Aplikasi Noise Reduction untuk Perbaikan Kualitas Suara pada Data Audio Menggunakan Algoritma FastICA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Aplikasi Noise Reduction untuk Perbaikan Kualitas Suara pada Data Audio Menggunakan Algoritma FastICA"

Transkripsi

1 Aplikasi Noise Reduction untuk Perbaikan Kualitas Suara pada Data Audio Menggunakan Algoritma FastICA 1) Indra Budi Setiawan, 2) T. Arie Setiawan Prasida, 3) Michael Bezaleel Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia 1) 2) 3) Abstract The purpose of this paper is to make noise reduction application for audio file by using Fast fixed-point Independent Component Analysis (FastICA) algorithm that based on Independent Component Analysis (ICA) algorithm. The noise reduction is done by identifying the typical of noise that are contained on an audio file, so that it s possible to do audio signal source separating using one-unit FastICA. Knowing the noise type and convert data wav into vector, it is possible to process noise reduction in math. This application is very efficient for reducing the noise, so that produce the sharp, and clear output sound. Keyword : FastICA, ICA, Noise Reduction 1. Pendahuluan Rekaman suara berbentuk file digital sudah tidak asing lagi pada masa ini. Media perekam suara digital juga sudah sangat beragam, bahkan telepon genggam, sekarangpun dapat digunakan sebagai sarana perekam suara. Semua hasil suara yang direkam, tidak selalu menghasilkan suara yang jernih. Terkadang suara rekaman tersebut menjadi kotor karena tercampur dengan suara noise. Noise sendiri dapat terjadi karena berbagai alasan.sebagai contoh, lingkungan di sekitar perekaman yang dapat berasal dari suara mesin diluar alat perekam, induksi listrik, gaung, faktor usia yang sering terjadi pada rekaman analog, ataupun juga karena alat perekam itu sendiri. Suara yang terkena noise sangat merugikan, karena suara asli yang kita inginkan menjadi terganggu [1].Algoritma Fast Fixed Point Independent Component Analysis (FastICA) yang dikembangkan dari algoritma ICA yang berdasarkan pada pemisahan sumber (source separation) menggunakan statistika ordo banyak [2] digunakan dalam memecahkan permasalahan ini. Metode ICA akan diterapkan untuk memisahkan antara suara asli atau suara baik dengan suara gangguan (noise), sehingga dapat diperoleh suara yang mempunyai kualitas yang lebih bagus. 190

2 Aplikasi Noise (Setiawan, dkk) 2. Kajian Pustaka Pengertian noise Menurut kamus besar bahasa Inggris-Amerika The American Heritage Dictionary of English Language, 4 th Edition, dijelaskan bahwa noise adalah suara atau bunyi yang keras, tidak menyenangkan, tak terduga, atau tidak diinginkan. Dalam ilmu fisika, noise didefinisikan sebagai sebuah gangguan, gangguan acak dan terus-menerus, yang mengaburkan kejelasan sinyal [3]. Sedangkan menurut Dr. Bart Kosko, noise merupakan sinyal yang tidak anda sukai. Kebisingan dianggap kutukan era informasi, namun pada kenyataannya, tidak semua noise itu membawa keburukan. Pada aplikasi ini noise yang dipakai dibatasi hanya pada white noise, pink noise, brown noise, blue noise, violet noise yang merupakan bentuk noise yang paling banyak ditemukan dalam kehidupan seharihari [1]. White noise adalah jenis gangguan acak yang statis. Gangguan ini disebut white noise karena terdiri dari spektrum penuh frekuensi gelombang, yang dapat dianalogikan dengan cahaya putih dimana warna putih adalah kombinasi penuh dari spektrum warna yang terlihat [4]. Sebuah sinyal dianggap sebagai white noise jika memiliki spektrum datar pada pita frekuensi seperti yang terlihat pada Gambar 1, bahwa pita spektrum frekuensi datar, yang artinya nilai intensitas (db) pada setiap frekuensi relatif konstan. Gambar 1 Spektrum Daya White Noise Pink noise adalah noise yang intesitas (db) jika dibandingkan dengan white noise, pink noise akan turun tiga db per oktaf (kepadatan sebanding dengan 1/f). Karena inilah pink noise sering disebut 1/f noise. Spektrum pink noise dapat dilihat pada Gambar 2, dimana semakin tinggi frekuensi maka nilai intesitas(db) semakin turun. Namun jika hanya menggunakan telinga manusia, maka setiap oktaf mengandung jumlah energi yang sama [5]. Gambar 2 Spektrum Daya Pink Noise 191

3 Noise yang dihasilkan memiliki kerapatan spektral yang berbeda, saat daya (P) spektrum (f) berbanding lurus dengan 1/f beta untuk beta >= 0. Ketika beta=0 (1/f 0 ) noise tersebut disebut white noise, jika beta=2 (1/f 2 ), maka noise tersebut disebut sebagai brown noise [6]. Nama brown diberikan bukan karena spectrum daya yang menunjukkan bahwa berwarna coklat (brown), melainkan karena korupsi gerak brown, yang ditemukan Robert Brown pada tahun 1828 pada partikel air. Juga dikenal sebagai random walk atau drunkard s walk [7]. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan Gambar 3, yang menunjukkan paparan daya dalam ruang logaritma brown noise. Gambar 3 Paparan Daya Brown Noise Bandingkan dengan paparan daya milik white noise pada Gambar 4 Gambar 4 Paparan Daya White Noise Dari Gambar 3 dan Gambar 4 dapat diperhatikan bahwa warna merah adalah dimana adanya suara, sedangkan warna putih berarti tidak ada suara. Pada Gambar 3 terdapat warna hitam yang tidak sepadat pada Gambar 4, inilah yang menjadi dasar noise dinamakan brown noise, karena daya muncul secara acak. 192 Gambar 5 Spektrum Daya Brown Noise

4 Aplikasi Noise (Setiawan, dkk) Sedangkan spektrum daya dapat dilihat pada Gambar 5. Blue noise merupakan kebalikan dari pink noise. Kerapatan daya blue noise meningkat 3dB per oktaf dengan meningkatnya frekuensi, artinya kerapatan sebanding dengan f [8]. Spektrum blue noise dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6 Spektrum Daya Blue Noise Violet noise adalah noise yang kerapatan dayanya meningkat 6dB per oktaf seiring dengan frekuensi yang lebih tinggi, atau dengan kata lain kepadatan berbanding dengan f². Didapatkan dari diferensial white noise [8]. Spektrum dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7 Spektrum Daya Violet Noise Independent Component Analysis (ICA) Algorithm didefinisikan sebagai model variable tersembunyi. ICA merupakan suatu teknik perhitungan statistik untuk menemukan faktor - faktor tersembunyi yang mendasari sekumpulan variabel random, pengukuran, atau sinyal-sinyal. Gambar 8 Simulasi Pencampuran Dua Sumber Suara Salah satu aplikasi metode ICA yaitu digunakan untuk memisahkan sinyal 193

