubahan dalam kehidupan sosial, budaya dan gaya hidup yang di sebabkan dari media massa baik media massa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kehidupan manusia tidak bisa lepas dari komunikasi, peran komunikasi sangatlah penting karena manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan interaksi, informasi
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan. daripada karya fiksi (Wellek & Warren, 1995:3-4). Sastra memiliki fungsi sebagai
BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Karya sastra merupakan karya imajinatif yang dipandang lebih luas pengertiannya daripada karya fiksi (Wellek & Warren, 1995:3-4). Sastra memiliki fungsi sebagai hiburan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Saat ini, media komunikasi berkembang secara menonjol
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di dunia saat ini tidak dapat dibendung lagi. Banyaknya penemuan-penemuan, pada akhirnya memudahkan manusia dalam menjalankan aktivitas sosialnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan masyarakat dengan ruang pergaulan yang sempit atau lokal
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Globalisasi adalah proses di mana manusia akan bersatu dan menjadi satu masyarakat tunggal dunia, masyarakat global (Albrow, 1990: 9). Globalisasi telah membawa perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Humor merupakan suatu budaya yang bersifat universal. Humor adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Humor merupakan suatu budaya yang bersifat universal. Humor adalah sesuatu yang bersifat lucu dan menghibur sehingga dapat menghilangkan stres dan membuat suasana
Lebih terperinciAGAR ANGGARAN HIBURAN TIDAK KEBABLASAN
AGAR ANGGARAN HIBURAN TIDAK KEBABLASAN Oleh: Safir Senduk Dikutip dari Tabloid NOVA No. 836/XVI Kali ini, saya akan berbicara tentang hiburan. Ya, bicara tentang hiburan. Tak bisa dipungkiri bahwa hiburan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman sekarang ini, dapat dilihat bahwa perkembangan entertaiment di Negara Korea Selatan, berkembang dengan sangat pesat. Seperti munculnya dramadrama yang membanjiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam ilmu multimedia, animasi merupakan hasil dari kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa melalui sebuah aplikasi multimedia sehingga menghasilkan gambar
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Keberhasilan ekonomi sebagai akibat dari kemajuan teknologi menjadikan Jepang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Keberhasilan ekonomi sebagai akibat dari kemajuan teknologi menjadikan Jepang sebagai negara Asia yang penting. Begitu juga dengan kebudayaannya. Jepang merupakan negara
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. elektronik. Media hiburan ini yang sering disebut dengan dorama atau serial televisi
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang seperti yang banyak kita ketahui adalah negara maju dan modern hampir di segala bidang. Kemajuan di segala bidang ini tidak terkecuali media hiburan. Media hiburan
Lebih terperincidapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang- Undang No 33 tahun 2009 dalam pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini Korean Wave atau Demam Korea sangat digemari di Indonesia, popularitas budaya Korea di luar negeri dan menawarkan hiburan Korea yang terbaru yang mencakup
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi dan komunikasi saat ini mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi tersebut dapat dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyaknya teknologi yang telah diciptakan. Berbagai macam alat-alat teknologi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu negara maju di kawasan Asia adalah Jepang. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya teknologi yang telah diciptakan. Berbagai macam alat-alat teknologi
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. Indonesia yaitu dorama. Menurut Wikipedia, dorama merupakan serial drama yang
Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Untuk mempelajari suatu bahasa, orang dapat menggunakan berbagai macam media, misalnya film. Salah satu media berbahasa Jepang yang banyak beredar di Indonesia yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Televisi sebagai media massa memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siaran televisi saat ini telah menjadi suatu kekuatan yang sudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat. Televisi sebagai media massa memiliki karakteristik tersendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Salah satu media massa elektronik yang paling digemari saat ini adalah televisi. Di zaman sekarang ini televisi bukanlah barang yang langka dan hanya dimiliki oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. publik juga merupakan penghubung antara kehidupan sosial dan kehidupan politik
BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah Opini publik merupakan salah satu kekuatan sosial yang secara langsung maupun tidak langsung, dapat menentukan kehidupan sehari-hari suatu bangsa. Opini publik
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Tidak bisa dipungkiri bahwa bangsa Jepang telah banyak memberikan inspirasi
Bab 1 Pendahuluan 1.1 latar belakang Tidak bisa dipungkiri bahwa bangsa Jepang telah banyak memberikan inspirasi kedisiplinan dalam tatanan hidup umat manusia sebagai makhluk sosial secara menyeluruh.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif,
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tergesernya budaya setempat dari lingkungannya disebabkan oleh kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif, fleksibel dan mudah dipahami sebagian
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM RESPONDEN HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON FTV BERTEMAKAN CINTA DAN INTENSITAS
BAB II GAMBARAN UMUM RESPONDEN HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON FTV BERTEMAKAN CINTA DAN INTENSITAS KOMUNIKASI ORANG TUA & ANAK DENGAN PERILAKU PACARAN REMAJA Pada masa perkembangan teknologi seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. medium yang lain seperti menyebarkan hiburan, menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama,
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Film pertama kali ditemukan pada abad 19, tetapi memiliki fungsi yang sama dengan medium yang lain seperti menyebarkan hiburan, menyajikan cerita, peristiwa, musik,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1. Latar Belakang Sastra 1 merupakan curahan hati manusia berupa pengalaman atau pikiran tentang suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan
Lebih terperinciBAB III Analisa Masalah
BAB III Analisa Masalah 3.1. Analisa SWOT 3.1.1. Strength Kekuatan pada film pendek ini adalah yang membedakannya dengan kampanye biasa. Bila pada kampanye biasa, informan menyampaikan pesan secara langsung,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi, masyarakat lebih moderen ditandai dengan adanya perkembangan teknologi secara besar-besaran. Komunikasi manusia tidak mengenal jarak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan sosial di Indonesia telah diajarkan di semua tingkatan sekolah dasar dimana materi sejarah diajarkan pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Khusus
Lebih terperinciMenulis Skenario Drama. Modul ke: 15FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting
Modul ke: Menulis Skenario Drama dan Film Fakultas 15FIKOM Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting Menulis Skenario Penulisan naskah untuk drama, film, televisi, termasuk video, lazim dengan istilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Masa remaja merupakan masa untuk mencari identitas/ jati diri.
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Bagi sebagian besar individu yang baru beranjak dewasa bahkan yang sudah melewati usia dewasa, remaja adalah waktu yang paling berkesan dalam hidup mereka. Masa remaja
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Berdasarkan Jepang dalam Wikipedia Ensiklopedia Bebas ( 2011 ), Jepang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Jepang dalam Wikipedia Ensiklopedia Bebas ( 2011 ), Jepang merupakan salah satu pengekspor budaya pop yang terbesar, seperti anime, manga, mode, film, kesusastraan,
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. Pada bab ini, penulis akan memberikan ringkasan dari beberapa bab yang sudah
Bab 5 Ringkasan Pada bab ini, penulis akan memberikan ringkasan dari beberapa bab yang sudah penulis kemukakan diatas, yaitu dimulai dari bab pertama pendahuluan hingga bab empat ringkasan dan saran. Bab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan zaman yang terus meningkat, masyarakat juga terus mengadopsi nilai-nilai seni dan budaya yang dihadirkan pada dunia industri hiburan. Hal ini menyebabkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari setiap orang pada umumnya, sehingga mereka sulit membayangkan hidup tanpa media, tanpa koran pagi, tanpa majalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Manusia tidak akan pernah terlepas dari komunikasi. Dimanapun kita, apapun yang kita lakukan, dan bagaimana bentuknya, kita pasti melakukan proses komunikasi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini Jepang adalah salah satu negara yang maju dan mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini Jepang adalah salah satu negara yang maju dan mempunyai posisi penting di dunia. Hal ini tidak terjadi begitu saja, ada usaha keras yang dilakukan oleh masyarakatnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan kata serapan dari bahasa sansekerta yang berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi merupakan salah satu jenis media komunikasi massa elektronik yang canggih. Salah satu keunggulan televisi adalah penyajian gambar dan suara secara bersamaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Jepang dikenal dengan kepercayaan Shintonya. Walaupun ada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang dikenal dengan kepercayaan Shintonya. Walaupun ada beberapa aliran kepercayaan dan agama yang berkembang di sana, masyarakat Jepang modern justru cenderung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti ini, media massa tidak akan mungkin berdiri statis di tengah-tengah, media
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Semua media massa sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia, tetapi pada saat ini bahwa media massa bukan sesuatu yang bebas, independen, melainkan memeiliki ketertariakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik merupakan salah satu media bagi pembelajar bahasa Jepang di Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan memperdalam bahasa Jepang.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Informasi telah menjadi kebutuhan masyarakat di era modern. Informasi menambah pengetahuan masyarakat dan membantu mereka membuat keputusan dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Semua orang melalui proses pertumbuhan dari bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa dan tua. Masa kanak-kanak merupakan masa bermain dan umumnya kita memiliki mainan kesukaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory Bateson, 1972)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari sebuah proses yang dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kertas. Seperti Koran, majalah, tabloid, dll. Media Massa Elektronik (Electronic Media).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini Media massa adalah sumber informasi seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan, dengan otoritas dan memiliki organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama melalui produk-produk budaya populer. Anime (Kartun atau Animasi
1 BAB I PENDAHULUAN B. LATAR BELAKANG Jepang telah menyebarkan pengaruh budayanya ke seluruh dunia terutama melalui produk-produk budaya populer. Anime (Kartun atau Animasi Jepang) dan Manga (Komik Jepang)
Lebih terperinciKarya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer)
Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer) Karya Bidang Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diproduksi semenarik mungkin agar penonton tidak merasa bosan. Berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Film merupakan gambar bergerak yang di dalamnya memiliki alur dan cerita yang menarik untuk menghibur para penonton. Alur dan cerita pada film diproduksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi massa yang kedua muncul di dunia, mempunyai masa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era informatika yang berkembang dikalangan masyarakat pada saat ini, dunia hiburan untuk masyarakat luas dan khususnya untuk anak-anak dapat dikatakan mengalami
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, oleh sebab itu manusia pasti berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu secara langsung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari semua media massa, televisi menjadi media yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Hal itu karena karakter televisi yang audio visual sehingga membuat orang
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya, Jepang adalah negara yang mudah bagi seseorang untuk menciptakan suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Jepang sebagai negara yang maju dan besar tidak hanya memiliki teknologi yang tinggi
Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Jepang sebagai negara yang maju dan besar tidak hanya memiliki teknologi yang tinggi saja, namun juga memiliki beragam kebudayaan-kebudayaan yang mampu membuat orangorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pesatnya perkembangan Teknologi diiringi dengan semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan Teknologi diiringi dengan semakin berkembangnya media massa cetak dan elektronik. Di era digital saat ini, telah banyak gadget yang menawarkan
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. ketat serta pendidikan yang cukup baik. Bagi orang Jepang, dapat masuk ke sekolah
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan negara yang sangat maju, memiliki hukum yang sangat ketat serta pendidikan yang cukup baik. Bagi orang Jepang, dapat masuk ke sekolah yang bagus merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara luas. Tidak dapat dipungkiri lagi, televisi saat ini telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audio visual merupakan medium paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan kepribadian masyarakat secara luas. Tidak dapat dipungkiri
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Jepang memiliki beraneka ragam seni kebudayaan seperti matsuri, odori, film,
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang memiliki beraneka ragam seni kebudayaan seperti matsuri, odori, film, ongaku, haiku dan lain-lain. Film Jepang adalah film yang diproduksi untuk diputar di Jepang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perkembangan dunia televisi di Indonesia menunjukkan. tersebut, tidak bisa dilepaskan dari dunia iklan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Televisi sebagai salah satu media komunikasi massa memiliki peran besar dalam menyebarkan informasi dan memberikan hiburan kesemua lapisan masyarakat. Perkembangan
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Pada dasarnya manusia adalah mahkluk sosial yang selalu hidup berdampingan
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya manusia adalah mahkluk sosial yang selalu hidup berdampingan dengan sesamanya. Setiap orang akan berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan nilai-nilai dan penelitian normativ yang dibaurkan dengan berita dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan media informasi seperti media elektronik dan cetak kian mendekatkan kita dengan arus informasi serta globalisasi yang kian deras. Media menyuguhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia berkembang secara pesat, selain media hiburan dan media
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini industri pertelevisian khususnya di Indonesia berkembang secara pesat, selain media hiburan dan media informasi, televisi juga bisa menjadi media
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin yang diproduksi oleh Maxima Pictures dengan menggunakan pendekatan signifikansi dua tahap dari Roland
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dari tahun ke tahun budaya Indonesia semakin terkikis cepat dalam perkembangan jaman dengan pengaruh utama masuknya budaya lain yang telah mempengaruhi pemuda Indonesia.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
42 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu masalah dapat dipecahkan secara lebih efisien dan efektif apabila pemecahannya menggunakan sebuah metode dan metodologi yang tepat Pengertian metodologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya.meski masyarakat Jepang sangat menjaga budaya dan tradisi dari leluhurnya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang adalah negara maju yang terkenal dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat, namun tidak begitu saja meninggalkan budaya lama yang sudah lama melekat
Lebih terperinciLandasan Teori. Menurut Aminudin dalam Siswanto (2002: 142) tokoh adalah pelaku yang
Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Penokohan Menurut Aminudin dalam Siswanto (2002: 142) tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. televisi tetap mendominasi komunikasi secara audio dan visual. mendapatkan apa-apa dari tayangan yang telah tersaji.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini banyak media yang bermunculan baik media elektronik maupun cetak. Seperti radio, televisi, internet, surat kabar, dan lain-lain. Mayoritas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Media Televisi adalah salah satu media massa elektronik yang digemari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media Televisi adalah salah satu media massa elektronik yang digemari masyarakat karena memiliki daya tarik berupa program audio visualnya yang mampu menjangkau
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. Model, Katou Shizuko:2) disebutkan bahwa Idol adalah sebutan bagi
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam sebuah jurnal penelitian yang dikeluarkan oleh Universitas Meiji yang berjudul AKB48 ビジネスモデルについての考察 ( AKB48 bijinesu moderu nit tsuite no kousatsu, Investigation
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. film video laser setiap minggunya. Film lebih dahulu menjadi media hiburan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia. Lebih dari ratusan juta orang menonton film di bioskop, film televisi dan film video laser
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan atau menerima informasi tentang apapun yang seharusnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi sebagai aktivitas keseharian setiap orang merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidupnya, karena melalui komunikasi setiap orang dapat menyampaikan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Animasi Jepang dan video game adalah salah satu hal yang menjadi pusat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Animasi Jepang dan video game adalah salah satu hal yang menjadi pusat perhatian seluruh dunia. Dikatakan industri ini setiap tahunnya menghasilkan lebih dari 20 triliun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Hovland, komunikasi merupakan proses di mana individu menyampaikan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan tindakan yang setiap hari dilakukan oleh individu. Menurut Hovland, komunikasi merupakan proses di mana individu menyampaikan pesan, dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan hal penting untuk dapat berinteraksi dengan orang lain maupun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang setiap hari manusia lakukan dalam kehidupannya. Komunikasi merupakan hal penting untuk dapat berinteraksi dengan orang lain maupun
Lebih terperinciPENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK
PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK Oleh : Lukman Aryo Wibowo, S.Pd.I. 1 Siapa yang tidak kenal dengan televisi atau TV? Hampir semua orang kenal dengan televisi, bahkan mungkin bisa dibilang akrab
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang
BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON Motivasi menonton menurut McQuail ada empat jenis, yaitu motivasi informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial, dan motivasi hiburan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Film adalah salah satu bentuk media komunikasi dengan cakupan massa yang luas. Biasanya, film digunakan sebagai sarana hiburan yang cukup digemari masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendakian gunung atau yang disebut mountaineering adalah olahraga, profesi, dan rekreasi. Ada banyak alasan mengapa orang ingin mendaki gunung, terutama di Indonesia.
Lebih terperinciBAB 4 KESIMPULAN. Nonton bareng..., Rima Febriani, FIB UI, Universitas Indonesia
dibayar. Di Eropa tempat duduk seperti ini biasanya dihuni petinggi klub, pejabat, atau konglomerat sementara suporter biasa duduk di tempat biasa. Ada pula semacam anggapan yang berlaku bahwa suporter
Lebih terperinciPenelusuran Masalah Analisa Objek desain
BAB 1V KONSEP BAB IV KONSEP DESAIN DESAIN Penelusuran Masalah Analisa Objek desain Komik Majapahit berhenti cetak pada akhir tahun 1990 Berbanding lurus dengan invasi manga ke Indonesia Komik Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terhadap perilaku kita di kehidupan sehari-hari. Seharusnya, televisi bisa menjadi
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak dari kita tidak menyadari akan pentingnya fungsi tayangan televisi terhadap perilaku kita di kehidupan sehari-hari. Seharusnya, televisi bisa menjadi sarana
Lebih terperinci