PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI TUGAS AKHIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI TUGAS AKHIR"

Transkripsi

1 PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Dikerjakan oleh : RIJAD RAHADI NIM. I WARSINO NIM. I PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 i

2 HALAMAN PERSETUJUAN PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI TUGAS AKHIR Dikerjakan oleh : RIJAD RAHADI NIM. I WARSINO NIM. I Diperiksa dan disetujui, Dosen Pembimbing Ir.PURWANTO, MT. NIP PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit 2012 to user ii

3 LEMBAR PENGESAHAN PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI TUGAS AKHIR Oleh : RIJAD RAHADI NIM. I WARSINO NIM. I Dipertahankan di depan Tim Penguji Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima guna memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar Ahli Madya Pada Hari : Rabu Tanggal : 1 Agustus 2012 Tim Penguji : 1. Ir. PURWANTO, MT. : NIP ACHMAD BASUKI, ST., MT. :... NIP FAJAR SRI HANDAYANI, ST,MT. :... NIP Mengetahui, Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS Disahkan,.Ketua Program DIII Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS Ir. BAMBANG SANTOSA, MT. ACHMAD BASUKI, ST., MT. NIP NIP iii

4 iv

5

6

7 MOTTO Niat dan kerja keras adalah hal yang paling utama untuk bisa meraih semua hal yang anda inginkan. Sesungguhnya Allah SWT. Tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehinggan mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Q.S. Ar Ra d.11 ) Kejarlah duniamu seakan akan engkau mati 1000 tahun lagi, tapi kejarlah akhiratmu seakan akan engkau mati esok pagi. Jika kita mau berusaha kita pasti bisa. Gantungkanlah impianmu setinggi- tingginya dan berusaha sekuat tenaga untuk bisa meraih impian yang telah engkau gantungkan Bisa karena biasa, biasa karena terpaksa. iv

8 PERSEMBAHAN Alhamdulillah puji syukur tiada terkira kupanjatkan kehadirat Allah SWT, pencipta alam semesta yang telah memberikan rahmat, hidayah serta anugerah yang tak terhingga. Ucapan Terima Kasih dan Penghargaan Setinggi tingginya Atas Terselesaikannya Laporan Tugas Akhir Untuk Bapak dan Ibu yang tak henti-hentinya mendoakan, menasihati, mendidikku tak pernah jemu dan selalu menaburkan pengorbanan dengan kasih sayang. Tanpa maaf dan restumu hidupku tak akan berarti apapun. Buat saudara saudara ku Serta adik ku yang selalu menyemangatiku dan menyayangiku Partner ku Warsino yang membantu, menyemangatiku, dan Pantang menyerah Rekan rekan Sipil Gedung khususnya angkatan 2009 Segala bantuan dan dukungan untuk mencapai kesuksesan kita v

9 PENGANTAR Segala puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI dengan baik. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penyusun banyak menerima bimbingan, bantuan dan dorongan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Segenap pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta stafnya. 2. Segenap pimpinan Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta stafnya. 3. Segenap pimpinan Program D-III Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta stafnya. 4. Ir. Purwanto, MT. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir atas arahan dan bimbingannya selama dalam penyusunan tugas ini. 5. Fajar Sri Handayani, ST.MT. selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingannya. 6. Rekan rekan dari Teknik sipil semua angkatan yang telah membantu terselesaikannya laporan Tugas Akhir ini, dan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan Tugas Akhir ini. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran maupun masukan yang membawa ke arah perbaikan dan bersifat membangun sangat penyusun harapkan. Semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya. Surakarta, Juli 2012 Penyusun vi

10 PENUTUP Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, dan hidayah-nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini dengan baik, lancar dan tepat pada waktunya. Tugas akhir ini dibuat berdasarkan atas teori-teori yang telah didapatkan dalam bangku perkuliahan maupun peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia. Tugas Akhir ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu bagi penyusun yang nantinya menjadi bekal yang berguna dan diharapkan dapat diterapkan dilapangan pekerjaan yang sesuai dengan bidang yang berhubungan di bangku perkuliahan. Dengan terselesaikannya Tugas Akhir ini merupakan suatu kebahagiaan tersendiri bagi penyusun. Keberhasilan ini tidak lepas dari kemauan dan usaha keras yang disertai doa dan bantuan dari semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. Penyusun sadar sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Akan tetapi kekurangan tersebut dapat dijadikan pelajaran yang berharga dalam penyusunan Tugas Akhir selanjutnya. Untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca. Akhirnya penyusun berharap semoga Tugas Akhir dengan judul Perencanaan Struktur dan RAB Asrama Ikamala 2 Lantai ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan semua Civitas Akademik Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta, serta para pembaca pada umumnya. Dan juga apa yang terkandung dalam Tugas Akhir ini dapat menambah pengetahuan dalam bidang konstruksi bagi kita semua. xxii

11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN.... MOTTO... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR.... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL... Hal i ii iii iv v vi viii xiv xviii xx BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Maksud dan Tujuan Kriteria perencanaan Peraturan-Peraturan Yang Berlaku... 3 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan Sistem Bekerjanya Beban Provisi Keamanan Perencanaan Atap Perencanaan Kuda-Kuda Perhitunga Alat Sambung Perencanaan Tangga Perencanaan Plat Lantai viii

12 2.5 Perencanaan Balok Anak Perencanaan Portal Perencanaan Kolom Perencanaan Pondasi BAB 3 RENCANA ATAP 3.1 Rencana Atap Dasar Perencanaan Perencanaan Gording Perencanaan Pembebanan Perhitungan Pembebanan Kontrol Terhadap Tegangan Kontrol terhadap lendutan Perencanaan Setengah Kuda-Kuda Perhitungan Panjang Batang Rangka Setengah Kuda-kuda Perhitungan Luasan Atap Setengah Kuda-Kuda Perhitungan Luasan Plafon Setengah Kuda-Kuda Perhitungan Pembebanan Setengah Kuda-kuda Perencanaan Profil Seetengah Kuda-Kuda Perhitungtan Alat Sambung Perencanaan Jurai Perhitungan Panjang Batang Jurai Perhitungan Luasan Atap Jurai Perhitungan Luasan Plafon Jurai Perhitungan Pembebanan Jurai Perencanaan Profil Jurai Perhitungan Alat Sambung Perencanaan Kuda-kuda Utama A Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Perhitungan Luasan Atap Kuda-kuda Utama A Perhitungan Luasan Plafon commit Kuda-kuda to user Utama A ix

13 3.5.4 Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama A Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama A Perhitungan Alat Sambung Perencanaan Kuda-kuda Kedua B Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Utama B Perhitungan Luasan Atap Setengah Kuda-kuda Utama B Perhitungan Luasan Plafon Setengah Kuda-kuda Utama B Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama B Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama B Perhitungan Alat Sambung BAB 4 PERENCANAAN TANGGA 4.1 Uraian Umum Data Perencanaan Tangga Perhitungan Tebal Plat Equivalent dan Pembebanan Perhitungan Tebal Plat Equivalent Perhitungan Beban Perhitungan Tulangan Tangga dan Bordes Perhitungan Tulangan Tumpuan Perhitungan Tulangan Lapangan Perencanaan Balok Bordes Pembebanan Balok Bordes Perhitungan Tulangan Lentur Perhitungan Tulangan Geser Perhitungan Pondasi Tangga Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi Perhitungan Kapasitas Dukung Pondasi Perhitungan Tulangan Lentur. 129 x

14 BAB 5 PLAT LANTAI 5.1 Perencanaan Plat Lantai Perhitungan Pembebanan Plat Lantai Perhitungan Momen Penulangan Plat Lantai Penulangan Lapangan Arah x Penulangan Lapangan Arah y Penulangan Tumpuan Arah x Penulangan Tumpuan Arah y Rekapitulasi Penulangan BAB 6 BALOK ANAK 6.1 Perencanaan Balok Anak Perhitungan Lebar Equivalent Perhitungan Pembebanan Balok Anak Pembebanan Balok Anak as 1 ( A-D ) Perhitungan Tulangan Perhitungan Balok Anak As 2 (A-D) Perhitungan Tulangan Elemen As 2 (A-D) Perhitungan Balok Anak As 6 (B-D) Perhitungan Tulangan Elemen as 6 (B - D) Perhitungan Balok Anak As 11 (A D) Perhitungan Tulangan Elemen as 11 (A - D) BAB 7 PERENCANAAN PORTAL 7.1 Perencanaan Portal Dasar Perencanaan Perencanaan Pembebanan Perhitungan Luas Equivalen commit to Plat user Lantai xi

15 7.2 Perhitungan Pembebanan Portal Perhitungan Pembebanan Portal memanjang Perhitungan Pembebanan Portal melintang Penulangan Balok Portal Perhitungan Tulangan Lentur Ring Balk Perhitungan Tulangan Geser Ring Balk Perhitungan Tulangan Lentur Balok Portal Memanjang Perhitungan Tulangan Geser Balok Portal Memanjang Perhitungan Tulangan Lentur Balok Portal Melintang Perhitungan Tulangan Geser Balok Portal Melintang Penulangan Kolom Penulangan Sloof Perhitungan Tulangan Lentur Sloof Melintang Perhitungan Tulangan Geser Sloof Melintang Perhitungan Tulangan Lentur Sloof Memanjang Perhitungan Tulangan Geser Sloof Memanjang BAB 8 PERENCANAAN PONDASI 8.1 Perencanaan Pondasi Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi Utama Perhitungan Kapasitas Dukung Pondasi Perhitungan Tulangan Lentur Untuk Arah Pendek Untuk Arah Panjang Perhitungan Tulangan Geser Untuk Arah Pendek Untuk Arah Panjang BAB 9 RENCANA ANGGARAN BIAYA 9.1 Rencana Anggaran Biaya xii

16 9.2 Cara Perhitungan Perhitungan Volume Perhitungan RAB Rekapitulasi RAB BAB 10 REKAPITULASI 10.1 Rekapitulasi Kontruksi Kuda-Kuda Rekapitulasi Penulangan Tangga Rekapitulasi Penulangan Plat Lantai Rekapitulasi Penulangan Balok Anak Rekapitulasi Penulangan Balok Portal Rekapitulasi Penulangan Kolom Rekapitulasi Penulangan Pondasi Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya PENUTUP... DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN xxii xxiii xiii

17 DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 3.1 Rencana Atap Gambar 3.2 Rencana Kuda-kuda Gambar 3.3 Rangka Setengah Kuda kuda Gambar 3.4 Luasan Atap Setengah Kuda-kuda Gambar 3.5 Luasan Plafon Setengah Kuda-kuda Gambar 3.6 Pembebanan Setengah Kuda-kuda akibat Beban Mati Gambar 3.7 Pembebanan Setengah Kuda-kuda akibat Beban Angin Gambar 3.8 Axial Force Setengah Kuda-kuda Gambar 3.9 Rangka Batang Jurai Gambar 3.10 Luasan Atap Jurai Gambar 3.11 Luasan Plafon Jurai Gambar 3.12 Pembebanan Jurai Akibat Beban Mati Gambar 3.13 Pembebanan Jurai Akibat Beban Angin Gambar 3.14 Axial Force Jurai Gambar 3.15 Panjang Batang Kuda kuda Utama A Gambar 3.16 Luasan Atap Kuda kuda Utama A Gambar 3.17 Luasan Plafon Kuda kuda Utama A Gambar 3.18 Pembebanan Kuda kuda Utama Akibat Beban Mati Gambar 3.19 Pembebanan Kuda kuda Utama Akibat Beban Angin Gambar 3.20 Axial Force Kuda kuda Utama A Gambar 3.21 Panjang Batang Kuda kuda Utama B Gambar 3.22 Luasan Atap Kuda kuda Utama B Gambar 3.23 Luasan Plafon Kuda kuda Utama B Gambar 3.24 Pembebanan Kuda kuda Kedua Akibat Beban Mati Gambar 3.25 Pembebanan Kuda kuda Kedua Akibat Beban Angin Gambar 3.26 Axial Force Kuda kuda Utama B Gambar 4.1 Perencanaan Tangga Gambar 4.2 Potongan Tangga Gambar 4.3 Tebal Equivalen xiv

18 Gambar 4.4 Rencana Tumpuan Tangga dan Bordes Gambar 4.5 Pondasi Tangga Gambar 5.1 Denah Plat lantai Gambar 5.2 Plat Tipe A Gambar 5.3 Plat Tipe B Gambar 5.4 Plat Tipe C Gambar 5.5 Plat Tipe D Gambar 5.6 Plat Tipe E Gambar 5.7 Plat Tipe F Gambar 5.8 Perencanaan Tinggi Efektif Gambar 6.1 Rencana Denah Balok Anak Gambar 6.2 Lebar Equivalen Balok Anak Gambar 6.3 Lebar Equivalen Balok Anak as 1 (A-D) Gambar 6.4 Gaya Geser Gambar 6.5 Momen Gambar 6.6 Sketsa Penulangan Balok Gambar 6.7 Lebar Equivalen Balok Anak as 2 (A-D) Gambar 6.8 Gaya Geser Gambar 6.9 Momen Gambar 6.10 Sketsa Penulangan Balok Gambar 6.11 Lebar Equivalen Balok Anak as 6 (B-D) Gambar 6.12 Gaya Geser Gambar 6.13 Momen Gambar 6.14 Sketsa Penulangan Balok Gambar 6.15 Lebar Equivalen Balok Anak as 11 (A-D) Gambar 6.16 Gaya Geser Gambar 6.17 Momen Gambar 6.18 Sketsa Penulangan Balok Gambar 6.19 Lebar Equivalen Balok Anak as C (1-2) Gambar 6.20 Gaya Geser Gambar 6.21 Momen Gambar 6.22 Sketsa Penulangan Balok commit... to user 177 xv

19 Gambar 7.1 Struktur Portal Tiga Dimensi Gambar 7.2 Denah Pembebanan Balok Portal Gambar 7.3 Pembebanan Balok Portal As A (1-10) Gambar 7.4 Pembebanan Balok Portal As B (1-10) Gambar 7.5 Pembebanan Balok Portal As C (1-10) Gambar 7.6 Pembebanan Balok Portal As D (1-10) Gambar 7.7 Pembebanan Balok Portal As 1 (A-E) Gambar 7.8 Pembebanan Balok Portal As 2 (A-D) Gambar 7.9 Pembebanan Balok Portal As 3 (A-D) Gambar 7.10 Pembebanan Balok Portal As 5 (A-D) Gambar 7.11 Pembebanan Balok Portal As 9 (A-D) Gambar 7.12 Pembebanan Balok Portal As 10 (A-D) Gambar 7.13 Bidang Momen Lapangan Ring balk As 10 (B-C) Gambar 7.14 Bidang Momen Tumpuan Ring balk As A (4-5) Gambar 7.15 Bidang Geser Ring Balk As 1(B-C) Gambar 7.16 Penulangn Ring Balk Gambar 7.17 Bidang Momen Portal Memanjang As B (1-2) Gambar 7.18 Bidang Geser Portal Memanjang As B (1-2) Gambar 7.19 Penulangan Portal Memanjang Gambar 7.20 Bidang Momen Portal Melintang AS 9 (A-D) Gambar 7.21 Bidang Geser Portal Melintang AS 9 (C-D) Gambar 7.22 Penulangan Portal Melintang Gambar 7.23 Bidang Momen Kolom Gambar 7.24 Bidang Geser Kolom Gambar 7.25 Penulangan Kolom Gambar 7.26 Bidang Momen Sloof Melintang Gambar 7.27 Bidang Geser Sloof Melintang Gambar 7.28 Penulangan Sloof Melintang Gambar 7.29 Bidang Momen Lapangan Sloof Memanjang Gambar 7.30 Bidang Momen Tumpuan Sloof Memanjang Gambar 7.31 Bidang Geser Soof Memanjang Gambar 7.32 Penulangan Sloof Memanjang commit to... user 231 xvi

20 Gambar 8.1 Perencanaan Pondasi Gambar 8.2 Perencanaan Pondasi 2 m x 3 m Gambar 8.3 Penulangan Pondasi Foot Plat xvii

21 DAFTAR TABEL Hal Tabel 2.1 Koefisien Reduksi Beban hidup... 6 Tabel 2.2 Faktor Pembebanan U... 8 Tabel 2.3 Faktor Reduksi Kekuatan ø... 9 Tabel 3.1 Kombinasi Gaya Dalam Pada Gording Tabel 3.2 Perhitungan Panjang Batang Rangka Setengah Kuda kuda Tabel 3.3 Rekapitulasi beban mati Tabel 3.4 Perhitungan Beban Angin Tabel 3.5 Rekapitulasi Gaya Batang Setengah Kuda-kuda Tabel 3.6 Rekapitulasi perencanaan profil Setengah Kuda-kuda Tabel 3.7 Perhitungan panjang batang pada jurai Tabel 3.8 Rekapitulasi beban Mati Tabel 3.9 Perhitungan beban angin Tabel 3.10 Rekapitulasi gaya batang jurai Tabel 3.11 Rekapitulasi perencanaan profil jurai Tabel 3.12 Perhitungan panjang batang pada kuda-kuda utama A Tabel 3.13 Rekapitulasi bebanan Mati Tabel 3.14 Perhitungan Beban angin Tabel 3.15 Rekapitulasi gaya batang Kuda-kuda Utama A Tabel 3.16 Rekapitulasi perencanaan profil kuda kuda utama A Tabel 3.17 Perhitungan panjang batang kuda kuda utama B Tabel 3.18 Rekkapitulasi beban mati Tabel 3.19 Perhitungan beban angin Tabel 3.20 Rekapitulasi gaya batang kuda kuda B Tabel 3.21 Rekapitulasi perencanaan profil kuda kuda B Tabel 5.1 Rekapitulasi Perhitungan Plat Lantai Tabel 5.2 Rekapitulasi Penulangan Plat Lantai Tabel 6.1 Hitungan Lebar Equivalen Tabel 7.1 Hitungan Lebar Equivalen Tabel 10.1 Rekapitulasi Perencanaan commit Setengah to user Kuda-kuda xviii

22 Tabel 10.2 Rekapitulasi Perencanaan Jurai Tabel 10.3 Rekapitulasi Perencanaan Kuda-kuda Utama A Tabel 10.4 Rekapitulasi Perencanaan Kuda-kuda Utama B Tabel 10.5 Rekapitulasi Penulangan Tangga Tabel 10.6 Rekapitulasi Penulangan Plat Lantai Tabel 10.7 Rekapitulasi Penulangan Balok Anak Tabel 10.8 Rekapitulasi Penulangan Balok Portal Tabel 10.9 Rekapitulasi Penulangan Kolom Tabel 10.10Rekapitulasi Penulangan Pondasi Tabel 10.11Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya xix

23 DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL A = Luas penampang batang baja (cm 2 ) B = Luas penampang (m 2 ) AS = Luas tulangan tekan (mm 2 ) AS = Luas tulangan tarik (mm 2 ) B = Lebar penampang balok (mm) C = Baja Profil Canal D = Diameter tulangan (mm) Def = Tinggi efektif (mm) E = Modulus elastisitas(m) e = Eksentrisitas (m) F c = Kuat tekan beton yang disyaratkan (Mpa) Fy = Kuat leleh yang disyaratkan (Mpa) g = Percepatan grafitasi (m/dt) h = Tinggi total komponen struktur (cm) H = Tebal lapisan tanah (m) I = Momen Inersia (mm 2 ) L = Panjang batang kuda-kuda (m) M = Harga momen (kgm) Mu = Momen berfaktor (kgm) N = Gaya tekan normal (kg) Nu = Beban aksial berfaktor P = Gaya batang pada baja (kg) q = Beban merata (kg/m) q = Tekanan pada pondasi ( kg/m) S = Spasi dari tulangan (mm) Vu = Gaya geser berfaktor (kg) W = Beban Angin (kg) Z = Lendutan yang terjadi pada baja (cm) = Diameter tulangan baja (mm) = Faktor reduksi untuk beton xx

24 = Ratio tulangan tarik (As/bd) = Tegangan yang terjadi (kg/cm 3 ) = Faktor penampang xxi

25 Tugas Akhir 1 Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Asrama Mahasiswa 2 Lantai BAB 1 PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Pesatnya perkembangan dunia teknik sipil menuntut bangsa Indonesia untuk dapat menghadapi segala kemajuan dan tantangan. Hal itu dapat terpenuhi apabila sumber daya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia memiliki kualitas pendidikan yang tinggi, Karena pendidikan merupakan sarana utama bagi kita untuk semakin siap menghadapi perkembangan ini. Dalam hal ini bangsa Indonesia telah menyediakan berbagai sarana guna memenuhi sumber daya manusia yang berkualitas. Sehingga Program D III Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret sebagai salah satu lembaga pendidikan dalam merealisasikan hal tersebut memberikan Tugas Akhir sebuah perencanaan gedung bertingkat dengan maksud agar dapat menghasilkan tenaga yang bersumber daya dan mampu bersaing dalam dunia kerja Maksud dan Tujuan Dalam menghadapi pesatnya perkembangan jaman yang semakin modern dan berteknologi, serta semakin derasnya arus globalisasi saat ini, sangat diperlukan seorang teknisi yang berkualitas. Khususnya dalam ini adalah teknik sipil, sangat diperlukan teknisi-teknisi yang menguasai ilmu dan keterampilan dalam bidangnya. Program D III Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai lembaga pendidikan bertujuan untuk menghasilkan ahli teknik yang berkualitas, bertanggungjawab, kreatif dalam menghadapi masa depan serta dapat mensukseskan pembangunan nasional di Indonesia. Bab I Pendahuluan 1 1

26 Tugas Akhir 2 Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Asrama Mahasiswa 2 Lantai Program D III Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta memberikan Tugas Akhir dengan maksud dan tujuan : 1. Mahasiswa dapat merencanakan suatu konstruksi bangunan yang sederhana sampai bangunan bertingkat. 2. Mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengetahuan, pengertian dan pengalaman dalam merencanakan struktur gedung. 3. Mahasiswa diharapkan dapat menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi dalam perencanaan suatu struktur gedung Kriteria Perencanaan 1. Spesifikasi Bangunan a. Fungsi Bangunan : Asrama Mahasiswa b. Luas Bangunan : 920 m 2 c. Jumlah Lantai : 2 lantai d. Tinggi Lantai : 4 m e. Konstruksi Atap : Rangka kuda-kuda baja f. Penutup Atap : Genteng g. Pondasi : Foot Plat 2. Spesifikasi Bahan a. Mutu Baja Profil : BJ 37 b. Mutu Beton (f c) : 27,5 MPa c. Mutu Baja Tulangan (fy) : Polos : 240 MPa. Ulir : 400 Mpa. Bab I Pendahuluan 1

27 Tugas Akhir 3 Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Asrama Mahasiswa 2 Lantai 1.4. Peraturan-Peraturan Yang Berlaku a. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SNI b. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SNI c. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung ( PPIUG 1983). d. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI 1984). Bab I Pendahuluan 1

28 Tugas Akhir 4 Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Asrama Mahasiswa 2 Lantai BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun beban khusus yang bekerja pada struktur bangunan tersebut. Beban-beban yang bekerja pada struktur dihitung menurut Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983, beban - beban tersebut adalah : 1. Beban Mati (qd) Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian penyelesaian, mesin mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian tak terpisahkan dari gedung itu.untuk merencanakan gedung ini, beban mati yang terdiri dari berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung adalah : a) Bahan Bangunan : 1. Beton bertulang kg/m 3 2. Pasir basah kg/m 3 3. Pasir kering kg/m 3 4. Beton biasa kg/m 3 b) Komponen Gedung : 1. Dinding pasangan batu merah setengah bata kg/m 3 2. Langit langit dan dinding (termasuk rusuk rusuknya, tanpa penggantung langit-langit atau pengaku),terdiri dari : Bab 2 Dasar Teori 4 1

29 Tugas Akhir 5 Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Asrama Mahasiswa 2 Lantai - semen asbes (eternit) dengan tebal maximum 4 mm kg/m 2 - kaca dengan tebal 3 4 mm kg/m 2 3. Penutup atap genteng dengan reng dan usuk kg/m 2 4. Penutup lantai dari tegel, keramik dan beton (tanpa adukan) per cm tebal kg/m 2 5. Adukan semen per cm tebal kg/m 2 2. Beban Hidup (ql) Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghuni atau penggunaan suatu gedung, termasuk beban beban pada lantai yang berasal dari barang barang yang dapat berpindah, mesin mesin serta peralatan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan pembebanan lantai dan atap tersebut. Khususnya pada atap, beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan (PPIUG 1983). Beban hidup yang bekerja pada bangunan ini disesuaikan dengan rencana fungsi bangunan tersebut. Beban hidup untuk bangunan gedung toko ini terdiri dari : Beban atap kg/m 2 Beban tangga dan bordes kg/m 2 Beban lantai kg/m 2 Berhubung peluang untuk terjadi beban hidup penuh yang membebani semua bagian dan semua unsur struktur pemikul secara serempak selama unsur gedung tersebut adalah sangat kecil, maka pada perencanaan balok induk dan portal dari sistem pemikul beban dari suatu struktur gedung, beban hidupnya dikalikan dengan suatu koefisien reduksi yang nilainya tergantung pada penggunaan gedung yang ditinjau, seperti diperlihatkan pada tabel 2.1. Bab 2 Dasar Teori 1

30 Tugas Akhir 6 Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Asrama Mahasiswa 2 Lantai Tabel 2.1 Koefisien reduksi beban hidup Penggunaan Gedung PERUMAHAN: Rumah sakit / Poliklinik PENDIDIKAN: Sekolah, Ruang kuliah PENYIMPANAN : Gudang, Perpustakaan TANGGA : Perdagangan, penyimpanan Sumber : PPIUG 1983 Koefisien Beban Hidup untuk Perencanaan Balok Induk 0,75 0,90 0,80 0,90 3. Beban Angin (W) Beban Angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara (kg/m 2 ). Beban Angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan negatif (hisapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang yang ditinjau. Besarnya tekanan positif dan negatif yang dinyatakan dalam kg/m 2 ini ditentukan dengan mengalikan tekanan tiup dengan koefisien koefisien angin. Tekan tiup harus diambil minimum 25 kg/m 2, kecuali untuk daerah di laut dan di tepi laut sampai sejauh 5 km dari tepi pantai. Pada daerah tersebut tekanan hisap diambil minimum 40 kg/m 2. Untuk daerah didekat laut dan didaerah lain dimana terdapat kecepatan angin lebih besar dari pada daerah tertentu,maka tekanan tiup (P) dapat dihitung dengan menggunakan rumus : 2 V P = ( kg/m 2 ) 16 Di mana V adalah kecepatan angin dalam m/det, yang harus ditentukan oleh instansi yang berwenang. Sedangkan koefisien angin ( + berarti tekanan dan berarti isapan ), untuk gedung tertutup : 1. Dinding Vertikal a) Di pihak angin ,9 b) Di belakang angin ,4 Bab 2 Dasar Teori 1

31 Tugas Akhir 7 Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Asrama Mahasiswa 2 Lantai 2. Atap segitiga dengan sudut kemiringan a) Di pihak angin : < ,02-0,4 65 < < ,9 b) Di belakang angin, untuk semua...- 0, Sistem Bekerjanya Beban Bekerjanya beban untuk bangunan bertingkat berlaku sistem gravitasi, yaitu elemen struktur yang berada di atas akan membebani elemen struktur di bawahnya, atau dengan kata lain elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih besar akan menahan atau memikul elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih kecil. Dengan demikian sistem bekerjanya beban untuk elemen elemen struktur gedung bertingkat secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut : beban pelat lantai didistribusikan terhadap balok anak dan balok portal, beban balok portal didistribusikan ke kolom dan beban kolom kemudian diteruskan ke tanah dasar melalui pondasi Provisi Keamanan Dalam pedoman beton PPIUG 1983, struktur harus direncanakan untuk memiliki cadangan kekuatan untuk memikul beban yang lebih tinggi dari beban normal. Kapasitas cadangan ini mencakup faktor pembebanan (U), yaitu untuk memperhitungkan pelampauan beban dan faktor reduksi (), yaitu untuk memperhitungkan kurangnya mutu bahan di lapangan. Pelampauan beban dapat terjadi akibat perubahan dari penggunaan untuk apa struktur direncanakan dan penafsiran yang kurang tepat dalam memperhitungkan pembebanan. Sedang kekurangan kekuatan dapat diakibatkan oleh variasi yang merugikan dari kekuatan bahan, pengerjaan, dimensi, pengendalian dan tingkat pengawasan. Bab 2 Dasar Teori 1

32 Tugas Akhir 8 Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Asrama Mahasiswa 2 Lantai Tabel 2.2 Faktor Pembebanan U No. KOMBINASI BEBAN FAKTOR U 1. D 1,4 D 2. D, L, A,R 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R) 3. D,L,W, A, R 1,2 D + 1,0 L 1,6 W + 0,5 (A atau R) 4. D, W 0,9 D 1,6 W 5. D,L,E 1,2 D + 1,0 L 1,0 E 6. D,E 0,9 D 1,0 E 7. D,F 1,4 ( D + F ) 8. D,T,L,A,R 1,2 ( D+ T ) + 1,6 L + 0,5 ( A atau R ) Sumber : SNI Keterangan : D = Beban mati L = Beban hidup W = Beban angin A = Beban atap R = Beban air hujan E = Beban gempa T = Pengaruh kombinasi suhu, rangkak, susut dan perbedaan penurunan F = Beban akibat berat dan tekanan fluida yang diketahui dengan baik berat jenis dan tinggi maksimumnya yang terkontrol. Tabel 2.3 Faktor Reduksi Kekuatan Bab 2 Dasar Teori 1

33 Tugas Akhir 9 Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Asrama Mahasiswa 2 Lantai No Kondisi gaya Faktor reduksi () Lentur, tanpa beban aksial Beban aksial, dan beban aksial dengan lentur : a. Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur b. Aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur : Komponen struktur dengan tulangan spiral Komponen struktur lainnya Geser dan torsi Tumpuan beton 0,80 0,8 0,7 0,65 0,75 0,65 Sumber : SNI Karena kandungan agregat kasar untuk beton struktural seringkali berisi agregat kasar berukuran diameter lebih dari 2 cm, maka diperlukan adanya jarak tulangan minimum agar campuran beton basah dapat melewati tulangan baja tanpa terjadi pemisahan material sehingga timbul rongga-rongga pada beton. Sedang untuk melindungi dari karat dan kehilangan kekuatannya dalam kasus kebakaran, maka diperlukan adanya tebal selimut beton minimum. Beberapa persyaratan utama pada SNI adalah sebagai berikut : a. Jarak bersih antara tulangan sejajar yang selapis tidak boleh kurang dari d b atau 25 mm, dimana d b adalah diameter tulangan. b. Jika tulangan sejajar tersebut diletakkan dalam dua lapis atau lebih, tulangan pada lapisan atas harus diletakkan tepat diatas tulangan di bawahnya dengan jarak bersih tidak boleh kurang dari 25 mm. Tebal selimut beton minimum untuk commit beton to yang user dicor setempat adalah: Bab 2 Dasar Teori 1

34 Tugas Akhir 10 Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Asrama Mahasiswa 2 Lantai a) Untuk pelat dan dinding = 20 mm b) Untuk balok dan kolom = 40 mm c) Beton yang berhubungan langsung dengan tanah atau cuaca = 50 mm 2.2. Perencanaan Atap Perencanaan Kuda-Kuda 1. Pembebanan Pada perencanaan atap ini, beban yang bekerja adalah : a. Beban mati b. Beban hidup c. Beban angin 2. Asumsi Perletakan a. Sendi dan Jepit 3. Analisa struktur menggunakan program SAP Perencanaan tampang menggunakan peraturan PPBBI Perhitungan profil kuda-kuda a. Batang tarik mak Fn ijin 2 ijin l 2400kg/ cm 1600kg/ cm Fbruto = 1,15 x Fn ( < F Profil ) Dengan syarat σ terjadi 0,75 σ ijin mak σ terjadi = Fprofil b. Batang tekan Ag perlu = P mak Fy An perlu = 0,85.Ag Bab 2 Dasar Teori 1

35 Tugas Akhir 11 Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Asrama Mahasiswa 2 Lantai h tw 300 Fy c K. l r Fy E Apabila = λc 0,25 ω = 1 0,25 < λc < 1 ω 1,43 1,6-0,67λc λc 1,2 ω 2 1,25. c Rn ( 1,2. Fu. d. t) n P Rn Fy Fcr Pn. Ag. Fy Pn P Perhitungan Alat Sambung Alat sambung yang digunakan adalah baut. Dalam PPBBI 1984 pasal 8.2 butir 1 dijelaskan bahwa tegangan-tegangan yang diijinkan dalam menghitung kekuatan baut-baut adalah sebagai berikut : a.tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,6. ijin b.tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan = 1,5. ijin c.tebal pelat sambung = 0,625 d d.kekuatan baut Bab 2 Dasar Teori 1

36 Tugas Akhir 12 Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Asrama Mahasiswa 2 Lantai P geser = 2. ¼.. d 2. geser P desak =. d. tumpuan Untuk menentukan jumlah baut tiap sambungan menggunakan kekuatan baut terhadap tegangan geser atau desak yang memiliki hasil lebih kecil dengan cara beban maksimal yang ditahan oleh batang dibagi dengan kekuatan baut yang terkecil. Jarak antar baut ditentukan dengan rumus : 2,5 d S 7 d 2,5 d u 7 d 1,5 d S 1 3 d Dimana : d = diameter alat sambungan s = jarak antar baut arah Horisontal u = jarak antar baut arah Vertikal s1 = jarak antar baut dengan tepi sambungan 2.3. Perencanaan Tangga 1. Pembebanan : Beban mati Beban hidup : 300 kg/m 2 2. Asumsi Perletakan Tumpuan bawah adalah Jepit. Tumpuan tengah adalah Sendi. Tumpuan atas adalah Jepit. 3. Analisa struktur menggunakan program SAP Perencanaan tampang menggunakan peraturan SNI Perhitungan untuk penulangan tangga commit : to user Bab 2 Dasar Teori 1

37 Tugas Akhir 13 Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Asrama Mahasiswa 2 Lantai Mn = Mu Dimana Φ = 0.8 fy M f ' c Mn Rn 2 b.d = 1 1 m 1 2.m.Rn fy b = fc.. fy fy max = b min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min = As = ada. b. d M u M n dimana, 0, 80 f y m = 0,85xf ' M Rn = n 2 bxd c = 1 1 m 1 2.m.Rn fy b = fc.. fy fy max = b min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min = As = ada. b. d Bab 2 Dasar Teori 1

38 Tugas Akhir 14 Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Asrama Mahasiswa 2 Lantai Luas tampang tulangan As = xbxd 2.4. Perencanaan Plat Lantai 1. Pembebanan : Beban mati Beban hidup : 250 kg/m 2 2. Analisa struktur menggunakan tabel PPIUG Perencanaan tampang menggunakan peraturan SNI Penulangan lentur dihitung analisa tulangan tunggal dengan langkah-langkah sebagai berikut : Mn = Mu Dimana Φ = 0.8 fy M f ' c Mn Rn 2 b.d = 1 1 m 1 2.m.Rn fy b = fc.. fy fy max = b min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min = As = ada. b. d Luas tampang tulangan As = xbxd Bab 2 Dasar Teori 1

39 Tugas Akhir 15 Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Asrama Mahasiswa 2 Lantai 2.5. Perencanaan Balok 1. Pembebanan : Beban mati Beban hidup : 250 kg/m 2 2. Analisa struktur menggunakan program SAP Perencanaan tampang menggunakan peraturan SNI a. Perhitungan tulangan lentur : M u M n dimana, 0, 80 f y m = 0,85xf ' M Rn = n 2 bxd c = 1 1 m 1 2.m.Rn fy b = fc.. fy fy max = b 1, 4 min = fy min < < maks tulangan tunggal 1, 4 < min dipakai min = fy > max tulangan rangkap b. Perhitungan tulangan geser : = 0,75 V c = 1 6 x f ' cxbxd Bab 2 Dasar Teori 1

40 Tugas Akhir 16 Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Asrama Mahasiswa 2 Lantai Vc = 0,75 x Vc Vu 0,5 Vc (perlu tulangan geser) Vu > Ф.Vc (perlu tulangan geser).vc Vu 3 Vc (perlu tulangan geser) 0,5. Ф.Vc < Vu < Ф.Vc (perlu tulangan geser) Vs perlu = Vu Vc ( pilih tulangan terpasang ) ( Av. fy. d) Vs ada = S ( pakai Vs perlu ) Tetapi jika terjadi Vu < Ø Vc, tidak perlu tulangan geser, tetapi hanya tulangan geser praktis Perencanaan Portal 1. Pembebanan : Beban mati Beban hidup : 250 kg/m 2 2. Analisa struktur menggunakan program SAP Perencanaan tampang menggunakan peraturan SNI a. Perhitungan tulangan lentur : M u M n dimana, 0, 80 f y m = 0,85xf ' c Bab 2 Dasar Teori 1

41 Tugas Akhir 17 Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Asrama Mahasiswa 2 Lantai M Rn = n 2 bxd = 1 1 m 1 2.m.Rn fy b = fc.. fy fy max = b min 1,4 = fy min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min = 1,4 fy 1, 4 = 400 = 0,0035 b. Perhitungan tulangan geser : = 0,75 V c = 1 6 x f ' cxbxd Vc = 0,75 x Vc.Vc Vu 3 Vc ( perlu tulangan geser ) Vs perlu = Vu Vc ( pilih tulangan terpasang ) Vs ada = ( Av. fy. d) S ( pakai Vs perlu ) Tetapi jika terjadi Vu < Ø Vc, maka harus selalu dipasang tulangan geser minimum, kecuali untuk : 1. Pelat dan fondasi telapak. 2. Konstruksi pelat perusuk. 3. Balok dengan tinggi total yang tidak lebih dari nilai terbesar di antara 250 mm, 2,5 kali tebal sayap atau 0,5 kali lebar badan. Bab 2 Dasar Teori 1

42 Tugas Akhir 18 Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Asrama Mahasiswa 2 Lantai 2.7. Perencanaan Kolom 1. Pembebanan : Beban aksial dan momen dari analisa struktur balok,plat lantai,dan atap akibat beban mati dan beban hidup 2. Analisa struktur menggunakan program SAP 2000 a. Perhitungan tulangan lentur kolom Pn perlu = Pu Dimana Ø = 0,75 e = Mu Pu e min = 0,1.h cb = 600 d 600 fy. ab = β 1 x cb Pn b Pn perlu = Pu Pn perlu = Pu = 0,85.f c.ab.b ; 0,1. f ' c. Ag Bila Pn perlu < Pnb maka terjadi keruntuhan tarik As = h d Pne 2 2 fy d d' a = Pn perlu 0,85. f ' c. b Bila Pn perlu > Pnb maka terjadi keruntuhan tekan k k e d d' 1 3. he d 2 2 0,5 1,18 Bab 2 Dasar Teori 1

43 Tugas Akhir 19 Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Asrama Mahasiswa 2 Lantai 1 k1 As' k Pn Kc 1. perlu. fy k2 k c b. h. f ' c luas tulangan penampang minimum: As t = 1 % Ag Sehingga, As = As As = Ast 2 Menghitung jumlah tulangan n = AS 1..(16) 4 2 b. Perhitungan tulangan geser kolom Pu f ' c Vc = 1. b. d 14. Ag 6 Ø Vc 0,5 Ø Vc Vu < 0,5 Ø Vc => tanpa diperlukan tulangan geser Perencanaan Pondasi 1. Pembebanan : Beban aksial dan momen dari analisa struktur portal akibat beban mati dan beban hidup 2. Perencanaan tampang menggunakan peraturan SNI q ada = p A qu q ijin = 1,3 cnc + qnq + 0,4 B N = qu / SF q ada q ijin... (aman) Bab 2 Dasar Teori 1

44 Tugas Akhir 20 Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Asrama Mahasiswa 2 Lantai a. Perhitungan tulangan lentur : Mu = ½. qu. t 2 f y m = 0,85xf ' M Rn = n 2 bxd c = 1 1 m 1 2.m.Rn fy fc 600 b =.. fy 600 fy max = b min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min = 1,4 fy 1, 4 = 400 = 0,0035 As = ada. b. d As = Jumlah tulangan x Luas b. Perhitungan tulangan geser : = 0,75 V c = 1 6 x f ' cxbxd Vc = 0,75 x Vc.Vc Vu 3 Vc ( perlu tulangan geser ) Vs perlu = Vu Vc ( pilih tulangan terpasang ) Vs ada = ( Av. fy. d) S ( pakai Vs perlu ) Bab 2 Dasar Teori 1

45 Tugas Akhir 21 Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Asrama Mahasiswa 2 Lantai Tetapi jika terjadi Vu < Ø Vc, maka harus selalu dipasang tulangan geser minimum, kecuali untuk : 1. Pelat dan fondasi telapak. 2. Konstruksi pelat perusuk. 3. Balok dengan tinggi total yang tidak lebih dari nilai terbesar di antara 250 mm, 2,5 kali tebal sayap atau 0,5 kali lebar badan. Bab 2 Dasar Teori 1

46 Tugas Akhir Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Asrama Mahasiswa 2 Lantai BAB 3 PERENCANAAN ATAP 3.1 Rencana Atap Gambar 3.1. Rencana atap Keterangan : KKA = Kuda-kuda utama A KKB = Kuda-kuda utama B 1/2KKA=Setengah kuda-kuda utama N = Nok G = Gording J = Jurai luar B = Bracing 22

47 Tugas Akhir Dasar Perencanaan Dasar perencanaan yang dimaksud di sini adalah data dari perencanaan atap itu sendiri, seperti perencanaan kuda-kuda dan gording, yaitu : a. Bentuk rangka kuda-kuda : seperti tergambar b. Jarak antar kuda-kuda : 5,00 m c. Kemiringan atap () : 35 d. Bahan gording : baja profil lip channels in front to front arrangement ( ) e. Bahan rangka kuda-kuda : baja profil double siku sama kaki () f. Bahan penutup atap : genteng tanah liat g. Alat sambung : baut-mur h. Jarak antar gording : 1,53 m i. Mutu baja profil : Bj-37 ijin = 1600 kg/cm 2 leleh = 2400 kg/cm 2 (SNI ) Gambar 3.2. Rencana kuda-kuda

48 Tugas Akhir Perencanaan Gording Perencanaan Pembebanan Pembebanan berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG 1983), sebagai berikut : a. Berat penutup atap = 50 kg/m 2 b. Beban angin = 25 kg/m 2 c. Beban hidup (pekerja) = 100 kg d. Beban penggantung dan plafond = 18 kg/m Perhitungan Pembebanan Dicoba menggunakan gording dengan dimensi baja profil tipe lip channels in front to front arrangement ( ) 125 x 100 x 20 x 3,2 pada perencanaan kudakuda dengan data sebagai berikut : a. Berat gording = 12,3kg/m g. t b = 3,2mm b. I x = 362 cm 4 h. Z x = 58,0 cm 3 c. I y = 225 cm 4 i. Z y = 45 cm 3 d. h = 125 mm e. b = 100 mm f. t s = 3,2 mm Kemiringan atap () = 35 Jarak antar gording (s) = 1,53 m Jarak antar kuda-kuda utama (L) = 5,00 m a. Beban mati (titik) y x q x q

49 Tugas Akhir 25 Berat gording = = 12,3 kg/m Berat plafon = 1,25 x 18 kg/m = 22,5 kg/m Berat penutup atap = 1,53 x 50 kg/m = 76,5 kg/m + q = 111,3kg/m q x = q sin = 111,3 x sin 35 = 63,84 kg/m q y = q cos = 111,3 x cos 35 = 91,17 kg/m M x1 = 1 / 8. q y. L 2 = 1 / 8 x 91,17 (5,0) 2 = 284,91kgm M y1 = 1 / 8. q x. L 2 = 1 / 8 x 63,84x (5,0) 2 = 199,5kgm a. Beban hidup x P x P P y P diambil sebesar 100 kg. P x = P sin = 100 x sin 35 = 57,36 kg P y = P cos = 100 x cos 35 = 81,91 kg M x2 = 1 / 4. P y. L = 1 / 4 x 81,91 x 5,0 = 102,39 kgm M y2 = 1 / 4. P x. L = 1 / 4 x 57,36 x 5,0 = 71,7 kgm b. Beban angin TEKAN HISAP

50 Tugas Akhir 26 Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m 2 (PPIUG 1983) Koefisien kemiringan atap () = 35 1) Koefisien angin tekan = (0,02 0,4) = (0, ,4) = 0,3 2) Koefisien angin hisap = 0,4 Beban angin : 1) Angin tekan (W 1 ) = koef. Angin tekan x beban angin x 1/2 x (s 1 +s 2 ) = 0,3 x 25 x ½ x (1, 53+1, 53) = 11,47 kg/m 2) Angin hisap (W 2 ) = koef. Angin hisap x beban angin x 1/2 x (s 1 +s 2 ) = 0,4 x 25 x ½ x (1, 53+1, 53) = -15,3 kg/m Beban yang bekerja pada sumbu x, maka hanya ada harga M x : 1) M x (tekan) = 1 / 8. W 1. L 2 = 1 / 8 x 11,47 x (5,0) 2 = 35,84 kgm 2) M x (hisap) = 1 / 8. W 2. L 2 = 1 / 8 x -15,3 x (5,0) 2 = -47,81 kgm Tabel 3.1. Kombinasi gaya dalam pada gording Momen Mx My Beban Mati (kgm) 284,91 199,5 Beban Hidup (kgm) 102,39 71,7 Beban Angin Kombinasi Tekan (kgm) Hisap (kgm) Minimum (kgm) Maksimum (kgm) 35,84-47,81 467,47 534,39 354,12 354, Kontrol Terhadap Tegangan Kontrol terhadap tegangan Minimum Mx = 467,47= kgcm My = 354,12 kgm = kgcm σ = M Z X X 2 M Z Y Y 2 = = 1126,44 kg/cm 2 < σ ijin = 1600 kg/cm 2

51 Tugas Akhir 27 Kontrol terhadap tegangan Maksimum Mx = 534,39kgm = kgcm My = 354,12 kgm = kgcm σ = M Z X X 2 M Z Y Y 2 = = 1211,68/cm 2 < σ ijin = 1600 kg/cm Kontrol Terhadap Lendutan Di coba profil : 125 x 100 x 20 x 3,2 E = 2,1 x 10 6 kg/cm 2 Ix = 362 cm 4 Iy = 225 cm 4 qx qy Px Py = 0,6384 kg/cm = 0,9117 kg/cm = 57,36 kg = 81,91 kg 1 Zijin L Zijin 500 2,78 cm qx. L Px. L Zx = 384. E. Iy 48. E. Iy Zy = ,6384.(500) 57, = , , = 1,4161 cm = qy. l Py. L 384. E. Ix 48. E. Ix ,9117.(500) 81, , , = 1,8861

52 Tugas Akhir 28 Perencanaan Struktur dan Anggaran Biaya Asrama Mahasiswa 2 Lantai Z = 2 Zx Zy = 1,4161 1,8861 2, 3585 z z ijin 2,3585< 2,78 aman! Jadi, baja profil tipe lip channels in front to front arrangement ( ) 125 x 100 x 20 x 3,2 aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk gording.

53 Tugas Akhir 29 Perencanaan Struktur dan Anggaran Biaya Asrama Mahasiswa 2 Lantai 3.3. Perencanaan Setengah Kuda-kuda Gambar 3.3. Rangka Batang Setengah Kuda-kuda Perhitungan Panjang Batang Setengah Kuda-kuda Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.2. Perhitungan Panjang Batang pada Setengah Kuda-kuda Nomer Batang Panjang Batang 1 1, , , , , , , , , , , , , , ,50

54 Tugas Akhir Perhitungan Luasan Atap Setengah Kuda-kuda Gambar 3.4. Luasan Atap Setengah Kuda-kuda Panjang AK = 5,50 m Panjang BJ = 4,38 m Panjang CI = 3,13 m Panjang DH = 1,88 m Panjang EG = 0,63m Panjang FL = 0,63 m Panjang LM = 1,53 m Panjang MN = 1,53 m Panjang NO = 1,53 m Panjang OP = 1,37 m

55 Tugas Akhir 31 Panjang A A = 5,00 m Panjang B B = 3,75 m Panjang C C = 2,50 m Panjang D D = 1,25 m Luas ABJK = ½ OP.( AK +BJ ) = ½ 1,37x (5,5 + 4,38) = 6,77 m 2 Luas BCIJ = ½ ON.( BJ + CI ) = ½ 1,53 x ( 4,38 + 3,13 ) = 5,75 m 2 Luas CDHI = ½ NM. ( CI + DH ) = ½ 1,53 x ( 3,13 + 1,88 ) = 3,83 m 2 Luas DEGH = ½ ML. ( DH+ EG ) = ½ 1,53 x ( 1,88 + 0,63 ) = 1,92 m 2 Luas EFG = ½ FL. EG = ½ 0,63 x 0,63 = 0,2 m 2

56 Tugas Akhir Perhitungan Luasan Plafon Setengah Kuda-kuda Gambar 3.5. Luasan Plafon Perhitungan Luasan Plafon Setengah Kuda-kuda Panjang AK = 5,50 m Panjang BJ = 4,38 m Panjang CI = 3,13 m Panjang DH = 1,88 m Panjang EG = 0,63m Panjang FL = 0,63 m Panjang LM = 1,25 m Panjang MN = 1,25 m Panjang NO = 1,25 m Panjang OP = 1,13 m

57 Tugas Akhir 33 Luas ABJK = ½ OP.( AK +BJ ) = ½ 1,13x (5,5 + 4,38) = 5,59 m 2 Luas BCIJ = ½ ON.( BJ + CI ) = ½ 1,25 x ( 4,38 + 3,13 ) = 4,69 m 2 Luas CDHI = ½ NM. ( CI + DH ) = ½ 1,25 x ( 3,13 + 1,88 ) = 3,14 m 2 Luas DEGH = ½ ML. ( DH+ EG ) = ½ 1,25 x ( 1,88 + 0,63 ) = 1,57 m 2 Luas EFG = ½ FL. EG = ½ 0,63 x 0,63 = 0,2 m 2

58 Tugas Akhir Perhitungan Pembebanan Setengah Kuda kuda A Data-data pembebanan Berat gording = 12,3kg/m Jarak antar kuda-kuda = 5,0 m Berat penutup atap = 50 kg/m 2 Berat profil = 2 x 6,46 = 12,92 kg/m ( baja profil ) Berat plafon = 18 kg/m Gambar 3.6. Pembebanan seteengah kuda- kuda akibat beban mati a. Beban Mati 1) Beban P 1 1. Beban gording = berat profil gording panjang gording A A = 12,3 5 = 61,5 kg 2. Beban atap = luas atap ABJK berat atap = 6,77 50 = 338,5 kg 3. Beban kuda-kuda = ½ btg (5 + 1) berat profil kuda kuda = ½ (1, ,53) 12,92 = 17,96kg

59 Tugas Akhir Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 17,96 = 5,38kg 5. Beban bracing = 10 beban kuda-kuda = 10 17,96 = 1,796 kg 6. Beban plafond = luas plafond ABJK berat plafond = 5,59 18 = 100,62 kg 2) Beban P 2 1. Beban gording = berat profil gording panjang gording B B = 12,3 3,75 = 46,125 kg 2. Beban atap = luas atap BCIJ berat atap = 5,75 50 = 287,5 kg 3. Beban kuda-kuda = ½ btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (1,53 + 1,53 + 0,88 + 1,53) 12,92 = 35,34kg 4. Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 35,34 = 10,6 kg 5. Beban bracing = 10 beban kuda-kuda = 10 35,34 = 3,534 kg 3) Beban P 3 1. Beban gording = berat profil gording panjang gording C C = 12,3 2,50 = 30,75 kg

60 Tugas Akhir Beban atap = luas atap CDHI berat atap = 3,83 50 = 191,5 kg 3. Beban kuda-kuda = ½ btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (1,53 + 1,53 + 1,75 + 2,15) 12,92 = 44,96 kg 4. Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 44,96 = 13,48 kg 5. Beban bracing = 10 beban kuda-kuda = 10 44,96 = 4,496 kg 4) Beban P 4 1. Beban gording = berat profil gording panjang gording D D = 12,3 1,25 = 15,375 kg 2. Beban atap = luas atap DEGH berat atap = 1,92 50 = 96 kg 3. Beban kuda-kuda = ½ btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (1,53 + 1,53 + 2,63 ) 12,92 = 36,76 kg 4. Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 36,76 = 11,08 kg 5. Beban bracing = 10 beban kuda-kuda = 10 36,76 = 3,676 kg

61 Tugas Akhir 37 5) Beban P 5 1. Beban atap = luas atap EFG berat atap = 0,2 50 = 10 kg 2. Beban kuda-kuda = ½ btg( ) berat profil kuda kuda = ½ (1,53 + 3,50+3,72) 12,92 = 56,52 kg 3. Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 56,52 = 16,96kg 4. Beban bracing = 10 beban kuda-kuda = 10 56,52 = 5,652kg 6) Beban P 6 1. Beban plafond = luas plafond BCIJ berat plafond = 4,69 18 = 84,42 kg 2. Beban kuda-kuda = ½ btg( ) berat profil kuda kuda = ½ (1,25 + 1,25 + 0,88) 12,92 = 21,84 kg 3. Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 21,84 = 6,55 kg 4. Beban bracing = 10 beban kuda-kuda = 10 21,84 = 2,184 kg 7) Beban P 7 1. Beban plafond = luas plafond CDHI berat plafond = 3,14 18 = 56,52 kg

62 Tugas Akhir Beban kuda-kuda = ½ btg( ) berat profil kuda kuda = ½ (1,25 + 1,25 + 1,53 + 1,75) 12,92 = 37,33 kg 3. Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 37,33 = 11,17kg 4. Beban bracing = 10 beban kuda-kuda = 10 37,33 = 3,733 kg 8) Beban P 8 1. Beban plafond = luas plafond DEGH berat plafond = 1,57 18 = 28,26 kg 2. Beban kuda-kuda = ½ btg( ) berat profil kuda kuda = ½ (1,25 +1,25+2,15+2,63+3,72) 12,92 = 71,25kg 3. Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 71,25 = 21,38 kg 4. Beban bracing = 10 beban kuda-kuda = 10 71,25 = 7,125 kg 9) Beban P 9 1. Beban plafond = luas plafond EFG berat plafond = 0,2 18 = 3,6 kg 2. Beban kuda-kuda = ½ btg(8 + 15) berat profil kuda kuda = ½ (1,25 + 3,5) 12,92 = 32,3 kg

63 Tugas Akhir Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda 4.Beban bracing = 30 32,3 = 9,69 kg = 10 beban kuda-kuda = 10 32,3 = 3,23 kg Tabel 3.3. Rekapitulasi Beban Mati Setengah Kuda-kuda Input Beban Beban Beban Beban Beban Plat Beban Jumlah SAP Beban Atap gording Kuda-kuda Bracing Penyambung Plafon Beban 2000 (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) ( kg ) P1 338,5 61,5 17,96 5,38 1, ,62 525, P2 287,5 46,125 35,34 10,6 3, , P3 191,5 30,75 44,96 13,48 4, , P ,375 36,76 11,8 3, , P ,52 16,96 5,652-89, P ,84 6,55 2,184 84,42 114, P ,33 11,17 3,733 56,52 108, P ,25 21,38 7,125 28,26 128, P ,3 9,69 3,23 3,6 48,82 49 b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P 1, P 2, P 3, P 4, P 5 = 100 kg

64 Tugas Akhir 40 c. Beban Angin Perhitungan beban angin Gambar 3.7. Pembebanan Setengah Kuda-kuda akibat Beban Angin Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m 2. Koefisien angin tekan = 0,02 0,40 = (0,02 35) 0,40 = 0,3 a. W 1 = luas atap ABJK koef. angin tekan beban angin = 6,26 0,3 25 = 46,95kg b. W 2 = luas atap BCIJ koef. angin tekan beban angin = 4,75 0,3 25 = 35,625 kg c. W 3 = luas atap CDHI koef. angin tekan beban angin = 3,16 0,3 25 = 23,7 kg d. W 4 = luas atap DEGH koef. angin tekan beban angin = 1,58 0,3 25 = 11,85 kg e. W 5 = luas atap EFG koef. angin tekan beban angin = 0,2 0,3 25 = 1,5 kg

65 Tugas Akhir 41 Tabel 3.4. Perhitungan Beban Angin Setengah Kuda-Kuda Untuk Input Untuk Input Beban Wx = Wz = Beban (kg) SAP 2000 SAP 2000 Angin W.Cos (kg) W.Sin (kg) (kg) (kg) W 1 46,95 38, , W 2 35,625 29, ,434 21` W 3 23,7 19, , W 4 11,85 9, ,797 7 W 5 1,5 1, ,861 1 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda utama sebagai berikut : Gambar 3.8. Axial force setengah kuda-kuda ( Satuan Kgf.m.C )

66 Tugas Akhir 42 Tabel 3.5. Rekapitulasi Gaya Batang Setengah Kuda-kuda Kombinasi Batang Tarik (+) ( kg ) Tekan (-) ( kg ) 1-746, , , , , , , , , , , , , ,

67 Tugas Akhir Perencanaan Profil Setengah Kuda- kuda a. Perhitungan profil batang tarik P maks. = 1270,85 kg L = 3,72 m f y = 2400 kg/cm 2 f u = 3700 kg/cm 2 Kondisi leleh P maks. =.f y.ag Ag P maks..f y 1270,85 0, ,5884 cm 2 Kondisi fraktur P maks. =.f u.ae P maks. =.f u.an.u (U = 0,75 didapat dari buku LRFD hal.39) An i min Pmaks..f. U L 240 u 1270,85 0, , ,56 cm 240 0,6106 cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat Ag = 8,23 cm 2 i = 1,64 cm Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag = 0,5884/2 = 0,2942 cm 2 Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut = 1/2. 8,23 = 41,15 mm Diameter lubang = 41, = 43,15 mm = 4,315 cm Ag = An + n.d.t = (0,6106/2) + 1.4,315.0,8 = 3,7573 cm 2 Ag yang menentukan = 3,7573 commit cm 2 to user 2

68 Tugas Akhir 44 Digunakan maka, luas profil 8,23 > 3,7573 ( aman ) inersia 1,64 > 1,56( aman ) b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 904,67 kg L = 1,25 m f y = 2400 kg/cm 2 f u = 3700 kg/cm 2 Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat nilai nilai : Ag = 2. 8,23 = 16,46 cm 2 r b t = 1,64 cm = 16,4 mm = 55 mm = 8 mm Periksa kelangsingan penampang : b 200 = t f y f y λc 2 kl r E = 6,875 12, (1250) 16,4 3, x2,1x 10 5 = 0,8206 Karena 0,25 < c < 1,2 maka : 1,43 1,6-0,67 c 1,43 1,6-0,67.0,8206 1,3616 f y P n = Ag.f cr = Ag 240 = commit = to ,26 user N = 29012,926 kg 1,3616

69 Tugas Akhir 45 P max P n 904,67 0,03667 < 1... ( aman ) 0,85x29012, Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur Diameter baut () = 12,7 mm = 1,27 cm Diamater lubang = 1,47 cm Tebal pelat sambung () = 0,625. d = 0,625. 1,27 = 0,794 cm Menggunakan tebal plat 0,80 cm 1. Tegangan tumpu penyambung Rn = ( 2,4xf u xdt ) = 0,75(2,4 x 3700x1,27x0,8) = 6766,56 kg/baut 2. Tegangan geser penyambung Rn = b nx0, 5xf xa u b 2 = 2x 0,5x8250x(0,25x3,14x(1,27) ) = 10445,54 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf b u xa b 2 = 0,75x8250x (0,25x 3,14x(1,27) ) = 7834,16 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg Perhitungan jumlah baut-mur : P n P maks. tumpu 904, ,56 Digunakan : 2 buah baut 0,13369~ 2 buah baut

70 Tugas Akhir 46 Perhitungan jarak antar baut : 1. 5d S 15t atau 200 mm Diambil, S 1 = 5 d = 5. 1,27 = 63,5 mm = 60 mm 2. 2,5 d S 2 (4t + 100) atau 200 mm Diambil, S 2 = 2,5 d = 2,5. 1,27 = 31,75 mm = 30 mm b. Batang tarik Digunakan alat sambung baut-mur Diameter baut () = 12,7 mm = 1,27 cm Diamater lubang = 1,47 cm Tebal pelat sambung () = 0,625. d = 0,625. 1,27 = 0,794 cm Menggunakan tebal plat 0,80 cm 1.Tegangan tumpu penyambung Rn = ( 2,4xf u xdt ) = 0,75(2,4 x 3700x1,27x0,8) = 6766,56 kg/baut 2.Tegangan geser penyambung Rn = b nx0, 5xf xa u b 2 = 2x 0,5x8250x(0,25x3,14x(1,27) ) = 10445,54 kg/baut 3.Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf u xab b 2 = 0,75x8250x (0,25x 3,14x(1,27) ) = 7834,16 kg/baut

71 Tugas Akhir 47 P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg Perhitungan jumlah baut-mur : Pmaks. 1270,85 n 0,1878 ~ 2 buah baut P 6766,56 tumpu Digunakan : 2 buah baut Perhitungan jarak antar baut : 1. 5d S 15t atau 200 mm Diambil, S 1 = 5 d = 5. 1,27 = 63,5 mm = 60 mm 2. 2,5 d S 2 (4t + 100) atau 200 mm Diambil, S 2 = 2,5 d = 2,5. 1,27 = 31,75 mm = 30 mm

72 Tugas Akhir 48 Rekapitulasi perencanaan profil Setengah Kuda-kuda seperti tersaji dalam Tabel 3.6. Tabel 3.6. Rekapitulasi Perencanaan Profil Setengah Kuda-kuda Nomer Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , , , , , ,7

73 Tugas Akhir Perencanaan Jurai Gambar 3.9. Rangka Batang Jurai Perhitungan Panjang Batang Jurai Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.7. Panjang Batang pada Jurai Nomer Batang Panjang Batang (m) 1 1,97 2 1,97 3 1,97 4 1,97 5 1,77 6 1,77 7 1,77 8 1,77 9 0, , , , , ,16 15 commit 3,50 to user

74 Tugas Akhir Perhitungan luasan atap jurai Gambar Luasan Atap Jurai

75 Tugas Akhir 51 Panjang atap yx = ½ 1,53 = 0,765 m Panjang atap yx = x u = u r = r o = o l = l i = i f = f c Panjang atap x r = 1,53 m Panjang atap x r = r l = l f Panjang atap c z = 0,59 m Panjang atap f z = f c + c z = 0, ,59= 1,355 m Panjang atap b z = 2,75 m Panjang atap ef = 2,18 m Panjang atap kl = 1,56 m Panjang atap qr = 0,97 m Panjang atap wx = 0,31 m Panjang atap bc = ab = 2,48 m Panjang atap hi = gh = 1,87 m Panjang atap no = mn = 1,25 m Panjang atap tu = st = 0,63 m ef b' z Luas atap a b zfed = 2. (. f z ) 2 2,18 2,75 = 2 ( 1,355) 2 = 6,68 m 2 kl ef Luas atap deflkj = 2. (. l f ) 2 1,56 2,18 = 2 ( 1,53) 2 = 5,73 m 2 qr kl Luas atap jklrqp = 2. (. r l ) 2 0,97 1,56 = 2 ( 1,53) 2 = 3,87 m 2

76 Tugas Akhir 52 wx qr Luas atap pqrxwv = 2. (. x r ) 2 0,31 0,97 = 2 ( 1,53) 2 = 1,96 m 2 Luas atap vwxy = 2. (½. wx. yx ) = 2 (½ 0,31 0,765) = 0,237 m 2 Panjang gording abc = ab + bc = 2,48 + 2,48 = 4,96 m Panjang gording ghi = gh + hi = 1,87 + 1,87 = 3,74 m Panjang gording mno = mn + no = 1,25 + 1,25 = 2,5 m Panjang gording stu = st + tu = 0,63 + 0,63 = 1,26 m

77 Tugas Akhir Perhitungan luasan plafon jurai Gambar Luasan Plafon Jurai Panjang plafond yx Panjang plafond yx Panjang plafond x r Panjang plafond x r = ½ 1,25 = 0,625 m = x u = u r = r o = o l = l i = i f = f c = 1,25 m = r l = l f

78 Tugas Akhir 54 Panjang plafond c z Panjang plafond f z Panjang plafond b z Panjang plafond ef Panjang plafond kl Panjang plafond qr Panjang plafond wx = 0,5 m = f c + c z = 0, ,0 = 1,125 m = 2,75 m = 2,18 m = 1,56 m = 0,97 m = 0,31 m ef b' z Luas plafond a b zfed = 2. (. f z ) 2 2,18 2,75 = 2 ( 1,125) 2 = 5,55m 2 kl ef Luas plafond deflkj = 2. (. l f ) 2 1,56 2,18 = 2 ( 1,25) 2 = 4,675 m 2 qr kl Luas plafond jklrqp = 2. (. r l ) 2 0,97 1,56 = 2 ( 1,25) 2 = 3,163 m 2 wx qr Luas plafond pqrxwv = 2. ( 2. x r ) 0,31 0,97 = 2 ( 1,25) 2 Luas plafond vwxy = 1,6 m 2 = 2. (½. wx. yx ) = 2 (½ 0,31 0,625) = 0,194 m 2

79 Tugas Akhir Perhitungan Pembebanan Jurai Data-data pembebanan : Berat gording = 12,3 kg/m ( Tabel Konstruksi Baja hal.56 ) Berat penutup atap = 50 kg/m 2 (SNI ) Berat plafon dan penggantung = 18 kg/m 2 (SNI ) Berat profil kuda-kuda = 25 kg/m (SNI ) Gambar Pembebanan jurai akibat beban mati 1. Beban Mati a. Beban P 1 1. Beban gording = berat profil gording panjang gording abc = 12,3 4,96 = 61,01 kg 2. Beban atap = luas atap a b zfed berat atap = 6,68 50 = 334 kg 3. Beban kuda-kuda = ½ commit btg (1 to + user 5) berat profil kuda kuda

80 Tugas Akhir 56 = ½ (1,97 + 1,77) 6,46 = 12,08 kg 4. Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 12,08 = 3,63 kg 5. Beban bracing = 10 beban kuda-kuda = 10 12,08 = 1,208 kg 6. Beban plafond = luas plafond a b zfed berat plafond = 5,55 18 = 99,9 kg b. Beban P 2 1. Beban gording = berat profil gording panjang gording ghi = 12,3 3,74 = 46,01 kg 2. Beban atap = luas atap deflkj berat atap = 5,73 50 = 286,5 kg 3. Beban kuda-kuda = ½ btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (1,77 + 1,77 + 0,88 + 1,97) 6,46 = 20,64 kg 4. Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 20,64 = 6,19 kg 5. Beban bracing = 10 beban kuda-kuda = 10 20,64 = 2,064 kg c. Beban P 3 1. Beban gording = berat profil gording panjang gording mno = 12,3 2,50 = 30,75 kg

81 Tugas Akhir Beban atap = luas atap jklrqp berat atap = 3,87 50 = 193,5 kg 3. Beban kuda-kuda = ½ btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (1,77 + 1,77 + 1,75 + 2,49) 6,46 = 25,13 kg 4. Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 25,13 = 7,54 kg 5. Beban bracing = 10 beban kuda-kuda = 10 25,13 = 2,513 kg d. Beban P 4 1. Beban gording = berat profil gording panjang gording stu = 12,3 1,26 = 15,375 kg 2. Beban atap = luas atap pqrxwv berat atap = 1,96 50 = 98 kg 3. Beban kuda-kuda = ½ btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (1,77+ 1,77 + 2,63 ) 6,46 = 19,93 kg 4. Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 19,93 = 5,98 kg 5. Beban bracing = 10 beban kuda-kuda = 10 19,93 = 1,993 kg

82 Tugas Akhir 58 e. Beban P 5 1. Beban atap = luas atap vwxy berat atap = 0, = 11,85 kg 2. Beban kuda-kuda = ½ btg( ) berat profil kuda kuda = ½ (1,77+ 3,5+ 3,16) 6,46 = 27,23 kg 3. Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 27,23 = 8,169 kg 4. Beban bracing = 10 beban kuda-kuda = 10 27,23 = 2,723 kg f. Beban P 6 1. Beban plafond = luas plafond deflkj berat plafond = 4, = 84,15 kg 2. Beban kuda-kuda = ½ btg( ) berat profil kuda kuda = ½ (1,97 + 1,97 + 0,88) 6,46 = 15,569 kg 3. Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 15,569 = 4,67 kg 4. Beban bracing = 10 beban kuda-kuda = 10 15,569 = 1,557 kg g. Beban P 7 1. Beban plafond = luas plafond jklrqp berat plafond = 3, = 56,934 kg

83 Tugas Akhir Beban kuda-kuda = ½ btg( ) berat profil kuda kuda = ½ (1,97 + 1,97 + 1,97 + 1,75) 6,46 = 24,75 kg 3. Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 24,75 = 7,423 kg 4. Beban bracing = 10 beban kuda-kuda = 10 24,75 = 2,475 kg h. Beban P 8 1. Beban plafond = luas plafond pqrxwv berat plafond = 1,6 18 = 28,8 kg 2. Beban kuda-kuda = ½ btg( ) berat profil kuda kuda = ½ (1,97 + 1,97 + 2,49 + 2,63+3,16 ) 6,46 = 39,48 kg 3. Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 39,48 = 11,85 kg 4. Beban bracing = 10 beban kuda-kuda = 10 39,48 = 3,948 kg i. Beban P 9 1. Beban plafond = luas plafond vwxy berat plafond = 0, = 3,492 kg 2. Beban kuda-kuda = ½ btg(4 + 15) berat profil kuda kuda = ½ (1,97 + 3,5) 6,46 = 17,67 kg 3. Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda

84 Tugas Akhir 60 = 30 17,67 = 5,31 kg 4. Beban bracing = 10 beban kuda-kuda = 10 17,67 = 1,767 kg Beban Tabel 3.8. Rekapitulasi Beban Mati Jurai Beban Beban Beban Beban Beban Plat Kudakuda Atap gording Bracing Penyambun (kg) (kg) (kg) g (kg) (kg) Beban Plafon (kg) Jumlah Beban (kg) Input SAP 2000 ( kg )

85 Tugas Akhir 61 P ,01 12,08 3,63 1,208 99,9 521, P2 286,5 46,01 20,64 6,19 2, , P3 193,5 30,75 25,13 7,54 2, , P ,375 19,93 5,98 1, , P5 11,85-27,23 8,169 2,723-49, P ,569 4,67 1,557 84,15 105, P ,75 7,423 2,475 56,934 91, P ,48 11,85 3,948 28,8 84, P ,67 5,31 1,767 3,492 28, Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P1 = P2 = P3 = P4 = P5 = 100 kg 3. Beban Angin Perhitungan beban angin : Gambar Pembebanan Jurai akibat Beban Angin Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m 2.

86 Tugas Akhir Koefisien angin tekan = 0,02 0,40 = (0,02 35) 0,40 = 0,3 a. W 1 = luas atap a b zfed koef. angin tekan beban angin = 6,68 0,3 25 = 50,1kg b. W 2 = luas atap deflkj koef. angin tekan beban angin = 5,73 0,3 25 = 42,975 kg c. W 3 = luas atap jklrqp koef. angin tekan beban angin = 3,87 0,3 25 = 29,025 kg d. W 4 = luas atap pqrxwv koef. angin tekan beban angin = 1,96 0,3 25 = 14,7 kg e. W 5 = luas atap vwxy koef. angin tekan beban angin = 0,237 0,3 25 = 1,778 kg Tabel 3.9. Perhitungan Beban Angin Jurai Beban Wx (Untuk Input Wz (Untuk Input Beban (kg) Angin W.Cos (kg) SAP2000) W.Sin (kg) SAP2000) W1 50,1 41, , W2 42,975 35, , W3 29,025 23, , W4 14,7 12, ,432 9 W5 1,778 1, ,02 2 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang commit setengah to user kuda-kuda sebagai berikut :

87 Tugas Akhir 63 Gambar Axial force jurai ( Satuan Kgf.m.C ) Tabel Rekapitulasi Gaya Batang Jurai kombinasi Batang Tarik (+) (kg) Tekan (-) (kg) 1-896,96

88 Tugas Akhir , , , , , , , , , , , , ,

89 Tugas Akhir Perencanaan Profil Jurai a.perhitungan profil batang tarik P maks. = 1228,21kg L = 3,16 m f y = 2400 kg/cm 2 f u = 3700 kg/cm 2 Kondisi leleh P maks. =.f y.ag Ag P maks..f y 1228,21 0,5686 cm 0, Kondisi fraktur P maks. =.f u.ae P maks. =.f u.an.u (U = 0,75 didapat dari buku LRFD hal.39) An i min Pmaks..f. U L 240 u 1228,21 0, , ,3167 cm 240 0,59 cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat Ag = 8,23 cm 2 i = 1,64 cm Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag = 0,55/2 = 0,275 cm 2 Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut = 1/2. 8,23 = 41,15 mm Diameter lubang = 41, = 43,15 mm = 4,315 cm Ag = An + n.d.t = (0,59/2) + 1.4,315.0,8 = 3,747 cm 2 Ag yang menentukan = 3,747 cm 2 2

90 Tugas Akhir 66 Digunakan maka, luas profil 8,23> 3,747 ( aman ) b.perhitungan profil batang tekan P maks. = 1201,59 kg L = 1,77 m f y = 2400 kg/cm 2 f u = 3700 kg/cm 2 Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat nilai nilai : Ag = 2. 8,23= 16,46 cm 2 r b t = 1,64 cm = 16,4 mm = 55 mm = 8 mm Periksa kelangsingan penampang : b 200 = t f y f y λc 2 kl r E = 6,875 12, inersia 1,64 > 1,3167 ( aman ) 1(1770) 16,4 3, x2,1x 10 5 = 1,162 Karena 0,25 < c < 1,2 maka : 1,43 1,6-0,67 c 1,43 1,6-0,67.1,162 1,74 f y P n = Ag.f cr = Ag 240 = = ,48 N = 22703,448 kg 1,74

91 Tugas Akhir 67 P max P n 1201,59 0,0623< 1... ( aman ) 0,85x22703, Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur Diameter baut () = 12,7 mm = 1,27 cm Diamater lubang = 1,47 cm Tebal pelat sambung () = 0,625. d = 0,625. 1,27 = 0,794 cm Menggunakan tebal plat 0,80 cm 2. Tegangan tumpu penyambung Rn = ( 2,4xf u xdt ) = 0,75(2,4 x 3700x1,27x0,8) = 6766,56 kg/baut 2. Tegangan geser penyambung Rn = b nx0, 5xf xa u b 2 = 2x 0,5x8250x(0,25x3,14x(1,27) ) = 10445,54 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf b u xa b 2 = 0,75x8250x (0,25x 3,14x(1,27) ) = 7834,16 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg Perhitungan jumlah baut-mur : P n P maks. tumpu 1201,59 0,1776 ~ 2 buah baut 6766,56 Digunakan : 2 buah baut

92 Tugas Akhir 68 Perhitungan jarak antar baut : 1. 5d S 15t atau 200 mm Diambil, S 1 = 5 d = 5. 1,27 = 63,5 mm = 60 mm 2. 2,5 d S 2 (4t + 100) atau 200 mm Diambil, S 2 = 2,5 d = 2,5. 1,27 = 31,75 mm = 30 mm b. Batang tarik Digunakan alat sambung baut-mur Diameter baut () = 12,7 mm = 1,27 cm Diamater lubang = 1,47 cm Tebal pelat sambung () = 0,625. d = 0,625. 1,27 = 0,794 cm Menggunakan tebal plat 0,80 cm 1. Tegangan tumpu penyambung Rn = ( 2,4xf u xdt ) = 0,75(2,4 x 3700x1,27x0,8) = 6766,56 kg/baut 2. Tegangan geser penyambung Rn = b nx0, 5xf xa u b 2 = 2x 0,5x8250x(0,25x3,14x(1,27) ) = 10445,544 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf b u xa b 2 = 0,75x8250x (0,25x 3,14x(1,27) ) = 7834,158 kg/baut

93 Tugas Akhir 69 P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg Perhitungan jumlah baut-mur : P n P maks. tumpu 1201, ,56 Digunakan : 2 buah baut Perhitungan jarak antar baut : 1. 5d S 15t atau 200 mm 0,1776 ~ 2 buah baut Diambil, S 1 = 5 d = 5. 1,27 = 63,5 mm = 60 mm 2. 2,5 d S 2 (4t + 100) atau 200 mm Diambil, S 2 = 2,5 d = 2,5. 1,27 = 31,75 mm = 30 mm

94 Tugas Akhir 70 Rekapitulasi perencanaan profil jurai seperti tersaji dalam Tabel Tabel Rekapitulasi Perencanaan Profil Jurai Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , , , , , ,7

95 Tugas Akhir Perencanaan Kuda-kuda Utama A Gambar Rangka Batang Kuda-kuda Utama A Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda A Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel Perhitungan Panjang Batang pada Kuda-kuda Utama Nomor Panjang Batang Nomor Panjang Batang Batang ( Meter ) Batang ( Meter ) 1 1, ,53 2 1, ,88 3 1, ,53 4 1, ,75 5 1, ,09 6 1, ,63 7 1, ,72 8 1, ,50 9 1, , , , , , , , , , , , ,53

96 Tugas Akhir Perhitungan Luasan Atap Kuda-Kuda Utama A Gambar Luasan Atap Kuda-kuda Utama

97 Tugas Akhir 73 Panjang atap a b = ½ 1,53 = 0,765 m Panjang atap ab = ab = kl Panjang atap b d = 1,53 m Panjang atap b d = bd = df = fh = d f = f h = ln = np = pr Panjang atap i j = 0,61 m Panjang atap h j = a b + i j = 0, ,61 = 1,375 m Panjang atap h j = hj = rt Panjang atap aa = 2,5 m Panjang atap aa = bb = cc = dd = ee = ff = gg = hh = ii = jj = a k = b l = c m = d n= e o = f p = g q = h r = i s = j t Panjang atap ak = aa + a k = 2,5 + 2,5 = 5,0 m Panjang atap ak = bl = dn = fp = hr = jt Luas atap hrtj = hj. jt = 1,375 5,0 = 6,875 m 2 Luas atap fprh = fh. hr = 1,53 5,0 Luas atap dnpf Luas atap blnd Luas atap aklb Panjang gording is = 7,65 m 2 = df. fp = 1,53 5,0 = 7,65 m 2 = bd. dn = 1,53 5,0 = 7,65 m 2 = ab. bl = 0,765 5,0 = 3,825 m 2 = ii + i s = 2,5 + 2,5 = 5,0 m

98 Tugas Akhir 74 Panjang gording gq = gg + g q = 2,5 + 2,5 = 5,0 m Panjang gording eo = ee + e o = 2,5 + 2,5 = 5,0 m Panjang gording cm = cc + c m = 2,5 + 2,5 = 5,0 m

99 Tugas Akhir Perhitungan Luasan Plafon Kuda-Kuda Utama A Gambar Luasan Plafon Kuda-kuda Utama

100 Tugas Akhir 76 Panjang plafond a b = ½ 1,25 = 0,625 m Panjang plafond ab = ab = kl Panjang plafond b d = 1,25 m Panjang plafond b d = bd = df = fh = d f = f h = ln = np = pr Panjang plafond i j = 0,5 m Panjang plafond h j = a b + i j = 0, ,5 = 1,125 m Panjang plafond h j = hj = rt Panjang plafond aa = 2,5 m Panjang plafond aa = bb = cc = dd = ee = ff = gg = hh = ii = jj = a k = b l = c m = d n= e o = f p = g q = h r = i s = j t Panjang plafond ak = aa + a k = 2,5 + 2,5 = 5,0 m Panjang plafond ak = bl = dn = fp = hr = jt Luas plafond hrtj = hj. jt = 1,125 5,0 = 5,625 m 2 Luas plafond fprh = fh. hr = 1,25 5,0 Luas plafond dnpf Luas plafond blnd Luas plafond aklb = 6,25 m 2 = df. fp = 1,25 5,0 = 6,25 m 2 = bd. dn = 1,25 5,0 = 6,25 m 2 = ab. bl = 0,625 5,0 = 3,125 m 2

101 Tugas Akhir Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama Data-data pembebanan : Berat gording = 12,3 kg/m Jarak antar kuda-kuda utama = 5,00 m Berat penutup atap = 50 kg/m 2 Berat profil = 2 x 6,46 = 12,92 kg/m ( baja profil ) Berat penggantung dan plafond = 18 kg/m 2 Beban hujan = (40 0,8α ) kg/m 2 = 40 0,8 35 = 12 kg/m 2 Gambar Pembebanan Kuda- kuda Utama akibat Beban Mati

102 Tugas Akhir 78 a. Beban Mati a. Beban P 1 = P 9 1. Beban gording = berat profil gording panjang gording is = 12,3 5 = 61,5 kg 2. Beban atap = luas atap hrtj berat atap = 6, = 343,75 kg 3. Beban kuda-kuda = ½ btg (1 + 9) berat profil kuda kuda = ½ (1, ,53) 12,92 = 17,958 kg 4. Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 17,958 = 5,387 kg 5. Beban bracing = 10 beban kuda-kuda = 10 17,958 = 1,7958 kg 6. Beban plafond = luas plafond hrtj berat plafond = 5, = 101,25 kg b. Beban P 2 = P 8 1. Beban gording = berat profil gording panjang gording gq = 12,3 5 = 61,5 kg 2. Beban atap = luas atap fprh berat atap = 7,65 50 = 382,5 kg

103 Tugas Akhir Beban kuda-kuda = ½ btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (1,53 + 1,53 + 0,88 + 1,53) 12,92 = 35,336 kg 4. Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 35,336 = 10,6 kg 5. Beban bracing = 10 beban kuda-kuda = 10 35,336 = 3,5336 kg c. Beban P 3 = P 7 1. Beban gording = berat profil gording panjang gording eo = 12,3 5 = 61,5 kg 2. Beban atap = luas atap dnpf berat atap = 7, = 382,5 kg 3. Beban kuda-kuda = ½ btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (1,53 + 1,53 + 1,75 + 2,09) 12,92 = 44,574 kg 4. Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 44,574 = 13,37 kg 5. Beban bracing = 10 beban kuda-kuda = 10 44,574 = 4,4574 kg d. Beban P 4 = P 6 1. Beban gording = berat profil gording panjang gording cm = 12,3 5 = 61,5 kg

104 Tugas Akhir Beban atap = luas atap blnd berat atap = 7,65 50 = 382,5 kg 3. Beban kuda-kuda = ½ btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (1,53+ 1,53 + 2,63) 12,92 = 36,757 kg 4. Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 36,757 = 11,027 kg 5. Beban bracing = 10 beban kuda-kuda = 10 36,757 = 3,6757 kg e. Beban P 5 1. Beban atap = 2 x luas atap aklb berat atap = (2 x 3,825) 50 = 382,5 kg 2. Beban kuda-kuda = ½ btg( ) berat profil kuda kuda = ½ (1,53 + 1,53 +3,72+ 3,5+3,72) 12,92 = 90,44 kg 3. Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 90,44 = 27,132 kg 4. Beban bracing = 10 beban kuda-kuda = 10 90,44 = 9,044 kg f. Beban P 10 = P Beban plafond = luas plafond fprh berat plafond = 6,25 18 = 112,5 kg

105 Tugas Akhir Beban kuda-kuda = ½ btg( ) berat profil kuda kuda = ½ (1,25 + 1,25 + 0,88) 12,92 = 21,835 kg 3. Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 21,835 = 6,55 kg 4. Beban bracing = 10 beban kuda-kuda = 10 21,835 = 2,1835 kg g. Beban P 11 = P Beban plafond = luas plafond dnpf berat plafond = 6,25 18 = 112,5 kg 2. Beban kuda-kuda = ½ btg( ) berat profil kuda kuda = ½ (1,25 + 1,25 + 1,53 + 1,75) 12,92 = 37,338 kg 3. Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 37,338 = 11,2 kg 4. Beban bracing = 10 beban kuda-kuda = 10 37,338 = 3,7338 kg h. Beban P 12 = P Beban plafond = luas plafond blnd berat plafond = 6,25 18 =112,5 kg 2. Beban kuda-kuda = ½ btg( ) berat profil kuda kuda = ½ (1,25 + 1,25 + 2,09 + 2,63+3,72) 12,92 = 70,67 kg

106 Tugas Akhir Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 70,67 = 21,2 kg 4. Beban bracing = 10 beban kuda-kuda = 10 70,67 = 7,067 kg i. Beban P Beban plafond = 2 x luas plafond aklb berat plafond = ( 2 x 3,125 ) 18 = 112,5 kg 2. Beban kuda-kuda = ½ btg( ) berat profil kuda kuda = ½ (1,25 + 1,25 + 3,5) 12,92 = 38,76 kg 3. Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 38,76 = 11,628 kg 4. Beban bracing = 10 beban kuda-kuda = 10 38,76 = 3,876 kg

107 Tugas Akhir 83 Tabel Rekapitulasi Beban Mati Kuda-kuda Utama Beban Beban Beban Beban Beban Plat Beban Jumlah Input Kuda - Beban Atap gording Bracing Penyambung Plafon Beban SAP kuda (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) P 1 = P 9 343,75 61,5 17,958 1,7958 5, ,25 531, P 2 = P 8 382,5 61,5 35,336 3, ,6-493, P 3 = P 7 382,5 61,5 44,574 4, ,37-506, P 4 = P 6 382,5 61,5 36,757 3, , , P 5 382,5-90,44 9,044 27, , P 10 = P ,835 2,1835 6,55 112,5 143, P 11 = P ,338 3, ,2 112,5 164, P 12 = P ,67 7,067 21,2 112,5 211, P ,76 3,876 11, ,5 166, b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P1, P2, P3, P4, P5, P6, P7, P8, P9 = 100 kg c. Beban Angin Perhitungan beban angin : Gambar Pembebanan Kuda-kuda Utama akibat Beban Angin

108 Tugas Akhir 84 Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m Koefisien angin tekan = 0,02 0,40 = (0,02 35) 0,40 = 0,3 a. W 1 = luas atap hrtj koef. angin tekan beban angin = 6,875 0,3 25 = 51,56 kg b. W 2 = luas atap fprh koef. angin tekan beban angin = 7,65 0,3 25 = 57,375 kg c. W 3 = luas atap dnpf koef. angin tekan beban angin = 7,65 0,3 25 = 57,375 kg d. W 4 = luas atap blnd koef. angin tekan beban angin = 7,65 0,3 25 = 57,375 kg e. W 5 = luas atap aklb koef. angin tekan beban angin = 3,825 0,3 25 = 28,687 kg 2. Koefisien angin hisap = -0,40 a. W 6 = luas atap hrtj koef. angin tekan beban angin = 6,875-0,40 25 = -68,75 kg b. W 7 = luas atap fprh koef. angin tekan beban angin = 7,65-0,40 25 = -76,5 kg c. W 8 = luas atap dnpf koef. angin tekan beban angin = 7,65-0,40 25 = -76,5 kg d. W 9 = luas atap blnd koef. angin tekan beban angin = = 7,65-0,40 25 = -76,5 kg

109 Tugas Akhir 85 e. W 10 = luas atap aklb koef. angin tekan beban angin = 3,825-0,40 25 = -38,25 kg Tabel Perhitungan Beban Angin Kuda-kuda Utama Beban Wx (Untuk Input Wz (Untuk Input Beban (kg) Angin W.Cos (kg) SAP2000) W.Sin (kg) SAP2000) W 1 51,56 43, ,94 27 W 2 57,375 48, ,98 30 W 3 57,375 48, ,98 30 W 4 57,375 48, ,98 30 W 5 28,687 24, ,98 15 W 6-68,75-58, ,92-36 W 7-76,5-65, ,97-40 W 8-76,5-65, ,97-40 W 9-76,5-65, ,97-40 W 10-38,25-32, ,985-20

110 Tugas Akhir 86 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda utama sebagai berikut : Gambar Axial force kuda-kuda A ( Satuan Kgf.m.C ) Tabel Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-kuda Utama A Kombinasi Batang Tarik (+) Tekan (-) ( kg ) ( kg ) 1 606, , , , , , , commit to 1660,68 user

111 Tugas Akhir , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,76

112 Tugas Akhir Perencanaan Profil Kuda- Kuda Batang Utama A a.perhitungan profil batang tarik P maks. = 621,01 kg L = 1,25 m f y = 2400 kg/cm 2 f u = 3700 kg/cm 2 Kondisi leleh P maks. =.f y.ag Ag P maks..f y 621,01 0, ,2875 cm 2 Kondisi fraktur P maks. =.f u.ae P maks. =.f u.an.u (U = 0,75 didapat dari buku LRFD hal.39) An i min Pmaks..f. U L 240 u 621,01 0, , ,52 cm 240 0,2984 cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat Ag = 8,23 cm 2 i = 1,64 cm Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag = 0,2875/2 = 0,14375 cm 2 Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut = 1/2. 2,54 = 12,7 mm Diameter lubang = 12,7 + 2 = 14,7 mm = 1,47 cm Ag = An + n.d.t = (0,2984/2) + 1.1,47.0,8 = 1,32 cm 2 Ag yang menentukan = 1,32 cm commit 2 to user 2

113 Tugas Akhir 89 Digunakan maka, luas profil 8,23 > 1,32 ( aman ) b.perhitungan profil batang tekan P maks. = 1660,68 kg L = 1,53 m f y = 2400 kg/cm 2 f u = 3700 kg/cm 2 Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat nilai nilai : Ag = 2. 8,23 = 16,46 cm 2 r b t = 1,64 cm = 16,4 mm = 55 mm = 8 mm Periksa kelangsingan penampang : b 200 = t f y kl r = 6,875 12, f y λc 2 E inersia 1,64 > 0,52 ( aman ) 1(1530) 16, ,14 x2x10 5 = 1,03 Karena 0,25 < λc < 1,2 maka : ω ω 1,43 1,6-0,67λc 1,43 1,6-0,67.1,03 =1,572 f y P n = Ag.f cr = Ag 240 = = ,71 N = 25129,771 kg 1,572 P max P n 1660,68 0,0777 commit < to 1 user... ( aman ) 0,85x25129,771

114 Tugas Akhir Perhitungan Alat Sambung Batang Utama A a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur Diameter baut () = 12,7 mm = 1,27 cm Diamater lubang = 1,47 cm Tebal pelat sambung () = 0,625. d = 0,625. 1,27 = 0,794 cm Menggunakan tebal plat 0,80 cm 3. Tegangan tumpu penyambung Rn = ( 2,4xf u xdt ) = 0,75(2,4 x 3700x1,27x0,8) = 6766,56 kg/baut 2. Tegangan geser penyambung Rn = b nx0, 5xf xa u b 2 = 2x 0,5x8250x(0,25x3,14x(1,27) ) = 10445,544 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf b u xa b 2 = 0,75x8250x (0,25x 3,14x(1,27) ) = 7834,158 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg Perhitungan jumlah baut-mur : Pmaks. 1660,68 n 0,245 ~ 2 buah baut P 6766,56 tumpu Digunakan : 2 buah baut

115 Tugas Akhir 91 Perhitungan jarak antar baut : 1. 5d S 15t atau 200 mm Diambil, S 1 = 5 d = 5. 1,27 = 63,5 mm = 60 mm 2. 2,5 d S 2 (4t + 100) atau 200 mm Diambil, S 2 = 2,5 d = 2,5. 1,27 = 31,75 mm = 30 mm b. Batang tarik Digunakan alat sambung baut-mur Diameter baut () = 12,7 mm = 1,27 cm Diamater lubang = 1,47 cm Tebal pelat sambung () = 0,625. d = 0,625. 1,27 = 0,794 cm Menggunakan tebal plat 0,80 cm 1. Tegangan tumpu penyambung Rn = ( 2,4xf u xdt ) = 0,75(2,4 x 3700x1,27x0,8) = 6766,56 kg/baut 2. Tegangan geser penyambung Rn = b nx0, 5xf xa u b 2 = 2x 0,5x8250x(0,25x3,14x(1,27) ) = 10445,544 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf b u xa b 2 = 0,75x8250x (0,25x 3,14x(1,27) ) = 7834,158 kg/baut

116 Tugas Akhir 92 P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg Perhitungan jumlah baut-mur : Pmaks. 621,01 n 0,0917 ~ 2 buah baut P 6766,56 tumpu Digunakan : 2 buah baut Perhitungan jarak antar baut : 1. 5d S 15t atau 200 mm Diambil, S 1 = 5 d = 5. 1,27 = 63,5 mm = 60 mm 2. 2,5 d S 2 (4t + 100) atau 200 mm Diambil, S 2 = 2,5 d = 2,5. 1,27 = 31,75 mm = 30 mm

117 Tugas Akhir 93 Rekapitulasi perencanaan profil jurai seperti tersaji dalam Tabel Tabel Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama A Nom0r Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,7

118 Tugas Akhir Perencanaan Kuda-kuda Utama B Gambar Rangka Batang Kuda-kuda Utama B Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Utama B Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel Perhitungan Panjang Batang pada Kuda-kuda Utama Nomor Panjang Batang Nomor Panjang Batang Batang ( Meter ) Batang ( Meter ) 1 1, ,53 2 1, ,88 3 1, ,53 4 1, ,75 5 1, ,09 6 1, ,63 7 1, ,72 8 1, ,50 9 1, , , , , , , , , , , , ,53

119 Tugas Akhir Perhitungan Luasan atap Kuda-Kuda Utama B Gambar Luasan Atap Kuda-kuda Utama Panjang atap ab = ½ 1,53 = 0,765 m Panjang atap ab = kl

120 Tugas Akhir 96 Panjang atap b d = 1,53 m Panjang atap b d = d f = f h = ln = np = pr Panjang atap i j = 0,61 m Panjang atap h j = ab + i j = 0, ,61 = 1,375 m Panjang atap h j = rt Panjang atap b l = 2,5 m Panjang atap b l = c m = d n = e o = f p = g q = h r = i s = j t Panjang atap bb = 0,313 m Panjang atap cc = 0,625 m Panjang atap dd = 0,938 m Panjang atap ee = 1,25 m Panjang atap ff = 1,563 m Panjang atap gg = 1,875 m Panjang atap hh = 2,188 m Panjang atap ii = 2,5 m Panjang atap jj = 2,79 m Luas atap hrtj hh' jj' = (. h j ) + (j t. rt) 2 2,188 2,79 = ( 1,375) + (2,5 1,375) 2 = 6,86 m 2 Luas atap fprh ff' hh' = (. f h ) + (h r. pr) 2 1,563 2,188 = ( 1,53) + (2,5 1,53) 2 = 6,696 m 2 Luas atap dnpf dd' ff' = (. d f ) + (f p. np) 2 0,938 1,563 = ( 1,53) + (2,5 1,53) 2 = 5,738 m 2

121 Tugas Akhir 97 bb' dd' Luas atap blnd = (. b d ) + (d n. ln) 2 0,313 0,938 = ( 1,53) + (2,5 1,53) 2 = 4,782 m 2 Luas atap aklb = (½. bb. ab ) + (bl. kl) = (½ 0,313 0,765) + (2,5 0,765) = 2,032 m 2 Panjang gording is = ii + i s = 2,5 + 2,5 = 5 m Panjang gording gq = gg + g q = 1, ,5 = 4,375 m Panjang gording eo = ee + e o = 1,25 + 2,5 = 3,75 m Panjang gording cm = cc + c m = 0, ,5 = 3,125 m

122 Tugas Akhir Perhitungan Luasan plafon Kuda-Kuda Utama B Gambar Luasan Plafon Kuda-kuda Utama Panjang plafond ab = ½ 1,25 = 0,625 m Panjang plafond ab = kl

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan 3 BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Dasar Perencanaan 2.1.1 Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DISTRO & CAFE 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DISTRO & CAFE 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DISTRO & CAFE 2 LANTAI TUGAS AKHIR Disusun sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun beban

Lebih terperinci

Tugas Akhir Perencanaan Struktur Salon, fitness & Spa 2 lantai TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Enny Nurul Fitriyati I

Tugas Akhir Perencanaan Struktur Salon, fitness & Spa 2 lantai TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Enny Nurul Fitriyati I Tugas Akhir Perencanaan Struktur Salon, fitness & Spa lantai A- TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR SALON FITNES DAN SPA LANTAI Disusun Oleh : Enny Nurul Fitriyati I.85060 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SERBAGUNA 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SERBAGUNA 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SERBAGUNA 2 LANTAI TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program Studi DIII Teknik Sipil Jurusan

Lebih terperinci

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan dunia teknik sipil menuntut bangsa Indonesia untuk dapat menghadapi segala kemajuan dan tantangan. Hal itu dapat terpenuhi apabila sumber daya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia konstruksi saat ini semakin berkembang pesat, meningkatnya berbagai kebutuhan manusia akan pekerjaan konstruksi menuntut untuk terciptanya inovasi dan kreasi

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

GEDUNG ASRAMA DUA LANTAI

GEDUNG ASRAMA DUA LANTAI digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG ASRAMA DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN 2 LANTAI digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

Oleh : Hissyam I

Oleh : Hissyam I PERENCANAANN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLETT DAN RESTO 2 LANTAI Oleh : Hissyam I 8507048 D3 TEKNIK SIPIL GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITASS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO BUKU 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO BUKU 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO BUKU 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program Studi Diploma III Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO ELEKTRONIK 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO ELEKTRONIK 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO ELEKTRONIK LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program Studi Diploma III

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN LANTAI Oleh: Fredy Fidya Saputra I.8505014 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM D III JURUSAN TEKNIK SIPIL SURAKARTA 009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN CAFE 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN CAFE 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN CAFE 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SUPERMARKET DAN FASHION DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SUPERMARKET DAN FASHION DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SUPERMARKET DAN FASHION DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TINGGAL 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TINGGAL 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TINGGAL 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN DAN TOKO BUKU 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR DAN ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN DAN TOKO BUKU 2 LANTAI TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Gedung Swalayan dan Toko Buku Lantai PERENCANAAN STRUKTUR DAN ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN DAN TOKO BUKU LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN DAN KARAOKE 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN DAN KARAOKE 2 LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN DAN KARAOKE 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RSUD 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RSUD 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RSUD LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi D3 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM 2 LANTAI TUGAS AKHIR perpustakaan.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH DUA LANTAI

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH DUA LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH DUA LANTAI Disusun oleh: ANDI YUNIANTO NIM: I 8507035 PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKRTA

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH DAN TOKO 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH DAN TOKO 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH DAN TOKO LANTAI TUAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh elar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR PUSKESMAS PEMBANTU DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR PUSKESMAS PEMBANTU DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR PUSKESMAS PEMBANTU DUA LANTAI TUGAS AKHIR Telah disetujui untuk dipertahankan di depan tim penguji sebagai persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada jurusan Teknik Sipil Dikerjakan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM DUA LANTAI. Tugas akhir. Sudarmono I

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM DUA LANTAI. Tugas akhir. Sudarmono I PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM DUA LANTAI Tugas akhir Sudarmono I 85 07 061 Fakultas teknik jurusan teknik sipil Universitas sebelas maret 2010 MOTTO...Sesungguhnya Alloh tidak mengubah keadaan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSKESMAS DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSKESMAS DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSKESMAS DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG MALL 3 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG MALL 3 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG MALL 3 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D3 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN KANTOR KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN KANTOR KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN KANTOR KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN SEKOLAHAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN SEKOLAHAN 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN SEKOLAHAN LANTAI Oleh : Dede Setiawan I8506704 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 011 MOTTOO...Sesungguhnya

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL 2011

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL 2011 TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA 2 LANTAI Dikerjakan Oleh: CINTIA PRATIWI NIM. I 8508002 UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL 2011 LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Lebih terperinci

PERENCANAAN SHOWROOM DAN BENGKEL NISSAN

PERENCANAAN SHOWROOM DAN BENGKEL NISSAN PERENCANAAN SHOWROOM DAN BENGKEL NISSAN TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH LANTAI Agus Supriyanto I.850033 D3 TEKNIK SIPIL GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET 011 iv v MOTTO Demi masa, sesungguhnya manusia

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi D-III Teknik Sipil Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG.FIX.pdf BAB 2 DASAR TEORI.FIX.pdf

BAB 1 LATAR BELAKANG.FIX.pdf BAB 2 DASAR TEORI.FIX.pdf BAB 1 LATAR BELAKANG.FIX.pdf BAB 2 DASAR TEORI.FIX.pdf BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum Islamic Center sebagai pusat kegiatan keislaman, dimana semua kegiatan pembinaan berupa kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin pesatnya perkembangan dunia teknik sipil di Indonesia saat ini menuntut terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung dalam bidang tersebut.

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil disusun oleh : MUHAMMAD NIM : D

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D3 Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MASJID 2 LANTAI (Structure and Cost Budget of Two Storeys Mosque)

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MASJID 2 LANTAI (Structure and Cost Budget of Two Storeys Mosque) PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MASJID 2 LANTAI (Structure and Cost Budget of Two Storeys Mosque) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH JUNE ADE NINGTIYA I

DISUSUN OLEH JUNE ADE NINGTIYA I PERENCANAAN STRUKTUR HOTEL 2 LANTAI DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH JUNE ADE NINGTIYA I 8507053 DIPLOMA TIGA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR BOARDING HOUSE

PERENCANAAN STRUKTUR BOARDING HOUSE PERENCANAAN STRUKTUR BOARDING HOUSE TUGAS AKHIR Oleh : Antonius Mahatma P. I.8507007 PROGRAM DIII TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 010 BAB 3 Perencanaan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR BUTIK 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR BUTIK 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR BUTIK LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

Tugas Akhir Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung Kuliah 2 Lantai

Tugas Akhir Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung Kuliah 2 Lantai 3 PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG KULIAH 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG UKM DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG UKM DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG UKM DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN CAFE DAN RESTO 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN CAFE DAN RESTO 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN CAFE DAN RESTO 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I. Perencanaan Atap

BAB I. Perencanaan Atap BAB I Perencanaan Atap 1. Rencana Gording Data perencanaan atap : Penutup atap Kemiringan Rangka Tipe profil gording : Genteng metal : 40 o : Rangka Batang : Kanal C Mutu baja untuk Profil Siku L : BJ

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG HOTEL 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG HOTEL 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA perpustakaan.uns.ac.id GEDUNG HOTEL 2 LANTAI TUGAS AKHIR DisusunSebagai Salah SatuSyaratMemperolehGelarAhliMadya (A.Md.) pada Program Studi DIII Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTORAN DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTORAN DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTORAN DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI. Diajukan Oleh : DANNY ARIEF M I

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI. Diajukan Oleh : DANNY ARIEF M I PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH LANTAI Diajukan Oleh : DANNY ARIEF M I8506009 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET 00 i MOTTO Walaupun hidup

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 PRESENTASI TUGAS AKHIR oleh : PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 LATAR BELAKANG SMA Negeri 17 Surabaya merupakan salah

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Jurusan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Dalam perancangan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku sehingga diperoleh suatu struktur bangunan yang aman secara konstruksi. Struktur

Lebih terperinci

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR 3.. Denah Bangunan Dalam tugas akhir ini penulis merancang suatu struktur bangunan dengan denah seperti berikut : Gambar 3.. Denah bangunan 33 34 Dilihat dari bentuk

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM 2 LANTAI & RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM 2 LANTAI & RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM 2 LANTAI & RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KECAMATAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KECAMATAN 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya perpustakaan.uns.ac.id pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan pendidikan Program Diploma III Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret adalah menciptakan Ahli madya yang terampil dan profesional serta kompeten

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3 PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3 Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : FELIX BRAM SAMORA

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan Dari keseluruhan pembahasan yang telah diuraikan merupakan hasil dari perhitungan perencanaan struktur gedung Fakultas Teknik Informatika ITS Surabaya dengan metode SRPMM.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas BAB V PEMBAHASAN 5.1 Umum Pada gedung bertingkat perlakuan stmktur akibat beban menyebabkan terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas pekerjaan dilapangan, perencana

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI (+ BASEMENT) DI WILAYAH SURAKARTA DENGAN DAKTAIL PARSIAL (R=6,4) (dengan mutu f c=25 MPa;f y=350 MPa)

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI (+ BASEMENT) DI WILAYAH SURAKARTA DENGAN DAKTAIL PARSIAL (R=6,4) (dengan mutu f c=25 MPa;f y=350 MPa) PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI (+ BASEMENT) DI WILAYAH SURAKARTA DENGAN DAKTAIL PARSIAL (R=6,4) (dengan mutu f c=25 MPa;f y=350 MPa) Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat

Lebih terperinci

PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI

PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI Wildiyanto NRP : 9921013 Pembimbing : Ir. Maksum Tanubrata,

Lebih terperinci

ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS

ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS Analisa Dimensi dan Struktur Atap Menggunakan Metode Daktilitas Terbatas 1 - ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS M. Ikhsan Setiawan ABSTRAK Sttruktur gedung Akademi

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN BANK DANAMON JL PEMUDA-JEPARA

PERENCANAAN STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN BANK DANAMON JL PEMUDA-JEPARA TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN BANK DANAMON JL PEMUDA-JEPARA Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata1 (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH UMUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH UMUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU i PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH UMUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU Disusun oleh : RICHARD SUTRISNO Mahasiswa : 11973 / TS NPM : 04 02 11973 PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN Oleh : 1. AGUNG HADI SUPRAPTO 3111 030 114 2.RINTIH PRASTIANING ATAS KASIH 3111

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL.. i. LEMBAR PENGESAHAN ii. KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang... 1

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL.. i. LEMBAR PENGESAHAN ii. KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang... 1 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i LEMBAR PENGESAHAN ii KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR NOTASI. v vi xii xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...... 1 1.2. Maksud dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA

PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : ALFANIDA AYU WIDARTI

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG TUGAS AKHIR 1 HALAMAN JUDUL PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Teknik Program

Lebih terperinci

TAMPAK DEPAN RANGKA ATAP MODEL 3

TAMPAK DEPAN RANGKA ATAP MODEL 3 TUGAS STRUKTUR BAJA 11 Bangunan gedung dengan struktur atap dibuat dengan struktur rangka baja. Bentang struktur bangunan, beban gravitasi, beban angin dan mutu bahan, dijelaskan pada data teknis berikut.

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN RESTO DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN RESTO DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN RESTO DUA LANTAI Oleh: Agus Catur kurniawan I.850608 PROGRAM DIII TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 011 MOTTO...Sesungguhnya

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT KEGIATAN MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT KEGIATAN MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT KEGIATAN MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) Oleh : TRIA CIPTADI 3111 030 013 M. CHARIESH FAWAID 3111 030 032 Dosen

Lebih terperinci

1. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI ) 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983)

1. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI ) 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983) 7 1. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI 03-1727-1989) 2. Perencaaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Rumah dan Gedung SNI-03-1726-2002 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983)

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1)

LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1) LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1) PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG B POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG Oleh: Sonny Sucipto (04.12.0008) Robertus Karistama (04.12.0049) Telah diperiksa dan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai 8 BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Pada Pelat Lantai Dalam penelitian ini pelat lantai merupakan pelat persegi yang diberi pembebanan secara merata pada seluruh bagian permukaannya. Material yang digunakan

Lebih terperinci

fc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa

fc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa Peraturan dan Standar Perencanaan 1. Peraturan Perencanaan Tahan Gempa untuk Gedung SNI - PPTGIUG 2000 2. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Gedung SKSNI 02-2847-2002 3. Tata Cara Perencanaan Struktur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1. Diagram Alir Perencanaan Struktur Atas Baja PENGUMPULAN DATA AWAL PENENTUAN SPESIFIKASI MATERIAL PERHITUNGAN PEMBEBANAN DESAIN PROFIL RENCANA PERMODELAN STRUKTUR DAN

Lebih terperinci

1.6 Tujuan Penulisan Tugas Akhir 4

1.6 Tujuan Penulisan Tugas Akhir 4 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN i ii in KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI INTISARI v viii xii xiv xvii xxii BAB I PENDAHIJLUAN 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI LEMBAR PERYATAAN ORIGINALITAS LAPORAN LEMBAR PERSEMBAHAN INTISARI ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( ) TUGAS AKHIR STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7 Oleh : RACHMAWATY ASRI (3109 106 044) Dosen Pembimbing: Budi Suswanto, ST. MT. Ph.D

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL LARAS ASRI SALATIGA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh :

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL LARAS ASRI SALATIGA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh : PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL LARAS ASRI SALATIGA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU Oleh : HARDI WIBOWO No. Mahasiswa : 11515 / TS NPM : 03 02 11515 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik

Lebih terperinci

Tugas Besar Struktur Bangunan Baja 1. PERENCANAAN ATAP. 1.1 Perhitungan Dimensi Gording

Tugas Besar Struktur Bangunan Baja 1. PERENCANAAN ATAP. 1.1 Perhitungan Dimensi Gording 1.1 Perhitungan Dimensi Gording 1. PERENCANAAN ATAP 140 135,84 cm 1,36 m. Direncanakan gording profil WF ukuran 100x50x5x7 A = 11,85 cm 2 tf = 7 mm Zx = 42 cm 2 W = 9,3 kg/m Ix = 187 cm 4 Zy = 4,375 cm

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Semarang, Nopember Penyusun

Semarang, Nopember Penyusun KATA PENGANTAR Alhamdulillahi rabbil alamin, Puji Syukur ke Khadirat ALLAH SWT atas segala Nikmat, Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI) 1 PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI) Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai S-1 Teknik Sipil diajukan

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BPS PROVINSI JAWA TENGAH MENGUNAKAN BETON PRACETAK (Design of Structure of BPS Building Central Java Province using Precast Concrete) Diajukan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL JALAN MARTADINATA MANADO

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL JALAN MARTADINATA MANADO PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL JALAN MARTADINATA MANADO Claudia Maria Palit Jorry D. Pangouw, Ronny Pandaleke Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado email:clauuumaria@gmail.com

Lebih terperinci