POLA KOMUNIKASI PADA PENGEMBANGAN KAPASITAS KEWIRAUSAHAAN PETANI SAYURAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "POLA KOMUNIKASI PADA PENGEMBANGAN KAPASITAS KEWIRAUSAHAAN PETANI SAYURAN"

Transkripsi

1 POLA KOMUNIKASI PADA PENGEMBANGAN KAPASITAS KEWIRAUSAHAAN PETANI SAYURAN (Kasus Pendampingan Misi Teknik Taiwan di Kabupaten Boyolali dan Bogor) Oleh Cahyono Tri Wibowo SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 i

2 SURAT PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi dengan judul Pola Komunikasi pada Pengembangan Kapasitas Kewirausahaan Petani Sayuran (Kasus Pendampingan Misi Teknik Taiwan di Boyolali dan Bogor), adalah karya saya sendiri dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan oleh penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka pada bagian akhir disertasi ini. Bogor, 4 Juli 2012 Cahyono Tri Wibowo NIM. I ii

3 ABSTRACT CAHYONO TRI WIBOWO, Communication Pattern on Vegetable Farmers Entrepreneurship Capacity development (Case: Taiwan Technical Mission Assistance). Supervised by SUMARDJO as Head of Supervisory Commission; DIDIN HAFIDHUDDIN and SARWITI S. AGUNG as Commission Members. The objectives of this research were: (1) to analyze effect of characteristic factors such as social dynamic, physical environment, farmers characteristics and socio-economic environment of entrepreneurship communication patterns; (2) to ensure important factors that will strongly influence the increasing of entrepreneurship capacity; (3) to formulate effective communication pattern for entrepreneurship capacity development efforts of vegetable farmer in the Taiwan s technical mission in two districts in Indonesia. This research resulted several outputs, namely: (1) communication pattern of farmers entrepreneurship in Taiwan s technical mission was categorized good enough and significantly influenced by group dimensions i.e membership and group climate on social dynamics; (2) the development of farmers entrepreneurship capacity in Taiwan s technical mission was categorized good and it was directly influenced by education level characteristics and farmers business experiences, it was also influenced by physical environment on dimensions of communication infrastructure and technology characteristics, it was significantly influenced by socio-economic environment on dimension of support social system and mass media information, and also significantly affected by family support dimension, institutional support and local knowledge functioning of socio-economic environment and significantly influenced by dialogic dimension on farmers communication entrepreneurship pattern; (3) effective communication patterns regarding development of entrepreneurship capacity of farmers was dialogic communication patterns, and communication pattern itself were strengthened by these factors: social dynamic on group climate and group dimension of membership dimensions. (4) some of the forms of technical skill, social skill, and managerial skill that potentially can improve and compete towards farmers were entrepreneur technical skill, social skill, and managerial skill. By improving their technical skill, social skill, and managerial skill, it was expected farmers were able to improve their productivity, income, autonomy which at the end can develop farmers welfare in Indonesia. Keywords: Communication pattern, entrepreneurship, capacity development, vegetable farming iii

4 RINGKASAN CAHYONO TRI WIBOWO, Pola Komunikasi pada Pengembangan Kapasitas Kewirausahaan Petani Sayuran (Kasus Pendampingan Misi Teknik Taiwan di Kabupaten Boyolali dan Bogor. Dibimbing oleh SUMARDJO sebagai Ketua; DIDIN HAFIDHUDDIN dan SARWITITI S. AGUNG sebagai Anggota Komisi Pembimbing. Kebanyakan petani di Indonesia kurang memahami kewirausahaan petani. Di dalam memperkenalkan kewirausahaan petani diperlukan konsep untuk mengembangkan kedinamisan berpikir dan bertindak, berani mengambil resiko dan rasa percaya diri. Pengembangan kapasitas kewirausahaan petani sayuran telah dimulai yayasan misi teknik Taiwan dengan memberikan bimbingan teknik budidaya, penyediaan sarana produksi, dan memasarkan hasil panen pertanian. Salah satu kendala yang dihadapi sektor pertanian adalah keterbatasan kualitas sumberdaya manusia (SDM) bidang pertanian. Rendahnya tingkat pendidikan petani menyebabkan kemampuannya dalam menyerap informasi dan mengadopsi teknologi relatif terbatas sehingga kurang menghasilkan produk yang berkualitas. Rendahnya tingkat pengetahuan dan keterampilan petani berakibat pada rendahnya kemampuan petani dalam mengelola usahanya sehingga tidak dapat berkembang dan menyebabkan rata-rata pendapatannya menjadi rendah. Penelitian bertujuan menjawab masalah-masalah berikut: (1) Sejauhmana pola komunikasi kewirausahaan petani sayuran pada misi teknik Taiwan di Kabupaten Boyolali dan Bogor dipengaruhi oleh dinamika sosial, lingkungan fisik dan lingkungan sosial ekonomi? (2) Faktor manasajakah yang berpengaruh terhadap pengembangan kapasitas kewirausahaan petani sayuran pada misi teknik Taiwan di Kabupaten Boyolali dan Bogor? (3) Bagaimana pola komunikasi yang efektif bagi pengembangan kapasitas kewirausahaan petani sayuran pada misi teknik Taiwan di Kabupaten Boyolali dan Bogor? dan menguji dua hipotesis penelitian, yakni: (1) terdapat pengaruh nyata antara dinamika sosial, lingkungan fisik, dan lingkungan sosial ekonomi terhadap pola komunikasi kewirausahaan petani sayuran; (2) terdapat pengaruh nyata antara karakteristik petani, lingkungan fisik, lingkungan sosial ekonomi, dan pola komunikasi kewirausahaan petani terhadap pengembangan kapasitas kewirausahaan petani sayuran. Desain penelitian adalah sensus ex post facto, dilaksanakan di Kabupaten Boyolali menyebar di Kecamatan Selo, Teras, Ampel, Banyudono, Boyolali Kota dan di Kabupaten Bogor meliputi Kecamatan Dramaga dan Leuwiliang. Alasan pemilihan lokasi dikarenakan kedua kabupaten tersebut merupakan pilot project. Di Kabupaten Boyolali telah selesai dibimbing dan sekarang pembinaannya sudah diserahkan kepada Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan melalui pembentukkan suatu UPT Usaha Pertanian yang berkantor di KecamatanTeras, sedangkan di Kabupaten Bogor masih dalam bimbingan. Penelitian ini melibatkan 124 petani sayuran, terdiri dari 78 orang di Kabupaten Boyolali dan 46 orang di Kabupaten Bogor. Data primer diperoleh melalui kuesioner, wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, dan diskusi (FGD). Data sekunder diperoleh dari pemerintahan setempat dan instansi yang terkait. Uji validitas kuesioner dilakukan dengan koefisien korelasi product moment Pearson. Pengujian kepada 10 responden ujicoba, didapat hasil yang menunjukkan iv

5 bahwa dari 130 butir pertanyaan/pernyataan pada kuesioner sebagian besar valid atau mempunyai hasil uji validitas lebih kecil dari r tabel (α < 0,05). Hanya 10 yang tidak valid. Delapan butir dibuang, dan dua butir pertanyaan/pernyataan dimodifikasi. Nilai koefisien reliabilitas teknik belah dua (split half reliability test Spearman-Brown) dengan sofware SPSS 19 terhadap setiap bagian kuesioner: karakteristik lingkungan fisik, lingkungan sosial ekonomi, dinamika kelompok, pola komunikasi kewirausahaan, dan kapasitas kewirausahaan petani sayuran; diperoleh nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,624; 0,668; 0,701; 0,753; dan 0,689. Berarti, kelima bagian kuesioner tersebut terandal. Data dianalisis menggunakan descriptive statistic dengan menampilkan distribusi frekuensi, persentase, rataan skor dan total rataan skor; dan inferential statistic berupa uji beda dan analisis jalur (path analysis) untuk mengetahui pengaruh antar peubah dan menemukan model empiris pengaruh antar peubah dan faktor-faktor pendukungnya. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa karakteristik petani sayuran peserta misi teknik Taiwan di dua kabupaten umumnya berpendidikan SMA (Boyolali) SMP (Bogor); berusia 42 sampai 63 tahun; mayoritas laki-laki; pendapatan per panen kategori tinggi (Boyolali) karena lahan yang digunakan luas, rata-rata 3000 m 2, sedangkan petani sayuran di Bogor berpendapatan rendah, karena lahan yang dikelola relatif sempit rata-rata sekitar 2000 m 2 ; kepemilikan aset kategori tinggi (Boyolali) karena lebih dulu dibimbing misi teknik Taiwan selama tahun, dan kategori rendah kepemilikan aset petani Bogor karena banyak petani yang masih taraf mencoba berusahatani sayuran, dengan bimbingan misi teknik Taiwan kurang dari 7 tahun; tingkat kekosmopolitan rendah; pengalaman bertani sayuran tergolong sedikit sekitar lima tahun dan ketika harga turun, kembali lagi ke padi, lalu kembali lagi ke sayuran, sehingga petani tidak konsisten menekuni bidang usahatani sayuran; keberanian mengambil resiko secara keseluruhan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik petani sayuran di dua kabupaten memiliki potensi untuk mengembangkan kewirausahaan, namun perlu didukung oleh faktor-faktor eksternal yang mempengaruhinya. Petani sayuran di dua kabupaten menunjukkan dinamika sosial yang rendah, terlihat dari keanggotaan, kepemimpinan, dan jaringan komunikasi tradisional kelompok. Dinamika sosial ini perlu ditingkatkan, baik dari size keanggotaan kelompok minimal 20 orang yang aktif dan kepemimpinan kelompok. Misalnya, melalui leadership training dan memanfaatkan jaringan komunikasi tradisional. Namun demikian, ekologi, status-kekuasaan dan iklim kelompok tergolong tinggi. Di Boyolali, dinamika sosial untuk indikator keanggotaan, ekologi, status dan kekuasaan, kepemimpinan dan suasana kelompok, serta jaringan komunikasi tradisional lebih dominan dibanding di Bogor, kecuali indikator kepemimpinan kelompok. Artinya dinamika sosial di Boyolali lebih kondusif dibanding Bogor. Lingkungan fisik petani sayuran di dua kabupaten tergolong rendah terlihat dari sarana komunikasi yang sering digunakan untuk kebutuhan lain (sekunder) bukan untuk mencari informasi tentang berwirausaha tani sayuran. Ciri teknologi pun tergolong rendah. Sarana komunikasi di Boyolali lebih baik dibandingkan di Bogor. terlihat petani sayuran di Boyolali lebih mampu membeli sarana komunikasi (hp dan komputer). Karakteristik teknologi di Bogor lebih baik dibandingkan Boyolali, karena petani sayuran di Bogor lebih cepat menerima v

