MAKALAH ILMU PERILAKU
|
|
- Adi Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MAKALAH ILMU PERILAKU EVALUASI PELAKSANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN Kelompok X D4/GIZI/SEMESTER VI Intan Bilqis Nabillah Mery Dian Natalia Nita Qonita Tia Ayu Mentari Dewi P P P P POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II 2014
2 BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Untuk Mencapai status kesehatan paripurna baik, fisik, mental dan kesejahteraan sosial, setiap individu atau kelompok harus mampu mengidentifikasi setiap aspirasi, untuk memenuhi kebutuhan dan mengubah atau mengantisipasi lingkungan. Kesehatan, sebagai sumber kehidupan sehari-hari, bukan sekedar tujuan hidup. Kesehatan merupakan konsep yang positif yang menekankan pada sumber-sumber sosial dan personal, sebagaimana halnya kapasitas fisik. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan bukan saja tanggung jawab sektor kesehatan tapi juga meliputi sektor-sektor lain yang mempengaruhi gaya hidup sehat dan kesejahteraan sosial, serta diperlukan adanya monitoring dan evaluasi setiap kegiatan yang berlangsung supaya dapat memberikan informasi atau peringatan secara dini terhadap masalah atau kendala yang dihadapi. Pendidikan kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga disertai upaya-upaya menfasilitasi perubahan perilaku. Dengan demikian pendidikan kesehatan adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan) baik di dalam masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, politik dan sebagainya). Atau dengan kata lain pendidikan kesehatan tidak hanya mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki lingkungan (fisik dan non-fisik) dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Negara Indonesia merupakan negara yang penduduknya pada tahun 2010 menurut data statistik berkisar 237,641,326 juta jiwa dan pastinya pada setiap tahunnya akan selalu meningkat, persoalan-persoalan yang munculpun dalam kehidupan masyarakat Indonesia sangat beragam, salah satunya dalam hal kesehatan.
3 Menurut WHO (1947) Sehat adalah keadaan yang sempurna dari fisik, mental, dan social, tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Indonesia adalah negara berkembang. Masalah Kesehatan Masyarakat khususnya negara berkembang sangat beragam dan harus segera diatasi dengan kerjasama yang kuat antara pemerintah dan masyarakat itu sendiri. dalam hal ini pemerintah telah membentuk badan khusus secara formal yang menangani masalah kesehatan masyarakat yaitu Kementerian kesehatan sesuai dengan visinya Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan. Sehat merupakan hak setiap warga negara, maka setiap warga negara juga diperbolehkan mendapatkan edukasi tentang kesehatan demi menjaga kesehatan individu dan keluarga seperti yang tercantum pada UU kesehatan no 36 tahun 2009 pasal 7 yaitu Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab. II. TUJUAN a. Tujuan Umum Untuk mengetahui monitoring dan evaluasi dalam promosi kesehatan b. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui pendidikan kesehatan dan perilaku 2. Untuk mengetahui tujuan pendidikan kesehatan 3. Untuk mengetahui ruang lingkup pendidikan kesehatan 4. Untuk mengetahui metode pendidikan kesehatan 5. Untuk mengetahui monitoring dalam pendidikan kesehatan 6. Untuk mengetahui evaluasi dalam pendidikan kesehatan BAB II LANDASAN TEORI
4 A. PENDIDIKAN KESEHATAN DAN PERILAKU Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya, pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau mencegah hal hal yang merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain, kemana seharusnya mencari pengobatan jika sakit, dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2007: 12). Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat (Blum:1974). Oleh sebab itu dalam rangka membina dan meningkatkan kesehatan masyarakat, maka intervensi atau upaya yang ditunjukan kepada factor perilaku ini sangat strategis. Intervensi terhadap faktor perilaku ini secara garis besar dapat dilakukan melalui dua upaya yang saling bertentangan. Masing-masing upaya tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Kedua upaya tersebut dilakukan melalui 1. Tekanan (enforcement) Upaya agar masyarakat mengubah perilaku atau mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara-cara tekanan, paksaanatau koersi (coertion). Upaya enforcement ini bisa dalam bentuk undang-undang atau peraturan- peraturan, instruksi- instruksi, tekanan-tekanan (fisik atau non-fisik) sanksi-sanksi, dan sebagainya. Pendekatan atau cara ini biasanya menimbulkan dampak yang lebih cepat terhadap perubahan perilaku. Tetapi pada umumnya perubahan perilaku baru yang dihasilkan tidak langgeng karena perubahan perilaku ini tidak didasari oleh kesadaran yang tinggi terhadap tujuan perilaku tersebut. 2. Edukasi (Education)
5 Upaya agar masyarakat berperilaku atau mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara persuasi, bujukan, himbauan, ajakan, memberikan informasi, memberikan kesadaran, dan sebagainya, melalui kegiatan yang disebut pendidikan atau penyuluhan kesehatan. Memang dampak yang timbul dari cara ini terhadap perubahan perilaku masyarakat akan memakan waktu lama, dibandingkan dengan cara koersi. Namun demikian bila perilaku tersebut berhasil diadopsi masyarakat, maka akan langgeng, bahkan selama hidup dilakukan. Agar intervensi atau upaya tersebut efektif, maka sebelum dilakukan intervensi perlu dilakukan diagnosis atau analisis terhadap masalah perilaku tersebut. Output yang diharapkan dari pendidikan khususnya pendidikan kesehatan adalah terbentuknya perilaku baru yang sesuai dengan harapan pendidikan yang bermanfaat dan memberikan nilai bagi upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan. Beberapa dimensi perilaku tersebut adalah sebagai berikut : 1. Perubahan Perilaku ; Perilaku individu, keluarga dan masyarakat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesehatan diubah menjadi perilaku yag mengandung nilai-nilai kesehatan, atau dari perilaku negatif ke perilaku positisif. Misalnya kebiasaan merokok, minum minuman keras, ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan, termasuk bermalasan-malasan juga merupakan salah satu perilaku yang harus diubah, dan sebagainya. 2. Pembinaan Perilaku ; Pembinaan ini ditujukan kepada perilaku individu, keluarga dan masyarakat yang sudah sehat agar dipertahankan. Misalnya olahraga teratur, makan dengan menu seimbang, membuang sampah pada tempatnya, dan sebagainya. 3. Pengembangan Perilaku ; pengembangan perilaku sehat ditujukan membiasakan hidup sehat pada usia dini. Misalnya membiasakan anak untuk mencuci angan sebelum makan dan setelah melakukan aktifitas fisik, mengosok gigi dan mandi secara teratur, dan sebagainya. B. TUJUAN PENDIDIKAN KESEHATAN
