PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO ELEKTRONIK 2 LANTAI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO ELEKTRONIK 2 LANTAI"

Transkripsi

1 PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO ELEKTRONIK LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program Studi Diploma III Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun Oleh : EKA YUDHA IRAWAN NIM : I HARGUNA JALU WINANDA NIM : I PROGRAM STUDI D-III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 016

2

3

4 MOTTO Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan (Q. S. Al-Insyirah : 6) Jangan takut jatuh karena yang tidak pernah memanjatlah yang tidak pernah jatuh. Jangan takut gagal, karena yang tidak pernah gagal yang tidak pernah melangkah. Jangan takut salah, karena dengan kesalahan yang pertama kita dapat menambah pengetahuan baru dan mencari jalan yang benar pada langkah yang kedua (Buya Hamka Ulama, Sastrawan & Filsuf ) Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan, serta memperhalus perasaan (Tan Malaka Aktivis Perjuangan Kemerdekaan Indonesia ) Jika A adalah kesuksesan dalam hidup, maka A = x + y + z. Bekerja adalah x, bermain adalah y dan z adalah menjaga mulutmu untuk diam (Albert Einstein Ilmuwan Fisika Teoritis ) iv

5 PERSEMBAHAN Tulisan ini sepenuhnya saya persembahkan kepada : 1. Allah SWT, Sang Pemilik dan Pencipta alam semesta, tempat terbaik untuk menggantungkan segala urusan, Maha Perkasa lagi Bijaksana, Maha Pengasih dan Penyayang, Maha Kuat yang menguatkan, pemilik rencana terbaik atas hamba-nya.. Junjungan dan suri tauladan terbaik sepanjang masa, Rasulullah Muhammad SAW. Semoga sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada beliau SAW juga kepada keluarga, sahabat, pengikut dan pengikut dari pengikut Beliau SAW. 3. Ibu dan ayah juara dunia. 4. Kakak dan adik tersayang. v

6 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN.... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii MOTTO... iv PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL... xix BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Maksud dan Tujuan Kriteria Perencanaan Peraturan-Peraturan yang Berlaku Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan Sistem Kerja Beban Provisi Keamanan Perencanaan Atap Perencanaan Tangga Perencanaan Plat Lantai Perencanaan Balok Anak Perencanaan Portal Perencanaan Pondasi vii

7 BAB PERENCANAAN ATAP.1. Rencana Atap Dasar Perencanaan Perencanaan Gording Perencanaan Pembebanan Hitungan Pembebanan Kontrol Terhadap Tegangan Kontrol Terhadap Lendutan Perencanaan Seperempat Kuda-Kuda Hitungan Panjang Batang Seperempat Kuda-Kuda Hitungan Luasan Seperempat Kuda-Kuda Hitungan Pembebanan Seperempat Kuda-Kuda Perencanaan Profil Seperempat Kuda-Kuda Hitungan Alat Sambung Perencanaan Setengah Kuda-Kuda Hitungan Panjang Batang Setengah Kuda-Kuda Hitungan Luasan Setengah Kuda-Kuda Hitungan Pembebanan Setengah Kuda-Kuda Perencanaan Profil Setengah Kuda-Kuda Hitungan Alat Sambung Perencanaan Jurai Hitungan Panjang Batang Jurai Hitungan Luasan Jurai Hitungan Pembebanan Jurai Perencanaan Profil Jurai Hitungan Alat Sambung Perencanaan Kuda-Kuda Utama (KK1) Hitungan Panjang Batang Kuda-Kuda Hitungan Luasan Kuda-Kuda Utama (KK1) Hitungan Pembebanan Kuda-Kuda Utama (KK1) Perencanaan Profil Kuda-Kuda Utama (KK1) viii

8 .6.5. Hitungan Alat Sambung Perencanaan Kuda-Kuda Utama (KK) Hitungan Panjang Batang Kuda-Kuda Hitungan Luasan Kuda-Kuda Utama (KK) Hitungan Pembebanan Kuda-Kuda Utama (KK) Perencanaan Profil Kuda-Kuda Utama (KK) Hitungan Alat Sambung Perencanaan Konsul Hitungan Panjang Batang Konsul Hitungan Luasan Konsul Hitungan Pembebanan Konsul Perencanaan Profil Konsul Hitungan Alat Sambung BAB 3 PERENCANAAN TANGGA 3.1. Uraian Umum Data Perencanaan Tangga Dalam Perhitungan Tebal Plat Equivalen dan Pembebanan Hitungan Tebal Plat Equivalen Hitungan Beban Perhitungan Tulangan Tangga dan Bordes Hitungan Tulangan Tumpuan Hitungan Tulangan Lapangan Perencanaan Balok Bordes Pembebanan Balok Bordes Hitungan Tulangan Lentur Hitungan Tulangan Geser Hitungan Pondasi Tangga Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi Hitungan Tulangan Lentur... 1 ix

9 BAB 4 PERENCANAAN PLAT LANTAI DAN PLAT ATAP 4.1. Perencanaan Plat Lantai dan Plat Atap Plat Lantai Hitungan Pembebanan Plat Lantai Hitungan Momen pada Plat Lantai Penulangan Plat Lantai Penulangan Lapangan Arah x Penulangan Lapangan Arah y Penulangan Tumpuan Arah x Penulangan Tumpuan Arah y Plat Atap Hitungan Pembebanan Plat Atap Hitungan Momen pada Plat Atap Penulangan Plat Atap Penulangan Lapangan Arah x Penulangan Lapangan Arah y Penulangan Tumpuan Arah x Penulangan Tumpuan Arah y Rekapitulasi Tulangan Plat Lantai BAB 5 PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA 5.1. Pembebanan Perencanaan Dimensi Denah Pembebanan Tributari Area Beban Balok Anak Beban Balok Portal Beban Ring Balk Beban Sloof Beban Kuda-Kuda yang dipikul oleh Kolom x

10 5.. Analisis Struktur Analisis Tampang Hitungan Tulangan Balok Anak Tipe A (BA 1) Hitungan Tulangan Balok Portal Tipe B Hitungan Tulangan Balok Portal Tipe B Penulangan Kolom Hitungan Tulangan Lentur Kolom Hitungan Tulangan Geser Kolom Rekapitulasi Tulangan Balok Anak dan Portal Tulangan Balok Anak Tulangan Balok Induk Tulangan Ring Balk dan Sloof Tulangan Kolom BAB 6 PERENCANAAN PONDASI 6.1. Data Perencanaan Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi Perencanaan Tulangan Pondasi Hitungan Tulangan Lentur Hitungan Tulangan Geser BAB 7 RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) 7.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Cara Hitungan Hitungan Volume Pekerjaan Persiapan Pekerjaan Tanah Pekerjaan Pondasi Pekerjaan Dinding xi

11 Pekerjaan Plesteran Pekerjaan Kayu Pekerjaan Beton Pekerjaan Penutup Atap Pekerjaan Langit-Langit Pekerjaan Sanitasi Pekerjaan Besi dan Alumunium Pekerjaan Kunci dan Kaca Pekerjaan Penutup Lantai dan dinding Pekerjaan Cat/Pelitur Pekerjaan Instalasi Listrik Harga Satuan Dasar Daftar Harga Satuan Upah Daftar Harga Satuan Bahan Analisa Harga Satuan Pekerjaan Analisa Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya (RAB) DAFTAR PUSTAKA... 7 PENUTUP LAMPIRAN xii

12 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar.1. Rencana Atap Gambar.. Rencana Kuda-Kuda Gambar.3. Pembebanan Gording untuk Beban Mati (titik) Gambar.4. Pembebanan Gording untuk Beban Hidup Gambar.5. Pembebanan Gording untuk Beban Angin... 0 Gambar.6. Panjang Batang Seperempat Kuda-Kuda... 3 Gambar.7. Luasan Atap Seperempat Kuda-Kuda... 5 Gambar.8. Luasan Plafond... 6 Gambar.9. Pembebanan Seperempat Kuda-Kuda Akibat Beban Mati.. 7 Gambar.10. Pembebanan Seperempat Kuda-Kuda Akibat Beban Angin 3 Gambar.11. Panjang Batang Setengah Kuda-Kuda Gambar.1. Luasan Atap Setengah Kuda-Kuda Gambar.13. Luasan Plafond Setengah Kuda-Kuda Gambar.14. Pembebanan Setengah Kuda-Kuda Akibat Beban Mati... 4 Gambar.15. Pembebanan Setengah Kuda-Kuda Akibat Beban Angin Gambar.16. Panjang Batang Jurai Gambar.17. Luasan Atap Jurai Gambar.18. Luasan Plafond Jurai Gambar.19. Pembebanan Jurai Akibat Beban Mati Gambar.0. Pembebanan Jurai Akibat Beban Angin Gambar.1. Panjang Batang Kuda-Kuda Utama (KK1) Gambar.. Luasan Atap Kuda-Kuda Utama (KK1) Gambar.3. Luasan Plafond Kuda-Kuda Utama (KK1) Gambar.4. Pembebanan Kuda-Kuda Utama (KK1) Akibat Beban Mati Gambar.5. Pembebanan Kuda-Kuda Utama (KK1) Akibat Beban Angin Gambar.6. Panjang Kuda-Kuda Utama (KK)... 8 Gambar.7. Luasan Atap Kuda-Kuda Utama (KK) xiii

13 Gambar.8. Luasan Plafond Kuda-Kuda Utama (KK) Gambar.9. Pembebanan Kuda-Kuda Utama (KK) Akibat Beban Mati Gambar.30. Pembebanan Kuda-Kuda Utama (KK) Akibat Beban Angin Gambar.31. Panjang Batang Konsul Gambar.3. Luasan Atap Konsul Gambar.33. Luasan Plafond Gambar.34. Pembebanan Konsul Akibat Beban Mati Gambar.35. Pembebanan Konsul Akibat Beban Angin Gambar 3.1. Tampak Atas Gambar 3.. Detail Tangga Gambar 3.3. Tebal Equivalen Gambar 3.4. Rencana Tumpuan Tangga Gambar 3.5. Hasil Perhitungan SAP Momen Terbesar Gambar 3.6. Rencana Balok Bordes Gambar 3.7. Hasil Perhitungan SAP Joint Reaction Gambar 3.8. Pondasi Tangga Gambar 4.1. Denah Plat Lantai dan Plat Atap... 1 Gambar 4.. Plat Tipe A (VII A) Gambar 4.3. Perencanaan Tinggi Efektif Gambar 4.4. Denah Plat Atap Gambar 4.5. Plat Tipe H (III) Gambar 4.6. Perencanaan Tinggi Efektif Gambar 5.1. Area Pembebanan Balok Anak Gambar 5.. Area Pembebanan Portal Gambar 5.3. Lebar Equivalen Balok Anak Tipe A Gambar 5.4. Lebar Equivalen Balok Induk Tipe 1 A-B Gambar 5.5. Tipe Ring Balk Gambar 5.6. Tipe Sloof Gambar 5.7. Struktur Portal 3 Dimensi Gambar 5.8. Pembebanan Balok Anak As B xiv

14 Gambar 5.9. Pembebanan Balok Induk As B Gambar Momen Balok As Balok Anak As B Gambar Momen Balok Induk As B Gambar 5.1. Momen Balok Induk As 5 A-F Gambar Gaya Geser Balok Anak As B Gambar Gaya Geser Balok Induk As B Gambar Gaya Geser Balok Induk As 5 A-F Gambar Gaya Aksial Balok As 5 A-F Gambar Potongan Balok Anak Tipe A Gambar Potongan Balok Induk B Gambar Potongan Balok Induk B Gambar 5.0. Bidang Aksial Kolom Gambar 5.1. Bidang Momen Kolom Gambar 5.. Bidang Geser Kolom Gambar 5.3. Detail Tulangan Kolom K Gambar 6.1. Denah Pondasi Gambar 6.. Perencanaan Pondasi untuk Kolom Gambar 6.3. Bidang Joint Reaksi Portal As 3 B Gambar 6.4. Bidang Momen Terbesar Portal As 4 D xv

15 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1. Beban Hidup... 5 Tabel 1.. Koefisien Reduksi Beban Hidup... 5 Tabel 1.3. Faktor Pembebanan U... 7 Tabel 1.4. Faktor Reduksi Reduksi Kekuatan... 8 Tabel.1. Kombinasi Gaya Dalam pada Gording... 1 Tabel.. Data Panjang Batang pada Seperempat Kuda-Kuda... 4 Tabel.3. Data Luas Atap Seperempat Kuda-Kuda... 5 Tabel.4. Data Luas Plafond Seperempat Kuda-Kuda... 6 Tabel.5. Rekapitulasi Beban Mati Seperempat Kuda-Kuda Tabel.6. Hitungan Beban Angin Tabel.7. Rekapitulasi Gaya Batang Seperempat Kuda-Kuda Tabel.8. Rekapitulasi Perencanaan Profil Seperempat Kuda-Kuda Tabel.9. Data Panjang Batang Setengah Kuda-Kuda Tabel.10. Data Luas Atap Setengah Kuda-Kuda Tabel.11. Data Luas Plafond Setengah Kuda-Kuda... 4 Tabel.1. Data Hasil Hitungan Beban Mati (SK1) Tabel.13. Rekapitulasi Beban Mati Setengah Kuda-Kuda Tabel.14. Hitungan Beban Angin Setengah Kuda-Kuda Tabel.15. Rekapitulasi Gaya Batang Setengah Kuda-Kuda Tabel.16. Rekapitulasi Perencanaan Profil Setengah Kuda-Kuda... 5 Tabel.17. Data Panjang Batang pada Jurai Tabel.18. Data Luasan Atap Jurai Tabel.19. Data Luasan Plafond Jurai Tabel.0. Data Hasil Hitungan Beban Mati Jurai Tabel.1. Rekapitulasi Pembebanan Jurai Tabel.. Data Hasil Hitungan Beban Angin Jurai Tabel.3. Beban Reaksi Perletakan Jurai Tabel.4. Rekapitulasi Gaya Batang Jurai Tabel.5. Rekapitulasi Perencanaan Profil Jurai xvi

16 Tabel.6. Data Panjang Batang Pada Kuda-Kuda Utama (KK1) Tabel.7. Data Luasan Atap Kuda-Kuda Utama (KK1) Tabel.8. Data Luasan Plafond Kuda-Kuda Utama (KK1) Tabel.9. Data Hasil Hitungan Beban Mati (KK1) Tabel.30. Rekapitulasi Beban Mati... 7 Tabel.31. Data Hasil Hitungan Beban Angin (KK1) Tabel.3. Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-Kuda Utama (KK1) Tabel.33. Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-Kuda Utama (KK1) Tabel.34. Hitungan Panjang Batang pada Kuda-Kuda Utama (KK)... 8 Tabel.35. Data Luas Atap Kuda-Kuda Utama (KK) Tabel.36. Data Luas Plafond Kuda-Kuda Utama (KK) Tabel.37. Data Hasil Hitungan Beban Mati (KK) Tabel.38. Rekapitulasi Beban Mati Tabel.39. Data Hasil Hitungan Beban Angin (KK) Tabel.40. Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-Kuda Utama (KK) Tabel.41. Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-Kuda Utama (KK) Tabel.4. Data Panjang Batang Pada Konsul Tabel.43. Data Luasan Atap Konsul Tabel.44. Data Luasan Plafond Konsul Tabel.45. Data Hasil Hitungan Beban Mati Konsul Tabel.46. Rekapitulasi Beban Mati Konsul Tabel.47. Hitungan Beban Angin Konsul Tabel.48. Rekapitulasi Gaya Batang Konsul Tabel 4.1. Hitungan Momen Plat Lantai Tabel 4.. Hitungan Momen Plat Atap Tabel 4.3. Rekapitulasi Penulangan Plat Lantai dan Plat Atap Tabel 5.1. Hitungan Lebar Equivalen Balok Anak Tabel 5.. Hitungan Lebar Equivalen Balok Induk Tabel 5.3. Hitungan Pembebanan Balok Anak Tabel 5.4. Hitungan Pembebanan Balok Induk Tabel 5.5. Hitungan Pembebanan Ring Balk Tabel 5.6. Hitungan Pembebanan Sloof xvii

17 Tabel 5.7. Hitungan Tulangan Lentur (Lapangan) Tabel 5.8. Hitungan Tulangan Lentur (Tumpuan) Tabel 5.9. Hitungan Tulangan Geser (Lapangan) Tabel Hitungan Tulangan Geser (Tumpuan) Tabel Rekapitulasi Penulangan Balok Anak Tabel 5.1. Rekapitulasi Penulangan Balok Induk Tabel Rekapitulasi Penulangan Ring Balk dan Sloof (Tumpuan) Tabel Rekapitulasi Penulangan Kolom Tabel 7.1. Daftar Harga Satuan Upah Tabel 7.. Daftar Harga Satuan Bahan Tabel 7.3. Analisa Harga Satuan Pekerjaan... 1 Tabel 7.4. Analisa Rencana Anggaran Biaya Tabel 7.5. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya (RAB) xviii

18 DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL Satuan A = Luas penampang batang baja cm² B = Luas penampang m² As = Luas tulangan tekan mm² As = Luas tulangan tarik mm² C = Baja profil canal D = Diameter tulangan mm Def = Tinggi efektif mm E = Modulus elastisitas m e = Eksentrisitas m F c = Kuat tekan beton yang disyaratkan Mpa Fy = Kuat leleh yang disyaratkan Mpa g = Percepatan gravitasi m/dt h = Tinggi total komponen struktur cm H = Tebal lapisan tanah m I = Momen inersia mm² L = Panjang batang Kuda-Kuda m M = Harga momen kgm Mu = Momen berfaktor kgm N = Gaya tekan normal kg Nu = Beban aksial berfaktor P = Gaya batang pada baja kg q = Beban merata kg/m q = Tekanan pada pondasi kg/m S = Spasi dari tulangan mm Vu = Gaya geser berfaktor kg W = Beban angin kg Z = Lendutan yang terjadi pada baja cm = Diameter tulangan baja mm = Faktor reduksi untuk beton = Ratio tulangan tarik As/bd = Tegangan yang terjadi kg/cm³ = Faktor penampang xix

19 KATA PENGANTAR Berawal dari rasa syukur tiada terkira kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah dan berkah-nya. Atas ijin-nya, Tugas Akhir dengan judul PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO ELEKTRONIK LANTAI telah terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW sekaligus keluarga, sahabat dan pengikut beliau SAW. Tugas Akhir ini disusun guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md.) di Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tugas Akhir ini dapat terselesaikan tentu karena adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, terutama kepada: 1. Segenap pimpinan beserta staff Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta.. Segenap pimpinan beserta staff Program Diploma III Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ir. Endang Rismunarsi, MT., selaku pembimbing yang selalu bijaksana dan sabar memberikan bimbingan kepada kami dan tak kenal lelah memotivasi. 4. Seluruh dosen dan karyawan serta rekan-rekan mahasiswa FT UNS, khususnya mahasiswa jurusan Diploma III Teknik Sipil angkatan 013 yang telah membantu terselesaikannya laporan Tugas Akhir ini. 5. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan Tugas Akhir ini. Tidak dipungkiri, bahwa kekurangan sangat dimungkinkan dalam penyusunan Tugas Akhir ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk memperbaiki dan menyempurnakan Tugas Akhir ini. Akhir kata, penulis berharap, semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat dan berkah bagi kita semua dan bagi penulis pada khususnya. Surakarta, Juni 016 Penulis vi

20 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menghadapi masa depan yang semakin modern, kehadiran seorang Ahli Madya Teknik Sipil siap pakai yang menguasai di bidangnya sangat diperlukan. Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai lembaga pendidikan, bertujuan untuk menghasilkan Ahli Madya Teknik Sipil yang berkualitas, bertanggung jawab, dan kreatif dalam menghadapi tantangan masa depan dan ikut serta menyukseskan pembangunan nasional. Semakin pesatnya perkembangan dunia teknik sipil di Indonesia saat ini menuntut terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung kemajuannya dalam bidang ini. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, kami sebagai bangsa Indonesia akan dapat memenuhi tuntutan ini. Karena dengan hal ini kami akan semakin siap menghadapi tantangannya. Bangsa Indonesia telah menyediakan berbagai sarana guna memenuhi sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam merealisasikan hal ini Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai salah satu lembaga pendidikan yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut memberikan Tugas Akhir sebuah perencanaan struktur gedung bertingkat dengan maksud agar dapat menghasilkan tenaga yang bersumber daya dan mampu bersaing dalam dunia kerja. 1.. Maksud dan Tujuan Dalam menghadapi pesatnya perkembangan jaman yang semakin modern dan berteknologi, serta derasnya arus globalisasi saat ini, sangat diperlukan seorang teknisi yang berkualitas. Khususnya dalam bidang teknik sipil, sangat diperlukan teknisi-teknisi yang menguasai ilmu dan keterampilan dalam bidangnya. Fakultas 1

21 Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai lembaga pendidikan bertujuan untuk menghasilkan ahli teknik yang berkualitas, bertanggung jawab, kreatif dalam menghadapi masa depan serta dapat mensukseskan pembangunan nasional di Indonesia. Program Studi DIII Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret memberikan tugas akhir dengan maksud dan tujuan : a. Mahasiswa dapat merencanakan suatu konstruksi bangunan yang sederhana sampai bangunan bertingkat secara ekonomis dan efisien. b. Mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengetahuan, pengertian dan pengalaman dalam merencanakan struktur gedung. c. Mahasiswa dapat mengembangkan daya pikirnya dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi dalam perencanaan struktur gedung Kriteria Perencanaan a. Spesifikasi Bangunan 1) Fungsi Bangunan : Toko elektronik ) Luas Bangunan : ± 1536,5 m 3) Jumlah Lantai : lantai 4) Elevasi Lantai : 4 m 5) Konstruksi Atap : Rangka kuda-kuda baja 6) Penutup Atap : Metal roof 7) Pondasi : Foot plat b. Spesifikasi Bahan 1) Mutu Baja Profil : BJ-37 ) Mutu Beton (f c) : 0 MPa 3) Mutu Baja Tulangan (fy) : Polos : 40 MPa Ulir : 30 MPa

22 Peraturan-Peraturan yang Berlaku a. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung (SNI ). b. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI ). c. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (1983). d. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (1971) Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun beban khusus yang bekerja pada struktur bangunan tersebut. Beban-beban yang bekerja pada struktur dihitung menurut Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983, beban-beban tersebut adalah : 1. Beban Mati (qd) Beban mati adalah berat dari semua bagian suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian penyelesaian, mesin-mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian tak terpisahkan dari gedung. Untuk merencanakan gedung, beban mati yang terdiri dari berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung adalah : a) Bahan Bangunan 1. Beton bertulang kg/m 3. Pasir kg/m 3 3. Beton biasa kg/m 3

23 4 b) Komponen Gedung 1. Langit langit dan dinding (termasuk rusuk rusuknya, tanpa penggantung langit-langit atau pengaku), terdiri dari : - Semen asbes (eternit) dengan tebal maximum 4 mm...11 kg/m - Kaca dengan tebal 3 4 mm...10 kg/m. Penggantung langit- langit (dari kayu), dengan bentang maksimum 5 m dan jarak s.k.s. minimum 0,80 m 7 kg/m 3. Penutup lantai dari tegel, keramik dan beton (tanpa adukan) per cm tebal...4 kg/m 4. Adukan semen per cm tebal...1 kg/m 5. Penutup atap genteng dengan reng dan usuk...50 kg/m 6. Dinding pasangan batu merah setengah bata kg/m. Beban Hidup (ql) Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghuni atau pengguna suatu gedung, termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan pembebanan lantai dan atap tersebut. Khususnya pada atap, beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan ( PPIUG 1983). Untuk merencanakan gedung ini beban hidup yang kita gunakan sesuai acuan PPIUG 1983, yang dijelaskan pada Tabel 1.1.

24 5 Tabel 1.1. Beban hidup 1 Lantai dan tangga rumah tinggal, kecuali yang disebut 00 kg/m dalam b Lantai dan tangga rumah tinggal sederhana dan gudanggudang 15 kg/m tidak penting yang bukan untuk toko, pabrik, atau bengkel 3 Lantai sekolah, ruang kuliah, kantor, toko, toserba, restoran, 50 kg/m hotel, asrama dan rumah sakit 4 Tangga, bordes, dan gang yang disebut dalam c 300 kg/m Sumber : PPIUG 1983 Berhubung peluang untuk terjadi beban hidup penuh yang membebani semua bagian dan semua unsur struktur pemikul secara serempak selama unsur gedung tersebut adalah sangat kecil, maka pada perencanaan balok induk dan portal dari sistem pemikul beban dari suatu struktur gedung, beban hidupnya dikalikan dengan suatu koefisien reduksi yang nilainya tergantung pada penggunaan gedung yang ditinjau, seperti diperlihatkan pada tabel 1.. Tabel 1.. Koefisien reduksi beban hidup No. Penggunaan Gedung 1. PERUMAHAN/HUNIAN Rumah Sakit, Poliklinik. PERTEMUAN UMUM Ruang Rapat, R. Pagelaran, Musholla 3. PENYIMPANAN Perpustakaan, Ruang Arsip 4. PERDAGANGAN Toko, Toserba, Pasar 5. TANGGA Rumah Sakit, Poliklinik 6. KANTOR Kantor, Bank Sumber : PPIUG 1983 Koefesien Beban Hidup untuk Perencanaan Balok Induk 0,75 0,90 0,80 0,80 0,75 0,60

25 6 3. Beban Angin (W) Beban Angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara (PPIUG 1983). Beban Angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan negatif (hisapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang yang ditinjau. Besarnya tekanan positif dan negatif yang dinyatakan dalam kg/m ini ditentukan dengan mengalikan tekanan tiup dengan koefisien-koefisien angin. Tekan tiup harus diambil minimum 5 kg/m, kecuali untuk daerah di laut dan di tepi laut sampai sejauh 5 km dari tepi pantai. Pada daerah tersebut tekanan hisap diambil minimum 40 kg/m. Sedangkan koefisien angin untuk gedung tertutup : 1. Dinding Vertikal a) Di pihak angin...+ 0,9 b) Di belakang angin...- 0,4. Atap segitiga dengan sudut kemiringan a) Di pihak angin : < ,0-0,4 65 < < ,9 b) Di belakang angin, untuk semua...- 0, Sistem Kerja Beban Bekerjanya beban untuk bangunan bertingkat berlaku sistem gravitasi, yaitu elemen struktur yang berada di atas akan membebani elemen struktur di bawahnya, atau dengan kata lain elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih besar akan menahan atau memikul elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih kecil. Dengan demikian sistem kerjanya beban untuk elemen elemen struktur gedung bertingkat secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut; Beban pelat lantai didistribusikan terhadap balok anak dan balok portal, beban balok portal didistribusikan ke kolom dan beban kolom kemudian diteruskan ke tanah dasar melalui pondasi.

26 Provisi Keamanan Dalam pedoman beton SNI , struktur harus direncanakan untuk memiliki cadangan kekuatan untuk memikul beban yang lebih tinggi dari beban normal. Kapasitas cadangan ini mencakup faktor pembebanan (U), yaitu untuk memperhitungkan pelampauan beban dan faktor reduksi ( ), yaitu untuk memperhitungkan kurangnya mutu bahan di lapangan. Pelampauan beban dapat terjadi akibat perubahan dari penggunaan untuk apa struktur direncanakan dan penafsiran yang kurang tepat dalam memperhitungkan pembebanan. Sedang kekurangan kekuatan dapat diakibatkan oleh variasi yang merugikan dari kekuatan bahan, pengerjaan, dimensi, pengendalian dan tingkat pengawasan. Tabel 1.3. Faktor Pembebanan U KOMBINASI BEBAN D 1,4 D FAKTOR U D, L, A,R 1, D + 1,6 L + 0,5 (A atau R) D, L,W, A, R 1, D + 1,0 L 1,6 W + 0,5 (A atau R) D, W 0,9 D 1,6 W D, L, E 1, D + 1,0 L 1,0 E D, E 0,9 D 1,0 E Sumber : SNI Keterangan : D L R W E A = Beban mati = Beban hidup = Beban air hujan = Beban angin = Beban gempa = Beban atap

27 8 Tabel 1.4. Faktor Reduksi Kekuatan GAYA Lentur tanpa beban aksial 0,8 Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur Aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur 0,8 Komponen dengan tulangan spiral 0,7 Komponen lain > Geser dan torsi 0,65 > Tumpuan beton 0,75 Karena kandungan agregat kasar untuk beton struktural seringkali berisi agregat kasar berukuran diameter lebih dari cm, maka diperlukan adanya jarak tulangan minimum agar campuran beton basah dapat melewati tulangan baja tanpa terjadi pemisahan material sehingga timbul rongga rongga pada beton. Sedangkan untuk melindungi dari karat dan kehilangan kekuatannya dalam kasus kebakaran, maka diperlukan adanya tebal selimut beton minimum. Beberapa persyaratan utama pada pedoman beton SNI adalah sebagai berikut : a. Jarak bersih antara tulangan sejajar yang selapis tidak boleh kurang dari d b atau 5 mm, dimana d b adalah diameter tulangan b. Jika tulangan sejajar tersebut diletakkan dalam dua lapis atau lebih, tulangan pada lapisan atas harus diletakkan tepat diatas tulangan di bawahnya dengan jarak bersih tidak boleh kurang dari 5 mm Tebal selimut beton minimum untuk beton yang dicor ditempat adalah: a. Untuk pelat dan dinding = 0 mm b. Untuk balok dan kolom = 40 mm c. Beton yang berhubungan langsung dengan tanah atau cuaca. = 50 mm

28 Perencanaan Atap 1. Pada perencanaan atap ini, beban yang bekerja adalah : Beban mati Beban hidup Beban angin. Asumsi Perletakan Tumpuan sebelah kiri adalah Sendi. Tumpuan sebelah kanan adalah Rol. 3. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI Dan untuk perhitungan dimensi profil rangka kuda-kuda: a. Batang tarik Tarik Leleh ; Pn = 0,9. Ag. Fy Tarik Fraktur ; Pn = 0,75.Ag.U. fu An = Ag n dt U = 1 - L x x = jarak titik berat penampang dengan bidang sambungan L = jarak antara dua baut terjauh b. Batang tekan periksa syarat kelangsingan ; b tw 00 fy Pn = 0,85. Ag. fy λs = lk.r fy E

29 10 Apabila = λs 0,5 ω = 1 0,5 < λs < 1, ω 1,43 1,6 0,67. s λs 1, ω 1,5. s kontrol tegangan : Pu Pn 1...Aman Perencanaan Tangga Untuk perhitungan penulangan tangga dipakai kombinasi pembebanan akibat beban mati dan beban hidup yang disesuaikan dengan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung ( PPIUG 1989) dan SNI dan analisis struktur mengunakan perhitungan SAP 000. Sedangkan untuk tumpuan diasumsikan sebagai berikut : Tumpuan bawah adalah Jepit. Tumpuan tengah adalah Sendi. Tumpuan atas adalah Jepit. Perhitungan untuk penulangan tangga M n M u dimana, 0, 80 f y m = 0,85xf ' M Rn = n bxd c = 1 1 m 1.m.Rn fy 0,85.fc 600 b =.. fy 600 fy

30 11 max = 0,75. b min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min = 0,005 As = ada. b. d Luas tampang tulangan As = xbxd Perencanaan Pelat Lantai 1. Pembebanan : Beban mati Beban hidup : 50 kg/m. Asumsi Perletakan : jepit penuh 3. Analisa struktur menggunakan tabel PPIUG Analisa tampang menggunakan SNI Pemasangan tulangan lentur disyaratkan sebagai berikut : 1. Jarak minimum tulangan sengkang 5 mm. Jarak maksimum tulangan sengkang 40 atau h Penulangan lentur dihitung analisa tulangan tunggal dengan langkah-langkah sebagai berikut : M n M dimana, 0, 80 f y m = 0,85xf ' M Rn = n bxd u c = 1 1 m 1.m.Rn fy 0,85.fc 600 b =.. fy 600 fy

31 1 max = 0,75. b min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min = 0,005 As = ada. b. d Luas tampang tulangan As = xbxd Perencanaan Balok Anak 1. Pembebanan. Asumsi perletakan : Jepit-jepit 3. Analisa struktur pada perencanaan ini menggunakan program SAP Analisa tampang menggunakan peraturan SNI Perhitungan tulangan lentur : M n M dimana, 0, 80 f y m = 0,85xf ' M Rn = n bxd u c = 1 1 m 1.m.Rn fy 0,85.fc 600 b =.. fy 600 fy max = 0,75. b min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min = 1,4 f ' y

32 13 Perhitungan tulangan geser : = 0,75 V c = 1 x f ' cxbxd 6 Vc = 0,75 x Vc.Vc Vu 3 Vc Vu < Vc < 3 Vc Vs perlu = Vu Vc ( Av. fy. d) Vs ada = s (perlu tulangan geser) (tidak perlu tulangan geser) (pilih tulangan terpasang) (pakai Vs perlu) Perencanaan Portal 1. Pembebanan. Asumsi Perletakan Jepit pada kaki portal Bebas pada titik yang lain 3. Analisa struktur pada perencanaan atap ini menggunakan program SAP 000 Perhitungan tulangan lentur : M n M dimana, 0, 80 f y m = 0,85xf ' M Rn = n bxd u c = 1 1 m 1.m.Rn fy 0,85.fc 600 b =.. fy 600 fy max = 0,75. b

33 14 min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min = Perhitungan tulangan geser : = 0,75 V c = 1 x f ' cxbxd 6 Vc = 0,75 x Vc 1,4 f ' y.vc Vu 3 Vc Vu < Vc < 3 Vc Vs perlu = Vu Vc ( Av. fy. d) Vs ada = s (perlu tulangan geser) (tidak perlu tulangan geser) (pilih tulangan terpasang) (pakai Vs perlu) Perencanaan Pondasi 1. Pembebanan : Beban aksial dan momen dari analisa struktur portal akibat beban mati dan beban hidup. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI Perhitungan kapasitas dukung pondasi : yang terjadi = Vtot Mtot A 1.b.L 6 = σ tan ahterjadi < ijin tanah ( AMAN ) Sedangkan pada perhitungan tulangan lentur Mu = ½. qu. t f y m = 0,85xf ' c

34 15 M Rn = n bxd = 1 1 m 1.m.Rn fy 0,85.fc 600 b =.. fy 600 fy max = 0,75. b min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min = 0,0036 As = ada. b. d Luas tampang tulangan As = xbxd Perhitungan tulangan geser : Vu = x A efektif = 0,75 V c = 1 x f ' cxbxd 6 Vc = 0,75 x Vc.Vc Vu 3 Vc Vu < Vc < 3 Vc Vs perlu = Vu Vc ( Av. fy. d) Vs ada = s (perlu tulangan geser) (tidak perlu tulangan geser) (pilih tulangan terpasang) (pakai Vs perlu)

35 BAB PERENCANAAN ATAP.1. Rencana Atap Gambar.1. Rencana Atap Keterangan : KK1 = Kuda-kuda utama KK = Kuda-kuda utama G = Gording KT = Kuda-kuda trapesium R = Reng SK1 = Setengah kuda-kuda besar U = Usuk SK = Seperempat kuda-kuda N = Nok J = Jurai luar K = Konsul B = Bracing D = Dak Beton.1.1. Dasar Perencanaan Dasar perencanaan yang dimaksud di sini adalah data dari perencanaan atap itu sendiri, seperti perencanaan kuda-kuda dan gording, yaitu : a. Bentuk rangka kuda-kuda : Seperti tergambar b. Jarak antar kuda-kuda : 4,50 m 16

36 17 c. Kemiringan atap () : 30 d. Bahan gording : Baja profil lip channels in front to front arrangement ( ) e. Bahan rangka kuda-kuda : Baja profil double siku sama kaki () f. Bahan penutup atap : Metal roof g. Alat sambung : Baut-mur h. Jarak antar gording :,08 m i. Mutu baja profil : BJ-37 ( ijin = 1600 kg/cm ) ( leleh = 400 kg/cm ) f u = 370 MPa f y = 40 Mpa Gambar.. Rencana Kuda-Kuda ( Satuan cm )

37 18.. Perencanaan Gording..1. Perencanaan Pembebanan Dicoba menggunakan gording dengan dimensi baja profil tipe lip channels in front to front arrangement ( )100 x 100 x 0 x,3 dengan data sebagai berikut : a. Berat gording = 8,1 kg/m b. I x = 161 cm 4 c. I y = 140 cm 4 d. H = 100 mm e. B = 100 mm f. t s =,3 mm g. t b =,3 mm h. Z x = 3, cm 3 i. Z y = 8 cm 3 Kemiringan atap () Jarak antar gording (s) Jarak antar kuda-kuda utama (L) Jarak penggantung = 30 =,08 m = 4,50 m = 1,80 m Pembebanan berdasarkan Peraturan Pembebanan (PPIUG) 1987, sebagai berikut : a. Berat penutup atap = 0 kg/m b. Beban angin = 5 kg/m c. Beban hidup (pekerja) = 100 kg d. Beban penggantung dan plafond = 18 kg/m Indonesia Untuk Gedung

38 19... Hitungan Pembebanan a. Beban mati (titik) Beban mati (titik), seperti terlihat pada Gambar.3. : Gambar.3. Pembebanan Gording untuk Beban Mati (titik). Berat gording = 8,1 kg/m Berat plafond = 1,80 m x 18 kg/m = 3,4 kg/m Penutup atap =,08 m x 0 kg/m = 41,6 kg/m q = 8,1 kg/m q x = q sin = 8,1 x sin 30 = 41,06 kg/m q y = q cos = 8,1 x cos 30 = 71,1 kg/m M x1 = 1 / 8. q y. L = 1 / 8 x 71,1 x (4,5) = 180,0 kgm M y1 = 1 / 8. q x. L = 1 / 8 x 41,06 x (4,5) = 103,93 kgm + b. Beban hidup Beban hidup, seperti terlihat pada Gambar.4. : Gambar.4. Pembebanan Gording untuk Beban Hidup

39 0 P diambil sebesar 100 kg. P x = P sin = 100 x sin 30 = 50 kg P y = P cos = 100 x cos 30 = 86,60 kg M x = 1 / 4. P y. L = 1 / 4 x 86,60 x 4,5 = 97,45 kgm M y = 1 / 4. P x. L = 1 / 4 x 50 x 4,5 = 56,5 kgm c. Beban angin Beban angin, seperti terlihat pada Gambar.5. : ANGIN TEKAN ANGIN HISAP Gambar.5. Pembebanan Gording untuk Beban Angin Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m Koefisien kemiringan atap () = 30 1) Koefisien angin tekan = (0,0 0,4) = (0, ,4) = 0, ) Koefisien angin hisap = 0,4 Beban angin : 1) Angin tekan (W 1 ) = koef. Angin tekan x beban angin x 1/ x (s 1 +s ) = 0, x 5 x ½ x (,08+,08) = 10,4 kg/m ) Angin hisap (W ) = koef. Angin hisap x beban angin x 1/ x (s 1 +s ) = 0,4 x 5 x ½ x (,08+,08) = -0,8 kg/m Beban yang bekerja pada sumbu x, maka hanya ada harga M x : 1) M x (tekan) = 1 / 8. W 1. L = 1 / 8 x 10,4 x (4,5) = 6,35 kgm ) M x (hisap) = 1 / 8. W. L = 1 / 8 x -0,8 x (4,5) = -50,65 kgm

40 1 Kombinasi = 1,D + 1,6L ± 0,8W 1) M x M x (max) = 1,D + 1,6L + 0,8W = 1, (180,0) + 1,6 (97,45) + 0,8 (6,35) = 39,97 kgm M x (min) = 1,D + 1,6L - 0,8W = 1, (180,0) + 1,6(97,45) - 0,8(50,65) = 39,79 kgm ) M y M y (max) = M y(min) = 1,(103,93) + 1,6(56,5) = 14,7 kgm Tabel.1. Kombinasi Gaya Dalam pada Gording Momen Beban Mati Beban Hidup Beban Angin Kombinasi Tekan Hisap Minimum Maksimum (kgm) (kgm) (kgm) (kgm) (kgm) (kgm) Mx 180,0 97,45 6,35 50,65 39,79 39,97 My 103,0 56,5, ,7 14,7..3. Kontrol Terhadap Tegangan a. Kontrol terhadap Tegangan Minimum Mx = 39,7 kgm = 397 kgcm My = 14,7 kgm = 147 kgcm σ = M Z X X M Z Y Y = 397 3, = 179,4571 kg/cm < σ ijin = 1600 kg/cm (OK) b. Kontrol terhadap Tegangan Maksimum Mx = 39,97 kgm = 3997 kgcm My = 14,7 kgm = 147 kgcm

41 σ = M Z X X M Z Y Y = , = 1441,34 kg/cm < σ ijin = 1600 kg/cm (OK)..4. Kontrol Terhadap Lendutan Di pakai profil : 100 x 100 x 0 x,3 E =,1 x 10 6 kg/cm I x = 161 cm 4 I y = 140 cm 4 q x q y P x P y = 0,4106 kg/cm = 0,711 kg/cm = 50 kg = 86,60 kg 1 Zijin L Zijin 450,5 cm qx. L Zx = 384. E. I y 3 Px. L 48. E. I ,4106.(450) = , , = 1,0686 cm y Zy = 4 5. qy. L 384. E. I Py. L 48. E. 3 x I x ,711.(450) 86, = , , = 1,6094 cm

42 3 Z = Zx Zy = 1,0686 1,6094 1, 9319 z z ijin 1,9319 cm <,77 cm (AMAN) Jadi, baja profil lip channels in front to front arrangement ( ) dengan dimensi 100 x 100 x 0 x,3 aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk gording..3. Perencanaan Seperempat Kuda-Kuda Gambar.6. Panjang Batang Seperempat Kuda-Kuda ( Satuan cm )

43 Hitungan Panjang Batang Seperempat Kuda-Kuda Data panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel.. Data Panjang Batang pada Seperempat Kuda-Kuda Nomor Batang Panjang Batang (m) 1 1,8 1,8 3 0,9 4,08 5,08 6 1,04 7 1,04 8,08 9,08 10,6 11,6

44 5.3.. Hitungan Luasan Seperempat Kuda-Kuda A. Luas Atap Gambar.7. Luasan Atap Seperempat Kuda-Kuda Hitungan luas pembebanan menggunakan program AUTO CAD Tabel.3. Data Luas Atap Seperempat Kuda-Kuda Area Luas Satuan P1 4,44 m P 7,48 m P3 4,39 m P4 1,3 m

45 6 B. Luas Plafond Gambar.8. Luasan Plafond Hitungan luas pembebanan menggunakan program AUTO CAD Tabel.4. Data Luas Plafond Seperempat Kuda-Kuda Area Luas Satuan P5 3,85 m P6 6,48 m P7 3,8 m P8 1,06 m

46 Hitungan Pembebanan Seperempat Kuda-Kuda Data pembebanan : Berat gording = 8,1 kg/m Jarak antar kuda-kuda = 4,50 m Berat penutup atap = 0 kg/m Berat profil = 8,86 kg/m Gambar.9. Pembebanan Seperempat Kuda-Kuda Akibat Beban Mati 1. Hitungan Beban a. Beban Mati 1) Beban P 1 a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording = 8,1 x 4,5 = 36,54 kg

47 8 b) Beban atap = Luasan P1 x Berat atap = 4,44x 0 = 88,8 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,80+,08) x 8,86 = 17,19 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 17,19 = 5,16 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 17,19 = 1,7 kg ) Beban P a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording = 8,1 x 3,60 = 9,3 kg b) Beban atap = Luasan P x Berat atap = 7,48 x 0 = 149,60 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (,08 +,08 + 1,04 +,08) x 8,86 = 3,5 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 3,5 = 9,68 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 3,5 = 3,3 kg

48 9 3) Beban P 3 a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording = 8,1 x,7 = 1,9 kg b) Beban atap = Luasan P3 x Berat atap = 4,39 x 0 = 87,80 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda-kuda = ½ x (,08 + 1,04 +,08 +,6) x 8,86 = 33,05 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 33,05 = 9,91 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 33,05 = 3,30 kg 4) Beban P 4 a) Beban atap = Luasan P4 x berat atap = 1,3 x 0 = 4,60 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x Btg (6+11) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,04 +,60) x 8,86 = 16,13 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 16,13 = 4,84 kg d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 16,13 = 1,61 kg

49 30 5) Beban P 5 a) Beban plafond = Luasan P5 x berat plafond = 3,85 x 18 = 69,30 kg 6) Beban P 6 a) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( )x berat profil kuda kuda = ½ x (1,80 + 1,80 + 1,04) x 8,86 = 0,56 kg b) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 0,56 = 6,17 kg c) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 0,56 =,06 kg d) Beban plafond = Luasan P6 x berat plafond = 6,48 x 18 = 116,64 kg 7) Beban P 7 a) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( )x berat profil kuda kuda = ½ x (1,80+0,90+,08+,08) x 8,86 = 34,38 kg b) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 34,38 = 10,31 kg c) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 34,38 = 3,44 kg d) Beban plafond = Luasan P7 x berat plafond = 3,8 x 18 = 68,40 kg

50 31 8) Beban P 8 a) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (0,9+,6+,60) x 8,86 = 9,50 kg b) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 9,50 = 8,85 kg c) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 9,50 =,95 kg d) Beban plafond = Luasan P8 x berat plafond = 1,06 x 18 = 19,08 kg Tabel.5. Rekapitulasi Beban Mati Seperempat Kuda-Kuda Beban Beban Atap Beban gording Beban Kuda - kuda Beban Bracing Beban Plat Penyambung Beban Plafond Jumlah Beban Input SAP 000 (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) P P P P P P P P

51 3 c. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P, P 4 = 100 kg d. Beban Angin Hitungan beban angin : W1 W W3 W Gambar.10. Pembebanan Seperempat Kuda-Kuda Akibat Beban Angin Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m Koefisien angin tekan = 0,0 0,40 = (0,0 x 30) 0,40 = 0, 1) W 1 = luasan P1 x koef. angin tekan x beban angin = 4,44 x 0, x 5 =,0 kg ) W = luasan P x koef. angin tekan x beban angin = 7,48 x 0, x 5 = 37,40 kg 3) W 3 = luasan P3 x koef. angin tekan x beban angin = 4,39 x 0, x 5 = 1,95 kg 4) W 4 = luasan P4 x koef. angin tekan x beban angin = 1,3 x 0, x 5 = 6,15 kg

52 33 Tabel.6. Hitungan Beban Angin Beban Angin Beban (kg) Wy W.Cos Input SAP 000 Wx W.Sin Input SAP 000 (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) W 1,0 19,3 0 11,10 1 W 37,40 3, ,70 19 W 3 1,95 19, ,98 11 W 4 6,15 5,33 6 3,08 4 Dari hitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang seperempat kuda-kuda sebagai berikut: Tabel.7. Rekapitulasi Gaya Batang Seperempat Kuda-Kuda Batang Kombinasi Tarik (+) Tekan (-) Kg kg

53 Perencanaan Profil Seperempat Kuda-Kuda a. Hitungan Profil Batang Tarik P maks. L = 564,9 kg = 1,04 m = 104 cm f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat Ag = 11,8 cm i = 1,5 cm t = 0,6 cm x = 1,44 cm Periksa syarat kelangsingan batang tarik i min L ,4333 cm 40 Kondisi leleh Pn = 0,9.Ag.fy = 0,9. 11, = 4364,8 kg Kondisi fraktur Diameter baut Diameter lubang An = Ag - n.d.t = 11,8 (1.1,47.0,6) = 10,398 cm U = 1 l x = 1 - = 0,76 1,44 6 = 1/.,54 = 1,7 mm = 1,7 cm = 1,7 + = 14,7 mm = 1,47 cm

54 35 Pn = 0,75.An.U. fu = 0,75. 10,398.0, = 199,38 kg Dari beberapa hitungan Pn yang menentukan : Pn = 199,38 kg ( kondisi fraktur-tarik ) Digunakan maka, Pn > P maks = 199,38 kg > 564,9 kg (Aman) Inersia = 1,50 > 0,4333 (Aman) b. Hitungan Profil Batang Tekan P maks. = 631,38 kg L =,6 m = 60 mm f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat nilai nilai : Ag =. 5,64 = 11,8 cm r = 1,5 cm = 15 mm b = 50 mm t = 6 mm Periksa kelangsingan penampang : b 00 = t f y = 8,3333 1, f y λ c kl r E 1.(60) 15 3,14 40 x,1x10 5 = 1,61

55 36 Karena c > 1, maka : = 1,5 x c = 1,5 x 1,61 = 3,891 f y P n = Ag.f cr = Ag 40 = ,891 = 8308,4039 N = 830,84039 kg P max Pn 631,38 0,85x830, ,09 < 1 (Aman).3.5. Hitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur ( A 35, F b u = 85 N/mm ) Diameter baut () = 1,7mm = 1,7 cm Diamater lubang = 1,47 cm Tebal pelat sambung () = 0,65. d = 0,65. 1,7 = 0,7938 cm Menggunakan tebal plat 1 cm 1. Tegangan tumpu penyambung Rn = (,4xf u xdt) = 0,75(,4x3700 x1,7 x1) = 8458,0 kg/baut. Tegangan geser penyambung Rn = nx0, 5xf xa u b b = 0,75 x x0,5x850x(0,5x3,14x(1,7) ) = 7834,16 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf b u xa b = 0,75 x 0,75x850x (0,5x3,14x(1,7) )

56 37 = 5875,61 kg/baut P yang menentukan adalah P tarik = 5875,61 kg Hitungan jumlah baut-mur : P n P maks. tarik 631, ,61 Digunakan : buah baut 0,11 ~ buah baut Hitungan jarak antar baut (SNI Pasal 13.14) : 1. 1,5 d S (4t +100mm) atau 00 mm Diambil, S =,5 d b =,5. 1,7 = 3,175 cm = 4 cm. 3d S 15t atau 00 mm Diambil, S 1 = 5 d b = 5. 1,7 = 6,35 cm = 6 cm b. Batang Tarik Digunakan alat sambung baut-mur ( A 35, F b u = 85 N/mm ) Diameter baut () = 1,7mm = 1,7 cm Diamater lubang = 1,47 cm Tebal pelat sambung () = 0,65. d = 0,65. 1,7 = 0,7938 cm Menggunakan tebal plat 1 cm 1. Tegangan tumpu penyambung Rn = (,4xf u xdt) Rn = 0,75(,4x3700 x1,7 x1) = 8458, kg/baut. Tegangan geser penyambung Rn = mx0, 5xf xa u b b = 0,75 x0,5x850x(0,5x3,14x(1,7) )

57 38 = 7834,16 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf b u xa b = 0,75 x 0,75x850x (0,5x3,14x(1,7) ) = 5875,61 kg/baut P yang menentukan adalah P tarik = 5875,61 kg Hitungan jumlah baut-mur : P n P maks. tarik 564,9 5875,61 Digunakan : buah baut 0,10 ~ buah baut Hitungan jarak antar baut (SNI Pasal 13.14) : 1. 1,5 d S (4t +100mm) atau 00 mm Diambil, S =,5 d b =,5. 1,7 = 3,175 cm = 4 cm. 3d S 15t atau 00 mm Diambil, S 1 = 5 d b = 5. 1,7 = 6,35 cm = 6 cm Tabel.8. Rekapitulasi Perencanaan Profil Seperempat Kuda-Kuda Nomer Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , ,7

58 39.4. Perencanaan Setengah Kuda-Kuda Gambar.11. Panjang Batang Setengah Kuda-Kuda ( Satuan cm ).4.1. Hitungan Panjang Batang Setengah Kuda-Kuda Data panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel.9. Data Panjang Batang pada Setengah Kuda-Kuda Nomor Batang Panjang Batang (m) 1 1,80 1,80 3 1,80 4 1,80 5 1,80 6,08 7,08 8,08 9,08 10,08

59 40 Nomor Batang Panjang Batang(m) 11 1,04 1,08 13,08 14, ,1 16 3,6 17 4, , ,

60 Hitungan Luasan Setengah Kuda-Kuda A. Luas Atap Gambar.1. Luasan Atap Setengah Kuda-kuda Hitungan luas pembebanan menggunakan program AUTO CAD Tabel.10. Data Luas AtapSetengah Kuda-Kuda Area Luas Satuan P1 4,67 m P 9,35 m P3 9,36 m P4 7,48 m P5 3,74 m P6 0,47 m

61 4 B. Luas Plafond Gambar.13. Luasan Plafond Setengah Kuda-Kuda Hitungan luas pembebanan menggunakan program AUTO CAD Tabel.11. Data Luas Plafond Setengah Kuda-Kuda Area Luas Satuan P1 4,05 m P7 8,1 m P8 8,1 m P9 6,48 m P10 3,4 m P11 0,41 m

62 Hitungan Pembebanan Setengah Kuda-Kuda Data pembebanan : Berat gording = 8,1 kg/m Jarak antar kuda-kuda = 4,50 m Berat penutup atap = 0 kg/m Berat profil = 8,86 kg/m P6 P1 6 1 P5 10 P4 9 P P P7 P8 P9 P10 P11 Gambar.14. Pembebanan Setengah Kuda-Kuda Akibat Beban Mati

63 44 1. Hitungan Beban a. Beban Mati Rekapitulasi hitungan pembebanan beban mati Setengah Kuda-Kuda sebagai berikut : Tabel.1. Data Hasil Hitungan Beban Mati (SK1) Beban Jenis Beban Hasil Satuan beban gording 36,54 kg beban atap 93,40 kg P1 beban kuda-kuda 17,19 kg beban plat sambung 5,16 kg beban bracing 1,7 kg beban plafond 7,90 kg Beban gording kg beban atap kg P beban kuda-kuda 3.5 kg beban plat sambung 9.68 kg beban bracing 3.3 kg Beban gording kg beban atap kg P3 beban kuda-kuda kg beban plat sambung kg beban bracing 3.86 kg Beban gording 9.3 kg beban atap kg P4 beban kuda-kuda 48.0 kg beban plat sambung kg beban bracing 4.8 kg

64 45 Beban Jenis Beban Hasil Satuan Beban gording 14.6 kg beban atap kg P5 beban kuda-kuda kg beban plat sambung kg beban bracing 5.69 kg beban atap 9,40 kg P6 beban kuda-kuda 3,5 kg beban plat sambung 9,68 kg beban bracing 3,3 kg beban kuda-kuda 0,56 kg P7 beban plat sambung 6,17 kg beban bracing,06 kg beban plafond 145,80 kg beban kuda-kuda 34,38 kg P8 beban plat sambung 10,31 kg beban bracing 3,44 kg beban plafond 145,80 kg beban kuda-kuda 41,95 kg P9 beban plat sambung 1,59 kg beban bracing 4,0 kg beban plafond 116,64 kg beban kuda-kuda 50,3 kg P10 beban plat sambung 15,10 kg beban bracing 5,03 kg beban plafond 58,3 kg beban kuda-kuda 51,08 kg P11 beban plat sambung 15,3 kg beban bracing 5,11 kg beban plafond 7,38 kg

65 46 Tabel.13. Rekapitulasi Beban Mati Setengah Kuda-Kuda Beban Beban Atap (kg) Beban Gording (kg) Beban Kuda-kuda (kg) Beban Plat Penyambung (kg) Beban Bracing (kg) Beban Plafond (Kg) Jumlah Beban (Kg) Input SAP 000 (Kg) P 1 93,40 36, P 187,00 36, P 3 187,00 36, P 4 149,60 9, P 5 74,80 14, P 6 9, P P P P P b. Beban Hidup Bebanhidup yang bekerja pada P, P 4, P 6 = 100 kg c. Beban Angin Hitungan beban angin : W6 W1 W W3 7 W4 W Gambar.15. Pembebanan Setengah Kuda-Kuda Akibat Beban Angin

66 47 Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m Koefisien angin tekan = 0,0 0,40 = (0,0 x 30) 0,40 = 0, Hitungan beban angin menggunakan program M.S EXCEL Tabel.14. Hitungan Beban Angin Setengah Kuda-kuda BebanAngin Beban Wy W.Cos Input SAP 000 Wx W.Sin Input SAP 000 (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) W 1 3,35 0, 1 11,68 1 W 46,75 40, ,38 4 W 3 46,80 40, ,40 4 W 4 37,40 3, ,70 19 W 5 18,70 16, ,35 10 W 6,35,04 3 1,18 Dari hitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang setangah kuda-kuda sebagai berikut: Tabel.15. Rekapitulasi Gaya Batang Setengah Kuda-kuda Kombinasi Batang Tarik (+) Tekan (-) kg kg

67 48 Batang Kombinasi Tarik (+) Tekan (-) kg kg Perencanaan Profil Setengah Kuda- kuda a. Hitungan profil batang tarik P maks. = 1415,4 kg L =,08 m = 08 cm f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat Ag = 11,8 cm i = 1,5 cm t = 0,6 cm x = 1,44 cm Periksa syarat kelangsingan batang tarik i min L ,86 cm 40 Kondisi leleh Pn = 0,9.Ag.fy = 0,9. 11, = 4364,8 kg

68 49 Kondisi fraktur Diameter baut Diameter lubang An = Ag - n.d.t = 11,8 (1.1,47.0,6) = 10,398 cm U = 1 l x = 1 - = 0,76 1,44 6 Pn = 0,75.An.U. fu = 0,75. 10,398.0, = 199,38 kg = 1/.,54 = 1,7 mm = 1,7 cm = 1,7 + = 14,7 mm = 1,47 cm Dari beberapa hitungan Pn yang menentukan : Pn = 199,38 kg ( kondisi fraktur-tarik ) Digunakan maka, Pn > P maks = 199,38 kg > 1415,4 kg (Aman) Inersia = 1,50 > 0,86 (Aman) b. Hitungan profil batang tekan P maks. L = 114,6 kg = 4,53 m = 453 cm f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat nilai nilai : Ag =. 5,64 = 11,8 cm r = 1,50 = 15 mm b = 50 mm t = 6 mm

69 50 Periksa kelangsingan penampang : b 00 = t f y =8,33 1, f y λ c kl r E 1.(4530) 15 3,14 40 x,1x10 5 = 0,33 Karena c < 1, maka : 1,43 1,43 1,01 1,63 0,67lc 1,63 0,67.0,33 f y P n = Ag.f cr = Ag 40 = 118. = 68039,60 N = 6803,96 kg 1,01 P max P n 114,6 0,85x6803,96 0,053 < 1 (Aman).4.5. Hitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur ( A 35, F b u = 85 N/mm ) Diameter baut () = 1,7 mm = 1,7 cm Diamater lubang = 1,47 cm Tebal pelat sambung () = 0,65. d = 0,65. 1,7 = 0,794 cm Menggunakan tebal plat 1 cm 1. Tegangan tumpu penyambung Rn = (,4xf u xdt) = 0,75(,4x3700 x1,7 x1) = 8458,0 kg/baut

70 51. Tegangan geser penyambung Rn = mx 0, 5xf xa u b b = 0,75 x x0,5x850x(0,5x3,14x(1,7) ) = 7834,16 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf b u xa b = 0,75 x 0,75x850x (0,5x3,14x(1,7) ) = 5875,61 kg/baut P yang menentukan adalah P tarik = 5875,61 kg Hitungan jumlah baut-mur : P n P maks. tarik 114,6 5875,61 Digunakan : buah baut 0,1 ~ buah baut Hitungan jarak antar baut (SNI Pasal 13.14) : 1. 1,5 d S (4t +100mm) atau 00 mm Diambil, S =,5d b =,5. 1,7 = 3,175 cm = 4 cm. 3d S 15t atau 00 mm Diambil, S 1 = 5 d b = 5. 1,7 = 6,35 cm = 6 cm b. Batang Tarik Digunakan alat sambung baut-mur ( A 35, F b u = 85 N/mm ) Diameter baut () = 1,7 mm = 1,7 cm Diamater lubang = 1,47 cm Tebal pelat sambung () = 0,65. d = 0,65. 1,7= 0,794 cm

71 5 Menggunakan tebal plat 1 cm 1. Tegangan tumpu penyambung Rn = (,4xf u xdt) = 0,75(,4x3700 x1,7 x1) = 8458,0 kg/baut. Tegangan geser penyambung Rn = mx 0, 5xf b u xa b = 0,75 x x0,5x850x(0,5x3,14x(1,7) ) = 7834,16 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf b u xa b = 0,75 x 0,75x850x (0,5x3,14x(1,7) ) = 5875,61 kg/baut P yang menentukan adalah P tarik = 5875,61 kg Hitungan jumlah baut-mur : P n P maks. tarik 1415,4 5875,61 Digunakan : buah baut 0,4 ~ buah baut Hitungan jarak antar baut (SNI Pasal 13.14) : 1. 1,5 d S (4t +100mm) atau 00 mm Diambil, S =,5d b =,5. 1,7 = 3,175 cm = 4 cm. 3d S 15t atau 00 mm Diambil, S 1 = 5 d b = 5. 1,7 = 6,35 cm = 6 cm

72 53 Tabel.16. Rekapitulasi Perencanaan Profil Setengah Kuda-Kuda Nomer Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,7

73 54.5. Perencanaan Jurai Gambar.16. Panjang Batang Jurai ( Satuan cm ).5.1. Hitungan Panjang Batang Jurai Data panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel.17. Data Panjang Batang Pada Jurai Nomor Panjang Batang Batang (m) 1,55,55 3 1,7 4 1,7 5,55 6,55 7,75 8,75 9 1, ,37 11,75 1,75

74 55 Nomor Batang Panjang Batang (m) 13 1,04 14,75 15,08 16,44 17,6 18,6 19,89 0 3,1 1 4,03 4,16 3 4,88 4 5,.5.. Hitungan Luasan Jurai A. Luas Atap Gambar.17. Luasan Atap Jurai

75 56 Hitungan luas pembebanan menggunakan program AUTO CAD Tabel.18. Data Luasan Atap Jurai Area Luas Satuan P1 4,1 m P 5,6 m P3 1,75 m P4 0,1 m P5,3 m P6 5,7 m P7 3,7 m P8 0,46 m B. Luas Plafond Gambar.18. Luasan Plafond Jurai

76 57 Hitungan luas pembebanan menggunakan program AUTO CAD Tabel.19. Data Luasan Plafond Jurai Area Luas Satuan P9 3,65 m P10 4,86 m P11 1,5 m P1 0,13 m P13 1,9 m P14 4,56 m P15 3,4 m P16 0,41 m.5.3. Hitungan Pembebanan Jurai Data pembebanan : Berat gording = 8,1 kg/m Berat penutup atap = 0 kg/m Berat profil = 8,86 kg/m P8 P1 7 P7 1 P6 P4 P5 P P P9 P10 P11 P1 P13 P14 P15 P16 Gambar.19. Pembebanan Jurai Akibat Beban Mati

77 58 1. Hitungan Beban a. Beban Mati Hitungan beban mati menggunakan program M.S EXCEL Tabel.0. Data Hasil Hitungan Beban Mati Jurai Menggunakan M.S EXCEL Beban Jenis Beban Hasil Satuan beban gording Kg P1 beban atap 84,0 Kg panjang batang kuda 3.48 Kg beban plat sambung 7.04 Kg beban bracing.35 Kg beban gording 1.9 Kg beban atap 11,40 Kg P panjang batang kuda Kg beban plat sambung 1.35 Kg beban bracing 4.1 Kg beban gording 7.31 Kg beban atap 35,00 Kg P3 panjang batang kuda 38.8 Kg beban plat sambung Kg beban bracing 3.83 Kg beban atap,40 Kg panjang batang kuda Kg P4 beban plat sambung 5.8 Kg beban bracing 1.76 Kg Reaksi kuda-kuda Kg beban atap 44,60 Kg P5 panjang batang kuda Kg beban plat sambung 9.1 Kg beban bracing 3.04 Kg beban gording 9.3 Kg beban atap 105,40 Kg P6 panjang batang kuda Kg beban plat sambung Kg beban bracing 4.99 Kg beban gording 14.6 Kg beban atap 74,40 Kg P7 panjang batang kuda Kg beban plat sambung 19.3 Kg beban bracing 6.44 Kg

78 59 Beban Jenis Beban Hasil Satuan beban atap 9.0 kg P8 panjang batang kuda 35. kg beban plat sambung kg beban bracing 3.5 kg P9 beban plafond kg panjang batang kuda 7.0 kg P10 beban plafond kg beban plat sambung 8.16 kg beban bracing.7 kg panjang batang kuda 38.3 kg P11 beban plafond 7.36 kg beban plat sambung kg beban bracing 3.83 kg panjang batang kuda 7.95 kg beban plafond.34 kg P1 beban plat sambung 8.39 kg beban bracing.80 kg reaksi kuda-kuda kg panjang batang kuda kg P13 beban plafond kg beban plat sambung 5.14 kg beban bracing 1.71 kg panjang batang kuda kg P14 beban plafond 8,08 kg beban plat sambung kg beban bracing 4.35 kg panjang batang kuda kg P15 beban plafond 58,3 kg beban plat sambung kg beban bracing 5.89 kg panjang batang kuda Kg P16 beban plafond 7,38 Kg beban plat sambung Kg beban bracing 5.60 Kg

79 60 Tabel.1. Rekapitulasi Pembebanan Jurai Beban Beban Beban Beban Beban Beban Plat Beban Jumlah Input Atap Gording Kudakuda Bracing Penyambung Plafond Beban SAP 000 (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) P P P P P P P P P P P P P P P P b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P, P 4, P 6, P 8 = 100 kg

80 W8 61 c. Beban Angin Hitungan beban angin : W W W3 W4 W5 W6 11 W7 1 4 Gambar.0. Pembebanan Jurai Akibat Beban Angin Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m Koefisien angina tekan = 0,0 0,40 = (0,0 x ) 0,40 = 0,04 Hitungan beban angin menggunakan program M.S EXCEL Tabel.. Data Hasil Hitungan Beban Angin Jurai Beban Angin Beban Wy W.Cos Input SAP 000 Wx W.Sin Input SAP 000 (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) W 1 4,1 3,90 4,00 1,58,00 W 5,6 5,1 5,00,11,00 W 3 1,75 1,6,00 0,66 1,00 W 4 0,1 0,11 0,10 0,04 0,10 W 5,3,07,00 0,84 1,00 W 6 5,7 4,89 4,00 1,97,00 W 7 3,7 3,45 3,00 1,39,00 W 8 0,46 0,43 1,00 0,17 0,50

81 6 Dari hitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang jurai sebagai berikut (Tabel.4) : Tabel.4. Rekapitulasi Gaya Batang Jurai Kombinasi Batang Tarik (+) Tekan (-) Kg kg

82 Perencanaan Profil Jurai a. Hitungan Profil Batang Tarik P maks. L = 644,5 kg = 1,37 m = 137 cm f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat Ag = 11,8 cm i = 1,5 cm t = 0,6 cm x = 1,44 cm Periksa syarat kelangsingan batang tarik i min L ,57 cm Kondisi leleh Pn = 0,9.Ag.fy = 0,9. 11, = 4364,8 kg Kondisi fraktur Diameter baut Diameter lubang An = Ag - n.d.t = 11,8 (1.1,47.0,6) = 10,398 cm U = 1 l x = 1 - = 0,76 1,44 6 = 1/.,54 = 1,7 mm = 1,7 cm = 1,7 + = 14,7 mm = 1,47 cm

83 64 Pn = 0,75.An.U. fu = 0,75. 10,398.0, = 199,38 kg Dari beberapa hitungan Pn yang menentukan : Pn = 199,38 kg ( kondisi fraktur-tarik ) Digunakan maka, Pn > P maks = 199,38 kg > 644,5 kg (Aman) Inersia = 1,50 > 0,57 (Aman) b. Hitungan Profil Batang Tekan P maks. L = 73,4 kg = 4,88 m = 4880 mm f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat nilai nilai : Ag =. 5,64 = 11,8 cm r b t = 1,50 cm = 15 mm = 50 mm = 6 mm Periksa kelangsingan penampang : b 00 = t f y f y λ c kl r =8,33 1, E 1(4880) 15 3,14 40 x,1x10 5 = 3,57

84 65 Karena c > 1, maka : = 1,5. c = 1,5. 3,57 = 15,97 f y P n = Ag.f cr = Ag 40 = 118. = 17653,08 N = 1765,30 kg 15,97 P max P n 73,4 0,85x1765,30 0,48 < 1... (Aman).5.5. Hitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur ( A 30, F b u = 85 N/mm ) Diameter baut () = 1,7 mm = 1,7 cm Diamater lubang = 1,47 cm Tebal pelat sambung () = 0,65. d = 0,65. 1,7 = 0,794 cm Menggunakan tebal plat 1 cm 1. Tegangan tumpu penyambung Rn = (,4xf u xdt) = 0,75(,4x3700 x1,7 x1) = 8458,0 kg/baut. Tegangan geser penyambung Rn = mx 0, 5xf b u xa b = 0,75 x x0,5x850x(0,5x3,14x(1,7) ) = 7834,16 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf b u xa b = 0,75 x 0,75x850x (0,5x3,14x(1,7) ) = 5875,6 kg/baut

85 66 P yang menentukan adalah P tarik = 5875,6 kg Hitungan jumlah baut-mur : P n P maks. tarik 73,4 5875,6 Digunakan : buah baut 0,1 ~ buah baut Hitungan jarak antar baut (SNI Pasal 13.14) : 1. 1,5 d S (4t +100mm) atau 00 mm Diambil, S =,5d b =,5. 1,7 = 3,175 cm = 4 cm. 3d S 15t atau 00 mm Diambil, S 1 = 5 d b = 5. 1,7 = 6,35 cm = 6 cm b. Batang Tarik Digunakan alat sambung baut-mur ( A 35, F u b = 85 N/mm ) Diameter baut () Diamater lubang = 1,7 mm = 1,7 cm = 1,47 cm Tebal pelat sambung () = 0,65. d Menggunakan tebal plat 1 cm 1. Tegangan tumpu penyambung Rn = (,4xf u xdt) = 0,75(,4x3700 x1,7 x1) = 8458,0 kg/baut. Tegangan geser penyambung Rn = mx 0, 5xf = 0,65. 1,7= 0,794 cm b u xa b = 0,75xx0,5x850x(0,5x3,14x(1,7) ) = 7834,16 kg/baut

86 67 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf b u xa b = 0,75 x 0,75x850x (0,5x3,14x(1,7) ) = 5875,6 kg/baut P yang menentukan adalah P tarik = 5875,6 kg Hitungan jumlah baut-mur : P n P maks. tarik 644,5 5875,6 Digunakan : buah baut 0,11 ~ buah baut Hitungan jarak antar baut (SNI Pasal 13.14) : 1. 1,5 d S (4t +100mm) atau 00 mm Diambil, S =,5d b =,5. 1,7 = 3,175 cm = 4 cm. 3d S 15t atau 00 mm Diambil, S 1 = 5 d b = 5. 1,7 = 6,35 cm = 6 cm Tabel.5. Rekapitulasi Perencanaan Profil Jurai Nomer Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , ,7

87 , , , , , , , , ,7

88 69.6. Perencanaan Kuda-Kuda Utama (KK1).6.1. Hitungan Panjang Batang Kuda-Kuda Gambar.1. Panjang Batang Kuda-Kuda Utama ( Satuan cm ) Data panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel.6. Data Panjang Batang Pada Kuda-Kuda Utama (KK1) Nomor Batang Panjang Batang (m) Nomor Batang Panjang Batang (m) 1 1,8 19,08 1,8 0,08 3 1,8 1 1,04 4 1,8,08 5 1,8 3,08 6 1,8 4,75 7 1,8 5 3,1 8 1,8 6 3,6 9 1,8 7 4, ,8 8 4,53 11,08 9 5, 1, ,53 13, ,16 14,08 3 3,6 15, ,1 16,08 34,75 17,08 35,08 18,08 36, ,04

89 Hitungan Luasan Kuda-Kuda Utama (KK1) A. Luas Atap Gambar.. Luasan Atap Kuda-Kuda Utama (KK1) Hitungan luas pembebanan menggunakan program AUTO CAD Tabel.7. Data Luasan Atap Kuda-Kuda Utama (KK1) Area Luas Satuan P1 4,67 m P 9,35 m P3 9,36 m P4 8,4 m P5 6,55 m P6 5,15 m P7 6,55 m P8 8,4 m P9 9,36 m P10 9,35 m P11 4,67 m

90 71 B. Luas Plafond Gambar.3. Luasan Plafond Kuda-Kuda Utama (KK1) Hitungan luas pembebanan menggunakan program AUTO CAD Tabel.8. Data Luasan Plafond Kuda-Kuda Utama (KK1) Area Luas Satuan P1 4,05 m P13 8,1 m P14 8,1 m P15 7,9 m P16 5,67 m P17 4,46 m P18 5,67 m P19 7,9 m P0 8,1 m P1 8,1 m P 4,05 m

91 Hitungan Pembebanan Kuda-Kuda Utama (KK1) Data pembebanan : Jarak antar kuda-kuda utama = 4,5 m Berat gording = 8,1 kg/m Berat penutup atap = 0 kg/m Berat profil = 13,7 kg/m Gambar.4. Pembebanan Kuda-Kuda Utama (KK1) Akibat Beban Mati 1. Hitungan Beban a. Beban Mati Hitungan beban mati menggunakan program M.S EXCEL Tabel.9. Data Hasil Hitungan Beban Mati (KK1) M.S EXCEL Beban Jenis Beban Hasil Satuan beban gording Kg beban atap 93,40 Kg P1,P11 beban kuda-kuda 6.58 Kg beban plat sambung 7.97 Kg beban bracing.66 Kg beban gording Kg beban atap 187,00 Kg P,P10 beban kuda-kuda Kg beban plat sambung Kg beban bracing 4,73 Kg

92 73 Beban Jenis Beban Hasil Satuan beban gording kg beban atap 187,0 kg P3,P9 beban kuda-kuda kg beban plat sambung kg beban bracing 6.16 kg beban gording 3.89 kg beban atap 168,40 kg P4,P8 beban kuda-kuda 64.1 kg beban plat sambung 19.3 kg beban bracing 6.41 kg beban gording 5.58 kg beban atap 131,00 kg P5,P7 beban kuda-kuda 88.0 kg beban plat sambung 6.41 kg beban bracing 8.80 kg beban gording 18.7 kg beban atap 103,00 kg P6 beban kuda-kuda 64.1 kg beban plat sambung 19.3 kg beban bracing 6.41 kg reaksi jurai kg P1,P beban plafon 7,90 kg beban kuda-kuda kg P13,P1 beban plafon 145,80 kg beban plat sambung 9.54 kg beban bracing - kg beban kuda-kuda kg P14,P0 beban plafon kg beban plat sambung kg beban bracing - kg beban kuda-kuda kg P15,P19 beban plafon 131, kg beban plat sambung kg beban bracing - kg

93 74 Beban Jenis Beban Hasil Satuan beban kuda-kuda 77.8 Kg P16,P18 beban plafon 10,06 Kg beban plat sambung 3.34 Kg beban bracing - Kg beban kuda-kuda 1.34 Kg beban plafon 80,6 Kg P17 beban plat sambung Kg beban bracing - Kg reaksi jurai Kg Beban Tabel.30. Rekapitulasi Beban Mati Beban Input Beban Beban Beban Beban Plat Beban Reaksi Jumlah Kuda- SAP Atap Gording Bracing Penyambung Plafond Kuda-Kuda Beban Kuda 000 (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) P 1 =P P =P P 3 =P P 4 =P P 5 =P P P 1 =P P 13 =P P 14 =P P 15 =P P 16 =P P b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P, P 4, P 6, P 8, P 10, P 1 = 100 kg

94 75 c. Beban Angin Hitungan beban angin : W6 W7 W1 W W3 W4 W5 W8 W9 W10 W11 W1 Gambar.5. Pembebanan Kuda-Kuda Utama (KK1) Akibat Beban Angin Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m Koefisien angin tekan = 0,0 0,40 Koefisien angin hisap = - 0,40 = (0,0 x 30) 0,40 = 0, Hitungan beban angin menggunakan softwere M.S EXCEL Tabel.31. Data Hasil Hitungan Beban Angin Jurai Menggunakan M.S EXCEL Beban Angin Beban Wy W.Cos Input SAP 000 Wx W.Sin Input SAP 000 (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) W 1 3,35 0, 18,00 11,68 11,00 W 46,75 40,49 37,00 3,38 1,00 W 3 46,8 40,53 37,00 3,40 1,00 W 4 4,1 36,46 33,00 1,05 19,00 W 5 3,75 8,36 7,00 16,38 16,00 W 6 1,875 11,15 11,00 6,44 7,00 W 7-5,75 -,30 -,00-1,88 13,00 W 8-65,5-56,7-53,00-3,75 31,00 W 9-84, -7,9-66,00-4,10 38,00 W 10-93,6-81,06-73,00-46,80 4,00 W 11-93,5-80,97-73,00-46,75 4,00 W 1-46,7-40,44-36,00-3,35 1,00

95 76 Dari hitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda utama (KK1) sebagai berikut : Tabel.3. Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-Kuda Utama (KK1) Kombinasi Batang Tarik (+) Tekan (-) Kg Kg

96 77 Kombinasi Batang Tarik (+) Tekan (-) Kg kg Perencanaan Profil Kuda-Kuda Utama (KK1) a. Hitungan Profil Batang Tarik (Rangka Bawah) P maks. = 9904,33 kg L = 1,8 m = 180 cm f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat Ag = 13,7 cm i =,3 cm t = 0,6 cm x =,06 cm Periksa syarat kelangsingan batang tarik i min L ,75 cm 40 Kondisi leleh Pn = 0,9.Ag.fy = 0,9. 13, = 959 kg Kondisi fraktur Diameter baut = 1/.,54 = 1,7 mm = 1,7 cm Diameter lubang = 1,7 + = 14,7 mm = 1,47 cm An = Ag - n.d.t = 13,70 (1.1,47.0,6)

97 78 = 1,818 cm U = 1 l x = 1 - = 0,65,06 6 Pn = 0,75.An.U. fu = 0,75. 1,818.0, = 310,47 kg Dari beberapa hitungan Pn yang menentukan : Pn = 310,47 kg ( kondisi fraktur-tarik ) Digunakan maka, Pn > P maks = 310,47 kg > 9904,33 kg (Aman) Inersia =,30 > 0,75 (Aman) b. Hitungan Profil Batang Tekan P maks. = 11438,65 kg L =,08 m = 080 mm f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat nilai nilai : Ag = 13,7 cm r b t =,3 cm = 30 mm = 75 mm = 6 mm Periksa kelangsingan penampang : b 00 = t f f y λ c y kl r = 1,5 1, E

98 79 1.(080) 3 3,14 40 x,1x10 5 = 0,97 Karena c < 1, maka 1,43 1,63 0,67lc 1,43 1,63 0,67.0,97 1,46 f y P n = Ag.f cr = Ag 40 = = 505,48 N = 50,55 kg 1,46 P max P n 11438,65 0,85x50,55 0,59 < 1... (Aman).6.5. Hitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur ( A 35, F b u = 85 N/mm ) Diameter baut () = 1,7 mm = 1,7 cm Diamater lubang = 1,47 cm Menggunakan tebal plat 1 cm 1. Tegangan tumpu penyambung Rn = (,4xf u xdt) = 0,75(,4x3700x1,7x1) = 8458, kg/baut. Tegangan geser penyambung Rn = mx0, 5xf xa u b = 0,75x x0,5x850x(0,5x3,14x(1,7) ) = 7834,15 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung b Rn = 0,75xf b u xa n = 0,75x850x (0,5x3,14x(1,7) ) = 5875,6 kg/baut

99 80 P yang menentukan adalah P tarik = 5875,6 kg Hitungan jumlah baut-mur : P n P maks. tarik 11438,65 1,95 ~ buah baut 5875,6 Digunakan : buah baut Hitungan jarak antar baut (SNI Pasal 13.14) : 1. 1,5 d S (4t +100mm) atau 00 mm Diambil, S =,5 d b =,5. 1,7 = 3,175 cm = 4 cm. 3d S 15t atau 00 mm Diambil, S 1 = 5 d b = 5. 1,7 = 6,35 cm = 6 cm b. Batang Tarik Digunakan alat sambung baut-mur ( A 35, F b u = 850 N/mm ) Diameter baut () = 1,7 mm = 1,7 cm Diamater lubang = 1,47 cm Menggunakan tebal plat 1 cm 1. Tegangan tumpu penyambung Rn = (,4xf u xdt) = 0,75(,4x3700x1,7x1) = 8458, kg/baut. Tegangan geser penyambung Rn = mx0, 5xf xa u b n = 0,75x x0,5x850x(0,5x3,14x(1,7) ) = 7834,16 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf b u xa n

100 81 = 0,75x0,75x850x (0,5x3,14x(1,7) ) = 5875,6 kg/baut P yang menentukan adalah P tarik = 5875,6 kg Hitungan jumlah baut-mur : P n P maks. tarik 9904, ,6 Digunakan : buah baut 1,69 ~ buah baut Hitungan jarak antar baut (SNI Pasal 13.14) : 1. 1,5 d S (4t +100mm) atau 00 mm Diambil, S =,5 d b =,5. 1,7 = 3,175 cm = 4 cm. 3d S 15t atau 00 mm Diambil, S 1 = 5 d b = 5. 1,7 = 6,35 cm = 6 cm Tabel.33. Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-Kuda Utama (KK1) Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , , , , , ,7

101 , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,7

102 83.7. Perencanaan Kuda-Kuda Utama (KK).7.1. Hitungan Panjang Batang Kuda-Kuda Gambar.6. Panjang Batang Kuda-Kuda ( Satuan cm ) Data panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel.34. Hitungan Panjang Batang pada Kuda-Kuda Utama (KK) Nomor Batang Panjang Batang (m) Nomor Batang Panjang Batang (m) 1 = 10 1,8 1=37 1,04 = 9 1,8 =36,08 3 = 8 1,8 3=35,08 4 = 7 1,8 4=34,75 5 = 6 1,8 5=33 3,1 11=0,08 6=3 3,6 1=19,08 7=31 4,16 13=18,08 8=30 4,53 14=17,08 9 5, 15=16,08

103 Hitungan Luasan Kuda-Kuda Utama (KK) A. Luas Atap Gambar.7. Luasan Atap Kuda-Kuda Utama (KK) Hitungan luas pembebanan menggunakan program AUTO CAD Tabel.35. Data Luas Atap Kuda-Kuda Utama (KK) Area Luas Satuan P1=P11 4,67 m P=P10 9,35 m P3=P9 9,35 m P4=P8 9,35 m P5=P7 9,35 m P6 9,35 m

104 85 B. Luas Plafond Gambar.8. Luasan Plafond Kuda-Kuda Utama (KK) Hitungan luas pembebanan menggunakan program AUTO CAD Tabel.36. Data Luas Plafond Kuda-Kuda Utama (KK) Area Luas Satuan P1=P11 4,05 m P1=P0 8,1 m P13=P19 8,1 m P14=P18 8,1 m P15=P17 8,1 m P16 8,1 m.7.3. Hitungan Pembebanan Kuda-Kuda Utama (KK) Data pembebanan : Jarak antar kuda-kuda utama = 4,5 m Berat gording = 8,1 kg/m Berat penutup atap = 0 kg/m Berat profil = 13,7 kg/m

105 86 P1 P6 P5 P7 P P8 P P P 18 P P11 P1 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P0 Gambar.9. Pembebanan Kuda- Kuda Utama (KK) Akibat Beban Mati 1. Hitungan Beban a. Beban Mati Hitungan beban mati menggunakan program M.S EXCEL Tabel.37. Data Hasil Hitungan Beban Mati (KK) Menggunakan M.S EXCEL Beban Jenis Beban Hasil Satuan Beban gording kg beban atap kg P1=P11 beban kuda-kuda 6.58 kg beban plat sambung 7.97 kg beban bracing.66 kg beban plafond 7.90 kg Beban gording kg beban atap kg P=P10 beban kuda-kuda kg beban plat sambung kg beban bracing 4.99 kg Beban gording kg beban atap kg P3=P9 beban kuda-kuda kg beban plat sambung kg beban bracing 6.16 kg

106 87 Tabel.37. Data Hasil Hitungan Beban Mati (KK) (Lanjutan) Beban Jenis Beban Hasil Satuan Beban gording Kg beban atap Kg P4=P8 beban kuda-kuda Kg beban plat sambung.36 Kg beban bracing 7.45 Kg Beban gording Kg beban atap Kg P5=P7 beban kuda-kuda 88.0 Kg beban plat sambung 6.41 Kg beban bracing 8.80 Kg Beban gording Kg beban atap Kg P6 beban kuda-kuda 64.1 Kg beban plat sambung 19.3 Kg beban bracing 6.41 Kg beban kuda-kuda Kg P1=P0 beban plat sambung 9.54 Kg beban bracing 3.18 Kg beban plafond Kg beban kuda-kuda Kg P13=P19 beban plat sambung Kg beban bracing 5.3 Kg beban plafond Kg beban kuda-kuda Kg P14=P18 beban plat sambung Kg beban bracing 6.49 Kg beban plafond Kg beban kuda-kuda 77.8 Kg P15=P17 beban plat sambung 3.34 Kg beban bracing 7.78 Kg beban plafond Kg beban kuda-kuda 1.34 Kg P16 beban plat sambung Kg beban bracing 1.3 Kg beban plafond Kg

107 88 Tabel.38. Rekapitulasi Beban Mati Beban Beban Beban Beban Beban Plat Beban Beban Input Jumlah Atap Gording Kuda- Penyambung Plat Plafond SAP Beban Kuda Bracing 000 (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (Kg) (Kg) (Kg) P1=P P=P P3=P P4=P P5=P P P1=P P13=P P14=P P15=P P b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P, P 4, P 6, P 8, P 10 = 100 kg c. Beban Angin Hitungan beban angin : W6 W7 W1 W W3 W4 W5 W8 W9 W10 W11 Gambar.30. Pembebanan Kuda-Kuda Utama (KK) Akibat Beban Angin

108 89 Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m Koefisien angin tekan = 0,0 0,40 = (0,0 x 30) 0,40 = 0, Koefisien angin hisap = - 0,40 Hitungan beban angin menggunakan softwere M.S EXCEL Tabel.39. Data Hasil Hitungan Beban Angin (KK) Menggunakan M.S EXCEL Input Input Beban Wy SAP Wx SAP Beban Angin W.Cos W.Sin (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) W 1 3,35 0, 1,00 11,68 1,00 W 46,75 40,49 41,00 3,38 4,00 W 3 46,75 40,49 41,00 3,38 4,00 W 4 46,75 40,49 41,00 3,38 4,00 W 5 46,75 40,49 41,00 3,38 4,00 W 6 3,35 0, 1,00 11,68 1,00 W 7-46,70-40,44-41,00-3,35-4,00 W 8-93,50-80,97-81,00-46,75-47,00 W 9-93,50-80,97-81,00-46,75-47,00 W 10-93,50-80,97-81,00-46,75-47,00 W 11-93,50-80,97-81,00-46,75-47,00 W 1-46,70-40,44-41,00-3,35-4,00 Y X Dari hitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda utama (KK) sebagai berikut : Tabel.40. Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-Kuda Utama (KK) Kombinasi Batang Tarik (+) Tekan (-) kg kg

109 90 Kombinasi Batang Tarik (+) Tekan (-) Kg kg

110 Perencanaan Profil Kuda-Kuda Utama (KK) a. Hitungan Profil Batang Tarik P maks. L = 613,65 kg = 1,8 m = 180 cm f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat Ag = 13,7 cm i =,3 cm t = 0,6 cm x =,06 cm Periksa syarat kelangsingan batang tarik i min L ,75 cm 40 Kondisi leleh Pn = 0,9.Ag.fy = 0,9. 13, = 959 kg Kondisi fraktur Diameter baut Diameter lubang An = Ag - n.d.t = 13,70 (1.1,47.0,6) = 1,818 cm U = 1 l x = 1 - = 0,65,06 6 = 1/.,54 = 1,7 mm = 1,7 cm = 1,7 + = 14,7 mm = 1,47 cm

111 9 Pn = 0,75.An.U. fu = 0,75. 1,818.0, = 310,47 kg Dari beberapa hitungan Pn yang menentukan : Pn = 310,47 kg ( kondisi fraktur-tarik ) Digunakan maka, Pn > P maks = 310,47 kg > 613,65 kg (Aman) Inersia =,30 > 0,75 (Aman) b. Hitungan Profil Batang Tekan P maks. L = 6693,3 kg =,08 m = 080 mm f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat nilai nilai : Ag = 13,7 cm r b t =,3 cm = 3 mm = 75 mm = 6 mm Periksa kelangsingan penampang : b 00 = t f y = 1,5 1, f y λ c kl r E 1.(080) ,14 x,1x10 5 = 0,97

112 93 Karena c < 1, maka 1,43 1,63 0,67lc 1,43 1,63 0,67.0,97 0,74 f y P n = Ag.f cr = Ag 40 = = 44434,3 N = 4443,43 kg 0,74 P max P n 6993,3 0,85x4443,43 0,19 < 1... (Aman).7.5. Hitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur ( A 35, F b u = 85 N/mm ) Diameter baut () = 1,7 mm = 1,7 cm Diamater lubang = 1,47 cm Menggunakan tebal plat 1 cm 1. Tegangan tumpu penyambung Rn = (,4xf u xdt) = 0,75(,4x3700x1,7x1) = 8458, kg/baut. Tegangan geser penyambung Rn = mx0, 5xf xa u b n = 0,75x x0,5x850x(0,5x3,14x(1,7) ) = 7834,16 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf b u xa = 0,75x850x (0,5x3,14x(1,7) ) = 5875,6 kg/baut n

113 94 P yang menentukan adalah P tarik = 5875,6 kg Hitungan jumlah baut-mur : P n P maks. tarik 6993,3 5875,6 Digunakan : buah baut 1,19 ~ buah baut Hitungan jarak antar baut (SNI Pasal 13.14) : 1. 1,5 d S (4t +100mm) atau 00 mm Diambil, S =,5 d b =,5. 1,7 = 3,175 cm = 4 cm. 3d S 15t atau 00 mm Diambil, S 1 = 5 d b = 5. 1,7 = 6,35 cm = 6 cm 3. Batang Tarik Digunakan alat sambung baut-mur ( A 35, F b u = 85 N/mm ) Diameter baut () = 1,7 mm = 1,7 cm Diamater lubang = 1,47 cm Menggunakan tebal plat 1 cm 1. Tegangan tumpu penyambung Rn = (,4xf u xdt) = 0,75(,4x3700x1,7x1) = 8458, kg/baut. Tegangan geser penyambung Rn = mx0, 5xf xa u b n = 0,75x x0,5x850x(0,5x3,14x(1,7) ) = 7834,16 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf b u xa n

114 95 = 0,75x0,75x850x (0,5x3,14x(1,7) ) = 5875,6 kg/baut P yang menentukan adalah P tarik = 5875,6 kg Hitungan jumlah baut-mur : P n P maks. geser 613,65 1, ,6 Digunakan : buah baut ~ buah baut Hitungan jarak antar baut (SNI Pasal 13.14) : 1. 1,5 d S (4t +100mm) atau 00 mm Diambil, S =,5 d b =,5. 1,7 = 3,175 cm = 4 cm. 3d S 15t atau 00 mm Diambil, S 1 = 5 d b = 5. 1,7 = 6,35 cm = 6 cm Tabel.41. Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-Kuda Utama (KK) Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , , , , , ,7

115 96 Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,7

116 97.8. Perencanaan Konsul Gambar.31. Panjang Batang Konsul.8.1. Hitungan Panjang Batang Konsul Data panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel.4. Data Panjang Batang pada Konsul Nomor Batang Panjang Batang (m) 1 0,5 0,5 3 0,58 4 0,58 5 0,39 6 0,58 7 0,58

117 Hitungan Luasan Konsul A. Luas Atap Gambar.3. Luasan Atap Konsul Hitungan luas pembebanan menggunakan program AUTO CAD Tabel.43. Data Luasan Atap Konsul Area Luas Satuan P,57 m

118 99 B. Luas Plafond Gambar.33. Luasan Plafond Hitungan luas pembebanan menggunakan program AUTO CAD Tabel.44. Data Luasan Plafond Konsul Area Luas Satuan P4,54 m.8.3. Hitungan Pembebanan Konsul Data pembebanan : Berat gording = 8,1 kg/m Jarak antar kuda-kuda = 4,50 m Berat penutup atap = 0 kg/m Berat profil = 8,94 kg/m

119 100 P P3 P1 P4 P5 Gambar.34. Pembebanan Konsul Akibat Beban Mati. Hitungan Beban b. Beban Mati Hitungan beban mati menggunakan program M.S EXCEL Tabel.45. Data Hasil Hitungan Beban Mati Konsul Menggunakan M.S EXCEL Beban Jenis Beban Hasil Satuan Beban gording 0,00 kg beban atap 0,00 kg P1 beban kuda-kuda 4,83 kg beban plat sambung 1,45 kg beban bracing 0,00 kg beban plafond 0,00 kg Beban gording 36,54 kg beban atap 51,40 kg P beban kuda-kuda 9,5 kg beban plat sambung,86 kg beban bracing 0,00 kg Beban gording 0,00 kg beban atap 0,00 kg P3 beban kuda-kuda 5,19 kg beban plat sambung 1,56 kg beban bracing 0,00 kg

120 101 Beban Jenis Beban Hasil Satuan Beban gording 0,00 kg beban atap 0,00 kg P4 beban kuda-kuda 6,1 kg beban plat sambung 1,86 kg beban plafond 45,7 kg Beban gording 0,00 kg beban atap 0,00 kg P5 beban kuda-kuda 7,4 kg beban plat sambung,3 kg beban bracing 0,00 kg Tabel.46. Rekapitulasi Beban Mati Konsul Beban Beban Beban Beban Plat Beban Beban Atap Gording Kudakuda Penyambung Bracing (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) Jumlah Beban (Kg) Input SAP 000 (Kg) P ,83 1,45-6,8 7,00 P 51,40 36,54 9,5,86-100,3 101,00 P ,19 1,56-6,74 7,00 P ,1 1,86 45,7 53,80 54,00 P ,4,3-9,65 10,00 e. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P = 100 kg f. Beban Angin Hitungan beban angin : Gambar.35. Pembebanan Konsul Akibat Beban Angin

121 10 Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m Koefisien angin tekan = 0,0 0,40 = (0,0 x 30) 0,40 = 0, Koefisien angin tekan = 0,40 Hitungan beban angin menggunakan program M.S EXCEL Tabel.47. Hitungan Beban Angin Wx Input SAP Wy Beban Beban (kg) W.Sin 000 W.Cos Angin (kg) (kg) (kg) Input SAP 000 (kg) W 1 1,85 11,13 1,00 6,43 7,00 Dari hitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 gaya batang yang bekerja pada batang konsul sebagai berikut: diperoleh Tabel.48. Rekapitulasi Gaya Batang Konsul Kombinasi Batang Tarik (+) Tekan (-) kg Kg 1-57,74-98, , , , , Perencanaan Profil Konsul a. Hitungan Profil Batang Tarik P maks. L = 49,90 kg = 0,58 m = 58 cm f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm

122 103 Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat Ag = 11,8 cm i = 1,5 cm t = 0,6 cm x = 1,44 cm Periksa syarat kelangsingan batang tarik i min L ,4 cm Kondisi leleh Pn = 0,9.Ag.fy = 0,9. 11, = 4364,8 kg Kondisi fraktur Diameter baut Diameter lubang An = Ag - n.d.t = 11,8 (1.1,47.0,6) = 10,398 cm U = 1 l x = 1 - = 0,76 1,44 6 Pn = 0,75.An.U. fu = 0,75. 10,398.0, = 199,38 kg = 1/.,54 = 1,7 mm = 1,7 cm = 1,7 + = 14,7 mm = 1,47 cm Dari beberapa hitungan Pn yang menentukan : Pn = 199,38 kg ( kondisi fraktur-tarik )

123 104 Digunakan maka, Pn > P maks = 199,38 kg > 49,90 kg (Aman) Inersia = 1,50 > 0,4 (Aman) b. Hitungan Profil Batang Tekan P maks. = 30,06 kg L = 1,15 m = 115 mm f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat nilai nilai : Ag =. 5,69 = 11,38 cm r b t = 1,5 cm = 15 mm = 50 mm = 6 mm Periksa kelangsingan penampang : b 00 = t f y = 8,33 1, f y λ c kl r E 1.(1150) 15 3,14 40 x,1x10 5 = 0,83 Karena c < 1, maka : = = f y P n = Ag.f cr = Ag 40 = = ,19 N = 19996,4 kg 1,37

124 105 P max P n 30,06 0,85x19996,4 0,01883 <1 (Aman).8.5. Hitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur (A 35, F b u = 85 N/mm ) Diameter baut () = 1,7 mm = 1,7 cm Diamater lubang = 1,47 cm Tebal pelat sambung () = 0,65. d = 0,65. 1,7 = 0,794 cm Menggunakan tebal plat 1 cm 1. Tegangan tumpu penyambung Rn = (,4xf u xdt) Rn = 0,75(,4x3700 x1,7 x1) = 8458,0 kg/baut. Tegangan geser penyambung Rn = mx0, 5xf xa u b n = 0,75x x0,5x850x(0,5x3,14x(1,7) ) = 7834,16 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf b u xa n = 0,75x0,75x850x (0,5x3,14x(1,7) ) = 5875,6 kg/baut P yang menentukan adalah P tarik = 5875,6 kg Hitungan jumlah baut-mur : P n P maks. tarik 30, ,6 Digunakan : buah baut 0,05 ~ buah baut

125 106 Hitungan jarak antar baut (SNI Pasal 13.14) : 1. 1,5 d S (4t +100mm) atau 00 mm Diambil, S =,5 d b =,5. 1,7 = 3,175 cm = 4 cm. 3d S 15t atau 00 mm Diambil, S 1 = 5 d b = 5. 1,7 = 6,35 cm = 6 cm b. Batang Tarik Digunakan alat sambung baut-mur (A 35, F b u = 85 N/mm ) Diameter baut () = 1,7 mm = 1,7 cm Diamater lubang = 1,47 cm Tebal pelat sambung () = 0,65. d = 0,65. 1,7 = 0,794 cm Menggunakan tebal plat 1 cm 1. Tegangan tumpu penyambung Rn = (,4xf u xdt) Rn = 0,75(,4x3700 x1,7 x1) = 8458,0 kg/baut. Tegangan geser penyambung Rn = xmx0, 5xf xa u b = 0,75x x0,5x850x(0,5x3,14x(1,7) ) = 7834,16 kg/baut 3. Tegangan tarik penyambung Rn = 0,75xf u xab = 0,75x0,75x850x (0,5x3,14x(1,7) ) = 5875,6 kg/baut P yang menentukan adalah P tarik = 5875,6 kg b b

126 107 Hitungan jumlah baut-mur : P n P maks. tarik 49, ,6 Digunakan : buah baut 0,07 ~ buah baut Hitungan jarak antar baut (SNI Pasal 13.14) : 1. 3d S 15t atau 00 mm Diambil, S 1 = 5 d b = 5. 1,7 = 6,35cm = 6 cm. 1,5 d S (4t +100 mm) atau 00 mm Diambil, S =,5 d =,5. 1,7 = 3,175 cm = 4 cm Tabel.49. Rekapitulasi Perencanaan Profil Konsul Nomer Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , ,7

127 BAB 3 PERENCANAAN TANGGA 3.1. Uraian Umum Tangga merupakan bagian dari struktur bangunan bertingkat yang penting sebagai penunjang antara struktur bangunan lantai dasar dengan struktur bangunan tingkat atasnya. Penempatan tangga pada struktur suatu bangunan berhubungan dengan fungsi bangunan bertingkat yang akan dioperasionalkan. Pada bangunan umum, penempatan tangga harus mudah diketahui dan strategis untuk menjangkau ruang satu dengan yang lainya, penempatan tangga harus disesuaikan dengan fungsi bangunan untuk mendukung kelancaran hubungan yang serasi antara pemakai bangunan tersebut. 3.. Data Perencanaan Tangga Dalam Gambar rencana tangga dapat dilihat pada Gambar 3.1 dan Gambar 3.1. Tampak Atas 108

128 109 Gambar 3.. Detail Tangga Data - data tangga : Tinggi tangga = 400 cm Lebar tangga = 150 cm Lebar datar = 360 cm dan 360cm Tebal plat tangga = 15 cm Tebal plat bordes tangga = 15 cm Dimensi bordes = cm Lebar antrade = 30 cm Jumlah antrade = 4 buah Jumlah optrade = 5 buah Tinggi optrade = 400 / 5 = 16 cm = Arc.tg ( 400/( ) ) = Arc.tg ( 400/70) = 9,05 0 = 9,05 0 <35 0 (OK)

129 Hitungan Tebal Plat Equivalen dan Pembebanan Hitungan Tebal Plat Equivalen Gambar rencana tebal equivalen tangga dapat dilihat pada Gambar Gambar 3.3.Tebal Equivalen BD BC = AB AC BD = AB BC AC = 16 = 14,85 cm Teq = /3 BD = /3 14,85 = 9,9 cm 30 Jadi total equivalent plat tangga Y = Teq + ht = 9,9+ 15 = 4,9 cm = 0,49 m

130 Hitungan Beban 1. PembebananTangga (SNI ) a. Akibatbebanmati (q D ) Berat tegel keramik (1 cm) = 0,01 1, = 5,5 kg/m Berat spesi ( cm) = 0,0 1,5 100 = 63,0 kg/m Berat plat tangga = 0,49 1,5 400 = 896,4 kg/m Berat sandaran tangga = 0,7 x 0,1 x 1000 x = 140,0 kg/m+ b. Akibat beban hidup (q L ) q L = 1,5 300 kg/m = 450 kg/m c. Beban ultimate (q U ) q U = 1,. q D + 1,6. q L = ( 1, 114,9) + ( 1,6 450 ) = 069,88 kg/m q D =114,9 kg/m. Pembebanan pada Bordes (SNI ) a. Akibatbebanmati (q D ) Berat tegel keramik (1 cm) = 0,01 3, = 5,7 kg/m Berat spesi ( cm) = 0,0 3,1 100 = 130, kg/m Berat plat bordes = 0,15 3,1 400 = 1116 kg/m Berat sandaran tangga = 0,7 0, = 140 kg/m + b. Akibatbebanhidup (q L ) q L = 3,1 300 kg/ m = 930 kg/m c. Beban ultimate (q U ) q U = 1,. q D q L = ( 1, 1438,9 ) + ( 1,6 930 ) = 314,68 kg/m q D =1438,9 kg/m

131 11 Hitungan analisa struktur tangga menggunakan program SAP 000 tumpuan di asumsikan jepit, sendi dan jepit, seperti pada Gambar3.4. dibawah ini. Gambar 3.4. Rencana Tumpuan Tangga 3.4. Perhitungan Tulangan Tangga dan Bordes Hitungan Tulangan Tumpuan Dicoba menggunakan tulangan D13 mm h =150 mm ( tebal bordes ) d = p + 1/ D tul = 0 + (1/ x 13) = 6,5 mm d = h d = 150 6,5 = 13,5 mm

132 113 Dari hitungansap diperoleh momen terbesar pada batang nomor 1: Gambar 3.5. Hasil Perhitungan SAP Momen Terbesar M u = 3904,75 kgm = 3, Nmm Mn = Mu 7 3, ,8 4, Nmm fy 30 m = 18, 84 0,85. fc 0,85 0 0,85. fc 600 b =.. fy 600 fy 0, =.0, = 0,094 max = 0,75. b = 0,01 min = 0,005 Mn Rn = b.d 4, ,5,133 N/mm

133 114 ada = 1 1 m 1.m.Rn fy = 1 18,84 = 0,0071 ada < max (OK) ada > min (OK). 1 di pakai ada = 0,0071 As = ada. b. d 1 = 0, ,5 = 134,13 mm 18,84, Dipakai tulangan D 13 mm = ¼.. 13 = 13,67 mm 134,13 Jumlah tulangan = = 9,98 10 buah 13,67 As yang timbul = n. 0,5. 3, = 10. 0,5. 3, = 136,65mm > 134,13 mm (As) (OK) 13,67 x 1000 Jarak tulangan = = 100,19 mm 100 mm 134,13 Jarak maksimum tulangan = h Dipakai tulangan D13 mm 100 mm = x 150 = 300 mm Hitungan Tulangan Lapangan Dari hitungansap diperoleh momen terbesar pada batang nomor 1: M u = 1791,89kgm = 1, Nmm 1, Mn =, Nmm 0,8 m = 18,84 b = 0,094 max = 0,01

134 115 min = 0,005 Rn =, ,5 0,979 N/mm ada = 1 18,84 = 0,003 ada < max (OK) ada > min (OK). 1 di pakai ada = 0,003 As = ada. b. d 1 = 0, ,5 = 584,10 mm.18,84.0, Dipakai tulangan D 13 mm = ¼.. 13 = 13,67 mm 584,10 Jumlah tulangan = = 4,40 5 buah 13,67 As yang timbul = n. 0,5. 3, = 5. 0,5. 3, = 6663,33mm > 584,10 mm (As) (OK) 13,67 x 1000 Jarak tulangan = = 7,13 mm 00 mm 584,10 Jarak maksimum tulangan = h = 150 = 300 Dipakai tulangan D 13 mm 00 mm

135 Perencanaan Balok Bordes Gambar perencanaan balok bordes dapat dilihat pada Gambar 3.6. Gambar 3.6. Rencana Balok Bordes Data perencanaan balok bordes: h = 400 mm b = 50 mm Dtul = 16 mm (Ulir) sk = 8 mm (Polos) d = p + sk + ½ Dtul = = 56 mm d = h d` = = 44mm

136 Pembebanan Balok Bordes 1. Bebanmati (q D ) Berat sendiri = 0,4x 0,5 x 400 = 88kg/m Berat dinding = 0,15 x 1,9 x 1700 = 489,6kg/m Berat pelat bordes = 0,15 x 1,5 x 400 = 540 kg/m+ q D. Akibatbebanhidup (q L ) q L = 3,1 300 kg/m = 930 kg/m 3. Beban ultimate (q U ) q U = 1,. q D + 1,6. q L = (1,. 1317,6) + (1,6.930) = 3069,1kg/m =1317,6kg/m Gambar 3.7. Hasil Perhitungan SAP Joint Reaction

137 Beban reaksi bordes q U = = Re aksi bordes lebar bordes 170,43 3,1 = 549,17 kg/m 5. q U Total = 3069,1+ 549,17 = 3618,9kg/m Hitungan Tulangan Lentur M u = 6105 kgm = 6, Nmm Mn = m = 18,8 b = 0,094 max = 0,01 1, 4 min = fy 6, = 7, Nmm 0,8 = 0, , Rn =, 579N/mm 50 (344) ada = 1 1 m 1.m.Rn fy = 1 18,8 = 0,0088 ada < max (OK) ada > min (OK) As 1 = ada. b. d 1 18,8, = 0, = 755,75 mm Dipakai tulangan D16 mm

138 119 As = ¼.. (16) = 00,96 mm 755,75 Jumlahtulangan = = 3,76 4buah 00,96 As yang timbul = 4. ¼.π. d = 4 ¼ 3,14 (16) = 803,84 mm >755,75(As) (OK) Dipakai tulangan 4 D16 mm HitunganTulanganGeser Vu = 8141,15kg =81411,5N Vc = 1/ 6. b.d. f' c = 1/ = 64100,6 N Vc = 0,75. Vc = 0, ,6N = 48075,46 N 3 Vc = 3. Vc = ,46 = 1446,38 N Vc< Vu < 3 Vc Jadi diperlukan tulangan geser Vs = Vu - Vc = 81411, ,46= 33336,03 N Vs perlu = 6754,5 0,75 =44448,05 N Av =. ¼ (8) =. ¼. 3, = 100,48 mm s = Av fy d Vs perlu 100, = = 186,64 mm 44448,05

139 10 d 344 S max = 17 mm 150 mm Jadi dipakai sengkang mm 3.6. Hitungan Pondasi Tangga RencanaPondasiTanggasepertiterlihatpadagambar3.8. Gambar 3.8. Pondasi Tangga Direncanakan pondasi telapak dengan kedalaman 1,30 m dan dimensi 1,5 x 1,5 m Tebal footplat = 300 mm Ukuran alas = 1500 x 1500 mm tanah = 1,7 t/m 3 = 1700 kg/m 3 tanah = kg/cm = 0000 kg/m, D tulangan = 13 mm d = 300 (40+6,5+13)= 40,5 mm

140 11 Dari Hitungan SAP 000 diperoleh gaya geser terbesar pada batang nomor 1: Pu = 8531,0 kgm Mu = 3487,19kgm Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi Pembebanan pondasi Berat telapak pondasi = 1,5 x 1,5x 0,3 x 400 = 160 kg Berat tanah = x (0,675 x 1 x 1,5) x 1700 = 344,5 kg Berat kolom = 0,15 x 1,5x 1 x 400 = 540 kg Pu = 8531,0 kg P = 14133,5 kg + M e = P 3487, ,5 = 0,46 kg < 1/6.B = 0,46 kg < 1/6. = 0,46 kg < 0,5... ok yang terjadi = A Mu 1.b.L ,5 tanah max = 1,5.1, ,5 tanah min = 1,5.1,5 3487,19 1/ 6.1,5. 1,5 3487,19 1/ 6.1,5. 1,5 = σ max yang terjadi < ijin tanah (OK) = 1481,01< 0000 kg/m = 8,115 > 0kg/m

141 Hitungan Tulangan Lentur Mu = ½. σ. l = ½. 1481,01. (0,675) = 843,33kg/m =, Nmm Mn = Mu, ,8 7 3, m = 1, 18 b = 0,094 max = 0,01 1,4 min = fy 1, ,0038 a. Untuk arah sumbu pendek Mn Rn = b.d = 0,409 3, ,5 1 ada =. 1,18 = 0, ,18.0, ada < min ada < max dipakai min = 0,0038 As perlu = min. b. d = 0, ,5 = 1370,85mm Digunakan tul D 13 = ¼.. d Jarak tulangan = = ¼. 3,14. (13) = 13,665 mm 13, = 96,77mm ~95mm 1370,85 Sehingga dipakai tulangan D mm

142 13 b. Untuk arah sumbu panjang Mn Rn = b.d = 0,409 3, ,5 1 ada =. 1,18 = 0, ,18.0, ada < min ada < max dipakai min = 0,0044 As perlutungan = 1370,85mm Digunakan tul D 13 = 13,665 mm Jarak tulangan = 96,77 mm ~ 95mm Sehingga dipakai tulangan D mm

143 BAB 4 PERENCANAAN PLAT LANTAI DAN PLAT ATAP 4.1. Perencanaan Plat Lantai dan Plat Atap A C C C C C C C A 5 A B B B B B B A D D D B B D C D D D C C C G D D D B B D D E D D D D D D D E D D D D D D D E G D D D D D D C 300 D D D D D D C B B B B B B A B C D E H F F F H 00 F Gambar 4.1. Denah Plat Lantai dan Plat Atap 4.. Plat Lantai Hitungan Pembebanan Plat Lantai a. Beban Hidup ( q L ) Berdasarkan PPIUG untuk gedung 1983 yaitu : Beban hidup fungsi gedung untuk pertokoan = 50 kg/m 14

144 15 b. Beban Mati ( q D ) tiap 1 m Berat plat sendiri = 0,1 x 400 = 88 kg/m Berat keramik ( 1 cm ) = 0,01 x 1700 = 17 kg/m Berat Spesi ( cm ) = 0,0 x 100 = 4 kg/m Berat plafond + instalasi listrik = 5 kg/m Berat Pasir ( cm ) = 0,0 x 1800 = 36 kg/m + q D = 408 kg/m c. Beban Ultimate ( q U ) Untuk tinjauan lebar 1 m pelat maka : q U = 1, q D + 1,6 q L = 1, ,6. 50 = 889,6 kg/m 4... Hitungan Momen pada Plat Lantai Tipe Plat A Tipe plat A seperti terlihat pada Gambar A 450 Gambar 4.. Plat Tipe A Ly Lx 4.5,5 Mlx = 0,001.q u. Lx. x = ,6. (,5). 88 = 396,3 kgm Mly = 0,001.q u. Lx. x = ,6. (,5). 49 = 0,68 kgm Mtx = - 0,001.q u. Lx. x = ,6. (,5). 118 = -531,4 kgm Mty = - 0,001.q u. Lx. x = ,6. (,5). 79 = -355,78 kgm

145 16 Hitungan momen plat lantai selanjutnya menggunakan program M.S. EXCEL Tabel 4.1. Hitungan Momen Plat Lantai Tipe Plat Ly Lx Ly/Lx x MLx MLy Mtx Mty MLx MLy Mtx Mty A (III) B (VIB) C (VIA) D (II) B-1 (VIB-1) C-1 (VIA-1) ,3 5,18 531,4 355, Penulangan Plat Lantai Dari hitungan momen diambil momen terbesar yaitu: Mlx = 396,3 kgm Mly = 5,18 kgm Mtx = -531,4 kgm Mty = -355,78 kgm Data : Tebal plat ( h ) Tebal penutup (p) Diameter tulangan ( ) b fy f c = 1 cm = 10 mm = 0 mm = 8 mm = 1000 mm = 40 MPa = 0 MPa Rencana tinggi efektif dapat dilihat pada Gambar 4.3. h d y d x d ' Gambar 4.3. Perencanaan Tinggi Efektif

146 17 d x d y = h p ½ Ø = = 96 mm = h p Ø ½ Ø = ½. 10 = 88 mm untuk plat digunakan 0,85. fc 600 b =.. fy 600 fy 0, =.0, = 0,0430 max min = 0,75. b = 0,033 = 0,005 (berlaku untuk plat) Penulangan Lapangan Arah x Mu = 396,3 kgm = 3, Nmm Mn 6 Mu 3, = = 6 4,95.10 Nmm 0,8 Mn 4,95.10 Rn = b d x 6 0,538 N/mm fy 40 m = 14, 118 0,85. f ' c 0,85.0 perlu = 1. 1 m 1 m.rn fy = < max 1 14,118 = 0, < min, dipakai min = 0,005.14,118.0,549 40

147 18 As = min. b. d x = 0, = 40 mm Digunakan tulangan 8 = ¼.. (8) = 50,4 mm Jumlah tulangan = 40 4, 78 5 buah. 50,4 Jarak tulangan dalam 1 m = 00 mm 00 mm 5 Jarak maksimum As yang timbul Dipakai tulangan 8 00 mm = x h = x 10 = 40 mm = 4. ¼..(10) = 51,0 > 40 (As) OK Penulangan Lapangan Arah y Mu = 5,18 kgm =, Nmm Mn 6 Mu,5.10 = = 6,81.10 Nmm 0,8 Mn,81.10 Rn = b d y m = 14, ,36 N/mm perlu = < max ,118 = 0, ,118.0,36 40 < min, dipakai perlu = 0,005 As = min. b. d y = 0, = 0 mm Digunakan tulangan 10 = ¼.. (8) = 50,4 mm Jumlah tulangan = 0 4, 38 5 buah. 50,4 Jarak tulangan dalam 1 m = 00 mm 00 mm 5

148 19 Jarak maksimum = x h = x 10 = 40 mm As yang timbul = 3. ¼..(8) = 51,0 > 0,00 (As) OK Dipakai tulangan 8 00 mm Penulangan Tumpuan Arah x Mu = 531,4 kgm = 5, Nmm 6 Mu 5,31.10 Mn = = 6, Nmm 0,8 Mn Rn = b d. x m = 14,118 6, ,71 N/mm 1 perlu =. 14,118 < max = 0, < min, dipakai perlu = 0,0031 As = min. b. d.14,118.0, = 0, = 94,70 mm Digunakan tulangan 8 = ¼.. (8) = 50,5 mm 94,70 Jumlah tulangan = 5, 87 6 buah. 50,4 Jarak tulangan dalam 1 m 1 = , 67 mm 150 mm 6 Jarak maksimum As yang timbul Dipakai tulangan mm = x h = x 10 = 40 mm = 4. ¼..(8) = 301,44 > 94,70 (As) OK

149 Penulangan Tumpuan Arah y Mu = 355,78 kgm = 3, Nmm 6 Mu 3,55.10 Mn = = 4, Nmm 0,8 Mn Rn = b d. y m = 14,118 4, ,574 N/mm 1 perlu =. 14,118 < max = 0, < min, dipakai min = 0,005 As = min. b. d y.14,118.0, = 0, = 0,00 mm Digunakan tulangan 8 = ¼.. (8) = 50,4 mm 0,00 Jumlah tulangan = 4, 38 5 buah. 50,4 Jarak tulangan dalam 1 m = 00 mm 00 mm 5 Jarak maksimum As yang timbul Dipakai tulangan 8 00 mm = x h = x 10 = 40 mm = 3. ¼..(8) = 51,0 > 0,00 (As) OK

150 Plat Atap A 5 5 B G E E E G C D E H F F F H 00 F Gambar 4.4. Denah Plat Atap Hitungan Pembebanan Plat Atap a. Beban Hidup ( q L ) Berdasarkan PPIUG untuk gedung 1983 yaitu : Beban hidup atap gedung tiap 1 m = 100 kg/m b. Beban Mati ( q D ) Berat plat sendiri = 0,10 x 400 = 40 kg/m Berat akibat genangan = 0,1x1000 = 100 kg/m Beban akibat instalasi listrik + plafon = 5 kg/m q D = 365 kg/m

151 13 c. Beban Ultimate ( q U ) Untuk tinjauan lebar 1 m pelat maka : q U = 1, q D + 1,6 q L = 1, , = 598 kg/m Hitungan Momen pada Plat Atap Tipe Plat H Tipe plat H seperti terlihat pada Gambar 4.5. H Gambar 4.5. Plat Tipe H Ly Lx 1 Mlx = 0,001.qu. Lx. x = ().48 Mly = 0,001.qu. Lx. x = ().48 Mtx = - 0,001.qu. Lx. x = ().68 Mty = - 0,001.qu. Lx. x = ().68 = 114,8 kgm = 114,8 kgm = - 16,66 kgm = - 16,66 kgm

152 133 Hitungan momen plat atap selanjutnya menggunakan program M.S. EXCEL Tabel 4.. Hitungan Momen Plat Atap Tipe Plat Ly Lx Ly/Lx x MLx MLy Mtx Mty MLx MLy Mtx Mty E (II) F (VI A) G (VIA-1) H (III) Penulangan Plat Atap Dari hitungan momen diambil momen terbesar yaitu: Mlx = 301,39 kgm Mly = 199,13 kgm Mtx = -409,03 kgm Mty = -306,77 kgm Data : Tebal plat ( h ) = 10 cm = 100 mm Tebal penutup (p) = 0 mm Diameter tulangan ( ) = 8 mm b = 1000 mm fy = 40 Mpa f c = 0 Mpa Rencana tinggi efektif dapat dilihat pada Gambar 4.6. h d y d x d ' Gambar 4.6. Perencanaan Tinggi Efektif

153 134 dx = h p - ½ Ø = = 76 mm dy = h p Ø - ½ Ø = ½. 8 = 68 mm Untuk plat digunakan b = 0,0430 max = 0,033 min = 0,005 ( berlaku untuk plat ) Penulangan Lapangan Arah x Mu = 301,39 kgm = 3, Nmm Mn 6 Mu 3,01.10 = = 6 3,78.10 Nmm 0,8 Mn 3,78.10 Rn = b d x m = 14, ,65 N/mm perlu = < max = 0, ,118.0,65 1, 40 > min, dipakai perlu = 0,008 As = perlu. b. d x = 0, = 10,67 mm Digunakan tulangan 10 = ¼.. (8) = 50,4 mm 10,67 Jumlah tulangan = 4, 19 5 buah. 50,4 Jarak tulangan dalam 1 m = 00 mm 00 mm 5 Jarak maksimum As yang timbul Dipakai tulangan 8 00 mm = x h = x 100 = 00 mm = 4. ¼..(8) = 51,0 > 10,67 (As) OK

154 Penulangan Lapangan Arah y Mu = 199,13 kgm = 1, Nmm Mn 6 Mu 1,99.10 = = 6,48.10 Nmm 0,8 Mn,48.10 Rn = b d x m = 14, ,538 N/mm perlu = < max 1 14,118 = 0, ,.14, < min, dipakai min = 0,005 As = min. b. d x = 0, = 170 mm Digunakan tulangan 10 = ¼.. (8) = 50,4 mm Jumlah tulangan = 170 3, 38 4 buah. 50,4 Jarak tulangan dalam 1 m = 50 mm 00 mm 4 Jarak maksimum As yang timbul Dipakai tulangan 8 00 mm = x h = x 100 = 00 mm = 4. ¼..(8) = 00,96 > 170 (As) OK Penulangan Tumpuan Arah x Mu = 409,03 kgm = 4, Nmm 6 Mu 4,09.10 Mn = = 5, Nmm 0,8 Mn Rn = b d. x m = 14, 118 5, ,885 N/mm

155 136 perlu = < max > min 1 14,118 = 0, dipakai perlu = 0,0038 As = perlu. b. d y 1.14,118.0, = 0, = 88,0 mm Digunakan tulangan 10 = ¼.. (8) = 50,4 mm 88,0 Jumlah tulangan = 5, 73 6 buah. 50,4 Jarak tulangan dalam 1 m = 166 mm 150 mm 6 Jarak maksimum As yang timbul Dipakai tulangan mm = x h = x 100 = 00 mm = 6. ¼..(8) = 301,44 > 88,0 (As) OK Penulangan Tumpuan Arah y Mu = 306,77 kgm = 3, Nmm 6 Mu 3,06.10 Mn = = 3, Nmm 0,8 Mn Rn = b d. x m = 14, 118 3, ,89 N/mm perlu = < max > min, 1 14,118 = 0, dipakai perlu = 0, ,118.0,89 40

156 137 As = perlu. b. d y = 0, = 41,00 mm Digunakan tulangan 10 = ¼.. (8) = 50,4 mm 41,00 Jumlah tulangan = 4, 80 5 buah. 50,4 Jarak tulangan dalam 1 m = 00 mm 00 mm 5 Jarak maksimum = x h = x 100 = 00 mm As yang timbul Dipakai tulangan 8 00 mm = 5. ¼..(8) = 51, > 41,00 (As) OK 4.4. Rekapitulasi Tulangan Plat Lantai Rekapitulasi penulangan plat lantai seperti tersaji dalam Tabel 4.3. Tabel 4.3. Rekapitulasi Penulangan Plat Lantai dan Plat Atap Berdasarkan Hitungan TIPE Tulangan Lapangan Tulangan Tumpuan PLAT Arah x (mm) Arah y (mm) Arah x (mm) Arah y (mm) A B C D E F G H

157 BAB 5 PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA 5.1. Pembebanan Perencanaan Dimensi Data yang digunakan untuk hitungan recana portal adalah sebagai berikut : a. Bentuk rangka portal : Seperti tergambar b. Model hitungan : SAP 000 ( 3 D ) c. Perencanaan dimensi rangka : b (mm) h (mm) Dimensi kolom 1 : 450 mm 450 mm Dimensi kolom praktis : 150 mm 150 mm Dimensi sloof : 50 mm 00 mm Dimensi balok anak : 300 mm 00 mm Dimensi balok induk : 450 mm 50 mm Dimensi ring balk : 50 mm 00 mm d. Kedalaman pondasi : m e. Mutu beton : fc = 0 MPa f. Mutu baja tulangan : fy = 30 MPa g. Mutu baja sengkang : fy = 40 MPa 138

158 Denah Pembebanan Tributari Area Denah pembebanan Tributari Area Balok Anak dan Portal A A A A A A A A A A C A A A B A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A B C D E F A B C 100 D D F D E E E F E F F' Gambar 5.1. Area Pembebanan Balok anak

159 A B C D E F Gambar 5.. Area Pembebanan Portal Hitungan Luas Equivalen Untuk Plat Untuk mengubah beban segitiga dan beban trapesium dari plat menjadi beban merata pada bagian balok, maka beban plat harus diubah menjadi beban equivalen yang besarnya dapat ditentukan sebagai berikut : a. Lebar Equivalen Tipe segitiga : Leq = 1/3 Lx b. Lebar Equivalen Tipe Leq = 1/6 Lx.Ly Lx 4. 3

160 141 Lebar equivalen plat tersaji dalam Tabel 5.1. Tabel 5.1.Hitungan Lebar Equivalen Balok Anak Tipe Balok Anak Lx Ly Leq Leq (m) (m) (Segitiga) (Trapesium) A,5 4,5-1,03 B,5 4,08-1,01 C 1,33 4,93-0,65 D 3-0,85 E 4,5-0,93 F 0,67 - Tabel 5..Hitungan Lebar Equivalen Balok Portal Tipe Balok Portal Lx Ly Leq Leq (m) (m) (Segitiga) (Trapesium) 1,5 4,5 0,75 -,5 4,5-1,03 3,5 4,08-1,01 4 1,33 4,93 0,44-5 1,33 4,93-0, ,5 1, , ,5-0,93 9 0, ,85

161 Beban Balok Anak Tipe balok anak dan area pembebanan terlihat dalam gambar 5.1 Pembebanan Plat Lantai Beban Plat Lantai ( q D ), t = 10 mm Berat plat sendiri = 0,1 x 400 = 88 kg/m Berat keramik ( 1 cm ) = 0,01 x 1700 = 17 kg/m Berat Spesi ( cm ) = 0,0 x 100 = 4 kg/m Berat plafond + instalasi listrik = 5 kg/m Berat Pasir ( cm ) = 0,0 x 1800 = 36 kg/m q D = 408 kg/m Beban Plat Atap ( q D ), t = 100 mm Berat plat sendiri = 0,10 x 400 = 40 kg/m Berat akibat genangan air = 100 kg/m Berat plafond + instalasi listrik = 5 kg/m q D = 365 kg/m Pembebanan Balok Anak Type A 1 1 Gambar 5.3. Lebar Equivalen Balok Anak Type A

162 143 Perencanaan Dimensi Balok Anak h dipakai = 300 mm, b = 00 mm a. Beban Mati (q D ) Pembebanan balok anak type A Berat sendiri = 0,0x(0,30 0,1)x400 kg/m 3 = 86,4 kg/m Beban plat tipe A = x 1,03 x 408kg/m = 840,48 kg/m q D1 = 96,88 kg/m b. Bebanhidup (q L ) Beban hidup digunakan 50 kg/m q L1 = x 1,03 x 50 kg/m = 515 kg/m c. Beban berfaktor balok type A(q U ) q U1 = (1,qD 1 )+ (1,6qL 1 ) = (1,.96,88)+ (1,6. 869,8) = 1936,56 kg/m Untuk hitungan pembebanan selanjutnya menggunakan program M.S EXCEL Tabel 5.3. Hitungan Pembebanan Balok Anak Tipe Balok Dimensi Berat Sendiri Beban Plat Beban Mati Beban Hidup Beban Berfaktor Beban Lain Keterangan Anak (cm) (kg/m) (kg/m) (kg/m) (kg/m) (kg/m) (kg/m) Beban A 30 x 0 B 30 x 0 C 30 x 0 D 30 x 15 E 30 x 15 F 30 x

163 Beban Balok Portal Tipe balok induk dan area pembebanan terlihat dalam gambar 5. Rencana tipe balok induk adalah a. 1A-B=1 B-C = 1 C-D = 1 D-E = 10 A-B = 10 B-C = 10 C-D = 10 D-E, b. A-B = B-C = C-D = D-E =5 A-B = 5 B-C = 5 C-D = 5 D-E =6 A-B = 6 B-C = 6 C-D = 6 D-E = 7A-B = 7 B-C = 7 C-D = 7 D-E = 8 A-B = 8 B-C = 8 C-D =8 D-E =9 A-B= 9 B-C = 9 C-D = 9 D-E = 3 B-C =3D-E =4A-B =4B- C=4D-E, c. 3 A-B, d. 3C-D = 4 C-D, e. 3C-C =4 C-C, f. 1-A = -3 A =3-4 A =4-5 A =5-6 A= 6-7 A=7-8A =8-9 A=9-10 A =1-E =-3 E =4-5 E = 5-6 E= 6-7 E=8-9 E=9-10 E, g. 3-4 B =4-5 B =5-6 B=6-7 B =7-8 B =8-9 B =9-10 B =1- C = -3 C = 5-6C=6-7 C =7-8 C =8-9 C =9-10 C = 1- D = -3 D =5-6D=6-7 D =7-8 D =8-9 D=9-10 D, h. 1- B= -3 B, i. 3-4 C, j. 4-5C = 4-5 D, k. 3-4D, l. 3-4 E = 7-8E, m. C3-4, n. C4-5, o. 4 E-F = 7 E-F, p. 5E-F = 6 E-F, q. E4-5 = E5-6 =E 6-7, r. F4-5 =F5-6 =F 6-7, s. E3-4=E7-8, t. F3-4=F7-8, u. 4F-F = 5F-F = 6 F-F = 7F-F

164 145 Pembebanan Balok Induk Tipe 1A-B Lebar equivalen balok induk tipe 1 A-B dapat dilihat pada Gambar Gambar 5.4. Lebar Equivalen Balok Induk Tipe 1 A-B Perencanaan Dimensi Balok h dipakai = 450 mm, b = 50 mm a. Beban Mati (q D ) Pembebanan Balok Tipe 1A-B Berat sendiri = 0,5x(0,45 0,1)x400 = 198 kg/m Beban plat tipe 1 = x 0,75 x 408 = 61 kg/m Beban dinding 15x375 = 0,15 x 3,75 x 1700 = 956,5 kg/m qd = 1766,5kg/m b. Beban hidup (ql) Beban hidup digunakan 50 kg/m ql = 0,75 x 50 = 187,5kg/m c. Beban berfaktor (qu) qu = 1,. qd + 1,6. ql = 1,.x 1766,5 + 1,6 x 187,5 = 419,5 kg/m

165 146 Untuk hitungan pembebanan selanjutnya menggunakan program M.S EXCEL Tabel 5.4. Hitungan Pembebanan Balok Induk Tipe Balok Dimensi Berat Sendiri Beban Plat Beban Dinding Beban Mati Beban Hidup Beban Berfaktor Beban Lain Keterangan Induk (cm) (kg/m) (kg/m) (kg/m) (kg/m) (kg/m) (kg/m) (kg/m) Beban 1 A-B 45 x A-B 45 x A-B 45 x C-D 45 x C-C' 45 x Beban tangga 1- A 45 x B 45 x B 45 x C 45 x C 3-4' 45 x C 4'-5 45 x E-F 45 x E-F 45 x E x F x E 3'-4 45 x F 3' x F-F' 45 x

166 Beban Ring Balok Tipe ring balok terlihat dalam gambar A B C D E F Gambar 5.5. Tipe Ring Balk Rencana tipe ring balk adalah: a. 1A-B = 1B-C =1C-D =1D-E = 10A-B = 10B-C =10C-D =10D-E =A 1- = A -3 = A 3-4 = A 4-5 = A 5-6 = A 6-7 = A 7-8 = A 8-9 = A 9-10 = E 1- = E - 3 = E 3-4 = E 4-5= E 5-6 = E 6-7 = E 7-8 = E 8-9 = E 9-10.

167 148 Pembebanan Ring Balk Perencanaan Dimensi Ring Balk h dipakai = 50 mm, b = 00 mm a. Beban Mati (q D ) Pembebanan Ring Balk Berat sendiri = 0,5 x 0,0 x400 = 10 kg/m b. Beban hidup (ql) Beban hidup digunakan 100 kg/m c. Beban berfaktor (qu) qu = 1,. qd + 1,6. ql = 1,.x ,6 x 100 = 304kg/m Untuk hitungan pembebanan selanjutnya menggunakan program M.S EXCEL Tabel 5.5. Hitungan Pembebanan Ring Balk Tipe Berat Beban Beban Beban Beban Dimensi Ring Sendiri Mati Hidup Berfaktor Lain Keterangan Balk (cm) (kg/m) (kg/m) (kg/m) (kg/m) (kg/m) Beban 1 A-B 5 x

168 Beban Sloof Tipe sloof terlihat dalam gambar A B C D E F Gambar 5.6. Tipe Sloof Rencana tipe sloof adalah: a. A 1- = A -3 = B 5-6 = B 6-7 = B 7-8 = B 8-9 = B 9-10 = C 1- = C -3 = C 3-4 = C 4-5 = C 5-6 = C 6-7 = C 7-8 = C 8-9 = C 9-10= D 3-4 = D4-5 = D 5-6 = D 6-7 = D 7-8 = D 8-9 = D 9-10 = E 4-5 = E 5-6 = E 6-7 = F4-5 = F 5-6 = F 6-7 = 1 A-B = A-B = B-C = C-D = D-E = 3 D-E = 4 B-C = 4 D-E = 4 E-F = 5 B-C = 5 C-D = 5 D-E = 5 E-F = 6 A-B = 6 B-C = 6 C-D = 6 D-E = 6 E-F = 7 A-B = 7 B-C = 7 C-D = 7 D-E = 7 E-F = 8 A-B = 8 B-C = 8 C-D = 8 D-E = 9 A-B =9 B-C = 9 C-D = 9 D-E, b. A3-4=A4-5 = A5-6 = A6-7=A7-8 = A8-9= A 9-10 = B3-4 = B4-5= D1- = D -3=E1- = E -3 = E 3-4 = E7-8 = E 8-9 = E 9-10 = 1 B-C = 1 C-D =1D-E= 3A-B =3B-C = 3 C-D =4A-B=5A-B =10A-B=10B-C =10 C-D =10 D-E c. B1-=B-3

169 150 Pembebanan Sloof Perencanaan Dimensi Sloof h dipakai = 50 mm, b = 00 mm a. Beban Mati (q D ) Pembebanan Sloof Berat sendiri = 0,5 x 0, x 400 = 10 kg/m Berat dinding = 0,15 x 3,6 x 1700 = 918 kg/m q D = 1038 kg/m b. Beban hidup (q L ) Beban hidup digunakan 100 kg/m Tipe Sloof c. Beban berfaktor (qu) q U = 1,. q D + 1,6. q L = 1,.x ,6 x 100 = 1405,6 kg/m Untuk hitungan pembebanan selanjutnya menggunakan program M.S EXCEL Tabel 5.6. Hitungan Pembebanan Sloof Dimensi Berat Sendiri Beban Dinding Beban Mati Beban Hidup Beban Berfaktor Beban Lain Keterangan (cm) (kg/m) (kg/m) (kg/m) (kg/m) (kg/m) (kg/m) Beban A1-5 X A3-4 5 X ,6 B1-5 X

170 Beban Kuda Kuda yang dipikul oleh Kolom Atap Kuda-kuda utama A = 6059,9 kg (SAP 000) Kuda-kuda utama B = 3836 kg (SAP 000) Kuda-kuda Jurai = 41,47 kg (SAP 000) Setengah kuda-kuda = 857,65 kg (SAP 000) Seperempat kuda-kuda = 438,17 kg (SAP 000) 5.. Analisis Struktur Struktur Portal 3 Dimensi Gambar 5.7. Struktur Portal 3 Dimensi

171 15 Pembebanan pada Struktur Rangka Gambar 5.8. Pembebanan Balok Anak As B 1-10 Gambar 5.9. Pembebanan Induk As B 1-10

172 153 Momen pada Struktur Rangka Gambar Momen Balok Anak As B 1-10 Gambar Momen Balok Induk As B 1-10 Gambar 5.1. Momen Balok Induk As 5 A-F

173 154 Gaya Geser pada Struktur Rangka Gambar Gaya Geser Balok Anak As B 1-10 Gambar Gaya Geser Balok Induk As B 1-10 Gambar Gaya Geser Balok As Induk As 5 A F

174 155 Gaya Aksial pada Struktur Rangka Gambar Gaya Aksial Balok As 5 A-F 5.3. Analisis Tampang Perhitungan Tulangan Balok Anak Tipe A (BA 1) Data Perencanaan : h = 300 mm b = 00 mm p = 40 mm fy = 30 MPa f c = 0 Mpa Ø t = 16 mm Ø s = 8 mm d = h - p - ½.Ø t - Ø s = ½.16 8 = 44 mm 0,85f'c 600 b = β fy 600 fy 0, = 0,85 = 0,

175 156 max = 0,75b = 0,75. 0,094 = 0,01 1,4 1,4 min = 0, 0044 fy Daerah Lapangan Tulangan Lentur Balok Anak Dari perhitungan SAP diperoleh : Mu = 163,41 kgm =, Nmm 7 Mu, Mn = = 0, 8 =, Nmm Rn = Mn b.d, ,71 m = fy 0,85f'c 30 0, ,8 perlu = 1 1 m mrn 1 fy = 1 18, ,8, = 0,0076 < max (OK) > min (OK) Digunakan perlu = 0,0076 As = bd = 0, = 373,1mm Digunakantulangan D 16= ¼(16) =00,96 mm

176 ,1 Jumlahtulangan = 1, 85 00,96 ~buah. As ada = ¼ 16 = 401,9 mm >373,1mm (As)(OK) a = Asadafy 401,930 = 37,83 0,85f'cb 0,85000 Mn ada = As ada fy (d a/) = 401,9 30 (44 37,83/) =, Nmm>, Nmm (Mn) (OK) Kontrol Spasi (dipakai tulangan 1 lapis) : b -.p -.Ø sengkang - n. Ø tulangan S = n (. 40) - (.8) - (.16) = 1 = 7mm > 5 mm (S min )(dipakai tulangan 1 lapis) Jadi dipakai tulangan D 16 mm Tulangan Geser Balok Anak Dari perhitungan SAP diperoleh : Vu f c fy d = 905,91 kg = 9059,10 N = 0 Mpa = 30 Mpa = 44 mm

177 158 Vc = 1/6 f ' c b d = 1/ = 36373,37 N Vc = 0, ,37= 786,03 N 0,5. Vc = 0,5 786,03= 13640,01 N Syarat tulangan geser : Vu <0,5 Vc : 9059,10 N <13640,01 N Tanpa Tulangan geser d 44 S max = 1mm Dipakai sengkang dengan jarak 10 mm Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 8 10 mm. Daerah Tumpuan Tulangan Lentur Balok Anak Dari perhitungan SAP diperoleh : Mu = 376,55 kgm = 3, Nmm 7 Mu 3,76.10 Mn = = 0, 8 = 4, Nmm Mn Rn = bd 4, ,950 mm fy 30 m = 18,8 0,85f'c 0,85.0 perlu = 1 1 m m. Rn 1 fy = 1 18,8 1 18,8 3, = 0,0143

178 159 < max > min, di pakai perlu = 0,0143 As = b d = 0, = 695,70 mm Digunakan tulangan D 16= ¼.(16) =00,96 mm 695,70 Jumlah tulangan = 3, 461 ~ 4 buah. 00,96 As ada = 4 ¼ 16 = 803,84 mm > 695,53 mm (As) (OK) a = As ada fy 803,84 30 = 75,66 0,85f'cb 0, Mn ada = As ada.fy (d a/) Kontrol Spasi: = 695,53 30 (44 75,66/) = 5, Nmm > 4, Nmm (Mn) (OK) b - p - nø tulangan - Ø sengkang S = n = 4 1 = 13,33 mm > 5 mm (S min ) Tidak memenuhi syarat sehingga dibuat lapis dengan d baru Lapis pertama D 16 d 1 = h - p - ½.Ø t1 - Ø s = ½.16 8

179 160 = 44 mm Lapis kedua 4 D 16 d = h - p - Ø t1 - Ø s ½.Ø t - 5 = ½.16 5 = 03 mm d A d A A 1 1 d baru , ,9 3,5mm 803,84 Perhitungan tulangan lentur dengan d baru Mu = 376,55 kgm = 3, Nmm 7 Mu 3,76.10 Mn = = 0, 8 = 4, Nmm Mn Rn = bd 7 4, ,5 4,708 mm fy 30 m = 18,8 0,85f'c 0,85.0 perlu = 1 1 m m. Rn 1 fy = 1 18,8 1 18,8 4, = 0,0176 < max > min, di pakai perlu = 0,0176 As = b d = 0, ,5= 788,5 mm

180 161 Digunakan tulangan D 16= ¼.(16) =00,96 mm 788,5 Jumlah tulangan = 3, 9 00,96 ~ 4 buah. As ada = 4 ¼ 16 = 803,84 mm > 788,5 mm (As) (OK) a = As ada fy 803,84 30 = 75,66 0,85f'cb 0, Mn ada = As ada.fy (d a/) Kontrol Spasi : = 803,84 30 (3,5 75,66/) = 5, Nmm > 4, Nmm (Mn) (OK) b - p - nø tulangan - Ø sengkang S = n = 1 = 7mm > 5 mm (S min ) Jadi dipakai tulangan 4 D 16 mm Tulangan Geser Balok Anak Dari perhitungan SAP diperoleh: Vu f c fy d = 4778,43 kg = 47784,3 N = 0 Mpa = 30 Mpa = 44 mm

181 16 Vc = 1/6 f ' c b d = 1/ = 36373,37 N Vc = 0, ,37= 786,03 N 0,5 Vc= 0,5 786,03= 13640,01 N Syarat tulangan geser : Vc< Vu < 3 Vc Jadi diperlukan tulangan geser : 780,03 < 47784,3 < 81840,09 Vs = Vu - Vc = 47784,3 780,03= 0504,7 N Vs perlu = Vs 0501,97 = = 7339,03 N 0,75 0,75 Av =.¼. 3,14. d s =. ¼. 3,14. 8 = 100,48 mm Av. fy. d 100, S = 15, 3mm Vsperlu 7335,96 d 44 S max = 1mm Dipakai sengkang dengan jarak 100 mm Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø mm

182 163 Detail Potongan Balok Anak TIPE BALOK ANAK TUMPUAN TIPE A LAPANGAN PENAMPANG b x h 00 x x 300 TOTAL TUL. ATAS 4 D 16 D 16 TOTAL TUL. BAWAH SENGKANG D 16 D 16 Ø Ø 8-10 Gambar Potongan Balok Anak Type A

183 164 Tabel 5.7.Hitungan Tulangan Lentur (Lapangan) Parameter Mu (Nmm) Mn (Nmm) M rb Tipe Balok Anak B (BA 1) C (BA 1) D (BA ) E (BA ) F (BA ) r max r min Rn r ada As (mm ) As (tul) (mm ) Jumlah Tulangan Pembulatan As ada (mm ) A Mn ada (Nmm) S (mm)

184 165 Tabel 5.8.Hitungan Tulangan Lentur (Tumpuan) Parameter Mu (Nmm) Mn (Nmm) M Rb Tipe Balok Anak B (BA 1) C (BA 1) D (BA ) E (BA ) F (BA ) r max r min Rn r ada As (mm ) As (tul) (mm ) Jumlah Tulangan Pembulatan As ada (mm ) A Mn ada (Nmm) S (mm)

185 166 Tabel 5.9. Hitungan Tulangan Geser (Lapangan) Parameter Vu (N) Vc (N) Tipe Balok Anak B (BA 1) C (BA 1) D (BA ) E (BA ) F (BA ) Vc (N) ,5 Vc (N) Vc (N) Vc (N) Syarat Vu < Vc Tanpa Tulangan Geser Vs (N) Vs perlu (N) Av (mm) S (mm) S Max Jarak Vs ada (N)

186 167 Tabel 5.10.Hitungan Tulangan Geser (Tumpuan) Parameter Tipe Balok Anak B (BA 1) C (BA 1) D (BA ) E (BA ) F (BA ) Vu (N) Vc (N) Vc (N) ,5 Vc (N) Vc (N) Vc (N) Syarat 0.5 Vc < Vu < Vc Vc < Vu < 3 Vc Vu < Vc Vs (N) Vs perlu(n) Av (mm) S (mm) S Max Jarak Perhitungan Tulangan Balok Portal Tipe B1 a. Tulangan Lentur Balok Induk Tipe B1 Data Perencanaan : h = 450 mm b = 50 mm p = 40 mm fy = 30 MPa f c = 0 MPa D t Ø s = mm = 8 mm

187 168 d = h - p - ½.D t - Ø s = ½. 8 = 391 mm 0,85.f'c 600 b = β fy 600 fy 0, = 0,85 = 0, max = 0,75. b = 0,75. 0,094 = 0,01 1,4 1,4 min = 0, 0044 fy Daerah Lapangan Dari hitungan SAP diperoleh : Mu = 13757,76 kgm = 13, Nmm 7 Mu 13, Mn = = 0, 8 Rn = m = Mn b.d fy 0,85.f'c 17, ,85.0 =17, Nmm 7 18,8 4,50 mm perlu = 1. 1 m 1 m.rn fy = < max > min 1 18,8. 1 Digunakan perlu = 0,0167 A s =. b.d 18,8 4, = 0,0167 = 0, = 1630,43 mm

188 169 As (tul) D = ¼.. () =379,94 mm 1630,43 Jumlah tulangan = 4, 9 ~ 5 buah. 379,94 A s ada = n. ¼. 3,14.D = 5. ¼. 3,14. = 1899,7 mm > 1630,43 mm (As)(OK) a = Asadafy 1899,7730 = 143,04 0,85f'cb 0,85050 Mn ada = As ada fy (d a/) = 1899,77 30 ( ,04/) = 19, Nmm > 17, Nmm (Mn) (OK) Kontrol Spasi (dipakai tulangan 1 lapis) : b -.p - n.ø tulangan -. Ø sengkang S = n (. 40)- (5. )- (.8) = 5 1 = 11 mm < 5 mm (S min ) (Tidak OK) Tidak memenuhi syarat sehingga dibuat lapis dengan d baru Lapis pertama 3 D d 1 = h - p - ½.Ø t1 - Ø s = ½. 8 = 391 mm Lapis kedua D d = h - p - Ø t1 - Ø s ½.Ø t - 5

189 170 = ½. 5 = 344 mm d A d A A 1 1 d baru , ,88 37,mm 1899,7 Perhitungan tulangan lentur dengan d baru Mu = 13757,95 kgm = 13, Nmm 7 Mu 13, Mn = = 0, 8 =17, Nmm Rn = m = Mn b.d fy 0,85.f'c 17, , 30 0, ,966 mm 18,8 perlu = 1. 1 m 1 m.rn fy = ,8 18,8 4, = 0,0189 < max > min, di pakai perlu = 0,0189 As =. b.d = 0, , = 1755,68 mm As (tul) D = ¼.. () =379,94 mm 1755,68 Jumlah tulangan = 4, 6 ~ 5 buah 379,94 A s ada = n. ¼. 3,14. D = 5. ¼. 3,14. = mm > 1755,68 mm (As)(OK)

190 171 a = Asadafy 1899,730 = 143,04 0,85f'cb 0,85050 Mn ada = As ada fy (d a/) = 1899,7 30 (37, 143,04/) = 19, Nmm > 17, Nmm (Mn) (OK) Kontrol Spasi (dipakai tulangan 1 lapis) : b -.p - n.ø tulangan -. Ø sengkang S = n -1 = 50- (. 40) - (3. ) - (.8) 31 = 44 mm > 5 mm (S min )(OK) Jadi dipakai tulangan 5 D mm. Daerah Tumpuan Dari hitungan SAP diperoleh : Mu = 1440,84 kgm = 1, Nmm 7 Mu 1, Mn = = 0, 8 Rn = m = Mn b.d fy 0,85.f'c 15, ,85.0 =15, Nmm 7 4,069 mm 18,8 perlu = 1. 1 m 1 m.rn fy = ,8 18,8 4, = 0,0148 < max > min, di pakai perlu = 0,0148

191 17 As =. b.d = 0, = 1443,5 mm As (tul) D = ¼.. () =379,94 mm Jumlah tulangan 1443,5 = 3, 79 ~ 4 buah 379,94 A s ada = n. ¼. 3,14. D = 4. ¼. 3,14. = 1519,76 mm > 1443,5 mm (As)(OK) a = Asadafy 1519,7630 = 114,43 0,85f'cb 0,85050 Mn ada = As ada fy (d a/) = 11519,76 30 ( ,04/) = 16, Nmm > 15, Nmm (Mn) (OK) Kontrol Spasi (dipakai tulangan 1 lapis) : b -.p - n.ø tulangan -. Ø sengkang S = n -1 = 50- (. 40) - (4. ) - (.8) 4 1 = mm < 5 mm (S min ) (Tidak OK) Tidak memenuhi syarat sehingga dibuat lapis dengan d baru Lapis pertama 3 D d 1 = h - p - ½.Ø t1 - Ø s = ½. 8 = 391 mm

192 173 Lapis kedua D d = h - p - Ø t1 - Ø s ½.Ø t - 5 = ½. 5 = 344 mm d A d A A 1 1 d baru , ,88 37,mm 1899,7 Mu = 1440,84 kgm = 1, Nmm 7 Mu 1, Mn = = 0, 8 Rn = m = Mn b.d fy 0,85.f'c 7 15, , 30 0,85.0 =15, Nmm 4,490 mm 18,8 perlu = 1. 1 m 1 m.rn fy = ,8 18,8 4, = 0,0166 < max > min, di pakai perlu = 0,0166 As =. b.d = 0, , = 1548,07 mm As (tul) D = ¼.. () =379,94 mm Jumlah tulangan 1548,07 = 4, 07 ~ 5 buah 379,94 A s ada = n. ¼. 3,14. D = 5. ¼. 3,14.

193 174 = 1899,7 mm > 1548,07 mm (As)(OK) a = Asadafy 1899,730 = 143,04 0,85f'cb 0,85050 Mn ada = As ada fy (d a/) = 1899,7 30 (37, 143,04/) = 18, Nmm > 15, Nmm (Mn) (OK) Kontrol Spasi (dipakai tulangan 1 lapis) : b -.p - n.ø tulangan -. Ø sengkang S = n -1 = 50- (. 40) - (3. ) - (.8) 31 = 44 mm > 5 mm (S min )(OK) Jadi dipakai tulangan 5 D mm b. Tulangan Geser Balok Induk Tipe B1 1. Daerah Lapangan Dari hitungan SAP diperoleh : Vu f c fy d = 9364,63 kg = 93646,3 N = 0 MPa = 40 MPa = 391 mm Vc = 1/6. f ' c.b.d = 1/ = 7858,55 N Vc = 0, ,55 = 54643,91 N 3 Vc = ,91 = ,73 N Syarat tulangan geser : Vc < Vu < 3 Vc : 54643,91 < 93646,3 N <163931,73N

194 175 Jadi diperlukan tulangan geser Vs Vs perlu = = Vu- Vc = 93646, ,91 = 3900 N Vs 0,75 Av =.0,5.3,14.d s S = 3900 = = 5003,19 N 0,75 =.0,5.3,14.8 = 100,48 mm A v. Fysengkang. Vs perlu d 100, = 500,79 = 181,3 mm d 391 S max = 195, 5 mm Dipakai sengkang dengan jarak 180 mm Vs ada = = A. Fy Jarak v sengkang. d 100, = 5383,57 N > 5003,19 N (Vs perlu ) (OK) Jadi dipakai sengkang dengantulangan Ø mm. Daerah Tumpuan Dari hitungan SAP diperoleh : Vu f c fy d = 17108,6 kg = 17108,6 N = 0 MPa = 40 MPa = 391 mm Vc = 1/6. f ' c.b.d = 1/ = 7858,55 N Vc = 0, ,55 = 54643,91 N

195 176 3 Vc = ,91= ,73 N 5 Vc = ,91= 7319,56 N Syarat tulangan geser : 3 Vc < Vu < 5 Vc Jadi diperlukan tulangan geser Vs Vs perlu = = Vu - Vc : ,73 < 17108,6 N < 7319,56 N = 17108, ,91 = ,89 N Vs 0,75 Av =.0,5.3,14.d s ,89 = = 15551,59 N 0,75 =.0,5.3,14.8 = 100,48 mm S = A v. Fysengkang. Vs perlu d 100, = 15551,85 = 60,73 mm d 391 S max = 97, 75mm 4 4 Dipakai sengkang dengan jarak 60 mm Vs ada = = A. Fy Jarak v sengkang. d 100, = ,7 N > 15551,59 N (Vs perlu ) (OK) Jadi dipakai sengkang dengantulangan Ø 8 60 mm

196 Perhitungan Tulangan Balok Portal Tipe B c. Tulangan Lentur Balok Induk Tipe B Data Perencanaan : h = 450 mm b = 50 mm p = 40 mm fy = 30 MPa f c = 0 MPa D t Ø s = 19 mm = 8 mm d = h - p - ½.D t - Ø s = ½.19 8 = 39,5 mm 0,85.f'c 600 b = β fy 600 fy 0, = 0,85 = 0, max = 0,75. b = 0,75. 0,094 = 0,01 1,4 1,4 min = 0, 0044 fy Daerah Lapangan Dari hitungan SAP diperoleh : Mu = 41,8 kgm =, Nmm 7 Mu,41.10 Mn = = 0, 8 =, Nmm Rn = Mn b.d 7, ,5 0,77 mm

197 178 m = fy 0,85.f'c 30 0, ,8 perlu = 1. 1 m 1 m.rn fy = < max < min ,8 Digunakan min = 0,0044 A s = min. b.d 18,8 0, = 0,003 = 0, ,5 = 49,30 mm As (tul) D = ¼.. (19) = 83,385 mm 49,30 Jumlah tulangan = 1, 51 ~ buah. 83,85 A s ada = n. ¼. 3,14.D =. ¼. 3, = 566,77 mm > 49,30 mm (As) (OK) a = Asadafy 566,7730 = 4,67 0,85f'cb 0,85050 Mn ada = As ada fy (d a/) = 566,77 30 (39,5 4,67/) = 6, Nmm >, Nmm (Mn) (OK) Kontrol Spasi (dipakai tulangan 1 lapis) : b -.p - n.ø tulangan -. Ø sengkang S = n -1 = 50- (. 40) - (.19) - (.8) 1

198 179 = 116 mm < 5 mm (S min ) (OK) Jadi dipakai tulangan D 19 mm 4. Daerah Tumpuan Dari hitungan SAP diperoleh : Mu = 7805,6 kgm = 7, Nmm 7 Mu 7, Mn = = 0, 8 Rn = m = Mn b.d fy 0,85.f'c 9, ,5 30 0,85.0 =9, Nmm 7,533 mm 18,8 perlu = 1. 1 m 1 m.rn fy = ,8 18,8, = 0,0086 < max > min, di pakai perlu = 0,0086 As =. b.d = 0, ,5 = 845,38 mm As (tul) D = ¼.. (19) =83,385 mm 845,38 Jumlah tulangan =, 98 ~ 3 buah 83,385 A s ada = n. ¼. 3,14. D = 3. ¼. 3, = 850,155 mm > 845,38 mm (As)(OK) a = Asadafy 1850, = 64,01 0,85f'cb 0,85050

199 180 Mn ada = As ada fy (d a/) = 850, (39,5 64,01/) = 9, Nmm > 9, Nmm (Mn) (OK) Kontrol Spasi (dipakai tulangan 1 lapis) : b -.p - n.ø tulangan -. Ø sengkang S = n -1 = 50- (. 40) - (3.19) - (.8) 31 = 48,5 mm > 5 mm (S min )(OK) Jadi dipakai tulangan 3 D 19 mm d. Tulangan Geser Balok Induk Tipe B 3. Daerah Lapangan Dari hitungan SAP diperoleh : Vu f c fy d = 3907,68 kg = 39076,8 N = 0 MPa = 40 MPa = 39,5 mm Vc = 1/6. f ' c.b.d = 1/ ,5 = 7858,55 N Vc = 0, ,55 = 54853,54 N 0,5 Vc = 0, ,54 = 746,77 N Syarat tulangan geser : 0,5 Vc < Vu < Vc Karena Vu < Vc (Tanpa tulangan geser) d 39,5 S max = 196, 5 mm Dipakai sengkang dengan jarak 190 mm : 746,77 N < 39076,8 N < 54853,54 N

200 181 Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø mm 4. Daerah Tumpuan Dari hitungan SAP diperoleh : Vu f c fy d = kg = N = 0 MPa = 40 MPa = 39,5 mm Vc = 1/6. f ' c.b.d = 1/ ,5 = 73138,06 N Vc = 0, ,06 = 54853,54 N 0,5 Vc = 0, ,54 = 746,77 N Syarat tulangan geser : 0,5 Vc < Vu < Vc : 746,77 < N < 54853,54 N Karena Vu < Vc (Tanpa tulangan geser) d 39,5 S max = 196, 5 mm Dipakai sengkang dengan jarak 190 mm Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø mm

201 18 Detail Potongan Balok Portal T IP E B A L O K IN D U K T U M P U A N B 1 L A P A N G A N P E N A M P A N G b x h 5 0 x x T O T A L T U L. A T A S 5 D D T O T A L T U L. B A W A H S E N G K A N G D 5 D Ø Ø Gambar Potongan Balok Induk B1 T IP E B A L O K IN D U K T U M P U A N B 1 L A P A N G A N P E N A M P A N G b x h 5 0 x x T O T A L T U L. A T A S 3 D 1 9 D 1 9 T O T A L T U L. B A W A H S E N G K A N G D 1 9 D 1 9 Ø Ø Gambar Potongan Balok Induk B

202 Penulangan Kolom Bidang aksial kolom dapat dilihat pada Gambar 5.0. kgm35846,04 kg Gambar 5.0. Bidang Aksial Kolom Bidang momen kolom dapat dilihat pada Gambar ,61 Gambar 5.1.Bidang Momen Kolom

203 184 Bidang geser kolom dapat dilihat pada Gambar ,67 kg Gambar 5..Bidang Geser Kolom D Hitungan Tulangan Lentur Kolom Gaya aksial terbesar kolom terletak pada As D-4 Data perencanaan : b = 450 mm Ø tulangan = mm h = 450 mm Ø sengkang = 10 mm f c = 0 MPa s (tebal selimut) = 40 mm h kolom = 4 m Dari hitungan SAP diperoleh gaya aksial terbesar pada As B-,dan momen terbesar pada As B-1 Berat kolom = 400 x 0,45 x 0,45 x 4 = kg/m Pu = Bidang aksial kolom + Berat kolom = 35846, = 5586,04 kg = 55860,4 N Mu = 8409,61 kgm = 8, Nmm d = h s Ø sengkang ½ Ø tulangan utama = ½.

204 185 = 389 mm d = h d = = 61 mm e = Mu Pu = 15,11 mm 8,409, ,4 e min = 0,1.h = 0, = 45 mm Cb =. d fy = 53,70 ab Pn b Cc = β1.cb = 0,85 53,70 = 15,64 = 0,85 f c ab b = 0, , = ,98 N = 0,1 f c Ag = 0, = N karena Pu = N > Cc = N, maka Ø= 0,65 Pn Perlu = Pu 55860,4 = ,46 N 0,65 Pn perlu > Pn b analisis keruntuhan tarik Pn perlu ,46 a = 111, 18 0,85. f ' c. b 0, As = h a ,18 Pn perlu e ,46. 7,61 140,17 mm fy d d' Jumlah dan diameter tulangan: As t = As + As = 140, ,17 = 80,34 mm Dipakai luas memanjang 1%Ag: As t = 1% Ag = 0, = 05 mm SyaratTulangan :0,01 < As t /Ag < 0,08 0,01 < 05/0500 /< 0,08 0,01 < 0,01 < 0,08

205 186 Sehingga, As = As Ast 05 As = = = 1013 mm Menghitung jumlah tulangan : As n = 1..( ) 4 D As ada = 3.¼.π () =,66 ~ 3 tulangan = 1139,8 mm > 1013 mm (As perlu) (OK) Jadi dipakai tulangan 3 D Hitungan Tulangan Geser Kolom Dari hitungan SAP diperoleh gaya geser terbesar pada As D-4 Vu = 761,67 kg = 7616,7 N Berat kolom = kg/m Pu = 55860,4 N 0,30. Pu Vc = 1 Ag f ' c. b. d 6 0, , ,85N = Vc = 0,75 Vc = ,388 N 0,5 Vc = 18007,69 N Syarat tulangan geser : Vu < 0,5 Vc : 764,5 N < 18007,69 N => tidak diperlukan tulangan geser. S max = d/ = 339/ = 169,5 mm ~150 mm Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø mm

206 187 Detail Tulangan Kolom TIPE KOLOM TUMPUAN K 1 TUMPUAN PENAMPANG b x h 450 x 450 TULANGAN UTAMA 3 D 450 x D SENGKANG Ø Ø Gambar 5.3.Detail Tulangan Kolom K Rekapitulasi Tulangan Portal Tulangan Balok Anak Rekapitulasi penulangan balok induk seperti tersaji dalam Tabel Tabel Rekapitulasi Penulangan Balok Anak Tipe Dimensi (mm) Tul Lentur Tul Geser Balok Diameter Jumlah Tulangan Diameter Jarak Sengkang (mm) h b Aanak (mm) Lapangan Tumpuan (mm) Lapangan Tumpuan BA BA

207 Tulangan Balok Induk Tipe Balok Induk Rekapitulasi penulangan balok induk seperti tersaji dalam Tabel 5.1. Tabel 5.1. Rekapitulasi Penulangan Balok Induk Dimensi (mm) h b Tul Lentur Tul Geser Diameter Jumlah Tulangan Diameter Jarak Sengkang (mm) (mm) Lapangan Tumpuan (mm) Lapangan Tumpuan B B Tulangan Ring Balk dan Sloof Rekapitulasi penulangan ring balk dan sloof seperti tersaji dalam Tabel Tabel Rekapitulasi Penulangan Ring Balk dan Sloof Tipe Dimensi (mm) Tul Lentur Tul Geser Balok h b Diameter Jumlah Tulangan Diameter Jarak Sengkang (mm) (mm) Lapangan Tumpuan (mm) Lapangan Tumpuan RB SLOOF SLOOF SLOOF Tulangan Kolom Rekapitulasi penulangan kolom seperti tersaji dalam Tabel Tabel Rekapitulasi Penulangan Kolom Dimensi Tipe Tul Lentur Tul Geser (mm) Diameter Diameter Kolom h b Jumlah Tulangan Jarak Sengkang (mm) (mm) (mm) K

208 BAB 6 PERENCANAAN PONDASI Gambar denah pondasi terlihat dalam Gambar A B C D 450 E F Gambar 6.1. Denah Pondasi 189

209 Data Perencanaan Gambar 6.. Perencanaan Pondasi untuk Kolom Direncanakan pondasi telapak dengan kedalaman m dengan panjang m dan lebar m. f, c fy P Berat kolom Pu Mu = 0 MPa = 30 Mpa = 48,105 ton =,4 x 0,45 x 0,45 x 4 = 1,94 ton = 1, ,105 = 50,085 ton =,03 tm σ tanah =,0 kg/cm = 0000 kg/m tanah = 1,7 t/m 3 = 1700 kg/m 3 γ beton =,4 t/m = 400 kg/m d = h p ½ D tul.utama = (½ x 16) = 44 mm

210 191 Dari hitungan SAP diambil pada joint reaksi terbesar diperoleh : 48104,7 kg Gambar 6.3. Bidang Joint Reaksi Portal As 3 B

211 19 031,59 kg Gambar 6.4. Bidang Momen Terbesar Portal As 4 D

212 193 Dimensi Pondasi tanah = A Pu A = Pu 50,085 = =,50 m² tanah 0 B = L = A =, 50= 1,58 ~ m Direncanakan dimensi = x m Tebal plat = 0,50 m Tebal selimut = 0,05 m 6.. Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi Pembebanan pondasi Berat telapak pondasi = 0,5,4 = 4,8 ton Berat tanah = (( )-(0,45 0,45)) 1,5 1,7 = 9,68 ton Pu = 50,085 ton + M e = N yang terjadi =,03 64,565 = 0,0314 < ( 1/6 B) = 0,0314 < 0,333 (OK) Ntot Mtot A 1.b.L 6 64,565 tanah 1 = x, = 17,665 t/m = kg/m < 0000 kg/m ( tanah ) σ yang terjadi < ijin tanah (OK) N total = 64,565 ton 64,5 tanah = x = kg/m > 0 kg/m (OK)

213 Perencanaan Tulangan Pondasi Hitungan Tulangan Lentur P d σ u σ u - - Mu = ½. σ u.b.l σ l = ½ (L c 1 ) l = ½ (L c 1 ) B c 1 l = ½ (L c 1 ) c 1 l = ½ (L c 1 ) L a = ½ (L-c) = 0,5(-0,45) = 0,78 m u = Nu / BL + 6 Mu / BL = (64,565 / x ) + (6 x,03 / x ) = 17,665 t/m M max = ½ B a u = ½ x x 0,78 x 17,665 = 10,747 tm

214 195 Direncanakan : Diameter tulangan, Ø Jarak tulangan, s d = 16 mm = 00 mm = h - p - 1/ Ø = ,5 x 16 = 44 mm As = 1/4 π Ø B/s = ¼. 3,14 x 16 x 000 / 00 = 011,43 mm T = As. Fy = 011,43 x 30 = ,14 N a = T/(0,85 fc' B) = 64365,14/(0,85 x 0 x 000) = 18,93 mm Mn = T (d-a/) = 0,8 x ,14 (44 18,93/) = Nmm =,375 tm > 10,747 (Mmax) (OK) Jadi tulangan lentur Ø memenuhi syarat. Dipakai tulangan D mm Hitungan Tulangan Geser Tulangan geser tinjauan satu arah P d d d σ u d d σ u c 1 B ½ ( L (c 1 + d )) c 1 + d ½ ( L (c 1 + d )) L

215 196 u = Nu / BL + 6 Mu / BL = (64,565 / x ) + (6 x,03 / x ) = 17,665 t/m d = 1000 h - p ½ diameter tul. = ,4 50 ½ (10) = 445 mm Ditinjau pelat selebar 1 meter u = 17,65 t/m Vu = 1/ B σu ( L-(c1+d) ) = 0,5 x x 17,665 ( -(0,45+ ( x 0,445) ) = 11,659 t Direncanakan : Diameter tulangan, Ø = 10 mm Vc = 1/6 fc' B d = 1/6 x 0 x 000 x 445 = N Vs = 0 N (Tanpa tulangangeser) Vn = Vc + Vs = N Vn = 0,75 x N = N = 49,755 t > 11,65 t (Vu) (OK) Jadi Vn > Vu (Pelat tanpa tulangan geser)

216 197 Tulangan geser tinjauan dua arah P d/ d/ d σ u d/ d/ σ u d/ c + d c 1 c d/ B c 1 + d L u = Nu / BL + 6 Mu / BL d Luas efektif = (64,565 / x ) + (6 x,03 / x ) = 17,665 t/m = 1000 h - p ½ diameter tul. = ,4 50 ½ (10) = 445 mm = 0,445 m = (B L) ((c 1 + d) (c + d)) = ( x ) ((0,45+0,445) (0,45+0,445)) Vu = 3,81 m = σu Luas efektif = 17,665 3,81 = 64,498 t

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO BUKU 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO BUKU 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO BUKU 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program Studi Diploma III Teknik

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan 3 BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Dasar Perencanaan 2.1.1 Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun beban

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia konstruksi saat ini semakin berkembang pesat, meningkatnya berbagai kebutuhan manusia akan pekerjaan konstruksi menuntut untuk terciptanya inovasi dan kreasi

Lebih terperinci

Tugas Akhir Perencanaan Struktur Salon, fitness & Spa 2 lantai TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Enny Nurul Fitriyati I

Tugas Akhir Perencanaan Struktur Salon, fitness & Spa 2 lantai TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Enny Nurul Fitriyati I Tugas Akhir Perencanaan Struktur Salon, fitness & Spa lantai A- TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR SALON FITNES DAN SPA LANTAI Disusun Oleh : Enny Nurul Fitriyati I.85060 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SERBAGUNA 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SERBAGUNA 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SERBAGUNA 2 LANTAI TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program Studi DIII Teknik Sipil Jurusan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH DUA LANTAI

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH DUA LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH DUA LANTAI Disusun oleh: ANDI YUNIANTO NIM: I 8507035 PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKRTA

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN LANTAI Oleh: Fredy Fidya Saputra I.8505014 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM D III JURUSAN TEKNIK SIPIL SURAKARTA 009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN DAN TOKO BUKU 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR DAN ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN DAN TOKO BUKU 2 LANTAI TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Gedung Swalayan dan Toko Buku Lantai PERENCANAAN STRUKTUR DAN ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN DAN TOKO BUKU LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

GEDUNG ASRAMA DUA LANTAI

GEDUNG ASRAMA DUA LANTAI digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG ASRAMA DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TINGGAL 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TINGGAL 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TINGGAL 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan dunia teknik sipil menuntut bangsa Indonesia untuk dapat menghadapi segala kemajuan dan tantangan. Hal itu dapat terpenuhi apabila sumber daya

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RSUD 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RSUD 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RSUD LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi D3 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DISTRO & CAFE 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DISTRO & CAFE 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DISTRO & CAFE 2 LANTAI TUGAS AKHIR Disusun sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil disusun oleh : MUHAMMAD NIM : D

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR BOARDING HOUSE

PERENCANAAN STRUKTUR BOARDING HOUSE PERENCANAAN STRUKTUR BOARDING HOUSE TUGAS AKHIR Oleh : Antonius Mahatma P. I.8507007 PROGRAM DIII TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 010 BAB 3 Perencanaan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM 2 LANTAI TUGAS AKHIR perpustakaan.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN 2 LANTAI digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D3 Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL 2011

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL 2011 TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA 2 LANTAI Dikerjakan Oleh: CINTIA PRATIWI NIM. I 8508002 UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL 2011 LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SUPERMARKET DAN FASHION DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SUPERMARKET DAN FASHION DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SUPERMARKET DAN FASHION DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin pesatnya perkembangan dunia teknik sipil di Indonesia saat ini menuntut terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung dalam bidang tersebut.

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR PUSKESMAS PEMBANTU DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR PUSKESMAS PEMBANTU DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR PUSKESMAS PEMBANTU DUA LANTAI TUGAS AKHIR Telah disetujui untuk dipertahankan di depan tim penguji sebagai persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada jurusan Teknik Sipil Dikerjakan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH LANTAI Agus Supriyanto I.850033 D3 TEKNIK SIPIL GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET 011 iv v MOTTO Demi masa, sesungguhnya manusia

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSKESMAS DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSKESMAS DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSKESMAS DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG.FIX.pdf BAB 2 DASAR TEORI.FIX.pdf

BAB 1 LATAR BELAKANG.FIX.pdf BAB 2 DASAR TEORI.FIX.pdf BAB 1 LATAR BELAKANG.FIX.pdf BAB 2 DASAR TEORI.FIX.pdf BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum Islamic Center sebagai pusat kegiatan keislaman, dimana semua kegiatan pembinaan berupa kegiatan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN DAN KARAOKE 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN DAN KARAOKE 2 LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN DAN KARAOKE 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM DUA LANTAI. Tugas akhir. Sudarmono I

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM DUA LANTAI. Tugas akhir. Sudarmono I PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM DUA LANTAI Tugas akhir Sudarmono I 85 07 061 Fakultas teknik jurusan teknik sipil Universitas sebelas maret 2010 MOTTO...Sesungguhnya Alloh tidak mengubah keadaan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG MALL 3 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG MALL 3 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG MALL 3 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D3 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN KANTOR KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN KANTOR KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN KANTOR KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

Oleh : Hissyam I

Oleh : Hissyam I PERENCANAANN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLETT DAN RESTO 2 LANTAI Oleh : Hissyam I 8507048 D3 TEKNIK SIPIL GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITASS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN CAFE 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN CAFE 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN CAFE 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH JUNE ADE NINGTIYA I

DISUSUN OLEH JUNE ADE NINGTIYA I PERENCANAAN STRUKTUR HOTEL 2 LANTAI DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH JUNE ADE NINGTIYA I 8507053 DIPLOMA TIGA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN SEKOLAHAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN SEKOLAHAN 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN SEKOLAHAN LANTAI Oleh : Dede Setiawan I8506704 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 011 MOTTOO...Sesungguhnya

Lebih terperinci

PERENCANAAN SHOWROOM DAN BENGKEL NISSAN

PERENCANAAN SHOWROOM DAN BENGKEL NISSAN PERENCANAAN SHOWROOM DAN BENGKEL NISSAN TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MASJID 2 LANTAI (Structure and Cost Budget of Two Storeys Mosque)

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MASJID 2 LANTAI (Structure and Cost Budget of Two Storeys Mosque) PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MASJID 2 LANTAI (Structure and Cost Budget of Two Storeys Mosque) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi D-III Teknik Sipil Jurusan

Lebih terperinci

BAB I. Perencanaan Atap

BAB I. Perencanaan Atap BAB I Perencanaan Atap 1. Rencana Gording Data perencanaan atap : Penutup atap Kemiringan Rangka Tipe profil gording : Genteng metal : 40 o : Rangka Batang : Kanal C Mutu baja untuk Profil Siku L : BJ

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG UKM DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG UKM DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG UKM DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR BUTIK 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR BUTIK 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR BUTIK LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Jurusan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN CAFE DAN RESTO 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN CAFE DAN RESTO 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN CAFE DAN RESTO 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Interpretasi dan penggunaan nilai/angka koefisien dan keterangan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna.

Interpretasi dan penggunaan nilai/angka koefisien dan keterangan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna. DISCLAIMER Seluruh nilai/angka koefisien dan keterangan pada tabel dalam file ini didasarkan atas Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SKBI-1.3.5.3-1987), dengan hanya mencantumkan nilai-nilai

Lebih terperinci

Semarang, Nopember Penyusun

Semarang, Nopember Penyusun KATA PENGANTAR Alhamdulillahi rabbil alamin, Puji Syukur ke Khadirat ALLAH SWT atas segala Nikmat, Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH DAN TOKO 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH DAN TOKO 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH DAN TOKO LANTAI TUAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh elar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 PRESENTASI TUGAS AKHIR oleh : PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 LATAR BELAKANG SMA Negeri 17 Surabaya merupakan salah

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN BANK DANAMON JL PEMUDA-JEPARA

PERENCANAAN STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN BANK DANAMON JL PEMUDA-JEPARA TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN BANK DANAMON JL PEMUDA-JEPARA Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata1 (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

1. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI ) 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983)

1. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI ) 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983) 7 1. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI 03-1727-1989) 2. Perencaaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Rumah dan Gedung SNI-03-1726-2002 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983)

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan Dari keseluruhan pembahasan yang telah diuraikan merupakan hasil dari perhitungan perencanaan struktur gedung Fakultas Teknik Informatika ITS Surabaya dengan metode SRPMM.

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3 PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3 Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : FELIX BRAM SAMORA

Lebih terperinci

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR 3.. Denah Bangunan Dalam tugas akhir ini penulis merancang suatu struktur bangunan dengan denah seperti berikut : Gambar 3.. Denah bangunan 33 34 Dilihat dari bentuk

Lebih terperinci

Tugas Akhir Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung Kuliah 2 Lantai

Tugas Akhir Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung Kuliah 2 Lantai 3 PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG KULIAH 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan pendidikan Program Diploma III Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret adalah menciptakan Ahli madya yang terampil dan profesional serta kompeten

Lebih terperinci

RANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung

RANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung RANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung - 1983 Kombinasi Pembebanan Pembebanan Tetap Pembebanan Sementara Pembebanan Khusus dengan, M H A G K = Beban Mati, DL (Dead Load) = Beban Hidup, LL

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI. Diajukan Oleh : DANNY ARIEF M I

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI. Diajukan Oleh : DANNY ARIEF M I PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH LANTAI Diajukan Oleh : DANNY ARIEF M I8506009 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET 00 i MOTTO Walaupun hidup

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas BAB V PEMBAHASAN 5.1 Umum Pada gedung bertingkat perlakuan stmktur akibat beban menyebabkan terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas pekerjaan dilapangan, perencana

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Dalam perancangan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku sehingga diperoleh suatu struktur bangunan yang aman secara konstruksi. Struktur

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

Lebih terperinci

TAMPAK DEPAN RANGKA ATAP MODEL 3

TAMPAK DEPAN RANGKA ATAP MODEL 3 TUGAS STRUKTUR BAJA 11 Bangunan gedung dengan struktur atap dibuat dengan struktur rangka baja. Bentang struktur bangunan, beban gravitasi, beban angin dan mutu bahan, dijelaskan pada data teknis berikut.

Lebih terperinci

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG TUGAS AKHIR 1 HALAMAN JUDUL PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Teknik Program

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG HOTEL 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG HOTEL 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA perpustakaan.uns.ac.id GEDUNG HOTEL 2 LANTAI TUGAS AKHIR DisusunSebagai Salah SatuSyaratMemperolehGelarAhliMadya (A.Md.) pada Program Studi DIII Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA

PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : ALFANIDA AYU WIDARTI

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM 2 LANTAI & RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM 2 LANTAI & RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM 2 LANTAI & RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH UMUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH UMUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU i PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH UMUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU Disusun oleh : RICHARD SUTRISNO Mahasiswa : 11973 / TS NPM : 04 02 11973 PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS

ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS Analisa Dimensi dan Struktur Atap Menggunakan Metode Daktilitas Terbatas 1 - ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS M. Ikhsan Setiawan ABSTRAK Sttruktur gedung Akademi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI

PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI Wildiyanto NRP : 9921013 Pembimbing : Ir. Maksum Tanubrata,

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BPS PROVINSI JAWA TENGAH MENGUNAKAN BETON PRACETAK (Design of Structure of BPS Building Central Java Province using Precast Concrete) Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1. Diagram Alir Perencanaan Struktur Atas Baja PENGUMPULAN DATA AWAL PENENTUAN SPESIFIKASI MATERIAL PERHITUNGAN PEMBEBANAN DESAIN PROFIL RENCANA PERMODELAN STRUKTUR DAN

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai 8 BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Pada Pelat Lantai Dalam penelitian ini pelat lantai merupakan pelat persegi yang diberi pembebanan secara merata pada seluruh bagian permukaannya. Material yang digunakan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : Heroni Wibowo Prasetyo NPM :

Lebih terperinci

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rencana anggaran biaya (RAB) adalah tolok ukur dalam perencanaan pembangunan,baik ruma htinggal,ruko,rukan maupun gedung lainya. Dengan RAB

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RS. GRHA KEDOYA, JAKARTA BARAT. Oleh : MARTINUS SATRIYO HADIWIBOWO NPM. :

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RS. GRHA KEDOYA, JAKARTA BARAT. Oleh : MARTINUS SATRIYO HADIWIBOWO NPM. : PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RS. GRHA KEDOYA, JAKARTA BARAT Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : MARTINUS SATRIYO HADIWIBOWO

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG. Oleh : BAYU ARDHI PRIHANTORO NPM :

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG. Oleh : BAYU ARDHI PRIHANTORO NPM : PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : BAYU

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KECAMATAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KECAMATAN 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya perpustakaan.uns.ac.id pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

4.3.5 Perencanaan Sambungan Titik Buhul Rangka Baja Dasar Perencanaan Struktur Beton Bertulang 15

4.3.5 Perencanaan Sambungan Titik Buhul Rangka Baja Dasar Perencanaan Struktur Beton Bertulang 15 3.3 Dasar Perencanaan Struktur Beton Bertulang 15 3.3.1 Peraturan-Peraturan 15 3.3.2 Pembebanan ]6 3.3.3 Analisis Struktur 18 3.3.4 Perencanaan Pelat 18 3.3.5 Perencanaan Struktur Portal Beton Bertulang

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN Oleh : 1. AGUNG HADI SUPRAPTO 3111 030 114 2.RINTIH PRASTIANING ATAS KASIH 3111

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR UNIT GEDUNG A UNIVERSITAS IKIP VETERAN SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR UNIT GEDUNG A UNIVERSITAS IKIP VETERAN SEMARANG PERENCANAAN STRUKTUR UNIT GEDUNG A UNIVERSITAS IKIP VETERAN SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1 Volume Pekerjaan 8.1.1 Perkerjaan Persiapan 8.1.1.1 Pembersihan Lokasi panjang bangunan (p) = 40 m lebar bangunan (l) = 40 m Luas Pembersihan Lokasi = p x l = 1600 m2 8.1.1.2

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH ATAS EMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH ATAS EMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH ATAS EMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL Naskah Publikasi Ilmiah untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI) 1 PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI) Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai S-1 Teknik Sipil diajukan

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI SURAKARTA

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI SURAKARTA PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI SURAKARTA Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu sarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : Yusup Ruli Setiawan NPM :

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. : PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : KEVIN IMMANUEL

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM. PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN DAN LAB. TERPADU FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (FISIP) UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA (Planning Laboratory

Lebih terperinci

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( ) TUGAS AKHIR STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7 Oleh : RACHMAWATY ASRI (3109 106 044) Dosen Pembimbing: Budi Suswanto, ST. MT. Ph.D

Lebih terperinci