Kriteria Sanitasi yang Baik di Terminal Bus. a. Bersih dari sampah dan genangan genangan air.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kriteria Sanitasi yang Baik di Terminal Bus. a. Bersih dari sampah dan genangan genangan air."

Transkripsi

1 Sanitasi di Terminal Bus Kriteria Sanitasi yang Baik di Terminal Bus Terminal bus adalah merupakan tempat-tempat umum, sehingga perlu memenuhi syarat-syarat sanitasi tempat-tempat umum. Persyaratan minimal sanitasi terminal bus yang perlu ditetapkan adalah sebagai berikut : 1. Letak Terminal Menentukan letak untuk membangun terminal harus disesuaikan dengan perencanaan tata kota 2. Bangunan Terminal A. Tempat parkir Persyaratan minimal hygiene sanitasi yang berlaku adalah sebagai berikut : a. Bersih dari sampah dan genangan genangan air. Tempat parkir yang bersih dari sampah dan genangan genangan air akan menguntungkan dari segi estetik dan kesehatan. Apabila tempat parkir kotor dengan sampah sampah dan genangan air, akan dapat menimbulkan kecelakaan dan juga dapat menjadi sarang berbagai serangga dan tikus. Adanya genangan air tersebut akan menciptakan tempat hidup dan berkembangnya nyamuk. Sedangkan kita ketahui bahwa nyamuk merupakan serangga yang dapat menyebarkan berbagai macam penyakit pada manusia seperti : malaria, demam berdarah, penyakit kaki gajah dan sebagainya. b. Berlantai aspal atau beton. Lantai aspal dan beton penting agar tempat tersebut tidak lekas rusak sehingga tidak menimbulkan lubang lubang yang dapat menjadi tempat genangan genangan air, juga agar menyenangkan bagi penumpang karena tidak terjadi goncangan goncangan kendaraan. Disamping itu, tempat parkir tidak akan menjadi becek bila turun hujan, dan juga mudah dibersihkan dari sampah sampah yang mengotori tempat tersebut. c. Tersedia tanda tanda yang jelas

2 Adanya tanda tanda akan memudahkan dalam pengaturan parkir kendaraan, sehingga tidak terjadi kesemrawutan parkir kendaraan. B. Ruang Tunggu Yang penting diperhatikan mengenai ruang tunggu terminal agar tidak meninggalkan masalah masalah kesehatan adalah : a. Lantai dibuat dari bahan kedap air dan tidak licin. Hal tersebut dimaksudkan agar kotoran yang ada mudah dibersihkan juga agar tidak membahayakan bagi orang karena kemungkinan terjadinya kecelakaan akibat licinnya permukaan lantai. b. Tempat duduk bersih. Tempat duduk yang bersih dan bebas dari kutu busuk, akan membuat orang senang mendudukinya karena orang tidak perlu cemas pakaiannya akan kotor. Tempat duduk tersebut jadi harus bebas dari kutu busuk sebab orang akan merasa terganggu dengan adanya gigitan kutu busuk. c. Ruang tunggu harus dan tersedia tempat tempat sampah yang tertutup dan kedap air. Ruang tunggu yang bersih akan menyenangkan orang dan membuat orang betah di tempat tersebut untuk menunggu keberangkatan dan kedatangan dari terminal bus. Untuk itu perlu dijaga kebersihan dan perlu tersedia tempat pengumpul sampah yang tertutup dan kedap air. Bila tempat tersebut tidak bersih dan menimbulkan bau yang tidak sedap dapat menimbulkan rangsangan pada penumpang untuk meludah/berdahak sembarangan di lantai. Hal ini akan menyebabkan ruang tunggu tersebut akan menjadi kotor lagi. Diantara mereka ini mungkin ada yang berpenyakit menular misalnya TBC yang digilirannya akan dapat menular kepada orang lain. Disamping itu bau tersebut bisa mengundang kedatangan serangga dan tikus sebagai vektor penyakit menular. d. Penerangan yang cukup Di ruang tunggu terminal bus perlu diberi penerangan secukupnya agar menerangi semua sudut ruang bagi orang orang di tempat itu, sehingga hal hal yang tidak diinginkan seperti saling tabrakan/bersenggolan, barang barang tertukar, pencurian dan sebagainya tidak terjadi. Adapun penerangan minimal yang disyaratkan adalah 5 foot candles. e. Sekeliling bangunan harus ada saluran pembuangan air kotor.

3 f. Ventilasi yang cukup Ventilasi yang cukup berguna untuk memberikan angin segar yang berasal dari pertukaran udara kepada penumpang yang berada di ruang tunggu. Hal ini dimaksudkan agar penumpang tidak merasa gerah. g. Selalu dijaga kebersihannya C. Kantor dan Loket Kantor merupakan tempat bekerja karyawan yang melakukan pekerjaan ketata usahaan untuk pengelolaan terminal yang bersangkutan. Untuk itu perlu dipenuhi syarat syarat sanitasi yang berlaku. Adapun persyaratan minimal hygiene sanitasi yang berlaku untuk kantor dan loket diterminal adalah : a. Keadaan bersih dan teratur. Karena kantor merupakan tempat bekerja, maka kantor perlu dijaga kebersihannya serta barang barang seperti meja, kursi, lemari dan sebagainya. Selain itu juga garus diatur dengan rapi. Hal ini disamping memberikan pemandangan yang menyenangkan, juga dapat menambah kegairahan kerja bagi karyawan. b. Tersedia kotak kotak sampah. Adanya kotak kotak sampah dimaksudkan untuk menampung semua sampah kantor berupa kertas kertas dan sebagainya agar kertas kertas tersebut tidak berserakan di dalam kantor. Di samping itu juga dapat menimbulkan kesan jorok. Sampah tersebut dapat pula menimbulkan beberapa masalah seperti tempat persembunyian serangga dan tikus serta bahaya kebakaran. c. Ventilasi udara yang baik Ventilasi udara baik dimaksudkan untuk mengadakan pertukaran cahaya dalam ruang kantor sehingga udara di dalam ruangan tetap bersih. Apabila ventilasi tidak baik, maka pertukaran udara dalam ruangan tidak baik sehingga dapat kekurangan udara segar. Hal ini dapat mengakibatkan menurunnya kegairahan kerja bahkan lebih parah lagi dapat mengakibatkan heat strook dan pingsan. Untuk itu maka ventilasi harus diatur dengan baik sehingga pertukaran udara dalam ruangan kantor tersebut dapat berjalan baik pula. d. Loket berbatas kaca dengan lubang sempit.

4 Adanya kaca pada loket yang membatasi antara penjual dan pembeli karcis dimaksudkan agar disamping memberikan cahaya yang cukup ke dalam loket, juga untuk mencegah kemungkinan terjadinya penularan penyakit secara langsung antara penjual dan pembeli karcis. Bila tidak dibatasi kaca, maka dapat terjadi penularan penyakit melalui tetesan ludah halus (droples infection) seperti penyakit Tuberculosa, Diptheri, Pertussis. e. Penerangan. Penerangan secukupnya di dalam kantor dan loket dimaksudkan agar karyawan yang bekerja di lokasi dapat penerangan dengan baik, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik pula. Apabila penerangan kurang, akan dapat menyebabkan kerusakan/penyakit mata pada karyawan. Penerangan minimal yang di ijinkan dalam kantor dan loket adalah food candles. Untuk menghindari terjadinya penularan penyakit secara langsung dari karyawan terminal terhadap masyarakat pengunjung, maka karyawan terminal terutama karyawan loket harus dalam keadaan sehat, mempunyai sertifikat kesehatan, yang menunjukkan tidak menderita penyakit jalan pernafasan yang menular dan tidak berpenyakit kulit atau mata. D. Fasilitas P3K. Tempat umum seperti terminal kemungkinan terjadi kecelakaan adalah besar sekali. Untuk itu perlu tersedia fasilitas P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan), minimal tersedia kotak P3K. Fasilitas tersebut penting untuk menolong orang yang mengalami kecelakaan di terminal. Adapun tujuan dari pertolongan ini adalah : a. Mencegah bahaya maut b. Mencegah kecelakaan c. Mencegah terjadinya infeksi Agar dapat memberikan pertolongan yang layak kepada orang yang mengalami kecelakan,sebelum si korban di bawa ke Rumah Sakit, perlu diperhatikan : a. Adanya petugas yang terlatih dalam memberikan pertolongan pertama. b. Adanya peralatan dan obat-obatan P3K yang baik dan cukup. c. Adanya pengeras suara.

5 Ketersediaan pengeras suara penting di terminal guna memberikan pengumuman-pengumuman atau perintah kepada karyawan terminal. Selain itu pengemudi juga dapat menggunakannya untuk memberikan pengumuman. E. Pagar terminal Sekeliling terminal perlu diberi pagar yang cukup tinggi dan kuat.selain dimaksudkan untuk menunjukkan batas-batas terminal,pagar juga perlu untuk menjaga keamanan.adanya pagar akan memperkecil kemungkunan terjadinya kecelakaan seperti ditabrak kendaraan yang disebabkan oleh seseorang yang masuk terminal melalui sembarangan tempat dan ia akan menyeberangi jalan raya ditempat yang bukan semestinya.selain fungsi diatas,pagar juga perlu untuk mencegah masuknya hewan peliharaan seperti anjing,kambing,ayam dan sebagainya ke dalam terminal. F. Pemadam kebakaran. Untuk mencegah kemungkinan terjadinya bahaya kebakaran diterminal,maka di tempat tersebut perlu tersedia alat pemadam kebakaran yang selalu siap digunakan. Pada alat tersebut perlu dilengkapi dengan cara penggunaannya. Penempatan alat pemadam kebakaran harus sedemikian rupa sehingga mudah dilihat dan dicapai agar segera cepat digunakan apabila terjadi peristiwa kebakaran. G. Pencahayaan Di terminal terutama di tempat parkir, pintu masuk dan pintu keluar terminal perlu diberi pencahayaan yang cukup. Untuk tempat ini penerangan minimal yang dianjurkan adalah 5 foot candles. H. Bangunan tempat ibadah. Persyaratan sanitasi bagi rumah ibadah hampir sama dengan bangunan lain,akan tetapi yang perlu diperhatikan adalah penyediaan air yang cukup serta pemeliharaan kebersihan bangunan. 3. Fasilitas/sarana transportasi a. Penyediaan air bersih. Air merupakan kebutuhan pokok manusia,karena dapat digunakan untuk minum,mandi dan keperluan lainnya, tetapi air dapat pula merupakan media untuk hidup dan berkembang biaknya bakteri yang dapat menimbulkan penyakit. Oleh karena itu air bersih dalam terminal sangat

6 penting sekali untuk keperluan warung-warung,cuci dan pembersih kakus/wc umum. Yang dimaksud dengan penyediaan air bersih disini adalah : usaha penyediaan air yang bebas dari kotoran-kotoran serta bebas bibit penyakit yang mungkin dapat menimbulkan gangguan kesehatan terhadap manusia. Kebutuhan akan air bersih ini sebaiknya dipenuhi dari sumber air PAM, karena air dari sumber ini kebersihannya terjamin. Apabila hal ini tidak mungkin, dapat pula diperoleh dari sumur pompa atau sumur galian asal memenuhi syarat kesehatan. b. Sarana pembuangan tinja/urinoir dan kamar mandi umum. Yang dimaksud dengan kakus umum adalah kakus yang duperuntukan bagi umum dan jumlahnya lebih banyak dan bentuknya lebih besar, disesuaikan dengan kapasitas daya tampung. Orinoir adalah suatu bangunan yang khusus sebagai tempat kencing untuk pria. Diterminal, WC umum penting perannya guna melayani para pengunjung yang ingin membuang kotoran, tetapi apabila fasilitas ini tidak memenuhi syarat kesehatan akan mudah menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit menular. Disamping bahaya pencemaran penyakit,wc yang tidak memenuhi syarat kesehatan juga dapat menimbulkan bahaya kecelakaan, misalnya tergelincir. Agar bahaya kesehatan itu dapat dihindari, maka yang penting diperhatikan mengenai WC umum diterminal adalah : 1) WC harus memakai leher angsa WC umum di terminal perlu memakai leher angsa karena dengan menggunakan leher angsa tersebut, maka bau tidak bisa keluar karena ditahan oleh air yang tetap ada disitu. Maka, tidak akan mengundang kedatangan lalat dan binatang lainnya. 2) Tersedia air bersih yang cukup Untuk membersihkan kotoran harus tersedia air pembersih yang cukup. Bila air pembersih tidak cukup maka kotoran tidak akan tergelontor sehingga WC akan bau, hal ini mengundang kedatangan lalat dan binatang lain yang kemudian binatang tersebut dapat menghinggapi kotoran. Keadaan ini akan menimbulkan penyakit seperti kolera, tyhus perut dan sebagainnya. Penyakit ini dapat dipindahkan lalat keorang lain melalui makanan atau minuman serta alat-alat yang dihinggapi. 3) Tersedia tempat cuci tangan dan sabun

7 Adanya perlengkapan ini dimaksudkan untuk mencuci dan membersihkan tangan bagi orang-orang yang baru selesai menggunakan WC. Hal ini penting terutama bagi para penjajah makanan untuk umum. Dengan demikian tangan mereka tidak mencemari makanan. Makanan yang tercemar akan berbahaya bagi masyarakat konsumen makanan tersebut. 4) Tersedia tempat khusus untuk memelihara dan merawatnya Untuk menjagah kebesihan WC tersebut maka perlu ada petugas khusus untuk menjaga kebersihannya. Ini dimaksudkan agar WC umum itu tetap terpelihara kebersihannya dan tidak menjadi licin atau mampet. Bila lantainya licin akan dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan karena tergelincir. Apabila lubang WC mampet, maka fasilitas tersebut tidak akan berfungsi lagi. 5) Ada pemisah antara WC wanita dan WC pria Pemisah ini perlu, karena bila tidak ada pemisah akan kurang baik dari segi tatasusila/kesopanan. 6) Jumlah WC disesuaikan dengan jumlah pengunjung Untuk tempat umum, pembangunan WC umum perlu disesuaikan dengan jumlah pengunjung yang datang. Jumlah wc yang ideal tempat umum adalah 1 WC untuk 40 pengunjung wanita dan satu WC urinoir untuk 60 pria. Untuk sebuah terminal, syarat tentang WC umum yang harus dipenuhi menurut Direktorat Higiene Sanitasi Departement Kesehatan yaitu : a) Jamban memakai leher angsa b) Jumlah jamban minimal 2 buah, 1 buah untuk pria dan 1 buah lagi untuk wanita c) Urinoir bersih d) Jumlah urinoir minimal 1 buah untuk setiap 25 pengunjung pria ratarata/hr e) Pencahanyaan jamban dan urinoir dianjurkan minimal 1 foot candles 7) Terlindung dari pandangan orang lain c. Pembuangan air kotor

8 Air kotor dalam terminal umumnya berasal dari air hujan dan air warungwarung, rumah makan, air kakus/urinoir. Agar terminal tidak becek maka sebaiknya diberi sauran air disekeliling bangunan. Beberapa hal yang bersifat umum pada saluran kotor diterminal yang perlu diperhatikan: 1) Jangan menimbulakan genangan air terutama untuk air hujan dihalaman 2) Saluran air pembuangan kotor harus diusahakan sedemikian rupa sehingga air kotor dapat mengalir dengan baik dan lancar 3) Saluran-saluran air kotor harus tertutup dan rapat serangga dan tikus 4) Disamping ruji-ruji atau gawang-gawang pada pangkal dan ujung saluran untuk mencegah masuknya kotoran dan sampah dari halaman, kamar mandi yang dapat berupa daun-daun dan kertas, plastik dan lain-lain sehingga dapat menyebabkan tersumbatnya saluran tersebut. d. Sarana pembuangan sampah Sampah diterminal umunya berasal dari warung-warung, rumah makan atau kios-kios, penjual keliling, penumpang dan para karyawan. Untuk menghindari pengotoran oleh sampah sebaiknya disediakan tong-tong atau bak sampah untuk penyimpanan seentara yang dibuat dari bahan tahan karat dan memenuhi syarat sebagai tempat sampah yang saniter, dengan jumlah yang disesuaikan dengan kebutuhan. Penempatannya hendaknya didekat sumber sampah. Dan sebaiknya juga harus ada tempat pengumpulan sementara untuk menampung sampah yang belum terangkut dalam sehari. Kebersihan terminal hendaknya diperhatikan dengan menyapu dua sampai tiga kali sehari. Pembuangan sampah diterminal yang baik hendaknya dipenuhi dengan memperhatikan tiga segi yaitu: a) Segi Estetika Cara pembuangan sampah harus dapat mengurangi dan menghilangkan pemaandangan yang tidak enak serta bau-bauan yang tidak sedap. b) Segi Ekonomi Pembuangan sampah harus mengurangi kerusakan yang mengakibatkan perlunya tambahan pengeluaran/biaya untuk perbaikan dan pengeluaran yang lain sehubungan dengan akibat tidak baiknya pembuangan sampah (misalnya kerusakan jaringan pipa air, karyawan yang sakit). c) Segi Hygiene dan Sanitasi

9 Pembuangan sampah harus dapat dicegah terjadinya perkembang biakan serangga dan tikus di terminal, serta tidak mengotori persediaan air minum Cara pembuangan sampah selanjutnya diterminal 3 tahap/fase pembuangan sampah yaitu: tempat sampah/penampungan sampah, pengumpulan sampah, pembuangan sampah ke tempat akhir. Tempat Sampah/Penampungan Sampah Jenis sampah yang berasal dari terminal dapat dibedakan menjadi dua jenis sampah yaitu sampah kering dan sampah basah. Oleh karena itu tempat penampungannya harus disesuaikan dengan jenis sampah tersebut. Untuk sampah kering bisa dari papan biasa, sedangkan dari logam yang tidak mudah berkarat untuk tempat penampungan sampah basah. Selain itu syarat-syarat untuk tempat sampah ini adalah sebagai berikut : - Mempunyai konstruksi yang kuat - Mudah dibersihkan, pengisian dan pengosongan sampah. Untuk hal in perlu dihilangkan adanya sudut lancip. - Tidak menyulitkan dalam pengangkutan selanjutnya - Mempunyai tutup, murah dan tidak sulit untuk mendapatkannya. Pengumpulan sampah Tempat sampah ini biasanya diletakkan dibagian-bagian tertentu yang sesuai dengan keadaannya.hal tersebut berguna untuk menampung sementara sampah yang berasal dari tempat penyimpanan sampah sementara yang untuk selanjutnya diangkut ke tempat pembuangan sampah yang telah disediakan oleh pemerintah. Untuk pembuangan sampah di terminal bis, yang penting diperhatikan adalah disamping tempat sampah yang perlu memenuhi syarat, juga diperhatikan agar tempat sampah itu tersedia dalam jumlah yang cukup untuk menampung volume sampah yang ada. Penempatannya juga harus sedemikian rupa, sehingga memudahkan bagi orang untuk menggunakannya dan mudah juga bagi petugas sampah mengangkutnya. Pembuangan sampah ke tempat akhir. Dalam tahap ini fasilitas yang digunakan oleh pemerintah dengan menggunakan kendaraan pengangkutan sampah (truk) yang pengangkutannya dilakukan 1-2 hari sekali dimana sampah tersebut

10 selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan sampah resmi yang telah ditentukan oleh dinas kebersihan. e. Fasilitas lainnya a. Tempat cuci tangan Harus tersedia tempat cuci tangan yang baik minimal 1 buah yang dilengkapi dengan sabun dan serbet kain. b. Telepon umum Telepon umum dalam terminal perlu sekali untuk pengunjung dan sewaktuwaktu digunakan dalam keadaan bahaya misalnya kebakaran. Penempatannya sebaiknya di dekat ruang tunggu. makalah Sanitasi Tempat -tempat Umum Terminal cai wardana ringkasan materi LATAR BELAKANG Visi pembangunan kesehatan nasional yang menggambarkan masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan sehat dan perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata, serta memiliki drajat kesehatan yang setinggi tingginya. Terminal adalah tempat beserta fasilitasnya yang digunakan untuk naik, menurunkan serta menunggu penumpang dari sarana angkutan umum (angkot). Sedangkan sanitasi terminal yaitu pengawasan pada beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh terhadap kesehatan manusia yang ada di terminal. Terminal penumpang dapat dikelompokan atas dasar tingkat penggunaan terminal kedalam tiga tipe sebagai berikut 1. Terminal penumpang tipe A berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar propinsi dan/atau angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan.

11 2. Terminal penumpang tipe B berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan/atau angkutan pedesaan. 3. Terminal penumpang tipe C berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan. Ada beberapa permasalahan yang sering muncul di terminal Mardika Ambon seperti sampah. Masalah sampah kadang sering dianggap remeh oleh sebagian kalangan. Padahal sampah apabila dibiarkan begitu saja tanpa adanya pengelolaan yang serius akan menyebabkan bencana yang besar. Sebagai contoh adalah bencana banjir yang melanda kota-kota di Indonesia,. Banjir yang terjadi diakibatkan oleh kegiatan manusia sendiri, yaitu sampah yang tidak dikelola dengan baik. Sampah-sampah tersebut akhirnya menggunung dan menghambat aliran air sehingga akan menyebabkan banjir. Dampak yang lain dari tidak adanya pengelolaan sampah adalah munculnya berbagai macam jenis penyakit yang dibawa oleh perantara. Misalnya saja penyakit malaria,demam berdarah, berbagai macam penyakit kulit, desentri dll. Sampah adalah benda yang tidak dipakai, tidak diinginkan dan dibuang yang berasal dari suatu aktifitas dan akan terus ada dengan berbagai permasalahannya selama manusia hidup dan beraktifitas. Sumber dari sampah pada umumnya berhubungan erat dengan penggunaan tanah dan pembagian daerah untuk berbagai kegunaan.pada dasarnya sumber sampah dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori, akan tetapi dalam laporan ini hanya akan mengambil sumber sampah pada tempat pelayanan kesehatan. Pengelolaan sampah yang baik, dimulai sejak dini, yaitu dari sumber sampah tersebut berasal. Apabila dari sumbernya sudah dilakukan pengelolaan secara baik, maka dalam perjalanannya sampah tersebut tidak akan menjadi barang sisa yang tidak berguna tetapi menjadi barang yang masih mempunyai manfaat. Terminal mardika merupakan terminal yang terletak di tengah pusat kota Ambon, terminal mardika terbagi atas 2 rute dimana di sesuaikan berdasarkan jalur keberangkatan. Terminal Mardika A di khususkan untuk mobil angkutan umum yang beroperasi di areal dalam kota sementara Terminal Mardika B untuk jalur luar kota. Di lihat aspek sanitasi kondisi terminal mardika cukup memperihatinkan, masalah yang timbul dari kondisi dapat di lihat dari kondisi lingkungan terminal, system darinase yang kurang baik, system persampahan yang buruk, pembuangan air limbah, maupun kondisi toilet/wc yang perlu di perhatikan dan di benahi. TINJAUAN TEORI

12 Sanitasi tempat-tempat umum merupakan usaha untuk mengawasi kegiatan yang berlangsung di tempat-tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit, sehingga kerugian yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut dapat dicegah (Fahmi, 2009). Sanitasi tempat-tempat umum menurut Mukono (2006), merupakan problem kesehatan masyarakat yang cukup mendesak. Karena tempat umum merupakan tempat bertemunya segala macam masyarakat dengan segala penyakit yang dipunyai oleh masyarakat. Oleh sebab itu tempat umum merupakan tempat menyebarnya segala penyakit terutama penyakit yang medianya makanan, minuman, udara dan air. Dengan demikian sanitasi tempat-tempat umum harus memenuhi persyaratan kesehatan dalam arti melindungi, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tempat-tempat umum harus mempunyai kriteria sebagai berikut : a. Diperuntukkan bagi masyarakat umum, artinya masyarakat umum boleh keluar masuk ruangan tempat umum dengan membayar atau tanpa membayar. b. Harus ada gedung/ tempat peranan, artinya harus ada tempat tertentu dimana masyarakat melakukan aktivitas tertentu. c. Harus ada aktivitas, artinya pengelolaan dan aktivitas dari pengunjung tempattempat umum tersebut. d. Harus ada fasilitas, artinya tempat-tempat umum tersebut harus sesuai dengan ramainya, harus mempunyai fasilitas tertentu yang mutlak diperlukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di tempat-tempat umum. Tempat atau sarana layanan umum yang wajib menyelenggarakan sanitasi lingkungan antara lain, tempat umum atau sarana umum yang dikelola secara komersial, tempat yang memfasilitasi terjadinya penularan penyakit, atau tempat layanan umum yang intensitas jumlah dan waktu kunjungannya tinggi. Tempat umum semacam itu meliputi hotel, terminal angkutan umum, pasar tradisional atau swalayan pertokoan, bioskop, salon kecantikan atau tempat pangkas rambut, panti pijat, taman hiburan, gedung pertemuan, pondok pesantren, tempat ibadah, objek wisata, dan lain-lain (Chandra, 2007). tempat umum adalah suatu tempat dimana orang banyak atau masyarakat umum berkumpul untuk melakukan kegiatan baik secara sementara (insidentil) maupun secara terus menerus (permanent), baik membayar mapupun tidak membayar. Kriteria suatu tempat umum adalah terpenuhinya beberapa syarat : Diperuntukkan bagi masyarakat umm Harus ada gedung/tempat yang permanen Harus ada aktivitas (pengusaha, pegawai, pengunjung)

13 Harus ada fasilitas (SAB, WC, Urinoir, tempat sampah, dll) Sedangkan yang disebut sanitasi tempat-tempat umum adalah suatau usaha untuk mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tidak terawatnya tempat-tempat umum tersebut yang mengakibatkan timbul dan menularnya berbagai jenis penyakit. Sasasan khusus yang harus diberikan dalam pengawasn tempat-tempat umum meliputi : Manusia sebagai pelaksana kegiatan (kebersihan secara umum maupun personal hygiene) Alat-alat kebersihan Tempat kegiatan Kenapa sanitasi di tempat-tempat umum sangat diperlukan? : Adanya kumpulan manusia yang berhubungan langsung dengan lingkungan Kurangnya pengertian dari masyarakat mengenai masalah kesehatan Kurangnya fasilitas sanitasi yang baik Adanya kemungkinan besar terjadinya penularan penyakit Adanya kemungkinan terjadinya kecelakaan Adanya tuntutan physical dan mental confort A. Aspek penting dalam penyelenggaraan sanitasi tempat-tempat umum 1. Aspek teknis /hukum (persyaratan H dan S, Peraturan dan perundang-undangan sanitasi

14 2. Aspek sosial, yang meliputi pengetahuan tentang : kebiasaan hidup, adat istiadat, kebudayaan, keadaan ekonomi, kepercayaan, komunikasi, dll 3. Aspek administrasi dan management, yang meliputi penguasaan pengetahuan tentang cara pengelolaan STTU yang meliputi : Man, Money, Method, Material dan Machine B. Hambatan yang sangat sering dijumpai dalam pelaksanaan sanitasi di tempattempat umum Pengusaha 1. Belum adanya pengertian dari para pengusaha mengenai peraturab per undangundangn yang menyangkut usha STTU dan kaitannya dengan usaha kesehtan masyarakat 2. Belum mengetahui / kesadaran mengenai pentingnya usaha STTU untuk menghindari terjadinya kecelakaan atau penularan penyakit 3. Adanya sikap keberata dari pengusaha untuk memenuhi persyaratan-persyaratan karena memerlukan biaya ekstra 4. Adanya sikap apatis dari masyarakat tenang adanya peraturan/persyaratan dari STTU Pemerintah 1. Belum semua peraltan dimiliki oelh tenaga pengawas pada tingkat II dan kecamatan 2. Masih terbatasnya pengetahan petugas dalam melaksanakan pengawasan 3. Masih minimnya dana yang dialokasikan untuk pengawasan STTU 4. Belum semua kecamatan /tingkat II memiliki saran transportasi untuk melakukan kegiatan pengawasan C. langkah-langkah dalam implementasi usaha sttu 1. Identifikasi masalah (problem identification)

15 2. Pemeriksaan H&S TTU (sanitary inspection) 3. Follow Up 4. Evaluasi 5. Pencatatan dan pelaporan Terminal merupakan prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum; Terminal penumpang dapat dikelompokan atas dasar tingkat penggunaan terminal kedalam tiga tipe sebagai berikut 1. Terminal penumpang tipe A berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar propinsi dan/atau angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan. 2. Terminal penumpang tipe B berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan/atau angkutan pedesaan. 3. Terminal penumpang tipe C berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan. D. Fasilitas terminal Fasilitas terminal dapat dikelompokkan atas fasilitas utama dan fasilitas pendukung, semakin besar suatu terminal semakin banyak fasilitas yang bisa disediakan. 1) Fasilitas utama * jalur pemberangkatan kendaraan umum; * jalur kedatangan kendaraan umum; * tempat parkir kendaraan umum selama menunggu keberangkatan, termasuk di dalamnya tempat tunggu dan tempat istirahat kendaraan umum; * bangunan kantor terminal;

16 * tempat tunggu penumpang dan/atau pengantar; * menara pengawas; * loket penjualan karcis; * rambu-rambu dan papan informasi, yang sekurang-kurangnya memuat petunjuk jurusan, tarif dan jadwal perjalanan; * pelataran parkir kendaraan pengantar dan/atau taksi. 2) Fasilitas penunjang * kamar kecil/toilet; * musholla; * kios/kantin; * ruang pengobatan; * ruang informasi dan pengaduan; * wartel; * tempat penitipan barang; * taman. DAFTAR PUSTAKA Hilal, Nur Penyehatan Tanah dan Pengelolaan Ssampah Padat. JKL Purwokerto. Aboejoewono, A Pengelolaan Sampah Menuju ke Sanitasi Lingkungan dan Permasalahannya; Wilayah DKI Jakarta Sebagai Suatu Kasus. Jakarta.

17 Candra Dermawan, 2006, Artikel Iptek - Bidang Teknologi Transportasi ITS: Sarana Transportasi Lalu Lintas Darat Masa Depan. Pengantar Kesehatan Lingkungan, Diterbitkan oleh EGC Sanitasi Tempat-Tempat Umum. www. Google. Com Terminal bus. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas ANITASI SARANA TRANSPORTASI TUGAS PRAKTEK SANITASI SARANA TRANSPORTASI (PSST) IDENTIFIKASI MASALAH SANITASI (SAMPAH) DI TERMINAL BUMIAYU Oleh : P DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

18 POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES SEMARANG PRODI D III KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO 2009 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sehat 2010 adalah visi pembangunan kesehatan nasional yang menggambarkan masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan sehat dan perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata, serta memiliki drajat kesehatan yang setinggi tingginya. Terminal adalah tempat beserta fasilitasnya yang digunakan untuk naik, menurunkan serta menunggu penumpang dari bus. Sedangkan sanitasi terminal yaitu pengawasan pada beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh terhadap kesehatan manusia yang ada di terminal. Terminal bus adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum. Terminal penumpang dapat dikelompokan atas dasar tingkat penggunaan terminal kedalam tiga tipe sebagai berikut 1. Terminal penumpang tipe A berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar propinsi dan/atau angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan. 2. Terminal penumpang tipe B berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan/atau angkutan pedesaan. 3. Terminal penumpang tipe C berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan. Ada beberapa permasalahan yang sering muncul di terminal adalah masalah sampah. Masalah sampah kadang sering dianggap remeh oleh sebagian kalangan. Padahal sampah apabila dibiarkan begitu saja tanpa

19 adanya pengelolaan yang serius akan menyebabkan bencana yang besar. Sebagai contoh adalah bencana banjir yang melanda kota-kota di Indonesia, salah satunya adalah kota Jakarta. Banjir yang terjadi diakibatkan oleh kegiatan manusia sendiri, yaitu sampah yang tidak dikelola dengan baik. Sampah-sampah tersebut akhirnya menggunung dan menghambat aliran air sehingga akan menyebabkan banjir. Dampak yang lain dari tidak adanya pengelolaan sampah adalah munculnya berbagai macam jenis penyakit yang dibawa oleh perantara. Misalnya saja penyakit malaria,demam berdarah, berbagai macam penyakit kulit, desentri dll. Sampah adalah benda yang tidak dipakai, tidak diinginkan dan dibuang yang berasal dari suatu aktifitas dan akan terus ada dengan berbagai permasalahannya selama manusia hidup dan beraktifitas. Sumber dari sampah pada umumnya berhubungan erat dengan penggunaan tanah dan pembagian daerah untuk berbagai kegunaan.pada dasarnya sumber sampah dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori, akan tetapi dalam laporan ini hanya akan mengambil sumber sampah pada tempat pelayanan kesehatan. Pengelolaan sampah yang baik, dimulai sejak dini, yaitu dari sumber sampah tersebut berasal. Apabila dari sumbernya sudah dilakukan pengelolaan secara baik, maka dalam perjalanannya sampah tersebut tidak akan menjadi barang sisa yang tidak berguna tetapi menjadi barang yang masih mempunyai manfaat. B. Tujuan BAB II HASIL 1. Bagian-bagian Terminal Bumiayu Terminal adalah tempat beserta fasilitasnya yang digunakan untuk naik, menurunkan serta menunggu penumpang dari bus. Bus, angkota, angguna, dan taksi adalah salah satu sarana transportasi yang disediakan oleh pemerintah maupun pihak swasta untuk masyarakat di kota Semarang. Jumlah kendaraan yang terdaftar di Terminal Bumiayu sebanyak 455 buah, yaitu terdiri dari bus antar kota sebanyak 120 buah, angkutan umum 300 buah, bus kota swasta sebanyak 5 buah, armada PO Damri sebanyak 30 buah. Persyaratan minimum hygiene dan sanitasi terminal bus dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu :

20 A. Bagian luar Bagian luar biasanya berupa halaman (depan). Yang perlu diperhatikan : 1) Tempat parkir 2) Pembuangan sampah 3) Penerangan B. Bagian dalam 1) Gedung perkantoran 2) Ruang tunggu 3) Jamban dan urinoir 4) Pembuangan air hujan dan air kotor 5) Tempat penjualan makanan/minuman (buffet) 6) Pemadam kebakaran 7) Kotak P3K 8) Pengeras suara 9) Gudang tempat penyimpanan barang 10) Mushola 2. Keadaan sanitasi di Terminal Bumiayu. A. Bagian luar (eksterior) Bagian luar biasanya berupa halaman (depan). Yang perlu diperhatikan adalah: 1) Tempat parkir Tempat parkir yang ada di Terminal Bumiayu cukup luas, tetapi kondisinya sangat memprihatinkan, ketika musim penghujan tiba, tempat parkir tersebut selalu dipenuhi oleh genangan air, becek, dan tercium bau yang tidak sedap akibat sampah yang terbawa banjir. 2) Pembuangan sampah

21 Sistem pembuangan sampah dilakukan dengan cara membuang sampah pada tempat sampah yang disediakan hanya beberapa di sudut halaman. Tempat sampah yang ada adalah tempat sampah yang terbuat dari karet serta plastik dengan jumlah yang relatif kurang di lihat dari banyaknya jumlah pengunjung yang datang. Tempat sampah yang disediakan adalah tempat sampah tanpa tutup. 3) Penerangan Kondisi penerangan yang ada di terminal Bumiayu cukup memenuhi syarat, karena penerangannya cukup. B. Bagian dalam (interior) 1) Gedung perkantoran Gedung perkantoran terminal Bumiayu adalah bangunan yang baru di bangun, jadi kondisinya masih bagus. 2) Ruang tunggu Ruang tunggu yang ada di terminal Bumiayu cukup luas, tetapi sanitasi kebersihannya kurang terjaga, hal tersebut dibuktikan dengan adanya sampah yang tercecer di dalam ruang tunggu. 3) Jamban dan urinoir Adapun jamban dan urinoir yang ada di terminal Bumiayu jumlahnya cukup, dimana hal tersebut memenuhi perbandingan 1 : 250, yaitu setiap 1 jamban digunakan oleh 250 orang. Hanya saja kondisi sanitasi jamban dan urinoir kurang terjaga. Hal tersebut dibuktikan dengan terciumnya bau yang tidak sedap pada jamban dan urinoir serta terlihatnya kecoa di tempat tersebut. 4) Pembuangan air hujan dan air kotor Pembuangan air hujan dan air kotor pada terminal Bumiayu kurang teratasi dengan baik, tidak ada penampungan air hujan dan saluran pembuangan limbahnya tidak tertutup, sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap dan kemungkinan besar digunakan sebagai sarang nyamuk. 5) Tempat penjualan makanan/minuman (buffet) Kondisi sanitasi tempat penjualan makanan dan minuman di Terminal Bumiayu cukup bersih, hanya pada saat musim hujan, terminal ini banjir dan terdapat genangan air di sekitar rempat penjualan makanan dan minuman. Tempat sampah diletakkan di setiap sudut kios. Tetapi ada juga penumpang yang membuang sampah sembarangan sehingga ada sampah yang tercecer di sekitar kios tersebut.

22 6) Pemadam kebakaran Di terminal ini tidak terdapat alat pemadam kebakaran, sehingga saat terjadi kebakaran, petugas hanya mengantisipasinya dengan menyemprotkan air atau menggunakan karung goni. 7) Kotak P3K Di terminal ini tidak tersedia kotak P3K. 8) Pengeras suara Di terminal ini terdapat alat pebgeras suara dan alat tersebut berfungsi dengan baik. 9) Gudang tempat penyimpanan barang Untuk gudang tempat penyimpanan barang terdapat di dalam terminal. Barang tersimpan cukup rapid an tertata dengan baik sesuai dengan fungsinya. 10) Mushola Di terminal ini terdapat mushola. 3. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi sanitasi terminal A. Aspek sosial 1) Pendekatan edukatif kepada pengelola dan karyawan terminal bus. 2) Usaha peningkatan pengertian dan kesadaran tentang pentingnya hygiene dan sanitasi akan meningkatkan kualitas kesehatan karyawan, pengunjung dan masyarakat. B. Aspek teknis Perlu ada suatu peraturan untuk. menjaga agar usaha hygiene dan sanitasi tidak merugikan masyarakat. Dalam pelaksanaanya, penerapan peraturan sering terjadi kendala karena : 1) Kurang pengertian dan kesadaran dari karyawan terminal tentang peraturan yang menyangkut hygiene sanitasi 2) Sikap apatis sebagian masyarakat tentang peraturan tersebut C. Aspek administrasi

23 Beberapa manfaat pengawasan terminal bus : Menjamin kebersihan terminal bus 1) Melindungi pengunjung dari faktor lingkungan yang merugikan kesehatan. 2) Mencegah berbagai macam penyakit menular dan penyakit akibat kerja. 3) Mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan kecelakaan lain. Berbagai macam bahaya kesehatan yang timbul dari aktivitas terminal bus a) Kebersihan WC/MCK yang tidak dijaga menjadi sarana penularan penyakit, dari segi estetika menimbulkan bau tak sedap, kurang nyaman, jijik. b) Bus yang semrawut menyulitkan arus lain sehingga meningkatkan daya emosi pengendara bus dan penumpang menjadi bingung, cepat lelah, dll. c) Tata letak lampu yang tidak diatur dengan baik pada malam hari yang menyebabkan silau d) Sampah dan saluran air kotor yang menjadi sarang tikus, nyamuk, kecoa e) Kantin dan pengelolaan makanan yang tidak sanitair sehingga menimbulkan keracunan, diare, dan sebagainya. f) Pencemaran udara oleh asap dari emisi knalpot mengakibatkan keracunan CO, NO2, SO2 dan Pb. BAB III PEMBAHASAN A. Prioritas Permasalahan Berdasarkan hasil observasi, ada beberapa bagian yang ada di Terminal Bumiayu yang masih kurang memenuhi syarat sanitasi yang baik, khususnya tentang penanganan sampah. 1. Tempat parkir

24 Ketika hujan deras, tempat parkir dipenuhi dengan genangan air. Hal ini disebabkan karena konstruksi tempat parkir yang kurang mendukung, tidak tersedianya penampungan air hujan yang baik, serta sistem drainase tidak tidak berfungsi dengan baik. Untuk itu perlu adanya perbaikan pada hal-hal tersebut. 2. Pembuangan sampah Sampah hanya dibuang pada tempat sampah yang tanpa tutup yang mana sampah dicampur antara yang basah dan yang kering sehingga menimbulkan bau. Untuk itu perlu dilakukan pemisahan tempat sampah untuk sampah basah dan sampah kering serta menggunakan tempat sampah yang bertutup untuk mengurangi bau. 3. Jamban dan urinoir Pada jamban dan urinoir, tercium bau yang tidak sedap, untuk itu perlu dilakukan pembersihan secara rutin, serta pemberian pengharum ruangan untuk mengurangi bau. 4. Tempat penjualan makanan/minuman (buffet) Kondisi sanitasi tempat penjualan makanan dan minuman di Terminal Bumiayu cukup bersih, hanya pada saat musim hujan, terminal ini banjir dan terdapat genangan air di sekitar tempat penjualan makanan dan minuman. Tempat sampah diletakkan di setiap sudut kios. Tetapi ada juga penumpang yan g membuang sampah sembarangan sehingga ada sampah yang tercecer di sekitar kios tersebut. Untuk itu perlu dibuat saluran pembuangan air yang lancar di sekitar kios makanan minuman, serta perlu adanya kesadaran dari para pengunjung untuk membuang sampah pada tempatnya. Permasalahan yang paling menonjol pada pengelolaan sampah di Terminal Bumiayu ini antara lain : a) Belum adanya pemisahan antara sampah basah dan sampah kering yang dihasilkan baik oleh penumpang, maupun pedagang yang berada di sekitar terminal sehingga sampah tercampur dan menimbulkan bau. b) Kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan dan pemanfaatan sampah. c) Di tempat tersebut juga tidak terdapat plakat maupun himbauan tentang menjaga kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya. d) Tempat sampah yang digunakan adalah tanpa tutup sehingga memungkinkan adanya tikus, kecoa, maupun kucing merusak tempat tersebut.

25 e) Sampah hanya dibuang begitu saja di tempat sampah tanpa adanya pemilahan maupun pemanfaatan terhadap sampah. B. Hambatan Dalam Pengelolaan Sampah 1. Belum Ada Pemisahan Antara Sampah Basah dan Sampah Kering Sampah yang terkumpul masih tercampur antara sampah kering dan sampah basah, belum ada pemisahan antara sampah kering dan sampah basah sehingga kesulitan untuk memanfaatkan sampah tersebut. 2. Kurangnya Pengetahuan Tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah Kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan dan pemanfaatan sampah juga merupakan hambatan dalam pengelolaan sampah di Terminal Bumiayu, petugas disini pada umumnya belum tahu bagaimana memanfaatkan sampah sehingga semua sampah yang sudah terkumpul langsung dibuang di TPS kemudian ke TPA. Mereka tidak tahu bahwa sampah juga bisa dibuat kompos dan memiliki daya jual yang tinggi, tetapi terkadang untuk sampah seperti botol, logam, besi diambil oleh pemulung sampah karena pengelola merasa tidak mempunyai jumlah tenaga yang cukup untuk mengelolanya sendiri. 3. Kurangnya sarana dan prasarana dalam penanganan sampah Fasilitas yang digunakan dalam pengelolaan sampah yang ada di tempat pelayanan kesehatan ini sangatlah terbatas karena hanya memiliki sapu, cikrak dan tempat sampah. 4. Kurangnya biaya dalam menangani masalah sampah Kurangnya biaya selalu menjadi faktor kendala dalam berbagai kegiatan. Begitupula dalam hal pemanfaatan sampah, karena disini dibutuhkan tempat penampungan sampah sementara dan untuk membuat tempat tersebut dibutuhkan biaya. C. Analisis Masalah Dari berbagai permasalahan yang ada, dapat dilakukan upaya pemecahan dengan alternatif pemecahan sebagai berikut : 1. Memberikan penyuluhan kepada petugas terminal, penumpang, maupun pedagang yang berada di sekitar tempat tersebut akan pentingnya menjaga kebersihan serta betapa bermanfaatnya sampah bila penanganannya dilakukan dengan baik.

26 2. Penempatan Lokasi Tempat Sampah Prinsip umum penempatan tempat sampah adalah mudah dicapai oleh sumber sampah untuk itu penempatan tong sampah disini hendaknya mudah dicapai, tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat. Volume tempat sampah juga sebaiknya lebih besar dibanding dengan jumlah sampah yang dihasilkan sehingga sampah tidak membludak. 3. Melakukan Pemisahan Jenis Sampah Antara Sampah Kering dan Sampah Basah Dengan melakukan pemisahan antara sampah kering dan sampah basah maka pemanfaatan sampah lebih mudah dilakukan. Misalnya saja untuk sampah kering (kertas, botol, plastick, dapat didaur ulang. Sedangkan sampah basah dapat digunakan sebagai kompos. Dengan adanya pemisahan tersebut maka secara otomatis jumlah tempat sampah harus ditambah karena untuk membedakan sampah basah dan sampah kering. 4. Penggunaan Kantong Plastik Untuk Tempat Sampah yang Terbuka atau Tanpa Tutup Tempat sampah yang ada di tempat pelayanan kesehatan ini adalah tempat sampah yang tanpa tutup. Maka sebaiknya di dalam tempat sampah tersebut diberi kantong plastik untuk menampung sampah, hal ini mempunyai berbagai keuntungan antara lain : a. Mengurangi kemungkinan timbulnya gangguan bau. b. Sampah basah tidak dapat dicapai lalat c. Kerusakan pada tempat sampah lebih berkurang d. Sampah tidak lengket pada tempat sampah sehinggga tempat sampah tetap bersih kering dan tahan lama. e. Mengurangi tercemarnya sampah sewaktu diangkut dan dibuang ke TPA. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

27 Terminal bus adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum. Persyaratan minimum hygiene dan sanitasi terminal bus dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu : 1. Bagian luar Bagian luar biasanya berupa halaman (depan). Yang perlu diperhatikan : a) Tempat parkir b) Pembuangan sampah c) Penerangan 2. Bagian dalam (interior) a) Gedung perkantoran b) Ruang tunggu c) Jamban dan urinoir d) Pembuangan air hujan dan air kotor e) Tempat penjualan makanan/minuman (buffet) f) Pemadam kebakaran g) Kotak P3K h) Pengeras suara i) Gudang tempat penyimpanan barang j) Mushola Permasalahan yang paling menonjol pada pengelolaan sampah di terminal Bumiayu antara lain : 1. Belum adanya pemisahan antara sampah basah dan sampah kering yang dihasilkan baik oleh pengunjung, pihak puskesmas pedagang yang berada di sekitar puskesmas tersebut maupun pasien, sehingga sampah tercampur dan menimbulkan bau. 2. Kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan dan pemanfaatan sampah.

28 3. Di tempat tersebut juga tidak terdapat plakat maupun himbauan tentang menjaga kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya. 4. Tempat sampah yang digunakan adalah tanpa tutup sehingga memungkinkan adanya tikus, kecoa, maupun kucing merusak tempat tersebut. 5. Sampah hanya dibuang begitu saja di tempat sampah tanpa adanya pemilahan maupun pemanfaatan terhadap sampah. Adapun alternatif pemecahan masalah yang ada di terminal Bumiayu antara lain : 1. Melakukan Pemisahan Jenis Sampah Antara Sampah Kering dan Sampah Basah 2. Memberikan penyuluhan kepada petugas terminal, penumpang, maupun pedagang yang berada di sekitar tempat tersebut 3. Penempatan lokasi tempat sampah yang stategis dan mudah dijangkau oleh semua pihak. 4. Menggunakan kantong plastik untuk tempat sampah yang tanpa tutup B. Saran. 1. Adanya sangsi bagi pengguna terminal yang membuang sampah sembarangan. 2. Pembentukan organisasi yang bertugas khusus mengelola sampah terminal. 3. Hendaknya dilakukan pemisahan antara sampah basah dan sampah kering agar dalam pemanfaatannya lebih mudah. 4. Sebaiknya menggunakan tempat sampah yang dapat menarik perhatian pengunjung untuk membuang sampah pada tempatnya tanpa mengabaikan aspek kesehatan. 5. Perlu adanya penambahan plakat maupun poster poster tentang kebersihan untuk menghimbau pengunjung, pasien, maupun petugas untuk selalu menjaga kebersihan. DAFTAR PUSTAKA Hilal, Nur Penyehatan Tanah dan Pengelolaan Ssampah Padat. JKL Purwokerto.

29 Aboejoewono, A Pengelolaan Sampah Menuju ke Sanitasi Lingkungan dan Permasalahannya; Wilayah DKI Jakarta Sebagai Suatu Kasus. Jakarta. Candra Dermawan, 2006, Artikel Iptek - Bidang Teknologi Transportasi ITS: Sarana Transportasi Lalu Lintas Darat Masa Depan. Pengantar Kesehatan Lingkungan, Diterbitkan oleh EGC Sanitasi Tempat-Tempat Umum. www. Google. Com Terminal bus. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sehat 2015 adalah lanjutan dari visi pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sehat 2015 adalah lanjutan dari visi pembangunan kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sehat 2015 adalah lanjutan dari visi pembangunan kesehatan nasional 2010 yang menggambarkan masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup dalam

Lebih terperinci

3. Pengelolaan air kotor dan kotoran manusia (Sawage and Exreta Disposal) 4. Hygiene dan sanitasi makanan (Food Hygiene and Sanitation)

3. Pengelolaan air kotor dan kotoran manusia (Sawage and Exreta Disposal) 4. Hygiene dan sanitasi makanan (Food Hygiene and Sanitation) 2.2.3 Pengertian Sanitasi Tempat-tempat Umum Menurut Mukono (2006) Sanitasi tempat umum merupakan problem kesehatan masyarakat yang cukup mendesak. Karena tempat umum merupakan tempat bertemunya segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam visi Indonesia Sehat 2015 yang mengacu pada Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. Dalam visi Indonesia Sehat 2015 yang mengacu pada Millenium Development BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam visi Indonesia Sehat 2015 yang mengacu pada Millenium Development Goals (MDG s), lingkungan yang diharapkan pada masa depan adalah lingkungan yang kondusif bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kesehatan lingkungan merupakan ilmu kesehatan masyarakat yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kesehatan lingkungan merupakan ilmu kesehatan masyarakat yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Definisi Sanitasi Kesehatan lingkungan merupakan ilmu kesehatan masyarakat yang menitik beratkan usaha preventif dengan usaha perbaikan semua faktor lingkungan

Lebih terperinci

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran : Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran 2: saluran limbah yang kotor dan tidak tertutup dekat dengan Pengolahan sambal Gambar lampiran 3: keadaan dapur yang

Lebih terperinci

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI A. IDENTITAS PEKERJA Nama Alamat Usia :... :... :. Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Status Perkawinan : 1.Kawin 2.

Lebih terperinci

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI Lampiran 1. LEMBAR KUESIONER UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI A. IDENTITAS INFORMAN Nama :. Alamat : Usia :.Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Pendidikan terakhir : Unit Kerja : Masa kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Definisi sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Definisi sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/ BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Definisi sanitasi menurut WHO adalah usaha pencegahan/ pengendalian semua faktor lingkungan fisik yang dapat memberikan pengaruh terhadap manusia terutama yang sifatnya

Lebih terperinci

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI TERMINAL Terminal merupakan titik dimana penumpang dan barang masuk atau keluar dari sistem jaringan transportasi. Ditinjau dari sistem jaringan transportasi secara keseluruhan, terminal merupakan simpul

Lebih terperinci

Berdasarkan, Juknis LLAJ, Fungsi Terminal Angkutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur:

Berdasarkan, Juknis LLAJ, Fungsi Terminal Angkutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur: TERMINAL Dalam pencapaian pembangunan nasional peranan transportasi memiliki posisi yang penting dan strategi dalam pembangunan, maka perencanaan dan pengembangannya perlu ditata dalam satu kesatuan sistem

Lebih terperinci

SUMMARY TINJAUAN SANITASI TERMINAL PENUMPANG 1942 ANDALAS KOTA GORONTALO

SUMMARY TINJAUAN SANITASI TERMINAL PENUMPANG 1942 ANDALAS KOTA GORONTALO SUMMARY TINJAUAN SANITASI TERMINAL PENUMPANG 1942 ANDALAS KOTA GORONTALO Viviyeti Mahaji. 811409045. Skripsi, Jurusan Kesehatan masyarakat, Fakultas Ilmu- Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan, Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan narasumber sebagai bentuk pencarian data dan observasi langsung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan narasumber sebagai bentuk pencarian data dan observasi langsung BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara yang mendalam dengan narasumber sebagai bentuk pencarian data dan observasi langsung dilapangan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terminal Terminal dapat dianggap sebagai alat pemroses, dimana suatu urutan kegiatan tertentu harus dilakukan untuk memungkinkan suatu lalu-lintas ( kendaraan, barang, dan

Lebih terperinci

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3 TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3 Rizka Firdausi Pertiwi, S.T., M.T. Rumah Bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Perumahan Kelompok rumah

Lebih terperinci

HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6

HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6 HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6 PERSONAL HIGIENE HIGIENE adalah usaha untuk memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan atau ilmu yang mempelajari cara-cara yang berguna bagi kesehatan.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL PENUMPANG DI KABUPATEN MAGELANG

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL PENUMPANG DI KABUPATEN MAGELANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 8 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL PENUMPANG DI KABUPATEN MAGELANG

Lebih terperinci

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran LAMPIRAN Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran No Parameter Bobot Nilai A Kondisi umum sekitar restoran 1 Lokasi 1 0 Jarak jasaboga minimal 500 m dari sumber pencemaran seperti tempat sampah umum,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR 31 TAHUN 1995 TENTANG TERMINAL TRANSPORTASI JALAN

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR 31 TAHUN 1995 TENTANG TERMINAL TRANSPORTASI JALAN KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR 31 TAHUN 1995 TENTANG TERMINAL TRANSPORTASI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN Menimbang: a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan menguraikan kesimpulan studi yang merupakan ringkasan hasil studi yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan sasaran dalam melakukan studi, serta saran-saran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Terminal Terminal dapat dianggap sebagai alat pemroses, dimana suatu urutan kegiatan tertentu harus dilakukan untuk memungkinkan suatu lalu lintas (kendaraan, barang,

Lebih terperinci

NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, S A L I N A N NO.13/C,2001 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa terminal merupakan fasilitas

Lebih terperinci

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan Syarat kesehatan yang mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat: A. Lokasi 1. Lokasi sesuai dengan Rencana Umum

Lebih terperinci

TERMINAL. Mata Kuliah : Topik Khusus Transportasi Pengajar : Ir. Longdong Jefferson, MA / Ir. A. L. E. Rumayar, M.Eng

TERMINAL. Mata Kuliah : Topik Khusus Transportasi Pengajar : Ir. Longdong Jefferson, MA / Ir. A. L. E. Rumayar, M.Eng TERMINAL DEFINISI TERMINAL Berdasarkan, Juknis LLAJ, 1995, Terminal Transportasi merupakan: 1. Titik simpul dalam jaringan transportasi jalan yang berfungsi sebagai pelayanan umum. 2. Tempat pengendalian,

Lebih terperinci

UU 11/1962, HYGIENE UNTUK USAHA USAHA BAGI UMUM

UU 11/1962, HYGIENE UNTUK USAHA USAHA BAGI UMUM UU 11/1962, HYGIENE UNTUK USAHA USAHA BAGI UMUM Presiden Republik Indonesia, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang tentang Pokok-pokok Kesehatan perlu ditetapkan Undang-undang Hygiene

Lebih terperinci

G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U. Pedoman Teknis RUMAH SAKIT BERSIH. (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku)

G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U. Pedoman Teknis RUMAH SAKIT BERSIH. (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku) G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U Pedoman Teknis RUMAH SAKIT BERSIH (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku) Kementerian Kesehatan RI 2012 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG T E R M I N A L DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

GAMBARAN PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT UMUM TERMINAL BRATANG, SURABAYA

GAMBARAN PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT UMUM TERMINAL BRATANG, SURABAYA GAMBARAN PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT UMUM TERMINAL BRATANG, SURABAYA Riana Bintang Rozaaqi Universitas Airlangga: Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat, Surabaya

Lebih terperinci

Sanitasi Penyedia Makanan

Sanitasi Penyedia Makanan Bab 6 Sanitasi Penyediaan Makanan Sanitasi Penyedia Makanan Sanitasi Jasa Boga Sanitasi Rumah Makan & Restoran Sanitasi Hotel Sanitasi Rumah Sakit Sanitasi Transportasi Penggolongan Jasa Boga Jasa boga

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : TAHUN 2007 SERI : PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJALENGKA,

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN

Lebih terperinci

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 0000 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA I. UMUM Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terminal Menurut Abubakar I, dkk (1995) bahwa terminal transportasi merupakan : 1. Titik simpul dalam jaringan transportasi jalan yang berfungsi sebagi pelayanan umum. 2. Tempat

Lebih terperinci

LEMBAR PENILAIAN PASAR SETONOBETEK SESUAI KEPMENKES RI NO. 519/MENKES/SK/VI/2008 YANG TELAH DIMODIFIKASI

LEMBAR PENILAIAN PASAR SETONOBETEK SESUAI KEPMENKES RI NO. 519/MENKES/SK/VI/2008 YANG TELAH DIMODIFIKASI LEMBAR PENILAIAN PASAR SETONOBETEK SESUAI KEPMENKES RI NO. 9/MENKES/SK/VI/ YANG TELAH DIMODIFIKASI NO. a. b. - VARIABEL UPAYA BANGUNAN PASAR Penataan ruang dagang Tempat penjualan bahan pangan dan makanan

Lebih terperinci

Rumah Sehat. edited by Ratna Farida

Rumah Sehat. edited by Ratna Farida Rumah Sehat edited by Ratna Farida Rumah Adalah tempat untuk tinggal yang dibutuhkan oleh setiap manusia dimanapun dia berada. * Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN I. UMUM Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengamanatkan perlunya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan 98 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Hubungan Kondisi Sanitasi Lingkungan Rumah, Higiene Perorangan dan Karakteristik Orangtua dengan Kejadian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK

BAB II TINJAUAN OBJEK 18 BAB II TINJAUAN OBJEK 2.1. Tinjauan Umum Stasiun Kereta Api Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 dan 43 Tahun 2011, perkeretaapian terdiri dari sarana dan prasarana, sumber daya manusia, norma,

Lebih terperinci

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI - 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI A. BANGUNAN 1. Lokasi Lokasi jasaboga tidak berdekatan dengan sumber pencemaran seperti tempat sampah umum, WC umum, pabrik cat dan sumber pencemaran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Survei Dari survei menggunakan metode wawancara yang telah dilakukan di Desa Karanganyar Kecamatan Karanganyar RT 01,02,03 yang disebutkan dalam data dari

Lebih terperinci

Tempat-tempat umum merupakan tempat kegiatan bagi umum yang. pemerintah, swasta, dan atau perorangan yang dipergunakan langsung oleh

Tempat-tempat umum merupakan tempat kegiatan bagi umum yang. pemerintah, swasta, dan atau perorangan yang dipergunakan langsung oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tempat-tempat umum merupakan tempat kegiatan bagi umum yang mempunyai tempat, sarana dan kegiatan tetap yang diselenggarakan oleh badan pemerintah, swasta, dan atau

Lebih terperinci

Dr. Nindyo Cahyo Kresnanto

Dr. Nindyo Cahyo Kresnanto Dr. Nindyo Cahyo Kresnanto Terminal Halte Bandara Pelabuhan Simpul Tranportasi Titik simpul dalam jaringan transportasi jalan yang berfungsi sebagai pelayanan umum. Tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan

Lebih terperinci

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat disekolah

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat disekolah PROMOSI KESEHATAN DI SEKOLAH A. PENDAHULUAN Di Indonesia, bentuk promosi kesehatan di sekolah adalah Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dan sekaligus UKS merupakan salah satu upaya kesehatan masyarakat disekolah.

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 12 (Duabelas)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 12 (Duabelas) SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 12 (Duabelas) A. Tujuan Instruksional 1. Umum Mahasiswa dapat memahami

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa dengan meningkatnya

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN

LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN No LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI 060934 DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2016 Menurut 1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman

Lebih terperinci

INSPEKSI HIGIENE DAN SANITASI DI WILAYAH KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

INSPEKSI HIGIENE DAN SANITASI DI WILAYAH KANTOR KESEHATAN PELABUHAN Lampiran 1 INSPEKSI HIGIENE DAN SANITASI DI WILAYAH KANTOR KESEHATAN PELABUHAN Nama Lokasi : Diperiksa Tanggal : Alamat : No. Sasaran Jenis Pemeriksaan 1. Halaman Bersih/tidak ada sampah berserakan Ada

Lebih terperinci

SANITASI DAN KEAMANAN

SANITASI DAN KEAMANAN SANITASI DAN KEAMANAN Sanitasi adalah.. pengendalian yang terencana terhadap lingkungan produksi, bahan bahan baku, peralatan dan pekerja untuk mencegah pencemaran pada hasil olah, kerusakan hasil olah,

Lebih terperinci

DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA

DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA Imran SL Tobing Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jakarta ABSTRAK Sampah sampai saat ini selalu menjadi masalah; sampah dianggap sebagai sesuatu

Lebih terperinci

II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A

II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A LAMPIRAN I LEMBAR OBSERVASI KONDISI HIGIENE DAN SANITASI PENYELENGGARA MAKANAN DAN

Lebih terperinci

II Observasi. No Objek pengamatan. Total skor masing masing setiap kantin Bobot Nilai Lokasi & Bangunan SMA Lokasi : a.

II Observasi. No Objek pengamatan. Total skor masing masing setiap kantin Bobot Nilai Lokasi & Bangunan SMA Lokasi : a. LAMPIRAN I LEMBAR OBSERVASI KONDISI HIGIENE DAN SANITASI PENYELENGGARA MAKANAN DAN MINUMAN PADA KANTIN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 0 I. Indentitas

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 9 TAHUN 2000 (9/2000) TENTANG TERMINAL PENUMPANG DENGAN RAHMAT TUMAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 9 TAHUN 2000 (9/2000) TENTANG TERMINAL PENUMPANG DENGAN RAHMAT TUMAN YANG MAHA ESA LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor 1 Tahun 2000 Seri : C ---------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 Lintang Sekar Langit lintangsekar96@gmail.com Peminatan Kesehatan Lingkungan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TINGKAT PELAYANAN TERMINAL LEUWIPANJANG BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT SEBAGAI PENGGUNA

BAB IV ANALISIS TINGKAT PELAYANAN TERMINAL LEUWIPANJANG BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT SEBAGAI PENGGUNA BAB IV ANALISIS TINGKAT PELAYANAN TERMINAL LEUWIPANJANG BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT SEBAGAI PENGGUNA Pada bab ini akan dilakukan analisis yaitu mulai pengolahan data yang diperoleh di lapangan maupun

Lebih terperinci

G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U. Pedoman RUMAH SAKIT BERSIH. (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku)

G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U. Pedoman RUMAH SAKIT BERSIH. (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku) G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U Pedoman RUMAH SAKIT BERSIH (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku) Kementerian Kesehatan RI 2012 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER- 07/MEN/ IV/2005 TENTANG STANDAR TEMPAT PENAMPUNGAN CALON TENAGA

Lebih terperinci

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL PENUMPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang :

Lebih terperinci

Lembar Observasi. Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun sesuai dengan Kepmenkes No. 1204/Menkes/Per/X/2004.

Lembar Observasi. Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun sesuai dengan Kepmenkes No. 1204/Menkes/Per/X/2004. Lembar Observasi Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun 2012 Nama : Jenis Kelamin : Umur : Pendidikan : Lama Bekerja : Observasi ini merupakan jawaban tentang persyaratan Hygiene Petgugas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperhatikan peran dan fungsi yang melekat pada masing-masing lembaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperhatikan peran dan fungsi yang melekat pada masing-masing lembaga BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Sanitasi Lingkungan Sistem sanitasi lingkungan pelabuhan terdiri dari sistem pengelolaan manajemen, pengawasan sanitasi dan pengendalian vektor dan binatang penular penyakit.

Lebih terperinci

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah A. Karakteristik Responden 1. Nama :. Umur :. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : B. Pertanyaan 1. Apakah ibu/bapak sebelum dan sesudah bekerja mengolah selalu

Lebih terperinci

HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6

HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6 HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6 PERSONAL HIGIENE HIGIENE adalah usaha untuk memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan atau ilmu yang mempelajari cara-cara yang berguna bagi kesehatan.

Lebih terperinci

EVALUASI PURNA HUNI SIRKULASI DAN FASILITAS TERMINAL KARTASURA

EVALUASI PURNA HUNI SIRKULASI DAN FASILITAS TERMINAL KARTASURA 165 EVALUASI PURNA HUNI SIRKULASI DAN FASILITAS TERMINAL KARTASURA An Nuurrika Asmara Dina, Wisnu Setiawan Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani

Lebih terperinci

MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN

MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN dr. Tutiek Rahayu,M.Kes tutik_rahayu@uny.ac.id TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN 1 syarat LOKASI KONSTRUKSI Terhindar dari Bahan Pencemar (Banjir, Udara) Bahan

Lebih terperinci

Bertindak tepat untuk sehat dengan menjaga lingkungan dan kebersihan

Bertindak tepat untuk sehat dengan menjaga lingkungan dan kebersihan Bertindak tepat untuk sehat dengan menjaga lingkungan dan kebersihan Menanam dan merawat pohon Mengelola sampah dengan benar Mulai dari diri sendiri menjaga kebersihan untuk hidup sehat 1 Perubahan Iklim,

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

KAJIAN MANAJEMEN SIRKULASI TERMINAL BUS ( Studi Kasus : Terminal Bus Tirtonadi Surakarta )

KAJIAN MANAJEMEN SIRKULASI TERMINAL BUS ( Studi Kasus : Terminal Bus Tirtonadi Surakarta ) KAJIAN MANAJEMEN SIRKULASI TERMINAL BUS ( Studi Kasus : Terminal Bus Tirtonadi Surakarta ) Gatot Nursetyo Abstrak Terminal merupakan bagian dari jaringan pelayanan transportasi sebagai simpul dari suatu

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA. Nomor: 2 Tahun 2006 Seri: B PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL PENUMPANG

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA. Nomor: 2 Tahun 2006 Seri: B PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL PENUMPANG KO T A P R A D J A JO J G A TA R A K LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor: 2 Tahun 2006 Seri: B PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan hidupnya dengan memproduksi makanan minuman dan barang lain dari sumber daya alam. Aktivitas tersebut

Lebih terperinci

Lembar Observasi. : Rumah Sakit Umum Daerah Padangsidimpuan

Lembar Observasi. : Rumah Sakit Umum Daerah Padangsidimpuan Lembar Observasi KONDISI SANITASI RUANG RAWAT INAP KELAS III DAN PENGGUNAAN DESINFEKTAN TERHADAP JUMLAH ANGKA KUMAN LANTAI DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015 Nama Rumah

Lebih terperinci

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) DOKUMEN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP MATRIKS PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PUSKESMAS KEBONDALEM 1. Kualitas Udara dan debu Sumber Aktivitas lalul lintas kendaraan diluar dan area parkir berpotensi

Lebih terperinci

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan :

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : KUESIONER HIGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Escherichia coli PADA PERALATAN MAKAN DI INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT UMUM MAYJEN H.A THALIB KABUPATEN KERINCI TAHUN 0 I. Data Responden Penjamah

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2012 (Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 942/MENKES/SK/VII/2003) No Objek Pengamatan Prinsip I : Pemilihan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Anonimous, Mengenal Jenis-jenis Restoran. Diakses tanggal 13 Januari jttcugm.wordpress.com/2008/12/16/restoran/

DAFTAR PUSTAKA. Anonimous, Mengenal Jenis-jenis Restoran. Diakses tanggal 13 Januari jttcugm.wordpress.com/2008/12/16/restoran/ DAFTAR PUSTAKA Anonimous, 2008. Mengenal Jenis-jenis Restoran. Diakses tanggal 13 Januari 2011. http:// jttcugm.wordpress.com/2008/12/16/restoran/ Azwar,Azrul, 1995. Pengantar Kesehatan Lingkungan, PT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia karena tanpa kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari.

Lebih terperinci

TENTANG TERMINAL TRANSPORTASI JALAN

TENTANG TERMINAL TRANSPORTASI JALAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 13 TAHUN 1999 TENTANG TERMINAL TRANSPORTASI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS Menimbang Mengingat : a. bahwa terminal transportasi jalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sanitasi Rumah Pengertian sanitasi adalah usaha usaha pengawasan yang ditujukan terhadap faktor faktor lingkungan yang dapat merupakan mata rantai penularan penyakit 3. Sedangkan

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN 1. Nama rumah makan/restoran :. 2. Alamat :.

PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN 1. Nama rumah makan/restoran :. 2. Alamat :. b.. CONTOH FORMULIR RM.. PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN. Nama rumah makan/restoran :.. Alamat :... NamaPengusaha/penanggungjawab :.. Jumlah karyawan :... orang. Jumlah penjamah

Lebih terperinci

CHECK LIST SANITASI PEMUKIMAN

CHECK LIST SANITASI PEMUKIMAN CHECK LIST SANITASI PEMUKIMAN NO VARIABEL YANG DI AMATI YA TIDAK KETERANGAN Lokasi 1. Tidak terletak pada daerah bekas TPA (Tempat Pembuangan Akhir) atau tambang. 2. Tidak terletak pada daerah rawan bencana

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN 71 Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI SEKOLAH DASAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013 1. Pilihlah

Lebih terperinci

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Lampiran KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Escherichia coli PADA MAKANAN DI RUMAH MAKAN KHAS MINANG JALAN SETIA BUDI KELURAHAN TANJUNG REJO KECAMATAN MEDAN SUNGGAL

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Terminal Morlok (1978) mendefinisikan bahwa terminal merupakan titik dimana penumpang dan barang masuk dan keluar dari sistem

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI Lampiran 1 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK RESPONDEN, PENGETAHUAN, LINGKUNGAN, PELATIHAN

Lebih terperinci

KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018

KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018 KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018 PENYEBAB??? Status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebagainya. Pentingnya

Lebih terperinci

PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN

PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN Nama Rumah Makan/Restoran : Alamat : Nama Pengusaha : Jumlah Karyawan : Jumlah Penjamah Makanan : Nomor Izin Usaha :

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN 1. LATAR BELAKANG PENGELOLAAN SAMPAH SNI 19-2454-1991 tentang Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan, mendefinisikan sampah sebagai limbah yang bersifat padat, terdiri atas

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI HYGIENE SANITASI KAPAL

LEMBAR OBSERVASI HYGIENE SANITASI KAPAL 105 LEMBAR OBSERVASI HYGIENE SANITASI KAPAL (Berdasarkan International Health Regulation (2005) : Handbook for Inspection of Ships and Issuance of Ship Sanitation Certificates) 1. Nama Kapal : 2. Jenis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jamban Jamban keluarga adalah suatu bangunan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran sehingga kotoran tersebut tersimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab

Lebih terperinci

MENJAGA KESEHATAN LINGKUNGAN

MENJAGA KESEHATAN LINGKUNGAN MENJAGA KESEHATAN LINGKUNGAN Masyarakat perlu disadarkan akan pentingnya kesehatan lingkungan yang baik jika ingin menciptakan komunitas yang sehat dan bahagia. Apabila mereka mampu menjaga lingkungan

Lebih terperinci

SANITASI TEMPAT-TEMPAT UMUM

SANITASI TEMPAT-TEMPAT UMUM SANITASI TEMPAT-TEMPAT UMUM DEFINIISI Tempat tempat umum adalah : suatu tempat dimana orang banyak berkumpul untuk melakukan kegiatan baik secara insidentil maupun secara terus menerus. Mengingat banyaknya

Lebih terperinci

Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja

Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Menimbang : MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, bahwa untuk mencegah timbulnya gangguan kesehatan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 08 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Untuk menjawab tujuan dari penelitian tugas akhir ini. berdasarkan hasil analisis dari data yang diperoleh di lapangan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Untuk menjawab tujuan dari penelitian tugas akhir ini. berdasarkan hasil analisis dari data yang diperoleh di lapangan BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Untuk menjawab tujuan dari penelitian tugas akhir ini berdasarkan hasil analisis dari data yang diperoleh di lapangan dan pembahasan yang sudah dilakukan, kesimpulan

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 9 Tahun 200 Lampiran : (satu) berkas TENTANG TATALAKSANA PENYELENGGARAAN PELAYANAN DI TERMINAL BIS - KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Orisinalitas... ii Halaman pengesahan... iii Abstrak... iv Halaman Publikasi... v Kata Pengantar... vi Daftar Isi... vii Daftar Gambar... ix Daftar Tabel... xi BAB

Lebih terperinci

FIELD BOOK PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DAN PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN

FIELD BOOK PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DAN PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN FIELD BOOK PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN 1 PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN I. RUMAH Rumah merupakan tempat tinggal bagi suatu keluarga yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan musim hujan. Tata kota yang kurang menunjang mengakibatkan sering

BAB I PENDAHULUAN. dan musim hujan. Tata kota yang kurang menunjang mengakibatkan sering BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mengalami dua musim setiap tahun, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Tata kota yang kurang menunjang mengakibatkan sering terjadinya banjir di beberapa daerah.

Lebih terperinci

ii. Tempat Penampungan Sampah Pengelolaan sampah di Pratistha Harsa dikelola oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi. Pengambilan sampah di

ii. Tempat Penampungan Sampah Pengelolaan sampah di Pratistha Harsa dikelola oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi. Pengambilan sampah di 92 ii. Tempat Penampungan Sampah Pengelolaan sampah di Pratistha Harsa dikelola oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi. Pengambilan sampah di tempat pengumpulan sampah sementara dilakukan 1

Lebih terperinci

PENJELASAN I ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PROGRAM ADIPURA

PENJELASAN I ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PROGRAM ADIPURA PENJELASAN I ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PROGRAM ADIPURA Perumahan menengah : meliputi kompleks perumahan atau dan sederhana permukiman Perumahan pasang surut : meliputi perumahan yang berada di daerah

Lebih terperinci

KRITERIA, INDIKATOR DAN SKALA NILAI FISIK PROGRAM ADIPURA

KRITERIA, INDIKATOR DAN SKALA NILAI FISIK PROGRAM ADIPURA Lampiran IV : Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 01 Tahun 2009 Tanggal : 02 Februari 2009 KRITERIA, INDIKATOR DAN SKALA NILAI FISIK PROGRAM ADIPURA NILAI Sangat I PERMUKIMAN 1. Menengah

Lebih terperinci

Kegiatan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

Kegiatan tersebut antara lain adalah sebagai berikut: Dinas Kesehatan Kota Palembang menyambut hangat Pesta Olah Raga SEA GAMES ke XXVI yang sebentar lagi akan diadakan di Kota Palembang. Salah satu bentuk apresiasi dari Dinas Kesehatan kota Palembang adalah

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT

KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT Lampiran KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT I. Karakteristik Responden. Nama :. Jenis Kelamin :. Pekerjaan : 4. Pendidikan : II. Pengetahuan

Lebih terperinci