PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURANCE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURANCE"

Transkripsi

1 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURANCE RELEVANCE INTEREST ASSESMENT AND SATISFACTION (ARIAS) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : SINTARIA PRAPTINASARI K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit JUNI to 2012 user i

2 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini Nama : Sintaria Praptinasari NIM : K Jurusan / Program Studi : PMIPA / Pendidikan Biologi menyatakan bahwa skripsi saya berjudul PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESMENT, AND SATISFACTION (ARIAS) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya. Surakarta, Juni 2012 Yang membuat pernyataan Sintaria Praptinasari ii

3 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESMENT, AND SATISFACTION (ARIAS) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA Oleh : SINTARIA PRAPTINASARI K Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit JUNI to 2012 user iii

4 iv

5 v

6 MOTTO Jangan hanya melihat segala sesuatu dari satu sisi saja, karena dalam hidup setiap sisi pasti memiliki sisi lain. (Penulis) Jangan menunggu waktu yang tepat untuk melakukan hal baik. Jangan terus bertanya apa yang akan terjadi, tapi beranikan diri untuk berbuat. (Penulis) Masalah adalah ujian pendewasaan. Jadi tidak ada alasan menyalahkan orang lain. Benahi diri sendiri dan jadi pribadi yang dewasa. (Penulis) Kami menemukan kebahagiaan hidup bersama kesabaran. (Umar Bin Khottob) Seseorang tidak akan berubah lebih baik, kecuali dia punya keberanian untuk melihat kekurangan dirinya. (Abdullah Gymnastiar) Berhenti berbicara kata-kata yang tidak bermanfaat dan bergeraklah untuk menggapai cita-citamu. (Arga Hadinata) vi

7 PERSEMBAHAN Kupanjatkan syukurku padamu Ya Robb, karya ini aku persembahkan untuk: Mamaku tersayang yang tak pernah berhenti melimpahkan perhatian, pengertian, kerja keras, kasih sayang dan doanya untukku. Ayahku tersayang yang senantiasa berusaha membahagiakanku, memanjakanku, mendoakanku dan berjuang demi pendidikanku. Masku tersayang yang selalu meberikan teladan, kasih sayang dan doanya untukku. Seseorang yang memberiku semangat, mengerti aku, memahami aku dan mengajakku untuk berusaha menjadi lebih baik Bapak Slamet yang menjadi ayah yang selalu membimbingku. Ibu Riezky dan yang selalu memberiku bimbingan dan arahan. Ibu Meti yang membimbing saya mulai awal perkuliahan. Ibu Ira Hastuti yang memberikan perhatian yang tulus selama penelitian. Siswa kelas XI IPA SMA Al Islam Surakarta yang telah membantu dalam penelitian. Novia dan Anggun, terima kasih untuk persaudaraan yang indah ini. Wulan Martya Ningrum yang berbagi bahagia, sedih dan semua yang pernah kita lalui bersama semoga mampu mempertemukan kita kembali untuk memenuhi janji kita berdua. Latif Sofiana Nugraheni perjuangan kita berdua pasti akan indah pada waktunya, saling berbagi semangat, nasehat dan harapan. Evi, Yuang, Laksmi, Haris, Abrori, Alan dan Yasir, kebersamaan dan perjuangan kita semoga tetap terpatri dalam hati kita masing-masing. Mbak Fatih dan Mas Anggita yang memberikan kerendahan hatinya menerimaku sebagai adik. Agung Pria Kusumajati, kamu adalah bagian dari keluargaku Sahabat-sahabatku di MENYEMBUL, selalu menebar semangat dan kebersamaan yang indah. Teman-teman sebimbingan yang senantiasa berjuang bersama. Taufik, Luqman, Purwo, Pandu dan Dwito yang selalu siaga disaat daruratku. Teman-teman pendidikan Biologi UNS 2008 yang menorehkan banyak kenangan dalam hidupku. Almamater. vii

8 ABSTRACT Sintaria Praptinasari. THE INFLUENCE OF ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESMENT, AND SATISFACTION (ARIAS) LEARNING MODELS TOWARD BIOLOGY LEARNING ACHIEVEMENT OF XI IPA GRADE STUDENTS AT SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA. Thesis, Surakarta: Biology Education, Faculty Teacher Training and Education, Sebelas Maret University, Surakarta, June The purposes of this research ware to ascertain the influence ARIAS lerning models toward biology learning achievement of XI IPA grade students at SMA Al Islam 1 Surakarta in academic year 2011/2012. This research is considered as quasi experiment research using quantitative approach. The research was designed using posttest only control design that applied Quantum Learning approach in experimental group and conventional approach with discussion, classical course and question-answer method in control group. The population of this research was all of XI IPA degree students at SMA Al Islam 1 Surakarta in academic year 2011/2012. The sample of this research was established by cluster random sampling that choosed XI IPA 3 as experiment group and XI IPA 2 as control group. The data was collected by using questionnaire, multiple choice test, observation form, and document. The hypotheses analyzed by t-test. The conclusion of this research showed that application of Assurance, Relevance, Interest, Assesment, And Satisfaction (ARIAS) learning models had significant effect toward biology learning achievement in cognitive, affective, and psychomotor domain of XI IPA grade students at SMA Al Islam 1 Surakarta in academic year 2011/2012. Keywords: ARIAS Learning models, Biology Learning Achievement. Cognitive Domain, Affective Domain, Psychomotor Domain. viii

9 ABSTRAK Sintaria Praptinasari. PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESMENT, AND SATISFACTION (ARIAS) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Assurance, Relevance, Interest, Assesment, And Satisfaction (ARIAS) terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini termasuk dalam eksperimen semu dengan pendekatan kuantitatif. Desain penelitian adalah Posttest Only Control Design dengan menerapkan menerapkan model pembelajaran ARIAS pada kelompok eksperimen dan model pembelajaran konvensional dengan ceramah bervariasi pada kelompok kontrol. Populasi penelitian adalah seluruh siswa siswa kelas XI IPA SMA Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling, sehingga diperoleh kelas XI IPA 3 sebagai kelompok eksperimen dan XI IPA 2 sebagai kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, tes pilihan ganda, lembar observasi, dan dokumen sekolah. Uji hipotesis menggunakan uji-t. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa model pembelajaran Assurance, Relevance, Interest, Assesment, And Satisfaction (ARIAS) berpengaruh nyata terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Al Islam 1 Surakarta baik pada ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik. Kata Kunci: Model pembelajaran ARIAS, Hasil Belajar Biologi, Ranah Kognitif, Ranah Afektif, Ranah Psikomotorik ix

10 KATA PENGANTAR Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi kedamaian hati dan inspirasi. Atas rahmat dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESMENT, AND SATISFACTION (ARIAS) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar sarjana pada program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Pendidikan dan Keguruan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Selama pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberi ijin dan kesempatan dalam penyusunan skripsi. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ketua Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. Slamet Santosa, M.Si, selaku Pembimbing I yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi. 5. Riezky Maya Probosari, S.Si, M.Si, selaku Pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi. 6. Kepala SMA Al Islam 1 Surakarta yang telah memberi ijin dalam penelitian. 7. Ira Hastuti, S.Pd selaku guru mata pelajaran biologi yang telah memberi bimbingan dan bantuan selama penelitian. 8. Para siswa SMA Al Islam 1 Surakarta yang telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. 9. Berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semuanya. x Surakarta, Juni 2012 Penulis

11 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGAJUAN... iii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN MOTO... vi HALAMAN PERSEMBAHAN... vii ABSTRACT... viii ABSTRAK... ix KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan Masalah... 5 C. Tujuan Penelitian... 5 D. Manfaat Penelitian... 5 BAB II. KAJIAN PUSTAKA... 6 A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan Hasil Belajar Biologi... 6 a Ranah Kognitif... 9 b Ranah Afektif c Ranah Psikomotorik Model Pembelajaran ARIAS a Model Pembelajaran b Model Pembelajaran ARIAS Hasil Penelitian yang Relevan B. Kerangka Berpikir C. Hipotesis Penelitian xi

12 BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian Waktu Penelitian B. Rancangan Penelitian C. Populasi dan Sampel Populasi Penelitian Sampel Penelitian D. Teknik Pengambilan Sampel E. Teknik Pengumpulan Data Variabel Penelitian Metode Pengumpuan Data Teknik Penyusunan Instrumen a Penyusunan Instrumen Ranah Kognitif b Penyusunan Instrumen Ranah Afektif c Penyusunan Instrumen Ranah Psikomotorik F. Validasi Instrumen Penelitian Uji Validitas Uji Reliabilitas Analisis Butir Soal a Uji Taraf Kesukaran Soal b Daya Pembeda Soal G. Teknik Analisis Data Uji Prasyarat Analisis a Uji Normalitas b Uji Homogenitas Uji Hipotesis H. Prosedur Penelitian BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Distribusi dan Deskripsi Data Hasil Belajar Kognitif Distribusi dan Deskripsi Data Hasil Belajar Afektif Distribusi dan Deskripsi Data Hasil Belajar Psikomotorik B. Pengujian Prasyarat Analisis Hasil Uji Normalitas Hasil Uji Homogenitas C. Pengujian Hipotesis D. Pembahasan Hasil Analisis Data xii

13 BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan B. Implikasi C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiii

14 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1. Rancangan Penelitian Posttest Only Control Design Tabel 3.2. Rangkuman Uji Normalitas Dokumen Hasil Belajar Tabel 3.3. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Dokumen Hasil Belajar Tabel 3.4. Skor Penilaian Berdasarkan Skala Likert Tabel 3.5. Rangkuman Hasil Uji Validitas Try Out Pertama Tabel 3.6. Skala Penilaian Reliabilitas Butir Soal atau Item Tabel 3.7. Rangkuman Hasil Try Out Uji Reliabilitas Tabel 3.8. Skala Penilaian Indeks Kesukaran Butir Soal atau Item Tabel 3.9. Rangkuman Hasil Try Out Uji Taraf Kesukaran Tabel Skala Penilaian Daya Pembeda Butir Soal Tabel Rangkuman Hasil Try out Uji Daya Beda Tabel Prosedur Penelitian Tabel 4.1. Distribusi dan Deskripsi Data Nilai Hasil Belajar Kognitif Tabel 4.2. Distribusi dan Deskripsi Data Nilai Hasil Belajar Afektif Tabel 4.3. Distribusi dan Deskripsi Data Nilai Hasil Belajar Psikomotorik.. 41 Tabel 4.4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Tabel 4.5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Tabel 4.6. Rangkuman Hasil Uji Pengaruh ARIAS Terhadap Hasil Belajar Kognitif Tabel 4.7. Rangkuman Hasil Uji Pengaruh ARIAS Terhadap Hasil Belajar Afektif Tabel 4.8. Rangkuman Hasil Uji Pengaruh ARIAS Terhadap Hasil Belajar Psikomotorik xiv

15 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran Gambar 3.1. Waktu Penelitian Gambar 3.2. Skema Paradigma Penelitian Gambar 4.1. Perbandingan Hasil Belajar Biologi Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen xv

16 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Instrumen Penelitian a. Silabus Kelas Eksperimen b. Silabus Kelas Kontrol c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol e. Kisi-Kisi Angket Ranah Afektif f. Angket Ranah Afektif g. Lembar Observasi Penilaian Afektif. 132 h. Rubrik Afektif 133 i. Kisi-kisi Soal Kognitif j. Soal Kognitif k. Kunci Jawaban Soal Kognitif l. Kisi-Kisi Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik m. Lembar Observasi Ranah Psikomotorik n. Lembar Kerja Siswa o. Lembar Observasi Keterlaksanaan sintaks Lampiran 2. Analisis Instrumen a. Uji Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran, dan Daya Pembeda Butir Soal Kognitif Try Out Pertama b. Uji Validitas, Taraf Kesukaran, dan Daya Pembeda Butir Soal Kognitif Retest c. Uji Validitas, Reliabilitas Item Pernyataan Angket Afektif Try Out d. Rangkuman Hasil Try Out e. Surat Pernyataan Valid dari Ahli Lampiran 3. Data Hasil Penelitian a. Daftar Nilai Kognitif Siswa Kelas XI IPA 3 (Kelas Eksperimen) b. Daftar Nilai Kognitif Siswa Kelas XI IPA 2 (Kelas Kontrol) c. Daftar Nilai Afektif Siswa Kelas XI IPA 3 (Kelas Eksperimen) d. Daftar Nilai Afektif Siswa Kelas XI IPA 2 (Kelas Kontrol) e. Daftar Nilai Psikomotorik Siswa Kelas XI IPA 3 (Kelas Eksperimen) f. Daftar Nilai Psikomotorik Siswa Kelas XI IPA 2 (Kelas Kontrol) g. Distribusi Hasil Belajar h. Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran ARIAS i. Dokumen Daftar Nilai Kelas XI IPA j. Dokumen Daftar Nilai Kelas XI IPA k. Dokumen Daftar Nilai Kelas commit XI IPA to user Lampiran 4. Analisis Data xvi

17 a. Uji Homogenitas Data Dokumen dalam Populasi b. Uji Normalitas Data Dokumen Hasil Belajar c. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif, Psikomotorik dan Afektif d. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif, Psikomotorik dan Afektif e. Uji Hipotesis Hasil Belajar Ranah Kognitif, Ranah Afektif, dan Ranah Psikomotor Lampiran 5. Perijinan a. Surat Permohonan Izin Penelitian b. Surat Permohonan Izin Penyusunan Skripsi c. Surat Bukti Telah Melakukan Penelitaian Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian a. Dokumentasi Kelas Kontrol b. Dokumentasi Kelas Eksperimen Lampiran 7. Tabel Distribusi F dan,t a. Tabel Distribusi F b. Tabel Distribusi t xvii

18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Pendidikan di Indonesia khususnya selalu mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan perkembangan di berbagai bidang kehidupan. Perubahan dan perkembangan dalam bidang pendidikan dilakukan dalam berbagai segi, antara lain pelaksana pendidikan di lapangan (kompetensi guru dan kualitas tenaga pendidik), mutu pendidikan, perangkat kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan, serta mutu menejemen pendidikan termasuk perubahan dalam metode dan strategi pembelajaran yang lebih inovatif. Perubahan dan perkembangan pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Belajar adalah tahapan perubahan tingkah laku individu yang sifatnya relatif tetap, dan merupakan hasil dari pengalaman serta interaksi dengan lingkungan. Perubahan tingkah laku yang terjadi meliputi perubahan pada aspek kognitif, aspek psikomotor dan aspek afektif. Pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan cara mengaktifkan faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa yang turut mempengaruhi ketercapaian hasil belajar (Syah, 2009). Faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar siswa dibedakan menjadi dua. Faktor pertama berasal dari dalam diri siswa meliputi kemampuan yang dimiliki siswa, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan serta sosial ekonomi. Faktor kedua berasal dari luar diri siswa yaitu kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran mengacu pada efektif tidaknya proses belajar-mengajar dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran (Sudjana, 2005). Salah satu faktor yang mempengaruhi efektifitas proses pembelajaran adalah model pembelajaran yang diterapkan. Guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran harus mampu membantu mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa dengan menerapkan berbagai commit strategi to user pembelajaran yang inovatif guna 1

19 2 meningkatkan hasil belajar siswa. Pencapaian hasil belajar tidak hanya mengacu pada penguasaan pengetahuan (aspek kognitif), melainkan sikap (aspek afektif) dan keterampilan siswa (aspek psikomotor). Indikator keberhasilan suatu pembelajaran adalah tercapainya tujuan pembelajaran, meliputi ketuntasan hasil belajar siswa pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Berdasarkan hasil observasi guru biologi masih menggunakan ceramah dalam menyampaikan materi pembelajaran. Model pembelajaran yang diterapkan oleh guru menyebabkan pembelajaran terkesan belum dapat mengoptimalkan kemampuan siswa. Pembelajaran masih didominasi oleh guru dan kurang mampu mengembangkan keterampilan proses pada siswa. Siswa menjadi kurang aktif dan kurang antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran yang mampu mengembangkan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga terjadi interaksi yang seimbang antara guru dan siswa. Fakta yang terjadi di lapangan adalah guru hanya memenuhi kewajiban mengajar sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan, sehingga guru lebih banyak menyampaikan materi secara langsung dan kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran yang berakibat pemahaman konsep siswa kurang optimal. Fakta pembelajaran di lapangan menunjukkan bahwa guru menguasai materi suatu subyek dengan baik tetapi kurang tepat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hal tersebut terjadi karena kegiatan pembelajaran belum didasarkan pada model pembelajaran yang sesuai sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa cenderung rendah (Ahmadi, 2011). Penerapan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan subyek materi dan mudah diterapkan mampu menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang cenderung rendah. Proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan sikap bisa ditanamkan dengan baik apabila proses pembelajaran berlangsung dengan baik. Kenyataannya pembelajaran biologi yang terjadi pada siswa SMA belum sepenuhnya mencapai kondisi ideal suatu pembelajaran. Fakta yang ada selama proses pembelajaran berlangsung siswa kurang percaya diri dalam menyampaikan gagasan, berdiskusi, dan menjawab pertanyaan. Pengamatan dikelas menunjukkan

20 3 selama proses pembelajaran berlangsung masih banyak siswa yang belum berani mengajukan pertanyaan. Minat siswa terhadap pembelajaran kurang dapat dilihat dari antusias siswa dalam pembelajaran. Berdasarkan fakta-fakta tersebut perlu adanya pembelajaran yang dapat meningkatkan interaksi, minat, dan penguatan sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar. Alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran biologi di atas salah satunya dengan memberikan inovasi dalam pembelajaran berupa penerapan model pembelajaran yang mampu meningkatkan interaksi siswa dan minat siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang mampu meningkatkan interaksi dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran Assurance, Relevance, Interest, Assesment, and Satisfaction (ARIAS). Model pembelajaran Assurance, Relevance, Interest, Assesment and Satisfaction (ARIAS) merupakan model yang dikembangkan sebagai salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh guru sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik (Ahmadi, 2011). Model pembelajaran ARIAS merupakan model pembelajaran yang dikembangkan dengan tujuan agar dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Model pembelajaran ARIAS dapat memenuhi kaidah biologi sebagai sains yaitu proses, produk dan sikap. Model pembelajaran ARIAS juga mampu memenuhi tahapan-tahapan dalam berpikir ilmiah. Wenno (2008) mengungkapkan bahwa model pembelajaran ARIAS berisi lima komponen yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Lima komponen dalam model pembelajaran ARIAS adalah assurance (percaya diri), relevance (relevansi), interest (minat), assesment (evaluasi) dan satisfaction (kepuasan). Komponen tersebut merupakan pedoman bahwa dalam kegiatan pembelajaran perlu ditanamkan rasa percaya dan yakin pada siswa, kegiatan pembelajaran memiliki relevansi dengan kehidupan siswa, berusaha menarik dan memelihara minat siswa, selanjutnya pemberian evaluasi yang hasilnya mampu menumbuhkan rasa bangga dan mampu memberikan penguatan pada diri siswa. Bertolak dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, selama ini belum ada penelitian mengenai penggunaan model pembelajaran

21 4 Assurance, Relevance, Interest, Assesment, and Satisfaction (ARIAS) terhadap hasil belajar siswa, maka dilakukan penelitian yang dikhususkan pada mata pelajaran biologi sebagai berikut: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESMENT, AND SATISFACTION (ARIAS) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012. B. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka terdapat berbagai macam masalah sehingga perlu dibatasi guna memperoleh kedalaman kajian untuk menghindari perluasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian dibatasi pada semua siswa kelas XI IPA SMA Al Islam 1 Surakarta semester genap Tahun pelajaran 2011/ Objek Penelitian Objek penelitian dibatasi pada: a. Model pembelajaran, meliputi: konvensional pada kelas kontrol dan Assurance, Relevance, Interest, Assesment, and Satisfaction (ARIAS) pada kelas eksperimen. b. Hasil belajar biologi, meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. C. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran Assurance, Relevance, Interest, Assesment, and Satisfaction (ARIAS) terhadap hasil belajar biologi siswa kalas XI IPA SMA Al Islam 1 Surakarta?

22 5 D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Assurance, Relevance, Interest, Assesment, and Satisfaction (ARIAS) terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Al Islam 1 Surakarta. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain : 1. Bagi Siswa a. Meningkatkan hasil belajar (ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor) siswa dalam pembelajaran biologi. b. Memberikan suasana belajar yang lebih kondusif dan variatif sehingga pembelajaran tidak monoton dan dapat membawa dampak pada peningkatan hasil belajar biologi siswa. c. Meningkatkan minat belajar siswa dan rasa percaya diri siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa. 2. Bagi Guru a. Menambah wawasan tentang model pembelajaran yang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. b. Memberikan solusi terhadap kendala pelaksanaan pembelajaran biologi khususnya terkait dengan hasil belajar siswa pada ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. 3. Bagi Institusi Memberikan masukan atau saran dalam upaya mengembangkan suatu proses pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Al Islam 1 Surakarta sehingga meningkatkan sumber daya pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas.

23 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Hasil Belajar Biologi a. Hasil Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Pengertian tersebut sesuai dengan pendapat Slameto (2003) bahwa belajar merupakan proses untuk mendapatkan perubahan tingkah laku. Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan maupun pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk mencapai tujuan tertentu. Ciri umum dari kegiatan belajar adalah mengindikasikan suatu aktivitas pada diri individu yang disadari atau disengaja. Aktivitas disini menunjuk pada usaha yang dilakukan seseorang dalam berbagai aspek yang memungkinkan terjadinya perubahan pada dirinya. Belajar juga merupakan interaksi yang terjadi antara individu dengan lingkungannya. Lingkungan disini dapat berupa individu lain maupun obyek-obyek lain yang memungkinkan individu memperoleh pengalaman atau pengetahuan. Pengalaman atau pengetahuan yang dimaksud dapat berupa pengetahuan atau pengalaman baru ataupun sesuatu yang pernah diperoleh sebelumnya akan tetapi menimbulkan perhatian kembali sehingga memungkinkan terjadinya interaksi (Aunurrahman, 2009). Hasil belajar belajar dipengaruhi oleh perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku umumnya merupakan suatu perubahan yang dapat diamati, tetapi tidak selamanya perubahan tingkah laku yang dimaksudkan sebagai hasil belajar dapat diamati. Perubahan yang dapat diamati biasanya berkenaan dengan aspek motorik. Belajar dibagi menjadi 3 rumusan, rumusan kuantitatif, rumusan institusional dan rumusan kualitatif. Secara kuantitatif (ditinjau dari segi jumlah), belajar merupakan kegiatan pengisian commit serta to user pengembangan kemampuan kognitif 6

24 7 dengan menggunakan fakta sebanyak-banyaknya. Jadi, belajar dipandang secara kuantitatif adalah seberapa banyak materi yang dikuasai oleh siswa. Belajar dalam rumusan institusional (tinjauan kelembagaan) dipandang sebagai proses validasi (pengabsahan) terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah dipelajari. Bukti institusional yang menandakan bahwa siswa telah belajar dapat diketahui dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar. Ukuran yang digunakan adalah semakin baik mutu mengajar yang dilakukan oleh guru, maka akan semakin baik pula mutu perolehan siswa siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai. Belajar secara kualitatif (tinjauan mutu) merupakan proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia disekeliling siswa. Belajar dalam pengertian kualitatif difokuskan pada tercapainya daya piker dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi oleh siswa (Syah, 2009). Belajar dalam arti idealisme merupakan kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Perolehan pengetahuan maupun upaya penambahan pengetahuan hanya merupakan salah satu bagian dari proses menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Suprijono (2011) menyatakan belajar memiliki tiga prinsip yang merupakan suatu keutuhan. Pertama, belajar merupakan perubahan perilaku. Kedua, belajar merupakan suatu proses yang terjadi karena dorongan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Ketiga, belajar merupakan pengalaman yang pada dasarnya adalah hasil interaksi antara individu dengan lingkungannya. Definisi belajar secara umum, belajar merupakan tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif (Syah, 2009). Berdasarkan pernyataan ahli di atas maka belajar merupakan perubahan tingkah laku pada diri seseorang. Perubahan ini diperoleh dari interaksinya dengan lingkungan maupun pengalaman yang menghasilkan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Faktor yang turut berpengaruh dalam belajar berasal dari dalam diri (internal) dan juga dari luar (eksternal) individu.

