DETERMINAN PUBLIKASI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH MELALUI INTERNET

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DETERMINAN PUBLIKASI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH MELALUI INTERNET"

Transkripsi

1 DETERMINAN PUBLIKASI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH MELALUI INTERNET Istikomah Fakultas Ekonomi, Universitas Sains Al-Qur an Jawa Tengah di Wonosobo Kurniawati Mutmainah Fakultas Ekonomi, Universitas Sains Al-Qur an Jawa Tengah di Wonosobo ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh leverage, kekayaan pemerintah daerah, opini auditor, dan rasio tingkat ketergantungan terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah melalui internet. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 90 laporan keuangan pemda yang di dapat melalui teknik purposive sampling. Teknik analisis menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekayaan pemerintah daerah dan opini audit berpengaruh positif terhadap publikasi laporan keuangan pemda melalui internet, rasio tingkat ketergantungan berpengaruh negatif terhadap publikasi laporan keuangan pemda melalui internet. Sedangkan leverage tidak berpengaruh terhadap publikasi laporan keuangan pemda melalui internet.penelitian ini hanya terbatas pada pemerintah daerah di Pulau Jawa, sehingga untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk memperpanjang periode penelitian dan memperluas populasi penelitian. Serta menambah variabel penelitian yang mempengaruhi publikasi laporan keuangan pemerintah daerah melalui internet misalnya jumlah penduduk dan jumlah SKPD. Kata kunci : leverage, kekayaan pemerintah daerah, opini audit, rasio tingkat ketergantungan, publikasi laporan keuangan pemda melalui internet.

2 PENDAHULUAN Indonesia memasuki era otonomi daerah dan desentralisasi fiskal setelah dikeluarkannya Undang-Undang No. 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah. Urusan pemerintahan sebagian dialihkan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Urusan pemerintah yang pada saat sebelum reformasi sebagian besar ditangani oleh pemerintah pusat, maka setelah reformasi sebagian besar urusan pemerintah tersebut dilimpahkan ke daerah. Pengalihan ini juga berdampak pada pengalihan anggaran untuk pemenuhan urusan tersebut dari pusat ke daerah. Otonomi daerah dan desentralisasi fiskal ini diikuti dengan reformasi keuangan. Reformasi keuangan dilakukan pada semua tahapan proses keuangan negara dimulai dari perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan anggaran, hingga pertanggungjawaban keuangan dan audit (Amiruddin dan Martani, 2011). Reformasi Keuangan dan Otonomi Daerah telah merubah iklim pelaksanaan pemerintahan daerah. Akuntabilitas dan transparansi mulai diwujudkan dalam pelaksanaan pemerintahan yang mengharuskan informasi anggaran dan akuntabilitas pelaksanaan pemda seharusnya disampaikan kepada publik melalui media sehingga rakyat dapat mengaksesnya (Puspita dan Martani, 2012 ). Transparansi informasi pemerintah mulai menjadi perhatian sejak dikeluarkannya Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang menyebutkan bahwa setiap informasi publik harus bersifat terbuka, serta dapat diakses oleh pengguna secara cepat, tepat waktu, biaya ringan, dan cara yang sederhana. Pemerintah daerah yang transparan harus mampu menyediakan informasi yang dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat dan pengguna lainnya. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk meningkatkan derajat transparansi dan mengurangi asimetri informasi antara pejabat publik dengan masyarakat adalah melalui pemanfaatan media internet (e-government) terkait dengan penyusunan dan penggunaan anggaran atau publikasi laporan keuangan pemda (World Bank, 2003; KNKG, 2010, dalam Trisnawati dan Achmad, 2014). Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mempengaruhi perkembangan perekonomian yang ditandai dengan proses digitalisasi pertukaran informasi melalui berbagai media komunikasi yang memanfaatkan teknologi informasi. Proses digitalisasi terjadi di semua organisasi disebabkan oleh biaya

3 yang relatif lebih murah ketika menggunakan teknologi dalam menyampaikan suatu informasi serta kekuatan dari teknologi informasi dan komunikasi yang dapat meningkatkan dan memudahkan tingkat aktivitas entitas ekonomi, yang sebelumnya dilakukan dengan manual dan konvensional (Bonson & Escobar, 2005, dalam Puspita dan Martani, 2012). Terkait dengan pemanfaatan fasilitas internet oleh pemda di Indonesia, saat ini sebagian besar pemda telah memiliki website resmi. Website tersebut digunakan untuk memberikan informasi umum tentang daerah, informasi kegiatan pelayanan masyarakat, sosialisasi peraturan, dan sarana berkomunikasi interaktif dengan masyarakat (Puspita dan Martani, 2012). Publikasi laporan keuangan melalui internet merupakan salah satu bentuk pengungkapan secara sukarela (voluntary disclosure) dan bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah kepada masyarakat. Internet adalah media yang mudah dijangkau oleh masyarakat dan sarana yang efektif bagi pemerintah untuk meningkatkan derajat transparansi (Scott, 2006, dalam Trisnawati dan Achmad, 2014). Penggunaan internet membuat publikasi laporan keuangan menjadi lebih cepat dan mudah, sehingga dapat diakses oleh siapa pun, kapan pun, dan di mana pun (Trisnawati dan Achmad, 2014). Namun penelitian Muhammad dalam Aditya Rahman dkk. (2013) menunjukkan bahwa website pemda belum digunakan secara optimal dalam mengembangkan pelaporan keuangan. Rata-rata indeks tingkat pengungkapan informasi keuangan pemda terbukti lebih rendah dari rata-rata indeks pengungkapan informasi non keuangan. Terdapat beberapa faktor yang diperkirakan memiliki pengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan pemerintah melalui media internet, diantaranya, leverage, kekayaan pemda, opini audit dan DAU. Leverage mengindikasikan sejauh mana pemda menggunakan dana yang dipinjam untuk membiayai aset yang dimiliki (Sinaga dan Prabowo, 2011, dalam Aditya dkk., 2013). Kreditor akan selalu mengawasi kinerja pemda dalam menggunakan dana yang dipinjam dan menilai kemampuan pemda dalam melunasi kewajibannya. Leverage yang tinggi membuat pengawasan dan informasi yang dibutuhkan oleh kreditor semakin besar, sehingga pemda menanggung biaya yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan pengawasan oleh kreditor. Internet merupakan media yang paling cost effective bagi

4 pemda dalam mempublikasikan informasi keuangannya. Melalui publikasi laporan keuangan di internet, pemda dapat memberikan informasi pemerintahan secara lebih rinci dengan biaya yang ringan, sehingga dapat memfasilitasi kreditor dalam mengawasi kinerja pemda (Trisnawati dan Achmad, 2014). Selain leverage, penelitian yang dilakukan oleh Laswad et.al. (2005), Liestiani (2008) dan Amirudin dan Martani (2011) juga membuktikan bahwa kekayaan daerah berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan pemerintah kabupaten/kota. Semakin besar kekayaan daerah, maka semakin besar sumber daya yang dimiliki untuk melakukan pengungkapan sehingga kekayaan daerah yang semakin meningkat dapat meningkatkan tingkat pengungkapan laporan keuangan. Trisnawati dan Achmad (2014) menyatakan, opini audit merupakan salah satu indikator kualitas akuntabilitas keuangan dilihat atas penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Pemda yang mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian akan cenderung melakukan publikasi laporan keuangan melalui internet untuk menunjukkan sinyal kualitas pengelolaan keuangan yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Sebaliknya, opini audit selain WTP dapat menimbulkan konotasi atau persepsi publik akan adanya penyimpangan dalam pengelolaan keuangan daerah, sehingga pemerintah cenderung menutupi informasi keuangannya. Liestiani (2008) dan Puspita dan Martani (2012), menggunakan tingkat ketergantungan pemda sebagai faktor yang diteliti mempengaruhi tingkat pengungkapan sukarela pemda di Indonesia. Semakin tinggi DAU yang diterima pemda, menunjukkan tingkat ketergantungan yang besar terhadap sumber dana lain untuk membiayai aparaturnya. Pemda yang memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap sumber dana Pemerintah Pusat akan memiliki tekanan untuk mengungkapkan informasi lebih banyak. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, masih rendahnya tingkat publikasi laporan keuangan secara lengkap dari pemda di Jawa tengah. Sehinggga disusun pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah leverage berpengaruh positif terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah melalui internet?

5 2. Apakah kekayaan pemerintah daerah berpengaruh positif terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah melalui internet? 3. Apakah opini auditor berpengaruh terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah melalui internet? 4. Apakah rasio tingkat ketergantungan berpengaruh positif terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah melalui internet? Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai penelitian ini adalah : 1. Untuk membuktikan pengaruh leverage terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah melalui internet. 2. Untuk membuktikan pengaruh kekayaan pemerintah daerah terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah melalui internet. 3. Untuk membuktikan pengaruh opini auditor terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah melalui internet. 4. Untuk membuktikan pengaruh rasio tingkat ketergantungan terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah melalui internet. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat mengenai pengaruh leverage, kekayaan pemda, opini auditor, dan rasio tingkat ketergantungan pemda terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah melalui internet. Manfaat penelitian ini bagi pemerintah daerah adalah menjadi bahan evaluasi untuk meningkatkan publikasi laporan keuangannya di internet. Penelitian ini juga bermanfaat bagi investor, kreditor, dan donatur terkait pertimbangan untuk melakukan kerjasama dengan suatu pemda. TELAAH TEORI 1. Teori Keagenan Teori keagenan (agency) adalah hubungan yang muncul ketika satu pihak (principal) memberikan kewenangan dan tanggung jawab kepada pihak lain (agent) untuk melakukan pengambilan keputusan sesuai kepentingan principal (Jensen dan Meckling, 1976; Broadbent dkk., 1996; Soudry, 2007; Donaldson dalam Luby,

6 2009; Medina, 2012, dalam Trisnawati dan Achmad, 2014). Dalam sektor pemerintahan, masyarakat selaku principal memberikan amanat kepada pemerintah selaku agent untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Hilmi dan Martani, 2012; Medina, 2012; Limpo dkk., 2013, dalam Trisnawati dan Achmad, 2014). 2. Teori Signalling Teori signalling menjelaskan bahwa pemerintah sebagai pihak yang diberi amanat oleh masyarakat berkeinginan menunjukkan sinyal yang baik kepada masyarakat, agar masyarakat dapat terus mendukung kinerja pemerintah saat ini, sehingga kegiatan pemerintahan dapat berjalan dengan baik (Puspita dan Martani, 2012). Pemda akan berusaha melakukan pelaporan keuangan melalui website secara lebih optimal untuk menunjukkan bahwa pemda telah menjalankan amanat yang diberikan oleh rakyat (Puspita dan Martani, 2012). Masyarakat juga dapat dengan mudah dan cepat mengakses informasi keuangan terkait penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, sehingga dapat mengurangi asimetri informasi yang terjadi (Trisnawati dan Achmad, 2014). 3. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) bahwa laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Berdasar PP Nomor 71 Tahun 2010, laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan (Khasanah, 2014). Komponen-komponen yang terdapat dalam suatu set laporan keuangan pokok adalah Laporan Realisasi Anggaran (LRA), neraca, Laporan Arus Kas (LAK), dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) (Trisnawati dan Achmad, 2014). Laporan keuangan menjadi alat yang digunakan untuk menunjukkan pencapaian kinerja dan pelaksanaan fungsi pertanggungjawaban dalam suatu entitas (Choiriyah, 2010, dalam Khasanah, 2014).

7 Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel independen yang meliputi leverage, kekayaan pemda, opini auditor, rasio tingkat ketergantungan. Variabel dependennya publikasi laporan keuangan pemda melalui internet. Publikasi laporan keuangan pemda melalui internet adalah salah satu bentuk pengungkapan secara sukarela yang merupakan perwujudan dari pelaksanaan e-government. E-government adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam kegiatan pemerintahan untuk memberikan kemudahan informasi dan pelayanan kepada masyarakat, unit bisnis, pegawai, dan stakeholder lainnya, sehingga dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparansi, serta akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan (Bhatnagar, 2003; Wescott, 2003; Sosiawan, 2008 dalam Puspita dan Martani, 2012). Melalui publikasi laporan keuangan di internet, pemda dapat menyampaikan informasi keuangan secara cepat, mudah, dan berbiaya ringan. Sementara pengguna laporan keuangan pemda, khususnya masyarakat, dapat mengakses informasi keuangan pemda dengan mudah, kapan saja, dan di mana saja (Trisnawati dan Achmad, 2014). Masyarakat memiliki harapan akan adanya suatu pemerintahan daerah yang transparan dan akuntabel, yang menandakan terselenggaranya pengelolaan keuangan daerah yang baik. Beberapa sumber menyatakan manfaat dari internet apabila digunakan sebagai media pelaporan keuangan (Sinaga, 2011). Menurut Bertot, dkk. (2010) dalam Sinaga (2011), penggunaan internet dapat menciptakan budaya transparansi yang juga akan mewujudkan akuntabilitas. Pengungkapan sukarela laporan keuangan pemerintah daerah di internet dinilai efisien (Woldenberg, 2004 dalam Bertot, dkk., 2010, dalam Sinaga, 2011), dan efektif meningkatkan pengendalian terhadap perangkat pemerintahan daerah dari tindakan korupsi serta dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pemerintahan daerah (Shim dan Eom, 2008; Bertot, dkk. 2010, dalam Sinaga, 2011). Internet dinilai dapat menjadi jawaban atas harapan masyarakat akan terselenggaranya pengelolaan keuangan daerah yang baik (Sinaga, 2011).

8 Gambar 1 Model Penelitian Leverage (x 1 ) Kekayaan Pemda (x 2 ) Opini Auditor (x 3 ) H1 + H2 + H3 + Publikasi laporan keuangan pemerintah daerah melalui internet (y) Rasio Tingkat Ketergantungan (x 4 ) H4+ Sumber : Data sekunder diolah, Pengaruh Leverage Terhadap Publikasi Laporan Keuangan Pemda Melalui internet Leverage merupakan kemampuan pemerintah daerah dalam menjamin dana yang dipinjam menggunakan jumlah aset yang dimiliki oleh pemerintah daerah. Penting untuk user mengetahui laporan keuangan yang lebih rinci agar informasi mengenai leverage antar pemerintah daerah dapat diperbandingkan (Aditya dkk., 2013). Trisnawati dan Achmad (2014) mengungkapkan leverage berpengaruh positif terhadap publikasi laporan keuangan pemda melalui internet. Kreditor akan selalu mengawasi kinerja pemda dalam menggunakan dana yang dipinjam dan menilai kemampuan pemda dalam melunasi kewajibannya. Leverage yang tinggi membuat pengawasan dan informasi yang dibutuhkan oleh kreditor semakin besar, sehingga pemda menanggung biaya yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan pengawasan oleh kreditor. Internet merupakan media yang paling cost effective bagi pemda dalam mempublikasikan informasi keuangannya. Melalui publikasi laporan keuangan di internet, pemda dapat memberikan informasi pemerintahan secara lebih rinci dengan biaya yang ringan, sehingga dapat memfasilitasi kreditor dalam mengawasi kinerja pemda.

9 Besarnya rasio hutang yang dimiliki pemda, akan membuat pemda mendapat tekanan untuk mengungkapkan informasi keuangan lebih banyak di internet. Karena kreditor akan menilai kemampuan pemda dalam melunasi kewajibannya. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : H1 : Leverage berpengaruh positif terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah melalui internet. Pengaruh Kekayaan Pemda Terhadap Publikasi Laporan Keuangan Pemda Melalui internet Tingkat kemakmuran suatu daerah dapat tergambarkan dari kekayaan daerah tersebut (Sinaga, 2011). Kekayaan daerah yang tinggi merupakan indikator kesuksesan suatu pemerintahan dalam mengelola potensi dan sumber daya yang dimilikinya, serta kesuksesan dalam hal mengelola keuangan (Hudoyo dan Mahmud, 2014). Rahman, dkk. (2013) membuktikan kekayaan pemda berpengaruh positif terhadap publikasi LKPD melalui internet. Kekayaan pemerintah merupakan bukti nyata atas kinerja pemerintah daerah yang baik dalam mengelola keuangan pemerintah daerah. Sehingga semakin besar rasio pengelolaan belanja pemerintah daerah, maka kecenderungan pemerintah daerah untuk melaporkan keuangannya di internet pun juga semakin tinggi, begitu juga sebaliknya. Pemerintah daerah yang mempunyai kekayaan yang besar, akan menunjukkan kinerjanya yang baik atas pengelolaan sumberdaya dan potensi daerahnya, serta semakin banyak informasi yang harus diungkapkan atas pertanggungjawaban kekayaan daerahnya yang besar. Sehingga pemda akan semakin banyak mempublikasikan laporan keuangannya di internet. Berdasarkan uraian tersebut,maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : H2 : Kekayaan Pemda berpengaruh positif terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah melalui internet.

10 Pengaruh Opini Auditor Terhadap Publikasi Laporan Keuangan Pemda Melalui internet Opini auditor merupakan pernyataan pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan. Opini auditor merupakan salah satu indikator kualitas akuntabilitas keuangan dilihat atas penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Opini audit secara bertingkat terdiri dari : Tidak Wajar (TW), Tidak Memberikan Pendapat (TMP), Wajar Dengan Pengecualian (WDP), dan yang terbaik adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) (Trisnawati dan Achmad, 2014). Penelitian Trisnawati dan Achmad (2014) menyatakan pemda yang mendapat opini WTP akan cenderung melakukan publikasi laporan keuangan melalui internet untuk menunjukkan sinyal kualitas pengelolaan keuangan yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Sebaliknya, opini audit selain WTP dapat menimbulkan konotasi atau persepsi publik akan adanya penyimpangan dalam pengelolaan keuangan daerah, sehingga pemerintah cenderung menutupi informasi keuangannya. Penelitian Handayani (2010) menunjukkan bahwa tingkat penyimpangan yang menyebabkan pemerintah daerah mendapat opini non WTP mempunyai hubungan negatif signifikan terhadap tingkat pengungkapan. Semakin banyak tingkat penyimpangan, maka pemda cenderung untuk menutupi informasi yang dimiliki, sehingga tingkat pengungkapan menjadi lebih rendah. Opini WTP yang diterima pemda akan membuat pemda mempublikasikan laporan keuangannya di internet, untuk menunjukkan sinyal pengelolaan kualitas keuangan yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : H3 : Opini Auditor berpengaruh positif terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah melalui internet. Pengaruh Rasio Tingkat Ketergantungan Terhadap Publikasi Laporan Keuangan Pemda Melalui internet Rasio tingkat ketergantungan pemerintah daerah tergantung dari besaran Dana Alokasi Umum yang diberikan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk

11 membangun perekonomian dan membangun daerahnya sendiri (Puspita dan Martani, 2012) Robbin dan Austin (1987) dalam Puspita dan Martani (2012), mengungkapkan rasio tingkat ketergantungan yang tinggi cenderung meningkatkan tingkat pengungkapan. Pemerintah pusat memantau apa yang dilakukan pemda dan tingkat pencapaian kinerja atas alokasi dana umum dari Pemerintah Pusat. Liestiani (2008) menggunakan tingkat ketergantungan pemda sebagai faktor yang diteliti mempengaruhi tingkat pengungkapan sukarela pemda di Indonesia. Semakin tinggi Dana Alokasi Umum yang diterima pemda, menunjukkan tingkat ketergantungan yang besar terhadap sumber dana lain untuk membiayai aparaturnya. Dengan adanya rasio tingkat ketergantungan yang tinggi dari pemerintah pusat, maka pemda memiliki tekanan untuk mempublikasikan informasi lebih banyak di internet. Karena pemerintah pusat akan memantau apa yang dilakukan pemda dan tingkat pencapaian kinerja atas Dana Alokasi Umum dari Pemerintah Pusat. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : H4 : Rasio tingkat ketergantungan berpengaruh positif terhadap publikasi laporan keuangan pemerintah daerah melalui internet. METODEPENELITIAN Populasi penelitian ini adalah seluruh Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Pulau Jawa pada tahun 2012 sampai Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria : (1) Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota di seluruh Pulau Jawa, (2) Mempunyai website resmi dan dapat diakses pada saat penelitian dilakukan, (3) Laporan keuangan pemerintah daerah tahun anggaran 2012 sampai 2014 tersedia di masing-masing website pemda, (4) Memiliki jumlah kewajiban, (5) Tidak termasuk dalam kategori daerah tertinggal, (6) Laporan hasil pemeriksaan auditor atas LKPD tahun 2012 sampai 2014 tersedia di website BPK RI, (7) Menyediakan data penelitian secara lengkap untuk seluruh variabel independen. Data terkait opini audit atas LKPD diperoleh dari Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) I 2015 oleh BPK yang dipublikasikan melalui Data total aset pemda, total kewajiban pemda, total pendapatan dan total DAU bersumber dari LKPD

