BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 GAMBARAN RESPONDEN PENELITIAN. responden sebanyak 46 perawat di Puskesmas. Data
|
|
- Vera Jayadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 GAMBARAN RESPONDEN PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Puskesmas se-kota Salatiga yaitu sebanyak 6 Puskesmas pada tahun 2013, dengan jumlah responden sebanyak 46 perawat di Puskesmas. Data demografi responden penelitian dijabarkan menurut umur, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja di Puskesmas. A. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Berdasarkan Usia N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Usia Frekuensi Persentase tahun % tahun % tahun % tahun % tahun % Total tahun % Dari tabel 4.1 dan 4.2 menunjukan bahwa rata-rata usia responden yaitu 36,1 tahun dengan frekuensi usia terbanyak yaitu tahun 28,3% (13). 47
2 48 B. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin Frekuensi Persentase L % P % Total % Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 36 orang (78,3%). C. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan Frekuensi Persentase D % S % Total % Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa sebagian besar responden berpendidikan D3 yaitu sebanyak 37 orang (80,4%). D. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Berdasarkan Masa Kerja N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
3 49 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Masa Kerja Masa kerja Frekuensi Persentase % % % % % Total % Dari tabel 4.5 dan 4.6 menunjukan bahwa rata-rata masa kerja responden yaitu 9,79 tahun dengan frekuensi masa kerja terbanyak yaitu 2-7 tahun 54,3% (25). 4.2 PELAKSANAAN PENELITIAN A. Perijinan Syarat untuk melakukan penelitian adalah surat ijin penelitian. Peneliti meminta surat pengantar dari Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana yang ditujukan kepeda Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, dan Dinas Kesehatan Kota Salatiga. Selanjutnya memberikan surat ijin tersebut ke Puskesmas-Puskesmas untuk memperoleh ijin dalam melakukan penelitian ditempat yang dimaksud. B. Pengumpulan data Peneliti melakukan penelitian di Puskesmas se-kota Salatiga yaitu sebanyak 6 Puskesmas. Kuesioner dibagikan kepeda 46 perawat Puskesmas pada tanggal15 Agustus-14
4 50 September Peneliti dapat menerima semua kuesioner kembali karena peneliti menunggu responden penelitian mengisi kuesioner tersebut dan semua angket dapat diperoleh. 4.3 HASIL PENELITIAN A. Peran Perawat 1. Gambaran Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan Range Frekuensi Persentase % % Total % Tabel 4.8 Statistik Deskriptif Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Dari tabel 4.7 dan 4.8 menunjukan bahwa responden yang menjalankan perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan dengan kategori optimal sebanyak 22 orang (47,8%) dan sangat optimal sebanyak 24 orang (52,2%). Nilai mean sebesar 3,28 menunjukan bahwa rata-rata peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan masuk dalam kategori sangat optimal.
5 51 2. Gambaran Peran Perawat Sebagai Penemu Kasus Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Peran Perawat Sebagai Penemu Kasus Range Frekuensi Persentase % % % Total % Tabel 4.10 Statistik Deskriptif Peran Perawat Sebagai Penemu Kasus N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Dari tabel 4.9 dan 4.10 menunjukan bahwa responden yang menjalankan perannya sebagai penemu kasus dengan kategori tidak optimal sebanyak 16 orang (34,8%), optimal sebanyak 25 orang (54,3%) dan sangat optimal sebanyak 5 orang (10,9%). Nilai mean sebesar 2,68 menunjukan bahwa rata-rata peran perawat sebagai penemu kasus masuk dalam kategori optimal. 3. Gambaran Peran Perawat Sebagai Pendidik kesehatan Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Peran Perawat Sebagai Pendidik Kesehatan Range Frekuensi Persentase % % % Total %
6 52 Tabel 4.12 Statistik Deskriptif Peran Perawat Sebagai Pendidik Kesehatan N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Dari tabel 4.11 dan 4.12 menunjukan bahwa responden yang menjalankan perannya sebagai pendidik kesehatan dengan kategori tidak optimal sebanyak 4 orang (8,7%), optimal sebanyak 26 orang (56,5%) dan sangat optimal sebanyak 16 orang (34,8%). Nilai mean sebesar 3,12 menunjukan bahwa rata-rata peran perawat sebagai pendidik kesehatan masuk dalam kategori optimal. 4. Gambaran Peran perawat Sebagai Koordinator dan Kolabolator Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Peran Perawat Sebagai Koordinator dan Kolabolator Range Frekuensi Persentase % % % % Total % Tabel 4.14 Statistik Deskriptif Peran Perawat Sebagai Koordinator dan Kolabolator N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
7 53 Dari tabel 4.13 dan 4.14 menunjukan bahwa responden yang menjalankan perannya sebagai koordinator dan kolabolator dengan kategori sangat tidak optimal sebanyak 1 orang (2,2%) tidak optimal sebanyak 10 orang (21,7%), optimal sebanyak 24 orang (52,2%) dan sangat optimal sebanyak 11 orang (23,9%). Nilai mean sebesar 3,01 menunjukan bahwa rata-rata peran perawat sebagai koordinator dan kolabolator masuk dalam kategori optimal. 5. Gambaran Peran Perawat Sebagai Konselor Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Peran Perawat Sebagai Konselor Range Frekuensi Persentase % % % % Total % Tabel 4.16 Statistik Deskriptif Peran Perawat Sebagai Konselor N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Dari tabel 4.15 dan 4.16 menunjukan bahwa responden yang menjalankan perannya sebagai konselor dengan kategori sangat tidak optimal sebanyak 2 orang (4.3%) tidak optimal sebanyak 2 orang (4,3%), optimal
8 54 sebanyak 15 orang (32,6%) dan sangat optimal sebanyak 27 orang (58,7%). Nilai mean sebesar 3,35 menunjukan bahwa rata-rata peran perawat sebagai konselor masuk dalam kategori sangat optimal. 6. Gambaran Peran Perawat Sebagai Panutan Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi Peran Perawat Sebagai Panutan Range Frekuensi Persentase % % % Total % Tabel 4.18 Statistik Deskriptif Peran Perawat Sebagai Panutan N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Dari tabel 4.17 dan 4.18 menunjukan bahwa responden yang menjalankan perannya sebagai panutan dengan kategori tidak optimal sebanyak 6 orang (13,0%), optimal sebanyak 12 orang (26,1%) dan sangat optimal sebanyak 28 orang (60,9%). Nilai mean sebesar 3,43 menunjukan bahwa rata-rata peran perawat sebagai panutan masuk dalam kategori sangat optimal.
9 55 Diagram 4.1 Distribusi Peran Perawat PAK PK PS KK K P Sangat tidak optimal Tidak optimal Optimal Sangat optimal Keterangan: PAK PK PS KK K P : Pemberi Asuhan Keperawatan : Penemu Kasus : Pendidik Kesehatan : Koordinator dan Kolabolator : Konselor : Panutan
10 56 B. Pelaksanaan Perkesmas 1. Gambaran Pelaksanaan (P1) Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Perkesmas (Pelaksanaan P1) Range Frekuensi Persentase % % % Total % Tabel 4.20 Statistik Deskriptif Pelaksanaan Perkesmas (Pelaksanaan P1) N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Dari tabel 4.19 dan 4.20 menunjukan bahwa tahapan pelaksanaan perkesmas (P1) dengan kategori tidak optimal sebanyak 7 orang (15,2%), optimal sebanyak 28 orang (60,9%) dan sangat optimal sebanyak 11 orang (23,9%). Nilai mean sebesar 2,95 menunjukan bahwa ratarata pelaksanaan perkesmas (P1) masuk dalam kategori optimal. 2. Gambaran Penggerakan Pelaksanaan (P2) Tabel 4.21 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Perkesmas (Penggerakan Pelaksanaan P2) Range Frekuensi Persentase % % % Total %
11 57 Tabel 4.22 Statistik Deskriptif Pelaksanaan Perkesmas (Penggerakan Pelaksanaan P2) N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Dari tabel 4.21 dan 4.22 menunjukan bahwa tahapan pelaksanaan perkesmas (P2) dengan kategori tidak optimal sebanyak 18 orang (39,1%), optimal sebanyak 25 orang (54,3%) dan sangat optimal sebanyak 3 orang (6,5%). Nilai mean sebesar 2,72 menunjukan bahwa ratarata pelaksanaan perkesmas (P2) masuk dalam kategori optimal. 3. Gambaran Pengawasan, Pengendalian Dan Penilaian (P3) Tabel 4.23 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Perkesmas (Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian P3) Range Frekuensi Persentase % % % Total % Tabel 4.24 Statistik Deskriptif Pelaksanaan Perkesmas (Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian P3) N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Dari tabel 4.23 dan 4.24 menunjukan bahwa tahapan pelaksanaan perkesmas (P3) dengan kategori tidak optimal sebanyak 4 orang (8,7%), optimal sebanyak 16 orang (34,8%) dan sangat optimal sebanyak 26 orang
12 58 (56,5%). Nilai mean sebesar 3,33 menunjukan bahwa ratarata pelaksanaan perkesmas (P3) masuk dalam kategori sangat optimal. Diagram 4.2 Keterlaksanaan Perkesmas P1 P2 P3 Sangat tidak optimal Tidak optimal Optimal Sangat optimal Keterangan: P1 P2 P3 : Pelaksanaan : Penggerakan Pelaksanaan : Pengawasan, Pengendalian, Penilaian
13 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Peran perawat Kesehatan Masyarakat Perawat di Puskesmas, sebagai perawat kesehatan minimal dapat berperan sebagai pemberi layanan kesehatan melalui asuhan keperawatan, penemu kasus, pendidik kesehatan, koordinator dan kolabolator, konselor dan panutan (Depkes, 2006). 1. Pemberi asuhan keperawatan Hasil penelitian menunjukan sebagian besar peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan dalam kategori sangat optimal yaitu sebanyak 52,2%. Peran sebagai care provider merupakan peran yang sangat penting diantara peran-peran yang lain (bukan berarti peran yang lain tidak penting). Baik atau tidaknya kualitas pelayanan profesi keperawatan, dirasakan langsung oleh klien. Keperawatan sebagai profesi yang profesional bukan hanya dibuktikan dengan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Banyaknya ilmu dan teori keperawatan juga harus diwujudkan ke dalam aktivitas pelayanan nyata kepada klien agar klien mendapatkan kepuasan. Ini merupakan langkah promosi yang sangat efektif dan murah dalam upaya membentuk citra perawat yang
14 60 baik. Stigma-stigma negatif tentang perawat dapat hilang dengan pembuktian nyata berupa layanan keperawatan yang profesional kepada klien (Asmadi, 2008). Hal ini sejalan dengan penelitian Muhith (2012) tentang mutu asuhan keperawatan berdasarkan kinerja perawat, kepuasan perawat dan pasien menunjukan bahwa ada pengaruh kepuasan pasien terhadap pelaksanaan standar kinerja profesional perawat. Agar peran ini dapat berjalan dengan efektif dan efisien sehingga tujuan asuhan keperawatan tercapai, maka perawat harus melakukan proses asuhan keperawatan yang terdiri atas assessment, diagnosis, planning, implementation dan evaluation (Potter & Perry, 2005). 2. Penemu kasus Hasil penelitian menunjukan sebagian besar peran perawat sebagai penemu kasus dalam kategori optimal yaitu sebanyak 54,3%. Total responden yaitu 46 perawat, 21 responden (45,7%) perawat menjawab kadang-kadang dalam melakukan aktif case finding. Hal ini sejalan dengan
15 61 penelitian Fauziah (2012) tentang persepsi masyarakat tantang peran perawat Puskesmas di Kelurahan Bintara Kota Bekasi dimana 79,2% menjawab tidak pernah kunjungi rumah, hanya 15,6% responden yang dikunjungi rumah. Hal ini menunjukan bahwa perawat masih lebih banyak menjalankan passive case finding dari pada active case finding karena hanya pasien kusus saja yang dikunjungi kerumah seperti pasien dengan TB paru, dan gizi buruk. Penemu kasus dapat dilakukan dengan jalan mencari langsung ke masyarakat (active case finding) dan dapat pula didapat tidak langsung yaitu pada kunjungan pasien ke puskesmas (passive case finding) (Depkes, 2004). Dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal dilakukan melalui peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif) disemua tingkat pencegahan (levels of prevention) dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (Depkes, 2006).
16 62 3. Peran perawat sebagai pendidik kesehatan Hasil penelitian menunjukan sebagian besar peran perawat sebagai pendidik kesehatan dalam kategori optimal yaitu sebanyak 56,5%. Peran utama perawat kesehatan masyarakat selain memberikan asuhan keperawatan juga sebagai pendidik atau penyuluh kesehatan yang merupakan bagian dari promosi kesehatan. Oleh sebab itu, kemampuan dalam melakukan promosi kesehatan dengan baik dan benar harus dimiliki oleh setiap perawat kesehatan masyarakat (Depkes, 2006). Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan kebutuhan pembelajaran tentang kesehatan oleh perawat. Saat ini, ada kecenderungan baru untuk peningkatan dan penjagaan kesehatan dari pada pelayanan. Sebagai akibatnya, masyarakat ingin dan bisa memperoleh banyak pengetahuan di bidang kesehatan (Mubarak & Chayatin, 2009). Mengingat betapa pentingnya pendidikan kesehatan bagi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya di Puskesmas, maka dibeberapa tempat dibentuk organisasiorganisasi yang dapat membantu peningkatan
17 63 pendidikan kesehatan tersebut. Sejak tahun 1918, di Amerika serikat, National for Nursing (LNN) mengamati arti penting pendidikan kesehatan sebagai suatu fungsi di dalam lingkup praktik keperawatan, termasuk tanggung jawab promosi kesehatan dan pencegahan penyakit di lingkungan seperti rumah sakit, sekolah dan rumah (Bastable, 2002). Dalam penelitian Yankelovitch dkk. (1979) dalam Friedman, Marilyn (1998) survei nasional keluarga General Mills, dengan sampel respondensif 2181 anggota rumah tangga yang diwawancarai, ditemukan bahwa meskipun mayoritas keluarga Amerika mengungkapkan minat dan perhatian mereka terhadap kesehatan meningkat, namun mereka merasa tidak mendapat informasi dengan baik. Yankelovitch dkk. menegaskan tingkat pengetahuan kesehatan responden yang rendah, dan menyebutkan korelasi antara penilaian tingkat pengetahuan diri tentang subjek kesehatan dan perilaku yang aktual, memerlukan program pendidikan kesehatan yang lebih efektif. Dari uraian di atas perawat berperan penting dalam pendidikan kesehatan, yaitu untuk memberikan informasi yang tepat seputar kesehatan dan gaya
18 64 hidup agar tercapai kesehatan yang optimal baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. 4. Peran sebagai koordinator dan kolabolator Hasil penelitian menunjukan sebagian besar peran perawat sebagai koordinator dan kolabolator dalam kategori optimal yaitu sebanyak 52,2%. Koordinator dan kolabolator merupakan peran yang sangat penting karena pada peran inilah perawat mampu bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain untuk meningkatkan derajat kesehatan klien. Perawat bisa bekerja sama dengan tim kesehatan yang terdiri dari dokter, apoteker, ahli gizi, laboratorium dan lainnya dalam kaitannya membantu mempercepat proses penyembuhan klien. Hal ini sejalan dengan Secretary of Health end Human Services Commission on Nursing, dalam laporannya pada tahun 1988, mengakui pentingnya praktik kolaboratif untuk memberikan keperawatan kesehatan dengan merekomendasikan agar para pengguna jasa perawat dan profesi medis meningkatkan dan memelihara kolaborasi antara tim perawatan kesehatan. Fokus utama perawat untuk menangani masalah kolaboratif adalah memantau
19 65 pasien terhadap awitan komplikasi atau perubahan dalam setatus komplikasi yang sering terjadi. Komplikasi biasanya berhubungan dengan proses penyakit pasien atau tindakan pengobatan, atau pemeriksaan diagnosik ( Smeltzer, 2001). 5. Peran perawat sebagai konselor Hasil penelitian menunjukan sebagian besar peran perawat sebagai konselor dalam kategori sangat optimal yaitu sebanyak 58,7%. Perawat sebagai konselor melakukan konseling keperawatan sebagai usaha memecahkan masalah secara efektif. Kegiatan yang dapat dilakukan perawat Puskesmas antara lain menyediakan informasi, mendengar secara objektif, memberi dukungan, memberi asuhan dan meyakinkan klien, menolong klien mengidentifikasi masalah dan faktor-faktor terkait, memandu klien menggali permasalahan, dan memilih pemecahan masalah yang dikerjakan (Depkes, 2004). 6. Peran perawat sebagai panutan Hasil penelitian menunjukan sebagian besar peran perawat sebagai panutan dalam kategori sangat optimal yaitu sebanyak 60,9%.
20 66 Perawat puskesmas harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan pada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat tentang bagaimana cara hidup yang sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat (Fetaria dalam Fauziah, 2012). B. Tingkat Pelaksanaan Perawatan Kesehatan Masyarakat Dilihat dari masing-masing tahapan mulai dari pelaksanaan (P1) 60,9% masuk dalam kategori optimal, penggerakan pelaksanaan (P2) 54,3% masuk dalam kategori optimal, dan pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3) 56,5% masuk dalam kategori sangat optimal. Menurut Depkes (2006) pelaksanaan perkesmas merupakan kegiatan keperawatan baik di dalam gedung maupun luar gedung Puskesmas dengan indikator pencapaian berdasarkan target yang sesuai dengan sumber daya masing-masing Puskesmas sebesar minimal 75%. Presentase ini berdasarkan pada cakupan kelompok binaan, hasil deteksi kasus-kasus prioritas MGD s seperti HIV/AIDS, Tb paru, malaria, dan gizi kurang. Menurut Nasution dalam Ratnasari (2012) hasil pelaksanaan perkesmas yang didasarkan pada pembagian
21 67 daerah binaan, penilaian kegiatan pertahun, desimilasi informasi, rencana tahunan dan bulanan perkesmas terpadu, penanggung jawab binaan, pencatatan dan pelaporan kegiatan hasil perkesmas, pemantauan kegiatan perdesa/daerah binaan keperawatan, apabila dibawah 75% maka dapat dikategorikan pelaksanaan perkesmas tersebut kurang baik. Menurut Tafwidhah (2010), pelatihan terbukti memiliki hubungan dengan tingkat keterlaksanaan perkesmas. Bila dihubungkan dengan hasil penelitian dan standar di atas, maka dapat dikatakan bahwa pelaksanaan (P1) dan pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3) di Puskesmas Kota Salatiga sudah baik, penggerakan pelaksanaan (P2) kurang baik, namun dapat terus diperbaiki dengan melakukan pelatihan kepada perawat Puskesmas. Saptino (2007), pencapaiian pelaksanaan perkesmas dapat ditingkatkan salah satunya adalah melalui pengawasan/pengendalian yang terus menerus. Upaya keperawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) adalah pelayanan profesional yang terintegrasi dengan pelayanan kesehatan di Puskesmas yang dilaksanakan oleh perawat. Perawat Puskesmas mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan
22 68 keperawatan dalam bentuk asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (Kepmenpan, No 94 tahun 2011). Kegiatan perawat perkesmas dapat terwujud melalui peningkatan kerjasama lintas program terkait. Pelaksanaan perkesmas melalui program wajib Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), serta Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) dapat dilakukan melalui program imunisasi. Petugas Puskesmas dapat mendatangi keluarga untuk melakukan pembinaan pada bayi yang drop out (DO). Kerjasama lintas program perkesmas dengan program gizi terwujud dalam pembinaan yang mempunyai bayi atau anak yang memiliki berat badan di bawah garis merah (BGM) dan ibu hamil atau nifas yang kekurangan energi serta membantu dalam hal pelaksanaan dalam pemberian makanan tambahan (PMT). Sedangkan lintas program dengan program pembrantasan penyakit, petugas Puskesmas membantu pemberian bimbingan serta tindak lanjut untuk kasus-kasus penyakit menular ataupun tidak menular. Pemantauan perkesmas dilakukan secara periodik tiap bulan oleh perawat koordinator perkesmas. Hasil pemantauan terhadap pencapaian indikator kinerja menjadi masukan untuk perbaikan dan peningkatan untuk kerja
23 69 perawat, peningkatan cakupan, dan mutu pelayanan kesehatan. Penilaian dilaksanakan minimal akhir tahun meliputi semua aspek baik input, proses, output, outcome, sebagai masukan penyusunan rencana kegiatan perkesmas tahun berikutnya. Cara yang mudah untuk memudahkan pemantauan dan penilaian kinerja perkesmas adalah dengan melakukan penyajian hasil dengan menggunakan tabel, grafik blok/garis atau grafik Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) (Sualman, 2009). 4.5 KETERBATASAN PENELITIAN Keterbatasan dalam penelitian ini adalah hanya membahas tentang peran perawat dan pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat. Dengan demikian perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi peran perawat dan pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas). Selain itu juga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang persepsi masyarakat tentang kinerja perawat dalam pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas). Data penelitian ini diperoleh dari pengisian kuesioner yang sangat tergantung dari kejujuran, keterbukaan, dan persepsi responden. Pengumpulan data melalui kuesioner cenderung
24 70 memberikan informasi terbatas dan belum tentu menggambarkan situasi yang dialami responden. Pada saat pengumpulan data, peneliti telah berupaya menjelaskan tujuan penelitian dan mengharapkan responden untuk mengisi kuesioner sesuai dengan apa yang dilakukannya. Instrumen Penelitian sudah diuji validitas dan reliabilitasnya serta membutuhkan perubahan, tetapi karena keterbatasan waktu peneliti sehingga instrumen yang telah diperbaiki belum diuji kembali validitas dan reliabilitasnya. Dengan demikian untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan kembali uji validitas dan reliabilitasnya.
BAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi semua orang agar terwujud derajat kesehatan. masyarakat yang optimal merupakan tujuan pembanguan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Peningkatan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi semua orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal merupakan tujuan pembanguan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan terdepan dalam mewujudkan komitmen peningkatan mutu pelayanan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan yang paling dasar dan terdepan dalam mewujudkan komitmen peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Melalui program pelayanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. 2.1 Perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas)
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) 2.1.1 Definisi perkesmas Perkesmas merupakan salah satu kegiatan pokok Puskesmas yang sudah ada sejak konsep Puskesmas diperkenalkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang optimal (Nursalam, 2013). Keperawatan merupakan indikator dari kualitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Keperawatan merupakan pelayanan profesional dalam memenuhi kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu baik sehat maupun sakit yang mengalami gangguan fisik, psikis,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. memperoleh gambaran tentang permasalahan yang akan. diteliti dalam bentuk angka-angka. Pendekatan ini digunakan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe dan dasar penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan tujuan untuk menemukan, menjelaskan dan memperoleh gambaran tentang permasalahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Responden dan Hasil Penelitian
49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1 Gambaran Responden dan Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Jetak dengan total responden
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kabupaten yang melaksanakan upaya penyuluhan, penanganan kasus-kasus
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) 1.1 Defenisi Puskesmas Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) adalah unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan sebagai unit pelaksana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Depkes, 2014). Hawkins dan Groves
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah profesi kesehatan yang berfokus pada individu,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tenaga kesehatan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting dalam pencapaian keoptimalan derajat kesehatan. Salah satu tenaga kesehatan yang jumlahnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. miliar atau 42% penduduk bumi memiliki risiko terkena malaria. WHO mencatat setiap tahunnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan penyakit menular yang sangat dominan di daerah tropis dan sub-tropis serta dapat mematikan. Setidaknya 270 juta penduduk dunia menderita malaria dan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Puskesmas 1.1 Pengertian Puskesmas Pusat kesehatan masyarakat adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan manusia. Di era globalisasi ini banyak kita temukan penyakit-penyakit yang bukan hal biasa lagi.
Lebih terperinciPERKESMAS 2. RUANG LINGKUP 3. URAIAN UMUM
SOP PERKESMAS PERKESMAS Disyahkan oleh Prosedur Perawat Kesehatan Masyarakat di Puskesmas. No. Terbit Ke. Tanggal. 1. TUJUAN TUJUAN UMUM: Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat melalui peningkatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, TB merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Jumlah pasien TB di Indonesia merupakan ke-3 terbanyak di dunia setelah India dan Cina dengan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Di Amerika, Home Care yang terorganisasikan dimulai sejak tahun 1880-an dimana saat itu banyak sekali penderita penyakit infeksi dengan angka kematian yang tinggi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia. Sehat mencantumkan empat sasaran pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010-2014 mencantumkan empat sasaran pembangunan kesehatan, yaitu: 1) Menurunnya disparitas status kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Primary Health Care (PHC) di Jakarta pada Agustus 2008 menghasilkan rumusan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) Regional Meeting on Revitalizing Primary Health Care (PHC) di Jakarta pada Agustus 2008 menghasilkan rumusan tentang perlunya melakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian survei cross-sectional,
BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian survei cross-sectional, yang didukung oleh data primer yaitu data yang diperoleh langsung melalui pengisian
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Kepuasan 1.1 Defenisi Kepuasan Pasien Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Perawatan Kesehatan Masyarakat Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Partisipan Penelitian Riset partisipan dalam penelitian ini adalah penderita Tuberkulosis yang sedang menjalankan pengobatan di Instalasi Rawat Jalan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Puskesmas Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spriritual yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perawat 1. Pengertian Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komitmen Indonesia untuk mencapai MDG s (Millennium Development Goals) mencerminkan komitmen Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dan memberikan kontribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Target global untuk menurunkan angka kematian ibu dalam Millenium. mencapai 359 per kelahiran hidup (SDKI, 2012).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Target global untuk menurunkan angka kematian ibu dalam Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 adalah menjadi tiga-perempatnya. Angka kematian ibu di Indonesia
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA BIDAN DESA TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2014
77 KUESIONER PENELITIAN SETELAH UJI VALIDITAS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA BIDAN DESA TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2014. Responden :... (Diisi peneliti) Petunjuk pengisian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sarana pelayanan kefarmasian oleh apoteker (Menkes, RI., 2014). tenaga teknis kefarmasian (Presiden, RI., 2009).
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 35 tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di apotek, yang dimaksud dengan apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian
Lebih terperinci2016 GAMBARAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MANAJEMEN PELAYANAN HOSPITAL HOMECARE DI RSUD AL-IHSAN PROVINSI JAWA BARAT
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah aset yang paling berharga yang harus dimiliki oleh setiap orang untuk menjalankan segala aktivitas dalam kehidupan. Mendapatkan pelayanan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Derajat kesehatan ibu selama kehamilan sampai melahirkan dicerminkan dari tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) yang dapat dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan dari Millennium Development Goals (MDGs) 2015 adalah perbaikan kesehatan ibu, namun sampai saat ini Angka Kematian maternal (AKI) di beberapa
Lebih terperinciMODUL PUSKESMAS 1. SISTEM INFORMASI PUSKESMAS (SIMPUS)
Modul Puskesmas 1. SIMPUS MODUL PUSKESMAS 1. SISTEM INFORMASI PUSKESMAS (SIMPUS) I. DESKRIPSI SINGKAT Sistem informasi merupakan bagian penting dalam suatu organisasi, termasuk puskesmas. Sistem infomasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ibu melahirkan menjadi 118 per kelahiran hidup; dan 4) Menurunnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan tahun 2005-2025 memberikan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain: ibu, bayi, anak, usia lanjut dan keluarga miskin. Adapun sasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah memasuki era reformasi yang ditandai. dengan berbagai perubahan di segala bidang khususnya dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia telah memasuki era reformasi yang ditandai dengan berbagai perubahan di segala bidang khususnya dalam bidang kesehatan. Perubahan-perubahan di bidang kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan pengamatan World Health Organization (WHO) Tahun 2007, angka kematian ibu dalam masa kehamilan, persalinan dan nifas adalah sebesar 500.000 jiwa dan angka
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Puskesmas Tegalrejo. 2 orang tenaga medis, 3 orang tenaga paramedik, Higienie
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Puskesmas Tegalrejo Puskesmas Tegalrejo Salatiga didirikan pada tanggal 23 April 1987 di Subinti Tegalrejo Salatiga. Saat itu puskesmas hanya memiliki 12 orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi juga merupakan target sasaran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan bayi terjadi transisi epidemiologis penyakit. Populasi lansia semakin
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH
KERANGKA ACUAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH 1. PENDAHULUAN Permasalahan kesehatan yang dihadapi sampai saat ini cukup kompleks, karena upaya kesehatan belum dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Berdasarkan
Lebih terperinciUPTD PUSKESMAS KAMPAR KIRI
KERANGKA ACUAN PROGRAM GIZI Nomor : Revisi Ke : Berlaku Tgl: Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas Kampar Kiri dr. Pasniwati Nip. 19750805 200904 2 001 PEMERINTAH KABUPATEN KAMPAR DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 107 mahasiswa profesi PSPDG
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Analisis Univariat Subyek dalam penelitian ini berjumlah 107 mahasiswa profesi PSPDG UMY, namun saat jalannya penelitian terdapat 2 responden
Lebih terperinciApa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia?
Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia? Di beberapa negara terutama negara berkembang, kesehatan ibu dan anak masih merupakan permasalahan besar. Hal ini terlihat dari masih tingginya angka kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan bahwa terdapat negara dengan beban Human Immunodeficiency Virus (HIV) tertinggi dan kasus
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
99 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Hasil penelitian mengungkapkan bahwa partisipan memahami discharge planning sebagai sarana untuk memberikan informasi tentang kebutuhan kesehatan berkelanjutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di seluruh pelayanan kesehatan. Sistem informasi kesehatan di puskesmas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sudah harus diterapkan di seluruh pelayanan kesehatan. Sistem informasi kesehatan di puskesmas memiliki tanggung jawab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila
Lebih terperinciURAIAN PROGRAM PUSKESMAS
URAIAN PROGRAM PUSKESMAS Program Puskesmas Uraian 1 Manajemen Pelayanan Kesehatan Sistem kesehatan Nasional (SKN) sebagai acuan pelayanan kesehatan Penerapan fungsi manajemen di puskesmas Upaya pelayanan
Lebih terperinciTINGKAT KETERLAKSANAAN PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN
Tingkat Keterlaksanaan Pemeriksaan Kesehatan (Irmania Yunita) 1 TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN LEVEL OF IMPLEMENTATION
Lebih terperinciArah Pembangunan Kesehatan
Gurendro Putro Arah Pembangunan Kesehatan RPJMN III 2015-2019, Akses Masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas telah mantap RPJMN IV 2020-2025, Kesehatan Masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhasil meningkatkan pelayanan kesehatan secara lebih merata. Kemajuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pelayanan kesehatan masyarakat di indonesia telah berhasil meningkatkan pelayanan kesehatan secara lebih merata. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mereduksi AKI (Angka Kematian Ibu) di Indonesia
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KEGIATAN POSBINDU PTM
KERANGKA ACUAN KEGIATAN POSBINDU PTM A. Pendahuluan Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keperawatan kesehatan dimana adanya suatu perpaduan antara keperawatan dengan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keperawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) merupakan suatu bidang dalam keperawatan kesehatan dimana adanya suatu perpaduan antara keperawatan dengan kesehatan
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT UPT. PUSKESMAS SOTEK
Upt. Puskesmas Waru KERANGKA ACUAN No. Kode : PKM- STK-/V.2015 Terbitan : Mei 2015 No. Revisi : 00 Tgl. Mulai Berlaku : 01/06/2015 Halaman : 1/15 Ditetapkan Oleh Kepala Upt. Puskesmas Sotek H.Sudarman,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan serta ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PNEUMONIA PADA BALITA DAN PENCEGAHANNYA DI KELURAHAN BULAKAN KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP
BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Teori Penelitian KEHAMILAN Pengetahuan ibu hamil Anemia defisiensi Zat Besi Faktor Penyebab : i) Usia Ibu ii) Pendidikan iii) Status ekonomi iv) Kepatuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, tergantung pada keberhasilan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latang Belakang Masalah Menurut Depkes RI keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan pembangunan manusianya. Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan yang lebih diarahkan
Lebih terperinciBAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi
47 BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi Pada bab ini, akan dipaparkan hasil penelitian serta interpretasi dari hasil penelitian tersebut. Akan dijabarkan gambaran umum responden dan hasil dari analisa
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA PENELITIAN. kesehatan Puskesmas dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah pada. Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Karang Baru.
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 1. Kerangka Konseptual Penelitian ini menggambarkan tentang dukungan yang diberikan petugas kesehatan Puskesmas dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah pada Sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Puskesmas Rejowinangun merupakan salah satu Puskesmas yang berada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Puskesmas Rejowinangun merupakan salah satu Puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Kota Trenggalek, Kabupaten Trenggalek. Wilayah kerja Puskesmas Rejowinangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN orang meninggal pertahun akibat medication error. Medication error
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang The Bussiness Case for Medication Safety memperkirakan sekitar 7.000 orang meninggal pertahun akibat medication error. Medication error adalah jenis medical error yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat melakukan aktivitas sehari-hari dalam hidupnya. Sehat adalah suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan salah satu faktor yang penting bagi manusia untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari dalam hidupnya. Sehat adalah suatu keadaan sejahtera
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel penelitian, dengan tetap memenuhi kriteria inklusi. Kuesioner ini diuji validitas dan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Validitas Kuesioner Sebelum digunakan dalam penelitian, kuesioner disebarkan kepada 30 orang responden non sampel penelitian, dengan tetap memenuhi kriteria
Lebih terperinciGLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP PENTINGNYA PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS NAMTABUNG KEC. SELARU KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT Fasiha (Poltekkes Kemenkes Maluku) ABSTRAK Sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator penilaian status kesehatan masyarakat adalah dengan melihat Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Kematian ibu telah lama menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan akibat langsung proses reproduksi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan akibat langsung proses reproduksi dalam 10.000 kelahiran hidup (Manuaba, 2010, h 38). Menurut Survey Demografi Kesehatan Nasional
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. rahim ibu. Lamanya hamil adalah 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim ibu.
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM No.
PUSKESMA IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM Revisi Halaman 1. Pengertian Identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat / sasaran program adalah Kegiatan mencari, menemukan,
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPerpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif
Perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit menular merupakan masalah kesehatan yang belum dapat diselesaikan sampai saat ini, salah satu penyakit menular tersebut adalah Tuberkulosis. Tuberkulosis
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Wilayah Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta adalah rumah sakit milik Pemerintah Daerah Kabupaten
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan penanggulangan Tuberkulosis (TB), khususnya TB Paru di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan penanggulangan Tuberkulosis (TB), khususnya TB Paru di Indonesia telah dimulai sejak diadakan Simposium Pemberantasan TB Paru di Ciloto pada tahun 1969. Namun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi ( P4K ) Pada tahun 2007 Menteri Kesehatan RI mencanangkan P4K dengan stiker yang merupakan upaya terobosan dalam percepatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan derajat kesehatan masyarakat dan keberhasilan pembangunan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat dan keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan (Kemenkes
Lebih terperinciIndonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya?
Indonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya? Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, karena dengan tubuh yang sehat atau fungsi tubuh manusia berjalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan (health service). Sarana Pelayanan Kesehatan merupakan tempat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan diwujudkan dalam suatu wadah pelayanan kesehatan, yang disebut sarana atau pelayanan kesehatan (health service). Sarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak kejadian komplikasi dari proses kehamilan, persalinan, hingga nifas yang mengarah terjadinya angka kematian ibu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak kejadian komplikasi dari proses kehamilan, persalinan, hingga nifas yang mengarah terjadinya angka kematian ibu. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. dilaporkan dalam tabel 4.1 ; 4.2 ; 4.3 berikut ini : Tabel 4.1 Disribusi responden menurut kelompok umur
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian ini dilaksanakan di 17 sekolah SMA dan SMK di kota Salatiga yang berjumlah 48 orang guru pembimbing. Deskripsi guru pembimbing berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan serta tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu
Lebih terperinci- Umur : tahun. - Pendidikan Terakhir : 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. Akademi/Diploma 5. Perguruan Tinggi
73 GAMBARAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN KADER DALAM PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DESA LALANG TAHUN 2014 A. Karakteristik Kader Nomor Responden : Nama Posyandu : Tgl.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kader kesehatan telah menyita perhatian dalam beberapa tahun terakhir ini, karena banyak program kesehatan dunia menekankan potensi kader kesehatan untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada pengobatan dan rehabilitasi. Pelayanan kesehatan anak balita ini dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu upaya untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian anak balita adalah dengan melakukan pemeliharaan kesehatannya. Pemeliharaan kesehatan anak balita dititik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jaminan Kesehatan merupakan jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Asuhan komprehensif merupakan asuhan yang diberikan secara fleksibel, kreatif, suportif, membimbing dan memonitoring yang dilakukan secara berkesinambungan. Tujuan utama
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK) TAHUNAN PROGRAM KIA TAHUN 2017
N Upaya o Kesehatan 1 Kesehatan Ibu dan Anak RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK) TAHUNAN PROGRAM TAHUN Kegiatan Tujuan Sasaran Target Sasaran A. PERENCANAAN 1. Membuat laporan tahunan 2. Perencanaan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diprioritaskan dalam perencanaan dan pembangunan bangsa (Hidayat, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan. Derajat kesehatan anak mencerminkan derajat kesehatan suatu bangsa, sebab anak sebagai
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 2016 KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TARGET
EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 06 TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Meningkatkan Meningkatkan Upaya Upaya Kesehatan Kesehatan Masyarakat melalui program melalui Program Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif. Pelayanan promotif adalah upaya meningkatkan kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya kesehatan melalui puskesmas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian tentang persepsi citra tubuh anggota fitness Pesona Merapi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian tentang persepsi citra tubuh anggota fitness Pesona Merapi Yogyakarta yang datanya diambil pada hari Senin, 1-7 September 2014
Lebih terperinciDisampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014
Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014 1 Pelayanan keperawatan kesehatan di rumah merupakan sintesa dari keperawatan kesehatan komunitas dan keterampilan teknikal tertentu yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ukuran yang digunakan untuk menilai baik buruknya keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu negara atau daerah ialah angka kematian ibu. Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prasarana UPT Kesmas Tegallalang I telah dilengkapi dengan Poskesdes, Pusling,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Unit Pelaksana Teknis Kesehatan Masyarakat Tegallalang I merupakan salah satu instansi pemerintah yang menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terfragmentasi dan kebutuhan kesehatan masyarakat tidak terpenuhi. Tenaga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem kesehatan di seluruh dunia saat ini sedang mengalami kondisi krisis, yaitu kekurangan tenaga kesehatan, distribusi serta perpaduan tenaga kesehatan yang belum
Lebih terperinci