25 8 Hasil belajar merupakan suatu pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi serta keterampilan (Suprijono, 2011). Merujuk pada pemikiran Gagne, hasil belajar dapat berupa informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik dan sikap. Bloom menyatakan bahwa hasil belajar mencakup kemampuan afektif, kognitif, dan psikomotorik. Hakikat hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku. Sudjana (2010) menyatakan tingkah laku sebagai suatu hasil belajar mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris. Hasil belajar merupakan kemampuan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Hasil berlajar merupakan berbagai perubahan yang terjadi pada diri siswa berupa output dan outcome. Output merupakan kemampuan yang dikuasai siswa yang segera diketahui setelah mengikuti proses pembelajaran. Outcome merupakan prestasi sosial dalam masyarakat sebagai wujud kemampuankemampuan yang diperoleh selama proses pembelajaran (Widoyoko, 2009). Berdasarkan atas definisi-definisi belajar yang telah dikemukakan di atas diketahui bahwa hasil belajar merupakan perubahan yang diperoleh setelah melakukan proses belajar. Perubahan yang diperoleh berupa pengetahuan, keterampilan, serta sikap ilmiah.perubahan ini dipengaruhi oleh faktor internal maupun internal. Biologi merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mempelajari tentang makhluk hidup serta lingkungannya. Pembelajaran biologi lebih menekankan pada keterampilan proses dalam mendapatkan materi sehingga siswa mendapatkan pengalaman belajar secara langsung sesuai dengan karakteristik pembelajaran sains. Materi diperoleh dari observasi maupun eksperimen sehingga mempelajari biologi tidak hanya cukup dengan menghafal konsep materi yang ada tetapi juga dituntut untuk dapat menemukan fakta dari konsep-konsep tersebut. Belajar biologi secara bermakna baru akan dialami siswa apabila siswa telibat aktif secara intelektual, manual, dan sosial. Rustaman dkk (2005) menyatakan dalam belajar sains siswa tidak hanya belajar produk saja,

26 9 tetapi juga harus belajar aspek proses, sikap, dan teknologi agar siswa dapat benar-benar memahami sains secara utuh. b. Ranah dalam Hasil Belajar Pembelajaran biologi memiliki tiga ranah hasil belajar yaitu berupa konten atau produk (kognitif), proses (psikomotor), dan sikap ilmiah (afektif). Pencapaian hasil belajar dapat diketahui melalui evaluasi baik dalam bentuk tes maupun observasi terhadap siswa. Ranah hasil belajar antara lain: 1) Ranah kognitif Ranah kognitif merupakan ketercapaian belajar siswa dalam pemahaman serta penguasaan konsep dan materi pembelajaran. Kemampuan kognitif berorientasi pada kemampuan berpikir siswa yang mencakup kemampuan intelektual sederhana seperti mengingat, memahami hingga kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mampu menggunakan semua kemampuan untuk menciptakan. Kategori dalam dimensi kognitif dibagi dalam enam tingkatan dengan aspek belajar yang berbeda. Keenam tingkat tersebut menurut Anderson (2010) yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Mengingat, tujuan instruksional pada level ini menuntut siswa untuk mampu mengingat (recall) informasi yang telah diterima sebelumnya. Siswa mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang pada tingkatan ini. Memahami, kategori pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. Siswa mampu mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. Mengaplikasikan, penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru serta memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. Mengaplikasikan adalah level dimana siswa mampu menerapkan suatu prosedur dalam keadaan tertentu. Menganalisis, analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan membedakan komponen-komponen atau elemen suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesis atau kesimpulan, dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada tidaknya kontradiksi. Siswa mampu memecah materi menjadi

27 10 bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian pada tingkatan ini. Mengevaluasi, siswa mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu. Mencipta, sebagai kemampuan seseorang dalam mengkaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. Berdasarkan uraian di atas maka penilaian ranah kognitif merupakan penilaian produk yaitu pemahaman siswa terhadap materi diperlukan kemampuan berpikir tingkat rendah hingga tingkat tinggi. Siswa harus mampu mengetahui dan memahami yang merupakan kemampuan berpikir tingkat rendah, serta mampu mengaplikasikan, menganalisis, menilai, maupun menciptakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. 2) Ranah afektif Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai interest, apresiasi serta penyesuaian perasaan sosial (Hamzah, 2001). Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku, seperti perhatiaanya terhadap mata pelajaran yang diajarkan, kedisiplinan dalam mengikuti pelajaran, motivasi yang tinggi, penghargaan, dan rasa hormat terhadap guru. Tingkatan afeksi menurut Hamzah (2001) dibagi menjadi lima jenjang yaitu receiving, responding, valuing, organization dan Characterization by a value or value complex. Receiving atau attending (menerima atau memperhatikan) adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Termasuk dalam jenjang ini misalnya kesadaran dan keinginan menerima stimulus, mengontrol dan menyeleksi rangsangan yang datang dari luar. Pada jenjang ini peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai dan mereka mengidentikkan diri dengan nilai itu. Responding (menanggapi), adalah kemampuan seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam kegiatan dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Valuing (menilai, menghargai), artinya memberikan nilai atau penghargaan terhadap

28 11 kegiatan suatu obyek. Kaitannya dengan proses belajar mengajar, peserta didik tidak hanya menerima nilai yang diajarkan tetapi juga mampu untuk menilai konsep atau fenomena, yaitu baik atau buruk. Organization (mengatur atau mengorganisasikan), artinya mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang lebih universal, yang membawa pada perbaikan. Characterization by a value or value complex (karakterisasi dengan suatu nilai atau kemplek nilai), yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadiaan dan tingkah lakunya. Proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi dalam hirarki nilai. Peserta didik telah mimiliki sistem nilai yang mengontrol tingkah lakunya sehingga membentuk karakter. Indikator afektif dalam pembelajaran IPA merupakan sikap yang diharapkan saat dan setelah siswa melakukan proses pembelajaran yang berkaitan dengan sikap ilmiah. Sikap ilmiah tersebut antara lain jujur, teliti, disiplin, terbuka, objektif, dan tanggung jawab. Rustaman (2002) menyatakan dalam pembelajaran sains tidak hanya menghasilkan produk dan proses, tetapi juga sikap, artinya bahwa dalam sains terkandung sikap seperti tekun, terbuka, jujur, dan objektif. 3) Ranah psikomotor Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ketercapaian hasil belajar proses pada pembelajaran biologi lebih diutamakan. Keterampilan proses sains perlu dikuasai siswa untuk mengungkap konsep-konsep materi melalui pengamatan, percobaan, berdiskusi, mengkomunikasikan hasil diskusi, serta bertanya (Hamzah, 2001). Domain dari ranah psikomotor adalah persepsi (berkenaan dengan indra dalam melakukan kegiatan), kesiapan (kesiapan untuk pengalaman tertentu), gerakan terbimbing (gerakan pada tingkatan satu model), gerakan terbiasa (respon yang sudah menjadi kebiasaan), gerakan komplek (gerakan keterampilan tingkat tinggi), dan penyesuaian keaslian (tindakan sesuai dengan situasi).

29 12 2. Model Pembelajaran Assurance, Relevance, Interest, Assesment and Satisfaction (ARIAS) a. Model Pembelajaran Biologi merupakan bagian dari ilmu sains. Sains merupakan ilmu yang yang memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual, baik berupa kenyataan (facts) maupun kejadian (events) serta hubungan sebab akibat. Sains memiliki dua hal yang berkaitan dan tidak dapat dipisahkan, yaitu sains sebagai proses merupakan kerja ilmiah, dan sains sebagai produk yaitu pengetahuan sains yang berupa pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural dan pengetahuan meta kognitif. Pengertian dari model pembelajaran adalah suatu kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan atau sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar (Wenno, 2008). Model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu meliputi tujuannya, sintaksnya, lingkungan serta sistem pengelolaannya, sehinggga model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada pendekatan, strategi, pendekatan, metode maupun prosedur. Ahmadi (2011) menyatakan bahwa model pembelajaran merupakan suatu pola atau suatu perencanaan yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat pembelajaran. Ciri khusus yang membedakan model pembelajaran dengan strategi, metode ataupun prosedur ada tiga. Ciri yang pertama adalah rasional, teoritik dan logis yang disusun oleh pengembangnya. Ciri yang kedua adalah landasan pemikiran dari tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Ciri ketiga adalah tingkah laku pembelajaran yang diperlukan agar model pembelajaran dapat terlaksana dengan baik serta lingkungan belajar yang dibutuhkan agar tujuan pembelajaran dapat berhasil. Berdasarkan pengertian model pembelajaran menurut beberapa ahli diatas, dapat dikatakan bahwa model pembelajaran merupakan perencanaan yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman

30 13 belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman untuk merencanakan aktivitas belajar mengajar. b. Model Pembelajaran Assurance, Relevance, Interest, Assesment and Satisfaction (ARIAS) Suatu perencanaan ataupun pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun pembelajaran tutorial, serta digunakan untuk menentukan perangkat pembelajaran merupakan pengertian dari model pembelajaran. Model pembelajaran ARIAS berisi lima komponen yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran, meliputi assurance, relevance, interest, assessment, dan satisfaction yang dikembangkan berdasarkan teori-teori belajar (Wenno, 2008). Assurance, Relevance, Interest, Assesment and Satisfaction (ARIAS) merupakan model yang dikembangkan sebagai salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh guru sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik (Ahmadi, 2011). Model pembelajaran Assurance, Relevance, Interest, Assesment and Satisfaction (ARIAS) merupakan modifikasi dari model pembelajaran Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction (ARCS). Model pembelajaran ARIAS dikembangkan sebagai salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh guru sebagai dasar melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Model pembelajaran ARIAS berisi lima komponen. Menurut Wenno (2008) kelima komponen dari model pembelajaran ARIAS adalah assurance (kepercayaan diri), relevance (relevansi), interest (minat), assessment (evaluasi) dan satisfaction (kepuasan). Assurance (percaya diri) berhubungan dengan sikap percaya, keyakinan serta harapan untuk berhasil. Relevance (relevansi) berhubungan dengan kehidupan siswa, baik berupa pengalaman sekarang maupun pengalaman yang telah dimiliki serta berhubungan dengan kebutuhan karir yang akan datang. Interest berhubungan dengan minat siswa. Assesment berhubungan dengan penilaian terhadap siswa yang merupakan suatu bagian pokok dalam pembelajaran. Satisfaction (kepuasan) adalah reinforcement (penguatan) yang dapat memberikan rasa bangga dan puas pada diri siswa yang perlu dalam proses pembelajaran.

31 14 ARIAS berisi lima komponen yang disusun berdasarkan teori-teori belajar. Kelima komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Ahmadi (2011) mengemukakan komponen pertama model pembelajaran ARIAS adalah assurance (percaya diri), yaitu berhubungan dengan sikap percaya, keyakinan akan keberhasilan dan berhubungan dengan harapan untuk sebuah keberhasilan. Seorang siswa yang mempunyai sikap percaya diri yang tinggi cenderung lebih berhasil bagaimanapun kemampuan yang dia miliki. Sikap percaya diri akan mempengaruhi tingkah laku siswa untuk mencapai keberhasilan. Siswa yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi cenderung menilai positif terhadap dirinya sendiri dan senantiasa menampilkan prestasi yang baik secara berkelanjutan. Cara yang dapat digunakan untuk mempengaruhi sikap percaya diri siswa antara lain membantu siswa menyadari kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, serta menanamkan gambaran positif siswa terhadap diri sendiri, menggunakan patokan yang memungkinkan siswa dapat mencapai keberhasilan dan memberi tugas yang sulit tetapi realistis untuk dikerjakan siswa. Hal tersebut didukung dengan pendapat Ahmadi (2011) bahwa menanamkan sikap positif terhadap diri sendiri dapat mempengaruhi sikap percaya diri siswa. Komponen kedua dari model pembelajaran ARIAS adalah relevance. Menurut Ahmadi (2011) relevance berhubungan dengan kehidupan siswa baik berupa pengalaman masa kini atau pengalaman yang telah dimiliki maupun yang berhubungan dengan kebutuhan karir. Siswa merasa akan terdorong mempelajari sesuatu jika ada relevansinya dengan kehidupan mereka serta berorientasi pada tujuan yang jelas. Tujuan yang jelas memberikan gambaran bagi siswa pengalaman apa yang akan mereka dapatkan selama proses pembelajaran. Cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan relevansi pembelajaran adalah mengemukakan tujuan atau sasaran yang akan dicapai, menjelaskan manfaat pembelajaran bagi siswa, dan menggunakan bahasa yang jelas serta contoh yang nyata berhubungan dengan kehidupan siswa. Komponen ketiga dari model pembelajaran ARIAS adalah interest yang berhubungan dengan minat. Ahmadi (2011) mengungkapkan belajar tidak akan

