PENDAHULUAN. Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDAHULUAN. Latar Belakang"

Transkripsi

1 Latar Belakang PENDAHULUAN Perkembangan teknologi jaringan dan teknik kompresi data audio mempermudah penyalinan dan penyebaran data audio secara ilegal (Alfatwa 2006). Perkembangan teknologi informasi internet dan multimedia digital menyebabkan perlindungan hak cipta menjadi sebuah permasalahan yang penting. Teknik digital watermarking dianggap sebagai solusi yang efektif untuk mengatasi permasalahan ini (Ma et al. 2008). Digital watermarking dilakukan untuk menyisipkan watermark pada data digital sehingga dapat melindungi hak ciptanya. Watermark merepresentasikan informasi mengenai pencipta atau pemilik resmi data digital. Watermark dapat berupa logo perusahan atau tanda tangan. Watermarking dilakukan sedemikian sehingga tidak merusak data aslinya dan diharapkan orang yang membuka data tidak menyadari adanya watermark. Proses ekstraksi akan menghasilkan kembali watermark yang telah disisipkan. Watermark ini dibandingkan dengan watermark pemilik hak cipta untuk membuktikan hak ciptanya (Alfatwa 2006). Pada penelitian ini, digunakan dua watermark, yaitu sinyal audio Region of Interest (ROI) dan sebuah citra biner berupa logo. Kedua watermark pada awalnya digabung dan dienkripsi kemudian disisipkan ke dalam komponen yang dihasilkan dari proses lift wavelet transform (LWT) sebanyak beberapa level terhadap host audio. Proses ekstraksi dilakukan dengan menggunakan metode fast-fixed point Independent Component Analysis (FastICA). Metode ICA digunakan untuk melakukan pemisahan sinyal audio tercampur. Data audio yang mudah tersebar juga dapat mengalami kerusakan. Meskipun terjadi kerusakan pada watermarked audio, ekstraksi watermark harus menghasilkan watermark yang sama dengan watermark aslinya. Penggunaan metode pada penelitian ini dapat melokalisasi kerusakan yang terjadi pada watermarked audio. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah: 1 mengetahui cara kerja watermarking menggunakan teknik penggabungan ROI audio dan citra biner sebagai watermark, 2 mengetahui cara kerja lokalisasi kerusakan pada watermarked audio, 3 membuktikan keunggulan teknik ini dalam perlindungan hak cipta dan lokalisasi kerusakan, dan 4 melakukan analisis uji ketahanan pada teknik ini. Ruang Lingkup Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah audio dan citra. Audio yang akan disisipi watermark merupakan monoaudio dengan format *.wav yang jika dibaca menggunakan MATLAB akan menghasilkan matriks berukuran dengan sample rate Hz. Citra yang digunakan adalah citra dengan ukuran 5 KB dan dimensi citra pixel. Analisis uji ketahanan dilakukan dengan melakukan resampling, requantizing, lowpass filtering, white noising pada watermarked audio, dan pengubahan format audio menjadi *.mp3. Resampling dilakukan dengan mengubah sample rate pada watermarked audio menjadi Hz, Hz, Hz, Hz, dan Hz. Requantizing dilakukan dengan mengubah bits per sample menjadi 8 bit, 24 bit, dan 32 bit. White noise yang akan diberikan pada watermarked audio adalah sepanjang detik. Watermarking TINJAUAN PUSTAKA Watermarking merupakan bentuk dari steganografi. Steganografi adalah ilmu yang mempelajari cara menyembunyikan suatu data pada data lain. Watermarking merupakan suatu cara untuk menyembunyikan atau menanamkan data atau informasi tertentu ke dalam data digital lain yang tidak diketahui kehadirannya oleh indera manusia dan mampu menghadapi proses-proses pengolahan sinyal digital sampai pada tahap tertentu (Supangkat et al. 2000). Data atau sinyal digital yang akan disisipkan watermark disebut host data, sedangkan data yang sudah disisipkan watermark disebut watermarked data. Watermarking memiliki beberapa tujuan antara lain (Supangkat et al. 2000): 1 Tamper-proofing Watermarking digunakan sebagai alat identifikasi atau indikator yang menunjukkan data digital (host) telah mengalami perubahan dari aslinya. 1

2 2 Feature location Watermarking digunakan sebagai alat identifikasi isi dari data digital pada lokasi-lokasi tertentu, misalnya penamaan objek tertentu dari beberapa objek yang lain pada suatu citra digital. 3 Annotation atau caption Watermarking digunakan sebagai keterangan tentang data digital itu sendiri. 4 Copyright-Labeling Watermarking digunakan untuk menyembunyikan label hak cipta. Gambar 1 merupakan contoh sederhana penyisipan watermark pada citra. Citra disisipi watermark dengan menggunakan sebuah kunci sehingga watermark hanya dapat diekstraksi oleh pihak yang sah dan watermark tidak dapat dihapus oleh pihak yang tidak sah. Gambar 2 merupakan proses verifikasi watermark yang terdiri dari ekstraksi watermark dan pembandingan watermark. Proses ekstraksi dapat menyertakan atau tidak menyertakan citra asal dengan menggunakan kunci yang dimiliki. Setelah watermark dari citra yang diuji berhasil diekstrak, watermark tersebut dibandingkan dengan watermark asli (Munir 2004). Gambar 1 Penyisipan Watermark pada Citra (Munir 2004). Gambar 2 Verifikasi Watermark pada Citra (Munir 2004). Lifting Wavelet Transform (LWT) Lifting scheme wavelet transform dikembangkan pada tahun 1994 oleh Wim Sweldens. Implementasi lifting scheme lebih cepat daripada implentasi wavelet klasik. Lifting scheme tidak memerlukan array sementara dalam proses kalkulasi (in-place computation). Inversi pada lifting scheme mudah dilakukan (Chen). Salah satu fitur wavelet dalam pemrosesan sinyal dan kompresi adalah rekonstruksi sempurna. Algoritme wavelet memiliki rekonstruksi sempurna jika IWT(WT(D))=D di mana IWT adalah Inverse Wavelet Transform dan WT adalah Wavelet Transform. Algoritme wavelet paling sederhana yang menghasilkan rekonstruksi sempurna adalah algoritme wavelet Haar (Kaplan 2003). Tujuan dari LWT adalah menghasilkan koefisien vektor perkiraan dan koefisien vektor detil. Tiga langkah forward LWT adalah: 1 Split, yaitu pembagian data menjadi dua, elemen-elemen berindeks ganjil dan elemen-elemen berindeks genap, 2 Predict, yaitu prediksi elemen ganjil dari elemen genap, dan 3 Update, yaitu lanjutan dari fase predict untuk menentukan nilai elemen genap. Di sisi lain, langkah inverse LWT (ILWT) merupakan kebalikan dari forward LWT, yaitu undo update, undo predict, dan merge (Chen). Peak Signal to Noise Ratio (PSNR) PSNR adalah ukuran kesamaan pada citra yang dikalkulasi dengan mengukur selisih pixel antara citra asli dan citra lain. PSNR direpresentasikan dalam decibel (db). Nilai PSNR berkisar dari 0 sampai tak hingga. Nilai 0 diberikan pada citra-citra yang tidak memiliki kesamaan dan nilai tak hingga diberikan untuk citra yang identik. Semakin tinggi perbedaan antara kedua citra, maka nilai PSNR semakin berkurang (Mulopulos et al. 2003). Berikut ini merupakan rumus perhitungan PSNR: PSNR = 20 log 10 (255/ sqrt (MSE)). Mean Squared Error (MSE) digunakan untuk mengukur kinerja dari algoritme kompresi yang lossy atau irreversible pada citra. Citra asli dibandingkan dengan citra terdekompresi dengan memeriksa selisih nilai 2

3 pixelnya. Citra identik akan memiliki nilai MSE 0 dan citra yang saling berbeda akan memiliki nilai MSE yang besar (Mulopulos et al. 2003). Perhitungan MSE diberikan oleh rumus berikut: MSE =, di mana M N adalah ukuran citra, I(x,y) adalah pixel citra asli, dan I (x,y) adalah pixel citra terdekompresi. Region of Interest (ROI) ROI merupakan bagian dari sinyal asli yang mengandung informasi yang sangat penting. Biasanya, ROI dapat menunjukkan informasi hak cipta. Pada bidang militer, ROI dapat merupakan bagian dari informasi latar belakang rahasia yang tidak boleh diketahui oleh musuh (Ma et al. 2008). Signal to Noise Ratio (SNR) SNR digunakan untuk mengukur kualitas watermarked audio. Definisi dari SNR diberikan sebagai berikut: SNR = 10 log 10, di mana Y merupakan host audio dan y merupakan watermarked audio (Ketcham dan Vongpradhip 2007). Teori Chaos dengan Persamaan Logistik Teori chaos berasal dari teori sistem yang memperlihatkan kemunculan yang tidak teratur atau acak namun deterministik, artinya dimungkinkan membangkitkan nilai-nilai chaos dengan kepastian. Teori chaos sangat peka terhadap perubahan kecil nilai awal. Perubahan kecil dapat memberikan hasil yang sangat berbeda. Salah satu fungsi chaos sederhana adalah persamaan logistik yang biasa dipakai dalam ekologi untuk simulasi pertumbuhan spesies dalam ekosistem. Fungsi chaos dalam watermarking digunakan untuk membangkitkan bilangan acak. Persamaan logistik dinyatakan sebagai berikut: di mana merupakan parameter control dan merupakan nilai awal (Munir et al. 2007). Linear Feedback Shift Register (LFSR) LFSR memiliki dua bagian utama, yaitu shift register dan feedback function. Shift register berfungsi untuk menggeser isi register ke posisi yang berdekatan di dalam register. Jika posisi bit berada di ujung register, maka isi akan keluar dari register. Posisi bit pada ujung yang lain akan dibiarkan kosong kecuali ada input baru yang masuk ke dalam register. Fungsi linear dari bit-bit tunggal hanyalah XOR dan inverse-xor, dengan demikian, LFSR merupakan shift register yang input bitnya dibangkitkan dari proses XOR beberapa bit dari keseluruhan nilai shift register. Isi dari shift register biasanya berupa bilangan biner, yaitu angka 1 dan angka 0. Pergeseran isi bisa ke kanan atau ke kiri berdasarkan bagaimana perancangannya (Anonim). Bit-bit pada posisi tertentu dalam shift register dipilih dan dikombinasikan menggunakan fungsi tertentu seperti pada Gambar 3. Hasil kombinasi ini akan dijadikan sebagai input baru pada shift register. Fungsi ini disebut feedback function. Nilai awal LFSR disebut seed. Operasi LFSR adalah deterministik, aliran nilai yang dihasilkan oleh register benar-benar ditentukan dari state yang sebelumnya. Karena register memiliki jumlah kemungkinan state yang terbatas, maka akan terjadi cycle yang berulang. LFSR dengan fungsi feedback yang dipilih dengan baik akan menghasilkan rangkaian bit acak dan memiliki cycle yang panjang. Gambar 3 Operasi LFSR. Independent Component Analysis (ICA) Sinyal audio tercampur dapat terjadi pada kehidupan sehari-hari di mana terjadi pembicaraan antara dua orang atau lebih, misalnya percakapan yang terjadi pada pesta. Indera pendengaran seseorang akan melakukan pengolahan sinyal tercampur untuk mendapatkan sinyal suara yang diinginkan. Teknik pemisahan sinyal dengan kondisi parameter-parameter yang tidak diketahui disebut separasi buta (Gunawan 2005). Gambar 4 menunjukkan proses pencampuran sinyal suara. ICA merupakan suatu metode penemuan kembali sekelompok sinyal bebas s dari campuran sinyal-sinyal x di mana proses pencampurannya tidak diketahui. Prinsip dari 3

4 algoritme ini adalah menghitung matriks campuran A dari sinyal secara implisit sehingga ditemukan kembali sinyal yang diinginkan. Gambar 5, Gambar 6, dan Gambar 7 dapat memperjelas penggunaan metode ICA. Gambar menunjukkan sumber suara s 1 dan s 2. Proses pencampuran dengan matriks A menghasilkan sinyal tercampur x 1 dan x 2 pada gambar berikutnya. Gambar berikutnya lagi menunjukkan sinyal yang berhasil dipisahkan dengan menggunakan metode ICA. Sinyal yang dihasilkan mirip dengan sumber sinyal aslinya. Gambar 4 Proses Pencampuran Sinyal Suara (Gunawan 2005). Gambar 5 Sinyal Asli s 1 dan s 2 (Gunawan 2005).. Gambar 7 Sinyal yang Sudah Dipisahkan dengan Metode ICA (Gunawan 2005). METODE PENELITIAN Metode penelitian dilakukan dalam beberapa tahapan. Tahapan pertama adalah penentuan perangkat lunak yang akan digunakan untuk mengimplementasikan watermarking. Tahapan kedua adalah penyiapan berkas data, yaitu audio yang akan disisipi watermark dan citra yang akan menjadi watermark. Tahapan ketiga adalah penyisipan watermark. Pada tahap ini, ada beberapa subtahap yang harus dilalui, yaitu pembangkitan ROI audio, pembangkitan dan enkripsi citra biner, enkripsi dua watermark, post-processing, dan penyisipan. Tahapan keempat adalah ekstraksi watermark. Tahapan terakhir adalah analisis uji ketahanan. Spesifikasi Perangkat Lunak 1 Sistem operasi Windows XP SP2 Professional 2 MATLAB Audacity Total Video Converter 3.01 Penyiapan Berkas Data Host audio yang digunakan adalah 4.wav. 4.wav memiliki sample rate Hz dan bits per sample 16 bit. Panjang dari 4.wav adalah Logo yang digunakan sebagai watermark adalah LogoIPB.gif. Ukuran datanya adalah 5 KB dan dimensi citra pixel. Gambar 8 menunjukkan citra yang akan digunakan sebagai watermark. Gambar 6 Sinyal Tercampur x 1 dan x 2 (Gunawan 2005). Gambar 8 Citra yang Digunakan sebagai Watermark. 4

5 Gambar 9 Proses Penyisipan Watermark Diadaptasi dari Ma et al. (2008). Penyisipan Dua Watermark Gambar 9 menunjukkan proses penyisipan kedua watermark. Dari host audio, dibangkitkan ROI audio. Citra watermark dikonversi menjadi citra biner berukuran satu dimensi kemudian dienkripsi menggunakan teori chaos. Setelah itu ROI audio dan citra biner terenkripsi dicampur dengan menggunakan matriks pencampur A dan barisan m. Hasil campuran diubah dalam bentuk biner (W binary ). Dilakukan proses LWT pada host audio. Proses ini menghasilkan koefisien vektor perkiraan CA dan koefisien vektor detil CD. CA dan W binary dicampur menggunakan matriks B dan menghasilkan sw 1 dan sw 2. Kemudian sw 1 dan CD digunakan untuk melakukan proses ILWT dan menghasilkan watermarked audio. 1 Pembangkitan ROI Audio ROI audio sepanjang dibangkitkan dari host audio yang memiliki panjang lebih besar dari,,. Pembangkitan ROI audio dapat diambil dari bagian host audio mana saja, misalnya di depan, di tengah-tengah, atau pun di belakang. Gambar 10 merupakan contoh plot sinyal suara. Daerah yang dibatasi dengan garis merah merupakan ROI audio yang dibangkitkan. hak cipta, misalnya logo atau tanda tangan. Karena citra yang ada belum berbentuk citra biner, citra dikonversi terlebih dahulu menjadi citra hitam putih dengan nilai threshold tertentu. Setelah itu, citra diubah ukurannya menjadi yang setara dengan. Citra dua dimensi ini dikonversi lagi menjadi citra satu dimensi. dipetakan dari nilai {1,0} menjadi {+1,-1}. Barisan chaotic (Chaos) sepanjang dibangkitkan untuk mengenkripsi. ( ) digunakan pada persamaan logistik dan berguna sebagai key 1.,, dipetakan menjadi {+1, -1} dengan nilai threshold 0,5. Setelah itu,, dienkripsi menjadi,. 3 Enkripsi Dua Watermark Barisan bilangan biner acak dibangkitkan dengan menggunakan LFSR. Barisan ini disebut barisan. Kedua watermark dan m digabung menggunakan metode pencampuran linear instantaneous. Matriks pencampur A berukuran 2 3 di mana,, tidak ada yang bernilai 0, dan tiap barisnya berjumlah satu (Ma et al. 2008). 4 Post-Processing Gambar 10 Seleksi ROI Audio. 2 Pembangkitan dan Enkripsi Citra Biner Citra yang digunakan sebagai watermark merupakan citra biner yang merepresentasikan Kemudian V dikalikan dengan parameter α dan dikonversi ke integer menjadi dan kunci disimpan untuk proses ekstraksi. α yang digunakan sebesar 128 (Ma et al. 2008). Bilangan negatif pada V dipetakan menjadi bilangan positif dan nkey digunakan sebagai penanda nilainilai negatif V untuk digunakan pada proses ekstraksi. V dikonversi ke dalam bentuk biner seperti berikut: 5

6 Gambar 11 Proses Ekstraksi Watermark Diadaptasi dari Ma et al. (2008). di mana,, dan. Nilai α ditentukan sedemikian sehingga K yang dihasilkan akan membuat panjang V bin menjadi (1/2) p panjang host audio di mana p merupakan jumlah level yang digunakan pada proses dekomposisi audio menggunakan LWT. Kemudian dipetakan dari {1,0} menjadi dengan barisan nilai {+1,-1}. merupakan watermark yang akan disisipkan dan mengandung informasi audio ROI dan citra biner. 5 Proses Penyisipan Dilakukan proses LWT sebanyak p level pada host audio. Proses ini akan menghasilkan koefisien vektor perkiraan CA 1 dan koefisien vektor detil CD. Vektor CA 1 dan Wbin digabung menggunakan metode pencampuran linear instantaneous. Matriks pencampur B berukuran 2x2 di mana,, tidak ada yang bernilai 0, dan tiap barisnya berjumlah satu (Ma et al. 2008). dan CD digunakan pada proses ILWT sebanyak p level untuk membentuk watermarked audio. Sedangkan disimpan sebagai key 3. Ekstraksi Dua Watermark Gambar 11 menunjukkan proses ekstraksi watermark. Pada watermarked audio dilakukan proses LWT untuk mendapatkan. Setelah itu didapatkan SW dengan menggabungkan dan key 3. Untuk mendapatkan kembali sinyal estimasi dan yang telah dicampur dengan matriks B, digunakan metode FastICA. Setelah itu dipetakan dari {+1,-1} menjadi {1,0} untuk mendapatkan. dikonversi menjadi bentuk integer V. V didapatkan dengan menggunakan kunci vkey, V. sehingga didapatkan WW kembali. Sinyal estimasi dan didapatkan dengan menggunakan metode FastICA lagi. Dengan demikian, ROI audio telah berhasil didapatkan. Untuk mendapatkan kembali citra biner C, Chaos dibangkitkan dengan menggunakan key 1. dan nilai-nilainya dipetakan dari {+1,-1} menjadi {1,0}. Citra satu dimensi ini kemudian dikembalikan menjadi citra C berukuran. Analisis Uji Ketahanan Watermarked audio diberi serangan menggunakan Audacity atau MATLAB kemudian dilakukan ekstraksi watermark. Watermark yang dihasilkan dari audio yang diserang akan dibandingkan dengan watermark yang dihasilkan dari audio yang tidak diserang. Jenis serangan yang dilakukan antara lain resampling, requantizing, lowpass filtering, white noising pada watermarked audio, dan pengubahan format audio menjadi *.mp3. Resampling dilakukan dengan mengubah sample rate pada watermarked audio. Sample rate yang akan digunakan adalah Hz, Hz, Hz, Hz, dan Hz. Requantizing dilakukan dengan mengubah bits per sample menjadi 8 bit, 24 bit, dan 32 bit. White noise yang akan diberikan pada watermarked audio adalah sepanjang detik. 6

Gambar 13 Pembangkitan ROI Audio dari 4.wav Dimulai dari Titik ke i = 1,2,,2L K, j = 1,2,,2 p.

Gambar 13 Pembangkitan ROI Audio dari 4.wav Dimulai dari Titik ke i = 1,2,,2L K, j = 1,2,,2 p. Lokalisasi Kerusakan Watermarked audio diserang dengan white noise sepanjang 0.00808 detik menggunakan Audacity. Kemudian watermarked audio yang rusak dibandingkan dengan watermarked audio yang belum diserang.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DIGITAL AUDIO WATERMARKING MENGGUNAKAN TEKNIK PENGGABUNGAN REGION OF INTEREST AUDIO DAN CITRA BINER SEBAGAI WATERMARK

IMPLEMENTASI DIGITAL AUDIO WATERMARKING MENGGUNAKAN TEKNIK PENGGABUNGAN REGION OF INTEREST AUDIO DAN CITRA BINER SEBAGAI WATERMARK IMPLEMENTASI DIGITAL AUDIO WATERMARKING MENGGUNAKAN TEKNIK PENGGABUNGAN REGION OF INTEREST AUDIO DAN CITRA BINER SEBAGAI WATERMARK CIRAMUDYA ADHA GAFAWIDJ DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

ANALISIS DIGITAL AUDIO WATERMARKING BERBASIS LIFTING WAVELET TRANSFORM PADA DOMAIN FREKUENSI DENGAN METODE SPREAD SPECTRUM

ANALISIS DIGITAL AUDIO WATERMARKING BERBASIS LIFTING WAVELET TRANSFORM PADA DOMAIN FREKUENSI DENGAN METODE SPREAD SPECTRUM ANALISIS DIGITAL AUDIO WATERMARKING BERBASIS LIFTING WAVELET TRANSFORM PADA DOMAIN FREKUENSI DENGAN METODE SPREAD SPECTRUM Agung Satrio Wibowo 1), Agung Suryahadiningrat Kusumanegara 2) Gelar Budiman 3)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia digital, terutama dengan berkembangnya internet, menyebabkan informasi dalam berbagai bentuk dan media dapat tersebar dengan cepat tanpa

Lebih terperinci

Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital

Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital Latifatul Machbubah, Drs. Soetrisno, MI.Komp Jurusan Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman dan semakin meluasnya jaringan multimedia, maka proses pengiriman dan pengaksesan citra digital juga semakin mudah. Kemudahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latarbelakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latarbelakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang latarbelakang penulisan, rumusan masalah, batasan masalah yang akan dibahas, serta tujuan penelitian skripsi ini. Manfaat dalam penelitian, metodelogi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi internet dalam beberapa tahun terakhir ini, telah membawa perubahan besar bagi distribusi media digital. Media digital yang dapat berupa

Lebih terperinci

STUDI DAN IMPLEMENTASI WATERMARKING CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI HASH

STUDI DAN IMPLEMENTASI WATERMARKING CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI HASH STUDI DAN IMPLEMENTASI WATERMARKING CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI HASH Fahmi Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha No.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Meskipun sebuah citra kaya akan informasi, namun sering

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa

Lebih terperinci

WATERMARKI G PADA DOMAI FREKUE SI U TUK MEMBERIKA IDE TITAS (WATERMARK) PADA CITRA DIGITAL

WATERMARKI G PADA DOMAI FREKUE SI U TUK MEMBERIKA IDE TITAS (WATERMARK) PADA CITRA DIGITAL WATERMARKI G PADA DOMAI FREKUE SI U TUK MEMBERIKA IDE TITAS (WATERMARK) PADA CITRA DIGITAL Zaki Rakhmatulloh, Aris Sugiharto, Eko Adi Sarwoko Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jl. Prof. Soedarto, Kampus UNDIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan digital watermarking. Watermarking bekerja dengan menyisipkan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan digital watermarking. Watermarking bekerja dengan menyisipkan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perkembangan teknologi digital serta internet yang cukup pesat telah memberi kemudahan dalam mengakses dan mendistribusikan berbagai informasi dalam format digital,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berjalannya waktu dan semakin meluasnya jaringan multimedia, maka proses pengiriman dan pengaksesan dari media digital (seperti citra digital, video digital,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini memuat latar belakang perlunya penyisipan watermark di dalam citra digital, perumusan masalah secara sistematis, serta metodologi yang digunakan untuk memecahkan masalah yang

Lebih terperinci

WATERMARKING PADA BEBERAPA KELUARGA WAVELET

WATERMARKING PADA BEBERAPA KELUARGA WAVELET JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 7. No. 3, 18-25, Desember 2004, ISSN : 1410-8518 WATERMARKING PADA BEBERAPA KELUARGA WAVELET Aris Sugiharto, Eko Adi Sarwoko Jurusan Matematika FMIPA Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Jenis Penelitian

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Jenis Penelitian 9 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, yaitu penelitian yang pengumpulan datanya berdasarkan pencatatan langsung dari hasil percobaan. Pengumpulan

Lebih terperinci

LOGO PEMBERIAN TANDA AIR MENGGUNAKAN TEKNIK KUANTISASI RATA-RATA DENGAN DOMAIN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT. Tulus Sepdianto

LOGO PEMBERIAN TANDA AIR MENGGUNAKAN TEKNIK KUANTISASI RATA-RATA DENGAN DOMAIN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT. Tulus Sepdianto LOGO PEMBERIAN TANDA AIR MENGGUNAKAN TEKNIK KUANTISASI RATA-RATA DENGAN DOMAIN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT Tulus Sepdianto 1206100002 PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan internet secara global Distribusi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 1 Alur metode penelitian.

METODE PENELITIAN. Gambar 1 Alur metode penelitian. akan menggunakan bantuan aplikasi pemrosesan audio (Rochesso 2007). Penambahan Derau Derau merupakan suara-suara yang tidak diinginkan. Munculnya derau dapat menurunkan kualitas suatu berkas audio. Penambahan

Lebih terperinci

Grafik yang menampilkan informasi mengenai penyebaran nilai intensitas pixel-pixel pada sebuah citra digital.

Grafik yang menampilkan informasi mengenai penyebaran nilai intensitas pixel-pixel pada sebuah citra digital. PSNR Histogram Nilai perbandingan antara intensitas maksimum dari intensitas citra terhadap error citra. Grafik yang menampilkan informasi mengenai penyebaran nilai intensitas pixel-pixel pada sebuah citra

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi terutama pada dunia digital pada saat ini memungkinkan informasi dalam berbagai bentuk dan media dapat tersebar dengan cepat tanpa batas ruang

Lebih terperinci

TEK IK PEMBUKTIA KEPEMILIKA CITRA DIGITAL DE GA WATERMARKI G PADA DOMAI WAVELET

TEK IK PEMBUKTIA KEPEMILIKA CITRA DIGITAL DE GA WATERMARKI G PADA DOMAI WAVELET TEK IK PEMBUKTIA KEPEMILIKA CITRA DIGITAL DE GA WATERMARKI G PADA DOMAI WAVELET Ady Priyoyudo, Aris Sugiharto, Indriyati Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jl. Prof. Soedarto, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang

Lebih terperinci

PEMBERIAN TANDA AIR PADA CITRA DIGITAL DENGAN SKEMA TANDA AIR BERDASARKAN KUANTITASI WARNA DAN MENGGUNAKAN STANDARD ENKRIPSI TINGKAT LANJUT

PEMBERIAN TANDA AIR PADA CITRA DIGITAL DENGAN SKEMA TANDA AIR BERDASARKAN KUANTITASI WARNA DAN MENGGUNAKAN STANDARD ENKRIPSI TINGKAT LANJUT TUGAS AKHIR PEMBERIAN TANDA AIR PADA CITRA DIGITAL DENGAN SKEMA TANDA AIR BERDASARKAN KUANTITASI WARNA DAN MENGGUNAKAN STANDARD ENKRIPSI TINGKAT LANJUT Oleh : Hendra Dani Dewaji 1205 100 068 Pembimbing:

Lebih terperinci

AUDIO WATERMARKING DENGAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM DAN HISTOGRAM MENGGUNAKAN OPTIMASI ALGORITMA GENETIKA

AUDIO WATERMARKING DENGAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM DAN HISTOGRAM MENGGUNAKAN OPTIMASI ALGORITMA GENETIKA Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 217 ISSN 285-4218 ITN Malang, 4 Pebruari 217 AUDIO WATERMARKING DENGAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM DAN HISTOGRAM MENGGUNAKAN OPTIMASI ALGORITMA

Lebih terperinci

Penerapan Reversible Contrast Mapping pada Audio Watermarking

Penerapan Reversible Contrast Mapping pada Audio Watermarking Vol. 8, No.2, 102-109, Januari 2012 Penerapan Reversible Contrast Mapping pada Audio Watermarking Hendra dan Marzhelly Djuan Kristanta Abstrak Perkembangan teknologi informasi dalam hal pertukaran informasi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN Bab ini merupakan bab pertama dari laporan Tugas Akhir yang berisi pendahuluan. Bab pendahuluan diuraikan menjadi sub bab latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bagian ini, diberikan gambaran implementasi dan pengujian perangkat lunak AVISteg berdasarkan hasil perancangan perangkat lunak pada Bab III. 4.1 Implementasi Penjelasan

Lebih terperinci

BAB III. ANALISIS MASALAH

BAB III. ANALISIS MASALAH BAB III. ANALISIS MASALAH Pada bab tiga laporan Tugas Akhir ini akan dibahas mengenai analisis pemecahan masalah untuk pengubahan logo biner menjadi deretan bilangan real dan proses watermarking pada citra.

Lebih terperinci

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Nurul Fuad 1, Yuliana Melita 2 Magister Teknologi Informasi Institut Saint Terapan & Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dengan perkembangan teknologi komunikasi terutama dalam bidang internet, penyebaran informasi pada media melalui internet sangat mudah didapat. Akses informasi melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Steganografi merupakan ilmu dan seni menyembunyikan data rahasia ke dalam suatu media (cover object). Penyembunyian data tersebut dilakukan sedemikian sehingga pihak

Lebih terperinci

WATERMARKING DENGAN METODE DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR PADA CITRA DIGITAL

WATERMARKING DENGAN METODE DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR PADA CITRA DIGITAL SEMIN HASIL TUGAS AKHIR 1 WATERMKING DENGAN METODE DEKOMPOSISI NILAI SINGUL PADA CITRA DIGITAL Oleh : Latifatul Machbubah NRP. 1209 100 027 JURUSAN MATEMATI FAKULTAS MATEMATI DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

* Kriptografi, Week 13

* Kriptografi, Week 13 * Kriptografi, Week 13 Sejarah Watermarking Watermarking sudah ada sejak 700 tahun yang lalu. Pada akhir abad 13, pabrik kertas di Fabriano, Italia, membuat kertas yang diberi watermark atau tanda-air

Lebih terperinci

Stenografi dan Watermarking. Esther Wibowo Erick Kurniawan

Stenografi dan Watermarking. Esther Wibowo Erick Kurniawan Stenografi dan Watermarking Esther Wibowo esther.visual@gmail.com Erick Kurniawan erick.kurniawan@gmail.com Stenografi Teknik menyembunyikan data rahasia di dalam media digital. Memerlukan : Wadah penampung

Lebih terperinci

PENYISIPAN WATERMARK MENGGUNAKAN METODE DISCRETE COSINE TRANSFORM PADA CITRA DIGITAL

PENYISIPAN WATERMARK MENGGUNAKAN METODE DISCRETE COSINE TRANSFORM PADA CITRA DIGITAL Jurnal Informatika Polinema ISSN: 407-070X PENYISIPAN WATERMARK MENGGUNAKAN METODE DISCRETE COSINE TRANSFORM PADA CITRA DIGITAL Reza Agustina, Rosa Andrie Asmara Teknik Informatika, Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS DAN PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK

BAB IV. ANALISIS DAN PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK BAB IV. ANALISIS DAN PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK Pada bab empat laporan Tugas Akhir ini akan diuraikan mengenai analisis dan perancangan perangkat lunak untuk watermarking pada citra digital yang berformat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Citra digital sebenarnya bukanlah sebuah data digital yang normal,

BAB II LANDASAN TEORI. Citra digital sebenarnya bukanlah sebuah data digital yang normal, BAB II LANDASAN TEORI II.1 Citra Digital Citra digital sebenarnya bukanlah sebuah data digital yang normal, melainkan sebuah representasi dari citra asal yang bersifat analog [3]. Citra digital ditampilkan

Lebih terperinci

Penerapan Watermarking pada Citra berbasis Singular Value Decomposition

Penerapan Watermarking pada Citra berbasis Singular Value Decomposition Penerapan Watermarking pada Citra berbasis Singular Value Decomposition David Leonard Hasian ( 0522049 ) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha Jln. Prof. Drg. Suria Sumantri

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA SEMI FRAGILE IMAGE WATERMARKING BERDASARKAN PADA REGION SEGMENTATION

APLIKASI ALGORITMA SEMI FRAGILE IMAGE WATERMARKING BERDASARKAN PADA REGION SEGMENTATION APLIKASI ALGORITMA SEMI FRAGILE IMAGE WATERMARKING BERDASARKAN PADA REGION SEGMENTATION Andri 1, Ng Poi Wong 2, Johnny Fransiscus 3 STMIK Mikroskil Jl. Thamrin No. 112, 124, 140 Medan 20212 andri@mikroskil.ac.id

Lebih terperinci

PENYEMBUNYIAN DATA SECARA AMAN DI DALAM CITRA BERWARNA DENGAN METODE LSB JAMAK BERBASIS CHAOS

PENYEMBUNYIAN DATA SECARA AMAN DI DALAM CITRA BERWARNA DENGAN METODE LSB JAMAK BERBASIS CHAOS PENYEMBUNYIAN DATA SECARA AMAN DI DALAM CITRA BERWARNA DENGAN METODE LSB JAMAK BERBASIS CHAOS Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB rinaldi@informatika.org Abstrak Makalah ini mempresentasikan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL 2.1 Citra Secara harafiah, citra adalah representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi pada bidang dari suatu objek. Ditinjau dari sudut pandang matematis,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah denoising

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah denoising BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah denoising menggunakan Blind Source Separation dengan metode ICA. Data

Lebih terperinci

Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017

Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017 ANALISIS AUDIO WATERMARKING MENGGUNAKAN LIFTING WAVELET BERDASARKAN KARAKTERISTIK STATISTIK DARI SUB- BAND KOEFISIEN DENGAN OPTIMASI ALGORITMA GENETIKA Rike Arfina 1), Maghfira Rifki Hariadi 2),Gelar Budiman

Lebih terperinci

BAB VI PENGUJIAN. 6.1 Tujuan Pengujian. 6.2 Rancangan Pengujian

BAB VI PENGUJIAN. 6.1 Tujuan Pengujian. 6.2 Rancangan Pengujian BAB VI PENGUJIAN Bagian ini membahas mengenai pengujian yang dilakukan terhadap perangkat lunak Cammar yang telah diimplementasikan. Hasil penguj ian tersebut akan dianalisis untuk mengetahui pencapaian

Lebih terperinci

PENERAPAN DISCRETE DAUBECHIS WAVELET TRANSFORM D A L A M W A T E R M A R K I N G C I T R A D I G I T A L

PENERAPAN DISCRETE DAUBECHIS WAVELET TRANSFORM D A L A M W A T E R M A R K I N G C I T R A D I G I T A L PENERAPAN DISCRETE DAUBECHIS WAVELET TRANSFORM D A L A M W A T E R M A R K I N G C I T R A D I G I T A L Hermawan Syahputra* 1, Andani D N 2 1,2 Jurusan Matematika, FMIPA Unimed, Medan, Indonesia e-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan internet yang semakin canggih sangat membawa kemajuan yang semakin berarti dalam berbagai aspek terutama bagi negara yang berkembang. Perkembangan

Lebih terperinci

Watermarking Video Menggunakan Transformasi Wavelet Diskrit

Watermarking Video Menggunakan Transformasi Wavelet Diskrit Jurnal Generic, Vol. 8, No. 1, Maret 2013, pp. 198~208 ISSN: 1907-4093 (Print), 2087-9814 (online) 198 Watermarking Video Menggunakan Transformasi Wavelet Diskrit Merlin Felyana 1 1 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakses dengan berbagai media seperti pada handphone, ipad, notebook, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN. diakses dengan berbagai media seperti pada handphone, ipad, notebook, dan sebagainya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang meningkat pesat seperti mudahnya internet diakses dengan berbagai media seperti pada handphone, ipad, notebook, dan sebagainya

Lebih terperinci

BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL DALAM DOMAIN DISCRETE COSINE TRANSFORM (DCT) BERBASIS ALGORITMA GENETIKA

BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL DALAM DOMAIN DISCRETE COSINE TRANSFORM (DCT) BERBASIS ALGORITMA GENETIKA BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL DALAM DOMAIN DISCRETE COSINE TRANSFORM (DCT) BERBASIS ALGORITMA GENETIKA Disusun oleh : Nama : Aryanto M Nrp : 0722066 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Implementasi Teknik Watermarking menggunakan FFT dan Spread Spectrum Watermark pada Data Audio Digital

Implementasi Teknik Watermarking menggunakan FFT dan Spread Spectrum Watermark pada Data Audio Digital Jurnal ELKOMIKA Vol. 4 No. 1 Halaman 98-109 ISSN (p): 2338-8323 Januari - Juni 2016 ISSN (e): 2459-9638 Implementasi Teknik Watermarking menggunakan FFT dan Spread Spectrum Watermark pada Data Audio Digital

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. Pembahasan analisa program meliputi tahapan analisis, perancangan dan pembuatan.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. Pembahasan analisa program meliputi tahapan analisis, perancangan dan pembuatan. BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Latar Belakang Pembahasan analisa program meliputi tahapan analisis, perancangan dan pembuatan. Pembahasan analisa mengenai metode watermarking & metode Haar

Lebih terperinci

DIGITAL WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL FOTOGRAFI METODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM

DIGITAL WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL FOTOGRAFI METODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM Prosiding Seminar Informatika Aplikatif Polinema 2015 (SIAP~2015) ISSN: 2460-1160 DIGITAL WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL FOTOGRAFI METODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM Mohamad Sulthon Fitriansyah 1, Cahya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menjelaskan bagaimana langkah-langkah atau tahapantahapan yang akan dilakukan dalam penelitian untuk dapat menjawab rumusan masalah penelitian. Tahapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disadap atau dibajak orang lain. Tuntutan keamanan menjadi semakin kompleks, maka harus dijaga agar tidak dibajak orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. disadap atau dibajak orang lain. Tuntutan keamanan menjadi semakin kompleks, maka harus dijaga agar tidak dibajak orang lain. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah keamanan dan kerahasiaan data merupakan salah satu aspek yang penting dari Sistem Informasi, informasi tidak akan berguna lagi bila telah disadap atau dibajak

Lebih terperinci

WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL BERBASIS DISCRETE WAVELET TRANSFORM DAN SINGULAR VALUE DECOMPOSITION

WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL BERBASIS DISCRETE WAVELET TRANSFORM DAN SINGULAR VALUE DECOMPOSITION WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL BERBASIS DISCRETE WAVELET TRANSFORM DAN SINGULAR VALUE DECOMPOSITION Disusun oleh : Nama : Hendra Togi Manalu Nrp : 0522121 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dewasa ini, saat teknologi informasi berkembang sangat pesat, hampir semua data telah berbentuk digital. Mulai dari data sederhana seperti buku referensi kuliah, tugas-tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin maraknya social media, aplikasi foto sharing dan blog gambar

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin maraknya social media, aplikasi foto sharing dan blog gambar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin maraknya social media, aplikasi foto sharing dan blog gambar seperti facebook, twitter, instagram, flickr, picassa dan tumblr yang dikonsumsi oleh

Lebih terperinci

ABSTRCTK & EXEUTIVE SUMMARY HIBAH BERSAING. Sistem Pengkodean File Image Kedalam Citra Foto Menggunakan Teknik Steganografi

ABSTRCTK & EXEUTIVE SUMMARY HIBAH BERSAING. Sistem Pengkodean File Image Kedalam Citra Foto Menggunakan Teknik Steganografi MIPA ABSTRCTK & EXEUTIVE SUMMARY HIBAH BERSAING Sistem Pengkodean File Image Kedalam Citra Foto Menggunakan Teknik Steganografi Oleh : Kiswara Agung Santoso, M.Kom NIDN : 0007097202 Kusbudiono, M.Si NIDN

Lebih terperinci

ROBUST BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN TEKNIK KUANTISASI KOEFISIEN DISCRETE WAVELET TRANSFORM

ROBUST BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN TEKNIK KUANTISASI KOEFISIEN DISCRETE WAVELET TRANSFORM ROBUST BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN TEKNIK KUANTISASI KOEFISIEN DISCRETE WAVELET TRANSFORM Annissa Yanuvita Prabawaningtyas (1022053) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof.

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Watermarking Citra Digital dengan Metode Skema Watermarking Berdasarkan Kuantisasi Warna

TUGAS AKHIR. Watermarking Citra Digital dengan Metode Skema Watermarking Berdasarkan Kuantisasi Warna TUGAS AKHIR Watermarking Citra Digital dengan Metode Skema Watermarking Berdasarkan Kuantisasi Warna (Watermarking on Digital Image Using Watermarking Scheme Based on Color Quantization ) Oleh: MUHAMMAD

Lebih terperinci

BAB V. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab lima laporan Tugas Akhir ini, akan dijelaskan mengenai proses implementasi perangkat lunak dari hasil perancangan yang telah dilakukan sebelumnya. Selain itu,

Lebih terperinci

Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 1, Januari 2013

Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 1, Januari 2013 PENGEMBANGAN APLIKASI WATERMARKING REGION OF INTEREST (ROI) CITRA DIGITAL DENGAN METODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN MORFOLOGI MATEMATIKA Oleh Made Dyah Aryani, 1015057077 Jurusan Pendidikan Teknik

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil pengindraan atau pengukuran Pengambilan data dari hasil pengindraan atau pengukuran dapat dilihat pada lampiran A, berupa citra asli yang dengan format data.png kemudian

Lebih terperinci

Digital Audio Watermarking dengan Fast Fourier Transform

Digital Audio Watermarking dengan Fast Fourier Transform Digital Audio Watermarking dengan Fast Fourier Transform Otniel 13508108 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

ANALISIS METODE MASKING-FILTERING DALAM PENYISIPAN DATA TEKS

ANALISIS METODE MASKING-FILTERING DALAM PENYISIPAN DATA TEKS ANALISIS METODE MASKING-FILTERING DALAM PENYISIPAN DATA TEKS Efriawan Safa (12110754) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisimangaraja No. 338 Simpang Limun www.inti-budidarma.com

Lebih terperinci

OPTIMASI AUDIO WATERMARKING BERBASIS DISCRETE COSINE TRANSFORM DENGAN TEKNIK SINGULAR VALUE DECOMPOSITON MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI AUDIO WATERMARKING BERBASIS DISCRETE COSINE TRANSFORM DENGAN TEKNIK SINGULAR VALUE DECOMPOSITON MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA OPTIMASI AUDIO WATERMARKING BERBASIS DISCRETE COSINE TRANSFORM DENGAN TEKNIK SINGULAR VALUE DECOMPOSITON MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Beatrix Sitompul 1), Fadliana Raekania 2) ), Gelar Budiman 3) 1),2),3)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi tidak hanya mendorong kecenderungan orang untuk saling berkomunikasi semata. Tuntutan menjadi semakin kompleks sehingga masalah

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (201) ISSN: 27-59 (201-9271 Print) 1 Implementasi Citra dengan Menggunakan Regresi Linier dan Metode Wavelet Rina Kharisma Juwitasari, Diana Purwitasari, dan Rully Soelaiman

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem. Penjelasan diagram blok sistem di atas adalah sebagai berikut: MATLAB MATLAB berfungsi sebagai tempat membuat program dan

Lebih terperinci

Digital Watermarking

Digital Watermarking Digital Watermarking Data dan informasi disajikan dalam bentuk format : digital, teks, citra, audio, maupun video. Produk digital lainnya, mempunyai beberapa karakteristik, antara lain: Penggandaan (Copy)

Lebih terperinci

Teknik Watermarking Citra Digital Dalam Domain DCT (Discrete Cosine Transform) Dengan Algoritma Double Embedding

Teknik Watermarking Citra Digital Dalam Domain DCT (Discrete Cosine Transform) Dengan Algoritma Double Embedding Teknik Watermarking Citra Digital Dalam Domain DCT (Discrete Cosine Transform) Dengan Algoritma Double Embedding Gideon Aprilius (0522116) Email: dionjuntak@gmail.com Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Gambar 3.1 Diagram Blok Rancangan Penelitian. 24 25 Metode penelitian yang digunakan meliputi studi kepustakaan, pembuatan program,

Lebih terperinci

ADAPTIVE WATERMARKING CITRA DIGITAL DENGAN TEKNIK DISCRETE WAVELET TRANSFORM-DISCRETE COSINE TRANSFORM DAN NOISE VISIBILITY FUNCTION

ADAPTIVE WATERMARKING CITRA DIGITAL DENGAN TEKNIK DISCRETE WAVELET TRANSFORM-DISCRETE COSINE TRANSFORM DAN NOISE VISIBILITY FUNCTION ADAPTIVE WATERMARKING CITRA DIGITAL DENGAN TEKNIK DISCRETE WAVELET TRANSFORM-DISCRETE COSINE TRANSFORM DAN NOISE VISIBILITY FUNCTION Disusun oleh : Nama : Dian Eriani Surbakti Nrp : 0822104 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Analisis Hasil Implementasi HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Hasil Implementasi HASIL DAN PEMBAHASAN Pada proses deteksi watermark, pertama watermarked audio ditransformasi dari domain asal (domain waktu) ke domain frekuensi menggunakan DCT menurut Persamaan 1. Selanjutnya diambil index koefisien penampung

Lebih terperinci

Studi dan Analisis Teknik-Teknik Steganografi Dalam Media Audio

Studi dan Analisis Teknik-Teknik Steganografi Dalam Media Audio Studi dan Analisis Teknik-Teknik Steganografi Dalam Media Audio Pudy Prima - 13508047 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10

Lebih terperinci

TEKNIK PEMBUATAN DIGITAL AUDIO WATERMARKING DAN TEKNIK UNTUK MENDETEKSINYA

TEKNIK PEMBUATAN DIGITAL AUDIO WATERMARKING DAN TEKNIK UNTUK MENDETEKSINYA TEKNIK PEMBUATAN DIGITAL AUDIO WATERMARKING DAN TEKNIK UNTUK MENDETEKSINYA Teuku Reza Auliandra Isma Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung e-mail: reza.auliandra@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Keamanan Informasi Dalam era digital, komunikasi melalui jaringan komputer memegang peranan penting. Melalui komunikasi elektronis, seseorang dapat melakukan transaksi atau komunikasi

Lebih terperinci

ANALISA WATERMARKING MENGGUNAKAN TRASNFORMASI LAGUERRE

ANALISA WATERMARKING MENGGUNAKAN TRASNFORMASI LAGUERRE ANALISA WATERMARKING MENGGUNAKAN TRASNFORMASI LAGUERRE Muhamad Sofwan & Dadang Gunawan Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia ABSTRAK Teknik watermarking dibagi menjadi dua, yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjuan Pustaka Hendrawati, Hamdani, dan Awang Harsa K (2014) dalam penelitiannya yang berjudul Keamanan Data dengan menggunakan Algoritma Rivest Code 4 (RC4)

Lebih terperinci

N, 1 q N-1. A mn cos 2M , 2N. cos. 0 p M-1, 0 q N-1 Dengan: 1 M, p=0 2 M, 1 p M-1. 1 N, q=0 2. α p =

N, 1 q N-1. A mn cos 2M , 2N. cos. 0 p M-1, 0 q N-1 Dengan: 1 M, p=0 2 M, 1 p M-1. 1 N, q=0 2. α p = tulisan. Secara umum, steganografi dapat diartikan sebagai salah satu cara menyembunyikan suatu pesan rahasia (message hiding) dalam data atau pesan lain yang tampak tidak mengandung apa-apa sehingga keberadaan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE DFT 2 DIMENSI

IMPLEMENTASI WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE DFT 2 DIMENSI IMPLEMENTASI WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE DFT 2 DIMENSI Hidayatulloh, Rosa Andrie Asmara Program Studi Teknik Informatika, Jurusan Teknik Informatika, Politeknik Negeri Malang hidayatulloh.malang@gmail,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Kepustakaan Watermarking merupakan sebuah teknik yang dimanfaatkan untuk menjaga data digital dari penyalahgunaan ke arah yang keliru. Metode ini mengizinkan seseorang

Lebih terperinci

dalam Reversible Watermarking

dalam Reversible Watermarking Vol. 5, No.1, 10-19, Juli 2008 * Reversible Low Contrast Mapping dan Penggunaannya dalam Reversible Watermarking Hendra Abstrak Tantangan utama dalam reversible watermarking bukan hanya bagaimana mendapatkan

Lebih terperinci

DAFTAR SINGKATAN. : Human Auditory System. : Human Visual System. : Singular Value Decomposition. : Quantization Index Modulation.

DAFTAR SINGKATAN. : Human Auditory System. : Human Visual System. : Singular Value Decomposition. : Quantization Index Modulation. DAFTAR SINGKATAN HAS HVS SVD QIM BER MOS ODG SNR : Human Auditory System : Human Visual System : Singular Value Decomposition : Quantization Index Modulation : Bit Error Rate : Mean Opinion Score : Objective

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisi penjelasan mengenai teori teori yang berkaitan dengan skripsi. Dasar teori yang akan dijelaskan meliputi penjelasan mengenai citra, penjelasan mengenai citra GIF, penjelasan

Lebih terperinci

A B C D E A -B C -D E

A B C D E A -B C -D E 7 A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y A -B C -D E -F G -H I -J K -L M -N O -P Q -R S -T U -V W -X Y Gambar 10 Perubahan nilai-nilai DCT akibat rotasi 180 0. Rotasi 270 0 Perubahan letak dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan layanan multimedia dan teknologi internet dewasa ini sangat maju dan telah memberikan berbagai kemudahan bagi penggunanya untuk melakukan akses serta pendistribusian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pengolahan citra (image processing) telah banyak dipakai di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pengolahan citra (image processing) telah banyak dipakai di berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Citra (image) adalah bidang dalam dwimatra (dua dimensi) (Munir, 2004). Sebagai salah satu komponen multimedia, citra memegang peranan sangat penting sebagai

Lebih terperinci

METODE BLIND IMAGE-WATERMARKING BERBASIS CHAOS DALAM RANAH DISCRETE COSINE TRANSFORM (DCT)

METODE BLIND IMAGE-WATERMARKING BERBASIS CHAOS DALAM RANAH DISCRETE COSINE TRANSFORM (DCT) METODE BLIND IMAGE-WATERMARKING BERBASIS CHAOS DALAM RANAH DISCRETE COSINE TRANSFORM (DCT) Rinaldi Munir 1, Bambang Riyanto 2, Sarwono Sutikno 3, Wiseto P. Agung 4 Sekolah Teknik Elektro dan Informatika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra medis merupakan catatan informasi penting seorang pasien yang disimpan pada media penyimpanan maupun basis data rumah sakit yang dapat dipertukarkan antara rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Steganografi adalah teknik menyisipkan pesan kedalam suatu media,

BAB I PENDAHULUAN. Steganografi adalah teknik menyisipkan pesan kedalam suatu media, BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Steganografi adalah teknik menyisipkan pesan kedalam suatu media, dimana pesan rahasia yang akan dikirimkan tidak diubah bentuknya, melainkan disisipkan pada sebuah

Lebih terperinci

2

2 SISTEM WATERMARKING UNTUK DETEKSI DAN RECOVERY CITRA MEDIS TERMODIFIKASI MENGGUNAKAN DISCRETE COSINE TRANSFORM (DCT) DAN ABSOLUTE MOMENT BLOCK TRUNCATION CODING (AMBTC) Nida Mujahidah Azzahra 1, Adiwijaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra (image) atau yang secara umum disebut gambar merupakan representasi spasial dari suatu objek yang sebenarnya dalam bidang dua dimensi yang biasanya ditulis dalam

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 1. Citra diam yaitu citra tunggal yang tidak bergerak. Contoh dari citra diam adalah foto.

BAB II DASAR TEORI. 1. Citra diam yaitu citra tunggal yang tidak bergerak. Contoh dari citra diam adalah foto. BAB II DASAR TEORI Bab ini berisi penjelasan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan tugas akhir. Dasar teori yang akan dijelaskan meliputi penjelasan mengenai citra, penjelasan mengenai citra GIF,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat, memudahkan seseorang untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Teknik dan metode penyampaian pesan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PENYELESAIAN MASALAH

BAB III ANALISIS PENYELESAIAN MASALAH BAB III ANALISIS PENYELESAIAN MASALAH Bab ini berisi analisis yang dilakukan berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menemukan solusi

Lebih terperinci

Watermarking Audio File dengan Teknik Echo Data Hiding dan Perbandingannya dengan Metode LSB dan Phase Coding

Watermarking Audio File dengan Teknik Echo Data Hiding dan Perbandingannya dengan Metode LSB dan Phase Coding Watermarking Audio File dengan Teknik Echo Data Hiding dan Perbandingannya dengan Metode LSB dan Phase Coding Roy Indra Haryanto - 13508026 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas landasan teori yang bersifat ilmiah untuk mendukung penulisan penelitian ini. Teori-teori yang dibahas mengenai pengertian citra, jenis-jenis citra digital, metode

Lebih terperinci

Penarikan kesimpulan HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Penggunaan Parameter Alpha

Penarikan kesimpulan HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Penggunaan Parameter Alpha 6 antara 0-1 yang maksimum untuk setiap berkas audio di mana watermark yang disisipkan tidak sampai perceptible. Hasil tersebut akan didukung dengan penilaian dari responden dengan menggunakan metode survei.

Lebih terperinci

BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN SINGULAR VALUE DECOMPOSITION (SVD)

BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN SINGULAR VALUE DECOMPOSITION (SVD) BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN SINGULAR VALUE DECOMPOSITION (SVD) Disusun Oleh : Johansen Valentino (0822062) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci