c. Isomer Fungsional: Dua senyawa atau lebih yg mempunyai rumus molekul sama tetapi berbeda pada gugus fungsinya. Contoh :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "c. Isomer Fungsional: Dua senyawa atau lebih yg mempunyai rumus molekul sama tetapi berbeda pada gugus fungsinya. Contoh :"

Transkripsi

1 . ISOMERISASI ISOMERISASI: Adalah senyawa yg mempunyai rumus molekul sama tetapi rumus bangunnya berbeda. Isomerisasi dapat dibedakan atas: 1. Isomer struktur dan 2. Isomer ruang. 1. Isomer Struktur: Adalah 2 atau lebih senyawa organik berbeda disebabkan oleh susunan atom yg terikat satu sama lain dalam suatu molekul. Isomer struktur ini dapat dibedakan atas: a. Isomer rangkaian; b. Isomer Kedudukan dan c. Isomer funsional a. Isomer Rangkaian: Dua senyawa atau lebih yg mempunyai rumus molekul sama tetapi berbeda pada percabangan atom C-nya. Contoh: Alkana yg mengandung 3 atom karbon atau kurang, tidak mempunyai isomer rangkaian. Isomer baru terjadi pada alkana yg memiliki 4 atau lebih atom karbon. b. Isomer Kedudukan: Dua senyawa atau lebih yg mempunyai rumuss molekul sama tetapi berbeda pada kedudukan gugus yg terikat padaa senyawa induknya. Contoh: c. Isomer Fungsional: Dua senyawa atau lebih yg mempunyai rumus molekul sama tetapi berbeda pada gugus fungsinya. Contoh : 2. Isomer ruang: Adalah studi mengenai molekul 3 dimensi yaitu bagaimana atom 2 dalam sebuah molekul dalam ruangan yg dibedakan atas: a. Isomer geometrik; b. Isomer optis aktif a. Isomer Geometri: Isomer yg terjadi akibat ketegaran (rigidity) suatu molekul yg memberikan bentuk cisdan/atau trans atau Zussamen dan atau Ent gegen b. Isomer Optis aktif: Isomer yg terjadi pada molekul kiral yg dapat memutar bidang polarisasi ke kanan (R) atau ke kiri (S)

2 2. STEREOISOMER 2.1. ISOMERGEOMETRI Dalam stereoisomer, atom yg menghasilkan isomer berada pada posisi yg sama namun memiliki pengaturan keruangan yg berbeda. Isomer geometrik adalah salah satu contoh dari stereoisomer. Gugus yg terikat oleh ikatan rangkap (ikatan pi) tidak dapat berputar pada ikatan rangkap sebagai sumbu, tanpa mematahkan ikatan rangkap tersebut. Energi untuk me-matahkan ikatan pi karbon 2 (C=C) sekitar 68 kkal/ mol, pada temperatur kamar energi sebesar ini tidak tersedia. Pada struktur alkena atom 2 karbon sp 2 dan atom yang terikat padanya semuanya berada pada bidang kertas. Dalam penggambaran satu cuping ikatan pi berada di atas kertas dan cuping yang satu lagi berada di bawah

3 kertas. cis 1,2-dikloroetan dan trans-1,2-dikloroetan adalah isomer yg terjadi akibat per-bedaan penataan atom dalam ruang. Penamaan cis adalah bila atom atau gugus yg sa-ma berada pada sisi yg sama (sesisi), sedang penamaan trans apabila atom atau gugus yg sama berada berlawanan sisi (berseberangan). Pada suatu alkena tidak mungkin ada isomer ruang bila: - Pada atom C yg memiliki ikatan pi, terikat atom atau gugus yg sama - Pada salah satu atom C yg memiliki ikatan pi, terikat atom atau gugus yg sama Sistem Tata Nama (E) Dan (Z) Sistem cis dan trans hanya bisa digunakan bila pada kedua atom C yg berikatan pi terikat hanya 2 macam atom atau gugus. Bila pada kedua atom C tersebut terdapat 3 atau 4 macam atom atau gugus yg berbeda, maka penamaan tidak bisa mengunakan sistem cis dan trans.

4 Maka untuk kasus yg demikian, telah dikembangkan suatu sistem penetapan pe-namaan yg lebih umum yg disebut dengan sistem (E) dan (Z). Singkatan E dan Z ber-asal dari kata Jerman yaitu E= entgegen artinya berseberangan dan Z= zusammen arti-nya bersama-sama. Masing 2 atom atau gugus yg berikatan langsung dengan atom C yg berikatan pi ditentukan perioritas berdasarkan bobot atom. Bila atom atau gugus yg memiliki bobot atom lebih tinggi, memperoleh perioritas yg lebih tinggi. Bila atom atau gugus yg lebih berperioritas berada pada satu sisi diberi penamaan dengan Zusammen (Z) sedangkan bila atom atau gugus yg lebih berperio-ritas saling berseberangan maka diberi penamaan denganentgegen (E) ATURANDERET Bila pada atom C yang berikatan gugus yg panjang dan terdiri dari beberapa atom, akan mengalami kesulitan juga untuk menentukan perioritas gugus tersebut. Tiga orang ahli kimia yaitu Cahn, Ingold danprelog, telah mengembangkan sistem yg dise-but aturan deret dan untuk menghormati mereka disebutlah sistem tata nama Chan-Ingold-Prelog (CIP). Aturan deret untuk urutan perioritas adalah sebagai berikut : 1. Jika atom yg terikat pada salah satu atom C berikatan pi berbeda, maka urutan deret ditentukan oleh nomor atom. Atom dengan nomor atom lebih tinggi mempe-roleh perioritas 2. Jika atom-atom tersebut adalah isotop satu sama lain, maka isotop dengan nomor massa tinggi memperoleh perioritas. 3. Jika kedua atom identik, maka digunakan nomor atom berikutnya untuk membe rikan perioritas. Jika atom berikutnya juga identik, maka perioritas ditentukan pa-da titik pertama sekali dijumpai

5 perbedaan dalam menyusuri rantai ikatan. Atom yg mengikat suatu atom dengan perioritas tinggi akan diperioritaskan. (Perioritas tidak ditentukan oleh panjangnya rantai ikatan). 4. Atom yg terikat oleh ikatan rangkap atau ikatan ganda 3 diberi kesetaraan ikatan tunggal, sehingga atom 2 ini dapat diperlakukan sebagai gugus berikatan tunggal dalam mementukan perioritas. <! [if!mso]> <! st1\:*{behavior:url(#ieooui) } > ISOMERGEOMETRIDALAMSENYAALISIKLIK Atom 2 yg terikat dalam suatu cincin tidak bebas berotasi mengelilingi ikatan sig-ma dari cincin tersebut. Rotasi mengelilingi ikatan sigma cincin akan memutuskan atom atau gugus yg terikat melewati pusat cincin tersebut. Tetapi dengan adanya gaya Van Der Waals, akan menghalangi terjadinya gerakan ini, kecuali bila

6 cincin beranggotakan 10 atau lebih atom karbon. Dalam senyawa organik cincin yg lazim adalah cincin dengan 6 anggota atau kurang. Misalkan atom karbon pada suatu struktur lingkar: sikloheksana membentuk bi-dang datar. Cincin dianggap horizontal dengan bidang kertas, tepi cincin yang mengha-dap pembaca diberi garis tebal. Tiap atom karbon dalam cincin sikloheksana terikat pada atom karbon tetang-ganya dan 2 atom atau gugus lainnya. Ikatan pada dua gugus lainnya dinyatakan oleh garis vertikal terhadap bidang kertas. Suatu gugus yg terikat mengarah ke atas garis ho-rizontal dikatakan berada di atas bidang cincin dan gugus yg terikat mengarah ke bawah garis horizontal dikatakan berada di bawah bidang cincin.

7 2.2. ISOMER OPTIS AKTIF Suatu cahaya merambat seperti ke gelombang ke segala arah. Bila cahaya ini dilewatkan pada suatu lensa polarisasi maka getaran gelombangnya tersaring dan bidang cahaya tersebut akan terpolarisasi dan tegak lurus terhadap arah rambatan. Seorang ah li fisika Perancis Jean-Baptiste Biot pada tahun 1815 menemukan peristiwa terputar-nya bidang polarisasi cahaya oleh suatu senyawa. Untuk mengukur sudut putar jenis suatu zat digunakan Polarimeter. Polarimeter adalah alat untuk mengukur sudut putaran senyawa opis aktif, yaitu cahaya yang masuk dipolarisasikan dan ketika melewati larutan zat akan terdapat 3 kemungkinan, yaitu a. tidak ada putaran, b, terjadi putaran ke kiri dan 3. terjadi putaran ke ka nan. Sudut putar jenis adalah besarnya perputaran oleh 1g zat dalam 1 liter larutan yg berada dalam tabung yg panjangnya 1dm=10cm pada suhu tertentu. Penentuan sifat optis aktif, merupakan salah satu cara penentuan kemurnian suatu bahan.