32 15 terjadi tanpa adanya minat. Minat dalam proses pembelajaran tidak hanya harus dibangkitkan, melainkan juga harus dipelihara selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Siswa akan mengerjakan sesuatu yang menarik sesuai dengan minat dan perhatian mereka. Minat merupakan salah satu alat yang sangat berguna untuk mempengaruhi hasil belajar siswa. Cara yang dapat digunakan oleh guru untuk membangkitkan serta menjaga minat siswa antara lain dengan menggunakan cerita, analogi, sesuatu yang baru, menampilkan sesuatu yang berbeda dalam pembelajaran, memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran. Minat juga dapat dijaga dengan mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran serta melakukan komunikasi non-verbal dalam kegiatan pembelajaran. Komponen keempat dalam model pembelajaran ARIAS adalah assessment, yaitu berkaitan dengan evaluasi terhadap siswa. Evaluasi merupakan umpan balik bagi siswa mengenai kelebihan dan kelemahan yang dimiliki sehingga mampu mendorong untuk belajar lebih giat. Evaluasi tidak hanya dilakukan oleh guru melainkan juga dilakukan oleh siswa terhadap diri mereka sendiri serta evaluasi terhadap teman. Evaluasi diri dapat membantu siswa mengembangkan peembelajaran dan inisiatif siswa untuk selalu berusaha menjadi lebih baik. Cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan evaluasi adalah dengan memberikan umpan balik balik terhadap kinerja siswa, dan memberikan evaluasi yang obyektif serta menginformasikan hasil evaluasi kepada siswa. Ahmadi (2011) menyatakan evaluasi dapat dilakukan dengan cara lain, seperti memberikan waktu kepada siswa untuk mengevaluasi diri sendiri sekaligus memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi teman. Komponen kelima model pembelajaran ARIAS adalah satisfaction yang berhubungan dengan rasa bangga dan puas atas hasil yang dicapai. Siswa yang telah berhasil mengerjakan atau mencapai sesuatu merasa bangga atas keberhasilan tersebut. Ahmadi (2011) mengungkapkan keberhasilan dan kebanggaan menjadi penguat bagi siswa untuk mencapai keberhasilan selanjutnya.

33 16 Tujuan mengajar adalah untuk memberikan rasa puas terhadap siswa. Rasa puas (satisfaction) dapat memberikan penguatan (reinforcement) pada siswa. Penguatan juga dapat diberikan pada siswa berupa penguatan intrinsik maupun penguatan ekstrinsik. Penguatan ekstrinsik dapat berupa pujian dari guru, sedangkan penguatan intrinsik dapat timbul karena keberhasilan siswa dalam memecahkan suatu masalah. Tujuan pembelajaran menurut model ARIAS adalah membantu siswa menyadari bahwa setiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan serta menanamkan gambaran positif siswa terhadap diri sendiri. Menggunakan suatu patokan, standar yang dapat memungkinkan siswa mencapai keberhasilan juga merupakan tujuan pembelajaran menurut model ARIAS. Model pembelajaran ARIAS juga mampu melatih kemandirian siswa dan keterampilan siswa. Evaluasi dalam model pembelajaran ARIAS juga mampu memberikan umpan balik terhadap kinerja siswa serta memberikan kesempatan siswa mengetahui sejauh mana kemampuan yang diperoleh selama proses pembelajaran. Tujuan lain dengan penerapan model pembelajaran ARIAS adalah memberikan variasi dalam pembelajaran, memberikan penguatan kepada siswa baik secara verbal maupun non verbal, serta memberikan perhatian kepada siswa sehingga siswa merasa dihargai (Wenno, 2008). B. Hasil Penelitian Relevan Beberapa penelitian telah dilakukan yang menunjukkan keefektifan model pembelajaran Assurance, Relevance, Interest, Assesment, and Satisfaction (ARIAS) terhadap hasil pembelajaran. Hasil penelitian Siahaan, dkk (2010) menunjukkan hasil belajar siswa yang menggunakan model ARIAS lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Menurut Sopah (2001) penerapan model pembelajaran ARIAS memberi dampak positif terhadap hasil belajar. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran ARIAS dapat digunakan oleh para guru sebagai dasar melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Jamiah (2008) mengungkapkan bahwa model pembelajaran ARIAS

34 dapat meningkatkan pemahaman siswa dan memberikan dampak positif bagi hasil belajar siswa. 17 C. Kerangka Pemikiran Belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal dapat berupa model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Model pembelajaran efektif yang diterapkan dapat mempengaruhi ketercapaian hasil belajar. Model pembelajaran Assurance, Relevance, Interest, Assesment, and Satisfaction (ARIAS) menumbuhkan rasa percaya diri siswa dan minat siswa dengan menghubungkan materi pembelajaran yang berbasis kontekstual serta memberikan evaluasi yang hasilnya dapat memberikan rasa bangga dan penguatan sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar. Kerangka berpikir dalam melaksanakan kegiatan penelitian secara sederhana dapat digambarkan pada Gambar 2.1.

35 18 Permasalahan -Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal siswa. -Siswa kurang percaya terhadap kemampuan diri sendiri. -Hasil belajar biologi siswa kurang maksimal jika model pembelajaran kurang sesuai Hasil belajar biologi siswa kurang -Rasa kurang percaya diri siswa dapat ditingkatkan dengan penerapan model pembelajaran yang sesuai. -Pemilihan model pembelajaran harus mampu menumbuhkan minat siswa terhadap pembelajaran -Penerapan model yang sesuai dapat meningkatkan hasil belajar Penerapan model pembelajaran ARIAS Penerapan model pembelajaran ARIAS: Assurance: percaya diri Relevance: berkaitan dengan pengetahuan sebelumnya Interest: minat Assesment: evaluasi Satisfaction: kebanggaan dan penguatan Mengakomodasi ranah afektif, kognitif,psikomotor Implikasi Hasil belajar semakin meningkat Gambar 2.1. commit Skema Kerangka to user Pemikiran

36 19 D. Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, dapat dirumuskan hipotesis penelitian bahwa model pembelajaran Assurance, Relevance, Interest, Assesment, and Satisfaction (ARIAS) berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Al Islam 1 Surakarta.

37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Al Islam 1 Surakarta kelas XI IPA semester 2 tahun pelajaran 2011/ Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012 dan dibagi menjadi tiga tahap, tahap persiapan, tahap pelaksanaan serta tahap pengolahan data dan penyusunan laporan. Ketiga tahap tersebut disusun pada Gambar 3.1. Tahap Kegiatan penelitian 1. Permohonan pembimbing 2. Survei sekolah Bulan ke (dalam tahun ) Persiapan Pelaksanaan Pengolahan data dan penyusunan laporan 3. Konsultasi judul 4. Konsultasi draf proposal 5. Konsultasi instrument dan seminar proposal 1. Ijin penelitian dan melengkapi instrument 2. Try out instrumen penelitian 3. Pelaksanaan penelitian dan konsultasi bab I, II, dan III Pengolahan data hasil penelitian dan penyusunan laporan Gambar 3.1. Waktu Penelitian 20

38 21 B. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (Quasi experimental research) karena peneliti tidak dapat mengontrol semua variabel. Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk mencari hubungan sebab akibat dengan memberi perlakuan-perlakuan tertentu pada dua kelompok eksperimen. Rancangan penelitian ini adalah Sugiyono (2011:112) dapat digambarkan pada Tabel 3.1. Posttest Control Group Design menurut Tabel 3.1. Rancangan Penelitian Posttest Only Control Design Kelompok Treatment Posttest Kontrol (R) X 1 O 1 Eksperimen (R) X 2 O 2 Keterangan X 1 :Perlakuan yang diberikan kepada kelompok kontrol dengan model pembelajaran konvensional dengan ceramah bervariasi. X 2 :Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen dengan model pembemlajaran ARIAS. O 1 : Tes akhir yang diberikan kepada kelompok kontrol. O 2 : Tes akhir yang diberikan kepada kelompok eksperimen. (R) : Random assigment (pemilihan kelompok secara random) Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tersebut sama-sama mendapatkan perlakuan, tetapi masing-masing mendapatkan perlakuan yang berbeda. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran dengan model ARIAS dan kelompok kontrol diberikan perlakuan pembelajaran dengan metode konvensional. Keterkaitan antara variabel bebas yang berupa model pembelajaran ARIAS dan model pembelajaran konvensional dengan ceramah bervariasi terhadap variabel terikat yang berupa hasil belajar pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik tertuang dalam paradigma penelitian. Skema paradigma penelitian bisa dilihat pada Gambar 3.2.

39 22 Y1 X1Y1 X1 Y2 Y3 X1Y2 A1Y3 X Y1 X2Y1 X2 Y2 X2Y2 Y3 X2Y3 Keterangan gambar : X = Model pembelajaran X 1 = Model pembelajaran konvensional dengan ceramah bervariasi X 2 = Model pembelajaran ARIAS Y 1 = Ranah kognitif Y 2 = Ranah afektif Y 3 = Ranah psikomotor X 1 Y 1 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional dengan ceramah bervariasi ranah kognitif. X 1 Y 2 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional dengan ceramah bervariasi pada ranah afektif. X 1 Y 3 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional dengan ceramah bervariasi pada ranah psikomotor. X 2 Y 1 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan model pembelajaran ARIAS pada ranah kognitif. X 2 Y 2 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan model pembelajaran ARIAS pada ranah afektif. X 2 Y 3 = Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan model pembelajaran ARIAS pada ranah psikomotor. Gambar 3.2. Skema Paradigma Penelitian.

40 23 C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011 dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA semester 2 SMA Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak tiga kelas. Populasi dikelompokan ke dalam tiga kelompok yang dikelompokkan secara acak. 2. Sampel Penelitian Pengambilan sampel dilakukan karena keterbatasan peneliti dalam penelitian yang tidak mampu memberi perlakuan terhadap seluruh populasi, sehingga hanya mengambil sebagian dari populasi sebagai sampel yang dapat mewakili seluruh populasi. Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2011). Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas, yaitu kelas XI IPA 2 sebanyak 38 siswa sebagai kelas kontrol dan kelas XI IPA 3 sebanyak 40 siswa sebagai kelas eksperimen. D. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah cluster random sampling. Cluster random sampling merupakan cara pengambilan sampel pada sumber data yang luas, dimana sampel dipilih dalam kelompokkelompok tertentu secara random. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dari tiga kelas pada kelas XI IPA di SMA Al Islam 1 Surakarta. Jumlah sampel yang dibutuhkan adalah dua cluster diperoleh dengan membagi besarnya sampel dengan ukuran cluster, sehingga dari populasi sebanyak tiga kelas diambil dua kelas sebagai sampel. Sebelum pengambilan sampel dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah sampel memiliki karakteristik yang sama dalam rata-rata nilai hasil belajar baik pada ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik. Pengujian dilakukan commit dengan to user cara menguji data menggunakan uji

41 24 prasyarat berupa uji normalitas dan uji homogenitas. Data yang digunakan berupa dokumen hasil belajar yang diolah selama satu semester dengan nilai asli sebagai bahan acuannya pada ketiga ranah hasil belajar. Uji normalitas dilakukan dengan uji Anderson Darling (α = 0,05) dan menggunakan bantuan program minitab 16. H 0 menyatakan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan H 1 menyatakan bahwa sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Keputusan uji dinyatakan bahwa Ho diterima jika p-value>0.05. Hasil pengolahan data menunjukan bahwa tiap kelompok dalam populasi kelas XI IPA SMA Al Islam 1 Surakarta memiliki nilai p-value>0.05 pada setiap kelompok sehingga menunjukan distribusi yang normal untuk semua nilai hasil belajar siswa baik kognitif, afektif maupun psikmotorik. Hasil tes normalitas disajikan pada Tabel 3.2 dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4. Tabel 3.2. Rangkuman Uji Normalitas Dokumen Hasil Belajar Kemampuan awal p-value Kriteria Keputusan H0 Kelompok kontrol Kelompok eksperimen Kognitif 0,083 0,700 p-value> 0,05 Diterima Afektif 0,237 0,149 p-value> 0,05 Diterima Psikomotor 0,107 0,310 p-value> 0,05 Diterima Data yang berupa dokumen hasil belajar pada kelompok-kelompok dalam populasi kemudian diuji dengan uji Levene s (α=0,05) yang menggunakan bantuan program minitab 16 untuk mengatahui apakah populasi bersifat homogen. H 0 dinyatakan bahwa tiap kelompok memiliki variansi yang sama (Homogen). H 1 dinyatakan bahwa tiap kelompok tidak memiliki variansi yang sama. Keputusan uji dinyatakan jika p-value>0.05 maka Ho diterima. Hasil uji homogenitas disajikan pada Tabel 3.3 dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4. Tabel 3.3. Rangkuman Uji Homogenitas Dokumen Hasil Belajar Kemampuan Awal P-value Kriteria Keputusan Uji H 0 Kognitif p-value >0,05 Diterima, Homogen Afektif 0,749 p-value >0,05 Diterima, Homogen Psikomotor 0,184 commit p-value to user >0,05 Diterima, Homogen