5 tercampur yang berasal dari sumber yang saling bebas statistik. Asumsi pengamatan dilakukan pada n linier pencampuran x 1, x 2,..., x n dari n komponen bebas [9]. Sebagai contoh, misal di dalam sebuah ruangan terdapat dua microphone, dan terdapat dua sumber suara pada masing microphone, seperti yang ditunjukkan Gambar 8. Dari Gambar 8, diasumsikan sumber suara adalah (s), jarak atau intensitas matriks sumber yang menjadi pencampur adalah (a), sinyal yang tercampur kita asumsikan sebagai (x), dan waktu adalah (t). Maka dapat dituliskan dalam Persamaan 1. x1(t) = a11s1 +a12s2 (1) x2(t) = a21s1 +a22s2 Persamaan 1 tidak lagi menggunakan komponen domain waktu t di dalam persamaannya, karena ICA menganggap bahwa antara komponen pengamatan yang satu dengan yang lainnya (x1) merupakan komponen yang saling bebas seperti halnya komponen sn [2]. Persamaan 1 kemudian disederhanakan menjadi Persamaan 2. x i = a i1 s 1 + a i1 s a in s n (2) Kemudian matriks A dinotasikan sebagai matriks dengan elemen-elemen a ij. Transpos dari X adalah vector baris. Dengan menggunakan notasi vektor vektor matriks akan didapatkan Persamaan 3. X = As (3) Pada ICA, setiap sinyal yang ditangkap atau direkam merupakan hasil dari suatu fungsi linier, seperti terlihat pada Persamaan 4. X = Σ a i s i (4) Dengan menganggap s i bebas statistika, komponen bebas merupakan variabel tersembunyi, yang berarti bahwa ini tidak dapat diamati secara langsung. Demikian pula dengan matriks pencampur A diasumsikan tidak diketahui. Pengamatan adalah pada vektor acak X, yang selanjutnya digunakan untuk mengestimasi matriks A dan s. Asumsi sederhana digunakan pada ICA adalah komponen s i yang saling bebas statistik, komponen bebas harus mempunyai distribusi data nongaussian. Setelah mengestimasi matriks A, maka didapatkan matriks inversnya dan dinotasikan dengan W yang selanjutnya akan digunakan untuk mendapatkan komponen-komponen bebas. Dengan menganggap s i bebas statistika, maka invers dari Persamaan 4 dapat ditulis seperti Persamaan 5. s = W x (5) Variabel W adalah matriks invers dari matriks pencampur A. Jika y adalah salah satu nilai komponen bebas dari sinyal yang tercampur maka dapat ditulis seperti pada Persamaan 6. y = WT x = Σ w i x i (6) Variabel w i merupakan salah satu komponen baris dari matriks invers A maka y 194

6 Aplikasi Noise (Setiawan, dkk) adalah cara untuk mendapatkan w i yang memilki nilai yang sama dengan salah satu baris vektor A. Persamaan 6 dituliskan kembali menjadi Persamaan 7 untuk melihat prinsip dasar ICA.Variabel w i merupakan salah satu komponen baris dari matriks invers A maka y adalah cara untuk mendapatkan w i yang memilki nilai yang sama dengan salah satu baris vektor A. Persamaan 6 dituliskan kembali menjadi Persamaan 7 untuk melihat prinsip dasar ICA. z =A T w (7) Sehingga didapat Persamaan 8. y = W T x = W T As = z T s (8) Dari Persamaan 8, variabel y merupakan kombinasi linier dari s dengan weightened factor, karena jumlah dari dua komponen bebas atau lebih memilki sifat gaussian yang lebih besar dari sinyal asli s, maka z T s mendekati atau sama dengan salah satu variable bebas s i. Berdasarkan hal ini, nilai dari vektor W dapat dicari dengan cara memaksimalkan gaussianity nilai W T x. Algoritma praktis pada data, dapat dilakukan dengan beberapa cara praproses (preprocessing). Dalam bagian ini, akan dibahas dua praproses pada ICA, yaitu centering dan whitening [10]. Centering adalah tahap praproses yang paling sering digunakan. Yaitu dengan mencari nilai tengah x, yaitu dengan mengurangkan mean vector m = E{x} sehingga membuat nilai x menjadi variabel zero-mean. Hal tersebut berpengaruh pada variabel s (Persamaan 3). Proses ini dilakukan untuk menyederhanakan algoritma ICA. Dengan diketahui nilai mean dapat dilakukan estimasi. Praproses yang lain adalah whitening. Setelah centering, vektor linear x diubah menjadi vector baru x yang merupakan vector putih (white). Dengan kata lain matrik kovarian x didefinisikan seperti Persamaan 9. E{ T} = I (9) Proses whitening ini selalu dapat dilakukan. Salah satu cara untuk mencari whitening adalah dengan eigen value decomposition (EVD) dari kovarian matrik E{xx T } = EDE T, dimana nilai E adalah orthogonal matrik dari vektor eigen E {xx T } dan D adalah diagonal matrik dari nilai eigen nya, D = diag (d1,..., dn). {E} xx T dapat diperkirakan dengan cara standar dari sampel yang tersedia x (1),..., x (T), sehingga proses whitening dapat ditulis dalam Persamaan 10. X = ED ½ E T x (10) Whitening mengubah matriks campuran menjadi A, yang kita dapat dari Persamaan 3 dan Persamaan 10 menjadi seperti pada Persamaan 11. x = ED 1/2ETAs = As (11) 195

7 Whitening juga cukup berguna untuk mengurangi dimensi data pada saat yang sama seperti yang kita lakukan pada whitening tersebut. Kemudian nilai eigen d j pada E{xx T } dan membuang data yang terlalu kecil, seperti yang sering dilakukan pada ICA [10]. FastICA merupakan salah satu pengembangan dari metode ICA seperti, Algoritma Jade, algoritma Maxkurt, algoritma Minkurt dan lain-lain. Sebuah algoritma yang sangat efisien dan terkenal, FastICA diberikan oleh Hyvarinen. Ini memungkinkan langkah whitening prelimenary untuk campuran sinyal zero mean, yang meningkatkan kecepatan konvergensi dari prosedur Independent Component Analysis [11].Metode reduksi noise ini menggunakan algoritma FastICA, karena FastICA memberikan hasil yang lebih baik juga lebih cepat dalam hal komputasi dibandingkan algoritma lain yang dapat digunakan untuk ICA. FastICA merupakan suatu algoritma yang ditujukan untuk melakukan proses ekstraksi berdasarkan algoritma ICA [12]. Nongaussuanity diukur dengan pendekatan negentropy j(w T x) yang diberikan dalam Persamaan 12. J(y) µ [E{G(y)} E{G(n)}] 2 (12) Kemudian variabel W T x harus dibatasi, karena data whitening disini setara dengan nilai norm (W). FastICA didasarkan pada skema iterasi fixed-point untuk menemukan nilai nongaussianity W T x, yang terlihat pada persamaan 12 [2]. maka turunan dari persamaan negentropy pada Persamaan 13 yang akan menjadi dasar FastICA [10]. G1(u) = log cos a 1 u, G2(u) = exp( u 2 /2) (13) Hal ini dapat juga diturunkan sebagai nilai iterasi Newton, yang menyatakan turunan (g) dari dari fungsi nonaqudratic pada Persamaan 13, Kemudian Persamaan 13 diturunkan, sehingga menjadi Persamaan 14. g1(u) = tanh(a1u) (14) g2(u) = uexp( u2/2) Maka langkah langkah mencari dasar FastICA adalah seperti berikut. 1. Pilih nilai vektor w, misal random. 2. Cari w + = E{xg(w T x)} E{g (w T x)}w 3. w = w + / w + 4. Jika belum konvergensi, kembali ke proses 2. Konvergensi berarti bahwa nilai-nilai lama dan baru w pada arah yang sama, yaitu hasilnya adalah satu atau mendekati satu. Sebagai salah satu faktor untuk melakukan perhitungan menggunakan matlab maka file wav harus dikonversikan menjadi vektor. Berikut adalah tampilan listing program untuk mengkonversi file wav ke dalam bentuk vektor ditunjukkan Kode Program

8 Aplikasi Noise (Setiawan, dkk) Kode Program 1 Mengkonversi File wav Menjadi Vektor sound1=wavread(a); sound2=wavread(b);... sound1=wavread(a,n); sound2=wavread(b,n); sound2=sound2(:,1); Fungsi wavread(a), digunakan untuk menampilkan data file dalam bentuk vektor, sedangkan wavread (a,n) adalah menampilkan data dalam bentuk vektor dengan panjang data N faktor. Tahap selanjutnya adalah remmean atau remove mean dari vektor. Proses remmean tersebut ditunjukkan oleh Kode Program 2. Kode program 2 Remove Mean % RMEAN Function sample1=sound1'-mean(sound1)*ones(1,n); sample2=sound2'-mean(sound2)*ones(1,n); s1=sample1/norm(sample1); s2=sample2/norm(sample2); Tahap berikutnya sesudah proses Rmean adalah pencampuran kedua sumber untuk mendapatkan dua variabel yang dibutuhkan untuk proses berikutnya. Diasumsikan file yang akan diperbaiki adalah AB dan file noise yang akan dicampur dengan file A diasumsikan sebagai BA. AB artinya lebih dominan suara A daripada B, begitu pula dengan BA artinya suara noise lebih dominan daripada suara asli. Listing program untuk proses pencampuran pada Kode Program 3. Kode program 3 Persamaan untuk Pencampuran Sumber s=[s1;s2]; A=[1 0.4;0.4 1]; v=a*s; x=[v(1,:);s(2,:)]; x(1,:)= x(1,:)/norm(x(1,:)); x(2,:)= x(2,:)/norm(x(2,:)); File yang akan diperbaiki sudah tercampur dengan noise, maka diasumsikan proses pencampuran file dengan noise adalah untuk membuat sebuah variabel yang mempunyai nilai BA (dominan noise). Prinsip ICA untuk memisahkan dua sumber bunyi adalah dengan diketahui kedua variabel sumber tercampur AB dan sumber tercampur BA. Dengan pencampuran dua sumber itu maka variabel yang dibutuhkan sudah terpenuhi, sehingga persamaan FastICA dapat dilakukan untuk mendapatkan nilai A dengan B. Listing program untuk pemisahan sumber-sumber dapat dilihat pada Kode Program

9 Kode program 4 Pemisahan Berdasarkan FastICA % Fast ICA mx=mean(x,2); x=x-mx*ones(1,n); B=0.5*eye(2) u=0.5; I=eye(2); line=1.0e-5*ones(2); for k=1:500 BB=B; y=b*x; gy=-2*tanh(y); B=B+u*(I+gy*y )*B if abs(bb-b)<line, break else end end k=k %c=b*a y(1,:)=y(1,:)/norm(y(1,:)); y(2,:)=y(2,:)/norm(y(2,:)); x=y(2,:); File yang rusak pada mulanya mempunyai nilai AB dengan persamaan ICA nilai B pada AB semakin direduksi sehingga didapatkan nilai A yang hampir independent. 3. Analisis dan Bahasan Analisis Aplikasi diuji dengan beberapa file berekstensikan.wav. File wav didapatkan dari melakukan converting atau download. Sedangkan proses pencampuran noise menggunakan cool edit pro 2.1, dan matlab. Sedangkan untuk mencari hasil estimasi digunakan software SpectraPlus yang mempunyai fungsi untuk menganalisa datadata yang dimiliki pada file suara. Tabel 1 Tabel Nilai Sinyal 1Khz Terhadap Noise No Jenis Noise Sinyal tanpa noise Sinyal ber-noise (Perbaikan pertama) (Perbaikan Kedua) Keterangan 1 Blue Perbaikan kedua 2 Brown adalah perbaikan yang 3 Pink dilakukan pada 4 Violet file hasil perbaikan 5 White pertama 198

10 Aplikasi Noise (Setiawan, dkk) Pengujian dilakukan beberapa kali menggunakan beberapa bentuk sinyal suara. Pengujian pertama menggunakan Sinyal suara yang hanya mempunyai suara pada frekuensi 1Khz. Pengujian menggunakan sinyal 1Khz, dilakukan karena sinyal 1Khz ini mempunyai Total Harmonic Distortion + Noise () yang mendekati nol, sehingga memudahkan untuk mencari nilai pada hasil perbaikan. Tabel 1 adalah tabel hasil pengujian sinyal 1Khz yang berdurasi 10 detik yang sudah tercampur dengan noise dan dilakukan perbaikan. Dilakukan percobaan lain menggunakan file suara yang lebih komplek berupa file lagu Untuk lebih memperkuat kesimpulan. Hasil dari percobaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. No Jenis Noise Tabel 2 Tabel nilai Hasil Perbaikan Suara Sinyal tanpa noise Sinyal ber-noise Perbaikan pertama Perbaikan Kedua Keterangan 1 Blue Perbaikan kedua adalah 2 Brown perbaikan yang 3 Pink dilakukan pada 4 Violet file hasil perbaikan 5 White pertama Terdapat kenjanggalan dalam uji coba aplikasi ini saat sinyal suara dengan noise tipe brown diperbaiki. Hasil dari percobaan perbaikan sinyal suara dengan brown noise tidak seperti hasil suara dengn noise yang lain, bahkan nilai menjadi tidak akurat. Percobaan terhadap brown noise akan ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3 Tabel Nilai Percobaan Brown Noise No Nama File Asli Noisy I II III 1 Di sini saja Azza Fullhouse Waka-waka Harmoni cinta Perhitungan estimasi sinyal hasil perbaikan untuk jenis noise brown dengan nilai, tidak dapat digunakan sebagai acuan keberhasilan. Sebersih apapun suara yang dihasilkan, nilai tidak dapat dipastikan. Bahkan terlihat pada data ketiga, suara ber-noise memiliki nilai yang lebih kecil daripada suara 199

11 aslinya. Ketidak-akuratan ini disebabkan oleh karakteristik dari brown noise yang merupakan random walk noise, atau juga disebut drunkard walk noise, sehingga membuat sinyal yang mengalami gangguan ini menjadi susah untuk dikenali. Oleh karena itu nilai tidak efektif jika digunakan sebagai acuan efektivitas perbaikan. Pembuktian hasil perbaikan dapat menggunakan cara yang lain, yaitu dengan membandingkan waveform dan mendengarkan file hasil setiap kali dilakukan perbaikan pada suara. Pengujian tersebut mengandalkan indera pendengaran untuk meneliti hasil dari reduksi yang sudah dilakukan. 5. Simpulan Dari hasil uji coba tingkat reduksi terhadap noise pada sinyal sine wave 1Khz sudah memuaskan. Sedangkan uji coba terhadap sinyal yang lebih kompleks, dihasilkan reduksi terhadap noise dengan hasil yang sangat memuaskan. Terjadi anomali data pada suara yang tercampur dengan brown noise, berupa ketidakakuratan hasil dari file ber-noise dan file-file hasil perbaikannya, namun hal tersebut dapat diatasi dengan membandingkan perubahan bentuk waveform dari setiap proses pada data dengan file yang ber-noise. Perbaikan terbaik didapat pada perbaikan pertama atau kedua. Untuk perbaikan ketiga dan berikutnya terjadi noise yang lebih besar dari perbaikan sebelumnya. FastICA dapat dikembangkan dalam aplikasi reduksi noise secara langsung seperti live recording, VoIP, atau pada suara telepon. Terdapat kemungkinan untuk memadukan dengan algoritma lain untuk pengenalan noise sehingga pengenalan noise dapat dilakukan secara langsung. 6. Daftar Pustaka [1] Kosko, Bart What is Noise?. tanggal 9 Desember [2] Hyvarinen, Aapo., Erkki Oja A Fast Fixed-Point Algorithm for Independent Component Analysis. Neural Computation 9: [3] Mifflin American Heritage Dictionary of the English Language, 4th Edition. Boston : Houghton Mifflin Company. [4] Kurtus, Ron Wavefo rm noise. (diakses tanggal 3 Januari 2011). [5] Andyanto, Dhanis. Understanding Pink Noise pink-noise-flicker-noise-or-1f- noise?page-1. Diakses tanggal 3 Januari [6] Bourke, Paul Generating Noise With Different Power Spectral Laws. Diakses tanggal 3 Januari [7] McClintock, Peter V. E Random Fluctuations: Unsolved Problems of Noise. Diakses tanggal 20 Desember [8] Nachbaur, Fred Audio System Test Files. dogstar. dantimax.dk/testwavs/. Diakses tanggal 12 Desember

