BAB 3 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANYUASIN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANYUASIN"

Transkripsi

1 BAB GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANYUASIN Kabupaten Banyuasin adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan. Kabupaten ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Musi Banyuasin yang terbentuk berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor Tahun 00. Nama kabupaten ini berasal dari nama Sungai Banyuasin, yang melintasi wilayah kabupaten ini dan Kabupaten Musi Banyuasin. Perkataan banyuasin sendiri berasal dari istilah bahasa Jawa banyu (air) dan asin, merujuk pada kualitas air sungai tersebut yang masin rasanya, terutama ke arah pantai.. Kondisi Geografis dan Administratif Letak suatu wilayah yang strategis akan memberikan kontribusi pengaruh terhadap perkembangan wilayah tersebut. Selain letak wilayah, luas wilayah pun demikian. Semakin luas suatu wilayah akan berpotensi mempunyai kekayaan sumber daya alam yang cukup melimpah guna mendukung pembangunan wilayah bersangkutan. Kabupaten Banyuasin selain secara geografis mempunyai letak yang strategis yaitu terletak di jalur lalu lintas antar provinsi juga mempunyai sumber daya alam yang melimpah. Kabupaten Banyuasin memiliki luas sekitar.8.99 Ha atau sekitar,8 % Luas Provinsi Sumatera Selatan dan terbagi menjadi 9 kecamatan. Kecamatan terluas yaitu Kecamatan Banyuasin II dengan wilayah seluas., Km² atau sekitar 0,70 % dari luas wilayah Kabupaten Banyuasin. Kecamatan dengan luas terkecil adalah Kecamatan Sumber Marga Telang dengan wilayah seluas 7,89 Km² atau sekitar,8 % dari luas wilayah Kabupaten Banyuasin. Secara geografis terletak antara 7. Sampai LS dan Sampai BT dengan batas-batas sebagai berikut:

2 Secara administratif, Kabupaten Banyuasin mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Sebelah Timur : Timur Provinsi Jambi dan Selat Bangka; Berbatasan dengan Kecamatan Pampangan Sebelah : dan Air Sugihan Kabupaten Ogan Komering Ilir; Berbatasan dengan Kecamatan Jejawi Selatan Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kota Palembang, Kecamatan Sungai Rotan dan Talang Ubi Kabupaten Muara Sebelah Barat : Enim; dan Berbatasan dengan Kecamatan Sungai Lilin, Kecamatan Lais dan Kecamatan Lalan Kabupaten Musi Banyuasin. Memperhatikan letak geografis dan batas administratif Kabupaten Banyuasin yang berbatasan langsung dengan wilayah laut yaitu Selat Bangka, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Penataan Ruang nomor Tahun 007 pasal 5, bahwa Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, rencana tata ruang wilayah provinsi, dan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota mencakup ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi, maka akan terjadi perubahan luas wilayah Kabupaten. Hal ini disebabkan selain faktor perhitungan wilayah yang mengikut sertakan laut, juga karena perbedaan skala dan ketelitian peta pada saat pembentukan kabupaten dan penyusunan RTRW yang mengacu Undang-undang No. Tahun 007. Posisi geografis Kabupaten Banyuasin terhadap Provinsi Sumatera Selatan dapat dilihat pada Peta Orientasi berikut yaitu pada gambar. Peta Orientasi. Hasiln luas Wilayah Kabupaten Banyuasin yang semula sebesar.8.99 Ha bertambah menjadi.75.0 Ha. Perhitungan tersebut telah sejalan dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang termuat dalam penjelasan pasal, dimana Kewenangan kabupaten/kota ke arah laut

3 ditetapkan sejauh mil yakni sepertiga dari wilayah laut kewenangan provinsi sebesar mil. Hal tersebut telah pula dipertegas dalam UndangUndang Nomor Tahun 00 tentang Pemerintahan Daerah. Dari hasil perhitungan, penambahan luas Kabupaten Banyuasin menjadi.75.0 Ha atau bertambah 9.0 Ha sekitar % dari luas awal. Kecamatan yang mengalami penambahan luas wilayah ke arah laut yaitu Kecamatan Banyuasin II, Kecamatan Muara Sugihan, Kecamatan Makarti Jaya, Kecamatan Muara Telang, Kecamatan Pulau Rimau dan Kecamatan Air Salek.

4

5 Dari luas wilayah Kecamatan tersebut, Kecamatan Banyuasin II merupakan Kecamatan terluas yaitu Ha dan mengalami penambahan luas menjadi 9.00 Ha karena Kecamatan Banyuasin II terletak berbatasan langsung dengan wilayah laut. Sedangkan Kecamatan Muara Telang merupakan Kecamatan terkecil dengan luas wilayah.87 Ha. Gambaran administrasi kawasan Kabupaten Banyuasin dan Rincian luas tiap Kecamatan serta penambahannya dapat dilihat pada Tabel. dan dan gambar. Peta Administrasi Kabupaten Banyuasin berikut ini : Tabel. Rincian Luas Wilayah Kabupaten Banyuasin No Kecamatan Rantau Bayur Rambutan Banyuasin I Makarti Jaya Betung Banyuasin III Pulau Rimau Muara Telang Talang Kelapa Muara Padang Banyuasin II Tungkal Ilir Tanjung Lago Muara Sugihan Air Salek Suak Tapeh Sembawa Air Kumbag Sumber Marga Telang Jumlah Luas Wilayah (Ha) Sebelum Setelah Ditambah Ditambah Wilayah Laut Wilayah Laut 5.5,9 5.5,9 7.50,5 7.50,5.87,7.87,7.78, , 8.0,.8,8.8,8 90.8,5 90.8,5.5,.5,.595,7.595,7 9.00,8 9.00,8 90.8, , , ,7.750,7.05,0.05,0.,5.,5.87,8.87, Sumber : Kabupaten Banyuasin Dalam Angka, Tahun 05 Sejak akhir tahun 0, jumlah kecamatan di Kabupaten Banyuasin mengalami pemekaran dari 7 kecamatan menjadi 9 kecamatan. Kecamatan yang mengalami pemekaran tersebut antara lain Kecamatan Banyuasin I pecah menjadi Kecamatan Banyuasin I dan Kecamatan Air Kumbang, serta Kecamatan Muara Telang pecah menjadi Kecamatan Muara Telang dan Kecamatan Sumber Marga Telang. Masing-masing kecamatan terbagi atas desa-desa dan kelurahan, sedangkan setiap desa-

6 desa dan kelurahan didalamnya tersusun atas dusun, lingkungan maupun rukun warga dan sebagian masih dibagi lagi kedalam rukun tetangga.

7

8 Gambar. Persentase Luas Wilayah Per Kecamatan di Kabupaten Banyuasin Tahun 0 Sumber : Kabupaten Banyuasin Dalam Angka, Tahun 05 Tabel. Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Banyuasin No Kecamatan Desa Kelurah an Rantau Bayur Betung 9 Suak Tapeh Pulau Rimau 9 Tungkal Ilir Banyuasin III 5 Sembawa Talang Kelapa Tanjung Lago 5 Banyuasin I Air Kumbang Rambutan 9 Muara Padang 5 Muara Sugihan Makarti Jaya Air Saleh Banyuasin II 7 Muara Telang Sumber Marga Telang 0 TOTAL 88 Sumber : Kabupaten Banyuasin Dalam Angka, Tahun 0 Jumlah Gambar. Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Banyuasin

9 Sumber : Kabupaten Banyuasin Dalam Angka, Tahun 0 Bedasarkan hasil penjabaran pada gambar diatas, dapat diketahui bahwa jumlah desa/kelurahan yang paling banyak di Kabupaten Banyuasin adalah terdapat pada Kecamatan Tungkal Ilir yaitu sebanyak 9 desa/kelurahan, sedangkan kecamatan yang memiliki julah desa/kelurahan yang paling sedikit terdapat pada Kecamatan Sumber M. Telang.. Gambaran Umum Keadan Fisiografi Kabupaten Banyuasin.. Gambaran Topografi dan Kemiringan Lahan Gambaran topografi menjabarkan mengenai kondisi ketinggian dan kontur wilayah Kabupaten Banyuasin. Selain berisikan penjelasan, juga didukung oleh peta ketinggian dan kontur wilayah. Kondisi topografi Kabupaten Banyuasin didominasi oleh daerah yang relatif datar atau sedikit bergelombang, yaitu terdiri dari 80% luas dataran rendah basah berupa pesisir pantai, rawa pasang surut dan lebak serta 0% luasan merupakan dataran berombak sampai bergelombang dengan kisaran ketinggian 0 0 M di atas permukaan laut. Topografi datar atau sedikit bergelombang 0- dan - Mpdl menyebar di seluruh kecamatan sedangkan topografi berombak sampai bergelombang 5- dan 7-8 Mdpl berada di sebagian kecil Banyuasin dua, Tungkal Ilir serta selatan baguan timur Kabupaten Banyuasin serta sebagian kecil wilayah Betung dan Banyuasin III untuk 9-0 Mdpl.

10 Dilihat dari kelerengannya, daratan Kabupaten Banyuasin berada pada kisaran kemiringan lereng 0-% seluas.8.0 Ha dan -5% seluas.89 Ha. Beberapa wilayah yang berada pada dataran rendah dengan kisaran kemiringan lereng 0-% berupa lahan rawa pasang surut tersebar di sepanjang Pantai Timur sampai ke pedalaman meliputi wilayah Kecamatan Muara Padang, Makarti Jaya, Muara Telang, Banyuasin II, Pulau Rimau, Air Salek Muara Sugihan, sebagian Kecamatan Talang Kelapa, Betung dan Tungkal Ilir. Selanjutnya berupa lahan rawa lebak terdapat di Kecamatan Rantau Bayur, sebagian Kecamatan Rambutan, sebagian kecil Kecamatan Banyuasin I. Sedangkan lahan kering dengan topografi agak bergelombang dan kisaran kemiringan lereng -5% terdapat di sebagian besar Kecamatan Betung, Sembawa, Banyuasin III, Talang Kelapa, Rantau Bayur dan sebagian kecil Kecamatan Muara Sugihan, Rambutan dan Kecamatan Tungkal Ilir. Gambaran kondisi topografi dan kemiringan lahan di Kabupaten Banyuasin dapat di lihat pada Gambar.5 Peta Kelerengan dan Gambar. Peta Kontur. Berdasarkan sifat dan kondisi topografi serta kemiringan tersebut, kemampuan lahannya Kabupaten Banyuasin berada dalam kemampuan pengembangan sangat tinggi, dengan klasifikasi kelerengan 0-% cocok untuk pengembangan pemukiman dan pertanian akan tetapi, wilayah pada kelerengan ini berpotensi terhadap bencana bajir. Sedangkan untuk kelerengan -5% memiliki kesesuaian lahan untuk industri, irigasi terbatas dan pengembangan pemukiman. Gambaran kemampuan lahan Kabupaten Banyuasin di ilustrasikan dalam Gambar.7 Peta Penggunaan Lahan.