6 Menurut Benyamin Bloom (1908) tujuan pendidikan adalah mengembangkan atau meningkatkan 3 domain perilaku yaitu kognitif (cognitive domain), afektif (affective domain), dan psikomotor (psychomotor domain). (Notoatmodjo, 2003: 127) Menurut Notoatmodjo (2007: 139) dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni: a. Pengetahuan (knowledge) Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan: 1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. 2) Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3) Aplikasi (aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). 4) Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5) Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6) Evaluasi (evaluation)
7 Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. b. Sikap (attitude) Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Sikap terdiri dari berbagai tingkatan: 1) Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek). 2) Merespon (responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. 3) Menghargai (valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. 4) Bertanggung jawab (responsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. c. Praktik atau tindakan (practice) Praktik ini mempunyai beberapa tingkatan: 1) Persepsi (perception) Mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama. 2) Respon terpimpin (guided response) Dapat dilakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat dua. 3) Mekanisme (mecanism)
8 Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga. 4) Adopsi (adoption) Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. Menurut Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dan WHO, tujuan pendidikan kesehatan adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik secara fisik, mental dan sosialnya, sehingga produktif secara ekonomi maupun social, pendidikan kesehatan disemua program kesehatan; baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan lainnya (Mubarak, 2009). C. RUANG LINGKUP PENDIDIKAN KESEHATAN Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara lain dimensi sasaran pendidikan kesehatan, tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan, dan tingkat pelayanan pendidikan kesehatan. (Herawani dkk, 2001: 4) a. Sasaran pendidikan kesehatan Dari dimensi sasaran, ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dibagi menjadi 3 kelompok: 1) Pendidikan kesehatan individual dengan sasaran individu 2) Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok 3) Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat
9 b. Tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan Menurut dimensi pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat berlangsung diberbagai tempat sehingga dengan sendirinya sasarannya juga berbeda. Misalnya: 1) Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran murid, yang pelaksanaannya diintegrasikan dalam upaya kesehatan sekolah (UKS) 2) Pendidikan kesehatan di pelayanan kesehatan, dilakukan di pusat kesehatan masyarakat, balai kesehatan, rumah sakit umum maupun khusus dengan sasaran pasien dan keluarga pasien 3) Pendidikan kesehatan di tempat tempat kerja dengan sasaran buruh atau karyawan. c. Tingkat pelayanan pendidikan kesehatan Dalam dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five levels of prevention) dari Leavel dan Clark: 1) Promosi kesehatan (health promotion) Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan misalnya dalam kebersihan perorangan, perbaikan sanitasi lingkungan, pemeriksaan kesehatan berkala, peningkatan gizi, dan kebiasaan hidup sehat. 2) Perlindungan khusus (specific protection) Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Misalnya tentang pentingnya imunisasi sebagai cara perlindungan terhadap penyakit, pada anak, maupun orang dewasa. 3) Diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment) Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena rendahnya tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan kesehatan dan penyakit yang terjadi dimasyarakat.
10 4) Pembatasan cacat (disability limitation) Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena masyarakat sering didapat tidak mau melanjutkan pengobatannya sampai tuntas atau tidak mau melakukan pemeriksaan dan pengobatan penyakitnya secara tuntas. Pada tingkat ini kegiatan meliputi perawatan untuk menghentikan penyakit, mencegah komplikasi lebih lanjut, serta fasilitas untuk mengatasi cacat dan mencegah kematian. 5) Rehabilitasi (rehabilitation) Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, seseorang mungkin menjadi cacat. Untuk memulihkan kecacatannya itu diperlukan latihan latihan. Untuk melakukan suatu latihan yang baik dan benar sesuai program yang ditentukan, diperlukan adanya pengertian dan kesadaran dari masyarakat yang bersangkutan. d. Sasaran dan tujuan Sasaran utama pendidikan / promosi kesehatan adalah masyarakat khususnya perilaku masyarakat. Berdasarkan tahapan upaya promosi kesehatan, maka sasaran digolongkan dalan 3 (tiga) kelompok yaitu : 1. Sasaran Primer ; ditujukan kepada masyarakat langsung sebagai objek program, misalnya ibu hamil dan menyusui (untuk progran KIA/KB) ataupun anak sekolah (untuk program kesehatan remaja). Upaya ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat (empowerment). 2. Sasaran Sekunder ; ditujukan kepada para tokoh masyarakat dan tokoh agama dengan harapan agar menjadi jembatan dalam penyebarluasan informasi kesehatan. Upaya ini sejalan dengan strategi dukungan sosial (social support). 3. Sasaran Tersier ; ditujukan kepada para pembuat kebijakan terkait kesehatan dengan harapan agar kebijakan atau kepuusan yang dihasilkan berdampak positif terhadap kesehatan. Upaya ini sejalan dengan strategi mempengaruhi (advocate).
11 D. METODE PENDIDIKAN KESEHATAN Dibawah ini akan diuraikan beberapa metode pendidikan individual, kelompok, dan massa (public). (Notoatmodjo, 2003: 104) a. Metode pendidikan individual (perorangan) Dalam pendidikan kesehatan, metode pendidikan yang bersifat individual ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakannya pendekatan individual ini disebabkan karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Bentuk dari pendekatan ini: 1) bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling) 2) wawancara (interview). b. Metode pendidikan kelompok Dalam memilih metode pendidikan kelompok harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk kelompok yang besar metodenya akan lain dengan kelompok kecil. Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran pendidikan. 1) Kelompok besar Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini antara lain ceramah dan seminar. 2) Kelompok kecil Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang disebut kelompok kecil. Metode metode yang cocok untuk kelompok kecil ini antara lain diskusi kelompok, curah pendapat (brain storming), bola salju (snow bolling), kelompok kecil kecil (bruzz group), memainkan peran (role play), permainan simulasi (simulation game).