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah denoising

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah denoising BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah denoising menggunakan Blind Source Separation dengan metode ICA. Data

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTIK APLIKASI NOISE

LAPORAN KERJA PRAKTIK APLIKASI NOISE LAPORAN KERJA PRAKTIK APLIKASI NOISE REDUCTION UNTUK PERBAIKAN KUALITAS SUARA PADA DATA AUDIO DENGAN ALGORITMA SPECTRAL SUBSTRACTION DI PT. LEN INDUSTRI (PERSERO) Periode 23 Mei 1 Juni, 2016 Oleh : Muhammad

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS SINYAL SUARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS ABSTRAK

PENINGKATAN KUALITAS SINYAL SUARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS ABSTRAK PENINGKATAN KUALITAS SINYAL SUARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS Ambrosius Jonathan / 0222202 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof.

Lebih terperinci

Penerapan Teknik Blind Source Separation untuk Memisahkan Noise dari Sinyal Akustik yang Non Gaussian

Penerapan Teknik Blind Source Separation untuk Memisahkan Noise dari Sinyal Akustik yang Non Gaussian JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (213) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) A-288 Penerapan Teknik Blind Source Separation untuk Memisahkan Noise dari Sinyal Akustik yang Non Gaussian Farkhan Rosi, Wirawan,

Lebih terperinci

TEKNIK PEMBUATAN DIGITAL AUDIO WATERMARKING DAN TEKNIK UNTUK MENDETEKSINYA

TEKNIK PEMBUATAN DIGITAL AUDIO WATERMARKING DAN TEKNIK UNTUK MENDETEKSINYA TEKNIK PEMBUATAN DIGITAL AUDIO WATERMARKING DAN TEKNIK UNTUK MENDETEKSINYA Teuku Reza Auliandra Isma Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung e-mail: reza.auliandra@gmail.com

Lebih terperinci

Penggunaan Independent Component Analysis (ICA) untuk Pembuangan Noise dan Artefak pada Sinyal Campuran

Penggunaan Independent Component Analysis (ICA) untuk Pembuangan Noise dan Artefak pada Sinyal Campuran Penggunaan Independent Component Analysis (ICA) untuk Pembuangan Noise dan Artefak pada Sinyal Campuran Riwinoto 1, Benyamin Kusumoputro 2 1 Program Studi Teknik Informatika, Politeknik Batam Park way

Lebih terperinci

PEMISAHAN SINYAL SUARA MENGGUNAKAN METODE BLIND SOURCE SEPARATION ABSTRAK

PEMISAHAN SINYAL SUARA MENGGUNAKAN METODE BLIND SOURCE SEPARATION ABSTRAK PEMISAHAN SINYAL SUARA MENGGUNAKAN METODE BLIND SOURCE SEPARATION Berkat Willmart Telaumbanua / 0322055 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri 65, Bandung 40164, Indonesia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dapat diterima,diperkuat, serta direkam (Amrullah, 2012). Suara-suara ini

BAB II LANDASAN TEORI. dapat diterima,diperkuat, serta direkam (Amrullah, 2012). Suara-suara ini BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Phonocardiogram Phonocardiogram adalah teknik dalam penelusuran suara jantung dan pencatatan getaran akustik jantung melalui suatu transduser mikrofon yang akan direkam dan ditampilkan

Lebih terperinci

Kombinasi Metode Independent Component Analysis (ICA) dan Beamforming untuk Pemisahan Sinyal Akustik Bawah Air

Kombinasi Metode Independent Component Analysis (ICA) dan Beamforming untuk Pemisahan Sinyal Akustik Bawah Air JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Kombinasi Metode Independent Component Analysis (ICA) dan Beamforming untuk Pemisahan Sinyal Akustik Bawah Air Mandala Anugerahwan Firstanto, Wirawan, Endang

Lebih terperinci

Desain Sumber Bunyi Titik

Desain Sumber Bunyi Titik Desain Sumber Bunyi Titik Yogo Widi Prakoso 1, Made Rai Suci Santi 1,2, Adita Sutresno 1,2* 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika 2 Program Studi Fisika, Fakultas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

PEMISAHAN SINYAL AKUSTIK BAWAH AIR MENGGUNAKAN METODE BLIND SEPARATION OF SOURCE (BSS)

PEMISAHAN SINYAL AKUSTIK BAWAH AIR MENGGUNAKAN METODE BLIND SEPARATION OF SOURCE (BSS) TUGAS AKHIR TE 091399 PEMISAHAN SINYAL AKUSTIK BAWAH AIR MENGGUNAKAN METODE BLIND SEPARATION OF SOURCE (BSS) WAHYU INDRA PURNAMA SARI NRP 2207100064 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Wirawan, DEA Ir. Endang Widjiati

Lebih terperinci

BRAMARA D Dosen Pembimbing I : NIP Dosen Pembimbing II : Andi Rahmadiansah, ST, MT. NIP

BRAMARA D Dosen Pembimbing I : NIP Dosen Pembimbing II : Andi Rahmadiansah, ST, MT. NIP BRAMARA D. 2407.100.009 Dosen Pembimbing I : Dr. Dhany Arifianto, ST, M.Eng. NIP. 19731007 199802 1 001 Dosen Pembimbing II : Andi Rahmadiansah, ST, MT. NIP. 19790517 200312 1 002 Judul Tugas Akhir : PEMISAHAN

Lebih terperinci

Penerapan Teknik Blind Source Separation untuk Memisahkan Noise dari Sinyal Akustik yang Non Gaussian

Penerapan Teknik Blind Source Separation untuk Memisahkan Noise dari Sinyal Akustik yang Non Gaussian PRESENTASI TUGAS AKHIR Penerapan Teknik Blind Source Separation untuk Memisahkan Noise dari Sinyal Akustik yang Non Gaussian Farkhan Rosi 228175 Dosen Pembimbing Dr. Ir Wirawan, DEA. Ir. Endang Widjiati,

Lebih terperinci

Kombinasi Metode Independent ComponentAnalysis(ICA) dan Beamforming untuk Pemisahan Sinyal Akustik Bawah Air

Kombinasi Metode Independent ComponentAnalysis(ICA) dan Beamforming untuk Pemisahan Sinyal Akustik Bawah Air JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-300 Kombinasi Metode Independent ComponentAnalysis(ICA) dan Beamforming untuk Pemisahan Sinyal Akustik Bawah Air Mandala Anugerahwan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN SINYAL MULTIMEDIA

PENGOLAHAN SINYAL MULTIMEDIA MAKALAH PENGOLAHAN SINYAL MULTIMEDIA Eigenvector Analysis, Principal Component Analysis and Independent Component Analysis OLEH: PUTU NOPA GUNAWAN D411 10 009 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Penerapan Teknik Blind Source Separation untuk Memisahkan Noise dari Sinyal Akustik yang Non Gaussian