11

12

13 .. Gambaran Hidrologi Gambaran mengenai hidrologi menjabarkan penggunaan air tanah, dan wilayah DAS secara deskriptif dengan didukung oleh peta-peta seperti wilayah sungai/das Dari sisi hidrologi berdasarkan sifat tata air, wilayah Kabupaten Banyuasin dapat dibedakan menjadi daerah dataran kering dan daerah dataran basah yang sangat dipengaruhi oleh pola aliran sungai. Aliran sungai di daerah datarah basah pola alirannya rectangular dan di daerah dataran kering pola alirannya dendritic. Beberapa sungai besar seperti Sungai Musi, Sungai Banyuasin, Sungai Calik, Sungai Telang, Sungai Upang dan yang lainnya berperan sebagai sarana transportasi air berupa alur pelayaran pedalaman yang dapat menghubungkan pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan lingkungan, antar pusat pelayanan lokal serta antar pusat pelayanan lingkungan. Pola aliran di wilayah ini, terutama didaerah rawa-rawa dan pasang surut umumnya rectangular, sedangkan untuk daerah yang dipengaruhi oleh pasang surut aliran sungainya adalah subparali, dimana daerah bagian tengah disetiap daerah sering dijumpai genangan air yang cukup luas. Terkait kondisi hidrologi, Kabupaten Banyuasin terbagi kedalam 5 wilayah daerah aliran sungai yang masing-masing Das Bangke meliputi Kawasan Taman Nasional Sembilang, Das Banyuasin yang merupakan Das terbesar meliputi Kecamatan Tungkal Ilir, Pulau Rimau, Suak Tapeh, Sembawa, Betung, Banyuasin III, Tanjung Lago dan bagian selatan Banyuasin II, Das Benawang meliputi sepanjang wilayah timur Kecamatan Muara Sugihan, Sumber Marga Telang dan Muara Padang, Das Sembilang yang meliputi bagian utara kawasan Taman Nasional Sembilang dan Das Musi yang meliputi Kecamatan Rambutan, Banyuasin I, Air Kumbang, Talang Kelapa, Makarti Jaya, Muara Telang, Air Salek, Tanjung Lago, Rantau bayur serta sebagian wilayah di Kecamatan Banyuasin II. Pembagian daerah aliran sungai di Kabupaten Banyuasin di ilustrasikan pada Gambar.8 Peta Daerah Aliran Sungai.

14

15

16 .. Gambaran Klimatologi Seperti kebanyakan kondisi Kabupaten Banyuasin memiliki klimatologi di wilayah Indonesia, dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan, dengan suhu rata-rata,00 7,00 Celcius serta kelembaban rata-rata dan kelembaban relatif 9, % - 85,5 % sepanjang tahun. Kondisi iklim Kabupaten Banyuasin secara umum beriklim tropis basah dengan rata-rata curah hujan.7 mm/tahun. Secara lebih rinci dari pengamatan enam stasuin klimatologi yaitu Stasiun Hujan Sungai Lilin, Sungsang, Sembawa dan Betung, Air Sugihan, Mariana serta Badaruddin, sebaran tipe iklim di Kabupaten Banyuasin terbagi menjadi (tiga) yaitu tipe iklim B, tipe iklim B, tipe iklim B dan tipe iklim C. Tipe Iklim B, meliputi Sebagian besar Kecamatan Banyuasin II, Pulau Rimau, Tungkal Ilir, Betung, Sembawa, Makarti Jaya bagian utara, Suak Tapeh bagian barat serta bagian timur Banyuasintiga dengan curah hujan rata-rata 5-8 mm/tahun; Tipe Iklim B, dengan curah hujan rata-rata 59-5 mm/tahun, meliputi sebagian besar Kecamatan Muara Sugihan, Air Salek, Makarti Jaya, Muara Telang, Air Marga Telang, Tanjung Lago, Rantau Bayur, Talang Kelapa dan bagian utara Kecamatan Sembawa; Tipe Iklim B, dengan curah hujan rata-rata mm/tahun, meliputi sebagian besar Kecamatan Muara Padang, Talang Kelapa, bagian selatan Makarti Jaya dan Muara Telang serta bagian barat Tanjung Lago; dan Tipe Iklim C, dengan curah hujan rata-rata mm/tahun meliputi sebagian besar Kecamatan Banyuasin I, Air Kumbang, Rambutan, Muara Padang dan bagian selatan Talang Kelapa.

17 Gambaran kondisi Klimatologi di Kabupaten Banyuasin terlihat dengan lebih jelas pada Gambar.9 Peta Curah Hujan Kabupaten Banyuasin.

18

19 .. Gambaran Umum Jenis Tanah Tanah adalah tubuh alamiah yang terdiri dari lapisan (horison tanah) dari unsur mineral ketebalan variabel, yang berbeda dari bahan induk dalam morfologi, fisik, kimia, dan karakteristik mineralogi. Tanah terdiri dari partikel pecahan batuan yang telah diubah oleh proses kimia dan lingkungan yang meliputi pelapukan dan erosi. Tanah berbeda dari batuan induknya karena interaksi antara, hidrosfer atmosfer litosfer, dan biosfer. Menurut kondisi tanahnya, jenis tanah yang berada di Kabupaten Banyuasin terdiri dari 7 jenis, yaitu :. Alluvial : Sepanjang Wilayah Timur dan Tengah Kabupaten Banyuasin serta sebagian kecil Kec. Banyuasin II. Andosol : dan Kecamatan Tungkal Ilir Kecamatan Talang Kelapa dan Kecamatan Rantau Bayur. Glei : Tersebar di seluruh Kabupaten Banyuasin. Hidromorf : Kecamatan Banyuasin I, Air Kumbang, Mariana, Suak Tapeh dan Kecamatan Banyuasin III 5. Latosol : Kecamatan Rambutan. Litosol : Kecamatan Rambutan, Kecamatan Rantau Bayur dan Kecamatan Banyuasin II 7. Regosol : Kecamatan Sembawa, Kecamatan Tanjung Lago, Kecamatan Talang Kelapa dan Kecamatan Makarti Jaya. Dari ketujuh jenis tanah yang tersebar di kawasan Banyuasin jenis tanah yang mendominasi adalah jenis tanah glei yaitu jenis tanah yang terbentuk karena pengaruh genangan air, dilanjutkan dengan jenis tanah alluvial yang merupakan hasil endapan erosi di dataran rendah serta sebaran paling kecil jenis tanah latasol yang banyak mengandung zat besi dan aluminium akan tetapi tingkat kesuburannya rendah, tanah ini berada di selatan Kecamatan Rambutan. Persebaran jenis tanah di Kabupaten Banyuasin dapat di lihat pada Gambar.0 Peta Jenis Tanah Kabupaten Banyuasin.

20

21 ..5 Gambaran Umum Geologi Gambaran geologi menjabarkan jenis tanah serta penjelasan yang ada di wilayah Kabupaten Banyuasin. Kondisi geologi di Kabupaten Banyuasin akan di gambarkan melalui stratigrafi penyusunnya yang terdiri dari aluvium, batu lempung, batu pasir, batu sabak, endapan rawa, filit dan granit.. Aluvium endapan danau dan pantai : tersebar di seluruh Kecamatan;. Batu Lempung, Batu Lanau, Batu Pasir : tersebar di sebagian Kecamatan Banyuasin Dua, Pulau Rimau, Tungkal Ilir, Betung, Banyuasin Tiga, Rantau Bayur dan Suak Tapeh;. Batu Pasir, batu lumpur dan batu bara : tersebar di sebagian Kecamatan Pulau Rimau;. Batu Sabak, Filit dan Batu Lumpur : tersebar di sebagian Kecamatan Tanjung Lago; 5. Endapan Rawa : tersebar di selatan bagian timur Kabupaten Banyuasin yaitu Kecamatan Betung, Suak Tapeh, Banyuasin III, Talang Kelapa dan Rantau Bayur;. Filit dan Batu pasir : tersebar di sebagian kecil wilayah perbatasan Kecamatan Tanjung Lago dan Kecamatan Pulau Rimau; dan 7. Granir, Granodiorit, Diorit : tersebar di sebagian Kecamatan Pulau Rimau, Banyuasin II, Tanjung Lago dan Rambutan. Dari jenis stratigrafi tersebut yang paling mendominasi adalah jenis aluvium yang terbentuk dari endapan danau dan pantai. Selanjutnya adalah jenis endapan rawa yang tersebar di selatan bagian timur Kabupaten Banyuasin yaitu Kecamatan Betung, Suak Tapeh, Banyuasin III, Talang Kelapa dan Rantau Bayur dan persebaran paling sedikit yaitu jenis filit yang hanya terdapat di sebagian kecil wilayah perbatasan Kecamatan Tanjung Lago dan Kecamatan Pulau Rimau. Sebaran kondisi geologi

22 berdasarkan stratigrafi penyusunnya dalam Kabupaten Banyuasin seperti pada Gambar. Peta Geologi Kabupaten Banyuasin.

23

24 .. Gambaran Umum Tata Guna Lahan Pada pola penggunaan lahan di Kabupaten Banyuasin berrdasarkan analisis Citra Alos Tahun 00 dan RTRW Provinsi Suatera Selatan, terrekam jenis penggunaan lahan terbesar berupa semak belukar rawa dengan luas Ha atau sekitar % dari luas total Kabupaten Banyuasin. Dari kondisi tata guna lahan eksisting yang terilustrasikan pada gambar. Peta Tutupan Lahan, dominasi penggunaan lahan terluas berikutnya berupa Pertanian Lahan Kering Campuran termasuk didalamnya perkebunan rakyat, diikuti pertanian pangan lahan basah/sawah pasang surut dan lebak, perkebunan besar, hutan mangrove sekunder, kawasan hutan yang terdiri dari hutan mangrove, hutan rawa primer, hutan rawa sekunder serta hutan tanaman. Untuk kawasan terbangun berupa permukiman baik perdesaan maupun perkotaan dan ereal transmigrasi masing-masing seluas.09 Ha dan.0 Ha. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel dan diagram berikut: Tabel. Luas Penggunaan Lahan Eksisting Kabupaten Banyuasin No Jenis Pengunaan Lahan Hutan Mangrove Sekunder Hutan Rawa Primer Hutan Rawa Sekunder Hutan Tanaman Lahan Terbuka Perkebunan Permukiman Pertambangan Pertanian Lahan Kering (PLK) PLK Campur Semak Rawa Sawah Semak Belukar Semak Belukar Rawa Tambak Transmigrasi Tubuh Air Total Luas (Ha) , Persentase %,,, 0, 0,,0,9, 8,0,,8 0,,0,9 0,,7 0 Sumber : RTRWP Sumatera Selatan Tahun 0-00, Lapan, 00

25

26

27 . Kependudukan dan Sumberdaya Manusia Penduduk Kabupaten Banyuasin tahun 0 berjumlah jiwa, sedangkan jumlah penduduk tahun 0 adalah jiwa. Rasio jenis kelamin kabupaten Banyuasin pada tahun 0 sebesar 0,9 persen. Hal ini berarti bahwa dari setiap 00 penduduk perempuan terhadap 0 penduduk laki-laki. Untuk wilayah kecamatan, rasio jenis kelamin di atas 05 dimiliki oleh kecamatan Tungkal Ilir 08,78%, Pulau Rimau 08,%, Muara padang 07,55%, Sumber Marga Telang 07,%, Tanjung Lago sebesar 0,%, Air Salek 0,%, Air Kumbang 0,5%. Kecamatan Banyuasin III,Rantau Bayur dan Sembawa memiliki rasio jenis kelamin kecil, yaitu kurang dari 0%. Penduduk sebagai objek sekaligus subjek pembangunan merupakan aspek utama yang mempunyai peran penting dalam pembangunan. Oleh karena itu data penduduk sangat dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan. Dilihat dari persebaran penduduk di Kabupaten Banyuasin tahun 0 Kecamatan Talang Kelapa merupakan Kecamatan dengan persentase persebaran tertinggi, yaitu sebesar 99,0/Km² dan Kecamatan Banyuasin II adalah kecamatan dengan persebaran terendah, yaitu hanya sebesar,79/km². Untuk selengkapnya dapat dilihat tabel berikut. Tabel. Jumlah dan Persentase Persebaran Penduduk di Kabupaten Banyuasin Tahun 0 No Kecamatan Rantau Bayur Betung Suak Tapeh 5 Pulau Rimau Tungkal Ilir Banyuasin III Sembawa Talang Kelapa Tanjung Lago Banyuasin I Air Kumbang Rambutan Ibukota Tebing Abang Betung Lubuk Lancang Teluk Betung Sidomulyo Pangkalan Balai Sembawa Sukajadi Tanjung Lago Mariana Cinta Manis Baru Rambutan Luas /Km² 55,9 5,,70 Jumlah Penduduk Perebaran /Km² 7,9 5, 5,09 888, 8, 9, ,5 8, 0,59 9, 9, 80, 8,9 8, ,8 99,0 7, 8,9 7, ,87

28 Muara Padang Sumber Makmur Tirta Harja Makarti Jaya Salek Mukti Sungsang Telang Jaya Muara Telang Muara Sugihan Makarti Jaya Air Salek Banyuasin II Muara Telang Sumber Marga Telang Jumlah/Total 97,0.7,58 9,0 00,8,57.,0,57 7, ,5 9,,8,79 5, 0.8, , Sumber : Kabupaten Banyuasin Dalam Angka Tahun 05 Gambar. Grafik Distribusi Penduduk Kabupaten Banyuasin Tahun 0.. Jumlah, Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk Laju pertumbuhan penduduk merupakan barometer untuk menghitung besarnya semua kebutuhan yang diperlukan masyarakat, seperti perumahan, sandang, pangan, pendidikan dan sarana penunjang lainnya. Berdasarkan hasil registrasi penduduk, Kabupaten Banyuasin dalam kurun waktu awal tahun 0 mengalami Jumlah penduduk tahun 008 sampai dengan peningkatan dengan rata-rata laju pertumbuhan peduduk sekitar,%. Total jumlah penduduk tersebut di tahun 008 sebesar jiwa dan meningkat di awal tahun 0 menjadi 90.7 jiwa. Jumlah penduduk terbesar yaitu di Kecamatan Talang Kelapa sebesar 7. jiwa di tahun 008 dan terus meningkat hingga awal tahun 0 mencapai 0.9 jiwa. Secara rinci Tabel. berikut ini menerangkan jumlah penduduk Kabupaten Banyuasin di setiap kecamatan Tahun 008- Awal Tahun 0.

29 Tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Banyuasin dalam kurun waktu tahun 008 sampai dengan Awal Tahun 0 masih tergolong sangat rendah, akan tetapi tiap tahunnya mengalami peningkatan dengan rata-rata kepadatan di tahun 008 sebesar jiwa/km² di Awal tahun 0, 7 jiwa/km² menjadi 77 Kecamatan Talang Kelapa merupakan kecamatan dengan rata-rata kepadatan penduduk tertinggi. Pada awal tahun 0, rata-rata kepadatan penduduk di Kecamatan Talang Kelapa mencapai jiwa/km². Tingginya tingkat kepadatan penduduk di Kecamatan Talang Kelapa disebabkan karena kecamatan ini letaknya strategis karena lebih dekat dengan Kota Palembang. Sementara kecamatan dengan rata-rata kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Muara Sugihan, yang pada awal tahun 0 rata-rata kepadatan penduduknya hanya jiwa/km². Tabel. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Banyuasin Tahun 007-Awal Tahun Laju Pertumbuh an Penduduk (%),5,,5,5,5,5,,,5,7 Muara Sugihan ,8 Banyuasin II ,7 Makarti Jaya , Air Salek ,7 Muara Telang ,8 *) *) *).75.9 *) N o Kecamatan Rantau Bayur Betung Banyuasin III Pulau Rimau Tungkal Ilir Talang Kelapa Tanjung Lago Banyuasin I Rambutan Muara Padang Suak Tapeh 008 Jumlah Penduduk (jiwa)

30 7 8 9 Sembawa *) *) *) Marga Air Telang Air Kumbang *) *) *) *). *) *) *) *) 5.88 Rata-rata Laju Pertumbuhan (%) Jumlah *), Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin Tahun 0-0 Keterangan : *) Angka masih tergantung dalam kecamatan induk

31

32 .. Proyeksi Penduduk Untuk mengetahui perkiraan jumlah penduduk Kabupaten Banyuasin sampai dengan tahun 0 akan digunakan pendekatan Lung Polinomial Methods, dengan pertambahan pola penduduk pertumbuhan sebagai daerah ke depan yang baru dasar berlaku dengan pemikiran tidak di lagi bahwa selamanya perkiraan mengikuti wilayah perencanaan potensi/peluang karena untuk kemungkinan berusaha lebih baik akan menjadi daya tarik yang kuat bagi penduduk luar untuk memasuki wilayah Kabupaten Banyuasin. Penggunaan Metoda Lung Polinomial berlandaskan pada angka pertumbuhan rata-rata Kabupaten Banyuasin sebesar, % per tahun. Berikut ini hasil perhitungan proyeksi penduduk Kabupaten Banyuasin di setiap Kecamatan hingga tahun 0. Tabel.5 Proyeksi Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Banyuasin HinggaTahun 0 N o Kecamatan 5 Rantau Bayur Betung Banyuasin III Pulau Rimau Tungkal Ilir Talang Kelapa Jumlah Penduduk Awal Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Tanjung Lago Banyuasin I Rambutan Muara Padang Muara Sugihan Banyuasin II Makarti Jaya Air Salek Muara Telang Suak Tapeh

33 7 8 9 Sembawa Marga Air Telang Air Kumbang Jumlah Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin Tahun 0-0 Dengan jumlah penduduk Kabupaten Banyuasin hingga Tahun 0 mencapai.7. jiwa maka kepadatan penduduk di tahun 0 akan menjadi jiwa/km² Kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Talang Kelapa yaitu sebesar 78 jiwa/km², sedangkan kepadatan penduduk terendah berada di Kecamatan Muara Sugihan sebesar 7 jiwa/km². Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel. berikut: Tabel. Proyeksi Kepadatan Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Banyuasin Hingga Tahun 0 N o Kecamatan Rantau Bayur Betung Banyuasin III 5 Luas Wilay ah 0 0 Jumlah Pendud uk (jiwa) 0 Kepada tan (jiwa/k m²) Jumlah Pendud uk (jiwa) 0 Jumlah Pendud uk (jiwa) Kepada tan (jiwa/k m²) Kepada tan (jiwa/k m²) Pulau Rimau Tungkal Ilir Talang Kelapa Rambutan Muara Padang Muara Sugihan Banyuasin II Tanjung Lago Banyuasin I Makarti Jaya Air Salek Muara Telang 5 Suak Tapeh Sembawa Jumlah Pendud uk (jiwa) Kepada tan (jiwa/k m²)

