PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG MALL 3 LANTAI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG MALL 3 LANTAI"

Transkripsi

1 PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG MALL 3 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D3 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Dikerjakan oleh : NICKEN ANGGINI PUTRI NIM : I PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 0 i

2 LEMBAR PENGESAHAN PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG MALL 3 LANTAI TUGAS AKHIR Dikerjakan Oleh: NICKEN ANGGINI PUTRI NIM : I Diperiksa dan disetujui Oleh : Dosen Pembimbing PURNAWAN GUNAWAN, ST, MT NIP PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit 0 to user ii

3 LEMBAR PENGESAHAN PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG MALL 3 LANTAI TUGAS AKHIR Dikerjakan Oleh: NICKEN ANGGINI PUTRI NIM : I Dipertahankan didepan tim penguji:. PURNAWAN GUNAWAN, ST., MT. : NIP Ir. SUNARMASTO MT. : NIP ACHMAD BASUKI, ST., MT. :... NIP Mengetahui, Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS Disahkan, Ketua Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil FT UNS Ir. BAMBANG SANTOSA, MT NIP ACHMAD BASUKI, ST., MT. NIP Mengetahui, a.n. Dekan Pembantu Dekan I Fakultas Teknik UNS KUSNO ADI SAMBOWO, ST., M.Sc., Ph.D. NIP iii

4 MOTTO Saat kuberdoa meminta kupu-kupu, Tuhan memberikanku ulat.. Saat kuberdoa meminta bunga, Tuhan memberikanku kaktus.. Saat kuberdoa meminta pelangi, Tuhan memberikanku hujan badai.. Aku begitu kecewa. Namun, akhirnya aku sadari Ulat itu berubah menjadi kupu-kupu pada waktunya.. Kaktus itu mengeluarkan bunga pada waktunya Dan setelah hujan badai reda aku melihat pelangi Saat Tuhan menjawab doamu, Dia menambah imanmu Saat Tuhan belum menjawab doamu, Dia menambah kesabaranmu Saat Tuhan menjawab yang lain dari doamu, Dia memilih yang terbaik untukmu Tuhan tak memberi apa yang kita harapkan, tapi Ia memberi apa yang kita butukan Kadang kita merasa sedih,, kecewa,,, dan terluka Namun di atas segalanya, Dia sedang merajut yang terindah.

5 ALHAMDULILLAH Puji Syukur selalu ku panjatkan kepada ALLAH SWT. yang selalu memberikan rahmat dan hidayah Nya sehingga Tugas Akhir ini telah selesai dengan lancar. Tugas Akhir ini aku persembahkan kepada orang yang telah memberikan dukungan terhadapku baik secara moril maupun materil Aku persembahkan Maha Karya ini untuk.. Orang terhebatku, ibuku yang ada di surga Terima kasih atas didikanmu untuk menjadikanku orang yang kuat.. Kau tahu aku begitu mencintaimu Semoga aku masih menjadi anakmu ketika kita bertemu di surga nanti Sampaikan terima kasihku pada Tuhan karena telah memberikanku salah satu wanita terbaiknya untukku walau hanya sesaat.. Aku selalu menyayangimu,,selamanya. Ayahku yang selalu berjuang untukku.. Terima kasih karena telah menguatkanku ketika aku dalam masa-masa sulit Terima kasih untuk semua perhatianmu untukku 3. Malaikat kecilku.. Bagas. yang selalu bertanya kapan aku pulang ke rumah dan bertanya kenapa aku harus kembali ke solo Luv u gosong 4. Orang terdekatku Demollic terima kasih buat waktu, kesabaran, pengertian dan semangat yang kamu kasih ke aku Terima kasih karena kamu selalu ada di sampingku Terima kasih untuk semua hal yang kamu kasih ke aku, yang ga bisa aku sebutkan satu. 5. Dudud brotherhood Kiting ITB, Riana UNDIP, Dono UNDIP Makassi yaaa buat persahabatan yang kaya kepompong Mengubah ulat menjadi kupukupu Luv u all.. :D 6. Sahabat sahabatku. SIPIL GEDUNG Khususnya, Mbok jem, Amin, Ageng, Arek, Pedro, Andrek, Joko, Aris, Ferry, The Pup, Putra, Supri, Gendon, Nanang, Agus, Aziz, Andik, Lina, Phele, Desti, Septian, Jibril, Cintia, Isti, Mas Dwi dan teman yang tidak bs aku sebutkan satu terima kasih atas bantuan dan semangat kalian selama ini aku sayang kalian semua

6 KATA PENGANTAR Segala puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG MALL 3 LANTAI dengan baik. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penyusun banyak menerima bimbingan, bantuan dan dorongan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada :. Segenap pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.. Segenap pimpinan Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Segenap pimpinan Program D-III Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Purnawan Gunawan, ST, MT selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir atas arahan dan bimbingannya selama dalam penyusunan tugas ini. 5. Ir. Sunarmasto, MT selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingannya. 6. Bapak dan ibu dosen pengajar yang telah memberikan ilmunya beserta karyawan di Fakultas Teknik UNS yang telah banyak membantu dalam proses perkuliahan. 7. Bapak, Ibu, kakak dan adikku yang telah memberikan dukungan dan dorongan baik moril maupun materiil dan selalu mendoakan penyusun. 8. Rekan rekan D-III Teknik Sipil Gedung angkatan 008 yang telah membantu terselesaikannya laporan Tugas Akhir ini. 9. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan Tugas Akhir ini. vi

7 Mudah mudahan kebaikan Bapak, Ibu, Teman-teman memperoleh balasan yang lebih mulia dari Allah SWT. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran maupun masukan yang membawa kearah perbaikan dan bersifat membangun sangat penyusun harapkan. Akhirnya, besar harapan penyusun, semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya. Surakarta, Agustus 0 Penyusun vii

8 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN.... MOTTO... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR.... DAFTAR ISI.... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL... Hal i ii iv v vi viii xv xvii xix BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang.... Rumusan Masalah....3 Maksud dan Tujuan....4 Metode Perencanaan....5 Kriteria Perencanaan....6 Peraturan-Peraturan Yang Berlaku... 3 BAB DASAR TEORI. Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan 4.. Sistem Bekerjanya Beban 7..3 Provisi Keamanan Perencanaan Atap Perencanaan Tangga....4 Perencanaan Plat Lantai....5 Perencanaan Balok Anak... 3 viii

9 .6 Perencanaan Portal Perencanaan Pondasi... 6 BAB 3 PERENCANAAN ATAP 3. Perencanaan Atap Dasar Perencanaan Perencanaan Gording Perencanaan Pembebanan Perhitungan Pembebanan Kontrol Tahanan Momen Kontrol Terhadap Lendutan Perencanaan Setengah Kuda-kuda Perhitungan Panjang Batang Setengah Kuda-kuda Perhitungan Luasan Setengah Kuda-kuda Perhitungan Pembebanan Setengah Kuda-kuda Perencanaan Profil Setengah Kuda-kuda Perhitungan Alat Sambung Perencanaan Jurai Perhitungan Panjang Batang Jurai Perhitungan Luasan Jurai Perhitungan Pembebanan Jurai Perencanaan Profil Jurai Perhitungan Alat Sambung Perencanaan Kuda-kuda Trapesium Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Trapesium Perhitungan Luasan Kuda-kuda Trapesium Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Trapesium Perencanaan Profil Kuda-kuda Trapesium Perhitungan Alat Sambung Perencanaan Kuda-kuda Utama Perhitungan Panjang commit Batang to Kuda-kuda user Utama... 9 ix

10 3.6. Perhitungan Luasan Kuda-kuda Utama Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama Perhitungan Alat Sambung Perencanaan Kuda-kuda Utama Perhitungan Panjang Kuda-kuda Utama B Perhitungan Luasan Kuda-kuda Utama B Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama B Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama B Perhitungan Alat Sambung B BAB 4 PERENCANAAN TANGGA 4. Uraian Umum Data Perencanaan Tangga Perhitungan Tebal Plat Equivalent dan Pembebanan Perhitungan Tebal Plat Equivalent Perhitungan Beban Perhitungan Tulangan Tangga dan Bordes Perhitungan Tulangan Tumpuan Perhitungan Tulangan Lapangan Perencanaan Balok Bordes Pembebanan Balok Bordes Perhitungan Tulangan Lentur Perhitungan Tulangan Geser Perhitungan Pondasi Tangga Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi Perhitungan Tulangan Lentur Perhitungan Tulangan Geser.. 5 x

11 BAB 5 PLAT LANTAI 5. Perencanaan Plat Lantai Perhitungan Pembebanan Plat Lantai Perhitungan Momen Penulangan Plat Lantai Penulangan Lapangan Arah x Penulangan Lapangan Arah y Penulangan Tumpuan Arah x Penulangan Tumpuan Arah y Rekapitulasi Tulangan... 6 BAB 6 BALOK ANAK 6. Perencanaan Balok Anak Perhitungan Lebar Equivalent Lebar Equivalent Balok Anak Pembebanan Pembebanan Balok Anak As A-A Pembebanan Balok Anak As B-B Pembebanan Balok Anak As C-C Pembebanan Balok Anak As D-D Pembebanan Balok Anak As E-E Perhitungan Tulangan Balok Anak Perhitungan Tulangan Balok Anak As A-A BAB 7 PERENCANAAN PORTAL 7. Perencanaan Portal Dasar Perencanaan Perhitungan Pembebanan Perhitungan Luas Equivalen commit to Plat user xi

12 7. Perhitungan pembebanan balok Perhitungan Pembebanan Balok Lantai Perhitungan Pembebanan Balok Memanjang Perhitungan Pembebanan Balok Melintang Perhitungan Pembebanan Balok Lantai Perhitungan Pembebanan Balok Memanjang Perhitungan Pembebanan Balok Melintang Perhitungan Pembebanan Gempa Spesifikasi umum Berat Sendiri Bahan Bangunan Dan Komponen Gedung Perhitungan Pembebanan Struktur Gedung Periode Natural Faktor Respons Gempa Beban Geser Dasar Nominal Statik Equivalen Pembagian Beban Geser Dasar Nominal Penulangan Balok Portal Perhitungan Tulangan Lentur Rink Balk Perhitungan Tulangan Geser Rink Balk Perhitungan Tulangan Lentur Balok Portal Memanjang Perhitungan Tulangan Geser Balok Portal Memanjang Perhitungan Tulangan Lentur Balok Portal Melintang Perhitungan Tulangan Geser Balok Portal Melintang Penulangan Kolom Perhitungan Tulangan Geser Kolom Perhitungan Tulangan Lentur Sloof Perhitungan Tulangan Geser Sloof... 6 BAB 8 PERENCANAAN PONDASI 8. Data Perencanaan Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi... 9 xii

13 8.3 Perencanaan Tulangan Lentur Perhitungan Tulangan Geser... 3 BAB 9 RENCANA ANGGARAN BIAYA 9. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Data Perencanaan Perhitungan Volume Pekerjaan Pendahuluan Pekerjaan Galian Basement Pekerjaan Pondasi Pekerjaan Beton Pekerjaan Pemasangan Bata Merah dan Pemlesteran Pekerjaan Pemasangan Kusen dan Pintu Pekerjaan Atap Pekerjaan Plafon Pekerjaan Keramik Pekerjaan Sanitasi Pekerjaan Instalasi Air Pekerjaan Instalasi Listrik Pekerjaan Pengecatan... 4 BAB 0 REKAPITULASI 0. Konstruksi Kuda-kuda Rekapitulasi Penulangan Tangga Rekapitulasi Penulangan Plat Lantai Rekapitulasi Penulangan Balok Anak Rekapitulasi Penulangan Balok Rekapitulasi Penulangan Kolom Rekapitulasi Penulangan Pondasi Rekapitulasi Rencana Anggaran commit Biaya to user xiii

14 BAB KESIMPULAN... 7 PENUTUP... DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN-LAMPIRAN... xxi xxii xxiii xiv

15 DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 3. Rencana Atap Gambar 3. Beban Mati... 0 Gambar 3.3 Beban Hidup... Gambar 3.4 Beban Angin... Gambar 3.5 Rangka Batang Setengah Kuda-kuda... 5 Gambar 3.6 Luasan Atap Setengah Kuda-kuda Gambar 3.7 Luasan Plafon Setengah Kuda-kuda Gambar 3.8 Pembebanan Setengah Kuda-kuda Akibat Beban Mati... 3 Gambar 3.9 Pembebanan Setengah Kuda-kuda Akibat Beban Angin Gambar 3.0 Rangka Batang Jurai Gambar 3. Luasan Atap Jurai Gambar 3. Luasan Plafon Jurai Gambar 3.3 Pembebanan Jurai Akibat Beban Mati Gambar 3.4 Pembebanan Jurai Akibat Beban Angin Gambar 3.5 Rangka Batang Kuda-kuda Trapesium Gambar 3.6 Luasan Kuda-kuda Trapesium Gambar 3.7 Luasan Plafon Kuda-kuda Trapesium Gambar 3.8 Pembebanan Kuda-kuda Trapesium Akibat Beban Mati Gambar 3.9 Pembebanan Kuda-kuda Trapesium Akibat Beban Angin.. 83 Gambar 3.0 Rangka Batang Kuda-kuda Utama Gambar 3. Luasan Atap Kuda-kuda Utama Gambar 3. Luasan Plafon Kuda-kuda Utama Gambar 3.3 Pembebanan Kuda-kuda Utama Akibat Beban Mati Gambar 3.4 Pembebanan Kuda-kuda Utama Akibat Beban Angin Gambar 3.5 Rangka Batang Kuda-kuda Utama... 3 Gambar 3.6 Luasan Atap Kuda-kuda Utama... 5 Gambar 3.7 Luasan Plafon Kuda-kuda Utama... 8 Gambar 3.8 Pembebanan Kuda-kuda Utama akibat Beban Mati... Gambar 3.9 Pembebanan Kuda-kuda commit Utama to user akibat Beban Angin... 7 xv

16 Gambar 4. Tampak Atas Gambar 4. Detail Tangga Gambar 4.3 Tebal Eqivalen Gambar 4.4 Rencana Tumpuan Tangga Gambar 4.5 Rencana Balok Bordes Gambar 4.6 Pondasi Tangga Gambar 5. Denah Plat lantai Gambar 5. Plat Tipe A Gambar 5.3 Plat Tipe B Gambar 5.4 Plat Tipe C Gambar 5.5 Plat Tipe D Gambar 5.6. Perencanaan Tinggi Efektif Gambar 6. Area Pembebanan Balok Anak Gambar 6. Lebar Equivalen Balok Anak as A-A Gambar 6.3 Lebar Equivalen Balok Anak as B-B Gambar 6.4 Lebar Equivalen Balok Anak as C-C Gambar 6.5 Lebar Equivalen Balok Anak as D-D Gambar 6.6 Lebar Equivalen Balok Anak as E-E Gambar 7. Denah Portal Lantai Gambar 7. Denah Portal Lantai Gambar 7.3 Daerah Pembebanan Lantai Gambar 7.4 Daerah Pembebanan Lantai Gambar 7.5 Bidang Momen Ringbalk Gambar 7.6 Bidang Geser Ringbalk Gambar 7.7 Bidang Momen Balok Portal Memanjang Gambar 7.8 Bidang Geser Balok Portal Memanjang Gambar 7.9 Bidang Momen Balok Portal Melintang... 4 Gambar 7.0 Bidang Geser Balok Portal Melintang... 4 Gambar 7. Bidang Momen Sloof... Gambar 7. Bidang Geser Sloof Gambar 8. Data Perencanaan... 8 xvi

17 DAFTAR TABEL Hal Tabel. Koefisien Reduksi Beban hidup... 6 Tabel. Faktor Pembebanan U... 8 Tabel.3 Faktor Reduksi Kekuatan ø... 9 Tabel 3. Kombinasi Gaya Dalam Pada Gording... 3 Tabel 3. Perhitungan Panjang Batang Setengah Kuda-kuda... 5 Tabel 3.3 Rekapitulasi Beban Mati Tabel 3.4 Perhitungan Beban Angin... 4 Tabel 3.5 Rekapitulasi Gaya Batang Setengah Kuda-Kuda... 4 Tabel 3.6 Rekapitulasi Perencanaan Profil Setengah Kuda-Kuda Tabel 3.7 Perhitungan Panjang Batang Jurai Tabel 3.8 Rekapitulasi Pembebanan Jurai... 6 Tabel 3.9 Perhitungan Beban Angin Tabel 3.0 Rekapitulasi Gaya Batang Jurai Tabel 3. Rekapitulasi Perencanaan Profil Jurai Tabel 3. Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Trapesium... 7 Tabel 3.3 Rekapitulasi Pembebanan Kuda-kuda Trapesium... 8 Tabel 3.4 Perhitungan Beban Angin Kuda-kuda Trapesium Tabel 3.5 Rekapitulasi Gaya Batang pada Kuda-kuda Trapesium Tabel 3.6 Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Trapesium Tabel 3.7 Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Utama... 9 Tabel 3.8 Rekapitulasi Beban Mati Kuda-kuda Utama Tabel 3.9 Perhitungan Beban Angin Kuda-kuda Utama Tabel 3.0 Rekapitulasi Gaya Batang pada Kuda-kuda Utama Tabel 3. Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama... Tabel 3. Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Utama... 3 Tabel 3.3 Rekapitulasi Beban Mati Kuda-kuda Utama... 6 Tabel 3.4 Perhitungan Beban Angin Kuda-kuda Utama... 9 Tabel 3.5 Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-kuda Utama... 9 Tabel 3.6 Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama xvii

18 Tabel 5. Perhitungan Plat Lantai Tabel 5. Penulangan Plat Lantai... 6 Tabel 6. Hitungan Lebar Equivalen Tabel 6. Rekapitulasi Penulangan Balok Anak Tabel 7. Hitungan Lebar Equivalen Tabel 7. Distribusi Beban Geser Dasar Nominal Tabel 7.3 Distribusi Beban Geser Dasar Nominal Arah Utara-Selatan Tabel 7.4 Distribusi Beban Geser Dasar Nominal Arah Barat-Timur Tabel 9. Rencana Anggaran Biaya... 4 xviii

19 DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL A = Luas penampang batang baja (cm ) B = Luas penampang (m ) AS = Luas tulangan tekan (mm ) AS = Luas tulangan tarik (mm ) B = Lebar penampang balok (mm) C = Baja Profil Canal D = Diameter tulangan (mm) Def = Tinggi efektif (mm) E = Modulus elastisitas(m) e = Eksentrisitas (m) F c = Kuat tekan beton yang disyaratkan (Mpa) Fy = Kuat leleh yang disyaratkan (Mpa) g = Percepatan grafitasi (m/dt) h = Tinggi total komponen struktur (cm) H = Tebal lapisan tanah (m) I = Momen Inersia (mm ) L = Panjang batang kuda-kuda (m) M = Harga momen (kgm) Mu = Momen berfaktor (kgm) N = Gaya tekan normal (kg) Nu = Beban aksial berfaktor P = Gaya batang pada baja (kg) q = Beban merata (kg/m) q = Tekanan pada pondasi ( kg/m) S = Spasi dari tulangan (mm) Vu = Gaya geser berfaktor (kg) W = Beban Angin (kg) Z = Lendutan yang terjadi pada baja (cm) = Diameter tulangan baja (mm) = Faktor reduksi untuk beton xix xix

20 = Ratio tulangan tarik (As/bd) = Tegangan yang terjadi (kg/cm 3 ) = Faktor penampang xx

21 xxi

22 Tugas Akhir BAB PENDAHULUAN.. Latar Belakang Pesatnya perkembangan dunia teknik sipil menuntut bangsa Indonesia untuk dapat menghadapi segala kemajuan dan tantangan. Hal itu dapat terpenuhi apabila sumber daya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia memiliki kualitas pendidikan yang tinggi, karena pendidikan merupakan sarana utama bagi kita untuk semakin siap menghadapi perkembangan ini. Bangsa Indonesia telah menyediakan berbagai sarana guna memenuhi sumber daya manusia yang berkualitas. Program D3 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai salah satu lembaga pendidikan dalam merealisasikan hal tersebut memberikan Tugas Akhir sebuah perencanaan gedung bertingkat dengan maksud agar menghasilkan tenaga yang bersumber daya dan mampu bersaing dalam dunia kerja... Rumusan Masalah Masalah-masalah yang akan dibahas dalam penulisan Tugas Akhir ini dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Bagaimana mengetahui konsep-konsep dasar berdasarkan data-data yang diperoleh untuk merencanakan suatu bangunan. b. Bagaimana melakukan perhitungan struktur dengan tingkat keamanan yang memadai..3. Maksud dan Tujuan Teknisi yang berkualitas sangat diperlukan dalam menghadapi pesatnya perkembangan jaman yang semakin modern dan berteknologi, serta derasnya arus globalisasi saat ini. Khususnya commit dalam to bidang user teknik sipil, sangat diperlukan BAB Pendahuluan

23 Tugas Akhir teknisi-teknisi yang menguasai ilmu dan keterampilan dalam bidangnya. Program D3 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai lembaga pendidikan bertujuan untuk menghasilkan ahli teknik yang berkualitas, bertanggungjawab, kreatif dalam menghadapi masa depan serta dapat mensukseskan pembangunan nasional di Indonesia. Program D3 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret memberikan tugas akhir dengan maksud dan tujuan : a. Mahasiswa dapat merencanakan suatu konstruksi bangunan yang sederhana sampai bangunan bertingkat. b. Mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengetahuan, pengertian dan pengalaman dalam merencanakan struktur gedung. c. Mahasiswa dapat mengembangkan daya pikirnya dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi dalam perencanaan struktur gedung..4. Metode Perencanaan Metode perencanaan yang digunakan untuk pembahasan tugas akhir ini meliputi: a. Sistem struktur. b. Sistem pembebanan. c. Perencanaan analisa struktur. d. Perencanaan analisa tampang. e. Penyajian gambar arsitektur dan gambar struktur. f. Perencanaan anggaran biaya..5. Kriteria Perencanaan a. Spesifikasi Bangunan ) Fungsi Bangunan : Swalayan ) Luas Bangunan : 3400 m 3) Jumlah Lantai commit : to user 3 lantai. BAB Pendahuluan

24 Tugas Akhir 3 4) Tinggi Tiap Lantai : 5,0 m. 5) Konstruksi Atap : Rangka kuda-kuda baja. 6) Penutup Atap : Genting. 7) Pondasi : Foot Plat. b. Spesifikasi Bahan ) Mutu Baja Profil : BJ 37. ) Mutu Beton (f c) : 5 MPa. 3) Mutu Baja Tulangan (fy) : Polos : 40 MPa. Ulir : 30 MPa..6. Peraturan-Peraturan Yang Berlaku a. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung (SNI ). b. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI ). c. Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI ). d. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI ). BAB Pendahuluan

25 Tugas Akhir BAB DASAR TEORI.. Dasar Perencanaan... Jenis Pembebanan Struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun beban khusus yang bekerja pada struktur bangunan tersebut, diperlukan dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat Beban-beban yang bekerja pada struktur dihitung menurut Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung SNI , beban-beban tersebut adalah : a. Beban Mati (qd) Beban mati adalah berat dari semua bagian suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian penyelesaian, mesin-mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian tak terpisahkan dari gedung itu. Perencanaan beban mati yang terdiri dari berat sendiri bahan bangunan dan komponen pada gedung ini adalah : ) Bahan Bangunan : a) Beton Bertulang kg/m 3 b) Pasir (jenuh air) kg/m 3 ) Komponen Gedung : a) Langit langit dan dinding (termasuk rusuk rusuknya, tanpa penggantung langit-langit atau pengaku),terdiri dari : ). semen asbes (eternit) dengan tebal maksimum 4mm... kg/m ). kaca dengan tebal 3-4 mm... 0 kg/m b) Penutup atap genteng dengan commit reng dan to user usuk kg/m BAB Dasar Teori 4

26 Tugas Akhir 5 c) Penutup lantai dari ubin semen portland, teraso dan beton (tanpa adukan) per cm tebal... 4 kg/m d) Adukan semen per cm tebal... kg/m b. Beban Hidup (ql) Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung, termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan pembebanan lantai dan atap tersebut. Khususnya pada atap, beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan. Beban hidup yang bekerja pada bangunan ini disesuaikan dengan rencana fungsi bangunan tersebut. Beban hidup untuk bangunan ini terdiri dari : ) Beban atap kg/m ) Beban tangga dan bordes kg/m 3) Beban lantai kg/m Berhubung peluang untuk terjadi beban hidup penuh yang membebani semua bagian dan semua unsur struktur pemikul secara serempak selama unsur gedung tersebut adalah sangat kecil, maka pada perencanaan balok induk dan portal dari sistem pemikul beban dari suatu struktur gedung, beban hidupnya dikalikan dengan suatu koefisien reduksi yang nilainya tergantung pada penggunaan gedung yang ditinjau, seperti diperlihatkan pada Tabel.. BAB Dasar Teori

27 Tugas Akhir 6 Tabel.. Koefisien reduksi beban hidup Penggunaan Gedung PERUMAHAN/PENGHUNIAN : Rumah tinggal, hotel, rumah sakit PERDAGANGAN : Toko,toserba,pasar GANG DAN TANGGA : Perumahan / penghunian Pendidikan, kantor Pertemuan umum, perdagangan dan penyimpanan, industri, tempat kendaraan Sumber : SNI Koefisien Beban Hidup untuk Perencanaan Balok Induk 0,75 0,80 0,75 0,75 0,90 c. Beban Angin (W) Beban Angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara. Beban Angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan negatif (hisapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang yang ditinjau. Besarnya tekanan positif dan negatif yang dinyatakan dalam kg/m ini ditentukan dengan mengalikan tekanan tiup dengan koefisien koefisien angin. Tekan tiup harus diambil minimum 5 kg/m, kecuali untuk daerah di laut dan di tepi laut sampai sejauh 5 km dari tepi pantai. Pada daerah tersebut tekanan hisap diambil minimum 40 kg/m. Koefisien angin untuk gedung tertutup : ) Dinding Vertikal a) Di pihak angin ,9 BAB Dasar Teori

28 Tugas Akhir 7 b) Di belakang angin ,4 ) Atap segitiga dengan sudut kemiringan a) Di pihak angin : < ,0-0,4 65 < < ,9 b) Di belakang angin, untuk semua...- 0,4 d. Beban Gempa (E) Beban gampa adalah semua beban statik equivalen yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu (SNI ).... Sistem Kerjanya Beban Bekerjanya beban untuk bangunan bertingkat berlaku sistem gravitasi, yaitu elemen struktur yang berada di atas akan membebani elemen struktur di bawahnya, atau dengan kata lain elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih besar akan menahan atau memikul elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih kecil. Dengan demikian sistem bekerjanya beban untuk elemen-elemen struktur gedung bertingkat secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut : Beban pelat lantai didistribusikan terhadap balok anak dan balok portal, beban balok portal didistribusikan ke kolom dan beban kolom kemudian diteruskan ke tanah dasar melalui pondasi. BAB Dasar Teori

29 Tugas Akhir Provisi Keamanan Dalam pedoman beton SNI , struktur harus direncanakan untuk memiliki cadangan kekuatan untuk memikul beban yang lebih tinggi dari beban normal. Kapasitas cadangan ini mencakup faktor pembebanan (U), yaitu untuk memperhitungkan pelampauan beban dan faktor reduksi ( ), yaitu untuk memperhitungkan kurangnya mutu bahan di lapangan. Pelampauan beban dapat terjadi akibat perubahan dari penggunaan untuk apa struktur direncanakan dan penafsiran yang kurang tepat dalam memperhitungkan pembebanan. Kekurangan kekuatan dapat diakibatkan oleh variasi yang merugikan dari kekuatan bahan, pengerjaan, dimensi, pengendalian dan tingkat pengawasan. Faktor pembebanan U seperti diperlihatkan pada Tabel.. dan Faktor Reduksi Kekuatan pada Tabel.3. Tabel.. Faktor pembebanan U No. KOMBINASI BEBAN FAKTOR U.. D D, L, A, R,4 D, D +,6 L + 0,5 (A atau R) 3. D, L, W, A, R, D +,0 L,6 W + 0,5 (A atau R) 4. D, W 0,9 D,6 W 5. D, L, E, D +,0 L,0 E 6. D, L, W, E, D +,0 L,6 W,0 E 7. D, E 0,9 D,0 E Keterangan : D = Beban mati E = Beban gempa L = Beban hidup A = Beban atap W = Beban angin R = Beban air hujan BAB Dasar Teori

30 Tugas Akhir 9 Tabel.3. Faktor Reduksi Kekuatan No GAYA Lentur tanpa beban aksial Aksial tekan dan aksial tarik dengan lentur Aksial tekan dan aksial tarik dengan lentur Komponen dengan tulangan spiral Komponen lain Geser dan torsi Tumpuan Beton Komponen struktur yang memikul gaya tarik a. Terhadap kuat tarik leleh b. Terhadap kuat tarik fraktur Komponen struktur yang memikul gaya tekan 0,80 0,80 0,70 0,65 0,75 0,65 0,9 0,75 0,85 Kandungan agregat kasar untuk beton struktural seringkali berisi agregat kasar berukuran diameter lebih dari cm, maka diperlukan adanya jarak tulangan minimum agar campuran beton basah dapat melewati tulangan baja tanpa terjadi pemisahan material sehingga timbul rongga - rongga pada beton. Sedang untuk melindungi dari karat dan kehilangan kekuatannya dalam kasus kebakaran, maka diperlukan adanya tebal selimut beton minimum. Persyaratan utama pada pedoman beton SNI adalah sebagai berikut: a. Jarak bersih antara tulangan sejajar dalam lapis yang sama, tidak boleh kurang dari d b ataupun 5 mm, dimana d b adalah diameter tulangan. b. Jika tulangan sejajar tersebut diletakkan dalam dua lapis atau lebih, tulangan pada lapisan atas harus diletakkan tepat diatas tulangan di bawahnya dengan jarak bersih tidak boleh kurang dari 5 mm. Tebal selimut beton minimum untuk beton yang dicor setempat adalah: a. Pelat dan dinding = 0 mm BAB Dasar Teori

31 Tugas Akhir 0 b. Balok dan kolom = 40 mm c. Beton yang berhubungan langsung dengan tanah atau cuaca = 50 mm.. Perencanaan Atap a. Pembebanan Pada perencanaan atap ini, beban yang bekerja adalah : ) Beban mati ) Beban hidup 3) Beban angin b. Asumsi Perletakan ) Tumpuan sebelah kiri adalah sendi. ) Tumpuan sebelah kanan adalah rol. c. Analisa struktur menggunakan program SAP 000. d. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI e. Perhitungan dimensi profil kuda-kuda. ) Batang tarik Ag perlu = P mak Fy An perlu = 0,85.Ag An = Ag-dt L = Panjang sambungan dalam arah gaya tarik x Y Yp U x L Ae = U.An Cek kekuatan nominal : Kondisi leleh Pn 0,9. Ag. Fy BAB Dasar Teori

32 Tugas Akhir Kondisi fraktur Pn 0,75. Ag. Fu Pn P. (aman) ) Batang tekan Periksa kelangsingan penampang : b tw 300 Fy c K. l r Fy E Apabila = λc 0,5 ω = 0,5 < λs <, ω,43,6-0,67λc λs, ω,5. s Pn. Ag. Fcr Ag f y Pu P n. (aman).3. Perencanaan Tangga a. Pembebanan : ) Beban mati ) Beban hidup : 300 kg/m b. Asumsi Perletakan )Tumpuan bawah adalah jepit. )Tumpuan tengah adalah sendi. 3)Tumpuan atas adalah jepit. c. Analisa struktur menggunakan program SAP 000. BAB Dasar Teori

33 Tugas Akhir d. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI e. Perhitungan untuk penulangan tangga Mn = Mu Dimana = 0,8 m fy f 0,85. ' c Mn Rn b.d = m.m.rn fy b = 0,85.fc. fy fy max = 0,75. b min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min = 0,005 As = ada. b. d.4. Perencanaan Plat Lantai a. Pembebanan : ) Beban mati ) Beban hidup : 50 kg/m b. Asumsi Perletakan : jepit elastis dan jepit penuh c. Analisa struktur menggunakan program SAP 000. d. Analisa tampang menggunakan SNI Pemasangan tulangan lentur disyaratkan sebagai berikut : ) Jarak minimum tulangan sengkang 5 mm ) Jarak maksimum tulangan sengkang 40 atau h BAB Dasar Teori

34 Tugas Akhir 3 Penulangan lentur dihitung analisa tulangan tunggal dengan langkah-langkah sebagai berikut : M n M dimana, 0, 80 u f y m = 0,85xf ' M Rn = n bxd c = m.m.rn fy b = 0,85.fc. fy fy max = 0,75. b min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min = 0,005 As = ada. b. d Luas tampang tulangan As = Jumlah tulangan x Luas.5. Perencanaan Balok Anak a. Pembebanan : ) Beban mati ) Beban hidup : 50 kg/m b. Asumsi Perletakan : jepit jepit c. Analisa struktur menggunakan program SAP 000. d. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI Perhitungan tulangan lentur : BAB Dasar Teori

35 Tugas Akhir 4 M n M u dimana, 0, 80 f y m = 0,85xf ' M Rn = n bxd c = m.m.rn fy b = 0,85.fc. fy fy max = 0,75. b min =,4/fy min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min Perhitungan tulangan geser : 0,60 V c = 6 x Vc=0,6 x Vc f ' cxbxd Φ.Vc Vu 3 Φ Vc (perlu tulangan geser) Vu < Vc < 3 Ø Vc (tidak perlu tulangan geser) Vs perlu = Vu Vc (pilih tulangan terpasang) Vs ada = ( Av. fy. d) s (pakai Vs perlu) BAB Dasar Teori

36 Tugas Akhir 5.6. Perencanaan Portal a. Pembebanan : ) Beban mati ) Beban hidup : 00 kg/m b. Asumsi Perletakan ) Jepit pada kaki portal. ) Bebas pada titik yang lain c. Analisa struktur menggunakan program SAP 000. Perhitungan tulangan lentur : M n M u dimana, 0, 80 f y m = 0,85xf ' M Rn = n bxd c = m.m.rn fy b = 0,85.fc. fy fy max = 0,75. min =,4/fy b min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min Perhitungan tulangan geser : 0,60 V c = 6 x Vc=0,6 x Vc f ' cxbxd BAB Dasar Teori

37 Tugas Akhir 6 Φ.Vc Vu 3 Φ Vc (perlu tulangan geser) Vu < Vc < 3 Ø Vc (tidak perlu tulangan geser) Vs perlu = Vu Vc (pilih tulangan terpasang) ( Av. fy. d) Vs ada = s (pakai Vs perlu).7. Perencanaan Pondasi a. Pembebanan : Beban aksial dan momen dari analisa struktur portal akibat beban mati dan beban hidup. b. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI Perhitungan kapasitas dukung pondasi : yang terjadi = Vtot A Mtot.b.L 6 = σ tan ahterjadi < ijin tanah...(dianggap aman) Perhitungan tulangan lentur Mu = ½. qu. t f y m = 0,85xf ' M Rn = n bxd c = m.m.rn fy 0,85.fc b =. fy 600. commit 600 to fy user BAB Dasar Teori

38 Tugas Akhir 7 max = 0,75. b min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min = 0,0036 As = ada. b. d Luas tampang tulangan As = xbxd Perhitungan tulangan geser : Vu = x A efektif 0,60 V c = x f ' cxbxd 6 Vc = 0,6 x Vc Φ.Vc Vu 3 Φ Vc (perlu tulangan geser) Vu < Vc < 3 Ø Vc (tidak perlu tulangan geser) Vs perlu = Vu Vc (pilih tulangan terpasang) Vs ada = ( Av. fy. d) s (pakai Vs perlu) BAB Dasar Teori

39 Tugas akhir BAB 3 PERENCANAAN ATAP 3.. Rencana Atap Rencana atap dapat dilihat pada Gambar 3.. Gambar 3.. Rencana Atap Keterangan : KU = Kuda-kuda utama G = Gording KT = Kuda-kuda trapesium N = Nok SK = Setengah kuda-kuda JR = Jurai 3... Dasar Perencanaan Data yang digunakan untuk perhitungan rencana atap adalah sebagai berikut : a. Bentuk rangka kuda-kuda commit : seperti to user Gambar 3.. BAB 3 Perencanaan Atap 8

40 Tugas akhir 9 b. Jarak antar kuda-kuda : 5,0 m c. Kemiringan atap ( ) : 3 o d. Bahan gording : baja profil lip channels in front to front arrangement ( ) e. Bahan rangka kuda-kuda : baja profil double siku sama kaki ( ) f. Bahan penutup atap : genteng tanah liat g. Alat sambung : baut-mur. h. Jarak antar gording :,454 m i. Bentuk atap : limasan j. Mutu baja profil : Bj-37 ijin = 600 kg/cm Leleh = 400 kg/cm (SNI ) 3.. Perencanaan Gording 3... Perencanaan Pembebanan Dicoba menggunakan gording dengan dimensi baja profil lip channels in front to front arrangement ( ) 5 x 00 x 0 x 3, pada perencanaan kuda- kuda dengan data sebagai berikut : BAB 3 Perencanaan Atap

41 Tugas akhir 0 a. Berat gording =,3 kg/m. b. I x = 36 cm 4. c. I y = 5 cm 4. d. h = 5 mm e. b = 00 mm f. t s = 3, mm g. t b = 3, mm h. W x = 58 cm 3. i. W y = 45 cm 3 Pembebanan berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (SNI ), sebagai berikut : a. Berat penutup atap = 50 kg/m. b. Beban angin = 5 kg/m. c. Berat hidup (pekerja) = 00 kg. d. Berat penggantung dan plafond = 8 kg/m 3... Perhitungan Pembebanan a. Beban Mati (titik) Beban mati (titik) dapat dilihat pada Gambar 3.. y x q x P q y Gambar 3.. Beban mati Berat gording =,3 kg/m Berat penutup atap = (,454 x 50 ) =,7 kg/m Berat plafon = (,0833 x 8 ) 37,50 kg/m q = 60, kg/m + BAB 3 Perencanaan Atap

42 Tugas akhir q x = q sin = 60, x sin 3 = 84,90 kg/m. q y = q cos = 60, x cos 3 = 35,87 kg/m. M x = / 8. q y. L = / 8 x 35,87x ( 5 ) = 44,59 kgm. M y = / 8. q x. L = / 8 x 84,90 x ( 5 ) = 65,3 kgm. b. Beban hidup Beban hidup dapat dilihat pada Gambar 3.3. y x P x P P y Gambar 3.3. Beban hidup P diambil sebesar 00 kg. P x = P sin = 00 x sin 3 = 5,99 kg. P y = P cos = 00 x cos 3 = 84,80 kg. M x = / 4. P y. L = / 4 x 84,80 x 5 = 06 kgm. M y = / 4. P x. L = / 4 x 5,99 x 5 = 66,4 kgm. c. c. Beban angin Beban angin dapat dilihat pada Gambar 3.4. TEKAN HISAP Gambar 3.4. Beban angin BAB 3 Perencanaan Atap

43 Tugas akhir Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m (SNI ) Koefisien kemiringan atap ( ) = 3. Koefisien angin tekan = (0,0 0,4) = (0,0.3 0,4) = 0,4. Koefisien angin hisap = 0,4 Beban angin :. Angin tekan (W ) = koef. Angin tekan x beban angin x / x (s +s ) = 0,4 x 5 x ½ x (,454+,454) = 4,73 kg/m.. Angin hisap (W ) = koef. Angin hisap x beban angin x / x (s +s ) = 0,4 x 5 x ½ x (,454+,454) = -4,54 kg/m. Beban yang bekerja pada sumbu x, maka hanya ada harga M x :. M x (tekan) = / 8. W. L = / 8 x 4,73x (5) = 46,03 kgm.. M x (hisap) = / 8. W. L = / 8 x -4,54 x (5) = -76,69 kgm. Kombinasi =,D +,6L ± 0,8w. M x M x (max) =,D +,6L + 0,8w =,(44,59) +,6(06) + 0,8(46,03) = 75,93 kgm M x (min) =,D +,6L - 0,8W =,(44,59) +,6(06) - 0,8(46,03) = 64,8 kgm. M y M x (max) = M x (min) =,(65,3) +,6(66,4) = 44,36 kgm Kombinasi gaya dalam pada gording dapat dilihat pada Gambar 3.. BAB 3 Perencanaan Atap

44 Tugas akhir 3 Tabel 3.. Kombinasi Gaya Dalam Pada Gording Momen Beban Mati Beban Hidup Beban Angin Kombinasi Tekan Hisap Maksimum Minimum Mx (kgm) 44, ,03-76,69 75,93 64,8 My (kgm) 65,3 66, ,36 44, Kontrol Tahanan Momen Kontrol terhadap momen maksimum Mx = 75,93 kgm = 7593 kgmm My = 44,36 kgm = 4436 kgmm Cek tahanan momen lentur = Mx Zx My Zy =553,36 kg/cm < ijin = 600 kg/cm.. aman Kontrol Terhadap Lendutan Di coba profil : 5 x 00 x 0 x 3, E =, x 0 6 kg/cm Ix = 36 cm 4 Iy = 5 cm 4 qx qy Px Py = 0,85 kg/cm =,36 kg/cm = 5,99 kg = 84,80 kg Zijin ,78 cm BAB 3 Perencanaan Atap

45 Tugas akhir qx. L Zx = 384. E. Iy 3 Px. L 48. E. Iy 4 5.0,85(500) = , , ,.0.5 =,76 cm Zy = 4 5. qy. l 384. E. Ix 3 Py. L 48. E. Ix = 4 5.,36.(500) , ,80.(500) 6 48.,.0.36 =,75 cm Z = Zx Zy = (,76) (,75),40 cm Z Z ijin,40 cm,78 cm aman Jadi, baja profil lip channels in front to front arrangement ( ) dengan dimensi 5 x 00 x 0 x 3, aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk gording Perencanaan Setengah Kuda-kuda Perencanaan setengah kuda-kuda seperti terlihat pada Gambar 3.5. BAB 3 Perencanaan Atap

46 Tugas akhir 5 Gambar 3.5. Rangka Batang Setengah Kuda- kuda Perhitungan Panjang Batang Setengah Kuda-kuda Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam Tabel 3.. dibawah ini : Tabel 3.. Perhitungan Panjang Batang Pada Setengah Kuda-kuda Nomor batang Panjang (m) Nomor batang Panjang (m), ,7406,564 4,094 3,564 5,48 4,564 6,793 5,564 7,7 6,0833 8,6670 7,454 9,965 8, ,84 9,454 3,708 0,454 5,467, ,000,454 BAB 3 Perencanaan Atap

47 Tugas akhir Perhitungan Luasan Setengah Kuda-kuda Luasan atap setengah kuda-kuda seperti terlihat pada Gambar 3.6. L L L U R U Gambar 3.6. Luasan Atap Setengah Kuda-kuda Panjang atap ab =, 454 Panjang atap ac =,454 m Panjang atap ad =,7 +,454 = 3,683 m Panjang atap ae =,7 + 3,683 = 4,9084 m Panjang atap af =,7 + 4,9084 = 6,355 m Panjang atap ag =,7 + 6,355 = 7,366 m Panjang atap ah =,7 + 7,366 = 8,5897 m Panjang atap ai =,7 + 8,5897 = 9,868 m Panjang atap aj =,7 + 9,868 =,0439 m Panjang atap ak =,7 +,0439=,7 m Panjang atap al =,7 +,7 = 3,498 m Panjang atap am =,7 + 3,498 = 4,75 m BAB 3 Perencanaan Atap

48 Tugas akhir 7 Panjang atap m n =,780 Panjang atap an = 4,75 +,780 = 5,903 m Panjang atap n l =,7 +,780 =,405 m Panjang atap l j = j h = h f = f d = d b = ac =,454 Panjang atap nn = 3,688 m Panjang atap mm am' xnn' ' 4,75x3,688 = =,693 m an' 5,903 Panjang atap ll = Panjang atap kk = Panjang atap jj = Panjang atap ii = Panjang atap hh = Panjang atap gg = Panjang atap ff = Panjang atap ee = Panjang atap dd = Panjang atap cc = Panjang atap bb = al' xnn' ' an' ak' xnn' ' an' aj' xnn' ' an' ai' xnn' ' an' ah' xnn' ' an' ag' xnn' ' an' af ' xnn' ' an' ae' xnn' ' an' ad' xnn' ' an' ac' xnn' ' an' ab' xnn' ' an' 3,498x3,688 =,5676 m 5,903,7x3,688 = 0,566 m 5,903,0439 x3,688 = 9,4644 m 5,903 9,868x3,688 = 8,48 m 5,903 8,5897x3,688 = 7,36 m 5,903 7,366x3,688 = 6,3096 m 5,903 6,355 x3,688 = 5,580 m 5,903 4,9084x3,688 = 4,064 m 5,903 3,683x3,688 = 3,548 m 5,903,454x3,688 =,03 m 5,903,7x 3,688 =,056 m 5,903 ll' nn' a. Luas atap ll n n = commit. n' l' to user BAB 3 Perencanaan Atap

49 Tugas akhir 8 =,5676 3,688., 405 = 30,999 m b. Luas atap jj l l = jj' ' ll' '. l' j' = 9,4644,5676., 454 = 5,8084 m c. Luas atap hh j j = hh' ' jj' '. j' h' = 7,36 9,4644., 454 = 0,6467 m d. Luas atap ff h h = ff '' hh' '. h' f ' = 5,580 7,36., 454 = 5,4850 m e. Luas atap dd f f = dd' ' ff ''. f ' d' = 3,548 5,580., 454 = 0,333 m f. Luas atap bb d d = bb' ' dd' '. d' b' =,056 3,548., 454 = 5,67 m g. Luas atap abb =. bb ''. ab' BAB 3 Perencanaan Atap

50 Tugas akhir 9 =.,056., 7 = 0,645 m Luasan plafond setengah kuda-kuda seperti terlihat pada Gambar 3.7. L L L U R U Gambar 3.7. Luasan Plafon Setengah Kuda-Kuda Panjang plafon ab = /.,0833 =,0465 Panjang plafon ac =,8033 Panjang plafon ad =,0465 +,8033 = 3,495 m Panjang plafon ae =, ,495 = 4,666 m Panjang plafon af =, ,666 = 5,085 m Panjang plafon ag =, ,085 = 6,499 m Panjang plafon ah =, ,499 = 7,955 m Panjang plafon ai =, ,955 = 8,333 m Panjang plafon aj =, ,333 = 9,37485 m Panjang plafon ak =, ,37485 = 0,465 m Panjang plafon al =, ,465 =,4585 m Panjang plafon am =,0465 +,4585 =,4998 m BAB 3 Perencanaan Atap

51 Tugas akhir 30 Panjang plafon m n = m Panjang plafon an =, = 3,4998 m Panjang plafon n l =, =,0456 m Panjang plafon p j =j h = h f = f d = d b = a c =,0833 m Panjang plafon nn =3,688 m am' xnn' ',4998x3,688 Panjang plafon mm = =,693 m an' 3,4999 Panjang plafon ll = Panjang plafon kk = Panjang plafon jj = Panjang plafon ii = Panjang plafon hh = Panjang plafon gg = Panjang plafon ff = Panjang plafon ee = Panjang plafon dd = Panjang plafon cc = Panjang plafon bb = at' xnn' ' an' ak' xnn' ' an' aj' xnn' ' an' ai' xnn' ' an' ah' xnn' ' an' ag' xnn' ' an' af ' xnn' ' an' ae' xnn' ' an' ad' xnn' ' an' ac' xnn' ' an' ab' xnn' ' an',4585x3,688 =,5676 m 3,4999 0,465x3,688 = 0,560 m 3,4999 9,37485x3,688 = 9,4644 m 3,4999 8,333x3,688 = 8,48 m 3,4999 7,955x3,688 = 7,36 m 3,4999 6,499x3,688 = 6,3096 m 3,4999 5,085x3,688 = 5,580 m 3,4999 4,666 x3,688 = 4,064 m 3,4999 3,495x3,688 = 3,548 m 3,4999,0833x3,688 =,03 m 3,4999,046 x3,688 =,056 m 3,4999 ll' ' nn' ' a. Luas plafon ll n n = commit to. nuser ' l' BAB 3 Perencanaan Atap

52 Tugas akhir 3 =,5676 3,688., 0465 = 5,7 m b. Luas plafon jj l l = jj' ' ll' '. l' j' = 9,4644,5676., 0833 =,9080 m c. Luas plafon hh j j = hh' ' jj' '. j' h' = 7,36 9,4644., 0833 = 7,564 m d. Luas plafon ff h h = ff '' hh' '. h' f ' = 5,580 7,36., 0833 = 3,448 m e. Luas plafon dd f f = dd' ' ff ''. f ' d' = 3,548 5,580., 0833 = 8,763 m f. Luas plafon bb d d = bb' ' dd' '. d' b' =,056 3,548., 0833 = 4,386 m g. Luas plafon abb =. bb ''. ab BAB 3 Perencanaan Atap

53 Tugas akhir 3 =.,056., 0465 = 0,5477 m Perhitungan Pembebanan Setengah Kuda-kuda Data-data pembebanan : Berat gording =,3 kg/m Berat penutup atap = 50 kg/m Berat plafon dan penggantung = 8 kg/m Berat profil kuda-kuda = 7,38 kg/m Hujan = (40-0,8 γ) = 4,4 kg/m Pembebanan setengah kuda-kuda akibat beban mati seperti terlihat pada Gambar 3.8. Gambar 3.8. Pembebanan Setengah Kuda-kuda Akibat Beban Mati BAB 3 Perencanaan Atap

54 Tugas akhir 33 a. Beban Mati Beban P Beban gording = Berat profil gording x Panjang Gording mm =,3 x,693 = 55,74 kg Beban atap = Luas atap ll n n x Berat atap = 30,999 x 50 = 54,995 kg Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( + 7) x berat profil kuda kuda = ½ x (,454 +,564) x 7,38 = 7,03 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 7,03 = 5,04 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x 7,03 =,70 kg Beban plafon = Luas plafon ll n n x berat plafon = 5,7 x 8 = 46,9798 kg Beban P Beban gording Beban atap Beban kuda-kuda = Berat profil gording x Panjang Gording kk =,3 x 0,560 = 9,3468 kg = Luas atap jj l l x berat atap = 5,8084 x 50 = 90,4 kg = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (,454 +, ,7406 +,094) x 7,38 = 8,56 kg BAB 3 Perencanaan Atap

55 Tugas akhir 34 Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 8,56 = 8,569 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x 8,56 =,856 kg Beban P 3 Beban gording = Berat profil gording x Panjang Gording ii =,3 x 8,48 = 03,4774 kg Beban atap = Luas atap hh j j x berat atap = 0,6467 x 50 = 03,335 kg Beban kuda-kuda = ½ x Btg( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (,454 +,454 +,48 +,793 ) x 7,38 = 3,988 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x 3,988 = 3,99 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 3,988 = 9,596 kg Beban P 4 Beban gording Beban atap Beban kuda-kuda = Berat profil gording x Panjang Gording gg =,3 x 6,3096 = 77,608 kg = Luas atap ff h h x berat atap = 5,4850 x 50 = 774,5 kg = ½ x Btg( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (, ,7+,6670) x 7,38 BAB 3 Perencanaan Atap

56 Tugas akhir 35 = 36,5 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x 36,5 = 3,65 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 36,5 = 0,845 kg Beban P 5 Beban gording = Berat profil gording x Panjang Gording ee =,3 x 4,064 = 5,7387 kg Beban atap = Luas atap dd f f x berat atap = 0,333 x 50 = 56,65 kg Beban kuda-kuda = ½ x Btg(0++9+0) x berat profil kuda - kuda = ½ x (,454+,454+,963+3,84) x 7,38 = 40,786 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x 40,786 = 4,079 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 40,786 =,36 kg Beban P 6 Beban gording Beban atap Beban kuda-kuda = Berat profil gording x Panjang Gording cc =,3 x,03 = 5,8694 kg = Luas atap bb d d x berat atap = 5,67 x 50 = 58,085 kg =½xBtg(++)x berat profil kuda kuda BAB 3 Perencanaan Atap

57 Tugas akhir 36 = ½ x (,454+,454+3,708) x 7,38 = 3,775 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x 3,775 = 3,78 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 3,775 = 9,533 kg Beban P 7 Beban gording = Berat profil gording x Panjang Gording aa b b =,3 x 0,645 = 3,6 kg Beban kuda-kuda = ½ x Btg(++3) x berat profil kuda kuda = ½x (,454+5,467+5) x 7,38 = 47,494 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x 47,494 = 4,749 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 47,494 = 4,48 kg Beban P 8 Beban atap = Luas atap jj l l x berat plafon =,9080 x 8 = 394,344 kg Beban kuda-kuda = ½ x Btg(++3) x berat profil kuda kuda = ½ x (,564+,564+0,7406) x 7,38 = 8,647 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 8,647 = 5,594 kg BAB 3 Perencanaan Atap

58 Tugas akhir 37 Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x 8,647 =,865 kg Beban P 9 Beban plafon = Luas plafon hh j j x berat plafon = 7,564 x 8 = 35,475 kg Beban kuda-kuda = ½ x Btg( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (,564 +,564 +,094+,48) x 7,38 = 9,097 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 9,097 = 8,79 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x 9,097 =,9 kg Beban P 0 Beban plafon = Luas plafon ff h h x berat plafon = 3,448 x 8 = 36,6064 kg Beban kuda-kuda = ½ x Btg( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (,564 +,564 +,793+,7) x 7,38 = 3,53 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 3,53 = 9,757 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x 3,53 = 3,5 kg Beban P Beban plafon = Luas plafon dd f f x berat plafon BAB 3 Perencanaan Atap

59 Tugas akhir 38 = 8,763 x 8 = 57,7376 kg Beban kuda-kuda = ½ x Btg( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (,564 +,564 +,6670+,963) x 7,38 = 36,686 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 36,686 =,006 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x 36,686 = 3,669 kg Beban P Beban plafon = Luas plafon bb d d x berat plafon = 4,386 x 8 = 78,8688 kg Beban kuda-kuda = ½ x Btg( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (,564+,0833+3,84+3,708+5,467) x 7,38 = 6,039 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 6,039 = 8,3 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x 6,039 = 6,04 kg Beban P 3 Beban plafon Beban kuda-kuda = Luas plafon abb x berat plafon = 0,5477 x 8 = 9,8586 kg = ½ x Btg(6+3) x berat profil kuda kuda = ½ x (,0833+5) x 7,38 = 6,37 kg BAB 3 Perencanaan Atap

60 Tugas akhir 39 Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 6,37 = 7,84 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x 6,37 =,64 kg Rekapitulasi beban mati disajikan dalam Tabel 3.3. dibawah ini : Tabel 3.3. Rekapitulasi Beban Mati Beban Beban Beban Input Beban Beban Beban Plat Beban Jumlah Kudakuda 000 SAP Atap gording Bracing Penyam Plafon Beban (kg) (kg) (kg) bung (kg) (kg) (kg) ( kg ) (kg) P 54,99 55,7 7,03,70 5,04 46,98 57,0 58 P 90,4 9,35 8,56,856 8, , P3 03,34 03,48 3,988 3,99 9,596-80,60 8 P4 774,5 77,608 36,5 3,65 0,845-90, P5 56,7 5,738 40,786 4,079,36-65,0 66 P6 58,08 5,869 3,775 3,78 9,533-38,44 39 P7 3,6-47,494 4,749 4,48-98,75 99 P ,647,865 5, ,34 40,45 4 P ,097,9 8,79 35,47 356, 357 P ,53 3,5 9,757 36,6 8,4 83 P ,686 3,69,006 57,74 09,0 0 P - - 6,039 6,04 8,3 78,868 64,34 65 P ,37,64 7,84 9,858 46,45 47 BAB 3 Perencanaan Atap

61 Tugas akhir 40 b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P, P, P 3, P 4, P 5, P 7, P 8, P 9, P 0, P, P, P 3 =00 kg c. Beban Angin Perhitungan setengah kuda-kuda utama akibat beban angin seperti terlihat pada Gambar 3.9. Gambar 3.9. Pembebanan Setengah Kuda-kuda Utama Akibat Beban Angin Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m (SNI ) Koefisien angin tekan = 0,0 0,40 = (0,0 x 3) 0,40 = 0,4. W = luas atap ll n n x koef. angin tekan x beban angin = 30,999 x 0,4 x 5 = 8,7994 kg. W = luas atap jj l l x koef. angin tekan x beban angin = 5,8084 x 0,4 x 5 = 54,8504 kg BAB 3 Perencanaan Atap

62 Tugas akhir 4 3. W 3 = luas atap hh j j x koef. angin tekan x beban angin = 0,6467 x 0,4 x 5 = 3,880 kg 4. W 4 = luas atap ff h h x koef. angin tekan x beban angin = 5,4850 x 0,4 x 5 = 9,9 kg 5. W 5 = luas atap dd f f x koef. angin tekan x beban angin = 0,333 x 0,4 x 5 = 6,9398 kg 6. W 6 = luas atap bb d d x koef. angin tekan x beban angin = 5,67 x 0,4 x 5 = 30,970 kg 7. W 7 = luas atap abb x koef. angin tekan x beban angin = 0,645 x 0,4 x 5 = 3,87 kg Perhitungan beban angin disajikan dalam Tabel 3.4. dibawah ini : Tabel 3.4. Perhitungan Beban Angin Beban Beban Wx (Untuk Input Wy (Untuk Input Angin (kg) W.Cos (kg) SAP000) W.Sin (kg) SAP000) W 8, , , W 54,8504 3, , W 3 3,880 05, , W 4 9,9 78, , W 5 6,9398 5, ,83 33 W 6 30,970 6,64 7 6,47 7 W 7 3,87 3,830 4,054 3 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda utama seperti terlihat pada Tabel 3.5. BAB 3 Perencanaan Atap

63 Tugas akhir 4 Tabel 3.5. Rekapitulasi Gaya Batang Setengah Kuda-kuda Kombinasi Batang Tarik (+) ( kg ) Tekan (-) ( kg ) 6634,7 6639, , , , , , , 9 585, ,5 6588,38 659, , , , , , , , ,4-577,6 788, BAB 3 Perencanaan Atap

64 Tugas akhir Perencanaan Profil Setengah Kuda-kuda a. Perhitungan profil batang tarik P maks. = 6639,9 kg L =,564 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Kondisi leleh P maks. =.f y.ag Ag P maks..f y 6639,9 0, ,07 cm Kondisi fraktur P maks. =.f u.ae P maks. =.f u.an.u (U = 0,75 didapat dari buku LRFD hal.39) An i min P maks..f. U L 40 u 6639,9 0, ,75 5, ,90 cm 3,9 cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat Ag = 9,40 cm i =, cm Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag = 3,07/ =,535 cm Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut = /.,54 =,7 mm Diameter lubang =,7 + = 4,7 mm =,47 cm Ag = An + n.d.t = (3,9/) +.,47.0,7 =,64 cm BAB 3 Perencanaan Atap

65 Tugas akhir 44 Ag yang menentukan =,64 cm Digunakan maka, luas profil 9,40 >,64 ( aman ) inersia, > 0,90 ( aman ) b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 756,64 kg L =,454 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat nilai nilai : Ag =. 9,40 = 8,8 cm r b t =, cm =, mm = 70 mm = 7 mm Periksa kelangsingan penampang : b = = 0,90 t 7 40 f y f y λ c kl r E.(454,), 3,4 40 x,x 0 5 =,5 Karena c >, maka : =,5. c =,5.,5 =,95 f P n = Ag.f cr = Ag y 40 = 880. commit = 3384,6,95 to user N = 338,46 kg BAB 3 Perencanaan Atap

66 Tugas akhir 45 P max P n 756,64 0,85x338,46 0,38 <... ( aman ) Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur Diameter baut ( ) =,7 mm =,7 cm Diamater lubang =,47 cm Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65.,7 = 0,794 cm Menggunakan tebal plat 0,80 cm. Tegangan tumpu penyambung Rn = (,4xf u xdt) = 0,75(,4x 3700x,7x0,8) = 6766,56 kg/baut. Tegangan geser penyambung Rn = b nx0, 5xf u xa n = x 0,5x850 x(0,5x3,4x(,7) ) = 0445,544 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf b u xa n = 0,75x850x (0,5x 3,4x(,7) ) = 7834,58 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg Perhitungan jumlah baut-mur : n P P maks. tumpu 756, ,56, ~ buah baut BAB 3 Perencanaan Atap

67 Tugas akhir 46 Digunakan : buah baut Perhitungan jarak antar baut (SNI Pasal 3.4) :.,5d S 3d Diambil, S =,5 d b =,5.,7 = 3,75 cm = 3 cm.,5 d S 7d Diambil, S =,5 d b =,5.,7 =,905 cm = cm b. Batang tarik Digunakan alat sambung baut-mur Diameter baut ( ) =,7 mm =,7 cm Diamater lubang =,47 cm Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65.,7 = 0,794 cm Menggunakan tebal plat 0,80 cm. Tegangan tumpu penyambung Rn = (,4xf u xdt) = 0,75(,4x 3700x,7x0,8) = 6766,56 kg/baut. Tegangan geser penyambung Rn = b nx0, 5xf u xa b = x 0,5x850 x(0,5x3,4x(,7) ) = 0445,544 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf u xab b = 0,75x850x (0,5x commit 3,4x(,7) to user ) BAB 3 Perencanaan Atap

68 Tugas akhir 47 = 7834,58 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg Perhitungan jumlah baut-mur : n P P maks. tumpu 6639,9 6766,56 Digunakan : buah baut 0,98 ~ buah baut Perhitungan jarak antar baut (SNI Pasal 3.4) :.,5d S 3d Diambil, S =,5 d b =,5.,7.,5 d S 7d = 3,75 cm = 3 cm Diambil, S =,5 d =,5.,7 =,905 cm = cm Rekapitulasi perencanaan profil setengah kuda-kuda seperti tersaji dalam Tabel 3.6. Tabel 3.6. Rekapitulasi Perencanaan Profil Setengah Kuda-kuda Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , ,7 BAB 3 Perencanaan Atap

69 Tugas akhir , , , , , , , , , , , , , , , , Perencanaan Jurai Rangka batang jurai terlihat seperti Gambar 3.0. BAB 3 Perencanaan Atap

70 Tugas akhir 49 Gambar 3.0. Rangka Batang Jurai Perhitungan Panjang Batang Jurai Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam Tabel 3.7. dibawah ini : Tabel 3.7. Perhitungan Panjang Batang Pada Jurai Nomor Batang Panjang Batang (m),9886,9886 3,9886 4,9886 5, ,00 8 3,00 9 3,00 0 3,00 3,00 3,00 3 0,7406 4,940 BAB 3 Perencanaan Atap

71 Tugas akhir 50 5,48 6 3,0784 7,7 8 3,3755 9, ,7959 3,708 5, , Perhitungan luasan jurai Luasan atap jurai seperti terlihat pada Gambar 3.. L L L U R Gambar 3.. Luasan Atap Jurai Panjang ab = ½ x,454 =,7 m Panjang ab =b c =c d =d e =e f =f g =g h =h i = i j =j k =k l =l m BAB 3 Perencanaan Atap

72 Tugas akhir 5 Panjang m n =,780 m Panjang b d =,454 m Panjang b d =d f =f h =h j =j l Panjang l n =l m +m n =,7+,780=,405 m Panjang nn =3,6750 m Panjang n n =6,8034 m Panjang ll =,603 m Panjang l l =5,7345 m Panjang jj =,564 m Panjang j j =4,693 m Panjang hh =0,54 m Panjang h h =3,6456 m Panjang ff =,603 m Panjang f f =,5989 m Panjang dd =,564 m Panjang d d =,55 m Panjang bb =0,54 m Panjang b b =0,5009 m ll' nn' l' l" n' n" a. Luas atap nn n l l l = l"' n"' l"' n" ',603 3,6750,405 5,7345 6,8034,405 =,663 m ll' jj' l' l" j' j" b. Luas atap ll l j j j = j"' l"' j"' l" ',603,564 5,7345 4,693 =,454, 454 = 7,9073 m jj' hh' j' j" h' h" c. Luas atap jj j h h h = h'" j'" h'" j' ",564 0,54 4,693 3,6456 =,454, 454 =,7905 m d. Luas atap hh h f f f = hh ' ff ' gg' g"' h"' f "' g"' h' h" f ' f " f "' h"' BAB 3 Perencanaan Atap

73 Tugas akhir 5,603 3,5 = 0,54,7, 7 3,6456 =,4965 m,5989,454 ff ' dd' f ' f " d' d" e. Luas atap ff f d d d = d"' f "' d'" f '",603,564,5989,55 =,454, 454 = 0,064 m dd' bb' d' d" b' b" f. Luas atap s dd d b b b = b'" d'" b'" d' ",564 0,54,55 0,5009 =,454, 454 = 5,0785 m g. Luas atap abb b = bb ' ab"' b' b" ab" ' = 0,54,7 0,5009, 7 = 0,67 m Panjang gording mm m =mm +m m =3,58+6,5=9,3758 m Panjang gording kk k =kk +k k =,0877+5,57=7,3034 m Panjang gording ii i =ii +i i =,047+4,689=5,6 m Panjang gording gg g =gg +g g =3,5+3,=6,47 m Panjang gording ee e =ee +e e =,0877+,0755=4,63 m Panjang gording cc c =cc +c c =,047+,088=,075 m Luasan plafond jurai seperti terlihat pada Gambar 3.. BAB 3 Perencanaan Atap

74 Tugas akhir 53 L L L U R Gambar 3.. Luasan Plafond Jurai Panjang ab = ½ x,0833 =,0465 m Panjang ab =b c =c d =d e =e f =f g =g h =h i = i j =j k =k l =l m Panjang m n = m Panjang b d =,0833 m Panjang b d =d f =f h =h j =j l Panjang l n =l m +m n =,0465+=,0465 m Panjang nn =3,6750 m Panjang n n =6,8034 m Panjang ll =,603 m Panjang l l =5,7345 m Panjang jj =,564 m Panjang j j =4,693 m Panjang hh =0,54 m Panjang h h =3,6456 m Panjang ff =,603 m Panjang f f =,5989 m Panjang dd =,564 m Panjang d d =,55 m Panjang bb =0,54 m Panjang b b =0,5009 m ll' nn' l' l" n' n" a. Luas plafond nn n l l l = l"' n"' l"' n" ' BAB 3 Perencanaan Atap

75 Tugas akhir 54 3,6750,603,0465 6,8034 5,7345,0465 = 4,07 m ll' jj' l' l" j' j" b. Luas plafond ll l j j j = j"' l"' j"' l" ',603,564 5,7345 4,693 =,0833, 0833 = 5,0 m jj' hh' j' j" h' h" c. Luas plafond jj j h h h= h'" j'" h'" j' ",564 0,54 4,693 3,6456 =,0833, 0833 = 0,8576 m d. Luas plafond hh h f f f = hh ' g"' h"' ff ' gg' f "' g"' h' h" f ' f " f "' h"',603 3,5 = 0,54,0465, ,6456 = 9,759 m,5989,0833 e. Luas plafond ff f d d d = ff ' dd' f ' f " d' d" d"' f "' d'" f '" =,603,564,5989,55,0833, 0833 = 8,6639 m f. Luas plafond dd d b b b= dd' bb' d' d" b' b" b'" d'" b'" d' " =,564 0,54,55 0,5009,0833, 0833 BAB 3 Perencanaan Atap

76 Tugas akhir 55 = 4,3 m g. Luas plafond abb b = bb ' ab"' b' b" ab" ' = 0,54,0465 0,5009, 0465 = 0,535 m Perhitungan Pembebanan Jurai Data-data pembebanan : Berat penutup atap = 50 kg/m Berat profil kuda-kuda = 7,38 kg/m Berat gording =,3 kg/m Berat plafon dan penggantung = 8 kg/m Pembebanan jurai akibat beban beban mati seperti terlihat pada Gambar 3.3. Gambar 3.3. Pembebanan Jurai Akibat Beban Mati BAB 3 Perencanaan Atap

77 Tugas akhir 56 a. Beban Mati Beban P Beban gording = Berat profil gording x panjang gording mm m =,3 x 9,3758 = 5,33 kg Beban atap = luas atap nn n l l l x Berat atap =,663 x 50 = 3,35 kg Beban plafon = luas plafon nn n l l l x berat plafon = 4,07 x 8 = 435,76 kg Beban kuda-kuda = ½ btg ( + 7) berat profil kuda-kuda = ½ x (, ,) x 7,38 =,87 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x,87 = 6,86 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x,87 =,87 kg Beban P Beban gording = Berat profil gording x panjang gording kk k =,3 x 7,3034 = 89,838 kg Beban atap = luas atap ll l j j j x berat atap = 7,9073 x 50 = 895,365 kg Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (3, + 3, + 0,7406 +,94) x 7,38 = 37,8 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda BAB 3 Perencanaan Atap

78 Tugas akhir 57 = 0,3 x 37,8 =,8 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x 37,8 = 3,73 kg Beban P 3 Beban gording = Berat profil gording x panjang gording ii i =,3 x 5,6 = 64,07 kg Beban atap = luasan jj j h h h x berat atap =,7905 x 50 = 639,55 kg Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (3, + 3, +,48 + 3,0784) x 7,38 = 40,5 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x 40,5 = 4,05 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 40,5 =,5 kg Beban P 4 Beban gording Beban atap Beban kuda-kuda = Berat profil gording x panjang gording gg g =,3 x 6,3 = 76,69 kg = luasan hh h f f f x berat atap =,4965 x 50 = 574,85 kg = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (3, + 3, +,7 + 3,3755) x 7,38 = 44,34 kg BAB 3 Perencanaan Atap

79 Tugas akhir 58 Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x 44,34 = 4,434 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 44,34 = 3,30 kg Beban P 5 Beban gording = Berat profil gording x panjang gording ee e =,3 x 4,448 = 50,980 kg Beban atap = luasan ff f d d d x berat atap = 0,064 x 50 = 50,3 kg Beban kuda-kuda = ½ x Btg(0++9+0) x berat profil kuda kuda = ½ x (3, + 3, +, ,7959) x 7,38 = 48,63 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x 48,63 = 4,86 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 48,63 = 4,59 kg Beban P 6 Beban gording Beban atap Beban kuda-kuda = Berat profil gording x panjang gording cc c =,3 x,054 = 5,64 kg = luas atap dd d b b b x berat atap = 5,0785 x 50 = 53,95 kg = ½ x Btg ( + + ) x berat profil kuda kuda = ½ x (3, + 3, + 3,708) x 7,38 BAB 3 Perencanaan Atap

80 Tugas akhir 59 = 37,35 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x 37,35 = 3,74 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 37,35 =, kg Beban P 7 Beban atap = Luas atap abb b x berat atap = 0,67 x 50 = 3,36 kg Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( + + 3) x berat profil kuda-kuda = ½ x (, + 5, ) x 7,38 = 5,69 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x 5,69 = 5,7 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 5,69 = 5,5 kg Beban P 8 Beban plafon = Luas plafon ll l j j j x berat plafon = 5,0 x 8 = 7,68 kg Beban kuda kuda = ½ x Btg ( + + 3) x berat profil kuda kuda = ½ x (,9886 +, ,7406) x 7,38 = 4,79 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x 4,79 =,48 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda BAB 3 Perencanaan Atap

81 Tugas akhir 60 = 0,3 x 4,79 = 7,44 kg Beban P 9 Beban plafon = Luas plafon jj j h h h x berat plafon = 0,8576 x 8 = 95,4368 kg Beban kuda kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (,886 +,9886 +,940 +,48) x 7,38 = 38,38 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x 38,38 = 3,84 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 38,38 =,5 kg Beban P 0 Beban plafon = Luas plafon hh h f f f x berat plafon = 9,759 x 8 = 75,638 kg Beban kuda kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (,9886 +, ,0784 +,7) x 7,38 = 4,6 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x 4,6 = 4,6 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 4,6 =,48 kg Beban P Beban plafon = Luas plafon ff f d d d x berat plafon = 8,6639 x 8 BAB 3 Perencanaan Atap

82 Tugas akhir 6 = 55,950 kg Beban kuda kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (,9886+,9886+3,3755+,963) x 7,38 = 45,44 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x 45,44 = 4,54 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 45,44 = 3,63 kg Beban P Beban plafon = Luas plafon dd d b b b x berat plafon = 4,3 x 8 = 77,598 kg Beban kuda kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½x(,9886+,936+3,7959+3,708+5,7984) x 7,38 = 70,93 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x 70,93 = 7,09 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 70,93 =,8 kg Beban P 3 Beban plafon = Luas plafon abb b x berat plafon = 0,535 x 8 = 9,585 kg Beban kuda kuda = ½ x Btg (6+3) x berat profil kuda kuda = ½ x (,9363+5) x 7,38 = 9,8 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda BAB 3 Perencanaan Atap

83 Tugas akhir 6 = 0, x 9,8 =,93 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 9,8 = 8,79 kg Rekapitulasi pembebanan jurai tersaji dalam Tabel 3.8. Tabel 3.8. Rekapitulasi Pembebanan Jurai Beb an Beban Atap (kg) Beban gording (kg) Beban Kuda - kuda (kg) Beban Bracing (kg) Beban Plat Penyambug (kg) Beban Plafon (kg) Jumlah Beban (kg) Input SAP (kg) P 95,768 5,3,87,87 6,86 435,76 74,38 75 P 895,365 89,8 37,8 3,73,8-037, P 3 639,55 64,03 40,5 4,05,5-760,34 76 P 4 574,85 76,69 44,34 4,434 3,30-73,53 74 P 5 50,3 50,98 48,63 4,86 4,59-69, P 6 53,95 5,64 37,35 3,74, - 33,49 33 P 7 3,36-5,69 5,7 5,5-98,56 99 P ,79,48 7,44 73,68 308, P ,38 3,84,5 95,437 49,7 50 P ,6 4,6,48 75,664 33,9 34 P ,44 4,54 3,63 55,950 9,56 0 P ,93 7,09,8 77,598 76,90 77 P ,8,93 8,79 9,585 50,59 5 b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P, P, P 3, P 4, P 5, P 6, P 7 = 00 kg BAB 3 Perencanaan Atap

84 Tugas akhir 63 c. Beban Angin Pembebanan jurai akibat beban angin seperti terlihat pada Gambar 3.4. Gambar 3.4. Pembebanan Jurai Akibat Beban Angin Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m. (PPIUG 983) Koefisien angin tekan = 0,0 0,40 = (0,0 x 3) 0,40 = 0,4. W = luas atap nn n l l l x koef. angin tekan x beban angin =,663 x 0, x 5 = 35,7578 kg. W = luas atap ll l j j j x koef. angin tekan x beban angin = 7,9073 x 0,4 x 5 = 07,4438 kg 3. W 3 = luas atap jj j h h h x koef. angin tekan x beban angin =,7905 x 0,4 x 5 = 76,743 kg 4. W 4 = luas atap hh h f f f x koef. angin tekan x beban angin =,479 x 0,4 x 5 BAB 3 Perencanaan Atap

85 Tugas akhir 64 = 68,874 kg 5. W 5 = luas atap ff f d d d x koef. angin tekan x beban angin = 0,7 x 0,4 x 5 = 6,033 kg 6. W 6 = luas atap dd d b b b x koef. angin tekan x beban angin = 5,03 x 0,4 x 5 = 30,87 kg 7. W 7 = luas atap abb b x koef. angin tekan x beban angin = 3,68 x 0,4 x 5 = 3,68 kg Peritungan beban angin seperti tersaji dalam Tabel 3.9. Tabel 3.9. Perhitungan beban angin Beban Wx (Untuk Input Wy (Untuk Input Beban (kg) Angin W.Cos (kg) SAP000) W.Sin (kg) SAP000) W 35,7578 5,9 6 7, W 07,4438 9, , W 3 76,743 65, , W 4 68,874 58, , W 5 6,033 5, , W 6 30,87 5, , W 7 3,68 3,7 4,953 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang jurai pada Tabel 3.0. BAB 3 Perencanaan Atap

86 Tugas akhir 65 Tabel 3.0. Rekapitulasi Gaya Batang Jurai Kombinasi Batang Tarik (+) ( kg ) Tekan (-) ( kg ) 356,3 355, , , , , , , , ,37 303,5 8,0 3 4, ,3 5 3, , , , , ,94 -,34 77, BAB 3 Perencanaan Atap

87 Tugas akhir Perencanaan Profil jurai a. Perhitungan profil batang tarik P maks. = 366,3 kg L =,9886 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Kondisi leleh P maks. =.f y.ag Ag P maks..f y 356,3 0, ,63 cm Kondisi fraktur P maks. =.f u.ae P maks. =.f u.an.u (U = 0,75 didapat dari buku LRFD hal.39) An i min P maks..f L 40 u. U 356,3 0, ,75 98,86 40,5 cm 0,65 cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat Ag = 9,40 cm i =, cm Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag = 0,63/ = 0,35 cm Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut = /.,54 =,7 mm Diameter lubang =,7 + = 4,7 mm =,47 cm Ag = An + n.d.t = (0,65/) +.,47.0,7 =,354 cm BAB 3 Perencanaan Atap

88 Tugas akhir 67 Ag yang menentukan =,354 cm Digunakan maka, luas profil 9,40 >,354 ( aman ) inersia, >,5 ( aman ) b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 863,68 kg L =,9363 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat nilai nilai : Ag =. 9,40 = 8,80 cm r b t =, cm =, mm = 70 mm = 7 mm Periksa kelangsingan penampang : b 00 t f y = f y λc kl r 70 7 E = 0,90 (936,3), 3,4 40 x, x0 5 =,49 Karena c >, maka : =,5. c =,5.,49 =,78 P n = Ag.f cr = Ag f y 40 = 880. = 630,6 N = 630, kg,78 BAB 3 Perencanaan Atap

89 Tugas akhir 68 P max P n 863,68 0,85x630, 0,4 <... ( aman ) Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur Diameter baut ( ) =,7 mm =,7 cm Diamater lubang =,47 cm Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65.,7 = 0,794 cm Menggunakan tebal plat 0,80 cm. Tegangan tumpu penyambung Rn = (,4xf u xdt) = 0,75(,4x 3700x,7x0,8) = 6766,56 kg/baut. Tegangan geser penyambung Rn = b nx0, 5xf u xa b = x 0,5x850 x(0,5x3,4x(,7) ) = 0445,544 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf b u xa b = 0,75x850x (0,5x 3,4x(,7) ) = 7834,58 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg Perhitungan jumlah baut-mur : n P P maks. tumpu 863, ,56 0,8 ~ buah baut BAB 3 Perencanaan Atap

90 Tugas akhir 69 Digunakan : buah baut Perhitungan jarak antar baut (SNI Pasal 3.4) :.,5d S 3d Diambil, S =,5 d b =,5.,7 = 3,75 cm = 3 cm.,5 d S 7d Diambil, S =,5 d b =,5.,7 =,905 cm = cm b. Batang tarik Digunakan alat sambung baut-mur Diameter baut ( ) =,7 mm =,7 cm Diamater lubang =,47 cm Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65.,7 = 0,794 cm Menggunakan tebal plat 0,80 cm. Tegangan tumpu penyambung Rn = (,4xf u xdt) = 0,75(,4x 3700x,7x0,8) = 6766,56 kg/baut. Tegangan geser penyambung Rn = b nx0, 5xf u xa b = x 0,5x850 x(0,5x3,4x(,7) ) = 0445,544 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf b u xa b BAB 3 Perencanaan Atap

91 Tugas akhir 70 = 0,75x850x (0,5x 3,4x(,7) ) = 7834,58 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg Perhitungan jumlah baut-mur : n P P maks. tumpu 356,3 6766,56 Digunakan : buah baut 0, ~ buah baut Perhitungan jarak antar baut (SNI Pasal 3.4) :.,5d S 3d Diambil, S =,5 d b =,5.,7.,5 d S 7d = 3,75 cm = 3 cm Diambil, S =,5 d =,5.,7 =,905 cm = cm Rekapitulasi perencanaan profil jurai seperti tersaji dalam Tabel 3.. Tabel 3.. Rekapitulasi Perencanaan Profil Jurai Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , ,7 BAB 3 Perencanaan Atap

92 Tugas akhir , , , , , , , , , , , , , , , Perencanaan Kuda-kuda Trapesium Rangka batang kuda-kuda trapesium seperti terlihat pada Gambar 3.5. Gambar 3.5. Rangka Batang Kuda-kuda Trapesium BAB 3 Perencanaan Atap

93 Tugas akhir Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Trapesium Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam Tabel 3.. Tabel 3.. Perhitungan Panjang Batang pada Kuda-kuda Trapesium Nomer Batang Panjang Batang Panjang Batang Nomer Batang (m) (m),56 4,454,56 5 0,7406 3,56 6,094 4,0833 7,48 5,0833 8,793 6,0833 9,7 7, ,0457 8,0833 3,7 9, ,0457 0,564 33,7, ,0457,564 35,7 3, ,0457 4,454 37,7 5, ,0457 6, ,7 7, ,0457 8,0833 4,7 9,0833 4,793 0, ,48, ,094, ,7406 3,454 BAB 3 Perencanaan Atap

94 Tugas akhir Perhitungan luasan kuda-kuda trapesium Luasan atap kuda-kuda trapesium seperti terlihat pada Gambar 3.6. L L U R Gambar 3.6. Luasan Atap Kuda-kuda Trapesium Panjang a b =,454,7m Panjang a b =b c =c d =d e =e f =f g =ab=bc=cd=de=ef=fg Panjang b d =,454 m Panjang b d =d f =bd=df Panjang g h =gh=,78 m Panjang f h =fh=a b +g h =,7+,78=,405 m Panjang aa =3,5 m Panjang aa =bb =cc =dd =ee =ff =gg =hh Panjang b b =0,54 m Panjang c c =,047 m Panjang d d =,564 m Panjang e e =,0877 m Panjang f f =,603 m Panjang g g =3,5 m BAB 3 Perencanaan Atap

95 Tugas akhir 74 Panjang h h =3,675 m Panjang bb =bb +b b =3,5+0,54=3,6464 m Panjang dd =dd +d d =3,5+,047=4,677 m Panjang ff =ff +f f =3,5+,603=5,773 m Panjang hh =hh +h h =3,5+3,675=6,80 m a. Luas atap hh f f = hh" ff" f h = b. Luas atap ff dd = 6,80 = 5,0647 m ff" dd" 5,773 d f,405 = c. Luas atap dd b b = 5,773 4,677 =,4 m = d. Luas atap bb a a = dd" bb" 4,677 = 9,5887 m bb" aa" b d 3,6464 a b,454,454 3,6464 3,5 = = 4,546 m,7 Panjang gording aa =3,5 m Panjang gording cc =cc +c c =3,5+,047=4,677 m Panjang gording ee =ee +e e =3,5+,0877=5,7 m Panjang gording gg =gg +g g =3,5+3,5=6,50 m BAB 3 Perencanaan Atap

96 Tugas akhir 75 Luasan plafond kuda-kuda trapesium seperti terlihat pada Gambar 3.7. L L U R Gambar 3.7. Luasan Plafon Kuda-kuda Trapesium Panjang a b =,0833,0465m Panjang a b =b c =c d =d e =e f =f g =ab=bc=cd=de=ef=fg Panjang b d =,0833 m Panjang b d =d f =bd=df Panjang g h =gh= m Panjang f h =fh=a b +g h =,0465+=,0465 m Panjang aa =3,5 m Panjang aa =bb =cc =dd =ee =ff =gg =hh Panjang b b =0,54 m Panjang c c =,047 m Panjang d d =,564 m Panjang e e =,0877 m Panjang f f =,603 m Panjang g g =3,5 m Panjang h h =3,675 m BAB 3 Perencanaan Atap

97 Tugas akhir 76 Panjang bb =bb +b b =3,5+0,54=3,6464 m Panjang dd =dd +d d =3,5+,047=4,677 m Panjang ff =ff +f f =3,5+,603=5,773 m Panjang hh =hh +h h =3,5+3,675=6,80 m a. Luas plafond hh f f = hh" ff" f h b. Luas plafond ff dd = = 6,80 5,773 =,788 m ff" dd" d f,0465 c. Luas plafond dd b b = d. Luas plafond bb a a = = 5,773 4,677 = 0,307 m = dd" bb" 4,677 = 8,396 m bb" aa" b d 3,6464 a b,0833,0833 3,6464 3,5 = = 3,567 m, Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Trapesium Data-data pembebanan : Berat gording =,3 kg/m Berat penutup atap commit = 50 to user kg/m BAB 3 Perencanaan Atap

98 Tugas akhir 77 Berat profil =,9 kg/m Berat penggantung dan plafon = 8 kg/m Pembebanan kuda-kuda trapesium akibat beban mati seperti terlihat pada Gambar 3.8. Gambar 3.8. Pembebanan Kuda-kuda Trapesium akibat Beban Mati a. Beban Mati Beban P = P3 Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording =,3 6,5 = 76,875 kg Beban atap = Luas atap hh f f Berat atap = 5, = 753,35 kg Beban plafon = Luas plafon hh f f berat plafon =,788 8 = 30,876 kg Beban kuda-kuda = ½ Btg ( + 3) berat profil kuda kuda = ½ (,564 +,454),9 = 7,43 kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 7,43 = 8,3 kg Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 7,43 =,743 kg BAB 3 Perencanaan Atap

99 Tugas akhir 78 Beban P = P Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording =,3 5,7 = 64,6 kg Beban atap = Luas atap ff d d Berat atap =,4 50 = 607, kg Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (,454+,454+0, ),9 = 46,055 kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 46,055 = 3,8 kg Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 46,055 = 4,606 kg Beban P3 = P Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording =,3 4,677 = 5,67 kg Beban atap = Luas atap dd b b Berat atap = 9, = 479,435 kg Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (,454+,454+,48+,793),9 = 5,58 kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 5,58 = 5,47 kg Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 5,58 = 5,58 kg Beban P4 = P0 Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording =,3 3,5 = 38,4375 kg Beban atap = Luas atap bb a a Berat atap = 4, = 07,73 kg BAB 3 Perencanaan Atap

100 Tugas akhir 79 Beban kuda-kuda = ½ Btg (5+6+9) berat profil kuda kuda = ½ (,454+,0833+,7),9 = 40, kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 40, =,065 kg Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 40, = 4,0 kg Beban P5 = P9 Beban kuda-kuda = ½ Btg (6+7+30) berat profil kuda kuda = ½ (,0833+,0833+,7),9 = 38,0 kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 38,0 =,40 kg Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 38,0 = 3,80 kg Beban P6 = P8 Beban kuda-kuda = ½ Btg( ) berat profil kuda kuda = ½ (,0833+,0833+3,0457+,7+3,0457),9 = 74,5 kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 74,5 =,8 kg Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 74,5 = 7,45 kg Beban P7 Beban kuda-kuda = ½ Btg(8+9+34) berat profil kuda kuda = ½ (,0833+,0833+,7),9 = 38,0 kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 38,0 =,40 kg Beban bracing = 0 beban commit kuda-kuda to user BAB 3 Perencanaan Atap

101 Tugas akhir 80 = 0 38,0 = 3,8 kg Beban P4 = P4 Beban plafon = Luas plafon ff d d berat plafon = 0,307 x 8 = 85,578 kg Beban kuda-kuda = ½ Btg(++5) berat profil kuda kuda = ½ (,564+,564+0,7406),9 = 30,07 kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 30,07 = 9,0 kg Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 30,07 = 3,007 kg Beban P5 = P3 Beban plafon = Luas plafon dd b b berat plafon = 8,396 x 8 = 46,58 kg Beban kuda-kuda = ½ Btg(+3+6+7) berat profil kuda kuda = ½ (,564+,564+,094+,48),9 = 46,9 kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 46,9 = 4,08 kg Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 46,9 = 4,69 kg Beban P6 = P Beban plafon = Luasan plafon berat plafon = 3,567 x 8 = 63,4806 kg Beban kuda-kuda = ½ Btg( ) berat profil kuda kuda = ½ (,564+,0933+,793+,7),9 = 5,007 kg BAB 3 Perencanaan Atap

102 Tugas akhir 8 Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 5,007 = 5,60 kg Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 5,007 = 5, kg Beban P7 = P Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (,0833+,0833+3,0457+,7+3,0457),9 = 74,5 kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 74,5 =,8 kg Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 74,5 = 7,45 kg Beban P8 = P0 Beban kuda-kuda = ½ Btg (5+6+3) berat profil kuda kuda = ½ (,0833+,0833+,7),9 = 38,0 kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 38,0 =,403 kg Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 38,0 = 3,80 kg Beban P9 Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda =½ (,0833+,0833+3,0457+,7+3,0457),9 = 74,5 kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 74,5 =,8 kg Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 74,5 = 7,45 kg Rekapitulasi pembebanan kuda-kuda commit trapesium to user tersaji dalam Tabel 3.3. BAB 3 Perencanaan Atap

103 Tugas akhir 8 Tabel 3.3. Rekapitulasi Pembebanan Kuda-kuda Trapesium Beban Beban Beban Beban Beban Beban Plat Beban Jumlah Input Kuda - Atap gording Bracing Penyambung Plafon Beban SAP kuda (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) P=P3 753,35 76,875 7,43,743 8,3 30,88 098,7 099 P=P 607, 64,6 46,055 4,606 3,8-735,7 736 P3=P 479,435 5,63 5,58 5,58 5,47-60,9 603 P4=P0 07,73 38,438 40, 4,0,065-30,5 303 P5=P ,0 3,80,40-53, 54 P6=P ,5 7,45,8-03, P ,0 3,8,40-53, 54 P4=P ,07 3,007 9,0 85,58 7,6 8 P5=P ,9 4,69 4,08 46,53, 3 P6=P - - 5,007 5, 5,60 63,48 6,9 7 P7=P ,5 7,45,8-03, P8=P ,0 3,80,403-53,4 54 P ,5 7,45,8-03, b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P, P, P3, P4, P5, P6, P7, P8, P9, P0, P, P, P3= 00 kg c. Beban Angin Pembebanan kuda-kuda trapesium akibat beban angina seperti terlihat pada Gambar 3.9. BAB 3 Perencanaan Atap

104 Tugas akhir 83 Gambar 3.9. Pembebanan Kuda-kuda Trapesium akibat Beban Angin Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m. Koefisien angin tekan = 0,0 0,40 = (0,0 x 3) 0,40 = 0,4. W = luas atap hh f f koef. angin tekan beban angin = 5,0647 0,4 5 = 90,388 kg. W = luas atap ff d d koef. angin tekan beban angin =,4 0,4 5 = 7,853 kg 3. W3 = luas atap dd b b koef. angin tekan beban angin = 9,5887 0,4 5 = 57,53 kg 4. W4 = luas atap bb a a koef. angin tekan beban angin = 4,546 x 0,4 x 5 = 4,976 kg Koefisien angin hisap = - 0,40. W5 = luas atap bb a a koef. angin tekan beban angin = 4,546-0,4 5 = -4,546 kg. W6 = luas atap dd b b koef. angin tekan beban angin = 9,5887-0,4 5 = -95,887 kg 3. W7 = luas atap ff d d koef. angin tekan beban angin =,4-0,4 5 = -,4 kg 4. W8 = luas atap hh f f koef. angin tekan beban angin = 5,0647-0,4 5 = -50,647 kg BAB 3 Perencanaan Atap

105 Tugas akhir 84 Perhitungan beban angin kuda-kuda trapesium tersaji dalam Tabel 3.4. Tabel 3.4. Perhitungan Beban Angin Kuda-kuda Trapesium Beban Beban (kg) Angin W x (Untuk Input W y (Untuk Input W.Cos (kg) SAP000) W.Sin (kg) SAP000) W 90,388 76, , W 7,853 6, , W 3 57,53 48, , W 4 4,976,398 3,096 4 W 5-4,546-35, ,060-3 W 6-95,887-8, ,84-5 W 7 -,4-0, , W 8-50,647-7, , Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda trapesium seperti terlihat dalam Tabel 3.5. Tabel 3.5. Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-kuda Trapesium Kombinasi Kombinasi Batang Batang Tarik (+) Tekan(-) Tarik (+) kg Tekan(-) kg kg kg 580, ,79 63,36-5 6, , , , , , , , , , ,53 - BAB 3 Perencanaan Atap

106 Tugas akhir , , , , 0 045, ,03-360, ,5-308, , , , , 37 74, , , , , , , , , , , , , , , , , , Perencanaan Profil Kuda-kuda Trapesium a. Perhitungan Profil Batang Tarik P maks. = 360,83 kg L =,564 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Kondisi leleh P maks. =.f y.ag Ag P maks..f y 360,83 0, ,7 cm Kondisi fraktur P maks. =.f u.ae BAB 3 Perencanaan Atap

107 Tugas akhir 86 P maks. =.f u.an.u (U = 0,85 didapat dari buku LRFD hal.39) An i min P maks..f. U L 40 u 360,83 0, ,85 5, ,899 cm 5,4 cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat Ag = 5, cm i =,4 cm Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag = 5,7/ =,86 cm Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut = /.,54 =,7 mm Diameter lubang =,7 + = 4,7 mm =,47 cm Ag = An + n.d.t = (5,4/) +.,47. = 4,09 cm Ag yang menentukan = 4,09 cm Digunakan maka, luas profil 5, > 4,09 ( aman ) inersia,4 > 0,899 ( aman ) b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 367,79 kg L =,454 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat nilai nilai : Ag =. 5, = 30, cm r =,4 cm = 4, mm b = 80 mm BAB 3 Perencanaan Atap

108 Tugas akhir 87 t = 0 mm Periksa kelangsingan penampang : b 00 t f y kl r = f y λc 80 0 E = 0,90 (454,) 4, 3,4 40 x, x0 5 =,0 Karena 0,5 < c <, maka :,43,6 0,67. c,6,43 0,67.,0,66 P n = Ag.f cr = Ag f y 40 = 300 = 43666,5 N = 4366,65 kg,66 P max P n 367,79 0,85x4366,65 0,37 <... ( aman ) Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur Diameter baut ( ) =,7 mm =,7 cm Diamater lubang =,47 cm Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65.,7 = 0,794 cm Menggunakan tebal plat 0,80 cm BAB 3 Perencanaan Atap

109 Tugas akhir 88. Tegangan tumpu penyambung Rn = (,4xf u xdt) = 0,75(,4x 3700x,7x0,8) = 6766,56 kg/baut. Tegangan geser penyambung Rn = b nx0, 5xf u xa b = x 0,5x850 x(0,5x3,4x(,7) ) = 0445,544 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf b u xa b = 0,75x850x (0,5x 3,4x(,7) ) = 7834,58 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg Perhitungan jumlah baut-mur : n P P maks. tumpu 367, ,56 Digunakan : 3 buah baut,0 ~ 3 buah baut Perhitungan jarak antar baut (SNI Pasal 3.4) :.,5d S 3d Diambil, S =,5 d b =,5.,7.,5 d S 7d = 3,75 cm = 3 cm Diambil, S =,5 d b =,5.,7 =,905 cm = cm b. Batang tarik Digunakan alat sambung baut-mur BAB 3 Perencanaan Atap

110 Tugas akhir 89 Diameter baut ( ) =,7 mm =,7 cm Diamater lubang =,47 cm Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65.,7 = 0,794 cm Menggunakan tebal plat 0,80 cm. Tegangan tumpu penyambung Rn = (,4xf u xdt) = 0,75(,4x 3700x,7x0,8) = 6766,56 kg/baut. Tegangan geser penyambung Rn = b nx0, 5xf u xa b = x 0,5x850 x(0,5x3,4x(,7) ) = 0445,544 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf b u xa b = 0,75x850x (0,5x 3,4x(,7) ) = 7834,58 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg Perhitungan jumlah baut-mur : n P P maks. tumpu 360, ,56 Digunakan : 3 buah baut,83 ~ buah baut Perhitungan jarak antar baut (SNI Pasal 3.4) :.,5d S 3d Diambil, S =,5 d b =,5.,7.,5 d S 7d = 3,75 cm = 3 cm BAB 3 Perencanaan Atap

111 Tugas akhir 90 Diambil, S =,5 d =,5.,7 =,905 cm = cm Rekapitulasi perencanaan profil kuda-kuda trapesium tersaji dalam Tabel 3.6. Tabel 3.6. Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Trapesium Nomer Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,7 BAB 3 Perencanaan Atap

112 Tugas akhir , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Perencanaan Kuda-kuda Utama Rangka batang kuda-kuda utama terlihat seperti Gambar 3.0. BAB 3 Perencanaan Atap

113 Tugas akhir 9 Gambar 3.0. Rangka Batang Kuda-kuda Utama Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Utama Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel 3.7. Tabel 3.7. Perhitungan Panjang Batang pada Kuda-kuda Utama No batang Panjang batang No batang Panjang batang,564 4,454, ,7406 3,564 6,094 4,564 7,48 5,564 8,793 6,0833 9,7 7, ,6670 8,564 3,963 9, ,84 0, ,708, ,467, ,0000 3, ,467 BAB 3 Perencanaan Atap

114 Tugas akhir 93 4, ,708 5, ,84 6,454 39,963 7,454 40,6670 8,454 4,7 9,454 4,793 0,454 43,48,454 44,099, ,7406 3, Perhitungan Luasan Kuda-Kuda Utama Luasan atap kuda-kuda utama seperti terlihat dalam Gambar 3.. L L U R Gambar 3.. Luasan Atap Kuda-kuda Utama Panjang a b = ½.,454 =,7 m Panjang a b = ab = a b Panjang b d =,454 m BAB 3 Perencanaan Atap

115 Tugas akhir 94 Panjang b d = bd = df = fh = hj = jl = b d = d f = f h = h j = j l = b d =d f = f h = h j = j l Panjang m n =,780 m Panjang l n = a b + m n =,405 m Panjang aa' =,5 Panjang aa = bb = cc = dd = ee = ff = gg = hh = ii = jj = kk = ll = mm = nn = a a = b b = c c = d d = e e = f f = g g = h h = i i = j j = k k = l l = m m = n n Panjang aa = aa + a a =,5 +,5 = 5 m Panjang aa = bb = dd = ff = hh = jj = ll = nn a.luas atap ll n n = ln nn =,405 5 =,055 m b. Luas atap jj l l = jl ll =,454 5 =,7 m c. Luas atap hh j j = hj jj =,454 5 =,7 m d. Luas atap ff h h = fh hh =,454 5 =,7 m e. Luas atap dd f f = df ff =,454 5 =,7 m f. Luas atap bb d d = bd dd =,454 5 =,7 m g. Luas atap aa b b = ab bb =,7 5 = 6,355 m Panjang gording mm = mm m m =,5,5 = 5 m Panjang gording kk = kk k k =,5,5 = 5 m Panjang gording ii = ii i i BAB 3 Perencanaan Atap

116 Tugas akhir 95 =,5,5 = 5 m Panjang gording gg = gg g g =,5,5 = 5 m Panjang gording ee = e e e =,5,5 = 5 m Panjang gording cc = cc c c =,5,5 = 5 m Panjang gording aa = aa a a =,5,5 = 5 m Luasan plafond kuda-kuda utama seperti terlihat pada Gambar 3.. L L U R Gambar 3.. Luasan Plafon Kuda-kuda Utama Panjang a b = ½.,0833 =,0465 m Panjang a b = ab = a b Panjang b d =,0833 m Panjang b d = bd = df = fh = hj = jl = b d = d f = f h = h j = j l = b d =d f = f h = h j = j l Panjang m n = m BAB 3 Perencanaan Atap

117 Tugas akhir 96 Panjang l n Panjang aa' Panjang aa Panjang aa Panjang aa = a b + m n =,0465 m =,5 m = bb = cc = dd = ee = ff = gg = hh = ii = jj = kk = ll = mm = nn = a a = b b = c c = d d = e e = f f = g g = h h = i i = j j = k k = l l = m m = n n = aa + a a =,5 +,5 = 5 m = bb = dd = ff = hh = jj = ll = nn a.luas plafond ll n n = ln nn =, = 0,085 m b. Luas plafond jj l l = jl ll =, = 0,465 m c. Luas plafond hh j j = hj jj =, = 0,465 m d. Luas plafond ff h h = fh hh =, = 0,465 m e. Luas plafond dd f f = df ff =, = 0,465 m f. Luas plafond bb d d = bd dd =, = 0,465 m g. Luas plafond aa b b = ab bb =,085 5 = 5,085 m Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama Data-data pembebanan : Berat gording =,3 kg/m Jarak antar kuda-kuda utama = 5 m Berat penutup atap = 50 kg/m Berat profil = 8,4 kg/m Berat penggantung dan plafon = commit 8 kg/m to user BAB 3 Perencanaan Atap

118 Tugas akhir 97 Beban hujan = (40-0,8 γ) = 4,4 kg/m Pembebanan kuda-kuda utama akibat beban mati seperti terlihat pada Gambar 3.3. Gambar 3.3. Pembebanan Kuda- kuda Utama akibat Beban Mati a. Beban Mati Beban P = P3 Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording mm =,3 5 = 6,5 kg Beban atap = Luas Atap ll n n Berat atap =, = 37,9 kg Beban plafon = Luas Plafon berat plafon ll n n = 0,085 8 = 83,7485 kg Beban kuda-kuda = ½ Btg ( + 3) berat profil kuda kuda = ½ (,5464 +,454) 8,4 = 65,45 kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 65,45 = 9,635 kg BAB 3 Perencanaan Atap

119 Tugas akhir 98 Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 65,45 = 6,545 kg Beban P = P Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording kk =,3 5 = 6,5 kg Beban atap = Luas Atap jj l l Berat atap =,7 50 = 63,55 kg Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (,454+.,454+0,7406+,094) 8,4 = 09,9 kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 09,9 = 3,97 kg Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 09,9 = 0,99 kg Beban P3 = P Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording ii =,3 5 = 6,5 kg Beban atap = Luas hh j j Berat atap =,7 50 = 63,55 kg Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (,454+,454+,48+,793) 8,4 = 3,0 kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 3,0 = 36,93 kg Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 3,0 =,3 kg Beban P4 = P0 Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording gg =,3 5 = 6,5 kg Beban atap = Luas ff h h commit Berat to user atap BAB 3 Perencanaan Atap

120 Tugas akhir 99 =.7 50 = 63,55 kg Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (,454+,454+,7+,6670) 8,4 = 39, kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 39, = 4,736 kg Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 39, = 3,9 kg Beban P5 = P9 Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording ee =,3 5 = 6,5 kg Beban atap = Luas Atap dd f f Berat atap =.7 50 = 63,55 kg Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (,454+,454+,963+3,84) 8,4 = 56,95 kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 56,95 = 47,09 kg Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 56,95 = 5,695 kg Beban P6 = P8 Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording cc =,3 5 = 6,5 kg Beban atap = Luas Atap bb d d Berat atap =.7 50 = 63,55 kg Beban kuda-kuda = ½ Btg (7+8+33) berat profil kuda kuda = ½ (,454+,454+3,708) 8,4 =,8 kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30,8 commit = to 36,68 user kg BAB 3 Perencanaan Atap

121 Tugas akhir 00 Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0,8 =,8 kg Beban P7 Beban atap = Luas Atap aa b b Berat atap = 6, = 306,775 kg Beban kuda-kuda = ½ Btg( ) berat profil kuda kuda = ½ (,454+,454+5, ,467) 8,4 = 3,53 kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 3,53 = 67,06 kg Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 3,53 =,353 kg Beban P4 = P4 Beban plafon = Luas Atap jj l l Berat plafon = 0,465 8 = 87,497 kg Beban kuda-kuda = ½ Btg (++5) berat profil kuda kuda = ½ (,564+,564+0,7406) 8,4 = 7,76 kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 7,76 =,58 kg Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 7,76 = 7,76 kg Beban P5 = P3 Beban plafon = Luas Atap hh j j Berat plafon = 0,465 8 = 87,497 kg Beban kuda-kuda = ½ Btg (+3+6+7) berat profil kuda kuda = ½ (,564+,564+,094+,48) 8,4 =,97 kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30,97= commit to 33,59 user kg BAB 3 Perencanaan Atap

122 Tugas akhir 0 Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0,97 =,97 kg Beban P6 = P Beban plafon = Luas Atap ff h h Berat plafon = 0,465 8 = 87,497 kg Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (,564+,564+,793+,7) 8,4 = 5,6 kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 5,6 = 37,55 kg Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 5,6 =,56 kg Beban P7 = P Beban plafon = Luas Atap dd f f Berat plafon = 0,465 8 = 87,497 kg Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (,564+,564+,6670+,963) 8,4 = 4,8 kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 4,8 = 4,35 kg Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 4,8 = 4,8 kg Beban P8 = P0 Beban plafon = Luas Atap bb d d Berat plafon = 0,465 8 = 87,497 kg Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (,564+,0833+3,84+3,708) 8,4 = 57,97 kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 57,97 commit = to 47,39 user kg BAB 3 Perencanaan Atap

123 Tugas akhir 0 Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 57,97 = 5,797 kg Beban P9 Beban plafon = Luas Atap aa b b Berat plafon = 5,085 8 = 93,7485 kg Beban kuda-kuda = ½ Btg (6+7+35) berat profil kuda kuda = ½ (,0833+,0833+5) 8,4 = 30,7 kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 30,7 = 39,05 kg Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 30,7 = 3,07 kg Rekapitulasi beban mati kuda-kuda utama seperti terlihat dalam Tabel 3.8. Tabel 3.8. Rekapitulasi Beban Mati Kuda-kuda Utama Beban Beban Beban Beban Beban Beban Plat Beban Jumlah Input Kuda - Atap gording Bracing Penyambung Plafon Beban SAP kuda (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) P=P3 60,75 6,5 65,45 6,545 9,635 83, ,5 939 P=P 63,55 6,5 09,9 0,99 3,97-88,9 89 P3=P 63,55 6,5 3,0,3 36,93-847, P4=P0 63,55 6,5 39, 3,9 4, , P5=P9 63,55 6,5 56,95 5,695 47,09-894, P6=P8 63,55 6,5,8,8 36,68-846, P7 306,775-3,53,353 67,06-69,78 60 P4=P ,76 7,76,58 87,497 87,96 88 P5=P3 - -,97,97 33,59 87, , P6=P - - 5,6 commit,56 to user 37,55 87,497 36, BAB 3 Perencanaan Atap

124 Tugas akhir 03 P7=P - - 4,8 4,8 4,35 87, , P8=P ,97 5,797 47,39 87, , P ,7 3,07 39,05 93, , b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P, P, P3, P4,P5, P6, P7, P8, P9, P0, P, P, P3 = 00 kg c. Beban Angin Pembebanan kuda-kuda utama akibat beban angina seperti terlihat dalam Gambar 3.4. Gambar 3.4. Pembebanan Kuda-kuda Utama akibat Beban Angin Beban Angin kondisi normal min 5 kg/m Koefisien Angin Tekan = 0,0 γ-0,4 =(0,0 x 3 ).-0,4 = 0,4. W = luas Atap ll n n koef. angin tekan beban angin =,055 0,4 5 = 7,53 kg. W = luas Atap jj l l koef. angin tekan beban angin BAB 3 Perencanaan Atap

125 Tugas akhir 04 =,7 0,4 5 = 73,66kg 3. W3 = luas Atap hh j j koef. angin tekan beban angin =,7 0,4 5 = 73,66kg 4. W4 = luas Atap ff h h koef. angin tekan beban angin =,7 0,4 5 = 73,66kg 5. W5 = luas Atap dd f f koef. angin tekan beban angin =,7 0,4 5 = 73,66kg 6. W6 = luas Atap bb d d koef. angin tekan beban angin =,7 0,4 5 = 73,66kg 7. W7 = luas Atap aa b b koef. angin tekan beban angin = 6,355 0,4 5 = 36,83kg Koefisien angin hisap = - 0,40. W4 = luas Atap ll n n koef. angin tekan beban angin =,055-0,4 5 = -0,55 kg. W3 = luas Atap jj l l x koef. angin tekan x beban angin =,7-0,4 5 = -,7 kg 3. W = luas Atap hh j j x koef. angin tekan x beban angin =,7-0,4 5 = -,7 kg 4. W = luas Atap ff h h x koef. angin tekan x beban angin =,7-0,4 5 = -,7 kg 5. W0 = luas Atap dd f f x koef. angin tekan x beban angin =,7-0,4 5 = -,7 kg 6. W9 = luas Atap bb d d x koef. angin tekan x beban angin =,7-0,4 5 = -,7 kg 7. W8 = luas Atap aa b bx koef. angin tekan x beban angin = 6,355-0,4 5 = -6,355 kg Perhitungan beban angin kuda-kuda utama seperti terlihat dalam Tabel 3.9. BAB 3 Perencanaan Atap

126 Tugas akhir 05 Tabel 3.9. Perhitungan Beban Angin Kuda-kuda Utama Beban Wx (Untuk Input Wy (Untuk Input Beban (kg) Angin W.Cos (kg) SAP000) W.Sin (kg) SAP000) W 7,53 6, ,35 39 W 73,66 6, ,06 40 W 3 73,66 6, ,06 40 W 4 73,66 6, ,06 40 W 4 73,66 6, ,06 40 W 5 73,66 6, ,06 40 W 6 73,66 6, ,06 40 W 7 36,83 3,9 3 9,508 0 W 8-6,355 5, ,75-64 W 9 -,7-04, ,06-65 W 0 -,7-04, ,06-65 W -,7-04, ,06-65 W -,7-04, ,06-65 W -,7-04, ,06-65 W 3 -,7-04, ,06-65 W 4 0,55-0, ,53-33 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda utama seperti terlihat dalam Tabel 3.0. Tabel 3.0. Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-kuda Utama Kombinasi Kombinasi Batang Batang Tarik (+) Tekan(-) Tarik (+) kg Tekan(-) kg kg kg 40, ,86 860, ,78 BAB 3 Perencanaan Atap

127 Tugas akhir , , , , , , , , , , , , , , , ,59 9, ,84-468, , , , 4 650, , , , , , , , , , ,73 4-6, , ,33-955, , , , , Perencanaan Profil Kuda- kuda Utama a. Perhitungan Profil Batang Tarik P maks. = 650,60 kg L =,454 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Kondisi leleh BAB 3 Perencanaan Atap

128 Tugas akhir 07 P maks. =.f y.ag Ag P maks..f y 650,60 0,9.400,7 cm Kondisi fraktur U x L L = 4 x 3d U = 4 x 3.,54 = 30,48 P maks. = 3,0 30,48.f u.ae 0,90 P maks. =.f u.an.u An i min P maks..f. U L 40 u 650,60 0, ,90 45,4 40,0 cm 0,6 cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat Ag = 36, cm i =,93 cm Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag =,7/ = 6,35 cm Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut = /.,54 =,7 mm Diameter lubang =,7 + = 4,7 mm =,47 cm Ag = An + n.d.t = (0,6/) +.,47. = 8,5 cm Ag yang menentukan = 8,5 cm Digunakan maka, luas profil 36, > 8,5 ( aman ) commit inersia to user,93 >,0 ( aman ) BAB 3 Perencanaan Atap

129 Tugas akhir 08 b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 9678,40 kg L =,454 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat nilai nilai : Ag =. 36, = 7,4 cm r b t =,93 cm = 9,3 mm = 00 mm = 0 mm Periksa kelangsingan penampang : b 00 t f y kl r = f y λc E = 5,90 (454,) 9,3 40 3,4 x,x 0 5 = 0,90 Karena 0,5 < c <, maka :,43,6 0,67. c,6,43 0,67.0,90,43 P n = Ag.f cr = Ag f y 40 = 740 = 504,90 N = 50,49 kg,43 P max P n 9678,40 0,85x50,49 0,9 <... ( aman ) BAB 3 Perencanaan Atap

130 Tugas akhir Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur Diameter baut ( ) =,7 mm =,7 cm Diamater lubang =,47 cm Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65.,7 = 0,794 cm Menggunakan tebal plat 0,80 cm. Tegangan tumpu penyambung Rn = (,4xf u xdt) = 0,75(,4x 3700x,7x0,8) = 6766,56 kg/baut. Tegangan geser penyambung Rn = b nx0, 5xf u xa b = x 0,5x850 x(0,5x3,4x(,7) ) = 0445,544 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf b u xa b = 0,75x850x (0,5x 3,4x(,7) ) = 7834,58 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg Perhitungan jumlah baut-mur : n P P maks. tumpu 9678, ,56 Digunakan : 5 buah baut 4,39 ~ 5 buah baut Perhitungan jarak antar baut (SNI Pasal 3.4) :.,5d S 3d BAB 3 Perencanaan Atap

131 Tugas akhir 0 Diambil, S =,5 d b =,5.,7 = 3,75 cm = 3 cm.,5 d S 7d Diambil, S =,5 d b =,5.,7 =,905 cm = cm b. Batang tarik Digunakan alat sambung baut-mur Diameter baut ( ) =,7 mm =,7 cm Diamater lubang =,47 cm Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65.,7 = 0,794 cm Menggunakan tebal plat 0,80 cm. Tegangan tumpu penyambung Rn = (,4xf u xdt) = 0,75(,4x 3700x,7x0,8) = 6766,56 kg/baut. Tegangan geser penyambung Rn = b nx0, 5xf u xa b = x 0,5x850 x(0,5x3,4x(,7) ) = 0445,544 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf b u xa b = 0,75x850x (0,5x 3,4x(,7) ) = 7834,58 kg/baut BAB 3 Perencanaan Atap

132 Tugas akhir P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg Perhitungan jumlah baut-mur : n P P maks. tumpu 650, ,56 Digunakan : 4 buah baut 3,9 ~ 4 buah baut Perhitungan jarak antar baut (SNI Pasal 3.4) :.,5d S 3d Diambil, S =,5 d b =,5.,7.,5 d S 7d = 3,75 cm = 3 cm Diambil, S =,5 d =,5.,7 =,905 cm = cm Rekapitulasi perencanaan profil kuda-kuda seperti terlihat dalam Tabel 3.. Tabel 3.. Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , ,7 BAB 3 Perencanaan Atap

133 Tugas akhir , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,7 BAB 3 Perencanaan Atap

134 Tugas akhir , , , , , , , Perencanaan Kuda-kuda Utama B Rangka batang kuda-kuda utama dapat dilihat pada Gambar 3.5. Gambar 3.5. Rangka Batang Kuda-kuda Utama Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Utama B Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam Tabel 3.. Tabel 3.. Perhitungan Panjang Batang pada Kuda-kuda Utama No batang Panjang batang No batang Panjang batang,564 commit to 4 user,454 BAB 3 Perencanaan Atap

135 Tugas akhir 4, ,7406 3,564 6,094 4,564 7,48 5,564 8,793 6,0833 9,7 7, ,6670 8,564 3,963 9, ,84 0, ,708, ,467, ,0000 3, ,467 4, ,708 5, ,84 6,454 39,963 7,454 40,6670 8,454 4,7 9,454 4,793 0,454 43,48,454 44,099, ,7406 3, Perhitungan Luasan Setengah Kuda-Kuda Utama Luasan atap kuda-kuda utama dapat dilihat pada Gambar 3.6. BAB 3 Perencanaan Atap

136 Tugas akhir 5 L L U Gambar 3.6. Luasan Atap Kuda-kuda Utama Panjang a b = ½.,454 =,7 m Panjang a b = a b Panjang b d =,454 m Panjang b d = bd = df = fh = hj = jl = b d = d f = f h = h j = j l = b d =d f = f h = h j = j l Panjang m n =,780 m Panjang l n = a b + m n =,405 m Panjang l n = l n Panjang aa' =,5 m Panjang d d = e e = f f = g g = h h = i i = j j = k k = l l = m m = n n Panjang bb = 0,566 m Panjang cc =,053 m Panjang dd =,575 m Panjang ee =,097 m BAB 3 Perencanaan Atap

137 Tugas akhir 6 Panjang ff =,69 m Panjang gg = 3,4 m Panjang hh = 3,663 m Panjang ii = 4,85 m Panjang jj = 4,707 m Panjang kk = 5,93 m Panjang ll = 5,7468 m Panjang mm = 6,643 m Panjang nn = 6,855 m ll' nn" a.luas atap ll n n = l' n' n' n" ln' 5,7468 6,855 =,405,5, 405 =,95 m jj' ll' b. Luas atap jj l l = j' l' l' l" j' l' 4,707 5,7468 =,454,5, 454 = 8,9636 m hh' jj' c. Luas atap hh j j = h' j' j' j" h' j' 3,663 4,707 =,454,5, 454 = 6,4068 m ff ' hh' d. Luas atap ff h h = f ' h' h' h" f ' h,69 3,663 =,454,5, 454 = 3,8446 commit m to user BAB 3 Perencanaan Atap

138 Tugas akhir 7 dd' ff ' e. Luas atap dd f f = d' f ' f ' f " d' f ',575,69 =,454,5, 454 =,84 m bb' dd' f. Luas atap bb d d = b' d' d' d" b' d' 0,566,575 =,454,5, 454 = 8,746 m g. Luas atap aa b b = bb ' ab' b' b" ab' = 0,566,7,5, 7 = 3,3908 m Panjang gording mm = mm m m = 6,643,5 = 8,7643 m Panjang gording kk = kk k k = 5,93,5 = 7,793 m Panjang gording ii = ii i i = 4,85,5 = 6,685 m Panjang gording gg = gg g g = 3,4,5 = 5,64 m Panjang gording ee = e e e =,097,5 = 4,597 m Panjang gording cc = cc c c =,053,5 = 3,553 m Luasan plafon kuda-kuda utama dapat dilihat pada Gambar 3.7. BAB 3 Perencanaan Atap

139 Tugas akhir 8 L L U Gambar 3.7. Luasan Plafon Kuda-kuda Utama Panjang a b = ½.,0833 =,0465 m Panjang a b = ab = a b Panjang b d =,0833 m Panjang b d =d f = f h = h j = j l = b d =d f = f h = h j = j l Panjang m n = m Panjang l n = a b + m n =,0465 m Panjang aa' =,5 m Panjang b b = c c = d d = e e = f f = g g = h h = i i = j j = k k = l l = m m = n n Panjang bb = 0,566 m Panjang cc =,053 m Panjang dd =,575 m Panjang ee =,097 m Panjang ff =,69 m Panjang gg = 3,4 m BAB 3 Perencanaan Atap

140 Tugas akhir 9 Panjang hh = 3,663 m Panjang ii = 4,85 m Panjang jj = 4,707 m Panjang kk = 5,93 m Panjang ll = 5,7468 m Panjang mm = 6,643 m Panjang nn = 6,855 m ll' nn" a. Luas plafond ll n n = l' n' n' n" ln' 5,7468 6,855 =,0465,5, 0465 = 7,980 m jj' ll' b. Luas plafond jj l l = j' l' l' l" jj' 4,707 5,7468 =,0833,5, 0833 = 6,0976 m hh' jj' c. Luas plafond hh j j = h' j' j' j" h' j' 3,663 4,707 =,0833,5, 0833 = 3,97 m ff ' hh' d. Luas plafond ff h h = f ' h' h' h" f ' h,69 3,663 =,0833,5, 0833 =,753 m dd' ff ' e. Luas plafond dd f f = d' f ' f ' f " d' f ' BAB 3 Perencanaan Atap

141 Tugas akhir 0 =,575,69,0833,5, 0833 = 9,5773 m f. Luas plafond bb d d = bb' dd' b' d' d' d" b' d' = 0,566,575,0833,5, 0833 = 7,3975 m g. Luas plafond aa b b = bb ' ab' b' b" ab' = 0,566,0465',5, 0465 =,8784 m Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama Data-data pembebanan : Berat gording =,3 kg/m Jarak antar kuda-kuda utama = 5 m Berat penutup atap = 50 kg/m Berat profil = 8,4 kg/m Berat Penggantung da n Plafon = 8 kg/m Beban Hujan = (40-0,8 γ) = 4,4 kg/m Pembebanan kuda-kuda utama akibat beban mati dapat dilihat pada Gambar 3.8. BAB 3 Perencanaan Atap

142 Tugas akhir Gambar 3.8. Pembebanan Kuda-kuda Utama akibat Beban Mati a. Beban Mati Beban P = P3 Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording mm =,3 8,7643 = 07,8009 kg Beban atap = Luas Atap ll n n Berat atap =,95 50 = 055,975 kg Beban plafon = Luas Plafon ll n n berat plafon =,95 8 = 380,5 kg Beban kuda-kuda = ½ Btg ( + 3) berat profil kuda kuda = ½ (,5464 +,454) 8,4 = 65,45 kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 65,45 = 9,633 kg Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 65,45 = 6,545 kg Beban P = P Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording kk =,3 7,793 = 95,0704 kg Beban atap = Luas Atap jj l l Berat atap BAB 3 Perencanaan Atap

143 Tugas akhir = 8, = 948,8 kg Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (,454+.,454+0,7406+,094) 8,4 = 09,9 kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 09,9 = 9,065 kg Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 09,9 = 0,99 kg Beban P3 = P Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording ii =,3 6,685 = 8,80 kg Beban atap = Luas hh j j Berat atap = 6, = 80,34 kg Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (,454+,454+,48+,793) 8,4 = 08,36 kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 08,36 = 3,508 kg Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 08,36 = 0,836 kg Beban P4 = P0 Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording gg =,3 5,64 = 69,3868 kg Beban atap = Luas ff h h Berat atap = 3, = 69,3 kg Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (,454+,454+,7+,6670) 8,4 =,4637 kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30,4637 commit to = user 36,739 kg BAB 3 Perencanaan Atap

144 Tugas akhir 3 Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0,4637 =,464 kg Beban P5 = P9 Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording ee =,3 4,597 = 56,5456 kg Beban atap = Luas Atap dd f f Berat atap =,84 50 = 564, kg Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (,454+,454+,963+3,84) 8,4 = 38,637 kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 38,637 = 4,449 kg Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 38,637 = 3,864 kg Beban P6 = P8 Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording cc =,3 3,553 = 43,7044 kg Beban atap = Luas Atap bb d d Berat atap = 8, = 435,73 kg Beban kuda-kuda = ½ Btg (7+8+33) berat profil kuda kuda = ½ (,454+,454+3,708) 8,4 = 07,64 kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 07,64 = 3,9 kg Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 07,64 = 0,764 kg Beban P7 Beban atap = Luas Atap aa b b Berat atap = 3, = 69,54 kg Beban kuda-kuda = ½ Btg( ) berat profil kuda kuda BAB 3 Perencanaan Atap

145 Tugas akhir 4 = ½ (,454+,454+5, ,467) 8,4 = 59,75 kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 59,75 = 77,787 kg Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 59,75 = 5,973 kg Beban reaksi = ( reaksi jurai)+reaksi setengah kuda-kuda = ( 03,60) + 8,7 = 589,9 kg Beban P4 = P4 Beban plafon = Luas Atap jj l l Berat plafon = 6, = 89,7568 kg Beban kuda-kuda = ½ Btg (++5) berat profil kuda kuda = ½ (,564+,564+0,7406) 8,4 = 63,675 kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 63,675= 8,950 kg Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 63,675 = 6,368 kg Beban P5 = P3 Beban plafon = Luas Atap hh j j Berat plafon = 3,97 8 = 50,6896 kg Beban kuda-kuda = ½ Btg (+3+6+7) berat profil kuda kuda = ½ (,564+,564+,094+,48) 8,4 = 98,566 kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 98,566 = 9,5698 kg Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 98,566 = 9,8566kg BAB 3 Perencanaan Atap

146 Tugas akhir 5 Beban P6 = P Beban plafon = Luas Atap ff h h Berat plafon =,753 8 =,544 kg Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (,564+,564+,793+,7) 8,4 = 66,544 kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 66,544= 9,9633 kg Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 66,544 = 6,6544 kg Beban P7 = P Beban plafon = Luas Atap dd f f Berat plafon = 9, = 7,394 kg Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (,564+,564+,6670+,963) 8,4 = 4, kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 4,= 37,663 kg Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 4, =,4 kg Beban P8 = P0 Beban plafon = Luas Atap bb d d Berat plafon = 7, = 33,55 kg Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (,564+,0833+3,84+3,708) 8,4 = 06,77 kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 39,06= 4,783 kg Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 39,06 commit to = user 3,906kg BAB 3 Perencanaan Atap

147 Tugas akhir 6 Beban P9 Beban plafon = Luas Atap aa b b Berat plafon =, = 5,8 kg Beban kuda-kuda = ½ Btg (6+7+35) berat profil kuda kuda = ½ (,0833+,0833+5) 8,4 = 4,585 kg Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 4,585= 34,3747 kg Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 4,585 =,4583 kg Beban reaksi = ( reaksi jurai)+reaksi setengah kuda-kuda = ( 9057,09) ,56 =5688,74 kg Rekapitulasi beban mati kuda-kuda utama tersaji dalam Tabel 3.3. Tabel 3.3. Rekapitulasi Beban Mati Kuda-kuda Utama Beban Beban Beban Beban Beban Beban Plat Beban Jumlah Input Kuda - Atap gording Bracing Penyambung Plafon Beban SAP kuda (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) P=P3 055,975 07,8 57,635 5,7633 7, ,5 64,6 65 P=P 948,8 95, ,755 9,6755 7,53-78,7 79 P3=P 80,34 8,8 08,36 0,836 3, ,7 055 P4=P0 69,3 69,3868,4638,464 36, , P5=P9 564, 56, ,638 3,864 4,449-89, P6=P8 435,73 43, ,64 0,764 3,9-630, P7 69,54-59,75 5,973 77,787 -,445 3 P4=P ,675 6,368 8,950 89, , P5=P ,566 commit 9,8566 to user 9, , , BAB 3 Perencanaan Atap

148 Tugas akhir 7 P6=P - - 0,75, ,3748,54 365, P7=P - - 4,763,476 37,89 7,39 346, P8=P ,77 0,677 6,03 33,55 4, P ,585, ,3747 5,8 5889, b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P, P, P3, P4,P5, P6, P7, P8, P9, P0, P, P, P3 = 00 kg c. Beban Angin Pembebanan kuda-kuda utama akibat beban angin dapat dilihat pada Gambar 3.9. Gambar 3.9. Pembebanan Kuda-kuda Utama akibat Beban Angin Beban Angin kondisi normal min 5 kg/m Koefisien Angin Tekan = 0,0 γ-0,4 =(0,0 x 3 ).-0,4 = 0,4. W = luas Atap ll n n koef. angin tekan beban angin =,95 0,4 5 = 6,77 kg. W = luas Atap jj l l koef. angin tekan beban angin = 8,9636 0,4 5 = 3,786 kg BAB 3 Perencanaan Atap

149 Tugas akhir 8 3. W3 = luas Atap hh j j koef. angin tekan beban angin = 6,4068 0,4 5 = 98,4408 kg 4. W4 = luas Atap ff h h koef. angin tekan beban angin = 3,8446 0,4 5 = 83,0676 kg 5. W5 = luas Atap dd f f koef. angin tekan beban angin =,84 0,4 5 = 67,6944 kg 6. W6 = luas Atap bb d d koef. angin tekan beban angin = 8,746 0,4 5 = 5,876 kg 7. W7 = luas Atap aa b b koef. angin tekan beban angin = 3,3908 0,4 5 = 0,3448 kg Koefisien angin hisap = - 0,40. W4 = luas Atap ll n n koef. angin tekan beban angin =,95-0,4 5 = -,95 kg. W3 = luas Atap jj l l x koef. angin tekan x beban angin = 8,9636-0,4 5 = -89,636 kg 3. W = luas Atap hh j j x koef. angin tekan x beban angin = 6,4068-0,4 5 = -64,068 kg 4. W = luas Atap ff h h x koef. angin tekan x beban angin = 3,8446-0,4 5 = -38,446 kg 5. W0 = luas Atap dd f f x koef. angin tekan x beban angin =,84-0,4 5 = -,84 kg 6. W9 = luas Atap bb d d x koef. angin tekan x beban angin = 8,746-0,4 5 = -87,46 kg 7. W8 = luas Atap aa b bx koef. angin tekan x beban angin = 3,3908-0,4 5 = -33,908 kg Perhitungan beban angin kuda-kuda utama tersaji dalam Tabel 3.4. BAB 3 Perencanaan Atap

150 Tugas akhir 9 Tabel 3.4. Perhitungan Beban Angin Kuda-kuda Utama Beban Wx (Untuk Input Wy (Untuk Input Beban (kg) Angin W.Cos (kg) SAP000) W.Sin (kg) SAP000) W 6,77 07, , W 3,786 96, ,95 6 W 3 98, , , W 4 83, , ,09 45 W 5 67, , , W 6 5,876 44, ,708 8 W 7 0,3448 7, ,78 W 8-33,908-8, , W 9-87,46-95, , W 0 -,84-7, , W -64,068-39, , W 3-89,636-60, ,498-0 W 4 -,95-79, ,963 - Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda utama seperti pada Tabel 3.5. Tabel 3.5. Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-kuda Utama Kombinasi Kombinasi Batang Batang Tarik (+) Tekan(-) Tarik (+) kg Tekan(-) kg kg kg 40, ,86 860, , , , , , , , , ,40 - BAB 3 Perencanaan Atap

151 Tugas akhir , , , , , , , ,59 9, ,84-468, , , , , , , , , , , , , , ,73 4-6, , ,33-955, , , , , Perencanaan Profil Kuda- kuda a. Perhitungan Profil Batang Tarik P maks. = 9,7 kg L =,564 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Kondisi leleh P maks. =.f y.ag Ag P maks..f y 9,7 0, ,6 cm BAB 3 Perencanaan Atap

152 Tugas akhir 3 Kondisi fraktur U x L L = 4 x 3d U = 4 x 3.,54 = 30,48 P maks. = 3,0 30,48.f u.ae 0,90 P maks. =.f u.an.u An Pmaks..f. U u 9,7 0, ,90 9,7 cm i min L 40 5, ,90 cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat Ag = 36, cm i =,93 cm Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag = 0,6/ = 5,3 cm Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut = /.,54 =,7 mm Diameter lubang =,7 + = 4,7 mm =,47 cm Ag = An + n.d.t = (9,7/) +.,47. = 7,53 cm Ag yang menentukan = 7,53 cm Digunakan maka, luas profil 36, > 7,53 ( aman ) inersia,93 > 0,90 ( aman ) b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 5678,86 kg BAB 3 Perencanaan Atap

153 Tugas akhir 3 L =,564 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat nilai nilai : Ag =. 36, = 7,4 cm r b t =,93 cm = 9,3 mm = 00 mm = 0 mm Periksa kelangsingan penampang : b 00 t f y kl r = f y λc E = 5,90 (56,4) 9,3 40 3,4 x,x 0 5 = 0,79 Karena 0,5 < c <, maka :,43,6 0,67. c,6,43 0,67.0,79,34 P n = Ag.f cr = Ag f y 40 = 740 = 9676,4 N = 967,64 kg,34 P max P n 5678,86 0,85x967,64 0,3 <... ( aman ) BAB 3 Perencanaan Atap

154 Tugas akhir Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur Diameter baut ( ) =,7 mm =,7 cm Diamater lubang =,47 cm Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65.,7 = 0,794 cm Menggunakan tebal plat 0,80 cm. Tegangan tumpu penyambung Rn = (,4xf u xdt) = 0,75(,4x 3700x,7x0,8) = 6766,56 kg/baut. Tegangan geser penyambung Rn = b nx0, 5xf u xa b = x 0,5x850 x(0,5x3,4x(,7) ) = 0445,544 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf b u xa b = 0,75x850x (0,5x 3,4x(,7) ) = 7834,58 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg Perhitungan jumlah baut-mur : n P P maks. tumpu 5678, ,56 Digunakan : 5 buah baut 3,79 ~ 4 buah baut Perhitungan jarak antar baut (SNI Pasal 3.4) :.,5d S 3d BAB 3 Perencanaan Atap

155 Tugas akhir 34 Diambil, S =,5 d b =,5.,7 = 3,75 cm = 3 cm.,5 d S 7d Diambil, S =,5 d b =,5.,7 =,905 cm = cm b. Batang tarik Digunakan alat sambung baut-mur Diameter baut ( ) =,7 mm =,7 cm Diamater lubang =,47 cm Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65.,7 = 0,794 cm Menggunakan tebal plat 0,80 cm. Tegangan tumpu penyambung Rn = (,4xf u xdt) = 0,75(,4x 3700x,7x0,8) = 6766,56 kg/baut. Tegangan geser penyambung Rn = b nx0, 5xf u xa b = x 0,5x850 x(0,5x3,4x(,7) ) = 0445,544 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf b u xa b = 0,75x850x (0,5x 3,4x(,7) ) = 7834,58 kg/baut BAB 3 Perencanaan Atap

156 Tugas akhir 35 P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg Perhitungan jumlah baut-mur : n P P maks. tumpu 9,7 6766,56 Digunakan : 4 buah baut 3,39 ~ 4 buah baut Perhitungan jarak antar baut (SNI Pasal 3.4) :.,5d S 3d Diambil, S =,5 d b =,5.,7.,5 d S 7d = 3,75 cm = 3 cm Diambil, S =,5 d =,5.,7 =,905 cm = cm Rekapitulasi perencanaan profil kuda-kuda tersaji dalam Tabel 3.6. Tabel 3.6. Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , ,7 BAB 3 Perencanaan Atap

157 Tugas akhir , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,7 BAB 3 Perencanaan Atap

158 Tugas akhir , , , , , ,7 BAB 3 Perencanaan Atap

159 Tugas Akhir BAB 4 PERENCANAAN TANGGA 4.. Uraian Umum Tangga merupakan bagian dari struktur bangunan bertingkat yang penting sebagai penunjang antara struktur bangunan lantai dasar dengan struktur bangunan tingkat atasnya. Penempatan tangga pada struktur suatu bangunan berhubungan dengan fungsi bangunan bertingkat yang akan dioperasionalkan. Pada bangunan umum, penempatan tangga harus mudah diketahui dan strategis untuk menjangkau ruang satu dengan yang lainya, penempatan tangga harus disesuaikan dengan fungsi bangunan untuk mendukung kelancaran hubungan yang serasi antara pemakai bangunan tersebut. 4.. Data Perencanaan Tangga Gambar rencana tangga dapat dilihat pada Gambar 4. dan 4.. Gambar 4.. Tampak Atas BAB 4 Perencaaan Tangga 38

160 Tugas Akhir 39 Gambar 4.. Detail Tangga Data data tangga : Tinggi tangga = 500 cm Lebar tangga = 70 cm Lebar datar = 500 cm Tebal plat tangga = 7 cm Tebal plat bordes tangga = 0 cm Dimensi bordes = cm Lebar antrade = 30 cm Tinggi optrade = 9, cm Jumlah antrede = 390 / 30 = 3 buah Jumlah optrade = 3 buah = Arc.tg ( 50/390 ) = 3,66 0 = 33 0 <35 0 OK BAB 4 Perencanaan Tangga

161 Tugas Akhir Perhitungan Tebal Plat Equivalen dan Pembebanan Perhitungan Tebal Plat Equivalen Gambar rencana tebal equivalen tangga dapat dilihat pada Gambar 4.3. y 30 C t D B A 9, T eq Ht = 7 cm Gambar 4.3. Tebal Equivalen BD BC = AB AC BD = = AB BC AC 9, 9, = 6,7 cm Teq = /3 BD = /3 6,7 = 0,78 cm Jadi total equivalent plat tangga Y = Teq + ht = 0, = 7,78 cm = 0,778 m BAB 4 Perencanaan Tangga

162 Tugas Akhir Perhitungan Beban. Pembebanan Tangga ( SNI ) a. Akibat beban mati (qd) Berat tegel keramik ( cm) = 0,0,7 400 = 40,8 kg/m Berat spesi ( cm) = 0,0,7 00 = 7,4 kg/m Berat plat tangga = 0,778,7 400 = 33,43 kg/m qd = 45,63 kg/m + b. Akibat beban hidup (ql) ql =,7 300 kg/m = 570 kg/m c. Beban ultimate (qu) qu =,. qd +.6. ql = (, 45,63 ) + (,6 570 ) = 406,76 kg/m. Pembebanan pada Bordes ( SNI ) a. Akibat beban mati (qd) Berat tegel keramik ( cm) = 0,0 3,5 400 = 84 kg/m Berat spesi ( cm) = 0,0 3,5 00 = 47 kg/m Berat plat bordes = 0,7 3,5 400 = 48 kg/m qd = 659 kg/m + b. Akibat beban hidup (ql) ql = 3,5 300 kg/ m = 050 kg/m c. Beban ultimate (qu) qu =,. qd +.6. ql BAB 4 Perencanaan Tangga

163 Tugas Akhir 4 = (, 659 ) + (,6 050 ) = 3670,8 kg/m Perhitungan analisa struktur tangga menggunakan Program SAP 000 tumpuan di asumsikan jepit, jepit, jepit, seperti pada Gambar 4.4 dibawah ini. 3 Gambar 4.4. Rencana Tumpuan Tangga 4.4. Perhitungan Tulangan Tangga dan Bordes 4.4. Perhitungan Tulangan Tumpuan Dicoba menggunakan tulangan h = 00 mm ( tebal bordes ) d = p + / tul = = 8 mm d = h d = 00 8 = 7 mm 6 mm BAB 4 Perencanaan Tangga

164 Tugas Akhir 43 Dari perhitungan SAP 000 diperoleh momen terbesar pada batang nomor : M u = 574,0 kgm = 5, Nmm Mn = Mu 5,74.0 0,8 7 6, Nmm fy 40 m =, 9 0,85. fc 0,85 5 b = 0,85. fc. fy fy 0,85.5 =. 40 = 0,0537 max = 0,75. b = 0,04075 min = 0, Mn Rn = b.d 6, ,86 N/mm ada = m.m.rn fy =.,9 = 0,0055,9,86 40 ada < max > min di pakai ada = 0,0055 As = ada. b. d = 0, = 608, mm Dipakai tulangan 6 mm = ¼.. 6 = 00,96 mm BAB 4 Perencanaan Tangga

165 Tugas Akhir , Jumlah tulangan = 00,96 8,003 9 buah 700 Jarak tulangan = = 88,89 = 90 mm 9 Jarak maksimum tulangan = h = x 00= 400 mm As yang timbul = 9. ¼.π. d Dipakai tulangan = 9 0,5 3,4 (6) 6 mm 00 mm = 808,64 mm > As.. OK 4.4. Perhitungan Tulangan Lapangan Dari perhitungan SAP 000 diperoleh momen terbesar pada batang nomor : M u Mn = = 593,77 kgm =, Nmm, ,4.0 7 Nmm 0,8 fy 40 m =, 9 0,85. fc 0,85 5 b = 0,85.fc. fy fy = 0, = 0,0537 max = 0,75. b = 0,04075 min = 0,005 Mn Rn = b.d 3, ,645 N/mm ada = m.m.rn fy BAB 4 Perencanaan Tangga

166 Tugas Akhir 45 =.,9 = 0,0073.,9.0, ada max > min di pakai ada = 0,0073 As = ada. b. d = 0, = 804, mm Dipakai tulangan 6 mm = ¼.. 6 = 00,96 mm Jumlah tulangan dalam m = 804, = 4,00 5 tulangan 00, Jarak tulangan = = 340 mm 5 Jarak maksimum tulangan = h = 00 = 400 As yang timbul = 5. ¼.. d Dipakai tulangan = 004,8 mm > As... OK 6 mm 350 mm 4.5. Perencanaan Balok Bordes Gambar perencanaan balok bordes dapa dlihat pada Gambar 4.5. qu balok ,5 m Gambar 4.5. Rencana Balok Bordes BAB 4 Perencanaan Tangga

167 Tugas Akhir 46 Data perencanaan balok bordes: h = 300 mm b = 00 mm tul = 6 mm sk = 8 mm d = p - sk ½ tul = = 56 mm d = h d` = = 44 mm Pembebanan Balok Bordes. Beban mati (qd) Berat sendiri = 0,0 0,3 400 = 44 kg/m Berat dinding = 0,5,5 700 = 637,5 kg/m Berat plat bordes = 0,7 400 x. Beban Hidup (ql) =300 kg/m 3. Beban Ultimate (qu) qu = (,.qd)+(,6.ql) 4. Beban reaksi bordes qu = reaksi bordes lebar bordes qd = 89,5 kg/m = (,. 89,5)+(,6. 300) = 907,4 kg/m = 408 kg/m = 7887,93 3,5 = 53,69 kg/m BAB 4 Perencanaan Tangga

168 Tugas Akhir 47 qu total = 53, ,4 = 46,09 kg/m 4.5. Perhitungan Tulangan lentur M u = 4633,94 kgm = 4, Nmm Mu Mn = 4, ,8 fy 40 m =, 9 0,85. fc 0, = 5, Nmm b = 0,85. fc. fy fy = 0, = 0,0537 max = 0,75. b = 0,04075, 4 min = fy = 0, Mn 5,79.0 Rn = 4, 86 b. d 00 (44) N/mm ada = m.m.rn fy =,9,9 4,86 40 = 0,03 ada > min ada < max As = ada. b. d = 0, =,4 commit to user BAB 4 Perencanaan Tangga

169 Tugas Akhir 48 Dipakai tulangan As = ¼.. (6) = 00,96 mm Jumlah tulangan = 6 mm As yang timbul = 6. ¼.π. d Dipakai tulangan 6,4 = 5,58 6 buah 00,96 = 6 ¼ 3,4 (6) = 05,76 mm > As (60 mm ).. OK. 6 mm Perhitungan Tulangan Geser Vu = 78,9 kg = 789, N Vc = / 6. b.d. f' c = / = 40666,67 N Vc = 0,6. Vc = 0, ,67 N = 4400,00 3 Vc = 3. Vc = ,00 = 7300,006 Vc < Vu < 3 Vc Jadi diperlukan tulangan geser Vs = Vu - Vc Vs perlu = = 789, 4400,00 = 4849,09 N 4849,09 = 6053,87 N 0,8 Av =. ¼ (6) =. ¼. 3,4. 64 = 40,9 commit to user BAB 4 Perencanaan Tangga

170 Tugas Akhir 49 S ada = Av fy Vs perlu d 40,9 40 = 6053,87 44 = 388,88 mm d 44 S max = mm 30 mm Jadi dipakai sengkang 8 30 mm 4.6. Perhitungan Pondasi Tangga Gambar rencana pondasi tangga dapat dilihat pada Gambar 4.6. Gambar 4.6. Pondasi Tangga Direncanakan pondasi telapak dengan kedalaman m dan dimensi,7 x,7 m Tebal footplate = 50 mm Ukuran alas = 700 x 700 mm tanah =,7 t/m 3 = 700 kg/m 3 tanah =,75 kg/cm = 7500 kg/m d = 50 (50+8+8)= 84 mm Dari perhitungan SAP 000 diperoleh gaya geser terbesar pada batang nomor : Pu = 466,08 kg Mu = 574,0 kgm BAB 4 Perencanaan Tangga

171 Tugas Akhir Perencanaan kapasitas dukung pondasi Pembebanan pondasi Berat telapak pondasi =,7 x,7 x 0,5 x 400 = 734 kg Berat tanah kiri = 0,55 x 0,7 x,7 x 700 =,65 kg Berat tanah kanan = 0,85 x 0,7 x,7 x 700 = 79,55 kg Berat kolom = 0,3 x 0,7 x,7 x 400 = 856,8 kg Pu = 466,08 kg P = 7889,08 kg + e = M P 574, ,08 = 0,89 kg < /6.B = 0,89 kg < /6.,5 = 0,89 kg < ok yang terjadi = tanah = A 7889,08,7.,7 Mu.b.L 6 574,0 / 6.,7.,7 = 609,9 kg/m < 7500 kg/m = 609,9 kg/m = σ yang terjadi < ijin tanah...ok! Perhitungan Tulangan Lentur Mn = ½. qu. l = ½. 609,9. (0,85) = 58,94 kg/m Mn = 5, Nmm m fy 30 = 0,85. f ' c 0,85.5 5, 059 BAB 4 Perencanaan Tangga

172 Tugas Akhir 5 0,85. f' c b = fy fy = 0,85.5.0, = 0,0368 Mn Rn = b.d =,009 max = 0,75. b 5, = 0,75. 0,0368 = 0,076, 4 min = fy, ,0044 perlu = m m. Rn fy =. 5,059.5,059., = 0,003 perlu < max < min dipakai min = 0,0044 As perlu = min. b. d = 0, = 5, mm digunakan tul D = ¼.. d = ¼. 3,4. () = 3,04 mm 5, Jumlah tulangan (n) = =,07 ~ buah 3,04 BAB 4 Perencanaan Tangga

173 Tugas Akhir 5 Jarak tulangan = 000 = 83~85 mm As yang timbul = x 3,04 Sehingga dipakai tulangan = 360,8 > As..Ok! 85 mm Perhitungan Tulangan Geser Vu = x A efektif = 609,9 (0,7 x,7) = 948,5 N Vc = / 6. f' c. b. d = / = 60666,667 N Vc = 0,6. Vc = 0, ,667 = 56400,000 N 3 Vc = 3. Vc = = 46900,0006 N Vu < Vc < 3 Ø Vc tidak perlu tulangan geser Dipakai tulangan geser minimum 8 00 mm BAB 4 Perencanaan Tangga

174 Tugas Akhir BAB 5 PLAT LANTAI 5.. Perencanaan Plat Lantai Gambar rencana plat lantai seperti terlhat pada gambar 5.. Gambar 5.. Denah Plat lantai 5.. Perhitungan Pembebanan Plat Lantai a. Beban Hidup ( ql ) Berdasarkan PPIUG untuk gedung 983 yaitu : Beban hidup fungsi gedung untuk mall tiap m = 50 kg/m BAB 5 Perencanaan Plat Lantai 53

175 Tugas Akhir 54 b. Beban Mati ( qd ) tiap m Berat plat sendiri = 0, x 400 x = 88 kg/m Berat keramik ( cm ) = 0.0 x 400 x = 4 kg/m` Berat Spesi ( cm ) = 0,0 x 00 x = 4 kg/m Berat plafond + instalasi listrik = 5 kg/m Berat Pasir ( cm ) = 0,0 x 600 x = 3 kg/m qd = 4 kg/m c. Beban Ultimate ( qu ) Untuk tinjauan lebar m pelat maka : qu =, qd +,6 ql =,.4 +,6. 50 = 893, kg/m 5.3. Perhitungan Momen a. Tipe plat A Tipe plat A seperti terlihat pada Gambar 5.. Gambar 5.. Plat tipe A Ly Lx 5,5,00 Mlx = 0,00.qu. Lx. x = 0, ,. (,5).88 = 49,6 kgm Mly = 0,00.qu. Lx. x = 0, ,. (,5).49 = 73,54 kgm Mtx= - 0,00.qu.Lx.x = -0, ,. (,5).8 = -658,73 kgm Mty= - 0,00.qu.Lx.x = - 0,00. commit 893,. to (,5) user.79 = - 44,0 kgm BAB 5 Perencanaan Plat Lantai

176 Tugas Akhir 55 b. Tipe plat B Tipe plat B seperti terlihat pada Gambar 5.3. Gambar 5.3. Plat tipe B Ly Lx 5,5,00 Mlx = 0,00.qu. Lx. x = ,. (,5).85 Mly = 0,00.qu. Lx. x = ,. (,5).50 Mtx= - 0,00.qu. Lx. x = ,. (,5).4 Mty= - 0,00.qu. Lx. x = ,. (,5).78 = 474,5 kgm = 79,3 kgm = -636,4kgm = -435,44kgm c. Tipe pelat C Tipe plat C seperti terlihat pada Gambar 5.4. Gambar 5.4. Plat tipe C BAB 5 Perencanaan Plat Lantai

177 Tugas Akhir 56 Ly Lx 5,5,00 Mlx = 0,00.qu. Lx. x = ,.(,5). 6 = 346, kgm Mly = 0,00.qu. Lx. x = ,. (,5). 35 = 95,38kgm Mtx= - 0,00.qu. Lx. x = ,. (,5). 83 Mty= - 0,00.qu. Lx. x = ,. (,5). 57 = - 463,34kgm = - 38,0kgm d. Tipe pelat D Tipe plat D seperti terlihat pada Gambar 5.5. Ly Lx 5,5,00 Gambar 5.5. Plat tipe D Mlx = 0,00.qu. Lx. x = ,.(,5). 85 = 474,5 kgm Mly = 0,00.qu. Lx. x = ,. (,5). 50 = 79,3kgm Mtx= - 0,00.qu. Lx. x = ,. (,5). 4 = - 636,4kgm Mty= - 0,00.qu. Lx. x = ,. (,5). 78 = - 435,44kgm 5.4. Penulangan Plat Lantai Perhitungan plat lantai seperti tersaji dalam Tabel 5.. BAB 5 Perencanaan Plat Lantai

178 Tugas Akhir 57 Tabel 5.. Perhitungan Plat Lantai Tipe Plat Ly/Lx (m) Mlx Mly Mtx (kgm) (kgm) (kgm) Mty (kgm) A 5/,5= 49,6 73,54-658, B 5/,5= 474,5 79,3-636,4-435,44 C 5/,5= 346, 95,38-463,34-38,0 D 5/,5= 474,5 79,3-636,4-435,44 Dari perhitungan momen diambil momen terbesar yaitu: Mlx = 49,6 kgm Mly = 73,54 kgm Mtx = - 658,73 kgm Mty = - 44,0 kgm Data : Tebal plat ( h ) = cm = 0 mm Tebal penutup ( d ) = 0 mm Diameter tulangan ( ) = 0 mm b = 000 fy = 40 Mpa f c = 30 Mpa Tinggi Efektif ( d ) = h - d = 0 0 = 00 mm Rencana tinggi efektif dapat dilihat pada Gambar 5.6. h dy dx d' Gambar 5.6. Perencanaan Tinggi Efektif BAB 5 Perencanaan Plat Lantai

179 Tugas Akhir 58 dx = h d - ½ Ø = = 95 mm dy = h d Ø - ½ Ø = ½. 0 = 85 mm untuk plat digunakan b = 0,85. fc. fy fy = 0, , = 0,065 max = 0,75. b = 0,0488 min = 0,005 ( untuk plat ) 5.5. Penulangan lapangan arah x Mu = 49,6 kgm = 4, Nmm Mn = Mu 4,96.0 = 0,8 6 6, Nmm Mn Rn = b.d 6, ,68 N/mm fy 40 m =, 9 0,85. f ' c 0,85.5 perlu =. m m.rn fy =.,9 = 0,008.,9.0,68 40 BAB 5 Perencanaan Plat Lantai

180 Tugas Akhir 59 As < max > min, di pakai perlu = 0,008 = min. b. d = 0, = 73,6 mm Digunakan tulangan 0 = ¼.. (0) = 78,5 mm 73,6 Jumlah tulangan = 3, 46 ~ 4 buah. 78,5 Jarak tulangan dalam m 000 = 50 4 mm Jarak maksimum = 4 x h = 4 x 0 = 480 mm As yang timbul = 4. ¼..(0) = 34 > 73,6 (As) ok! Dipakai tulangan 0 40 mm 5.6. Penulangan lapangan arah y Mu = 73,54 kgm =, Nmm Mn = Mu, = 0,8 6 3, Nmm Mn Rn = b.d 3, ,378 N/mm fy 40 m =, 9 0,85. f ' c 0,85.5 perlu =. m m.rn fy =.,9 = 0,0058.,9.0, < max < min, di pakai perlu = 0,005 BAB 5 Perencanaan Plat Lantai

181 Tugas Akhir 60 As = min. b. d = 0, = 37,5 mm Digunakan tulangan 0 = ¼.. (0) = 78,5 mm 37,5 Jumlah tulangan = 3, 0 ~ 4 buah. 78,5 Jarak tulangan dalam m 000 = 50 4 mm Jarak maksimum = 4 x h = 4 x 0 = 480 mm As yang timbul = 4. ¼..(0) = 34 > 37,5 (As) ok! Dipakai tulangan 0 40 mm 5.7. Penulangan tumpuan arah x Mu = 658,73 kgm = 6, Nmm Mn = Mu = 6 6, ,8 8, Nmm Mn Rn = b.d 8, ,3 N/mm fy 40 m =, 9 0,85. f ' c 0,85.5 perlu =. m m.rn fy =.,9.,9.,3 40 = 0,0048 < max > min, di pakai perlu = 0,0048 As = perlu. b. d = 0, BAB 5 Perencanaan Plat Lantai

182 Tugas Akhir 6 = 4,45 mm Digunakan tulangan 0 = ¼.. (0) = 78,5 mm 4,45 Jumlah tulangan = 78,5 5, ~ 6 buah. Jarak tulangan dalam m 000 = 6 66, 66 mm ~ 70 buah. Jarak maksimum = 6 x h = 6 x 0 = 70 mm As yang timbul = 6. ¼..(0) = 47 > 4,45 (As).ok! Dipakai tulangan 0 70 mm 5.8. Penulangan tumpuan arah y Mu = 44,0 kgm = 4, Nmm Mn = Mu = 6 4,40.0 0,8 5,5.0 6 Nmm Mn Rn = b.d 5, ,76 N/mm fy 40 m =, 9 0,85. f ' c 0,85.5 perlu =. m m.rn fy =.,9.,9.0,76 40 = 0,003 < max > min, di pakai perlu = 0,003 As = perlu. b. d = 0, = 74,58 mm Digunakan tulangan 0 = ¼.. (0) = 78,5 mm BAB 5 Perencanaan Plat Lantai

183 Tugas Akhir 6 74,8 Jumlah tulangan = 3, 9 78,5 ~ 4 buah. Jarak tulangan dalam m 000 = 50 4 mm Jarak maksimum = 4x h = 4 x 0 = 480 mm As yang timbul = 4. ¼..(0) = 34 > 74,58 (As).ok! Dipakai tulangan 0 40 mm 5.9. Rekapitulasi Tulangan Dari perhitungan diatas diperoleh : Tulangan lapangan arah x Tulangan lapangan arah y Tulangan tumpuan arah x Tulangan tumpuan arah y 0 40 mm 0 40 mm 0 70 mm 0 40 mm Rekapitulasi penulangan plat lantai seperti tersaji dalam Tabel 5.. TIPE PLAT Tabel 5.. Penulangan Plat Lantai Berdasarkan perhitungan Penerapan di lapangan Tulangan Lapangan Tulangan Tumpuan Tulangan Lapangan Tulangan Tumpuan Arah x Arah y Arah x Arah y Arah x Arah y Arah x (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) Arah y (mm) A B C D BAB 5 Perencanaan Plat Lantai

184 Tugas Akhir BAB 6 BALOK ANAK 6.. Perencanaan Balok Anak Area pembebanan balok anak terlihat dalam Gambar 6.. Gambar 6.. Area Pembebanan Balok Anak Keterangan: Balok anak : As A-A Balok anak : As B-B Balok anak : As C-C Balok anak : As D-D Balok anak : As E-E BAB 6 Perencanaan Balok Anak 63

185 Tugas Akhir Perhitungan Lebar Equivalen Untuk mengubah beban segitiga dan beban trapesium dari plat menjadi beban merata pada bagian balok, maka beban plat harus diubah menjadi beban equivalent yang besarnya dapat ditentukan sebagai berikut : a Lebar Equivalen Tipe I Leq ½ Lx Leq = /6 Lx 3 4. Lx.Ly Ly b Lebar Equivalen Tipe II Leq ½Lx Leq = /3 Lx Ly 6... Lebar Equivalen Balok Anak Lebar equivalen plat tersaji dalam Tabel 6.. Tabel 6.. Hitungan Lebar Equivalen Ukuran Plat Lx Ly Leq Leq No. (m ) (m) (m) (segitiga) (trapesium).,5 x 5,5 5 -, Pembebanan 6... Pembebanan Balok Anak As A-A' Lebar equivalen balok anak dapat dilihat pada Gambar 6.. BAB 6 Perencanaan Balok Anak

186 Tugas Akhir 65 Gambar 6.. Lebar Equivalen Balok Anak as A-A Perencanaan Dimensi Balok h = /. Ly = / = 46,67 mm ~ 450 mm b = /. h = /. 450 = 5 mm ( h dipakai = 450 mm, b = 5 mm ) a. Beban Mati (q D ) Pembebanan balok as ( ) Berat sendiri = 0,5x(0,45 0,)x400 kg/m 3 = 78, kg/m Beban plat = ( x,458) x 4 kg/m = 94,8 kg/m+ qd =0 kg/m b. Beban hidup (q L ) Beban hidup digunakan 50 kg/m ql = ( x,458) x 50 kg/m = 57,9 kg/m c. Beban berfaktor (q U ) qu =,. qd +,6. ql =,. 40 +,6. 57,9 = 3484,64 kg/m 6... Pembebanan Balok Anak As B-B' Lebar equivalen balok anak dapat dilihat pada Gambar 6.3. BAB 6 Perencanaan Balok Anak

187 Tugas Akhir 66 Gambar 6.3. Lebar Equivalen Balok Anak as B-B Perencanaan Dimensi Balok h = /. Ly = / = 46,67 mm ~ 450 mm b = /. h = /. 450 = 5 mm ( h dipakai = 450 mm, b = 5 mm ) a. Beban Mati (q D ) Pembebanan balok as ( ) Berat sendiri = 0,5x(0,45 0,)x400 kg/m 3 = 78, kg/m Beban plat = ( x,458) x 4 kg/m = 94,8 kg/m+ qd =0 kg/m b. Beban hidup (q L ) Beban hidup digunakan 50 kg/m ql = ( x,458) x 50 kg/m = 57,9 kg/m c. Beban berfaktor (q U ) qu =,. qd +,6. ql =,. 40 +,6. 57,9 = 3484,64 kg/m Pembebanan Balok Anak As C-C Lebar equivalen balok anak dapat dilihat pada Gambar 6.4. BAB 6 Perencanaan Balok Anak

188 Tugas Akhir 67 Gambar 6.4. Lebar Equivalen Balok Anak as C-C Perencanaan Dimensi Balok h = /. Ly = / = 46,67 mm ~ 450 mm b = /. h = /. 450 = 5 mm ( h dipakai = 450 mm, b = 5 mm ) a. Beban Mati (q D ) Pembebanan balok as ( ) Berat sendiri = 0,5x(0,45 0,)x400 kg/m 3 = 78, kg/m Beban plat = ( x,458) x 4 kg/m = 94,8 kg/m+ qd =0 kg/m b. Beban hidup (q L ) Beban hidup digunakan 50 kg/m ql = ( x,458) x 50 kg/m = 57,9 kg/m c. Beban berfaktor (q U ) qu =,. qd +,6. ql =,. 40 +,6. 57,9 = 3484,64 kg/m Pembebanan Balok Anak As D-D Lebar equivalen balok anak dapat commit dilihat pada to user Gambar 6.5. BAB 6 Perencanaan Balok Anak

189 Tugas Akhir 68 Gambar 6.5. Lebar Equivalen Balok Anak as D-D Perencanaan Dimensi Balok h = /. Ly = / = 46,67 mm ~ 450 mm b = /. h = /. 450 = 5 mm ( h dipakai = 450 mm, b = 5 mm ) a. Beban Mati (q D ) Pembebanan balok as ( ) Berat sendiri = 0,5x(0,45 0,)x400 kg/m 3 = 78, kg/m Beban plat = ( x,458) x 4 kg/m = 94,8 kg/m+ qd =0 kg/m b. Beban hidup (q L ) Beban hidup digunakan 50 kg/m ql = ( x,458) x 50 kg/m = 57,9 kg/m c. Beban berfaktor (q U ) qu =,. qd +,6. ql =,. 40 +,6. 57,9 = 3484,64 kg/m Pembebanan Balok Anak As E-E Lebar equivalen balok anak dapat commit dilihat pada to user Gambar 6.6. BAB 6 Perencanaan Balok Anak

190 Tugas Akhir 69 Gambar 6.6. Lebar Equivalen Balok Anak as E-E Perencanaan Dimensi Balok h = /. Ly = / = 46,67 mm ~ 450 mm b = /. h = /. 450 = 5 mm ( h dipakai = 450 mm, b = 5 mm ) a. Beban Mati (q D ) Pembebanan balok as ( ) Berat sendiri = 0,5x(0,45 0,)x400 kg/m 3 = 78, kg/m Beban plat = ( x,458) x 4 kg/m = 94,8 kg/m+ qd =0 kg/m b. Beban hidup (q L ) Beban hidup digunakan 50 kg/m ql = ( x,458) x 50 kg/m = 57,9 kg/m c. Beban berfaktor (q U ) qu =,. qd +,6. ql =,. 40 +,6. 57,9 = 3484,64 kg/m BAB 6 Perencanaan Balok Anak

191 Tugas Akhir Perhitungan Tulangan Balok Anak Perhitungan Tulangan Balok Anak As A-A a. Tulangan Lentur Balok Anak Data Perencanaan : h = 450 mm Ø t = 6 mm b = 5 mm Ø s = 8 mm p = 40 mm d = h - p - / Ø t - Ø s fy = 30 Mpa = /.6-8 f c = 5 MPa = 394. Daerah Tumpuan b = 0,85.f' c β fy fy = 0,85.5 0, max = 0,037 = 0,75. b = 0,75. 0,037 = 0,0775,4,4 min = 0, fy 30 Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Mu = 5944,67 kgm = 5, Nmm Mn = Mu = 7 5, ,8 = 7, Nmm Mn Rn = b.d m = fy 0,85.f' 7, c ,85.5,8 mm 5,06 BAB 6 Perencanaan Balok Anak

192 Tugas Akhir 7 perlu =. m m.rn fy =. 5,06 5,06,8 30 = 0,007 < max > min, di pakai = 0,007 As =. b. d = 0, = 60,55 Digunakan tulangan D 6 = ¼.. (6) = 00,96 mm 60,55 Jumlah tulangan = 3, 08 ~ 4 buah. 00,96 As ada = 4. ¼.. 6 a = As ada 0,85 = 803,84 mm > As aman! f' c fy b Mn ada= As ada fy (d a/) 803,84 30 = 53,79 0, = 803,84 30 (394 53,79/) = 94, Nmm Mn ada > Mn... aman! Kontrol Spasi : S = b - p - n tulangan - n = 4 sengkang =,66 mm < 5 mm (dipakai tulangan lapis) Karena jarak antar tulangan < 5 mm maka kita rancang dengan tulangan berlapis dengan cara mencari d yang baru. BAB 6 Perencanaan Balok Anak

193 Tugas Akhir 7 d = h - p - / D t - Ø s = ½. 6 8 = 394 mm d d = = = h - p - Ø t - / D t s - Ø s = ½ = 348 mm d n. n d n = 37 mm 4 T = As ada. fy = 803, = 578,8 Mpa C = 0,85. f c. a. b T = C As. fy = 0,85. f c. a. b As. fy a = 0,85. f ' c. b O = 578,8 0, = 53,79 ØMn = Ø. T ( d a/ ) ØMn > Mu = 0, ,8 ( 37 53,79/ ) = 7, Nmm Aman..!! 7, Nmm > 5, Nmm Jadi dipakai tulangan 4 D 6 mm. Daerah Lapangan Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Mu = 4404,05 kgm = 4, Nmm Mn = Mu = 7 4, ,8 = 5,505 commit. 0 7 to Nmm user BAB 6 Perencanaan Balok Anak

194 Tugas Akhir 73 Mn Rn = b.d m = fy 0,85.f' c 5, ,85.5,576 mm 5,06 perlu =. m m.rn fy =. 5,06 5,06, = 0,005 < max > min, di pakai = 0,005 As =. b. d = 0, = 443,5 Digunakan tulangan D 6 = ¼.. (6) = 00,96 mm 443,5 Jumlah tulangan =, ~ 3 buah. 00,96 As ada = 3. ¼.. 6 a = = 60,88 mm > As aman! As ada 0,85 f' c fy b 60,88 30 = 40,35 0, Mn ada = As ada fy (d a/) = 60,88 30 (394 40,35/) = 7,. 0 7 Nmm Mn ada > Mn... aman! Kontrol Spasi : S = = b - p - n tulangan - n sengkang = 40,5 mm > 5 mm (dipakai tulangan lapis) BAB 6 Perencanaan Balok Anak

195 Tugas Akhir 74 O Jadi dipakai tulangan 3 D 6 mm a. Tulangan Geser Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Vu = 6840,53 kg = 68405,3 N f c = 5 Mpa fy = 40 Mpa d = 394 mm Vc = /6. f' c.b.d = / = N Ø Vc = 0, = 4435 N 3 Ø Vc = = 3975N 5 Ø Vc = = 65N Vu < 3 Vc < 5Ø Vc tidak perlu tulangan geser Jarak tulangan geser yaitu sebesar ½ D = ½ x 394 = 97 ~ 90 mm Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 8 90 mm Rekapitulasi penulangan balok anak tersaji dalam Tabel 6.. BAB 6 Perencanaan Balok Anak

196 Tugas Akhir 75 Tabel 6.. Rekapitulasi Penulangan Balok Anak Tipe Tulangan Tulangan Tulangan Geser Tulangan Geser Balok Anak Lapangan Tumpuan Lapangan Tumpuan A 3 D 6 mm 4 D 6 mm Ø 8 50 mm Ø 8 90 mm B 3 D 6 mm 4 D 6 mm Ø 8 50 mm Ø 8 90 mm C 3 D 6 mm 4 D 6 mm Ø 8 50 mm Ø 8 90 mm D 3 D 6 mm 4 D 6 mm Ø 8 50 mm Ø 8 90 mm E 3 D 6 mm 4 D 6 mm Ø 8 50 mm Ø 8 90 mm BAB 6 Perencanaan Balok Anak

197 Tugas Akhir BAB 7 PORTAL 7.. Perencanaan Portal Gambar denah portal seperti terlihat pada Gambar 7. dan 7.. Gambar 7.. Gambar Denah Portal Lantai BAB 7 Portal 76

198 Tugas Akhir 77 Gambar 7.. Gambar Denah Portal Lantai Keterangan: Balok Portal : As Balok Portal : As B Balok Portal : As Balok Portal : As C Balok Portal : As 3 Balok Portal : As D Balok Portal : As 4 Balok Portal : As E Balok Portal : As 5 Balok Portal : As F Balok Portal : As 6 Balok Portal : As G Balok Portal : As 7 Balok Portal : As H Balok Portal : As A Balok Portal : As I BAB 7 Portal

199 Tugas Akhir Dasar perencanaan Secara umum data yang digunakan untuk perhitungan recana portal adalah sebagai berikut : a. Bentuk denah portal : Seperti tergambar b. Model perhitungan : SAP 000 ( 3 D ) c. Perencanaan dimensi rangka : b (mm) x h (mm) Dimensi kolom : 500mm x 500mm Dimensi sloof : 00mm x 350mm Dimensi balok Balok memanjang : 300mm x 600mm Balok melintang : 350mm x 600mm Dimensi ring balk : 50mm x 400mm d. Kedalaman pondasi :,0 m e. Mutu beton : fc = 5 Mpa f. Mutu baja tulangan : U3 (fy = 30 MPa) g. Mutu baja sengkang : U4 (fy = 40 MPa) 7.. Perencanaan pembebanan Secara umum data pembebanan portal adalah sebagai berikut: a. Plat Lantai Berat plat sendiri = 0, x 400 x = 88 kg/m Berat keramik ( cm ) = 0,0 x 400 x = 4 kg/m Berat Spesi ( cm ) = 0,0 x 00 x = 4 kg/m Berat plafond + instalasi listrik = 5 kg/m Berat Pasir ( cm ) = 0,0 x 600 x = 3 kg/m qd = 4 kg/m b. Atap Reaksi Kuda kuda Utama = 8539,0 kg ( SAP 000 ) Reaksi Tumpuan Setengah Kuda-kuda = 69,4 kg ( SAP 000 ) BAB 7 Portal

200 Tugas Akhir 79 Reaksi Tumpuan Jurai = 453,4 kg ( SAP 000 ) Reaksi Kuda Kuda Trapesium = 44,83 kg ( SAP 000 ) Perhitungan luas equivalen untuk plat lantai Luas equivalent segitiga :. lx 3 Luas equivalent trapesium :. lx lx. ly Hitungan lebar equivalen plat seperti tersaji dalam Tabel 7.. Tabel 7.. Hitungan Lebar Equivalen Ukuran Plat Lx Ly Leq Leq No. (m ) (m) (m) (segitiga) (trapesium).,5 x 5,5 5 0,83,458 Gambar daerah pembebanan terlihat pada Gambar 7.3 dan BAB 7 Portal

201 Tugas Akhir 80 Gambar 7.3. Gambar Daerah Pembebanan Lantai Gambar 7.4. Gambar commit Daerah to user Pembebanan Lantai BAB 7 Portal

202 Tugas Akhir Perhitungan Pembebanan Balok 7... Perhitungan Pembebanan Balok Lantai 7... Perhitungan Pembebanan Balok Memanjang a. Pembebanan balok Portal As Bentang B-I ) Pembebanan balok induk element B-I i. Beban Mati (qd): Berat plat lantai = 4.,458 = 470,9 kg/m Berat dinding = 0, = 75 kg/m Jumlah = 745,9 kg/m ii. Beban hidup (ql) Koefisien reduksi beban hidup untuk perencanaan portal = 0,75 ql = 50. (,458).0,75 = 4,84 kg/m iii. Beban berfaktor (qu) qu =,. qd +,0. ql = (,. 745,9) + (,0. 4,84) = 309,94 kg/m b. Pembebanan balok Portal As Bentang A I ) Pembebanan balok induk element A - B i. Beban Mati (qd): Berat plat lantai = 4.,458 = 470,9 kg/m ii. Beban hidup (ql) Koefisien reduksi beban hidup untuk perencanaan portal = 0,75 BAB 7 Portal

203 Tugas Akhir 8 ql = 50. (,458).0,75 = 4,84 kg/m iii. Beban berfaktor (qu) qu =,. qd +,0. ql = (,. 470,9) + (,0. 4,84) = 779,94 kg/m ) Pembebanan balok induk element B - I i. Beban Mati (qd) : Berat plat lantai = 4. (.,458 ) = 94,85 kg/m ii. Beban hidup (ql) Koefisien reduksi beban hidup untuk perencanaan portal = 0,75 ql = 50. (.,458 ). 0,75 = 49,68 kg/m iii. Beban berfaktor (qu) qu =,. qd +,0. ql = (,. 94,85) + (,0. 49,68 ) = 559,9 kg/m c. Pembebanan balok Portal As 3=As 4=As 5 Bentang A I ) Pembebanan balok induk element A-I i. Beban Mati (qd): Berat plat lantai = 4. (.,458 ) = 94,85 kg/m ii. Beban hidup (ql) Koefisien reduksi beban hidup untuk perencanaan portal = 0,75 ql = 50. (.,458 ). 0,75 = 49,68 kg/m iii. Beban berfaktor (qu) qu =,. qd +,0. ql = (,. 94,85) + (,0. 49,68 ) = 559,9 kg/m BAB 7 Portal

204 Tugas Akhir 83 d. Pembebanan balok Portal As 6 Bentang A I ) Pembebanan balok induk element A C dan G I i. Beban Mati (qd): Berat plat lantai = 4. (.,458 ) = 94,85 kg/m ii. Beban hidup (ql) Koefisien reduksi beban hidup untuk perencanaan portal = 0,75 ql = 50. (.,458 ). 0,75 = 49,68 kg/m iii. Beban berfaktor (qu) qu =,. qd +,0. ql = (,. 94,85) + (,0. 49,68 ) = 559,9 kg/m ) Pembebanan balok induk element C G i. Beban Mati (qd): Berat plat lantai = 4. (.,458 ) = 94,85 kg/m Berat dinding = 0, = 75 kg/m Jumlah = 6,85 kg/m ii. Beban hidup (ql) Koefisien reduksi beban hidup untuk perencanaan portal = 0,75 ql = 50. (.,458 ).0,75 = 49,68 kg/m iii. Beban berfaktor (qu) qu =,. qd +,0. ql = (,. 6,85) + (,0. 49,68) = 3089,9 kg/m e. Pembebanan balok Portal As 7 Bentang A I BAB 7 Portal

205 Tugas Akhir 84 ) Pembebanan balok induk element A C dan G I i. Beban Mati (qd): Berat plat lantai = 4. (,458 ) = 470,9 kg/m Berat dinding = 0, = 75 kg/m Jumlah = 745,9 kg/m ii. Beban hidup (ql) Koefisien reduksi beban hidup untuk perencanaan portal = 0,75 ql = 50. (,458 ). 0,75 = 4,84 kg/m iii. Beban berfaktor (qu) qu =,. qd +,0. ql = (,. 745,9) + (,0. 4,84) = 309,94 kg/m ) Pembebanan balok induk element C G i. Beban Mati (qd): Berat plat lantai = 4. (,458 ) = 470,9 kg/m ii. Beban hidup (ql) Koefisien reduksi beban hidup untuk perencanaan portal = 0,75 ql = 50. (,458 ).0,75 = 4,84 kg/m iii. Beban berfaktor (qu) qu =,. qd +,0. ql = (,. 470,9) + (,0. 4,84) = 779,94 kg/m 7... Perhitungan Pembebanan Balok Melintang a. Pembebanan balok Portal As A = As I Bentang -7 BAB 7 Portal

206 Tugas Akhir 85 ) Pembebanan balok induk element -7 i. Beban Mati (qd): Berat plat lantai = 4. (. 0,83) = 68,6 kg/m Berat dinding = 0, = 75 kg/m Jumlah = 957,6 kg/m ii. Beban hidup (ql) Koefisien reduksi beban hidup untuk perencanaan portal = 0,75 ql = 50. (. 0,83). 0,75 = 3,5 kg/m iii. Beban berfaktor (qu) qu =,. qd +,0. ql = (,. 957,6) + (,0. 3,5) = 659,96 kg/m b. Pembebanan balok Portal As B Bentang -7 ) Pembebanan balok induk element i. Beban Mati (qd): Berat plat lantai = 4. (. 0,83) = 68,6 kg/m ii. Beban hidup (ql) Koefisien reduksi beban hidup untuk perencanaan portal = 0,75 ql = 50. (. 0,83). 0,75 = 3,5 kg/m iii. Beban berfaktor (qu) qu =,. qd +,0. ql = (,. 68,6) + (,0. 3,5) = 9,96 kg/m ) Pembebanan balok induk element 7 i. Beban Mati (qd): Berat plat lantai = 4. (4. commit 0,83) to user = 364,5 kg/m BAB 7 Portal

207 Tugas Akhir 86 ii. Beban hidup (ql) Koefisien reduksi beban hidup untuk perencanaan portal = 0,75 ql = 50. (4. 0,83). 0,75 = 6,5 kg/m iii. Beban berfaktor (qu) qu =,. qd +,0. ql = (,. 364,5) + (,0. 6,5) = 59,9 kg/m c. Pembebanan balok Portal As C = As G Bentang -7 ) Pembebanan balok induk element - i. Beban Mati (qd): Berat plat lantai = 4. (4. 0,83) = 364,5 kg/m Berat dinding = 0, = 75 kg/m Jumlah = 639,5 kg/m ii. Beban hidup (ql) Koefisien reduksi beban hidup untuk perencanaan portal = 0,75 ql = 50. (4. 0,83). 0,75 = 6,5 kg/m iii. Beban berfaktor (qu) qu =,. qd +,0. ql = (,. 639,5) + (,0. 6,5) = 3789,9 kg/m ) Pembebanan balok induk element -7 i. Beban Mati (qd): Berat plat lantai = 4. (4. 0,83) = 364,5 kg/m ii. Beban hidup (ql) Koefisien reduksi beban hidup untuk perencanaan portal = 0,75 ql = 50. (4. 0,83). 0,75 = 6,5 kg/m BAB 7 Portal

208 Tugas Akhir 87 iii. Beban berfaktor (qu) qu =,. qd +,0. ql = (,. 364,5) + (,0. 6,5) = 59,9 kg/m d. Pembebanan balok Portal As D = As E = As F Bentang -7 ) Pembebanan balok induk element -7 i. Beban Mati (qd): Berat plat lantai = 4. (4. 0,83) = 364,5 kg/m ii. Beban hidup (ql) Koefisien reduksi beban hidup untuk perencanaan portal = 0,75 ql = 50. (4. 0,83). 0,75 = 6,5 kg/m iii. Beban berfaktor (qu) qu =,. qd +,0. ql = (,. 364,5) + (,0. 6,5) = 59,9 kg/m 7... Perhitungan Pembebanan Balok Lantai 7... Perhitungan Pembebanan Balok Memanjang a. Pembebanan balok Portal As Bentang A-I ) Pembebanan balok induk element A-I i. Beban Mati (qd): Berat plat lantai = 4.,458 = 470,9 kg/m BAB 7 Portal

209 Tugas Akhir 88 Berat dinding = 0, = 75 kg/m Jumlah = 745,9 kg/m ii. Beban hidup (ql) Koefisien reduksi beban hidup untuk perencanaan portal = 0,75 ql = 50. (,458).0,75 = 4,84 kg/m iii. Beban berfaktor (qu) qu =,. qd +,0. ql = (,. 745,9) + (,0. 4,84) = 309,94 kg/m b. Pembebanan balok Portal As =As 3=As 4 Bentang A I ) Pembebanan balok induk element A - I i. Beban Mati (qd) : Berat plat lantai = 4. (.,458 ) = 94,85 kg/m ii. Beban hidup (ql) Koefisien reduksi beban hidup untuk perencanaan portal = 0,75 ql = 50. (.,458 ). 0,75 = 49,68 kg/m iii. Beban berfaktor (qu) qu =,. qd +,0. ql = (,. 94,85) + (,0. 49,68 ) = 559,9 kg/m c. Pembebanan balok Portal As 5 Bentang A I ) Pembebanan balok induk element A B dan H I i. Beban Mati (qd): Berat plat lantai = 4. (.,458 ) = 94,85 kg/m BAB 7 Portal

210 Tugas Akhir 89 ii. Beban hidup (ql) Koefisien reduksi beban hidup untuk perencanaan portal = 0,75 ql = 50. (.,458 ). 0,75 = 49,68 kg/m iii. Beban berfaktor (qu) qu =,. qd +,0. ql = (,. 94,85) + (,0. 49,68 ) = 559,9 kg/m ) Pembebanan balok induk element B H i. Beban Mati (qd): Berat plat lantai = 4. (,458 ) = 470,9 kg/m Berat dinding = 0, = 75 kg/m Jumlah = 745,9 kg/m ii. Beban hidup (ql) Koefisien reduksi beban hidup untuk perencanaan portal = 0,75 ql = 50. (,458 ).0,75 = 4,84 kg/m iii. Beban berfaktor (qu) qu =,. qd +,0. ql = (,. 745,9) + (,0. 4,84) = 309,94 kg/m d. Pembebanan balok Portal As 6 Bentang A C ) Pembebanan balok induk element A B i. Beban Mati (qd): Berat plat lantai = 4. (.,458 ) = 94,85 kg/m ii. Beban hidup (ql) Koefisien reduksi beban hidup commit untuk perencanaan to user portal = 0,75 BAB 7 Portal

211 Tugas Akhir 90 ql = 50. (.,458 ). 0,75 = 49,68 kg/m iii. Beban berfaktor (qu) qu =,. qd +,0. ql = (,. 94,85) + (,0. 49,68 ) = 559,9 kg/m ) Pembebanan balok induk element B C i. Beban Mati (qd): Berat plat lantai = 4. (,458 ) = 470,9 kg/m ii. Beban hidup (ql) Koefisien reduksi beban hidup untuk perencanaan portal = 0,75 ql = 50. (,458 ). 0,75 = 4,84 kg/m iii. Beban berfaktor (qu) qu =,. qd +,0. ql = (,. 470,9) + (,0. 4,84) = 779,94 kg/m e. Pembebanan balok Portal As 7 Bentang A C ) Pembebanan balok induk element A C i. Beban Mati (qd): Berat plat lantai = 4. (,458 ) = 470,9 kg/m Berat dinding = 0, = 75 kg/m Jumlah = 745,9 kg/m ii. Beban hidup (ql) Koefisien reduksi beban hidup untuk perencanaan portal = 0,75 ql = 50. (,458 ). 0,75 = 4,84 kg/m iii. Beban berfaktor (qu) qu =,. qd +,0. ql BAB 7 Portal

212 Tugas Akhir 9 = (,. 745,9) + (,0. 4,84) = 309,94 kg/m 7... Perhitungan Pembebanan Balok Melintang a. Pembebanan balok Portal As A = As I Bentang -7 ) Pembebanan balok induk element -7 i. Beban Mati (qd): Berat plat lantai = 4. (. 0,83) = 68,6 kg/m Berat dinding = 0, = 75 kg/m Jumlah = 957,6 kg/m ii. Beban hidup (ql) Koefisien reduksi beban hidup untuk perencanaan portal = 0,75 ql = 50. (. 0,83). 0,75 = 3,5 kg/m iii. Beban berfaktor (qu) qu =,. qd +,0. ql = (,. 957,6) + (,0. 3,5) = 659,96 kg/m b. Pembebanan balok Portal As B=As H Bentang -7 ) Pembebanan balok induk element 5 dan 6-7 i. Beban Mati (qd): Berat plat lantai = 4. (4. 0,83) = 364,5 kg/m BAB 7 Portal

213 Tugas Akhir 9 ii. Beban hidup (ql) Koefisien reduksi beban hidup untuk perencanaan portal = 0,75 ql = 50. (4. 0,83). 0,75 = 6,5 kg/m iii. Beban berfaktor (qu) qu =,. qd +,0. ql = (,. 364,5) + (,0. 6,5) ) Pembebanan balok induk element 5-6 i. Beban Mati (qd): Berat plat lantai = 4. (. 0,83) = 68,6 kg/m ii. Beban hidup (ql) Koefisien reduksi beban hidup untuk perencanaan portal = 0,75 ql = 50. (. 0,83). 0,75 = 3,5 kg/m iii. Beban berfaktor (qu) qu =,. qd +,0. ql = (,. 68,6) + (,0. 3,5) = 9,96 kg/m c. Pembebanan balok Portal As C = As G Bentang -7 ) Pembebanan balok induk element -5 i. Beban Mati (qd): Berat plat lantai = 4. (4. 0,83) = 364,5 kg/m ii. Beban hidup (ql) Koefisien reduksi beban hidup untuk perencanaan portal = 0,75 ql = 50. (4. 0,83). 0,75 = 6,5 kg/m iii. Beban berfaktor (qu) qu =,. qd +,0. ql = (,. 364,5) + (,0. 6,5) BAB 7 Portal

214 Tugas Akhir 93 = 59,9 kg/m ) Pembebanan balok induk element 6-7 i. Beban Mati (qd): Berat plat lantai = 4. (. 0,83) = 68,6 kg/m Berat dinding = 0, = 75 kg/m Jumlah = 957,6 kg/m ii. Beban hidup (ql) Koefisien reduksi beban hidup untuk perencanaan portal = 0,75 ql = 50. (. 0,83). 0,75 = 3,5 kg/m iii. Beban berfaktor (qu) qu =,. qd +,0. ql = (,. 957,6) + (,0. 3,5) = 659,96 kg/m e. Pembebanan balok Portal As D = As E = As F Bentang -7 ) Pembebanan balok induk element -7 i. Beban Mati (qd): Berat plat lantai = 4. (4. 0,83) = 364,5 kg/m ii. Beban hidup (ql) Koefisien reduksi beban hidup untuk perencanaan portal = 0,75 ql = 50. (4. 0,83). 0,75 = 6,5 kg/m iii. Beban berfaktor (qu) qu =,. qd +,0. ql = (,. 364,5) + (,0. 6,5) = 59,9 kg/m BAB 7 Portal

215 Tugas Akhir Perhitungan Pembebanan Gempa Spesifikasi umum Informasi mengenai gedung : a. Tinggi tingkat : 5 m b. Tebal pelat : cm c. Tebal spesi : cm d. Terletak pada zona wilayah gempa 4 e. Gedung berada pada jenis tanah sedang. Untuk tanah sedang : ) Percepatan puncak batuan dasar = 0, g. ) Percepatan puncak muka tanah, A 0 = 0,8 g. ( Tabel 5. Pasal SNI 76-00). 3) T c = 0,6 detik. 4) A m =,5 A 0 = 0,7 g. 5) A r = A m x T c = 0,4. ( Tabel 6. Pasal SNI 76-00). f. Gedung 3 lantai sebagai pusat perbelanjaan, Faktor keutamaan struktur, I =,0. ( Tabel. Pasal 4... SNI 76-00). g. Untuk system rangka pemikul momen biasa arah Utara-Selatan dan Barat- Timur, R=3,5 ( Tabel 3. Pasal SNI 76-00) Berat Sendiri Bahan Bangunan dan Komponen Gedung a. Berat Sendiri Bahan Bangunan Baja : 7850 kg/m 3 = 7,850 t/m 3 Beton : 00 kg/m 3 =,00 t/m 3 Beton bertulang commit : 400 to user kg/m 3 =,400 t/m 3 BAB 7 Portal

216 Tugas Akhir 95 Pasir : 800 kg/m 3 =,800 t/m 3 Adukan semen : kg/m 3 = 0,0 t/m 3 Eternit : kg/m = 0,0 t/m Penggantung langit-langit : 7 kg/m = 0,007 t/m Penutup lantai (keramik) : 5 kg/m = 0,05 t/m (diasumsi) Dinding kaca + penggantung : 0 kg/ m = 0,00 t/m (diasumsi) (Sumber : SNI halaman 5) b. Beban Hidup Beban hidup atap : 00 kg/m = 0,00 t/m Beban air hujan : 0 kg/m = 0,00 t/m Beban hidup lantai (toserba) : 50 kg/m = 0,50 t/m Koefisien reduksi (toserba) : 0,8 (Sumber : SNI halaman 7-5) c. Mutu Baja Yang Digunakan BJ 37 Tegangan leleh (Fy) : 40 MPa Tegangan Putus (Fu) : 370 MPa Modulus Elastisitas :,0.0 5 MPa d. Profil Bangunan ) Lantai Luas =(40 x 0) + ( x (0 x 0)) = 000 m Keliling =(30 x ) (0 x ) + ( 5 x ) + 0 = 50 m ) Lantai Luas =(40 x 5) + ( x (0 x 5)) = 00 m Keliling =(30 x ) (0 x ) + ( 5 x ) + 0 = 50 m 3 ) Basement Luas = 40 x 30 = 00 m Keliling =( x 30) + ( x 40) = 40 m BAB 7 Portal

217 Tugas Akhir Perhitungan Pembebanan Struktur Gedung a. Beban Atap. Beban Mati Atap Berat atap = ( x 830,704) + (4 x 653,53) + ( x 3667,39) + ( x 7909,743) + ( x 963,99) = 8437,8 kg Rink balk = 30,9 x 400 = 7460 kg W D = 58397,8 kg. Beban Hidup Atap Beban Hidup = 3 x 00 = 300 kg + b. Beban Lantai. Beban Mati Lantai Berat sendiri pelat = 000 x 0, x 400 = kg Eternit = 000 x = 000 kg Penggantung = 000 x 7 = 7000 kg Spesi = 000 x 0,0 x = 40 kg Keramik = 000 x 5 = 5000 kg Dinding kaca + penggantung = 75 x 0,0 x 0 = 70 kg Balok Induk = (54,6 + 36) x 400 = 7440 kg Balok Anak = 0,5 x 400 = kg Kolom = 60 x,5 x 400 = kg W D = kg. Beban Hidup Lantai Beban Hidup = 000 x 50 x 0,8 = kg + c. Beban Lantai. Beban Mati Lantai Berat sendiri pelat = 00 x 0, x 400 = kg Eternit = 00 x = 00 kg Penggantung = 00 x 7 = 7700 kg BAB 7 Portal

218 Tugas Akhir 97 Spesi = 00 x 0,0 x = 46 kg Keramik = 00 x 5 = 6500 kg Dinding kaca + penggantung = 50 x 0,0 x 0 = 60 kg Balok Induk = ( ,8) x 400 = 550 kg Balok Anak =,8 x 400 = 5347 kg Kolom = 60 x,5 x 400 = kg W D = kg. Beban Hidup Lantai Beban Hidup = 00 x 50 x 0,8 = 0000 kg + d. Beban Lantai Basement. Beban Mati Lantai Basement Berat sendiri pelat = 00 x 0, x 400 = kg Sloof = 33 x 400 = 7900 kg Kolom = 63 x,5 x 400 = kg W D = kg. Beban Hidup Lantai Basement Beban Hidup = 00 x 50 x 0,8 = kg + e. Berat Total Gedung ( W t ) Perhitungan berat total keseluruhan gedung dari lantai satu sampai kelantai delapan : a. Beban Total Atap W t = W D + W L W t = 58397,8 kg kg = 59697,8 kg b. Beban Total Lantai W t = W D + W L W t = kg kg = kg BAB 7 Portal

219 Tugas Akhir 98 c. Beban Total Lantai W t = W D +W L = kg kg = kg d. Beban Total Lantai Basement W t = W D +W L = kg kg = kg e. Berat Total Gedung W t = W atap + W lantai + W lantai + W basement = 59697,8 kg kg kg kg = ,8 kg Periode Natural Arah utara-selatan Arah utara-selatan merupakan SRPM beton T = Ct (H) 0,75 Ct (batang pemikul momen) = 0,073 (UBC-997) T = 0,073. H 0,75 = 0, ,75 = 0,56 detik Kontrol, T < Tc 0,56 detik < 0,6 detik Arah barat-timur Arah barat-timur merupakan SRPM beton T = Ct (H) 0,75 Ct (batang pemikul momen) = 0,073 (UBC-997) T = 0,073. H 0,75 = 0, ,75 BAB 7 Portal

220 Tugas Akhir 99 = 0,56 detik Kontrol, T < Tc 0,56 detik < 0,6 detik Faktor Respons Gempa (C) Dari perhitungan waktu periode natural (T) arah utara-selatan dan arah barat-timur yang kurang dari Tc=0,6 maka : C = Am = 0, Beban Geser Dasar Nominal Statik Ekuivalen (V) V = V = CI Wt R 0,7x x ,8 = 60798,36 kg 3, Pembagian Beban Geser Dasar Nominal Sepanjang Tinggi Gedung Fx W. h n i x W. h i x i V Besarnya nilai F i masing-masing lantai disajikan dalam Tabel 7.. Tabel 7.. Distribusi beban geser dasar nominal arah utara-selatan dan barat-timur Tingkat h x W x h x x W x ( m ) ( kg ) ( kg.m ) ( kg ) Fi Atap , , ,5 BAB 7 Portal

221 Tugas Akhir ,6 Basement ,6 Jumlah Dalam gedung ini terdapat 7 portal dalam arah utara-selatan, sehingga gaya gempa equivalen yang bekerja pada masing-masing joint adalah seperti pada Tabel 7.3. Tabel 7.3. Distribusi beban geser dasar nominal tiap portal pada arah utara-selatan Tingkat Fi Jumlah Fi/n ( kg ) Portal (n) (kg) Atap 59630, , , , , ,5 Basement 7970, ,94 Dalam gedung ini terdapat 9 portal dalam arah timur-barat, sehingga gaya gempa equivalen yang bekerja pada masing-masing joint adalah seperti pada Tabel 7.4. Tabel 7.4. Distribusi beban geser dasar nominal tiap portal pada arah timur-barat Tingkat Fi Jumlah Fi/n ( kg ) Portal (n) (kg) Atap 59630, , , , , ,8 Basement 7970, ,73 BAB 7 Portal

222 Tugas Akhir Penulangan Balok Portal 7.4..Perhitungan Tulangan Lentur Rink Balk Bidang momen rink balk dan bidang geser rink balk dapat dilihat pada Gambar 7.5 dan 7.6. Gambar 7.5. Bidang Momen Ringbalk BAB 7 Portal

223 Tugas Akhir 0 Gambar 7.6. Bidang Geser Ringbalk Data perencanaan : h = 400 mm b = 50 mm p = 40 mm fy = 30 Mpa f c = 5 MPa Ø t = mm Ø s = 0 mm d = h - p - Ø s - ½.Ø t = ½. = 339 mm 0,85.f' c.β b = fy fy = 0, , = 0,037 max = 0,75. b BAB 7 Portal

224 Tugas Akhir 03 = 0,75. 0,037 = 0,08,4,4 min = 0, 0044 fy 30 a. Daerah Tumpuan Dari Perhitungan SAP 000 diperoleh momen terbesar pada batang 64 Mu = 40, kgm = 4, 0 7 Nmm Mn = Mu 4, 0 = φ 0, 8 7 = 7, Nmm 7 Mn 7,65 0 Rn = 6,4 Nmm b.d fy 30 m = 5, 06 0,85.f' c 0,85 5 = m.m.rn fy = 5,06 5, ,4 = 0,03 > min < max dipakai tulangan tunggal Digunakan ada = 0,03 As perlu = ada. b. d = 0, = 949,5 mm Digunakan tulangan D n = As perlu ,5 379,94 = 5,3 6 tulangan BAB 7 Portal

225 Tugas Akhir 04 As = 6 379,94 = 79,64 mm > 949,5 mm As > As.aman Ok! As ada. fy 79, a = = 37, 3 0,85 f 'c b 0, Kontrol Spasi : S = Di pakai d d b - p - n tulangan - n - sengkang = = 3,6 < 5 mm (dipakai tulangan dua lapis) 6 = 339 mm d = d s ( x ½ Ø) = ( x ½.) = 87 mm d x 6 = (d x 3) + (d x 3) d Mn ada (339x 3) = 33 mm Mn ada > Mn (87 x 3) 6 = As ada. fy (d a/) = 79, (33 37,3/) = 7,8.0 7 Nmm 7,8.0 7 Nmm > 6, Nmm Aman..!! Jadi dipakai tulangan 6 D mm b. Daerah Lapangan Dari Perhitungan SAP 000 diperoleh momen terbesar pada batang 667 Mu = 94,7 kgm =, Nmm Mn = Mu,94 0 = φ 0, 8 7 = 6, Nmm BAB 7 Portal

226 Tugas Akhir 05 Mn 6,75 0 Rn = b.d fy 30 m = 5, 06 0,85.f' c 0, ,63 Nmm = m.m.rn fy = 5,06 5, ,63 = 0,0 > min < max dipakai tulangan tunggal Digunakan ada = 0,0 As perlu = ada. b. d = 0, = 779,75 mm Digunakan tulangan D n = As perlu ,75 379,94 = 4,68 5 tulangan As = 5 379,94 = 899,7 mm > 779,75 mm As > As.aman Ok! As ada. fy 899,7.30 a = = 4, 43 0,85 f 'c b 0, Kontrol Spasi : S = Di pakai d d b - p - n tulangan - n - sengkang = = 0 > 5 mm (dipakai tulangan dua lapis) 5 = 339 mm BAB 7 Portal

227 Tugas Akhir 06 d = d s ( x ½ Ø) = ( x ½.) = 87 mm d x 5 = (d x 3) + (d x ) d Mn ada (339x 3) = 38, mm Mn ada > Mn (87 x ) 5 = As ada. fy (d a/) = 899,7. 30 (38, 4,43/) = 5, Nmm 5, Nmm > 5, Nmm Aman..!! Jadi dipakai tulangan 5 D mm Perhitungan Tulangan Geser Ring Balk Dari Perhitungan SAP 000 diperoleh gaya geser terbesar pada batang 64 Vu = 66,9 = 669, N Vc = /6. f ' c. b. d Ø Vc = / = 7065 N = 0, N = 4375 N 3 Ø Vc = N = 75 N Syarat tulangan geser : Ø Vc < Vu < 3 Ø Vc Jadi diperlukan tulangan geser Ø Vs Vs perlu = = Vu - Ø Vc = 669, 4375 = 6994, N Vs 6994, = = 5490,33 N 0,6 0, 6 Av =. ¼.. (0) =. ¼. 3,4. 00 = 57 mm BAB 7 Portal

228 Tugas Akhir 07 S = Av. fy. d = = 0,6 mm Vsperlu 5490,33 Smax = d/ = 339/ = 69,5 mm Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 0 00 mm Dipakai tulangan Ø 0 00 mm: Av. fy. d 57 Vs ada = = S Vs ada > Vs perlu , N > 5490,33 N...(Aman) 339 = 7735, N Hitungan Tulangan Lentur Balok Portal Memanjang Bidang momen balok portal memanjang dan bidang geser balok portal memanjang terlihat dalam Gambar 7.7 dan 7.8. Gambar 7.7. Bidang Momen Balok Portal Memanjang BAB 7 Portal

229 Tugas Akhir 08 Gambar 7.8. Bidang Geser Balok Portal Memanjang Untuk pehitungan tulangan lentur balok portal memanjang, diambil pada bentang dengan moment terbesar dari perhitungan SAP 000, yaitu pada batang 4 Data perencanaan: b = 300 mm h = 600 mm f c = 5 MPa fy = 30 MPa fys = 40 MPa Ø tulangan = 5 mm Ø sengkang = 0 mm Tebal selimut (s) = 40 mm d = h s Ø sengkang ½ Ø tul.utama = /. 5 = 537,5 mm 0,85.f' c.β b = fy fy 0,85 = , BAB 7 Portal

230 Tugas Akhir 09 = 0,037 max = 0,75. b = 0,75. 0,037 = 0,08,4,4 min = 0, 0044 fy 30 fy 30 m = 5, 06 0,85.f' c 0,85 5 a. Penulangan Daerah Tumpuan Mu = 36955,4 kgm = 36, Nmm Mn = Mu 36,96 0 0,8 7 = 46, 0 7 Nmm 7 Mn 46, 0 Rn = b.d ,5 5,33 Nmm = m.m.rn fy = 5,06 5, ,33 = 0,000 > min < max dipakai tulangan tunggal Digunakan ada = 0,00 As perlu = ada. b. d = 0, ,5 = 35 mm Digunakan tulangan D 5 As perlu n = / 4 5 BAB 7 Portal

231 Tugas Akhir 0 = ,63 6,57 ~ 7 tulangan As = 7 490,63 = 3434,4 > 35 mm As > As.aman Ok! As ada. fy 3434,4. 30 a = = 7, 39 0,85 f 'c b 0, Kontrol Spasi : S = Di pakai d d b - p - n tulangan - n - sengkang = = 4,7 < 5 mm ( dipakai tulangan lapis) 7 = 537,5 mm d = d s ( x ½ Ø) = 537,5 30 ( x ½.5) = 48,5 mm d x 5 = (d x 5) + (d x ) d Mn ada Mn ada > Mn (537,5 x 5) = 5,79 mm (48,5 x ) 7 = As ada. fy (d a/) = 3434,4. 30 (5,79 7,39/) = 47, Nmm 47, Nmm > 47,0 0 7 Nmm Aman..!! Jadi dipakai tulangan 7 D 5 mm b. Penulangan Daerah Lapangan Mu = 365,5 kgm = 3,7 0 7 Nmm Mn = Mu 3,7 0 0,8 7 = 38, Nmm BAB 7 Portal

232 Tugas Akhir 7 Mn 38,96 0 Rn = b.d ,5 4,5 Nmm = m.m.rn fy = 5,06 5, ,5 = 0,06 > min < max dipakai tulangan tunggal Digunakan ada = 0,06 As perlu = ada. b. d = 0, ,5 = 580 mm Digunakan tulangan D 5 As perlu n = / 4 5 = ,65 5,6 ~ 6 tulangan As = 6 490,65 = 943,75 > 580 mm As > As.aman Ok! As ada. fy 943, a = = 47, 76 0,85 f 'c b 0, Kontrol Spasi : S = Di pakai d d b - p - n tulangan - n - sengkang = = 0 < 5 mm (dipakai tulangan lapis) 6 = 537,5 mm d = d s ( x ½ Ø) = 537,5 30 ( x ½.5) BAB 7 Portal

233 Tugas Akhir = 48,5 mm d x 5 = (d x 4) + (d x ) d Mn ada Mn ada > Mn (537,5 x 4) = 59,7 mm (48,5 x ) 6 = As ada. fy (d a/) = 943, (59,7 47,76/) = 4, Nmm 4, Nmm > 39, Nmm Aman..!! Jadi dipakai tulangan 6 D 5 mm Perhitungan Tulangan Geser Balok Portal Memanjang Dari Perhitungan SAP 000 diperoleh gaya geser terbesar pada batang 4 Vu = 0695, kg = 0695, N Vc = /6. f ' c.b.d = / ,5 = N Ø Vc = 0,6. Vc = 8065 N 3 Ø Vc = 4875 N Syarat tulangan geser : Ø Vc < Vu < 3 Ø Vc Jadi diperlukan tulangan geser Ø Vs Vs perlu = = Vu - Ø Vc = 0695, 8065 = 637, N Vs 637, = = 0545,33 N 0,6 0, 6 Av =. ¼.. (0) =. ¼. 3,4. 00 = 57 mm S = Av. fy. d ,5 = = 96,9 mm Vsperlu 0545,33 Smax = d/ = 537,5/ = 68,75 mm BAB 7 Portal

234 Tugas Akhir 3 Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 0 90 mm Dipakai tulangan Ø 0 90 mm: Av. fy. d 57 Vs ada = = S Vs ada > Vs perlu ,33 N > 0545,33 N...(Aman) 537,5 = 5033,33 N Hitungan Tulangan Lentur Balok Portal Melintang Bidang momen balok portal melintang dan bidang geser balok portal melintang terlihat pada Gambar 7.9 dan 7.0. BAB 7 Portal

235 Tugas Akhir 4 Gambar 7.9. Bidang Momen Balok Portal Melintang Gambar 7.0. Bidang Geser Balok Portal Melintang BAB 7 Portal

236 Tugas Akhir 5 Untuk perhitungan tulangan lentur balok portal, diambil pada bentang dengan momen terbesar dari perhitungan SAP 000. Data perencanaan: b = 350 mm h = 600 mm fy = 30 MPa fys = 40 MPa f c = 5 MPa Ø tulangan = 5 mm Ø sengkang = 0 mm Tebal selimut (s) = 40 mm d = h s - Ø sengkang ½ Ø tul.utama = /. 5 = 537,5 mm 0,85.f' c.β b = fy fy = 0, = 0,037 max = 0,75. b = 0,75. 0,037 = 0,08 0,85,4,4 min = 0, 0044 fy fy 30 m = 5, 06 0,85.f' c 0,85 5 a. Penulangan Daerah Tumpuan Dari Perhitungan SAP 000 diperoleh momen terbesar pada Portal batang 386 Mu = 4035, kgm = 40,4 0 commit 7 Nmm to user BAB 7 Portal

237 Tugas Akhir 6 Mn = Mu 40,4 0 0,8 7 = 50, Nmm 7 Mn 50,75 0 Rn = b.d ,5 4,96 Nmm = m.m.rn fy = 5,06 5, ,96 = 0,08 > min < max dipakai tulangan tunggal Digunakan ada = 0,08 As perlu = ada. b. d = 0, ,5 = 3386,5 mm As perlu n = / 4 5 = 3386,5 490,63 6,9 ~ 8 tulangan As = 8 490,63 = 395,04 > 3386,5 mm As > As.aman Ok! As ada. fy 395, a = = 68, 88 0,85 f 'c b 0, S = Di pakai d d b - p - n tulangan - n - sengkang = = 7,4 < 5 mm (dipakai tulangan dua lapis) 8 = 537,5 mm d = d s ( x ½ Ø) = 537,5 30 ( x ½.5) BAB 7 Portal

238 Tugas Akhir 7 = 48,5 mm d x 8 = (d x 5) + (d x 3) d Mn ada Mn ada > Mn (537,5 x 5) (48,5 x 3) 8 = 56,88 mm = As ada. fy (d a/) = 395, (56,88 68,88/) = 54,3.0 7 Nmm 54,3.0 7 Nmm > 50, Nmm Aman..!! Jadi dipakai tulangan 8 D 5 mm b. Penulangan Daerah Lapangan Dari Perhitungan SAP 000 diperoleh momen terbesar pada batang 36 Mu = 4070,09 = 4, Nmm Mn = Mu 4,07 0 0,8 7 = 30, Nmm 7 Mn 30,09 0 Rn = b.d ,5,98 Nmm = m.m.rn fy = 5,06 5,06 30,98 = 0,0 > min < max dipakai tulangan tunggal Digunakan ada = 0,0 As perlu = ada. b. d = 0, ,5 = 88,5 commit mm to user BAB 7 Portal

239 Tugas Akhir 8 As perlu n = / 4 5 = 88,5 490,63 3,83 ~ 4 tulangan As = 4 490,63 = 96,5 > 88,5 mm As > As.aman Ok! a = As ada.fy 0,85.f' c. b Kontrol Spasi : S = b - p - n 96,5. 30 = 84,44 0, tulangan - n - sengkang = = 50 > 5 mm (dipakai tulangan satu lapis) 4 Jadi dipakai tulangan 4 D 5 mm Perhitungan Tulangan Geser Dari Perhitungan SAP 000 diperoleh momen terbesar pada bentang 503 Vu = 303,77 kg = 3037,7 N Vc = /6. f ' c.b.d = / = 5708,33 N Ø Vc = 0,6. Vc = 9435 N 3 Ø Vc = 8975 N Syarat tulangan geser : Ø Vc < Vu < 3Ø Vc Jadi diperlukan tulangan geser Ø Vs Vs perlu = = Vu - Ø Vc = 3037, = 87,7 N Av =. ¼ (0) Vs 87,7 = = 47854,5 N 0,6 0, 6 =. ¼. 3,4. 00 = 57 mm BAB 7 Portal

240 Tugas Akhir 9 S = Av. fy. d = = 44,4 mm Vsperlu 47854,5 Smax = d/ = 539/ = 69,5 mm Dipakai tulangan Ø mm: Av. fy. d 57 Vs ada = = S Vs ada > Vs perlu ,8 N > 47854,5 N...(Aman) 539 = 50773,8 N Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø mm Penulangan Kolom Untuk contoh pehitungan tulangan lentur kolom diambil momen terbesar dari perhitungan dengan SAP 000, yaitu batang 3 Data perencanaan : b = 500 mm h = 500 mm f c = 5 MPa fy = 30 MPa Ø tulangan = mm Ø sengkang = 0 mm s (tebal selimut) = 40 mm Dari perhitungan SAP didapat : Pu = 04496,36 kg = ,6 N Mu = 3863, kgm = 38,6 0 7 Nmm d = h s Ø sengkang ½ Ø tulangan utama = ½. = 439 mm d = h d = = 6 mm e = Mu Pu 7 38, ,6 BAB 7 Portal

241 Tugas Akhir 0 = 366,4 mm e min = 0,.h = 0,. 500 = 50 mm Cb =. d fy = 86,30 ab = β.cb = 0,85 86,30 = 43,36 Pn b = 0,85 f c ab b = 0, , = 5, N Pn Perlu = Pn perlu > Pn b Pnb 0,65 e K = 0, 5 d d' 5,86 0 0,65 5 = 39, N analisis keruntuhan tekan 50 = 0, 5 = 0, h e K =, 8 d y =, 8 =, = b h fc = = 6,5 0 6 N As = fy K. P Perlu K K n. y = 30 0,63 39, ,63,57 6,5 0 6 = -5,69 mm As t = % Ag =0, = 500 mm As t = As + As, dimana As t > As BAB 7 Portal

242 Tugas Akhir As = As t mm Dipakai As = 50 mm Menghitung jumlah tulangan : n = 50..() 4 As ada = 4. ¼. π. 3,9 4 tulangan = 59,76 mm > 50 mm As ada > As perlu.. Ok! Kontrol Spasi : S = b - p - n tulangan - n - sengkang = = 04 > 5 mm 4 Jadi dipakai tulangan 4 D Hitungan Tulangan Geser Kolom Vu = 4830,38 kg = 4, N Pu = 04496,36 kg = ,6 N Vc = Pu 4. Ag f ' c. b. d 6 = , ,8 0 N Ø Vc = 0,6 Vc = 34,9 0 4 N 0,5 Ø Vc = 7, N Vu < 0,5 Ø Vc => tanpa diperlukan tulangan geser. Dipakai sengkang praktis untuk penghubung tulangan memanjang : 0 50 mm. BAB 7 Portal

243 Tugas Akhir Perhitungan Tulangan Lentur Sloof Bidang momen balok portal melintang dan bidang geser balok portal melintang terlihat pada Gambar 7.9 dan 7.0. Gambar 7.. Bidang Momen Sloof BAB 7 Portal

244 Tugas Akhir 3 Gambar 7.. Bidang Geser Sloof Data perencanaan : b = 00 mm d = h p Ø s - ½Ø t h = 350 mm = ½.9 f c = 5 MPa = 90,5 mm fy = 30 MPa 0,85.f' c.β b = fy fy = 0, , = 0,037 max = 0,75. b = 0,75. 0,037 = 0,08,4,4 min = 0, 0044 fy 30 BAB 7 Portal

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan 3 BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Dasar Perencanaan 2.1.1 Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun beban

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SERBAGUNA 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SERBAGUNA 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SERBAGUNA 2 LANTAI TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program Studi DIII Teknik Sipil Jurusan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DISTRO & CAFE 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DISTRO & CAFE 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DISTRO & CAFE 2 LANTAI TUGAS AKHIR Disusun sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia konstruksi saat ini semakin berkembang pesat, meningkatnya berbagai kebutuhan manusia akan pekerjaan konstruksi menuntut untuk terciptanya inovasi dan kreasi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH DUA LANTAI

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH DUA LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH DUA LANTAI Disusun oleh: ANDI YUNIANTO NIM: I 8507035 PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKRTA

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO BUKU 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO BUKU 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO BUKU 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program Studi Diploma III Teknik

Lebih terperinci

GEDUNG ASRAMA DUA LANTAI

GEDUNG ASRAMA DUA LANTAI digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG ASRAMA DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TINGGAL 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TINGGAL 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TINGGAL 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO ELEKTRONIK 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO ELEKTRONIK 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO ELEKTRONIK LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program Studi Diploma III

Lebih terperinci

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan dunia teknik sipil menuntut bangsa Indonesia untuk dapat menghadapi segala kemajuan dan tantangan. Hal itu dapat terpenuhi apabila sumber daya

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil disusun oleh : MUHAMMAD NIM : D

Lebih terperinci

Tugas Akhir Perencanaan Struktur Salon, fitness & Spa 2 lantai TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Enny Nurul Fitriyati I

Tugas Akhir Perencanaan Struktur Salon, fitness & Spa 2 lantai TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Enny Nurul Fitriyati I Tugas Akhir Perencanaan Struktur Salon, fitness & Spa lantai A- TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR SALON FITNES DAN SPA LANTAI Disusun Oleh : Enny Nurul Fitriyati I.85060 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RSUD 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RSUD 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RSUD LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi D3 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN 2 LANTAI digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN LANTAI Oleh: Fredy Fidya Saputra I.8505014 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM D III JURUSAN TEKNIK SIPIL SURAKARTA 009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN DAN TOKO BUKU 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR DAN ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN DAN TOKO BUKU 2 LANTAI TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Gedung Swalayan dan Toko Buku Lantai PERENCANAAN STRUKTUR DAN ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN DAN TOKO BUKU LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSKESMAS DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSKESMAS DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSKESMAS DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM 2 LANTAI TUGAS AKHIR perpustakaan.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D3 Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR BOARDING HOUSE

PERENCANAAN STRUKTUR BOARDING HOUSE PERENCANAAN STRUKTUR BOARDING HOUSE TUGAS AKHIR Oleh : Antonius Mahatma P. I.8507007 PROGRAM DIII TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 010 BAB 3 Perencanaan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL 2011

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL 2011 TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA 2 LANTAI Dikerjakan Oleh: CINTIA PRATIWI NIM. I 8508002 UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL 2011 LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SUPERMARKET DAN FASHION DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SUPERMARKET DAN FASHION DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SUPERMARKET DAN FASHION DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH LANTAI Agus Supriyanto I.850033 D3 TEKNIK SIPIL GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET 011 iv v MOTTO Demi masa, sesungguhnya manusia

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM DUA LANTAI. Tugas akhir. Sudarmono I

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM DUA LANTAI. Tugas akhir. Sudarmono I PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM DUA LANTAI Tugas akhir Sudarmono I 85 07 061 Fakultas teknik jurusan teknik sipil Universitas sebelas maret 2010 MOTTO...Sesungguhnya Alloh tidak mengubah keadaan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN SEKOLAHAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN SEKOLAHAN 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN SEKOLAHAN LANTAI Oleh : Dede Setiawan I8506704 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 011 MOTTOO...Sesungguhnya

Lebih terperinci

Oleh : Hissyam I

Oleh : Hissyam I PERENCANAANN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLETT DAN RESTO 2 LANTAI Oleh : Hissyam I 8507048 D3 TEKNIK SIPIL GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITASS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN CAFE 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN CAFE 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN CAFE 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB I. Perencanaan Atap

BAB I. Perencanaan Atap BAB I Perencanaan Atap 1. Rencana Gording Data perencanaan atap : Penutup atap Kemiringan Rangka Tipe profil gording : Genteng metal : 40 o : Rangka Batang : Kanal C Mutu baja untuk Profil Siku L : BJ

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN DAN KARAOKE 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN DAN KARAOKE 2 LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN DAN KARAOKE 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR PUSKESMAS PEMBANTU DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR PUSKESMAS PEMBANTU DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR PUSKESMAS PEMBANTU DUA LANTAI TUGAS AKHIR Telah disetujui untuk dipertahankan di depan tim penguji sebagai persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada jurusan Teknik Sipil Dikerjakan

Lebih terperinci

PERENCANAAN KANTOR KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN KANTOR KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN KANTOR KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MASJID 2 LANTAI (Structure and Cost Budget of Two Storeys Mosque)

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MASJID 2 LANTAI (Structure and Cost Budget of Two Storeys Mosque) PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MASJID 2 LANTAI (Structure and Cost Budget of Two Storeys Mosque) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN CAFE DAN RESTO 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN CAFE DAN RESTO 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN CAFE DAN RESTO 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG.FIX.pdf BAB 2 DASAR TEORI.FIX.pdf

BAB 1 LATAR BELAKANG.FIX.pdf BAB 2 DASAR TEORI.FIX.pdf BAB 1 LATAR BELAKANG.FIX.pdf BAB 2 DASAR TEORI.FIX.pdf BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum Islamic Center sebagai pusat kegiatan keislaman, dimana semua kegiatan pembinaan berupa kegiatan

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH JUNE ADE NINGTIYA I

DISUSUN OLEH JUNE ADE NINGTIYA I PERENCANAAN STRUKTUR HOTEL 2 LANTAI DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH JUNE ADE NINGTIYA I 8507053 DIPLOMA TIGA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin pesatnya perkembangan dunia teknik sipil di Indonesia saat ini menuntut terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung dalam bidang tersebut.

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi D-III Teknik Sipil Jurusan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG UKM DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG UKM DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG UKM DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG HOTEL 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG HOTEL 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA perpustakaan.uns.ac.id GEDUNG HOTEL 2 LANTAI TUGAS AKHIR DisusunSebagai Salah SatuSyaratMemperolehGelarAhliMadya (A.Md.) pada Program Studi DIII Teknik Sipil

Lebih terperinci

Tugas Akhir Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung Kuliah 2 Lantai

Tugas Akhir Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung Kuliah 2 Lantai 3 PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG KULIAH 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR BUTIK 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR BUTIK 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR BUTIK LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Dalam perancangan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku sehingga diperoleh suatu struktur bangunan yang aman secara konstruksi. Struktur

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Jurusan

Lebih terperinci

PERENCANAAN SHOWROOM DAN BENGKEL NISSAN

PERENCANAAN SHOWROOM DAN BENGKEL NISSAN PERENCANAAN SHOWROOM DAN BENGKEL NISSAN TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH DAN TOKO 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH DAN TOKO 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH DAN TOKO LANTAI TUAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh elar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTORAN DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTORAN DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTORAN DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA

PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : ALFANIDA AYU WIDARTI

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 PRESENTASI TUGAS AKHIR oleh : PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 LATAR BELAKANG SMA Negeri 17 Surabaya merupakan salah

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR 3.. Denah Bangunan Dalam tugas akhir ini penulis merancang suatu struktur bangunan dengan denah seperti berikut : Gambar 3.. Denah bangunan 33 34 Dilihat dari bentuk

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI. Diajukan Oleh : DANNY ARIEF M I

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI. Diajukan Oleh : DANNY ARIEF M I PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH LANTAI Diajukan Oleh : DANNY ARIEF M I8506009 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET 00 i MOTTO Walaupun hidup

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3 PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3 Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : FELIX BRAM SAMORA

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM 2 LANTAI & RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM 2 LANTAI & RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM 2 LANTAI & RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan Dari keseluruhan pembahasan yang telah diuraikan merupakan hasil dari perhitungan perencanaan struktur gedung Fakultas Teknik Informatika ITS Surabaya dengan metode SRPMM.

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

Lebih terperinci

TAMPAK DEPAN RANGKA ATAP MODEL 3

TAMPAK DEPAN RANGKA ATAP MODEL 3 TUGAS STRUKTUR BAJA 11 Bangunan gedung dengan struktur atap dibuat dengan struktur rangka baja. Bentang struktur bangunan, beban gravitasi, beban angin dan mutu bahan, dijelaskan pada data teknis berikut.

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI (+ BASEMENT) DI WILAYAH SURAKARTA DENGAN DAKTAIL PARSIAL (R=6,4) (dengan mutu f c=25 MPa;f y=350 MPa)

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI (+ BASEMENT) DI WILAYAH SURAKARTA DENGAN DAKTAIL PARSIAL (R=6,4) (dengan mutu f c=25 MPa;f y=350 MPa) PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI (+ BASEMENT) DI WILAYAH SURAKARTA DENGAN DAKTAIL PARSIAL (R=6,4) (dengan mutu f c=25 MPa;f y=350 MPa) Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : Heroni Wibowo Prasetyo NPM :

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI YOGYAKARTA

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI YOGYAKARTA PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : AGUSTINUS PUJI RAHARJA

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI) 1 PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI) Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai S-1 Teknik Sipil diajukan

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH UMUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH UMUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU i PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH UMUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU Disusun oleh : RICHARD SUTRISNO Mahasiswa : 11973 / TS NPM : 04 02 11973 PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN BANK DANAMON JL PEMUDA-JEPARA

PERENCANAAN STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN BANK DANAMON JL PEMUDA-JEPARA TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN BANK DANAMON JL PEMUDA-JEPARA Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata1 (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik

Lebih terperinci

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG TUGAS AKHIR 1 HALAMAN JUDUL PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Teknik Program

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR WILAYAH DIRJEN PAJAK SULAWESI SELATAN, BARAT DAN TENGGARA

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR WILAYAH DIRJEN PAJAK SULAWESI SELATAN, BARAT DAN TENGGARA PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR WILAYAH DIRJEN PAJAK SULAWESI SELATAN, BARAT DAN TENGGARA Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN RESTO DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN RESTO DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN RESTO DUA LANTAI Oleh: Agus Catur kurniawan I.850608 PROGRAM DIII TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 011 MOTTO...Sesungguhnya

Lebih terperinci

ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS

ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS Analisa Dimensi dan Struktur Atap Menggunakan Metode Daktilitas Terbatas 1 - ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS M. Ikhsan Setiawan ABSTRAK Sttruktur gedung Akademi

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG. Oleh : BAYU ARDHI PRIHANTORO NPM :

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG. Oleh : BAYU ARDHI PRIHANTORO NPM : PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : BAYU

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. : PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : KEVIN IMMANUEL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan pendidikan Program Diploma III Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret adalah menciptakan Ahli madya yang terampil dan profesional serta kompeten

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI LEMBAR PERYATAAN ORIGINALITAS LAPORAN LEMBAR PERSEMBAHAN INTISARI ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM. PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1)

LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1) LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1) PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG B POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG Oleh: Sonny Sucipto (04.12.0008) Robertus Karistama (04.12.0049) Telah diperiksa dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI SURAKARTA

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI SURAKARTA PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI SURAKARTA Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu sarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : Yusup Ruli Setiawan NPM :

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik

Lebih terperinci

PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI

PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI Wildiyanto NRP : 9921013 Pembimbing : Ir. Maksum Tanubrata,

Lebih terperinci

Semarang, Nopember Penyusun

Semarang, Nopember Penyusun KATA PENGANTAR Alhamdulillahi rabbil alamin, Puji Syukur ke Khadirat ALLAH SWT atas segala Nikmat, Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR APARTEMEN MEGA BEKASI TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh : ARIEF BUDIANTO No. Mahasiswa : / TSS NPM :

PERANCANGAN STRUKTUR APARTEMEN MEGA BEKASI TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh : ARIEF BUDIANTO No. Mahasiswa : / TSS NPM : PERANCANGAN STRUKTUR APARTEMEN MEGA BEKASI TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU Oleh : ARIEF BUDIANTO No. Mahasiswa : 12183 / TSS NPM : 05 02 12183 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA

Lebih terperinci

1.6 Tujuan Penulisan Tugas Akhir 4

1.6 Tujuan Penulisan Tugas Akhir 4 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN i ii in KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI INTISARI v viii xii xiv xvii xxii BAB I PENDAHIJLUAN 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL BAHTERA SURABAYA JAWA TIMUR. Laporan Tugas Akhir

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL BAHTERA SURABAYA JAWA TIMUR. Laporan Tugas Akhir PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL BAHTERA SURABAYA JAWA TIMUR Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : ALEX MARDOS MUNTHE

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH ATAS EMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH ATAS EMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH ATAS EMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL Naskah Publikasi Ilmiah untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG RUMAH SAKIT AKADEMIK UNIVERSITAS GAJAH MADA YOGYAKARTA. Oleh : ROBERTUS ADITYA SEPTIAN DWI NUGRAHA NPM.

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG RUMAH SAKIT AKADEMIK UNIVERSITAS GAJAH MADA YOGYAKARTA. Oleh : ROBERTUS ADITYA SEPTIAN DWI NUGRAHA NPM. PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG RUMAH SAKIT AKADEMIK UNIVERSITAS GAJAH MADA YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL LARAS ASRI SALATIGA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh :

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL LARAS ASRI SALATIGA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh : PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL LARAS ASRI SALATIGA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU Oleh : HARDI WIBOWO No. Mahasiswa : 11515 / TS NPM : 03 02 11515 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai 8 BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Pada Pelat Lantai Dalam penelitian ini pelat lantai merupakan pelat persegi yang diberi pembebanan secara merata pada seluruh bagian permukaannya. Material yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN BAB IV ANALISA PERHITUNGAN 4.1 PERHITUNGAN METODE ASD 4.1.1 Perhitungan Gording Data perencanaan: Jenis baja : Bj 41 Jenis atap : genteng Beban atap : 60 kg/m 2 Beban hujan : 20 kg/m 2 Beban hujan : 100

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KECAMATAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KECAMATAN 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya perpustakaan.uns.ac.id pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS HOTEL ARCS DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR PROGRAM SARJANA STRATA SATU

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS HOTEL ARCS DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR PROGRAM SARJANA STRATA SATU PERANCANGAN STRUKTUR ATAS HOTEL ARCS DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR PROGRAM SARJANA STRATA SATU Disusun oleh: Ferryanto TM 93 02 07273 UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA FAKULTAS TEKNIK PROGRAM

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR UNIT GEDUNG A UNIVERSITAS IKIP VETERAN SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR UNIT GEDUNG A UNIVERSITAS IKIP VETERAN SEMARANG PERENCANAAN STRUKTUR UNIT GEDUNG A UNIVERSITAS IKIP VETERAN SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci