PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI"

Transkripsi

1 PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Dikerjakan oleh : AFIF FERIANTO NIM : I ARI NUGROHO NIM : I PROGRAM STUDI D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit 2012 to user i

2 LEMBAR PENGESAHAN PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI TUGAS AKHIR Dikerjakan oleh : AFIF FERIANTO NIM : I ARI NUGROHO NIM : I Diperiksa dan disetujui oleh : Dosen Pembimbing Achmad Basuki, ST., MT. NIP PROGRAM STUDI D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit 2012 to user ii

3 PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI TUGAS AKHIR oleh : AFIF FERIANTO NIM : I ARI NUGROHO NIM : I Dipertahankan di depan Tim Penguji Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima guna memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar Ahli Madya. Tim Penguji: Pada Hari : Jum at Tanggal : 10 Agustus ACHMAD BASUKI, ST., MT. :... NIP Ir. SUYATNO K, MT. :... NIP Ir. SUGIYARTO, MT. :... NIP Mengetahui, Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS Disahkan, Ketua Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil FT UNS Ir. BAMBANG SANTOSA, MT NIP ACHMAD BASUKI, ST, MT NIP iii

4 MOTTO Lakukan yang terbaik yang bisa anda lakukan, dengan segenap kemampuan, dengan cara apapun, dimanapun, kapanpun, kepada siapapun, sampai anda sudah tidak mampu lagi melakukannya. Apapun yang dapat anda lakukan atau ingin anda lakukan, mulailah. Keberanian memulai memiliki kecerdasan, kekuatan, dan keajaiban di dalamnya. (goethe) Jangan biarkan satu hari berlalu tanpa kau kembangkan dirimu, harus selangkah lebih maju!! Kegelisahan adalah paksaan untuk bersegera, jika kita belum tahu caranya tetapi kita ikhlas memulai, kita akan di buat tahu dalam mengerjakannya. Masalah dan kesulitan memberi kesempatan kepada kita untuk menjadi lebih kuat, lebih baik dan lebih mampu. Difficulties problems handle with care Ketika kita gelisah menanti kebahagiaan dan sulit menemukan alasan untuk mensyukuri kehidupan, yang perlu kita ingat adalah bukan kebahagiaan yang membuat kita bersyukur, melainkan kita bahagia karena kita bersyukur. Istiqomah, berdo a, dan berikhtiar dulu sebelum bertawakal, iv

5 PERSEMBAHAN Alhamdulillah puji syukur tiada terkira kupanjatkan kehadirat Illahi Robbi, Pencipta alam semesta yang telah memberikan rahmat, hidayah serta anugerah yang tak terhingga. Serangkai Budi Penghargaan Dibalik tabir pembuatan episode Ribuan terima kasih untuk Bapak dan Ibu yang tak henti-hentinya mendoakan, mendidikku tak pernah jemu dan selalu menaburkan pengorbanan dengan kasih sayang. Tanpa maaf dan restumu hidupku tak menentu. Buat anak anak "ngapakers" kost boediman 2 (fandi,rachman,voler,wafa,mas edo, mas abud,aris,bangkit,adi,bagus,mas kris) yang selalu membuat down mental dengan kata kata "portal madalah??" dan selalu berusaha membuatku TIDAK nyaman dal am memngerjakan. Semua Rekan-rekan Sipil Gedung khususnya angkatan 2009 Afif, Aries, Aris, Bangun, Shinta, Fendi, Weldy, Ilham, Iril, Kristianto, Syaipul, Mahfuzh, Nur Rohmad, Nuril, Rahman, Rahmat, Regky, Ricky, Rijad, Romi, Sandy, Shendy, Sukma, Prapto, Trisno, Seno, Widi, Yuli, Ichank... Untuk Teman - Teman Teknik Mas Agus (Gedung 08), Mba Desty (Gedung 08), Mba Maryati (Pengajaran D3 Sipil), Mas Yanuar (Pengajaran D3 Sipil), Teman-teman Gedung 10 serta semua pengurus HMP D3 FT UNS.. v

6 PENGANTAR Segala puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan ini dengan judul PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI dengan baik. Dalam penyusunan ini, penyusun banyak menerima bimbingan, bantuan dan dorongan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Segenap pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Segenap pimpinan Program D-III Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ir. Kuswanto Nurhadi, MSP. Selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingannya. 4. Achmad Basuki, ST., MT. Selaku Dosen Pembimbing atas arahan dan bimbingannya selama dalam penyusunan tugas ini. 5. Ir. Suyatno K, MT. Selaku Dosen Penguji atas ilmu dan bimbingannya dalam sidang pendadaran tugas ini. 6. Ir. Sugiyarto, MT. Selaku Dosen Penguji atas ilmu dan bimbingannya dalam sidang pendadaran tugas ini. 7. Bapak, Ibu, dan seluruh keluarga besarku yang telah memberikan dukungan dan dorongan baik moril maupun materiil dan selalu mendoakan penyusun. 8. Rekan rekan D-III Teknik Sipil Gedung angkatan 2008 dan 2009 yang telah membantu terselesaikannya laporan ini. 9. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan ini. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran maupun masukan yang membawa kearah perbaikan dan bersifat membangun sangat penyusun harapkan. vi

7 Akhirnya, besar harapan penyusun, semoga ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya. Surakarta, Agustus 2012 Penyusun vii

8 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL... i ii iv vi viii xiv xvii xix BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Maksud dan Tujuan Kriteria Perencanaan Peraturan-Peraturan yang Berlaku... 3 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan Sistem Bekerjanya Beban Provisi Keamanan Perencanaan Struktur Atap Rencana Rangka Kuda-Kuda Perencanaan Gording Perencanaan Struktur Beton Perencanaan Pelat Lantai Perencanaan Balok Perencanaan Kolom Perencanaan Struktur Pondasi vii

9 BAB 3 PERENCANAAN ATAP 3.1 Rencana Atap Dasar Perencanaan Perencanaan Gording Perencanaan Pembebanan Perhitungan Pembebanan Kontrol Terhadap Tegangan Kontrol Terhadap Lendutan Perencanaan Setengah Kuda-kuda Perhitungan Panjang Batang Setengah Kuda-kuda Perhitungan Luasan Setengah Kuda-kuda Perhitungan Pembebanan Setengah Kuda-kuda Perencanaan Profil Setengah Kuda-kuda Perhitungan Alat Sambung Kontrol Tahanan Tarik Kontrol Block Shear Perencanaan Jurai Perhitungan Panjang Batang Jurai Perhitungan Luasan Jurai Perhitungan Pembebanan Jurai Perencanaan Profil Jurai Perhitungan Alat Sambung Kontrol Tahanan Tarik Kontrol Block Shear Perencanaan Kuda-kuda Trapesium Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Trapesium Perhitungan Luasan Kuda-kuda Trapesium Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Trapesium Perencanaan Profil Kuda-kuda Trapesium Perhitungan Alat Sambung Kuda-kuda Trapesium Kontrol Tahanan Tarik viii

10 3.5.7 Kontrol Block Shear Perencanaan Kuda-kuda Utama (KU) Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Utama (KU) Perhitungan Luasan Kuda-kuda Utama (KU) Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama (KU) Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama (KU) Perhitungan Alat Sambung (KU) Perencanaan Kuda-kuda Utama (KU) Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Utama (KU) Perhitungan Luasan Kuda-kuda Utama (KU) Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama (KU) Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama (KU) Perhitungan Alat Sambung (KU) BAB 4 PERENCANAAN PELAT LANTAI DAN TANGGA 4.1 Perencanaan Pelat Lantai Perhitungan Pembebanan Pelat Lantai Perhitungan Momen Pelat Lantai Penulangan Pelat Lantai Rekapitulasi Tulangan Pelat Lantai Perencanaan Tangga Uraian Umum Data Perencanaan Tangga Perhitungan Tulangan Tangga dan Bordes Perencanaan Balok Bordes Perhitungan Pondasi Tangga BAB 5 BALOK ANAK 5.1 Perencanaan Balok Anak Perhitungan Lebar Equivalen ix

11 5.1.2 Lebar Equivalen Balok Anak Balok Anak As C (1-8) Pembebanan Balok Anak As C (1-8) Perhitungan Tulangan Balok Anak C (1-8) Balok Anak As 2 (B - D) Pembebanan Balok Anak As 2 (B - D) Perhitungan Tulangan Balok Anak As 2 (B - D) Balok Anak As 4 (A - E) Pembebanan Balok Anak As 4 (A - E) Perhitungan Tulangan Balok Anak As 4 (A - E) Balok Anak As 6 (B - E) Pembebanan Balok Anak As 6 (B - E) Perhitungan Tulangan Balok Anak As 6 (B - E) Rekapitulasi Tulangan BAB 6 PORTAL 6.1 Perencanaan Portal Dasar Perencanaan Perencanaan Pembebanan Perhitungan Luas Equivalen Untuk Plat Lantai Perhitungan Pembebanan Portal Perhitungan Pembebanan Portal Melintang Perhitungan Pembebanan Portal Memanjang Penulangan Ring Balk Perhitungan Tulangan Lentur Ring Balk Perhitungan Tulangan Geser Ring Balk Penulangan Balok Portal Perhitungan Tulangan Lentur Balok Portal Perhitungan Tulangan Geser Balok Portal Penulangan Kolom x

12 6.5.1 Perhitungan Tulangan Lentur Kolom Perhitungan Tulangan Geser Kolom Penulangan Sloof Perhitungan Tulangan Lentur Sloof Perhitungan Tulangan Geser Sloof BAB 7 PERENCANAAN PONDASI 7.1 Data Perencanaan Pondasi F Data Perencanaan Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi Perencanaan Tulangan Pondasi Data Perencanaan Pondasi F Data Perencanaan Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi Perencanaan Tulangan Pondasi BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1 Rencana Anggaran Biaya (RAB) Cara Perhitungan Perhitungan Volume BAB 9 REKAPITULASI 9.1 Perencanaan Atap Perencanaan Pelat Perencanaan Tangga Perencanaan Balok Anak Perencanaan Balok Portal Perencanaan Pondasi Rencana Anggaran Biaya xi

13 BAB 10 KESIMPULAN 10.1 Perencanaan Atap Perencanaan Pelat Lantai Perencanaan Tangga Perencanaan Balok Anak Perencanaan Portal Perencanaan Pondasi Foot Plat PENUTUP... DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN-LAMPIRAN... xx xxi xxii xii

14 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Rencana Atap... 9 Gambar 2.2. Rencana Kuda-Kuda Gambar 2.3. Pembebanan Gording untuk Beban Mati (titik) Gambar 2.4. Pembebanan Gording untuk Beban Hidup Gambar 2.5. Pembebanan Gording untuk Beban Angin Gambar 2.6. Diagram Tegangan pada Beton Gambar 2.7. Sketsa Penulangan Pelat Gambar 2.8. Penampang Balok Gambar 2.9. Penampang Kolom Gambar Pondasi Foot plat Gambar 3.1. Rencana Atap Gambar 3.2. Rencana Kuda-Kuda Gambar 3.3. Pembebanan Gording untuk Beban Mati (titik) Gambar 3.4. Pembebanan Gording untuk Beban Hidup Gambar 3.5. Pembebanan Gording untuk Beban Angin Gambar 3.6. Rangka Batang Setengah Kuda-Kuda Gambar 3.7. Luasan Atap Setengah Kuda-Kuda Gambar 3.8. Luasan Plafond Setengah Kuda-Kuda Gambar 3.9. Pembebanan Setengah Kuda-Kuda Akibat Beban Mati Gambar Pembebanan Setengah Kuda-Kuda Akibat Beban Angin Gambar Panjang Batang Jurai Gambar Luasan Atap Jurai Gambar Luasan Plafon Jurai Gambar Pembebanan Jurai Akibat Beban Mati Gambar Pembebanan Jurai Akibat Beban Angin Gambar Kuda-Kuda Trapesium Gambar Luasan Atap Kuda-Kuda Trapesium Gambar Luasan Plafond Kuda-Kuda Trapesium Gambar Pembebanan Kuda-Kuda Trapesium Akibat Beban Mati Gambar Pembebanan Kuda-Kuda Trapesium Akibat Beban Angin xiv

15 Gambar Panjang Batang Kuda-Kuda Utama Gambar Luasan Atap Kuda-Kuda Utama Gambar Luasan Plafon Kuda-Kuda Utama Gambar Pembebanan Kuda-Kuda Utama Akibat Beban Mati Gambar Pembebanan Kuda-Kuda Utama Akibat Beban Angin Gambar Panjang Batang Kuda-Kuda Utama Gambar Luasan Atap Kuda-Kuda Utama Gambar Luasan Plafon Kuda-Kuda Utama Gambar Pembebanan Kuda-Kuda Utama Akibat Beban Mati Gambar Pembebanan Kuda-Kuda Utama Akibat Beban Angin Gambar 4.1. Denah Pelat Lantai Gambar 4.2. Pelat Tipe A Gambar 4.3. Perencanaan Tinggi Efektif Gambar 4.4. Perencanaan Tangga Gambar 4.5. Detail Tangga Gambar 4.6. Tebal Equivalent Gambar 4.7. Rencana Tumpuan Tangga Dan Bordes Gambar 4.8. Rencana Balok Bordes Gambar 4.9. Pondasi Tangga Gambar 5.1. Denah Pembebanan Balok Anak Gambar 5.2. Lebar Equivalen Balok Anak As C (1-8) Gambar 5.3. Lebar Equivalen Balok Anak As 2 (B - D) Gambar 5.4. Lebar Equivalen Balok Anak As 4 (A - E) Gambar 5.5. Lebar Equivalen Balok Anak As 6 (B - E) Gambar 6.1. Denah Pembebanan Balok Portal Gambar 6.2. Lebar Equivalen Balok Portal As 1 (B - D) Gambar 6.3. Lebar Equivalen Balok Portal As 1 (A - E) Gambar 6.4. Lebar Equivalen Balok Portal As 3 (A - E) Gambar 6.5. Lebar Equivalen Balok Portal As 5 (A - E) Gambar 6.6. Lebar Equivalen Balok Portal As 6 (A - B) Gambar 6.7. Lebar Equivalen Balok Portal As 6 (E - F) Gambar 6.8. Lebar Equivalen Balok commit Portal to user As 7 (A - F) xv

16 Gambar 6.9. Lebar Equivalen Balok Portal As 8 (A - F) Gambar Lebar Equivalen Balok Portal As 9 (B - C) Gambar Lebar Equivalen Balok Portal As A (1-8) Gambar Lebar Equivalen Balok Portal As B (1-9) Gambar Lebar Equivalen Balok Portal As C (8-9) Gambar Lebar Equivalen Balok Portal As C (1-1) Gambar Lebar Equivalen Balok Portal As D (1-8) Gambar Lebar Equivalen Balok Portal As E (1-8) Gambar Lebar Equivalen Balok Portal As F (6-8) Gambar Bidang Momen Ring Balk 1 (A E) Gambar Bidang Geser Ring Balk 1 (A E) Gambar Bidang Momen Portal As D (1 9) Gambar Pembebanan Pada As D (1 9) Gambar Bidang Momen Portal As B (1 9) Gambar Pembebanan Pada As B (1 9) Gambar Bidang Geser Portal As B (1 9) Gambar Denah Balok Portal Gambar Bidang Aksial Kolom Gambar Bidang Aksial Kolom Gambar Bidang Momen Kolom Gambar Bidang Momen Kolom Gambar Bidang Geser Kolom Gambar Denah Kolom Gambar Bidang Momen Sloof Gambar Bidang Momen Sloof Gambar Bidang Geser Sloof Gambar Bidang Geser Sloof Gambar 7.1. Perencanaan Pondasi F Gambar 7.2. Perencanaan Pondasi F xvi

17 DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL A = Luas penampang batang baja (cm 2 ) B = Luas penampang (m 2 ) As = Luas tulangan tekan (mm 2 ) As = Luas tulangan tarik (mm 2 ) B = Lebar penampang balok (mm) C = Baja Profil Canal D = Diameter tulangan (mm) Def = Tinggi efektif (mm) E = Modulus elastisitas(m) e = Eksentrisitas (m) F c = Kuat tekan beton yang disyaratkan (Mpa) Fy = Kuat leleh yang disyaratkan (Mpa) g = Percepatan grafitasi (m/dt) h = Tinggi total komponen struktur (cm) H = Tebal lapisan tanah (m) I = Momen Inersia (mm 2 ) L = Panjang batang kuda-kuda (m) M = Harga momen (kgm) Mu = Momen berfaktor (kgm) N = Gaya tekan normal (kg) Nu = Beban aksial berfaktor P = Gaya batang pada baja (kg) q = Beban merata (kg/m) q = Tekanan pada pondasi ( kg/m) S = Spasi dari tulangan (mm) Vu = Gaya geser berfaktor (kg) W = Beban Angin (kg) Z = Lendutan yang terjadi pada baja (cm) φ = Diameter tulangan baja (mm) θ = Faktor reduksi untuk beton ρ = Ratio tulangan tarik (As/bd) σ = Tegangan yang terjadi (kg/cm 3 ) ω = Faktor penampang xix

18 DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2002, Standar Nasional Indonesia Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI ), Direktorat Penyelidik Masalah Bangunan, Direktorat Jendral Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Bandung. Anonim, 2002, Standar Nasional Indonesia Tata Cara Perhitungan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI ), Direktorat Penyelidik Masalah Bangunan, Direktorat Jendral Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Bandung. Anonim, 1971, Peraturan Beton Bertulang Indonesia, 1971, N.1-2 Cetakan ke-7, Direktorat Penyelidik Masalah Bangunan, Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Bandung. Anonim, 1983, Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (PPIUG), 1983, Cetakan ke-2, Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Direktorat Jendral Cipta Karya Yayasan Lembaga Penyelidik Masalah Bangunan, Bandung. Setiawan Agus, 2008, Perencanaan Struktur Baja Dengan Metode LRFD (sesuai SNI ), PT PENERBIT ERLANGGA, Jakarta. xxi

19 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Koefisien Reduksi Beban Hidup... 5 Tabel 2.2 Faktor Pembebanan U... 7 Tabel 2.3 Faktor Reduksi Kekuatan ø... 8 Tabel 3.1 Kombinasi Gaya Dalam Pada Gording Tabel 3.2 Panjang Batang Pada Setengah Kuda-Kuda Tabel 3.3 Rekapitulasi Pembebanan Setengah Kuda-Kuda Tabel 3.4 Perhitungan Beban Angin Setengah Kuda-Kuda Tabel 3.5 Rekapitulasi Gaya Batang Setengah Kuda-Kuda Tabel 3.6 Rekapitulasi Perencanaan Profil Setengah Kuda-Kuda Tabel 3.7 Perhitungan Panjang Batang Pada Jurai Tabel 3.8 Rekapitulasi Pembebanan Jurai Tabel 3.9 Perhitungan Beban Angin Jurai Tabel 3.10 Rekapitulasi Gaya Batang Jurai Tabel 3.11 Rekapitulasi Perencanaan Profil Jurai Tabel 3.12 Perhitungan Panjang Batang pada Kuda-kuda Trapesium Tabel 3.13 Rekapitulasi Beban Mati Kuda-kuda Trapesium Tabel 3.14 Perhitungan Beban Angin Kuda-kuda Trapesium Tabel 3.15 Rekapitulasi Gaya Batang pada Kuda-kuda Trapesium Tabel 3.16 Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Trapesium Tabel 3.17 Perhitungan Panjang Batang pada Kuda-kuda Utama (KU) Tabel 3.18 Rekapitulasi Beban Mati Kuda-kuda Utama (KU) Tabel 3.19 Perhitungan Beban Angin Kuda-kuda Utama (KU) Tabel 3.20 Rekapitulasi Gaya Batang pada Kuda-kuda Utama (KU) Tabel 3.21 Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama (KU) Tabel 3.22 Perhitungan Panjang Batang pada Kuda-kuda Utama (KU) Tabel 3.23 Rekapitulasi Beban Mati Kuda-kuda Utama (KU) Tabel 3.24 Perhitungan Beban Angin Kuda-kuda Utama (KU) Tabel 3.25 Rekapitulasi Gaya Batang pada Kuda-kuda Utama (KU) Tabel 3.26 Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama (KU) Tabel 4.1 Rekapitulasi Perhitungan Pelat Lantai xvii

20 Tabel 4.2 Penulangan Pelat Lantai Tabel 5.1 Perhitungan Lebar Equivalen Tabel 5.2 Penulangan Balok Anak Tabel 6.1 Perhitungan Lebar Equivalen Tabel 9.1 Rekapitulasi Perencanaan Profil Seperempat Kuda-Kuda Tabel 9.2 Rekapitulasi Perencanaan Profil Setengah Kuda-Kuda Tabel 9.3 Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-Kuda Trapesium Tabel 9.4 Rekapitulasi Perencanaan Profil Jurai Tabel 9.5 Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama (KU) Tabel 9.6 Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama (KU) Tabel 9.7 Rekapitulasi Perencanaan Penulangan Pelat Lantai Tabel 9.8 Rekapitulasi Perencanaan Penulangan Tangga Tabel 9.9 Penulangan Balok Anak Tabel 9.10 Rekapitulasi Penulangan Balok Portal Tabel 9.11 Rekapitulasi Penulangan Pondasi Foot Plat Tabel 9.12 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) xviii

21 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menghadapi masa depan yang semakin modern, kehadiran seorang Ahli Madya Teknik Sipil siap pakai yang menguasai dibidangnya sangat diperlukan. Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai lembaga pendidikan, bertujuan untuk menghasilkan Ahli Madya Teknik Sipil yang berkualitas, bertanggung jawab, dan kreatif dalam menghadapi tantangan masa depan dan ikut serta menyukseskan pembangunan nasional. Semakin pesatnya perkembangan dunia teknik sipil di Indonesia saat ini menuntut terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung kemajuannya dalam bidang ini. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, kita sebagai bangsa Indonesia akan dapat memenuhi tuntutan ini. Karena dengan hal ini kita akan semakin siap menghadapi tantangannya. Bangsa Indonesia telah menyediakan berbagai sarana guna memenuhi sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam merealisasikan hal ini Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai salah satu lembaga pendidikan yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut memberikan sebuah perencanaan struktur gedung bertingkat dengan maksud agar dapat menghasilkan tenaga yang bersumber daya dan mampu bersaing dalam dunia kerja Maksud dan Tujuan Dalam menghadapi pesatnya perkembangan jaman yang semakin modern dan berteknologi, serta derasnya arus globalisasi saat ini, sangat diperlukan seorang teknisi yang berkualitas. Khususnya commit dalam to bidang user teknik sipil, sangat diperlukan 1 BAB 1 Pendahuluan

22 2 teknisi-teknisi yang menguasai ilmu dan keterampilan dalam bidangnya. Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai lembaga pendidikan bertujuan untuk menghasilkan ahli teknik yang berkualitas, bertanggungjawab, kreatif dalam menghadapi masa depan serta dapat mensukseskan pembangunan nasional di Indonesia. Program Studi DIII Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret memberikan tugas akhir dengan maksud dan tujuan : a. Mahasiswa dapat merencanakan suatu konstruksi bangunan yang sederhana sampai bangunan bertingkat. b. Mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengetahuan, pengertian dan pengalaman dalam merencanakan struktur gedung. c. Mahasiswa dapat mengembangkan daya pikirnya dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi dalam perencanaan struktur gedung Kriteria Perencanaan a. Spesifikasi Bangunan 1) Fungsi Bangunan : Restaurant dan Toko. 2) Luas Bangunan : 938,38 m 2. 3) Jumlah Lantai :. 4) Elevasi Lantai : 3,5 m. 5) Konstruksi Atap : Rangka kuda-kuda baja. 6) Penutup Atap : Genteng. 7) Pondasi : Foot Plat. b. Spesifikasi Bahan 1) Mutu Baja Profil : BJ 37. 2) Mutu Beton (f c) : 20 MPa. 3) Mutu Baja Tulangan (fy) : Polos : 240 MPa. commit Ulir to user : 400 MPa. BAB 1 Pendahuluan

23 Peraturan-Peraturan Yang Berlaku a. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung (SNI ). b. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI ). c. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung (1983). d. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (1971). BAB 1 Pendahuluan

24 2.1. Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan BAB 2 DASAR TEORI Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun beban khusus yang bekerja pada struktur bangunan tersebut. Beban-beban yang bekerja pada struktur dihitung menurut Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung (1983), beban-beban tersebut adalah : a. Beban Mati (qd) Beban mati adalah berat dari semua bagian suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian penyelesaian, mesin-mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian tak terpisahkan dari gedung itu. Untuk merencanakan gedung ini, beban mati yang terdiri dari berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung adalah : 1. Bahan Bangunan : a. Baja kg/ m 3 b. Beton Bertulang kg/m 3 c. Beton biasa kg/m 3 d. Pasangan batu belah kg/m 3 2. Komponen Gedung : a. Dinding pasangan bata merah setengah batu kg/m 2 b. Langit langit dan dinding termasuk rusuk rusuknya tanpa penggantung kg/m 2 c. Penutup atap genteng dengan reng dan usuk kg/m 2 d. Penutup lantai dari ubin semen portland, keramik dan beton (tanpa adukan) per cm tebal kg/m 2 e. Adukan semen per cm tebal kg/m 2 4 BAB 2 Dasar Teori

25 5 b. Beban Hidup (ql) Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung, termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan pembebanan lantai dan atap tersebut. Khususnya pada atap, beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan. Beban hidup yang bekerja pada bangunan ini disesuaikan dengan rencana fungsi bangunan tersebut. Beban hidup untuk bangunan ini terdiri dari : 1. Beban atap kg/m 2 2. Beban tangga dan bordes kg/m 2 3. Beban lantai kg/m 2 Berhubung peluang untuk terjadi beban hidup penuh yang membebani semua bagian dan semua unsur struktur pemikul secara serempak selama unsur gedung tersebut adalah sangat kecil, maka pada perencanaan balok induk dan portal dari sistem pemikul beban dari suatu struktur gedung, beban hidupnya dikalikan dengan suatu koefisien reduksi yang nilainya tergantung pada penggunaan gedung yang ditinjau, seperti diperlihatkan pada tabel 2.1 : Tabel 2.1. Koefisien Reduksi Beban Hidup Penggunaan Gedung 1. PERUMAHAN/PENGHUNIAN : Rumah tinggal, hotel, rumah sakit 2. PERDAGANGAN : Toko,toserba,pasar 3. GANG DAN TANGGA : a. Perumahan / penghunian b. Pendidikan, kantor c. Pertemuan umum, perdagangan dan penyimpanan, industri, tempat kendaraan Sumber : Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung Koefisien Beban Hidup untuk Perencanaan Balok Induk 0,75 0,80 0,75 0,75 0,90 BAB 2 Dasar Teori

26 6 c. Beban Angin (W) Beban Angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara. Beban Angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan negatif (hisapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang yang ditinjau. Besarnya tekanan positif dan negatif yang dinyatakan dalam kg/m 2 ini ditentukan dengan mengalikan tekanan tiup dengan koefisien koefisien angin. Tekan tiup harus diambil minimum 25 kg/m 2, kecuali untuk daerah di laut dan di tepi laut sampai sejauh 5 km dari tepi pantai. Pada daerah tersebut tekanan hisap diambil minimum 40 kg/m 2. Sedangkan koefisien angin untuk gedung tertutup : 1) Dinding Vertikal a. Di pihak angin ,9 b. Di belakang angin ,4 2) Atap segitiga dengan sudut kemiringan α a. Di pihak angin : α < ,02 α - 0,4 65 < α < ,9 b. Di belakang angin, untuk semua α ,4 d. Beban Gempa (E) Beban gempa adalah semua beban statik equivalen yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu. Dalam perencanaan ini beban gempa tidak diperhitungkan Sistem Kerjanya Beban Bekerjanya beban untuk bangunan bertingkat berlaku sistem gravitasi, yaitu elemen struktur yang berada di atas akan membebani elemen struktur di bawahnya, atau dengan kata lain elemen commit struktur to user yang mempunyai kekuatan lebih BAB 2 Dasar Teori

27 7 besar akan menahan atau memikul elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih kecil. Dengan demikian sistem bekerjanya beban untuk elemen-elemen struktur gedung bertingkat secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut : Beban pelat lantai didistribusikan terhadap balok anak dan balok portal, beban balok portal didistribusikan ke kolom dan beban kolom kemudian diteruskan ke tanah dasar melalui pondasi Provisi Keamanan Dalam pedoman beton SNI , struktur harus direncanakan untuk memiliki cadangan kekuatan untuk memikul beban yang lebih tinggi dari beban normal. Kapasitas cadangan ini mencakup faktor pembebanan (U), yaitu untuk memperhitungkan pelampauan beban dan faktor reduksi (φ ), yaitu untuk memperhitungkan kurangnya mutu bahan di lapangan. Pelampauan beban dapat terjadi akibat perubahan dari penggunaan untuk apa struktur direncanakan dan penafsiran yang kurang tepat dalam memperhitungkan pembebanan. Sedang kekurangan kekuatan dapat diakibatkan oleh variasi yang merugikan dari kekuatan bahan, pengerjaan, dimensi, pengendalian dan tingkat pengawasan. Seperti diperlihatkan faktor pembebanan (U) pada tabel 2.2. dan faktor reduksi kekuatan (φ ) pada tabel 2.3. : Tabel 2.2. Faktor Pembebanan U No. KOMBINASI BEBAN FAKTOR U 1. D, L 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R) 2. D, L, W 1,2 D + 1,0 L ± 1,6 W + 0,5 (A atau R) 3. D, W 0,9 D + 1,6 W 4. D, L, E 1,2 D + 1,0 L ± 1,0 E 5. D, E 0,9 D ± 1,0E Sumber : SNI Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung BAB 2 Dasar Teori

28 8 Keterangan : D = Beban mati L = Beban hidup W = Beban angin E = Beban gempa Tabel 2.3. Faktor Reduksi Kekuatan φ No GAYA φ Lentur tanpa beban aksial Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur Aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur a. Komponen dengan tulangan spiral b. Komponen lain Geser dan torsi Tumpuan Beton 0,80 0,80 0,70 0,65 0,75 0,65 Sumber : SNI Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung Karena kandungan agregat kasar untuk beton struktural seringkali berisi agregat kasar berukuran diameter lebih dari 2 cm, maka diperlukan adanya jarak tulangan minimum agar campuran beton basah dapat melewati tulangan baja tanpa terjadi pemisahan material sehingga timbul rongga - rongga pada beton. Sedang untuk melindungi dari karat dan kehilangan kekuatannya dalam kasus kebakaran, maka diperlukan adanya tebal selimut beton minimum. Beberapa persyaratan utama pada pedoman beton SNI adalah sebagai berikut : a. Jarak bersih antara tulangan sejajar dalam lapis yang sama, tidak boleh kurang dari d b ataupun 25 mm, dimana d b adalah diameter tulangan. BAB 2 Dasar Teori

29 9 b. Jika tulangan sejajar tersebut diletakkan dalam dua lapis atau lebih, tulangan pada lapisan atas harus diletakkan tepat diatas tulangan di bawahnya dengan jarak bersih tidak boleh kurang dari 25 mm. Tebal selimut beton minimum untuk beton yang dicor setempat adalah: a. Untuk pelat dan dinding = 20 mm b. Untuk balok dan kolom = 40 mm c. Beton yang berhubungan langsung dengan tanah atau cuaca = 40 mm 2.2. Perencanaan Struktur Atap Atap direncanakan dari struktur baja yang dirakit di tempat atau di proyek. Perhitungan struktur rangka atap didasarkan pada panjang bentangan jarak kuda kuda satu dengan yang lainnya. Selain itu juga diperhitungkan terhadap beban yang bekerja, yaitu meliputi beban mati, beban hidup, dan beban angin. Setelah diperoleh pembebanan, kemudian dilakukan perhitungan dan perencanaan dimensi serta batang dari kuda kuda tersebut. Seperti terlihat pada gambar 2.1. : Gambar commit 2.1. Rencana to user Atap BAB 2 Dasar Teori

30 10 Keterangan : KU = Kuda-kuda utama G = Gording KT = Kuda-kuda trapesium R = Reng SK1 = Setengah kuda-kuda besar U = Usuk SK2 = Seperempat kuda-kuda N = Nok J = Jurai luar LS = Lisplank B = Bracing Rencana Rangka Kuda-Kuda Rencana kuda-kuda seperti terlihat pada gambar 2.2. : 1,538 1,538 1, Gambar 2.2. Rencana Kuda-Kuda a. Pembebanan Pada perencanaan atap ini, beban yang bekerja adalah : 1) Beban mati 2) Beban hidup 3) Beban angin b. Asumsi Perletakan 1) Tumpuan sebelah kiri adalah sendi. 2) Tumpuan sebelah kanan adalah commit rol. to user BAB 2 Dasar Teori

31 11 c. Analisa struktur menggunakan program SAP d. Perhitungan dimensi profil kuda-kuda. 1) Batang tarik Pmak Ag perlu = Fy Ae = U. An... (1)... (2) φ Pn = 0,75. Ae. Fu... (3) Dengan syarat yang terjadi : φ Pn > Pmak... (4) 2) Batang tekan lk =... (5) i x E 0,7. dimana, = 2400 kg/cm 2 g = leleh leleh s = g... (6)... (7) Apabila =... (8) 1,43 = 1,6 0,67.λ s... (9) 2 = 1,25.λ s...(10) kontrol tegangan : P =. σijin Fp maks....(11) 3) Sambungan a) Tebal plat sambung (δ) = 0,625 d...(12) BAB 2 Dasar Teori

32 12 b) Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,6 σ ijin...(13) c) Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. Tumpuan = 1,5 σ ijin...(14) d) Kekuatan baut P geser = 2. ¼. π. d 2. τ geser...(15) P desak = δ. d. τ tumpuan...(16) P e) Jumlah mur-baut n = P maks geser...(17) f) Jarak antar baut Jika 1,5 d S 1 3 d S 1 = 2,5 d...(18) Jika 2,5 d S 2 7 d S 2 = 5 d...(19) Perencanaan Gording a. Pembebanan. Pada perencanaan atap ini, beban yang bekerja pada gording adalah : 1. Beban mati (titik). Beban mati (titik), seperti terlihat pada gambar 2.3. : y x q x α q q y Gambar 2.3. Pembebanan commit Gording to user untuk Beban Mati (titik) BAB 2 Dasar Teori

33 13 Menentukan beban mati (titik) pada gording (q) a) Menghitung : q x = q sin α... (20) q y = q cos α... (21) M x1 = 1 / 8. q y. L 2... (22) M y1 = 1 / 8. q x. L 2... (23) 2. Beban hidup Beban hidup, seperti terlihat pada gambar 2.4. : y x P x α P P y Gambar 2.4. Pembebanan Gording untuk Beban Hidup a) Menentukan beban hidup pada gording (P) b) Menghitung : P x = P sin α... (24) P y = P cos α... (25) M x2 = 1 / 4. P y. L... (26) M y2 = 1 / 4. P x. L... (27) BAB 2 Dasar Teori

34 14 3. Beban angin Beban angin, seperti terlihat pada gambar 2.5. : TEKAN HISAP Gambar 2.5. Pembebanan Gording untuk Beban Angin Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m 2 a) Koefisien angin tekan = (0,02α 0,4) b) Koefisien angin hisap = 0,4 Beban angin : a) Angin tekan (W 1 ) = koef. Angin tekan x beban angin x 1/2 x (s 1 +s 2 )...(28) b) Angin hisap (W 2 ) = koef. Angin hisap x beban angin x 1/2 x (s 1 +s 2 )...(29) Beban yang bekerja pada sumbu x, maka hanya ada harga M x : 1) M x (tekan) = 1 / 8. W 1. L 2...(30) M x (hisap) = 1 / 8. W 2. L 2...(31) b. Kontrol terhadap tegangan σl = Mx Wx 2 2 My + Wy...(32) Keterangan : Mx = Momen terhadap arah x Wx = Beban angin terhadap arah x My = Momen terhadap arah y Wy = Beban angin terhadap arah y BAB 2 Dasar Teori

35 15 c. Kontrol terhadap lendutan Secara umum, lendutan maksimum akibat beban mati dan beban hidup harus lebih kecil daripada balok yang terletak bebas atas dua tumpuan, L adalah bentang dari balok tersebut, pada balok menerus atau banyak perletakkan, L adalah jarak antar titik beloknya akibat beban mati,sedangkan pada balok kantilever L adalah dua kali panjang kantilevernya. (PPBBI pasal 15.1 butir 1) sedangkan untuk lendutan yang terjadi dapat diketahui dengan rumus: qx. L Px. L Zx = E. Iy 48. E. Iy qy. L Py. L Zy = E. Ix 48. E. Ix...(33)...(34) 2 Z = Zx + Zy 2...(35) Keterangan: Z = lendutan pada baja qy = beban merata arah y Zx = lendutan pada baja arah x Ix = momen inersia arah x Zy = lendutan pada baja arah y Iy = momen inersia arah y qx = beban merata arah x Syarat gording itu dinyatakan aman jika: Z BAB 2 Dasar Teori

36 Perencanaan Struktur Beton Ada dua jenis struktur didalam perencanaan beton bertulang yaitu struktur statis tertentu dan struktur statis tidak tertentu. Pada struktur statis tertentu diagram diagram gaya dalam dapat ditentukan secara mudah dengan tiga persyaratan kesetimbangan yaitu M = 0 ; V = 0 ; H = 0. Pada struktur statis tak tertentu, besarnya momen tidak dapat ditentukan hanya dengan menggunakan tiga persamaan kesetimbangan yang telah disebutkan, perobahan bentuk struktur ini serta ukuran komponennya memegang peranan penting didalam menentukan distribusi momen yang bekerja didalamnya. Letak tulangan pada struktur statis tak tertentu dapat ditentukan dengan menggambarkan bentuknya setelah mengalami perobahan bentuk. Gambar 2.6. Diagram Tegangan pada Beton Perencanaan Pelat Lantai Dalam perencanaan struktur pelat bangunan ini menggunakan metode perhitungan 2 Arah. Dengan ketentuan Beban pelat lantai pada jenis ini disalurkan ke empat sisi pelat atau ke empat balok pendukung, akibatnya tulangan utama pelat diperlukan pada kedua arah sisi pelat. Seperti terlihat pada gambar 2.7. BAB 2 Dasar Teori

37 17 p p p p p p /4 L 1/4 L p p p p L Gambar 2.7. Contoh Sketsa Penulangan Pelat Kode tulangan : Lapisan terluar Lapisan kedua dari luar Lapisan terluar Lapisan kedua dari luar Segitiga menunjuk ke dalam pelat. Dengan perencanaan : a. Pembebanan : 1) Beban mati 2) Beban hidup : 250 kg/m 2 BAB 2 Dasar Teori

38 18 b. Asumsi Perletakan : jepit elastis dan jepit penuh c. Analisa struktur menggunakan tabel , PBBI d. Analisa tampang menggunakan SNI Pemasangan tulangan lentur disyaratkan sebagai berikut : 1) Jarak minimum tulangan sengkang 25 mm 2) Jarak maksimum tulangan sengkang 240 atau 2h Penulangan lentur dihitung analisa tulangan tunggal dengan langkah-langkah sebagai berikut : M u M n =...(36) φ dengan, φ = 0, 80 f y m = 0,85xf ' c...(37) M Rn = n 2...(38) bxd ρ = 1 1 m 1 2.m.Rn fy...(39) ρb = 0,85.fc 600. β. fy fy...(40) ρ max = 0,75. ρb...(41) ρ min < ρ < ρ maks tulangan tunggal ρ < ρ min dipakai ρ min = 0,0025 As = ρ ada. b. d...(42) Luas tampang tulangan As = Jumlah tulangan x Luas...(43) Perencanaan Balok Dalam perencanaan balok langkah pertama yang perlu dilakukan untuk pendimensian balok adalah menentukan commit besarnya to user gaya gaya dalam yang terjadi BAB 2 Dasar Teori

39 19 pada struktur untuk kemudian hasil perencanaan dianalisa apakah memenuhi syarat atau tidak, adapun syarat yang dipakai adalah : h = 1/10 L 1/15 L b = 1/2 h 2/3 h secara umum hubungan antara d dan h ditentukan oleh : d = h -1/2Ø tul - Ø sengk - p... (44) keterangan : h = tinggi balok b = lebar balok d = tinggi efektif L = panjang bentang Ø tul Ø sengk = diameter tulangan utama. = diameter sengkang. h d b Gambar 2.8 Penampang Balok Dengan perencanaan : a. Pembebanan : 1) Beban mati 2) Beban hidup : 250 kg/m 2 b. Asumsi Perletakan : jepit jepit c. Analisa struktur menggunakan program SAP d. Analisa tampang menggunakan commit peraturan to user SNI BAB 2 Dasar Teori

40 20 Perhitungan tulangan lentur : M u M n =...(45) φ dengan, φ = 0, 80 f y m = 0,85xf ' c...(46) M Rn = n 2...(47) bxd ρ = 1 1 m 1 2.m.Rn fy...(48) 0,85.fc 600 ρb =. β....(49) fy fy ρ max = 0,75. ρb...(50) ρ min = 1,4/fy...(51) ρ min < ρ < ρ maks ρ < ρ min tulangan tunggal dipakai ρ min Perhitungan tulangan geser : φ = 0,60 V c = 1 6 x f ' cxbxd...(52) φ Vc = 0,6 x Vc...(53) ( perlu tulangan geser ) Vu < Vc < 3 Ø Vc (tidak perlu tulangan geser) Vs perlu = Vu Vc...(54) ( pilih tulangan terpasang ) Vs ada = ( Av. fy. d ) s ( pakai Vs perlu )...(55) BAB 2 Dasar Teori

41 Perencanaan Kolom Kolom direncanakan untuk memikul beban aksial terfaktor yang bekerja pada semua lantai atau atap dan momen maksimum yang berasal dari beban terfaktor pada satu bentang terdekat dari lantai atau atap yang ditinjau. Kombinasi pembebanan yang menghasilkan rasio maksimum dari momen terhadap beban aksial juga harus diperhitungkan. Momen-momen yang bekerja harus didistribusikan pada kolom di atas dan di bawah lantai tersebut berdasarkan kekakuan relatif kolom dengan memperhatikan kondisi kekangan pada ujung kolom. d h Selimut beton b Gambar 2.9. Penampang kolom BAB 2 Dasar Teori

42 22 Didalam merencanakan kolom terdapat 3 macam keruntuhan kolom, yaitu : 1. Keruntuhan seimbang, bila Pn = Pnb. 2. Keruntuhan tarik, bila Pn < Pnb. 3. Keruntuhan tekan, bila Pn > Pnb. Adapun langkah-langkah perhitungannya : 1. Menghitung Mu, Pu, e =...(56) 2. Tentukan f c dan fy 3. Tentukan b, h dan d 4. Hitung Pnb secara pendekatan As = As Maka Pnb = Cc = 0,85.f c.ab.b...(57) Dengan: ab = 600 β1 d fy...(58) Hitung Pn perlu =...(59) Bila Pn < Pnb maka terjadi keruntuhan tarik As = Pn.( e h + d ) 2 2 i fy.( d d ) Pn perlu a = 0,85. f ' c. b...(60)...(61) Bila Pn perlu > Pnb maka terjadi keruntuhan tekan. k k e = d d ' he = d ,5...(62) 1,18...(63) 1 k 1 As' = k1. Pnperlu. Kc fy k2 Kc = b. h. f ' c...(64)...(65) BAB 2 Dasar Teori

43 23 Untuk meyakinkan hasil perencanaan itu harus dicek dengan analisis dan memenuhi : Pn Keterangan : As = Luas tampang baja e = Eksentrisitas b = Lebar tampang kolom Pn = Kapasitas minimal kolom d = Tinggi efektif kolom k = faktor jenis struktur d = Jarak tulangan kesisi He = Tebal kolom luar beton (tekan) f c = Kuat tekan beton 2.4. Perencanaan Struktur Pondasi Dalam perencanaan struktur ini, pondasi yang digunakan adalah pondasi telapak (foot plat) yang termasuk pondasi dangkal alasanya karena merupakan bangunan dan digunakan pada kondisi tanah dengan sigma antara : 1,5-2,00 kg/cm 2. Agar pondasi tidak mengalami penurunan yang signifikan, maka diperlukan daya dukung tanah yang memadai yaitu kemampuan tanah untuk menahan beban diatasnya tanpa mengakibatkan tanah tersebut runtuh. Adapun langkah-langkah perhitungan pondasi yaitu : a. Menghitung daya dukung tanah σ tan ah = Pu A...(66) A = Pu σ tan ah...(67) B = L = A...(68) yang terjadi = P A total ± M total ( 1 ). b. L (69) tanah yang terjadi < ijin tanah commit...(aman). to user BAB 2 Dasar Teori

44 24 Dengan : ijin tanah 1,1 kg/m 2 A B Pu L = Luas penampang pondasi = Lebar pondasi = Momen terfaktor = Panjang pondasi b. Menghitung berat pondasi Vt = (Vu + berat pondasi). c. Menghitung tegangan kontak pondasi (qu). 1 Mu =. qu. L 2 Mu Mn = φ fy f m = 0,85. Mn Rn = 2 b.d 2 ' c...(70)...(71)...(72)...(73) 1 2. m. Rn ρ =. 1 1 m fy...(74) Jika < tulangan tunggal Jika > tulangan rangkap 1, 4 Jika > dipakai ρ min = fy As = ada. b. d...(75) Keterangan : Mn = Momen nominal b = Lebar penampang Mu = Momen terfaktor d = Jarak ke pusat tulangan tarik f c = Faktor reduksi fy = Tegangan leleh = Ratio tulangan Rn = Kuat nominal = Kuat tekan beton d. Perhitungan tulangan geser. Pondasi footplat, seperti terlihat pada gambar : BAB ½ 2 Dasar ht Teori

45 25 ½ ht ½ ht ½ ht Gambar Pondasi Foot plat Perhitungan : Mencari P dan ht pada pondasi. L = 2 (2ht + b + a) =... (kg/cm 2 )...(75)...(76)...(77) ½ ht, maka (tebal Foot plat cukup, ½ ht sehingga tidak memerlukan tulangan geser pons). Keterangan : ht = Tebal pondasi. P = Beban yang ditumpu pondasi. = Tulangan geser pons. BAB 2 Dasar Teori

46 BAB 3 PERENCANAAN ATAP 3.1. Rencana Atap Gambar 3.1 Rencana Atap Keterangan : KU = Kuda-kuda utama G = Gording KT = Kuda-kuda trapesium R = Reng SK1 = Setengah kuda-kuda besar U = Usuk SK2 = Seperempat kuda-kuda N = Nok J = Jurai luar B = Bracing 26 BAB 3 Perencanaan Atap

47 Dasar Perencanaan Dasar perencanaan yang dimaksud di sini adalah data dari perencanaan atap itu sendiri, seperti perencanaan kuda-kuda dan gording, yaitu : a. Bentuk rangka kuda-kuda : seperti tergambar b. Jarak antar kuda-kuda : 4,00 m c. Kemiringan atap (α) : 30 d. Bahan gording : baja profil lip channels ( ) e. Bahan rangka kuda-kuda : baja profil double siku sama kaki ( ) f. Bahan penutup atap : genteng tanah liat g. Alat sambung : baut-mur h. Jarak antar gording : 1,538 m i. Mutu baja profil : BJ-37 f u = 370 MPa f y = 240 Mpa 1,538 1, , Gambar 3.2 Rencana Kuda-Kuda BAB 3 Perencanaan Atap

48 Perencanaan Gording Perencanaan Pembebanan Dicoba menggunakan gording dengan dimensi baja profil tipe lip channels/ kanal kait ( ) 150 x 75 x 20 x 4,5 dengan data sebagai berikut : a. Berat gording = 11,0 kg/m g. t b = 4,5 mm b. I x = 489 cm 4 h. Z x = 65,2 cm 3 c. I y = 99,2 cm 4 i. Z y = 19,8 cm 3 d. H = 150 mm e. b = 75 mm f. t s = 4,5 mm Kemiringan atap (α) = 30 Jarak antar gording (s) = 1,538 m Jarak antar kuda-kuda utama (L) = 4,00 m Pembebanan berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983, sebagai berikut : a. Berat penutup atap = 50 kg/m 2 b. Beban angin = 25 kg/m 2 c. Beban hidup (pekerja) = 100 kg d. Beban penggantung dan plafond = 18 kg/m 2 BAB 3 Perencanaan Atap

49 Perhitungan Pembebanan a. Beban mati (titik) Beban mati (titik), seperti terlihat pada gambar 3.3. : y x q x α q q y Gambar 3.3. Pembebanan Gording untuk Beban Mati (titik). Berat gording = 11,0 kg/m Berat penutup atap = 1,538 x 50 kg/m = 76,9 kg/m q = 87,9 kg/m q x = q sin α = 87,9 x sin 30 = 43,95 kg/m q y = q cos α = 87,9 x cos 30 = 76,12 kg/m M x1 = 1 / 8. q y. L 2 = 1 / 8 x 76,12 x (4,0) 2 = 152,25 kgm M y1 = 1 / 8. q x. L 2 = 1 / 8 x 43,95 x (4,0) 2 = 87,90 kgm + b. Beban hidup Beban hidup, seperti terlihat pada gambar 3.4. : y x P x α P P y Gambar 3.4. Pembebanan commit Gording to user untuk Beban Hidup. BAB 3 Perencanaan Atap

50 30 P diambil sebesar 100 kg. P x = P sin α = 100 x sin 30 = 50 kg P y = P cos α = 100 x cos 30 = 86,60 kg M x2 = 1 / 4. P y. L = 1 / 4 x 86,60 x 4,0 = 86,60 kgm M y2 = 1 / 4. P x. L = 1 / 4 x 50 x 4,0 = 50 kgm c. Beban angin Beban angin, seperti terlihat pada gambar 3.5. : TEKAN HISAP Gambar 3.5. Pembebanan Gording untuk Beban Angin. Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m 2 Koefisien kemiringan atap (α) = 30 1) Koefisien angin tekan = (0,02α 0,4) = (0, ,4) = 0,2 2) Koefisien angin hisap = 0,4 Beban angin : 1) Angin tekan (W 1 ) = koef. Angin tekan x beban angin x 1/2 x (s 1 +s 2 ) = 0,2 x 25 x ½ x (1, , 538) = 7,69 kg/m 2) Angin hisap (W 2 ) = koef. Angin hisap x beban angin x 1/2 x (s 1 +s 2 ) = 0,4 x 25 x ½ x (1, 538+1, 538) = -15,38 kg/m Beban yang bekerja pada sumbu x, maka hanya ada harga M x : 1) M x (tekan) = 1 / 8. W 1. L 2 = 1 / 8 x 7,69 x (4,0) 2 = 15,38 kgm 2) M x (hisap) = 1 / 8. W 2. L 2 = 1 / 8 x -15,38 x (4,0) 2 = -30,76 kgm BAB 3 Perencanaan Atap

51 31 Kombinasi = 1,2D + 1,6L ± 0,8W 1) M x 2) M y M x (max) = 1,2D + 1,6L + 0,8W = 1,2 (152,25) + 1,6 (86,60) + 0,8 (15,38) = 333,564 kgm M x (min) = 1,2D + 1,6L - 0,8W = 1,2 (152,25) + 1,6 (86,60) - 0,8 (30,76) = 296,652 kgm M y (max) = M uy (min) = 1,2 (87,90) + 1,6 (50) = 185,48 kgm Tabel 3.1. Kombinasi Gaya Dalam Pada Gording Momen Mx My Beban Mati (kgm) 152,25 87,90 Beban Hidup (kgm) 86,60 50 Tekan (kgm) Beban Angin Hisap (kgm) Minimum (kgm) 15,38-30,76 296, ,48 Kombinasi Maksimum (kgm) 333, , Kontrol Terhadap Tegangan a. Kontrol terhadap tegangan Maximum Mx = 333,564 kgm = Nmm My = 185,48 kgm = Nmm Periksa syarat kelangsingan profil: b = = 8,33 < λp = = = 10, 97 2.t 2. 4,5 fy 240 h 150-2(4,5 + 2,5) = = 30,22 < λp = = = 108, 44 t 4,5 fy 240 Penampang kompak! BAB 3 Perencanaan Atap

52 32 M nx = Z x. f y = = Nmm M ny = Z y. f y = = Nmm Check tahanan momen lentur yang terjadi: Mx φ. M b nx My + φ. M , ny = 0, OK 0, b. Kontrol terhadap tegangan Minimum Mx = 296,652 kgm = Nmm My = 185,48 kgm = Nmm Periksa syarat kelangsingan profil: b 2.t = = 8,33 < λp = = = 10, ,5 fy 240 h 150-2(4,5 + 2,5) = = 30,22 < λp = = = 108, 44 t 4,5 fy 240 Penampang kompak! M nx = Z x. f y = = Nmm M ny = Z y. f y = = Nmm Check tahanan momen lentur yang terjadi: Mx φ. M b nx My + φ. M ny = 0, OK 0, , BAB 3 Perencanaan Atap

53 Kontrol Terhadap Lendutan Di coba profil : 150 x 75 x 20 x 4,5 E = 2,1 x 10 6 kg/cm 2 I x = 489 cm 4 I y = 99,2 cm 4 q x q y P x P y = 0,4395 kg/cm = 0,7612 kg/cm = 50 kg = 86,60 kg 1 Zijin = L Zijin = 400 = 1,33 cm qx. L Zx = 384. E. I Px. L E. 3 y I y ,4395.(400) = , , , ,2 = 1,023 cm Zy = 4 5. qy. l 384. E. I Px. L E. 3 x I x ,7612.(400) = , , = 0,312 Z = 2 2 Zx Zy = 2 2 1, ,312 = 1, 069 z z ijin 1,054 < 1,33 aman! Jadi, baja profil lip channels ( ) dengan dimensi 150 x 75 x 20 x 4,5 aman dan mampu menerima beban apabila digunakan commit to untuk user gording. BAB 3 Perencanaan Atap

54 Perencanaan Setengah Kuda-kuda Gambar 3.6. Panjang Batang Setengah Kuda- Kuda Perhitungan Panjang Batang Setengah Kuda-kuda Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.2. Perhitungan Panjang Batang pada Setengah Kuda-Kuda Nomor Batang Panjang Batang (m) 1 1, , , , , , , , , , ,538 BAB 3 Perencanaan Atap

55 , , , , , , , , , , , , Perhitungan Luasan Setengah Kuda-kuda A. Luas Atap Gambar 3.7. Luasan Atap BAB 3 Perencanaan Atap

56 36 Panjang ab = on = 1,923 m Panjang bc = cd = nm = ml = st = tu = uv = 1,538 m Panjang ao = bn = cm = dl = 4,00 m Panjang ek = 3,333 m Panjang fj = 2,00 m Panjang gi = 0,667 m Panjang vh = 0,769 m Luas abno = ab x ao = 1,923 x 4,00 = 7,69 m 2 Luas bcmn = bc x bn = 1,538 x 4,00 = 6,15 m 2 Luas cdlm = cd x cm = 1,538 x 4,00 = 6,15 m 2 Luas dekl = (½. st x dl) + ((½ x (½ st)) x ( ek + dl )) = (½. 1,538 x 4,00) + ((½ x (½. 1,538)) x (3, ,00)) = 5,89 m 2 Luas efjk = ½ tu ( ek + fj ) = ½. 1,538 ( 3, ,00 ) = 4,10 m 2 Luas fgij = ½. uv. ( gi + fj ) = ½. 1,538 (0, ,00) = 2,05 m 2 Luas ghi =½. vh. gi =½. 0,769. 0,667 = 0,26 m 2 BAB 3 Perencanaan Atap

57 37 B. Luas Plafon Gambar 3.8. Luasan Plafon Panjang ab = on = 1,667 m Panjang bc = cd = nm = ml = st = tu = uv =1,333 m Panjang ao = bn = cm = dl = 4,00 m Panjang ek = 3,333 m Panjang fj = 2,00 m Panjang gi = 0,667 m Panjang vh = 0,667 m Luas abno Luas bcmn Luas cdlm = ab x ao =1,667 x 4,00 = 6,67 m 2 = bc x bn = 1,333 x 4,00 = 5,33 m 2 = cd x cm = 1,333 x 4,00 = 5,33 m 2 BAB 3 Perencanaan Atap

58 38 Luas dekl = (½ st x dl) + ((½ x (½. st)) x ( ek + dl )) = (½ 1,333 x 4,00) + (½ x (½. 1,333) ( 3, ,00 )) = 5,11 m 2 Luas efjk = ½ tu ( ek + fj ) = ½ 1,333 ( 3, ,00 ) = 3,55 m 2 Luas fgij = ½ uv ( gi+ fj ) Luas ghi = ½ 1,333 ( 0, ,00 ) = 1,78 m 2 = ½. vh. gi = ½. 0,667. 0,667 = 0,22 m Perhitungan Pembebanan Setengah Kuda-kuda Data-data pembebanan : Berat gording = 11 kg/m Jarak antar kuda-kuda = 4,00 m Berat penutup atap = 50 kg/m 2 Berat profil = 7,54 kg/m ( ) P7 P1 P6 12 P5 11 P4 10 P P P8 P9 P10 P11 P12 P13 Gambar 3.9. Pembebanan Setengah Kuda-Kuda Akibat Beban Mati BAB 3 Perencanaan Atap

59 39 1. Perhitungan Beban a. Beban Mati 1) Beban P 1 a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording = 11 x 4,00 = 44 kg b) Beban atap = Luasan abno x Berat atap = 7,69 x 50 = 384,6 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,333+1,538) x 7,54 = 10,823 kg d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 10,823 = 3,247 kg e) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 10,823 = 1,082 kg f) Beban plafon = Luasan abno x berat plafon 2) Beban P 2 = 6,67 x 18 = 119,988 kg a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording = 11 x 4,00 = 44 kg b) Beban atap = Luasan bcmn x Berat atap = 6,15 x 50 = 307,6 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , , ,538) x 7,54 = 20,286 commit kgto user BAB 3 Perencanaan Atap

60 40 d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 20,286 = 6,086 kg e) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda 3) Beban P 3 = 10% x 20,286 = 2,029 kg a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording = 11 x 4,00 = 44 kg b) Beban atap = Luasan cdlm x Berat atap = 6,15 x 50 = 307,6 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , , ,032) x7,54 = 25,036 kg d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 25,036 = 7,511 kg e) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda 4) Beban P 4 = 10% x 25,036 = 2,504 kg a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording = 11 x 4,00 = 44 kg b) Beban atap = Luasan dekl x Berat atap = 5,11 x 50 = 294,719 kg BAB 3 Perencanaan Atap

61 41 c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,538 +1, ,300+2,659) x 7,54 = 30,291 kg d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 30,291 = 9,087 kg e) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda 5) Beban P 5 = 10% x 30,291 = 3,029 kg a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording = 11 x 2,67 = 29,370 kg b) Beban atap = Luasan efjk x Berat atap = 3,55 x 50 = 204,939 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,538+1,538+ 3,067+3,344) x7,54 = 35,765 kg d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 35,765 = 10,730 kg e) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda 6) Beban P 6 = 10% x 35,765 = 3,577 kg a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording = 11 x 1,33 = 14,630 kg BAB 3 Perencanaan Atap

62 42 b) Beban atap = Luasan fgij x Berat atap = 1,78 x 50 = 102,546 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,538 +1,538+3,833+4,059) x 7,54 = 41,349 kg d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 41,349 = 12,405 kg e) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda 7) Beban P 7 = 10% x 41,349 = 4,135 kg a) Beban atap = Luasan ghi x berat atap = 0,22 x 50 = 12,823 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x Btg (12+23) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, ,600) x 7,54 = 23,140 kg c) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 23,140 = 6,942 kg d) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda 8) Beban P 8 = 10% x 23,140 = 2,314 kg a) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( )x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , ,767) x 7,54 = 12,942 kg BAB 3 Perencanaan Atap

63 43 b) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 12,942 = 3,883 kg c) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 12,942 = 1,294 kg d) Beban plafon = Luasan bcmn x berat plafon 9) Beban P 9 = 5,33 x 18 = 95,976 kg a) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( )x berat profil kuda kuda = ½ x (1,333+1,333+1,538+1,533) x 7,54 = 21,647 kg b) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 21,647 = 6,494 kg c) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 21,647 = 2,165 kg d) Beban plafon = Luasan cdlm x berat plafon 10) Beban P 10 = 5,33 x 18 = 95,976 kg a) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( )x berat profil kuda kuda = ½ x (1,333+1,333+2,032+2,300) x7,54 = 26,382 kg b) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 26,382 = 7,915 kg BAB 3 Perencanaan Atap

64 44 c) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 26,382 = 2,638 kg d) Beban plafon = Luasan dekl x berat plafon 11) Beban P 11 = 5,11 x 18 = 91,957 kg a) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,333+1,333+2,659+3,067) x 7,54 = 31,637 kg b) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 31,637 = 9,491 kg c) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 31,637 = 3,164 kg d) Beban plafon = Luasan efjk x berat plafon 12) Beban P 12 = 3,55 x 18 = 63,944 kg a) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( )x berat profil kuda kuda = ½ x (1,333+1,333+3,344+3,833) x 7,54 = 37,108 kg b) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 37,108 = 11,132 kg c) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 37,108 = 3,711 kg d) Beban plafon = Luasan fgij x berat plafon = 1,78 x 18 = 31,996 kg BAB 3 Perencanaan Atap

65 45 13) Beban P 13 a) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,333+4,059+4,600) x 7,54 = 37,669 kg b) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 37,669 = 11,301 kg c) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 37,669 = 3,767 kg d) Beban plafon = Luasan ghi x berat plafon = 0,22 x 18 = 4,001 kg Tabel 3.3. Rekapitulasi Beban Mati Setengah Kuda-Kuda Beban Beban Atap (kg) Beban gording (kg) Beban Kuda - kuda (kg) Beban Bracing (kg) Beban Plat Penyambung (kg) Beban Plafon P ,669 3,767 11,301 4,001 56, (kg) Jumlah Beban (kg) Input SAP (kg) P 1 384,600 44,000 10,823 1,082 3, , , P 2 307,600 44,000 20,286 2,029 6, , P 3 307,600 44,000 25,036 2,504 7, , P 4 294,719 44,000 30,291 3,029 9, , P 5 204,939 29,370 35,765 3,577 10, , P 6 102,546 14,630 41,349 4,135 12, , P 7 12,823-23,140 2,314 6,942-45, P ,942 1,294 3,883 95, , P ,647 2,165 6,494 95, , P ,382 2,638 7,915 91, , P ,637 3,164 9,491 63, , P ,108 3,711 11,132 31,996 83, BAB 3 Perencanaan Atap

66 46 b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P 1, P 2, P 3, P 4, P 5, P 6, P 7 = 100 kg c. Beban Angin Perhitungan beban angin : W1 W4 W3 W2 W6 W W7 23 Gambar Pembebanan Setengah Kuda-Kuda Akibat Beban Angin Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m 2 Koefisien angin tekan = 0,02α 0,40 = (0,02 x 30) 0,40 = 0,2 1) W 1 = luasan abno x koef. angin tekan x beban angin = 7,69 x 0,2 x 25 = 38,46 kg 2) W 2 = luasan bcmn x koef. angin tekan x beban angin = 6,15 x 0,2 x 25 = 30,76 kg 3) W 3 = luasan cdlm x koef. angin tekan x beban angin = 6,15 x 0,2 x 25 = 30,76 kg 4) W 4 = luasan dekl x koef. angin tekan x beban angin = 5,68 x 0,2 x 25 = 29,47 kg 5) W 5 = luasan efjk x koef. angin tekan x beban angin = 4,10 x 0,2 x 25 = 20,49 kg 6) W 6 = luasan fgij x koef. angin tekan x beban angin = 2,05 x 0,2 x 25 = 10,25 kg BAB 3 Perencanaan Atap

67 47 7) W 7 = luasan ghi x koef. angin tekan x beban angin = 0,26 x 0,2 x 25 = 1,28 kg Tabel 3.4. Perhitungan beban angin Beban Angin Beban (kg) Wx W.Cos (kg) Input SAP (kg) Wy W.Sin (kg) Input SAP (kg) W 1 38,46 33, ,23 20 W 2 30,76 26, ,38 16 W 3 30,76 26, ,38 16 W 4 29,47 25, ,74 15 W 5 20,49 17, ,25 11 W 6 10,25 8,88 9 5,13 6 W 7 1,28 1,11 2 0,64 1 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda utama sebagai berikut : Tabel 3.5. Rekapitulasi Gaya Batang Setengah Kuda-Kuda Kombinasi Batang Tarik (+) Tekan (-) ( kg ) ( kg ) , , , , , , , , , , , ,55 BAB 3 Perencanaan Atap

68 , , , , , , , , Perencanaan Profil Setengah Kuda- kuda a. Perhitungan profil batang tarik P maks. = 1993 kg F y = 2400 kg/cm 2 (240 MPa) F u = 3700 kg/cm 2 (370 MPa) Ag perlu = P mak 1993 = = 0,83 cm 2 Fy 2400 Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel baja didapat data-data = Ag = 4,80 cm 2 x An = 1,51 cm = 2.Ag-(d.t) = 960 (14.5) = 890 mm 2 U = 0,9 (batas maksimum) BAB 3 Perencanaan Atap

69 49 Ae = U.An = 0, = 801 mm 2 Check kekuatan nominal φpn = 0,75. Ae. Fu = 0, = ,5 N = 22227,75 kg > 1993 kg OK b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 1719,76 kg lk = 4,059 m = 405,9 cm Ag perlu = P mak 1719,76 = = 0,717 cm 2 Fy 2400 Dicoba, menggunakan baja profil Periksa kelangsingan penampang : b < = < t Fy K.L λ = = ix = 10 < 12, ,9 3,02 = 134,40 λ c = λ π Fy E = 134,40 3, BAB 3 Perencanaan Atap

70 50 = 1,48 c 2 = 1,25.λ c = 1,25. (1,48 2 ) = 2,738 Fy 2400 Fcr = = = 876,55 ω 2,738 Pn = 2. Ag. Fcr = 2. 4, ,55 = 8414,88 2 =1,25.λ c P φpn = 1719,76 0, ,88 = 0,24 < 1 OK Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur Diameter baut ( ) = 12,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang = 13,7 mm Tebal pelat sambung (δ) = 0,625. d = 0, ,7 = 7,94 mm Menggunakan tebal plat 8 mm Tahanan geser baut P n = n.(0,5.f ub ).An = 2.(0,5.825).¼. π. 12,7 2 = 10445,54 kg/baut BAB 3 Perencanaan Atap

71 51 Tahanan tarik penyambung P n = 0,75.f ub.an Tahanan Tumpu baut : = 7834,2 kg/baut P n = 0,75 (2,4.fu.d b. t) = 0,75 (2, ,7.8) = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks. 1719,76 n = = = 0,254 ~ 2 buah baut P 6766,56 tumpu Digunakan : 2 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 1,5d S1 3d Diambil, S 1 = 2,5 d b = 2,5. 12,7 = 31,75 mm = 30 mm b) 2,5 d S 2 7d Diambil, S 2 = 5 d b = 5. 12,7 = 63,5 mm = 60 mm BAB 3 Perencanaan Atap

72 52 b. Batang tarik Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut ( ) = 12,7 mm ( ½ inches ) Diameter lubang = 13,7 mm. Tebal pelat sambung (δ) = 0,625. d b = 0,625 x 12,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm Tahanan geser baut P n Tahanan tarik penyambung P n = n.(0,5.f ub ).An = 2.(0,5.825).¼. π. 12,7 2 = 10445,54 kg/baut = 0,75.f ub.an = 7834,2 kg/baut Tahanan Tumpu baut : P n = 0,75 (2,4.fu. d b t) = 0,75 (2, ,7.8) = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks n = = = 0,295 ~ 2 buah baut P 6766,56 tumpu Digunakan : 2 buah baut BAB 3 Perencanaan Atap

73 53 Perhitungan jarak antar baut : a) 1,5d S1 3d Diambil, S 1 = 2,5 d b = 2,5. 12,7 = 31,75 mm = 30 mm b) 2,5 d S 2 7d Diambil, S 2 = 5 d b = 5. 12,7 = 63,5 mm = 60 mm KONTROL TAHANAN TARIK L = Sambungan dengan Diameter = 3.12,7 = 38,1 mm Kondisi leleh : T n =.A g.f y = 0,9 ( ) = 20,74 ton. Kondisi fraktur : U = 1 = 1- x L 15,1 = 0,604 < 0,9...(OK) 38,1 T n =.A e.f u = 0, = 22,228 ton Jadi, tahanan tarik rencana sebesar 22,228 ton BAB 3 Perencanaan Atap

74 KONTROL BLOCK SHEAR A nr = 2. ( 90 1,5. ( 12,7 + 1)). ( 8 ) = 1111,2 mm 2 A nt = 2. ( 30 0,5. ( 12,7 + 1)). ( 8 ) = 370,4 mm 2 T n = 0,6. f u. A nr + f y. A nt = ( 0, ,2 ) + ( ,4 ) = 24,67 + 8,89 = 33,56 ton 0,6.f u.a nr = 0,6 ( ,2 ) = 24,67 ton f u.a nt = ,4 = 13,71 ton 0,6.f u.a nr > f u.a nt, maka kondisi geser fraktur - tarik leleh menentukan:.r ls =. (0,6.f u. A nr + f y.a gr ) = 0,75. (0, , ) = 35,78 ton > T n... OK Tabel 3.6. Rekapitulasi Perencanaan Profil Setengah Kuda-Kuda Nomer Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , ,7 BAB 3 Perencanaan Atap

75 , , , , , , , , , , , ,7 BAB 3 Perencanaan Atap

76 Perencanaan Jurai , Gambar Panjang Batang Jurai Perhitungan Panjang Batang Jurai Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel Perhitungan Panjang Batang Pada Jurai Nomor Batang Panjang Batang (m) 1 1, , , , , , , , , , , , ,767 BAB 3 Perencanaan Atap

77 , , , , , , , , , , Perhitungan Luasan Jurai A. Luas Atap Gambar Luasan Atap Jurai Panjang a b = 1,923 m Panjang b c = c d = 1,538 m Panjang d m = 0,769 m Panjang ei = 2,50 m BAB 3 Perencanaan Atap

78 58 Panjang fj Panjang gk Panjang hl = 1,667 m = 1,00 m = 0,333 m Panjang mw = 2,00 m Panjang tx Panjang uy Panjang vz = 1,667 m = 1,00 m = 0,333 m Panjang e f = 0,769 m Panjang f g = g h = 1,538 m Panjang h s = 0,769 m Luas abfjie = 2 x (½ a b ( fj + ei ) ) = 2 x (½ 1,923 ( 1, ,50 ) ) = 8,01 m 2 Luas bcgkjf = 2 x (½ b c ( fj + gk ) ) = 2 x (½ 1,538 ( 1, ,00 ) ) = 4,10 m 2 Luas cdhlkg = 2 x (½ c d ( hl + gk ) ) = 2 x (½ 1,538 ( 0, ,00 ) ) = 2,05 m 2 Luas dmlh = 2 x ( ½ x hl x d m) = 2 x ( ½ x 0,333 x 0,769) = 0,26 m 2 Luas optxwm = 2 x (½ e f ( mw + tx ) ) = 2 x (½ 0,769 ( 2,00 + 1,667 ) ) = 2,82 m 2 Luas pquyxt = 2 x (½ f g ( tx + uy ) ) = 2 x (½ 1,538 ( 1, ,00 ) ) = 4,10 m 2 Luas qrvzyu = 2 x (½ g h ( vz + uy ) ) = 2 x (½ 1,538 ( 0, ,00 ) ) = 2,05 m 2 BAB 3 Perencanaan Atap

79 59 Luas rszv = 2 x ( ½ x vz x h s) = 2 x ( ½ x 0,333 x 0,769) = 0,26 m 2 B. Luas Plafon Gambar Luasan Plafon Jurai Panjang a b = 1,667 m Panjang b c = c d = 1,333 m Panjang d m = 0,667 m Panjang ei = 2,50 m Panjang fj = 1,667 m Panjang gk = 1,00 m Panjang hl = 0,333 m Panjang mw = 2,00 m Panjang tx = 1,667 m Panjang uy = 1,00 m Panjang vz = 0,333 m Panjang e f = 0,667 m Panjang f g = g h = 1,333 m Panjang h s = 0,667 m BAB 3 Perencanaan Atap

80 60 Luas abfjie = 2 x (½ a b ( fj + ei ) ) = 2 x (½ 1,667 ( 1, ,50 ) ) = 6,94 m 2 Luas bcgkjf = 2 x (½ b c ( fj + gk ) ) = 2 x (½ 1,333 ( 1, ,00 ) ) = 3,56 m 2 Luas cdhlkg = 2 x (½ c d ( hl + gk ) ) Luas dmlh = 2 x (½ 1,333 ( 0, ,00 ) ) = 1,78 m 2 = 2 x ( ½ x hl x d m) = 2 x ( ½ x 0,333 x 0,667) = 0,22 m 2 Luas optxwm = 2 x (½ e f ( mw + tx ) ) = 2 x (½ 0,667 ( 2,00 + 1,667 ) ) = 2,44 m 2 Luas pquyxt = 2 x (½ f g ( tx + uy ) ) = 2 x (½ 1,333 ( 1, ,00 ) ) = 3,56 m 2 Luas qrvzyu = 2 x (½ g h ( vz + uy ) ) Luas rszv = 2 x (½ 1,333 ( 0, ,00 ) ) = 1,78 m 2 = 2 x ( ½ x vz x h s) = 2 x ( ½ x 0,333 x 0,667) = 0,22 m 2 BAB 3 Perencanaan Atap

81 Perhitungan Pembebanan Jurai Data-data pembebanan : Berat gording = 11 kg/m Berat penutup atap = 50 kg/m 2 Berat profil = 7,54 kg/m ( ) P7 P P P P P P P8 P9 P10 P11 P12 P13 Gambar Pembebanan Jurai Akibat Beban Mati 1. Perhitungan Beban a. Beban Mati 1. Beban P 1 a) Beban gording = Berat profil gording x Panjang Gording = 11 x 4,00 = 44 kg b) Beban atap = Luasan abfjie x Berat atap = 8,01 x 50 = 400,657 kg BAB 3 Perencanaan Atap

82 62 c) Beban plafon = Luasan abfjie x berat plafon = 6,94 x 18 = 124,997 kg d) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, ,036) x7,54 = 14,785 kg e) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 14,785 = 4,435 kg a) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda 2) Beban P 2 = 10% x 14,785 = 1,478 kg a) Beban gording = Berat profil gording x Panjang Gording = 11 x 2,666 = 29,326 kg b) Beban atap = Luasan bcgkjf x Berat atap = 4,10 x 50 = 205,092 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (2, , , ,080) x7,54 = 26,084 kg d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 26,084 = 7,825 kg e) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 26,084 = 2,608 kg BAB 3 Perencanaan Atap

83 63 3) Beban P 3 a) Beban gording = Berat profil gording x Panjang Gording = 11 x 1,333 = 14,663 kg b) Beban atap = Luasan cdhlkg x Berat atap = 2,05 x 50 = 102,508 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (2, , , ,430) x 7,54 = 30,291 kg d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 30,291 = 9,087 kg e) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 30,291 = 3,029 kg 4) Beban P 4 a) Beban atap = Luasan dmlh + optxwn x Berat atap = (0,26 + 2,82) x 50 = 153,800 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (2, , ,30 + 2,974 ) x 7,54 = 35,234 kg c) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 35,234 = 10,570 kg d) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 35,234 = 3,523 kg BAB 3 Perencanaan Atap

84 64 5) Beban P 5 a) Beban gording = Berat profil gording x Panjang Gording = 11 x 2,666 = 29,326 kg b) Beban atap = Luasan pquyxt x Berat atap = 4,10 x 50 = 199,5 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (2, , , ,60) x 7,54 = 40,486 kg d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 40,486 = 12,145 kg e) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 40,486 = 4,048 kg 6) Beban P 6 a) Beban gording = Berat profil gording x Panjang Gording = 11 x 1,333 = 14,663 kg b) Beban atap = Luasan qrvzyu x Berat atap = 2,05 x 50 = 102,508 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (2, , , ,272) x 7,54 = 45,907 kg d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 45,907 = 13,772 kg BAB 3 Perencanaan Atap

85 65 e) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda 7) Beban P 7 = 10% x 45,907 = 4,590 kg a) Beban atap = Luasan rszv x Berat atap = 0,26 x 50 = 12,804 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (2,036+ 4,60 ) x 7,54 = 25,017 kg c) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 25,017 = 7,505 kg d) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda 8) Beban P 8 = 10% x 25,017 = 2,501 kg a) Beban plafon = Luasan bcgkjf x berat plafon = 3,56 x 18 = 63,992 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x Btg (1+2+13) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , ,767) x 7,54 = 17,112 kg c) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 17,112 = 5,133 kg d) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 17,112 = 1,711 kg BAB 3 Perencanaan Atap

86 66 9) Beban P 9 a) Beban plafon = Luasan cdhikg x berat plafon = 1,77 x 18 = 31,984 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , ,080 +1,533) x 7,54 = 27,841 kg c) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 27,841 = 8,352 kg d) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 27,841 = 2,784 kg 10) Beban P 10 a) Beban plafon = Luasan dmlh+ optxwn x berat plafon = (0,22+2,44) x 18 = 47,988 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , , ,30) x 7,54 = 32,052 kg c) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 32,052 = 9,615 kg d) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 32,052 = 3,205 kg 11) Beban P 11 a) Beban plafon = Luasan pquyxt x berat plafon = 3,56 x 18 = 63,992 kg BAB 3 Perencanaan Atap

87 67 b) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , , ,067 ) x 7,54 = 36,995 kg c) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 36,995 = 11,098 kg d) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda 12) Beban P 12 = 10% x 36,995 = 3,699 kg a) Beban plafon = Luasan qrvzyu x berat plafon = 1,77 x 18 = 31,984 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , ,60 + 3,833) x 7,54 = 42,242 kg c) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 42,242 = 12,672 kg d) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda 13) Beban P 13 = 10% x 42,242 = 4,224 kg a) Beban plafon = Luasan rszv x berat plafon = 0,22 x 18 = 3,995 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,88+4,2+4,5 ) x 7,54 = 39,886 kg BAB 3 Perencanaan Atap

88 68 c) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 39,886 = 11,965 kg d) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 39,886 = 3,988 kg Tabel Rekapitulasi Pembebanan Jurai Beban Beban Atap (kg) Beban gording (kg) Beban Kuda - kuda (kg) Beban Bracing (kg) Beban Plat Penyambung (kg) Beban Plafon (kg) Jumlah Beban (kg) Input SAP (kg) P 1 400,657 44,000 14,785 1,478 4, , , P 2 205,092 29,326 26,084 82,608 7, , P 3 102,508 14,663 30,291 3,029 9, , P 4 153,800-35,234 3,523 10, , P 5 205,092 29,326 40,486 4,048 12,145 - P 6 102,508 14,663 45,907 4,590 13,772 - P 7 12,804-25,017 2,501 7,505 - P ,112 1,711 5,133 63,992 P ,841 2,784 8,352 31,984 P ,052 13,205 9,615 47,988 P ,995 3,699 11,098 63,992 P ,242 4,221 12,672 31,984 P ,886 3,988 11,965 3, , ,44 47,827 87,948 70, ,86 115,784 91,119 59, b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P 1, P 2, P 3, P 4, P 5 P 6, P 7, = 100 kg BAB 3 Perencanaan Atap

89 69 c. Beban Angin Perhitungan beban angin : W1 W W3 W W5 W7 W Gambar Pembebanan Jurai Akibat Beban Angin Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m 2 Koefisien angin tekan = 0,02α 0,40 = (0,02 x 22) 0,40 = 0,04 a) W 1 = luasan abfjie x koef. angin tekan x beban angin = 8,01 x 0,04 x 25 = 8,01 kg b) W 2 = luasan bcgkjf x koef. angin tekan x beban angin = 4,10 x 0,04 x 25 = 4,10 kg c) W 3 = luasan cdhlkg x koef. angin tekan x beban angin = 2,05 x 0,04 x 25 = 2,05 kg BAB 3 Perencanaan Atap

90 70 d) W 4 = luasan (dmlh+ optxwm) x koef. angin tekan x beban angin = (0,26+2,82) x 0,04 x 25 = 3,08 kg e) W 5 = luasan pquyxt x koef. angin tekan x beban angin = 4,10 x 0,04 x 25 = 4,10 kg f) W 6 = luasan qrvzyu x koef. angin tekan x beban angin = 2,05 x 0,04 x 25 = 2,05 kg g) W 7 = luasan rszv x koef. angin tekan x beban angin = 0,26 x 0,04 x 25 = 0,26 kg Tabel Perhitungan Beban Angin Wx Input SAP Wy Input SAP Beban Beban W.Cos W.Sin Angin (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) W 1 8,01 7,43 8 3,00 3 W 2 4,10 3,80 4 1,54 2 W 3 2,05 1,90 2 0,77 1 W 4 3,08 2,85 3 1,15 2 W 5 4,10 3,80 4 1,54 2 W 6 2,05 1,90 2 0,38 1 W 7 0,25 0,24 1 0,10 1 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang jurai sebagai berikut (Tabel 3.15) : BAB 3 Perencanaan Atap

91 71 Tabel Rekapitulasi Gaya Batang Jurai Batang Tarik (+) ( kg ) Kombinasi Tekan (-) ( kg ) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , BAB 3 Perencanaan Atap

92 Perencanaan Profil Jurai a. Perhitungan profil batang tarik P maks. = 2116,44 kg F y F u = 2400 kg/cm 2 (240 MPa) = 3700 kg/cm 2 (370 MPa) Ag perlu = P mak = Fy 2116,44 = 0,882 cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel baja didapat data-data = Ag = 4,80 cm 2 x An = 1,51 cm = 2.Ag-(d.t) = 960 (14.5) = 890 mm 2 U Ae = 0,9 (batas maksimum) = U.An = 0, = 801 mm 2 Check kekuatan nominal φpn = 0,75. Ae. Fu = 0, = ,5 N = 22227,75 kg > 2116,44 kg OK BAB 3 Perencanaan Atap

93 73 b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 1663,45 kg lk = 4,272 m = 427,2 cm Ag perlu = P mak 1663,45 = = 0,693 cm 2 Fy 2400 Dicoba, menggunakan baja profil Periksa kelangsingan penampang : b < = < t Fy K.L λ = = ix = 10 < 12, ,2 3,02 = 141,46 λ c = λ π Fy E = 141,46 3, = 1,56 c 2 = 1,25.λ c = 1,25. (1,56 2 ) = 3,042 Fy 2400 Fcr = = = 788,96 ω 3,042 Pn = 2. Ag. Fcr = 2. 4, ,96 2 =1,25.λ c = 7574,016 BAB 3 Perencanaan Atap

94 74 P φpn = 1663,45 0, ,016 = 0,258 < 1 OK Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur Diameter baut ( ) = 12,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang = 13,7 mm Tebal pelat sambung (δ) = 0,625. d = 0, ,7 = 7,94 mm Menggunakan tebal plat 8 mm Tahanan geser baut P n Tahanan tarik penyambung P n = n.(0,5.f ub ).An = 2.(0,5.825).¼. π. 12,7 2 = 10445,54 kg/baut = 0,75.f ub.an = 7834,2 kg/baut Tahanan Tumpu baut : P n = 0,75 (2,4.fu.d b. t) = 0,75 (2, ,7.8) = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg. BAB 3 Perencanaan Atap

95 75 Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks. 1663,45 n = = = 0,246 ~ 2 buah baut P 6766,56 tumpu Digunakan : 2 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 1,5d S1 3d Diambil, S 1 = 2,5 d b = 2,5. 12,7 = 31,75 mm = 30 mm b) 2,5 d S 2 7d Diambil, S 2 = 5 d b = 5. 12,7 b. Batang tarik = 63,5 mm = 60 mm Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut ( ) = 12,7 mm ( ½ inches ) Diameter lubang = 13,7 mm. Tebal pelat sambung (δ) = 0,625. d b = 0,625 x 12,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm Tahanan geser baut P n = n.(0,5.f ub ).An = 2.(0,5.825).¼. π. 12,7 2 = 10445,54 kg/baut BAB 3 Perencanaan Atap

96 76 Tahanan tarik penyambung P n = 0,75.f ub.an Tahanan Tumpu baut : = 7834,2 kg/baut P n = 0,75 (2,4.fu. d b t) = 0,75 (2, ,7.8) = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks. 2116,44 n = = = 0,313 ~ 2 buah baut P 6766,56 tumpu Digunakan : 2 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 1,5d S1 3d Diambil, S 1 = 2,5 d b = 2,5. 12,7 = 31,75 mm = 30 mm b) 2,5 d S 2 7d Diambil, S 2 = 5 d b = 5. 12,7 = 63,5 mm = 60 mm BAB 3 Perencanaan Atap

97 KONTROL TAHANAN TARIK L = Sambungan dengan Diameter = 3.12,7 = 38,1 mm Kondisi leleh : T n =.A g.f y = 0,9 ( ) = 20,74 ton. Kondisi fraktur : U = 1 = 1- x L 15,1 = 0,604 < 0,9...(OK) 38,1 T n =.A e.f u = 0, = 22,228 ton Jadi, tahanan tarik rencana sebesar 22,228 ton KONTROL BLOCK SHEAR A nr = 2. ( 90 1,5. ( 12,7 + 1)). ( 8 ) = 1111,2 mm 2 A nt = 2. ( 30 0,5. ( 12,7 + 1)). ( 8 ) = 370,4 mm 2 T n = 0,6. f u. A nr + f y. A nt = ( 0, ,2 ) + ( ,4 ) = 24,67 + 8,89 = 33,56 ton 0,6.f u.a nr = 0,6 ( ,2 ) = 24,67 ton f u.a nt = ,4 = 13,71 ton 0,6.f u.a nr > f u.a nt, maka kondisi geser fraktur - tarik leleh menentukan:.r ls =. (0,6.f u. A nr + f y.a gr ) = 0,75. (0, , ) = 35,78 ton > T n... OK BAB 3 Perencanaan Atap

98 78 Tabel Rekapitulasi Perencanaan Profil Jurai Nomer Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,7 BAB 3 Perencanaan Atap

99 Perencanaan Kuda-kuda Trapesium Gambar Kuda-Kuda Trapesium Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Trapesium Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.7. Perhitungan Panjang Batang Pada Kuda-Kuda Trapesium Nomor Panjang Batang Nomor Panjang Batang Batang (m) Batang (m) 1 1, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,333 commit 43to user 1,533 BAB 3 Perencanaan Atap

100 80 Nomor Batang Panjang Batang (m) Nomor Batang Panjang Batang (m) 21 1, , , , , Perhitungan Luasan Kuda-Kuda Trapesium A. Luas Atap Gambar Luasan Atap Kuda-Kuda Trapesium Panjang ab = 1,932 m Panjang bc = cd = 1,538 m Panjang de = 0,769 m Panjang aj = 4,50 m Panjang bi = 3,667 m Panjang ch = 3,00 m Panjang dg = 2,333 m Panjang ef = 2,00 m Luas abfg = ½ ab ( af + bg ) = ½ 1,932 ( 4,50 + 3,667 ) = 7,89 m 2 BAB 3 Perencanaan Atap

101 81 Luas bcgh = ½ bc ( ch + bg ) = ½ 1,538 ( 3,00 + 3,667 ) = 5,13 m 2 Luas cdhi = ½ cd ( ch + di ) = ½ 1,538 ( 3,00 + 2,333 ) = 4,10 m 2 Luas deij = ½ de ( ej + di ) = ½ 0,769 ( 2,00 + 2,333 ) = 1,67 m 2 C. Luas Plafon Gambar Luasan Plafon Kuda-Kuda Trapesium Panjang ab = 1,667 m Panjang bc = cd = 1,333 m Panjang de = 0,667 m Panjang aj = 4,50 m Panjang bi = 3,667 m Panjang ch = 3,00 m Panjang dg = 2,333 m Panjang ef = 2,00 m BAB 3 Perencanaan Atap

102 82 Luas abfg = ½ ab ( af + bg ) = ½ 1,667 ( 4,50 + 3,667 ) = 6,81 m 2 Luas bcgh = ½ bc ( ch + bg ) = ½ 1,333 ( 3,00 + 3,667 ) = 4,44 m 2 Luas cdhi = ½ cd ( ch + di ) = ½ 1,333 ( 3,00 + 2,333 ) = 3,55 m 2 Luas deij = ½ de ( ej + di ) = ½ 0,667 ( 2,00 + 2,333 ) = 1,45 m Perhitungan Pembebanan Kuda-Kuda Trapesium Data-data pembebanan : Berat gording = 11 kg/m Berat penutup atap = 50 kg/m 2 Berat profil = 7,54 kg/m ( ) P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P1 P3 15 P P11 P P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 Gambar Pembebanan Kuda-Kuda Trapesium Akibat Beban Mati BAB 3 Perencanaan Atap

103 83 1. Beban Mati 1) Beban P 1 = P 13 a) Beban gording = Berat profil gording x Panjang Gording = 11 x 4,00 = 44 kg b) Beban atap = Luasan abfg x Berat atap = 7,89 x 50 = 394,466 kg c) Beban plafon = Luasan abfg x berat plafon = 6,81 x 18 = 142,008 kg d) Beban kuda-kuda = ½ x Btg (1 + 13) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,333 +1,583) x 7,54 = 10,993 kg e) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 10,993 = 3,2979 kg f) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda 2) Beban P 2 = P 12 = 10% x 10,993 = 1,0993 kg b) Beban gording = Berat profil gording x Panjang Gording = 11 x 3,333 = 36,663 kg c) Beban atap = Luasan bcgh x berat atap = 5,13 x 50 = 256,346 kg d) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , ,767 +1,538) x 7,54 = 18,740 kg BAB 3 Perencanaan Atap

104 84 e) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 18,740 = 5,622 kg f) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda 3) Beban P 3 = P 11 = 10% x 18,740 = 1,874 kg a. Beban gording = Berat profil gording x Panjang Gording = 11 x 2,667 = 29,337 kg b. Beban atap = Luasan cdhi x berat atap = 4,10 x 50 = 205,054 kg c. Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , , ,023) x 7,54 = 25,002 kg d. Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 25,002 = 7,500 kg e. Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda 4) Beban P 4 = P 10 = 10% x 25,002 = 2,5 kg a. Beban gording = Berat profil gording x Panjang Gording = 11 x 2,00 = 22 kg b. Beban atap = Luasan deij x berat atap = 1,67 x 50 = 83,302 kg BAB 3 Perencanaan Atap

105 85 c. Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , , ,659) x 7,54 = 29,519 kg d. Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 29,519 = 8,855 kg e. Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 29,519 = 2,952 kg f. Beban jurai = 50% x beban jurai = 50% x 2352,86 = 1176,43 kg g. Beban 1 / 4 kuda-kuda = 50% x beban 1 / 4 kuda-kuda 5) Beban P 5 = P 9 = 50% x 1417,19 = 708,59 kg a) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , ,300) x 7,54 = 18,721 kg b) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 18,721 = 5,616 kg c) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda 6) Beban P 7 = 10% x 18,721 = 1,872 kg a) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , ,300) x 7,54 = 18,721 kg BAB 3 Perencanaan Atap

106 86 b) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 18,721 = 5,616 kg c) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 18,721 = 1,872 kg d) Beban 1 / 2 kuda-kuda = 50% x beban 1 / 2 kuda-kuda 7) Beban P 6 = P 8 = 50% x 2834,37 = 1417,18 kg a) Beban kuda-kuda = ½ x Btg( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,333+1,333+2,659+2,300+2,659) x 7,54 = 38,770 kg b) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 38,770 = 11,631 kg c) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda 8) Beban P 14 = P 24 = 10% x 38,770 = 3,877 kg a) Beban kuda-kuda = ½ x Btg(1+2+25) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , ,767) x 7,54 = 12,942 kg b) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 12,942 = 3,882 kg c) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 12,942 = 1,294 kg BAB 3 Perencanaan Atap

107 87 d) Beban plafon = Luasan bcgh x berat plafon 9) Beban P 15 = P 23 = 4,44 x 18 = 79,984 kg a) Beban kuda-kuda = ½ x Btg( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , ,538 +1,533) x 7,54 = 21,628 kg b) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 21,628 = 6,488 kg c) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 21,628 = 2,163 kg d) Beban plafon = Luasan cdhi x berat plafon 10) Beban P 16 = P 22 = 3,55 x 18 = 63,980 kg a) Beban kuda-kuda = ½ x Btg( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , , ,300) x 7,54 = 26,348 kg b) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 26,348 = 7,904 kg c) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 26,348 = 2,635 kg d) Beban plafon = Luasan deij x berat plafon = 1,44 x 18 = 25,992 kg BAB 3 Perencanaan Atap

108 88 e) Beban jurai = 50% x beban jurai = 50% x 2352,86 = 1176,43 kg f) Beban 1 / 4 kuda-kuda = 50% x beban 1 / 4 kuda-kuda 11)Beban P 17 = P 21 = 50% x 1417,19 = 708,59 kg a) Beban kuda-kuda = ½ x Btg( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,333+1,333+2,659+2,300+2,659) x 7,54 = 38,770 kg b) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 38,770 = 11,631 kg c) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda 12)Beban P 19 = 10% x 38,770 = 3,877 kg a) Beban kuda-kuda = ½ x Btg( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,333+1,333+2,659+2,300+2,659) x 7,54 = 38,770 kg b) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 38,770 = 11,631 kg c) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 38,770 = 3,877 kg d) Beban 1 / 2 kuda-kuda = 50% x beban 1 / 2 kuda-kuda = 50% x 2834,37 = 1417,18 kg BAB 3 Perencanaan Atap

109 89 13) Beban P 18 = P 20 a) Beban kuda-kuda = ½ x Btg(5+6+33) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , ,300) x 7,54 = 18,721 kg b) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 18,721 = 5,616 kg c) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 18,721 = 1,872 kg Tabel 3.8. Rekapitulasi Beban Mati Kuda-kuda Trapesium Beban Beban Atap (kg) Beban gordin g (kg) Beban Kuda - kuda (kg) Beban Bracing (kg) Beban Plat Penyambun g (kg) Beban Plafon (kg) Beban Pada Jurai (kg) Beban Pada 1 / 4 Kudakuda (kg) Beban Pada 1 / 2 Kudakuda (kg) Jumlah Beban (kg) Input SAP 2000 (kg) P 1 = P ,466 44,000 10,993 1,099 3, , , P 2 = P ,346 36,663 18,740 1,874 5, , P 3 = P ,054 29,337 25,002 2,500 7, , P 4 = P 10 83,302 22,000 29,519 2,952 8, ,43 708, , P 5 =P ,721 1,872 5, P ,721 1,872 5, ,18 26, , P 6 = P ,770 3,877 11, , P 14 = P ,942 1,294 3,882 79, , P 15 = P ,628 2,163 6,488 63, , P 16 = P ,348 2,635 7,904 25, ,43 708, , P 17 = P ,770 3,877 11, , P ,770 3,877 11, , , P 18 = P ,721 1,872 5, , BAB 3 Perencanaan Atap

110 90 2. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P 1, P 2, P 3, P 4, P 10, P 11, P 12, P 13 = 100 kg 3. Beban Angin Perhitungan beban angin : W1 W3 W2 W W Gambar Pembebanan Kuda-Kuda Akibat Beban Angin W6 W W8 Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m 2 1) Koefisien angin tekan = 0,02α 0,40 = (0,02 x 30) 0,40 = 0,2 a) W 1 = luasan abfg x koef. angin tekan x beban angin = 7,89 x 0,2 x 25 = 39,45 kg b) W 2 = luasan bcgh x koef. angin tekan x beban angin = 5,13 x 0,2 x 25 = 25,63 kg c) W 3 = luasan cdhi x koef. angin tekan x beban angin = 4,10 x 0,2 x 25 = 20,51 kg d) W 4 = luasan deij x koef. angin tekan x beban angin = 1,67 x 0,2 x 25 = 8,33 kg BAB 3 Perencanaan Atap

111 91 2) Koefisien angin hisap = - 0,40 a) W 5 = luasan deij x koef. angin hisap x beban angin = 1,67 x -0,4 x 25 = -16,66 kg b) W 6 = luasan cdhi x koef. angin hisap x beban angin = 4,10 x -0,4 x 25 = -41,01 kg c) W 7 = luasan bcgh x koef. angin hisap x beban angin = 5,13 x -0,4 x 25 = -51,27 kg d) W 8 = luasan acfg x koef. angin hisap x beban angin = 7,89 x -0,4 x 25 = -78,89 kg Tabel 3.9. Perhitungan beban angin Beban Angin Beban (kg) Wx W.Cos (kg) Input SAP (kg) Wy W.Sin (kg) Input SAP (kg) W W W W W W W W Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda trapesium sebagai berikut : BAB 3 Perencanaan Atap

112 92 Tabel Rekapitulasi gaya batang kuda-kuda trapesium Batang Tarik (+) ( kg ) Kombinasi , , , , , , , , , , , ,98 - Tekan (-) ( kg ) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,43 BAB 3 Perencanaan Atap

113 , , , , , , , , , , , , , Perencanaan Profil Kuda-kuda Trapesium a. Perhitungan profil batang tarik P maks. = 15439,94 kg F y F u = 2400 kg/cm 2 (240 MPa) = 3700 kg/cm 2 (370 MPa) Ag perlu = P mak = Fy 15439,94 = 6,43 cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel baja didapat data-data = Ag = 4,80 cm 2 x An U = 1,51 cm = 2.Ag-(d.t) = 960 (14.5) = 890 mm 2 = 0,9 (batas maksimum) BAB 3 Perencanaan Atap

114 94 Ae = U.An = 0, = 801 mm 2 Check kekuatan nominal φpn = 0,75. Ae. Fu = 0, = ,5 N = 22227,75 kg > 15439,94 kg OK b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 16266,68 kg lk = 1,538 m = 153,8 cm Ag perlu = P mak 16266,68 = = 6,78 cm 2 Fy 2400 Dicoba, menggunakan baja profil Periksa kelangsingan penampang : Periksa kelangsingan penampang : b < = < t Fy K.L λ = = r = 6 < 12, ,8 1,78 = 86,41 λ c = λ π Fy E = 86,41 3, BAB 3 Perencanaan Atap

115 95 1,43 = 0,95 c < 1,2 = 1,6 0,67λ c 1,43 = 1,6 0,67λ c = 1,48 = 1,43 1,6 0,67(0,95) Fy 2400 Fcr = = = 1621,62 ω 1,48 Pn = 2. Ag. Fcr = 2.11,1.1621,62 = 35999,964 P φpn = 16266,68 0, ,964 = 0,53 < 1 OK Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur Diameter baut ( ) = 12,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang = 13,7 mm Tebal pelat sambung (δ) = 0,625. d = 0, ,7 = 7,94 mm Menggunakan tebal plat 8 mm Tahanan geser baut P n = n.(0,5.f ub ).An = 2.(0,5.825) commit.¼. π to. 12,7 user 2 = 10445,54 kg/baut BAB 3 Perencanaan Atap

116 96 Tahanan tarik penyambung P n = 0,75.f ub.an Tahanan Tumpu baut : = 7834,2 kg/baut P n = 0,75 (2,4.fu.d b. t) = 0,75 (2, ,7.8) = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks ,68 n = = = 2,40 ~ 3 buah baut P 6766,56 tumpu Digunakan : 3 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 1,5d S1 3d Diambil, S 1 = 2,5 d b = 2,5. 12,7 = 31,75 mm = 30 mm b) 2,5 d S 2 7d Diambil, S 2 = 5 d b = 5. 12,7 = 63,5 mm = 60 mm BAB 3 Perencanaan Atap

117 97 b. Batang tarik Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut ( ) = 12,7 mm ( ½ inches ) Diameter lubang = 13,7 mm. Tebal pelat sambung (δ) = 0,625. d b = 0,625 x 12,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm Tahanan geser baut P n Tahanan tarik penyambung P n = n.(0,5.f ub ).An = 2.(0,5.825).¼. π. 12,7 2 = 10445,54 kg/baut = 0,75.f ub.an = 7834,2 kg/baut Tahanan Tumpu baut : P n = 0,75 (2,4.fu. d b t) = 0,75 (2, ,7.8) = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks ,94 n = = = 2,28 ~ 3 buah baut P 6766,56 tumpu Digunakan : 3 buah baut BAB 3 Perencanaan Atap

118 98 Perhitungan jarak antar baut : a) 1,5d S1 3d Diambil, S 1 = 2,5 d b = 2,5. 12,7 = 31,75 mm = 30 mm b) 2,5 d S 2 7d Diambil, S 2 = 5 d b = 5. 12,7 = 63,5 mm = 60 mm KONTROL TAHANAN TARIK L = Sambungan dengan Diameter = 3.12,7 = 38,1 mm Kondisi leleh : T n =.A g.f y = 0,9 ( ) = 20,74 ton. Kondisi fraktur : U = 1 = 1- x L 15,1 = 0,604 < 0,9...(OK) 38,1 T n =.A e.f u = 0, = 22,228 ton Jadi, tahanan tarik rencana sebesar 22,228 ton BAB 3 Perencanaan Atap

119 KONTROL BLOCK SHEAR A nr = 2. ( 90 1,5. ( 12,7 + 1)). ( 8 ) = 1111,2 mm 2 A nt = 2. ( 30 0,5. ( 12,7 + 1)). ( 8 ) = 370,4 mm 2 T n = 0,6. f u. A nr + f y. A nt = ( 0, ,2 ) + ( ,4 ) = 24,67 + 8,89 = 33,56 ton 0,6.f u.a nr = 0,6 ( ,2 ) = 24,67 ton f u.a nt = ,4 = 13,71 ton 0,6.f u.a nr > f u.a nt, maka kondisi geser fraktur - tarik leleh menentukan:.r ls =. (0,6.f u. A nr + f y.a gr ) = 0,75. (0, , ) = 35,78 ton > T n... OK Tabel Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-Kuda Trapesium Nomer Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , ,7 BAB 3 Perencanaan Atap

120 , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,7 BAB 3 Perencanaan Atap

121 , , , , , , Perencanaan Kuda-kuda Utama (KU) Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Gambar Panjang Batang Kuda-Kuda Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel Perhitungan Panjang Batang Pada Kuda-Kuda Utama (KU) Nomor Batang Panjang Batang Nomor (m) Batang 1 1, , , , , , , , , , ,333 commit 29 to user 2,300 Panjang Batang (m) BAB 3 Perencanaan Atap

122 , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Perhitungan Luasan Setengah Kuda-Kuda Utama (KU) A. Luas Atap Gambar Luasan Atap Kuda-Kuda Utama (KU) BAB 3 Perencanaan Atap

123 103 Panjang ab = 1,923 m Panjang bc = cd = ef = fg = 1,538 m Panjang gh = 0,769 m Panjang hi = 2,00 m Panjang gj = 2,333 m Panjang fk = 3,00 m Panjang el = 3,667 m Panjang dm = en = bo = ap = 4,0 m Luas abop = ab x ap = 1,923 x 4,00 = 7,69 m 2 Luas bcno=cdmn = bc x bo = 1,538 x 4,00 = 6,15 m 2 Luas delm = (½ de x dm) + (½ (½ de) ( dm + el )) = (½ 1,538 x 4,00) + (½ (½ 1,538) ( 4,00 + 3,667)) = 6,02 m 2 Luas efkl = ½ ef ( fk + el ) = ½ 1,538 ( 3,00 + 3,667 ) = 5,13 m 2 Luas fgjk = ½ fg ( fk + gj ) = ½ 1,538 ( 3,00 +2,333 ) = 4,10 m 2 Luas ghij = ½ gh ( hi + gj ) = ½ 0,769 ( 2,00 + 2,333 ) = 1,67 m 2 BAB 3 Perencanaan Atap

124 104 B. Luas Plafon Gambar Luasan Plafon Panjang ab = 1,667 m Panjang bc = cd = ef = fg = 1,333 m Panjang gh = 0,667 m Panjang hi = 2,00 m Panjang gj = 2,333 m Panjang fk = 3,00 m Panjang el = 3,667 m Panjang dm = en = bo = ap = 4,0 m Luas abop = ab x ap = 1,667 x 4,00 = 6,67 m 2 Luas bcno=cdmn = bc x bo = 1,333 x 4,00 = 5,33 m 2 BAB 3 Perencanaan Atap

125 105 Luas delm = (½ de x dm) + (½ (½ de) ( dm + el )) = (½ 1,333 x 4,00) + (½ (½ 1,333) ( 4,00 + 3,667)) = 5,22 m 2 Luas efkl = ½ ef ( fk + el ) = ½ 1,333 ( 3,00 + 3,667 ) = 4,44 m 2 Luas fgjk = ½ fg ( fk + gj ) = ½ 1,333 ( 3,00 +2,333 ) = 3,55 m 2 Luas ghij = ½ gh ( hi + gj ) = ½ 0,769 ( 2,00 + 2,333 ) = 1,44 m Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama (KU) Data-data pembebanan : Jarak antar kuda-kuda utama = 4,00 m Berat gording = 11 kg/m Berat penutup atap = 50 kg/m 2 Berat profil = 7,54 kg/m ( ) P7 P1 P6 P P5 P P4 P P3 35 P P2 33 P P P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 Gambar Pembebanan Kuda- commit Kuda to user Utama (KU) Akibat Beban Mati BAB 3 Perencanaan Atap

126 Perhitungan Beban a. Beban Mati 1) Beban P 1 = P 13 a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording = 11 x 4,00 = 44 kg b) Beban atap = Luasan abop x Berat atap = 7,69 x 50 = 384,600 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg (1+13) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,333+1,538) x 7,54 = 10,823 kg d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 10,823 = 3,246 kg e) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 10,823 = 1,082 kg f) Beban plafon = Luasan abno x berat plafon 2) Beban P 2 = P 12 = 6,67 x 18 = 119,988 kg a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording = 11 x 4,00 = 44 kg b) Beban atap = Luasan bcmn x berat atap = 6,15 x 50 = 307,600 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , ,767+ 1,538) x 7,54 = 20,286 commit kgto user BAB 3 Perencanaan Atap

127 107 d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 20,286 = 6,085 kg e) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda 3) Beban P 3 = P 11 = 10% x 20,286 = 2,028 kg a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording = 11 x 4,00 = 44 kg b) Beban atap = Luasan cdmn x berat atap = 6,15 x 50 = 307,600 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , ,533+ 2,023) x 7,54 = 25,002 kg d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 25,002 = 7,500 kg e) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda 4) Beban P 4 = P 10 = 10% x 25,002 = 2,500 kg a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording = 11 x 4,00 = 44 kg b) Beban atap = Luasan delm x berat atap = 6,02 x 50 = 301,198 kg BAB 3 Perencanaan Atap

128 108 c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , ,30 + 2,659) x 7,54 = 30,291 kg d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 30,291 = 9,087 kg e) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda 5) Beban P 5 = P 9 = 10% x 30,291 = 3,029 kg a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording = 11 x 3,333 = 36,663 kg b) Beban atap = Luasan efkl x berat atap = 5,13 x 50 = 256,346 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , , ,344) x 7,54 = 35,765 kg d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 35,765 = 10,729 kg e) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda 6) Beban P 6 = P 8 = 10% x 35,765 = 3,576 kg a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording = 11 x 2,667 = 29,337 kg BAB 3 Perencanaan Atap

129 109 b) Beban atap = Luasan fgjk x berat atap = 4,10 x 50 = 205,054 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , , ,059) x 7,54 = 41,349 kg d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 41,349 = 12,404 kg e) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda 7) Beban P 7 = 10% x 41,349 = 4,134 kg a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording = 11 x 2,00 = 22 kg b) Beban atap = (2 x Luasan ghij) x berat atap = (2 x 1,67) x 50 = 166,604 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , ,60) x 7,54 = 28,938 kg d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 28,938 = 8,681 kg e) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 28,938 = 2,893 kg f) Beban 1 / 2 kuda-kuda = 25% x beban 1 / 2 kuda-kuda = 25% x 2834,37 = 708,592 kg BAB 3 Perencanaan Atap

130 110 g) Beban jurai = 2 (25% x beban jurai) 8) Beban P 14 = P 24 = 2 (25% x 2352,86) = 1176,43 kg a) Beban plafon = Luasan bcno x berat plafon = 5,33 x 18 = 95,976 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x Btg (1+2+25) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,333+1,333+0,767) x 7,54 = 12,942 kg c) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 12,942 = 3,882 kg d) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda 9) Beban P 15 = P 23 = 10% x 12,942 = 1,294 kg a) Beban plafon = Luasan cdmn x berat plafon = 5,33 x 18 = 95,976 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , , ,533) x 7,54 = 21,628 kg c) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 21,628 = 6,488 kg d) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 21,628 = 2,162 kg BAB 3 Perencanaan Atap

131 111 10) Beban P 16 = P 22 a) Beban plafon = Luasan delm x berat plafon = 5,22 x 18 = 93,978 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , , ,30) x7,54 = 26,348 kg c) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 26,348 = 7,904 kg d) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 26,348 = 2,634 kg 11) Beban P 17 = P 21 a) Beban plafon = Luasan efkl x berat plafon = 4,44 x 18 = 79,984 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , , ,067) x 7,54 = 31,637 kg c) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 31,637 = 9,491 kg d) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 31,637 = 3,163 kg 12) Beban P 18 = P 20 a) Beban plafon = Luasan fgjk x berat plafon = 3,55 x 18 = 63,980 kg BAB 3 Perencanaan Atap

132 112 b) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , , ,833) x 7,54 = 37,108 kg c) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 37,108 = 11,132 kg d) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda 13) Beban P 19 = 10% x 37,108 = 3,710 kg a) Beban plafon = ( 2 x Luasan ghij) x berat plafon = (2 x 1,44) x 18 = 51,983 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,333+1,333+4,059+4,60+4,059) x 7,54 = 57,997 kg c) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 57,997 = 17,399 kg d) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 57,997 = 5,799 kg e) Beban 1 / 2 kuda-kuda = 25% x beban 1 / 2 kuda-kuda = 25% x 2834,37 = 708,592 kg f) Beban jurai = 2 (25% x beban jurai) = 2 (25% x 2352,86) = 1176,43 kg BAB 3 Perencanaan Atap

133 113 Tabel Rekapitulasi Beban Mati Beban Beban Atap (kg) Beban gording (kg) Beban Kuda - kuda (kg) Beban Bracin g (kg) Beban Plat Penyam bung (kg) Beban Plafon (kg) Beban Pada Jurai (kg) Beban pada ½ Kudakuda (kg) Jumlah Beban (kg) Input SAP (kg) P 1 = P ,600 44,000 10,823 1,082 3, , , P 2 = P ,600 44,000 20,179 2,028 6, , P 3 = P ,600 44,000 25,002 2,500 7, , P 4 = P ,198 44,000 30,291 3,029 9, , P 5 = P 9 256,346 36,663 35,765 3,576 10, , P 6 = P 8 205,054 29,337 41,130 4,134 12, , P 7 166,604 22,000 28,938 2,893 8, ,43 708, , P 14 = P ,942 1,294 3,882 95, , P 15 = P ,628 2,162 6,488 95, , P 16 = P ,348 2,634 7,904 93, , P 17 = P ,637 3,163 9,491 79, , P 18 = P ,108 3,710 11,132 63, , P ,997 5,799 17,399 51, ,43 708, , W1 b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P 1,P 2, P 3, P 4, P 5, P 7, P 8, P 9, P 10, P 11 P 12, P 13 =100 kg c. Beban Angin Perhitungan beban angin : W2 W3 W4 W5 W6 W7 W8 19 W9 20 W10 W11 W12 W13 W14 Gambar Pembebanan Kuda-Kuda Utama (KU) Akibat Beban Angin BAB 3 Perencanaan Atap

134 114 Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m 2 1) Koefisien angin tekan = 0,02α 0,40 = (0,02 x 30) 0,40 = 0,2 a) W 1 = luasan abop x koef. angin tekan x beban angin = 7,69 x 0,2 x 25 = 38,46 kg b) W 2 = luasan bcno x koef. angin tekan x beban angin = 6,15 x 0,2 x 25 = 30,76 kg c) W 3 = luasan cdmn x koef. angin tekan x beban angin = 6,15 x 0,2 x 25 = 30,76 kg d) W 4 = luasan delm x koef. angin tekan x beban angin = 6,02 x 0,2 x 25 = 30,12 kg e) W 5 = luasan efkl x koef. angin tekan x beban angin = 5,13 x 0,2 x 25 = 25,63 kg f) W 6 = luasan fgjk x koef. angin tekan x beban angin = 4,10 x 0,2 x 25 = 20,51 kg g) W 7 = luasan ghij x koef. angin tekan x beban angin = 1,67 x 0,2 x 25 = 8,33 kg 2) Koefisien angin hisap = - 0,40 a) W 8 = luasan ghij x koef. angin hisap x beban angin = 1,67 x -0,4 x 25 = -16,66 kg BAB 3 Perencanaan Atap

135 115 b) W 9 = luasan fgjk x koef. angin hisap x beban angin = 4,10 x -0,4 x 25 = -41,01 kg c) W 10 = luasan efkl x koef. angin hisap x beban angin = 5,13 x -0,4 x 25 = -51,27 kg d) W 11 = luasan delm x koef. angin hisap x beban angin = 6,02 x -0,4 x 25 = -60,24 kg e) W 12 = luasan cdmn x koef. angin hisap x beban angin = 6,15 x -0,4 x 25 = -61,52 kg f) W 13 = luasan bcno x koef. angin hisap x beban angin = 6,15 x -0,4 x 25 = -61,52 kg g) W 14 = luasan abop x koef. angin hisap x beban angin = 7,69 x -0,4 x 25 = -76,92 kg Tabel Perhitungan Beban Angin Beban Angin Beban (kg) Wx W.Cos (kg) Input SAP (kg) Wy W.Sin (kg) Input SAP (kg) W 1 38,46 33, ,23 20 W 2 30,76 26, ,38 16 W 3 30,76 26, ,38 16 W 4 30,12 26, ,06 16 W 5 25,63 22,20commit to 23user 12,82 13 BAB 3 Perencanaan Atap

136 116 W 6 20,51 17, ,25 11 W 7 8,33 7,21 8 4,17 5 W 8-16,66-14, ,33-9 W 9-41,01-35, ,51-21 W 10-51,27-44, ,63-26 W 11-60,24-52, ,12-31 W 12-61,52-53, ,76-31 W 13-61,52-53, ,76-31 W 14-76,92-66, ,46-39 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda utama (KU) sebagai berikut : Tabel Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-Kuda Utama (KU) Batang Tarik (+) kg Kombinasi Tekan(-) Kg , , , , , , , , , , , , , , ,97 BAB 3 Perencanaan Atap

137 , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,27 - BAB 3 Perencanaan Atap

138 Perencanaan Profil Kuda- kuda Utama (KU) a. Perhitungan profil batang tarik P maks. = 11110,84 kg F y F u = 2400 kg/cm 2 (240 MPa) = 3700 kg/cm 2 (370 MPa) Ag perlu = P mak = Fy 11110,84 = 4,629 cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel baja didapat data-data = Ag = 6,91 cm 2 x An = 1,82 cm = 2.Ag-(d.t) = 1382 (17.6) = 1280 mm 2 U Ae = 0,9 (batas maksimum) = U.An = 0, = 1152 mm 2 Check kekuatan nominal φpn = 0,75. Ae. Fu = 0, = N = kg > 11110,84 kg OK BAB 3 Perencanaan Atap

139 119 b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 12412,83 kg lk = 1,538 m = 153,8 cm Ag perlu = P mak 12412,83 = = 5,172 cm 2 Fy 2400 Dicoba, menggunakan baja profil Periksa kelangsingan penampang : b < = < t Fy K.L λ = = ix = 10 < 12, ,8 1,82 = 84,51 λ c = λ π Fy E = 84,51 3, ,43 = 0,93 c < 1,2 = 1,6 0,67λ c 1,43 = 1,6 0,67λ c = 1,46 = 1,43 1,6 0,67(0,93) Fy 2400 Fcr = = = 1643,84 ω 1,46 BAB 3 Perencanaan Atap

140 120 Pn = 2. Ag. Fcr = 2.6, ,84 = 22717,87 P φpn = 12412,83 0, ,87 = 0,642 < 1 OK Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut ( ) = 12,7 mm ( ½ inches ) Diameter lubang = 13,7 mm. Tebal pelat sambung (δ) = 0,625. d b = 0,625 x 12,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm Tahanan geser baut P n Tahanan tarik penyambung P n = n.(0,5.f ub ).An = 2.(0,5.825).¼. π. 12,7 2 = 10445,54 kg/baut = 0,75.f ub.an = 7834,2 kg/baut Tahanan Tumpu baut : P n = 0,75 (2,4.fu.d b. t) = 0,75 (2, ,7.8) = 6766,56 kg/baut BAB 3 Perencanaan Atap

141 121 P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks ,83 n = = = 1,834 ~ 2 buah baut P 6766,56 tumpu Digunakan : 2 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 1,5d S1 3d Diambil, S 1 = 2,5 d b = 2,5. 12,7 = 31,75 mm = 30 mm b) 2,5 d S 2 7d Diambil, S 2 = 5 d b = 5. 12,7 b. Batang tarik = 63,5 mm = 60 mm Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut ( ) = 12,7 mm ( ½ inches ) Diameter lubang = 13,7 mm. Tebal pelat sambung (δ) = 0,625. d b Menggunakan tebal plat 8 mm = 0,625 x 12,7 = 7,94 mm. Tahanan geser baut P n = n.(0,5.f ub ).An BAB 3 Perencanaan Atap

142 122 = 2.(0,5.825).¼. π. 12,7 2 = 10445,54 kg/baut Tahanan tarik penyambung P n = 0,75.f ub.an = 7834,2 kg/baut Tahanan Tumpu baut : P n = 0,75 (2,4.fu. d b t) = 0,75 (2, ,7.8) = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks ,84 n = = = 1,642 ~ 2 buah baut P 6766,56 tumpu Digunakan : 2 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 1,5d S1 3d Diambil, S 1 = 2,5 d b = 2,5. 12,7 = 31,75 mm = 30 mm b) 2,5 d S 2 7d Diambil, S 2 = 5 d b = 5. 12,7 = 63,5 mm = 60 mm BAB 3 Perencanaan Atap

143 123 Tabel Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-Kuda Utama (KU) Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , commit 6 to user 2 12,7 BAB 3 Perencanaan Atap

144 , , , , , , , , , , , Perencanaan Kuda-kuda Utama (KU) Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Gambar Panjang Batang Kuda-Kuda Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel Perhitungan Panjang Batang Pada Kuda-Kuda Utama (KU) Nomor Batang 1600 Panjang Batang Nomor (m) Batang 1 1, , , , , , , , ,333 commit 28to user 2,023 Panjang Batang (m) BAB 3 Perencanaan Atap

145 , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Perhitungan Luasan Setengah Kuda-Kuda Utama (KU) A. Luas Atap Gambar Luasan Atap Kuda-Kuda Utama (KU) Panjang ab = 1,923 m Panjang bc = cd = de = ef = fg = 1,538 m Panjang gh = 0,769 m Panjang ap = bo = cn = dm = el = fk = gj =hi = 4,00 m BAB 3 Perencanaan Atap

146 126 Luas abop = ab x ap = 1,923 x 4,00 = 7,69 m 2 Luas bcno = cdmn = delm = efkl = fgjk Luas ghij = bc x bo = 1,538 x 4,00 = 6,15 m 2 = gh x hi = 0,769 x 4,00 = 3,08 m 2 B. Luas Plafon Gambar Luasan Plafon Panjang ab = 1,667 m Panjang bc = cd = de = ef = fg = 1,333 m Panjang gh = 0,667 m Panjang ap = bo = cn = dm = el = fk = gj =hi = 4,00 m Luas abop = ab x ap = 1,923 x 4,00 = 6,67 m 2 BAB 3 Perencanaan Atap

147 127 Luas bcno = cdmn = delm =e fkl = fgjk Luas ghij = bc x bo = 1,538 x 4,00 = 5,33 m 2 = gh x hi = 0,769 x 4,00 = 2,67 m Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama (KU) Data-data pembebanan : Jarak antar kuda-kuda utama = 4,00 m Berat gording = 11 kg/m Berat penutup atap = 50 kg/m 2 Berat profil = 7,54 kg/m ( ) P7 P1 P6 P P5 P P4 P P3 35 P P2 33 P P P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 Gambar Pembebanan Kuda- Kuda Utama (KU) Akibat Beban Mati BAB 3 Perencanaan Atap

148 Perhitungan Beban a. Beban Mati 1) Beban P 1 = P 13 a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording = 11 x 4,00 = 44 kg b) Beban atap = Luasan abop x Berat atap = 7,69 x 50 = 384,600 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg (1+13) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,333+1,538) x 7,54 = 10,823 kg d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 10,823 = 3,246 kg e) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 10,823 = 1,082 kg f) Beban plafon = Luasan abno x berat plafon 2) Beban P 2 = P 12 = 6,67 x 18 = 119,988 kg a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording = 11 x 4,00 = 44 kg b) Beban atap = Luasan bcmn x berat atap = 6,15 x 50 = 307,600 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , ,767+ 1,538) x 7,54 = 20,179 commit kgto user BAB 3 Perencanaan Atap

149 129 d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 20,179 = 6,053 kg e) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda 3) Beban P 3 = P 11 = 10% x 20,179 = 2,017 kg a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording = 11 x 4,00 = 44 kg b) Beban atap = Luasan cdmn x berat atap = 6,15 x 50 = 307,600 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , ,533+ 2,023) x7,54 = 25,002 kg d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 25,002 = 7,500 kg e) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda 4) Beban P 4 = P 10 = 10% x 25,002 = 2,5 kg a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording = 11 x 4,00 = 44 kg b) Beban atap = Luasan delm x berat atap = 6,15 x 50 = 307,600 kg BAB 3 Perencanaan Atap

150 130 c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , ,30 + 2,659) x 7,54 = 30,291 kg d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 30,291 = 9,087 kg e) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda 5) Beban P 5 = P 9 = 10% x 30,291 = 3,029 kg a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording = 11 x 4,00 = 44 kg b) Beban atap = Luasan efkl x berat atap = 6,15 x 50 = 307,600 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , , ,344) x 7,54 = 35,765 kg d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 35,765 = 10,729 kg e) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda 6) Beban P 6 = P 8 = 10% x 35,765 = 3,576 kg a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording = 11 x 4,00 = 44 kg BAB 3 Perencanaan Atap

151 131 b) Beban atap = Luasan fgjk x berat atap = 6,15 x 50 = 307,600 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , , ,059) x 7,k54 = 41,130 kg d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 41,130 = 12,339 kg e) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda 7) Beban P 7 = 10% x 41,130 = 4,113 kg a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording = 11 x 4,00 = 44 kg b) Beban atap = (2 x Luasan ghij) x berat atap = (2 x 3,08) x 50 = 307,600 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , ,60) x 7,54 = 28,938 kg d) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 28,938 = 8,681 kg e) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 95,950 = 9,595 kg BAB 3 Perencanaan Atap

152 132 8) Beban P 14 = P 24 a) Beban plafon = Luasan bcno x berat plafon = 5,33 x 18 = 95,976 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x Btg (1+2+25) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,333+1,333+0,767) x 7,54 = 12,942 kg c) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 12,942 = 3,882 kg d) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 12,942 = 1,294 kg 9) Beban P 15 = P 23 a) Beban plafon = Luasan cdmn x berat plafon = 5,33 x 18 = 95,976 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , , ,533) x 7,54 = 21,628 kg c) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 21,628 = 6,488 kg d) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 21,628 = 2,162 kg 10) Beban P 16 = P 22 a) Beban plafon = Luasan delm x berat plafon = 5,33 x 18 = 95,976 kg BAB 3 Perencanaan Atap

153 133 b) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , , ,30) x 7,54 = 26,348 kg c) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 26,348 = 7,904 kg d) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda 11) Beban P 17 = P 21 = 10% x 26,348 = 2,634 kg a) Beban plafon = Luasan efkl x berat plafon = 5,33 x 18 = 95,976 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , , ,067) x 7,54 = 31,637 kg c) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 31,637 = 9,491 kg d) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda 12) Beban P 18 = P 20 = 10% x 31,637 = 3,163 kg a) Beban plafon = Luasan fgjk x berat plafon = 5,33 x 18 = 95,976 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, , , ,833) x 7,54 = 37,108 kg c) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 37,108 = 3,163 commit kg to user BAB 3 Perencanaan Atap

154 134 d) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda 13) Beban P 19 = 10% x 37,108 = 3,710 kg a) Beban plafon = ( 2 x Luasan ghij) x berat plafon = (2 x 2,67) x 18 = 95,976 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,333+1,333+4,059+4,60+4,059) x 7,54 = 57,997 kg c) Beban plat sambung = 30% x beban kuda-kuda = 30% x 57,997 = 17,307 kg d) Beban bracing = 10% x beban kuda-kuda = 10% x 57,997 = 5,799 kg Tabel Rekapitulasi Beban Mati Beban Beban Atap (kg) Beban gording (kg) Beban Kuda - kuda (kg) Beban Bracing (kg) Beban Plat Penyambung (kg) Beban Plafon (kg) Jumlah Beban (kg) Input SAP (kg) P 1 = P ,600 44,000 10,823 1,082 3, , , P 2 = P ,600 44,000 20,179 2,017 6, , P 3 = P ,600 44,000 25,002 2,5 7, , P 4 = P ,600 44,000 30,291 3,029 9, , P 5 = P 9 307,600 44,000 35,765 3,576 10, , P 6 = P 8 307,600 44,000 41,130 4,113 12, , P 7 307,600 44,000 28,938 9,595 8, , P 14 = P ,942 1,294 3,882 95, , P 15 = P ,628 2,162 6,488 95, , BAB 3 Perencanaan Atap

155 135 P 16 = P ,348 2,634 7,904 95, , P 17 = P ,637 3,163 9,491 95, , P 18 = P ,108 3,710 3,163 95, , P ,997 5,799 17,307 95, , b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P 1,P 2, P 3, P 4, P 5, P 7, P 8, P 9, P 10, P 11 P 12, P 13 =100 kg W1 c. Beban Angin Perhitungan beban angin : W2 W3 W4 W5 W6 W7 Gambar Pembebanan Kuda-Kuda Utama (KU) Akibat Beban Angin W8 19 W9 20 W10 W11 W12 W13 W14 Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m 2 1) Koefisien angin tekan = 0,02α 0,40 = (0,02 x 30) 0,40 = 0,2 a) W 1 = luasan abop x koef. angin tekan x beban angin = 7,69 x 0,2 x 25 = 38,46 kg b) W 2 = luasan bcno x koef. angin tekan x beban angin = 6,15 x 0,2 x 25 = 30,76 kg c) W 3 = luasan cdmn x koef. angin tekan x beban angin = 6,15 x 0,2 x 25 = 30,76 kg BAB 3 Perencanaan Atap

156 136 d) W 4 = luasan delm x koef. angin tekan x beban angin = 6,15 x 0,2 x 25 = 30,76 kg e) W 5 = luasan efkl x koef. angin tekan x beban angin = 6,15 x 0,2 x 25 = 30,76 kg f) W 6 = luasan fgjk x koef. angin tekan x beban angin = 6,15 x 0,2 x 25 = 30,76 kg g) W 7 = luasan ghij x koef. angin tekan x beban angin = 3,08 x 0,2 x 25 = 15,38 kg 2) Koefisien angin hisap = - 0,40 a) W 8 = luasan ghij x koef. angin hisap x beban angin = 3,08 x -0,4 x 25 = -30,76 kg b) W 9 = luasan fgjk x koef. angin hisap x beban angin = 6,15 x -0,4 x 25 = -61,52 kg c) W 10 = luasan efkl x koef. angin hisap x beban angin = 6,15 x -0,4 x 25 = -61,52 kg d) W 11 = luasan delm x koef. angin hisap x beban angin = 6,15 x -0,4 x 25 = -61,52 kg e) W 12 = luasan cdmn x koef. angin hisap x beban angin = 6,15 x -0,4 x 25 = -61,52 kg f) W 13 = luasan bcno x koef. angin hisap x beban angin = 6,15 x -0,4 x 25 = -61,52 kg BAB 3 Perencanaan Atap

157 137 g) W 14 = luasan abop x koef. angin hisap x beban angin = 7,69 x -0,4 x 25 = -76,92 kg Tabel Perhitungan Beban Angin Beban Angin Beban (kg) Wx W.Cos (kg) Input SAP (kg) Wy W.Sin (kg) Input SAP (kg) W 1 38,46 33, ,23 20 W 2 30,76 26, ,38 16 W 3 30,76 26, ,38 16 W 4 30,76 26, ,38 16 W 5 30,76 26, ,38 16 W 6 30,76 26, ,38 16 W 7 15,38 13, ,69 8 W 8-30,76-26, ,38-16 W 9-61,52-53, ,76-31 W 10-61,52-53, ,76-31 W 11-61,52-53, ,76-31 W 12-61,52-53, ,76-31 W 13-61,52-53, ,76-31 W 14-76,92-66, ,46-39 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda utama (KU) sebagai berikut : Tabel Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-Kuda Utama (KU) Batang Tarik (+) kg Kombinasi Tekan(-) kg , , , ,59 - BAB 3 Perencanaan Atap

158 , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,70 - BAB 3 Perencanaan Atap

159 , , , , , , , , , , , , , , Perencanaan Profil Kuda- kuda Utama (KU) a. Perhitungan profil batang tarik P maks. = 7912,48 kg F y F u = 2400 kg/cm 2 (240 MPa) = 3700 kg/cm 2 (370 MPa) Ag perlu = P mak = Fy 7912,48 = 3,297 cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel baja didapat data-data = Ag = 6,91 cm 2 BAB 3 Perencanaan Atap

160 140 x An = 1,82 cm = 2.Ag-(d.t) = 1382 (17.6) = 1280 mm 2 U Ae = 0,9 (batas maksimum) = U.An = 0, = 1152 mm 2 Check kekuatan nominal φpn = 0,75. Ae. Fu = 0, = N = kg > 7912,48 kg OK b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 8703,42 kg lk = 1,538 m = 153,8 cm Ag perlu = P mak 8703,42 = = 3,626 cm 2 Fy 2400 Dicoba, menggunakan baja profil Periksa kelangsingan penampang : b < = < t Fy = 10 < 12,9 K.L λ = = ix 1.153,8 1,82 BAB 3 Perencanaan Atap

161 141 = 84,51 λ c = λ π Fy E = 84,51 3, ,43 = 0,93 c < 1,2 = 1,6 0,67λ c 1,43 = 1,6 0,67λ c = 1,46 = 1,43 1,6 0,67(0,93) Fy 2400 Fcr = = = 1643,84 ω 1,46 Pn = 2. Ag. Fcr = 2.6, ,84 = 22717,87 P φpn = 11360,38 0, ,87 = 0,59 < 1 OK Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut ( ) = 12,7 mm ( ½ inches ) Diameter lubang = 13,7 mm. Tebal pelat sambung (δ) = 0,625 commit. d b to user BAB 3 Perencanaan Atap

162 142 Menggunakan tebal plat 8 mm Tahanan geser baut P n = n.(0,5.f ub ).An = 0,625 x 12,7 = 7,94 mm. = 2.(0,5.825).¼. π. 12,7 2 = 10445,54 kg/baut Tahanan tarik penyambung P n = 0,75.f ub.an = 7834,2 kg/baut Tahanan Tumpu baut : P n = 0,75 (2,4.fu.d b. t) = 0,75 (2, ,7.8) = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks. 8703,42 n = = = 1,286 ~ 2 buah baut P 6766,56 tumpu Digunakan : 2 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 1,5d S1 3d Diambil, S 1 = 2,5 d b = 2,5. 12,7 = 31,75 mm = 30 mm BAB 3 Perencanaan Atap

163 143 b) 2,5 d S 2 7d Diambil, S 2 = 5 d b = 5. 12,7 b. Batang tarik = 63,5 mm = 60 mm Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut ( ) = 12,7 mm ( ½ inches ) Diameter lubang = 13,7 mm. Tebal pelat sambung (δ) = 0,625. d b = 0,625 x 12,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm Tahanan geser baut P n Tahanan tarik penyambung P n = n.(0,5.f ub ).An = 2.(0,5.825).¼. π. 12,7 2 = 10445,54 kg/baut = 0,75.f ub.an = 7834,2 kg/baut Tahanan Tumpu baut : P n = 0,75 (2,4.fu. d b t) = 0,75 (2, ,7.8) = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg. BAB 3 Perencanaan Atap

164 144 Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks. 7912,48 n = = = 1,169 ~ 2 buah baut P 6766,56 tumpu Digunakan : 2 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 1,5d S1 3d Diambil, S 1 = 2,5 d b = 2,5. 12,7 = 31,75 mm = 30 mm b) 2,5 d S 2 7d Diambil, S 2 = 5 d b = 5. 12,7 = 63,5 mm = 60 mm Tabel Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-Kuda Utama (KU) Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , commit 6 to user 2 12,7 BAB 3 Perencanaan Atap

165 , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,7 BAB 3 Perencanaan Atap

166 , , , , , , , ,7 BAB 3 Perencanaan Atap

167 BAB 4 PLAT LANTAI DAN TANGGA 4.1. PERENCANAAN PLAT LANTAI D A1 B1 B1 B1 D A2 C2 C1C2 C1 C1 C1 B1 C1 C A2 C2 C1C2 C1 C1 C1 C1 C A1 C1 C1 C1 C1 C A3 B2 A B1 C Gambar 4.1 Denah Plat lantai Perhitungan Pembebanan Plat Lantai a. Beban Hidup ( ql ) Berdasarkan PPIUG 1983 yaitu : Beban hidup fungsi gedung toko dan restaurant = 250 kg/m BAB 4 Plat Lantai dan Tangga

168 148 b. Beban Mati ( qd ) Berat keramik ( 1 cm ) = 0,01 x 2400 x 1 = 24 kg/m 2 Berat Spesi ( 2 cm ) = 0,02 x 2100 x 1 = 42 kg/m 2 Berat Pasir ( 2 cm ) = 0,02 x 1600 x 1 = 32 kg/m 2 Berat plat sendiri = 0,12 x 2400 x 1 = 288 kg/m 2 Berat plafond + instalasi listrik = 25 kg/m 2 qd = 411 kg/m 2 c. Beban Ultimate ( qu ) Untuk tinjauan lebar 1 m plat maka : qu = 1,2 qd + 1,6 ql = 1, , = 973,20 kg/m Perhitungan Momen Contoh perhitungan momen berdasarkan tabel PBBI-1971 : a. Pelat tipe A Pelat tipe A, seperti terlihat pada gambar 4.2. : Ly A1 Lx Gambar 4.2 Plat tipe A1 BAB 4 Plat Lantai dan Tangga

169 149 Ly Lx = 4,0 = 1,0 4,0 Mlx = 0,001. qu. Lx 2. x = ,2. (4,0) 2.28 = 435,99 kg m Mly = 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (4,0) 2.28 = 435,99 kg m Mty = - 0,001. qu. Lx 2. x = ,2. (4,0) 2.68 = ,84 kg m Mty = - 0,001. qu. Lx 2. x = ,2. (4,0) 2.68 = ,84 kg m Perhitungan selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini. Rekapitulasi perhitungan pelat lantai, seperti terlihat pada tabel 4.1. : Tabel 4.1. Rekapitulasi Perhitungan Pelat Lantai TIPE PLAT Ly/Lx Mlx Mly Mtx Mty (m) (kgm) (kgm) (kgm) (kgm) 4,0/4,0 = 1,0 435,99 435, , ,84 4,0/2,0= 2,0 225,78 73,96-459,35-307,53 4,0/4,0 = 1,0 404,85 326,99-934,27-856,41 BAB 4 Plat Lantai dan Tangga

170 150 C1 4,0/4,0 = 1,0 326,99 326,99-809,70-809, Penulangan Pelat Lantai Dari perhitungan momen diambil momen terbesar yaitu: Mlx = 435,99 kgm Mly = 435,99 kgm Mtx = ,84 kgm Mty = ,84 kgm Data data plat : Tebal plat ( h ) = 12 cm = 120 mm Diameter tulangan ( ) = 10 mm fy = 240 MPa f c = 20 MPa b = 1000 mm p (tebal selimut beton) = 20 mm Tebal penutup ( d ) = p + ½ tul = = 25 mm Tinggi Efektif ( d ) = h - d = = 95 mm BAB 4 Plat Lantai dan Tangga

171 151 Tingi efektif h d y d x d ' Gambar 4.3 Perencanaan Tinggi Efektif dx = h p - ½Ø = = 95 mm dy = h p Ø - ½ Ø = ½. 10 = 85 mm 0,85. fc 600 ρb =. β. fy fy 0, =.0, = 0,043 ρ max = 0,75. ρb = 0,75. 0,043 = 0,032 ρ min = 0,0025 a. Penulangan Tumpuan Arah x Mu = 1058,84 kgm = 1, Nmm Mn = Mu 7 1, = = 1, Nmm φ 0,8 Mn Rn = = 2 b.dy 1, ( 85) 7 2 = 1,83 N/mm 2 BAB 4 Plat Lantai dan Tangga

172 152 fy 240 m = = = 14, 12 0,85. f ' c 0,85.20 ρ perlu = 1. 1 m 2m.Rn 1 fy ρ = 1 14,12 = 0,0081 < ρ max ,12.1, ρ > ρ min, di pakai ρ perlu = 0,0081 As perlu = ρ perlu. b. d = 0, = 688,12 mm 2 Digunakan tulangan 10 = ¼. π. (10) 2 = 78,50 mm 2 688,12 Jumlah tulangan = = 8, 77 ~ 9 buah 78,5 Jarak tulangan dalam 1 m' = 1000 = 111, 11 mm ~ 100 mm 9 Dipakai tulangan 10 mm mm As yang timbul = 9. ¼. π. (10) 2 = 706,50 mm 2 > As. ok! b. Penulangan Tumpuan Arah y Mu = 1058,84 kgm = 1, Nmm Mn = Mu 7 1, = = 1, Nmm φ 0,8 Mn Rn = = 2 b.dy 1, ( 85) 7 2 = 1,83 N/mm 2 BAB 4 Plat Lantai dan Tangga

173 153 fy 240 m = = = 14, 12 0,85. f ' c 0,85.20 ρ perlu = 1. 1 m 2m.Rn 1 fy ρ = 1 14,12 = 0,0081 < ρ max ,12.1, ρ > ρ min, di pakai ρ perlu = 0,0081 As perlu = ρ perlu. b. d = 0, = 688,12 mm 2 Digunakan tulangan 10 = ¼. π. (10) 2 = 78,50 mm 2 688,12 Jumlah tulangan = = 8, 77 ~ 9 buah 78,5 Jarak tulangan dalam 1 m' = 1000 = 111, 11 mm ~ 100 mm 9 Dipakai tulangan 10 mm mm As yang timbul = 9. ¼. π. (10) 2 = 706,50 mm 2 > As. ok! c. Penulangan Lapangan Arah x Mu = 435,99 kgm = 0, Nmm Mn = Mu 7 0, = = 0, Nmm φ 0,8 Mn Rn = = 2 b.dx 5, ( 95) 2 6 = 0,604 N/mm 2 BAB 4 Plat Lantai dan Tangga

174 154 fy 240 m = = = 14, 12 0,85. f ' c 0,85.20 ρ perlu = 1. 1 m 2m. Rn 1 fy ρ = < ρ max ,12 = 0, ,12.0, ρ > ρ min, di pakai ρ perlu = 0,0026 As perlu = ρ perlu. b. dx = 0, = 247 mm 2 Digunakan tulangan 10 = ¼. π. (10) 2 = 78,50 mm 2 Jumlah tulangan = 247 = 3, 15 ~ 4 buah 78, Jarak tulangan dalam 1 m' = = 250 mm 4 Jarak maksimum = 2 x h = 2 x 120 = 240 mm Dipakai tulangan 10 mm mm As yang timbul = 4. ¼. π. (10) 2 = 314 mm 2 > As. ok! d. Penulangan Lapangan Arah y Mu = 435,99 kgm = 0, Nmm Mn = Mu 7 0, = = 0, φ commit to 7 Nmm 0,8 user BAB 4 Plat Lantai dan Tangga

175 155 Mn Rn = = 2 b.dx 5, ( 95) fy 240 m = = = 14, 12 0,85. f ' c 0, = 0,604 N/mm 2 ρ perlu = 1. 1 m 2m. Rn 1 fy ρ = < ρ max ,12 = 0, ,12.0, ρ > ρ min, di pakai ρ perlu = 0,0026 As perlu = ρ perlu. b. dx = 0, = 247 mm 2 Digunakan tulangan 10 = ¼. π. (10) 2 = 78,50 mm 2 Jumlah tulangan = 247 = 3, 15 ~ 4 buah 78, Jarak tulangan dalam 1 m' = = 250 mm 4 Jarak maksimum = 2 x h = 2 x 120 = 240 mm Dipakai tulangan 10 mm mm As yang timbul = 4. ¼. π. (10) 2 = 314 mm 2 > As. ok! BAB 4 Plat Lantai dan Tangga

176 Rekapitulasi Tulangan Dari perhitungan diatas diperoleh : Tulangan lapangan arah x mm Tulangan lapangan arah y mm Tulangan tumpuan arah x mm Tulangan tumpuan arah y mm Tabel 4.2. Penulangan Plat Lantai TIPE PLAT Tulangan Lapangan Arah x (mm) Berdasarkan perhitungan Arah y (mm) Tulangan Tumpuan Arah x (mm) Arah y (mm) A A B C BAB 4 Plat Lantai dan Tangga

177 PERENCANAAN TANGGA Uraian Umum Tangga merupakan bagian dari struktur bangunan bertingkat yang sangat penting untuk penunjang antara struktur bangunan dasar dengan struktur bangunan tingkat atasnya. Penempatan tangga pada struktur suatu bangunan sangat berhubungan dengan fungsi bangunan bertingkat yang akan dioperasionalkan. Pada bangunan umum, penempatan haruslah mudah diketahui dan terletak strategis untuk menjangkau ruang satu dengan yang lainya, penempatan tangga harus disesuaikan dengan fungsi bangunan untuk mendukung kelancaran hubungan yang serasi antara pemakai bangunan tersebut Data Perencanaan Tangga Rencana bentuk tangga, seperti terlihat pada gambar 4.4. : Gambar 4.4. Perencanaan Tangga BAB 4 Plat Lantai dan Tangga

178 158 Detail potongan tangga, seperti terlihat pada gambar 4.5. : 16 Gambar 4.5. Detail Potongan Tangga Data data tangga : Tinggi tangga = 350 cm Lebar tangga = 190 cm Lebar datar = 400 cm Tebal plat tangga = 15 cm Tebal plat bordes tangga = 15 cm Dimensi bordes = 100 x 400 cm Menentukan lebar antrede dan tinggi optrade : lebar antrade = 30 cm Jumlah antrede = 300/30 = 10 buah Jumlah optrade = = 11 buah Tinggi optrade = 175 / 11 = 16 cm BAB 4 Plat Lantai dan Tangga

179 159 Menentukan kemiringan tangga α = Arc.tg ( 175/300 ) = 30,26 0 = 30,26 0 < 35 0 (OK) Perhitungan Tebal Plat Equivalen dan Pembebanan A. Perhitungan Tebal Plat Equivalen y 30 C t D B A 16 T eq Ht = 15 cm Gambar 4.6. Tebal equivalen BD BC = AB AC BD = AB BC AC = ( ) 2 ( ) = 14,12 cm t eq = 2/3 x BD = 2/3 x 14,12 = 9,41 cm 30 Jadi total equivalent plat tangga : Y = t eq + ht = 9, = 24,41 cm = 0,24 m BAB 4 Plat Lantai dan Tangga

180 160 B. Perhitungan Beban 1. Pembebanan tangga a) Akibat beban mati (qd) Berat tegel keramik (1 cm) = 0,01 x 1,9 x 2400 = 45,6 kg/m Berat spesi (2 cm) = 0,02 x 1,9 x 2100 = 79,8 kg/m Berat plat tangga = 0,15 x 1,9 x 2400 = 684 kg/m qd = 809,4 kg/m b) Akibat beban hidup (ql) ql= 1,9 x 300 kg/m = 570 kg/m c) Beban ultimate (qu) qu = 1,2. qd ql = 1,2. 809,4 + 1, = 1883,28 kg/m + 2. Pembebanan Bordes a) Akibat beban mati (qd) Berat tegel keramik (1 cm) = 0,01 x 4 x 2400 = 96 kg/m Berat spesi (2 cm) = 0,02 x 4 x 2100 = 168 kg/m Berat plat bordes = 0,15 x 4 x 2400 = 1440 kg/m qd = 1704 kg/m b) Akibat beban hidup (ql) ql = 4 x 300 kg/m = 1200 kg/m c) Beban ultimate (qu) qu = 1,2. qd ql = 1, , = 3964,8 kg/m + BAB 4 Plat Lantai dan Tangga

181 161 Perhitungan analisa struktur tangga menggunakan Program SAP tumpuan di asumsikan sendi, jepit, jepit seperti pada gambar berikut : Gambar 4.7 Rencana Tumpuan Tangga Perhitungan Tulangan Tangga dan Bordes A. Perhitungan Tulangan Tumpuan Dicoba menggunakan tulangan 16 mm h = 150 mm d = p + 1/2 tul = = 48 mm d = h d = = 102 mm BAB 4 Plat Lantai dan Tangga

182 162 Dari perhitungan SAP diperoleh momen terbesar pada batang nomor 1: M u = 2103,43 kgm = 2, Nmm Mn = Mu φ 2, = 0,8 7 = 2, Nmm fy 240 m = = = 14, 12 0,85. fc 0, ,85. fc 600 ρb =. β. fy fy ρ max 0, =.0, = 0,043 = 0,75. ρb = 0,032 ρ min = 0,0025 Mn Rn = = 2 b.d ρ ada = 1 1 m 2, ( 102) 2 2.m.Rn fy = 1,33 N/mm = ,12 = 0, ,12.1, ρ ada < ρ max ρ ada > ρ min di pakai ρ ada = 0,0058 As = ρ ada. b. d = 0,0058 x 1900 x 102 = 1119,72 mm 2 Dipakai tulangan 16 mm = ¼. π x 16 2 = 200,96 mm 2 BAB 4 Plat Lantai dan Tangga

183 ,72 Jumlah tulangan = = 5,57 6 buah 200, Jarak tulangan 1 m = = 166,67 mm mm 6 Dipakai tulangan D 16 mm 150 mm As yang timbul = n. ¼. D 2 Dipakai tulangan 6 D 16 mm B. Perhitungan Tulangan Lapangan = 6 x 0,25 x 3,14 x (16) 2 = 1205,76 mm 2 > As... Aman! Dari perhitungan SAP diperoleh momen terbesar pada batang nomor 1: M u = 1401,10 kgm = 1, Nmm 7 1, Mn = = 1, Nmm 0,8 fy 240 m = = = 14, 12 0,85. fc 0, ,85. fc 600 ρb =. β. fy fy ρ max 0, =.0, = 0,043 = 0,75. ρb = 0,032 ρ min = 0,0025 Mn Rn = = 2 b.d 1, ( 102) 2 = 0,89 N/mm 2 ρ ada = 1 1 m 1 2.m.Rn fy = , ,12.0,89 1 commit = 0, to user BAB 4 Plat Lantai dan Tangga

184 164 ρ ada < ρ max ρ ada > ρ min di pakai ρ ada = 0,0038 As = ρ ada. b. d = 0,0038 x 1900 x 102 = 735,11 mm 2 Dipakai tulangan 16 mm = ¼. π x 16 2 Jumlah tulangan dalam 1 m = = 200,96 mm 2 735,11 = 3,66 4 tulangan 200, Jarak tulangan 1 m = = 250 mm 4 Dipakai tulangan D 16 mm 250 mm As yang timbul = 4. ¼ x π x D 2 Dipakai tulangan 4 D 16 mm = 803,84 mm 2 > As...aman! Perencanaan Balok Bordes 150 qu balok 300 4M Gambar 4.8 Rencana Balok Bordes Data data perencanaan balok bordes: h = 300 mm b = 150 mm φtul = 16 mm φsk = 10 mm BAB 4 Plat Lantai dan Tangga

185 165 d = p + φsk + ½ φtul = = 58 mm d = h d` = = 242 mm A. Pembebanan Balok Bordes 1. Beban mati (qd) Berat sendiri = 0,15 x 0,3 x 2400 = 108 kg/m Berat dinding = 0,15 x 4 x 1700 = 1020 kg/m Berat plat bordes = 0,15 x 2400 = 360 kg/m qd = 1488 kg/m 2. Beban Hidup (ql) = 300 kg/m 3. Beban ultimate (qu) qu = 1,2. qd + 1,6.qL = 1, ,6.300 = 2265,60 Kg/m 4. Beban reaksi bordes qu = = Re aksi bordes lebar bordes 2265,60 1,0 = 2265,60 kg/m 5. qu Total = 2265, ,60 = 4531,20 kg/m BAB 4 Plat Lantai dan Tangga

186 166 B. Perhitungan Tulangan Lentur Dari perhitungan SAP 2000 diperoleh momen terbesar pada batang nomor 2: M u Mn = = 3258,36 kgm = 3, Nmm Mu 7 3, = = 4, Nmm 0,8 fy 400 m = = = 23, 53 0,85. fc 0, ,85. fc 600 ρb =. β. fy fy ρ max 0, =.0, = 0,022 = 0,75. ρb = 0,016 1, 4 ρ min = fy = 0, Mn 4, Rn = = = 4, b. d 150.(242) N/mm ρ ada = 1 1 m 1 2.m.Rn fy = , ,53.4, = 0,014 ρ ada > ρ min ρ ada As < ρ max = ρ ada. b. d = 0,014 x 150 x 242 = 502,64 mm 2 As = ¼. π. (16) 2 = 200,96 m 2 BAB 4 Plat Lantai dan Tangga

187 167 Jumlah tulangan = 502,64 200,96 As yang timbul = n. ¼.. D 2 = 2,5 3 buah = 3. ¼. 3,14. (16) 2 Dipakai tulangan 3 D 16 mm = 602,88 mm 2 > As Aman! C. Perhitungan Tulangan Geser Dari perhitungan SAP diperoleh gaya geser terbesar pada batang nomor 2 : Vu = 4186,59 kg = 41865,9 N Vc = 1/ 6. b.d. f'c. = 1/ = 27056,42 N Vc = 0,75. Vc = 0, ,42 = 20292,32 N 3 Vc = 3. Vc = 60876,95N Vu < Vc tidak perlu tulangan geser S max = 242 = 121 mm 2 Tulangan geser minimum mm BAB 4 Plat Lantai dan Tangga

188 Perhitungan Pondasi Tangga Gambar 4.9. Pondasi Tangga Direncanakan pondasi telapak dengan kedalaman 1,00 m dan panjang 1,5 m dan lebar 1,2 m. Tebal (h) = 200 mm Ukuran alas = 1400 x 1800 mm γ tanah = 1,7 t/m 3 = 1700 kg/m 3 σ tanah = 1,1 kg/cm 2 = kg/m 2 Pu = 12658,72 kg Mu = 2103,43 kg Ø tulangan = 13 mm d = h - p - 1/2 Ø t - Ø s = ,5 8 = 145,5 mm A. Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi Pembebanan pondasi Berat telapak pondasi = 1,4 x 1,8 x 0,2 x 2400 = 1209,6 kg Berat tanah = 2 x (0,55 x 1,8 x 0,80) x 1700 = 2692,8 kg BAB 4 Plat Lantai dan Tangga

189 169 Berat kolom pondasi tangga = (0,30 x 0,30 x 0,80) x 2400 = 172,8 kg Pu = 12658,72 kg + M e = = P 2103, ,72 σ tanah yang terjadi = = 0,166 kg < 1/6.B = 0,166 < 0, ok! Vtot + A 16733,92 tanah yang terjadi = + 1,4.1,8 Mtot 1.b.L ,43 2 1/ 6.1,4.1,8 Vtot. = 9422,76 kg/m 2 = 16733,92 kg σ tanah yang terjadi < σ ijin tanah.ok! B. Perhitungan Tulangan Lentur Mu = ½. σ. t 2 = ½. 9422,76.(0,55) 2 = 1425,19 kg/m Mn = 7 1, = 1, Nmm 0,8 fy 400 m = = = 23, 53 0,85. fc 0, ,85.f'c ρb = β fy ρ max fy 0, =.0, = 0,022 = 0,75. ρb = 0,016 1,4 1,4 ρ min = = = 0, 0035 fy 400 BAB 4 Plat Lantai dan Tangga

190 Untuk Arah Sumbu Pendek Mn Rn = = 2 b.d 1, ( 145,5) 2 = 0,6 ρ perlu = 1 m 1 1 2m. Rn fy 1 =. 23,53 = 0, ,53.0,6 400 ρ perlu < ρ max ρ perlu > ρ min dipakai ρ perlu = 0,00527 As perlu = ρ perlu. b. d = 0, ,5 = 1073,50 mm 2 Digunakan tul D 13 mm = ¼. π. D 2 Jumlah tulangan (n) = Jarak tulangan = = ¼. 3,14. (13) 2 = 132,67 mm 2 As yang timbul = 9. ¼. π. d ,50 = 8,09 9 buah 132, = 155,5 mm 55 mm 9 = 1193,99 mm 2 > As..ok! Dipakai tulangan D 13 mm 155 mm 2. Untuk Arah Sumbu Panjang Mn Rn = = 2 b.d 1, ( 145,5) 2 = 0,467 ρ perlu = 1 m 1 1 2m. Rn fy BAB 4 Plat Lantai dan Tangga

191 171 1 =. 23,53 1 = 0,00118 ρ perlu < ρ max ,53.0, ρ perlu < ρ min dipakai ρ min = 0,0035 As perlu = ρ min. b. d = 0, ,5 = 916,65 mm 2 Digunakan tulangan D 13 mm = ¼. π. d 2 Jumlah tulangan (n) = Jarak tulangan = = ¼. 3,14. (13) 2 = 132,67 mm 2 916,65 = 6,9 7 buah 132,67 As yang timbul = 7.¼. π. d 2 Dipakai tulangan D 13 mm 210 mm 1500 = 214,29 mm 7 = 928,66 mm 2 > As..ok! BAB 4 Plat Lantai dan Tangga

192 BAB 5 BALOK ANAK 5.1. Perencanaan Balok Anak Gambar 5.1. Area Pembebanan Balok Anak Keterangan : Balok Anak : As C (1-8) Balok Anak : As 2 (B-D) Balok Anak : As 4 (A-E) Balok Anak : As 6 (B-E) Perhitungan Lebar Equivalen Untuk mengubah beban trapesium dari pelat menjadi beban merata pada bagian balok, maka beban pelat harus diubah menjadi beban equivalent yang besarnya dapat ditentukan sebagai berikut : 172 BAB 5 Balok Anak

193 173 a. Lebar Equivalen Tipe Trapesium Leg 1 / 2 Lx Leq = 1/6 Lx 3 4. Lx 2.Ly 2 Ly b. Lebar Equivalen Tipe Segitiga Leq ½Lx Leq = 1/3 Lx Ly Lebar Equivalen Balok Anak Tabel 5.1. Perhitungan Lebar Equivalen No. Ukuran Plat Lx Ly Leq Leq (cm) (m) (m) (segitiga) (Trapesium) x 400 2,00 4,00 0,667 0, x 400 4,00 4,00 1,333 - Beban Plat Lantai ( qd ) Berat plat sendiri = 0,12 x 2400x1 = 288 kg/m 2 Berat keramik ( 1 cm ) = 0,01 x 2400x1 = 24 kg/m 2 Berat Spesi ( 2 cm ) = 0,02 x 2100 x1 = 42 kg/m 2 Berat plafond + instalasi listrik = 18 kg/m 2 Berat Pasir ( 2 cm ) = 0,02 x 1600x1 = 32 kg/m 2 qd = 404 kg/m 2 BAB 5 Balok Anak

194 Balok Anak As C (1-8) Pembebanan Balok Anak As C (1-8) Gambar 5.2 Lebar Equivalen Balok Anak as C (1-8) A. Dimensi Balok h = 1/12. L b = 2/3. h = 1/ = 2/3 x 35 = 33,3 cm (dipakai 35 cm) = 23,3 (dipakai 25 cm) B. Pembebanan Setiap Elemen 1. Pembebanan balok elemen 1-2 a) Beban Mati (qd) Berat sendiri = 0,25x (0,35 0,12) x 2400 kg/m 3 = 138 kg/m Berat dinding = 0,15 x (3,50-0,35) x 1700 kg/m 2 = 803,25 kg/m Beban Plat = (0,667 x 2) x 404 kg/m 2 = 538,67 kg/m + qd = 1479,92 kg/m b) Beban hidup (ql) Beban hidup lantai untuk gedung restauran & toko 250 kg/m 2 ql = (0,667 x 2) x 250 kg/m 2 = 333,33 kg/m c)beban berfaktor (qu) qu = 1,2. qd + 1,6. ql = (1,2 x 1479,92) + (1,6 x 333,33) = 2309,23 kg/m BAB 5 Balok Anak

195 Pembebanan balok elemen 2-3 a) Beban Mati (qd) Berat sendiri = 0,25x (0,35 0,12) x 2400 kg/m 3 = 138 kg/m Beban Plat = (0,667 x 2) x 404 kg/m 2 = 538,67 kg/m + qd = 676,67 kg/m b) Beban hidup (ql) Beban hidup lantai untuk gedung restauran & toko 250 kg/m 2 ql = (0,667 x 2) x 250 kg/m 2 = 333,33 kg/m c) Beban berfaktor (qu) qu = 1,2. qd + 1,6. ql = (1,2 x 676,67) + (1,6 x 333,33) = 1345,33 kg/m 3. Pembebanan balok elemen 3-8 a) Beban Mati (qd) Berat sendiri = 0,25x (0,35 0,12) x 2400 kg/m 3 = 138 kg/m Beban Plat = (1,333 x 2) x 404 kg/m 2 = 1077,33 kg/m + qd = 1215,33 kg/m b) Beban hidup (ql) Beban hidup lantai untuk gedung retauran & toko 250 kg/m 2 ql = (1,333 x 2) x 250 kg/m 2 = 666,67 kg/m c) Beban berfaktor (qu) qu = 1,2. qd + 1,6. ql = (1,2 x 1215,33) + (1,6 x 666,67) = 2525,07 kg/m BAB 5 Balok Anak

196 Perhitungan Tulangan Balok Anak As C ( 1-8 ) 1. Tulangan Lentur Balok Anak Data Perencanaan : h = 350 mm Ø t = 16 mm b = 250 mm Ø s = 8 mm p = 40 mm d = h - p - 1/2 Ø t - Ø s fy = 400 Mpa = ½ f c = 20 MPa = 294 mm 0,85. fc. β 600 ρb =. fy fy ρ max 0, , = = 0,022 = 0,75. ρb = 0,75. 0,022 = 0,016 1, 4 ρ min = 400 = 0,0035 a. Daerah Tumpuan Dari Perhitungan SAP diperoleh momen terbesar pada batang nomor 6 atau batang nomor 7: Mu = 4247,11 kgm = 4, Nmm Mn = Mu 4, = 0, 8 7 = 5, Nmm Rn = 2 b.d 5, Mn = ( ) = 2,46 BAB 5 Balok Anak

197 177 m = ρ = 1 m 1 fy 0,85. f 1 1 =. 1 23,53 = 0,0067 ρ > ρ min = c, 2.m.Rn fy = 23,53 0, ,53.2, ρ < ρ max dipakai tulangan tunggal Digunakan ρ perlu = 0,0067 As perlu = ρ perlu. b. d = 0, = 489,84 mm 2 As perlu n = 2 1/4. π.16 = As ada = n. ¼. π. D = = 53 > 25 mm..ok!! 3 1 Jadi dipakai tulangan 3 D 16 mm 489,84 = 2,44 ~ 3 tulangan 200,96 = 3. ¼. 3, = 602,88 mm 2 > As perlu Aman..!! As a = ada. fy = 0,85, f ' c. b Mn ada = As ada. fy (d a/2) 602, = 56,74 0, = 602, (294 56,74/2) = 6, Nmm Mn ada > Mn Aman...!! Kontrol Spasi : S = b - 2p - nφ tulangan - 2φ sengkang n -1 BAB 5 Balok Anak

198 178 b. Daerah Lapangan Dari Perhitungan SAP diperoleh momen terbesar pada batang 7 : Mu = 3141,84 kgm = 3, Nmm Mn = Mu 3, = = 3, Nmm φ 0, 8 7 Mn 3, Rn = = = 1, b. d m = fy 0,85. f = c, 400 = 23,53 0,85.20 ρ ada = 1 1 m 2.m.Rn 1 fy = ,53 = 0, ,53.1, ρ > ρ min ρ < ρ max dipakai tulangan tunggal Digunakan ρ perlu = 0,0048 As perlu n = = ρ perlu. b. d = 0, = 354,01 mm 2 As perlu ,01 = = 1,76 2 tulangan 200,96 As ada = n. ¼. π. D 2 = 2. ¼. 3, = 401,92 mm 2 > As perlu Aman!! BAB 5 Balok Anak

199 179 As a = ada. fy = 0,85, f ' c. b Mn ada 401, , = As ada. fy (d a/2) = 401, (294 37,83/2) = 4, Nmm Mn ada > Mn Aman..!! Kontrol Spasi : S = b - 2p - = 37,83 nφ tulangan - 2φ sengkang n = = 122 > 25 mm..ok!! 2 1 Jadi dipakai tulangan 2 D 16 mm 2. Tulangan Geser Balok anak Dari perhitungan SAP Diperoleh : Vu f c fy d = 6111,91 kg = 61119,1 N = 20 Mpa = 240 Mpa = 294 mm Vc = 1/ 6. f' c.b.d = 1/ Ø Vc = 54783,67 N = 0, ,67 N = 32870,20 N 3 Ø Vc = ,20 = 98610,60 N Syarat tulangan geser : Ø Vc < Vu < 3 Ø Vc Jadi diperlukan tulangan geser Ø Vs Vs perlu = = Vu - Ø Vc : 32870,20 N < 61119,1 N < 98610,60 N = 61119, ,20 = 28248,90 N φvs = 0, ,90 0,6 = 47081,501 N BAB 5 Balok Anak

200 180 Av = 2. ¼ π (8) 2 = 2. ¼. 3, = 100,48 mm 2 Av. fy. d 100, S = = = 150, 59 mm Vsperlu 47081,501 S max = d/2 = 294 = 147 mm ~ 140 mm 2 Av. fy. d 100, Vs ada = = = 50641, 92 N S 140 Vs ada > Vs perlu 50641,92 > 47081,501...aman!! Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø mm 5.3. Balok Anak As 2 (B-D) Pembebanan Balok Anak As 2(B-D) B C D Gambar 5.3. Lebar Equivalen Balok Anak as 2 (B-D) A. Dimensi Balok h = 1/12. L b = 2/3. h = 1/ = 2/3 x 35 = 33,33 cm (dipakai 35 cm) = 23,33 (dipakai 25 cm) BAB 5 Balok Anak

201 181 B. Pembebanan Setiap Elemen 1. Beban Mati (qd) Berat sendiri = 0,25x (0,35 0,12) x 2400 kg/m 3 = 138 kg/m Berat dinding = 0,15x (3,5 0,35) x 1700 kg/m 3 = 803,25 kg/m Beban Plat = (0,917 x 2) x 404 kg/m 2 = 740,67 kg/m + qd = 1681,92 kg/m 2. Beban hidup (ql) Beban hidup lantai untuk gedung retaurant & toko 250 kg/m 2 ql = (0,917 x 2) x 250 kg/m 2 = 458,33 kg/m 3. Beban berfaktor (qu) qu = 1,2. qd + 1,6. ql = (1,2 x 1681,92) + (1,6 x 458,33) = 2751,63 kg/m Perhitungan Tulangan Balok Anak As 2 (B-D) 1. Tulangan Lentur Balok Anak Data Perencanaan : h = 350 mm Ø t = 16 mm b = 250 mm Ø s = 8 mm p = 40 mm d = h - p - 1/2 Ø t - Ø s fy = 400 Mpa = ½ f c = 20 MPa = 294 mm 0,85. fc. β 600 ρb =. fy fy 0, , = = 0,022 BAB 5 Balok Anak

202 182 ρ max = 0,75. ρb = 0,75. 0,022 = 0,016 1, 4 ρ min = 400 = 0,0035 a. Daerah Tumpuan Dari Perhitungan SAP diperoleh momen terbesar pada batang nomor 1 dan batang nomor 2 : Mu = 5473,09 kgm = 5, Nmm Mn = Mu 5, = 0, 8 7 = 6, Nmm Rn = 2 b.d 6, Mn = ( ) = 3,17 m = fy 0,85. f = c, 400 = 23,53 0,85.20 ρ = 1 m m.Rn fy = ,53 = 0, ,53.3, ρ > ρ min ρ < ρ max dipakai tulangan tunggal Digunakan ρ perlu = 0,0088 As perlu = ρ perlu. b. d = 0, = 649,21 mm 2 BAB 5 Balok Anak

203 183 As perlu n = 2 1/4. π.16 = As ada = 4. ¼. π ,21 = 3,23 ~ 4 tulangan 200,96 = 4. ¼. 3, = 803,84 mm 2 > As perlu Aman Asada. fy a = = 0,85, f ' c. b Mn ada = As ada. fy (d a/2) 803, , = 803, (294 75,66/2) = 8, Nmm Mn ada > Mn Aman..!! Kontrol Spasi : S = b - 2p - nφ tulangan - 2φ sengkang n -1 = 75, = = 30 > 25 mm..ok!! 4 1 Jadi dipakai tulangan 4 D 16 mm b. Daerah Lapangan Dari Perhitungan SAP diperoleh momen terbesar pada batang nomor 1 dan batang nomor 2 : Mu = 3106,90 kgm = 3, Nmm Mn = Mu 3, = = 3, Nmm φ 0, 8 7 Mn 3, Rn = = = 1, b. d m = fy 0,85. f = c, 400 = 23,53 0,85.20 BAB 5 Balok Anak

204 184 ρ ada = 1 1 m 2.m.Rn 1 fy = ,53 = 0, ,53.1, ρ > ρ min ρ < ρ max dipakai tulangan tunggal Digunakan ρ perlu = 0,0048 As perlu n = = ρ perlu. b. d = 0, = 349,83 mm 2 As perlu ,83 = = 1,74 2 tulangan 200,96 As ada = n. ¼. π. D 2 = 2. ¼. 3, = 401,92 mm 2 > As perlu...aman!! Asada. fy a = = 0,85, f ' c. b Mn ada = As ada. fy (d a/2) 401,92x400 = 37,83 0,85x20x250 = 401, (294 37,83/2) = 4, Nmm Mn ada > Mn Aman...!! Kontrol Spasi : S = b - 2p - nφ tulangan - 2φ sengkang n = = 122 > 25 mm..ok!! 2 1 Jadi dipakai tulangan 2 D 16 mm BAB 5 Balok Anak

205 Tulangan Geser Balok anak Dari perhitungan SAP Diperoleh : Vu f c fy d = 6871,54 kg = 68715,4 N = 20 Mpa = 240 Mpa = 294 mm Vc = 1/ 6. f' c.b.d = 1/ Ø Vc = 54783,67 N = 0, ,67 N = 32870,20 N 3 Ø Vc = ,20 = 98610,60 N Syarat tulangan geser : Ø Vc < Vu < 3 Ø Vc Jadi diperlukan tulangan geser Ø Vs Vs perlu = = Vu - Ø Vc : 32870,20 < 68715,4 N < 98610,60 N = 68715, ,20 = 35845,20 N φvs 35845,20 = = N 0,6 0,6 Av = 2. ¼ π (8) 2 = 2. ¼. 3, = 100,48 mm 2 Av. fy. d 100, S = = = 118, 67 mm ~ 110 mm Vsperlu S max = d/2 = 294 = 147 mm 2 Av. fy. d 100, Vs ada = = = 64453, 35 N S 110 Vs ada > Vs perlu 64453,35 > aman!! Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø mm BAB 5 Balok Anak

206 Balok Anak As 4 (A-E) Pembebanan Balok Anak As 4 (A-E) A 1 1 B 1 1 C D E Gambar 5.4 Lebar Equivalen Balok Anak as 4 (A-E) A. Dimensi Balok h = 1/12. L b = 2/3. h = 1/ = 2/3 x 35 = 33,3 cm (dipakai 35 cm) = 23,3 (dipakai 25 cm) B. Pembebanan Setiap Elemen 1. Pembebanan balok elemen A-B a) Beban Mati (qd) Berat sendiri = 0,25x (0,35 0,12) x 2400 kg/m 3 = 138 kg/m Berat dinding = 0,15x (3,5 0,35) x 2400 kg/m 3 = 803,25 kg/m Beban Plat = (1,333 x 2) x 404 kg/m 2 = 1077,33 kg/m + qd = 2018,58 kg/m b) Beban hidup (ql) Beban hidup lantai untuk gedung retauran & toko 250 kg/m 2 ql = (1,333 x 2) x 250 kg/m 2 = 666,67 kg/m BAB 5 Balok Anak

207 187 c) Beban berfaktor (qu) qu = 1,2. qd + 1,6. ql = (1,2 x 2018,58) + (1,6 x 666,67) = 3488,97 kg/m 2. Pembebanan balok elemen B-E a) Beban Mati (qd) Berat sendiri = 0,25x (0,35 0,12) x 2400 kg/m 3 = 138 kg/m Beban Plat = (1,333 x 2) x 404 kg/m 2 = 1077,33 kg/m + qd = 1215,33 kg/m b) Beban hidup (ql) Beban hidup lantai untuk gedung retauran & toko 250 kg/m 2 ql = (1,333 x 2) x 250 kg/m 2 = 666,67 kg/m c) Beban berfaktor (qu) qu = 1,2. qd + 1,6. ql = (1,2 x 1215,33) + (1,6 x 666,67) = 2525,07 kg/m Perhitungan Tulangan Balok Anak As 4 (A-E) 1. Tulangan Lentur Balok Anak Data Perencanaan : h = 350 mm Ø t = 16 mm b = 250 mm Ø s = 8 mm p = 40 mm d = h - p - 1/2 Ø t - Ø s fy = 400 Mpa = ½ f c = 20 MPa = 294 mm BAB 5 Balok Anak

208 188 0,85. fc. β 600 ρb =. fy fy ρ max 0, , = = 0,022 = 0,75. ρb = 0,75. 0,022 = 0,016 1, 4 ρ min = 400 = 0,0035 a. Daerah Tumpuan Dari perhitungan SAP diperoleh momen terbesar pada batang nomor 1 atau batang nomor 2: Mu = 5333,03 kgm = 5, Nmm Mn = Mu 5, = 0, 8 7 = 6, Nmm Rn = 2 b.d 6, = 3, Mn = ( ) 2 m = fy 0,85. f = c, 400 = 23,53 0,85.20 ρ = 1 m m.Rn fy = ,53 = 0, ,53.3, ρ > ρ min ρ < ρ max dipakai tulangan tunggal Digunakan ρ perlu = 0,0086 BAB 5 Balok Anak

209 189 As perlu = ρ perlu. b. d = 0, = 630,49 mm 2 As perlu n = 2 1/4. π.16 = As ada = n. ¼. π. D 2 630,49 = 3,14 ~ 4 tulangan 200,96 = 4. ¼. 3, = 803,84 mm 2 > As perlu Aman.!! Asada. fy a = = 0,85, f ' c. b Mn ada = As ada. fy (d a/2) 803, = 75,66 0, = 803, (294 75,66/2) = 8, Nmm Mn ada > Mn Aman...!! Kontrol Spasi : S = b - 2p - nφ tulangan - 2φ sengkang n = = 30 > 25 mm..ok!! 4 1 Jadi dipakai tulangan 4 D 16 mm b. Daerah Lapangan Dari Perhitungan SAP diperoleh momen terbesar pada batang nomor 1: Mu = 4541,93 kgm = 4, Nmm Mn = Mu 4, = = 5, Nmm φ 0, 8 7 Mn 5, Rn = = = 2, b. d BAB 5 Balok Anak

210 190 m = fy 0,85. f = c, 400 = 23,53 0,85.20 ρ ada = 1 1 m 2.m.Rn 1 fy = ,53 = 0, ,53.2, ρ > ρ min ρ < ρ max dipakai tulangan tunggal Digunakan ρ perlu = 0,0072 As perlu n = = ρ perlu. b. d = 0, = 527,27 mm 2 As perlu ,27 = = 2,62 3 tulangan 200,96 As ada = n. ¼. π. D 2 = 3. ¼. 3, = 603,88 mm 2 > As perlu Aman..!! Asada. fy a = = 0,85, f ' c. b Mn ada = As ada. fy (d a/2) 603, = 0, = 603, (294 56,74/2) = 6, Nmm Mn ada > Mn Aman...!! Kontrol Spasi : S = b - 2p - 56,74 nφ tulangan - 2φ sengkang n -1 BAB 5 Balok Anak

211 = = 53 > 25 mm..ok 3 1 Jadi dipakai tulangan 3 D 16 mm 2. Tulangan Geser Balok anak Dari perhitungan SAP Diperoleh : Vu f c fy d = 8311,19 kg = 83111,9 N = 20 Mpa = 240 Mpa = 294 mm Vc = 1/ 6. f' c.b.d = 1/ Ø Vc = 54783,67 N = 0, ,67 N = 32870,20 N 3 Ø Vc = ,20 = 98610,60 N Syarat tulangan geser : Ø Vc < Vu < 3 Ø Vc Jadi diperlukan tulangan geser Ø Vs Vs perlu = = Vu - Ø Vc : 32870,20 N < 83111,9 N < 98610,60 N = 83111, ,20 = 50241,70 N φvs 50241,70 = = 83736,17 N 0,6 0,6 Av = 2. ¼ π (8) 2 = 2. ¼. 3, = 100,48 mm 2 Av. fy. d 100, S = = = 84, 67 mm Vsperlu 83736,17 S max = d/2 = 294 = 147 mm 2 Av. fy. d 100, Vs ada = = = 88623, 36 N S 80 Vs ada > Vs perlu BAB 5 Balok Anak

212 ,36 > 83736,17... aman!! Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 8 80 mm 5.5. Balok Anak As 6 (B-E) Pembebanan Balok As 6 (B-E) B 1 1 C D E Gambar 5.5. Lebar Equivalen Balok Anak As 6 (B-E) A. Dimensi Balok h = 1/12. L b = 2/3. h = 1/ = 2/3 x 35 = 33,3 cm (dipakai 35 cm) = 23,3 (dipakai 25 cm) B. Pembebanan Setiap Elemen 1. Beban Mati (qd) Berat sendiri = 0,25x (0,35 0,12) x 2400 kg/m 3 = 138 kg/m Beban Plat = (1,333 x 2) x 404 kg/m 2 = 1077,33 kg/m + qd = 1215,33 kg/m 2. Beban hidup (ql) Beban hidup lantai untuk gedung retauran & toko 250 kg/m 2 ql = (1,333 x 2) x 250 kg/m 2 = 666,67 kg/m 3. Beban berfaktor (qu) qu = 1,2. qd + 1,6. ql = (1,2 x 1215,33) + (1,6 x 666,67) = 2525,07 kg/m BAB 5 Balok Anak

213 Perhitungan Tulangan Balok Anak As 6 (B-E) 1. Tulangan Lentur Balok Anak Data Perencanaan : h = 350 mm Ø t = 16 mm b = 250 mm Ø s = 8 mm p = 40 mm d = h - p - 1/2 Ø t - Ø s fy = 400 Mpa = ½ f c = 20 MPa = 294 mm 0,85. fc. β 600 ρb =. fy fy ρ max 0, , = = 0,022 = 0,75. ρb = 0,75. 0,022 = 0,016 1, 4 ρ min = 400 = 0,0035 a. Daerah Tumpuan Dari perhitungan SAP diperoleh momen terbesar pada batang nomor 1 atau batang nomor 2: Mu = 4031,22 kgm = 4, Nmm Mn = Mu 4, = = 5, Nmm 0, 8 Rn = 2 b.d 5, = 2, Mn = ( ) 2 BAB 5 Balok Anak

214 194 m = fy 0,85. f = c, 400 = 23,53 0,85.20 ρ = 1 m m.Rn fy = ,53 = 0, ,53.2, ρ > ρ min ρ < ρ max dipakai tulangan tunggal Digunakan ρ perlu = 0,0063 As perlu = ρ perlu. b. d = 0, = 462,77 mm 2 As perlu n = 2 1/4. π.16 = As ada = n. ¼. π. D 2 462,77 = 2,30 ~ 3 tulangan 200,96 = 3. ¼. 3, = 602,88 mm 2 > As perlu Aman.!! Asada. fy a = = 0,85, f ' c. b Mn ada = As ada. fy (d a/2) 602, = 56,74 0, = 602, (294 56,74/2) = 6, Nmm Mn ada > Mn Aman...!! Kontrol Spasi : S = b - 2p - nφ tulangan - 2φ sengkang n = = 53 > 25 mm..ok 3 1 Jadi dipakai tulangan 3 D 16 mm BAB 5 Balok Anak

215 195 b. Daerah Lapangan Dari Perhitungan SAP diperoleh momen terbesar pada batang 1 atau 3: Mu Mn = = 3222,80 kgm = 3, Nmm Mu 3, = = 4, Nmm φ 0, 8 Mn 4, Rn = = = 1, b. d m = fy 0,85. f = c, 400 = 23,53 0,85.20 ρ ada = 1 1 m 2.m.Rn 1 fy = ,53 = 0, ,53.1, ρ > ρ min ρ < ρ max dipakai tulangan tunggal Digunakan ρ perlu = 0,0049 As perlu n = = ρ perlu. b. d = 0, = 363,74 mm 2 As perlu ,74 = = 1,81 2 tulangan 200,96 As ada = n. ¼. π. D 2 = 2. ¼. 3, = 401,92 mm 2 > As perlu Aman..!! Asada. fy 401, a = = commit to = user 37,83 0,85, f ' c. b 0, BAB 5 Balok Anak

216 196 Mn ada = As ada. fy (d a/2) = 401, (294 37,83/2) = 4, Nmm Mn ada > Mn Aman...!! Kontrol Spasi : S = b - 2p - nφ tulangan - 2φ sengkang n = = 122 > 25 mm..ok!! 2 1 Jadi dipakai tulangan 2 D 16 mm 2. Tulangan Geser Balok anak Dari perhitungan SAP Diperoleh : Vu f c fy d = 6057,94 kg = 60579,4 N = 20 Mpa = 240 Mpa = 294 mm Vc = 1/ 6. f' c.b.d = 1/ Ø Vc = 54783,67 N = 0, ,67 N = 32870,20 N 3 Ø Vc = ,20 = 98610,60 N Syarat tulangan geser : Ø Vc < Vu < 3 Ø Vc Jadi diperlukan tulangan geser Ø Vs Vs perlu = = Vu - Ø Vc : 32870,20 N < 60579,4 N < 98610,60 N = 60579, ,20 = 27709,20 N φvs 27709,20 = = N 0,6 0,6 Av = 2. ¼ π (8) 2 = 2. ¼. 3, = 100,48 commit mmto 2 user BAB 5 Balok Anak

217 197 Av. fy. d 100, S = = = 153, 52 mm Vsperlu S max = d/2 = 294 = 147 mm ~ 140 mm 2 Av. fy. d 100, Vs ada = = = 50641,92 N S 140 Vs ada > Vs perlu 50641,92 > 46182s... aman!! Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø mm 5.6. Rekapitulasi Tulangan Rekapitulasi penulangan balok anak, seperti terlihat pada tabel 5.2. : Tabel 5.2. Penulangan Balok Anak Berdasarkan Perhitungan As Balok Anak Tulangan Tumpuan (mm) Tulangan Lapangan (mm) Tulangan Geser (mm) As C (1-8) 3 D 16 2 D 16 Ø As 2 (B-D) 4 D 16 2 D 16 Ø As 4 (A-E) 4 D 16 3 D 16 Ø 8 80 As 6 (B-E) 3 D 16 2 D 16 Ø BAB 5 Balok Anak

218 BAB 6 PERENCANAAN PORTAL 6.1. Perencanaan Portal Gambar 6.1. Area pembebanan balok portal Keterangan : Balok portal : As 1 (B-D) Balok portal : As A (1-8) Balok portal : As 1 (A-E) Balok portal : As B (1-9) Balok portal : As 3 (A-E) Balok portal : As C (1-1) Balok portal : As 5 (A-E) Balok portal : As C (7-9) Balok portal : As 6 (A-B) Balok portal : As D (1-8) Balok portal : As 6 (E-F) Balok portal : As E (1-8) Balok portal : As 7 (A-F) Balok portal : As F (6-8) Balok portal : As 8 (A-F) Balok portal : As 9 (B-C) 198 BAB 6 Perencanaan Portal

219 Dasar Perencanaan Data yang digunakan untuk perhitungan recana portal adalah sebagai berikut : a. Bentuk rangka portal : Seperti tergambar b. Model perhitungan : SAP ( 3 D ) c. Perencanaan dimensi rangka : b (mm) h (mm) Dimensi kolom : 300 mm 300 mm & 500 mm 500 mm Dimensi sloof : 200 mm 300 mm & 250 mm 400 mm Dimensi balok anak : 350 mm x 250 mm Dimensi balok induk : 350 mm 750 mm & 250 mm x 350 mm Dimensi ring balk : 150 mm 200 mm d. Kedalaman pondasi : 2 m e. Mutu beton : fc = 20 Mpa f. Mutu baja tulangan : fy = 400 Mpa g. Mutu baja sengkang : fy = 240 Mpa Perencanaan Pembebanan Dalam perhitungan portal, berat sendiri balok dimasukkan dalam perhitungan (input) SAP , sedangkan beberapa pembebanan yang lain adalah sebagai berikut : a. Atap Kuda kuda utama (tepi) = 7096,731 kg (SAP ) Kuda kuda utama (tengah) = 3764,376 kg (SAP ) Kuda kuda trapesium = 8432,231 kg (SAP ) Jurai = 2352,862 kg (SAP ) Setengah kuda-kuda = 2834,373 kg (SAP ) b. Ring Balk Beban mati (qd) Berat sendiri = 0,15 0, = 72 kg/m BAB 6 Perencanaan Portal

220 200 Beban berfaktor (qu) = 1,2. qd + 1,6. ql = 1, ,6. 0 = 86,4 kg/m c. Plat Lantai Berat plat sendiri = 0, = 288 kg/m 2 Berat keramik ( 1 cm ) = 0, = 24 kg/m 2 Berat Spesi ( 2 cm ) = 0, = 42 kg/m 2 Berat plafond + instalasi listrik = 25 kg/m 2 Berat Pasir ( 2 cm ) = 0, = 32 kg/m 2 qd = 411 kg/m 2 d. Dinding Berat dinding = 0,15 ( 3,5-0,20 ) 1700 = 841,5 kg/m Berat dinding = 0,15 ( 3,5-0,75 ) 1700 = 701,25 kg/m e. Sloof 1. Sloof 1 Beban mati (qd) Berat sendiri = 0,20 0, = 144 kg/m Berat dinding = 0,15 (3,5-0,20) 1700 = 841,5 kg/m qd = 985,5 kg/m Beban berfaktor (qu) qu = 1,2. qd + 1,6. ql = 1,2. 985,5 + 1,6. 0 = 1182,6 kg/m 2. Sloof 2 Beban mati (qd) Berat sendiri = 0,25 0, = 240 kg/m Berat dinding = 0,15 ( 3,5-0,75 ) 1700 = 701,25 kg/m qd = 941,25 kg/m Beban berfaktor (qu) qu = 1,2. qd + 1,6. qlcommit to user BAB 6 Perencanaan Portal

221 201 = 1,2. 941,25 + 1,6. 0 = 1129,5 kg/m Perhitungan Luas Equivalen Untuk Plat Lantai Untuk mengubah beban segitiga dan beban trapesium dari plat menjadi beban merata pada bagian balok, maka beban plat harus diubah menjadi beban equivalent yang besarnya dapat ditentukan sebagai berikut : a. Luas equivalen segitiga Leq ½Lx Leq = 1. 3 Lx Ly b. Luas equivalen trapesium Leq Ly 1 / 2 Lx Leq = 1. Lx Lx 2. Ly 2 Tabel 6.1. Hitungan Lebar Equivalen No. Ukuran Plat Lx Ly Leq Leq (mm) (m) (m) (segitiga) (Trapesium) x 400 2,00 4,00 0,667 0, x 400 4,00 4,00 1,333 - BAB 6 Perencanaan Portal

222 Perhitungan Pembebanan Portal Perhitungan Pembebanan Portal Melintang A. Pembebanan Balok Portal As 1 (B D) 2 2 1' B C D Gambar 6.2. Lebar Equivalen Balok Portal As 1 (B D) 1. Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,25 x (0,35-0,12) x 2400 = 138 kg/m Berat dinding = 0,15 x ( 3,5-0,35) x 1700 = 803,25 kg/m Berat pelat lantai = (0,917 x 2) x 411 = 753,78 kg/m qd = 1695,03 kg/m 2. Beban hidup (ql) ql = (0,917 x 2) x 250 = 458,5 kg/m 3. Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1, ,03 ) + (1,6. 458,5) = 2767,64 kg/m BAB 6 Perencanaan Portal

223 203 B. Pembebanan Balok Portal As 1 (A E) P A B C D E Gambar 6.3. Lebar Equivalen Balok Portal As 1 (A E) 1. Pembebanan balok induk element A-B dan D-E a) Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,25 x (0,35 0,12) x 2400 = 138 kg/m Berat dinding = 0,15 x ( 3,5-0,35 ) x 1700 = 803,25 kg/m Berat pelat lantai = (1,333 x 2) x 411 = 1095,73 kg/m qd = 2036,98 kg/m b) Beban hidup (ql) ql = (1,333 x 2) x 250 = 666,5 kg/m c) Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1, ,98 ) + (1,6.666,5) = 3510,78 kg/m 2. Pembebanan balok induk element B-C dan C-D a) Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,25 x (0,35 0,12) x 2400 = 138 kg/m Berat dinding = 0,15 ( 3,5-0,35 ) 1700 = 803,25 kg/m Berat pelat lantai = (0,917 x 2) x 411 = 753,78 kg/m qd = 1695,03 kg/m b) Beban hidup (ql) ql = (0,917 x 2) x 250 = 458,5 commit kg/m to user BAB 6 Perencanaan Portal

224 204 c) Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1, ,03 ) + (1,6. 458,5) = 2767,64 kg/m Beban titik : P = 2132,67 kg C. Pembebanan Balok Portal As 3 (A E) P A B C D E Gambar 6.4. Lebar Equivalen Balok Portal As 3 (A E) 1. Pembebanan balok induk element A-B dan D-E a) Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,25 x (0,35 0,12) x 2400 = 138 kg/m Berat pelat lantai = (1,333 x 2) x 411 = 1095,73 kg/m qd = 1233,73 kg/m b) Beban hidup (ql) ql = (1,333 x 2) x 250 = 666,5 kg/m c) Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1, ,73) + (1,6. 666,5) = 2546,88 kg/m BAB 6 Perencanaan Portal

225 Pembebanan balok induk element B-C dan C-D a) Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,35 x (0,75 0,12) x 2400 = 529,20 kg/m Berat pelat lantai = (1, ,917) x 411 = 1095,73 kg/m qd = 1624,93 kg/m b) Beban hidup (ql) ql = (1, ,917) x 250 = 562,5 kg/m c) Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1, ,93 ) + (1,6. 562,5) = 2849,91 kg/m Beban titik : P = 7046,42 kg D. Pembebanan Balok Portal As 5 (A E) P A B C D E Gambar 6.5. Lebar Equivalen Balok Portal As 5 (A E) 1. Pembebanan balok induk element A-B dan D-E a) Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,25 x (0,35 0,12) x 2400 = 138 kg/m Berat pelat lantai = (1,333 x 2) x 411 = 1095,73 kg/m qd = 1233,73 kg/m b) Beban hidup (ql) ql = (1,333 x 2) x 250 = commit 666,5 kg/m to user BAB 6 Perencanaan Portal

226 206 c) Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1, ,73 ) + (1,6. 666,5) = 2546,88 kg/m 2. Pembebanan balok induk element B-D a) Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,35 x (0,75 0,12) x 2400 = 529,2 kg/m Berat pelat lantai = (1,333 x 4) x 411 = 2191,45 kg/m qd = 2720,65 kg/m b) Beban hidup (ql) ql = (1,333 x 2) x 250 = 666,5 kg/m c) Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1, ,65 ) + (1,6. 666,5) = 4330,4 kg/m Beban titik : P = 10082,18 kg E. Pembebanan Balok Portal As 6 (A-B) P 1 6 A B Gambar 6.6. Lebar Equivalen Balok Portal As 6 (A-B) a) Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,25 x (0,35 0,12) x 2400 = 138 kg/m Berat dinding = 0,15 ( 3,5-0,35 ) 1700 = 803,25 kg/m Berat pelat lantai = 1,333 x 411 = 547,86 kg/m qd = 1489,11 kg/m BAB 6 Perencanaan Portal

227 207 b) Beban hidup (ql) ql = 1,333 x 250 = 333,25 kg/m c) Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1, ,11 ) + (1,6. 333,25) = 2320,13 kg/m Beban titik : P = 4042,33 kg F. Pembebanan Balok Portal As 6 (E-F) 1 6 E F Gambar 6.7. Lebar Equivalen Balok Portal As 6 (E-F) a) Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,25 x (0,35 0,12) x 2400 = 138 kg/m Berat pelat lantai = 1,333 x 411 = 547,86 kg/m qd = 685,86 kg/m b) Beban hidup (ql) ql = 1,333 x 250 = 333,25 kg/m c) Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1,2. 685,86 ) + (1,6. 333,25) = 1356,23 kg/m Beban titik : P = 4042,33 kg BAB 6 Perencanaan Portal

228 208 G. Pembebanan Balok Portal As 7 (A F) P A B C D E F Gambar 6.8. Lebar Equivalen Balok Portal As 7 (A F) 1. Pembebanan balok induk element A-B a) Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,25 x (0,35 0,12) x 2400 = 138 kg/m Berat dinding = 0,15 x ( 3,5-0,35 ) x 1700 = 803,25 kg/m Berat pelat lantai = 1,333 x 411 = 547,86 kg/m qd = 1489,11 kg/m b) Beban hidup (ql) ql = 1,333 x 250 = 333,25 kg/m c) Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1, ,11) + (1,6. 333,25) = 2320,13 kg/m 2. Pembebanan balok induk element B-C a) Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,35 x (0,75 0,12) x 2400 = 529,2 kg/m Berat pelat lantai = (1,333 x 2) x 411 = 1095,73 kg/m qd = 1624,93 kg/m b) Beban hidup (ql) ql = (1,333 x 2) x 250 = 666,5 kg/m BAB 6 Perencanaan Portal

229 209 c) Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1, ,93 + (1,6. 666,5) = 3016,31 kg/m 3. Pembebanan balok induk element C-D a) Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,35 x (0,75 0,12) x 2400 = 529,2 kg/m Beban dinding = 0,15 x (3,5 0,35) x 1700 = 803,25 kg/m Berat pelat lantai = (1,333 x 2) x 411 = 1095,72 kg/m qd = 2428,17 kg/m b) Beban hidup (ql) ql = (1,333 x 2) x 250 = 666,5 kg/m c) Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1, ,17 ) + (1,6. 666,5) = 3980,20 kg/m Beban titik : P = 11435,52 kg 4. Pembebanan balok induk element D-E a) Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,25 x (0,35 0,12) x 2400 = 138 kg/m Berat dinding = 0,15 x ( 3,5-0,35 ) x 1700 = 803,25 kg/m Berat pelat lantai = (1,333 x 2) x 411 = 1095,72 kg/m qd = 2428,17 kg/m b) Beban hidup (ql) ql = (1,333 x 2) x 250 = 666,5 kg/m BAB 6 Perencanaan Portal

230 210 c) Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1, ,17 ) + (1,6. 666,5) = 3980,20 kg/m 5. Pembebanan balok induk element E-F a) Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,25 x (0,35 0,12) x 2400 = 138 kg/m Berat pelat lantai = (1,333 x 2) x 411 = 1095,73 kg/m qd = 1233,73 kg/m b) Beban hidup (ql) ql = (1,333 x 2) x 250 = 666,5 kg/m c) Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1, ,73) + (1,6. 666,5) = 2546,88 kg/m H. Pembebanan Balok Portal As 8 (A F) A B C D E F Gambar 6.9. Lebar Equivalen Balok Portal As 8 (A F) BAB 6 Perencanaan Portal

231 Pembebanan balok induk element A-B, C-D, D-E dan E-F a) Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,25 x (0,35 0,12) x 2400 = 138 kg/m Berat dinding = 0,15 x ( 3,5-0,35 ) x 1700 = 803,25 kg/m Berat pelat lantai = 1,333 x 411 = 547,86 kg/m qd = 1489,11 kg/m b) Beban hidup (ql) ql = 1,333 x 250 = 333,25 kg/m c) Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1, ,11) + (1,6. 333,25) = 2320,13 kg/m 2. Pembebanan balok induk element B-C a) Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,25 x (0,35 0,12) x 2400 = 138 kg/m Berat dinding = 0,15 x ( 3,5-0,35 ) x 1700 = 803,25 kg/m Berat pelat lantai = (1,333 x 2) x 411 = 1095,73 kg/m qd = 2036,98 kg/m b) Beban hidup (ql) ql = (1,333 x 2) x 250 = 666,5 kg/m c) Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1, ,98) + (1,6. 666,5) = 3510,77 kg/m Beban titik : P = 3988,36 kg BAB 6 Perencanaan Portal

232 212 I. Pembebanan Balok Portal As 9 (B C) 1 9 B C Gambar Lebar Equivalen Balok Portal As 9 (B-C) 1. Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,25 x (0,35 0,12) x 2400 = 138 kg/m Berat pelat lantai = 1,333 x 411 = 547,86 kg/m qd = 685,86 kg/m 2. Beban hidup (ql) ql = 1,333 x 250 = 333,25 kg/m 3. Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1,2. 685,86) + (1,6. 333,25) = 1356,23 kg/m Pembebanan Balok Portal Memanjang A. Pembebanan Balok Portal As A (1 8) P A Gambar Lebar Equivalen Balok Portal As A (1 8) BAB 6 Perencanaan Portal

233 Pembebanan balok induk element 1-3, 3-4, 4-5, 5-6, dan 7-8 a) Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,25 x (0,35 0,12) x 2400 = 138 kg/m Berat dinding = 0,15 x ( 3,5-0,35 ) x 1700 = 803,25 kg/m Berat pelat lantai = 1,333 x 411 = 547,86 kg/m qd = 1489,11 kg/m b) Beban hidup (ql) ql = 1,333 x 250 = 333,25 kg/m c) Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1, ,11) + (1,6. 333,25) = 2320,13 kg/m Beban titik : P = 5644,68 kg B. Pembebanan Balok Portal As B (1 9) P P P B ' Gambar Lebar Equivalen Balok Portal As B (1 9) 1. Pembebanan balok induk element 1-1 a) Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,25 x (0,35 0,12) x 2400 = 138 kg/m Berat dinding = 0,15 x ( 3,5-0,35 ) x 1700 = 803,25 kg/m Berat pelat lantai = 0,667 x 411 = 274,13 kg/m qd = 1215,38 kg/m BAB 6 Perencanaan Portal

234 214 b) Beban hidup (ql) ql = 0,667 x 250 = 166, 75 kg/m c) Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1, ,38) + (1,6. 166,75) = 1725,25 kg/m 2. Pembebanan balok induk element 1-3 a) Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,25 x (0,35 0,12) x 2400 = 138 kg/m Berat dinding = 0,15 x ( 3,5-0,35 ) x 1700 = 803,25 kg/m Berat pelat lantai = ((0,667 x 2) + 1,333) x 411 = 1096,13 kg/m qd = 2037,38 kg/m b) Beban hidup (ql) ql = ((0,667 x 2) + 1,333) x 250 = 666,75 kg/m c) Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1,2.2037,38) + (1,6. 666,75) = 3511,65 kg/m Beban titik : P = 4134,99 kg 3. Pembebanan balok induk element 3-4 a) Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,35 x (0,75 0,12) x 2400 = 529,2 kg/m Berat dinding = 0,15 x ( 3,5-0,35 ) x 1700 = 803,25 kg/m Berat pelat lantai = 1,333 x 411 = 547,86 kg/m qd = 1880,31 kg/m BAB 6 Perencanaan Portal

235 215 b) Beban hidup (ql) ql = 1,333 x 250 = 333,25 kg/m c) Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1, ,31) + (1,6. 333,25) = 2789,57 kg/m Beban titik : P = 14035,71 kg 4. Pembebanan balok induk element 4-5 d) Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,35 x (0,75 0,12) x 2400 = 529,2 kg/m Berat pelat lantai = 1,333 x 411 = 547,86 kg/m qd = 1077,06 kg/m e) Beban hidup (ql) ql = 1,333 x 250 = 333,25 kg/m f) Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1, ,06) + (1,6. 333,25) = 1825,67 kg/m 5. Pembebanan balok induk element 5-6 a) Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,25 x (0,35 0,12) x 2400 = 138 kg/m Berat pelat lantai = (1,333 x 2) x 411 = 1095,73 kg/m qd = 1233,73 kg/m b) Beban hidup (ql) ql = (1,333 x 2) x 250 = 666,5 kg/m BAB 6 Perencanaan Portal

236 216 c) Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1, ,73) + (1,6. 666,5) = 2546,87 kg/m Beban titik : P = 4042,33 kg 6. Pembebanan balok induk element 7-8 d) Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,25 x (0,35 0,12) x 2400 = 138 kg/m Berat dinding = 0,15 x (3,5 0,35) x 1700 = 803,25 kg/m Berat pelat lantai = (1,333 x 2) x 411 = 1095,73 kg/m qd = 2036,98 kg/m e) Beban hidup (ql) ql = (1,333 x 2) x 250 = 666,5 kg/m f) Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1, ,98) + (1,6. 666,5) = 3510,77 kg/m 7. Pembebanan balok induk element 6-7 dan 8-9 a) Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,25 x (0,35 0,12) x 2400 = 138 kg/m Berat pelat lantai = 1,333 x 411 = 547,86 kg/m qd = 685,86 kg/m b) Beban hidup (ql) ql = 1,333 x 250 = 333,25 kg/m BAB 6 Perencanaan Portal

237 217 c) Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1,2. 685,86) + (1,6. 333,25) = 1356,23 kg/m C. Pembebanan Balok Portal As C (8 9) C Gambar Lebar Equivalen Balok Portal As C (8-9) 1. Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,25 x (0,35 0,12) x 2400 = 138 kg/m Berat pelat lantai = 1,333 x 411 = 547,86 kg/m qd = 685,86 kg/m 2. Beban hidup (ql) ql = 1,333 x 250 = 333,25 kg/m 3. Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1,2. 685,89) + (1,6. 333,25) = 1356,23 kg/m Beban titik : P = 11435,52 kg BAB 6 Perencanaan Portal

238 218 D. Pembebanan Balok Portal As C (1 1) C 2 2 1' 1 Gambar Lebar Equivalen Balok Portal As C (1-1) 1. Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,25 x (0,35 0,12) x 2400 = 138 kg/m Berat dinding = 0,15 x (3,5 0,35) x 1700 = 805,25 kg/m Berat pelat lantai = (0,667 x 2) x 411 = 548,27 kg/m qd = 1491,52 kg/m 2. Beban hidup (ql) ql = (0,667 x 2) x 250 = 333,5 kg/m 3. Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1, ,52) + (1,6. 333,5) = 2323,42 kg/m Beban titik : P = 2851,20 kg E. Pembebanan Balok Portal As D (1 8) P P P D ' Gambar Lebar Equivalen Balok Portal As D (1 8) BAB 6 Perencanaan Portal

239 Pembebanan balok induk element 1-1 a) Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,25 x (0,35 0,12) x 2400 = 138 kg/m Berat dinding = 0,15 x ( 3,5-0,35 ) x 1700 = 803,25 kg/m Berat pelat lantai = 0,667 x 411 = 274,13 kg/m qd = 1215,38 kg/m b) Beban hidup (ql) ql = 0,667 x 250 = 166, 75 kg/m c) Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1, ,38) + (1,6. 166,75) = 1725,25 kg/m 2. Pembebanan balok induk element 1-3 a) Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,25 x (0,35 0,12) x 2400 = 138 kg/m Berat dinding = 0,15 x ( 3,5-0,35 ) x 1700 = 803,25 kg/m Berat pelat lantai = ((0,667 x 2) + 1,333) x 411 = 1096,13 kg/m qd = 2037,38 kg/m b) Beban hidup (ql) ql = ((0,667 x 2) + 1,333) x 250 = 666,75 kg/m c) Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1,2.2037,38) + (1,6. 666,75) = 3511,65 kg/m Beban titik : P = 4134,99 kg BAB 6 Perencanaan Portal

240 Pembebanan balok induk element 3-4 dan 4-5 a) Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,35 x (0,75 0,12) x 2400 = 529,2 kg/m Berat pelat lantai = (1,333 x 2) x 411 = 1095,73 kg/m qd = 1624,93 kg/m b) Beban hidup (ql) ql = (1,333 x 2) x 250 = 666,5 kg/m c) Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1, ,93) + (1,6. 666,5) = 3016,31 kg/m Beban titik : P = 11628,6 kg 4. Pembebanan balok induk element 5-6 dan 6-7 a) Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,35 x (0,75 0,12) x 2400 = 529,2 kg/m Berat pelat lantai = (1,333 x 2) x 411 = 1095,73 kg/m qd = 1624,93 kg/m b) Beban hidup (ql) ql = (1,333 x 2) x 250 = 666,5 kg/m c) Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1, ,93) + (1,6. 666,5) = 3016,31 kg/m Beban titik : P = 11108,08 kg BAB 6 Perencanaan Portal

241 Pembebanan balok induk element 7-8 a) Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,25 x (0,35 0,12) x 2400 = 138 kg/m Berat pelat lantai = (1,333 x 2) x 411 = 1095,73 kg/m qd = 1233,73 kg/m b) Beban hidup (ql) ql = (1,333 x 2) 250 = 666,5 kg/m c) Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1, ,73) + (1,6. 666,5) = 2546,87 kg/m F. Pembebanan Balok Portal As E (1 8) P P E Gambar Lebar Equivalen Balok Portal As E (1 8) 1. Pembebanan balok induk element 1-3 a) Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,25 x (0,35 0,12) x 2400 = 138 kg/m Berat dinding = 0,15 x ( 3,5-0,35 ) x 1700 = 803,25 kg/m Berat pelat lantai = 1,333 x 411 = 547,86 kg/m qd = 1489,11 kg/m b) Beban hidup (ql) ql = 1,333 x 250 = 333,25 kg/m BAB 6 Perencanaan Portal

242 222 c) Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1, ,11) + (1,6. 333,25) = 2320,13 kg/m Beban titik : P = 3956,53 kg 2. Pembebanan balok induk element 3-5 a) Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,25 x (0,35 0,12) x 2400 = 138 kg/m Berat dinding = 0,15 x ( 3,5-0,35 ) x 1700 = 803,25 kg/m Berat pelat lantai = 1,333 x 411 = 547,86 kg/m qd = 1489,11 kg/m b) Beban hidup (ql) ql = 1,333 x 250 = 333,25 kg/m c) Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1, ,11) + (1,6. 333,25) = 2320,13 kg/m Beban titik : P = 3956,53 kg 3. Pembebanan balok induk element 5-6 a) Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,25 x (0,35 0,12) x 2400 = 138 kg/m Berat dinding = 0,15 x ( 3,5-0,35 ) x 1700 = 803,25 kg/m Berat pelat lantai = 1,333 x 411 = 547,86 kg/m qd = 1489,11 kg/m b) Beban hidup (ql) ql = 1,333 x 250 = 333,25 kg/m BAB 6 Perencanaan Portal

243 223 c) Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1, ,11) + (1,6. 333,25) = 2320,13 kg/m Beban titik : P = 4042,33 kg 4. Pembebanan balok induk element 6-8 a) Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,25 x (0,35 0,12) x 2400 = 138 kg/m Berat dinding = 0,15 x ( 3,5-0,35 ) x 1700 = 803,25 kg/m Berat pelat lantai = (1,333 x 2) x 411 = 1095,73 kg/m qd = 2036,98 kg/m b) Beban hidup (ql) ql = (1,333 x 2) x 250 = 666,5 kg/m c) Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1, ,98) + (1,6. 666,5) = 3510,77 kg/m G. Pembebanan Balok Portal As F (6 8) F Gambar Lebar Equivalen Balok Portal As F (6-8) BAB 6 Perencanaan Portal

244 Beban Mati (qd) Beban sendiri balok = 0,25 x (0,35 0,12) x 2400 = 138 kg/m Berat pelat lantai = 1,333 x 411 = 547,86 kg/m qd = 685,86 kg/m 2. Beban hidup (ql) ql = 1,333 x 250 = 333,25 kg/m 3. Beban berfaktor (qu) qu = 1,2 qd + 1,6 ql = (1,2. 685,89) + (1,6. 333,25) = 1356,23 kg/m 6.3. Penulangan Ring Balk Perhitungan Tulangan Lentur Ring Balk Gambar Bidang Momen Ring Balk 1 (A-E) BAB 6 Perencanaan Portal

245 225 Gambar Bidang Geser Ring Balk 1 (A-E) Data perencanaan : h = 200 mm Ø t = 12 mm b = 150 mm Ø s = 8 mm p = 40 mm d = h - p - Ø s - ½.Ø t fy = 400 Mpa = ½.12 f c= 20 Mpa = 146 mm 0,85. fc 600 ρb =. β. fy fy 0, =.0, ρ max = 0,022 = 0,75. ρb = 0,016 BAB 6 Perencanaan Portal

246 226 1,4 1,4 ρ min = = = 0, 0035 fy 400 a. Daerah Tumpuan : Dari Perhitungan SAP diperoleh momen terbesar pada batang nomor 208 : Mu = 571,40 kgm = 0, Nmm Mn = Mu 0, = 0, 8 7 = 0, Nmm 7 Mn 0, Rn = = = 2, b.d fy 400 m = = = 23, 53 0,85.f'c 0,85 20 ρ = 1 m m.Rn fy = ,53 2, = 0, , ρ > ρ min ρ < ρ max Digunakan ρ = 0,0059 As perlu = ρ. b. d n = = 0, = 129,21 mm 2 = As perlu ,21 113,04 As ada = 2. ¼. π.d 2 = 2. ¼. 3, = 1,14 ~ 2 tulangan (dipakai tulangan minimum) = 226,08 mm 2 > As perlu Aman..!! BAB 6 Perencanaan Portal

247 227 As ada. fy a = = 0,85. f' c. b 226, = 35,46 0, Mn ada = As ada. fy (d a/2) = 226, (146 35,46/2) = 1, Nmm Mn ada > Mn Aman..!! Jadi dipakai tulangan 2 D 12 mm b. Daerah Lapangan Dari Perhitungan SAP diperoleh momen terbesar pada batang nomor 208 : Mu = 130,67 kgm = 0, Nmm Mn = Mu 0, = 0, 8 7 = 0, Nmm 7 Mn 0, Rn = = = 0, b. d fy 400 m = = = 23, 53 0,85.f'c 0,85 20 ρ = 1 m m.Rn fy = ,53 0, = 0, , ρ < ρ min ρ < ρ max Digunakan ρ min = 0,0035 As perlu = ρ min. b. d n = = 0, = 76,65 mm 2 As perlu BAB 6 Perencanaan Portal

248 228 = 76,65 113,04 = 0,68 ~ 2 tulangan (dipakai tulangan minimum) As ada = 2. ¼. π. D 2 = 2. ¼. 3, = 226,08 mm 2 > As perlu Aman..!! As ada. fy a = = 0,85. f' c. b 226, = 35,46 0, Mn ada = As ada. fy (d a/2) = 226, (146 35,46/2) = 1, Nmm Mn ada > Mn Aman..!! Jadi dipakai tulangan 2 D 12 mm Perhitungan Tulangan Geser Ring Balk Dari Perhitungan SAP diperoleh gaya geser terbesar pada batang nomor 208 : Vu = 595,88 kg = 5958,8 N Vc = 1/6. f ' c Ø Vc. b. d = 1/ = 16323,30 N = 0, ,30 N = 12242,47 N 3 Ø Vc= ,47 N S max = = 36727,42 N 146 = 73 mm ~ 70 mm 2 Syarat tulangan geser : Ø Vc > Vu < 3Ø Vc : 12242,47 N > 5958,8 N < 36727,42 N Jadi tidak diperlukan tulangan geser, dipakai tulangan geser minimum 8 70 mm BAB 6 Perencanaan Portal

249 Penulangan Balok Portal Gambar Bidang Momen Portal 25x35 dan 35x75 As D (1-9) Gambar Pembebanan pada As D (1-9) BAB 6 Perencanaan Portal

250 230 Gambar Bidang Momen Portal 35x75 As B (1-9) Gambar Pembebanan pada As B (1-9) Gambar Bidang Geser commit Portal to 25x35 user dan 35x75 As B (1-9) BAB 6 Perencanaan Portal

251 Perhitungan Tulangan Lentur Balok Portal Data perencanaan balok portal dimensi 250 x 350 cm: h = 400 mm Ø t = 16 mm b = 300 mm Ø s = 10 mm p = 40 mm d = h - p - 1/2 Ø t - Ø s fy = 400 Mpa = ½ f c= 20 MPa = 292 mm Data perencanaan balok portal dimensi 350 x 750 cm: h = 750 mm Ø t = 19 mm b = 350 mm Ø s = 10 mm p = 40 mm d = h - p - 1/2 Ø t - Ø s fy = 400 Mpa = ½ f c= 20 MPa 0,85. fc 600 ρb =. β. fy fy = 690,5 mm 0, =.0, = 0,022 ρ max = 0,75. ρb = 0,016 1,4 1,4 ρ min = = = 0, 0035 fy 400 a. Daerah Tumpuan 1. Balok Portal Dimensi 25 x 35 cm Dari Perhitungan SAP diperoleh momen terbesar pada batang nomor 265 : Mu Mn = = 6496,25 kgm = 6, Nmm Mu 6, = 0, 8 7 Mn 8, Rn = = = 3, b. d fy 400 m = = = 23, 53 0,85.f'c 0, = 8, Nmm BAB 6 Perencanaan Portal

252 232 ρ = = 1 m m.Rn fy ,53 3, , = 0,011 ρ > ρ min ρ < ρ max Digunakan ρ = 0,011 As perlu = ρ. b. d n = = 0, = 803 mm 2 = As perlu ,96 As ada = n. ¼. π. D 2 = 4. ¼. 3, = 803,84 mm 2 = 3,99 ~ 4 tulangan As ada > As perlu.aman Ok! Jadi dipakai tulangan 4 D 16 mm 2. Balok Portal Dimensi 35 x 75 cm Dari Perhitungan SAP diperoleh momen terbesar pada batang nomor 262 : Mu = 46457,60 kgm = 46, Nmm Mn = Mu 46,4576 = 0, = 58, Nmm 7 Mn 58, Rn = = = 3, b.d ,5 fy 400 m = = = 23, 53 0,85.f'c 0,85.20 ρ = 1 m m.Rn fy BAB 6 Perencanaan Portal

253 233 = ,53 3, , = 0,0098 ρ > ρ min ρ < ρ max Digunakan ρ = 0,0098 As perlu = ρ. b. d n = = 0, ,5 = 2368,42 mm 2 = As perlu ,42 = 8,36 ~ 9 tulangan 283,39 As ada = n. ¼. π. D 2 = 9. ¼. 3, = 2550,47 mm 2 As ada > As perlu.aman Ok! Jadi dipakai tulangan 9 D 19 mm b. Daerah Lapangan 1. Balok Portal Dimensi 25 x 35 cm Dari Perhitungan SAP diperoleh momen terbesar pada batang nomor 265 : Mu = 6657,27 kgm = 6, Nmm Mn = Mu 6, = 0, 8 7 = 8, Nmm 7 Mn 8, Rn = = = 3, b.d fy 400 m = = = 23, 53 0,85.f'c 0,85.20 ρ = 1 m m.Rn fy BAB 6 Perencanaan Portal

254 234 = ,53 3, , = 0,0064 ρ > ρ min ρ < ρ max Digunakan ρ = 0,011 As perlu = ρ. b. d n = = 0, = 803 mm 2 = As perlu ,96 As ada = n. ¼. π. D 2 = 4. ¼. 3, = 803,84 mm 2 = 3,99 ~ 4 tulangan As ada > As perlu.aman Ok! Jadi dipakai tulangan 4 D 16 mm 2. Balok Portal Dimensi 35 x 75 cm Dari Perhitungan SAP diperoleh momen terbesar pada batang nomor 261 : Mu = 54552,87 kgm = 54, Nmm Mn = Mu 54,55287 = 0, = 68, Nmm 7 Mn 68, Rn = = = 4, b.d ,5 fy 400 m = = = 23, 53 0,85.f'c 0,85.20 ρ = 1 m m.Rn fy BAB 6 Perencanaan Portal

255 235 = ,53 4, , = 0,0118 ρ > ρ min ρ < ρ max Digunakan ρ = 0,0118 As perlu = ρ. b. d n = = 0, ,5 = 2851,77 mm 2 = As perlu ,77 = 10,1 ~ 11 tulangan 283,39 As ada = n. ¼. π. D 2 = 11. ¼. 3, = 3117,24 mm 2 As ada > As perlu.aman Ok! Jadi dipakai tulangan 11 D 19 mm Perhitungan Tulangan Geser Balok Portal A. Balok Portal Dimensi 25 x 35 cm Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh gaya geser terbesar pada batang nomor 264 : Vu = 13260,06 kg = ,6 N Vc = 1/ 6. f' c.b. d = 1/ = 54410,99 N Ø Vc = 0, ,99 N = 32646,59 N 3 Ø Vc = ,59 = 97939,77 N BAB 6 Perencanaan Portal

256 236 5 Ø Vc = ,59 = ,95 N Syarat tulangan geser : 3 Ø Vc < Vu < 5 Ø Vc Jadi diperlukan tulangan geser Ø Vs Vs perlu = = Vu Ø Vc : 97939,77 N < ,6 N < ,95 N = , ,59 N = 99954,01 N φvs 99954,01 = 0,6 0,6 Digunakan sengkang 10 Av = 2. ¼ π (10) 2 = ,02 N = 2. ¼. 3, = 157 mm 2 Av. fy. d s = = = 66,046 mm Vs perlu ,02 S max = d/2 = 292 = 146 mm ~ 145 mm 2 Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø mm B. Balok Portal Dimensi 35 x 75 cm Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh gaya geser terbesar pada batang nomor 262 : Vu = 32344,67 kg = ,7 N Vc = 1/ 6. f' c Ø Vc.b. d = 1/ ,5 = ,91 N = 0, ,91 N = ,43 N 3 Ø Vc = ,43 = ,30 N Syarat tulangan geser : Ø Vc < Vu < 3Ø Vc : ,43 < ,7 N < ,30 N Jadi diperlukan tulangan geser BAB 6 Perencanaan Portal

257 237 Ø Vs Vs perlu = = Vu Ø Vc = , ,43 = ,27 N φvs 0, ,27 = 0,6 Digunakan sengkang 10 Av = 2. ¼ π (10) 2 = 2. ¼. 3, = 157 mm 2 = ,45 N Av.fy.d , 5 s = = = 82,88 mm ~ 83 mm Vs perlu ,45 S max = d/2 = 690,5 = 345,25 mm 2 Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø mm BAB 6 Perencanaan Portal

258 238 Ket : B1 : Balok 25 x 35 B2 : Balok 35 x 75 Ba : Balok Anak Gambar Bidang Denah Balok Portal BAB 6 Perencanaan Portal

259 Penulangan Kolom Gambar Bidang Aksial Kolom 30x30 cm As A (1-8) Gambar Bidang Aksial Kolom 50x50 cm As D (1-8) Gambar Bidang Momen Kolom 30x30 cm As 3 (A-E) BAB 6 Perencanaan Portal

260 240 Gambar Bidang Momen Kolom 50x50 cm As 7 (A-F) Gambar Bidang Geser Kolom 30x30 cm dan 50x50 cm 7 (A-F) Perhitungan Tulangan Lentur Kolom a. Kolom Dimensi 30 x 30 cm Data perencanaan : b = 300 mm Ø tulangan = 16 mm h = 300 mm Ø sengkang = 10 mm f c = 20 MPa s (tebal selimut) = 40 mm BAB 6 Perencanaan Portal

261 241 Dari Perhitungan SAP diperoleh gaya terbesar pada batang nomor 62 : Pu = 39192,82 kg = ,2 N Mu = 1431,54 kgm = 1, Nmm d = h s Ø sengkang ½ Ø tulangan utama = ½.16 = 242 mm d = h d = = 58mm e = Mu Pu = 36,51 mm 7 1, = ,2 e min= 0,1.h = 0, = 30 mm Cb =. d = fy = 145,20 ab 1.cb = 0,85 145,20 = 123,42 Pn b = 0,85 f c ab b = 0, , = 6, N 0,1 f c Ag = 0, = 1, N karena Pu = 3, N > 0,1 f c Ag, maka Ø = 0,65 Pnb Pn Perlu = = φ 6, ,65 5 = 9, N Pn perlu > Pn b analisis keruntuhan tekan e K 1 = 5 d d' + 0, 36,51 = + 0, h e K 2 = + 1, 18 2 d = 0,69 BAB 6 Perencanaan Portal

262 242 K ,51 = + 1, = b h fc = = 1, N = 1,74 As = 1 fy K K 1 1. P n Perlu. K 3 K ,69 6 = 0,69 9, , ,74 = 499,97 mm 2 luas memanjang minimum : As t = 1 % Ag =0, = 900 mm 2 Sehingga, As = As As = Dipakai As = 450 mm 2 Ast 900 = = 450 mm Menghitung jumlah tulangan : As n = 1 = 2. π.( ) 4 D As ada = 3. ¼. 6 2 = 603,19 mm ,14.(16) 4 As ada > As perlu.. Ok! Jadi dipakai tulangan 3 D 16 = 2,24 ~ 3 tulangan b. Kolom Dimensi 50 x 50 cm Data perencanaan : b = 500 mm Ø tulangan = 29 mm h = 500 mm Ø sengkang = 10 mm f c = 20 MPa s (tebal selimut) = 40 mm BAB 6 Perencanaan Portal

263 243 Dari Perhitungan SAP diperoleh gaya terbesar pada batang nomor 45 : Pu = 88108,74 kg = ,4 N Mu = 1684,05 kgm = 16, Nmm d = h s Ø sengkang ½ Ø tulangan utama = ½.29 = 435,5 mm d = h d = ,5 = 64,5 mm e = Mu Pu = 191,13 mm 16, = ,4 e min= 0,1.h = 0, = 50 mm Cb =. d =. 435, fy = 261,30 ab 1.cb = 0,85 261,30 = 222,105 Pn b = 0,85 f c ab b = 0, , = 18, N 0,1 f c Ag = 0, = N 7 karena Pu = 8, N > 0,1 f c Ag, maka Ø = 0,65 Pnb Pn Perlu = = φ 18, ,65 5 = 29, N Pn perlu > Pn b analisis keruntuhan tekan e K 1 = 5 d d' + 0, 191,13 = + 0, 5 = 1,02 435,5 64,5 3 h e K 2 = + 1, 18 2 d BAB 6 Perencanaan Portal

264 ,13 = + 1, ,5 = 2,69 K3 = b h fc = = N As = 1 fy K K 1 1. P n Perlu. K 3 K ,02 6 = 1,02 29, ,69 = 2665,42 mm 2 luas memanjang minimum : As t = 1 % Ag =0, = 2500 mm 2 Sehingga, As = As As = Dipakai As = 2665,42 mm 2 Ast 2500 = = 1250 mm Menghitung jumlah tulangan : As n = 1 = 2. π.( ) 4 D As ada = 5. ¼. 9 2 = 3300,93 mm , ,14.(29) 4 As ada > As perlu.. Ok! Jadi dipakai tulangan 5 D 29 = 4,037 ~ 5 tulangan Perhitungan Tulangan Geser Kolom a. Kolom Dimensi 30 x 30 cm Vu = 750,28 kg = 7502,8 N Pu = 39192,82 kg = ,2 N 0,30. Pu Vc = 1 + Ag f ' c. b. d 6 BAB 6 Perencanaan Portal

265 245 0, ,2 20 = = , 31 N Ø Vc = 0,6 Vc = ,58 N 0,5 Ø Vc = 91714,29 N Vu < 0,5 Ø Vc => tidak diperlukan tulangan geser. S max = d/2 = 242/2 = 121 mm ~ 120 mm Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø mm b. Kolom Dimensi 50 x 50 cm Vu = 708,71 kg = 7087,1 N Pu = 88108,74 kg = ,4 N 0,30. Pu Vc = 1 + Ag f ' c. b. d 6 0, ,74 20 = ,5 = N Ø Vc = 0,6 Vc = ,4 N 0,5 Ø Vc = ,7 N Vu < 0,5 Ø Vc => tidak diperlukan tulangan geser. S max = d/2 = 435,5/2 = 217,75 mm ~ 210 mm Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø mm BAB 6 Perencanaan Portal

266 246 Gambar Denah Kolom K1 = Kolom Dimensi 30 x 30 K2 = Kolom Dimensi 50 x 50 BAB 6 Perencanaan Portal

267 Penulangan Sloof Gambar Bidang Momen Sloof As 1 (A-E) Gambar Bidang Momen Sloof As 6 (A-F) BAB 6 Perencanaan Portal

268 248 Gambar Bidang Geser Sloof As 1 (A-E) Gambar Bidang Geser Sloof As 6 (A- F) BAB 6 Perencanaan Portal

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun beban

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan 3 BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Dasar Perencanaan 2.1.1 Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia konstruksi saat ini semakin berkembang pesat, meningkatnya berbagai kebutuhan manusia akan pekerjaan konstruksi menuntut untuk terciptanya inovasi dan kreasi

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DISTRO & CAFE 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DISTRO & CAFE 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DISTRO & CAFE 2 LANTAI TUGAS AKHIR Disusun sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SERBAGUNA 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SERBAGUNA 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SERBAGUNA 2 LANTAI TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program Studi DIII Teknik Sipil Jurusan

Lebih terperinci

GEDUNG ASRAMA DUA LANTAI

GEDUNG ASRAMA DUA LANTAI digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG ASRAMA DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TINGGAL 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TINGGAL 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TINGGAL 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO BUKU 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO BUKU 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO BUKU 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program Studi Diploma III Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RSUD 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RSUD 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RSUD LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi D3 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM 2 LANTAI TUGAS AKHIR perpustakaan.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN LANTAI Oleh: Fredy Fidya Saputra I.8505014 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM D III JURUSAN TEKNIK SIPIL SURAKARTA 009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH DUA LANTAI

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH DUA LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH DUA LANTAI Disusun oleh: ANDI YUNIANTO NIM: I 8507035 PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKRTA

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D3 Teknik

Lebih terperinci

Tugas Akhir Perencanaan Struktur Salon, fitness & Spa 2 lantai TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Enny Nurul Fitriyati I

Tugas Akhir Perencanaan Struktur Salon, fitness & Spa 2 lantai TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Enny Nurul Fitriyati I Tugas Akhir Perencanaan Struktur Salon, fitness & Spa lantai A- TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR SALON FITNES DAN SPA LANTAI Disusun Oleh : Enny Nurul Fitriyati I.85060 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO ELEKTRONIK 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO ELEKTRONIK 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO ELEKTRONIK LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program Studi Diploma III

Lebih terperinci

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan dunia teknik sipil menuntut bangsa Indonesia untuk dapat menghadapi segala kemajuan dan tantangan. Hal itu dapat terpenuhi apabila sumber daya

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG UKM DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG UKM DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG UKM DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN 2 LANTAI digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SUPERMARKET DAN FASHION DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SUPERMARKET DAN FASHION DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SUPERMARKET DAN FASHION DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 PRESENTASI TUGAS AKHIR oleh : PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 LATAR BELAKANG SMA Negeri 17 Surabaya merupakan salah

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil disusun oleh : MUHAMMAD NIM : D

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG.FIX.pdf BAB 2 DASAR TEORI.FIX.pdf

BAB 1 LATAR BELAKANG.FIX.pdf BAB 2 DASAR TEORI.FIX.pdf BAB 1 LATAR BELAKANG.FIX.pdf BAB 2 DASAR TEORI.FIX.pdf BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum Islamic Center sebagai pusat kegiatan keislaman, dimana semua kegiatan pembinaan berupa kegiatan

Lebih terperinci

BAB I. Perencanaan Atap

BAB I. Perencanaan Atap BAB I Perencanaan Atap 1. Rencana Gording Data perencanaan atap : Penutup atap Kemiringan Rangka Tipe profil gording : Genteng metal : 40 o : Rangka Batang : Kanal C Mutu baja untuk Profil Siku L : BJ

Lebih terperinci

Oleh : Hissyam I

Oleh : Hissyam I PERENCANAANN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLETT DAN RESTO 2 LANTAI Oleh : Hissyam I 8507048 D3 TEKNIK SIPIL GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITASS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR PUSKESMAS PEMBANTU DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR PUSKESMAS PEMBANTU DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR PUSKESMAS PEMBANTU DUA LANTAI TUGAS AKHIR Telah disetujui untuk dipertahankan di depan tim penguji sebagai persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada jurusan Teknik Sipil Dikerjakan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN DAN TOKO BUKU 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR DAN ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN DAN TOKO BUKU 2 LANTAI TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Gedung Swalayan dan Toko Buku Lantai PERENCANAAN STRUKTUR DAN ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN DAN TOKO BUKU LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin pesatnya perkembangan dunia teknik sipil di Indonesia saat ini menuntut terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung dalam bidang tersebut.

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Jurusan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSKESMAS DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSKESMAS DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSKESMAS DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MASJID 2 LANTAI (Structure and Cost Budget of Two Storeys Mosque)

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MASJID 2 LANTAI (Structure and Cost Budget of Two Storeys Mosque) PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MASJID 2 LANTAI (Structure and Cost Budget of Two Storeys Mosque) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Dalam perancangan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku sehingga diperoleh suatu struktur bangunan yang aman secara konstruksi. Struktur

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan Dari keseluruhan pembahasan yang telah diuraikan merupakan hasil dari perhitungan perencanaan struktur gedung Fakultas Teknik Informatika ITS Surabaya dengan metode SRPMM.

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik

Lebih terperinci

PERENCANAAN KANTOR KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN KANTOR KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN KANTOR KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

TAMPAK DEPAN RANGKA ATAP MODEL 3

TAMPAK DEPAN RANGKA ATAP MODEL 3 TUGAS STRUKTUR BAJA 11 Bangunan gedung dengan struktur atap dibuat dengan struktur rangka baja. Bentang struktur bangunan, beban gravitasi, beban angin dan mutu bahan, dijelaskan pada data teknis berikut.

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN DAN KARAOKE 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN DAN KARAOKE 2 LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN DAN KARAOKE 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH LANTAI Agus Supriyanto I.850033 D3 TEKNIK SIPIL GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET 011 iv v MOTTO Demi masa, sesungguhnya manusia

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG MALL 3 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG MALL 3 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG MALL 3 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D3 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR 3.. Denah Bangunan Dalam tugas akhir ini penulis merancang suatu struktur bangunan dengan denah seperti berikut : Gambar 3.. Denah bangunan 33 34 Dilihat dari bentuk

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN BANK DANAMON JL PEMUDA-JEPARA

PERENCANAAN STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN BANK DANAMON JL PEMUDA-JEPARA TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN BANK DANAMON JL PEMUDA-JEPARA Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata1 (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III

Lebih terperinci

ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS

ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS Analisa Dimensi dan Struktur Atap Menggunakan Metode Daktilitas Terbatas 1 - ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS M. Ikhsan Setiawan ABSTRAK Sttruktur gedung Akademi

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM DUA LANTAI. Tugas akhir. Sudarmono I

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM DUA LANTAI. Tugas akhir. Sudarmono I PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM DUA LANTAI Tugas akhir Sudarmono I 85 07 061 Fakultas teknik jurusan teknik sipil Universitas sebelas maret 2010 MOTTO...Sesungguhnya Alloh tidak mengubah keadaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL.. i. LEMBAR PENGESAHAN ii. KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang... 1

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL.. i. LEMBAR PENGESAHAN ii. KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang... 1 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i LEMBAR PENGESAHAN ii KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR NOTASI. v vi xii xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...... 1 1.2. Maksud dan

Lebih terperinci

PERENCANAAN SHOWROOM DAN BENGKEL NISSAN

PERENCANAAN SHOWROOM DAN BENGKEL NISSAN PERENCANAAN SHOWROOM DAN BENGKEL NISSAN TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek DAFTAR NOTASI A g = Luas bruto penampang (mm 2 ) A n = Luas bersih penampang (mm 2 ) A tp = Luas penampang tiang pancang (mm 2 ) A l =Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi (mm 2 ) A s = Luas

Lebih terperinci

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG TUGAS AKHIR 1 HALAMAN JUDUL PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Teknik Program

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN CAFE 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN CAFE 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN CAFE 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR BOARDING HOUSE

PERENCANAAN STRUKTUR BOARDING HOUSE PERENCANAAN STRUKTUR BOARDING HOUSE TUGAS AKHIR Oleh : Antonius Mahatma P. I.8507007 PROGRAM DIII TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 010 BAB 3 Perencanaan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN SEKOLAHAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN SEKOLAHAN 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN SEKOLAHAN LANTAI Oleh : Dede Setiawan I8506704 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 011 MOTTOO...Sesungguhnya

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH JUNE ADE NINGTIYA I

DISUSUN OLEH JUNE ADE NINGTIYA I PERENCANAAN STRUKTUR HOTEL 2 LANTAI DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH JUNE ADE NINGTIYA I 8507053 DIPLOMA TIGA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR UNIT GEDUNG A UNIVERSITAS IKIP VETERAN SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR UNIT GEDUNG A UNIVERSITAS IKIP VETERAN SEMARANG PERENCANAAN STRUKTUR UNIT GEDUNG A UNIVERSITAS IKIP VETERAN SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL 2011

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL 2011 TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA 2 LANTAI Dikerjakan Oleh: CINTIA PRATIWI NIM. I 8508002 UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL 2011 LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1)

LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1) LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1) PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG B POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG Oleh: Sonny Sucipto (04.12.0008) Robertus Karistama (04.12.0049) Telah diperiksa dan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR BUTIK 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR BUTIK 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR BUTIK LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

DAFTAR NOTASI. = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas penampang tiang pancang (mm²)

DAFTAR NOTASI. = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas penampang tiang pancang (mm²) DAFTAR NOTASI A cp Acv Ag An Atp Al Ao Aoh As As At Av b = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas bruto penampang

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG HOTEL 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG HOTEL 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA perpustakaan.uns.ac.id GEDUNG HOTEL 2 LANTAI TUGAS AKHIR DisusunSebagai Salah SatuSyaratMemperolehGelarAhliMadya (A.Md.) pada Program Studi DIII Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG JALAN TIRTO AGUNG PEDALANGAN-SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG JALAN TIRTO AGUNG PEDALANGAN-SEMARANG Tugas Akhir PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG JALAN TIRTO AGUNG PEDALANGAN-SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA STRUKTUR

BAB IV ANALISA STRUKTUR BAB IV ANALISA STRUKTUR 4.1 Data-data Struktur Pada bab ini akan membahas tentang analisa struktur dari struktur bangunan yang direncanakan serta spesifikasi dan material yang digunakan. 1. Bangunan direncanakan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN PERENCANAAN GEDUNG PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH, SEMARANG

LEMBAR PENGESAHAN PERENCANAAN GEDUNG PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH, SEMARANG LEMBAR PENGESAHAN PERENCANAAN GEDUNG PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH, SEMARANG (Design of Perum Perhutani Unit I Central Java Building, Semarang ) Disusun Oleh : ADE IBNU MALIK L2A3 02 095 SHINTA WENING

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH DAN TOKO 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH DAN TOKO 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH DAN TOKO LANTAI TUAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh elar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTORAN DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTORAN DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTORAN DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi

D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi DAFTAR NOTASI A cp = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm 2 Ag = Luas bruto penampang (mm 2 ) An = Luas bersih penampang (mm 2 ) Atp = Luas penampang tiang pancang (mm 2 ) Al = Luas

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. : PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : KEVIN IMMANUEL

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN 4.1 Perencanaan Awal (Preliminary Design) Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi rencana struktur, yaitu pelat, balok dan kolom agar diperoleh

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI) 1 PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI) Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai S-1 Teknik Sipil diajukan

Lebih terperinci

1.6 Tujuan Penulisan Tugas Akhir 4

1.6 Tujuan Penulisan Tugas Akhir 4 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN i ii in KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI INTISARI v viii xii xiv xvii xxii BAB I PENDAHIJLUAN 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KECAMATAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KECAMATAN 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya perpustakaan.uns.ac.id pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : Heroni Wibowo Prasetyo NPM :

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH BINA BANGSA JALAN JANGLI BOULEVARD SEMARANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH BINA BANGSA JALAN JANGLI BOULEVARD SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH BINA BANGSA JALAN JANGLI BOULEVARD SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan pendidikan Program Diploma III Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret adalah menciptakan Ahli madya yang terampil dan profesional serta kompeten

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM. PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI (+ BASEMENT) DI WILAYAH SURAKARTA DENGAN DAKTAIL PARSIAL (R=6,4) (dengan mutu f c=25 MPa;f y=350 MPa)

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI (+ BASEMENT) DI WILAYAH SURAKARTA DENGAN DAKTAIL PARSIAL (R=6,4) (dengan mutu f c=25 MPa;f y=350 MPa) PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI (+ BASEMENT) DI WILAYAH SURAKARTA DENGAN DAKTAIL PARSIAL (R=6,4) (dengan mutu f c=25 MPa;f y=350 MPa) Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat

Lebih terperinci

PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA

PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : ALFANIDA AYU WIDARTI

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU Oleh : DANY HERDIANA NPM : 02 02 11149 UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA Fakultas

Lebih terperinci

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom A cp Acv Ag An Atp Al Ao Aoh As As At Av b bo bw C Cc Cs d DAFTAR NOTASI = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom (mm²) = Luas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM 2 LANTAI & RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM 2 LANTAI & RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM 2 LANTAI & RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI

PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI Wildiyanto NRP : 9921013 Pembimbing : Ir. Maksum Tanubrata,

Lebih terperinci

Andini Paramita 2, Bagus Soebandono 3, Restu Faizah 4 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Andini Paramita 2, Bagus Soebandono 3, Restu Faizah 4 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Agustus 16 STUDI KOMPARASI PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG BERDASARKAN SNI 3 847 DAN SNI 847 : 13 DENGAN SNI 3 176 1 (Studi Kasus : Apartemen 11 Lantai

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3 PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3 Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : FELIX BRAM SAMORA

Lebih terperinci

DAFTAR NOTASI. Luas penampang tiang pancang (mm²). Luas tulangan tarik non prategang (mm²). Luas tulangan tekan non prategang (mm²).

DAFTAR NOTASI. Luas penampang tiang pancang (mm²). Luas tulangan tarik non prategang (mm²). Luas tulangan tekan non prategang (mm²). DAFTAR NOTASI A cp Ag An Atp Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton (mm²). Luas bruto penampang (mm²). Luas bersih penampang (mm²). Luas penampang tiang pancang (mm²). Al Luas total tulangan

Lebih terperinci

DAFTAR NOTASI. A cp. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

DAFTAR NOTASI. A cp. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom DAFTAR NOTASI A cp Acv Ag An Atp Al Ao Aoh As As At Av b bo bw C Cc Cd = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom (mm²) = Luas bruto

Lebih terperinci

Tugas Besar Struktur Bangunan Baja 1. PERENCANAAN ATAP. 1.1 Perhitungan Dimensi Gording

Tugas Besar Struktur Bangunan Baja 1. PERENCANAAN ATAP. 1.1 Perhitungan Dimensi Gording 1.1 Perhitungan Dimensi Gording 1. PERENCANAAN ATAP 140 135,84 cm 1,36 m. Direncanakan gording profil WF ukuran 100x50x5x7 A = 11,85 cm 2 tf = 7 mm Zx = 42 cm 2 W = 9,3 kg/m Ix = 187 cm 4 Zy = 4,375 cm

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL)

PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL) PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL) Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S 1 Teknik Sipil diajukan

Lebih terperinci

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

fc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa

fc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa Peraturan dan Standar Perencanaan 1. Peraturan Perencanaan Tahan Gempa untuk Gedung SNI - PPTGIUG 2000 2. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Gedung SKSNI 02-2847-2002 3. Tata Cara Perencanaan Struktur

Lebih terperinci