12 c. Metode pendidikan massa (public) Metode pendidikan (pendekatan) massa untuk mengkomunikasikan pesan pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau public, maka cara yang paling tepat adalah pendekatan massa. Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) massa ini tidak langsung. Biasanya menggunakan atau melalui media massa. Contoh metode ini adalah ceramah umum (public speaking). E. MONITORING DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN 1. Pengertian Monitoring atau pemantauan merupakan upaya supervisi dan reviewe kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis oleh pengelola program untuk melihat apakah pelaksanaan program sudah sesuai dengan yang direncanakan. Pemantauan seringkali disebut juga evaluasi proses. 2. Tujuan Pemantauan Seawal mungkin bisa menemukan dan memperbaiki masalah dalam pelaksanaan program, misalnya: Bagiamana strategi yang tidak berfungsi Mekanisme program mana yang tidak sesuai Apakah program sudah berjalan sesuai rencana Apakah ada masalah baru dalam pelaksanaannya 3. Tahap-tahap Pemantuan 1. Logistik yang diperlukan dalam pelaksanaan program 2. Hasil antara 3. Perilaku yang diharapkan 4. Perbaikan kesehatan
13 4. Manfaat Pemantauan a. Manajemen Pemantauan akan memberikan informasi tentang proses dan cakupan program kepada pimpinan program serta memberikan umpan balik pelaksanaan program. b. Evaluasi Pemantauan yang tepat dan baik dapat mentafsirkan hasil akhir program secara akurat c. Citra Pemantauan yang dilakukan dengan baik memberikan kesan bahwa pemimpin program sangat peduli terhadap sumber dana dan daya yang diperlukan 5. Apa yang dipantau 1. Input Materi Distribusi Media Jangkauan target Kegiatan program Sumber daya 2. Output = hasil antara Apakah sasaran menerima pesan/materi Apakah sasaran memanfaatkan bahan Apakah sasaran merasakan manfaat bahan 3. Outcome = hasil intervensi Hasil intervensi berupa Perubahan perilaku 4. Bagaimana Cara Pemantauan a. Kunjungan rumah dan diskusi dengan anggota rumah tangga b. Wawancara mendalam c. Fokus group diskusi d. Observasi e. Angket
14 f. Artikel 5. Siapa yang memantau a. Penanggung jawab: pimpinan program b. Pelaksana : - Staf provider/pelaksana program - Relawan yang terlatih - Instansi terkait 6. Kapan pemantauan dilakukan a. Selama perjalanan program b. Setiap tahap kegiatan c. Setiap bulan atau setiap 3 bulan F. EVALUASI PELAKSANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN 1. Pengertian Pendidikan kesehatan merupakan intervensi untuk mengarahkan perilaku kepada 3 faktor pokok, yakni factor predisposisi, factor pendukung dan factor pendorong. Untuk mencapai tujuan program dan kegiatan yang efektif dan efisien diperlukan perencanaan dan evaluasi. Perencanaan dan evaluasi program pendidikan kesehatan mempunyai kekhususan bila dibandingkan dengan evaluasi program kesehatan yang lain. Hal ini karena tujuan program pendidikan sebagai indicator keberhasilan program pendidikan kesehatan adalah perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku sasaran yang memerlukan pengukuran khusus. Oleh sebab itu untuk evaluasi secara umum, mereka perlu diberikan perencanaan dan evaluasi pendidikan kesehatan. Evaluasi merupakan proses penilaian terhadap keberhasilan program pendidikan dengan melihat perubahan yang terjadi pada aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan sesuai dengan rancangan TIK/TIU yang telah disusun sebelumnya. Alat ukur yang digunakan untuk mengevaluasi kebersahilan tersebut dapat berupa : kuesioner,lembar observasi (daftar cheklis), wawancara, dokumentasi.
15 Evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai atau besarnya sukses dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. (APHA). Evaluasi sebagai suatu proses yang memungkinkan administrator mengetahui hasil programnya dan berdasarkan itu mengadakan penyesuaian-penyesuaian untuk mencapai tujuan secara efektif, (Klineberg) Berdasarkan definisi di atas, proses ini mencakup langkah-langkah: 1. Memformulasikan tujuan 2. Mengidentifikasi kriteria untuk mengukur sukes 3. Menentukan dan menjelaskan besarnya sukses 4. Rekomendasi untuk kegiatan program selanjutnya 2. Maksud (Tujuan) penilaian a. Untuk membantu perencanaan dimasa datang b. Untuk mengetahui apakah sarana dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya c. Untuk menemukan kelemahan dan kekuatan dalam pelaksanaan program d. Untuk membantu menentukan strategi program e. Untuk motivasi f. Untuk mendapatkan dukungan sponsor 3. Siapa dan Bagaimana Penilaian 1. Pihak dalam (pelaksana program), melalui: a. Pencatatan dan pelaporan b. Supervisi c. Wawancara d. Observasi 2. Pihak luar program a. Laporan pihak lain b. Angket
16 4. Kapan dilakukan Penilaian 1. Penilaian rutin Penilaian yang berkesinambungan, teratur dan bersamaan dengan pelaksanaan program 2. Penilaian berkala Penilaian yang periodik pada setiap akhir suatu bagian program misalnya pada setiap 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, dst. 3. Penilaian akhir Penilaian yang dilakukan pada akhir program atau beberapa waktu setelah akhir program selesai 5. Apa yang dinilai a. Input = masukan, bahan, teknologi, sarana, manajemen. b. Proses= Pelaksanaan program promkes c. Output= Hasil dari program pemahaman/pengetahuan, peningkatan sikap dan keterampilan d. Outcome = Dampak dari program seperti peningkatan PHBS e. Impact= Peningkatan status kesehatan 6. Langkah-langkah penilaian a. Menentukan tujuan penilaian b. Menentukan bagian mana yang dinilai c. Menetapkan standar dan indikator d. Menentukan cara penilaian e. Melakukan pengukuran f. Membandingkan hasil dengan standar g. Menetapkan kesimpulan 7. Evaluasi Pendidikan Kesehatan a. Tujuan evaluasi Untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan kesehatan tercapai atau tidak.
