BAB VI. KESIMPULAN LAMPIRAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VI. KESIMPULAN LAMPIRAN"

Transkripsi

1

2

3 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan Tujuan umum Tujuan Khusus... 3 C. Visi Dan Misi Pembangunan Kesehatan Kota Cimahi Visi Pemerintah Kota Cimahi Misi Pemerintah Kota Cimahi... 4 D. Visi Dan Misi Dinas Kesehatan Kota Cimahi Visi Dinas Kesehatan Misi Dinas Kesehatan Kota Cimahi E. Tujuan Dan Sasaran... 9 F. Kebijakan I. Sistematika Penyajian BAB II. GAMBARAN UMUM DAN PRILAKU PENDUDUK A. Situasi Keadaan Umum B. Gambaran Umum Demografis Kependudukan Pendidikan Penduduk Miskin Angka Pengangguran C. Keadaan Lingkungan Fisik Udara Bersih Air Sungai Bersih Penyediaan Air Bersih Individu dan Umum Pengembangan SPAM Pembangunan Sanitasi Lingkungan Perumahan dan Pemukiman Sehat Biopori dan Sumur Resapan Pertamanan dan Hutan Kota Sekolah Pengelolaan Pasar Sarana Olahraga, Rekreasi dan Tempat Bermain Anak Penataan Sektor Informal (PKL/Asongan/Industri RT) Kawasan Tertib Lalu Lintas dan Pelayanan Transportasi Kawasan Industri dan Perkantoran Sehat i ii v viii ii

4 BAB III. DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT KOTA CIMAHI A. Derajat Kesehatan Masyarakat Kota Cimahi Indeks Pembangunan Manusia Angka Kematian Angka Kematian Rumah Sakit Angka Kesakitan Status Gizi B. Kesehatan Lingkungan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas Jamban Keluarga Rumah Sehat Pengelolaan Sampah dan Air Limbah Desa/ Kelurahan yang melaksanakan STBM Tempat-Tempat Umum (TTU) Tempat Pengelolaan Makanan dan Minuman (TPM) C. Perilaku Sehat Masyarakat Ketersediaan Jaminan Pembiayaaan/Asuransi kesehatan Pertolongan Persalinan Keluarga Berencana Pemberian ASI Ekslusif Perilaku Hidup Bersih dan Sehat D. Kesehatan Keluarga, Reproduksi dan KB E. RW Siaga Aktif F. Upaya Kesehatan Sekolah BAB IV. UPAYA KESEHATAN DI KOTA CIMAHI A. Program Pembangunan Kesehatan Program Pendidikan dan Pelatihan Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Program Promosi Kesehatan Program Penanggulangan Penyakit Program Perbaikan Gizi Program Kesehatan Ibu, Anak dan Reproduksi B. Pencapaian Kinerja Kesehatan Kota Cimahi Meningkatkan Aksebilitas Pelayanan Kesehatan Mengembangkan Jaminan Pembiayaan Kesehatan Bagi Masyarakat Meningkatnya Jumlah, Jenis, Dan Penyebaran SDM Kesehatan Dan Non Kesehatan Yang Sesuai Dengan Standar Menjamin Seluruh Masyarakat Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Meningkatnya Perilaku Sehat Di Masyarakat Melalui Penlngkatan PHBS Di Lima Tatanan Meningkatkan Peran Serta Masyarakat Dalam Pelaksanaan RW Siaga Aktif Maupun UKBM Lainnya Tersedianya Data Dasar Kesehatan Secara Cepat, Tepat Dan Akurat C. Upaya Pelayanan Perorangan Puskesmas Rumah Sakit iii

5 BAB V. SUMBER DAYA KESEHATAN A. Sarana Kesehatan Puskesmas Rumah Sakit Sarana Pelayanan Lain Sarana Produksi dan Distribusi Kefarmasian Kemandirian Posyandu Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) B. Tenaga Kesehatan Tenaga Medis Tenaga Keperawatan Tenaga Kefarmasian Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan Tenaga Gizi Tenaga Keterapian Fisik Tenaga Teknisi Medis Tenaga Non Kesehatan C. Anggaran Kesehatan Pembiayaan Kesehatan Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat BAB VI. KESIMPULAN LAMPIRAN iv

6 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas wilayah per Kecamatan 12 Tabel 2.2 Laju Pertambahan Penduduk Kota Cimahi tahun Tabel 2.3 Penduduk Kota Cimahi Berdasarkan Kelompok Umur Bulan Desember 2014 Tabel 2.4 Persebaran Penduduk di Kota Cimahi Tahun Tabel 2.5 Angka Pengangguran di Kota Cimahi Tahun 2012 sd Tabel 2.6 Lokasi Pengukuran Kualitas Udara Ambien Kota Cimahi 25 Tabel 2.7 Hasil Rata-rata Parameter Monitoring Gas Emisi Cerobong Boiler Juli Tabel 2.8 Pencemar Dominan di Sungai Cimahi Tabel 2.9 Parameter Pencemar Dominan dan Status Mutu Sungai-Sungai pada Musim Kering di Kota Cimahi Tahun 2014 Tabel 2.10 Identifikasi Daerah Genangan Banjir Kota Cimahi dan Alternatif Solusi Jangka Pendek Tabel 2.11 Data Kejadian Kecelakaan di Kota Cimahi Tahun 2009 sd Tabel 2.12 Rekapitulasi Laporan Industri di Kota Cimahi Tahun Tabel 2.13 Perusahaan Terbaik Yang Mempekerjakan Tenaga Kerja Perempuan Kota Cimahi Tahun 2013 dan Tabel 3.1 Jumlah Kematian Ibu Maternal Kota Cimahi Tahun Tabel 3.2 NDR di RS Kota Cimahi Tahun Tabel 3.3 Sepuluh Penyakit Terbanyak Rawat Jalan Puskesmas Tahun Tabel 3.4 Sepuluh Penyakit Terbanyak Penderita Rawat Jalan PuskesmasGolongan Umur 0 - <1th Kota Cimahi Tahun 2014 Tabel 3.5 Sepuluh Penyakit Terbanyak Penderita Rawat Jalan Puskesmas Golongan Umur 1-4 1th Kota Cimahi Tahun 2014 Tabel 3.6 Sepuluh Penyakit Terbanyak Penderita Rawat Jalan Puskesmas Golongan Umur 5-14 th Kota Cimahi Tahun 2014 Tabel 3.7 Sepuluh Penyakit Terbanyak Penderita Rawat JalanPuskesmas Golongan Umur th Kota Cimahi Tahun Tabel 3.8 Sepuluh Penyakit Terbanyak Penderita Rawat Jalan Puskesmas 69 v

7 Golongan Umur 45 - >75 tahun Kota Cimahi Tahun 2014 Tabel 3.9 Sepuluh Penyakit Terbanyak Rawat Jalan Rumah Sakit Kota Cimahi Tahun 2014 Tabel 3.10 Penyakit Terbanyak Rawat Jalan Rumah Sakit Umur 0-1 Tahun Kota Cimahi Tahun 2014 Tabel 3.11 Penyakit Terbanyak Rawat Jalan Rumah Sakit Umur 1-4 Tahun Kota Cimahi Tahun 2014 Tabel 3.12 Penyakit Terbanyak Rawat Jalan Rumah Sakit Umur 5-14 Tahun Kota Cimahi Tahun 2014 Tabel 3.13 Penyakit Terbanyak Rawat Jalan Rumah Sakit Umur Tahun Kota Cimahi Tahun 2014 Tabel 3.14 Penyakit Terbanyak Rawat Jalan Rumah Sakit Umur 45 - > 75 Tahun Kota Cimahi Tahun Tabel 3.15 Perbandingan Prevalensi Gizi buruk Kota Cimahi Tahun Tabel 3.16 Status Gizi Balita Kota Cimahi Tahun Tabel 3.17 Status Gizi Balita Per Puskesmas Berdasarkan BB/TB di Kota Cimahi Tahun Tabel 3.18 Prosentase Sekolah Sehat Kota Cimahi Tahun Tabel 3.19 Prosentase Siswa yang Diperiksa Tahun Tabel 4.1 Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Sarana Prasarana Pelayanan Kesehatan Tahun 2014 Tabel 4.2 Indikator Kinerja Sasaran Mengembangkan Jaminan Pembiayaan Kesehatan Bagi Masyarakat Tahun 2014 Tabel 4.3 Indikator Kinerja Sasaran Menjamin Seluruh Masyarakat Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Tahun 2014 Tabel 4.4 Sasaran Menjamin Seluruh Masyarakat Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Bidang Pelayanan Medik Tahun 2014 Tabel 4.5 Sasaran Menjamin Seluruh Masyarakat Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Bidang Pelayanan Masyarakat Kegiatan Peningkatan Kesehatan Masyarakat Tahun 2014 Tabel 4.6 Sasaran Menjamin Seluruh Masyarakat Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Bidang Pelayanan Masyarakat Kegiatan Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah Tahun 2014 Tabel 4.7 Sasaran Menjamin Seluruh Masyarakat Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Bidang Pelayanan Masyarakat Kegiatan Perbaikan Gizi Masyarakat Tahun Tabel 4.8 Sasaran Menjamin Seluruh Masyarakat Mendapatkan Pelayanan 106 vi

8 Kesehatan Yang Bermutu Bidang Pengendalian, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Tahun 2014 Tabel 4.9 Sasaran Menjamin Seluruh Masyarakat Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Bidang Pengendalian, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kegiatan Imunisasi Tahun 2014 Tabel 4.10 Sasaran Menjamin Seluruh Masyarakat Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Bidang Pengendalian, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Kegiatan Survielans Tahun 2014 Tabel 4.11 Sasaran Menjamin Seluruh Masyarakat Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Bidang Pengendalian, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Kegiatan Survielans Tahun 2014 Tabel 4.12 Sasaran Menjamin Seluruh Masyarakat Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Bidang Pengendalian, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Kegiatan Pencegahan Penyakit Tidak Menular Tahun 2014 Tabel 4.13 Sasaran Menjamin Seluruh Masyarakat Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Bidang Pengendalian, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Kegiatan Penanggulangan HIV Tahun 2014 Tabel 4.14 Sasaran Menjamin Seluruh Masyarakat Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Bidang Pengendalian, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Kegiatan Pencegahan Penularan Penyakit Endemik dan Epidemik Tahun 2014 Tabel 4.15 Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya Prilaku Sehat Di Masyarakat Melalui Peningkatan PHBS di Lima Tatanan Tahun 2014 Tabel 4.16 Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya Peran Serata Masyarakat Dalam Pelaksanaan RW Siaga Aktif maupun UKBM Lainnya Tahun 2014 Tabel 4.17 Indikator Kinerja Sasaran Tersedianya Data Dasar Kesehatan Secara Cepat, Tepat Dan Akurat Tahun Tabel 4.18 BOR di RS Kota Cimahi Tahun Tabel 4.19.ALOS di RS Kota Cimahi 115 Tabel 4.20 TOI di RS Kota Cimahi 115 Tabel 5.1 Anggaran Kesehatan Menurut Sumber Anggaran di Kota Cimahi Tahun Tabel 5.2 Realisasi Pembiayaan Jaminan Kesehatan di Kota Cimahi Tahun vii

9 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Peta Administrasi Kota Cimahi 13 Gambar 2.2 Rasio Jenis Kelamin Bulan Desember Gambar 2.3 Penduduk Kota Cimahi Berdasarkan Usia Bulan Desember Gambar 2.5 Perbandingan Usia Produktif Tahun 2013 dan Gambar 2.6 Kepadatan Penduduk Bulan Desember Gambar 2.7 Persentase Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Tahun Gambar 2.8 Persebaran Penduduk Miskin Tahun Gambar 2.9 Trend Pencemaran akibat Limbah Organik di Sungai Cimahi pada 3 Tahun Terakhir Gambar 2.10 Hasil Pendataan PHBS Perkantoran di Kantor Kecamatan Tahun 2013 & 2014 Gambar 2.11 Hasil Pendataan PHBS Perkantoran di Kantor Kelurahan Tahun 2013 & Gambar 3.1 Kematian Anak Kota Cimahi Gambar 3.2 Kematian Neonatal Berdasarkan Jenis Kelamin Kota Cimahi Gambar 3.3 Kematian Bayi Berdasarkan Jenis Kelamin Kota Cimahi Gambar 3.3 Kematian Bayi Berdasarkan Penyebab Kota Cimahi Gambar 3.4 Kematian Ibu Berdasarkan Tempat Kejadian Kota Cimahi Tahun Gambar 3.5 Proporsi Kematian Ibu Berdasarkan Umur Kota Cimahi Tahun Gambar 3.6 Kasus Kematian Ibu Berdasarkan Kondisi Kota Cimahi Tahun Gambar 3.7 Jumlah Kematian Berdasarkan Kecamatan Kota Cimahi Tahun Gambar 3.8 NDR Rumah Sakit Kota Cimahi Tahun Gambar 3.9 Trend Kasus Demam Berdarah Di Kota Cimahi Tahun Gambar 3.10 Penyakit HIV Berdasarkan Kelompok Umur Tahun Gambar 3.11 Penyakit HIV Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun viii

10 Gambar 3.12 Kasus Baru Penyakit Tahun Gambar 3.13 Kasus Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Kota Cimahi Tahun Gambar 3.14 Penyelenggara Air Minum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan Kota Cimahi Tahun Gambar 3.15 Pengunaan Jamban Sehat Kota Cimahi Tahun Gambar 3.16 Persentase Rumah Sehat Kota Cimahi Tahun Gambar 3.17 Jaminan Kesehatan Kota Cimahi Tahun Gambar 3.18 Persalinan Linakes Tahun Gambar 3.19 Peserta KB Aktif dan KB Baru Tahun Gambar 3.20 Pemberian Asi Eklusif Kota Cimahi Tahun Gambar 3.21 Prosentase Rumah Tangga Sehat Kota Cimahi Tahun 2011 sd Gambar 3.22 Perkembangan Strata RW Siaga Kota Cimahi Tahun Gambar 4.1 Kunjungan Pasien Kota Cimahi Tahun Gambar 4.2 Kunjungan Puskesmas Kota Cimahi Tahun Gambar 4.3 Kunjungan Puskesmas Berdasarkan Jenis Kelamin Kota Cimahi Tahun Gambar 4.4 Grafik Barber Johnson Rumah Sakit Di Kota Cimahi Tahun Gambar 4.5 BTO Rumah Sakit Di Kota Cimahi Tahun Gambar 5.1 Sarana Pelayann Lain Kota Cimahi Tahun Gambar 5.2 Sarana Produksi dan Distribusi Kefarmasian Kota Cimahi Tahun Gambar 5.3 Strata Posyandu Kota Cimahi Tahun Gambar 5.4 Posbindu Kota Cimahi Tahun Gambar 5.5 Tenaga Medis Kota Cimahi Tahun Gambar 5.6 Tenaga Medis Kota Cimahi Tahun Gambar 5.7 Tenaga Kefarmasian Kota Cimahi Tahun Gambar 5.8 Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan Kota 124 ix

11 Cimahi Tahun 2014 Gambar 5.9 Tenaga Keterapian Fisik Kota Cimahi Tahun Gambar 5.10 Tenaga Teknisi Medis Kota Cimahi Tahun Gambar 5.11 Tenaga Non Kesehatan Kota Cimahi Tahun Gambar 5.12 Anggaran Kesehatan Menurut Sumber Anggaran di Kota Cimahi Tahun x

12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang memiliki tujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap individu agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah. Pembangunan kesehatan harus diimbangi dengan intervensi perilaku yang memungkinkan masyarakat menjadi lebih sadar, mau dan mampu melakukan hidup sehat sebagai prasyarat pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Guna menjaga keselarasan dan ketercapaian tujuan tersebut maka program yang dilaksanakan harus sejalan dengan Visi Kementerian Kesehatan yaitu Mewujudkan Masyarakat Sehat yang mandiri dan berkeadilan melalui misinya 1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani; 2) Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan; 3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan; 4) Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik. Dalam melaksanakan visi dan misi ini harus berpedoman pada nilai-nilai Kementerian Kesehatan sebagai berikut ; 1) Pro Rakyat (dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan selalu mendahulukan kepentingan rakyat dan harus menghasilkan yang terbaik untuk rakyat); 2) Inklusif (semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak); 3) Responsif (program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat, serta tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat, sosial budaya dan kondisi geografis); 4) Efektif (program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang telah ditetapkan dan bersifat efisien); dan 5) Bersih (penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), transparan, dan akuntabel). Untuk menjadikan masyarakat mampu hidup sehat, masyarakat harus dibekali dengan pengetahuan tentang cara-cara hidup sehat. Oleh sebab itu promosi kesehatan hendaknya dapat berjalan secara integral dengan berbagai aktivitas pembangunan kesehatan sehingga menjadi arus utama pada percepatan pencapaian MDGs dan mewujudkan jaminan kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

13 Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki salah satu visinya yakni Tercapainya Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri untuk Hidup Sehat. Dalam upaya mengantisipasi kondisi dan permasalahan yang ada serta memperhatikan tantangan kedepan dengan memperhitungkan potensi dan peluang yang dimiliki, maka Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat telah menetapkan rumusan misinya yang diarahkan terhadap peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan berkualitas,pengembangan kebijakan dan manjemen kesehatan, peningkatan Sistem Surveilance dalam Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan ketersediaan sumber daya manusia dan fasilitas pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau dan berkualitas. Arah pembangunan kesehatan Kota Cimahi tertuang dalam misi yang telah ditetapkan dalam rencana strategis Kota Cimahi yakni meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan aksesibilitas pelayanan kesehatan, meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan secara mandiri dan mewujudkan pelayanan kesehatan berbasis teknologi informasi. Dengan pelaksanaan misi tersebut diharapkan pada prosesnya terjadi peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terjadi peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Sesuai dengan Sasaran Pembangunan Kesehatan yang tertuang dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota Cimahi, telah dijelaskan secara rinci mengenai prioritas sasaran yang akan dicapai, sinergis dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sasaran yang ditetapakan bersifat dinamis, artinya mengikuti perkembangan masa, tantangan dan kebutuhan masyarakat kota Cimahi. Tujuan pembangunan kesehatan dapat dicapai dengan adanya dukungan manajemen dan teknologi yang mantap, berdaya guna dan berhasil guna. Manajemen tersebut meliputi aspek perencanaan, implementasi, pengawasan dan monitoring evaluasi terhadap program yang dilaksanakan komprehensif yang didukung oleh sistem informasi kesehatan yang memadai. Dewasa ini sistem informasi kesehatan dan manajemen data sangat dibutuhkan dalam setiap program atau kegiatan. Perencanaan yang baik harus berdasarkan data (evidence base), yang tentunya dengan memperhatikan kualitas dan kuantitas data yang baik pula. Namun pada saat ini sistem informasi kesehatan belum memadai sehingga efektifitas pelaksanaan program belum terwujud secara optimal. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Pasal 17 ayat 1 menyatakan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Selain itu dijelaskan Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

14 bahwa perlu pengembangan sistem informasi kesehatan yang mantap, agar dapat menunjang sepenuhnya pelaksanaan manajemen kesehatan. Hal tersebut menjadi tantangan bagi semua pihak khususnya Dinas Kesehatan untuk dapat mewujudkan amanat undang undang tersebut. Guna memperoleh output yang optimal maka kegiatan data dan informasi harus dilaksanakan dengan baik yakni meliputi; 1. pengumpulan, validasi, analisa dan diseminasi data dan informasi ; 2. Manajemen sistem informasi; 3. Dukungan kegiatan dan sumber daya untuk unitunit yang memerlukan dan; 4. Pengembangan untuk peningkatan mutu sistem informasi kesehatan. Guna terpenuhinya kebutuhan data dan informasi tentang Dinas Kesehatan, maka salah satu produk Sistem Informasi Kesehatan yang selama ini menjadi sarana komunikasi tersebut adalah Profil Kesehatan. Profil Kesehatan Kota Cimahi merupakan potret situasi kesehatan di Kota Cimahi yang diterbitkan setahun sekali, di dalamnya memuat data kesehatan dan data pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan. Profil kesehatan ini disusun dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan terutama dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat Kota Cimahi. B. Tujuan 1 Tujuan Umum Profil Kesehatan Kota Cimahi bertujuan untuk memberikan gambaran atau potret kesehatan menyeluruh di wilayah Kota Cimahi, dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna 2 Tujuan Khusus Diperolehnya gambaran umum di lingkungan Kota Cimahi meliputi data lingkungan fisik/ biologik, data perilaku kesehatan masyarakat, data demografi dan data sosial ekonomi. Diperolehnya data dan informasi tentang upaya kesehatan di Kota Cimahi, yang meliputi cakupan kegiatan dan sumber daya kesehatan. Diperolehnya data dan informasi tentang status kesehatan masyarakat di Kota Cimahi. Tersedianya alat untuk pemantauan (monitoring) dan penilaian/ evaluasi tahunan tentang program-program kesehatan di Kota Cimahi. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

15 Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah dikumpulkan oleh berbagai sistem pencatatan dan pelaporan yang ada di Puskesmas, Rumah Sakit dan unit-unit kesehatan lainnya yang ada di Kota Cimahi. Tersedianya alat untuk memacu penyempurnaan sistem pencatatan dan pelaporan. Tersedianya data untuk penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan Profil Kesehatan Nasional. Dalam rangka mendukung kebijakan pembangunan kota, maka perlu adanya suatu prioritas pembangunan untuk mencapai tujuan dan sasaran secara efektif dan efisien. Untuk mengoptimalkan kinerja pembangunan kesehatan dan menghadapi permasalahan kesehatan yang dihadapi, maka ditetapkan visi dan misi pembangunan kesehatan yang merupakan bagian dari pembangunan bidang sosial budaya dan kehidupan beragama yang diarahkan untuk mencapai sasaran peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang ditandai dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dengan visi dan misi tersebut, orientasi pembangunan kesehatan yang semula hanya menekankan upaya kuratif dan rehabilitatif, secara bertahap pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain Ibu, bayi, anak, lanjut usia dan keluarga miskin. C. Visi dan Misi Pembangunan Kesehatan Kota Cimahi 1. Visi Pemerintah Kota Cimahi Visi adalah haluan atau cara pandang jauh ke depan atau suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan, dengan demikian visi merupakan gambaran yang ingin dicapai, menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategis, memiliki orientasi masa depan, menumbuhkan komitmen bersama seluruh masyarakat, dan menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi dalam rangka memberi keyakinan bahwa suatu perkembangan atau perubahan akan terjadi. Visi Pemerintahan Kota Cimahi adalah: Menuju Cimahi Cerdas Sejalan dengan diberlakukannya Otonomi Daerah dan undang-undang mengenai sistem perencanaan, maka visi dan misi setiap SKPD selayaknya disesuaikan dengan visi dan Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

16 misi pemerintah daerahnya, sehingga dengan sendirinya ketercapaian visi dan misi dari SKPD tertentu merupakan salah satu gambaran ketercapaian dari visi dan misi Pemerintah Daerah. Berkaitan dengan hal tersebut, untuk lebih menyelaraskan keterkaitan antara visi Dinas Kesehatan Kota Cimahi dengan Pemerintah Kota Cimahi, maka dipaparkan terlebih dahulu mengenai visi Pemerintah Kota Cimahi yang dimuat di dalam RPJMD , sebagaimana berikut : Menuju Cimahi CERDAS Penjabaran dari makna Visi Kota Cimahi Tahun adalah sebagai berikut : CREATIVE : Cimahi dengan segala potensi dan karakter lokal dapat berkreasi sesuai dengan kondisi dan tuntutan umum. EGALITER : Menegakkan kesetaraan dalam menghadapi segala tantangan dan pelayanan. RESPONSIF : Cepat tanggap dalam menghadapi segala tantangan pelayanan. DINAMIS : Mampu terus bergerak, berdenyut mengikuti dinamika kehidupan. AGAMIS : Menjunjung tinggi nilai-nilai agama dalam peri kehidupan dan mewujudkan keshalehan sosial SINAMBUNG : Program-program pembangunan yang berkelanjutan. 2. Misi Pemerintah Kota Cimahi Sebagai rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi pembangunan jangka menengah Kota Cimahi tersebut akan dicapai melalui 6 (enam) misi sebagai berikut : 1. Mewujudkan Kreativitas Dalam Segala Bidang 2. Meningkatkan Kesetaraan Dalam Pelayanan Publik 3. Meningkatkan Kemampuan Dalam menanggapi Tantangan, Tuntutan dan Kondisi Secara Cepat. 4. Mempertahankan Dinamika Perikehidupan Dalam Pembangunan. 5. Mewujudkan Kesalehan Sosial Dalam Masyarakat yang Berakhlak Mulia. 6. Melaksanakan Pembangunan Berkelanjutan dan Keseimbangan. Misi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : Misi Pertama : mewujudkan Kreativitas Dalam Segala Bidang Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

17 Mengingat adanya keterbatasan dalam sumberdaya alam, maka pembangunan di Kota Cimahi harus lebih menekankan pada kemampuan dan kreativitas segenap masyarakat Kota Cimahi. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk lebih meningkatkan kreativitas di semua bidang, yang mana dapat dilakukan dengan pembentukan dan pengembangan potensi sosial, budaya, ekonomi, serta manusianya untuk dapat memproses barang dan jasa yang berbeda dan memiliki nilai tambah dengan pemanfaatan IPTEK sehingga dapat memilki keunggulan komparatif dan kompetitif. Kreativitas diarahkan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam rangka mendukung pengembangan infrastruktur kota yang lebih baik serta pengembangan teknologi baru untuk meningkatkan kualitas pelayanan infrastruktur kota. Misi Kedua : Meningkatkan Kesetaraan Dalam Pelayanan Publik Hal ini berarti untuk meningkatkan kesadaran akan hak dan kewajiban masyarakat serta kesadaran akan kesamaan sebagai anggota masyarakat Cimahi yang Saluyu Ngawangun Jati Mandiri, bersama-sama membentuk pengarusutamaan paradigma pemerintah sebagai pelayan publik. Selain itu, misi ini mengandung arti adanya upaya untuk membangkitkan semangat partisipasi pembangunan dengan mengurangi disparitas pembangunan antar kewilayahan dan komunitas agar menciptakan kesetaraan dan pemerataan dalam pelayanan publik. Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu peningkatan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat, dan swasta. Misi ketiga : Meningkatkan Kemampuan Dalam menanggapi Tantangan, Tuntutan dan Kondisi secara cepat. Hal ini menciptakan sosok Kota Cimahi yang memiliki kemampuan dalam menanggapi tantangan, tuntutan dan kondisi secara cepat, yang dilakukan dengan meningkatkan kemampuan pendeteksian dini berbagai fenomena yang berkembang di masyarakat sebagai masukan kebijakan dan siaga dalam kejadian untuk menjaga keharmonisan kehidupan bermasyarakat. Misi ketiga ini juga perlu disikapi bahwa untuk dapat menanggapi tantangan, maka kondisi masyarakat harus dipersiapkan. Untuk itu berbagai institusi yang berkaitan dengan hal tersebut seperti pemerintah dan pranata birokrasi harus dapat berperan dan mendukung. Hal ini dilakukan dengan peningkatan manajemen pemerintah, penataan birokrasi sehingga menjadi struktur otoritas atau organisasi yang didasarkan atas peraturan-peraturan yang jelas dan rasional serta posisi-posisi yang terpisahkan dari orang mendudukinya. Birokrasi yang dapat mewakili kepentingan rakyat maupun pemerintah dengan fungsi koordinasi, pendisiplinan, dan pengendalian proses pemerintah dengan kuat. Misi ini juga Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

18 mengandung arti kemampuan kota dalam merespon secara cepat dan tepat berbagai permasalahan pembangunan. Misi Keempat : Mempertahankan Dinamika Perikehidupan Dalam pembangunan. Hal ini berarti, perubahan dan kemajuan yang telah tercipta sejak otonomi Cimahi, harus disesuaikan dengan kondisi eksternal baik dalam lingkup regional, nasional bahkan internasional, agar dapat memenuhi standar global yang dilakukan dengan memperkuat jati diri dan karakter masyarakat Kota Cimahi yang berdaya saing, yang berguna dalam mempertahankan kesinambungan pembangunan Kota Cimahi. Dinamika diatas dapat diartikan sebagai dinamika yang ada dan dialami oleh masyarakat dalam pembangunan, yang tercermin dalam partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Untuk mempertahankan dinamika tersebut maka masyarakat harus diposisikan dalam penempatan yang sederajat sebagai unsur penggerak pembangunan partisipatif dengan para birokrat pemerintahan. Hal ini akan menciptakan kemandirian dan kedewasaan masyarakat. Masyarakat yang mandiri, dewasa, dan memiliki visi ke depan, merupakan masyarakat yang kuat, yang mau, dan mampu menjadi kontral sosial untuk mengawasi para penyelenggara pemerintahan. Kontrol sosial dari masyarakat terhadap pemerintahan, berarti mengikuti secara aktif dan kritis terhadap semua proses pengambilan keputusan/ kebijakan pemerintah daerah. Sebagai konsekuensi logis dari undang-undang sistem perencanaan dan otonomi daerah, visi dan misi Dinas Kesehatan Kota Cimahi disusun dengan mengacu kepada visi dan misi Pemerintah Kota yang dimuat di dalam RPJMD, memperhatikan kondisi (profil) layanan kesehatan saat ini, visi dan misi kementerian Kesehatan, serta visi dan misi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, sehingga di dalam pelaksanaannya terjadi saling menguatkan dan bersinergi untuk menumbuhkan dan mewujudkan masyarakat Kota Cimahi cerdas. D. Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota Cimahi 1. Visi Dinas Kesehatan Berkaitan dengan visi dan misi (terutama misi kedua) Pemerintah Kota Cimahi tersebut, maka Dinas Kesehatan Kota Cimahi menetapkan visi dan misi yang dianggap relevan dan mendukung pencapaian visi dan misi Pemerintah Kota serta strategis dengan kondisi (profil) layanan kesehatan di Kota Cimahi saat ini, sinergi dengan visi dan misi Dinas Kesehatan Provinsi dan Kementrian Kesehatan. Visi Dinas Kesehatan yang telah ditetapkan tersebut adalah sebagai berikut: : Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

19 CIMAHI SEHAT MANDIRI 2017 Dari visi tersebut terkandung makna dan maksud sebagai berikut Sehat Mandiri, mengandung pengertian bahwa Dinas Kesehatan Kota Cimahi mempunyai cita-cita untuk mewujudkan masyarakat Kota Cimahi yang sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap individu mampu untuk hidup produktif, serta mampu mengenali, mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi sehingga terbebas dari gangguan kesehatan akibat penyakit, bencana, lingkungan dan perilaku yang buruk. 2. Misi Dinas Kesehatan Kota Cimahi Misi merupakan penjabaran dari visi yang ditetapkan yang harus dilaksanakan oleh instansi pemerintah agar visi organisasi dapat tercapai dan memberi arah terhadap pencapaian tujuan dan sasaran. Visi dan misi yang ditetapkan oleh pemerintah kota harus sejalan dengan visi dan misi yang ditetapkan oleh pemerintah Provinsi, demikian juga dengan visi misi provinsi haruslah sinergis dengan visi misi pembangunan kesehatan Nasional. Oleh karena itu, untuk mencapai Visi Dinas Kesehatan Kota Cimahi maka ditetapkan Misi Dinas Kesehatan Tahun sebagai berikut : a. Meningkatkan aksebilitas pelayanan kesehatan Masyarakat diberi kemudahan untuk memperoleh pelayanan kesehatan, baik dari segi fisik, yaitu jarak dan waktu tempuh, segi ekonomi atau kemampuan finansial, maupun secara sosial atau kondisi yang mempengaruhi pengambilan keputusan untuk memperoleh pelayanan kesehatan. b. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan Masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara wajar, efektif dan efisien serta diberikan secara aman dan memuaskan sesuai dengan norma, etika, hukum dan sosial budaya. c. Memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan secara mandiri. Berupaya menumbuhkan kesadaran, pengetahuan, dan pemahaman akan kesehatan individu, kelompok, dan masyarakat, sehingga masyarakat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

20 d. Mewujudkan pelayanan kesehatan berbasis teknologi informasi Mengembangkan teknologi informasi bidang kesehatan sehingga tersedia data dan informasi yang akurat, tepat dan cepat yang diperlukan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan untuk memberikan solusi terhadap pembangunan kesehatan. Strategi Dinas Kesehatan Kota Cimahi 1. Perbaikan dan pengembangan sarana dan prasarana puskesmas 2. Meningkatkan pengelolaan jaminan kesehatan masyarakat 3. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak 4. Meningkatkan mutu dan jaminan ketersediaan obat-obatan 5. Meningkatkan pengawasan terhadap pangan berbahaya 6. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan penyakit menular dan tidak menular 7. Meningkatkan akses dan mutu penyehatan dan pengawasan lingkungan 8. Meningkatkan sistem dan kualitas surveilans serta kewaspadaan dini dan penanggulangan bencana 9. Pemenuhan kebutuhan sumber daya Manusia (SDM) sesuai kebutuhan 10. Meningkatkan promosi budaya PHBS secara bertahap dan berjenjang 11. Meningkatkan promosi dan pengembangan RW siaga aktif 12. Meningkatkan mutu UKBM melalui peningkatan strata kemandirian 13. Penyediaan sarana dan prasarana dan sumber daya IT sesuai kebutuhan. E. Tujuan dan Sasaran Tujuan dan sasaran Dinas Kesehatan Kota Cimahi adalah: 1. Meningkatkan kemudahan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan Sasarannya : Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan Mengembangkan jaminan pembiayaan kesehatan bagi masyarakat. 2. Meningkatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar Sasarannya : Menjamin seluruh masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu 3. Menjamin tersedianya SDM yang kompeten di bidangnya Sasarannya : Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

21 Peningkatan jumlah, jenis dan penyebaran SDM kesehatan dan Non kesehatan yang sesuai dengan standar Meningkatnya kualitas tenaga kesehatan dan tenaga lainnya 4. Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat Sasarannya : Meningkatkan perilaku sehat di masyarakat melalui peningkatan PHBS di lima tatanan Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan RW siaga aktif maupun UKBM lainnya 5. Meningkatkan pelayanan kesehatan melalui ketersediaan data dan informasi yang cepat, tepat dan akurat Sasarannya : Tersedianya data dasar kesehatan secara tepat, tepat dan akurat F. Kebijakan Upaya untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan maka ditentukan kebijakan sebagai berikut: 1. Mengembangkan sarana pelayanan kesehatan (Puskesmas/ Pustu). 2. Pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dijamin jamkesmas/ jamkesda 3. Asuransi kesehatan (Jamsostek, Askes, Asabri) akan dikelola BPJS 4. Seluruh masyarakat memiliki jaminan kesehatan baik dijamin pemerintah, swasta maupun secara mandiri 5. Meningkatkan kemitraan dengan fasilitas pelayanan kesehatan swasta dalam menyongsong Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) 6. Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat harus sesuai dengan SOP 7. Peningkatan mutu pelayanan puskesmas melalui penilaian kinerja Puskesmas, akreditasi puskesmas dan ISO Pemenuhan kebutuhan SDM secara bertahap 9. Mengikutsertakan/melaksanakan diklat bagi SDM sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan secara bertahap 10. Meningkatkan kapasitas kader kesehatan melalui pembinaan, pendampingan dan refreshing kader. 11. Meningkatkan proporsi anggaran untuk sarana IT Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

22 12. Menyelaraskan dukungan IT sesuai UU G. Sistematika Penyajian Sistematika Penyajian Profil Kesehatan Kota Cimahi adalah sebagai berikut: Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Bab I Pendahuluan Bab II Gambaran Umum dan Prilaku Penduduk Bab III Derajat Kesehatan Bab IV Upaya Kesehatan Bab V Sumber Daya Kesehatan Bab VI Kesimpulan Lampiran Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

23 BAB II GAMBARAN UMUM DAN PRILAKU PENDUDUK A. Situasi Keadaan Umum Menurut posisi geografisnya, Kota Cimahi terletak antara BT dan LS dan berada pada cekungan Bandung, yang merupakan inti dari wilayah Bandung Raya. Kota Cimahi berada di lintas jalan nasional yang menghubungkan Kota Bandung - Kota Jakarta; Jalan Tol Cileunyi-Purwakarta-Padalarang, serta jalur kereta api Bandung - Jakarta. Dengan melihat kedudukan geografis yang sangat strategis dan terletak di persimpangan jalur kegiatan ekonomi regional dan sebagai kota inti Bandung Raya yang berdampingan dengan ibu kota Provinsi Jawa Barat yang sangat dinamis, Kota Cimahi memiliki potensi pengembangan daerah sebagai pusat pelayanan jasa yang berbasis pada sumber daya manusia, terutama di bidang industri, pendidikan, perdagangan dan pariwisata. Wilayah administrasi Kota Cimahi memiliki luas 40,2 Km 2 yang terdiri dari 3 (tiga) kecamatan dan 15 kelurahan sebagaimana terlihat dalam Tabel 2.1. No Tabel 2.1 Luas Wilayah per Kecamatan Kecamatan Luas (Km 2 ) 1 Kecamatan Cimahi Selatan 16,94 2 Kecamatan Cimahi Tengah 10,11 3 Kecamatan Cimahi Utara 13,32 TOTAL (Km 2 ) 40,25 Sumber: Kota Cimahi Dalam Angka 2014 Batas-batas wilayah administrasi Kota Cimahi adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : Kecamatan Parongpong; Cisarua dan Ngamprah - Kabupaten Bandung Barat. Sebelah Timur : Kecamatan Sukasari, Sukajadi, Cicendo dan Andir - Kota Bandung. Sebelah Selatan : Kecamatan Margaasih - Kabupaten Bandung dan Kecamatan Bandung Kulon - Kota bandung. Sebelah Barat : Kecamatan Padalarang dan Batujajar-Kabupaten Bandung Barat Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

24 Gambar 2.1 Peta Administrasi Kota Cimahi Wilayah Kota Cimahi Secara topografi dan morfologi merupakan lembah cekungan yang melandai ke arah selatan, dengan ketinggian di bagian utara ± meter dpl (Kelurahan Cipageran Kecamatan Cimahi Utara), yang merupakan lereng Gunung Burangrang dan Gunung Tangkuban Perahu, serta ketinggian di bagian selatan sekitar ± 920 meter dpl (Kelurahan Melong Kecamatan Cimahi Selatan) yang mengarah ke Sungai Citarum. Secara umum, kelurahan di Kota Cimahi merupakan daerah dataran. Hanya ada 1 (satu) kelurahan yang topografinya memiliki daerah perbukitan yaitu kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara. Secara umum kondisi geohidrologi Kota Cimahi dibagi kedalam 2 (dua) jenis yaitu air permukaan dan air tanah. Kondisi air permukaan/sungai yang melalui Kota Cimahi terdiri dari dari Sungai Cimahi yang memiliki debit air rata-rata l/dt. Sungai Cimahi memiliki 5 (lima) anak sungai yaitu Kali Cibodas, Ciputri, Cimindi, Cibeureum (masing-masing di bawah 200 l/dt) dan Kali Cisangkan (496 l/dt). Sementara itu, mata air yang terdapat di Kota Cimahi adalah mata air Cikuda dengan debit air 4 l/dt dan mata air Cisintok (93 l/dt). Kota Cimahi dan sekitarnya memiliki iklim tropis, ditandai dengan adanya musim kemarau selama bulan Juni September serta musim penghujan berlangsung pada periode Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

25 Oktober-Mei. Sedangkan rata rata curah hujan tahunan pada setiap wilayah bervariasi tergantung dari ketinggian permukaan tanah, dimana pada elevasi m curah hujan mencapai antara mm/tahun sedangkan pada elevasi >850 m curah hujan mencapai mm/tahun. Kelembaban udara relatif konstan dengan variasi kecil. Pada dataran Bandung dan Cimahi kelembaban udara minimum sebesar 73% pada bulan September, dan maksimum 83 % pada bulan April. Rata rata temperatur udara berkisar 22,7 0 C - 23,2 0 C. Temperatur udara cenderung turun sejalan dengan kenaikan elevasi, besarnya penurunan temperatur sekitar 0,6 0 C setiap kenaikan elevasi 100 m. Secara geografis letak Kota Cimahi sangat strategis, namun demikian terdapat beberapa kendala dalam pengembangan ruang, diantaranya adalah : a. Sebagian wilayah Kota Cimahi (± 20% luas wilayah) menurut Keputusan Menteri Perhubungan No 49 tahun 2000, termasuk ke dalam Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) Pelabuhan Udara Husein Sastranegara. Kawasan Kota terkena bahaya kecelakaan dan pada daerah horisontal dalam dikembangkan maksimal ketingggian bangunan yang terbatas. b. Peruntukan lahan Wilayah Bandung Utara berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Bandung Utara, menyatakan bahwa sebagian besar luas Kota Cimahi, yaitu 1446,59 Ha (±36% dari luas Kota Cimahi) termasuk ke dalam Kawasan Bandung Utara. Pemanfaatan ruang pada daerah yang termasuk dalam KBU ini sangat terbatas dengan tujuan mewujudkan keseimbangan pemanfaatan ruang di KBU untuk menjamin pembangunan yang berkelanjutan serta untuk mewujudkan peningkatan fungsi lindung terhadap tanah, air, udara, flora, dan fauna. c. Berdasarkan hasil Kegiatan Inventarisasi dan Evaluasi Geologi Lingkungan Metropolitan Bandung yang dilaksanakan oleh Direktorat Tata Lingkungan Geologi dan Kawasan Pertambangan Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral, Kota Cimahi termasuk ke dalam kawasan rawan bencana gunung api I, yaitu apabila terjadi letusan besar Gunung Tangkubanperahu. Selain itu, di Kota Cimahi juga termasuk pada jalur patahan Lembang yang bersiko terjadi bencana gempa tektonik. d. Hambatan lain yang berupa hambatan fisik dan geografis dalam pengembangan Kota Cimahi adalah terdapatnya lembah-lembah sungai di kawasan Cimahi bagian utara, jalan tol, dan jalur kereta api yang mengakibatkan Kota Cimahi terpecah menjadi beberapa kawasan yang sulit berinteraksi. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

26 Dengan keterbatasan-keterbatasan tersebut menjadi tantangan bagi pemerintah kota dalam pengembangan dan pembangunan kota sehingga pengembangan dan pembangunan Kota Cimahi menjadi sangat dinamis dan selalu mengakomodir kebutuhan-kebutuhan yang ada. B. Gambaran Umum Demografis 1 Kependudukan Penduduk merupakan sasaran sekaligus pelaku pembangunan. Output pembangunan adalah meningkatnya kesejahteraan penduduk dan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas inilah yang akan meningkatkan akselerasi pembangunan. No Tabel 2.2 Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Cimahi Tahun Kelurahan/ Jumlah Penduduk Kecamatan Th 2013 Th 2014 LPP Cibeber ,47 2 Cibeureum ,22 3 Leuwigajah ,91 4 Melong ,79 5 Utama ,74 Cimahi Selatan ,73 6 Baros ,25 7 Cigugur Tengah ,57 8 Cimahi ,54 9 Karangmekar ,10 10 Padasuka ,93 11 Setiamanah ,72 Cimahi Tengah ,14 12 Cibabat ,75 13 Cipageran ,17 14 Citeureup ,56 15 Pasirkaliki ,79 Cimahi Utara ,25 KOTA CIMAHI ,71 Sumber: Dinas Kependudukan 2014 Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

27 Menurut Dinas Kependudukan data kependudukan tahun 2013 Penduduk Kota Cimahi berjumlah jiwa, sedangkan pada akhir tahun 2014 penduduk Kota Cimahi berjumlah jiwa, menggambarkan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kota Cimahi sebesar 4.71%. Data tersebut memberikan gambaran bahwa telah terjadi penambahan jumlah penduduk Kota Cimahi. Data laju pertumbuhan penduduk Kota Cimahi pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 Kelurahan Padasuka mengalami LPP paling tinggi sebesar 5.93%. Puskesmas Pasirkaliki memiliki LPP 2.79% dikarenakan kondisi pemukiman wilayah Kelurahan Pasirkaliki terdiri dari Komplek Perumahan. Diantara Kecamatan di Kota Cimahi LPP yang paling tinggi berada pada wilayah Kecamatan Cimahi Tengan sebesar 5.14%, dan wilayah Kecamatan Cimahi Utara memiliki LPP terendah sebesar 4.25%. Rasio jenis kelamin penduduk berjenis kelamin laki-laki berjumlah 51% lebih banyak dari perempuan sebesar 49% (gambar 2.2). Berdasarkan kelompok umur, penduduk Kota Cimahi umumnya berusia relatif muda yaitu antara umur 0-4 tahun, yaitu sebanyak orang atau sekitar 7,28%, umur 5-9 tahun, yaitu sebanyak orang atau sekitar 8,56 %, umur tahun, yaitu sebanyak orang atau sekitar 9,24 %, umur tahun, yaitu sebanyak orang atau sekitar 8,25%, umur tahun, yaitu sebanyak orang atau sekitar 8,12%, sedangkan umur tahun, yaitu sebanyak orang atau sekitar 8,17 %, dengan sex ratio sebesar 102,23 yang berarti setiap 100 perempuan berbanding dengan 102 laki-laki. Rincian lengkapnya diperlihatkan pada tabel 2.3. Kelompok Umur Tabel 2.3 Penduduk Kota Cimahi Berdasarkan Kelompok Umur Bulan Desember 2014 Laki-Laki Perempuan Jumlah n (jiwa) % n (jiwa) % n (jiwa) % , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,79 Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

