ANALISA PENCAHAYAAN DI GUDANG BAHAN BAKU PT. XYZ
|
|
- Liana Salim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISA PENCAHAYAAN DI GUDANG BAHAN BAKU PT. XYZ Teguh E.N. Sitepu, Listiani Nurul Huda 2, Abdul Rahim Matondang 2 Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater Kampus USU, Medan teguhsitepu@yahoo.co.id 1 listiani@usu.ac.id 2 a.rahim@usu.ac.id 2 Abstrak. PT. XYZ merupakan produsen anti nyamuk bakar yang memiliki permasalahan pencahayaan pada gudang bahan baku. Iluminansi aktual gudang bahan baku PT. XYZ tidak memenuhi standar iluminansi minimum menurut Kepmenkes Nomor 1405/MENKES/XI/2002 sehingga dapat mengakibatkan visual symptoms. Keluhan visual symptoms pekerja gudang bahan baku PT. XYZ adalah mata merah 24%, mata perih 29%, mata gatal atau kering 18%, mata sering dikucek 65%, sakit kepala 12%, sulit fokus 18%, tegang dileher 35%. Permasalahan PT. XYZ dipecahkan dengan melakukan analisa pencahayaan yang bertujuan untuk meningkatkan iluminansi gudang bahan baku dengan penambahan jumlah lampu. Peningkatan iluminansi diharapkan dapat mengurangi keluhan visual symptoms pekerja. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pengukuran iluminansi dan pengukuran angka reflektansi tiap bidang pengukuran sehingga dapat dihitung jumlah lampu yang diusulkan menurut Kepmenkes Nomor 1405/MENKES/XI/2002. Simulasi pencahayaan dengan software calculux 5.0 akan dilakukan untuk mengetahui iluminansi rata-rata pencahayaan usulan. Hasil yang diperoleh adalah iluminansi rata-rata gudang bahan baku PT. XYZ sekitar 34.3 lux, angka reflektansi dinding 0.43, angka reflektansi lantai 0.30, angka reflektansi langitlangit 0.50, dan jumlah lampu yang diusulkan sebanyak 10 unit dengan jenis Philips 1xLED240S/840 WB GC. Hasil simulasi menunjukkan pencahayaan usulan gudang bahan baku PT. XYZ telah memenuhi standar iluminansi minimum menurut Kepmenkes Nomor 1405/MENKES/XI/2002 sehingga dapat mengurangi keluhan visual symptoms pekerja. Kata kunci: Iluminansi, Pencahayaan, Visual Symptoms, Abstract. PT. XYZ is a mosquito remedy production company that has lighting problem at its material warehouse. Actual lighting of PT. XYZ material warehouse use fluorescent lamp 4 unit with its iluminance is lux. Visual symtoms is often felt by worker of raw material warehouse PT. XYZ, a mosquito remedy production company. Worker s complaint about visual symptoms is red eye 24%, wound eye 29%, itching eye 18%, rubbing eye 65%, headache 12%, hard to concentrate 18%, and obstinate neck 35%. That complaint caused by poor lighting factor like iluminance, lamp energy, and lamp distance to workplace. Visual symptoms can cause hard to concentrate so a worker can do work error or even work accident (Suma mur, 2009). Because that, lighting improvement design should be done to reduce visual symptoms complaint. Based on correlation test to worker s visual symptoms complaint, iluminance factor has stronger correlation than light energy and lamp distance to workplace. Lighting improvement design focus on iluminance standard of Kepmenkes Nomor 1405/MENKES/XI/2002. Improvement design is lighting improvement by adding lamp. Improvement design result is propose of lighting by using Philips 1xLED200S/740 HRO GC with 10 lamps. Lighting propose according to iluminance standard of Kepmenkes Nomor 1405/MENKES/XI/2002 to reduce visual symptoms complaint Keywords: Iluminance, Lighting, Visual Symptoms 41
2 1. PENDAHULUAN Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting untuk mendapatkan keadaan lingkungan kerja yang aman, nyaman dalam melakukan pekerjaan. Pencahayaan yang baik ditentukan oleh faktor iluminansi, pencegahan silau, pengaturan arah sinar, dan pembagian sumber sinar yang tidak panas. Pencahayaan salah satu Sekolah Dasar di Kota Medan kurang baik karena memiliki faktor iluminansi dibawah standar Kepmenkes Nomor 1405/MENKES/XI/2002 (Listiani, 2012). Iluminansi aktual SD XXX Medan berkisar 111 lux sampai 218 lux sementara standar iluminansi minimum ruang kelas adalah 250 lux. Hasil analisa pencahayaan merekomendasikan penggunaan lampu jenis Fluorescent Strip sebanyak 6 unit untuk setiap ruang kelas. Pencahayaan yang tidak memadai dapat menyebabkan ketidaknyamanan visual sehingga menimbulkan keluhan visual symptoms (lelah visual), misalnya mata merah, mata berair, pandangan ganda, sakit kepala, dan menurunnya kekuatan akomodasi (Suma mur, 2009). Ketidaknyamanan visual dapat mengganggu aktivitas manusia dan terjadi bila iluminansi ruang kerja dibawah standar iluminansi minimum menurut Kepmenkes Nomor 1405/MENKES/XI/2002. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Hendra (2010) di perpustakaan UI, diperoleh hasil bahwa pencahayaan yang kurang memadai dapat menyebabkan mahasiswa dan pegawai perpustakaan mengalami gejala visual symptoms yaitu mengantuk dan tegang pada daerah leher. PT. XYZ merupakan produsen anti nyamuk bakar yang memiliki beberapa departemen pada lantai produksi seperti gudang bahan baku, formulasi, mixing, stamping, oven, wrapping, dan gudang produk. Berdasarkan hasil wawancara, pekerja gudang bahan baku PT. XYZ mengeluhkan adanya gangguan visual symptoms. Hasil tinjauan awal juga menunjukkan bahwa iluminansi rata-rata gudang bahan baku sekitar 30.8 lux dan berada dibawah standar Kepmenkes Nomor 1405/MENKES/XI/2002. Hal tersebut menunjukkan perlu dilakukan analisa pencahayaan pada gudang bahan baku PT. XYZ untuk mengurangi keluhan visual symptoms pekerja. 2. METODE PENELITIAN Metode kuantitatif dan kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Metode kuantitatif terdiri dari iluminansi dan angka reflektansi sedangkan metode kualitatif terdiri dari data hasil kuesioner keluhan visual symptoms. Iluminansi dan reflektansi diukur dengan Four In One Multi-Function Environment Meter. Penentuan titik pengukuran dilakukan berdasarkan SNI Gudang bahan baku memiliki panjang 47.1 meter dan lebar 22.5 meter sehingga luas gudang bahan baku adalah m 2. Karena luas gudang bahan baku diatas 100 m 2 maka titik pengukuran diambil pada setiap titik potong horizontal panjang dan lebar ruangan dengan jarak eter. Titik pengukuran pada gudang bahan baku berjumlah 21 titik. Posisi titik pengukuran iluminansi gudang bahan baku dapat dilihat pada Gambar 1. 22,5 m 4,5 m 5,1 m ,1 m Gambar 1. Titik Pengukuran Iluminansi Kuesioner keluhan visual symptoms pekerja gudang bahan baku PT. XYZ disusun berdasarkan gejala-gejala lelah visual akibat pencahayaan yang kurang memadai (Suyatna, 1985). Kuesioner keluhan visual symptoms menggunakan Skala Guttman yaitu ya (1) dan tidak (0) karena ingin diperoleh jawaban yang tegas apakah pekerja mengeluhkan kondisi penglihatannya atau tidak. Keluhan visual symptoms pekerja mencakup keluhan mata merah, mata perih, mata terasa gatal atau kering, mata sering dikucek, sakit kepala, sulit fokus saat bekerja, dan merasa tegang dileher dan dibahu. Pengumpulan data hasil kuesioner keluhan visual symptoms dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada pekerja saat jam istirahat yaitu pada pukul 12:00 WIB sampai pukul 13:00 WIB. Kuesioner keluhan visual symptoms 6 pekerja gudang bahan baku PT. XYZ dapat dilihat pada Gambar 2. Pengukuran iluminansi gudang bahan baku PT. XYZ dilakukan menurut sampel waktu antara 09:00-10:00 WIB, 10:00-11:00 WIB, 11:00-12:00 WIB, 12:00-13:00 WIB, 13:00-14:00 WIB, 14:00-15:00 WIB, dan 15:00-16:00 WIB. Iluminansi gudang bahan baku diukur untuk semua titik pengukuran (21 titik) dengan 3 kali pengulangan. Contohnya untuk titik ke-1 dilakukan pengukuran pada 09:05 WIB, 09:06 WIB, dan 09:07 WIB. Kemudian dicari nilai rata-rata iluminansinya sehingga diperoleh iluminansi aktual titik ke-1 pada waktu 09:00-10:00 WIB
3 Keluhan Visual Symptoms Pekerja PT. XYZ 1.Apakah anda mengalami mata merah? 2.Apakah anda mengalami mata perih? 3.Apakah anda mengalami mata terasa gatal atau kering? 4.Apakah anda mengalami mata sering dikucek? 5.Apakah anda mengalami sakit kepala akibat pencahayaan yang kurang? 6.Apakah anda sulit fokus saat bekerja akibat pencahayaan yang kurang? 7.Apakah anda merasa tegang dileher dan dibahu? Gambar 2. Kuesioner Keluhan Visual Symptoms 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Iluminansi Gudang Bahan Baku Tabel 1 menunjukkan hasil pengukuran iluminansi aktual gudang bahan baku antara pukul 09:00 12:00 WIB. Pengukuran iluminansi dilakukan pada pagi hari karena aktivitas loading unloading tepung dan bahan kimia oleh pekerja gudang bahan baku terfokus pada pagi hari. Pengukuran iluminansi Iluminansi gudang bahan baku di pagi hari tidak ada yang memenuhi standar iluminansi minimum menurut Kepmenkes Nomor 1405/MENKES/XI/2002. Iluminansi yang paling tinggi terdapat pada titik ke-8 pada pukul 11:00-12:00 WIB sebesar 85.9 lux. Hal ini disebabkan posisi titik pengukuran yang berada tepat dibawah lampu sehingga intensitas sinar datang tinggi. Sedangkan iluminansi yang paling rendah terdapat pada titik ke-21 pada pukul 11:00-12:00 WIB sebesar 7.6 lux. Hal ini disebabkan karena posisi titik pengukuran yang berada di sudut ruangan gudang bahan baku. Tabel 1. Iluminansi Aktual Gudang Bahan Baku Waktu 09:00 12:00 WIB Titik Waktu (WIB) 09:00-10:00 10:00-11:00 11:00-12: lux 72.1 lux 81.4 lux lux 37.7 lux 31.7 lux lux 27.4 lux 33.4 lux 4 28 lux 25 lux 29.7 lux lux 24 lux 19.8 lux lux 29.7 lux 29.3 lux lux 27 lux 20.7 lux lux 78.2 lux 85.9 lux lux 47.9 lux 33.5 lux Tabel 1. Iluminansi Aktual Gudang Bahan Baku Waktu 09:00 12:00 WIB (Lanjutan) Titik Waktu (WIB) 09:00-10:00 10:00-11:00 11:00-12: lux 40.8 lux 30.9 lux lux 31.3 lux 28.3 lux lux 29.6 lux 22.6 lux lux 32.8 lux 26.8 lux lux 30.7 lux 27.3 lux lux 38.2 lux 31.2 lux lux 22.4 lux 21.1 lux lux 29.5 lux 26.1 lux lux 15.9 lux 10.3 lux lux 13.7 lux 14.3 lux lux 9.5 lux 12.9 lux lux 9.5 lux 7.6 lux Tabel 3 menunjukkan iluminansi rata-rata paling tinggi terdapat pada titik ke-8 sebesar 82.2 lux. Namun iluminansi pada titik ke-8 juga tidak memenuhi standar iluminansi minimum menurut Kepmenkes Nomor 1405/MENKES/XI/2002. Sedangkan iluminansi rata-rata paling kecil terdapat pada titik ke-21 sebesar 11.2 lux. Hal ini karena titik ke-21 berada di sudut dan jauh dari lampu. Iluminansi rata-rata dihitung dengan mencari nilai rata-rata hasil pengukuran iluminansi pada pukul 09:00-16:00 WIB untuk setiap titik. Rekapitulasi iluminansi rata-rata gudang bahan baku untuk semua titik pengukuran dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rekapitulasi Iluminansi Rata-Rata Gudang Bahan Baku Titik Pengukuran Iluminansi Rata-Rata (Lux)
4 Standar Iluminansi minimum menurut Kepmenkes Nomor 1405/MENKES/XI/2002 untuk ruang penyimpanan adalah 100 lux. Gudang bahan baku PT. XYZ termasuk kedalam ruang penyimpanan karena aktivitas di gudang adalah penyimpanan bahan baku seperti tepung dan bahan kimia. Oleh karena itu, standar iluminansi minimum untuk gudang bahan baku PT. XYZ adalah 100 lux. Gambar 4 menunjukkan tidak ada iluminansi pada semua titik pengukuran yang memenuhi standar iluminansi minimum menurut Kepmenkes Nomor 1405/MENKES/XI/2002. Iluminansi rata-rata gudang bahan baku sekitar 34.3 lux dimana iluminansi paling tinggi terdapat pada titik ke-8 dan iluminansi paling rendah terdapat pada titik ke-21. Grafik perbandingan iluminansi aktual gudang bahan baku dan iluminansi standar dapat dilihat pada Gambar 4. Tabel 4. Data Pengukuran Angka Reflektansi Bidang Luas (m 2 ) Luminansi (Lux) Iluminansi (Lux) Dinding depan Dinding 225 belakang Dinding kiri Dinding kanan Lantai Contoh perhitungan angka reflektansi untuk dinding depan gudang bahan baku : Angka reflektansi (ρ) = (luminansi/iluminansi) x 100% = (26.8/48.62) x 100% = 54.3% Angka reflektansi total dapat dihitung setelah memperoleh angka reflektansi tiap bidang pengukuran. Contoh perhitungan angka reflektansi total dinding gudang bahan baku : Gambar 4. Grafik Perbandingan Iluminansi Aktual dan Iluminansi Standar 3.2.Angka Reflektansi Gudang Bahan Baku Angka reflektansi (ρ) merupakan salah satu variabel yang diperlukan untuk melakukan analisa pencahayaan. Angka reflektansi menunjukkan kemampuan objek meneruskan sinar datang menjadi sinar pantul. Angka reflektansi dipengaruhi oleh material objek dan dapat dihitung setelah memperoleh luminansi dan iluminansi. Luminansi diperoleh dengan mengukur sinar yang datang ke bidang pengukuran. Iluminansi diperoleh dengan mengukur sinar yang dipantulkan dari bidang pengukuran. Sinar datang dan sinar pantul diambil pada beberapa titik bidang pengukuran kemudian nilai rata-ratanya dihitung. Bidang pengukuran untuk gudang bahan baku meliputi dinding depan, dinding belakang, dinding kiri, dinding kanan, dan lantai. Data pengukuran angka reflektansi untuk tiap bidang pengukuran gudang bahan baku dapat dilihat pada Tabel 4. Angka reflektansi (ρ) = 43 % Angka reflektansi dinding gudang bahan baku sebsar 43% artinya adalah sinar datang dapat dipantulkan kembali oleh material dinding sebesar 43%. Rekapitulasi angka reflektansi total tiap bidang pengukuran untuk gudang bahan baku dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Rekapitulasi Angka Reflektansi Total Bidang Pengukuran Angka Reflektansi (ρ) Dinding 0,43 Lantai 0,30 Langit-Langit 0, Analisa Pencahayaan Gudang Bahan Baku Pada penelitian ini dilakukan analisa pencahayaan untuk mengetahui jumlah lampu yang direkomendasikan pada gudang bahan baku PT. XYZ menurut Kepmenkes Nomor 1405/MENKES/XI/2002. Jumlah lampu yang direkomendasikan dapat diketahui setelah menghitung jumlah cahaya yang diperlukan. Rumus yang digunakan untuk menentukan jumlah cahaya yang diperlukan adalah: E F = iluminansi yang direkomendasikan (lux) = jumlah cahaya yang diperlukan/flux luminous 44
5 (lumen) UF = coefficient of utilization LLF = light loss factor A = luas bidang/bidang kerja (m 2 ) Spesifikasi gudang bahan baku PT. XYZ diperoleh dari pihak perusahaan. Spesifikasi ruang mencakup jarak bidang kerja dari lantai (hf) 0.75 meter, jarak bidang kerja dari bidang luminer (hr) 9 meter, dan jarak luminer dari langit-langit (hc) 0.25 meter. Spesifikasi gudang bahan baku dapat dilihat pada Gambar m 9 m 0.75 m Luminer Rongga Langit-Langit (ceiling cavity) (cc) Bidang Luminer Rongga Dinding (room cavity) (rc) Bidang Kerja Rongga Lantai (floor cavity) (fc) hc hr hf lama, dan tahan goncangan sehingga resiko lampu jatuh dapat dihindarkan. Lampu Philips jenis 1xLED240S/840 WB GC memiliki nominal luminous flux lumen. Maka jumlah lampu yang direkomendasikan di gudang bahan baku PT. XYZ adalah = F/F1 = /24000 = lampu. 3.3.Simulasi Pencahayaan Jumlah lampu yang diusulkan pada gudang bahan baku PT. XYZ adalah 10 lampu dengan jenis lampu Philips 1xLED240S/840 WB GC. Simulasi pencahayaan dilakukan untuk mengetahui iluminansi pencahayaan usulan sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak perusahaan apakah ingin menerapkan pencahayaan usulan atau tidak. Simulasi pencahayaan dilakukan dengan menggunakan software calculux 5.0. Simulasi pencahayaan usulan untuk gudang bahan baku dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 5. Spesifikasi Gudang Bahan Baku Analisa pencahayaan dapat dilakukan setelah angka reflektansi tiap bidang pengukuran, iluminansi yang direkomendasikan, dan spesifikasi ruang kerja diketahui. Hasil analisa pecahayaan gudang bahan baku PT. XYZ adalah sebagai berikut: 1. Ceiling cavity ratio (CCR) = Room cavity ratio (RCR) = Floor cavity ratio (FCR) = Effective ceiling cavity reflectance (ρ cc ) = Effective floor cavity reflectance (ρ fc ) = Coefficient of utilization (CU) = Luminaire dirt depreciation (LDD) = Room surface dirt depreciation (RSDD) = Lamp lumen depreciation (LLD) = Lamp burnout (LBO) = Luminaire ambient temperature (LAT) = Voltage variation (VV) = Luminaire surface depreciation (LSD) = tidak ada 14. Ballast factor (BF) = Light loss factor (LLF) = {(BF)(VV)(LSD)(LAT)}{(LDD)(RSDD)(LLD)(LBO)} = Flux luminous = lumen Analisa pencahayaan menunjukkan flux luminous atau jumlah cahaya yang diperlukan pada gudang bahan baku PT. XYZ adalah sebesar lumen. Pada penelitian ini, jenis lampu yang diusulkan adalah Philips jenis 1xLED240S/840 WB GC karena efikasi yang tinggi, umur lampu yang tahan Gambar 6. Simulasi Pencahayaan Gudang Bahan Baku Gambar enunjukkan hasil simulasi pencahayaan usulan gudang bahan baku. Area biru memiliki iluminansi dibawah 100 lux. Area merah memiliki iluminansi antara 100 lux 150 lux. Area cokelat memiliki iluminansi 150 lux 150 lux. Area hijau memiliki iluminansi 200 lux 250 lux. Area putih memiliki iluminansi diatas 250 lux. Hasil simulasi menunjukkan masih terdapat beberapa area yang berwarna biru. Area biru tidak memenuhi standar Kepmenkes Nomor 1405/MENKES/XI/2002. Namun, luas area biru sangat kecil dan terdapat di sudut-sudut gudang bahan baku. Faktanya, tidak ada aktivitas pekerja di sudut gudang bahan baku sehingga dapat dikatakan tidak memiliki pengaruh yang cukup berarti. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa iluminansi rata-rata hasil simulasi pencahayaan usulan gudang bahan baku diatas 100 lux dan telah memenuhi Kepmenkes Nomor 1405/MENKES/XI/2002 sehingga dapat mengurangi keluhan visual symptoms pekerja 45
6 3.4.Hubungan Antar Faktor dengan Visual Symptoms Ketidaknyamanan visual pekerja gudang bahan baku diukur dengan kuesioner keluhan visual symptoms pekerja. Rekapitulasi keluhan visual symptoms pekerja dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Rekapitulasi Keluhan Visual Symptoms Pekerja Keluhan Pekerja Persentase Mata merah 16.67% Mata perih 33.33% Mata gatal atau kering 33.33% Mata sering dikucek 66.67% Sakit kepala 0% Sulit fokus 33.33% Tegang dileher 33.33% Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui seberapa kuat hubungan suatu faktor dengan faktor lain. Uji korelasi yang dilakukan adalah uji Pearson dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian 5%. Faktor-faktor yang diuji adalah iluminansi, daya lampu. Rekapitulasi nilai korelasi antar faktor dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rekapitulasi Nilai Korelasi Antar Faktor terhadap Keluhan Visual Symptoms Faktor Nilai Korelasi Iluminansi -0,982 Daya lampu -0,656 Jarak Lampu 0, KESIMPULAN Iluminansi aktual departemen gudang bahan baku PT. XYZ tidak memenuhi