BAB II TELAAH TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Pengertian dan Penalaran Konsep Produktivitas

Transkripsi

1 BAB II TELAAH TEORI 21 Tinjauan Pustaka 211 Pengertian dan Penalaran Konsep Produktivitas Keberhasilan operasi perusahaan akan tergantung pada produktivitas kerja dari tenaga kerja, karena tenaga kerja tersebut langsung berhubungan dengan operasi perusahaan dan pemanfaatan waktu sepenuhnya, juga tergantung pada mereka Menurut Adhadika (2013), produktivitas merupakan gambaran kemampuan pekerja dalam menghasilkan output Semakin tinggi output yang dihasilkan oleh seorang pekerja, menunjukkan semakin tinggi tingkat produktivitas pekerja tersebut Banyak cara yang dapat ditempuh oleh perusahaan melalui aspek fisik dalam meningkatkan volume produksi, antara lain dengan perbaikan teknologi, perbaikan dalam keterampilan tenaga kerja, menambah tenaga Untuk perusahaan yang labour intensive, apabila kemampuan tenaga kerja belum dimanfaatkan sepenuhnya, maka dengan memanfaatkannya akan dapat meningkatkan volume produksinya Tenaga kerja yang menggunakan cara-cara peralatan dengan lebih baik yang akan meningkatkan kualitas dan kuantitas barang yang dihasilkan, yang akan meninggikan daya saing pada akhirnya bisa meningkatkan atau mempertahankan keuntungan perusahaan (Ravianto, 1985) Menurut Danuwasito (1995), seorang tenaga kerja dinilai memiliki produktivitas kerja tinggi, jikalau ia mampu menghasilkan output atau produk yang lebih besar dari tenaga kerja lain dalam satuan waktu yang sama Dengan kata lain dapat juga dinyatakan, bahwa seorang tenaga kerja menunjukkan tingkat produktivitas yang tinggi jikalau mampu menghasilkan produk yang standar yang ditentukan dalam satuan waktu yang lebih singkat Dua aspek penting yang menyangkut produktivitas adalah mengenai efektivitas dan efisiensi, dimana tujuan akhirnya adalah keuntungan Efisiensi adalah suatu ukuran yang membandingkan rencana penggunaan masukan dengan realisasi penggunaannya Makin besar dapat dihemat, makin tinggi tingkat efisiensi Konsep ini orientasinya lebih tertuju pada masukan Secara umum 5

2 produktivitas adalah hubungan keluaran dengan masukan Apabila semua masukan yang dipakai untuk menghasilkan pengeluaran ikut diperhitungkan, maka akan diperoleh konsep produktivitas total (Danuwasito, 1995) 212 Pengertian Pendapatan Tenaga Kerja Menurut Gomes (1997), pendapatan adalah segala sesuatu yang diterima oleh pekerja sebagai balas jasa atas kerja mereka Sedangkan menurut Purwanti (2014), penetapan pendapatan yang seimbang dengan beban kerja yang disumbangkan karyawan adalah hal yang sangat penting Karena bagaimanapun juga karyawan sebagai individu mempunyai kebutuhan-kebutuhan pribadi yang harus dipenuhi melalui penghasilan atau pendapatan yang diterima karyawan Sehingga dapat dijelaskan bahwa pendapatan mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku dan prestasi yang pada akhirnya akan berdampak pada pencapaian tujuan perusahaan 213 Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja (Buruh) 2131 Faktor Umur Menurut Rahmawati (2012), semakin tua umur tenaga kerja maka produktivitas semakin menurun Sedangkan menurut Nasir (2008), pekerja lebih muda cenderung mengalami ketidakberdayaan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan pekerja yang lebih tua Hal ini dapat tejadi dikarenakan pekerja yang lebih muda cenderung rendah pengalaman kerjanya jika dibandingkan dengan pekerja yang lebih tua, ataupun disebabkan karena faktor lain seperti pekerja yang lebih tua lebih stabil, lebih matang, mempunyai pandangan yang lebih seimbang terhadap kehidupan sehingga tidak mudah mengalami tekanan mental atau ketidakberdayaan dalam pekerjaan 2132 Faktor Pendidikan Cara-cara yang digunakan buruh sadap adalah bersumber dari pendidikan formal, non formal, informal Tingkat pendidikan atau keterampilan akan mempengaruhi tingkat pendapatan buruh sadap Menurut Rahmawati (2012), 6

3 pekerjaan kasar yang mengandalkan fisik yang kuat tidak memerlukan pendidikan secara khusus, pendidikan kecenderungan negatif, artinya pendidikan yang tinggi justru menurunkan produktivitas tenaga 2133 Faktor Pengalaman Kerja Menurut Nasir (2008), masa kerja didasarkan pada suatu pemikiran bahwa karyawan senior menunjukkan adanya kesetiaan yang tinggi pada organisasi dimana mereka be Masa kerja dihitung dari pertama kali tenaga kerja masuk kerja yang diukur dalam satuan tahun Masa kerja juga dapat dilihat dari berapa lama tenaga kerja mengabdikan dirinya untuk perusahaan, dan bagaimana hubungan antara perusahaan dengan tenaga kerjanya Dalam hubungan ini untuk menjalin kerjasama yang lebih serasi maka masing-masing pihak perlu untuk meningkatkan rasa tanggung jawab, rasa ikut memiliki, keberanian, dan mawas diri dalam rangka kelangsungan perusahaan maka tenaga kerja dapat dengan tenang untuk berproduksi sehingga produktivitasnya tinggi 2134 Faktor Tingkat Upah Menurut Adhadika (2013), besar kecilnya upah yang diberikan perusahaan kepada para pekerjanya akan mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat produktivitas kerja karyawan Saat seorang pekerja merasa nyaman dengan upah yang diterima maka produktivitasnya dalam bekerja diharapkan akan meningkat Upah yang nyaman dalam hal ini dapat diartikan upah yang wajar, yakni dapat memungkinkan pekerja untuk memenuhi kebutuhannya secara manusiawi Sehingga ketika tingkat penghasilan cukup, akan menimbulkan konsentrasi kerja dan mengarahkan kemampuan yang dimiliki untuk meningkatkan produktivitas 2135 Faktor Insentif Menurut Tasunane (2003), insentif adalah penghargaan yang dirancang untuk mendorong dan memotivasi pegawai untuk berusaha melampaui performansi normal yang diharapkan Sedangkan menurut Govindarajan dan Anthony (2004), sistem insentif didesain agar dapat mempengaruhi perilaku untuk menefektifkan strategi organisasi, dan memberi dampak pada kinerja organisasi 7

4 214 Kebutuhan Hidup Dari Tenaga Kerja Sebagai Motivasi dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Pada dasarnya manusia mau bekerja adalah karena ingin memenuhi kebutuhan hidupnya Menurut Maslow (1984), manusia mempunyai lima jenis kebutuhan yang bertingkat-tingkat urutannya yang dikenal dengan konsep Hirarki Kebutuhan Jenjang pertama mencerminkan kebutuhan fisiologis Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang sangat mendesak, yang harus dipenuhi sebelum kebutuhan-kebutuhan yang lain, yang menempati tingkat yang lebih tinggi Kebutuhan fisiologis ini memang sedikit, namun harus dipenuhi agar manusia dapat bertahan hidup Contoh-contoh kebutuhan ini adalah air, udara, sandang, pangan dan papan Jenjang kedua adalah mencerminkan kebutuhan keamanan Begitu manusia mampu memenangkan perjuangan mereka untuk mempertahankan kehidupan sehari-hari mulailah mereka mencari pemecahan berjangka panjang untuk mempertahankan hidup Orang-orang yang membutuhkan keselamatan (safety needs) terdorong untuk mendapatkan keamanan (security) : melindungi diri terhadap musibah dan membuat jarak antara mereka dan perjuangan mereka sehari-hari untuk mempertahankan hidup Jenjang ketiga mencerminkan kebutuhan sosial Dalam tahap ini orang memikirkan asimilasi : ada disekitar orang lain dan ingin diterima Orang-orang yang mempunyai kebutuhan sosial ingin diterima, mereka itu menginginkan hubungan sosial dan kesempatan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain Jenjang keempat mencerminkan kebutuhan akan penghargaan Orang-orang yang mempunyai kebutuhan akan penghargaan akan mencari keabsahan nilai-nilai mereka dari pihak luar, yakni mereka menginginkan agar orang lain mengakui kemampuan mereka dan hasil-hasil yang mereka capai Orang-orang yang memiliki kebutuhan keakuan ini berpikir tentang prestise, status, dan suatu rasa harga diri yang muncul dengan diakuinya prestasi Jenjang kelima adalah aktualisasi diri dan menurut Maslow, merupakan tingkat perkembangan manusia yang tertinggi Orang-orang yang memiliki kebutuhan aktualisasi diri terdorong untuk mencari keabsahan dari dalam tentang 8

