BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
|
|
- Sonny Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Rantai pasok Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan kumpulan proses bisnis kompleks, tersebar mulai dari penyedia minyak, pengolahan minyak, pengangkutan minyak, pengecer umum dan perusahaan lain yang terlibat. Proses yang terjadi dalam rantai pasok BBM tersebut bergantung pada infrastruktur informasinya. Infrastruktur informasi ini merupakan sarana komunikasi data antara entitas rantai pasok. Perancangan arsitektur informasi merupakan salah satu cara untuk membuat infrastruktur informasi dalam rantai pasok BBM. Arsitektur informasi tersebut berguna dalam mendukung keputusan kebijakan rantai pasok BBM. Penyebaran BBM di Indonesia didominasi oleh PT.Pertamina. Kegiatan rantai pasok BBM Pertamina, dimulai dari pesanan dan pembayaran pasok dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak Umum (SPBU) ke Depot Pertamina, termasuk biaya pengangkutannya. Depot Pertamina memesan transport dan membayar dari pesanan SPBU. Transport mengambil pasok dan mengirimkannya ke SPBU yang berperan sebagai retail. Depot Pertamina melaporkan penjualan pada Unit Pemasaran Minyak Sektoral (UPMS) dan BPH Migas (Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas). Dinamika penyebaran dan regulasi BBM ini diawasi oleh BPH Migas. BPH Migas juga memberi keputusan strategis rantai pasok BBM. Kegiatan rantai pasok BBM Pertamina ditunjukkan pada Gambar I.1. 1
2 2 Gambar I.1. Bentuk sederhana rantai pasok BBM Pertamina (2) Kegiatan rantai pasok pada Gambar 1.1. di atas mempunyai kendala. Kendala ini yang merupakan salah satu masalah yang menyebabkan kelangkaan BBM di SPBU, seperti: 1. Physical loss (kehilangan fisik), merupakan kehilangan fisik yang sebenarnya, disebabkan karena pencurian, penguapan, penimbunan, pembuangan, kesalahan dalam pengangkutan, kebocoran pompa, keran, pipa dan instrumen lainnya. 2. Apparent loss (kehilangan semu), merupakan kehilangan nilai fisiknya akibat kecerobohan, tetapi fisiknya tidak benar-benar hilang. Kecerobohan tersebut antara lain berupa keterlambatan kirim, kesalahan baca, kesalahan ukur level, kesalahan ukur suhu, kesalahan hitung, aliran pipa terlalu jauh, kondisi tangki dan kondisi instrumen lainnya. Dalam rantai pasok terdapat aliran produk, aliran uang dan aliran informasi. Aliran informasi ini memungkinkan untuk mengantisipasi loss. Dengan demikian, loss dapat diatasi apabila aliran informasi tersebut dibangun strukturnya dan didefinisikan menjadi arsitektur informasi, sehingga bentuk tersebut dapat mendukung dalam penyelarasan aliran produk dan aliran uang yang terjadi dalam rantai pasok. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka perlu dibuat perancangan arsitektur informasi rantai pasok BBM.
3 3 I.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana perancangan arsitektur informasi rantai pasok BBM dapat menjamin tersedianya informasi berdasarkan kenyataan sebenarnya dalam waktu yang tepat, sehingga gangguan pada rantai pasok dapat diminimalkan? I.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah membuat perancangan arsitektur informasi rantai pasok BBM. Perancangan ini akan menghasilkan model usulan prototipe arsitektur informasi rantai pasok BBM untuk jenis produk premium, yang dirancang dari hasil analisis kondisi aktual di Depot Pertamina. I.4. Lingkup Penelitian Lingkup penelitian ini diuraikan sebagai berikut: 1. Rantai pasok BBM meliputi entitas-entitas bisnis yang terlibat dan terkait di dalamnya. 2. Analisis dibatasi pada kegiatan usaha hilir BBM dengan satu jenis produk BBM yaitu premium. 3. Kegiatan rantai pasok dipusatkan di Depot Pertamina I.5. Kegunaan Penelitian Kegunaan dari arsitektur informasi rantai pasok BBM adalah mendapatkan persyaratan kebutuhan yang sebenarnya dari rantai pasok BBM untuk jenis produk premium, dengan mengajukan model usulan prototipe arsitektur informasi rantai pasok BBM untuk divalidasi bersama para stakeholder utama Depot Pertamina.
4 4 I.6. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan arsitektur informasi rantai pasok BBM adalah kerekayasaan informasi, yang meliputi: 1. Pengumpulan data dan literatur pustaka Pengumpulan data dan literatur pusataka dikerjakan untuk mendapatkan data nyata untuk dianalisis. 2. Analisis rantai pasok BBM Rantai pasok BBM yang sedang berjalan dianalisis dengan menggunakan metode business systems planning dan value chain analysis. 3. Perancangan arsitektur informasi rantai pasok BBM Berdasarkan hasil analisis rantai pasok BBM, maka dirancang arsitektur informasi, dengan menggunakan metode business systems planning. 4. Tindak lanjut untuk arsitektur informasi rantai pasok BBM Tindak lanjut dari hasil rancangan arsitektur informasi rantai pasok BBM dijabarkan dengan menggunakan metode business systems planning, portofolio sistem pendukung proses dan control objective in information technology. I.7. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan menjelaskan tentang tahap penulisan laporan penelitian perancangan arsitektur informasi rantai pasok BBM, antara lain: 1. Pendahuluan Pendahuluan menjelaskan masalah latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, lingkup penelitian,kegunaan penelitian dan metode penelitian. 2. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka menjelaskan tentang supply chain management, bahan bakar minyak, kerekayasaan informasi, enterprise architecture, business systems planning, information architechture, value chain analysis, portofolio sistem, control objective in information technology, metodologi perancangan dan penentuan kerangka kerja perancangan.
5 5 3. Analisis rantai pasok BBM Analisis rantai pasok BBM menjelaskan tentang objektif bisnis dan proses bisnis rantai pasok BBM. Analisis ini memaparkan kondisi aktual yang terjadi dalam rantai pasok BBM. 4. Perancangan arsitektur informasi Perancangan arstitektur informasi menjelaskan tentang perancangan kelas data dan perancangan arsitektur informasi, hingga dihasilkan model arsitektur informasi. 5. Tindak lanjut untuk arsitektur informasi Tindak lanjut untuk arsitektur informasi menjelaskan tentang langkah yang disarankan untuk menjalankan arsitektur informasi rantai pasok BBM. 6. Kesimpulan dan saran Kesimpulan dan saran diringkas dari hasil analisis dan perancangan arsitektur informasi rantai pasok BBM.
Gambar V.1.Tindak lanjut arsitektur informasi rantai pasok BBM
BAB V TINDAK LANJUT UNTUK ARSITEKTUR INFORMASI Tindak lanjut untuk arsitektur informasi BBM memberikan langkah berikutnya setelah dihasilkan rancangan arsitektur informasi rantai pasok BBM. Tindak lanjut
Lebih terperinciANALISIS DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR INFORMASI RANTAI PASOK BAHAN BAKAR MINYAK
ANALISIS DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR INFORMASI RANTAI PASOK BAHAN BAKAR MINYAK TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung oleh ESTIYAN DWIPRIYOKO
Lebih terperinciBAB III ANALISIS KONDISI AKTUAL
BAB III ANALISIS KONDISI AKTUAL Analisis rantai pasok BBM menjelaskan tentang objektif bisnis dan proses bisnis rantai pasok BBM. Analisis ini memaparkan kondisi aktual yang terjadi dalam rantai pasok
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar II.1. Bentuk sederhana rantai pasok (3)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Supply Chain Management Supply chain (rantai pasok) merupakan penyelarasan kegiatan perusahaan yang membawa produk atau layanan menuju ke pasar (3). Lingkup rantai pasok meliputi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah kendaraan bermotor di Indonesia dari tahun ke tahun cenderung bertambah. Hingga akhir tahun 2006, diperkirakan terdapat 50 juta kendaraan bermotor di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Persaingan di dalam dunia bisnis untuk saat ini sudah tidak bisa dihindarkan lagi. Namun, disamping adanya persaingan bisnis tersebut, juga terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing di pasar global. Perluasan produksi yang sangat pesat telah terjadi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan jasa, perusahaan manufaktar maupun perusahaan dagang dalam menjalankan bisnisnya tidak terlepas dari strategi pemasaran yang digunakan agar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak perusahaan yang terus mencoba menghasilkan produk yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, banyak perusahaan yang terus mencoba menghasilkan produk yang berkualitas. Akan tetapi karena hal tersebut, maka mengakibatkan timbulnya persaingan antar
Lebih terperinciEFISIENSI BIAYA PENANGANAN FEEDSTOCK DALAM DISTRIBUSI SOLAR-INDUSTRI DENGAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING
FISINSI BIAYA PNANGANAN FDSTOCK DALAM DISTRIBUSI SOLAR-INDUSTRI DNGAN MTOD DISTRIBUTION RQUIRMNT PLANNING Dewi Shintya Pratiwi 1 dan Yudha Prambudia 2 Laboratorium Perancangan dan Optimasi Sistem Industri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia khususnya di Jakarta
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia khususnya di Jakarta semakin besar dan berkembang pesat seiring perkembangan kepadatan penduduk dan juga arus globalisasi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sepuluh tahun terakhir, industri alat berat Indonesia berkembang sangat pesat. Bahkan, untuk wilayah Asia Tenggara, Indonesia merupakan negara dengan industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Pertamina (Persero) merupakan badan usaha milik negara yang bergerak dibidang energi meliputi minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan. PT. Pertamina menjalankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Minyak dan gas bumi merupakan salah satu sumber energi yang sangat dibutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah, sumber daya alam ini menjadi salah satu penunjang utama untuk menigkatkan kegiatan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun yang lalu, pemerintah Indonesia begitu gencarnya mensosialisasikan konversi / penggantian bahan bakar dari minyak tanah ke gas, yakni LPG (elpiji)
Lebih terperinciPENELAAHAN PRIORITAS BESARAN CADANGAN BAHAN BAKAR NASIONAL. Agus Nurhudoyo
PENELAAHAN PRIORITAS BESARAN CADANGAN BAHAN BAKAR NASIONAL Agus Nurhudoyo Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi agusn@p3tkebt.esdm.go.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki total konsumsi bahan bakar minyak yang cukup tinggi. Konsumsi bahan bakar tersebut digunakan untuk menjalankan kendaraan seperti kendaraan bermotor
Lebih terperinciBab 9 KONSEP e SUPPLY CHAIN DALAM SISTEM INFORMASI KORPORAT TERPADU
Bab 9 KONSEP e SUPPLY CHAIN DALAM SISTEM INFORMASI KORPORAT TERPADU Sistem Informasi Korporat Terpadu Konsep manajemen supply chain memperlihatkan adanya proses ketergantungan antara berbagai perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi sudah semakin pesat, sehingga memudahkan pekerjaan yang ada pada suatu organisasi serta kemudahan mengakses informasi yang di butuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan organisasi terhadap data dan informasi semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan organisasi yang semakin kompleks. Organisasi membutuhkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan sistem informasi saat ini telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Hal ini mengakibatkan timbulnya persaingan yang semakin ketat pada sektor bisnis
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Perusahaan Kecamatan Cibinong yang termasuk dalam Kabupaten Bogor dengan luas wilayah 42,49 km 2 mencakup 12 desa dan termasuk klasifikasi desa swasembada dan
Lebih terperinciANALISIS ATAS KETERLAMBATAN DISTRIBUSI BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) (Studi Kasus pada PT Sekawan Jaya Wisesa) SUPRATIKNO NIM :
ANALISIS ATAS KETERLAMBATAN DISTRIBUSI BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) (Studi Kasus pada PT Sekawan Jaya Wisesa) GELADIKARYA Oleh : SUPRATIKNO NIM : 047007140 SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan Bakar Minyak (BBM) premium dan solar merupakan jenis BBM yang mendapatkan subsidi dari pemerintah. Penggunaan BBM bersubsidi (premium dan solar) selalu mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Oleh karena minyak dan gas
BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (3) yang menyebutkan bahwa cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran sistem informasi dan teknologi informasi (SI/TI) sangatlah penting untuk mengatur jalannya proses bisnis yang ada dalam sebuah organisasi agar lebih efektif dan
Lebih terperinciGambar I.1 Jumlah Penduduk Muslim di Dunia
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis di Indonesia telah mengalami kemajuan yang pesat. Terdapat berbagai jenis bisnis yang sedang berkembang di Indonesia, seperti bisnis di bidang makanan,
Lebih terperinciBAB II EKSPLORASI ISU BIS IS
BAB II EKSPLORASI ISU BIS IS 2.1 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) SPBU merupakan outlet dimana produk BBM untuk ritel transportasi dijual kepada konsumen akhir. Pada awalnya SPBU merupakan fasilitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berkembangnya teknologi saat ini, banyak perusahaan semakin memanfaatkan teknologi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar perusahaan pada saat ini semakin ketat. Dimana semakin berkembangnya teknologi saat ini, banyak perusahaan semakin memanfaatkan teknologi yang ada
Lebih terperinciBAB III Landasan Teori
BAB III Landasan Teori 3.1 Sistem Informasi Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Kerangka Penelitian Proses penelitian untuk menerapkan Standar Nasional Pendidikan yang dilakukan di SMP Negeri 1 Parigi dapat dilihat melalui kerangka penelitian pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perguruan tinggi adalah sebuah lembaga yang menyelenggarakan pendidikan profesional dan akademik dalam lingkup beberapa disiplin ilmu pengetahuan. Tujuan dari perguruan
Lebih terperinciPembahasan Materi #11
1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Konsep, Pengelolaan, Kolaborasi SCM Sistem Informasi Terpadu Tahapan Evolusi Pengembangan Aspek Pengembangan 6623 - Taufiqur Rachman 1 Konsep SCM 3 SCM Memperlihatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (supply chain management). Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Anatan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak cara dilakukan perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya di tengah kompetisi dengan perusahaan pesaing. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah pengurangan
Lebih terperinciDISTRIBUSI MATA KULIAH UNTUK SETIAP SEMESTER PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
DISTRIBUSI MATA KULIAH UNTUK SETIAP SEMESTER PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITA SRIWIJAYA KURIKULUM TAHUN 2011 No kode MK Nama Mata Kuliah SKS Prasyarat SEMESTER 1 1 UNI10111
Lebih terperinciBAB II PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I. tahun Sejak era itu, kegiatan eksploitasi minyak di Indonesia dimulai.
BAB II PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I 2.1 Sejarah Ringkas Di Indonesia sendiri, pemboran sumur minyak pertama dilakukan oleh Belanda pada tahun 1871 di daerah Cirebon. Namun demikian,
Lebih terperinciModel Rantai Pasok Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max Plus dengan Mempertimbangkan Prioritas Transisi
Model Rantai Pasok Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max Plus dengan Mempertimbangkan Prioritas Transisi Shofiyatul Mufidah a, Subiono b a Program Studi Matematika FMIPA ITS Surabaya Jl. Arief Rahman Hakim,
Lebih terperinciMODEL SIMULASI KEBIJAKAN KONVERSI BAHAN BAKAR MINYAK MENUJU BAHAN BAKAR GAS MENGGUNAKAN PENGHAMPIRAN SISTEM DINAMIS
Muh. Khoirul Khakim Habibi 2508 100 046 MODEL SIMULASI KEBIJAKAN KONVERSI BAHAN BAKAR MINYAK MENUJU BAHAN BAKAR GAS MENGGUNAKAN PENGHAMPIRAN SISTEM DINAMIS 2 nd Place of Research Grant for Management Studies
Lebih terperinciMENGGUNAKAN TOGAF TOGA AD A M
THESIS PEMODELAN ARSITEKTUR ENTERPRISE MENGGUNAKAN TOGAF ADM UNTUK MENDUKUNG SISTEM INFORMASI PROMOSI PADA PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS : UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA) FARIDA NUR AINI NO. MHS : 105301463/MTF
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era teknologi informasi ini yang mulai sudah berkembang sangat pesat ini, suatu organisasi tidak pernah terlepaskan dari peranan teknologi dan informasi. Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah memasuki fase yang lebih menantang dimana harga minyak dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri retail Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia sedang dan telah memasuki fase yang lebih menantang dimana harga minyak dunia menjadi lebih fluktuatif dan biaya-biaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada masa sekarang ini industri manufaktur telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa sekarang ini industri manufaktur telah berkembang sangat pesat. Persaingan dalam dunia industri menjadi sangat ketat. Untuk menyikapi fenomena tersebut perusahaan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat memberikan dampak penggunaan teknologi informasi secara besar-besaran oleh perusahaan-perusahaan maupun instansiinstansi
Lebih terperincimereka. Seperti telah diketahui misalnya KPI telah melakukan kerjasama sebelumnya dengan pihak Jepang dan Vietnam dalam downstream business di Vietnam
BAB IV KESIMPULAN Harapan akan adanya kerjasama yang menguntungkan dari masing-masing pihak menjadi fondasi terjadinya negosiasi antara kedua belah pihak seperti pembahasan sebelumnya. Ketersediaan minyak
Lebih terperinciTugas Akhir Universitas Pasundan Bandung BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum terjadinya peningkatan kebutuhan energi mempunyai keterkaitan erat dengan makin berkembang kegiatan ekonomi dan makin bertambah jumlah penduduk. Di Indonesia,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sekarang ini penggunaan sistem informasi pada perusahaan bukan lagi hal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini penggunaan sistem informasi pada perusahaan bukan lagi hal yang lazim untuk dilakukan oleh perusahaan kecil maupun besar. Kemampuan untuk mempercepat proses
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN ANALISIS ENTERPRISE ARCHITECTURE PT. XYZ PADA DOMAIN ARSITEKTUR BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK TOGAF ADM
PERANCANGAN DAN ANALISIS ENTERPRISE ARCHITECTURE PT. XYZ PADA DOMAIN ARSITEKTUR BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK TOGAF ADM 1 Ratih Cintya Lestari, 2 Mochamad Teguh Kurniawan 3 Rahmat Mulyana 1,2,3 Program
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh: DIVO DHARMA SILALAHI NIM: J2E
1 PEMODELAN INTERVENSI FUNGSI PULSE PADA PERMINTAAN PERTAMAX DI SPBU RETAIL PT. PERTAMINA (PERSERO) UPMS IV SEMARANG (Studi Kasus Dampak Penurunan Harga BBM Non Subsidi) SKRIPSI Oleh: DIVO DHARMA SILALAHI
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas penentu kelangsungan perekonomian suatu negara. Hal ini disebabkan oleh berbagai sektor dan kegiatan ekonomi di Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai peluang yang sangat menjanjikan. Kebutuhan perusahaan dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pesatnya perkembangan industri migas saat ini menunjukkan industri ini mempunyai peluang yang sangat menjanjikan. Kebutuhan perusahaan dan masyarakat umum
Lebih terperinciBAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH
49 BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tempat Pelaksanaan Penelitian dilakukan di sebuah distribution center pada suatu perusahaan manufaktur yaitu PT. Sepatu Bata Indonesia, Tbk, yang berlokasi di Jl.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teknologi informasi yang berkembang dengan sangat pesat saat ini semakin berperan dalam pengambilan keputusan oleh individu, perusahaan maupun instansi pemerintah.
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYALURAN BAHAN BAKAR MINYAK
PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYALURAN BAHAN BAKAR MINYAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERAM BAGIAN TIMUR, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri Hilir Migas merupakan penyediaan jasa/kegiatan usaha yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri Hilir Migas merupakan penyediaan jasa/kegiatan usaha yang berintikan pada kegiatan Pengolahan, Pengangkutan, Penyimpanan dan/atau Niaga produk minyak dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan di dunia yang memiliki wilayah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan di dunia yang memiliki wilayah yang luas serta kaya keanekaragaman sumber daya alam yang salah satunya adalah minyak bumi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran dari sistem informasi dan teknologi informasi (SI/TI) dalam menjalankan kegiatan bisnis suatu organisasi di era informasi saat ini sangatlah dibutuhkan. Dimana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun hasil-hasil
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Yen, H.R. & Chewn, S., Enterprise Resource Planning (ERP) muncul ketika peningkatan proses dan keakuratan informasi menjadi isu strategis yang penting. Penekanan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Melalui pembahasan dari Bab I sampai dengan pembahasan Bab IV dan sejumlah 5 (lima) pertanyaan yang dilampirkan pada rumusan masalah, maka kami dapat memberikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan pengelolaan cash flow proyek, dan tentunya juga cost of money yang akan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkup pengadaan dalam proyek konstruksi yang menempati porsi dengan nilai terbesar akan berpengaruh secara langsung terhadap struktur pendanaan dan pengelolaan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Dasar Enterprise Arsitektur 3.1.1. Enterprise Architecture Enterprise Architecture atau dikenal dengan arsitektur enterprise adalah deskripsi yang didalamnya termasuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan sistem dan teknologi informasi sekarang ini sangatlah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem dan teknologi informasi sekarang ini sangatlah pesat. Perusahaan-perusahaan yang ada saat ini harus memiliki keunggulan dalam menjalankan proses
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis dewasa ini mengalami tekanan-tekanan yang sangat berat. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan bisnis meningkatkan atau bahkan mengubah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perekonomian saat ini berkembang pesat dari waktu ke waktu. Banyak perusahaan yang muncul dengan menawarkan produk dengan bentuk dan jumlah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persaingan yang semakin kompetitif dalam dunia pendidikan terutama bagi Akademi yang dikelola oleh masyarakat (Swasta), menuntut pihak pengelola untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi telah berkembang pesat hingga menjadi kebutuhan utama bagi Perusahaan dalam menjalankan proses bisnisnya sehari-hari.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan cara penyampaian informasi yang dikenal dengan istilah teknologi informasi atau Information Technology (IT) ini bisa dikatakan telah merasuki ke
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
21 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Profil Perusahaan Sejak didirikan pada 10 Desember 1957, Pertamina menyelenggarakan usaha minyak dan gas bumi di sektor hulu hingga hilir. Bisnis sektor hulu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2015, bahwa saat ini jumlah penduduk dunia mencapai 7,3 Milyar jiwa. Jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Perusahaan Berdasarkan Laporan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada bulan Juli 2015, bahwa saat ini jumlah penduduk dunia mencapai 7,3 Milyar jiwa. Jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem informasi dewasa ini telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Hal ini mengakibatkan timbulnya suatu persaingan yang semakin ketat pada sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertamina merupakan perusahaan milik negara yang bergerak di bidang energi meliputi minyak, gas serta energi baru dan terbarukan. Pertamina menjalankan kegiatan bisnisnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. order picking packing shipping. Gambar I. 1 Aktivitas Outbond Gudang PT.XYZ
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Di dalam industri produksi, Supply Chain Manaegement memiliki peranan yang sangat penting. Supply Chain Management merupakan koordinasi sistem strategis seluruh fungsi-fungsi
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : enterprise architecture, arsitektur sistem informasi, 8-Productions, TOGAF, TOGAF ADM
ABSTRAK Perencanaan arsitektur sistem informasi organisasi adalah sebuah proses yang kompleks, karena itu proses perencanaan harus dikelola berdasarkan suatu petunjuk yang jelas dengan tujuan menyelaraskan
Lebih terperinciBab 3 Metodologi Penelitian
36 Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1. Tahapan Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan mengacu pada kerangka The Open Group Architecture Framework (TOGAF) yang merupakan kerangka kerja arsitektur di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. logistik sudah digunakan untuk mengatasi berbagai jenis kebutuhan manusia dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Logistik bukanlah hal yang baru di dunia industri. Sepanjang sejarah logistik sudah digunakan untuk mengatasi berbagai jenis kebutuhan manusia dan mengirimkannya ke
Lebih terperinciBPH MIGAS. Bahan Bakar Minyak. Tertentu. Jenis. Penyalur. Pendaftaran.
No.1181, 2014 BPH MIGAS. Bahan Bakar Minyak. Tertentu. Jenis. Penyalur. Pendaftaran. BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Supply chain adalah jaringan entitas-entitas yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Entitas yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, masyarakat yang menggunakan kendaraan tradisional tanpa bahan bakar tidak banyak. Kendaraan yang dimaksud misalnya sepeda, becak, dokar, dll. Karena kendaraan
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran
BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Distribusi 2.1.1. Pengertian Distribusi Kebanyakan produsen bekerja sama dengan perantara pemasaran untuk menyalurkan produk-produk mereka ke pasar. Mereka membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Table 1 Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis tahun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia jumlah kendaraan bermotor terus bertambah tiap tahunnya, hal ini dibuktikan dengan adanya data yang dilansir oleh Badan Pusat Statistik sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jasa laundry merupakan salah satu bisnis jasa yang sedang naik daun saat ini. Karena bisnis jasa ini memiliki peluang bisnis yang sangat baik, masyarakat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Perumusan Masalah. Mengidentifikasi Entitas atau Anggota Rantai Pasok
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini berisi mengenai metodologi penelitian. Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian. Berikut
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2005 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN JENIS BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2005 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN JENIS BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciBADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 10/P/BPH Migas/II/2006 TENTANG
BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 10/P/BPH Migas/II/2006 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN WILAYAH DISTRIBUSI NIAGA JENIS BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya Teknologi Informasi (TI) berbasis komputer memudahkan perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya terutama dalam mengelola informasi. TI
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategis dari suatu
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut Robert A. Leitch, Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didirikan pada 9 Desember 1989 yang memiliki 12 divisi didalamnya yaitu divisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Eloda Mitra merupakan perusahaan pengolahan daging dan bakery yang beralamat di Jl. Lingkar Timur Blok B No 1-6 Buduran. Perusahaan ini didirikan pada 9 Desember
Lebih terperinciARSITEKTUR ENTERPRISE DAN PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PELANGGAN PERUSAHAAN RETAIL PADA PT.X DI SURABAYA TUGAS AKHIR
ARSITEKTUR ENTERPRISE DAN PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PELANGGAN PERUSAHAAN RETAIL PADA PT.X DI SURABAYA TUGAS AKHIR Diajukan Oleh: HETTY WULANDARI NPM: 0634010168 JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan kegiatan hilir minyak dan gas di Indonesia memasuki babak baru
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan kegiatan hilir minyak dan gas di Indonesia memasuki babak baru dengan diberlakukannya Undang-Undang No.22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis, dampak dari internet (baca: teknologi informasi/ti) cukup besar dan mampu merubah wajah bisnis. Dahulu jika ingin membeli sesuatu maka kita harus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Analisis efektivitas..., Maulana Abdillah, FE UI, Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama perusahaan adalah mencapai laba yang optimum guna memaksimalkan nilai para pemegang saham. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan harus dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB 1 LATAR BELAKANG PENELITIAN
BAB 1 LATAR BELAKANG PENELITIAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, meningkatnya perusahaan yang bergerak di bidang baik barang maupun jasa dengan skala enterprise, khususnya dengan produk layanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia industri saat ini, penggunaan teknologi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia industri saat ini, penggunaan teknologi sistem informasi merupakan salah satu kebutuhan penting untuk memenangkan persaingan usaha.
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kilometer 3.5 lingkar timur Sidoarjo dengan daerah seluas hektar. PT. Karya
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Karya Jaya Lestari didirikan pada tanggal 2 Januari 2007 dan terletak di kilometer 3.5 lingkar timur Sidoarjo dengan daerah seluas 2.140 hektar.
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PENGEMBANGAN MODEL
BAB III ANALISIS DAN PENGEMBANGAN MODEL Pada bab ini dijelaskan mengenai analisis penerapan sistem pengukuran kinerja menggunakan Metode Prism dan pengembangan model pengukuran kinerja tersebut pada unit
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM / PROGRAM. sederhana, dimana seluruh aspek operasional dan manajemen, dipertanggungjawabkan
BAB 3 ANALISIS SISTEM / PROGRAM 3.1 Organisasi Perusahaan Bentuk organisasi pada SPBU No. 34.45.222 merupakan organisasi yang sederhana, dimana seluruh aspek operasional dan manajemen, dipertanggungjawabkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada masa kini memberikan banyak kemudahan dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi pada masa kini memberikan banyak kemudahan dalam melaksanakan proses-proses bisnis yang ada. Dengan menggunakan aplikasi e-business dapat dikembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tentang Minyak dan Gas Bumi, industri migas terdiri dari usaha inti (core business)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi, industri migas terdiri dari usaha inti (core business) minyak dan gas serta
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meskipun perekonomian dan perindustrian nasional kini dihadapkan kepada dampak krisis ekonomi global, namun bisnis ritel di Indonesia tidak terkendala bahkan masih
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN DEPAN... i HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN DEPAN... i HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii INTISARI... ix DAFTAR ISI... x DAFTAR
Lebih terperinciOleh Kamis, 19 Oktober :36 - Update Terakhir Kamis, 02 November :21
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro hari Rabu (18/10) memaparkan kesiapan sektor ESDM terutama bidang listrik, migas dan geologi menghadapi Hari Raya Idul Fitri 1427 Hijriyah.
Lebih terperinci