6 teknologi pertanian yang sosialisasinya dilakukan tidak hanya oleh misi teknik Taiwan, tetapi juga oleh Penyuluh Swakarsa Mandiri (PSM), LSM dan mahasiswa IPB yang praktek kerja lapang, mereka langsung mengadopsi teknologi karena yakin manfaatnya. Lingkungan sosial ekonomi petani sayuran di dua kabupaten tergolong rendah, terlihat dari dukungan kelembagaan, mitra usaha, iklim kewirausahaan syariah, dan informasi media massa. Terlihat petani sayuran tidak memanfaatkan kelembagaan yang ada, hanya mengandalkan pada hubungan baik dengan misi teknik Taiwan dalam bentuk hubungan bisnis di mana misi teknik Taiwan secara kelembagaan mampu menyediakan beberapa kebutuhan pokok petani. Dalam hal iklim kewirausahaan syariah, petani di dua kabupaten tersebut tidak mendapatkan sosialisasi tentang kewirausahaan syariah, baik dari penyuluh pemerintah maupun dari fasilitator misi teknik Taiwan, pemahaman tentang kewirausahaan syariah secara umum kebanyakan hanya didapat dari TV dan ustadz. Lembaga keuangan yang diharapkan memotori iklim kewirausahaan syariah belum banyak tumbuh di dua kabupaten tersebut. Informasi media massa masih rendah, petani sayuran di dua kabupaten tersebut cenderung membaca dan menonton tayangan hiburan, kurang memanfaatkan media massa untuk mendapatkan informasi pertanian, khususnya pengembangan wirausahatani sayuran. Lingkungan sosial ekonomi untuk dukungan keluarga, dukungan sistem sosial, iklim kewirausahaan syariah, keberfungsian kearifan lokal, dan informasi media massa di Boyolali lebih baik dibanding di Bogor. Untuk dukungan kelembagaan, mitra usaha dan keterbukaan pasar di Bogor lebih baik dibandingkan Boyolali. Pola komunikasi dialogik kewirausahaan di Bogor lebih baik dari pada di Boyolali. Namun, keduanya berada pada kategori tinggi karena aktifnya penyuluh misi teknik Taiwan, sehingga terjadi sinergi yang baik antara petani sayuran dengan pendamping misi teknik Taiwan, dan ini mengkondisikan komunikasi dua arah transaksional, konvergen dan didapatkan mutual sharing di antara mereka. Faktor dinamika sosial, indikator iklim dan keanggotaan kelompok berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap komunikasi dialogik. Artinya, makin kondusif suasana kelompok, dan makin besar jumlah keanggotaan kelompok maka makin dialogik pola komunikasinya. Untuk lingkungan fisik, indikator infrastruktur/sarana komunikasi berpengaruh nyata (p<0,05) negatif terhadap komunikasi dialogik. Artinya, dengan makin tersedianya telepon seluler, internet dan media yang lain maka makin tidak dialogik pola komunikasi petani sayuran tersebut. Pada peubah lingkungan sosial ekonomi, hampir semua indikator tidak signifikan (p>0,05) pengaruhnya terhadap pola komunikasi. Hanya dukungan kelembagaan berpengaruh sangat nyata (p<0,01) negatif terhadap pola komunikasi monologik. Kapasitas kewirausahaan petani sayuran di Boyolali untuk technical skill, dan social skill lebih baik dibanding di Bogor, namun untuk managerial skill di Bogor lebih baik. Untuk managerial skill, sebenarnya misi teknik Taiwan tidak mengajarkan secara spesifik, tetapi banyak penyuluhan peningkatan manajerial skill yang diselenggarakan oleh LSM dan PSM, termasuk para mahasiswa IPB. Karakteristik petani yang berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap kapasitas kewirausahaan petani sayuran adalah tingkat pendidikan dan pengalaman usaha. vi

7 Lingkungan fisik yang secara sangat signifikan (p<0,01) berpengaruh langsung terhadap kapasitas kewirausahaan petani sayuran, adalah sarana komunikasi dan karakteristik teknologi. Bedanya sarana komunikasi memiliki pengaruh signifikan dengan nilai negatif. Artinya, semakin tinggi sarana komunikasi semakin menurun kapasitas kewirausahaan petani sayuran. Hal ini disebabkan oleh perilaku petani yang mencari informasi tidak menggunakan sarana komunikasi yang tersedia seperti internet, televisi, radio, majalah, telepon seluler dll. Para petani cenderung memanfaatkan sarana komunikasi untuk kebutuhan hiburan, dan jarang sekali digunakan untuk mencari informasi pertanian. Kalaupun petani hendak mencari informasi terkait dengan pertanian para petani lebih mempercayai media komunikasi yang bersifat interpersonal seperti kepada petani lain, petani maju, dan penyuluh dari misi teknik Taiwan. Semakin karakteristik teknologi diterapkan oleh petani sayuran, makin meningkatkan kapasitas kewirausahaannya. Contohnya, pemanfaatan teknologi budidaya pertanian sayuran yang tepat guna. Pengaruh lingkungan fisik terhadap kapasitas kewirausahaan petani sayuran tidak langsung melalui pola komunikasi. Pengaruh lingkungan sosial ekonomi langsung dan tidak langsung terhadap kapasitas kewirausahaan petani sayuran yang sangat signifikan (p<0,01) adalah dukungan sistem sosial dan informasi media massa. Dukungan keluarga, dukungan kelembagaan dan keberfungsian kearifan lokal yang berpengaruh signifikan (p<0,05) terhadap kapasitas kewirausahaan seorang petani. Dukungan kelembagaan memiliki pengaruh negatif, dimana semakin besar dukungan kelembagaan maka semakin menurun kapasitas kewirausahaan seorang petani. Hal tersebut diakui oleh beberapa petani bahwa petani kurang tertarik untuk bekerja sama dengan lembaga yang berada di sekitar wilayah mereka. Mereka beranggapan bahwa lembaga tersebut (BPP, LSM Pertanian, Koperasi simpan pinjam) hanya berbicara mengenai moral dan tidak berbicara banyak mengenai bagaimana meningkatkan produktivitas dalam waktu yang lebih pendek. Alasan tersebutlah yang membuat para petani lebih senang bekerja sama dengan misi teknik Taiwan karena mereka langsung kepada hal teknis budidaya sayuran. Pengaruh signifikan pola komunikasi terhadap kapasitas kewirausahaan petani sayuran adalah pola dialogik, artinya semakin sering menggunakan pola komunikasi dialogik maka semakin tinggi kapasitas kewirausahaan petani; sedang pola monologik tidak berpengaruh signifikan pada kapasitas kewirausahaan petani sayuran. Hal ini dikarenakan petani sayuran di dua kabupaten sudah cerdas, tidak lagi hanya menerima saja apa yang disampaikan oleh penyuluh melalui komunikasi searah/top down, melainkan mereka lebih sering berinteraksi secara aktif di antara mereka sehingga didapatkan mutual sharing yang sangat baik. Pola komunikasi efektif bagi upaya pengembangan kapasitas kewirausahaan petani sayuran binaan misi teknik Taiwan adalah pola komunikasi yang dikuatkan oleh keanggotaan kelompok yang ideal dan aktif minimal jumlahnya 20 orang dalam kelompok dan iklim kelompok yang saling empati, saling gotong royong, kerjasama yang padu, hidupnya silaturahmi dan selalu bersama-sama menjaga serta menciptakan kekompakkan secara berjamaah. Ke depan pola komunikasi tersebut terus ditingkatkan menjadi pola komunikasi dialogik yang transaksional dan konvergensi dengan mutual sharing antara petani sayuran dengan para pendamping misi teknik Taiwan. vii

8 Hak Cipta milik IPB, tahun 2012 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber : a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa ijin IPB. viii

9 POLA KOMUNIKASI PADA PENGEMBANGAN KAPASITAS KEWIRAUSAHAAN PETANI SAYURAN (Kasus Pendampingan Misi Teknik Taiwan di Kabupaten Boyolali dan Bogor) Oleh Cahyono Tri Wibowo NRP. I Disertasi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 ix

10 Penguji Luar Komisi Ujian Tertutup : Tanggal 30 Mei 2012 Tempat: Ruang Ujian SPs Lt.V Gedung Andi Hakim Nasution Kampus IPB Darmaga Bogor 1. Dr. Ir. Basita G. Sugihen, MA (Dosen pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat FEMA-IPB) 2. Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, MSi (Dosen pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat FEMA-IPB) Penguji Luar Komisi Ujian Terbuka: Tanggal 4 Juli 2012 Tempat: Ruang Sidang Senat Akademik Lantai VI Gedung Andi Hakim Nasution Kampus IPB Darmaga Bogor 1. Dr. Ir Anas D. Susila, MSc (Kepala University Farm - IPB) 2. Dr. Ir. Momon Rusmono, MS (Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kementerian Pertanian RI) x

11 Judul Disertasi : Pola Komunikasi pada Pengembangan Kapasitas Kewirausahaan Petani Sayuran (Kasus Pendampingan Misi Teknik Taiwan di Kabupaten Boyolali dan Bogor) Nama : Cahyono Tri Wibowo NIM : I Program Studi : Sains Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Perdesaan Disetujui : Komisi Pembimbing Prof. Dr.Ir. Sumardjo, MS Ketua Prof. Dr. Didin Hafidhuddin, MS Anggota Dr.Ir. Sarwititi S Agung, MS Anggota Diketahui : Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS Dr. Ir. Dahrul Syah, MSc.Agr Tanggal Ujian: 4 Juli 2012 Tanggal Lulus: xi

12 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunianya, penulis dapat menyelesaikan disertasi yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar Strata 3 pada Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor. Judul disertasi ini adalah Pola Komunikasi pada Pengembangan Kapasitas Kewirausahaan Petani Sayuran (Kasus Pendampingan Misi Teknik Taiwan di Kabupaten Boyolali dan Bogor). Terima kasih yang sebesar-besarnya saya haturkan kepada Prof. Dr.Ir. Sumardjo, MS, Prof. Dr. Didin Hafidhuddin, MS, dan Dr.Ir. Sarwititi S. Agung, MS sebagai komisi pembimbing, atas semua bimbingan, arahan dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan disertasi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Rektor IPB, Para Wakil Rektor IPB, Direktur Keuangan IPB yang telah mengijinkan penulis bekerja sambil kuliah, penulis juga menghaturkan terima kasih kepada Dekan Fakultas Ekologi Manusia, Dekan Sekolah Pascasarjana IPB, Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS sebagai Ketua Program Studi KMP, Prof. Dr. Ir. Marimin, MSc selaku Sekretaris Program Doktor SPs, Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS selaku Wakil ketua Program Studi KMP, Prof. Dr. Ir. Bambang Pramudya, Prof. Dr. Ir. Ronny M. Noor, Dr. Erizal, Bu Nining, Pak Susanto, Amd, Pak Wahari, SE, Pak Setiawan, SE temanteman: di Direktorat Keuangan, di Unit Layanan Pengadaan, di Direktorat Faspro, di LPPM, di Sekolah Pascasarjana, dan IPB pada umumnya yang telah membantu proses penyelesaian disertasi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak saya H. Sudardji Prawiro Martono, Bapak mertua saya H. S. Soedarno beserta ibu, mas Ir. H.Sanyoto Suhardi, MM, mbak Hj. Rahayu Sari Cahyani, Prof. Dr. Ir. H. Surjono Surjokusumo, MSF beserta ibu, kakanda Ir. H. Suwarno Sutarahardja, kakanda Marijati, mas Ir. Sudaryanto tidak lupa kepada isteri tercinta Sri Mujiharini Ritanung, SE, ketiga anak kami Hanung Suryo Panggondo Nagoro, Cahyani Nur Aisyah dan Rawda Syarifa Jannah, dan keponakan-keponakan saya xii

13 mbak Tyas, mas Widi, mbak Iin, mbak Anty, mbak Yanti, mas Yudha, mas Budi, mbak Ayuk, mas Fauzan, dan cucu-cucu saya Anina, Anindya, Justine, Dea, KH. Abdul kadir, KH. Ahmad Musaffa, Prof.Dr.Ir. H. Kudang Boro Seminar, MSc. Ibu Metri, Pak Bowo, Mas Agus Niam, mas Yoga, Pak Syafrudin yang telah memberikan dorongan semangat dan do a yang tiada henti-hentinya. Penulis sampaikan beribu terima kasih kepada semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu atas bantuannya selama penulis menempuh pendidikan doktor di Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Semoga disertasi ini bermanfaat. Bogor, 4 Juli 2012 Cahyono Tri Wibowo NIM I xiii

14 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Boyolali tanggal 25 Januari 1962 putra ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan bapak H. Soedardji Prawiromartono dan Almarhumah ibu Soeparti. Pada tahun 1992 penulis menikah dengan Sri Mujiharini Ritanung, SE yang dikaruniai tiga orang anak: Hanung Suryo Panggondo Nagoro, Cahyani Nur Aisyah dan Rawda Syarifa Jannah. Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan tahun 1974 dan Sekolah Menengah Pertama diselesaikan tahun 1977 kedua sekolah tersebut berada di Dukuh Malangan, Desa Kunti, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali. Sekolah Menengah Atas diselesaikan di SMA Negeri II Surakarta tahun 1980, Strata 1 diselesaikan di Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta tahun 1987, Strata 2 diselesaikan di Magister Manajemen Agribisnis di Institut Pertanian Bogor tahun Tahun 2008 penulis diterima pada program doctor di program studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, Departemen Sains Komunikasi Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor. Pada Tahun 1989 penulis berkerja di Bagian Keuangan Biro Administrasi Umum Institut Pertanian Bogor, pada tahun membantu Prof. Dr. Ir. Surjono Surjokusumo, MSF (Staf pengajar Fahutan IPB) pada proyek Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi World Bank Second University Project (Bank Dunia 17) di Depdikbud Jakarta, tahun penulis menjadi anggota tim kerjasama IPB- OECF/JBIC Japan phase I dan II (selama 2 periode loan agreement) sebagai financial officer. Pada tahun penulis menjadi anggota tim duelike IPB Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi World Bank Project. Memasuki IPB-BHMN tahun penulis dilantik menjadi Kasubdit Perencanaan dan Pengendalian Anggaran Direktorat Keuangan IPB, pada tahun dilantik sebagai Kasubdit akuntansi dan Pengendalian Anggaran Direktorat Keuangan IPB dan pada tahun sekarang menjadi Kepala Unit Layanan Pengadaan Institut Pertanian Bogor. xiv

15 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... xvii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... xviii PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Masalah... 5 Tujuan... 5 Kegunaan... 6 Hasil Penelitian yang Telah Dilakukan... 6 Novetly TINJAUAN PUSTAKA Teori Inovasi Pertanian Difusi Inovasi dan Proses Pengambilan Keputusan Inovasi Pertanian Sumberdaya Manusia Pertanian Pemberdayaan Petani Pengertian Kewirausahaan Pelaku Wirausaha Kapasitas Kewirausahaan Petani Sayuran Pola Komunikasi Kewirausahaan Petani Sayuran Pola Komunikasi Satu Arah (Linier) Pola Komunikasi dua arah (dialogik) Pola Komunikasi Konvergen Konvergensi Komunikasi Lingkungan Fisik dan Sosial Ekonomi Dinamika Sosial Kearifan Lokal dan Kewirausahaan dari perspektif Ekonomi Syariah Kriteria Pelaku Kewirausahaan Petani yang Berkualitas Karakteristik Petani KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Pemikiran Paradigma Pola Komunikasi Kewirausahaan Petani Penggabungan Teori dengan Praktek: Multi-Track Model Paradigma Kapasitas Kewirausahaan Petani Hipotesis Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi, Obyek dan Waktu Penelitian Unit Analisis Penelitian Data dan Instrumentasi xix xv

16 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Definisi Operasional.. 60 Pengukuran Variabel. 61 Validitas dan Reliabilitas Instrumentasi Validitas Instrumen Reliabilitas Instrumen Pengumpulan Data Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Boyolali.. 75 Kabupaten Bogor.. 78 Peran Misi Teknik Taiwan (ICDF) Hubungan Kerjasama Antar Petani dan ICDF Deskripsi Faktor Internal dan Eksternal Petani Sayuran pada Misi Teknik Taiwan di Kabupaten Boyolali dan Bogor Deskripsi Faktor Internal: Karakteristik Petani Sayuran Deskripsi Faktor Eksternal: Dinamika Sosial Deskripsi Faktor Eksternal: Lingkungan Fisik Deskripsi Faktor Eksternal: Lingkungan Sosial Ekonomi Pola Komunikasi Kewirausahaan Petani Sayuran pada Misi Teknik Taiwan di Kabupaten Boyolali dan Bogor Pengembangan Kapasitas Kewirausahaan Petani Sayuran pada Misi Teknik Taiwan di Kabupaten Boyolali dan Bogor Pengaruh Dinamika Sosial, Lingkungan Fisik dan Lingkungan Sosek terhadap Pola Komunikasi Kewirausahaan Petani Sayuran pada Misi Teknik Taiwan di Kabupaten Boyolali dan Bogor Pengaruh Dinamika Sosial terhadap Pola Komunikasi Kewirausahaan Petani Sayuran pada Misi Teknik Taiwan di Kabupaten Boyolali dan Bogor Pengaruh Lingkungan Fisik terhadap Pola Komunikasi Kewirausahaan Petani Sayuran pada Misi Teknik Taiwan di Kabupaten Boyolali dan Bogor Pengaruh Lingkungan Sosek terhadap Pola Komunikasi Kewirausahaan Petani Sayuran pada Misi Teknik Taiwan di Kabupaten Boyolali dan Bogor 102 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Faktor-Faktor Internal dan Eksternal terhadap Kapasitas Kewirausahaan Petani Sayuran pada Misi Teknik Taiwan di Kabupaten Boyolali dan Bogor. 103 Pengaruh Karakteristik Petani Sayuran terhadap Pengembangan Kewirausahaan Petani Sayuran pada Misi Teknik Taiwan di Kabupaten Boyolali dan Bogor Pengaruh Lingkungan Fisik terhadap Pengembangan Kapasitas Kewirausahaan Petani Sayuran pada Misi Teknik Taiwan di di Kabupaten Bogor dan Boyolali xvi

17 Pengaruh Lingkungan Sosial Ekonomi terhadap Pengembangan Kapasitas Kewirausahaan Petani Sayuran pada Misi Teknik Taiwan di Kabupaten Bogor dan Boyolali Pengaruh Pola Komunikasi Kewirausahaan Petani Sayuran terhadap Pengembangan Kapasitas Kewirausahaan Petani Sayuran pada Misi Teknik Taiwan di Kabupaten Boyolali dan Bogor Pola Komunikasi Kewirausahaan Petani Sayuran Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Bogor Pengembangan Kapasitas Kewirausahaan Petani Sayuran antara Kabupaten Boyolali dan Bogor Strategi Pengembangan Kapasitas Kewirausahaan Petani Sayuran Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Bogor SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xvii

18 DAFTAR TABEL Halaman 1. Spesifikasi skala kecerdasan spiritual Penelitian awal tentang paradigma pola komunikasi kewirausahaan petani antara monologik dan dialogik di dua lokasi amatan Ciri-ciri utama dari model komunikasi monologik dan dialogik Kesenjangan technical, sosial and managerial skill kewirausahaan petani di lokasi amatan saat ini dibandingkan kondisi ideal Keterkaitan peubah, indikator, dan parameter Sebaran responden berdasarkan karakteristik petani sayuran di Kabupaten Boyolali dan Bogor (dalam persen) Rataan skor dinamika sosial pendampingan misi teknik Taiwan di Kabupaten Boyolali dan Bogor Rataan skor faktor lingkungan fisik petani pendampingan misi teknik Taiwan di Kabupaten Boyolali dan Bogor Rataan skor lingkungan sosial ekonomi petani sayuran pendampingan misi teknik Taiwan di Kabupaten Boyolali dan Bogor Pola komunikasi kewirausahaan petani sayuran pada misi teknik Taiwan di Kabupaten Boyolali dan Bogor Pengembangan kapasitas kewirausahaan petani sayuran di Kabupaten Boyolali dan Bogor Pengaruh peubah-peubah bebas terhadap peubah terikat pola Komunikasi kewirausahaan petani sayuran Pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap pengembangan kapasitas kewirausahaan petani sayuran di Kabupaten Boyolali dan Bogor Uji beda pola komunikasi monologik dan dialogik antara Kabupaten Bogor dan Boyolali Uji beda pengembangan kapasitas kewirausahaan petani sayuran antara Kabupaten Bogor dan Boyolali xviii

19 DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Tahapan proses keputusan inovasi (Rogers, 2003) Model komunikasi konvergen (Rogers & Kincaid, 1981) Model penciptaan dan berbagi informasi dalam proses pemahaman bersama (Kincaid & Schramm 1975 dalam Rogers & Kincaid 1981) Kerangka berpikir pola komunikasi pada pengembangan kapasitas kewirausahaan petani sayuran Model jalur pola komunikasi efektif pada pengembangan kapasitas kewirausahaan petani sayuran di Kabupaten Boyolali dan Bogor xix

20 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Uji Validitas Uji Reliabilitas Uji Normalitas Data Untuk Setiap Variabel Regresi Berganda dan Rataan Skor Analisa Jalur Uji Beda xx

21 PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai akibat krisis multi dimensi yang terjadi di belahan dunia berdampak langsung terhadap perekonomian Indonesia dan hingga kini masih terus berlangsung. Boleh dikatakan bahwa hal ini merupakan bencana besar di sektor ekonomi. Fenomena ini jelas memperlihatkan betapa besarnya ketergantungan negara Indonesia dengan negara-negara lain. Apa yang terjadi di negara lain, seketika akan pula berpengaruh terhadap negara Indonesia. Beberapa tahun terakhir ini krisis global mengimbas pula pada sektor pertanian dengan ikut menurunnya kinerja sektor pertanian yang di antaranya diindikasikan dengan masih tingginya jumlah penduduk miskin yang kebanyakan dari mereka adalah masyarakat pedesaan yang mayoritas petani. Menurut data Bappenas (Sumardjo, 2010) pada tahun 1990 jumlah penduduk miskin 15,1 juta terus meningkat sejalan dengan berlanjutnya krisis ekonomi dan puncaknya pada tahun 1998 sebesar 24,2 juta lalu menurun pada tahun 2006 sebesar 16,6 juta. Mengacu pada garis kemiskinan satu dollar per hari di Indonesia setara dengan Rp ,-- per bulan atau kurang dari separuh garis kemiskinan nasional versi BPS, angka kemiskinan sekitar 20,6% pada tahun 1990 dan 7,5% pada tahun Menurut data Badan Pusat Statistik (2010) dengan perhitungan yang berbeda pada tahun 2009 jumlah penduduk miskin versi BPS sebesar 9,8% atau 32,5 juta, yaitu 11,9 juta (10,7%) dari jumlah penduduk berada di perkotaan dan 20,6 juta (17,4%) berada di perdesaan. Berdasarkan garis kemiskinan ini Indonesia telah mencapai sasaran Millenium Development Goals (MDGs) yaitu 10%, meskipun tampaknya berhenti di sini dan belum ada peningkatan. Ditinjau dari indeks kedalaman kemiskinan juga terjadi stagnasi pada tahun 1990 sebesar 2,7% dan pada tahun 2008 sebesar 2,7%. Berdasarkan perhitungan pada garis kemiskinan dua dollar per hari kemiskinan di Indonesia sekitar 49%. Indeks kemiskinan nasional pada tahun 1990 sebesar 15,1% dan tahun 2008 sebesar 15,4%, sedangkan target MDGs sebesar 7,5 persen. Kesejahteraan rakyat di Indonesia terjadi fluktuasi dalam dua dekade terakhir. Fluktuasi ini disebabkan antara lain oleh faktor krisis finansial, makro 1