12 yang dipublikasikan melalui website resmi masing-masing pemda. Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah regresi logistik (logistic regression). Metode ini dipilih karena variabel dependen bersifat kategorikal atau dikotomi (nominal), dan variabel independen berupa kombinasi data rasio dan nominal. Model regresi logistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Y = α + β1x1+ β2x2+β3x3+β4x4+e Pengujian yang dilakukan dalam model regresi logistik meliputi Uji Statistik Deskriptif, Uji Multikolinearitas, Goodness of Fit Test, Chi Square (χ2), Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square), Omnibus Test of Model Coefficients, Uji Klasifikasi, dan Uji Hipotesis Regresi Logistik. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Statistik Deskriptif Penelitian ini menggunakan sampel 90 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Pulau Jawa. Dari keseluruhan sampel, sebanyak 66 (73,3%) pemda tidak melakukan publikasi komponen laporan keuangan melalui internet secara lengkap. Sedangkan sisanya sebanyak 24 (26,7%) pemda mempublikasikan komponen laporan keuangan melalui internet secara lengkap. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat publikasi laporan keuangan pemda di Indonesia masih sangat rendah. Sedangkan untuk opini audit, jumlah pemda yang mendapat opini WTP adalah sebanyak 12 LKPD (13,3%) dan pemda yang mendapat opini non WTP adalah sebanyak 78 LKPD (86,7%). 2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas pada penelitian ini dilihat dengan menggunakan matriks korelasi. Hasil uji multikolinearitas penelitian ini menunjukkan bahwa nilai korelasi antar variabel independen tidak ada yang melebihi 0,90, hal ini berarti bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas di antara variabel independen dalam penelitian, sehingga model regresi dapat dikatakan baik. 3. Uji Analisis Regresi Logistik Hasil uji Goodness of Fit Test dengan nilai sig. sebesar 0,357 lebih besar dari 0,05 yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasi, sehingga model dapat dikatakan layak (fit). Uji Chi Square

13 menunjukkan penurunan nilai -2 Log Likelihood sebesar 36,973, yang berarti bahwa keseluruhan model regresi dalam penelitian ini adalah baik. Nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,491 yang menunjukkan bahwa variabel independen dalam penelitian mampu menjelaskan 49,1% variabel dependennya. Sedangkan sisanya sebesar 50,9% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian. Berdasarkan uji klasifikasi, menurut prediksi, pemda yang mempublikasikan komponen laporan keuangannya di internet secara tidak lengkap adalah 66 pemda, sedangkan hasil observasinya 63. Jadi ketepatan klasifikasinya sebesar 95,5% (63/66). Sedangkan prediksi pemda yang mempublikasikan komponen laporan keuangannya di internet secara lengkap adalah 24 pemda, sedangkan hasil observasinya hanya sebesar 14. Jadi ketepatan klasifikasinya sebesar 58,3% (14/24). Hasil uji koefisien regresi logistik menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap publikasi LKPD melalui internet, kekayaan pemda dan opini audit berpengaruh positif terhadap publikasi LKPD melalui internet, sedangkan rasio tingkat ketergantungan berpengaruh negatif terhadap publikasi LKPD melalui internet. KESIMPULAN 1. Leverage tidak berpengaruh terhadap publikasi laporan keuangan pemda melalui internet (H1 ditolak). Adanya instruksi dari Kemendagri no /1797/SC/2012 tentang Transparansi Pengelolaan Anggaran Daerah (TPAD), mendorong setiap pemerintah daerah untuk melakukan peningkatan transparansi pengelolaan anggaran daerah. Sehingga pemerintah daerah akan lebih banyak mempublikasikan laporan keuangannya di intenet tanpa dipengaruhi oleh besar kecilnya tingkat pinjaman yang dimiliki. 2. Kekayaan pemda berbengaruh positif terhadap publikasi laporan keuangan pemda melalui internet (H2 diterima). Artinya semakin besar tingkat kekayaan pemda, maka semakin besar pemantauan dari masyarakat, dan semakin besar pula permintaan informasi yang disediakan pada website untuk mengukur kinerja pemda. Sehingga pemda akan mempublikasikan laporan keuangannya di internet sebagai bentuk pertanggungjawaban atas jumlah kekayaan yang dimilikinya.

14 3. Opini auditor berpengaruh positif terhadap publikasi laporan keuangan pemda melalui internet (H3 diterima). Hal tersebut menunjukkan bahwa pemda yang mendapat opini WTP akan cenderung melakukan publikasi laporan keuangan melalui internet untuk menunjukkan sinyal kualitas pengelolaan keuangan yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Sebaliknya, opini audit selain WTP dapat menimbulkan konotasi atau persepsi publik akan adanya penyimpangan dalam pengelolaan keuangan daerah, sehingga pemerintah cenderung menutupi informasi keuangannya. 4. Rasio tingkat ketergantungan berpengaruh negatif terhadap publikasi laporan keuangan pemda melalui internet (H4 ditolak). Artinya semakin tinggi rasio tingkat ketergantungan pemda terhadap pemerintah pusat maka publikasi laporan keuangan pemda melalui internet justru semakin rendah. Hal ini dikarenakan tingginya ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat akan menunjukkan bahwa pemerintah daerah tidak memiliki kemampuan dalam mengelola keuangannya sendiri dan meningkatkan kemandirian daerahnya. Sehingga mereka cenderung untuk tidak mempublikasikan laporan keuangannya secara lengkap di internet. Saran Setelah mengetahui hasil dari penelitian ini, beberapa saran yang dapat di rekomendasikan adalah, bagi pemerintah daerah, diharapkan dapat meningkatkan sistem pengendalian intern atas pengelolaan dan pertanggungjawaban anggaran yang telah dirancang dan dilaksanakan secara memadai, serta meningkatkan pelaksanaan anggaran yang sudah dikelola sehingga dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Keterbatasan Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan-keterbatasan yang kemungkinan dapat menimbulkan gangguan terhadap hasil penelitian diantaranya adalah : 1. Jumlah sampel yang memenuhi kriteria penelitian yang masih relatif sedikit, sehingga kurang mewakili secara keseluruhan. 2. Keterbatasan lainnya terletak pada sulitnya proses pengumpulan data laporan keuangan yang di dapatkan dari masing- masing web pemerintah daerah, dikarenakan tidak ada standar untuk bentuk web pemda, sehingga posisi laporan

15 keuangan yang dipublikasikan di wesite pemda kadang tidak ditemukan sehingga tidak bisa dijadikan sampel penelitian. Agenda Penelitian Yang Akan Datang Dengan adanya keterbatasan dalam penelitian ini, disarankan pada penelitian selanjutnya untuk : 1. Memperluas populasi penelitian dan mengembangkan teori agar cangkupan penelitian lebih luas. 2. Menambah variabel penelitian yang mempengaruhi publikasi laporan keuangan pemda melalui internet misalnya jumlah penduduk, jumlah SKPD. 3. Peneliti selanjutnya disarankan memperpanjang periode penelitian agar hasil yang diperoleh nantinya akan semakin baik. DAFTAR PUSTAKA Aditya Rahman, dkk Determinan Internet Financial Local Government Reporting di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XVI Manado. Amiruddin Zulhilmi dan Dwi Martani Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi. Universitas Indonesia. Arikunto Manajemen Penelitian. Edisi Baru. Cetakan Keenam. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Berita.suaramerdeka.com/2013 Candra Maulana dan Bestari Dwi Handayani Pengaruh Karakteristik, Kompleksitas Pemerintahan dan Temuan Audit Terhadap Tingkat Pengungkapan Wajib LKPD. Accounting Analysis Journal. Universitas Negeri Semarang. Febri Medina Fakto-faktor yang Mempengaruhi Transparansi Informasi Keuangan pada Situs Resmi Pemerintah Daerah di Indonesia. Skripsi. Universitas Indonesia. Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran, Ghozali Imam Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali Imam Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

16 Hilmi, A. Z. dan D. Martani Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XV. Banjarmasin September. Imam Arifin dan Debby Fitriasari Pengungkapan Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, Karakteristik Organisasi dan Hasil Audit BPK. Simposium Nasional Akuntansi XVII Mataram. Laswad, F., Fisher, R.,& Oyelere,P Determinants of voluntary internet financial reporting by local government authorities. Journal of Accounting and Public Policy Vol 24, Liestiani, A Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Indonesia untuk Tahun Anggaran Skripsi Sarjana FEUI. Mahardiana Aristya Wibowo Pengaruh Faktor Keuangan dan Non Keuangan pada Peringkat Obligasi di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Wonosobo: Universitas Sains Al-Qur an. Mya Dewi Trisnawati dan Komarudin Achmad Determinan Publikasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Melalui Internet. Simposium Nasional Akuntansi XVII Mataram. Nur Lailatul Khasanah Pengaruh Karakteristik, Kompleksitas, dan Temuan Audit Terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.Skripsi.Universitas Diponegoro. Rahmad Dian Alfransyah Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Akuntansi di Internet oleh Pemerintah Daerah.Skripsi. Universitas Diponegoro. Rahmad Dian Arfryansyah dan Haryanto Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Akuntansi di Internet oleh Pemerintah Daerah. Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 2, No. 3, Tahun s1.undip.ac.id/. (Diakses tanggal 7 November 2013). Rora Puspita Analisis Pengaruh Kinerja dan Karakteristik Pemda Terhadap Tingkat Pengungkapan dan Kualitas Informasi Dalam Website Pemda. Depok. Rora Puspita dan Dwi Martani Analisis pengaruh kinerja dan karakteristik pemda terhadap tingkat pengungkapan dan kualitas informasi dalam website pemda.skripsi.universitas Indonesia.

17 Sri Handayani Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Indonesia Tahun Jurnal Ilmu Administrasi Vol. VII, No. 2, Tahun STIA LAN Jakarta. Styles dan Tennyson Universitas Sumatera Utara. Sugiyono Metode Penelitian Bisnis. Cetakan ke-10. Bandung : Alfabeta. Undang-undang No.33 Tahun Yacoeb Triandy Hudoyo dan Amir Mahmud Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Laporan Keuangan di Internet oleh Pemerintah Daerah. Skripsi.Universitas Negeri Semarang. Yurisca Febriyanty Sinaga dan Tri Jatmiko Wahyu Prabowo Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Pelaporan Keuangan di Internet Secara Sukarela oleh Pemerintah Daerah. Yurisca Febriyanty Sinaga Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaporan Keuangan di Internet Secara Sukarela oleh Pemerintah Daerah. Universitas Diponegoro.

DETERMINAN PUBLIKASI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH MELALUI INTERNET. Mya Dewi Trisnawati Komarudin Achmad. Universitas Brawijaya.

DETERMINAN PUBLIKASI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH MELALUI INTERNET. Mya Dewi Trisnawati Komarudin Achmad. Universitas Brawijaya. DETERMINAN PUBLIKASI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH MELALUI INTERNET Mya Dewi Trisnawati Komarudin Achmad Universitas Brawijaya Abstract This research aims to examine and provide empirical evidence

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) baik dari level atas

BAB I PENDAHULUAN. tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) baik dari level atas BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENDAHULUAN Pemerintah Indonesia kini dituntut terus-menerus untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) baik dari level atas (Pemerintah Pusat) sampai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Keuangan Pemerintah Daerah Indonesia mengalami perubahan yang signifikan dalam hubungan antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. resmi pemerintahan daerah yang terdapat di internet. Horizon waktu yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. resmi pemerintahan daerah yang terdapat di internet. Horizon waktu yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah dalam penelitian ini adalah asosiatif kausal yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan yang bersifat

Lebih terperinci

Kadek Aris Dwi Pratama [1], Desak Nyoman Sri Werastuti [1], Edy Sujana [2]

Kadek Aris Dwi Pratama [1], Desak Nyoman Sri Werastuti [1], Edy Sujana [2] PENGARUH KOMPLEKSITAS PEMERINTAH DAERAH, UKURAN PEMERINTAH DAERAH, KEKAYAAN DAERAH, DAN BELANJA DAERAH TERHADAP PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Bali Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Adanya masalah ekonomi dan hilangnya kepercayaan publik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Adanya masalah ekonomi dan hilangnya kepercayaan publik terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adanya masalah ekonomi dan hilangnya kepercayaan publik terhadap pemerintah menuntut pemerintah untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi (Soepriyanto & Aristiani,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam memasuki era otonomi daerah dan desentralisasi fiskal setelah dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang otonomi daerah yang didefinisikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang dipubliaksi oleh pemda melalui internet untuk tahun 2013, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. yang dipubliaksi oleh pemda melalui internet untuk tahun 2013, sedangkan BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dari penetilian adalah laporan keuangan pemerintah daerah yang dipubliaksi oleh pemda melalui internet untuk tahun 2013, sedangkan subjek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Perkembangan ekonomi global memberikan sinyal akan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Perkembangan ekonomi global memberikan sinyal akan pentingnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perkembangan ekonomi global memberikan sinyal akan pentingnya peningkatan kemandirian dan daya saing sebuah negara di dunia internasional. Hal ini dimaksudkan agar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Transparansi merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Transparansi merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transparansi Informasi Keuangan Transparansi merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban an atas penggunaan keuangan daerah kepada masyarakat. Oleh karena itu, transparansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain yang sah dan tidak bertentangan dengan perundangan yang

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain yang sah dan tidak bertentangan dengan perundangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi sektor publik merupakan organisasi yang sumber pembiayaannya berasal dari dana masyarakat yang berwujud pajak dan retribusi, laba perusahaan negara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya prinsip transparansi dan akuntabilitas. Berdasarkan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya prinsip transparansi dan akuntabilitas. Berdasarkan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Otonomi daerah membawa perubahan dalam pelaksanaan pemerintahan daerah khususnya dalam proses penganggaran dan manajeman keuangan daerah salah satunya prinsip

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan pembahasan tentang penelitian yang dilakukan. Pengujian dalam penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan pembahasan tentang penelitian yang dilakukan. Pengujian dalam penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai deskripsi data, pengujian hipotesis dan pembahasan tentang penelitian yang dilakukan. Pengujian dalam penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pengelolaan keuangan, pemerintah melakukan reformasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pengelolaan keuangan, pemerintah melakukan reformasi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pengelolaan keuangan, pemerintah melakukan reformasi dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang mensyaratkan bentuk dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Adanya otonomi daerah serta reformasi keuangan telah merubah iklim

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Adanya otonomi daerah serta reformasi keuangan telah merubah iklim BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adanya otonomi daerah serta reformasi keuangan telah merubah iklim pelaksanaan pemerintahan daerah. Akuntanbilitas dan transparansi mulai diwujudkan dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Hal ini berkaitan dengan tanggung jawab pemerintah terhadap

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Hal ini berkaitan dengan tanggung jawab pemerintah terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sesuai dengan UU No. 32 tahun 2004 tentang otonomi daerah dan diberikannya wewenang yang lebih luas kepada pemerintah kabupaten dan kota di Indonesia, maka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pengelolaan keuangan dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pengelolaan keuangan dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang luas yang terdiri dari ribuan pulau dengan budaya, sosial dan kondisi perekonomian yang berbeda antar masing-masing daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejahtera, pemerintah Indonesia berusaha untuk mewujudkan tata kelola

BAB I PENDAHULUAN. sejahtera, pemerintah Indonesia berusaha untuk mewujudkan tata kelola 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka memajukan pembangunan masyarakat yang makmur dan sejahtera, pemerintah Indonesia berusaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan Good Government Governance (GGG). Mekanisme. penyelenggaraan pemerintah berasaskan otonomi daerah tertuang dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan Good Government Governance (GGG). Mekanisme. penyelenggaraan pemerintah berasaskan otonomi daerah tertuang dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Otonomi daerah mengarahkan Pemerintah Indonesia menuju gerbang kemandirian dalam mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik atau sering disebut dengan Good

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian terhadap peningkatan transparansi di Indonesia mulai berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian terhadap peningkatan transparansi di Indonesia mulai berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perhatian terhadap peningkatan transparansi di Indonesia mulai berkembang dengan dikeluarkannya Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia mulai menerapkan otonomi daerah setelah berlakunya Undang-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia mulai menerapkan otonomi daerah setelah berlakunya Undang- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mulai menerapkan otonomi daerah setelah berlakunya Undang- Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang selanjutnya telah digantikan oleh Undang- Undang Nomor 32 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah direvisi menjadi UU No. 32 tahun 2004 menyatakan bahwa setiap

BAB I PENDAHULUAN. telah direvisi menjadi UU No. 32 tahun 2004 menyatakan bahwa setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah yang telah direvisi menjadi UU No. 32 tahun 2004 menyatakan bahwa setiap pemerintah daerah mempunyai hak dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Keuangan Negara Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban Negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian asosiatif, yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian asosiatif, yaitu jenis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian asosiatif, yaitu jenis penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan antara suatu variabel dengan variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 1404 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja badan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Krisis ekonomi yang terjadi pada awal

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Krisis ekonomi yang terjadi pada awal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terjadinya gejolak sosial pada tahun 1999 memunculkan lahirnya kebijakan otonomi daerah di Indonesia. Gejolak sosial tersebut didahului dengan adanya krisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada seluruh Pemerintah Provinsi di Indonesia. Selanjutnya, objek penelitian ini adalah LKPD (Laporan Keuangan Pemerintah Daerah)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menyajikan laporan keuangan diharuskan memberi pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. yang menyajikan laporan keuangan diharuskan memberi pernyataan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pengelolaan keuangan daerah mempunyai dampak langsung terhadap keberhasilan otonomi daerah dan sumbangan yang besar dalam upaya mewujudkan akuntabilitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini masyarakat Indonesia semakin menuntut pemerintahan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini masyarakat Indonesia semakin menuntut pemerintahan untuk BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Dewasa ini masyarakat Indonesia semakin menuntut pemerintahan untuk mengelola otonomi daerah dan sistem pengelolaan keuangan daerah agar lebih baik. Otonomi daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dan pertanggungjawaban, maka dalam era otonomi daerah sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dan pertanggungjawaban, maka dalam era otonomi daerah sekarang ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak diberlakukannya otonomi daerah pemerintah diberikan kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan semua urusan pemerintah. Perubahan pada sistem pemerintahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Keagenan (Agency Theory) dalam Pemerintahan. disebut agent. Agency problem muncul ketika principal mendelegasikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Keagenan (Agency Theory) dalam Pemerintahan. disebut agent. Agency problem muncul ketika principal mendelegasikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian tentang pengaruh jumlah penduduk, kekayaan daerah dan belanja daerah terhadap pe pemerintah daerah pada pemerintah kabupaten/kota di jawa tengah membutuhkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemerintah daerah di Indonesia pada tahun 2013-2014. Sampel dalam penelitian ini adalah pemerintah daerah tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah membawa perubahan bagi politik dan sistem pemerintahan maupun

BAB I PENDAHULUAN. telah membawa perubahan bagi politik dan sistem pemerintahan maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada tahun 1996 Indonesia telah mengalami krisis ekonomi dan puncak krisis ekonomi pada tahun 1997. Hal ini mendorong pendelegasian sebagian wewenang pemerintah

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pemeriksa Keuangan RI Ikhtisar Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Jakarta Pusat: BPK RI.

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pemeriksa Keuangan RI Ikhtisar Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Jakarta Pusat: BPK RI. DAFTAR PUSTAKA Andriani, Evanti. 2011. Pengaruh Opini Audit dan Temuan Audit terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Skripsi Akuntansi FE UI. Depok. Arifin, Imam. 2014. Pengungkapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah yang ada, wajib bertanggung jawab untuk melaporkan segala kegiatan yang dilselenggarakan. Bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan tuntutan transparansi dan akuntabilitas sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan tuntutan transparansi dan akuntabilitas sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan tuntutan transparansi dan akuntabilitas sebagai konsekuensi atas pelaksanaan otonomi daerah, yang ditandai dengan lahirnya UU No. 22 tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang termasuk dalam BEI (Bursa Efek Indonesia) tahun 2013-2015 yang laporan keuangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi. Artinya bahwa pemerintah pusat memberikan wewenang untuk

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi. Artinya bahwa pemerintah pusat memberikan wewenang untuk BAB I PENDAHULUAN Bab I dalam penelitian ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian dan kontribusi penelitian.

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH (DPKAD) KOTA SEMARANG TAHUN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH (DPKAD) KOTA SEMARANG TAHUN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH (DPKAD) KOTA SEMARANG TAHUN 2012-2014 Baskoro Budhi Aji Dr. Nila Tristiarini, SE.,M.Si Program Studi Akuntansi S-1, Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

Accounting Analysis Journal

Accounting Analysis Journal AAJ 3 (4) (2014) Accounting Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DI INTERNET OLEH PEMERINTAH DAERAH Yacoeb Triandy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) adalah laporan pertanggung-jawaban

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) adalah laporan pertanggung-jawaban BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi selama satu periode pelaporan. Berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban yang dilakukan kepada masyarakat luas (Mardiasmo:

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban yang dilakukan kepada masyarakat luas (Mardiasmo: A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Laporan keuangan yang dipublikasikan oleh pemerintah merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan negara. Sebagai sektor publik, pemerintahan

Lebih terperinci

Accounting Analysis Journal

Accounting Analysis Journal AAJ 4 (4) (2015) Accounting Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj PENGARUH KARAKTERISTIK, KOMPLEKSITAS PEMERINTAHAN DAN TEMUAN AUDIT TERHADAP TINGKAT PENGUNGKAPAN WAJIB LKPD Candra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah No.105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah No.105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Reformasi bidang akuntansi pemerintahan ditandai dengan terbitnya Peraturan Pemerintah No.105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Setelah dikeluarkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena memiliki sumber daya ekonomi yang tidak kecil, bahkan bisa dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. karena memiliki sumber daya ekonomi yang tidak kecil, bahkan bisa dikatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi sektor publik merupakan sebuah entitas ekonomi yang berbeda dengan sektor swasta. Organisasi sektor publik disebut sebagai entitas ekonomi karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah (Mahmudi, 2011). Laporan keuangan dalam lingkungan sektor publik

BAB I PENDAHULUAN. daerah (Mahmudi, 2011). Laporan keuangan dalam lingkungan sektor publik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan daerah pada dasarnya merupakan asersi atau pernyataan dari pihak manajemen pemerintah daerah yang menginformasikan kepada pihak lain, yaitu pemangku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui UU No. 22 Tahun Otonomi daerah memberikan Pemerintah Daerah

BAB I PENDAHULUAN. melalui UU No. 22 Tahun Otonomi daerah memberikan Pemerintah Daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah mulai berlaku di Indonesia pada tanggal 1 Januari 2001 melalui UU No. 22 Tahun 1999. Otonomi daerah memberikan Pemerintah Daerah hak, wewenang dan kewajiban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bidang dalam akuntansi sektor publik di Indonesia yang mendapatkan perhatian besar adalah Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah. Ini dikarenakan pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaporan keuangan membantu memenuhi kewajiban pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaporan keuangan membantu memenuhi kewajiban pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaporan keuangan membantu memenuhi kewajiban pemerintah untuk menjadi akuntabel secara publik. Untuk pelaporan keuangan kepada masyarakat, hanya dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin maju dan terbukanya sistem informasi dewasa ini, isu-isu

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin maju dan terbukanya sistem informasi dewasa ini, isu-isu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin maju dan terbukanya sistem informasi dewasa ini, isu-isu atau berita apa pun semakin mudah diketahui oleh masyarakat di sudut-sudut terpencil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mendapatkan perhatian khusus dibandingkan masa-masa sebelumnya

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mendapatkan perhatian khusus dibandingkan masa-masa sebelumnya 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, pelaksanaan akuntansi publik dilembaga-lembaga pemerintahan banyak mendapatkan perhatian khusus dibandingkan masa-masa sebelumnya dikarenakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis. keinginan prinsipal (Raharjo, 2007). Teori Stewardship mempunyai akar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis. keinginan prinsipal (Raharjo, 2007). Teori Stewardship mempunyai akar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis 1. Stewardship Teory Teori Stewardship didefinisikan sebagai situasi dimana manajer tidak mempunyai kepentingan pribadi tapi lebih mementingkan

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA DAN KARAKTERISTIK PEMDA TERHADAP PENGUNGKAPAN PADA WEBSITE PEMDA BARTOLOMEUS DYTA CAHYA TIMOR RUDIYANTO HERIBERTUS ANDRE PURWANUGRAHA

PENGARUH KINERJA DAN KARAKTERISTIK PEMDA TERHADAP PENGUNGKAPAN PADA WEBSITE PEMDA BARTOLOMEUS DYTA CAHYA TIMOR RUDIYANTO HERIBERTUS ANDRE PURWANUGRAHA PENGARUH KINERJA DAN KARAKTERISTIK PEMDA TERHADAP PENGUNGKAPAN PADA WEBSITE PEMDA BARTOLOMEUS DYTA CAHYA TIMOR RUDIYANTO HERIBERTUS ANDRE PURWANUGRAHA Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Transparansi pemerintah daerah dalam menjalankan pemerintahannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Transparansi pemerintah daerah dalam menjalankan pemerintahannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transparansi Transparansi pemerintah daerah dalam menjalankan pemerintahannya merupakan suatu nilai dalam sistem pemerintahan yang baik atau sekarang ini yang lebih dikenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance government). Good governance. yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance government). Good governance. yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini tuntutan masyarakat semakin meningkat atas pemerintahan yang baik (good governance government). Good governance diartikan sebagai kepemerintahan yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pemerinksa Keuangan (BPK) perwakilan propinsi Jawa Timur, dan diolah

BAB V PENUTUP. Pemerinksa Keuangan (BPK) perwakilan propinsi Jawa Timur, dan diolah 82 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Karakteristik pemerintah daerah terhadap kepatuhan pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era reformasi sangat memberikan dampak yang positif bagi perubahan paradigma pembangunan nasional. Adapun perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keeogisan serta adanya bentrokan antara principal dan agent dalam teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keeogisan serta adanya bentrokan antara principal dan agent dalam teori BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Stewardship Teori stewardship berkembang akibat adanya ketidakpuasan dan keeogisan serta adanya bentrokan antara principal dan agent dalam teori keagenan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiriurusan pemerintahannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiriurusan pemerintahannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diberlakukannya otonomi daerah, mengakibatkan daerah memiliki hak,wewenang dan kewajibannya dalam mengatur dan mengurus secara mandiriurusan pemerintahannya sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendelegasikan sebagian wewenang untuk pengelolaan keuangan kepada daerah

BAB I PENDAHULUAN. mendelegasikan sebagian wewenang untuk pengelolaan keuangan kepada daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan akuntansi sektor publik tidak bisa dilepaskan dari peran pemerintah, mengingat pemerintah merupakan entitas sektor publik yang paling besar

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH

AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH OLEH TAUFIEQURACHMAN RUKI ANGGOTA II BADAN PEMERIKSA KEUANGAN Hotel Bidakara, 1 Maret 2011 PAKET UNDANG-UNDANG YANG MENGATUR TTG PENGELOLAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah dan penyelenggaraan operasional pemerintahan. Bentuk laporan

BAB I PENDAHULUAN. daerah dan penyelenggaraan operasional pemerintahan. Bentuk laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu wujud pertanggungjawaban pemerintah atas penggunaan keuangan daerah dalam kerangka pelaksanaan otonomi daerah dan penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang tepat, jelas, dan terukur sesuai dengan prinsip transparansi dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang tepat, jelas, dan terukur sesuai dengan prinsip transparansi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instansi pemerintah wajib melakukan pengelolaan keuangan serta mempertanggung jawabkan pelaksanaan keuangannya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berlangsung secara terus menerus. Untuk bisa memenuhi ketentuan Pasal 3. Undang-Undang No.17 tahun 2003 tentang keuangan, negara

BAB 1 PENDAHULUAN. berlangsung secara terus menerus. Untuk bisa memenuhi ketentuan Pasal 3. Undang-Undang No.17 tahun 2003 tentang keuangan, negara BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbaikan dalam pengelolaan keuangan negara masih terus berlangsung secara terus menerus. Untuk bisa memenuhi ketentuan Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang No.17

Lebih terperinci

PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya)

PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya) PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya) NIKEN NUR ANJANI Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik (Good Governance) menuntut negara-negara di dunia untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. baik (Good Governance) menuntut negara-negara di dunia untuk terus i BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keinginan setiap masyarakat agar terciptanya tata pemerintahan yang baik (Good Governance) menuntut negara-negara di dunia untuk terus berusaha memperbaiki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntabilitas sesuai dengan prinsip-prinsip dasar good governance pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. akuntabilitas sesuai dengan prinsip-prinsip dasar good governance pada sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata kelola pemerintahan yang baik (Good Government Governance) merupakan isu aktual dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Praktik kepemerintahan yang baik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan data dari perusahaan-perusahaan yang saham-sahamnya memiliki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan data dari perusahaan-perusahaan yang saham-sahamnya memiliki BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penyusunan penelitian ini, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan data dari perusahaan-perusahaan yang saham-sahamnya memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pertimbangan yang

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pertimbangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah direvisi dengan Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 berisi tentang perlunya dilaksanakan Otonomi Daerah. Otonomi daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka reformasi di bidang keuangan, pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka reformasi di bidang keuangan, pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka reformasi di bidang keuangan, pada tahun 2003 2004 pemerintah melakukan perombakan peraturan keuangan Negara, Pemerintah bersama dengan DPR mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah dan desentralisasi fiskal yang menitik beratkan pada pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah dan desentralisasi fiskal yang menitik beratkan pada pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di Indonesia semakin pesat dengan adanya era reformasi dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah otonomi daerah dan desentralisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good governance and clean government), maka penyelenggara pemerintahan wajib melaksanakan tugas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan transparasi laporan keuangan pemerintahan kepada

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan transparasi laporan keuangan pemerintahan kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang menyebutkan bahwa setiap informasi publik harus bersifat terbuka, serta dapat diakses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten/kota di Indonesia adalah 497, total populasi adalah sebanyak 50

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten/kota di Indonesia adalah 497, total populasi adalah sebanyak 50 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi, Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah pemerintah daerah, dan LKPD Kabupaten/Kota di Indonesia tahun 2013 yang telah diaudit oleh BPK. Jumlah kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya pelaksanaan otonomi daerah menuntut pemerintah harus memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya pelaksanaan otonomi daerah menuntut pemerintah harus memberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingginya kepedulian masyarakat terhadap kinerja dari pemerintah, menandakan bahwa masyarakat telah sadar tentang pentingnya pemerintahan yang baik. Terlebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa laporan keuangan. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. berupa laporan keuangan. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka melakukan upaya konkrit mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik adalah organisasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik adalah organisasi yang bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi sektor publik adalah organisasi yang bertujuan untuk menyediakan /memproduksi barang-barang publik. Tujuan organisasi sektor publik berbeda dengan organisasi

Lebih terperinci

PENGARUH BELANJA MODAL DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP PENDAPATAN PER KAPITA

PENGARUH BELANJA MODAL DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP PENDAPATAN PER KAPITA PENGARUH BELANJA MODAL DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP PENDAPATAN PER KAPITA (Studi pada Pemerintah Kabupaten dan Kota Se-Provinsi Jawa Tengah dari tahun 2009-2011 ) NASKAH PUBLIKASI Diajukan

Lebih terperinci

dalam pelaksanaan kebijakan otonomi daerah. Sejak diberlakukannya otonomi desantralisasi mendorong perlunya perbaikan dalam pengelolaan dan

dalam pelaksanaan kebijakan otonomi daerah. Sejak diberlakukannya otonomi desantralisasi mendorong perlunya perbaikan dalam pengelolaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan akuntansi sektor publik di Indonesia semakin pesat terutama dalam pelaksanaan kebijakan otonomi daerah. Sejak diberlakukannya otonomi daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola pemerintahan yang baik (Good Government Governance)

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola pemerintahan yang baik (Good Government Governance) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tata kelola pemerintahan yang baik (Good Government Governance) merupakan isu aktual dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Praktik kepemerintahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemerintahan merupakan salah satu hal yang kini menjadi perhatian bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemerintahan merupakan salah satu hal yang kini menjadi perhatian bagi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transparansi Informasi Keuangan Kemudahan dalam mengakses informasi yang dimiliki oleh pemerintahan merupakan salah satu hal yang kini menjadi perhatian bagi masyarakat. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi isu yang sangat penting di pemerintahan Indonesia. Salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi isu yang sangat penting di pemerintahan Indonesia. Salah satu kunci BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam reformasi dibidang keuangan negara, perubahan yang signifikan adalah perubahan di bidang akuntansi pemerintah yang transparan dan akuntabel menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan Tanggung Jawab Keuangan Negara, BPK RI diamanatkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan Tanggung Jawab Keuangan Negara, BPK RI diamanatkan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah (LKPD) merupakan suatu upaya nyata mewujudkan transparansi dan akuntabilitas di lingkungan pemerintah. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat. Terselenggaranya tata kelola pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan negara mensyaratkan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan adanya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan adanya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah adalah untuk mengamankan aset, memastikan penggunaan aset efektif dan efisien serta meningkatkan kepercayaan laporan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010- BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2015. Data yang diteliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencatatan single-entry. Sistem double-entry baru diterapkan pada 2005 seiring

BAB I PENDAHULUAN. pencatatan single-entry. Sistem double-entry baru diterapkan pada 2005 seiring BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan akuntansi di Indonesia, khususnya sektor publik berjalan sangat lambat. Sampai dengan tahun 2004 Indonesia masih menggunakan sistem pencatatan single-entry.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam penyelenggaraan pemerintahan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

Lebih terperinci

BAB I INTRODUKSI. Bab I dalam penelitian ini berisi tentang latar belakang, konteks riset, rumusan

BAB I INTRODUKSI. Bab I dalam penelitian ini berisi tentang latar belakang, konteks riset, rumusan BAB I INTRODUKSI Bab I dalam penelitian ini berisi tentang latar belakang, konteks riset, rumusan masalah, pertanyaan riset, tujuan riset, motivasi riset, kontribusi riset, proses riset, dan sistematika

Lebih terperinci

Connelly, B. L., Certo, S. T., Ireland, R. D., &Reutzel, C. R Signaling theory: A review and assessment. Journal of Management, 37(1),

Connelly, B. L., Certo, S. T., Ireland, R. D., &Reutzel, C. R Signaling theory: A review and assessment. Journal of Management, 37(1), 64 DAFTAR PUSTAKA Akbar, M. A. 2015. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Dan Komunikasi Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan Bank Jatim Cabang Malang). Jurnal Administrasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dipilih karena sektor tersebut rawan terhadap kasus financial distress. Selain

BAB III METODE PENELITIAN. dipilih karena sektor tersebut rawan terhadap kasus financial distress. Selain BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pemerintah daerah kabupaten/kota di Indonesia yang menyajikan laporan keuangan pemerintah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah,

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Isu di Indonesia saat ini yang semakin mendapat perhatian publik dalam beberapa tahun terakhir ini adalah akuntabilitas keuangan publik. Hal tersebut disebabkan

Lebih terperinci

JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET)

JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET) JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 8 (1), 2016, 1-12 Published every June and December JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET) ISSN:2541-0342 (Online). ISSN:2086-2563 (Print). http://ejournal.upi.edu/index.php/aset

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi politik di tanah air. Walaupun masih dalam batas-batas tertentu, perubahan ini

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi politik di tanah air. Walaupun masih dalam batas-batas tertentu, perubahan ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Reformasi 1998 telah membawa perubahan yang signifikan dalam kehidupan ekonomi politik di tanah air. Walaupun masih dalam batas-batas tertentu, perubahan ini sedikit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemerintah daerah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemerintah daerah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemerintah daerah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah adalah penyelenggaraan urusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan otonomi daerah yang dilandasi oleh Undang-Undang Nomor 32

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan otonomi daerah yang dilandasi oleh Undang-Undang Nomor 32 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan otonomi daerah yang dilandasi oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tata kelola yang baik diperlukan penguatan sistem dan kelembagaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. tata kelola yang baik diperlukan penguatan sistem dan kelembagaan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Prinsip tata kelola yang baik merupakan prinsip pokok yang harus diberlakukan di seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Untuk menciptakan tata kelola yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah wajib bertanggung jawab untuk melaporkan segala kegiatan yang diselenggarakan. Bentuk

Lebih terperinci