Penerapan Teknik Blind Source Separation untuk Memisahkan Noise dari Sinyal Akustik yang Non Gaussian JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (23) -6 Penerapan Teknik Blind Source Separation untuk Memisahkan Noise dari Sinyal Akustik yang Non Gaussian Farkhan Rosi, Wirawan, Endang Widjiati Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

Hubungan 1/1 filter oktaf. =Frekuesi aliran rendah (s/d -3dB), Hz =Frekuesi aliran tinggi (s/d -3dB), Hz

Hubungan 1/1 filter oktaf. =Frekuesi aliran rendah (s/d -3dB), Hz =Frekuesi aliran tinggi (s/d -3dB), Hz Hubungan 1/1 filter oktaf f 1 f 2 f 1 = 2 1/2f c f 1 = 2 1/2f c f 1 = 2f c1 = frekuensi tengah penyaring =Frekuesi aliran rendah (s/d -3dB), Hz =Frekuesi aliran tinggi (s/d -3dB), Hz Analisis oktaf sepertiga,

Lebih terperinci

PEMISAHAN SUARA MUSIK INSTRUMENTAL MENGGUNAKAN METODE INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS DAN PEMODELAN AUTOREGRESSIVE MOVING AVERAGE

PEMISAHAN SUARA MUSIK INSTRUMENTAL MENGGUNAKAN METODE INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS DAN PEMODELAN AUTOREGRESSIVE MOVING AVERAGE Konferensi Nasional Sistem Informatika 2011; Bali, November 12, 2011 PEMISAHAN SUARA MUSIK INSTRUMENTAL MENGGUNAKAN METODE INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS DAN PEMODELAN AUTOREGRESSIVE MOVING AVERAGE Inung

Lebih terperinci

Analisa dan Pemodelan Kerumunan Orang pada Video Digital

Analisa dan Pemodelan Kerumunan Orang pada Video Digital Sidang Tugas Akhir Analisa dan Pemodelan Kerumunan Orang pada Video Digital Oleh: Nick Darusman (2209106015) Dosen Pembimbing Dr. Ir. Wirawan, DEA Jumat, 24 Januari 2012 Surabaya 1 Latar Belakang Angka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Meskipun sebuah citra kaya akan informasi, namun sering

Lebih terperinci

BAB 4 PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR

BAB 4 PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR BAB 4 PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR A. Latar Belakang Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti dalam bidang fisika, kimia, ekonomi,

Lebih terperinci

APLIKASI SPECTRUM ANALYZER UNTUK MENGANALISA LOUDSPEAKER

APLIKASI SPECTRUM ANALYZER UNTUK MENGANALISA LOUDSPEAKER APLIKASI SPECTRUM ANALYZER UNTUK MENGANALISA LOUDSPEAKER Leo Willyanto Santoso 1, Resmana Lim 2, Rony Sulistio 3 1, 3 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra

Lebih terperinci

PEMISAHAN BANYAK SUMBER SUARA MESIN MENGGUNAKAN INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS (ICA) UNTUK DETEKSI KERUSAKAN

PEMISAHAN BANYAK SUMBER SUARA MESIN MENGGUNAKAN INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS (ICA) UNTUK DETEKSI KERUSAKAN PEMISAHAN BANYAK SUMBER SUARA MESIN MENGGUNAKAN INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS (ICA) UNTUK DETEKSI KERUSAKAN B.T. Atmaja, A.S. Aisyah, dan D. Arifianto Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.. Respon Impuls Akustik Ruangan. Respon impuls akustik suatu ruangan didefinisikan sebagai sinyal suara yang diterima oleh suatu titik (titik penerima, B) dalam ruangan akibat suatu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Metode Langsung Metode Langsung Eliminasi Gauss (EGAUSS) Metode Eliminasi Gauss Dekomposisi LU (DECOLU),

PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Metode Langsung Metode Langsung Eliminasi Gauss (EGAUSS) Metode Eliminasi Gauss Dekomposisi LU (DECOLU), PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti dalam bidang fisika, kimia, ekonomi, atau pada persoalan rekayasa.

Lebih terperinci

MODUL 3 REPRESENTASI SINYAL DALAM DOMAIN WAKTU DAN DOMAIN FREKUENSI

MODUL 3 REPRESENTASI SINYAL DALAM DOMAIN WAKTU DAN DOMAIN FREKUENSI MODUL 3 REPRESENTASI SINYAL DALAM DOMAIN WAKTU DAN DOMAIN FREKUENSI I. TUJUAN - Mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan sinyal wicara dalam domain waktu dan domain frekuensi menggunakan perangkat lunak II.

Lebih terperinci

S 10 Studi Simulasi Tentang Penerapan Grafik Pengendali Berdasarkan Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis)

S 10 Studi Simulasi Tentang Penerapan Grafik Pengendali Berdasarkan Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis) PROSIDING ISBN : 978 979 6353 6 3 S 0 Studi Simulasi Tentang Penerapan Grafik Pengendali Berdasarkan Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis) Wirayanti ), Adi Setiawan ), Bambang Susanto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pemotong an Suara. Convert. .mp3 to.wav Audacity. Audacity. Gambar 3.1 Blok Diagram Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pemotong an Suara. Convert. .mp3 to.wav Audacity. Audacity. Gambar 3.1 Blok Diagram Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan melalui blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Suara Burung Burung Kacer Burung Kenari Pengambil an

Lebih terperinci

MODUL II : SPEECH AND AUDIO PROCESSING

MODUL II : SPEECH AND AUDIO PROCESSING MODUL II : SPEECH AND AUDIO PROCESSING TUJUAN 1. Memahami karakteristik sinyal suara dan audio 2. Mampu melakukan pengolahan terhadap sinyal suara dan audio 3. Mampu menggunakan tool untuk pengolahan sinyal

Lebih terperinci

PEMBERIAN TANDA AIR PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE TANDA AIR DENGAN ANALISIS KOMPONEN INDEPENDEN TRANSPOS CITRA

PEMBERIAN TANDA AIR PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE TANDA AIR DENGAN ANALISIS KOMPONEN INDEPENDEN TRANSPOS CITRA PEMBERIAN TANDA AIR PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE TANDA AIR DENGAN ANALISIS KOMPONEN INDEPENDEN TRANSPOS CITRA (Watermarking on Digital Image Using Watermarking by Independent Component Analysis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pernah tepat, dan sedikitnya semacam noise terdapat pada data pengukuran.

BAB I PENDAHULUAN. pernah tepat, dan sedikitnya semacam noise terdapat pada data pengukuran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat sesuatu diukur maka beberapa data didapatkan. Umumnya pengukuran tidak pernah tepat, dan sedikitnya semacam noise terdapat pada data pengukuran. Mendapatkan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suara paru terjadi karena adanya turbulensi udara saat udara memasuki saluran pernapasan selama proses pernapasan. Turbulensi ini terjadi karena udara mengalir dari

Lebih terperinci

ENHANCED K-SVD ALGORITHM for IMAGE DENOISING

ENHANCED K-SVD ALGORITHM for IMAGE DENOISING ENHANCED K-SVD ALGORITHM for IMAGE DENOISING Edwin Junius, Reza Alfiansyah, Endra,Universitas Bina Nusantara, mono_unk@yahoo.com, devil.reza12@yahoo.com, ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk membuat

Lebih terperinci

g(x, y) = F 1 { f (u, v) F (u, v) k} dimana F 1 (F (u, v)) diselesaikan dengan: f (x, y) = 1 MN M + vy )} M 1 N 1

g(x, y) = F 1 { f (u, v) F (u, v) k} dimana F 1 (F (u, v)) diselesaikan dengan: f (x, y) = 1 MN M + vy )} M 1 N 1 Fast Fourier Transform (FFT) Dalam rangka meningkatkan blok yang lebih spesifik menggunakan frekuensi dominan, akan dikalikan FFT dari blok jarak, dimana jarak asal adalah: FFT = abs (F (u, v)) = F (u,

Lebih terperinci

PEMISAHAN BANYAK SUMBER SUARA MESIN DARI MIKROFON BERBASIS TIME-FREQUENCY BLIND SOURCE SEPARATION

PEMISAHAN BANYAK SUMBER SUARA MESIN DARI MIKROFON BERBASIS TIME-FREQUENCY BLIND SOURCE SEPARATION PEMISAHAN BANYAK SUMBER SUARA MESIN DARI MIKROFON BERBASIS TIME-FREQUENCY BLIND SOURCE SEPARATION Sherly Sabaraya, Dhany Arifianto Jurusan Teknik Fisika-Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

SOUND CONVERSION USING FAST FOURIER TRANSFORM ALGORITM

SOUND CONVERSION USING FAST FOURIER TRANSFORM ALGORITM SOUND CONVERSION USING FAST FOURIER TRANSFORM ALGORITM Tan FerrdyHendrawan Program Studi Teknik Informatika, Universitas Katolik Soegijapranata f3rrdy.hendrawan@gmail.com Abstract The goal of voice conversion

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam metode penelitian ini dijelaskan bagaimana proses pendeteksian kebohongan menggunakan metode SVM untuk sinyal EEG. Metode penelitian dapat dilihat

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Latar Belakang

1. Pendahuluan Latar Belakang 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Musik merupakan sarana untuk menyimpan hasil karya seseorang. Dan hampir semua notasi musik dituliskan ke dalam not balok. Not balok adalah susunan nada yang ditulis

Lebih terperinci

PEMBERIAN TANDA AIR PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE TANDA AIR DENGAN ANALISIS KOMPONEN INDEPENDEN PEMBALIKAN CITRA

PEMBERIAN TANDA AIR PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE TANDA AIR DENGAN ANALISIS KOMPONEN INDEPENDEN PEMBALIKAN CITRA PEMBERIAN TANDA AIR PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE TANDA AIR DENGAN ANALISIS KOMPONEN INDEPENDEN PEMBALIKAN CITRA Nama Mahasiswa : Yunita Pranindya NRP : 1206 100 023 Jurusan : Matematika FMIPA-ITS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan dengan lebih baik melalui blok diagram seperti yang terliat pada Gambar 3.1. Suara Manusia Rekam suara Hasil rekaman

Lebih terperinci

DAFTAR SINGKATAN. : Human Auditory System. : Human Visual System. : Singular Value Decomposition. : Quantization Index Modulation.

DAFTAR SINGKATAN. : Human Auditory System. : Human Visual System. : Singular Value Decomposition. : Quantization Index Modulation. DAFTAR SINGKATAN HAS HVS SVD QIM BER MOS ODG SNR : Human Auditory System : Human Visual System : Singular Value Decomposition : Quantization Index Modulation : Bit Error Rate : Mean Opinion Score : Objective

Lebih terperinci

BAB III KALMAN FILTER DISKRIT. Kalman Filter adalah rangkaian teknik perhitungan matematika (algoritma)

BAB III KALMAN FILTER DISKRIT. Kalman Filter adalah rangkaian teknik perhitungan matematika (algoritma) BAB III KALMAN FILTER DISKRIT 3.1 Pendahuluan Kalman Filter adalah rangkaian teknik perhitungan matematika (algoritma) yang memberikan perhitungan efisien dalam mengestimasi state proses, yaitu dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam melakukan diagnosa terhadap sistem pernapasan seseorang, praktisi kesehatan atau dokter menggunakan suatu alat yang dinamakan stetoskop. Dengan stetoskop, praktisi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM PENYAMA

BAB III PERANCANGAN SISTEM PENYAMA BAB III PERANCANGAN SISTEM PENYAMA Pembahasan pada bab ini berisi perancangan sistem medan jauh penyuara dalam bentuk program pada perangkat lunak Python yang akan dijalankan oleh Rasberry Pi B. Pada subbab

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. dari suara tersebut dapat dilihat, sehingga dapat dibandingkan, ataupun dicocokan dengan

BAB III METODOLOGI. dari suara tersebut dapat dilihat, sehingga dapat dibandingkan, ataupun dicocokan dengan 23 BAB III METODOLOGI 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian ini ingin membangun sistem yang dapat melakukan langkah dasar identifikasi, yaitu melakukan ektraksi suara Gamelan Bonang, dengan ekstrasi ini,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI CAMPURAN NADA PADA SUARA PIANO MENGGUNAKAN CODEBOOK

IDENTIFIKASI CAMPURAN NADA PADA SUARA PIANO MENGGUNAKAN CODEBOOK IDENTIFIKASI CAMPURAN NADA PADA SUARA PIANO MENGGUNAKAN CODEBOOK Ade Fruandta dan Agus Buono Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor Jl. Meranti

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Hardware dan Software yang digunakan dalam penelitian

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Hardware dan Software yang digunakan dalam penelitian BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Hardware dan Software yang digunakan dalam penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan satu set komputer dengan prosesor berkecepatan 1,18 GHz,

Lebih terperinci

PEMISAHAN SINYAL AKUSTIK BAWAH AIR MENGGUNAKAN METODE BLIND SEPARATION of SOURCE (BSS)

PEMISAHAN SINYAL AKUSTIK BAWAH AIR MENGGUNAKAN METODE BLIND SEPARATION of SOURCE (BSS) PEMISAHAN SINYAL AKUSTIK BAWAH AIR MENGGUNAKAN METODE BLIND SEPARATION of SOURCE (BSS) Wahyu Indra Purnama Sari 1), Dr. Ir. Wirawan, DEA 2), Ir. Endang Widjiati M.Eng.Sc. 3) 1) 2) 3) Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Perkembangan teknologi jaringan dan teknik kompresi data audio mempermudah penyalinan dan penyebaran data audio secara ilegal (Alfatwa 2006). Perkembangan teknologi informasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM MONITORING KERUSAKAN MESIN DENGAN PEMISAHAN BANYAK SUMBER SUARA MENGGUNAKAN INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS (ICA)

PERANCANGAN SISTEM MONITORING KERUSAKAN MESIN DENGAN PEMISAHAN BANYAK SUMBER SUARA MENGGUNAKAN INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS (ICA) PERANCANGAN SISTEM MONITORING KERUSAKAN MESIN DENGAN PEMISAHAN BANYAK SUMBER SUARA MENGGUNAKAN INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS (ICA) Design of Machines Fault Monitoring With Sound Separation Using Independent

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Manusia dianugrahi oleh Tuhan dua telinga yang memiliki fungsi untuk menangkap sinyal-sinyal suara. Namun untuk mengoptimalkan dari fungsi telinga tersebut manusia harus belajar

Lebih terperinci

B. Tujuan. C. Pembatasan masalah

B. Tujuan. C. Pembatasan masalah Pemisahan Komponen Sumber Sinyal Deterministik dengan Analisis Komponen Independen Andi Buwono 1, Achmad Hidayatno 2, Imam Santoso 2 Jurusan eknik Elektro, Fakultas eknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof.

Lebih terperinci

Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital

Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital Latifatul Machbubah, Drs. Soetrisno, MI.Komp Jurusan Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu system perekaman data dapat bersifat optik berupa foto,

Lebih terperinci

PENGENALAN SUARA BURUNG MENGGUNAKAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENT DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA SISTEM PENGUSIR HAMA BURUNG

PENGENALAN SUARA BURUNG MENGGUNAKAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENT DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA SISTEM PENGUSIR HAMA BURUNG PENGENALAN SUARA BURUNG MENGGUNAKAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENT DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA SISTEM PENGUSIR HAMA BURUNG TUGAS AKHIR MUHAMMAD AGUNG NURSYEHA 2211100164 Pembimbing: Dr. Muhammad

Lebih terperinci

PAMUJI WASKITO RAHARJO

PAMUJI WASKITO RAHARJO 1 PENGUNAAN TEKNIK TRACKING PADA PERANGKAT LUNAK SOUND FORGE Pro 10.0 UNTUK MENENTUKAN TARAF INTENSITAS ANALISA FREKUENSI BUNYI PADA BOLA PIMPONG DENGAN VARIASI BINTANG PAMUJI WASKITO RAHARJO Program Studi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya pada bidang komunikasi saat ini berkembang dengan cepat. Kemajuan teknologi bertujuan untuk mempermudah kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TI JAUA PUSTAKA

BAB II TI JAUA PUSTAKA BAB II TI JAUA PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang menunjang tugas akhir ini. Antara lain yaitu pengertian citra, pengertian dari impulse noise, dan pengertian dari reduksi noise.

Lebih terperinci

APLIKASI DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR PADA KOMPRESI UKURAN FILE GAMBAR

APLIKASI DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR PADA KOMPRESI UKURAN FILE GAMBAR Jurnal Matematika UNAND Vol. 4 No. 1 Hal. 31 39 ISSN : 303 910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND APLIKASI DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR PADA KOMPRESI UKURAN FILE GAMBAR AMANATUL FIRDAUSI, MAHDHIVAN SYAFWAN,

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN JARAK TERHADAP SUMBER BUNYI BIDANG DATAR BERBENTUK LINGKARAN

PENGARUH PENAMBAHAN JARAK TERHADAP SUMBER BUNYI BIDANG DATAR BERBENTUK LINGKARAN PENGARUH PENAMBAHAN JARAK TERHADAP SUMBER BUNYI BIDANG DATAR BERBENTUK LINGKARAN Agus Martono 1, Nur Aji Wibowo 1,2, Adita Sutresno 1,2,* 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Informasi tentang pemasangan iklan di suatu radio (antara lain mengenai, jam berapa suatu iklan ditayangkan, dalam sehari berapa kali suatu iklan ditayangkan dan berapa

Lebih terperinci

APLIKASI REDUKSI NOISE DALAM PERBAIKAN KUALITAS SUARA UNTUK DETEKSI GANGGUAN PITA SUARA PADA JARINGAN NIRKABEL MENGGUNAKAN ALGORITMA FASTICA

APLIKASI REDUKSI NOISE DALAM PERBAIKAN KUALITAS SUARA UNTUK DETEKSI GANGGUAN PITA SUARA PADA JARINGAN NIRKABEL MENGGUNAKAN ALGORITMA FASTICA APLIKASI REDUKSI NOISE DALAM PERBAIKAN KUALITAS SUARA UNTUK DETEKSI GANGGUAN PITA SUARA PADA JARINGAN NIRKABEL MENGGUNAKAN ALGORITMA FASTICA NOISE REDUCTION APPLICATION IN SPEECH ENHANCEMENT FOR VOCAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Musik saat ini tengah menjadi trend setter yang banyak digemari masyarakat. Terbukti dari menjamurnya program-program mengenai musik di media massa dan besarnya antusiasme

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah untuk proses image denoising. Representasi adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah untuk proses image denoising. Representasi adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sinyal adalah besaran besaran fisik yang berubah ubah terhadap satu atau beberapa variabel bebas. Representasi sinyal sangat penting untuk sinyal proses, salah satunya

Lebih terperinci

Digital Audio Watermarking dengan Fast Fourier Transform

Digital Audio Watermarking dengan Fast Fourier Transform Digital Audio Watermarking dengan Fast Fourier Transform Otniel 13508108 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Noise Pada saat melakukan pengambilan gambar, setiap gangguan pada gambar dinamakan dengan noise. Noise dipakai untuk proses training corrupt image, gambarnya diberi noise dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendigitalisasi kata yang diucapkan dan mencocokkannya dengan pola yang

BAB I PENDAHULUAN. mendigitalisasi kata yang diucapkan dan mencocokkannya dengan pola yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Aplikasi pengenal suara (speech recognizer) adalah sebuah aplikasi yang memungkinkan komputer dapat mengenali kata-kata yang diucapkan dengan cara mendigitalisasi

Lebih terperinci

Kelompok 11 10/27/ A.B. Nur Rosid ( ) 2. Satrio Negoro ( ) 3. Eko Santoso ( )

Kelompok 11 10/27/ A.B. Nur Rosid ( ) 2. Satrio Negoro ( ) 3. Eko Santoso ( ) Kelompok 11 1. A.B. Nur Rosid (1300022026) 2. Satrio Negoro (1300022012) 3. Eko Santoso (1300022016) Apabila kita ditanya salah satu komponen multimedia yang berperan penting dalam komputer, pasti salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengenalan ucapan (speech recognition) merupakan sistem yang dirancang untuk dapat mengenali sinyal suara, sehingga menghasilkan keluaran berupa tulisan. Input dari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Aljabar Matriks 2.1.1 Definisi Matriks Matriks adalah suatu kumpulan angka-angka yang juga sering disebut elemen-elemen yang disusun secara teratur menurut baris dan kolom sehingga

Lebih terperinci

KOMPRESI CITRA MENGGUNAKAN INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS ABSTRAK

KOMPRESI CITRA MENGGUNAKAN INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS ABSTRAK KOMPRESI CITRA MENGGUNAKAN INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS Lucky Khoerniawan / 0222104 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri 65, Bandung 40164, Indonesia Email : khoerniawan.lucky@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkurangnya fungsi pendengaran adalah penurunan fungsi pendengaran pada salah satu ataupun kedua telinga. Hal ini disebabkan oleh infeksi, strokes, obat-obatan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra (image) atau yang secara umum disebut gambar merupakan representasi spasial dari suatu objek yang sebenarnya dalam bidang dua dimensi yang biasanya ditulis dalam

Lebih terperinci

MODUL 2 PENGHITUNGAN ENERGI PADA SINYAL WICARA

MODUL 2 PENGHITUNGAN ENERGI PADA SINYAL WICARA MODUL PENGHIUNGAN ENERGI PADA SINYAL WICARA I. UJUAN - Mahasiswa mampu melakukan proses penghitungan energi pada sinyal wicara dengan menggunakan perangkat lunak. II. DASAR EORI.1. Energi Suatu Sinyal

Lebih terperinci

PEMBUATAN SENSOR WARNA SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN LDR DAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535

PEMBUATAN SENSOR WARNA SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN LDR DAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535 PEMBUATAN SENSOR WARNA SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN LDR DAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535 Triponia Martini 1*, Made Rai Suci Shanti. N.A, 2 Suryasatriya Trihandaru, 2 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengambilan Contoh Dasar Gambar 16 merupakan hasil dari plot bottom sampling dari beberapa titik yang dilakukan secara acak untuk mengetahui dimana posisi target yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Perangkat Lunak Dalam mengetahui perangkat lunak yang dibuat bisa sesuai dengan metode yang dipakai maka dilakukan pengujian terhadap masin-masing komponen perangkat.

Lebih terperinci

MODUL 5 EKSTRAKSI CIRI SINYAL WICARA

MODUL 5 EKSTRAKSI CIRI SINYAL WICARA MODUL 5 EKSTRAKSI CIRI SINYAL WICARA I. TUJUAN - Mahasiswa mampu melakukan estimasi frekuensi fundamental sinyal wicara dari pengamatan spektrumnya dan bentuk gelombangnya - Mahasiswa mampu menggambarkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGURANGAN DERAU PADA SINYAL LOUDSPEAKER MENGGUNAKAN FILTER ADAPTIF KALMAN

ANALISIS PENGURANGAN DERAU PADA SINYAL LOUDSPEAKER MENGGUNAKAN FILTER ADAPTIF KALMAN SINGUDA ENSIKOM VOL. 6 NO.3 /Maret 4 ANALISIS PENGUANGAN DEAU PADA SINYAL LOUDSPEAKE MENGGUNAKAN FILTE ADAPTIF KALMAN Fitriani Christhien Simbolon, Arman Sani Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: D-33

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: D-33 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 23019271 D33 Penentuan Posisi Sumber Bising Pada Area Turbine Geared Compressor Set Di PT. Gresik Power Indonesia (The Linde Group) Dengan Beamforming Hade

Lebih terperinci

DESAIN FILTER DIGITAL UNTUK MEREDUKSI NOISE GROUND HEADSET PADA AVIASI

DESAIN FILTER DIGITAL UNTUK MEREDUKSI NOISE GROUND HEADSET PADA AVIASI DESAIN FILTER DIGITAL UNTUK MEREDUKSI NOISE GROUND HEADSET PADA AVIASI T U G A S B E S A R P S W D ( 2 0 1 7 ) Dina Karunia Ramadhan Riyani Jana Yanti Riko Bobot Harsongko Mirrah Aliya Azzahra 18113012

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Modulasi Modulasi (mapping) adalah proses perubahan karakteristik dari sebuah gelombang carrier atau pembawa aliran bit informasi menjadi simbol-simbol. Proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan pemrosesan data untuk sistem pengenalan gender pada skripsi ini, meliputi cropping dan resizing ukuran citra, konversi citra

Lebih terperinci

ANALISA SAHAM MENGGUNAKAN TRANSFORMASI FOURIER STOKASTIK

ANALISA SAHAM MENGGUNAKAN TRANSFORMASI FOURIER STOKASTIK ANALISA SAHAM MENGGUNAKAN TRANSFORMASI FOURIER STOKASTIK Kharisma Yusea Kristaksa ) Hanna Arini Parhusip ), dan Bambang Susanto 3) ) Mahasiswa Program Studi Matematika ) 3) Dosen Program Studi Matematika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan pada : Waktu : Juni 2014 Maret 2015 Tempat : Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 28 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras System ini hanya menggunakan beberapa perangkat keras yang umum digunakan, seperti speaker (alat untuk menghasilkan suara), dan seperangkat komputer

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan pemrosesan data untuk sistem pendeteksi senyum pada skripsi ini, meliputi metode Viola Jones, konversi citra RGB ke grayscale,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN NADA TUNGGAL KEYBOARD (ORGEN) PADA PC BERBASIS MATLAB

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN NADA TUNGGAL KEYBOARD (ORGEN) PADA PC BERBASIS MATLAB PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN NADA TUNGGAL KEYBOARD (ORGEN) PADA PC BERBASIS MATLAB Supriansyah 1, Dr. Yeffry Handoko Putra, MT 2 1 Jurusan Teknik Komputer Unikom, 2 Jurusan Magister Sistem Informasi Unikom

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengenalan Ekspresi Wajah Manusia Pengenalan ekspresi wajah manusia oleh mesin dapat dideskripsikan sebagai interpretasi terhadap karakteristik ekspresi wajah manusia melalui

Lebih terperinci

Deteksi Titik Awal dan Titik Akhir Sinyal Untuk Pemisahan Sinyal Voice dan Unvoice

Deteksi Titik Awal dan Titik Akhir Sinyal Untuk Pemisahan Sinyal Voice dan Unvoice Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, Vol.I, No.2, Oktober 21, 125-129 125 Deteksi Titik Awal dan Titik Akhir Sinyal Untuk Pemisahan Sinyal Voice dan Unvoice Luqman Hakim Program Studi Teknik Mekatronika,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Genre musik adalah pengelompokan musik sesuai dengan kemiripan satu dengan yang lain, seperti kemiripan dalam hal frekuensi musik, struktur ritmik, dan konten harmoni. Genre

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 8 Transformasi Fourier. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 8 Transformasi Fourier. Indah Susilawati, S.T., M.Eng. TEKNIK PENGOLAHAN CITRA Kuliah 8 Transformasi Fourier Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Informatika/Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta 2015

Lebih terperinci

Penemuan Sinyal Asli dengan Metode Independent Component Analysis pada Sinyal Tercampur Tunggal

Penemuan Sinyal Asli dengan Metode Independent Component Analysis pada Sinyal Tercampur Tunggal Penemuan Sinyal Asli dengan Metode Independent Component Analysis pada Sinyal Tercampur Tunggal Riwinoto Program Studi Teknik Multimedia dan Jaringan Jurusan Teknik Informatika, Politeknik Negeri Batam

Lebih terperinci

BAB 3 ALGORITMA PENGENALAN BAB 3 SUDUT FOTO DENGAN DATA SEGITIGA MASING-MASING SUDUT

BAB 3 ALGORITMA PENGENALAN BAB 3 SUDUT FOTO DENGAN DATA SEGITIGA MASING-MASING SUDUT 24 BAB 3 ALGORITMA PENGENALAN BAB 3 SUDUT FOTO DENGAN DATA ALGORITMA RATA-RATA PENGENALAN MASING-MASING SUDUT SUDUT FOTO SERTA DENGAN DATA DATA FUZZY RATA-RATA MASING-MASING SEGITIGA MASING-MASING SUDUT

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya f(x,y), dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TEKNIK WATERMARKING CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN DWT-SVD DAN RDWT-SVD. Abstract

PERBANDINGAN TEKNIK WATERMARKING CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN DWT-SVD DAN RDWT-SVD. Abstract PERBANDINGAN TEKNIK WATERMARKING CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN DWT- DAN Qurrota Ayun Majid, T. Sutojo, S.Si, M.Kom Teknik Informatika - S1 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Semarang 111201207118@mhs.dinus.ac.id

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK KRIPTOGRAFI VISUAL TANPA EKSPANSI PIKSEL DAN ALGORITMA RLE

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK KRIPTOGRAFI VISUAL TANPA EKSPANSI PIKSEL DAN ALGORITMA RLE PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK KRIPTOGRAFI VISUAL TANPA EKSPANSI PIKSEL DAN ALGORITMA RLE Dhina Bangkit Kumalasari Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof.Drg.Suria

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital 2.1.1 Pengertian Citra Digital Citra dapat didefinisikan sebagai sebuah fungsi dua dimensi, f(x,y) dimana x dan y merupakan koordinat bidang datar, dan harga fungsi f disetiap

Lebih terperinci

SISTEM IDENTIFIKASI STRUKTUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE FREQUENCY DOMAIN DECOMPOSITION-NATURAL EXCITATION TECHNIQUE

SISTEM IDENTIFIKASI STRUKTUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE FREQUENCY DOMAIN DECOMPOSITION-NATURAL EXCITATION TECHNIQUE Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 SISTEM IDENTIFIKASI STRUKTUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE FREQUENCY DOMAIN DECOMPOSITION-NATURAL EXCITATION TECHNIQUE Richard

Lebih terperinci