MODEL TERAPI LINGUISTIK UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA PENDERITA DISATRIA
|
|
- Johan Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MODEL TERAPI LINGUISTIK UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA PENDERITA DISATRIA Gusdi Sastra Universitas Andalas Padang PENDAHULUAN Dalam penggunaaan bahasa verbal, setiap manusia dibekali kemampuan untuk berbahasa. Tetapi kemampuan tersebut pada manusia berbeda, ada yang normal dan ada yang tidak normal. Orang yang tidak mampu berbahasa secara normal, banyak ditemui di tengah-tengah masyarakat, salah satunya adalah apa yang diderita oleh seorang penderita disartria akibat dari gangguan bicara yang dialaminya. Kerusakannya mungkin di bagian saraf bahasa pada otak akibat sesuatu, pada alat artikulasi, atau akibat tekanan mental sehingga ia kehilangan kemampuan dalam berbahasa atau mengalami gangguan saraf motorik kortikal berbahasa. Penelitian terhadap gangguan motorik kortikal berbahasa, khususnya terhadap penderita berbahasa dan berbicara telah dilakukan. Tidak saja oleh dokter ahli saraf (neurolog), tetapi beberapa tahun terakhir, terutama sejak munculnya penelitian neurolinguistik di Indonesia oleh Suhardiyanto (2) sebagai ahli bahasa (linguis), maka telah dimulai penelitian dari aspek kebahasaan terhadap penderita gangguan berbahasa. Ia mengkaji gejala segmental berbahasa yang dialami oleh seorang penderita afasia Broca. Penelitian tersebut membuktikan bahwa ahli bahasa dapat memberikan sumbangan terhadap ilmu neurolog terutama dalam hal melihat aspek linguistik penderita gangguan berbahasa. Kemudian Sastra (25), melakukan penelitian gangguan berbahasa pada penderita afasia penutur bahasa Minangkabau. Pada tahun 27, Sastra juga telah mencoba mengembangkan penelitian gangguan berbahasa pada penderita afasia kepada aspek terapi bahasanya, yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa dan berbicara. Salah satu dari sekian banyak gangguan berbicara itu adalah disartria. Disartria merupakan gangguan artikulasi. Travis (1971:11) mendefinisikan disartria sebagai gangguan artikulasi yang disebabkan oleh kerusakan sistem saraf pusat yang secara langsung mengontrol aktivitas otot-otot yang berperan dalam proses artikulasi dalam pembentukan suara pengucapan. Hilangnya kontrol otototot ini mungkin dapat berupa kelemahan, perlambatan atau non-koordinasi. Gangguan berbicara ini menunjukkan gangguan di dalam pelaksanaan pola-pola motorik wicara yang mengarah kepada kelumpuhan, kelemahan, atau kesalahan dalam mengorganisasikan otot-otot wicara. Penderita disartria tidak mengalami kesulitan dalam memahami suatu ujaran, membaca, dan menulis. Mereka hanya mengalami kesulitan dalam mengujarkan suatu ujaran. Selain itu, ketidakmampuan dalam berbicara pada penderita disartria dapat disebabkan oleh kelainan atau gangguan bawaan pada bagian lidah yang sulit digerakkan. Gangguan pada gerakan lidah ini mengakibatkan kesulitan dalam berbahasa lisan. Disartria ini terjadi karena adanya gangguan koordinasi antara otot pernapasan, laring, pharing, langit-langit, lidah, dan bibir. (Evans, 1999: 57) Disartria merupakan gangguan bahasa yang lebih kepada bagaimana perintah dan koordinasi berbagai jenis motorik untuk menghasilkan suatu tuturan menjadi terganggu yang disebabkan oleh terganggunya artikulasi di rongga mulut. Gejala disartria ini sering terjadi ketika seseorang sedang berinteraksi secara lisan. (Sastra, 21:6) Dengan dimikian, penelitian terhadap gangguan verbal yang diderita oleh penderita disartria, perlu dilakukan. Penerapan Model Terapi Lingusitik (selanjutnya disingkat MTL) yang telah dirancang melalui penelitian untuk terapi bahasa, akan dapat mengungkapkan bagaimana penderita disartria berfikir dan mengekspresikan perasaannya untuk upaya kesembuhan. Model terapi ini dapat membantu penderita dalam upaya kesembuhan kemampuan berbicaranya agar dapat berkomunikasi dengan orang lain. 169
2 Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penelitian ini dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut: 1. Bagaimanakah bentuk lingual komunikasi yang dapat dilakukan oleh penderita disartria sebelum dan setelah mendapatkan terapi linguistik? 2. Seberapa jauhkan emosi berpengaruh terhadap pengetahuan leksikal dan semantik penderita disartria? 3. Bagaimanakah pencapaian MTL yang diterapkan terhadap gangguan berbahasa para penderita disartria? Semua permasalahan tersebut dirumuskan dalam kerangka upaya untuk meningkatkan kemampuan berbahasa para penderita disartria, sehingga mereka mampu berkomunikasi sebagaimana manusia normal melalui MTL. METODOLOGI Bentuk Terapi Terapi bahasa diamati berdasarkan gejala gangguan pertuturan penderita. Gejala pertuturan maksudnya adalah kesulitan seseorang dalam menghasilkan suatu tuturan secara lancar. Geschwind (1981) mengatakan bahwa penderita afasia motorik mengalami kesulitan dalam mengucapkan kata, sehingga penderita memperlihatkan gejala ekspresi verbal yang tidak fasih. Hal itu disebabkan karena kerusakan pada medan Broca. Afasia Broca letaknya berdekatan dengan korteks motorik hemisfer bagian depan sehingga penderita mengalami gangguan fungsi yang menjaga otot lidah, dagu dan juga tekak. Lumpuhnya otot pertuturan tersebut menyebabkan penderita mengalami gangguan berbahasa. Apabila gejala tersebut telah disahkan oleh dokter saraf upaya penanganannya dari aspek medis, maka upaya penyembuhan dapat dilakukan, salah satunya adalah melalui terapi bahasa. Adapun bentuk terapi yang dapat dilakukan yaitu melalui metode terapi perilaku. Metode ini dilakukan melalui tiga aspek, antara lain; terapi terarah, terapi aktivitas, dan pencapaian efek terapi. Ketiga aspek tersebut diamati berdasarkan perilaku verbal penderita. Kaidah Kajian Kaidah neurolinguistik digunakan untuk menganalisis bentuk-bentuk kesilapan yang terjadi pada penderita strok penutur bahasa Minangkabau. Dalam hal ini peneliti menggunakan teori Nunan (1992) tentang kaidah penelitian, yaitu merekam, merasa, dan memahami fenomena yang sebenarnya, apakah dari diri subjek maupun subjek individual dengan lingkungan bahasanya. Data diperoleh melalui metode observasi, studi kasus, dan pengamatan alami. Berdasarkan hasil pelbagai bentuk kesilapan yang ditemukan, maka dihitung perolehan informasi leksikal, informasi perilaku, dan pencapaian metode terapi perilaku penderita menurut teori Prins (24), sedangkan indeks keringkasan kesatuan, skor dihitung berdasarkan perilaku verbal melalui pemahaman bercerita. Di samping itu, metode stimulasi juga digunakan untuk pencapaian teknik terapi bahasa dan pembuktian kemampuan linguistik penderita. Simulasi yang dilakukan mengacu pada model Setyono (1998) yang diperoleh melalui simulasi visual, auditori, dan penempatan fonetik. HASIL Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh perbandingan kelima bentuk kesilapan verbal penderita disartria, yaitu 32:48:4:1:5. Banyaknya jumlah kesilapan penghilangan dan penggantian, menandakan bahwa penderita mengalami gangguan pada tahap pengkodean fonologi. Menurut Kohn (1993), apabila penderita mengalami gangguan dalam memproduksi fonem, maka ia cendrung menggugurkan bunyi guna mencapai aspek fonetik sebuah tuturan. Perbandingan kelima bentuk verbal tersebut dapat dilihat dari grafik berikut: 17
3 KONGRES INTERNASIONAL MASYARAKAT LINGUISTIK INDONESIA KIMLI pgt pgr pbhn tdk brtn pmdkn Pelbagai bentuk kesilapan tersebut dan dikaitkan dengan suku kata, setiap suku kata terdiri dari tiga unsur, yaitu onset, puncak, dan kode. Segmen yang menjadi puncak suku kata ialah vokal, sedangkann kedudukan onset dan kode akan diisi oleh konsonan. Kesilapan vokal lebih sedikit jika dibandingkan dengan kesilapan segmen konsonan, yaitu 21:44 persen. Kenyataan tersebut sesuai dengan pendapat Darwin (2), yang menyatakan bahwa apabila seseorang mengalami disartria, maka daerah yang pertama kali terluka tidak saja lobus frontal, tetapi juga daerah temporal-parietal- konsonan. Perbandingan jumlah kesilapan segmen dapat dilihat dari grafik oksipital. Daerah ini merupakan daerah pusat bahasa yang mengawal saraf-saraf motorik bunyi berikut: vokal konsonan Penderita disartria mengalami gangguan pada hemisfer kiri, atau lesi tertentu menyebabkan ia mengalami berbagai kesulitas leksiko-semantik. Penderita mengalami kesulitan dalam menemukan kata-kata, namun apabila kata-kata tersebut sering dipakai, maka dapat dikenalii sebagai satu keseluruhan yang mempunyai arti semantik. Pengetahun leksikal (pengartian kata) akan disimpannya pada hemisfer kiri, tetapi dengan kemampuan mengenali aspek-aspek visual melalui gambar, menandakan bahwa konsep itu juga tersimpan di hemisfer kanan. Penderita strok umumnya sulit dalam memahami isi yang diucapkan atau ditulis, tetapi kalau ditunjukkan sebuah gambar dari kata itu, maka kata tersebut akan dipahaminya. Apabila kedua cara itu sudah dicoba, namun penderita masih juga tidak memahami kata tersebut, maka dapat disebut bahwaa penderita mengalami kerusakan di daerah leksikal. Penyimpanan pengetahuan mengenai hubungan intrakonseptual atau hubungan yang dijalin melalui analisis ciri-ciri dalam berbagai konsep, tidak dapat dijelaskan oleh penderita, namun hubungan tematis apabila diceritakan secara umum dapat dipahami oleh penderita. Perasaan atau emosi juga berpengaruh terhadap pengetahuan leksikal dan semantik penderita, baik pengalaman perasaan primerr (yang dibawa sejak lahir) maupun perasaan/emosi sekunder. Seluruh gambar mental terikat dengan perasaan-perasaan tertentu, sedangkan emosi keseluruhan dapat memanggil respon-respon kimia yang mempengaruhi proses kognitif. Makna sebuah perasaan saling berhubungan dengan pengalaman. Oleh sebab itu melalui gambar-gamb ar maka emosi-emosi akan terus diadaptasikan oleh penderita dalam memaknai berbagai konsep leksikal. Perbandingan ketiganya adalah: 9 persen indeks pengetahuan, 7 persen semantik, dan 6 persen perasaan: 171
4 KONGRES INTERNASIONAL MASYARAKAT LINGUISTIK INDONESIA KIMLI 211 Berkomunikasi dengan penderita disartria ketika masa penyembuhan sebagai bentuk terapi, tidak sajaa lingual, tetapi dapat dilakukan secara auditif dan visus (penglihatan) dan taktil (perabaan). Penanganannya dapat melalui metode terapi perilaku secara pemeriksaan. Model Prins (24) sangat tepat digunakan dalam mengamati pengolahan informasi otak seperti berikut: Informasi akan ditangkap melalui pendengaran, penglihatan, serta perabaan dan sampai di otak posterior. Pada tingkatt kortikal terjadi pengolahan secara sadar. Pengintegrasian terus terjadi melalui berbagai stimulus. Pengetahuan semantik dan arti emosional dalam hal ini terjadi. Oleh sebab itu terapi perilaku (terkait dengan perasaan/emosi) sangat diperlukan dalam menangani gangguan berbahasaa penderita strok terutama masa penyembuhannya, karena diperkirakan fungsi hemisfer kanannya tidak mengalami gangguan. Pada tingkat kortikal, pengolahan daya ingat terus erintegrasi dari berbagai stimulus panca indra. Kemudian penderita akan membandingk kan dengan pengetahuan semantik. Sebuah tindakan akan dipertimbangkan di daerah pre-frontal dan dilakukan berbagai pilihan. Akhirnya sebuah pikiran menjadi impuls dalam menjalankan proses selektif dari berbagai leksikal yang tersimpan di otak. Pencapaian metode terapi perilaku sebagai upaya peningkatan kemampuan berkomunikasi penderita disartria, diperoleh peningkatan grafik indeks nonkesilapan berdasarkan penghitungan kesilapan fonologi, leksikal dan semantik seperti berikut:
5 KEPUSTAKAAN Adams and Victor s. 22. Manual of Neurology. New York: McGraw-Hill Companies. Adams and Victor s. 29. Principles of Neurology. New York: McGraw-Hill Companies. Blumstein, S Language: Psychological dan Biological. Cambridge Univ. Dharmaperwira dan Prins. 24. Gangguan-gangguan Komunikasi. Jakarta: Djambatan. Chaer, Abdul. 23. Psikolinguistik: Kajian Teoritik. Jakarta: Rineka Cipta Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Corwin, Elizabeth Patofiologi. Jakarta: EGC. Dardjowidjojo, S. 23. Psikolinguistik Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Dharmaperwira, Reni I.I dan Prins. 2. Disartria Apraksia Verbal dan TEDYVA. Jakarta: Indomedika. Evans, R.W Diagnostic Testing in Neurology. Philadelphia: Saunders Company. Goldrick, Matthew. 21. Linking speech errors and generative phonological theory. Northwestern University. Ingram, J.C.L. 27. Neurolinguistics: An Introduction to Spoken Language Processing and Its Disorder. New York: Cambridge University Press. Keraf, Gorys Komposisi. Jakarta: Nusa Indah. Listiani, Endang. 29. Penyimpangan Fonologis pada NS (Studi Kasus Pasien Disartria di Rumah Sakit Jiwa Pusat Surakarta. Skripsi. Solo: Universitas Sebelas Maret. Mahsun. 27. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: Raja Grafindo. Marisa, Rika. 21. Gangguan Berbahasa Lisan Penderita Cerebral Palsy Jenis Spasticity di SDLBN No. 31 Kelurahan Pondok Duo Kecamatan Pariaman Tengah. Skripsi. Padang: Universitas Andalas. Moleong, Lexy J. 25. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rachmawati, Endah. 23. Proses Pengubahan Perilaku dalam Terapi Wicara pada Penderita Disartria. Skripsi. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. Rahmita, Jenny. 26. Gangguan Berbahasa Penderita Disleksia: Suatu Kajian Neurolinguistik. Skripsi. Padang: Universitas Andalas Sastra, Gusdi. 25. Ekspresi Verbal Penderita Strok dari Sudut Analisis Neurolinguistik. Disertasi. Kuala Lumpur: Universiti Putra Malaysia. Sastra, Gusdi. 27. Metode Terapi Perilaku bagi Penderita Stroke. Prosiding Conaplin. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Sastra, Gusdi. 21. Neurologi Bahasa. Padang: Andalas University Press. Sudaryanto Metode Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Syafyahya, Leni Kemampuan Bahasa Verbal Penderita Skizofrenia: Suatu Kajian Psikolinguistik. Skripsi. Padang: Universitas Andalas. Travis, L.E Handbook of Speech Patology and Audiology. New York: Appleton Century. Sukmayanti. 26. Kemampuan Bahasa Lisan Penderita Disartria: Suatu Tinjauan Psikolinguistik. Skripsi. Padang: Universitas Andalas. Vijayaletchumy a/p Subramaniam. 28. Disleksia dalam Konteks Pembelajaran Bahasa di Malaysia. Pertanika Journal of Social Sciences and Humanities. 16(2): Yanis, Srifa. 26. Bahasa Verbal Penderita Miastenia Gravis: Suatu Tinjauan Neurolinguistik. Skripsi. Padang: Universitas Andalas. 173
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Afasia broca adalah gangguan pengutaraan atau gangguan produksi berbahasa yang ada hubungannya dengan komunikasi. Gangguan berbahasa ini terjadi, umumnya pada orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapatkan dari Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), setiap tahunnya diperkirakan
Judul : Penguasaan kemampuan tutur pasien pasca-stroke setelah mengikuti kelas terapi wicara di rumah sakit umum daerah (rsud) dokter moewardi surakarta Pengarang : Najma Thalia BAB I PENDAHULUAN A. Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehari-hari untuk menyampaikan pesan, pendapat, maksud, tujuan dan sebagainya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menyampaikan pesan, pendapat, maksud, tujuan dan sebagainya. Komunikasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. huruf, kata dan bahasa. Bunyi bahasa yang dihasilkan penderita khususnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bunyi ujaran adalah bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia baik berupa huruf, kata dan bahasa. Bunyi bahasa yang dihasilkan penderita khususnya mengalami stroke (Afasia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar kata dibentuk dengan cara menggabungkan beberapa komponen yang berbeda. Proses pembentukan kata
Lebih terperinciSUBTITUSI KONSONAN PADA PENDERITA DISARTRIA. Retno Handayani Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdiknas
SUBTITUSI KONSONAN PADA PENDERITA DISARTRIA FON PENDAHULUAN Retno Handayani Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdiknas retno.hdyn@gmail.com Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi terasa mudah
Lebih terperinciEKSPRESI VERBAL PENDERITA STROKE PENUTUR BAHASA MINANGKABAU: SUATU ANALISIS NEUROLINGUISTIK
EKSPRESI VERBAL PENDERITA STROKE PENUTUR BAHASA MINANGKABAU: SUATU ANALISIS NEUROLINGUISTIK Gusdi Sastra Universitas Andalas, Padang Abstract One of the common disorders in verbal expression can be seen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum kita bisa melihat bahwa kemampuan berbicara. Ada anak yang perkembangan berbicaranya lebih cepat dan ada juga yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Secara umum kita bisa melihat bahwa kemampuan berbicara (communicative competence) seorang anak dengan anak yang lain berbeda-beda. Ada anak yang perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa dihasilkan dari alat ucap
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Keraf (1997:1) bahasa merupakan alat komunikasi anggota masyarakat berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa dihasilkan dari alat ucap
Lebih terperincioleh otak dalam proses berbahasa. Hingga bahasa memiliki ciri di antaranya yaitu terdapat bunyi dan makna. Bahasa memiliki makna apabila lambang-lamba
GANGGUAN FONOLOGI KELUARAN WICARA PADA PENDERITA AFASIA BROCA DAN AFASIA WERNICKE: SUATU KAJIAN NEUROLINGUISTIK Nur Arief Sanjaya Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bunyi-bunyi konsonan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Gejala kelainan..., Dian Novrina, FIB UI, 2009
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sebuah sistem bunyi yang digunakan oleh sekelompok orang untuk berkomunikasi. Bahasa ialah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh
Lebih terperinciPEMEROLEHAN RAGAM BAHASA JAWA PADA ANAK USIA 2 TAHUN (Studi kasus) ABSTRAK
PEMEROLEHAN RAGAM BAHASA JAWA PADA ANAK USIA 2 TAHUN (Studi kasus) Oleh : Fitria Dwi Apriliawati pendidikan bahasa dan sastra jawa Fitria_Dwi97@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Bahasa, Sastra, Indonesia, dan Daerah DIAN TITISARI A
KARAKTERISTIK PENGGUNAAN BAHASA INDONESI SEBAGAI BAHASA IBU PADA ANAK USIA 2-6 TAHUN DI PERUMAHAN GRIYA MAYANG PERMAI, KECAMATAAN GATAK, KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinci2015 KAJIAN FONETIK TERHADAP TUTURAN
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab 1 diuraikan bagian pendahuluan penelitian. Adapun uraiannya meliputi (1) latar belakang, (2) identifikasi masalah, (3) batasan masalah, (4) rumusan masalah, (5) tujuan penelitian,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengantar Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia yang normal fungsi otak dan alat bicaranya, tentu dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia yang normal fungsi otak dan alat bicaranya, tentu dapat berbahasa dengan baik. Bagi mereka yang mempunyai kelainan fungsi otak tentu mengalami gangguan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Debby Yuwanita Anggraeni, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bagian ini, dipaparkan mengenai pendahuluan penelitian yang dapat diuraikan sebagai berikut. Adapun uraiannya meliputi (1) latar belakang, (2) identifikasi masalah, (3) batasan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini
PENANGANAN KOMUNIKASI ANAK AUTIS MELALUI MEDIA PECS PADA ANAK KB MEKAR JAYA BANDARDAWUNG KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciPATOLOGI BAHASA DAN PRAGMATIK. untuk memenuhi tugas matakuliah Pragmatik yang dibina oleh Prof. Dr. Abdul Syukur Ibrahim dan Dr. Sunoto, M.Pd.
PATOLOGI BAHASA DAN PRAGMATIK untuk memenuhi tugas matakuliah Pragmatik yang dibina oleh Prof. Dr. Abdul Syukur Ibrahim dan Dr. Sunoto, M.Pd. oleh Kelompok 9 Siti Robiah 130211810262 Ruli Andayani 130211810282
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ana Roviana Purnamasari, 2015 Kajian Linguistik klinis pada penderita Bells s Palsy
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat verbal yang digunakan untuk berkomunikasi (Chaer, 2002:30). Bahasa merupakan alat terpenting dalam berkomunikasi antar manusia. Pada hakikatnya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh pembicara melalui alat-alat artikulasi dan diterima melalui alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan reseptif (decode) merupakan proses yang berlangsung pada pendengar yang menerima kode-kode bahasa yang bermakna dan berguna yang disampaikan oleh
Lebih terperinciKAJIAN PSIKOLINGUISTIK PADA PENDERITA AFASIA BROCA PASCASTROKE: PEMANGGILAN LEKSIKON, KEKELIRUAN BERBAHASA, DAN SIASAT KOMUNIKASI
KAJIAN PSIKOLINGUISTIK PADA PENDERITA AFASIA BROCA PASCASTROKE: PEMANGGILAN LEKSIKON, KEKELIRUAN BERBAHASA, DAN SIASAT KOMUNIKASI Lilis Hartini, Dadang Sudana Syihabuddin hartinililis@yahoo.com Universitas
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan
94 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Proses morfologi yang ditemukan dalam penelitian ini ada dua yaitu afiksasi dan reduplikasi. Afiksasi yang ditemukan berupa prefiksasi, sufiksasi, konfiksasi dan simulfiksasi.
Lebih terperinciDRS. DUDI GUNAWAN,M.Pd
DRS. DUDI GUNAWAN,M.Pd Bicara Pemerolehan Bahasa,kesiapan Bicara DRS. DUDI GUNAWAN,M.Pd Pengertian Bicara suatu proses pengucapan bunyi-bunyi bahasa dengan alat ucap manusia. merupakan produksi suara secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Deteksi Dini Pola Gangguan Artikulasi Pada Anak Tunagrahita Di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini membuat instrumentasi untuk mendeteksi gangguan artikulasi dan pedoman terapi berbicara. Setelah menemukan instrumen yang tepat, penelitian ini juga menyajikan pola gangguan
Lebih terperinciFUNGSI LUHUR. Mata Kuliah: ANATOMI OTAK; Pertemuan ke 9&10; Jurusan PLB
FUNGSI LUHUR Oleh : dr. Euis Heryati Mata Kuliah: ANATOMI OTAK; Pertemuan ke 9&10; Jurusan PLB FUNGSI LUHUR FUNGSI YANG MEMUNGKINKAN MANUSIA DAPAT MEMENUHI KEBUTUHAN JASMANI DAN ROHANI SESUAI DENGAN NILAI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008). Menurut data Word Health Organization (WHO, 2010), menyebutkan setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul secara mendadak dan terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Penyakit ini menyebabkan kecacatan berupa kelumpuhan anggota
Lebih terperinciI I I I I I I I I I I I I. ' U{ ran IDR!s. UNIVERSITI PENDIDIKAN SULTAN loris SEMESTER 2 SESI2015/2016 PEPERIKSAAN AKHIR ARAHAN
SULIT ' U{ ran IDR!s,.. : 0 :: C5.!1. SUI.TAN lorts!:ducation UNIVERSITY UNIVERSITI PENDIDIKAN SULTAN loris PEPERIKSAAN AKHIR SEMESTER 2 SESI2015/2016 KOD : BML3033 KURSUS : PSIKOLINGUISTIK TARIKH:.1 3
Lebih terperinciANALISIS TUTURAN KERNET BUS SUGENG RAHAYU Aditya Wicaksono 14/365239/SA/17467
ANALISIS TUTURAN KERNET BUS SUGENG RAHAYU Aditya Wicaksono 14/365239/SA/17467 adityawicak_02@yahoo.com ABSTRACT Speech uttered by bus conductors has an interesting phenomenon because there is a change
Lebih terperinciAFASIA
A F A S I A --------------------------- AFASIA --------------------------- DEFINISI Afasia adalah suatu gangguan berbahasa yang diakibatkan oleh kerusakan otak. Afasia tidak termasuk gangguan perkembangan
Lebih terperinciPRODUKSI FONOLOGIS ANAK DOWN SYNDROME USIA TAHUN BERDASARKAN TINGKAT KECERDASAN DAN MASA TERAPI
PRODUKSI FONOLOGIS ANAK DOWN SYNDROME USIA 10 12 TAHUN BERDASARKAN TINGKAT KECERDASAN DAN MASA TERAPI Elva Febriana Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia-Daerah Program Pascasarjana Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dan berbahasa adalah dua hal yang berbeda. Bahasa adalah alat verbal
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa dan berbahasa adalah dua hal yang berbeda. Bahasa adalah alat verbal yang digunakan untuk berkomunikasi, sementara berbahasa adalah proses penyampaian
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. suatu kata merupakan unsur langsung dan bukan kata atau pokok kata, yang
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Afiks dalam Bahasa Indonesia Putrayasa (2008: 5) mengatakan afiks adalah bentuk linguistik yang pada suatu kata merupakan unsur langsung
Lebih terperinciKESULITAN PENGUCAPAN KONSONAN DAN DIFTONG PADA SISWA KELAS V C1 SLB PUTRA MANUNGGAL GOMBONG TAHUN AJARAN 2015/2016
KESULITAN PENGUCAPAN KONSONAN DAN DIFTONG PADA SISWA KELAS V C1 SLB PUTRA MANUNGGAL GOMBONG TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh : Nanik Widayati Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan baik. Bagi mereka yang mempunyai kelainan fungsi otak tentu mengalami gangguan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia yang normal fungsi otak dan alat bicaranya, tentu dapat berbahasa dengan baik. Bagi mereka yang mempunyai kelainan fungsi otak tentu mengalami gangguan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. (single case experimental design) yang merupakan sebuah desain
56 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain eksperimen kasus tunggal (single case experimental design) yang merupakan sebuah desain penelitian untuk mengevaluasi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan seperti berikut ini. dalam bidang fonologi (vokal dan konsonan) dan leksikal.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan seperti berikut ini. 1. Variasi kedaerahan bahasa Jawa yang
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Fokus dari penelitian ini adalah pada kemampuan pengartikulasian fonem bilabial, labiodental dan apikoalveolar penderita BP, kemunculan pola kesulitan mengujarkan
Lebih terperinciPeningkatan atau penurunan kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas
Lobus Otak dan Fungsinya Lobus Frontal Lobus frontal adalah rumah bagi pemikiran kognitif kita, dan itu adalah proses yang menentukan dan membentuk kepribadian seorang individu. Pada manusia, lobus frontal
Lebih terperinciPEMEROLEHAN BAHASA JAWA PADA ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN PENUTUR MULTIBAHASA SERTA STRATEGI PEMERTAHANANNYA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BUDAYA BANGSA
-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- 78 PEMEROLEHAN BAHASA JAWA PADA ANAK USIA DINI DI LINGKUNGAN PENUTUR MULTIBAHASA SERTA STRATEGI PEMERTAHANANNYA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BUDAYA BANGSA Favorita
Lebih terperinciHUBUNGAN BAHASA DENGAN OTAK
HUBUNGAN BAHASA DENGAN OTAK Nurilam Harianja Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Bagaimanakah hubungan bahasa dengan otak dikaji secara ilmu Neurolinguistik?. Neurolinguistik adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa diolah oleh otak manusia yang berguna untuk melakukan komunikasi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa diolah oleh otak manusia yang berguna untuk melakukan komunikasi, mengemukakan perasaan, atau pikiran yang mengandung makna tertentu baik melalui
Lebih terperinciHAMBATAN PERHATIAN, KONSENTRASI, PERSEPSI, DAN MOTORIK. Mohamad Sugiarmin
HAMBATAN PERHATIAN, KONSENTRASI, PERSEPSI, DAN MOTORIK Mohamad Sugiarmin PERSEPSI Proses mental yg menginterpretasikan dan memberi arti pd obyek yg ditangkap atau diamati oleh indera. Ketepatan persepsi
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. celah di antara kedua sisi kanan dan kiri dari bibir. Kadang kala malah lebih luas,
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Labioshizchis atau lebih dikenal dengan bibir sumbing ini merupakan kelainan bawaan yang timbul saat pembentukan janin yang menyebabkan adanya celah di antara kedua
Lebih terperinciANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 SAMBI
ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 SAMBI NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. ditemukan pada siswa-siswi tersebut. Gangguan kebahasaan itu meliputi reseptif
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Hasil uji kebahasaan dengan menggunakan metode Pemeriksaan Komunikasi Hemisfer Kanan (PKHK) terhadap siswa kelas 6 Sekolah Dasar 04 Purus Pantai Padang menunjukkan adanya beberapa
Lebih terperinciSISWA DENGAN GANGGUAN KOMUNIKASI KULIAH 6 ADRIATIK IVANTI, M.PSI, PSI
SISWA DENGAN GANGGUAN KOMUNIKASI KULIAH 6 ADRIATIK IVANTI, M.PSI, PSI KOMUNIKASI Komunikasi : proses seseorang dalam menyampaikan ide, perasaan, pendapat, atau pesan ke orang lain, juga termasuk menerima
Lebih terperinciSILABUS FONOLOGI BAHASA INDONESIA BIL002. Ardhana Reswari, MA.
Halaman : Page 1 of 5 SILABUS FONOLOGI BAHASA INDONESIA BIL002 Ardhana Reswari, MA. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG 1 Halaman
Lebih terperinciNEUROLINGUISTIK DALAM TINJAUAN FILSAFATI
NEUROLINGUISTIK DALAM TINJAUAN FILSAFATI Dosen Pengampu: Prof. Darmiyati Zuchdi, PhD Disusun Oleh: BINTI AISIAH DANING SUMARI NIM. 16706251020 PROGRAM STUDI LINGUISTIK TERAPAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bicara sebagai suatu symbol linguistic merupakan ekspresi verbal dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bicara sebagai suatu symbol linguistic merupakan ekspresi verbal dari bahasa yang digunakan individu dalam berkomunikasi. Komunikasi adalah pengiriman dan
Lebih terperinciBENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI
BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Sudah berabad-abad yang lalu manusia menggunakan bahasa, baik bahasa tubuh, tulisan,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sudah berabad-abad yang lalu manusia menggunakan bahasa, baik bahasa tubuh, tulisan, maupun lisan. Bahasa sangat penting dalam perkembangan peradaban
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Bab III ini menjelaskan prosedur untuk menjawab pertanyaan yang ada dalam penelitian. Pemaparan pada bab ini dimulai dengan permasalahan penelitian, metode penelitian, sumber
Lebih terperinciLAPORAN BACA. OLEH: Asep Saepulloh ( ) Hikmat Hamzah Syahwali ( ) Suherlan ( )
LAPORAN BACA OLEH: Asep Saepulloh (180210110037) Hikmat Hamzah Syahwali (180210110035) Suherlan (180210110036) Identitas Buku Judul : Linguistik Umum (Bagian 4 TATARAN LINGUISTIK [1]: FONOLOGI halaman
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. sosial walaupun istilahnya sama dengan yang digunakan sehari-hari, namun
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut Malo, dkk. (1985:47) konsep-konsep yang dipakai dalam ilmu sosial walaupun istilahnya sama dengan yang digunakan sehari-hari, namun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesulitan belajar merupakan terjemahan dari learning disability. Learning
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesulitan belajar merupakan terjemahan dari learning disability. Learning adalah belajar, disability artinya ketidak mampuan sehingga terjemahannya menjadi ketidak
Lebih terperinciLampiran 1 Meningkatkan Refleks Menelan melalui Latihan Vokal pada klien Stroke Non Hemoragik a. Latar belakang
Lampiran 1 Meningkatkan Refleks Menelan melalui Latihan Vokal pada klien Stroke Non Hemoragik a. Latar belakang Masalah yang sering muncul pada pasien stroke yaitu menurunnya kemampuan bicara dan ekspresi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sensitif dan akan menentukan perkembangan otak untuk kehidupan dimasa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan anak normal, usia 6 tahun merupakan masa yang paling sensitif dan akan menentukan perkembangan otak untuk kehidupan dimasa mendatang. Bayi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewi (2010) menyatakan bahwa gangguan berbahasa. keterbatasannya untuk memahami pembicaraan orang lain. Selanjutnya, beberapa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketidakmampuan seorang anak dalam memahami dan menggunakan simbol-simbol bahasa, baik secara lisan, maupun tulisan untuk mengekspresikan ide, perasaan, dan keinginannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia adalah mahluk sosial. Mahluk yang membutuhkan interaksi antara sesamanya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia adalah mahluk sosial. Mahluk yang membutuhkan interaksi antara sesamanya. Seseorang akan mengetahui potensi yang dimilikinya bila ia berkumpul bersama
Lebih terperinciMODEL TERAPI PERILAKU PENDERITA MALOKLUSI BIBIR SUMBING
MODEL TERAPI PERILAKU PENDERITA MALOKLUSI BIBIR SUMBING Yessy Prima Putri STMIK Indonesia Email: eci.prima@gmail.com Abstrak Seorang manusia yang normal fungsi otak dan alat bicaranya, relatif dapat berbahasa
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. berdasarkan konteks pemakaian dibedakan atas istilah umum, dan istilah
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melalui berbagai tahap penelitian, berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Istilah-Istilah dalam Register Fotografi pada Majalah Digital Camera ini dapat
Lebih terperinciPENERAPAN MAKSIM TUTUR DALAM TINDAK TUTUR CERAMAH PENGAJIAN RUTIN HARI MINGGU MALAM SENIN DI MASJID BAITURROHMAN BULAN JANUARI JUNI TAHUN 2014
PENERAPAN MAKSIM TUTUR DALAM TINDAK TUTUR CERAMAH PENGAJIAN RUTIN HARI MINGGU MALAM SENIN DI MASJID BAITURROHMAN BULAN JANUARI JUNI TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada dua proses yang terjadi, yaitu proses kompetensi dan proses performansi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam otak seorang anak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya (Simanjuntak:1987:157).
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Jenis makna konotatif yang terdapat dalam antologi cerkak majalah Djaka
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Jenis makna konotatif yang terdapat dalam antologi cerkak majalah Djaka
Lebih terperinciKAIDAH FONOTAKTIK GUGUS KONSONAN KATA-KATA BAHASA INDONESIA YANG BERSUKU DUA
KAIDAH FONOTAKTIK GUGUS KONSONAN KATA-KATA BAHASA INDONESIA YANG BERSUKU DUA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Lebih terperinciGANGGUAN BERBICARA. pesan dari penutur kepada pendengar. Kompetensi kebahasaan yang berada
GANGGUAN BERBICARA Bahasa sebagai instrument komunikasi berperan dalam menyampaikan pesan dari penutur kepada pendengar. Kompetensi kebahasaan yang berada pada tataran mental kemudian diartikulasikan melalui
Lebih terperinciPRODUKSI KALIMAT PADA PENYANDANG GAGAP. Praba Prayascitta, Widodo, dan Karkono Universitas Negeri Malang
1 PRODUKSI KALIMAT PADA PENYANDANG GAGAP Praba Prayascitta, Widodo, dan Karkono Universitas Negeri Malang E-mail: green1927@yahoo.com ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan (1) struktur kalimat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaan kepada orang lain. 1. lama semakin jelas hingga ia mampu menirukan bunyi-bunyi bahasa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang senantiasa berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya. Sejak bayi, manusia telah berkomunikasi dengan orang lain, yaitu ibu dan ayahnya. Menangis di
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Bentuk register medis anak dalam rubrik Konsultasi Ahli di Tabloid
75 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hasil dan pembahasan pada bab IV, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Bentuk register medis anak dalam rubrik Konsultasi Ahli di Tabloid Nakita
Lebih terperinciKONSEP DAN KOMPONEN. Oleh: Pujaningsih
KONSEP DAN KOMPONEN Oleh: Pujaningsih (puja@uny.ac.id) Target : Pada bahasan ini Mahasiswa akan dapat menjelaskan: 1. Konsep dasar bahasa 2. Komponen bahasa Definisi Wicara : ekspresi bahasa dengan suara.
Lebih terperinciANALISIS DAN KOREKSI KESALAHAN PENALARAN PADA PENGGUNAAN BAHASA PAPAN PERINGATAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA SKRIPSI
ANALISIS DAN KOREKSI KESALAHAN PENALARAN PADA PENGGUNAAN BAHASA PAPAN PERINGATAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagai Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana (S-1) Pada Pendidikan Bahasa,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Definisi gagap yang disetujui belum ada. Menurut World Health Organization (WHO) definisi gagap adalah gangguan ritme bicara dimana seseorang tahu apa yang mau dibicarakan,
Lebih terperinciOleh: lis Supriyati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KARANGGAYAM KABUPATEN KEBUMEN TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: lis Supriyati Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi seseorang telah menjadi kebutuhan pokok dan hak-hak dasar baginya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi seseorang telah menjadi kebutuhan pokok dan hak-hak dasar baginya selaku warga negara, mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif, artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengantar Bab ini menjelaskan tentang pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif, artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem simbol linguistik, seperti simbol, kata-kata dan non-verbal (bahasa
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Komunikasi merupakan interaksi antar pribadi yang menggunakan sistem simbol linguistik, seperti simbol, kata-kata dan non-verbal (bahasa isyarat). Sistem ini
Lebih terperinciRealisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa
REALISASI TUTURAN DALAM WACANA PEMBUKA PROSES BELAJARMENGAJAR DI KALANGAN GURU BAHASA INDONESIA YANG BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. salah satu gejala sisa yang sering terjadi akibat stroke. Afasia secara substansial
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan berbahasa atau yang biasa disebut dengan afasia merupakan salah satu gejala sisa yang sering terjadi akibat stroke. Afasia secara substansial mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan
13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan merupakan
Lebih terperinciOktorita Kissanti Rahayu
PEMAKAIAN KONJUNGSI PADA BAHASA PERCAKAPAN ANAK USIA 7-9 TAHUN DI DESA PABELAN KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciKonsep Dasar Artikulasi
Mata Kuliah Artikulasi dan Optimalisasi Pendengaran Konsep Dasar Artikulasi Pengertian artikulasi berasal dari kata articulation yang artinya adalah pengucapan, maksudnya pengucapan lambang bunyi bahasa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Skizofrenia adalah suatu penyakit otak persisten yang mengakibatkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Skizofrenia adalah suatu penyakit otak persisten yang mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam memproses informasi, hubungan interpersonal,
Lebih terperinciDiajukan Oleh: ALI MAHMUDI A
ANALISIS MAKNA PADA STATUS BBM (BLACKBERRY MESSENGER) DI KALANGAN REMAJA: TINJAUAN SEMANTIK Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Disusun oleh : TRI ARI AYUNANINGRUM J 200 080 051 KARYA TULIS ILMIAH
Lebih terperinciBAB 1 WACANA FONOLOGI SECARA UMUM
BAB 1 WACANA FONOLOGI SECARA UMUM A. PENGANTAR Fonologi adalah ilmu yang mempelajari bunyi bahasa. Fonologi secara Etimologi berasal dari kata fon, yang artinya bunyi dan logi yang berarti ilmu. Fonologi
Lebih terperinciTUGAS MAKALAH KELOMPOK LOBUS TEMPORAL
TUGAS MAKALAH KELOMPOK LOBUS TEMPORAL Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Neurologi KELOMPOK 7 : Hartarti Rabecca Sianturi 190110080023 Nita Anja 190110080027 Lamia Irhammy 190110080029 Aulia Hanafitri
Lebih terperinciPEMEROLEHAN BAHASA INDONESIA ANAK TUNARUNGU USIA 7-10 TAHUN ( STUDI KASUS PADA TINA DAN VIKI )
PEMEROLEHAN BAHASA INDONESIA ANAK TUNARUNGU USIA 7-10 TAHUN ( STUDI KASUS PADA TINA DAN VIKI ) Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan suatu anugerah yang Tuhan berikan untuk orangtua.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan suatu anugerah yang Tuhan berikan untuk orangtua. Memiliki anak yang normal, sehat jasmani dan rohani merupakan dambaan setiap keluarga dan orang tua.
Lebih terperinciWHAT PSYCHOLINGUISTICS IS
WHAT PSYCHOLINGUISTICS IS Rohmani Nur Indah Objectives: Understanding the basic of Pscyholinguistics Explaining the definition, historical perspective, developments and schools in Psycholinguistics Exploring
Lebih terperinciPENDAHULUAN Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Jawa untuk berkomunikasi antarsesama masyarakat Jawa.
1 PENDAHULUAN Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Jawa untuk berkomunikasi antarsesama masyarakat Jawa. Dalam interaksi sosial masyarakat Jawa, lebih cenderung menggunakan komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. darah menuju otak, baik total maupun parsial (sebagian) (Čengić et al., 2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah suatu keadaan akut yang disebabkan oleh terhentinya aliran darah menuju otak, baik total maupun parsial (sebagian) (Čengić et al., 2011). Lebih ringkas,
Lebih terperinciAMBIGUITAS FRASA NOMINA PADA JUDUL ARTIKEL SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS SEPTEMBER-OKTOBER 2013 NASKAH PUBLIKASI
AMBIGUITAS FRASA NOMINA PADA JUDUL ARTIKEL SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS SEPTEMBER-OKTOBER 2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna di muka bumi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna di muka bumi. Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini telah dianugerahi oleh Tuhan dengan pancaindera yang berfungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bersifat non progresif yang terjadi pada proses tumbuh kembang. CP
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cerebral palsy merupakan suatu kelainan atau kerusakan pada otak yang bersifat non progresif yang terjadi pada proses tumbuh kembang. CP terjadi akibat kerusakan pada
Lebih terperinciBAHASA GAMBAR PADA ANAK TINJAUAN PSIKOLINGUISTIK
BAHASA GAMBAR PADA ANAK TINJAUAN PSIKOLINGUISTIK Ariyana Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Muhammadiyah Tangerang ariyana.mpd@gmail.com Abstrak Penelitian ini
Lebih terperinciTUMBANG PRENATAL, NEONATAL, BAYI COLTI SISTIARANI
TUMBANG PRENATAL, NEONATAL, BAYI COLTI SISTIARANI REFERENSI 1. Tumbuh Kembang Anak Soetjiningsih EGC Jakarta, 1995 2. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan ---- Herawati Mansur, Salemba Medika 2009 3.
Lebih terperinciANIS SILVIA
ANIS SILVIA 1402408133 4. TATANAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI Kalau kita nmendengar orang berbicara, entah berpidato atau bercakap-cakap, maka akan kita dengar runtutan bunyi bahasa yang terus menerus, kadang-kadang
Lebih terperinciKALIMAT PENDERITA AFASIA (STUDI KASUS PADA ANGGELA EFELLIN)
KALIMAT PENDERITA AFASIA (STUDI KASUS PADA ANGGELA EFELLIN) Oleh: Rezia Delfiza Febriani 1, Ngusman 2, Nursaid 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang email:
Lebih terperinciFAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA SEMESTER MEI / 2012 HBML1203 FONETIK DAN FONOLOGI BAHASA MELAYU
FAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA SEMESTER MEI / 2012 HBML1203 FONETIK DAN FONOLOGI BAHASA MELAYU NO. MATRIKULASI : 720925135253001 NO. KAD PENGNEALAN : 720925135253 NO. TELEFON : 012-8832169 E-MEL : aubrey_austin@oum.edu.my
Lebih terperinci