BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Arsip dan Kearsipan Membahas kearsipan tentunya tidak akan lepas dari istilah arsip. Istilah arsip berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata arche kemudian berubah menjadi archea dan selanjutnya mengalami perubahan kembali menjadi archeon. Archea artinya dokumen atau catatan mengenai permasalahan Pengertian Arsip Menurut Undang-Undang No. 43 tahun 2009 mengenai kearsipan, Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. (dalam anri.go.id). Menurut Basir Barthos dalam bukunya Manajemen Kearsipan (dalam Sugiarto, 2005:5), Arsip (record) yang dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai dokumen, pada pokoknya dapat diberikan pengertian sebagai: Setiap catatan tertulis baik dalam bentuk gambar ataupun bagan yang memuat keterangan-keterangan mengenai sesuatu subyek (pokok persoalan) ataupun peristiwa-peristiwa yang dibuat orang untuk membantu daya ingat orang (itu) pula. Yang termasuk sebagai arsip itu misalnya : surat-surat, kuitansi, faktur, pembukuan, daftar gaji, daftar harga, kartu penduduk, bagan organisasi, foto-foto dan lain sebagainya. Sedangkan menurut Drs. The Liang Gie dalam bukunya Perkantoran Modern (dalam Sugiarto, 2005:4), Administrasi Arsip adalah suatu kumpulan dokumen yang disimpan secara sistematis karena mempunyai suatu kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat secara cepat ditemukan kembali. 5

2 Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa arsip adalah suatu kumpulan dokumen yang memuat keterangan atau peristiwa yang dibuat orang untuk membantu daya ingat dan disimpan secara sistematis agar cepat ditemukan kembali apabila diperlukan Pengertian Kearsipan Menurut kamus Administrasi, kearsipan (filing) adalah suatu bentuk pekerjaan tata usaha yang berupa penyusunan dokumen-dokumen secara sistematis sehingga bilamana diperlukan lagi, dokumen-dokumen itu dapat ditemukan kembali secara cepat. Sedangkan menurut Quible (2005:475), filing is activities involved in getting ready to and placing a document in the appropriate folder. Kearsipan adalah kegiatan yang menyiapkan dan menempatkan dokumen ke dalam folder yang sesuai. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kearsipan adalah kegiatan tata usaha yang berupa penyusunan dokumen secara sistematis dan disimpan pada folder yang sesuai agar dapat ditemukan kembali secara cepat. 2.2 Jenis-Jenis Arsip Menurut Sugiarto (2005:10) jenis-jenis arsip dapat dibedakan beberapa jenis arsip: 1. Arsip Menurut Subyek atau Isinya Menurut subyek atau isinya, arsip dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu: a. Arsip Kepegawaian, contoh: data riwayat hidup pegawai, surat lamaran, surat pengangkatan pegawai, rekaman presensi, dan sebagainya. b. Arsip Keuangan, contoh: laporan keuangan, bukti pembayaran, daftar gaji, bukti pembelian, surat perintah membayar. c. Arsip Pemasaran, contoh: surat penawaran, surat pesanan, surat perjanjian penjualan, daftar pelanggan, daftar harga, dan sebagainya. 6

3 d. Arsip Pendidikan, contoh: kurikulum, satuan pelajaran, daftar hadir siswa, rapor, transkrip mahasiswa, dan sebagainya. 2. Arsip Menurut Bentuk dan Wujud Fisik Penggolongan ini lebih didasarkan pada tampilan fisik media yang digunakan dalam merekam informasi. Menurut bentuk dan wujud fisiknya arsip dapat dibedakan menjadi: a. Surat, contoh: naskah perjanjian/kontrak, akte pendirian perusahaan, surat keputusan, notulen rapat, berita acara, laporan, tabel, dan sebagainya. b. Pita rekaman c. Mikrofilm d. Disket e. Compact Disc (CD) 3. Arsip Menurut Nilai atau Kegunaannya Penggolongan arsip lebih didasarkan pada nilai dan kegunannya. Dalam penggolongan ini ada bermacam-macam arsip, yaitu: a. Arsip bernilai Informasi, contoh: pengumuman, pemberitahuan, undangan, dan sebagainya. b. Arsip bernilai Administrasi, contoh: ketentuan-ketentuan organisasi, surat keputusan, prosedur kerja, uraian tugas pegawai, dan sebagainya. c. Arsip bernilai Hukum, contoh: akte pendirian perusahaan, akte kelahiran, akte perkawinan, surat perjanjian, surat kuasa, keputusan peradilan, dan sebagainya. d. Arsip bernilai Sejarah, contoh: laporan tahunan, notulen rapat, gambar/foto peristiwa, dan sebagainya. e. Arsip bernilai Pendidikan, contoh: karya ilmiah para ahli, kurikulum, satuan pelajaran, program pengajaran, dan sebagainya. 7

4 4. Arsip menurut Sifat Kepentingannya Penggolongan ini lebih didasarkan pada sifat kepentingannya atau urgensinya, dalam penggolongan ini ada beberapa macam arsip, yaitu: a. Arsip Tidak Berguna (nonesensial), contoh: surat undangan, memo, dan sebagainya. b. Arsip Berguna, contoh: presensi pegawai, surat permohonan cuti, surat pesanan barang, dan sebagainya. c. Arsip Penting, contoh: surat keputusan, daftar riwayat hidup pegawai, laporan keuangan, buku kas, daftar gaji, dan sebagainya. d. Arsip Vital, contoh: akte pendirian perusahaan, buku induk pegawai, sertifikat tanah/bangunan, ijasah, dan sebagainya. 5. Arsip menurut Fungsinya Penggolongan ini lebih didasarkan pada fungsi arsip dalam mendukung kegiatan organisasi. Dalam penggolongan ini ada dua jenis arsip, yaitu: a. Arsip Dinamis yaitu arsip yang masih dipergunakan secara langsung dalam kegiatan perkantoran sehari-hari. b. Arsip Statis yaitu arsip yang sudah tidak dipergunakan secara langsung dalam kegiatan perkantoran sehari-hari. 6. Arsip menurut Tempat/Tingkat Pengelolaannya Penggolongan ini didasarkan pada tempat atau tingkat pengelolaannya, dan sekaligus siapa yang bertanggungjawab. Dalam penggolongan ini arsip dapat dibedakan menjadi; a. Arsip Pusat, arsip yang disimpan secara sentralisasi atau berada dipusat organisasi. Berkaitan dengan lembaga pemerintah: Arnas Pusat di Jakarta. b. Arsip Unit, arsip yang berada di unit-unit dalam organisasi. Berkaitan dengan lembaga pemerintah: Arnas Daerah di Ibukota Propinsi. 8

5 7. Arsip menurut Keasliannya Penggolongan ini didasarkan pada tingkat keaslian suatu arsip atau dokumen. Dalam penggolongan ini arsip dapat dibedakan: a. Arsip Asli, yaitu dokumen yang langsung terkena hentakan mesin ketik, cetakan printer, dengan tandatangan dan legalisasi yang asli, yang merupakan dokumen utama. b. Arsip Tembusan, yaitu dokumen kedua, ketiga dan seterusnya, yang dalam proses pembuatannya bersama dengan dokumen asli, tetapi ditujukan pada pihak lain selain penerima dokumen asli. c. Arsip Salinan, yaitu dokumen yang proses pembuatannya tidak bersama dengan dokumen asli, tetapi memiliki kesesuaian dengan dokumen asli. d. Arsip Petikan, yaitu dokumen yang berisi bagian dari suatu dokumen asli. 8. Arsip menurut Kekuatan Hukum Penggolongan ini didasarkan pada legalitas yang dilihat dari sisi hukum. Dari segi hukum arsip dibedakan menjadi dua macam, yaitu: a. Arsip Otentik adalah arsip yang di atasnya terdapat tanda tangan asli dengan tinta (buka photocopy atau film) sebagai tanda keabsahan dari isi arsip bersangkutan. Arsip otentik dapat dipergunakan sebagai bukti hukum yang sah. b. Arsip Tidak Otentik adalah arsip yang diatasnya tidak terdapat tanda tangan asli dengan tinta. Arsip ini berupa photocopy, film mikrofilm, hasil print komputer dan lain sebagainya. 2.3 Peranan Arsip Arsip memiliki peranan sebagai pusat ingatan sebagai informasi dan sebagai alat pengawasan yang sangat diperlukan dalam setiap organisasi dalam rangka kegiatan perencanaan, penganalisaan, pengembangan, perumusan, kebijaksanaan, 9

6 pengambilan keputusan pembuat laporan, pertanggungjawaban, penilaian dan pengendalian setepat-tepatnya. Arsip memiliki peranan penting dalam proses penyajian informasi bagi pimpinan untuk membuat keputusan dan merumuskan kebijakan, oleh sebab itu untuk dapat menyajikan informasi yang lengkap, cepat dan benar, haruslah ada sistem dan prosedur kerja yang baik dalam bidang pengelolaan arsip. Mengingat peranan arsip yang begitu penting bagi kehidupan berorganisasi, maka keberadaan arsip perlu mendapatkan perhatian khusus, sehingga keberadaan arsip di kantor benar-benar menunjukkan peran yang sesuai dan dapat mendukung penyelesaian pekerjaan yang dilakukan semua personil dalam organisasi. Menurut Sugiarto (2005:9) fungsi arsip yaitu: 1. Arsip sebagai Sumber Ingatan atau Memori. Arsip yang disimpan merupakan bank data yang dapat dijadikan rujukan pencarian informasi apabila diperlukan. Dengan demikian kita bisa mengingat atau menemukan kembali informasiinformasi yang terekam dalam arsip tersebut. 2. Sebagai Bahan Pengambilan Keputusan Pihak Manajemen dalam kegiatannya tentunya memerlukan berbagai data atau informasi yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Data dan informasi tersebut dapat pengambilan keputusan. Data dan informasi tersebut dapat ditemukan dalam arsip yang disimpan dalam berbagai media, baik media elektronik ataupun non elektronik. 3. Sebagai Bukti atau Legalitas, arsip yang dimiliki organisasi memiliki fungsi sebagai pendukung legaitas atau bukti-bukti apabila diperlukan. 4. Sebagai Rujukan Historis. Arsip yang merekam informasi masa lalu dan menyediakan informasi untuk masa yang akan datang. Sehingga arsip dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahui perkembangan sejarah atau dinamika kegiatan organisasi. 10

7 Sedangkan menurut Sedarmayanti (2008:43) mengatakan bahwa sebagai sumber informasi, maka arsip dapat membantu mengingatkan dalam rangka pengambilan keputusan secara cepat dan tepat mengenai sesuatu masalah. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa peranan arsip adalah sebagai: 1. Alat utama ingatan organisasi. 2. Bahan atau alat pembuktian (bukti otentik) 3. Bahan dasar perencanaan dan pengambilan keputusan. 4. Barometer kegiatan suatu organisasi mengingat setiap kegiatan pada umumnya menghasilkan arsip. 5. Bahan informasi kegiatan ilmiah lainnya. 2.4 Tujuan Kearsipan Tujuan kearsipan ialah untuk menjamin keselamatan bahan pertanggungjawaban nasional tentang perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta untuk menyediakan bahan pertanggungjawaban tersebut bagi kegiatan pemerintah. (Barthos, 2007:12) Tujuan kearsipan secara umum adalah untuk menjamin keselamatan bahan pertanggungjawaban nasional tentang rencana, pelaksanaan dan penyelenggaran kehidupan kebangsaan, serta untuk menyediakan bahan pertanggungjawaban tersebut bagi kegiatan pemerintah. Tujuan pokok unit kearsipan pada dasarnya adalah sebagai berikut (Sedarmayanti, 2008:43) : 1. Menerima arsip. 2. Mencatat arsip. 3. Mendistribusikan arsip sesuai kebutuhan. 4. Menyimpan, menata dan menemukan kembali arsip sesuai dengan sistem tertentu. 5. Memberikan pelayanan kepada pihak-pihak yang memerlukan arsip. 6. Mengadakan perawatan/pemeliharaan arsip. 11

8 7. Mengadakan atau merencanakan penyusutan arsip, dan lain-lain. 2.5 Pentingnya Sistem Kearsipan yang Baik Untuk memahami kegiatan kearsipan yang baik, diperlukan pemahaman prinsipprinsip dalam kegiatan kearsipan. Prinsip dalam pengelolaan arsip yang baik, adalah: Pengelolaan arsip sedikit mungkin Pengelolaan arsip yang benar-benar bermakna atau berguna Pengelolaan arsip secara hemat dan sederhana Pengelolaan arsip yang mudah, cepat dan tepat dalam penemuan kembali. Menurut Sugiarto (2005:19), faktor faktor yang menentukan sistem kearsipan yang baik adalah 1. Kepadatan; faktor kepadatan bermaksud tidak menggunakan terlalu banyak tempat, khususnya ruangan lantai. Dengan kata lain, faktor kepadatan penyimpanan arsip dapat efisiensi penggunaan ruang kantor. 2. Mudah dicapai; aspek kemudahan dicapai sangat diperlukan dalam kegiatan pengelolaan arsip. File cabinet/almari penyimpanan harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga mudah untuk menyimpan surat-surat ataupun mengambil arsip. Dengan mudah dicapai maka efisiensi tenaga dapat diwujudkan. 3. Kesederhanaan; faktor kesederhanaan bermaksud agar sistem penggolongan atau sistem penataa arsip dapat dimengerti dan dilaksanakan oleh setiap petugas, atau pegawai pada umumnya. Jangan sampai terjadi kesulitan penemuan arsip hanya dikarenakan seseorang tidak mengetahui bagaimana harus mencarinya. 4. Keamanan; faktor keamanan bermaksud agar dokumen-dokumen harus diberikan tingkat keamanan yang tepat sesuai dengan kepentingannya. Dalam 12

9 hal ini harus menggunakan fasilitas pendukung yang memperhatikan aspek keamanan. 5. Kehematan; faktor kehematan bermaksud bahwa sistem kearsipan harus dibuat dengan pertimbangan perluasan sistem penyimpanan dimasa yang akan datang. 6. Elastisitas; faktor elastisitas bermaksud bahwa sistem kearsipan harus dibuat dengan pertimbangan perluasan sistem penyimpanan dimasa yang akan datang. 7. Penyimpanan dokumen seminimalnya; faktor ini bermaksud bahwa dokumen yang disimpan adalah dokumen yang benar-benar bernilai. 8. Keterangan-keterangan harus diberikan bilamana diperlukan sehingga dokumen dapat ditemukan melalui bermacam-macam kepala (heading). 9. Dokumen-dokumen harus selalu disusun secara up to date, meskipun hal demikian dapat bergantung pada penyusunan tenaga dan pengawasan. 10. Harus dipergunakan sistem penggolongan yang paling tepat. Tidak ada sistem kearsipan yang paling baik, yang paling baik adalah sistem yang cocok dan tepat dengan kebutuhan. Dengan demikian pemilihan sistem harus benar-benar didasarkan pada kebutuhan, sehingga sistem tersebut dapat membantu pencarian dokumen secara efektif. 2.6 Sistem Pengorganisasian Arsip Menurut Amsyah (2005:16) sistem pengorganisasian dibagi menjadi 3 (tiga) macam yaitu sebagai berikut: 1. Sentralisasi Sistem sentralisasi adalah penyimpanan arsip yang dipusatkan di satu unit kerja khusus yang lazim disebut Sentral Arsip. Akan tetapi, sentralisasi arsip yang murni agak sukar diterapkan, sebab begitu banyak jenis surat atau arsip yang sukar dipisahkan dari unit kerja yang menangani pengolahannya. Keuntungan dari sentralisasi arsip adalah: Ruang dan peralatan arsip dapat dihemat. 13

10 Petugas dapat mengkonsentrasikan diri khusus pada pekerjaan kearsipan. Kantor hanya menyimpan 1 (satu) arsip, duplikasinya dapat diseragamkan. Adapun kerugian dari sentralisasi arsip adalah: Sentralisasi arsip hanya efisien dan efektif untuk organisasi kecil. Tidak semua jenis arsip dapat disimpan dengan satu sistem penyimpanan yang seragam. Unit kerja yang memerlukan arsip akan memakan waktu lebih lama untuk memperoleh arsip yang diperlukan. 2. Desentralisasi Semua kegiatan desentralisasi arsip seperti pencatatan, penyimpanan, peminjaman, pengawasan, pemindahan dan pemusnahan dilaksanakan oleh unit kerja masing-masing dan di tempat unit kerja masing-masing (Amsyah, 2005:18). Keuntungan desentralisasi arsip adalah: Pengelolaan arsip dapat dilakukan sesuai kebutuhan unit kerja masingmasing. Keperluan akan arsip mudah terpenuhi, karena berada pada unit kerja sendiri. Penanganan arsip lebih mudah dilakukan, karena arsipnya sudah dikenal baik. Kerugian desentralisasi arsip adalah: Penyimpanan arsip tersebar di berbagai lokasi, dan dapat menimbulkan duplikasi arsip yang disimpan. Kantor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan arsip di setiap unit kerja, sehingga penghematan pemakaian peralatan dan perlengkapan sukar dijalankan. 14

11 Penataran dan latihan kearsipan perlu diadakan karena petugas-petugas umumnya bertugas rangkap dan tidak mempunyai latar belakang pendidikan kearsipan. Kegiatan pemusnahan arsip harus dilakukan setiap unit kerja, dan ini merupakan pemborosan. 3. Kombinasi Sentralisasi dan Desentralisasi Sistem ini adalah sistem kombinasi antara sentralisasi dan desentralisasi. Kombinasi ini dapat mengatasi kelemahan-kelemahan dari kedua cara sistem tersebut dapat teratasi. Dalam pengorganisasian arsip secara kombinasi, arsip yang masih aktif dipergunakan atau disebut arsip aktif (active file) dikelola di unit kerja masing-masing pengolah, dan arsip yang sudah kurang dipergunakan atau disebut arsip inaktif dikelola di Sentral Arsip. 2.7 Siklus Hidup Arsip Untuk mencapai tujuan manajemen arsip, maka perusahaan harus mengetahui siklus hidup arsip. Creation Utilization Storage Retrieval Disposition Sumber: Quible (2005) Gambar 2.1 Siklus Hidup Arsip 15

12 Pada umumnya setiap jenis akan melewati siklus hidup (Nuraida, 2008:93), yaitu sebagai berikut. 1. Tahap Penciptaan Pada tahap ini dokumen diciptakan/dibuat, lalu digunakan sebagai media penyampai informasi atau dasar dalam pengambilan keputusan. Pada tahap ini dokumen belum dapat dikategorikan sebagai arsip. 2. Tahap Penggunaan Meskipun dokumen telah selesai digunakan, dokumen masih diperlukan untuk waktu yang akan datang. Pada tahap ini dokumen dapat dikategorikan sebagai arsip. 3. Tahap Penyimpanan Aktif Arsip yang masih sering dipergunakan dalam berbagai kegiatan perusahaan disimpan di tempat penyimpanan dengan status aktif. 4. Tahap Pemindahan menjadi Pemindahan In-aktif Meskipun arsip sudah tidak diperlukan dalam kegiatan perusahaan, tetapi masih perlu disimpan apabila sewaktu-waktu ada kebutuhan yang relevan dengan kegiatan saat ini. Arsip tersebut kemudian dipindahkan menjadi arsip in-aktif. 5. Tahap Pemusnahan atau Pemindahan menjadi Arsip Historis Arsip dimusnahkan apabila arsip tersebut sudah tidak berguna lagi bagi kegiatan perusahaan. Dengan pertimbangan dan alasan tertentu arsip yang tidak terpakai tetap disimpan sebagai arsip kuno, misalnya karena alasan historis. Kelima tahap ini hendaknya dilalui oleh setiap jenis arsip. Bila salah satu atau beberapa tahap di atas kurang mendapat penanganan yang serius/tidak efektif, maka sistem kearsipan secara keseluruhan menjadi tidak efektif pula. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem kearsipan dalam pengertian luas tidak hanya menyangkut bagaimana cara menyimpan arsip dengan baik, tapi 16

13 mencakup hal-hal yang lebih signifikan mulai dari penciptaan sampai pemusnahaan arsip. 2.8 Sistem Penyimpanan Sistem penyimpanan adalah sistem yang dipergunakan pada penyimpanan dokumen agar kemudahan kerja penyimpanan dapat diciptakan dan penemuan dokumen yang sudah disimpan dapat dilakukan dengan cepat bila mana dokumen tersebut sewaktu-waktu dibutuhkan (Sugiarto, 2005:51). Sedangkan menurut Barthos (2007:43) filing adalah proses pengaturan dan penyimpanan dokumen bahan-bahan secara sistematis, sehingga bahan-bahan tersebut dengan mudah dan cepat dapat ditemukan kembali setiap kali diperlukan. Dan menurut Amsyah (2005:71), sistem penyimpanan arsip adalah sistem yang digunakan dalam penyimpanan arsip agar kemudahan kerja penyimpanan dapat diciptakan dan penemuan arsip yang sudah disimpan dapat dilakukan dengan cepat bersama arsip tersebut sewaktu-waktu diperlukan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem penyimpanan arsip adalah sistem yang dipergunakan pada penyimpanan arsip agar mudah ditemukan dengan cepat sewaktu-waktu arsip tersebut diperlukan. Pada umumnya sistem penyimpanan yang dapat dipakai sebagai sistem penyimpanan yang standar adalah sistem abjad (sistem nama), sistem numerik, sistem geografis, sistem subjek, dan kronologis. Dibawah ini penjelasan mengenai jenis-jenis penyimpanan arsip menurut Amsyah (2005:72) Sistem Abjad Sistem abjad adalah suatu sistem filing (penyimpanan dan penerimaan kembali) berdasarkan abjad. Sehingga cara menyimpan arsip tersebut diurutkan menurut abjad, yaitu dari huruf A sampai Z. Sistem abjad umumnya dipilih sebagai sistem penyimpanan arsip, karena: 17

14 1. Nama biasanya sebagai rujukan pertama dalam pencarian dokumen. Sehingga dokumen-dokumen cenderung dicari atau diminta melalui nama orang atau lembaga. 2. Dokumen-dokumen dari nama yang sama, akan berkelompok di bawah satu nama dan satu tempat. 3. Dokumen berasal dari banyak koresponden dengan nama yang bervariasi. 4. Unit kerja atau sekretaris biasanya hanya menerima dan menyimpan dokumen yang berhubungan dengan fungsi/tugas masing-masing, sehingga isi dokumen lebih cenderung mengenai masalah yang sama (misalnya: produksi, keuangan, dsb). Untuk situasi tersebut susunan nama lebih membantu. 5. Nama lebih mudah diingat oleh siapapun. Keuntungan pemakaian sistem penyimpanan abjad adalah: 1. Pemahaman serta kegiatannya mudah dan sederhana. 2. Dokumen yang berasal dari satu nama (nama individu dan nama badan) yang sama akan berkelompok menjadi satu. 3. Surat masuk dan pertinggal dari surat-keluar disimpan bersebelahan dalam satu map. 4. Pencarian dokumen dapat dilakukan secara langsung melalui nama pengirim yang dikirimi surat, tanpa mempergunakan indeks. Karena itu disebut sebagai sistem langsung. 5. Susunan guide dan folder sederhana. 6. Mudah dikerjakan dan cepat di dalam penemuan. 7. Dapat juga mempunyai file campuran. Kerugian dari sistem penyimpanan abjad: 1. Pencarian dokumen untuk nama orang tidak dapat dilakukan melalui bagian nama yang lain seperti nama depan atau nama panggilan, tetapi harus melalui belakang (last-name). 18

15 2. Surat-surat atau dokumen-dokumen yang ada hubungan satu sama lain tetapi berbeda nama pengirimnya akan berbeda letak di dalam penyimpanan. 3. Ejaan huruf sering berubah seperti oe-u, dj-j, ch-kh, tj-c, sedangkan nama orang ditulis berdasarkan kemauan ejaan masing-masing. 4. Harus mempergunakan Peraturan Mengindeks, sehingga diperlukan pemahaman tentang peraturan mengindeks. Mengenai contoh penataan arsip berdasarkan sistem nomor dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini. Sumber: Nuraida (2008) Gambar 2.2 Contoh Penyimpanan Sistem Abjad Sistem Nomor Sistem penyimpanan arsip yang berdasarkan kode nomor sebagai pengganti dari nama orang atau nama badan disebut sistem-nomor (numeric filing system). Hampir sama dengan sistem abjad yang penyimpanan arsip disasarkan kepada nama, sistem 19

16 nomor pun penyimpanan arsip didasarkan kepada nama, hanya nama di sini diganti dengan kode nomor (Amsyah, 2005:100). Sistem nomor sering disebut sistem penyimpanan tidak langsung (indirect filing system), karena sistem nomor sulit diingat maka digunakan juga alat bantu yang disebut indeks. Berikut adalah contoh klasifikasi arsip yang dapat dilihat pada tebel 2.1. Tabel 2.1 Contoh Klasifikasi Arsip Pola Klasifikasi Arsip 000 UMUM 010 Urusan Dalam 011 Gedung Kantor 012 Rumah Dinas 013 Listrik dan Telepon 020 Peralatan 030 Penelitian 040 Perencanaan 100 KEPEGAWAIAN 110 Pengadaan 120 Mutasi 130 Kedudukan 140 Kesejahteraan Pegawai 200 KEUANGAN 210 Gaji 220 Biaya Perjalanan Sumber: Sedarmayanti (2009) Keuntungan dari pemakaian sistem nomor ini adalah: 1. Teliti, karena penggunaan nomor tidak mungkin adanya nomor ganda. 2. Kode nomor dapat disamakan untuk semua unit kerja. 3. Perluasan nomor tidak terbatas. 20

17 4. Penunjuk silang disusun bersama-sama dengan indeks. 5. Indeks memuat seluruh nama koresponden. Sedangkan kerugian pemakaian sistem nomor adalah: 1. Filing tidak langusng. 2. Untuk map campuran diperlukan file tersendiri. 3. Indeks yang disusun alfabetis harus mengikuti ketentuan Peraturan Mengindeks. 4. Ongkos agak tinggi. Mengenai contoh penataan arsip berdasarkan sistem nomor dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut ini. Sumber: Nuraida (2008) Gambar 2.3 Contoh Penyimpanan Sistem Nomor Sistem Geografis Menurut Amsyah (2005:124) sistem geografis adalah sistem penyimpanan dokumen yang berdasarkan kepada pengelompokan menurut nama tempat. Sistem ini sering disebut juga sistem lokasi atau sistem nama tempat. Sistem geografis ini 21

18 dapat dikelola menurut 3 (tiga) tingkatan, yaitu menurut nama negara, nama pembagian wilayah administrasi negara, dan nama pembagian wilayah administrasi khusus. Adapun keuntungan dan kerugian dari pemakaian sistem geografis diantaranya sebagai berikut: Keuntungan dari sistem geografis adalah: 1. Mudah dan cepat dalam penemuan bila nama tempat telah diketahui. 2. Merupakan suatu tindakan penyimpanan secara langsung tanpa adanya rujukan atau bantuan indeks. Kerugian dari sistem geografis adalah: 1. Kemungkinan terdapat kesalahan bila tidak mempunyai pengetahuan yang cukup tentang pembagian wilayah. 2. Diperlukan indeks yang tepat dan teliti. Diperlukan kerja tambahan karena pemakai harus menyusun dua berkas, yaitu berkas berdasarkan geografi dan berkas abjad untuk indeks. 3. Bila terjadi alamat ganda diperlukan petunjuk silang. 4. Untuk mendapatkan hasil terbaik, sistem geografis dapat digabungkan dengan sistem alfabetis atau numerik. Mengenai contoh penataan arsip berdasarkan sistem nomor dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut ini. 22

19 Sumber: Nuraida (2008) Gambar 2.4 Contoh Penyimpanan Sistem Geografis Sistem Subjek Menurut Amsyah (2005:148) sistem subjek adalah sistem penyimpanan dokumen yang berdasarkan kepada isi dari dokumen bersangkutan. Isi dokumen sering juga disebut sebagai perihal, pokok masalah, permasalahan, masalah, pokok surat atau subjek. Sistem subjek ini memiliki keuntungan dan kelebihan sebagai berikut: Keuntungan dari sistem subjek adalah: 1. Penghematan waktu pencarian dokumen, karena semua hal yang menyangkut sebuah permasalahan terdapat dalam satu tempat penyimpanan. 2. Dokumen subjek dapat diperluas secara mudah dengan cara menyisipkan subjek baru ataupun menambahkan sub-subjek pada subjek utama. Sedangkan kerugian dari sistem subjek adalah: 1. Ada kecenderungan daftar subjek atau daftar klasifikasi tumbuh tak terkendali. 2. Penyimpanan berdasarkan subjek tidak akan efektif bila istilah yang digunakan tidak dibatasi. 23

20 3. Pengembangan atau perluasan daftar klasifikasi, memerlukan bantuan analis arsip yang berpengalaman. 4. Diperlukan petunjuk silang yang memadai, untuk menyatukan berbagai subjek dan informasi yang terkait. 5. Sering terjadi penggunaan nama seseorang untuk daftar subjek, sehingga hal itu dapat mempersulit penemuan arsip. Mengenai contoh penataan arsip berdasarkan sistem nomor dapat dilihat pada gambar 2.4 berikut ini. Sumber: Nuraida (2008) Gambar 2.5 Contoh Penyimpanan Sistem Subjek Sistem Kronologis Menurut Amsyah (2005:83) sistem kronologis adalah sistem penyimpanan arsip yang didasarkan kepada urutan waktu surat diterima atau waktu dikirim ke luar. Waktu disini dapat dijabarkan sebagai tanggal, bulan, tahun, dekade, ataupun abad. Adapun keuntungan dan kerugian dari sistem kronologis sebagai berikut: 24

