PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN 2 LANTAI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN 2 LANTAI"

Transkripsi

1 PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Dikerjakan oleh : HASTA SATRIYA WELDY I NUR ROHMAD I PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 0 i

2 HALAMAN PENGESAHAN PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN LANTAI TUGAS AKHIR Dikerjakan oleh : HASTA SATRIYA WELDY I NUR ROHMAD I Diperiksa dan disetujui, Dosen Pembimbing AGUS SETIYA BUDI, ST.MT NIP PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 0 ii

3 LEMBAR PENGESAHAN PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN LANTAI TUGAS AKHIR HASTA SATRIYA WELDY I Dikerjakan Oleh : NUR ROHMAD I Dipertahankan di depan tim penguji :. AGUS SETIYA BUDI, ST.MT : NIP Ir SLAMET PRAYITNO, MT : NIP Ir NOEGROHO DJARWATI, MT : NIP Mengetahui, Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS Disahkan, Ketua Program Studi D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil FT UNS Ir. BAMBANG SANTOSA., MT NIP ACHMAD BASUKI, ST., MT NIP iii

4 MOTTO Ø...Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan pada diri mereka sendiri... (Q.S. 3 :) Ø Sesungguhnya setiap amal perbuatan itu disertai dengan niat dan setiap orang mendapat balasan amal sesuai niatnya. Barang siapa yang berhijrah hanya karena Alloh maka hijrah itu akan menuju Alloh dan Rosul-Nya. Barang siapa hijrahnya karena dunia yang ia harapkan atau karena wanita yang ia ingin nikahi maka hijrah itu hanya menuju yang ia inginkan. (HR. Bukhori dan Muslim) Ø Orang harus cukup tegar untuk memaafkan kesalahan,cukup pintar untuk belajar dari kesalahan dan cukup kuat untuk mengoreksi kesalahan. (John Maxwell) Ø Segalanya dimulai dari dalam pikiran. Jika Anda berpikir kalah, maka Anda akan kalah cepat atau lambat. Sang pemenang adalah orang yang berfikir bahwa dia pasti menang. Untuk itu yakinlah dan percaya diri. (Napoleon Hill) Ø Weakness of attitude becomes weakness of character. (Albert Einstein) iv

5 PERSEMBAHAN Alhamdulillah puji syukur tiada terkira kupanjatkan kehadirat Illahi Robbi, pencipta alam semesta yang telah memberikan rahmat, hidayah serta anugerah yang tak terhingga. Serangkai Budi Penghargaan Dibalik tabir pembuatan episode Tugas Akhir Ribuan terima kasih untuk Bapak dan Ibu yang tak henti-hentinya mendoakan, mendidikku tak pernah jemu dan selalu menaburkan pengorbanan dengan kasih sayang. Tanpa maaf dan restumu hidupku tak menentu. Buat kakak dan adikku yang selalu menyemangatiku... Rekan-rekan Sipil Gedung khususnya angkatan 009 Sanset,Ipoel,Chris_8,Epleh_jaya,Rachman, Aris_Patrix, Riezzad_Rh,Arrieg, Ridlo_Tj,Ilham,Moslem_Engineering, Widi_Coy,Khoiril N.I.R,Zigot_3, Senow,Shendy N.P., Romy, Yulie f.a., Bensoe soe, Sukma n Sinta, Regki, Icank Lampard, Fendy, Nyanyun, Afif, Bandi_T, Ricky Thankz guyz for your support n any help that make it done v

6 PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SWALAYAN LANTAI ini dengan baik. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penyusun banyak menerima bimbingan, bantuan dan dorongan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :. Segenap pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta staf.. Segenap pimpinan Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta staf. 3. Segenap pimpinan Program D-III Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta staf. 4. Agus Setiya Budi., ST selaku dosen pembimbing Tugas Akhir atas arahan dan bimbingannya selama dalam penyusunan Tugas Akhir ini. 5. Edy Purwanto, ST, MT selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingannya. 6. Orang Tua, keluarga, rekan D-III Teknik Sipil Gedung angkatan 009. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran maupun masukan yang membawa kearah perbaikan dan bersifat membangun sangat penyusun harapkan. Semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya. Surakarta, Juli 0 vi Penyusun

7 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN.... MOTTO... PERSEMBAHAN... PENGANTAR.... DAFTAR ISI.... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL... Hal i ii iv v vi vii xiv xvii xix BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang.... Maksud dan Tujuan Kriteria Perencanaan....4 Peraturan-Peraturan Yang Berlaku... 3 BAB DASAR TEORI. Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan 4.. Sistem Bekerjanya Beban 7..3 Provisi Keamanan Perencanaan Atap Perencanaan Kuda-kuda Perhitungan Alat Sambung....3 Perencanaan Tangga....4 Perencanaan Plat Lantai Perencanaan Balok... 5 vii

8 .6 Perencanaan Portal Perencanaan Kolom Perencanaan Pondasi... 0 BAB 3 PERENCANAAN ATAP 3. Rencana Atap Dasar Perencanaan Perencanaan Gording Perencanaan Pembebanan Perhitungan Pembebanan Kontrol Terhadap Tegangan Kontrol Terhadap Lendutan Perencanaan Jurai Perhitungan Panjang Batang Jurai Perhitungan Luasan Jurai Perhitungan Pembebanan Jurai Perencanaan Profil Jurai Perhitungan Alat Sambung Perencanaan Setengah Kuda-Kuda Perhitungan Panjang Batang Setengah Kuda-kuda Perhitungan Luasan Setengah Kuda-kuda Perhitungan Pembebanan Setengah Kuda-kuda Perencanaan Profil Setengah Kuda-kuda Perhitungan Alat Sambung Perencanaan Kuda-kuda Trapesium Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Trapesium Perhitungan Luasan Kuda-kuda Trapesium Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Trapesium Perencanaan Profil Kuda-kuda Trapesium Perhitungan Alat Sambung viii

9 3.6 Perencanaan Kuda-kuda Utama A ( KKA ) Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda A Perhitungan Luasan Setengah Kuda-kuda Utama A Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama A Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama A Perhitungan Alat Sambung Perencanaan Jurai B Perhitungan Panjang Batang Jurai Perhitungan Luasan Jurai Perhitungan Pembebanan Jurai Perencanaan Profil Jurai Perhitungan Alat Sambung Perencanaan Setengah Kuda-kuda B Perhitungan Panjang Batang Setengah Kuda-kuda Perhitungan Luasan Setengah Kuda-kuda Perhitungan Pembebanan Setengah Kuda-kuda Perencanaan Profil Setengah Kuda-kuda Perhitungan Alat Sambung Perencanaan Kuda-kuda Utama B (KKB) Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Utama B Perhitungan Luasan Kuda-kuda Utama B Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama B Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama B Perhitungan Alat Sambung BAB 4 PERENCANAAN TANGGA 4. Uraian Umum Data Perencanaan Tangga Perhitungan Tebal Plat Equivalent dan Pembebanan Perhitungan Tebal Plat Equivalent Perhitungan Beban.. 6 ix

10 4.4 Perhitungan Tulangan Pada Bordes Perhitungan Tulangan Tumpuan Perhitungan Tulangan Lapangan Perencanaan Balok Bordes Pembebanan Balok Bordes Perhitungan Tulangan Lentur Perhitungan Tulangan Geser Perhitungan Tulangan Pada Tangga Perhitungan Tulangan Tumpuan Perhitungan Tulangan Lapangan Perhitungan Pondasi Tangga Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi Perhitungan Tulangan Lentur Perhitungan Tulangan Geser BAB 5 PERENCANAAN PLAT 5. Perencanaan Plat Lantai Perhitungan Pembebanan Plat Lantai Perhitungan Momen Penulangan Plat Lantai Penulangan Lapangan Arah x Penulangan Lapangan Arah y Penulangan Tumpuan Arah x Penulangan Tumpuan Arah y Rekapitulasi Tulangan Perencanaan Plat Atap Perhitungan Pembebanan Plat Perhitungan Momen Plat Atap Penulangan Plat Atap Penulangan Lapangan Arah x Penulangan Lapangan Arah y x

11 5.6 Penulangan Tumpuan Arah x Penulangan Tumpuan Arah y Rekapitulasi Tulangan BAB 6 BALOK ANAK 6. Perencanaan Balok Anak Perhitungan Lebar Equivalen Lebar Equivalent Balok Anak Pembebanan Balok Anak as ( B-D ) as (F-H) Pembebanan Perhitungan Tulangan Pembebanan Balok Anak as 3 ( D F ) Pembebanan Perhitungan Tulangan Pembebanan Balok Anak as 4 ( A D ) Pembebanan Perhitungan Tulangan Pembebanan Balok Anak as 6 ( D E ) Pembebanan Perhitungan Tulangan Pembebanan Balok Anak as A ( 4-6 ) Pembebanan Perhitungan Tulangan Pembebanan Balok Anak as C ( - 3 ) Pembebanan Perhitungan Tulangan Pembebanan Balok Anak as D ( - ) Pembebanan Perhitungan Tulangan Pembebanan Balok Anak as E ( - 3 ) Pembebanan xi

12 6.9. Perhitungan Tulangan Pembebanan Balok Anak as D ( 6-7 ) Pembebanan Perhitungan Tulangan Pembebanan Balok Anak as E ( 9-0 ) Pembebanan Perhitungan Tulangan BAB 7 PORTAL 7. Perencanaan Portal Dasar Perencanaan Perencanaan Pembebanan Perhitungan Luas Equivalen Untuk Plat Lantai Perhitungan Pembebanan Balok Perhitungan Pembebanan Balok Memanjang Perhitungan Pembebanan Balok Melintang Perhitungan pembebanan Ring Balk Perhitungan pembebanan Sloof Perhitungan Tulangan Lentur Ring Balk dan Canopi Depan Perhitungan Tulangan Geser Ring Balk Penulangan Balok Portal Perhitungan Tulangan Lentur Balok Portal Memanjang Perhitungan Tulangan Geser Balok Portal Memanjang Perhitungan Tulangan Lentur Balok Portal Melintang Perhitungan Tulangan Geser Balok Portal Melintang Penulangan Kolom Perhitungan Tulangan Lentur Kolom Perhitungan Tulangan Geser Kolom Perhitungan Tulangan Lentur Kolom Perhitungan Tulangan Lentur Kolom Perhitungan Tulangan Geser Kolom xii

13 7.0 Penulangan Sloof Hitungan Tulangan Lentur Sloof Perhitungan Tulangan Geser Sloof Hitungan Tulangan Lentur Sloof tanpa dinding Perhitungan Tulangan Geser Sloof BAB 8 PERENCANAAN PONDASI 8. Data Perencanaan Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi Perhitungan Kapasitas Dukung Pondasi Perhitungan Tulangan Lentur Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi Perhitungan Kapasitas Dukung Pondasi Perhitungan Tulangan Lentur Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi Perhitungan Kapasitas Dukung Pondasi Perhitungan Tulangan Lentur... 3 BAB 9 RENCANA ANGGARAN BIAYA 9. Rencana Anggaran Biaya Data Perencanaan Perhitungan Volume Pekerjaan Persiapan Pekerjaan Tanah Pekerjaan Pondasi Pekerjaan Beton Pekerjaan Pemasangan Bata Merah dan Plesteran Pekerjaan Pemasangan Kusen dan Pintu Aluminium Pekerjaan Atap Pekerjaan Plafon xiii

14 9.3.9 Pekerjaan Keramik Pekerjaan Sanitasi Pekerjaan Instalasi Air Pekerjaan Instalasi Listrik Pekerjaan Pengecatan dan lain-lain... 3 BAB 0 REKAPITULASI 0. Perencanaan Atap Perencanaan Tangga Penulangan Tangga Perencanaan Plat Perencanaan Balok Anak Perencanaan Portal Perencanaan Pondasi Footplat PENUTUP DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiv

15 DAFTAR GAMBAR Gambar 3. Rencana Atap.... Pembebanan Gording Untuk Beban Mati... 4 Pembebanan Gording Untuk Beban Hidup... 5 Pembebanan Gording Untuk Beban Angin... 5 Gambar 3. Rangka Batang Jurai... 8 Gambar 3.3 Luasan Atap Jurai Gambar 3.4 Luasan Plafon Jurai... 3 Gambar 3.5 Pembebanan Jurai Akibat Beban Mati Gambar 3.6 Pembebanan Jurai Akibat Beban Angin Gambar 3.7 Rangka Batang Setengah Kuda - Kuda Gambar 3.8 Luasan Atap Setengah Kuda - Kuda Gambar 3.9 Luasan Plafon Gambar 3.0 Pembebanan setengah kuda kuda Akibat Beban Mati Gambar 3. Pembebanan setengah kuda-kuda Akibat Beban Angin Gambar 3. Rangka Batang Kuda Kuda Trapesium Gambar 3.3 Luasan Atap Kuda - Kuda Trapesium Gambar 3.4 Luasan Plafon Kuda - Kuda Trapesium Gambar 3.5 Pembebanan Kuda - Kuda Trapesium Akibat Beban Mati... 7 Gambar 3.6 Pembebanan Kuda- Kuda Trapesium Akibat Beban Angin. 79 Gambar 3.7 Rangka Batang Kuda Kuda Utama A Gambar 3.8 Luasan Atap Kuda - Kuda Utama A Gambar 3.9 Luasan Plafon Kuda - Kuda Utama A Gambar 3.0 Pembebanan Kuda - Kuda Utama A Akibat Beban Mati Gambar 3. Pembebanan Kuda- Kuda Utama A Akibat Beban Angin Gambar 3. Rangka Batang Jurai B... Gambar 3.3 Luasan Atap Jurai B Gambar 3.4 Luasan Plafon Jurai B Gambar 3.5 Pembebanan Jurai B Akibat Beban Mati Gambar 3.6 Pembebanan Jurai B Akibat Beban Angin xiv Hal

16 Gambar 3.7 Rangka Batang Setengah Kuda-kuda... 7 Gambar 3.8 Luasan Atap Setengah Kuda-kuda... 8 Gambar 3.9 Luasan Plafon... 9 Gambar 3.30 Pembebanan Setengah Kuda-kuda Akibat Beban Mati Gambar 3.3 Pembebanan Setengah Kuda-kuda Akibat Beban Angin Gambar 3.3 Panjang Batang Kuda-kuda B... 4 Gambar 3.33 Luasan Atap Kuda-kuda Utama B Gambar 3.34 Luasan Plafon Kuda-kuda Utama B Gambar 3.35 Pembebanan Kuda-kuda Utama B Akibat Beban Mati Gambar 3.36 Pembebanan Kuda-kuda Utama B Akibat Beban Angin Gambar 4. Detail Tangga Gambar 4. Tebal Eqivalen Gambar 4.3 Rencana Tumpuan Tangga Gambar 4.4 Bidang Momen Tangga Gambar 4.5 Pondasi Tangga Gambar 5. Denah Plat lantai Gambar 5. Plat Tipe A Gambar 5.3 Plat Tipe B Gambar 5.4 Plat Tipe C Gambar 5.5 Plat Tipe D Gambar 5.6 Plat Tipe E Gambar 5.7 Plat Tipe F... 8 Gambar 5.8 Plat Tipe G... 8 Gambar 5.9 Plat Tipe H... 8 Gambar 5.0 Perencanaan Tinggi Efektif Gambar 5. Perencanaan Plat Atap (canopi) Gambar 5. Plat Tipe C Gambar 5.3 Perencanaan Tinggi Efektif... 9 Gambar 6. Area Pembebanan Balok Anak Lantai Gambar 6. Lebar Equivalen Balok Anak as ( B-D ) as (F-H) Gambar 6.3 Lebar Equivalen Balok Anak as 3 ( D F ) Gambar 6.4 Lebar Equivalen Balok Anak as 4 ( A D )... 0 xv

17 Gambar 6.5 Lebar Equivalen Balok Anak as 6 ( D E )... 5 Gambar 6.6 Lebar Equivalen Balok Anak as A ( 4 6 )... 0 Gambar 6.7 Lebar Equivalen Balok Anak as C ( 3 )... 6 Gambar 6.8 Lebar Equivalen Balok Anak as D ( )... 3 Gambar 6.9 Lebar Equivalen Balok Anak as E ( 3 ) Gambar 6.0 Lebar Equivalen Balok Anak as D ( 6 7 )... 4 Gambar 6. Lebar Equivalen Balok Anak as E ( 9 0 ) Gambar 7. Gambar Denah Portal Gambar 7. Luas Equivalen Gambar 8. Perencanaan Pondasi Gambar 8. Perencanaan Pondasi Gambar 8.3 Perencanaan Pondasi xvi

18 DAFTAR TABEL Tabel. Koefisien Reduksi Beban hidup... 6 Tabel. Faktor Pembebanan U... 8 Tabel.3 Faktor Reduksi Kekuatan ø... 9 Tabel 3. Kombinasi Gaya Dalam Pada Gording... 6 Tabel 3. Perhitungan Panjang Batang Jurai... 8 Tabel 3.3 Rekapitulasi Pembebanan Jurai Tabel 3.4 Perhitungan Beban Angin Jurai... 4 Tabel 3.5 Rekapitulasi Gaya Batang Jurai... 4 Tabel 3.6 Rekapitulasi Perencanaan Profil Jurai Tabel 3.7 Perhitungan Panjang Batang Setengah Kuda-Kuda Tabel 3.8 Rekapitulasi Pembebanan Setengah Kuda-Kuda Tabel 3.9 Perhitungan Beban Angin Setengah Kuda-Kuda Tabel 3.0 Rekapitulasi Gaya Batang Setengah Kuda-Kuda Tabel 3. Rekapitulasi Perencanaan Profil Setengah Kuda-Kuda Tabel 3. Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Trapesium Tabel 3.3 Rekapitulasi Pembebanan Kuda-kuda Trapesium Tabel 3.4 Perhitungan Beban Angin Kuda-kuda Trapesium Tabel 3.5 Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-kuda Trapesium Tabel 3.6 Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Trapesium Tabel 3.7 Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Utama A Tabel 3.8 Rekapitulasi Beban Mati Kuda-kuda Utama A Tabel 3.9 Perhitungan Beban Angin Kuda-kuda Utama A... 0 Tabel 3.0 Rekapitulasi Gaya Batang pada Kuda-kuda Utama A Tabel 3. Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama A Tabel 3. Panjang Batang Pada Jurai B... Tabel 3.3 Rekapitulasi Pembebanan Jurai B... 9 Tabel 3.4 Perhitungan Beban Angin Jurai B... 0 Tabel 3.5 Rekapitulasi Gaya Batang Jurai B... 0 Tabel 3.6 Rekapitulasi Perencanaan Profil Jurai B... 6 xvii Hal

19 Tabel 3.7 Perhitungan Panjang Batang Setengah Kuda-kuda... 7 Tabel 3.8 Rekapitulasi Pembebanan Setengah Kuda-kuda Tabel 3.9 Perhitungan Beban Angin Setengah Kuda-kuda Tabel 3.30 Rekapitulasi Gaya Batang Setengah Kuda-kuda Tabel 3.3 Rekapitulasi Perencanaan Profil Setengah Kuda-kuda... 4 Tabel 3.3 Perhitungan Panjang Batang Setengah Kuda-kuda Utama B... 4 Tabel 3.33 Rekapitulasi Beban Mati Kuda-kuda Utama B Tabel 3.34 Perhitungan Beban Angin Kuda-kuda Utama B... 5 Tabel 3.35 Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-kuda Utama B... 5 Tabel 3.36 Rekapitulasi Perencanaan profil Kuda-kuda Utama B Tabel 5. Perhitungan Plat Lantai Tabel 5. Penulangan Plat Lantai Tabel 5.3 Penulangan Plat Atap Tabel 6. Hitungan Lebar Equivalen Tabel 7. Hitungan Lebar Equivalen Tabel 7. Rekapitulasi Hitungan Pembebanan Portal Memanjang... 6 Tabel 7.3 Rekapitulasi Hitungan Pembebanan Portal Melintang Tabel 7.4 Rekapitulasi Hitungan Pembebanan Sloof Melintang... 7 Tabel 7.5 Rekapitulasi Hitungan Pembebanan Sloof Memanjang... 7 xviii

20 DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL A Luas penampang batang baja (cm ) A Beban atap B Luas penampang (m ) AS Luas tulangan tekan (mm ) AS Luas tulangan tarik (mm ) B C D D Def E E e F F c Fy g h H Lebar penampang balok (mm) Baja Profil Canal Diameter tulangan (mm) Beban mati Tinggi efektif (mm) Modulus elastisitas(m) Beban gempa Eksentrisitas (m) Beban akibat berat dan tekanan fluida Kuat tekan beton yang disyaratkan (Mpa) Kuat leleh yang disyaratkan (Mpa) Percepatan grafitasi (m/dt) Tinggi total komponen struktur (cm) Tebal lapisan tanah (m) I Momen Inersia (mm ) L L M Mu N Nu Panjang batang kuda-kuda (m) Beban hidup Harga momen (kgm) Momen berfaktor (kgm) Gaya tekan normal (kg) Beban aksial berfaktor P Gaya batang pada baja (kg) q Beban merata (kg/m) q Tekanan pada pondasi ( kg/m) R Beban air hujan xix

21 S Spasi dari tulangan (mm) T Pengaruh kombinasi suhu,rangkak,susut dan perbedaan penurunan U Faktor pembebanan V Kecepatan angin ( m/detik ) Vu Gaya geser berfaktor (kg) W Beban Angin (kg) Z Lendutan yang terjadi pada baja (cm) f Diameter tulangan baja (mm) q Faktor reduksi untuk beton r Ratio tulangan tarik (As/bd) s Tegangan yang terjadi (kg/cm 3 ) w Faktor penampang xx

22 Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai BAB PENDAHULUAN.. Latar Belakang Pesatnya perkembangan dunia teknik sipil menuntut bangsa Indonesia untuk dapat menghadapi segala kemajuan dan tantangan. Hal itu dapat terpenuhi apabila sumber daya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia memiliki kualitas pendidikan yang tinggi, Karena pendidikan merupakan sarana utama bagi kita untuk semakin siap menghadapi perkembangan ini. Dalam hal ini bangsa Indonesia telah menyediakan berbagai sarana guna memenuhi sumber daya manusia yang berkualitas. Sehingga Program D III Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret sebagai salah satu lembaga pendidikan dalam merealisasikan hal tersebut memberikan Tugas Akhir sebuah perencanaan gedung bertingkat dengan maksud agar dapat menghasilkan tenaga yang bersumber daya dan mampu bersaing dalam dunia kerja... Maksud dan Tujuan Dalam menghadapi pesatnya perkembangan jaman yang semakin modern dan berteknologi, serta semakin derasnya arus globalisasi saat ini, sangat diperlukan seorang teknisi yang berkualitas. Khususnya dalam ini adalah teknik sipil, sangat diperlukan teknisi-teknisi yang menguasai ilmu dan keterampilan dalam bidangnya. Program D III Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai lembaga pendidikan bertujuan untuk menghasilkan ahli teknik yang berkualitas, bertanggungjawab, kreatif dalam menghadapi masa depan serta dapat mensukseskan pembangunan nasional di Indonesia. Bab I Pendahuluan

23 Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai Program D III Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta memberikan Tugas Akhir dengan maksud dan tujuan :. Mahasiswa dapat merencanakan suatu konstruksi bangunan yang sederhana sampai bangunan bertingkat.. Mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengetahuan, pengertian dan pengalaman dalam merencanakan struktur gedung. 3. Mahasiswa diharapkan dapat memecahkan suatu masalah yang dihadapi dalam perencanaan suatu struktur gedung..3. Kriteria Perencanaan. Spesifikasi Bangunan a. Fungsi Bangunan : Swalayan b. Luas Bangunan : 46 m c. Jumlah Lantai : lantai d. Tinggi Lantai : 4,00 m e. Konstruksi Atap : Rangka kuda-kuda baja f. Penutup Atap : Genteng g. Pondasi : Foot Plat. Spesifikasi Bahan a. Mutu Baja Profil : BJ 37 ( leleh 400 kg/cm ) ( ijin 600 kg/cm ) b. : 5 MPa c. Mutu Baja Tulangan (fy) : Polos : 40 MPa. Ulir : 390 Mpa. d. Tegangan Ijin Tanah : kg/cm e. Berat Jenis Tanah :,7 t/m 3 Bab I Pendahuluan

24 Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai 3.4. Peraturan-Peraturan Yang Berlaku a. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SNI b. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SNI c. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung ( PPIUG 983). d. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI 984). Bab I Pendahuluan

25 Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai BAB DASAR TEORI. Dasar Perencanaan.. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun beban khusus yang bekerja pada struktur bangunan tersebut. Beban-beban yang bekerja pada struktur dihitung menurut Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 983, beban - beban tersebut adalah :. Beban Mati (qd) Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian penyelesaian, mesin mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian tak terpisahkan dari gedung itu.untuk merencanakan gedung ini, beban mati yang terdiri dari berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung adalah : a) Bahan Bangunan :. Beton bertulang kg/m 3. Pasir basah kg/m 3 3. Pasir kering kg/m 3 4. Beton biasa kg/m 3 b) Komponen Gedung :. Dinding pasangan batu merah setengah bata kg/m 3. Langit langit dan dinding (termasuk rusuk rusuknya, tanpa penggantung langit-langit atau pengaku),terdiri dari : - semen asbes (eternit) dengan tebal maximum 4 mm... kg/m - kaca dengan tebal 3 4 mm... 0 kg/m Bab Dasar Teori 4

26 Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai 5 3. Penutup atap genteng dengan reng dan usuk kg/m 4. Penutup lantai dari tegel, keramik dan beton (tanpa adukan) per cm tebal... 4 kg/m 5. Adukan semen per cm tebal... kg/m. Beban Hidup (ql) Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghuni atau penggunaan suatu gedung, termasuk beban beban pada lantai yang berasal dari barang barang yang dapat berpindah, mesin mesin serta peralatan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan pembebanan lantai dan atap tersebut. Khususnya pada atap, beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan (PPIUG 983). Beban hidup yang bekerja pada bangunan ini disesuaikan dengan rencana fungsi bangunan tersebut. Beban hidup untuk bangunan gedung toko ini terdiri dari : Beban atap kg/m Beban tangga dan bordes kg/m Beban lantai untuk toko kg/m Berhubung peluang untuk terjadi beban hidup penuh yang membebani semua bagian dan semua unsur struktur pemikul secara serempak selama unsur gedung tersebut adalah sangat kecil, maka pada perencanaan balok induk dan portal dari sistem pemikul beban dari suatu struktur gedung, beban hidupnya dikalikan dengan suatu koefisien reduksi yang nilainya tergantung pada penggunaan gedung yang ditinjau, seperti diperlihatkan pada tabel.. Bab Dasar Teori

27 6 Tabel. Koefisien reduksi beban hidup Penggunaan Gedung PERUMAHAN: Rumah sakit / Poliklinik PENDIDIKAN: Sekolah, Ruang kuliah PENYIMPANAN : Gudang, Perpustakaan TANGGA : Perdagangan, penyimpanan Sumber : PPIUG 983 Koefisien Beban Hidup untuk Perencanaan Balok Induk 0,75 0,90 0,80 0,90 3. Beban Angin (W) Beban Angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara (kg/m ). Beban Angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan negatif (hisapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang yang ditinjau. Besarnya tekanan positif dan negatif yang dinyatakan dalam kg/m ini ditentukan dengan mengalikan tekanan tiup dengan koefisien koefisien angin. Tekan tiup harus diambil minimum 5 kg/m, kecuali untuk daerah di laut dan di tepi laut sampai sejauh 5 km dari tepi pantai. Pada daerah tersebut tekanan hisap diambil minimum 40 kg/m. Untuk daerah didekat laut dan didaerah lain dimana terdapat kecepatan angin lebih besar dari pada daerah tertentu,maka tekanan tiup (P) dapat dihitung dengan menggunakan rumus : V P 6 ( kg/m ) Di mana V adalah kecepatan angin dalam m/det, yang harus ditentukan oleh instansi yang berwenang. Sedangkan koefisien angin ( + berarti tekanan dan berarti isapan ), untuk gedung tertutup :. Dinding Vertikal a) Di pihak angin ,9 b) Di belakang angin ,4

28 7. Atap segitiga dengan sudut kemiringan a) Di pihak angin : < ,0-0,4 65 < < ,9 b) Di belakang angin, untuk semua ,4... Sistem Bekerjanya Beban Bekerjanya beban untuk bangunan bertingkat berlaku sistem gravitasi, yaitu elemen struktur yang berada di atas akan membebani elemen struktur di bawahnya, atau dengan kata lain elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih besar akan menahan atau memikul elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih kecil. Dengan demikian sistem bekerjanya beban untuk elemen elemen struktur gedung bertingkat secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut : beban pelat lantai didistribusikan terhadap balok anak dan balok portal, beban balok portal didistribusikan ke kolom dan beban kolom kemudian diteruskan ke tanah dasar melalui pondasi...3. Provisi Keamanan Dalam pedoman beton PPIUG 983, struktur harus direncanakan untuk memiliki cadangan kekuatan untuk memikul beban yang lebih tinggi dari beban normal. Kapasitas cadangan ini mencakup faktor pembebanan (U), yaitu untuk memperhitungkan pelampauan beban dan faktor reduksi ( ), yaitu untuk memperhitungkan kurangnya mutu bahan di lapangan. Pelampauan beban dapat terjadi akibat perubahan dari penggunaan untuk apa struktur direncanakan dan penafsiran yang kurang tepat dalam memperhitungkan pembebanan. Sedang kekurangan kekuatan dapat diakibatkan oleh variasi yang merugikan dari kekuatan bahan, pengerjaan, dimensi, pengendalian dan tingkat pengawasan.

29 8 Tabel. Faktor Pembebanan U No. KOMBINASI BEBAN FAKTOR U. D,4 D. D, L, A,R, D +,6 L + 0,5 (A atau R) 3. D,L,W, A, R, D +,0 L,6 W + 0,5 (A atau R) 4. D, W 0,9 D,6 W 5. D,L,E, D +,0 L,0 E 6. D,E 0,9 D,0 E 7. D,F,4 ( D + F ) 8. D,T,L,A,R, ( D+ T ) +,6 L + 0,5 ( A atau R ) Sumber : SNI Keterangan : D Beban mati L Beban hidup W Beban angin A Beban atap R Beban air hujan E Beban gempa T Pengaruh kombinasi suhu, rangkak, susut dan perbedaan penurunan F Beban akibat berat dan tekanan fluida yang diketahui dengan baik berat jenis dan tinggi maksimumnya yang terkontrol.

30 9 Tabel.3 Faktor Reduksi Kekuatan No Kondisi gaya Faktor reduksi ( ) Lentur, tanpa beban aksial Beban aksial, dan beban aksial dengan lentur : a. Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur b. Aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur : Komponen struktur dengan tulangan spiral Komponen struktur lainnya Geser dan torsi Tumpuan beton 0,80 0,8 0,7 0,65 0,75 0,65 Sumber : SNI Karena kandungan agregat kasar untuk beton struktural seringkali berisi agregat kasar berukuran diameter lebih dari cm, maka diperlukan adanya jarak tulangan minimum agar campuran beton basah dapat melewati tulangan baja tanpa terjadi pemisahan material sehingga timbul rongga-rongga pada beton. Sedang untuk melindungi dari karat dan kehilangan kekuatannya dalam kasus kebakaran, maka diperlukan adanya tebal selimut beton minimum. Beberapa persyaratan utama pada SNI adalah sebagai berikut : a. Jarak bersih antara tulangan sejajar yang selapis tidak boleh kurang dari d b atau 5 mm, dimana d b adalah diameter tulangan. b. Jika tulangan sejajar tersebut diletakkan dalam dua lapis atau lebih, tulangan pada lapisan atas harus diletakkan tepat diatas tulangan di bawahnya dengan jarak bersih tidak boleh kurang dari 5 mm.

31 0 Tebal selimut beton minimum untuk beton yang dicor setempat adalah: a) Untuk pelat dan dinding 0 mm b) Untuk balok dan kolom 40 mm c) Beton yang berhubungan langsung dengan tanah atau cuaca 50 mm.. Perencanaan Atap... Perencanaan Kuda-Kuda. Pembebanan Pada perencanaan atap ini, beban yang bekerja adalah : a. Beban mati b. Beban hidup c. Beban angin. Asumsi Perletakan a. Tumpuan sebelah kiri adalah Sendi. b. Tumpuan sebelah kanan adalah Rol. 3. Analisa struktur menggunakan program SAP Perencanaan tampang menggunakan peraturan SNI Perhitungan profil kuda-kuda a. Batang tarik Ag perlu P mak Fy An perlu 0,85.Ag An Ag-dt U x L Ae U.An Cek kekuatan nominal : Kondisi leleh Kondisi fraktur Pn 0,9. Ag. Fy Pn 0,75. Ag. Fu Pn P )

32 b. Batang tekan Ag perlu P mak Fy An perlu 0,85.Ag h tw 300 Fy c K. l r Fy E Apabila 0,5 <,43,6-0,67 c c,,5. c Rn (,. Fu. d. t) n Fcr P Rn Fy Pn. Ag. Fy Pn P... Perhitungan Alat Sambung Alat sambung yang digunakan adalah baut. Dalam PPBBI 984 pasal 8. butir dijelaskan bahwa tegangan-tegangan yang diijinkan dalam menghitung kekuatan baut-baut adalah sebagai berikut :

33 a.tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser 0,6. ijin b.tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan,5. ijin c.tebal pelat sambung 0,65 d d.kekuatan baut P geser. ¼.. d. geser P desak. d. tumpuan Untuk menentukan jumlah baut tiap sambungan menggunakan kekuatan baut terhadap tegangan geser atau desak yang memiliki hasil lebih kecil dengan cara beban maksimal yang ditahan oleh batang dibagi dengan kekuatan baut yang terkecil. Jarak antar baut ditentukan dengan rumus :,5 d S 7 d,5 d u 7 d,5 d S 3 d Dimana : d diameter alat sambungan s jarak antar baut arah Horisontal u jarak antar baut arah Vertikal s jarak antar baut dengan tepi sambungan.3. Perencanaan Tangga. Pembebanan : Beban mati Beban hidup : 300 kg/m. Asumsi Perletakan Tumpuan bawah adalah Jepit.

34 3 Tumpuan tengah adalah Sendi. Tumpuan atas adalah Jepit. 3. Analisa struktur menggunakan program SAP Perencanaan tampang menggunakan peraturan SNI Perhitungan untuk penulangan tangga : Mn Mu Dimana 0.8 M fy f ' c Mn Rn b.d m.m.rn fy b fc. fy fy max b min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min As ada. b. d M n M u dimana, 0, 80 f y m 0,85xf ' M Rn n bxd c m.m.rn fy

35 4 b fc. fy fy max b min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min As. b. d ada Luas tampang tulangan As. b. d.4. Perencanaan Plat Lantai As Luas tampang (mm ) rasio tulangan b lebar tampang terpendek (mm) b jarak serat tekan terluar ketitik berat tulangan tarik (mm). Pembebanan : Beban mati Beban hidup : 50 kg/m. Analisa struktur menggunakan tabel 3.3. PPIUG Perencanaan tampang menggunakan peraturan SNI Penulangan lentur dihitung analisa tulangan tunggal dengan langkah-langkah sebagai berikut : Mn Mu Dimana 0.8 M fy f ' c Mn Rn b.d m.m.rn fy b fc. fy fy max b

36 5 min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min As ada. b. d Luas tampang tulangan As. b. d.5. Perencanaan Balok As Luas tampang (mm ) rasio tulangan b lebar tampang terpendek (mm) b jarak serat tekan terluar ketitik berat tulangan tarik (mm). Pembebanan : Beban mati Beban hidup : 50 kg/m. Analisa struktur menggunakan program SAP Perencanaan tampang menggunakan peraturan SNI a. Perhitungan tulangan lentur : M n M u dimana, 0, 80 f y m 0,85xf ' M Rn n bxd c m.m.rn fy b fc. fy fy max b, 4 min fy min < < maks tulangan tunggal

37 6, 4 < min dipakai min fy > max tulangan rangkap b. Perhitungan tulangan geser : 0,75 V c 6 x f ' c xbxd Vc 0,75 x Vc Vc (perlu tulangan geser) V (perlu tulangan geser). Vc (perlu tulangan geser) 0,5. (perlu tulangan geser) Vs perlu Vu Vc ( pilih tulangan terpasang ) Vs ada ( Av. fyd. ) S ( pakai Vs perlu ) Tetapi jika terjadi Vu < Ø Vc, tidak perlu tulangan geser, tetapi hanya tulangan geser praktis.

38 7.6..Perencanaan Portal. Pembebanan : Beban mati Beban hidup : 50 kg/m. Analisa struktur menggunakan program SAP Perencanaan tampang menggunakan peraturan SNI a. Perhitungan tulangan lentur : M n M u dimana, 0, 80 f y m 0,85xf ' M Rn n bxd c m.m.rn fy b fc. fy fy max b min,4 fy min < < maks tulangan tunggal, 4 < min dipakai min fy, ,0036

39 8 b. Perhitungan tulangan geser : 0,75 V c 6 x f ' c xbxd Vc 0,75 x Vc. Vc ( perlu tulangan geser ) Vs perlu Vu Vc ( pilih tulangan terpasang ) Vs ada ( Av. fyd. ) S ( pakai Vs perlu ) Tetapi jika terjadi Vu < Ø Vc, maka harus selalu dipasang tulangan geser minimum, kecuali untuk :. Pelat dan fondasi telapak.. Konstruksi pelat perusuk. 3. Balok dengan tinggi total yang tidak lebih dari nilai terbesar di antara 50 mm,,5 kali tebal sayap atau 0,5 kali lebar badan..7. Perencanaan Kolom. Pembebanan : Beban aksial dan momen dari analisa struktur balok,plat lantai,dan atap akibat beban mati dan beban hidup. Analisa struktur menggunakan program SAP 000 a. Perhitungan tulangan lentur kolom Pn perlu Pu Dimana Ø 0,75 e Mu Pu e min 0,.h cb 600 d 600 fy. ab x cb

40 9 Pn b Pn perlu Pu ; 0,. f ' c. Ag Pn perlu Pu Pn perlu < Pn b Pn a 0,85. f ' c. b analisis keruntuhan tarik As Pnperlu h e fy d d' a luas tulangan penampang minimum: As t % Ag Sehingga, As Ast Menghitung jumlah tulangan n AS..(6) 4 b. Perhitungan tulangan geser kolom Vc Pu 4. Ag f ' c. b. d 6 Ø Vc 0,5 Ø Vc Vu < 0,5 Ø Vc > tanpa diperlukan tulangan geser.

41 0.8. Perencanaan Pondasi Dari data tanah pada kedalaman 00 cm didapat : c 00 kn/m ~ kg/cm Nc 5,7,7 t /m 3 ~ 0,007 kg/cm 3 0 o Nq,0 N 0,00 B,6 m ~00cm Keterangan: N, Nc,Nq didapat dari Tabel Faktor dukung Terzaghi Persamaan Terzaghi untuk pondasi berbentuk persegi : qu,3.c.nc + D..Nq + 0,4 B. N,3..5, ,007.,0 + 0,4.60.0,007.0,00 7,4 + 0,34 qu 7,75 kg/cm SF 3,5 qa qa qu SF 7,75 3,5 qa, kg/cm Dalam perencanaan struktur ini, pondasi yang digunakan adalah pondasi telapak (foot plat) yang termasuk pondasi dangkal alasanya karena merupakan bangunan lantai dan digunakan pada kondisi tanah dengan qa (tegangan geser ijin) antara :,5 -,00 kg/cm. Agar pondasi tidak mengalami penurunan yang signifikan, maka diperlukan daya dukung tanah yang memadai yaitu kemampuan tanah untuk menahan beban diatasnya tanpa mengakibatkan tanah tersebut runtuh. Adapun langkah-langkah perhitungan pondasi yaitu : a. Perhitungan tulangan lentur : Mu ½. qu. t f y m 0,85 xf ' c

42 M Rn n bxd m.m.rn fy b fc. fy fy max b min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min,4 fy, ,0036 As ada. b. d Luas tampang tulangan As Jumlah tulangan x Luas Tampang pondasi b. Perhitungan tulangan geser : V c 0,75 6 x f ' c xbxd Vc 0,75 x Vc. Vc ( perlu tulangan geser ) Vs perlu Vu Vc ( pilih tulangan terpasang ) Vs ada ( Av. fyd. ) S ( pakai Vs perlu ) Tetapi jika terjadi Vu < Ø Vc, maka harus selalu dipasang tulangan geser minimum, kecuali untuk :. Pelat dan fondasi telapak.. Konstruksi pelat perusuk. 3. Balok dengan tinggi total yang tidak lebih dari nilai terbesar di antara 50 mm,,5 kali tebal sayap atau 0,5 kali lebar badan.

43 Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai BAB 3 PERENCANAAN ATAP 3.. Rencana Atap Gambar 3.. Rencana Atap Keterangan : KU Kuda-kuda utama G Gording KT Kuda-kuda trapesium N Nok SK Setengah kuda-kuda utama L Lisplank TS Track Stank J Jurai Bab 3 Perencanaan Atap

44 Dasar Perencanaan Secara umum data yang digunakan untuk perhitungan rencana atap adalah sebagai berikut : a. Bentuk rangka kuda-kud : seperti tergambar. b. Jarak antar kuda-kuda : 5.00m c. Kemiringan atap ( ) : 30 d. Bahan gording : baja profil lip channelsin front to front arrangement ( ). e. Bahan rangka kuda-kuda : baja profil double siku sama kaki ( ). f. Bahan penutup atap : genteng. g. Alat sambung : baut-mur. h. Jarak antar gording :.7 m i. Bentuk atap : limasan. j. Mutu baja profil : Bj-37 leleh 400 kg/cm ) 3.. Perencanaan Gording Perencanaan Pembebanan Dicoba menggunakan gording dengan dimensi baja profil tipe lip channels/ kanal ( ) 50 x 30 x 0 x,3 pada perencanaan kuda- kuda dengan data sebagai berikut : a. Berat gording kg/m. f. t,3 mm b. I x 496 cm 4. g. Z x 66, cm 3. c. I y 35 cm 4. h. Z y 54,0 cm 3. d. h 50 mm e. b 30 mm

45 4 Kemiringan atap ( ) 30. Jarak antar gording (s).7 m. Jarak antar kuda-kuda utama 5.00 m. Jarak antara KU dengan KT 3,75 m. Pembebanan berdasarkan SNI , sebagai berikut : a. Berat penutup atap 50 kg/m. b. Beban angin 5 kg/m. c. Berat hidup (pekerja) 00 kg. d. Berat penggantung dan plafond 8 kg/m 3.. Perhitungan Pembebanan. Beban Mati (titik) y x q x q q y Berat gording kg/m Berat penutup atap (.7 x 50 ) 08.5 kg/m q 9.5 kg/m + q x q sin 9.5 x sin 30 59,75 kg/m. q y q cos 9.5 x cos 30 03,49 kg/m. M x / 8. q y. L / 8 x x 5 33,4 kgm. M y / 8. q x. L / 8 x x 5 86,7 kgm.

46 5. Beban hidup y x P x P P y P diambil sebesar 00 kg. P x P sin 00 x sin kg. P y P cos 00 x cos 30 86,60 kg. M x / 4. P y. L / 4 x 86,603 x kgm. M y / 4. P x. L / 4 x 50 x kgm. 3. Beban angin TEKAN HISAP Beban angin kondisi normal, minimum 5 kg/m. Koefisien kemiringan atap ( ) 30. ) Koefisien angin tekan (0,0 0,4) 0, ) Koefisien angin hisap 0,4 Beban angin : ) Angin tekan (W ) koef. Angin tekan x beban angin x / x (s +s ) 0, x 5 x ½ x (.7+.7) 0.85 kg/m. ) Angin hisap (W ) koef. Angin hisap x beban angin x / x (s +s ) 0,4 x 5 x ½ x (.7+.7) -.70 kg/m. Beban yang bekerja pada sumbu x, maka hanya ada harga M x : ) M x (tekan) / 8. W. L / 8 x 0.85 x 5 33,90 kgm. ) M x (hisap) / 8. W. L / 8 x -.70 x 5-67,8kgm.

47 6 Tabel 3.. Kombinasi Gaya Dalam pada Gording Momen Beban Beban Beban Angin Kombinasi Mati Hidup Tekan Hisap Maksimum Minimum M x 33, ,90-67,8 588,4 507,04 86, ,06 34,06 M y Kontrol Terhadap Tegangan Kontrol terhadap tegangan Maksimum Mx 588,4 kgm 5884 kgcm. My 34,06 kgm 3406 kgcm. M X Zy M Y Zx , , 94,86 kg/cm < 400 kg/cm Kontrol terhadap tegangan Minimum Mx 507,04 kgm kgcm. My 34,06 kgm 3406 kgcm. M X Zy M Y Zx , , 059,5 kg/cm < 400 kg/cm

48 Kontrol Terhadap Lendutan Di coba profil : 50 x 30 x 0 x,3 E, x 0 6 kg/cm qy.0349 kg/cm Ix 496 cm 4 Px 50 kg Iy 35 cm 4 Py 86,60 kg qx 0,5975 kg/cm Z ijin qx. L Zx 384. E. Iy PxL E. Iy 4 5.0,5975.(500) , , ,84 cm Zy 4 5. qy. l 384. E. Ix 3 Py. L 48. E. Ix 5.,0349.(500) x ,60.(500) 6 48 x.x ,04 cm Z Zx Zy ( 0,84) (,04),34 cm Z Z ijin,34 cm cm aman! Jadi, baja profil lip channels in front to front arrangement ( ) dengan dimensi ,3 aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk gording.

49 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai Perencanaan Jurai A ` Gambar 3.. Rangka Batang Jurai Perhitungan Panjang Batang Jurai Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.. Panjang Batang pada Jurai Nomer Batang Panjang Batang (m) -,36 3-8,43 9, ,43 8 0,54 9,43 0,083,43,083 3,43 Bab 3 Perencanaan Atap

50 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai 99 4,083 5,43 6,083 7,43 8,083 9,43 30,083 3, Perhitungan luasan jurai Gambar 3.3. Luasan Atap Jurai Bab 3 Perencanaan Atap

51 30 Panjang j ½.,7,085 m Panjang j ,085 m Panjang a,8 m 4,5 m,4 m 3,8 m Panj 0,47 m,34 m,4 m Panjang,88 m 0,47 m -9) -9) (½(,8+,4 ).,085)+(½( 4,5 + 3,8).,085),07 m -7 ) -7) ( ½ (,4+0,47).,085)+(½ (3,8+,34).,085) 8,4 m Luas (½ 4- o m) 3-5) -4) (½,085 0,47)+(½(,34+.4).,085) +(½(,88+,4),085) 6,m -3) (½ (,4 + 0,47).,085) 4,08 m j) (½ 0,47,085) 0,5 m

52 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai 33 Gambar 3.4. Luasan Plafon Jurai Panjang l ½.,87 0,94 m Panjang l ,94 m Panjang l 8-9 0,80 m Panjang dd 0,703 m Panjang s 4,5 m,7 m Panjang,75 m Panjang ff 0,35 m,64 m,875 m 3,5 m Panjang hh hq,65m Panjang, m o,7 m Panjang jj 0,703m Panjang kk 0,4 m Panjang hh hq,65m Panjang hh hq,65m Bab 3 Perencanaan Atap

53 3 Luas (½ (aa (0, )+ (½ (a u (0, ) (½ (,75 +,64).74 + (½ (4,5+ 3,5),74) 0,08 m Luas (½ (bb ).6-7) + (½ ( + c ).6-7) (½ (,64+,7) 0,94) + (½ (3,5+3,05)0,94) 4,4 m Luas (½ (.+ dd.4-5)+ ( + ).4-5) (½(,7+0,703)0,94+(½(3,05+,58) 0,94) 3,53 m Luas (½ (dd + ff.3-4) +(½( +f ).3-4) (½ (0,703+0,469) 0,94 ) +(½(,578+,09)0,94),53 m Luas (½ 0,5.3-4) +(½ -3)+(½ - 4) (½.0,34.0,47) +0.5(,+,64)0,94+0,5(,875+,64) 0,47 3,47 m Luas (½ hh. ii.3-4).½.(,64+,7)0,9 4 3,5m Luas 9(½( +jj.-3).½(0,703+,7)0,94,76m Luas (½ in -3).½(0,703+0,35)0,94 0,88 m Luas (½ kk.0,5.-.½(0,34.0,34) 0,

54 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai Perhitungan Pembebanan Jurai Data-data pembebanan : Berat gording kg/m Berat penutup atap 50 kg/m Berat plafon dan penggantung 8 kg/m Berat profil kuda-kuda 7,36 kg/m Gambar 3.5. Pembebanan jurai akibat beban mati a. Beban Mati ) Beban P a) Beban Gording berat profil gording (,88+3,75) 6,93 kg b) Beban Atap berat atap, kg Bab 3 Perencanaan Atap

55 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai 3434 c) Beban Plafon luasan L berat plafon 0,08 8 8,44 kg d) Beban Kuda-kuda ( btg7 + ½ btg ) berat profil kuda-kuda (,43+ ½.,36) 7,36 5,4 kg e) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 % 5,4 4,63 kg f) Beban Bracing 0% beban kuda-kuda 0 % 5,4,54 kg ) Beban P a) Beban Gording berat profil gording (0,94+,8) 4,5 kg b) Beban Atap berat atap 8, ,00 kg c) Beban Kuda-kuda ( btg 5 + 6) + ½ (btg 0 + ) berat profil kuda-kuda (x,43+,43) 7,36 3,6 kg d) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 % 3,6 9,49 kg e) Beban Bracing 0% beban kuda-kuda 0 % 3,6 3,6 kg 3) Beban P3 a) Beban Gording berat profil gording (,88+,88) 4,36 kg b) Beban Atap berat atap 6, kg Bab 3 Perencanaan Atap

56 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai 3535 c) Beban Kuda-kuda ( btg 4 + 3) + ½ (btg 4 + 5) berat profil kuda-kuda (x,43+,43) 7,36 3,6 kg d) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 % 3,6 9,49 kg e) Beban Bracing 0 % beban kuda-kuda 0 % 3,6 3,6 kg 4) Beban P4 a) Beban Gording berat profil gording (0,94+0,94) 0,68 kg b) Beban Atap berat atap kg c) Beban Kuda-kuda ( btg + ) + ½ (btg 9 + 8) berat profil kuda-kuda (x,43+,43) 7,36 3,6 kg d) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 % 3,6 9,86 kg e) Beban Bracing 0% beban kuda-kuda 0 % 3,6 3,6 kg 5) Beban P5 a) Beban Atap berat atap 0,5 50 5,50 kg b) Beban Kuda-kuda ( btg 0) + ½ (btg 9 + 3) berat profil kuda-kuda (,43+,43) 7,36,08 kg Bab 3 Perencanaan Atap

57 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai 3636 c) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 %,08 6,33 kg d) Beban Bracing 0% beban kuda-kuda 0 %,08, kg 6) Beban P6 a) Beban Plafon luasan berat plafon 0, 8 3,78 kg b) Beban Kuda-kuda ½ (btg ) berat profil kuda-kuda ½ (,43x3) 7,36 5,8 kg c) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 % 5,8 4,74 kg d) Beban Bracing 0% beban kuda-kuda 0 % 5,8,58 kg 7) Beban P7 a) Beban Plafon luasan berat plafon 0,88 8 5,84 kg b) Beban Kuda-kuda ( btg 30) + ½ (btg ) berat profil kuda-kuda (,43+ ½ x 3 x,43) 7,36 6,35 kg c) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 % 6,35 7,9 kg d) Beban Bracing 0% beban kuda-kuda 0 % 6,35,635 kg Bab 3 Perencanaan Atap

58 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai ) Beban P8 a) Beban Plafon luasan berat plafon,76 8 3,68 kg b) Beban Kuda-kuda ( btg 7) + ½ (btg ) berat profil kuda-kuda (,43+ ½ x 3 x,43) 7,36 6,35 kg c) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 % 6,35 7,9 kg d) Beban Bracing 0 % beban kuda-kuda 0 % 6,35,635kg 9) Beban P9 a) Beban Plafon luasan berat plafon 3,5 8 56,70 kg b) Beban Kuda-kuda ( btg 6) + ½ (btg ) berat profil kuda-kuda (,43+ ½ x 3 x,43) 7,36 6,35 kg c) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 % 6,35 7,9 kg d) Beban Bracing 0 % beban kuda-kuda 0 % 6,35,635kg 0) Beban P0 a) Beban Plafon luasan berat plafon 3,47 8 6,46 kg b) Beban Kuda-kuda ( btg 3) + ½ (btg ) berat profil kuda-kuda (,43+ ½ x 3 x,43) 7,36 6,35 kg Bab 3 Perencanaan Atap

59 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai 3838 c) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 % 6,35 7,9 kg d) Beban Bracing 0 % beban kuda-kuda 0 % 6,35,635kg ) Beban P a) Beban Plafon luasan berat plafon, ,54 kg b) Beban Kuda-kuda ( btg ) + ½ (btg3 + 4+) berat profil kuda-kuda (,43+ ½ x 3 x,43) 7,36 6,35 kg c) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 % 6,35 7,9 kg d) Beban Bracing 0 % beban kuda-kuda 0 % 6,35,635kg ) Beban P a) Beban Plafon luasan berat plafon 3, ,54 kg b) Beban Kuda-kuda (½. btg ) + ½ (btg ) berat profil kuda-kuda (0,663+ ½ x 3 x,43) 7,36 0,69 kg c) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 % 0,69 6,07 kg d) Beban Bracing 0 % beban kuda-kuda 0 % 0,69,069 kg Bab 3 Perencanaan Atap

60 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai ) Beban P3 a) Beban Plafon luasan berat plafon 44, 8 79,38 kg b) Beban Kuda-kuda ½ btg (8 + + ) berat profil kuda-kuda ½ (0,54 +,36 +,36) 8, 8,90 kg c) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 % 8,90 8,67 kg d) Beban Bracing 0% beban kuda-kuda 0 % 8,90,89kg Tabel 3.3. Rekapitulasi Pembebanan Jurai Beban Input Beban Beban Beban Beban Plat Beban Jumlah Kudakuda 000 SAP Beban Atap gording Bracing Penyambung Plafon Beban (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) ( kg ) P 603,5 6,93 5,4,54 4,63 8,44 868, P 407,00 4,5 3,6 3,6 9,49-489,5 57 P3 305,50 4,36 3,6 3,6 9,49-39,3 39 P4 04,00 0,68 3,6 3,6 9,49-68,95 69 P5 5,50 -,08, 6,33-55,0 56 P ,8,58 4,74 3,78 5,9 6 P ,35,635 7,9 5,84 5,73 53 P ,35,635 7,9 3,68 68,58 69 P ,35,635 7,9 56,70 93,40 94 P ,35,635 7,9 6,46 59,36 60 P - - 6,35,635 7,9 45,54 8,44 83 P - - 6,35,635 7,9 63,54 00,44 0 P ,90,89 8,67 79,38 6,8 7 b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P P P3 P4 P5 00 kg Bab 3 Perencanaan Atap

61 40 c. Beban Angin Perhitungan beban angin : Gambar 3.6. Pembebanan Jurai akibat Beban Angin Beban angin kondisi normal, minimum 5 kg/m. Koefisien angin tekan 0,0 0,40 (0,0 ) 0,40 0,04 a) W luasan koef. angin tekan beban angin,07 0,04 5,07 kg b) W luasan koef. angin tekan beban angin 8,4 0,04 5 8,4 kg c) W3 luasan koef. angin tekan beban angin 6, 0,04 5 6, kg d) W4 luasan koef. angin tekan beban angin 4,08 0,04 5 4,08 kg e) W5 luasan koef. angin tekan beban angin 0,5 0,04 5 0,5 kg

62 4 Tabel 3.4. Perhitungan Beban Angin Jurai Beban Wx (Untuk Input Wy (Untuk Input Beban (kg) Angin W.Cos (kg) SAP000) W.Sin (kg) SAP000) W,07,9 4,50 5 W 8,4 7,55 8 3,05 4 W3 6, 5,66 6,9 3 W ,78 4,53 W5 0,5 0,47 0,9 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang setengah kuda-kuda sebagai berikut : Tabel 3.5. Rekapitulasi Gaya Batang Jurai kombinasi Batang Tarik (+) (kg) Tekan (-) (kg) 99,87 99, , , ,7 6 69, , ,9 9 8,33 0 0,86 45,53 404, , , , ,7 7 08,69

63 4 8 40, ,66 0 4,86 850,4 74, , , , 6 445, , ,6 9 6, ,6 3 46, Perencanaan Profil Jurai a. Perhitungan profil batang tarik P maks. 99,87 kg F y F u 400 kg/cm (40 MPa) 3700 kg/cm (370 MPa) Kondisi leleh P maks..f y.ag Ag P maks..f y 99,87 0, ,46cm Kondisi fraktur P maks..f u.ae P maks..f u.an.u (U 0,75 didapat dari buku LRFD hal.39) An P m aks..f. U u 99,87 0, ,48 cm 0,75

64 43 i min L 40 3,6 40 0,55 cm Dicoba, menggunakan baja profil ,Ag 4,69 cm dan i,85 cm Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag 0,46 / 0,3 cm Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut,7 mm Diameter lubang,7 + 4,7 mm,47 cm Ag An + n.d.t (0,48/) +.,47.0,4 0,83 cm Ag yang menentukan 0,83cm Digunakan maka, luas profil 4,69 > 0,83 ( aman ) inersia,85 > 0,55 ( aman ) b. Perhitungan profil batang tekan P maks. 93,6 kg lk,083 m 08,3 cm Ag perlu P mak 93,6 Fy 0, ,55 cm Dicoba, menggunakan baja profil (Ag 4,69 cm ) Periksa kelangsingan penampang : b t Fy <,9 K.L r.08,3,6 47,9

65 44 c Fy E 47,9 3, ,53 0,5 c,,43,6-0,67 c,43,6-0,67. 0,53,5,43,6-0,67 c Fy Fcr Pn. Ag. Fcr P Pn.4,69.086, ,69 kg ,96,5 93,6 0, ,69 0,07 < Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut ( ),7 mm ( ½ inches) Diameter lubang 4,7 mm. Tebal pelat sambung ( ) 0,65. d b 0,65.,7 7,94 mm.

66 45 Menggunakan tebal plat 8 mm Tahanan geser baut P n m.(0,4.f ub ).An.(0,4.85).¼..,7 8356,43 kg/baut Tahanan tarik penyambung P n 0,75.f ub.an 7834, kg/baut Tahanan Tumpu baut : P n 0,75 (,4.fu.d b. t) 0,75 (,4.370.,7.9) 76,38 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu 76,38 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, n Pmaks. 93,6 0, 6 ~ buah baut P 76,38 tumpu Digunakan : buah baut Perhitungan jarak antar baut : a),5d S 3d Diambil, S,5 d b,5.,7 3,75 mm 30 mm b),5 d S 7d Diambil, S 5 d b 5.,7 63,5 mm 60 mm

67 46 b. Batang tarik Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut ( ),7 mm ( ½ inches ) Diameter lubang 4,7 mm. Tebal pelat sambung ( ) 0,65. d b Menggunakan tebal plat 8 mm Tahanan geser baut P n 0,65 x,7 7,94 mm. n.(0,4.f ub ).An Tahanan tarik penyambung P n.(0,4.85).¼..,7 8356,43 kg/baut 0,75.f ub.an Tahanan Tumpu baut : 7834, kg/baut P n 0,75 (,4.fu. d b t) 0,75 (,4.370.,7.9) 76,38 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu 76,38 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, n P P maks. geser 99,87 76,38 Digunakan : buah baut Perhitungan jarak antar baut : a),5d S 3d Diambil, S,5 d b,5.,7 3,75 mm 30 mm b),5 d S 7d Diambil, S 5 d b 5.,7 63,5 mm 60 mm 0,3~ buah baut

68 47 Tabel 3.6. Rekapitulasi Perencanaan Profil Jurai Nomer Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,7

69 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai Perencanaan Setengah Kuda-kuda A 4 + Gambar 3.7. Rangka Batang Setengah Kuda-kuda Perhitungan Panjang Batang Setengah Kuda-kuda Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.7. Perhitungan Panjang Batang pada Setengah Kuda-kuda Nomer Batang Panjang Batang - 0, , , ,54 9-3,083 Bab 3 Perencanaan Atap

70 Perhitungan luasan Setengah Kuda-kuda Gambar 3.8. Luasan Atap Setengah Kuda-kuda Panjang ak 8,30 m Panjang bj 7,03 m Panjang ci 4,70 m Panjang dh,8 m Panjang eg 0,94 m Panjang atap a b,0 m Panjang,7 m,085 m Panjang atap b c c d d,e,7 m Luas atap abjk ½ x (8,6 + 7,03) x,0 5,7 m Luas atap bcij ½ x (6,56 + 4,70) x,7, m

71 50 Luas atap cdhi ½ x (4,7 +,8) x,7 8,5 m Luas atap degh ½ x (,8 + 0,94) x,7 4,07 m Luas atap efg ½ x 0,94 x,085 0,5 m Gambar 3.9. Luasan Plafon Panjang as 8,30 m Panjang atap,74 m Panjang atap - 0,938 m Panjang br 7,03 m Panjang cq 6,094 m Panjang dp 5,56 m Panjang eo 4,9 m Panjang fn 3,8 m

72 5 Panjang gm Panjang hl Panjang ik,344 m,406 m 0,469 m Luas atap abrs ½ x (as + br ½ x (8,30 + 7,03) x,74 3,34 m Luas atap bcqr ½ x (br + cq ½ x (7,03 + 6,094) x 0,938 6,6m Luas atap cdpq ½ x (cq + dp ½ x (6, ,56) x 0,938 5,8 m Luas atap deop ½ x (dp + eo ½ x (5,56 + 4,9) x 0,938 4,40 m Luas atap efno ½ x (eo + fn ½ x (4,9 + 3,8) x 0,938 3,5 m Luas atap fgmn ½ x (fn + gm) x ½ x (3,8 +,344) x 0,938,64 m Luas atap ghlm ½ x (gm + hl) x ½ x (,344 +,406) x 0,938,76 m Luas atap hikl ½ x (hl + ik) x ½ x (, ,469) x 0,938 0,88 m Luas atap ijk ½ x ik x ½ x 0,469 x 0,469 0, m

73 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai Perhitungan Pembebanan Setengah Kuda-kuda Data-data pembebanan : Berat gording kg/m Berat penutup atap 50 kg/m Berat profil kuda - kuda 7,36 kg/m a. Beban Mati 4 Gambar 3.0. Pembebanan Setengah Kuda-kuda akibat Beban Mati ) Beban P a) Beban Gording berat profil gording panjang gording 7,50 8,50 kg b) Beban Atap luasan abjk berat atap 5, ,50 kg c) Beban Plafon luasan abjk berat plafon 3, , kg d) Beban Kuda-kuda ½ btg ( + 7) berat profil kuda-kuda Bab 3 Perencanaan Atap

74 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai 5353 ½ (0,938 +,083) 7,36 7,44 kg e) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 % 7,44,3 kg f) Beban Bracing 0% beban kuda-kuda 0 % 7,44 0,744 kg ) Beban P a) Beban Gording berat profil gording panjang gording x 5,63 6,93 kg b) Beban Atap luasan bcij berat atap, 50 6,00 kg c) Beban Kuda-kuda btg(6 + 5)+ ½ btg (3 + ) berat profil kuda-kuda ( x,083)+ ½ (x,83) 7, kg d) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 % 3,6 6,98 kg e) Beban Bracing 0% beban kuda-kuda 0 % 3,6,36 kg 3) Beban P3 a) Beban Gording berat profil gording panjang gording x 3,75 4,5 kg b) Beban Atap luasan cdhi berat atap 8, ,50 kg c) Beban Kuda-kuda btg(4+ 3)+ ½ btg (4 + 5 ) berat profil kuda-kuda ( x,083)+ ½ (x,83) 7, kg d) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda Bab 3 Perencanaan Atap

75 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai % 3,6 6,98 kg 30 % 3,6 6,98 kg e) Beban Bracing 0% beban kuda-kuda 0 % 3,6,36 kg 4) Beban P4 a) Beban Gording berat profil gording panjang gording,88 0,68 kg b) Beban Atap luasan degh berat atap 4, ,50 kg f) Beban Kuda-kuda btg( + )+ ½ btg (9 + 8 ) berat profil kuda-kuda ( x,083)+ ½ (x,83) 7, kg c) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 % 3,6 6,98 kg d) Beban Bracing 0% beban kuda-kuda 0 % 3,6,36kg 5) Beban P5 a) Beban Atap luasan efg berat atap 0,5 50 5,5 kg b) Beban Kuda-kuda (½ btg 0 + btg 5) berat profil kuda-kuda (½,083 +,083) 7,36 6,00 kg c) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 % 6,00 0,80 kg d) Beban Bracing 0% beban kuda-kuda 0 % 6,00 0,60 kg Bab 3 Perencanaan Atap

76 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai ) Beban P6 a) Beban Plafon luasan ijk berat plafon 0, 8,98 kg b) Beban Kuda-kuda (btg 3+½ (btg 9 + 8)) berat profil kuda-kuda (,083+½ (,083 +,083)) 7,36 5,94 kg c) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 % 5,94 4,78 kg d) Beban Bracing 0% beban kuda-kuda 0 % 5,94,59 kg 7) Beban P7 a) Beban Plafon luasan hikl berat plafon 0,88 8 5,84 kg b) Beban Kuda-kuda (btg 30+ ½ btg ( ) ) berat profil kuda-kuda (,083+ ½ (,083x3)) 7,36 9,95 kg c) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 % 9,95 5,99 kg d) Beban Bracing 0% beban kuda-kuda 0 % 9,95,00 kg 8) Beban P8 a) Beban Plafon luasan ghlm berat plafon,76 8 3,36 kg b) Beban Kuda-kuda (btg7+b½ btg ( )) berat profil kuda-kuda (.083+½ (,083 x 3) 7,36 9,95 kg c) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda Bab 3 Perencanaan Atap

77 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai % 9,95 5,99 kg d) Beban Bracing 0% beban kuda-kuda 0 % 9,95,00 kg 9) Beban P9 a) Beban Plafon luasan fgmn berat plafon, ,5 kg b) Beban Kuda-kuda (btg 3 + ½ btg ( ) berat profil kuda-kuda (,083+ ½ (,083x3) 7,36 9,95 kg c) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 % 9,95 5,99 kg d) Beban Bracing 0% beban kuda-kuda 0 % 9,95,00 kg 0) Beban P0 a) Beban Plafon luasan efno berat plafon 3,5 8 63,36 kg e) Beban Kuda-kuda (btg 3 + ½ btg ( ) berat profil kuda-kuda (,083+ ½ (,083x3) 7,36 9,95 kg f) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 % 9,95 5,99 kg g) Beban Bracing 0% beban kuda-kuda 0 % 9,95,00 kg ) Beban P h) Beban Plafon luasan deop berat plafon 4, , kg i) Beban Kuda-kuda (btg + ½ btg ( ) Bab 3 Perencanaan Atap

78 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai 5757 berat profil kuda-kuda (,083+ ½ (,083x3) 7,36 9,95 kg j) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 % 9,95 5,99 kg k) Beban Bracing 0% beban kuda-kuda 0 % 9,95,00 kg ) Beban P l) Beban Plafon luasan cdpq berat plafon 5,8 8 95,04 kg m) Beban Kuda-kuda (btg 8 + ½ btg++ ½btg(3 + 0) berat profil kuda-kuda (,083+ ½,083+½(,083x ))7,36 9,43 kg n) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 % 9,43 5,83 kg o) Beban Bracing 0% beban kuda-kuda 0 % 9,95,00 kg 3) Beban P3 p) Beban Plafon luasan bcqr berat plafon 6,6 8 0,88 kg q) Beban Kuda-kuda (btg 8 + ½ btg (+) berat profil kuda-kuda (0,54+ ½ (,875)) 7,36 0,89 kg r) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 % 0,89 3,7 kg s) Beban Bracing 0% beban kuda-kuda 0 % 0,89,09 kg Bab 3 Perencanaan Atap

79 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai 5858 Tabel 3.8. Rekapitulasi Pembebanan Setengah Kuda-kuda Input Beban Beban Beban Beban Beban Plat Beban Jumlah SAP Beban Atap gording Kuda-kuda Bracing Penyambung Plafon Beban 000 (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) ( kg ) P 785,50 8,50 7,44 0,744,3 40, 8,54 9 P 6,00 6,93 3,6,36 6,98-705, P3 407,50 4,5 3,6,36 6,98-48,3 48 P4 03,50 0,68 3,6,36 6,98-56,75 57 P5 5,50-6,00 0,60 0,80-3,9 33 P ,94,59 4,78,98 4,9 5 P ,95,00 5,99 5,84 43,78 44 P ,95,00 5,99 3,36 59,30 60 P ,95,00 5,99 47,5 75,46 76 P ,95,00 5,99 63,36 9,30 9 P - - 9,95,00 5,99 79, 07,4 08 P - - 9,43,00 5,83 95,04,30 3 P ,89,09 3,7 0,88 6,3 7 a. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P, P, P 3, P 4, P 5, 00 kg Bab 3 Perencanaan Atap

80 59 Beban Angin Perhitungan beban angin : 4 Gambar 3.. Pembebanan Setengah Kuda-kuda akibat Beban Angin Beban angin kondisi normal, minimum 5 kg/m. Koefisien angin tekan 0,0 0,40 (0,0 30) 0,40 0, a) W luasan koef. angin tekan beban angin 5,7 0, 5 78,55 kg b) W luasan koef. angin tekan beban angin, 0, 5 6,0 kg c) W3 luasan koef. angin tekan beban angin 8,5 0, 5 40,75 kg d) W4 luasan koef. angin tekan beban angin 4,07 0, 5 0,35 kg e) W5 luasan koef. angin tekan beban angin 0,5 0, 5,55 kg

81 60 Tabel 3.9. Perhitungan Beban Angin Setengah Kuda-kuda Wx Untuk Wy Beban Beban W.Cos Input W.Sin Angin (kg) (kg) SAP000 (kg) Untuk Input SAP000 W 78,55 68, ,7 40 W 6,0 5, ,55 3 W3 40,75 35,9 36 0,38 8 W4 0,35 7,6 8 0,8 W5,55, 3,8 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda utama sebagai berikut : Tabel 3.0. Rekapitulasi Gaya Batang Setengah Kuda-kuda Kombinasi Batang Tarik (+) ( kg ) Tekan (-) ( kg ) 9,06 9, , , , , , ,03 9 0,58 0,77 6,5 57,4 3 88, , , ,86 7 7,00

82 6 8 5, ,90 0 9,8 85,48 954, , , , , ,0 8 37,68 9, ,6 3 64, Perencanaan Profil Setengah Kuda- kuda a. Perhitungan profil batang tarik P maks. 954,74 kg F y F u L 400 kg/cm (40 MPa) 3700 kg/cm (370 MPa) 08,3 cm Kondisi leleh P maks..f y.ag Ag P maks..f y 954,74 0, ,44 cm Kondisi fraktur P maks..f u.ae P maks..f u.an.u (U 0,75 didapat dari buku LRFD hal.39)

83 6 An P maks..f. U u 954,74 0, ,75 0,46 cm i min L 40 08,3 40 0,45cm Dicoba, menggunakan baja profil Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag 0,44 / 0, cm Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut,7 mm Diameter lubang,7 + 4,7 mm,47 cm Ag An + n.d.t (0,46/) +.,47.0,4 0,8 cm Ag yang menentukan 0,8 cm ,Ag 4,69cm dan i,85 cm Digunakan maka, luas profil 4,69 > 0,8 ( aman ) b. Perhitungan profil batang tekan P maks. 306,00 kg lk Ag perlu,083 m 08,3cm P mak. Fy inersia,85 > 0,45 ( aman ) 306,00 0,6 cm 0,9.400 Dicoba, menggunakan baja profil (Ag x 4,36cm ) Periksa kelangsingan penampang : b t Fy 5 40 K.L r 0 <,9.08,3,85 58,54

84 63 c Fy E 58,54 3,4 0,65,43,6-0, c,43,6-0,67. 0,65,3 Fy 400 Fcr 95,.3 Pn. Ag. Fcr P Pn.4,36. 95, 704,64 306,00 0,85.704,64 0,09,43,6-0,67 c Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut ( ),7 mm ( ½ inches) Diameter lubang 4,7 mm. Tebal pelat sambung ( ) 0,65. d b 0,65.,7 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm Tahanan geser baut P n m.(0,4.f ub ).An.(0,4.85).¼..,7 8356,43 kg/baut

85 64 Tahanan tarik penyambung P n 0,75.f ub.an Tahanan Tumpu baut : 7834, kg/baut P n 0,75 (,4.fu.d b. t) 0,75 (,4.370.,7.9) 76,38 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu 76,38 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, n P P maks. tumpu 306,00 76,38 Digunakan : buah baut 0, 7 Perhitungan jarak antar baut : a),5d S 3d Diambil, S,5 d b,5.,7 3,75 mm 30 mm b),5 d S 7d Diambil, S 5 d b 5.,7 b. Batang tarik 63,5 mm 60 mm Digunakan alat sambung baut-mur. ~ buah baut Diameter baut ( ),7 mm ( ½ inches ) Diameter lubang 4,7 mm. Tebal pelat sambung ( ) 0,65. d b Menggunakan tebal plat 8 mm Tahanan geser baut P n 0,65 x,7 7,94 mm. n.(0,4.f ub ).An.(0,4.85).¼..,7 8356,43 kg/baut

86 65 Tahanan tarik penyambung P n 0,75.f ub.an Tahanan Tumpu baut : 7834, kg/baut P n 0,75 (,4.fu. d b t) 0,75 (,4.370.,7.9) 76,38 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu 76,38 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, n P P maks. geser 954,74 76,38 Digunakan : buah baut Perhitungan jarak antar baut : a),5d S 3d Diambil, S,5 d b,5.,7 3,75 mm 30 mm b),5 d S 7d Diambil, S 5 d b 5.,7 63,5 mm 60 mm 0,3~ buah baut Tabel 3.. Rekapitulasi Perencanaan Profil Setengah Kuda-kuda Nomer Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , ,7

87 , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,7

88 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai Perencanaan Kuda-kuda Trapesium Gambar 3.. Rangka Batang Kuda-kuda Trapesium Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Trapesium Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.. Perhitungan Panjang Batang pada Kuda-kuda Trapesium Nomer Batang Panjang Batang (m) - 0, , ,938-4, ,938 7-, , , , ,083 4,083 4,43 Bab 3 Perencanaan Atap

89 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai ,083 44,43 45,083 46,43 47,083 48,43 49,083 50,43 5,083 5, , , Perhitungan luasan kuda-kuda trapesium Gambar 3.3. Luasan Atap Kuda-kuda Trapesium Panjang ah Panjang bg Panjang cf 4,5 m 3,8 m,34 m Bab 3 Perencanaan Atap

90 69 Panjang de Panjang ab Panjang bc Panjang cd,88 m,0 m,7 m,09 m Luas abgh ah bg ab Luas bcfg 4,5 7,47 m Luas cdef bg cf 3,8 3,8,34 6,0 m cf de bc cd,0,7,34,88,30 m,09

91 70 Gambar 3.4. Luasan Plafon Kuda-kuda Trapesium Panjang al 4,5 m Panjang ab,7 m Panjang bk 3,5 m Panjang bc 0,94 m Panjang cj 3,06 m Panjang cd 0,94 m Panjang di,59 m Panjang de 0,94 m Panjang eh, m Panjang ef 0,47 m Panjang fg,88 m Luas abkl al bk ab Luas bcjk 4,5 4,87 m bk cj 3,5 bc,7 3,5 3,09 m 3,05 0,94

92 7 Luas cdij cj di cd Luas dehi 3,05,58,65 m Luas efgh di eh,58,,0 m eh fg de ef 0,94 0,94,,88 0,94 m 0,47

93 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Trapesium Data-data pembebanan : Berat gording kg/m Berat penutup atap 50 kg/m Berat profil 4,34 kg/m Gambar 3.5. Pembebanan Kuda-kuda Trapesium akibat Beban Mati a. Beban Mati ) Beban P 3 a) Beban gording Berat profil gording Panjang Gording 3,75 4,5 kg b) Beban atap Luasan Berat atap 7, ,50 kg c) Beban plafon Luasan berat plafon 4, ,66 kg d) Beban kuda-kuda (btg 3 + ½ btg () berat profil kuda-kuda (,083+ ½ (,083) 4,34 39,54 kg Bab 3 Perencanaan Atap

94 73 e) Beban plat sambung 30 beban kuda-kuda 30 39,54,86 kg f) Beban bracing 0 beban kuda-kuda 0 39,54 3,95 kg ) Beban P P a) Beban gording Berat profil gording Panjang Gording,8 3,9 kg b) Beban atap Luasan Berat atap 5, kg c) Beban kuda-kuda (btg ½ btg (34+ 36) berat profil kuda-kuda (,08 x + ½ (,083 x ) 4,34 79,08 kg d) Beban plat sambung 30 beban kuda-kuda 30 79,08 3,73 kg e) Beban bracing 0 beban kuda-kuda 0 79,08 7,9 kg 3) Beban P3 P a) Beban gording Berat profil gording Panjang Gording,8 30,9 kg b) Beban atap Luasan Berat atap, kg c) Beban kuda-kuda (btg 40 +½ btg ( ) berat profil kuda-kuda (,43 + ½ (,083 x 3) 4,34 74,40kg d) Beban plat sambung 30 beban kuda-kuda 30 74,40,34 kg

95 74 e) Beban bracing 0 beban kuda-kuda 0 74,40 7,44 kg f) Beban reaksi reaksi jurai 955,7 kg 4) Beban P4 P0 a) Beban kuda-kuda (½ btg4 +½ btg ( ) berat profil kuda-kuda (½x,43 + ½ (,083 x 3) 4,34 56,97 kg b) Beban plat sambung 30 beban kuda-kuda 30 56,97 7,09 kg c) Beban bracing 0 beban kuda-kuda 0 56,97 5,70 kg 5) Beban P5P9 a) Beban kuda-kuda (½btg 44 +½ btg ( ) berat profil kuda-kuda (½x,43 + ½ (,083 x 3) 4,34 56,97 kg b) Beban plat sambung 30 beban kuda-kuda 30 56,97 7,09 kg c) Beban bracing 0 beban kuda-kuda 0 56,97 5,70 kg 6) Beban P6P8 a) Beban kuda-kuda (½btg 46 +½ btg ( ) berat profil kuda-kuda (½x,43 + ½ (,083 x 3) 4,34 56,97 kg

96 75 b) Beban plat sambung 30 beban kuda-kuda 30 56,97 7,09 kg c) Beban bracing 0 beban kuda-kuda 0 56,97 5,70 kg 7) Beban P7 a) Beban kuda-kuda ½ Btg (5+4+48) berat profil kuda kuda ½ (,083 x 3) 4,34 39,54 kg b) Beban plat sambung 30 beban kuda-kuda 30 39,54,86kg c) Beban bracing 0 beban kuda-kuda 0 39,54 3,95 kg 8) Beban P4P8 a) Beban plafon luas abkl x 8 4,87 m b) Beban kuda-kuda ((Btg 6 + ½ Btg (6+5)) berat profil kuda kuda (0,54 + ½ (,083 x ) 4,34 39,50 kg c) Beban plat sambung 30 beban kuda-kuda 30 39,50,85 kg d) Beban bracing 0 beban kuda-kuda 0 39,50 3,95 kg 9) Beban P5P7 a) Beban plafon luas bckj x 8 3,09 x 8 55,6

97 76 b) Beban kuda-kuda ((Btg 60 + ½ Btg (4+5+59)) x berat profil kuda kuda (,083 + ½ (,083 x 3) 4,34 65,90 c) Beban plat sambung 30 beban kuda-kuda 30 65,90 9,77 kg d) Beban bracing 0 beban kuda-kuda 0 65,90 6,59 kg 0) Beban P6P6 a) Beban plafon luas cdij x 8,65 x 8 47,70 b) Beban kuda-kuda ((Btg 57 + ½ Btg (4+3+58)) x berat profil kuda kuda (,083 + ½ (,083 x 3) 4,34 65,90 c) Beban plat sambung 30 beban kuda-kuda 30 65,90 9,77 kg d) Beban bracing 0 beban kuda-kuda 0 65,90 6,59 kg ) Beban P7P5 a) Beban kuda-kuda ((½Btg 54 + ½ Btg (+3+53)) x berat profil kuda kuda (,083 + ½ (,083 x 3) 4,34 65,90 b) Beban plat sambung 30 beban kuda-kuda 30 65,90 9,77 kg c) Beban bracing 0 beban kuda-kuda

98 ,90 6,59 kg d) Beban reaksi reaksi jurai 955,7 kg ) Beban P8P4 a) Beban kuda-kuda ((½Btg 54 + ½ Btg (+3+5)) x berat profil kuda kuda (½ x,43 + ½ (,083 x 3) 4,34 56,97 b) Beban plat sambung 30 beban kuda-kuda 30 56,97 7,09 kg c) Beban bracing 0 beban kuda-kuda 0 56,97 5,70 kg 3) Beban P9P3 a) Beban kuda-kuda ((½Btg 5 + ½ Btg (+3+5)) x berat profil kuda kuda (½ x,43 + ½ (,083 x 3) 4,34 56,97 a) Beban plat sambung 30 beban kuda-kuda 30 56,97 7,09 kg b) Beban bracing 0 beban kuda-kuda 0 56,97 5,70 kg 4) Beban P0P a) Beban kuda-kuda ((½Btg 50 + ½ Btg (+3+49)) x berat profil kuda kuda (½ x,43 + ½ (,083 x 3) 4,34 56,97 a) Beban plat sambung 30 beban kuda-kuda

99 ,97 7,09 kg b) Beban bracing 0 beban kuda-kuda 0 56,97 5,70 kg Beban 5) Beban P a) Beban kuda-kuda ((½Btg )+½ Btg ( )) x berat profil kuda kuda (½ xx,43 + ½ (,083 x 3) 4,34 74,40 b) Beban plat sambung 30 beban kuda-kuda 30 74,40,3 kg c) Beban bracing 0 beban kuda-kuda 0 74,40 7,44 kg d) Beban reaksi reaksi setengah kuda-kuda 33,99 kg Tabel 3.3. Rekapitulasi Pembebanan Kuda-kuda Trapesium Beban Beban Beban Beban Beban Plat Beban Kuda - Atap gording Bracing Penyambung Plafon kuda (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) Beban Reaksi (kg) Jumlah Beban (kg) PP3 373,50 4,5 39,54 3,95,86 87,66-557, PP 64,00 3,9 79,08 7,9 3, , P3P 5,00 30,9 74,40 7,44, ,09 5 P4P ,97 5,70 7, ,76 80 P5P ,97 5,70 7, ,76 80 P6P ,97 5,70 7, ,76 80 P ,54 3,95, ,35 56 P4P ,50 3,95,85 4,87-60,7 6 P5P ,90 6,59 9,77 55,6-47,88 48 P6P ,90 6,59 9,77 47,70-39,96 40 Input SAP (kg) P7P ,90 6,59 9,77-955,7 047,53 048

100 79 P8P ,97 5,70 7, ,76 80 P9P ,97 5,70 7, ,76 80 P0P ,97 5,70 7, ,76 80 P ,40 7,44,3-33,99 338,5 339 Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P, P, P3, P, P, P3, P7 00 kg Beban Angin Perhitungan beban angin : Gambar 3.6. Pembebanan Kuda-kuda Trapesium akibat Beban Angin Beban angin kondisi normal, minimum 5 kg/m. ) Koefisien angin tekan 0,0 0,40 (0,0 30) 0,40 0, a) W luasan koef. angin tekan beban angin 7,47 0, 5 37,35 kg b) W luasan koef. angin tekan beban angin 6,0 0, 5 30,50 kg

101 80 c) W3 luasan koef. angin tekan beban angin,30 0, 5,5 kg ) Koefisien angin hisap - 0,40 a) W4 luasan koef. angin tekan beban angin,30-0,4 5-3,00 kg b) W5 luasan koef. angin tekan beban angin 6,0-0,4 5-6,00 kg c) W6 luasan koef. angin tekan beban angin 7,47-0,4 5-74,70 kg Tabel 3.4. Perhitungan Beban Angin Kuda-kuda Trapesium Beban W Beban (kg) x (Untuk Input W y (Untuk Input Angin W.Cos (kg) SAP000) W.Sin (kg) SAP000) W 37,35 3, ,68 9 W 30,50 6,4 7 5,5 6 W 3,50 9,96 0 5,75 6 W 4-3,00-9,9-0 -,50 - W 5-6,00-5, ,00-30 W 6-74,70-64, ,35-38 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang jurai sebagai berikut : Tabel 3.5. Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-kuda Trapesium kombinasi Batang Tarik (+) (kg) Tekan (-) (kg) 055,47 055, , ,6 5 98, ,3

102 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai , , 9 409, , ,4 904, , , , ,07 7 9, , , , ,4 65, , , , , 7 708, ,3 9 4, , , , , , , ,0 Bab 3 Perencanaan Atap

103 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,50 Bab 3 Perencanaan Atap

104 Perencanaan Profil Kuda-kuda Trapesium a. Perhitungan Profil Batang Tarik P maks. 40, kg F y F u 400 kg/cm (40 MPa) 3700 kg/cm (370 MPa) Kondisi leleh P maks..f y.ag Ag P maks..f y 40,9 0,9.400,67cm Kondisi fraktur P maks..f u.ae P maks..f u.an.u (U 0,75 didapat dari buku LRFD hal.39) An P maks..f. U u 40,9 0, ,75,58 cm i min L 40 93,7 40 0,39 cm Dicoba, menggunakan baja profil Ag 5,50 cm i,74 cm Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag,58/ 5,79 cm Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut,7 mm Diameter lubang,7 + 4,7 mm,47 cm Ag An + n.d.t (,58/) +.,47.0,9 7, cm Ag yang menentukan 9,07 cm

105 84 Digunakan maka, luas profil 5,50 > 7, ( aman ) inersia,74 > 0,39 ( aman ) a. Perhitungan profil batang tekan P maks kg lk,875 m 87,5 cm Ag perlu P mak 5476,93 0,6 cm Fy 400 Dicoba, menggunakan baja profil (Ag x5,50cm ) Periksa kelangsingan penampang : b. t w 00 Fy <,9 K.L r.93,7,74 34,0 c Fy E 34,0 3, ,38,43,6-0,67 c,43,6-0,67 c,43,6 0,67.0, 38,06 Pn. Ag. Fcr 400.5,5., ,68

106 85 P Pn 5476,93 0, ,68 0, Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut ( ),7 mm ( ½ inches) Diameter lubang 4,7 mm. Tebal pelat sambung ( ) 0,65. d b 0,65.,7 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm Tahanan geser baut P n m.(0,4.f ub ).An Tahanan tarik penyambung.(0,4.85).¼..,7 8356,43 kg/baut P n 0,75.f ub.an 7833,9 kg/baut Tahanan Tumpu baut : P n 0,75 (,4.fu.d b. t) 0,75 (,4.370.,7.9) 76,38 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu 76,38 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, n P P maks. tumpu 5476,96 76,38 3,35 ~ 4 buah baut Digunakan : 4 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 5d S 5t atau 00 mm Diambil, S 5.d b 5., mm

107 86 65 mm b),5 d S (5t +00) atau 00 mm Diambil, S,5 d b,5.,7 9,05 mm 0 mm b. Batang tarik Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut ( ),7 mm ( ½ inches ) Diameter lubang 4,7 mm. Tebal pelat sambung ( ) 0,65. d b 0,65 x,7 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm Tahanan geser baut P n n.(0,4.f ub ).An Tahanan tarik penyambung.(0,4.85).¼..,7 8356,43 kg/baut P n 0,75.f ub.an 7833,9 kg/baut Tahanan Tumpu baut : P n 0,75 (,4.fu. d b t) 0,75 (,4.370.,7.9) 76,38 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu 76,38 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, n P P maks. tumpu 40, 76,38 3,7~ 4 buah baut Digunakan : 4 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a),5d S 4d

108 87 Diambil, S,5 d b,5.,7 3,75 mm 30 mm b),5 d S 7d Diambil, S 5 d b 5.,7 63,5 mm 60 mm Tabel 3.6. Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Trapesium Nomer Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,7

109 , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,7

110 , , , , , , , , , , , , , Perencanaan Kuda-kuda Utama A (KKA) Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda A Gambar 3.7. Rangka Batang Kuda-kuda Utama A

111 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai 9090 Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.7. Perhitungan Panjang Batang pada Kuda-kuda Utama A Nomer Batang Panjang Batang - 0, , , , , ,083 33;6 0, , , Perhitungan Luasan Setengah Kuda-Kuda Utama A Bab 3 Perencanaan Atap Gambar 3.8. Luasan Atap Kuda-kuda Utama A

112 9 Panjang al Panjang di Panjang eh Panjang fg Panjang ab Panjang ef Panjang bk Panjang cj 4,55 m 4,04 m 3,0 m,50 m,0 m, bc cd de,7 m,08 0,937 m Luas abkl Luas bcjk ak ab 4,55,0 9,5 m bk bc 4,55,7 9,88 m cj di Luas cdij.cd Luas dehi 4,55 4,04, 7 9,3 m Luas efgh di eh 4,04 3,0 7,66 m eh fg de ef,7 3,0,50,59 m 0,937

113 9 Gambar 3.9. Luasan Plafon Kuda-kuda Utama A Panjang at Panjang bs Panjang cr Panjang dq 4,55 m Panjang ep 4,55 Panjang ab,7 Panjang fo 4,30 m Panjang ij 0,47 Panjang gn 3,78 m Panjang hm 3,7 m Panjang il,76 m Panjang jk,50 m Panjang bc bccddeefghhi0,94 m Luas abst ab at,434 4,55 6,53 m Luas bcsr bc bc 4,55,085 4,94 m Luas cdrq cr cd

114 93 4,55,085 4,94 m Luas depq de pq 4,55,085 4,94 m eq fo Luas efpo.ef Luas fgno 4,55 4,30 0, 94 4,6 m Luas ghmn fo gn 4,30 3,78 3,80 m Luas hilm gn 3,78 hm 3,3 m hm il 3,7 fg ef hi 0,94 0,94 Luas ijkl 3,7,76,84 m il jk ef,76,50,47 m 0,94 0,94

115 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama A Data-data pembebanan : Berat gording kg/m Jarak antar kuda-kuda utama 3,75 m Berat penutup atap 50 kg/m Berat profil 5 kg/m Gambar 3.0. Pembebanan Kuda- kuda Utama A akibat Beban Mati a. Beban Mati ) Beban P P9 a) Beban gording Berat profil gording Panjang Gording 4,55 50,05 kg b) Beban atap Luasan Berat atap 9, ,50 kg c) Beban plafon Luasan berat plafon 6,53 8 7,54kg d) Beban kuda-kuda Btg 3+ Btg (0,5x) berat profil kuda kuda,083 (, ,5) 5 Bab 3 Perencanaan Atap

116 95 6,6 kg e) Beban plat sambung 30 beban kuda-kuda 30 6,6 4,00 kg f) Beban bracing 0 beban kuda-kuda 0 50,5 5,05 kg 4,88 ) Beban P P8 a) Beban gording Berat profil gording Panjang Gording 4,55 50,05 kg b) Beban atap Luasan Berat atap 9, ,00 kg c) Beban kuda-kuda ((Btg ½ Btg (35+37)) x berat profil kuda kuda (,083x + ½ (,083 x 3) 5 56,86 d) Beban plat sambung 30 beban kuda-kuda 30 56,86 7,06 kg e) Beban bracing 0 beban kuda-kuda 0 56,86 5,69 kg 3) Beban P3 P7 a) Beban gording Berat profil gording Panjang Gording 4,55 50,05 kg b) Beban atap Luasan Berat atap 9, ,00 kg c) Beban kuda-kuda ((Btg ½ Btg (40+4)) x berat profil kuda kuda (,083x + ½ (,083 x 3) 5 56,86 d) Beban plat sambung 30 beban kuda-kuda 30 56,86 7,06 kg

117 96 e) Beban bracing 0 beban kuda-kuda 0 56,86 5,69 kg 4) Beban P4 P6 a) Beban gording Berat profil gording Panjang Gording 3,53 38,83 kg b) Beban atap Luasan Berat atap 7, ,00 kg c) Beban kuda-kuda ((Btg ½ Btg (44+45)) x berat profil kuda kuda (,083x + ½ (,083 x 3) 5 56,86 d) Beban plat sambung 30 beban kuda-kuda 30 56,86 7,06 kg e) Beban bracing 0 beban kuda-kuda 0 56,86 5,69 kg 5) Beban P5 a) Beban gording Berat profil gording Panjang Gording,50 7,50 kg b) Beban atap Luasan Berat atap, ,5 kg c) Beban kuda-kuda ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda ½ (,083) 5 4,37 kg d) Beban plat sambung 30 beban kuda-kuda 30 4,37 7,3 kg e) Beban bracing 0 beban kuda-kuda 0 4,37,44 kg

118 97 6) Beban P0 P4 a) Beban plafon Luasan berat plafon 4, ,9 kg b) Beban kuda-kuda ((Btg 6 + ½ Btg (4+5+60)) x berat profil kuda kuda ((,083+ ½ (,083 x 3)) 5 40,6 c) Beban plat sambung 30 beban kuda-kuda 30 40,6,8 kg d) Beban bracing 0 beban kuda-kuda 0 40,6 4,06 kg 7) Beban P P3 e) Beban plafon Luasan berat plafon 4, ,9 kg f) Beban kuda-kuda ((Btg 6 + ½ Btg (4+5+60)) x berat profil kuda kuda ((,083+ ½ (,083 x 3)) 5 40,6 g) Beban plat sambung 30 beban kuda-kuda 30 40,6,8 kg h) Beban bracing 0 beban kuda-kuda 0 40,6 4,06 kg 8) Beban P P a) Beban plafon Luasan berat plafon 4, ,9 kg b) Beban kuda-kuda ((Btg 58 + ½ Btg (4+3+59)) x berat profil kuda kuda ((,083+ ½ (,083 x 3)) 5 40,6

119 98 c) Beban plat sambung 30 beban kuda-kuda 30 40,6,8 kg d) Beban bracing 0 beban kuda-kuda 0 40,6 4,06 kg 9) Beban P3P a) Beban plafon Luasan berat plafon 4,6 8 74,88 kg b) Beban kuda-kuda ((Btg 57 + ½ Btg (+3+56)) x berat profil kuda kuda ((,083+ ½ (,083 x 3)) 5 40,6 c) Beban plat sambung 30 beban kuda-kuda 30 40,6,8 kg d) Beban bracing 0 beban kuda-kuda 0 40,6 4,06 kg 0) Beban P4P0 a) Beban plafon Luasan berat plafon 3, ,40 kg b) Beban kuda-kuda ((Btg 54+ ½ Btg (++55)) x berat profil kuda kuda ((,083+ ½ (,083 x 3)) 5 40,6 c) Beban plat sambung 30 beban kuda-kuda 30 40,6,8 kg d) Beban bracing 0 beban kuda-kuda 0 40,6 4,06 kg

120 99 ) Beban P5P9 a) Beban plafon Luasan berat plafon 3,3 8 59,76 kg b) Beban kuda-kuda ((Btg 53 + ½ Btg (0++53)) x berat profil kuda kuda ((,083+ ½ (,083 x 3)) 5 40,6 c) Beban plat sambung 30 beban kuda-kuda 30 40,6,8 kg d) Beban bracing 0 beban kuda-kuda 0 40,6 4,06 kg ) Beban P6P8 a) Beban plafon Luasan berat plafon,84 8 5, kg b) Beban kuda-kuda ((Btg 57 + ½ Btg (+3+56)) x berat profil kuda kuda ((,083+ ½ (,083 x 3)) 5 40,6 c) Beban plat sambung 30 beban kuda-kuda 30 40,6,8 kg d) Beban bracing 0 beban kuda-kuda 0 40,6 4,06 kg 3) Beban P7 a) Beban plafon Luasan berat plafon x, ,9 kg b) Beban kuda-kuda ((x Btg 57 + ½ Btg (+3+56)) x berat profil kuda kuda ((x,083+ ½ (,083 x 3)) 5 56,86

121 00 c) Beban plat sambung 30 beban kuda-kuda 30 56,86 7,06 kg d) Beban bracing 0 beban kuda-kuda 0 56,68 5,67kg e) Beban reaksi beban reaksi jurai x +beban reaksi x 488,3 + 45,4 48,40 Beban Tabel 3.8. Rekapitulasi Beban Mati Kuda-kuda Utama A Beban Beban Beban Beban Beban Plat Beban Kuda - Atap gording Bracing Penyambung Plafon kuda (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) Beban Reaksi (kg) Jumlah Beban (kg) PP9 457,50 50,05 6,6 4,88 4,00 7, PP8 494,00 50,05 56,86 5,69 7, P3P7 466,00 50,05 56,86 5,69 7, P4P6 383,00 38,83 56,86 5,69 7, P5 9,50 7,50 4,37,44 7, P0P ,6 4,06,8 88,9-46 PP ,6 4,06,8 88,9-46 PP ,6 4,06,8 88,9-46 P3P ,6 4,06,8 74,88-3 P4P ,6 4,06,8 68,40-6 P5P ,6 4,06,8 59,76-7 P6P ,6 4,06,8 5, - 08 Input SAP (kg) P ,86 5,67 7,06 88,9 48, b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P, P, P3, P4, P6, P7, P8, P9 00 kg

122 0 c. Beban Angin Perhitungan beban angin : Gambar 3.. Pembebanan Kuda-kuda Utama A akibat Beban Angin Beban angin kondisi normal, minimum 5 kg/m. ) Koefisien angin tekan 0,0 0,40 (0,0 30) 0,40 0, a. W luasan koef. angin tekan beban angin 9,5 0, 5 45,75 kg b. W luasan koef. angin tekan beban angin 9,88 0, 5 49,40 kg c. W3 luasan koef. angin tekan beban angin 9,3 0, 5 46,66 kg d. W4 luasan koef. angin tekan beban angin 7,66 0, 5 38,30 kg e. W5 luasan koef. angin tekan beban angin,59 0, 5,95 kg

123 0 ) Koefisien angin hisap - 0,40 a. W6 luasan koef. angin tekan beban angin,59-0,4 5-5,90 kg b. W7 luasan x koef. angin tekan x beban angin 7,66-0,4 5-76,60 kg c. W8 luasan koef. angin tekan beban angin 9,3-0,4 5-93,0 kg d. W9 luasan koef. angin tekan beban angin 9,88-0,4 5-98,80 kg e. W0 luasan koef. angin tekan beban angin 9,5-0,4 5-9,50 kg Tabel 3.9. Perhitungan Beban Angin Kuda-kuda Utama Beban Wx (Untuk Input Wy (Untuk Input Beban (kg) Angin W.Cos (kg) SAP000) W.Sin (kg) SAP000) W 45,75 39,6 40,88 3 W 49,40 4, ,70 5 W 3 46,66 40,4 4 3,33 4 W 4 38,30 33,7 34 9,5 0 W 5,95, 6,48 7 W 6-5,90,43 3,95 3 W 7-76,60 66, ,30 39 W 8-93,0 80,7 8 46,60 47 W 9-98,80 85, ,40 50 W 0-9,50 79, ,75 46

124 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai 0303 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda utama sebagai berikut : Tabel 3.0. Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-kuda Utama A kombinasi Batang Tarik (+) kg Tekan(-) kg 9549, , , , , ,3 7 68, , , ,07 039,38 830, , 4 707, , , , , , ,58 398, , , , ,00 Bab 3 Perencanaan Atap

125 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai , , , , , , , , , , , , , , , 4 74,65 4 0, , , , , ,5 48 4, , , , , , , ,9 Bab 3 Perencanaan Atap

126 , , , ,6 60 8,75 6 9, Perencanaan Profil Kuda- kuda Utama A a. Perhitungan Profil Batang Tarik P maks. 4,54 kg F y F u 400 kg/cm (40 MPa) 3700 kg/cm (370 MPa) Kondisi leleh P maks..f y.ag Ag P maks..f y 4,58 0, ,8cm Kondisi fraktur P maks..f u.ae P maks..f u.an.u cm (U 0,85 didapat dari buku LRFD hal.39) An i min P maks..f. U L 40 u 08,3 40 4,58 0, ,85 0,45cm 9,4 Dicoba, menggunakan baja profil ,Ag x 9,40 cm dan i, Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag 0,8/ 5,4 cm Berdasarkan Ag kondisi fraktur cm

127 06 Diameter baut,7 mm Diameter lubang,7 + 4,7 mm,47 cm Ag An + n.d.t (9,4/) +.,47.0,7 6,8 cm Ag yang menentukan 6,8 cm Digunakan maka, luas profil 9,40 > 6,8 ( aman ) b. Perhitungan profil batang tekan P maks. 633,68 kg lk Ag perlu,083 m,083cm P mak 633,68 9,43cm Fy 400 inersia, > 0,45 ( aman ) Dicoba, menggunakan baja profil (Ag 8,8 cm ) Periksa kelangsingan penampang : b. t w 00 Fy K.L r 5 <,9.08,3, 5,09 c Fy E 5,09 3,4 0,56,43,6-0, c,43,6 0,67.0, 56,7,43,6-0,67 c

128 07 Pn. Ag. Fcr 400.8,8.,7 778, P Pn 633,68 0,85.778, 0, Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut ( ),7 mm ( ½ inches) Diameter lubang 4,7 mm. Tebal pelat sambung ( ) 0,65. d b 0,65.,7 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm Tahanan geser baut P n m.(0,4.f ub ).An Tahanan tarik penyambung.(0,4.85).¼..,7 8356,43 kg/baut P n 0,75.f ub.an 7833,9 kg/baut Tahanan Tumpu baut : P n 0,75 (,4.fu.d b. t) 0,75 (,4.370.,7.9) 76,38 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu 76,38 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, n P P maks. tumpu 633,68 76,38,97 ~ 3buah baut

129 08 Digunakan : 4 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a),5d S 3d Diambil, S,5 d b,5.,7 3,75 mm 30 mm b),5 d S 7d Diambil, S 5 d b 5.,7 63,5 mm 60 mm b. Batang tarik Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut ( ),7 mm ( ½ inches ) Diameter lubang 4,7 mm. Tebal pelat sambung ( ) 0,65. d b 0,65 x,7 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm Tahanan geser baut P n Tahanan tarik penyambung P n n.(0,4.f ub ).An.(0,4.85).¼..,7 8356,43 kg/baut 0,75.f ub.an 7833,9 kg/baut Tahanan Tumpu baut : P n 0,75 (,4.fu. d b t) 0,75 (,4.370.,7.9) 76,38 kg/baut

130 09 P yang menentukan adalah P tumpu 76,38 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, n P P maks. geser 4,54 76,38 Digunakan : 3 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a),5d S 3d Diambil, S,5 d b,5.,7 3,75 mm 30 mm b),5 d S 7d Diambil, S 5 d b 5.,7 63,5 mm 60 mm,9~ 3 buah baut Tabel 3.. Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama A Nomer Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , , , ,7

131 , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,7

132 , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,7

133 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai 3.7. Perencanaan Jurai B ` Gambar 3.. Rangka Batang Jurai Perhitungan Panjang Batang Jurai Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.. Panjang Batang pada Jurai Nomer Batang Panjang Batang (m) -,36 3-8,43 9, ,43 6, ,54 9,43 0,083,4,083 3,4 Bab 3 Perencanaan Atap

134 Perhitungan luasan jurai Gambar 3.3. Luasan Atap Jurai Panjang e ½.,7,085 m Panjang 3-4,947 Panjang - -3,7 m,90 m Panjang bb,068 m Panjang cc 094 m Panjang dd d f 0,33 m bb hi x bb 3-4) x (½(,90+,068 ) x,947) 9,67 m Luas bb x(½ (bb cc 3- ) x ( ½ (,068+,094),7) 6,86 m Luas cc x(½ (cc dd - ) x ( ½ (,094+0,33),7) 3,05 m

135 4 Luas x(½.dd.e- ) x ( ½ 0,33.,085) 0,34 m Gambar 3.4. Luasan Plafon Jurai Panjang e 0,65 m Panjang 3-4,664 m Panjang -,563 m Panjang -3,948 m 90 m Panjang bb m m Panjang dd 0,33 m bb hi x bb 3-4) x (½(,90+,068 ) x,664) 8,7 m Luas bb x(½ (bb cc 3- ) x ( ½ (,068+,094),948) 6,6 m

136 5 Luas cc g x(½ (cc dd - ) x ( ½ (,094+0,33),563),0 m Luas x(½.dd.e- ) x ( ½ 0,33.0,65) 0,0 m Perhitungan Pembebanan Jurai Data-data pembebanan : Berat gording kg/m Berat penutup atap 50 kg/m Berat plafon dan penggantung 8 kg/m Berat profil kuda-kuda 7,36 kg/m Gambar 3.5. Pembebanan jurai akibat beban mati a. Beban Mati ) Beban P a) Beban Gording berat profil gording panjang gording (,50+,50) 55,00 kg

137 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai 66 b) Beban Atap berat atap 9, ,50 kg c) Beban Plafon luasan berat plafon 8,7 8 48,86 kg d) Beban Kuda-kuda ( btg3+btg + ½ btg 4) berat profil kuda-kuda (,43+,36+½.0,54) 7,36,9 kg e) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 %,9 6,69 kg f) Beban Bracing 0% beban kuda-kuda 0 %,9,3 kg ) Beban P a) Beban Gording berat profil gording panjang gording (,563x) 34,39 kg b) Beban Atap luasan berat atap 6, ,00 kg c ) Beban Kuda-kuda ( btg + btg6+btg7) + ½ 6) berat profil kuda-kuda (3x,43+,083) 7,36 39,59 kg d) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 % 39,59,88 kg e) Beban Bracing 0% beban kuda-kuda 0 % 39,59 3,96kg 3) Beban P3 a) Beban Gording berat profil gording panjang gording (0,65x) 3,75 kg b) Beban Atap luasan cc berat atap 3, ,50 kg Bab 3 Perencanaan Atap

138 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai 77 c) Beban Kuda-kuda ( btg 8 + btg9+btg) + ½ (btg 0 berat profil kuda-kuda (,43+0,953+,4+0,54) 7,36 9,94 kg d) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 % 9,94 8,98 kg e) Beban Bracing 0 % beban kuda-kuda 0 % 9,94,99 kg 4) Beban P4 a) Beban Gording berat profil gording panjang gording (0,33x) 6,89 kg b) Beban Atap luasan berat atap 0, kg c) Beban Kuda-kuda ( btg 8+7) + ½ (btg ) berat profil kuda-kuda (x0,953) 7,36 4,03 kg d) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 % 4,03 4, kg e) Beban Bracing 0% beban kuda-kuda 0 % 4,03,4 kg 5) Beban P5 a) Beban Plafon luasan berat plafon 0,0 8 3,60 kg b) Beban Kuda-kuda ( btg 6+btg 3) + ½ (btg + 7) berat profil kuda-kuda (,43+,4) 7,36 8,94 kg c) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda Bab 3 Perencanaan Atap

139 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai % 8,94 5,68 kg d) Beban Bracing 0% beban kuda-kuda 0 % 8,94,89 kg 6) Beban P6 a) Beban Plafon luasan berat plafon,0 8 39,96 kg b) Beban Kuda-kuda (btg 5+btg9+btg4)+½ (btg 0) berat profil kuda-kuda (,43+,43+,43+0,54) 7,36 5,05 kg c) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 % 5,05 7,5 kg d) Beban Bracing 0% beban kuda-kuda 0 % 5,05,5 kg 7) Beban P7 a) Beban Plafon luasan berat plafon 6,6 8 0,88 kg b) Beban Kuda-kuda ( btg 3+btg+5) + ½ (btg 6 + btg 4+ btg8) berat profil kuda-kuda (,43+,36+,43+ ½ x x,083+0,7) 7,36 40,80 kg c) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 % 40,80,4 kg d) Beban Bracing 0% beban kuda-kuda 0 % 40,80 4,08 kg Bab 3 Perencanaan Atap

140 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai 99 Tabel 3.3. Rekapitulasi Pembebanan Jurai Beban Input Beban Beban Beban Beban Plat Beban Jumlah Kudakuda 000 SAP Beban Atap gording Bracing Penyambung Plafon Beban (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) ( kg ) P 483,50 55,00,9,3 6,96 48,86 78,84 79 P 343,00 34,39 39,59 3,96,88-43,8 433 P3 5,50 3,75 9,94,99 8,98-08,6 09 P4 7,00 6,89 4,03,4 4, - 43,54 44 P ,94,89 5,68 3,60 30, 3 P ,05,5 7,5 39,96 74,67 75 P ,80 4,08,4 0, c. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P P P3 P4 00 kg c. Beban Angin Perhitungan beban angin : Gambar 3.6. Pembebanan Jurai akibat Beban Angin Bab 3 Perencanaan Atap

141 0 Beban angin kondisi normal, minimum 5 kg/m. Koefisien angin tekan 0,0 0,40 (0,0 ) 0,40 0,04 b) W luasan koef. angin tekan beban angin 9,67 0,04 5 9,67 kg c) W luasan koef. angin tekan beban angin 6,86 0,04 5 6,86 kg d) W3 luasan koef. angin tekan beban angin 3,05 0,04 5 3,05 kg e) W4 luasan koef. angin tekan beban angin 0,34 0,04 5 0,34 kg Tabel 3.4. Perhitungan Beban Angin Jurai Beban Wx (Untuk Input Wy (Untuk Input Beban (kg) Angin W.Cos (kg) SAP000) W.Sin (kg) SAP000) W 9,67 8,97 9 3,6 4 W 6,86 6,33 7,57 3 W3 3,05,83 3,4 W4 0,34 0,3 0,3 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang setengah kuda-kuda sebagai berikut : Tabel 3.5. Rekapitulasi Gaya Batang Jurai kombinasi Batang Tarik (+) (kg) Tekan (-) (kg) 66, 66, 3 79, ,94

142 5 39,7 6 6,4 7 3,9 8 0, , ,66 59,37 800, ,83 4 0,005 5, , ,9 8 08, , ,69 75,03 73,0 3 75, Perencanaan Profil Jurai a. Perhitungan profil batang tarik P maks. 79,39 kg F y F u 400 kg/cm (40 MPa) 3700 kg/cm (370 MPa) Kondisi leleh P maks..f y.ag Ag P maks..f y 79,39 0, ,83cm

143 Kondisi fraktur P maks..f u.ae P maks..f u.an.u (U 0,75 didapat dari buku LRFD hal.39) An P maks..f. U u 79,39 0, ,75 0,86 cm i min L 40 43, 40 0,60cm Dicoba, menggunakan baja profil i,85 cm ,Ag 4,69 cm dan Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag 0,83/ 0,4 cm Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut,7 mm Diameter lubang,7 + 4,7 mm,47 cm Ag An + n.d.t (0,86/) +.,47.0,4,0 cm Ag yang menentukan, 0 cm Digunakan maka, luas profil 4,69 >,0 ( aman ) inersia,85 > 0,60 ( aman ) c. Perhitungan profil batang tekan P maks. 80,83 kg lk,43 m 43, cm P Ag perlu mak 80,83 0,84 cm Fy 0, Dicoba, menggunakan baja profil (Ag 4,69 cm ) Periksa kelangsingan penampang :

144 3 b t Fy 5 40 K.L r 0 <,9.43,,6 63,36 c Fy E 63,36 3, ,70 0,,,43,6-0,67 c,43,6-0,67. 0,70,6,43,6-0,67 c Fy Fcr Pn. Ag. Fcr P Pn.4,69.904, ,65 kg ,76,6 80,83 0, ,65 0, < Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut ( ),7 mm ( ½ inches) Diameter lubang 4,7 mm.

145 4 Tebal pelat sambung ( ) 0,65. d b 0,65.,7 7,94 mm Menggunakan tebal plat 8 mm Tahanan geser baut P n m.(0,4.f ub ).An.(0,4.85).¼..,7 8356,43 kg/baut Tahanan tarik penyambung P n 0,75.f ub.an 7834, kg/baut Tahanan Tumpu baut : P n 0,75 (,4.fu.d b. t) 0,75 (,4.370.,7.9) 76,38 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu 76,38 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, n Pmaks. 80,83 0,4 ~ buah baut P 76,38 tumpu Digunakan : buah baut Perhitungan jarak antar baut : a),5d S 3d Diambil, S,5 d b,5.,7 3,75 mm 30 mm b),5 d S 7d Diambil, S 5 d b 5.,7 63,5 mm 60 mm

146 5 b. Batang tarik Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut ( ),7 mm ( ½ inches ) Diameter lubang 4,7 mm. Tebal pelat sambung ( ) 0,65. d b Menggunakan tebal plat 8 mm Tahanan geser baut P n 0,65 x,7 7,94 mm. n.(0,4.f ub ).An Tahanan tarik penyambung P n.(0,4.85).¼..,7 8356,43 kg/baut 0,75.f ub.an Tahanan Tumpu baut : 7834, kg/baut P n 0,75 (,4.fu. d b t) 0,75 (,4.370.,7.9) 76,38 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu 76,38 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, n P P maks. geser 79,39 76,38 Digunakan : buah baut Perhitungan jarak antar baut : a),5d S 3d Diambil, S,5 d b,5.,7 3,75 mm 30 mm b),5 d S 7d Diambil, S 5 d b 5.,7 63,5 mm 60 mm 0,4 ~ buah baut

147 6 Tabel 3.6. Rekapitulasi Perencanaan Profil Jurai Nomer Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,7

148 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai Perencanaan Setengah Kuda-kuda B + Gambar 3.7. Rangka Batang Setengah Kuda-kuda 3.8. Perhitungan Panjang Batang Setengah Kuda-kuda Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.7. Perhitungan Panjang Batang pada Setengah Kuda-kuda Nomer Batang Panjang Batang - 0, ,083 5,443 8,083 9, , ,54 5-0,083,30 Bab 3 Perencanaan Atap

149 Perhitungan luasan Setengah Kuda-kuda Gambar 3.8. Luasan Atap Setengah Kuda-kuda Panjang ai 5,800 m Panjang bh 4,063 m Panjang cg,88 m Panjang df 0,65 m Panjang atap a b,0 m Panjang,7 m Luas atap abhi ½ x (ai+ bh ½ x (5,80 + 4,063) x,0 9,9 m Luas atap bhcg ½ x (bg + cg ½ x (4,063 +,88) x,7 6,78 m

150 9 Luas atap cgdf ½ x (cg + df ½ x (,88 + 0,65) x,7 3,05 m Luas atap dfe ½ x e x df ½ x 0,7 x 0,65 0,3 m Gambar 3.9. Luasan Plafon Panjang ai 5,800 m Panjang,563 m Panjang bh 4,063 m Panjang 0,65 m Panjang cg,88 m Panjang df 0,65 m Panjang atap a b,738 m Panjang,875 m

151 30 Luas atap abhi ½ x (ai + bh ½ x (5,80 + 4,063) x,738 8,57 m Luas atap bhcg ½ x (bg+ cg ½ x (4,063 +,88) x,875 5,86 m Luas atap cgdf ½ x (cg + df ½ x (,88 + 0,65) x,563,0 m Luas atap dfe ½ x x df ½ x 0,65 x 0,65 0,0 m Perhitungan Pembebanan Setengah Kuda-kuda Data-data pembebanan : Berat gording kg/m Berat penutup atap 50 kg/m Berat profil kuda - kuda 7,36 kg/m b. Beban Mati Gambar Pembebanan Setengah Kuda-kuda akibat Beban Mati

152 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai 33 ) Beban P a) Beban Gording berat profil gording panjang gording 5,00 55 kg b) Beban Atap luasan abhi berat atap 9, ,50 kg c) Beban Plafon luasan abhi berat plafon 8, ,6 kg d) Beban Kuda-kuda (btg 3+btg + ½ btg (4) berat profil kuda-kuda ½ (0,938 +,083) 7,36 7,44 kg e) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 % 7,44,3 kg f) Beban Bracing 0% beban kuda-kuda 0 % 7,44 0,74 kg ) Beban P a) Beban Gording berat profil gording panjang gording x 3,5 34,38 kg b) Beban Atap luasan bhcg berat atap 6, ,00 kg c) Beban Kuda-kuda btg( + )+ ½ btg ( ) berat profil kuda-kuda ( x,083)+ ½ (3x,083) 7,36 7,90 kg d) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 % 7,90 8,37 kg e) Beban Bracing 0% beban kuda-kuda 0 % 7,90,79 kg Bab 3 Perencanaan Atap

153 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai 33 3) Beban P3 a) Beban Gording berat profil gording panjang gording x,5 3,75 kg b) Beban Atap luasan cgdf berat atap 3, ,50 kg c) Beban Kuda-kuda btg(9 + 0)+ ½ btg ( ) berat profil kuda-kuda ( x,083)+ ½ (3x,83) 7,36 7,90 kg d) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 % 7,90 8,37 kg e) Beban Bracing 0% beban kuda-kuda 0 % 7,90,79 kg 4) Beban P4 a) Beban Atap luasan dfe berat atap 0,3 50,5 kg b) Beban Kuda-kuda ½ btg ( 9+ 8 ) berat profil kuda-kuda ½ (,443x,083) 7,36 9,30 kg c) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 % 9,30,79 kg d) Beban Bracing 0% beban kuda-kuda 0 % 9,30 0,93 kg 5) Beban P5 a) Beban Plafon luasan dfe berat plafon 0,0 8 3,6 kg b) Beban Kuda-kuda ( ½ (btg + 8+5)) berat profil kuda-kuda (½ (,083+,339+,443)) 7,36 4, kg Bab 3 Perencanaan Atap

154 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai 3333 c) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 % 4, 4,7 kg d) Beban Bracing 0% beban kuda-kuda 0 % 4,,4 kg 6) Beban P6 e) Beban Plafon luasan cgdf berat plafon,0 8 36,96 kg f) Beban Kuda-kuda (btg 4+9+ ½ btg (0 + 5) ) berat profil kuda-kuda ( x,083+ ½ (,083x+,443) 7,36 9,3 kg g) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 % 9,3 8,77 kg h) Beban Bracing 0% beban kuda-kuda 0 % 9,3,93 kg 7) Beban P7 a) Beban Plafon luasan bhcg berat plafon, ,48 kg b) Beban Kuda-kuda (btg +3+5+½ btg (6 + 4)) berat profil kuda-kuda (3x.083+½ (,083 +0,54) 7,36 9,89 kg c) Beban Plat Sambung 30 % beban kuda-kuda 30 % 9,89 8,97kg d) Beban Bracing 0% beban kuda-kuda 0 % 9,89,99 kg Bab 3 Perencanaan Atap

155 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai 3434 Tabel 3.8. Rekapitulasi Pembebanan Setengah Kuda-kuda Input Beban Beban Beban Beban Beban Plat Beban Jumlah SAP Beban Atap gording Kuda-kuda Bracing Penyambung Plafon Beban 000 (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) ( kg ) P 495,50 55,00 7,44 0,75,3 54,6 75,8 76 P 339,00 34,38 7,90,79 8,37-4,44 43 P3 5,50 3,75 7,90,79 8,37-05,3 06 P4,5-9,30 0,93,79-4,5 5 P ,,4 4,7 3,60 3,5 4 P ,3,93 8,77 36,96 77,89 78 P ,89,99 8,97 05,48 47,33 48 b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P, P, P 3, P 4, P 5, 00 kg Beban Angin Perhitungan beban angin : Gambar 3.3. Pembebanan Setengah Kuda-kuda akibat Beban Angin Bab 3 Perencanaan Atap

156 35 Beban angin kondisi normal, minimum 5 kg/m. Koefisien angin tekan 0,0 0,40 (0,0 30) 0,40 0, a) W luasan koef. angin tekan beban angin 9,9 0, kg b) W luasan koef. angin tekan beban angin 6,78 0, 5 33,90 kg c) W3 luasan koef. angin tekan beban angin 3,05 0, 5 5,5 kg d) W4 luasan koef. angin tekan beban angin 0,3 0, 5,5 kg Tabel 3.9. Perhitungan Beban Angin Setengah Kuda-kuda Wx Untuk Wy Beban Beban W.Cos Input W.Sin Angin (kg) (kg) SAP000 (kg) Untuk Input SAP000 W 49,55 4,9 43 4,78 5 W 33,90 9, ,95 7 W3 5,5 3, 4 7,63 8 W4,5,00 0,58 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda utama sebagai berikut : Tabel Rekapitulasi Gaya Batang Setengah Kuda-kuda Kombinasi Batang Tarik (+) ( kg ) Tekan (-) ( kg ) 8,89 8, , , ,4

157 36 6 9,6 7 0, , ,94 34,9 0,00 3, ,4 5 09, ,5 7 08, , 9 869, Perencanaan Profil Setengah Kuda- kuda a. Perhitungan profil batang tarik P maks. 30,59 kg F y F u L 400 kg/cm (40 MPa) 3700 kg/cm (370 MPa) 08,3 cm Kondisi leleh P maks..f y.ag Ag P maks..f y 30,59 0, ,6cm Kondisi fraktur P maks..f u.ae P maks..f u.an.u (U 0,75 didapat dari buku LRFD hal.39)

158 37 An P maks..f. U u 30,59 0, ,75 0,63cm i min L 40 08,3 40 0,45cm Dicoba, menggunakan baja profil Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag 0,6 / 0,3 cm Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut,7 mm Diameter lubang,7 + 4,7 mm,47 cm Ag An + n.d.t (0,63/) +.,47.0,4 0,9 cm Ag yang menentukan 0,9 cm ,Ag 4,69cm dan i,85 cm Digunakan maka, luas profil 4,69 > 0,9 ( aman ) b. Perhitungan profil batang tekan P maks. 34,9 kg lk Ag perlu,083 m 08,3cm P mak. Fy inersia,85 > 0,45 ( aman ) 34,9 0,6cm 0,9.400 Dicoba, menggunakan baja profil (Ag x 4,36cm ) Periksa kelangsingan penampang : b t Fy 5 40 K.L r 0 <,9.08,3,85 58,54

159 38 c Fy E 58,54 3,4,43,6-0, c,43,6-0,67. 0,65,3 Fy 400 Fcr 95,.3 Pn. Ag. Fcr P Pn.4,36. 95, 704,64 34,9 0,85.704,64 0,0,43,6-0,67 c Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut ( ),7 mm ( ½ inches) Diameter lubang 4,7 mm. Tebal pelat sambung ( ) 0,65. d b 0,65.,7 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm Tahanan geser baut P n m.(0,4.f ub ).An.(0,4.85).¼..,7 8356,43 kg/baut

160 39 Tahanan tarik penyambung P n 0,75.f ub.an 7834, kg/baut Tahanan Tumpu baut : P n 0,75 (,4.fu.d b. t) 0,75 (,4.370.,7.9) 76,38 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu 76,38 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, n P P maks. tumpu 34,9 76,38 0,8 ~ buah baut Digunakan : buah baut Perhitungan jarak antar baut : a),5d S 3d Diambil, S,5 d b,5.,7 3,75 mm 30 mm b),5 d S 7d Diambil, S 5 d b 5.,7 63,5 mm 60 mm

161 40 b. Batang tarik Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut ( ),7 mm ( ½ inches ) Diameter lubang 4,7 mm. Tebal pelat sambung ( ) 0,65. d b Menggunakan tebal plat 8 mm Tahanan geser baut P n 0,65 x,7 7,94 mm. n.(0,4.f ub ).An Tahanan tarik penyambung P n.(0,4.85).¼..,7 8356,43 kg/baut 0,75.f ub.an Tahanan Tumpu baut : 7834, kg/baut P n 0,75 (,4.fu. d b t) 0,75 (,4.370.,7.9) 76,38 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu 76,38 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, n P P maks. geser 30,59 76,38 Digunakan : buah baut Perhitungan jarak antar baut : a),5d S 3d Diambil, S,5 d b,5.,7 3,75 mm 30 mm b),5 d S 7d Diambil, S 5 d b 5.,7 63,5 mm 60 mm 0,7 ~ buah baut

162 4 Tabel 3.3. Rekapitulasi Perencanaan Profil Setengah Kuda-kuda Nomer Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,7

163 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai Perencanaan Kuda-kuda Utama B (KKB) Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Utama B Gambar 3.3. Panjang batang kuda-kuda B Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.3. Perhitungan Panjang Batang Pada Kuda-kuda Utama B No batang Panjang batang (m) - 0,938-4, , , ,938-4, , ,083 0,54-7,083 8,30 9,083 30, , ,54 Bab 3 Perencanaan Atap

164 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai Perhitungan Luasan Kuda-Kuda Utama B Gambar Luasan Atap Kuda-kuda Utama B Panjang aj 4,400 m Panjang ab,947 m Panjang bi 3,53 m Panjang bc,70 m Panjang ch,594 m Panjang cd, 804 m Panjang dg,5 m Panjang de 0,7 m Panjang ef,500 m Luas abij (aj + bi) xab/ ( 4,40+ 3,53)x,947/ 7,7 m Luas bcih (bi + ch) xbc/ ( 3,53+,594)x,70/ 6,66 m Luas cdgh (ch + dg) xcd/ (,594+,5)x,804/ 4,6 m Luas defg (dg+ ef) xde/ (,5+,50)x0,7/,3 m Bab 3 Perencanaan Atap

165 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai 4444 Gambar Luasan Plafon Kuda-kuda Utama B Panjang aj 4,400 m Panjang ab,738 m Panjang bi 3,53 m Panjang bc,875 m Panjang ch,594 m Panjang cd,563 m Panjang dg,5 m Panjang de 0,65 m Panjang ef,500 m Luas abij Luas bcih Luas cdgh Luas defg (aj + bi) xab/ ( 4,40+ 3,53)x,738/ 6,89 m (bi + ch) xbc/ ( 3,53+,594)x,875/ 5,75 m (ch + dg) xcd/ (,594+,5)x,563/ 3,69 m (dg+ ef) xde/ (,5+,50)x0,65/,4 m Bab 3 Perencanaan Atap

166 Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama B Data-data pembebanan : Berat gording kg/m Jarak antar kuda-kuda utama 5,00 m Berat penutup atap 50 kg/m Berat profil 5 kg/m Gambar Pembebanan Kuda - Kuda utama B akibat beban mati Perhitungan Beban a. Beban Mati ) Beban P P7 a) Beban gording Berat profil gording x panjang gording x 4 44,00 kg b) Beban atap Luasan atap abij x Berat atap 7,7 x ,00 kg c) Beban kuda-kuda (Btg 0++½ x Btg () x berat profil kuda kuda (,08+0,938 +½ x 0,54) x 5 34,37 kg d) Beban plat sambung 30 x beban kuda-kuda 0,3 x 34,37 0,3 kg

167 46 e) Beban bracing 0 x beban kuda-kuda 0, x 34,37 3,35 kg f) Beban plafon Luasan abij x berat plafon 6,89 x 8 4,0 kg ) Beban P P6 a) Beban gording Berat profil gording x panjang gording x 3,059 33,65kg b) Beban atap Luasan atap bcih x berat atap 6,66 x ,00 kg c) Beban kuda-kuda (Btg ++3+½ x Btg +3) x berat profil kuda kuda (,083x+0,938+½ x.083+0,54)x5 58,74 kg d) Beban plat sambung 30 x beban kuda-kuda 0,3 x 58,74 7,63 kg e) Beban bracing 0 x beban kuda-kuda 0, x 58,74 5,88 kg 3) Beban P3P5 a) Beban gording Berat profil gording x panjang gording x,83 9,95 kg b) Beban atap Luasan atap cdgh x berat atap 4,6 x 50 3,00 kg c) Beban kuda-kuda (Btg 4+7+½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda (x,083+½ x (,44 +,30 +,083) x 7 60,9 kg d) Beban plat sambung 30 x beban kuda-kuda 0,3 x 6,9 8,36 kg

168 47 e) Beban bracing 0 x beban kuda-kuda 0, x 6,9 6, kg 4) Beban P4 a) Beban gording Berat profil gording x panjang gording x,50 6,50 kg b) Beban atap Luasan atap cdgh x berat atap x,4 x 50 4,00 kg c) Beban kuda-kuda (Btg 4+7+½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda (½ x,44 +,44 +,083) x 5 9,75 kg d) Beban plat sambung 30 x beban kuda-kuda 0,3 x 9,75 8,93 kg e) Beban bracing 0 x beban kuda-kuda 0, x 9,75,98 kg 5) Beban P 8P a) Beban plafon Luasan bcih x berat plafon 5,75 x 8 03,5 kg b) Beban kuda-kuda (Btg ½ x Btg (37+35) x berat profil kuda kuda (,083x+0,938+0,5x(,083+0,54) x 5 58,74 kg c) Beban plat sambung 30 x beban kuda-kuda 0,3 x 58,74 7,63 kg d) Beban bracing 0 x beban kuda-kuda 0, x 58,74 5,88 kg

169 48 6) Beban P 9P a) Beban plafon Luasan cdgh x berat plafon 3,69 x 8 66,4 kg b) Beban kuda-kuda (Btg ½ x Btg (6+3) x berat profil kuda kuda (,083x3+0,5x(,083x) x 5 64,98 kg c) Beban plat sambung 30 x beban kuda-kuda 0,3 x 64,98 9,50 kg d) Beban bracing 0 x beban kuda-kuda 0, x 64,98 6,50 kg 7) Beban P 0 a) Beban plafon Luasan defg x berat plafon x,4x 8 4,04 kg b) Beban kuda-kuda (½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda (0,5x5x.083) x 5 40,6 kg c) Beban plat sambung 30 x beban kuda-kuda 0,3 x 40,6,8 kg d) Beban bracing 0 x beban kuda-kuda 0, x 40,6 4,06 kg e) Beban reaksi Beban reaksi / kuda-kuda+beban reaksi jurai 90, ,34x 87,34 kg

170 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai 4949 Tabel Rekapitulasi Beban Mati Kuda kuda Utama B Beban Beban Atap (kg) Beban gording (kg) Beban Kuda - kuda (kg) Beban Bracing (kg) Beban Plat Penyambung (kg) Beban Plafon (kg) Beban Reaksi (kg) Jumlah Beban PP7 386,00 44,00 34,37 3,35 0,3 4,0-50, PP6 333,00 33,65 58,74 5,88 7, , P3P5 7,5 9,95 60,9 6, 8,36 - -,77 P4 4,00 6,50 9,75,98 8, ,6 73 P8P ,74 5,88 7,63 03,5-85,75 86 P9P ,98 6,50 9,50 66, (kg) Input SAP P ,6 4,06,8 4,04 87,34 95,3 96 (kg) b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P, P, P 3, P 4 00 kg c. Beban Angin Perhitungan beban angin : Gambar Pembebanan kuda-kuda utama B akibat beban angin Bab 3 Perencanaan Atap

171 50 Beban angin kondisi normal, minimum 5 kg/m. a. Koefisien angin tekan 0,0 0,40 (0,0 x 30) 0,40 0, a) W luasan x koef. angin tekan x beban angin 7,7 x 0, x 5 38,60 kg b) W luasan x koef. angin tekan x beban angin 6,66 x 0, x 5 33,30 kg c) W 3 luasan x koef. angin tekan x beban angin 4,6 x 0, x 5,30 kg d) W 4 luasan x koef. angin tekan x beban angin,3 x 0, x 5 6,55 kg b. Koefisien angin hisap - 0,40 a) W 5 luasan x koef. angin tekan x beban angin,3 x -0,4 x 5-3,0 kg b) W 6 luasan x koef. angin tekan x beban angin 4,6 x -0,4 x 5-4,60 kg c) W 7 luasan x koef. angin tekan x beban angin 6,66 x -0,4 x 5-66,60 kg d) W 8 luasan x koef. angin tekan x beban angin 7,7x -0,4 x 5-77,0 kg

172 5 Tabel Perhitungan Beban Angin Kuda kuda Utama B Beban Wx (Untuk Input Wy (Untuk Input Beban (kg) Angin W.Cos (kg) SAP000) W.Sin (kg) SAP000) W 38,60 33, ,30 0 W 33,30 8,84 9 6,65 7 W 3,30 8,45 9 0,65 W 4 6,55 5,67 6 3,8 4 W 5-3, ,55-7 W 6-4,60-36, ,30 - W 7-66,60-57, ,30-34 W 8-77,0-66, ,60-39 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda utama sebagai berikut : Tabel Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-kuda Utama B kombinasi Batang Tarik (+) Tekan(-) kg Kg 5940, , , , , 6 746, , , , , ,79

173 Tugas akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai , , , , , , , , ,6 0,00 6, , , , , ,8 8 9, , , ,4 3 56, , , , , ,00 Bab 3 Perencanaan Atap

174 Perencanaan Profil Kuda- kuda Utama B a. Perhitungan profil batang tarik P maks. 408,94 kg F y F u 400 kg/cm (40 MPa) 3700 kg/cm (370 MPa) Kondisi leleh P maks..f y.ag Ag P maks..f y 408,94 0, ,50 cm Kondisi fraktur P maks..f u.ae P maks..f u.an.u (U 0,75 didapat dari buku LRFD hal.39) An i min P maks..f. U L 40 u 03, ,94 0, ,75 0,44 cm 6,74 Dicoba, menggunakan baja profil ,Ag 8,40 cm dan i, cm Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag 6,50/ 3,5 cm Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut,7 mm cm Diameter lubang,7 + 4,7 mm,47 cm Ag An + n.d.t (6,74/) +.,47.0,7 3,96 cm Ag yang menentukan 3,96 cm Digunakan maka, luas profil 8,40 > 3,96 ( aman ) inersia,> 0,44 ( aman )

175 54 b. Perhitungan profil batang tekan P maks. 4397,79 kg lk Ag perlu,65 m 6,5 cm P mak 4397,79 6,00 cm Fy 400 Dicoba, menggunakan baja profil (Ag 8,40 cm ) Periksa kelangsingan penampang : b. t w 00 Fy K.L r 3,44 <,9.08,3, 5,09 c Fy E 5,09 3,4 0,57,43,6-0, c,43,6 0,67.0, 57,7,43,6-0,67 c Pn. Ag. Fcr P Pn 400.8,8.,7 778, 4397,79 0,85.778, 0,

176 Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut ( ),7 mm ( ½ inches) Diameter lubang 4,7 mm. Tebal pelat sambung ( ) 0,65. d b 0,65.,7 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm Tahanan geser baut P n m.(0,4.f ub ).An Tahanan tarik penyambung.(0,4.85).¼..,7 8356,43 kg/baut P n 0,75.f ub.an 7833,9 kg/baut Tahanan Tumpu baut : P n 0,75 (,4.fu.d b. t) 0,75 (,4.370.,7.9) 76,38 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu 76,38 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, n P P maks. tumpu 4397,79 76,38,89 ~ buah baut Digunakan : buah baut Perhitungan jarak antar baut : a),5d S 3d Diambil, S,5 d b,5.,7 3,75 mm 30 mm b),5 d S 7d

177 56 Diambil, S 5 d b 5.,7 b. Batang tarik 63,5 mm 60 mm Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut ( ),7 mm ( ½ inches ) Diameter lubang 4,7 mm. Tebal pelat sambung ( ) 0,65. d b Menggunakan tebal plat 8 mm Tahanan geser baut P n 0,65 x,7 7,94 mm. n.(0,4.f ub ).An Tahanan tarik penyambung P n.(0,4.85).¼..,7 8356,43 kg/baut 0,75.f ub.an Tahanan Tumpu baut : 7833,9 kg/baut P n 0,75 (,4.fu. d b t) 0,75 (,4.370.,7.9) 76,38 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu 76,38 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, n P P maks. tumpu 408,94 76,38 Digunakan : buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 3d S 5t atau 00 mm Diambil, S 3 d b 3.,7 38, mm 40 mm,84~ buah baut b),5 d S (4t +00) atau 00 mm

178 57 Diambil, S,5 d b,5.,7 9,05 mm 0 mm Tabel Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama B Nomer Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,7

179 , , , , , , , ,7

180 Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai BAB 4 PERENCANAAN TANGGA 4.. Uraian Umum Tangga merupakan bagian dari struktur bangunan bertingkat yang penting sebagai penunjang antara struktur bangunan lantai dasar dengan struktur bangunan tingkat atasnya. Penempatan tangga pada struktur suatu bangunan berhubungan dengan fungsi bangunan bertingkat yang akan dioperasionalkan. Pada bangunan umum, penempatan tangga harus mudah diketahui dan strategis untuk menjangkau ruang satu dengan yang lainya, penempatan tangga harus disesuaikan dengan fungsi bangunan untuk mendukung kelancaran hubungan yang serasi antara pemakai bangunan tersebut. 4.. Data Perencanaan Tangga Bab 4 Perencanaan Tangga 59

181 60 Gambar 4.. Detail tangga Data data tangga : Tinggi tangga 400 cm Lebar tangga 40 cm Lebar datar 400 cm Tebal plat tangga cm Tebal plat bordes tangga 5 cm Dimensi bordes 00 x 300 cm lebar antrade 30 cm Tinggi optrade 9 cm Jumlah antrede 300 / 30 0 buah Jumlah optrade 0 + buah Arc.tg ( 00/300 ) 33, < 35 0 OK

182 Perhitungan Tebal Plat Equivalen dan Pembebanan Perhitungan Tebal Plat Equivalen y 30 C D B A 9 T eq Ht cm Gambar 4.. Tebal equivalen BD BC AB AC BD AB BC AC 9 9 6,05 cm T eq /3 x BD 30 /3 x 6,05 0,7cm 30 Jadi total equivalent plat tangga Y t eq + ht 0,7 +,7 cm 0,7 m

183 Perhitungan Beban a. Pembebanan Tangga ( SNI ). Akibat beban mati (qd) Berat tegel keramik ( cm) 0,0 x,4 x kg/m Berat spesi ( cm) 0,0 x,4 x kg/m Berat plat tangga 0,7 x,4 x ,7 kg/m qd 855,7 kg/m + Beban mati plat lantai tangga : 855,7 cos34 03,8 kg/m. Akibat beban hidup (ql) ql,4 x 300 kg/m 40 kg/m Beban hidup plat lantai tangga : 40 cos34 506,6 kg/m b. Pembebanan pada Bordes ( SNI ). Akibat beban mati (qd) Berat tegel keramik ( cm) 0,0 x 3 x kg/m Berat spesi ( cm) 0,0 x 3 x 00 6 kg/m Berat plat bordes 0,5 x 3 x kg/m qd 78 kg/m. Akibat beban hidup (ql) ql (3 x 300) kg/m 900 kg/m + Perhitungan analisa struktur tangga menggunakan Program SAP 000 tumpuan di asumsikan jepit, sendi, sendi seperti pada Gambar 4.3 dibawah ini.

184 Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai 63 3 Gambar 4.3 Rencana tumpuan Tangga Gambar 4.4 Bidang momen Tangga Bab 4 Perencanaan Tangga

185 Perhitungan Tulangan Pada Bordes Perhitungan Tulangan Tumpuan dan Lapangan Dicoba menggunakan tulangan mm h 50 mm (tebal bordes) p + / tul mm d h mm Dari perhitungan SAP 000 diperoleh momen terbesar pada batang nomor : M u 3500,6 kgm 3, Nmm Mu Mn 3, ,8 fy 40 m, 9 0,85. fc 0, , Nmm b 0,85.fc. fy fy 0, , ,0537 max 0,75. b 0,04075 min 0,005 Mn Rn b.d 4, ,95 N/mm

186 65 ada m.m.rn fy.,9.,9.0, ,00405 ada < max > min di pakai min 0,005 As min. b. d 0,005 x 3000 x mm Dipakai tulangan mm ¼.. 3,04 mm 930 Jumlah tulangan 3,04 8, buah 3000 Jarak tulangan 333,33 mm 9 Jarak maksimum tulangan h x mm Dipakai tulangan mm 330 mm As yang timbul 9. 9 x 0,5 x 3,4 x () 07,36 mm > As OK 4.5 Perencanaan Balok Bordes qu balok m

187 66 Data data perencanaan balok bordes: h 300 mm b 00 mm tul mm sk 8 mm p - sk ½ tul mm d h d` mm Pembebanan Balok Bordes. Beban mati (qd) Berat sendiri 0,0 x 0,3 x kg/m Berat dinding 0,5 x x kg/m Berat plat bordes 0,5 x kg/m. Beban Hidup (ql) 300 kg/m 3. Beban Ultimate (qu) qu (,.qd)+(,6.ql) 4. Beban reaksi bordes qu (,. 04)+(,6. 300) 696,8 kg/m reaksi bordes lebar bordes 696,8 696,8 kg/m qu total 696, ,8 3393,6 kg/m qd 04 kg/m

188 Perhitungan Tulangan lentur M u. qu.l.3393,6. 308,509 kgm 0, Nmm Mn Mu 0, ,8 fy 40 m, 9 0,85. fc 0, , Nmm b 0,85. fc. fy fy 0, , ,05 max 0,75. 0,0384, 4 min fy b 0, Mn 0,385.0 Rn 0, 38 b. d 00 (46) N/mm ada m.m.rn fy,9.,9.0, ,0035 ada < min ada < max As min. b. d 0, x 00 x 46 87,03 mm Dipakai tulangan mm As ¼.. () 3,04 mm

189 68 Jumlah tulangan 87,03 3,04 As yang timbul 3. ¼.. d Dipakai tulangan 3 3. ¼. 3,4. (),53 3 buah 339, mm > As (3,04mm OK. mm Perhitungan Tulangan geser Vu ½. (qu. L ) ½.3393,6. 696,8 kg 6968 N Vc /6.b.d. f' c / N Vc 0,6. Vc 0, N 4600 N 3 Vc 3. Vc N Vu < Vc 6968 < 4600 tidak perlu tulangan geser Dipakai tulangan geser minimum 0 00 mm

190 Perhitungan Tulangan Pada Tangga (batang nomor dan 3) Perhitungan Tulangan Tumpuan Dicoba menggunakan tulangan mm h 0 mm (tebal tangga) p + / tul mm d h mm Dari perhitungan SAP 000 diperoleh momen terbesar pada batang nomor : M u 4578,74 kgm 4, Nmm Mu Mn 4, ,8 fy 40 m, 9 0,85. fc 0, , Nmm b 0,85.fc. fy fy 0, ,0537 max 0,75.. b 0,04075 min 0,005 Mn Rn b.d , ,63 N/mm

191 70 ada m.m.rn fy.,9.,9.4, ,030 ada < max > min di pakai min 0,005 As min. b. d 0,005 x 400 x mm Dipakai tulangan 8 mm ¼ ,4 mm 39 Jumlah tulangan 50,4 6,54 buah 400 Jarak tulangan 00 mm 7 Jarak maksimum tulangan h x 0 40 mm Dipakai tulangan 8-00 mm As yang timbul 7. 7 x 0,5 x 3,4 x (8) 35,68 mm > As OK

192 Perhitungan Tulangan Lapangan Dicoba menggunakan tulangan mm h 0 mm (tebal tangga) p + / tul mm d h mm Dari perhitungan SAP 000 diperoleh momen terbesar pada batang nomor : M u 53,45 kgm, Nmm Mu Mn, ,8 fy 40 m, 9 0,85. fc 0,85.5 7, Nmm b 0,85.fc. fy fy 0, , ,0537 max 0,75. b 0,04075 min 0,005 Mn Rn b.d, ,8 N/mm

193 7 ada m.m.rn fy.,9.,9.,8 40 0,0476 ada < max > min di pakai min 0,005 As min. b. d 0,005 x 400 x mm Dipakai tulangan 8 mm ¼ ,4 mm 39 Jumlah tulangan 50,4 6,54 buah 400 Jarak tulangan 00 mm 7 Jarak maksimum tulangan h x 0 40 mm Dipakai tulangan 8-00 mm As yang timbul 7. 7 x 0,5 x 3,4 x (8) 35,68 mm > As OK

194 Perhitungan Pondasi Tangga Gambar 4.5. Pondasi Tangga Dari perhitungan SAP 000 pada Frame nomor diperoleh gaya geser terbesar : - Pu 794,85 kg - Mu 4578,74 kgm Direncanakan pondasi telapak dengan kedalaman m,dan lebar telapak (B),4 m x,0 m Tebal footplate 300 mm d Ukuran alas (50 + 6,5 + 8) 35,5 mm 000 x 400 mm tanah,7 t/m kg/m 3 tanah 5000 kg/m Dimensi Pondasi : tanah A Pu A Pu 794, tanah 0,69 m B L A 0, 69 0,83 m ~,00 m

195 Perencanaan kapasitas dukung pondasi a. Perhitungan kapasitas dukung pondasi Pembebanan pondasi Berat telapak pondasi x,4 x 0, x kg Berat tanah kanan (0,55 x 0,7 x,4 x 700) 96,3 kg Berat tanah (0,5 x 0,7 x,4 x 700) 46,5 kg Berat kolom 0, x 0,7 x,4 x ,4 kg Pu 794,85 kg 9770,05 kg e M V 4578, ,05 0,3 kg < /6.B 0,3 kg < /6.,4 0,3 < 0,50... OK :-) yang terjadi tanah V A 9770,05,4.,4 Mu.b.L ,74 / 6.,4.,4 0098,58 kg/m 0098,58 kg/m < 5000 kg/m yang terjadi < OK Perhitungan Tulangan Lentur Mu ½.. t ½. 0098,53. (0,3) 904,43 kg/m 0, N/mm 7 0, Mn, Nmm 0,8 fy 40 m, 9 0,85. fc 0,85.5

196 75 b 0,85. fc. fy fy 0, , ,05 max 0,75. 0,0384, 4 min fy b 0, Mn,305.0 Rn 0, 038 b. d 000 (35,5) N/mm ada m.m.rn fy,9.,9.0, , ada < min ada < max As perlu min. b. d 0,00583 x 000 x 35,5 37,96 mm Dipakai tulangan 3 mm ¼.. 3 3,665 mm Jumlah tulangan 37,96 3, Jarak tulangan 40 mm 0 Sehingga dipakai tulangan D 3 40 mm As yang timbul ¼ 3 65,33 mm > As (49,63)... OK. 0,35 0 buah

197 Perhitungan Tulangan Geser Vu x A efektif 5000 x (0,55 x,4) 950 N Vc / 6. f' c. b. d / , N Vc 0,6. Vc 0, N 3 Vc 3. Vc N Vu < Vc < 3 Ø Vc 950< < tidak perlu tulangan geser Dipakai tulangan geser minimum 0 00 mm

198 Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai BAB 5 PERENCANAAN PLAT 5.. Perencanaan Plat Lantai H Gambar 5.. Denah Plat Lantai Bab 5 Perencanaan Plat 77

199 78 Tugas Akhir 78 Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai 5.. Perhitungan Pembebanan Plat Lantai I. Plat Lantai a. Beban Hidup ( ql ) Berdasarkan PPIUG untuk gedung 983 yaitu : Beban hidup fungsi gedung untuk swalayan tiap m 50 kg/m b. Beban Mati ( qd ) tiap m Berat plat sendiri 0, x 400 x 88 kg/m Berat keramik ( cm ) 0.0 x 400 x 4 kg/m Berat Spesi ( cm ) 0,0 x 00 x 4 kg/m Berat plafond + instalasi listrik 5 kg/m Berat Pasir ( cm ) 0,0 x 600 x 3 kg/m + qd 4 kg/m c. Beban Ultimate ( qu ) Untuk tinjauan lebar m pelat maka : qu, qd +,6 ql,.4 +, , kg/m 5.3. Perhitungan Momen a. Tipe pelat A 375 A Bab 5 Perencanaan Plat Gambar 5.. Plat tipe A

200 79 79 Ly Lx 3,75,5,5 Mlx - 0,00.qu. Lx. x ,. (,5).56-3,6 kgm Mly 0,00.qu. Lx. x ,. (,5).37 06,55 kgm Mtx - 0,00.qu.Lx.x ,. (,5).56-3,6 kgm Mty - 0,00.qu.Lx.x ,. (,5).37-06,55 kgm b. Tipe pelat B 375 Ly Lx 3,75 3,75,0 Gambar 5.3. Plat tipe B Mlx - 0,00.qu. Lx. x ,. (3,75).36-45,8 kgm Mly 0,00.qu. Lx. x ,. (3,75).36 45,8 kgm Mtx - 0,00.qu.Lx.x ,. (3,75).36 Mty - 0,00.qu.Lx.x ,. (3,75).36-45,8 kgm - 45,8 kgm c. Tipe pelat C 00 Gambar 5.4. Plat tipe C

201 80 80 Ly Lx,00,875, Mlx - 0,00.qu. Lx. x ,. (,875).4-3,89 kgm Mly 0,00.qu. Lx. x ,. (,875).37 6,9 kgm Mtx - 0,00.qu.Lx.x ,. (,875).4 Mty - 0,00.qu.Lx.x ,. (,875).37-3,89 kgm - 6,9 kgm d. Tipe plat D 50 Gambar 5.5. Plat tipe D Ly Lx,50,50,0 Mlx - 0,00.qu. Lx. x ,. (,50).36-00,97 kgm Mly 0,00.qu. Lx. x ,. (,50).36 00,97 kgm Mtx - 0,00.qu.Lx.x ,. (,50).36 Mty - 0,00.qu.Lx.x ,. (,50).36-00,97 kgm - 00,97 kgm e. Tipe plat E 300 Gambar 5.6. Plat tipe E

202 8 8 Ly Lx 3,00,50, Mlx - 0,00.qu. Lx. x ,. (,50).46-56,80 kgm Mly 0,00.qu. Lx. x ,. (,50).38,4 kgm Mtx - 0,00.qu.Lx.x ,. (,50).46 Mty - 0,00.qu.Lx.x ,. (,50).38-56,80 kgm -,4 kgm f. Tipe plat F 50 Gambar 5.7. Plat tipe F Ly Lx 3,50,50,4 Mlx - 0,00.qu. Lx. x ,. (,50).53-95,87 kgm Mly 0,00.qu. Lx. x ,. (,50).38,4 kgm Mtx - 0,00.qu.Lx.x ,. (,50).53-95,87 kgm Mty - 0,00.qu.Lx.x ,. (,50).38 -,4 kgm

203 8 8 g. Tipe plat G 50 Gambar 5.8. Plat tipe G Ly Lx,5,875,3 Mlx - 0,00.qu. Lx. x ,. (,875).50-57,0 kgm Mly 0,00.qu. Lx. x ,. (,875).38 9,33 kgm Mtx - 0,00.qu.Lx.x ,. (,875) kgm Mty - 0,00.qu.Lx.x ,. (,875).38-9,93 kgm h. Tipe pelat h Ly Lx 3,75 3,50, Gambar 5.3. Plat tipe B Mlx - 0,00.qu. Lx. x ,. (3,5).4-459,55 kgm Mly 0,00.qu. Lx. x ,. (3,5) ,84 kgm Mtx - 0,00.qu.Lx.x ,. (3,75).4 Mty - 0,00.qu.Lx.x ,. (3,75) ,55 kgm - 404,84 kgm

204 Penulangan Plat Lantai Tabel 5.. Perhitungan Plat Lantai Tipe Plat Ly/Lx (m) Mlx (kgm) Mly Mtx (kgm) (kgm) Mty (kgm) A 3,75/,5,5 3,6 06,55 3,6 06,55 B 3,75/3,75,0 45,8 45,8 45,8 45,8 C,00/,875, 3,89 6,9 3,89 6,9 D,5/,5,0 00,97 00,97 00,97 00,97 E 3,00/,50, 56,80,4 56,80,4 F 3,50/,50,4 95,87,4 95,87,4 G,5/,88,3 57,0 9,33 57,0 9,33 H 3,75/3,50, 459,55 404,84 459,55 404,84 Dari perhitungan momen diambil momen terbesar yaitu: Mlx -459,55 kgm Mly 45,8 kgm Mtx - 459,55 kgm Mty - 45,8 kgm Data : Tebal plat ( h ) cm 0 mm 0 mm Diameter tulangan ( ) 8 mm b 000 fy 40 MPa 5 MPa Tinggi Efektif ( d ) h m Tinggi efektif h dy dx d' Gambar 5.0. Perencanaan Tinggi Efektif

205 84 84 dx h - ½ Ø mm dy h Ø - ½ Ø ½ mm untuk plat digunakan b 0,85. fc. fy fy 0, , ,054 max 0,75. b 0,04 min 0,005 ( untuk pelat ) 5.5. Penulangan lapangan arah x Mu 459,55 kgm 4, Nmm Mn Mu 4,5955 0, , Nmm Mn Rn b.d 5, fy 40 m, 9 0,85. f ' c 0, , 6 N/mm perlu. m m.rn fy.,9.,9.0,6 40 0,006 < max > min, di pakai 0,006 As. b. d

206 , ,60 mm Digunakan tulangan Ø 8 ¼.. (8) 50,4 mm 49,60 Jumlah tulangan 4, 97 ~ 5 buah. 50,4 Jarak tulangan dalam m mm 5 Jarak maksimum x h x 0 40 mm As yang timbul 5. ¼..(8) 5, > 40 (As) OK! Dipakai tulangan Ø 8 00 mm 5.6. Penulangan lapangan arah y Mu 45,8 kgm 4, Nmm Mn Mu 4,58.0 0,8 6 5, Nmm Mn Rn b.d 5, fy 40 m, 9 0,85. f ' c 0, , 7 N/mm perlu. m m.rn fy.,9.,9.0,7 40 0,003 < max > min, di pakai 0,003 As. b. d 0, ,8 mm

207 86 86 Digunakan tulangan Ø 8 ¼.. (8) 50,4 mm 7,8 Jumlah tulangan 5, 43 50,4 ~ 6 buah. Jarak tulangan dalam m mm 6 Jarak maksimum x h x 0 40 mm As yang timbul 6. ¼..(8) 30,44 > 40 Dipakai tulangan Ø 8 65 mm 5.7. Penulangan tumpuan arah x Mu 455,55 kgm 4, Nmm Mn Mu 4, ,8 6 5, Nmm Mn Rn b.d 5, fy 40 m, 9 0,85. f ' c 0, , 6 N/mm perlu. m m.rn fy.,9.,9.0,6 40 0,006 < max > min, di pakai 0,006 As. b. d 0, ,60 mm

208 87 87 Digunakan tulangan Ø 8 ¼.. (8) 50,4 mm 49,60 Jumlah tulangan 4, 97 50,4 ~ 5 buah. Jarak tulangan dalam m mm 5 Jarak maksimum x h x 0 40 mm As yang timbul 5. ¼..(8) 5, > 40 Dipakai tulangan Ø 8 00 mm 5.8. Penulangan tumpuan arah y Mu 45,8 kgm 4, Nmm Mn Mu 4,58.0 0,8 6 5, Nmm Mn Rn b.d 5, fy 40 m, 9 0,85. f ' c 0, , 7 N/mm perlu. m m.rn fy.,9.,9.0,7 40 0,003 < max > min, di pakai 0,003 As. b. d 0, ,8 mm Digunakan tulangan Ø 8 ¼.. (8) 50,4 mm Jumlah tulangan 7,8 50,4 5, 43 ~ 6 buah.

209 88 88 Jarak tulangan dalam m mm 6 Jarak maksimum x h x 0 40 mm As yang timbul 6. ¼..(8) 30,44 > 40 Dipakai tulangan Ø 8 65 mm 5.9. Rekapitulasi Tulangan Dari perhitungan diatas diperoleh :. Tulangan Plat Lantai TIPE PLAT Tulangan lapangan arah x Ø 8 Tulangan lapangan arah y Ø 8 Tulangan tumpuan arah x Ø 8 00 mm 65 mm 00 mm Tulangan tumpuan arah y 8 65 mm Tabel 5.. Penulangan Plat Lantai Berdasarkan hitungan Penerapan dilapangan Tulangan lapangan Tulangan tumpuan Tulangan lapangan Tulangan tumpuan Arah x (mm) Arah y (mm) Arah x (mm) Arah y (mm) Arah x (mm) Arah y (mm) Arah x (mm) Arah y (mm) A B C D E F G H

210 89 Tugas Akhir 89 Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai 5.0. Perencanaan Plat Atap Gambar 5.. Denah Plat Atap (canopi) 5.. Perhitungan Pembebanan Plat I. Plat Atap d. Beban Hidup ( ql ) Berdasarkan PPIUG untuk gedung 983 yaitu : Beban hidup fungsi gedung untuk swalayan tiap m 50 kg/m Bab 5 Perencanaan Plat

211 90 90 e. Beban Mati ( qd ) tiap m Berat plat sendiri 0,0 x 400 x 40 kg/m Berat plafond + instalasi listrik 5 kg/m + qd 65 kg/m f. Beban Ultimate ( qu ) Untuk tinjauan lebar m pelat maka : qu, qd +,6 ql,.65 +, kg/m 5.. Perhitungan Momen Plat Atap Tipe pelat C 375 Gambar 5.. Plat tipe C Ly Lx 3,75,5,5 Mlx 0,00.qu. Lx. x (,5).48 Mly 0,00.qu. Lx. x (,5).5 Mtx - 0,00.qu. Lx. x (,5).03 Mty - 0,00.qu. Lx. x (,5).77 5,40 kgm,9 kgm - 46, kgm - 345,54 kgm

212 Penulangan Plat Atap Dari perhitungan momen diambil momen terbesar yaitu: Mlx 5,40 kgm Mly,9 kgm Mtx - 46, kgm Mty - 345,54 kgm Data : Tebal plat ( h ) 0 cm 00 mm 0 mm Diameter tulangan ( ) 8 mm b 000 fy 40 MPa 0 MPa Tinggi Efektif ( d ) h m Tinggi efektif h dy dx d' Gambar 5.3. Perencanaan Tinggi Efektif dx h - ½ Ø mm dy h Ø - ½ Ø ½ mm 5.4. Penulangan Lapangan Arah x Mu 5,40 kgm, Nmm

213 9 9 Mn Mu, ,8 6, Nmm Mn Rn b.d, fy 40 m 4, 0,85. f ' c 0,85.0 0,47 N/mm perlu. m m.rn fy. 4, 0,009.4,.0,47 40 < max < min, di pakai min 0,005 As min. b. d 0, mm Digunakan tulangan 8 ¼.. (8) 50,4 mm 90 Jumlah tulangan 3, 78 50,4 ~ 4 buah. Jarak tulangan dalam m mm ~ 00 mm 4 Jarak maksimum x h x 0 40 mm As yang timbul 4. ¼..(8) 00,96 > 90 Dipakai tulangan 8 00 mm 5.5. Penulangan Lapangan Arah y Mu,9 kgm,9.0 6 Nmm Mn Mu,9.0 0,8 6,4.0 6 Nmm

214 93 93 Mn Rn b.d, ,303 N/mm fy 40 m 4, i 0,85. f c 0,85.0 perlu m. m. Rn fy. 4,.4,.0, ,003 As < max < min, di pakai min 0,005 min b. d 0, mm Digunakan tulangan 8 ¼.. (8) 50,4 mm 70 Jumlah tulangan 3, 38 50,4 Jarak tulangan dalam m Jarak maksimum ~ 4 buah. mm ~ 00 mm. x h x 0 40 mm As yang timbul 4. ¼..(8) 00,96 > 70 Dipakai tulangan 8 00 mm 5.6. Penulangan Tumpuan Arah x Mu 46, kgm 4,6.0 6 Nmm Mn Mu 4,6.0 0,8 6 5, Nmm Mn Rn b.d 6 5,78.0,00 N/mm

215 94 94 fy 40 m 4, 0,85. f ' c 0,85.0 perlu. m m.rn fy. 4,.4,., ,0043 < max > min, di pakai perlu 0,0043 As perlu. b. d 0, ,8 mm Digunakan tulangan 8 ¼.. (8) 50,4 mm 36,8 Jumlah tulangan 6, ,4 ~ 7 buah. Jarak tulangan dalam m , 86 mm ~ 00 mm Jarak maksimum x h x 0 40 mm As yang timbul 7. ¼..(8) 35,68 > 36,8 Dipakai tulangan 8 00 mm 5.7. Penulangan Tumpuan Arah y Mu 345,54 kgm 3, Nmm Mn Mu 3, ,8 6 4,3.0 6 Nmm Mn Rn b.d 4, ,93 N/mm

216 95 95 fy 40 M 4, 0,85. f ' c 0,85.0 perlu. m m.rn fy. 4,.4,.0, ,00399 < max > min, di pakai perlu 0,00399 As perlu. b. d 0, ,3 mm Digunakan tulangan 8 ¼.. (8) 50,4 mm Jumlah tulangan 7,3 50,4 5, 4 ~ 6 buah. Jarak tulangan dalam m , 67 mm ~ 00 mm. Jarak maksimum x h x 0 40 mm As yang timbul 6. ¼..(8) 30,44 > 7,3 Dipakai tulangan 8 00 mm

217 Rekapitulasi Tulangan Dari perhitungan diatas diperoleh :. Tulangan Plat Lantai Tulangan lapangan arah x Ø 8 00 mm Tulangan lapangan arah y Ø 8 00 mm Tulangan tumpuan arah x Ø 8 43 mm Tulangan tumpuan arah y 8 67 mm 3. Tulangan Plat Atap Tulangan lapangan arah x 8 50 mm Tulangan lapangan arah y 8 50 mm Tulangan tumpuan arah x 8 43 mm Tulangan tumpuan arah y 8 67 mm TIPE PLAT Tabel 5.. Penulangan Plat Lantai Berdasarkan hitungan Penerapan dilapangan Tulangan lapangan Tulangan tumpuan Tulangan lapangan Tulangan tumpuan Arah x (mm) Arah y (mm) Arah x (mm) Arah y (mm) Arah x (mm) Arah y (mm) Arah x (mm) Arah y (mm) A B C D E F G H

218 97 97 TIPE PLAT Tabel 5.3. Penulangan Plat Atap Berdasarkan hitungan Penerapan dilapangan Tulangan lapangan Tulangan tumpuan Tulangan lapangan Tulangan tumpuan Arah x (mm) Arah y (mm) Arah x (mm) Arah y (mm) Arah x (mm) Arah y (mm) Arah x (mm) Arah y (mm) C

219 Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai BAB 6 BALOK ANAK 6.. Perencanaan Balok Anak Keterangan: Gambar 6. Area Pembebanan Balok Anak Lantai Balok anak : as B - D ) Balok anak : as 3 D F ) Balok anak : as 4 A D) Balok anak : as 6 D ) Balok anak : as A 4-6 ) Balok anak : as C 3 ) Balok anak : as D - ) Balok anak : as E - 3 ) Bab 6 Balok Anak 98

220 99 Balok anak : as 6-7 ) Balok anak : as 9-0 ) 6... Perhitungan Lebar Equivalen Untuk mengubah beban segitiga dan beban trapesium dari plat menjadi beban merata pada bagian balok, maka beban plat harus diubah menjadi beban equivalent yang besarnya dapat ditentukan sebagai berikut : Lebar Equivalen Tipe Trapesium Leq ½ Lx Leq /6 Lx 3 4. Lx.Ly Ly Lebar Equivalen Tipe Segitiga Leq ½Lx Leq /3 Lx Lx 6... Lebar Equivalen Balok Anak Tabel 6.. Hitungan Lebar Equivalen No. Ukuran Plat Lx Ly Leq Leq (m ) (m) (m) (trapesium) (segitiga),00,875,875,00 0,66-3,75,50,50 3,75,07-3 3,00,50,50 3,00 0,96-4 3,50,50,50 3,50,04-5,50,50,50,50-0,83 6,50 x,875,875,50-0,63

221 Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai ,75 x 3,50 3,50 3,75,4-8 3,75 3,75 3,75 3,75 -,5 9 3,50 x,50,50 3,50-0,83 0,50 x,875,875,50 0,76-6. Pembebanan Balok Anak as ( B-D ) -H) 6... Pembebanan Gambar 6. Lebar Equivalen Balok Anak as B-D ) -H) Perencanaan Dimensi Balok h /. L / ,33 mm ~ 50 mm b /3. h / ,3 mm ~ 00 (h dipakai 50 mm, b 00 mm ). Beban Mati (q D ) Pembebanan balok as ( B-D ) -H) Berat sendiri 0,0x(0,5 0,)xx400 kg/m 3 6,4 kg/m Beban plat ( x 0,66) x 4 kg/m 54,5 kg/m Beban dinding 0,5 x x 4 x kg/m + qd 644,9 kg/m Bab 6 Balok Anak

222 0. Beban hidup (q L ) Beban hidup digunakan 50 kg/m ql ( x 0,66) x 50 kg/m 330 kg/m 3. Beban berfaktor (q U ) qu,. qd +,6. ql,. 644,9 +, ,90 kg/m 6... Perhitungan Tulangan a. Tulangan Lentur Balok Anak Data Perencanaan : h 50 mm Ø t 6 mm b 00 mm Ø s 8 mm p 40 mm d h - p - / Ø t - Ø s fy 390 Mpa / MPa 94 mm Tulangan Lentur Daerah Lapangan b 0,85.f'c. fy fy max 0, ,08 0,75. b 0,85 0,75. 0,08 0, ,4,4 min 0, 0036 fy 390

223 0 Daerah Tumpuan Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Mu 75,69 kgm, Nmm Mn Mu, ,8 7,0.0 7 Nmm Mn Rn b.d, ,9 N/mm m fy 0,85.f' c 390 0,85.5 8,35 perlu. m m.rn fy. 8,35 8,35 390,9 0,008 > max > min, di pakai perlu 0,04 As perlu. b. d 0, ,8 mm Digunakan tulangan D 6 ¼.. (6) 00,96 mm Jumlah tulangan 34,8 00,96, 56 Dipakai D 6 ~ buah. As ada. ¼.. 6 a As ada 0,85 40,9 mm Aman! f' c fy b 40, ,88 0,

224 03 Mn ada As ada fy (d - a ) 40,9 390 (94-36,88 ), Nmm Mn ada > Mn... Aman!, Jadi dipakai tulangan D 6 Daerah Lapangan Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Mu 99,84 kgm 0, Nmm Mn Mu 0, ,8 7,4.0 7 Nmm Mn Rn b.d, ,65N/mm m fy 0,85.f' c 390 0,85.5 8,35 perlu. m m.rn fy. 8,35 8,35 390,65 0,0044 < max > min, di pakai perlu 0,0044 As perlu. b. d 0, ,7 mm Digunakan tulangan D 6 ¼.. (6) 00,96 mm Jumlah tulangan 70,7 00,96 0, 85 ~ buah. Dipakai D 6

225 04 As ada. ¼ ,9 mm Aman! a As ada 0,85 f' c fy b 40,9 0, ,88 Mn ada As ada fy (d - a ) 36,88 40,9 390 (94 - ), Nmm Mn ada > Mn... Aman! Jadi dipakai tulangan D 6 Tulangan Geser Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Vu 46,3 kg 46,3 N 5 Mpa fy 40 Mpa d h p ½ Ø Ø s ½ (6) 8 94 mm Vc / 6. f' c.b.d / ,33 N Ø Vc 0, ,33 N 450 N 3 Ø Vc N 7750 N Ø Vc < Vu < 3 Vc 450 < 46,3 N < 7750 N Jadi di perlukan tulangan geser Vs perlu Vu Vc 46,3 3333, ,97 N

226 05 Av. ¼ (8). ¼. 3, ,48 mm S Av. fy.d 00, Vs perlu 3778,97 339, 5 mm S max d/ ~ 00 mm < 600 mm Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 8 00 mm 6.3. Pembebanan Balok Anak as 3 D F ) Pembebanan Gambar 6.3 Lebar Equivalen Balok Anak as 3 D F ) Perencanaan Dimensi Balok : h /. L / ,5 mm 350 mm b /3. h /3. 3,5 08,33 mm (h dipakai 350 mm, b 50 mm ). Beban Mati (q D ) Pembebanan balok as A ) Berat sendiri 0,5x(0,35 0,) x 400 kg/m 3 38 kg/m Beban plat ( x,07) x 4 kg/m 879,54 kg/m+ qd 07,5 kg/m

227 06. Beban hidup (q L ) Beban hidup digunakan 50 kg/m ql ( x 0,65) x 50 kg/m 3,5 kg/m 3. Beban berfaktor (q U ) q U,. q D +,6. q L (, x 07,5) + (,6 x 3,5 ) 70,58 kg/m Perhitungan Tulangan Tulangan Lentur Balok Anak Data Perencanaan : h 350 mm Ø t 6 mm b 50 mm Ø s 8 mm p 40 mm d h - p - / Ø t - Ø s fy 390 Mpa / MPa 94 Tulangan Lentur Daerah Lapangan b 0,85.f'c. fy fy 0, , max 0,08 0,75. b 0,75. 0,08 0,0,4,4 min 0, 0036 fy 390

228 07 Daerah Tumpuan Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Mu 60,84 kgm, Nmm Mn Mu, ,8 7 3,6.0 7 Nmm Mn Rn b.d 3, ,5 N/mm m fy 0,85.f' c 390 0,85.5 8,35 perlu. m m.rn fy. 8,35 8,35 390,5 0,004 As < max > min, di pakai perlu 0,004. b. d 0, ,35 mm Digunakan tulangan D 6 ¼.. (6) 00,96 mm 30,35 Jumlah tulangan, 50 ~ buah. 00,96 Dipakai tulangan D 6 As ada. ¼.. 6 a 40,9 mm Aman! As ada fy 0,85 f'c b Mn ada As ada fy (d - a ) 40, ,5 0, ,5 40,9 390 (94 - ) 4, Nmm

229 08 Mn ada > Mn... Aman! Jadi dipakai tulangan D 6 Daerah Lapangan Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Mu 94,90 kgm, Nmm Mn Mu ,8 7, Nmm Mn Rn b.d, , N/mm m fy 0,85.f' c 390 0,85.5 8,35 perlu. m m.rn fy. 8,35 8,35 390, 0,0030 < max < min, di pakai min 0,0036 As. b. d 0, ,60 mm Digunakan tulangan D 6 ¼.. (6) 00,96 mm 64,60 Jumlah tulangan, 3 00,96 ~ buah. Dipakai tulangan D 6 As ada. ¼ ,9 mm Aman

230 09 Tulangan Geser Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Vu fy 398,67 kg 3986,7 N 5 Mpa 40 Mpa d h p ½ Ø Ø s ½ (6) 8 94 mm Vc / 6. f' c.b.d Ø Vc / N 0, N 45937,5 N 3 Ø Vc ,755 N 363,575 N ½ Ø Vc < Vu < Ø Vc 968,75 < 3986,7 N < 4087,755 N Jadi di perlukan tulangan geser minimum, Ø Vs /3 b.d 0,75./ N Vs 8375 Vs perlu 4500 N 0,75 0, 75 Av. ¼ (8). ¼. 3, ,48 mm S Av. fy.d 00, Vs perlu , 384 mm S max d/ ~ 50 mm < 600 mm Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 8 50 mm

231 Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai Pembebanan Balok Anak as 4 ( A D ) Pembebanan Gambar 6.4 Lebar Equivalen Balok Anak as 4 ( A D ) Perencanaan Dimensi Balok h /. L / mm 300 mm b /3. h / mm 50 mm (h dipakai 300 mm, b 50 mm ). Beban Mati (q D ) Pembebanan balok 9 ) Berat sendiri 0,5x(0,30 0,) x 400 kg/m 3 08 kg/m Beban plat ( x 0,96) x 4 kg/m 789, kg/m qd 897, kg/m. Beban hidup (q L ) Beban hidup digunakan 50 kg/m ql ( x 0,96) x 50 kg/m 480 kg/m Bab 6 Balok Anak

232 3. Beban berfaktor (q U ) qu,. qd +,6. ql,. 897, +, ,55 kg/m Perhitungan Tulangan a. Tulangan Lentur Balok Anak Data Perencanaan : h 300 mm Ø t 6 mm b 50 mm Ø s 8 mm p 40 mm d h - p - / Ø t - Ø s fy 390 Mpa / Mpa 44 Tulangan Lentur Daerah Lapangan b 0,85.f'c. fy fy 0, , max 0,08 0,75. b 0,75. 0,08 0,0,4,4 min 0, 0036 fy 390 Daerah Tumpuan Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Mu 54,50 kgm, Nmm Mn Mu, ,8 7, Nmm

233 Mn Rn b.d, ,30 N/mm m fy 0,85.f' c 390 0,85.5 8,35 perlu. m m.rn fy. 8,35 8,35 390,30 0,0035 < max < min, di pakai min 0,0036 As. b. d 0, ,6 mm Digunakan tulangan D 6 ¼.. (6) 00,96 mm Jumlah tulangan 9,6 00,96, 0 ~ buah. Dipakai D 6 mm As ada. ¼ ,9 mm Aman! a As ada fy 0,85 f'c b 40,9 0, ,5 Mn ada As ada fy (d - a ) 9,5 40,9 360 (94 - ) 4, Nmm Mn ada > Mn... Aman! Jadi dipakai tulangan D 6

234 3 Daerah Lapangan Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Mu 383,85 kgm, Nmm Mn Mu, ,8 7, Nmm Mn Rn b.d, ,6 N/mm m fy 0,85.f' c 390 0,85.5 8,35 perlu. m m.rn fy. 8,35 8,35 390,6 0,003 < max < min, di pakai min 0,0036 As. b. d 0, ,6 mm Digunakan tulangan D 6 ¼.. (6) 00,96 mm Jumlah tulangan 9,6 00,96, 0 ~ buah. Dipakai D 6 mm As ada. ¼ ,9 mm Aman! a As ada fy 0,85 f'c b 40,9 0, ,5 50

235 4 Mn ada As ada fy (d - a ) 9,5 40,9 360 (94 - ) 4, Nmm Mn ada > Mn... Aman! Jadi dipakai tulangan D 6 Tulangan Geser Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Vu fy 333,0 kg 333 N 0 Mpa 40 Mpa d h p ½ Ø Ø s ½ (6) 8 94 mm Vc Vc / 6. f' c.b.d Ø Vc / N 0, N 45937,5 N 3 Ø Vc ,755 N 363,575 N ½ Ø Vc < Vu < Ø Vc 968,75 < 333 N < 4087,755 N Jadi di perlukan tulangan geser minimum, Ø Vs /3 b.d 0,75./ N Vs 8375 Vs perlu 4500 N 0,75 0, 75 Av. ¼ (8). ¼. 3, ,48 mm S Av. fy.d 00, Vs perlu , 384 mm

236 Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai 5 S max d/ ~ 50 mm < 600 mm Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 8 50 mm 6.5. Pembebanan Balok Anak as 6 ) Pembebanan Gambar 6.5 Lebar Equivalen Balok Anak as 6 ( ) Perencanaan Dimensi Balok h /. L / ,67 mm 300 mm b /3. h / mm (h dipakai 300 mm, b 50 mm ). Beban Mati (q D ) Pembebanan balok B 5 ) Berat sendiri 0,0x(0,30 0,) x 400 kg/m 3 86,4 kg/m Beban plat ( x,04) x 4 kg/m 854,88 kg/m qd 94,8 kg/m Bab 6 Balok Anak

237 6. Beban hidup (q L ) Beban hidup digunakan 50 kg/m ql ( x,04) x 50 kg/m 50 kg/m 3. Beban berfaktor (q U ) qu,. qd +,6. ql,. 94,8 +, ,54 kg/m Perhitungan Tulangan a. Tulangan Lentur Balok Anak Data Perencanaan : h 300 mm Ø t 6 mm b 50 mm Ø s 8 mm p 40 mm d h - p - / Ø t - Ø s fy 390 Mpa / Mpa 44 mm Tulangan Lentur Daerah Lapangan b 0,85.f'c. fy fy max 0, ,08 0,75. b 0,85 0,75. 0,08 0, ,4,4 min 0, 0036 fy 390

238 7 Daerah Tumpuan Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Mu 990, kgm, Nmm Mn Mu, ,8 7 3, Nmm Mn Rn b.d m fy 0,85.f' c 3, ,85.5,5 N/mm 8,35 perlu. m m.rn fy. 8,35 8,35 390,5 0,0069 < max > min, di pakai perlu 0,0069 As. b. d 0, ,9 mm Digunakan tulangan D 6 ¼.. (6) 00,96 mm Jumlah tulangan 40,9 00,96, 09 ~3 buah. Dipakai D 6 mm As ada 3. ¼ ,88 mm Aman! a As ada 0,85 f' c fy b 60,88 0, ,6 50

239 8 Mn ada As ada fy (d - a ) 44,6 60, (44 - ) 5,. 0 7 Nmm Mn ada > Mn... Aman! Jadi dipakai tulangan 3 D 6 Daerah Lapangan Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Mu 7 kgm, Nmm Mn Mu,7.0 0,8 7,4.0 7 Nmm Mn Rn b.d, ,44 N/mm m fy 0,85.f' c 390 0,85.5 8,35 perlu. m m.rn fy. 8,35 8,35 390,44 0,0038 < max > min, di pakai perlu 0,0038 As min. b. d 0, ,8 mm Digunakan tulangan D 6 ¼.. (6) 00,96 mm Jumlah tulangan 3,8 00,96, 5 ~ buah. Dipakai D 6 mm

240 9 As ada. ¼.. 6 a As ada 0,85 40,9 mm Aman! f' c fy b 40, ,5 0, Mn ada As ada fy (d - a ) 40,9 390 (44-9,5 ) 3, Nmm Mn ada > Mn... Aman! Jadi dipakai tulangan D 6 Tulangan Geser Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Vu fy 4345,6 kg 43456, N 5 Mpa 40 Mpa d h p ½ Ø Ø s ½ (6) 8 44 mm Vc / 6. f' c.b.d Ø Vc 3 Ø Vc 3. N / ,34 N 0, ,34 N 385,00 N 4375,00 N ½ Ø Vc < Vu < Ø Vc 906,5 < 43456, N < 4375,00 N Jadi di perlukan tulangan geser minimum, Ø Vs /3 b.d 0,75./ N Vs perlu Vs ,34 N 0,75 0, 75

241 0 Av. ¼ (8). ¼. 3, ,48 mm S Av. fy.d 00, Vs perlu 0333,34 89, 383 mm S max d/ 44 ~ 50 mm < 600 mm Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 8 50 mm 6.6. Pembebanan Balok Anak as A ( 4-6 ) Pembebanan Gambar 6.6 Lebar Equivalen Balok Anak as A ( 4 6 ) Perencanaan Dimensi Balok h /. L / ,67 mm 500 mm b /3. h / ,34 mm (h dipakai 500 mm, b 400 mm )

242 . Beban Mati (q D ) Pembebanan balok B 6 9 ) Berat sendiri 0,35x(0,50 0,) x 400 kg/m 3 364,8 kg/m Beban plat (4 x 0,83) x 4 kg/m 364,5kg/m+ qd 79,3 kg/m Beban balok anak reaksi 4933,kg/m. Beban hidup (q L ) Beban hidup digunakan 50 kg/m ql (4 x 0,83) x 50 kg/m 830 kg/m 3. Beban berfaktor (q U ) qu,. qd +,6. ql,. 79,3 +, ,9 kg/m Perhitungan Tulangan a. Tulangan Lentur Balok Anak Data Perencanaan : h 500 mm Ø t 9 mm b 400 mm Ø s 8 mm p 40 mm d h - p - / Ø t - Ø s fy 390 Mpa / Mpa 44,5 mm Tulangan Lentur Daerah Lapangan b 0,85.f'c. fy fy 0, ,08 0,

243 max 0,75. b 0,75. 0,08 0,0,4,4 min 0, 0036 fy 390 Daerah Tumpuan Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Mu 5099,88 kgm, Nmm Mn Mu, ,8.0 8, Nmm Mn Rn b.d m fy 0,85.f' c 400, , ,85.5 8,35,4 N/mm perlu. m m. Rn fy. 8,35 8,35 390,4 0,0066 < max > min, di pakai perlu 0,0066 As. b. d 0, ,5 69,6 mm Digunakan tulangan D 9 ¼.. (9) 83,39 mm Jumlah tulangan 69,6 83,39 4, ~ 5 buah. Dipakai 5 D 9 mm

244 3 As ada 5. ¼.. 9 a As ada 0,85 46,93 mm Aman! f' c fy b 46,93 0, ,0 400 Mn ada As ada fy (d - a ) 65,0 46, (44,5 - ), Nmm Mn ada > Mn... Aman! b - p - s - Cek jarak (n -) t (5 -) 5,5 mm > 5 mm (dipakai tulangan satu lapis) Jadi dipakai tulangan 5 D 9 Daerah Lapangan Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Mu 95,55 kgm 9, Nmm Mn Mu 9, ,8 7,6.0 8 Nmm Mn Rn b.d, ,5,48 N/mm m fy 0,85.f' c 390 0,85.5 8,35 perlu. m m. Rn fy

245 4. 8,35 8,35 390,48 0,0040 As < max > min, di pakai perlu 0,0040 min. b. d 0, ,5 708 mm Digunakan tulangan D 9 ¼.. (9) 83,39 mm 708 Jumlah tulangan, 45 ~ 3 buah. 83,39 Dipakai 3 D 9 mm As ada 3. ¼.. 9 a As ada 0,85 868,7 mm Aman! f' c fy b 868,7 0,85 5 Mn ada As ada fy (d - a ) , ,7 390 (44,5-39,83 ), Nmm Mn ada > Mn... Aman! Jadi dipakai tulangan 3 D 9 b - p - s - Cek jarak (n -) t (3 -) 3,5 mm > 5 mm (dipakai tulangan satu lapis) Jadi dipakai tulangan 3 D 9

246 5 Tulangan Geser Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Vu fy 3994,56 kg 39945,6 N 5 Mpa 40 Mpa d h p ½ Ø Ø s ½ (9) 8 44,5 mm Vc / 6. f' c.b.d / , N Ø Vc 0, N 065 N 3 Ø Vc N N. Vc 065 N < 39945,6 N < N Jadi di perlukan tulangan geser Vs perlu Vu Ø Vc 39945, ,60 N Av. ¼ (8). ¼. 3, ,48 mm S Av. fy.d 00, ,5 Vs perlu 930,60 363, 94 mm S max d/ 44,5,5 ~ 50 mm < 600 mm Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 8 50 mm

247 Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai Pembebanan Balok Anak as C ( - 3 ) Pembebanan Gambar 6.7 Lebar Equivalen Balok Anak as C ( 3 ) Perencanaan Dimensi Balok h /. L / ,5 mm 400 mm b /3. h /3. 3,5 66,67 mm (h dipakai 400 mm, b 350 mm ). Beban Mati (q D ) Pembebanan balok C 9 ) Berat sendiri 0,35x(0,40 0,) x 400 kg/m 3 35, kg/m Beban plat (4 x 0,63) x 4 kg/m 035,7kg/m Beban Dinding 0,5 x 4 x 3,75 x 700 kg/m 385 kg/m+ qd 5095,9 kg/m Beban titik P 94,36 kg. Beban hidup (q L ) Beban hidup digunakan 50 kg/m ql (4 x 0,63) x 50 kg/m 630 kg/m Bab 6 Balok Anak

248 7 3. Beban berfaktor (q U ) qu,. qd +,6. ql,. 5095,9 +, , kg/m Perhitungan Tulangan a. Tulangan Lentur Balok Anak Data Perencanaan : h 400 mm Ø t 9 mm b 350 mm Ø s 8 mm p 40 mm d h - p - / Ø t - Ø s fy 390 Mpa / Mpa 34,5 mm Tulangan Lentur Daerah Lapangan b 0,85.f'c. fy fy 0, , max 0,08 0,75. b 0,75. 0,08 0,0,4,4 min 0, 0036 fy 390 Daerah Tumpuan Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Mu 78,98 kgm, Nmm Mn Mu,7898 0,8.0 8, Nmm

249 8 Mn Rn b.d 350, ,5 3,87 N/mm m fy 0,85.f' c 390 0,85.5 8,35 perlu. m m.rn fy. 8,35 8, ,87 0,0 < max > min, di pakai perlu 0,0 As. b. d 0, ,5 33,6 mm Digunakan tulangan D 6 ¼.. (9) 83,39 mm Jumlah tulangan 33,6 83,39 4, 67 ~ 5 buah. Dipakai 5 D 9 mm b - p - s - Cek jarak (n -) t (5 -) 39,75 mm > 5 mm (dipakai tulangan satu lapis) As ada 5. ¼ ,93 mm Aman! a As ada 0,85 f' c fy b 46,93 0, ,30 350

250 9 Mn ada As ada fy (d - a ) 74,30 46, (34,5 - ), Nmm Mn ada > Mn... Aman! Jadi dipakai tulangan 5 D 9 Daerah Lapangan Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Mu 855,67 kgm 8, Nmm Mn Mu 8, ,8 7 0, Nmm Mn Rn b.d 0, ,5,60 N/mm m fy 0,85.f' c 390 0,85.5 8,35 perlu. m m.rn fy. 8,35 8,35 390,60 0,007 < max > min, di pakai perlu 0,007 As min. b. d 0, ,5 85, mm Digunakan tulangan D 6 ¼.. (9) 83,39 mm Jumlah tulangan 85, 83,39 3, 0 ~ 4 buah. Dipakai 4 D 6 mm

251 30 b - p - s - Cek jarak (n -) t (4 -) 59,34 mm > 5 mm (dipakai tulangan satu lapis) As ada 4. ¼ ,54 mm Aman! a As ada 0,85 f' c fy b 33,54 0, ,44 Mn ada As ada fy (d - a ) 33, (34,5-59,44 ) 3, Nmm Mn ada > Mn... Aman! Jadi dipakai tulangan 4 D 6 Tulangan Geser Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Vu fy 8039,77 kg 80397,7 N 5 Mpa 40 Mpa d h p ½ Ø Ø s ½ (9) 8 34,5 mm Vc / 6. f' c.b.d Ø Vc / , ,83 N 0, ,83 N 749,88 N 3 Ø Vc ,88 N 4765, 63 N

252 3. Vc 99895,83 N < 80397,7 N < 4765, 63 N Jadi di perlukan tulangan geser Vs perlu Vu Vc 80397, , ,87 N Av. ¼ (8). ¼. 3, ,48 mm S Av. fy.d 00, ,5 Vs perlu 8050,87 0, 60 mm S max d/ 34,5 7,5 ~ 00 mm < 600 mm Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 8 00 mm 6.8. Pembebanan Balok Anak as D - ) Pembebanan Gambar 6.8 Lebar Equivalen Balok Anak as D ( ) Perencanaan Dimensi Balok h /. L / ,5 mm 450 mm b /3. h / mm (h dipakai 450 mm, b 400 mm )

253 3. Beban Mati (q D ) Pembebanan balok D 3 ) Berat sendiri 0,40x(0,45 0,) x 400 kg/m 3 36,8 kg/m Beban plat (,4) x 4 kg/m 509,64 kg/m+ qd86,44 kg/m Beban reaksi tangga 794,85 kg/m. Beban hidup (q L ) Beban hidup digunakan 50 kg/m ql (,4) x 50 kg/m 30 kg/m 3. Beban berfaktor (q U ) qu,. qd +,6. ql,. 86,44 +, ,73 kg/m Perhitungan Tulangan a. Tulangan Lentur Balok Anak Data Perencanaan : h 450 mm Ø t 9 mm b 400 mm Ø s 8 mm p 40 mm d h - p - / Ø t - Ø s fy 390 Mpa / Mpa 39,5 mm Tulangan Lentur Daerah Tumpuan dan Lapangan b 0,85.f'c. fy fy 0, ,08 0,

254 33 max 0,75. b 0,75. 0,08 0,0,4,4 min 0, 0036 fy 390 Daermpuan Daerah Tumpuan dan Lapangan Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Mu 765, kgm, Nmm Mn Mu, ,8 8,.0 8 Nmm Mn Rn b.d, ,5 3,59 N/mm m fy 0,85.f' c 390 0,85.5 8,35 perlu. m m.rn fy. 8,35 8,35 3, ,00 < max > min, di pakai perlu 0,00 As. b. d 0, ,5 570 mm Digunakan tulangan D 6 ¼.. (9) 89,39 mm Jumlah tulangan ,39 5, 43 ~ 6 buah. Dipakai 6 D 9 mm

255 34 b - p - s - Cek jarak (n -) t (6 -) 38 mm > 5 mm (dipakai tulangan satu lapis) As ada 6. ¼.. 9 a As ada 0,85 736,34 mm Aman! f' c fy b 736,34 0, , Mn ada As ada fy (d - a ) 736, (39,5-79,67 ), Nmm Mn ada > Mn... Aman! Jadi dipakai tulangan 6 D 9 Tulangan Geser Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Vu fy 90,67 kg 906,7 N 5 Mpa 40 Mpa d h p ½ Ø Ø s ½ (9) 8 39,5 mm Vc / 6. f' c.b.d Ø Vc / , ,33 N 0, ,33 N 985 N 3 Ø Vc N N.V Vc 985 N < 906,7 N < N

256 35 Jadi di perlukan tulangan geser Vs perlu Vu Vc 906, ,33 673,37 N Av. ¼ (8). ¼. 3, ,48 mm S Av. fy. d 00, ,5 Vs perlu 673,37 66, 8 mm S max d/ 44,5,5 ~ 50 mm < 600 mm Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 8 50 mm 6.9. Pembebanan Balok Anak as ( - 3 ) Pembebanan Gambar 6.9 Lebar Equivalen Balok Anak as E ( 3 ) Perencanaan Dimensi Balok h /. L / ,5 mm 500 mm

257 Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai 36 b /3. h / ,33 mm 400 (h dipakai 500 mm, b 400 mm ). Beban Mati (q D ) Pembebanan balok D 3 ) Atap Berat sendiri 0,40x(0,50 0,) x 400 kg/m 3 38 kg/m Beban plat ( x,5) x 4 kg/m 07,5 kg/m qd 65,5 kg/m Beban reaksi 7486,00 kg. Beban hidup (q L ) Beban hidup digunakan 50 kg/m ql ( x,5) x 50 kg/m 65 kg/m 3. Beban berfaktor (q U ) qu,. qd +,6. ql,. 65,5 +, ,6 kg/m Perhitungan Tulangan a. Tulangan Lentur Balok Anak Data Perencanaan : h 500 mm Ø t 9 mm b 400 mm Ø s 8 mm p 40 mm d h - p - / Ø t - Ø s fy 390 Mpa / Mpa 44,5 mm Bab 6 Balok Anak

258 37 Tulangan Lentur Daerah Lapangan b 0,85.f'c. fy fy 0, , max 0,08 0,75. b 0,75. 0,08 0,0 min,4,4 fy 390 0, 0036 erampuan Daerah Tumpuan Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Mu 067,99 kgm, Nmm Mn Mu, ,8.0 8,5.0 8 Nmm Mn Rn b.d, ,5,93 N/mm m fy 0,85.f' c 390 0,85.5 8,35 perlu. m m.rn fy. 8,35 8,35, ,005 < max > min, di pakai perlu 0,005

259 38 As. b. d 0, ,5 90,40 mm Digunakan tulangan D 9 ¼.. (9) 83,39 mm Jumlah tulangan 90,40 83,39 3, 8 ~ 4 buah. Dipakai 4 D 9 mm As ada 4. ¼ ,56 mm Aman! b - p - s - Cek jarak (n -) t (4 -) 76 mm > 5 mm (dipakai tulangan satu lapis) a As ada 0,85 f' c fy b 57,56 0, , Mn ada As ada fy (d - a ) 57, (44,5-53, ), Nmm Mn ada > Mn... Aman! Jadi dipakai tulangan 4 D 9 Daerah Lapangan Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Mu 093,73 kgm, Nmm Mn Mu, ,8.0 8, Nmm

260 39 Mn Rn b.d, ,5,75 N/mm m fy 0,85.f' c 390 0,85.5 8,35 perlu. m m.rn fy. 8,35 8,35, ,0047 < max > min, di pakai min 0,0047 As min. b. d 0, ,5 83,90 mm Digunakan tulangan D 6 ¼.. (9) 83,38 mm Jumlah tulangan 83,90 83,38, 88 ~ 4 buah. Dipakai 4 D 9 mm As ada 4. ¼ ,54 mm Aman! a As ada 0,85 f' c fy b 33,54 0, ,0 Mn ada As ada fy (d - a ) 5,0 33, (44,5 - ), Nmm Mn ada > Mn... Aman! Jadi dipakai tulangan 4 D 9

261 40 Tulangan Geser Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Vu fy 36,8 kg 368, N 5 Mpa 40 Mpa d h p ½ Ø Ø s ½ (9) 8 44,5 mm Vc / 6. f' c.b.d / , N Ø Vc 0, N 065 N 3 Ø Vc N N. Vc 065 N < 368, N < N Jadi di perlukan tulangan geser Vs perlu Vu Ø Vc 368, , N Av. ¼ (8). ¼. 3, ,48 mm S Av. fy. d 00, ,5 Vs perlu 743, 908, 69 mm S max d/ 44,5,5 ~ 50 mm < 600 mm Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 8 50 mm

262 Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai Pembebanan Balok Anak as D - 7 ) Pembebanan Gambar 6.0 Lebar Equivalen Balok Anak as ( 6 7 ) Perencanaan Dimensi Balok h /. L / mm 500 mm b /3. h / ,33 mm (h dipakai 500 mm, b 450 mm ). Beban Mati (q D ) Pembebanan balok D 3 ) Berat sendiri 0,45x(0,50 0,) x 400 kg/m 3 40,4 kg/m Beban plat (x 0,83 ) x 4 kg/m 68,6kg/m+ qd09,66g/m Beban reaksi tangga 794,85 kg Beban reaksi balok anak 869,3 kg. Beban hidup (q L ) Beban hidup digunakan 50 kg/m ql ( x 0,83 ) x 50 kg/m 45 kg/m Bab 6 Balok Anak

263 4 3. Beban berfaktor (q U ) qu,. qd +,6. ql,. 09,66+, ,9 kg/m Perhitungan Tulangan b. Tulangan Lentur Balok Anak Data Perencanaan : h 500 mm Ø t 9 mm b 450 mm Ø s 8 mm p 40 mm d h - p - / Ø t - Ø s fy 390 Mpa / Mpa 44,5 mm Tulangan Lentur Daerah Tuimpuan dan Lapangan b 0,85.f'c. fy fy max 0, ,08 0,75. b 0,85 0,75. 0,08 0, ,4,4 min 0, 0036 fy 390 DaerahTumpuan Daerah Tumpuan dan Lapangan Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Mu 705,88 kgm, Nmm

264 43 Mn Mu, ,8 8 3, Nmm Mn Rn b.d 3, ,5 3,86 N/mm m fy 0,85.f' c 390 0,85.5 8,35 perlu. m m.rn fy. 8,35 8, ,86 0,0 < max > min, di pakai perlu 0,0 As. b. d 0, ,5 90,38 mm Digunakan tulangan D 6 ¼.. (9) 89,39 mm Jumlah tulangan 90,38 89,39 7, 57 ~ 8 buah. Dipakai 8 D 9 mm b - p - s - Cek jarak (n -) t (8 -) 8,86 mm > 5 mm (dipakai tulangan satu lapis) As ada 8. ¼ , mm Aman!

265 44 a As ada 0,85 f' c fy b 35, 0, ,4 Mn ada As ada fy (d - a ) 94,4 35, 390 (44,5 - ) 3, Nmm Mn ada > Mn... Aman! Jadi dipakai tulangan 8 D 9 Tulangan Geser Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Vu fy 347,9 kg 347,9 N 5 Mpa 40 Mpa d h p ½ Ø Ø s ½ (9) 8 39,5 mm Vc / 6. f' c.b.d Ø Vc / , ,5 N 0, ,5 N 4453,3 N 3 Ø Vc ,3 N ,38 N. Vc 4453,3 N < 347,9 N < ,38 N Jadi di perlukan tulangan geser Vs perlu Vu Ø Vc 347,9 4453, ,40 N Av. ¼ (8). ¼. 3, ,48 mm Av. fy. d 00, ,5 S 60, 36 mm Vs perlu 76774,40

266 Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai 45 S max d/ 44,5,5 ~ 50 mm < 600 mm Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 8 50 mm 6.. Pembebanan Balok Anak as E - 0 ) 6... Pembebanan Gambar 6. Lebar Equivalen Balok Anak as ( 9 0 ) Perencanaan Dimensi Balok h /. L / ,33 mm 50 mm b /3. h / ,67 mm 00 mm (h dipakai 50 mm, b 00 mm ). Beban Mati (q D ) Pembebanan balok E 9 0 ) Berat sendiri 0,0x(0,5 0,) x 400 kg/m 3 6,4 kg/m Beban plat ( x 0,76) x 4 kg/m 64,7 kg/m+ qd687, kg/m. Beban hidup (q L ) Beban hidup digunakan 50 kg/m ql ( x 0,76) x 50 kg/m 380 kg/m 4. Beban berfaktor (q U ) Bab 6 Balok Anak

267 46 qu,. qd +,6. ql,. 687, +, ,54 kg/m 6... Perhitungan Tulangan c. Tulangan Lentur Balok Anak Data Perencanaan : h 50 mm Ø t 6 mm b 00 mm Ø s 8 mm p 40 mm d h - p - / Ø t - Ø s fy 390 Mpa / Mpa 94 mm Tulangan Lentur Daerah Tumpuan dan Lapangan b 0,85.f'c. fy fy 0, , max 0,08 0,75. b 0,75. 0,08 0,0,4,4 min 0, 0036 fy 390 DaerahTumpuan Daerah Tumpuan Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Mu 099,5 kgm, Nmm Mn Mu 7, ,37.0 Nmm 0,8

268 47 Mn Rn b.d, ,8 N/mm m fy 0,85.f' c 390 0,85.5 8,35 perlu. m m.rn fy. 8,35 8,35 390,8 0,0050 < max > min, di pakai perlu 0,0050 As. b. d 0, mm Digunakan tulangan D 6 ¼.. (6) 00,96 mm Jumlah tulangan 94 00,96 0, 97 ~ buah. Dipakai D 6 mm As ada. ¼ ,9 mm Aman! a As ada 0,85 f' c fy b 40,9 0, ,88 Mn ada As ada fy (d - a ) 40,9 390 (94-36,88 ), Nmm Mn ada > Mn... Aman! Jadi dipakai tulangan D 6

269 48 Tulangan Geser Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Vu fy 83,5 kg 835, N 5 Mpa 40 Mpa d h p ½ Ø Ø s ½ (6) 8 94 mm Vc / 6. f' c.b.d Ø Vc / ,33 N 0, ,33 N 450 N 3 Ø Vc N 7750 N ½. Vc 5 N < 835, N < 450 N Jadi di perlukan tulangan geser Ø Vs /3 b.d 0,75./ N Vs 9700 Vs perlu 933,33 N 0,75 0, 75 Av. ¼ (8). ¼. 3, ,48 mm S Av. fy.d 00, Vs perlu 933,33 30, 44 mm S max d/ ~ 50 mm < 600 mm Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 8 50 mm

270 Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai BAB 7 PORTAL 7.. Perencanaan Portal Gambar 7.. Gambar Denah Portal Keterangan: Balok Portal : As A Balok Portal Melintang : As Balok Portal : As B Balok Portal Melintang : As 3 Balok Portal : As C Balok Portal Melintang : As 4 Balok Portal : As D Balok Portal Melintang : As 5 Bab 4 Perencanaan Tangga 49

271 Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai 50 Balok Portal : As E Balok Portal Melintang : As 6 Balok Portal : As F Balok Portal Melintang : As 7 Balok Portal : As Balok Portal Melintang : As 8 Balok Portal Melintang : As Dasar Perencanaan Secara umum data yang digunakan untuk perhitungan rencana portal adalah sebagai berikut : a. Bentuk denah portal : Seperti pada gambar b. Model perhitungan : SAP 000 ( 3 D ) c. Perencanaan dimensi rangka : b (mm) x h (mm) Dimensi kolom : 450 mm x 450 mm dan 50 mm x 50 mm Dimensi sloof : 50 mm x 400 mm Dimensi balok : 350 mm x 550 mm dan 400 mm x 750 mm Dimensi ring balk : 50 mm x 350 mm d. Kedalaman pondasi : m e. Mutu baja tulangan : U36 (fy 390 MPa) f. Mutu baja sengkang : U4 (fy 40 MPa) 7.. Perencanaan Pembebanan Secara umum data pembebanan portal adalah sebagai berikut: a. Beban Mati (q D ) Plat Lantai Berat plat sendiri 0, x 400 x 88 kg/m Berat keramik ( cm ) 0,0 x 400 x 4 kg/m Berat Spesi ( cm ) 0,0 x 00 x 4 kg/m Berat plafond + instalasi listrik 5 kg/m Berat Pasir ( cm ) 0,0 x 600 x 3 kg/m q D 4 kg/m Dinding Berat sendiri dinding 0,5 ( 4,00-0,40) x kg/m Bab 7 Portal

272 Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Swalayan Lantai 5 Atap Kuda kuda Utama A 5589,3 kg ( SAP 000 ) ½ Kuda kuda Utama A 694,9 kg ( SAP 000 ) Jurai A 65,80 kg ( SAP 000 ) Kuda Kuda Trapesium 694,9 kg ( SAP 000 ) Kuda kuda Utama B 4,6 kg ( SAP 000 ) ½ Kuda kuda Utama B 70,4 kg ( SAP 000 ) Jurai B 706,66 kg ( SAP 000 ) b. Beban hidup untuk swalayan (q L ) Beban hidup 50 kg/m Bab 7 Portal

273 5 7.. Perhitungan Luas Equivalen untuk Plat Lantai Gambar 7.. Luas Equivalen Luas equivalent segitiga :. lx 3 Luas equivalent trapesium :. lx lx. ly

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan 3 BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Dasar Perencanaan 2.1.1 Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun beban

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DISTRO & CAFE 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DISTRO & CAFE 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DISTRO & CAFE 2 LANTAI TUGAS AKHIR Disusun sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan dunia teknik sipil menuntut bangsa Indonesia untuk dapat menghadapi segala kemajuan dan tantangan. Hal itu dapat terpenuhi apabila sumber daya

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SERBAGUNA 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SERBAGUNA 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SERBAGUNA 2 LANTAI TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program Studi DIII Teknik Sipil Jurusan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO BUKU 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO BUKU 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO BUKU 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program Studi Diploma III Teknik

Lebih terperinci

Tugas Akhir Perencanaan Struktur Salon, fitness & Spa 2 lantai TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Enny Nurul Fitriyati I

Tugas Akhir Perencanaan Struktur Salon, fitness & Spa 2 lantai TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Enny Nurul Fitriyati I Tugas Akhir Perencanaan Struktur Salon, fitness & Spa lantai A- TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR SALON FITNES DAN SPA LANTAI Disusun Oleh : Enny Nurul Fitriyati I.85060 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia konstruksi saat ini semakin berkembang pesat, meningkatnya berbagai kebutuhan manusia akan pekerjaan konstruksi menuntut untuk terciptanya inovasi dan kreasi

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TINGGAL 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TINGGAL 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TINGGAL 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN 2 LANTAI digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN LANTAI Oleh: Fredy Fidya Saputra I.8505014 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM D III JURUSAN TEKNIK SIPIL SURAKARTA 009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO ELEKTRONIK 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO ELEKTRONIK 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO ELEKTRONIK LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program Studi Diploma III

Lebih terperinci

GEDUNG ASRAMA DUA LANTAI

GEDUNG ASRAMA DUA LANTAI digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG ASRAMA DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RSUD 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RSUD 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RSUD LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi D3 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH DUA LANTAI

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH DUA LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH DUA LANTAI Disusun oleh: ANDI YUNIANTO NIM: I 8507035 PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKRTA

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SUPERMARKET DAN FASHION DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SUPERMARKET DAN FASHION DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SUPERMARKET DAN FASHION DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM 2 LANTAI TUGAS AKHIR perpustakaan.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII

Lebih terperinci

Oleh : Hissyam I

Oleh : Hissyam I PERENCANAANN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLETT DAN RESTO 2 LANTAI Oleh : Hissyam I 8507048 D3 TEKNIK SIPIL GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITASS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN DAN TOKO BUKU 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR DAN ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN DAN TOKO BUKU 2 LANTAI TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Gedung Swalayan dan Toko Buku Lantai PERENCANAAN STRUKTUR DAN ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN DAN TOKO BUKU LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN CAFE 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN CAFE 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN CAFE 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG MALL 3 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG MALL 3 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG MALL 3 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D3 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSKESMAS DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSKESMAS DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSKESMAS DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN DAN KARAOKE 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN DAN KARAOKE 2 LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN DAN KARAOKE 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN KANTOR KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN KANTOR KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN KANTOR KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM DUA LANTAI. Tugas akhir. Sudarmono I

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM DUA LANTAI. Tugas akhir. Sudarmono I PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM DUA LANTAI Tugas akhir Sudarmono I 85 07 061 Fakultas teknik jurusan teknik sipil Universitas sebelas maret 2010 MOTTO...Sesungguhnya Alloh tidak mengubah keadaan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil disusun oleh : MUHAMMAD NIM : D

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D3 Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR BOARDING HOUSE

PERENCANAAN STRUKTUR BOARDING HOUSE PERENCANAAN STRUKTUR BOARDING HOUSE TUGAS AKHIR Oleh : Antonius Mahatma P. I.8507007 PROGRAM DIII TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 010 BAB 3 Perencanaan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL 2011

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL 2011 TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA 2 LANTAI Dikerjakan Oleh: CINTIA PRATIWI NIM. I 8508002 UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL 2011 LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin pesatnya perkembangan dunia teknik sipil di Indonesia saat ini menuntut terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung dalam bidang tersebut.

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG.FIX.pdf BAB 2 DASAR TEORI.FIX.pdf

BAB 1 LATAR BELAKANG.FIX.pdf BAB 2 DASAR TEORI.FIX.pdf BAB 1 LATAR BELAKANG.FIX.pdf BAB 2 DASAR TEORI.FIX.pdf BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum Islamic Center sebagai pusat kegiatan keislaman, dimana semua kegiatan pembinaan berupa kegiatan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR PUSKESMAS PEMBANTU DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR PUSKESMAS PEMBANTU DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR PUSKESMAS PEMBANTU DUA LANTAI TUGAS AKHIR Telah disetujui untuk dipertahankan di depan tim penguji sebagai persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada jurusan Teknik Sipil Dikerjakan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH LANTAI Agus Supriyanto I.850033 D3 TEKNIK SIPIL GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET 011 iv v MOTTO Demi masa, sesungguhnya manusia

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN CAFE DAN RESTO 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN CAFE DAN RESTO 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN CAFE DAN RESTO 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH JUNE ADE NINGTIYA I

DISUSUN OLEH JUNE ADE NINGTIYA I PERENCANAAN STRUKTUR HOTEL 2 LANTAI DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH JUNE ADE NINGTIYA I 8507053 DIPLOMA TIGA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG UKM DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG UKM DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG UKM DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi D-III Teknik Sipil Jurusan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MASJID 2 LANTAI (Structure and Cost Budget of Two Storeys Mosque)

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MASJID 2 LANTAI (Structure and Cost Budget of Two Storeys Mosque) PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MASJID 2 LANTAI (Structure and Cost Budget of Two Storeys Mosque) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada

Lebih terperinci

PERENCANAAN SHOWROOM DAN BENGKEL NISSAN

PERENCANAAN SHOWROOM DAN BENGKEL NISSAN PERENCANAAN SHOWROOM DAN BENGKEL NISSAN TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB I. Perencanaan Atap

BAB I. Perencanaan Atap BAB I Perencanaan Atap 1. Rencana Gording Data perencanaan atap : Penutup atap Kemiringan Rangka Tipe profil gording : Genteng metal : 40 o : Rangka Batang : Kanal C Mutu baja untuk Profil Siku L : BJ

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH DAN TOKO 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH DAN TOKO 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH DAN TOKO LANTAI TUAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh elar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Dalam perancangan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku sehingga diperoleh suatu struktur bangunan yang aman secara konstruksi. Struktur

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Jurusan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN SEKOLAHAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN SEKOLAHAN 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN SEKOLAHAN LANTAI Oleh : Dede Setiawan I8506704 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 011 MOTTOO...Sesungguhnya

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI. Diajukan Oleh : DANNY ARIEF M I

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI. Diajukan Oleh : DANNY ARIEF M I PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH LANTAI Diajukan Oleh : DANNY ARIEF M I8506009 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET 00 i MOTTO Walaupun hidup

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTORAN DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTORAN DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTORAN DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG TUGAS AKHIR 1 HALAMAN JUDUL PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Teknik Program

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 PRESENTASI TUGAS AKHIR oleh : PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 LATAR BELAKANG SMA Negeri 17 Surabaya merupakan salah

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG HOTEL 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG HOTEL 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA perpustakaan.uns.ac.id GEDUNG HOTEL 2 LANTAI TUGAS AKHIR DisusunSebagai Salah SatuSyaratMemperolehGelarAhliMadya (A.Md.) pada Program Studi DIII Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR BUTIK 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR BUTIK 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR BUTIK LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM 2 LANTAI & RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM 2 LANTAI & RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM 2 LANTAI & RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan

Lebih terperinci

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR 3.. Denah Bangunan Dalam tugas akhir ini penulis merancang suatu struktur bangunan dengan denah seperti berikut : Gambar 3.. Denah bangunan 33 34 Dilihat dari bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan pendidikan Program Diploma III Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret adalah menciptakan Ahli madya yang terampil dan profesional serta kompeten

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai 8 BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Pada Pelat Lantai Dalam penelitian ini pelat lantai merupakan pelat persegi yang diberi pembebanan secara merata pada seluruh bagian permukaannya. Material yang digunakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA

PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : ALFANIDA AYU WIDARTI

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan Dari keseluruhan pembahasan yang telah diuraikan merupakan hasil dari perhitungan perencanaan struktur gedung Fakultas Teknik Informatika ITS Surabaya dengan metode SRPMM.

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3 PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3 Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : FELIX BRAM SAMORA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1. Diagram Alir Perencanaan Struktur Atas Baja PENGUMPULAN DATA AWAL PENENTUAN SPESIFIKASI MATERIAL PERHITUNGAN PEMBEBANAN DESAIN PROFIL RENCANA PERMODELAN STRUKTUR DAN

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1)

LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1) LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1) PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG B POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG Oleh: Sonny Sucipto (04.12.0008) Robertus Karistama (04.12.0049) Telah diperiksa dan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH BINA BANGSA JALAN JANGLI BOULEVARD SEMARANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH BINA BANGSA JALAN JANGLI BOULEVARD SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH BINA BANGSA JALAN JANGLI BOULEVARD SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI LEMBAR PERYATAAN ORIGINALITAS LAPORAN LEMBAR PERSEMBAHAN INTISARI ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI

PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI Wildiyanto NRP : 9921013 Pembimbing : Ir. Maksum Tanubrata,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas BAB V PEMBAHASAN 5.1 Umum Pada gedung bertingkat perlakuan stmktur akibat beban menyebabkan terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas pekerjaan dilapangan, perencana

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH UMUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH UMUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU i PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH UMUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU Disusun oleh : RICHARD SUTRISNO Mahasiswa : 11973 / TS NPM : 04 02 11973 PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

TAMPAK DEPAN RANGKA ATAP MODEL 3

TAMPAK DEPAN RANGKA ATAP MODEL 3 TUGAS STRUKTUR BAJA 11 Bangunan gedung dengan struktur atap dibuat dengan struktur rangka baja. Bentang struktur bangunan, beban gravitasi, beban angin dan mutu bahan, dijelaskan pada data teknis berikut.

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN Oleh : 1. AGUNG HADI SUPRAPTO 3111 030 114 2.RINTIH PRASTIANING ATAS KASIH 3111

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN BANK DANAMON JL PEMUDA-JEPARA

PERENCANAAN STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN BANK DANAMON JL PEMUDA-JEPARA TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN BANK DANAMON JL PEMUDA-JEPARA Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata1 (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

Tugas Akhir Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung Kuliah 2 Lantai

Tugas Akhir Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung Kuliah 2 Lantai 3 PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG KULIAH 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL.. i. LEMBAR PENGESAHAN ii. KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang... 1

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL.. i. LEMBAR PENGESAHAN ii. KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang... 1 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i LEMBAR PENGESAHAN ii KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR NOTASI. v vi xii xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...... 1 1.2. Maksud dan

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI) 1 PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI) Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai S-1 Teknik Sipil diajukan

Lebih terperinci

ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS

ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS Analisa Dimensi dan Struktur Atap Menggunakan Metode Daktilitas Terbatas 1 - ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS M. Ikhsan Setiawan ABSTRAK Sttruktur gedung Akademi

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT KEGIATAN MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT KEGIATAN MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT KEGIATAN MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) Oleh : TRIA CIPTADI 3111 030 013 M. CHARIESH FAWAID 3111 030 032 Dosen

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KECAMATAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KECAMATAN 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya perpustakaan.uns.ac.id pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( ) TUGAS AKHIR STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7 Oleh : RACHMAWATY ASRI (3109 106 044) Dosen Pembimbing: Budi Suswanto, ST. MT. Ph.D

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL LARAS ASRI SALATIGA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh :

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL LARAS ASRI SALATIGA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh : PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL LARAS ASRI SALATIGA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU Oleh : HARDI WIBOWO No. Mahasiswa : 11515 / TS NPM : 03 02 11515 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR UNIT GEDUNG A UNIVERSITAS IKIP VETERAN SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR UNIT GEDUNG A UNIVERSITAS IKIP VETERAN SEMARANG PERENCANAAN STRUKTUR UNIT GEDUNG A UNIVERSITAS IKIP VETERAN SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder Dalam penggunaan profil baja tunggal (seperti profil I) sebagai elemen lentur jika ukuran profilnya masih belum cukup memenuhi karena gaya dalam (momen dan gaya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung (SNI ) dan tata cara perencanaan gempa

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung (SNI ) dan tata cara perencanaan gempa BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pembebanan Beban yang ditinjau dan dihitung dalam perancangan gedung ini adalah beban hidup, beban mati dan beban gempa. 3.1.1. Kuat Perlu Beban yang digunakan sesuai dalam

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL)

PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL) PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL) Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S 1 Teknik Sipil diajukan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG. Oleh : BAYU ARDHI PRIHANTORO NPM :

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG. Oleh : BAYU ARDHI PRIHANTORO NPM : PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : BAYU

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH ATAS EMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH ATAS EMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH ATAS EMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL Naskah Publikasi Ilmiah untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

Semarang, Nopember Penyusun

Semarang, Nopember Penyusun KATA PENGANTAR Alhamdulillahi rabbil alamin, Puji Syukur ke Khadirat ALLAH SWT atas segala Nikmat, Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. : PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : KEVIN IMMANUEL

Lebih terperinci

1. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI ) 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983)

1. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI ) 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983) 7 1. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI 03-1727-1989) 2. Perencaaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Rumah dan Gedung SNI-03-1726-2002 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983)

Lebih terperinci