Assalaamu alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Assalaamu alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh,"

Transkripsi

1

2 Laporan Kinerja (Laporan Kinerja) Pemerintah Kota Pekanbaru Kata Pengantar Assalaamu alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh, Puji syukur kami haturkan hanya kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga Penyusunan Laporan Kinerja (Laporan Kinerja) Pemerintah Kota Pekanbaru, dapat disusun. Laporan Kinerja Pemerintah Kota Pekanbaru disusun berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai media untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, sasaran dan tujuan maupun dalam mencapai cita-cita Pemerintah Kota Pekanbaru. Laporan Kinerja Pemerintah Kota Pekanbaru ini disusun dalam rangka memenuhi kewajiban Kepala Daerah sebagaimana diatur dalam berbagai ketentuan perundangan terkait dengan bentuk pertanggungjawaban Kepala Daerah. Berbagai data kinerja disajikan agar dapat dimanfaatkan sebagai informasi kinerja dan menjadi landasan bagi perencanaan pembangunan di masa mendatang. Tujuan dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah untuk menciptakan pemerintahan yang baik dan terpercaya. Laporan Kinerja juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi yang obyektif bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) dalam menilai capaian kinerja serta bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan lebih lanjut. Disamping itu Laporan Kinerja ini dapat digunakan sebagai masukan bagi pengelolaan dan penataan serta peningkatan kinerja terhadap penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan prima terhadap masyarakat. i

3 Laporan Kinerja (Laporan Kinerja) Pemerintah Kota Pekanbaru Kami menyadari masih banyak kelemahan dalam Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Kota Pekanbaru yang harus menjadi pemicu bagi segenap komponen Pemerintah Kota Pekanbaru untuk senantiasa melakukan perbaikan-perbaikan secara berkelanjutan (continuous improvement). kata kami berharap semoga Laporan Kinerja Pemerintah Kota Pekanbaru Tahun 2015 ini dapat memberi manfaat kepada banyak pihak dan berguna sebagai bahan masukan bagi pengelolaan dan penataan serta peningkatan kinerja Pemerintah Kota Pekanbaru dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada seluruh masyarakat. Wassalaamu alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh. Pekanbaru, Maret 2017 Pj. Walikota Pekanbaru EDWAR SANGER, SH, M.Si ii

4 Laporan Kinerja (Laporan Kinerja) Pemerintah Kota Pekanbaru Daftar Isi Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI i ii BAB 1 PENDAHULUAN A. Sekilas Tentang Kota Pekanbaru 1 B. Geografi dan Demografi 2 C. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 7 D. Permasalahan Utama Yang Sedang Dihadapi (Strategic Issued) 10 E. Maksud dan Tujuan Penyusunan LAKIP 11 F. Sistematika Penyajian LAKIP 12 BAB 2 PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah () 14 B. Penetapan Kinerja 25 BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA A. Kinerja 28 B. Realisasi Anggaran 166 BAB 4 PENUTUP 183 LAMPIRAN 1 Penetapan Kinerja LAMPIRAN 2 Pernyataan Review iii

5 Laporan Kinerja (Laporan Kinerja) Pemerintah Kota Pekanbaru Daftar Tabel Halaman Tabel 1.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kota Pekanbaru 5 Tahun 2013 Tabel 1.2 Jumlah Kelurahan dan Desa Kota Pekanbaru Tahun Tabel 1.3 Persentase Jumlah Pencari Kerja Menurut Jenjang 6 Pendidikan Tahun 2013 Tabel 1.4 Indikator Ketenagakerjaan Kota Pekanbaru Tahun Tabel 1.5 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Termasuk Minyak Bumi dan Gas) Kota Pekanbaru Tahun (Juta Rupiah) 7 Tabel 1.6 Tabel 1.7 Tabel 1.8 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Termasuk Minyak Bumi dan Gas) Kota Pekanbaru Tahun (Juta Rupiah) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Tanpa Minyak Bumi dan Gas) Kota Pekanbaru Tahun (Juta Rupiah) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Tanpa Minyak Bumi dan Gas) Kota Pekanbaru Tahun (Juta Rupiah) Tabel 1.9 Pertumbuhan PDRB dan Laju Inflasi di Kota Pekanbaru 9 Tahun Tabel 2.1 Indikator Keberhasilan Pencapaian Visi Kota Pekanbaru 18 Tahun 2011 Tabel 2.2 Keterkaitan Misi, Tujuan dan Sasaran 23 Tabel 3.1 Kinerja Tahun Tabel 3.2 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya akses 30 dan mutu pelayanan pendidikan Tabel 3.3 Pengukuran kinerja sasaran strategis terciptanya kualitas 36 tenaga pendidik Tabel 3.4 Pengukuran kinerja sasaran strategis terciptanya tenaga 38 kerja yang kompeten dan produktif Tabel 3.5 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya kehidupan sosial masyarakat yang berbudaya melayu, beriman dan bertaqwa 43 iv

6 Laporan Kinerja (Laporan Kinerja) Pemerintah Kota Pekanbaru Halaman Tabel 3.6 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya 48 peranan wanita dan perlindungan anak berkualitas Tabel 3.7 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya 52 pelayanan kesehatan yang berkeadilan dan merata keseluruh wilayah Tabel 3.8 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya 71 lingkungan yang bersih dan sehat Tabel 3.9 Data Pelayanan Penanganan Persampahan Tahun Tabel 3.10 Luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) Perkotaan tahun Per Kecamatan Tabel 3.11 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya tata 83 kelola pemerintahan yang transparan dan akuntabel Tabel 3.12 Pengukuran kinerja sasaran strategis tercapainya Standar 89 Pelayanan Minimal (SPM) daerah Tabel 3.13 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya 89 peningkatan pelayanan DPRD Tabel 3.14 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya 91 penyelenggaraan pemerintahan desa yang maju dan mandiri, peningkatan partisipasi masyarakat serta percepatan pembangunan infrastruktur desa Tabel 3.15 Pengukuran kinerja sasaran strategis terpenuhinya 93 kualitas dan kuantitas infrastruktur dasar Tabel 3.16 Pengukuran kinerja sasaran strategis terbangunnya 99 infrastruktur pendukung unggulan daerah Tabel 3.17 Pengukuran kinerja sasaran strategis meningkatnya 104 produksi pangan dan terkendalinya distribusi pangan daerah Tabel 3.18 Konsumsi Energi Tahun Tabel 3.19 Pengukuran kinerja sasaran strategis berkembangnya 125 badan usaha daerah strategis berbasis potensi daerah Tabel 3.20 Pengukuran kinerja sasaran strategis berkembangnya 129 industri pariwisata berbasis masyarakat serta berwawasan lingkungan Tabel 3.21 Pengukuran kinerja sasaran strategis terbangunnya 132 sistem perizinan terpadu yang cepat, prima dan akuntabel Tabel 3.22 Jumlah dan Macam Pajak Tahun Tabel Jumlah dan Macam Retribusi Tahun Tabel 3.24 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya pusatpusat 140 ekonomi unggulan daerah Tabel 3.25 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya 141 peningkatan ekonomi masyarakat miskin Tabel 3.26 Pengukuran kinerja sasaran strategis terlaksananya 143 v

7 Laporan Kinerja (Laporan Kinerja) Pemerintah Kota Pekanbaru Halaman Tabel 3.27 Tabel 3.28 Tabel 3.29 penegakkan PERDA dan PERBUP Pengukuran kinerja sasaran strategis tersedianya supra dan infrastruktur dasar sistem inovasi daerah Pengukuran kinerja sasaran strategis tumbuhnya klaster industri unggulan daerah berwawasan lingkungan Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya tahap awal kawasan teknopolitan hijau Tabel 3.30 Pengukuran kinerja sasaran strategis berkembangnya pusat inovasi Tabel 3.31 Pengukuran kinerja sasaran strategis berkembangnya Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) dan UKM Tabel 3.32 Pengukuran kinerja sasaran strategis termanfaatkannya teknologi/inovasi untuk mendukung pemenuhan kebutuhan air bersih, energi bersih, transportasi hijau dan teknologi informasi dan komunikasi serta lingkungan yang berkualitas dan proses pembangunan Pelalawan yang berkelanjutan Tabel 3.33 Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun 2014 (angka sementara) vi

8 Laporan Kinerja (Laporan Kinerja) Pemerintah Kota Pekanbaru Daftar Grafik Halaman Gambar 1.1 Peta Kota Pekanbaru 3 Gambar 1.2 Persentase Luas Wilayah Administrasi Per Kecamatan 4 Gambar 1.4 Jumlah Pencari Kerja Menurut Jenis Kelamin Kota 6 Pekanbaru Tahun 2013 Grafik 3.1 Pencapaian Indikator Kinerja Sasaran Tahun 2014 Secara 29 Umum Grafik 3.2 Persentase Balita Gizi Buruk Tahun 2014 Per Kecamatan 56 Grafik 3.3 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Tahun 2014 Per 58 Kecamatan Gambar 3.4 Tenaga PLKB pada Badan Pemberdayaan Perempuan 70 Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Orang) Grafik 3.5 Realisasi Luas Hutan Rakyat Tahun Gambar 3.6 Produksi Padi Kota Pekanbaru Tahun 2014 (Ton) 110 Gambar 3.7 Produksi Jagung Kota Pekanbaru Tahun 2014 (Ton) 111 Gambar 3.8 Perbandingan Realisasi Luas Pengembangan Untuk 113 Tanaman Holtikultura Tahun 2014 Dengan Gambar 3.9 Perbandingan Realisasi Produksi untuk Tanaman 114 Holtikultura tahun 2014 dengan tahun (Kwintal) Gambar 3.10 Perbandingan Realisasi Produksi komoditas Luas Areal 115 perkebunan utama tahun 2013 dengan target akhir tahun (Ha) Gambar 3.11 Perbandingan Realisasi komoditas perkebunan utama 116 tahun 2013 dengan tahun (Kwintal) Gambar 3.12 Perbandingan Realisasi Populasi Produksi Komoditas 119 Peternakan Utama Tahun 2014 Dengan (ekor) Gambar 3.13 Perbandingan Realisasi meningkatnya produksi daging 120 tahun 2014 dengan tahun (kg) Gambar 3.14 Perbandingan Realisasi angka kesakitan ternak tahun dengan tahun () Gambar 3.15 Tambahan Investasi PMDN di Kota Pekanbaru Tahun (Rupiah) Gambar 3.16 Tambahan Investasi PMDN di Kota Pekanbaru Tahun 2014 (Rupiah) 127 Gambar 3.17 Tambahan Investasi PMA di Kota Pekanbaru Tahun vii

9 Laporan Kinerja (Laporan Kinerja) Pemerintah Kota Pekanbaru Halaman (Rupiah) Grafik 3.18 Kunjungan Wisata Domestik Tahun Gambar 3.19 Jumlah Investor Berskala Nasional (PMDN/PMA) di 134 Kota Pekanbaru Tahun 2014 (Investor) Gambar 3.20 Penerbitan Ijin Dengan Pola1 (Survey) di Kota Pekanbaru 135 Tahun 2014 (Dokumen) Gambar 3.21 Penerbitan Ijin Dengan Pola2 (Non Survey) di Kota Pekanbaru Tahun 2014 (Dokumen) 136 viii

10 Daftar Tabel Halaman Tabel 1.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kota Pekanbaru 5 Tabel 1.2 Jumlah Kelurahan dan Desa Kota Pekanbaru 5 Tabel 1.3 Persentase Jumlah Pencari Kerja Menurut Jenjang 6 Pendidikan Tabel 1.4 Indikator Ketenagakerjaan Kota Pekanbaru 6 Tabel 1.5 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Termasuk Minyak Bumi dan Gas) Kota Pekanbaru Tahun (Juta Rupiah) 7 Tabel 1.6 Tabel 1.7 Tabel 1.8 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Termasuk Minyak Bumi dan Gas) Kota Pekanbaru Tahun (Juta Rupiah) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Tanpa Minyak Bumi dan Gas) Kota Pekanbaru Tahun (Juta Rupiah) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Tanpa Minyak Bumi dan Gas) Kota Pekanbaru Tahun (Juta Rupiah) Tabel 1.9 Pertumbuhan PDRB dan Laju Inflasi di Kota Pekanbaru 9 Tahun Tabel 2.1 Indikator Keberhasilan Pencapaian Visi Kota Pekanbaru 18 Tahun 2011 Tabel 2.2 Keterkaitan Misi, Tujuan dan Sasaran 23 Tabel 3.1 Kinerja 28 Tabel 3.2 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya akses 30 dan mutu pelayanan pendidikan Tabel 3.3 Pengukuran kinerja sasaran strategis terciptanya kualitas 36 tenaga pendidik Tabel 3.4 Pengukuran kinerja sasaran strategis terciptanya tenaga kerja yang kompeten dan produktif 38

11 Tabel 3.5 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya kehidupan sosial masyarakat yang berbudaya melayu, beriman dan bertaqwa Halaman Tabel 3.6 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya 48 peranan wanita dan perlindungan anak berkualitas Tabel 3.7 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya 52 pelayanan kesehatan yang berkeadilan dan merata keseluruh wilayah Tabel 3.8 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya 71 lingkungan yang bersih dan sehat Tabel 3.9 Data Pelayanan Penanganan Persampahan 79 Tabel 3.10 Luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) Perkotaan tahun 80 Per Kecamatan Tabel 3.11 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya tata 83 kelola pemerintahan yang transparan dan akuntabel Tabel 3.12 Pengukuran kinerja sasaran strategis tercapainya Standar 89 Pelayanan Minimal (SPM) daerah Tabel 3.13 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya 89 peningkatan pelayanan DPRD Tabel 3.14 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya 91 penyelenggaraan pemerintahan desa yang maju dan mandiri, peningkatan partisipasi masyarakat serta percepatan pembangunan infrastruktur desa Tabel 3.15 Pengukuran kinerja sasaran strategis terpenuhinya 93 kualitas dan kuantitas infrastruktur dasar Tabel 3.16 Pengukuran kinerja sasaran strategis terbangunnya 99 infrastruktur pendukung unggulan daerah Tabel 3.17 Pengukuran kinerja sasaran strategis meningkatnya 104 produksi pangan dan terkendalinya distribusi pangan daerah Tabel 3.18 Konsumsi Energi 123 Tabel 3.19 Pengukuran kinerja sasaran strategis berkembangnya 125 badan usaha daerah strategis berbasis potensi daerah Tabel 3.20 Pengukuran kinerja sasaran strategis berkembangnya 129 industri pariwisata berbasis masyarakat serta berwawasan lingkungan Tabel 3.21 Pengukuran kinerja sasaran strategis terbangunnya 132 sistem perizinan terpadu yang cepat, prima dan akuntabel Tabel 3.22 Jumlah dan Macam Pajak 136 Tabel Jumlah dan Macam Retribusi 137 Tabel 3.24 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya pusatpusat 140 ekonomi unggulan daerah Tabel 3.25 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya

12 Halaman Tabel 3.26 Tabel 3.27 Tabel 3.28 Tabel 3.29 peningkatan ekonomi masyarakat miskin Pengukuran kinerja sasaran strategis terlaksananya penegakkan PERDA dan PERBUP Pengukuran kinerja sasaran strategis tersedianya supra dan infrastruktur dasar sistem inovasi daerah Pengukuran kinerja sasaran strategis tumbuhnya klaster industri unggulan daerah berwawasan lingkungan Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya tahap awal kawasan teknopolitan hijau Tabel 3.30 Pengukuran kinerja sasaran strategis berkembangnya pusat inovasi Tabel 3.31 Pengukuran kinerja sasaran strategis berkembangnya Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) dan UKM Tabel 3.32 Pengukuran kinerja sasaran strategis termanfaatkannya teknologi/inovasi untuk mendukung pemenuhan kebutuhan air bersih, energi bersih, transportasi hijau dan teknologi informasi dan komunikasi serta lingkungan yang berkualitas dan proses pembangunan Pelalawan yang berkelanjutan Tabel 3.33 Anggaran dan Realisasi Keuangan (angka sementara)

13 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Akuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik. Dalam dunia birokrasi, akuntabilitas pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi instasi yang bersangkutan. Sejalan dengan hal tersebut pelaporan kinerja merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Sesuai dengan Pasal 22 Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 dinyatakan bahwa Walikota menyusun dan menyampaikan Laporan Kinerja Tahunan Pemerintah Kota kepada Presiden melalui Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Bertitik tolak dari Kota Pekanbaru Tahun , Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pemerintah Kota Pekanbaru, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru dan Perjanjian Kinerja Pemerintah Kota Pekanbaru, serta mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah serta hasil Reviu sasaran dan Indikator Kota Pekanbaru, maka penyusunan LKIP berisi ikhtisar 1

14 pencapaian sasaran sebagaimana ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja dan dokumen perencanaan. Pencapaian sasaran tersebut disajikan berupa informasi mengenai pencapaian sasaran, realisasi pencapaian indikator sasaran disertai dengan penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja dan pembandingan capaian indikator sasaran, dengan demikian LKIP Kota Pekanbaru menjadi laporan kemajuan penyelenggaraan pemerintah oleh Walikota kepada Presiden ini disusun dan dikembangkan sesuai peraturan yang berlaku. Realisasi yang dilaporkan dalam LKIP ini merupakan hasil kegiatan yaitu tahun terakhir Kota Pekanbaru Tahun Kondisi Kota Pekanbaru Letak dan Luas Wilayah Geografis Kota Pekanbaru terletak antara Bujur Timur dan Lintang Utara. Dengan ketinggian dari permukaan laut berkisar 50 meter. Permukiman wilayah bagian utara landai dan bergelombang dengan ketinggian berkisar 5 sampai dengan 11 meter. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 19 Tahun 1987 tanggal 7 September 1987 Daerah Kota Pekanbaru diperluas dari Km Km 2 terdiri dari 6 Kecamatan dan 45 Kelurahan/Desa. Dari hasil pengukuran /pematokan dilapangan oleh BPN Propinsi Riau maka ditetapkan luas wilayah Kota Pekanbaru adalah Km 2. Dengan meningkatnya kegiatan pembangunan menyebabkan meningkatnya kegiatan penduduk disegala bidang yang pada akhirnya meningkat pula tuntunan dan kebutuhan masyarakat terhadap penyediaan fasilitas dan utilitas perkotaan serta kebutuhan lainnya. Untuk lebih terciptanya tertib pemerintahan dan pembinaan wilayah yang cukup luas, maka dibentuklah Kecamatan baru dengan Perda Kota Pekanbaru No. 4 Tahun 2003 menjadi 12 Kecamatan dan jumlah kelurahan sebanyak 83 kelurahan dengan telah disahkan Peraturan Daerah Nomor 04 tahun tentang Pembentukan Kelurahan Kota Pekanbaru. Dengan batas-batas daerah : 2

15 Sebelah Utara : Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar Sebelah Selatan : Kabupaten Kampar dan Kab Pelalawan Sebelah Timur : Kabupaten Siak dan Kabupaten Pelalawan Sebelah Barat : Kabupaten Kampar Sumber: Bappeda Kota Pekanbaru, 2015 Gambar 1.1 Peta Kota Pekanbaru Topografi Ketinggian Kota Pekanbaru terletak pada ketinggian meter di atas permukaan laut. Kawasan pusat kota dan sekitarnya relatif datar dengan ketinggian rata-rata antara meter di atas permukaan laut. Sedangkan kawasan Tenayan dan sekitarnya umumnya mempunyai ketinggian antara meter di atas permukaan laut. Kawasan yang relatif 3

16 tinggi dan berbukit terutama di bagian utara kota, khususnya di Kecamatan Rumbai dan Rumbai Pesisir dengan ketinggian rata-rata sekitar 50 meter di atas permukaan laut. Kemiringan lereng Secara umum kondisi sebagian besar areal wilayah Kota Pekanbaru mempunyai kelas lereng datar, dengan luas Ha, yang terdiri dari 2 (dua) kelas kemiringan lereng yaitu kemiringan lereng datar (0 2) dengan luas Ha dan kemiringan lereng agak landai (2 8) dengan luas Ha yang sesuai untuk pengembangan pembangunan kota. Wilayah dengan kemiringan 0 2 terletak di bagian Selatan Kota Pekanbaru, sedangkan wilayah dengan kemiringan lereng 2 8 terletak menyebar di bagian Tenggara dan sebagian wilayah Utara Kota Pekanbaru. Untuk kemiringan dengan kelas kelerengan yang merupakan daerah agak curam mempunyai luasan relatif kecil yaitu Ha, yang terletak di daerah Utara dan Tenggara Kota Pekanbaru, tepatnya di Kecamatan Rumbai, Rumbai Pesisir dan Kecamatan Tenayan Raya. Lahan dengan kondisi morfologi demikian umumnya cenderung memiliki faktor pembatas yang cukup tinggi terutama untuk kegiatan terbangun, oleh karena itu pengembangan lokasi dengan tipikal kemiringan tersebut lebih diarahkan sebagai kawasan konservasi. Luas masing-masing kelas lereng (kemiringan) di Kota Pekanbaru dapat dilihat pada tabel 1.1. berikut : Tabel 1.1. Luas Dan Kelas Kemiringan Lereng Kota Pekanbaru No. Kemiringan Lereng Luas (Ha) Persentase () Kemiringan () 1. Datar , Agak Landai , Landai , Sangat Landai , Agak Curam , Jumlah ,00 Sumber : Profil Sanitani Kota Pekanbaru,

17 Kota Pekanbaru keadaannya relatif merupakan daerah datar dengan struktur tanah pada umumnya terdiri dari jenis aluvial dengan pasir. Pinggiran kota pada umumnya terdiri dari jenis tanah organosol dan humus yang merupakan rawa-rawa yang bersifat asam sangat kerosif untuk besi Karakteristik Wilayah Morfologi Morfologi Kota Pekanbaru sebagian besar terdiri dari dataran aluvium yang datar dan sebagian kecil terdiri dari perbukitan. Bentuk morfologi Kota Pekanbaru dapat dibagi menjadi : Satuan Morfologi Dataran Sebarannya menempati daerah Kecamatan Kota Pekanbaru, Kecamatan Senapelan, Kecamatan Lima Puluh, Kecamatan Sukajadi, Kecamatan Sail, sebagian wilayah Kecamatan Rumbai, sebagian wilayah Kecamatan Rumbai Pesisir, Kecamatan Bukit Raya, sebagian wilayah Kecamatan Tenayan Raya, wilayah Kecamatan Tampan, Kecamatan Marpoyan Damai dan Kecamatan Payung Sekaki dengan persentase kurang lebih 65 dari luas keseluruhan Kota Pekanbaru. Daerah ini merupakan daerah endapan sungai dan rawa. Sebagian merupakan daerah dataran banjir ( flood plain), sedangkan daerah rawa meliputi daerah bagian barat daya dan tengah. Daerah ini memiliki kemiringan lereng kurang dari 5. Adapun daerah dengan ketinggian kurang dari 50 meter di atas permukaan laut tersusun oleh batuan yang terdiri dari material lepas berukuran lempung, lempung tufan, pasir, kerikil, sisa-sisa tumbuhan (vegetasi) hasil proses abrasi dan erosi sungai dan rawa gambut. Pemanfaatan lahan ini di Kota Pekanbaru pada umumnya telah dimanfaatkan sebagai kawasan pemukiman, kebun campuran, area pertanian dan perladangan. 5

18 Daerah Morfologi Perbukitan Satuan morfologi ini terdapat pada kawasan bagian utara, selatan dan sebagian wilayah Barat dan Timur memanjang dari barat laut Tenggara. Satuan morfologi ini tersusun oleh batu lumpur, batu pasir, sedikit batu lanau, batuan malihan dan granit. Ketinggian satuan ini berkisar antaras meter di atas permukaan laut, membentuk perbukitan rendah yang ditumbuhi dengan semak dan alang-alang. Kawasan ini memiliki kemiringan lereng kurang dari 20. Satuan Morfologi Perbukitan Sedang Satuan morfologi ini menempati bagian utara wilayah Kota Pekanbaru, yang merupakan wilayah perbukitan dengan arah memanjang dari Barat Laut Tenggara. Wilayah ini ditumbuhi vegetasi tanaman keras sebagai hutan lindung. Ketinggiannya adalah sekitar 40 di atas permukaan laut. Daerah perbukitan ini disusun oleh batuan lava, lahar dan batuan malihan yang umumnya bertonjolan besar dan agak tajam. Wilayah ini memiliki kemiringan lereng kurang dari 40. Klimatologi Kota Pekanbaru mempunyai iklim tropis dengan suhu udara maksimum berkisar antara 32,4 0 C-33,8 0 C dan suhu udara minimum berkisaran antara 23,0 0 C-24,2 0 C. Curah hujan antara 66,3-392,4 mm/tahun dengan curah hujan dan hari hujan terbanyak berada pada Bulan November. Kelembaban maksimum berkisar antara dan kelembaban minimum berkisar antara (Pekanbaru dalam Angka, 2013). Geologi Berdasarkan peta geologi Lembar Pekanbaru dan sekitarnya (M.C.G. Clarke dkk, 1982) dengan skala 1 : , struktur geologi yang terdapat di Kota Pekanbaru terdiri dari sesar mendatar dengan arah umum Barat Laut Tenggara, Lipatan Sinklin dan Antiklin dengan arah penunjaman berarah relatif Timur Laut Barat Daya. 6

19 Struktur struktur geologi tersebut masuk dalam sistem Patahan Sumatera, sementara itu sesar sesar mendatar ini termasuk dalam sistem Patahan Semangko, diduga terjadi pada Kala Miosen Tengah Hidrologi Kota Pekanbaru sebagian besar termasuk dalam DAS Siak (94,77 ) dan sebagian kecil DAS Kampar. Kota Pekanbaru dibelah oleh Sungai Siak yang mengalir dari barat ke timur dengan beberapa anak sungai yaitu : Sungai Sibam, Sungai Air Hitam, Sungai Senapelan, Sungai Sago, Sungai Sail dan Sungai Tenayan yang terletak di bagian selatan Kota Pekanbaru, sedangkan Sungai Umban Sari, Sungai Setukul, Sungai Pengambang dan Sungai Ukai terletak di bagian utara Kota Pekanbaru. Informasi mengenai DAS dan Sub DAS Kota Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel 1.2. di bawah ini. Tabel 1.2. Luas Das dan Sub-Das Kota Pekanbaru NO DAS / Sub DAS LUAS (Ha) PERSENTASE () I DAS SIAK ,77 1. Sub DAS Takuana ,11 2. Sub DAS Umban ,57 3. Sub DAS Meranti ,62 4. Sub DAS Limbungan ,68 5. Sub DAS Ukai ,83 6. Sub DAS Lukud ,41 7. Sub DAS Siban ,56 8. Sub DAS Air Hitam ,92 9. Sub DAS Senapelan ,38 10, Sub DAS Sail , Sub DAS Tenayan , Sub DAS Pendanau ,62 II DAS KAMPAR ,23 1. Sub DAS Kelulud ,23 JUMLAH ,00 Sumber : Profil Sanitasi Kota Pekanbaru,

20 Penggunaan lahan Luas lahan terbangun ( built-up areas) sekitar 24 dari luas wilayah kota dan dimanfaatkan sebagai kawasan perumahan (sekitar 73 dari luas areal terbangun), pusat pemerintahan, pendidikan, perdagangan, industri, militer, bandara, dan lain-lain. Areal belum terbangun ( non-built up areas) adalah sekitar 76 dari luas wilayah kota saat ini yang merupakan kawasan lindung, perkebunan, semak belukar, dan hutan. Areal ini sebagian besar terdapat di wilayah utara kota (Rumbai dan Rumbai Pesisir), Tenayan Raya dan sekitarnya. Jenis penggunaan lahan tersebut seperti terlihat pada Tabel 1.3. Tabel 1.3. Penggunaan Tanah di Kota Pekanbaru NO JENIS PENGGUNAAN TANAH LUAS (Ha) I. LAHAN TERBANGUN (built up areas) ,98 1. Kawasan Perumahan ,44 2. Kawasan Pemerintahan 100,23 3. Kawasan Pendidikan 282,30 4. Kawasan Perdagangan 666,07 5. Kawasan Industry 1.794,94 6. Militer 134,93 7. Bandara 276,00 8. Lain-lain 723,07 II. LAHAN TIDAK TERBANGUN ( non-built up ,02 areas) 1. Kawasan Lindung 2.605,75 2. Kawasan Perkebunan ,33 3. Kawasan Semak Belukar ,49 4. Hutan 2.622,45 JUMLAH ,00 Sumber : RTRW Kota Pekanbaru revisi

21 Aparatur Pemerintahan Keadaan Aparat Pemerintah di lingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru untuk mendukung kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat pada tahun sejumlah orang, yang terdiri dari : Jumlah Pegawai Negeri Sipil menurut golongan: Golongan I : 9 Orang Golongan II : Orang Golongan III : Orang Golongan IV : Orang Jumlah Pegawai Negeri Sipil menurut Eselon: Esselon II : 33 Orang Esselon III : 168 Orang Esselon IV : Orang Jabatan fungsional yang terisi sebanyak terdiri atas : 1 Tenaga guru : 3858 Orang 2 Tenaga kesehatan : 730 Orang 3 Auditor : 10 Orang 4 P2UPD : 10 Orang 5 Pamong belajar : 2 Orang 6 Penilik PLS dan pengawas sekolah : 29 Orang 7 Penyuluh KB : 27 Orang 8 Arsiparis : - - 9

22 9 Pustakawan : 1 Orang 10 Pengawas TK : 20 Orang 11 Pengantar kerja : 1 Orang 12 Mediator : 1 Orang 13 Penguji kendaraan bermotor : 9 Orang 14 Penyuluh pertanian : 16 Orang 15 Peneliti : 1 Orang 16 Perencana : - - Jumlah Pegawai Negeri Sipil menurut Tingkat Pendidikan : 1 SD : 62 orang 2 SMP : 78 orang 3 SLTA / D1 : 1735 orang 4 D2 : 1168 orang 5 D3 : 866 orang 6 S1/D4 : 3705 orang 7 S2 : 389 orang 8 S3 : 8 orang 9 Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah 10 Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Fungsional melalui pengiriman pada lembaga pendidikan dan pelatihan : - : - 11 Pendidikan dan pelatihan teknis : - 12 Pendidikan dan pelatihan fungsional : - 10

23 Pemberian Hukuman pada tahun Pelanggaran Disiplin Pegawai sebanyak 47 orang yang terdiri dari Pelanggaran disiplin pegawai tingkat ringan 43 orang, tingkat sedang 3 orang, pelanggaran disiplin tingkat berat 1 orang dan dalam proses 5 orang. Pada Pemerintah Kota Pekanbaru tidak melaksanakan pengadaan CPNS Perekonomian a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik suatu negara yang timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang dimiliki residen atau non-residen. Penyusunan PDRB dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan yaitu pendekatan produksi, pengeluaran, dan pendapatan yang disajikan atas dasar harga berlaku dan harga konstan (riil). PDRB atas dasar harga berlaku atau dikenal dengan PDRB nominal disusun berdasarkan harga yang berlaku pada periode penghitungan, dan bertujuan untuk melihat struktur perekonomian. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan (riil) disusun berdasarkan harga pada tahun dasar dan bertujuan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Perkembangan masing-masing sektor PDRB Kota Pekanbaru atas dasar harga berlaku menurut Lapangan Usaha kurun waktu dapat dilihat pada Tabel 1.4. berikut. 11

24 Tabel 1.4. PDRB Kota Pekanbaru Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun Lapangan Usaha * A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 923, ,024, ,156, B Pertambangan dan Penggalian 11, , , C Industri Pengolahan 11,473, ,955, ,714, D Pengadaan Listrik dan Gas 96, , , E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 11, , , F Konstruksi 16,036, ,893, ,534, G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 16,067, ,534, ,357, H Transportasi dan Pergudangan 13,258, ,008, ,793, I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,105, ,266, ,864, J Informasi dan Komunikasi 13,704, ,402, ,583, K Jasa Keuangan dan Asuransi 2,020, ,248, ,763, L Real Estat 1,620, ,784, ,092, M,N Jasa Perusahaan 9, , , O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial 2,348, ,468, ,554, Wajib P Jasa Pendidikan 586, , , Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 236, , ,294, R,S,T,U Jasa lainnya 448, , , Produk Domestik Regional Bruto 55,692, ,603, ,434, * Angka sementara Sumber : BPS Kota Pekanbaru (diolah) Sedangkan Tabel 1.5. berikut menginformasikan perkembangan sektor-sektor PDRB Kota Pekanbaru atas dasar harga berlaku menurut Penggunaan pada periode sama. 12

25 Tabel 1.5 Proporsi PDRB Kota Pekanbaru Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun Lapangan Usaha * A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 800, , , B Pertambangan dan Penggalian 9, , , C Industri Pengolahan 10,050, ,786, ,660, D Pengadaan Listrik dan Gas 99, , , E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur 11, , , Ulang F Konstruksi 13,396, ,833, ,974, G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda 14,058, ,092, ,765, Motor H Transportasi dan Pergudangan 1,206, ,287, ,387, I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 926, , ,000, J Informasi dan Komunikasi 1,382, ,509, ,570, K Jasa Keuangan dan Asuransi 1,721, ,772, ,050, L Real Estat 1,414, ,513, ,577, M,N Jasa Perusahaan 7, , , O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial 2,122, ,189, ,230, Wajib P Jasa Pendidikan 522, , , Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 207, , , R,S,T,U Jasa lainnya 412, , , Produk Domestik Regional Bruto 48,351, ,123, ,567, * Angka sementara Sumber : BPS Kota Pekanbaru (diolah) 13

26 b. Struktur Perekonomian Daerah Sektor Primer Sektor Sekunder Sektor Tersier Gambar 1.2 Struktur Perekonomian DAerah Sumber: BPS Kota Pekanbaru Dari Gambar 1.2 terlihat bahwa perekonomian Kota Pekanbaru digerakkan oleh sektor tersier. Sektor tersier meliputi kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, Transportasi dan Pergudangan, Penyedia Akomodasi dan Makan Minum, Informasi dan Komunikasi, Jasa Keuangan dan Asuransi, Real Estate, Jasa Perusahaan, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, Jasa Pendidikan, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, serta Jasa Lainnya. Sektor tersier yang mendominasi perekonomian Pekanbaru merupakan 14

27 salah satu ciri wilayah perkotaan. Dengan memperhatikan peran yang besar dari ketiga sektor tersebut diharapkan pemerintah dapat mengambil kebijakan yang dapat mendorong roda perekonomian Kota Pekanbaru.Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu instrumen untuk mengevaluasi pembangunan suatu daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru tahun berjalan relatif stabil. Pertumbuhan paling tinggi selama 5 (lima) tahun terakhir terjadi pada tahun 2012 sebesar 7,82 persen. Hal tersebut merupakan efek dari PON ke-18 pada September c. PDRB Perkapita Pendapatan per kapita riil (PDRB per kapita atas dasar harga konstan) merupakan salah satu indikator yang digunakan secara luas untuk mengukur tingkat kesejahteraan suatu masyarakat. Apabila pendapatan perkapita meningkat, maka dapat dikatakan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat meningkat. Perkembangan pendapatan perkapita Kota Pekanbaru menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan. Jika pada tahun 2013 pendapatan per kapita hanya mencapai Rp51,85 juta/orang, pada tahun 2015 mengalami peningkatan menjadi Rp55,44 juta/orang atau mengalami pertumbuhan sebesar 6,9. Jika menggunakan harga berlaku, pendapatan per kapita Kota Pekanbaru pada tahun 2015 atau dalam kurun waktu 3 tahun telah mencapai Rp80,95 juta/orang, dimana mengalami peningkatan sebesar 31,78 jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang hanya Rp61,43 juta/orang. d. Pertumbuhan Ekonomi Pada tahun 2012, LPE Kota Pekanbaru mencapai 7,82.. Namun pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi sebesar Walaupun LPE Kota Pekanbaru masih relatif tinggi, namun kondisi ini menunjukkan sedikit pelambatan. Pemulihan pertumbuhan ekonomi global yang masih belum sesuai harapan dan perekonomian Indonesia masih terus mengalami perlambatan berpengaruh terhadap LPE Kota Pekanbaru yang juga mengalami penurunan di tahun Lokomotif utama 15

28 pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru selama ini terutama ditopang oleh pertumbuhan sektor tersier Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Pekanbaru Tahun dan Perbandingannya Dengan Provinsi Riau dan Nasional NASIONAL PROVINSI RIAU KOTA PEKANBARU Sumber : Badan Pusat Statistik (diolah) Selama periode , laju pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru selalu lebih tinggi jika dibandingkan dengan Provinsi Riau dan Tingkat Nasional. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru relatif lebih baik jika dibandingkan dengan kondisi ekonomi makro secara regional Provinsi Riau dan nasional. Pada tahun 2013 laju pertumbuhan Kota Pekanbaru mengalami penurunan yang dipengaruhi oleh perekonomian global terkait dengan bergejolaknya harga minya mentah dan gara CPO di pasar internasional. e. Inflasi Kota Pekanbaru selama periode mengalami fluktuasi laju inflasi tiap tahunnya yang disebabkan karena adanya peningkatan harga komunitas bahan 16

29 makanan. Pada tahun 2014 tingkat inflasi berada di kisaran 8,53, pada tahun 2015 tingkat inflasi yang ada mengalami penurunan menjadi hanya sebesar 2,71. Namun pada tahun, tingkat inflasi Kota Pekanbaru mengalami kenaikan menjadi 4,19. Grafik Perkembangan Inflasi Tahunan Tingkat Kota Pekanbaru Tahun NASIONAL PROVINSI RIAU KOTA PEKANBARU Sumber : Badan Pusat Statistik (diolah) Keuangan Daerah Desentralisasi dipandang sebagai suatu usaha untuk melakukan reformasi dan revitalisasi baik ditingkat regional maupun ditingkat nasional. Salah satu dampak dari desentralisasi adalah adanya pengalihan tanggung jawab terhadap keuangan, administratif, pelayanan publik dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Sehingga pertanggungjawaban atas pengelolaan potensi-potensi sumberdaya di daerah menjadi suatu hal yang sangat penting dilakukan oleh seorang Kepala Daerah. Adanya penekanan terhadap aspek pertanggungjawaban (akuntabilitas) lebih ditegaskan dengan dikeluarkannya paket perundang-undangan yang dikeluarkan oleh Pemerintah. Salah satu azas yang digunakan dalam pengelolaan keuangan daerah adalah aspek keterbukaan. Hal ini menuntut Pemerintah Daerah untuk dapat memberikan akses informasi mengenai 17

30 pengelolaan keuangan daerah seluas-luasnya kepada publik seperti menerbitkan laporan keuangan di media massa. Laporan keuangan yang memadai juga sangat dibutuhkan oleh para investor, baik investor asing maupun domestik. Laporan keuangan tersebut dapat menjadi sarana komunikasi bagi Pemerintah Daerah dalam hal pengelolaan keuangan daerah. Belanja daerah Pemerintah Kota Pekanbaru pada tahun anggaran dianggarkan sebesar Rp2,425,866,099,699,00 dengan komposisi 45,16 belanja tidak langsung dan 54,84 belanja langsung sebagaimana tabel berikut. No Uraian Tabel 1.6. Rencana Belanja Pemerintah Kota Pekanbaru Tahun Anggaran (unaudited) Anggaran Belanja (Rp) Realisasi Belnja (Rp) Realisasi Belanja Tidak Langsung 1,095,492,260,217, , Belanja Langsung 1,330,373,839,482, , JUMLAH 2,425,866,099,699, , Sumber: BPKAD Kota Pekanbaru Sosial Budaya a. Penduduk Menurut data BPS, jumlah penduduk Kota Pekanbaru pada akhir tahun 2015 telah mencapai 1.038,118 jiwa. Jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang merupakan tahun dasar pelaksanaan jumlah penduduk hanya sebesar jiwa, maka dalam kurun waktu 4 (empat) tahun jumlah tersebut mengalami pertambahan sebesar jiwa atau sekitar 7,63 persen dengan rata-rata pertambahan sebesar 2,48 per tahun. Dengan luas 632,32 KM2, kepadatan penduduk kota pekanbaru tahun 2015 adalah jiwa per kilometer. 18

31 Tabel 1.7. Jumlah dan Komposisi Penduduk Kota Pekanbaru Tahun URAIAN Jumlah Penduduk (Jiwa) 937, , ,031 1,011,467 1,038,118 Rata-rata Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) Laju pertumbuhan Penduduk () Komposisi Penduduk, Menurut : a. Jenis Kelamin - Pria (orang) 456, Perempuan (orang) 441, b. Angkatan Kerja (orang) Jumlah yang Bekerja (orang) Jumlah pengangguran (orang) Tingkat Pengangguran () c. Pendidikan (Penduduk usia >10 thn dan ijazah tertinggi - Tidak/belum pernah sekolah/ tidak/belum tamat SD (orang) 114,009 94,135 58,709 72,590 80,621 - SD/MI/sederajat (orang) 185, ,717 80, , ,032 - SMP/MTs/sederajat (orang) 189, , , , ,622 - SLTA/sederajat (orang) 207, , , , ,094 - Akademi 19,747 34,057 30,069 30,063 39,975 - Universitas 28,912 77,068 92,110 90, ,713 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Pekanbaru (diolah) b. Tenaga Kerja Kondisi ketenagakerjaan di Kota Pekanbaru cukup membaik pada tahun 2015 dengan tingkat pengangguran 7,46 jika dibandingkan pada tahun 2014 yang berkisar pada 9,20. Penyerapan tenaga kerja ini masih didominasi sektor perdagangan besar, eceran, rumah makan dan hotel yaitu sebesar 44,83. Sedangkan di posisi kedua diduduki oleh sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan sebesar 24,88. 19

32 Grafik 1.3. Tingkat Pengangguran dan Komposisi Angkatan Kerja Kota Pekanbaru Tahun , , , , , , ,348 18, ,547 29,424 41, , , , , , JUMLAH YANG BEKERJA JUMLAH PENGANGGURAN TINGKAT PENGANGGURAN Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Pekanbaru (diolah) c. Kesehatan Aspek kesehatan merupakan unsur penting yang berkaitan dengan kapabilitas penduduk. Derajat kesehatan pada dasarnya dapat dilihat dari seberapa lama harapan hidup yang mampu dicapai. Semakin lama harapan hidup yang mampu dicapai merefleksikan semakin tinggi derajat kesehatannya. Umur Grafik 1.4 Perkembangan Angka Harapan Hidup Kota Pekanbaru Tahun Tahun Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Pekanbaru 20

33 Angka Harapan Hidup dari tahun ketahun mengalami peningkatan secara stabil. Hal ini dipengaruhi oleh ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan dari tahun ke tahun senantiasa terus meningkat untuk menunjang kehidupan yang lebih sejahtera bagi masyarakat. Menurut catatan Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru pada Tahun 2014 terdapat 21 rumah sakit, 6 rumah sakit bersalin, 54 puskesmas dan puskesmas pembantu serta 137 balai pengobatan yang tersebar di Kota Pekanbaru. Tenaga Kesehatan yang ada juga semakin lengkap. Tercatat ada tenaga medis diantaranya 613 dokter spesialis, 357 dokter umum, 108 dokter gigi, 759 bidan, perawat dan 52 perawat gigi. d. Indek Pembangunan Manusia (IPM) Kemajuan pembangunan manusia secara umum dapat ditunjukkan dengan melihat perkembangan indeks pembangunan manusia (IPM) yang mencerminkan pencapaian kemajuan di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Dengan melihat perkembangan angka IPM tiap tahun, kemajuan yang dicapai Kota Pekanbaru dalam pembangunan manusia meningkat perlahan namun pasti. Angka IPM Pekanbaru mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari 78,42 pada tahun 2014 menjadi 79,32 pada tahun Komponen pembentuk IPM Metode Baru tahun 2015 sama persis dengan tahun Angka Harapan Hidup Saat Lahir, Harapan Lama Sekolah, Rata-Rata Lama Sekolah, dan pengeluaran per kapita akan membentuk IPM. Angka Harapan Hidup Saat Lahir sebesar 71,65 tahun mencerminkan secara rata-rata diperkirakan seseorang akan menempuh hidup selama 71,65 tahun. Sedangkan Angka Harapan Lama Sekolah dan Rata-Rata Lama Sekolah masing-masing sebesar 14,86 tahun dan 10,97 tahun. Anak pada umur tertentu diharapkan akan merasakan sekolah selama 14,86 tahun dan penduduk 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menjalani pendidikan formal selama 10,97 tahun. Pengeluaran Perkapita sebagai indikator kemampuan daya beli masyarakat tercatat sebesar Rp per tahun. Seluruh komponen IPM ini meningkat dari tahun sebelumnya dan tentunya IPM juga mengalami peningkatan pada tahun

34 Tabel 1.8. Perkembangan Indek Pembangunan Manusia (IPM) Kota Pekanbaru dibandingkan dengan pencapaian Provinsi Riau dan Nasional Tahun NASIONAL PROVINSI RIAU KOTA PEKANBARU Sumber: BPS Kota Pekanbaru 1.3. KEDUDUKAN, KEWENANGAN DAN TUGAS POKOK SERTA STRUKTUR ORGANISASI Kedudukan Dengan diberlakukannya Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang lebih menekankan aspek desentralisasi yang diberikan dalam wujud otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab. Berkaitan dengan otonomi daerah dalam pelaksanaannya di Kota Pekanbaru dapat dijelaskan melalui 2 (dua) aspek, yaitu : 22

35 a. Aspek Politik Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 di Kota Pekanbaru dari aspek politik ditandai dengan program legislatif dalam membahas perubahan atas peraturan tentang struktur organisasi dan tata kerja dan kegiatan partai politik tingkat daerah dan DPRD sebagai mitra pemerintah daerah. b. Aspek Administrasi/ Manajemen Pemerintah Pemerintah Kota Pekanbaru dalam melaksanakan otonomi daerah secara administratif diawali dengan melakukan identifikasi kewenangan pemerintah daerah, penataan kelembagaan, penempatan personil, pengelolaan sumber keuangan daerah, pengelolaan sarana dan prasarana (aset daerah), dan manajemen pelayanan publik Kewenangan dan tugas pokok a. Kewenangan Kota Pekanbaru sebagai daerah otonomi, kewenangannya mencakup seluruh bidang pemerintahan, kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan dan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama serta kewenangan lainnya yang meliputi kebijakan perencanaan nasional, pengendalian secara makro, perimbangan keuangan, sistem administrasi negara, pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pendayagunaan sumber daya alam, teknologi tinggi yang strategis serta konservasi dan standarisasi nasional. Pemerintah Kota Pekanbaru menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya sebanyak 26 (dua puluh enam) urusan wajib untuk menyelenggarakan pelayanan dasar kepemerintahan dan 7 (tujuh) urusan pilihan untuk menyelenggarakan pengembangan sektor unggulan. Di lingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru, rincian urusan tersebut, diatur dan ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 03 Tahun 2008 tentang 23

36 Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Kota Pekanbaru, dengan urusan wajib yang dilaksanakan terdiri dari : 1. Pendidikan; 2. Kesehatan; 3. Lingkungan Hidup; 4. Pekerjaan Umum; 5. Penataan Ruang; 6. Perencanaan Pembangunan; 7. Perumahan; 8. Kepemudaan dan Olahraga; 9. Penanaman Modal; 10. Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; 11. Kependudukan dan Catatan Sipil; 12. Ketenagakerjaan; 13. Ketahanan Pangan; 14. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; 15. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera; 16. Perhubungan; 17. Komunikasi dan Informatika; 18. Pertanahan; 19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri; 20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian; 21. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa; 22. Sosial; 23. Kebudayaan; 24. Statistik; 25. Kearsipan; dan 26. Perpusatakaan. 24

37 sedangkan urusan pilihan terdiri dari : 1. Perdagangan; 2. Industri; 3. Pertanian; 4. Pariwisata; 5. Kehutanan; 6. Energi dan Sumber Daya Mineral; dan 7. Perikanan. b. Tugas Pokok Pemerintah Kota Pekanbaru mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan memberikan pelayanan prima kepada masyarakat agar terwujud Kota Pekanbaru sebagai Kota Metropolitan yang Madani Struktur Organisasi Kota Pekanbaru sebagai salah satu daerah Kabupaten/Kota di lingkungan Provinsi Riau, secara yuridis formil didasarkan pada Undang-undang Nomor 8 Tahun 1956 tentang Daerah Otonomi Kota Kecil dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Tengah dan selanjutnya ditingkatkan menjadi Kota Praja dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957 serta menjadi Ibu Kota Provinsi Riau pada tanggal 20 Januari 1959 berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 52/1/ Struktur organisasi Pemerintah Kota Pekanbaru dapat disajikan pada gambar berikut : 25

38 WALIKOTA PEKANBARU DPRD KOTA PEKANBARU WAKIL WALIKOTA PEKANBARU SEKRETARIS DAERAH SEKRETARIAT DAERAH ASISTEN PEMERINTAHAN - Bagian Administrasi Pemerintahan Umum - Bagian Hukum dan Perundang-Undangan - Bagian Organisasi dan Tatalaksana ASISTEN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN - Bagian Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam - Bagian Administrasi Pembangunan dan Data Elektronik - Bagian Kerjasama ASISTEN ADMINISTRASI UMUM - Bagian Protokol - Bagian Umum - Bagian Keuangan dan Aset Sekretariat Daerah ASISTEN KESEJAHTERAAN RAKYAT - Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat - Bagian Hubungan Masyarakat dan Informasi SEKRETARIAT DPRD - Bagian Umum - Bagian Persidangan dan Perundang- Undangan - Bagian Keuangan - Bagian Protokol dan Publikasi DINAS - Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil - Dinas Perindustrian dan Perdagangan - Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan menengah - Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air - Dinas Perumahan, Permukiman dan Cipta Karya - Dinas Tata Ruang dan Bangunan - Dinas Pertanian - Dinas Kebersihan dan Pertamanan - Dinas Tenaga Kerja - Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika - Dinas Pasar - Dinas Pendapatan Daerah - Dinas Pendidikan - Dinas Keesehatan - Dinas Sosial dan Pemakaman - Dinas Pemuda dan Olahraga - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata LEMBAGA TEKNIS DAERAH - Inspektorat - Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal - Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran - Badan Kesatuan Bangsa dan Politik - Badan Lingkungan Hidup - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah - Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksanaan Penyuluh Pertanian - Badan Kepegawaian Daerah - Badan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah - Badan Perpustakaan dan Arsip - Badan Pemberdayaan Perempuan, Masyarakat dan Keluarga Berencana - Satuan Polisi Pamong Praja - Kantor Pendidikan dan Pelatihan KECAMATAN - Kecamatan Sukajadi - Kecamatan Pekanbaru Kota - Kecamatan Senapelan - Kecamatan Limapuluh - Kecamatan Sail - Kecamatan Rumbai - Kecamatan Rumbai Pesisir - Kecamatan Bukitraya - Kecamatan Marpoyan Damai - Kecamatan Tampan - Kecamatan Payung Sekaki - Kecamatan Tenaya Raya Gambar 1.3 Bagan Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kota Pekanbaru 26

39 BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah () Kota Pekanbaru Tahun merupakan tahap kedua dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Pekanbaru Tahun Kota Pekanbaru disusun sebagai acuan dalam perumusan Renstra SKPD, Rencana Kerja ( Renja) SKPD dan RKPD sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Pada pelaksanaan Kota Pekanbaru Tahun perlu dilakukan perubahan mengingat terjadinya dinamika-dinamika eksternal yang mempengaruhi target capaian. Adapun alasan-alasan perubahan ini didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut : 1. Alasan Regulasi : adanya perubahan kebijakan pemerintah, yakni dengan diterbitkannya : a) Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan ditetapkannya Kota Pekanbaru sebagai salah satu Kawasan Perhatian Investasi (KPI) dikoridor Ekonomi Sumatera dengan Proyek Pembangunan Kawasan Teknopolitan; b) Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2012 dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah di mana Pemerintah Daerah wajib melakukan penguatan sistem inovasi daerah dalam rangka peningkatan kapasitas pemerintah daerah, daya saing daerah dan pelaksanaan MP3EI Kebijakan Sistem Inovasi Daerah disusun ke dalam sebuah Roadmap Penguatan Sistem Inovasi Daerah yang harus diintegrasikan ke dalam. 27

40 2. Alasan faktual : Perlunya percepatan pembangunan daerah, antara lain untuk menghadapi diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN dimulai tahun 2015, serta pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) dan World Summit on Information Society (WSIS) yang keduanya perlu diwujudkan paling lambat pada tahun 2015; 3. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah diperlukan rencana pembangunan lima tahun yang menggambarkan visi, misi, strategi, kebijakan, program dan kegiatan yang didasarkan pada kondisi, potensi, aspirasi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat; 4. Berdasarkan ketentuan Pasal 19 ayat (3) Undang -Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, perlu menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Pekanbaru Tahun yang merupakan perwujudan visi, misi dan Program Walikota dan Wakil Walikota yang memuat kebijakan penyelenggaraan Pembangunan; Sebagai sebuah instansi sektor publik, Pemerintah Kota Pekanbaru mempunyai rencana strategis yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu lima tahun. Pertama kali rencana strategis disusun untuk periode , selanjutnya untuk periode disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang telah ditetapkan dalam Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 114 Tahun Rencana strategis/ RPJM merupakan langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah. Rencana strategis instansi pemerintah memerlukan integrasi antara keahlian sumber daya manusia dan sumber daya lain agar mampu memenuhi keinginan stakeholders dan menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis baik nasional maupun global. Analisis terhadap lingkungan organisasi baik internal maupun eksternal merupakan langkah yang sangat penting dalam memperhitungkan kekuatan (strenghts), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan tantangan/kendala (threats) yang ada. Analisis terhadap unsur-unsur tersebut sangat penting dan merupakan 28

41 dasar bagi perwujudan visi dan misi serta strategi instansi pemerintah. Selain itu, rencana strategis yang disusun merupakan alat kendali dan tolok ukur bagi manajemen Pemerintah Kota Pekanbaru dalam penyelenggaraan pembangunan lima tahun dan pembangunan tahunan. 1. Visi Visi Pemerintah Kota Pekanbaru adalah sebagai berikut: TERWUJUDNYA PEKANBARU SEBAGAI KOTA METROPOLITAN YANG MADANI Pengertian pokok-pokok visi diterjemahkan sebagai berikut: Kota Metropolitan, adalah Kota yang berpenduduk lebih dari satu juta jiwa yang memiliki sarana dan prasarana yang terpadu dan memadai dengan konsep pembangunan kota berkelanjutan ( sustainable city) di bidang ekonomi, ekologi, sosial, dan politik untuk melayani kebutuhan warga kota. Madani, adalah Kota yang memiliki ahlak mulia, peradaban maju, modern, memiliki kesadaran sosial yang kuat, gotong royong, toleran, dalam sistem politik yang demokratis dan ditopang oleh supremasi hukum yang berkeadilan, berpendidikan maju, berbudaya Melayu, aman, nyaman, damai, sejahtera, bertanggungjawab serta berlandaskan iman dan taqwa. Visi ini mendukung visi jangka panjang Kota Pekanbaru untuk menjadikan Kota Pekanbaru sebagai pusat perdagangan, jasa, pendidikan, dan pusat kebudayaan Melayu. Aspek-aspek pembangunan dalam perwujudan Kota Metropolitan yang Madani sejalan dengan visi jangka panjang Kota Pekanbaru. 29

42 2. Misi Guna mewujudkan dan merealisasikan visi Kota Pekanbaru, maka Pemerintah Kota Pekanbaru telah menetapkan 5 (lima) Misi, yaitu: 1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi tinggi, bermoral, beriman dan bertaqwa serta mampu bersaing di tingkat lokal, nasional dan internasional; 2. Mewujudkan masyarakat berbudaya melayu, bermartabat dan bermarwah yang menjalankan kehidupan beragama, memiliki iman dan taqwa, berkeadilan tanpa perbedaan satu dengan yang lainnya serta hidup rukun dan damai; 3. Meningkatkan infrastruktur daerah baik prasarana jalan, air bersih, energi listrik, penanganan limbah, yang sesuai dengan kebutuhan daerah terutama infrastruktur pada kawasan industri, pariwisata serta daerah pinggiran kota; 4. Mewujudkan penataan ruang dan pemanfaatan lahan yang efektif, dan pelestarian lingkungan hidup dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan; 5. Meningkatkan perekonomian daerah dan masyarakat dengan meningkatkan investasi bidang industri, perdagangan, jasa, dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan dengan dukungan fasilitas kondusif.; yang memadai dan iklim usaha yang Penjelasan Masing-masing Misi diatas adalah sebagai berikut: Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi tinggi, bermoral, beriman dan bertaqwa serta mampu bersaing di tingkat lokal, nasional dan internasional. Dalam hal ini pembangunan diarahkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia baik masyarakat maupun aparatur pemerintah yang memiliki pendidikan, kompetensi dan tingkat kesehatan yang baik, tingginya peran pemuda dalam pembangunan, meningkatnya prestasi olah raga tingkat nasional dan internasional berbudi luhur yang didasari keimanan dan ketaqwaan sehingga mampu bersaing 30

43 serta menciptakan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik dan pemerintahan yang bersih. Mewujudkan masyarakat berbudaya melayu, bermartabat dan bermarwah yang menjalankan kehidupan beragama, memiliki iman dan taqwa, berkeadilan tanpa perbedaan satu dengan yang lainnya serta hidup rukun dan damai Dalam hal ini pembangunan diarahkan pada peningkatan pemahaman nilainilai budaya melayu dalam tatanan kehidupan sehari-hari, dan juga ingin mewujudkan rasa aman dan adanya jaminan perlindungan masyarakat yang didukung oleh sarana dan prasarana keamanan dan ketertiban yang memadai. Meningkatkan infrastruktur daerah baik prasarana, jalan, air bersih, energi listrik, penanganan limbah, yang sesuai dengan kebutuhan daerah terutama infrastruktur pada kawasan industri, pariwisata serta daerah pinggiran Dalam hal ini pembangunan diarahkan pada peningkatan pembangunan infrastruktur dasar daerah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat perkotaan. Sebagai salah satu kota yang mengalami pertumbuhan yang cukup pesat, Pekanbaru harus ditunjang dengan infrastruktur yang memadai seperti jalan, air bersih, pasokan energi listrik serta penanganan limbah yang berwawasan lingkungan. Pembangunan infrastruktur tidak hanya dilaksanakan pada daerah di pusat kota melainkan juga pada daerah pinggiran dan daerah industri pada daerah pinggiran untuk terwujudnya pemerataan pembangunan di semua wilayah sehingga pekanbaru dapat berkembang menjadi kota Metropolis. 31

44 Mewujudkan penataan ruang dan pemanfaatan lahan yang efektif, dan pelestarian lingkungan hidup dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan Dalam hal ini pembangunan diarahkan pada penataan ruang yang memperhatikan keteraturan, harmonisasi dengan lingkungan sekitar dan ketersediaan aksesibilitas infrastruktur dasar seperti jalan, transportasi masal, listrik, air bersih, sekolah, lokasi perdagangan yang terpadu. Model grid dan cluster yang terkendali dengan arah bangunan yang naik ke atas sebagai ganti konsep pengembangan bangunan dan tataruang yang tidak lagi meluas tidak terkendali. Meningkatkan perekonomian daerah dan masyarakat dengan meningkatkan investasi bidang industri, perdagangan, jasa, dan pemberdayaan ekonomi rakyat dengan dukungan fasilitas yang memadai dan iklim usaha yang kondusif. Dalam hal ini pembangunan diarahkan untuk meningkatkan peran swasta dalam membuka lapangan kerja serta berusaha, maka pemerintah perlu menciptakan iklim usaha yang kondusif sehingga investasi dari pihak swasta dapat tumbuh dan berkembang dengan pesat. Disamping itu, keterlibatan masyarakat secara umum dalam menciptakan lapangan kerja, akan mempercepat daya serap terhadap tenaga kerja, untuk itu dengan memberikan peluang berusaha kepada masyarakat melalui konsep pembangunan dunia usaha yang bertumpu pada partisipasi masyarakat, melalui sistem ekonomi kerakyatan, terpeliharanya seni dan warisan budaya akan mempercepat terwujudnya kesejahteran masyarakat. 3. Tujuan, Sasaran, dan Indikator Kinerja Tujuan adalah sesuatu atau apa yang akan dicapai atau dihasilkan dalam 5 (lima) tahun. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada permasalahan dan isu-isu strategis. Tujuan tidak hanya dinyatakan 32

45 dalam bentuk kualitatif akan tetapi harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif yang menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa yang akan datang. Tujuan juga diselaraskan dengan amanat pembangunan nasional dan amanat pembangunan Provinsi Riau. Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Kota Pekanbaru dari masingmasing tujuan dalam rumusan yang lebih spesifik dan terukur melalui indikator beserta targetnya. Indikator kinerja sasaran adalah tolak ukur keberhasilan pencapaian sasaran yang akan diwujudkan selama 5 (lima) tahun, setiap indikator kinerja disertai dengan rencana tingkat capaian (target). Berikut tujuan dan sasaran Pemerintah Kota Pekanbaru: Tabel 2.1 Keterkaitan Misi, Tujuan dan Sasaran Misi 1 : Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi tinggi, bermoral, beriman dan bertaqwa serta mampu bersaing di tingkat lokal, nasional dan internasional. TUJUAN Mengembangkan pemerataan akses dan mutu pendidikan dasar 9 tahun dan rintisan wajar 12 tahun didukung oleh sarana/prasarana yang memadai dan tenaga pendidikan yang profesional serta peningkatan tata kelola pendidikan yang berskala standar nasional SASARAN Meningkatnya pemerataan dan jangkauan akses pelayanan Pendidikan Meningkatnya mutu dan kualitas pendidikan Meningkatnya prosentase kualitas dan kuantitas sarana prasarana pendidikan umum dan khusus mencapai Meningkatnya relevansi dan daya saing pendidikan menengah umum dan khusus Meningkatnya peran pemuda dan Meningkatnya peran serta aktif generasi organisasi kepemudaan dalam muda dalam pembangunan mendukung sikap dan perilaku kepeloporan, kemandirian, inovasi, dan kreativititas serta wawasan kebangsaan dan cinta tanah air guna meningkatkan partisipasi dalam pembangunan Berkembangnya budaya olahraga di Meningkatnya budaya olahraga masyarakat masyarakat dan memfasilitasi olahraga Meningkatnya pencapaian prestasi prestasi olahraga Terpenuhinya pelayanan kesehatan Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat 33

46 sesuai standar TUJUAN Kota Pekanbaru SASARAN Pengembangan pelayanan dan aksesbilitas perpustakaan berbasis teknologi informasi, optimalisasi minat baca masyarakat dan rintisan Perpustakaan berbasis otomasi dan digitalisasi Pengembangan budaya kerja aparatur yang profesional, bersih, beretika, dan berwibawa serta anti korupsi, kolusi dan nepotisme dalam rangka tata kelola pemerintahan yang baik yang didukung oleh kelembagaan dan ketatalaksanaan serta Sistem Informasi Manajemen kepegawaian yang transparan dan akuntabel Terwujudnya Perpustakaan Berbasis Otomasi dan digitalisasi Terwujudnya efisiensi serta efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah Terwujudnya reformasi birokrasi dan profesionalisme aparat dengan penekanan pada perubahan sikap dan perilaku aparat pemerintah daerah yang bermoral, beretika, dan berwibawa serta anti korupsi, kolusi dan nepotisme, responsif, transparan dan akuntabel Misi 2 : Mewujudkan masyarakat berbudaya melayu, bermartabat dan bermarwah yang menjalankan kehidupan beragama, memiliki iman dan taqwa, berkeadilan tanpa perbedaan satu dengan yang lainnya serta hidup rukun dan damai. TUJUAN Pengembangan upaya perlindungan masyarakat untuk menjaga dan memelihara keamanan, ketertiban, persatuan, dan kesatuan serta kerukunan masyarakat SASARAN Terciptanya keamanan dan ketertiban umum dan tegaknya hukum serta terselenggaranya perlindungan dan pengayoman terhadap masyarakat Menurunnya angka penyalahgunaan Narkoba dan penyakit masyarakat (Pekat) Pengembangan dan pelestarian seni dan budaya tradisional dalam rangka memperkuat identitas dan jati diri masyarakat melayu Meningkatnya kemampuan perlindungan masyarakat (Linmas) Meningkatnya kesadaran dan pemahaman masyarakat dalam pelestarian seni dan kekayaan budaya melayu Kesetaraan dan keadilan gender Menurunnya angka kekerasan terhadap 34

47 TUJUAN dalam berbagai bidang kehidupan serta perlindungan anak, remaja dan perempuan dalam segala bentuk diskriminasi dan eksploitasi perempuan dan anak SASARAN Misi 3 : Meningkatkan infrastruktur daerah baik prasarana jalan, air bersih, energi listrik, penanganan limbah, yang sesuai dengan kebutuhan daerah terutama infrastruktur pada kawasan industri, pariwisata serta daerah pinggiran TUJUAN Meningkatkan jaringan dan kualitas jalan yang terintegrasi dengan baik, membuka akses ke daerah pinggiran dan daerah strategis lainnya. Menurunkan jumlah titik genangan di Kota Pekanbaru yang terencana dan terintegrasi dengan baik Pemeratan Pembangunan diseluruh wilayah Kota Pekanbaru Meningkatkan konservasi sungai, danau dan sumber daya air Penataan lingkungan pemukiman menjadi lingkungan yang sehat dan asri Peningkatan Pelayanan Air Bersih Meningkatkan pengelolaan limbah sistem setempat dan mengembangkan pengelolaan limbah dengan sistem terpusat. Penataan sistem transportasi perkotaan Peningkatan penyediaan layanan energi listrik SASARAN Terbukanya akses jalan baru yang terencana dengan baik dan terintegrasi Meningkatnya kelas jalan dan rasio panjang jalan Peningkatan akses transportasi wilayah yang dibatasi oleh sungai Berkurangnya jumlah titik genangan di Kota Pekanbaru Terbangunnya drainase yang terintegrasi dengan baik Tersebarnya pusat-pusat pertumbuhan di Kota Pekanabaru Meningkatnya penataan kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Terciptanya permukiman yang sehat dan asri Meningkatnya akses air minum bagi masyarakat dengan sistem perpipaan Terlayaninya supply air minum untuk wilayah Pekanbaru Selatan Tersedianya sarana sanitasi bagi masyarakat berpenghasilan rendah Tersedianya sarana pengolahan limbah secara terpadu Terciptanya sistem transportasi perkotaan yang baik Terpenuhinya kebutuhan listrik untuk masyarakat Kota Pekanbaru 35

48 Misi 4 : Mewujudkan penataan ruang dan pemanfaatan lahan yang efektif, dan pelestarian lingkungan hidup dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. TUJUAN Terwujudnya Penataan Ruang sesuai Rencana Tata Ruang SASARAN Tersedianya Rencana Tata Ruang dan Pedoman Penataan Ruang Terciptanya ruang kota yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan Tersedianya menara telekomunikasi yang dimanfaatkan secara bersama dengan tatanan yang teratur dalam ruang wilayah kota Terwujudnya kebersihan lingkungan kota Meningkatnya cakupan pelayanan penanganan persampahan Meningkatnya sistem pengolahan persampahan Meningkatnya sistem pengolahan persampahan Terciptanya lingkungan kota yang sehat, hijau dan asri Tersedianya ruang terbuka hijau Tersedianya lampu yang menerangi jalan, termasuk lampu hias Meningkatnya pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup Terwujudnya lingkungan perkotaan yang lestari 36

49 Misi 5 : Meningkatkan perekonomian daerah dan masyarakat dengan meningkatkan investasi bidang industri, perdagangan, jasa dan pemeberdayaan ekonomi kerakyatan dengan dukungan fasilitas yang memadai dan iklim usaha yang kondusif TUJUAN Meningkatkan Perekonomian, dan Daya Saing Daerah SASARAN Meningkatnya Investasi Bidang Industri, Perdagangan dan jasa Berkembangnya produksi unggulan Daerah Meningkatnya Perlindungan terhadap pasar tradisional Terwujudnya BUMD Sehat Terciptanya iklim berusaha dan prasarana perdagangan & indusri yang tertib dan aman Meningkatnya kunjungan wisata Meningkatnya produktifitas pertanian yang berorientasi agribisnis Meningkatkan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Meningkatnya peran Koperasi dan UMKM serta lembaga keuangan Mikro Penanggulangan Kemiskinan Misi-misi Pembangunan Kota Pekanbaru telah dijabarkan secara sederhana dalam format di atas dalam rangka terwujudnya Pekanbaru sebagai Kota Metropolitan yang Madani Perjanjian Kinerja Perjanjian kinerja merupakan tekad dan janji kinerja tahunan sangat penting yang perlu dilakukan oleh pimpinan instansi di lingkungan Pemerintahan karena merupakan wahana proses yang akan memberikan perspektif mengenai apa yang diinginkan untuk 37

50 dihasilkan. Perencanaan kinerja yang dilakukan oleh instansi akan dapat berguna untuk menyusun prioritas kegiatan yang dibiayai dari sumber dana yang terbatas. Dengan perencanaan kinerja tersebut diharapkan fokus dalam mengarahkan dan mengelola program atau kegiatan instansi akan lebih baik, sehingga diharapkan tidak ada kegiatan instansi yang tidak terarah. Penyusunan Perjanjian Kinerja Perubahan Pemerintah Kota Pekanbaru mengacu pada dokumen Kota Pekanbaru Tahun , dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT), dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Perubahan, dan dokumen Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan. Pemerintah Kota Pekanbaru telah menyusun Perjanjian Kinerja Perubahan dengan uraian yang secara lengkap disajikan dalam lampiran 1. 38

51 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja Pemerintah Kota Pekanbaru merupakan perwujudan kewajiban Pemerintah Kota Pekanbaru untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan masyarakat Kota Pekanbaru. Selain itu, dalam rangka mencapai misi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja yang disusun secara periodik. Penyusunan laporan kinerja didasarkan perjanjian kinerja tahun yang ditandatangani Walikota Pekanbaru. Laporan kinerja memuat pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja dimaksudkan untuk menjamin adanya peningkatan dalam pelayanan publik dan meningkatkan akuntabilitas dengan melakukan klarifikasi output dan outcome yang akan dan seharusnya dicapai. Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja sasaran strategis sebagaimana ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan selaras dengan dokumen tahun Berdasarkan hasil pengukuran kinerja diperoleh capaian kinerja untuk sasaran strategis dan selanjutnya dianalisis dengan cara: setiap 1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun. 2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun dengan tahun lalu dan beberapa tahun berakhir. 3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen. 39

52 Nilai yang diperoleh dari pencapaian kinerja dikelompokkan dalam skala pengukuran ordinal sebagai berikut: 85 s.d. 100 : Sangat Berhasil 70 s.d. < 85 : Berhasil s.d. < 70 : Cukup Berhasil 0 s.d. < 55 : Kurang Berhasil 3.1. Kinerja Secara umum dari hasil pengukuran kinerja diperoleh rata-rata capaian kinerja tahun sebesar 131,05 atau dikategorikan sangat berhasil. Rata-rata capaian kinerja tahun dinilai dari rata-rata capaian kinerja atas 47 sasaran yang ditetapkan sebagai berikut: Tabel 3.1 Kinerja No. 1 Sasaran Meningkatnya pemerataan dan jangkauan akses pelayanan pendidikan 90,85 2 Meningkatnya mutu dan kualitas pendidikan 84, Meningkatnyaprosentase kualitas dan kuantitas sarana prasarana pendidikan umumdan kejuruan Meningkatnya peranserta aktif generasi mudadalampembangunan 126,59 63,25 5 Meningkatnya budaya olahraga masyarakat 33,33 6 Meningkatnyapencapaian prestasiolahraga 28, Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kota Pekanbaru Terwujudnya Perpustakaan Berbasis Otomasi dan digitalisasi Terwujudnya efisiensi serta efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah ,84 233,33 40

53 Peningkatan kesiagaan pemerintah dan masyarakat dalam penanggulangan bencana Terwujudnya reformasi birokrasi dan profesionalisme aparat dengan penekananpada perubahan sikap dan perilaku aparat pemerintah daerah yang bermoral,beretika, dan berwibawa serta anti korupsi, kolusi dan nepotisme, responsif,transparan dan akuntabel Terciptanya keamanan dan ketertiban umum dan tegaknya hukum serta terselenggaranya perlindungan dan pengayoman terhadap masyarakat Menurunnya angka penyalahgunaan Narkoba dan penyakit masyarakat (Pekat) Meningkatnya kemampuan perlindungan masyarakat (Linmas) Meningkatnya kesadaran dan pemahaman masyarakat dalam pelestarian seni dan kekayaan budaya melayu Menurunnya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak Terbukanya akses jalan baru yang terencana dengan baik dan terintegrasi , Meningkatnya kualitas jalan dan rasio panjang jalan Peningkatan akses transportasi wilayah yang dibatasi oleh sungai Berkurangnya jumlah titik genangan di Kota Pekanbaru Tersebarnya pusat-pusat pertumbuhan di Kota Pekanbaru Meningkatnya penataan kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Terciptanya permukiman yang sehat dan asri Meningkatnya akses air minum bagi masyarakat dengan sistem perpipaan Terlayaninyasupply air minum untukwilayah Pekanbaru Selatan Tersedianya sarana sanitasi bagi masyarakat berpenghasilan rendah Tersedianya sarana pengolahan limbah secara terpadu Terciptanya sistem transportasi perkotaan yang baik

54 Terpenuhinya kebutuhan listrik untuk masyarakat Kota Pekanbaru Tersedianya Rencana Tata Ruang dan Pedoman Penataan Ruang Terciptanya ruang kota yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan Tersedianya menara telekomunikasi yang dimanfaatkan secara bersama dengan tatanan yang teratur dalam ruang wilayah kota Meningkatnya cakupan pelayanan penanganan persampahan Meningkatnya sistem pengolahan persampahan 2, Tersedianya ruang terbuka hijau Tersedianya lampu yang menerangi jalan, termasuk lampu hias Meningkatnya pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup Terwujudnya lingkungan perkotaan yang lestari Meningkatnya Investasi Bidang Industri, Perdagangan dan jasa Berkembangnya produksi unggulan Daerah 0 41 Meningkatnya Perlindungan terhadap pasar tradisional 0 42 Terwujudnya BUMD Sehat 0 43 Terciptanya iklim berusaha dan prasarana perdagangan & indusri yang tertib dan aman Meningkatnya kunjungan wisata Meningkatnya produktifitas pertanian yang berorientasi agribisnis Meningkatnya peran Koperasi dan UMKM serta lembaga keuangan Mikro Penanggulangan Kemiskinan 64.7 Rata-rata

55 Pencapaian dari 47 sasaran pembangunan di Kota Pekanbaru sebagaimana ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja tahun dengan rincian sebanyak 11 sasaran telah ditetapkan dengan 109 indikator kinerja untuk misi I, sebanyak 5 sasaran telah ditetapkan dengan 8 indikator kinerja untuk misi II, sebanyak 13 sasaran telah ditetapkan dengan 34 indikator kinerja untuk misi III, sebanyak 9 sasaran telah ditetapkan dengan 12 indikator kinerja untuk misi IV, dan sebanyak 9 sasaran telah ditetapkan dengan 30 indikator kinerja untuk misi V. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, pencapaian sasaran Pemerintah Kota Pekanbaru tahun secara umum disajikan pada grafik 3.1 sebagai berikut: Melebihi target sesuai target 77 Tidak mencapai target tapi meningkat dari capaian tahun lalu Tidak mencapai target Sumber: Olahan data Laporan Kinerja Pemerintah Kota Pekanbaru Grafik 3.1 Pencapaian Sasaran strategis Pembangunan Kota Pekanbaru tahun Grafik di atas menunjukkan dari 47 sasaran yang diukur, sebanyak 6 (enam) sasaran atau sebesar 13 melebihi target, sebanyak 4 (empat) sasaran atau sebesar 8 sesuai target, sebanyak 1 (satu) sasaran atau sebesar 2 tidak mencapai target namun meningkat dari capaian tahun lalu dan sebanyak 36 (tiga puluh enam) sasaran atau sebesar 77 tidak mencapai target. Berikut diuraikan hasil pengukuran dan analisis pencapaian sasaran strategis Pemerintah Kota Pekanbaru tahun : 43

56 MISI 1 Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi tinggi, bermoral, beriman dan bertaqwa sertamampu bersaing di tingkat lokal, nasional dan internasional 1.1 Meningkatnya Pemerataan dan Jangkauan Akses Pelayanan Pendidikan Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 13 indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut: Tabel 3.2 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya akses dan mutu pelayanan pendidikan No. Indikator Kinerja Satuan 1 Jumlah peserta didik yang menerima bantuan keperluan pribadi siswa Siswa Tercapa i/ Tidak 321 X 2 Angka Partisipasi Kasar (APK); SD/MI, () 107, ,78 113,86 105,64 107,78 113, V 3 Angka Partisipasi Kasar (APK); SMP/MTs, () 98,56 87,81 99,27 96,58 97,29 99,27 96,58 97 X 4 Angka Partisipasi Kasar (APK); SMA/MA/SMK () 102, ,45 85,9 96,03 89,45 85,9 96 X 5 Angka Partisipasi Murni (APM); SD/MI, () 92,27 109,67 97,23 100,44 103,30 97,23 100, V 6 Angka Partisipasi Murni (APM); SMP/MTs, () 71, ,21 76, ,21 76 X 7 Angka Partisipasi Murni (APM); SMA/MA/SMK () 75, ,16 64,12 91,39 70,16 64,12 91 X 8 Angka pdd yg ditamatkan; SD/MI, (jmlh) Siswa , X 9 Angka pdd yg ditamatkan; SMP/MTs, (jmlh) Siswa , X 10 Angka pdd yg ditamatkan; SMA/MA/SMK (jmlh) Siswa , V 11 Angka Partisipasi Sekolah (APS); SD/MI, () ,09 110, ,09 1 V 12 Angka Partisipasi Sekolah (APS); SMP/MTs, () ,09 107, ,09 1 V 13 Angka Partisipasi Sekolah (APS); SMA/MA/SMK () ,18 85, ,18 1 V Rata-rata capaian 90,85 92,37 Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target 44

57 Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, secara umum dapat diketahui bahwa ratarata capaian indikator sasaran meningkatnya pemerataan dan jangkauan akses pelayanan pendidikan adalah sebesar 90,85. Selama tahun dari seluruh indikator terdapat 6 indikator kinerja yang telah mencapai dan melampaui target tahun dan sebanyak 7 indikator kinerja belum mencapai target yang ditetapkan pada tahun. Penjelasan untuk masing-masing indikator kinerja sebagai berikut: 1) Jumlah peserta didik yang menerima bantuan keperluan pribadi siswa Indikator target jumlah peserta didik yang menerima bantuan keperluan pribadi siswa pada tahun sebagaimana table di atas kinerjanya tidak tercapai/tidak terlaksana sebagaimana yang ditetapkan sebesar siswa, dibandingkan target 2015 sebesar siswa. Indikator ini terkait langsung dengan pelaksanaan program/kegiatan APBD kota Pekanbaru. Namun dikarenakan adanya rasionalisasi anggaran APBD kota Pekanbaru yang berimplikasi pada rasionalisasi anggaran Dinas Pendidikan khususnya yang menyangkut bantuan keperluan pribadi siswa, sehingga kegiatan tersebut tidak dilaksanakan. Prioritas yang diutamakan lebih menyangkut pada kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan, dimana program ini memang lebih prioritas dimana kebutuhan terhadap sarana dan prasarana yang antara lain Penambahan Ruang Kelas Baru (RKB), Unit Sekolah Baru (USB), Penambahan Mobilier (meja d an kursi) dan lain sebagainya menjadi kebutuhan setiap tahun yang harus diantisipasi pemerintah Kota Pekanbaru melalui Dinas Pendidikan dalam upaya penerimaan siswa baru dan menegejar target salah satu indicator Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk semua tingkat satuan pendidikan. Selain itu sasaran terhadap sarana dan prasarana dampaknya lebih menyeluruh. Disamping itu untuk batuan siswa, pemerintah pusat telah mengalokasikan dana dalam bentuk program Kartu Indonesia Pintar (KIP). 2) Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah perbandingan jumlah siswa pada jenjang pendidikan tertentu terhadap penduduk usia sekolah pada jenjang pendidikan tertentu. Untuk jenjang pendidikan SD/MI/Paket A, realisasi APK tahun sebesar 113,86 atau mencapai 105,64 dari target sebesar 107,78 dinilai telah mencapai target yang 45

58 ditetapkan. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya pencapaian angka APK jenjang pendidikan SD/MI/Paket A kota Pekanbaru terjadi peningkatan. Hal ini dikarenakan bertambahnya jumlah penduduk yang bersekolah di Sekolah Dasar setiap tahunnya dibandingkan jumlah penduduk umur 7 12 tahun. Untuk jenjang pendidikan SMP/MTs, realisasi APK tahun sebesar atau mencapai 97,29 dari target sebesar 99,27 dinilai belum mencapai target yang ditetapkan, disebabkan karena jumlah penduduk pada tahun bersangkutan yang bersekolah ditingkat SMP/MTs dibandingkan jumlah penduduk umur tahun yang sedang bersekolah. Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya APK untuk tiga tahun awal kecendrungannya tetap, sedangkan untuk dua tahun berikutnya termasuk tahun kecendrungannya meningkat. Sedangkan untuk jenjang pendidikan SMA/MA/SMK, realisasi APK tahun sebesar 85,90 atau mencapai 96,03 dari target sebesar 89,45 dinilai tidak mencapai target juga, dikarenakan besarnya jumlah penduduk usia untuk SLTA dibandingkan jumlah penduduk yang sekolah di SLTA. Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya APK untuk 3 (tiga) tahun awal kecendrungannya tetap, sedangkan untuk dua tahun berikutnya termasuk tahun kecendrungannya meningkat, tetapi tidak mencapai target. Dari ketiga indikator sasaran dimaksud, APK yang tercapai ditarget akhir hanya APK untuk tingkat SD/MI/SDLB. 3) Angka Partisipasi Murni (APM) Angka Partisipasi Murni (APM) adalah perbandingan jumlah siswa usia sekolah jenjang pendidikan tertentu terhadap penduduk usia sekolah pada jenjang pendidikan tertentu. Untuk jenjang pendidikan SD/MI, realisasi APM tahun sebesar 100,44 atau mencapai 103,30 dari target sebesar 97,23 dinilai telah mencapai target yang ditetapkan bahkan melebihi baik dari target maupun dari capaian tahun Hal ini disebabkan untuk tahun terjadi peningkatan persentase jumlah penduduk usia 7-12 tahun yang mendapatkan pelayanan pendidikan jenjang SD/MI/SDLB. Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya APM untuk 3 (tiga) tahun awal kecendrungannya fluktuatif, sedangkan untuk dua tahun berikutnya meningkat pada tahun 2015 dan turun pada tahun, tetapi mencapai target yang ditetapkan dalam. 46

59 Untuk jenjang pendidikan SMP/MTs, realisasi APM tahun sebesar 72,21 atau mencapai 76,01 dari target sebesar 95 dinilai belum mencapai target. Hal ini disebabkan tahun jumlah penduduk usia tahun sebanyak orang, sedangkan jumlah siswa yang bersekolah di jenjang SMP/MTs/SMPLB/Paket sebanyak siswa. Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya APM mulai dari tahun awal sampai dengan tahun akhir kecendrungannya fluktuatif. Sedangkan untuk 2 (dua) tahun berikutnya meningkat pada tahun 2015 dan turun pada tahun, tetapi mencapai target yang ditetapkan dalam. Untuk jenjang pendidikan SMA/MA/SMK, realisasi APM tahun sebesar 64,12 atau mencapai 91,39 dari target sebesar 70,16 dinilai belum mencapai target yang ditetapkan disebabkan karena tahun jumlah penduduk tahun mencapai orang, sedangkan siswa usia tahun yang bersekolah di tingkat SMA/SMK/MA/SMLB/Paket C sebesar Berdasarkan hal-hal di atas APM tahun yang mencapai target/lebih hanya pada jenjang pendidikan SD/MI/SDL sementara kinerja APM untuk dua jenjang pendidikan lainnya target kinerja tidak tercapai. Terhadap indikator sasaran berupa APM maupun APK sebagai indikator kesadaran masyarakat untuk mendapat pelayanan pendidikan pada seluruh jenjang satuan pendidikan perlu upaya yang secara terus menerus dilakukan Pemerintah Kota Pekanbaru melalui Dinas Pendidikan yaitu : 1. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) kepada seluruh jenjang sekolah baik neg eri maupun swasta. 2. Pemberian bantuan beasiswa terutama siswa miskin. 3. Pemberian bantuan anggaran Proses Belajar Mengajar (PBM) bagi SD Negeri. 4. Pembangunan RKB dan USB serta Rehabilitasi gedung sekolah untuk seluruh tingkat satuan pendidikan. 5. Kartu Indonesia Pintar (Program Pemerintah Pusat) 4) Angka Pendidikan yang Ditamatkan 47

60 Angka pendidikan yang ditamatkan merupakan jumlah siswa yang menamatkan pendidikan tingkat pendidikan pada tahun tertentu. Pada tahun realisasi jumlah siswa yang menamatkan jenjang pendidikan tingkat SD/MI adalah sejumlah siswa atau mencapai 84,62 dari target yang ditetapkan sebesar Kondisi ini menggambarkan tidak tercapainya target sebagaimana ditetapkan dalam. Ini dikarenakan target yang ditetapkan melebihi jumlah siswa kelas VI pada tahun berkenaan. Dibandingkan dengan tahun 2015 dan tahuntahun sebelumnya angka yang menamatkan pendidikan, khususnya jenjang SD/MI berfluktuatif. Untuk realisasi jumlah siswa yang menamatkan jenjang pendidikan tingkat SMP/MTs untuk tahun adalah sejumlah siswa, atau mencapai 96,51. Dibandingkan dengan target yang ditetapkan sebesar siswa dinilai belum mencapai target dikarenakan target yang ditetapkan, melebihi jumlah siswa kelas IX tingkat SMP/MTs pada tahun berkenaan. Sedangkan dibandingkan 2015 dan tahun-tahun sebelumnya kecendrungan angka pendidikan yang ditamatkan naik. Sedangkan untuk realisasi jumlah siswa yang menamatkan jenjang pendidikan tingkat SMA/MA/SMK adalah sejumlah siswa, atau mencapai 126,49 dari target siswa dinilai telah mencapai target yang ditetapkan. Secara keseluruhan angka pendidikan yang ditamatkan belum tercapai target. Sedangkan dibandingkan 2015 dan tahun-tahun sebelumnya kecendrungan angka pendidikan yang ditamatkan untuk tingkat SMA/MA/SMK berfluktuatif. Jumlah siswa yang menamatkan SMA/MA/SMK yang besar terjadi pada tahun 2013 dan ) Angka Partisipasi Sekolah (APS) Realisasi APS pada jenjang sekolah SD/MI adalah 105,09, atau mencapai 110,62 dari target 95 dinilai telah tercapai target yang ditetapkan. Jika dibandingkan pada tahun 2015 terjadi penurunan target target dari 111 menjadi 105,09, namun capaian target yang ditetapkan sudah melewati target. Realisasi APS pada jenjang sekolah SMP/MTs adalah 86,09, atau mencapai 107,61 dari target 80 dinilai belum mencapai target. Jika dibandingkan pada tahun 2015 mengalami penurunan dari 113 menjadi 86,09, namun capaian targetnya melebihi dari target yang ditetapkan 48

61 Sedangkan Realisasi APS pada jenjang sekolah SMA/MA/SMK adalah 64,18, atau mencapai 85,57 dari target yang ditetapkan 75. Jika dibandinngkan pada tahun 2015 juga terjadi penurunan dari 98 menjadi 64,18, namun capaian targetnya juga sudah melebihi bari targrt yang telah ditetapkan. APS secara keseluruhan sudah mencapai target sebagaimana yang ditetapka dalam dan jika dibandingkan pada tahun 2015 mengalami peningkatan. Adapun jenis program yang telah dilaksanakan pada tahun untuk mendukung capaian kinerja tersebut diatas yaitu: 1) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun; 2) Program Pendidikan Menengah; 3) Program Pendidikan Non Formal; 4) Program Pendidikan Luar Biasa. Program-program sebagaimana Selain itu, untuk mencapai sasaran meningkatnya pemerataan dan jangkauan akses pelayanan pendidikan dengan rata-rata capaian sebesar 90,85 dengan menggunakan dana sebesar Rp 88,567,214,518 atau terealisasi sebesar dari target sebesar Rp.103,394,871,250. Hal ini menunjukkan adanya efisiensi penggunaan sumber dana. 1.2 Meningkatnya Kualitas Pendidikan Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 14 indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut: Tabel 3.3 Pengukuran kinerja sasaran strategis meningkatnya mutu dan kualitas pendidikan No. Indikator Kinerja Satuan 1 2 Jumlah sekolah yang menerima subsidi; SD Jumlah sekolah yang menerima subsidi; SMP Sekolah , X Tercapai/ Sekolah , V Tidak 49

62 No. Indikator Kinerja Satuan Jumlah sekolah yang menerima subsidi; SMA Jumlah sekolah yang menerima subsidi; SMK Guru yg memenuhi kualifikasi S1; SD/MI Guru yg memenuhi kualifikasi S1; SMP/MTs 7 Guru yg memenuhi kualifikasi S1; SMA/MA/SMK 8 9 Guru yg memenuhi kualifikasi S2; SD/MI Guru yg memenuhi kualifikasi S2; SMP/MTs 10 Guru yg memenuhi kualifikasi S2; SMA/MA/SMK Jumlah guru bersertifikat pendidik; SD Jumlah guru bersertifikat pendidik; SMP Jumlah guru bersertifikat pendidik; SMA Jumlah guru bersertifikat pendidik; SMK Sekolah V Sekolah , X Org , V Org , X Org , X Org V Org , V Org , V Org , X Org , X Org , X Org X Rata-rata 84,84 287,29 Tercapai/ Tidak Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target Berdasarkan data pada tabel di atas, secara umum dapat diketahui bahwasecara umum dapat diketahui bahwa rata-rata capaian indikator sasaran meningkatnya mutu dan kualitas pendidikan adalah sebesar 84,84. Selama tahun dari seluruh indikator kinerja terdapat 3 indikator kinerja mencapai target, sedangkan 11 indikator lainnya tidak mencapai target yang ditetapkan pada tahun walaupun 3 indikator yang mengalami peningkatan dibanding tahun Penjelasan untuk masing-masing indikator kinerja sebagai berikut: 1) Jumlah Sekolah yang Menerima Subsidi Indikator kinerja Jumlah Sekolah yang Menerima Subsidi merupakan jumlah sekolah yang menerima subsidi di lingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru. 50

63 Pada tahun realisasi jumlah sekolah yang menerima subsidi pada jenjang pendidikan SD adalah sejumlah 194 sekolah, atau mencapai 97,98 dari target yang ditetapkan sebesar 198. Berdasarkan data ini kondisi ini tidak mencapai target sebagaimana yang ditetapkan dalam. Hal ini disebabkan karena jumlah sekolah yang ditargetkan untuk disubsidi oleh Pemerintah Kota Pekanbaru melebihi kemampuan alokasi anggaran untuk subsidi yang diprogramkan melalui Dinas Pendidikan. Dibandingkan dengan tahun 2015, untuk tahun jumlah sekolah yang disubsidi sama. Sedangkan untuk 3 (tiga) tahun awal jumlah sekolah yang disubsidi tetap (187 sekolah). Untuk Realisasi pada jenjang pendidikan SMP adalah sejumlah 41 sekolah yang disubsidi, atau mencapai 87,23 dari target yang ditetapkan sebesar 47 sekolah. Kondisi ini dinilai belum mencapai target sebagaimana yang ditetapkan dalam, karena jumlah sekolah pada target melebihi kemampuan alokasi anggaran untuk subsidi sebagai akibat dari rasionalisasi anggaran pada program/kegiatan Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru. Dibandingkan dengan tahun 2015 terjadi peningkatan untuk sekolah yang menerima subsidi. Namun untuk 3 (tiga) tahun awal untuk sekolah yang menerima subsidi lebih sedikit dibandingkan tahun dan cendrung tetap. Sedangkan untuk realisasi pada jenjang pendidikan SMA adalah sejumlah 16 sekolah, atau mencapai 100 dari target yang ditetapkan sebesar 11 sekolah. Sedangkan realisasi pada jenjang pendidikan SMK adalah sejumlah 7 sekolah atau mencapai 62 dari target yang ditetapkan. Kondisi ini menggambarkan tidak tercapainya target yang ditetapkan sebesar 11 sekolah di. Dibandingkan untuk target 3 (tiga) tahun sebelumnya kecendrungan tetap namun lebih kecil dibandingkan tahun. 2) Guru yang Memenuhi Kualifikasi S1 Indikator kinerja Guru yang Memenuhi Kualifikasi S-1 merupakan jumlah guru yang berpendidikan S-1. Realisasi pada jenjang pendidikan SD/MI, terdapat jumlah guru orang yang memenuhi kualifikasi S-1, atau mencapai 98,07 dari target yang ditetapkan sebesar orang. Kondisi ini menggambarkan belum mencapai target sebagaimana yang ditetapkan dalam. Kondisi ini disebabkan faktor usia guru 51

64 yang untuk tugas belajar tidak memungkinkan lagi. Terhadap indikator guru yang memenuhi kualifikasi S1; SD/MI dibandingkan antara tahun 2015 dari pencapaian lebih besar atau terjadi peningkatan. Sedangkan untuk 3 (tiga) tahun sebelumnya kecendrungannya realisasinya tetap, sedangkan untuk dua tahun berikutnya realisasinya meningkat. Untuk realisasi pada jenjang pendidikan SMP/MTs, terdapat jumlah guru orang yang memenuhi kualifikasi S-1, atau mencapai 45,38 dari target yang ditetapkan sebesar orang. Kondisi ini juga menggambarkan tidak tercapainya target sebagaimana ditetapkan dalam sebesar guru. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2015, realisasinya menurun. Namun jika dibandingkan dengan 3 (tiga) tahun awal yang kecendrungannya tetap, untuk tahun lebih tinggi. Sedangkan untuk realisasi pada jenjang pendidikan SMA/MA/SMK, untuk guru yang memenuhi kualifikasi S1 terdapat jumlah guru orang atau mencapai 28,95 dari target yang ditetapkan sebesar orang. Kondisi ini menggambarkan tidak tercapainya target yang telah ditetapkan dalam. Hal ini disebabkan karena target jumlah yang ingin dicapai untuk memenuhi kualifikasi, melebihi dari guru yang ada saat ini yang belum berpendidikan S1 yaitu sebesar orang dan juga faktor usia. Secara umum capaian kinerja guru yang memenuhi kualifikasi S-1 tahun belum memenuhi target. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu tahun 2015 juga lebih kecil namun jika dibandingkan dengan 3 (tiga) tahun awal, realisasi tahun lebih besar. 3) Guru yang Memenuhi Kualifikasi S2 Terhadap Indikator kinerja Guru yang Memenuhi Kualifikasi S-2 merupakan jumlah guru yang berpendidikan S-2. Realisasi pada jenjang pendidikan SD/MI, terdapat jumlah guru 158 orang yang memenuhi kualifikasi S-2, atau mencapai 229 dari target yang ditetapkan sebesar 69 orang. Ini berarti telah mencapai target yang ditetapkan sebagaimana di dalam. Hal ini disebabkan makin tingginya keinginan guru pada jenjang SD/MI untuk meningkatkan jenjang pendidikannya. 52

65 Dibandingkan dengan realisasi tahun tahun sebelumnya, untuk tahun lebih besar. Begitu juga untuk 3 (tiga) tahun sebelumnya yang realisasinya cendrung tetap juga lebih kecil. Untuk realisasi pada jenjang pendidikan SMP/MTs, terdapat jumlah guru 155 orang yang memenuhi kualifikasi S-2, atau mencapai 91,18 dari target yang ditetapkan sebesar 170 orang. Kondisi ini menggambarkan tidak tercapainya target yang telah ditetapkan dalam sebesar 170 orang, tetapi meningkat dari tahun sebelumnya Dibandingkan 3 (tiga) tahun awal yang pencapaiannya cendrung tetap, pencapaian hasil tahun juga lebih meningkat. Sedangkan untuk realisasi jenjang pendidikan SMA/MA/SMK, terdapat jumlah guru 536 orang yang memenuhi kualifikasi S-2, atau mencapai 194,91 dari target yang ditetapkan sebesar 275 orang. Kondisi ini dinilai telah mencapai target, bahkan melebihi target yang telah ditetapkan dalam. Hal ini disebabkan tingginya keinginan/minat guru pada jenjang pendidikan SMA/MA/SMK untuk meningkatkan kompetensinya terutama terkait dengan tingkat pendidikannya. Secara umum, capaian kinerja guru yang memenuhi kualifikasi S-2 tahun mengalami peningkatan dibanding tahun ) Jumlah Guru Bersertifikat Pendidik Indikator kinerja Jumlah Guru Bersertifikat Pendidik merupakan jumlah guru yang mempunyai sertifikat pendidik untuk masing-masing jenjang pendidikan. Realisasi pada jenjang pendidikan SD/MI, terdapat jumlah guru bersertifikat orang yang bersertifikat pendidik, atau mencapai 26,41 dari target yang ditetapkan sebesar orang. Berdasarkan jumlah ini, dari target yang ditetapkan dalam tidak tercapai. Hal ini disebabkan target jumlah guru bersertifikat melebihi jumlah guru yang ada saat ini yaitu berjumlah orang, dan jumlah kuota peserta sertifikasi yang terbatas dari Kemndikbud. Jika dibandingkan capaian tahun sebelumnya capainnya menurun, tetapi lebih besar dari 3 (tiga) tahun awal yang cendrung fluktuatif. Untuk realisasi pada jenjang pendidikan SMP/MTs, terdapat jumlah guru bersertifikat orang, atau mencapai 16,61 dari target yang ditetapkan sebesar orang. Kondisi ini juga tidak mencapai target sebagaimana ditetapkan dalam target 53

66 jumlah guru bersertifikat melebihi jumlah guru yang ada saat ini yaitu berjumlah orang, dan jumlah kuota peserta sertifikasi yang terbatas dari Kemendikbud. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya realisasinya menurun. Namun dibandingkan secara keseluruhan realisasinya fluktuatif. Sedangkan untuk jenjang pendidikan SMA/SMK terdapat jumlah guru bersertifikat orang, atau mencapai 23,14 dari target yang ditettapkan sebesar orang dinilai tidak mencapai mencapai target karena target jumlah guru bersertifikat melebihi jumlah guru yang ada saat ini yaitu berjumlah orang, dan jumlah kuota peserta sertifikasi yang terbatas dari Kemndikbud. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya ada kecendrungan menurun yang relative besar. Secara umum untuk guru sertifikasi Adapun jenis program yang telah dilaksanakan pada tahun untuk mendukung capaian kinerja tersebut diatas yaitu Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan dengan menggunakan dana sebesar Rp 36,940,842,784 atau dari target sebesar Rp 56,309,967,900. Sehingga jika dibandingkan antara realisasi dana dengan rata-rata capaian sasaran strategis sebesar 84,84 atau menunjukkan adanya efisiensi penggunaan sumber dana. 1.3 Sasaran Meningkatnya Prosentase Kualitas dan Kuantitas Sarana Prasarana Pendidikan Umum dan Kejuruan Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 7 indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut: Tabel 3.4 Pengukuran kinerja sasaran strategis meningkatnya prosentase kualitas dan kuantitas sarana prasarana pendidikan umum dan kejuruan No. Indikator Kinerja Satuan Tercapai/ Tidak 1 2 Rasio guru dengan peserta didik; SD Rasio guru dengan peserta didik; SMP/MTs 1:42 1:40 1:36 1:21 141,67 1:36 1:21 141,67 V 1:40 1:40 1:36 1:19 147,22 1:36 1:19 147,22 V 54

67 No. Indikator Kinerja Satuan Tercapai/ Tidak Rasio guru dengan peserta didik; SMA/MA/SMK Rasio guru dengan peserta didik; SD Rasio guru dengan peserta didik; SMP Rasio guru dengan peserta didik; SMA Rasio guru dengan peserta didik; SMK 1:40 1:40 1:36 1:13 163,89 1:36 1:13 163,89 V 1:42 1:40 1:36 1:38 94,44 1:36 1:38 94,44 V 1:40 1:40 1:36 1:34 105,56 1:36 1:34 105,56 V 1:40 1:40 1:36 1:30 116,67 1:36 1:30 116,67 V 1:40 1:40 1:36 1:30 116,67 1:36 1:30 116,67 V Rata-rata 126,59 126,59 Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, secara umum dapat diketahui bahwa ratarata capaian indikator sasaran terciptanya meningkatnya prosentase kualitas dan kuantitas sarana prasarana pendidikan umum dan kejuruan adalah sebesar 126,59. Selama tahun dari seluruh indikator terdapat sebanyak 1 (satu) indikator belum mencapai target dan 6 (enam) indikator telah mencapai target. Penjelasan untuk masing-masing indikator kinerja sebagai berikut: 1) Rasio Guru dengan Peserta Didik Rasio guru dengan peserta didik tahun adalah perbandingan jumlah guru dengan jumlah peserta didik pada tahun. Realisasi rasio guru dengan peserta didik pada jenjang pendidikan SD/MI sebesar 1:21 atau mencapai 171,42 dari target yang telah ditetapkan sebesar 1:36 dinilai telah mencapai target begitu juga dengan realisasi rasio guru dengan peserta didik pada jenjang pendidikan SMP/MTs sebesar 1:19 atau mencapai 189,47 dari target yang telah ditetapkan sebesar 1:36. Untuk rasio guru dengan peserta didik pada jenjang pendidikan SMA/MA/SMK sebesar 1:13 atau mencapai 276,92 dari target yang telah ditetapkan sebesar 1:36 dinilai telah mencapai target sebagaimana yang telah ditetapkan dalam. Khusus untuk jenjang pendidikan SMA/MA/SMK jika dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun sebelumnya, maka capaian tahun mengalami kenaikan, apalagi jika dibandingkan dengan tahun-tahun awal. 55

68 Namun demikian yang menjadi permasalahannya pada penyebaran yang belum merata. Untuk ini diperlukan kebijakan Pemerintah kota melakukan restrukturisasi guru berdasarkan kebutuhan guru pada setiap jenjang pendidikan di lingkup Kota Pekanbaru. 2) Rasio Peserta Didik per Kelas Rasio peserta didik per kelas adalah perbandingan jumlah kelas dengan peserta didik pada tahun. Realisasi rasio peserta didik per kelas pada jenjang pendidikan SD sebesar 1:38 atau mencapai 94,73 dari target yang telah ditetapkan sebesar 1:36 sebagaimana ditetapkan dalam dinilai belum mencapai target. Hal ini disebabkan tidak terpenuhinya pembangunan RKB dikarenakan rasionalisasi anggaran. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya pencapaian tahun lebih baik dari tahun sebelumnya begitu juga dengan 3 (tiga) tahun awal. Tetapi secara umum ada kecendrungan pencapaian yang lebih baik dari tahun ke tahun. Kondisi ini juga tergambar untuk jenjang pendidikan SMP, SMA dan SMK. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di atas. Adapun jenis program yang telah dilaksanakan pada tahun untuk mendukung capaian kinerja tersebut di atas yaitu program Manajemen Pelayanan Pendidikan. Selain itu untuk mencapai sasaran terciptanya meningkatnya prosentase kualitas dan kuantitas sarana prasarana pendidikan umum dan kejuruan dengan rata-rata capaian sebesar 126,59 menggunakan dana sebesar Rp 342,041,750 atau terealisasi sebesar dari target sebesar Rp. 413,095,750 atau menunjukkan adanya efisiensi penggunaan sumber dana. 1.4 Sasaran Meningkatnya Peran serta Aktif Generasi Muda dalam Pembangunan Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 2 (dua) indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut: 56

69 Tabel 3.5 Pengukuran kinerja sasaran strategis meningkatnya peran serta aktif generasi muda dalam pembangunan No. Indikator Kinerja Satuan Tercapai/ Tidak 1 Jumlah organisasi pemuda organisasi , ,19 V 2 Jumlah kegiatan kepemudaan Kegiatan , ,86 X Rata-rata 63,25 134,03 Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, secara umum dapat diketahui bahwa ratarata capaian indikator sasaran meningkatnya peran serta aktif generasi muda dalam pembangunan adalah sebesar 63,25. Selama tahun dari seluruh indikator terdapat sebanyak 1 indikator telah mencapai target dan sebanyak 1 indikator belum mencapai target yang telah ditentukan pada tahun. Penjelasan untuk masing-masing indikator kinerja sebagai berikut: 1) Jumlah organisasi pemuda Jumlah organisasi pemuda pada Kota Pekanbaru tahun adalah sebanyak 120, atau 122,44 dari target 98 buah organisasi pemuda dinilai telah mecapai target yang ditetapkan. 2) Jumlah kegiatan kepemudaan Jumlah kegiatan kepemudaan selama tahun adalah sebanyak 6 kegiatan, atau 4,05 dari target 148 kegiatan dinilai belum mencapai target, karena adanya rasionalisasi anggaran yang belum terselesaikan. Adapun jenis program yang telah dilaksanakan pada tahun 2015 untuk mendukung capaian kinerja tersebut diatas yaitu: 1) Program Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda 2) Program Program Peningkatan Peran serta Kepemudaan 3) Program Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda 57

70 Selain itu untuk mencapai sasaran meningkatnya peran serta aktif generasi muda dalam pembangunan dengan rata-rata capaian sebesar 63,25 menggunakan dana sebesar Rp 1,174,599,374 atau terealisasi sebesar dari target sebesar Rp 1,184,001, Sasaran Meningkatnya Budaya Olahraga Masyarakat Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 3 indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut: Tabel 3.6 Pengukuran kinerja sasaran strategis meningkatnya budaya olahraga masyarakat No. Indikator Kinerja Satuan Tercapai/ Tidak 1 2 Jumlah kegiatan olahraga masyarakat Gelanggang/balai remaja (selain milik swasta) Kegiatan , ,00 V Bh X 3 Lapangan olahraga Bh ,00 X Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target Rata-rata capaian 33,33 50,00 Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, secara umum dapat diketahui bahwa ratarata capaian indikator sasaran meningkatnya budaya olahraga masyarakat adalah sebesar 33,33. Selama tahun dari seluruh indikator yang ada telah mencapai target. Penjelasan untuk masing-masing indikator kinerja sebagai berikut: 1) Jumlah kegiatan olahraga masyarakat Jumlah kegiatan olahraga masyarakat selama tahun adalah sebanyak 7 kegiatan, atau 100 dari target 7 kegiatan dinilai telah mencapai target, walaupun terjadi penurunan dibanding pada tahun 2015 sebesar 9 kegiatan, ini juga karena adanya rasionalisasi anggaran. 2) Gelanggang/balai remaja (selain milik swasta) Untuk capaian indikator jumlah gelanggang/balai remaja (selain milik swasta) adalah 0 unit. 58

71 3) Lapangan olahraga Untuk capaian indikator jumlah lapangan olahraga adalah 0 unit, Adapun jenis program yang telah dilaksanakan pada tahun untuk mendukung capaian kinerja tersebut diatas yaitu program Program Pembinaan Dan Pemasyarakatan Olahraga. Selain itu untuk mencapai sasaran meningkatnya budaya olahraga masyarakat dengan rata-rata capaian sebesar 33,33 menggunakan dana sebesar Rp. 1,392,614,415 atau terealisasi sebesar dari target sebesar Rp 1,399,218, Sasaran Meningkatnya Pencapaian Prestasi Olahraga Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 1 indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut: Tabel 3.7 Pengukuran kinerja sasaran strategis meningkatnya budaya olahraga masyarakat No. Indikator Kinerja Satuan Tercapai/ Tidak 1 Jumlah even yang diikuti Even , ,29 V Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target Rata-rata capaian 28,57 214,29 Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa capaian indikator kinerja sasaran meningkatnya budaya olahraga masyarakat adalah sebesar 28,57 dimana dari target 7 (tujuh) even yang direncanakan hanya terealisasi sebanyak 2 (dua) even. Jumlah tersebut mengalami penurunan dengan jumlah tahun sebelumnya sebesar 4 even, ini karena adanya rasionalisasi anggaran. Adapun jenis program yang telah dilaksanakan pada tahun untuk mendukung capaian kinerja tersebut diatas yaitu Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Olahraga. Selain itu untuk mencapai sasaran meningkatnya pencapaian prestasi olahraga 59

72 dengan rata-rata capaian sebesar 28,57 menggunakan dana sebesar Rp. 3,796,444 atau terealisasi sebesar dari target sebesar Rp. 8,296, Sasaran Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat Kota Pekanbaru Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 50 indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut: Tabel 3.8 Pengukuran kinerja sasaran strategis meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kota Pekanbaru No. Indikator Kinerja Satuan Tercapai/ Tidak 1 Cakupan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan 2 Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien mayarakat miskin 3 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 4 penduduk yang dicover jamkesda 5 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) dikab kota 6 Cakupan masyarakat miskin yang mendapat pelayanan 7 Jumlah parameter pemeriksaan air minum 8 Jumlah parameter pemeriksaan air bersih 9 Cakupan desa /kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi< 24 jam 10 Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 11 Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SMP setingkat 12 Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SMA dan setingkat ,89 201, ,89 201,89 V 23, ,62 128, ,62 128,88 V 6 4,05 2 2,77 138,50 2 2,77 138,50 V ,00 100,00 V ,00 100,00 V ,00 100,00 V bh , ,33 V bh , ,38 V ,00 V 95,67 96, , , ,89 97, ,89 97,89 V , ,00 91,11 V , ,00 86,67 X 60

73 No. Indikator Kinerja Satuan Tercapai/ Tidak 13 Angka usia harapan hidup 14 Cakupan Rumah sehat 15 Cakupan sarana air bersih 16 Cakupan sarana pembuangan air limbah 17 Cakupan pengelolaan Peptisida dan mobil tinja 18 Cakupan tempattempat umum dan tempatpengolahan makanan 19 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Cakupan Desa siaga aktif 20 Cakupan rumah tangga ber PHBS 21 Cakupan penemuan dan penanganan penderita PenyakitTBC BTA 22 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD 23 Jumlah penemuan kasus HIV (kumulatif) Tahun 70 72, ,5 102, ,11 V 72,50 90,01 74, ,48 67, ,48 67,20 X 96,2 75, ,77 84, ,77 84,97 X 79 56, ,45 64, ,45 64,94 X 56, ,00 - X 84,8 75,70 80&90 78&70 97,5 & 77,77 80&90 78&70 97,50& 77, , ,02 43, ,02 V 19,6 36, , ,62 V ,20 47, ,20 47,43 X ,00 100,00 V Kasus , ,17 V X 24 Cakupan pengamatan penyakit emergyng desease 25 Cakupan pengamatan penyakit menular dantidak menular 26 Jumlah penemuan kasus AIDS (kumulatif) 27 Cakupan aplikasi sikda antara dinas, puskesmas dan IFK serta kementrian 28 Cakupan pelaksanaan rakerkes 29 Cakupan ketersediaan SOP dinas, PKM, dan IFK 30 Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu per satuan penduduk ,00 V ,00 V Kasus , ,13 V ,00 V ,00 V ,00 V 0.02/ / / /0, ,67/1 0 0,03/0,05 0.5/0, ,67/ Cakupan Puskesmas 16, ,14 19,59 291,67 57,14 19,59 X 32 Cakupan Puskesmas Pembantu ,35 42, ,35 42,25 X V 61

74 No. Indikator Kinerja Satuan Tercapai/ Tidak 33 Pembangunan RS Kota Pekanbaru 34 Rasio rumah sakit persatuan penduduk 35 Cakupan pelayanan ASKES sosial (PNS) ,00 X 0,02 0, , ,03 0,03 100,00 V ,00 V 36 Rasio Tenaga Medis per satuan Penduduk 37 Rasio dokter persatuan penduduk 0,067 0, , , ,3 10,00 X 1 0, ,3 30,00 X 38 Cakupan Kelurahan , ,00 V UCI 39 Cakupan kunjungan , ,66 93, ,66 93,66 X bayi 40 Cakupan neonatus ,00 V dengan komplikasi yang ditangani 41 Jumlah kematian bayi Orang , ,67 X 42 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 43 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 44 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 45 Cakupan pelayanan nifas 46 Cakupan peserta KB aktif , ,65 V 90 86, ,60 94, ,60 94,82 X n/a ,20 86, ,20 86,53 X 86,84 78,10 69,40 75, ,90 82, ,90 82,11 X 70 73, ,50 105,00 V 47 Jumlah Kematian ibu Orang ,00 X 48 Persentase Balita Gizi Buruk 49 Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan 50 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin 0.01 < 1 <1 0, <1 0, ,00 V ,00 V n/a ,00 V Rata-rata capaian 99,82 98,51 Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target 62

75 Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, secara umum dapat diketahui bahwa ratarata capaian indikator sasaran meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kota Pekanbaru adalah sebesar 99,82. Selama tahun dari seluruh indikator terdapat sebanyak 27 indikator telah mencapai target dan 23 indikator belum mencapai target yang telah ditentukan pada tahun meskipun 2 indikator mengalami peningkatan. Penjelasan untuk masing-masing indikator kinerja sebagai berikut: 1) Cakupan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan Indikator capaian cakupan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan adalah perbandingan persediaan obat dan perbekalan kesehatan dengan jumlah pasien. capaian selama tahun adalah 201,89, dari targetnya 100. Hal ini karena perencanaan obat di UPTD Instalasi Farmasi dan Logistik Kesehatan kota Pekanbaru dilakukan berdasarkan lampiran Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1121/MENKES/SK/XII/2008 tentang Pedoman Teknis Pengadaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan untuk Pelayanan Kesehatan Dasar. Perhitungan kebutuhan obat dapat dilakukan dengan menggunakan metode konsumsi. Metode konsumnsi adalah metode yang didasarkan atas analisa data konsumsim obat tahun sebelumnya. Data yang perlu dipersiapkan untuk perhitungan dengan metode konsumsi diantaranya adalah Waktu tunggu dan Stok pengaman. Rumus rancana pengadaan obat berdasarkan pola konsumsi adalah : A= (B+C+D) E Dimana : A= Rencana Pengadaan ` B= Pemakaian rata-rata x 12 bulan C= Stok pengaman D= Waktu tunggu selama 3 6 bulan E= Sisa stok Dengan menggunakan perhitungan ini maka sisa stok obat akan melebihi target 100. Bila dibandingkan dengan hasil capaian tahun 2015 sebesar 463 ditahun terdapat penurunan capaian ketersediaan obat dikarenakan Puskesmas sudah menjalankan BLUD dimana sebagian obat yang digunakan (obat paten) diadakan sendiri oleh Puskesmas sehingga mengurangi ketersediaan obat di gudang farmasi. 2) Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien mayarakat miskin 63

76 Realisasi cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin tahun sebesar 20,62 atau mencapai 128,87 dari target yang ditetapkan sebesar 16. Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin pada tahun 2015 jumalah masyarakat miskin yang didata terdapat jiwa namun setelah dilaklukan validasi ulang terdapat double data sehingga setelah dilakukan validasi ulang jumlah masyarakat miskin berkurang yaitu jiwa. Dengan menurunya jumlah data masyarakat miskin maka capaian pelayanan terhadap masyarakat miskinpun menurun. Sementara itu jika dibandingkan dengan target akhir menurut maka Pemerintah Kota Pekanbaru dinilai berhasil memberikan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin karena target capaian untuk akhir tahun hanya 16. 3) Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Realisasi cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin tahun sebesar 2,77 atau mencapai 138,5 dari target yang ditetapkan sebesar 2. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin yang terealisasi sebesar 2,77 menunjukkan masyarakat miskin yang mendapat pelayanan rujukan dapat terlayani dengan baik. Disadari bahwa cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin dalam rentang waktu mengalami fluktuatif. Sementara itu jika dibandingkan dengan target akhir menurut maka Pemerintah Kota Pekanbaru dinilai telah berhasil memberikan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin karena target capaian untuk akhir tahun yang hanya 2. 4) penduduk yang dicover jamkesda Realisasi penduduk yang dicover jamkesda tahun sebesar 100 atau mencapai 100 dari target yang ditetapkan sebesar 100. Cakupan penduduk yang dicover jamkesda yang terealisasi sebesar 100 menunjukkan bahwa untuk masyarakat miskin semua biaya pengobatan gratis karena biayanya ditanggung/dicover oleh Jamkesmas dan Jamkesda sesuai dengan Peraturan Walikota Pekanbaru No 15/2011 Tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Daerah Kota Pekanbaru, dimana yang menjadi peserta Jamkesda adalah masyarakat miskin dan hampir miskin di luar kuota Jamkesmas yang beromisili di Kota Pekanbaru yang ditandai dengan kepemilikan KTP dan Kartu Keluarga Kota Pekanbaru. indikator penduduk yang di cover 64

77 jamkesda setiap tahunnya dan sampai akhir masa secara konstan mencapai ) Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) dikab/kota Realisasi cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) dikab kota tahun sebesar 100 atau mencapai 100 dari target yang ditetapkan sebesar 100 dinilai telah mencapai target. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di kota Pekanbaru yang terealisasi sebesar 100 merupakan fasilitas gawat darurat 24 jam. Begitu juga bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Cakupan terhadap indikator ini secara konsisten mencapai 100 hingga akhir. 6) Cakupan masyarakat miskin yang mendapat pelayanan Realisasi cakupan masyarakat miskin yang mendapat pelayanan tahun sebesar 100 atau mencapai 100 dari target yang ditetapkan sebesar 100 dinilai telah memenuhi target. Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru telah memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat yaitu dengan diberlakukannya Puskesmas gratis untuk biaya retribusi dan biaya pemeriksaan kecuali untuk tindakan medis. Sementara untuk masyarakat miskin semua biaya gratis karena biayanya ditanggung/dicover oleh Jamkesmas dan Jamkesda sesuai dengan Peraturan Walikota Pekanbaru No 15/2011 Tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Daerah Kota Pekanbaru, dimana yang menjadi peserta Jamkesda adalah masyarakat miskin dan hampir miskin di luar kuota Jamkesmas yang beromisili di Kota Pekanbaru yang ditandai dengan kepemilikan KTP dan Kartu Keluarga Kota Pekanbaru. 7) Jumlah parameter pemeriksaan air minum Jumlahparameter pemeriksaan air minumselama tahun adalah sebanyak 25 buah, atau 83,33 dari target 30 buah. Indikator kinerja belum mencapai target karena di dalam penetapan target yang dicantumkan di Renstra jumlah parameter yang ditetapkan memperhitungkan penambahan parameter pemeriksaan air apabila terdapat bencana alam yang dapat mempengaruhi keadaan air dan pencemaran sumber air bersih di lingkungan sekitar. Namun, dikarenakan tidak terdapatnya perubahan lingkungan yang signifikan maka parameter pengukuran air minum cukup 65

78 dengan mengukur 25 parameter saja. Demikian juga bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya jumlah parameter pemeriksaan air minum telah mencapai 25 buah parameter, sehingga pada tahun tidak mengalami penambahan lagi. 8) Jumlah parameter pemeriksaan air bersih Jumlahparameter pemeriksaan air bersihselama tahun adalah sebanyak 17 buah, atau 65,38 dari target 26 buah. Indikator kinerja belum mencapai target karena di dalam penetapan target yang dicantumkan di Renstra jumlah parameter yang ditetapkan memperhitungkan penambahan parameter pemeriksaan air apabila terdapat bencana alam yang dapat mempengaruhi keadaan air dan pencemaran sumber air bersih di lingkungan sekitar. Namun, dikarenakan tidak terdapatnya perubahan lingkungan yang signifikan maka parameter pengukuran air bersih cukup dengan mengukur 17 parameter saja. 9) Cakupan desa /kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam. Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan kejadian luar biasa/klb dilaksanakan sesuai dengan target yaitu 100. Pencapaian dapat sesuai dengan target dikarenakan penanganan langsung ketika adanya kejadian luar biasa. Penyelidikan epidemiologi akan langsung diadakan ketika terjadi KLB di satu daerah. terhadap indikator ini secara konsisten mencapai 100 setiap tahunnya hingga akhir tahun. 10) Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat Realisasi penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat tahun sebesar 97,89 dari target yang ditetapkan sebesar 100 dinilai belum mencapai target. Jika dibandingkan dengan tahun 2015 cakupan penjaringan kesehatan siswa SD mengalami kenaikan dimana realisasi pada tahun 2015 adalah 96,62. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dilakukan diawal tahun ajaran baru ketika sekolah melakukan penerimaan murid baru. Penjaringan kesehatan siswa dilakukan untuk seluruh sekolah yang ada di Pekanbaru, baik sekolah negeri mupun sekolah swasta. Penjaringan kesehatan ini dilakukan dengan bekerjasama dengan UKS yang ada disetiap sekolah. Untuk penjaringan siswa SD belum tercapai 100 dikarenakan terdapat beberapa sekolah swasta yang menolak diadakannya penjaringan kesehatan dengan alasan menganggu kegiatan belajar mengajar siswa di sekolah. 66

79 11) Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SMP setingkat Realisasi penjaringan kesehatan siswa SMP dan setingkat tahun sebesar 82 dari target yang ditetapkan sebesar 90 dinilai belum mencapai target. Cakupan ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2015 yaitu 100,40. Penjaringan kesehatan siswa juga dilakukan pada awal tahun ajaran baru pada saat penerimaan murid baru dan bekerja sama dengan UKS yang ada di sekolah, dan yang menjadi alasan tak tercapai target karena ada beberapa sekolah swasta yang menolak untuk diadakan penjaringan kesehatan karena dapat menganggu kegiatan belajar mengajar siswa di sekolah. 12) Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SMA dan setingkat Realisasi penjaringan kesehatan siswa SMA dan setingkat tahun sebesar 78 atau mencapai 86,66 dari target yang ditetapkan sebesar 90 dinilai belum mencapai target. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SMA mengalami penuranan dibanding tahun 2015 yaitu 96,98, ini juga dikarenakan adanya sekolah swasta yang menolak untuk dilakukan penjaringan kesehatan siswa dengan alasan menganggu kegiatan belajar mengajar siswa di sekolah. 13) Angka usia harapan hidup Realisasi angka usia harapan hidup tahun pada angka 72,5 tahun atau mencapai 102,11 dari target yang ditetapkan pada angka 71 tahun yang dinilai mencapai target, jika dibandingkan dengan target akhir pada tahun, angka ini telah melebihi target yang ditetapkan. Beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan angka usia harapan hidup lansia salah satunya adalah faktor kesehatan lansia, dengan adanya pos usila yang menjaring kesehatan para lansia serta memberikan penyuluhan terhadap lansia maka kesadaran akan menjaga kesehatan juga meningkat sehingga angka usia harapan hidupun meningkat 14) Cakupan Rumah sehat Realisasi cakupan rumah sehat tahun sebesar 60,48 atau mencapai 67,2 dari target yang ditetapkan sebesar 90 dinilai belum memenuhi target. Tidak tercapainya target pencapaian ini dikarenakan masih adanya rumah-rumah yang terletak di pinggiran kota Pekanbaru tidak memenuhi syarat sebagai rumah sehat seperti kriteria rumah sehat yang ditetapkan oleh Kemenkes RI. Salah satu kriteria penting dan masih 67

80 menjadi kendala dalam pemenuhan kriteria rumah sehat adalah sumber air bersih dan sanitasi. Hal ini membuat realisasi rumah sehat di Kota Pekanbaru dibandingkan tahun lalu mengalami penurunan. Menurut WHO dan APHA persyaratan yang harus dipenuhi adalah syarat fisiologis dan psikologis. Disamping itu dari capaian tahuntahun sebelumnya pada dasarnya sudah ada yang mencapai target 90 pada namun capaiannya cenderung menurun hingga 60,48 pada tahun. 15) Cakupan sarana air bersih Realisasi cakupan sarana air bersih tahun sebesar 74,77 atau mencapai 84,96. dari target yang ditetapkan sebesar 88 dinilai belum mencapai target. Hal ini dikarenakan kondisi air bersih di Kota Pekanbaru sebagian besar kurang memenuhi persyaratan secara kualitas dikarenakan kondisi geografis, dimana sebagian besar kondisi tanahnya gambut, sementara sebagian besar masyarakat mengambil air bersih dari tanah, dan tidak memenuhi syarat sehingga pemanfaatannya diperlukan pengolahan terlebih dahulu. Hal ini juga yang menyebabkan realisasi sarana air bersih di Kota Pekanbaru dibandingkan tahun lalu mengalami penurunan, namun pada tahun 2012 s/d 2014 cakupan sarana air bersih berada pada level diatas target. 16) Cakupan sarana pembuangan air limbah Realisasi cakupan sarana pembuangan air limbah tahun sebesar 58,45 atau mencapai 64,94 dari target yang ditetapkan sebesar 90 dinilai belum mencapai target. Realisasi sarana pembuangan air limbah di Kota Pekanbaru dibandingkan tahun 2015 mengalami sedikit peningkatan (56,50), ini dikarenakan kesadaran masyarkat yang masih rendah akan pentingnya pengelolaan air limbah rumah tangga yang benar, dan kurang kesadaran masyarakat kota pekanbaru akan bahaya air limbah rumah tangga yang dibuang sembarangan terhadap kesehatan masyarakat. 17) Cakupan pengelolaan Pestisida dan mobil tinja Realisasi cakupan pengelolaan Pestisida dan mobil tinja tahun sebesar 0,00 atau mencapai 00,00 dari target yang ditetapkan sebesar 0,00. Hal ini karena pada tahun tidak adanya kegiatan pengelolaan pestisida dan mobil tinja sama seperti halnya dengan tahun sebelumnya. 18) Cakupan tempat-tempat umum dan tempat pengolahan makanan 68

81 Realisasi cakupan tempat-tempat umum dan tempat pengolahan makanan tahun sebesar 78/70 atau mencapai 97,5/77,77 dari target yang ditetapkan sebesar 80/90 dinilai belum mencapai target. Hal ini dikarenakan masih belum terpenuhinya sarana dan fasilitas hygiene sanitasi pada tempat-tempat umum maupun pengolahan makanan dan juga keterbatasan petugas karena memiliki jabatan rangkap dan masih ada beberapa Puskesmas yang tidak memiliki tenaga sanitarian. Selain itu juga disebabkan oleh lemahnya inspeksi sanitasi di tempat-tempat umum terutama pada kolam renang/pemandian umum, terminal/bandara/pelabuhan, pasar/swalayan/supermarket. 19) Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Cakupan Desa siaga aktif Realisasi promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat cakupan desa siaga aktif tahun sebesar 100 atau mencapai 232,01 dari target yang ditetapkan sebesar 43,1 dinilai mencapai target. Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat cakupan desa siaga aktif terealisasi sebesar 100 dikarenakan adanya akses yang mempermudah pelayanan kesehatan setiap hari melalui Poskesdes,Pusskesmas, Pustu, dan UKBM yang melaksanakan upaya surveillance berbasis masyarkat. 20) Cakupan rumah tangga ber PHBS Realisasi cakupan rumah tangga ber PHBS tahun sebesar 42 atau mencapai target 64,61 dari target yang ditetapkan sebesar 65 dinilai belum mencapai target. Ini dikarenakan dalam penerapan PHBS umumnya tidak semua indikator dalam 5 Program Prioritas ( KIA, Gizi, Kesling, Gaya Hidup, Dana Sehat/Askes/JPKM) tercapai, sehingga capaian indikator PHBS tidak mungkin mencapai target yang diharapkan. Dalam rangka meningkatkan penyebarluasan informasi kesehatan maka dilakukan penyuluhan di 20 Puskesmas baik di dalam maupun di luar gedung puskesmas dan di kelompok masyarakat. Selain di Puskesmas penyebarluasan informasi juga dilakukan melalui berbagi kegiatan antara lain : penyuluhan Kesehatan dengan tema tertentu, pertemuan sosialisasi, kegiatan sarasehan, dan pameran kesehatan serta penyebarluasan informasi kesehatan melalui berbagai media. Dengan semakin banyaknya kegiatan yang menjadi sarana penyuluhan maka informasi yang didapat oleh masyarakat maka diharapkan dapat meningkatkan perilaku masyarakat menjadi lebih baik. 69

82 21) Cakupan penemuan dan penanganan penderita Penyakit TBC BTA Realisasi cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA tahun sebesar 33,20 atau mencapai 47,42 dari target yang ditetapkan sebesar 70 dinilai tidak mencapai target. Hal ini karena adanya beberapa faktor diantaranya ; kurangnya informasi mengenai program TB dimasyarakat, belum semua unit pelayanan kesehatan melakukan pencatatan dan pelaporan data pasien TB yang dilayani dan belum terpantaunya pasien penderita penyakit TBC BTA yang berobat pada RS/klinik swasta. Disadari bahwa capaian terhadap indikator ini sangat berfluktuatif, capaian tertinggi yaitu pada tahun 2015 sebesar 49 dan mengalami penurunan pada tahun sebesar 47,42 karena faktor-faktor tersebut diatas. 22) Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD Realisasi cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD tahun sebesar 100 atau mencapai 100 dari target yang ditetapkan sebesar 100 dinilai mencapai target, dimana jumlah penderita DBD yang ditangani sesuai SOP sama dengan jumlah penderita DBD yang ditemukan selama tahun Dalam rangka menurunkan angka kasus DBD dilakukan pemantauan jentik berkala yang dilakukan oleh kader kesehatan di setiap kelurahan. Promosi kesehatan untuk mencegah penyakit DBD juga dilakukan yaitu melalui 3M plus (menut up, mengubur, menguras dan menjaga diri dari gigitan nyamuk). Penurunan kasus DBD tidak terlepas dari kegiatan rutin jumantik dan peran serta kesadaran masyarakat untuk melakukan gotong royong secara rutin. 23) Jumlah penemuan kasus HIV (kumulatif) Jumlah penemuan kasus HIV yang tertangani sampai dengan tahun sebesar 1159 orang atau mencapai 193,16 dari target yang ditetapkan sebesar 600 orang. Meningkatnya jumlah kasus HIV karena sebagian masyarakat khususnya yang berperilaku berisiko belum menyadari untuk pentingnya melakukan pencegahan, konseling ke pelayanan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan, adanya koordinasi dan kerjasama yang baik dengan KPA kota Pekanbaru, LSM peduli HIV, lintas sektoral dan lintas program serta bertambahnya jumlah fasilitas pelayanan khusus yang menanggulangi penyakit HIV. 70

83 24) Cakupan pengamatan penyakit emergyng desease Realisasi cakupan pengamatan penyakit emergyng desease tahun sebesar 100 atau mencapai 100 dari target yang ditetapkan sebesar 100 dinilai mencapai target. Hal ini dikarenakan cepat tanggapnya petugas kesehatan yang langsung menangani apabila terjadi temuan kasus. 25) Cakupan pengamatan penyakit menular dan tidak menular Realisasi cakupan pengamatan penyakit menular dantidak menular tahun sebesar 100 atau mencapai 100 dari target yang ditetapkan sebesar 100 dinilai mencapai target. Hal ini dikarenakan cepat tanggapnya petugas kesehatan yang langsung menangani apabila terjadi temuan kasus, cakupan ini secara konsisten tercapai 100 setiap tahunnya. 26) Jumlah penemuan kasus AIDS (kumulatif) Realisasi angka penemuan HIV/AIDS sampai dengan tahun sebesar 1006 kasus atau mencapai 134,13 dari target yang ditetapkan sebesar 750 kasus. Meningkatnya jumlah kasus AIDS sejalan dengan kasus HIV, yaitu karena sebagian masyarakat khususnya yang berperilaku berisiko belum menyadari untuk pentingnya melakukan pencegahan, konseling ke pelayanan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan. Memang disadari bahwa jumlah penemuan kasus AIDS terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Untuk itu Dinas Kesehatan terus melakukan penyuluhan HIV dan AIDS. 27) Cakupan aplikasi sikda antara dinas, puskesmas dan IFK serta kementerian Realisasi cakupan aplikasi sikda antara dinas, puskesmas dan IFK serta kementerian tahun sebesar 100 dari target yang ditetapkan sebesar 100 dinilai telah mencapai target dan telah terlaksana dengan baik. 28) Cakupan pelaksanaan rakerkes Realisasi cakupan pelaksanaan rakerkes tahun sebesar 100 dari target yang ditetapkan sebesar 100 sesuai dengan target untuk akhir. Artinya setiap tahunnya Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru dapat menyelenggarakan Rakerkes bidang Kesehatan. 29) Cakupan ketersediaan SOP dinas, PKM, dan IFK Realisasi cakupan ketersediaan SOP dinas, PKM, dan IFK tahun sebesar 100 dari target yang ditetapkan sebesar 100, sehingga telah mencapai target untuk akhir masa 71

84 . Sama halnya dengan indikator kinerja Rakerkes tersebut diatas, bahwa dokumen SOP, PKM dan IFK tersedia pada Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. 30) Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu per satuan penduduk Realisasi cakupan Puskesmas, Poliklinik, Pustu per satuan penduduk tahun sebesar 0,5 dari target yang ditetapkan sebesar 0,03/0,05 dinilai telah mencapai target. Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu per satuan penduduk merupakan perbandingan antara jumlah Puskesmas, Poliklinik, Pustu dibandingkan dengan jumlah penduduk. Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu per satuan penduduk pada Kota Pekanbaru, dirasa sudah cukup memadai namun perlu dilihat pemerataan keberadaannya. 31) Cakupan Puskesmas Realisasi cakupan Puskesmas tahun sebesar 57,14 atau mencapai 19,59 dari target yang ditetapkan sebesar 291,67 dinilai belum mencapai target karena jumlah puskesmas yang belum terpenuhi jika mengacu pada target Indonesia Sehat 2010 rasio puskesmas per satuan penduduk adalah 1 : Dengan jumlah penduduk pada tahun yang berjumlah orang seharusnya Kota Pekanbaru memiliki 34 puskesmas. Dengan berbagai program pembangunan sarana dan prasarana kesehatan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan sarana pelayanan kesehatan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kota Pekanbaru dan tercapainya target pada akhir nanti. 32) Cakupan Puskesmas Pembantu Realisasi cakupan Puskesmas Pembantu tahun sebesar 25,35 atau mencapai 42,25 dari target yang ditetapkan sebesar 60,00 dinilai belum mencapai target dan mengalami penurunan dibanding dengan tahun 2015 sebesar 60 ini dikarenakan laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi belum seiring dengan jumlah pembangunan pustu yang baru. 33) Pembangunan RS Kota Pekanbaru Perkembangan pembangunan RS Kota Pekanbaru tahun sebesar 82 dari target yang ditetapkan sebesar 100. Pembangunan rumah sakit daerah dimana pada tahun 2015 baru dilaksanakan pembangunan tahap II sebesar 30, dan saat ini bangunan fisik telah mencapai 82 yang semula diharapkan akan mencapai 100 pada akhir 72

85 periode pada tahun, namun karena keterbatasan anggaran maka pembangunan rumah sakit type C belum dapat diselesaikan pada tahun. 34) Rasio rumah sakit persatuan penduduk Rasio rumah sakit per satuan penduduk merupakan perbandingan antara jumlah rumah sakit dibandingkan dengan jumlah penduduk. rasio rumah sakit per satuan penduduk pada tahun adalah 0,03 atau 100 dari target yang ditetapkan 0,03 dinilai telah mecapai target akhir. 35) Cakupan pelayanan ASKES sosial (PNS) Realisasi cakupan pelayanan ASKES sosial (PNS) tahun sebesar 100 dari target yang ditetapkan sebesar 100 dinilai telah mencapai target akhir. 36) Rasio Tenaga Medis per satuan Penduduk Rasio tenaga medis per satuan penduduk merupakan perbandingan antara jumlah tenaga medis dibandingkan dengan jumlah penduduk. Realisasi capaian rasio tenaga medis per satuan penduduk tahun sebesar 0,3 dari target akhir sebesar 3 dinilai belum mencapai target, dikarenakan belum adanya sinkronisasi antara data dinas kesehatan dengan data jumlah tenaga medis yang terdaftar. 37) Rasio dokter persatuan penduduk Rasio dokter per satuan penduduk merupakan perbandingan antara jumlah dokter dibandingkan dengan jumlah penduduk. Realisasi capaian rasio dokter persatuan penduduk tahun adalah 0,3 dari target akhir sebesar 1 dinilai belum mencapai target, dikarenakan belum adanya sinkronisasi antara data dinas kesehatan dengan data jumlah dokter yang terdaftar di IDI. 38) Cakupan Kelurahan UCI Realisasi cakupan Kelurahan UCI tahun sebesar 100 dari target yang ditetapkan sebesar 100. Realisasi cakupan Kelurahan UCI tercapai karena adanya kegiatan Posyandu aktif di setiap kelurahan sehingga capaian imunisasi pada anak Balita meningkat. 39) Cakupan kunjungan bayi Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter dan bidan. Realisasi cakupan kunjungan bayi tahun sebesar 93,66 dari target yang ditetapkan sebesar 100 dinilai 73

86 belum mencapai target, ini terjadi penurunan dibandingan pada tahun 2015 cakupan kunjungan bayi sebesar 103,11, hal ini disebabkan karena sebagian ibu membawa anaknya melakukan imunisasi di klinik maupun dokter swasta sehingga cakupan kunjungan bayi tidak mencapai ) Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani Realisasi cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah sebesar 100 dari target yang ditetapkan sebesar 100 dinilai telah mencapai target. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditemukan disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan yang terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan. 41) Jumlah kematian bayi Jumlah kematian bayi pada tahun sebesar 62 kejadian dari target yang ditetapkan sebesr 30 dinilai belum mencapai target, ini dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan dan rendahnya kunjungan ibu hamil ke pusat pelayanan kesehatan. Jumlah kematian bayi setiap tahunnya melebihi angka pada, namun berfluktuatif untuk itu perlu upaya penekanan angka kematian bayi melalui kegiatan-kegiatan terkait. 42) Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Penanganan komplikasi kebidanan adalah ibu hamil, bersalin dan nifas dengan komplikasi yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK). Realisasi cakupan pelayanan komplikasi kebidanan yang ditangani tahun sebesar 100 atau mencapai 117,64 dari target yang ditetapkan sebesar 85 dinilai mencapai target. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditemukan disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan yang terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan. 43) Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga 74

87 kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Realisasi cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan tahun sebesar 80,60 dari target yang ditetapkan sebesar 85 dinilai belum mencapai target, dikarenakan ibu yang datang dan mendapat pertolongan lebih kecil dari jumlah sasaran ibu hamil yang ada diseluruh Puskesmas. Sebagian ibu hamil mendapatkan pertolongan oleh klinik swasta sehingga data ibu hamil yang mendapatkan pertolongan tidak sesuai jumlahnya dengan sasaran ibu hamil. 44) Cakupan kunjungan ibu hamil K4 Cakupan ibu hamil K4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Realisasi Cakupan kunjungan ibu hamil K4 tahun sebesar 82,20 atau mencapai 86,52 dari target yang ditetapkan sebesar 95 dinilai belum mencapai target, karena kebanyakan ibu hamil memeriksakan kehamilannya melalui klinik swasta sehingga cakupan kunjungan ibu hamil tidak mencapai target. 45) Cakupan pelayanan nifas Cakupan pelayanan nifas adalah pelayanan kepada ibu dan neonatal pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai standar. Realisasi Cakupan Pelayanan Nifas tahun sebesar 73,90 atau mencapai 82,11 dari target yang ditetapkan sebesar 90 yang dinilai tidak mencapai target, karena pada umumnya ibu hamil yang melakukan persalinan tidak kembali lagi ke Puskesmas untuk mendapatkan pelayanan nifas sehingga cakupan pelayanan nifas tidak tercapai. 46) Cakupan peserta KB aktif Realisasi cakupan peserta KB aktif yang dilaporkan di tahun sebesar 73,90 dari target yang ditetapkan sebesar 90 dinilai belum mencapai target, disebabkan karena tidak semua klinik bidan swasta yang melaporkan jumlah peserta KB ke Puskesmas di wilayah kerjanya sehingga data cakupan kepesertaan menjadi menurun. 75

88 47) Jumlah Kematian ibu Jumlah Kematian ibu merupakan salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat. Kematian ibu adalah kematian yang terjadi pada ibu karena peristiwa kehamilan, persalinan dan masa nifas. Jumlah Kematian ibu tahun 2015 sebanyak 6 orang atau mencapai 300 dari target ditetapkan sebesar 2 orang yang dinilai belum berhasil mencapai target, karena masih kurangnya kesadaran petugas kesehatan untuk memberikan pelayanan sesuai standarisasi operasional prosedur (SOP)kesehatan ibu dan anak dan tidak melakukan kunjungan rumah, sehingga masih perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan bagi petugas kesehatan setiap tahun untuk mendeteksi secara dini apabila ada Bumil yang beresiko. Sementara itu jika dibandingkan dengan target akhir menurut maka Pemerintah Kota Pekanbaru dinilai belum berhasil dalam membenahi masalah kematian ibu dengan terealisasinya target maksimal kematian ibu per tahunnya adalah 2 orang. 48) Persentase Balita Gizi Buruk Gizi buruk atau lebih dikenal dengan gizi dibawah garis merah adalah keadaan kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energy dan protein dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama. Realisasi persentase balita gizi buruk tahun sebesar < 1 (0,015) atau mencapai 100 dari target yang ditetapkan sebesar < 1 yang dinilai mencapai target. Hal ini berarti Pemerintah Kota Pekanbaru berhasil dalam membenahi masalah balita gizi buruk dengan terealisasinya persentase balita gizi buruk dibawah 1 maka target akhir menurut telah terpenuhi. 49) Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan Realisasi cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan tahun sebesar 100 atau mencapai 100 dari target yang ditetapkan sebesar 100 dinilai mencapai target. Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan terealisasi sebesar 100 merupakan semua balita gizi buruk dengan tanda klinis sebanyak 12 kasus yang mendapatkan perawatan dengan baik. 76

89 50) Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin Realisasi pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin tahun sebesar 100 atau mencapai 100 dari target yang ditetapkan sebesar 100 dinilai mencapai target, ini karena adanya pemberian Makanan Pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin untuk Kota Pekanbaru. Disamping itu bantuan untuk kasus Bawah Garis Merah (BGM) untuk Balita Keluarga Miskin (GAKIN) diberikan berbentuk PMT SUSU. Bantuan MP-ASI dan PMT tersebut dananya bersumber dari APBD Kota Pekanbaru. Adapun jenis program yang telah dilaksanakan pada tahun untuk mendukung capaian kinerja tersebut diatas yaitu: 1) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan, 2) Program Upaya Kesehatan Masyarakat, 3) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat, 4) Program Perbaikan Gizi Masyarakat, 5) Program Pengembangan Lingkungan Sehat, 6) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular, 7) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan, 8) Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya, 9) Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata, 10) Program Kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan, 11) Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita, 12) Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia, 13) Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan, 14) Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak. Selain itu untuk mencapai sasaran meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kota Pekanbaru dengan rata-rata capaian sebesar 99,82 menggunakan dana sebesar 77

90 Rp.76,766,071,349,- atau terealisasi dari target sebesar Rp. 129,764,653,105,-. Hal ini menunjukkan adanya efisiensi penggunaan sumber dana. 1.8 Terwujudnya Perpustakaan Berbasis Otomasi dan Digitalisasi Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 3 indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut: Tabel 3.9 Pengukuran kinerja sasaran strategis meningkatnya budaya olahraga masyarakat No. Indikator Kinerja Satuan Tercapai/ Tidak 1 Jumlah perpustakaan Buah , ,50 X 2 3 Jumlah pengunjung perpustakaan Koleksi buku yang tersedia Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target Orang , ,26 V Buah , ,80 V 394,84 630,85 Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, secara umum dapat diketahui bahwa ratarata capaian indikator kinerja sasaran terwujudnya perpustakaan berbasis otomasi dan digitalisasi adalah sebesar 394,84 Selama tahun dari seluruh indikator terdapat sebanyak 2 indikator telah mencapai target dan 1 indikator belum mencapai target yang telah ditentukan pada tahun. Penjelasan untuk masing-masing indikator kinerja sebagai berikut: 1) Jumlah perpustakaan Kota Pekanbaru sampai tahun memiliki 7 unit perpustakaan dari target 8 unit perpustakaan, sehingga mencapai target 87,50. Tidak tercapainya target jumlah perpustakaan dimaksud disebabkan belum tersedianya sarana dan pra sarana perpustakaan di tingkat Kelurahan serta sumber daya pengelola perpustakaan dimaksud. Disamping itu pengadaan buku yang terbatas pada program di kegiatan 78

91 SKPD terkait karena rasionalisasi anggaran yang mengharuskan untuk dilaksanakan berdasarkan skala prioritas. 2) Jumlah pengunjung perpustakaan Jumlah masyarakat Kota Pekanbaru yang berkunjung keperpustakaan selama tahun adalah sebanyak orang atau 140,43 dari target sebanyak orang. 3) Koleksi buku yang tersedia Koleksi buku yang dimiliki oleh Perpustakaan Umum Daerah adalah sebanyak buku atau 956,59 dari target yang ditetapkan sebanyak buku. Adapun jenis program yang telah dilaksanakan pada tahun untuk mendukung capaian kinerja tersebut diatas yaitu Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan. Selain itu untuk mencapai sasaran terwujudnya perpustakaan berbasis otomasi dan digitalisasi dengan rata-rata capaian sebesar 394,84 menggunakan dana sebesar Rp.571,542,340 atau terealisasi sebesar dari target sebesar Rp 686,952,350. Hal ini menunjukkan efisiensi penggunaan sumber dana. 1.9 Terwujudnya Efisiensi Serta Efektivitas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 2 indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut: Tabel 3.10 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya efisiensi serta efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah No. Indikator Kinerja Satuan Tercapai/ Tidak 1 2 Persentase pemilih dalam pemilu Jumlah MOU/perjanjian kerjasama 62,64 58, ,43 77,91 V Dokumen , ,67 V 233,33 222,29 Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target 79

92 Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, secara umum dapat diketahui bahwa ratarata capaian indikator sasaran terwujudnya efisiensi serta efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah 233,33. Penjelasan untuk masing-masing indikator kinerja sebagai berikut: 1) Persentase pemilih dalam pemilu Jumlah pemilih pada saat pilpres tahun adalah sebanyak 0 karena tidak terdapat tahapan pemilu di Kota Pekanbaru. 2) Jumlah MOU/Perjanjian dan kerjasama adalah sebanyak 11 perjanjian kerjasama yang ditandatangai dalam tahun. Adapun jenis program yang telah dilaksanakan pada tahun untuk mendukung capaian kinerja tersebut diatas yaitu: 1) Program Kerjasama Pembangunan, 2) Program peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/ wakil kepala daerah, 3) Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH, 4) Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah, 5) Program pendidikan politik masyarakat, 6) Program Penataan Daerah Otonomi Baru, 7) Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur, 8) Program Pendidikan Kedinasan, 9) Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur. Selain itu untuk mencapai sasaran terwujudnya efisiensi serta efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan rata-rata capaian sebesar 233,35 menggunakan dana sebesar Rp 64,785,094,732 atau terealisasi sebesar dari target sebesar Rp.77,867,663,874. Hal ini menunjukkan efisiensi penggunaan sumber dana. 80

93 1.10 Peningkatan Kesiagaan Pemerintah Dan Masyarakat Dalam Penanggulangan Bencana Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 2 indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut: Tabel 3.11 Pengukuran kinerja sasaran strategis peningkatan kesiagaan pemerintah dan masyarakat dalam penanggulangan bencana No. Indikator Kinerja Satuan Tercapai/ Tidak 1 2 Dokumen rencana aksi penanggulangan bencana daerah Tingkat partisipasi satgas/ relawan dalam penanggulangan bencana Dokumen 0 0 Ada 0 0 Ada 0 - X , ,67 96,30 X 55,55 48,15 Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, secara umum dapat diketahui bahwa ratarata capaian indikator sasaran peningkatan kesiagaan pemerintah dan masyarakat dalam penanggulangan bencana adalah sebesar 0. Penjelasan untuk masing-masing indikator kinerja sebagai berikut: 1) Dokumen rencana aksi penanggulangan bencana daerah Pada tahun, tidak terdapat dokumen rencana aksi penanggulangan bencana daerah pada Pemerintah Kota Pekanbaru. 2) Tingkat partisipasi satgas/ relawan dalam penanggulangan bencana Tingkat partisipasi satgas/ relawan dalam penanggulangan bencana pada tahun adalah 0. Tingkat partisipasi ini mengalami penurunan dan tidak mencapai target. Adapun jenis program yang telah dilaksanakan pada tahun untuk mendukung capaian kinerja tersebut di atas yaitu Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam. Selain itu untuk mencapai sasaran peningkatan kesiagaan pemerintah dan masyarakat dalam penanggulangan bencana dengan rata-rata capaian sebesar 0 menggunakan dana sebesar Rp 16,586,904,279 atau terealisasi dari target sebesar Rp 38,172,502,

94 1.11 Terwujudnya Reformasi Birokrasi dan Profesionalisme Aparat dengan Penekanan pada Perubahan Sikap dan Perilaku Aparat Pemerintah Daerah yang Bermoral, Beretika, dan Berwibawa Serta Anti Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, Responsif, Transparan dan Akuntabel Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 13 indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut: Tabel 3.12 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya reformasi birokrasi dan profesionalisme aparat dengan penekanan pada perubahan sikap dan perilaku aparat pemerintah daerah yang bermoral, beretika, dan berwibawa serta anti korupsi, kolusi dan nepotisme, responsif, transparan dan akuntabel No. Indikator Kinerja Satuan Tercapai/ Tidak 1 SOP SKPD Dokumen n/a ada ada ada 100,00 ada Ada 100 V 2 3 Tingkat kepatuhan SKPD terhadap sisdur keuangan daerah () Regulasi pengelolaan keuangan daerah , , V Aturan V 4 Unit layanan pengadaan Unit n/a tidak ada ada ada 100,00 ada Ada 100 V 5 6 Persentase temuan yang ditindak lanjuti Persentase aset tanah yang disertifikasi 40 15, ,47 79, ,20 44,67 X n/a ,69 61,38 50,00 30,31 60,61 V 7 Apraisal terhadap aset Dokumen Ada ada ada ada 100,00 ada Ada 100 V 8 Sistem informasi pelayanan perizinan dan non Non Prizinan Aplikasi , V 9 Lamanya proses perizinan , X 10 Master Plan pendidikan Dokumen , X Tersedianya sistem informasi manajemen pemerintah kota Tersedianya dokumen Aplikasi X Dokumen Ada ada ada ada 100 ada Ada 100 V 13 Tersedianya RKPD Dokumen Ada ada ada ada 100 ada Ada 100 V Rata-rata capaian 567,86 50,00 Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target 82

95 Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, secara umum dapat diketahui bahwa ratarata capaian indikator sasaran terwujudnya reformasi birokrasi dan profesionalisme aparat dengan penekanan pada perubahan sikap dan perilaku aparat pemerintah daerah yang bermoral, beretika, dan berwibawa serta anti korupsi, kolusi dan nepotisme, responsif, transparan dan akuntabel adalah sebesar 567,86. Selama tahun dari seluruh indikator terdapat sebanyak 9 indikator telah mencapai target dan 4 indikator belum mencapai target yang telah ditentukan pada tahun. Penjelasan untuk masing-masing indikator kinerja sebagai berikut: 1) SOP SKPD Seluruh SKPD di kota Pekanbaru telah dilengkapi dengan SOP yang berhubungan dengan tugas pokok SKPD masing-masing. 2) Tingkat kepatuhan SKPD terhadap sisdur keuangan daerah () Tingkat kepatuhan SKPD terhadap sisdur keuangan daerah secara umum adalah 100. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan sistem aplikasi yang dipergunakan oleh masing-masing SKPD 3) Regulasi pengelolaan keuangan daerah Regulasi pengelolaan keuangan daerah di kota Pekanbaru telah dilakukan dengan adanya Perda Pengelolaan Keuangan Daerah. 4) Unit layanan pengadaan Unit layangan pengadaan telah dibangun pada tahun Sampai sekarang unit layanan tersebut berfungsi sebagaimana mestinya. 5) Persentase temuan yang ditindak lanjuti Jumlah temuan yang ditindaklanjuti dalam tahun adalah 134 temuan dan 168 rekomendasi yang ditindaklanjuti oleh pimpinan obyek pemeriksaan (Obrik), 30 rekomendasi (18) dalam klasifikasi Selesai, 10 rekomendasi temuan (6) dalam klasifikasi Dalam Proses dan 128 temuan (76) dengan klasifikasi Belum Selesa i. Memperhatikan hal tersebut di atas dari target 90 baru terealisasi 4,47 Jumlah temuan yang ditindaklanjuti maka tujuan dan saran-saran serta pelaksanaan dari visi dan Misi Inspektorat Kota Pekanbaru Belum mewujudkan pemerintahan yang bersih dan wibawa melalui 3 (Tiga) Pilar Yaitu : Tranparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas. Untuk mencapai target Inspektotar Kota Pekanbaru adalah dengan adanya komitmen 83

96 semua pihak untuk sungguh-sunggh berusaha mewujudkannya, khususnya pimpinan tertinggi di Kota Pekanbaru (Walikota). Kinerja Inspektorat Kota Pekanbaru untuk kedepan lebih meningkat lagi dengan dukungan : Kualitas Sumber daya manusia yang profesional Sarana dan prasarana yang memadai Sumber daya dana yang signifikan untuk operasional pengawasan Komitmen dari seluruh jajaran aparatur pemerintah Kota Pekanbaru 6) Persentase aset tanah yang disertifikasi Jumlah aset tanah kota Pekanbaru yang telah disertifikasi sampai dengan tahun adalah sebayak 30 dari total aset tanah yang dikuasai pemerintah daerah Kota Pekanbaru. 7) Apraisal terhadap aset Aset yang dikuasai oleh pemerintah daerah Kota Pekanbaru setiap tahun selalu dilakukan penilaian oleh pihak independen yang menilai aset. 8) Sistem informasi pelayanan perizinan dan Non Perizinan Sistem informasi pelayanan perizinan dan non perizinan pada pemerintah daerah kota Pekanbaru sampai dengan tahun 2015 adalah sebanyak 57 pelayanan perizinan dan non perizinan. 9) Lamanya proses perizinan Lamanya proses perizinan oleh pemerintah daerah Kota Pekanbaru dalam tahun 2015 adalah berkisar 3 sampai dengan 5 hari kerja. Dalam tahun 2015 masih terdapat lamanya perizinan tersebut melebihi 5 hari kerja, yaitu kurang lebih sebanyak 10, sehingga kinerja mandapat nilai ) Master Plan pendidikan Master Plan pendidikan sampai dengan saat sekarang yaitu tahun 2015 bulan bisa direalisasikan, karena alasan yang sangat rumit. 11) Tersedianya sistem informasi manajemen pemerintah kota Sampai dengan tahun 2015 sistem informasi manajemen pemerintah kota belaum ada realisasi. 84

97 12) Tersedianya dokumen pemerintah Kota Pekanbaru telah ditetapkan pada tahun 2012, dan sudah dilakukan Revisi yaitu pada tahun ) Tersedianya RKPD RKPD pemerintah Kota Pekanbaru telah dibuat pada tiap tahunnya mengacu pada Kota Pekanbaru yang dikoordinir oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pekanbaru. Adapun jenis program yang telah dilaksanakan pada tahun untuk mendukung capaian kinerja tersebut di atas yaitu: 1) Program peningkatan dan Pengembangan pengelolaan keuangan daerah, 2) Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, 3) Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur, 4) Program Pengembangan data/informasi. Selain itu untuk mencapai sasaran terwujudnya reformasi birokrasi dan profesionalisme aparat dengan penekanan pada perubahan sikap dan perilaku aparat pemerintah daerah yang bermoral, beretika, dan berwibawa serta anti korupsi, kolusi dan nepotisme, responsif, transparan dan akuntabel dengan rata-rata capaian sebesar 97,19 menggunakan dana sebesar Rp 45,907,248,527 atau terealisasi sebesar dari target sebesar Rp.56,289,699,833. Hal ini menunjukkan efisiensi penggunaan sumber dana. 85

98 MISI 2 Mewujudkan masyarakat berbudaya melayu, bermartabat dan bermarwah yang menjalankan kehidupan beragama, memiliki iman dan taqwa, berkeadilan tanpa perbedaan satu dengan yang lainnya serta hidup rukun dan damai 2.1 Sasaran terciptanya keamanan dan ketertiban umum dan tegaknya hukum serta terselenggaranya perlindungan dan pengayoman terhadap masyarakat Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Pemerintah Kota Pekanbaru tidak menggunakan indikator kinerja. Hal ini tidak terdapat pada Kota Pekanbaru Adapun jenis program yang telah dilaksanakan pada tahun untu kmendukung capaian kinerja tersebut diatas yaitu Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan. Selain itu untuk mencapai terciptanya keamanan dan ketertiban umum dan tegaknya hokum serta terselenggaranya perlindungan dan pengayoman terhadap masyarakat menghabiskan dana sebesar Rp atau dari target sebesar Rp Hal ini menunjukkan adanya efisiensi penggunaan sumber dana. 2.2 Menurunnya angka penyalahgunaan Narkoba dan penyakit masyarakat (Pekat) Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut : 86

99 Tabel 3.13 Pengukuran kinerja sasaran strategis menurunnya angka penyalahgunaan Narkoba dan penyakit masyarakat (Pekat) No. Indikator Kinerja Satuan Tercapai/ Tidak 1 Menurunnya angka penyalahgunaan Narkoba dan penyakit masyarakat (Pekat) n/a x Rata-Rata 0 0 Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, secara umum dapat diketahui bahwa capaian indikator sasaran menurunnya angka penyalahgunaan Narkoba dan penyakit masyarakat (Pekat) adalah sebesar 0. Selama tahun dari indikator 1 indikator belum mencapai target, yaitu indikator Prosentase penurunan penggunaan narkoba dan penyakit masyarakat. Adapun jenis program yang telah dilaksanakan pada tahun untuk mendukung capaian kinerja tersebut diatas yaitu: Program peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (pekat). Selain itu untuk mencapai menurunnya angka penyalahgunaan Narkoba dan penyakit masyarakat (Pekat) dengan rata-rata capaian sebesar 0 menghabiskan dana sebesar Rp. 49,650,000,- atau 100 dari target sebesar Rp.49,650, Meningkatnya kemampuan perlindungan masyarakat (Linmas) Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 3 (tiga) indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut : 87

100 No Indikator Kinerja 1 Rasio linmas dengan penduduk 2 Rasio pos kamling dengan kelurahan 3 Persentas e pos kamling yang aktif Tabel 3.14 Pengukuran kinerja sasaran strategis meningkatnya kemampuan perlindungan masayarakat (Linmas) Satuan Jumlah anggota per penduduk Jumlah Poskamling per kelurahan se-kota : : : : : : Tercapai/ Tidak v 1:10 1:9.67 1:30 1: :30 1: x v Rata-Rata Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, secara umum dapat diketahui bahwa ratarata capaian indikator sasaran Meningkatnya kemampuan perlindungan masyarakat (Linmas) adalah sebesar 90,32 selama tahun. Penjelasan untuk masing-masing indikator kinerja sebagai berikut: 1) Rasio linmas dengan penduduk Rasio linmas (perlindungan masyarakat) terhadap jumlah penduduk kota Pekanbaru pada tahun adalah 3 (tiga) orang anggota linmas mengayomi per penduduk Kota Pekanbaru. Dengan data jumlah penduduk tahun sejumlah 1,038 juta penduduk dibandingkan dengan jumlah anggota linmas yang telah dikukuhkan oleh Walikota Pekanbaru melalui keputusan Walikota sebanyak 360 orang anggota linmas maka diperoleh rasio anggota linmas per penduduk yaitu 3,47 : ) Rasio pos kamling dengan kelurahan Rasio pos kamling terhadap banyaknya kelurahan di kota Pekanbaru tahun adalah 1:30 namun hanya terealisasi sebesar 38,17 pada rasio 1:11,45 dengan penjelasan bahwa dari sebanyak 58 kelurahan yang ada di Kota Pekanbaru hanya terdapat 666 pos kamling. 88

101 3) Persentase pos kamling yang aktif Persentase pos kamling yang aktif terhadap banyaknya pos kamling di Kota Pekanbaru tahun sesuai Perjanjian kinerja serta target Kota Pekanbaru adalah 70. Data poskamling aktif dan tidak aktif Per-Kecamatan Se-Kota Pekanbaru yang diperoleh dari Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pekanbaru menyajikan bahwa Persentase pos kamling yang aktif sebesar 83,63 atau capaian kinerja untuk indikator sasaran ini sebesar Berikut data poskamling aktif dan tidak aktif Per-Kecamatan Se-Kota Pekanbaru Tabel 3.15 Data Poskamling Aktif dan Tidak Aktif Per-Kecamatan se-kota Pekanbaru S T A T U S NO KECAMATAN TIDAK JUMLAH AKTIF AKTIF BUKITRAYA SAIL TAMPAN TENAYAN RAYA SENAPELAN PAYUNG SEKAKI LIMA PULUH MARPOYAN DAMAI PEKANBARU KOTA SUKAJADI RUMBAI RUMBAI PESISIR TOTAL Sumber : Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pekanbaru tahun Adapun jenis program yang telah dilaksanakan pada tahun untuk mendukung capaian kinerja tersebut diatas yaitu: 1) Program pemeliharaan trantibmas dan pencegahan tindak kriminal, 2) Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan. Selain itu untuk mencapai Meningkatnya kemampuan perlindungan masyarakat (Linmas)dengan rata-rata capaian sebesar menghabiskan dana sebesar Rp dari target sebesar Rp Hal ini menunjukkan efisiensi penggunaan sumber dana. 89

102 2.4 Meningkatnya kesadaran dan pemahaman masyarakat dalam pelestarian seni dan kekayaan budaya melayu Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 3 (tiga) indicator kinerja dengan capaian sebagai berikut : Tabel 3.16 Pengukuran kinerja sasaran strategis meningkatnya kesadaran dan pemahaman masyarakat dalam pelestarian seni dan kekayaan budaya melayu No. Indikator Kinerja Satuan Tercapai/ Tidak 1 Jumlah grup kesenian yang dibina grup x 2 3 Penyelenggaraan festival seni dan budaya Perda perlindunganbenda/ karya seni dan budaya Even x Perda x Rata-Rata Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, secara umum dapat diketahui bahwa ratarata capaian indikator sasaran meningkatnya kesadaran dan pemahaman masyarakat dalam pelestarian seni dan kekayaan budaya melayu adalah sebesar 30,24. Penjelasan untuk masing-masing indikator kinerja sebagai berikut: 1) Jumlah grup kesenian yang dibina Jumlah grup kesenian yang dibina yang terdaftar di kota Pekanbaru adalah sebanyak 43 grup. Jumlah tersebut masih dibawah dari target sebanyak 115 grup atau dengan persentase capaian sebesar 37,4. 2) Penyelenggaraan festival seni dan budaya Banyaknya penyelenggaraan festival seni dan budaya di Kota Pekanbaru dalam tahun adalah 2 (dua) even festival seni dan budaya, dari target di tahun adalah sebanyak 10 even festival seni dan budaya atau dengan persentase capaian sebesar

103 3) Perda perlindungan benda/ karya seni dan budaya Perda perlindungan benda/ karyaseni dan budaya dalam tahun telah ditetapkan dan diundangkan sebanyak 1 (satu) peraturan daerah dari target 3 (tiga) peraturan daerah artinya persentase capaian sebesar 33,33. Adapun jenis program yang telah dilaksanakan pada tahun untuk mendukung capaian kinerja tersebut diatas yaitu : 1) Program Pengembangan Nilai Budaya; 2) Program Pengelolaan Kekayaan Budaya; 3) Program Pengelolaan Kekayaan Budaya. Selain itu untuk mencapai meningkatnya kesadaran dan pemahaman masyarakat dalam pelestarian seni dan kekayaan budaya melayu dengan rata-rata capaian sebesar 30,24. menghabiskan dana sebesar Rp. 1,423,299,216 dari target sebesar Rp. 1,608,521,850 atau terealisasi sebesar Menurunnya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 1 (satu) indicator kinerja dengan capaian sebagai berikut : 91

104 No. Indikator Kinerja Satuan Tabel 3.17 Pengukuran kinerja sasaran strategis menurunnya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak Tercapai/ Tidak 1 Angka kekerasan terhadap perempuan dan anak V Rata-Rata Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, secara umum dapat diketahui bahwa ratarata capaian indikator sasaran prosentase kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terselesaikan adalah sebesar 100 dari 63 kasus selama tahun. Adapun jenis program yang telah dilaksanakan pada tahun untuk mendukung capaian kinerja tersebut diatas yaitu: 1) Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial 2) Program pembinaan anak terlantar Selain itu untuk mencapai menurunnya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak dengan rata-rata capaian sebesar 100 dengan menghabiskan dana sebesar Rp dari target sebesar Rp ,- atau terealisasi sebesar Hal ini menunjukkan adanya efisiensi penggunaan sumber dana. 92

105 Meningkatkan infrastruktur daerah baik prasarana jalan, air bersih, energi listrik, penanganan limbah, yang sesuai dengan kebutuhan daerah terutama infrastruktur pada kawasan industri, pariwisata serta daerah pinggiran kota 3.1 Terbukanya akses jalan baru yang terencana dengan baik dan terintegrasi Dalam pencapaian sasaran strategis terbukanya akses jalan baru yang terencana dengan baik dan terintegrasi, Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 3 (tiga) indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut : No. Indikator Kinerja 1 Master plan jaringan jalan 2 Rasio panjang jalan kondisi baik dibanding kan panjang jalan seluruhnya 3 Luas lahan yang dibebaskan Tabel 3.18 Pengukuran kinerja sasaran strategis Terbukanya akses jalan baru yang terencana dengan baik dan terintegrasi Satuan Dok Tidak ada 2015 Tercapai/ Ada Ada Ada 100,00 Ada Ada 100 v () 65 49,03 56,70 53,60 94,50 56,70 53,6 94,5 x Km Tidak ada 26 28,60 Tidak ada Tidak 90,9 28, ,9 x Rata-Rata 94,83 94,83 Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target Berdasarkan data di atas, dapat dilihat rata-rata capaian indikator kinerja sasaran terbukanya akses jalan baru yang terencana dengan baik dan terintegrasi adalah sebesar 94,83, dengan penjelasan masing-masing indikator kinerja sebagai berikut: 1) Master plan jaringan jalan 93

106 Sebagai dokumen penting dalam meletakkan rencana pembangunan jalan, baik secara kualitas maupun kuantitas jalan, Master plan jaringan jalan telah dilaksanakan sebelum tahun. Kondisi ini menyebabkan, pada tahun tidak terdapat rencana kerja (target) berkaitan dengan pekerjaan/kegiatan master plan jaringan jalan. Melihat capaian kinerja dari tahun ke tahun, target kinerja master plan jaringan jalan dapat direalisasikan pada akhir , yaitu tersedianya sebuah rencana induk jaringan jalan sebagai upaya untuk pelaksanaan pembangunan jalan yang lebih terarah berdasarkan kebutuhan daerah terhadap infrastruktur prasarana jalan. 2) Rasio panjang jalan kondisi baik dibandingkan panjang jalan seluruhnya Rasio panjang jalan kondisi baik dibandingkan panjang jalan seluruhnya pada tahun adalah 53,60, yaitu dari 2.766,34 km panjang jalan keseluruhan, yang berkondisi baik adalah sepanjang 1.482,76 km. Realisasi kinerja rasio panjang jalan dengan kondisi baik pada tahun lebih baik daripada tahun sebelumnya (2015) yang memiliki pencapaian kinerja sebebsar 49,03 dibandingkan panjang jalan keseluruhan yang ada. Pencapaian kinerja pada tahun, sebesar 53,6 belum dapat memenuhi target akhir kinerja sebesar 56,7. Tidak tercapainya target kinerja pada akhir tahun disebabkan karena target struktur pendapatan APBD pada tahun anggaran tidak terealisasi, sehingga tidak dapat merealisasikan alokasi anggaran pembangunan jalan yang telah ditetapkan. Secara keseluruhan, kondisi ini mempengaruhi pencapaian target akhir peningkatan kualitas dan kuantitas jalan yang direncanakan pada ) Luas lahan yang dibebaskan Luas lahan yang dibebaskan untuk pembangunan jalan selama periode , dilaksanakan pada tahun 2015, yaitu untuk pembangunan jalan lingkar luar (outer ring road) sepanjang 26 Km melalui mekanisme konsolidasi tanah (persentase pencapian akhir tahun sebesar 90,9 ). Sampai akhir tahun, masih dilakukan penyelesaian konsolidasi tanah yang menyangkut beberapa hal seperti ganti rugi dengan masyarakat dan kesesuaian lahan menurut RTRW Kota Pekanbaru. Kegiatan ini merupakan salah satu program strategis dalam mendukung pembukaan 94

107 akses ke wilayah pinggiran Kota Pekanbaru dan Kawasan Industri. Sedangkan untuk pembangunan jalan yang mayoritas berada di lingkungan perumahan/permukiman masyarakat pada umunya berasal dari usulan-usulan masyarakat yang disampaikan melalui mekanisme musrenbang yang ada, dengan disertai dukungan ketersediaan lahan yang dibutuhkan. 3.2 Meningkatnya kualitas jalan dan rasio panjang jalan Dalam pencapaian sasaran strategis peningkatan kualitas jalan dan rasio panjang jalan, Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian kinerja sebagai berikut : Tabel 3.19 Pengukuran kinerja sasaran strategis meningkatnya kualitas jalan dan rasio panjang jalan No. Indikator Kinerja Satuan 1 Rasio jalan tanah yang dibangun dibandingkan total jalan tanah 2014 Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target ,50 15,64 4,90 4,43 90,4 4,9 4,43 90,4 x Rata-Rata 90,4 90,4 Tercapai/ Tidak Berdasarkan data di atas, target rasio indikator kinerja pada tahun sebesar 4,90, dengan realisasi sebesar 4,43 artinya persentase pencapaian kinerja pada tahun sebesar 90,4. Realisasi kinerja pada tahun, di dapat dari panjang jalan yang dibangun sepanjang 932,117 Km, dengan total panjang jalan tanah sampai akhir tahun sepanjang 4.817,416 Km. Tidak terpenuhinya target akhir rasio kinerja, yaitu sebesar 4,90 ( 1.088,805 Km) disebabkan karena masih terkendalanya dalam pembebasan lahan untuk pembukaan jalan baru yang akan dilaksanakan (pelaksanaan pembukaaan jalan baru berdasarkan usulan-usulan masyarakat yang telah memiliki kepastian lahan yang dibutuhkan/tidak memerlukan ganti rugi lahan). 95

108 3.3 Peningkatan akses transportasi wilayah yang dibatasi oleh sungai Dalam pencapaian sasaran strategis peningkatan akses transportasi wilayah yang dibatasi oleh sungai, Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut : Tabel 3.20 Pengukuran kinerja sasaran strategis peningkatan akses transportasi wilayah yang dibatasi oleh sungai No. Indikator Kinerja Satuan 1 Rasio jembatan yang dibangun/total jumlah jembatan ,3 4, ,3 4,24 80 x Rata-Rata Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target Tercapai/ Tidak Berdasarkan data di atas, secara umum target indikator kinerja sampai dengan tahun dapat dijelaskan bahwa dari target rasio 5,3 pada tahun, hanya terealisasi sebesar 4,24, dengan pencapaian kinerja sebesar 80. tersebut diperoleh dari data hasil pembangunan jembatan sebanyak 12 unit dari 15 unit yang direncanakan pada target akhir Hal ini disebabkan oleh kondisi anggaran, yaitu keterbatasan anggaran yang diperlukan untuk pelaksanaan pembangunan jembatan. 3.4 Berkurangnya jumlah titik genangan di Kota Pekanbaru Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 3 (empat) indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut : 96

109 Tabel 3.21 Pengukuran kinerja sasaran strategis berkurangnya jumlah titik genangan di Kota Pekanbaru No. Indikator Kinerja Satuan Tercapai/ Tidak 1 DED Drainase/waduk Keg. Ada Ada Ada Ada 100,00 Ada Ada 100,00 V 2 Rasio panjang drainase yang dibangun / luas wilayah kota pekanbaru 3 Jumlah waduk yang dibangun Meter/Km ,6 75,67 90,52 83,6 75,67 90,52 X Lokasi X 4 Rasio luas waduk berbanding volume genangan retensi luas waduk/ volume genangan retensi (waduk t= 2 m) dengan base line Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target , X Rata-Rata Berdasarkan data pada tabel di atas, secara umum rata-rata capaian indikator sasaran berkurangnya jumlah titik genangan di Kota Pekanbaru tahun sebesar sedangkan capaian akhir adalah sebesar dengan penjelasan untuk masingmasing indikator kinerja sebagai berikut: 1) DED Drainase/waduk DED drainase atau waduk sudah dilaksanakan pada tahun 2013, sehingga target akhir dapat direalisasikan. 2) Jumlah waduk yang dibangun Jumlah waduk yang dibangun pada tahun sebanyak 1 waduk, sehingga target akhir kinerja sebanyak 3 (tiga) waduk tidak dapat terealisasi. Realisasi pembangunan waduk pada tahun 2015 berlokasi di Terminal AKAP BRPS, sedangkan pembangunan waduk pada tahun berlokasi pada Kawasan Waduk Cipta Karya Kecamatan Tampan dengan sumber pembiayaan berasal dari APBN. 3) Rasio luas waduk berbanding volume genangan retensi kinerja rasio luas waduk berbanding volume genangan retensi pada tahun pada dasarnya hanya terealisasi sebesar 0.34 dari target 0.9 atau Hal ini berkaitan erat dengan luasan waduk retensi yang terbangun di dua lokasi di atas 97

110 seluas 2,8 Hektar atau M 2 bila dibandingkan volume genangan retensi sebesar m Tersebarnya pusat-pusat pertumbuhan di Kota Pekanbaru Dalam pencapaian sasaran strategis tersebarnya pusat-pusat pertumbuhan di Kota Pekanbaru, Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 4 (empat) indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut: Tabel 3.22 Pengukuran kinerja sasaran strategis tersebarnya pusat-pusat pertumbuhan di Kota Pekanbaru No. Indikator Kinerja Satuan 1 Dokumen master plan kawasan pertumbuhan baru Tercapai/ Dok. Ada Ada Ada Ada 100 Ada Ada 100 V 2 Luas lahan perkantoran Ha ,33 X 3 Kawasan perkantoran terpadu kawasan 0 0,48 1, , X 4 Kawasan water front city Keg , ,00 0,00 0,00 X Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target Rata-Rata Tidak Berdasarkan data di atas, secara umum dapat diketahui bahwa rata-rata capaian indikator kinerja sasaran tersebarnya pusat-pusat pertumbuhan di Kota Pekanbaru adalah sebesar 46.33, dengan penjelasan tiap indikator kinerja sebagai berikut : 1) Dokumen master plan kawasan pertumbuhan baru Dari 5 (lima) tahun pelaksanaan , dengan target kinerja tersusunnya Dokumen Master Plan Kawasan Pertumbuhan Baru, penyusunan dokumen tersebut dilaksanakan pada tahun 2013, sehingga target kinerja akhir dapat direalisasikan. 2) Luas lahan perkantoran Pencapaian target kinerja penyediaan Luas lahan Perkantoran seluas 300 Ha yang berlokasi di Kecamatan Tenayan Raya hanya dapat direalisasikan seluas 112 ha pada akhir tahun atau dengan capaian

111 3) Kawasan perkantoran terpadu Rencana mewujudkan realisasi kinerja Kawasan Perkantoran Terpadu dengan tersedianya sebuah kawasan perkantoran terpadu Pemerintah Kota Pekanbaru yang menggunakan Sistem Penganggaran Multiyear untuk pembangunan beberapa unit gedung SKPD/OPD terpadu yang dimulai dari tahun 2014 sampai dengan tahun. Pembangunan kawasan perkantoran terpadu tersebut baru dapat direalisasikan pada akhir tahun dengan pencapaian kinerja sebesar 48 dari perencanaan yang ditetapkan sehingga target akhir tidak dapat direalisasikan sesuai dengan yang telah ditetapkan. 4) Kawasan water front city Rencana merealisasikan Kawasan Water Front City hingga akhir belum dapat dilaksanakan, sehingga capaian indikator kinerja Kawasan Water Front City masih 0. akhir tidak dapat direalisasikan sesuai dengan yang telah ditetapkan. 3.6 Meningkatnya penataan kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Dalam pencapaian sasaran strategis meningkatnya penataan Kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS), Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 2 (dua) indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut: 99

112 Tabel 3.23 Pengukuran kinerja sasaran strategis meningkatnya penataan kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) No. Indikator Kinerja Satuan 1 Rasio panjang turap yang dibangun 2 Rasio panjang sungai yang dibersihkan dibanding panjang sungai yang melintasi kota dengan base line (ukuran p=1 l =3 m t=2m) dengan base line kerusakan ( 5 )/ m panjang talud yang dibangun (rasio 0,04) Rasio panjang sungai yang dibersihkan dibanding panjang sungai yang melintasi kota dengan base line Tercapai/ , V ,23 0,16 70,70 0,23 0,16 70,70 X Tidak Rata-Rata tahun 35,35 127,85 Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target Berdasarkan data di atas, secara umum dapat diketahui bahwa rata-rata capaian indikator sasaran meningkatnya penataan kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) pada tahun adalah sebesar 35,35 sedangkan rata-rata capaian indikator sasaran meningkatnya penataan kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) akhir sebesar 127,85 atau melebihi target dengan penjelasan untuk masing-masing indikator kinerja sebagai berikut : 1) Rasio panjang turab yang dibangun Panjang turab yang dibangun pada akhir tahun adalah 0,00 ( tidak dapat terealisasi ) disebabkan keterbatasan APBD pada tahun. Adapun target kinerja pada akhir tahun sebesar 10 dari panjang sungai yang melintasi kota pekanbaru terealisasi sebesar 18,50 atau 9944 meter. Sehingga pencapaian akhir sebesar 185 atau melebihi target. 2) Rasio panjang sungai yang dibersihkan dibanding panjang sungai yang melintasi kota dengan base line 100

113 Rasio Panjang sungai yang dibersihkan pada akhir tahun dan akhir Kota Pekanbaru adalah 0,16 dari target 0,23 terhadap panjang sungai yang melintasi Kota Pekanbaru atau dengan capaian kinerja 70,70. Hal ini disebabkan keterbatasan APBD pada tahun. 3.7 Terciptanya permukiman yang sehat dan asri Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 5 (lima) indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut: Tabel 3.24 Pengukuran kinerja sasaran strategis terciptanya permukiman yang sehat dan asri No. Indikator Kinerja Satuan 1 Dokumen perencanaan penataan kawasan kumuh Dok Tidak ada 2015 Tidak ada Tercapai/ Tidak ada ada 100 Ada Ada 100 V 2 Jumlah kawasan kumuh yang ditata Kawasan X 3 Rumah layak huni yang dibangun 4 Pembangunan jalan dan saluran lingkungan Unit X Kecamatan 255,63 151, Kec. 12 Kec Kec. 12 Kec. 100 V 5 Dokumen norma estándar dan manual Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target Dok. Ada Ada Ada Ada 100 Ada Ada 100 V Rata-Rata Berdasarkan data di atas, secara umum dapat diketahui bahwa rata-rata capaian indikator sasaran terciptanya permukiman yang sehat dan asri cukup berhasil dengan realisasi 66 pada tahun sedangkan realisasi akhir Kota pekanbaru Tahun capaiannya berkategori baik sebesar 81. Pencapaian indikator kinerja sasaran pada tahun dapat dijelaskan untuk masing-masing indikator kinerja sebagai berikut: 1) Dokumen perencanaan penataan kawasan kumuh 101

114 Indikator kinerja tersedianya dokumen perencanaan penataan kawasan kumuh sampai tahun dan target akhir dapat direalisasikan sesuai dengan yang telah ditetapkan melalui anggaran APBN. 2) Jumlah kawasan kumuh yang ditata Jumlah kawasan kumuh yang ditata sampai tahun adalah 3 (tiga) dari target Kota Pekanbaru tahun sebanyak 10 (sepuluh) kawasan. Namun sesuai SK Walikota Pekanbaru Nomor 151 tahun tanggal 28 Maret tentang Perubahan atas Keputusan Walikota Pekanbaru Nomor 189 tahun 2014 tentang Penetapan Lokasi Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kota Pekanbaru jumlah kawasan kumuh di Kota Pekanbaru ditetapkan sebanyak 7 (tujuh) kawasan. Penataan kawasan kumuh dilakukan secara integrasi, dimana penataan bersifat parsial sesuai dengan kewenangan masing-masing : (1) Pemerintah Pusat seluas > 15 ha, (2) Pemerintah Provinsi seluas ha, dan (3) Pemerintah Kota seluas < 10 ha. Penataan kawasan kumuh yang terintegrasi tersebut meliputi pembangunan jalan lingkungan dan saluran lingkungan yang dilakukan pada wilayah kewenangan masingmasing di Kota Pekanbaru. Realisasi kinerja jumlah kawasan kumuh yang tertata sampai dengan tahun tidak terealisasi sesuai dengan target akhir sebanyak 10 ( sepuluh ) kawasan atau capaian masih sebesar 30. 3) Rumah layak huni yang dibangun pembangunan rumah layak huni pada tahun adalah sebanyak 200 unit tidak terealisasi karena adanya Regulasi baru yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) tentang petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan pembangunan rumah layak huni oleh Pemerintah Daerah, sehingga target akhir tidak dapat direalisasikan sesuai dengan yang telah ditetapkan 1000 unit RLH dengan realisasi 750 unit atau 75. 4) Pembangunan jalan dan saluran lingkungan Pembangunan jalan dan saluran lingkungan pada tahun dilaksanakan pada 12 Kecamatan yang ada di Kota Pekanbaru, dengan penjelasan sebagai berikut: Pelaksanaan pembangunan jalan dan saluran lingkungan yang tersebar di 12 ( dua belas ) kecamatan pada tahun ditargetkan sepanjang m dan hanya dapat direalisasikan sepanjang m (26,42). Realisasi pelaksanaan pembangunan 102

115 jalan dan saluran lingkungan sampai dengan tahun sepanjang 522,539 m. Hal ini menyebabkan tidak tercapainya target akhir sepanjang 872,140 m disebabkan karena keterbatasan anggaran yang tersedia. 5) Dokumen norma standar dan manual Selama periode ditargetkan tersedianya dokumen norma standart dan manual terciptanya permukiman yang sehat dan asri. Realisasi penyediaan dokumen tersebut telah dilaksanakan pada tahun 2014, sehingga pada tahun tidak lagi menjadi bagian dari rencana kerja ( renja ) SKPD penanggung jawab. 3.8 Meningkatnya akses air minum bagi masyarakat dengan sistem perpipaan Dalam pencapaian sasaran strategis meningkatnya akses air minum bagi masyarakat dengan sistem perpipaan, Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 2 (dua) indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut: No. Indikator Kinerja 1 Dokumen rencana induk sistem pengolahan air Tabel 3.25 Pengukuran kinerja sasaran strategis meningkatnya akses air minum bagi masyarakat dengan sistem perpipaan Satuan Tercapai/ Dok. Ada Ada Ada Ada 100 Ada Ada 100 V Tidak 2 Pembangunan SPAM mini Kawasan Tidak ada Tidak ada X Rata-Rata Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, secara umum dapat diketahui bahwa ratarata capaian indikator sasaran meningkatnya akses air minum bagi masyarakat dengan 103

116 sistem perpipaan adalah sebesar 60 dengan penjelasan untuk masing-masing indikator kinerja sebagai berikut: 1) Dokumen rencana induk sistem pengolahan air minum Indikator kinerja dokumen rencana induk sistem pengolahan air minum pertama kali disusun pada tahun Pada tahun dokumen tersebut diperbaharui (terealisasi) sehingga target akhir dapat dicapai sesuai dengan yang telah ditetapkan. 2) Pembangunan SPAM mini Pembangunan SPAM mini melalui penganggaran APBD tidak dapat dilaksanakan sebagaimana target yang ditetapkan pada Hal ini menyebabkan tidak tercapainya target akhir kinerja. Kondisi tersebut disebabkan karena target struktur pendapatan APBD pada tahun anggaran kurang terealisasi karena hanya terealisasi 1 (satu) unit SPAM mini yang berlokasi di Kelurahan Tebing Tinggi Okura Kecamatan Rumbai Pesisir ( bantuan APBN ) yang telah diserah terimakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum pada tahun 2012 melalui Satker RANDAL RPIJM Propinsi Riau. 3.9 Terlayaninya supply air minum untuk wilayah Pekanbaru Selatan Dalam pencapaian sasaran strategis terlayaninya supply air minum untuk wilayah Pekanbaru Selatan, Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut: No. Tabel 3.26 Pengukuran kinerja sasaran strategis terlayaninya supply air minum untuk wilayah Pekanbaru Selatan Indikator Kinerja 1 Kelompok kerja air minum Pekanbaru Selatan Satuan Tercapai/ Pokja X Tidak Rata-Rata 0 0 Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target 104

117 Kinerja Kelompok Kerja Air Minum Pekanbaru Selatan pada tahun tidak ada terealisasi kegiatannya melalui APBD Kota Pekanbaru. Hal ini disebabkan belum dilaksanakannya kegiatan penyelenggaraan SPAM Pekanbaru Selatan yang melibatkan Kota Pekanbaru pada Kelompok Kerja Air Minum Pekanbaru Selatan ( kewenangan Pemerintah Provinsi selaku regulator dan operator). Kondisi ini menyebabkan tidak terealisasinya target akhir yang telah ditetapkan Tersedianya sarana sanitasi bagi masyarakat berpenghasilan rendah Dalam pencapaian sasaran strategis tersedianya sarana sanitasi bagi masyarakat berpenghasilan rendah, Pemerintah Kota Pekanbaru kinerja dengan capaian sebagai berikut: menggunakan 2 (dua) indikator Tabel 3.27 Pengukuran kinerja sasaran strategis tersedianya sarana sanitasi bagi masyarakat berpenghasilan rendah No. Indikator Kinerja Satuan Tercapai/ Tidak 1 MCK ++ Unit ,00 X 2 Rasio jumlah MCK plus telah terbangun dengan jumlah KK kota pekanbaru rasio jumlah MCK plus telah terbangun dibandingkan jumlah KK kota pekanbaru. ( (27x50 KK/unit) : KK = ) 0,0037 0, ,006 0, ,006 0, X Rata-Rata 41,67 85,00 Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, secara umum dapat diketahui bahwa ratarata capaian indikator sasaran tersedianya sarana sanitasi bagi masyarakat berpenghasilan rendah adalah sebesar 41,67 pada tahun dan 85 pada akhir Kota 105

118 Pekanbaru tahun dengan penjelasan untuk masing-masing indikator kinerja tersedianya sarana sanitasi bagi masyarakat berpenghasilan rendah sebagai berikut: 1) MCK ++ kinerja pembangunan MCK++ pada tahun sebanyak 4 (empat) unit tidak dapat direalisasikan disebakan karena keterbatasan anggaran dalam realisasi pembangunan yang telah ditetapkan. Kondisi ini menyebabkan tidak terealisasinya target akhir sebanyak 20 (dua puluh) unit yang t elah ditetapkan artinya realisasi pembangunan MCK++ sampai dengan tahun sebanyak 17 unit atau capaian kinerja sebesar 85. 2) Rasio jumlah MCK plus telah terbangun dengan jumlah KK Kota Pekanbaru kinerja Rasio jumlah MCK plus telah terbangun dengan jumlah KK Kota Pekanbaru sebesar 0,006 hanya tercapai 0,005 pada tahun atau capaian kinerja sebesar 85 sehingga realisasi akhir sebesar 85 yang telah ditetapkan yaitu sebesar 0, Tersedianya sarana pengolahan limbah secara terpadu Dalam pencapaian sasaran strategis tersedianya sarana pengolahan limbah secara terpadu, Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 3 (tiga) indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut: No. Indikator Kinerja Satuan 1 DED sambungan rumah dan DED IPLT 2 Rasio jumlah KK yang terlayani per IPLT terbangun dibandingkan jumlah KK 3 Rasio jumlah sambungan rumah/ kapasitas sambungan rumah Tabel 3.28 Pengukuran kinerja sasaran strategis tersedianya sarana pengolahan limbah secara terpadu Dok Tidak ada 2015 Tercapai/ Ada Ada Ada 100 Ada Ada 100 V 0, , ,135 0,0024 1,78 0,135 0,0024 1,78 X Tidak ada Tidak ada Tidak 50 66,7 133, ,7 133,4 V Rata-Rata 78,39 78,39 Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target 106

119 Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, secara umum dapat diketahui bahwa ratarata capaian indikator sasaran strategis tersedianya sarana pengolahan limbah secara terpadu adalah sebesar 78,39 pada tahun dan 78,39 pada akhir Kota Pekanbaru tahun dengan penjelasan untuk masing-masing indikator kinerja sebagai berikut: 1) DED sambungan rumah dan DED IPLT penyusunan DED sambungan rumah dan DED IPLT yang ditetapkan pada tahun 2014, pelaksanaannya direalisasikan pada TA Hal ini mengindikasikan target capaian kinerja tersedianya sarana pengolahan limbah secara terpadu pada tercapai, sehingga pada tahun kegiatan penyusunan DED sambungan rumah dan DED IPLT tidak lagi menjadi rencana kerja untuk dilaksanakan. 2) Rasio jumlah KK yang terlayani per IPLT terbangun dibandingkan jumlah KK pada target TA. adalah 0,135 dengan capaian sebesar 0,0024. Hal ini disebabkan karena anggaran pelaksanaan pembangunan IPLT tidak memadai. 3) Rasio jumlah sambungan rumah/kapasitas sambungan rumah Realisasi jumlah sambungan rumah/kapasitas sambungan rumah pada tahun sebanyak 12 unit IPAL Komunal (50 KK/unit), dengan besaran rasio 66,70 atau realisasi capaian kinerja pada 133,4. Tingginya hasil kinerja pada tahun berdampak terhadap capaian target akhir TA. ( sebesar 133,4 ). Hal in i disebabkan oleh tingginya kebutuhan masyarakat yang disampaikan kepada SKPD penanggung jawab Terciptanya sistem transportasi perkotaan yang baik Dalam pencapaian sasaran strategis terciptanya sistem transportasi perkotaan yang baik, Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 7 (tujuh) indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut: 107

120 Tabel 3.29 Pengukuran kinerja sasaran strategis terciptanya sistem transportasi perkotaan yang baik No. Indikator Kinerja Satuan Tercapai/ Tidak 1 Cakupan pelayanan (koridor) Koridor , ,86 V 2 Penduduk yang menggunakan angkutan massal perkotaan (orang) Orang , ,90 V 3 Rasio jumlah kendaraan penumpang umum masuk terminal/ total jumlah , ,00 X kendaraan penumpang umum yang ada 4 Jumlah uji KIR angkutan umum Unit , ,92 94 X 5 Lama pengujian kelayakan angkutan Menit , ,78 V umum 6 Pemasangan ramburambu lalu lintas Unit , ,07 V 7 Pemasangan rambu sungai Unit 0,00 0,00 60,00 0,00 0,00 60, X Rata-Rata tahun 91,77 91,77 Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, secara umum dapat diketahui bahwa ratarata capaian indikator sasaran terciptanya sistem transportasi perkotaan yang baik adalah sebesar 91,77. Selama tahun dari seluruh indikator terdapat sebanyak 4 indikator kinerja mencapai target yang telah ditetapkan dan 3 indikator kinerja tidak mencapai target. Penjelasan untuk masing-masing indikator kinerja sebagai berikut: 1) Cakupan pelayanan (koridor) Cakupan pelayanan koridor pada tahun direncanakan adalah 7 koridor, sedangkan realisasi di tahun adalah 10 koridor, sehingga capaian kinerja pada tahun adalah 142,86. Hal ini terealisasi karena ada dukungan dari Pemerintah Pusat (Kemenhub RI) berupa bantuan Hibah Bus Besar sebanyak 50 Unit dan Bus Sedang 20 Unit, serta dukungan bantuan keuangan (Bankeu) tahun dari Propinsi Riau untuk pembangunan Prasarana berupa Halte Bus sebanyak 50 unit. 2) Penduduk yang menggunakan angkutan massal perkotaan (orang) Jumlah penduduk yang diharapkan menggunakan angkutan massal pada direncanakan adalah orang, sedangkan realisasi pada tahun adalah

121 orang atau realisasi capaian sebesar 135,9 sehingga melebihi target yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan meningkatnya minat masyarakat menggunakan moda transportasi angkutan umum massal TMP (adanya fasilitas Wifi gratis, Pendingin Ruangan (AC), biaya dan jarak tempuh lebih terjangkau ) dibandingkan dengan angkutan umum lainnya (Angkot, Bus Kota, dan Taksi). 3) Rasio jumlah kendaraan penumpang umum masuk terminal/ total jumlah kendaraan penumpang umum yang ada. Pada tahun target rasio jumlah kendaraan penumpang umum masuk terminal/total jumlah kendaraan penumpang umum yang ada adalah 39, sedangkan realisasinya yaitu 30 atau realisasi capaian kinerja sebesar 78. Hal ini tidak mencapai target dikarenakan: a. Adanya izin trayek angkot (oplet) yang tidak diperpanjang lagi dikarenakan kondisi teknis kendaraan tidak layak operasi lagi; b. Berpindahnya minat masyarakat pengguna angkutan kota ke angkutan umum massal (Bus TMP). 4) Jumlah uji KIR angkutan umum Untuk indikator jumlah uji KIR kendaraan angkutan umum pada tahun direncanakan unit, namun realisasi dalam tahun adalah sebanyak unit kendaraan, sehingga kinerja atas indikator ini adalah mencapai 94. Hal ini dikarenakan beberapa jumlah Angkot (oplet) yang di afkir (tidak di uji lagi/karena kondisi teknis kendaraannya) sehingga berpengaruh terhadap jumlah kendaraan angkutan umum yang di uji. 5) Lama pengujian kelayakan angkutan umum Kinerja indikator lama pengujian kelayakan angkutan umum pada tahun ditargetkan adalah selama 45 menit untuk tiap 1 kendaraan. Realisasinya adalah 28 menit per kendaraan, sehingga kinerjanya adalah 137,78 atau melebihi target yang ditetapkan. hal ini telah sesuai dengan Standar Operasional Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor yang telah ditetapkan. 6) Pemasangan rambu-rambu lalu lintas 109

122 Untuk pemasangan rambu-rambu lalu lintas di jalan raya pada tahun direncanakan adalah sebanyak 177 unit. Realisasinya pada akhir Kota Pekanbaru Tahun adalah 232 unit atau capaian kinerja sebesar 131,07. 7) Pemasangan rambu sungai Untuk kinerja pemasangan rambu sungai pada tahun direncanakan adalah sebesar 60 dengan realisasi adalah o, sehingga kinerja pada tahun adalah 0. Hal ini dikarenakan pada tahun telah dianggarkan pembangunan 30 unit rambu sungai melalui Bankeu Propinsi, namun dalam realisasinya tidak dilaksanakan disebabkan karena dalam pembangunan/pemasangan rambu sungai tidak dianggarkannya biaya sewa kapal. Adapun jenis program yang telah dilaksanakan pada tahun untuk mendukung capaian kinerja tersebut diatas yaitu: 1) Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan, 2) Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ, 3) Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan, 4) Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas Terpenuhinya kebutuhan listrik untuk masyarakat Kota Pekanbaru Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 2 (dua) indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut: 1) Rasio ketersediaan daya listrik untuk Kota Pekanbaru sebesar 108,97 artinya dari seluruh jumlah Rumah tangga yang ada di Kota Pekanbaru telah terpenuhi kebutuhan tehadap listrik. 2) Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik Kota Pekanbaru sebesar 100 artinya bahwa seluruh rumah tangga yang ada di Kota Pekanbaru yang berjumlah Rumah tangga per akhir tahun telah menggunakan energi listrik dalam kehidupan sehari-hari 110

123 Pada Kota Pekanbaru tahun yang telah direvisi untuk kinerja atas sasaran ini indikatornya adalah seperti tersebut di atas, namun angka satuan atas indikator kinerja tersebut tidak ditetapkan dalam tersebut, sehingga capaian kinerja indikator sasarannya tidak dapat diukur. Adapun jenis program yang telah dilaksanakan pada tahun 2015 untuk mendukung capaian kinerja tersebut diatas yaitu:program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan. Selain itu untuk mencapai sasaran terpenuhinya kebutuhan listrik untuk masyarakat Kota Pekanbaru menggunakan dana sebesar Rp 45,499,125 atau terealisasi sebesar 78,44 dari target sebesar Rp.58,004,020. MISI 4 Mewujudkan penataan ruang dan pemanfaatan lahan yang efektif, dan pelestarian lingkungan hidup dalam mewujudkanpembangunan yang berkelanjutan 4.1 Tersedianya Rencana Tata Ruang dan Pedoman Penataan Ruang Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut: No. 1 Tabel 3.30 Pengukuran kinerja sasaran strategis Tersedianya Rencana Tata Ruang dan Pedoman Penataan Ruang Indikator Kinerja Perda tata ruang Satuan Dokumen (Persetujuan bersama Walikota dgn DPRD) 2015 Tercapai/ , ,67 X Rata-Rata 0 16,67 Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target Tidak 111

124 Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, secara umum dapat diketahui capaian indikator sasaran tersedianya Rencana Tata Ruang dan Pedoman Penataan Ruang adalah sebesar 0. Pada tahun, indikator capaian kinerja Perda Tata Ruang tidak mencapai target. Sehingga terhadap indikator capaian kinerja tidak tercapai. Upaya yang dilakukan untuk mencapai target tersedianya rencana tata ruang dan Pedoman penataan ruang telah disusun dokumen Ranperda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Dokumen Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) sebanyak 8 dokumen. Akan tetapi, sampai saat ini Ranperda RTRW belum ditetapkan menjadi Perda karena belum dievaluasi oleh Propinsi, disebabkan Ranperda RTRW Propinsi sendiri belum disahkan. Untuk dokumen RDTR belum dilakukan proses tindak lanjut karena harus menunggu Penetapan Ranperda RTRW. Adapun jenis program yang telah dilaksanakan pada tahun untuk mendukung capaian kinerja tersebut diatas yaitu : Program Perencanaan Tata Ruang. 4.2 Terciptanya ruang kota yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 1 (satu)indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut: No. Tabel 3.31 Pengukuran kinerja sasaran strategis terciptanya ruang kota yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan Indikator Kinerja Satuan Perda, Perwako pemanfaatan, pengendalian pemanfaatan ruang Dokumen , ,66 X Rata-Rata ,66 Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target Tercapai/ Tidak Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, bahwa capaian indikator sasaran terciptanya ruang kota yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan pada tahun dan terhadap target adalah sebesar 100. Ada pun pada tahun Perda, Perwako 112

125 Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang yang telah disusun adalah Peraturan Walikota Nomor 61 tahun tentang Izin mendirikan Bangunan Sementara. Adapun jenis program yang telah dilaksanakan pada tahun untuk mendukung capaian kinerja tersebut diatas yaitu: 1) Program Pemanfaatan Ruang 2) Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang, Selain itu untuk mencapai sasaran terciptanya ruang kota yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan dengan capaian sebesar 100 menggunakan dana sebesar Rp.198,391,000,- atau dari target sebesar Rp. 310,152,140, Tersedianya menara telekomunikasi yang dimanfaatkan secara bersama dengan tatanan yang teratur dalam ruang wilayah kota Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut: No. 1 Tabel 3.32 Pengukuran kinerja sasaran strategis peningkatan akses transportasi Wilayah yang dibatasi oleh sungai Indikator Kinerja Kajian Penataan Tower Telekomunikasi Bersama Satuan Tercapai/ Dokumen , X Rata-Rata 0 0 Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target Tidak Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, secara umum dapat diketahui bahwa ratarata capaian indikator sasaran tersedianya kajian menara telekomunikasi yang dimanfaatkan secara bersama dengan tatanan yang teratur dalam ruang wilayah kota adalah sebesar 0. Pada tahun, indikator tersebut tidak mencapai target disebabkan Rasionalisasi Anggaran, sehingga program ini hanya berisi kegiatan evaluasi dan monitoring, agar operasional tetap berjalan. 113

126 Adapun jenis program yang telah dilaksanakan pada tahun untuk mendukung capaian kinerja tersebut diatas yaitu: 1) Program Pengkajian dan Penelitian Bidang Komunikasi dan Informatika, Untuk mencapai sasaran tersedianya menara telekomunikasi yang dimanfaatkan secara bersama dengan tatanan yang teratur dalam ruang wilayah kota dianggarkan dana sebesar Rp ,- pada APBD Kota Pekanbaru. Pada anggaran perubahan anggaran dirasionalisasi menjadi Rp ,-, dengan realisasi dana sebesar Rp ,- atau 90, Meningkatnya cakupan pelayanan penanganan persampahan Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 2 (dua) indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut: No. Indikator Kinerja Satuan 2014 Tabel 3.33 Pengukuran kinerja sasaran strategis meningkatnya cakupan pelayanan penanganan persampahan 2015 Tercapai/ Tidak 1 Persentase pengangkutan timbulan sampah ,33 71, ,33 71,3 X 2 Persentase pengangkutan sampah ,77 V Rata-Rata 78,15 101,03 Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, secara umum dapat diketahui bahwa ratarata capaian indikator sasaran meningkatnya cakupan pelayanan penanganan persampahan adalah sebesar 78,15. Penjelasan untuk masing-masing indikator kinerja sebagai berikut: 114

127 1) Persentase pengangkutan timbulan sampah Pada tahun, target indicator kinerja persentase pengangkutan timbulan sampah adalah 79, dengan capaian sebesar 56,33, mengalami penurunan dari tahun 2015 dengan capaian sebesar 68. terhadap target adalah sebesar 56,33 dari target sebesar 79. 2) Persentase pengangkutan sampah Pada tahun, target indicator kinerja persentase pengangkutan sampah adalah 100, dengan capaian sebesar 85, mengalami peningkatan dari tahun 2015 dengan capaian sebesar 56. terhadap target adalah sebesar 85 dari target sebesar 65. Tidak tercapainya target kinerja pada dua point diatas, dipengaruhi oleh perubahan mekanisme pengangkutan sampah, yang pada awalnya dikelola oleh pihak ketiga kembali dikelola oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Adapun jenis program yang telah dilaksanakan pada tahun untuk mendukung capaian kinerja tersebut di atas yaitu melalui Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan. Selain itu untuk mencapai meningkatnya cakupan pelayanan penanganan persampahan dengan rata-rata capaian sebesar 78,15 menggunakan dana sebesar Rp.48,910,666,746,- atau dari target sebesar Rp 57,133,795,367, Meningkatnya sistem pengolahan persampahan Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut: Tabel 3.34 Pengukuran kinerja sasaran strategis meningkatnya sistem pengolahan persampahan No. Indikator Kinerja Satuan Tercapai/ Tidak 1 Persentase sampah yang diolah 0,2 5,67 0,23 6, ,1 1 6,3 630 V Rata-Rata 2739,1 630 Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target 115

128 Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata indicator kinerja sasaran meningkatnya sistem pengolahan persampahan setiap tahunnya tercapai. Pada tahun, indikator kinerja persentase sampah yang diolah telah mencapai target yaitu sebesar 6,3 dari target sebesar 0,23, dan sudah melebihi dari target sebesar 1. Adapun indikator kinerja diatas adalah untuk mendukung Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan. 4.6 Tersedianya ruang terbuka hijau Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 1(satu) indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut: No. Tabel 3.35 Pengukuran kinerja sasaran strategis tersedianya ruang terbuka hijau Indikator Kinerja Satuan Persentase Penataan dan perawatan 3,12 12, ,99 92,78 9,50 12,99 136,73 V taman kota dan taman bermain Rata-Rata 92,78 136,73 Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target Tercapai/ Tidak Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada tahun capaian indikator sasaran tersedianya ruang terbuka hijau adalah sebesar 92,78 dari target sebesar 14. ini mengalami peningkatan dari tahun 2015 dengan capaian sebesar 12,86 menjadi 12,99 pada tahun. Adapun program yang dilaksanakan untuk mendukung capaian kinerja tersebut diatas adalah Program Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH). Dengan anggaran Rp ,-. realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau sebesar Hal ini menunjukkan adanya efisiensi penggunaan sumber dana. 116

129 4.7 Tersedianya lampu yang menerangi jalan, termasuk lampu hias Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut: No. Indikator Kinerja Tabel 3.36 Pengukuran kinerja sasaran strategis tersedianya lampu yang menerangi jalan (termasuk lampu hias) Satuan Persentase penerangan jalan umum yang termeterisasi 18 8,47 37,53 0,66 1, ,69 63,69 X Rata-Rata 1,75 63,69 Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target Tercapai/ Tidak Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, secara umum dapat diketahui bahwa capaian indikator sasaran tersedianya meterisasi lampu penerangan jalan umum pada tahun terhadap persentase penerangan jalan umum yang termeterisasi belum mencapai target. Hal ini disebabkan belum terpenuhinya penyediaan dana untuk pelaksanaan kegiatan. Penjelasan untuk indikator kinerja persentase penerangan jalan umum yang termeterisasi sebagai berikut: kinerja pada tahun adalah 37,53 sedangkan realisasi hanya pada 1,75. ini mengalami penurunan dari tahun 2015 dengan capaian sebesar 8,47 menjadi 1,75 pada tahun. Terhadap target, Lampu jalan yang termeterisasi adalah unit capaian kinerja yang tercapai adalah unit atau 63,69. Jenis program yang dilaksanakan untuk mendukung capaian kinerja tersebut diatas yaitu: Progam Rehabilitasi Jalan / Pemeliharaan jalan dan Jembatan. Adapun anggaran untuk mencapai sasaran tersedianya Meterisasi lampu Penerangan Jalan Umum dengan target sebesar Rp ,- dan realisasi sebesar Rp ,- atau Anggaran ini termasuk kegiatan Penyediaan dan Pemeliharaan Lampu Penerangan Jalan Umum. 117

130 4.8 Meningkatnya pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 2 (dua) indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut: Tabel 3.37 Pengukuran kinerja sasaran strategis meningkatnya pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup No. Indikator Kinerja Satuan Tercapai/ Tidak 1 Persentase luas lahan yang telah ditetapkan status kerusakan lahan atau tanah untuk produksi biomassa yang diinformasikan Jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran/ perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti Rata-Rata Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, secara umum dapat diketahui bahwa ratarata capaian indikator sasaran meningkatnya pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup adalah sebesar 100. Penjelasan untuk masing-masing indikator kinerja sebagai berikut: 1) Persentase luas lahan yang telah ditetapkan status kerusakan lahan atau tanah untuk produksi biomassa yang diinformasikan Lahan untuk produksi biomassa adalah areal yang telah ditetapkan dalam rencana tata ruang wilayah provinsi atau rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota sebagai kawasan untuk produksi biomassa (seperti lahan pertanian, lahan perkebunan, kawasan hutan tanaman, ruang terbuka hijau perkotaan). Pada tahun 2013, telah 118

131 dilaksanakan evaluasi kerusakan lahan untuk produksi biomassa di lahan kering pada luasan lahan 5645,08 Ha. Pada tahun 2014 dan 2015, telah dilaksanakan evaluasi kerusakan lahan untuk produksi biomassa terhadap besaran erosi pada luasan lahan 5645,08 Ha. Dan pada tahun, kegiatan yang dimaksud tidak dilaksanakan lagi. Secara umum terhadap capaian, program telah mencapai target kinerja. 2) Jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran/ perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti Meningkatnya pembangunan di berbagai sektor telah mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Kondisi tersebut dan didorong oleh meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mendapatkan haknya atas lingkungan hidup yang baik dan sehat menyebabkan makin meningkatnya pengaduan masyarakat akibat dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup. Dalam rentang , setiap pengaduan masyarakat akibat dugaan pencemaran/perusakan lingkungan hidup semua ditindaklanjuti. Sehingga dengan kata lain, target terhadap dapat dicapai. Untuk tahun 2012 terdapat 10 pengaduan, tahun 2013 terdapat 9 pengaduan, tahun 2014 terdapat 5 pengaduan dan 2015 terdapat 10 pengaduan, sedangkan tahun terdapat 7 pengaduan. Sehingga dapat disimpulkan terjadi penurunan kasus pengaduan masyarakat. Adapun jenis program dilaksanakan untuk mendukung capaian kinerja tersebut diatas yaitu: 1) Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, 2) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup. Untuk mencapai sasaran Meningkatnya pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup menggunakan dana sebesar Rp ,- atau 95,49 dari target sebesar Rp , Terwujudnya lingkungan perkotaan yang lestari Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 2 (dua) indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut: 119

132 No. Tabel 3.38 Pengukuran kinerja sasaran strategis terwujudnya lingkungan perkotaan yang lestari Indikator Kinerja Satuan Tercapai/ Tidak 1 Regulasi dibidang perlindungan dan konservasi sumberdaya alam Regulasi ada ada ada ada 100 ada Ada Kampung sadar lingkungan Rukun Warga ,33 Rata-Rata 50 66,66 Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, secara umum dapat diketahui bahwa ratarata capaian indikator sasaran terwujudnya lingkungan perkotaan yang lestari adalah sebesar 50 dengan penjelasan untuk masing-masing indikator kinerja sebagai berikut: 1) Regulasi di bidang perlindungan dan koservasi sumberdaya alam Salah satu usaha perlindungan dan konservasi sumber daya alam adalah dengan melakukan pengelolaan sumber-sumber air di antaranya air tanah. Perlu adanya regulasi di bidang perlindungan dan konservasi sumber daya alam khususnya air tanah. kinerja : Pada tahun 2014, Walikota Pekanbaru telah menerbitkan Peraturan Nomor 131 Tahun 2014 tentang Pedoman Perizinan Air Tanah di Kota Pekanbaru tanggal 16 Desember ) Kampung sadar lingkungan Kampung sadar lingkungan merupakan suatu kawasan (minimal skala RW) yang masyarakatnya telah melakukan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara swadaya dan mandiri. Untuk tahun, Indikator Kinerja ini tidak tercapai karena kegiatan tidak dianggarkan sehubungan dengan rasionalisasi APBD. Kampung sadar lingkungan sampai tahun berjumlah 5 RW atau 33,3 dari target. Sedangkan terhadap pencapaian kinerja padata tahun terjadi penurunan capaian. 120

133 Meningkatkan perekonomian daerah dan masyarakat dengan meningkatkan investasi bidang industri, perdagangan, jasa, dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan dengan dukungan fasilitas yang memadai dan iklim usaha yang kondusif 5.1 Meningkatnya Investasi Bidang Industri, Perdagangan dan jasa Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan 5 (lima) indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut: Tabel 3.39 Pengukuran kinerja sasaran strategis meningkatnya Investasi Bidang Industri, Perdagangan dan jasa No. Indikator Kinerja Satuan Tercap ai/ Tidak 1 Jumlah Demonstrasi Kali , ,3 V 2 Perda PTSP Dokumen n/a Draft V Pameran Daerah Jumlah Investor & Investasi; PMA (milyar) Jumlah Investor & Investasi; PMDN (milyar) Even , ,66 V Rp. (Milyar) Rp. (Milyar) 333,05 869,34 536,07 124,28 23,2 536, ,77 371,74 V 7.928, , ,77 690, , ,89 300,14 V Rata-Rata 66,39 207,71 Sumber Data : Kesbangpolinmas, BPTPM dan Disperindag Kota Pekanbaru Keterangan : V = mencapai target, X = tidak mencapai target Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, secara umum dapat diketahui bahwa ratarata capaian sasaran meningkatnya Investasi Bidang Industri, Perdagangan dan jasa adalah sebesar 66,39 dengan 5 indikator kinerja. Untuk tahun dari 5 indikator yang ada terdapat sebanyak 2 indikator kinerja yang mencapai target dan 3 indikator kinerja tidak mencapai target. Untuk sasaran pertama dari Misi ke Lima pada tahun dapat dikatakan Cukup Berhasil. Secara keseluruhan berdasarkan capaian sasaran kinerja pada akhir Sangat berhasil, dari 5 indikator yang ada 4 diantaranya tercapai di atas 121

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 9 TAHUN 2016

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 9 TAHUN 2016 WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA PEKANBARU PEMERINTAH KOTA PEKANBARU TAHUN 2016 1 WALIKOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU KEPUTUSAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KOTA PEKANBARU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU KEPUTUSAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KOTA PEKANBARU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU KEPUTUSAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KOTA PEKANBARU WALIKOTA PEKANBARU, Menimbang a. b. c. Mengingat 1. 2.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIANN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahann yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN...I.

BAB I PENDAHULUAN...I. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... I. 1 1.1 Latar Belakang... I. 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I. 9 1.3 Hubungan RKPD dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai proses kenaikan pendapatan perkapita penduduk dalam suatu daerah karena hal tersebut merupakan kejadian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 dapat

Lebih terperinci

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1 Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sanggau sebagai salah satu penyelenggara pemerintahan di daerah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR HAL i iv vi vii BAB I PENDAHULUAN I - 1 1.1 DASAR HUKUM I - 4 1.2 GAMBARAN UMUM DAERAH I - 3 1. Kondisi Geografis Daerah I - 5 2. Batas Administrasi

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii x xi BAB I PENDAHULUAN... I - 1 A. Dasar Hukum... I - 1 B. Gambaran Umum Daerah... I - 4 1. Kondisi Geografis Daerah...

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Nama Pekanbaru dahulunya dikenal dengan nama Senapelan yang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Nama Pekanbaru dahulunya dikenal dengan nama Senapelan yang BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Kota Pekanbaru Nama Pekanbaru dahulunya dikenal dengan nama Senapelan yang pada saat itu dipimpin oleh seorang kepala suku disebut Batin. Daerah yang mulanya

Lebih terperinci

D A F T A R I S I Halaman

D A F T A R I S I Halaman D A F T A R I S I Halaman B A B I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-3 1.4 Sistematika Penulisan I-7 1.5 Maksud

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PEKANBARU TAHUN 2016 WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU 2016 Bab I Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... ix PENDAHULUAN I-1

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Kondisi Fisik Daerah Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7.33-8.12 Lintang Selatan dan antara 110.00-110.50 Bujur

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 TANJUNGPANDAN, MARET 2014 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat

Lebih terperinci

BAB I. Bogor. Kota. Laporan. Pemerintah. daerah mengerahkann. Karena. tata kelola. banyak kelebihbaikan. pemerintahan. masyarakat. yang.

BAB I. Bogor. Kota. Laporan. Pemerintah. daerah mengerahkann. Karena. tata kelola. banyak kelebihbaikan. pemerintahan. masyarakat. yang. BAB I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme telah secara tegas mengamanatkan tata kelola

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS DAN PERIZINAN SARANA PELAYANAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. dan Lintang Utara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19

BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. dan Lintang Utara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19 BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN A. Tinjauan Kota Pekanbaru 1. Letak dan Luas Kota Pekanbaru terletak antara 101 14-101 34 Bujur Timur dan 0 25-0 45 Lintang Utara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan

Lebih terperinci

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman Akhir Masa Jabatan Tahun DAFTAR TABEL

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman Akhir Masa Jabatan Tahun DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Sleman... 2 Tabel 1.2. Ketinggian Wilayah Kabupaten Sleman... 3 Tabel 1.3. Jumlah Penduduk Kabupaten Sleman Menurut Jenis Kelamin, Kepadatan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 LATAR BELAKANG... I-1 2.1 MAKSUD DAN TUJUAN... I-2 1.2.1 MAKSUD... I-2 1.2.2 TUJUAN... I-2 1.3 LANDASAN PENYUSUNAN...

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Geografis dan Demografis Kota Pekanbaru

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Geografis dan Demografis Kota Pekanbaru BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Geografis dan Demografis Kota Pekanbaru Kota Pekanbaru mempunyai Visi yang dirumuskan oleh aparat penyelenggara pemerintah kota Pekanbaru menuju

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, semakin membuka kesempatan yang cukup luas bagi daerah untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab,

Lebih terperinci

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Kota Tangerang Tahun 2012 Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan kepada

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar...

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... i iii vii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum... I-2 1.3 Maksud dan Tujuan... I-4 1.4 Hubungan Antar Dokumen...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015 BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA No. 01/08/1205/Th. VIII, 16 Agustus 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara

Lebih terperinci

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KOTA TASIKMALAYA A. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KOTA TASIKMALAYA A. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 8 TAHUN 2008 TANGGAL : 24 JUNI 2008 BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KOTA TASIKMALAYA A. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DAERAH WALIKOTA WAKIL WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, hanya karena Ijin dan RahmatNya, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Lombok Utara Tahun 2016 ini dapat diselesaikan. Laporan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 DAFTAR TABEL Taks Halaman Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 Tabel 2.2 Posisi dan Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamasa... 26 Tabel

Lebih terperinci

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KARO

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KARO BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KARO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO, Menimbang : a.

Lebih terperinci

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Perumusan Kebutuhan Pendanaan dalam perencanaan jangka menengah ini berlandaskan kaidah Budget follows Program. Selaras dengan penganggaran

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran...

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran... DAFTAR ISI HALAMAN BAB 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 2 C. Sejarah Singkat Kabupaten Tanggamus... 3 D. Gambaran Umum Daerah... 4 E. Sistematika Penyajian... 20 BAB 2 A. Instrumen Pendukung

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH Bujur Timur dan Lintang Utara, dengan batas. Utara : Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH Bujur Timur dan Lintang Utara, dengan batas. Utara : Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Keadaan Umum Kota Pekanbaru Kota Pekanbaru merupakan ibukota dari Provinsi Riau yang terletak di Pulau Sumatera. Secara geografis Kota Pekanbaru terletak pada koordinat 101

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi DAFTAR ISI Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan RPJMD dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Palu Menurut Kecamatan Tahun 2015.. II-2 Tabel 2.2 Banyaknya Kelurahan Menurut Kecamatan, Ibu Kota Kecamatan Dan Jarak Ibu Kota Kecamatan Dengan Ibu Kota Palu Tahun

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------------ i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN D A F T A R I S I DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL.... ix DAFTAR GAMBAR.... xi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG... I 1 B. DASAR HUKUM... I 1 C. GAMBARAN UMUM DAERAH...

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pagar Alam Tahun 2018 disusun dengan mengacu

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Lombok Utara tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018

APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018 APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018 1. Tema pembangunan tahun 2018 : Meningkatnya Pelayanan Publik yang Berkualitas Menuju Kota Yogyakarta yang Mandiri dan Sejahtera Berlandaskan Semangat Segoro Amarto.

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum B. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi 3. Status Pembangunan Manusia 4. Kondisi Ekonomi a. Potensi Unggulan

Lebih terperinci

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 Prioritas Misi Prioritas Meningkatkan infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah 2 1 jalan dan jembatan Kondisi jalan provinsi mantap

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI DAFTAR ISI...... i DAFTAR TABEL...... iii DAFTAR GAMBAR...... viii BAB I PENDAHULUAN... 2 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 5 1.3 Hubungann antara Dokumen RPJMD dengan Dokumen

Lebih terperinci

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N Assalamu alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena pada tanggal 30 Desember 2013 Peraturan Daerah Nomor 23 Tahun 2013 tentang

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II. A. Struktur Organisasi. Pemerintah Kota Bandung

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II. A. Struktur Organisasi. Pemerintah Kota Bandung BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Struktur Organisasi Bandung sebagai salah satu daerah Kabupaten/Kota di lingkungan Provinsi Jawa Barat, secara yuridis formil didasarkan pada Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum 1.1. Geografi Kabupaten Bandung, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat dengan ibukotanya adalah Soreang. Secara geografis letak Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR Pemerintah Provinsi Banten Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN BAB VII PENUTUP KESIMPULAN Pencapaian kinerja pembangunan Kabupaten Bogor pada tahun anggaran 2012 telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini terlihat dari sejumlah capaian kinerja dari indikator

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2009 DAFTAR TABEL

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2009 DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Sleman... 2 Tabel 1.2. Ketinggian Wilayah Kabupaten Sleman... 3 Tabel 1.3. Jumlah Penduduk Kabupaten Sleman Menurut Jenis Kelamin, Kpadatan

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Lebih terperinci

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Pada bab ini akan disampaikan seluruh program dalam RPJMD 2013-2017 baik yang bersifat Program Unggulan maupun program dalam rangka penyelenggaraan Standar Pelayanan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ponorogo, Maret 2016 BUPATI PONOROGO. Drs. H. IPONG MUCHLISSONI

KATA PENGANTAR. Ponorogo, Maret 2016 BUPATI PONOROGO. Drs. H. IPONG MUCHLISSONI KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terlaksananya semua tugas-tugas Instansi Pemerintah se - Kabupaten Ponorogo, serta terselesaikannya penyusunan Laporan Kinerja

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Wilayah Administratif Menurut Kecamatan/Desa di Kabupaten Rembang Tahun 2015... II-1 Tabel 2.2. Jumlah dan Rasio Jenis Kelamin Penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan urusan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-2 1.3 Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lain... I-4 1.4 Sistematika Penulisan... I-5

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, GUBERNUR KALIMANTAN BARAT KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR : 678/ OR / 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 396/OR/2014 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Lebih terperinci

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan... 5 1.4 Sistematika

Lebih terperinci

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR No. 01/10/3172/Th.VIII, 7 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2015 EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2015 TUMBUH 5,41 PERSEN Perekonomian Jakarta Timur tahun

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 1. KondisiGeografisdanDemografis Kota Pekanbaru. Bujur Timur dan Lintang Utara.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 1. KondisiGeografisdanDemografis Kota Pekanbaru. Bujur Timur dan Lintang Utara. 13 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. GambaranUmum Kota Pekanbaru 1. KondisiGeografisdanDemografis Kota Pekanbaru Kota Pekanbaru secara geografis terletak antara 101 14 101 34 Bujur Timur dan 0

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 66 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Kondisi Geografis a. Kabupaten Brebes Kabupaten Brebes merupakan salah satu kabupaten terluas di Jawa Tengah yaitu pada posisi

Lebih terperinci