28 Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah n (jiwa) % n (jiwa) % n (jiwa) % , , , , , , , , , , , , , , , , , ,46 Total Sumber : Dinas Kependudukan 2014 Struktur Umur penduduk menurut jenis kelamin secara grafik dapat digambarkan dalam Piramida penduduk berikut : Sumber : Dinas Kependudukan 2014 Gambar 2.2 Rasio Jenis Kelamin Bulan Desember 2014 Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

29 Sumber : Dinas Kependudukan 2014 Gambar 2.3 Penduduk Kota Cimahi Berdasarkan Usia Bulan Desember 2014 Piramida penduduk di atas menunjukan bahwa penduduk Kota Cimahi didominasi oleh penduduk usia produktif, sehingga hal ini merupakan potensi bagi pembangunan Kota Cimahi. Jumlah penduduk rentang usia 5-14 tahun merupakan konsekuensi dari besarnya jumlah pasangan usia (30-39 tahun) yang berdampak pada masih tingginya tingkat kelahiran. Struktur piramida penduduk di atas berpengaruh terhadap angka ketergantungan penduduk. Angka beban ketergantungan (Dependency Ratio) Kota Cimahi Tahun 2014 mencapai angka Angka ini mengalami peningkatan dibanding Tahun 2013 yaitu sebesar 41,39. Angka beban ketergantungan merupakan perbandingan antara penduduk yang belum atau tidak produktif dibanding dengan penduduk usia produktif. Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu wilayah apakah tergolong maju atau sedang berkembang. Semakin tinggi prosentase dependency ratio menunjukkan semakin tinggi beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan prosentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

30 semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk produktif untuk membiayaii penduduk yang belum produktif atau tidak produktif lagi. Sumber : Dinas Kependudukan 2014 Gambar 2.5 Perbandingan Usia Produktif Tahun 2013 dan 2014 Perbandingan Usia Produktif pada tahun 2014 mencapai angka jiwa dan Usia Tidak Produktif mencapai jiwa, hal ini menggambarkan bahwa terjadi peningkatan jumlah usia produktif dan tidak produktif tahun Persebaran penduduk Kota Cimahi sampai pada akhir Desember 2014 menurut tempat tinggal di setiap kelurahan tidaklah merata. Terdapat kelurahan yang memiliki jumlah penduduk yang sangat besar, jumlah penduduk padat terdapat pada wilayah Kelurahan Cibabat, Kelurahan Cibereum dan Kelurahan Melong, sedangkan sebaran penduduk paling sedikit terdapat pada Kelurahan Cimahi, Kelurahan Karang Mekar dan Kelurahan Pasirkaliki. Pada gambar 2.6 permasalahan kesehatan akan sering terjadi pada wilayah yang memiliki jumlah penduduk terbanyak. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

31 Sumber : Dinas Kependudukan 2014 Gambar 2.6 Kepadatan Penduduk Bulan Desember 2014 Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

32 No Tabel 2.4 Persebaran Penduduk di Kota Cimahi Tahun 2014 Kelurahan/ Luas Wilayah Jumlah Kecamatan (KM 2 ) Penduduk Kepadatan per KM 2 Cimahi Utara 13, Cibabat 2, Cipageran 5, Citeureup 3, Pasirkaliki 1, Cimahi Tengah 10, Baros 2, Cigugur Tengah 2, Cimahi 0, Karangmekar 1, Padasuka 1, Setiamanah 1, Cimahi Selatan 16, Cibeber 3, Cibeureum 2, Leuwigajah 3, Melong 3, Utama 3, Kota Cimahi 40, ,49 Sumber : Dinas Kependudukan 2014 Dengan Luas Wilayah Km 2 dan jumlah total penduduk jiwa, Kota Cimahi memiliki tingkat kepadatan rata-rata jiwa/km 2. Kecamatan Cimahi Tengah yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi yaitu jiwa/km 2, Kecamatan Cimahi Selatan memiliki tingkat kepadatan penduduk sebanyak jiwa/km 2, dan Kecamatan Cimahi Utara memiliki kepadatan penduduk terendah, yaitu jiwa/km 2. Kelurahan yang memiliki tingkat kepadatan paling tinggi adalah Kelurahan Cibeureum yaitu jiwa/km 2. Sedangkan Kelurahan Cipageran merupakan Kelurahan yang memiliki tingkat kepadatan paling rendah, yaitu jiwa/km 2. Tingginya kepadatan penduduk di Kelurahan Cibeureum diantaranya disebabkan oleh posisi geografisnya berbatasan langsung dengan Kota Bandung, sehingga memiliki aksesibilitas yang tinggi dan mudah ke Kota Bandung. Hal ini diperkuat dengan data migrasi yang menunjukan bahwa 14,19% dari migrasi yang masuk ke Kota Cimahi, bertempat tinggal di Kelurahan Cibeureum. Padatnya penduduk di Kelurahan Cibeureum juga disebabkan oleh aspek proksimitas atau kedekatan dengan pusat-pusat kegiatan industri, perdagangan dan jasa yang berada wilayah Cibeureum dan sekitarnya Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

33 2. Pendidikan Dalam memberikan bidang pendidikan, 13% penduduk Kota Cimahi belum memiliki ijasah SD, 35% telah menyelesaikan pendidikan SMA/ MA/ SMK, 21% telah menyelesaikan pendidikan SMP, 17% telah menyelesaikan pendidikan SD/MI, 7% telah memiliki ijasah Strata 1/ Diploma IV, 2% Diploma dan 1% telah menyelesaikan S3. 7% 2% 1% 4% 13% TDK MEMILIKII IJAZAH SD SMA/ MA SMP/ MTs 17% SD/MI 35% STRATA 1/DIPLOMA IV 21% Sumber : Data agregat Kependudukan Kota Cimahi Desember 2014, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cimahi Gambar 2.7 Persentase Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Tahun Penduduk Miskin Berdasarkan hasil cakupan riil pelayanan kesehatan penduduk miskin Tahun 2014 tercatat bahwa jumlah penduduk miskin di Kota Cimahi berjumlah jiwa dan yang memiliki Jamkesda sebesar jiwa yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Persebaran penduduk miskin Kota Cimahi dimasing-masing kelurahan berbeda, terbanyak pada Kelurahan Padasuka, Kelurahan Cigugur Tengah, Kelurahan Cibeureum dan Kelurahan Melong. Sedangkan penduduk miskin yang paling sedikit pada Kelurahan Setiamanah, Kelurahan Karangmekar, Kelurahan Baros dan Kelurahan Pasirkaliki. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

34 Sumber: Seksi Jamkesmas 2014 Gambar 2.8 Persebaran Penduduk Miskin Tahun 2014 Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

35 4. Angka Pengangguran Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (usia 15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolah SMP, SMA, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/ belum membutuhkan pekerjaan. Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang jenis & macam pengangguran. Cara menghitung Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Cimahi menjadi salah satu kebuntuan bagi Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial Kota Cimahi, pasalnya monitoring angka pengangguran di Kota Cimahi menjadi kesulitan tersediri. Walaupun Dinas memiliki Kartu Antar Kerja 1 (AK-1) yang dikenal dengan Kartu Kuning, Dinas tetap sulit memonitoring angka pengangguran tersebut, karena bagi pencari kerja yang telah mendapatkan pekerjaan, seharusnya melapor pada Dinas setempat dan Dinas mencatatkannya kembali menjadi seseorang yang telah bekerja. Tabel 2.5 berikut menunjukkan prosentase angka pengangguran di Kota Cimahi pada setiap tahunnya. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

36 Tabel 2.5 Angka Pengangguran di Kota Cimahi Tahun 2012 sd 2014 NO. TAHUN JUMLAH PENGANGGUR JUMLAH ANGKATAN KERJA % , , ,86 Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cimahi C. Keadaan Lingkungan Fisik 1. Udara Bersih a. Pemantauan Kualitas Udara Ambien Pemantauan kualitas udara ambien Kota Cimahi Tahun 2014 dilakukan oleh Kantor Lingkungan Hidup Kota Cimahi secara in situ (langsung di lapangan) dengan durasi waktu 1 jam. Pengukuran kualitas udara ambien dilakukan di 8 (delapan) titik lokasi yang tersebar di wilayah kota Cimahi. Lokasi pengukuran diharapkan dapat mewakili karakteristik aktifitas dan lalu lintas berikut tingkat kepadatannya. Lokasi pengukuran kualitas udara ambien dilakukan di tepi jalan raya, yaitu di kawasan padat lalu lintas, kawasan perumahan serta di komplek kantor pemerintahan kota Cimahi. Lokasi pengukuran kualitas udara disajikan pada Tabel 2.6 berikut: Tabel 2.6 Lokasi Pengukuran Kualitas Udara Ambien Kota Cimahi No Lokasi Sampling Kelurahan Koordinat 1 Kompleks Pemkot Cimahi Cibabat ( ,7 LS; ,0 BT) 2 Fajar Raya Estate Cibabat ( ,8 LS; ,7 BT) 3 Jalan Pesantren Cibabat ( ,1 LS; ,5 BT) 4 Pasar Antri Cimahi Setiamanah ( ,1 LS; ,5 BT) 5 Alun-alun Cimahi Cimahi ( ,7 LS; ,0 BT) 6 Kampung Mancong Melong ( ,8 LS; ,1 BT) 7 Kampung Cirendeu Leuwigajah ( ,5 LS; ,0 BT) 8 Jalan Industri IV Cibeureum ( ,4 LS; ,6 BT) Sumber: Hasil Pemantauan Kantor Lingkungan Hidup Kota Cimahi (Bulan Juni 2014), 2014 Periode pengukuran ini mewakili kondisi udara pada musim hujan dan musim kemarau (frekuensi pengukuran satu kali dalam satu tahun). Di kawasan di Jalan Industri dilakukan dua kali pengukuran yaitu pagi dan sore hari dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan kualitas udara dalam satu hari. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

37 Masalah pencemaran udara menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Pencemaran dari sumber bergerak terutama disebabkan oleh jumlah kendaraan roda 4 baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum, dan sepeda motor. Parameter parameter yang melebihi baku mutu di beberapa lokasi di Kota Cimahi yaitu di Jl Industri IV, Kompleks Pemkot Cimahi, dan Alun-Alun Cimahi adalah PM10, PM2,5 dan TSP yang paling tinggi terjadi di Jl Industri IV. b. Uji Emisi Kendaraan Bermotor Upaya penanggulangan pencemaran udara dilakukan melalui program uji emisi kendaraan bermotor, pengembangan RTH Kota Cimahi. Pemerintah Kota Cimahi melalui Kantor Lingkungan Hidup setiap tahun melakukan pemeriksaan berkala terhadap emisi kendaraan bermotor dan emisi cerobong dari industri. Pada Tahun 2014 Kantor Lingkungan Hidup Kota Cimahi menyelenggarakan kegiatan uji emisi kendaraan bermotor sebanyak dua kali pengujian yaitu pada bulan April dan Bulan November. Kegiatan dilaksanakan selama 4 (empat) hari yaitu pada tanggal 4,5,6 dan 7 November Jumlah kendaraan yang diuji adalah sebanyak 569, dengan prosentase kendaraan bermotor roda dua yang lulus uji emisi sebesar 96,31% sedangkan kendaraan bermotor roda empat yang lulus uji emisi sebesar 79,78%. c. Uji Emisi Cerobong Tahun 2014 jumlah pelaku usaha/ industri dipilih oleh Kantor Lingkungan Hidup Kota Cimahi sejumlah 10 (sepuluh) industri. Data-data yang dikumpulkan adalah lokasi, jenis cerobong, jenis industri, tinggi cerobong, diameter cerobong, bahan bakar yang digunakan dan hasil analisa parameter untuk emisi gas buang sesuai peraturan PerMen LH yang berlaku menurut jenis cerobong masing-masing lokasi. Sampling dilakukan oleh Laboratorium Binalab yang telah terakreditasi KAN dan terdaftar sebagai laboratorium lingkungan di KLH. Pekerjaan sampling dilakukan pada tanggal 8 s/d 18 Juli Lokasi kegiatan yang terpilih yaitu beberapa industri yang berpotensi menghasilkan limbah emisi yang berasal dari kegiatan boiler batu bara yang berada di seluruh wilayah administrasi Kota Cimahi. Metode pemantauan kualitas udara emisi cerobong boiler mengacu pada PerMen LH No.07 Tahun 2007, Lampiran IV dengan sumber emisi tidak bergerak bagi ketel uap berbahan baku batu bara. Pengambilan sampel udara emisi menggunakan peralatan Emission Gas Sampler yang sesuai dengan metoda acuan yaitu SNI sesuai masing-masing parameter. Setelah itu sample dianalisa di laboratorium dan hasil pengujian tersebut Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

38 dibandingkan dengan baku mutu dan dihitung beban pencemarnya guna mengetahui kualitas emisi yang dikeluarkan oleh cerobong boiler. Berdasarkan hasil pemantauan, diperoleh hasil analisa untuk seluruh parameter masih di bawah baku mutu yang diacu. Tabel 2.7 Hasil Rata-rata Parameter Monitoring Gas Emisi Cerobong Boiler Juli 2014 No. Parameter Satuan Hasil rata-rata Monitoring Baku Mutu 1 NOx mg/nm 3 334, Sox mg/nm 3 390, Total partikel mg/nm 3 153, Opasitas % < Kecepatan Alir Gas m/det 8,88 - Sumber: Kantor Lingkungan Hidup Kota Cimahi, 2014 d. Gerakan Penanaman Pohon Salah satu program udara bersih yang dilaksanakan oleh Kantor Lingkungan Hidup Kota Cimahi adalah gerakan penanaman pohon sebagai salah satu program unggulan yang digulirkan untuk meredam isu lingkungan di Kota Cimahi. Program ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 yang diawali di Rusunawa Kelurahan Cigugur yang melibatkan unsur masyarakat, BUMN, BUMS, TNI/Polri, rumah sakit dan perkantoran. e. Kawasan Tanpa Rokok Untuk mengurangi polusi udara akibat asap rokok dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Pemerintah Kota Cimahi mengeluarkan Peraturan Walikota Cimahi No. 18 Tahun 2011 tentang Penetapan Area Khusus Merokok di Lingkungan Pemerintah Kota Cimahi, Kantor Kecamatan dan Kantor Kelurahan. Selanjutnya Pemerintah sedang mempersiapkan Rancangan Peraturan Daerah tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Selain itu, untuk meningkatkan cakupan tidak merokok di dalam rumah, di lingkungan masyarakat Kota Cimahi dibuat tempat-tempat khusus merokok, misalnya saung ngebul, jojodog rokok, pojok rokok,dll. Kegiatan tersebut dapat meningkatkan cakupan masyarakat tidak merokok dalam ruangan dari 43,97% pada tahun 2013 menjadi 51,98% pada tahun Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

39 2. Air Sungai Bersih Pemantauan kualitas air sungai di Kota Cimahi pada Tahun 2014 dilakukan dalam 2 periode yaitu periode basah dan periode kering. Kualitas air sungai pada periode basah selama 3 tahun terakhir memiliki trend seperti pada gambar 2.9 berikut: BOD5 (mg/l) CIMAHI HULU CIMAHI TENGAH CIMAHI HILIR Fe (Besi) (mg/l) CIMAHI HULU CIMAHI TENGAH CIMAHI HILIR BAKU MUTU Tahun Tahun 50 COD (mg/l) CIMAHI HULU CIMAHI TENGAH CIMAHI HILIR BAKU MUTU Tahun Gambar 2.9 Trend Pencemaran akibat Limbah Organik di Sungai Cimahi pada 3 Tahun Terakhir Titik Pengukuran Tabel 2.8 Pencemar Dominan di Sungai Cimahi Jumlah Yang tidak Nama Parameter Yang tidak Memenuhi Baku Mutu Memenuhi Baku Mutu Sungai Cimahi Hulu 3 (tiga) Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), dan Fecal Coli Sungai Cimahi Tengah 4 (empat) Nitrit (NO2 - N), Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), dan Fecal Coli Sungai Cimahi Hilir 6 (enam) Nitrit (NO2 - N), Besi (Fe), Mangan (Mn), Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), dan Dissolved Oxygen (DO), Sumber: Kantor Lingkungan Hidup Kota Cimahi, 2014 Berdasarkan Tabel 2.8 di atas terlihat bahwa kualitas air Sungai Cimahi semakin ke hilir semakin buruk kualitasnya terlihat dari semakin banyak parameter yang tidak memenuhi baku mutu. Di Sungai Cimahi Hulu terdapat 3 (tiga) parameter yang tidak memenuhi baku mutu Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

40 mengalami kenaikan menjadi 4 (empat) parameter di bagian tengah dan meningkat menjadi 6 (enam) parameter di bagian hilir. a. Kualitas Air Sungai pada Periode Kering (Musim Kering) Tahun 2014 Pemantauan air sungai pada musim kemarau dilakukan pada bulan september 2014 dengan kualitas dan status mutu yang relatif sama dengan musim hujan. Tabel 2.9 menyajikan data paramter yang tidak memenuhi baku mutu sesuai PP No 82 Tahun 2001 serta status mutu air sungai berdasarkan metode hitung Indeks Pencemaran Air. Status mutu di musim hujan dan musim kemarau adalah sama, yaitu dalam kondisi cemar berat yang tidak dapat digunakan secara langsung untuk konsumsi/ kebutuhan manusia. No Tabel 2.9 Parameter Pencemar Dominan dan Status Mutu Sungai-Sungai pada Musim Kering di Kota Cimahi Tahun 2014 Nama Sungai Bagian Sungai Parameter Yang Tidak Memenuhi Baku Mutu Jumlah Parameter Status Mutu (IPA) 1 Cibaligo Cibaligo Hulu 6 (enam) Timbal, Sulfida, Air Raksa, BOD5, COD, dan DO Cibaligo Tengah 8 Zat terlarut (TDS), ph, Nitrit (NO2-N), (delapan) Timbal (Pb), Fluorida, BOD5, COD, dan DO 2. Sungai Cibabat 3 Sungai Cibeureum 4 Sungai Cisangkan Cibaligo hilir 9 (sembilan) Sungai Cibabat hulu Sungai Cibabat tengah Sungai Cibabat hilir Sungai Cibeureum Hulu Sungai Cibeureum Tengah Sungai Cibeureum hilir Sungai Cisangkan hulu Sungai Cisangkan tengah Zat terlarut (TDS), Nitrit (NO2-N), Seng (Zn), Fluorida, Air Raksa (Hg), BOD5, COD, dan DO Cemar Berat Cemar Berat Cemar Berat 2 (dua) Nitrit (NO2-N) dan Seng (Zn) Cemar Ringan 5 (lima) Timbal, Sulfida, BOD5, COD, dan DO Cemar Ringan 4 (empat) Sulfida, BOD5, COD, dan DO 6 (enam) Timbal, Sulfida, Air Raksa, BOD5, COD, dan DO. 5 (lima) Sulfida, Air raksa (Hg), BOD5, COD, dan DO. Cemar Berat Cemar Berat 5 (lima) TDS, Sulfida, BOD5, COD, dan DO. Cemar Berat 5 (lima) Nitrit (NO2-N) dan Seng (Zn), BOD5, COD, dan DO, 6 (enam) Nitrit (NO2-N),Seng (Zn), BOD5, COD, dan DO Cemar Berat Cemar Berat 5 Sungai Cimahi Sungai Cisangkan hilir Sungai Cimahi hulu 5 (lima) Nitrit (NO2-N) dan Seng (Zn), BOD5, COD, dan DO 6 (enam) Nitrit (NO2-N) dan Seng (Zn), Sulfida, BOD5, COD, dan DO Cemar Berat Cemar Berat Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

41 No Nama Sungai Bagian Sungai Parameter Yang Tidak Memenuhi Baku Mutu Jumlah Parameter Status Mutu (IPA) Sungai Cimahi 6 (enam) Nitrit (NO2-N) dan Seng (Zn), Sulfida, Cemar Berat tengah BOD5, COD, dan DO Sungai Cimahi hilir 5 (lima) TDS, Seng (Zn),BOD5, COD, dan DO Cemar Berat Sumber: Kantor Lingkungan Hidup Kota Cimahi, 2014 b. Permasalahan Drainase di Kota Cimahi Permasalahan drainase yang ada di wilayah Kota Cimahi, antara lain adalah: 1) Kapasitas saluran drainase yang semakin menurun yang diakibatkan oleh: - sedimentasi dan sampah - Utilitas yang ada di badan saluran dan kondisi saluran drainase yang rusak - Bangunan yang padat di sekitar saluran drainase, bahkan dibuat di atas saluran drainase. Untuk mengatasi hal ini Pemerintah Kota Cimahi mengeluarkan Perda Nomor 16 Tahun 2012 tentang Sempadan Sungai. 2) Kapasitas saluran drainase yang tidak lagi memadai oleh karena limpasan air hujan. c. Identifikasi Daerah Genangan Survey identifikasi daerah genangan banjir di Wilayah Kota Cimahi dilaksanakan berdasarkan data daerah rawan banjir dari Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, Sosial dan Tenaga Kerja yang bekerjasama dengan Taruna Siaga Bencana (TAGANA) Kota Cimahi. Selain itu Konsultan juga mendapatkan informasi daerah genangan banjir dari pengaduan masyarakat yang masuk ke Dinas Pekerjaan Umum Kota Cimahi Bagian Permukiman dan Perumahan. Peta Rawan Bencana Kota Cimahi dan data hasil survey identifikasi daerah genangan ditampilkan pada Tabel 2.10 berikut ini. Tabel 2.10 Identifikasi Daerah Genangan Banjir Kota Cimahi dan Alternatif Solusi Jangka Pendek Parameter Banjir NO Kecamatan Kelurahan RW RT Kedalaman (m) Waktu (jam) Luas (Ha) Penyebab Alternatif Penanganan I Cimahi Utara 1 Cipageran 29 1,20 selama hujan 04 0,80 selama hujan 15 0,70 selama hujan 1,75 - dimensi saluran terlalu kecil normalisasi saluran dengan perkuatan pasangan batu - air banjir datang dari RW 29 - tanggul saluran jebol + 20 m perbaikan tanggul dengan perkuatan. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

42 2 Citeureup 01 0,80 selama hujan 02 1,00 selama hujan 2,32 - pertemuan 2 saluran yang berlawanan arah - jalan di atas saluran - debit besar membawa sampah, btg pohon - saluran tepi jalan dekat gorong-gorong tersumbat memperbesar radius belokan saluran memperbesar dimensi saluran memperbesar dimensi saluran tepi jalan 3 Cibabat 12 0,70 1,00 8,33 - dimensi saluran terlalu kecil memperbesar dimensi saluran - sedimentasi di saluran & 08 - gorong-gorong jalan tol 4 Pasir Kaliki 03 0,50 selama hujan II Cimahi Tengah 1 Padasuka 03 0,50 selama hujan 06 0,50 selama hujan 3,00 - luapan air dari saluran yang menuju sungaicilember 2 Setiamanah 12 1,20 2,00 7,19 - penyempitan sungai & saluran di pertemuan 14 1,20 2,00 - menurunkan muka air banjir sungai Cilember 7,23 - sedimentasi di saluran normalisasi kedalaman saluran - normalisasi sungai Cisangkan & saluran 3 Cigugur Tengah 05 0,50 1,00 2,38 - sedimentasi di saluran normalisasi saluran 06 0,50 1,00 - rumah - saluran tertutup jalan dan III Cimahi Selatan 1 Leuwi Gajah 02 1,20 6,00 1,24 - tanggul sungai Cisangkan jebol 04 perkuatan tanggul sungai 2 Utama 13 0,90 0,29 - sedimentasi di goronggorong - saluran menyempit di bawah rumah memperbesar dimensi gorong-gorong memperbesar dimensi saluran 3 Melong 02 0,70 2,00 19,34 - luapan dari sungai Cilember menghidupkan kembali sungai mati 03 0,60 1, ,50 1, ,40 1, ,30 1,00 4 Cibeureum 15 0,40 selama hujan 16 0,40 selama hujan - dimensi gorong-gorong jalan tol kecil - luapan dari saluran di bawah jalan - sedimentasi saluran memperbesar dimensi gorong-gorong normalisasi saluran Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

43 Untuk mengatasi permasalahan drainase kota tersebut, beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain adalah: 1) Pembanguan sistem drainase, hendaknya dilakukan per satuan hidrologis secara simultan dan tuntas dalam satu-satuan hidrologis, di mulai dari hilir ke hulu. Dalam hal ini perencanaan konstruksi dalam bentuk Detail Engineering Desain (DED), sangat disarankan untuk dilakukan dalam satuan hidrologis. 2) Di samping pembangunan fisik, pembangunan sistem drainase sangat disarankan dilakukan secara simultan dengan pembangunan mentalitas-kepedulian masyarakat, terutama dalam hal berperilaku terhadap pengelolaan air limpasan hujan dan pengelolaan sampah/limbah. 3) Seluruh sistem drainase bermuara pada saluran alami (sungai) sebagai outpole utama. Drainase yang baik dan lancar pada kawasan daerah tangkapan sungai akan memberikan beban tambahan tersendiri pada sungai-outpole berupa penambahan beban debit puncak dan volume air. Oleh karena itu sangat penting untuk dilakukan normalisasi sungai-sungai yang ada pada kawasan Kota Cimahi sampai ke hilir sungai Citarum (outpole), agar penanganan drainase perkotaan dan pemukiman tidak bersifat memindahkan masalah. Dalam hal ini, koordinasi dan kesinergian pengelolaan drainase dengan Pemerintah Kota Bandung, Pemerintah Kabupaten Bandung, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum sebagai lembaga yang berwenang dalam pengelolaan sungai sangat penting untuk segera dilakukan. 4) Agar pengelolaan drainase memberikan manfaat yang besar, maka pengelolaan drainase dilakukan melalui dua sisi pendekatan, yaitu pengelolaa sumber daya air (SDA) dan pengelolaan lingkungan. Oleh karena itu, secara simultan dan terintegrasi dengan master plan ini, sesegera mungkin disusun Master Plan Pengelolaan Limbah dan Sampah. 3. Penyediaan Air Bersih Individu dan Umum Pelayanan air minum di Kota Cimahi dikelola oleh PDAM Kabupaten Bandung, yang sampai saat ini belum optimal. Jumlah pelanggan saat ini sebanyak sambungan atau jiwa. Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk total pada tahun 2013 yang berjumlah jiwa, maka cakupan pelayanan melalui sistem perpipaan baru mencapai 12,94 %. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

44 Kapasitas design instalasi pengolahan air adalah 197 liter/detik dan dua unit sumur bor sebesar 20 liter/detik, namun kondisi saat ini hanya mampu memproduksi air secara total sebesar 147,5 liter/detik, yang disebabkan adanya penurunan kuantitas air baku dan penurunan debit air sumur. Pada musim kemarau kapasitas air baku sering mengalami penurunan sekitar 50 %, sehingga sebagian pelanggan tidak kebagian air dan ada juga yang kebagian, tapi kuantitasnya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan. Tingkat kehilangan air untuk PDAM Cabang Cimahi cukup tinggi, yaitu diatas 35 %, hal ini disebabkan sebagian jaringan perpipaan umurnya sudah lebih dari 20 tahun dan belum ada penggantian. Sejak Kota Cimahi memisahkan diri dari Kabupaten Bandung pada tahun 2001 sampai sekarang, kapasitas produksi PDAM untuk cabang Cimahi tidak pernah diadakan penambahan, sehingga dibandingkan dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah, cakupan pelayanan semakin menurun. Untuk melayani kebutuhan air bersih masyarakat sementara ini setiap tahunnya dibangun sumur artesis dengan kapasitas sekitar 2,5 liter/detik dan membangun broncaptering dengan memanfaatkan mata air yang kapasitasnya juga kecil. Jumlah pelanggan yang dilayani melalui sumur artesis adalah sambungan langganan, dilayani melalui sistem broncaptering sebanyak 256 sambungan, dan melalui sumur jetpump yang dibangun melaui Dinas Kebersihan dan Pertamanan sebanyak sambungan, serta sisanya menggunakan sumur masyarakat yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak KK. Dengan demikian jumlah penduduk yang memiliki akses terhadap sarana air bersih yang layak adalah jiwa, atau cakupan pelayanan air bersih sebesar 70,80 % dari jumlah penduduk di Kota Cimahi. Dengan adanya berbagai upaya dari Pemerintah Kota Cimahi tersebut, di Wilayah Kota Cimahi tidak pernah terjadi KLB/ Wabah Diare. Sedangkan kasus Diare yang ditemukan pada tahun 2013 adalah sebesar 88,89/1000 penduduk dan tahun 2014 menjadi 149/1000 penduduk. Walaupun menunjukkan adanya peningkatan tetapi statusnya masih baik (<250 per 1000). 4. Pengembangan SPAM Salah satu program dalam Rencana Induk SPAM di tahun 2015 adalah pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) kapasitas 50 liter/detik, dengan memanfaatkan sumber air baku dari Sungai Cimahi, dimana berdasarkan hasil pengukuran pada akhir Bulan Oktober 2013 debitnya sebesar 227 liter/detik pada titik pengukuran di dekat Kantor Pemkot Cimahi. Instalasi Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

45 pengolahan air yang akan dibangun ini diharapkan dapat melayani sekitar sambungan langganan atau sekitar jiwa. Untuk pelayanan ke Kecamatan Cimahi Utara dan Cimahi Tengah, akan bekerjasama dengan Kabupaten Bandung Barat untuk memanfaatkan sumber dari mata air di Cikalong Wetan dengan total debit sekitar 800 lt/dt, akan dimanfaatkan sebesar 400 lt/dt oleh KBB, dan setengahnya yaitu sebesar 200 lt/dt untuk Kota Cimahi dan sumber dari mata air di Cisarua sebesar 50 lt/dt, dengan cara Kota Cimahi membeli air curah dari KBB dengan tariff yang disepakati bersama. (Sudah dilakukan beberapa kali pertemuan dengan PT. Perdana Multiguna prasarana, yang merupakan BUMD yang diberi kewenangan untuk mengelola sumber-sumber air yang ada di Kabupaten Bandung Barat). Untuk Pelayanan ke Kecamatan Cimahi Tengah dan Cimahi Selatan akan memanfaatkan juga system regional Bandung Metropolitan Area (untuk Kota Cimahi direncanakan sebesar 7000 lt/dt) dengan memanfaatkan sumber air dari Waduk Saguling. Berdasarkan rencana dari Pemerintah Pusat melalui Departemen PU, Pembangunan SPAM Regional dari Waduk Saguling direncanakan dibangun tahun Pembangunan Sanitasi Lingkungan Pembangunan sarana dan prasarana sanitasi di Kota Cimahi bertujuan untuk mendukung program pemerintah Indonesia guna mempercepat pembangunan sanitasi perkotaan dalam rangka Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Pemerintah kota Cimahi banyak melaksanakan program-program sanitasi lingkungan dalam rangka meningkatkan akses pelayanan sanitasi terutama sarana pengelolaan air limbah domestik antara lain melakukan berbagai sosialisasi sanitasi, pembangunan sarana sanitasi berupa MCK, Jamban Keluarga (JAGA) dan septictank komunal serta bekerja sama dengan pemerintah pusat dan pihak asing dalam pendanaan kegiatan infrastruktur bidang sanitasi maupun perencanaan masterplan dan DED Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Skala Kota. Sejumlah fasilitas sanitasi telah dibangun di kota Cimahi. Pada Tahun Anggaran sebanyak 10 unit septictank komunal skala kecil, 114 MCK dengan tangki septic biofilter, dan 63 Jamban Keluarga dibangun oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan dengan menggunakan anggaran APBD. Pada tahun Anggaran sebanyak 25 septictank komunal dengan kapasitas rata-rata 100 KK per unit dibangun dengan menggunakan dana dari APBN melalui Dana Alokasi Khusus dan pada tahun sebanyak 6 unit sistem Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

46 pengolahan air limbah domestik yang melayani 415 Sambungan Rumah dibangun melalui dana hibah saiig (Australian Indonesian Infrastructure Initiative Grant for Sanitation). Dengan kegiatan pembangunan tersebut dapat meningkatkan prosentase pelayanan sanitasi kota Cimahi sebesar 1,47 % sehingga jumlah penduduk yang terhubung dengan akses sanitasi pada tahun 2014 sebanyak rumah dengan total pelayanan sebesar 65,99%. Pengelolaan Sampah Sumber sampah yang dilayani oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Cimahi meliputi persil, pemilik toko/ pusat pertokoan, pengusaha perusahaan industri/ jasa perkantoran/ Bank, pemilik/ pengusaha hotel/ penginapan, restoran, bioskop, tempat hiburan, dan keramaian umum serta tempat wisata, Rumah Sakit, pengusaha/ pemilik perusahaan angkutan/ gudang. Perkembangan fisik Kota Cimahi yang diiringi dengan pertambahan penduduk dan peningkatan timbulan sampah menuntut adanya sebuah sistem pengelolaan dan penanganan masalah persampahan yang baik. Pengelolaan dan pengananan persampahan diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah yang timbul akibat dari timbulan sampah yang ada. Melihat jumlah timbulan sampah yang semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk di Kota Cimahi menimbulkan permasalahan dalam pengelolaan sampah mengingat keterbatasan sarana prasarana kebersihan. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan untuk melayani pengelolaan sampah di Kota Cimahi sebagaimana terlihat pada Tabel 2.11 berikut : Tabel 2.11 Sarana & Prasarana Pengelolaan Sampah di Kota Cimahi Tahun 2014 No Sarana Prasarana Jumlah 1 Arm roll 10 m3 4 unit 2 Arm roll 6 m3 10 unit 3 Dump truck 10 m3 1 unit 4 Dump truck 6 m3 10 unit 5 Compactor truck 10 m3 1 unit 6 Compactor truck 6 m3 2 unit 7 Pick Up 5 unit 8 Motor Sampah 30 unit 9 Gerobak Sampah 25 unit Sejumlah fasilitas untuk mendukung pengelolaan sampah telah dibangun di Kota Cimahi pada Tahun Anggaran , antara lain : - Bank Sampah Induk Kota Cimahi, sebanyak 1 unit; - Bank Sampah Unit, sebanyak 21 unit; - Komposter skala perumahan, sekolah dan perkantoran, sebanyak 39 unit; Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

47 - Reaktor Kompos, sebanyak 18 unit; - Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu, sebanyak 4 unit; - Reaktor Komposter Mini, sebanyak 300 buah; - Biogas, sebanyak 2 unit; - Pembangunan dan Penataan TPS diwilayah kota cimahi Dengan kegiatan pembangunan tersebut dapat meningkatkan prosentase pelayanan persampahan kota Cimahi sesuai dengan target MDGs sebesar 70%. Selain itu teknologi pengelolaan sampah yang telah dibangun tersebut diharapkan dapat mengurangi jumlah timbulan sampah di yang harus diangkut dan di buang ke TPA. Selain itu, pengelolaan sampah juga dilakukan oleh masyarakat mulai di tingkat rumah tangga dengan Takakura (komposting skala rumah tangga) dan 3R yaitu Reduce, Reuse, Recycle sehingga dapat mengurangi volume sampah sekaligus dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Dalam rangka menegakkan Perda Nomor 16 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Sampah, di Kota Cimahi dibentuk Patroli Kebersihan Bersepeda (PATIH), yang terdiri atas 5 orang petugas laki-laki dan 5 orang petugas perempuan yang dilatih tentang pemilahan dan pengelolaan sampah. PATIH melakukan patroli dengan menelusuri 4 (empat) kawasan bebas sampah dengan mengendarai sepeda, yaitu Jalan Amir Machmud, Jalan Gatot Subroto, Jalan Gedung Empat, dan Jalan Gandawijaya. 6. Perumahan dan Pemukiman Sehat Bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera sehat lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat yang merupakan kebutuhan dasar manusia, yang mempunyai peran yang strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian bangsa sebagai salah satu upaya manusia Indonesia seutuhnya, berjati diri, mandiri dan produktif. Dalam rangka penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman yang dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah daerah dengan melibatkan peran serta masyarakat, untuk itu pemerintah kota dalam mewujudkan masyarakat kurang mampu memiliki rumah tempat tinggal yang memenuhi persyaratan teknis rumah layak huni dan kawasan permukiman yang sehat di Kota Cimahi diluncurkan kegiatan perbaikan pemugaran rumah tidak layak huni dan perbaikan kawasan melalui program perbaikan jalan setapak. Kegiatan ini melibatkan banyak lembaga pemerintahan dalam mewujudkan program ini. Dinas Pekerjaan Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

48 Umum bekerja sama dengan pihak kelurahan yang mengetahui secara detail kondisi rumahrumah yang perlu bantuan pemugaran tersebut dan kelompok kerja (Pokja) untuk pelaksanaan rehabilitasinya. Adapun jumlah rumah yang dipugar ( diperbaiki dalam rangka peningkatan kualitas rumah) di kota Cimahi. Pada tahun 2013 dari dana APBD kota sebanyak 223 unit yang tersebar di seluruh kelurahan dengan berbagai program yaitu melalui program P2WKSS 10 unit rumah perbaikan jalan setapak 300 m2, program Bulan Bakti Gotong Royong perbaikan rumah (BBGR) 15 Unit, Bakti Sosial Manunggal Satata Sariksa (BSMSS) 10 Unit, perbaikan jalan setapak 300 m2, program perbaikan rumah tidak layak huni di masing-masing kelurahan 10 unit rumah, dan bantuan provinsi perbaikan rumah tidak layak huni sebanyak 39 unit. Sementara untuk program rutilahu pada tahun 2014 jumlah total perbaikan rumah sebanyak 769 unit terdiri dari Anggaran APBD Kota Cimahi sebanyak 351 unit termasuk program Bulan Bakti Gotong royong (BBGR), Bakti Sosial Manunggal Satata Sariksa (BSMSS) dan Program P2WKSS, yang lokasinya tersebar di seluruh kelurahan di kota Cimahi dan bantuan provinsi 250 unit melalui program peningkatan kualitas rumah warga miskin yang terdaftar pada data Program Pendataan Perlindungan Sosial (PPLS) tahun Permasalahan yang dihadapi pada pelaksanaan perbaikan rumah tidak layak huni adalah pada saat menentukan calon penerima manfaat karena daftar penerima terbatas sementara jumlah warga yang memiliki rumah tidak layak huni (RTLH) banyak sehingga harus di seleksi berdasarkan skala prioritas. Permasalahan lain yang timbul pada saat pelaksanaan perbaikan rumah karena jumlah bahan dan upah yang tersedia dari pemerintah kota sangat terbatas yaitu sebesar Rp ,0 ( Lima belas Juta) per rumah sementara kebutuhan untuk menyelesaikan 1 (satu) rumah melebihi 15 juta rupiah sehingga dibutuhkan biaya swadaya untuk menyelesaikan rumah tersebut. Adapun pemecahan permasalahan rumah tidak layak huni tersebut Dinas Pekerjaan Umum bekerja sama dengan Ekbang dan kelompok kerja (POKJA) masing-masing kelurahan untuk berusaha menggali potensi yang ada di kelurahan masing-masing agar rumah yang diperbaiki tersebut bisa selesai walaupun membutuhkan waktu yang relatif lama. Kota Cimahi juga memiliki permasalahan dalam sektor perumahan dan permukiman. Hal ini disebabkan oleh tingginya laju pertumbuhan penduduk, keterbatasan lahan dan mahalnya harga lahan, serta adanya kantong-kantong permukiman kumuh. Karena itu konsep pembangunan rusunawa dimaksudkan untuk meningkatkan mutu lingkungan permukiman agar tidak kumuh, meningkatkan daya tampung lingkungan, konsolidasi lahan, dan memberikan contoh bentuk hunian yang berwawasan lingkungan. Beberapa Rusunawa yang ada di Kota Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

49 Bio 8. Cimahi yaitu Rusunawa Cigugur Tengah, Rusunawa Cibeureum/ Melong dan Rusunawa Leuwigajah. Dengan adanya upaya tersebut prosentase rumah sehat yang ada di Kota Cimahi berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan oleh petugas Puskesmas dan kader kesehatan, mengalami peningkatan dari 29,96% pada tahun 2013 menjadi 33,79% pada tahun Angka kesakitan DBD pada tahun 2013 adalah 144,58/ penduduk mengalami penurunan menjadi 92,09/ penduduk pada tahun Biopori dan Sumur Resapan Dalam upaya meningkatkan kelestarian lingkungan, Pemerintah Kota Cimahi mengadakan sosialisasi Peningkatan Konservasi Daerah Tangkapan Air dan Sumber-Sumber Air, pemberian alat dan material biopori kepada kecamatan dan kelurahan, pemberian biopori kepada seluruh RW di Kota Cimahi, dan gebyar biopori tahun Untuk mendukung program tersebut dikeluarkan Surat Edaran Walikota Cimahi tentang Kewajiban Pembuatan Lubang Resapan Biopori/ Sumur Resapan dan Program Penanaman Satu Milyar Pohon pada tahun Surat Edaran ditujukan kepada Muspida, seluruh SKPD, Kecamatan, Kelurahan, Instansi Vertikal, Instansi Militer, PMI Kota Cimahi, Perbank-an, Perguruan Tinggi, Perusahaan Persero, Perusahaan Daerah, Sekolah, dan Perusahaan se-kota Cimahi. Pada tahun 2014 dilakukan pembuatan biopori sebanyak biopori yang tersebar di Wilayah Kota Cimahi. Pertamanan dan Hutan Kota Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya salah satunya yaitu hutan kota. Dengan keberadaannya dalam wilayah kota, maka secara khusus diidentifikasikan sebagai hutan kota atau hutan konservasi. Kawasan hutan kota/hutan konservasi ini terdapat di kawasan Perkantoran Pusat Pemerintah Kota Cimahi Jalan Raden Demang Hardjakusumah seluas m², kawasan Jalan Kolonel Masturi seluas m², kawasan Jalan Sangkuriang seluas m², kawasan Jalan Encep Kartawiria seluas m 2, kawasan Jalan Gatot Subroto dan Jl. Stasiun seluas m², kawasan Jalan Sriwijaya dan Jalan GedungEmpat seluas m². Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

50 9. Sekolah Upaya meningkatkan kesehatan di lingkungan sekolah digalakkan dalam rangka meningkatkan kesehatan murid dan menurunnya jumlah peserta didik putus sekolah. Kegiatan di sekolah ditandai dengan adanya UKS, BP3 dan Program Eco School. Berdasarkan data tahun 2014 terdapat 12 SD/MI dari 141 SD/MI yang ada di Kota Cimahi (8,51%) yang memenuhi kriteria Eco School, di mana pada tahun 2013 SDN Baros Mandiri I mendapatkan penghargaan Sekolah Berbudaya Lingkungan dari Provinsi Jawa Barat. Sedangkan SDN Karangmekar Mandiri I mendapatkan penghargaan yang sama pada tahun Sedangkan untuk tingkatan SMP/MTs, terdapat 11 sekolah dari 48 sekolah yang ada (22,92%) yang memenuhi kriteria Eco School. Pada tahun 2013 SMPN 6 Cimahi mendapatkan penghargaan Sekolah Berbudaya Lingkungan dari Provinsi Jawa Barat dan pada tahun 2014 mendapatkan penghargaan Tingkat Nasional. Sedangkan SMPN 4 Cimahi mendapatkan penghargaan Sekolah Berbudaya Lingkungan dari Provinsi Jawa Barat pada tahun Pada tingkatan SMA/MA/SMK, terdapat 25 sekolah dari 45 sekolah yang ada (55,56%) yang memenuhi kriteria Eco School. Pada tahun 2013 SMA Santa Maria 3 mendapatkan penghargaan Sekolah Berbudaya Lingkungan dari Provinsi Jawa Barat dan pada tahun 2014 mendapatkan penghargaan Tingkat Nasional. SMKN 1 Cimahi mendapatkan penghargaan Sekolah Berbudaya Lingkungan dari Provinsi Jawa Barat pada tahun Sedangkan SMAN 4 Cimahi mendapatkan penghargaan Tingkat Nasional pada tahun 2012 dan Mandiri pada tahun Selain sekolah berbudaya lingkungan, terdapat kegiatan berupa penyuluhan dan sosialisasi agar peserta didik paham dan dapat menerapkan pola hidup sehat dan menjaga lingkungan sekolah bersih dan sehat. Kegiatan-kegiatan yang melibatkan peserta didik diantaranya pemisahan sampah, 3 R, pemeliharaan tanaman hias dan TOGA, Green House, Bank Sampah, composting, pemelihaan kebersihan sekolah, dan lain-lain. Setiap sekolah UKS memiliki kader Dokter Kecil di tingkatan Sekolah Dasar dan Kader Kesehatan Remaja (KKR) dan Peer Conselor di tingkatan sekolah menengah. 10. Pengelolaan Pasar Kurangnya pemahaman masyarakat pasar tentang pengelolaan sampah secara mandiri., sehingga masih mengandalkan petugas kebersihan pasar yang jumlahnya terbatas untuk melakukan pembersihan, maka pemerintah Kota Cimahi melakukan berbagai kegiatan Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

51 antara lain melalui pengembangan pasar, lomba pasar sehat serta pembinaan kepada masyarakat pasar. Salah satu percontohan Pasar Sehat yang ada di Kota Cimahi adalah Pasar Melong Terpadu yang dilengkapi dengan IPAL dan komposter yang bukan saja melayani pengelolaan sampah pasar tetapi juga sampah yang berasal dari Rusunawa Cibeureum. 11. Sarana Olahraga, Rekreasi dan Tempat Bermain Anak Pemerintah Kota Cimahi juga senantiasa berupaya untuk meningkatkan fasilitas dan aktifitas olahraga yang ada di Kota Cimahi. Hal ini dapat dilihat dari komitmen Pemerintah Kota Cimahi untuk selalu menambah dan memperbaiki kulitas sarana dan prasarana olah raga dan aktivitas fisik masyarakat Kota Cimahi. Fasilitas yang dmaksud antara lain: - GOR Sangkuriang - Stadion Sangkuriang - Lapangan Krida Bakti - Lapangan Poral - Lapangan Rajawali - Plaza Taman Rakyat - Dll Selain fasilitas olahraga yang disediakan oleh pemerintah, juga tersedia sarana olahraga yang dikelola oleh masyarakat antara lain sanggar-sanggar senam, kolam renang, lapangan futsal, dll. 12. Penataan Sektor Informal (PKL/Asongan/Industri RT) Penataan Sektor Informal diantaranya di kawasan Gandawijaya, dengan penertiban PKL dan pemindahan lokasi PKL di daerah Pasar Atas Baru. Penertiban PKL rutin dilakukan setiap tahun dengan anggaran APBD Kota Cimahi. Sasaran kegiatan ini adalah PKL yang berjualan di atas trotoar/ badan jalan dan yang melanggar Perda. Tahapan penertiban adalah sosialisasi, kemudian diberikan Surat Peringatan pertama sampai ketiga. Bila peringatan tersebut tidak diindahkan, maka akan dilakukan eksekusi. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

52 13. Kawasan Tertib Lalu Lintas dan Pelayanan Transportasi a. Pelayanan Angkutan Umum Transportasi yang aman, selamat, tertib, dan nyaman adalah mandat yang terkandung dalam UU. No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Untuk mewujudkan amanat tersebut, dibutuhkan peran serta baik pemerintah maupun masyarakat pengguna jalan. Peran pemerintah adalah dalam penyediaan sarana dan prasarana sebagai bentuk pelayanan transportasi terhadap masyarakat, sedangkan peran masyarakat adalah dalam menciptakan budaya tertib berlalu lintas. Dalam pelayanan angkutan umum telah dilakukan penertiban jalur Angkutan Umum (Gate Way) dan pemeriksaan angkutan umum yang dilaksanakan dua kali setahun di UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor. Selain itu untuk mewujudkan angkutan yang bebas asap rokok telah diupayakan pemasangan stiker larangan merokok dan penyuluhan tentang bahaya rokok. b. Care Free Day Pemerintah Kota Cimahi ikut mendukung program langit biru yaitu dengan tidak adanya kendaraan yang melintasi ruas jalan tertentu pada hari tertentu dan pada waktu tertentu. Lokasi yang menjadi kawasan bebas kendaraan (car free day) adalah Jl. Rd. Demang Hardjakusuma dengan panjang jalan 600 meter pada setiap hari minggu pukul wib, dimana masyarakat ikut berpartisipasi dengan adanya kegiatan olah raga, kegiatan kesenian, kegiatan pendidikan (perpustakaan keliling), penyuluhan kesehatan, dan lain sebagainya. Penetapan kawasan car free day ditetapkan melalui Surat Keputusan Walikota Cimahi No /Kep.81-Dishub/2013 tentang Penyelenggaraan Car Free Day di Kota Cimahi. c. Pelayanan Terminal dan Halte Terminal adalah salah satu tempat pelayanan transportasi bagi masyarakat. Fungsi terminal itu sendiri adalah tempat asal dan tujuan suatu perjalanan dan juga sebagai tempat pergantian moda transportasi. Kota Cimahi memiliki dua terminal yaitu Terminal Pasar Antri danterminal Pasar Atas. Kondisi ke dua Sub terminal tersebut dalam keadaan bersih dan rapi dengan adanya petugas kebersihan yang bertugas setiap hari. Dalam sub terminal dilengkapi dengan fasilitas umum yaitu toilet, tempat ibadah, tempat sampah, fasilitas kesehatan dan Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

53 Ruang Laktasi. Jalur perlintasan kendaraan telah diatur sesuai dengan trayek angkutan kota dan difasilitasi dengan papan trayek. Semua fasilitas yang terdapat di terminal hampir memenuhi standar pelayanan terminal. Terminal identik dengan tindak kriminal dan kawasan merokok, hal ini juga terjadi di terminal yang ada di Kota Cimahi. Pada tahun 2013 sampai dengan 2014 tidak terjadi tindak kriminal. Hal ini tidak terlepas dari upaya yang telah dilakukan oleh petugas di dalam terminal maupun tingkat kewaspadaan dari masyarakat. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan telah dipasang spanduk larangan merokok di kawasan terminal dan juga pembagian stiker larangan merokok di angkutan umum. d. Rawan Kecelakaan Kecelakaan lalu lintas yang terjadi disebabkan oleh tiga faktor antara lain faktor manusia, faktor kendaraan dan faktor jalan. Untuk mengurangi risiko kecelakaan yang disebabkan oleh kendaraan, maka Dinas Perhubungan melalui UPTD PKB (Pengujian Kendaraan bermotor) yang bertempat di Jl. HMS. Mintaredja melakukan pemeriksaan kendaraan terutama bagi kendaraan umum dan kendaraan barang mencakup emisi gas buang dan kondisi kendaraan yang rutin dilakukan setiap enam bulan sekali atau dengan kata lain dua kali dalam satu tahun. Pengujian kendaraan untuk kendaraan pribadi telah dilaksanakan di komplek perkantoran Pemkot Cimahi dilaksanakan satu tahun sekali dengan sasaran kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat. Sedangkan untuk pemantauan kualitas udara di terminal dilakukan oleh Kantor Lingkungan Hidup Kota Cimahi setiap tahun. Kendaraan umum atau angkutan kota melayani semua masyarakat pengguna jalan, sehingga pelayanan dari angkutan umum harus benar-benar aman dan nyaman. Oleh karena itu untuk menciptakan rasa aman dan nyaman bagi penumpang maka disetiap kendaraan umum di himbau untuk tidak merokok melalui stiker yang di bagikan kepada tiap kendaraan dan wajib di tempel pada tiap kendaraan umum. Selain rasa nyaman akan kondisi kendaraan, rasa nyaman juga di harapkan dari para penumpang bagaimana cara pengemudi mengemudikan kendaraannnya. Salah satu faktor penyebab kecelakaan adalah manusia, sehingga kondisi dari para pengemudi juga menjadi suatu perhatian sehingga di lakukan kegiatan pemeriksaan kesehatan sopir angkutan umum yang telah dilaksanakan 8 [delapan] kali dalam satu tahun. Kegiatan ini bekerjasama antara Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Cimahi dan Lembaga Masyarakat yang bergerak dalam bidang HIV/AIDS, yaitu Srikandi Perintis. Kegiatan dilaksanakan bergiliran di dua tempat Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

54 yaitu di sub terminal Pasar Antri dan sub terminal Pasar Atas. Selain itu juga terdapat pemeriksaan kesehatan sopir melalui tes urin bekerjasama dengan Badan Narkotik Kota Cimahi [BNK], Bagian Kesra, Sub Denpom dan Polres Cimahi yang di rencanakan akan dilaksanakan dua kali dalam satu tahun pada tahun Peningkatan pemahaman tentang berlalu lintas yang aman dan selamat bagi pengguna jalan telah di lakukan dengan mengadakan sosialisasi keselamatan lalu lintas dan safety riding dengan sasaran 100 orang pelajar di Kota Cimahi dalam rangka pengenalan keselamatan lalu lintas dari mulai usia dini. Pemeriksaan kendaraan dan pemeriksaan kesehatan pengemudi merupakan salah satu cara untuk mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas. Data kecelakaan lalu lintas tiap tahun mengalami penurunan, tetapi pada tahun 2013 dan 2014 mengalami peningkatan, sebagaimana dapat dilihat dari Tabel 2.11 berikut : Tabel 2.11 Data Kejadian Kecelakaan di Kota Cimahi Tahun 2009 sd.2012 No Tahun Kejadian Kecelakaan Fasilitas bagi pejalan kaki maupun pengguna kendaraan umum adalah shelter, dimana shelter berfungsi sebagai tempat perhentian kendaraan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang angkutan umum, sehingga di harapkan penumpang kendaraan umum tidak naik dan turun pada sembarang tempat. Shelter sebagai fasilitas pendukung angkutan umum di tempatkan di ruas jalan yang dilalui oleh jaringan trayek angkutan umum. Kota Cimahi telah membangun 12 [dua belas] shelter antara lain di Jl. Gatot Subroto, Jl. Sriwijaya, Jl. Baris, Jl. Stasion, Jl. Amir Machmud, Jl. Encep Kartawirya, Jl. Sangkuriang, dan Jl. Mahar Martanegara, dimana titik lokasi pemasangan shelter adalah lokasi kegiatan yang menimbulkan banyak pergerakan seperti sekolah, pasar, stasiun dan perkantoran. Faktor lain penyebab kecelakaan adalah kondisi jalan mencakup prasarana jalan seperti rambu, marka, warning light, pagar pengaman dan juga cermin cekung. Dalam mengurangi tingkat kecelakaan, Dinas Perhubungan telah memasang prasarana lalu lintas pada tahun 2013 berupa 178 rambu lalu lintas, meter marka jalan, 25 warning light, meter pagar pengaman, dan 17 buah cermin cekung yang berlokasi tersebar di Kota Cimahi. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

55 e. Penataan Lalu Lintas Untuk mengurangi kemacetan lalu lintas, dilakukan penataan lalu lintas seperti pelarangan parkir di bahu jalan pada jam-jam sibuk, pemasangan traffic light dan melakukan manajemen rekayasa lalu lintas. Bentuk penanganan kemacetan lalu lintas melalui manajemen rekayasa lalu lintas dengan penetapan jalur khusus angkutan umum di Jl. Gatot Subroto dan penyediaan trotoar bagi pejalan kaki. Dampak peningkatan jumlah penduduk juga berkorelasi dengan volume kendaraan, apalagi Cimahi merupakan titik perlintasan dari Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung menuju Kota Bandung dan sebaliknya. Sedangkan panjang jalan dan infrastruktur pendukung tidak optimal sehingga menyebabkan sering terjadi kemacetan. Untuk itu Pemerintah Kota Cimahi merumuskan pembuatan jalan tengah yang dibantu dengan jalur lingkar utara, ditandai dengan pembuatan jalur alternatif Jl. Aruman. Pejalan kaki sebagai masyarakat pengguna jalan harus juga menjadi perhatian khusus dalam menciptakan pelayanan dan keselamatan, salah satunya dengan penyediaan fasilitas pejalan kaki berupa trotoar bagi pejalan kaki yang akan menyusuri jalan dan fasilitas penyeberangan bagi pejalan kaki yang akan menyeberang. Fasilitas pejalan kaki berupa trotoar dengan tujuan agar pejalan kaki tidak berjalan di badan jalan yang merupakan perlintasan kendaraan bermotor telah disediakan oleh Pemerintah Kota Cimahi, namun belum semua ruas jalan telah di fasilitasi trotoar, masih ada ruas jalan yang tidak memiliki trotoar. Trotoar yang disediakan sebagian besar memiliki lebar setengah meter. f. Tertib Lalu Lintas dan Keselamatan Untuk meningkatkan Tertib Lalu Lintas dan keselamatan telah dilakukan beberapa kegiatan, antara lain Penegakan Hukum (Gakum), penertiban parkir, Pita Penggaduh di lingkungan sekolah dan zebra cross. Pembinaan Pengusaha Angkutan, sopir angkutan umum dan Sosialisasi tertib lalu lintas untuk siswa TK, SD, SMP dan SMA. 14. Kawasan Industri dan Perkantoran Sehat a. Pengujian Polusi Limbah Padat dan Limbah Cair Salah satu dampak aktifitas industri dari sisi lingkungan hidup adalah tejadinya pencemaran lingkungan akibat limbah industri. Pencemaran air, udara, tanah dan pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun (LB3) merupakan persoalan yang harus dihadapi oleh kita semua, khususnya masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan industri. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

56 Tabel 2.12 Rekapitulasi Laporan Industri di Kota Cimahi Tahun 2014 Tahun 2014 Cluster Jumlah Industri yg Jumlah Industri yg Jumlah Industri Melapor Tidak Melapor IPAL CG IPAL LG IPAL IN IPAL NJ IPAL ML IPAL CM Jumlah Air limbah yang tidak dikelola dengan baik, apabila dibuang ke lingkungan sekitar dapat mengakibatkan masuknya bahan-bahan pencemar termasuk logam berat dan bahan berbahaya lainnya ke tanah dan saluran-saluran air warga sekitar sampai ke sumber air masyarakat. Adapun prinsip pengelolaan limbah industri dapat dilakukan melalui pendekatan teknis dan non teknis. Pendekatan teknis berhubungan dengan peraturan-peraturan, kajian sistem produksi dalam industri tersebut yang meliputi sistem, produk, servis maupun proses. Sedangkan pendekatan non teknis dengan peningkatan kesadaran lingkungan masyarakat dan industri dalam menyikapi masalah pencemaran. Terkait dengan peraturan, setiap industri wajib memeriksakan kadar parameter Baku Mutu Limbah Cair kepada laboratorium terakreditasi sekurang-kurangnya satu kali dalam sebulan. Laporan tentang kadar parameter Baku Mutu Limbah Cair wajib disampaikan sekurang-kurangnya tiga bulan sekali kepada OPD Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota, yang tembusannya disampaikan kepada Gubernur dan Menteri, serta instansi lainnya yang dianggap perlu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dari 168 industri, hanya 48 industri (28,40%) yang melapor, sedangkan 121 industri (71,60%) tidak melaporkan hasil pemeriksaan kadar parameter Baku Mutu Limbah Cair. Sehingga ke depannya harus ditingkatkan pendekatan-pendekatan, baik teknis maupun non teknis kepada industri yang ada di Kota Cimahi. b. Limbah B3 Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) mengandung satu atau lebih senyawa berikut ini, yaitu mudah meledak (explosive), pengoksidasi (oxidizing), beracun (moderately toxic), berbahaya (harmful), korosif (corrosive), bersifat mengiritasi (irritant), menyababkan infeksi, reaktif, dan limbah lain yang jika diuji dengan metoda toksikologi termasuk limbah B3. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

57 Selain limbah B3 dalam sektor industri, juga terdapat limbah B3 dalam rumah tangga yang berbahaya bagi kesehatan. Produk seperti insektisida, pembersih keramik, anti sumbat lampu neon/tl adalah beberapa produk di rumah tangga yang mengandung B3. Berdasarkan PP No 18 Tahun 1999 juncto PP No 85 Tahun 1999,,limbah fly ash dan bottom ash sebagai limbah dari bahan bakar batubara untuk industri, termasuk limbah B3. Selain itu terdapat beberapa jenis limbah B3 lainnya yang ditimbulkan oleh kegiatan-kegiatan di Kota Cimahi seperti limbah medis (kesehatan), minyak pelumas bekas, pelarut bekas, dan sebagainya. Perusahaan penghasil limbah B3 di Kota Cimahi sebagian besar merupakan industri tekstil yang menghasilkan jenis B3 berupa fly ash/bottom ash, lumpur IPAL, dan oli bekas. Di Kota Cimahi terdapat beberapa perusahaan yang mendapat izin untuk mengelola limbah B3. Pengelolaan disini meliputi penyimpanan limbah B3 saja. Dari data yang diperoleh, selama tahun 2012 terdapat 18 Perusahaan yang diberikan ijin mengelola limbah B3, pada tahun 2013 terdapat 19 perusahaan yang mendapat ijin dan di tahun 2014 ini terdapat 16 perusahaan yang memperoleh ijin penyimpanan limbah B3. Pemerintah memberikan syarat maksimal penyimpanan di TPS milik perusahaan masing-masing adalah selama 90 hari, hal ini mempertimbangkan waktu peluruhan kontaminan dalam limbah. Data jumlah perusahaan yang memperoleh izin Penyimpanan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari KPPT Kota Cimahi tahun 2012 sampai tahun 2014 disajikan berturut turut pada Tabel Tabel Di Kota Cimahi tidak terdapat perusahaan yang memiliki izin untuk mengangkut dan mengolah limbah B3, proses pengangkutan limbah B3 diserahkan kepada pihak ketiga berizin yang berdomisili di luar Kota Cimahi. Beberapa hal yang menjadi permasalahan pengelolaan limbah B3 adalah sebagai berikut: Pengetahuan masyarakat tentang jenis, bentuk dan bahaya limbah B3 masih minim karena dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan tidak terlihat langsung tetapi dalam jangka waktu yang panjang. Fasilitas pengelolaan terpadu untuk limbah B3 (cair dan padat) masih terbatas dan terkonsentrasi di luar kota Cimahi sehingga membuat ongkos pengangkutan dan pengolahan limbah B3 cukup tinggi. Munculnya sumber limbah B3 yang baru, contohnya limbah B3 dari pembakaran batu bara berupa fly ash dan bottom ash. Kenaikan harga BBM menyebabkan pengusaha beralih menggunakan batubara dan mengakibatkan peningkatan jumlah timbulan limbah fly ash dan bottom ash. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

58 c. Penyehatan Kawasan Industri Berbasis Masyarakat Dalam upaya penyehatan kawasan industri, kegiatan yang dilakukan masyarakat/ kader kesehatan dengan didampingi petugas adalah berupa Pembinaan dan Pendataan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tatanan Industri dan Perkantoran. Sebanyak 29 industri yang ada di Kota Cimahi, baik Industri Rumah Tangga maupun industri besar telah dilakukan pembinaan dan pendataan pada tahun Berdasarkan hasil pendataan tersebut, sebagian besar indikator yang tidak terpenuhi adalah rasio jamban dengan jumlah pegawai, pemilahan sampah yang masih belum optimal dan ketersediaan kantin di lingkungan industri. Untuk selanjutnya perlu dilakukan pembinaan secara terus menerus sehingga terwujud industri yang sehat. Selain itu masyarakat juga membuat pengaduan kepada pemerintah apabila di wilayahnya diketemukan adanya pencemaran yang diakibatkan oleh adanya limbah industri. d. Kelompok Usaha/ Sektor Informal Kerja di Lingkungan Industri Penataan Sektor Informal diantaranya di kawasan Gandawijaya, dengan penertiban PKL dan pemindahan lokasi PKL di daerah Pasar Atas Baru. Penertiban PKL rutin dilakukan setiap tahun dengan anggaran APBD Kota Cimahi. Sasaran kegiatan ini adalah PKL yang berjualan di atas trotoar/ badan jalan dan yang melanggar Perda. Tahapan penertiban adalah sosialisasi, kemudian diberikan Surat Peringatan pertama sampai ketiga. Bila peringatan tersebut tidak diindahkan, maka akan dilakukan eksekusi. Kawasan industri di daerah Leuwigajah Kota Cimahi tidak diketemukan adanya PKL oleh karena tidak dilalui oleh jalur angkutan kota, tetapi pada beberapa daerah lain terdapat pedagang kaki lima walaupun tidak banyak sehingga tidak mengganggu ketertiban dan jalur lalu lintas. Pada beberapa industri yang ada di Kota Cimahi, kelompok usaha sektor informal direkrut perusahaan untuk menyediakan makanan sehat di kantin yang ada di perusahaan tersebut. Sehingga di sekitar industri tidak ditemukan pedagang kaki lima. Hal ini seperti terlihat pada PT. Trisula Textile. e. Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Pencegahan Kecelakaan dan Ruda Paksa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah hal yang universal dan merupakan naluri bagi setiap orang pada umumnya. Budaya K3 merupakan salah satu bagian dari Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

59 perlindungan tenaga kerja yang perlu dikembangkan dan ditingkatkan, mengingat K3 bertujuan agar : - Setiap tenaga kerja dan orang lainnya yang berada di tempat kerja mendapat perlindungan atas keselamatannya; - Setiap sumber produksi dapat dipakai dan dipergunakan secara aman dan efesien; - Proses produksi berjalan lancar. Untuk itu semua pihak yang terlibat dalam usaha berproduksi khususnya para pengusaha dan tenaga kerja diharapkan dapat mengerti, memahami dan menerapkan K3 di tempat kerja masing masing. Agar terdapat keseragaman dalam pengertian, pemahamam persepsi K3, maka perlu adanya Pembinaan dan Penyuluhan tentang K3. Untuk meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja, tidak terlepas dari upaya pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi melalui Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) guna menjamin terciptanya suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang nyaman, efisien dan produktif. Berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah Kota Cimahi dalam meningkatkan K3 di perusahaan, antara lain : - Peringatan Bulan K3 Nasional Tingkat Kota Cimahi (bulan Januari-Februari); - Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan mengenai K3; - Penilaian perusahaan yang menerapkan K3; - Seminar dan Forum Group Diskusi K3. f. Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja Kegiatan Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja merupakan upaya untuk meningkatkan partisipasi aktif dunia usaha melalui berbagai upaya pelaksanaan program dan kegiatan penanggulangan HIV dan AIDS. Kegiatan pencegahan dan penanggulangan HIV & AIDS di lingkungan kerja telah dilaksanakan di perusahaan di Kota Cimahi dalam bentuk sosialisasi dan pemasangan spanduk di tempat kerja dengan tema Cegah HIV-AIDS! Lindungi pekerja, keluarga, & bangsa dan Sub-Tema : Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

60 - Pencegahan HIV & AIDS di lingkungan kerja meningkatkan kinerja dunia usaha, masyarakat, dan pemerintah serta melindungi kesehatan keluarga menuju kesejahteraan bangsa; - Perlindungan terhadap hak untuk mendapatkan akses; - Menciptakan lingkungan yg kondusif, bebas stigma & diskriminasi. Selama kurun waktu 2013 sampai dengan 2014, tidak ditemukan pekerja pengidap HIV/AIDS di tempat kerja. Hal ini berkat kerjasama dari Unsur Pemerintah, Pengusaha, Pekerja, Apindo dan Serikat Pekerja/Serikat Buruh. g. Perlindungan Tenaga Kerja Perempuan Perlindungan pekerja/buruh dimaksudkan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak dasar pekerja/ buruh untuk perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja, dan perlindungan khusus tenaga kerja/ buruh perempuan, anak, penyandang cacat, serta perlindungan tentang upah, kesejahteraan dan jaminan sosial. Kebijakan perlindungan yang bersifat khusus terhadap tenaga kerja perempuan selain diarahkan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan terkait dengan fungsi reproduksi yang melekat pada diri pekerja perempuan juga untuk menjamin kesamaan kesempatan kerja dan kesamaan perlakuan tanpa diskriminasi di tempat kerja (kesetaraan dan keadilan gender). Pemerintah Kota Cimahi dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Cimahi telah berupaya meningkatkan perlindungan tenaga kerja perempuan melalui pemberian penghargaan bagi perusahaan terbaik yang mempekerjakan tenaga kerja perempuan, dengan kriteria yang berhubungan dengan : - Data Umum Perusahaan (jumlah tenaga kerja perempuan); - Hubungan Kerja (tetap dan kontrak); - Waktu Kerja dan Waktu Istirahat Kerja (pelaksanaan waktu kerja, waktu istirahat, cuti haid, cuti melahirkan, cuti gugur kandung, cuti tahunan); - Pengupahan (tidak adanya diskriminasi upah); - Kerja Malam Perempuan (pemenuhan persyaratan mempekerjakan tenaga kerja perempuan); - Fasilitas Kesejahteraan bagi Tenaga Kerja Perempuan (sarana ibadah, olahraga dan rekreasi); - Jaminan Sosial Tenaga Kerja (kepesertaan dalam program Jamsostek); Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

61 - Fasilitas Kesehatan dan KB (tempat menyusui, penyimpanan ASI dan pelayanan kesehatan yang diberikan); - Koperasi (kepengurusan dan keanggotaan); - Keselamatan dan Kesehatan Kerja (perlindungan selama bekerja); - Kepedulian Perusahaan Terhadap Lingkungan (CSR). Tabel 2.20 berikut adalah daftar Perusahaan Terbaik Yang Mempekerjakan Tenaga Kerja Perempuan di Kota Cimahi tahun 2013 dan 2014 : Tabel 2.13 Perusahaan Terbaik Yang Mempekerjakan Tenaga Kerja Perempuan Kota Cimahi Tahun 2013 dan 2014 No. Nama Perusahaan PT. Bapintri PT. Sansan Saudaratex Jaya I, Jl. Leuwigajah No. 99 Cimahi Jl. Cibaligo No. 33 Cimahi 2. PT. How Are You Indonesia Jl. Nanjung No. 206 Cimahi PT. Teodore Pan Garmindo, Jl. Industri IV No. 10 Cimahi 3. PT. Elizabeth Hanjaya Jl. Mahar Martanegara No. 105 Cimahi PT. Dewasutratex, Jl. Cibaligo No. 76 Cimahi 4. PT. Matahari Sentosa Jaya PT. Benang Warna Indonusa, Jl. Joyodikromo No. 42 Cimahi 5. PT. Old & New Hybridtech Jl. Cibaligo No. 84 Km. 2,1 Cimahi Jl. Industri II No. 3 Cimahi PT. Mitra Global Prima, Jl. Cibaligo Blok Mancong No. 268 A Cimahi h. Jaminan Sosial Bagi Pekerja di Perusahaan Kepesertaan pekerja dalam program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan merupakan hak dasar yang harus diberikan oleh pemberi kerja. Berbagai kegiatan telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Cimahi dalam rangka peningkatan perlindungan jaminan sosial bagi tenaga kerja di perusahaan, antara lain melaui sosialisasi, pembinaan, pemeriksaan, monitoring dan evaluasi serta penanganan kasus-kasus yang timbul mengenai penerapan norma jaminan sosial. Pada tahun 2013, sebanyak orang tenaga kerja telah diikutsertakan dalam program jamsostek, atau 82,2 % dari jumlah keseluruhan tenaga kerja yang terdaftar sebanyak orang. Pada tahun 2014, sebanyak orang tenaga kerja telah diikutsertakan dalam program jamsostek, atau 95,6 % dari jumlah keseluruhan tenaga kerja yang terdaftar sebanyak orang. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

62 i. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Institusi Perkantoran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan individu/keluarga/kelompok dapat menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat. Penerapan PHBS di lingkungan tempat kerja/ perkantoran merupakan salah satu upaya strategis untuk menggerakkan dan memberdayakan para karyawan/pegawai untuk hidup bersih dan sehat. Pembinaan PHBS di tempat kerja bertujuan untuk mengembangkan dan mendorong setiap karyawan/pegawai untuk menerapkan PHBS di tempat kerja termasuk mengupayakan lingkungan tempat kerja yang sehat, sehingga karyawan/pegawai dapat bekerja dengan tubuh sehat. Bekerja dengan tubuh yang sehat merupakan hal yang diinginkan dan menjadi hak azasi setiap karyawan/pegawai. Karena itu menjadi kewajiban semua pihak untuk ikut memelihara, menjaga dan mempertahankan kesehatan setiap karyawan/pegawai agar tetap sehat dan produktif dengan melaksanakan pembinaan PHBS di lingkungan tempat kerja. Lingkungan tempat kerja yang sehat akan membuat para karyawan/pegawai merasa nyaman sehingga dapat lebih produktif. Oleh karena itu kegiatan PHBS di tempat kerja pelaksanaannya dimulai dari unit terkecil yang ada di lingkungan tempat kerja. Terdapat 9 indikator yang harus terpenuhi dalam menerapkan PHBS di institusi perkantoran atau tempat kerja, yaitu (1) memelihara kebersihan dan kerapihan lingkungan tempat kerja, (2) menggunakan air bersih, (3) menggunakan jamban sehat, (4) membuang sampah pada tempatnya, (5) mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun, (6) mengkonsumsi makanan dari kantin di lingkungan tempat kerja atau bekal dari rumah, (7) memberantas jentik nyamuk, (8) melakukan olah raga secara teratur, dan (9) tidak merokok di lingkungan tempat kerja. Pembinaan dan pendataan PHBS di Institusi Perkantoran di Kota Cimahi telah dilaksanakan sejak tahun 2013 yaitu di kantor Pemerintah Kota Cimahi, Kantor Kecamatan dan Kantor Kelurahan se-kota Cimahi. Sedangkan pada tahun 2014 selain melakukan pembinaan di kantor pemerintah juga dilakukan di perkantoran swasta. Hasil pendataan PHBS di Kantor Kecamatan dan Kelurahan pada tahun 2013 dan 2014 adalah sebagai berikut: Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

63 Gambar 2.10 Hasil Pendataan PHBS Perkantoran di Kantor Kecamatan Tahun 2013 & 2014 Berdasarkan Gambar 2.10 di atas terlihat bahwa kantor kecamatan Cimahi Utara sudah memenuhi 9 indikator PHBS Perkantoran, kantor Kecamatan Cimahi Tengah menunjukkan adanya peningkatan yaitu indikator olahraga rutin, sedangkan kantor kecamatan Cimahi Selatan belum menunjukkan adanya perbaikan dari tahun 2013 dibandingkan tahun Hal ini memerlukan pembinaan terus menerus termasuk perlunya penyediaan sarana area khusus merokok sehingga dapat meningkatkan PHBS di kantor kecamatan. Gambar 2.11 Hasil Pendataan PHBS Perkantoran di Kantor Kelurahan Tahun 2013 & 2014 Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

64 Berdasarkan Gambar 2.11 di atas menunjukkan bahwa beberapa kelurahan seperti Kelurahan Cibabat, Padasuka, Setiamanah dan Leuwigajah mengalami peningkatan sedangkan Kelurahan Cigugur mengalami penurunan pada indikator mengkonsumsi makanan di kantin/ bekal dari rumah, sedangkan kelurahan lainnya tetap. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

65 BAB III DERAJAT KESEHATAN Pada bab ini dijelaskan hasil hasil pencapaian pembangunan kesehatan dan situasi derajat kesehatan Kota Cimahi serta berbagai upaya pelayanan kesehatan dalam bentuk kegiatan dan hasil pencapaian kegiatan di Puskesmas maupun di rumah sakit di wilayah Kota Cimahi. Selain upaya pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, dalam bab ini akan dijelaskan pula mengenai sumber daya kesehatan dalam bentuk sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan anggaran kesehatan dalam menunjang berbagai upaya kesehatan di Kota Cimahi. A. Derajat Kesehatan Masyarakat Kota Cimahi 1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kondisi Kualitas fisik penduduk dapat dilihat dari perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pembangunan yang telah dilaksanakan di Kota Cimahi telah membawa kemajuan baik aspek fisik maupun yang menyangkut aspek kesejahteraan rakyat. Meningkatnya tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, dan sedikit membaiknya tingkat ekonomi Rumah Tangga pada tahun 2012 memberi kontribusi pada meningkatnya angka IPM Kota Cimahi. Berdasarkan capaian indeks pembangunan manusia, pencapaian IPM Kota Cimahi tahun secara rata-rata hanya naik sebesar 0.29 poin. Akan tetapi dengan nilai ratarata IPM sebesar angka capaian IPM ini sudah berada di atas rata-rata nilai IPM Provinsi Jawa Barat. Pencapaian indeks daya beli merupakan komponen yang paling rendah bila dibandingkan dengan indeks pendidikan maupun indeks kesehatan. Dari data BPS terlihat bahwa pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 nilai IPM Kota Cimahi menunjukkan adanya peningkatan sebesar 1,45 point dari 74,42 menjadi 75,87 Berdasarkan perhitungan angka nasional perhitungan dari beberapa indikator pembangunan manusia pada tahun 2010, Kota Cimahi memiliki IPM sebesar 75,45. Nilai IPM Kota Cimahi dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 menunjukkan adanya peningkatan yang baik. Pada tahun 2009 IPM mencapai 75,17 sehingga terjadi kenaikan sebesar 0,28 poin, IPM merupakan rata rata hitung dari indeks komposit 3 parameter yaitu : Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

66 a. Kesehatan yang diukur dari Angka Harapan Hidup Kondisi kesehatan di Kota Cimahi dapat direpresintasikan melalui indeks kesehatan, dimana angka tersebut mencerminkan derajat kesehatan masyarakat suatu wilayah pada periode tertentu yang diukur melalui Angka Harapan Hidup (AHH). Hal ini merupakan salah satu wujud dari hasil-hasil pembangunan yang dilakukan pemerintah, disertai semakin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya prilaku hidup sehat sehingga Kota Cimahi pada tahun 2013 mendapatkan Penghargaan Swasti Saba Wistara sebuah Penghargaan dari Menteri Kesehatan sebagai Kota Sehat dengan lima tatanan atau lebih. Lahirnya proses kesadaran masyarakat dilakukan oleh pemerintah, seiring lahirnya proses perkembangan sesuai tuntutan jaman. Angka harapan hidup menggambarkan derajat kesehatan penduduk. Angka ini dipengaruhi oleh beberapa variabel yang diidentifikasi sangat erat kaitannya dengan masalah kesehatan penduduk. Untuk itu agar terciptanya derajat kesehatan yang lebih baik, maka beberapa variabel yang memiliki hubungan terhadap angka harapan hidup perlu lebih diperhatikan, seperti persentase penolong persalinan medis, jumlah dokter, persentase angka kesakitan, keadaan lingkungan perumahan dan penyediaan air bersih. Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta kesejahteraan keluarga dan masyarakat, maka perlu ditingkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan serta mengembangkan kesadaran dan perilaku hidup sehat di berbagai tingkatan dalam masyarakat. b. Pendidikan yang diukur dari angka melek huruf Angka melek huruf (AMH) merupakan salah satu indikator dalam mengukur pencapaian pembangunan manusia dalam dimensi pengetahun. Capaian AMH di Kota Cimahi pada tahun 2013 mengalami peningkatan 0,02 poin menjadi 99,82 dibandingkan tahun 2012 yaitu sebesar 99,80. Meskipun demikian, capaian AMH yang belum mencapai maksimal seratus persen mengisyaratkan bahwa masih ada penduduk usia sekolah di Kota Cimahi yang tidak/belum pernah sekolah. Tinggi rendahnya kualitas dan kuantias pendidikan serta pencapaian angka melek huruf sangat dominan dalam mempengaruhi setiap aspek gerak pembangunan. Oleh karena itu pendidikan dapat dijadikan ciri kualitas suatu bangsa dan kualitas pembangunan serta merupakan ukuran dari derajat kepekaan penduduk terhadap pembangunan baik sebagai pelaku pembangunan maupun sebagai objek pembangunan. Beban penduduk Kota Cimahi Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

67 yang cukup padat dan wilayah yang tidak begitu luas bukanlah pekerjaan yang mudah dalam mengoptimalkan pembangunan di bidang pendidikan. Rasionalisasi penerapan program pendidikan dan perluasan pengadaan sarana pra sarana yang tepat dan mampu memberikan akses kemudahannya, merupakan kunci utama dalam mengentaskan masalah pendidikan. Harus selalu diupayakan penyesuaian dan penyempurnaan kurikulum dengan bobot berimbang dan berorientasi kepada pasar sesuai dengan tuntutan kebutuhan perkembangan pembangunan. c. Kemampuan Daya Beli Purchasing Power Parity (PPP) adalah suatu alat ukur yang menggambarkan tingkat keberdayaan masyarakat didalam memenuhi kebutuhan hidup sesuai dengan konsumsi riilnya, tanpa memperhatikan asal atau sumber penerimaannya apakah itu berupa pemberian atau hasil pendapatannya. Oleh karena itu PPP merupakan alat ukur yang dianggap lebih mewakili tingkat kesejahteraan penduduk sesuai dengan pola, kebiasaan dan kemampuan untuk dapat mengakses terhadap setiap tingkatan kebutuhan berdasarkan kemampuannya. Yang diutamakan untuk mengukur standar hidup layak adalah konsumsi per kapita riil bukan dari PDRB. Namun bukan berarti PDRB tidak memberikan kontribusi bagi penghitungan IPM, karena semua bentuk dari pembangungan dan hasil-hasilnya memberi pengaruh terhadap peningkatan PDRB dan juga akan mempengaruhi sektor-sektor yang menjadi komponenkomponen parameter IPM. Berdasarkan data BPS Kota Cimahi, kemampuan daya beli masyarakat (PPP) tahun 2013 yaitu sebesar Rp 643,19 mengalami peningkatan tahun 2012 yaitu sebesar (sumber: BPS Kota Cimahi). Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan daya beli penduduk antara lain karena cukup tingginya perkembangan harga kebutuhan rumahtangga. Selain daripada itu penumpukan tenaga kerja pada level buruh/ operator berpendapatan rendah yang disebabkan oleh rendahnya kualitas pendidikan pekerja, juga merupakan kendala dalam meningkatkan daya saing konsumsi riil penduduknya. Hal lain yang dapat merendahkan kemampuan daya beli penduduk adalah grafik pertumbuhan penduduk miskin. Kelompok masyarakat ini sangat rentan sekali dalam mempengaruhi pertumbuhan pembangunan sektor ekonomi dan sosial tidak terkecuali pembangunan manusia yang dalam perkembangannya sangat terpengaruh dan sangat peka terhadap pertumbuhan kemiskinan. Pendekatan melalui pengeluaran yang merefleksikan pendapatan penduduk merupakan ukuran kemampuan Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

68 penduduk untuk melakukan ekses terhadap upaya pemenuhan kebutuhan hidup secara wajar dan layak. Keterkaitan masalah pendapatan tentunya ada hubungannya dengan variabel yang mempengaruhi sub komponen pendapatan, terdapat beberapa variabel yang disinyalir sangat kuat dalam mempengaruhi pertumbuhan kemampuan daya beli masyarakat, variabel sub komponen pendapatan tersebut adalah : Produktivitas : PDRB per kapita Pendidikan meliputi persentase penduduk tamat SLTA atau lebih tinggi. Lapangan pekerjaan meliputi persentase angkatan kerja di sektor sekunder. Status pekerjaan. Variabel di atas sangat dominan dalam mempengaruhi pendapatan yang akan memberikan kosekuensi pengaruhnya terhadap kemampuan daya beli masyarakat. Oleh karena itu perhatian terhadap variabel-variabel di atas termasuk sub variabel yang eksis dalam mempengaruhi kemampuan daya beli masyarakat, seyogyanya mendapat perhatian yang ekstra cermat dan hati-hati. Hal ini dikarenakan komponen pendapatan merupakan komponen yang sangat rawan dalam melahirkan ketimpangan distribusi pendapatan, kecemburuan sosial dan problem tingkat pengangguran dan kemiskinan. Status pekerjaan dan tingkat pendidikan pekerja merupakan variabel yang saling terkait satu sama lain dan saling mempengaruhi karena status pekerjaan biasanya ditentukan oleh tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan masyarakat yang rendah, cenderung akan menimbulkan terkonsentrasinya pekerja pada status pekerjaan yang berada pada level rendah dan akan menyebabkan terhambatnya peningkatan pendapatan serta mengecilnya peluang kesempatan kerja. Kendala yang menghambat tingkat pendapatan penduduk antara lain adalah kebijakan upah sektoral. Kesenjangan upah sektoral yang tinggi dan kurang menguntungkan dapat mengakibatkan tidak meratanya distribusi pendapatan penduduk dan seringkali dianggap kurang adil. Konsekuensi kurang terkendalinya upah sektoral mengakibatkan meningkatnya fokus dari pada penduduk terhadap suatu sektor tertentu yang dapat memberikan kompensasi pendapatan yang lebih baik dan menguntungkan seperti sektor industri, perdagangan dan jasa. Tingkat pendidikan penduduk Kota Cimahi secara umum masih relatif rendah yaitu setara pendidikan SLTA kelas 1. Pada kondisi masyarakat semacam itu perluasan kesempatan kerja harus dimulai dengan peningkatan sumber daya manusia yang disertai pemberian Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

69 rangsangan terhadap masyarakat untuk dapat menciptakan lapangan kerja sendiri, melalui berbagai pembinaan dan pelatihan ketrampilan tepat guna. 2 Angka Kematian Angka kematian yang terjadi di satu wilayah tertentu dapat memberikan gambaran derajat kesehatan maupun hal lain di wilayah tersebut, seperti kerawanan keamanan atau bencana alam. Pada dasarnya ada penyebab kematian langsung dan penyebab tidak langsung, walaupun kenyataan yang terjadi adalah interaksi berbagai faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kematian masyarakat. Salah satu indikator yang sering digunakan untuk menilai tingkat kesejahteraan penduduk adalah tingkat kematian penduduk tersebut. Tingkat kematian merupakan indikator sensitif terhadap kualitas dan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan di suatu wilayah seperti Angka Kematian Kasar, Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Balita dan Angka Harapan Hidup. a. Kematian Anak Sumber : Bid. Yanmas Dinkes Kota Cimahi 2014 Gambar 3.1 Kematian Anak Kota Cimahi 2014 Jumlah kematian anak di Kota Cimahi tahun 2014 yang dilaporkan berjumlah 82 kasus, yang terdiri dari kematian Neonatal 60 kasus (73.17%), kematian Bayi 18 kasus (21.95%), dan 4 kasus (4.88%) kematian balita. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

70 1) Lahir Mati Lahir (Fertilitas) adalah istilah yang dipergunakan dalam bidang demografi untuk menggambarkan jumlah anak yang benar-benar dilahirkan hidup. Mati adalah peristiwa hilangnya suatu tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi di dalam dan di saat setelah kelahiran hidup. Jumlah kelahiran hidup dan mati di Kota Cimahi tahun 2014 sebanyak kelahiran dengan kelahiran hidup sebanyak 10,539 kelahiran dan kelahiran mati sebanyak 47 kelahiran. 2) Kematian Bayi Kematian neonatal didefenisikan sebagai kematian bayi lahir hidup yang terjadi pada masa kelahiran sampai 28 hari setelah kelahirannya (bayi umur 1 bulan). Angka kematian neonatal di Kota Cimahi pada tahun 2014 sebesar 60 kematian per 10,539 kelahiran hidup (5.69/1,000). Adapun proposi kematian neonatal laki-laki lebih banyak sebesar 31 kasus (52%) dari pada perempuan sebesar 29 kasus (39 48%) % 51.67% laki-laki perempuan Sumber : Bid. Yanmas Dinkes Kota Cimahi 2014 Gambar 3.2 Kematian Neonatal Berdasarkan Jenis Kelamin Kota Cimahi 2014 Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Kematian bayi di Kota Cimahi yang dilaporkan berjumlah 18 kematian per 10,539 kelahiran hidup atau 1.71/1,0000 kelahiran hidup. Angka tersebut telah memenuhi indikator kinerja daerah Kota Cimahi sebesar <29.80/ Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

71 1.000 KH. Pada gambar 3.3 angka kematian bayi perempuan lebih banyak sebesar 10 kasus (56%) dari pada angka kematian laki-laki sebanyak 8 kasus (44%) % 44.44% laki-laki perempuan Sumber : Bid. Yanmas Dinkes Kota Cimahi 2014 Gambar 3.3 Kematian Bayi Berdasarkan Jenis Kelamin Kota Cimahi 2014 Adapun penyebab kematian bayi di Kota Cimahi adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBRL) sebesar 18 kasus, Asfiksia sebesar 26 kasus, Aspirasi sebesar 1 kasus, Ikterus sebesar 2 kasus, ISPA sebanyak 1 kasus, Disentri sebanyak 2 kasus, gangguan saluran cerna sebesar 1 kasus, kelainan kongenital sebesar 12 kasus, infeksi sebesar 4 kasus, dan lainya sebesar 11 kasus BBLR Kelainan Kongenital Penyakit lainnya Infeksi Ikterus Disentri Aspirasi ISPA Gangguan Saluran Cerna Sumber : Bid. Yanmas Dinkes Kota Cimahi 2014 Gambar 3.3 Kematian Bayi Berdasarkan Penyebab Kota Cimahi 2014 Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

72 3) Kematian Anak Balita Pada tahun 2014 terjadi kasus kematian balita sebanyak 4 kasus masing masing terjadi di wilayah kerja Puskesmas Citeureup 1 kasus, Puskesmas Cipageran 2 kasus dan Puskesmas Melong Tengah 1 kasus. Penyebab kematian balita tersebut terdiri dari penmonia sebesar 1 kasus, diare sebesar 1 kasus, Kelainan Kongenital sebesar 1 kasus dan gangguan napas lainnya sebesar 1 kasus. b. Kematian Ibu Kematian maternal menurut batasan dari The Tenth Revision of The International Classification of Diseases (ICD-10) adalah kematian wanita yang terjadi pada saat kehamilan, atau dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tidak tergantung dari lama dan lokasi kehamilan, disebabkan oleh apapun yang berhubungan dengan kehamilan, atau yang diperberat oleh kehamilan tersebut atau penanganannya, tetapi bukan kematian yang disebabkan oleh kecelakaan atau kebetulan (WHO,2007). Jumlah kasus kematian ibu maternal (ibu hamil & ibu bersalin) tahun di Kota Cimahi dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.1. Jumlah Kematian Ibu Maternal Kota Cimahi Tahun Tahun Jumlah kematian ibu Maternal Konversi Tahun /9729 KH 102,79/ KH Tahun /11375 KH 79,12/ KH Tahun /10734 KH 149,05 / KH Tahun /10908 KH 82,511 / KH Tahun /10629 KH 84,6 / KH Tahun /10632 KH 84,7 / KH Tahun /10651 KH 131,44/ KH Tahun / KH 94.88/ KH Sumber : Profil KIA Tahun 2014, Bid. Yanmas Dinkes Kota Cimahi Dari tabel 3.1 tersebut di atas terlihat bahwa jumlah kematian ibu di Kota Cimahi tahun 2014 adalah 10 kasus per Kelahiran Hidup konversi 94.88/ KH, mengalami penurunan bila dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu /1,000 KH. Penyebab langsung kematian ibu yang terbanyak adalah perdarahan post partum, yaitu sebanyak 6 (enam) kasus. Perdarahan tersebut disebabkan adanya Atonia uteri yaitu kegagalan serabut-serabut otot Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

73 miometrium uterus untuk berkontraksi. berkontraksi Satu kasus ruptur uteri dimana terjadi robekan atau diskontinuitas dinding rahim akibat aki dilampauinya ampauinya daya regang mio metrium sehingga terjadi perdarahan. Satu kasus Eklampsia dimana merupakan kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan, atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat kelainan saraf) dan/ atau koma dimana d sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala gejala pre preeklampsia. Dan 2 (dua) kasus yang penyebab kematian ibu adalah akibat penyakit jantung dan shock septik. Tempat kematian ibu banyak terjadi di Rumah Sakit sebanyak 8 kasus (80%) kematian, satu kasus (10%) %) kematian di rumah, dan satu kasus (10%) kematian tidak diketahui tempat kematiannya. Lain-lain 10% 10% Rumah Sakit 80% Sumber : Bid. Yanmas Dinkes Kota Cimahi 2014 Gambar 3.4 Kematian Ibu Berdasarkan Tempat Kejadian Kota Cimahi Tahun 2014 < 20 tahun 10% 35 tahun 30% tahun 60% Sumber : Bid. Yanmas Dinkes Kota Cimahi 2014 Gambar 3.5 Proporsi Kematian Ibu Berdasarkan Umur Kota Cimahi Tahun 2014 Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

74 Sedangkan kematian Ibu berdasarkan gambar 3.5 tersebut terlihat dari 10 (sepuluh) kematian ibu di Kota Cimahi pada tahun 2014 pada umur tahun berjumlah 6 kasus kematian ibu (60%), umur 35 tahun keatas sebanyak 3 kasus (30%) dan umur dibawah 20 tahun sebanyak 1 kasus (10%) dari kematian Ibu. Jumlah Kematian Ibu hamil Ibu Bersalin Ibu Nifas Sumber : Bid. Yanmas Dinkes Kota Cimahi 2014 Gambar 3.6 Kasus Kematian Ibu Berdasarkan Kondisi Adapun waktu terjadinya kematian ibu adalah pada saat kehamilan, persalinan dan masa nifas. Dari gambar 3.6 terlihat kematian ibu di Kota Cimahi pada tahun 2014, kematian Ibu saat hamil berjumlah 2 kasus dari 10 (sepuluh) kematian kasus Ibu saat bersalin sebanyak 7 kasus dan kematian Ibu Nifas sebanyak 1 kasus. Jumlah Kematian CIMAHI UTARA CIMAHI TENGAH CIMAHI SELATAN Kecamatan Sumber : Bid. Yanmas Dinkes Kota Cimahi 2014 Gambar 3.7 Jumlah Kematian Berdasarkan Kecamatan Kota Cimahi Tahun 2014 Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

75 Dari (gambar 3.7) sepuluh dari kematian ibu di Kota Cimahi pada tahun 2014 pada banyak terjadi pada wilayah Kecamatan Cimahi Selatan sebanyak 6 kasus yang terdiri dari 2 kasus di wilayah kerja Puskesmas Cimahi Selatan, 2 kasus di wilayah kerja Puskesmas Cibeber, 1 kasus di wilayah kerja Puskesmas Melong Asih, dan 1 kasus di wilayah kerja Puskesmas Leuwigajah. Pada wilayah Kecamatan Cimahi Utara sebanyak 2 kasuss Kematian Ibu yang terdiri dari 1 kasus di wilayah kerja Puskesmas Pasirkaliki, dan 1 kasus di wilayah kerja Puskesmas Cipageran. Pada wilayah Kecamatan Cimahi Tengah sebanyak 2 kasus Kematian Ibu yang terdiri dari 1 kasus di wilayah kerja Puskesmas Cigugur Tengah, dan 1 kasus di wilayah kerja Puskesmas Padasuka. 3 Angka Kematian Rumah Sakit a. GDR (Gross Death Rate) GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar. Angka kematian umum di RS Kota Cimahi sebanyak 16 kasuss per 1000 penderita keluar. Kasus kematian umum banyak terjadi di RSUD Cibabat sebanyak 40 kematian per 1000 pasien keluar. RSU Kasih Bunda 0 RS MAL 5 RS Mitra Kasih 5 RS Dustira 27 RSUD Cibabat Sumber Laporan Tahunan RS Kota Cimahi 2014 Gambar 3.8 GDR Rumah Sakit Kota Cimahi Tahun 2014 Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

76 b. NDR (Net Death Rate) NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. Angka kematian lebih dari 48 jam di Rumah Sakit per 1000 penderita keluar di RS Kota Cimahi masih dalam batas kewajaran dimana nilai ideal dibawah 25 kematian per 1000 pasien keluar. Tabel 3.2 NDR di RS Kota Cimahi Tahun 2014 NO NAMA RUMAH SAKIT a CAPAIAN 1 RSUD Cibabat RS Dustira RS Mitra Kasih RS MAL RSU Avisena RSU Kasih Bunda KABUPATEN/KOTA 8.39 Sumber Laporan Tahunan RS Kota Cimahi 2014 NILAI IDEAL <25 Kematian kurang dari 48 jam terbanyak terjadi di RS Dustira sebesar atau 21 orang per 1000 pasien. Sedangkan angka kematian 48 jam di Rumah Sakit per 1000 penderita keluar paling sedikit di RS Kasih Bunda sebesar 0.97 atau 1 orang per 1000 pasien. 4 Angka Kesakitan Morbiditas (kesakitan) merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur derajat kesehatan penduduk. Semakin tinggi morbiditas, menunjukkan derajat kesehatan penduduk semakin buruk. Sebaliknya semakin rendah morbiditas (kesakitan) menunjukkan derajat kesehatan penduduk yang semakin baik. Pengertian morbiditas (kesakitan) adalah kondisi seseorang dikatakan sakit apabila keluhan kesehatan yang dirasakan mengganggu aktivitas sehari-hari yaitu tidak dapat melakukan kegiatan seperti bekerja, mengurus rumah tangga dan kegiatan lainnya secara normal sebagaimana biasanya. a. Pola penyakit Penderita Rawat Jalan Rawat jalan adalah pelayanan medis kepada seorang pasien untuk tujuan pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan kesehatan lainnya, tanpa mengharuskan pasien tersebut dirawat inap. Keuntungannya, pasien tidak perlu mengeluarkan Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

77 biaya untuk menginap. Pola penyakit rawat jalan disini terdiri pada pelayanan rawat jalan di Puskesmas dan di Rumah Sakit yang ada di Kota Cimahi. 1) Puskesmas Pada tahun 2014, penyakit terbanyak pertama di Puskesmas adalah Nasofaringits akut atau commond cold sebesar kasus baru (11.99%) kasus baru dari semua penyakit rawat jalan di Puskesmas. NO Tabel 3.3 Sepuluh Penyakit Terbanyak Rawat Jalan Puskesmas Tahun 2014 NAMA PENYAKIT KASUS BARU JUMLAH % 1 Nasofaringitis Akuta (Common Cold) 22, Faringitis Akuta 11, Gastroduodenitesis tidak spesifik 11, Penyakit Gusi, jaringan Periodontal dan tulang 10, alveolar 5 Myalgia 10, Hipertensi Primer (esensial) 9, Penyakit Pulpa dan jaringan Periapikal 9, Demam yang tidak diketahui sebabnya 9, Diare dan Gastroenteritis 8, Dermatitis lain, tidak spesifik (eksema) 7, Sumber: Laporan SP3 Puskesmas Kota Cimahi 2014 Golongan umur 0 <1th Pola penyakit penderita rawat jalan di Puskesmas untuk golongan umur 0 <1 tahun pada tahun 2014 adalah Penyakit ISPA sebesar kasus (32.09%), jumlah tersebut menurun dibanding tahun 2013 sebanyak 3173 Kasus (36,31%) dari total kunjungan pasien 0- <1 tahun. Selanjutnya kasus Nasofaringitis akut 1927 kasus (21,29%) dan Diare dan Gastroenteritis sebanyak 919 kasus baru (10,15%). Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa penyakit-penyakit infeksi masih dominan menjadi penyebab terjadinya kesakitan pada golongan umur 0 <1 tahun di atas. Secara lengkap dapat di lihat pada tabel 3.4 berikut : Tabel 3.4 Sepuluh Penyakit Terbanyak Penderita Rawat Jalan Puskesmas Golongan Umur 0 - <1th Kota Cimahi Tahun 2014 KASUS BARU NO NAMA PENYAKIT JUMLAH % 1 Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut tidak Spesifik 2, Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

78 NO NAMA PENYAKIT KASUS BARU JUMLAH % 2 Nasofaringitis Akuta (Common Cold) 1, Diare dan Gastroenteritis Demam yang tidak diketahui sebabnya Pneumonia Penyakit Lain-Lainnya Dermatitis lain, tidak spesifik (eksema) Faringitis Akuta Konjungtivitis Broncho Pneumonia tidak Spesifik Sumber: Laporan SP3 Puskesmas Kota Cimahi 2014 Golongan umur 1 4 tahun Pada Tahun 2014 Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( ISPA) menempati urutan teratas pola penyakit rawat jalan di Puskesmas untuk golongan umur 1 4 tahun yaitu sebesar kasus (31.66%) dimana terjadi penurunan dari tahun 2013 sebesar kasus (34,33 %). Untuk penyakit terbesar kedua adalah Nasofaringitis akut sebesar kasus (17.39 %) dan Diare dan Gastroenteritis sebanyak kasus (9,16%). Hal tersebut menunjukan bahwa penyakit-penyakit infeksi juga masih menjadi penyebab terjadinya angka kesakitan pada golongan tersebut. Penyakit terbanyak untuk golongan umur ini secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.5 Sepuluh Penyakit Terbanyak Penderita Rawat Jalan Puskesmas Golongan Umur 1-4 1th Kota Cimahi Tahun 2014 NO NAMA PENYAKIT KASUS BARU JUMLAH % 1 Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas 9, Akut tidak Spesifik 2 Nasofaringitis Akuta (Common Cold) 5, Diare dan Gastroenteritis 2, Demam yang tidak diketahui sebabnya 2, Faringitis Akuta 1, Dermatitis lain, tidak spesifik (eksema) 1, Pneumonia Gangguan lain pada kulit dan jaringan subkutan yang tidak terklasifikasikan 9 Penyakit Pulpa dan jaringan Periapikal Konjungtivitis Sumber: Laporan SP3 Puskesmas Kota Cimahi 2014 Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

79 Golongan umur 5 14 tahun Pada tahun 2014 untuk pola penyakit penderita rawat jalan terbanyak di Puskesmas untuk golongan umur 5-14 tahun adalah masih Penyakit ISPA tidak spesifik sebanyak kasus (22%) mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013 sebesar kasus (24,43%). Penyakit kedua Nashoparingitis Akuta sebanyak kasus (11,63%), dan selanjutnya Faringitis akut sebanyak 3148 (7,39%). Penyakit terbanyak rawat jalan puskesmas untuk golongan umur dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut: Tabel 3.6 Sepuluh Penyakit Terbanyak Penderita Rawat Jalan Puskesmas Golongan Umur 5-14 th Kota Cimahi Tahun 2014 NO NAMA PENYAKIT KASUS BARU JUMLAH % 1 Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas 9, Akut tidak Spesifik 2 Nasofaringitis Akuta (Common Cold) 4, Faringitis Akuta 3, Demam yang tidak diketahui sebabnya 2, Penyakit Gusi, jaringan Periodontal dan 2, tulang alveolar 6 Penyakit Pulpa dan jaringan Periapikal 2, Tonsilitis Akuta 1, Gangguan Gigi dan jaringan penunjang 1, lainnya 9 Dermatitis lain, tidak spesifik (eksema) 1, Gastroduodenitesis tidak spesifik 1, Sumber: Laporan SP3 Puskesmas Kota Cimahi 2014 Golongan umur tahun Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) tidak spesifik pada tahun 2014 sebanyak kasus baru (13.89%) terjadi penurunan dimana pada tahun 2013 sebesar kasus baru atau (16,98%) dan menempati urutan pertama pola penyakit penderita rawat jalan terbanyak di Puskesmas untuk golongan umur tersebut. Diikuti Nasofaringitis Akut sebanyak kasus baru (8.04%), Penyakit Gastroduodenitis tidak spesifik kasus baru (7.26%) dan Penyakit Gusi dan jaringan periodental sebanyak kasus baru (5.71%). Penyakit terbanyak untuk golongan umur ini secara lengkap dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut : Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

80 Tabel 3.7 Sepuluh Penyakit Terbanyak Penderita Rawat JalanPuskesmas Golongan Umur th Kota Cimahi Tahun 2014 NO NAMA PENYAKIT KASUS BARU JUMLAH % 1 Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut tidak Spesifik ,182 2 Nasofaringitis Akuta (Common Cold) 6, Gastroduodenitesis tidak spesifik 5, Penyakit Gusi, jaringan Periodontal dan 4, tulang alveolar 5 Faringitis Akuta 4, Penyakit Pulpa dan jaringan Periapikal 4, Myalgia 4, Gejala dan tanda umum lainnya 3, Demam yang tidak diketahui sebabnya 2, Dispepsia 2, Sumber: Laporan SP3 Puskesmas Kota Cimahi 2014 Golongan umur 45 - >75 tahun Penyakit Hypertensi Primer sebanyak kasus baru (12.19%) kasus ini meningkat dari tahun sebelumnya 4,396 kasus (12.66%), penyakit ini berada di urutan pertama kasus terbanyak pada golongan usia tersebut, diikuti oleh penyakit ISPA sebanyak kasus (11.45%), Myalgia sebanyak (8.89%). Berdasarkan pola penyakit tersebut di atas menunjukkan bahwa penyakit tidak menular menjadi penyakit terbanyak pada kelompok umur 45->75 tahun. Penyakit degeneratif dan penyakit infeksi masih menjadi penyebab tertinggi angka kesakitan pada golongan umur tersebut yaitu tekanan darah tinggi atau hipertensi dan ISPA. Hal tersebut dimungkinkan karena gaya hidup masyarakat perkotaan yang kurang mempedulikan gaya hidup sehat, pola makan serta tingkat tekanan hidup yang tinggi juga masih belum optimalnya upaya pengendalian penyakit menular. Pola penyakit golongan umur 45 - >75 tahun secara lengkap dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut: Tabel 3.8 Sepuluh Penyakit Terbanyak Penderita Rawat Jalan Puskesmas Golongan Umur 45 - >75 tahun Kota Cimahi Tahun 2014 NO NAMA PENYAKIT KASUS BARU JUMLAH % 1 Hipertensi Primer (esensial) 8, Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan 7, Atas Akut tidak Spesifik 3 Myalgia 5, Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

81 NO NAMA PENYAKIT KASUS BARU JUMLAH % 4 Gastroduodenitesis tidak spesifik 4, Nasofaringitis Akuta (Common Cold) 4, Penyakit Gusi, jaringan Periodontal dan 3, tulang alveolar 7 Gejala dan tanda umum lainnya 2, Penyakit Pulpa dan jaringan Periapikal 2, Dispepsia 2, Faringitis Akuta 2, Sumber: Laporan SP3 Puskesmas Kota Cimahi ) Rumah Sakit Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan rujukan pelayanan kesehatan dengan fungsi utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi pasien. Peran Rumah Sakit merupakan hal yang urgen, maka dari itu mengenal Rumah Sakit tidak saja dilihat dari banyaknya pasien, namun lebih kepada manfaat dan peran serta fungsinya. Hipertensi merupakan penyakit terbanyak di Rumah Sakit sebesar kasus baru (13.09%), dikuti penyakit Diabetes Militus sebanyak kasus (7.03%), dan yang selanjutnya adalah penyakit Infark Serebral sebanyak kasus (6.09%). Berbeda dengan kasus rawat jalan di Puskesmas, kasus morbiditas di Rumah Sakit cenderung penyakit non infeksi cenderung lebih banyak dari penyakit infeksi. Adapun sepuluh penyakit rawat jalan di Rumah Sakit yang ada di Kota Cimahi dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut. Tabel 3.9 Sepuluh Penyakit Terbanyak Rawat Jalan Rumah Sakit Kota Cimahi Tahun 2014 NO NAMA PENYAKIT KASUS BARU JUMLAH % 1 Penyakit Hipertensi Lainnya 43, Diabetes Melitus 23, Infark Serebral 20, Hipertensi Esensial (Primer) 17, Penyakit Jantung Iskemik Lainnya 11, Gangguan Refraksi dan Akomodasi 10, Penyakit Kulit Dan Jaringan Subkutan Lainnya 8, Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

82 NO NAMA PENYAKIT KASUS BARU JUMLAH % 8 Dispepsia 6, Gastritis dan Duodenitis 5, Infeksi Sal Napas Bagian Ats Akut Lainnya 5, Sumber: Laporan SIRS Kota Cimahi 2014 Golongan Umur 0 1 tahun Pada tahun 2014 proporsi penyakit terbanyak rawat jalan rumah sakit di Kota Cimahi adalah ISPA sebanyak kasus (18.77 %), Diare dan Gastroenteritis oleh penyebab Infeksi sebanyak 813 kasus (13.82%) dan Penyakit pnemonia sebanyak 329 kasus (5.59%). Secara lengkap komposisi data dapat dilihat pada tabel 3.10 berikut. NO Tabel 3.10 Penyakit Terbanyak Rawat Jalan Rumah Sakit Umur 0-1 Tahun Kota Cimahi Tahun 2014 KASUS BARU NAMA PENYAKIT JUMLAH % 1 ISPA 1, Diare dan Gastroenteritis oleh penyebab Infeksi tertentu 3 Pneumonia Demam Tifoid dan Paratifoid Bronkitis akut dan Bronkiolitis akut Kondisi lainnya yang bermula pada masa perinatal Demam yang sebabnya tak diketahui Penyakit kulit dan jaringan subkutan lainnya Penyakit bakteri lainnya Kondisi lain yang bermula pada massa perinatal Sumber: Laporan SIRS Kota Cimahi 2014 Golongan Umur 1 4 tahun Penyakit terbanyak untuk golongan umur 1 4 tahun adalah penyakit ISPA sebanyak 1488 kasus atau mencapai 12.93% dari total penyakit rawat jalan pada periode tersebut, diikuti urutan kedua terbanyak yaitu Diare dan Gastroenteritis oleh penyebab infeksi sebanyak 1044 kasus (9.07%) dan urutan ketiga adalah Demam Tifoid dan Paratifoid sebanyak 778 (6.76%). Secara lengkap dapat di lihat pada tabel 3.11 berikut. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

83 NO Tabel 3.11 Penyakit Terbanyak Rawat Jalan Rumah Sakit Umur 1-4 Tahun Kota Cimahi Tahun 2014 KASUS BARU NAMA PENYAKIT JUMLAH % 1 ISPA Diare dan Gastroenteritis oleh penyebab infeksi Demam Tifoid dan Paratifoid Demam yang sebabnya tidak diketahui Tuberkulosis Paru Lainnya Penyakit Kulit Dan Jaringan Subkutan Lainnya Faringitis Akut Tuberkulosis (TB) Paru BTA (+) dengan/tanpa biakan kuman TB 9 Otitis Media dan Gangguan Mastoid Cedera YDT Sumber: Laporan SIRS Kota Cimahi 2014 Golongan Umur 5 14 tahun Penyakit terbanyak untuk golongan umur 5 14 tahun penderita rawat jalan di Kota Cimahi adalah Infeksi Saluran Napas Bagian Atas Akut lainnya sebanyak 978 kasus (7.71%), penyakit Demam Tifoid dan Paratifoid yaitu sebanyak 974 (7.68%) dan penyakit Diare dan Gastroenteritis oleh penyebab infeksi sebanyak 676 (5.33 %), secara lengkap dapat di lihat pada tabel 3.12 berikut. NO Tabel 3.12 Penyakit Terbanyak Rawat Jalan Rumah Sakit Umur 5-14 Tahun Kota Cimahi Tahun 2014 KASUS BARU NAMA PENYAKIT JUMLAH % 1 Infeksi Sal Napas Bagian Atas Akut Lainnya Demam Tifoid Dan Paratifoid Diare Dan Gastroenteritis Oleh Penyebab Infeksi Demam Yang Sebabnya Tak Diketahui Cedera YDT Lainnya.YTT Dan Daerah Badan Mutipel 6 Faringitis Akut Penyakit Kulit Dan Jaringan Subkutan Lainnya Tuberkulosis (TB) Paru BTA (+) dengan/tanpa biakan kuman TB 9 Tuberkulosis Paru Lainnya Demam Berdarah Dengue Sumber: Laporan SIRS Kota Cimahi 2014 Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

84 Berdasarkan tabel 3.11 dan tabel 3.12 diatas menunjukan penyakit terbanyak pada golongan umur 1-14 tahun adalah penyakit infeksi. Golongan Umur tahun Proporsi penyakit terbanyak pada golongan umur tahun adalah penyakit Infark Serebral sebanyak 5,818 kasus (5.59%) dari keseluruhan kasus, diikuti oleh penyakit Dispepsia sebanyak 5,288 kasus (5.09%) dan Gangguan Refraksi dan Akomodasi sebanyak 4,709 (4.53%). Pada golongan usia penyakit yang ada didominasi oleh Penyakit Degeneratif yang dimungkinkan terjadi karena penurunan fungsi faal tubuh, gaya hidup tidak sehat, tekanan beban hidup dll. Untuk lengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.13 berikut. Tabel 3.13 Penyakit Terbanyak Rawat Jalan Rumah Sakit Umur Tahun Kota Cimahi Tahun 2014 KASUS BARU NO NAMA PENYAKIT JUMLAH % 1 Infark Serebral 5, Dispepsia 5, Gangguan Refraksi Dan Akomodasi 4, Diabetes Melitus 3, Hipertensi Esensial (Primer) 3, Infeksi Saluran Napas Bagian Atas Akut Lainnya 2, Penyakit Hipertensi Lainnya 2, Demam Tifoid Dan Paratifoid 2, Cedera YDT Penyakit Kulit Dan Jaringan Subkutan Lainnya 2, Sumber: Laporan SIRS Kota Cimahi 2014 Golongan Umur 45 - > 75 tahun Penyakit terbanyak pada golongan usia 45->75 tahun adalah Hypertensi lainnya sebanyak 25,108 kasus (18.59%), Infark Serebral sebanyak 14,358 kasus (10.63%) dan Diabetes Melitus sebanyak 11,041 kasus (8.17%). Penyakit pada golongan usia tersebut masih sama dengan golongan usia sebelumnya, yakni masih didominasi oleh penyakit degeneratif. Untuk lengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.14 berikut. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

85 NO Tabel 3.14 Penyakit Terbanyak Rawat Jalan Rumah Sakit Umur 45 - > 75 Tahun Kota Cimahi Tahun 2014 KASUS BARU NAMA PENYAKIT JUMLAH % 1 Penyakit Hipertensi Lainnya 25, Infark Serebral 14, Diabetes Melitus YTT 11, Hipertensi Esensial (Primer) 8, Penyakit Jantung Iskemik Lainnya 6, Pneumonia 4, Dispepsia 3, Penyakit Kulit dan Jaringan Subkutan Lainnya 2, Katarak dan Gangguan Lainnya Lensa 2, Gastritis dan Duodenitis 2, Sumber: Laporan SIRS Kota Cimahi 2014 b. Angka Kesakitan Pada Penyakit Menular Tertentu a. TB Paru Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Penyakit TB telah menjadi iceberg phenomenon, yang terlihat cukup baik dari permukaan, namun masih menyimpan permasalahan besar yang belum ditemukan sehingga perlu penanganan yang lebih intensif. Perkiraan penemuan kasus di Kota Cimahi tahun 2014 sebanyak 599 BTA (+) Baru, presentase dari jumlah pasien TB BTA positif dari seluruh penduduk dalam cakupan Puskesmas/Case Notification Rate (CNR) Kasus Baru BTA+ per penduduk pada tahun 2014 di Kota Cimahi adalah 441 kasus (107 orang per penduduk). Untuk satu penderita TB BTA positif, diperkirakan dapat menularkan pada orang. Angka kesembuhan 380 (85.20%), berdasarkan data tersebut tampak bahwa TB Paru di Kota Cimahi telah mencapai target, salah satunya target penemuan kasus baru BTA positif masih dibawah target Kota Cimahi sebesar 80%, namun demikian telah terjadi peningkatan persentase target penemuan kasus baru pada tahun Penanganan pengobatan penderita TB di Puskesmas menunjukkan hasil yang cukup baik karena banyak dukungan dari pemerintah kota dan juga peran PPTI pun begitu terasa di masyarakat dengan telah dilatihnya beberapa kader PMO di tingkat kelurahan. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

86 b. Pnemonia Jumlah balita yang ada di Kota Cimahi adalah balita, yang terdiri dari lakilaki dan perempuan. Untuk Penemuan kasus Pneumonia balita, jumlah perkiraan penderita kasus pneumonia adalah kasus dan jumlah penderita ditemukan dan ditangani mencapai kasus (96.4%). Kasus Pneumonia ini merupakan kasus yang ditemukan dan ditangani di Puskesmas dan Rumah sakit. Kasus Pneumonia pada Balita di Kota Cimahi dapat ditangani dengan baik sehingga tidak menyebabkan kematian balita. c. Demam Berdarah Dengue (DBD) Kasus Demam Berdarah di Kota Cimahi pada tahun 2014 mengalami penurunan dibandingkan tahun Tahun 2014 yang terlaporkan adalah 514 kasus, dengan Incident Rate (IR) 88/ penduduk. Penurunanan jumlah kasus dibarengi dengan tidak ada kasus kematian dan juga telah dilakukan kegiatan Gerakan Serentak Bebas Jentik yang dilakukan pada tahun Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Sumber: Bidang P2PL Tahun 2014 Gambar 3.9 Trend Kasus Demam Berdarah Di Kota Cimahi Tahun Pada tahun 2013 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terlaporkan adalah 957 kasus, dengan Incident Rate (IR) 171,5/ penduduk dan 5 kasus kematian (CFR : 0,52), sedangkan pada tahun 2012 terjadi 899 kasus dengan jumlah yang meninggal sebanyak 5 orang (CFR : 0,65 %). Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

87 d. HIV/AIDS Pada tahun 2014 terdapat 52 kasus baru penemuan HIV tahun Dari 52 kasus baru tersebut, 39 kasus adalah orang Cimahi, Menurut golongan umur tahun sebanyak 38 kasus (73%), golongan umur tahun sebanyak 8 kasus (15%), dan golongan umur dibawah 1 tahun 2 kasus (4%). Kasus baru HIV berdasarkan golongan umur bisa dilihat pada gambar 3.10 berikut. 5.77% 3.85% 1.92% 15.38% 73.08% TAHUN TAHUN TAHUN < 1 TAHUN TAHUN Sumber: Bidang P2PL Tahun 2014 Kasus Baru Gambar 3.10 HIV Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2014 Berdasarkan jenis kelamin jumlah kasus baru HIV banyak ditemukan pada laki-laki yaitu 41 kasus (79%) dibanding wanita yaitu 11 kasus (21%). Dari data gambar 3.11 tersebut menunjukan perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut dan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui mengapa jumlah wanita yang ditemukan HIV sangat sedikit, mengingat golongan umur HIV (+) lebih banyak dari golongan umur lainnya. Sedangkan data dari Unit Donor Darah yang berada di RSUD Cibabat, hasil skrining orang didapat 32 orang HIV (+) dengan jumlah laki-laki sebanyak 17 orang dan perempuan sebanyak 15 orang. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

88 21.15% Laki-laki Perempuan 78.85% Sumber: Bidang P2PL Tahun 2014 Gambar 3.11 Penderita HIV Berdasarkan Jenis Kelamin Kota Cimahi Tahun 2014 Jumlah penderita HIV tahun 2014 menunjukan adanya peningkatan 39 kasus sedangkan tahun 2013 ditemukan 13 kasus baru HIV, dan tahun 2012 ditemukan 8 kasus baru penderita HIV. Sebagaimana gambar 3.12 berikut Tahun Tahun 2013 Tahun 2014 Sumber: Bidang P2PL Tahun 2014 Gambar 3.12 Kasus Baru Penyakit Tahun Berdasarkan data Sistem Informasi HIV/AIDS (SIHA) dari SIHA bersumber dari Rumah Sakit, Komisi Penanggulanggan AIDS (KPA) Kota Cimahi, LSM dan lembaga-lembaga Independent lainnya penemuann kasus AIDS sebanyak 43 kasus, yang terdiri dari 30 kasus (69.77%) laki-laki dan 13 kasuss (30.33%) wanita. Jumlah kematian tahun 2014 yang tercatat Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

89 adalah 6 orang dengan golongan umur tahun, yang terdiri dari 4 laki-laki laki (66.67%) dan 2 perempuan (33.33%). 5 Status Gizi a. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah Kasus Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yang ditemukan di Wilayah Kota Cimahi dari tahun seperti terlihat pada tabel berikut : Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 BBLR Hidup BBLR Mati Jumlah BBLR Sumber : Sie KIA Tahun 2014,, Bid. Yanmas Dinkes Kota Cimahi Tabel 3.13 Kasus Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Kota Cimahi Tahun Dari tabel 3.13 tersebut terlihat jumlah kasus BBLR dari tahun sampai tahun 2012 terjadi fluktuasi dan pada tahun 2014 terjadi penurunan jumlah kasus BBLR yaitu sebanyak 41 kasus dan terdapat rdapat 15 kasus kematian di tahun tersebut. Sebab kematian karena terjadi komplikasi dengan penyakit lain seperti 6 kasus afksia, 2 kasus hypertermi dan lain-lain sebanyak 6 kasus. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

90 b Status Gizi Balita Status gizi merupakan parameter tingkat kesehatan individu dan masyarakat, status gizi tersebut dapat ditentukan dengan metode biokimia, klinis, dan antropometri. Penilaian status gizi ini penting untuk mengidentifikasi anak balita yang terkena Kekurangan Energi Protein (KEP). Balita dengan KEP merupakan salah satu faktor risiko yang memberikan dampak pada lemahnya Sumber Daya Manusia (SDM). Prevalensi Balita Gizi Buruk berdasarkan hasil BPB tahun 2014 di Kota Cimahi indikator BB/TB adalah 47 kasus (0.12%), BB/U sebanyak 199 kasus (0,51%) berada dibawah Target SPM (<1%). Hal ini menunjukan Prevalensi Gizi Buruk di Kota Cimahi masih ada dalam batas normal, walaupun demikian tetap perlu penanganan yang lebih serius dari berbagai pihak, baik lintas program maupun lintas sektor sehingga tidak ada lagi bayi dan balita yang mengalami Gizi Buruk. Perbandingan Prevalensi Balita Gizi buruk tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 3.15 berikut. Tabel 3.15 Perbandingan Prevalensi Gizi buruk Kota Cimahi Tahun TAHUN BB/TB BB/U ,13% 1,11% ,07% 0,47% % 0.51% Sumber : Sie Gizi Tahun 2014, Bid. Yanmas Dinkes Kota Cimahi Dari tabel 3.15 di atas dapat dilihat bahwa prevalensi balita gizi buruk tahun 2014 berdasarkan BB/TB (0.12%) mengalami peningkatan sebesar 0.05% dibandingkan tahun 2013 yaitu 0.07%. Sedangkan berdasarkan BB/U tahun 2014 (0,51%) sedangkan tahun 2013 (0.47%) terjadi peningkatan sebesar 0.4%. Jadi baik berdasarkan indikator BB/TB maupun BB/U terjadi peningkatan prevalensi gizi buruk. Peningkatan kasus gizi buruk dikarenakan penyakit penyerta, jadi dapat disimpulkan bahwa di Kota Cimahi walaupun Prevalensi Gizi buruknya masih ada dalam batas normal karena ada di bawah target SPM, akan tetapi bila di suatu wilayah terdapat kasus gizi buruk (BB/TB) walaupun hanya 1 orang, maka itu sudah merupakan KLB, maka dari itu perlu pengananan yang lebih baik lagi dari berbagai pihak. Berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2014, status gizi Balita berdasarkan indikator Berat Badan/Tinggi Badan (BB/TB) di kota Cimahi serta perkembangannya selama 4 tahun terakhir terlihat perkembangan yang meningkat drastis. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

91 STATUS GIZI Tabel 3.16 Status Gizi Balita Kota Cimahi Tahun TAHUN Gizi lebih 3, Gizi baik 86, ,41 Gizi kurang 0, ,46 Gizi buruk 10, ,51 Sumber : Lap. Status Gizi Kota Cimahi Tahun 2014 berdasarkan BB/TB Sedangkan status gizi balita berdasarkan indikator Berat Badan/Tinggi Badan (BB/TB) menurut Puskesmas di Kota Cimahi tahun 2014 yaitu status gizi normal tertinggi sebanyak 4,796 anak berada diiwilayah Puskesmas Cigugur Tengah dan terendah sebanyak 865 anak berada diwilayah Puskesmas Pasirkaliki. Sedangkan untuk status gizi sangat kurus paling banyak berada di wilayah Puskesmas Pasirkaliki yaitu 23 anak. Status gizi balita secara lengkap dapat di lihat pada tabel 3.18 berikut. Tabel 3.17 Status Gizi Balita Per Puskesmas Berdasarkan BB/TB di Kota Cimahi Tahun 2014 STATUS GIZI Tahun 2014 NO PUSKESMAS Sangat Kurus Normal Gemuk kurus 1 Cipageran , Citeureup , Cimahi Utara , Pasirkaliki Cimahi Tengah , Cigugur Tengah , Padasuka , Cimahi Selatan , Cibeureum , Melong Asih 1 8 2, Cibeber , Leuwigajah , Melong Tengah , Jumlah 47 1,538 35,228 1,881 Sumber : Sie Gizi Bidang Yanmas Dinkes Cimahi Tahun 2014 Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

92 B. Kesehatan Lingkungan 1 Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas Berdasarkan validasi data Puskesmas pada tahun 2014 jumlah sarana air bersih yang digunakan penduduk Kota Cimahi dapat dirinci berdasarkan jenisnya adalah sebagai berikut : Sumur Gali jumlah sarana yang ada sebesar 8,722 unit, memenuhi syarat 3,214 unit dan penduduk pengguna sebesar 20,691 orang Pompa tangan jumlah sarana yang ada sebesar 17,445 unit, memenuhi syarat 3,160 unit dan penduduk pengguna sebesar 12,524 orang Sumur dengan Pompa Listrik jumlah sarana yang ada sebesar 25,752 unit, memenuhi syarat 14,218 unit dan penduduk pengguna sebesar 58,212 orang Perpipaan (PDAM) jumlah sarana yang ada sebesar 16,220 unit, memenuhi syarat 9,308 unit dan penduduk pengguna sebesar 44,511 orang Terminal air jumlah sarana yang ada sebesar 4,736 unit, memenuhi syaratt 3,835 unit dan penduduk pengguna sebesar 16,988 orang. Mata air terlindung jumlah sarana yang ada sebesar 923 unit, memenuhi syarat 31 unit dan penduduk pengguna sebesar 1,421 orang Berdasarkan data yang tercatat penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air bersih layak baru mencapai 154,347 unit (22,26%), hal ini disebabkan dari semua sarana yang ada belum dilakukan pemeriksaan karena keterbatasan Sumber Daya Manusia, dan untuk mengatasi hal tersebut pemeriksaan yang dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan JUMLAH PENYELENGGARAA AIR MINUM 62 JUMLAH SAMPEL DIPERIKSA 20 MEMENUHI SYARAT Sumber: Bidang P2PL, Dinkes Kota Cimahi 2014 Gambar 3.14 Penyelenggara Air Minum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan Kota Cimahi Tahun 2014 Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

93 Jumlah penyelenggara air minum di Kota Cimahi sebanyak 116 buah, telah dilakukan pemeriksaan sebanyak 62 sampel (53.45%) dan diperoleh hasil memenuhi syarat (fisik, bakteriologi, dan kimia) sebanyak 20 sampel (32.26%). 2 Jamban Keluarga Penduduk dengan akses terhadap jamban sehat (memenuhi syaratat sanitasi) berdasarkan validasi data Puskesmas pada tahun 2014 terjadi kenaikan dibanding tahun sebelumnya diperinci berdasarkan jenisnya adalah sebagai berikut : Sarana jamban komunal : Persentase penduduk pengguna yang memenuhi syarat sebesar 85.74% Persentase penduduk pengguna tidak memenuhi syarat 14.26% Sarana jamban dengan model leher angsa : Persentase penduduk pengguna yang memenuhi syarat sebesar 75.93% Persentase penduduk pengguna yang tidak memenuhi syarat sebesar 24.07% Sarana jamban plengsengan : Persentase penduduk pengguna yang memenuhi syarat sebesar 71.41% Persentase penduduk pengguna tidak memenuhi syarat 28.59% Sarana jamban cemplung : Persentase penduduk pengguna yang memenuhi syarat sebesar 100% Persentase penduduk pengguna tidak memenuhi syarat 0 Cemplung Plengsengan Leher Angsa Komunal % Penduduk Penggunaan Jamban Sehat Sumber: Bidang P2PL, Dinkes Kota Cimahi 2014 Gambar 3.15 Pengunaan Jamban Sehat Kota Cimahi Tahun 2014 Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

94 Berdasarkan perincian diatas, akses penduduk terhadap sanitasi layak berjumlah 272,365 (56.61%) namun angka tersebut belum mencapai 100%, sehingga perlu upaya keras dalam meningkatkan berbagai program yang mendukung terhadap terwujudnya kondisi kesehatan lingkungan yang memnuhi syarat kelayakan. 3 Rumah Sehat Berdasarkan hasil pendataan Kesling tahun 2014 jumlah seluruh rumah yang ada sebanyak , sedangkan rumah yang dibina berjumlah rumah atau mencapai 26.08% dari jumlah rumah yang belum memenuhi syarat. Rumah dibina memenuhi syarat 2,942 rumah atau 17.50%. Rumah memenuhi syarat (rumah sehat) sebanyak 40,023 rumah (39.43%) mengalami peningkatan sebesar 2.90% dari tahun 2013 yang sebelumnya 36.53% Tahun 2013 Tahun 2014 Sumber: Bidang P2PL, Dinkes Kota Cimahi 2014 Gambar 3.16 Persentase Rumah Sehat Kota Cimahi Tahun Pengelolaan Sampah dan Air Limbah Berdasarkan data yang tercatat di DKP pada tahun 2013 cakupan pelayanan air limbah di kota Cimahi dapat dijelaskan sebagai berikut : Cakupan pelayanan air limbah komunal : Jumlah unit : 333 Jumlah KK pengguna : 2598 Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

95 Jumlah pengguna per jiwa : Cakupan pelayanan MCK : Jumlah unit : 183 Jumlah KK pengguna : 1830 Jumlah pengguna per jiwa : Cakupan pelayanan septic tank individual (kk/unit) : Jumlah kk/unit : Jumlah pengguna per jiwa : Dari data tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa total cakupan pelayanan air limbah di kota Cimahi jika dihitung berdasarakan jumlah KK adalah kepala keluarga atau mencapai jiwa, sehingga persentase masyarakat yang terlayani pelayanan air limbah adalah 66,13% sudah melebihi target cakupan menurut MDGs (64,5%). 5. Desa/ Kelurahan yang melaksanakan STBM Menurut data dari Bidang P2PL Dinas Kesehatan tahun 2014, Kelurahan yang telah melaksanakan STBM telah mencapai 100% atau 15 kelurahan di kota Cimahi. Sedangkan Kelurahan STBM dan SBS (Stop Buang Air Besar Sembarangan) belum terwujud, namun demikian upaya upaya guna mewujudkan Kelurahan STBM tetap terus dilaksanakan meskipun bertahap. Secara lengkap dapat dilihat di lampiran tabel Tempat-Tempat Umum (TTU) Tempat Tempat umum yang ada di Kota Cimahi (prioritas) meliputi sarana pendidikan (139 SD, 47 SLTP, dan 47 SLTA), sarana kesehatan (13 Puskesmas, dan 6 Rumah Sakit) dan hotel (1 hotel bintang, dan 4 non bintang) dengan total berjumlah 257 unit. Sedangkan TTU yang memenuhi syarat kategori sarana pendidikan terdiri dari SD sebanyak 45 unit (32.37%), SLTP 16 unit (34.04%) dan SLTA 19 unit (40.43%). Kategori sarana kesehatan terdiri dari Puskesmas sebanyak 10 unit (71.43%), Rumah Sakit umum 1 unit (16,67%). Dan secara keseluruhan TTU yang memenuhi syarat hanya ada 91 unit saja atau mencapai 35.27% dari seluruh TTU yang ada. Perlu optimalisasi terhadap peningkatan kualitas TTU yang ada di kota Cimahi sehingga diharapkan pada tahun 2015 terjadi peningkatan baik secara kualitas maupun kuantitas yang memenuhi syarat. (tabel 64) Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

96 Untuk memberikan kemudahan bagi orang cacat tubuh di tempat umum, maka dibeberapa lokasi di Kota Cimahi dilengkapi dengan fasilitas untuk disabilitas, antara lain: 1. Adanya pegangan di Lift Pemerintah Kota Cimahi 2. Fasilitas untuk orang cacat di Puskesmas Melongasih, Cigugur Tengah, dan Cipageran 3. Rumah Sakit se-kota Cimahi 4. Terdapat beberapa titik di trotoar jalan raya dibuat jalan miring landai (ramp) 5. Rusunawa, sudah ditetapkan fasilitas perumahan untuk orang cacat. 7. Tempat Pengelolaan Makanan dan Minuman (TPM) Berdasarkan validasi data Puskesmas Tahun 2014 Jumlah TPM menurut status higiene sanitasi di Kota Cimahi adalah 2,469 unit (prioritas) dengan rincian sebagai berikut : a. TPM memenuhi syarat higiene sanitasi : Jasa boga: 20 unit Rumah makan/ restoran : 47 unit Depot Air minum : 49 unit Makanan/ jajanan : 785 unit Total TPM memenuhi syarat : 906 unit Dari data tersebut di atas, TPM yang memenuhi syarat higiene sanitasi baru mencapai 906 unit atau 19.30% dari seluruh TPM yang ada. Perlu optimalisasi pembinaan TPM pada tahun mendatang guna meningkatkan cakupan TPM yang memenuhi syarat kesehatan. b. TPM tidak memenuhi syarat higiene sanitasi : Jasa boga : 51 unit Rumah makan/restoran : 41 unit Depot Air minum : 110 unit Makanan/ jajanan : unit Total TPM memenuhi syarat : unit Secara keseluruhan TPM yang tidak memenuhi syarat higiene sanitasi masih dominan yaitu berjumlah 1,552 unit atau 33,03% dari TPM yang ada. Perlu dilakukan upaya maksimal terhadap pembinaan TPM tersebut sehingga terjadi peningkatan cakupan secara progressif pada periode selanjutnya. Rincian lengkap termuat pada lampiran tabel 65. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

97 C. Perilaku Sehat Masyarakat 1 Ketersediaan Jaminan Pembiayaan / Asuransi Kesehatan Ketersediaan jaminan pembiayaan/asuransi kesehatan adalah keikutsertaan penduduk menjadi anggota asuransi atau mempunyai jaminan pembiayaan untuk keperluan rawat inap maupun rawat jalan. Pada tahun 2014 di Kota Cimahi ketersediaan jaminan pemeliharaan kesehatan adalah sebanyak 227,089 orang (38.85%), dengan perincian sebagai berikut : Penerima Bantuan Iuran sebanyak 12,191 orang (20.56%), Peserta Bukan Pekerja sebanyak 27,570 orang (4.72%), Pekerja Penerima Upah sebanyak 26,987 orang (4.62%), Jamkesda sebanyak 26,684 orang (4,56%), Peserta Bukan Penerima Upah sebanyak 21,,854 orang (3.74%) dan Asuransi Perusahaan sebanyak 3,839 orang (0.66%). 140, , , ,000 80,000 60,000 40,000 20,000 - PENERIMA BANTUAN IURAN (PBI) 27,570 26,987 26,648 PESERTA BUKAN PEKERJA PEKERJA PENERIMA UPAH JAMKESDA 21,854 PESERTA BUKAN PENERIMA UPAH 3,839 ASURANSI PERUSAHAAN Sumber: Seksi Jamkesmas, Dinkes Kota Cimahi 2014 Gambar 3.17 Jaminan Kesehatan Kota Cimahi Tahun Pertolongan Persalinan Pertolongan persalinan ibu bersalin oleh tenaga kesehatan pada tahun 2014 mencapai persalinan (89.3%) darii ibu hamil, sedangkan tahun 2013 mencapai (90,01%) dari ibu hamil. Sedangkan pada tahun 2012 mencapai 88,6 % atau sekitar Ibu Bersalin dari jumlah ibu hamil sebanyak Dilihat dari angka tersebut cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2014 telah melebihi target dari yang ditetapkan (SPM) yakni 86%. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

98 Tahun Tahun 2013 Tahun 2014 Sumber: Bidang Yanmas, Dinkes Kota Cimahi 2014 Gambar 3.21 Persalinan Linakes Tahun Guna mendapatkan persalinan berkualitas sesuai standar, semua persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan yang kompeten untuk menjamin kesehatan dan keselamatan ibu maupun anak. Terjadinya penurunan pencapaian persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2014, namun jumlah tersebut masih diatas target Kota Cimahi, hal tersebut terjadi karena jumlah kelahiran menurun dan angka sasaran hasil proyeksi. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan baik milik pemerintah atau swasta dengan ditolong oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan juga adanya perhatian serius dari Walikota selaku Kepala Daerah Kota Cimahi dengan telah dibuatnya Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2009 tentang Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita (PERDA KIBBLA). 3 Keluarga Berencana Berdasarkan Laporan data Tahunan BPMPPKB Kota Cimahi Tahun 2014 jumlah jumlah PUS sebesar , dengan jumlah peserta KB baru sebanyak orang (10.4%) dan KB Aktif sebanyak orang (77.7%). Data tahunan BPMPPKB Kota Cimahi Tahun 2013, jumlah PUS sebanyak orang, peserta KB baru sebanyak (13,26%), KB Aktif sebanyak (83,01%). Pada tahun 2012 Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak sedangkan jumlah peserta KB aktif sebanyak (76,96%) dan Peserta KB baru berjumlah (13,28%). Dari data di atas dapat dilihat terjadi penurunan jumlah Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

99 PUS dari tahun 2013 sebanyak 824 PUS tahun Sedangkan untuk kepesertaan KB aktif mengalami penurunan dari tahun 2013 ke tahun KB Baru KB Aktif Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Sumber: Bidang Yanmas, Dinkes Kota Cimahi 2014 Gambar 3.19 Peserta KB Aktif dan KB Baru Tahun Pemberian Asi Eksklusif Air Susu Ibu (ASI) Ekslusif berperan sangat penting dalam menjaga dan mempertahankan kesehatan bayi. Cakupan rata - rata ASI Eksklusif di Kota Cimahi tahun 2014 meningkat asalnya pada tahun 2013 sebesar 59,6% kemudian menjadi 62%, walaupun masih jauh berada di bawah target SPM Kota Cimahi (75%), hal ini disebabkan oleh banyak faktor diantaranya: kurangnya pengetahuan ibu mengenai pentingnya memberikan ASI Eksklusif, banyaknya ibu yang bekerja, adanya pengaruh dari faktor sosial budaya, serta belum optimalnya pelaporan ASI Eksklusif dari posyandu, dll. Sehingga kedepan perlu adanya kerjasama dengan berbagai pihak untuk mensosialisasikan pentingnya pemberian Asi eksklusif, agar semakin banyak ibu yang mau memberikan ASI secara Eksklusif. Hal yang sudah dilakukan untuk meningkatkan cakupan Asi Eksklusif: diantaranya adalah Penyuluhan ASI eksklusif di Posyandu, Konseling Menyusui di Posyandu dan Puskesmas, Penyuluhan IMD, Pembentukan KP-ASI, dll. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

100 Tidak 38.34% Ya 61.66% Sumber: Bidang Yanmas, Dinkes Kota Cimahi C 2014 Gambar 3.20 Pemberian Asi Eklusif Kota Cimahi Tahun Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Berdasarkan hasil pendataan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan Rumah Tangga di Kota Cimahi pada tahun 2014, status Rumah Tangga Sehat Kota Cima Cimahi adalah sebesar 43,23%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan hasil pendataan tahun 2013 yaitu sebesar 41,82%, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3.21 berikut: Gambar 3.21 Prosentase Rumah Tangga Sehat Kota Cimahi Tahun 2011 sd 2014 Masalah paling mendasar dari perilaku hidup sehat di Kota Cimahi adalah kebiasaan merokok di dalam ruangan. Melalui berbagai intervensi yang dilakukan baik oleh masyarakat Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

101 maupun pemerintah, maka diharapkan masyarakat bisa mengurangi kebiasaan merokok setidaknya tidak merokok di dalam ruangan atau di tempat-tempat umum. Upaya-upaya yang telah dilakukan antara lain adalah Roadshow Bahaya Rokok ke seluruh Sekolah SMA sederajat yang ada di Kota Cimahi, penyuluhan keliling (mobile Promkes) di tempat-tempat umum tentang bahaya rokok, penyuluhan bahaya rokok melalui kegiatan nonton bareng (NOBAR), inovasi intervensi PHBS oleh masyarakat seperti saung ngebul, saung ngelun, jojodog rokok, pojok rokok, Patroli Rokok (Parto) dan lain-lain. Dengan adanya upaya-upaya tersebut telah meningkatkan cakupan masyarakat yang tidak merokok di dalam ruangan, yang sebelumnya sebesar 43,97% menjadi 51,98% pada tahun Selain itu juga dengan diterbitkannya Perwal tentang KTR membantu meningkatkan perilaku sehat masyarakat untuk tidak merokok di dalam ruangan. Dan pada tahun 2015 Pemerintah Kota Cimahi akan menerbitkan Peraturan Daerah tentang Kawasan Tanpa Rokok (Perda KTR). Selain gerakan anti rokok, di lingkungan masyarakat juga terdapat gerakan anti alkohol dan narkotika. Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui sosialisasi/ penyuluhan yang dilakukan oleh pemerintah maupun kelompok/ organisasi masyarakat seperti LSM Graphic, Rumah Sahabat (Jl. Pesantren Gg. Asri No.2), LSM Pelita, PKBI, Balai Pambudi Putra-Cisarua, Forum RBM (Rehabilitasi Sosial Berbasis Masyarakat), BNK, Pos Informasi Bahaya merokok, narkoba, HIV-AIDS, TB dan PTM (Karang Taruna Kel. Cibabat, Cimahi, Cibeber & Melong), Klinik Bahaya Merokok Puskesmas, Poli Jiwa RS Dustira, Kunjungan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa dari RS Jiwa Cisarua ke 13 puskesmas, Program CMHN (Community Mental Health Nursing), Perguruan Tinggi Swasta (Unjani, STIKES A.Yani, Stikes Budi Luhur, Stikes Dustira) berupa Program Kampus Bebas Rokok & Narkoba, test bebas narkoba bagi calon mahasiswa, sidak, dan penyuluhan). Sedangkan di RS Swasta (RS MAL dan RS Mitra Kasih) dilaksanakan program penyuluhan individu & kelompok, BPMPPKB melalui program PIK KRR, Satpol PP & Puskesmas melalui Penyuluhan Remaja saat. Di lingkungan masyarakat terdapat kelompok/organisasi yang menanggulangi korban NAPZA dan HIV/AIDS yaitu dengan membuka pos informasi HIV di 15 kelurahan di Kota Cimahi plus support dan juga adanya Tim Penanggulangan NAPZA Berbasis Masyarakat (TPN BM) di Kelurahan Pasirkaliki serta Jajaran Orang Sehat Menanggulangi NAPZA (JOSMEN) di Kelurahan Cibabat. Selain masyarakat, pemerintah juga terus melakukan pelayanan khusus penanggulangan narkoba melalui kegiatan-kegiatan: a. Program Harm Reduction (penukaran jarum suntik bekas dengan jarum suntik steril) dilaksanakan di 1 Puskesmas Kota Cimahi, yaitu Puskesmas Cimahi Tengah. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

102 b. Klinik Bahaya Merokok di 3 Puskesmas, yaitu Puskesmas Cimahi Tengah, Cipageran dan Cimahi Selatan c. Pelayanan Kesehatan Jiwa dan Konseling Terpadu di seluruh Puskesmas yang ada di Kota Cimahi (13 Puskesmas) d. Kunjungan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa dari RSJ Cisarua ke 13 Puskesmas e. Klinik Bougenville di RSUD Cibabat f. Klinik Rehabilitasi Napza (Bagian Ilmu Penyakit Jiwa) di RS TNI Dustira Dengan adanya berbagai upaya yang telah dilakukan baik oleh pemerintah maupun masyarakat, menunjukkan adanya penurunan pengguna Narkoba di Kota Cimahi. Hal ini ditunjukkan oleh data jumlah kasus pengguna Narkoba di Kota Cimahi dari Polres Cimahi 28 kasus dan LSM Grapiks 270 kasus pada tahun 2013 sehingga totalnya adalah sebanyak 298 kasus. Sedangkan pada tahun 2014 ditemukan sebanyak 270 kasus pengguna Narkoba. D. Kesehatan Keluarga, Reproduksi dan KB Upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan program KB tahun 2013 dan 2014 antara lain meliputi Pelayanan KB gratis, yaitu MOW di RS Mitra Kasih dan IUD di seluruh Puskesmas Kota Cimahi serta pelayanan KB dengan Mobil Pelayanan (Moyan) KB, safari KB dan Bulan Bhakti IBI. Selain itu juga diadakan kegiatan penyuluhan KB melalui mobil penerangan (Mopel) KB serta konseling KB yang dilaksanakan di Rumah Sakit, Puskesmas, Rumah Bersalin, Klinik, dan Prakek Bidan Mandiri yang ada di Wilayah Kota Cimahi. Dengan adanya berbagai upaya tersebut dapat meningkatkan cakupan Peserta KB Aktif dari 74% pada tahun 2013 menjadi 77,7% pada tahun Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan antara lain adalah PIK Remaja/ Mahasiswa, Generasi Berencana (GenRe), Puskesmas PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja), Kader Kesehatan Remaja (KKR) tingkatan SMP dan SMA sederajat serta pemberdayaan masyarakat dalam Bina Keluarga Remaja (BKR). E. RW Siaga Aktif Dari 312 RW yang ada di Kota Cimahi, 312 RW (100%) sudah menjadi RW Siaga Aktif. Adapun berdasarkan tingkat kemandirian RW Siaga Aktif menunjukkan adanya peningkatan strata, di mana pada tahun 2013 Strata Mandiri baru mencapai 5 RW (1,60%) Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

103 meningkat menjadi 17 RW (5,44%) pada tahun 2014, Purnama 39 (12,50%) menjadi 78 (25%) pada tahun Sedangkan Strata Madya sebanyak 120 (38,46%) pada tahun 2013 dan menjadi 174 (55,77%) pada tahun Perkembangan Strata RW Siaga Aktif di Kota Cimahi dapat dilihat pada Gambar 3.22 berikut: Gambar 3.22 Perkembangan Strata RW Siaga Kota Cimahi Tahun Walaupun sudah menunjukkan adanya peningkatan kemandirian, tetapi di Kota Cimahi masih diketemukan adanya RW Siaga dengan Strata Pratama yaitu sebanyak 57 (18,27%) pada tahun 2013 dan turun menjadi 43 (13,78%) pada tahun Untuk itu diperlukan pembinaan secara terus menerus kepada masyarakat sehingga semakin meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan RW Siaha Aktif. F. Upaya Kesehatan Sekolah Program UKS tingkat Kota Cimahi pada tahun 2012 mencapai 99,21%, hal ini mengalami peningkatan dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya yaitu 98,71% %. Adapun rincian sekolah UKS di Kota Cimahi adalah sebagaimana Tabel 3.18 berikut: Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

104 No Tingkatan Sekolah Tabel 3.18 Prosentase Sekolah Sehat Kota Cimahi Tahun Jumlah Sekolah Tahun 2013 Tahun 2014 Jumlah % Sekolah Jumlah Jumlah Sekolah Sehat Sekolah Sekolah Sehat Sehat % Sekolah Sehat 1 TK/RA , ,65 2 SD/MI , ,00 3 SMP/MTs , ,00 4 SMA/MA/SMK , ,00 Jumlah Kota , ,80 Jumlah Dokter Kecil tingkat Kota Cimahi juga mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2013 terdapat 10,20% dokcil dan pada tahun 2014 jumlah dokcil menjadi sebesar 9,76%. Hal ini disebabkan karena peningkatan jumlah siswa, dokcil yang sudah lulus, dan adanya mobililisasi guru UKS sehingga frekuensi pelatihan berkurang. Untuk meningkatakan jumlah Dokcil diadakan kegiatan pelatihan dan pembinaan dokter kecil oleh TP UKS tingkat Kota Cimahi dan juga pembinaan serta pengembangan dokter kecil yang dilaksanakan secara mandiri oleh sekolah dan TP UKS kecamatan. Selain dokter kecil, di tingkatan SMP dan SMA juga terdapat Kader Kesehatan Remaja (KKR). Jumlah Kader Kesehatan Remaja (KKR) tingkatan SMP sederajat adalah 5,29% pada tahun 2013 dan 2,14 pada tahun Sedangkan KKR tingkatan SMA sederajat adalah 5,86% pada tahun 2013 dan 5,51 pada tahun Hal ini dikarenakan adanya peningkatan jumlah siswa serta KKR yang sudah lulus, tetapi tidak ada pelatihan. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan jumlah Kader Kesehatan Remaja adalah melalui pembinaan dan pelatihan KKR oleh Tim Pembina UKS serta pelatihan secara mandiri. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi remaja, pemerintah menyediakan fasilitas pelayanan konseling remaja di puskesmas-puskesmas yang ada di Kota Cimahi. Sedangkan untuk mengetahui derajat kesehatan siswa, dilakukan kegiatan penjaringan kesehatan secara rutin setiap tahun di semua tingkatan sekolah yang ada di Kota Cimahi. Pada tahun 2014 pemeriksaan penjaringan kesehatan dilaksanakan pada 404 sekolah yang ada di Kota Cimahi (100%), yang terdiri dari 170 TK/RA, 141 SD/MI, 48 SMP/MTs, dan 45 SMA/MA/SMK. Adapun jumlah siswa yang diperiksa melalui penjaringan kesehatan sedikit mengalami peningkatan menjadi 94,90% dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 94,35%, sebagaimana ditampilkan dalam Tabel 3.19 berikut. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

105 Tabel 3.19 Prosentase Siswa yang Diperiksa Tahun 2014 Tingkatan Sekolah Jml Murid Penjaringan % Jml Murid Penjaringan % TK/ RA , ,37 SD/MI , ,00 SMP/MTs , ,45 SMA/MA/SMK , ,67 TOTAL ,90 Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

106 BAB IV UPAYA KESEHATAN DI KOTA CIMAHI A. Program Pembangunan Kesehatan Guna mewujudkan visi dan misi pembangunan kesehatan di Kota Cimahi, pemerintah Kota Cimahi khususnya Dinas Kesehatan telah melaksanakan berbagai upaya melalui program kesehatan yang dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang ada di Kota Cimahi, sebagai berikut : 1. Program Pendidikan dan Pelatihan Tujuan program ini adalah meningkatkan jumlah tenaga kesehatan yang profesional dan bermutu dalam mendukung tersedianya pelayanan profesional. Kegiatan pokok yang akan dilakukan adalah: a. Pelatihan-pelatihan yang bersifat aplikasi yang mudah untuk diikuti dan dilaksanakan. b. Mengikutsertakan pegawai dalam pendidikan. 2. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan a. Meningkatkan pelayanan kesehatan secara merata serta terjangkau oleh segenap insan masyarakat b. Menyediakan sarana dan prasarana dasar pelayanan kesehatan yang memadai bagi masyarakat. c. Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, serta sarana pendukung kesehatan lainnya sehingga memenuhi standar rasio dari tenaga dan fasilitas pelayanan kesehatan dibandingkan dengan jumlah penduduk serta standar baku mutu kesehatan. d. Mengembangkan sistem pembiayaan kesehatan atau dana jaminan kesehatan. e. Meningkatan ketersediaan, keterjangkauan dan pemenuhan kebutuhan obat esensial beserta alat kesehatan lainnya di setiap fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan kesehatan rujukan sesuai dengan kebutuhan. f. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tenaga kesehatan. g. Meningkatkan sistem informasi manajemen kesehatan h. Peningkatan kualitas pelayanan bagi pemegang kartu askes dan kartu sehat. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

107 3. Program Promosi Kesehatan Tujuan program adalah: a. Meningkatkan pengetahuan, pembentukan sikap perilaku individual, keluarga dan masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan lingkungan serta berperan aktif dalam pembangunan kesehatan. b. Mewujudkan perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat sehingga terhindar dari ancaman bahaya penyakit yang diakibatkan oleh lingkungan yang tidak sehat. Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan meliputi: Melaksanakan pemberdayaan perilaku hidup bersih dan sehat Melaksanakan penyuluhan kesehatan Mengadakan dan mengembangkan media penyuluhan Mengadakan peran serta dan pemberdayaan masyarakat 4 Program Penanggulangan Penyakit Tujuan program adalah : menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit. Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan meliputi: Melaksanakan pencegahan penyakit melalui imunisasi Melaksanakan pengamatan penyakit dengan mengembangkan dan meningkatkan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) Melaksanakan pencegahan dan pemberantasan penyakit TBC Melaksanakan pemberantasan dan penanggulangan ISPA Melaksanakan pemberantasan dan penanggulangan penyakit Demam Berdarah. Melaksanakan pemberantasan dan penanggulangan penyakit Kusta. Melaksanakan pemberantasan dan penanggulangan Penyakit HIV / AIDS. Melaksanakan pemberantasan dan penanggulangan penyakit Diare. Melaksanakan pemberantasan dan penanggulangan penyakit Rabies. 5. Program Perbaikan Gizi Tujuan program adalah untuk: a. Meningkatkan status gizi dengan menurunkan prevalensi gizi buruk dan gizi kurang. b. Meningkatkan pelayanan gizi sehingga tercapainya kemandirian keluarga dalam upaya perbaikan status gizi anggota keluarga. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

108 Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan : Meningkatkan perbaikan gizi masyarakat. Menanggulangi gizi kurang, menekan kejadian gizi buruk pada balita serta menanggulangi Kekurangan Energi Kronis (KEK). Menanggulangi akibat kekurangan Yodium (GAKY), Anemia gizi dan besi, kekurangan vitamin A (KVA) dan kurang gizi lainnya. Memantapkan pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) serta usaha perbaikan gizi keluarga.220 Melaksanakan perbaikan gizi institusi. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pemberian ASI. Khususnya ASI Eksklusif 6 Program Kesehatan Ibu, Anak dan Reproduksi Tujuan program adalah meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak melalui percepatan penurunan angka kesakitan dan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA) dan kasus Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dengan pendekatan partisipasi aktif masyarakat. Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan adalah: Mengatasi sebab langsung, sebab tak langsung dan sebab mendasar dari kematian Ibu, Kematian bayi, Kematian Balita dan BBLR. B. Pencapaian Kinerja Kesehatan Kota Cimahi Penetapan Indikator kinerja daerah dirumuskan berdasarkan hasil pengaruh dari satu atau lebih indikator capaian kinerja program (outcome) terhadap tingkat capaian indicator kinerja daerah. Berikut ini adalah table indikator kinerja Dinas Kesehatan berdasarkan Misi, Tujuan dan Sasaran Renstra dapat dilihat pada table-tabel selanjutnya. 1. Meningkatkan aksebilitas pelayanan kesehatan Upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan Kota cirnahi pada tahun 2014 dapat diketahui bahwa perbandingannya adalah 14: atau 1: Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

109 Tabel 4.1 Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Sarana Prasarana Pelayanan Kesehatan Tahun 2014 No Indikator Sasaran Target 2014 Pencapaian Keterangan 1 Rasio puskesmas/ pustu persatuan penduduk 1: : Kualitas pelayanan kesehatan di Kota Cimahi juga diupayakan untuk semakin meningkat, pada tahun 2014 puskesmas yang memperoleh sertifikat ISO 2001 : 2008 adalah Puskesmas Melong Tengah dan Puskesmas Cibeber. Jumlah puskesmas dari Kota Cimahi yang telah memperoleh sertifikasi ISO 2001:2008 sanrpai dengan saat ini berjumlah 5 puskesmas. Tiga puskesmas lainnya adalah Puskesmas Citeureup (tahun 2013), Puskesmas Cipageran dan Puskesmas Cimahi Selatan (tahun 2012). Pada tahun 2014 selain dilaksanakan pendampingan bagi puskesmas yang akan meraih sertifikasi lso 9001:2008 juga dilaksanakan audit eksternal bagi puskesmas yang telah terlebih dahulu rnemperoleh sertifikat. 2. Mengembangkan Jaminan Pembiayaan Kesehatan Bagi Masyarakat Keluarga miskin yang berkunjung ke puskesmas adalah sebesar 22.75% bila dibandingkan dengan target sudah terlampaui. Demikian juga dengan anak yang mengikuti sunatan massal. Pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin baru mencapai 81.21%, bila dibandingkan dengan target belum tercapai, demikian juga dengan pembiayanan kesehatan rujukan masyarakat miskin baru mencapai 12.13%, target 100% dan menurun bila dibandingkan dengan mencapaian tahun 2013 (15,68%). Di dalam petunjuk teknis SPM Bidang Kesehatan dijelaskan bahwa cakupupan rujukan masyarakat miskin dihitung berdasarkan jumlah pasien masyarakat miskin di sarana kesehatan strata 2 dan strata 3 dibagi dengan jumlah masyarakat miskin, padahal tidak semua masyarakat miskin sakit, dan tidak seluruh masyarakat miskin yang sakit dan berobat di sarkes strata 1 harus dirujuk ke sarana kesehatan strata 2 dan strata 3. Tabel 4.2 Indikator Kinerja Sasaran Mengembangkan Jaminan Pembiayaan Kesehatan Bagi Masyarakat Tahun 2014 No Indikator Sasaran Target 2014 Pencapaian Keterangan 1 Kunjungan gakin 12% 22.75% Mencapai target 2 Pelayanan Kesehatan Dasar 100% 81.21% Dibawah Target Masyarakat Miskin 3 Pelayanan Kesehatan Rujukan Masyarakat Miskin 100% 12.13% Dibawah Target Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

110 3. Meningkatnya Jumlah, Jenis, Dan Penyebaran SDM Kesehatan Dan Non Kesehatan Yang Sesuai Dengan Standar Pada saat ini jumlah tenaga puskesrnas belurn mencapai target. Pada tahun 2014 pegawai di puskesmas adalah sebanyak 324 orang, terdiri dari pegawai negeri sipil 286 oranig, bidan harian lepas 6 orang, dan tenaga harian lepas 35 orang. Pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa untuk tahun 2014 ditetapkan target untuk mencapai standar jumlah pegawai puskesmas tersebut sebesar 60% (rata-rata per puskesmas 24 orang), tetapi pada kenyataannya jumtah tersebut belum tercapai. Saat ini rata-rata jumlah pegawai di puskesmas adalah sebanyak 23 terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS), tenaga harian lepas, dan bidan harian lepas. Pada umumnya pegawai di puskesmas harus mengerjakan tugas rangkap. Tabel 4.3 Indikator Kinerja Sasaran Menjamin Seluruh Masyarakat Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Tahun 2014 No Indikator Sasaran Target 2014 Pencapaian Keterangan 1 Jumlah tenaga puskesmas sesuai standar 60% 57.86% Dibawah Target 4. Menjamin Seluruh Masyarakat Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu a. Bidang Pelayanan Medik Sebagai upaya untuk menjamin masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, Bidang Pelayanan Medik melaksanakan berbagai kegiatan. Capaian kinerja kegiatan kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4. Untuk mengetahui kepuasan pengunjung puskesmas dilakukan suvey kepuasan masyarakat terhadap 150 sampel, hasilnya adalah 77.28%, rneningkat bila dibandingkan dengan hasil survey kepuasan masyarakat yang dilaksanakan pada tahun 2013 (75,61%), dan sudah melampui target yaitu 76%. Capaian kinerja Public Health Nursing (PHN) pada tahun 2014 adalah 29.85%, masih jauh dibawah target yang ditetapkan target yang ditetapkan yaitu 70%. Bila dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya yaitu 56.17% menunjukan adanya penurunan cukup signifikan. Hal ini terjadi karena keterbatasan jumlah petugas di puskesmas. Untuk ke depan dapat diupayakan pelaksanakan PHN digabungkan dengan kegiatan lain pada saat petugas puskesmas melaksanakan kegiatan luar gedung lainnya. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

111 Tabel 4.4 Sasaran Menjamin Seluruh Masyarakat Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Bidang Pelayanan Medik Tahun 2014 No Indikator Sasaran Target 2014 Pencapaian Keterangan 1 Kepuasan pengunjung puskesmas 76% 77.28% Mencapai Target 2 PHN 70% 29.86% Dibawah Target 3 Pengadaan obat pelayanan dasar 100% 99.28% Dibawah Target 4 Pengadaan obat essensial 100% 5 Pengadaan obat program 100% 100% Mencapai Target 6 Pengadaan obat spesialis 100% 100% Mencapai Target 7 Penulisan resep obat generic 100% 97.05% Dibawah Target 8 Pengawasan terhadap obat 50% - - tradisional 9 Industri rumah tangga yang 85% 52.00% Dibawah Target memiliki sertifikat pangan industri rumah tangga 10 Pangan yang disampling bebas dari bahan berbahaya 85% 46.00% Dibawah Target Pada tabel 4.4 diketahui bahwa pengadaan obat pelayanan dasar, obat program dan obat spesialis sudah mencapai 100%, seluruhnya sudah sesuai dengan daftar Rencana Kebutuhan Obat (RKO) Demikian pula dengan pengadaan obat essensial sudah mencapai 100%, pengadaannya sudah sesuai dengan Daftar Obat Essensial Nasional (DOEN). Penulisan obat generik di puskesmas belum mencapai 100%. Hal ini terjadi karena di Poli Spesialis Puskesmas ditemukan beberapa kasus penyakit jiwa, THT dan anak yang pemberian obatnya harus menggunakan obat non generik. Pengawasan terhadap obat tradisional tidak dapat diukur kinerjanya karena pada tahun 2014 tidak ada kegiatan tersebut dikarenakan keterbatasan anggaran. Dari 100 industri rumah tangga (lrt), baru 52 lrt (52%) bersertifikasi PlRT, selebihnya (48 IRT) belum diberi sertifikat karena tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Badan POM Rl No HK tahun 2012 tentang Pedoman Pemberian sertifikat Produksi pangan lndistri Rumah Tangga. Capaian ini menurun bila dibandingka dengan tahun sebelumnya (54%). Untuk PIRT yang belum memenuhi persyaratan CPPB diberi pembinaan dan diaudit ulang, setelah memenuhi syarat baru kemudian dikeluarkan sertifikat PIRT. Dari jumlah sampel yang diuji lab sebanyak 50 sampel, yang memenuhi syarat/ aman dikonsumsi sebanyak 23 sampel (46%), masih jauh dibawah target yaitu 85%. Capaian tersebut juga menurun bila dibandingkan dengan capaian tahun 2013 yaitu 72%. Sebanyak 54% dari sampel yang diuji belum mernenuhi persyaratan mutu pangan, karena tidak sesuai Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

112 dengan Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan. b. Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat 1) Kegiatan Peningkatan Kesehatan Masyarakat Dari laporan bulanan puskesmas diketahui bahwa jumlah kematian bayi di Kota Cimahi pada tahun 2014 adalah sebanyak 78 kasus dari Kelahiran Hidup (konversi : 7.40/1.000 KH) masih jauh dari batas target yang ditetapkan (<29.80/1.000 KH), meskipun sedikit mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan kematian bayi tahun 2013, 76 kasus dari KH (konversi :6.85/1.000 KH). Tetapi bila dibandingkan dengan dua tahun yang lalu nrengalami penurunan, pada tahun 2011 sebanyak 79 kasus (7,4/1.000 KH), dan pada tahun 2012 sebanyak 80 kasus (7.52/1.000 KH). Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut. Tabel 4.5 Sasaran Menjamin Seluruh Masyarakat Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Bidang Pelayanan Masyarakat Kegiatan Peningkatan Kesehatan Masyarakat Tahun 2014 No Indikator Sasaran Target 2014 Pencapaian Keterangan 1 Angka Kematian Bayi (AKB) <29.80/ KH 7.40/1.000 KH 2 Angka Kematian Ibu (AKI) <84.65/ / Kunjungan ibu hamil pertama kali dengan mendapatkan pelayanan sesuai standar kebidanan (K1) KH KH 95% 95.56% Mencapai Target 4 Kunjungan ibu hamil keempat kali 94% 89.04% Dibawah target dengan mendapatkan pelayanan sesuai standar kebidanan (K4) (SPM) 5 Persalinan oleh tenaga kesehatan 89% 89.26% Mencapai Target (SPM) 6 Ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk 94% 57.94% Dibawah target 7 Kunjungan neonatus (bayi baru lahir 89% 89.37% Mencapai Target 0-28 hr) 8 Kunjungan bayi (umur 29 hari-11 94% 92.62% Dibawah target bulan (SPM) 9 Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) 94% 100% Mencapai Target yang ditangani 10 Komplikasi bidan yang ditangani 75% 80.63% Mencapai Target 11 Neonatus dengan komplikasi yang 75% 41.89% Dibawah target ditangani 12 Pelayanan Nifas 89% 84.30% Dibawah target 13 Pelayanan gawat darurat level 1 100% 100% Mencapai Target yang harus diberikan Sarana Kesehatan (RS) Kab/Kota 14 Cakupan peserta KB aktif (SPM) 74% 77.73% Mencapai Target Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

113 Jumlah kematian ibu di Kota Cimahi pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 94.80/ kelahiran hidup dibanding tahun 2013 adalah 14 kasus dari Kelahiran Hidup atau 1 31,34/ , naik dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya yaitu sebanyak 9/ KH (82.50/ KH) pada tahun 2011 dan pada tahun 2012 sebanyak 9/ KH (84,65/ KH). Penyebab kematian ibu yang terjadi pada tahun 2014 adalah perdarahan sebanyak 7 kasus, eklamsi 1 kasus, jantung 1 kasus, dan DSS 1 kasus. Sedangkan menurut tempat terjadinya kematian ibu, 1 kasus di rumah, 1 kasus dijalan, 8 kasus meninggal di RS. Hal tersebut menunjukkan bahwua sistem rujukan sudah berjalan tetapi ada kemungkinan terjadi keterlambatan dalam merujuk atau keterlambatan dalam penanganan di RS, penapisan ibu hamil resiko tinggi belum optimal, Kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan ibu hamil termasuk kasus-kasus resiko tinggi masih kurang. Pada tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa kunjungan pertama ibu hamil (K1) adalah sebesar 95.56% sudah mencapai target yang ditetapkan yaitu 95%. Capaian kinerja lainnya yang telah mencapai target adalah persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 89.26% (target 89%), kunjungan neonatal sebesar 89.37% (target 89%), bayi BBLR yang ditangani 100% (target 94%), komplikasi kebidanan yang ditangani 80.63% (target 75%), pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) Kab/Kota sebesar 100%, dan cakupan peserta KB aktif sebesar 77.73% (target 74%). lndikator kinerja Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat yang belum mencapai target adalah kunjungan ibu hamil ke empat kali dengan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar (K4) sebesar 89.04% (target 94%). lbu hamil resiko tinggi yang dirujuk sebesar 57.94% (target 94%), kunjungan bayi umur 29 hari - 11 bulan adalah (target 94%). Bila dibandingkan dengan capaian tahun lalu indikator kinerja tersebut mengalami kenaikan, pada tahun 2013 capaian K4 sebesar 88,17%, neonatus dengan komplikasi yang ditangani sebesar 41.89%, Ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk sebesar 56.92%, kunjungan bayi umur 29 hari - 11 bulan sebesar 88.27%, dan cakupan pelayanan nifas sebesar 84.30% (target 89%). Cakupan prograrn belum mencapai target dikarenakan pencatatan dan pelaporan KIA masih belum maksimal, pengumpulan data dari Bidan Praktek Mandiri/BPM) dan fasilitas kesehatan lainnya belum optimal, serta kesadaran dan pengetahuan rnasyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan sesuai standar masih kurang. Disamping itu mobilisasi penduduk di Kota Cimahi cukup tinggi sehingga menyulitkan dalam pencatatan dan pelaporan. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

114 Salah satu penyebab belum tercapainya target cakupan pelayanan nifas (KF3) adalah masih ada ibu nifas berkunjung tidak sesuai dengan standar kunjungan yaitu sebanyak 3 kali dengan jadwal kunjungan sebesar 1 : 6-43 jam, kunjungan sebesar 2 : 3 hari sampai 28 hari dan kunjungan sebesar 3 : 29 hari sampai 40 hari. Kebanyakan ibu nifas yang tidak mempunyai keluhan tidak datang untuk memeriksakan diri ke puskesmas/ fasilitas kesehatan lainnya. Demikian pula dengan penyebab belum tercapainya cakupan kunjungan bayi, hal ini disebabkan karena kunjungan tidak sesuai dengan standar/ jadwal yang seharusnya yaitu kunjungan 1 : umur 1-3 bulan, kunjungan 2 : 4-6 bulan, 7-9 bulan, bulan, sehingga bila kunjungan bayi tidak sesuai dengan standar menjadi droup out kunjungan bayi. Penyebab belum tercapainya cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani karena pelayanan neonatal dengan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda) di puskesmas, masih belum optimal dan rnasih ada beberapa kasus yang terjadi di Rumah Sakit ataupun Praktek Swasta yang belum terlaporkan. Capaian kinerja kegiatan pernbinaaan usaha kesehatan sekolah dapat dilihat pada tabel 4.6. Pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa kegiatan pembinaan usaha kesehatan sekolah diukur dengan beberapa indikator. Capaian kinerja seluruh indikator tersebut sudah melampaui target, meskipun bila dibandingkan dengan tahun 2013 mengalami sedikit penurunan. Persentase dokter kecil pada tahun 2014 sebesar 10,30% sedangkan pada tahun 2013 sebesar 10.64%. Cakupan pelayanan kesehatan remaja pada tahun 2014 sebesar 91,48% sedangkan pada tahun 2013 sebesar 93,40%. Pemeriksaan siswa SD dan setingkat oleh tenaga kesehatan atau terlatih sebesar 100% baik pada tahun 2014 maupun tahun Persentase sekolah UKS pada tahun 2013 sudah mencapai 100%, tetapi pada tahun 2014 sebesar 95.69%, hal ini terjadi dikarenakan beberapa sekolah setingkat TK/RA yang baru dibentuk belum menjadi sekolah UKS. Tabel 4.6 Sasaran Menjamin Seluruh Masyarakat Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Bidang Pelayanan Masyarakat Kegiatan Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah Tahun 2014 No Indikator Sasaran Target 2014 Pencapaian Keterangan 1 Dokter kecil 10% 10.30% Mencapai Target 2 Sekolah UKS 100% 95.69% Dibawah Target 3 Cakupan pemeriksaan kesehatan 100% 100% Mencapai Target siswa SD dan setingkat oleh tenaga kesehatan terlatih/guru UKS/ dokter kecil (SPM) 4 Cakupan pelayanan kesehatan 90% 91.48% Mencapai Target kesehatan remaja 5 Cakupan pembinaan kesehatan gigi dan mulut di sekolah 80% 78.71% Dibawah Target Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

115 2) Kegiatan Perbaikan Gizi Masyarakat Upaya peningkatan gizi masyarakat yang dilaksanakan Dinas Kesehatan diukur melalui beberapa indikator. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini. Dari 10 indikator yang digunakan, tiga indikator diantaranya belum mencapai target, yaitu bayi yang mendapat Asl ekslusif, cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-24 bulan dari keluarga miskin, dan pelayanan anak balita. Tabel 4.7 Sasaran Menjamin Seluruh Masyarakat Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Bidang Pelayanan Masyarakat Kegiatan Perbaikan Gizi Masyarakat Tahun 2014 No Indikator Sasaran Target 2014 Pencapaian Keterangan 1 Bayi yang mendapat ASI 65% 49.19% Dibawah Target eklusiif 2 Cakupan pemberian 70% 8.8% Dibawah Target makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-24 bln dari keluarga miskin 3 Cakupan pemberian 92% 99.62% Mencapai Target vitamin A 4 Pelayanan anak balita 92% 46.78% Dibawah Target 5 Prevalensi gizi buruk <1% 0.08% Mencapai Target pada balita 6 Balita gizi buruk 100% 100% Mencapai Target mendapat perawatan 7 Cakupan Fe1 90% 95.16% Mencapai Target 8 Cakupan Fe3 90% 90.13% Mencapai Target 9 Ibu hami kurang energi kronik 10 Prevalensi gizi buruk pada balita <10% 3.14% Mencapai Target 91% 98.84% Mencapai Target Untuk meningkatkan cakupan bayi yang mendapat ASI ekslusif diperlukan adanya peningkatan kinerja, khususnya petugas puskesmas yang telah dilatih sebagai konselor ASl, petugas diharapkan secara berkesinamburrgan mensosialisasikan pentingnya ASI ekslusif bagi bayi. Target cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-24 bulan (baduta) dari keluarga miskin adalah sebanyak 100%, tetapi kemampuan Kota Cimahi untuk memberikan MP-ASI tersebut diprioritaskan bagi baduta dari keluarga miskin yang mengalarni kurang gizi saja. Bila dlbandingkan dengan target SPM baru mencapai 8,8%. Berdasarkan hasil bulan penimbangan balita (BPB) tahun 2013 diketahui bahwa jumlah anak umur dibawah dua tahun (baduta) dari keluarga miskin (gakin) adalah 1.830, baduta gakin dengan kurang gizi sebanyak 137 anak. Dengan memanfaatkan anggaran dari APBD dan BOK, anak baduta yang diberikan MP-ASl di Kota Cimahi Tahun 2012 sebanyak 139 baduta, Bila dihitung Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

116 persentasenya sebanyak %, bila dibandingkan dengan baduta kurang gizi gakin atau 8.8% bila dibandingkan dengan seluruh baduta gakin. Capaian kinerja pelayanan anak balita pada tahun 2014 belum mencapai target (46.78%), meskipun bila dibandingkan dengan capaian tahun 2013 mengalami sedikit peningkatan (16.23%). Hal ini terjadi karena mulai tahun 2013 Kota Cimahi rnenggunakan kohort balita sebagai dasar perhitungan, sebagaimana tertuang di dalam Juknis SPM. Di dalam pengisian kohort balita masih ditemukan beberapa kendala diantaranya keterbatasan jumlah dan keterampilan petugas dalam membuat kohort. lndikator kegiatan perbaikan gizi lainnya sudah melarnpaui target adalah cakupan Pemberian Vitamin A sudah lebih dari 90%, cakupan Fe 1, cakupan Fe 3, dan keluarga mengkonsumsi garam beryodium. Pada tahun 2014 prevalensi gizi buruk di Kota Cirnahi adalah 0.08% (25 kasus), menurun bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2013 sebanyak 0,09% (36 balita), dan tahun 2012 sebanyak 0,14% (53 balita). Data tersebut diperoleh dari laporan bulanan gizi buruk dari puskesmas, indikator status gizi yang digunakan adalah BB/TB. Dari keseluruhan balita gizi buruk yang ditemukan keseluhannya (100%) sudah mendapatkan lntervensi/ penanganan, yaitu berupa pemeriksaan dan konseling di puskesmas, pemberian makanan tambahan (PMT) selama 90 hari, disertai pemantauan baik oleh kader maupun petugas gizi puskesmas. Berdasarkan laporan dari puskesmas pada tahun 2014 ditemukan adanya ibu hamil dengan kurang energi kronik (KEK) sebanyak 388 orang (3.14%), sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 370 orang (3,17%). Hal ini menggambarkan bahwa jumlah bumil KEK di Kota Cimahi masih dalam batas normal karena dibawah angka 10%. Pada tahun 2014 keluarga mengkonsumsi garam heryodium sebesar 98.84%, sedikit meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2013 (98,38%). c. Bidang Pengendalian, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 1). Kegiatan Kesehatan Lingkungan Pada tahun 2014 capaian kinerja kegiatan kesehatan lingkungan di Kota Cimahi masih belum sudah mencapai target. Akses KK terhadap air minum yang berkualitas baru mencapai 50.71% (target 66%), capaian tahun 2013 sebanyak 55,06% (target 65%), akses KK menggunakan jamban sehat sebanyak 51.72% (target 70%), capaian tahun 2013 sebanyak 63.40% (target sebanyak 69%), sedangkan jumlah kelurahan yang melaksanakan sanitasi total Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

117 berbasis masyarakat (STBM) sampai dengan tahun 2014 adalah 15 Kelurahan (100%). Hal ini sebagaimana ditampilkan dalam tabel 4.8 berikut. Tabel 4.8 Sasaran Menjamin Seluruh Masyarakat Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Bidang Pengendalian, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Tahun 2014 No Indikator Sasaran Target 2014 Pencapaian Keterangan 1 Akses KK terhadap air 66% 50.71% Dibawah target minum berkualitas 2 Akses KK menggunakan 70% 51.72% Dibawah target jamban sehat 3 Jumlah kelurahan yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) 11 kelurahan 15 kelurahan Mencapai Target 2) Kegiatan Imunisasi Pada tabel 4.9 dapat diketahui bahwa cakupan imunisasi pada tahun 2014 adalah sebesar 100%, meskipun pada proses pencapaiannya terdapat berbagai kendala, antara lain koordinasi dengan sektor swasta, bidan praktek swasta yang memberikan pelayanan imunisasi belum optimal, pencatatan dan pelaporan dari unit pelayanan swasta belum optimal, serta pembinaan dan pengawasan juga belum optimal. Tabel 4.9 Sasaran Menjamin Seluruh Masyarakat Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Bidang Pengendalian, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kegiatan Imunisasi Tahun 2014 No Indikator Sasaran Target 2014 Pencapaian Keterangan 1 Kelurahan UCI (SPM) 100% 100% Mencapai Target 3) Kegiatan Surveilans Tabel 4.10 Sasaran Menjamin Seluruh Masyarakat Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Bidang Pengendalian, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Kegiatan Survielans Tahun 2014 No Indikator Sasaran Target 2014 Pencapaian Keterangan 1 Acut Flacid Paralisis (AFP) rate per >2/ penduduk < 15 tahun (SPM) 2 Kelurahan yang mengalami KLB 100% 100% Mencapai ditangani <24 jam (SPM) 3 Diketahui dan terpantaunya status kesehatan calon jemaah haji mulai sebelum berangkat sampai tiba ditanah air kembali. Target 100% 100% Mencapai Target Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

118 Dari tabel 4.10 di bawah dapat diketahui bahwa seluruh indikator kegiatan surveilans sudah melampaui target. Berdasarkan laporan diketahui bahwa ditemukan 1 kasus AFP di kelurahan Pasirkaliki (0.72/ penduduk <15 tahun), target >2/ penduduk <15 tahun. Kejadian Luar Biasa (KLB) yang terjadi pada tahun 2014 adalah 3 kasus, yaitu 1 kasus Difteri di Kelurahan Citeureup, dan masing masing 1 kasus Campak di kelurahan Pasirkaliki dan Melong Tengah, seluruhnya ditangani dalam waktu kurang dari 24 jam (100%). Status kesehatan jemaah haji juga merupakan indikator yang digunakan dalam kegiatan surveilans, status kesehatan 401 jemaah haji dipantau dari sebelum berangkat sampai kembali ke tanah air (100%). 4) Kegiatan Pencegahan Penyakit Menular dan Tidak Menular Untuk mengetahui capaian kinerja kegiatan kegiatan pencegahan penyakit menular dan tidak menular dapat dilihat pada tabel 4.11 dan 4.12 berikut. Pada tabel 4.11 dapat dilihat capaian kinerja kegiatan penyakit menular. Penemuan kasus BTA+ baru mencapai 75.45% (target 80%), masih berada di bawah target yang ditetapkan, hal tersebut dimungkinkan terjadi karena belurn optimalnya pelaporan dari DPS dan RS diwilayah Kota Cimahi, sehingga perlu dilaksanakan upaya koordinasi dan peningkatan penemuan kasus melalui penjaringan suspect. Cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani baru mencapai 73,44% (target 100%), masih berada di bawah target. Hal tersebut dimungkinkan terjadi karena belum optimalnya laporan data dari Rumah Sakit dan DPS, selain itu pelaksanaan MTBS yang belum optimal ditatanan Puskesmas (Pelayanan MTBS Puskesmas belum terjadwal setiap hari). Sedangkan untuk cakupan diare yang ditangani mencapai 148,97% (target 100%). Capaian tersebut melebihi target yang ditetapkan, hal tersebut terjadi karena adanya perubahan rumus perhitungan sasaran. Tabel 4.11 Sasaran Menjamin Seluruh Masyarakat Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Bidang Pengendalian, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Kegiatan Survielans Tahun 2014 No Indikator Sasaran Target 2014 Pencapaian Keterangan 1 Penemuan kasus BTA + 80% 75.45% Dibawah Target (SPM) 2 Cakupan balita dengan 100% 96.39% Dibawah Target pnemonia yang ditangani (SPM) 3 Balita dengan diare yang ditangani 100% % Mencapai Target Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

119 Capaian kinerja kegiatan pencegahan penyakit tidak menular dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ini. Dari 13 puskesmas yang ada di Kota Cimahi saat ini seluruhnya telah melaksanakan deteksi dini pengendalian penyakit tidak menular (100%), dari 100% target yang ditetapkan. Tabel 4.12 Sasaran Menjamin Seluruh Masyarakat Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Bidang Pengendalian, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Kegiatan Pencegahan Penyakit Tidak Menular Tahun 2014 No Indikator Sasaran Target 2014 Pencapaian Keterangan 1 Puskesmas menjalankan 100% 100% Mencapai Target deteksi dini pengendalian faktor resiko penyakit tidak menular 2 Persentasi posbindu 30% Mencapai Target yang menjalankan deteksi dni pengendalian 3 Deteksi dini Ca Cervik pada wanita usia subur 1500 orang 1206 orang Dibawah Target Capaian kinerja Posbindu yang melaksanakan deteksi dini pengendalian faktor risiko pada tahun 2014 adalah 37,56%, sedangkan target posbindu PTM tahun adalah 30%, capaian tersebut merupakan kumulatif dari tahun 2012 dan telah melebihi dari target yang ditetapkan. Dari 213 Posbindu lansia yang sudah terlatih posbindu PTM adalah sebanyak 80 Posbindu yang meraksanakan deteksi dini pengendalian faktor risiko PTM. Target Deteksi dini Ca Cervix pada Wanita Usia Subur (WUS) tahun 2014 adalah 15,182 orang, namun capaian kinerja pada periode tersebut baru mencapai orang (8%). Perhitungan target adalah 80% untuk 5 tahun ( ), dan jika dikumulatifkan maka pada periode 2013/2014 capaian kineria mencapai 15,65% atau sebanyak 2,377 WUS sudah dideteksi dini terhadap ca cervix, kondisi ini masih berada di bawah target yang ditetapkan, untuk meningkatakan cakupan akan dilaksanakan pelayanan deteksi dini ca cervix di luar gedung. 5) Penanggulangan HIV Capaian kinerja penanggulangan HIV di Kota Cimahi pada tahun 2014 telah mencapai target yang telah ditetapkan, begitupun tahun 2013 yaitu kurang dari 0,5%. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut. Jika melihat hasil capaian kinerja pada tahun 2014 prevalensi kasus HIV mencapai 0,45% sedangkan pada tahun 2013 mencapai 0.44%. Prevalensi kasus HIV pada dua periode tersebut berada di bawah target yang ditetapkan dan memberikan Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

120 kecenderungan bahwa penanggulangan HlV di Kota Cimahi berjalan sesuai harapan, namun demikian perlu upaya tetap diwaspadai terhadap adannya fenomena gunung es. Sebagai realisasi dari kondisi tersebut maka seluruh kecamatan sudah melaksanakan pencegahan dan penularan HlV sesuai pedoman (100%), diantaranya melalui empowering masyarakat (warga peduli HlV-AIDS) dan pokja HlV/AIDS Kecamatan. Persentase ODHA yang menerima Anti Retro Viral Terapi (ART) sebanyak 100%, seluruhnya dari seluruh ODHA (target 90%). Jumlah kasus baru HIV pada tahun 2013 yaitu 39 orang dan seluruhnya telah mendapat ART. Dan jumlah seluruh ODHA di Kota Cimahi berjumlah 58 orang dan seluruhnya telah mendapatkan ART (100%). Kota Cimahi memiliki 6 RS, terdiri dari 4 RS Swasta, 1 RS pemerintah dan 1 RS TNl. Rurnah Sakit pemerintah yang memberikan kontribusi dalam penyelenggaraan pelayanan rujukan bagi ODHA adalah RS Cibabat. Tabel 4.13 Sasaran Menjamin Seluruh Masyarakat Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Bidang Pengendalian, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Kegiatan Penanggulangan HIV Tahun 2014 No Indikator Sasaran Target 2014 Pencapaian Keterangan 1 Prevalesi kasus HIV <0.5% 0.44% Mencapai Target 2 Presentase kecamatan yang 100% 100% Mencapai Target melaksanakan pencegahan dan penularan HIV sesuai pedoman 3 Persentase ODHA yang 90% 100% Mencapai Target menerima antiretroviral (ART) 4 Persentase RS Pemerintah menyelenggarakan pelayanan rujukan bagi orang dengan HIV dan Aids (ODHA) 100% 100% Mencapai Target 6) Pencegahan Penularan Penyakit Endemik dan Epidernik Kota Cimahi merupakan daerah endemis Demam Berdarah Dengue (DBD). Pada tahun 2014 jumlah kasus yang terlaporkan berjumlah 514 kasus, dengan Insiden Rate (lr): 92,09/ penduduk dan Case Fertality Rate (CFF) : 0 (tidak ditemukan kematian akibat DBD). Sedangkan pada tahun 2013 lr sebesar 145/ dan CFR : 0,62%. Seluruh kasus yang terlaporkan pada tahun tersebut telah ditangani sesuai prosedur (100% ditangani). Secara keseluruhan telah terjadi penurunan jumlah kasus bila dibandingkan dengan jumlah kasus tahun Penurunan jumlah kasus atau Angka Kesakitan tersebut menunjukan keberhasilan program penanggulangan DBD di Kota Cimahi. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

121 Tabel 4.14 Sasaran Menjamin Seluruh Masyarakat Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Bidang Pengendalian, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Kegiatan Pencegahan Penularan Penyakit Endemik dan Epidemik Tahun 2014 No Indikator Sasaran Target 2014 Pencapaian Keterangan 1 Penderita DBD yang 100% 100% Mencapai Target ditangani (SPM) 2 Case Fertality Rate (CFR) <1% 0 Mencapai Target < 1% 3 Incident Rate (IR)<55 org/ penduduk <55 org/ penduduk 92.02/ pdk 5. Meningkatnya Perilaku Sehat Di Masyarakat Melalui Penlngkatan PHBS Di Lima Tatanan Berdasarkan hasil pendataan PHBS Rurnah Tangga tahun 2014, Cakupan Rumah Tangga ber-phbs di Kota Cimahi baru mencapai 43,23% (dibawah target Kota Cimahi yaitu 65%). Hal ini dikarenakan kesadaran masyarakat dalam penerapan PHBS masih kurang, terutama indikator tidak merokok didalam ruangan sebesar 51.98% dari seluruh masyarakat yang merokok, sehingga 48,02% masih merokok di dalam ruangan /TTU. Tabel 4.15 Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya Berprilaku Sehat Di Masyarakat Melalui Peningkatan PHBS di Lima Tatanan Tahun 2014 No Indikator Sasaran Target 2014 Pencapaian Keterangan 1 Cakupan Rumah Tangga ber 65% 43.23% Dibawah Target PHBS 77% 2 Cakupan pembinaan PHBS 20% 22.73% Mencapai Target Perkantoran 3 Cakupan pembinaan PHBS 20% 48.39% Mencapai Target Pelayanan Kesehatan 4 Cakupan pembinaan PHBS 20% 16.75% Dibawah Target tempat-tempat umum 5 Cakupan pembinaan PHBS Pendidikan 35% 100% Mencapai Target Pada tahun 2014 terdapat 330 industri dan perkantoran pemerintah. Pembinaan dilakukan pada 50 perkantoran dan industry, sedangkan pada tahun 2013 dilakukan terhadap 25 SKPD Pernerintah Kota Cimahi total perkantoran yang telah dibina 75, sehingga secara kumulatif cakupan pembinaan PHBS perkantoran sudah mencapai target (22.73%). Data pelayanan kesehatan yang ada di Kota Cimahi Tahun 2014 adalah 62 yankes, yang terdiri dari RS, Puskesmas, Pustu, Klinik Swasta, dan Praktik Dokter Bersama. Pembinaan PHBS Pelayanan Kesehatan pada tahun 2014 dilaksanakan terhadap 13 Puskesmas, Pustu serta Rumah Sakit. Data tempat-tempat umum (TTU) yang ada di Kota Cimahi tahun 2013 adalah sebanyak 382, terdiri dari pasar tradisional, pasar modern, terminal, mesjid besar kecamatan Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

122 dan kelurahan. Tahun 2014 pembinaan baru dilakukan terhadap 40 TTU terdiri dari mesjid besar kecanratan dan kelurahan, gereja, pasar tradisional, pasar modern dan terminal. Sedangkan pada tahun 2013 pembinaan dilakukan terhadap 24 TTU, secara kumulatif mencapai 16.75%.Jumlah sekolah SD, SMP, dan SMA sederajat tahun 2013 adalah 229 sekolah. Secara kumulatif rnulai tahun relah dilakukan pembinaan dan pendataan PHBS di 229 sekolah tersebut. Untuk tahun 2015 dan seterusnya pembinaan dilakukan dengan menitik beratkan pada kualitas, yaitu adanya peningkatan penerapan PHBS di sekolah. 6. Meningkatkan Peran Serta Masyarakat Dalam Pelaksanaan RW Siaga Aktif Maupun UKBM Lainnya lndikator yang digunakan untuk mengukur capaian kinerja sasaran strategis meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan RW Siaga Aktif maupun UKBM lainnya sama dengan sasaran strategis sebelumnya, sebagaimana tertuang di dalam Tabel selain itu terdapat beberapa indikator lainnya, yaitu cakupan Desa/ RW Siaga Aktif, Posyandu Purnama dan Mandiri, rasio posyandu per satuan balita, Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD), dan cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut. Capaian kinerja indikator tersebut keseluruhannya sudah mencapai target, hal ini dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut. Dari seluruh RW yang ada, sejumlah 312 RW, seluruhnya (100%) sudah menjadi RW Siaga Aktif. Posyandu di Kota Cimahi saat ini berjumlah 388, dari jumlah tersebut sudah tidak ditemukan posyandu dengan strata pratama, sedangkan posyandu dengan strata madya sebanyak 1,021 (26.80%), purnama sebanyak 267 (68.18%), mandiri sebanyak 17 (4.38%). Balita yang dilayani oleh posyandu tersebut berjumlah 52,284, sehingga perhandingan antara jumlah posyandu dengan jumlah balita adalah 1 : 135. Cakupan Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD) pada tahun 2014 sudah mencapai 100% (target 60%). Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut juga sudah melampaui target sebesar 49.87% (target 40%). Tabel 4.16 Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya Peran Serata Masyarakat Dalam Pelaksanaan RW Siaga Aktif maupun UKBM Lainnya Tahun 2014 No Indikator Sasaran Target 2014 Pencapaian Keterangan 1 Cakupan desa/rw Siaga 100% 100% Mencapai Target Aktif (SPM) 2 Posyandu purnama mandiri 63% 66.24% Mencapai Target 3 Rasio posyandu persatuan Mencapai Target balita 4 Usaha Kesehatan Gigi 60% 100% Mencapai Target Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

123 Masyarakat Desa (UKGMD) 5 Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut 40% 49.87% Mencapai Target 7. Tersedianya Data Dasar Kesehatan Secara Cepat, Tepat dan Akurat Indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur tersedianya data dasar kesehatan secara cepat, tepat dan akurat adalah pelaporan sistem pencatatan pelaporan puskesmas (SP3) menggunakan software. Pada saat ini seluruh puskesnras yang ada di Kota Cimahi sudah menggunakan software SIMPUS 100% (13 puskesmas), tetapi secara kualitas masih banyak puskesmas yang mengalami kendala terutama terkait dengan keterbatasan sarana pendukung kegiatan dan SDM. Tabel 4.17 Indikator Kinerja Sasaran Tersedianya Data Dasar Kesehatan Secara Cepat, Tepat dan Akurat Tahun 2014 No Indikator Sasaran Target 2014 Pencapaian Keterangan 1 Pelaporan Sistem Pencatatan Pelaporan Puskesmas (SP3) menggunakan software 100% 100% Mencapai Target C. Upaya Pelayanan Perorangan Pada tahun 2014 cakupan kunjungan rawat jalan di Kota Cimahi sebesar 228%, dengan jumlah kunjungan rawat jalan di Puskesmas berjumlah 608,199 kunjungan dan kunjungan terhadap Rumah Sakit (pemerintah dan swasta) mencapai 726,436 orang. Kunjungan setiap tahun mengalami peningkatan terutama pada pelayanan rawat jalan di Puskesmas, peningkatan tersebut dikarenakan: - Puskesmas merupakan pelayanan Faskes pertama pasien BPJS, sehingga pasien yang berobat dengan kepesertaan BPJS tidak dapat langsung ke Rumah Sakit. - Perubahan persepsi masyarakat mengenai Puskesmas menjadi curative dan rehabilitatif bukan sebagai promotif dan preventif. - Biaya pengobatan puskesmas sangat terjangkau oleh semua kalangan. - Peningkatan kualitas pelayananan. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

124 800, , , , , , , , , ,000 Tahun 2013 Tahun , ,000 - Puskesmas Rumah Sakit Sumber: bidang Yanmed, Dinas Kesehatan 2014 Gambar 4.1 Kunjungan Pasien Kota Cimahi Tahun Puskesmas Pada tahun 2014 jumlah kunjungan tertinggi terdapat di Puskesmas Cimahi Tengah dengan jumlah 119,545 orang sedangkan jumlah kunjungan terendah terdapat di Puskesmas Pasirkaliki dengan jumlah Orang. Meningkatnya kunjungan pasien ini disebabkan karena Puskesmas Cimahi Tengah memiliki sarana-prasarana yang lengkap dan letak Puskesmas yang mudah dijangkau dengan kendaraan. 140, , , ,000 80,000 60,000 40,000 20,000 64,826 57,224 47,014 46,393 45,977 44,629 34,569 34,256 33,941 29,763 25, ,246 - Sumber: bidang Yanmed, Dinas Kesehatan 2014 Gambar 4.2 Kunjungan Puskesmas Kota Cimahi Tahun 2014 Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

125 Sedangkan pemanfaatan puskesmas berdasarkan jenis kelamin di Kota Cimahi tahun 2014 menunjukan perempuan lebih besar yaitu 365,664 orang (60.12%) dari pada laki-laki yaitu 242,535 orang (39.88%) % 39.88% Laki-laki Perempuan Sumber: bidang Yanmed, Dinas Kesehatan 2014 Gambar 4.3 Kunjungan Puskesmas Berdasarkan Jenis Kelamin Kota Cimahi Tahun Rumah Sakit Jumlah kunjungan rawat jalan j di rumah sakit yang ada di Kota Cimahi pada tahun 2014 tercatat sebanyak kunjungan untuk kunjungan rawat jalan dan sebanyak 65,019 kunjungan untuk rawat inap. Terdapat 6 (enam) Rumah Sakit di Kota Cimahi, yang terdiri dari RSU Cibabat, RS Dustira, RS Mitra Kasih, RS MAL, RS Avisena dan RS Kasih Bunda, dengan jumlah total BOR Kota Cimahi 64.96%. Bed Occupancy Rate (BOR) adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatann tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85%. Tabel 4.18 BOR di RS Kota Cimahi Tahun 2014 NO NAMA RUMAH SAKIT a CAPAIAN (%) NILAI IDEAL 60-85% 1 RSUD Cibabat Memenuhi 2 RS Dustira Memenuhi 3 RS Mitra Kasih Memenuhi 4 RS MAL Dibawah 5 RS Avisena 9.91 Dibawah 6 RS Kasih Bunda Memenuhi KOTA CIMAHI Sumber Laporan Tahunan RS Kota Cimahi Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

126 Diketahui Rumah Sakit yang memenuhi nilai BOR ideal 60-85% adalah RSUD Cibabat (82.38%), RS Dustira (61.19%), RS Mitra Kasih (66.86%) dan RS Kasih Bunda (79.42%). Sedangkan Rumah Sakit yang memiliki nilai dibawah nilai ideal 60-85% adalah RS MAL (48.99%) dan RS Avisena (9.91%). Tabel 4.19.ALOS di RS Kota CimahiTahun 2014 NO NAMA RUMAH SAKIT CAPAIAN (hari) NILAI IDEAL 6-9 hari 1 RSUD Cibabat 3 Dibawah 2 RS Dustira 4 Dibawah 3 RS Mitra Kasih 4 Dibawah 4 RS MAL 6 Memenuhi 5 RS Avisena 2 Dibawah 6 RS Kasih Bunda 3 Dibawah KABUPATEN/KOTA 3.6 Sumber Laporan Tahunan RS Kota Cimahi Average Length of Stay (ALOS) menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari. Dari tabel 4.19 diperoleh gambaran ALOS Rumah Sakit yang memenuhi standar ideal adalah RS MAL (6 hari), dan dibawah nilai ideal adalah RSUD Cibabat (3 hari), RSU Dustira (4 hari), RS Mitra Kasih (4 hari), RS Avisena (2 hari), RS Kasih Bunda (3 hari). Tabel 4.20 TOI di RS Kota Cimahi NO NAMA RUMAH SAKIT CAPAIAN (hari) NILAI IDEAL 1-3 hari 1 RSUD Cibabat 1 Memenuhi 2 RS Dustira 3 Memenuhi 3 RS Mitra Kasih 2 Memenuhi 4 RS MAL 6 Diatas 5 RSU Avisena 9 Diatas 6 RSU Kasih Bunda 2 Memenuhi KABUPATEN/KOTA 2 Sumber Laporan Tahunan RS Kota Cimahi Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

127 Turn Over Interval (TOI) menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. Pada tabel 4.20 tergambarkan bawa rumah sakit yang memenuhi standar ideal adalah RSUD Cibabat (1 hari), RS Dustira (3 hari), RS Mitra Kasih (2 hari), dan RS Kasih Bunda (2 hari). sedangkan yang tidak memenuhi nilai ideal adalah RS MAL (6 hari) dan RS Avisena (9 hari) Sumber: Laporan Tahunan RS Kota Cimahi 2014 Gambar 4.4 Grafik Barber Johnson Rumah Sakit Di Kota Cimahi Tahun 2014 Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

128 Dari gambar 4.4 BOR Rumah Sakit di Kota Cimahi tidak ada yang berada digaris efisiensi, walaupun angka BOR tinggi sesuai dengan nilai ideal namun beberapa rumah sakit memiliki lama rawat yang rendah sehingga rumah sakit di Kota Cimahi tidak mencapai daerah efisiensi. RS Avisena dan RS MAL memiliki TOI yang tinggi berarti banyak tempat tidur tersedia kosong yang tidak terisi. Bed Turn Over (BTO) menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapaa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai kali. Di Rumah Sakit yang berada di Kota Cimahi yang pemakaian tempat tidur dibawah 40 kali dalam setahun adalah RS Avisena (35 kali) dan RS MAL (30 kali). Sedangkan pemakaian tempat tidur melebihi 50 kali adalah RS Mitra Kasih (59 kali), RS Dustira (52 kali) dan RSUD Cibabat 86 (kali). Sumber Laporan Tahunan RS Kota Cimahi 2014 Gambar 4.5 BTO Rumah Sakit Di Kota Cimahi Tahun 2014 Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

129 BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN A. Sarana Kesehatan 1. Puskesmas Jumlah Puskesmas yang ada di Kota Cimahi pada tahun 2014 adalah 13 puskesmas, sedangkan jumlah puskesmas pembantu yang ada di Kota Cimahi adalah 4 buah. Puskesmas Pembantu memiliki fungsi sebagai perpanjangan tangan Puskesmas guna meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan terhadap seluiruh penduduk Kota Cimahi. Pustu memiliki peranan penting meningkatkan cakupan kunjungan penduduk Kota Cimahi yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Berdirinya Pustu didasarkan atas prioritas/kepentingan optimalisasi pelayanan kesehatan penduduk Cimahi. Dengan demikian tidak semua Puskesmas memiliki Puskesmas Pembantu (Pustu). 2. Rumah Sakit Pada tahun 2014 Jumlah sarana Rumah Sakit yang ada di Kota Cimahi adalah 6 buah, berdasarkan pengelolaannya terdiri dari 1 buah Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat, 1 buah RS TNI Dustira dan 4 buah rumah Sakit Swasta (Mitra Anugerah Lestari (MAL), Mitra Kasih, Kasih Bunda dan Avisena). 3 Sarana Pelayanan Lain Pada sarana pelayanan lain tahun 2014 paling banyak adalah praktik dokter perorangan sebesar 149 buah, praktik bersalin sebanyak 4 buah, Balai Pengobatan/ Klinik sebanyak 31 buah, Praktek Dokter Bersama sebanyak 4 buah, Praktik Pengobatan Tradisional sebanyak 25 buah, Bank Darah Rumah Sakit sebanyak 5 buah, dan Unit Tranfusi Darah sebanyak 1 buah. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

130 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 149 BALAI PENGOBATAN/KLINIK PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL PRAKTIK DOKTER BERSAMA BANK DARAH RUMAH SAKIT RUMAH BERSALIN UNIT TRANSFUSI DARAH Gambar 5.1 Sarana Pelayanan Lain Kota Cimahi Tahun Sarana Produksi dan Distribusi Kefarmasian Pada tahun 2014 sarana produksi dan distribusi kefarmasian di Kota Cimahii terdiri dari 691 Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), 65 Apotik Swasta, 15 Cabang Penyalur Alat Kesehatan, 13 Penyalur Alat Kesehatan, 12 Buah Toko Obat, 4 Produksi Kosmetika, 4 Pedagang Besar Farmasi, 4 Industri Farmasi, 2 Industri Obat Tradisional, 1 Pedagang Besar Obat Farmasi Cabang, dan 1 Gudang Farmasi. PIRT APOTIK CABANG PENYALUR ALAT KESEHATAN PENYALUR ALAT KESEHATAN PUSAT TOKO OBAT PRODUKSI KOSMETIKA PEDAGANG BESAR FARMASI INDUSTRI FARMASI INDUSTRI OBAT TRADISIONAL PEDAGANG BESAR FARMASI CABANG GUDANG FARMASI Sumber: Bidang Yanmed, Dinkes Cimahi 2014 Gambar 5.2 Sarana Produksi dan Distribusi Kefarmasian Kota Cimahi Tahun 2014 Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

131 5 Kemandirian Posyandu Kegiatan Posyandu merupakan wujud nyata peran serta aktif masyarakat di bidang pembangunan kesehatan. Rasio Posyandu di Kota Cimahi adalah 0.91 atau 1 posyandu per 100 balita yang ditangani. Adapun jumlah posyandu yang ada di Kota Cimahi pada tahun masih sama dengan tahun sebelumnya sebanyak 388 posyandu, tahun 2012 adalah 388 Posyandu sedangkan pada tahun berjumlah 385. Dengan demikian sejak tahun sampai dengan tahun 2014 jumlah Posyandu tidak mengalami penambahan. penambah Untuk ntuk mengukur tingkat peran serta masyarakat atau kemandirian terhadap penyelenggaraan Posyandu. maka ditentukan strata dari Posyandu tersebut. tersebut Pada tahun dari 388 Posyandu yang ada terbagi 4 strata yaitu Pratama 0, madya 104 Posyandu (68.81%), Purnama 267 Posyandu (26.80%) dan Mandiri 17 Posyandu (4.38%). 4.38% 26.80% PURNAMA MADYA MANDIRI 68.81% Sumber: Bidang Yanmas, Dinkes Cimahi 2014 Gambar 5.3 Strata Posyandu Kota Cimahi Tahun Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) Selain posyandu Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang ada di Kota Cimahi adalah Posbindu, rata-rata rata rata Posbindu di wilayah kerja Puskesmas adalah 18 Posbindu. Jumlah paling banyak adalah 22 buah (Puskesmas Cimahi Tengah, Puskesmas Cimahi Utara dan Puskesmas Padasuka) dan paling sedikit adalah adalah 10 buah di Puskesmas Pasirkaliki Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

132 Sumber: Bidang Yanmas, Dinkes Cimahi 2014 Gambar 5.4 Posbindu Kota Cimahi Tahun 2014 B. Tenaga Kesehatan 1. Tenaga Medis Jumlah tenaga medis yang bekerja di Kota Cimahi baik di Rumah Sakit, Puskesmas maupun sarana pelayanan kesehatan lainnya berjumlah 585 orang dengan jumlah dokter spesialis 195 orang, dokter mum berjumlah 281 orang, dokter gigi spesialis berjumlah 18 orang dan dokter gigi berjumlah 91 orang Dokter Spesialis Dokter Umum Dokter Gigi Spesialis 91 Dokter Gigi Sumber: Bidang Yanmed, Dinkes Cimahi 2014 Gambar 5.5 Tenaga Medis Kota Cimahi Tahun 2014 Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

133 a. Dokter Spesialis Jumlah dokter spesialis yang bekerja di Kota Cimahi baik di Rumah Sakit, Puskesmas maupun sarana pelayanan kesehatan lainnya berjumlah 195 orang dengan rasio 33 orang dokter per 1000 penduduk yang melayani pelayanan spesialis. Terdiri dari 107 orang dokter spesialis laki-laki dan 88 dokter spesialis perempuan. b. Dokter Umum Jumlah dokter umum yang bekerja di Kota Cimahi baik di Rumah Sakit, Puskesmas maupun sarana pelayanan kesehatan lainnya berjumlah 281 orang dengan rasio 48 orang dokter per 1000 penduduk yang dapat melayani pelayanan umum. Terdiri dari 89 orang dokter umum laki-laki dan 192 dokter umum perempuan. c. Dokter Gigi Jumlah dokter gigi yang bekerja di Kota Cimahi baik di Rumah Sakit, Puskesmas maupun sarana pelayanan kesehatan lainnya berjumlah 91 orang dengan rasio 16 orang dokter per 1000 penduduk yang dapat melayani pelayanan gigi. Terdiri dari 11 orang dokter gigi laki-laki dan 80 dokter gigi perempuan. d. Dokter Gigi Spesialis Jumlah dokter gigi spesialis yang bekerja di Kota Cimahi baik di Rumah Sakit, Puskesmas maupun sarana pelayanan kesehatan lainnya berjumlah 18 orang dengan rasio 3 orang dokter per 1000 penduduk yang dapat melayani pelayanan gigi spesialis. Terdiri dari 12 orang dokter gigi spesialis laki-laki dan 6 dokter gigi perempuan. 2. Tenaga Keperawatan Jumlah tenaga keperawatan yang bekerja di Kota Cimahi baik di Rumah Sakit, Puskesmas maupun sarana pelayanan kesehatan lainnya berjumlah 1,401 orang terdiri dari bidan 304 orang, perawat jumlah 1,056 orang, perawat gigi berjumlah 41 orang. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

134 Bidan Perawat 41 Perawat Gigi Sumber: Bidang Yanmed, Dinkes Cimahi 2014 Gambar 5.6 Tenaga Medis Kota Cimahi Tahun 2014 a. Bidan Jumlah bidan yang bekerja di Kota Cimahi baik di Rumah Sakit, Puskesmas maupun sarana pelayanan kesehatan lainnya berjumlah 304 orang, dengan rasio 105 orang bidan per 1000 penduduk yang dapat melayani pelayanan kebidanan. b. Perawat Jumlah perawat yang bekerja di Kota Cimahi baik di Rumah Sakit, Puskesmas maupun sarana pelayanan kesehatan lainnya berjumlah 1,056 orang dengan rasio 179 orang perawat per 1000 penduduk yang dapat melayani pelayanan asuhan keperawatan. Terdiri dari 302 orang perawat laki-laki dan 754 perawat perempuan. c. Perawat Gigi Jumlah perawat gigi yang bekerja di Kota Cimahi baik di Rumah Sakit, Puskesmas maupun sarana pelayanan kesehatan lainnya berjumlah 41 orang dengan rasio 7 orang perawat gigi per 1000 penduduk yang dapat melayani pelayanan keperawatan gigi. Terdiri dari 2 orang perawat gigi laki-laki dan 39 perawat gigi perempuan. 3. Tenaga Kefarmasian Jumlah tenaga kefarmasian yang bekerja di Kota Cimahi baik di Rumah Sakit, Puskesmas maupun sarana pelayanan kesehatan lainnya berjumlah 367 orang terdiri dari tenaga teknis kefarmasian 274 orang dan apoteker bejumlah 93 orang. Dengan rasio tenagaa 63 orang tenaga kefarmasian per 1000 penduduk yang melayani pelayanan kefarmasian di Kota Cimahi. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

135 Tenaga Teknisi Kefarmasian Apoteker Sumber: Bidang Yanmed, Dinkes Cimahi 2014 Gambar 5.7 Tenaga Kefarmasian Kota Cimahi Tahun Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat yang bekerja di Kota Cimahi baik di Rumah Sakit, Puskesmas maupun sarana pelayanan kesehatan lainnya berjumlah 26 orang dengan rasio 4 orang per 1000 penduduk yang dapat melayani kesehatan masyarakat. Terdiri dari 6 orang laki-laki dan 20 perempuan Kesehatan Masyarakat 19 Kesehatan Lingkungan Sumber: Bidang Yanmed, Dinkes Cimahi 2014 Gambar 5.8 Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan Kota Cimahi Tahun 2014 Sedangkan jumlah Tenaga Kesehatan Lingkungan yang bekerja di Kota Cimahi baik di Rumah Sakit, Puskesmas maupun sarana pelayanan kesehatan lainnya berjumlah 19 orang Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

136 dengan rasio 3 orang per 1000 penduduk yang dapat melayani kesehatan lingkungan. Terdiri dari 9 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. 5. Tenaga Gizi Jumlah Tenaga Gizi yang bekerja di Kota Cimahi baik di Rumah Sakit, Puskesmas maupun sarana pelayanan kesehatan lainnya berjumlah 43 orang dengan rasio 7 orang per 1000 penduduk yang dapat melayani gizi. Terdiri dari 2 orang laki-laki dan 41 orang perempuan. 6. Tenaga Keterapian Fisik Jumlah Keterapian Fisik yang bekerja di Kota Cimahi baik di Rumah Sakit, Puskesmas maupun sarana pelayanan kesehatan lainnya berjumlah 40 orang dengan rasio 6 orang per 1000 penduduk yang keterapian fisik. Terdiri dari 25 orang fisoterapi (4 orang per 1000 penduduk), 3 orang terapi okupasi (0.5 orang per 1000 penduduk), 7 orang terapi wicara (1 orang per 1000 penduduk), dan 5 tenaga akupuntur (0.8 orang per 1000 penduduk) Fisioterapi Terapi okupasi Terapi wicara Akupuntur Sumber: Bidang Yanmed, Dinkes Cimahi 2014 Gambar 5.9 Tenaga Keterapian Fisik Kota Cimahi Tahun Tenaga Teknisi Medis Jumlah Medis yang bekerja di Kota Cimahi baik di Rumah Sakit, Puskesmas maupun sarana pelayanan kesehatan lainnya berjumlah 214 orang dengan rasio 37 orang per 1000 Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

137 penduduk yang keterapian fisik. Terdiri dari 34 orang radiografer, 6 orang teknisi elektromedis, 1 orang terapi gigi, 99 orang tenaga analis kesehatan, 6 orang refraksionis optisien, 66 orang rekam medis dan 2 teknisi kardiovaskuler. Adapun tenaga teknisi medis yang masih belum ada adalah radioterapis, ortestik prostetik dan teknisi tranfusi darah Radiografer 6 Teknisi elektromedis 1 Teknisi gigi Analis Kesehatan 6 Refraksionis optisien Rekam Medis Teknisi dan Informatika Kardiovaskuler Kesehatan 2 Sumber: Bidang Yanmed, Dinkes Cimahi 2014 Gambar 5.10 Tenaga Teknisi Medis Kota Cimahi Tahun Tenaga Non Kesehatan Jumlah Tenaga Non Kesehatan yang bekerja di Kota Cimahi baik di Dinas Kesehatan, Rumah Sakit, Puskesmas maupun sarana pelayanan kesehatan lainnya berjumlah 822 orang. Terdiri dari 619 orang (75%) staf penunjang admisnistrasi, 110 orang (14%) pejabat struktural, 51 (6%) staf penunjang teknologi, 17 orang (2%) melakukan tugas belajar, 16 orang (2%) staf penunjang teknologi, 6 orang (1%) tenaga pendidik dan 3 orang tenaga kependidikan. 2.07% 1.95% 0.73% 0.36% 6.20% 13.38% 75.30% STAF PENUNJANG ADMINISTRASI PEJABAT STRUKTURAL STAF PENUNJANG TEKNOLOGI TUBEL STAF PENUNJANG PERENCANAAN Gambar 5.11 Tenaga Non Kesehatan Kota Cimahi Tahun 2014 Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

138 C. Anggaran Kesehatan 1. Pembiayaan Kesehatan NO Tabel 5.1 Anggaran Kesehatan Menurut Sumber Anggaran di Kota Cimahi Tahun 2014 SUMBER BIAYA ALOKASI ANGGARAN DINAS KESEHATAN ALOKASI ANGGARAN RSUD CIBABAT TOTAL ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN Rupiah Rupiah Rupiah % APBD KAB/KOTA 48,846,696, ,134,550, ,981,246, a. Belanja Langsung 22,168,912,442 70,216,780,000 92,385,692,442 b. Belanja Tidak Langsung 26,677,783,801 31,917,770,171 58,595,553,972 2 APBD PROVINSI 1,500,000,000 5,600,000,000 7,100,000, JKN Provinsi 1,500,000,000 5,600,000,000 7,100,000,000 3 APBN : 21,922,996,000 1,533,220,000 23,456,216, Dana Dekonsentrasi Dana Alokasi Khusus (DAK) 3,693,010,000 1,533,220,000 5,226,230,000 - ASKESKIN/JKN PBI Pusat 15,477,836,000-15,477,836,000 - Lain-lain : - TP BOK 1,227,150,000-1,227,150,000 - TP BUK 1,525,000,000-1,525,000,000 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) (sebutkan project dan sumber dananya) 0 5 SUMBER PEMERINTAH LAIN 2,721,990,371-2,721,990, DBHCHT 2,721,990,371-2,721,990,371 TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 74,991,682, ,267,770, ,259,452, TOTAL APBD KAB/KOTA 1,282,252,417,803 1,282,252,417,803 1,282,252,417,803 % APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA 128, , ,260 Anggaran kesehatan sangat diperlukan dalam mendukung terlaksananya setiap program pembangunan kesehatan, maka perlu dijelaskan tentang gambaran sumber dana atau anggaran kesehatan di Kota Cimahi untuk mendukung program - program pembangunan Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

139 kesehatan. Total anggaran pembangunan kesehatan Kota Cimahi pada tahun 2014 mencapai Rp. 184,259,452,785 (11.77%) dari APBD Kota Cimahi, dengan demikian anggaran kesehatan telah mencapai diatas 10% sebagai mana ditetapkan Undang-Undang Kesehatan apabila pemerintah daerah harus mengalokasikan dana sebesar 10% dari total APBD nya. Proporsi anggaran kesehatan Kota Cimahi tahun 2014 sebesar 11.77%, Total anggaran tersebut meliputi anggaran untuk Dinas Kesehatan Rp. 74,991,682,614 (3.81%) terhadap APBD Kota, dan untuk RSUD Cibabat Rp (7.97%) terhadap APBD Kota. Standar biaya kesehatan per kapita menurut World Bank adalah sebesar $2 atau Rp. 160,596. Sedangkan menurut WHO sebesar $34 atau Rp.455,022. Kurs dolar Rp (April 2015). Angaran kesehatan perkapita di Kota Cimahi sebesar Rp. 315, % 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Dinas Rumah Sakit Total Anggaran Kesehatan APBD Kota 1,282,252,417,803 1,282,252,417,803 1,282,252,417,803 Anggaran Kesehatan 74,991,682, ,267,770, ,259,452,785 Gambar 5.12 Anggaran Kesehatan Menurut Sumber Anggaran di Kota Cimahi Tahun Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Program penanggulangan kemiskinan bidang kesehatan di Kota Cimahi melalui Program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) dengan sumber dana APBD I Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat Bidang Kesehatan sebesar Rp dan APBD II sebesar Rp Kebijakan jamkesda tahun 2014 di Kota Cimahi, sebagai berikut: a. Masyarakat Miskin yang berhak mengakses Jamkesda adalah masyarakat miskin yang terdapat di DATA BASE JAMKESDA Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

140 b. Dasar pelaksanaan Jamkesda adalah Perwal No. 4 Tahun 2012 (Sama Dengan tahun 2013) c. Pendaftaran Jamkesda Kota Cimahi ke BPJS Kesehatan sedang dalam proses validasi data peserta. d. Pelayanan Pasien, Proses Klaim dan Pembayaran masih menggunakan mekanisme Tahun 2014 Total dana kapitasi pada tahun 2014 sebesar Rp. 13, namun yang terrealisasikan sebesa Rp. 8,870,014,449, atau 65.78%. dan untuk dana non kapitasi sebesar Rp. 228,700,000. Namun pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional terdapat beberapa permasalahan, seperti sebagai berikut: a. Masih terdapat tagihan yang melebihi plafon b. Masih terdapat tagihan yang tidak dilengkapi persyaratan administrasi c. Pasien diarahkan membuat SKTM tidak diarahkan membuat BPJS d. Terdapat keluhan jika pasien masuk pada hari libur biaya dibebankan kepada pasien e. Masih ada yang membuat rekomendasi tapi tidak terdapat di Data Base Jamkesda f. Pasien rawat inap membuat rekomendasi setelah lebih dari 2 kali 24 Jam g. Kurangnya Sosialisasi JKN kepada pasien Tabel 5.2 Realisasi Pembiayaan Jaminan Kesehatan di Kota Cimahi Tahun 2014 BULAN JANUARI-APRIL (DINAS) MEI-DESEMBER (PUSKESMAS) DANA REALISASI DITERIMA BELANJA % ,866,701,100 38, ,06 JUMLAH ,78 Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

141 BAB VI KESIMPULAN Pembangunan dewasa ini memberikan dampak terhadap berbagai perubahan. Perubahan perubahan tersebut meliputi seluruh aspek kehidupan, dengan perubahan tersebut memberikan tuntutan baru terhadap pelaku pembangunan. Dalam era desentralisasi pada saat ini memberikan kecenderungan pada semua unsur pembangunan untuk bergerak cepat dalam mencapai tujuan untuk perbaikan peningkatan kebutuhan masyarakat sebagai bentuk konsekuensi nyata pelaksanaan otonomi daerah. Kota Cimahi merupakan salah satu daerah otonomi yang memiliki hak dan kewajiban otonomi, kepentingan pelaksanaan otonomi daerah diharapkan dapat memberikan kesejahteraaan masyarakat sesuai dengan visi dan misi yang dimiliki Kota Cimahi. Kota Cimahi yang memiliki masyarakat heterogen, kepadatan penduduk dan mobilitas penduduk yang tinggi, secara langsung menuntut upaya pemerintah untuk meningkatkan akselerasi pembangunan di berbagai aspek. Dinas Kesehatan merupakan salah satu komponen Pemerintah Kota Cimahi yang dituntut bergerak cepat, berpikir cerdas dan bertindak arif dan bijaksana dalam upaya terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakatnya sehingga dapat mengatasi setiap permasalahan yang ada dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota Cimahi khususnya. Berdasarkan hasil analisa dari pelaksanaan program yang sudah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa pembangunan Kesehatan yang dilaksanakan di Kota Cimahi pada tahun 2014 pada beberapa program menunjukkan hasil yang cukup baik dan meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Keberhasilan tersebut merupakan hasil kerja sama yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan beserta seluruh jajarannya dan juga berkat dukungan Pemerintah Kota Cimahi serta peran serta masyarakat yang baik. Dalam profil ini diketahui indikator kinerja yang telah tercapai dan beberapa indikator yang belum mencapai target. Untuk kegiatan dengan indikator telah memenuhi target kegiatan dapat terus dilanjutkan, sedangkan bagi kegiatan dengan indikator masih di bawah target perlu diupayakan langkah-langkah yang dapat meningkatkan capaian kinerja. Disamping itu perlu juga dicari penyebab tidak tercapainya target yang telah ditetapkan dalam penetapan kinerja. Dalarn melaksanakan suatu kegiatan masih ditemukan kendala sehingga masih beberapa indikator yang belum mencapai target adalah karena adanya keterbatasan anggaran. Untuk ke depan, dalam menentukan penetapan kinerja perlu dilakukan prioritas, meskipun di Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

142 bidang kesehatan acuan yang harus digunakan adalah standar pelayanan minimal (SPM), yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, tetapi terdapat indikator-indikator lainnya yang juga harus dicapai oleh Dinas Kesehatan. Selain itu muncul kendala lain, yaitu dengan adanya tambahan anggaran pada saat perubahan. hal ini menyulitkan pada saat kegiatan akan dilaksanakan karena terbentur dengan mepetnya waktu ke akhir tahun anggaran. Capaian kinerja Dinas Kesehatan selain diperoleh dari data/ laporan yang dikelola oleh Dinas Kesehatan sendiri, juga berdasarkan data/laporan puskesmas dan Rumah Sakit. Sehingga rnemerlukan waktu yang cukup untuk dapat mengolah dan menganalisanya. Meskipun ditemukan beberapa kendala, baik dalam melaksanakan kegiatan maupun dalam penyusunan Profil Dinas Kesehatan Kota Cimahi tahun 2014, mudah-mudahan ke depan pelaksanaan kegiatan di Dinas Kesehatan semakin baik sehingga capaian kinerja diharapkan semakin meningkat. Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

143 LAMPIRAN Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun

144 LAMPIRAN 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN JUMLAH NO KECAMATAN WILAYAH DESA + RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK (km 2 DESA KELURAHAN PENDUDUK ) KELURAHAN TANGGA TANGGA per km Cimahi Utara ,491 47, Cimahi Tengah ,595 50, Cimahi Selatan ,383 72, JUMLAH (KAB/KOTA) , , ,478 Sumber: - Kota Cimahi dalam Angka - Data agregat Kependudukan Desember 2014, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cimahi LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 NO KECAMATAN LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN JUMLAH WILAYAH DESA + RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK (km 2 DESA KELURAHAN PENDUDUK ) KELURAHAN TANGGA TANGGA per km Cimahi Utara ,491 47, Cibabat , Cipageran , Citeureup ,123 11, Pasirkaliki , Cimahi Tengah ,595 50, Baros ,562 7, Cigugur Tengah ,313 14, Cimahi ,806 4, Karangmekar ,260 5, Padasuka ,452 11, Setiamanah ,202 7, Cimahi Selatan ,383 72, Cibeber ,611 8, Cibeureum ,185 19, Leuwigajah ,073 13, Melong ,196 19, Utama ,318 11, JUMLAH (KAB/KOTA) , , ,478 Sumber: - Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cimahi, Data agregat Kependudukan Cimahi Desember 2014,

145 LAMPIRAN 2 NO KELOMPOK UMUR (TAHUN) JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN ,968 20,555 42, ,826 24,217 50, ,627 26,394 54, ,822 23,418 48, ,734 23,728 47, ,197 23,579 47, ,387 27,953 56, ,082 26,893 53, ,720 23,379 47, ,983 19,703 39, ,270 15,126 30, ,226 11,387 23, ,483 8,202 16, ,731 5,489 10, ,872 4,007 7, ,534 4,977 8, JUMLAH 295, , , ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 42 Sumber : - Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cimahi, Data agregat Kependudukan Kota Cimahi Desember 2014

146 LAMPIRAN 3 NO PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+ PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+ PEREMPUAN PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 247, , , VARIABEL PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN: 427, a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 64, b. SD/MI 85, c. SMP/ MTs 102, d. SMA/ MA /SMK 171, e. DIPLOMA I/DIPLOMA II 7, f. AKADEMI/DIPLOMA III 21, g. STRATA 1/DIPLOMA IV 35, h. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 4, Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cimahi Desember 2014 JUMLAH PERSENTASE

147 LAMPIRAN 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 JUMLAH KELAHIRAN NO KECAMATAN NAMA PUSKESMAS LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + HIDUP + HIDUP + HIDUP MATI HIDUP MATI MATI MATI MATI CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA , ,133 PASIRKALIKI CIPAGERAN CITEUREUP , ,447 1, ,518 2, ,965 2 CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH CIGUGUR TENGAH , ,406 PADASUKA , ,155 1, ,559 1, ,596 3, ,155 3 CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN CIBEUREUM , ,370 MELONG ASIH CIBEBER LEUWIGAJAH MELONG TENGAH , ,278 2, ,188 4, ,466 JUMLAH (KAB/KOTA) 5, ,284 5, ,302 10, ,586 ANGKA LAHIR MATI PER KELAHIRAN (DILAPORKAN) Sumber: Bidang Yanmas, Dinas Kesehatan Kota Cimahi Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi

148 LAMPIRAN 5 JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 NO KECAMATAN PUSKESMAS NEONATAL JUMLAH KEMATIAN LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN ANAK ANAK BAYI BALITA NEONATAL BAYI BALITA NEONATAL BAYI BALITA BALITA CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA PASIRKALIKI CIPAGERAN CITEUREUP CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH CIGUGUR TENGAH PADASUKA CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN CIBEUREUM MELONG ASIH CIBEBER LEUWIGAJAH MELONG TENGAH ANAK BALITA BALITA JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) #DIV/0! #DIV/0! Sumber: Bidang Yanmas, Dinas Kesehatan Kota Cimahi Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi

149 LAMPIRAN 6 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 KEMATIAN IBU JUMLAH NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU LAHIR HIDUP < < < < JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA 1, PASIRKALIKI CIPAGERAN CITEUREUP , CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH CIGUGUR TENGAH 1, PADASUKA 1, , CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN CIBEUREUM 1, MELONG ASIH CIBEBER LEUWIGAJAH MELONG TENGAH , JUMLAH (KAB/KOTA) 10, ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 95 Sumber:. (sebutkan) Keterangan: - Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas - Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi

150 LAMPIRAN 7 NO KECAMATAN PUSKESMAS KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS PADA TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 JUMLAH SELURUH JUMLAH KASUS BARU BTA+ KASUS TB ANAK JUMLAH PENDUDUK KASUS TB 0-14 TAHUN L P L P L+P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA 28,380 27,865 56, PASIRKALIKI 10,123 9,923 20, CIPAGERAN 24,889 24,188 49, CITEUREUP 19,619 19,504 39, CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH 16,110 15,956 32, CIGUGUR TENGAH 37,461 36,414 73, PADASUKA 33,193 32,461 65, CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN 18,907 18,411 37, CIBEUREUM 34,080 33,105 67, MELONG ASIH 20,953 20,486 41, CIBEBER 14,008 13,603 27, LEUWIGAJAH 23,205 22,868 46, MELONG TENGAH 14,534 14,223 28, RUMAH SAKIT JUMLAH (KAB/KOTA) 295, , , , CNR KASUS BARU BTA+ PER PENDUDUK CNR SELURUH KASUS TB PER PENDUDUK Sumber: Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Cimahi Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar:

151 LAMPIRAN 8 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 TB PARU NO KECAMATAN PUSKESMAS SUSPEK % BTA (+) BTA (+) TERHADAP SUSPEK L P L + P L P L + P L P L + P CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA PASIRKALIKI CIPAGERAN CITEUREUP CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH CIGUGUR TENGAH PADASUKA CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN CIBEUREUM MELONG ASIH CIBEBER LEUWIGAJAH MELONG TENGAH Rumah Sakit 1,662 1,000 2, JUMLAH (KAB/KOTA) 3,116 2,342 5, Sumber: Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Cimahi Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

152 LAMPIRAN 9 NO KECAMATAN PUSKESMAS ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 BTA (+) DIOBATI ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE) L P L P L + P JUMLA % JUMLA % JUMLA % JUMLA % JUMLA % JUMLA % L P L+P L P L+P H H H H H H L + P ANGKA PENGOBATAN LENGKAP (COMPLETE RATE) L P L + P ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN (SUCCESS RATE/SR) JUMLAH KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN 1 CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA PASIRKALIKI CIPAGERAN CITEUREUP CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH CIGUGUR TENGAH PADASUKA CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN CIBEUREUM MELONG ASIH CIBEBER LEUWIGAJAH MELONG TENGAH Rumah Sakit JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER PENDUDUK Sumber: Bidang P2Pl Dinas Kesehatan Kota Cimahi Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

153 LAMPIRAN 10 PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 PNEUMONIA PADA BALITA NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BALITA JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI PENDERITA L P L + P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA 2,074 1,997 4, PASIRKALIKI , CIPAGERAN 1,847 1,689 3, CITEUREUP 1,417 1,418 2, CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH 1,088 1,079 2, CIGUGUR TENGAH 2,697 2,555 5, PADASUKA 2,555 2,284 4, CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN 1,442 1,314 2, CIBEUREUM 2,715 2,443 5, MELONG ASIH 1,504 1,391 2, CIBEBER 1,083 1,011 2, LEUWIGAJAH 1,772 1,625 3, MELONG TENGAH 1,063 1,040 2, RSU Cibabat RS Mitra Kasih RS Dustira RS MAL JUMLAH (KAB/KOTA) 21,968 20,558 42,526 2,197 2,056 4,253 2, , , Sumber:.. (sebutkan) Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

154 LAMPIRAN 11 JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 NO KELOMPOK UMUR H I V L P L+P PROPORSI KELOMPOK UMUR L P L+P AIDS SYPHILIS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS PROPORSI KELOMPOK UMUR L P L+P PROPORSI KELOMPOK UMUR L P L+P < 1 TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN JUMLAH (KAB/KOTA) PROPORSI JENIS KELAMIN Sumber: Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Cimahi 2014 Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

155 LAMPIRAN 12 PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 DONOR DARAH NO UNIT TRANSFUSI DARAH SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING TERHADAP JUMLAH PENDONOR HIV POSITIF HIV L P L + P L P L + P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % RSUD Cibabat 3,146 1,757 4,903 3, , , #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! JUMLAH 3,146 1,757 4,903 3, , , Sumber: RSUD CIBABAT CIMAHI

156 LAMPIRAN 13 NO KECAMATAN PUSKESMAS KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PERKIRAAAN KASUS DIARE DIARE DITANGANI P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA 28,380 27,865 56, , PASIRKALIKI 10,123 9,923 20, , CIPAGERAN 24,889 24,188 49, , CITEUREUP 19,619 19,504 39, , CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH 16,110 15,956 32, , CIGUGUR TENGAH 37,461 36,414 73, , , PADASUKA 33,193 32,461 65, , CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN 18,907 18,411 37, , CIBEUREUM 34,080 33,105 67, , , MELONG ASIH 20,953 20,486 41, , CIBEBER 14,008 13,603 27, LEUWIGAJAH 23,205 22,868 46, MELONG TENGAH 14,534 14,223 28, RSU Cibabat ,018 RS MitraKAsih RS Dustira ,824 RS MAL L L + P JUMLAH (KAB/KOTA) 295, , ,469 6,323 6,185 12,508 8, , , ANGKA KESAKITAN DIARE PER PENDUDUK 214 Sumber: Bidang P2P PL Dinas Kesehatan Kota Cimahi

157 LAMPIRAN 14 NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering KASUS BARU Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah L P L+P L P L+P L P L+P CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA PASIRKALIKI CIPAGERAN CITEUREUP CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH CIGUGUR TENGAH PADASUKA CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN PB + MB CIBEUREUM MELONG ASIH CIBEBER LEUWIGAJAH MELONG TENGAH RS dustira JUMLAH (KAB/KOTA) PROPORSI JENIS KELAMIN #DIV/0! #DIV/0! ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER PENDUDUK Sumber: Dinkes Prov. Jabar

158 LAMPIRAN 15 KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA KUSTA PENDERITA KUSTA CACAT TINGKAT TAHUN L P L+P JUMLAH % JUMLAH % CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA #DIV/0! #DIV/0! PASIRKALIKI #DIV/0! #DIV/0! CIPAGERAN #DIV/0! #DIV/0! CITEUREUP #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 2 CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH #DIV/0! #DIV/0! CIGUGUR TENGAH #DIV/0! #DIV/0! PADASUKA #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 3 CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN #DIV/0! #DIV/0! CIBEUREUM #DIV/0! #DIV/0! MELONG ASIH #DIV/0! #DIV/0! CIBEBER #DIV/0! #DIV/0! LEUWIGAJAH #DIV/0! #DIV/0! MELONG TENGAH #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! RS Dustira JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER PENDUDUK - Sumber : Dinkes Prov. Jabar KASUS BARU

159 LAMPIRAN 16 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 KASUS TERCATAT NO KECAMATAN PUSKESMAS Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH L P L+P L P L+P L P L+P CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA PASIRKALIKI CIPAGERAN CITEUREUP CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH CIGUGUR TENGAH PADASUKA CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN CIBEUREUM MELONG ASIH CIBEBER LEUWIGAJAH MELONG TENGAH RS Dustira JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA PREVALENSI PER PENDUDUK Sumber : Dinkes Prov.Jabar

160 LAMPIRAN 17 PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 KUSTA (PB) KUSTA (MB) NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA PB RFT PB RFT MB PENDERITA MB L P L + P L P L + P L P L+P JUMLA % JUMLA % JUMLA % L P L+P JUMLA % JUMLA % JUMLA % CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 PASIRKALIKI #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 CIPAGERAN #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 CITEUREUP #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #### #REF! #REF! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 2 CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 CIGUGUR TENGAH #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 PADASUKA #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 3 CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 CIBEUREUM #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 MELONG ASIH #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 CIBEBER #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 LEUWIGAJAH #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 MELONG TENGAH #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #### #REF! Rs dustira 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! JUMLAH (KAB/KOTA) #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! Sumber : Dinkes Prov. Jabar

161 LAMPIRAN 18 JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH PENDUDUK <15 TAHUN JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA 13, PASIRKALIKI 4, CIPAGERAN 12, CITEUREUP 9, CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH 7, CIGUGUR TENGAH 18, PADASUKA 16, CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN 10, CIBEUREUM 17, MELONG ASIH 9, CIBEBER 7, LEUWIGAJAH 11, MELONG TENGAH 6,914 0 JUMLAH (KAB/KOTA) 146,587 1 AFP RATE (NON POLIO) PER PENDUDUK USIA < 15 TAHUN 0.68 Sumber: Pelaksana Program Surveilans Dinas Kesehatan Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS Catatan : Jumlah penduduk < 15 tahun kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 2, yaitu sebe146,587

162 LAMPIRAN 19 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA CIMAHI TAHUN 2014 NO KECAMATAN PUSKESMAS DIFTERI PERTUSIS JUMLAH KASUS PD3I TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUM JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS MENINGGAL MENINGGAL MENINGGAL L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA PASIRKALIKI CIPAGERAN CITEUREUP CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH CIGUGUR TENGAH PADASUKA CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN CIBEUREUM MELONG ASIH CIBEBER LEUWIGAJAH MELONG TENGAH JUMLAH (KAB/KOTA) CASE FATALITY RATE (%) Sumber: Pelaksana Program Surveilans Dinas Kesehatan

163 LAMPIRAN 20 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA CIMAHI TAHUN 2014 JUMLAH KASUS PD3I NO KECAMATAN PUSKESMAS CAMPAK POLIO HEPATITIS B JUMLAH KASUS MENINGGAL L P L+P L P L+P L P L+P CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA PASIRKALIKI CIPAGERAN CITEUREUP CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH CIGUGUR TENGAH PADASUKA CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN CIBEUREUM MELONG ASIH CIBEBER LEUWIGAJAH MELONG TENGAH JUMLAH (KAB/KOTA) CASE FATALITY RATE (%) 0.0 Sumber: Pelaksana Program Surveilans Dinas Kesehatan

164 LAMPIRAN 21 JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KASUS MENINGGAL CFR (%) L P L+P L P L+P L P L+P CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA PASIRKALIKI CIPAGERAN CITEUREUP CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH CIGUGUR TENGAH PADASUKA CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN CIBEUREUM MELONG ASIH CIBEBER LEUWIGAJAH MELONG TENGAH JUMLAH (KAB/KOTA) INCIDENCE RATE PER PENDUDUK Sumber: Bidang P2PL, Dinas Kesehatan Kota Cimahi Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

165 LAMPIRAN 22 NO KECAMATAN PUSKESMAS KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 MALARIA SEDIAAN DARAH DIPERIKSA SUSPEK MENINGGAL CFR POSITIF L P L+P L P L+P L % P % L+P % L P L+P L P L+P CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! PASIRKALIKI #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! CIPAGERAN #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! CITEUREUP #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 2 CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! CIGUGUR TENGAH #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! PADASUKA #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 3 CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! CIBEUREUM #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! MELONG ASIH #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! CIBEBER #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! LEUWIGAJAH #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! MELONG TENGAH #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! Rs dustira #DIV/0! #DIV/0! 0.00 JUMLAH (KAB/KOTA) #DIV/0! #DIV/0! 0.00 JUMLAH PENDUDUK BERISIKO 584,469 ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER PENDUDUK BERISIKO Sumber: Bidang P2PL, Dinas Kesehatan Kota Cimahi

166 LAMPIRAN 23 PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 PENDERITA FILARIASIS NO KECAMATAN PUSKESMAS KASUS BARU DITEMUKAN JUMLAH SELURUH KASUS L P L+P L P L+P CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA PASIRKALIKI CIPAGERAN CITEUREUP CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH CIGUGUR TENGAH PADASUKA CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN CIBEUREUM MELONG ASIH CIBEBER LEUWIGAJAH MELONG TENGAH JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KESAKITAN PER PENDUDUK (KAB/KOTA) Sumber: Bidang P2PL, Dinas Kesehatan Kota Cimahi Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

167 LAMPIRAN 24 CAKUPAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH PENDUDUK 18 TAHUN KASUS HIPERTENSI % KASUS HIPERTENSI LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI + PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI + PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI + PEREMPUAN DILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA 18,909 18,967 37, , , PASIRKALIKI 6,882 6,829 13, CIPAGERAN 16,100 16,075 32, CITEUREUP 13,026 13,080 26, CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH 10,917 11,010 21, CIGUGUR TENGAH 24,907 24,458 49, PADASUKA 21,841 21,848 43, CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN 12,114 12,047 24, ,305 1, , , CIBEUREUM 22,251 22,125 44, MELONG ASIH 13,531 13,461 26, CIBEBER 9,130 8,995 18, LEUWIGAJAH 15,204 15,217 30, MELONG TENGAH 10,407 10,311 20, JUMLAH (KAB/KOTA) 195, , ,642 2, , , Sumber: Bidang P2PL, Dinas Kesehatan Kota Cimahi

168 LAMPIRAN 25 NO KECAMATAN PUSKESMAS CAKUPAN PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMAS DAN JARINGANNYA BERUSIA 15 TAHUN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI + PEREMPUAN DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA 5,557 11,206 16, PASIRKALIKI 2,967 6,063 9, CIPAGERAN 2,440 5,088 7, CITEUREUP 4,043 7,004 11, CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH , CIGUGUR TENGAH 4,973 9,789 14, PADASUKA 3,293 6,020 9, CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN 6,085 12,276 18, CIBEUREUM 3,394 7,578 10, MELONG ASIH 3,290 6,806 10, CIBEBER 3,793 8,264 12, LEUWIGAJAH 2,943 5,104 8, MELONG TENGAH 2,915 5,482 8, JUMLAH (KAB/KOTA) 46,602 91, , , Sumber: Bidang P2PL, Dinas Kesehatan Kota Cimahi

169 LAMPIRAN 26 CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 NO KECAMATAN PUSKESMAS PEREMPUAN USIA TAHUN PEMERIKSAAN IVA PEMERIKSAAN KLINIS PAYUDARA (CBE) JUMLAH % JUMLAH % CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA PASIRKALIKI CIPAGERAN CITEUREUP CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH CIGUGUR TENGAH PADASUKA CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN CIBEUREUM MELONG ASIH CIBEBER LEUWIGAJAH MELONG TENGAH RSUD Cibabat #DIV/0! JUMLAH (KAB/KOTA) , Sumber: Bidang P2PL, Dinas Kesehatan Kota Cimahi Ket: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat CBE: Clinical Breast Examination

170 LAMPIRAN 27 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) KOTA CIMAHI TAHUN 2014 NO JENIS KEJADIAN LUAR BIASA YANG TERSERANG JUMLAH KEC JUMLAH DESA/KEL WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) JUMLAH PENDERITA KELOMPOK UMUR PENDERITA JUMLAH KEMATIAN DIKETAHUI DITANGGU- LANGI AKHIR L P L+P 0-7 HARI 8-28 HARI 1-11 BLN 1-4 THN 5-9 THN THN THN THN THN THN THN 70+ THN JUMLAH PENDUDUK TERANCAM ATTACK RATE (%) CFR (%) L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P DIFTERI /06/14 08/06/14 23/8/ #DIV/0! - 2 CAMPAK 1 1 5/20/2014 5/21/2014 5/29/ DIFTERI /12/ #DIV/0! - Sumber: Pelaksana Program Surveilans Dinas Kesehatan

171 LAMPIRAN 28 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM KOTA CIMAHI TAHUN 2014 NO KECAMATAN PUSKESMAS KLB DI DESA/KELURAHAN JUMLAH DITANGANI <24 JAM % CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA PASIRKALIKI CIPAGERAN CITEUREUP CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH CIGUGUR TENGAH PADASUKA CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN CIBEUREUM MELONG ASIH CIBEBER LEUWIGAJAH MELONG TENGAH JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Pelaksana Program Surveilans Dinas Kesehatan

172 LAMPIRAN 29 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 IBU HAMIL IBU BERSALIN/NIFAS NO KECAMATAN PUSKESMAS PERSALINAN MENDAPAT IBU NIFAS K1 K4 JUMLAH JUMLAH DITOLONG NAKES YANKES NIFAS MENDAPAT VIT A JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA , , PASIRKALIKI CIPAGERAN CITEUREUP ,278 3, , ,130 2, , , CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH CIGUGUR TENGAH 1,635 1, , ,560 1, , , PADASUKA 1,383 1, , ,321 1, , , ,706 3, , ,537 3, , , CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN CIBEUREUM 1,475 1, , ,407 1, , , MELONG ASIH CIBEBER LEUWIGAJAH MELONG TENGAH ,356 5, , ,112 4, , , JUMLAH (KAB/KOTA) 12,340 11, , ,779 10, , , Sumber: Bidang Yanmas Dinkes Kota Cimahi

173 LAMPIRAN 30 NO KECAMATAN PUSKESMAS PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA CIMAHI TAHUN 2014 JUMLAH IBU HAMIL IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+ JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA 1, , PASIRKALIKI CIPAGERAN CITEUREUP CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH CIGUGUR TENGAH 1,634 1, , , PADASUKA 1,383 1, , , CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN LEUWIGAJAH CIBEBER MELONG ASIH MELONG TENGAH CIBEUREUM 1,475 1, , , JUMLAH (KAB/KOTA) 12,340 10, , , Prov. Jabar Sumber: Pengelola Program Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Cimahi

174 LAMPIRAN 31 NO KECAMATAN PUSKESMAS PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 JUMLAH WUS (15-39 TAHUN) IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS IBU HAMIL YANG SDH STATUS TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2 + JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA 11, , PASIRKALIKI 4, CIPAGERAN 10, CITEUREUP 8, #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 2 CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH 6, CIGUGUR TENGAH 15,830 1, , , PADASUKA 13, , CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN 8, CIBEUREUM 15,172 1, , MELONG ASIH 8, CIBEBER 5, LEUWIGAJAH 9, MELONG TENGAH 6, , JUMLAH (KAB/KOTA) 125,571 6, , , Sumber: Bidang P2PL, Dinas Kesehatan Kota Cimahi

175 LAMPIRAN 32 NO JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH IBU HAMIL FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET) JUMLAH % JUMLAH % CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA , , PASIRKALIKI CIPAGERAN CITEUREUP CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH CIGUGUR TENGAH , , PADASUKA , , CIMAHI SELATAN UTAMA CIBEUREUM , , MELONG ASIH CIBEBER LEUWIGAJAH MELONG TENGAH JUMLAH (KAB/KOTA) , , Sumber: Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kota Cimahi tahun 2014

176 LAMPIRAN 35 NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 PERKIRAAN BUMIL JUMLAH DENGAN IBU HAMIL KOMPLIKASI KEBIDANAN PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN JUMLAH LAHIR HIDUP PERKIRAAN NEONATAL KOMPLIKASI PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL S % L P L + P L P L + P S % S % S % CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA 1, , PASIRKALIKI CIPAGERAN CITEUREUP L P L + P 2 CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH ,442 1, CIGUGUR TENGAH 1, , PADASUKA 1, , , CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN ,553 1, CIBEUREUM 1, , MELONG ASIH CIBEBER LEUWIGAJAH MELONG TENGAH JUMLAH (KAB/KOTA) 12,340 2, ,487 7,633 11,691 1,123 1,145 1, Sumber : Bidang Yanmas Dinkes Kota Cimahi 2014

177 LAMPIRAN 34 NO KECAMATAN PUSKESMAS PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 MKJP IUD % MOP % MOW % IM PLAN % JUMLAH % KON DOM PESERTA KB AKTIF % SUNTIK % PIL % NON MKJP OBAT VAGINA % LAIN NYA % JUMLAH % CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA 1, , , , , PASIRKALIKI , , , CIPAGERAN 1, , , , , CITEUREUP 1, , , , , , , , , , , CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH 1, , , , , CIGUGUR TENGAH 2, , , , , , PADASUKA 2, , , , , , , , , , , , CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN 1, , , , , CIBEUREUM 1, , , , , , MELONG ASIH 2, , , , , , CIBEBER , , , , LEUWIGAJAH 1, , , , , MELONG TENGAH 14 6, , , , , , , MKJP + NON MKJP % MKJP + NON MKJP JUMLAH (KAB/KOTA) 18, , , , , , , ,919 Sumber : BPMPPKB Kota Cimahi Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

178 LAMPIRAN 35 NO KECAMATAN PUSKESMAS PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 MKJP PESERTA KB BARU IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KONDOM % SUNTIK % PIL % OBAT VAGINA % LAIN NYA % JUMLAH % CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA , PASIRKALIKI CIPAGERAN , CITEUREUP CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH CIGUGUR TENGAH PADASUKA CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN CIBEUREUM , MELONG ASIH , , , CIBEBER LEUWIGAJAH MELONG TENGAH NON MKJP MKJP + NON MKJP % MKJP + NON MKJP JUMLAH (KAB/KOTA) 1, , , , , Sumber ; BPMPPKB Kota Cimahi Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

179 LAMPIRAN 36 JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 NO KECAMATAN PUSKESMAS PESERTA KB BARU JUMLAH % JUMLAH % CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA 7,569 1, , PASIRKALIKI 2, , CIPAGERAN 7,846 1, , CITEUREUP 6, , CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH 4, , CIGUGUR TENGAH 11, , PADASUKA 10, , CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN 6, , CIBEUREUM 11,635 1, , MELONG ASIH 10,280 1, , CIBEBER 4, , LEUWIGAJAH 7, , MELONG TENGAH JUMLAH (KAB/KOTA) 91,242 9, , Sumber : Bidang Yanmas Dinkes Kota Cimahi JUMLAH PUS PESERTA KB AKTIF

180 LAMPIRAN 37 NO KECAMATAN PUSKESMAS BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 JUMLAH LAHIR HIDUP L BAYI BARU LAHIR DITIMBANG L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA , , P PASIRKALIKI CIPAGERAN CITEUREUP L + P L BBLR P L + P 2 CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH , , CIGUGUR TENGAH , , PADASUKA , , CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN , , CIBEUREUM MELONG ASIH CIBEBER LEUWIGAJAH MELONG TENGAH , , JUMLAH (KAB/KOTA) 5,256 5,283 16,778 5, , , Sumber : Bidang Yanmas Dinkes Kota Cimahi

181 LAMPIRAN 38 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1) KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP) JUMLAH BAYI NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L + P L P L + P L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA 1,048 #DIV/0! #DIV/0! 1, #DIV/0! #DIV/0! 1, PASIRKALIKI 387 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! CIPAGERAN #DIV/0! 283 #DIV/0! #DIV/0! 281 #DIV/0! CITEUREUP 686 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 2 CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH 625 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! CIGUGUR TENGAH 1,486 #DIV/0! #DIV/0! 1, #DIV/0! #DIV/0! 1, PADASUKA 1, #DIV/0! 578 #DIV/0! 1, #DIV/0! #DIV/0! 1, #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 3 CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN 799 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! CIBEUREUM 1,340 #DIV/0! #DIV/0! 1, #DIV/0! #DIV/0! 1, MELONG ASIH 825 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! CIBEBER 488 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! LEUWIGAJAH MELONG TENGAH JUMLAH (KAB/KOTA) , #DIV/0! 861 #DIV/0! 10, #DIV/0! 281 #DIV/0! 10, Sumber : Bidang Yanmas Dinkes Kota Cimahi

182 LAMPIRAN 39 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BAYI USIA 0-6 BULAN L P L + P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % CIMAHI UTARA CIBABAT PASIRKALIKI CIPAGERAN CIMENTENG SEHAT CITEUREUP CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH CIGUGUR TENGAH PADASUKA CIMAHI SELATAN UTAMA LEUWIGAJAH CIBEBER CIBEUREUM MELONG ASIH MELONG TENGAH JUMLAH (KAB/KOTA) 2,991 3,002 5,993 1, , , Sumber : Bidang Yanmas Dinkes Kota Cimahi

183 LAMPIRAN 40 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BAYI PELAYANAN KESEHATAN BAYI L P L + P L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA 1,048 1, PASIRKALIKI CIPAGERAN CITEUREUP CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH CIGUGUR TENGAH 1,486 1, PADASUKA 1,258 1, CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN CIBEUREUM 1,340 1, MELONG ASIH CIBEBER LEUWIGAJAH MELONG TENGAH JUMLAH (KAB/KOTA) , , Sumber : Bidang Yanmas Dinkes Kota Cimahi

184 LAMPIRAN 41 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA CIMAHI TAHUN 2014 NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH DESA/KELURAHAN DESA/KEL UCI % DESA/KEL UCI CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA PASIRKALIKI CIPAGERAN CIMENTENG SEHAT CITEUREUP CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH CIGUGUR TENGAH PADASUKA CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN CIBEUREUM MELONG ASIH 11 MELONG TENGAH 12 CIBEBER LEUWIGAJAH JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Pengelola Program Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Cimahi

185 LAMPIRAN 42 NO KECAMATAN PUSKESMAS CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS #REF! BAYI DIIMUNISASI JUMLAH BAYI DPT1+HB1 DPT3+HB3 CAMPAK L P L + P L P L + P L P L + P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % DO RATE (%) L P L + P CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA , , , , PASIRKALIKI CIPAGERAN CITEUREUP CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH CIGUGUR TENGAH , , , , PADASUKA , , , , CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN LEUWIGAJAH CIBEBER MELONG ASIH MELONG TENGAH CIBEUREUM , , , , JUMLAH (KAB/KOTA) 5,730 5,488 11,218 5, , , , , , , , , Dinkes Prov. Jabar 5,770 5,523 5,592 5,379 5,182 5,186 5,200 5,234 Sumber: Pengelola Program Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Cimahi

186 LAMPIRAN 43 NO KECAMATAN PUSKESMAS CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA CIMAHI TAHUN 2014 BAYI DIIMUNISASI JUMLAH BAYI BCG POLIO4 IMUNISASI DASAR LENGKAP L P L + P L P L + P L P L + P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA , , , , PASIRKALIKI CIPAGERAN CITEUREUP CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH CIGUGUR TENGAH , , , , PADASUKA , , , CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN LEUWIGAJAH CIBEBER MELONG ASIH MELONG TENGAH CIBEUREUM , , , JUMLAH (KAB/KOTA) 5,730 5,488 11,218 5, , , , , , , , , Prov Sumber: Pengelola Program Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Cimahi

187 LAMPIRAN 44 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN) NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BAYI MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A JUMLAH JUMLAH L P L + P L P L + P L P L + P L P L+P SƷ % S % S % L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S % Cimahi Utara CIMAHI UTARA ,501 1,432 2,933 1, , , ,973 1,906 3,879 1, , , CIPAGERAN , ,029 1, , ,320 1,259 2,579 1, , , CIMENTENG SEHAT CITEUREUP , , ,236 1,222 2,458 1, , , PASIRKALIKI , , Cimahi Tengah CIMAHI TENGAH , , , , CIGUGUR TENGAH , , ,219 2,166 4,385 2, , , ,810 2,742 5,552 2, , , PADASUKA ,937 1,754 3,691 1, , , ,387 2,157 4,544 2, , , Cimahi Selatan UTAMA ,082 1,005 2,087 1, , , ,421 1,297 2,718 1, , , LEUWIGAJAH ,473 1,399 2,872 1, , , ,873 1,749 3,622 1, , , CIBEBER , , , , CIBEUREUM , , ,073 1,969 4,042 2, , , ,689 2,523 5,212 2, , , MELONG ASIH ,188 1,088 2,276 1, , , ,489 1,398 2,887 1, , , MELONG TENGAH , , ,074 1,010 2,084 1, , , JUMLAH (KAB/KOTA) 4,517 4,216 8,733 4, , , ,601 15,872 32,473 16, , , ,118 20,088 41,206 20, , , Sumber: SEKSI GIZI DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI

188 LAMPIRAN 45 JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BADUTA DITIMBANG BGM DILAPORKAN (S) JUMLAH (D) % (D/S) L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P JUMLA % JUMLA % JUMLA % H H H 18 1 CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA , PASIRKALIKI CIPAGERAN CIMENTENG SEHAT CITEUREUP CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH CIGUGUR TENGAH 1,063 1,013 2, , PADASUKA , , CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN , CIBEUREUM , , MELONG ASIH , CIBEBER LEUWIGAJAH , MELONG TENGAH JUMLAH (KAB/KOTA) 7,906 7,405 15,311 6,034 5,657 11, Sumber: S eksi Gizi Dinas Kesehatan Kota Cimahi ANAK 0-23 BULAN (BADUTA)

189 LAMPIRAN 46 NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 ANAK BALITA (12-59 BULAN) L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA 4,885 2, PASIRKALIKI 1,805 1, CIPAGERAN 4,002 2, CITEUREUP 3, CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH 2,915 1, CIGUGUR TENGAH 6, PADASUKA 5,864 4, CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN 3,724 2, CIBEUREUM 6,248 2, MELONG ASIH 3, CIBEBER 2,276 1, LEUWIGAJAH 4,039 2, MELONG TENGAH 2, L MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI) P L + P JUMLAH (KAB/KOTA) , , Sumber : BIDANG YANMAS DINKES KOTA CIMAHI

190 LAMPIRAN 47 JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BALITA DITIMBANG BGM DILAPORKAN (S) JUMLAH (D) % (D/S) L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P JUMLA % JUMLA % JUMLA % H H H 18 1 CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA 1,742 1,709 3,451 1,139 1,103 2, PASIRKALIKI , CIPAGERAN 1,253 1,217 2, , CIMENTENG SEHAT CITEUREUP 1,197 1,170 2, , CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH , , CIGUGUR TENGAH 2,646 2,603 5,249 2,231 2,165 4, PADASUKA 2,197 2,022 4,219 1,731 1,601 3, CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN 1,342 1,260 2, , CIBEUREUM 2,503 2,327 4,830 1,329 1,275 2, MELONG ASIH 1,453 1,360 2, , CIBEBER , , LEUWIGAJAH 1,798 1,687 3,485 1,198 1,145 2, MELONG TENGAH , JUMLAH (KAB/KOTA) 19,731 18,845 38,576 14,041 13,514 27, Sumber : Bidang Yanmas Dinkes Kota Cimahi BALITA

191 LAMPIRAN 48 CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH DITEMUKAN KASUS BALITA GIZI BURUK MENDAPAT PERAWATAN L P L P L+P S % S % S % CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA #DIV/0! CIPAGERAN PASIRKALIKI #DIV/0! CITEUREUP #DIV/0! CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH CIGUGUR TENGAH PADASUKA #DIV/0! CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN CIBEUREUM #DIV/0! MELONG ASIH #DIV/0! CIBEBER #DIV/0! LEUWIGAJAH #DIV/0! MELONG TENGAH L + P JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Yanmas Dinkes Kota Cimahi

192 LAMPIRAN 49 NO KECAMATAN PUSKESMAS CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA PASIRKALIKI CIPAGERAN CITEUREUP CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH , , CIGUGUR TENGAH , , PADASUKA CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN CIBEUREUM MELONG ASIH CIBEBER LEUWIGAJAH MELONG TENGAH JUMLAH (KAB/KOTA) 5,031 4,703 9,734 5, , ,734 9, CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT Sumber: Bidang Yanmas Dinkes Kota Cimahi JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) L P L + P JUMLAH SD DAN SETINGKAT MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) %

193 LAMPIRAN 50 NO KECAMATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 L P L+P L P L+P L P L+P CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA PASIRKALIKI CIPAGERAN CITEUREUP CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH , CIGUGUR TENGAH PADASUKA , CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN CIBEUREUM MELONG ASIH CIBEBER LEUWIGAJAH MELONG TENGAH JUMLAH (KAB/ KOTA) ,949 1,402 2,242 3, Sumber: (sebutkan) PUSKESMAS PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PENCABUTAN GIGI RASIO TUMPATAN/ TUMPATAN GIGI TETAP TETAP PENCABUTAN

194 LAMPIRAN 51 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH SD/MI JUMLAH SD/MI DGN SIKAT GIGI MASSAL JUMLAH % SD/MI MENDAPAT % YAN. GIGI JUMLAH MURID SD/MI MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN L P L + P L % P % L + P % L P L + P L % P % L + P % CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA ,168 2,093 4, , PASIRKALIKI CIPAGERAN ,656 1,641 3,297 1, , CITEUREUP ,709 1,624 3, CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH ,041 3,893 7,934 1, , , ,032 1, CIGUGUR TENGAH ,175 1,937 4, PADASUKA ,528 5,345 10,873 2, , , CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN ,894 2,862 5,756 1, , , CIBEUREUM ,269 1,275 2, , MELONG ASIH ,366 1,239 2, , CIBEBER LEUWIGAJAH ,256 2,253 4, MELONG TENGAH ,339 6,746 14, , JUMLAH (KAB/ KOTA) ,160 31,651 64,811 10, , , ,569 2,827 5, , Sumber : Bidang Yanmedik Dinkes Kota Cimahi 25.98%

195 LAMPIRAN 52 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P L % P % L+P % CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA 998 1,281 2, PASIRKALIKI CIPAGERAN , CITEUREUP , CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH 897 1,100 1, CIGUGUR TENGAH 855 1,073 1, PADASUKA 927 1,136 2, CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN , CIBEUREUM , MELONG ASIH 913 1,086 1, CIBEBER , LEUWIGAJAH 1,117 1,213 2, MELONG TENGAH , JUMLAH (KAB/KOTA) 10,118 11,503 21, , , Sumber : Bidang Yanmas Dinkes Kota Cimahi JUMLAH USILA (60TAHUN+) MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN

196 LAMPIRAN 53 JUMLAH KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN JUMLAH KUNJUNGAN RUMAH PENYEBARAN INFORMASI CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA PASIRKALIKI CIPAGERAN CITEUREUP CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH CIGUGUR TENGAH PADASUKA CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN CIBEUREUM MELONG ASIH CIBEBER LEUWIGAJAH MELONG TENGAH SUB JUMLAH I Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 48 2 RSUD Cibabat RS Dustira 40 JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Dinas Kesehatan, Puskesmas dan RS Kota Cimahi

197 LAMPIRAN 54 CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 PESERTA JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN NO JENIS JAMINAN KESEHATAN JUMLAH % L P L+P L P L+P PEKERJA PENERIMA UPAH , PESERTA BUKAN PEKERJA , PESERTA BUKAN PENERIMA UPAH , ASURANSI PERUSAHAAN 0 0 3, ASURANSI SWASTA JAMKESDA , PENERIMA BANTUAN IURAN (PBI) , JUMLAH (KAB/KOTA) , Sumber : Data Kapitasi Desember 2014 Bidang Jamproinfokes Dinkes Cimahi - - KETERANGAN : JAMKESDA : Iuran Jaminan Kesehatan bagi penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah daerah dibayar oleh Pemerintah Daerah (orang miskin dan tidak mampu). Iuran Jaminan Kesehatan bagi peserta Pekerja Penerima Upah (PNS, Anggota TNI/POLRI, Pejabat Negara, Pegawai pemerintah non pegawai negeri dan pegawai swasta) dibayar oleh Pemberi Kerja yang dipotong langsung dari gaji bulanan yang diterimanya. Pekerja Bukan Penerima Upah (pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri) dan Peserta bukan Pekerja (investor, perusahaan, penerima pensiun, veteran, perintis kemerdekaan, janda, duda, anak yatim piatu dari veteran atau perintis kemerdekaan) dibayar oleh Peserta yang bersangkutan.

198 LAMPIRAN 55 NO JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 SARANA PELAYANAN KESEHATAN JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA L P L+P L P L+P L P L+P Puskesmas Cipageran 19,279 27,735 47, Puskesmas Citeureup 14,798 19,143 33, Puskesmas Cimahi Utara 18,801 27,592 46, Puskesmas Pasirkaliki 9,429 14,817 24, Puskesmas Cimahi Tengah 48,788 70, , ,565 6 Puskesmas Cigugur Tengah 23,182 34,042 57, Puskesmas Padasuka 18,842 25,787 44, Puskesmas Cimahi Selatan 26,277 38,549 64, Puskesmas Cibeureum 10,657 19,106 29, Puskesmas Melong Asih 18,691 27,286 45, , , Puskesmas Cibeber 12,739 21,830 34, Puskesmas Leuwigajah 11,271 22,985 34, Puskesmas Melong Tengah 9,781 16,035 25, SUB JUMLAH I 242, , , ,727 4,629 9,356 1 RSUD Cibabat 96, , ,180 10,807 14,348 25, RS Dustira 180, , ,700 12,388 10,135 22, RS Mitra Kasih 31,276 55,598 86,874 3,015 4,405 7, RS MAL 16,352 14,986 31,338 2,017 1,498 3, RSU Avisena 6,067 7,537 13, , RSU Kasih Bunda 13,559 25,180 38,739 1,854 2,778 4, SUB JUMLAH II 344, , ,435 30,906 34,113 65, Sarana Yankes lainnya (sebutkan) SUB JUMLAH III JUMLAH (KAB/KOTA) 586, ,088 1,334,634 30,906 34,113 65,019 4,987 4,864 9,851 JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 295, , , , , ,469 CAKUPAN KUNJUNGAN (%) Sumber : RS Kota Cimahi Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH

199 LAMPIRAN 56 NAMA RUMAH SAKIT a JUMLAH TEMPAT TIDUR PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI) ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 PASIEN KELUAR MATI PASIEN KELUAR MATI 48 JAM DIRAWAT NO L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P RSUD Cibabat ,952 14,537 25, , RS Dustira ,388 10,135 22, RS Mitra Kasih 127 3,805 3,633 7, RS MAL 134 2,292 1,791 4, RSU Avisena , RSU Kasih Bunda ,747 28,624 43, GDR NDR KABUPATEN/KOTA 1,140 45,009 59, , , Sumber : RS. Kota Cimahi

200 LAMPIRAN 57 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 NO NAMA RUMAH SAKIT a JUMLAH TEMPAT TIDUR PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI) JUMLAH HARI PERAWATAN JUMLAH LAMA DIRAWAT BOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI) RSUD Cibabat ,489 89,302 83, RS Dustira ,523 96,036 83, RS Mitra Kasih 127 7,438 30,992 28, RS MAL 134 4,083 23,961 24, RSU Avisena 51 1,770 1,844 3, RSU Kasih Bunda 101 4,632 28,174 13, KABUPATEN/KOTA 1,140 65, , , Sumber : RS Kota Cimahi

201 LAMPIRAN 58 PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH JUMLAH DIPANTAU RUMAH TANGGA % DIPANTAU JUMLAH BER- PHBS % BER- PHBS CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA 9,482 9, , PASIRKALIKI 3,863 3, , CIPAGERAN 7,033 7, , CITEUREUP 7,124 7, , ,502 27, , CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH , CIGUGUR TENGAH 12,267 12, , PADASUKA 11,983 11, , ,649 29, , CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN 5,504 5, , CIBEUREUM 14,964 14, , MELONG ASIH 6,669 6, , CIBEBER 5,446 5, , LEUWIGAJAH 8,337 8, , MELONG TENGAH 5,540 5, , ,460 46, , JUMLAH (KAB/KOTA) 103, , , Sumber : Bidang Jamproinfokes Dinas Kesehatan Kota Cimahi

202 LAMPIRAN 59 PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA CIMAHI TAHUN 2014 NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH SELURUH RUMAH 2013 RUMAH MEMENUHI SYARAT JUMLAH RUMAH DIBINA MEMENUHI RUMAH MEMENUHI SYARAT (RUMAH SEHAT) RUMAH RUMAH DIBINA SYARAT (RUMAH SEHAT) YANG BELUM MEMENUHI JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % SYARAT CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA 9,569 3, , , PASIRKALIKI 3,808 1, , , CIPAGERAN 7,152 3, ,963 1, , CITEUREUP 7,033 2, , , CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH 5,408 1, , , CIGUGUR TENGAH 12,358 2, , , PADASUKA 12,767 9, ,753 11, , CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN 5,609 1, , , LEUWIGAJAH 8,867 3, , , CIBEBER 5,516 2, , , MELONG ASIH 6,597 2, , , MELONG TENGAH 5,396 2, , , CIBEUREUM 11,435 1, , , JUMLAH (KAB/KOTA) 101,515 37, ,434 16, , , Sumber : Bidang Jamproinfokes Dinkes Kota Cimahi 2.90

203 LAMPIRAN 60 PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA CIMAHI 2014 BUKAN JARINGAN PERPIPAAN SUMUR GALI TERLINDUNG SUMUR GALI DENGAN POMPA SUMUR BOR DENGAN POMPA TERMINAL AIR MATA AIR TERLINDUNG PENAMPUNGAN AIR HUJAN PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM) PENDUDUK YANG MEMILIKI AKSES AIR MINUM NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDUDUK JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA MEMENUHI SYARAT JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA MEMENUHI SYARAT JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA MEMENUHI SYARAT JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA MEMENUHI SYARAT JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA MEMENUHI SYARAT JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA MEMENUHI SYARAT JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA MEMENUHI SYARAT JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA JUMLAH % CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA 43, , ,490 24, , PASIRKALIKI 16, ,475 10, ,087 4, CIPAGERAN 30, , ,800 1,401 5,704 1,372 5,588 2,014 8,156 1,974 7, , , , ,775 21, CITEUREUP 32, , ,440 5, ,323 17, , CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH 25, , , ,584 12,129 3,598 17, ,282 4,078 1,282 4,078 24, CIGUGUR TENGAH 61,818 1,217 6, ,022 21, , , ,123 5, PADASUKA 54,491 2, , , CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN 31, , ,342 1,128 5,196 1,093 4, , , , ,674 11, LEUWIGAJAH 39, ,412 9,648 1,824 7, ,134 8,536 2,134 8,536 17, CIBEBER 24, , , , ,528 3,374 4,684 3,374 4,684 3,666 15,388 3,666 15, , MELONG ASIH 32, , , , , ,840 23,040 3,840 23,040 25, MELONG TENGAH 24, , , ,446 6, CIBEUREUM 63, , , ,572 21,432 2,961 17, , ,760 30, JUMLAH (KAB/KOTA) 584,469 8,722 36,985 3,214 20,691 17,445 52,436 3,160 12,524 25, ,019 14,218 58,212 4,736 22,064 3,835 16, , , ,220 63,626 9,308 44, , Sumber : Bidang P2PL Dinkes Kota Cimahi

204 LAMPIRAN 61 PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN KOTA CIMAHI TAHUN 2014 NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH % JUMLAH % CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA PASIRKALIKI CIPAGERAN CITEUREUP CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH CIGUGUR TENGAH PADASUKA CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN LEUWIGAJAH CIBEBER MELONG ASIH MELONG TENGAH CIBEUREUM JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang P2PL Dinkes Kota Cimahi JUMLAH PENYELENGGARA AIR MINUM JUMLAH SAMPEL DIPERIKSA MEMENUHI SYARAT (FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN KIMIA)

205 LAMPIRAN 62 PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA CIMAHI 2014 NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH PENDUDUK JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA % PENDUDUK PENGGUNA JUMLAH SARANA JENIS SARANA JAMBAN KOMUNAL LEHER ANGSA PLENGSENGAN CEMPLUNG MEMENUHI SYARAT JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA MEMENUHI SYARAT JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA % PENDUDUK PENGGUNA JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA MEMENUHI SYARAT JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA % PENDUDUK PENGGUNA JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA MEMENUHI SYARAT JUMLAH SARANA JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA % PENDUDUK PENGGUNA PENDUDUK DENGAN AKSES SANITASI LAYAK JUMLAH % CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA 43, ,750 13,255 6,750 13, , PASIRKALIKI 16, ,808 16,656 2,699 11, , CIPAGERAN 30, ,440 28,336 6,440 28, , CITEUREUP 32, ,312 29,288 5,312 29, , CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH 25, ,110 24,890 2,519 12, , CIGUGUR TENGAH 61, ,509 61,809 6,862 32, , PADASUKA 54, , , , CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN 31, , ,144 28,783 2,916 15, , LEUWIGAJAH 39, ,648 30,592 6,482 25, , CIBEBER 24, ,437 23,958 5,440 23, , MELONG ASIH 32,499 2,252 13,510 2,252 13, ,763 17,289 2,300 13, , MELONG TENGAH 24, ,082 24,393 4,491 21, , CIBEUREUM 63, ,272 33,816 5,045 15, , JUMLAH (KAB/KOTA) 481,086 2,492 17,765 2,279 15, , ,700 57, , , , , Sumber : Bidang P2PL Dinkes Kota Cimahi KETERANGAN Penduduk dengan akses santasi layak bukan merupakan penjumlahan dari pengguna sarana sanitasi yang memenuhi syarat

206 LAMPIRAN 63 DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KOTA CIMAHI TAHUN 2014 NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH DESA DESA MELAKSANAKAN STBM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DESA STBM DESA STOP BABS (SBS) JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA PASIRKALIKI CIPAGERAN CITEUREUP CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH CIGUGUR TENGAH PADASUKA CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN LEUWIGAJAH CIBEBER MELONG ASIH MELONG TENGAH 13 CIBEUREUM JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang P2PL Dinkes Kota Cimahi

207

208 LAMPIRAN 64 PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA CIMAHI 2014 YANG ADA TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN NO KECAMATAN PUSKESMAS SARANA PENDIDIKAN SD SLTP SLTA SARANA KESEHATAN PUSKESMAS RUMAH SAKIT UMUM BINTANG HOTEL NON BINTANG JUMLAH TTU JUMLAH SD % SARANA PENDIDIKAN JUMLAH SLTP SLTA PUSKESMAS CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA PASIRKALIKI CIPAGERAN CITEUREUP % JUMLAH % JUMLAH SARANA KESEHATAN % RUMAH SAKIT UMUM JUMLAH % BINTANG JUMLAH % HOTEL NON BINTANG JUMLAH % TEMPAT-TEMPAT UMUM JUMLAH % 5 CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH CIGUGUR TENGAH PADASUKA CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN LEUWIGAJAH CIBEBER MELONG ASIH MELONG TENGAH CIBEUREUM JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang P2PL Dinkes Kota Cimahi Tahun 2014

209 LAMPIRAN 65 NO KECAMATAN PUSKESMAS JASA BOGA RUMAH MAKAN/ RESTORAN DEPOT AIR MINUM (DAM) MAKANAN JAJANAN TOTAL % JASA BOGA RUMAH MAKAN/ RESTORAN DEPOT AIR MINUM (DAM) MAKANAN JAJANAN TOTAL % CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA PASIRKALIKI CIPAGERAN CITEUREUP CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH CIGUGUR TENGAH 1, PADASUKA 1, CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN LEUWIGAJAH #DIV/0! #DIV/0! 10 CIBEBER MELONG ASIH MELONG TENGAH CIBEUREUM JUMLAH (KAB/KOTA) 4, ,350 1, Sumber : Bidang P2PL Dinkes Kota Cimahi JUMLAH TPM TEMPAT PENGELOLAAN MAKAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI KOTA CIMAHI TAHUN 2014 TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI 2469

210 LAMPIRAN 66 TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK KOTA CIMAHI TAHUN 2014 NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT JASA BOGA JUMLAH TPM DIBINA RUMAH MAKAN/ RESTORAN DEPOT AIR MINUM (DAM) MAKANAN JAJANAN CIMAHI UTARACIMAHI UTARA PASIRKALIKI CIPAGERAN CITEUREUP TOTAL PERSENTASE TPM DIBINA JUMLAH TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI JASA BOGA JUMLAH TPM DIUJI PETIK RUMAH MAKAN/ RESTORAN DEPOT AIR MINUM (DAM) MAKANAN JAJANAN TOTAL PERSENTASE TPM DIUJI PETIK 5 CIMAHI TENGACIMAHI TENGA , CIGUGUR TENG PADASUKA #DIV/0! 8 CIMAHI SELATACIMAHI SELATA LEUWIGAJAH CIBEBER MELONG ASIH MELONG TENG CIBEUREUM JUMLAH (KAB/KOTA) 1, Sumber : Bidang P2PL Dinkes Kota Cimahi

211 LAMPIRAN 67 NO NAMA OBAT PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 SATUAN TERKECIL KEBUTUHAN TOTAL PENGGUNAAN SISA STOK JUMLAH OBAT/VAKSIN PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT/VAKSIN Alopurinol tablet 100 mg tablet 44,200 26,500 43,000 69, Aminofilin tablet 200 mg tablet - 30,000 47,500 77,500 #DIV/0! 3 Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet #DIV/0! 4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 34,500 7,500 17,700 25, Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul 177, , , , Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet 998,600 1,128,400 1,600,000 2,728, Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol 33,319 16,850 52,500 69, Metampiron tablet 500 mg tablet 327, , , , Metampiron injeksi 250 mg ampul #DIV/0! 10 Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium Hidroksida 200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mg tablet 947, , , , Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g + polimiksin IU/g 12 Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg + Heksaklorofen 250 mg 13 Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam Salisilat 3% tube 7,900 1,175 1,250 2, supp 7, , pot 3,528 2,568 1,200 3, Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg tablet #DIV/0! 15 Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg + tablet #DIV/0! Levodopa 250 mg 16 Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen vial #DIV/0! 17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet 304, , , Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet 5,100 2,500 2,000 4, Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet #DIV/0! 20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg tablet #DIV/0! 21 Atropin tetes mata 0,5% botol #DIV/0! 22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/ml - 1 ml (sulfat) ampul #DIV/0! 23 Betametason krim 0,1 % krim 12,425 14,296 17,760 32, Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul Deksametason tablet 0,5 mg tablet 555, , , , Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol #DIV/0! 27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol #DIV/0! 28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet #DIV/0! 29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul #DIV/0! 30 Diazepam tablet 2 mg tablet 163,000 65, , , Diazepam tablet 5 mg tablet - #DIV/0! 32 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul Diagoksin tablet 0,25 mg tablet 22,900 6,000 4,000 10, Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet - #DIV/0! 35 Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet 15,000 2,000 2, Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul 3, Etakridin larutan 0,1% botol 1, Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul #DIV/0! 39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul #DIV/0! 40 Fenobarbital tablet 30 mg tablet 100,000 45, , , Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet #DIV/0! 42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet #DIV/0! 43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol #DIV/0! 44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul 1,950 1,400 4,680 6, Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet 6,000 7,400 5,000 12, Furosemid tablet 40 mg tablet 100,000 20,000 20, Gameksan lotion 1 % botol #DIV/0! 48 Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium sach 158, ,000 2, , klorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g 49 Gentian Violet Larutan 1 % botol #DIV/0! 50 Glibenklamida tablet 5 mg tablet 65,100 2,500 93,500 96, Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet 1,087, , ,000 1,015, Gliserin botol #DIV/0! 53 Glukosa larutan infus 5% botol Glukosa larutan infus 10% botol Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul #DIV/0! 56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet 11,800 7,000 13,000 20, Haloperidol tablet 0,5 mg tablet #DIV/0! 58 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet 65,000 67,500 35, , Haloperidol tablet 5 mg tablet 81,800 60, , , Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet #DIV/0! 61 Hidrkortison krim 2,5% tube 13,296 9,696 2,544 12, Ibuprofen tablet 200 mg tablet 119,800 88,200 52, , Ibuprofen tablet 400 mg tablet - 205, , ,200 #DIV/0! 64 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet 36,000 51,240 15,500 66,

212 NO NAMA OBAT PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 SATUAN TERKECIL KEBUTUHAN TOTAL PENGGUNAAN SISA STOK JUMLAH OBAT/VAKSIN PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT/VAKSIN Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet 150,000 44, , , Kaptopril tablet 12,5 mg tablet 261, , , , Kaptopril tablet 25 mg tablet 543, , , , Karbamazepim tablet 200 mg tablet 20,000 26,200 16,000 42, Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial #DIV/0! 70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul #DIV/0! 71 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul 87,250 57,620 74, , Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol 9,276 1,824 4,800 6, Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet 1,433, ,800 1,015,800 1,828, Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul #DIV/0! 75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul #DIV/0! 76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet #DIV/0! 77 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet 27,500 10,900 20,000 30, Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg + tablet #DIV/0! Sulfadoxin 500 mg 79 Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg + botol 24,267 11,700 22,700 34, Trimetoprim 40 mg/ 5 ml 80 Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi : Sulfametoksazol tablet #DIV/0! 400 mg, Trimetoprim 80 mg 81 Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi : Sulfametoksazol tablet #DIV/0! 100 mg, Trimetoprim 20 mg 82 Kuinin (kina) tablet 200 mg tablet #DIV/0! 83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul #DIV/0! 84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : ml vial 11,190 5,040 5,120 10, Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial #DIV/0! 86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial #DIV/0! 87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach #DIV/0! 88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol #DIV/0! 89 Mebendazol tablet 100 mg tablet #DIV/0! 90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125 mg tablet 20,000 2,500 17,500 20, Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul 900 1,080 1,200 2, Metronidazol tablet 250 mg tablet 21,700 25,500 39,500 65, Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet 193,000 57, , , Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol - #DIV/0! 95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul - #DIV/0! 97 Nistatin tablet salut IU/g tablet 3,600 2,800 2, Nistatin Vaginal tablet salut IU/g tablet 5,100 5,000 5,000 10, Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol 30,222 21,483 30,000 51, Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube 10, ,500 11, Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial - #DIV/0! 102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampul 4,270 4,270 #DIV/0! 103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol 45,902 48,552 26,350 74, Paracetamol tablet 100 mg tablet 35,000 10,000 10, Paracetamol tablet 500 mg tablet 1,905,600 2,100,800 1,640,000 3,740, Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol - #DIV/0! 107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet - #DIV/0! 108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet 139,000 17, , , Povidon Iodida larutan 10 % botol Povidon Iodida larutan 10 % botol Prednison tablet 5 mg tablet 138,000 79, , , Primakuin tablet 15 mg tablet #DIV/0! 113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet #DIV/0! 114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet #DIV/0! 115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet #DIV/0! 116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet #DIV/0! 117 Ringer Laktat larutan infus botol Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap tube 5,016 4,152 1,104 5, % 119 Salisil bedak 2% kotak - 4,183 8,268 12,451 #DIV/0! 120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial #DIV/0! 121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial #DIV/0! 122 Serum Anti Difteri Injeksi IU/vial (A.D.S.) vial #DIV/0! 123 Serum Anti Tetanus Injeksi IU/ampul (A.T.S.) ampul #DIV/0! 124 Serum Anti Tetanus Injeksi IU/vial (A.T.S.) vial #DIV/0! 125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg ampul #DIV/0! 126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol 10,848 5,520 2,400 7, Tetrakain HCL tetes mata 0,5% botol #DIV/0! 128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul #DIV/0! 129 Tetrasiklin kapsul 500 mg kapsul #DIV/0! 130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ampul #DIV/0! 131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) tablet 779, ,000 1,000,000 1,445, Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp ampul #DIV/0! 133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet 186, ,400 44, , Vaksin Rabies Vero vial #DIV/0! 135 Vitamin B Kompleks tablet tablet 1,443, , ,000 1,175, VAKSIN - #DIV/0! 136 BCG vial 7,000 5, , T T vial 5,000 4,147 1,480 5, D T vial 1,200 1, ,

213 NO NAMA OBAT PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 SATUAN TERKECIL KEBUTUHAN TOTAL PENGGUNAAN SISA STOK JUMLAH OBAT/VAKSIN PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT/VAKSIN CAMPAK 10 Dosis vial 7,000 3,310 1,149 4, POLIO 10 Dosis vial 7,000 6,435 1,418 7, DPT-HB vial 6,000 6, , HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial 19,800 8, , POLIO 20 Dosis vial 2, ,433 #DIV/0! 144 CAMPAK 20 Dosis vial 1,200 1,200 #DIV/0! Sumber : Bidang Yanmedik Dinkes Kota Cimahi KETERANGAN : Jumlah rata-rata kebutuhan obat -

214 LAMPIRAN 68 JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 NO FASILITAS KESEHATAN PEMILIKAN/PENGELOLA KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH RUMAH SAKIT 1 RUMAH SAKIT UMUM RUMAH SAKIT KHUSUS PUSKESMAS DAN JARINGANNYA 1 PUSKESMAS RAWAT INAP JUMLAH TEMPAT TIDUR PUSKESMAS NON RAWAT INAP PUSKESMAS KELILING PUSKESMAS PEMBANTU SARANA PELAYANAN LAIN 1 RUMAH BERSALIN BALAI PENGOBATAN/KLINIK PRAKTIK DOKTER BERSAMA PRAKTIK DOKTER PERORANGAN PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL BANK DARAH RUMAH SAKIT UNIT TRANSFUSI DARAH SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN 1 GUDANG FARMASI APOTIK TOKO OBAT PEDAGANG BESAR FARMASI PEDAGANG BESAR FARMASI CABANG INDUSTRI OBAT TRADISIONAL USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL INDUSTRI FARMASI PRODUKSI ALKES PENYALUR ALAT KESEHATAN PUSAT CABANG PENYALUR ALAT KESEHATAN PRODUKSI KOSMETIKA PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA PIRT Sumber: Bidang Yanmedik Dinas Kesehatan Kota Cimahi

215 LAMPIRAN 69 PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I JUMLAH % RUMAH SAKIT UMUM RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 #DIV/0! JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Yanmedik Dinkes Kota Cimahi

216 LAMPIRAN 70 JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 NO KECAMATAN PUSKESMAS STRATA POSYANDU POSYANDU AKTIF PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA PASIRKALIKI CIPAGERAN CITEUREUP CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH CIGUGUR TENGAH PADASUKA CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN CIBEUREUM MELONG ASIH CIBEBER LEUWIGAJAH MELONG TENGAH JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO POSYANDU PER 100 BALITA Sumber: Bidang Yanmas Dinkes Kota Cimahi

217 LAMPIRAN 71 JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 NO KECAMATAN PUSKESMAS DESA/ KELURAHAN POSKESDES POLINDES POSBINDU POSMALDES POS TB DESA POS UKK POSKESTREN CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA 1 22 PASIRKALIKI 1 10 CIPAGERAN 1 14 CITEUREUP CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH 2 22 CIGUGUR TENGAH PADASUKA CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN 1 12 CIBEUREUM 1 15 MELONG ASIH 1 16 CIBEBER 1 14 LEUWIGAJAH 1 20 MELONG TENGAH 1 13 UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Jamproinfokes Dinkes Cimahi KETERANGAN : POS UKK = serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja yang terencana, teratur dan bersinambungan yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat pekerja POSKESTREN = merupakan salah satu wujud UKBM di lingkungan pondok pesantren, dengan prinsip dari, oleh dan warga pondok pesantren yang mengutamakan pelayanan promotof (peningkatan) dan preventif (pencegahan) tanpa mengabaikan aspek kuratif (pengobatan dan rehabilitas (pemulihan kesehatan) dengan binaan puskesmas setempat

218 LAMPIRAN 72 JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH DESA/ KELURAHAN DESA/KELURAHAN SIAGA PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH % CIMAHI UTARA CIMAHI UTARA PASIRKALIKI CIPAGERAN CITEUREUP CIMAHI TENGAH CIMAHI TENGAH CIGUGUR TENGAH PADASUKA CIMAHI SELATAN CIMAHI SELATAN CIBEUREUM MELONG ASIH CIBEBER LEUWIGAJAH MELONG TENGAH JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Jamproinfokes Dinkes Cimahi

219 LAMPIRAN 73 JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 DR SPESIALIS a DOKTER DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI NO UNIT KERJA SPESIALIS GIGI TOTAL L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P Puskesmas Cipageran Puskesmas Citeureup Puskesmas Cimahi Utara Puskesmas Pasirkaliki Puskesmas Cimahi Tengah Puskesmas Cigugur Tengah Puskesmas Padasuka Puskesmas Cimahi Selatan Puskesmas Cibeureum Puskesmas Melong Asih Puskesmas Cibeber Puskesmas Leuwigajah Puskesmas Melong Tengah SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) Dinas Kesehatan SUB JUMLAH II (DINAS KESEHATAN) 1 RSUD Cibabat RS Dustira RS Mitra Kasih RS MAL RSU Avisena RSU Kasih Bunda SUB JUMLAH III (RUMAH SAKIT) SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP PENDUDUK Sumber : Sub. Bag. Kepegawaian Dinkes dan RS Ko Keterangan : a termasuk S3

220 LAMPIRAN 74 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 NO UNIT KERJA BIDAN BHL PTT PERAWAT a PERAWAT GIGI L P L+P L P L+P Puskesmas Cipageran Puskesmas Citeureup Puskesmas Cimahi Utara Puskesmas Pasirkaliki Puskesmas Cimahi Tengah Puskesmas Cigugur Tengah Puskesmas Padasuka Puskesmas Cimahi Selatan Puskesmas Cibeureum Puskesmas Melong Asih Puskesmas Cibeber Puskesmas Leuwigajah Puskesmas Melong Tengah SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) RSUD Cibabat RS Dustira RS Mitra Kasih RS MAL RSU Avisena RSU Kasih Bunda SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 DINAS KESEHATAN KOTA JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP PENDUDUK Sumber: Sub.Bag. Kepegawaian Dinkes Kota Cimahi Keterangan : a termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis

221 LAMPIRAN 75 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 TENAGA TEKNIS NO UNIT KERJA KEFARMASIAN a APOTEKER TOTAL L P L + P L P L + P L P L + P Puskesmas Cipageran Puskesmas Citeureup Puskesmas Cimahi Utara Puskesmas Pasirkaliki Puskesmas Cimahi Tengah Puskesmas Cigugur Tengah Puskesmas Padasuka Puskesmas Cimahi Selatan Puskesmas Cibeureum Puskesmas Melong Asih Puskesmas Cibeber Puskesmas Leuwigajah Puskesmas Melong Tengah SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) RSUD Cibabat RS Dustira RS Mitra Kasih RS MAL RSU Avisena RSU Kasih Bunda SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA DINAS KESEHATAN KOTA JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP PENDUDUK Sumber : Sub. Bag. Kepegawaian Dinkes Cimahi Keterangan : a termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi TENAGA KEFARMASIAN

222 LAMPIRAN 76 NO UNIT KERJA JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 L P L+P L P L+P Puskesmas Cipageran Puskesmas Citeureup Puskesmas Cimahi Utara Puskesmas Pasirkaliki Puskesmas Cimahi Tengah Puskesmas Cigugur Tengah Puskesmas Padasuka Puskesmas Cimahi Selatan Puskesmas Cibeureum Puskesmas Melong Asih Puskesmas Cibeber Puskesmas Leuwigajah Puskesmas Melong Tengah SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) RSUD Cibabat RS Dustira RS Mitra Kasih RS MAL RSU Avisena RSU Kasih Bunda - - SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA DINAS KESEHATAN KOTA JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP PENDUDUK Sumber : Bidang Yanmedik Dinkes Kota Cimahi KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN LINGKUNGAN

223 LAMPIRAN 77 JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 NO UNIT KERJA NUTRISIONIS DIETISIEN TOTAL L P L+P L P L+P L P L+P Puskesmas Cipageran Puskesmas Citeureup Puskesmas Cimahi Utara Puskesmas Pasirkaliki Puskesmas Cimahi Tengah Puskesmas Cigugur Tengah Puskesmas Padasuka Puskesmas Cimahi Selatan Puskesmas Cibeureum Puskesmas Melong Asih Puskesmas Cibeber Puskesmas Leuwigajah Puskesmas Melong Tengah SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) RSUD Cibabat RS Dustira RS Mitra Kasih RS MAL RSU Avisena RSU Kasih Bunda SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA DINAS KESEHATAN KOTA JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP PENDUDUK Sumber : Sub. Bag. Kepegawaian Dinkes dan RS Kota Cimahi

224 LAMPIRAN 78 JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 NO UNIT KERJA TENAGA TEKNISI MEDIS FISIOTERAPI TERAPI OKUPASI TERAPI WICARA AKUPUNKTUR TOTAL L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P Puskesmas Cipageran Puskesmas Citeureup Puskesmas Cimahi Utara Puskesmas Pasirkaliki Puskesmas Cimahi Tengah Puskesmas Cigugur Tengah Puskesmas Padasuka Puskesmas Cimahi Selatan Puskesmas Cibeureum Puskesmas Melong Asih Puskesmas Cibeber Puskesmas Leuwigajah Puskesmas Melong Tengah SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) RSUD Cibabat RS Dustira RS Mitra Kasih RS MAL RSU Avisena RSU Kasih Bunda SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP PENDUDUK Sumber : Sub. Bag. Kepegawaian Dinkes dan RS Kota Cimahi

225 LAMPIRAN 79 NO UNIT KERJA RADIOGRAFER RADIOTERAPIS TEKNISI ELEKTROMEDIS JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 TEKNISI GIGI ANALISIS KESEHATAN TENAGA TEKNISI MEDIS REFRAKSIONIS OPTISIEN ORTETIK PROSTETIK REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN TEKNISI TRANSFUSI DARAH TEKNISI KARDIOVASKULER L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P Puskesmas Cipageran Puskesmas Citeureup Puskesmas Cimahi Utara Puskesmas Pasirkaliki Puskesmas Cimahi Tengah Puskesmas Cigugur Tengah Puskesmas Padasuka Puskesmas Cimahi Selatan Puskesmas Cibeureum Puskesmas Melong Asih Puskesmas Cibeber Puskesmas Leuwigajah Puskesmas Melong Tengah JUMLAH SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) RSUD Cibabat RS Dustira RS Mitra Kasih RS MAL RSU Avisena RSU Kasih Bunda SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA DINAS KESEHATAN KOTA JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP PENDUDUK Sumber : Sub. Bag. Kepegawaian Dinkes dan RS Kota Cimahi Keterangan: *yang memiliki klinik/pelayanan kesehatan

226 LAMPIRAN 80 NO JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 L P L+P L P L+P L P L+P Puskesmas Cipageran Puskesmas Citeureup Puskesmas Cimahi Utara Puskesmas Pasirkaliki Puskesmas Cimahi Tengah Puskesmas Cigugur Tengah Puskesmas Padasuka Puskesmas Cimahi Selatan Puskesmas Cibeureum Puskesmas Melong Asih Puskesmas Cibeber Puskesmas Leuwigajah Puskesmas Melong Tengah SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) RSUD Cibabat RS Dustira RS Mitra Kasih RS MAL RSU Avisena RSU Kasih Bunda SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT DINAS KESEHATAN KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : RS Kota Cimahi UNIT KERJA PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA TENAGA KESEHATAN LAINNYA TOTAL

227 LAMPIRAN 81 NO UNIT KERJA PEJABAT STRUKTURAL STAF PENUNJANG ADMINISTRASI JUMLAH TENAGA NON KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 STAF PENUNJANG TEKNOLOGI TENAGA NON KESEHATAN STAF PENUNJANG PERENCANAAN TENAGA PENDIDIK TENAGA KEPENDIDIKAN L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P Puskesmas Cipageran Puskesmas Citeureup Puskesmas Cimahi Utara Puskesmas Pasirkaliki Puskesmas Cimahi Tengah Puskesmas Cigugur Tengah Puskesmas Padasuka Puskesmas Cimahi Selatan Puskesmas Cibeureum Puskesmas Melong Asih Puskesmas Cibeber Puskesmas Leuwigajah Puskesmas Melong Tengah SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) RSUD Cibabat RS Dustira RS Mitra Kasih RS MAL RSU Avisena RSU Kasih Bunda SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT DINAS KESEHATAN KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA) TUBEL TOTAL Sumber: Sub.Bag Kepegawaian Dinkes Cimahi

228 LAMPIRAN 82 NO SUMBER BIAYA ALOKASI ANGGARAN DINAS KESEHATAN ALOKASI ANGGARAN RSUD CIBABAT TOTAL ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN Rupiah % Rupiah % Rupiah % ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER: ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA KOTA CIMAHI TAHUN APBD KAB/KOTA 48,846,696, ,134,550, ,981,246, a. Belanja Langsung 22,168,912,442 70,216,780,000 92,385,692,442 b. Belanja Tidak Langsung 26,677,783,801 31,917,770,171 58,595,553,972 2 APBD PROVINSI 1,500,000, ,600,000, ,100,000, JKN Provinsi 1,500,000,000 5,600,000,000 7,100,000,000 3 APBN : 21,922,996, ,533,220, ,456,216, Dana Dekonsentrasi Dana Alokasi Khusus (DAK) 3,693,010,000 1,533,220,000 5,226,230,000 - ASKESKIN/JKN PBI Pusat 15,477,836,000-15,477,836,000 - Lain-lain : - TP BOK 1,227,150,000-1,227,150,000 - TP BUK 1,525,000,000-1,525,000,000 4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) (sebutkan project dan sumber dananya) 5 SUMBER PEMERINTAH LAIN 2,721,990, ,721,990, DBHCHT 2,721,990,371-2,721,990,371 TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 74,991,682, ,267,770, ,259,452, TOTAL APBD KAB/KOTA % APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA 1,282,252,417,803 1,282,252,417,803 1,282,252,417, , , ,260 Sumber: Laporan Keuangan Tahun anggaran 2014 Dinas Kesehatan

229 TABEL 83 A : POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN DI PUSKESMAS UMUR 0 - < 1 TAHUN KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 TABEL 83 B : POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN DI PUSKESMAS UMUR 1-4 TAHUN KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 NO 1 Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut tidak Spesifik KASUS BARU KASUS BARU NO NAMA PENYAKIT JUMLAH % JUMLAH % 2, Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut tidak 9, Spesifik 2 Nasofaringitis Akuta (Common Cold) 1, Nasofaringitis Akuta (Common Cold) 5, Diare dan Gastroenteritis Diare dan Gastroenteritis 2, Demam yang tidak diketahui sebabnya Demam yang tidak diketahui sebabnya 2, Pneumonia Faringitis Akuta 1, Penyakit Lain-Lainnya Dermatitis lain, tidak spesifik (eksema) 1, Dermatitis lain, tidak spesifik (eksema) Pneumonia Faringitis Akuta Gangguan lain pada kulit dan jaringan subkutan yang tidak terklasifikasikan 9 Konjungtivitis Penyakit Pulpa dan jaringan Periapikal Broncho Pneumonia tidak Spesifik Konjungtivitis Penyakit Gusi, jaringan Periodontal dan tulang alveolar Gangguan lain pada kulit dan jaringan subkutan yang tidak terklasifikasikan 12 Infeksi saluran Pernafasan bawah akut tidak spesifik Broncho Pneumonia tidak Spesifik Abses, furunkel, karbunkel kutan Tonsilitis Akuta Amubiasis, Disentri Amuba Infeksi saluran Pernafasan bawah akut tidak spesifik Dermatitis kontak Abses, furunkel, karbunkel kutan Infeksi Virus dan Infeksi usus tertentu lainnya Varisela/Cacar Air Otottis Media Nonsupurativa Demam Tifoid Ototis Media Supurativa tidk spesifik Asma Demam Tifoid Karies Gigi Varisela/Cacar Air Skabies Penyakit Lain-Lainnya Penyakit Lain-Lainnya 2, Jumlah 9, Jumlah 29, Sumber : SP3 Tahun 2014 NAMA PENYAKIT

230 TABEL 83 C : TABEL 83 D : POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN DI PUSKESMAS UMUR 5-14 TAHUN DI PUSKESMAS UMUR TAHUN KABUPATEN/KOTA CIMAHI KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 TAHUN 2014 NO NAMA PENYAKIT KASUS BARU KASUS BARU NO NAMA PENYAKIT JUMLAH % JUMLAH % 1 Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut tidak 9, Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut tidak 11, Spesifik Spesifik 2 Nasofaringitis Akuta (Common Cold) 4, Nasofaringitis Akuta (Common Cold) 6, Faringitis Akuta 3, Gastroduodenitesis tidak spesifik 5, Demam yang tidak diketahui sebabnya 2, Penyakit Gusi, jaringan Periodontal dan tulang 4, alveolar 5 Penyakit Gusi, jaringan Periodontal dan tulang alveolar 2, Faringitis Akuta 4, Penyakit Pulpa dan jaringan Periapikal 2, Penyakit Pulpa dan jaringan Periapikal 4, Tonsilitis Akuta 1, Myalgia 4, Gangguan Gigi dan jaringan penunjang lainnya 1, Gejala dan tanda umum lainnya 3, Dermatitis lain, tidak spesifik (eksema) 1, Demam yang tidak diketahui sebabnya 2, Gastroduodenitesis tidak spesifik 1, Dispepsia 2, Diare dan Gastroenteritis 1, Dermatitis lain, tidak spesifik (eksema) 2, Kelainan dentofasial termasuk maloklusi Diare dan Gastroenteritis 2, Gangguan lain pada kulit dan jaringan subkutan yang Hipertensi Primer (esensial) 1, tidak terklasifikasikan 14 Konjungtivitis Persalinan tunggal spontan 1, Varisela/Cacar Air Migren dan sindrom nyeri kepala lainnya 1, Abses, furunkel, karbunkel kutan Konjungtivitis 1, Karies Gigi Gangguan lain pada kulit dan jaringan subkutan yang 1, tidak terklasifikasikan 18 Dispepsia Karies Gigi Skabies Rematisme (tidak spesifik) Demam Tifoid Tonsilitis Akuta Penyakit Lain-Lainnya 5, Penyakit Lain-Lainnya 16, Jumlah 42, Jumlah 80, Sumber : SP3 Tahun 2014

231 TABEL 83 E : TABEL 83 F : POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN DI PUSKESMAS UMUR 45 - > 75 TAHUN DI PUSKESMAS SEMUA GOLONGAN UMUR KABUPATEN/KOTA CIMAHI KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 TAHUN 2014 NO NAMA PENYAKIT KASUS BARU KASUS BARU NO NAMA PENYAKIT JUMLAH % JUMLAH % 1 Hipertensi Primer (esensial) 8, Nasofaringitis Akuta (Common Cold) 22, Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut 7, Faringitis Akuta 11, tidak Spesifik 3 Myalgia 5, Gastroduodenitesis tidak spesifik 11, Gastroduodenitesis tidak spesifik 4, Penyakit Gusi, jaringan Periodontal dan tulang alveolar 10, Nasofaringitis Akuta (Common Cold) 4, Myalgia 10, Penyakit Gusi, jaringan Periodontal dan tulang 3, Hipertensi Primer (esensial) 9, alveolar 7 Gejala dan tanda umum lainnya 2, Penyakit Pulpa dan jaringan Periapikal 9, Penyakit Pulpa dan jaringan Periapikal 2, Demam yang tidak diketahui sebabnya 9, Dispepsia 2, Diare dan Gastroenteritis 8, Faringitis Akuta 2, Dermatitis lain, tidak spesifik (eksema) 7, Dermatitis lain, tidak spesifik (eksema) 1, Dispepsia 5, Rematisme (tidak spesifik) 1, Tonsilitis Akuta 3, Diabetes Melitus tidak Spesifik 1, Konjungtivitis 3, Artritis lainnya 1, Penyakit Lain-Lainnya 3, Diare dan Gastroenteritis 1, Gangguan lain pada kulit dan jaringan subkutan yang 3, tidak terklasifikasikan 16 Migren dan sindrom nyeri kepala lainnya 1, Rematisme (tidak spesifik) 2, Demam yang tidak diketahui sebabnya Migren dan sindrom nyeri kepala lainnya 2, Konjungtivitis Gangguan Gigi dan jaringan penunjang lainnya 2, Asma Abses, furunkel, karbunkel kutan 2, Gangguan lain pada kulit dan jaringan subkutan yang tidak terklasifikasikan Asma 2, Penyakit Lain-Lainnya 11, Penyakit Lain-Lainnya 46, Jumlah 66, Jumlah 187, Sumber : SP3 Tahun 2014

232 TABEL 84 A : TABEL 84 B : POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUR 0 - < 1 TAHUN DI RUMAH SAKIT UMUR 1-4 TAHUN KOTA CIMAHI KOTA CIMAHI TAHUN 2014 TAHUN 2014 NO NAMA PENYAKIT KASUS BARU KASUS BARU NO NAMA PENYAKIT JUMLAH % JUMLAH % 1 ISPA 1, Penyakit lainnya 1, Diare & gastroenteritis oleh penyebab ISPA Infeksi tertentu (kolitis infeksi) 3 Pneumonia Diare & gastroenteritis oleh penyebab inf Demam tifoid dan paratifoid Demam tifoid dan paratifoid Bronkitis akut dan bronkiolitis akut Demam yang sebabnya tidak diketahui Kondisi lainnya yang bermula pada Tuberkulosis paru lainnya masa perinatal 7 Demam yang sebabnya tak diketahui Penyakit kulit dan jaringan subkutan lainn Penyakit kulit dan jaringan subkutan lainn Faringitis akut Tuberkulosis (TB) paru BTA (+) Penyakit bakteri lainnya 131 dengan/tanpa biakan kuman TB 10 Kondisi lain yang bermula pada massa pe Otitis media dan gangguan mastoid Kejang YTT Cedera YDT Asma Bronkitis akut dan bronkiolitis akut Tuberkulosis (TB) paru BTA (+) Kejang YTT dengan/tanpa biakan kuman TB 14 Tuberkulosis paru lainnya Asma Faringitis akut Pneumonia Konjungtivitis dan gangguan lain Demam dengue konjungtiva 17 NEONTAL HYPERBILLIRUBIN Penyakit hidung dan sinus hidung lainnya Otitis media dan gangguan mastoid Penyakit telinga dan proseus mastoid Penyakit hidung dan sinus hidung lainnya Demam berdarah dengue Penyakit lainnya 1, Hernia inguinal Penyakit lainnya JUMLAH 5, JUMLAH 11, Sumber : Laporan Penyakit Rumah Sakit 2014

233 TABEL 84 C : TABEL 84 D : POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUR 5-14 TAHUN DI RUMAH SAKIT UMUR TAHUN KABUPATEN/KOTA CIMAHI KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 TAHUN 2014 NO NAMA PENYAKIT KASUS BARU KASUS BARU NO NAMA PENYAKIT JUMLAH % JUMLAH % 1 Penyakit lainnya 1, Infark serebral 5, Infeksi sal napas bagian ats akut lainnya Dispepsia 5, Demam tifoid dan paratifoid Gangguan refraksi dan akomodasi 4, Diare & gastroenteritis oleh penyebab inf Diabetes melitus YTT 3, Demam yang sebabnya tak diketahui Hipertensi esensial (primer) 3, Cedera YDT lainnya.ytt dan daerah Infeksi saluran napas bagian atas akut ,903 badan mutipel Lainnya 7 Faringitis akut Penyakit hipertensi lainnya 2, Penyakit kulit dan jaringan subkutan lainn Demam tifoid dan paratifoid 2, Tuberkulosis (TB) paru BTA (+) Cedera YDT dengan/tanpa biakan kuman TB 10 Tuberkulosis paru lainnya Penyakit kulit dan jaringan subkutan lainn 2, Demam berdarah dengue Gangguan lainnya kelopak mata 1, Demam dengue Gastritis dan duodenitis 1, ASTHMA Demam yang sebabnya tak diketahui Bronkitis akut dan bronkiolitis akut Penyakit pulpa dan periapikal 1, Otitis media dan gangguan mastoid Skizofrenia, Gangguan skizotipal, , psikotok akut dan sementara 16 Konjungtivitis dan Gangguan lainnya Faringitis akut ,431 konjungtiva Diare & gastroenteritis oleh penyebab 1.30 Penyakit telinga dan prosesus mastoid Infeksi tertentu (kolitis infeksi) 18 Pneumonia Otitis media dan gangguan mastoid Gangguan refraksi dan akomodasi Penyakit telinga dan prosesus mastoid 1, Kejang YTT Demam berdarah dengue Penyakit Lain-Lainnya Penyakit lainnya 54, Jumlah 12, Jumlah 103, Sumber : Laporan Penyakit Rumah Sakit 2014

234 TABEL 84 E : TABEL 84 F : POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUR 45 - > 75 TAHUN DI RUMAH SAKIT SEMUA GOLONGAN UMUR KABUPATEN/KOTA CIMAHI KABUPATEN/KOTA CIMAHI TAHUN 2014 TAHUN 2014 NO NAMA PENYAKIT KASUS BARU KASUS BARU NO NAMA PENYAKIT JUMLAH % JUMLAH % 1 Penyakit hipertensi lainnya 25, Penyakit hipertensi lainnya 43, Infark serebral 14, Diabetes melitus YTT 23, Diabetes melitus YTT 11, Infark serebral 20, Hipertensi esensial (primer) 8, Hipertensi esensial (primer) 17, Penyakit jantung iskemik lainnya 6, Penyakit jantung iskemik lainnya 11, Pneumonia 4, Gangguan refraksi dan akomodasi 10, Dispepsia 3, Penyakit kulit dan jaringan subkutan lainnya 8, Penyakit kulit dan jaringan subkutan lainnya 2, Dispepsia 6, Katarak dan Gangguan lainnya lensa 2, Gastritis dan duodenitis 5, Gastritis dan duodenitis 2, Infeksi sal napas bagian ats akut lainnya 5, Gangguan refraksi dan akomodasi 2, Gangguan lainnya kelopak mata 4, Bronkitis, emfisema dan penyakit paru obstruktif ,766 Demam tifoid dan paratifoid 4,494 kronik lainnya 13 Strok tak menyebut perdarahan atau infark 1, Katarak dan Gangguan lainnya lensa 3, Asma 1, Cedera YDT 3, Infeksi sal napas bagian ats akut lainnya 1, Faringitis akut 3, Gangguan endokrin, nutrisi dan metabolik lainnya 1, Gejala 3, Demam tifoid dan paratifoid Diare & gastroenteritis oleh penyebab infeksi 3, Skizofrenia, Gangguan skizotipal, psikotok akut dan Demam yang sebabnya tak diketahui 3, sementara 19 Tuberkulosis (TB) paru BTA (+) dengan/tanpa biakan Bronkitis, emfisema dan penyakit paru obstruktif ,969 kuman TB kronik lainnya 20 Diare & gastroenteritis oleh penyebab Penyakit telinga dan prosesus mastoid 2,777 infeksi 21 Penyakit lainnya 41, Penyakit lainnya 146, Jumlah 135, Jumlah 335, Sumber : Laporan Penyakit Rumah Sakit 2014

235

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH 5.1 VISI DAN MISI KOTA CIMAHI. Sesuai dengan ketentuan yang diatur di dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kami berharap semoga buku Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun 2015 ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

KATA PENGANTAR. Kami berharap semoga buku Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun 2015 ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena hanya dengan izin-nyabuku Profil Kesehatan Kota Cimahi Tahun 2015 dapat Kami susun. Profil Kesehatan Kota Cimahimerupakan salah satu sarana yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS 4.1 Permasalahan Pembangunan Capaian kinerja yang diperoleh, masih menyisakan permasalahan dan tantangan. Munculnya berbagai permasalahan daerah serta diikuti masih banyaknya

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Berdasarkan visi dan misi pembangunan jangka menengah, maka ditetapkan tujuan dan sasaran pembangunan pada masing-masing

Lebih terperinci

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR REVIEW INDIKATOR DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR 2015-2019 MISI 1 : Menyediakan sarana dan masyarakat yang paripurna merata, bermutu, terjangkau, nyaman dan berkeadilan No Tujuan No Sasaran Indikator Sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN Prioritas dan sasaran merupakan penetapan target atau hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan yang direncanakan, terintegrasi, dan konsisten terhadap pencapaian

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Daerah Dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan 2016-2021 tidak ada visi dan misi, namun mengikuti visi dan misi Gubernur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di Kota Cimahi dengan letak astronomis berdasarkan peta rupa bumi lembar Bandung dan Cimahi berada pada koordinat 107 0 30 30

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, disebutkan bahwa setiap Provinsi, Kabupaten/Kota wajib menyusun RPJPD

Lebih terperinci

NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Kota

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tidak terlepas

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN - 115 - BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran perlu dipertegas dengan upaya atau cara untuk mencapainya melalui strategi pembangunan daerah dan arah kebijakan yang diambil

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Rumah Sakit Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pacitan sebagai pusat rujukan layanan

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan pembangunan pada dasarnya disusun untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat sebesarbesarnya yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel Judul Halaman: 1.1 Nama Kecamatan, Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan Luas Tanah Menurut Penggunaannya 4

DAFTAR TABEL. Tabel Judul Halaman: 1.1 Nama Kecamatan, Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan Luas Tanah Menurut Penggunaannya 4 DAFTAR ISI Halaman: KATA PENGANTAR DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... ii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR GRAFIK... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Pemerintahan... 1 1.2 Kepegawaian... 2 1.3

Lebih terperinci

B A B P E N D A H U L U A N

B A B P E N D A H U L U A N 1 B A B P E N D A H U L U A N I A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab telah diterbitkan Instruksi Presiden No.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman ANNA LAELA FAUJIAH, 2015

DAFTAR ISI Halaman ANNA LAELA FAUJIAH, 2015 DAFTAR ISI Halaman PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I BAB II PENDAHULUAN

Lebih terperinci

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD) FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD) Lampiran III Unit Eselon I Kementrian/Lembaga/SKPD : Dinas Kesehatan Tahun : 2016 SASARAN

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGI 1. Visi Visi 2012-2017 adalah Mewujudkan GorontaloSehat, Mandiri dan Berkeadilan dengan penjelasan sebagai berikut : Sehat, adalah terwujudnya

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH Penyelenggaraan otonomi daerah sebagai wujud implementasi Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, memunculkan berbagai konsekuensi berupa peluang,

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan nasional bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan bermasyarakat, tiap individu selalu dihadapkan pada aturan, norma, standar, ukuran yang harus dipenuhi. Aturan, norma, standar, maupun ukuran tersebut

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 bulan

Lebih terperinci

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam perumusan strategi didasarkan pada kriteria : 1. Strategi yang realistis untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan 2. Menganalisis dan mengevaluasi faktor faktor

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Sawahlunto Tahun 2013-2018, adalah rencana pelaksanaan tahap ketiga (2013-2018) dari Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

Visi TERWUJUDNYA KOTA JAMBI SEBAGAI PUSAT PERDAGANGAN DAN JASA BERBASIS MASYARAKAT YANG BERAKHLAK DAN BERBUDAYA. Misi

Visi TERWUJUDNYA KOTA JAMBI SEBAGAI PUSAT PERDAGANGAN DAN JASA BERBASIS MASYARAKAT YANG BERAKHLAK DAN BERBUDAYA. Misi BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH 2.1. VISI MISI Visi dan Misi yang telah dirumuskan dan dijelaskan tujuan serta sasarannya perlu dipertegas dengan bagaimana upaya atau cara untuk mencapai tujuan dan

Lebih terperinci

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi SKPD Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017 PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun 2017-2022 Wates, 27 September 2017 1 PDRB PER KAPITA MENURUT KABUPATEN/ KOTA DI D.I. YOGYAKARTA ATAS DASAR HARGA BERLAKU, 2012-2016 (JUTA RUPIAH) 1 PERSENTASE PENDUDUK

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Terwujudnya Masyarakat Bengkulu Utara yang Mandiri, Maju, dan Bermartabat Visi pembangunan Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2011-2016 tersebut di atas sebagai

Lebih terperinci

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaiman pemerintah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien. Dengan

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

Dinas Kesehatan Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN

Dinas Kesehatan Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Organisasi Berdasarkan Undang-undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 bahwa Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN A. Visi Mengacu kepada Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Semarang Tahun

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI No SASARAN STRATEGIS No 1 Meningkatnya pelayanan kesehatan 1 Penurunan Angka 17 pada ibu, neonatus, bayi, balita

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kubu Raya Tahun 2009-2029, bahwa RPJMD

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Permasalahan pembangunan daerah merupakan gap expectation

Lebih terperinci

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011 MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011 PRIORITAS 3 Tema Prioritas Penanggung Jawab Bekerjasama dengan PROGRAM AKSI BIDANG KESEHATAN Penitikberatan pembangunan bidang kesehatan melalui pendekatan preventif, tidak

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011

BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011 BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011 4.1. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Berdasarkan kondisi dan fenomena yang terjadi di Kabupaten Lebak serta isu strategis, maka ditetapkan prioritas

Lebih terperinci

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU 2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun Lalu dan Capaian Renstra Evaluasi pelaksanaan RENJA tahun lalu ditujukan untuk mengidentifikasi sejauh mana kemampuan

Lebih terperinci

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA NO INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN BESARAN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU 2016 Bab I Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... ix PENDAHULUAN I-1

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 6.1. STRATEGI Untuk mewujudkan visi dan misi daerah Kabupaten Tojo Una-una lima tahun ke depan, strategi dan arah

Lebih terperinci

Terwujudnya Pemerintahan yang Baik dan Bersih Menuju Masyarakat Maju dan Sejahtera

Terwujudnya Pemerintahan yang Baik dan Bersih Menuju Masyarakat Maju dan Sejahtera BAB - V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi Misi Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Bengkulu Tengah merupakan rangkaian kegiatan pembangunan yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan,

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1 Visi 2014-2018 adalah : Visi pembangunan Kabupaten Bondowoso tahun 2014-2018 TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE C. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015-2019 MISI 1. MEWUJUDKAN BOGOR KOTA YANG CERDAS DAN BERWAWASAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA

Lebih terperinci

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET PROGRAM /KEGIATAN (1) (2) (3) (4) (5) I Meningkatnya kualitas air 1 Persentase

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa kemiskinan

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Pembangunan Daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, Kota Medan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota metropolitan baru di Indonesia, serta menjadi

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 No Publikasi : 2171.15.27 Katalog BPS : 1102001.2171.060 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 14 hal. Naskah

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH. Kecamatan Sukajadi Kota Bandung Tahun 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG. Katalog BPS nomor :

STATISTIK DAERAH. Kecamatan Sukajadi Kota Bandung Tahun 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG. Katalog BPS nomor : Katalog BPS nomor : 9213.3273.240 RSUP HASAN SADIKIN BANDUNG KECAMATAN SUKAJADI MAJU STATISTIK DAERAH Kecamatan Sukajadi Kota Bandung Tahun 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG STATISTIK DAERAH KECAMATAN

Lebih terperinci

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah 2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah Permasalahan pembangunan daerah merupakan gap expectation antara kinerja pembangunan yang dicapai saat inidengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai

Lebih terperinci

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM

BAB III GAMBARAN UMUM BAB III GAMBARAN UMUM Bab ini menjelaskan mengenai kondisi umum wilayah studi yang terdiri dari kondisi geografis kota Cimahi, kondisi geografis kota Bandung, aspek kependudukan kota Cimahi, aspek kependudukan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT ) TAHUN 2017

RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT ) TAHUN 2017 RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT ) TAHUN 2017 DINAS KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL KABUPATEN JEMBRANA FEBRUARI 2017 Dinas dan Kesos Kabupaten Jembrana KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Mendasarkan pada permasalahan pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1.

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1. VISI : Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bogor yang mandiri untuk hidup sehat MISI I : Meningkatkan Kemandirian dalam Jaminan Kesehatan Nasional Pelayanan Kesehatan. Meningkatkan Masyarakat Miskin Cakupan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG 2015 No Publikasi : 2171.15.31 Katalog BPS : 1102001.2171.081 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 11 hal. Naskah

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KESRA. Tenaga Kesehatan. Penyelenggaraan. Pengadaan. Pendayagunaan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298) I. UMUM PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi kebijakan pelaksanaan pengendalian lingkungan sehat diarahkan untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral dalam pembangunan kesehatan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 LATAR BELAKANG... I-1 2.1 MAKSUD DAN TUJUAN... I-2 1.2.1 MAKSUD... I-2 1.2.2 TUJUAN... I-2 1.3 LANDASAN PENYUSUNAN...

Lebih terperinci

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo VISI : PONOROGO LEBIH MAJU, BERBUDAYA DAN RELIGIUS MISI I : Membentuk budaya keteladanan pemimpin yang efektif, guna mengembangkan manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013- BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi 2017 adalah : Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013- ACEH TAMIANG SEJAHTERA DAN MADANI MELALUI PENINGKATAN PRASARANA DAN SARANA

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Bappeda Kabupaten Lahat dalam mewujudkan pencapaian tata pemerintahan yang baik (good gavernance) dan memenuhi tuntutan serta harapan masyarakat atas

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Bengkulu Utara selama lima tahun, yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Bina Marga Kabupaten Grobogan. Permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi

Lebih terperinci

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO 1 VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO V I S I Riau Yang Lebih Maju, Berdaya Saing, Berbudaya Melayu, Berintegritas dan Berwawasan Lingkungan Untuk Masyarakat yang Sejahtera serta Berkeadilan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Koordinasi Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi Jawa Barat Dinas Olahraga dan Pemuda

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 4.1 VISI PEMBANGUNAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 Mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional, Rencana

Lebih terperinci