PELATIHAN AHLI K3 KONSTRUKSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELATIHAN AHLI K3 KONSTRUKSI"

Transkripsi

1 CSE 10 = SOSIALISASI DAN AUDIT PENERAPAN K3 PELATIHAN AHLI K3 KONSTRUKSI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

2 KATA PENGANTAR Sistem pelatihan pada dasarnya merupakan usaha peningkatan kompetensi sumber daya perusahaan untuk memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan yang menyangkut kekurangan pengetahuan, keterampilan dan sikap/perilaku. Sistem pelatihan merupakan siklus kegiatan yang dimulai dari penyusunan kebutuhan pelatihan (training need analysis), menentukan tujuan dan sasaran pelatihan (training objectives), menyusun rencana pelatihan (training planning), mengembangkan materi pelatihan (training materials development) dan melaksanakan pelatihan (training delivery) sampai evaluasi dan umpan balik penyelenggara pelatihan. Tentunya sistem ini dapat disesuaikan dengan kondisi perusahaan yang pada akhirnya pelatihan tersebut harus dikelola dengan baik sehingga tujuan pelatihan dapat dicapai dengan tepat dan efisien. Dalam pembinaan K3 Konstruksi pelatihan ini menjadi sangat penting, baik untuk tenaga ahli dan pelaksana K3 Konstruksi sendiri, maupun untuk tenaga kerja/ petugas yang terlibat dalam pekerjaan konstruksi. Setelah tenaga kerja terlatih diterjunkan ke tempat tugas untuk selanjutnya perlu dievaluasi kinerjanya yang didalamnya termasuk evaluasi penerapan K3. Evaluasi penerapan K3 dapat dilakukan melalui pengawasan, inspeksi dan auditing terhadap penerapan K3 dalam pelaksanaan tugas. Dimaklumi bahwa penyusunan modul ini banyak kekurangan, maka segala saran dan masukan untuk penyempurnaan materi ini sangat diharapkan, sehingga dimasa mendatang materi ini akan lebih sempurna lagi. Penyusun ii

3 LEMBAR TUJUAN JUDUL PELATIHAN : Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi TUJUAN UMUM PELATIHAN Merencanakan, melaksanakan, mengembangkan dan mengevaluasi penerapan ketentuan K3 untuk mencapai tingkat efektivitas dan efisien penyelenggara konstruksi mencapai nihil kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. TUJUAN KHUSUS PELATIHAN Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu : 1. Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan K3 Konstruksi 2. Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksana konstruksi 3. Merencanakan dan menyusun program K3 4. Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3 5. Melakukan sosialisasi dan pengawasan pelaksanaan program, prosedur kerja dan instruksi kerja K3 6. Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis K3 yang mengacu peraturan perundang-undangan yang berlaku 7. Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3, jika diperlukan 8. Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta keadaan darurat Seri / Judul Modul = CSE 10 = Sosialisasi dan Inspeksi Penerapan K3 TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah selesai mengikuti modul ini, peserta diharapkan memiliki pengetahuan tentang manajemen pelatihan dan simulasi dalam melaksanakan kegiatan peningkatan kompetensi tenaga ahli/ pelaksana K3 konstruksi dan tenaga kerja serta melakukan audit terhadap penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan K3 konstruksi. iii

4 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah modul ini diajarkan, peserta mampu : 1. Menjelaskan teknik sosialisasi melalui pelatihan. 2. Menerapkan metode pelaksanaan dan evaluasi pelatihan serta simulasi dilanjutkan pembuatan laporan pelatihan 3. Melakukan inspeksi dan audit penerapan K3 iv

5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... LEMBAR TUJUAN... DAFTAR ISI... DAFTAR MODUL... DAFTAR GAMBAR... PANDUAN PEMBELAJARAN... i ii iii iv v vi BAB 1 PENDAHULUAN Sosialisasi Penerapan K3 melalui Pelatihan Audit Penerapan K BAB 2 SOSIALISASI K3 MELALUI PELATIHAN Umum Kesenjangan Kompetensi Sistem Pelatihan Penyusunan Kebutuhan Pelatihan Menentukan Tujuan dan Sasaran Pelatihan Membuat Rencana Pembelajaran Model Pelaksanan Pelatihan BAB 3 PELAKSANAAN PELATIHAN DAN SIMULASI Tujuan Pelatihan Tugas Pelaksanan Pelatihan Pengendalian Pelaksanaan Penilaian / Evaluasi Proses Pelatihan Prosedur Pembuatan Laporan Pelatihan Simulasi Penerapan K BAB 4 AUDIT PENERAPAN K Rencana Audit Tahapan Kegiatan Audit Elemen Audit Laporan Audit dan Statistik RANGKUMAN DAFTAR PUSTAKA v

6 DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN 1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Ahli K3 Konstruksi dibakukan dalam SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) yang didalamnya sudah dirumuskan uraian jabatan, unit-unit kompetensi yang harus dikuasai, elemen kompetensi lengkap dengan kriteria unjuk kerja (performance criteria) dan batasanbatasan penilaian serta variabel-variabelnya. 2. Mengacu kepada SKKNI, disusun SLK (Standar Latihan Kerja) dimana uraian jabatan dirumuskan sebagai Tujuan Umum Pelatihan dan unit-unit kompetensi dirumuskan sebagai Tujuan Khusus Pelatihan, kemudian elemen kompetensi yang dilengkapi dengan Kriteria Unjuk Kerja (KUK) dikaji dan dianalisis kompetensinya yaitu kebutuhan : pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku kerja, selanjutnya dirangkum dan dituangkan dalam suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan. 3. Untuk mendukung tercapainya tujuan pelatihan tersebut, berdasarkan rumusan kurikulum dan silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusunlah seperangkat modul-modul pelatihan seperti tercantum dalam DAFTAR MODUL dibawah ini yang dipergunakan sebagai bahan pembelajaran dalam pelatihan Ahli K3 Konstruksi. DAFTAR MODUL No. Kode Judul Modul 1. CSE 01 UUJK, Etos Kerja dan Etika Profesi 2. CSE 02 Manajerial dalam Penerapan K3 3. CSE 03 Peraturan Perundang-Undangan K3 4. CSE 04 Pengetahuan Dasar K3 5. CSE 05 Teknik Konstruksi 6. CSE 06 Manajemen dan Administrasi K3 7. CSE 07 Penerapan K3 dalam Pelaksanaan Konstruksi 8. CSE 08 Penerapan K3 dalam Pengoperasian Peralatan 9. CSE 09 Kesiagaan dan Tanggap Darurat 10. CSE CSE 11 Perlindungan Lingkungan dan Higiene Proyek vi

7 DAFTAR GAMBAR No. No. Gambar Judul Gambar vii

8 PANDUAN PEMBELAJARAN A. BATASAN No. Item Batasan Uraian 1. Seri / Judul CSE 10 : Sosialisasi dan Audit Penerapan K3 Keterangan 2. Deskripsi : Materi ini terutama membahas tentang sosialisasi penerapan K3 melalui pelatihan yang meliputi sistem pelatihan, strategi instruksional/ pelatihan umum, kebutuhan pelatihan, pelaksanaan pelatihan, penilaian proses pelatihan dan prosedur pembuatan laporan pelatihan. Selain itu dalam modul ada pembelajaran tentang inspeksi, pengawasan dan audit penerapan K3 beserta penyusunan pelaporan. 3. Tempat Kegiatan: Dalam ruang kelas dengan kapasitas paling sedikit 25 orang. 4. Waktu Kegiatan: 4 jam pelajaran teori (1 jp = 45 menit) viii

9 B. PROSES PEMBELAJARAN KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG 1. Ceramah : Pembukaan Menjelaskan tujuan instruksional (TIU & TIK.). Merangsang motivasi peserta dengan pertanyaan atau pengalamannya dalam menyelenggarakan pelatihan K3 Konstruksi. Waktu : 10 menit Mengikuti penjelasan TIU dan TIK dengan tekun dan aktif. Mengajukan pertanyaanpertanyaan apabila kurang jelas. OHT1 2. Ceramah : Bab 1 Pendahuluan Tujuan pelatihan, sistem pelatihan Menjelaskan tujuan pelatihan bila dihubungkan dengan K3. Menjelaskan sistem pelatihan. Audit penerapan K3 Mendiskusikan setiap pokok bahasan tersebut. Waktu : 10 menit Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif. Mencatat hal-hal yang perlu. Mengajukan pertanyaan bila perlu. OHT2 3. Ceramah : Bab 2 Sosialisasi K3 melalui pelatihan Kesenjangan kompetensi Kebutuhan pelatihan Tujuan sasaran Menjelaskan metode instruksional. Menjelaskan media instruksional. Menjelaskan waktu yang dibutuhkan dibandingkan dengan waktu yang tersedia. Mendiskusikan setiap pokok bahasan tersebut. Waktu : 30 menit Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif. Mencatat hal-hal yang perlu. Mengajukan pertanyaan bila perlu. OHT3 ix

10 KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG 4. Penjelasan : Bab 3 Pelaksanaan Pelatihan Tujuan pelatihan Tugas pelaksana pelatihan Pemantau dan evaluasi Pengendalian pelaksanaan Penilaian proses pelatihan Pelaporan Simulasi Waktu : 60 menit Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif. Mencatat hal-hal yang perlu. Mengajukan pertanyaan bila perlu. OHT4 5. Penjelasan Bab 4 Audit Penerapan SMK3 Rencana audit Tahapan audit Elemen audit Laporan audit Waktu : 40 menit Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif. Mencatat hal-hal yang perlu. Mengajukan pertanyaan bila perlu. OHT5 6. Penutup Rangkuman pembahasan modul Diskusi Tanya jawab Waktu : 30 menit Peserta diberi kesempatan bertanya dan diskusi materi bahasan OHT6 x

11 MATERI SERAHAN xi

12 Ahli K3 Konstruksi Manajemen Pelatihan 1

13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Sosialisasi Penerapan K3 melalui Pelatihan Umum Pelatihan merupakan usaha peningkatan kualitas sumber daya di perusahaan dalam rangka memenuhi standar kualifikasi atau kompetensi yang telah ditetapkan untuk mencapai produktivitas perusahaan yang tinggi sesuai dengan target yang ditetapkan. Bila dihubungkan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), maka pelatihan tersebut ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap setiap petugas atau pekerja yang berkaitan dengan K3 agar memiliki kompetensi sesuai dengan penugasannya, sehingga dapat dicapai penerapan K3 yang baik, disiplin dan terarah untuk mewujudkan zero-accident di perusahaan/ proyek. Pelatihan K3 dipandang sebagai kegiatan yang strategis, karena hasilnya akan nampak pada peningkatan produktivitas tenaga kerja secara individu dan produktivitas perusahaan dalam skala yang lebih luas Sistem Pelatihan Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari setiap pelatihan yang akan dilaksanakan, maka perlu menerapkan sistem pelatihan secara konsisten, yang bertolak dari adanya kebutuhan akan pelatihan. Analisis kebutuhan di diklat ini (training need analysis) harus mendahului kegiatan lainnya dan harus dikaji dengan teliti agar mendapatkan gambaran yang diinginkan dari pelatihan yang dimaksud. Berbagai metode dapat digunakan untuk melakukan analisis tersebut, misalnya dengan menganalisis dan menetapkan kesenjangan kompetensi (competence gap) antara kompetensi yang dimiliki oleh SDM dengan kompetensi standar minimum (kompetensi yang diinginkan) perusahaan. Bila langkah awal ini telah dapat ditetapkan, maka langkah selanjutnya harus berpedoman kepada hasil analisis kebutuhan diklat tersebut, misalnya 1-1

14 menentukan tujuan pelatihan, menyusun rencana pelatihan, mengembangkan materi pelatihan sampai kepada pelaksanaan pelatihan, diakhiri dengan evaluasi dan pelaporan. 1.2 Audit Penerapan K Pengertian Audit Audit adalah kegiatan mengumpulkan informasi factual dan signifikan melalui interaksi (pemeriksaan, pengukuran dan berujung pada penarikan kesimpulan) secara sistimatis, objektif dan terdokumentasi yang berorientasi pada asas penggalian nilai atau manfaat. Semua audit pada hakekatnya merupakan instrument bagi manajemen untuk mencapai visi-misi, sasaran dan tujuan organisasi. Dari berbagai penjelasan dan definisi berbagai jenis audit terdapat beberapa esensi penting yang terkandung dalam pengertian audit sebagai berikut: 1. Audit adalah proses interaktip. 2. Audit adalah kegiatan sistematis. 3. Audit dilakukan dengan azas manfaat. 4. Audit dilakukan secara objektif. 5. Audit berpijak pada fakta dan kebenaran. 6. Audit melibatkan proses analisis/evaluasi/penilaian dan pengujian. 7. Audit bermuara pada pengambilan keputusan. 8. Audit dilaksanakan berdasarkan kriteria / standar. 9. Audit merupakan kegiatan berulang. 10. Audit menghasilkan laporan Tujuan Audit Secara umum audit ditujukan untuk mendapatkan data dan informasi faktual, signifikan berupa data hasil analisa, penilaian, rekomendasi auditor sebagai dasar pengambilan keputusan, pengendalian manajemen perbaikan dan atau perubahan berkelanjutan. Audit dapat membantu memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi organisasi dalam perspektip manajemen (mis: mutu, K3 dll) serta untuk memastikan tercapainya tujuan organisasi secara fungsional maupun tujuan organisasi secara keseluruhan baik untuk saat sekarang maupun masa yang akan datang. 1-2

15 1.2.3 Jenis Jenis Audit Audit pihak pertama (First party audit): adalah kegiatan audit yang ditujukan untuk evaluasi internal organisasi yang dilakukan oleh auditor internal. Audit pihak kedua (Second party audit): adalah audit yang ditujukan untuk mengevaluasi kinerja sub-kontraktor atau supplier yang dilakukan oleh auditor yang ditunjuk oleh kontraktor utama dan atau pemberi tugas. Audit pihak ketiga (third party audit): adalah audit yang dilakukan oleh auditor eksternal dan dilakukan berkaitan dengan persyaratan sertifikasi. Jadi pihak pihak yang selalu terkait dalam proses audit adalah Auditor dan Auditee sebagai pihak yang dijadikan obyek audit Pedoman Audit Untuk kegiatan audit dalam aspek keselamatan dan kesehatan kerja dapat digunakan standar Audit SMK3 sesuai Permenaker no.5 / 1996 atau menggunakan standar lainnya ( misal : OHSAS ). 1-3

16 BAB 2 SOSIALISASI K3 MELALUI PELATIHAN 2.1 Umum Pelatihan bukan sekedar melaksanakan kursus target sekian realisasi sekian, selesai dilaksanakan, kemudian hasilnya dilaporkan sebagai pertanggung jawaban. Hal ini sering terjadi karena cita-cita pentingnya diselenggarakan pelatihan kurang dipahami dan banyak orang masih merasa dapat melakukan sudah langsung berani melaksanakan tugas-tugas pelaksanaan pelatihan, dimana hasilnya secara kualitatif (kualitas) sangat abstrak sulit sekali untuk diamati atau dibuktikan. Pola pikir seperti tersebut di atas kiranya perlu segera diubah dan diarahkan sesuai cita-cita yang sebenarnya atas pentingnya diselenggarakan pelatihan. Pada dasarnya pelatihan diselenggarakan dalam rangka peningkatan kualitas SDM. Pertanyaan mendasar : kualitas SDM seperti apa yang dicita-citakan????. Kiranya perlu dijawab secara jelas, lugas dan terukur. 2.2 Kesenjangan Kompetensi Prinsip mendasar tugas Manajemen Pelatihan adalah untuk memenuhi tuntutan Kompetensi yang diinginkan atau upaya memperkecil, bila perlu menghilangkan Kesenjangan Kompetensi (Competency Gap) yaitu perbedaan kompetensi yang ada dengan kompetensi yang diinginkan, dalam hal ini tuntutan yang harus dicapai dinyatakan Kompetensi Minimal digambarkan pada matrik sebagai berikut : 2-1

17 Untuk mengetahui rincian kompetensi tugas / pekerjaan suatu jabatan kerja tertentu tertuang dalam SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) dan analisis jabatan dari masing-masing jabatan kerja. Adanya kesenjangan kompetensi inilah mengungkapkan adanya kebutuhan pelatihan yang harus dikelola dengan baik. Yang dimaksud dengan kesenjangan kompetensi adalah kompetensi minimal yang dipersyaratkan dalam bidang tugas tertentu dikurangi kompetensi yang ada (dimiliki) pegawai atau tenaga kerja saat itu. 2.3 Sistem Pelatihan Dengan uraian di atas sekali lagi ditegaskan, bahwa pelatihan tidak sekedar melaksanakan kursus, target sekian dan realisasi sekian, tetapi diperlukan suatu pengelolaan peningkatan kualitas SDM melalui suatu proses sebagai Benang Merah yang merupakan mata rantai yang tidak dapat dipisahkan maupun dilompati. Mata rantai sebagai proses pengembangan pelatihan berdasarkan kompetensi yang diterapkan digambarkan sebagai siklus sistem pelatihan seperti matrik dibawah ini. RKK (CCD) PEU (MEF) AKAD (TNA) IMP (TMC) SIMD (TMIS) PMP (TMD) PP (TD) AKAD = Analisa Kesenjangan Kompetensi / Kebutuhan Akan Diklat (TNA = Training Needs Analysis) RKK = Rancangan Kurikulum dan Kursus (CCD = Curriculum and Course Design) PMD = Pengembangan Materi Pelatihan (TMD = Training Materials Development) PP = Pelaksanaan Pelatihan (TD = Training Delivery) PEU = Pemantauan, Evaluasi, Umpan Balik (MEF = Monitoring, Evaluation and Feed Back) SIMD = Sistem Informasi Manajemen Diklat (TMIS = Training Management Information System) IMP = Inti Manajemen Pelatihan (TMC = Training Management Core) 2-2

18 Untuk menguraikan apa yang SEHARUSNYA dilakukan pada unsur-unsur siklus sistem pelatihan perlu dikembangkan Pedoman-pedoman dan panduan Pelatihan (Training Guidelines and Procedures). 2.4 Penyusunan Kebutuhan Pelatihan Seperti apakah kebutuhan diklat? Kebutuhan pendidikan dan pelatihan adalah suatu keadaan ingin meniadakan atau memperkecil perbedaan kompetensi yang sebenarnya dengan kompetensi yang diharapkan dari sumberdaya manusia agar dapar memberikan prestasi tertentu dalam organisasi. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap sumber daya manusia guna mencapai prestasi tertentu. Selain kebutuhan pendidikan dan latihan terdapat pula kebutuhan pengembangan. Kebutuhan pengembangan menyangkut pertumbuhan dan efektifitas dari seseorang atas hasil pendidikan dan latihan yang sudah didapatkan agar dipersiapkan untuk mengerjakan tugas yang lebih tinggi dan mengambil tanggung-jawab yang lebih besar. Hal ini tidak dibahas dalam tulisan ini. Kebutuhan latihan timbul apabila : Perilaku sdm yang diharapkan ternyata ada dibawah standar atau rencana oleh sebab kekurangan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang memadai, atau Peningkatan tanggung-jawab jabatan (dalam rangka kondisi promosi). Peningkatan tehnik dan alat atau mesin baru (dalam rangka investasi). Perubahan prosedur dan metode kerja dalam perusahaan. Pindah ke bidang baru, usaha baru atau peningkatan usaha dari kecil menjadi yang lebih besar. Cara lain untuk menganalisa kebutuhan pelatihan adalah : Pelajari rencana strategi jangka panjang dan operasional perusahaan. Periksalah keluhan utama yang disampaikan oleh pelanggan anda. Pelajari kekurangan yang pokok dari form hasil penilaian prestasi karyawan Bagikan daftar pertanyaan kepada para manajeri unit. Pelajari hasil wawancara dengan karyawan yang mengundurkan diri. Lakukan juga survey terhadap karyawan. Wawancara juga dapat dilakukan dengan manajemen dan karyawan. 2-3