42 25 Hasil dari uji Levene s menunjukan nilai p-value>0.05 sehingga dapat diketahui bahwa kelompok-kelompok dalam populasi memiliki varians yang tidak berbeda nyata sehingga populasi bersifat homogen. E. Pengumpulan Data 1. Variabel Penelitian Variabel adalah sesuatu yang menjadi sumber objek pengamatan dan sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa yang diteliti. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu: a. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya variabel terikat (Sugiono, 2011). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran ARIAS dan model pembelajaran konvensional dengan ceramah bervariasi (model yang biasa diterapkan di kelas XI IPA SMA Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012). b. Variabel terikat adalah variabel yang kehadirannya dipengaruhi oleh variabel bebas (Sugiono, 2011). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 yang meliputi ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. 2. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data pada yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : a. Metode tes Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah seperangkat stimulus yang diberikan kepada seseorang untuk mendapatkan jawabanjawaban sebagai dasar penetapan skor angka (Hamzah, 2001). Metode tes digunakan untuk mengukur perubahan kemampuan kognitif siswa. Bentuk tes yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa tes obyektif dengan tipe pilihan ganda sebanyak 40 soal.

43 26 b. Metode Nontes 1. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data berupa catatan-catatan dan menelaah dokumen sekolah yang berkaitan dengan objek penelitian. Data yang dikumpulkan dengan teknik ini adalah data nilai Ujian Semester Ganjil kelas XI IPA tahun pelajaran 2011/2012 mata pelajaran biologi sebagai data awal yang digunakan untuk uji keseimbangan.metode pengamatan (observasi) dilakukan dengan mengamati secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Objek penelitian yang dinilai berupa perilaku, tindakan, keterampilan, dan sikap siswa. Lembar observasi digunakan untuk penilaian hasil belajar ranah psikomotor yaitu penilaian proses atau keterampilan dan penilaian hasil belajar ranah afektif yaitu penilaian sikap. 2. Metode Observasi Metode observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur hasil belajar ranah psikomotorik, afektif serta keterlaksanaan rancangan pembelajaran. Penilaian dilakukan oleh observer dan guru dengan melakukan checklist ( ) pada lembar observasi. Skala yang digunakan pada lembar observasi adalah numerical rating scale dengan skala 1 sampai dengan 4 (Sugiyono, 2011). 3. Metode Angket Angket merupakan cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar isian atau daftar pertanyaan yang telah disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehingga calon responden hanya tinggal mengisi atau menandainya dengan mudah dan cepat. Angket digunakan untuk mengambil data hasil belajar siswa ditinjau dari ranah afektif. Angket disusun dalam bentuk checklist yaitu bentuk angket dimana pengisi angket tinggal memberi tanda check ( ) pada pilihan

44 27 yang telah disediakan. Skor penilaian angket menggunakan skala Likert (Sudjana, 2010) yang dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4. Skor Penilaian Berdasarkan Skala Likert Skor untuk aspek yang dinilai Nilai (+) (-) Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju SS S N TS STS Teknik Penyusunan Instrumen a. Penyusunan Instrumen Ranah Kognitif Menurut Widoyoko (2008) pengukuran ranah kognitif dapat dilakukan dengan menggunakan teknik tes. Beberapa langkah telah dilakukan untuk menyusun instrument ranah kognitif. Langkah pertama adalah pemilihan materi berdasarkan kurikulum sesuai dengan Kompetensi Dasar. Langkah kedua adalah penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran ranah kognitif agar instrument menjadi lebih spesifik dan terarah. Langkah ketiga adalah pembuatan alat ukur sesuai indikator yang dilanjutkan dengan pembuatan kisi-kisi soal sesuai dengan indikator yang diharapkan. Soal-soal yang disusun menyangkut soal-soal yang mencakup lima dari enam tingkatan kemampuan kognitif yang menurut Anderson (2010) yaitu C1 (mengingat), C2 (mengerti), C3 (mengaplikasikan), C4 (menganalisis), C5 (menilai), dan C6 (mencipta). Langkah selanjutnya adalah menyusun item soal ranah kognitif. Instrument ini kemudian diuji kesahihan itemnya dengan uji validitas dan reliabilitas. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba tes. Hasil dari uji coba tersebut kemudian dianalisis butir soalnya mencakup validitas dan reliabilitasnya. Jika item soal tes tidak valid maka butir soal yang tidak valid di perbaiki melalui keputusan ahli, kemudian di lakukan tes ulang (retest) untuk butir soal yang tidak valid. Item diuji lagi dengan uji tingkat

45 28 kesukaran item dan uji daya pembeda item soal. Instrumen yang telah melalui semua tes tersebut kemudian siap digunakan sebagai postes. b. Penyusunan Instrumen Ranah Afektif Pengukuran ranah afektif menggunakan angket. Penilaian dilakukan oleh siswa dengan memberikan checklist ( ) pada angket. Beberapa langkah telah dilakukan untuk menyusun instrument ranah afektif. Langkah pertama adalah pemilihan Kompetensi Dasar yang hendak diteliti. Langkah kedua adalah penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran ranah afektif agar instrument menjadi lebih spesifik dan terarah. Langkah ketiga adalah pembuatan alat ukur sesuai indikator yang dilanjutkan dengan pembuatan kisi-kisi soal sesuai dengan indikator yang diharapkan. Angket dibuat menggunakan skala Likert dengan lima respon yang menunjukkan tingkatan tertentu sebagai alat ukurnya (Arikunto, 2010). Item pernyataan yang disusun mencakup lima jenjang kemampuan afektif menurut Sudjana (2010) yaitu receiving (penerimaan), responding (menanggapi), valuing (menilai), organization (mengorganisasi), dan characterization by a value (karakterisasi atau internalisasi suatu nilai). Langkah selanjutnya adalah menyusun item pernyataan angket afektif. Instrument ini kemudian diuji kesahihan itemnya dengan uji validitas dan reliabilitas. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba tes. Hasil dari uji coba tersebut kemudian dianalisis masing-masing item pernyataan mencakup validitas dan reliabilitasnya. Jika item pernyataan angket tidak valid maka item pernyataan yang tidak valid di perbaiki melalui peninjauan dan keputusan ahli, kemudian di lakukan tes ulang (retest) untuk butir pernyataan yang tidak valid. Instrumen yang telah melalui semua tes tersebut kemudian siap digunakan sebagai postes. c. Penyusunan Instrumen Ranah Psikomotorik. Pengukuran ranah psikomotor menggunakan lembar observasi dengan melakukan pengamatan langsung terhadap keterampilan dan penampilan siswa selama commit berlangsungnya to user proses pembelajaran. Beberapa

46 29 langkah telah dilakukan untuk menyusun instrument ranah psikomotorik. Langkah pertama adalah pemilihan materi berdasarkan kurikulum sesuai dengan Kompetensi Dasar. Langkah kedua adalah penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran ranah psikomotorik agar instrument menjadi lebih spesifik dan terarah. Langkah ketiga adalah pembuatan alat ukur sesuai indikator yang dilanjutkan dengan pembuatan kisi-kisi soal sesuai dengan indikator yang diharapkan. Lembar observasi menggunakan numerical rating scale dengan skala 1 sampai dengan 4 (Sugiyono, 2011). Item pernyataan yang disusun mencakup empat dari enam jenjang kemampuan meliputi gerakan refleks, gerakan dasar, gerakan tanggap, dan kemampuan fisik (Yulaelawati, 2004). Selanjutnya instrumen diuji kesahihan itemnya dengan uji validitas dan reliabilitas oleh ahli/pakar. Instrumen yang telah melalui semua tes tersebut kemudian siap digunakan sebagai penilaian hasil belajar ranah psikomotorik. F. Validasi Instrumen Penilaian ranah kognitif menggunakan bentuk tes obyektif. Instrumen penilaian ranah afektif yang digunakan berupa angket dan instrumen penilaian ranah psikomotor berupa lembar observasi untuk mendapat data diri siswa. Instrumen yang akan digunakan untuk mengambil data harus diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat kualitas soal. Pengujian kelayakan instrumen dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut: a. Uji validitas Validitas merupakan mutu penting dari setiap tes. Validitas merupakan ketepatan dan kecermatan suatu instrumen dalam melakukan fungsi ukurnya (Darmadi, 2011). Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas yang digunakan meliputi uji validitas isi dan validitas konstruk. Uji validitas instrumen tes, lembar observasi dan angket dilakukan dengan cara mencocokkan antara isi instrumen dengan indikator pembelajaran dan materi pelajaran yang diajarkan (Sudjana, 2010). Hal tersebut dilakukan agar tes dan commit angket to user yang digunakan dapat mengukur

47 30 kemampuan siswa sesuai dengan tujuan akhir pembelajaran, yaitu mampu mengukur hasil belajar siswa baik pada ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik. Uji validitas konstruk instrumen dilakukan dengan menguji kesesuaian instrumen dengan aspek dari variabel yang diukur. Instrumen yang telah disusun dikonsultasikan dengan ahli (Sugiyono, 2011). Setelah dilakukan pengujian validitas isi dan konstruk oleh ahli, maka diteruskan dengan uji coba instrumen. Uji coba (try out) dilakukan pada sampel dari populasi penelitian. Sugiono (2011) menyatakan bahwa jumlah anggota sampel yang digunakan untuk uji coba instrumen setidaknya sekitar 30 orang. Uji coba instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur validitas instrumen yang berbentuk tes hasil belajar pada ranah kognitif dan afektif, sedangkan pengujian validitas untuk ranah psikomotorik cukup sampai validitas isi dan konstrak yang telah melalui peninjauan dengan ahli. Validitas butir soal dan butir angket dihitung dengan menggunakan rumus koefisien Product moment dari Karl Pearson menurut Arikunto (2010). r XY = { N. å X Nå XY - ( å X ).( åy ) 2 2 -( å X ) }.{ N. åy 2 - ( åy ) Keterangan : r XY : koefisien korelasi antara x dan y N : cacah subyek yang dikenai tes (instrumen) X : skor untuk butir ke-i Y : skor total (dari subyek try out) Nilai r XY kemudian digunakan dalam perhitungan pada uji-t. Uji-t dilakukan dengan rumus Riduwan (2004) yaitu: r t hitung = XY 1- r Keterangan : N- 2 2 XY 2 } t : nilai t menurut perhitungan commit uji t to user

48 31 r XY : koefisien korelasi antara x dan y N : cacah subyek yang dikenai tes (instrumen) Langkah selanjutnya adalah melihat distribusi (Tabel t) untuk taraf signifikansi (α) = 0,05 dan derajad kebebasannya (dk= N-2). Perbandingan tersebut menghasilkan keputusan uji yaitu jika jika t hitung < t tabel maka item soal tidak valid, sedangkan jika t hitung > t tabel maka item soal dapat dinyatakan sebagai soal yang valid. Hasil try out pertama uji validitas tes kognitif dan angket afektif secara lengkap disajikan pada Tabel 3.5 dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2. Tabel 3.5. Rangkuman Hasil Uji Validitas Try Out Pertama Instrumen Penelitian Jumlah Item Keputusan Uji Validitas Valid Invalid Kognitif Afektif Berdasarkan Tabel 3.5 dapat diketahui bahwa hasil perhitungan uji validitas soal kognitif menunjukkan bahwa dari 40 butir soal yang diberikan terdapat 18 butir soal yang valid dan 22 butir soal invalid. Uji validitas angket afektif menunjukkan bahwa dari 50 item pernyataan yang diberikan terdapat 50 item pernyataan yang valid dan 0 item pernyataan invalid. Butir soal atau item pernyataan yang dinyatakan invalid kemudian dites ulang (retest). Hasil dari tes ulang menunjukan bahwa 22 butir soal tes kognitif valid. Hasil retest selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2. d. Uji Reliabilitas Suatu tes dikatakan mempunyai taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap walaupun diteskan berulang-ulang (Arikunto, 2010). Riduwan (2004) menyatakan bahwa reliabilitas instrumen tes yang memberikan jawaban yang benar bernilai 1 dan jawaban salah

49 32 bernilai 0 dapat diukur menggunakan rumus Kuder Richardson (KR-20) sebagai berikut: r 11 2 æ k öæ S - ö ç å pq = ç è - ø 2 k 1 è S ø Reliabilitas item angket dihitung dengan menggunakan rumus Alpha (Riduwan, 2004), yaitu: r 11= æ ç è n n-1 ø ö æ å S ç i 1-2 è St 2 ö ø Keterangan: r 11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan k = Banyaknya butir soal tes n = Banyaknya item pernyataan angket S = Standar deviasi dari tes p = Proporsi siswa yang menjawab item dengan benar q = Proporsi siswa yang menjawab item dengan salah (1 p) pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q S i 2 S t 2 = Jumlah varians skor tiap-tiap item = Varians total Jika harga r 11 < r tabel, maka korelasi tidak signifikan sehingga butir soal tes maupun item pernyataan pada angketdinyatakan dikatakan tidak reliabel, dan sebaliknya jika r 11 > r tabel maka butir soal tes maupun item pernyataan pada angketdinyatakan reliabel. Indeks korelasi yang digunakan sebagai acuan tingkat reliabilitas instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.6. Tabel 3.6. Skala Penilaian Reliabilitas Butir Soal atau Item. No Skala r 11 Keterangan Antara 0,80 sampai dengan 1,00 Antara 0,60 sampai dengan 0,799 Antara 0,40 sampai dengan 0,599 Antara 0,20 sampai dengan 0,399 Antara 0,00 sampai dengan commit 0,199 to user Sangat Tinggi (ST) Tinggi (T) Cukup (C) Rendah (R) Sangat Rendah (SR)

50 33 Hasil try out uji reliabilitas soal tes kognitif dan angket afektif disajikan pada Tabel 3.7. dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2. Tabel 3.7. Rangkuman Hasil Try Out Uji Reliabilitas. Instrumen Penelitian Jumlah Item Keputusan Uji Reliabilitas Kriteria Reliabilitas Kognitif Tinggi Afektif Sangat Tinggi Berdasarkan Tabel 3.7 menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas tes kognitif menggunakan rumus Kuder-Richardson (K-R 20) diperoleh r 11 =0,603 yang berarti bahwa koefisien reliabilitas soal tes kognitif memiliki kriteria tinggi. Hasil uji reliabilitas angket afektif berdasarkan tabel 3.8 yang menggunakan rumus Alpha menunjukan r 11 =0,923 yang berarti bahwa koefisien reliabilitas angket afektif memiliki kriteria sangat tinggi Berdasarkan hasil uji reliabilitas dapat diketahui bahwa instrumen penelitian baik tes kognitif maupun angket afektif bersifat reliabel atau memiliki ketetapan yang tinggi untuk digunakan. e. Analisis Butir Soal a. Uji Taraf Kesukaran Soal Arikunto (2010) menyatakan bahwa soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal dinyatakan dalam Indeks Kesukaran (P). Indeks Kesukaran diperoleh dengan rumus Arikunto (2010) sebagai berikut: P= B J s Keterangan : P : Indeks Kesukaran

51 34 B J S : Jumlah jawaban yang benar yang diperoleh siswa dari suatu item : Jumlah selurus siswa peserta tes Indeks kesukaran diklasifikasikan oleh Arikunto (2010) menjadi tiga tingkatan yang dapat dilihat pada Tabel 3.8. Tabel 3.8. Skala Penilaian Indeks Kesukaran Butir Soal atau Item No Skala P Kategori Soal Antara 0,10 sampai dengan 0,30 Antara 0,30 sampai dengan 0,70 Antara 0,70 sampai dengan 1,00 Sukar Sedang Mudah Hasil try out uji taraf kesukaran tes kognitif disajikan pada Tabel 3.9 dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2. Tabel 3.9. Rangkuman Hasil Try Out Uji Taraf Kesukaran. Jenis Tes Kognitif Jumlah Butir Soal Valid Kriteria Mudah Sedang Sukar Hasil Try Out Pertama Hasil Retes Instrument T Penilaian Tes Kognitif Tabel 3.9 menunjukkan bahwa hasil uji taraf kesukaran pada hasil try out pertama diperoleh 18 butir soal yang valid dan mempunyai indeks kesukaran yang mudah sebanyak 13 butir soal, sedang 4 butir soal, dan sukar sebanyak 1 butir soal. Try out pertama ini berarti menyisakan 22 butir soal tidak valid dengan indeks kesukaran yang bervariasi. Butir soal yang tidak valid tersebut selanjutnya diperbaiki. Soal yang tidak valid tersebut kemudian diretest pada try out kedua dan menghasilkan butir soal 22 butir soal valid dengan indeks kesukaran sebanyak 2 butir soal mudah, 18 butir soal commit sedang, to user dan 7 butir soal sukar. Berdasar atas

52 35 data tersebut maka instrumen penelitian berupa tes kognitif secara umum memiliki 40 butir soal dengan kriteria 15 butir soal mudah, 18 butir soal sedang, dan 7 butir soal sukar. b. Daya Pembeda Soal Soal yang baik memiliki kemampuan untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Perbedaan jawaban benar dari siswa yang berkemampuan rendah dengan siswa berkemampuan tinggi disebut Indeks Diskriminasi (D). D diperoleh dengan rumus (Arikunto, 2010) sebagai berikut: D = B A B - B = PA - P B J A J B Keterangan : J J A J B : Jumlah peserta tes : Jumlah peserta kelompok atas : Jumlah peserta kelompok bawah B A : Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar B B : Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar Penilaian daya pembeda butir soal menurut Arikunto (2010) dapat dilihat pada Tabel Tabel Skala Penilaian Daya Pembeda Butir Soal. No Nilai D Keterangan Antara 0.00 sampai dengan 0.20 Antara 0.20 sampai dengan 0.40 Antara 0.40 sampai dengan 0.70 Antara 0.70 sampai dengan 1.00 jelek (poor) cukup (satisfactory) baik (good) baik sekali (excellent) 5 Negatif sangat jelek dan butir soal dibuang

53 36 Hasil try out uji daya beda butir soal tes kognitif disajikan pada Tabel 3.11 dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2. Tabel Rangkuman Hasil Try out Uji Daya Beda. Jenis Tes Kognitif Jumlah Butir Soal Valid Kriteria Negatif Jelek Cukup Baik Baik sekali Hasil Try Out Pertama Hasil Retes Instrument Tes Kognitif Try out pertama menghasilkan 18 butir soal valid dari 40 butir soal yang disediakan, Tabel 3.11 menunjukkan bahwa hasil uji daya beda pada 18 butir soal valid tersebut mempunyai indeks diskriminasi baik sebanyak 6 butir soal dan indeks deskriminasi cukup sebanyak 12 butir soal. Try out pertama ini berarti menyisakan 22 butir soal tidak valid dengan indeks diskriminasi yang bervariasi. Butir soal yang tidak valid tersebut selanjutnya diperbaiki serta ditinjau ulang oleh ahli. Soal yang tidak valid tersebut kemudian diretest pada try out kedua dan menghasilkan butir soal dengan indeks deskriminasi baik sebanyak 5 butir soal dengan indeks deskriminasi baik dan 17 butir soal dengan indeks deskriminasi cukup. Berdasar pada data tersebut dapat diketahui bahwa instrument penilaian hasil belajar kognitif memiliki 40 butir soal dengan indeks deskriminasi baik sebanyak 11 butir soal dan indeks deskriminasi cukup sebanyak 29 butir soal.

54 37 G. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat Analisis Uji prasyarat yang dibutuhkan untuk hipotess penelitian ini adalah uji normalitas dan uji homogenitas. a. Uji Normalitas Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak (Budiyono, 2009). Uji normalitas data posttest / hasil belajar pada ranah kognitif, psikomotorik dan afektif untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan menggunakan uji Anderson-Darling dengan α = 0,050 dan dibantu program Minitab 16. H 0 dinyatakan bahwa data berdistribusi normal. H 1 dinyatakan bahwa data tidak berdistribusi normal. Jika nilai p-value>0.050 maka H 0 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa data terdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan variansi antar kelompok yang diuji (Budiyono, 2009). Homogenitas data posttest / hasil belajar pada ranah kognitif, psikomotorik dan afektif dihitung menggunakan uji Levene s dengan α = 0,050 dan dibantu program Minitab 16. H 0 dinyatakan bahwa tiap kelompok memiliki variansi yang sama (Homogen). H 1 dinyatakan bahwa tiap kelompok tidak memiliki variansi yang sama. Keputusan untuk uji ini adalah jika nilai p-value>0.050 maka H 0 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa data homogen. 2. Uji Hipotesis Hipotesis nihil (Ho) dalam penelitian ini menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan antara penerapan model pembelajaran ARIAS dengan model pembelajaran konvensional dengan ceramah bervariasi terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMAAl Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, sedangkan H 1 menyebutkan bahwa ada perbedaan antara penerapan model pembelajaran commit ARIAS to user dengan model pembelajaran

55 38 konvensional dengan caramah bervariasi terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Statistik uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t dua sampel yang independen pada tingkat signifikasi (α): 0,05 yang dibantu dengan program Minitab 16. Kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan hipotesis adalah H 0 ditolak jika nilai probabilitas p-value<0.050 dan t hitung >t (α, df). Hal ini berlaku pula sebaliknya yaitu jika nilai probabilitas p-value>0.050 dan t hitung < t (α, df), maka H 0 diterima. H. Prosedur Penelitian Sesuai dengan rancangan penelitian Posttest Only Control Design, dapat disusun prosedur operasional penelitian, yaitu perencanaan, perlakuan, dan analisis data. Secara terperinci prosedur penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.12.

56 39 Tabel 3.12 Prosedur Penelitian Tahap Langkah-langkah Prosedur operasional Perencanaan Perlakuan Analisis Penyusunan proposal Pembuatan RPP Penyusunan instrument dan validasinya Penerapan model pembelajaran ARIAS Posttest Organisasi data Analisis data Kesimpulan dan pelaporan Dalam tahap ini dilakukan penyusunan perangkat ajar yang digunakan dalam tahap perlakuan. Tahap perencanaan meliputi penyusunan proposal penelitian, mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran dan silabus yang mengimplementasikan model pembelajaran ARIAS, serta mempersiapkan instrumen berupa perangkat pengumpulan data. Tahap perlakuan adalah tahap pemberian perlakuan terhadap subjek penelitian sekaligus tahap dimana peneliti mengambil data sebanya-banyaknya dari subjek penelitian. Tahap ini meliputi pengadaan kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelompok eksperimen (XI IPA 3) dengan penerapan model ARIAS dan penerapan model konvensional pada kelompok kontrol (XI IPA 2). Setelah kegiatan pembelajaran selesai diadakan posttes untuk mendapatkan nilai posttes yang digunakan dalam analisis data. Tahap analisis dilakukan setelah mendapatkan data hasil penelitian maupun data pendukung hasil penelitian. Analisis dilakukan dengan menggunakan program Minitab 16. Tahap ini dilakukan sampai dengan penyusunan laporan.

57 BAB IV HASIL PENELITIAN Pengambilan data hasil belajar menggunakan tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda untuk hasil belajar biologi pada ranah kognitif, angket digunakan untuk pengambilan data hasil belajar biologi pada ranah afektif dan lembar observasi untuk hasil belajar biologi pada ranah psikomotor. Data penelitian diperoleh dari dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan eksperimen. Kelompok kontrol terdiri dari 38 siswa dan kelompok eksperimen terdiri dari 40 siswa. Hasil penelitian berupa deskripsi data, pengujian hipotesis, dan pembahasan disampaikan sebagai berikut: A. Deskripsi Data 1. Distribusi dan Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif berlangsung. Data hasil belajar kognitif didapatkan dari test setelah pembelajaran Secara lengkap data hasil belajar kognitif dapat dilihat pada Lampiran dan secara ringkas distribusi data nilai hasil belajar kognitif disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Distribusi dan Deskripsi Data Nilai Hasil Belajar Kognitif Interval Kelompok Interval Kelompok Frekuensi Kontrol Eksperimen Frekuensi Jumlah 38 Jumlah 40 Mean 73,8 Mean 76,6 Std. Deviation 5.34 Std. Deviation 6.45 Minimum 63 Minimum 65 Maximum 83 Maximum 88 Tabel 4.1 menunjukan bahwa rata-rata nilai kognitif siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Nilai maksimum dan minimum pada kelompok eksperimen menunjukan hasil yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Berdasar atas hasil tersebut maka secara umum 40

58 dapat dikatakan bahwa hasil belajar kognitif pada kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol. 2. Distribusi dan Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif pembelajaran. Data hasil belajar afektif didapatkan dari pemberian angket setelah Secara lengkap data hasil belajar afektif dapat dilihat pada Lampiran dan secara ringkas distribusi data nilai hasil belajar afektif disajikan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Distribusi dan Deskripsi Data Nilai Hasil Belajar Afektif Interval Kelompok Interval Kelompok Frekuensi Kontrol Eksperimen Frekuensi Jumlah 38 Jumlah 40 Mean 79,9 Mean 84,3 Std. Deviation 2.65 Std. Deviation 3.62 Minimum 75 Minimum 78 Maximum 85 Maximum 95 Tabel 4.2 menunjukan bahwa rata-rata nilai afektif siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Nilai maksimum dan minimum pada kelompok eksperimen menunjukan hasil yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Berdasar atas hasil tersebut maka secara umum dapat dikatakan bahwa hasil belajar afektif pada kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol. 3. Distribusi dan Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotorik. Data hasil belajar psikomotorik didapatkan dari pengolahan nilai penampilan siswa pada lembar observasi. 41 Secara lengkap data hasil belajar psikomotorik dapat dilihat pada Lampiran dan secara ringkas distribusi data nilai hasil belajar psikomotorik disajikan pada Tabel 4.3.

59 Tabel 4.3. Distribusi dan Deskripsi Data Nilai Hasil Belajar Psikomotorik Interval Kelompok Interval Kelompok Frekuensi Kontrol Eksperimen Frekuensi Jumlah 38 Jumlah 40 Mean 76,8 Mean 81,8 Std. Deviation 3.25 Std. Deviation 4.33 Minimum 72 Minimum 74 Maximum 83 Maximum 90 Tabel 4.3 menunjukan bahwa rata-rata nilai psikomotor siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Nilai maksimum dan minimum pada kelompok eksperimen menunjukan hasil yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Berdasar atas hasil tersebut maka secara umum dapat dikatakan bahwa hasil belajar psikomotorik pada kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol. Berdasarkan data pada Tabel 4.1, Tabel 4.2, dan Tabel 4.3 dapat dibuat diagram batang yang menunjukan perbandingan nilai rata-rata hasil belajar biologi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada ranah kognitif, psikomotorik dan afektif seperti pada Gambar Nilai Rata-rata Hasil Belajar Kognitif Afektif Psikomotor Ranah Hasil Belajar Kontrol Eksperimen Gambar 4.1. Perbandingan Hasil Belajar Biologi Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen.

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (5E) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS BIOLOGI SISWA KELAS X SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (5E) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS BIOLOGI SISWA KELAS X SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (5E) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS BIOLOGI SISWA KELAS X SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : LATIF SOFIANA NUGRAHENI K4308096 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : FAISAL IMAM PRASETYO K4308035 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 1 Januari 2012 Halaman 78-88

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 1 Januari 2012 Halaman 78-88 Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 1 Januari 2012 Halaman 78-88 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESMENT, AND SATISFACTION (ARIAS) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN ACCELERATED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGARUH PENERAPAN ACCELERATED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENGARUH PENERAPAN ACCELERATED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : DESY FAJAR PRIYAYI K4308031 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

: MARINDA MEGA NURFITRIANI K

: MARINDA MEGA NURFITRIANI K KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014 DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY DISERTAI MIND MAP SKRIPSI Oleh : MARINDA MEGA

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SKRIPSI Oleh: VALENT SARI DANISA K4308123 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SERVICE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGARUH PENERAPAN SERVICE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENGARUH PENERAPAN SERVICE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : VITA ANGGUN CAHYANI K4308059 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SAVI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGARUH PENERAPAN SAVI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENGARUH PENERAPAN SAVI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : WINDA MARTYAS MARA DEWI K4308062 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REFLEKTIF PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REFLEKTIF PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REFLEKTIF PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : ABDI PRASETYO K4309001 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA 1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : SRI WULANNINGSIH K4308057 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

: AGUSNITA RAHAYU K

: AGUSNITA RAHAYU K PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (7E) DISERTAI MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : AGUSNITA RAHAYU K4309006 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : LAKSMI PUSPITASARI K4308019

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRING MINDS WANT TO KNOW (IMWK)

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRING MINDS WANT TO KNOW (IMWK) PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRING MINDS WANT TO KNOW (IMWK) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: DIANA FATIHATUL ULUMI K4310020 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI LIMBAH DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE MAKE A MATCH DAN CARD SORT SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : NURUL

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI INSTAD DIPADU PETA KONSEP DENGAN

STUDI KOMPARASI INSTAD DIPADU PETA KONSEP DENGAN STUDI KOMPARASI INSTAD DIPADU PETA KONSEP DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA N 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN AKTIF QUESTION STUDENT HAVE

HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN AKTIF QUESTION STUDENT HAVE HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN AKTIF QUESTION STUDENT HAVE DITINJAU DARI KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 SUKOHARJO SKRIPSI Oleh: ENI RAHAYU X4306023 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITF DAN RANAH AFEKTIF SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 KARANGANYAR

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMA N 2 KARANGANYAR

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMA N 2 KARANGANYAR PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMA N 2 KARANGANYAR SKRIPSI Oleh: ASRI NAFI A DEWI X4307018 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING

PENGARUH MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING PENGARUH MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING DIPADU DIAGRAM ROUNDHOUSE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: SISKA RAHMAWATI K4310078 FAKULTAS

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh: Gilang Ramadhan K

Skripsi. Oleh: Gilang Ramadhan K PEMBELAJARAN FISIKA GASING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN DISKUSI PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA KELAS X MATERI GERAK LURUS DITINJAU DARI MINAT SISWA Skripsi Oleh: Gilang Ramadhan K 2310046 FAKULTAS

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INSTAD (INQUIRY- STAD)

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INSTAD (INQUIRY- STAD) STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INSTAD (INQUIRY- STAD) DAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM DISERTAI TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI METODE PEMBELAJARAN PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW (PQ4R)

HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI METODE PEMBELAJARAN PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW (PQ4R) HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI METODE PEMBELAJARAN PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW (PQ4R) DAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012 Skripsi

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP ISLAM DIPONEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP ISLAM DIPONEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP ISLAM DIPONEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : INDAH WULANDARI K4308092 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL INKUIRI TERBIMBING DIPADU KOOPERATIF JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK

PENGARUH MODEL INKUIRI TERBIMBING DIPADU KOOPERATIF JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK PENGARUH MODEL INKUIRI TERBIMBING DIPADU KOOPERATIF JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SKRIPSI Oleh : SITI ROKHMATIKA K4308056 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR ANTARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR ANTARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR ANTARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK

Lebih terperinci

WHELLY YULIANA K

WHELLY YULIANA K PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD DISERTAI MEDIA KOTAK DAN KARTU MISTERIUS (KOKAMI) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SKRIPSI Oleh: WHELLY YULIANA K4308125

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISCOVERY

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISCOVERY PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISCOVERY BERBASIS MEDIA REALITA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI SE-GUGUS R.A KARTINI KEMUSU, BOYOLALI, TAHUN AJARAN 2012/2013 Skripsi Oleh: ZAINAL ARIFIN

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEMAMPUAN LITERASI SAINS DIMENSI

PERBEDAAN KEMAMPUAN LITERASI SAINS DIMENSI PERBEDAAN KEMAMPUAN LITERASI SAINS DIMENSI KOMPETENSI ILMIAH ANTARA PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING BERBASIS POTENSI LOKAL DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 CEPOGO SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: YUNITA RAHMAWATI K

SKRIPSI. Oleh: YUNITA RAHMAWATI K STUDI KOMPARASI TINGKAT MISKONSEPSI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME TIPE NOVICK DAN KONSTRUKTIVIS-KOLABORATIF SKRIPSI Oleh: YUNITA RAHMAWATI K4309092 PROGRAM

Lebih terperinci

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI JUMAPOLO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: ANDI WAHYUDI K4310005 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

RIDA BAKTI PRATIWI K

RIDA BAKTI PRATIWI K PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DISERTAI MEDIA PEMBELAJARAN ULAR TANGGA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA KELAS VIII SMP N 1 KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN MEDIA VIDEO DAN MOTIVASI

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN MEDIA VIDEO DAN MOTIVASI HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN MEDIA VIDEO DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SMA NEGERI 6 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: LIA MAWARNI K8412040 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PEMANFAATAN

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PEMANFAATAN PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS DI SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh : MARINA TRI HANDHANI K8409036

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN STAD TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN STAD TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN STAD TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK (Studi Quasi Eksperimen KD Sebaran Flora Dan Fauna Kelas XI IPS SMA N 1 Karanganyar Tahun Ajaran

Lebih terperinci

(Pembelajaran Biologi Materi Sistem Pernapasan Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tawangsari Tahun Pelajaran 2012/2013) TESIS

(Pembelajaran Biologi Materi Sistem Pernapasan Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tawangsari Tahun Pelajaran 2012/2013) TESIS PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DISERTAI TEKNIK FISHBONE DIAGRAM DAN CONCEPT MAPPING DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN GAYA BELAJAR SISWA (Pembelajaran Biologi Materi Sistem Pernapasan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR FORMAL DAN LITERASI SAINS PADA SISWA KELAS X SMA KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh : DYAH PUSPITARINI K4310023

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SARANA

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SARANA HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: Muhammad Fauzan K8412052 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : VERA IRAWAN WINDIATMOJO NIM K4308058

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI KARANGPANDAN TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014

PENGARUH MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI KARANGPANDAN TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014 PENGARUH MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI KARANGPANDAN TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014 SKRIPSI Oleh : FUAD HARIS K4310032 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

: RISNA DIANTI K

: RISNA DIANTI K PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS- METAKOGNITIF TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK MATERI POKOK SISTEM KOORDINASI KELAS XI MIPA SMAN 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE

PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DILENGKAPI MEDIA ANIMASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI BAHASA PENGANTAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA KELAS X IMERSI SMA NEGERI 4 SURAKARTA

HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI BAHASA PENGANTAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA KELAS X IMERSI SMA NEGERI 4 SURAKARTA HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI BAHASA PENGANTAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA KELAS X IMERSI SMA NEGERI 4 SURAKARTA Skripsi Oleh: Triliana Nurprikawati K4306012 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGARUH PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA SISWA DENGAN TINGKAT MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI SISWA KELAS X SMA BATIK 1 SURAKARTA

PENGARUH PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA SISWA DENGAN TINGKAT MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI SISWA KELAS X SMA BATIK 1 SURAKARTA PENGARUH PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA SISWA DENGAN TINGKAT MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI SISWA KELAS X SMA BATIK 1 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: NUR EKA KUSUMA HINDRASTI K4307041 FAKULTAS

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN

PERBEDAAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN PERBEDAAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN RETENSI MENGGUNAKAN MODEL PBL (PROBLEM BASED LEARNING) DAN CERAMAH BERVARIASI PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 2 SURAKARTA

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, KEAKTIFAN, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN FISHBOWL

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN FISHBOWL PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN FISHBOWL DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI RANAH KOGNITIF KELAS X SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : WAHYU

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PREZI TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PREZI TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PREZI TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO SKRIPSI Oleh : DEWI KUSUMA WATI K7412050 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: July Trianita Widya Rahayu K

SKRIPSI. Oleh: July Trianita Widya Rahayu K EKSPERIMEN BLENDED LEARNING TIPE KELAS MURNI DAN APLIKASI PRAKTIS SUB TEMA BIOMASSA ENERGI TERBARUKAN DITINJAU DARI MINAT SISWA KELAS VIII SMP N 7 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: July Trianita Widya Rahayu K2311039

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING BERBANTU INSTAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 SURAKARTA

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING BERBANTU INSTAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 SURAKARTA PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING BERBANTU INSTAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: RINA PUTRI UTAMI K4310070 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

EKSPERIMEN MODEL BLENDED LEARNING DAN JOYFULL LEARNING SUB TEMA EKOSISTEM AIR TAWAR DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA KELAS VII SMPN 9 SURAKARTA

EKSPERIMEN MODEL BLENDED LEARNING DAN JOYFULL LEARNING SUB TEMA EKOSISTEM AIR TAWAR DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA KELAS VII SMPN 9 SURAKARTA EKSPERIMEN MODEL BLENDED LEARNING DAN JOYFULL LEARNING SUB TEMA EKOSISTEM AIR TAWAR DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA KELAS VII SMPN 9 SURAKARTA Skripsi Oleh : Anantyas Kusuma D K2311006 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DIPADU DENGAN EKSPERIMEN TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: AGASTA IKA WULANSARI

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS PADA MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS PADA MODEL PROBLEM BASED LEARNING PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS PADA MODEL PROBLEM BASED LEARNING DISERTAI MIND MAP DAN METODE KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS X IPA SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

PENGARUH METODE INQUIRY DISCOVERY

PENGARUH METODE INQUIRY DISCOVERY PENGARUH METODE INQUIRY DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI SE-DABIN I KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : LAELA LUSI PALUPI K7109118

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INSTAD TERHADAP METAKOGNISI DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INSTAD TERHADAP METAKOGNISI DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INSTAD TERHADAP METAKOGNISI DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : KISTANTIA ELOK MUMPUNI K4308007 JURUSAN

Lebih terperinci

DAMPAK IMPLEMENTASI MODEL BRAIN BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA KEMAMPUAN LITERASI SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA

DAMPAK IMPLEMENTASI MODEL BRAIN BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA KEMAMPUAN LITERASI SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA DAMPAK IMPLEMENTASI MODEL BRAIN BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA KEMAMPUAN LITERASI SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA SKRIPSI Oleh : Rizki Kusumaning Rahayu K4312057 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN CARD SORT DISERTAI MIND MAPPING HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA BANYUDONO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN CARD SORT DISERTAI MIND MAPPING HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA BANYUDONO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 2 Mei 2012 Halaman 84-89 PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN CARD SORT DISERTAI MIND MAPPING HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA BANYUDONO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 IMPLEMENTATION

Lebih terperinci

JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI

JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION DISERTAI MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 NGEMPLAK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DAN KESIAPAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : RESTY HERMITA NIM K4308111 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP KECERDASAN VISUAL SPASIAL PESERTA DIDIK KELAS X SEMESTER 2 PADA SUB BAB HIDROSFER

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP KECERDASAN VISUAL SPASIAL PESERTA DIDIK KELAS X SEMESTER 2 PADA SUB BAB HIDROSFER PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP KECERDASAN VISUAL SPASIAL PESERTA DIDIK KELAS X SEMESTER 2 PADA SUB BAB HIDROSFER DI SMA NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : KARTIKA

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ENQUIRING MINDS TERHADAP HASIL BELAJAR MOTOR OTOMOTIF SISWA KELAS XI TKR SMK NEGERI 5 SURAKARTA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ENQUIRING MINDS TERHADAP HASIL BELAJAR MOTOR OTOMOTIF SISWA KELAS XI TKR SMK NEGERI 5 SURAKARTA PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ENQUIRING MINDS TERHADAP HASIL BELAJAR MOTOR OTOMOTIF SISWA KELAS XI TKR SMK NEGERI 5 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : RIZA RIZANDO K2510056 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ANALISIS ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA KELAS VIII DALAM MELAKUKAN PRAKTIKUM TEKANAN ZAT CAIR SMP NEGERI 4 PURWANTORO HALAM AN JUDUL

ANALISIS ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA KELAS VIII DALAM MELAKUKAN PRAKTIKUM TEKANAN ZAT CAIR SMP NEGERI 4 PURWANTORO HALAM AN JUDUL ANALISIS ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA KELAS VIII DALAM MELAKUKAN PRAKTIKUM TEKANAN ZAT CAIR SMP NEGERI 4 PURWANTORO HALAM AN JUDUL SKRIPSI Oleh: CHARLY WAHYU PAMUJI K2308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL

PENGARUH PERSEPSI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL PENGARUH PERSEPSI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL DAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI GONDANGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI OLEH : AMY TRISNA RAHMAWATI

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEPUASAN SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XII Jurusan IPS SMA N 1 Ngemplak Tahun Ajaran 2011/2012) SKRIPSI Oleh : Puji Wahono K7408252 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DISERTAI ARTIKEL ILMIAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X3 SMAN 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : ADHI

Lebih terperinci

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI UNTUK

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI UNTUK BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI UNTUK MENGURANGI PELANGGARAN TATA TERTIB SEKOLAH (PENELITIAN PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014) SKRIPSI Oleh : ZAFIRAH FARIS

Lebih terperinci

PERBEDAAN KESADARAN MULTIKULTURAL ANTARA SISWA

PERBEDAAN KESADARAN MULTIKULTURAL ANTARA SISWA PERBEDAAN KESADARAN MULTIKULTURAL ANTARA SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 SUKOHARJO DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS ASSALAAM SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: HESTI OKTAVIA NIM. K6410031

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITIONTERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS IV SD NEGERI SE-DABIN II PURWOREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: GALIH UTAMI

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG IDENTITAS NASIONAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG IDENTITAS NASIONAL SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG IDENTITAS NASIONAL DENGAN SIKAP PATRIOTIK SISWA (Studi Korelasi Pada Siswa SMA Al Islam I dan III Surakarta Tahun Ajaran 2013/ 2014) APRI ARI MARTOPO K6409007 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SKRIPSI Oleh: SRI MEKARWATI K2309074 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DISERTAI JURNAL BELAJAR REFLEKTIF TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 9 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh : SINJU KUBIKAZARI

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN OLEH GURU DAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN OLEH GURU DAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN OLEH GURU DAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh : WIWIT MAHARESTI K 8409070 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENERAPAN SCIENCE TECHNOLOGY SOCIETY DISERTAI CONCEPT MAP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA SMPN 1 KEBAKKRAMAT

PENERAPAN SCIENCE TECHNOLOGY SOCIETY DISERTAI CONCEPT MAP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA SMPN 1 KEBAKKRAMAT PENERAPAN SCIENCE TECHNOLOGY SOCIETY DISERTAI CONCEPT MAP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA SMPN 1 KEBAKKRAMAT SKRIPSI Oleh: IVA YUNI LISTIANI NIM K4308094 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERHATIAN ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 MAGELANG

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERHATIAN ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 MAGELANG HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERHATIAN ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 MAGELANG TAHUN PELAJARAN2014/2015 SKRIPSI Oleh : RENNISA ANGGRAENI K8411061

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA REMEDIASI PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN ASPEK KOGNITIF SISWA PADA MATERI POKOK ELASTISITAS KELAS X SMAN 8 SURAKARTA Skripsi Oleh: Bariqul Amalia Nisa K2311011

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DISERTAI MODUL HASIL PENELITIAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: YUNIAR PRASASTI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: YUNITA BUDI ASTUTI

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN FISIKA DENG

PEMBELAJARAN FISIKA DENG PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL CTL MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI ILMIAH SISWA PADA MATERI FLUIDA KELAS XI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT Skripsi Oleh : Emilia Nur

Lebih terperinci

RATIH DEWI PUSPITASARI K

RATIH DEWI PUSPITASARI K HUBUNGAN ANTARA IQ, MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: RATIH DEWI PUSPITASARI K4308021

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PERBANDINGAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR ANTARA MENGGUNAKAN METODE CARD SORT DENGAN METODE CERAMAH BERVARIASI PADA MATA PELAJARAN KONSTRUKSI BANGUNAN KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN SMK NEGERI

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN STAD

STUDI KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN STAD STUDI KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN STAD DENGAN METODE PEMBELAJARAN GI TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI DASAR TATA SURYA DAN JAGAD RAYA KELAS X SMA NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN 2013-2014

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SKRIPSI OLEH: YENNY PUTRI PRATIWI K4308128 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Rochmah Kusuma Dewi NIM. K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015

SKRIPSI. Oleh: Rochmah Kusuma Dewi NIM. K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK PADA POKOK BAHASAN SUMBERDAYA ALAM KELAS XI DI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: Rochmah Kusuma Dewi

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI THE LEARNING CELL TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP GLOBALISASI PADA SISWA KELAS IV SD SE-GUGUS DIPONEGORO, COLOMADU, KARANGANYAR

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI THE LEARNING CELL TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP GLOBALISASI PADA SISWA KELAS IV SD SE-GUGUS DIPONEGORO, COLOMADU, KARANGANYAR PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI THE LEARNING CELL TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP GLOBALISASI PADA SISWA KELAS IV SD SE-GUGUS DIPONEGORO, COLOMADU, KARANGANYAR TAHUN 2013 SKRIPSI Oleh : Wiwin Retno Damayanti K7109206

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KEMAMPUAN MEMORI DAN KEMAMPUAN ANALISIS

KONTRIBUSI KEMAMPUAN MEMORI DAN KEMAMPUAN ANALISIS KONTRIBUSI KEMAMPUAN MEMORI DAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATERI KOLOID DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: AZWAR ANNAS K3309021 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

PENGARUH PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENGARUH PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DENGAN PERMAINAN WORD SQUARE DAN CROSSWORD TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM

Lebih terperinci

Skripsi diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh: ASIH APRILIA A

Skripsi diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh: ASIH APRILIA A EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM POSING DAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI TINGKAT KEAKTIFAN PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 7 SURAKARTA Skripsi

Lebih terperinci

PENGARUH BIOLOGICAL SCIENCE INQUIRY MODEL TERHADAP KEMAMPUAN SCIENTIFIC EXPLANATION SISWA

PENGARUH BIOLOGICAL SCIENCE INQUIRY MODEL TERHADAP KEMAMPUAN SCIENTIFIC EXPLANATION SISWA PENGARUH BIOLOGICAL SCIENCE INQUIRY MODEL TERHADAP KEMAMPUAN SCIENTIFIC EXPLANATION SISWA SKRIPSI Oleh : VITA YULIANA SUDIARTI K4312068 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2013

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2013 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA TENTANG MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL (Penelitian Eksperimen pada Siswa Kelas V SD Se-Gugus

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURED NUMBERED HEADS

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURED NUMBERED HEADS EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURED NUMBERED HEADS DAN TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 1 BANDAR KABUPATEN BATANG TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA KELAS VII SMP N 1 KEBONARUM KLATEN TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA KELAS VII SMP N 1 KEBONARUM KLATEN TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA KELAS VII SMP N 1 KEBONARUM KLATEN TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 SKRIPSI Oleh : ANIS PRASTIWI NIM K3111010 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

GALIH PRIAMBADA NIM K

GALIH PRIAMBADA NIM K PENGARUH PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI PANCA INDERA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS XII DI SLB C YPSLB SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 SKRIPSI Disusun oleh : GALIH PRIAMBADA

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN SCAFFOLDING LEARNING ACTIVITIES TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN SCAFFOLDING LEARNING ACTIVITIES TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN SCAFFOLDING LEARNING ACTIVITIES TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA SKRIPSI Oleh: ESTI YULIAWANTI K4312023 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN ARCS PADA MATERI HUKUM NEWTON DAN PENERAPANNYA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN ARCS PADA MATERI HUKUM NEWTON DAN PENERAPANNYA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN ARCS PADA MATERI HUKUM NEWTON DAN PENERAPANNYA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SKRIPSI Oleh: FARDANI ARFIAN K2311028 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI DENGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI DENGAN MEDIA ANIMASI POWTOON UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI AK 2 SMK NEGERI I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

UPAYA PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UPAYA PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTUAN MODUL PADA MATERI STOIKIOMETRI SISWA KELAS X-2 SMA ISLAM AHMAD YANI BATANG

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN PROBLEM POSING PADA POKOK BAHASAN KONSEP MOL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Lebih terperinci