5 nilai-nilai mereka : yakni nilai-nilai mereka digariskan dalam istilah-istilah keyakinan dan filsafat pribadi Orang-orang yang berupaya untuk mencapai aktualisasi diri berusaha menunjukkan segala kemampuan mereka, singkatnya mencari potensi mereka yang sepenuhnya sebagai seorang manusia Terpenuhinya kebutuhan para pekerja dari tingkat yang rendah ke tingkat yang lebih tinggi akan memotivasi pekerja untuk lebih meningkatkan produktivitas Selama orang belum dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan, orang itu akan berusaha memenuhi sampai memperoleh kebutuhan tersebut Bila kebutuhan ini telah terpenuhi, maka timbullah kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi Adanya motivasi dalam bekerja akan meningkatkan produktivitas kerja, dibanding dengan seseorang bekerja tidak mempunyai motivasi, walaupun mempunyai keterampilan lebih baik Hal ini dapat dijelaskan bila tenaga kerja hanya bekerja karena terpaksa, tidak ada motivasi maka kualitas pekerjaan tidak akan baik, sebab kalau tidak dijiwai cita-cita dan didukung rasa senang, gairah, sehingga dedikasi pada pekerjaan tidak baik Jadi produktivitas kerja tenaga kerja akan meningkat apabila motivasi dapat terpenuhi 22 Penelitian Terdahulu Tabel 21 Penelitian Terdahulu 1 Judul Penelitian Pengarang Kajian Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja di PT Eastern Sumatera Indonesia, Kebun Bukit Maradja Estate (Kabupaten Simalungun) Hermanto William, HM Mozart BD, Emalisa, 2013 (1) Tingkat pendidikan (X 1 ) memiliki pengaruh yang nyata/signifikan terhadap produktivitas tenaga (2) Pengalaman kerja (X 2 ) tidak terdapat pengaruh yang nyata/signifikan terhadap produktivitas tenaga (3) Umur (X 3 ) tidak terdapat pengaruh yang nyata/signifikan terhadap produktivitas tenaga (4) Insentif (X 4 ) memiliki pengaruh yang nyata/signifikan terhadap produktivitas tenaga 9

6 2 3 4 Analisis produktivitas kerja buruh olah di PT Perkebunan Nusantara VIII Kebun Rancabali, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja wanita pada kegiatan pemangkasan lepas panen di Afdeling Assinan Kebun Getas, PTPN IX, Kabupaten Semarang Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja pengisian kantong polybag pada persemaian bibit tanaman jati di CV Perkasa, Kabupaten Banjarnegara Mega Puspitarin, 2005 Setyo Hadi Nugroho, 2010 Nur Rahmawati, 2012 Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa ada variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap produktivitas Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap produktivitas kerja buruh adalah: (1) usia 1%, (2) masa kerja 5%, (3) status kerja 5%, (4) jumlah tanggungan keluarga 5%, (5) jumlah pendapatan pokok 5%, (6) bonus akhir tahun 5%, (7) kepuasan kompensasi 10%, (8) hubungan atasan dengan bawahan 15%, (9) sistem kerja 20%, (10) tunjangan 20% Sedangkan faktor-faktor yang tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas kerja buruh adalah : (1) jenis kelamin, (2) tingkat pendidikan, (3) alokasi waktu kerja, (4) jumlah pendapatan diluar penghasilan sebagai buruh pengolahan, (5) jumlah pengeluaran rata-rata keluarga setiap bulan, (6) cuti tahunan, dan (7) hubungan sesama buruh pengolahan (1) Umur tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas (2) Lama kerja ada pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas (3) Jarak lokasi kerja tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas (4) Umur tanaman tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas (1) Pengalaman berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas tenaga (2) Kelompok kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas tenaga Dummy yang digunakan adalah dummy = 1 untuk kelompok terampil dan ahli, sedangkan dummy = 0 untuk kelompok kerja pemula (3) Umur tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas tenaga (4) Pendidikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas tenaga (5) Jumlah tanggungan keluarga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas tenaga 10

7 23 Hipotesis Berdasarkan masalah yang ada, tujuan penelitian dan telaah teori yang telah dikemukakan di atas dapat diajukan hipotesis sebagai berikut : 1 Diduga faktor sosial ekonomi yang meliputi : umur, pendidikan, pengalaman kerja, tingkat upah, dan insentif berpengaruh nyata terhadap produktivitas buruh sadap karet 2 Diduga produktivitas berpengaruh nyata terhadap pendapatan buruh sadap karet 11