34 7 8 9 Marga Air Telang Air Kumbang Jumlah Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin Tahun 0-0. Potensi Bencana Alam Potensi bencana akan selalu berkaitan dengan tingkat kerentanan dan tingkat kerawanan bencana pada masing-masing kawasan tertentu sesuai dengan karakteristik morfologi, geologi, klimatologi dan topografi kawasan. Selain itu peningkatan suhu global telah pula menjadi perhatian serius karena mengakibatkan lapisan es di Antartika dan Greenland semakin menipis dan menyebabkan kenaikan permukaan laut. Hal ini tentu saja akan berpengaruh terhadap kawasan pesisir yang di miliki Kabupaten Banyuasin. Penanganan dampak pemanasan global semakin menjadi prioritas nasional, bukan hanya disebabkan timbulnya kenaikan permukaan laut tetapi pemanasan global itu telah menyebabkan perubahan iklim. Perubahan ini dapat kita lihat dari fenomena cuaca yang semakin tidak menentu, intensitas curah hujan yang tinggi, ombak semakin besar, banjir, kebakaran hutan,dan kekeringan yang dapat saja berpengaruh terhadap wilayah Kabupaten Banyuasin. Kebijakan dan program strategis terkait adaptasi dan mitigasi pemanasan global perlu segera diambil pemerintah. Strategi yang kita lakukan sekarang dalam menghadapi pemanasan global akan menentukan kualitas lingkungan kita di masa depan. Beberapa bentuk kerawanan bencana yang dapat terjadi di wilayah Kabupaten Banyuasin diantaranya sebagai berikut : A. Daerah Rawan Genangan Topografi Kabupaten Banyuasin yang 80% merupakan dataran rendah basah dengan kemiringan 0-8% terletak sepanjang aliran sungai sampai dengan wilayah pesisir. Dari hasil kajian risiko dan adaptasi perubahan iklim Sumatera Selatan oleh Kementrian Lingkungan Hidup, Kabupaten Banyuasin yang wilayahnya berbatasan langsung dengan pantai timur Sumaterta Selatan yaitu

35 Selat Bangka memiliki risiko sangat tinggi terhadap penggenangan pesisir mengingat wilayah Banyuasin tergolong dataran rendah (lowland) sehingga mempunyai tingkat keterpaparan tinggi terhadap perubahan iklim khususnya bahaya penggenangan pesisir yang disebabkan oleh kombinasi kenaikkan air laut, gelombang badai dan fenomena La-Nina pada saat air pasang maksimum. Tren kenaikan suhu permukaan laut di sekitar pantai timur Sumatera Selatan berkisar C / tahun yang setara dengan nilai rata-rata di seluruh perairan Indonesia. Sedangkan untuk kenaikkan muka air laut, berdasarkan hasil estimasi altimeter, model dan data pasang surut berkisar antara 0,5-0,7 cm/tahun. Proyeksi kenaikkan muka air laut pada tahun 00 sebesar ±,5-5, cm, dinatara nilai tersebut sekitar -5 cm merupakan hasil kontribusi pencairan es yg di estimasi dengan model. Kejadian ekstrem juga berpengaruh terhadap kenaikan muka air laut yaitu fenomena La-Nina (Pengaruh dari Samudera Pasifik) yang dapat menimbulkan kenaikkan sebesar 5 cm terhadap muka air laut dalam keadaan normal. Gelombang signifikan pada pantai timur Sumatera Selatan meninggi sekitar bulan Desember-Januari dan menurun pada bulan mei. Kondisi tersebut mengakibatkan Kabupaten Banyuasin memiliki luasan daerah genangan tahunan dengan total luasan genangan sekitar 9.,7 Ha. Luasan tersebut terbagi dalam tipe luapan mulai dari genangan dengan tipe A yaitu lahan yang selalu terluapi air pasang baik pasang besar maupun pasang kecil, tipe genangan ini terutama tersebar di sebagian wilayah Kecamatan Makarti Jaya, Muara Padang, Banyuasin II, dan Muara Sugihan. Selanjutnya tipe genangan B dimana lahan terluapi saat pasang besar, kondisi ini terdapat di sebagian wilayah Kecamatan Muara Sugihan, Muara Telang, Sumber Marga Telang dan Makarti Jaya. Tipe genangan C yaitu dalam kondisi tidak tergenang tetapi kedalaman air tanah pada waktu pasang surut kurang dari 50 cm dan genangan tipe D yaitu dalam kondisi tidak tergenang pada waktu pasang air tanah

36 lebih dari 50 cm, tetapi pasang surutnya air masih terasa atau tampak pada saluran tersier. Untuk Sebaran daerah genangan C dan D cukup merata hampir di seluruh kecamatan Kabupaten Banyuasin. Pada kondisi normal genangan yang ada merupakan kondisi alami yang ada di langkah ke Kabupaten Banyuasin, akan tetapi perlu diambil depan berpengaruh terkait terhadap kenaikan suhu kawasan global yang yang secara akan alami merupakandaerah genangan berkala, terutama di kawasan pesisir. Persebaran kawasan rawan genangan di Kabupaten Banyuasin di terlihat pada Gambar.5 Peta Rawan Bencana. B. Kawasan rawan Bencana Angin Topan/Putting Beliung Badai dan topan serta angin puting beliung adalah salah satu diantara pengaruh pemanasan suhu global. Turbalensi suhu mengakibatkan perbedaan tekanan udara yang sering terjadi di wilayah tropis diantara garis balik utara dan selatan, kecuali di daerah-daerah yang sangat berdekatan dengan khatulistiwa. Sebagian besar sebaran kawasan rawan bencana angin puting beliung terletak di wilayah pesisir. Berikut sebaran kawasan Kabupaten Banyuasin yang memiliki daerah Rawan Bencana Angin Topan/Puting Beliung diantaranya adalah Kecamatan Banyuasin I, Kecamatan Banyuasin II, Kecamatan Betung, Kecamatan Pulau Rimau,Kecamatan Talang Kelapa, Kecamatan Tungkal Ilir, Kecamatan Muara Sugihan, Kecamatan Air Salek, dan Kecamatan Tanjung Lago C. Kawasan Rawan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan Potensi bencana kebakaran hutan di Kabupaten Banyuasin disebabkan oleh Faktor kesengajaan antara lain pembakaran lahan untuk keperluan pertanian, dan faktor alam yaitu disebabkan oleh musim kemarau mengakibatkan vegetasi semak belukar, lahan basah dan bergambut yang kering mudah terbakar. Faktor kesengajaan dalam pembakaran lahan masih merupakan budaya

37 sebagian masyarakat di beberapa kecamatan di Kabupaten Banyuasin, dimana pada musim kemarau panjang masyarakat mencari kawasan semak belukar dengan ketebalan bahan organik tinggi untuk sengaja dibakar lalu ditebari benih padi (sistem sonor) yang kemudian di biarkan dan datang kembali saat musim panen. Berdasarkan sebaran hot spot hasil pantauan Satelit SSMFP, potensi kebakaran hutan dan lahan cukup tinggi di Kabupaten Banyuasin,tersebar di Kecamatan Pulau Rimau, Banyuasin I, Muara Padang, Tungkal Ilir dan Muara Sugihan serta kawasan lain yang memiliki Lahan gambut cukup tebal seperti di daerah Taman Nasional (TN) Sembilang dan sekitarnya. Sebaran hot spot tersebut dapat dilihat pada gambar.5 Peta Rawan Bencana. Biasanya kebakaran hutan tersebut terjadi sekitar Juni-September. D. Kawasan Rawan Kekurangan Air (Kekeringan) Perubahan iklim menjadi salah satu pertimbangan dasar dalam pengelolaan air, misalnya dalam pengembangan infrastruktur air mengenai kualitas dan kuantitas air. Berdasarkan Indeks Risiko Bencana Kekeringan yang dikeluarkan oleh Penanggulangan Bencana (PNPB) Tahun 00 Badan Nasional dan Kajian Risiko Kekurangan Air oleh Kementerian Lingkungan Hidup, Kabupaten Banyuasin termasuk dalam tingkat risiko tinggi untuk bencana kekeringan. Bencana kekeringan di Kabupaten Banyuasin terutama terjadi di musim kemarau, dimana sumber-sumber air warga baik itu sumur maupun sungai kecil kering. Kondisi tersebut yang mengakibatkan hampir di setiap kecamatan mengalami kekurangan air bersih untuk air minum, memasak, mandi, dan mencuci maupun air untuk kebutuhan irigasi. Dari hasil kajian tersebut, risiko kekurangan air di Kaupaten Banyuasin termasuk dalam zona utama dari zona yang diklasifikasikan berdasarkan Daerah Aliran Sungai dan susunan sungai, Kabupaten Banyuasin tergolong tingkat risiko menengah sampai sangat tinggi yang tersebar di kawasan DAS Musi serta

38 tingkatan risiko dari sangat rendah sampai sangat tinggi di kawasan Das Banyuasin.

39

40 .5 Potensi Sumberdaya Alam Potensi sumber daya alam merupakan segala potensi alam yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia. Potensi sumber daya alam yang berada di Kabupaten Banyuasin sangat dipengeruhi oleh kondisi wilayah Kabupaten Banyuasin dimana lebih dari setengah luas wilayah merupakan kawasan lahan basah, pasang surut dan lebak yang dimanfaatkan untuk lahan pertanian, sedangkan sisanya, kurang dari setengah luas wilayah sebagai lahan usaha nonpertanian termasuk untuk lahan bangunan, pekarangan dan jalan. A. Potensi Sumberdaya Lahan Kondisi sumberdaya lahan di Kabupaten Banyuasin terdiri dari lahan basah dan lahan kering, dimana Hampir 80 persen dari wilayah Kabupaten Banyuasin merupakan hamparan lahan basah berupa dataran rendah rawa lebak, dataran rendah lahan gambut, serta dataran rendah pasang surut dan sisanya sekitar 0% merupakan lahan kering yang dimanfaatkan untukpekarangan dan permukiman, perkebunan, ladang dan pemanfaatan lainnya. Kawasan khusus berekosistem rawa pasang surut yang dibelah-belah oleh aliran sungai dan menjadi delta-delta serta membentuk dataran rendah yang bergambut tersebar di sepanjang pesisir timur. Sedangkan di sepanjang pesisir hilir Sungai Musi dan Sungai Komering terdapat kawasan lebak. Potensi lahan pasang surut yang tersedia di sebagian besar wilayah Kabupaten Banyuasin memiliki prospek yang cukup besar untuk dikembangkan menjadi sentra produksi pertanian dan perkebunan dengan pola intensifikasi dan ekstensifikasi. Hal ini tercermin dengan pemanfaatan lahan pasang surut yang dominan untuk tanaman pangan khususnya beras dan telah menghantarkan Kabupaten Banyuasin sebagai penyumbang produksi beras Sumatera Selatan ± %. Demikian juga dibidang perkebunan, dimana lahan pasag surut yang belum termanfaatkan untuk tanaman pangan menjadi faktor penarik bagi investor di bidang perkebunan kelapa sawit.

41 Potensi pengembangan lahan produktif juga dapat dilakukan pada lahan berawa (lebak dan gambut). Berdasarkan penggunaan lahan eksisting Kabupaten Banyuasin tipologi lahan berawa ini berupa kawasan hutan rawa primer seluas 7. Ha, kawasan hutan rawa sekunder seluas 8.88 Ha, kawasan rawa.55 Ha serta semak belukar rawa yang memiliki luasan terbesar yaitu Ha atau sekitar % dari luas total Kabupaten Banyuasin. Sebaran Lahan rawa tersebut terletak di sepanjang Pantai Timur sampai ke pedalaman meliputi wilayah Kecamatan Muara Padang, Makarti Jaya, Muara Telang, Banyuasindua, Pulau Rimau, Air Salek, Muara Sugihan, sebagian Kecamatan Talang Kelapa, Betung dan Tungkal Ilir. B. Kehutanan Kawasan hutan Kabupaten Banyuasin luasnya mencapai 95.,88 Ha atau sekitar 0% dari total luas Kabupaten Banyuasin. Kawasan hutan tersebut di dominasi oleh Taman Nasional Sembilang seluas Ha yang telah ditetapkan menurut Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 95/Kpts-II/00 tanggal 9 Maret 00 serta jenis kawasan lainnya berupa kawasan hutan lindung, kawasan hutan produksi, kawasan huntan konversi, kawasan suaka alam berupa dan hutan yang terdapat di suaka margasatwa. (Perhatikan Gambar. Peta Kawasan Hutan). Untuk lebih jelasnya, secara rinci jenis kawasan hutan di Kabupaten Banyuasin menurut fungsinya, dapat dikelompokkan sebagai berikut : Tabel.7 Kondisi Eksisting Hutan di Kabupaten Banyuasin No 5 Kawasan Hutan Hutan Lindung Kawasan Hutan Produksi HPK Suaka Margasatwa Taman Nasional Sembilang Total Luas (Ha) 8.988, 8.9,7 0.78, ,88 Sumber : RTRW Kabupaten Banyuasin Tahun 0-0

42 Dari kawasan hutan tersebut, dihasilkan berbagai potensi sumberdaya hutan diantaranya berupa kayu yaitu jenis kayu bulat dan olahan yang telah dipasarkan baik di dalam negeri maupun luar negeri. Di tahun 009 hasil produksi kayu tersebut mencapai m³. C. Penggalian, Pertambangan dan Energi Kabupaten Banyuasin merupakan daerah yang memiliki bahan galian yang cukup potensial seperti minyak dan gas bumi, batubara, gambut, lempung, kaolin, pasir kuarsa. Kualitas batubara di Kab. Banyuasin umumnya berjenis Ligmit Subbituminous dengan kalori Kcal/kg dan memiliki kadar sulfur dan abu rendah, baik untuk bahan bakar PLTU dan sebagai komoditi ekspor non migas yang dapat menjadi sumber devisa negara. Untuk kegiatan pertambangan minyak dan gas bumi sebagian berlokasi di Kecamatan Pulau Rimau dengan jumlah sumur produksi sebanyak sumur atau barel/hari dan wilayah lain seperti Kecamatan Rantau Bayur, Banyuasin II, Tungkal Ilir dan Betung. Sebaran lokasi izin usaha pertambangan migas yang terdapat di Kabupaten Banyuasin dapat diihat pada Tabel.8 dan Gambar.7 Peta Kawasan Pertambangan Migas. Tabel.8 Izin Migas di Kabupaten Banyuasin N o Company Petronas Cargau (Tanjung Jabung) Job Pertamina-Amirada Hiss Jambi Merang PT. Pertamina E&P PT. Odira Energi Karang Agung 5 Conoco Phillips (Gresik) Kecamatan Kec. Rantau Bayur Kec. Banyuasin II Kec. Tungkal Ilir Kec. Pulau Rimau Kec.

43 7 PT. Medco E&P Rimau PT. Seli Raya Belida 8 PT. Medco E&P Indonesia 9 Star Energy (Sekayu) 0 Job Pertamina-Goldenspike Indonesia Banyuasin II Kec. Betung Kec. Rantau Bayur Kec. Rantau Bayur Kec. Rantau Bayur Kec. Rantau Bayur Sumber : RTRW Kabupaten Banyuasin Tahun 0-0 Sedangkan bahan galian batubara tersebar di 5 (lima) Kecamatan yaitu Kec. Rantau Bayur, Kec. Pulau Rimau, Kec. Betung, Kec. Banyuasin I dan Kec. Banyuasin III dengan perkiraan,5 milyar ton. Dari data Dinas Pertambangan setempat telah terdapat izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi seluas.7 Ha dan IUP Eksplorasi seluas 9.78 Ha yang berada di Kecamatan Banyuasin III, Pulau Rimau, Rantau Bayur, Betung, Tungkal Ilir, Talang Kelapa dan Kecamatan Muara Telang, untuk lebih jelasnya lihat gambar.8 Peta Pertambangan Batu Bara. Berikut ini sebaran lokasi izin usaha pertambangan batubara yang terdapat di Kabupaten Banyuasin : Tabel.8 Izin Tambang Batu Bara di Kabupaten Banyuasin No Company PT. Basin Coal Mining PT. Bumi Indo Power PT. Basindo Karya Utama PT. Buana Minera Harvest 5 PT. Graha Nusa Minergi PT. Sumber Alam Makmur Utama PT. PT. PT. PT. PT. Tubindo Elok Indah Subur Jaya Nusantara Alam Pasifik Trimata Coal Perkasa MBH Mining Resources Kecamatan Kec. Rantau Bayur Kec. Banyuasin III, Kec. Betung Kec. Tungkal Ilir Kec. Tungkal Ilir Kec. Pulau Rimau, Kec. Tanjung Lago Kec. Tungkal Ilir Kec. Suak Tapeh, Kec. Pulau Rimau Kec. Banyuasin II, Kec. Muara Telang Kec. Tungkal Ilir dan Kec. Pulau Rimau Kec. Rantau Bayur, Kec. Betung Kec. Tungkal Ilir Kec. Betung, Kec. Pulau Rimau Kec. Tungkal Ilir Kec. Tungkal Ilir Kec. Pulau Rimau Luas Kawasan (Ha)

44 PT. Bhumindo Tambang Jaya PT. Tubindo Energi PT. Trimata Benua Kec. Betung Kec. Rantau Bayur, Banyuasin III, Betung Kec. Tungkal Ilir Sumber : RTRW Kabupaten Banyuasin Tahun 0-0 Untuk jenis tambang lainnya yaitu Kaolin sebesar ton terdapat di Kec. Talang Kelapa, Kec. Pulau Rimau dan Kec. Betung. Tambang Koain ini dapat digunakan sebagai bahan baku pembuat keramik, kertas, industri farmasi, industri komestik dan plastik. Selain itu terdapat jenis tambang Bentonit yang tersebar di Kec.Talang Kelapa. Tambang ini digunakan sebagai bahan baku pembuat cat, bahan baku industri cor, lem dan industri kelapa sawit. Kegiatan pertambangan lainnya berupa Gambut sebesar m³ yang berada di Kecamatan Muara Padang, Pasir Silika sebesar m di Kecamatan Talang Kelapa dan Tanah Urug yang tersebar di sebagian besar wilayah Kabupaten Banyuasin.

45

46

47

48 D. Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kabupaten Banyuasin merupakan wilayah di Sumatera Selatan yang memiliki kawasan perairan terbesar. Kabupaten banyuasin memilik panjang pantai sekitar 75 km dan luas laut sebesar.75, Km², kawasan pantai tersebut membentang dari perbatasan Provinsi Jambi hingga perbatasan Kabupaten Ogan Komering Ilir berhadapan dengan Selat Bangka. Untuk delineasi kawasan pesisir, Batas ke arah darat berdasarkan Ekologis adalah kawasan yang masih dipengaruhi oleh proses-proses laut seperti pasang surut, intrusi air laut dan percikan air gelombang. Secara administratif yaitu batas terluar sebelah hulu dari desa pantai atau jarak definitif secara arbitrer ( km, 0 km, dst dari garis pantai), sedangkan Batas ke arah laut berdasarkan Ekologis yaitu kawasan perairan laut yang masih dipengaruhi proses- proses alamiah dan kegiatan manusia di daratan, seperti aliran air sungai, limpasan air permukaan, sedimen dan bahan pencemar dan Administratif mil dari garis pantai, dari ketentuan tersebut delineasi kawasan pesisir di Kabupaten Banyuasin adalah batas administrasi Kecamatan yang berbatasan langsung dengan laut dan mil ke arah laut sesuai kewenangan kabupaten yang meliputi lima Kecamatan, yaitu Banyuasin II, Kecamatan Muara Sugihan, Kecamatan Air Salek, Kecamatan Makarti Jaya, dan Kecamatan Tanjung Lago serta terdapat sekitar pulau-pulau kecil baik yang berada di wilayah laut maupun di perairan sungai. Keberadaan kawasan perairan di Kabupaten Banyuasin sangat potensial, baik sebagai jalur transportasi yang strategis karena merupakan pintu gerbang penghubung Provinsi Sumatera Selatan dengan Pulau Bangka, juga menyimpan potensi hasil laut yang melimpah serta potensi wisata. Pada Kawasan pesisir Kabupaten Banyuasin juga terdapat kawasan konservasi Taman Nasional Sembilang yang memiliki hutan mangrove dengan ketebalan sekitar 5 km. Potensi hasil laut berupa perikanan laut, perairan umum

49 (budidaya keramba), budidaya tambak dan budidaya ikan air tawar. Berikut ini potensi perikanan di Kabupaten Banyuasin adalah sebagai berikut : Tabel.9 Potensi Perikanan di Kabupaten Banyuasin N o Jenis Pemanfaatan Perikanan Laut Budidaya Air Payau Budidaya Air Tawar : Kolam Keramba Potensi 000 unit 000 Ha Potensi Yang Telah Dikelola 5 unit.7 Ha.000 Ha 5.0 unit 8.50 Ha 5 unit Sumber : RTRW Kabupaten Banyuasin Tahun 0-0 Jumlah nelayan.97 RTP dan buruh.77 RTBP. Jenis ikan yang dominan adalah manyung, cucut, pari, teri, gerot-gerot, selar, golokgolok, Petek/peperek dan bawal hitam, serta udang putih. Untuk sarana transportasi, akan dikembangkan kawasan pelabuhan Internasional Tanjung Api-Api.. Potensi Ekonomi Wilayah.. Struktur Perekonomian Struktur perekonomian masyarakat Banyuasin sebagian besar terkategori ke Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan seperti yang terlihat dari besarnya peranan masing-masing kategori ini terhadap pembentukan PDRB Banyuasin. Pada tahun 0, besarnya peranan kategori ini terhadap PDRB Banyuasin adalah sebesar,5 persen. Kategori lain yang juga memiliki peranan terbesar berikutnya dihasilkan oleh kategori Industri Pengolahan yaitu sebesar,0 persen, dan kategori konstruksi yaitu sebesar,8 persen. Kategori lainnya yang juga memiliki peranan terhadap pembentukan PDRB Banyuasin adalah Perdagangan Besar dan Eceran;Reparasi Mobil dan Sepeda Motor dan kategori Pertambangan dan Penggalian yaitu masing-masing sebesar 9,8 persen dan 8,85 persen.

50 Sementara peranan kategori lainnya terhadap PDRB Banyuasin di bawah 5 persen. Tabel.0 PDRB Kabupaten Banyuasin Menurut Lapangan Usaha (persen) 000 N o Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi 0 Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estat Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan 5 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya 7 Produk Domestik Regional Bruto 00, 7,5,90 0 5,79 7,0 5,7 Tahun 0,9 7,9, 7 0,0 8,,9 7 0,5 8,85,0 7,9 9,90,8 9,77, 9,70,9 9,57,8 9,8 0,8 0,8 0,59 0,7 0, 0,8 0, 0, 0, 0,,58,7,7,7,7 0, 0,9 0, 0, 0, 0,7 0,9 0,5 0,5 0,50,89,8,8,8,,8,,,,5 0, 0, 0, 0, 0,5 0,5 0, 0,7 0, 0, Sumber : Kabupaten Banyuasin Dalam Angka, Tahun 05.. Pertumbuhan Perekonomian Perekonomian Banyuasin pada tahun 0 mengalami perlambatan dibandingkan pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan PDRB Banyuasin tahun 0 mencapai 5, persen, sedangkan tahun 0 sebesar,8 persen. Pada tahun 0, pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh kategori Jasa Pendidikan yaitu sebesar,98 persen kemudian kategori berikutnya adalah Pertambangan dan Penggalian dengan laju pertumbuhan sebesar,9 persen. Sedangkan seluruh kategori ekonomi PDRB yang lain pada tahun 0 mencatat pertumbuhan yang positif.

51 Adapun kategori-kategori lainnya berturut-turut mencatat pertumbuhan yang positif pada tahun 0, di antaranya kategori Pengadaan Listrik dan Gas mencatat sebesar 0,9 persen, kategori Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 9,7 persen, kategori Informasi dan Komunikasi sebesar 7,87 persen, kategori Transportasi dan Pergudangan sebesar, persen, kategori Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang sebesar, persen, kategori Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar, persen, kategori Jasa Perusahaan sebesar 5,98 persen, kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 5, persen, kategori Industri Pengolahan,7 persen, kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar,5 persen, kategori Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar, persen, kategori Konstruksi sebesar,0 persen, kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar,0 persen, dan kategori Jasa Lainnya sebesar,8 persen. Tabel. Laju Pertumbuhan Riil PDRB Menurut Lapangan Usaha (persen), 00 N o Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi 0,75 5,0,77, 0,8 Tahun 0 0 5, 5,, 9,7,8,75, 9,8 8,,7 0,0,9,7 0,9, 7,50 7,,0 7,95 0,87,0,0,5,8 8,90 7, 8,0 7,0,, 5,,9 7,95 5,78 7,87 Jasa Keuangan dan Asuransi 5, 0, 7,0, Real Estat 8,7 9, 8,7 7,09 Jasa Perusahaan 9,97 8,5 9,0 5,98 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib,0,87 5,,

52 N Lapangan Usaha o Jasa Pendidikan 5 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya 7 Produk Domestik Regional Bruto 0 7,50 Tahun 0 0, 9, 0,98,0 7,97 5,9 9,7,09,0,8,8 5,,5,8 5, Sumber : Kabupaten Banyuasin Dalam Angka, Tahun 05.. PDRB Perkapita Apabila PDRB suatu daerah dibagi dengan jumlah penduduk yang tinggal di daerah itu, maka akan dihasilkan suatu PDRB Per kapita. PDRB Per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk. Berdasarkan Tabel. di bawah ini, pada tahun 0, PDRB per kapita Banyuasin mencapai,9 juta Rupiah dengan pertumbuhan sebesar 7,59 persen yang mengalami perlambatan dari tahun sebelumnya. PDRB per kapita untuk tahun 00, 0, 0, dan 0 masing-masing sebesar, juta Rupiah, 8, juta Rupiah, 9,99 juta Rupiah, dan, juta Rupiah dengan pertumbuhan pada tahun 0 dan 0 sebesar,7 persen dan 7, persen,serta, persen untuk pertumbuhan pada tahun 0. Tabel. PDRB Per Kapita Menurut Lapangan Usaha (Juta Rp), 00-0 No Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estat Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 00 5,95,9,09 0 0,7,,7 0 Tahun 0 7,7,59, ,,8 5, ,, 5,75 0,00,,7,8,,9,9,,5,7 8 0, 7 0, 8 0, 9 0,5 0, 5 0, 0 0,8 0, ,5 0,5 0 0,57 0,7 7 0, 0 0, 0, 7 0, 0 0,7

53 No Lapangan Usaha 00 0, , 5 Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7 Jasa lainnya Produk Domestik Regional Bruto 0 0, , Tahun 0 0, 9 7 9,99 0 0,9 8, 0 0,5 0, 8,9 Sumber : Kabupaten Banyuasin Dalam Angka, Tahun 05.. Pertumbuhan dan Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha PDRB Kabupaten Banyuasin menurut lapangan usaha dirinci menjadi 7 kategori lapangan usaha dan sebagian besar kategori dirinci lagi menjadi subkategori. Pemecahan menjadi subkategori ataupun golongan ini disesuaikan dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 009. Perkembangan setiap lapangan usaha diuraikan di bawah ini. A. Pertanian, Kehutanan, Dan Perikanan Kategori ini mencakup subkategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang terdiri atas golongan tanaman pangan, golongan tanaman hortikultura, golongan tanaman perkebunan, golongan peternakan, dan subkategori Usaha golongan jasa kehutanan pertanian dan dan Penebangan perburuan, Kayu, dan subkategori Perikanan. Kategori ini masih menjadi tumpuan dan harapan dalam penyerapan tenaga kerja karena sebagian besar masyarakat di Banyuasin bekerja di kategori ini sebagaimana besarnya peranan yang diberikan dari kategori ini terhadap PDRB Banyuasin. Pada tahun 0 kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan memberikan peranan terbesar terhadap PDRB Banyuasin atas dasar harga berlaku sebesar,5 persen. Subkategori tanaman pangan merupakan penyumbang terbesar terhadap kategori pertanian,kehutanan, dan perikanan yaitu tercatat sebesar,8 persen dari seluruh nilai tambahnya. Namun pada tahun 0 pertumbuhan subkategori ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu dari 5, menjadi,0 seiring dengan penurunan produksi padi di Banyuasin. Sedangkan untuk tahun 0 sampai 0 selalu mengalami percepatan.

54 Pertumbuhan ekonomi terbesar pada tahun 0 untuk kategori ini adalah pada subkategori perikanan yaitu sebesar 8,9 yang mengalami percepatan pertumbuhan dari terbesar tahun sebelumnya. berikutnya adalah Kemudian subkategori pertanian,peternakan, perburuan, dan jasa pertanian sebesar 0, persen, tetapi mengalami perlambatan dari tahun sebelumnya. Sedangkan untuk subkategori kehutanan mengalami percepatan di tahun 0 yaitu sebesar 0, 9 persen seperti yang terlihat pada tabel berikut ini: Tabel. Peranan Lapangan Usaha terhadap PDRB Kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (Persen), 00-0 No Lapangan Usaha Pertanian, Perternakan, Perburuan dan Jasa a. Tanaman pangan b. Tanaman holtikultura c. Tanaman perkebunan d. Perternakan e. Jasa pertanian dan perburuan Kehutanan dan Penebangan Kayu Perikanan Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 00,90 0, Tahun 0,8 0 0, ,8 5,75,5,7,50,78,, 00 5,0,9 5,,,9 5,, 00,7,8,5,77,8,8,8 00,8,7 5,8,89,,, ,8,0, 7,,8,8 9,9 00 Sumber : Kabupaten Banyuasin Dalam Angka, Tahun 05 Gambar.9 Laju Pertumbuhan PDRB Kategori Pertanian,Kehutanan, dan Perikanan (Persen), 00-0

55 B. Pertambangan dan Penggalian Pada Kategori Pertambangan dan Penggalian, subkategori yang memberikan kontribusi terbesar adalah Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi yaitu sebesar 8,9 persen pada tahun 0, meningkat dari 8, persen di tahun 0. Secara umum, peranan subkategori ini terus meningkat dari tahun 00 sampai 0 kecuali di tahun 0 sempat menurun. Subkategori Pertambangan dan Penggalian Lainnya juga memberikan kontribusi terhadap kategori Pertambangan dan Penggalian yaitu sebesar,9 persen di tahun 0. Subkategori ini terus menurun dari tahun 0 sampai 0. Secara keseluruhan pada tahun 0, kategori Pertambangan dan Penggalian menunjukkan laju pertumbuhan yang cepat sebesar,9 persen, dimana laju pertumbuhan kategori ini selalu meningkat selama tahun 00 sampai 0. Seperti yang terlihat pada Gambar, untuk masingmasing subkategori Pertambangan Minyak, Gas, dan Panas Bumi serta Pertambangan dan Penggalian Lainnya juga mengalami percepatan pertumbuhan di tahun 0. Tabel. Peranan Lapangan Usaha terhadap PDRB Kategori Pertambangan dan Penggalian (Persen), 00-0 No Lapangan Usaha Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi Pertambangan dan Penggalian Lainnya Pertambangan dan Pengalian 00 0,8 0,09 Tahun 0, 0 5,0 0 8, 9, 5,9,7,80, Sumber : Kabupaten Banyuasin Dalam Angka, Tahun 05 C. Industri Pengolahan Pada Kategori Industri Pengolahan, subkategori yang menyumbang peranan terbesar adalah Industri Makanan dan Minuman yaitu sebesar 5,8 persen pada tahun 0, kemudian diikuti oleh Industri Batubara dan Pengilangan Migas, dan Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik yaitu sebesar,9 persen dan,9 persen. Sedangkan peranan subkategori yang lain berada di bawah 5

56 persen, berturut-turut mulai dari yang terbesar hingga terkecil adalah subkategori Industri Logam Dasar,9 persen, subkategori Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan, dan sejenisnya,8 persen, subkategori Industri Barang Galian Bukan Logam, persen, Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik, persen, Industri Alat Angkutan 0,9 persen, Industri Furnitur 0,8 persen, Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman beserta Industri Pengolahan Lainnya, Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan berkontribusi sama besar yaitu persen, Industri Tekstil dan Pakaian Jadi persen, dan Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 0 persen. Tabel.5 Peranan Lapangan Usaha terhadap PDRB Kategori Industri Pengolahan (Persen), 00-0 No Lapangan Usaha Industri Batubara dan Migas Industri Makanan dan Minuman Industri Tekstil dan Pakaian Jadi Industri Kayu, Barang dari Kayu, Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman Industri Kimia, Farmasi dan Obat Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik Industri Barang Galian bukan Logam Industri Logam Dasar Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik Industri Alat Angkutan Industri Furnitur Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan Industri Pengolahan 00 5,5,58 0 5,,,7 Tahun 0 9, 7,0, 0 7,0 9,7,8 0,9 5,8, ,08 0,5 05 7,50 05,95 0,9,,55,0,0,8,0,5,,0,,8,8,,9, 0,0 0, 5 0,7 0, 0,0 0, 5 0,0 0,9 0, Sumber : Kabupaten Banyuasin Dalam Angka, Tahun 05 Secara keseluruhan, laju pertumbuhan kategori Industri Pengolahan pada tahun 0 adalah sebesar,7 persen yang mengalami percepatan dari tahun sebelumnya, meskipun sempat melambat di

57 tahun 0. Subkategori yang mencatatkan laju pertumbuhan terbesar adalah subkategori Industri Kimia, Farmasi, dan Obat Tradisional yaitu sebesar,95 persen pada tahun 0, kemudian diikuti oleh subkategori Industri Makanan dan Minuman, dan subkategori Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik yaitu sebesar 8,9 persen dan 7,9 persen. D. Pengadaan Listrik dan Gas Kategori Pengadaan Listrik dan Gas berkontribusi sebesar 7 persen terhadap perekonomian Kabupaten Banyuasin pada tahun 0. Dari kontribusi tersebut, sebanyak 58,9 persennya disumbangkan oleh subkategori Ketenagalistrikan, dan, persen oleh subkategori Pengadaan Gas dan Produksi Es. Laju pertumbuhan ekonomi kategori ini pada tahun 0 adalah sebesar 0,9 persen yang mengalami percepatan dari tahun sebelumnya. Subkategori yang mencatatkan pertumbuhan tertinggi adalah subkategori Ketenagalistrikan yaitu sebesar, persen namun mengalami perlambatan dari tahun 0. Subkategori Pengadaan Gas dan Produksi Es sebesar menunjukkan laju pertumbuhan yang cepat dari tahun 0 sebesar 7,7 persen. Tabel. Peranan Lapangan Usaha terhadap PDRB Kategori Pengadaan Listrik dan Gas (Persen), 00-0 No Lapangan Usaha Ketenagalistrikan Pengadaan Gas dan Produksi Pengadaan Listrik dan Gas 00 58,, ,0,97 00 Tahun 0 59,85 0, ,50, ,9, 00 Sumber : Kabupaten Banyuasin Dalam Angka, Tahun 05 Gambar.0 Laju Pertumbuhan PDRB Kategori Pengadaan Listrik dan Gas (Persen), 00-0

58 E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Kategori Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang mencakup kegiatan ekonomi pengumpulan, pengolahan dan penditribusian air melalui berbagai saluran pipa untuk kebutuhan rumah tangga dan industri. Termasuk juga kegiatan pengumpulan, penjernihan dan pengolahan air dan sungai, danau, mata air, hujan dll. Tidak termasuk pengoperasian peralatan irigasi untuk keperluan pertanian. Peranan kategori ini terhadap perekonomian di Kabupaten Banyuasin berkisar 0.0 persen selama tahun 00 sampai 0. Sedangkan laju pertumbuhannya di tahun 0 adalah, persen yang mengalami percepatan dari tahun 0. Pada tahun 0 laju pertumbuhan kategori ini menunjukkan angka negatif sebesar -0, persen yang berarti laju menurun dari tahun 00. F. Konstruksi Kategori Konstruksi menyumbang sebesar,8 persen terhadap total perekonomian Kabupaten Banyuasin, meskipun selalu menurun dari tahun 0 dimana peranannya sebesar, persen di tahun 0 dan,9 persen di tahun 0. Dengan penghitungan atas dasar harga konstan 00, laju pertumbuhan Konstruksi Kabupaten

59 Banyuasin mengalami perlambatan dari 0,87 persen pada tahun 0 menjadi,0 persen pada tahun 0. Begitu juga pada tahun 0 yang juga melambat dari,0 persen di tahun 0. G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Selama 5 tahun terakhir, kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor selalu memberikan kontribusi di atas 9 persen terhadap perekonomian Kabupaten Banyuasin meskipun selalu menurun selama tahun 00 sampai 0. Pada tahun 0, kontribusi kategori ini sebesar 9,8 persen. Subkategori Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor memberikan sumbangan terbesar terhadap kategori ini yaitu sebesar 8,59 persen, dan subkategori Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya berperan sebesar 8, persen. Gambar di bawah ini menunjukkan laju pertumbuhan kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor. Secara total laju pertumbuhan kategori ini melambat dari dari,0 persen di tahun 0 menjadi,5 persen di tahun 0. Begitu juga untuk subkategori Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya dan subkategori Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor masing-masing mengalami perlambatan dari tahun 0 menjadi, persen dan,78 persen. Tabel.7 Peranan Lapangan Usaha terhadap PDRB Kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (Persen), 00-0 No Lapangan Usaha Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 00, 0 0,7 Tahun 0 9,55 0 8,77 0 9, 78,57 79,7 80,5 8, 8, Sumber : Kabupaten Banyuasin Dalam Angka, Tahun 05 Gambar.

60 Laju Pertumbuhan PDRB Kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (Persen), 00-0 H. Transportasi dan Pergudangan Kategori Transportasi dan Pergudangan terdiri dari subkategori, yaitu subkategori Angkutan Rel, subkategori Angkutan Darat, subkategori Angkutan Laut, subkategori Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan, subkategori Angkutan Udara, serta subkategori Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan. Di Banyuasin tidak terdapat subkategori Angkatan Rel, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Secara memberikan total kategori kontribusi Transportasi sebesar 0, dan persen di Pergudangan tahun 0. Subkategori Angkutan Darat memberikan kontribusi terbesar selama 5 tahun terakhir, dengan nilai kontribusi terhadap kategori ini sebesar,55 persen pada tahun 0. Sedangkan penyumbang terbesar berikutnya adalah subkategori Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos dan Kurir sebesar 8,97 persen dan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan sebesar 8,9 persen pada tahun 0. Pada tahun menunjukkan 0, laju kategori Transportasi pertumbuhan yang dan melambat Pergudangan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar, persen. Padahal selama tahun 00 sampai 0 laju pertumbuhan terus mengalami percepatan,

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin 1.1 LATAR BELAKANG Lahirnya Undang-Undang Penataan Ruang nomor 26 tahun 2007 sebagai pengganti Undang-Undang nomor 24 tahun 1992, membawa perubahan yang cukup mendasar bagi pelaksanaan kegiatan penataan

Lebih terperinci

Alamat : Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Banyuasin Jl. Lingkar No. 05 Pangkalan Balai Tekp. (0711) Kode Pos 30753

Alamat : Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Banyuasin Jl. Lingkar No. 05 Pangkalan Balai Tekp. (0711) Kode Pos 30753 Alamat : Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Banyuasin Jl. Lingkar No. 05 Pangkalan Balai Tekp. (0711) 7690007 Kode Pos 30753 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyuasin Tahun 2012 2032merupakan

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANYUASIN

GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANYUASIN GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN POTENSI KABUPATEN BANYUASIN BANYUASIN GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANYUASIN Kec. Tungkal Ilir Kec. Betung Kec. Suak Tapeh Kec. Pulau Rimau Kec. Tanjung Lago Kec. Kec. Banhyuasin Sembawa

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desa Pesisir di Indonesia dihadapkan pada empat persoalan pokok, yakni: (1) tingginya tingkat kemiskinan masyarakat pesisir; pada tahun 2010 kemiskinan di desa-desa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar..

DAFTAR ISI. Kata Pengantar.. DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar.. Daftar Isi. Daftat Tabel. Daftar Gambar i-ii iii iv-vi vii-vii BAB I PENDAHULUAN 1 I.1. Latar Belakang. 1 I.2. Dasar Hukum...... 4 I.3. Tujuan..... 5 I.4. Manfaat......

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Secara geografis Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1 0 4 0 Lintang Selatan dan 102 0-106 0 Bujur Timur dengan

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) wilayah seluruhnya ,99 Km2 atau Ha.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) wilayah seluruhnya ,99 Km2 atau Ha. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu wilayah di Provinsi Sumatera Selatan, Letak Geografis

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin 2.1 Tujuan Penataan Ruang Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arahan perwujudan ruang wilayah kabupaten yang ingin dicapai pada masa yang akan datang (20 tahun). Dengan mempertimbangkan visi

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Administrasi Kabupaten Bangka Tengah secara administratif terdiri atas Kecamatan Koba, Kecamatan Lubuk Besar, Kecamatan Namang, Kecamatan Pangkalan Baru, Kecamatan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang rentan terhadap dampak perubahan iklim. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang termasuk rawan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM BANJARMASIN

KONDISI UMUM BANJARMASIN KONDISI UMUM BANJARMASIN Fisik Geografis Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin secara astronomis

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia memiliki tanah yang subur

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN 7 Desember 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN EKONOMI TAHUN 2015 TUMBUH 4,06 PERSEN MELAMBAT SEJAK EMPAT TAHUN TERAKHIR Perekonomian Kabupaten Bangka Selatan tahun 2015 yang diukur

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU 75 GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU Sumatera Barat dikenal sebagai salah satu propinsi yang masih memiliki tutupan hutan yang baik dan kaya akan sumberdaya air serta memiliki banyak sungai. Untuk kemudahan dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD KABUPATEN BANYUASIN

BAB II KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD KABUPATEN BANYUASIN BAB II PROFIL KABUPATEN BANYUASIN 2.1 Tata Letak, Fisiografi, Ekonomi, dan Sosial Budaya 2.1.1. Tata Letak Gambaran geografis yaitu menjabarkan posisi geografis daerah Kabupaten Banyuasin yang ditandai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyuasin Tahun 2012 2032merupakan suatu rencana yang disusun sebagai arahan pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten Banyuasin untuk periode jangka panjang 20

Lebih terperinci

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas KAJIAN UMUM WILAYAH Pengembangan Kota Terpadu Mandiri (KTM) di Kawasan Transmigrasi dirancang dengan kegiatan utamanya pertanian termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon KONDISI UMUM LOKASI Gambaran Umum Kabupaten Cirebon Letak Administrasi Kabupaten Cirebon Kabupaten Cirebon merupakan salah satu wilayah yang terletak di bagian timur Propinsi Jawa Barat. Selain itu, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PENGEMBANGAN MASYARAKAT DAN KAWASAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT DAN KAWASAN TRANSMIGRASI (P2MKT) DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BANYUASIN DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BANYUASIN DI PROVINSI SUMATERA SELATAN 1 of 14 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BANYUASIN DI PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang desentralisasi membuka peluang bagi daerah untuk dapat secara lebih baik dan bijaksana memanfaatkan potensi yang ada bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Selain berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, sektor

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 45 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Lokasi Administrasi Secara geografis, Kabupaten Garut meliputi luasan 306.519 ha yang terletak diantara 6 57 34-7 44 57 Lintang Selatan dan 107 24 3-108 24 34 Bujur Timur.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Sukabumi 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh 96 km dari Kota Bandung dan 119 km

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI II-1 BAB II 2.1 Kondisi Alam 2.1.1 Topografi Morfologi Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali secara umum di bagian hulu adalah daerah pegunungan dengan topografi bergelombang dan membentuk cekungan dibeberapa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Penataan Ruang Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Kawasan peruntukan hutan produksi kawasan yang diperuntukan untuk kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015 BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA No. 01/08/1205/Th. VIII, 16 Agustus 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara

Lebih terperinci

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian merupakan wilayah Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung yang ditetapkan berdasarkan Undang-undang No 12 Tahun 1999 sebagai hasil pemekaran Kabupaten

Lebih terperinci

PROFIL SANITASI SAAT INI

PROFIL SANITASI SAAT INI BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI Tinjauan : Tidak ada narasi yang menjelaskan tabel tabel, Data dasar kemajuan SSK sebelum pemutakhiran belum ada ( Air Limbah, Sampah dan Drainase), Tabel kondisi sarana

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti secara geografis terletak pada koordinat antara sekitar 0 42'30" - 1 28'0" LU dan 102 12'0" - 103 10'0" BT, dan terletak

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Secara geografis Kabupaten Tebo terletak diantara titik koordinat 0 52 32-01 54 50 LS dan 101 48 57-101 49 17 BT. Beriklim tropis dengan ketinggian

Lebih terperinci

Dr. EDWARD Saleh FORUM DAS SUMATERA SELATAN 2013

Dr. EDWARD Saleh FORUM DAS SUMATERA SELATAN 2013 Disampaikan pada Seminar Nasional dan Kongres VIII MKTI Di Palembang 5-7 November 2013 Dr. EDWARD Saleh FORUM DAS SUMATERA SELATAN 2013 Permasalahan Pengelolaan SDA Sampah Pencemaran Banjir Kependudukan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim Provinsi Banten secara geografis terletak pada batas astronomis 105 o 1 11-106 o 7 12 BT dan 5 o 7 50-7 o 1 1 LS, mempunyai posisi strategis pada lintas

Lebih terperinci

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan Propinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52 km 2 atau hampir 7 % dari luas seluruh pulau Kalimantan. Wilayah

Lebih terperinci

1.1. Geographycal Location

1.1. Geographycal Location KEADAAN GEOGRAFIS BAB I KEADAAN GEOGRAFIS CHAPTER I GEOGRAPHYCAL SITUATIONS 1.1. Letak Geografis 1.1. Geographycal Location Letak suatu wilayah yang strategis akan memberikan kontribusi pengaruh terhadap

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Geografis Wilayah Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak antara 5 54' - 7 45' LS dan 106 22' - 108 50 BT dengan areal seluas 37.034,95

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya; Lampiran III : Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor : 21 Tahun 2012 Tanggal : 20 Desember 2012 Tentang : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2012 2032 KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

Lebih terperinci

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

Gambar 9. Peta Batas Administrasi IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Letak Geografis Wilayah Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6 56'49'' - 7 45'00'' Lintang Selatan dan 107 25'8'' - 108 7'30'' Bujur

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Umum Provinsi Kalimantan Barat Setelah era reformasi yang menghasilkan adanya otonomi daerah, maka daerah administrasi di Provinsi Kalimantan Barat yang telah mengalami

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 38 IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Hutan Mangrove di Tanjung Bara termasuk dalam area kawasan konsesi perusahaan tambang batubara. Letaknya berada di bagian pesisir timur Kecamatan Sangatta

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 09/02/Th.XX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH EKONOMI ACEH SELAMA TAHUN DENGAN MIGAS TUMBUH 3,31 PERSEN, TANPA MIGAS TUMBUH 4,31 PERSEN. Perekonomian Aceh

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Kabupaten Lampung Selatan Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar pokok Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Wilayah Propinsi Lampung 1. Geografi Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau Sumatera dengan luas wilayah 35.288,35 Km 2. Propinsi

Lebih terperinci

BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA

BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA Sejalan dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk kota Jakarta, hal ini berdampak langsung terhadap meningkatnya kebutuhan air bersih. Dengan meningkatnya permintaan

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 22 BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Luas dan Lokasi Wilayah Merang Peat Dome Forest (MPDF) memiliki luas sekitar 150.000 ha yang terletak dalam kawasan Hutan Produksi (HP) Lalan di Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita (income per capital) dibandingkan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. upaya mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita (income per capital) dibandingkan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2000). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang mengarah kearah yang lebih baik dalam berbagai hal baik struktur ekonomi, sikap, mental, politik dan lain-lain. Dari

Lebih terperinci

dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau

dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau ABSTRAK Sejalan dengan peningkatan kebutuhan penduduk, maka kebutuhan akan perluasan lahan pertanian dan perkebunan juga meningkat. Lahan yang dulunya

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI BAB II 2.1. Tinjauan Umum Sungai Beringin merupakan salah satu sungai yang mengalir di wilayah Semarang Barat, mulai dari Kecamatan Mijen dan Kecamatan Ngaliyan dan bermuara di Kecamatan Tugu (mengalir

Lebih terperinci

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN PERTEMUAN 10 SUMBERDAYA LAHAN Sumberdaya Lahan Lahan dapat didefinisikan sebagai suatu ruang di permukaan bumi yang secara alamiah dibatasi oleh sifat-sifat fisik serta bentuk

Lebih terperinci

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI Isi Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... xiv I. PENDAHULUAN......1 1.1. Latar Belakang......1 1.2. Maksud dan Tujuan Studi......8 1.2.1. Maksud......8

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 45 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta merupakan dataran rendah dan landai dengan ketinggian rata-rata 7 meter di atas permukaan laut, terletak pada posisi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 2 TAHUN 2006

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 2 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN DALAM KABUPATEN BANYUASIN DENGAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.1.1 Dasar Hukum... 1 1.1.2 Gambaran Umum Singkat... 1 1.1.3 Alasan Kegiatan Dilaksanakan... 3 1.2 Maksud dan Tujuan... 3 1.2.1 Maksud Studi...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang dilaksanakan dalam suatu wilayah agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan memerlukan perencanaan yang akurat dari pemerintah. Upaya dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat yang masih memiliki nilai-nilai dan kultur tradisional. Sejak jaman dahulu, mereka tidak hanya

Lebih terperinci

BAB II REALITAS BIOFISIK, SOSIAL-BUDAYA, EKONOMI DAN KELEMBAGAAN

BAB II REALITAS BIOFISIK, SOSIAL-BUDAYA, EKONOMI DAN KELEMBAGAAN BAB II REALITAS BIOFISIK, SOSIAL-BUDAYA, EKONOMI DAN KELEMBAGAAN 2.1. Keadaan Geografis 2.1.1. Letak Geografis Seperti yang telah dimuat di dalam bab sebelumnya bahwa Kabupaten Banyuasin mempunyai wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH

KEADAAN UMUM WILAYAH 40 IV. KEADAAN UMUM WILAYAH 4.1 Biofisik Kawasan 4.1.1 Letak dan Luas Kabupaten Murung Raya memiliki luas 23.700 Km 2, secara geografis terletak di koordinat 113 o 20 115 o 55 BT dan antara 0 o 53 48 0

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan makhluk hidup khususnya manusia, antara lain untuk kebutuhan rumah tangga, pertanian, industri dan tenaga

Lebih terperinci

Pengendalian Konversi Lahan Pertanian sebagai Upaya Sinergis Program Lumbung Pangan Nasional di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan

Pengendalian Konversi Lahan Pertanian sebagai Upaya Sinergis Program Lumbung Pangan Nasional di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan Pengendalian Konversi Lahan Pertanian sebagai Upaya Sinergis Program Lumbung Pangan Nasional di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan Rizky Rangga Wijaksono 1 Ardy Maulidy Navastara 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG Geografis dan Administrasi Kabupaten Sintang mempunyai luas 21.635 Km 2 dan di bagi menjadi 14 kecamatan, cakupan wilayah administrasi Kabupaten Sintang disajikan pada Tabel

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2016 No. 1/0/33/Th.XI, 6 Februari 017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN TUMBUH 5,8 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN PERTUMBUHAN TAHUN SEBELUMNYA 17 1 A. PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 66 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Kondisi Geografis a. Kabupaten Brebes Kabupaten Brebes merupakan salah satu kabupaten terluas di Jawa Tengah yaitu pada posisi

Lebih terperinci

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang

Lebih terperinci