Kepmenkes Nomor 1405/MENKES/XI/2002. Analisa pencahayaan perlu dilakukan di gudang bahan baku PT. XYZ untuk mengurangi keluhan visual symtoms. Faktor-faktor yang mempengaruhi visual symptoms pekerja adalah iluminansi, daya lampu, dan jarak lampu. Berdasarkan hasil uji korelasi diketahui bahwa faktor iluminansi, daya lampu, dan jarak lampu berpengaruh terhadap keluhan visual symptoms pekerja. Faktor iluminansi memiliki hubungan sangat kuat (-0.982) dengan keluhan visual symtoms. Sedangkan faktor daya lampu (-0.656) dan jarak lampu (0.655) memiliki hubungan kuat dengan keluhan visual symptoms. Berdasarkan analisa pencahayaan, jumlah cahaya (flux luminous) yang dibutuhkan pada gudang bahan baku PT. XYZ adalah sebesar lumen. Jumlah lampu yang diusulkan sebanyak 10 unit dengan jenis Philips 1xLED240S/840 WB GC. Hasil simulasi menunjukkan pencahayaan usulan PT. XYZ telah memenuhi standar iluminansi minimum menurut Kepmenkes Nomor 1405/MENKES/XI/2002 sehingga dapat mengurangi visual symptoms pekerja. DAFTAR PUSTAKA Egan, David M. Concepts in Architectural Lighting. McGraw Hill School Education Group.: New York Hendra, T. Tingkat Pencahayaan pada Perpustakaan di Lingkungan Universitas Indonesia. Jurnal Departemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja UI. Universitas Indonesia: Jakarta Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor / MENKES / SK /XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri. Nugraha, Kresna Eka. Perancangan Sistem Pencahayaan Lapangan Futsal Indoor ITS. Jurnal Teknik POMITS. Institut Teknologi Sepuluh Nopember: Surabaya Nurul Huda, Listiani. Desain Pencahayaan pada Ruang Kelas Sekolah Dasar Guna Penghematan Energi. Prosiding Seminar Nasional Ergonomi dan Kongres Nasional PEI Universitas Sumatera Utara: Medan Sastrowinoto, Suyatno Ir. Meningkatkan Produktivitas dengan Ergonomi. PT. Pertja: Jakarta Satwiko, Prasasto. Fisika Bangunan. Andi:Yogyakarta Standar Nasional Indonesia. Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja. SNI Suma mur. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Sagung Seto: Jakarta
Perancangan Pencahayaan Buatan Dengan Metode Lumen Di PT. XYZ
Perancangan Pencahayaan Buatan Dengan Metode Lumen Di PT. XYZ Akhmad Rafsanjani 1, Yayan Harry Yadi 2, Ade Sri Mariawati 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa rafsanjani089@yahoo.com
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN SISTEM PENCAHAYAAN DI UNIT PERCETAKAN PERUSAHAAN XXX SUMATERA UTARA
USULAN PERBAIKAN SISTEM PENCAHAYAAN DI UNIT PERCETAKAN PERUSAHAAN XXX SUMATERA UTARA Poppy Cynthia Devi 1, A. Rahim Matondang 2 & Dini Wahyuni 2 Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciANALISA SISTEM PENCAHAYAAN BUATAN RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (1-8) 1 ANALISA SISTEM PENCAHAYAAN BUATAN RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU) Hanang Rizki Ersa Fardana, Ir. Heri Joestiono, M.T. Jurusan Teknik Fisika,
Lebih terperinciRANCANGAN PENCAHAYAAN LANTAI PRODUKSI DI PT INTAN NASIONAL IRON
RANCANGAN PENCAHAYAAN LANTAI PRODUKSI DI PT INTAN NASIONAL IRON TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh RAHMAD SYAPUTRA DAMANIK 110403093
Lebih terperinciPerancangan Sistem Pencahayaan Lapangan Futsal Indoor ITS. Kresna Eka Nugraha Pembimbing : Andi Rahmadiansah, ST, MT
Perancangan Sistem Pencahayaan Lapangan Futsal Indoor ITS Kresna Eka Nugraha 2405100050 Pembimbing : Andi Rahmadiansah, ST, MT Latar Belakang Sistem pencahayaan sangat berpengaruh terhadap kenyamanan dan
Lebih terperinciDESAIN PENCAHAYAAN LAPANGAN BULU TANGKIS INDOOR ITS
DESAIN PENCAHAYAAN LAPANGAN BULU TANGKIS INDOOR ITS FARID KHUSNUL MUJIB 2404100038 PEMBIMBING: ANDI RAHMADIANSAH Latar Belakang Intensitas pencahayaan (E) dan pemerataan intensitas pencahayaan (min/ave)
Lebih terperinciDesain Pencahayaan Lapangan Bulu Tangkis Indoor ITS
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-8 1 Desain Pencahayaan Lapangan Bulu Tangkis Indoor ITS Farid Khusnul Mujib, dan Andi Rahmadiansah Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut
Lebih terperinciPerancangan Sistem Pencahayaan Untuk Penghematan Energi Listrik Di Ruang Kelas P- 105 Teknik Fisika-ITS Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Perancangan Sistem Pencahayaan Untuk Penghematan Energi Listrik Di Ruang Kelas P- 105 Teknik Fisika-ITS Surabaya Herdian Ardianto dan Ir. Heri Justiono,
Lebih terperinciBab 11 Standar Pencahayaan
Bab 11 Standar Pencahayaan Dr. Yeffry Handoko Putra, S.T, M.T E-mail: yeffry@unikom.ac.id 114 Kebutuhan Iluminansi berdasarkan aktivitas visual No Kerja Visual Iluminansi (lux) 1 Penglihatan biasa 100
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja (Suma mur,2009). Faktor pendukung ini diantaranya yaitu
II-20 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ergonomi dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering,
Lebih terperinciEvaluasi Kualitas Pencahayaan Pada Ruang Perkuliahan Gedung C Fakultas Teknik Universitas Riau
Evaluasi Kualitas Pencahayaan Pada Ruang Perkuliahan Gedung C Fakultas Teknik Universitas Riau Ikhbal Havif JH*, Budhi Anto** *Teknik Elektro Universitas Riau **Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau
Lebih terperinciAnalisa Aspek Daya dan Ekonomis Perancangan Pencahayaan Ruang Kelas Menerapkan Konsep Bangunan Hijau
1 Analisa Aspek Daya dan Ekonomis Perancangan Pencahayaan Ruang Kelas Menerapkan Konsep Bangunan Hijau Nanang C Darmawan, Andi Rahmadiansah, Wiratno Argo A Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciANALISIS PENCAHAYAAN STASIUN PEMOTONGAN DENGAN MENGUKUR LUMINANSI DAN ILUMINASI PADA PT. MAHAKARYA JAYA SINERGI
ANALISIS PENCAHAYAAN STASIUN PEMOTONGAN DENGAN MENGUKUR LUMINANSI DAN ILUMINASI PADA PT. MAHAKARYA JAYA SINERGI TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi mata. Intensitas pencahayaan (Illumination level) merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mata merupakan salah satu bagian tubuh pekerja yang harus dilindungi keselamatan dan kesehatannya. Cahaya yang cukup merupakan salah satu aspek terpenting yang menentukan
Lebih terperinciAnalisa Sistem Pencahayaan Buatan Ruang Intensive Care Unit. Hanang Rizki Ersa Fardana, Pembimbing : Ir. Heri Joestiono, MT
Analisa Sistem Pencahayaan Buatan Ruang Intensive Care Unit Hanang Rizki Ersa Fardana, 2410100074 Pembimbing : Ir. Heri Joestiono, MT Latar Belakang Keluhan Kesilauan Kenyamanan pengguna ruangan British
Lebih terperinciPerancangan Sistem Pencahayaan Lapangan Futsal Indoor ITS
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Perancangan Sistem Pencahayaan Lapangan Futsal Indoor ITS Kresna Eka Nugraha, Andi Rahmadiansah Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut
Lebih terperinciAnalisis Tingkat Pencahayaan Ruang Kuliah Dengan Memanfaatkan Pencahayaan Alami Dan Pencahayaan Buatanklorofil Pada Beberapa Varietas Tanaman eum
JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 5 (2) 108-112 dapat diakses melalui http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmuo Analisis Tingkat Pencahayaan Ruang Kuliah Dengan Memanfaatkan Pencahayaan Alami Dan Pencahayaan
Lebih terperinciBAB 6 HASIL PENELITIAN. Gambar 6.1 Sumber Pencahayaan di ruang Radar Controller
BAB 6 HASIL PENELITIAN 6.1 Pengukuran Lingkungan Kerja 6.1.1 Pengukuran Pencahayaan Ruang Kerja Radar Controller Pada ruang Radar Controller adalah ruangan bekerja para petugas pengatur lalu lintas udara
Lebih terperinciANALISA PENGARUH PENCAHAYAAN TERHADAP KELELAHAN MATA OPERATOR DI RUANG KONTROL PT. XYZ
ANALISA PENGARUH PENCAHAYAAN TERHADAP KELELAHAN MATA OPERATOR DI RUANG KONTROL PT. XYZ Indah Purwanti 1, Ir. Poerwanto. MSc 2, Ir. Dini Wahyuni. MT 3. Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciPerancangan Pencahayaan GOR Target Keputih dengan Menganalisa Daya serta Menerapkan Konsep Green Building
JRN TEKNIK OITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 rint) D-150 erancangan encahayaan GOR Target Keputih dengan enganalisa Daya serta enerapkan Konsep Green Building Najma adarina, Wiratno.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Kualitas hasil kerja dari suatu proses produksi di suatu perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kualitas hasil kerja dari suatu proses produksi di suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa hal. Salah satu hal yang mempengaruhinya adalah lingkungan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Dewasa ini persaingan di dunia usaha semakin meningkat seiring dengan semakin pesatnya perkembangan industri. Setiap perusahaan sudah pasti ingin mempertahankan keberadaannya di dunia usaha dan
Lebih terperinciTINGKAT PENCAHAYAAN PADA PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS INDONESIA
TINGKAT PENCAHAYAAN PADA PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS INDONESIA Hendra 1, Sekar Tina A.N.P, Amah Majidah V.D 1. Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, FKM, Universitas Indonesia, Gedung
Lebih terperinciDAFTAR ISI ( LANJUTAN )
ABSTRAK Gereja merupakan sarana yang digunakan jemaat untuk berdoa, melakukan pelayanan, serta menjalankan kegiatan gereja. Oleh karena itu, diperlukan suatu fasilitas yang baik untuk menunjang semua jemaat
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT PENCAHAYAAN PADA HOME INDUSTRY PEMBUATAN CELANA JEANS
ANALISIS TINGKAT PENCAHAYAAN PADA HOME INDUSTRY PEMBUATAN CELANA JEANS TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian darisyarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik OLEH ALAN RUKMANA 070403003 D E P
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Perkembangan ekonomi nasional saat ini tak terlepas dari adanya peningkatan teknologi dan globalisasi yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan perindustrian dalam negeri, baik itu industri
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 (Tabel Antropometri)
LAMPIRAN 1 (Tabel Antropometri) Data Rangkuman Antropometri Tubuh Data Antropometri Tubuh Data Antropometri Telapak Tangan Data Antropometri Kepala Data Antropometri Kaki No Tabel Rangkuman Antropometri
Lebih terperinciPENGARUH PEMASANGAN ARMATURE PADA LAMPU LHE TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI PENCAHAYAAN.
PENGARUH PEMASANGAN ARMATURE PADA LAMPU LHE TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI PENCAHAYAAN. Oleh : Eko Widiarto Dosen Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Soedarto. SH, Tembalang Semarang
Lebih terperinciBAB V ANALISA DATA. 1.1 Hubungan Antara Intensitas Cahaya Dan Keluhan Subjektif Kelelahan
63 BAB V ANALISA DATA 1.1 Hubungan Antara Intensitas Cahaya Dan Keluhan Subjektif Kelelahan Mata Cahaya merupakan penyebab kelelahan mata yang kurang disadari oleh kebanyakan orang. Seluruh sumber cahaya
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN TINGKAT PENCAHAYAAN PADA RUANG PRODUKSI GUNA PENINGKATAN OUTPUT PRODUK PEKERJA DENGAN PENDEKATAN TEKNIK TATA CARA KERJA
USULAN PERBAIKAN TINGKAT PENCAHAYAAN PADA RUANG PRODUKSI GUNA PENINGKATAN OUTPUT PRODUK PEKERJA DENGAN PENDEKATAN TEKNIK TATA CARA KERJA Shelfian Dumas Primadi, Dyah Rachmawati L, Ahmad Muhsin Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisik yang ada di tempat kerja yaitu penerangan. berkurangnya daya efisiensi kerja, kelelahan mental, keluhan-keluhan pegal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan ditetapkan bahwa keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
Lebih terperinciMODUL III INTENSITAS CAHAYA
MODUL III INTENSITAS CAHAYA Pada modul ini akan dijelaskan pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi praktikum, dan lembar kerja praktikum. I. PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang
Lebih terperinciPENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA DI LINGKUNGAN SEKITAR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN IPB
PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA DI LINGKUNGAN SEKITAR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN IPB MEASUREMENT OF LIGHT INTENSITY IN THE ENVIRONMENT AROUND THE DEPARTMENT OF CIVIL AND ENVIRONMENTAL ENGINEERING,
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN SISTEM PENCAHAYAAN DI UNIT PERCETAKAN PD ANEKA INDUSTRI DAN JASA SUMATERA UTARA TUGAS SARJANA. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
USULAN PERBAIKAN SISTEM PENCAHAYAAN DI UNIT PERCETAKAN PD ANEKA INDUSTRI DAN JASA SUMATERA UTARA TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik oleh Poppy
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Aspek-Aspek Ergonomi Dalam Perancangan Stasiun kerja. yang terlibat dalam kegiatan produksi yaitu menyangkut material,
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Aspek-Aspek Ergonomi Dalam Perancangan Stasiun kerja Dalam suatu stasiun kerja problematika utama adalah pengaturan komponenkomponen yang terlibat dalam kegiatan produksi yaitu
Lebih terperinciSTUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM
JETri, Volume 5, Nomor 2, Februari 2006, Halaman 1-20, ISSN 1412-0372 STUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM Chairul Gagarin Irianto Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI,
Lebih terperinciOptimalisasi Kinerja Pencahayaan Alami pada Kantor (Studi Kasus: Plasa Telkom Blimbing Malang)
Optimalisasi Pencahayaan Alami pada Kantor (Studi Kasus: Plasa Telkom Blimbing Malang) Fitri Rahmadiina 1, M. Satya Adhitama 2, Jusuf Thojib 2 1 Jurusan Arsitektur/Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
Lebih terperinciTingkat Pencahayaan Perpustakaan di Lingkungan Universitas Indonesia
Artikel Penelitian Tingkat Pencahayaan Perpustakaan di Lingkungan Universitas Indonesia The Illumination of Libraries in Universitas Indonesia Hendra, Sekar Tina, Amah Majidah Departemen Kesehatan dan
Lebih terperinciMenghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan
Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan Setiap ruang pada bangunan rumah, kantor, apartement, gudang, pabrik, dan lainnya, membutuhkan penerangan. Baik penerangan / pencahayaan alami (pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cahaya adalah suatu perpindahan energi yang dapat merangsang indera
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Cahaya adalah suatu perpindahan energi yang dapat merangsang indera penglihatan manusia untuk menghasilkan sebuah gambaran visual. Manusia membutuhkan
Lebih terperinciANALISIS INTENSITAS PENCAHAYAAN DI RUANG KULIAH GEDUNG FISIKA UNIVERSITAS JEMBER DENGAN MENGGUNAKAN CALCULUX INDOOR 5.0B
ANALISIS INTENSITAS PENCAHAYAAN DI RUANG KULIAH GEDUNG FISIKA UNIVERSITAS JEMBER DENGAN MENGGUNAKAN CALCULUX INDOOR 5.0B 1) Listiana Cahyantari, 2) Rif ati Dina H., 2) Bambang Supriyadi 1) Mahasiswa Program
Lebih terperinciAnalisis Intensitas Penerangan dan Penggunaan Energi Listrik di Laboratorium Komputer Sekolah Dasar Negeri 150 Pekanbaru
Seminar Nasional Teknologi Informasi, Komunikasi dan Industri (SNTIKI 7 ISSN : 2085-9902 Pekanbaru, 11 November 2015 Analisis Intensitas Penerangan dan Penggunaan Energi Listrik di Laboratorium Komputer
Lebih terperinciPengaruh Intensitas Pencahayaan Terhadap Kelelahan Fisik Operator Pada Simulasi Handscarfing
Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.2, Juni 2013, pp.139-144 ISSN 2302-495X Pengaruh Intensitas Pencahayaan Terhadap Kelelahan Fisik Operator Pada Simulasi Handscarfing Andhika Kurniawan 1, Yayan Harry Yadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pencahayaan merupakan hal penting bagi kehidupan manusia sehari-hari,.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pencahayaan merupakan hal penting bagi kehidupan manusia sehari-hari,. Tanpa pencahayaan yang baik dapat membuat suasana ruangan membosankan dan menghambat
Lebih terperincisatuan fluks cahaya, flux yang dipancarkan didalam satuan unit sudut padatan oleh suatu sumber dengan intensitas cahaya yang seragam
nilai eficacy beban terpasang yang dicapai dengan efisiensi terbaik, dinyatakan dalam lux/watt/m² Definisi dan istilah yang digunakan: satuan fluks cahaya, flux yang dipancarkan didalam satuan unit sudut
Lebih terperinciPeningkatan Efisiensi Penggunaan Energi Listrik untuk Pencahayaan di Ruang Laboratorium Listrik dengan LHE
Peningkatan Efisiensi Penggunaan Energi Listrik untuk Pencahayaan di Ruang Laboratorium Listrik dengan LHE Eko Widiarto Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang E-mail : ewidiarto8@gmail.com
Lebih terperinciKUAT PENERANGAN (ILUMINASI) RUANG KENDALI UTAMA UNTAI UJI TERMOHIDROLIKA PTRKN-BATAN
KUAT PENERANGAN (ILUMINASI) RUANG KENDALI UTAMA UNTAI UJI TERMOHIDROLIKA PTRKN-BATAN Oleh : Dedy Haryanto, Edy Karyanta, Paidjo Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir-BATAN ABSTRAK KUAT PENERANGAN
Lebih terperinciDESAIN PENCAHAYAAN RUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE DIALux V 4.9
DESAIN PENCAHAYAAN RUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE DIALux V 4.9 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Elektro Pada Universitas Muria Kudus Disusun Oleh : NAMA : DENY PRATAMA ARDIANSYAH NIM
Lebih terperinciKonservasi energi pada sistem pencahayaan
Standar Nasional Indonesia Konservasi energi pada sistem pencahayaan ICS 91.160.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Pendahuluan... ii 1 Ruang Iingkup... 1 2 Acuan... 1 3 Istilah
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS MENGHITUNG TINGKAT PENCAHAYAAN DI LABTEK IXC
AR 3121 FISIKA BANGUNAN LAPORAN TUGAS MENGHITUNG TINGKAT PENCAHAYAAN DI LABTEK IXC KELOMPOK 2 Indra Rhamadhan 15213025 Raudina Rahmi 15213037 Shafira Anjani 15213027 Putri Isti Karimah 15213039 Estu Putri
Lebih terperinciBAB III ELABORASI TEMA
BAB III ELABORASI TEMA 3.1. Pengertian dan Teori Dasar Cahaya 3.1.1. Pengertian Cahaya Cahaya merupakan energi berbentuk gelombang dan membantu kita melihat benda di sekeliling kita. Sifat-sifat cahaya
Lebih terperinciPENENTUAN KEBUTUHAN CAHAYA BUATAN PADA SISTEM PENCAHAYAAN TERPADU DALAM RUANG KULIAH DI TENIK FISIKA ITS DENGAN METODE LOGIKA FUZZY
PENENTUAN KEBUTUHAN CAHAYA BUATAN PADA SISTEM PENCAHAYAAN TERPADU DALAM RUANG KULIAH DI TENIK FISIKA ITS DENGAN METODE LOGIKA FUZZY Heri Joestiono, Aulia Siti Aisjah, Bambang L.W. Ringkasan- Pencahayaan
Lebih terperinciNingsar 1. Sangkertadi 2.
PERHITUNGAN DAN RANCANGAN PENERANGAN BUATAN PADA RUANG DUBBING SUATU STUDIO PRODUKSI FILM (Calculation and Design of Artificial Lighting System of a Dubbing Room) Ningsar 1 1) Mahasiswa S1 Arsitektur Fakultas
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pencahayaan (Lighting) Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia. Pencahayaan
Lebih terperinciOleh : Heri Justiono
Oleh : Heri Justiono 2409201002 Pada umumnya pencahayaan di dalam ruang pada siang hari menggunakan : Cahaya Alami Cahaya Buatan Pencahayaan + Pencahayaan Pencahayaan dlm ruang alami buatan yg memenuhi
Lebih terperinciPengaruh Desain Fasade Bangunan terhadap Distribusi Pencahayaan Alami pada Gedung Menara Phinisi UNM
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Pengaruh Desain Fasade Bangunan terhadap Distribusi Pencahayaan Alami pada Gedung Menara Phinisi UNM Syavir Latif (1), Nurul Jamala (2), Syahriana (3) (1) Lab.Perancangan, Studio
Lebih terperinciAnalisis Pencahayaan Alami pada Ruang Kuliah Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Analisis Pencahayaan Alami pada Ruang Kuliah Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Samsuddin Amin, Nurul Jamala, Jacklyn Luizjaya Lab.Sains Building, Fisika Bangunan, Pencahayaan,
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN.
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Asumsi Dasar Lighting Simulation Study Deskripsi Proyek Proyek pengembangan pembangunan fasilitas permanen menggantikan fasilitas sementara. Dalam proyek pengembangan ini akan didirikan
Lebih terperinciEFEK PENCAHAYAAN TERHADAP PRESTASI DAN KELELAHAN KERJA OPERATOR. Jl. Kalisahak 28 Kompleks Balapan Yogyakarta *
EFEK PENCAHAYAAN TERHADAP PRESTASI DAN KELELAHAN KERJA OPERATOR Muhammad Yusuf 1* 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, IST AKPRIND Jl. Kalisahak 28 Kompleks Balapan Yogyakarta * Email:
Lebih terperinciPENGARUH DESAIN CLERESTORIES TERHADAP KINERJA DAYLIGHT PADA GOR BULUTANGKIS ITS DI SURABAYA GUNA MENDUKUNG KONSEP GREEN BUILDING
PENGARUH DESAIN CLERESTORIES TERHADAP KINERJA DAYLIGHT PADA GOR BULUTANGKIS ITS DI SURABAYA GUNA MENDUKUNG KONSEP GREEN BUILDING John Victor Lewi S 1), Sri Nastiti N. Ekasiwi 2), dan Ima Defiana 3) 1)
Lebih terperinciRANCANGAN ILUMINASI PADA RUANG BACA DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA (BAPERASDA) TUGAS SARJANA. Rilpani Orien Meliala
RANCANGAN ILUMINASI PADA RUANG BACA DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA (BAPERASDA) TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciMAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO
MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB 14 420 040 TEKNIK ELEKTRO ILUMINASI (PENCAHAYAAN) Iluminasi disebut juga model refleksi atau model pencahayaan. Illuminasi menjelaskan tentang interaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004) menyatakan bahwa ergonomi adalah kemampuan untuk menerapkan informasi menurut karakter, kapasitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan produksi tidak terlepas dari peran manusia, salah satu hal penting yang masih dilakukan pada industri kecil sampai menengah bahkan industri besar sekalipun.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan
Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Abadi Genteng, Jatiwangi, merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam pembuatan genteng dan aksesorisnya. Perusahaan ini termasuk jenis
Lebih terperinciRumah susun merupakan tempat tinggal vertikal yang diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Dengan keadaan penghuni yang seperti
1. PENDAHULUAN Rumah susun merupakan tempat tinggal vertikal yang diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Dengan keadaan penghuni yang seperti itu, maka kehidupan sosialnya pun berbeda dengan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Pada saat sekarang ini perkembangan musik di Indonesia sangat tinggi. Banyak penyanyi baru yang bermunculan baik penyanyi solo maupun penyanyi band. Ajang lomba nyanyi juga banyak diadakan hampir
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENERANGAN BANGUNAN IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 200 kci.
PERANCANGAN SISTEM PENERANGAN BANGUNAN IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 200 kci. Tukiman, Edy Karyanta, Budi Santoso PRFN-BATAN, Kawasan Puspiptek Gd 71, Tangerang Selatan - 15310 ABSTRAK PERANCANGAN SISTEM PENERANGAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. efisiensi manusia. Salah satu faktor penting di antaranya adalah cahaya dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk menyediakan kondisi kerja terbaik sangat dibutuhkan adanya pengendalian terhadap seluruh faktor lingkungan yang mempengaruhi kinerja dan efisiensi manusia. Salah
Lebih terperinciREKAYASA TATA CAHAYA ALAMI PADA RUANG LABORATORIUM (Studi Kasus: Fakultas Teknik Universitas Brawijaya)
REKAYASA TATA CAHAYA ALAMI PADA RUANG LABORATORIUM (Studi Kasus: Fakultas Teknik Universitas Brawijaya) Fathimah 1, Jusuf Thojib 2, M. Satya Adhitama 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciAnalisa Performa Sistem Pencahayaan Ruang Kelas Mengacu Pada Standar Kegiatan Konservasi Energi
Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, Vol.2, No.1, April 2014, 51-58 51 Analisa Performa Sistem Pencahayaan Ruang Kelas Mengacu Pada Standar Kegiatan Konservasi Energi Luqman Hakim Program Studi Teknik Mekatronika,
Lebih terperinciFISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA
FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA tutorial 10 LINGKUNGAN KERJA FISIK 1 Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Tahun Ajaran 2016/2017 www.labdske-uii.com Lingkungan Kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hendaknya teralokasi dengan baik sehingga dapat diakomodasi segera kepada para
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perpustakaan merupakan pusat data dan informasi yang memiliki peranan yang besar dalam menunjang sistem pendidikan. Ketersediaan bahan pustaka hendaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara manusia dan lingkungan terdapat hubungan yang sangat erat dimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lingkungan kerja adalah kehidupan sosial, psikologi dan fisik dalam perusahaan yang berpengaruh terhadap pekerja dalam melaksanakan tugasnya. Kehidupan manusia
Lebih terperinciKata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN USIA DENGAN KELELAHAN MATA PADA PEKERJA DI BAGIAN OPERASIONAL PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) KOTA MANADO TAHUN 2017 Made Ayu Sawitri*, Grace D. Kandou*, Rahayu
Lebih terperinciTata Cahaya pada Ruang Baca Balai Perpustakaan Grhatama Pustaka Yogyakarta
Tata Cahaya pada Ruang Baca Balai Perpustakaan Grhatama Pustaka Yogyakarta Cyta Susilawati 1 dan Eryani Nurma Yulita 2 1 Mahasiswa Program Studi Sarjana Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
Lebih terperinciPERANCANGAN FASILITAS FISIK, LINGKUNGAN FISIK, DAN TATA LETAK DI PUBLIC SERVICE AREA PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA
1 PERANCANGAN FASILITAS FISIK, LINGKUNGAN FISIK, DAN TATA LETAK DI PUBLIC SERVICE AREA PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA DESIGNING OF PHYSIC FACILITIES, PHYSIC ENVIRONMENT AND LAYOUT IN PUBLIC SERVICE AREA
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. (Tabel Pengujian Kenormalan Data)
LAMPIRAN 1 (Tabel Pengujian Kenormalan Data) Tabel Pengujian Kenormalan Data Stasiun Forming A Tabel Pengujian Kenormalan Data Stasiun Forming B Tabel Pengujian Kenormalan Data Stasiun Machining Pengujian
Lebih terperinciANALISIS PERANCANGAN SISTEM VENTILASI DALAM MENINGKATKAN KENYAMANAN TERMAL PEKERJA DI RUANGAN FORMULASI PT XYZ
ANALISIS PERANCANGAN SISTEM VENTILASI DALAM MENINGKATKAN KENYAMANAN TERMAL PEKERJA DI RUANGAN FORMULASI PT XYZ Kristoffel Colbert Pandiangan 1, Listiani Nurul Huda 2, A. Jabbar M. Rambe 2 Departemen Teknik
Lebih terperinciPenerangan Alami Dan Bukaan Bangunan
Penerangan Alami Dan Bukaan Bangunan BASARIA TALAROSHA Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur Universitas Sumatera Utara Pengantar Untuk menghemat energi, pemanfaatan cahaya alami pada bangunan sedapat
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Tugas akhir ini dilakukan di gedung rektorat Unila. Proses tugas akhir dilakukan dengan penyiapan alat dan bahan, pengumpulan data bangunan, hingga menyusun
Lebih terperinciKARAKTERISTIK EFIKASI CAHAYA GLOBAL DAN DIFUS BERDASARKAN JENIS KONDISI LANGIT DI INDONESIA
TEMU ILMIAH IPLBI 2013 KARAKTERISTIK EFIKASI CAHAYA GLOBAL DAN DIFUS BERDASARKAN JENIS KONDISI LANGIT DI INDONESIA Ramli Rahim (1), Lily Pudjiastuti (2), Sri Nastiti Nugrahani Ekasiwi (3), I Gusti Ngurah
Lebih terperinciIdentifikasi Sumber Pencahayaan di Kawasan Kampus ITB
Identifikasi Sumber Pencahayaan di Kawasan Kampus ITB Novia Ekawanti 1,a), Fera Gustina Purwati 1,b), dan Luthfiandari 1,c) 1 Program Studi Astronomi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kegiatan manusia modern delapan puluh persennya dilakukan di dalam ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut biasanya
Lebih terperinciPERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)
PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) Julianus Hutabarat,Nelly Budiharti, Ida Bagus Suardika Dosen Jurusan Teknik Industri,Intitut Teknologi Nasional Malang
Lebih terperinciPerancangan Reflektor Cahaya untuk Sistem Pencahayaan Alami Berbasis Optik Geometri
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) B-87 Perancangan Reflektor Cahaya untuk Sistem Pencahayaan Alami Berbasis Optik Geometri Joko Nugroho, Gatut Yudoyono, dan
Lebih terperinciSTUDI PENGGUNAAN LAMPU LED UNTUK EFISIENSI PADA PENCAHAYAAN JALAN LAYANG RE MARTADINATA
STUDI PENGGUNAAN LAMPU LED UNTUK EFISIENSI PADA PENCAHAYAAN JALAN LAYANG RE MARTADINATA Ir.Setia Gunawan, M.Sc 1 Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta setiagunawan55@yahoo.com ABSTRAK Penerangan jalan umum
Lebih terperinciNATURAL LIGHTING DESIGN CONSULTATION. Canisius College Sport Hall Jakarta
NATURAL LIGHTING DESIGN CONSULTATION Canisius College Sport Hall Jakarta OUTLINE Pendahuluan Teori Hasil Pengukuran Hipotesa dan Solusi Design Kesimpulan PENDAHULUAN Fungsi Ruang Kegiatan Waktu Kegiatan
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 6.1.1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, kondisi pencahayaan yang terdapat di APRAS Industri Kecil Pakaian Olahraga dan Boria Hand Bags tidak
Lebih terperinciPencahayaan dan Penerangan Rumah Sakit. 2. Pencahayaan dan penerangan seperti apa yang dibutuhkan dirumah sakit?
Pencahayaan dan Penerangan Rumah Sakit 1. Apa itu pencahayaan/penerangan? penataan peralatan cahaya dalam suatu tujuan untuk menerangi suatu objek (eskiyanthi.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-pencahayaan.html)
Lebih terperinciAnalisis Intensitas Penerangan dan Penggunaan Energi Listrik di Laboratorium Komputer Sekolah Dasar Negeri 150 Pekanbaru
Analisis Intensitas Penerangan dan Penggunaan Energi Listrik di Laboratorium Komputer Sekolah Dasar Negeri 150 Pekanbaru Atmam 1, Zulfahri 2 1,2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Lancang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cahaya, baik yang berasal dari benda itu sendiri maupun berupa pantulan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencahayaan atau penerangan merupakan salah satu komponen agar pekerja dapat bekerja atau mengamati benda yang sedang dikerjakan secara jelas, cepat, nyaman dan aman.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1
Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengabaikan pentingnya kesehatan, keselamatan dan kenyamanan kerja karyawan disamping sarana dan
Lebih terperinciARTIFICIAL LIGHTING DESIGN CONSULTATION. Canisius College Sport Hall Jakarta
ARTIFICIAL LIGHTING DESIGN CONSULTATION Canisius College Sport Hall Jakarta OUTLINE Pendahuluan Teori Hipotesa dan Solusi Design Kesimpulan LATAR BELAKANG & SASARAN Fungsi Ruang Kegiatan Waktu Kegiatan
Lebih terperinciBAB III METODE PEMBAHASAN
BAB III METODE PEMBAHASAN Tujuan dari suatu sistem instalasi listrik adalah untuk dapat memanfaatkan energi listrik semaksimal dan seefisien mungkin, serta aman dan andal. Pembahasan dalam penulisan ini
Lebih terperinciAnalisis Itensitas Pencahayaan Alami pada Ruang Kuliah Prodi Arsitektur Universitas Malikussaleh
TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Analisis Itensitas Pencahayaan Alami pada Ruang Kuliah Prodi Arsitektur Universitas Malikussaleh Nova Purnama Lisa (1), Nurhaiza (2) novapurnamalisa@gmail.com (1) Perencanaan dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian Kuantitatif dengan cara observasi simulasi, dimana di dalam penelitian akan dilakukan pengamatan, pengukuran,
Lebih terperinciABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Tahu Sumedang adalah salah satu makanan khas Kota Sumedang. Pabrik Tahu di Sumedang semakin berkembang karena potensi pasar yang tinggi. Salah satu pabrik tahu di Kota Sumedang yaitu pabrik tahu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya dalam sehari-hari. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi tingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan kerja merupakan lingkungan dimana pegawai melakukan pekerjaannya dalam sehari-hari. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi tingkat kenyamanan pegawai sehingga
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGGUNAAN LAPTOP DAN FUNGSI PENGLIHATAN MAHASISWA ANGKATAN 2011 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
HUBUNGAN PENGGUNAAN LAPTOP DAN FUNGSI PENGLIHATAN MAHASISWA ANGKATAN 2011 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 1 Sri S. Ningsih, 2 Fransiska Lintong 3 Jimmy F. Rumampuk 1 Kandidat Skripsi
Lebih terperinci