II. LANDASAN TEORI A.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "II. LANDASAN TEORI A."

Transkripsi

1 8 II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Penelitian Friska Mariana Aritonang (2012:74) mengenai Analisis Usahatani Pembesaran Ikan Mas di Kabupaten Sragen menunjukkan bahwa rata-rata biaya yang dikeluarkan petani untuk mengusahakan usahatani ikan mas di Kabupaten Sragen sebesar Rp ,00 per 324,44 m 2 /4bulan atau sebesar Rp ,00 per m 2 /4 bulan sedangkan penerimaan petani dari usahatani perikanan di Kabupaten Sragen sebesar Rp ,00 per 324,44 m 2 /4bulan atau sebesar Rp ,74 per m 2 /4bulan. Usahatani perikanan ikan mas di Kabupaten Sragen yang dijalankan telah efisien, terlihat dari nilai R/C rasio sebesar 1,21, sedangkan tingkat risiko usaha sebesar Rp dimana batas bawah keuntungannya sebesar minus Rp ,00. Menurut penelitian Ratih Ayu Dwi Ratnawati (2012:85) mengenai Analisis Usahatani Pembesaran Ikan Nila Merah (Oreochromis sp) di Kolam Air Deras di Kabupaten Klaten menunjukkan bahwa rata-rata biaya yang dikeluarkan petani untuk mengusahakan usahatani ikan mas di Kabupaten Klaten sebesar Rp ,36 per usaha pembesaran ikan nila merah sedangkan penerimaan petani dari usahatani perikanan di Kabupaten Klaten sebesar Rp ,83 per usaha pembesaran ikan nila merah. Usahatani perikanan ikan nila merah di Kabupaten Klaten memiliki nilai R/C rasio sebesar 1,05, sedangkan batas bawah keuntungannya sebesar minus Rp ,83. Menurut penelitian Cicik Gamiarsi (2015:67) mengenai Analisis Usahatani Pembesaran Ikan Nila Merah di Waduk Kedung Ombo Kabupaten Sragen menunjukkan bahwa rata-rata biaya yang dikeluarkan petani untuk mengusahakan usahatani ikan nila merah di Waduk Kedung Ombo Kabupaten Sragen sebesar Rp ,00 per 775 m 2 / 5 bulan atau sebesar Rp ,87 per m 2 /4 bulan sedangkan penerimaan petani dari usahatani perikanan di Kabupaten Sragen sebesar Rp ,67 per 775 m 2 / 5 8

2 9 bulan atau sebesar Rp ,32 per m 2 / 5 bulan. Usahatani perikanan ikan nila merah di Kabupaten Sragen yang dijalankan telah efisien, terlihat dari nilai R/C rasio sebesar 1,27, sedangkan koefisien variasi (CV) sebesar 0, dimana batas bawah keuntungannya sebesar minus Rp ,94 Menurut penelitian Nursetyo et al (2012:83) mengenai Analisis Usaha Budidaya Udang Vannamei (Litopenaues vannamei) Di Desa Gedangan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Purworejo menunjukkan bahwa rata-rata biaya yang dikeluarkan petani untuk mengusahakan usahatani udang vannamei di Desa Gedangan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Purworejo sebesar Rp ,00 per 0,784 Ha/3 bulan sedangkan penerimaan petani dari usahatani perikanan di Desa Gedangan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Purworejo sebesar Rp ,00 per 0,784 Ha/3 bulan. Usahatani perikanan udang vannamei di Desa Gedangan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Purworejo yang dijalankan telah efisien, terlihat dari nilai R/C rasio sebesar 1,3. Berdasarkan hasil penelitian Friska, Ratih dan Cicik dapat diketahui bahwa obyek yang dikaji sama dengan penelitian ini yaitu tentang usaha pembesaran dengan permasalahan dan metode yang diteliti pada penelitianpenelitian di atas juga hampir sama, yaitu tentang analisis biaya, analisis penerimaan, analisis efisiensi dan analisis risiko usaha pembesaran, sedangkan dengan penelitian Nursetya menggunakan analisis biaya, penerimaan, keuntungan dan analisis efisiensi. Oleh karena itu, hasil analisis dari penelitian-penelitian di atas digunakan sebagai acuan dalam penentuan hipotesis pada penelitian ini. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah lokasi dan waktu penelitian serta obyek yang digunakan dalam penelitian.

3 10 B. Tinjauan Pustaka 1. Udang Vannamei Udang vannamei atau udang putih (Litopenaeus vanname) adalah salah satu spesies unggulan, yang sejak tahun 2002 mulai dikulturasi di tambak-tambak di Indonesia. Secara ekologis udang vannamei memiliki siklus hidup yaitu melepaskan telur di tengah laut kemudian terbawa arus dan gelombang menuju pesisir menetas menjadi nauplius, stadia zoea, mysis, postlarva dan juveni lalu kembali di tengah laut untuk proses pendewasaan. Udang vannamei memiliki toleransi lebih luas terhadap perubahan lingkungan (seperti salinitas dan temperatur) daripada udang windu. Udang vannamei dapat hidup di salinitas 0,1-60 ppt dan suhu o C (Ghufran, 2010:19-21). Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) memiliki beberapa nama internasional dikenal sebagai udang whiteleg shrimp (Inggris), creventte pattes balnces (Perancis), dan camaron patiblanco (Spanyol). Sebelum dikembangkan di Indonesia, udang vannamei sudah dikembangkan di Amerika Selatan, seperti Ekuador, Meksiko dan Panama. Udang vannamei adalah binatang malam, dengan aktivitas yang lebih aktif dilakukan di saat malam hari (Ruswahyuni et al, 2010:2). Menurut Isdiati (2013:1) taksonomi udang vannamei adalah sebagai berikut : Phylum : Arthropoda Class : Crustacea Subclass : Malacostraca Series : Eumalacostraca Superorder : Eucarida Order : Decapoda Suborder : Dendrobrachiata Infraorder : Peneidea Superfamily : Penaeoidea Family : Penaeidae

4 11 Genus : Penaeus Subgenus : Litopenaeus Species : Litopenaeus vannamei Beberapa keunggulan yang dimiliki udang vannamei adalah mampu memanfaatkan seluruh kolam, yaitu udang vannamei (Litopenaeus vannamei) dalam pertumbuhannya menyebar ke seluruh sisi kolam. Selain itu, udang vannamei tahan terhadap penyakit dan tingkat produktivitas yang tinggi. Kebutuhan udang vannamei akan kandungan protein pakan yang relatif rendah, dan tumbuh cepat, toleran terhadap suhu air, oksigen terlarut dan salinitas yang relatif rendah (Sudrajad, 2011:11). Karakteristik budidaya yang dilakukan oleh pembudidaya udang vanname meliputi : 1) persiapan lahan tambak (persiapan kolam pembesaran, pengeringan tanah, pengapuran, pemupukan, pemasangan kincir tambak, pengisian air, dan penebaran benih,); 2) proses pembesaran (manajamen pakan, pengontrolan, kualitas air, checking anco, sampling, pengelolaan media budidaya, pengendalian hama, dan penyakit) dan 3) pemanenan. Sistem budidaya yang digunakan dalam usaha pembesaran udang vanname yaitu sistem semi intensif dan secara intensif (Andriyanto, 2013:95). Dalam budidaya udang vannamei, pendekatan modifikasi air pada udang vannamei akan meningkatkan kolam profil ionik, khususnya dengan menambahkan K dan Mg, lebih efektif untuk meningkatkan pertumbuhan, kelangsungan hidup, dan produksi Litopenaeus vannamei dari strategi modifikasi diet. Berdasarkan dekade terakhir penelitian dan pertanian produksi Litopenaeus vannamei di LSW dari barat Alabama kita menemukan bahwa modifikasi dari air kolam dengan pupuk yang mengandung K dan Mg adalah solusi efektif bagi petani udang vannamei. Petani harus menyesuaikan rasio Na:K di kolam mereka untuk erat mencerminkan rasio ditemukan dalam air laut yaitu (28:1) untuk mencapai pertumbuhan maksimum, kelangsungan hidup, dan produksi udang yang dipelihara di LSW (Lincoln, 2010:72).

5 12 2. Usahatani Usahatani merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola input atau faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal, teknologi, pupuk, benih, dan pestisida) dengan efektif, efisien dan kontinu untuk menghasilkan produksi yang tinggi sehingga pendapatan usahatani meningkat (Rahim, 2008:158). Menurut Prawirokusuma (1990:2) ilmu usahatani dapat diartikan sebagai ilmu terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana membuat atau menggunakan sumberdaya secara efisien pada usaha pertanian. Menurut Mubyarto (1995:66) usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian. Sumber-sumber alam tersebut dapat berupa tanah dan air. Usahatani dapat berupa usaha bercocok taanam atau memelihara ternak. Usahatani (farm) adalah organisasi dalam alam (lahan), tenaga kerja, dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian. Organisasi tersebut ketatalaksanaannya berdiri sendiri dan sengaja diusahakan oleh sekumpulan sebagai pengelolanya. Dengan istilah usahatani tersebut telah mencakup pengertian yang luas, dari bentuk yang paling sederhana sampai yang paling modern (Firdaus, 2008:6). Berdasarkan berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan melalui produksi pertanian yang berlebih diharapkan memperoleh pendapatan yang tinggi. Perencanaan yang baik untuk menentukan dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi pada waktu yang akan datang secara efisien sehingga diperoleh pendapatan yang maksimal. Perlu juga memperhatikan pertimbangan ekonomis di samping pertimbangan teknis dalam usahatani (Suratiyah, 2011:9) 3. Tambak Air Payau Di Indonesia, prospek untuk budidaya udang di tambak bersalinitas rendah maupun sawah tambak sangat menjanjikan. Hal ini disebabkan di beberapa daerah, tambak yang berjarak 2-3 km dari pantai dan bersalinitas

6 13 rendah, bahkan bersalinitas 0 ppt sangat luas. Asalkan, di tambak tersebut cukup memiliki stock air yang merupakan media hidup udang dan aman dari gangguan hama (Sudrajad, 2011:7-8). Tambak yang biasa digunakan untuk pembudidayaan udang sama dengan tambak-tambak air payau yang digunakan untuk pemeliharaan ikan bandeng dan ikan nila. Persyaratan tambak air payau sebagai berikut : 1). Perbedaan pasang surut air laut berkisar 1,5-2 meter dengan kondisi air tidak berlumpur, 2). Areal tambak harus dekat dengan pantai dan memiliki kontruksi yang landai, 3). Salinitas di dalam tambak diusahakan tidak terlalu tinggi, yakni berkisar 5-15%, dan 4). Petakan-petakan tambak bisa dialiri sepanjang tahun (Amri dan Khairuman, 2013). Budidaya udang laut umumnya dilakukan di tambak dengan membabat hutan mangrove atau hutan bakau di sepanjang pantai. Dengan perkembangan teknologi, pembangunan tambak tidak hanya dilakukan di hutan mangrove, tetapi juga di lahan berpasir atau lahan bergambut. Budidaya udang juga tidak hanya dilakukan di tambak air payau yang salinitas antara ppt (part per thousand). Akan tetapi pada air yang memiliki salinitas yang lebih rendah dari 15 ppt. Udang juga dapat dipelihara di laut dengan menggunakan pagar keliling, keramba jaring apung, dan jaring kurung kasar (Gufran, 2010:25). 4. Analisis Usaha Analisis usaha adalah suatu cara untuk mengetahui tingkat kelayakan suatu jenis usaha. Tujuan analisis usaha adalah untuk mengetahui nilai keuntungan, pengembalian investasi, maupun titik impas suatu usaha. Berbagai antisipasi untuk memperbaiki dan meningkatkan keuntungan perusahaan juga dapat dilakukan apabila dilakukan analisis usaha. Analisis usaha pada usaha perikanan sangat diperlukan, mengingat ketidakpastian usaha yang cukup besar (Effendi, 2006:135). Dalam analisis usahatani, sering dilakukan dengan dua cara yaitu analisis finansial dan analisis ekonomi. Analisis finansial, data biaya yang dipakai adalah data riil yang sebenarnya dikeluarkan. Sedangkan analisis

7 14 ekonomi data upah yang dipakai adalah upah menurut ukuran harga bayangan (Soekartawi, 1995:81) a. Biaya Usaha Dalam proses produksi diperlukan sejumlah faktor produksi tertentu. Untuk memenuhi faktor produksi harus mengeluarkan biaya untuk membeli faktor produksi tertentu. Biaya produksi usahatani adalah nilai dari semua faktor produksi yang digunakan, baik dalam bentuk benda maupun jasa dalam proses produksi berlangsung. Biaya produksi yang digunakan terdiri dari sewa tanah, bunga modal, biaya sarana produksi untuk bibit, pupuk dan obat-obatan (Soekartawi, 2003:55-56). Menurut Rahim (2008:162) biaya usahatani dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost). Biaya tetap atau fixed cost merupakan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun output yang diperoleh banyak atau sedikit, misalny pajak. Sedangkan biaya variabel merupakan biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi komoditas yang diperoleh. Misalnya biaya untuk saprodi atau sarana produksi pertanian. Biaya total merupakan keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan, yaitu merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel. Secara matematis menurut Firdaus (2008:63), dapat ditulis sebagai berikut: TC = TFC + TVC Keterangan : TC (Total Cost) = biaya total TFC (Total Fixed Cost) = total biaya tetap TVC (Total Variable Cost) = total biaya variabel

8 15 b. Penerimaan Usaha Penerimaan usahatani (gross farm income) didefinisikan sebagai nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Dalam menaksir penerimaan, semua komponen produk yang tidak dijual harus dinilai berdasarkan harga pasar (Soekartawi, 2011:78-79). Menurut (Soekartawi, 2006:54), penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual dan biasanya produksi berhubungan negatif dengan harga, artinya harga akan turun ketika produksi berlebihan. Secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut: TR = Y x Py Keterangan : TR = Penerimaan total Y = Jumlah produk yang dihasilkan dalam usahatani Py = Harga Y Bentuk penerimaan dapat digolongkan atas dua bagian, yaitu penerimaan yang berasal dari hasil penjualan barang-barang yang diproses dan penerimaan yang berasal dari luar barang-barang yang diproses. Penerimaan yang berasal dari luar kegiatan industri tapi berhubungan dengan adanya kegiatan industri, seperti penerimaan dalam bentuk bonus karena pembelian barang-barang kebutuhan kegiatan industri, penerimaan bunga bank, nilai sisa aset (scrap value), sewa gedung, sewa kendaraan dan lain sebagainya (Ibrahim 2003:97). c. Keuntungan Usaha Keuntungan (profit) adalah tujuan utama dalam pembukaan usaha. Semakin besar keuntungan yang diterima, semakin layak usaha yang dikembangkan. Didasarkan pada perkiraan dan perencanaan produksi dapat diketahui pada jumlah produksi berapa perusahaan mendapatkan keuntungan (Ibrahim, 2003:139). Menurut Soekartawi (2011:80) pendapatan bersih adalah selisih antara pendapatan kotor

9 16 dengan pengeluaran usaha tani. Pendapatan bersih usahatani mengukur imbalan yang diperoleh petani dari penggunaan faktor-faktor produksi kerja, pengolahan, dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang diinvestasikan ke dalam usahatani. Menurut Rahim (2008:166) pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya. Pendapatan usahatani dapat dirumuskan sebagai berikut : Pd = TR TC Keterangan : Pd = pendapatan usahatani TR = total penerimaan (total revenue) TC = total biaya (total cost) d. Profitabilitas Usaha Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Oleh karena itu istilah rasio profitabilitas merujuk pada beberapa indikator yang berbeda unttuk menentukan profitabiltas dan prestasi kerja perusahaan (Downey, Erickson 1992:177). Menurut Prawirokusumo (1990:136) profitabilitas adalah suatu ukuran dari keuntungan yang besifat relatif terhadap nilai input yang dipakai untuk menghasilkan suatun profit. Suatu usaha dapat mempunyai laba yang positif akan tetapi mempunyai nilai profitabilitas yang kecil terhadap ukuran usahanya. Menurut Riyanto (1997:35) profitabilitas dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan. Oleh karena itu perhitungan tingkat profitabilitasnya membandingkan antara keuntungan yang diperoleh dengan biaya total yang dikeluarkan dan dinyatakan dalam persen. Secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut: Profitabilitas = x 100%

10 17 Keterangan : Π = Keuntungan usaha TC = Biaya usaha Kriteria yang diperhitungkan dalam profitabilitas adalah : Profitabilitas > 0 berarti usaha yang diusahakan menguntungkan Profitabilitas = 0 berarti usaha yang diusahakan mengalami BEP (impas) Profitabilitas < 0 berarti usaha yang diusahakan tidak menguntungkan. e. Efisiensi Usaha Efisiensi adalah ukuran yang menunjukkan bagaimana baiknya sumber-sumber daya ekonomi digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output. Efisiensi merupakan karakteristik proses yang mengukur performansi aktual dari sumber daya relatif terhadap standar yang ditetapkan. Peningkatan efisiensi dalam proses produksi akan menurunkan biaya per unit output, sehingga produk dapat dijual dengan harga yang lebih kompetitif di pasar (Gasperz, 2000:175) Efisiensi dapat diketahui dengan menghitung R/C Ratio. R/C Ratio adalah perbandingan antara penerimaan total dengan biaya total (Soekartawi, 1994:41-42). Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: Efisiensi = Keterangan: R = Penerimaan total (Rupiah) C = Biaya total (Rupiah) Kriteria yang digunakan dalam penentuan efisiensi usaha adalah: R/C > 1 berarti usaha yang dijalankan sudah efisien R/C = 1 berarti usaha yang dijalankan dalam kondisi impas (tidak untung dan tidak rugi) R/C < 1 berarti usaha yang dijalankan belum efisien

11 18 f. Risiko Usaha Mengembangkan sektor pertanian yang berpotensi mempunyai keunggulan komparatif adalah tidak mudah, karena dihadapkan dengan masalah risiko (risk) dan ketidapastian. Masalah iklim, masalah serangan hama dan penyakit yang sulit terduga, serta masalah lain yang dihadapi adalah kehidupan tanaman tunduk pada risiko dan ketidakpastian. Dikatakan risiko (risk) bila tidak mengetahui berapa besarnya peluang terjadinya resiko tersebut (Soekartawi, 1993:2) Macam dan resiko di bidang pertanian dibandingkan dengan bidang lainnya lebih mengharuskan petani memiliki kemampuan untuk menanggulangi resiko. Ini disebabkan penerimaan dan pengeluaran di bidang pertanian lebih tidak stabil (Kadarsan, 1995:174). Menurut Soeisno (1999:2) Risiko selalu dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya sesuatu yang merugikan yang tidak terduga/tidak diinginkan. Risiko merupakan ketidakpastian atau kemungkinan terjadi sesuatu yang terjadi akan mengakibatkan kerugian. Dengan demikian risiko mempunyai karakteristik sebagai berikut: a. Merupakan ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa b. Merupakan ketidakpastian, apabila terjadi akan menimbulkan kerugian Dalam setiap proses produksi, produsen harus selalu mempertimbangkan berapa risiko yang ditanggungnya dibandingkan dengan keuntungan yang akan diperoleh. Pada umumnya risiko yang ditanggung oleh petani dibagi menjadi dua macam yaitu risiko produksi dan risiko harga. Risiko produksi disebabkan oleh ketidakpastian iklim, intensitas serangan hama penyakit, dan faktorfaktor teknis biaya yang berada di luar kontrol petani. Sedangkan risiko harga disebabkan oleh ketidakpastian harga jual produk yang ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran di pasar. Menurut Kadarsan (1995: ) risiko dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

12 19 Keterangan : CV = Koefisen variasi usahatani pembesaran udang vannamei di Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo V = Simpangan baku pendapatan usahatani pembesaran udang vannamei di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo (Rupiah) E = Pendapatan rata-rata usahatani udang vannamei di Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo (Rupiah) Koefisien variasi merupakan perbandingan antara risiko yang harus ditanggung petani dengan jumlah pendapatan yang akan diperoleh sebagai hasil dan sejumlah modal yang ditanam dalam proses produksi. Semakin besar nilai koefisien variasi ini menunjukan bahwa risiko yang harus ditanggung petani semakin besar dibanding dengan keuntungannya. Sebelum mengukur koefisien variasi harus mencari pendapatan rata-rata usahatani pembesaran udang vannamei dan simpangan bakunya. Secara statistik risiko dapat dihitung dengan menggunakan ukuran keragaman (variance) atau simpangan baku (standar deviation), secara matematis dirumuskan sebagai berikut: V 2 = Keterangan : V 2 = Keragaman Ei = Pendapatan yang diterima usahatani pembesaran udang vannamei di Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo (Rupiah). E = Pendapatan rata-rata usahatani udang vannamei di Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo (Rupiah)

13 20 Keuntungan rata-rata usaha pembesaran udang vannamei dapat dihitung secara matematis dengan rumus sebagai berikut : Keterangan : n = Jumlah petani udang vannamei di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo (orang). Ei = Pendapatan yang diterima usahatani pembesaran udang vannamei di Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo (Rupiah). E = Pendapatan rata-rata usahatani udang vannamei di Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo (Rupiah) Sedangkan simpangan baku merupakan akar dari ragam, secara matematis sebagai berikut : Keterangan : V = Simpangan baku Untuk mengetahui batas bawah pendapatan usahatani pembesaran udang vannamei di Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo digunakan rumus : L = E 2V Keterangan: L = Batas bawah pendapatan usahatani pembesaran udang vannamei di Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo (Rupiah). V = Simpangan baku pendapatan usahatani pembesaran udang vannamei di Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo (Rupiah). E = Pendapatan rata-rata usahatani udang vannamei di Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo (Rupiah)

14 21 Semakin besar nilai CV menunjukan bahwa risiko yang harus ditanggung semakin besar. Nilai CV 0,5 atau L 0 menyatakan bahwa petani akan selalu terhindar dari kerugian. Nilai CV > 0,5 atau L < 0 berarti ada peluang akan menderita kerugian. C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah Usaha pembesaran udang vannamei (Litopenaeus vannamei) adalah usaha yang dilakukan petani untuk membesarkan udang vannamei mulai dari benih udang sampai udang yang siap konsumsi dengan berat rata-rata 18 gram/ekor. Usaha pembesaran udang vannamei mempuyai tujuan untuk pendapatan bagi keluarga petani udang vannamei. Besarnya pendapatan ini dapat digunakan untuk menilai keberhasilan petani udang vannamei) di dalam mengelola usahanya. Usaha pembesaran udang vannamei dikatakan berhasil atau tidak ditentukan oleh biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh dalam satu musim. Usaha pembesaran udang vannamei) tidak terlepas dari prinsip ekonomi dimana segala tindakan dilakukan dengan pertimbangan antara biaya yang harus dikeuarkan dengan pendapatan yang akan diterima. Proses pembesaran udang vannamei dilakukan selama 3 bulan dan akan menimbulkan biaya (cost). Biaya terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Penjumlahan biaya tetap dan variabel adalah biaya total usaha pembesaran udang vannamei. Biaya tetap merupakan biaya yang tidak tergantung pada tingkat output. Biaya tetap yang dikeluarkan dalam usaha pembesaran udang vannamei di Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo adalah biaya penyusutan peralatan. Biaya variabel merupakan biaya yang berubah ubah sesuai dengan perubahan output. Biaya variabel yang dikeluarkan dalam usaha pembesaran udang vannamei) di Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo adalah adalah biaya pengadaan saprodi (benih udang vannamei, pakan udang vannamei, kapur, dan probiotik serta vitamin), biaya tenaga kerja, biaya iuran desa, biaya oli, dan biaya listrik, serta biaya makan tenaga kerja.

15 22 Penerimaan dalam usaha pembesaran udang adalah besarnya produksi udang vannamei yang dihasilkan dikalikan dengan harga jual udang vannamei Selisih antara penerimaan dan biaya total akan diperoleh pendapatan usaha pembesaran udang vannamei. Selain pendapatan, dalam analisis usaha dilakukan dengan mengukur tingkat profitabilitas. Profitabilitas merupakan hasil bagi antara keuntungan/pendapatan dengan biaya total. Usaha pembesaran udang vannamei di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo selain berusaha mencapai keuntungan yang besar, efisiensi usahatani juga harus dipertimbangkan oleh petani udang vannamei.. Efisiensi usaha dapat dihitung dengan menggunakan R/C rasio, yaitu perbandingan antara besarnya penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan untuk berproduksi. Dalam menjalankan usaha untuk memperoleh keuntungan, petani akan menghadapi risiko atas kegiatan usaha tersebut. Risiko merupaka suatu investasi dapat diartikan sebagai probabilitas tidak tercapainya tingkat keuntungan yang diharapkan. Risiko yang terdapat dalam usaha pembesaran udang vannamei adalah risiko harga dan dan risiko produksi. Dalam penelitian ini, variabel risiko harga dan produksi tidak diamati, melainkan dapat dihitung dengan ukuran keragaman (variance) dan simpangan baku (standar deviation). Koefien variasi adalah perbandingan antara risiko yang harus ditanggung petani pembesaran udang vannamei dengan jumlah keuntungan rata-rata yang akan diperoleh sebagai hasil dan sejumlah modal yang ditanamkan pada proses produksi pembesaran udang vannamei. Kerangka teori pendekatan masalah dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:

16 23 Usaha Pembesaran Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) di Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo Risiko Harga Risiko Produksi Input : 1. Benih Udang Vannamei 2. Pakan Udang Vannamei Proses pembesaran udang vannamei output Biaya Tetap : - Biaya penyusutan peralatan Biaya Variabel : - Biaya tenaga kerja (dalam dan luar) - Biaya pengadaan saprodi seperti : benih udang, pakan udang, dan lain-lain (probiotik dan kapur serta vitamin) - Biaya listrik - Biaya oli - Biaya BBM - Biaya makan TK - Biaya Iuran Wajib Risiko Harga Harga Udang vannamei Biaya Total Penerimaan Total Profitabilitas Keuntungan Efisiensi Risiko Keterangan : = Variabel-variabel yang diamati pada penelitian ini = Variabel-variabel yang berpengaruh pada penelitian ini tetapi tidak diamati. Gambar 1. Skema Kerangka Teori Pendekatan Masalah Analisis Usahatani Pembesaran Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei)

17 24 D. Hipotesis 1. Diduga usaha pembesaran udang vannamei di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo menguntungkan dan profitabel. 2. Diduga usahatani pembesaran udang vannamei di Kabupaten Purworejo sudah efisien. 3. Diduga usahatani pembesaran udang vannamei yang dijalankan di Kabupaten Purworejo mempunyai resiko. E. Asumsi 1. Petani bertindak rasional untuk memperoleh pendapatan yang maksimal. 2. Keseluruhan output dijual. 3. Harga produksi udang vannamei dan harga faktor produksi tidak berubah selama periode penelitian. 4. Keseluruhan input/ saprodi yang digunakan dalam usahatani pembesaran udang vannamei diperoleh dari pembelian. F. Pembatasan Masalah 1. Data yang diambil pada usaha pembesaran udang vannamei di Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo dibatasi data pembesaran udang vannamei antara bulan Oktober 2015 sampai bulan Desember Petani tambak yang dimaksud yaitu petani yang melakukan usaha pembesaran udang vannamei dengan kriteria petani yang melakukan minimal 1 tahun usaha budidaya Purworejo. G. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel di Kecamatan Ngombol Kabupaten 1. Usaha pembesaran udang vannamei (Litopenaeus vannamei) adalah usaha untuk membesarkan udang vannamei mulai dari benih udang sampai menjadi udang yang siap konsumsi dengan berat rata-rata 18 gram/ekor yang dilakukan di Kecamatan Ngombol kabupaten Purworejo. 2. Analisis usaha adalah analisis terhadap kelangsungan suatu usaha dengan meninjau dari berbagai hal yang meliputi : biaya, penerimaan, keuntungan, profitabilitas, dan efisiensi, serta besarnya risiko.

18 25 3. Udang vannamei adalah udang air payau yang dapat hidup di salinitas yang rendah yaitu 0,1-60 ppt (part per thousand). 4. Petani udang vannamei) adalah seseorang yang melakukan usaha pembesaran udang vannamei di Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo minimal 1 tahun. 5. Biaya total usaha pembesaran udang vannamei merupakan seluruh nilai korbanan yang dikeluarkan untuk proses usahatani pembesaran udang vannamei meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya total dihitung dengan menjumlahkan biaya tetap dan biaya variabel. 6. Biaya tetap usaha pembesaran udang vannamei merupakan biaya yang digunakan dalam proses pembesaran udang vannamei yang besarnya tidak dipengaruhi jumlah udang vannamei yang dihasilkan dan dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp). Biaya tetap dalam penelitian adalah penyusutan peralatan. 7. Biaya penyusutan merupakan pengurangan nilai barang-barang modal karena barang modal tersebut dipakai dalam proses produksi atau karena faktor waktu, yang dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp). Biaya penyusutan peralatan meliputi penyusutan pipa paralon, pipa besi, bambu, genset, waring, bambu patok, daun kincir, dan mesin diesel, serta bangunan. Biaya penyusutan peralatan adalah dengan mengurangi nilai awal peralatan dikurangi nilai akhir peralatan dibagi umur ekonomis peralatan. 8. Biaya variabel usaha pembesaran udang vannamei merupakan biaya yang digunakan dalam proses pembesaran udang vannamei yang besarnya berubah tergantung dari jumlah udang vannamei yang dipanen, yang dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp). Biaya variabel dalam penelitian ini meliputi : a. Biaya tenaga kerja baik tenaga kerja keluarga maupun tenaga kerja luar b. Biaya pengadaan sarana produksi yang berupa pakan udang, benih udang, kapur, probiotik dan vitamin.

19 26 c. Biaya listrik berupa biaya yang dikeluarkan untuk penerangan di tambak. d. Biaya Oli berupa biaya pergantian oli satu kali dalam satu musim. e. Biaya BBm berupa biaya yang dikeluarkan untum membeli bensin dan solar. f. Biaya makan tenaga kerja berupa biaya yang dikeluarkan untuk biaya makan Tenaga kerja g. Biaya iuran wajib berupa biaya yang dikeluarkan ke desa pada saat setelah panen udang. 9. Output merupakan hasil dari proses budidaya pembesaran udang vannamei, yaitu udang vannamei yang siap panen dan siap dijual. 10. Harga udang vannamei adalah nilai rupiah dari udang vannamei yang dijual pada saat bulan Oktober-Desember Harga udang ditentukan berdasarkan jumlah ekor udang dalam 1 kilogram udang. 11. Penerimaan usahatani (gross farm income) didefinisikan sebagai nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Penerimaan dihitung dengan mengalikan antara jumlah produksi udang vannamei dengan harga per kilogram udang vannamei yang dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp). 12. Pendapatan adalah nilai lebih (profit) yang didapatkan oleh petani dari usahatani yang dijalankan. Pendapatan usaha pembesaran udang vannamei dihitung dengan mencari selisih antara penerimaan total dengan biaya total usaha pembesaran udang vannamei yang dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp). 13. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Profitabilitas dihitung dengan membandingkan antara keuntungan dengan biaya total usaha pembesaran udang vannamei yang dinyatakan dalam satuan persen (%). 14. Efisiensi adalah ukuran yang menunjukkan bagaimana baiknya sumbersumber daya ekonomi digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output. Efisiensi usaha pebesaran udang vannamei dihitung

20 27 dengan membandingkan antara penerimaan usaha pembesaran udang vannamei dengan biaya yang dikeluarkan dalam usaha pembesaran udang vannamei yang dinyatakan dalam angka. Kriteria R/C sebagai berikut : R/C > 1 berarti usaha yang dijalankan sudah efisien R/C = 1 berarti usaha yang dijalankan dalam kondisi impas (tidak untung dan tidak rugi) R/C < 1 berarti usaha yang dijalankan belum efisien 15. Risiko usaha pembesaran udang vannamei adalah kemungkinan merugi yang dihadapi usaha pembesaran udang vannamei yang dapat diperhitungkan terlebih dahulu, dinyatakan dalam angka. Cara mengukur risiko usaha pembesaran udang vannamei adalah dengan menggunakan perhitungan koefisien variasi (CV) dan batas bawah pendapatan (L). 16. Koefisien variasi (CV) adalah hasil bagi antara simpangan baku dengan keuntungan rata-rata usaha pembesaran udang vannamei. 17. Batas bawah pendapatan (L) adalah pengurangan antara keuntungan ratarata usaha pembesaran udang vannamei dan dua kali dari simpangan baku usaha pembesaran udang vannamei. 18. Kriteria yang digunakan adalah apabila nilai CV 0,5 atau L 0 menyatakan bahwa usaha pembesaran udang vannamei akan selalu terhindar dari kerugian. Apabila nilai CV > 0,5 atau L < 0 berarti ada peluang kerugian yang akan diterima petani dalam melakukan usaha pembesaran udang vannamei.

KERANGKA PENDEKATAN TEORI

KERANGKA PENDEKATAN TEORI II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Udang Vannamei Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu jenis udang yang memiliki pertumbuhan cepat dan nafsu makan tinggi, namun

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. banyak dikembangkan untuk membantu produksi udang dalam negeri. Bersama jenis

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. banyak dikembangkan untuk membantu produksi udang dalam negeri. Bersama jenis II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Udang Vanname Udang vanname merupakan salah satu jenis udang tambak yang saat ini banyak diminati untuk dibudidayakan. Udang ini memiliki kelebihan

Lebih terperinci

Kajian Biaya, Penerimaan & Keuntungan Usahatani

Kajian Biaya, Penerimaan & Keuntungan Usahatani Kajian Biaya, Penerimaan & Keuntungan Usahatani I. Pendahuluan Setiap kegiatan pada proses produksi dalam usahatani menimbulkan pengorbanan hasil yg diperoleh Korbanan yang dicurahkan dalam proses produksi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian, 44 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar Konsep dasar merupakan pengertian mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian, mencakup: Usahatani

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Udang adalah komoditas unggulan perikanan budidaya yang berprospek cerah. Udang termasuk komoditas

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dari Afrika. Tahun 1969, ikan nila pertama kali didatangkan dari Taiwan ke Balai

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dari Afrika. Tahun 1969, ikan nila pertama kali didatangkan dari Taiwan ke Balai II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pembesaran ikan nila Ikan nila merupakan salah satu komoditi penting perikanan budidaya air tawar di Indonesia. Ikan ini bukan asli perairan Indonesia,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan merupakan suatu rancangan kerja penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan konsep dan teori dalam menjawab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pulahenti, Kecamatan Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara. Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio). III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis penelitian ini meliputi konsep usahatani, biaya usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis sp) DI KOLAM AIR DERAS DI KABUPATEN KLATEN

ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis sp) DI KOLAM AIR DERAS DI KABUPATEN KLATEN 1 NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis sp) DI KOLAM AIR DERAS DI KABUPATEN KLATEN JURUSAN/ PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERTANIAN / AGROBISNIS Oleh : Ratih Ayu Dwi Ratnawati

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Usaha Budidaya Udang Usaha budidaya udang merupakan suatu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh petambak atau petani ikan dengan menggabungkan sumberdaya (lahan, tenaga

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pengalaman berusaha, dan status kepemilikan lahan penambak. Usaha tambak merupakan usaha yang membutuhkan tenaga yang banyak.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pengalaman berusaha, dan status kepemilikan lahan penambak. Usaha tambak merupakan usaha yang membutuhkan tenaga yang banyak. V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Penambak Udang Identitas penambak merupakan suatu yang penting dalam usaha tambak, karena petambak merupakan faktor utama dalam mengatur usaha udang vanname, jika penambak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Penelitian Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive method), yaitu di Kecamatan Duduksampeyan Kabupaten Gresik. Alasan

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012 ABSTRAK

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012 ABSTRAK ANALISIS USAHA PEMBENIHAN GURAMI (Oshpronemus gouramy Lacepede.) DI DESA KALIURIP KECAMATAN BENER KABUPATEN PURWOREJO Praasto Bayu Irawan, Zulfanita dan Istiko Agus Wicaksono Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Usahatani Usahatani (wholefarm) adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola input atau faktor-faktor produksi (tanah,

Lebih terperinci

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH DENGAN SISTEM PANEN HIJAU DAN SISTEM PANEN MERAH (Kasus Pada Petani Cabai di Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya) Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Tinjauan Pustaka Ubi kayu atau Manihot esculenta termasuk familia Euphorbiaceae, genus Manihot yang terdiri dari 100 spesies. Ada dua tipe tanaman ubi kayu yaitu tegak (bercabang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan alur berfikir dalam melakukan penelitian berdasarkan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Komparatif Usaha Tambak Udang Pada Musim Hujan Dan Kemarau Di Desa

METODE PENELITIAN. Komparatif Usaha Tambak Udang Pada Musim Hujan Dan Kemarau Di Desa III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian yang berjudul Studi Komparatif Usaha Tambak Udang Pada Musim Hujan Dan Kemarau Di Desa Keburuhan, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Karakteristik Pembudidaya dan Keragaan Kegiatan Budidaya Ikan di KJA Jatiluhur

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Karakteristik Pembudidaya dan Keragaan Kegiatan Budidaya Ikan di KJA Jatiluhur BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Pembudidaya dan Keragaan Kegiatan Budidaya Ikan di KJA Jatiluhur Karakteristik pembudidaya ikan KJA di Jatiluhur dilihat dari umur, pengalaman dan pendidikan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tahun Budidaya Laut Tambak Kolam Mina Padi

I. PENDAHULUAN. Tahun Budidaya Laut Tambak Kolam Mina Padi 1 A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Indonesia memiliki lahan perikanan yang cukup besar. Hal ini merupakan potensi yang besar dalam pengembangan budidaya perikanan untuk mendukung upaya pengembangan perekonomian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pantai mencapai km dengan luas wilayah laut sebesar 7,7 juta km 2

BAB I PENDAHULUAN. pantai mencapai km dengan luas wilayah laut sebesar 7,7 juta km 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki panjang garis pantai mencapai 104.000 km dengan luas wilayah laut sebesar 7,7 juta km 2 (Pusat Data, Statistik dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk 28 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasiona Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai Analisis Pendapatan Usahatani Ubi Jalar ini dilakukan di Desa Gunung Malang yang berada di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka Kopi (Copea spp.) dikenal sebagai bahan minuman yang memiliki aroma harum, rasa nikmat yang khas, serta dipercaya memiliki

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya

METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 26 A. Metode Penelitian 1. Sasaran Penelitian BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Sasaran penelitian adalah para petani berstatus pemilik maupun penyewa yang mengusahakan tanaman padi semi organik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian survey. Dalam penelitian ini data yang diperlukan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Pengertian Usahatani Rifai (1973) dalam Purba (1989) mendefinisikan usahatani sebagai pengorganisasian dari faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, modal dan manajemen,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara 65 LAMPIRAN 66 Lampiran 1. Kuisioner Survei Analisis Nilai Ekonomi Tambak Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian No: Waktu: Hari/Tanggal: A. Identitas Responden / Informan 1. Nama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pertanian Organik Ada dua pemahaman umum tentang pertanian organik menurut Las,dkk (2006)

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah 1. Persiapan kolam Di Desa Sendangtirto, seluruh petani pembudidaya ikan menggunakan kolam tanah biasa. Jenis kolam ini memiliki

Lebih terperinci

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Lahan Pasir Pantai Lahan pasir pantai merupakan tanah yang mengandung lempung, debu, dan zat hara yang sangat minim. Akibatnya, tanah pasir mudah mengalirkan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produk total (TP) adalah jumlah total yang diproduksi selama periode waktu tertentu. Jika jumlah semua input kecuali satu faktor

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu

II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Penelitian Gaol (2011) yang berjudul Analisis Luas Lahan Minimum untuk Peningkatan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Desa Cinta Damai, Kecamatan Percut Sei Tuan,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Usahatani Usahatani adalah proses pengorganisasian faktor-faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja, modal dan pengelolaan yang diusahakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan ribuan pulau yang mempunyai potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di Indonesia telah memberikan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Usahatani Definisi usahatani ialah setiap organisasi dari alam, tenaga kerja dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan III. METODELOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep Ekonomi 3.1.1. Fungsi Produksi Dalam proses produksi terkandung hubungan antara tingkat penggunaan faktor-faktor produksi dengan produk atau hasil yang akan diperoleh.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Setiap petani dalam pengelolaan usahataninya mempunyai tujuan yang berbedabeda. Ada tujuannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang disebut usahatani subsisten,

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Peternakan adalah kegiatan usaha dalam memanfaatkan kekayaan alam biotik

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Peternakan adalah kegiatan usaha dalam memanfaatkan kekayaan alam biotik II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Usaha Kerbau Peternakan adalah kegiatan usaha dalam memanfaatkan kekayaan alam biotik berupa ternak dengan cara produksi untuk memenuhi perkembangan kebutuhan hidup manusia dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) DI DESA PAGAK KECAMATAN NGOMBOL KABUPATEN PURWOREJO

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) DI DESA PAGAK KECAMATAN NGOMBOL KABUPATEN PURWOREJO ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) DI DESA PAGAK KECAMATAN NGOMBOL KABUPATEN PURWOREJO Fadhilah Kusumawardhani/20130220122 Dr. Ir. Sriyadi, MP/ Ir. Diah Rina Kamardiani,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA 39 Buana Sains Vol 12 No 2: 39-44, 2012 ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA Asnah 1) dan L. Latu 2) 1)Fakultas Pertanian, Universitas Tribhuwana Tunggadewi, Malang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Pemilihan lokasi dilakukan dengan pertimbangan Kecamatan Telaga

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya) ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya) Oleh: Ade Epa Apriani 1, Soetoro 2, Muhamad Nurdin Yusuf 3 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Usahatani Ilmu usahatani pada dasarnya memperhatikan cara-cara petani memperoleh dan memadukan sumberdaya (lahan, kerja, modal, waktu,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Petani dan Usahatani Menurut Hernanto (1995), petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan kehidupannya di bidang pertanian

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi

III. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis berisi teori dan konsep kajian ilmu yang akan digunakan dalam penelitian. Teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui tingkat pendapatan usahatani tomat dan faktor-faktor produksi yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang benar tentang konsep agribisnis itu sendiri. Sering ditemukan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang benar tentang konsep agribisnis itu sendiri. Sering ditemukan bahwa 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep Agribisnis Semakin bergemanya kata agribisnis ternyata belum diikuti dengan pemahaman yang benar tentang konsep agribisnis itu sendiri. Sering

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) PADA KARAMBA JARING APUNG DI KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) PADA KARAMBA JARING APUNG DI KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) PADA KARAMBA JARING APUNG DI KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI Hesty Suryanti, Minar Ferichani, dan Suprapto Program Studi Agribisnis Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI (Glycine max L.) VARIETAS ORBA (Suatu Kasus pada Kelompoktani Cikalong di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Oleh: Apang Haris 1, Dini Rochdiani

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Produksi Penelitian ini akan mengukur bagaimana dampak penggunaan faktorfaktor produksi terhadap risiko produksi yang ditunjukkan dengan adanya variasi hasil produksi.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor, 26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Organisasi Produksi Usahatani Menurut Rivai dalam Hernanto (1989) mendefinisikan usahatani sebagai organisasi dari alam, kerja dan modal

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar) ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar) Oleh: Alek Hermawan 1, Dini Rochdiani 2, Tito Hardiyanto 3 1)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. luas dan garis pantai yang panjang menjadi daya dukung yang sangat baik untuk

I. PENDAHULUAN. luas dan garis pantai yang panjang menjadi daya dukung yang sangat baik untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor perikanan adalah sektor yang prospektif di Indonesia. Laut yang luas dan garis pantai yang panjang menjadi daya dukung yang sangat baik untuk pengembangan sektor

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. konsep efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi, serta konsep penerimaan,

III. KERANGKA PEMIKIRAN. konsep efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi, serta konsep penerimaan, III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan acuan alur berfikir dalam menjalankan penelitian. Penelitian ini mencakup fungsi produksi dan elastisitas,

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN Tri Santoso, Uswatun Hasanah, dan Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AYAM KAMPUNG DI DISTRIK SEMANGGA KABUPATEN MERAUKE. Ineke Nursih Widyantari 1) ABSTRACT

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AYAM KAMPUNG DI DISTRIK SEMANGGA KABUPATEN MERAUKE. Ineke Nursih Widyantari 1) ABSTRACT Agricola, Vol 5 (1), Maret 2015, 4754 pissn : 2088 1673., eissn 23547731 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AYAM KAMPUNG DI DISTRIK SEMANGGA KABUPATEN MERAUKE Ineke Nursih Widyantari 1) Surel: inekeenwe@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Budidaya Perikanan Pengertian budidaya perikanan dalam arti sempit adalah usaha memelihara ikan yang sebelumnya hidup secara liar di alam menjadi ikan peliharaan. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH Analisis pendapatan pada usaha budidaya udang galah akan menjelaskan apakah usaha yang dilakukan menguntungkan (profitable) atau tidak yaitu dengan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Usahatani Usahatani didefinisikan sebagai satuan organisasi produksi di lapangan pertanian dimana terdapat unsur lahan yang mewakili

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan acuan alur pikir dalam melakukan penelitian berdasarkan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan data telah dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2011 di Desa Ringgit Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Propinsi Jawa Tengah dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Di Indonesia, tanaman jagung sudah dikenal sekitar 400 tahun yang lalu, didatangkan oleh orang Portugis dan Spanyol. Daerah sentrum produksi jagung di Indonesia

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Peneilitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Ternak Cibinong yang bermitra dengan CV Tunas Mekar Farm (TMF) di Kecamatan Ciluar, Kabupaten Bogor, Provinsi

Lebih terperinci

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. merambat yang dalam bahasa Inggris disebut Water Mellon. Berasal dari

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. merambat yang dalam bahasa Inggris disebut Water Mellon. Berasal dari II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Semangka merupakan tanaman buah berupa herba yang tumbuh merambat yang dalam bahasa Inggris disebut Water Mellon. Berasal dari daerah kering tropis dan

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis) ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Ciamis) Oleh : Didin Saadudin 1, Yus Rusman 2, Cecep Pardani 3 13 Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2 Fakultas

Lebih terperinci

I. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. bertujuan untuk pemenuhan ketersediaan ikan melalui proses budidaya. Selain itu,

I. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. bertujuan untuk pemenuhan ketersediaan ikan melalui proses budidaya. Selain itu, I. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan pustaka 1. Kelompok usaha perikanan Usaha perikanan merupakan salah bentuk dari upaya pelestarian ikan, yang bertujuan untuk pemenuhan ketersediaan ikan melalui

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN Agricola, Vol 4 (1), Maret 2014, 1-7 p-issn : 2088-1673., e-issn 2354-7731 ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) Surel: untari_83@yahoo.com

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil TINJAUAN PUSTAKA Ayam Broiler Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil budidaya teknologi peternakan yang memiliki karakteristik ekonomi dengan ciri khas pertumbuhan yang cepat,

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. sangat baik, karena produk yang dihasilkan mempunyai nilai gizi yang tinggi yang

BAB III MATERI DAN METODE. sangat baik, karena produk yang dihasilkan mempunyai nilai gizi yang tinggi yang 12 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha ternak ayam petelur merupakan usaha yang mempunyai prospek sangat baik, karena produk yang dihasilkan mempunyai nilai gizi yang tinggi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK 1 ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK FARMING ANALYSIS OF PADDY IN KEMUNINGMUDA VILLAGE BUNGARAYA SUB DISTRICT SIAK REGENCY Sopan Sujeri 1), Evy Maharani

Lebih terperinci

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL Analisis aspek finansial digunakan untuk menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan. Analisis aspek finansial dapat memberikan perhitungan secara kuantatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Tanaman kopi rakyat sebagian besar merupakan tanaman tua, tanaman semaian dari bibit tanaman lokal

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK UDANG

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK UDANG ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK UDANG (Studi Kasus : Desa Sei Meran, Kec. Pangkalan Susu, Kab. Langkat ) Rizky Hermawan Pulungan *), Lily Fauzia ** ), Emalisa ** ) * ) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dijelaskan dan dianalisis. Penelitian ini bersifat kuantitatif, karena dalam

METODE PENELITIAN. dijelaskan dan dianalisis. Penelitian ini bersifat kuantitatif, karena dalam III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif analisis merupakan suatu metode penelitian yang memusatkan pada pemecahan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi merupakan suatu proses transformasi atau perubahan dari dua atau lebih input (sumberdaya) menjadi satu atau lebih output

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penerimaan yang diperoleh petani kedelai, pendapatan dan keuntungan yang

III. METODE PENELITIAN. penerimaan yang diperoleh petani kedelai, pendapatan dan keuntungan yang III. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat kuantitatif, dalam pembahasannya lebih ditekankan pada biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi, input yang digunakan, penerimaan yang diperoleh

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Mula-mula

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Mula-mula III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Mula-mula mendeskripsikan identitas petani, teknik budidaya ikan nila, bawal, dan udang galah kemudian menganalisis besarnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Alam Indonesia sangat kaya akan aneka tanaman yang cocok dibonsaikan. Bahan bonsai sebaiknya berupa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang PENDAHULUAN Latar Belakang Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang sering diterapkan di pedesaan terutama di daerah yang memiliki potensi memelihara ayam broiler. Pola kemitraan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Sistem pertanian polikultur didefinisikan sebagai sebuah metode pertanian yang memadukan lebih dari 4 jenis tanaman lokal bernilai

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO Purwanto 1) dan Dyah Panuntun Utami 2) 1)Alumnus Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian 2) Dosen Program

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Ekonomi 3.1.1.1 Fungsi Produksi Dalam proses produksi terkandung hubungan antara tingkat penggunaan faktorfaktor produksi dengan produk

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI UDANG WINDU DAN UDANG VANNAMEI SECARA INTENSIVE DI DESA BEURAWANG KECAMATAN JEUMPA KABUPATEN BIREUEN

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI UDANG WINDU DAN UDANG VANNAMEI SECARA INTENSIVE DI DESA BEURAWANG KECAMATAN JEUMPA KABUPATEN BIREUEN ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI UDANG WINDU DAN UDANG VANNAMEI SECARA INTENSIVE DI DESA BEURAWANG KECAMATAN JEUMPA KABUPATEN BIREUEN Andika Mahasiswa Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani tembakau sendiri merupakan salah satu usahatani yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani tembakau sendiri merupakan salah satu usahatani yang memiliki 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Tembakau merupakan salah satu tanaman yang memberikan kontribusi besar kepada negara Indonesia yaitu sebagai salah satu penghasil devisa negara. Usahatani

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Efisiensi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Soeharjo dan Patong (1973:135-137) kemungkinan ada pendapatan yang besar itu diperoleh dari investasi yang berlebihan, karena itu analisa pendapatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Menurut sistematika secara taksonomi udang ini dibagi dalam : Kingdom : Animalia Subkingdom :

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI

ANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI ANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI (Oriza sativa L) DAN TERNAK ITIK PETELUR (Studi Kasus di Kelompok Mukti Tani Desa Banjarsari Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya) Oleh: Ai Indah Perwati, Dedi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat dengan responden para petani yang menggunakan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS PENDAPATAN

VII. ANALISIS PENDAPATAN VII. ANALISIS PENDAPATAN 7.1. Biaya Produksi Usahatani dianalisis dengan cara mengidentifikasikan penggunaan sarana produksi (input). Sarana produksi yang digunakan antara peternak mitra dan peternak non

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agribisnis Cabai Merah Cabai merah (Capsicum annuum) merupakan tanaman hortikultura sayursayuran buah semusim untuk rempah-rempah, yang di perlukan oleh seluruh lapisan masyarakat

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian mengenai analisis pendapatan usahatani dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi cabai merah keriting ini dilakukan di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi,

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pasir Gaok, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci