Akumulasi Biaya & Alokasi Biaya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Akumulasi Biaya & Alokasi Biaya"

Transkripsi

1 Artikel ini membahas tentang metode Akumulasi Biaya dan Alokasi Biaya pada pelayanan kesehatan Akumulasi Biaya & Alokasi Biaya Pada Pelayanan Kesehatan Ade Heryana, SST, MKM Univ. Esa Unggul

2 Akumulasi Biaya & Alokasi Biaya pada Pelayanan Kesehatan Oleh: Ade Heryana, SST, MKM Prodi Kesehatan Masyarakat, Universitas Esa Unggul COST SYSTEM DAN PRODUCT COST Cost Accounting system atau Cost system pada suatu organisasi/perusahaan dirancang untuk menghasilkan data biaya atau menghitung biaya produk (product cost) untuk keperluan laporan keuangan eksternal. Product cost adalah terbagi atas dua jenis yaitu a) Production cost (biaya untuk membuat produk atau memberikan jasa); dan b) Nonproduction cost (biaya yang berhubungan dengan fungsi non produksi seperti penelitian & pengembangan, penjualan, dan administrasi). Production cost disebut juga Inventoriable cost, sedangkan Nonproduction cost disebut juga Period Cost. Production cost terbagi menjadi tiga macam: 1) biaya material langsung; 2) biaya tenaga kerja langsung; dan 3) biaya overhead. Lihat gambar 1 mengenai skema Product Cost. Biaya Material Langsung Material langsung adalah berbagai bahan baku atau material yang secara langsung berhubungan dengan kegiatan menghasilkan produk/jasa. Biaya material langsung dapat secara langsung dibebankan terhadap produk/jasa dengan melakukan pengamatan secara fisik. Misalnya: kasa steril dan obat anestesi untuk layanan bedah, reagen kimia untuk pemeriksaan laboratorium, brosur untuk kegiatan sosialisasi pencegahan penyakit, dan sebagainya. Biaya Tenaga Kerja Langsung Tenaga kerja langsung adalah seluruh tenaga kerja yang secara langsung berhubungan dengan kegiatan menghasilkan produk/jasa. Sama seperti biaya material langsung, tenaga kerja langsung juga dapat diobservasi secara kasat mata untuk membebankannya pada biaya produk. Dalam pelayanan kesehatan, tenaga kerja yang memberikan secara langsung pelayanan kepada pasien merupakan tenaga kerja langsung. Misalnya perawat IGD, analis kesehatan di laboratorium klinik, bidan di poli kebidanan, dan sebagainya. Biaya material langsung dan biaya tenaga kerja langsung jika dijumlahkan akan menjadi Prime Cost. Biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead jika dijumlahkan akan menjadi Conversion Cost. 1

3 Overhead Seluruh biaya yang tidak termasuk dalam biaya material langsung dan tenaga kerja langsung dibebankan sebagai biaya overhead. Misalnya biaya depresiasi gedung dan peralatan, pemeliharaan, gaji supervisor, listrik, pajak bangunan, keamanan gedung, dan sebagainya. Biaya lembur tenaga kerja langsung umumnya dibebankan pada biaya overhead. Direct Material Cost Prime Cost Production Cost/ Inventoriable Cost Direct Labor Cost Conversion Cost Overhead Cost Product Cost Research & Development Non Production Cost/ Period Cost Selling Administration Gambar 1. Klasifikasi Product Cost 2

4 COST ACCUMULATION Cost system terbentuk dari 3 elemen yaitu 1) Cost accumulation; 2) Cost measurement; dan 3) Cost assignment. Lihat gamar 1 berikut. Cost Accumulation Mengumpulkan biaya Cost Measurement Mengklasifikasi biaya Cost Assigment Mencocokkan dengan cost object Pembelian alkes Gaji perawat Gaji dokter jaga Gaji kepala bagian Depresiasi Utilitas (air, listrik) Pajak bangunan Pemeliharaan Biaya material langsung Biaya pekerja langsung Biaya Overhead Layanan rawat Inap Layanan rawat Jalan Gambar 2. Cost Accounting System Sebagaimana gambar 2 di atas, sistem akuntansi biaya terdiri dari tiga tahap yakni 1) mengumpulkan biaya (cost accumulation); 2) mengklasifikasikan biaya berdasarkan biaya material, tenaga kerja, atau overhead (cost measurement); dan 3) mencocokkan dengan cost object (cost assignment) dalam hal ini adalah jasa layanan rawat inap dan rawat jalan. Cost accumulation juga merupakan proses pengakuan dan pencatatan biaya. Dalam proses cost accumulation dibutuhkan dokumen-dokumen yang merupakan sumber transaksi yang kemudian dicatat pada database keuangan (Hansen, Mowen & Guan, 2009). Cost measurement dapat dilakukan dengan dua cara yaitu 1) actual costing; dan 2) normal costing. Pada actual costing seluruh biaya material, tenaga kerja, dan overhead dihitung berdasarkan biaya aktual. Sedangkan normal costing memperhitungkan biaya material dan tenaga kerja secara aktual, sementara biaya overhead ditentukan sebelumnya. Setelah biaya dikumpulkan dan dihitung, tahap selanjutnya adalah menempatkan atau mencocokkan biaya tersebut dengan unit produk/jasa yang dihasilkan. 3

5 Work in Process (WIP) Pada proses kerja yang bersifat kontinyu belum tentu seluruh produk/jasa yang dihasilkan departemen produksi/operasional/pelayanan seluruhnya selesai pada satu periode tertentu atau produktivitas tidak mencapai 100%. Pada kondisi dimana ada gangguan terhadap operasional misalnya kekurangan bahan, kekurangan tenaga kerja dan sebagainya, dapat menyebabkan produk/jasa yang dihasilkan tidak maksimal. Misalnya pada pemeriksaan laboratorium bisa terjadi hasil pemeriksaan belum sepenuhnya bisa diberikan kepada pasien karena kekurangan reagen. Produk/jasa yang belum mencapai proses opersional/produksi sepenuhnya ini disebut dengan Work-in Process (WIP) atau disebut juga Produk/Jasa Setengah Jadi. Dalam perhitungan biaya produk, komponen WIP ini tetap dinilai sebagai biaya. Biaya dihitung sesuai dengan tingkat penyelesaiannya, yang biasanya ditetapkan oleh manajer akuntansi berdasarkan parameter waktu penyelesaian, target produk/jasa yang dihasilkan, dan sebagainya. Misalnya: a. Proses pelayanan pelatihan P3K terhadap karyawan baru dijalankan 2 hari yang seharusnya 5 hari, maka tingkat penyelesainnya adalah 2/5 atau 40% b. Proses layanan vaksinasi MMR baru mencapai 50 pasien dari target 100 pasien, maka tingkat penyelesaiannya adalah 50/100 atau 50%. Contoh Soal 1: Costing tanpa Work-in Process Apotik Dewi baru beroperasional pada bulan April tahun Selama bulan April berdasarkan laporan penjualan telah melayani resep dokter, tanpa ada WIP. Adapun biaya-biaya yang terjadi selama April 2017 adalah sebagai berikut: Biaya material Rp Biaya tenaga kerja Rp Biaya overhead pelayanan Rp Total = Rp Berapa biaya produk untuk melayani satu resep dokter? Jawab: Selama April 2017 total biaya yang dikeluarkan adalah Rp ,- Maka dengan jumlah pelayanan sebanyak resep, biaya produk untuk melayani satu resep adalah Rp : = Rp ,- 4

6 Contoh Soal 2: Costing dengan Work-in Process Pada bulan May 2017 Apotik Dewi melayani 980 resep dokter. Ternyata berdasarkan data penjualan dari terdapat 1000 resep dokter yang masuk, namun 20 resep dokter belum sepenuhnya terlayani karena terdapat obat yang masih kosong stoknya, dengan tingkat penyelesaiannya dianggap 50%. Biaya-biaya yang terjadi selama bulan May 2017 adalah: Biaya material Rp Biaya tenaga kerja Rp Biaya overhead pelayanan Rp Total = Rp Berapa biaya produk untuk melayani satu resep dokter? Jawab: Total biaya dikeluarkan selama May 2017 adalah Rp ,- Total jumlah resep yang dilayani selama May 2017 = (50% x 20) = 990 Sehingga biaya produk untuk melayani resep dokter adalah Rp : 990 = Rp ,- per resep dokter Costing Produk/Jasa Lebih dari Satu Pada contoh di atas berlaku untuk proses produksi/operasi yang menghasilkan satu produk/jasa. Bagaimana dengan unit yang menghasil lebih dari satu produk? Contoh Soal 3: Costing Produk/Jasa lebih dari Satu Unit farmasi Puskesmas A selama bulan Juli 2017 melayani resep yang berasal dari poli Puskesmas dan luar poli Puskemas. Pelayanan resep melalui tiga tahap yaitu penerimaan resep, penyiapan obat, dan verifikasi resep. Unit farmasi dilayani oleh 1 Apoteker dan 3 Asisten Apoteker. Kinerja selama melayani resep dokter karena tercatat sebagai berikut: Unit Internal PKM Unit Eksternal PKM Total Resep yang dilayani Jumlah Asisten Apoteker Biaya-biaya: Biaya Tenaga Kerja Langsung/ Asisten Apoteker (Rp) Biaya Material Langsung Biaya overhead Total Biaya Menggunakan biaya teranggarkan. 5

7 Hitunglah: a. Biaya overhead untuk melayani resep dokter dari Internal PKM dan Eksternal PKM b. Total biaya dan biaya per resep masing-masing unit c. Apa kesimpulan yang Anda dapat? Jawab: a. Pertama kita menentukan overhead-rate sebagai dasar alokasi untuk tiap unit. Pada kasus ini bisa menggunakan jumlah Asisten Apoteker, sehingga overhead-rate adalah: Rp : 3 = Rp Dengan demikian biaya overhead untuk: - Unit internal PKM = Rp x 2 = Rp Unit eksternal PKM = Rp x 1 = Rp b. Total biaya masing-masing unit menjadi: Unit Internal PKM Unit Eksternal PKM Total Resep yang dilayani Jumlah Asisten Apoteker Biaya-biaya: Biaya Tenaga Kerja Langsung/ Asisten Apoteker (Rp) Biaya Material Langsung Biaya overhead Total Biaya Biaya produk per resep dokter Keterangan: Biaya produk untuk unit Internal PKM = Rp : = Rp Biaya produk untuk unit Eksternal PKM = Rp : 500 = Rp c. Kesimpulan: - Biaya produk unit Internal lebih rendah dibanding unit Eksternal, atau unit Internal bekerja lebih efisien dibanding unit Eksternal Contoh Soal 4: Costing Produk/Jasa lebih dari Satu Laboratorium klinik C melayani tiga jenis pelanggan yaitu Atas Permintaan Sendiri (APS), Rujukan Dokter, dan Perusahaan. Selama bulan Agustus 2017 total melayani pemeriksaan laboratorium sebanyak pasien. Laboratorium mempekerjakan 2 orang customer service, 5 orang Analis Kesehatan dan 1 orang Dokter PJ. Adapun alokasi jam kerja masingmasing karyawan menurut data SDM adalah Tenaga Kerja APS Rujukan Perusahaan Customer service 1 (jam) Customer service 2 (jam) Analis Kesehatan 1 (jam) Analis Kesehatan 2 (jam) Analis Kesehatan 3 (jam) Dokter PJ (jam) TOTAL (jam) Menggunakan biaya teranggarkan. 6

8 Selama bulan Agustus 2017, kinerja melayani pemeriksaan laboratorium tercatat sebagai berikut: APS Rujukan Perusahaan Total Pasien dilayani Alokasi jam kerja Biaya-biaya: Biaya Tenaga Kerja Langsung (Rp) Biaya Material Langsung (Rp) Biaya overhead Total Biaya Hitunglah: a. Biaya overhead untuk melayani pemeriksaan laboratoium (menggunakan rate jam alokasi jam kerja) b. Total biaya dan biaya per pemerikaan laboratorium masing-masing pelanggan c. Apa kesimpulan yang Anda dapat? Jawab: a. Biaya Overhead masing-masing pelanggan: - APS = 17/48 x Rp ,- = Rp Rujukan = 16/48 x Rp ,- = Rp Perusahaan = 15/48 x Rp ,- = Rp b. Total Biaya dan Biaya produk adalah: APS Rujukan Perusahaan Total Pasien dilayani Alokasi JK Biaya-biaya: Biaya TKL (Rp) Biaya ML (Rp) Biaya overhead Total Biaya Biaya produk: a. APS = Rp : 500 = Rp ,00 b. Rujukan = Rp : = Rp ,33 c. Perusahaan = Rp : = Rp ,00 c. Kesimpulan: - Biaya produk pelanggan APS paling tinggi, sedangkan yang paling rendah adalah pelanggan Rujukan - Pelayanan pasien rujukan adalah yang paling efisien 7

9 Metode Cost Accumulation Cost accumulation atau costing system terdiri dari 3 metode yaitu job order costing, process costing, dan operation costing. 1. Job Order Costing Job Order Costing adalah sistem pengumpulan biaya yang digunakan bila produk/jasa yang dihasilkan berbeda-beda dengan sumberdaya dan alur proses yang beragam (Lanen, Anderson, & Maher, 2011) atau bila produk/jasa yang dihasilkan bersifat khusus atau dibuat berdasarkan pesanan khusus (Vanderbeck, 2010). Pengertian Job di sini bukan hanya pekerjaan, tetapi unit dari suatu produk/jasa yang dapat dibedakan dari produk/jasa lainnya. Terdapat tujuh langkah dalam akumulasi biaya dengan metode Job Order Costing: 1. Mengidentifikasi jenis pekerjaan yang dipilih sebagai obyek biaya, misalnya: mengantar petugas home service ke rumah pasien, mempersiapkan medical record, dan sebagainya; 2. Menghitung biaya langsung, yaitu dengan menambahkan biaya bahan/material langsung dengan biaya tenaga kerja langsung a. Bahan/material langsung yaitu bahan/material yang secara langsung berhubungan dengan pembuatan produk atau pemberian jasa. Data bahan/material langsung bisa diperoleh dari catatan di gudang. b. Tenaga kerja langsung yaitu pekerja yang secara langsung berhubungan dengan pembuatan produk atau pemberian jasa. Data tenaga kerja langsung dapat diperoleh dari catatan jam kerja atau laporan harian pekerja. 3. Menghitung biaya tidak langsung (overhead) yaitu: a. Menentukan biaya overhead b. Memilih dasar alokasi biaya tidak langsung (overhead) ke cost object (job/pesanan), yaitu biaya yang tidak dapat ditelusuri ke job tersebut, misalnya biaya supervisi, pemeliharaan dan perbaikan. Dasar alokasi biaya tidak langsung ditentukan berdasarkan sifat biaya, misalnya biaya depresiasi, pemeliharaan dan perbaikan mesin menggunakan jam mesin sebagai dasar alokasi. Biaya supervisi dan pendukung pelayanan menggunakan jam tenaga kerja sebagai dasar alokasi. c. Menghitung tarif per unit dari setiap dasar alokasi d. Menghitung biaya tidak langsung yang akan dialokasikan ke obyek biaya 8

10 4. Menghitung biaya total job = semua biaya langsung + semua biaya tidak langsung 5. Menghitung unit cost = total biaya / jumlah unit Contoh Soal 5: Job Order Costing Sebuah pabrik herbal kelas menengah ke bawah berencana membuat 25 batch pesanan jamu kunyit dengan Surat Pesanan No.123 ke pedagang besar seharga Rp ,-. Biaya langsung yang timbul selama periode permbuatan jamu tersebut adalah 1) Biaya bahan baku langsung Rp ,- dan 2) Biaya Tenaga Kerja Langsung (TKL) Rp ,-. Proses produksi untuk Pesanan No.123 ini membutuhkan 500 jam-mesin. Sementara seluruh kegiatan produksi di pabrik tersebut (bukan hanya pesanan No.123) dianggarkan jam-mesin, dan aktualnya sebesar Rp jam-mesin. Total Biaya Overhead Pabrik (BOP) yang dibebankan kepada seluruh pesanan (bukan hanya pesanan No.123) dianggarkan sebesar Rp ,- dan aktualnya ternyata mencapai Rp ,- Pertanyaan: a. Jika menggunakan biaya aktual, pada pesanan No.123 tersebut hitunglah: 1) Biaya total (total cost); 2) Unit cost; 3) Laba/rugi per unit yang dihasilkan b. Jika menggunakan biaya anggaran, pada pesanan No.123 tersebut hitunglah: 1) Biaya total (total cost); 2) Unit cost; 3) Laba/rugi per unit yang dihasilkan c. Kesimpulan apa yang dapat Anda berikan berdasarkan jawaban nomor a dan b di atas. Jawab: a. Menggunakan Biaya Aktual Obyek biaya/cost object = Pesanan No.123 Menghitung biaya langsung Biaya material/bahan baku langsung = Rp ,- Biaya tenaga kerja langsung = Rp ,- Total biaya langsung = Rp ,- + Rp ,- = Rp ,- Menghitung biaya overhead Biaya overhead aktual adalah Rp ,- Menentukan dasar alokasi biaya overhead yaitu jam-mesin, yaitu 500 jam-mesin (Pesanan No.123), dan jam-mesin (Seluruh pesanan secara aktual) Tarif aktual terhadap biaya overhead = Rp ,- : jam-mesin = Rp ,- per jam-mesin Alokasi biaya overhead ke Pesanan No.123 = Rp ,- x 500 jam-mesin = Rp ,- Menghitung total cost untuk Pesanan No.123 Total biaya langsung = Rp ,- Total biaya overhead = Rp ,- Total biaya = Rp ,- + Rp ,- = Rp ,- Menghitung unit cost untuk Pesanan No.123 Total cost = Rp Unit pesanan = 25 Unit cost = Rp ,- : 25 = Rp ,- Menghitung laba per unit Harga jual 25 unit = Rp ,- 9

11 Harga per unit = Rp ,- : 25 = Rp ,- Laba per unit = Rp Rp = Rp ,- b. Menggunakan Biaya Anggaran Obyek biaya/cost object = Pesanan No.123 Menghitung biaya langsung Biaya material/bahan baku langsung = Rp ,- Biaya tenaga kerja langsung = Rp ,- Total biaya langsung = Rp ,- + Rp ,- = Rp ,- Menghitung biaya overhead Biaya overhead anggaran/normal adalah Rp ,- Menentukan dasar alokasi biaya overhead yaitu jam-mesin, yaitu 500 jam-mesin (Pesanan No.123), dan jam-mesin (Seluruh pesanan secara anggaran) Tarif anggaran terhadap biaya overhead = Rp ,- : jam-mesin = Rp ,- per jam-mesin Alokasi biaya overhead ke Pesanan No.123 = Rp ,- x 500 jam-mesin = Rp ,- Menghitung total cost untuk Pesanan No.123 Total biaya langsung = Rp ,- Total biaya overhead = Rp ,- Total biaya = Rp ,- + Rp ,- = Rp ,- Menghitung unit cost untuk Pesanan No.123 Total cost = Rp Unit pesanan = 25 Unit cost = Rp ,- : 25 = Rp ,- Menghitung laba per unit Harga jual 25 unit = Rp ,- Harga per unit = Rp ,- : 25 = Rp ,- Laba per unit = Rp Rp = Rp ,- c. Kesimpulan: - Dengan menggunakan biaya aktual, total cost yang dihasilkan lebih kecil (Rp ,-) dibandingkan dengan dengan menggunakan biaya anggaran (Rp ) - Laba yang dihasilkan dengan biaya aktual (Rp ,-) lebih besar dibandingkan dengan biaya anggaran (Rp ) 2. Process Costing, Prosess costing yaitu sistem pengumpulan biaya yang digunakan bila produk/jasa yang dihasilkan bersifat homogen dengan proses produksi/operasi sama untuk tiap unit produk/jasa. Dalam menghitung biaya proses, faktor proses dalam pengerjaan (work-in process atau WIP) harus diperhatikan. Misalnya pada layanan laboratorium, contoh workin process adalah sampel atau spesimen yang belum 100% dikerjakan dan belum diserahkan laporannya ke pasien, pada layanan farmasi contohnya adalah layanan resep dokter yang masih menunggu kelengkapan obat, pada layanan radiologi contohnya adalah 10

12 hasil pemeriksaan yang masih menunggu pembacaan film oleh dokter spesialis radiologi, dan sebagainya. Langkah-langkah dalam menghitung biaya proses jika terdapat WIP adalah: 1. Menghitung unit fisik 2. Menghitung unit ekuivalen 3. Menghitung total biaya 4. Menghitung biaya per unit 5. Menghitung pembebanan biaya ke: 1) barang/jasa yang sudah jadi; dan 2) barang/jasa yang masih dalam proses (WIP) Dalam metode process costing terdapat biaya tambahan yang timbil yaitu transferred-in cost atau biaya transfer produk/jasa dari departemen satu ke departemen lain. Metode process costing merupakan metode akumulasi biaya yang sangat kompleks terutama pada aplikasinya di perusahaan dengan beragam departemen. Untuk itu membutuhkan bantuan perhitungan dengan aplikasi komputer atau dengan microsoft excell worksheet. Contoh Soal 6: Job Order Costing Laboratorium Klinik Esa Medhika melayani pemeriksaan imunologi untuk sampel darah pasien yang melewati dua Unit utama yaitu Unit Analitik dan Unit Pasca Analitik. Adapun informasi biaya dan sampel yang dihasilkan selama bulan Januari, dan Februari 2017 pada Unit Analitik adalah sebagai berikut: a. Januari Unit fisik sampel: Work-in Process awal = 0 Sampel masuk dan diproses = 400 Sampel selesai dan ditransfer ke Unit Pasca Analitik = Biaya-biaya Biaya material langsung = Rp ,- Biaya konversi = Rp ,- b. Februari Unit fisik sampel: Work-in Process awal = 0 Sampel masuk dan diproses = 400 Sampel selesai dan ditransfer ke Unit Pasca Analitik = 175 WIP akhir (100% material dan 60% konversi) = Biaya-biaya Biaya material langsung = Rp ,- Biaya konversi = Rp ,- Dengan menggunakan informasi di atas, hitunglah total cost di Unit Analitik pada bulan Januari dan Februari

13 Jawab: a. Bulan Januari 2017 di Unit Pre-Analitik Unit fisik sampel yang dihasilkan = 400 Total biaya = biaya material langsung + biaya konversi = Rp = Rp ,- Biaya per unit = Rp ,- : 400 = Rp ,- per unit sampel Karena tidak ada WIP akhir, maka seluruh biaya dibebankan kepada produk jadi (sampel yang sudah dikerjakan) b. Bulan Februari 2017 di Unit Pre-Analitik Unit fisik sampel yang dihasilkan (output) dan unit ekuivalen) Unit Fisik Jumlah Unit Unit Ekuivalen Material Konversi Langsung WIP Awal 0 Masuk dan proses 400 Jumlah input 400 Selesai dan ditransfer ke Unit Pasca Analitik WIP Akhir* Jumlah output * Catatan: Ekuivalensi pada WIP Akhir adalah 100% material langsung dan 60% konversi, sehingga WIP akhir dihitung sebagai berikut: - WIP akhir pada material langsung = 100% x 225 = WIP akhir pada konversi = 60% x 225 = 135 Total biaya = biaya material langsung + biaya konversi = Rp = Rp ,- Biaya per unit ekuivalensi a. Material langsung = Rp ,- : 400 = Rp ,- per unit ekuivalensi b. Konversi = Rp ,- : 310 = Rp ,- per unit ekuivalensi Pembebanan biaya a. Terhadap produk jadi (sampel yang selesai 100% dikerjakan) 1. Biaya Material langsung = 175 x Rp ,- = Rp ,- 2. Biaya Konversi = 175 x Rp ,- = Rp ,- b. Terhadap WIP akhir 1. Biaya Material langsung = 225 x Rp ,- = Rp ,- 2. Biaya Konversi = 135 x Rp ,- = Rp ,- Total Biaya = Rp = Rp ,- Dengan demikian: a. Total Biaya: 1. Pada bulan Januari 2017 = Rp ,- 2. Pada bulan Februari 2017 = Rp ,- b. Biaya per Unit: 1. Pada bulan Januari 2017 = Rp ,- per unit 2. Pada bulan Februari 2017 = Rp ,- per unit ekuivalensi biaya material langsung dan Rp ,- per unit ekuivalensi biaya konversi. 12

14 Contoh Soal 7: Job Order Costing Berdasarkan soal nomor 6 di atas hitunglah total biaya, jika pada bulan Maret 2017 terdapat informasi biaya sebagai berikut: a. Unit fisik sampel 1. WIP awal = Mulai masuk dan proses = Selesai dan transfer = WIP Akhir = 100 (100% material dan 50% konversi) b. Biaya-biaya 1. Biaya WIP awal: a. Bahan langsung = Rp ,- b. Konversi = Rp ,- 2. Biaya yang ditambahkan a. Bahan langsung = Rp ,- b. Konversi = Rp ,- Jawab: 1. Menghitung unit fisik dan unit ekuivalen Unit Fisik 13 Jumlah Unit Unit Ekuivalen Material Konversi Langsung WIP Awal 225 Masuk dan diproses 275 Jumlah input 500 Selesai dan ditransfer ke Unit Pasca Analitik WIP Akhir* Jumlah output * Catatan: Ekuivalensi pada WIP Akhir adalah 100% material langsung dan 50% konversi, sehingga WIP akhir dihitung sebagai berikut: - WIP akhir pada material langsung = 100% x 100 = WIP akhir pada konversi = 50% x 100 = Menghitung biaya total dan biaya per unit ekuivalen Uraian Total Biaya Biaya Material Langsung Biaya Konversi (TKL+OH) Biaya WIP Awal Biaya yang ditambahkan Jumlah Unit ekuivalen Biaya per unit ekuivalen Pembebanan biaya a. Terhadap produk/jasa jadi (yang sudah selesai 100%) - Biaya Material Langsung = 400 unit x Rp = Rp ,- - Biaya Konversi (TKL+OH) = 400 unit x Rp = Rp ,- b. Terhadap WIP akhir - Biaya Material Langsung = 100 unit x Rp = Rp ,- - Biaya Konversi (TKL + OH) = 50 unit x Rp = Rp ,-

15 Total Biaya = Rp Rp Rp Rp ,- = Rp ,- Contoh Soal 8: Job Order Costing Berdasarkan soal nomor 3 hitunglah total biaya pada Unit Pasca Analitik, jika pada bulan Maret 2017 terdapat informasi-informasi biaya sebagai berikut: a. Unit fisik sampel 1. WIP awal = Mulai masuk dan proses = 400 (dari Unit Analitik) 3. Selesai dan transfer = WIP Akhir = 200 (100% transfrerred-in, 0% material dan 80% konversi) b. Biaya-biaya 1. Biaya WIP: a. Transferred-in = Rp ,- b. Bahan langsung = Rp 0,- c. Konversi = Rp ,- 2. Biaya yang ditambahkan a. Transferred-in = Rp ,- b. Bahan langsung = Rp ,- c. Konversi = Rp ,- Jawab: 1. Menghitung unit fisik dan unit ekuivalen Unit Fisik Jumlah Unit Transferredin Unit Ekuivalen Material Langsung Konversi WIP Awal 240 Masuk dan diproses 400 Jumlah input 640 Selesai dan ditransfer WIP Akhir* Jumlah output * Catatan: Ekuivalensi pada WIP Akhir adalah 100% transferred-in, 0% material langsung dan 80% konversi, sehingga WIP akhir dihitung sebagai berikut: - WIP akhir pada transferred-in = 100% x 200 = WIP akhir pada material langsung = 0% x 200 = 0 - WIP akhir pada konversi = 80% x 200 = Menghitung biaya total dan biaya per unit ekuivalen Biaya Uraian Total Biaya Transferre d-in Biaya Material Langsung Biaya Konversi (TKL+OH) Biaya WIP Awal Biaya yang ditambahkan Jumlah Unit ekuivalen Biaya per unit ekuivalen

16 3. Pembebanan biaya a. Terhadap produk/jasa jadi (yang sudah selesai 100%) - Biaya transferred-in = 440 unit x Rp = Rp ,- - Biaya Material Langsung = 440 unit x Rp = Rp ,- - Biaya Konversi (TKL+OH) = 440 unit x Rp = Rp ,- b. Terhadap WIP akhir - Biaya transferred-in = 200 unit x Rp = Rp ,- - Biaya Material Langsung = 0 unit x Rp = Rp 0,- - Biaya Konversi (TKL + OH) = 160 unit x Rp = Rp ,- TOTAL BIAYA = Rp ,- Tabel 1. Perbedaaan Job-Order Costing dengan Process Costing Job Order Costing 1. Banyak pesanan produk/jasa yang dihasilkan selama satu periode, atau hanya satu produk/jasa yang dihasilkan dalam satu periode sesuai pesanan 2. Akumulasi biaya berdasarkan masingmasing pesanan 3. Dokumen kunci pengumpulan data biaya adalah laporan/kartu biaya pesanan 4. Perhitungan unit cost berdasarkan pesanan Process Costing 1. Satu produk/jasa yang dihasilkan selama periode waktu yang panjang, yang dikerjakan lintas departemen 2. Akumulasi biaya berdasarkan departemen 3. Dokumen kunci pengumpulan biaya adalah laporan produksi/operasional per departemen 4. Perhitungan unit cost berdasarkan departemen Tabel 2. Contoh Aplikasi Job Order Costing dan Process Costing pada Industri Kesehatan Metode Costing Sektor Jasa Sektor Perdagangan Menggunakan Job Order Costing Audit mutu oleh konsultan mutu pelayanan kesehatan dan RS Pelatihan Ahli K3 Umum oleh konsultan K3 Jasa perawatan kulit oleh klinik khusus kulit Jasa pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Penjualan obat OTC di apotik Penjualan alat kesehatan habis pakai di toko Alkes Penjualan bahanbahan kimia dan obat di toko kimia berijin Sektor Manufaktur Pembuatan obatobatan atau herbal/jamu oleh pabrik farmasi Pembuatan bahan habis pakai oleh pabrik alat kesehatan Pembuatan bahan baku kimia dan obat sintesis oleh pabrik kimia 15

17 Metode Costing Sektor Jasa Sektor Perdagangan Menggunakan Process Costing Jasa sirkumsisi (Sunat) oleh klinik sunat Jasa Amdal oleh konsultan Kesehatan Lingkungan Penjualan mesin produksi obat khusus/tertentu oleh distributor mesin produksi Penjualan unit MRI oleh distributor alat kesehatan Sektor Manufaktur Pembuatan unit sterilisasi alat medis oleh pabrik alkes 3. Operation Costing Operation costing yaitu kombinasi job costing dan process costing. Dalam beberapa hal, terdapat proses produksi/operasional yang menggabungkan antara job order dengan process. Beberapa perusahaan/organisasi menerapkan metode campuran yang disebut dengan operation costing. COST ALLOCATION Setiap perusahaan terdiri dari dua departemen utama yaitu operasional dan pendukung. Cost allocation atau alokasi biaya adalah metode membebankan biaya tetap atau biaya tidak langsung dari unit pendukung ke unit pelayanan/operasional. Pada pelayanan kesehatan, contoh unit pendukung adalah departemen IT, SDM, Litbang, Keuangan, dan Pemasaran. Unit operasional pada pelayanan kesehatan misalnya pelayanan rawat jalan, rawat inap, IGD, farmasi, dan sebagainya. Saat mengalokasikan biaya departemen pendukung ke departemen operasional, terdapat dua hal yang harus diperhatikan (Horngren, Datar & Rajan, 2015): a. Apakah sebaiknya biaya tetap dari departmen pendukung dialokasikan ke departemen operasional? b. Jika harus dialokasi, apakah biaya variabel dan tetap dialokasikan dengan metode yang sama? Terdapat dua jenis kondisi alokasi biaya tetap, yakni 1) Alokasi biaya dari satu departemen pendukung, dengan metode tarif tunggal atau tarif ganda; dan 2) Alokasi biaya dari dua atau lebih departemen pendukung, dengan metode langsung, step-down, dan resiprokal. Lihat gambar 3 berikut. 16

18 Alokasi biaya dari satu departemen pendukung Alokasi biaya dari dua atau lebih departemen pendukung Metode Tarif Tunggal (Singlerate) Metode langsung (Direct method) Metode Tarif Ganda (dualrate) Metode Step- Down Metode Resiprokal Gambar 3. Metode Alokasi Biaya Contoh Soal 9: Kriteria Alokasi Biaya Rumah Sakit Kesayangan Ayah adalah rumah sakit khusus persalinan tipe B yang terdiri dari dua divisi pelayanan utama yaitu Pelayanan Medis (poli rawat jalan, poli rawat inap, IGD) dan Pelayanan Penunjang (Apotik, Laboratorium, USG). Kedua divisi ini akan dibebani biaya-biaya yang diakibatkan oleh kegiatan/operasional kantor pusat, yang disebut dengan Biaya Umum. Biaya Umum ini terdiri dari tiga kategori yaitu biaya bunga, biaya rekrutmen & training, dan biaya administrasi & umum, dengan rincian sebagai berikut: a. Biaya bunga yang besarnya adalah 1,5% dari pinjaman pokok sebesar Rp ,-. Dana ini digunakan untuk divisi YanMedik sebesar Rp ,- dan divisi YanJang Rp ,- b. Biaya rekrutmen & training bagi divisi Pelayanan Medik dan Pelayanan Penunjang sebesar Rp ,-. selama tahun Jumlah karyawan yang menjalankan proses rekrutmen dan training dari divisi YanMedik adalah 15 orang, sedangkan dari YanJang 5 orang. c. Biaya administrasi umum sebesar Rp ,-. Total jumlah karyawan divisi YanMedik adalah 40 orang, sedangkan YanJang adalah 20 orang. Pertanyaan: Berapa alokasi biaya untuk divisi YanMedik dan YanJang, untuk 1. Biaya bunga? 2. Biaya rekrutmen dan training? 3. Biaya administrasi dan umum? Jawab: 1. Biaya bunga yang timbul adalah 1,5% x Rp = Rp ,- Sesuai data yang ada, maka dasar pembebanan biaya yang logis dipakai adalah jumlah dana yang dipakai masing-masing divisi, sehingga alokasinya sebagai berikut: a. Divisi YanMedik = ( / ) x Rp = Rp ,- 17

19 b. Divisi YanJang = ( / ) x Rp = Rp ,- 2. Sesuai data yang ada maka dasar pembebanan biaya yang dipakai adalah jumlah karyawan yang mengikuti proses rekrutmen dan seleksi, maka alokasi biayanya adalah: a. Divisi YanMedik = (15/20) x Rp = Rp ,- b. Divisi YanJang = ( 5/20) x Rp = Rp ,- 3. Sesuai data yang ada maka dasar pembebanan biaya yang dipakai adalah total jumlah karyawan tiap divisi, maka alokasi biayanya adalah: a. Divisi YanMedik = (40/60) x Rp = Rp ,- b. Divisi YanJang = (20/60) x Rp = Rp ,- Alokasi Biaya Satu Departemen Pendukung Sebagaimana terlihat pada gambar 3, terdapat dua metode alokasi biaya dari satu departemen pendukung yaitu sigle-rate dan dual-rate. 1. Metode single-rate Pada metode single-rate, alokasi biaya tidak membedakan antara biaya tetap dan variabel, yaitu mengalokasikan biaya departemen pendukung dari setiap kumpulan biaya (cost pool) ke cost object dari departemen operasional, dengan rate per unit yang sama. Metode ini memiliki keunggulan: 1) murah untuk diterapkan; dan 2) dapat mengendalikan operasional bagi departemen yang menggunakan. Kekurangannya adalah dapat menyebabkan manajer departemen operasional membuat keputusan yang tidak optimal karena mementingkan departemennya saja. Contoh Soal 10: Metode Single-rate Departemen IT pada sebuah laboratorium klinik melayani dua divisi yaitu Pelayanan dan Teknis/Laboratorium. Pada bulan November 2016 terdapat informasi biaya di departemen IT sebagai berikut: a. Biaya Tetap = Biaya sewa provider data per bulan Rp ,- b. Biaya Variabel = Biaya sewa Sistem Informasi Laboratorium Rp per Gb data c. Anggaran pemakaian data = Pelayanan 50 Gb dan Teknis 100 Gb d. Realisasi pemakaian data = Pelayanan 70 Gb dan Teknis 80 Gb Pertanyaan: 1. Tentukan alokasi biaya departemen IT ke divisi Pelayanan dan Teknis dengan menggunakan metode tarif tunggal penggunaan data yang dianggarkan. 2. Tentukan alokasi biaya departemen IT ke divisi Pelayanan dan Teknis dengan menggunakan metode tarif tunggal penggunaan data aktual. 18

20 Jawab: 1. Total penggunaan data yang dianggarkan = 150 Gb Untuk menentukan tarif tunggal maka biaya tetap dan biaya variabel dijumlahkan terlebih dahulu, sehingga Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel = Rp (Rp 5.000,- x 150 Gb) = Rp Rp = Rp ,- Tarif tunggal = Rp ,- / 150 Gb = Rp ,33 per Gb Sehingga berdasarkan penggunaan data yang dianggarkan, pembebanan biaya IT ke masing-masing divisi adalah: - Divisi Pelayanan = 50 Gb x Rp ,33 per Gb = Rp ,50 - Divisi Teknis = 100 Gb x Rp ,33 per Gb = Rp ,50 2. Total penggunaan data yang dianggarkan = 150 Gb Untuk menentukan tarif tunggal maka biaya tetap dan biaya variabel dijumlahkan terlebih dahulu, sehingga Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel = Rp (Rp 5.000,- x 150 Gb) = Rp Rp = Rp ,- Tarif tunggal = Rp ,- / 150 Gb = Rp ,33 per Gb Sehingga berdasarkan penggunaan data aktual, pembebanan biaya IT ke masingmasing divisi adalah: - Divisi Pelayanan = 70 Gb x Rp ,33 per Gb = Rp ,10 - Divisi Teknis = 80 Gb x Rp ,33 per Gb = Rp ,40 2. Metode dual-rate Sementara pada metode dual-rate, alokasi biaya dibedakan antara biaya tetap dan variabel, yaitu mengalokasikan biaya tetap dan variabel departemen pendukung dari masing-masing kumpulan biaya (cost pool) ke cost object dari departemen operasional, dengan rate per unit yang berbeda. Keunggulan metode dual-rate adalah 1) dapat mendorong manajemer departemen untuk mengambil keputusan yang menguntungkan bukan hanya departemennya tetapi juga perusahaan secara keseluruhan; dan 2) membantu departemen operasional dalam perencanaan jangka pendek dan jangka panjang karena dapat mengetahui alokasi biaya pada masa yang akan datang. Kekurangannya adalah 1) membutuhkan identifikasi yang tepat antara biaya variabel dan biaya tetap yang sebenarnya agak sulit; dan 2) tidak 19

21 menggambarkan biaya tetap departemen pendukung yang sebenarnya karena dasar pengalokasian menggunakan biaya teranggarkan, bukan biaya aktual. Contoh Soal 11: Metode Dual-rate Departemen IT pada sebuah laboratorium klinik melayani dua divisi yaitu Pelayanan dan Teknis/Laboratorium. Pada bulan November 2016 terdapat informasi biaya di departemen IT sebagai berikut: a. Biaya Tetap = Biaya sewa provider data per bulan Rp ,- b. Biaya Variabel = Biaya sewa Sistem Informasi Laboratorium Rp per Gb data c. Anggaran pemakaian data = Pelayanan 50 Gb dan Teknis 100 Gb d. Realisasi pemakaian data = Pelayanan 70 Gb dan Teknis 80 Gb Pertanyaan: Tentukan alokasi biaya departemen IT ke divisi Pelayanan dan Teknis dengan menggunakan metode tarif ganda dengan penggunaan data aktual. Jawab: Tarif biaya variabel = Rp per Gb Tarif biaya tetap = Rp : 150 Gb = Rp ,- per Gb Alokasi biaya untuk divisi Pelayanan 3 : - Biaya tetap = 50 Gb (anggaran) x Rp ,- = Rp ,- - Biaya variabel = 70 Gb (aktual) x Rp 5.000,- = Rp ,- Alokasi biaya untuk divisi Teknis: - Biaya tetap = 100 Gb (anggaran) x Rp ,- = Rp ,- - Biaya variabel = 80 Gb (aktual) x Rp 5.000,- = Rp ,- Alokasi Biaya Dua Departemen Pendukung atau Lebih Pada kenyataanya jumlah departemen pendukung yang dialokasikan biayanya lebih dari satu, atau bisa dua, tiga, empat dan seterusnya. Untuk mengalokasikan biaya dengan kondisi demikian, maka digunakan tiga metode alokasi yaitu Metode langsung (direct method), Metode Step-down (step-down method), dan Metode Resiprokal (reciprocal method). 3 Umumnya untuk alokasi tarif ganda, biaya tetap menggunakan anggaran sedangkan biaya variabel menggunakan aktual pemakaian. 20

22 1. Metode Langsung (Direct Method) Metode ini hanya mengalokasikan biaya dari departemen pendukung ke departemen operasional, dan tidak mengalokasikan biaya departemen pendukung departemen pendukung lain. Contoh Soal 12: Metode Langsung Rumah Sakit Khusus Tipe B di kota A memiliki dua unit pelayanan yaitu Medis dan Penunjang Medis, serta dua unit pendukung yaitu Sistem Informasi dan Pemeliharaan. Adapun selama bulan Mei 2001 terdapat data dan informasi operasional sebagai berikut: Biaya sebelum alokasi Jasa pemeliharaan (jam) Jasa penggunaan sistem informasi (jam) Unit Pendukung Unit Pelayanan Pemelihar Sistem Penunjang Total Medis aan Informasi Medis Hitunglah alokasi biaya dari Unit Pendukung ke Unit Pelayanan dengan menggunakan metode langsung (direct method)! Jawab: Catatan: pada alokasi biaya dengan metode langsung TIDAK ADA alokasi biaya dari unit pendukung ke unit pendukung lain. Sehingga jam pemeliharaan pada Sistem Informasi dan jam penggunaan SI pada unit pemeliharaan dihilangkan. Tabel menjadi sebagai berikut: Biaya sebelum alokasi Jasa pemeliharaan (jam) Jasa penggunaan sistem informasi (jam) Unit Pendukung Unit Pelayanan Pemelihar Sistem Penunjang Total Medis aan Informasi Medis Biaya yang dialokasikan sebagai berikut: 1. Pemeliharaan ke Medis = (100/250) x Rp = Rp ,- 2. Pemeliharaan ke Penunjang Medis = (150/250) x Rp = Rp ,- 3. Sistem Inf. ke Medis = (500/600) x Rp = Rp ,- 4. Sistem Inf. ke Penunjang Medis = (100/600) x Rp = Rp ,- 21

23 Sehingga biaya setelah dialokasikan adalah sebagai berikut: Unit Pendukung Unit Pelayanan Biaya sebelum alokasi Alokasi Pemeliharaan Alokasi Sistem Informasi Biaya setelah alokasi Pemelihara an Sistem Informasi Medis Penunjan g Medis Total ( ) ( ) Metode Sted-Down Disebut juga sequential allocation method yaitu metode yang mengalokasikan biaya departemen pendukung ke departemen operasional dan departemen pendukung lainnya dengan cara berurutan (sequential). Contoh Soal 13: Metode Step-down Rumah Sakit Khusus Tipe B di kota A memiliki dua unit pelayanan yaitu Medis dan Penunjang Medis, serta dua unit pendukung yaitu Sistem Informasi dan Pemeliharaan. Adapun selama bulan Mei 2001 terdapat data dan informasi operasional sebagai berikut: Biaya sebelum alokasi Jasa pemeliharaan (jam) Jasa penggunaan sistem informasi (jam) Unit Pendukung Unit Pelayanan Pemelihar Sistem Penunjan Total Medis aan Informasi g Medis Hitunglah alokasi biaya dari Unit Pendukung ke Unit Pelayanan dengan metode Step- Down! Jawab: Catatan: pada alokasi biaya dengan metode Step-Down, TERDAPAT alokasi biaya dari unit pendukung ke unit pendukung lain. Tabel menjadi sebagai berikut: a. Biaya yang dialokasikan dari unit Pemeliharaan ke: 1. Sistem Informasi = (150/400) x Rp = Rp ,- 2. Medis = (100/400) x Rp = Rp ,- 22

24 3. Penunjang Medis = (150/400) x Rp = Rp ,- Biaya di unit Sistem Informasi menjadi = Rp = ,- b. Biaya yang dialokasikan dari unit Sistem Informasi ke: 1. Medis = (700/800) x Rp = Rp ,- 2. Penunjang Medis = (100/800) x Rp = Rp ,- Perhitungan di atas dimasukkan pada tabel sebagai berikut Unit Pendukung Unit Pelayanan Biaya sebelum alokasi Alokasi Pemeliharaan Alokasi Sistem Informasi Biaya setelah alokasi Pemelihara an Sistem Informasi Medis Penunjan g Medis Total ( ) ( ) Metode Resiprokal Disebut juga metode Timbal Balik/Aljabar karena metode ini mengalokasikan biaya departemen pendukung ke departemen operasional yang mengakui semua interaksi antar departemen tersebut. Contoh Soal 14: Metode Resiprokal Rumah Sakit Khusus Tipe B di kota A memiliki dua unit pelayanan yaitu Medis dan Penunjang Medis, serta dua unit pendukung yaitu Sistem Informasi dan Pemeliharaan. Adapun selama bulan Mei 2001 terdapat data dan informasi operasional sebagai berikut: Biaya sebelum alokasi Jasa pemeliharaan (jam) Jasa penggunaan sistem informasi (jam) Unit Pendukung Unit Pelayanan Pemelihar Sistem Penunjan Total Medis aan Informasi g Medis Hitunglah alokasi biaya dari Unit Pendukung ke Unit Pelayanan dengan metode Resiprokal! Jawab: Biaya Pemeliharaan P = (50/500)S = ,10S Biaya Sistem Informasi S = (100/400)P = ,25P 23

25 P = (0,10)[( ,25P] = ( ,025P) P - 0,025P = ,975P = P = /0,975 = ,- S = ,25P = (0,25)( ) = ,- Alokasi Biaya Pemeliharaan: a. Ke departemen Sistem Informasi = x (100/400) = Rp b. Ke Pelayanan Medis = x (100/400) = Rp c. Ke Penunjang Medis = x (200/400) = Rp Alokasi Biaya Sistem Informasi: a. Ke departemen Pemeliharaan = x ( 50/500) = Rp b. Ke Pelayanan Medis = x (350/500) = Rp c. Ke Penujang Medis = x (100/500) = Rp Biaya sebelum alokasi Alokasi Pemeliharaan Alokasi Sistem Informasi Biaya setelah alokasi Unit Pendukung Unit Pelayanan Pemelihara Sistem Penunjan Total Medis an Informasi g Medis ( ) ( ) KESIMPULAN Biaya untuk menghasilkan produk disebut juga production cost terbagi menjadi tiga macam: 1) biaya material langsung; 2) biaya tenaga kerja langsung; dan 3) biaya overhead. Akumulasi biaya merupakan upaya mengidentifikasi biaya langsung dan tidak langsung sehingga diperoleh informasi biaya untuk menghasilkan produk. Metode akumulasi biaya untuk dapat menggunakan teknik job order costing, process costing, atau gabungan dari keduanya (operation costing) tergantung jenis produksi/operasi yang dijalankan oleh perusahaan. Alokasi biaya merupakan upaya membebankan/mengalokasikan biaya dari departemen penunjang (misal: Pemeliharaan, IT, SDM) ke departemen pelayanan. Bila jumlah departemen penunjang yang dialokasikan hanya satu, maka bisa menggunakan metode single-rate atau 24

26 double-rate. Bila jumlah departemen yang dialokasikan sebanyak dua atau lebih, maka bisa memakai teknik direct method, step-down method, atau reciprocal method. LATIHAN SOAL 1. Klinik Gigi Bolong pada bulan Juni 2017 melayani 200 pasien tambal gigi. Berdasarkan data keuangan, selama bulan Juni 2017 biaya-biaya yang dikeluarkan adalah 1) Biaya material langsung Rp ,- 2) Biaya tenaga kerja langsung Rp ,- dan 3) Biaya overhead Rp ,- Hitunglah biaya produk untuk melayani tambal gigi satu orang pasien! 2. Klinik Gigi Bolong pada bulan Juni 2017 menerima pendaftaran 200 pasien tambal gigi. Pada ahir bulan ada 5 pasien yang belum seluruhnya selesai dilayani karena masalah medis, dengan tingkat penyelesaian dianggaap 80%. Berdasarkan data keuangan, selama bulan Juni 2017 biaya-biaya yang dikeluarkan adalah 1) Biaya material langsung Rp ,- 2) Biaya tenaga kerja langsung Rp ,- dan 3) Biaya overhead Rp ,- Hitunglah biaya produk untuk melayani tambal gigi satu orang pasien! 3. Soal sama dengan contoh nomor 4, namun jika masing-masing Analis Kesehatan melayani full masing-masing pelanggan, sehingga Biaya Tenaga Kerja Langsung masing-masing adalah Rp ,- 4. Sebuah medical centre di Jakarta memenangkan tender pemeriksaan kesehatan karyawan sebanyak karyawan dengan harga pemeriksaan yang disepakati adalah Rp ,- per karyawan. Pelaksanaan pemeriksaan dilakukan selama bulan Juli 2016 dan dimasukkan sebagai Pesanan No.20. Selama bulan April 2016 tercatat biaya-biaya dan informasi sebagai berikut sebagai berikut: a. Biaya material langsung untuk Pesanan No.20 adalah Rp ,- b. Biaya tenaga kerja langsung untuk Pesanan No.20 adalah Rp ,- c. Selama bulan April 2016 biaya overhead aktual yang timbul di klinik tersebut untuk seluruh pesanan dan operasional klinik adalah Rp , sementara yang dianggarlan adalah Rp ,- 25

27 d. Selama bulan April 2016, secara aktual klinik menggunakan 6500 jam-tenaga kerja, sementara yang dianggarkan hanya 3000 jam-tenaga kerja. Pesanan No.20 (medical check up karyawan) menggunakan 500 jam-tenaga kerja. Dengan menggunakan informas di atas: 1. Hitunglah total cost, unit cost dan laba/rugi per unit jika menggunakan biaya aktual 2. Hitunglah total cost, unit cost dan laba/rugi per unit jika menggunakan biaya anggaran Kesimpulan apa yang dapat dihasilkan dari perhitungan di atas. 5. Unit radiologi RS XYZ melayani pemeriksaan Thorax yang melalui dua unit pelayanan yaitu Unit A (pendaftaran dan expose) dan Unit B (produksi dan hasil) dengan tenaga kerja yang berbeda. Adapun data-data biaya dan unit yang terjadi selama bulan April, Mei, dan Juni 2017 sebagai berikut: Uraian April 2017 Mei 2017 Juni 2017 Unit A Unit A Unit A Unit B Unit Fisik WIP Awal Masuk & Proses Selesai & transfer WIP Akhir Biaya WIP Awal Trasferred-in 0, ,- Material langsung , , , ,- Konversi , , , ,- Biaya yang Ditambahkan Transferred-in 0, ,- Material langsung , ,- Konversi , ,- Unit Ekuivalensi Biaya material langsung 100% 100% 0% Biaya konversi 80% 50% 80% Transferred-in 100% Berdasarkan data di atas hitunglah biaya total pada bulan April, Mei, dan Juni 2017! 6. Klinik Kulit Halus memiliki tiga divisi pelayanan yaitu klinik perawatan gigi, klinik perawatan kulit, dan farmasi. Setiap klinik menghasilkan jasa sebagai penyebab timbulnya biaya operasional. Kantor pusat klinik yang berada satu gedung dengan tiga divisi ini bermaksud membebankan biaya-biaya administrasi dan umum bulan Desember 2016 kepada ketiga divisi berdasarkan alokasi biaya yang sesuai. Adapun data-data yang berhasil dihimpun oleh staff keuangan adalah sebagai berikut: 26

28 a. Biaya administrasi umum yang dikeluarkan selama bulan Desember Biaya listrik Rp ,- - Biaya pelatihan karyawan Rp ,- - Biaya perawatan kendaraan Rp ,- b. Data-data operasional ketiga divisi pada Desember 2016 Klinik Perawatan Gigi Klinik Perawatan Kulit Farmasi Pemakaian listrik (KwH) Jumlah karyawan yang ikut pelatihan Pemakaian kendaraan (Km) Pertanyaan: Berapakah alokasi biaya listrik, pelatihan karyawan, dan perawatan kendaraan pada ketiga divisi tersebut? 7. Departemen Humas Rumah Sakit A menyelenggarakan kegiatan Bhakti Sosial, sekalian mempromosikan kepada masyarakat tentang pembukaan layanan divisi Medical Check Up dan Hemodialisa. Acara Bhakti Sosial dilakukan di sebuah aula komplek perumahan dengan melakukan pemeriksaan kesehatan gratis. Bagian keuangan ini membebankan/mengalokasikan biaya Bhaksos tersebut kepada divisi Medical Check Up dan divisi Hemodialisa. Selama penyelenggaraan acara tersebut, diperoleh data-data biaya sebagai berikut: a. Biaya sewa aula selama 8 jam Rp ,- (termasuk keamanan dan kebersihan) b. Biaya honor narasumber (dokter spesialis penyakit dalam) Rp ,- c. Biaya honor bintang tamu (selebriti) Rp ,- d. Biaya transportasi untuk peserta Bhakti Sosial Rp ,- Informasi lainnya yang berhasil dikumpulkan adalah a. Divisi Medical Check Up menggunakan luas aula 70% dan Hemodialisa 30% b. Kedua narasumber sama-sama mempromosikan pelayanan MCU dan Hemodialisa c. Peserta Bhaksos yang datang untuk melakukan pemeriksaan gratis ada 400, dan yang konsultasi tentang hemodialisa ada 100 orang Hitunglah alokasi biaya kepada divisi MCU dan Hemodialisa tersebut! 8. Bagian Kesling pada sebuah RS melayani limbah medis dari divisi YanMedik dan YanJang. Pada bulan November 2016 terdapat informasi biaya di bagian Kesling untuk pengolahan limbah medis sebagai berikut: a. Biaya Tetap = Biaya honor tenaga outsourcing Rp ,- dengan besaran gaji sama b. Biaya Variabel = Biaya pengolahan limbah medis cair oleh pihak ketiga Rp per Liter c. Anggaran jumlah limbah medis cair = YanMedik 100 Liter dan YanJang 80 Liter d. Realisasi jumlah limbah medis cair = YanMedik 120 Liter dan YanJang 60 Liter Pertanyaan: 1. Tentukan alokasi biaya pengolahan limbah medis cair oleh bagian Kesling ke divisi YanMedik dan YanJang dengan menggunakan metode tarif tunggal dan menggunakan jumlah limbah cair yang dianggarkan. 27

PENGERTIAN COST ACCUMULATION & COST ALLOCATION

PENGERTIAN COST ACCUMULATION & COST ALLOCATION PENGERTIAN COST ACCUMULATION & COST ALLOCATION Oleh: Ade Heryana, SST, MKM Email: heryana@esaunggul.ac.id Prodi Kesehatan Masyarakat, Universitas Esa Unggul COST SYSTEM DAN PRODUCT COST Cost Accounting

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL METODE AKUMULASI BIAYA (COST ACCUMULATION)

LATIHAN SOAL METODE AKUMULASI BIAYA (COST ACCUMULATION) 1 LATIHAN SOAL METODE AKUMULASI BIAYA (COST ACCUMULATION) (Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan) Oleh: Ade Heryana, SST, MKM Dosen Prodi Kesmas, Universitas Esa Unggul COSTING PRODUK/JASA TUNGGAL, PROSES

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL ALOKASI BIAYA (COST ALLOCATION) Ade Heryana, SSt, MKM Dosen Prodi Kesmas Universitas Esa Unggul

LATIHAN SOAL ALOKASI BIAYA (COST ALLOCATION) Ade Heryana, SSt, MKM   Dosen Prodi Kesmas Universitas Esa Unggul LATIHAN SOAL ALOKASI BIAYA (COST ALLOCATION) Ade Heryana, SSt, MKM Email: heryana@esaunggul.ac.id Dosen Prodi Kesmas Universitas Esa Unggul Kriteria keputusan Alokasi Biaya Administrasi Umum 1. Rumah Sakit

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL ALOKASI BIAYA (COST ALLOCATION) Ade Heryana, SSt, MKM Dosen Prodi Kesmas Universitas Esa Unggul

LATIHAN SOAL ALOKASI BIAYA (COST ALLOCATION) Ade Heryana, SSt, MKM   Dosen Prodi Kesmas Universitas Esa Unggul LATIHAN SOAL ALOKASI BIAYA (COST ALLOCATION) Ade Heryana, SSt, MKM Email: heryana@esaunggul.ac.id Dosen Prodi Kesmas Universitas Esa Unggul Kriteria keputusan Alokasi Biaya Administrasi Umum 1. Rumah Sakit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non-bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya, berbagai macam

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA RS BERDASARKAN AKTIVITAS ACTIVITY BASED COSTING (ABC) Oleh : Chriswardani S (FKM MIKM UNDIP)

ANALISIS BIAYA RS BERDASARKAN AKTIVITAS ACTIVITY BASED COSTING (ABC) Oleh : Chriswardani S (FKM MIKM UNDIP) ANALISIS BIAYA RS BERDASARKAN AKTIVITAS ACTIVITY BASED COSTING (ABC) Oleh : Chriswardani S (FKM MIKM UNDIP) Suatu metode penentuan harga pokok (product costing) dengan mengukur secara cermat konsumsi/

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Job Order Costing. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

Akuntansi Biaya. Job Order Costing. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen. Akuntansi Biaya Modul ke: Job Order Costing Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Metode Akumulasi Biaya Metode akumulasi biaya yang paling banyak digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatan utamanya mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

MANFAAT ACTIVITY BASED MANAGEMENT DALAM RANGKA PENCAPAIAN COST REDUCTION UNTUK MENINGKATKAN LABA (Studi Kasus pada RS Islam Al-Arafah Kediri)

MANFAAT ACTIVITY BASED MANAGEMENT DALAM RANGKA PENCAPAIAN COST REDUCTION UNTUK MENINGKATKAN LABA (Studi Kasus pada RS Islam Al-Arafah Kediri) MANFAAT ACTIVITY BASED MANAGEMENT DALAM RANGKA PENCAPAIAN COST REDUCTION UNTUK MENINGKATKAN LABA (Studi Kasus pada RS Islam Al-Arafah Kediri) Angga Dwi Pamungkas S. Jurusan Akuntansi Fakultas Manajemen

Lebih terperinci

Unit yang diproduksi Biaya bahan baku total ( Rp) Per unit ( Rp )

Unit yang diproduksi Biaya bahan baku total ( Rp) Per unit ( Rp ) KONSEP DAN KLASIFIKASI BIAYA KLASIFIKASI BERDASARKAN TINGKAH LAKU BIAYA BIAYA VARIABEL adalah biaya yang bervariasi langsung (proporsional) dengan kuantitas (volume) produksi (penjualan) apabila kuantitas

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban

Lebih terperinci

cost classification) Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku biaya

cost classification) Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku biaya Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011 Membandingkan perbedaan akuntansi keuangan dan akuntansi manajerial Menjelaskan lingkup akuntansi biaya, perbedaan biaya dan beban.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN 2.1 Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

ACTIVITY BASED COSTING PADA PELAYANAN KESEHATAN

ACTIVITY BASED COSTING PADA PELAYANAN KESEHATAN ACTIVITY BASED COSTING PADA PELAYANAN KESEHATAN Elsa Pudji Setiawati 140 223 159 BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNPAD DAFTAR ISI DAFTAR ISI I Pendahuluan... II Falsafah Pada Sistem

Lebih terperinci

BAB II UKM DAN BIAYA

BAB II UKM DAN BIAYA BAB II UKM DAN BIAYA 2.1 Usaha Kecil Menengah (UKM) 2.1.1 Pengertian UKM Usaha Kecil Menengah atau disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu pada jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih

Lebih terperinci

DEFINISI BIAYA Apakah biaya? Dan bagaimana biaya bisa timbul? Untuk menjawab pertanyaan ini,

DEFINISI BIAYA Apakah biaya? Dan bagaimana biaya bisa timbul? Untuk menjawab pertanyaan ini, PENGERTIAN, KONSEP, DAN KLASIFIKASI BIAYA 1 Oleh: Dosen Akuntansi Biaya Pelayanan Kesehatan Prodi Kesehatan Masyarakat, Universitas Esa Unggul DEFINISI BIAYA Apakah biaya? Dan bagaimana biaya bisa timbul?

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Secara garis besar bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam penerapan activity based costing, pemahaman konsep dan klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelancaran dan keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Kelancaran dan keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kemampuan Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kelancaran dan keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kemampuan manajemen dalam mengambil keputusan. Agar operasi perusahaan dapat

Lebih terperinci

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Bastian (2006:137) Biaya adalah suatu bentuk pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan entitas.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Masiyah Kholmi dan Yuningsih biaya (cost)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Masiyah Kholmi dan Yuningsih biaya (cost) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi global menuntut perusahaan menata manajemennya, mengingat ketatnya persaingan dan segala bentuk perubahan yang tidak dapat diprediksi sebelumnya.

Lebih terperinci

KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN

KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN AKUNTANSI MANAJEMEN MATERI-1 KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN Novera KM UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN Tiga Tujuan Umum Sistem Informasi Akuntansi Manajemen:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia. Untuk mendukung kesehatan bagi masyarakat maka banyak didirikan lembaga atau organisasi yang memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan manufaktur dalam melakukan produksi memerlukan pengorbanan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan manufaktur dalam melakukan produksi memerlukan pengorbanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan manufaktur dalam melakukan produksi memerlukan pengorbanan sumber daya untuk memproses bahan mentah atau bahan setengah jadi menjadi barang jadi.

Lebih terperinci

Soal Pilihan Ganda (bobot 30)

Soal Pilihan Ganda (bobot 30) Soal Pilihan Ganda (bobot 30) 1. Akuntansi biaya kurang berperan dalam: a. Penetapan biaya bunga yang bisa dikapitalisasi* b. Penetapan metode perhitungan biaya c. Penentuan biaya produk d. Pemilihan di

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pembiayaan Sistem pembiayaan (costing system) secara umum terbagi menjadi dua tipe, yaitu sistem akuntansi biaya konvensional. Sistem akuntansi biaya konvensional menggunakan

Lebih terperinci

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos Mulyadi (2003: 4) menjelaskan bahwa kos (cost) adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2.1.1. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bahwa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Akuntansi Biaya II.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Terdapat beberapa pengertian akuntansi biaya yang dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain: Rayburn yang diterjemahkan oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Akuntansi Biaya 2.1.1. Pengertian Akuntasi Biaya Secara garis besar Akuntasi berarti pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian dari transaksi-transaksi

Lebih terperinci

JOB-ORDER COSTING (BIAYA BERDASARKAN PESANAN)

JOB-ORDER COSTING (BIAYA BERDASARKAN PESANAN) JOB-ORDER COSTING (BIAYA BERDASARKAN PESANAN) 1. Konsep Dasar Job-Order Costing & Process Costing 2. Perbedaan Job-Order Costing & Process Costing 3. Arus Biaya dalam Perhitungan Job-Order Costing Muniya

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Cost System and Cost Accumulation. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis

Akuntansi Biaya. Cost System and Cost Accumulation. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis Akuntansi Biaya Modul ke: Cost System and Cost Accumulation Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis Program Studi Akuntansi Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI www.mercubuana.ac.id Bahasan Flows of Costs

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. II.1.1. Konsep Biaya Identifikasi Biaya Definisi biaya menurut Krismiaji (2002), Cost adalah kas atau ekuivalen kas yang dikorbankan untuk membeli barang atau jasa yang diharapkan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Nama Mata Kuliah : Akuntansi Biaya Kode Mata Kuliah : AKU506 Jumlah SKS : 3

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Nama Mata Kuliah : Akuntansi Biaya Kode Mata Kuliah : AKU506 Jumlah SKS : 3 : 1 (satu) KONSEP DASAR AKUNTANSI BIAYA Mahasiswa dapat menjelaskan kembali: 1. Pengertian akuntansi biaya 2. kedudukan akuntansi biaya dalam disiplin ilmu akuntansi 3. biaya dalam laporan keuangan berbagai

Lebih terperinci

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan Manufaktur

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan Manufaktur Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Financial Accounting 2015-12-21 Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan

Lebih terperinci

Biaya (cost) adalah kas atau setara kas yang dikorbankan untuk membeli barang atau jasa yang diharapkan akan memberikan manfaat bagi perusahaan saat

Biaya (cost) adalah kas atau setara kas yang dikorbankan untuk membeli barang atau jasa yang diharapkan akan memberikan manfaat bagi perusahaan saat MANAJEMEN BIAYA LATAR BELAKANG Aktivitas manajemen terfokus pada perencanaan dan pengendalian, untuk menjamin tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Untuk melaksanakan kedua tugas pokok tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Harga Pokok Produk. rupa sehingga memungkinkan untuk : a. Penentuan harga pokok produk secara teliti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Harga Pokok Produk. rupa sehingga memungkinkan untuk : a. Penentuan harga pokok produk secara teliti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Harga Pokok Produk 1. Pengertian Harga Pokok Produk Tujuan akuntansi biaya adalah untuk menyediakan informasi biaya untuk kepentingan manajemen guna membantu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, dan unsur biaya produksi. 1. Pengertian biaya produksi Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi adalah sebagai jumlah dari tiga elemen biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan beradu strategi dalam usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka ini menjelaskan mengenai pengertian yang mendasari dari perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari buku ilmiah, laporan penelitian

Lebih terperinci

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memasukkan bagian-bagian akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan tentang bagaimana

Lebih terperinci

Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas (source: Hansen & Mowen, 2007, Chapter 4) Present By: Ayub WS Pradana 16 Maret 2016

Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas (source: Hansen & Mowen, 2007, Chapter 4) Present By: Ayub WS Pradana 16 Maret 2016 Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas (source: Hansen & Mowen, 2007, Chapter 4) Present By: Ayub WS Pradana 16 Maret 2016 Biaya per unit: arti penting dan cara menghitung (contd.) UNIT COST: Definition

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA KA2083. Modul Praktek. Hanya dipergunakan di lingkungan Fakultas Ilmu Terapan

AKUNTANSI BIAYA KA2083. Modul Praktek. Hanya dipergunakan di lingkungan Fakultas Ilmu Terapan AKUNTANSI BIAYA KA2083 Modul Praktek Hanya dipergunakan di lingkungan Fakultas Ilmu Terapan Program Studi D3 Komputerisasi Akuntansi Fakultas Ilmu Terapan Universitas Telkom Daftar Penyusun Daftar Penyusun

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA JOB COSTING ( HARGA POKOK PESANAN )---B.Linggar Yekti Nugraheni JOB COSTING. Job Costing Operation Costing Process Costing

AKUNTANSI BIAYA JOB COSTING ( HARGA POKOK PESANAN )---B.Linggar Yekti Nugraheni JOB COSTING. Job Costing Operation Costing Process Costing JOB COSTING METODE PRODUKSI DAN SISTEM AKUNTANSI Accounting System Job Costing Operation Costing Process Costing Type of Production Contraction Clothing Oil refinery Movie Studios Automobiles Paper Hospitals

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI Penyelesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan teoriteori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI HARGA POKOK PRODUKSI DAN PENJUALAN

SISTEM INFORMASI HARGA POKOK PRODUKSI DAN PENJUALAN SISTEM INFORMASI HARGA POKOK PRODUKSI DAN PENJUALAN Lianawati Christian ABSTRAK Sesuai dengan prinsip ekonomi maka penekanan terhadap setiap penggunaan biaya mengakibatkan harga pokok produksi menjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang dari dua tipe akuntansi yang ada yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH 3.1 Biaya 3.1.1 Pengertian Biaya Biaya memiliki dua pengertian baik pengertian secara luas dan pengertian secara sempit. Dalam arti luas, biaya adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya. Carter dan Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2006:29) mendefinisikan

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya. Carter dan Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2006:29) mendefinisikan BAB II LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Definisi Biaya Sebelum membahas activity based costing, ada baiknya kita mengerti pengertian dari biaya. Carter dan Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2006:29)

Lebih terperinci

BAB 4. SISTEM HARGA POKOK PROSES- WEIGHTED AVERAGE. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011

BAB 4. SISTEM HARGA POKOK PROSES- WEIGHTED AVERAGE. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011 BAB 4. SISTEM HARGA POKOK PROSES- WEIGHTED AVERAGE Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011 TUJUAN PEMBELAJARAN Menjelaskan sistem harga pokok proses Menjelaskan aliran biaya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan bukan merupakan tipe akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan BAB II LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Pengertian Biaya Hansen dan Mowen yang diterjemahkan oleh Hermawan (2000) mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Peneliti Terdahulu Hasil penelitian Rahayu (2015) tentang Analisis Pembebanan Biaya Overhead Pabrik terhadap Harga Jual Produk pada UKM di Wilayah Sukabumi yaitu perusahaan

Lebih terperinci

TERMINOLOGI, KONSEP & KLASIFIKASI BIAYA

TERMINOLOGI, KONSEP & KLASIFIKASI BIAYA TERMINOLOGI, KONSEP & KLASIFIKASI BIAYA PENGERTIAN BIAYA Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

Pemaparan RAPAT KERJA PENYUSUNAN RKAP TAHUN BUKU 2017 RS PELABUHAN MEDAN. Medan, September 2016

Pemaparan RAPAT KERJA PENYUSUNAN RKAP TAHUN BUKU 2017 RS PELABUHAN MEDAN. Medan, September 2016 Pemaparan RAPAT KERJA PENYUSUNAN RKAP TAHUN BUKU 2017 RS PELABUHAN MEDAN Medan, September 2016 1 1. Overview Cabang 2 2 1. RS Pelabuhan Medan 3 3 Lantai 1 RS Pelabuhan Medan 4 4 Lantai 2 RS Pelabuhan Medan

Lebih terperinci

SISTEM PERHITUNGAN BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA AKUNTANSI BIAYA

SISTEM PERHITUNGAN BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA AKUNTANSI BIAYA SISTEM PERHITUNGAN BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA AKUNTANSI BIAYA PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2006 SISTEM

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Dalam menjalankan fungsinya, manajemen membutuhkan informasi untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN. Dalam menjalankan fungsinya, manajemen membutuhkan informasi untuk 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Dalam menjalankan fungsinya, manajemen membutuhkan informasi untuk membuat perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Untuk itu manajemen

Lebih terperinci

FACTORY OVERHEAD COST (BIAYA OVERHEAD PABRIK)

FACTORY OVERHEAD COST (BIAYA OVERHEAD PABRIK) FACTORY OVERHEAD COST (BIAYA OVERHEAD PABRIK) Biaya Overhead Pabrik (BOP) adalah elemen biaya produksi yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai biaya bahan baku langsung atau biaya tenaga kerja langsung.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 lalu membuat dunia bisnis di Indonesia menjadi lesu, ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang merosot tajam. Perusahaan-perusahaan bersaing

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 2. Diskripsi CV. Jawa Dipa CV. Jawa Dipa merupakan salah satu badan usaha yang bergerak dibidang permebelan yang ada di Desa Bondo, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan 9 BAB II LANDASAN TEORI II.1. SISTEM AKUNTANSI BIAYA TRADISIONAL Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan dalam mengelola biaya produksi suatu produk. Teknologi yang bermunculan

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Manajemen, kontroler, dan Akuntansi Biaya. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis

Akuntansi Biaya. Manajemen, kontroler, dan Akuntansi Biaya. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis Akuntansi Modul ke: Manajemen, kontroler, dan Akuntansi Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis Program Studi Akuntansi Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI www.mercubuana.ac.id Manajemen dan Proses produksi

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING MATERI-10 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA

COST ACCOUNTING MATERI-10 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA COST ACCOUNTING MATERI-10 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA DEFINISI BIAYA TENAGA KERJA Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Manajemen modal kerja adalah salah satu aktivitas penting dalam mengelola perusahaan. Pengelolaan modal kerja yang baik akan menentukan keberlangsungan operasional perusahaan

Lebih terperinci

Perhitungan Harga Pokok Produksi þÿ P a d a P a b r i k T a h u B u G i t o D e n Metode Process Costing

Perhitungan Harga Pokok Produksi þÿ P a d a P a b r i k T a h u B u G i t o D e n Metode Process Costing Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-06 Perhitungan Harga Pokok Produksi þÿ P a d a P

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method) Perusahaan yang berproduksi berdasar pesanan mengumpulkan harga

Lebih terperinci

PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN)

PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN) PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN) Karakteristik Perusahaan Manufaktur Dalam perusahaan manufaktur ada tiga kegiatan atau fungsi utama yaitu kegiatan produksi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. 4.1. Jenis/Desain

Lebih terperinci

TERMINOLOGI, KONSEP & KLASIFIKASI BIAYA

TERMINOLOGI, KONSEP & KLASIFIKASI BIAYA TERMINOLOGI, KONSEP & KLASIFIKASI BIAYA 1. Pengertian Biaya 2. Klasifikasi Biaya 3. Estimasi Harga Pokok Produksi & Harga Pokok Penjualan 4. Laporan Laba Rugi Muniya Alteza PENGERTIAN BIAYA Biaya adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Salah satu peranan akuntansi biaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Biaya 1. Pengertian Biaya Biaya menurut Atkinson dan Kaplan (2009 : 33) adalah nilai moneter barang dan jasa yang dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat sekarang atau masa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya dan Pengklasifikasian Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi baik organisasi bisnis, non bisnis, manufaktur, dagang dan jasa. Dalam

Lebih terperinci

Pengelompokan Biaya. 1-konsep akuntansi biaya 04/01/14

Pengelompokan Biaya. 1-konsep akuntansi biaya 04/01/14 PENGELOMPOKAN BIAYA Pengelompokan Biaya Biaya dapat dikelompokkan menjadi berbagai macam kelompok biaya sesuai dengan kebutuhan pemakai. pengelompokan menurut objek pengeluaran, pengelompokan menurut fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB 7. ALOKASI BIAYA BERBASIS AKTIVITAS. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011

BAB 7. ALOKASI BIAYA BERBASIS AKTIVITAS. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011 BAB 7. ALOKASI BIAYA BERBASIS AKTIVITAS Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011 TUJUAN PEMBELAJARAN Menjelaskan pengertian metode alokasi berbasis aktivitas (ABC) Mengalokasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional yang diatur dalam Undangundang Nomor 25

Lebih terperinci

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ)

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ) 19 Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ) Riadi Budiman Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang sangat kuat dalam dunia usaha, hal tersebut. menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang sangat kuat dalam dunia usaha, hal tersebut. menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin meningkat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan yang sangat pesat di bidang teknologi dan informasi membawa dampak yang sangat kuat dalam dunia usaha, hal tersebut menyebabkan persaingan antar

Lebih terperinci