17 Tujuan pendidikan kesehatan meliputi : Aspek knowledge = pengetahuan Aspek attitude = sikap Aspek psikomotorik = ketrampilan/praktik b. Waktu evaluasi Selama pendidikan kesehatan berlangsung Setelah pendidikan kesehatan selesai c. Metode evaluasi Tergantung kepada tujuan pendidikan kesehatan Pengetahuan : tes tulis atau lisan Sikap : skala sikap Psikomotor : praktik d. Indikator Sesuai tujuan pendidikan kesehatan, meliputi : Aspek pengetahuan Aspek sikap Aspek ketrampilan/tindakan 8. Apa yang dinilai = dimensi evaluasi 1. Input = Kemampuan peserta, bahan/isi/materi, metode, media, kemampuan penyuluh. 2. Proses = Pelaksanaan pendidikan kesehatan 3. Output = Hasil dari pendidikan kesehatan pemahaman/pengetahuan, peningkatan sikap dan keterampilan 4. Outcome = Dampak dari pendidikan kesehatan peningkatan PHBS 9. Hasil = Kesimpulan Bergantung pada tujuan pendidikan kesehatan, dikategorikan berhasil apabila peserta pendidikan kesehatan dapat: - Memahami pesan pendidikan kesehatan - Sikapnya baik (menerima/setuju)
18 - Melaksanakan kegiatan sesuai pesan pendidikan kesehatan Stephen Isaac dan William B. Michael (1981) mengemukakan 9 bentuk desain evaluasi, yaitu: 1. Historikal, dengan merekonstruksi kejadian di masa lalu secaraobjektif dan tepat dikaitkan dengan hipotesis atau asumsi. 2. Deskriptif, melakukan penjelasan secara sistematis suatu situasi atauhal yang menjadi perhatian secara faktual dan tepat. 3. Studi perkembangan (developmental study), menyelidiki pola danurutan perkembangan atau perubahan menurut waktu. 4. Studi kasus atau lapangan (case atau field study), meneliti secaraintensif latar belakang status sekarang, dan interaksi lingkungan darisuatu unit sosial, baik perorangan, kelompok, lembaga, ataumasyarakat. 5. Studi korelasional (corelational study), meneliti sejauh mana variasidari satu faktor berkaitan dengan variasi dari satu atau lebih faktor lainberdasarkan koefisien tertentu. 6. Studi sebab akibat (causal comparative study), yang menyelidikikemungkinan hubungan sebab akibat dengan mengamati berbagaikonsekuensi yang ada dan menggalinya kembali melalui data untuk faktor menjelaskan penyebabnya. 7. Eksperimen murni (true esperimental), yang menyelidiki kemungkinanhubungan sebab-akibat dengan membuat satu kelompok percobaanatau lebih terpapar akan suatu perlakuan atau kondisi danmembandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrolyang tidak menerima perlakuan atau kondisi. Pemilihan kelompok-kelompok secara sembarang (random) sangat penting. 8. Eksperimen semu (quasi experimental), merupakan cara yangmendekati eksperimen, tetapi di mana kontrol tidak ada dan manipulasitidak bias dilakukan. 9. Riset aksi (action research), bertujuan mengembangkan pengalamanbaru melalui aplikasi langsung di berbagai kesempatan. Kekuatan dan kelemahan dari proses pembelajaran dalam pendidikan kesehatan yang telah dilakukan, dapat diketahui lebih jelas setelah diaplikasikan dan
19 dievaluasi secara seksama. Hasil yang diperoleh dari evaluasi akan memberi petenjuk kepada seorang perawat tentang bagian-bagian mana dari proses pendidikan kesehatan yang sudah baik dan belum baik. Atas dasar hasil evaluasi tersebut dapat dilakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan. Beberapa tujuan evaluasi dari pendidikan kesehatan adalah :Sebagai pertimbangan untuk pemilihan media pendidikan kesehatan yang efektif, proses pemilihan media perlu pertimbangan dengan matang sehingga media yang dipilih betul-betul efektif dalam mendukung proses pendidikan kesehatan yang memadai, menilai kemampuan seorang perawat dalam memberikan pendidikan kesehatan, untuk menilai atau melihat prosedur penggunaan media yang digunakan, untuk memeriksa apakah proses yang berlangsung sudah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, memberikan informasi yang berkaitan dengan administrasi, keberadaan dan keberfungsian media harus selalu dievaluasi secara berkala untuk meningkatkan kualitas dalam pemberian promosi kesehatan. Berdasarkan prosesnya, evaluasi terdiri dari evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.evaluasi Formatif adalah proses yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data tentang efektifitas dan efisiensi dari pendidikan kesehatan yang sudah dilaksanakan.evaluasi Sumatif adalah Evaluasi Akhir, evaluasi terhadap keseluruhan penyuluhan atau pendidikan kesehatan yang sudah berlangsung. Atau secara khusus, dalam pemberian pendidikan kesehatan adah tiga macam evaluasi yaitu evaluasi persiapan yaitu apakah SAP sudah sesuai, apakah sudah kontrak waktu dengan warga masyarakat, dsb.evaluasi Proses, diharapkan sesorang perawat mampu memberikan materi pendidikan kesehatan secara benar dan tepat, serta masyarakat kooperatif didalam mengikuti pendidikan kesehatan, evaluasi hasil yaitu penilaian yang dilakukan apakah pendidikan kesehatan yang dilakukan sudah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan atau belum.
20 BERIKUT DIAGRAM EVALUASI PENDIDIKAN KESEHATAN Input Proses Output Outcomes Impact Teknologi Kegiatan Knowledge Perilaku sehat Status Penyuluhan penyuluhan Attitude kesehatan Sarana Practice Manajemen Metode
21 Contoh Pendidikan Kesehatan di Masyarakat
22
23 BAB III 3.1 KESIMPULAN Kekuatan dan kelemahan dari proses pembelajaran dalam pendidikan kesehatan yang telah dilakukan, dapat diketahui lebih jelas setelah diaplikasikan dan dievaluasi secara seksama. Hasil yang diperoleh dari evaluasi akan memberi petenjuk kepada para tenaga kesehatan tentang bagian-bagian mana dari proses pendidikan kesehatan yang sudah baik dan belum baik. Atas dasar hasil evaluasi tersebut dapat dilakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan. 3.2 SARAN Sebagai seorang petugas kesehatan hendaknya kita menjalankan monitoring dan evaluasi. guna mengetahui keberhasilan yang telah kita lakukan kepada masyarakat. Dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan mengukur indicator yang berbeda dari hasil yang diharapkan.
24 DAFTAR PUSTAKA Balun, Maria Della Strada. Pengertian Sehat Menurut Para Ahli WEB: (Dilihat pada: Sabtu, 1 Maret 2014) Hak, Lalu Muhammad Rijalul. Konsep Pendidikan Kesehatan WEB: (Dilihat pada: Sabtu, 1 Maret 2014) Joesafira. Tujuan Pendidikan Kesehatan WEB: (Dilihat pada: Sabtu, 1 Maret 2014) Rachmah, Siti Nurbaeti. Monitoring dan Evaluasi Dalam Promkes WEB: (Dilihat pada: Sabtu, 1 Maret 2014) Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.2009.Promosi Kesehatan Komitmen Global dari Ottawa-Jakarta-Nairobi Menuju Rakyat Sehat.FKM.UI.Jakarta Maulana, Heri DJ Promosi kesehatan. Jakarta : EGC Notoatmodjo, Soekidjo dkk 2005.Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Rineka Cipta. Jakarta Rudi Susilana, Cepi Riyana.Media Pembelajaran.2007.CV Wacana Prima.Bandung Nursallam. Evaluasi Pendidikan Kesehatan WEB: ebook.com (Dilihat pada: Minggu 2 maret 2014)
25 Soal Kompetensi Evaluasi Pendidikan Kesehatan Anggota kelompok 10 : Intan Bilqis Nabillah Mery Dian Natalia Nita Qonita Tia Ayu Mentari Dewi P P P P SOAL: 1. Pendidikan dan kesehatan adalah salah satu hak setiap warga negara. Dua hal tersebut tidak dapat dipisahkan atau diberikan terpisah, karena keduanya saling melengkapi. Sebagai ahli gizi, adalah salah satu tugas seorang ahli gizi memberikan edukasi atau pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Dalam praktiknya, pendidikan tidak hanya diberikan begitu saja, tetapi ada evaluasi, apakah pendidikan tersebut dapat diterima, dimengerti dan dipraktekan oleh masyarakat. Pertanyaan: Bagaimanakah cara untuk mengukur keberhasilan pendidikan kesehatan pada masyarakat menurut teori bloom? Jawaban: A. Tindakan, Pengetahuan, Sikap B. Sikap, Pengetahuan, Tindakan C. Pengetahuan, Sikap, Tindakan D. Pengetahuan dan sikap tanpa tindakan E. Sikap dan tindakan tanpa pengetahuan Kunci Jawaban: C 2. Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan.
26 Menurut Blum 1974 faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat untuk keberhasilan pendidikan kesehatan adalah A. Budaya B. Sosial C. Ekonomi D. Perilaku E. Pengetahuan Kunci Jawaban: D 3. Penyuluhan kesehatan adalah salah satu contoh penerapan pendidikan kesehatan yang berlangsung di Indonesia. Penyuluhan juga disebut metode pendidikan kelompok. Metode pendidikan kelompok dibagi menjadi dua tipe, kelompok besar dan kelompok kecil. Pertanyaan: Berapa standar peserta untuk tipe kelompok besar? Jawaban: A. 15 orang B. 14 orang C. 13 orang D. 12 orang E. 11 orang Kunci Jawaban: A 4. Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara lain dimensi sasaran pendidikan kesehatan, tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan, dan tingkat pelayanan pendidikan kesehatan. Dalam tingkat pelayanan pendidikan kesehatan terdapat 5 tingkat pencegahan yang dipopulerkan oleh leavel dan crack yaitu promosi kesehatan, perlindungan khusus, pembatasan cacat dan rehabilitasi. Pertanyaan: Seperti apakah kegiatan pada tingkat pembatasan cacat? Jawaban:
27 A. Kebersihan perorangan dan Imunisasi B. Perawatan untuk menghentikan penyakit C. Imunisasi D. Peningkatan gizi E. Pemeriksaan kesehatan berkala Kunci Jawaban: B 5. Evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai atau besarnya sukses dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. (APHA) Evaluasi sebagai suatu proses yang memungkinkan administrator mengetahui hasil programnya dan ber-dasarkan itu mengadakan penyesuaian-penyesuaian untuk mencapai tujuan secara efektif, (Klineberg) Berdasarkan definisi di atas, proses ini mencakup langkah-langkah Jawaban manakah yang merupakan langkah langkah yang tepat dalam proses evaluasi A. Memformulasikan tujuan Mengidentifikasi kriteria untuk mengukur sukes Menentukan dan menjelaskan besarnya sukses Rekomendasi untuk kegiatan program selanjutnya B. Memformulasikan tujuan Menentukan dan menjelaskan besarnya sukses Mengidentifikasi kriteria untuk mengukur sukes Rekomendasi untuk kegiatan program selanjutnya C. Mengidentifikasi kriteria untuk mengukur sukes Memformulasikan tujuan Menentukan dan menjelaskan besarnya sukses Rekomendasi untuk kegiatan program selanjutnya D. Rekomendasi untuk kegiatan program selanjutnya Menentukan dan menjelaskan besarnya sukses Memformulasikan tujuan Mengidentifikasi kriteria untuk mengukur sukes E. Menentukan dan menjelaskan besarnya sukses Rekomendasi untuk kegiatan program selanjutnya
28 Memformulasikan tujuan Mengidentifikasi kriteria untuk mengukur sukes Kunci jawaban A 6. Evaluasi merupakan proses penilaian terhadap keberhasilan program pendidikan dengan melihat perubahan yang terjadi pada aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan sesuai dengan rancangan TIK/TIU yang telah disusun sebelumnya. Alat ukur yang digunakan untuk mengevaluasi kebersahilan tersebut dapat berupa A. Kuesioner, dokumentasi, praktikum, wawancara B. Kuesioner, lembar observasi, wawancara, dokumentasi. C. Kuesioner lembar observasi, wawancara, praktikum D. Kuesioner, lembar observasi, wawancara, evaluasi E. Kuesioner, praktikum, lembar observasi, dokumentasi Kunci jawaban B 7. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan: 1. Tahu (know) 2. Memahami (comprehension) 3. Aplikasi 4. Analisis (analysis) 5. Sintesis (synthesis) 6. Evaluasi (evaluation) Urutan manakah yang benar A. 1,3,4,2,5,6 B. 1,2,3,5,6,4 C. 1,2,4,5,6,3 D. 1,2,3,4,5,6 E. 1,4,3,2,5,6 Kunci jawaban D
29 8. Monitoring atau pemantauan merupakan upaya supervisi dan reviewe kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis oleh pengelola program untuk melihat apakah pelaksanaan program sudah sesuai dengan yang direncanakan. Pemantauan seringkali disebut juga evaluasi proses. Pertanyaan: Manfaat monitoring adalah A. manajemen, evaluasi, citra B. monitoring, evaluasi, citra C. manajemen, monitoring, evaluasi D. Monitoring, review, citra E. manajemen, review, citra Jawaban: A. Manajemen, evaluasi, citra 9. Metode pendidikan (pendekatan) massa untuk mengkomunikasikan pesan pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau public, maka cara yang paling tepat adalah pendekatan massa. Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) massa ini tidak langsung. Biasanya menggunakan atau melalui media massa. Pertanyaan: contoh metode pendekatan massa adalah A. Roleplay B. Konseling C. Ceramah umum D. Brain stroming E. Wawancara Jawaban: C. Ceramah umum
30 10. Evaluasi merupakan proses penilaian terhadap keberhasilan program pendidikan dengan melihat perubahan yang terjadi pada aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan sesuai dengan rancangan TIK/TIU yang telah disusun sebelumnya. Pertanyaan: Evaluasi pendidikan kesehatan terjadi pada saat.. a. Selama pendidikan kesehatan berlangsung dan Setelah pendidikan kesehatan selesai b. Sebelum pendidikan kesehatan berlangsung dan Setelah pendidikan kesehatan selesai c. Sesudah pendidikan kesehatan berlangsung dan Setelah pendidikan kesehatan selesai d. Selama pendidikan kesehatan berlangsung dan Sebelum pendidikan kesehatan selesai e. Saat perencaan pendidikan kesehatan dan Sebelum pendidikan kesehatan selesai Jawaban: A
Tujuan pendidikan kesehatan
Definisi Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Pendidikan kesehatan konsepnya berupaya agar masyarakat menyadari atau
Lebih terperinciKONSEP PENDIDIKAN KESEHATAN. Compiled by I Gede Purnawinadi Faculty of Nursing, Universitas Klabat
KONSEP PENDIDIKAN KESEHATAN Compiled by I Gede Purnawinadi Faculty of Nursing, Universitas Klabat Pendidikan kesehatan di masyarakat merupakan salah satu modal pokok dalam rangka pertumbuhan dan kehidupan
Lebih terperinciPERENCANAAN DAN EVALUASI PROMOSI KESEHATAN
PERENCANAAN DAN EVALUASI PROMOSI KESEHATAN A.PENDAHULUAN Promosi kesehatan adalah memasarkan, menjual, atau memperkenalkan pesan - pesan kesehatan atau upaya-upaya kesehatan sehingga masyarakat menerima
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Pada hakikatnya
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Perilaku Dilihat dari aspek biologisnya, perilaku merupakan sesuatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Pada hakikatnya kegiatan
Lebih terperinciKONSEP DASAR PENDIDIKAN KESEHATAN
KONSEP DASAR PENDIDIKAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Diera globalisasi sekarang ini bidang kesehatan banyak mengalami pemuktahiran dan pekembangan-perkembangan ilmu yang mencuri perhatian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Kesehatan 2.1.1. Pengertian Promosi Kesehatan Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran diri oleh dan untuk masyarakat
Lebih terperinciPROMOSI KESEHATAN. Give a man to fish, but not give a man a fish
PROMOSI KESEHATAN Prinsip : Give a man to fish, but not give a man a fish OLEH : SUSILO WIRAWAN, SKM, MPH MATERI IKM, PKM DAN PROMKES STIKES MEDIKA FARMA HUSADA 1 PROMOSI KESEHATAN HL Blum (1974) Lingkungan
Lebih terperinciDilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :
KONSEP PERILAKU A. Pengertian Perilaku Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ANC (Antenatal Care) 1. Pengertian ANC Antenatal care adalah perawatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), Antenatal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA B. Kecemasan Keluarga Pasien 8. Defenisi Keluarga merupakan dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan dan kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi dirinya sebagai
Lebih terperinci5. Sintesis (synthesis), merupakan kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
A. Pengertian Perilaku Menurut Notoatmodjo (2007) perilaku manusia adalah semua tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas, baik yang dapat diamati langsung,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prakti prientasi pasien baru 1. Pengertian Orientasi Orientasi adalah melihat atau meninjau supaya kenal atau tahu (Purwadarminta, 1999). Dalam konteks keperawatan orientasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia, terutama pada anak-anak, di negara-negara berkembang maupun di negara-negara maju. WHO (2000) memperkirakan,
Lebih terperincimemang terdapat bentuk-bentuk perilaku instinktif (species-specific behavior) yang didasari
TUGAS PILIH SATU PERTANYAAN DIBAWAH INI DAN JAWAB SECARA RINCI JAWABAN HARUS 2 SPASI SEBANYAK 2000 KATA 1. Langkah awal dalam melakukan perubahan peri laku terkait gizi adalah membangkitkan motivasi. Bagaimana
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. POSYANDU 2.1.1. Defenisi Posyandu Posyandu merupakan strategi jangka panjang pemerintah untuk menurunkan angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde
Lebih terperinci1.2 Rumusan Masalah 1) Apakah yang dimaksud dengan kesehatan lingkungan masyarakat? 2) Bagaimana upaya peningkatan kesehatan lingkungan masyarakat?
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat merupakan salah satu unsur utama dalam berdirinya suatu negara. Negara yang makmur, merupakan tanda bahwa negara tersebut memiliki masyarakat yang juga makmur.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan cepatnya perkembangan dalam era globalisasi, perilaku dan perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya cenderung akan semakin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1 Interprofessional Education (IPE) a. Pengertian IPE Interprofessional education (IPE) adalah metode pembelajaran yang interaktif, berbasis kelompok, yang dilakukan
Lebih terperinciPROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU
PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU Anik Lestari, dr. M Kes Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran UNS Solo Pokok-pokok bahasan dalam perkuliahan Pengertian promosi kesehatan, pendidikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Perilaku Perilaku adalah suatu aksi reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan
Lebih terperinciKonsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan. Drg. Novitasari RA,MPH
Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan Drg. Novitasari RA,MPH Pendahuluan Aspek Biologis Batasan Perilaku (Behavior) S-O-R Situmulus-Organisme-Respons Dua Jenis Respons (Skiner, 1938) 1. Respondent Respons
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh lingkungan sehat,
Lebih terperinciHASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION
SKRIPSI HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Oleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Usia Pertama Pemberian Makanan Pendamping ASI a. Pengertian Makanan Pendamping ASI ( MP ASI ) Makanan Pendamping ASI ( MP ASI ) merupakan makanan yang diberikan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan (Knowledge) 2.1.1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Lebih terperinciDr. Siane Nursianti T, MKM
Dr. Siane Nursianti T, MKM 1 Adalah proses untuk meningkatkan ke mampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik,
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan pada umumnya, disebabkan tiga faktor yang timbul secara bersamaan, yaitu (1) adanya bibit penyakit, (2) adanya lingkungan yang memungkinkan berkembangnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku 2.1.1. Definisi Perilaku Menurut Kwick dalam Azwar (2007), perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari. Skiner
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. satu hal dan pengetahuan umum yang berlaku bagi keseluruhan hal
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Defenisi Pengetahuan Pengetahuan adalah pengakuan terhadap sesuatu yang menghasilkan keputusan. Keputusan ini mengutarakan pengetahuan, sehingga untuk berlakunya
Lebih terperinciSuplemen. PHBS di Sekolah. Suplemen 2011
sisipan:layout 1 7/25/09 2:05 AM Page 1 Suplemen PHBS di Sekolah 1 Pengantar Kementerian Kesehatan memberikan perhatian lebih pada kesehatan anak. Bukan karena tahun ini Kemenkes menjadi penanggungjawab
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Kepuasan 1.1 Defenisi Kepuasan Pasien Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. konsumen/pasien. Pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making)
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kunjungan Kembali Kunjungan kembali pasien merupakan pengambilan keputusan oleh konsumen/pasien. Pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) adalah proses pengintegrasian
Lebih terperinciPENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU HIDUP SEHAT DI PANTI ASUHAN EVANGELINE BOOTH DAN ASRAMA MADANI
PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU HIDUP SEHAT DI PANTI ASUHAN EVANGELINE BOOTH DAN ASRAMA MADANI Martia Lindawaty Tondang*, Siti Zahara Nasution** *Mahasiswa Keperawatan **Dosen Departemen
Lebih terperincisecara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Kepentingan kesegaran jasmani dalam pemeliharaan kesehatan tidak diragukan lagi, semakin tinggi tingkat kesehatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis karena pada usia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis karena pada usia tersebut seorang anak rentan terhadap masalah kesehatan. Menurut Mikail (2011, dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengobatan Sendiri (Swamedikasi) Pengobatan sendiri adalah penggunaan obat oleh masyarakat dengan tujuan mengobati penyakit atau gejala sakit tanpa menggunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Promosi kesehatan menurut Piagam Ottawa (1986) adalah suatu proses yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Promosi kesehatan menurut Piagam Ottawa (1986) adalah suatu proses yang memungkinkan orang untuk meningkatkan kendali (control) atas kesehatannya, dan meningkatkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 2.1.1 Definisi Buku KIA Buku KIA adalah buku yang berisi catatan kesehatan ibu mulai dari hamil, bersalin, nifas, dan catatan kesehatan anak
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pengobatan (The World Oral Health Report 2003). Profil Kesehatan Gigi Indonesia
20 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pemasalahan gigi dan mulut merupakan salah satu pemasalahan kesehatan yang mengkhawatirkan di Indonesia. Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga 2001, penyakit gigi dan mulut merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan manusia. Di era globalisasi ini banyak kita temukan penyakit-penyakit yang bukan hal biasa lagi.
Lebih terperinciV. IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN
V. IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN 5.1 Sejarah Perkembangan Promosi Kesehatan Pada jaman awal kemerdekaan, upaya untuk mempromosikan produk atau jasa (jaman kemerdekaan istilahnya propaganda) di
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 GAMBARAN RESPONDEN PENELITIAN. responden sebanyak 46 perawat di Puskesmas. Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 GAMBARAN RESPONDEN PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Puskesmas se-kota Salatiga yaitu sebanyak 6 Puskesmas pada tahun 2013, dengan jumlah responden sebanyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Promosi kesehatan merupakan pilar dalam. penyelenggaraan misi meningkatkan kesehatan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Promosi kesehatan merupakan pilar dalam penyelenggaraan misi meningkatkan kesehatan masyarakat dan pencegahan penyakit (Notoatmodjo et al., 2012). Target dari promosi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi anak sekolah menurut World Health Organization (WHO) yaitu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak sekolah Definisi anak sekolah menurut World Health Organization (WHO) yaitu golongan yang berusia antara 7-15 tahun, sedangkan di Indonesia lazimnya anak berusia antara
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : 18 Agustus 2015
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : D11.6301/Dasar Promosi Kesehatan Revisi ke : 0 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : 18 Agustus 2015 Jml Jam kuliah
Lebih terperinciPENDIDIKAN KESEHATAN
PENDIDIKAN KESEHATAN a. Pengertian Pendidikan kesehatan b. Konsep Pendidikan Kesehatan c. Upaya Pendidikan Kesehatan d. Peran pendidikan kesehatan dalam kesehatan masyarakat PENGERTIAN PENDIDIKAN KESEHATAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan melalui panca indra yaitu indra
Lebih terperinciMANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS TEKNIK PENYULUHAN. Diberikan Pada Mahasiswa Semester VII Fakultas Kedokteran Unhas
MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS TEKNIK PENYULUHAN Diberikan Pada Mahasiswa Semester VII Fakultas Kedokteran Unhas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2016 Pendahuluan Memberikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
Lebih terperinciberhubungan dengan kesehatan diklasifikasikan sebagai berikut :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Perilaku Menurut Lewit (1993), perilaku merupakan hasil pengalaman dan proses interaksi dengan lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan
Lebih terperinciPENDIDIKAN KESEHATAN & ILMU PERILAKU PERTEMUAN 2 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT
PENDIDIKAN KESEHATAN & ILMU PERILAKU PERTEMUAN 2 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT Tujuan Mahasiswa mampu menguraikan dan menjelaskan defenisi pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku Pendidikan
Lebih terperinciKONSEP PROMOSI KESEHATAN. Oleh: Purwaningsih
KONSEP PROMOSI KESEHATAN Oleh: Purwaningsih Pendahuluan Upaya memasarkan, Penyebarluasan, Memperkenalkan Promosi Kesehatan (Health Promotion) Prog. Kes Pend.Kes Bagian dari Five Level Prevention Five Level
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kesehatan berupaya membangun perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat diharapkan mampu melakukan upaya pencegahan secara lebih efisein dan efektif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (www.datastatistik-indonesia.com)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak usia sekolah merupakan tumpuan bagi masa depan bangsa. Mereka merupakan sasaran yang strategis untuk pelaksanaan program kesehatan, karena selain jumlahnya yang
Lebih terperinci1. Lobi politik (political lobiying)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Promosi kesehatan adalah salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang berorientasi pada penyampaian informasi tentang kesehatan guna penanaman pengetahuan tentang
Lebih terperinci2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
Lebih terperinciPerilaku kesehatan pada garis besarnya dikelompokkan menjadi 2 yakni (Notoatmodjo, 2003):
2.3 macam-macam perilaku kesehatan Perilaku dapat diberi batasan sebagai suatu tanggapan individu terhadap rangsangan yang berasal dari dalam maupun luar diri individu tersebut. Secara garis besar bentuk
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kondisi Empirik Kesehatan Ibu dan Anak di Desa Pataruman Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat. Kondisi empirik kesehatan ibu dan anak di Desa Pataruman
Lebih terperinciVII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN
VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN Program Promosi Kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh Pemerintah (UU RI No. 36 Tahun 2009 Pasal 93). (Rahmawati dkk., 2011). Anak-anak yang berusia 6-12 tahun diseluruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat termasuk di dalamnya adalah pelayanan kesehatan gigi dan mulut (Kemenkes RI, 2012). Pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang rutin dilaksanakan puskesmas dengan mengontrol status PHBS di masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu misi pembangunan kesehatan di Indonesia adalah menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti yang rutin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia pada saat ini sedang berada dalam masa transisi menuju sistem pelayanan kesehatan universal. Pasal 28 H (1) dan Pasal 34 (3) Amandemen IV UUD 1945
Lebih terperinciPROGRAM DOKTER KECIL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR
PROGRAM DOKTER KECIL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR Ni Putu Dewi Sri Wahyuni Fakultas Olahraga dan Kean, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja Email
Lebih terperinciELVI SUNARSIH, S.KM.M.Kes
ELVI SUNARSIH, S.KM.M.Kes Health education : 1. Istilah umum di Indonesia adalah Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. 2. Merupakan bentuk pemecahan masalah kesmas dengan menggunakan pendekatan pendidikan (educatif).
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Penelitian Penelitian pengetahuan dan sikap terhadap praktik pencegahan hipertensi pada remaja ini dilakukan di SMAN 15 Semarang
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
97 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.3. Kesimpulan Buruh bangunan merupakan salah satu sektor pekerjaan yang rawan terhadap penularan dan penyebaran HIV-AIDS. Hal ini disebabkan karena pada umumnya buruh bangunan
Lebih terperinciGERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS)
PERAN ORGANISASI PROFESI KESEHATAN MASYARAKAT Dalam Program GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) Disampaikan Oleh FILOSOFI DAN KONSEP DASAR FAKTA PERUBAHAN POLA PENYAKIT TERKAIT DENGAN FAKTOR PERILAKU
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pentingnya menjaga kesehatan bagi masyarakat adalah hal mutlak. Karena dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat terus produktif.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan bukanlah hanya sekedar pertemuan antara subjek yang mengetahui dengan objek yang diketahui, tetapi pengetahuan adalah persatuan antara subjek
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kader Penyuluh Anti Narkoba Kader adalah seseorang yang dipandang mempunyai kemauan dan kemampuan yang meningkat dalam hal membentuk suatu proses perubahan. Kader juga merupakan
Lebih terperinciGambaran Perilaku Hidup Sehat Dalam Mencegah Penyakit Pada Petugas Kebersihan Di TPS Danau Bratan Dan TPS Terusan Sulfat Kota Malang
Gambaran Perilaku Hidup Sehat Dalam Mencegah Penyakit Pada Petugas Kebersihan Di TPS Danau Bratan Dan TPS Terusan Sulfat Kota Malang Amanda Rusyda Mahasiswa Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang
Lebih terperinciPendidikan Kesehatan Komunitas. Aat Agustini, M.KM
Pendidikan Kesehatan Komunitas Aat Agustini, M.KM Pendidikan kesehatan adalah suatu usaha atau kegiatan untuk membantu individu, keluarga dan masyarakat dalam meningkatkan kemampuannya untuk mencapai kesehatan
Lebih terperinciKebijakan Assessment dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kebijakan Assessment dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Baedhowi *) Abstrak: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) lebih menekankan pada kompetensi (competency-based curriculum) dengan
Lebih terperinciPENINGKATAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETRAMPILAN PETUGAS KESEHATAN DALAM PELAKSANAAN KONSELING EFEKTIF TB PARU DI PUSKESMAS
PENINGKATAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETRAMPILAN PETUGAS KESEHATAN DALAM PELAKSANAAN KONSELING EFEKTIF TB PARU DI PUSKESMAS Eka Mishbahatul Mar ah Has, Ferry Efendi, Elida Ulfiana, Makhfudli Prodi S1 Keperawatan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Secara operasional,
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendidikan Kesehatan 2.1.1. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Tingkat Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dari seseorang setelah menggunakan panca indera baik itu indra penglihatan, pendengaran,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pengetahuan Komunikasi Notoatmodjo (2012) mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap
Lebih terperinciSISTEM PELAYANAN KESEHATAN & SISTEM RUJUKAN. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.KES
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN & SISTEM RUJUKAN Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.KES Definisi Sistem kesehatan suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan (supply side) & orang yang menggunakan pelayanan tersebut
Lebih terperinciII. TINJAUAN TEORITIS
II. TINJAUAN TEORITIS 2.1 Promosi Kesehatan (Health Promotion) Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok dan masyarakat (Blum, dalam
Lebih terperinciPRINSIP PERUBAHAN PERILAKU
PROMOSI KESEHATAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN PRINSIP PERUBAHAN PERILAKU Oleh : Andreas W. Sukur PRODI DIII KEBIDANAN STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA Content List/ Outline Study 1. Prinsip Perubahan Perilaku
Lebih terperinciBerbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi
Berbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi Pengertian perilaku Menurut Green dan Kreuter (2000), perilaku merupakan hasil dari seluruh pengalaman serta interaksi manusia dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini berlokasikan di Rw. 14 Kelurahan Tamansari Kecamatan Bandung Wetan Kota Bandung. Alasan pemilihan lokasi telah diperjelas dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan di 436 kabupaten/kota dari 497 kabupaten/kota sebesar 88%. Angka kesakitan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, DBD telah menjadi masalah kesehatan masyarakat selama 45 tahun terakhir, sejak tahun 1968 sampai saat ini dan telah menyebar di 33 provinsi dan di
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguatan terhadap individu dalam setiap mengambil keputusan dan dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari proses pembelajaran dengan melibatkan indra penglihatan, pendengaran, penciuman dan pengecap. Pengetahuan akan memberikan penguatan
Lebih terperinciLaporan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Sumberjambe 2016 BAB 1. PENDAHULUAN
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Sampah merupakan bahan padat buangan dari kegiatan rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah penginapan, hotel, rumah makan, industri, atau aktivitas manusia lainnya.
Lebih terperinciBAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI
STRATEGI SANITASI KABUPATEN 2013-2017 BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI Monitoring evaluasi merupakan pengendalian yakni bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang akan dicapai. Monitoring
Lebih terperinciPEMBERIAN HEALTH EDUCATION MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCUCI TANGAN PADA ANAK PRASEKOLAH ABSTRAK
PEMBERIAN HEALTH EDUCATION MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCUCI TANGAN PADA ANAK PRASEKOLAH Dadang Kusbiantoro Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK Cuci Tangan Pakai Sabun merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari Persepsi (perception), Respon terpimpin (Guided Respons),
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian perilaku Semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik dapat diamati secara langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Dimana perilaku terdiri
Lebih terperinciMETODE PENDIDIKAN KESEHATAN. Disampaikan oleh : Nurul Aini, S.Kep.Ns. M.Kep.
METODE PENDIDIKAN KESEHATAN Disampaikan oleh : Nurul Aini, S.Kep.Ns. M.Kep. ADA 2 MACAM METODE PENDIDIKAN KESEHATAN : 1. Metode Pendidikan Kesehatan Individual 2. Metode Pendidikan Kesehatan Kelompok Bagaimanakah
Lebih terperinciSTUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SDN SUKARASA 3
31 STUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SDN SUKARASA 3 Annida Aulia Fauziah 1, Ellis Endang Nikmawati 2, Rita Patriasih 2 Abstrak : Anak usia sekolah rawan akan masalah kesehatan, seperti
Lebih terperinciPENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI
PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SKRIPSI Oleh: VALENT SARI DANISA K4308123 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. telah berjangkit dalam periode waktu lama di tengah-tengah masyarakat Indonesia,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TBC) Paru merupakan salah satu jenis penyakit generatif yang telah berjangkit dalam periode waktu lama di tengah-tengah masyarakat Indonesia, yang menyerang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2006). Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) tahun 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak balita adalah anak yang telah memasuki usia diatas satu tahun, sering disebut dengan usia anak dibawah lima tahun. Masa balita merupakan usia penting dalam tumbuh
Lebih terperinciBAB II TINJUAN PUSTAKA
12 BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Cuci Tangan 1. Pengertian Mencuci Tangan Cuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Tujuannya
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT DI PROVINSI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Persepsi Mengenai PHBS 2.1.1. Pengertian Persepsi Individu satu dengan yang lainnya, tentu memiliki perbedaan dalam melihat serta memaknai sesuatu yang dilihatnya. Perbedaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai obat generik menjadi faktor utama
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obat generik sering diasumsikan sebagai obat dengan kualitas yang rendah. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai obat generik menjadi faktor utama yang
Lebih terperinciPendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Setho Hadisuyatmana
Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan Setho Hadisuyatmana Topik Bahasan Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan Pendidikan Kesehatan Faktor dalam Pendidikan Kesehatan Prinsip dalam Pendidikan Kesehatan
Lebih terperinciBAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI
BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI Proses monitoring dan evaluasi merupakan pengendalian yakni bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang hendak dicapai. Monitoring atau pemantauan
Lebih terperincisekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan UUD 1945 diselenggarakan menurut GBHN 1993 menekankan bahwa tujuan pembangunan nasional
Lebih terperinci