BAB II KONSEP DASAR. membahayakan diri sendiri mauupun lingkungan (Fitria, 2009).
|
|
- Ridwan Santoso
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Menurut Stuart (2009), perilaku kekerasan atau agresi adalah sikap atau perilaku kasar atau kata-kata yang menggambarkan perilaku amuk, permusuhan dan potensi untuk merusak secara fisik. Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan, disertai dengan amuk dan gaduh gelisah yang tidak terkontrol (Townsend, 2006). Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis yang dapat membahayakan diri sendiri mauupun lingkungan (Fitria, 2009). Dari beberapa pengertian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa perilaku kekerasan atau tindak kekerasan merupakan salah satu dari ungkapan perasaan marah dan bermusuhan sebagai respon terhadap kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhui yang mengakibatkan hilangnya kontrol dan kesadaran diri dimana individu bisa berperilaku menyerang atau melakukan suatu tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. B. PROSES TERJADINYA Menurut Stuart (2009), kemarahan diawali oleh adanya stressor yang berasal dari internal atau eksterna. Stressor internal seperti penyakit, hormonal, dendam, kesal sedangkan stressor eksternal bisa berasal dari ledekan, cacian, makian, hilangnya benda berharga, tertipu, penggusuran, bencana dan sebagainya. Hal tersebut akan mengakibatkan kehilangan 1
2 atau gangguan pada sistem individu (Disruption and loss). Hal yang terpenting adalah bagaimana individu memaknai setiap kejadian yang menyedihkan atau menjengkelkan tersebut (personal meaning). Bila seseorang memberi makna positif, misalnya : macet adalah waktu untuk istirahat, penyakit adalah sarana penggugur dosa, suasana bising adalah melatih persyarafan telinga maka ia akan dapat melakukan kegiatan secara positif (compensatory act) dan tercapai perasaan lega (resolution). Bila ia gagal dalam memberikan makna menganggap segala sesuatunya sebagai ancaman dan tidak mampu melakukan kegiatan positif (olah raga, menyapu atau baca puisi saat ia marah dan sebagainya) maka akan muncul perasaan tidak berdaya dan sengsara (helplessness). Perasaan itu akan memicu timbulnya kemarahan (anger). Kemarahan yang diekspresikan keluar (ekspressed outward) dengan kegiatan yang kontruktif dapat menyelesaikan masalah. Kemarahan yang diekspresikan dengan kegiatan destruktif dapat menimbulkan perasaan bersalah dan menyesal (guilt). Kemarahan yang dipendam akan menimbulkan gejala psikomatis (painfull symptom). Respon terhadap marah dapat diungkapkan melalui 3 cara yaitu : 1. Mengungkapkan secara verbal : Bicara dengan kata-kata kotor,bicar kasar. 2. Menekan : Mendominasi, meremehkan. 3. Menentang : Berdebat, penuh dengan rasa curiga. Dari ketiga cara ini yang pertama adalah konstruktif sedang dua cara lain adalah destruktif. Dengan melarikan diri atau menantang akan menimbulkan rasa bermusuhan dan bila cara ini dipakai terus menerus, maka kemarahan dapat diekspresikan pada diri sendiri atau lingkungan dan akan tampak sebagai depresi psikosomatik atau agresif dan mengamuk. 2
3 SKEMA TERJADNYA PERILAKU KEKERASAN Ancaman Stress Cemas Marah Merasa kuat Menentang Masalah tidak selesai Marah berkepanjangan Mengungkapkan Secara verbal Menjaga Keutuhan orang lain Lega Ketegangan menurun Rasa marah teratasi Merasa tidak adekuat Melarikan diri Mengingkari marah Marah tidak teungkap Muncul rasa bermusuhan Rasa permusuhan menahun Marah pada diri sendiri Marah pada orang lain/ lingkungan Depresi psikosomatik Agresif mengamuk Gambar 1. Proses terjadinya perilaku kekerasan (Beck,dkk 1986,hal.4447 dikutip oleh Keliat,1994) 3
4 C. RENTANG RESPON Menurut Stuart (2009), perilaku kekerasan dianggap sebagai suatu akibat yang ekstrim dari marah atau ketakutan ( panik ). Respon Respon Adaptif Maladatif Asertif Frustasi Pasif Agresif Kekerasan Gambar 2. Rentang Respon Setiap orang mempunyai kapasitas berperilaku asertif, pasif dan agresif sampai kekerasan. Dari gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa a. Asertif : individu dapat mengungkapkan marah tanpa menyalahkan orang b. Frustasi : individu gagal mencapai tujuan kepuasan saat marah dan tidak dapat menemukan alternatif. c. Pasif : individu tidak dapat mengungkapkan perasaannya. d. Agresif : perilaku yang menyertai marah terdapat dorongan untuk menuntut tetapi masih terkontrol. e. Kekerasan : perasaan marah dan bermusuhan yang kuat serta hilangnya kontrol. Perilaku kekerasan merupakan suatu rentang emosi dan ungkapan kemarahan yang dimanivestasikan dalam bentuk fisik. Kemarahan tersebut merupakan suatu bentuk komunikasi dan proses penyampaian pesan dari individu. Orang yang mengalami kemarahan sebenarnya ingin menyampaikan pesan bahwa ia tidak setuju, tersinggung, merasa tidak dianggap, merasa tidak dituruti atau diremehkan. Rentang respon kemarahan individu dimulai dari respon normal (asertif) sampai pada respon yang tidak normal (maladaptif). 4
5 D. ETIOLOGI 1. Faktor Predisposisi Menurut Stuart(2009), faktor-faktor yang mendukung terjadinya perilaku kekerasan adalah a. Faktor biologis 1) Instinctual drive theory (teori dorongan naluri) Teori ini menyatakan bahwa perilaku kekerasan disebabkan oleh suatu dorongan kebutuhan dasar yang kuat. 2) Phsycomatic theory (teori psikomatik) Pengalaman marah adalah akibat dari respon psikologis terhadap stimulus eksternal, internal maupun lingkungan. Dalam hal ini sistem limbik berperan sebagai pusat untuk mengekspresikan maupun menghambat rasa marah. b. Faktor psikologis 1) Frustasion aggresion theory ( teori argesif frustasi) Menurut teori ini perilaku kekerasan terjadi sebagai hasil akumulasi frustasi yang terjadi apabila keinginan individu untuk mencapai sesuatu gagal atau terhambat. Keadaan tersebut dapat mendorong individu berperilaku agresif karena perasaan frustasi akan berkurang melalui perilaku kekerasan. 2) Behavioral theory (teori perilaku) Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila tersedia fasilitas atau situasi yang mendukung reinforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan, sering mengobservasi kekerasan di rumah atau di luar rumah. Semua aspek ini menstimulai individu mengadopsi perilaku kekerasan. 3) Existential theory (teori eksistensi) Bertindak sesuai perilaku adalah kebutuhan yaitu kebutuhan dasar manusia apabila kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi melalui perilaku konstruktif maka individu akan memenuhi kebutuhannya melalui perilaku destruktif. 5
6 c. Faktor sosio kultural 1) Social enviroment theory ( teori lingkungan ) Lingkungan sosial akan mempengaruhi sikap individu dalam mengekspresikan marah. Budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif agresif) dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan akan menciptakan seolaholah perilaku kekerasan diterima. 2) Social learning theory ( teori belajar sosial ) Perilaku kekerasan dapat dipelajari secara langsung maupun melalui proses sosialisasi. 2. Faktor Presipitasi Stressor yang mencetuskan perilaku kekerasan bagi setiap individu bersifat buruk. Stressor tersebut dapat disebabkan dari luar maupun dalam. Stressor yang berasal dari luar antara lain serangan fisik, kehilangan, kematian, krisis dan lain-lain. Dari dalam adalah putus hubungan dengan seseorang yang berarti, kehilangan rasa cinta, ketakutan terhadap penyakit fisik, hilang kontrol, menurunnya percaya diri dan lain-lain.selain itu lingkungan yang terlalu ribut, padat, kritikan yang mengarah pada penghinaan, tindakan kekerasan dapat memicu perilaku kekerasan. E. MANIFESTASI KLINIS Menurut Stuart (2009), tanda dan gejala perilaku kekerasan diantaranya adalah : 1. Fisik : mata melotot atau pandangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup, wajah memerah dan tegang serta postur tubuh kaku. 2. Verbal : mengancam, mengumpat dengan kata-kata kotor, berbicaradengan nada keras, kasar dan ketus. 3. Perilaku : menyerang orang lain, melukai diri sendiri atau orang lain merusak lingkungan, amuk atau agresif. 4. Emosi : tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, merasa terganggu, dendam,jengkel, tidak berdaya, bermusuhan mengamuk, ingin berkelahi,menyalahkan dan menuntut. 5. Intelektual : mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan dan tidakjarang mengeluarkan kata-kata bernada sarkasme. 6
7 6. Spiritual : merasa diri berkuasa, merasa diri benar, keragu-raguan, Tidak bermoral dan kreatifitas terhambat. 7. Sosial : menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan 8. Perhatian : bolos, melarikan diri dan melakukan penyimpangan seksual F. Proses Keperawatan 1. Pengkajian Menurut Keliat(2009), data yang perlu dikaji pada pasien dengan perilaku kekerasan yaitu pada data subyektif klien mengancam, mengumpat dengan kata-kata kotor, mengatakan dendam dan jengkel. Klien juga menyalahkan dan menuntut. pada data obyektif klien menunjukkan tanda-tanda mata melotot dan pandangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup, wajah memerah dan tegang, postur tubuh kaku dan suara keras. 2. Diagnosa Keperawatan a. Analisa Data Data-data yangmendukung dalam analisa data menurut Keliat (2009): 1) Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkunga Data Subyektif : Pasien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.pasien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal atau marah.riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya(azizah, 2011). Data Objektif : Mata merah, wajah agak merah.nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit, memukul diri sendiri/orang lain.ekspresi marah 7
8 saat membicarakan orang, pandangan tajam.merusak dan melempar barang-barang (Stuart, 2009). 2) Resiko Perilaku kekerasan Data Subjektif : Klien mengatakan jengkel dengan orang lain, mengungkapkan rasa permusuhan yang mengancam, klien merasa tidak nyaman, klien merasa tidak berdaya, ingin berkelahi, dendam. Data Objektif : Tangan dikepal, tubuh kaku, ketegangan otot seperti rahang terkatup, nada suara tinggi, waspada, pandangan tajam, reflek cepat, aktivitas motor meningkat, mondar-mandir, merusak secara langsung benda-benda yang berada dalam lingkungan, menolak, muka merah, nafas pendek. 3) Harga diri rendah Data Subyektif : Mengungkapkan ketidakmampuan dalam meminta bantuan orang lain dan mengungkapkan rasa malu serta tidak bisa jika diajak melakukan sesuatu (Videbeck, 2008). Data Obyektif : Tampak ketergantungan dengan orang lain, tampak sedih serta tidak melakukan aktivitas yang seharusnya dapat dilakukan, wajah tampak murung (Keliat, 2009) 8
9 b. Pohon Masalah Menurut Keliat (2009), pohon masalah perilaku kekerasan adalah sebagai berikut : Resiko menederaidiri sendiri, orang lain dan lingkungan Resiko perilaku kekerasan Masalah utama Gangguan konsep diri : harga diri rendah Gambar 3.Pohon Masalah pada Masalah Resiko Perilaku Kekerasan (Keliat, 2009) c. Diagnosa Keperawatan Menurut Keliat(2009), diagnose meliputi : 1. Resiko perilaku kekerasan 2. Gangguan konsep diri ; harga diri rendah 9
10 3. Rencana Keperawatan Menurut Keliat(2009), Rencana Keperawatan pada diagnose pasien dengan resiko perilaku kekerasan dan gangguan konsep diri harga diri rendah N o Dx. Kep Tujuan Perencanaan Kriteria Hasil Intervensi Rasional TTD 1 Resiko Perilaku kekerasan TUM : Klien tidak mencederai dan melakukan menejemen perilaku kekerasan TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya 1.1 Klien mau membalas salam, mau berjabat tangan, menyebut nama, tersenyum, ada kontak mata, mengetahui nama perawat menyediakan waktu kontrak Beri salam / panggil klien Menyebutkan nama sambil berjabat tangan Jelaskan maksud kontrak yang akan dibuat Hubungan saling percaya merupakan landasan utama hubungan selanjutnya Beri rasa aman dan sikap empati Lakukan kontrak singkat tapi sering TUK 2: Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku 2.1 Klien mengungkapkan perasaannya Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya Beri kesempatan untukmengungkapkan perasaannya dapat membantu mengurangi stres dan penyebab rasa jengkel / kesal dapat 10
11 kekerasan diketahui 2.2 Klien dapat mengungkapkan penyebab perasaan kesal (dari diri sendiri lingkungan / orang lain) Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab perasaan kesal. TUK 3: Klien dapat mengidentifikasikan tanda-tanda perilaku kekerasan 3.1Klien dapat mengungkapkan perasaan saat marah 3.2 Klien dapat menyimpulkan tandatanda jengkel yang dialami Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat jengkel Observasitandaperilakukekera sanpadaklien Simpulkan bersama klien tanda-tanda jengkel yang dialami klien Untuk mengetahui hal yang dialami dan dirasakan saat jengkel Untuk mengetahui tandatanda klien jengkel / kesal Menarik kesimpulan bersama klien supaya klien mengetahui secara garis besar tanda tanda marah / kesal. TUK 4: Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan 4.1 Klien dapat mengungkapkan perilaku kekerasan yang bisa dilakukan. 4.2 Klien dapat bermain peran dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan Anjurkan klien untuk mengungkapkan kekerasan yang biasa dilakukan Bantu klien bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan Mengeksplorasi perasaan klien terhadap perilaku kekerasan yang biasa dilakukan Untuk mengetahui perilaku kekerasan yang biasa dilakukan dan dengan bantuan perawat bisa membedakan perilaku konstruktif dan destruktif 4.3 Klien dapat melakukan cara yang biasa dapat mernyelesaikan masalah / tidak Bicarakan dengan klien, apakah cara yang klien Dapat membantu klien menemukan cara yang dapat menyelesaikan 11
12 lakukan masalahnya teratasi masalah TUK 5: Klien dapat mengidentifikai akibat perilaku kekerasan 5.1Klien dapat menjelaskan akibat dari cara yang dilakukan digunakan klien Bicarakan akibat / kerugian dari cara yang dilakukan klien Bersama klien menyimpulkan akibat cara yang digunakan oleh klien Tanyakan pada klien apa klien ingin mempelajari cara baru yang sehat Membantu klien untuk menilai perilaku kekerasan yang dilakukan Dengan mengetahui akibat perilaku kekerasan diharapkan klien dapat merubah perilaku destruktif yang dilakukan menjadi perilaku konstruktif TUK 6: Klien dapat mengidentifikasikan cara konstruktif dalam berespon terhadap kemarahan. 6.1 Klien dapat melakukan cara berespon terhadap kemarahan secara konstruktif dengan cara tarik nafas dalam / pukul bantal dan mendemonstrasikan Tanyakan pada klien apakah ia ingin mempelajari cara baru yang sehat Berikan pujian jika klien mengetahui cara lain yang sehat Diskusikan dengan klien cara lain sehat: Secara fisik tarik nafas dalam / pukul bantal Dengan mengidentifikasi cara yang konstuktif dalam merespon terhadap kemarahan dapat membantu klien menemukan cara yang baik untuk mengurangi kejengkelannya sehingga klien tidak dapat stres lagi Reinforcement positif dapat memotivasi klien dan meningkatkan harga dirinya. TUK 7: Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol marah sosial asertif 7.1 Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan: Secarasosial : lakukandalamkelompok caracara marah yang sehat Verbal: mengatakan secara langsung bahwa anda sedang Bantu klien memilih cara yang paling tepat untuk klien Bantu klien mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih Berikan stimulasi kepada klien untuk menilai respon perilaku kekerasan secara tepat Membantu klien dalam membuat keputusan terhadap cara yang telah dipilih dengan melihat 12
13 kesal manfaatnya TUK 8: Klien dapat melakukan cara mengontrol marah dengan cara spiritual 8.1 Diskusikan dengan klien cara mengontrol marah dengan berdoa / sembahyang Anjurkan klien untuk berdoa / sembahyang saat terjadi perasaaan jengkel TUK 9: Klien dapat menggunakan obat yang benar (sesuai program pengobatan) 9.1 Klien dapat menyebutkan obatobat yang diminum dan kegunaannya (jenis, waktu, dosis, dan efek) Jelaskan jenis obat yang diminum klien Diskusikan manfaat minum obat tanpa seizin dokter Klien dapat mengetahui nama nama obat yang diminum oleh klien Klien dapat mengetahui kegunaan obat yang dikonsumsi Jelaskan prinsip benar minum obat (baca nama yang tertera pada tempat obat, dosis obat, waktu dan cara minum Klien mengetahui prinsip benar agar tidak terjadi kesalahan dalam mengkonsumsi obat Jelaskan manfaat minum obat dan efek obat yang perlu diperhatikan Anjurkan klien meminta obat dan minum tepat waktu Klien dapat memiliki kesadaran akan pentingnya minum obat dan bersedia minum obat dengan kesadaran sendiri Mengetahui efek samping sedini mungkin sehingga tindakan dapat dilakukan sesegera mungkin untuk menghindari komplikasi Anjurkan klien melaporkan Reinforcement positif dapat 13
14 pada perawat / dokter jika merasakan efek yang tidak menyenangkan memotivasi klien serta dapat meningkatkan harga diri Beri pujian jika klien minum obat yang benar 9.2 Klien dapat minum obat sesuai program pengobatan TUK 10 : Klien mendapat dukungan keluarga dalam mengontrol perilaku kekerasan 10.1 Keluarga klien : menyebutkan cara merawat klien Identifikasi kemampuan keluarga dalam merawat klien Kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi akan memungkinkan keluarga untuk melakukan penilaian terhadap perilaku kekerasan Jelaskan peran serta keluarga dalam merawat klien Jelaskan cara cara merawat klien: Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang merawat klien sehingga keluarga terlibat dalam perawatan klien a. Terkait dengan mengontrol perilaku kekerasan b. Sikap tenang, bicara jelas c. Membantu klien mengenal penyebab perilaku kekerasan Bantu keluarga dalam mendemonstrarikan cara merawat klien Agar keluarga mengetahui cara merawat klien melalui demonstrasi yang dilihat keluarga secara langsung 14
15 10.2Mengungkapkan rasa puas dalam merawat klien Bantu,keluarga mengungkapkan perasaan setelah demontrasi Mengekspresikan perasaaan keluarga setelah melakukan demonstrasi TUK 11 : Klien mendapatkan perlindungan dari lingkungan untuk mengontrol perilaku kekerasan Bicara tenang, gerakan tidak terburu buru, nada suara rendah, tunjuk kepedulian Lindungi agar klien tidak mencederai orang lain Jika tidak dapat diatasi lakukan pembatasan gerak 2 Gannguan konsep diri : harga diri rendah TUM: Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal TUK 1: Klien dapat membina hubungan saling percaya 1.1 Klien mau membalas salam, mau berjabat tangan, menyebut nama, tersenyum, ada kontak mata, mengetahui nama perawat menyediakan waktu kontrak, ekspresi wajah bersahabat Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal Perkenalkandiridengansopan Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien Hubungan saling percaya adalah dasar untuk kelancaran hubungan interaksi selanjutnya Jelaskan tujuan pertemuan Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya 15
16 1.1.7 Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien TUK 2: Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki 2.1 Klienmengidentifikasikemampua ndanaspekpositif yang dimiliki Kemampuan yang dimilikiklien Aspekpositifkeluarga Aspek posiitif lingkungan yang dimiliki klien Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien Setiap bertemu klien hindari dari memberi nilai negatif Diskusikan tingkat kemampuan klien menilai realitas, kontrol diri atau integritas ego diperlukan sebagai dasar asuhan keperawatan Reinforcement positif akan meningkatkan harga diri Utamakanmemberipujianyan g realistis TUK 3: Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan 3.1 Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit Keterbukaan dan pengertian tentang kemampuan yang dimiliki adalah prasarat untuk berubah TUK 4: Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki 4.1 Klien membuat rencana kegiatan harian Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaan Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan Kegiatansendiri Kegiatandenganbantuansebagi an Kegiatan yang membutuhkanbantuan total Klien adalah individu yang bertanggung jawab terhadap diri sendiri Klien perlu bertindak secara realitis dalam kehidupannya 16
17 4.1.3 Tingkatkan kegiatan yang sesuai dengan toleransi kondisi klien Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan Contoh peran yang dilihat klien akan memotivasi untuk melaksanakan kegiatan TUK 5: Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya 5.1 Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuannya Berikan kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan Beri pujian atas keberhasilan klien Memberikan kesempatan kepada klien mandiri dirumah Reinforcement positif akan meningkatkan harga diri Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah Memberikan kesempatan kepada klien untuk tetap melakukan kegiatan yang biasa dilakukan TUK 6: Klien dapat meningkatkan pendukung yang ada 6.1Klien memanfaatkan sistem pendukun ada di keluarga Beri pendidikan kesehatan pada Mendorong keluarga untuk keluarga tentang cara merawat kl mampu merawat klien dengan harga diri rendah mandiri di rumah Bantu keluarga memberi dukung Support sistem keluarga selama klien dirawat akan sangat berpengaruh dalam proses penyembuhan Bantu keluarga menyiapkan lingk dirumah Meningkatkan peran serta keluarga dalam merawat klien di rumah 17
18 G. Strategi Komunikasi (SP) Strategi komunikasi (SP) Keliat (2009) yang dilakukan pada pasien Halusinasi, Menarik Diri, dan Harga Diri Rendah yaitu sebagai berikut : Diagnosa Keperawatan Pasien Keluarga Resiko perilaku kekerasan SP 1p 1. Mengidentifikasi penyebab PK 2. Mengidentifikasi tanda dan gejala PK 3. Mengidentifikasi PK yang dilakukan 4. Mengidentifikasi akibat PK 5. Menyebutkan cara mengontrol PK 6. Membantu pasien mempraktekan latihan cara mengontrol fisik 1 7. Menganjurkan pasien memasukan dalam kegiatan harian SP k 1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien 2. Menjelaskam pengertian PK,tanda dan gejala,serta proses terjadinya PK 3. Menjelaskan cara merawat pasien dengan PK 4. RTL keluarga/jadwal keluarga untuk merawat pasien. SP 2p 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien 2. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara fisik II 3. Menganjurkasn pasien memasukan dalam jadwal harian SP 2k 1. Melatih keluarga memperatekan cara merawat pasien dengan PK 2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien PK SP 3 p 1. Mejadwal kegiatan harian pasien mengevaluasi 2. Melatih pasien mengontrol Pk dengan cara verbal 3. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian SP 3k 1. Membantu keluarga memperaktekan jadwal aktivitas dirumah termasuk minum obat(discharge planning) 2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang SP 4p 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien 18
19 2. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara spiritual 3. Mengajarkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian SP5p 1. Memvalidasi jadwal kegiatan harian pasien 2. Menjelaskan cara mengontrol PK dengan minum obat 3. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian. Harga Rendah Diri SP 1 SP 1 a. Mengidentifikasi kemampuan positif yang dimiliki. b. Menilai kemampuan yang dapat dilakukan saat ini. c. Memilih kemampuan yang akan dilatih. d. Melatih kemampuan pertama yang telah dipilih. e. Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien. a. Mengidentifikasi masalah yang dirasakan dalam merawat pasien. b. Menjelaskan proses terjadinya HDR. c. Menjelaskan tentang cara merawat pasien HDR. d. Bermain peran dalam merawat pasien HDR. e. Menyusun RTL keluarga/jadwal keluarga untuk merawat pasien. SP 2 SP 2 a. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1). b. Memilih kemampuan kedua yang dapat dilakukan. c. Melatih kemampuan yang dipilih. d. Masukkan dalam kegiatan pasien. a. Evaluasi kemampuan SP 1 b. Latih keluarga langsung ke pasien. c. Menyusun RTL keluarga/jadwal keluarga untuk merawat pasien. SP 3 SP 3 a. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 dan 2). b. Memilih kemampuan ketiga yang dapat dilakukan. c. Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien. a. Evaluasi kemampuan keluarga. b. Evaluasi kemampuan pasien. c. RTL keluarga : 1) Follow up 2) Rujukan 19
20 20
BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,
BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Menurut Yosep ( 2007 ) perilaku kekerasan atau agresi adalah sikap atau perilaku
BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Menurut Yosep ( 2007 ) perilaku kekerasan atau agresi adalah sikap atau perilaku kasar atau kata-kata yang menggambarkan perilaku amuk, permusuhan dan potensi untuk merusak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasakan sebagai ancaman (Nurjannah dkk, 2004). keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan ke lingkungan, kedalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perilaku kekerasan merupakan salah satu yang diekspresikan dengan melakukan ancaman, menciderai orang lain ataupun merusak lingkungan (Keliat dkk, 2011). Kemarahan
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana individu melakukan atau. (1998); Carpenito, (2000); Kaplan dan Sadock, (1998)).
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998).
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan
Lebih terperinciTINJAUAN TEORI BAB II. A. Pengertian. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR PERILAKU KEKERASAN. Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon
BAB II KONSEP DASAR PERILAKU KEKERASAN A. PENGERTIAN Perilaku kekerasan adalah suatu kondisi maladaptif seseorang berespon terhadap marah (Townsend, M.C. 1998). Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman.
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman. (Kelliat,1996) Perasaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan emosi yang merupakan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan emosi yang merupakan campuran perasaan frustasi dan benci atau marah. Hal ini didasari keadaan emosi secara mendalam dari setiap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. Kemarahan adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Kemarahan adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman. (Stuart and sundeen, 1991). Pengungkapan kemarahan dengan
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan. Marah merupakan perasaan jengkel yang
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Perilaku kekerasan atau agresif merupakan bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Marah tidak memiliki tujuan khusus,
Lebih terperinciBAB II KONSEP TEORI. tidak menyenangkan atau menace (Iyus Yosep, 2007:113). 1995). Pengungkapan kemarahan dengan langsung dan konstruktif pada
BAB II KONSEP TEORI A. Pengertian 1. Marah Kemarahan (anger) menurut Widjaja Kusuma (1992:423) adalah suatu emosi yang terentang mulai dari iritabilitas sampai agresivitas yang dialami oleh orang lain.
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN
LAPORAN PENDAHULUAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN Masalah Utama: Resiko Perilaku Kekerasan Proses Terjadinya Masalah Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SHINTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SHINTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Disusun Oleh : ANISSYA NURUL H J 200 090 023 PROGRAM STUDI DIPLOMA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. Amarah merupakan suatu emosi yang menentang dari sifat mudah tersinggung
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Amarah merupakan suatu emosi yang menentang dari sifat mudah tersinggung hingga marah yang hebat yang dialami oleh setiap orang. (Kaplan, 1995). Perilaku kekerasan adalah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 1. Perilaku Kekerasan 1.1 Definisi Perilaku kekerasan sukar diprediksi. Setiap orang dapat bertindak keras tetapi ada kelompok tertentu yang memiliki resiko tinggi yaitu pria
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN BUDI ANNA KELIAT
ASUHAN KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN BUDI ANNA KELIAT tanggal upload : 28 April 2009 PENGERTIAN 1. Marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respons terhadap kecemasan/ kebutuhan yang tidak terpenuhi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial
BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN KASUS
BAB II TINJAUAN KASUS A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain (Yosep,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Isolation (isolasi) merupakan mekanisme pertahanan dimana emosi diasingkan dari muatan impuls kesakitan atau memori (Cervone, 2011). Pikiran isolasi sosial ( social
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Gangguan Harga Diri Rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif dapat secara langsung atau tidak langsung di ekspresikan
Lebih terperinciBAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993)
BAB II TUNJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993) Menarik diri merupakan suatu keadaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN KONSEP
BAB II TINJAUAN KONSEP A. Pengertian Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang
Lebih terperinciBAB II TUNJAUAN TEORI
47 BAB II TUNJAUAN TEORI A. Pengertian Perilaku kekerasan atau agresif merupakan bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Marah tidak memiliki tujuan khusus,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Gangguan hubungan sosial merupakan suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel dan menimbulkan perilaku maladaptif
Lebih terperinciKoping individu tidak efektif
LAPORAN PENDAHULUAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI I. PROSES TERJADINYA MASALAH Isolasi social merupakan upaya klien untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Isolasi sosial sering terlihat pada klien skizofrenia. Hal ini sebagian akibat tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan kehilangan batasan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Kekerasan 1. Definisi Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan, disamping itu perilaku juga diartikan sebagai respons
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN. 1. Masalah Utama Perilaku Kekerasan
LAPORAN PENDAHULUAN 1. Masalah Utama Perilaku Kekerasan 2. Proses Terjadinya Masalah A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. kecemasan yang meningkat dan dirasakan sebagai ancaman, pengungkapan marah yang
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Risiko Perilaku Kekerasan Kemarahan adalah suatu perasaan atau emosi yang timbul sebagai reaksi terhadap kecemasan yang meningkat dan dirasakan sebagai ancaman, pengungkapan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa manurut (WHO, 2009 dalam Direja, 2011) adalah berbagai
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan jiwa manurut (WHO, 2009 dalam Direja, 2011) adalah berbagai karakteristik positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan suatu tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial
BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR 1. Pengertian Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007)
BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Halusinasi didefinisikan sebagai seseorang yang merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, baubauan, pengecapan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi adalah gangguan terganggunya persepsi sensori seseorang,dimana tidak terdapat stimulus. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Pasien merasa
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri ( Stuart, 2006 ). Gangguan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan.
Lebih terperinciB A B 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya
B A B 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya kekacauan pikiran, persepsi, dan tingkah laku dimana individu tidak mampu menyesuaikan diri
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Keperawatan Jiwa 1. Biodata Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 27 Desember 2010 di ruang Gatotkoco RSJD Dr. amino Gondohutomo Semarang a. Identitas klien Nama :
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun oleh : CAHYO FIRMAN TRISNO. S J 200 090
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. K DENGAN DIAGNOSA PERILAKU KEKERASAN AKIBAT SKIZOFRENIA HEBEFRENIK DI RUANG TANJUNG RUMAH SAKIT UMUM KOTA BANJAR
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. K DENGAN DIAGNOSA PERILAKU KEKERASAN AKIBAT SKIZOFRENIA HEBEFRENIK DI RUANG TANJUNG RUMAH SAKIT UMUM KOTA BANJAR KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri).
1 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Menarik diri adalah satu tindakan melepaskan diri, baik perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri). (Depkes RI, 1983) Menarik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dirinya maupun lingkungan luarnya. Manusia yang mempunyai ego yang sehat dapat membedakan antara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi
Lebih terperinciRENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI Nama Klien : Diagnosa Medis : No MR : Ruangan : Tgl No Dx Diagnosa Keperawatan Perencanaan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkah laku sehingga menimbulkan penderitaan dan terganggunya fungsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia menjalani kehidupan sehari-hari pasti akan mempunyai permasalahan. Setiap permasalahan dihadapi secara baik/konstruktif. Apabila kesehatan mentalnya terganggu
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Pengetahuan 1.1 Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu
Lebih terperinciPROSES TERJADINYA MASALAH
PROSES TERJADINYA MASALAH ` PREDISPOSISI PRESIPITASI BIOLOGIS GABA pada sistem limbik: Neurotransmiter inhibitor Norepineprin pada locus cereleus Serotonin PERILAKU Frustasi yang disebabkan karena kegagalan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun baik stimulus suara,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi didefinisikan sebagai seseorang yang merusak stimulasi yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun baik stimulus suara, bayangan, bau-bauan, pengecapan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 1. Pengertian Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG CITRO ANGGODO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh
PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG CITRO ANGGODO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh Y. Susilowati 1), D.W.Ningsih 2) 1) Dosen Akademi Keperawatan Krida Husada,
Lebih terperinciSTRATEGI PELAKSANAAN (SP) TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RESIKO TINGGI KEKERASAN
SP 1 Resiko Perilaku Kekerasan STRATEGI PELAKSANAAN (SP) TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RESIKO TINGGI KEKERASAN Pertemuan... Hari, TGL :... A. Proses Keperawatan 1. Kondisi Klien : a. Data Subjektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA (American nurses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang mengkonstribusi pada fungsi yang terintegrasi. Pasien
Lebih terperinciMARAH Abstrak A. DEFINISI
MARAH Oleh : Weny Hastuti, S.Kep.*, Wahyono, S.Kep.,Ns. * Abstrak Marah yang dialami oleh individu merupakan reaksi emosional akut ditimbulkan sejumlah situasi yang merangsang, termasuk ancaman, agresi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara Umun Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Kerusakan interaksi sosial merupakan upaya menghindari suatu hubungan komunikasi dengan orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, bau-bauan,
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Halusinasi didefinisikan sebagai seseorang yang merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, bau-bauan, pengecapan
Lebih terperinciPROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA
PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA Disusun Oleh: DESI SUCI ANGRAENI SRI WAHYUNINGSIH PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan jiwa adalah pelayanan kesehatan professional yang didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri merupakan keputusan terakhir dari individu untuk memecahkan masalah
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulasi yang mendekat yang diprakarsai secara internal atau eksternal
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas 1. Pasien Nama : Tn. S Umur : 30 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pendidikan : SMP Pekerjaan : Tani Alamat : Grobogan Suku Bangsa : Jawa, Indonesia No.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat di segala kehidupan. Tidak orang semua orang
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisis seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri. ( Yosep, 2007 ). Harga
Lebih terperinciA. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri
A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien 1. Nama : Ny. S 2. Umur : 34 tahun 3. Jenis kelamin : Perempuan 4. Alamat : Singorojo Kendal 5. Agama : Islam 6. Pendidikan : SLTA 7. Pekerjaan
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI A. Konsep Dasar Teori 1. Definisi Isolasi sosial merupakan kondisi ketika individu atau kelompok mengalami,
Lebih terperinciBAB II KONSEP TEORI. Perubahan sensori persepsi, halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu
BAB II KONSEP TEORI A. Pengertian Perubahan sensori persepsi, halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu mengalami perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang datang internal / eksternal (Carpenito,
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat Mendapatkkan gelar ahli madya keperawatan Disusun
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN)
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN) NAMA KELOMPOK 6 A4E : 1. Made Udayati (10.321.0864) 2. Kadek Ayu Kesuma W. (10.321.0858) 3. Kadek Ninik Purniawati (10.321.0859) 4. Luh Gede Wedawati (10.321.0867)
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR A.
BAB II KONSEP DASAR A. Definisi Skizofrenia (schizophrenia) adalah gangguan yang terjadi pada fungsi otak. Melinda Herman (2008), mendefinisikan skizofrenia sebagai penyakit neurologis yang mempengaruhi
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien
BAB II KONSEP DASAR A. Pengetian Kurangnya perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun, kurang
Lebih terperinciNURSING CARE PLAN (NCP)
NURSING CARE PLAN (NCP) 1. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN Nama Klien : DiagnosaMedis : No CM : Ruangan : Tgl No. Dx Diagnosa Keperawatan Risiko Perilaku Kekerasan Perencanaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Halusinasi 2.1.1 Pengertian Halusinasi Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya rangsangan (stimulus) eksternal (Stuart & Laraia, 2001).
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI RSJD. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh : AGUNG NUGROHO
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI RSJD. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh : AGUNG NUGROHO 462008041 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN. Oleh : DYA SUSTRAMI, S.Kep.,Ns ANTONIUS CATUR SUKMONO, S.Kep.,Ns
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN Oleh : DYA SUSTRAMI, S.Kep.,Ns ANTONIUS CATUR SUKMONO, S.Kep.,Ns SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN HANG TUAH SURABAYA 2008 PENDAHULUAN Umumnya klien dengan
Lebih terperinciPROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH ( HOME VISIT) TENTANG GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI PENDENGARAN DENGAN KELUARGA Ny.
PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH ( HOME VISIT) TENTANG GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI PENDENGARAN DENGAN KELUARGA Ny. V DI TANGGERANG DI SUSUN OLEH MARIA FRANSISKA 1410721043 PROGRAM STUDI PROVESI NERS FAKULTAS
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 Desember 2008 diruang III Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan Skizofrenia paranoid.
Lebih terperinciKONSEP PERAWATAN KESEHATAN JIWA
KONSEP PERAWATAN KESEHATAN JIWA Seiring dengan perubahan jaman, peran perawat kesehatan jiwa mulai muncul pada tahun 1950-an. Weiss (1947) menggambarkan beda perawatan kesehatan jiwa dengan perawatan umum
Lebih terperinciperawatmasadepanku@blogspot.com Join With Us : Email : hendritriyulianto@gmail.com Facebook : Hendri Ty Kunjungi dan D a p a t k a n!!! K u m p u l a n A s k e p L e n g k a p H a n y a D i : perawatmasadepanku@blogspot.com
Lebih terperinciBAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register
14 BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2004 1. Identitas a. Identitas pasien Nama klien Ny. K, umur 30 tahun, agama Kristen, pendidikan SD, suku/bangsa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. Adapun definisi lain yang terkait dengan halusinasi adalah hilangnya
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Halusinasi Halusinasi didefinisikan sebagai terganggunya persepi sensori seseorang, tetapi tidak terdapat stimulus dari luar (Varcarolis, 2006, dalam Yosep, 2011). Adapun
Lebih terperinciMODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL
MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. gelisah yang tak terkontrol (Kusumawati dan Hartono, 2011). Perilaku
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perilaku kekerasaan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik pada dirinya sendiri maupun orang lain, disertai
Lebih terperinciPEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN. Jl. Piere Tendean No. 24 Telp , fax Semarang, 50131
NOMOR :.. SET : Jiwa 1 ( K.1 ) FORMAT PEAN : HALUSINASI ( MEMBANTU PASIEN MENGENAL HALUSINASI PENDENGARAN) NO ASPEK YANG DI BOBOT A. FASE ORIENTASI ( 25% ) 1. Memberikan salam terapeutik dan kenalan :
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. stimulus yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi didefinisikan sebagai seseorang yang merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, bau-bauan, pengecapan
Lebih terperinciDepresi pada Lansia. Masalah Keperawatan Risiko Bunuh Diri
Depresi pada Lansia 1. Mengorientasikan waktu, tempat, orang di sekitar 2. Melatih dalam 3. Melatih menyusun jadwal SP 3 dst 1. Mengorientasikan waktu, tempat, orang 2. Mendiskusikan jadwal 3. Mendorong
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SUMBADRA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SUMBADRA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya
BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya rangsang dari luar. Walaupun tampak sebagai sesuatu yang khayal, halusinasi sebenarnya merupakan bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress (santrock, 2007 : 200). Masa remaja adalah masa pergolakan yang dipenuhi oleh konflik dan
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. diri sendiri maupun orang lain (Townsend,1998). gelisah yang tidak terkontrol (Kusumawati, 2011).
BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Perilaku Kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan suatu tindakan yang dapat membahayakan secara fisik kepada diri sendiri maupun orang lain (Townsend,1998).
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ILMIAH
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. Z DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SEMBADRA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DisusunOleh : HILYATUN NISA J 200 090
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Fungsi utama Rumah Sakit yakni melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin majunya teknologi kedokteran,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kognisi adalah suatu proses mental yang dengannya seorang individu menyadari dan mempertahankan hubungan dengan lingkungannya baik lingkungan dalam maupun lingkungan
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan di mana terjadi
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Halusinasi adalah gangguan penserapan (persepsi) panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan di mana terjadi pada saat
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. W DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI
NASKAH PUBLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. W DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN A. Pembahasan Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesenjangan yang penulis dapatkan antara konsep dasar teori dan kasus nyata Sdr. D diruang Dewa Ruci RSJD Amino Gondohutomo
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Perubahan persepsi adalah ketidakmampuan manusia dalam
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Perubahan persepsi adalah ketidakmampuan manusia dalam membedakan antara rangsang yang timbul dari sumber internal seperti pikiran, perasaan, sensasi somatik dengan impuls
Lebih terperinci