PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON"

Transkripsi

1 RCF 04 : PROSEDUR DAN TEKNIK PEMBUATAN DAN PEMASANGAN PEMBESIAN / PENULANGAN BETON PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

2 KATA PENGANTAR Laporan UNDP tentang : Human Development Index (HDI) tertuang dalam Human Development Report, 2004, mencantumkan Indeks Pengembangan SDM Indonesia pada urutan 111, satu tingkat di atas Vietnam urutan 112 dan jauh di bawah dari Negaranegara ASEAN terutama Malaysia urutan 59, Singapura urutan 25, dan Australia urutan 3, merupakan sebuah gambaran kondisi pengembangan SDM kita. Bagi para pemerhati dan khususnya bagi yang terlibat langsung dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus sebagai modal untuk berpacu mengejar ketinggalan dan obsesi dalam meningkatkan kemampuan SDM paling tidak setara dengan Negara tetangga ASEAN, terutama menghadapi era globalisasi. Untuk mengejar ketinggalan telah banyak daya upaya yang dilakukan termasuk perangkat pengaturan melalui penetapan undang-undang antara lain : UU. No. 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi beserta peraturan pelaksanaannya, mengamanatkan bahwa setiap tenaga : Perencana, Pelaksana, dan Pengawas harus memiliki sertifikat, dengan pengertian sertifikat kompetensi keahlian atau ketrampilan kerja. Untuk melaksanakan kegiatan sertifikasi berdasarkan kompetensi diperlukan tersedianya Bakuan Kompetensi untuk semua tingkatan kualifikasi dalam setiap klasifikasi di bidang Jasa Konstruksi. UU. No. 13 Tahun 2003, tentang : Ketenagakerjaan, mengamanatkan (Pasal 10 Ayat (2)). Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada standard kompetensi kerja. UU. No. 20 Tahun 2003, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi). UU. No. 7 Tahun 2004, tentang : Sumber Daya Air menetapkan pada Pasal 71 Ayat 1 dan 2 bahwa : - (1) Menteri yang membidangi sumber daya air dan menteri yang terkait dengan bidang sumber daya air menetapkan standar pendidikan khusus dalam bidang sumber daya air i

3 (2) Penyelenggaraan pendidikan bidang sumber daya air dapat dilaksanakan, baik oleh Pemerintah, pemerintah daerah maupun swasta sesuai dengan standar pendidikan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Mengacu pada amanat undang-undang tersebut di atas, diimplementasikan kedalam konsep Pengembangan Sistem Pelatihan Jasa Konstruksi, yang oleh PUSBIN KPK (Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi) pelaksanaan programnya didahului dengan mengembangkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia), SLK (Standar Latih Kompetensi), dimana keduanya disusun melalui analisis struktur kompetensi sektor/sub-sektor konstruksi sampai mendetail, kemudian dituangkan dalam jabatan-jabatan kerja yang selanjutnya dimasukan ke dalam Katalog Jabatan Kerja. Modul Pelatihan adalah salah satu unsur paket pelatihan sangat penting karena menyentuh langsung dan menentukan keberhasilan peningkatan kualitas SDM untuk mencapai tingkat kompetensi yang ditetapkan, disusun dari hasil inventarisasi jabatan kerja yang kemudian dikembangkan berdasarkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) dan SLK (Standar Latih Kompetensi) yang sudah disepakati dalam suatu Konvensi Nasional, dimana modul-modulnya maupun materi uji kompetensinya disusun oleh Tim Penyusun/tenaga professional dalam bidangnya masing-masing, merupakan suatu produk yang akan dipergunakan untuk melatih, dan meningkatkan pengetahuan dan kecakapan agar dapat mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan dalam SKKNI, sehingga dapat menyentuh langsung sasaran pembinaan dan peningkatan kualitas tenaga kerja konstruksi agar menjadi kompeten dalam melaksanakan tugas pada jabatan kerjanya. Dengan penuh harapan modul pelatihan ini dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga cita-cita peningkatan kualitas SDM khususnya di bidang jasa konstruksi dapat terwujud. Jakarta, Nopember 2006 Kepala Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi Ir. Djoko Subarkah, Dipl. HE. NIP : ii

4 PRAKATA Modul : Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton, merupakan uraian penjelasan serta prinsip prinsip umum bagaimana seorang mandor melaksanakan tugas utamanya yaitu membuat dan memasang pembesian / Penulangan beton. Modul ini merupakan representasi dari 3 unit kompetensi dari mandor pembesian / penulangan beton dimana unit-unit kompetensi tersebut merupakan tiga tahapan pelaksanaan pembuatan dan pemasangan pembesian yaitu Bagian A : Pekerjaan Persiapan, Bagian B : Pembuatan dan pemasangan pekerjaan pembesian dan Bagian C: Pemeriksaan, pelaporan dan Evaluasi pelaksanaan pekerjaan pembesian. Diharapkan dengan modul ini, kompetensi dari para mandor dapat ditingkatkan menjadi lebih baik dalam rangka menunjang kesuksesan pelaksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan. Perlu diketahui bahwa modul ini sebagai salah satu unsur dalam satu kesatuan paket pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton berdasarkan metodologi pelatihan berbasis kompetensi (Competency Based Training CBT). Biarpun telah dipersiapkan secara matang yang mengacu kepada SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) dan SLK (Standar Latih Kompetensi) yang sudah dibahas dalam konvensi nasional yang dihadiri para pakar atau ahlinya dan asosiasi profesi, dimaklumi bahwa materi pelatihan ini dimasa mendatang perlu terus disempurnakan. Sehubungan dengan itu sumbang saran dan koreksi dari semua pihak sangat diharapkan. Jakarta, November 2006 Tim Penyusun iii

5 LEMBAR TUJUAN JUDUL PELATIHAN : MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON JUDUL MODUL : PROSEDUR DAN TEKNIK PEMBUATAN DAN PEMASANGAN PEMBESIAN / PENULANGAN BETON TUJUAN PELATIHAN A. Tujuan Umum Pelatihan Setelah selesai mengikuti pelatihan, peserta diharapkan mampu : Menyiapkan, mengkoordinir dan memeriksa pembesian / penulangan pada pekerjaan konstruksi beton bertulang. B. Tujuan Khusus Pelatihan Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu : 1. Menerapkan UUJK, K3 dan ketentuan pengendalian lingkungan kerja 2. Menguasai rencana pembuatan pembesian/penulangan beton sesuai spesifikasi pembesian, gambar kerja, Instruksi kerja (IK), jadwal (schedule) kerja proyek 3. Membuat jadwal (schedule) kerja harian dan mingguan 4. Melakukan pekerjaan persiapan pembesian/penulangan beton 5. Mengkoordinir dan mengawasi pembuatan dan pemasangan pembesian/penulangan beton 6. Memeriksa, mengevaluasi dan melaporkan hasil pelaksanaan pembuatan dan pemasangan pembesian/penulangan beton. 7. Menguasai dan melaksanakan kontrak/perjanjian kerja iv

6 NOMOR / JUDUL MODUL : RCF 04 : PROSEDUR DAN TEKNIK PEMBUATAN DAN PEMASANGAN PEMBESIAN / PENULANGAN BETON TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TPU) Setelah modul ini dipelajari peserta mampu : Melakukan pekerjaan persiapan pembesian penulangan beton Mengkoordinir dan mengawasi pembuatan dan pemasangan pembesian/ penulangan beton. Memeriksa, mengevaluasi dan melaporkan hasil pelaksanaan pembuatan dan pemasangan pembesian / penulangan beton. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS (TPK) Setelah modul ini selesai dipelajari, peserta mampu : 1. Melakukan pekerjaan persiapan pembesian / penulangan beton 2. Mengerti mengenai bahan untuk pembesian 3. Mengerti mengenai peralatan untuk pembesian 4. Membuat daftar pemotongan besi beton dan perhitungan volume pekerjaan 5. Mengkoordinir dan mengawasi pemotongan dan pembengkokkan besi beton 6. Mengkoordinir dan mengawasi perangkaian / penganyaman dan penyetelan besi beton. 7. Memeriksa pekerjaan pembesian / penulangan beton. 8. Membuat pelaporan dan evaluasi hasil pelaksanaan pembesian / penulangan beton. v

7 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i PRAKATA... iii LEMBAR TUJUAN... iv DAFTAR ISI... vi DESKRIPSI SINGKAT DAN DAFTAR MODUL...x PANDUAN PEMBELAJARAN... xii A. PEKERJAAN PERSIAPAN PEMBESIAN / PENULANGAN BETON BAB 1 SURVEY AREA PEKERJAAN DAN PERSIAPAN BAHAN, TENAGA KERJA, DAN PERALATAN Survey area pekerjaan Pengajuan dan persiapan bahan Pengajuan dan penyiapan tenaga kerja Pengajuan dan penyiapan peralatan RANGKUMAN LATIHAN BAB 2 PENJELASAN STANDAR DAN PROSEDUR KERJA Penjelasan spesifikasi Penjelasan standar pembesian Penjelasan Instruksi kerja Penjelasan gambar kerja dan jadwal kerja RANGKUMAN LATIHAN B. PEMBUATAN DAN PEMASANGAN PEKERJAAN PEMBESIAN / PENULANGAN BETON BAB 1 BAHAN PEMBESIAN / PENULANGAN BETON Bahan Jenis dan Mutu Macam baja beton Cara menentukan diameter batang Batas toleransi yang diizinkan pada batang baja tulangan vi

8 1.6. Jaringan kawat baja las (wire mesh) Kawat pengikat baja tulangan RANGKUMAN LATIHAN BAB 2 PERALATAN PERALATAN PEKERJAAN PEMBESIAN Alat Manual dan Mesin Pedoman Pemakaian dan Pemeliharaan Peralatan RANGKUMAN LATIHAN BAB 3 PEMBUATAN DAFTAR PEMOTONGAN BESI DAN PERHITUNGAN VOLUME PEKERJAAN Daftar pembengkokkan dan daftar pemotongan besi beton Pembuatan Beug Staat (daftar pemotongan besi dan daftar pembengkokkan besi) Cara menghitung volume pekerjaan besi terpasang Contoh gambar kerja dan Bar Bending Schedule (daftar pembengkokkan besi) RANGKUMAN LATIHAN BAB 4 PEMOTONGAN, PEMBENGKOKKAN DAN GANJAL TULANGAN Standar Untuk Pelaksanaan pekerjaan pembesian Fungsi baja tulangan beton Bentuk-bentuk umum pembengkokkan tulangan Selimut beton Ganjal tulangan / beton dekking / spacer / chair support Penyambungan baja tulangan Pemotongan dan pembengkokkan tulangan beton Pemotongan Pembengkokkan Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembengkokkan Toleransi pada pemotongan dan pembengkokkan vii

9 Kait dan pembengkokkan Pemotongan dan pembengkokkan secara mekanis Pengelompokkan dan penyimpanan baja beton RANGKUMAN LATIHAN BAB 5 PENGANYAMAN / PERANGKAIAN DAN PEMASANGAN PEMBESIAN / PENULANGAN BETON Umum Pengikatan baja beton Tulangan Balok Metode kerja I Metode kerja II Tulangan Lantai Metode kerja I Metode kerja II Tulangan Dinding Tulangan Kolom Menganyam di industri (sentral) pembengkokkan dan penganyaman RANGKUMAN LATIHAN C. PEMERIKSAAN, PELAPORAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBESIAN / PENULANGAN BETON BAB 1 PEMERIKSAAN PEKERJAAN PEMBESIAN Pemeriksaan Check List Piket / Storing Bagan Penyelesaian pekerjaan Contoh kasus kegagalan pemasangan pembesian RANGKUMAN LATIHAN viii

10 BAB 2 PELAPORAN DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PEMBESIAN Pelaporan hasil pelaksanaan pembesian Evaluasi hasil pelaksanaan pembesian RANGKUMAN LATIHAN DAFTAR PUSTAKA ix

11 DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN 1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Mandor Pembesian / Penulangan Beton dibakukan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang didalamnya sudah dirumuskan uraian jabatan, unit-unit kompetensi yang harus dikuasai, elemen kompetensi lengkap dengan kriteria unjuk kerja dan batasan-batasan penilaian serta variable-variablenya. 2. SLK (Standar Latih Kompetensi) disusun dengan mengacu kepada SKKNI, dimana uraian jabatan dirumuskan sebagai Tujuan Umum Pelatihan dan Unit-unit kompetensi dirumuskan sebagai Tujuan Khusus Pelatihan, kemudian elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja (KUK) dikaji dan dianalisis unsur kompetensinya, yaitu : Pengetahuan, Ketrampilan dan sikap kerja, selanjutnya kurikulum, silabus dan indikator keberhasilan pembelajaran ditetapkan sesuai level kompetensinya. 3. Untuk mendukung tercapainya tujuan pelatihan tersebut, berdasarkan rumusan kurikulum, silabus dan indikator keberhasilan pembelajaran yang ditetapkan dalam SLK, disusunlah seperangkat modul-modul sebagai bahan pembelajaran pelatihan seperti tercantum dalam DAFTAR MODUL dibawah ini. DAFTAR MODUL PELATIHAN : Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian Dampak Lingkungan 1 Menerapkan UUJK, K3 dan ketentuan pengendalian 2. RCF - 02 Standar dan Rencana Kerja Pembuatan Pembesian / Penulangan Beton lingkungan kerja 2 Menguasai rencana pembuatan pembesian / penulangan beton sesuai spesifikasi pembesian / penulangan beton, gambar kerja, Instruksi Kerja (IK) dan Schedule Kerja Proyek 3. RCF - 03 Jadwal kerja harian dan mingguan 3 Membuat jadwal (schedule) kerja harian dan mingguan 4. RCF - 04 Prosedur dan teknik pembuatan dan pemasangan pembesian / penulangan beton A. Pekerjaan Persiapan 4 Melakukan Pekerjaan Persiapan Pembesian / Penulangan Beton x

12 B. Pembuatan dan Pemasangan Pekerjaan Pembesian / Penulangan Beton C. Pemeriksaan, Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan Pekerjaan Pembesian 5. RCF - 05 Perjanjian Kerja dan Manajemen Untuk Mandor 5 Mengkoordinir dan mengawasi pembuatan dan pemasangan pembesian / penulangan beton 6 Memeriksa, mengevaluasi dan melaporkan hasil pelaksanaan pembuatan dan pemasangan pembesian / penulangan beton 7 Menguasai dan melaksanakan kontrak / perjanjian kerja xi

13 P A N D U A N P E M B E L A J A R A N Pelatihan : Mandor Pembesian / Penulangan Beton Judul : Pemasangan Pembesian / Penulangan Beton Deskripsi : Materi ini membahas mengenai pelaksanaan pekerjaan pembesian yang dikerjakan seorang mandor dimana dimulai dengan pekerjaan persiapan dilanjutkan dengan pembuatan dan pemasangan pembesian dan diakhiri dengan pemeriksaan, pelaporan dan evaluasi hasil pelaksanaan pembesian. Tempat kegiatan : Dalam ruang kelas Waktu Kegiatan : 10 jam pelajaran (1 jam pelajaran = 45 menit) No. Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung 1. Ceramah : Pembukaan - Menjelaskan Tujuan Pembelajaran Umum dan Khusus (TPU & TPK) - Merangsang motivasi peserta dengan pertanyaan atau pengalamannya dalam menguasai prosedur dan teknik pembuatan dan pemasangan pembesian - Waktu : 5 menit 2. Ceramah : Survey area pekerjaan dan persiapan bahan, tenaga kerja dan peralatan - Sebelum melaksanakan pekerjaan dilapangan, mandor harus mensurvei dulu area pekerjaan (gudang, workshop, site work) dan mengajukan dan mnyiapkan bahan, tenaga kerja dan peralatan. - Waktu : 15 menit - Bahan : Materi Serahan (Bagian A Bab. 1 : Survey area pekerjaan dan persiapan bahan tenaga kerja dan peralatan ) - Mengikuti penjelasan TPU & TPK dengan tekun dan aktif - Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas - Memperhatikan penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif - Mencatat hal-hal yang perlu - Bertanya bila perlu OHT No. 1.4 s/d 1.5 OHT No. A 1.1 s/d A 1.9 xii

14 3. Ceramah : Penjelasan standar dan prosedur kerja - Sebelum memulai pekerjaan, mandor harus menjelaskan dulu tentang standar dan prosedur kerja kepada para tukang - Waktu : 25 menit - Bahan : Materi Serahan (Bagian A Bab.2 : Penjelasan standar dan prosedur kerja) 4. Ceramah : Bahan pembesian / penulangan beton - Menjelaskan mengenai bahan yang dipakai untuk pembesian termasuk spesifikasinya - Waktu : 20 menit - Bahan : Materi Serahan (Bagian B Bab.1 : Bahan pembesian / penulangan beton) 5. Ceramah : Peralatan pekerjaan pembesian - Menjelaskan mengenai peralatan yang dipakai untuk pekerjaan pembesian - Waktu : 25 menit - Bahan : Materi Serahan (Bagian B Bab.2 : Peralatan pekerjaan pembesian) 6. Ceramah : Pembuatan daftar pemotongan besi dan perhitungan volume pekerjaan - Menjelaskan mengenai pembuatan daftar pembengkokkan besi (Bar Bending Schedule) dan daftar pemotongan besi beserta cara perhitungan volume pekerjaan - Waktu : 45 menit - Memperhatikan penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif - Mencatat hal-hal yang perlu - Bertanya bila perlu - Memperhatikan penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif - Mencatat hal-hal yang perlu - Bertanya bila perlu - Memperhatikan penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif - Mencatat hal-hal yang perlu - Bertanya bila perlu - Memperhatikan penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif - Mencatat hal-hal yang perlu - Bertanya bila perlu OHT No. A 2.1 s/d A 2.7 OHT No. B 1.1 s/d B 1.6 OHT No. B 2.1 s/d B 2.5 OHT No. B 3.1 s/d B 3.5 xiii

15 - Bahan : Materi Serahan (Bagian B Bab.3 : Pembuatan daftar pemotongan dan perhitungan volume pekerjaan) 7. Ceramah : Pemotongan, pembengkokkan dan ganjal tulangan - Menjelaskan pelaksanaan pemotongan dan pembengkokkan tulangan dan pembuatan bermacam-macam ganjal tulangan - Waktu : 90 menit - Bahan : Materi Serahan (Bagian B Bab.4 : Pemotongan pembengkokkan dan ganjal tulangan) 8. Ceramah : Penganyaman dan pemasangan pembesian - Menjelaskan pelaksanaan penganyaman / perangkaian dan pemasangan pembesian - Waktu : 90 menit - Bahan : Materi Serahan (Bagian B Bab.5 : Penganyaman dan pemasangan pembesian) 9. Ceramah : Pemeriksaan pekerjaan pembesian - Menjelaskan prosedur pemeriksaan pekerjaan pembesian sebelum dilakukan pengecoran beton - Waktu : 30 menit - Bahan : Materi Serahan (Bagian C Bab.1 : Pemeriksaan pekerjaan pembesian) - Memperhatikan penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif - Mencatat hal-hal yang perlu - Bertanya bila perlu - Memperhatikan penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif - Mencatat hal-hal yang perlu - Bertanya bila perlu - Memperhatikan penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif - Mencatat hal-hal yang perlu - Bertanya bila perlu OHT No. B 4.1 s/d B 4.17 OHT No. B 5.1 s/d B 5.12 OHT No. C 1.1 s/d C 1.9 xiv

16 10. Ceramah : Pelaporan dan evaluasi hasil pelaksanaan pembesian - Menjelaskan pelaporan pekerjaan pembesian setelah selesai dan pelaksanaan evaluasinya - Waktu : 15 menit - Bahan : Materi Serahan (Bagian C Bab.2 : Pelaporan dan evaluasi hasil pelaksanaan pembesian) 11. Praktek : Pembuatan dan pemasangan pekerjaan pembesian / penulangan beton - Menjelaskan kembali prosedur dan teknik pembuatan dan pemasangan pembesian - Memberikan penjelasan atas pertanyaan peserta - Memberikan soal latihan mengenai praktek pembuatan dan pemasangan pembesian - Mengawasi pelaksanaan praktek pembuatan dan pemasangan pembesian - Waktu : 8 jam 12. Praktek : Melakukan pemeriksaan, pelaporan dan evaluasi pelaksanaan pembesian - Menjelaskan kembali prosedur pemeriksaan, pelaporan dan evaluasi pelaksanaan pembesian - Memberikan penjelasan atas pertanyaan peserta - Memberikan soal latihan mengenai pemeriksaan, pelaporan dan evaluasi pelaksanaan pembesian - Waktu : 2 jam - Memperhatikan penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif - Mencatat hal-hal yang perlu - Bertanya bila perlu - Mengikuti penjelasan dengan tekun dan aktif - Melakukan latihan praktek pembuatan dan pemasangan pembesian - Mencatat hal-hal yang perlu - Mengajukan pertanyaan bila perlu - Mengikuti penjelasan dengan tekun dan aktif - Melakukan latihan prosedur pemeriksaan, pelaporan dan evaluasi pelaksanaan - Mencatat hal-hal yang perlu - Mengajukan pertanyaan bila perlu OHT No. C 2.1 s/d C 2.6 Peralatan : - Bar Bender - Bar Cutter - Alat manual - Alat Bantu Tempat : Workshop pelatihan - OHT - Alat tulis - Soal latihan - Ruang kelas xv

17 M A T E R I S E R A H A N xvi

18 A. Pekerjaan Persiapan Pembesian / Penulangan Beton BAB 1 SURVEI AREA PEKERJAAN DAN PERSIAPAN BAHAN, TENAGA KERJA DAN PERALATAN Apabila seorang mandor sudah menandatangani perjanjian kerja yang berisi harga borongan pelaksanaan pekerjaan pembesian, maka yang bersangkutan sudah harus mulai melaksanakan langkah-langkah didalam fungsi manajemen yaitu pertama kali harus merencanakan pekerjaan kemudian mengorganisasikan kerja, mengarahkan kerja serta mengendalikan kerja. Apabila pada modul terdahulu, mandor merencanakan pekerjaan dengan membuat skedul kerja harian dan mingguan, maka pada modul ini yang bersangkutan mulai pada tahap pelaksanaan pekerjaan itu sendiri. Pelaksanaan pekerjaan pembesian / penulangan beton dimulai dengan pekerjaan persiapan yang terdiri dari : Survei area pekerjaan Pengajuan dan persiapan bahan Pengajuan dan penyiapan tenaga kerja Pengajuan dan penyiapan peralatan Penjelasan standar dan prosedur kerja Survei area pekerjaan Apabila seseorang akan memulai suatu pekerjaan, maka pertama kali tentunya akan melihat atau mensurvei dulu tempat atau lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan nantinya. Dengan mensurvei area pekerjaan maka dapat dinilai aspek-aspek nya yaitu antara lain keamanan dan keselamatan kerja untuk para tenaga kerja, keamanan dari bahan / material dan peralatan agar terhindar dari pengaruh cuaca dan menghindari faktor kehilangan. Selanjutnya adalah pada aspek luasnya ruangan yang akan dipakai dan kemudahan dalam proses transport material. Apabila ada hal-hal yang dirasa kurang memenuhi syarat maka bisa segera diajukan kepada kontraktor utama untuk dapat diperbaiki atau disempurnakan. A 1-1

19 Pada pekerjaan pembesian / penulangan beton biasanya ada tiga area pekerjaan yang meliputi gudang penyimpanan material, workshop pembesian dan tempat pelaksanaan pekerjaan atau site construction work. Gudang penyimpanan material Apabila merupakan gudang terbuka, maka perlu diberi pembatas atau semacam pagar agar tidak tercampur dengan bahan / material yang lain. - Penyimpanan besi beton harus bebas dari tanah (diatas balok / palang atas yang sejenis) - Per diameter disimpan terpisah - Hindarkan kelamaan waktu penyimpanan yang tidak perlu (jangan terlalu banyak memesan) - Sisa dan apkiran material ditempatkan pada ruangan terpisah. A 1-2

20 Tujuan penyimpanan baja beton adalah : Mencegah terjadinya korosi Memudahkan pengambilan, mengingat baja beton terdiri dari berbagai diameter dan ukuran Mencegah kecerobohan tukang pasang baja beton, khususnya saat pengambilan dari tempat pemotongan / pembengkokkan baja tulangan Memudahkan perhitungan stock / persediaan Dengan mempertimbangkan hal tersebut diatas, maka cara penyimpanan baja adalah sebagai berikut : Tempat penyimpanan diberi lantai / floor dengan beton tumbuk dan diberi peletakan dari balok-balok kayu bulat diameter 15 cm. Alternatif lain adalah setelah permukaan tanah diratakan dan dipadatkan,dialas terpal kemudian diberi perletakan kayu dengan jarak maksimum 1.00 m. Lokasi harus ditempat yang mudah dikunjungi. Sedapat mungkin untuk tulangan dengan diameter besar (lebih dari 16 mm) disimpan dalam kondisi lonjoran lurus (12 meter). Penyimpanan dipisahkan sesuai dengan diameternya, dan diikat tiap jumlah tertentu (misalnya 10 batang) sehingga memudahkan pengambilan dan penghitungannya Apabila disimpan dialam terbuka, apalagi dekat laut / daerah pantai, maka tumpukan baja beton harus ditutup terpal. Beri tanda / tanggal kedatangan tiap baja beton agar pengambilannya bisa diutamakan yang datang lebih awal. Balok kayu atau dolken Lantai beton atau alas terpal Max 1.00 A 1-3

21 Workshop Pembesian Workshop pembesian merupakan tempat kerja tukang pembesian dimana akan ditempatkan peralatan - peralatan baik mekanis maupun manual berupa mesin pembengkok besi ( bar bender), mesin pemotong besi ( bar Cutter) dan alat-alat bantu lainnya. Yang perlu diperhatikan adalah komposisi alat dan luasnya ruangan sehingga dapat diperkirakan berapa tukang dan pekerja yang dapat masuk disitu. Kemudian perlu dilihat mengenai kemudahan transport material dari dan ke workshop. Transport dari workshop ke site pekerjaan, bisa berupa alat angkut biasa (dump truck / truck) atau pada proyek high rise building tentunya harus memakai tower crane. Area pelaksanaan pekerjaan atau site construction work Area pelaksanaan pekerjaan juga harus ditinjau terhadap kemudahan transport material dan secara berkala sebelum melakukan penyetelan besi beton maka harus dilihat kesiapan dari pekerjaan bekisting dan form work (perancah). Aspek keamanan dan kesehatan lingkungan (K3) pada area pelaksanaan pekerjaan dimana tempat tersebut harus betul-betul sudah kuat menahan beban dari besi beton itu sendiri maupun tukang dan pekerja yang bekerja diatasnya Pengajuan dan Persiapan Bahan Sesuai dengan rencana kerja harian dan mingguan, mandor beserta pelaksana kontraktor mencantumkan rencana volume pekerjaan pembesian perharinya. Adapun urutan pembuatan rencana kerja harian dan mingguan adalah sebagai berikut : - Dari gambar kerja pembesian pada lokasi pekerjaan tertentu, dibuat daftar pembengkokkan besi atau Bar Bending Schedule. - Dari daftar pembengkokkan besi dapat dibuat daftar pemotongan besi. - Dari kedua daftar tersebut dengan melihat gambar kerja pembesian, maka akan bisa dihitung volume pembesian pada lokasi tertentu. - Hasil dari perhitungan volume pada lokasi tertentu tadi akan dibuat schedule harian dan mingguan. A 1-4

22 - Pihak kontraktor / pemberi pekerjaan maupun pihak mandor harus selalu cross check agar kebutuhan volume material pada lokasi tertentu tadi dihitung dengan benar sehingga tercapai efisiensi bahan. - Dari jadwal kerja harian / mingguan tadi, mandor akan mengajukan permintaan material dengan target pendatangan yang telah ditentukan. Dalam rangka penyiapan bahan, apabila mandor juga mensupply besi beton, maka hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerimaan besi beton adalah sebagai berikut: - Memeriksa apakah sejumlah besi beton tersebut sesuai dengan jenis / mutu baja, diameter dan panjang yang dipesan. - Dilampiri sertifikat atau tanda pemeriksaan - Pemeriksaan visual terhadap karatan, pelupasan dan sebagainya - Kelurusan batang batang. Untuk menghindari karatan, besi beton distok diatas palangan / alas sehingga tidak menyentuh permukaan tanah. Besi beton kemudian disusun menurut kualitas dan ukurannya, agar : - Memudahkan penggantian - Memudahkan pengontrolan (cek jumlahnya) - Mempercepat pekerjaan Kemudian secara bertahap material digudang diatur pengangkutan nya ketempat workshop sesuai kebutuhan. Adapun contoh dari rencana kerja mingguan adalah sebagai berikut : VOLUME NO. JENIS PEKERJAAN ANIS RENCANA REALISASI 1 Plat Lantai 5 AP 11' - 12' / G-H - Bekisting 210 M2 - Pembesian Kg - Pengecoran 80 M3 RENCANA KERJA MINGGUAN BULAN : SEPTEMBER... TAHUN : 2006 MINGGU KE : III TANGGAL SN/18 SL/19 RB/20 KM/21 JM/22 SB/23 MG/24 KETERANGAN 2 Dinding kolam renang AP / D - E - Bekisting 81 M2 - Pembesian 1.25 Kg - Pengecoran 6 M3 3 Tangga core AP / E 4 Lantai 3 AP / G - H' - Bekisting 56 M2 - Pembesian 2.7 Kg - Pengecoran 15 M3 5 Dinding retaining wall AP 7-8 / G - H' 6 Lantai 3 AP 9-12 / G' - H' - Bekisting 37 M2 - Pembesian 3.74 Kg - Pengecoran 20 M3 Mengetahui Kepala Proyek Disetujui Kepala Lapangan Jakarta, 18 September 2006 Dibuat oleh, Pelaksana A 1-5

23 1.3. Pengajuan dan penyiapan tenaga kerja Rencana kerja harian / mingguan pada contoh diatas merupakan pedoman di dalam kita membuat rencana kerja atau jadwal kebutuhan tenaga kerja dan peralatan. Pada modul pelatihan RCF 03 Jadwal kerja harian dan mingguan, telah diuraikan bagaimana membuat jadwal kebutuhan tenaga kerja. Adapun proses pembuatan jadwal kebutuhan tenaga kerja adalah sebagai berikut : - Dari rencana kerja harian / mingguan, maka dapat dilihat berapa target / rencana volume pembesian per hari selama satu minggu. - Dari rencana volume pembesian per hari selama satu minggu tersebut akan dirinci kebutuhan peralatan yang meliputi komposisi dan jumlah alat. - Bersamaan dengan itu dapat dihitung juga jumlah dan kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan. - Faktor terpenting dalam menentukan jumlah alat dan tenaga kerja adalah produktifitas alat dan produktifitas tenaga kerja. Seorang mandor yang berpengalaman akan sudah tahu mengenai produktifitas tersebut sehingga pelaksanaan pekerjaan menjadi efisien dan efektif. - Apabila sudah dapat dihitung jumlah dan kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan per hari selama satu minggu maka dapat dibuat jadwal kebutuhan tenaga kerja. Jadwal tersebut bisa dibuat menempel pada jadwal kerja harian / mingguan atau dipisah merupakan jadwal sendiri. (lihat contoh) - Dari hal tersebut dapat diajukan kepada pemberi pekerjaan, jumlah dan kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan per minggu. - Jangan dilupakan juga penyediaan sarana dan prasarana tenaga kerja antara lain barak kerja, biaya mendatangkan tenaga kerja dari daerah dan lain-lain sebagai berikut : A 1-6

24 Contoh jadwal tenaga kerja menempel pada jadwal harian / mingguan. Contoh jadwal tenaga kerja tersendiri A 1-7

25 1.4. Pengajuan dan penyiapan peralatan Seperti pada bab 1.3 diatas maka rencana kerja harian / mingguan merupakan pedoman di dalam pembuatan jadwal pengadaan peralatan. Pada modul pelatihan RCF 03 Jadwal kerja harian dan mingguan telah diuraikan bagaimana membuat jadwal kebutuhan peralatan. Adapun proses pembuatan jadwal kebutuhan peralatan sama seperti pembuatan jadwal kebutuhan tenaga seperti pada bab 1.3 diatas. Apabila sudah dapat dihitung jumlah dan jenis peralatan yang dibutuhkan per hari selama satu minggu maka dapat dibuat jadwal kebutuhan peralatan. Selanjutnya jadwal peralatan tersebut diajukan kepada pemberi pekerjaan untuk mendapat persetujuan. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian pada penyiapan peralatan pembesian dilapangan antara lain : - Komposisi alat memegang peranan penting dalam peningkatan efisien kerja dilapangan, misalnya diperlukan satu pasang bar bender untuk membengkokkan besi beton yang berukuran cukup panjang sehingga besi beton tersebut tidak perlu dibalik. Dari hal tersebut komposisi yang efisien misalnya terdiri dari satu alat bar cutter dan dua alat bar bender untuk satu set pekerjaan. - Peralatan ditata dan ditempatkan sedemikian rupa untuk kelancaran dan produktifitas pekerjaan. - Kalau workshop sudah dibuat maka kita harus menyesuaikan dengan peralatan yang akan digunakan maupun tenaga kerja yang ditempatkan disitu. Contoh jadwal pengadaan peralatan : A 1-8

26 RANGKUMAN Survei Area pekerjaan a). Gudang penyimpanan material - Besi beton disusun menurut kualitas dan ukuran - Penyimpanan besi beton harus bebas dari tanah - Per diameter disimpan terpisah - Hindarkan kelamaan waktu penyimpanan - Kemudahan transport material a). Workshop pembesian - Luas ruangan harus sesuai dengan penempatan bahan, komposisi alat dan banyaknya tenaga kerja - Kemudahan transport material - Komposisi alat berupa bar bender, bar cutter, alat bantu dll. b). Area pelaksanaan pekerjaan - Dilihat kesiapan pekerjaan sebelumnya yaitu pekerjaan bekisting dan form work / perancah - Dilihat aspek keamanan dan kesehatan lingkungan - Kemudahan transport material Pengajuan dan persiapan bahan - Apabila pihak pelaksana kontraktor memberikan jadwal kerja harian / mingguan yang berisi rencana volume pekerjaan pembesian (dalam kg) per hari maka mandor sebaiknya mengadakan pengecekan volume - Pengecekan volume dari daftar pembengkokkan besi dan gambar lokasi pembesian - Dari rencana volume pekerjaan per hari maka mandor dapat mengajukan bahan yang dimaksud. Penerimaan besi beton - Diperiksa jenis / mutu, diameter dan panjang besi beton - Dilampiri sertifikat atau tanda pemeriksaan - Pemeriksaan visual terhadap karatan dan pelupasan - Kelurusan batang-batang

27 Pengajuan dan penyiapan tenaga kerja - Dari schedule harian dan mingguan, dapat dilihat target volume pembesian per hari selama satu minggu - Dari rencana kerja pembesian baik jumlah proyek maupun target volume per hari, dapat dihitung kebutuhan tenaga kerja baik jumlah maupun kualifikasinya. - Rencana penyiapan tenaga kerja diajukan kepada pemberi pekerjaan - Sarana dan prasarana pekerja termasuk biaya mobilisasi pekerja disiapkan. Pengajuan dan penyiapan peralatan - Dari schedule harian dan mingguan, dapat dilihat target volume pembesian per hari selama satu minggu. - Dari rencana kerja pembesian baik seluruh proyek maupun target volume per hari, dapat dihitung jumlah dan jenis peralatan. - Rencana persiapan peralatan diajukan kepada pemberi pekerjaan - Komposisi alat memegang peranan penting dalam efisiensi kerja

28 LATIHAN a). Uraikan perlunya mandor survei ke gudang material! b). Apa yang perlu diperhatikan pada workshop terutama luasnya? c). Uraikan cara pembuatan rencana kerja harian dan mingguan dan apa guna rencana kerja atau schedule tersebut?

29 B. Pembuatan dan Pemasangan Pekerjaan Pembesian / Penulangan Beton BAB 1 BAHAN PEMBESIAN / PENULANGAN BETON Baja dalam struktur beton adalah merupakan suatu unsur yang penting, kemampuan daya dukung beton sendiri terhadap gaya tarik adalah kecil, sehingga untuk meningkatkan daya dukung struktur beton terhadap gaya tarik lebih mengandalkan pada baja tulangan. Kerja sama antara beton dan baja dari suatu struktur beton merupakan kekuatan yang menghasilkan daya dukung dari struktur beton bertulang tersebut Bahan Dalam bahasa sehari-hari pengertian tentang besi dan baja sering tertukar. Sebutan besi hampir selalu dipakai untuk menyatakan barang yang ada unsur ferrumnya, padahal besi murni hampir tidak pernah dipakai. Biasanya selalu ada campuran karbon dan unsur-unsur lain. Unsur karbon (C) sangat mempengaruhi perilaku dari besi. Kadar karbon dipakai untuk membedakan antara besi tuang dan baja : - Besi dengan kadar karbon > 2 % dinamakan besi tuang - Besi dengan kadar karbon < 2 % dinamakan baja Besi tuang (dengan kadar karbon 4 %) pada umumnya getas / rapuh dan mempunyai titik lebur yang lebih rendah yaitu C sedangkan baja (dengan kadar karbon 0,2 %) sebesar C. Skema pabrikasi baja beton sebagai berikut : B 1-1

30 Biji besi adalah suatu persenyawaan kimiawi antara unsur besi (Fe) dan unsur lain terutama oksigen (O) yang merupakan bahan tambang yang akan diolah menjadi logam. Beberapa biji besi yang penting adalah magnetit (Fe 3O 4), Hematiet (Fe 2O 3) dan siderite (Fe CO3) dimana kadar besi dari biji biji tersebut sekitar %. Biji besi dimurnikan menjadi besi (Fe) di dalam tanur tinggi. Komposisi Bahan Kimia Baja Beton Baja beton adalah suatu bahan yang terdiri dari terutama dari persenyawaan unsur besi (Fe) dan unsur log am yang lain seperti : Mangan (Mn), tembaga (Cu), Vanadium (V), dan Niobium (Nb) serta bahan non logam seperti karbon (C), Silisium (Si), Fosfor (P) dan Belerang (S). Sifat baja sangat tergantung dari kadar karbon, makin tinggi kadar karbon maka semakin kuat dan keras, akan tetapi sifat keliatannya makin berkurang sehingga baja makin getas. Bahan dengan kadar karbon lebih dari 0,3 % pengerjaannya lebih sukar. Kadar fosfor dan belerang yang lebih besar akan menambah kegetasan sehingga dibatasi hanya ± 0,6 %. Disamping unsur karbon persenyawaan dengan unsur mangan, vanadium dan Silisium akan meningkatkan kekuatannya, sedangkan unsur tembaga meningkatkan daya tahan terhadap korosi Jenis dan Mutu Baja beton yang dipakai harus memenuhi norma persyaratan terhadap metode pengujian dan pemeriksaan untuk macam mutu baja beton sebagai berikut : Batas Ulur minimum Kuat Tarik minimum Mutu Baja Mpa / N/ mm2 Mpa / N/ mm2 (kg / cm2) (kg / cm2) Bj TP Catatan : Polos (U - 24) (2400) (3900) Bj = Baja (plain) Bj. TP (U - 30) (3000) (4900) TP = Tulangan Polos Bj. TD 24 Bj. TD (2400) (3000) (3900) (4900) TD = Tulangan deform (ulir) Angka dibelakang Deferm Bj.TP / Bj.TD Bj. TD 35 (ulir) (3500) (5000) batas ulur minimum yang dijamin Bj. Td 40 Bj. TD (4000) (5000) (5700) (6300) B 1-2

31 Ciri khas dari baja beton ditentukan : - Kuat tarik - Batas ulur minimum - Regangan pada batas maksimal - Modulus elastisitas Sifat-sifat tersebut diatas dapat ditentukan dengan pengujian tarik Grafik hasil pengujian tarik dapat digambarkan dalam suatu diagram sebagai berikut : Beban Maksimal Regangan Plastis Regangan elastis Regangan pada beban Maks Regangan (%) Regangan (%) Regangan (%) 0 1 Daerah Elastis 1 2 Daerah dimana (besar tegangan hampir tak berubah) terjadi plastis deformasi yang besar (meluluh). 2 3 Di daerah ini, untuk memperbesar regangan dibutuhkan pertambahan tegangan (daerah penguatan). 3 4 Daerah dimana regangan membesar sampai 15 % - 20 % tanpa memberi pertambahan tegangan yang berarti. 4 5 Terjadi penyempitan (kon traksi) perubahan bentuk setempat yang besar - dimana suatu penampang batang mengecil sedemikian, sehingga batang akan patah di tempat ini. Regangan e s = batang semula. Tegangan P A l l adalah perubahan panjang batang dibanding dengan panjang adalah gaya tarik (P) dibagi luas penampang batang semula (A) B 1-3

32 Pada awalnya batang yang ditarik merenggang elastis ( 0 1), apabila tegangan sedemikian besarnya maka akan terjadi perubahan bentuk batang yang tetap (deformasi). Baja akan berubah bentuk plastis yang dinamakan meleleh jika regangan batang membesar pada gaya tarik yang konstan (1-2). Selanjutnya jika pertambahan regangan batang membesar diperlukan pertambahan gaya tarik (2 3), kemudian berikutnya ada daerah dimana regangan membesar tanpa adanya pertambahan tegangan yang berarti (3-4). Apabila gayatarik ini lebih diperbesar sampai mencapai suatu titik dimana batang menunjuk pengecilan (kontraksi) dan apabila diteruskan maka batang akan patah (4-5), gaya tarik tersebut adalah gaya tarik maksimal yang dapat ditahan oleh batang tersebut. Modulus elastisitas baja E s ditentukan dari tegangan s dengan regangannya s adalah pada daerah elastis (0-1) dibagi Es s s 1.3. Macam Baja Beton Ada dua jenis baja beton : 1. Baja beton polos / plain, umumnya dipasaran berukuran mulai diameter 6 mm s/d 25 mm ( 6 s/d 25) dengan mutu BJTP 24 (U 24) dan BJTP 32 (U 32). 2. Baja beton deform / ulir, umumnya berukuran diameter 10 mm s/d 38 mm, (D 10 s/d D 38) dengan mutu BjTP 40 (U39) keatas. Kedua macam ini dapat ditemui dipasaran dalam bentuk batang maupun anyaman (wire mesh). Baja Beton Polos Baja beton jenis ini sesuai rekomendasi ACI lebih cocok untuk dipakai sebagai tulangan plat beton, angker, sambungan pada perkerasan jalan, sengkang dan spiral kolom. Pada pemakaian baja beton polos, setiap ujung baja harus dibengkok seperti kait. Hal ini bertujuan untuk memperbesar daya lekat tulangan terhadap beton. B 1-4

33 Baja beton deform / ulir Baja beton ulir merupakan jenis baja beton yang direkomendasikan untuk tulangan pokok suatu struktur beton. Ada beberapa variasi baja beton seperti dilihat pada gambar. Pada pemakaian baja ulir, pembengkokkan ujung tulangan cukup bentuk haak, itupun bila didaerah gempa. Haak juga diperlukan bila difungsikan untuk memperpendek panjang penyaluran gaya Cara Menentukan Diameter Batang Untuk mengontrol diameter batang baja beton dilapangan pada baja polos dilakukan dengan cara mengukur penampangnya, sedangkan untuk diameter baja beton deform (ulir) garis tengah karakteristik dihitung dengan memakai rumus : d = (12,74 s/d 12,8) B dimana B = berat batang uji dibagi panjang batang uji (Kg / m, gr / mm) Contoh : Suatu batang uji panjang 523 mm, massa 836 gram, maka garis tengah 836 karakteristiknya Dx = 12,74 = 16,1 mm 523 B 1-5

34 1.5. Batas Toleransi Yang Diijinkan Pada Batang Baja Tulangan Toleransi untuk panjang batang : Panjang dibawah 12 m mulai dari 12 m ke atas Toleransi minus 0 mm plus 40 mm minus 0 mm plus 50 mm Toleransi untuk diameter tulangan polos Penyimpangan Diameter (mm) Toleransi kebundaran sampai dengan 14 mm ± 0,4 mm Maksimum 70% dari 16 mm s/d 25 mm ± 0,5 mm batas toleransi 26 mm s/d 34 mm ± 0,6 mm 36 mm s/d 50 mm ± 0,8 mm Penyimpangan kebundaran adalah perbedaan antara diameter maksimal dan minimal dari hasil pengukuran pada penampang yang sama dari suatu baja tulangan. Toleransi untuk berat per batang : Diameter (mm) d < 10 mm 10 mm d < 16 mm 16 mm d < 28 mm d 28 mm Toleransi ± 7% ± 6% ± 5% ± 4% B 1-6

35 Toleransi untuk berat dari suatu lot (kelompok) Diameter (mm) d < 10 mm 10 mm d < 16 mm 16 mm d < 28 mm d 28 mm Toleransi ± 6% ± 5% ± 4% ± 3,5% 1.6. Jaringan Kawat Baja Las (Wire Mesh). Jaringan kawat baja las (JKBL) untuk tulangan beton adalah jaringan dari kawat baja tulangan beton prefab, yang pada tiap titik pertemuan tulangan memanjang dan melintangnya dilas listrik untuk mendapatkan shear resistant. Batang baja yang digunakan adalah dari baja keras U 50 (batas ulur minimum 50 kg / mm2 atau 500 Mpa) sedangkan diameter batang yang ada dipasaran adalah 4 mm s/d 10 mm. Toleransi diameter kawat baja tulangan : 4,00 mm s/d 6,00 mm = ± 0,10 mm, 6,00 mm keatas = ± 0,13 mm. Pemakaian jaringan tulangan beton adalah untuk lantai atau dinding atau pipa dengan catatan beban yang ditahan struktur tersebut adalah beban merata. Beberapa keuntungan pemakaian jaringan kawat baja las : a. Menjamin ketepatan perhitungan struktur beton karena JKBL diproduksi sesuai spec yang ditentukan pemesan serta mutu baja sesuai peraturan yang ditetapkan. b. Mempercepat waktu pelaksanaan karena sudah tidak terlalu banyak lagi pengerjaan potong dan bengkok serta pemasangannya cepat. Program network planning bisa dilaksanakan dengan baik karena pengadaannya dan pemasangannya bisa diprogram sesuai jadwal. B 1-7

36 c. Pengawasan mudah d. Bisa menghemat biaya pasang dan biaya tak terduga 1.7. Kawat Pengikat Baja Tulangan Kawat pengikat adalah kawat yang terbuat dari besi baja lunak yang digunakan untuk mengikat baja tulangan dalam struktur beton. Persyaratan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut : - Kawat pengikat harus terbuat dari besi baja lunak yang telah dipijarkan terlebih dahulu, diameter minimum 1 mm, tidak bersepuh seng. - Pemakaian kawat pengikat untuk berkas tulangan yang terdiri dari 2, 3 atau 4 batang yang sejajar, maka diameter kawat pengikat minimum 2,5 mm dan jarak pengikatan tidak boleh lebih dari 24 kali diameter batang terkecil. B 1-8

37 RANGKUMAN Ada 2 jenis baja beton : 1. Baja beton polos / plain, ukuran 6 mm s/d 25 mm ( 6 s/d 25) dengan mutu BjTP 24 (U 24) dan BjTP 32 (U 32). 2. Baja beton deform / ulir, ukuran 10 mm s/d 38 mm (D10 s/d D38) dengan mutu BjTP 40 (U39) keatas. Kedua macam ini dapat ditemui dipasar dalam bentuk batang maupun anyaman (wire mesh) Baja beton polos dipakai pada tulangan plat beton, angkur, sambungan perkerasan jalan, sengkang dan spiral kolom. Pada pemakaian, setiap ujung baja beton harus dibengkok seperti kait. Hal ini bertujuan untuk memperbesar daya lekat tulangan terhadap beton. Baja beton ulir dipakai untuk tulangan pokok suatu struktur beton pembengkokkan ujung tulangan cukup bentuk haak. Haak berfungsi memperpendek panjang penyaluran gaya. Wire mesh adalah jaringan kawat baja tulangan beton pre fab yang pada titik pertemuan tulangan dilas listrik untuk mendapatkan shear resistant, mutu baja U 50, diameter 4 mm s/d 10 mm. Toleransi diameter : 4 mm 6 mm = ± 0,10 mm, 6 mm keatas = ± 0,13 mm. Pemakaian wire mesh untuk lantai, dinding atau pipa, dengan catatan beban yang ditahan struktur tersebut adalah beban merata. Kawat pengikat terbuat dari baja lunak, diameter minimum 1 mm, tidak bersepuh seng. Pemakaian kawat pengikat untuk berkas tulangan yang terdiri dari 2,3 dan 4 batang yang sejajar, diameternya minimum 2,5 mm dan jarak pengikatan tidak boleh lebih dari 24 kali diameter batang terkecil.

38 LATIHAN a). Uraian jenis-jenis baja beton dan pemakaiannya! b). Apa keuntungan pemakaian wire mesh? c). Sebutkan persyaratan untuk kawat pengikat baja tulangan!

39 Bagian C : Pemeriksaan, Pelaporan dan Evaluasi Pelaksanaan Pekerjaan Pembesian / Penulangan Beton BAB 1 PEMERIKSAAN PEKERJAAN PEMBESIAN 1.1 Pemeriksaan Pemeriksaan baja beton dilakukan dalam lima jenis, yaitu : Pada saat penerimaan baja beton Pada penyimpanan sebelum dibengkok Gambar pembengkokkan dan Pemotongan (bestaat) Pada saat dipotong / dibengkok Pada saat dirakit Penerimaan Baja beton : - Periksa, apakah jumlah dan diameternya sesuai dengan faktur - Periksa juga jenis, mutu dan panjangnya apakah sesuai dengan yang dipesan. - Periksa apakah dilengkapi sertifikat atau tanda uji laboratoriumnya. Apabila belum ada segera mintakan kepada pemasoknya. - Periksa secara visual, apakah terjadi korosi atau pengelupasan dan sebagainya. - Periksa kelurusan dan keseragaman ukuran, karena produk tertentu kadangkadang memiliki ukuran yang berbeda antara ujung dan tengahnya. Penyimpanan Baja beton sebelum dibengkok : - Penyimpanan baja beton bebas dari tanah dan tertumpu balok atau yang sejenis. - Penyimpanan dipisah sesuai diameternya. - Penyimpanan tidak boleh terlalu lama, beri penandaan/kode tanggal penerimaannya. - Pisahkan material afkir dari lokasi - Perlindungan terhadap pengaruh cuaca apakah memakai atap atau cukup dengan ditutup terpal. C 1-1

40 Gambar pembengkokkan dan pemotongan (bestaat) : - Siapkan gambar kerja penulangan yang telah disetujui. - Pelajari penandaan / kode dari tulangan - Periksa gambar pembengkokkan berdasarkan gambar kerja yang telah disetujui. - Hitung jumlah baja beton yang akan dikerjakan. - Periksa baja beton ekstra yang harus dikerjakan dan minta persetujuan ke pengawas termasuk beban pembayarannya. - Periksa, apakah bestaat yang sudah disetujui direksi sama dengan yang dikirim ke tukang potong / bengkok - Periksa pemanfaatan sisa potongan, apakah sudah efisien dan memungkinkan untuk dilakukan. Pemotongan dan Pembengkokkan : - Siapkan gambar bestaat yang sudah disetujui - Periksa jumlah dan panjang batang lonjoran yang akan dipotong. - Luruskan baja beton yang akan dipotong dengan alat pelurus. - Periksa, apakah panjang dan bentuk bengkokkan sesuai dengan bestaat - Periksa jari-jari bengkokkan apakah sudah sesuai persyaratan - Periksa bentuk kait-kait - Batang batang perbagian struktur dibundel dan diberi label yang mudah dilihat. - Lokasi penyimpanan mudah dikunjungi dan dapat dengan mudah untuk manuver peralatan angkut dan peralatan angkat. - Sisa potongan yang tak terpakai harus dikeluarkan dari tempat pemotongan maupun pembengkokkan. C 1-2

41 Perakitan dan pemasangan baja beton (sebelum pengecoran) : - Sediakan gambar kerja yang sudah disetujui - Periksa ukuran bekisting - Periksa ikatan anyaman, apakah cukup kuat. - Periksa mutu dan jenis baja yang dipakai. - Periksa bentuk bengkokkan - Periksa diameter, panjang dan jarak tulangan maupun sengkang serta jumlahnya. - Periksa penempatan baja tulangannya - Periksa stek atau tulangan ekstra yang dibutuhkan. - Periksa selimut betonnya, termasuk jenis dan jarak ganjal / beton dekking nya dan ketepatan elevasi tulangan atas. - Periksa tempat-tempat pertemuan - Periksa sambungan sambungannya, apakah cukup overlappingnya. - Periksa sambungan lasnya. - Periksa pemasangan alat penyambungnya - Periksa tingkat korosinya apakah harus dibersihkan atau masih dalam toleransi. - Pembersihan dari sisa-sisa kotoran sebelum pengecoran. 1.2 Check List Sebelum beton dicor, pekerjaan pemasangan besi beton harus diperiksa lebih dahulu. Dengan check list, kita periksa hasil pekerjaan sebagai berikut : Formulir check list (daftar simak) : Jenis besi beton (polos, diform) Diameter besi beton Jumlah besi beton Jarak-jarak besi beton Sambungan besi beton / stek Posisi besi beton (berubah letaknya atau tidak) Panjangnya besi beton, pengangkeran Tebal lindungan beton (batu tahu) pecah/ tidak, besi beton rapat dengan bekisting / cukup longgar. C 1-3

42 Tulangan atas bengkok / tidak (misalnya, terinjak pada tulangan dengan dari Ǿ kecil) atau bergerak. Ada kotoran pada besi beton : - Tumpahan oli - Ada Lumpur - Puntung rokok, dll Adanya kayu / klos Perkaratan yang lanjut Cukup support, cakar ayam, pemegang antara, dsb. tulangan Berhubung pembesian merupakan tulang punggung dari konstruksi beton, maka ketelitian kerja pembesian akan menentukan kekuatan konstruksi. Kesalahan kesalahan dalam pekerjaan ini dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan : cacat konstruksi kegagalan konstruksi yang dapat membahayakan C 1-4

43 Berikut contoh check list dari pembesian untuk slab (pelat) pada pekerjaan konstruksi High rise building C 1-5

44 1.3 Piket / Storing Setelah dilaksanakan pemeriksaan oleh konsultan / direksi lapangan, maka hasil pemasangan / penyetelan pembesian / penulangan beton dianggap benar dan pekerjaan beton siap untuk dicor. Pada waktu pelaksanaan pengecoran maka mandor berkewajiban untuk melaksanakan piket atau storing dengan menyediakan satu atau beberapa orang petugas. Adapun tugas dari piket / storing tersebut adalah memeriksa sekali lagi pembesian yang sudah terpasang, ikatan yang lepas diperbaiki, penulangan dirapikan dan sisasisa besi dan kawat beton dibersihkan dilokasi pekerjaan. Diharapkan dengan adanya piket / storing tersebut maka posisi pemasangan pembesian adalah benar sesuai yang disyaratkan sehingga beton yang akan dicor tercapai mutu yang diharapkan. C 1-6

45 1.4 Bagan Penyelesaian Pekerjaan Berikut urutan pelaksanaan pekerjaan pembesian yang dilakukan mandor sebagai berikut : Dengan adanya bagan tersebut, seorang mandor akan mengetahui urutan-urutan pekerjaan sehingga dapat dengan jelas melaksanakan pengendalian dilapangan baik waktu, mutu maupun biaya. C 1-7

46 1.5 Contoh Kasus Kegagalan Pemasangan Pembesian Mandor memegang peranan penting di dalam suksesnya pelaksanaan konstruksi terutama dari segi keamanannya. Apabila seorang mandor ceroboh dalam pemasangan pembesian dan menyalahi gambar kerja dan spesifikasi yang ada maka akibatnya akan sangat fatal dimana kemungkinan terjadi bangunan yang roboh. Berikut contoh kasus kegagalan konstruksi pada luifel / konsol : 1. Posisi tulangan tarik tergeser ke posisi yang menderita gaya tekan (kebawah). 2. Keropos pada pertemuan kolom, balok dan luifel sehingga rekatan antara beton dan tulangan relatif kecil. 3. Beton dekking / kaki ayam yang berfungsi sebagai penahan elevasi tulangan, tidak dipasang dengan betul sehingga tulangan luifel turun akibat terinjak pekerja. 4. Kait / Haak tulangan luifel terlalu pendek sehingga tidak mampu menahan gaya yang disalurkan. 5. Kolom direncanakan mampu menahan luifel setelah struktur secara keseluruhan sudah selesai (plat lantai, atap dan kolom lainnya sudah menyatu), sedangkan saat luifel tersebut dikerjakan, kolom masih berdiri sendiri sehingga kolom tersebut tertarik oleh beban luifel. Banyaknya penyebab kegagalan pada pelaksanaan pekerjaan luifel, mau tidak mau pelaksanaan pekerjaan ini harus mendapat PERHATIAN KHUSUS, karena tingkat kesulitan dan resikonya cukup tinggi. Pelaksanaan bagian ini harus betul betul diinspeksi dengan cermat, baik diameter penulangan, jarak kerapatan, jumlah maupun penempatannya. C 1-8

47 RANGKUMAN Ada lima langkah dalam pemeriksaan pembesian / penulangan beton : - Penerimaan baja beton - Penyimpanan baja beton sebelum dibengkok - Gambar pembengkokkan dan pemotongan - Pemotongan dan pembengkokkan - Perakitan / Penganyaman dan pemasangan baja beton Conton Check list untuk pemasangan baja beton : - Jenis baja beton - Diameter - Jumlah baja beton - Jarak-jarak baja beton - Sambungan sambungan letak - Posisi baja beton (berubah tidak? ) - Panjang baja beton, pengangkuran - Tebal selimut beton - Tulangan atas tidak bengkok / turun - Ada kotoran atau karat - Cukup support / ganjal. Piket / storing penting dilaksanakan agar dilakukan check terakhir sebelum pengecoran yang meliputi ikatan yang lepas diperbaiki, penulangan dirapikan, sisa sisa besi beton dan kawat beton dibersihkan. Kasus robohnya konsol karena tulangan atas turun kebawah (kemungkinan terinjak) dan hal-hal lain, menyebabkan perlunya ke hati-hatian seorang mandor dalam membuat dan memasang pembesian.

48 LATIHAN a). Uraikan bagaimana kita menerima besi beton dilapanga b). Uraikan bagaimana menyimpan besi beton c). Uraikan pemeriksaan pada waktu memotong dan membengkok besi beton

49 BAB 2 PENJELASAN STANDAR DAN PROSEDUR KERJA Pada pekerjaan persiapan maka sebelum mulai pekerjaan di lapangan, mandor harus memberikan penjelasan dulu kepada para tukang dan pekerja mengenai hal hal yang penting pada pelaksanaan pekerjaan nantinya. Dengan memberikan penjelasan kepada tukang dan pekerja maka diharapkan proses pelaksanaan pekerjaan menjadi benar, koordinasi diantara pekerja menjadi baik, kekeliruan pekerjaan menjadi minimal dan tercapai efektifitas dan efisiensi dilapangan. Penjelasan harus detail tetapi dengan cara yang sederhana, disesuaikan dengan level kemampuan seorang tukang dan mudah dimengerti dan dicerna Penjelasan spesifikasi Spesifikasi pembesian biasanya singkat dengan isinya antara lain : - Macam-macam bahan baja beton, terdiri dari tulangan baja polos dan tulangan baja ulir beserta persyaratan bahan-bahan tersebut. - Syarat pemotongan dan pembengkokan besi beton, apabila proyek dari dana lokal biasanya mengacu standar sesuai PBI 71. Sedangkan proyek-proyek berskala besar dan dana dari luar negeri, standarnya juga berasal dari luar negeri. Karena cukup banyak maka standar-standar tersebut tidak dicantumkan pada spesifikasi tetapi kontraktor harus mengacu Buku Standar yang ada (misal PBI 71) atau diuraikan secara detail pada gambar kontrak. - Syarat - syarat pemasangan dan penyetelan baja beton - Syarat - syarat selimut beton. Inti dari spesifikasi tersebut (yang diperlukan tukang) sebaiknya dibuat secara singkat oleh mandor untuk dijelaskan kepada yang bersangkutan. A 2-1

50 Contoh Spesifikasi Pembesian Tulangan Baja (1) Umum Tulangan baja terdiri atas dua jenis yang akan digunakan yaitu tulangan baja polos atau tulangan baja ulir, yang kebutuhannya harus disesuaikan dengan standar yang tersebut pada klausul pada spesifikasi umum, dan sesuai seperti yang dibawah ini : Bentuk Tulangan Bulat berulir Bulat polos Kuat tarik, kg/ mm Tegangan leleh, kg / mm2 30 atau lebih 30 atau lebih Perpanjangan, % 14 atau lebih 16 atau lebih Potongan melintang dari setiap tulangan baja yang akan digunakan harus mempunyai bentuk yang sama dan memiliki diameter yang spesifik pada setiap titik. Diameter rata-rata tulangan yang akan dipilih secara acak dari setiap pengiriman yang memiliki perbedaan diameter lebih atau kurang dari dua persen (2 %). Tulangan harus bersih dari sisik, oli, kotoran dan cacat produksi. Apabila di minta oleh Direksi, kontraktor harus menyerahkan tiga (3) buah fotocopy dari brosur pabrik / lembaran spesifikasi pabrik untuk mendapat persetujuan sebelum pengiriman dilaksanakan dan pemeriksaan dilapangan harus dilakukan oleh Direksi berdasarkan spesifikasi dan berdasarkan brosur pabrik. (2) Daftar Bengkokkan Kontraktor harus memahami sendiri semua penjelasan yang diberikan dalam gambar dan spesifikasi, kebutuhan akan tulang yang tepat untuk dipakai dalam pekerjaan. Daftar bengkokkan yang mungkin diberikan oleh Direksi kepada kontraktor harus memeriksa dan teliti. Tulangan baja harus dipotong dari batang yang lurus, yang bebas dari belitan dan bengkokkan atau kerusakan lainnya dan dibengkokkan dalam keadaan dingin oleh tukang yang berpengalaman. Batang dengan garis tengah 20 mm atau lebih harus dibengkokkan dengan mesin pembengkok yang direncanakan untuk itu dan disetujui oleh Direksi. Ukuran pembengkokkan harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia. NI-2, PBI 1971 kecuali jika ditentukan lain, atau diperintahkan oleh Direksi. Bentuk-bentuk tulangan baja harus A 2-2

51 dipotong sesuai dengan gambar, tidak boleh menyambung tulang tanpa persetujuan Direksi. (3) Pemasangan Kontraktor harus menempatkan dan memasang tulang baja dengan tepat pada tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar dan harus ada jaminan bahwa tulangan itu akan tetap pada kedudukannya pada waktu pengecoran beton. Pengelasan tempel dengar, adanya persetujuan Direksi lebih dahulu dapat diijinkan untuk menyambung tulangan tulangan yang saling tegak lurus, tetapi cara pengelasan lain tidak akan dibolehkan. Penggunaan ganjal, alat peregangan dan kawat harus mendapat persetujuan dari Direksi. Perenggangan dari beton harus dibuat dari beton dengan mutu yang sama seperti mutu beton yang akan dicor. Perenggang tulang dari besi beton dan kawat harus sepadan dengan bahan tulangannya. Selimut beton yang ditentukan harus terpelihara. (4) Selimut Beton Kecuali ditentukan lain dalam gambar, tulangan baja harus dipasang sedemikian, hingga terdapat selimut / penutup minimum sampai permukaan penyelesaian beton, sebagai berikut : Kelas Beton Jenis pekerjaan Selimut Minimum (mm) K225 Pelat Beton Pra cetak Pipa Beton 25 K175 Beton Bertulang Umumnya Penjelasan Standar pembesian Sebagaimana tercantum pada spesifikasi, maka pelaksanaan pekerjaan penulangan beton harus mengacu kepada standar yang telah ditentukan. Standar bisa berasal dari dalam negeri misal PBI 71 atau SNI maupun dari luar negeri. Standar tersebut bisa berbeda karena kemungkinan adanya perbedaan angka keamanan untuk perhitungan konstruksi. Inti dari standar pembesian yang diperlukan oleh tukang, sebaiknya dibuat secara singkat oleh mandor untuk dijelaskan kepada yang bersangkutan. A 2-3

52 Contoh dari standar pembesian menurut PBI 71 adalah sebagai berikut : PERSYARATAN UKURAN-UKURAN PEMBENGKOKAN Dalam peraturan mengenai pembesian, rincian bentuk pembegkokan ya juga sering dibedakan antara besi polos dengan besi yang diprofilkan. Lengkung pembengkokan untuk besi yang diprofilkan biasanya lebih besar daripada untuk besi polos. SAMBUNGAN TULANGAN A 2-4

53 SAMBUNGAN TULANGAN Sambungan pembesian ada aturan-aturannya, untuk balok atau pelat yang panjang, besi tulangan yang ada tidak cukup panjang, sehingga harus disambung. Ingat, penyambungan-penyambungan ini hanya dapat dilakukan di tempat yang ditunjukkan menurut gambar atau pada daftar pembengkokan. Jika pada penyambungan besi beton tidak boleh menentukan tempat sambungan itu menurut kehendak sendiri. Penyambungan tulangan tidak boleh dilakukan di tengah-tengah bentang balok atau plat, karena pada umumnya di situ momennya besar. A 2-5

54 Suatu penyambungan diperoleh dengan meletakkan bagian ujung batang yang satunya di samping bagian ujung yang lainnya, dengan memberi ruang antara sebesar 2-3 cm. Jadi gaya batang yang satu dipindahkan pada batang yang lainnya dengan melalui beton. Karena itu, maka penyambungan ini dinamakan penyambungan pelekatan. Penyambungan tulangan dengan cara mengikat kedua ujung tulangan dengan kawat pengikat, tidak boleh dilakukan, sebab nantinya beton tidak dapat membungkus batangbatang dengan baik. Cara mengkaitkan kedua kait di ujung-ujung tulangan, juga tidak boleh. A 2-6

55 Panjangnya penyambungan, ialah panjangnya bagian ujung-ujung batang yang diletakkan berdampingan satu terhadap lainnya. Disebut juga dengan panjang lewatan. Besarnya panjang lewatan, tergantung pada perhitungan yang dilakukan oleh ahli teknik. Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya panjang lewatan tersebut seperti antara lain : Tulang yang disambung merupakan tulang tarik atau tulang tekan. Ujung batang memakai kait atau tidak Penggunaan tulangan di bagian konstruksi apa Mutu beton (kelas beton) Macam batang / tulangan : polos atau diprofilkan. Sambungan dengan kait panjang penyambungan tidak boleh sekali-kali kurang daripada 25 kali tebal batang yang terkecil. Pada beberapa spesifikasi sering dicantumkan panjang lewatan tulangan polos sekurangkurangnya 40 kali diameter tulangan yang disambung. Jadi, hati-hati dengan sambungansambungan tulangan beton. Mandor agar berkonsultasi dengan pelaksana bila menghadapinya. A 2-7

56 2.3. Penjelasan Instruksi Kerja Instruksi kerja merupakan prosedur Quality Assurance atau sistem mutu proyek dimana konsep dasarnya adalah tulis apa yang anda kerjakan dan kerjakan apa yang anda tulis. Dengan demikian semua langkah pekerjaan tercatat, tidak ada yang kelewatan. Selanjutnya akan dinilai apa syaratnya langkah pekerjaan itu diterima, apabila belum memenuhi syarat maka statusnya tidak baik dan perlu diadakan perbaikan. Diharapkan dengan adanya check list instruksi kerja tersebut akan membuat pelaksanaan pekerjaan menjadi teratur, sistematis, terkontrol dapat mengetahui kesalahan pelaksanaan sehingga mengurangi pekerjaan ulang yang tentunya memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit. A 2-8

57 A 2-9

58 Bagian Teknik A 2-10

59 2.4. Penjelasan gambar kerja dan jadwal kerja. Rencana atau jadwal kerja kemudian dijelaskan kepada para tukang dan pekerja sesuai schedule kerja harian / mingguan yang telah dibuat. Dalam schedule kerja tersebut tercantum lokasi pekerjaan sesuai notasi pada gambar kerja, rencana, volume dan rencana waktu pelaksanaan. Dengan demikian pegangan untuk mandor untuk pelaksanaan adalah gambar kerja pembesian sesuai lokasinya, bar bending schedule dan daftar pemotongan besi juga sesuai lokasinya serta rencana kerja harian tersebut diatas. Kesemua pelaksanaan pekerjaan tersebut harus sesuai spesifikasi dan standar pembesian yang telah ditetapkan oleh pemberi pekerjaan. Contoh rencana kerja adalah sebagai berikut: VOLUME NO. JENIS PEKERJAAN ANIS RENCANA REALISASI 1 Plat Lantai 5 AP 11' - 12' / G-H - Bekisting 210 M2 - Pembesian Kg - Pengecoran 80 M3 RENCANA KERJA MINGGUAN BULAN : SEPTEMBER... TAHUN : 2006 MINGGU KE : III TANGGAL SN/18 SL/19 RB/20 KM/21 JM/22 SB/23 MG/24 KETERANGAN 2 Dinding kolam renang AP / D - E - Bekisting 81 M2 - Pembesian 1.25 Kg - Pengecoran 6 M3 3 Tangga core AP / E 4 Lantai 3 AP / G - H' - Bekisting 56 M2 - Pembesian 2.7 Kg - Pengecoran 15 M3 5 Dinding retaining wall AP 7-8 / G - H' 6 Lantai 3 AP 9-12 / G' - H' - Bekisting 37 M2 - Pembesian 3.74 Kg - Pengecoran 20 M3 Mengetahui Kepala Proyek Disetujui Kepala Lapangan Jakarta, 18 September 2006 Dibuat oleh, Pelaksana A 2-11

60 RANGKUMAN Penjelasan Spesifikasi : - Macam-macam bahan untuk pembesian - Syarat pemotongan dan pembengkokkan besi beton - Syarat-syarat pemasangan dan penyetelan besi beton - Syarat-syarat selimut beton Penjelasan Standar pembesian - Ukuran pembengkokkan - Sambungan tulangan - Pemakaian ganjal / Spacers / Tahu beton - Dan lain-lain sesuai standar yang dipakai (misal PBI 71) Penjelasan Instruksi Kerja (IK) - Merupakan prosedur sistem mutu diproyek - Langkah-langkah pekerjaan yang tertulis di check list, harus betul-betul dilaksanakan dan dicek kebenarannya - Kriteria keberterimaan harus dipedomani agar langkah pekerjaan tersebut dapat diterima. Penjelasan gambar dan jadwal / Rencana Kerja - Jadwal kerja harian memuat lokasi pekerjaan sesuai gambar kerja, rencana volume dan rencana waktu pelaksanaan - Pegangan untuk mandor dan tukang adalah : - Jadwal kerja harian - Gambar kerja pembesian sesuai lokasi - Daftar pembengkokkan dan pemotongan besi - Spesifikasi dan standar pembesian.

61 LATIHAN a). Uraikan detail spesifikasi apa yang perlu dijelaskan kepada tukang? b). Penjelasan standar pembesian merupakan hal pokok yang perlu diketahui tukang dan pekerja, jelaskan! c). Apa manfaat pelaksanaan check list instruksi kerja?

62 BAB 2 PERALATAN-PERALATAN PEKERJAAN PEMBESIAN 2.1 Alat Manual dan Mesin Ada alat-alat yang dikerjakan dengan tenaga orang atau manual, tetapi ada juga yang dengan mesin : Alat pemotong besi yang dikerjakan dengan tangan. Gunting paralel Mesin potong secara manual. B 2-1

63 Besi lengkung atau besi lipat Tang anyam dengan cara mengikat Ada juga alat-alat mekanik (mesin) yang menggunakan tenaga listrik : - Mesin potong - Mesin pembengkok - Mesin las, dan sebagainya. B 2-2

64 Pelat Pembengkok Besi Polos Besi Ulir Meja untuk membengkok dan memotong MEJA KERJA DENGAN MAL PEMBENGKOK Kunci Pembengkok Tangkai Penyambung = diameter tulangan Kunci Penekuk B 2-3

65 B 2-4

66 Contoh contoh peralatan pembesian : B 2-5

67 B 2-6

68 B 2-7

69 B 2-8

70 B 2-9

71 2.2 Pedoman Pemakaian dan Pemeliharaan Peralatan - Pakai jenis peralatan yang cocok untuk setiap jenis pekerjaan - Jaga Peralatan selalu tajam - Jaga peralatan selalu bersih - Selalu memeriksa peralatan secara teratur untuk menjaga agar selalu pada kondisi yang baik. - Segera perbaiki peralatan yang rusak. - Buang peralatan yang rusak dan tidak dapat diperbaiki - Penempatan peralatan agar bisa gampang diambil pada waktu pelaksanaan pekerjaan. - Jangan menempatkan peralatan pada bagian pekerjaan yang sudah jadi - Jangan menempatkan peralatan ditempat yang gampang jatuh - Pakailah alat keamanan apabila bekerja. - Simpan peralatan ditempatnya setelah selesai bekerja. B 2-10

72 RANGKUMAN Alat mesin untuk pemotongan dan pembengkokkan baja beton : - Mesin Potong (Bar Cutter) - Mesin Bengkok (Bar Bender) - Mesin Las Alat manual untuk pemotongan dan pembengkokkan baja beton : - Alat pemotong besi - Alat Pembengkok besi (berupa meja dengan mal pembengkok) - Kunci Penekuk - Gunting kawat - Meteran - Kapur - Cetok (untuk membuat tahu beton) Beberapa tips untuk pemakaian dan pemeliharaan peralatan antara lain : - Jaga peralatan selalu tajam dan bersih - Segera perbaiki alat yang rusak - Alat ditempatkan agar pelaksanaan pekerjaan bisa lancar dan efisien - Pakai alat keamanan apabila bekerja. - Simpan peralatan ditempatnya setelah selesai bekerja.

73 LATIHAN a). Sebutkan alat mesin untuk pekerjaan pembesian dan penggunaannya b). Sebutkan alat manual untuk pekerjaan pembesian dan penggunaannya c). Sebutkan alat-alat bantu untuk pekerjaan pembesian dan penggunaannya

74 BAB 2 PELAPORAN DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PEMBESIAN 2.1 Pelaporan Hasil Pelaksanaan Pembesian Pada bahan penyelesaian pekerjaan, diuraikan urutan pelaksanaan pekerjaan pembesian / penulangan beton, dimulai dari pekerjaan persiapan, dilanjutkan pada pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Apabila pelaksanaan pemotongan, pembengkokkan dan perangkaian serta penyetelan baja beton sudah selesai, maka diadakan pemeriksaan hasil kerjanya. Pemeriksaan dilakukan pertama kali oleh mandor sendiri, kemudian dilanjutkan oleh pelaksana kontraktor dan direksi teknis atau konsultan, kesemuanya itu dengan lembar daftar simak atau check list. Apabila hasilnya masih belum baik maka perlu direvisi sesuai persyaratan yang berlaku. Selanjutnya setelah pada check list dinyatakan pelaksanaan pekerjaan sudah baik dan memenuhi syarat maka pihak mandor akan membuat pelaporan hasil pelaksanaan pembesian sesuai hasil pengukuran volume pekerjaan. Pengukuran volume dilakukan oleh mandor yang kemudian di check kebenarannya oleh pelaksana kontraktor. Apabila berita acara progress pekerjaan sudah ditandatangani bersama oleh mandor dan pelaksana kontraktor maka bisa dilanjutkan dengan membuat berita acara kemajuan pekerjaan dan berita acara pembayaran. Apabila proses pembayaran telah selesai sebaiknya mandor mencatatnya pada pembukuan mandor itu sendiri. Pada modul perjanjian kerja dan manajemen untuk mandor, diuraikan bagaimana seorang mandor membuat catatan keuangan dan pembukuan sederhana. Berikut contoh dari format sebagai berikut : - Laporan progres pekerjaan - Berita acara kemajuan pekerjaan - Berita acara pembayaran C 2-1

75 PROGRESS KE : 1 PERIODE : PEKERJAAN FABRIKASI DAN PEMASANGAN BESI BETON NO JENIS PEKERJAAN PRESTASI VOLUME BBS S/D SAAT LALU SAAT INI S/D SAAT INI KET I II III IV V VI AREA - A 1 PILE CAP 462, TIE BEAM 83, SLAB 533, KOLOM 430, CORE WALL 184, BALOK 599, DROP PANEL 105, AREA - B 1 PILE CAP 462, TIE BEAM 83, SLAB 533, KOLOM 430, CORE WALL 184, BALOK 599, DROP PANEL 105, AREA - C 1 PILE CAP 462, TIE BEAM 83, SLAB 533, KOLOM 430, CORE WALL 184, BALOK 599, DROP PANEL 105, AREA - D 1 PILE CAP 462, TIE BEAM 83, SLAB 533, KOLOM 430, CORE WALL 184, BALOK 599, DROP PANEL 105, AREA - E 1 PILE CAP 462, TIE BEAM 83, SLAB 533, KOLOM 430, CORE WALL 184, BALOK 599, DROP PANEL 105, BANGUNAN UTILITIES 1 STP & GWT 93, DINDING (RETAINING WALL) 97, TANGGA 523, TOTAL = 12,708, Diperiksa dan disetujui oleh, Tangerang, 09 februari 2006 Mandor, C 2-2

76 BERITA ACARA KEMAJUAN PEKERJAAN MANDOR PEKERJAAN PEMBESIAN PROYEK Pada hari ini Kami yang bertanda tangan di bawah ini sebagai berikut : 1. : Selaku Kontraktor 2. : Selaku Mandor Menerangkan bahwa kedua belah pihak telah melakukan Pemeriksaan atas Pekerjaan Pembesian, yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA berdasarkan : Kontrak/ SPK No & Tanggal ADD. Kontrak/ SPK No & Tanggal Nilai Kontrak/ SPK Nilai ADD Kontrak/ SPK Waktu Pelaksanaan ADD Waktu Pelaksanaan Uang Muka Dan menyetujui Prestasi Pekerjaan sampai dengan saat ini sebagai berikut : No Uraian Pekerjaan Volume Kontrak Realisasi Volume Harga (Kg) s/d lalu Saat ini s/d saat ini Satuan 1. Pembesian Jumlah Harga TOTAL = Rp Rp Prestasi s/d saat ini : 100% Demikian Berita Acara Kemajuan Pekerjaan ini dibuat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. PIHAK KEDUA Mandor PIHAK PERTAMA Kontraktor C 2-3

77 BERITA ACARA PEMBAYARAN PEKERJAAN PEMBESIAN PROYEK NOMOR : Pada hari ini Kamis, tanggal Sembilan bulan Februari tahun Dua ribu enam. Kami yang bertanda tangan di bawah ini sebagai berikut : 1. : Selaku Kontraktor 2. : Selaku Mandor Menerangkan bahwa kedua belah pihak telah melakukan Pemeriksaan atas Pekerjaan Pembesian berdasarkan : Kontrak/ SPK No & Tanggal ADD. Kontrak/ SPK No & Tanggal Nilai Kontrak/ SPK Nilai ADD Kontrak/ SPK Waktu Pelaksanaan ADD Waktu Pelaksanaan Uang Muka Dan menyatakan bahwa Prestasi PIHAK KEDUA s/d tanggal telah mencapai = sesuai BA Kemajuan Pekerjaan No : maka PIHAK KEDUA berhak menerima Pembayaran sebagai berikut : Prestasi s/d saat ini : Prestasi s/d lalu : Prestasi saat ini : POTONGAN-POTONGAN Uang muka s/d saat ini : Uang muka s/d lalu : Uang muka saat ini : Jumlah setelah dipotong Uang muka & Retensi PPN 10 % Jumlah Pembayaran (termasuk PPN) Terbilang : Demikian Berita Acara Pembayaran ini dibuat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. PIHAK KEDUA Mandor PIHAK PERTAMA Kontraktor C 2-4

78 2.2 Evaluasi Hasil Pelaksanaan Pembesian Sebagaimana prinsip prinsip dasar manajemen yang baik, maka suatu pelaksana pekerjaan harus dievaluasi hasilnya. Dari evaluasi tadi, apabila terjadi penyimpangan, harus dicari sebab dan akibatnya. Apabila sudah ketemu apa yang menjadi sebab dari penyimpangan tersebut maka perlu diadakan tindakan perbaikan pada langkah-langkah pekerjaan selanjutnya. Pada contoh rencana kerja mingguan dibawah ini terdapat kolom volume rencana dan volume realisasi. Apabila pelaksanaan pekerjaan pembesian disatu lokasi sudah selesai, volume realisasi tersebut harus diisi. Kemudian mandor bisa melakukan evaluasi lanjutan sebagai berikut : - Mencheck produktifitas tenaga kerja dan produktifitas peralatan - Mencheck besarnya waste yang terjadi dari baja beton - Mencheck sebab-sebab terjadi penyimpangan antara target rencana volume pekerjaan dan realisasinya. - Membuat rencana perbaikan pada pekerjaan selanjutnya. - Kesemua langkah tadi harus dilakukan secara tertulis Pada pelaksanaan pekerjaan riel dilapangan, proses evaluasi ini masih jarang dilakukan oleh seorang mandor, tetapi sudah saatnya hal tersebut dilaksanakan secara konsisten dilapangan. Contoh : VOLUME NO. JENIS PEKERJAAN ANIS RENCANA REALISASI 1 Plat Lantai 5 AP 11' - 12' / G-H - Bekisting 210 M2 - Pembesian Kg - Pengecoran 80 M3 2 Dinding kolam renang AP / D - E - Bekisting 81 M2 - Pembesian 1.25 Kg - Pengecoran 6 M3 3 Tangga core AP / E 4 Lantai 3 AP / G - H' - Bekisting 56 M2 - Pembesian 2.7 Kg - Pengecoran 15 M3 5 Dinding retaining wall AP 7-8 / G - H' 6 Lantai 3 AP 9-12 / G' - H' - Bekisting 37 M2 - Pembesian 3.74 Kg - Pengecoran 20 M3 RENCANA KERJA MINGGUAN BULAN : SEPTEMBER... TAHUN : 2006 MINGGU KE : III KETERANGAN TANGGAL SN/18 SL/19 RB/20 KM/21 JM/22 SB/23 MG/24 Mengetahui Kepala Proyek Disetujui Kepala Lapangan Jakarta, 18 September 2006 Dibuat oleh, Pelaksana C 2-5

79 Catatan : Isi volume realisasi begitu pelaksanaan pekerjaan selesai per bagian Dari volume rencana dan volume realisasi, akan dapat dievaluasi hasil pelaksanaan pekerjaan yang ada. C 2-6

80 RANGKUMAN Pelaporan - Pengukuran volume pekerjaan dilakukan oleh mandor dan dicek kebenarannya oleh pelaksana kontraktor. - Hasil pengukuran volume dimasukkan ke dalam berita acara progress pekerjaan yang ditandatangani mandor dan pelaksana kontraktor - Selanjutnya dibuat berita acara kemajuan pekerjaan dan dilanjutkan dengan berita acara pembayaran - Sebaiknya semua dokumen tersebut dapat rapi disimpan oleh mandor sedangkan setiap uang yang keluar maupun masuk juga dibuat pembukuan sederhana oleh mandor Evaluasi - Evaluasi sebaiknya dibuat agar apabila ada penyimpangan bisa dicari sebab akibatnya dan dilakukan perbaikan seperlunya. - Evaluasi bisa dibuat pada kolom realisasi volume pekerjaan per minggu sesuai contoh. - Apabila volume pekerjaan realisasinya terjadi penyimpangan maka perlu dievaluasi tentang Produktifitas tenaga kerja dan peralatan Sebab sebab terjadinya penyimpangan Membuat rencana perbaikan

81 LATIHAN a). Apa bentuk pelaporan seorang mandor pembesian? b). Apa manfaat mandor membuat pembukuan sederhana c). Apa manfaat dibuatnya evaluasi hasil pelaksanaan pekerjaan?

82 BAB 3 PEMBUATAN DAFTAR PEMOTONGAN BESI DAN PERHITUNGAN VOLUME PEKERJAAN 3.1 Daftar Pembengkokkan dan Daftar Pemotongan Besi Beton Berdasarkan gambar rencana/ gambar kerja pembesian Perlu dibuat : Daftar Pembengkokkan besi Lalu : Daftar Pemotongan besi B 3-1

83 GAMBAR RENCANA PEMBESIAN Contoh gambar denah pondasi gedung Pelat pondasi sloof dan kolom-kolomnya. Contoh Denah Pembesian Plat Fondasi : B 3-2

84 Tanda di atas ini memberitahukan bahwa pembesian yang diberi tanda O hanya dipasang sampai batas panah, berarti dipasang sampai batas panah kiri dan kanan. Yakni agar dapat membedakan garis itu garis pembesian atau garis tanda, sebab kadangkadang pada plat ada pembesian tanpa kait, terutama pembesian tambahan, biasanya gambar pembesian ada gambar kaitnya. Sebagai contoh : Daftar pembengkokkan besi untuk pekerjaan plat pondasi B 3-3

85 DAFTAR POTONG BESI BETON Untuk dapat melakukan pemotongan besi beton yang seefisien mungkin untuk menghindarkan pemborosan akibat asal memotong besi, sehingga menjadi potongan bagian-bagian yang dapat mengakibatkan sisa potongan yang mubazir, maka perlu diperhatikan daftar ke 2, yaitu : DAFTAR POTONG BESI BETON. Usahakan membuat kombinasi bagian-bagian a, b, c, dan seterusnya, sehingga bagian sisa sependek mungkin. B 3-4

86 3.2 Pembuatan Be Staat (Daftar Pemotongan besi dan daftar pembengkokkan besi) Bestaat adalah gambar rencana pemotongan dan pembengkokkan baja beton dan sekaligus perhitungan kebutuhan baja tulangan dari suatu struktur beton bertulang. Pembuatan be staat sangat bermanfaat untuk : 1. Gambar kerja bagi tukang potong baja tulangan 2. Menghitung kebutuhan baja beton 3. Rencana pengadaan baja beton (waktu dan jenis) Sebagai gambar kerja, Bestaat harus memenuhi syarat : Ukuran dan bentuk pembengkokkan jelas dan mudah dibaca serta mudah dilaksanakan Penempatan tulangan pada saat perakitan, dapat dilakukan dengan mudah. Untuk detail-detail tertentu, perlu dibuatkan gambar 3 dimensinya. Sebagai alat untuk menghitung kebutuhan baja beton, bestaat harus mengantisipasi: Ukuran baja beton yang ada dipasaran, khususnya panjang baja tulangan. Pemanfaatan sisa potongan semaksimal mungkin. Sebagai rencana pengadaan baja beton, bestaat perlu dibuat persegmen pekerjaan sehingga, untuk pengadaan baja beton yang dilakukan secara bertahap tetap akan dapat menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan. Bestaat umumnya dibuat berupa formulir yang berisi gambar pembengkokkan, ukuran baja tulangan, rencana penggunaan tulangan dan dilampiri gambar kerja dari suatu bagian pekerjaan. B 3-5

87 Tahapan pembuatan bestaat adalah sebagai berikut : 1. Periksa gambar kerja dan pelajari gaya gaya yang bekerja. Hal ini bermanfaat untuk mengantisipasi kemungkinan pemakaian stek-stek tambahan tulangan extra maupun bentuk pembengkokkan. 2. Kelompokkan gambar kerja persegmen sesuai dengan tahapan pelaksanaan pekerjaan, misalnya untuk gedung bertingkat dikelompokkan perlantai, untuk bangunan bawah jembatan dikelompokkan per pilar. 3. Buat gambar untuk detail-detail sambungan (bila perlu 3 dimensi), khususnya untuk tempat tempat yang cenderung terjadi penumpukan tulangan (misalnya pertemuan balok dan kolom). 4. Buatlah penamaan / kode bagian dari struktur, misalnya BLI 2 CD untuk balok pada lantai 1 yang terletak pada garis 2 lajur CD. 5. Gambarlah sket dan beri penomoran / kode rencana pembengkokkan tiap batang tulangan dan lengkapi dengan ukuran / panjang pembengkokkan. 6. Hitung panjang dan jumlah potongan dari hasil sket diatas (butir 5). 7. Hitung panjang sisa potongan dan jumlahnya dengan didasarkan panjang perbatang baja beton yang ada dipasaran yaitu 11,90 m (normalnya m). Namun dibeberapa kota kita dapat membeli baja beton dengan panjang sesuai permintaan (kurang dari ukuran normal) sehingga tidak ada sisa potongan. 8. Pembuatan sket pembengkokkan dimulai dengan tulangan pokok yang memiliki diameter terbesar, sedangkan untuk rencana pemotongan didasarkan pada potongan terpanjang. 9. Setiap menghitung panjang potongan, harus diperiksa apakah panjang potongan tersebut dapat memanfaatkan sisa potongan sesuai butir Selanjutnya jumlahkan total kebutuhan tiap diameter baja beton dan juga total sisa potongannya, yang mana total baja beton dipakai untuk rencana pengadaannya, sedangkan total sisa potongan dimanfaatkan untuk perhitungan bestaat lantai / segmen pekerjaan berikutnya. B 3-6

88 Contoh formulir bestaat : BESTAAT PENULANGAN BETON PROYEK : GEDUNG Pekerjaan : Black BL 1-2CD Gambar Referensi : Lokasi : Lantai 1 Tanggal : Skets Bengkokan Kode Panjang Jumlah Jumlah Sisa Panj. Sisa Jml. Sisa Sisa Pot. Potongan Batang Pot. Pot. Dipakai di Berat Ket Cara menghitung volume pekerjaan besi terpasang a. Pekerjaan besi hanya dihitung pekerjaan yang terpasang jadi tidak termasuk pekerjaan lain untuk penunjang, misal sisa potongan, meluruskan, buat gawang besi dan sebagainya. Jadi hasil kerja besi hanya dapat diambil volume kerja dan yang dapat diperhitungkan ialah : - Besi konstruksi / penulangan - Besi penahan susut - Besi stek - Besi sengkang b. Pekerjaan pembesian yang tidak diperhitungkan ialah : - Besi besi sisa potongan - Besi pengganjal kedudukan besi beton - Kawat pengikat dan sebagainya. c. Ketentuan ketentuan yang mengatur hal tersebut diatas biasanya terdapat dalam spesifikasi teknik pekerjaan Pekerjaan pembesian diukur dalam beratnya dengan daftar lengkung (pembengkokkan) dapat diketahui panjang dari masing-masing bentuk. Dengan mengetahui jenis diameter besi dan dengan tabel berat besi beton maka dapat dihitung berat besi seluruhnya. B 3-7

89 Contoh : Dari daftar pembengkokkan pekerjaan besi diketahui : Dari Ǿ 25 mm = 963 m, berat / m = 3,853 kg. Dari Ǿ 19 mm = 764 m, berat / m = 2,226 kg. Dari Ǿ 12 mm = 182 m, berat / m = 0,888 kg. Dari Ǿ 8 mm = 1206 m, berat / m = 0,395 kg. Jadi volume pekerjaan pembesian : 963 x 3,863 kg = 3.810,439 kg 764 x 2,226 kg = 1.700,663 kg 182 x 0,888 kg = 161,616 kg 1206 x 0,395 kg = 476,370 kg Jumlah = 6.049,089 kg 3.4 Contoh gambar kerja dan Bar Bending Schedule (Daftar Pembengkokkan Besi) FLOOR ELEVATION CONCRETE GRADE f' c (Mpa) COLUMN TYPES REBAR 6 TH DIMENSION 450/450 REBAR 12 - D25 45 STIRRUPS D D TIES 4 TH V H 4 TH DIMENSION 450/450 REBAR 12 - D25 45 STIRRUPS D D TIES 2 ND V H 2 ND DIMENSION 500/500 REBAR 12 - D25 45 STIRRUPS D D TIES 1 ST V H 1 ST DIMENSION 600/600 REBAR 16 - D25 45 STIRRUPS D D TIES P V H C6 B 3-8

90 B 3-9

91 B 3-10

92 RANGKUMAN Urutan pembuatan daftar pemotongan besi : - Baca gambar rencana / gambar kerja pembesian - Dari gambar rencana pembesian tersebut dapat dibuat daftar pembengkokkan besi atau Bar Bending Schedule (BBS) atau Beug Staat. BBS berisi uraian : - Lokasi pekerjaan - Diameter baja tulangan - Banyaknya tulangan - Panjang tulangan - Berat tulangan - Dari BBS tersebut bias dibuat daftar pemotongan besi beton yang berisi. - Sisa batang - Rencana dipakai dimana Pembuatan BBS sangat bermanfaat untuk : - Gambar kerja bagi tukang pembesian - Menghitung kebutuhan baja beton - Rencana pengadaan baja beton (waktu dan jenis) Perhitungan volume pekerjaan pembesian : - Hasil kerja yang dihitung adalah : - Besi penulangan utama - Besi penahan susut - Besi Stek - Besi Sengkang - Hasil kerja yang tidak dihitung : - Besi sisa potongan - Besi ganjal - Kawat pengikat - Ketentuan yang mengatur hal tersebut biasanya terdapat dalam spesifikasi pekerjaan. Dan perhitungan dari owner ke kontraktor juga diterapkan perhitungan dari kontraktor kepada mandor. - Dari daftar pembengkokkan besi dapat diketahui volume besi yaitu panjang total x berat / m = Berat total.

93 LATIHAN a). Uraikan secara singkat cara pembuatan Daftar Lengkung Pembesian! b). Apa syarat daftar pembengkokkan besi sebagai gambar kerja? c). Apa saja volume hasil kerja pembesian yang bisa dihitung dan ditagihkan dan apa saja yang tidak bisa dihitung.!

94 BAB 4 PEMOTONGAN, PEMBENGKOKKAN DAN GANJAL TULANGAN 4.1 Standar Untuk Pelaksanaan Pekerjaan Pembesian Fungsi Baja Tulangan Beton Tulangan beton umumnya terdiri tulangan pokok (memanjang) dan tulangan pengikat / sengkang (be ugel). Selain tulangan tersebut ada juga beberapa macam tulangan tambahan misalnya tulangan susut, tulangan pembagi, tulangan retak dan tulangan miring. Namun tulangan tersebut tidak dibahas lebih lanjut. Tulangan pokok : Berfungsi untuk menahan gaya tarik yang diakibatkan oleh momen lentur Pada kolom dan balok yang paling mempengaruhi kuat tariknya adalah luas permukaan baja yang dipakai, bukan jarak, tetapi tetap harus diperhitungkan terhadap lebar retak. Kondisi dimana jarak tulangan terlalu rapat (kurang dari 4 cm), maka 2 (dua ) atau lebih tulangan dapat dirapatkan sehingga campuran beton dapat diisikan. Pada kolom dan balok, baik baja polos maupun ulir, diameter minimum tulangan pokok adalah 12 mm. Tulangan Sengkang : Berfungsi menahan tegangan geser yang diakibatkan oleh Gaya lintang dan gaya puntir. Yang paling mempengaruhi kekuatan sengkang adalah diameter yang dipakai dan jarak antar sengkang. B 4-1

95 Bentuk bentuk Umum Pembengkokkan Tulangan B 4-2

96 Pemakaian sengkang ganda / terbuka ini tidak direkomendasikan untuk daerah gempa tinggi B 4-3

97 Yang paling penting diperhatikan pada pemasangan sengkang dengan memakai bentuk seperti diatas adalah sistim penyambungan dan pembengkokkannya, mengingat sengkang berfungsi sebagai penahan gaya geser. Beberapa kasus yang sering terjadi pada pemasangan sengkang ganda adalah seperti pada gambar dibawah ini : Selimut Beton Selimut beton adalah beton yang melindungi baja beton dari pengaruh cuaca, kemungkinan korosi maupun pengaruh panas / kebakaran. Tebal selimut beton tergantung dari fungsi struktur beton itu sendiri. Apabila tidak ditentukan dalam spesifikasi, maka tebal selimut beton (diukur dari jarak tepi tulangan terluar dengan permukaan beton), ACI merekomendasikan tebal minimum sebagai berikut : Untuk tapak pondasi tapak (footing), lantai basement atau struktur lain yang kontak lagsung dengan tanah, tebal minimum = 7,5 cm. Untuk permukaan yang berhubungan dengan tanah atau terletak ditempat yang mudah terpengaruh oleh perubahan cuaca (bagian luar bangunan), maka apabila struktur beton memakai tulangan diameter lebih dari 15 mm, tebal selimut minimum = 5 cm, sedangkan apabila memakai tulangan diameter 15 mm atau lebih kecil, maka tebal minimum = 4 cm. Kolom dan balok, min = 4 cm Pelat / slab, min = 2 cm. B 4-4

98 B 4-5

99 Ganjal Tulangan / Beton Dekking / Spacer / Chair Support Untuk menahan agar tulangan ditempatkan pada posisi yang dikehendaki, maka dipakai GANJAL TULANGAN. Nama yang umum dipakai : Ganjal dari baja : kaki ayam Beton dekking : Tahu beton Ada 4 macam bahan ganjal beton, yaitu baja tulangan, beton, Vibersemen dan plastik GANJAL DARI BAJA (KAKI AYAM) B 4-6

100 Penempatan Kaki Ayam B 4-7

101 GANJAL VIBERSEMEN DAN PLASTIK (SPACER) Used to support lower slab reinforcing steel. Also available in circular shape for architectural work and square shape for heavy reinforcement Used for supporting reinforcing steel in slab and deck construction. Available with or without tie wire in three types -- single, double and triple cover Used for supporting upper slab rebar directly or for supporting lower slab rebar, All are available with or without tie wire. Available with either double or single clips. Used to provide the necessary cover between vertical rebar and the form work. Available with hooks for attachment to rebar. Used to provide cover between vertical rebar and form work. Generally for horizontal work, Not recommended for ground or exposed aggregate finish. Generally for horizontal work, provides bar clamping action. Not recommended for ground or exposed aggregate finish. For use on slabs or panels For horizontal and vertical work provides for different heights Generally for vertical work, Bar clamping action and minimum contact with forms. Applicable for column reinforcing steel B 4-8

102 GANJAL DARI BETON PRACETAK (BETON TAHU / BETON DEKKING) B 4-9

103 GANJAL UNTUK LAIN-LAIN B 4-10

104 Penyambungan Baja Tulangan Penyambungan tulangan dapat dilakukan dengan cara : Overlapping (sambungan dengan penyaluran) Pengelasan Alat Penyambung (Selongsong) Overlapping (sambungan dengan penyaluran) Sistim ini merupakan cara konvensional dan cocok dipakai untuk kondisi beton yang tulangan tidak terlalu rapat, misalnya pelat dan balok. Untuk sambungan yang terletak pada pertemuan titik buhul, misalnya balok dengan kolom, cara ini akan mengakibatkan penumpukan tulangan pada satu tempat sehingga dapat mengakibatkan beton keropos. B 4-11

105 Sambungan Wiremesh yang menghasilkan kekuatan penuh B 4-12

106 Sambungan dengan pengelasan Sambungan ini dapat dilakukan dengan cara pengelasan langsung pada kedua baja tulangan yang akan disambung atau dapat juga dengan memakai pelat baja. B 4-13

107 Sambungan dengan alat penyambung Alat penyambung merupakan produk paten. Ada beberapa variasi sistim penyambungan, tergantung dari pabrik yang memproduksinya. Namun pada umumnya sistim penyambungan dilakukan dengan cara ulir, grouting, baji, klem atau variasi diantaranya. Beberapa contoh produk alat penyambung dapat dilihat seperti dibawah ini : B 4-14

108 B 4-15

109 4.2 Pemotongan dan Pembengkokkan Tulangan Beton Baja beton dikirim oleh pengusaha ke lokasi bangunan. Panjang pasaran dari batang-batang adalah 12 meter. Pada penerimaan barang perlu harus diperhatikan ; keutuhan tampak, permukaan baja beton, antara lain tidak mengelotok, pelupasan, retakan atau cacat-cacat lain yang muncul di permukaan baja beton. Baja diperbolehkan sedikit berkarat, tetapi batang-batang yang aus dimakan karat harus ditolak. Baja beton harus bersih dari kotoran, minyak, karat-karat yang lepas dan lain-lain bahan yang merusak pelekatannya. Beton bertulang senantiasa berdasarkan pelekatan yang baik. Harus pula dilihat apakah batang-batangnya lurus, agar tidak perlu meluruskan. Meluruskan sebenarnya tak perlu dan juga membutuhkan banyak tenaga kerja. Setelah tampak baja dimufakati, baja beton ditempatkan pada lokasi penyimpanan sedekat mungkin dengan lokasi pemotongan dan pembengkokkan serta mudah dicapai keran bangunan (tower crane). Pada lokasi penyimpanan harus diatur sedemikian hingga baja tidak menyinggung tanah (dan rumput). Hal ini dapat dicapai dengan meletakkan di atas balok-balok kayu. Baja harus disusun per kualitas dan per diameter kemudian disimpan. Umumnya ini dilakukan dengan menempatkan batang kayu (kecil) di antara diameter dan kualitas baja yang berlainan Pemotongan Pekerjaan pemotongan baja tulangan beton adalah suatu pekerjaan yang dapat menjadi sumber pemborosan biaya apabila pemotongan tersebut tidak direncanakan dengan baik dan tidak diawasi dengan ketat. Perencanaan pemotongan disamping didasarkan kepada gambar tulangan yang akan dibuat / dipasang, tetapi juga harus diperhitungkan terhadap panjang setiap lonjor baja tulangan yang tersedia. (dipasaran panjangnya 11,90 m / lonjor, normalnya 12,00 m) Dengan membuat daftar rencana pembengkokkan dari tulangan yang akan dipasang secara menyeluruh, maka pemotongan baja tulangan beton dari setiap lonjor dapat lebih diefektifkan, sehingga sisa potongan yang terbuang dari setiap lonjor batang baja tulangan yang dibeli dapat diperkecil. Daftar rencana pembengkokkan ini biasa disebut BEUGSTAAT. B 4-16

110 Persiapan untuk pemotongan dan pembengkokkan dimulai berdasarkan dari gambar rencana tulangan yang diterima dari pemberi tugas (owner) baik berupa gambar pondasi, balok, kolom, lantai dan sebagainya. Dalam lembar beugstaat mengetengahkan : - Jenis struktur (balok, kolom, lantai dsb) - Lokasi / elevasi - Referensi penulangan dari gambar apa - Bentuk / skets pembengkokkan - Kode - Type baja tulangan dan diameternya - Panjang batang - Jumlah, unit dan jumlah total - Panjang sisanya - Berat per unit dan total berat. Berdasarkan daftar pembengkokkan, panjang-pasaran, baja beton dibagi seekonomis mungkin dalam panjang-panjang tertentu. Penganyam tulangan pergi ke lokasi penyimpanan dengan membawa gunting pemotong. Kawat pengikat dari sebundel tulangan diputus, kemudian dicari diameter batangbatang kecil yang dibutuhkan dan diletakkan terpisah. Panjang yang dipotong adalah panjang total menurut daftar pembengkokkan ditambah dengan panjang kait. Gambar Gunting pemotong Gambar Gunting blok B 4-17

111 Di sini harus mempertimbangkan pertambahan panjang akibat pembengkokkan. Batang-batang yang diameternya sampai dengan 12 mm akan dipotong dengan gunting menurut kepanjangannya (gambar 4.2.1). Diameter yang lebih besar (> 12 mm) dipotong dengan gunting blok (gambar 4.2.2) yang diletakkan di atas sebuah balok kayu. Pemotongan dilakukan batang per batang. Batang yang telah dipotong, diangkat oleh pekerja dari lokasi penyimpanan ke meja pembengkokkan (atau batang yang tidak perlu dibengkok), setelah itu batang yang sepadan (sama-sama kualitas baja, diameter dan kepanjangannya) dibundel dan diberi label, selanjutnya dibawa ke lokasi penyimpanan sementara (gambar dan 4.2.4). Batang-batang yang akan dibengkok Meja Pembengkok Lokasi Penyimpanan Penyimpanan terpisah Penandaan Pemotongan Membundel batangbatang lurus Gambar Pembagian lokasi bangunan Gambar Pembundelan dan pemberian label yang sepadan Setelah batang dipotong ; ukuran bagian yang tercantum pada daftar pembengkokkan ditandai dengan kapur tulis, dimana perlu diperhatikan ekstra dari panjang kait-kait. Pada sejumlah batang-batang yang sepadan B 4-18

112 (dalam daftar pembengkokkan) disarankan untuk memberi ukuran di atas meja pembengkok dengan : kapur tulis berwarna kuning, paku atau sepotong kayu Pembengkokkan Dalam pembengkokkan,biasanya menggunakan meja pembengkok yang dibuat dari balok-balok kayu. Di atas meja pembengkok dengan terdapat pelat-pelat, berupa sebuah pelat pembengkok dengan dua pasak besi kecil (gambar 4.2.5) yang dipakukan atau disekrup. Gambar Besi Pelipat dan Pelat- pelipat Dengan memakai suatu besi-pelipat, dilewatkan penpen kemudian batang dapat dibengkok. Tingkat berat besi pelipat tergantung dari diameter batang. Batang-batang yang patah atau retak harus diapkir. Batang-batang yang telah dibengkokkan dan setanda dibundel, kemudian dicantumi label dan dibawa ke penyimpanan sementara oleh tenaga kerja. B 4-19

113 CARA MEMBENGKOKKAN BESI BETON Membengkokkan besi dengan tenaga orang yang menggunakan kunci besi, dari ukuran kecil sampai besar. Kunci besi yang ada perlu ditambah sambungan pipa, agar tenaga orang dalam membengkokkan menjadi lebih ringan. Membengkokkan besi beton dilakukan satu per satu pada setiap bengkokannya, batang per batang. Gambar Cara Membengkokkan Besi Beton B 4-20

114 4.2.3 Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembengkokkan Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara yang dapat merusak tulangan tersebut. Batang tulangan deform, setelah dibengkok dan diluruskan kembali tidak bengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokkan sebelumnya. Batang tulangan yang sebagian tertanam di beton tidak boleh dibengkok atau diluruskan di lapangan, kecuali disetujui oleh perencana. Membengkok dan meluruskan tulangan harus dalam keadaan dingin, kecuali apabila pemanasan diijinkan oleh perencana. Apabila pemanasan diijinkan oleh perencana maka pemanasan untuk baja tulangan dari baja lunak dapat dipanaskan tidak boleh lebih dari C. Apabila batang tulangan yang pembuatannya dalam keadaan dingin, pada pelaksanaannya mengalami pemanasan diatas C yang bukan karena dilas, maka perhitungan kekuatan bajanya harus diambil kekuatan baja tersebut sebagai yang tidak mengalami pengerjaannya dingin. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan kecuali apabila diijinkan oleh perencana. Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh didinginkan dengan disiram dengan air Toleransi Pada Pemotongan dan Pembengkokkan Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar gambar rencana dengan toleransi yang disyaratkan oleh perencana. Apabila tidak disyaratkan oleh perencana, maka pada pemotongan dan pembengkokkan tulangan dapat memakai ketetapan sebagai tertera pada uraian dibawah ini Untuk panjang total batang lurus yang dipotong menurut ukuran dan untuk panjang total dan ukuran batang yang dibengkok ditetapkan toleransi ± 25 mm kecuali mengenai yang ditetapkan di nomor 3 dan 4 dibawah ini. Untuk panjang total batang yang diserahkan menurut sesuatu ukuran, ditetapkan toleransi sebesar + 50 mm 25 mm. B 4-21

115 Untuk jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar ± 6 mm untuk jarak 60 cm atau kurang, dan sebesar ± 12 mm untuk jarak lebih dari 60 cm. Untuk ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan ikatan ditetapkan toleransi 6 mm. B 4-22

116 B 4-23

117 4.2.5 Kait dan Pembengkokkan Pembuatan kait kait pada batang tulangan dapat berupa kait penuh, kait miring atau kait lurus. Dalam hal pembuatan kait ini maka agar memperhatikan ketetapan sebagai berikut : Kait harus berupa kait penuh atau kait miring, seperti gambar dibawah ini, dimana : Kait kait sengkang harus berupa kait miring, yang melingkari batang sudut dan mempunyai bagian yang lurus paling sedikit 6 kali diameter batang dengan minimum 5 cm seperti ditunjukkan dalam gambar dibawah ini. Bengkokkan harus mempunyai diameter intern sebesar paling sedikit 5 d atau 5 dp seperti ditunjukkan dalam gambar dibawah ini, dimana d = diameter batang polos dan dp adalah diameter pengenal batang deform seperti diterangkan dalam nomor 1 diatas. B 4-24

118 Kait Miring Kait Miring pada sengkang Pembengkokkan tulangan B 4-25

119 4.2.6 Pemotongan dan pembengkokkan secara mekanis Sebuah motor kecil penggerak mesin pemotong dibawa ke lapangan penyimpanan. Mesin pemotong tingkat berat ditempatkan tetap di antara dua meja-kerja. Setelah pengikat bundelan dipotong putus, batang-batang dibawa oleh pekerja ke meja pemotong pertama. Bergantung pada kapasitas mesin pemotong dan diameter batang, maka satu batang atau lebih dapat dipotong bersama-sama. Batang-batang yang tidak perlu dibengkok akan dibundel serta dicantumi dengan label dan selanjutnya diletakkan terpisah. Mesin pembengkok juga telah dibuat. Pelat-pelipat tetap ditukar dengan pelat-pembengkok yang digerakkan oleh arus listrik. Keuntungan dari mesin pembengkok ini (gambar 4.2.7) adalah beberapa batang-batang dapat dibengkok sekaligus. Mesin yang modern dapat diatur dengan mudah untuk membentuk bengkokan sesuai dengan daftar pembengkokan. Secara demikian seluruh batang-batang mempunyai kesamaan sudut lengkung. Mesin pembengkok yang paling canggih dapat diprogramkan, yang memungkinkan pembengkokan batang yang dibengkok dengan berbagai sudut lengkung secara berurut-urut. Mesin-mesin ini umumnya digunakan untuk membengkok sengkang-sengkang. Tergantung dari jangka waktu pelaksanaan bangunan, untuk pengangkutan dari lokasi penyimpanan (melalui meja pemotong dan pembengkok) menuju penyimpanan yang terpisah dan dari penyimpanan terpisah ke bekisting dapat menggunakan berbagai jenis keran penggerek (tower crane). Gambar Mesin pembengkok yang sekaligus dapat membengkok beberapa batang batang B 4-26

120 Sedang pekerjaan membengkokkan besi beton dengan mesin (tenaga listrik) mempunyai keuntungan : - Dapat membengkokkan besi diameter besar. - Beberapa batang (ditumpuk) dapat dibengkokkan sekaligus - Lebih cepat - Bentuk bengkokan lebih seragam Cara membengkokan besi beton dengan mesin : Keterangan : 1 = Piringan baja dengan as vertical 2 = Pin 3 = Lubang untuk pin 4 = Penahan 5 = Batang besi beton 6 = Pin as tengah B 4-27

121 4.2.7 Pengelompokkan dan penyimpanan baja beton Setelah pemotongan / pembengkokkan, baja beton dikelompokkan sesuai fungsinya, misal untuk balok L1-2 CD. Tulangan pokok diikat dan diberi label sesuai kode pada lembaran bestaat, demikian juga sengkang dan steknya. Besarnya ikatan disesuaikan dengan alat angkatnya. Pengelompokkan dan pemberian kode ini sangat bermanfaat terutama pada pekerjaan bangunan sipil, (misalnya bangunan bawah jembatan) yang umumnya bentuk satu dan yang lain mirip, tetapi ukurannya berbeda. Kode / label harus dipasang ditempat yang mudah terlihat dan diikat kuat dengan kawat sehingga tidak mudah terlepas. Sisa potongan baja beton yang masih dapat dipakai ditempat lain, dipisahkan dengan sisa potongan yang pendek / tidak dipakai lagi. Pemisahan ini sangat bermanfaat, mengingat ada kecenderungan tukang baja lebih suka memotong baja lonjoran daripada mengambil sisa potongan. Apabila baja beton berkarat, maka perlu dibersihkan dengan sikat baja atau dengan sand blasting, tergantung tingkat korosinya. Baja beton yang telah dibersihkan dari karat, harus segera dipasang, karena proses pengkaratannya jauh lebih cepat dibandingkan dengan baja beton awal. Untuk itu menyimpan baja beton yang telah menjalani proses pembersihan dalam jangka waktu yang lama tidak dianjurkan. B 4-28

122 RANGKUMAN Tulangan beton terdiri dari tulangan pokok dan tulangan pengikat (b eugel)/ sengkang. - Tulangan pokok berfungsi menahan gaya tarik yang diakibatkan momen lentur - Pada kolom dan balok yang paling mempengaruhi kuat tariknya adalah luas permukaan baja yang dipakai, bukan jarak, tetapi tetap harus diperhitungkan terhadap lebar retak. Diameter minimumnya adalah 12 mm. - Tulangan sengkang berfungsi menahan tegangan geser, yang paling mempengaruhi kekuatan sengkang adalah diameter yang dipakai dan jarak antar sengkang. Selimut beton melindungi baja dari pengaruh cuaca, kemungkinan korosi maupun pengaruh panas / kebakaran. Karena itu penting bahwa persyaratan minimum selimut beton harus terpenuhi dengan pembuatan beton dekking atau tahu beton Ganjal tulangan / beton dekking / Spacers / chairs support ada 4 macam bahan: - Baja tulangan - Beton - Fiber Cement - Plastik Penyambungan baja tulangan dapat dilakukan dengan cara : - Overlapping (sambungan dengan penyaluran) - Pengelasan - Alat Penyambung (selongsong) Biasanya dipelaksanaan dilakukan dengan overlapping, sehingga perlu diperhatikan agar jarak penyambungan jangan sampai kurang atau salah. Pemotongan tulangan - Pemotongan berdasarkan daftar pembengkokkan tulangan - Rencana pemotongan didasarkan atas panjang baja tulangan dipasaran yaitu 12 m - Pemotongan harus direncanakan dengan baik agar sisa potongan yang terbuang atau wastenya minimal. - Pemotongan dilakukan secara manual maupun dengan mesin bar cutter.

123 Pembengkokkan tulangan : - Pembengkokkan dilakukan pada meja pembengkok menggunakan kunci besi dari ukuran kecil sampai besar. Kunci besi ada yang perlu ditambah sambungan pipa agar tenaga orang menjadi lebih ringan. - Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembengkokkan dan toleransi pemotongan dan pembengkokkan perlu dicermati oleh mandor. - Pembuatan kait pada tulangan dapat berupa kait penuh, kait lurus dan kait miring. Cermati standar yang dipakai agar pembuatan kait baik bentuk maupun panjang kait tidak menyalahi aturan yang ada. - Pembengkokkan dengan mesin Bar Bender Keuntungannya : - Dapat membengkokkan besi diameter besar - Beberapa batang (ditumpuk) dapat dibengkokkan sekaligus - Lebih cepat - Bentuk bengkokkan lebih seragam Pengelompokkan dan penyimpanan baja beton - Setelah pemotongan dan pembengkokkan, baja beton dikelompokkan dan diikat diberi label sesuai kode pada bestaat besaran ikatan sesuai alat angkutnya. - Kode / label dipasang ditempat yang mudah dilihat, dan diikat kuat. - Sisa potongan yang masih bisa dipakai ditempat lain, dipisahkan dengan sisa potongan pendek yang tidak dapat dipakai lagi. - Apabila baja beton berkarat, perlu dibersihkan dengan sikat baja.

124 LATIHAN a). Sebutkan fungsi tulangan pokok dan tulangan pengikat b). Kenapa jarak selimut beton penting? c). Ganjal dari baja tulangan biasanya dipasang dimana? d). Ada berapa macam penyambungan tulangan? uraikan! e). Apa keuntungan memotong dan membengkok dengan alat mesin?

125 BAB 5 PENGANYAMAN / PERANGKAIAN DAN PEMASANGAN PEMBESIAN / PENULANGAN BETON 5.1 Umum Perakitan dan Pemasangan Tulangan Perakitan tulangan untuk tulangan kolom, balok dan lain sebagainya yang sudah dibengkokkan sesuai gambar rencana bisa dilakukan dengan tiga cara, yaitu : Perakitan dikerjakan dilokasi dekat pemotongan dan pembengkokkan kemudian tulangan yang sudah terakit tersebut dibawa ketempat pemasangan untuk langsung dipasang. Perakitan dengan cara langsung merakit tulangan yang sudah dibengkok dan dipotong tersebut ketempat pemasangannya. Pemotongan dan perakitan dilakukan di pabrik, kemudian dibawah ke tempat pemasangan. Pemasangan Tulangan Cara Pelaksanaan pemasangan tulangan agar diperhatikan hal-hal seperti dibawah ini : - Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit gilingan baja, karat lepas, serta bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat baja dengan beton. - Pemasangan tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama pengecoran beton tidak berubah dari tempatnya. - Agar benar-benar diperhatikan tebalnya selimut beton dan penempatan / elevasi tulangannya. Oleh karena itu tulangan harus dipasang dengan ganjal tulangan / beton dekking, kaki ayam atau spacer. - Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang pada tulangan bawah oleh batang - batang penunjang (biasa disebut kaki ayam) atau ditunjang langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok beton yang tinggi. Perlu diperhatikan pula ketepatan letak tulangan pelat yang dibengkok yang harus melintasi tulangan balok yang berbatasan. B 5-1

126 Toleransi pada pemasangan tulangan Batang tulangan harus dipasang pada tempatnya sesuai dengan yang telah ditentukan dalam gambar gambar rencana. Apabila tidak ditentukan lain oleh perencana, maka pada pemasangan tulangan dapat dipakai toleransi sebagai berikut : - Terhadap kedudukan diarah ukuran struktur yang terkecil, toleransi sebesar ± 6 mm untuk ukuran 60 cm atau kurang dan sebesar ± 12 mm untuk ukuran lebih dari 60 cm. - Terhadap kedudukan bengkokkan diarah memanjang, toleransi sebesar ± 50 mm dan untuk kedudukan bengkokkan akhir dari batang, toleransi sebesar ± 25 mm dengan syarat tambahan bahwa tebal penutup beton diujung batang harus memenuhi yang di syaratkan. - Terhadap kedudukan batang-batang tulangan pelat dan dinding, toleransi didalam bidang tulangan ± 50 mm. - Terhadap kedudukan dari sengkang sengkang. Lilitan lilitan spiral dan ikatan ikatan lainnya, toleransi sebesar ± 25 mm - Apabila ada pipa pipa atau benda-benda lain yang direncanakan menembus beton atau ditanam dibeton, maka tulangan tidak boleh dipotong dan tidak boleh digeser tempatnya lebih jauh dari toleransi toleransi yang ditetapkan butir 1 s/d 4 diatas. 5.2 Pengikatan Baja Beton Beberapa bentuk dan cara pengikatan anyaman baja beton antara lain : A. Silang, cocok untuk menghubungkan batang-batang bersilangan pada plat lantai dll. B. Lingkar dan silang, sama dengan A, tetapi untuk diameter yang lebih besar. C. Sadel / pelana, digunakan untuk menghubungkan sengkang sengkang dengan tulangan sudut pada balok atau kolom. D. Lingkar dan sadel. Sama dengan D, tetapi untuk diameter tulangan yang lebih besar. E. Silang ganda untuk ikatan extra kuat. B 5-2

127 Contoh contoh pengikatan dan penyambungan sesuai referensi dari Associated General Contractors of America B 5-3

128 B 5-4

129 B 5-5

130 5.3 Tulangan balok Metode Kerja I Penganyaman tulangan balok dapat dilakukan secara bermacam-macam (gambar 5.3.1). Di pandang dari segi sangkar-tulangan yang saling bersilangan, seringkali dibutuhkan penganyaman tulangan balok pada lokasi pekerjaan. Gambar Tiga cara penganyaman sangkar tulangan balok Penganyaman tulangan balok di dalam bekisting umumnya dikerjakan sebagai berikut. Sengkang diletakkan tegak pada ujung balok di dalam bekisting. Letakkan batang-batang di atas tiga blok beton kecil yang terletak di atas papan bekisting bagian bawah. Tandai dengan kapur tulis jarak-jarak B 5-6

131 sengkang pada sebuah batang sudut bawah dan bagikan sengkangsengkang dari ujung ke pertengahan. Sengkang tengah ditumpukan di atas kelos peletakkan. Sengkang tengah diikat dengan batang sudut bawah secara ikatan sadel. Selanjutnya, hubungkan bagian batang di sudut atas dan ikat sekerasnya secara ikatan sadel. Lakukan untuk sengkang-sengkang yang bersebelahan sesuai dengan yang lalu. Kemudian batang-batang yang lain dipasang, batang-batang di sudut diikat secara ikatan sadel dengan setiap sengkang sedangkan batang-batang yang lain (tak di sudut) diikat secara ikatan silang dengan jarak : a. Untuk batang bawah dan sisi 40 a 50 kali diameter batang; b. Untuk batang atas 30 a 40 kali diameter batang. Penganyaman tulangan balok di atas bekisting sesuai dengan cara yang telah dibahas. Banyak pekerjaan bangunan besar dan kecil akan menggunakan pra pabrikasi sangkar-tulangan, bila penulangan memenuhi. Dalam hal ini akan didirikan beberapa cagak penopang di lokasi pemotongan dan pembengkokan (gambar 5.3.2), kemudian diletakkan seluruh batang-batang menerus. Setelah menandai pembagian sengkang-sengkang pada salah satu batang bagian sudut, sengkang-sengkang dilingkarkan pada batangbatang. Dua batang atas bagian sudut (lebih baik menerus) diikat keras dengan semua sengkang-sengkang secara ikatan sadel. Setelah batangbatang diikat dengan sengkang, batang-batang sudut disambung dengan setiap sengkang secara ikatan sadel dan batang lain dengan pengikatan tunggal, selanjutnya batang-batang yang tidak menerus dan batang-batang yang dibengkokkan, dimasukkan dari ujung akhir sangkar kemudian diikat keras. Jika mungkin sambungan tulangan peletakkan dapat bersama-sama digantungkan pada sangkar. B 5-7

132 Gambar Penganyaman tulangan sangkar balok dan kolom pada lokasi pemotongan / pembengkokkan Bila sangkar tulangan telah diletakkan dalam bekisting, maka tulangan sambungan ini biasanya dapat dipasang dengan mudah dan definitif. Guna menghindari perpindahan (meng geser) sangkar tulangan, sering dipasang beberapa tulangan bantu (penyokong pengangkutan). Sangkar tulangan sementara ini disimpan dahulu sampai bekisting hampir selesai. Agar penutup beton dapat dipertanggungjawabkan maka diberi penahan jarak. Persyaratan umum untuk jumlah penahan jarak, paling sedikit harus : Dua buah per m 2 bekisting atau lantai kerja. Satu buah per meter lajur pada setiap bidang balok atau kolom. Penahan jarak tidak boleh dipasang : Pada jarak yang kurang dari 500 mm di batang yang sama, Dengan jarak dari penahan jarak di batang yang terdekat kurang dari 300 mm. B 5-8

133 Bila syarat minimal ini dialihkan ke dalam persyaratan praktek, maka jumlah penahan jarak untuk balok berlaku sebagai berikut : Bagian bawah balok : Diameter rata-rata batang bagian bawah 10 mm : 2 per m lajur balok > 10 mm : 1 per lajur balok Bagian sisi balok : Ketinggian 300 mm : 1 per m lajur bidang sisi Ketinggian > 300 mm : 2 per m lajur bidang sisi B 5-9

134 Metode Kerja II B 5-10

135 MEMASANG TULANGAN BALOK DI TEMPAT : Umumnya bila tulangan balok itu besar dan banyak di tempat, yaitu dimana balok akan dipasang/ diletakkan. Cara ini juga dengan menggunakan gawang sebagai cara di atas, hanya gawang dapat dipindah-pindah. Jadi cara perangkaian sama, hanya tempatnya berbeda, agar tidak perlu mengankut rangkaian. Hanya saja cara ini tidak dapat menyiapkan rangkaian lebih dulu. Jadi besibesi masih dalam keadaan terlepas. Sebelum menurunkan rangkaian tulangan pada kedudukannya. Lakukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Pasang ganjal beton/ batu tahu yang tebal 21/2 3 cm pada tulangan bawah pada jarak-jarak tertentu tiap cm. Pengikatan harus kuat agar ganjal beton itu tidak jatuh dan pasanglah pada kedua sisi bawah. b. Pada sisi tegak/ bidang sisi kiri kanan juga dipasang ganjal beton/ batu tahu agar besi tidak menempel pada acuan/ bekisting. c. Bersihkan dahulu sisa kawat ikat atau potongan-potongan yang berada pada dasar bekisting (acuan) dan buanglah keluar bangunan, hindari dari cara membersihkan dengan mendorong ke lubang yang biasanya lubang kolom. B 5-11

136 B 5-12

137 Pemasangan dan peletakkan balok latei Penulangan balok latei Tulangan dengan sengkang spiral Tulangan dengan penyetabil sengkang spiral juga dipergunakan untuk menahan momen puntir pada beton B 5-13

138 Balok luiffel Dipasang pada bangunan yang jarak tembok diatas pintu tinggi hingga kemungkinan akan membasahi pintu, dipasang menjorok keluar. Tulangan tambahan yang dipasang membujur sekeliling pada jarak yang sama gunanya untuk menahan tegangan puntir. 5.4 Tulangan lantai Metode Kerja I Pada tulangan lantai, awal mulanya penganyam akan melakukan pengukuran. Jarak sumbu ke sumbu tulangan ditandai pada bekisting dengan menggunakan kapur tulis. Setelah tulangan lapis pertama dipasang, tulangan lapis kedua dapat dipasang pula. Kemudian lapisan tulangan pertama dan kedua dipasang berurutan (gambar 5.3.3), selanjutnya seluruh persilangan tulangan atau sebagiannya diikat secara ikatan silang. Gambar Penganyam tulangan lantai di pekerjaan B 5-14

139 Jumlah pengikatan tergantung dari diameter tulangan dan lebar jaring tulangan. Untuk tulangan bawah berlaku : Seluruh persilangan pada ujung-ujung; untuk persilangan yang lain, tiap jarak sumbu ke sumbu 50 kali diameter batang, tetapi paling sedikit satu pada tiap selang persilangan. Demikian kebutuhan jaringan atas, awal mulanya dipasang Suport (ganjalanganjalan). Suport tradisi (gambar 5.3.4) Suport gelegar (gambar 5.3.5) Suport rak atau garis (gambar 5.3.6) Suport tradisional dapat dibuat dari BjTp 24 pada lokasi pekerjaan dan tergantung dari ketebalan lantai, di samping itu besar garis tengah suport adalah sebagai berikut : Garis tengah tebal lantai Ф mm Ф 10 > 140 mm 200 mm Ф 12 > 200 mm 300 mm Ф 16 > 300 mm 450 mm Ф 20 > 450 mm Gambar Suport tradisional Gambar Suport Gelegar B 5-15

140 Gambar Suport-rak atau garis Jumlah dari suport (n) per m 2, besarnya tergantung daripada garis tengah batang-bawah dari jaring atas ф k : ф k 10 mm n = 2 ф k > 10 mm 16 mm n = 1 ф k > 16 mm n = 0,5 Suport gelegar digunakan sebagai pengganti suport tradisional dengan batang tulangan bantu (gambar b). Suport ge;egar ini diprapabrikasikan. Dengan cara sengkang sisi tidak disamakan, maka ini dapat dipakai sebagai pedoman untuk tiga macam ketebalan lantai. Jarak sumbu ke sumbu (l dalam m) dari suport gelegar besarnya bergantung pada garis tengah ф k batang bawah dari jaring atas. ф k (mm) Lebih besar dari Sampai dengan 6 0,5 0,75 8 0,75 1,0 10 1,0 1, ,50 1, , 75 2, ,00 2,25 Suport rak atau garis (gambar 5.3.6) digunakan untuk lantai-lantai yang lebih tebal dari 400 mm, tergantung dari ketinggiannya suport ini dibuat dari baja beton atau baja profil. B 5-16

141 Suport tradisional dipasang pada lapisan teratas dari jaring bawah. Pada sederetan suport ini dihubungkan dengan batang jaring atas dari bagian lapis bawah dan batang ini diikat keras dengan suport secara ikatan silang. Batang-batang bawah lainnya dibagikan di antara deretan suport. Setelah menelusuri tulangan lapisan kedua dari bagian tulangan atas, tulangan lapisan pertama yang terletak di atas jaring bawah ditarik dan dipasang di bawah lapisan kedua. Pekerjaan penarikan jaring-jaring dari bagian jaring atas untuk lantai yang tebal dengan tulangan yang berat itu amat melelahkan. Agar pekerjaan ini dapat dihindari maka diberi sebuah batang tulangan bantu melalui suport dan letaknya tegak lurus terhadap lapisan terbawah dari bagian jaring atas (gambar 5.3.4). Selanjutnya dipasang lapisan pertama dengan arah tegak terhadap lapisan teratas dan diikat keras secara ikatan silang. Batang-batang bagian jaring atas di seluruh persilangan harus saling diikat satu sama lain. Bila batang-batang bagian jaring atas ditumpu oleh suport gelegar yang letaknya tegak lurus terhadap batang bawah bagian jaring atas, ini boleh menyimpang. Pada batang-batang dipersilangan yang lain paling sedikit harus diikat berselang satu sama lain. Setelah tulangan lantai selesai dikerjakan, dipasang penahan jarak yang dibutuhkan untuk penutup beton. Penahan jarak disarankan memakai blok kecil beton. Jumlah penahan jarak minimal dua per m 2 bekisting atau lantai kerja. Bila diameter tulangan utama ф 10 maka dianjurkan memakai penahan jarak yang lebih banyak, misalkan : ф 8 ф 10 : 3 per m 2 luas lantai < ф 8 : 4 per m 2 luas lantai. Untuk bidang-bidang samping harus pula diusahakan penutup beton memenuhi persyaratan, dengan memasang penahan jarak yang cukup (gambar 5.37), minimal satu (penahan jarak) per m lajur bekisting. Gambar Suatu penutup beton harus cukup ada B 5-17

142 Metode Kerja II Kita akan bicarakan dua macam pelat, yaitu : 1. Pelat type 1, misal pelat lantai dasar (bilamana memerlukan pembesian), yakni pelat yang terletak di atas tanah dasar. 2. Pelat type 2, misal pelat lantai tingkat Untuk pembesian lantai dasar, pada umumnya dipasang tulangan rangkap, yakni menggunakan anyaman tulang atas dan bawah dengan ukuran diameter yang sama besar. Pada beberapa Negara, cara ini juga dipakai untuk pelat lantai tingkat dan pelat atap. Cara memasangnya : a. Pasang dulu pembesian bagian bawah, perhatikan tanda-tanda pembesian mana lapis bawah dan mana lapis keduanya. Biasanya arah pendek yang paling bawah. b. Ikatlah dengan kawat beton, persilangan-persilangan dua batang besi, berselingseling, tidak semua silangan, asal dirasa cukup kuat dalam arti, silangan tidak bergerak hingga jarak besi tetap. c. Perhatikan jarak pembesiannya, mulailah dari tanda-tanda jarak yang ditentukan. d. Pasang besi kaki ayam pada jalur yang telah ditentukan agar jarak dan letak besi atas dalam kedudukan yang benar. Kaki ayam agar dipasang pada persilangan pembesian. e. Pasang besi atas pada arah pendek di atas kaki ayam, setelah itu letakkan besi arah pendek antar dua kaki ayam menurut jumlah yang telah ditentukan. f. Setelah itu, pasang besi arah panjang sebagai lapis terakhir dari pelat itu. g. Periksa kedudukan-kedudukan besi, jaraknya, jumlahnya dan sebagainya. h. Pasang ganjal beton/ batu tahu untuk menjaga jarak pembesian paling bawah dan kayu acuan (bekisting). Ganjal beton untuk pelat sesuai petunjuk pelaksanaan dapat diambil 1,5 2 cm tebal atau lebih (lihat gambar rencana). B 5-18

143 Mengenai pemasangan pembesian untuk lantai tingkat : Pada dasarnya sama dengan lantai dasar, hanya pada pembesian lantai pelat (tingkat) banyak / berjenis-jenis bentuknya. Pada bagian tengah, pembesian bagian atas pada umumnya kosong pada arah panjang maupun pendek Ada empat jenis bentuk besi menurut kebutuhan, yaitu : I = Bentuk berbengkok, simetri ditengah II = Bentuk lurus panjang dengan kait di ujungnya III = Bentuk lurus pendek, buat pinggir IV = Bentuk lurus, dipasang untuk menahan kerut bila bentang plat panjang 6 7 m. Cara memasang : Besi bawah sama dengan pelat dasar, karena bentuknya ranjangan, hanya saja pemasangan berseling satu. Perhatikan batas-batas pemasangan pada jenis bentuknya yaitu dengan tanda arah panah berujung dua. Pemasangan kaki ayam hanya pada bagian-bagian tertentu, pinggir-pinggir, sebab bagian tengah tidak ada besi atas. Bahkan pada pembesian yang besar tidak dipasangi kaki ayam. Besi berbengkok dipasang setelah pembesian bawah selesai, termasuk silangan pengisi jarak yang kosong. Besi berbengkok dipasang pada seling-selingnya. Besi lurus dipasang di antara 2 (dua) besi berbengkok Pasang ganjal beton/ batu tahu sesuai kebutuhan (jarak cm). Catatan : Sebelum memasang tulangan pelat lantai dasar maupun tingkat, sebaiknya menyelesaikan tulangan/ pembesian balok dahulu. B 5-19

144 Contoh denah pembesian pelat lantai B 5-20

145 5.5 Tulangan dinding Umumnya tulangan dinding akan dianyam setelah selesai memasang salah satu sisi bekisting dinding ( gambar 5.3.8). Letak tulangan dapat ditandai pada bekisting dengan kapur tulis. Gambar Penganyaman tulangan dinding (Perlu dipikirkan bahwa pada beton bersih, oil crayon berwarna kuning atau biru pada bekisting akan luntur dan setelah beton dicor selalu terlihat. Karena itu gunakan senantiasa kapur tulis agar selalu dapat dihapus dengan mencuci). Batang-batang (lewatan) vertikal yang menonjol dari jari ngan akan diikat dengan tulangan stek. Tulangan stek ini telah ditanam dalam beton pada fase awal (misalnya pada lantai atau dinding sebelah bawah). Supaya tulangan stek ini tetap terletak pada tempatnya dengan baik, maka dipasang tulangan bantu berbentuk U dalam arah memanjang gambar a. Batang-batang horisontal diikat secara sambungan silang dengan batang vertikal yang lain. Karena jaring-tulangan masih harus dianyam, maka sementara batang-batang (horisontal) ini diletakkan di antara tulangan stek (gambar 5.3.9). Batang vertikal diikat lagi dengan tulangan stek, kemudian batang horisontal dari sebelah bawah diikat dengan batang vertikal lain secara sambungan silang. Gambar Tulangan pembantu B 5-21

146 Gambar Batang horizontal diantara tulangan stek Bersesuaian dengan petunjuk untuk tulangan lantai, berlaku pula untuk tulangan dinding yakni batang-batang melalui pinggiran seluruh persilangan harus diikat satu sama lain. Pada dinding yang menjulang perlu dipakai perancah. Untuk mengatur jarak yang diisyaratkan dari tulangan dalam dan luar, maka digunakan sambungan berbentuk U (gambar b). Bagian akhir yang panjang paling sedikit harus sepanjang lebar jaring penuh, hingga akhir ini dapat diikatkan dengan dua batangbatang. Jelas tentunya bila penahan jarak tidak boleh dilupakan agar penutup beton dapat dijamin. Penahan jarak berupa balok beton atau gelang-gelang sering digunakan. Jumlah penahan jarak paling sedikit dua buah per m 2 bekisting. Bila diameter dari batang-luar ф 8, maka disarankan menggunakan penahan jarak lebih banyak. Gambar Suport rak atau batang untuk pemakaian beberapa kali B 5-22

147 Pada struktur tingkat berat seperti : dinding tanggul, pintu air dan tunel, maupun dinding-dinding digunakan suport-rak (gambar ). Seluruh tulangan dinding digantungkan pada suport-rak yang jaraknya relatif pendek. Untuk memudahkan pemasangannya, batang dapat dilas pada kaki-kaki baja. Di atasnya diletakkan tulangan horisontal. Bila suport-rak tidak digunakan, sedangkan disyaratkan tanggapeletakan maka dapat dipakai suatu batang pengatur (gambar ). Batang pengatur ini stelah pemasangan tulangan horisontal akan diputar ke luar dan dapat dipakai kembali. Pada struktur tingkat berat, bekisting biasanya dipasang terakhir. 5.6 Tulangan kolom Sangkar tulangan tingkat ringan untuk kolom umumnya dianyam dalam keadaan terlentang (sesuai dengan tulangan balok), kemudian sangkar diletakkan di atas tulangan stek. Sangkar tulangan tingkat berat, biasanya harus dianyam pada pelaksanaan. Mulamula sengkang dipasang pada kolom stek. Batang-batang diikatkan pada stek-stek yang ada. Setelah pengikatan selesai dilakukan penandaan jarak sumbu ke sumbu batang-batang sengkang. Mula-mula sengkang teratas diikat, kemudian sengkangsengkang yang lain dari sebelah atas ke bawah. Suatu perancah bantu biasanya dibutuhkan untuk pemasangan sengkang dan serentak dapat dimanfaatkan sebagai penunjang batang-batang. Ketika pengikatan sengkang secara sambungan sadel untuk tiap sengkang, (pada batang -batang sudut dan batang-batang yang lain dengan sengkang lain secara sambungan silang), penahan jarak dipasang pula. Minimal jumlah penahan jarak yaitu : satu per m lajur bidang sisi. Untuk kolom bulat atau kolom berukuran besar, minimal dua per m 2 bekisting. TULANGAN KOLOM B 5-23

148 Setelah selesai pengecoran pelat & balok dan setelah selesai pengukuran kembali posisi/kedudukan kolom dengan membuat tanda-tanda as, maka perlu dibetulkan dulu kedudukan stek kolom agar kedudukan pembesian kolom baik. Membuat tulangan kolom sebaiknya ujung yang masuk pelat ditekuk sedikit dengan tujuan : - Dapat masuk dengan baik pada silangan balok yang biasanya didaerah silangan ini, besi sangat padat. - Stek diatas pelat berada pada sisi dalam tulangan kolom, hingga tidak perlu membengkok diatas pelat. Untuk gedung bertingkat banyak sambungan tulangan kolom lebih baik diletakkan ditengah ketinggian diantara kedua lantai. B 5-24

149 Gambar Detail Potongan Kolom Stek ditekuk ke arah dalam agar tulangan kolom duduk pada kedudukan yang sebenarnya. Pasang tulangan kolom dan sengkangnya. Sementara tukang batu membuat kepala kolom setinggi 5 cm. B 5-25

150 Membuat tulangan kolom sebaiknya ujung yang masuk pelat ditekuk sedikit dengan tujuan : - Dapat masuk dengan baik pada silangan balok yang biasanya didaerah silangan ini, besi sangat padat. - Stek diatas pelat berada pada sisi dalam tulangan kolom, hingga tidak perlu membengkok diatas pelat. Dengan begitu arah tulangan kolom dapat satu arah dari bawah sampai atas. Perhatikan : a. Arah kait agar sedemikian agar tidak rapat. b. Agar ada sela sela yang cukup, sedikitnya 2,5 cm, agar koral / split dapat masuk c. Sengkang teratur, rata, datar, jangan mencong-mencong. d. Kait sengkang agar dipasang berseling-seling, tidak pada kedudukan sama. e. Pasang batu tahu / ganjal beton dulu, sebelum dipasang acuan. f. Bersihkan bagian diatas kepala kolom dari kotoran-kotoran, kawat ikat dan sebagainya. Gambar B 5-26

151 5.7 Menganyam di Industri (sentral) Pembengkokkan dan Penganyaman Dalam tahun-tahun yang lampau, sentral pembengkokan dan penganyaman saling menggabung menjadi penganyaman konstruksi tulangan. Pada sentral penganyaman sangkar tulangan di pra-pabrikasikan. Penganyaman hampir sesuai dengan tata cara pada lokasi bangunan. Hanya sambungan dengan kawat biasanya diganti dengan sambungan las. Sebuah contoh dari sangkar tulangan kolom atau balok yang di pra-pabrikasi dapat dilihat pada gambar Ulasan Gambar Daftar pembengkokan dan pemotongan berdasarkan gambar rancang. 2. Pelurusan dengan mesin-pelurus, sedangkan batang-batang sengkang dipotong dengan mesin-potong menurut panjangnya. 3. Batang-batang yang besar disuplai dalam panjang standar 6, 9 dan 12 m. 4. Pembengkokan sengkang-sengkang. 5. Batang-batang disortir untuk tulangan utama dan dipotong sesuai dengan panjangnya. 6. Batang tulangan utama diletakkan di atas cagak-kerja (penopang). Pembagian letak sengkang dan menandai di batang. 7. Sengkang-sengkang dimasukkan dan dibagi. 8. Pengelasan las-lewatan pada sengkang. 9. Batang tulangan utama digeser terhadap sengkang sampai pada ukuran yang tepat. 10. Tulangan utama balok dari bagian batang atas dilas dengan sengkang. 11. Sangkar diputar agar batang bawah dari tulangan utama menopang di cagakkerja. 12. Pengelasan batang-batang bagian bawah. 13. Jika ada batang-batang samping dipasang pula. 14. Sangkar diberi penunjang-pengangkutan. 15. Sangkar dibawa ke lokasi pelaksanaan. B 5-27

152 Gambar Pra pabrikasi sangkar tulangan untuk kolom atau balok B 5-28

MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 PELATIHAN : DAFTAR MODUL Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian Dampak Lingkungan

Lebih terperinci

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 PELATIHAN : DAFTAR MODUL Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian

Lebih terperinci

PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON RCF 02 : STANDAR DAN RENCANA KERJA PEMBUATAN PEMBESIAN / PENULANGAN BETON PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Metode pelaksanaan proyek konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam mencapai sasaran pelaksanaan

Lebih terperinci

PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON RCF 05 : PERJANJIAN KERJA DAN MANAJEMEN UNTUK MANDOR PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN Apartemen Casa de Parco BSD BabV Pelaksanaan Pekerjaan BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin

Lebih terperinci

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 PELATIHAN : DAFTAR MODUL Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan, maka makin

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK 7.1 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Balok adalah batang dengan empat persegi panjang yang dipasang secara horizontal. Hal hal yang perlu diketahui

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari beberapa pekerjaan dasar. Yaitu pekerjaan pengukuran, pembesian,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 4.1 SYARAT PELAKSANAAN Syarat pelaksanaan diantaranya sebagai berikut: a. Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya.

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya. BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT 7.1 Uraian Umum Dalam konstruksi bangunan bertingkat seperti halnya pada Proyek Puri Mansion Apartment

Lebih terperinci

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB Dibuat Untuk Memenuhi Persyaratan Perkuliahan Struktur Beton Gedung Semester IV Tahun Ajaran 2015 Dibuat oleh : KELOMPOK 6 Deasy Monica Parhastuti 131111003 Gani Adnan Sastrajaya

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN 5.1 Pekerjaan Bekisting 5.1.1 Umum Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan bekisting harus memenuhi syarat PBI 1971 N 1-2 dan Recomended Practice

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT 4.1 Bahan Bahan Yang Digunakan meliputi : Bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi a. Beton Ready mix. Beton Ready mix adalah beton

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift. BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Selama 2 bulan pelaksanaan kerja praktik (KP) yang terhitung mulai dari tanggal 16 Oktober 2013 sampai dengan 16 Desember 2013, kami melakukan

Lebih terperinci

Spesifikasi batang baja mutu tinggi tanpa pelapis untuk beton prategang

Spesifikasi batang baja mutu tinggi tanpa pelapis untuk beton prategang Standar Nasional Indonesia Spesifikasi batang baja mutu tinggi tanpa pelapis untuk beton prategang ICS 91.100.30; 77.140.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... 1 Daftar tabel... Error!

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013 BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Dalam kegiatan Kerja Praktik (KP) yang kami jalankan selama 2 bulan terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember

Lebih terperinci

PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON RCF - 01 : UUJK, K3 DAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu diharapkan hasil dengan kualitas yang baik dan memuaskan, yaitu : 1. Memenuhi spesifikasi

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan SNI 7394:2008 Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional SNI 7394:2008 Daftar

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1. Tinjauan Umum Metode pelaksanaan yang dilakukan pada setiap proyek konstruksi memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan proyek lainnya. Metode pelaksanaan yang dilakukan

Lebih terperinci

Spesifikasi anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton

Spesifikasi anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton SNI 03-6812-2002 Standar Nasional Indonesia Spesifikasi anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton ICS 77.140.65; 91.100.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...

Lebih terperinci

BAB VI L O G A M 6.1. PRODUKSI LOGAM

BAB VI L O G A M 6.1. PRODUKSI LOGAM BAB VI L O G A M Baja banyak di gunakan dalam pembuatan struktur atau rangka bangunan dalam bentuk baja profil, baja tulangan beton biasa, anyaman kawat, atau pada akhir-akhir ini di pakai juga dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN 4.1 KONDISI PROYEK 4.1.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan merupakan seluruh rangkaian pekerjaan yang pertama kali harus dilakukan guna memudahkan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu sistem manajemen yang baik. Berbagai metode dilakukan oleh pihak pelaksana dengan

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material. Material Konstruksi meliputi seluruh bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan pada suatu proses konstruksi, dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bertulang, mulai dari jembatan, gedung - gedung perkantoran, hotel,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bertulang, mulai dari jembatan, gedung - gedung perkantoran, hotel, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini pemakaian struktur beton bertulang pada kehidupan manusia semakin meluas, terutama pada beberapa dekade terakhir. Sebagian besar dari prasarana infrastruktur

Lebih terperinci

(Ir. Hernu Suyoso, MT., M. Akir.) A. Komponen Jembatan. 1. Tipe Jembatan. a) Jembatan Pelat Beton Berongga. b) Jembatan Pelat. c) Jembatan Girder

(Ir. Hernu Suyoso, MT., M. Akir.) A. Komponen Jembatan. 1. Tipe Jembatan. a) Jembatan Pelat Beton Berongga. b) Jembatan Pelat. c) Jembatan Girder 1 PEKERJAAN JEMBATAN (Ir. Hernu Suyoso, MT., M. Akir.) A. Komponen Jembatan 1. Tipe Jembatan a) Jembatan Pelat Beton Berongga b) Jembatan Pelat c) Jembatan Girder d) Jembatan Beton Balok T e) Jembatan

Lebih terperinci

Revisi SNI T C. Daftar isi

Revisi SNI T C. Daftar isi Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iii Pendahuluan... iv 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1 4 Singkatan istilah...2 5 Persyaratan...2 6 Penetapan indeks harga satuan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan Proyek Aeropolis Lucent Tower BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1 Tinjauan Umum Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan ketinggian 8 lantai pada lahan seluas 3500 m 2. Struktur

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN i ii iii iv vii xiii xiv xvii xviii BAB

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL 7.1 Uraian Umum Shear Wall merupakan komponen dari pekerjaan struktur pada bangunan, biasanya terdapat pada bangunan tower atau gedung

Lebih terperinci

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN 4.1 ALAT Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan alat bantu untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan. Pada sub bab ini penulis akan membahas

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL

BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL 7.1. Uraian umum. Pada setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Peralatan Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi dibutuhkannya peralatan-peralatan yang dapat memudahkan para pekerja dalam melaksanakan tanggung jawabnya, peralatan-peralatan

Lebih terperinci

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada Setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS CORE WALL

BAB VII TINJAUAN KHUSUS CORE WALL BAB VII TINJAUAN KHUSUS CORE WALL 7.1. Uraian Umum Core Wall merupakan sistem dinding pendukung linear yang cukup sesuai untuk bangunan tinggi yang kebutuhan fungsi dan utilitasnya tetap yang juga berfungsi

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP. proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP. proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP 7.1. Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan merupakan salah satu proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL BAB IV PERALATAN dan MATERIAL 4.1 Peralatan 4.1.1. Alat Ukur (waterpass) Waterpass adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk mengukur beda tinggi antara titik-titik saling berdekatan. Beda tinggi

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS 5.1 Tahapan Pekerjaan Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Metode

Lebih terperinci

BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG

BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG Dalam bahasan laporan mingguan proses pengamatan pelaksanaan proyek ini, praktikan akan memaparkan dan menjelaskan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

Nama Pekerjaan : Pembangunan Abutmen Jembatan Air Jernih Gumpang Lempuh Perusahaan : CV. RABO PERKASA Lokasi : Gumpang Lempuh Tahun Anggaran : 2017

Nama Pekerjaan : Pembangunan Abutmen Jembatan Air Jernih Gumpang Lempuh Perusahaan : CV. RABO PERKASA Lokasi : Gumpang Lempuh Tahun Anggaran : 2017 METODE PELAKSANAAN Nama Pekerjaan : Pembangunan Abutmen Jembatan Air Jernih Gumpang Lempuh Perusahaan : CV. RABO PERKASA Lokasi : Gumpang Lempuh Tahun Anggaran : 2017 1. PEKERJAAN UMUM Mobilisasi Cakupan

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. lift di cor 2 lantai diatas level plat lantai. Alasan menggunakan metode perlakuan core sebagai kolom adalah :

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. lift di cor 2 lantai diatas level plat lantai. Alasan menggunakan metode perlakuan core sebagai kolom adalah : BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Core Lift Core Lift/ Shear Wall merupakan unsur yang harus dimiliki oleh gedung bertingkat banyak sebagai struktur yang digunakan untuk pemasangan

Lebih terperinci

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai Soft cor ini dipasang sepanjang keliling area yang akan dicor, dengan kata lain pembatas area yang sudah siap di cor dengan area yang belum siap. 46 Pekerjaan

Lebih terperinci

Lampiran A...15 Bibliografi...16

Lampiran A...15 Bibliografi...16 Daftar isi Daftar isi...i Prakata...iii Pendahuluan...iv 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1 4 Singkatan istilah...2 5 Persyaratan...2 6 Penetapan indeks harga satuan pekerja

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Uraian Umum Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan

Lebih terperinci

Panjang Penyaluran, Sambungan Lewatan dan Penjangkaran Tulangan

Panjang Penyaluran, Sambungan Lewatan dan Penjangkaran Tulangan Mata Kuliah Kode SKS : Perancangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Panjang Penyaluran, Sambungan Lewatan dan Penjangkaran Tulangan Pertemuan - 15 TIU : Mahasiswa dapat merencanakan penulangan pada elemen-elemen

Lebih terperinci

MODUL STEBC 07 : PERMASALAHAN PELAKSANAAN JEMBATAN

MODUL STEBC 07 : PERMASALAHAN PELAKSANAAN JEMBATAN PELATIHAN STRUCTURE ENGINEER OF BRIDGE CONSTRUCTION PEKERJAAN (AHLI STRUKTUR PEKERJAAN JEMBATAN) MODUL STEBC 07 : PERMASALAHAN PELAKSANAAN JEMBATAN 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari suatu struktur suatu bangunan. Fungsi Kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Beton Precast Beton precast adalah suatu produk beton yang dicor pada sebuah pabrik atau sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek bangunan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari struktur suatu bangunan. Fungsi kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan Plat untuk di teruskan ke Pondasi. Tujuan penggunaan kolom yaitu : Gambar 5.1 : Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : c. Podium 5 lantai, dengan 1 lantai semi basement

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : c. Podium 5 lantai, dengan 1 lantai semi basement BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Uraian umum Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : a. Tower A 18 lantai - Atap 1 lantai b. Tower B & C 24 lantai - Atap 1 lantai c. Podium 5 lantai,

Lebih terperinci

BAB I STANDAR KOMPETENSI

BAB I STANDAR KOMPETENSI BAB I STANDAR KOMPETENSI 1.1 Judul Unit Melaksanakan Pekerjaan Struktur 1.2 Kode Unit F.45xxx.005.02 1.3 Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan Dan Alat - Alat BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014)

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Tulangan Beton Baja tulangan beton adalah baja yang berbentuk batang berpenampang lingkaran yang digunakan untuk penulangan beton,yang diproduksi dari bahan baku billet

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN BAB III METODOLOGI PERENCANAAN III.. Gambaran umum Metodologi perencanaan desain struktur atas pada proyek gedung perkantoran yang kami lakukan adalah dengan mempelajari data-data yang ada seperti gambar

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak - pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan didalmnya, maka makin banyak

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH

SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah Nomor Modul SBW 04 Judul Modul KONSTRUKSI BEKISTING DAN PERANCAH DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

Laporan Kerja Praktik Nusa Konstruksi Enjiniring - Proyek Apartemen Ciputra International Tower 4&5 BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK

Laporan Kerja Praktik Nusa Konstruksi Enjiniring - Proyek Apartemen Ciputra International Tower 4&5 BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1 Proyek 3.1.1 Uraian Umum Proyek Proyek Ciputra International ini merupakan proyek yang dikerjakan oleh PT. Nusa Konstruksi Enjiniring bertindak sebagai kontraktor pelaksana,

Lebih terperinci

BAB III DATA TEKNIS BETON PRACETAK PAESA-PSA SYSTEM

BAB III DATA TEKNIS BETON PRACETAK PAESA-PSA SYSTEM BAB III DATA TEKNIS BETON PRACETAK PAESA-PSA SYSTEM 3.1 Spesifikasi Material Sistem Struktur Pracetak PAESA PSA 3.1.1 Material Struktur Spesifikasi bahan struktur pracetak PAESA-PSA telah disesuaikan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih bawah hingga akhirnya sampai ke tanah melalui fondasi. Karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih bawah hingga akhirnya sampai ke tanah melalui fondasi. Karena BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktural yang memikul beban dari balok. Kolom meneruskan beban-beban dari elevasi atas ke elevasi yang lebih bawah hingga akhirnya

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : FOREMAN OF ASPHALT PAVEMENT Kode Jabatan Kerja : INA.5211.222.04 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

Lebih terperinci

PENGUJIAN KUAT TARIK DAN MODULUS ELASTISITAS TULANGAN BAJA (KAJIAN TERHADAP TULANGAN BAJA DENGAN SUDUT BENGKOK 45, 90, 135 )

PENGUJIAN KUAT TARIK DAN MODULUS ELASTISITAS TULANGAN BAJA (KAJIAN TERHADAP TULANGAN BAJA DENGAN SUDUT BENGKOK 45, 90, 135 ) PENGUJIAN KUAT TARIK DAN MODULUS ELASTISITAS TULANGAN BAJA (KAJIAN TERHADAP TULANGAN BAJA DENGAN SUDUT BENGKOK 45, 90, 135) Gatot Setya Budi 1) Abstrak Dalam beton bertulang komponen beton dan tulangan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Dalam sebuah proyek pembangunan, manajemen yang baik sangat diperlukan khususnya Manajemen Konstruksi yang sangat berpengaruh terhadap proses konstruksi. Manajemen

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS 7.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Lebih terperinci

Bab VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

Bab VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS Bab VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS 7.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS

BAB VII TINJAUAN KHUSUS BAB VII TINJAUAN KHUSUS 7.1 Uraian Umum Dalam pelaksanaan kerja praktik yang berlangsung selama kurang lebih 2 bulan (terhitung sejak 1 Maret s/d 30 April 2017) dan penulisan laporan akhir yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT 5.1 Umum Metode pelaksanaan proyek konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran

Lebih terperinci

Jaringan kawat baja las untuk tulangan beton

Jaringan kawat baja las untuk tulangan beton Jaringan kawat baja las untuk tulangan beton 1. Ruang lingkup Standar ini meliputi definisi bentuk, juntaian, jenis, syarat bahan baku, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat lulus uji,

Lebih terperinci

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan BAB III TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan kerjasama yang baik dari semua pihak yang terkait, baik itu perencana, pemberi tugas, pengawas maupun pelaksana karena

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut. BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) Pelaksanaan atau pekerjaan sebuah proyek konstruksi dimulai dengan penyusunan perencanaan, penyusunan jadwal (penjadwalan)

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Uraian Umum Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan proyek yang akan berlangsung. Manajemen pelaksanaan bukan

Lebih terperinci

Materi Praktis Pekerja Konstruksi Pekerjaan Besi Beton Buku 4 (empat)

Materi Praktis Pekerja Konstruksi Pekerjaan Besi Beton Buku 4 (empat) Buku 4 Materi Praktis Pekerja Konstruksi Pekerjaan Besi Beton Buku 4 (empat) Edisi 1 2016 Balai Pelatihan Konstruksi dan Peralatan Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016 - 1 - LAMPIRAN II : KEPUTUSAN ALIKOTA MADIUN NOMOR : 050-401.012/ /2015 TANGGAL : ANALISA KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016 KODE BARANG URAIAN KEGIATAN KOEF 2.01 HSPK FISIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktural yang memikul beban dari balok. Kolom meneruskan beban-beban dari elevasi atas ke elevasi yang lebih bawah hingga akhirnya

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN ALAT YANG DIGUNAKAN DAN BAHAN BANGUNAN. organisasi yang bagus tetapi juga harus didukung dengan adanya alat, material,

BAB IV TINJAUAN ALAT YANG DIGUNAKAN DAN BAHAN BANGUNAN. organisasi yang bagus tetapi juga harus didukung dengan adanya alat, material, BAB IV TINJAUAN ALAT YANG DIGUNAKAN DAN BAHAN BANGUNAN 4.1. Umum Kelancaran pada proyek tidak hanya dengan adanya manajemen struktur organisasi yang bagus tetapi juga harus didukung dengan adanya alat,

Lebih terperinci

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Metode

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut.

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam melaksanakan proyek pembangunan maka pastilah digunakan alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA

STANDAR LATIHAN KERJA STANDAR LATIHAN (S L K) Bidang Ketrampilan Nama Jabatan : Pengawasan Jembatan : Inspektor Lapangan Pekerjaan Jembatan (Site Inspector of Bridges) Kode SKKNI : INA.5212. 322.04 DEPARTEMEN PEAN UMUM BADAN

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL Proyek Kanins, Kanca, Kanwil BRI PERALATAN DAN MATERIAL Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai peralatan dan material yang digunakan dalam pelaksanaan pembangunan Proyek Kanins, Kanca, Kanwil BRI ini meliputi

Lebih terperinci

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) 7.1 Uraian umum Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL 7.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan yang harus direncanakan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 STRUKTUR BETON

BAB V PEMBAHASAN 5.1 STRUKTUR BETON BAB V PEMBAHASAN 5.1 STRUKTUR BETON Beton bertulang adalah struktur komposit yang sangat baik untuk digunakan pada konstruksi bangunan. Pada struktur beton bertulang terdapat berbagai keunggulan akibat

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI BALOK BETON PRATEGANG DI PROYEK WISMA KARTIKA GROGOL

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI BALOK BETON PRATEGANG DI PROYEK WISMA KARTIKA GROGOL BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI BALOK BETON PRATEGANG DI PROYEK WISMA KARTIKA GROGOL 7.1 Uraian Umum Seperti yang telah diketahui bahwa beton adalah suatu material yang

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I STANDAR

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Tinjauan Umum Perencanaan yang telah dibuat oleh perencana diwujudkan melalui pelaksanaan pekerjaan di lapangan oleh kontraktor. Pelaksana pekerjaan merupakan tahap yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1. Diagram Alir Perencanaan Struktur Atas Baja PENGUMPULAN DATA AWAL PENENTUAN SPESIFIKASI MATERIAL PERHITUNGAN PEMBEBANAN DESAIN PROFIL RENCANA PERMODELAN STRUKTUR DAN

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN CAST IN SITU DENGAN PRACETAK TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK DIAN REGENCY APARTEMEN

ANALISA PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN CAST IN SITU DENGAN PRACETAK TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK DIAN REGENCY APARTEMEN ANALISA PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN CAST IN SITU DENGAN PRACETAK TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK DIAN REGENCY APARTEMEN OLEH : Farizal Fani 3110105029 DOSEN PEMBIMBING : I P utu Artama Wiguna,

Lebih terperinci