21 Keuntungan sistem kronologis adalah: 1. Mudah dilaksanakan. 2. Susunan dan urutan guide sederhana. 3. Cocok untuk klasifikasi menyeluruh dan berkelanjutan. Kerugian dari sistem kronologis adalah 1. Hanya bermanfaat untuk organisasi yang relatif kecil dengan jumlah dokumen yang tidak banyak. 2. Tidak berguna, apabila tanggal, bulan, tahun sebuah dokumen tidak diketahui. 3. Surat masuk dan surat keluar akan terpisah penyimpanannya. Mengenai contoh penataan arsip berdasarkan sistem nomor dapat dilihat pada gambar 2.5 berikut ini. Sumber: Nuraida (2008) Gambar 2.6 Contoh Penyimpanan Sistem Kronologis 2.9 Peralatan dan Perlengkapan Kearsipan (Filing Supplies) Keberhasilan dari kegiatan manajemen kearsipan adalah secara langsung dipengaruhi oleh peralatan yang dipergunakan untuk menyimpan arsip dan efisiensi pemakaian peralatan tersebut. (Amsyah, 2005:178) 25

22 2.9.1 Kriteria Pemilihan Peralatan Menurut Amsyah (2005:178) terdapat beberapa kriteria yang pelu dipertimbangkan sebelum memilih peralatan: 1. Bentuk alami dari arsip yang akan disimpan, termasuk ukuran, jumlah, berat, komposisi fisik, dan nilainya. 2. Frekuensi penggunaan arsip. 3. Lama arsip disimpan di file aktif dan file inaktif. 4. Lokasi dari fasilitas penyimpanan (sentralisasi dan desentralisasi). 5. Besar ruangan yang disediakan untuk penyimpanan dan kemungkinan untuk perluasannya. 6. Tipe dan letak tempat penyimpanan untuk arsip inaktif. 7. Bentuk organisasi. 8. Tingkat perlindungan terhadap arsip yang disimpan Tipe Peralatan Penyimpanan Peralatan yang dipergunakan bagi penyimpanan arsip yang berjumlah banyak menurut Amsyah (2005:179) dapat dikelompokkan dalam 3 (tiga) jenis alat penyimpanan, yaitu: 1. Alat penyimpanan tegak (vertical file). 2. Alat penyimpanan menyamping (lateral file). 3. Alat penyimpanan berat (power file). Penjelasan mengenai masing-masing alat penyimpanan akan diuraikah berikut ini: 1. Alat Penyimpanan Tegak (Vertical File) Peralatan tegak adalah jenis yang umum dipergunakan dalam kegiatan pengurusan arsip. Jenis ini sering disebut dengan almari arsip (filing cabinet). Almari arsip yang standar dapat terdiri dari 2 laci, 4 laci, 5 laci atau 6 laci. Ada dua macam almari arsip yaitu, almari arsip untuk diisi dengan folder biasa dan almari arsip untuk folder gantung yang mempunyai tempat untuk 26

23 gantungan folder. Berikut adalah contoh gambar filing cabinet dapat dilihat pada gambar 2.6. Sumber: Gambar 2.7 Filing Cabinet Sumber: Gambar 2.8 Rotatory Filing System 27

24 2. Alat Penyimpanan Menyamping (Lateral File) Walaupun sebenarnya arsip diletakkan juga secara vertikal, tetapi peralatan ini tetap saja disebut file lateral, karena letak map-mapnya menyamping laci. Dengan demikian file ini dapat lebih menghemat tempat dibanding dengan file kabinet. Penyimpanan arsip dalam laci akan lebih mempercepat penemuan daripada penyimpanan dalam kotak karton di rak terbuka. Berikut adalah contoh dari rak terbuka (gambar 2.8) Sumber: Gambar 2.9 Rak Arsip Terbuka 3. Alat Penyimpanan Elektrik (Power File) File elektrik terdiri dari 3 (tiga) model dasar, yaitu: a. File kartu, yaitu file yang khusus dibuat untuk menyimpan kartu atau formulir dengan ukuran tertentu. b. File struktural, yaitu file untuk semua jenis dan ukuran formulir atau arsip. c. File mobil (file bergerak). 28

25 Berikut ini adalah contoh dari alat penyimpanan elektrik (power file) dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Sumber: Gambar 2.10 File Kartu Sumber: Gambar 2.11 File Struktural 29

26 2.9.3 Perlengkapan Penyimpanan a. Penyekat Penyekat adalah lembaran yang dapat dibuat dari karton atau tripleks yang digunakan sebagai pembatas dari arsip-arsip yang disimpan. Arsip ini umumnya dalam bentuk kartu-kartu, sehingga tidak perlu dimasukkan dalam map. Pada penyekat ditempelkan label yang berisikan kata tangkap sebagai penunjuk (guide) sesuai dengan sistem penyimpanan yang dipergunakan. b. Map (Folder) Folder dapat diperoleh dalam berbagai model dan bahan. Jumlah dan jenis dokumen di dalamnya hendaknya dijadikan pedoman dalam menentukan pilihan. Folder gantung yang diletakkan menggantung pada tempat gantungan yang terdapat pada kedua pinggir laci file biasa, menyimpan dokumen agar tetap bersih dan rata, dapat dimuat banyak, dan tidak memerlukan penyekat sebagaimana pada folder biasa (map letak) yang hanya terletak berdiri pada laci. Berikut adalah contoh map, dapat dilihat pada gambar Sumber: Gambar 2.12 Folder 30

27 c. Penunjuk (Guide) Penunjuk memiliki fungsi sebagai tanda untuk membimbing dan melihat cepat kepada tempat-tempat yang diinginkan di dalam file. Penunjuk terdiri dari tempat label (tab) yang menjorok ke atas dibuat dalam berbagai bentuk yang disebut tonjolan. (gambar 2.12) Sumber: Amsyah (2005) Gambar 2.13 Contoh Penunjuk (Guide) d. Kata Tangkap Kata tangkap adalah judul yang terdapat pada tonjolan. Sebagaimana disebutkan pada istilahnya, kata tangkap tunggal berarti bahwa hanya terdapat satu huruf atau satu kombinasi huruf pada tiap tonjolan. Dan disebut kata tangkap pasangan bilamana kata tangkap tersebut menunjuk pengertian mulai huruf ini sampai dengan huruf itu atau mulai kata ini sampai dengan kata itu. e. Alat Bantu Kearsipan Label-label untuk laci, penyekat, dan folder tersedia dalam berbagai model. Mereka tersedia dalam bentuk tercetak atau kosong, sudah dengan lem dan tidak. Bermacam warna tersedia untuk keperluan penggolongan dan pengelompokkan. Untuk memudahkan persiapan, label-label tersebut digulung dalam bentuk rol di dalam bungkus khusus sesuai dengan rol mesin tulis. 31

28 Sedarmayanti dalam Nuraida (2007: ) menambahkan bahwa perlatan dan perlengkapan lain yang dapat digunakan dalam menyimpan dan menemukan kembali arsip adalah: 1. Filing cabinet, adalah lemari arsip yang terdiri dari laci-laci besar untuk menyimpan arsip secara vertikal. Pada umumnya filing cabinet mempunyai dua sampai lima laci. 2. Hang map (map gantung), adalah sejenis map yang dilengkapi dengan tembaga pada bagian atasnya guna menggantungkan arsip di dalam laci filing cabinet, dan berfungsi untuk meletakkan tab. Dapat dilihat pada gambar Sumber: Gambar 2.14 Map Gantung 3. Schnelchecter map, adalah map untuk menyimpan berkas yang telah diperforator (dilubangi) terlebih dahulu sehingga berkas tersebut tidak dapat lepas dari kaitan. Dapat dilihat pada gambar

29 Sumber: Gambar 2.15 Schnelchecter map 4. Folder (sampul arsip), adalah map tanpa daun penutup pada sisinya dan dilengkapi dengan tab/tonjolan untuk menempatkan kode arsip. 5. Tickler file (berkas penyekat), adalah alat atau kotak kecil berukuran kurang lebih 10x15cm yang dipergunakan untuk menyimpan kartu-kartu kendali dan atau kartu-kartu peminjaman arsip, di mana cara penyusunan penyimpanan arsip tersebut sama dengan sistem penyimpanan arsip berdasarkan sistem tanggal dan sistem lainnya. Dapat dilihat pada gambar Sumber: Gambar 2.16 Tickler File 33

30 6. Ordner, adalah semacam map dari karton tebal dan dapat menampung banyak arsip serta di dalamnya terdapat besi untuk mengkait arsip yang telah diperforator/dilubangi pada bagian pinggir arsip tersebut. 7. Letter tray (baki surat), adalah semacam baki yang terbuat dari plastik atau metal yang berguna untuk meletakkan/menyimpan surat yang biasanya disimpan di atas meja. Dapat dilihat pada gambar Sumber: Gambar 2.17 Letter Tray 8. Safe keeping document (brankas), adalah lemari besi dengan bermacam-macam ukuran dan dilengkapi dengan kunci pengaman. Brankas biasanya digunakan untuk menyimpan arsip penting/rahasia. Dapat dilihat pada gambar

31 Sumber: Gambar 2.18 Brankas 9. Rak buku (lemari terbuka), adalah rak untuk menyimpan buku-buku, seperti di perpustakaan atau untuk menyimpan ordner. 10. Lemari arsip, adalah lemari yang terbuat dari kayu yang berfungsi untuk menyimpan berbagai macam bentuk arsip, seperti rol film dan ordner. 11. Visible record cabinet, adalah tempat penyimpanan arsip dengan menggunakan kantong-kantong kartu tersusun untuk disimpan dan dijepit di dalam laci atau bak, kemudian disusun dalam satu cabinet. Dapat dilihat pada gambar Sumber: Gambar 2.19 Visible Record Cabinet 35

32 12. Compact rolling shelving (rool-o-pact/lemari geser) adalah lemari penyimpan arsip yang disusun sejajar di atas rel dan dapat digerakkan dengan bantuan roda sehingga dapat dirapatkan satu sama lain dengan ringan dan mudah. Dapat dilihat pada gambar Sumber: Gambar 2.20 Compact Rolling Shelving 13. Rotary filing system, adalah sistem file bertingkat (vertikal) yang dilengkapi dengan sistem kode, angka, abjad, dan warna, berpola tingkat, berbentuk bundar serta dapat berputar untuk mendeteksi lebih awal bila terjadi kekeliruan. Memakai sistem pintu bergeser ke dalam sehingga tidak menyita tempat. 14. Mobiplan filing system, adalah alat untuk menyimpan gambar, kartu, map cetakan, dan lain-lain secara vertikal/digantungkan. Alat ini mudah dipindahkan karena ringan dan dilengkapi dengan roda sehingga mempercepat dan mempermudah pelaksanaan tugas. 36

33 15. Vertical plan filing system. adalah lemari yang terbuat dari besi plat untuk menyimpan gambar dengan sistem penyimpanan yang vertikal/digantungkan. Dapat dilihat pada gambar Sumber: Gambar 2.21 Vertical Plan Filing System 16. Data plan tray filing system (kardek), adalah semacam baki yang terbuat dari plastik atau metal untuk menyimpan arsip secara horizontal, vertikal, atau kombinasi keduanya. Alat ini mudah disesuaikan dengan ruangan yang tersedia. 17. Retrix, adalah alat penyimpan arsip yang dilengkapi dengan sistem pencari letak nomor arsip yang dibutuhkan sehingga jika nomor arsip yang dibutuhkan telah dipasang dan diproses, maka arsip yang dibutuhkan akan muncul di antara permukaan arsip lainnya. 37

34 18. Memory writer (mesin tik elektronik), adalah mesin tik yang menyediakan tempat untuk menyimpan data dengan kapasitas terbatas. Untuk menyimpan/menemukan kembali data yang diperlukan, maka kunci tertentu harus ditekan. Dapat dilihat pada gambar Sumber: Gambar 2.22 Mesin Tik Elektronik 19. Microfilm, adalah suatu alat untuk memproses fotografi di mana arsip direkam pada film dalam ukuran yang diperkecil untuk memudahkan penyimpanan dan penggunaan. Dapat dilihat pada gambar Sumber: Gambar 2.23 Microfilm 38

35 20. Computer, adalah rangkaian peralatan elektronik yang dapat melakukan pekerjaan secara sistematis, berdasarkan instruksi/program yang diberikan, serta dapat menyimpan dan menampilkan keterangan bilamana diperlukan. Dapat dilihat pada gambar Sumber: Gambar 2.24 Computer 2.10 Prosedur Penyimpanan Menurut Amsyah (2005:62) prosedur penyimpanan adalah langkah-langkah pekerjaan yang dilakukan sehubungan dengan akan disimpannya suatu arsip. Terdapat 2 (dua) macam penyimpanan, yaitu penyimpanan arsip yang belum selesai diproses (file pending) dan penyimpanan arsip yang sudah diproses (file tetap). 1. Penyimpanan Sementara (File Pending) File pending adalah file yang digunakan untuk penyimpanan sementara sebelum suatu arsip selesai diproses. File ini terdiri dari map-map yang diberi label tanggal yang berlaku untuk 3 (tiga) bulan. Setiap bulan terdiri dari 31 map tanggal, yang meliputi map bulan yang sedang berjalan, 31 map bulan berikutnya 39

36 dan 31 map bulan berikutnya lagi. File pending biasanya ditempatkan pada salah satu laci dari almari arsip (filing cabinet) yang dipergunakan. 2. Penyimpanan Tetap (Permanent File) Penyimpanan tetap terdiri dari langkah-langkah atau prosedur penyimpanan sebagai berikut: a. Pemeriksaan Langkah ini adalah langkah persiapan menyimpan arsip dengan cara memeriksa setiap lembar arsip untuk memperoleh kepastian bahwa arsiparsip bersangkutan memang sudah siap untuk disimpan. b. Mengindeks Mengindeks adalah pekerjaan menentukan pada nama apa atau subjek apa, atau kata-tangkap lainnya, surat akan disimpan. Dalam mengindeks penentuan kata-tangkap tergantung sistem penyimpanan yang dipergunakan. Seperti pada sistem abjad kata tangkapnya adalah nama pengirim, kata tangkap pada sistem numerik adalah angka, nama tempat asal surat kata tangkap dari sistem geografis. c. Memberi Tanda Langkah ini sering disebut dengan pengkodean, dilakukan dengan memberi tanda garis atau lingkaran dengan warna mencolok pada kata tangkap yang sudah ditentukan. Dengan adanya tanda tersebut maka surat mudah disortir dan disimpan. d. Menyortir Menyortir adalah mengelompokkan arsip-arsip untuk persiapan ke langkah terakhir yaitu penyimpanan. Langkah ini biasanya digunakan khusus untuk jumlah volume arsip yang banyak, sehingga memudahkan penyimpanan dalam hal mengelompokkan terlebih dahulu sesuai dengan pengelompokkan sistem penyimpanan yang dipergunakan. 40

37 e. Menyimpan Langkah terakhir adalah menyimpan, yaitu menempatkan dokumen sesuai dengan sistem penyimpanan dan peralatan yang dipergunakan. Dalam langkah ini terdapat 4 (empat) sistem standar yang sering dipilih salah satu sebagai sistem penyimpanan yaitu sistem abjad, geografis, subjek dan numerik. Sistem penyimpanan akan menjadi efisien dan efektif bilamana didukung oleh peralatan dan perlengkapan yang memadai dan sesuai. 2.11Prosedur Penemuan Kembali Menurut Wursanto (2004) prosedur penemuan kembali arsip adalah langkahlangkah dalam menemukan arsip yang telah disimpan, dalam kelompok berkas apa, disusun menurut sistem apa dan bagaimana cara mengambilnya. Prosedur pencarian kembali arsip adalah langkah-langkah atau tata cara bagaimana suatu arsip dapat dengan mudah ditemukan kembali dalam waktu yang cepat dan tepat (Amsyah, 2003). Dapat disimpulkan bahwa prosedur penemuan kembali arsip adalah langkahlangkah bagaimana suatu arsip yang telah disimpan, dalam kelompok berkas apa, disusun sistem apa dan bagaimana cara mengambilnya dalam waktu yang cepat dan tepat. Permintaan Arsip Kata Tangkap Kode Penyimpanan Tempat Penyimpanan Sumber: Amsyah (2003) Gambar 2.25 Prosedur Penemuan Kembali 41

38 Penggunaan sistem penyimpanan yang baik dan sistematis akan memudahkan penemuan kembali. Berikut adalah langkah-langkah prosedur penemuan kembali arsip: 1. Permintaan Arsip Adanya pihak-pihak di dalam organisasi atau perusahaan yang membutuhkan informasi yang terkandung dalam arsip, misalnya pimpinan perusahaan membutuhkan arsip pegawai untuk menentukan kenaikan pangkat pegawai yang bersangkutan. 2. Penentuan Kata Tangkap Setelah adanya permintaan arsip, langkah selanjutnya adalah menentukan kata tangkap dari arsip yang dibutuhkan. Kata tangkap (caption word) dapat berupa nama orang, nama badan atau organisasi, perihal, wilayah, dan waktu. Penentuan kata tangkap tergantung pada sistem penyimpanan yang digunakan. 3. Penentuan Kode Penyimpanan Setelah menentukan kata tangkap, langkah selanjutnya adalah menentukan kode penyimpanan. Kode penyimpanan tergantung pada sistem penyimpanan yang digunakan misalnya untuk sistem subjek berkode, kode penyimpanan berupa kode klasifikasi. 4. Pencarian ke Tempat Penyimpanan Apabila kata tangkap telah diketahui, tahap akhir adalah mencari arsip ke tempat penyimpanan arsip sesuai dengan kode penyimpanan. 42

39 Sedangkan langkah-langkah penemuan kembali arsip menurut Quible (2001:460) adalah berikut: adalah: Record retrieval, which refers to the activities involved in locating and removing tangible records from the files, involves the following steps: (1) the individual who desires a record fills out a request slip, which is transported to the central storage facility (as organizations install systems, the request more than likely will be sent as an message); (2) the requisition clerk approves the request and asks the file clerk retrieve the record; (3) the record is transported either by messenger or by a mechanical device to the individual making the request; and (4) the record is returned to the central storage area when no longer needed. Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan bahwa langkah penemuan kembali Penemuan kembali merupakan aktivitas dalam mencari dan menghapus arsip dari tempat penyimpanannya. Adapun tahapan-tahapan dalam penemuan kembali arsip sebagai berikut: 1. Individu yang menginginkan arsip untuk mengisi slip permintaan, yang dikirim ke fasilitas pusat penyimpanan arsip (sebagai organisasi untuk menginstal sistem , apabila permintaan lebih besar kemungkinan akan dikirim melalui pesan ). 2. Permintaan arsip diterima oleh petugas penerima arsip dan meminta petugas penyimpanan arsip untuk mencari arsip yang dicari. 3. Arsip yang ditemukan akan dikirim baik melalui alat elektronik maupun secara manual kepada individu yang meminta arsip tersebut. 4. Arsip yang sudah dipinjam, kemudian dikembalikan ke pusat penyimpanan arsip. 2.12Prosedur Peminjaman Arsip Pada dasarnya penyimpanan arsip atau dokumen dilakukan, karena arsip atau dokumen tersebut nantinya akan digunakan kembali. Arsip atau dokumen sudah pasti akan keluar dari tempat penyimpanannya. Oleh karena itu diperlukan pengendalian 43

40 yang baik, karena keluarnya arsip memiliki peluang untuk hilang atau tidak diketahui keberadannya. Keluarnya arsip atau dokumen tersebut karena dipinjam oleh pihak lain, baik sesama karyawan, pimpinan ataupun yang lain. Agar meminimalisir hilangnya arsip yang dipinjam oleh pihak lain, perusahaan sebaiknya mencatat surat yang akan dipinjam tersbut dengan mencatatnya. Pencatatan dapat digunakan dengan buku peminjaman atau dengan Formulir peminjaman. Menurut Sugiarto (2005:96) penggunaan buku peminjaman, diperlukan peminjaman buku yang mencakup data-data tentang peminjaman arsip. Data yang diperlukan berupa: tanggal peminjaman, identitas peminjaman, data arsip yang dipinjam, lama peminjaman, tanda tangan peminjam, tanggal kembali, tanda tangan penerima arsip. Berikut contoh format dalam buku peminjaman dapat dilihat pada tabel 2.2. Tabel 2.2 Contoh Format Buku Peminjaman Data Arsip yang Tanda Tanda Tgl Lama Tgl. No. Pinjam Tangan Tangan Pinjam Pinjam Kembali Indeks Subyek Peminjam Penerima Sumber: Sugiarto (2005) Pencatatan menggunakan buku peminjaman ini akan lebih efektif apabila frekuensi peminjaman tidak terlalu tinggi, dan jumlah peminjam tidak terlalu banyak. Sedangkan apabila frekuensi peminjaman tinggi dan jumlah peminjam banuak, pencatatan melalui Formulir Peminjaman lebih efektif karena dengan Formulir Peminjaman petugas arsip memiliki informasi yang lengkap baik di meja petugas meupun dalam tempat penyimpanan. Formulir peminjaman dibuat dengan kertas berukuran 15 cm x 10 cm. Informasi atau data yang ada dalam formulir peminjaman adalah: Indeks, Subjek, Identitas Peminjam, Tanggal Peminjaman, Tanggal Kembali, 44

41 Tanda tangan peminjam, Tanda tangan penerima (Sugiarto, 2005:97). Berikut adalah contoh dari formulir peminjaman dapat dilihat pada tabel 2.3. Tabel 2.3 Format Formulir Peminjaman FORMULIR PEMINJAMAN ARSIP PT SEJAHTERA JAKARTA Indeks Tanggal Kembali Subyek Tanggal Arsip Nama Paraf Peminjam Petugas Unit Kerja Keterangan Tanggal Pinjam Paraf Peminjam Catatan: Formulir dibuat rangkap 2 Rangkap 1 Untuk Petugas Rangkap 2 Untuk Tempat Penyimpanan Sumber: Sugiarto (2005) Sedangkan menurut Sedarmayanti (2009:202) terdapat beberapa hal yang perlu diatur dalam peminjaman arsip antara lain: 1. Siapa yang berwenang memberi izin peminjaman. 2. Siapa yang diperbolehkan meminjam arsip. 3. Tata cara meminjam arsip. 4. Semua peminjam arsip harus dicatat pada Lembar Peminjaman Arsip rangkap tiga dengan fungsi masing-masing: 45

42 a. Lembar peminjaman arsip 1 (putih) disimpan oleh penyimpan arsip berdasarkan tanggal pengembalian arsip, berfungsi sebagai bukti peminjaman. b. Lembar peminjaman arsip II (hijau) disimpan oleh penyimpan arsip, dan diletakkan ditempat arsip yang dipinjam, berfungsi sebagai pengganti arsip yang dipinjam. c. Lembar peminjam arsip III (biru) diserahkan kepada peminjam, sebagai catatan untuk mengingatkan peminjam. 46

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Arsip dan Kearsipan Setiap organisasi pasti memerlukan data untuk mendukung setiap kegiatan administrasi yang diperlukan. Sumber data bisa merupakan sebuah informasi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan, pengumpulan, pengaturan, pengendalian, pemeliharaan, dan

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan, pengumpulan, pengaturan, pengendalian, pemeliharaan, dan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengarsipan 2.1.1 Pengertian Pengarsipan Pengarsipan adalah suatu proses mulai dari penciptaan, penerimaan, pengumpulan, pengaturan, pengendalian, pemeliharaan, dan perawatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Penyimpanan Data Secara Umum Pengolahan Data adalah manipulasi data agar menjadi bentuk yang lebih berguna. Pengolahan data ini tidak hanya berupa perhitungan numeris

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kearsipan Menurut Barthos (2000: 2), kearsipan mempunyai peranan sebagai pusat ingatan, sebagai sumber informasi dan sebagai alat pengawasan yang sangat diperlukan dalam setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Arsip dan Kearsipan Setiap kegiatan pada sebuah organisasi memiliki bukti dari hasil kegiatan tersebut. Buktibukti tersebut terkenal dengan istilah arsip. Berikut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Arsip Pengertian arsip seperti yang terkandung dalam Undang-undang Nomor 7 tahun 1971 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan pada Bab I Pasal 1 (dalam Sedarmayanti,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Cara bekerja dalam sebuah organisasi akan lebih efektif dan efisien jika dilakukan berdasarkan prosedur. Prosedur dipengaruhi oleh uraian pekerjaan atau

Lebih terperinci

Arsip Dinamis Arsip Statis

Arsip Dinamis Arsip Statis Naskah - naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga - lembaga dan badan - badan Pemerintah dalam bentuk apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan;

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Arsip Penulis mengutip beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai pengertian arsip. Adapun pengertian arsip yang

Lebih terperinci

Karena itu sekarang terdapat 2 (dua) jenis arsip ditinjau dari sudut umum dan perundang-undangan, yaitu (Depkes, 1971: 43)

Karena itu sekarang terdapat 2 (dua) jenis arsip ditinjau dari sudut umum dan perundang-undangan, yaitu (Depkes, 1971: 43) Pengertian Arsip Arsip adalah setiap catatan (record atau warkat) yang tertulis, tercetak, atau ketikan, dalam bentuk huruf, angka atau gambar, yang mempunyai arti dan tujuan tertentu sebagai bahan komunikasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsip berasal dari bahasa Yunani Archivum yang artinya tempat untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsip berasal dari bahasa Yunani Archivum yang artinya tempat untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Pengertian Arsip Dan Kearsipan 1.1.1 Pengertian Arsip Arsip berasal dari bahasa Yunani Archivum yang artinya tempat untuk menyimpan, sering juga kata tersebut di tulis Archeon

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Arsip Menurut The Liang Gie dalam Sugiarto dan wahyono (2005: 04), arsip adalah suatu kumpulan dokumen yang disimpan secara sistematis karena mempunyai suatu kegunaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. arsip agar dapat dengan cepat bila arsip bilamana arsip sewaktu-waktu

BAB II LANDASAN TEORI. arsip agar dapat dengan cepat bila arsip bilamana arsip sewaktu-waktu 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Penyimpanan Arsip Menurut Donni dan Agus (2013:164-167) Sistem penyimpanan arsip (filling system) adalah sistem yang digunakan untuk menyimpan arsip agar dapat dengan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Arsip dan Kearsipan 3.1.1 Definisi Kearsipan Menurut Undang-Undang nomor 43 tahun 2009, tentang kearsipan, arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Arsip Penulis mengutip beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai pengertian arsip. Adapun pengertian arsip

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Arsip Dinamis Arsip dinamis adalah suatu kumpulan warkat yang disimpan secara sistematis karena mempunyai suatu kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian

BAB II KAJIAN TEORI. memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengelolaan Arsip 2.1.1. Pengertian Pengelolaan Pengelolaan adalah proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena mempunyai suatu kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat secara cepat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena mempunyai suatu kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat secara cepat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kearsipan 2.1.2 Pengertian Arsip Dibawah ini dikemukakan berbagai pendapat pengertian Arsip yaitu: Arsip adalah suatu kumpulan dokumen yang disimpan secara sistematis karena

Lebih terperinci

PERAN MANAJEMEN KEARSIPAN DALAM KEHIDUPAN ORGANISASI

PERAN MANAJEMEN KEARSIPAN DALAM KEHIDUPAN ORGANISASI PERAN MANAJEMEN KEARSIPAN DALAM KEHIDUPAN ORGANISASI Anung Pramudyo (Akademi Manajemen Administrasi YPK Yogyakarta) ABSTRAK Arsip merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Arsip Menurut Barthos (2007: 2), berdasarkan Undang -undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan, pasal 1 ayat a dan ayat b, menetapkan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN Landasan Teori Pengertian dan FungsiSurat A Pengertian

BAB III PEMBAHASAN Landasan Teori Pengertian dan FungsiSurat A Pengertian BAB III PEMBAHASAN 3.1. Landasan Teori 3.1.1. Pengertian dan FungsiSurat A Pengertian Menurut Barthos (2005: 36) Surat adalah alat komunikasi tertulis yang berasal dari satu pihak dan ditujukan kepada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Arsip berasal dari bahasa Yunani, yaitu arche yang kemudian berubah menjadi archea,

BAB II KAJIAN TEORITIS. Arsip berasal dari bahasa Yunani, yaitu arche yang kemudian berubah menjadi archea, BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Arsip Arsip berasal dari bahasa Yunani, yaitu arche yang kemudian berubah menjadi archea, lalu berubah lagi menjadi archeon. Arche berarti permulaan, jabatan, atau

Lebih terperinci

PEDOMAN KEARSIPAN Suatu naskah tertulis yang berisi segala karangan yang diperlukan mengenai pekerjaan arsip / dokumen dalam suatu organisasi

PEDOMAN KEARSIPAN Suatu naskah tertulis yang berisi segala karangan yang diperlukan mengenai pekerjaan arsip / dokumen dalam suatu organisasi ISTILAH ARSIP P PEDOMAN KEARSIPAN Suatu naskah tertulis yang berisi segala karangan yang diperlukan mengenai pekerjaan arsip / dokumen dalam suatu organisasi PELAKSANAAN PENATAAN 1. Penataan arsip tulis

Lebih terperinci

Manajemen Kearsipan untuk Mewujudkan Tata Kelola Administrasi Perkantoran yang Efektif dan Efisien

Manajemen Kearsipan untuk Mewujudkan Tata Kelola Administrasi Perkantoran yang Efektif dan Efisien 177 Manajemen Kearsipan untuk Mewujudkan Tata Kelola Administrasi Perkantoran yang Efektif dan Efisien Meirinawati 1, Indah Prabawati 2 1,2 Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FIS, Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF

BAB II SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF BAB II SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF 2.1. Pengertian Sebelum penulis melakukan pembahasan lebih lanjut mengenai penggolongan arsip, maka terlebih dahulu membahas tentang sistem. Menurut (Nurlela,

Lebih terperinci

BAB I. Pengertian. A. Pengertian Arsip

BAB I. Pengertian. A. Pengertian Arsip BAB I Pengertian A. Pengertian Arsip Arsip adalah naskah naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga Negara dan Badan badan Pemerintahan, maupun naskah naskah yang dibuat dan diterima oleh Badan badan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Arsip dan Kearsipan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Arsip mempunyai peranan yang sangat penting bagi pelaksanaan kegiatan dalam organisasi. Oleh karena itu, arsip perlu dikelola dengan baik agar

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Dalam menyelesaikan tugas tugas pada Divisi Research and. dipertanggungjawabkan adalah sebagai berikut :

BAB III LANDASAN TEORI. Dalam menyelesaikan tugas tugas pada Divisi Research and. dipertanggungjawabkan adalah sebagai berikut : BAB III LANDASAN TEORI Dalam menyelesaikan tugas tugas pada Divisi Research and Development (R&D) dan Koperasi Karyawan PT. VITAPHARM, secara ilmiah landasan teori yang digunakan sebagai acuan yang dapat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Sekretaris Dewan Pertimbangan Presiden, Garibaldi Sujatmiko

KATA PENGANTAR. Sekretaris Dewan Pertimbangan Presiden, Garibaldi Sujatmiko KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2006 tentang Dewan Pertimbangan Presiden, disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, tugas pemberian

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS oleh :

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS oleh : PEDOMAN TATA NASKAH DINAS oleh : Robaini, S.IP Badan Pengawas Obat dan Makanan Jakarta, Juli 2016 MATERI ADMINISTRASI PERKANTORAN TUJUAN : Setelah mengikuti pelatihan peserta diharapkan memiliki pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Arsip 1. Pengertian Arsip Arsip sebagai naskah dinas yang dibuat dan diterima oleh pimpinan unit kerja dalam bentuk corak apapun baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyediaan informasi dengan cepat dan tepat mutlak menjadi harapan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Penyediaan informasi dengan cepat dan tepat mutlak menjadi harapan masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tuntutan keterbukaan dan kesediaan akan informasi saat ini bukan hanya berlaku ditataran instansi. Masyarakat umum juga menuntut hal yang sama. Penyediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. merencanakan, dan mengontrol setiap aktivitas kantor, dimana hasil akhir

BAB II LANDASAN TEORI. merencanakan, dan mengontrol setiap aktivitas kantor, dimana hasil akhir BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Perkantoran Suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengelola, merencanakan, dan mengontrol setiap aktivitas kantor, dimana hasil akhir kegiatan kantor ini berwujud

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rangka melaksanakan segala kegiatan pada kantor-kantor, lembaga-lembaga negara,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rangka melaksanakan segala kegiatan pada kantor-kantor, lembaga-lembaga negara, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Arsip Kearsipan mempunyai peranan sebagai ingatan, sumber informasi serta alat pengawasan yang sangat diperlukan setiap organisasi khususnya

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 93 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PEMERINTAH DAERAH

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 93 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PEMERINTAH DAERAH BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 93 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI KULON PROGO,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. atau rakitan komponen atau bagian-bagian yang membentuk suatu kesatuan yang utuh

BAB II KAJIAN TEORI. atau rakitan komponen atau bagian-bagian yang membentuk suatu kesatuan yang utuh BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Pengertian sistem menurut (Moenir, 2008) bahwa sistem adalah suatu susunan atau rakitan komponen atau bagian-bagian yang membentuk suatu kesatuan yang utuh dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN. Pengurusan dan pengendalian surat adalah kegiatan-kegiatan mencatat

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN. Pengurusan dan pengendalian surat adalah kegiatan-kegiatan mencatat 1 BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan 4.1.1. Tahap-Tahap Kearsipan Dalam melaksanakan tugas pekerjaan suatu instansi khususnya bagian yang menangani kearsipan harus

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Kata arsip berasal dari bahasa Belanda yakni archief, yang berarti tempat

BAB III LANDASAN TEORI. Kata arsip berasal dari bahasa Belanda yakni archief, yang berarti tempat BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Arsip Kata arsip berasal dari bahasa Belanda yakni archief, yang berarti tempat penyimpanan secara teratur bahan-bahan arsip: bahan tertulis, piagam-piagam, surat-surat,

Lebih terperinci

PERALATAN & PERLENGKAPAN DALAM KEARSIPAN OLEH: PANDIT ISBIANTI, M.PD.

PERALATAN & PERLENGKAPAN DALAM KEARSIPAN OLEH: PANDIT ISBIANTI, M.PD. PERALATAN & PERLENGKAPAN DALAM KEARSIPAN OLEH: PANDIT ISBIANTI, M.PD. Mengapa perlatan perlu digunakan dalam manajemen kearsipan? KRITERIA PEMILIHAN PERALATAN (1) (1) BENTUK ALAMI ARSIP YANG AKAN DISIMPAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. Saiman (2000:16) pengelolaan adalah bermacam-macam kegiatan

BAB II KAJIAN TEORETIS. Saiman (2000:16) pengelolaan adalah bermacam-macam kegiatan BAB II KAJIAN TEORETIS 1.1 Konsep Pengelolaan Pengelolaan adalah suatu proses kegiatan yang merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan mengawasi terhadap suatu kegiatan usaha untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN ARSIP DI SUB BAGIAN UMUM DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI

PENGELOLAAN ARSIP DI SUB BAGIAN UMUM DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI PENGELOLAAN ARSIP DI SUB BAGIAN UMUM DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pengertian manajemen menurut George R. Terry ( 2008:22) adalah: suatu proses tertentu yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan

Lebih terperinci

PENTINGNYA PENATAAN KEARSIPAN DALAM MENUNJANG AKTIVITAS PEGAWAI PADA KANTOR KEJAKSAAN TINGGI SULAWESI UTARA TUGAS AKHIR

PENTINGNYA PENATAAN KEARSIPAN DALAM MENUNJANG AKTIVITAS PEGAWAI PADA KANTOR KEJAKSAAN TINGGI SULAWESI UTARA TUGAS AKHIR PENTINGNYA PENATAAN KEARSIPAN DALAM MENUNJANG AKTIVITAS PEGAWAI PADA KANTOR KEJAKSAAN TINGGI SULAWESI UTARA TUGAS AKHIR Tugas Akhir ini diajukan guna memenuhi syarat untuk memperoleh Ijazah Diploma III

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Arsip Arsip (record) yang dalam istilah Bahasa Indonesia ada yang menyebutkan sebagai warkat, pada pokoknya dapat diberikan pengertian sebagai: setiap catatan tertulis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Kantor dan Sistem Kearsipan. Menurut Maryati dalam bukunya Manajemen Perkantoran efektif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Kantor dan Sistem Kearsipan. Menurut Maryati dalam bukunya Manajemen Perkantoran efektif. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kantor dan Sistem Kearsipan Menurut Maryati dalam bukunya Manajemen Perkantoran efektif. (2008;8) kantor adalah : Unit organisasi yang terdiri atas tempat, staf personil

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Ta

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Ta No.1401, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Tata Kearsipan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG TATA KEARSIPAN KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

PENTINGNYA MANAJEMEN SISTEM PENYIMPANAN ARSIP. Oleh; Melizubaidah Mahmud Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

PENTINGNYA MANAJEMEN SISTEM PENYIMPANAN ARSIP. Oleh; Melizubaidah Mahmud Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo PENTINGNYA MANAJEMEN SISTEM PENYIMPANAN ARSIP Oleh; Melizubaidah Mahmud Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Arsip merupakan salah satu hal yang sangat penting dank fundamental

Lebih terperinci

2012, No SISTEMATIKA BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. MAKSUD DAN TUJUAN C. RUANG LINGKUP D.

2012, No SISTEMATIKA BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. MAKSUD DAN TUJUAN C. RUANG LINGKUP D. 2012, No.498 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBERKASAN ARSIP AKTIF DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rekam Medis 1. Pengertian Disebutkan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, pelayanan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Tata Usaha dan Rumah Tangga PT PELABUHAN INDONESIAIII (PERSERO)

BAB III LANDASAN TEORI. Tata Usaha dan Rumah Tangga PT PELABUHAN INDONESIAIII (PERSERO) 19 BAB III LANDASAN TEORI Menyelesaikan tugas tugas pada Divisi Sunber Daya Manusia Sub Dinas Tata Usaha dan Rumah Tangga PT PELABUHAN INDONESIAIII (PERSERO) CABANG TANJUNG PERAK SURABAYA, secara ilmiah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Arsip Dilihat dari asal katanya, istilah Arsip berasal dari bahasa Yunani Arche yang berarti permulaan, jabatan, fungsi, atau kuasa hokum. Kemudian kata Arche berubah

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENYIMPANAN ARSIP OLEH PEGAWAI SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN DI DINAS KOPERASI, USAHA KECIL MENENGAH DAN PERDAGANGAN KABUPATEN CIAMIS

PELAKSANAAN PENYIMPANAN ARSIP OLEH PEGAWAI SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN DI DINAS KOPERASI, USAHA KECIL MENENGAH DAN PERDAGANGAN KABUPATEN CIAMIS PELAKSANAAN PENYIMPANAN ARSIP OLEH PEGAWAI SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN DI DINAS KOPERASI, USAHA KECIL MENENGAH DAN PERDAGANGAN KABUPATEN CIAMIS Oleh : Kristi Winasari Kristiwinasari@gmail.com Fakultas

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan (Poerwadarminta,

BAB III LANDASAN TEORI. terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan (Poerwadarminta, BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengelolaan 3.1.1 Pengertian Pengelolaan Pengelolaan adalah proses yang membantu merumuskan kebijakan dan tujuan organisasi atau proses yang memberikan pengawasan pada semua

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

TATA TERTIB PENGGUNAAN LABORATORIUM PERKANTORAN/KEARSIPAN

TATA TERTIB PENGGUNAAN LABORATORIUM PERKANTORAN/KEARSIPAN MANAJEMEN KEARSIPAN TATA TERTIB PENGGUNAAN LABORATORIUM PERKANTORAN/KEARSIPAN 1. Memakai seragam sesuai dengan ketentuan pemakaian seragam dan bersepatu. 2. Datang tepat pada waktunya. 3. Memasuki ruangan

Lebih terperinci

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR 04 TAHUN 2016 TENTANG TATA KEARSIPAN DAN KODE SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG PANJANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG WALIKOTA PADANG PANJANG, Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

PENGELOLAAN ARSIP SMA NEGERI DI KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI

PENGELOLAAN ARSIP SMA NEGERI DI KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI PENGELOLAAN ARSIP SMA NEGERI DI KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PENYIMPANAN ARSIP DINAMIS AKTIF DI BAGIAN TATA USAHA SMA PERTIWI 1 KOTA PADANG

PENYIMPANAN ARSIP DINAMIS AKTIF DI BAGIAN TATA USAHA SMA PERTIWI 1 KOTA PADANG PENYIMPANAN ARSIP DINAMIS AKTIF DI BAGIAN TATA USAHA SMA PERTIWI 1 KOTA PADANG Mardiah Azizah 1, Elva Rahmah 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang Email:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Arsip Istilah arsip dalam bahasa Belanda disebut Archief, sedang dalam bahasa Inggris disebut Archieve, kata ini berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata Arche

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Kearsipan Menurut Barthos (2007) bahwa Manajemen Kearsipan adalah Setiap catatan tertulis baik dalam bentuk gambar ataupun bagan yang memuat keteranganketerangan mengenai

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEARSIPAN. Oleh: Rr. Sarwendah Pancaningsih Arsiparis Pertama Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. Soedarto, SH. Tembalang Semarang 50275

MANAJEMEN KEARSIPAN. Oleh: Rr. Sarwendah Pancaningsih Arsiparis Pertama Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. Soedarto, SH. Tembalang Semarang 50275 ORBITH VOL. 12 NO. 3 November 2016 : 120 125 MANAJEMEN KEARSIPAN Oleh: Rr. Sarwendah Pancaningsih Arsiparis Pertama Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. Soedarto, SH. Tembalang Semarang 50275 Abstrak Kearsipan

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Pengertian kearsipan menurut Undang-undang nomor 43 Tahun Tentang Kearsipan pada pasal 1 ayat 1 berbunyi :

BAB II KERANGKA TEORI. Pengertian kearsipan menurut Undang-undang nomor 43 Tahun Tentang Kearsipan pada pasal 1 ayat 1 berbunyi : BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Kearsipan dan Dokumentasi Pengertian kearsipan menurut Undang-undang nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan pada pasal 1 ayat 1 berbunyi : Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN ARSIP UNTUK MENDUKUNG TERTIB ADMINISTRASI DI SMK NEGERI 3 KLATEN SKRIPSI. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

PENGELOLAAN ARSIP UNTUK MENDUKUNG TERTIB ADMINISTRASI DI SMK NEGERI 3 KLATEN SKRIPSI. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan PENGELOLAAN ARSIP UNTUK MENDUKUNG TERTIB ADMINISTRASI DI SMK NEGERI 3 KLATEN SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Negeri Semarang Oleh Agus Setiawan NIM 7101410102 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kearsipan Salah satu sumber data adalah arsip, karena arsip adalah bukti dan rekaman dari kegiatan atau transaksi mulai dari kegiatan terdepan sampai kepada kegiatankegiatan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERKANTORAN

MANAJEMEN PERKANTORAN MANAJEMEN PERKANTORAN Istilah istilah administrasi dan manajemen makin lama makin banyak dipakai secara searti. Walaupun istilah administrasi telah diterapkan lebih banyak bagi tindakan dalam urusan urusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penataan Arsip Dinamis Aktif Dalam setiap kegiatan yang dilakukan di sebuah perguruan Tinggi atau universitas tentu menghasilkan arsip, seiring berjalannya waktu tentu arsip

Lebih terperinci

BAB III PENGURUSAN ARSIP

BAB III PENGURUSAN ARSIP BAB III PENGURUSAN ARSIP A. Pengertian Pengurusan Arsip adalah rangkaian kegiatan teknis kearsipan yang sistematis meliputi: penelitian, pengolahan, penyimpanan, pelayanan, pemeliharaan, dan penyusutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Bahasan mengenai kearsipan memiliki banyak macam definisi dari berbagai sumber. Namun penulis hanya membahas tentang penataan kearsipan. Untuk itu penulis akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Arsip BAB II TINJAUAN TEORITIS Kearsipan menyangkut pekerjaan yang berhubungan dengan penyimpana surat-surat atau dokumen kantor lainnya. Kearsipan sebenarnya sudah ada sejak adanya sejarah

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEARSIPAN OLEH BAGIAN KESEKRETARIATAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN CIAMIS

PELAKSANAAN KEARSIPAN OLEH BAGIAN KESEKRETARIATAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN CIAMIS PELAKSANAAN KEARSIPAN OLEH BAGIAN KESEKRETARIATAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN CIAMIS DELLA YORIANA Email : adelpasha23@yahoo.com Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan

BAB II LANDASAN TEORI. pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pengertian manajemen menurut George R. Terry ( 2008:22) adalah: suatu proses tertentu yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2012 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Definisi aplikasi adalah penggunaan dan penerapan suatu konsep yang menjadi suatu pokok pembahasan (Eka Noviansyah, 2008 : 4). Aplikasi dapat diartikan juga sebagai

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Dokumen perusahaan/organisasi adalah data, catatan dan/atau keterangan

BAB III LANDASAN TEORI. Dokumen perusahaan/organisasi adalah data, catatan dan/atau keterangan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Dokumen Dokumen perusahaan/organisasi adalah data, catatan dan/atau keterangan yang dibuat dan/atau diterima oleh perusahaan/organisasi dalam rangka pelaksanaan kegiatannya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Arsip Kearsipan ialah mempunyai peranan penting sebagai ingatan, sumber informasi serta alat pengawasan yang sangat diperlukan bagi setiap organisasi khususnya perusahaan

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 106 TAHUN 1980 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 106 TAHUN 1980 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 106 TAHUN 1980 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR GUBERNUR KEPALA

Lebih terperinci

BAB II PERANGKAT KEARSIPAN

BAB II PERANGKAT KEARSIPAN BAB II PERANGKAT KEARSIPAN A. Pengertian Perangkat kearsipan adalah semua alat perlengkapan yang digunakan dalam pengelolaan arsip di lingkungan Sekretariat Negara, yang meliputi organisasi kearsipan,

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MATARAM

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MATARAM WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MATARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.505, 2014 BNN. Kearsipan. Dinamis. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN KEARSIPAN DINAMIS BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN

Lebih terperinci

KEARSIPAN. 16 JP (720 menit) Modul 01 PENGANTAR KOMPETENSI DASAR

KEARSIPAN. 16 JP (720 menit) Modul 01 PENGANTAR KOMPETENSI DASAR Modul 01 KEARSIPAN 16 JP (720 menit) PENGANTAR Arsip sebagai hasil kegiatan organisasi mengandung data dan informasi yang dapat dipergunakan sebagai pengetahuan atau pengalaman tentang apa yang pernah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan serta membantu mekanisme kerja dari seluruh karyawan instansi yang

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan serta membantu mekanisme kerja dari seluruh karyawan instansi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pekerjaan dan kegiatan kantor, baik pemerintah maupun swasta memerlukan penyimpanan, pencatatan serta pengolahan surat, baik kedalam maupun keluar dengan

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 96 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 96 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 96 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ARSIP AKTIF DI PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : TAHUN 2005 SERI : PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR : 21 Tahun 2005 TENTANG :

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : TAHUN 2005 SERI : PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR : 21 Tahun 2005 TENTANG : BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : TAHUN 2005 SERI : PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR : 21 Tahun 2005 TENTANG : TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA BUPATI MAJALENGKA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Arsip Menurut Undang-Undang (UU) Nomor 43 Tahun 2009 mengenai Kearsipan, beberapa pengertian mengenai arsip dan kearsipan telah terangkum di dalam Bab I Ketentuan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Dalam penyusunan sebuah laporan sangat dibutuhkan adanya teori penunjang yang digunakan sebagai acuan dalam menyelesaikan hasil dari Proyek Akhir yang telah dilakukan di PT Pembangkitan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Surat Menyurat Surat merupakan bagian yang sangat penting bagi organisasi atau instansi, karena surat dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara tertulis dan juga

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2006 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2006 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2006 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

BUPATI TERNGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK

BUPATI TERNGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK BUPATI TERNGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang : a.

Lebih terperinci

Untuk SMK/MAK. Modul Alat dan Bahan Kearsipan Semester i I

Untuk SMK/MAK. Modul Alat dan Bahan Kearsipan Semester i I Untuk SMK/MAK Nama Kelas No. Absen : : : XI Modul Alat dan Bahan Kearsipan Semester i I KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan Rahmat-Nya penulis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Manajemen diperlukan untuk menunjang keberhasilan dan kelancaran suatu perusahaan. Bagaimanapun sederhana atau kompleksnya suatu perusahaan, tanpa adanya manajemen

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG

Lebih terperinci

BAB III PENANGANAN SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA

BAB III PENANGANAN SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA BAB III PENANGANAN SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA A. Pengertian Surat Masuk dan Surat Keluar Surat masuk adalah surat yang diterima oleh suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. historis. Volume arsip yang tercipta dari suatu organisasi, bertambah berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. historis. Volume arsip yang tercipta dari suatu organisasi, bertambah berkaitan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arsip memiliki arti penting bagi setiap organisasi sebagai sumber ingatan atau memori, bahan pengambilan keputusan, bukti atau legalitas dan rujukan historis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bantu untuk mengingat, baik untuk keperluan administrasi, hukum, dan keperluankeperluan

BAB I PENDAHULUAN. bantu untuk mengingat, baik untuk keperluan administrasi, hukum, dan keperluankeperluan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arsip sebagai rekaman kegiatan organisasi merupakan alat bukti atau alat bantu untuk mengingat, baik untuk keperluan administrasi, hukum, dan keperluankeperluan pembuktian

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ARSIP INAKTIF DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

TEMU BALIK ARSIP DI PUSAT ARSIP BALAI BAHASA PADANG

TEMU BALIK ARSIP DI PUSAT ARSIP BALAI BAHASA PADANG TEMU BALIK ARSIP DI PUSAT ARSIP BALAI BAHASA PADANG Isnania Khusnul Khotimah 1, Marlini 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang Email: isnaniak@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PEDOMAN ADMINISTRASI UMUM BPJS KETENAGAKERJAAN

PEDOMAN ADMINISTRASI UMUM BPJS KETENAGAKERJAAN DIKLAT OPK 2016 PEDOMAN ADMINISTRASI UMUM BPJS KETENAGAKERJAAN Landasan Hukum PERATURAN DIREKSI BPJS KETENAGAKERJAAN NOMOR PERDIR/09/072015 TENTANG PEDOMAN ADMINISTRASI UMUM Pedoman Tata Naskah Pedoman

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. banyak aktivitas atau kegiatan suatu organisasi, maka kegiatan surat

BAB III LANDASAN TEORI. banyak aktivitas atau kegiatan suatu organisasi, maka kegiatan surat BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Surat Menyurat 3.1.1 Pengertian Surat Menyurat Surat sebagai alat barometer kemajuan organisasi karena semakin banyak aktivitas atau kegiatan suatu organisasi, maka kegiatan

Lebih terperinci