22 2 ekonomi, pemerintahan, dan lemahnya keberdayaan masyarakat dalam mewujudkan kesejahteraan. Lemahnya keberdayaan masyarakat ini tampak dari tingkat kemandirian, partisipasi, kemampuan warganya mengakses terhadap pengelolaan sumberdaya dan beradaptasi terhadap perubahan dan lingkungannya (Sumardjo, 2010). Dalam kondisi krisis ekonomi global ini, sektor pertanian semakin sulit bersaing dengan pasar global. Selain tidak terintegrasi optimal dengan industri pengolahan, hasil-hasil pertanian Indonesia juga tak jarang kalah bersaing dengan produk impor di pasar konsumsi domestik. Hal ini salah satunya adalah disebabkan oleh rendahnya bea masuk tarif impor produk pertanian ke Indonesia. Industri pengolahan kakao misalnya, memasok bahan baku impor, sementara Indonesia banyak mengekspor biji kakao. Buruknya penanganan pascapanen atau tidak adanya industri pengolahan antara, industri hilir menjadi tidak efisien apabila memanfaatkan bahan baku hasil pertanian dalam negeri. Salah satu kendala yang dihadapi sektor pertanian adalah keterbatasan kualitas sumberdaya manusia (SDM) bidang pertanian. Rendahnya tingkat pendidikan petani menyebabkan kemampuannya dalam menyerap informasi dan mengadopsi teknologi relatif sangat terbatas sehingga menghasilkan produk yang berkualitas rendah. Rendahnya tingkat pengetahuan dan keterampilan petani berakibat pada rendahnya kemampuan petani dalam mengelola usahanya sehingga tidak dapat berkembang dengan baik dan rata-rata pendapatan menjadi rendah. Rendahnya soft skill (kemampuan petani dalam bekerja sama dan kurangnya motivasi untuk meningkatkan mutu/nilai tambah produk yang dihasilkannya) mendorong rendahnya kinerja pembangunan pertanian secara keseluruhan (Awang, 2008). Pada tingkat penyuluh, ketersediaannya di lapangan juga sangat terbatas jumlah dan kualitasnya. Selain kemampuan dasar yang masih rendah, sebagian besar penyuluh juga belum memiliki kapasitas technical skill, social skill, dan managerial skill yang memadai, khususnya terkait dengan kemampuannya dalam berkomunikasi dan dalam memberikan advis yang baik kepada petani. Pedoman Kemitraan Agribisnis yang diterbitkan oleh Departemen Pertanian tahun 2003 yang mensyaratkan bahwa petani atau kelompok tani yang disarankan ikut dalam

23 3 pola kemitraan adalah yang sudah dibina oleh pemerintah sementara petugas pembina (penyuluh) kurang memadai dan perlunya penyediaan sarana transportasi oleh pemerintah lokal (Purnaningsih, 2006). Adapun di tingkat pengambil kebijakan, masih banyak instansi daerah yang belum mampu memetakan sumberdaya pertanian di daerah secara komprehensif dan memiliki kecermatan dalam membuat konsep pemanfaatannya. Keperluan SDM pertanian yang berkualitas, khususnya yang mampu memahami karakter pelaku pembangunan pertanian di lapangan (petani) menjadi sangat penting, dikarenakan arah pengembangan pertanian dalam konsep revitalisasi bersifat pendekatan partisipatif lokal. Think globally, act locally (berpikir secara global dan bertindak sesuai dengan kondisi lokal) diharapkan dapat diimplementasikan oleh aparatur pertanian dalam menghadapi krisis ekonomi global. Bagi petani dengan kultur perdesaan dengan semangat gotong-royong dan kebersamaan hidup yang kuat, interaksi yang sangat dekat satu dengan yang lain dalam wilayah tertentu, dengan struktur yang tidak terdiferensiasi secara tajam dituntut membentuk kelembagaan kelompok usaha bersama, misalnya kelompok tani, dan/atau koperasi (Purnaningsih, 2006). Pada tataran mikro, sumberdaya manusia memerlukan proses pembelajaran berkesinambungan. Belajar harus diintegrasikan ke dalam suatu pekerjaan sebagai bagian dan paket kerja harian, budaya belajar juga mengandung makna bahwa setiap individu pelaku pembangunan pertanian harus selalu memiliki daya tanggap dan keterampilan tinggi (technical skill, social skill dan managerial skill) terhadap setiap fenomena perekonomian yang ada. Dengan demikian, tidak harus kelimpungan dan panik berlebihan menghadapi setiap guncangan eksternal yang ada, seperti krisis moneter global sekarang ini (Mangkuprawira, 2008). Rendahnya kapasitas technical skill, social skill, dan managerial skill SDM pertanian merupakan salah satu penyebab terpuruknya daya saing global. Hal ini terlihat dari banyaknya tenaga lokal yang tidak siap pakai pada perusahaan yang menuntut keterampilan lebih dari SDM petani, kalaupun dipekerjakan umumnya dengan upah murah.. Termasuk rendahnya kemampuan produk pertanian Indonesia bersaing dengan produk impor yang membanjiri pasar domestik saat ini. Pengertian technical skill, social skill, dan managerial

24 4 skill yang dimaksud ialah kemampuan SDM pertanian, teknik budidaya pertanian, membangun jiwa kewirausahaan, dalam berkomunikasi, kerjasama, dan kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan strategis di semua bidang pembangunan pertanian, kemampuan mengelola wirausaha pertanian sayuran agar berkelanjutan dan terus meningkat. Salah satu bentuk technical skill, social skill, dan managerial skill yang mempunyai potensi berkembang dan mampu bersaing bagi para petani dan pengusaha tani di Indonesia adalah technical skill, social skill, dan managerial skill kewirausahaan. Dengan pengembangan technical skill, social skill, dan managerial skill kewirausahaannya, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, pendapatan, kemandirian yang pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan petani di Indonesia. Pembangunan pertanian di Indonesia dalam menghadapi krisis multi dimensi masih menghadapi beberapa hambatan yang salah satunya adalah belum berperan aktifnya petani dalam mengakses informasi sebagai akibat dari belum efektifnya proses komunikasi antara petani dan penyuluh sebagai sumber informasi pemerintah. Oleh karena itu, agar sektor pertanian semakin kuat dalam menghadapi krisis ekonomi global, diperlukan pola komunikasi untuk mendukung peningkatan kapasitas technical skill, social skill dan managerial skill kewirausahaan sebagai salah satu bentuk peningkatan kapasitas sumberdaya manusia pertanian yang diharapkan nantinya mampu memberdayakan petani dan mau berperan aktif di setiap lini pembangunan pertanian. Berdasarkan data ICDF Taiwan (2011), dari kerjasama pendampingan oleh misi teknik Taiwan di Indonesia dengan Kementerian Pertanian dari lima jenis usaha budidaya: perikanan, peternakan, sayuran dan buah-buahan ternyata trend perdagangan yang mempunyai kecenderungan bertahan di pasar dan survival adalah jenis sayuran yang mampu bersaing baik harga maupun kualitas barang dengan produk-produk import. Agar lebih fokus pada kewirausahaan petani yang mempunyai peluang bisa mandiri dan berkelanjutan maka pada penelitian ini diteliti kasus pendampingan misi teknik Taiwan khususnya sayuran di Kabupaten Boyolali dan Bogor.

25 5 Kebanyakan petani di Indonesia kurang memahami kewirausahaan petani. Di dalam memperkenalkan kewirausahaan petani diperlukan konsep untuk mengembangkan kedinamisan berpikir dan bertindak, berani mengambil resiko dan rasa percaya diri. Pengembangan kewirausahaan petani sayuran telah dimulai yayasan misi teknik Taiwan dengan memberikan bimbingan teknik budidaya pertanian, penyediaan sarana produksi tani dan memasarkan hasil panen. Masalah Berdasarkan uraian di atas, muncul beberapa persoalan aktual yang dapat dirumuskan sebagai masalah penelitian di antaranya adalah: 1. Sejauhmana pola komunikasi kewirausahaan petani sayuran pada misi teknik Taiwan di Indonesia dipengaruhi oleh dinamika sosial, lingkungan fisik dan lingkungan sosial ekonomi? 2. Faktor mana sajakah yang berpengaruh terhadap pengembangan kapasitas kewirausahaan petani sayuran pada misi teknik Taiwan di Kabupaten Boyolali dan Bogor? 3. Bagaimana pola komunikasi yang efektif bagi pengembangan kapasitas kewirausahaan petani sayuran pada misi teknik Taiwan di Kabupaten Boyolali dan Bogor? Tujuan Secara umum penelitian ini bertujuan menganalisis proses yang terjadi pada pola komunikasi kewirausahaan petani sayuran mempengaruhi efektivitas peningkatan technical skill, social skill dan managerial skill kewirausahaan petani sayuran. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk menganalisis pengaruh-pengaruh dari faktor karakteristik petani dinamika sosial, lingkungan fisik, dan lingkungan sosial ekonomi terhadap pola komunikasi kewirausahaan petani sayuran pada misi teknik Taiwan di Kabupaten Boyolali dan Bogor. 2. Untuk menganalisis faktor-faktor penting yang berpengaruh kuat terhadap pengembangan kapasitas kewirausahaan petani sayuran pada misi teknik Taiwan di Kabupaten Boyolali dan Bogor.

26 6 3. Untuk merumuskan pola komunikasi yang efektif bagi upaya pengembangan kapasitas kewirausahaan petani sayuran pada misi teknik Taiwan di Kabupaten Boyolali dan Bogor. Kegunaan Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan rumusan pola komunikasi dalam mengembangkan technical skill, social skill, dan managerial skill kewirausahaan petani sayuran di kabupaten Boyolali dan kabupaten Bogor yang akhirnya berguna bagi berbagai kalangan sebagai berikut: 1) Kalangan praktisi, yaitu petani dan pengusaha tani agar dapat berkembang kapasitas technical skill, social skill, dan managerial skill kewirausahaannya dalam rangka meningkatkan kesiapan/kapasitas petani meningkatkan daya saing produk baik kualitas maupun kuantitas untuk menghadapi perdagangan bebas pada globalisasi ekonomi ke depan. 2) Bagi kalangan birokrat, yaitu para pejabat pengambil keputusan pembangunan pertanian dan perdesaan di Indonesia, aparat pelaksana kebijakan, maupun para pengawas pelaksanaan kebijakan di lapangan sehingga dari sisi manajemen dapat diambil langkah-langkah antisipasi yang cepat, akurat dan tepat, dengan kata lain efektif dan efisien. 3) Bagi kalangan akademisi, akan berguna untuk mengembangkan dan menyempurnakan konsep pola komunikasi dalam pengembangan kapasitas kewirausahaan dalam konteks komunikasi pembangunan pertanian ke depan agar lebih bermanfaat bagi pengembangan ilmu komunikasi. Hasil Penelitian yang Telah Dilakukan Pendekatan modernisasi yang dilakukan oleh Rogers 1985 disebut sebagai paradigma dominan, media masa ditempatkan sebagai alat untuk mencapai tujuan nasional yang mempunyai kekuatan mempengaruhi individu untuk bertindak dan berpikir secara modern selanjutnya pandangan tersebut disangkal oleh ahli-ahli teori ketergantungan dari Amerika Latin yang memandang bahwa struktur global kapitalisme yang menindas individu, kelompok ataupun masyarakat marjinal, terutama masyarakat petani di negara-negara berkembang (Slamet, 2003). Kondisi tersebut memunculkan isu-isu pemerataan, desentralisasi, lingkungan hidup serta keadilan, dan berkembang komunikasi pembangunan yang

27 7 bersifat partisipatori dan memberdayakan dengan pergeseran perhatian dari level analisis pembangunan di tingkat nasional ke tingkat lokal dengan fokus kekuatan komunitas dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah (Rogers & Kincaid, 1981). Lebih jauh, belakangan ini para ahli komunikasi pembangunan memberi tempat pada gerakan sosial untuk melengkapi pendekatan partisipatori komunikasi pembangunan yang lebih menekankan kemampuan komunitas marginal, dan menjadikan sasaran pembangunan sebagai subyek pembangunan (Slamet, 2003). Mengikuti pengkategorian Melkote (2002), pendekatan komunikasi pembangunan dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar yakni kelompok paradigma dominan (modernisasi) dan paradigma alternatif (pemberdayaan). Teori Difusi dan Inovasi (Diffusion of Innovation Theory) dari Rogers yang berkembang tahun 1970an mempunyai anggapan bahwa pembangunan terjadi melalui penyebaran (difusi) inovasi dari agen pembangunan ke luar sistem sosial di tingkat lokal melalui berbagai saluran (media massa, interpesonal, kelompok dan lain-lain) kepada anggota-anggota sistem sosial dalam kurun waktu tertentu. Perubahan perilaku di tingkat individu melalui proses adopsi inovasi diakhiri dengan keputusan menerima atau menolak (Sarwititi, 2005). Penyuluh atau pendamping atau fasilitator pemberdaya masyarakat pada dasarnya adalah salah satu pelaku utama komunikasi pembangunan. Beberapa penelitian disertasi di beberapa tempat menunjukkan bahwa kompetensi penyuluh pada dekade awal abad 21 terkait dengan tuntutan pembangunan saat itu, dinilai masih rendah (Sumardjo, 2008). Hal ini dapat dilihat pada hasil penelitian (disertasi) Jelamu (2007) di Nusa Tenggara Timur, Bambang Gatut (2008) di Jawa Barat, serta hasil penelitian behavioral penyuluh lainnya yaitu Herman Subagio (2008) tentang kapasitas petani di Jawa Timur. Berdasarkan analisis dari berbagai hasil penelitian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ternyata peranan komunikasi interpersonal dan komunikasi kelompok sebagai salah satu model komunikasi sangat mempengaruhi keberhasilan petani dalam meningkatkan berbagai usahanya. Salah satu bentuk usaha dalam menghadapi perdagangan bebas dewasa ini kiranya sangat perlu petani mengetahui tentang kewirausahaan, sebagai usaha yang bisa dikembangkan

28 8 berupa model atau pola komunikasi dengan melalui pendampingan anggota kelompok tani. Konsep pola komunikasi berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi komunikasi dan sarana komunikasi serta beberapa kondisi yang terjadi di masyarakat di antaranya faktor sosial ekonomi, lingkungan fisik, dinamika sosial masyarakat, dan tidak kalah pentingnya adalah faktor karakteristik pengguna komunikasi. Untuk mendapatkan konsep pola komunikasi yang berkontribusi pada pengembangan kapasitas kewirausahaan, termasuk faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan kedua peubah dependen: pola komunikasi dan pengembangan kapasitas kewirausahaan, berikut beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan hal tersebut, di antaranya: 1. Afrina S. et al., (2010) mengenai Pengaruh Pola Komunikasi Keluarga dalam Fungsi Sosialisasi Keluarga terhadap Perkembangan Anak di Kota Bekasi, dengan metode kuantitatif survei deskriptif ex post facto. Temuannya menyebutkan bahwa perkembangan anak dipengaruhi secara nyata oleh pola komunikasi keluarga, dan secara bersamaan dipengaruhi oleh variabel bentuk komunikasi verbal dan nonverbal yang digunakan orang tua saat berkomunikasi dengan anak mereka. 2. Retnowati et al., (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Pola Komunikasi Orangtua Tunggal dalam Membentuk Kemandirian Anak (Kasus di Kota Yogyakarta), menemukan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara karakteristik personal dan perilaku komunikasi dengan pola komunikasi, dan ketiga peubah tersebut beberapa indikatornya juga menunjukkan korelasi signifikasi dengan kemandirian anak sebagai peubah dependennya. 3. Hedge (2005) pada penelitian surveinya tentang Entrepreneurs Experiences in Agriculture, Presented at the VII Agricultural Science Congress at the College of Agriculture, menyatakan beberapa faktor-faktor internal dan eksternal petani responden turut mempengaruhi perilaku berwirausahatani mereka. Pengalaman berwirausahatani dalam studi kuantitatifnya malah menunjukkan hubungan yang sangat nyata dengan kewirausahaan petani tersebut. 4. Lauwere dan Drost (2002) dalam studi yang berjudul The Mystery of Entrepreneurship; Farmer Looking for New Pathways in A Dynamic Society,

29 9 In Dutch with English summary, menyimpulkan Dinamika sosial petani di Belanda dan Inggris, dan Kewirausahaan tani berpengaruh terhadap interaksi sosial di kalangan petani. 5. Rusmini Suryadi (2000) mengenai hubungan Karakteristik dengan Persepsi Dari Penyuluh dan Petani Kecil tentang Kendala Berkomunikasi (Kasus Kabupaten Bogor). Temuan penelitiannya dengan desain survei bersifat deskriptif korelasional menyatakan, bahwa faktor utama yang menyebabkan kendala komunikasi berdasarkan persepsi Penyuluh adalah faktor motivasi bekerjasama antara Penyuluh dengan PNK (petani-nelayan kecil), sedangkan berdasarkan persepsi PNK adalah faktor kurangnya kesempatan berkomunikasi PNK dengan Penyuluh. Persepsi penyuluh dan PNK terhadap faktor kendala komunikasi tidak seluruhnya berhubungan nyata dengan karakteristik penyuluh dan PNK. Karakteristik Penyuluh yang berpengaruh terhadap persepsinya tetang kendala berkomunikasi dengan PNK adalah masa kerja dan tingkat keterdedahan pada media massa. Adapun karakteristik PNK yang berpengaruh terhadap persepsinya tentang kendala berkomunikasi dengan penyuluh adalah umur dan tingkat pendidikan non-formal. 6. Smit (Bokelman, 2004) dalam studinya Changing External Conditions Require High Levels of Entrepreneurship in Agriculture, menyimpulkan bahwa banyak faktror eksternal yang turut berperan dalam rangka pengembangan kewirausahaan petani, termasuk didalamnya faktor lingkungan dan sosial ekonomi petani, dan lingkungan fisik petani. 7. Saleh dan Rosihan (2011) dalam studi berjudul Efektivitas Komunikasi Kelompok Tani dalam Mewujudkan Keberdayaan Petani di Aceh Singkil menyimpulkan, bahwa hubungan karakteristik petani (umur, pendidikan formal, dan kekosmopolitan), faktor eksternal dan komunikasi kelompok (dinamikasi sosial) berhubungan nyata dengan beberapa indikator efektivitas komunikasi kelompok tani di Aceh Singkil. Uraian terhadap hasil penelitian tersebut yang terkait dengan pola komunikasi, secara ringkas dapat diambil pelajaran adalah setidaknya ada empat pola komunikasi yaitu : pola komunikasi laissez-faire, pola komunikasi protektif, pola komunikasi pluralistik dan pola komunikasi konsensual. Dari perkembangan

30 10 pola komunikasi yang dapat membentuk kemandirian tidak selalu berbentuk linier (monologik), interaksi dan transaksi (dialogik). Sehingga hasilnya bisa berbedabeda sangat tergantung pada pola komunikasi yang digunakan. Dalam perkembangannya penggunaan pola komunikasi interaksi dan traksaksi (dialogik) lebih dominan dibandingkan pola komunikasi linier, dengan kata lain komunikasi dua arah (dialogik) lebih tepat digunakan dalam membentuk kemandirian. Dengan mempelajari beberapa tulisan diatas terinspirasi untuk membangun penelitian pola komunikasi pada pengembangan kapasitas kewirausahaan petani sayuran. Pada penelitian terdahulu yang relevan dengan kewirausahaan adalah : aspek aspek ; etos kerja yang tinggi, menghargai waktu, berani mengambil resiko, sinerji bekerjasama secara berjamaah, sistem pemasaran yang pasti, teknik pengemasan yang baik agar produknya awet. Hal ini bisa dilihat dari nilai kewirausahaan yang dikembangkan setidaknya memiliki niat/ motivasi yang gigih, tujuan usahanya tidak jangka pendek tetapi berorientasi ke depan dan yang terakhir dengan cara atau metode/ teknik yang tepat. Sebagai salah satu pelaku utama komunikasi pembangunan petani perlu mengetahui lebih jauh tentang pola komunikasi yang dilakukan, seperti pola komunikasi monologik, dialogik yang bersifat interaksional, transaksional dan konvergen, dari sisi pengembangan kapasitas kewirausahaan petani perlu mengetahui lebih jauh tentang technical, social dan managerial skill, yang bisa ditingkatkan melalui pendekatan kognitif, afectif dan psychomotoric. Lebih lanjut banyak faktor yang mempengaruhi pola komunikasi pada pengembangan kapasitas kewirausahaan petani tersebut di antaranya sebagai faktor dominan adalah lingkungan fisik, dinamika sosial, karakteristik petani, lingkungan sosial ekonomi. Semua faktor-faktor tersebut di atas diharapkan mampu mewujudkan keberdayaan petani melalui pola komunikasi yang efektif dan pengembangan kapasitas kewirausahaan petani Novelty Nilai kebaruan atau novelty dinilai apabila suatu penelitian memiliki: fokus (focus), terdepan di bidangnya (advance) dan ilmiah (scholar). Berdasarkan ketiga kriteria tersebut, maka penelitian ini memiliki kebaruan sebagai berikut:

ABSTRACT CAHYONO TRI WIBOWO

ABSTRACT CAHYONO TRI WIBOWO ABSTRACT CAHYONO TRI WIBOWO, Communication Pattern on Vegetable Farmers Entrepreneurship Capacity development (Case: Taiwan Technical Mission Assistance). Supervised by SUMARDJO as Head of Supervisory

Lebih terperinci

Jurnal Komunikasi Pembangunan PENDAHULUAN

Jurnal Komunikasi Pembangunan PENDAHULUAN POLA KOMUNIKASI PADA PENGEMBANGAN KAPASITAS KEWIRAUSAHAAN PETANI SAYURAN (Kasus Pendampingan Misi Teknik Taiwan di Kabupaten Boyolali dan Bogor) Cahyono Tri Wibowo, Sumardjo, Didin Hafidhuddin dan Sarwititi

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI (Kasus di Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang NTT) IRIANUS REJEKI ROHI SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

HUBUNGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU BERCOCOK TANAM PADI SAWAH

HUBUNGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU BERCOCOK TANAM PADI SAWAH HUBUNGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU BERCOCOK TANAM PADI SAWAH (Kasus Desa Waimital Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat) RISYAT ALBERTH FAR FAR SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

KEMANDIRIAN PETANI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN USAHATANI: KASUS PETANI SAYURAN DI KABUPATEN BONDOWOSO DAN KABUPATEN PASURUAN ABDUL FARID

KEMANDIRIAN PETANI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN USAHATANI: KASUS PETANI SAYURAN DI KABUPATEN BONDOWOSO DAN KABUPATEN PASURUAN ABDUL FARID KEMANDIRIAN PETANI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN USAHATANI: KASUS PETANI SAYURAN DI KABUPATEN BONDOWOSO DAN KABUPATEN PASURUAN ABDUL FARID SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP PERAN KELOMPOK TANI PADA PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI BELIMBING

PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP PERAN KELOMPOK TANI PADA PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI BELIMBING PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP PERAN KELOMPOK TANI PADA PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI BELIMBING (Kasus Kelompok Tani Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok) DIARSI EKA YANI SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE

HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE (Kasus pada Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Perkebunan, Dinas Kelautan dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE

HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE (Kasus pada Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Perkebunan, Dinas Kelautan dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Kasus Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya Jakarta Selatan) SKRIPSI EVA SUSANTI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KLINIK AGRIBISNIS PADA PRIMA TANI DI KECAMATAN LEUWI SADENG BOGOR NIA RACHMAWATI

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KLINIK AGRIBISNIS PADA PRIMA TANI DI KECAMATAN LEUWI SADENG BOGOR NIA RACHMAWATI EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KLINIK AGRIBISNIS PADA PRIMA TANI DI KECAMATAN LEUWI SADENG BOGOR NIA RACHMAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

PENGUATAN KELEMBAGAAN KOPERASI RUKUN TETANGGA UNTUK MENINGKATKAN KEBERDAYAAN ANGGOTA

PENGUATAN KELEMBAGAAN KOPERASI RUKUN TETANGGA UNTUK MENINGKATKAN KEBERDAYAAN ANGGOTA PENGUATAN KELEMBAGAAN KOPERASI RUKUN TETANGGA UNTUK MENINGKATKAN KEBERDAYAAN ANGGOTA ( Kasus Desa Kudi, Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah ) RAHMAT IMAM SANTOSA SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

KOMPETENSI PENYULUH DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN DI PROVINSI JAWA BARAT. Bambang Gatut Nuryanto

KOMPETENSI PENYULUH DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN DI PROVINSI JAWA BARAT. Bambang Gatut Nuryanto KOMPETENSI PENYULUH DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN DI PROVINSI JAWA BARAT Bambang Gatut Nuryanto SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi berjudul

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEMBACA DALAM MEMPEROLEH INFORMASI GAYA HIDUP SEHAT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEMBACA DALAM MEMPEROLEH INFORMASI GAYA HIDUP SEHAT FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEMBACA DALAM MEMPEROLEH INFORMASI GAYA HIDUP SEHAT (Studi Kasus Pembaca Tabloid Senior di Kecamatan Bogor Utara) Oleh : ENDANG SRI WAHYUNI PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

KEEFEKTIVAN KOMUNIKASI MASYARAKAT ACEH DI BOGOR MENGENAI PENGELOLAAN DAMPAK TSUNAMI YUSNIDAR

KEEFEKTIVAN KOMUNIKASI MASYARAKAT ACEH DI BOGOR MENGENAI PENGELOLAAN DAMPAK TSUNAMI YUSNIDAR KEEFEKTIVAN KOMUNIKASI MASYARAKAT ACEH DI BOGOR MENGENAI PENGELOLAAN DAMPAK TSUNAMI YUSNIDAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 ABSTRAK YUSNIDAR. Keefektivan Komunikasi Masyarakat

Lebih terperinci

PENGUATAN KELOMPOK PENGRAJIN TENUN IKAT TRADISIONAL KATARINA RAMBU BABANG

PENGUATAN KELOMPOK PENGRAJIN TENUN IKAT TRADISIONAL KATARINA RAMBU BABANG PENGUATAN KELOMPOK PENGRAJIN TENUN IKAT TRADISIONAL (Studi Kasus Di Desa Hambapraing, Kecamatan Haharu, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur) KATARINA RAMBU BABANG SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

MOTIVASI PETANI DALAM MENERAPKAN TEKNOLOGI PRODUKSI KAKAO (KASUS KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH) SYAMSYIAH GAFUR

MOTIVASI PETANI DALAM MENERAPKAN TEKNOLOGI PRODUKSI KAKAO (KASUS KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH) SYAMSYIAH GAFUR MOTIVASI PETANI DALAM MENERAPKAN TEKNOLOGI PRODUKSI KAKAO (KASUS KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH) SYAMSYIAH GAFUR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENYEBARAN INFORMASI DI BIDANG PERTANIAN MELALUI PERPUSTAKAAN DIGITAL

EFEKTIVITAS PENYEBARAN INFORMASI DI BIDANG PERTANIAN MELALUI PERPUSTAKAAN DIGITAL EFEKTIVITAS PENYEBARAN INFORMASI DI BIDANG PERTANIAN MELALUI PERPUSTAKAAN DIGITAL (Kasus Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian) SITI MARYAM SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PENGELOLAAN AIR BERSIH BERBASIS MASYARAKAT

PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PENGELOLAAN AIR BERSIH BERBASIS MASYARAKAT PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PENGELOLAAN AIR BERSIH BERBASIS MASYARAKAT (Studi Kasus di Desa Bumijawa, Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah) YUDO JATMIKO SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

HUBUNGAN TERPAAN PESAN PENCEGAHAN BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA (KASUS: KELURAHAN RANGKAPAN JAYA BARU, KOTA DEPOK) KUSUMAJANTI

HUBUNGAN TERPAAN PESAN PENCEGAHAN BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA (KASUS: KELURAHAN RANGKAPAN JAYA BARU, KOTA DEPOK) KUSUMAJANTI HUBUNGAN TERPAAN PESAN PENCEGAHAN BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA (KASUS: KELURAHAN RANGKAPAN JAYA BARU, KOTA DEPOK) KUSUMAJANTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel 38 METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Maret sampai Agustus 2009 pada dua basis pemeliharaan yang berbeda yakni: basis lahan sawah dan lahan persawahan

Lebih terperinci

KONVERGENSI KEEFEKTIVAN KEPEMIMPINAN (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) SKRIPSI FERRI FIRDAUS

KONVERGENSI KEEFEKTIVAN KEPEMIMPINAN (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) SKRIPSI FERRI FIRDAUS KONVERGENSI KEEFEKTIVAN KEPEMIMPINAN (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) SKRIPSI FERRI FIRDAUS PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MODEL PRIMA TANI SEBAGAI DISEMINASI TEKNOLOGI PERTANIAN DI DESA CITARIK KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT

ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MODEL PRIMA TANI SEBAGAI DISEMINASI TEKNOLOGI PERTANIAN DI DESA CITARIK KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MODEL PRIMA TANI SEBAGAI DISEMINASI TEKNOLOGI PERTANIAN DI DESA CITARIK KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT FIRMANTO NOVIAR SUWANDA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Mencari Alternatif Arah Pengembangan Ekonomi Rakyat.

SEMINAR NASIONAL Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Mencari Alternatif Arah Pengembangan Ekonomi Rakyat. SEMINAR NASIONAL Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Mencari Alternatif Arah Pengembangan Ekonomi Rakyat Rumusan Sementara A. Pendahuluan 1. Dinamika impelementasi konsep pembangunan, belakangan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA PENELITIAN

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA PENELITIAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA PENELITIAN Kerangka Pemikiran Permasalahan sosial dalam perkembangan pertanian akhir-akhir ini disadari sebagai faktor yang menentukan keberhasilan adopsi teknologi di tingkat

Lebih terperinci

KOMPETENSI PETANI JAGUNG DALAM BERUSAHATANI DI LAHAN GAMBUT: KASUS PETANI JAGUNG DI LAHAN GAMBUT DI DESA LIMBUNG KABUPATEN PONTIANAK KALIMANTAN BARAT

KOMPETENSI PETANI JAGUNG DALAM BERUSAHATANI DI LAHAN GAMBUT: KASUS PETANI JAGUNG DI LAHAN GAMBUT DI DESA LIMBUNG KABUPATEN PONTIANAK KALIMANTAN BARAT KOMPETENSI PETANI JAGUNG DALAM BERUSAHATANI DI LAHAN GAMBUT: KASUS PETANI JAGUNG DI LAHAN GAMBUT DI DESA LIMBUNG KABUPATEN PONTIANAK KALIMANTAN BARAT M A L T A SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor unggulan yang berkontribusi sebesar 15,3 persen pada Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2009. Pertimbangan lain yang menguatkan

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP PEMBERDAYAAN PETANI PADA PROGRAM PRIMATANI LAHAN SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN KARAWANG DAROJAT PRAWIRANEGARA

PENGARUH MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP PEMBERDAYAAN PETANI PADA PROGRAM PRIMATANI LAHAN SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN KARAWANG DAROJAT PRAWIRANEGARA PENGARUH MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP PEMBERDAYAAN PETANI PADA PROGRAM PRIMATANI LAHAN SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN KARAWANG DAROJAT PRAWIRANEGARA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi 41 METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

PENDAYAGUNAAN KELEMBAGAAN USAHA KESEJAHTERAAN SOSIAL (UKS) DALAM UPAYA MENSEJAHTERAKAN KELUARGA MISKIN

PENDAYAGUNAAN KELEMBAGAAN USAHA KESEJAHTERAAN SOSIAL (UKS) DALAM UPAYA MENSEJAHTERAKAN KELUARGA MISKIN PENDAYAGUNAAN KELEMBAGAAN USAHA KESEJAHTERAAN SOSIAL (UKS) DALAM UPAYA MENSEJAHTERAKAN KELUARGA MISKIN (Kasus di Kelurahan Cigadung Kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung) ERNA SUSANTY SEKOLAH PASCA SARJANA

Lebih terperinci

PERSEPSI DAN PARTISIPASI PETERNAK TENTANG PROGRAM PERGULIRAN TERNAK DOMBA

PERSEPSI DAN PARTISIPASI PETERNAK TENTANG PROGRAM PERGULIRAN TERNAK DOMBA PERSEPSI DAN PARTISIPASI PETERNAK TENTANG PROGRAM PERGULIRAN TERNAK DOMBA (Kasus Kelompok Tani Mandiri, Desa Laladon, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor) SKRIPSI RENDY JUARSYAH PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

MANFAAT KEMITRAAN AGRIBISNIS BAGI PETANI MITRA

MANFAAT KEMITRAAN AGRIBISNIS BAGI PETANI MITRA MANFAAT KEMITRAAN AGRIBISNIS BAGI PETANI MITRA (Kasus: Kemitraan PT Pupuk Kujang dengan Kelompok Tani Sri Mandiri Desa Majalaya Kecamatan Majalaya Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat) Oleh : ACHMAD

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR SKRIPSI ERLI YUNEKANTARI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT

PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (Studi Kasus di Desa Wonokromo Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) Nurul Hidayah SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

PERILAKU KOMUNIKASI APARAT PEMDA KABUPATEN DALAM PENGARUSUTAMAAN GENDER DI ERA OTONOMI DAERAH (Kasus pada Kabupaten Lampung Timur) ABDUL KHALIQ

PERILAKU KOMUNIKASI APARAT PEMDA KABUPATEN DALAM PENGARUSUTAMAAN GENDER DI ERA OTONOMI DAERAH (Kasus pada Kabupaten Lampung Timur) ABDUL KHALIQ PERILAKU KOMUNIKASI APARAT PEMDA KABUPATEN DALAM PENGARUSUTAMAAN GENDER DI ERA OTONOMI DAERAH (Kasus pada Kabupaten Lampung Timur) ABDUL KHALIQ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PENGUATAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP TENAGA KERJA PENYANDANG CACAT TUBUH MELALUI POLA KEMITRAAN LOKAL

PENGUATAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP TENAGA KERJA PENYANDANG CACAT TUBUH MELALUI POLA KEMITRAAN LOKAL PENGUATAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP TENAGA KERJA PENYANDANG CACAT TUBUH MELALUI POLA KEMITRAAN LOKAL (Studi Kasus di Kelurahan Karadenan Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor) SRI HANDAYANI

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN PEDAGANG KAKILIMA (Kasus Pedagang Kakilima Pemakai gerobak Usaha Makanan Di Kota Bogor)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN PEDAGANG KAKILIMA (Kasus Pedagang Kakilima Pemakai gerobak Usaha Makanan Di Kota Bogor) JURNAL P ENYULUHAN ISSN: 1858-2664 Juni 2006, Vol. 2, No. 2 Abstract FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN PEDAGANG KAKILIMA (Kasus Pedagang Kakilima Pemakai gerobak Usaha Makanan

Lebih terperinci

JARINGAN KOMUNIKASI PETANI DALAM ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN

JARINGAN KOMUNIKASI PETANI DALAM ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN JARINGAN KOMUNIKASI PETANI DALAM ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN (Kasus Adopsi Inovasi Traktor Tangan di Desa Neglasari, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat) PARLAUNGAN ADIL

Lebih terperinci

PEMANFAATAN INTERNET DAN CD ROM OLEH PENELITI DAN PEREKAYASA BADAN LITBANG PERTANIAN OLEH: INTAN YUDIA NIRMALA

PEMANFAATAN INTERNET DAN CD ROM OLEH PENELITI DAN PEREKAYASA BADAN LITBANG PERTANIAN OLEH: INTAN YUDIA NIRMALA PEMANFAATAN INTERNET DAN CD ROM OLEH PENELITI DAN PEREKAYASA BADAN LITBANG PERTANIAN OLEH: INTAN YUDIA NIRMALA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN Dengan ini Saya menyatakan

Lebih terperinci

KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PETERNAK SAPI PERAH: KASUS PETERNAK SAPI PERAH RAKYAT DI KABUPATEN PASURUAN JAWA TIMUR DAN KABUPATEN BANDUNG JAWA BARAT

KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PETERNAK SAPI PERAH: KASUS PETERNAK SAPI PERAH RAKYAT DI KABUPATEN PASURUAN JAWA TIMUR DAN KABUPATEN BANDUNG JAWA BARAT KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN PETERNAK SAPI PERAH: KASUS PETERNAK SAPI PERAH RAKYAT DI KABUPATEN PASURUAN JAWA TIMUR DAN KABUPATEN BANDUNG JAWA BARAT Krismiwati Muatip SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PERSEPSI PETANI TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM UPAYA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYURAN

PERSEPSI PETANI TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM UPAYA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYURAN JURNAL P ENYULUHAN ISSN: 1858-2664 Maret 2006,Vol. 2, No.1 PERSEPSI PETANI TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM UPAYA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYURAN ( Kasus Petani Sayuran Peserta Program Kawasan

Lebih terperinci

PENGUATAN KELEMBAGAAN TANI IKAN MINA SARI. (Studi Kasus di Desa Tegal Arum Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Propinsi Jambi)

PENGUATAN KELEMBAGAAN TANI IKAN MINA SARI. (Studi Kasus di Desa Tegal Arum Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Propinsi Jambi) PENGUATAN KELEMBAGAAN TANI IKAN MINA SARI (Studi Kasus di Desa Tegal Arum Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Propinsi Jambi) RONALD FRANSISCO MARBUN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KOMUNITAS BAKUL PASAR TRADISIONAL DESA BANTUL MELALUI PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PERMODALAN YOHANES ARIYANTO

PEMBERDAYAAN KOMUNITAS BAKUL PASAR TRADISIONAL DESA BANTUL MELALUI PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PERMODALAN YOHANES ARIYANTO PEMBERDAYAAN KOMUNITAS BAKUL PASAR TRADISIONAL DESA BANTUL MELALUI PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PERMODALAN YOHANES ARIYANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR

Lebih terperinci

EVALUASI IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT PADA LAYANAN PERIZINAN DI KEMENTERIAN PERTANIAN RI

EVALUASI IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT PADA LAYANAN PERIZINAN DI KEMENTERIAN PERTANIAN RI EVALUASI IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT PADA LAYANAN PERIZINAN DI KEMENTERIAN PERTANIAN RI Oleh : Ongki Wiratno PROGRAM STUDI MAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 @ Hak cipta

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2008 di Desa Jono Oge dan Desa Tondo Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA SKRIPSI EKO HIDAYANTO H34076058 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian METODOLOGI Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik survei dalam bentuk penelitian deskriptif korelasional. Penelitian ini berusaha menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

ANALISIS EKOLOGI-EKONOMI UNTUK PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERIKANAN BUDIDAYA BERKELANJUTAN DI WILAYAH PESISIR PROVINSI BANTEN YOGA CANDRA DITYA

ANALISIS EKOLOGI-EKONOMI UNTUK PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERIKANAN BUDIDAYA BERKELANJUTAN DI WILAYAH PESISIR PROVINSI BANTEN YOGA CANDRA DITYA ANALISIS EKOLOGI-EKONOMI UNTUK PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERIKANAN BUDIDAYA BERKELANJUTAN DI WILAYAH PESISIR PROVINSI BANTEN YOGA CANDRA DITYA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 ABSTRACT

Lebih terperinci

PENGUATAN KAPASITAS LEMBAGA SIMPAN PINJAM RUKUN LESTARI UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN

PENGUATAN KAPASITAS LEMBAGA SIMPAN PINJAM RUKUN LESTARI UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN 136 PENGUATAN KAPASITAS LEMBAGA SIMPAN PINJAM RUKUN LESTARI UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN (KASUS DI RW 04 DUSUN DAWUKAN DESA SENDANGTIRTO KECAMATAN BERBAH KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA) DJULI SUGIARTO

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH

STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH i STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 iii PERNYATAAN

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN MEBEL BERSERTIFIKASI EKOLABEL PADA STRATIFIKASI KONSUMEN HIJAU DI JAKARTA RIRIN WULANDARI

STRATEGI PEMASARAN MEBEL BERSERTIFIKASI EKOLABEL PADA STRATIFIKASI KONSUMEN HIJAU DI JAKARTA RIRIN WULANDARI STRATEGI PEMASARAN MEBEL BERSERTIFIKASI EKOLABEL PADA STRATIFIKASI KONSUMEN HIJAU DI JAKARTA RIRIN WULANDARI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 STRATEGI PEMASARAN MEBEL BERSERTIFIKASI EKOLABEL

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN LUAS LAHAN PERTANIAN PANGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN PENDUDUK KABUPATEN LAMPUNG BARAT SUMARLIN

ANALISIS KEBUTUHAN LUAS LAHAN PERTANIAN PANGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN PENDUDUK KABUPATEN LAMPUNG BARAT SUMARLIN ANALISIS KEBUTUHAN LUAS LAHAN PERTANIAN PANGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN PENDUDUK KABUPATEN LAMPUNG BARAT SUMARLIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Alur Pikir Penelitian Kerangka berpikir dalam penelitian ini didasarkan kepada posisi strategis koperasi pertanian khususnya KUD sebagai organisasi ekonomi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 24 METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kluting Jaya Kecamatan Weda Selatan, yang merupakan salah satu daerah yang termasuk dalam remote area lingkaran

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Bagian ini menyajikan uraian kesimpulan dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan yang disajikan merupakan hasil kajian terhadap permasalahan penelitian, sedangkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Agenda revitalisasi pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan pertanian yang dicanangkan pada tahun 2005 merupakan salah satu langkah mewujudkan tujuan pembangunan yaitu

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN INDUSTRSI KECIL DI KABUPATEN GRESIK DAN KABUPATEN JOMBANG SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN INDUSTRSI KECIL DI KABUPATEN GRESIK DAN KABUPATEN JOMBANG SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN INDUSTRSI KECIL DI KABUPATEN GRESIK DAN KABUPATEN JOMBANG SKRIPSI Oleh : RUDYANSAH 0511010187 / FE / IE Kepada FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor penggerak utama ekonomi di pedesaan. Hal tersebut ditunjukkan dengan sebagian besar masyarakat desa yang bekerja di sektor pertanian.

Lebih terperinci

KERAGAAN PENYULUH PERTANIAN DALAM UPAYA MENDUKUNG PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT SRI MUSTIKA

KERAGAAN PENYULUH PERTANIAN DALAM UPAYA MENDUKUNG PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT SRI MUSTIKA KERAGAAN PENYULUH PERTANIAN DALAM UPAYA MENDUKUNG PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT SRI MUSTIKA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN PENGUSAHA MIKRO KONVEKSI DI KELURAHAN PURWOHARJO KECAMATAN COMAL KABUPATEN PEMALANG WALUYO

PEMBERDAYAAN PENGUSAHA MIKRO KONVEKSI DI KELURAHAN PURWOHARJO KECAMATAN COMAL KABUPATEN PEMALANG WALUYO PEMBERDAYAAN PENGUSAHA MIKRO KONVEKSI DI KELURAHAN PURWOHARJO KECAMATAN COMAL KABUPATEN PEMALANG WALUYO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER

Lebih terperinci

ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGIC BUSINESS UNIT UNTUK MENINGKATKAN POTENSI INOVASI KESATUAN BISNIS MANDIRI INDUSTRI PERHUTANI

ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGIC BUSINESS UNIT UNTUK MENINGKATKAN POTENSI INOVASI KESATUAN BISNIS MANDIRI INDUSTRI PERHUTANI ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGIC BUSINESS UNIT UNTUK MENINGKATKAN POTENSI INOVASI KESATUAN BISNIS MANDIRI INDUSTRI PERHUTANI UNIT III JAWA BARAT DAN BANTEN RURIN WAHYU LISTRIANA PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

PARTISIPASI PETANI DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK PETANI (Kasus di Provinsi Jawa Tengah)

PARTISIPASI PETANI DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK PETANI (Kasus di Provinsi Jawa Tengah) i PARTISIPASI PETANI DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK PETANI (Kasus di Provinsi Jawa Tengah) SAPJA ANANTANYU SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 ii PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

ANALISIS MANFAAT KEMITRAAN DALAM MENGELOLA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (MHBM) DALAM PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

ANALISIS MANFAAT KEMITRAAN DALAM MENGELOLA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (MHBM) DALAM PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PROVINSI SUMATERA SELATAN ANALISIS MANFAAT KEMITRAAN DALAM MENGELOLA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (MHBM) DALAM PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PROVINSI SUMATERA SELATAN WULANING DIYAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN

PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN (Studi Kasus di Desa Mambalan Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Propinsi NTB) CHANDRA APRINOVA SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 @ Hak Cipta

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMSI SUSU PADA KONSUMEN KELUARGA DI WILAYAH BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ABDIK DESTRIANA

PERILAKU KONSUMSI SUSU PADA KONSUMEN KELUARGA DI WILAYAH BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ABDIK DESTRIANA PERILAKU KONSUMSI SUSU PADA KONSUMEN KELUARGA DI WILAYAH BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ABDIK DESTRIANA PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI INDUSTRI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA

SEKOLAH PASCASARJANA ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN TANAH TERHADAP LINGKUNGAN DI KABUPATEN TANGERANG Oleh: Sri Martini PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 ANALISIS DAMPAK

Lebih terperinci

PROSES KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA (Kasus Program Raksa Desa di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor) SRI WAHYUNI

PROSES KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA (Kasus Program Raksa Desa di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor) SRI WAHYUNI PROSES KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA (Kasus Program Raksa Desa di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor) SRI WAHYUNI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai suatu penelitian deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS DI JAWA TIMUR SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS DI JAWA TIMUR SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS DI JAWA TIMUR SKRIPSI Diajukan Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi Oleh : RADIX ADININGAR

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR. Oleh: Maya Andini Kartikasari

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR. Oleh: Maya Andini Kartikasari PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR Oleh: Maya Andini Kartikasari PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

STRATEGI PENGELOLAAN PARIWISATA PESISIR DI SENDANG BIRU KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMUR MUHAMMAD ZIA UL HAQ

STRATEGI PENGELOLAAN PARIWISATA PESISIR DI SENDANG BIRU KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMUR MUHAMMAD ZIA UL HAQ STRATEGI PENGELOLAAN PARIWISATA PESISIR DI SENDANG BIRU KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMUR MUHAMMAD ZIA UL HAQ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN DISTRIBUSI AIR TERHADAP KEPUASAAN PELANGGAN PDAM TIRTANADI CABANG MEDAN KOTA GELADIKARYA HARRY BUDIMAN NIM :

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN DISTRIBUSI AIR TERHADAP KEPUASAAN PELANGGAN PDAM TIRTANADI CABANG MEDAN KOTA GELADIKARYA HARRY BUDIMAN NIM : PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN DISTRIBUSI AIR TERHADAP KEPUASAAN PELANGGAN PDAM TIRTANADI CABANG MEDAN KOTA GELADIKARYA Oleh : HARRY BUDIMAN NIM : 097007024 SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 SURAT PERNYATAAN

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 SURAT PERNYATAAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN AKTIVITAS KOMUNIKASI DENGAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SITU BABAKAN JAKARTA SELATAN USMIZA ASTUTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

KINERJA PENYALURAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA NASABAH DI PT. BRI UNIT CITEUREUP CABANG BOGOR

KINERJA PENYALURAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA NASABAH DI PT. BRI UNIT CITEUREUP CABANG BOGOR KINERJA PENYALURAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA NASABAH DI PT. BRI UNIT CITEUREUP CABANG BOGOR Disusun Oleh : SEVIA FITRIANINGSIH A 14104133 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Salah satu upaya pemerintah dalam memacu proses industrialisasi pertanian adalah dengan introduksi sistem pertanian yang mampu mendorong produksi dan produktivitas

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KEMANDIRIAN NELAYAN IKAN DEMERSAL DI KECAMATAN WANGI-WANGI SELATAN KABUPATEN WAKATOBI SULAWESI TENGGARA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KEMANDIRIAN NELAYAN IKAN DEMERSAL DI KECAMATAN WANGI-WANGI SELATAN KABUPATEN WAKATOBI SULAWESI TENGGARA FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KEMANDIRIAN NELAYAN IKAN DEMERSAL DI KECAMATAN WANGI-WANGI SELATAN KABUPATEN WAKATOBI SULAWESI TENGGARA M A R D I N PROGRAM STUDI ILMU PENYULUHAN PEMBANGUNAN SEKOLAH

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI, KEPUASAN KERJA, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI BESAR LATIHAN KERJA INDUSTRI (BBLKI) MEDAN

PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI, KEPUASAN KERJA, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI BESAR LATIHAN KERJA INDUSTRI (BBLKI) MEDAN PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI, KEPUASAN KERJA, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI BESAR LATIHAN KERJA INDUSTRI (BBLKI) MEDAN GELADIKARYA Oleh : RAHMAT PARHIMPUNAN SIREGAR 127007053

Lebih terperinci

ANALISIS PEWILAYAHAN, HIRARKI, KOMODITAS UNGGULAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT PADA KAWASAN AGROPOLITAN

ANALISIS PEWILAYAHAN, HIRARKI, KOMODITAS UNGGULAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT PADA KAWASAN AGROPOLITAN ANALISIS PEWILAYAHAN, HIRARKI, KOMODITAS UNGGULAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT PADA KAWASAN AGROPOLITAN (Studi Kasus di Bungakondang Kabupaten Purbalingga) BUDI BASKORO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survey yang bersifat deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan yang terjadi dari peubah-peubah yang diteliti

Lebih terperinci

Hubungan Karakteristik Petani dengan Jasa Pelayanan dan Efektivitas Komunikasi Klinik Agribisnis di Prima Tani Leuwi Sadeng Kabupaten Bogor

Hubungan Karakteristik Petani dengan Jasa Pelayanan dan Efektivitas Komunikasi Klinik Agribisnis di Prima Tani Leuwi Sadeng Kabupaten Bogor Jurnal Komunikasi Pembangunan ISSN 1693-3699 Juli 2009, Vol. 07, No. 2 Hubungan Karakteristik Petani dengan Jasa Pelayanan dan Efektivitas Komunikasi Klinik Agribisnis di Prima Tani Leuwi Sadeng Kabupaten

Lebih terperinci

PROSES KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA (Kasus Program Raksa Desa di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor) SRI WAHYUNI

PROSES KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA (Kasus Program Raksa Desa di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor) SRI WAHYUNI PROSES KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA (Kasus Program Raksa Desa di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor) SRI WAHYUNI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006

Lebih terperinci

MODEL SUMBER DAYA MANUSIA PERBANKAN SYARIAH BERBASIS NILAI ISLAMI. Popy Novita Pasaribu P DM

MODEL SUMBER DAYA MANUSIA PERBANKAN SYARIAH BERBASIS NILAI ISLAMI. Popy Novita Pasaribu P DM MODEL SUMBER DAYA MANUSIA PERBANKAN SYARIAH BERBASIS NILAI ISLAMI Popy Novita Pasaribu P 066050133.1DM SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 MODEL SUMBER DAYA MANUSIA PERBANKAN SYARIAH

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI RELATIF KOMODITAS KELAPA PADA LAHAN PASANG SURUT DAN LAHAN KERING. Oleh: BEDY SUDJARMOKO

ANALISIS EFISIENSI RELATIF KOMODITAS KELAPA PADA LAHAN PASANG SURUT DAN LAHAN KERING. Oleh: BEDY SUDJARMOKO ANALISIS EFISIENSI RELATIF KOMODITAS KELAPA PADA LAHAN PASANG SURUT DAN LAHAN KERING Oleh: BEDY SUDJARMOKO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 ABSTRAK BEDY SUDJARMOKO. Analisis Efisiensi

Lebih terperinci

DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK TERHADAP MASYARAKAT LOKAL (Studi kasus di Desa Nambo, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi

Lebih terperinci

Pembimbing Utama : Ir. Richard WE Lumintang MSEA Pembimbing Anggota : Ir. Sudjana Natasamita

Pembimbing Utama : Ir. Richard WE Lumintang MSEA Pembimbing Anggota : Ir. Sudjana Natasamita HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETERNAK TERHADAP EFEKTIVITAS PENYULUHAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN SAPI POTONG (Kasus di Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat) SKRIPSI Rahma Delni PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR UNGGULAN DAN ALOKASI ANGGARAN UNTUK PENGUATAN KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH DI PROVINSI JAWA TIMUR M. IRFAN SURYAWARDANA

ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR UNGGULAN DAN ALOKASI ANGGARAN UNTUK PENGUATAN KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH DI PROVINSI JAWA TIMUR M. IRFAN SURYAWARDANA ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR UNGGULAN DAN ALOKASI ANGGARAN UNTUK PENGUATAN KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH DI PROVINSI JAWA TIMUR M. IRFAN SURYAWARDANA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006

Lebih terperinci

HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA

HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DAN KINERJA KEPALA SEKOLAH

ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DAN KINERJA KEPALA SEKOLAH ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DAN KINERJA KEPALA SEKOLAH Studi Kasus: Sekolah Dasar Negeri Di Kabupaten Sukohardjo Provinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 53 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Alur Pikir Proses Penelitian Kerangka berpikir dan proses penelitian ini, dimulai dengan tinjauan terhadap kebijakan pembangunan pertanian berkelanjutan termasuk pembangunan

Lebih terperinci

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN DAN MENDASARI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMASARAN JERUK SIAM (Citrus nobilis LOUR var) MELALUI TENGKULAK (Studi Kasus Desa Wringinagung Kecamatan Gambiran Kabupaten

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR i ANALISIS MANAJEMEN KEUANGAN, TEKANAN EKONOMI, STRATEGI KOPING DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA NELAYAN DI DESA CIKAHURIPAN, KECAMATAN CISOLOK, KABUPATEN SUKABUMI HIDAYAT SYARIFUDDIN DEPARTEMEN ILMU

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 26 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi petani terhadap kompetensi penyuluh pertanian. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut rancangan

Lebih terperinci

PENGUATAN KAPASITAS YAYASAN PRIMARI DALAM PENCEGAHAN ORANG DENGAN HIV / AIDS DI KELURAHAN KARANG TUMARITIS KABUPATEN NABIRE GERSON RAMANDEY

PENGUATAN KAPASITAS YAYASAN PRIMARI DALAM PENCEGAHAN ORANG DENGAN HIV / AIDS DI KELURAHAN KARANG TUMARITIS KABUPATEN NABIRE GERSON RAMANDEY PENGUATAN KAPASITAS YAYASAN PRIMARI DALAM PENCEGAHAN ORANG DENGAN HIV / AIDS DI KELURAHAN KARANG TUMARITIS KABUPATEN NABIRE GERSON RAMANDEY SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR B O G O R 2005

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEER GROUP DENGAN KARAKTER DAN PERILAKU BULLYING REMAJA KARINA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEER GROUP DENGAN KARAKTER DAN PERILAKU BULLYING REMAJA KARINA HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEER GROUP DENGAN KARAKTER DAN PERILAKU BULLYING REMAJA KARINA DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 Hak Cipta

Lebih terperinci

DAN PEMASARAN NENAS BOGOR BOGOR SNIS SKRIPSI H

DAN PEMASARAN NENAS BOGOR BOGOR SNIS SKRIPSI H ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN PEMASARAN NENAS BOGOR Di Desa Sukaluyu, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor SKRIPSI ERIK LAKSAMANA SIREGAR H 34076059 DEPARTEMEN AGRIBIS SNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk. ini juga merupakan proses investasi sumberdaya manusia secara efektif dalam

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk. ini juga merupakan proses investasi sumberdaya manusia secara efektif dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk meningkatkan pengetahuan manusia, kreativitas dan keterampilan serta kemampuan orang-orang dalam masyarakat. Pengembangan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA PERUSAHAAN INDUSTRI DAN PRODUKTIFITAS TENAGA KERJA DI PROPINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2006

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA PERUSAHAAN INDUSTRI DAN PRODUKTIFITAS TENAGA KERJA DI PROPINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2006 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA PERUSAHAAN INDUSTRI DAN PRODUKTIFITAS TENAGA KERJA DI PROPINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2006 OLEH ABDUL HAKIM PARAPAT H14084012 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA MASSA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI FLU BURUNG

HUBUNGAN KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA MASSA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI FLU BURUNG HUBUNGAN KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA MASSA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI FLU BURUNG (Kasus pada Mahasiswa Fakultas Peternakan IPB) SKRIPSI JURIAN ANDIKA DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci