BAB III DESKRIPSI WILAYAH. A. Gambaran Umum Kabupaten Kutai Kartanegara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III DESKRIPSI WILAYAH. A. Gambaran Umum Kabupaten Kutai Kartanegara"

Transkripsi

1 BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Gambaran Umum Kabupaten Kutai Kartanegara 1. Letak Gografis Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai salah satu kabupaten di propinsi Kalimantan Timur yang Secara geografis Kabupaten Kutai Kartanegara terletak pada posisi antara Bujur Timur sampai dengan Bujur Barat, dan antara Lintang Utara sampai dengan Lintang Selatan, dengan batas administratif sebelah utara Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Timur, dan Kota Bontang, sebelah timur Selat Makasar, sebelah selatan Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Kota Balikpapan, kemudian sebelah barat Kabupaten Kutai Barat. Gambar 3.1 peta Kabupaten Kutai Kartanegara Sumber: Profil Kab. Kutai Kartanegara

2 2. Pembagian Wilayah Administratif Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki luas wilayah ,10 km2 dan luas perairan kurang lebih km2. Wilayah administrasi di Kabupaten Kutai Kartanegara dibagi menjadi 18 kecamatan dan 227 desa/kelurahan diantaranya Kecamatan Samboja, Kecamatan Muara Jawa, Kecamatan Sanga-sanga, Kecamatan Loa Janan, Kecamatan Loa Kulu, Kecamatan Muara Muntai, Kecamatan Muara Wis, Kecamatan Kota Bangun, Kecamatan Tenggarong, Kecamatan Sebulu, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kecamatan Anggana, Kecamatan Muara Badak, Kecamatan Marang Kayu, Kecamatan Muara Kaman, Kecamatan Kenohan, Kecamatan Kembang Janggut, dan Kecamatan Tabang. Ibukota dari Kabupaten ini adalah Tenggarong. Dari 18 kecamatan tersebut terbagi kembali menjadi desa/kelurahan sebanyak 237 desa/kelurahan. Untuk lebih jelasnya dapat dillihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut: No Kecamatan Tabel 3.1 Kecamatan Kabupaten Kutai Kartanegara Luas Wilayah Km 2 Persen 1. Samboja 1045,9 3, Muara Jawa 754,5 2, Sanga-sanga 233,4 0, Loa Janan 644,2 2, Loa Kulu 1405,7 4, Muara Muntai 928,6 3, Muara Wis 1108,2 3, Kota Bangun 1143,7 3, Tenggarong 398,1 1, Sebulu 859,5 2, Tenggarong Seberang 437 1, Anggana 1798,8 6,03 8 Jumlah Desa/Kel. 52

3 No Kecamatan Luas Wilayah Km 2 Persen 13. Muara Badak 939,09 3, Marang Kayu 1165,7 3, Muara Kaman 3410,1 11, Kenohan 1302,2 4, Kembang Janggut 1923,9 6, Tabang 7764,50 34,64 19 Kabupaten ,10 100, Sumber: Kutai Kartanegara Dalam Angka Tahun 2013 Jumlah Desa/Kel. Di antara 18 kecamatan di Kabupatern Kutai Kartanegara, kecamatan Tabang dan Muara Kaman memiliki wilayah yang paling luas, masing-masing 34,64 persen dan 11,43 persen dari luas wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Dan yang wilayah pling kecil adalah kecamatan Sanga-sanga dan Tenggarong masing-masing 0,78 persen dan 1,33 persen dari luas wilaya Kabupaten Kutai Kartanegara. 3. Keadaan iklim Iklim wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara sangat dipengaruhi oleh iklim tropis basah yang bercirikan curah hujan cukup tinggi dengan penyebaran merata sepanjang tahun, sehingga tidak terdapat pergantian musim yang jelas. Iklim di Kabupaten Kutai Kartanegara dipengaruhi oleh letak geografinyayakni iklim hutan tropika dengan suhu udara rata-rata 26 0 C, dimana perbedaan antara suhu terendah dengan suhu tertinggi mencapai C.Jumlah curah hujan wilayah ini berkisar mm/tahun dengan jumlahhari hujan rata-rata hari/tahun. Curah hujan terendah yaitu dari mm/tahun tersebar di wilayah pantai dan semakin meningkat ke wilayahpedalaman atau kearah barat. 53

4 4. Daerah Aliran Sungai (DAS) Berdasarkan data yang ada, wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki 31 sungai besar dan kecil, Dari sungai-sungai tersebut yang tersebar dan terpanjang adalah Sungai Mahakam sebagai Wilayah Sungai Strategis Nasional dengan DAS meliputi DAS Mahakam, DAS Semboja, DAS Senipah, dan DAS Semoi. Aliran Sungai Mahakam yang lebar dan tenang memberikan pengaruh yang sangat besar terutama bagi kegiatan sosial ekonomi masyarakat. potensi air sungai yang mengalir sepanjang sungai dan anak sungai Mahakam ini dapat diakibatkan oleh penggunaan wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara yang merupakan kawasan hutan, sehingga sangat berpotensi untuk daya resap air (infiltrasi) di wilayah ini dan selanjutnya menghasilkan volume/debit air yang sangat besar di daerah hulu. Bagi kepentingan sosial ekonomi dan sanitasi masyarakat, sungai/anak sungai Mahakam hingga saat ini dimanfaatkan sebagai air baku bagi penyediaan air minum penduduk di sepanjang wilayah yang dilaluinya. Sedangkan lebar dan dalamnya sungai dijadikan sarana esensial bagi kegiatan transportasi air sebagai transportasi lokal maupun antar wilayah (transportasi regional). Tabel 3.2 berikut merupakan nama sungai yang berada di Kabupaten Kutai Kartanegara. 54

5 Tabel 3.2 Nama Sungai di Kabupaten Kutai Kartanegara No Nama Sungai Panjang Lebar Kedalaman. Seluruhnya Yang dapat (meter) (Meter) 1 Sungai Mahakam Sungai Loa Haur Sungai Jembayan Sungai Kedang Rantau Sungai Sabintulung Sungai Pela Sungai Kahala Sungai Batangan Muntai Sunagi Bongan Sungai Kedang Kepala Sungai Kelinjau Sungai Belayan Sungai Kedang Pahu Sumber: Kutai Kartanegara Dalam Angka, 2013 B. Topografi Berdasarkan Kutai Kartanegara Dalam Angka 2013, wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara sebagian besar bergelombang dan berbukit dengan kemiringan landai sampai curam. Daerah kemiringan datar sampai landai dengan ketinggian antara 7 25 m dpl terdapat di beberapa bagian yaitu pada kawasan pantai dan sebagian besar Daerah Aliran Sungai Mahakam. Berikut ini merupakan data ketinggian setiap kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara yang diukur dari permukaan laut. Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa menurut luas wilayahnya sebagian besar wilayah Kecamatan Sebulu termasuk ke dalam kelas ketinggian 7 25 m dan m. Wilayah yang tergolong ke dalam kelas ketinggian 7 25 m memiliki sifat berupa permukaan tanah datar sampai landai, kadang tergenang, kandungan air 55

6 tanah cukup baik, dapat diairi dan tidak ada erosi, sehingga sangat cocok untuk pertanian lahan basah. C. Demografis Kependudukan Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Indonesia adalah orang, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Penyebaran penduduk di Indonesia masih bertumpu di Pulau Jawa, sedangkan Provinsi Kalimantan Timur hanya menempati posisi ke-18 yakni sebesar 1,49 persen penduduk ( orang) yang tinggal di wilayah Kalimantan Timur. Sementara itu, dari hasil pelaksanaan pencacahan SP2010 di Kabupaten Kutai Kartanegara dapat diketahui jumlah penduduk sebanyak orang, terdiri dari laki-laki dan perempuan dimana Kecamatan Tenggarong, Tenggarong Seberang, Loa Janan, Sambojadan Loa Kulu merupakan 5 kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar yakni orang, orang, orang, orang dan orang sedangkan Kecamatan Muara Wis, Tabang dan Kenohan merupakan 3 kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil yakni orang, orang dan orang. Dari hasil tersebut masih tampak bahwa penyebaran penduduk Kutai Kartanegara masih bertumpu di Kecamatan Tenggarong yakni sebesar 15,34 persen. Hal ini dikarenakan Kecamatan Tenggarong merupakan ibu kota kabupaten yang tentunya menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian, 56

7 sehingga penduduk lebih cenderung untuk bertempat tinggal di kecamatan tersebut. Dapat dilhat pada tabel 3.3 berikut ini: Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Laki-laki + Perempuan Sex Ratio 1 Samboja ,74 2 Muara Jawa ,49 3 Sanga-Sanga ,19 4 Loa Janan ,36 5 Loa Kulu ,13 6 Muara Muntai ,64 7 Muara Wis ,49 8 Kota Bangun ,44 9 Tenggarong ,22 10 Sebulu ,84 11 Tenggarong Seberang ,68 12 Anggana ,84 13 Muara Badak ,31 14 Marang Kayu ,19 15 Muara kaman ,66 16 Kenohan ,13 17 Kembang Janggut ,45 18 Tabang ,28 Kab.Kutai Kartanegara ,37 Sumber: Sensus Penduduk 2010 Kab. Kutai Kartanegara 57

8 Sex ratio penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara sebesar 111,37 yang berarti jumlah penduduk laki-laki di wilayah Kutai Kartanegara 11 persen lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka nasional diamana sex rationya sebesar 101, yang artinya jumlah penduduk laki-laki hanya 1 persen lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan. 1 D. Pendidikan Fasilitas pendidikan di Kabupaten Kutai Kartanegara diantaranya adalah TK, SD, SMP, SMU/SMK yang tersebar diseluruh kelurahan di Kabupaten Kutai Kartanegara. Jumlah Taman Kanak-Kanak di Kabupaten Kutai Kartanegara secara keseluruhan sebanyak 284 unit, Sekolah Dasar secara keseluruhan memiliki jumlah sebanyak 460 unit yang tersebar di 18 Kecamatan. Untuk Sekolah setingkat SLTP memiliki jumlah sebanyak 126 unit yang tersebar di 18 Kecamatan. Sedangkan Jumlah SMU di Kabupaten Kutai Kartanegara sebanyak 48 unit, sedangkan SMK sebanyak 37 unit Untuk lebih jelasnya data jumlah fasilitas sekolah, di Kabupaten Kutai Kartanegara terlihat pada Tabel 3.4 sebagai berikut: 1 Sex ratio penduduk Kab. Kutai Kartanegara %20Kabupaten%20Kutai%20Kartanegara.pdf. Diakses pada tanggal 30 september

9 Tabel 3.4 Jumlah Fasilitas pendidikan Negeri/Swasta yang tersedia di Kabupaten Kutai Kartanegara No. Nama Kecamatan Jumlah Sarana Pendidikan Umum TK SD SLTP SMA SMK 1 Samboja Muara Jawa Sanga-Sanga Loa Janan Loa Kulu Muara Muntai Muara Wis Kota Bangun Tenggarong Sebulu Tenggarong Seberang Anggana Muara Badak Marang Kayu Muara Kaman Kenohan Kembang Janggut Tabang JUMLAH

10 E. Kondisi Sosial Tingkat Kesejahteraan Penduduk Indikator tingkat kesejahteraan penduduk di Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dilihat dari angka kemiskinan, indikator kesehatan, indikator pendidikan dan indikator tenaga kerja 1. Kemiskinan Untuk angka kemiskinan, berdasarkan data yang diperoleh dari survey Komite Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2005 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kutai Kartanegara cenderung mengalami penurunan, dimana tahun 2001 masih sebesar orang (19,75 % dari jumlah penduduk) menurun menjadi orang (16,39 % dari jumlah penduduk) pada tahun Kemudian pada tahun 2003 jumlah penduduk miskin menurun lagi menjadi sebanyak orang (14,96 % dari jumlah penduduk). Pada tahun 2004 jumlah penduduk meningkat menjadi orang (13,94 % dari jumlah penduduk). Tahun 2005 jumlah penduduk miskin menurun menjadi orang atau sebesar 12,84 % dari jumlah penduduk Kesehatan indikator kesehatan yang mengalami peningkatan, diantaranya: a. Menurunnya angka kematian bayi dari 39 per seribu kelahiran hidup pada tahun 2003 menjadi 33,8 per seribu kelahiran hidup pada tahun RPJMD Kabupaten. Kutai Kartanegara

11 b. Prevalensi gizi buruk pada anak balita juga mengalami penurunan dari 1,7 per seribu balita pada tahun 2003 menjadi 0,6 per seribu balita tahun c. Kinerja pelayanan kesehatan juga mengalami peningkatan hal ini ditandai dengan meningkatnya pertolongan persalinan dengan menggunakan tenaga kesehatan dari 69,2% tahun 2003 menjadi 83,5 % tahun d..kondisi kesehatan lingkungan juga mengalami peningkatan ditandai dengan meningkatnya masyarakat pengguna air bersih dari 51,74 % tahun 2003 menjadi 64,8% tahun e. Angka Harapan Hidup pada tahun 2004 adalah 64 tahun. Khusus untuk persebaran tenaga kesehatan di Kabupaten Kutai Kartanegara cenderung belum merata dimana jumlah tenaga kesehatan lebih banyak berada di daerah perkotaan. Hal ini diantaranya dapat dilihat dari data di Kecamatan Loa Janan jumlah tenaga dokter mencapai 11 orang, perawat 27 orang, bidan 27 orang, ahli kesehatan masyarakat 1 orang, dan sanitasi 3 orang, sementara di Kecamatan Tabang hanya memiliki 4 orang dokter, 6 orang perawat, dan 3 orang bidan F. Kondisi perekonomian Nilai PDRB Kutai Kartanegara tahun 2010 mencapai Rp 29,084 trilyun (mengalami peningkatan sebesar 3,37 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang sebesar Rp 28,051 trilyun di tahun 2009). Jika minyak bumi dan gas alam (migas) dikeluarkan dari penghitungan PDRB, maka nilai PDRB Kutai Kartanegara juga mengalami peningkatan sebesar 12,2 persen. Tahun 2009, PDRB tanpa migas mencapai Rp 9,3triliun dan meningkat menjadi Rp 10,4triliun di tahun Ada empat sektor dominan yang berpengaruh tinggi terhadap 61

12 PDRB dengan migas yaitu sektor Pertambangan (berperan 77,5% terhadap ekonomi Kutai Kartanegara), sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan (7,36%), sektor Bangunan (4,7%), dan sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (4,7%). Tabel 3.5 PDBR Kabupaten Kutai Kartenegara Tahun (Juta) Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan dan penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Perdagangan, Hotel dan Restorsan Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-Jasa PDRB Dengan Migas PDRB Tanpa Migas Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Kab. Kutai Kartanegara Perekonomian Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2010 tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun Pertumbuhan ekonominya sebesar 3,88 persen di tahun 2010, dan 2,08 persen tahun Di tahun 2010, hampir semua 62

13 sektor mengalami percepatan pertumbuhan, kecuali Sektor Listrik, Gas & Air Bersih. G. Profil Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Kutai Kartanegara SKPD Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara mempunyai TUGAS melaksanakan kewenangan Desentralisasi dan Tugas Dekonsentrasi di bidang perkebunan dan Kehutanan yang dalam pelaksanaannya SKPD Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara mempuyai fungsi sebagai berikut : 1. Perumusan kebijakan teknis di bidang perkebunan dan kehutanan sesuai dengan rencana strategis Pemerintah daerah 2. Perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis dibidang perkebunan dan kehutanan 3. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis pengembangan perkebunan dan kehutanan 4. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis produksi perkebunan 5. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis Usaha perkebunan 6. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis perlindungan perkebunan dan kehutanan 7. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan 8. Pelaksanaan Unit Pelaksana Teknis Dinas 9. Pembinaan Kelompok Jabatan FungsionaL 63

14 Dengan diberlakukannya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah serta kemudian ditetapkan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta kemudian ditetapkan UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah maka Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara berusaha untuk dapat meningkatkan Kesejahteraan masyarakat guna mewujudkan masyarakat Kabupaten Kutai Kartanegara yang madani yaitu hidup mandiri, penuh kreativitas dan sejahtera lahir batin. Dalam era otonomi seperti saat ini Kabupaten Kutai Kartanegara juga turut menggeliat dan bangun untuk membangun daerahnya dengan dukungan potensi yang ada. Akselerasi pembangunan dipacu terus melalui Program GERBANG RAJA dengan lebih menitikberatkan pembangunan menuju kepada masyarakat sejahtera. Kegiatan Pembangunan Perkebunan dan Kehutanan merupakan Kegiatan yang pada dasarnya berbasisnya sumberdaya domestic yang dapat diperbaharui (renewable resources). Selain itu Sub Sektor Perkebunan dan sektor kehutanan tidak saja memberikan kontribusi yang berarti bagi pembangunan secara umum maupun Devisa Negara dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tetapi juga merupakan sumber kehidupan bagi sebagian besar penduduk khususnya yang tinggal di pedesaan. Memperhatikan peranan sub sector Perkebunan dan sektor kehutanan, tantangan dan peluang yang dihadapi serta tuntutan 64

15 pembangunan yang semakin transparan pada era otonomi daerah saat ini, maka arah pengembangan sub sektor Perkebunan dan sektor kehutanan lima tahun kedepan adalah menumbuhkan dan memantapkan agribisnis untuk mewujudkan perkebunan yang tangguh, maju dan efisien yang berbasis pada Kawasan Unggulan Ekonomi (KUE) melalui Pemamfaatan Potensi Sumber Daya Alam,Sosial Budaya dan Teknologi yang berwawasan lingkungan untuk mengantisipasi berbagai perubahan dan perkembangan pasar dunia, mengingat produk - produk perkebunan yang dihasilakan sebagian besar untuk tujuan ekspor. Secara nasional Sub Sektor Perkebunan juga telah memberikan Kontribusi dalam menekan kesejahtraan structural dan Spasial melalui Peningkatan Pendapatan Petani dan Penyebaran Setra Produksi Perkebunan. Sehubungan dengan hal - hal tersebut, maka Kebijakan Pembangunan Perkebunan di Kabupaten Kutai Kartanegara berdasarkan Propeda diarahkan pada terciptanya kondisi yang kondusif untuk tumbuh, berkembang dan berdayanya Sistem Perekonomian yang memberikan peluang bagi segenap pelaku ekonomi secara proposional yang terkait secara fungsional sehingga membentuk kekuatan ekonomi iliyah yang sinergis dengan sektor lainya. Mengacu pada kenyataan tersebut, maka diperlukan beberapa Program Pembangunan Perkebunan dan Kehutanan diantaranya Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Komoditas Andalan / Unggulan 65

16 Daerah yang dilakukan antara lain dengan menata berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kawasan andalan yang dikaitkan dengan Program Pengembangan Agroindustri dan Agribisnis. Visi " Terwujudnya Perkebunan Yang Tangguh Dan Hutan Lestari, Menuju Masyarakat Sejahtera Dan Berkeadilan " Misi 1. Memanfaatkan sumber daya lahan untuk pembangunan perkebunan dan kehutanan secara efektif dan efisien dengan tetap memperhatikan aspek keseimbangan yang berwawasan lingkungan lestari. 2. Meningkatkan usaha pelayanan Publik dalam rangka pembangunan perkebunan dan kehutanan. 3. Mengembangkan perkebunan dan kehutanan yang berpihak pada program pengentasan kemiskinan dan kesetaraan gender. 4. Mengembangkan perkebunan dan kehutanan yang inovatif dan kreatif 5. Mengoptimalkan fungsi perkebunan dan kehutanan sebagai fungsi ekonomi, ekologi, sosial, pendidikan dan lingkungan sehingga bermanfaat bagi kepentingan masyarakat. 6. Pembangunan Perkebunan dan kehutanan yang berorientasi agribisnis, agroindustri dan agroforestry dengan produk komoditas yang mampu bersaing pada pasar global (global market). 66

17 7. Pembangunan perkebunan dan kehutanan yang menitik beratkan pada usaha-usaha Intensifikasi, Diversifikasi, Ekstensifikasi dan Rehabilitasi. 8. Pemberdayaan kelembagaan kelompok tani dan keluarga tani menuju masyarakat yang sejahtera. 9. Meningkatkan Partisipasi masyarakat dalam pembangunan perkebunan dan kehutanan dengan mengembangkan jejaring kerjasama kemitraan serta kebijakan pengembangan pola kemitraan. Gambar 3.2 Struktur Organisasi Dinas Perkebunan dan Kehutanan Sumber: Profil Dinas Perkebunan dan Kehutanan

18 H. Profil Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Kutai Kartanegara Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kutai Kartanegara juga berfungsi untuk merumuskan kebijakan teknis operasional di bidang Kelautan dan Perikanan serta melaksanakan kebijakan operasional, pemberian bimbingan dan pembinaan di bidang Kelautan dan Perikanan. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kutai Kartanegara dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara No 12/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2008 Nomor 12). Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kutai Kartanegara merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara yang bertugas untuk melaksanakan kewenangan desentralisasi dan dekonsentrasi di bidang Kelautan dan Perikanan. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kutai Kartanegara dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara No 12/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2008 Nomor 12). Berdasarkan Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 41 Tahun 2008 pasal 4, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kutai Kartanegara juga berfungsi untuk merumuskan kebijakan teknis operasional di bidang Kelautan dan Perikanan serta melaksanakan 68

19 kebijakan operasional, pemberian bimbingan dan pembinaan di bidang Kelautan dan Perikanan. Selain itu, instansi ini juga memiliki fungsi untuk memberikan perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya. Kemudian melakukan pembinaan terhadap UPTD maupun pengelolaan urusan ketatausahaan Dinas Kelautan dan Perikanan. Cabang Tingkat Kecamatan Dari 18 Kecamatan se-kutai Kartanegara, Dinas Kelautan & Perikanan Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki 13 Cabang Dinas di tingkat kecamatan sebagai berikut: 1. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Tenggarong/Tenggarong Seberang 2. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Muara Kaman/Sebulu 3. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Kota Bangun 4. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Muara Wis 5. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Muara Muntai 6. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Kenohan 7. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Kembang Janggut/Tabang 8. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Marang Kayu 9. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Muara Badak 69

20 10. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Anggana/Sanga- Sanga 11. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Muara Jawa 12. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Samboja 13. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Loa Kulu/Loa Janan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Adapun Visi dan Misi dari Dinas Kelautan dan perikanan Kabupaten Kukar sebagai berikut: VISI Dan MISI Pembangunan kelautan dan perikanan yang telah dilakukan selama ini telah membawa hasil yang cukup menggembirakan. Perubahan tatanan global serta nasional yang berkembang dinamis menuntut percepatan pembangunan kelautan dan perikanan nasional secara nyata untuk mampu menyesuaikan dan memenuhi tantangan lingkungan strategis yang bergerak cepat. Dokumen Rencana Strategis ( Renstra ) Dinas Kelautan dan Perikanan tahun merupakan penjabaran dari visi dan Misi Dinas Keluatan dan Perikanan yang didasarkan pada tugas dan fungsi Dinas Kelautan dan Perikanan. Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang yang ada di Dinas Kelautan dan Perikanan, maka Visi yang hendak dicapai dalam periode adalah : 70

21 Menjadikan Kutai Kartanegara sebagai Penghasil Produk Kelautan dan Perikanan yang Bernilai Tambah dan Berdaya Saing Tinggi menuju Masyarakat Perikanan yang Sejahtera Visi tersebut diatas mengandung beberapa pengertian, yang pertama adalah Nilai Tambah. Yang dapat diartikan sebagai jumlah nilai akhir dari suatu produk kelautan dan perikanan yang bertambah pada setiap tahapan produksi. Peningkatan nilai tambah suatu produk kelautan dan perikanan dapat dilakukan melalui perubahan bentuk (form utility), perubahan tempat (place utility), perubahan waktu (time utility) dan perubahan kepemilikan (potition utility). Kedua adalah Daya Saing yang berarti kemampuan dari masyarakat kelautan dan perikanan untuk menunjukan keunggulan dalam hal tertentu, dengan cara memperlihatkan situasi dan kondisi yang paling menguntungkan, hasil kerja yang lebih baik, lebih cepat atau lebih bermakna dibanding dengan yang lain. Yang ketiga Kesejahteraan, berbicara mengenai kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan berarti berbicara tentang: 1. Masyarakat Kelautan dan Perikanan yang berpenghasilan / berpendapatan 2. Masyarakat Kelautan dan Perikanan yang bekerja dan memiliki kesempatan kerja 3. Masyarakat Kelautan dan Perikanan yang sehat, memperoleh pendidikan dan merasakan keamanan/ketentraman. Memperhatikan visi serta perubahan paradigma dan kondisi yang akan dihadapi pada masa yang akan datang, maka dalam upaya mewujudkan visi 71

22 pembangunan Dinas Kelautan dan perikanan Kutai Kartanegara Tahun , misi pembangunan sebagai berikut: 1. Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan 2. Meningkatkan Daya Saing dan Nilai tambah Produk Hasil kelautan dan Perikanan 3. Menjaga Daya Dukung dan Kwalitas Lingkungan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Melalui Pembangunan Kelautan dan Perikanan yang berwawasan lingkungan. Tujuan Dan Sasaran Jangka Menengah Tujuan dan sasaran pembangunan daerah mempunyai peran penting sebagai rujukan utama dalam perencanaan pembangunan Dinas keluatan dan perikanan secara keseluruhan. Rumusan tujuan dan sasaran merupakan dasar dalam menyusun pilihan-pilihan strategi pembangunan kelautan dan perikanan dan sarana untuk mengevaluasi pilihan tersebut. Tujuan adalah pernyataanpernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi dengan menjawab isu strategis Dinas kelautan dan perikanan dan permasalahan pembangunan dinas kelautan dan perikanan. Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan. Visi dan misi pembangunan Kelautan dan Perikanan Kutai Kartanegara dijabarkan ke dalam tujuan dan sasaran, sebagai berikut 72

23 Tabel 3.5 Sasaran Visi dan Misi MISI TUJUAN S A S A R A N Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Meningkatkan Daya Saing dan Nilai tambah Produk Hasil kelautan dan Perikanan Menjaga Daya Dukung dan Kwalitas Lingkungan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Melalui Pembangunan Kelautan dan Perikanan yang berwawasan lingkungan. Meningkatkan produksi kelautan dan perikanan Meningkatnya Kualitas dan Keanekaragaman produk kelautan dan perikanan Terwujudnya Pengelolaan lingkungan Sumberdaya ikan secara berkelanjutan Meningkatnya produksi kelautan dan perikanan Meningkatnya Pendapatan Nelayan, pembudidaya dan pengolah hasil perikanan Meningkatnya Tenaga Kerja sektor kelautan dan perikanan Meningkatnya ketersediaan produk kelautan dan perikanan Meningkatnya Branding Produk kelautan dan perikanan di pasar luar negeri Terwujudnya pengelolaan kawasan konservasi kelautan dan perikanan secara berkelanjutan Meningkatnya luasan kawasan yang bebas illegal fihing Sumber: Profil Dinas kelautan dan perikanan

24 Struktur Organisasi Struktur Organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan digambarkan seperti diagram Alur seperti dibawah ini: Gambar 3.3 Struktur Organisasi Dinas Kelautan dan Perikana KEPALA Ir. Armeinadi H. SEKRETARIS Ir. Dadang S. Supriatman KASUBAG PENYUSUN AN Munarto, SP KASUBAG KEUANGA N Neni Triani, SE KASUBAG UMUM & KEPEGAW Dina Marini, SE KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG PERIKANAN PERIKANAN Ir. A.S. Syafiuddin Muslik, S.Pi, M.Si Fadly, S.Pi Ir. M. Yasin KASI TEKNOLOGI PENANGKAPAN KASI TEK. BUDIDAYA DAN KASI PENGAWASAN KASI TEK. DAN PENGAWASAN Akhmadiansyah, SE, M.Si Sabar Handoyo, S.Pi Samsuddin, SE, M.Si H. Fitri Handoko, ST, MM KASI SARANA DAN PRASARANA KASI SARANA DAN PRASARANA KASI REHABILITASI KONSERVASI KDP KASI PENG. USAHA DAN Indra Saputra, S.Pi Asli Husaini, S.Pi Kuntari, S.Sos Helda, S.Pi KASI TOPP KASI PENGENDALIAN KASI PEMBERDAYAAN KASI PELAYANAN Drs. Muzazi Ir. Noor Lely Syahrul, S.Pi Faturahman, S.Pi UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS 18 KECAMATAN Sumber: Profil Dinas kelautan dan perikanan

25 I. Profil Badan lingkungan Hidup Daerah Kab. Kutai Kartanegara Tugas Pokok Dan Fungsi Badan Lingkungan Hidup Daerah merupakan unsur pendukung Pemerintah Daerah, dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. Badan Lingkungan Hidup Daerah melaksanakan tugas dibidang penanganan Lingkungan Hidup. Adapun Tugas Dan Fungsi Badan Lingkungan Hidup Daerah : a. Perumusan kebijakan teknis dalam bidang pengelolaan, pengendalian dan pencegahan pencemaran, kerusakan, pemulihan serta pelestarian lingkungan hidup. b. Perencanaan program penaatan, pengaturan, perlindungan, pengendalian dan pencegahan pencemaran kerusakan, pemulihan serta pelestarian lingkungan hidup. c. Pengkoordinasian pelaksanaan pengelolaan dan pengendalian lingkungan hidup, pencegahan pencemaran/kerusakan, pemulihan serta pelestarian lingkungan hidup. d. Melaksanakan pencegahan, pengendalian, penanggulangan pencemaran dan atau kerusakan lingkungan, pengelolaan limbah dan berbahaya dan beracun. 75

26 e. Melaksanakan penaatan hukum dan penyelesaian sengketa lingkungan dengan pengembangan sistem manajemen lingkungan, pelaksanaan AMDAL dan pengembangan teknologi ramah lingkungan. f. Pembinaan dan pengkoordinasian baku mutu lingkungan hidup dan penetapan pedoman atau kriteria tentang pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup. g. Pembinaan, pelayanan, pengawasan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pengendalian lingkungan hidup, dan h. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan Badan V I S I : Dalam mengantisipasi tantangan ke depan menuju kondisi yang diinginkan, Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai organisasi yang berada dalam jajaran Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara perlu secara terus menerus mengembangkan peluang dan inovasi baru. Perubahan tersebut harus disusun dalam tahapan yang terencana, konsisten dan berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan Akuntibilitas Kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil atau manfaat. Sehubungan dengan itu Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Kartanegara harus mempunyai visi sebagai cara pandang jauh kedepan tentang kemana Badan Lingkungan Hidup Daerah Kab. Kutai Kartanegara akan diarahkan dan apa yang akan dicapai agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif. 76

27 Sejalan dengan Visi Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, yaitu : "Menuju Terwujudnya Masyarakat Kutai Kartanegara yang Sejahtera dan Berkeadilan". Maka Visi Badan Lingkungan Hidup Daerah Kab. Kutai Kartanegara adalah "Terwujudnya Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Pembangunan yang Berwawasan Lingkungan." M I S I : a. Peningkatan penyelenggaraan pelayanan publik di Bidang Lingkungan Hidup. b. Peningkatan fungsi koordinasi, pembinaan dan pengawasan dalam perencanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan. c. Penguatan fungsi pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dalam rangka fungsi pelestarian lingkungan hidup. d. Meningkatkan advokasi dan ketaatan para pihak terhadap peraturan perundang-undangan di Bidang Lingkungan Hidup. e. Peningkatan upaya pencegahan dan pemulihan terhadap kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup. 77

28 Susunan organisasi badan lingkungan hidup daerah kabupaten kutai kartanegara terdiri dari a.kepala b.sekretaris MEMBAWAHKAN 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 2. Sub Bagian Keuangan 3. Sub Bagian Penyusunan Program c.bidang pengendalian dampak lingkungan kegiatan ekonomi, membawahkan 1. Sub Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan 2. Sub Bidang Pengelolaan Limbah Domestik dan Limbah B3 d. Bidang pengendalian lingkungan hidup, membawahkan 1. Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan 2. Sub Bidang Tata Lingkungan e. Bidang konservasi linkungan hidup, membawahkan 1. Sub Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan 2. Sub Bidang Pemulihan Lingkungan f. Bidang penegakan dan advokasi hukum lingkungan, membawahkan 1. Sub Bidang Advokasi Hukum Lingkungan 2. Sub Bidang Penegakan Hukum Lingkungan g. Kelompok jabatan fungsional h. Unit pelaksana teknis badan (uptb) 78

SEKAPUR SIRIH. Tenggarong, Agustus 2010 Kepala BPS Kutai Kartanegara. Ir. Gunadi Irianto NIP

SEKAPUR SIRIH. Tenggarong, Agustus 2010 Kepala BPS Kutai Kartanegara. Ir. Gunadi Irianto NIP SEKAPUR SIRIH Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Tahun

Lebih terperinci

Bismillahirrahmanirrahim Khoirunnas anfauhum linnass (HR. Ahmad, Thabrani) Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya

Bismillahirrahmanirrahim Khoirunnas anfauhum linnass (HR. Ahmad, Thabrani) Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya PENDAHULUAN Bismillahirrahmanirrahim Khoirunnas anfauhum linnass (HR. Ahmad, Thabrani) Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya Berlimpahnya kekayaan alam, luasnya wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang IV. GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Propinsi Kalimantan Timur dengan luas wilayah daratan 198.441,17 km 2 dan luas pengelolaan laut 10.216,57 km 2 terletak antara 113º44 Bujur Timur dan 119º00

Lebih terperinci

PROFIL KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2012

PROFIL KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2012 PROFIL KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2012 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.. i DAFTAR ISI....ii BAB

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

Penyerapan dan Efek-vitas Anggaran di Daerah

Penyerapan dan Efek-vitas Anggaran di Daerah Penyerapan dan Efek-vitas Anggaran di Daerah Diskusi Teknis DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara Hotel Garden Palace, Surabaya, 17 Feb 2012 Dr. Wahyudi Kumorotomo Magister Administrasi Publik Universitas Gadjah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARTANEGARA NOMOR 5 TAHUN 2002 PEMBETUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA CABANG DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KARTANEGARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARTANEGARA NOMOR 5 TAHUN 2002 PEMBETUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA CABANG DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KARTANEGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARTANEGARA NOMOR 5 TAHUN 2002 PEMBETUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA CABANG DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KARTANEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI KARTANEGARA,

Lebih terperinci

BAHAN PEMAPARAN DALAM RANGKA MUSRENBANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN OLEH : BUPATI KUTAI KARTANEGARA RITA WIDYASARI, Ph.D

BAHAN PEMAPARAN DALAM RANGKA MUSRENBANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN OLEH : BUPATI KUTAI KARTANEGARA RITA WIDYASARI, Ph.D BAHAN PEMAPARAN DALAM RANGKA MUSRENBANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016 OLEH : BUPATI KUTAI KARTANEGARA RITA WIDYASARI, Ph.D I. PENDAHULUAN 1. Berdasarkan permasalahan dan isu strategis serta mengacu

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI PROFIL DINAS KABUPATEN WONOGIRI Alamat : Jln. Diponegoro Km 3,5 Bulusari, Bulusulur, Wonogiri Telp : (0273) 321929 Fax : (0273) 323947 Email : dinaslhwonogiri@gmail.com Visi Visi Dinas Lingkungan Hidup

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pemerintah Nomor 3 tahun 1964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pemerintah Nomor 3 tahun 1964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung 1. Sejarah Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota dari Provinsi Lampung. Provinsi Lampung pada awalnya merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah Administratif Provinsi Kalimantan Timur terdiri atas 14 Kabupaten/Kota, namun sejak tgl 25 April 2013 telah dikukuhkan Daerah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen Memorandum Program Sanitasi ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki lautan yang lebih luas dari daratan, tiga per empat wilayah Indonesia (5,8 juta km 2 ) berupa laut. Indonesia memiliki lebih dari 17.500 pulau dengan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA 31 KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA Administrasi Secara administratif pemerintahan Kabupaten Katingan dibagi ke dalam 11 kecamatan dengan ibukota kabupaten terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 47 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN NUNUKAN, KABUPATEN MALINAU, KABUPATEN KUTAI BARAT, KABUPATEN KUTAI TIMUR, DAN KOTA BONTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang

Lebih terperinci

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam perumusan strategi didasarkan pada kriteria : 1. Strategi yang realistis untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan 2. Menganalisis dan mengevaluasi faktor faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintahan Daerah telah diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE 4.1 Kondisi Wilayah Pulau Simeulue merupakan salah satu pulau terluar dari propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Ο Ο Ο Ο berada pada posisi 0 0 03-03 0 04 lintang Utara

Lebih terperinci

DATA JUMLAH PNS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KAB. KUTAI KARTANEGARA SAMPAI DENGAN 5 JULI 2017

DATA JUMLAH PNS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KAB. KUTAI KARTANEGARA SAMPAI DENGAN 5 JULI 2017 DATA JUMLAH PNS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KAB. KUTAI KARTANEGARA SAMPAI DENGAN 5 JULI 2017 NO. SKPD JUMLAH PNS 1 SEKRETARIAT DAERAH 745 2 SEKRETARIAT DPRD 209 3 INSPEKTORAT 101 4 DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota

BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Pemerintah Kota Medan Gambaran umum kondisi kota Medan memuat perkembangan kondisi Kota Medan sampai saat ini, capaian hasil pembangunan kota sebelumnya

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

UU 47/1999, PEMBENTUKAN KABUPATEN NUNUKAN, KABUPATEN MALINAU, KABUPATEN KUTAI BARAT, KABUPATEN KUTAI TIMUR, DAN KOTA BONTANG

UU 47/1999, PEMBENTUKAN KABUPATEN NUNUKAN, KABUPATEN MALINAU, KABUPATEN KUTAI BARAT, KABUPATEN KUTAI TIMUR, DAN KOTA BONTANG UU 47/1999, PEMBENTUKAN KABUPATEN NUNUKAN, KABUPATEN MALINAU, KABUPATEN KUTAI BARAT, KABUPATEN KUTAI TIMUR, DAN KOTA BONTANG Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 47 TAHUN 1999 (47/1999) Tanggal: 4

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN A. PROFIL KABUPATEN KULON PROGO Berdasarkan website resmi Pemerintah Kabupaten Kulon Progo (www.kulonprogo.go.id), profil daerah Kabupaten Kulon Progo yaitu: 1. Kondisi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH Visi merupakan pandangan ideal yang menjadi tujuan dan cita-cita sebuah organisasi.

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN 4.. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten PPU secara geografis terletak pada posisi 6 o 9 3-6 o 56 35 Bujur Timur dan o 48 9 - o 36 37 Lintang

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB III PENYAJIAN DATA BAB III PENYAJIAN DATA A. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin 1. Historis Kabupaten Musi Banyuasin Perjalanan historis mencatat Kabupaten Musi Banyuasin pada zaman Belanda dijadikan sebagai

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP 4.1. Visi dan Misi 4.1.1. Visi Bertitik tolak dari dasar filosofi pembangunan daerah Daerah Istimewa Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Lebih terperinci

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dititikberatkan pada pertumbuhan sektor-sektor yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tujuan pembangunan pada dasarnya mencakup beberapa

Lebih terperinci

BAB III Visi dan Misi

BAB III Visi dan Misi BAB III Visi dan Misi 3.1 Visi Pembangunan daerah di Kabupaten Bandung Barat, pada tahap lima tahun ke II Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) atau dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

INFORMASI PUBLIK YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN SECARA BERKALA KECAMATAN CIGUDEG

INFORMASI PUBLIK YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN SECARA BERKALA KECAMATAN CIGUDEG INFORMASI PUBLIK YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN SECARA BERKALA KECAMATAN CIGUDEG I. Informasi tentang Profil Kecamatan meliputi : a. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. Cirebon berada pada posisi ' BT dan 6 4' LS, dari Barat ke Timur 8

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. Cirebon berada pada posisi ' BT dan 6 4' LS, dari Barat ke Timur 8 BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 2.1 Deskripsi Wilayah Kota Cirebon 1. Geografi Kota Cirebon merupakan salah satu Kota bersejarah yang memiliki keunikan yang khas. Kota Cirebon adalah bekas ibu Kota kerajaan

Lebih terperinci

PERENCANAAN DINDING PENAHAN TANAH PADA RUAS JALAN TENGGARONG SEBERANG KM 10 KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG

PERENCANAAN DINDING PENAHAN TANAH PADA RUAS JALAN TENGGARONG SEBERANG KM 10 KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG PERENCANAAN DINDING PENAHAN TANAH PADA RUAS JALAN TENGGARONG SEBERANG KM 10 KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG 1.1 Latar Belakang JUMRI BAB I PENDAHULUAN Tenggarong Seberang merupakan pemekaran dari Tenggarong

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung.

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung. BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung. Kabupaten Tulang Bawang Barat berbatasan langsung dengan Provinsi

Lebih terperinci

Executive Summary PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA: PENGEMBANGAN TANAMAN BUDIDAYA PISANG

Executive Summary PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA: PENGEMBANGAN TANAMAN BUDIDAYA PISANG Executive Summary 2013 Executive Summary PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA: PENGEMBANGAN TANAMAN BUDIDAYA PISANG Pengenalan Kabupaten Kutai Kartanegara Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan

Lebih terperinci

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik A. Kondsi Geografis Kabupaten Bolaang Mongondow adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Utara. Ibukota Kabupaten Bolaang Mongondow adalah Lolak,

Lebih terperinci

DAFTAR INFORMASI PUBLIK

DAFTAR INFORMASI PUBLIK DAFTAR INFORMASI PUBLIK NAMA PEJABAT NAMA UNIT/ SATKER YANG MENGUASAI : Ir.BAMBANG SETIAWAN, MM : Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Magetan NO JENIS INFORMASI RINGKASAN ISI INFORMASI PEJABAT/UNIT/SATKER

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kota Depok telah resmi menjadi suatu daerah otonom yang. memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah

I. PENDAHULUAN. Kota Depok telah resmi menjadi suatu daerah otonom yang. memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Depok telah resmi menjadi suatu daerah otonom yang memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah beserta dengan perangkat kelengkapannya sejak penerbitan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Analisis Isu-Isu Strategis

Analisis Isu-Isu Strategis Analisis Isu-Isu Strategis Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang ada pada saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi 5 (lima) tahun ke depan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangkalan perlu

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM. A. Letak Geografis, Iklim

BAB IV KONDISI UMUM. A. Letak Geografis, Iklim 27 BAB IV KONDISI UMUM A. Letak Geografis, Iklim Kabupaten Bungo terletak di bagian Barat Provinsi Jambidengan luas wilayah sekitar 7.160 km 2. Wilayah ini secara geografis terletak pada posisi 101º 27

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II Bab II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap satuan kerja perangkat Daerah, SKPD harus menyusun Rencana

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonom baru yang sebelumnya merupakan bagian dari Kabupaten Tangerang Provinsi Banten berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. wilayah Caruban yang merupakan bagian dari Kecamatan Mejayan. Gedung

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. wilayah Caruban yang merupakan bagian dari Kecamatan Mejayan. Gedung BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Gambaran umum Kabupaten Madiun a. Kondisi Geografis Kabupaten Madiun adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukota dari Kabupaten Madiun adalah Kecamatan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP 4.1. Visi dan Misi SKPD 4.1.1. Visi Filosofi yang mendasari pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta seperti tercantum

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BUPATI BENER MERIAH QANUN KABUPATEN BENER MERIAH NOMOR 03 TAHUN 2014

BUPATI BENER MERIAH QANUN KABUPATEN BENER MERIAH NOMOR 03 TAHUN 2014 1 BUPATI BENER MERIAH QANUN KABUPATEN BENER MERIAH NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS QANUN KABUPATEN BENER MERIAH NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS QANUN KABUPATEN BENER MERIAH NOMOR

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN 5.1. Rencana Program dan Kegiatan Program adalah Instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang

Lebih terperinci

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG -1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KUTAI TIMUR KAWASAN BUKIT PELANGI TELP

BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KUTAI TIMUR KAWASAN BUKIT PELANGI TELP BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KUTAI TIMUR KAWASAN BUKIT PELANGI TELP. (0549)22467 FAX (0549) 22577 LAPORAN ANGKUTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( L A K I P ) S A N G A T T A T A H U N 2015 KATA

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 bulan

Lebih terperinci

PROFIL BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (BPLH)

PROFIL BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (BPLH) PROFIL BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (BPLH) STRUKTUR ORGANISASI Unsur organisasi Ba terdiri dari 3 (tiga) bagian utama, yaitu unsur Pimpinan (Kepala Ba), Pembantu Pimpinan (Sekretaris Sub Bagian)

Lebih terperinci

BAB III Gambaran Umum BAPPEDA Kabupaten Sukabumi. derajat Bujur Timur dan 60 derajat 57 sampai 70 derajat 25 Lintang

BAB III Gambaran Umum BAPPEDA Kabupaten Sukabumi. derajat Bujur Timur dan 60 derajat 57 sampai 70 derajat 25 Lintang 33 BAB III OBYEK LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 3.1.1 Gambaran Umum BAPPEDA Kabupaten Sukabumi Kabupaten Sukabumi terletak antara 106 derajat 49 sampai 107 derajat Bujur Timur dan 60 derajat 57 sampai 70

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan pembangunan pada dasarnya disusun untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat sebesarbesarnya yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Nilai (Rp) BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Penyusunan kerangka ekonomi daerah dalam RKPD ditujukan untuk memberikan gambaran kondisi perekonomian daerah Kabupaten Lebak pada tahun 2006, perkiraan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, keadaan dan mahluk termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tidak terlepas

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG 9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN PENAJAM PASER

Lebih terperinci

Bab II Perencanaan Kinerja

Bab II Perencanaan Kinerja Bab II Perencanaan Kinerja 2.1. Visi Misi Daerah Dasar filosofi pembangunan daerah Provinsi Gorontalo seperti tercantum dalam RPJMD Provinsi Gorontalo tahun 2012-2017 adalah Terwujudnya Percepatan Pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN DAN INDIKATOR KINERJA

BAB 2 PERENCANAAN DAN INDIKATOR KINERJA BAB 2 PERENCANAAN DAN INDIKATOR KINERJA 2.1 Rencana Strategis Berdasarkan ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 bahwa setiap Daerah wajib menetapkan Rencana Stratejik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif 28 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperlihatkan dan menguraikan keadaan dari

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

BUPATI SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. Masalah pokok dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. Masalah pokok dalam pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola setiap sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum 1.1. Geografi Kabupaten Bandung, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat dengan ibukotanya adalah Soreang. Secara geografis letak Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2004 T E N T A N G ZONA BEBAS PEKERJA ANAK DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2004 T E N T A N G ZONA BEBAS PEKERJA ANAK DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2004 T E N T A N G ZONA BEBAS PEKERJA ANAK DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI KARTANEGARA, Menimbang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA BONTANG. 4.1 Gambaran Umum Wilayah Kota Bontang. Gambar 4.1 Peta Wilayah Kota Bontang

IV. GAMBARAN UMUM KOTA BONTANG. 4.1 Gambaran Umum Wilayah Kota Bontang. Gambar 4.1 Peta Wilayah Kota Bontang 51 IV. GAMBARAN UMUM KOTA BONTANG 4.1 Gambaran Umum Wilayah Kota Bontang Gambar 4.1 Peta Wilayah Kota Bontang 52 Kota Bontang terletak antara 117 23 BT - 117 38 BT dan 0 01 LU - 0 12 LU atau berada pada

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MAHAKAM ULU TEMA RKPD PROV KALTIM 2018 PENGUATAN EKONOMI MASYRAKAT MENUJU KESEJAHTERAAN YANG ADIL DAN MERATA

PEMERINTAH KABUPATEN MAHAKAM ULU TEMA RKPD PROV KALTIM 2018 PENGUATAN EKONOMI MASYRAKAT MENUJU KESEJAHTERAAN YANG ADIL DAN MERATA PEMERINTAH KABUPATEN MAHAKAM ULU TEMA RKPD PROV KALTIM 2018 PENGUATAN EKONOMI MASYRAKAT MENUJU KESEJAHTERAAN YANG ADIL DAN MERATA Strategi dan Program Prioritas Penguatan Ekonomi Masyarakat Kabupaten Mahulu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Bogor merupakan sebuah kota yang berada di Provinsi Jawa Barat. Kedudukan Kota Bogor yang terletak di antara wilayah Kabupaten Bogor dan dekat dengan Ibukota Negara

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG.UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN NUNUKAN, KABUPATEN MALINAU, KABUPATEN KUTAI BARAT, KABUPATEN KUTAI TIMUR, DAN KOTA BONTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berimplikasi kepada provinsi dan Kabupaten/Kota, untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. berimplikasi kepada provinsi dan Kabupaten/Kota, untuk melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah di era otonomi menghadapi berbagai tantangan, baik internal maupun eksternal, seperti masalah kesenjangan dan iklim globalisasi. Yang disebut

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

Lebih terperinci