8 Selanjutnya pada tahun 1948, Louis Pasteur menemukan bahwa ada 2 macam kristal Natrium amonium tartrat dan kedua kristal tersebut masing 2 merupakan bayang-an cerminnya. Kemudian secara hati 2 Pasteur memisahkan kedua macam kristal tese-but dengan pinset, dan diperoleh kristal yg memutar bidang polarisasi ke kiri dan yg satu lagi memutar bidang polarisasi ke kanan. Kesimpulan penemuanpasteur ini adalah : 1. Suatu campuran asli kristal Natrium ammonium tartrat tidak memutar bidang po-larisasi cahaya; 2. Salah satu kristal hasil pemisahan, memutar bidang polarisasi cahaya ke kiri; 3. Kristal yg satunya lagi memutar bidang polarsasi cahaya ke kanan. 4. Sudut putaran yg memutar bidang polarisasi cahaya ke kanan dan ke kiri sama besar, hanya arahnya yg berbeda. Penelitian selanjutnya yg dilakukan oleh para ahli kimia menyimpulkan sebagai berikut : 1. Sepasang senyawa yg masing-masing merupakan bayangan cerminnya, dapat memutar bidang polarisasi cahaya dengan sudut putar sama besar, hanya arah yg berla-wanan yaitu yg satu memutar bidang polarisasi cahaya ke kanan dan yg satunya lagi memutar bidang polarisasi ke kiri; 2. Suatu campuran sama banyak dari sepasang senyawa yg masing-masing merupakan bayangan cerminnya, tidak memutar bidang polarisasi cahaya.

9 Sepasang senyawa yg masing 2 merupakan bayangan cerminnya dan tidak setang kup/tidak dapat dihimpitkan (Non-superimposable) disebut Enantiomer. Senyawa enantiomer ini umumnya adalah senyawa yg mempunyai atom C asimetri yaitu atom C yg keempat tangannya mengikat 4 atom atau gugus yg berbeda. Senyawa yg mempunyai atom C asimetris disebut senyawa asimetris atau dissimitri KIRALITAS Kalau kita kembangkan telapak tangan kanan pada suatu cermin, maka pada cer min seolah-olah adalah telapak tangan kiri dengan perkataan lain, telapak tangan kanan merupakan bayangan cermin telapak tangan kiri. Bila kita satukan telapak tangan kanan dan telapak tangan kiri, maka tidak dapat dihimpitkan/tidak setangkup, artinya tidak bertemu jempol dengan jempol atau kelingking dengan kelingking atau telunjuk dgn telunjuk. Bila kita ambil gelas bertangkai dan diletakkan di depan cermin maka gelas dan bayangan cerminya dpt dihimpitkan/setangkup. Obyek apa saja yg tdk bisa dihimpitkan/ tidak setangkup dgn bayangan cerminya disebut kiral=chiral (Yunani: Cheir= tangan)

10 Senyawa kiral adalah senyawa yg tidak bisa dihimpitkan/tidak setangkup terha-dap bayangan cerminnya. Lawannya adalah akiral yaitu senyawa yg bisa dihimpitkan/ setangkup terhadap bayangan cerminnya. Setiap senyawa yg mempunyai 1 atom C asimetris (atom C kiral) mempunyai 2 isomer optis aktif yaitu senyawa yg memutar bidang polarisasi cahaya ke kanan dan senyawa yg memutar bidang polarisasi ke kiri. Senyawa yg memutar bidang polarisasi ke kanan diberi simbol (+) atau d (huruf kecil) singkatan daridextrorotatory (Latin: dexter = kanan) dan senyawa yg memutar bidang polarisasi ke kiri diberi simbol (-)atau l (huruf kecil) singkatan dari laevorotatory (Latin:laevus=kiri). Setiap senyawa yg mempunyai satu atom C asimetri (kiral) maka memiliki 2 iso-mer, utk jumlah n atom C asimetris (kiral), maka isomer optis aktifnya adalah sebanyak 2 n. Jadi untuk 2 atom C asimetris, 2 2 =4 isomer; 3 atom C asimetri, 2 3 =8 isomer; 4 atom C asimetris, 2 4 =16 isomer dan seterusnya. Asam 2-aminopropanoat (alanine).

11 ATOM KARBON KIRAL Molekul yg mengandung sebuah atom karbon sp 3 dengan 4 atom atau gugus yg berlainan disebut atom karbon asimetrik atau atom karbon kiral (meskipun secara tek nis yg bersifat kiral itu adalah molekul bukan atom). PROYEKSI FISCHER Pada akhir abad ke-19, seorang ahli kimia Jerman Emil Fischer, mengemuka-kan rumus proyeksi untuk menunjukkan penataan ruang gugus 2 di sekitar atom kiral. Fischer mengembangkan rumus untuk menyatakan molekul gula, disini digunakan mo-lekul gula sederhana yaitu 2,3-dihidroksi propanal (gliseraldehida) dan 2,3,4-trihidroksi butana (eritrose). Gliseraldehida mempunyai 1 atom karbon kiral dan eritrose mempu-nyai 2 atom kiral (karbon 2 dan 3). Proyeksi Fischer hanyalah cara singkat untuk me-nyatakan suatu rumus bola dan pasak.

12 Pada proyeksi Fischer, gugus karbonil diletakkan paling atas, karbon teratas ada-lah karbon 1. Tiap titik perpotongan garis horizontal dan vertikal menyatakan atom kiral. ENANTIOMER Pasangan stereoisomer yg bayangan cerminnya tidak dapat dihimpitkan disebut dengan enantiomer. Suatu molekul yg memiliki 1 atom kiral, memiliki sepasang enantio-mer. Setiap pasangan enantiomer, satu memutar bidang polarisasi ke kanan disebut dekstrorotatori (latin: dextro = kanan) dan satu lagi memutar bidang polarisasi ke kiri, di-sebut levorotatori (latin: laevus = kiri). Arah putaran ditandai dengan simbol (+) untuk putar kanan dan (-) untuk putar kiri, dalam beberapa buku ditulis dengan d untuk putar kanan dan l untuk putar kiri. Untuk campuran sepasang enantiomer yg sama banyak di-sebut campuran rasemuk, ditulis dengan tanda (±) atau (dl). Kara rasemik berasal dari kata Latin yaitu racemis, berarti seikat buah anggur. Penggunaan istilah rasemik yg tak lazim, karena pertama kali ditemukan senyawa rasemik yaitu asam tartrat, yg diperoleh sebagai hasil samping pembuatan anggur.

13 KONFIGURASI SISTEM (R) DAN (S) Urutan penataan keempat gugus di sekitar atom C asimetris/atom C kiral disebut konfigurasi mutlak di sekitar atom tersebut. Dua senyawa mempuyai konfigurasi berla- wanan, misalnya. Asam (+) gliserat dan (-) gliserat.

14 Arah pemutaran bidang polarisasi cahaya oleh suatu enantiomer adalah suatu sifat fisika. Sedangkan konfigurasi mutlak suatu enantiomer adalah sifat khas struktur mo-lekul yg dapat diketahui melalui studi difraksi sinar-x. Ternyata sepasang enansiomer yg memiliki putaran optis berlawanan juga mempunyai konfigurasi mutlak berlawanan. Un-tuk menyatakan konfigurasi mutlak yaitu penataan yg sesungguhnya dari gugus di seke-liling karbon asimetri atau karbon kiral digunakan sistem (R) dan (S). Singkatan R dan S berasal dari kata Latin yaitu R singkatan dari Rectus yg arti-nya kanan dan S singkatan dari Sinister yg artinya kiri. Oleh karena itu suatu atom kar-bon kiral harus mempunyai konfigurasi R atau S. Untuk campuran rasemis ditandai de-ngan (R) (S). Campuran rasemis adalah campuran sepasang enantiomer yg sama ba-nyak sehingga pada alat polarimeter terlihat tidak memutar bidang polarisasi karena arah putaran ke kanan sama dengan putaran ke kiri. Untuk senyawa Rasemis diberi tanda (±) Dalam sistem (R) dan (S) gugus disekitar atom C asimetri/kiral diberi perioritas se perti pada sistem (E) (Z) menurut aturan deret sistem Cahn-Ingold- Prelog pada isomer geometri. Untuk memberikan konfigurasi (R) atau (S) pada suatu atom asimetris/kiral, urutan sebagai berikut: 1. Urutkan keempat atom/gugus yang terikat pada karbon asimetris/kiral menurut urutan perioritas; 2. Proyeksikan molekul itu sedemikian rupa sehingga atom/gugus yang memiliki perioritas terendah berada di belakang 3. Tentukan gugus dengan perioritas tertinggi dan tarik tanda panah bengkok ke gu-gus dengan perioritas tertinggi berikutnya (nomor dua tinggi) 4. Jika tanda panah ini se arah dengan jarum jam, maka konfigurasinya adalah (R) dan bila berlawanan dengan arah jarum jam, maka konfigurasinya dalah (S). Untuk menentukan konfigurasi senyawa di atas apakah (R) atau (S) 1. Urutkan keempat gugus/atom, berdasarkan perioritas maka perioritas tertinggi adalah atom Br, menyusul atom Cl dan gugus metil (CH 3), menyusul yg terendah atom H 2. Gambarkan proyeksi dengan atom berperioritas terendah (atom H) berada di be-lakang, sehingga tidak kelihatan 3. Tarik anak panah dari atom berperioritas tertinggi (Br) ke atom berperioritas ke-dua tertinggi (Cl)

15 4. Perhatikan arah anah panah, bila searah jarum jam, beri tanda (R), dan bila berla wanan arah jarum jam beri tanda (S). KONFIGURASI BEBERAPA ATOM KARBON KIRAL Bila suatu memiliki memiliki lebih dari satu atom karbon kiral, maka masing-masing atom karbon dapat berkonfigurasi (R) atau (S). Sebuah molekul yg memiliki 2 atom karbon ki-ral sesuai rumus n 2, maka memiliki 2 2 = 4 buah stereoisomer dengan demikian memiliki 4 konfigurasi molekul total.

16 Karbon kiral 1 Karbon kiral 2 Konfigurasi molekul Total (R) (R) (1R,2 R) (S) (S) (1S,2 S) (S) (R) (1S,2 R) (R) (S) (1R,2 S) Sebuah molekul yg memiliki 3 atom karbon kiral sesuai rumus n 2, maka memiliki 3 2 = 8 buah stereoisomer dengan demikian memiliki 8 konfigurasi molekul total. Karbon kiral-1 Karbon kiral-2 Karbon kiral-3 Konfigurasi molekul Total (R) (R) (R) (1R,2R, 3R) (S) (S) (S) (1S,2S, 3S) (R) (R) (S) (1R,2R, 3S) (S) (S) (R) (1S,2S, 3R) (R) (S) (R) (1R,2S, 3R) (S) (R) (S) (1S,2R, 3S) (R) (S) (S) (1R,2S, 3S) (S) (R) (R) (1S,2R, 3R)

17 Untuk memberikan konfigurasi (R) atau (S) kepada atom 2 karbon kiral dalam sebuah molekul, tiap atom karbon kiral diperhatikan secara berurutan. DIASTREOMER Bila sebuah molekul mempunyai lebih dari 1 atom karbon kiral, tidak semua iso-mer optik aktif bersifat enantiomer. Dari 4 isomer hanya ada 2 pasangan yg merupakan enantiomer (bayangan cerminya), sedangkan 4 pasangan lainnya meskipun merupakan isomer tetapi bukan bayangan cerminya dan ini disebut dengan Diastreomer. Pasangan A dan B : Pasangan enantiomer Pasangan A dan C : Pasangan diatreomer Pasangan A dan D : Pasangan diatreomer Pasangan B dan C : Pasangan diatreomer Pasangan B dan D : Pasangan diatreomer Pasangan C dan D : Pasangan enantiomer SENYAWA MESO Senyawa dengan n atom kiral memiliki 2 n stereoisomer, namun ada senyawa yg jumlah isomernya tidak sesuai dengan rumus tersebut. Asam tartrat yg mempunyai 2 atom C kiral ternyata hanya memiliki 3 stereoisomer.

18 Bila senyawa B diputar sejauh 180 O maka diperoleh senyawa yang identik dengan A. A dan B adalah bayangan cermin satu sama lain, tetapi bayangan cermin dapat dihimpitkan sehingga bukan merupakan isomer. Jadi senyawa Meso adalah senyawa yg mengandung atom karbon kiral tetapi dapat dihimpitkan pada bayangan cerminnya. Pada Asam tartrat hanya terdapat 3 ste-reoisomer PEMISAHAN CAMPURAN RASEMIK Dalam reaksi kimia di laboratorium terhadap senyawa kiral, produknya tidak bisa dipisahkan antara yg memutar bidang polarisasi ke kanan atau kekiri. Pemisahan dilaku kan secara fisis yaitu memisahkan campuran dalam bentuk kristal satu persatu seperti yg dilakukan Pasteur terhadap Natrium tartrat. Karena suatu hal yg jarang terjadi suatu campuran rasemik mengkristal secara terpisah. Pemisahan campuran rasemik secara fi-sis ini disebut dengan resolusi. Salah satu cara untuk mendapatkan salah satu bentuk campuran rasemis adalah dengan mengolah campuran dengan mikroorganisme yg ha-nya mencerna salah satu dari enantiomer. Untuk mendapatkan (R) nikotina murni ada-lah dengan menginkubasi campuran rasemik dengan bakteri Pseudomonas putida, bak-teri hanya mengoksidasi (S) Nikotina, tetapi tidak (R) nikotina. Teknik yg sangat umum untuk memisahkan sepasang enantiomer ialah dengan mereaksikannya dengan pereaksi kiral sehingga diperoleh sepasang diastreomerik. Diastreomerik adalah senyawa dengan sifat fisika berbeda sehingga dapat dipisahkan secara kristalisasi. Contoh: Suatu campuran rasemik asam karboksilat yaitu (R)(S) karboksilat, akan dipisah-kan secara laboratorium dgn suatu enantiomer murni amina

19 Dalam reaksi, terbentuk garam (R)(S) dan garam (S)(S). Kedua garam ini buka enantiomer, melainkan diastreomer, sehingga bisa dipisahkan melalui rekristalisasi Ringkasan Stereoisomer: Adalah isomeri yg disebabkan oleh penataan ruang yg berlainan oleh atom 2 dalam molekul Isomeri geometrik: Adalah salah satu bentuk stereoisomer yg diakibatkan oleh letak gugus apakah cis(sesisi) atau trans (berseberangan) terhadap ikatan pi (alkena) atau cincin (sikloalkana). Isomer geometrik ini juga dapat diberi tanda huruf E= entgegen (pada sisi berlawanan) dan Z=zusammen (pada satu sisi). Atom C asimetris: Adalah atom C yg keempat tangannya mengikat atom atau gugus yg berbeda. Molekul kiral: Adalah molekul yg tidak dapat dihimpitkan (non-superimposable) terhadap bayangan cerminnya. Enantiomer: Adalah pasangan stereoisomer yg bayangan cerminnya tidak dapat dihimpitkan. Campuran Rasemik: Adalah campuran pasangan enantiomer sama banyak yg masing 2 memutar bidang polarisasi cahaya sama besar tetapi arah berlawanan, sehingga pada polarimeter terlihat tidak memutar bidang polarisasi cahaya, disebut juga optis tak aktif. Diastreomer: Adalah 2 senyawa yg merupakan isomer optis aktif tetapi bukan merupakan bayangan cerminnya. Untuk senyawa yg memiliki 2 atau lebih atom karbon kiral. Bentuk meso: Adalah suatu stereoisomer yg mengandung atom karbon kiral tetapi da-pat dihimpitkan pada bayangan cerminnya. Contoh pada Asam tartrat yg mem-punyai dua atom karbon kiral, seharusnya mempunyai 4 stereoisomer, tetapi ke-nyataan hanya ada 3 isomer.

Enantiomer dan Karbon Tetrahedral. Gambaran karbon tetrahedral dan pencerminannya

Enantiomer dan Karbon Tetrahedral. Gambaran karbon tetrahedral dan pencerminannya STEREOKIMIA Enantiomer dan Karbon Tetrahedral Gambaran karbon tetrahedral dan pencerminannya Molekul bayangan cermin yang tidak dapat dihimpitkan disebut enantiomer (dalam bahasa Yunani enantio berarti

Lebih terperinci

TUGAS KIMIA ORGANIK STEREOKIMIA. OLEH: Yanni Handayani

TUGAS KIMIA ORGANIK STEREOKIMIA. OLEH: Yanni Handayani TUGAS KIMIA ORGANIK STEREOKIMIA OLEH: Yanni Handayani 1306681 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN DAN TEKNOLOGI KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013 1. Pembagian

Lebih terperinci

π, maka pengertian stereoisomer Stereoisomer konfigurasi.

π, maka pengertian stereoisomer Stereoisomer konfigurasi. BAB III STEREOKIMIA Pendahuluan Struktur cis dan trans butena Perbedaan cis dan trans dalam struktur butena disebabkan karena perbedaan letak gugus metil dalam ruang kenyataan ini diajukan konsep stereoisomer.

Lebih terperinci

Prof. Jumina, Ph.D dan Robby Noor Cahyono, M.sc. STEREOKIMIA

Prof. Jumina, Ph.D dan Robby Noor Cahyono, M.sc. STEREOKIMIA STEREOKIMIA 1 Stereoisomer : isomer-isomer yang berbeda susunan atomnya dalam ruang Polarimeter : alat pengukur sudut putar bidang polarisasi cahaya. (optis aktif = dapat memutar bidang polarisasi cahaya)

Lebih terperinci

Pendahuluan Stereokimia

Pendahuluan Stereokimia Bahasan Pendahuluan Stereokimia 1.Molekul Kiral & Enansiomer 2.Sifat Optik Aktif 3.Sistem Notasi R/S 4.Proyeksi Fischer 5.Diastereomer 6.Resolusi Enansiomer Stereokimia 1 Stereokimia 2 1. Molekul Kiral

Lebih terperinci

Kimia Organik I. Pertemuan V

Kimia Organik I. Pertemuan V Kimia Organik I Pertemuan V Reaksi-Reaksi Alkuna Elektrofil lebih menyukai alkuna Satu mol alkuna bereaksi dg 2 mol HX Reaksi mematuhi aturan Markovnikov Memberikan hasil akhir berupa dihalida Adisi HX

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA 1. Stereokimia Stereokimia 1.1 Isomer Geometri dalam Alkena

TINJAUAN PUSTAKA 1. Stereokimia Stereokimia 1.1 Isomer Geometri dalam Alkena TINJAUAN PUSTAKA 1. Stereokimia Stereokimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur 3 dimensi dari molekul. Perlu diketahui bahwa stereokimia ini sangatlah penting. bahkan karena seterokimia ini,

Lebih terperinci

Tata nama (R) dan (S)

Tata nama (R) dan (S) Tata nama (R) dan (S) Untuk ini 3 orang ahli kimia organik R.S.Cahn (Inggris), C.K. Ingold (Inggris) dan V. Prelog (Swiss) dalam waktu yang bersamaan mengusulkan satu system baru yang disebut dengan System

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi. Hidrokarbon (Bagian III) A. REAKSI-REAKSI SENYAWA KARBON. a. Adisi

KIMIA. Sesi. Hidrokarbon (Bagian III) A. REAKSI-REAKSI SENYAWA KARBON. a. Adisi KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 17 Sesi NGAN Hidrokarbon (Bagian III) A. REAKSI-REAKSI SENYAWA KARBON Reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada senyawa hidrokarbon secara umum adalah reaksi adisi,

Lebih terperinci

kimia HIDROKARBON III DAN REVIEW Tujuan Pembelajaran

kimia HIDROKARBON III DAN REVIEW Tujuan Pembelajaran K-13 kimia K e l a s XI HIDROKARBON III DAN REVIEW Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut 1 Memahami definisi dan jenis-jenis isomer beserta contohnya

Lebih terperinci

Bab 9 Stereokimia. Luthfan Irfana Budi Arifin. Slaid kuliah Kimia Organik I untuk mhs S1 Kimia semester 3

Bab 9 Stereokimia. Luthfan Irfana Budi Arifin. Slaid kuliah Kimia Organik I untuk mhs S1 Kimia semester 3 Slaid kuliah Kimia Organik I untuk mhs S1 Kimia semester 3 Bab 9 Stereokimia Luthfan Irfana Budi Arifin Bagian Kimia Organik Departemen Kimia FMIPA-IPB TIU TIK Daftar Pustaka: Hart H, Craine LE, Hart DJ.

Lebih terperinci

Senyawa-senyawa organik yang mempunyai rumus molekul yang sama sering disebut isomer

Senyawa-senyawa organik yang mempunyai rumus molekul yang sama sering disebut isomer STEREOKIMIA Tatanan struktur atom-atom yang menyusun molekul dalam bentuk tiga dimensi Prinsip-prinsip ilmu stereokimia Isomer konstitusi Stereoisomer (enansiomer dan diastereoisomer) Kiralitas dan bidang

Lebih terperinci

Ciri karbohidrat lain :

Ciri karbohidrat lain : Fungsi : karbohidrat 1. Sbg bahan bakar/sumber energi 2. Sbg bahan penyusun struktur sel mis : - selulosa, berenergi tetapi tdk dpt diambil energinya oleh makhluk hidup ttt - Chitin - lignin disebut karbohidrat

Lebih terperinci

STANDART KOMPETENSI INDIKATOR MATERI EVALUASI DAFTAR PUSTAKA

STANDART KOMPETENSI INDIKATOR MATERI EVALUASI DAFTAR PUSTAKA STANDART KOMPETENSI INDIKATOR MATERI EVALUASI DAFTAR PUSTAKA STANDART KOMPETENSI Mendeskripsikan struktur, cara penulisan, tata nama, sifat, kegunaan, dan identifikasi senyawa karbon. (halo alkan, alkanol,

Lebih terperinci

Atom unsur karbon dengan nomor atom Z = 6 terletak pada golongan IVA dan periode-2 konfigurasi elektronnya 1s 2 2s 2 2p 2.

Atom unsur karbon dengan nomor atom Z = 6 terletak pada golongan IVA dan periode-2 konfigurasi elektronnya 1s 2 2s 2 2p 2. SENYAWA ORGANIK A. Sifat khas atom karbon Atom unsur karbon dengan nomor atom Z = 6 terletak pada golongan IVA dan periode-2 konfigurasi elektronnya 1s 2 2s 2 2p 2. Atom karbon mempunyai 4 elektron valensi,

Lebih terperinci

BAB 7 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

BAB 7 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI BAB 7 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI A. Kekhasan / Keunikan Atom Karbon o Terletak pada golongan IVA dengan Z = 6 dan mempunyai 4 elektron valensi. o Untuk mencapai konfigurasi oktet maka atom karbon mempunyai

Lebih terperinci

ISOMER ALKANA, ALKENA, DAN ALKUNA

ISOMER ALKANA, ALKENA, DAN ALKUNA ISOMER ALKANA, ALKENA, DAN ALKUNA KELOMPOK : AHMAD NURKHOLIS DAFHA BRAZA M BESTI DESTRISA MUHAMAD RIZKY PRIMA MUHAMMAD RAFIF IMAN NIDA AULIA P NISRINA AHLAM SHEILA NOVELIA TIARANI KEISOMERAN Keisomeran

Lebih terperinci

Konformasi dan Keisomeran

Konformasi dan Keisomeran Konformasi dan Keisomeran Tujuan Umum: memahami fakta bahwa adanya berbagai struktur yang BERBEDA, walaupun rumus molekulnya SAMA Tujuan khusus: memahami adanya berbagai jenis keisomeran mampu membedakan

Lebih terperinci

berupa ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga. o Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai (ikatan yang panjang).

berupa ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga. o Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai (ikatan yang panjang). HIDROKARBON Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen dan atom karbon. Dalam kehidupan

Lebih terperinci

Alkena. KO 1 pertemuan III. Indah Solihah

Alkena. KO 1 pertemuan III. Indah Solihah Alkena KO 1 pertemuan III Indah Solihah Pengertian Alkena Merupakan senyawa hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap karbon-karbon. Terdapat dalam jumlah berlebih di alam Etena (etilena) merupakan ssalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan Masalah 1. Apakah konformasi itu? 2. Konformasi apa saja yang di jelaskan di dalam konformasi senyawa rantai terbuka?

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan Masalah 1. Apakah konformasi itu? 2. Konformasi apa saja yang di jelaskan di dalam konformasi senyawa rantai terbuka? BAB I PENDAULUAN A. Latar Belakang Stereokimia adalah studi mengenai molekul molekul dalam ruang tiga dimensi yakni bagaimana atom atom dalam sebuah molekul ditata dalam ruangan satu relatif terhadap yang

Lebih terperinci

Laporan Resmi Praktikum Kimia Fisika III Inversi Gula

Laporan Resmi Praktikum Kimia Fisika III Inversi Gula I. JUDUL : Inversi Gula II. TANGGAL PERCOBAAN : Rabu, 14 Desember 2011 III. TUJUAN : Menentukan orde reaksi dari reaksi inversi gula menggunakan polarimeter IV. TINJAUAN PUSTAKA : Istilah laju atau kecepatan

Lebih terperinci

HIDROKARBON (ALKANA, ALKENA, ALKUNA) Putri Anjarsari

HIDROKARBON (ALKANA, ALKENA, ALKUNA) Putri Anjarsari HIDROKARBON (ALKANA, ALKENA, ALKUNA) Putri Anjarsari putri_anjarsari@uny.ac.id The difference between organic and inorganic compounds Organic compound 1.The reaction happens among the molecules by easy-stages.

Lebih terperinci

Kimia Dasar II / Kimia Organik. Shinta Rosalia D. (SRD) Angga Dheta S. (ADS) Sudarma Dita W. (SDW) Nur Lailatul R. (NLR) Feronika Heppy S (FHS)

Kimia Dasar II / Kimia Organik. Shinta Rosalia D. (SRD) Angga Dheta S. (ADS) Sudarma Dita W. (SDW) Nur Lailatul R. (NLR) Feronika Heppy S (FHS) Kimia Dasar II / Kimia Organik Shinta Rosalia D. (SRD) Angga Dheta S. (ADS) Sudarma Dita W. (SDW) Nur Lailatul R. (NLR) Feronika Heppy S (FHS) Kontrak perkuliahan : 1. Ujian : 50% 2. Tugas : 10% 3. Kuis

Lebih terperinci

LKS HIDROKARBON. Nama : Kelas/No.Abs :

LKS HIDROKARBON. Nama : Kelas/No.Abs : Nama : Kelas/No.Abs : LKS HIDROKARBON 1. Kekhasan / Keunikan Atom Karbon 1. Terletak pada golongan IVA dengan Z = 6 dan mempunyai 4 elektron valensi. 2. Untuk mencapai konfigurasi oktet maka atom karbon

Lebih terperinci

Gambar 1. Mekanisme hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa

Gambar 1. Mekanisme hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa LAJU INVERSI GULA Sukrosa Sukrosa adalah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang berasal dari tebu maupun dari bit. Selain pada tebu dan bit, sukrosa terdapat pula pada tumbuhan lain, misalnya dalam

Lebih terperinci

BAB 9 HIDROKARBON. Gambar 9.1 Asam askorbat Sumber: Kimia Dasar Konsep-konsep Inti

BAB 9 HIDROKARBON. Gambar 9.1 Asam askorbat Sumber: Kimia Dasar Konsep-konsep Inti BAB 9 HIDROKARBON Gambar 9.1 Asam askorbat Sumber: Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Pada pelajaran bab kesembilan ini akan dipelajari tentang kekhasan atom karbon, identitifikasi senyawa karbon, alkana,

Lebih terperinci

BAB II ALKANA DAN SIKLOALKANA

BAB II ALKANA DAN SIKLOALKANA BAB II ALKANA DAN SIKLOALKANA Hidrokarbon Kelompok senyawa organik yang berisi atom C dan atom H Ikatan yang dimiliki bisa ikatan atau Universitas Gadjah Mada 1 Tabel nama Alkana Jumlah Nama Alkana Nama

Lebih terperinci

Alkena dan Alkuna. Pertemuan 4

Alkena dan Alkuna. Pertemuan 4 Alkena dan Alkuna Pertemuan 4 Alkena/Olefin hidrokarbon alifatik tak jenuh yang memiliki satu ikatan rangkap (C = C) Senyawa yang mempunyai dua ikatan rangkap: alkadiena tiga ikatan rangkap: alkatriena,

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT KIMIA DASAR II LABORATORIUM KIMIA ORGANIK DEPARTEMEN KIMIA FST UNAIR

KARBOHIDRAT KIMIA DASAR II LABORATORIUM KIMIA ORGANIK DEPARTEMEN KIMIA FST UNAIR KARBOHIDRAT KIMIA DASAR II LABORATORIUM KIMIA ORGANIK DEPARTEMEN KIMIA FST UNAIR Karbohidrat adalah senyawa polihidroksi aldehid atau polihidroksiketon. Oleh karena itu karbohidrat mempunyai dua gugus

Lebih terperinci

POLARIMETRI. A. Pendahuluan

POLARIMETRI. A. Pendahuluan POLARIMETRI A. Pendahuluan ahaya putih merupakan cahaya polikromatik yang terdiri dari berbagai panjang gelombang yang dapat bervibrasi kesegala arah. ahaya putih dapat diubah menjadi cahaya monokromatik

Lebih terperinci

SENYAWA HIDROKARBON SIKLIK

SENYAWA HIDROKARBON SIKLIK SENYAWA HIDROKARBON SIKLIK PENDAHULUAN Ujung-ujung rantai suatu hidrokarbon rantai lurus dapat tergabungkan membentuk suatu rantai karbon yang tertutup atau cincin. alisiklik : atom-atom pembentuk cincin

Lebih terperinci

PENDAHULUAN MODUL 2 ISOMERI. Ratnaningsih E. Sardjono

PENDAHULUAN MODUL 2 ISOMERI. Ratnaningsih E. Sardjono MDUL 2 ISMERI PENDAULUAN Ratnaningsih E. Sardjono S-(+)-karvona Tanaman jintan Tanaman spearmint R-(-)-karvona Gambar 2.1. S-(+)-Karvona adalah komponen utama yang terkandung dalam minyak biji jintan (caraway

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN : Uji Kualitas Minyak Goreng Berdasarkan Perubahan Sudut Polarisasi Cahaya Menggunakan Alat Semiautomatic Polarymeter Nuraniza 1], Boni Pahlanop Lapanporo 1], Yudha Arman 1] 1]Program Studi Fisika, FMIPA,

Lebih terperinci

Tim Dosen Kimia FTP - UB

Tim Dosen Kimia FTP - UB Tim Dosen Kimia FTP - UB Darimana sumber alkena dan alkuna itu? Alkena dan Alkuna ialah hidrokarbon tak jenuh yang masing masing memiliki ikatan rangkap karbon-karbon dan ikatan rangkap tiga karbon-karbon.

Lebih terperinci

ALKANA DAN SIKLOALKANA

ALKANA DAN SIKLOALKANA ALKANA DAN SIKLOALKANA (merupakan senyawa hidrokarbon) 1 Pengelompokan Hidrokarbon Hidrokarbon Jenuh Tak jenuh Aromatik Ikatan tunggal Ik. Rangkap dua Ik. Rangkap tiga Benzena dan turunannya Alkana alkena

Lebih terperinci

Bab 12 Pengenalan Kimia Organik

Bab 12 Pengenalan Kimia Organik Bab 12 Pengenalan Kimia Organik Sikloalkana Ikhtisar Sumber: hang Bab 11 Alkuna idrokarbon Aromatik Gugus Fungsi Departemen Kimia FMIPA IPB Kimia Organik berfokus pada kimia karbon. Beberapa karakteristik

Lebih terperinci

Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter. Sulistyani, M.Si

Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter. Sulistyani, M.Si Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter Sulistyani, M.Si sulistyani@uny.ac.id Konsep Dasar Senyawa Organik Senyawa organik adalah senyawa yang sumber utamanya berasal dari tumbuhan, hewan, atau sisa-sisa organisme

Lebih terperinci

TUGAS KELOMPOK BAB TERAKHIR KIMIA MENGENAI ALKANA. kelompok II x5

TUGAS KELOMPOK BAB TERAKHIR KIMIA MENGENAI ALKANA. kelompok II x5 TUGAS KELOMPOK BAB TERAKHIR KIMIA MENGENAI ALKANA kelompok II x5 DI SUSUN OLEH: ARIEF NURRAHMAN FARID SUHADA GERRY REGUS M. HANIEF IQBAL S. ILHAM SYAHBANI ALKANA ALKANA adalah Hidrokarbon jenuh yang paling

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 No. Dokumen : F/751/WKS1/P/5 No. Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2016 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Godean Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/ Gasal

Lebih terperinci

Addres: Fb: Khayasar ALKANA. Rumus umum alkana: C n H 2n + 2. R (alkil) = C n H 2n + 1

Addres: Fb: Khayasar ALKANA. Rumus umum alkana: C n H 2n + 2. R (alkil) = C n H 2n + 1 ALKANA Rumus umum alkana: C n H 2n + 2 R (alkil) = C n H 2n + 1 Alkana Adalah rantai karbon yang memiliki ikatan tunggal (jenuh) A. Alkana 1. Alkana disebut juga senyawa hidrokarbon jenuh (senyawa parafin).

Lebih terperinci

kimia K-13 HIDROKARBON II K e l a s A. Alkena Tujuan Pembelajaran

kimia K-13 HIDROKARBON II K e l a s A. Alkena Tujuan Pembelajaran K-13 kimia K e l a s XI HIDROKARBON II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut 1 Memahami pengertian, rumus umum, serta tata nama senyawa hidrokarbon

Lebih terperinci

BAB 4 SIKLOALKANA DAN STEREOKIMIANYA

BAB 4 SIKLOALKANA DAN STEREOKIMIANYA Slaid kuliah Kimia Organik I untuk mhs S1 Kimia semester 3 BAB 4 SIKLOALKANA DAN STEREOKIMIANYA Budi Arifin Luthfan Irfana Bagian Kimia Organik Departemen Kimia FMIPA-IPB TIU TIK 1 Daftar Pustaka: McMurry

Lebih terperinci

OLIMPIADE KIMIA INDONESIA

OLIMPIADE KIMIA INDONESIA OLIMPIADE KIMIA INDONESIA OLIMPIADE SAINS NASIONAL SELEKSI KABUPATEN / KOTA UjianTeori Waktu 2 Jam Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Managemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat

Lebih terperinci

Air adalah wahana kehidupan

Air adalah wahana kehidupan Air Air adalah wahana kehidupan Air merupakan senyawa yang paling berlimpah di dalam sistem hidup dan mencakup 70% atau lebih dari bobot semua bentuk kehidupan Reaksi biokimia menggunakan media air karena

Lebih terperinci

KONSEP DASAR KIMIA ORGANIK YANG MENUNJANG PEMBELAJARAN KIMIA SMA GEBI DWIYANTI

KONSEP DASAR KIMIA ORGANIK YANG MENUNJANG PEMBELAJARAN KIMIA SMA GEBI DWIYANTI KNSEP DASAR KIMIA RGANIK YANG MENUNJANG PEMBELAJARAN KIMIA SMA GEBI DWIYANTI 1. Kekhasan Atom Karbon Atom karbon adalah atom yang memiliki enam elektron dengan dengan konfigurasi 1s 2 2s 2 2p 2. Empat

Lebih terperinci

I. TUJUAN Menentukan konstanta kecepatan reaksi dengan menggunakan polarimeter.

I. TUJUAN Menentukan konstanta kecepatan reaksi dengan menggunakan polarimeter. I. TUJUAN Menentukan konstanta kecepatan reaksi dengan menggunakan polarimeter. II. DASAR TEORI Menurut Soekardjo (2002), polarisasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Polarisasi konsentrasi yang disebabkan

Lebih terperinci

(2) kekuatan ikatan yang dibentuk untuk karbon;

(2) kekuatan ikatan yang dibentuk untuk karbon; Reaksi Subsitusi Nukleofilik Alifatik Reaksi yang berlangsung karena penggantian satu atau lebih atom atau gugus dari suatu senyawa oleh atom atau gugus lain disebut reaksi substitusi. Bila reaksi substitusi

Lebih terperinci

PENGUKURAN DI LABORATORIUM (POLARIMETRI)

PENGUKURAN DI LABORATORIUM (POLARIMETRI) PENGUKURAN DI LABORATORIUM (POLARIMETRI) Abstrak Percobaan yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan sudut putar jenis larutan optis aktif, dengan alat yang digunakan yaitu polarimeter. Dimana Sinar

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB VII KIMIA ORGANIK

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB VII KIMIA ORGANIK BAAN AJAR KIMIA DASAR No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 al 1 dari 19 BAB VII KIMIA ORGANIK Dari 109 unsur yang ada di alam ini, karbon mempunyai sifat-sifat istimewa : 1. Karbon dapat membentuk

Lebih terperinci

Pengenalan Kimia Organik

Pengenalan Kimia Organik Pengenalan Kimia Organik Unsur-unsur umum dalam senyawa organik 11.1 1 Kimia Organik berfokus pada kimia karbon. Apa yang telah diingat mengenai ikatan karbon dari pelajaran sebelumnya? Karbon adalah unsur

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN VII STRUKTUR MOLEKUL DAN REAKSI-REAKSI KIMIA ORGANIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MOLEKUL

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN VII STRUKTUR MOLEKUL DAN REAKSI-REAKSI KIMIA ORGANIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MOLEKUL LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN VII STRUKTUR MOLEKUL DAN REAKSI-REAKSI KIMIA ORGANIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MOLEKUL O L E H: NAMA : HABRIN KIFLI HS STAMBUK : F1C1 15 034 KELOMPOK : VI (ENAM)

Lebih terperinci

1s 2 2s 2 2p 6 3s 2 2p 6 3d 4s 1 4p 4d 4f 5s 5p 5d 5f

1s 2 2s 2 2p 6 3s 2 2p 6 3d 4s 1 4p 4d 4f 5s 5p 5d 5f NO SOAL PEMBAHASAN 1 Konfigurasi elekttron ion X - yang memiliki nomor massa 39 dan 21 neutron adalah.. A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d1 B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d1 D. 1s2 2s2 2p6

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Vektor

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Vektor BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Vektor Ada beberapa besaran fisis yang cukup hanya dinyatakan dengan suatu angka dan satuan yang menyatakan besarnya saja. Ada juga besaran fisis yang tidak

Lebih terperinci

Senyawa yang hanya tersusun oleh karbon dan hidrogen Banyak terdapat di alam (Contoh : gas alam, minyak bumi) Dibagi menjadi 3 yaitu : 1.

Senyawa yang hanya tersusun oleh karbon dan hidrogen Banyak terdapat di alam (Contoh : gas alam, minyak bumi) Dibagi menjadi 3 yaitu : 1. Senyawa yang hanya tersusun oleh karbon dan hidrogen Banyak terdapat di alam (Contoh : gas alam, minyak bumi) Dibagi menjadi 3 yaitu : 1. Jenuh : alkana, mempunyai ikatan tunggal dibagi menjadi 2 yaitu

Lebih terperinci

PERCOBAAN 6 KONSTANTA KECEPATAN REAKSI

PERCOBAAN 6 KONSTANTA KECEPATAN REAKSI PERCOBAAN 6 KONSTANTA KECEPATAN REAKSI A. TUJUAN Mempelajari kecepatan reaksi hidrolisa sukrosa dengan pengaruh H + sebagai katalisator dan menentukan konstanta kecepatan reaksinya dengan menggunakan polarimeter.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Tridharma Gorontalo di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Tridharma Gorontalo di BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Tridharma Gorontalo di kelas X. Dalam proses pembelajaran, peneliti menggunakan model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IX SENYAWA HIDROKARBON ALKANA, ALKENA, ALKUNA

BAB IX SENYAWA HIDROKARBON ALKANA, ALKENA, ALKUNA BAB IX SENYAWA IDROKARBON ALKANA, ALKENA, ALKUNA Standar Kompetensi : Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan mendeskripsikan proses pembentukan dan teknik penyulingan minyak bumi

Lebih terperinci

Definisi-Definisi. Chapter 5 2

Definisi-Definisi. Chapter 5 2 Definisi-Definisi Chapter 5 2 Stereoisomer Struktur sama dgn tata ruang bebeda. Contoh : HOOC-CH=CH-COOH mempunyai isomer cis-trans. Chapter 5 3 Chirality Kaidah Tapak Tangan : Sarung tangan kanan tidak

Lebih terperinci

OLIMPIADE KIMIA INDONESIA

OLIMPIADE KIMIA INDONESIA OLIMPIADE KIMIA INDONESIA OLIMPIADE SAINS NASIONAL SELEKSI KABUPATEN / KOTA UjianTeori Waktu 2 Jam Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Managemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat

Lebih terperinci

kimia HIDROKARBON 1 Tujuan Pembelajaran

kimia HIDROKARBON 1 Tujuan Pembelajaran K-13 kimia K e l a s XI IDROKARBON 1 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami kekhasan atom karbon dan karakteristik atom karbon dalam

Lebih terperinci

Senyawa Hidrokarbon. Linda Windia Sundarti

Senyawa Hidrokarbon. Linda Windia Sundarti Senyawa Hidrokarbon Senyawa Hidrokarbon adalah senyawa yang mengandung hanya karbon dan hidrogen C + H Carbon sebagai unsur pokok memiliki keistimewaan sbb : 1. Dengan ev = 4 membentuk 4 ikatan kovalen

Lebih terperinci

BAB IX SENYAWA HIDROKARBON ALKANA, ALKENA, ALKUNA

BAB IX SENYAWA HIDROKARBON ALKANA, ALKENA, ALKUNA BAB IX SENYAWA IDROKARBON ALKANA, ALKENA, ALKUNA BAB IX SENYAWA IDROKARBON ALKANA, ALKENA, ALKUNA Standar Kompetensi : Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan mendeskripsikan proses

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

KARBOHIDRAT. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd KARBOHIDRAT Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id Biomolekul yang paling banyak ditemukan di alam Dari namanya molekul yang terdiri dari carbon (C) dan hydrate (air H 2 O) Mempunyai rumus

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi. Benzena A. STRUKTUR DAN SIFAT BENZENA. Benzena merupakan senyawa hidrokarbon dengan rumus molekul C 6 H 6

KIMIA. Sesi. Benzena A. STRUKTUR DAN SIFAT BENZENA. Benzena merupakan senyawa hidrokarbon dengan rumus molekul C 6 H 6 KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 18 Sesi NGAN Benzena Benzena merupakan senyawa hidrokarbon dengan rumus molekul C 6 H 6 dengan struktur berbentuk cincin (siklik) segienam beraturan. Struktur kimia

Lebih terperinci

Cara Penentuan Nilai BRIX kadar gula Dalam Tanaman Tebu. Oleh: Khairul Nurcahyono

Cara Penentuan Nilai BRIX kadar gula Dalam Tanaman Tebu. Oleh: Khairul Nurcahyono Cara Penentuan Nilai BRIX kadar gula Dalam Tanaman Tebu Oleh: Khairul Nurcahyono Dalam industri gula dikenal istilah-istilah pol, brix dan HK (hasil bagi kemurnian). Istilah-istilah ini terdapat analisa

Lebih terperinci

S I L A B U S. Indikator Materi Pembelajaran Imtaq Kegiatan Pembelajaran Metode Penilaian Alokasi Waktu

S I L A B U S. Indikator Materi Pembelajaran Imtaq Kegiatan Pembelajaran Metode Penilaian Alokasi Waktu Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Cianjur Kelas : x / umum Mata Pelajaran : Kimia Semester : GANJIL Standar Kompetensi : 1.Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia Alokasi : 8 jam

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2016

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2016 PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2016 DISUSUN OLEH Amaldo Firjarahadi Tane 1 31. 32. MATERI: SISTEM PERIODIK UNSUR Energi pengionan disebut juga energi ionisasi. Setiap unsur bisa mengalami energi ionisasi berkali-kali,

Lebih terperinci

Materi Penunjang Media Pembelajaran Kimia Organik SMA ALKANA

Materi Penunjang Media Pembelajaran Kimia Organik SMA ALKANA ALKANA Alkana rantai pendek (metana dan etana) terdapat dalam atmosfer beberapa planet seperti jupiter, saturnus, uranus, dan neptunus. Bahkan di titan (satelit saturnus) terdapat danau metana/etana yang

Lebih terperinci

GOLONGAN DAN TATANAMA SENYAWA ORGANIK. Zainal

GOLONGAN DAN TATANAMA SENYAWA ORGANIK. Zainal GOLONGAN DAN TATANAMA SENYAWA ORGANIK Zainal 1 Hidrokarbon Penggolongan Hidrokarbon Hidrokarbon alifatik/hidrokarbon rantai terbuka/hidrokarbon asiklik Hidrokarbon siklik 2 Alkana- tatanama IUPAC Alkana

Lebih terperinci

Pelatihan Online I OSN Bidang Kimia Page 1 PETUNJUK PENGERJAAN SOAL

Pelatihan Online I OSN Bidang Kimia Page 1 PETUNJUK PENGERJAAN SOAL PETUNJUK PENGERJAAN SOAL 1. Periksalah terlebih dahulu soal yang Anda terima, apakah dalam keadaan baik, terbaca, lengkap, dan jelas, sebelum Anda mengerjakan. 2. Jawaban dikerjakan pada lembar jawaban

Lebih terperinci

GUGUS FUNGSI, TATA NAMA, SIFAT, DAN SINTESIS SEDERHANA SENYAWA HIDROKARBON

GUGUS FUNGSI, TATA NAMA, SIFAT, DAN SINTESIS SEDERHANA SENYAWA HIDROKARBON GUGUS FUNGSI, TATA NAMA, SIFAT, DAN SINTESIS SEDERHANA SENYAWA HIDROKARBON Kelompok VII: 1. Anggi Cahaya Nirwana (F1C116012) 2. Eko Prastyo (F1C116022) 3. Mardiana (F1C116023) 4. Mutiara Sarah H. (F1C116029)

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi HIDROKARBON (BAGIAN II) A. ALKANON (KETON) a. Tata Nama Alkanon

KIMIA. Sesi HIDROKARBON (BAGIAN II) A. ALKANON (KETON) a. Tata Nama Alkanon KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 16 Sesi NGAN HIDROKARBON (BAGIAN II) Gugus fungsional adalah sekelompok atom dalam suatu molekul yang memiliki karakteristik khusus. Gugus fungsional adalah bagian

Lebih terperinci

ALKANA 04/03/2013. Sifat-sifat fisik alkana. Alkana : 1. Oksidasi dan pembakaran

ALKANA 04/03/2013. Sifat-sifat fisik alkana. Alkana : 1. Oksidasi dan pembakaran ALKANA Sifat-sifat fisik alkana Alkana : senyawa hidrokarbon jenuh (ikatan tunggal), atom C : hibridisasi sp 3 rumus molekul : C n H 2n+2 struktur : alifatik (rantai lurus) dan siklik (sikloalkana) Tidak

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi BIOMOLEKUL L KARBOHIDRAT A. PENGGOLONGAN

KIMIA. Sesi BIOMOLEKUL L KARBOHIDRAT A. PENGGOLONGAN KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 21 Sesi NGAN BIOMOLEKUL L KARBOHIDRAT Karbohidrat adalah kelompok senyawa aldehid dan keton terpolihidroksilasi yang tersusun dari atom C, H, dan O. Karbohidrat

Lebih terperinci

Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasil gliserol, dengan rumus umum : O R' O C

Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasil gliserol, dengan rumus umum : O R' O C Lipid Sifat fisika lipid Berbeda dengan dengan karbohidrat dan dan protein, lipid bukan merupakan merupakan suatu polimer Senyawa organik yang terdapat di alam Tidak larut di dalam air Larut dalam pelarut

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Uji pendahuluan Uji pendahuluan terhadap daun Artocarpus champeden secara kualitatif dilakukan dengan teknik kromatografi lapis tipis dengan menggunakan beberapa variasi

Lebih terperinci

PENGARUH KOSENTRASI GULA DAN VARIASI MEDAN LISTRIK DALAM MADU LOKAL TERHADAP PERUBAHAN SUDUT PUTAR POLARISASI

PENGARUH KOSENTRASI GULA DAN VARIASI MEDAN LISTRIK DALAM MADU LOKAL TERHADAP PERUBAHAN SUDUT PUTAR POLARISASI PENGARUH KOSENTRASI GULA DAN VARIASI MEDAN LISTRIK DALAM MADU LOKAL TERHADAP PERUBAHAN SUDUT PUTAR POLARISASI Khalimatun Ninna; Unggul P.Juswono; Gancang Saroja Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

SILABUS. Alokasi Sumber/ Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian

SILABUS. Alokasi Sumber/ Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian SILABUS Nama Sekolah : SMA Mata Pelajaran : KIMIA Kelas/Semester : X/1 Standar Kompetensi : 1. Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia Alokasi Waktu : 18 jam pelajaran (untuk

Lebih terperinci

KRITERIA KETUNTASAN MINIMUM KIMIA KELAS X TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KRITERIA KETUNTASAN MINIMUM KIMIA KELAS X TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 1 KASIHAN Jalan Bugisan Selatan, Yogyakarta Telepon (0274) 376067, Faksimile 376067, Kasihan 55181 e-mail : sman1kasihan@yahoo.com

Lebih terperinci

MAKALAH KIMIA ORGANIK IKATAN KIMIA DAN STRUKTUR MOLEKUL

MAKALAH KIMIA ORGANIK IKATAN KIMIA DAN STRUKTUR MOLEKUL MAKALAH KIMIA ORGANIK IKATAN KIMIA DAN STRUKTUR MOLEKUL Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kimia Organik Dosen Pembimbing : Ir. Dyah Tri Retno, MM Disusun oleh : Kelompok 1 1. Angga Oktyashari

Lebih terperinci

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari

Lebih terperinci

BESARAN, SATUAN & DIMENSI

BESARAN, SATUAN & DIMENSI BESARAN, SATUAN & DIMENSI Defenisi Apakah yang dimaksud dengan besaran? Besaran : segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka (kuantitatif). Apakah yang dimaksud dengan satuan? Satuan

Lebih terperinci

TRY OUT SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2010 TIM OLIMPIADE KIMIA INDONESIA 2011 Waktu: 150 Menit PUSAT KLINIK PENDIDIKAN INDONESIA (PKPI) bekerjasama dengan LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR SSCIntersolusi

Lebih terperinci

Gugus Fungsi Senyawa Karbon

Gugus Fungsi Senyawa Karbon Gugus Fungsi Senyawa Karbon Gugus fungsi merupakan bagian aktif dari senyawa karbon yang menentukan sifat-sifat senyawa karbon. Gugus fungsi tersebut berupa ikatan karbon rangkap dua, ikatan karbon rangkap

Lebih terperinci

Keunikan atom C?? Atom karbon primer, sekunder, tersier dan kuartener

Keunikan atom C?? Atom karbon primer, sekunder, tersier dan kuartener Keunikan atom C?? Atom karbon primer, sekunder, tersier dan kuartener Jenis ikatan karbon edakan : Propena (tak jenuh) Propuna (tak jenuh) Propana (jenuh) Rantai Atom Karbon Bedakan : 2-metil butana siklobutana

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN..

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN.. DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN.. i ii iv v vi ix xi xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah..

Lebih terperinci

Kimia Organik Pertemuan 1

Kimia Organik Pertemuan 1 Kimia Organik Pertemuan 1 Hidrokarbon Isomer struktur Alkana Hidrokarbon Senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen dan atom karbon. Contoh senyawa HC: minyak tanah,

Lebih terperinci

1. Identitas Mata Kuliah: Nama mata kuliah : Struktur Kereaktifan Senyawa Organik Nomor mata kuliah : KI 107

1. Identitas Mata Kuliah: Nama mata kuliah : Struktur Kereaktifan Senyawa Organik Nomor mata kuliah : KI 107 Halaman : 1 dari 6 Dibuat Oleh : Diperiksa Oleh : Disetujui Oleh : Dra. Gebi Dwiyanti, M.Si. (Koordinator Mata Kuliah) Dr. H. Wahyu Sopandi, M.A. (Ketua Program Studi Pend. Kimia) Dr. Ijang Rohman, M.Si.

Lebih terperinci

BAB VIII SENYAWA ORGANIK

BAB VIII SENYAWA ORGANIK BAB VIII SENYAWA ORGANIK Standar Kompetensi : Memahami senyawa organik dan mikromolekul, menentukan hasil reaksi dan mensintesa serta kegunaannya. Sebagian besar zat yang ada di sekitar kita merupakan

Lebih terperinci

YAYASAN BINA SEJAHTERA SMK BINA SEJAHTERA 2 BOGOR Jl. Ledeng Sindangsari No. 05 Bogor Jl. Radar baru no. 08 Bogor ULANGAN SEMESTER GANJIL

YAYASAN BINA SEJAHTERA SMK BINA SEJAHTERA 2 BOGOR Jl. Ledeng Sindangsari No. 05 Bogor Jl. Radar baru no. 08 Bogor ULANGAN SEMESTER GANJIL : XI (Semua Jurusan) Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Apa yang dimaksud dengan pengertian istilah-istilah berikut : a. ikatan ionik b. reaksi basa c. reaksi reduksi d. reaksi

Lebih terperinci

Materi Penunjang Media Pembelajaran Kimia Organik SMA ALKENA

Materi Penunjang Media Pembelajaran Kimia Organik SMA ALKENA ALKENA Nama lain alkena adalah olefin atau senyawa vinil. Alkena termasuk senyawa organik tak jenuh. Alkena merupakan senyawa yang relatif stabil, akan tetapi lebih reaktif dari alkana karena terdapatnya

Lebih terperinci

Bentuk-Bentuk Molekul

Bentuk-Bentuk Molekul Bentuk-Bentuk Molekul Di bab ini, kita akan mempelajari bagaimana cara mengubah rumus molekul dari suatu senyawa menjadi sebuah rumus struktur senyawa dalam bentuk dua dimensi yang memperlihatkan hubungan

Lebih terperinci

TRY OUT UJIAN NASIONAL TAHUN AJARAN 2008 / 2009

TRY OUT UJIAN NASIONAL TAHUN AJARAN 2008 / 2009 TRY UT UJIAN NASINAL TAHUN AJARAN 2008 / 2009 LEMBAR SAL B Bidang Studi : KIMIA Kelas/Program : XII (Dua Belas)/IPA PETUNJUK UMUM 1. Berdo alah sebelum mengerjakan soal 2. Tulislah dahulu nama dan kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Determinasi Tumbuhan Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung untuk mengetahui dan memastikan famili dan spesies tumbuhan

Lebih terperinci

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1 MATERI DAN PERUBAHANNYA Kimia Kelas X semester 1 SKKD STANDAR KOMPETENSI Memahami konsep penulisan lambang unsur dan persamaan reaksi. KOMPETENSI DASAR Mengelompokkan sifat materi Mengelompokkan perubahan

Lebih terperinci

Soal-Soal. Bab 14. Latihan. Kimia Karbon II: Gugus Fungsi. Alkohol dan Eter. 1. Rumus struktur alkohol ditunjukkan oleh. (A) C 2

Soal-Soal. Bab 14. Latihan. Kimia Karbon II: Gugus Fungsi. Alkohol dan Eter. 1. Rumus struktur alkohol ditunjukkan oleh. (A) C 2 Bab 14 Kimia Karbon II: Gugus Fungsi Soal-Soal Latihan Alkohol dan Eter 1. Rumus struktur alkohol ditunjukkan oleh. (A) C 2 (B) -CH (C) -CH(H)-C 2 (D) C 3 H 7 -C- (E) -CH 2. Suatu senyawa dengan rumus

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI CIS DAN TRANS KALIUM DIOKSALATODIAKUOKROMAT ( III )

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI CIS DAN TRANS KALIUM DIOKSALATODIAKUOKROMAT ( III ) LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI CIS DAN TRANS KALIUM DIOKSALATODIAKUOKROMAT ( III ) OLEH : NAMA : IMENG NIM: ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI, TANGGAL

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2016

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2016 PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2016 DISUSUN OLEH Amaldo Firjarahadi Tane 1 31. 32. MATERI: SISTEM PERIODIK UNSUR Energi pengionan disebut juga energi ionisasi. Setiap unsur bisa mengalami energi ionisasi berkali-kali,

Lebih terperinci

Chapter 20 ASAM KARBOKSILAT

Chapter 20 ASAM KARBOKSILAT Chapter 20 ASAM KARBOKSILAT Pengantar Gugus fungsi dari asam karboksilat terdiri atas ikatan C=O dengan OH pada karbon yang sama. Gugus karboksil biasanya ditulis -COOH. Asam alifatik memiliki gugus alkil

Lebih terperinci