19 2.5 Menentukan Tujuan Dan Sasaran Pelatihan Menentukan tujuan dan sasaran pelatihan ibarat meramalkan terlebih dahulu segala sesuatu yang bakal terjadi dari hasil sumberdaya manusia yang diharapkan. Seperti meramalkan tujuan dari perjalanan jauh menuju sebuah desa di Cianjur Selatan, otomatis kita menyusun rencana perjalanan. Rencana tersebut meliputi perkiraan cuaca, keadaan jalan yang akan ditempuh, perkiraan jarak dan waktu yang akan ditempuh, kendaraan dan peralatan yang akan dibawa dan alternatif yang akan diambil jika rencana utama gagal. Tujuan pelatihan adalah merubah peserta, dan secara umum dapat dikategorikan sebagai pilihan apakah untuk : a. Merubah Pola pikir b. Merubah pola sikap c. Merubah pola tingkah laku atau keterampilan Yang dimaksud dengan merubah pola pikir peserta adalah suatu cara yang bisa saja dilaksanakan lewat sarana seminar dan diskusi dengan pembicara-pembicara atau narasumber yang memberikan ceramah umum dan tanya-jawab dengan peserta, intinya adalah menjelaskan dan mengajak dan mudah-mudahan berhasil merubah cara berpikir peserta sesuai dengan isi ceramah. Dapat pula berarti merubah pola sikap peserta bahwa pelatihan K3 Konstruksi adalah suatu cara yang bisa saja dilaksanakan lewat sarana diskusi dan kerja kelompok dengan pembicara-pembicara atau narasumber yang memberikan contoh-contoh dan termasuk mempengaruhi peserta agar sikap pribadinya akan berubah sesuai yang dikehendaki materi latihan. Dapat pula berarti merubah pola tingkah laku peserta bahwa pelatihan K3 Konstruksi adalah suatu cara yang bisa saja dilaksanakan lewat sarana percontohan dan diskusi atau dilengkapi masing-masing peserta melaksanakan tahap demi tahap kerja yang ditentukan dalam materi dengan bimbingan narasumber, intinya adalah merubah cara berpikir dan cara kerja peserta sesuai dengan isi latihan dengan hasil mampu menjalankannya dengan gerakan anggota tubuh. Contoh dibawah ini lebih menjelaskan kepada kita mana yang dimaksud hanya merubah cara berpikir dan merubah sikap serta merubah tingkah-laku. 2-4

20 Tujuan yang dititik beratkan pada pengetahuan dapat berupa : a. Mendaftar secara berurutan, langkah yang diambil dalam menggunakan safety belt alat pelindung diri b. Menguraikan sedikitnya 5 (lima) jenis-jenis alat pelindung diri (APD) c. Menjelaskan apa yang dimaksud P3K Tujuan dititik beratkan pada merubah sikap dapat berupa : a. Menjelaskan bahwa safety belt yang sesuai dengan ukuran masing-masing orang dan kapan saat dan kondisi yang tepat, bila digunakan. b. Mengamankan dan menempatkan peralatan APD pada tempatnya. c. Memberikan contoh pentingnya memahami kelengkapan dan peruntukan masingmasing isi Kotak P3K sesuai dengan derita pasien. Tujuan dititik beratkan pada keterampilan dapat berupa : a. Menggunakan safety belt sesuai dengan urutan dan benar. b. Menggunakan kaca mata las secara benar. c. Menjalankan bantuan pernafasan buatan kepada penderita. Dengan memahami kebutuhan dan tujuan diklat akan memudahkan anda untuk memasuki tahapan menentukan program pelatihan dan dan rencana pelajaran dengan terarah. 2.6 Membuat Rencana Pembelajaran Sebagai penanggung-jawab pelatihan anda diminta terlebih dahulu untuk membuat rencana pelajaran. Beberapa hal penting yang harus dipahami terlebih dulu adalah : Pengertian rencana pelajaran. Menentukan tujuan pelajaran. Merencanakan kegiatan-kegiatan pelatihan. Format rencana pelajaran. 1. Pengertian Rencana Pembelajaran Apakah yang dimaksud dengan Rencana Pelajaran? Misalkan anda mengerjakan sebidang tanah yang akan dibangun diatasnya sebuah rumah. Sejumlah kegiatan perlu dilangsungkan dan ini membutuhkan sebuah pengorganisasian dan perencanaan agar urutan kegiatan berjalan dengan baik. Pertama harus dibuat gambar, kemudian beton, besi dan kayu harus diangkut menuju sebidang tanah, pekerjaan fondasi dapat dilaksanakan. Demikian 2-5

21 seterusnya pekerjaan struktur, mekanikal dan plumbing, tukang listrik bekerja, tukang kayu dan tukang cat mulai masuk bekerja, demikian sampai selesai pekerjaan finishing. Hal yang sama dilakukan dalam rencana pelatihan. Orang dikirim kepelatihan bukan untuk bersenang-senang dilatih, harus bermutu. Kita harus merencanakan kegiatan mana yang diperlukan untuk itu, dengan urutan yang mana kegiatan tersebut harus berlangsung, siapa yang melaksanakannya, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan dan sumberdaya yang mana yang diperlukan dengan dukungan dana berapa besar?. Istilah rencana pelajaran dapat berupa satu pelajaran tunggal atau serial pelajaran yang berkaitan dengan tujuan yang lebih besar. Setiap pelajaran mempunyai tujuan tertentu yang membantu peserta memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menyelesaikan keseluruhan tujuan pelatihan. 2. Menentukan Tujuan Pembelajaran Anggap saja tujuan diklat telah anda tetapkan dari usulan dan perintah manajemen yang telah dinyatakan pada materi pembahasan II.D. Tujuan pelajaran merupakan detil atau sub.bagian dari tujuan diklat. Ambil contoh: anda telah menetapkan Tujuan diklat adalah peserta mampu menggunakan safety belt sesuai dengan urutan dan benar. Tujuan pelajarannya dibagi menjadi : Memahami jenis-jenis Safety belt yang memenuhi syarat. Memahami Kondisi dan keadaan yang mengharuskan penggunaan Safety belt. Memahami bagian-bagian safety belt yang sangat menentukan. Memelihara dan merawat safety belt. Mengetahui Urutan penggunaan safety belt. Melaksanakan Praktek menggunakan safety belt. Dalam menentukan tujuan pelajaran dapat pula anada lakukan dengan mencoba memahami atau membayangkan apa yang seharusnya terjadi atas pelaku atau subyek peserta dan apa yang ada dan apa yang akan dilakukan terhadap obyek atau alat yang digunakan serta bagaimana situasi dan keadaan yang semestinya terjadi dan diharapkan selama pelajaran. 2-6

22 3. Merumuskan Tujuan Pembelajaran Bila anda telah menentukan tujuan pelajaran secara umum, ingatlah bahwa merumuskan adalah suatu pekerjaan yang tidak mudah. Anda harus merumuskan baik apakah anda bertujuan untuk merubah ketrampilan atau menambah pengetahuan dengan tepat agar peserta nantinya dapat melaksanakan tugas dengan baik. Gunakanlah kata kerja tindakan. Kata kerja tindakan : menyatakan kegiatan yang dapat diamati atau dapat diukur, contoh kata kerja tindakan yang dapat digunakan seperti : Mendaftar Mengatakan Menjelaskan Menggambarkan Memilih Memperagakan Hindarkan kata kerja seperti mengetahui, mengerti dan meninjau. Dengan memperhatikan kedua hal diatas baiklah anda mencoba memperbaiki apa yang telah anda tetapkan tujuan pada materi E.2 dengan penulisan sebagai berikut : Pada akhir pelajaran, peserta mampu untuk : Memilih jenis-jenis safety belt yang memenuhi syarat. Menjelaskan kondisi dan keadaan yang mengharuskan penggunaan safety belt. Menjelaskan bagian-bagian safety belt yang sangat menentukan. Menjelaskan cara memelihara dan merawat safety belt. Mengatakan urutan penggunaan safety belt. Memeragakan penggunaan safety belt. Ingat bahwa kalimat perintah yang dinyatakan sebaiknya dalam proses berjalan dapat diamati dan dapat diukur keberhasilannya. 4. Merencanakan Kegiatan Kegiatan Pelatihan Bagaimana menentukan kegiatan pelatihan, mana yang dijadualkan untuk pelajaran anda dan dengan urutan bagaimana? Pedoman umum yang dapat digunakan adalah : Lengkapi diri dengan teori, kegiatan dan refleksi kegiatan. Kegiatan harus sedekat mungkin dengan pekerjaan sehari-hari peserta. 2-7

23 Ceramah waktunya harus antara menit. Mulailah dari yang sederhana ke yang sulit, dari bagian keseluruhan yang perlu dijadualkan. Mendorong interaksi antara peserta yang memungkinkan mereka belajar satu sama lain. Memberikan banyak variasi untuk menjaga agar belajar tetap menarik, menantang dan menyenangkan. Pertimbangkan pula jawaban atas pertanyaan sebagai berikut : Apakah tujuan anda? Siapa yang telah mendapatkan informasi? Berapa lama anda punya waktu? Jawaban kegiatan yang cocok untuk tujuan mendapatkan pengetahuan adalah ceramah atau peragaan atau tanya jawab. Jawaban kegiatan yang cocok untuk tujuan mendapatkan ketrampilan adalah telaahan kasus atau instruksi pekerjaan atau latihan kelompok/perorangan atau praktek lapangan. Jawaban kegiatan yang cocok untuk tujuan mendapatkan perubahan sikap adalah kegiatan diskusi atau permainan peran atau simulasi. Berapa lama waktu yang anda miliki? Bila anda memiliki waktu yang terbatas tentu ada godaan untuk mengurangi metode yang memerlukan kegiatan yang dijalankan peserta (karena memerlukan waktu banyak). Jangan sekali-kali melakukan demikian karena keterlibatan peserta adalah penting untuk belajar. Dapatkan anda memanfaatkan waktu yang pendek tetapi sasaran anda tercapai? 5. Format Rencana Pelajaran Format atau bentuk atau kerangka dapat membantu anda dalam menyiapkan rencana pelajaran. Tulislah dengan teratur sehingga anda mudah untuk merubah dan menyempurnakannya. Persoalan terinci atau tidak sangat tergantung pada selera anda dan permintaan atasan atau pemesan jasa anda. Yakinkanlah bahwa anda telah menulis tentang : Tujuan Kegiatan Bagaimana ( ukurannya?) Dimana 2-8

24 Dengan siapa dan Menggunakan apa Sumber daya yang mana Penanggung jawab Pelaporan kegiatan Berikut ini (lihat lampiran) diberikan sebuah contoh tentang format rencana pelajaran tentang Pelatihan mediator dan arbiter yang terdiri dari lembar : Materi pelatihan Biaya Instruktur Identitas Instruktur Simulasi Biaya dan Pendapatan Check list kegiatan Gunakanlah keahlian dan pengetahuan anda tentang K3 Konstruksi untuk mengisi format tersebut dan sempurnakanlah sesuai dengan selera anda tanpa melupakan kaidah umum yang sudah dijelaskan terdahulu. 2.7 Model Pelaksanaan Pelatihan Panduan pelaksanaan pelatihan disusun untuk memberikan pedoman atau arahan bagi pelaku langsung pelaksanaan pelatihan. Pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan dengan beberapa model antara lain : (1) Model A : Kursus singkat formal (formal short course) untuk materi pelatihan yang bersifat konseptual, kognitif atau teoritis dan aplikatif sesuai tuntutan sikap perilaku, keterampilan (psychomotoric) pelaksanaan tugas / pekerjaan. (2) Model B : Pelatihan dalam pekerjaan nyata yang terencana (planned on the Job Training). Dilaksanakan dalam pekerjaan sebenarnya atau sering disebut Training by doing, model ini lebih ditekankan kepada peningkatan keterampilan (psychomotoric). (3) Model C : Pelatihan dalam Pekerjaan Nyata Khusus (Ad Hoc On-the-Job Training) begitu kebutuhan timbul, segera disiapkan dan dilaksanakan pelatihan dalam medan pekerjaan yang dipersiapkan secara khusus atau medan pekerjaan yang ada dan relevan. 2-9

25 (4) Model D : Sesi Informasi (Information Session). Merupakan forum untuk penyampaian informasi dengan 3 cara : D1 Diseminasi Informasi untuk penyebaran informasi atau desiminasi D2 Widya Wisata (Study Tour) D3 Lokakarya Terstruktur yang terencana dengan rapi (Structured Workshop). (5) Model E : Pengembangan Profesional yaitu pengembangan intelektual melalui pendidikan spesialis. Panduan ini disusun terbatas untuk model pelatihan kursus singkat formal dan dapat digabung dengan model Widya Wisata (Study Tour) untuk melihat atau membandingkan kenyataan dilapangan dengan teori yang diajarkan. Sedangkan khusus untuk kualifikasi keterampilan ada kegiatan pembelajaran praktek lapangan. 2-10

26 BAB 3 PELAKSANAAN PELATIHAN DAN SIMULASI 3.1 Tujuan Pelatihan Sebelum melaksanakan suatu tugas hal yang wajib dipahami adalah tujuan tugas yang akan dilaksanakan. Bertitik tolak dari tujuan tugas akan dapat dilakukan analisis masalah tugas yang selanjutnya akan tampak strukturnya yang seharusnya dilakukan. Adapun tujuan pelatihan yang akan dilaksanakan adalah : a. Tujuan Pelatihan 1. Tujuan Umum Pelatihan 2. Tujuan Khusus Pelatihan b. Tujuan Instruksional setiap modul : 1. Modul 1, Kode Judul Modul Waktu pembelajaran =? JP (per JP (Jam Pelajaran)) = 45 menit. Tujuan Instruksional Umum (TIU)... Tujuan Instruksional Khusus (TIK) 2. Modul 2, Kode, Judul Modul : dan seterusnya Sebagai panitia pelaksana pelatihan menjadi keharusan menguasai tujuan pelatihan. 3.2 Tugas Pelaksana Pelatihan Tugas pelaksana pelatihan adalah meningkatkan kompetensi yang ada untuk mencapai minimal kompetensi yang telah ditentukan melalui suatu pengaturan kegiatan mempertemukan : instruktur atau fasilitator dengan peserta pelatihan dengan menggunakan metodologi tertentu dan dibatasi oleh kurikulum, silabus dan materi pelatihan yang ditunjang dengan prasarana, sarana dan sumber daya pelatihan lainnya. Apabila diurai lebih lanjut, proses utama pembelajaran pelatihan akan melibatkan unsur-unsur utama yaitu : - Tenaga Instruktur / fasilitator - Peserta pelatihan - Metodologi 3-1

27 - Materi pembelajaran, ditunjang dengan prasarana dan sarana / media pelatihan dan sumber daya lainnya. Setelah mengetahui unsur utama dan unsur penunjang maka para pelaksana pelatihan dapat mempersiapkan dengan cermat semua unsur tersebut di atas. Adapun unsur-unsur yang perlu dipersiapkan adalah : a. Bahan Pelatihan Bahan pelatihan yang perlu dipersiapkan terdiri dari : - Untuk peserta : Materi serahan, panduan pelatihan, tes awal, bahan latihan formulir isian peserta, - Untuk instruktur : Materi serahan, hand out atau lembar OHP (transparan), panduan instruktur, bahan latihan peserta dan lembar jawaban, formulir isian instruktur. - Untuk Pemantauan : Formulir-formulir pemantauan b. Alat Bantu dan Fasilitas Pelatihan Alat bantu Pelatihan Untuk melaksanakan pelatihan ini instruktur membutuhkan berbagai alat bantu pelatihan seperti : - Kertas ukuran koran (dan paku payung atau lakban) - Papan tempat kertas ukuran koran, bila tidak ditempel ke dinding. - Flip chart dan kertas - Spidol - Board / papan tulis - OHP dan layar atau LCD - Persediaan plastik Transparansi beserta alat tulisnya Fasilitas Pelatihan Sebelum mengirimkan undangan untuk peserta, lokasi dimana pelatihan akan dilaksanakan harus ditentukan. Pemilihan lokasi pada dasarnya tidak sulit, namun penyelenggara pelatihan harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : - Apakah ruangan tersebut cukup luas untuk peserta? Karena pelatihan ini pada dasarnya merupakan ceramah formal dan diskusi maka lebih baik bila ukuran ruangan cukup besar, sehingga mampu menampung peserta. - Ingat bahwa peserta akan diminta untuk melakukan latihan latihan diskusi, sehingga perlu disediakan tempat atau ruangan khusus untuk diskusi 3-2

28 kelompok (+ untuk 3 atau 4 10 orang) lengkap dengan perlengkapannya. - Bila instruktur merencanakan menggunakan OHP atau LCD apakah ada sumber tenaga listrik di ruangan tersebut? - Fasilitas pengeras suara dan lain-lain Latihan atau kunjungan di Lapangan - Kegiatan latihan di lapangan dimaksudkan agar peserta latihan lebih memahami pelajaran teori yang diberikan di kelas, karenanya kunjungan ini harus direncanakan dengan sebaik-baiknya. - Untuk menunjang tujuan kegiatan ini, instruktur / institusi Penyelenggara Pelatihan menetapkan lokasi yang akan dikunjungi, setelah terlebih dahulu dilakukan survai tentang kesuaiannya dengan mengutamakan sedang berlangsungnya pekerjaan yang sesuai dengan jenis pelatihan di lokasi tersebut. - Lokasi kunjungan sebaiknya tidak terlalu jauh dari tempat pelatihan, sehingga memudahkan pengaturan transportasi dan logistic. - Hubungilah dan bicarakanlah dengan instansi terkait, tentang rencana dan pelaksanaan kunjungan ini jauh sebelumnya (1-2 minggu). - Penjelasan keadaan lapangan, khususnya mengenai prosedur dan teknik pelaksanaan pekerjaan serta pengendalian mutu dan pengendalian pekerjaan, sejauh mungkin dilakukan oleh petugas yang biasa menangani pekerjaan tersebut. Para instruktur sejauh mungkin membantu kelancaran pelaksanaannya. - Persiapkanlah transportasi dan logisitk untuk menunjang pelaksanaan kunjungan serta rencana jadwal kunjungan. c. Undangan Mengidentifikasi peserta yang tepat adalah sangat penting. Tidaklah berguna untuk mengundang seseorang yang secara langsung tidak terlibat dalam topik yang akan diberikan / dilatihkan. Undangan kepada peserta beserta Panduan Pelatihan hendaknya sudah diterima 2 minggu sebelum dimulainya pelatihan. Hal ini memungkinkan mereka untuk mempersiapkan diri dan dapat meninjau kembali program kerja mereka serta mengatur apakah ada hal yang dapat didelegasikan kepada bawahannya / orang lain selama mengikuti pelatihan. Peserta dipilih oleh yang berwenang. Sebagai penyelenggara pelatihan anda bertanggung jawab tentang pemanggilan peserta. 3-3

29 d. Jadwal Pelatihan Untuk pelatihan ini, jadwal perlu dibuat dan dibagikan kepada peserta pada awal pelatihan. Contoh jadwal ditunjukkan pada halaman terlampir (lampiran I). Apabila sangat diperlukan beberapa kegiatan dapat dilakukan pada malam hari atau menambah hari pelaksanaan. Bila hari jum at merupakan hari terakhir anda juga dapat membuat modifikasi pada jadwal untuk memungkinkan sholat jum at. e. Tata Tertib Peserta Agar pelaksanaan pelatihan berjalan dengan tertib dan lancar, buatlah tata tertib dan bagikanlah kepada peserta sebelum pelatihan dimulai contoh tata tertib lampiran II. Apabila diperlukan, selain peraturan tata tertib kegiatan pelatihan dapat pula dibuat tata tertib peserta selama tinggal dalam asrama dan ketentuan-ketentuan lainnya dalam mengikuti pelatihan ini. Pertemuan dan Informasi tentang Instruktur Tentang instruktur dituangkan dalam panduan instruktur per jenis pelatihan. Perlu diadakan pertemuan antara panitia dengan para instruktur dalam rangka persiapan pelaksanaan. Hal ini dimaksudkan untuk memberi informasi dan evaluasi terhadap kesiapan instruktur untuk mengajar, antisipasi agar proses pembelajaran berjalan sesuai tujuan dan koordinasi antara penyelenggara dengan instruktur. Sementara itu semua bahan kursus harus sudah siap sebelum pelatihan dimulai. 3.3 Pemantauan dan Evaluasi Untuk pelatihan ini ada serangkaian formulir pemantauan dan evaluasi. Penjelasan rinci serta salinan formulir ini ditunjukkan pada lampiran III. Formulir digunakan dengan cara sebagai berikut : a. Formulir Isian Data Peserta Formulir ini diberikan pada awal pelatihan dan harus diisi oleh peserta. b. Formulir Isian Data Instruktur Formulir ini diberikan kepada instruktur pada saat dimulainya pelatihan. Setelah diisi agar segera dikembalian kepada panitia. c. Formulir Penilaian (oleh Peserta) Formulir diberikan kepada peserta setelah selesainya semua modul diberikan. Setelah selesai diisi oleh setiap peserta agar dikembalikan kepada Panitia. d. Formulir Penilaian Kursus Secara Menyeluruh 3-4

30 Formulir ini diberikan pada akhir pelatihan untuk memperoleh komentar peserta mengenai bahan pelatihan dan pelaksanaan pelatihan. Komentar ini dapat membantu dalam penyempurnaan materi dan pelaksanaan program pelatihan dimasa yang akan datang. e. Formulir Penilaian Materi (oleh Instruktur) Formulir ini diberikan kepada instruktur untuk setiap modul yang mereka laksanakan secara individu. Bila mereka mengerjakan modifikasi pada materi pelatihan, sebaiknya mencantumkan fotokopi halaman yang menurut mereka perlu dimodifikasi pada masa yang akan datang. f. Dan lain-lain apabila diperlukan. 3.4 Pengendalian Pelaksanaan Inti dari pelaksanaan pelatihan adalah pengendalian jadwal pelaksanaan pelatihan secara tepat, ketat dan disiplin mengingatkan kembali bahwa pelatihan tidak sekedar melaksanakan kursus target sekian realisasi sekian. Tetapi suatu kegiatan peningkatan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) yang produknya abstrak yang tidak mudah dibuktikan. apabila terjadi kerusakan atau kegagalan sulit ditelusuri penyebabnya dan mudah disangkal dengan bukti secara kuantitas sekian banyak. Bertitik tolak dari sini para pelaku pelaksanaan pelatihan dituntut profesional. Penyusunan jadwal untuk pelatihan yang membutuhkan waktu kurang atau lebih dari 6 (enam) hari, diusahakan awal pelatihan atau pembukaan dijatuhkan pada hari bukan senen bisa hari Selasa dan seterusnya, hal ini perlu dipertimbangkan karena hari Senen, biasanya terjadi akumulasi kesibukan sebagai awal pekan untuk kegiatan seminggu kedepan. Selain itu apabila ada kekurangan dalam persiapan pelaksanaan dapat diperbaiki dalam hari Senen. Tetapi apabila lama pelatihan adalah 6 (enam) hari, seyogyanya awal pembukaan pelatihan dipilih hari Senen dengan maksud untuk mencapai efisien tidak melintasi hari Minggu. Dengan mempertimbangkan semua kegiatan yang harus dijadwalkan termasuk pendaftaran, pembukaan, jam istirahat, penutupan dan lain-lain, maka akan muncul adanya unsur luar yang sering membuat ketergantungan. Ketergantungan ini harus diperhatikan dan betul-betul dikendalikan karena dapat mengganggu proses pembelajaran yang tepat dan ketat, dimana dampaknya dapat mengganggu nilai-nilai yang ingin ditanamkan, misalnya yang akan membuka datang terlambat atau instruktur / fasilitatornya ada yang sibuk sehingga menunda acara tatap muka. Cukup bijaksana apabila jadwal dapat dikendalikan secara ketat dan disiplin jam per jam pelajaran, begitu akan terjadi kekosongan segera saja dicari alternatif untuk 3-5

31 mengisinya melalui pergeseran jadwal yang akan kosong diisi dengan acara yang relevan dan menjaga pelaksanaan tetap terpenuhi sesuai waktu yang ditetapkan Jadwal Pelaksanaan Pelatihan Contoh pembuatan jadwal sebagai berikut : JADWAL PELAJARAN Pelatihan :... Hari No. Jam Senin Selasa Rabu Kamis Jum at Sabtu Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Kode Kode Kode Kode Kode Kode Modul Modul Modul Modul Modul Modul Mk. Siang Mk. Siang Mk. Siang Mk. Siang Mk. Siang Mk. Siang Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Acara Malam Apabila menggunakan jadwal seperti grafik di atas diperlukan lampiran daftar modul yang didalamnya tercantum kode dan nama modul, lengkap dengan nama instruktur untuk masing-masing modul, karena yang dicantumkan dalam jadwal pelajaran Hanya kode modulnya saja. Contoh : Daftar Modul No. Kode Modul Nama Modul Fasilitator Contoh lain dalam pembuatan jadwal sebagai berikut : Hari ke 1. No. Pukul Uraian Acara Fasilitator Istirahat Panitia Kode dan Nama Modul Nama Instruktur Makan Siang Panitia

32 Istirahat Panitia Acara malam Hari ke 2 dan seterusnya. Dengan bentuk jadwal ini, biasanya kode dan nama modul sudah dapat ditulis dalam kolom uraian acara dan nama instruktur dapat di cantumkan dalam kolom fasilitator. Membagikan bahan persiapan Dalam kegiatan pelaksanaan pelatihan sehari-hari akan selalu diikuti membagikan bahan-bahan pelatihan yang akan diterima oleh peserta pelatihan. Bahan-bahan pelatihan yang sudah dipersiapkan harus dikuasai dengan penuh tanggung jawab oleh panitia dan jangan sampai ada yang terlambat untuk membagikan atau menyampaikan kepada peserta, disini ada tuntutan panitia harus teliti dan cermat. 3.5 Penilaian Proses Pelatihan Umum Evaluasi diperlukan untuk menilai apakah keseluruhan acara pelatihan berjalan sesuai rencana dan hasilnya baik atau tidak. Pokok-pokok yang harus dievaluasi adalah : 1. Peserta, apakah apa yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik, hasilnya secara mayoritas berada dalam komposisi baik sesuai sasaran. Berapa persen yang tidak memenuhi syarat, berapa persen yang lulus dengan posisi teratas dan berapa persen rata-rata? 2. Nara-sumber atau Instruktur apakah sesuai dengan materi yang dipesankan, apakah dapat diterima oleh peserta dengan baik dan patut sesuai yang dibutuhkan. Apakah nara-sumber bisa keberjasama dengan panitia dan diusulkan untuk dipakai pada pelatihan berikutnya? 3-7

33 3. Kepanitiaan Pelatihan, apakah sarana disediakan dengan baik dan proses persiapan, pelaksanaan dan penutupan berjalan sesuai rencana dan waktu serta biaya? Bagaimana kerjasama anggota kepanitiaan? Penilaian Terhadap Peserta Tes dinyatakan sebagai suatu pertanyaan atau tugas atau pengujian yang direncanakan untuk memperoleh informasi yang berupa hasil respon dari sasaran, jika jawaban tidak didapat maka sia-sialah apa yang ditanyakan, oleh sebab itu prinsip tes adalah harus mendapatkan jawaban. Jika Tes diajukan berupa soal tertulis bukanlah berupa sesuatu yang bersifat menjebak si penjawab karena tidak menggambarkan niat positip untuk mengangkat penjawab menuju posisi yang lebih baik. Demikian pula soal yang menyajikan pilihan jawaban pilihan, sebaiknya dalam kategori yang sejenis : seperti contoh soal : Pilih salah satu yang paling benar dari daftar Alat Pelindung kepala dalam bekerja di konstruksi dibawah ini : a. Helm kerja b. Helm sepeda gunung c. Topi Baja d. Blangkon Pilihan jawaban blankon adalah penyajian yang tidak bersifat positip dan mendidik walaupun masih sama-sama berjenis topi, apalagi diganti dengan payung. Disamping tes berupa praktek, tes berupa tulisan terdiri dari pilihan : jawaban obyektif-pilihan atau jawaban yang bersifat obyektif. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Hendaknya anda dapat menggabungkannya dengan baik sesuai dengan waktu yang diberikan dan tujuan serta kesiapan anda menyusun pertanyaan. Hasil daripada tes menggambarkan beberapa hal : Kemampuan peserta menyerap apa yang diberikan kepadanya dengan hasil tentu saja bisa baik dan buruk. 3-8

34 Hasil buruk bisa diakibatkan oleh sulitnya pertanyaan karena tidak sesuai materi atau memang peserta tidak mampu menjawabnya karena narasumber tidak berhasil dalam tugasnya. Secara umum dapat digambarkan dalam kurva S, jika masih dalam batas normal maka jumlah yang buruk tidak perlu dinaikkan keatas Penilaian Terhadap Panitia Penilaian terhadap panitia termasuk sukses tidaknya menyelenggarakan pelatihan dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian yang penting yaitu : Penilaian terhadap nara-sumber Penilaian terhadap penyelenggaraan pelatihan Kedua-duanya dapat dicapai dengan memberikan daftar pertanyaan yang harus diisi oleh peserta latihan dalam formulir terpisah tentunya, satu untuk narasumber dan satu untuk penyelenggaraan. Jawaban untuk nara-sumber dapat digunakan untuk perbaikan nara-sumber itu sendiri dan juga kepada penyelenggara: apakah nara-sumber cocok dan dapat digunakan pada pelatihan berikutnya Jawaban untuk penyelenggaraan dapat digunakan sebagai bahan perbaikan terhadap seluruh sumberdaya yang digunakan termasuk bagaimana pengelolaannya, untuk penyelenggaraan dimasa mendatang. Pelaporan keseluruhan kegiatan harus dibuat sebagai bukti pertanggungjawaban anda kepada yang memberikan tugas, pada kesempatan ini tidak dibahas secara khusus dalam penulisan ini. 3.6 Prosedur Pembuatan Laporan Pelatihan Umum Laporan pelatihan merupakan hasil akhir yang harus disajikan kepada perusahaan atau kepada yang memerintahkan pelatihan. Tidak ada format baku daripada laporan pelatihan tetapi setidaknya meliputi seluruh kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan alasan penyimpangan dan penutupan. Obyek yang dilaporkan meliputi peserta, Instruktur dan Kepanitiaan dan terakhir penyajian Laporan Keuangan. 3-9

35 3.6.2 Bentuk Laporan Berikut ini diberikan pola dasar yang dapat digunakan oleh pengelola pelatihan dengan urutan sebagai berikut : 1. Abtraksi Pembukaan dihadiri oleh dan dibuka oleh Tempat Pelaksanaan dan Jam pelaksanaan Penutupan dihadiri oleh dan ditutup oleh Kesimpulan umum dan saran 2. Laporan Kegiatan a. Peserta (Umur, pendidikan, pengalaman kerja) a. Kondisi sebelum Kegiatan (hasil Pra test) b. Kondisi setelah kegiatan (hasil Pas test) c. Partisipasi peserta d. Daftar Hadir e. Sertifikat (Kepersertaan, Kelulusan ) dan Peringkat b. Waktu, Jam Pelajaran dan pola pengajaran a. Rencana Pelaksanaan dan Jumlah jam pelajaran b. Realisasi dan Jumlah jam pelajaran keseluruhan c. Perubahan dan alasan jika ada d. Pola pengajaran (Metode dan) c. Instruktur 1. Waktu yang digunakan (Tepat waktu, lama penggunaan waktu) 2. Penguasaan materi (Hasil dari evaluasi Peserta dan Panitia) 3. Daftar Hadir ( Absensi selama pelatihan berlangsung ) 4. Evaluasi (Apakah masih direkomendasikan untuk digunakan) 3. Kepanitiaan Atau Penyelenggara A. Jumlah dan Nama panitia B. Perlengkapan Peserta dan Panitia C. Peralatan Kerja D. Ucapan terima kasih (Plakat, sertifikat, barang sejenisnya) E. Evaluasi kerja Panitia 3-10

36 4. Laporan Keuangan a. Pemasukan 1) Dari peserta 2) Dari Sumbangan atau Sponsor b. Pengeluaran 1) Untuk Peserta 2) Untuk Instruktur 3) Untuk Panitia c. Sisa Anggaran dan perlengkapan Laporan ini dapat digunakan sebagai bahan kajian pelatihan angkatan berikutnya ataupun dalam mengajukan program dan anggaran biaya berikutnya. Laporan ini dapat juga digunakan sebagai dasar untuk memutuskan tidak atau melanjutkan pola pelatihan dan menggunakan penyelenggara yang sama apabila dilaksanakan oleh sebuah lembaga independent atau dari luar perusahaan. 3.7 Simulasi Simulasi merupakan metode pelatihan dengan menciptakan realita dalam kondisi yang dikehendaki (tiruan realita). Meliputi 4 bentuk : model, latihan inbasket, permainan bisnis dan pengajaran mikro, digunakan untuk pembelajaran keterampilan penerapan teori melalui peragaan atau dengan menggunakan perlengkapan dan peralatan sebenarnya. Model-model simulasi dapat dilakukan dengan demonstrasi atau permainan peran. a. Demonstrasi yaitu : Berupa peragaan atau penggambaran suatu proses oleh instruktur Akan lebih efektif bila tiap peserta berkesempatyan mencoba melakukan sendiri setelah mengamati Lebih sesuai untuk kelompok kecil dimana tiap peserta dapat mengamati dan melakukan secara jelas dan tepat apa yang sedang berlangsung. b. Permainan peran Peserta memerankan suatu simulasi atau keajaiban, diikuti analisa dan evaluasi oleh instruktur dan peserta lain. Memberi kesempatan kepada peserta untuk mengalami situasi hubungan antar manusia, sepenuh jiwa dan perasaannya serta mencoba memberi tanggapan, eaksi atau pemecahan. 3-11

37 Terutama baik untuk melatih kemampuan interaksi peserta dengan orang lain yang diperlukan ditempat kerjanya nanti. Keterlibatan emosi sangat besar. Sebagai konsekuensi dari metoda lagi simulasi adalah harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang sebenarnya paling tidak alat peraga yang dapat dioperasikan atau dipakai dalam kegiatan simulasi. 3-12

38 BAB 4 AUDIT PENERAPAN K3 4.1 Rencana Audit Rencana audit dibuat meliputi seluruh kegiatan pelaksanaan audit dimulai rencana persiapan, pelaksanaan hingga resume dan pelaporan, rencana audit ini harus dibuat dan disampaikan ke auditee sebelum pelaksanaan audit dimulai, dengan maksud mendapat persetujuan dari auditee akan diselenggarakan audit yang dimaksud. Dokumen rencana audit berisi: 1. Jadwal audit. 2. Area yang hendak diaudit termasuk jabatan fungsi yang diaudiit dan penanggung jawabnya. 3. Sistem dan dasar pelaksanaan audit mengacu ke standar yang dikehendaki sebagai dasar pelaksanaan audit. 4. Elemen elemen audit yang hendak dituju. Dasar pedoman rencana audit ini tentunya harus mengacu ke standar yang ditentukan berdasarkan persetujuan auditee. Standar dapat mengacu pada standar nasional seperti Peraturan Menteri Tenaga Kerja No..05 /MEN /1996 tentang, SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, ataupun dapat menggunakan standar internasional seperti standar Occupational Health and Safety Asessment Series (OHSAS). Sebagaimana dijelaskan diatas, dokumen rencana audit ini harus disampaikan dan dimintakan pengesahan dari auditee sebagai dasar pelaksanaan audit selanjutnya, sebelum audit dilaksanakan. 4.2 Tahapan Kegiatan Audit Umumnya kegiatan audit dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: 1. Tahap persiapan / perencanaan audit. 2. Tahap pelaksanaan audit. 3. Tahap pelaporan hasil audit. 4-1

39 4.2.1 Persiapan audit a. Auditor menyampaikan jadwal audit kepada auditee secara tertulis : 1) Waktu direncanakan pelaksanaan audit. 2) Objek/divisi/unit kerja yang akan di audit. 3) Materi audit/klausul yang relevan. 4) Nama-nama lead auditor & auditor yang bertugas. 5) Bahasa audit yang dipakai. 6) Akomodasi yang diperlukan Tim Auditor selama kegiatan audit. 7) Lembar konfirmasi kepada auditee atas usulan/ rencana audit. b. Contoh rencana Audit. 1) Lingkup sasaran audit. 2) Komposisi auditor. 3) Standar/acuan. 4) Dokumen kerja. Check list Formulir NCR Pelaksanaan Audit Pelaksanaan Audit terdiri dari 3 (tiga) tahap sebagai berikut: a. Rapat pembukaan/ opening meeting. b. Proses audit dokumentasi sistem manajemen K3. c. Proses audit compliance di tempat kegiatan. d. Rapat penutupan. a. Rapat pembukaan Hal-hal yang harus mendapat perhatian dalam melakukan Opening Meeting adalah: - Lead auditor membuka rapat dengan kata pengantar dan dilanjutkan pembukaan oleh auditee. - Lead auditor memperkenalkan nama-nama tim auditor yang bertugas dan sebaliknya auditee memperkenalkan para peserta rapat. - Lead auditor menyampaikan lingkup dan sasaran audit, jadwal audit serta metode audit yang akan dilaksanakan. Selanjutnya mengklarifikasi apakah usulan Lead Auditor masih dapat dilaksanakan sebagai kegiatan Audit. - Lead auditor menyampaikan jaminan atas kerahasiaan data yang dimiliki Auditee. 4-2

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Juru Ukur (Technician Surveying) Kode Jabatan Kerja : INA.5230.223.23 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : COST ESTIMATOR OF BRIDGE Kode Jabatan Kerja : Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : FOREMAN OF ASPHALT PAVEMENT Kode Jabatan Kerja : INA.5211.222.04 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI DESAIN HIDRO MEKANIK (HYDRO MECHANICAL DESIGN ENGINEER) Kode Jabatan Kerja : INA. 5220.112.09 Kode Pelatihan :... DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Teknisi Geoteknik Klasifikasi : Bagian Sub Bidang Sumber Daya Air Kualifikasi : Sertifikat III (tiga) / Teknisi Senior Kode Jabatan Kerja

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PEMBINAAN KOMPETENSI KELOMPOK KERJA NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Inspektur Bendungan Tipe Urukan Klasifikasi : Pengawasan Bagian Sub Bidang Pekerjaan Bendungan Kualifikasi : Sertifikat IV (Empat) / Ahli

Lebih terperinci

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS)

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS) SIR 01 = KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS) 2007 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

Diklat Pendamping Akreditasi FKTP MATERI INTI 6 TEKNIK AUDIT INTERNAL

Diklat Pendamping Akreditasi FKTP MATERI INTI 6 TEKNIK AUDIT INTERNAL MATERI INTI 6 TEKNIK AUDIT INTERNAL I. Deskripsi Singkat Seiring dengan kemajuan iptek dan tuntutan pelayanan masyarakat, dari waktu waktu ke waktu dituntut upaya peningkatan mutu pelayanan yang berkesinambungan

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management of Buildings) Kode Jabatan Kerja : INA. 563.13.09 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN

Lebih terperinci

MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PELATIHAN SITE INSPECTOR OF BRIDGE (INSPEKTUR PEKERJAAN LAPANGAN PEKERJAAN JEMBATAN) MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

MODUL STEBC 07 : PERMASALAHAN PELAKSANAAN JEMBATAN

MODUL STEBC 07 : PERMASALAHAN PELAKSANAAN JEMBATAN PELATIHAN STRUCTURE ENGINEER OF BRIDGE CONSTRUCTION PEKERJAAN (AHLI STRUKTUR PEKERJAAN JEMBATAN) MODUL STEBC 07 : PERMASALAHAN PELAKSANAAN JEMBATAN 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Tukang Plester (Plasterer) Kode Jabatan Kerja : INA. 5230.223.60 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Sipil / Bangunan Gedung

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Sipil / Bangunan Gedung KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : GEODETIC ENGINEER OF BUILDING Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Sipil / Bangunan Gedung Klasifikasi Pekerjaan : Pelaksanaan, Semua Bagian Sub

Lebih terperinci

PELATIHAN AHLI TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN JALAN (SUPERVISION ENGINEER OF ROADS CONSTRUCTION) MODUL MODUL SE 10 PENYERAHAN PEKERJAAN SELESAI

PELATIHAN AHLI TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN JALAN (SUPERVISION ENGINEER OF ROADS CONSTRUCTION) MODUL MODUL SE 10 PENYERAHAN PEKERJAAN SELESAI PELATIHAN AHLI TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN JALAN (SUPERVISION ENGINEER OF ROADS CONSTRUCTION) MODUL MODUL SE 10 PENYERAHAN PEKERJAAN SELESAI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI TEKNIK LALU LINTAS (TRAFFIC ENGINEER ) Kode Jabatan Kerja : INA.5211.113.07 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Mekanik Tower Crane (Tower Crane Mechanics) Kode Jabatan Kerja : INA. 5230.223.13 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN

PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN O H T PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl.

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PERSONALIA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN

BAB 4 ANALISA MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PERSONALIA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 39 BAB 4 ANALISA MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PERSONALIA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 4.1 Analisa terhadap Fungsi Personalia Pada bagian ini, akan dipaparkan hasil analisa atas fungsi

Lebih terperinci

Tehnik audit internal

Tehnik audit internal Tehnik audit internal Pengertian audit Kegiatan mengumpulkan informasi faktual dan signifikan (dapat dipertanggung jawabkan) melalui interaksi (pemeriksaan, pengukuran dan penilaian yang berujung pada

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI DETEKSI KEBOCORAN DAN COMMISSIONING JARINGAN PERPIPAAN SPAM Kode Jabatan Kerja :... Kode Pelatihan :... DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : OPERATOR BATCHING PLANT (BATCHING PLANT OPERATOR) Kode Jabatan Kerja : Kode Pelatihan : INA-5200.221.08 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL NO. KODE : -I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Tinjauan Umum Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Hasil yang diharapkan yaitu berupa kualitas konstruksi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kode Modul F45.QAE Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer

DAFTAR ISI. Kode Modul F45.QAE Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja... 2 1.5 Batasan Variabel... 3 1.6

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG PT. Indonesia Power UBP Kamojang saat ini telah menerapkan sistem manajemen terpadu, dengan tiga sub sistemnya yang terdiri dari Sistem Manajemen Mutu

Lebih terperinci

MODUL SIB 10 : PEMELIHARAAN JALAN DARURAT DAN PEMELIHARAAN LALU LINTAS

MODUL SIB 10 : PEMELIHARAAN JALAN DARURAT DAN PEMELIHARAAN LALU LINTAS PELATIHAN SITE INSPECTOR OF BRIDGE (INSPEKTUR PEKERJAAN LAPANGAN PEKERJAAN JEMBATAN) MODUL SIB 10 : PEMELIHARAAN JALAN DARURAT DAN PEMELIHARAAN LALU LINTAS 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL POLITEKNIK LP3I JAKARTA TAHUN 2016 ii iii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv Bab I Penjelasan Umum... 2 A. Definisi dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk... 2 1.5 Batasan Variabel... 3 1.6 Panduan

Lebih terperinci

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek 2012 Oleh: Arrigo Dirgantara 1106069664 Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Indonesia 2012 Pertanyaan:

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS PEMBINAAN & PENGAWASAN BUMD PERBANKAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS PEMBINAAN & PENGAWASAN BUMD PERBANKAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS PEMBINAAN & PENGAWASAN BUMD PERBANKAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 I. P E N D A H U L U A N A. LATAR BELAKANG Selaku pemilik, Pemerintah Daerah memiliki kewenangan

Lebih terperinci

TCE-08 PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU

TCE-08 PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU TCE-08 PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl. Sapta Taruna Raya Kompleks

Lebih terperinci

LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 30 Tahun 2009 TANGGAL : 30 September

LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 30 Tahun 2009 TANGGAL : 30 September LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 30 Tahun 2009 TANGGAL : 30 September 2009 STANDAR TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERENCANAAN

Lebih terperinci

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) Jakarta, 17 Januari 2017 DAFTAR ISI Halaman A. PENDAHULUAN... 1 I. Latar Belakang... 1 II. Maksud dan Tujuan Charter Satuan Pengawasan

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN MUTU

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN MUTU MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN MUTU PAM.MM02.001.01 BUKU PENILAIAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BUKU PENILAIAN

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BUKU PENILAIAN MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PAM.MM01.001.01 BUKU PENILAIAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN

Lebih terperinci

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU -1- LAMPIRAN VII PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU 1. Lingkup Sistem Manajemen

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA

STANDAR LATIHAN KERJA 1 STANDAR KERJA (S L K) Keahlian Nama Jabatan : Pengawasan Jalan / Jembatan : Kepala Supervisi Pekerjaan Jalan/Jembatan (Chief Supervision Engineer of Roads/Bridges) Kode SKKNI : DEPARTEMEN PEMUKIMAN DAN

Lebih terperinci

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN 4. Sistem Manajemen Mutu (=SMM) 4.1 Persyaratan Umum Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara suatu SMM

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja... 2 1.5 Batasan

Lebih terperinci

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 3 PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MODUL DCE 10 SISTEM MANAJEMEN MUTU

PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MODUL DCE 10 SISTEM MANAJEMEN MUTU 1 PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MODUL DCE 10 JUDUL MODUL SISTEM MANAJEMEN MUTU 2 NO KODE JUDUL MODUL 1. DCE - 01 UUJK Profesi dan Etos Kerja 2. DCE 02a Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja DCE 02b

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Asphalt Mixing Plant Manager Kode Jabatan Kerja : INA. 5111333 / KON. MT1. V Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

SOP/UJM-L/LM/002 AUDIT MUTU INTERNAL

SOP/UJM-L/LM/002 AUDIT MUTU INTERNAL Page 1 of 22 SOP/UJM-L/LM/002 AUDIT MUTU INTERNAL Dibuat oleh Paraf Direvisi oleh Paraf : Ir. Slamet Riyadi,M.Eng : : : LPMI Tgl. Pembuatan : 20 Mei 2013 Disetujui oleh Paraf : Rektor : Tgl. Revisi : I.

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM BAGI PENYEDIA JASA Elemen-elemen yang harus dilaksanakan oleh

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kode Modul F45.QAE Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer

DAFTAR ISI. Kode Modul F45.QAE Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja... 2 1.5 Batasan Variabel... 3 1.6

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL KOMUNIKASI DAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA KODE UNIT KOMPETENSI F45.TLBA.01.002.02

Lebih terperinci

2. Pelaksanaan Unit Kompetensi ini berpedoman pada Kode Etik Humas/Public Relations Indonesia yang berlaku.

2. Pelaksanaan Unit Kompetensi ini berpedoman pada Kode Etik Humas/Public Relations Indonesia yang berlaku. KODE UNIT : KOM.PR03.001.01 JUDUL UNIT : Melaksanakan Master of Ceremony DESKRIPSI UNIT : Unit ini berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki untuk menjadi seorang Master

Lebih terperinci

TL-4103 Manajemen Teknik Lingkungan AUDIT LINGKUNGAN

TL-4103 Manajemen Teknik Lingkungan AUDIT LINGKUNGAN TL-4103 Manajemen Teknik Lingkungan AUDIT LINGKUNGAN SIKLUS MANAJEMEN VISI (Cita-cita) MISI (Tujuan, Sasaran) KEBIJAKAN DAN STRATEGI ACTION Tindakan Perbaikan & Pencegahan PLAN (PERENCANAAN/ PERANCANGAN)

Lebih terperinci

ETOS KERJA PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER MODUL : WLO - 01 PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

ETOS KERJA PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER MODUL : WLO - 01 PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER MODUL : WLO - 01 ETOS KERJA DEPARTEMEN DEPARTEMEN PEKERJAAN PEKERJAAN UMUM UMUM BADAN BADAN PEMBINAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI KONSTRUKSI DAN DAN SUMBER SUMBER DAYA DAYA MANUSIA

Lebih terperinci

Apa Tujuan ISO. Material SDM. Resource. Alat. Metode. Output 3 C. Input Proses. Procedure IK Control. Monev

Apa Tujuan ISO. Material SDM. Resource. Alat. Metode. Output 3 C. Input Proses. Procedure IK Control. Monev Apa Tujuan ISO Material Alat Resource SDM Metode Input Proses Output 3 C Procedure IK Control Monev 3.C Adalah : 1. Comply to requirement (customer & regulation) 2. Consistency of product/service 3. Continual

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Audit Internal Audit ini meliputi semua departemen. Coordinator audit/ketua tim audit ditentukan oleh Manajemen Representative dan kemudian ketua tim audit menunjuk tim

Lebih terperinci

: Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor : Kep. 24 /DJPPK/V/2006 Tanggal : 17 Mei 2006

: Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor : Kep. 24 /DJPPK/V/2006 Tanggal : 17 Mei 2006 Lampiran I : Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor : Kep. 24 /DJPPK/V/2006 Tanggal : 17 Mei 2006 PEDOMAN PELATIHAN DAN PENUNJUKAN AUDITOR SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI (ZONING REGULATOR) Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Penataan Ruang Sub Bidang Pekerjaan : Pengendalian Pemanfaatan

Lebih terperinci

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI LEMBAGA SERTIFIASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA (LSP AMI) FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI CLUSTER PELASANA REHABILITASI JARINGAN PIPA NAMA PEMOHON NAMA ASESOR LEMBAGA SERTIFIASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DAA 4.1 ahap Persiapan Pada tahap persiapan ini, perusahaan telah membentuk tim ISO dan mengadakan pelatihan-pelatihan yang bersifat umum untuk memahami konsep dasar sistem

Lebih terperinci

AUDIT INTERNAL Kode. Dok Revisi Tgl Terbit Halaman LPM-POS-MNV Maret dari 9

AUDIT INTERNAL Kode. Dok Revisi Tgl Terbit Halaman LPM-POS-MNV Maret dari 9 LPM-POS-MNV.02 01 1 Maret 2016 1 dari 9 PENGESAHAN Nama Jabatan Tanda Tangan Dibuat Oleh Dr. H. Abdi Fithria, S.Hut., M.P Kabid Monevin Disahkan Oleh Dr. Ir. M. Ahsin Rifa i, M.Si Ketua LPM Status Distribusi

Lebih terperinci

Pedoman Penyusunan TNA

Pedoman Penyusunan TNA BABI PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengembangan pelatihan diperlukan langkah-langkah penyusunan yang harus ditempuh oleh seorang penyusun program pelatihan. Salah satu yang harus ditempuh diantara langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) Untuk mempersiapkan mahasiswa dalam melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) baik yang dipersiapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Untuk menilai kinerja pelayanan di Puskesmas dan Klinik perlu dilakukan audit internal. Dengan adanya audit internal akan dapat diidentifikasi kesenjangan kinerja yang

Lebih terperinci

SOP AUDIT MUTU INTERNAL

SOP AUDIT MUTU INTERNAL UNIVERSITAS ISLAM MALANG SOP AUDIT MUTU INTERNAL UNIVERSITAS ISLAM MALANG Kode : UNISMA- PPM.03.05.15 Tanggal : 25 Mei 2015 Revisi : 1 Halaman : 1 dari 9 SOP AUDIT MUTU INTERNAL Proses Penanggungjawab

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah kegiatan dalam suatu proyek sebagai penilaian yang bertujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan pedoman perencanaan yang telah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Ruang lingkup audit operasional atas fungsi Sumber Daya Manusia pada PT.

BAB IV PEMBAHASAN. Ruang lingkup audit operasional atas fungsi Sumber Daya Manusia pada PT. BAB IV PEMBAHASAN Ruang lingkup audit operasional atas fungsi Sumber Daya Manusia pada PT. Danayasa Arthatama Tbk. mencakup pelaksanaan seluruh fungsi manajemen dan ketaatan manajemen terhadap kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 ayat 9 UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 ayat 9 UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perubahan di segala bidang terus berkembang pesat, dan kita harus mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan itu, terutama dalam meningkatkan

Lebih terperinci

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan The secret of business is to know something that nobody else knows -Aristotle Onassis Rahasia dari bisnis adalah mengetahui apa yang tidak diketahui orang lain -Aristotle

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BADAN PENJAMINAN MUTU (BPM) PENGESAHAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BADAN PENJAMINAN MUTU (BPM) PENGESAHAN Halaman 1 dari 10 PENGESAHAN Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Dr. H. Abdi Fitria, S.Hut. MP Nama Jabatan Tanda Tangan Ir. Hairil Ifansyah, MP Ketua Bidang Monev Wakil Manajemen Mutu Disahkan Oleh Dr.Ir.H.Rustam

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Manjilala

PENDAHULUAN. Manjilala PENDAHULUAN Manjilala www.gizimu.wordpress.com PENDAHULUAN Selama ini Kader Posyandu lebih sering menjadi pelaksana kegiatan saja, bukan pengelola Posyandu. Pengelola Posyandu artinya bukan hanya melaksanakan

Lebih terperinci

PANDUAN PELATIHAN AUDITOR MUTU INTERNAL

PANDUAN PELATIHAN AUDITOR MUTU INTERNAL PANDUAN PELATIHAN AUDITOR MUTU INTERNAL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan sistem penjaminan mutu internal merupakan langkah strategis untuk meningkatkan mutu perguruan tinggi. Dengan diundangkannya

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan i KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Uji Kompetensi merupakan suatu bentuk penilaian berbasis kompetensi telah dicanangkan

Lebih terperinci

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN International Labour Organization UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN PEKERJA RUMAH TANGGA ANAK PEDOMAN UNTUK PENDIDIK Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Bekerja sama dengan Proyek

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG BEKERJASAMA DENGAN REKAN KERJA NO. KODE : BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB I STANDAR KOMPETENSI

BAB I STANDAR KOMPETENSI BAB I STANDAR KOMPETENSI 1.1 Judul Unit Kompetensi Menerapkan Ketentuan Tentang Kegagalan Bangunan dan 1.2 Kode Unit 1.3 Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 26 TAHUN 09 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

(SMKP) ELEMEN 6 DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN (SMKP) MINERAL DAN BATUBARA

(SMKP) ELEMEN 6 DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN (SMKP) MINERAL DAN BATUBARA Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan (SMKP) ELEMEN 6 DOKUMENTASI Perbaikan Berkesinambungan Dokumentasi 2 Dari 78 6.1 MANUAL SMKP 6.2 Pengendalian Dokumen 6.3 Pengendalian Rekaman 6.4 Dokumen dan

Lebih terperinci

NOTULEN RAPAT. Pelaksanaan rapat :

NOTULEN RAPAT. Pelaksanaan rapat : NOTULEN RAPAT Pelaksanaan rapat : Hari/ tanggal : Rabu, 10 Mei 2017 Waktu : 10.00 WIB Tempat : Puskesmas Simpang tiga Acara : Rapat Pembentukan Tim mutu dan audit internal Pimpinan Rapat : Kepala Puskesmas

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MENGHITUNG VOLUME HASIL PEKERJAAN KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU KERJA

Lebih terperinci

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA (LSP AMI) FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI AHLI MANAJEMEN AIR MINUM TINGKAT UTAMA NAMA PESERTA NAMA ASESOR FR-APL-02 ASESMEN MANDIRI : CLUSTER AHLI MANAJEMEN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lampiran Jawaban Tugas Tertulis 12. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Enginer. Kode Modul F45.QAE

DAFTAR ISI. Lampiran Jawaban Tugas Tertulis 12. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Enginer. Kode Modul F45.QAE DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... 1 BAB I KONSEP PENILAIAN... 2 1.1 Latar Belakang... 2 1.2 Tujuan... 2 1.3 Metoda Penilaian... 2 BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN... 4 2.1 Kunci Jawaban Tugas-Tugas (Teori)... 4

Lebih terperinci

PEDOMAN AUDIT INTERNAL

PEDOMAN AUDIT INTERNAL PEDOMAN AUDIT INTERNAL BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Untuk menilai kinerja pelayanan di Puskesmas dan Klinik perlu dilakukan audit internal. Dengan adanya audit internal akan dapat diidentifikasi

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PAM.MM02.003.01 BUKU DEPARTEMEN PEAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Sadili (2006,P.16) manajemen pada dasarnya adalah upaya mengatur segala sesuatu (sumber daya) untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Hasibuan (2003

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.P BUKU PENILAIAN DAFTAR

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA

STANDAR LATIHAN KERJA SLK PELAKSANA PEKERJAAN JEMBATAN 1 STANDAR KERJA (S L K) Keahlian : Pelaksanaan Jembatan Nama Jabatan : Pelaksana Pekerjaan Jembatan (Bridge Construction Engineer) Kode SKKNI : DEPARTEMEN PEMUKIMAN DAN

Lebih terperinci

MELAKUKAN PERSIAPAN PEKERJAAN ESTIMASI BIAYA JALAN

MELAKUKAN PERSIAPAN PEKERJAAN ESTIMASI BIAYA JALAN MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) MELAKUKAN PERSIAPAN PEKERJAAN ESTIMASI BIAYA JALAN KODE UNIT KOMPETENSI F45.EST BJ.02.001.01

Lebih terperinci

FORMULIR VERIFIKASI SELF IMPROVEMENT KAPABILITAS APIP PADA LEVEL 2 (INFRASTRUCTURE)

FORMULIR VERIFIKASI SELF IMPROVEMENT KAPABILITAS APIP PADA LEVEL 2 (INFRASTRUCTURE) Lampiran 4.a Pedoman Teknis Peningkatan Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Secara Mandiri (Self Improvement) FORMULIR VERIFIKASI SELF IMPROVEMENT KAPABILITAS APIP PADA LEVEL 2 (INFRASTRUCTURE)

Lebih terperinci

PAKET PELATIHAN SELEKSI DAN EVALUASI AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI

PAKET PELATIHAN SELEKSI DAN EVALUASI AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI I. Latar Belakang PAKET PELATIHAN SELEKSI DAN EVALUASI AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI Sejalan dengan penerapan UU No. 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi sebagaimana diamanatkan dalam pasal 23 ayat (2) berbunyi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. IV.1 Penetapan Kebijakan Dan Prosedur Pengendalian Mutu

BAB IV HASIL PENELITIAN. IV.1 Penetapan Kebijakan Dan Prosedur Pengendalian Mutu BAB IV HASIL PENELITIAN IV.1 Penetapan Kebijakan Dan Prosedur Pengendalian Mutu Berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil pembicaraan dengan top manajemen KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan sebagaimana

Lebih terperinci

Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA

Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA 1 NO U R A I A N 1 KEBIJAKAN 7.00% a. Apakah Penyedia Jasa mempunyai Kebijakan K3? 0 50 100

Lebih terperinci

Panduan audit sistem manajemen mutu dan/atau lingkungan

Panduan audit sistem manajemen mutu dan/atau lingkungan Standar Nasional Indonesia Panduan audit sistem manajemen mutu dan/atau lingkungan ICS 13.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata.... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Mekanikal / Bangunan Gedung

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Mekanikal / Bangunan Gedung KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI PESAWAT LIFT & ESKALATOR Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Mekanikal / Bangunan Gedung Klasifikasi Pekerjaan : Perencana, Semua Bagian

Lebih terperinci

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2000 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 :2008 4. 4.1 4.1 4.1 Sistem Manajemen Mutu Persyaratan Umum Apakah organisasi menetapkan dan mendokumentasikan sistem manajemen mutu

Lebih terperinci

SISTEM PENGELOLAAN KESELAMATAN KERJA KONTRAKTOR

SISTEM PENGELOLAAN KESELAMATAN KERJA KONTRAKTOR NAMA PERUSAHAAN : JENIS PEKERJAAN/JASA : BAGIAN 1 : KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN 1. Komitment terhadap K3LL dalam kepemimpinan a) Bagaimanakah secara pribadi manajer-manajer senior terlibat dalam pengelolaan

Lebih terperinci

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 PELATIHAN : DAFTAR MODUL Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian

Lebih terperinci

Badan Nasional Sertifikasi Profesi =================================== PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP PEDOMAN BNSP 304

Badan Nasional Sertifikasi Profesi =================================== PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP PEDOMAN BNSP 304 Badan Nasional Sertifikasi Profesi PEDOMAN BNSP 304 =================================== PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP Badan Nasional Sertifikasi Profesi 1 / 17 KATA PENGANTAR 2 /

Lebih terperinci

Perusahaan yang berorientasi pada karir semacam ini akan

Perusahaan yang berorientasi pada karir semacam ini akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompetisi global yang semakin intensif, deregulasi dan kemajuan mencetuskan suatu ide - ide perubahan, yang telah membuat banyak perusahaan tidak bisa bertahan

Lebih terperinci

PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR JLN. URIP SUMOHARJO NO 90A MAKASSAR

PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR JLN. URIP SUMOHARJO NO 90A MAKASSAR Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR JLN. URIP SUMOHARJO NO 90A MAKASSAR Latar Belakang PP No. 50 Tahun 2012 PENGERTIAN PASAL 1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lebih terperinci