KATA PENGANTAR. Gorontalo, Januari 2016 KEPALA BPM-PDT PROVINSI GORONTALO, Drs. SLAMET S.K. BAKRI, M.Sc PEMBINA UTAMA MUDA NIP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Gorontalo, Januari 2016 KEPALA BPM-PDT PROVINSI GORONTALO, Drs. SLAMET S.K. BAKRI, M.Sc PEMBINA UTAMA MUDA NIP"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta'ala, atas semua limpahan Rahmat dan Karunia-Nya yang tidak terhingga, sehingga mulai dari tahap perencanaan, koordinasi, pelaksanaan kegiatan, monitoring dan evaluasi sampai pada pelaporan hasil kegiatan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal dapat dilaksanakan dengan baik. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Tahun 2015 ini disusun dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun Laporan ini memuat tentang pencapaian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan yang dilakukan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Tahun Program dan kegiatan yang dilaksanakan dimaksudkan menghasilkan target capaian kinerja sasaran strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Tahun 2015, sesuai dengan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategis (RENSTRA) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Tahun Program yang dimaksud yakni: (1) Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan; (2) Program Pembangunan Desa Tertinggal; (3) program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan; (4) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa; (5) Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa; (6) Program Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga; (7) Program Perencanaa n, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan; dan (8) program Peningkatan Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur. Pelaksanaan program dan kegiatan tersebut tentunya dilaksanakan melalui penyelenggaraan pemerintahan yang baik dengan tingkat akuntabilitas kinerja yang tinggi. Hasil capaian kinerja sasaran strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Tahun 2015 ini diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan, baik bagi kesejahteraan masyarakat maupun dan kemajuan pembangunan di desa tertinggal sebagaimana yang dilaporkan dalam LAKIP BPM-PDT tahun 2014 ini. Gorontalo, Januari 2016 KEPALA BPM-PDT PROVINSI GORONTALO, Drs. SLAMET S.K. BAKRI, M.Sc PEMBINA UTAMA MUDA NIP L a k i p B P M - P D T T a h u n i

3 DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... Ringkasan Eksekutif... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... i ii vii viii ix BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sejarah Organisasi Kedudukan Tugas dan Fungsi Struktur Organisasi Sumber Daya (RESOURCE) BPM-PDT Sistematika Laporan... 9 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA Rencana Strategis Visi dan Misi Tujuan dan Sasaran BPM-PDT Strategi dan Kebijakan BPM-PDT Kebijakan Penetapan Tujuan Sasaran dan Indikator Kinerja Utama Penetapan Kinerja Tahun BAB III AKUNTABILITAS KINERJA DAN KEUANGAN Pengukuran Kinerja Capaian Indikator Kinerja Utama Evaluasi dan Analisis Kinerja Akuntabilitas Keuangan BAB IV P e n u t u p LAMPIRAN ; Formulir Penetapan Kinerja Tahun 2015 Formulir Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Formulir Pengukuran Kinerja (PKK) L a k i p B P M - P D T T a h u n ix

4 DAFTAR TABEL 1.1. Jumlah Pegawai Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan... 5 Pembangunan Desa Tertinggal 1.2. Distribusi Pegawai Pemberdayaan Masyarakat Dan... 6 Pembangunan Desa Tertinggal 1.3. Distribusi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan Realisasi Alokasi APBD pada SKPD BPM-PDT Selang... 8 Tahun Tujuan Sasaran dan Indikator Kinerja Utama Penetapan Kinerja BPM-PDT Tahun Pencapaian Target kinerja BPM-PDT Tahun Pencapaian IKU 1-3 Tahun Pencapaian IKU 4-5 Tahun Pencapaian IKU 6-7 Tahun Pencapaian IKU 8-9 Tahun Realisasi Keuangan Program Kegiatan Tahun Realisasi Keuangan Belanja Tidak langsung BPM-PDT Tahun L a k i p B P M - P D T T a h u n ix

5 DAFTAR GAMBAR 1.1. Bagan Struktur Organisasi BPM-PDT Provinsi Gorontalo Komposisi Pegawai BPM-PDT Berdasarkan Tingkat Pendidikan L a k i p B P M - P D T T a h u n ix

6 L a k i p B P M - P D T T a h u n i

7 RINGKASAN EKSEKUTIF Salah satu sub sistem dari pembangunan nasional adalah Pembangunan Daerah yang meliputi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang ditujukan untuk meningkatkan harkat, martabat dan memperkuat jati diri serta kepribadian masyarakat dalam pendekatan lokal, nasional dan global. Dalam perspektif perencanaan pembangunan, Pemerintah Daerah harus memperhatikan keseimbangan berbagai aspek dalam satu kesatuan wilayah pembangunan ekonomi, hukum, sosial, budaya, politik, pemerintahan dan lingkungan hidup untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan, dengan diikuti oleh penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel (Good Governance). Kepemerintahan yang akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan visi misi pembangunan daerah dan aspirasi serta cita cita masyarakat dalam mencapai masa depan yang lebih baik. Berkaitan dengan hal itu, diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan terukur, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal terus melakukan berbagai upaya perbaikan dan peningkatan kinerja yang bertujuan untuk mengoptimalkan pencapaian sasaran visi dan misi yang merupakan bagian dari proses reformasi birokrasi dan reformasi penganggaran yang lebih affirmatif dan akuntabilitasnya dapat dipertanggungjawabkan kepada seluruh stakeholders. Pencapaian kinerja dari pelaksanaan RENSTRA BPM-PDT Tahun terutama Rencana Kinerja Tahunan BPM-PDT Tahun 2015 sebagaimana diperjanjikan dalam dokumen Penetapan Kinerja Tahun Penyampaian LAKIP BPM-PDT Tahun 2015 ini merupakan kewajiban memberikan penjelasan mengenai akuntabilitas kinerja yang telah dilakukan selama tahun Berangkat dari RPJMD Tahun , dimana BPM-PDT diamanatkan oleh Gubernur Gorontalo untuk membantu Gubernur dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan dibidang pemberdayaan masyarakat dan pembangunan desa tertinggal, melalui koordinasi perumusan kebijakan dan implementasi kebijakan di bidang pembangunan daerah tertinggal. BPM-PDT mentargetkan minmal 25 Desa terentaskan dari ketertinggalannya pada tahun Inilah yang menjadi salah satu sasaran strategis BPM-PDT, selain meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi di desa tertinggal, berkurangnya persentase penduduk miskin di L a k i p B P M - P D T T a h u n ii

8 desa tertinggal dan meningkatnya kualitas sumberdaya manusia yang dilihat dari meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di desa tertinggal. Untuk mewujudkan sasaran strategis tersebut, BPM-PDT melaksanakan program dan kegiatan untuk mengurangi kesenjangan pembangunan Provinsi Gorontalo, melalui upaya percepatan pembangunan desa tertinggal dan mengawal pengentasan desa tertinggal agar menjadi desa yang maju. Program yang dimaksud yakni: (1) Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan; (2) Program Pembangunan Desa Tertinggal; (3) program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan; (4) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa; (5) Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa; (6) Program Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga; (7) Program Perencanaan, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan; dan (8) program Peningkatan Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur. Pelaksanaan program dan kegiatan tersebut tentunya dilaksanakan melalui penyelenggaraan pemerintahan yang baik dengan tingkat akuntabilitas kinerja yang tinggi. Ekonomi Gorontalo tahun 2015 tumbuh 6,23 persen melambat dibanding tahun 2014 sebesar 7,27 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 10,64 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 8,85 persen. Ekonomi Gorontalo triwulan IV-2015 bila dibandingkan triwulan IV-2014 ( y-on-y) tumbuh sebesar 7,67 persen, lebih lambat bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 8,09 persen. Ekonomi Gorontalo triwulan IV-2015 mengalami kontraksi -3,38 persen bila dibandingkan triwulan sebelumnya ( q-to-q). Dari sisi produksi, hal ini disebabkan oleh efek musiman pada lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang tumbuh minus 14,05 persen. Dari sisi pengeluaran disebabkan oleh Komponen Ekspor. Berdasarkan survei pada September 2015 persentase penduduk miskin di Provinsi Gorontalo sebesar 18,16 persen. Angka ini turun dibandingkan persentase penduduk miskin Maret 2015 yaitu 18,32 persen. Berarti selama kurun waktu 6 (bulan) telah terjadi penurunan sebesar 0,16 persen; Jumlah penduduk miskin Maret 2015 di Provinsi Gorontalo sebanyak jiwa, sementara jumlah penduduk miskin September 2015 sebanyak jiwa. Dengan L a k i p B P M - P D T T a h u n iii

9 demikian jumlah penduduk Miskin di Provinsi Gorontalo selama periode Maret September 2015 berkurang sebanyak 330 jiwa; Garis Kemiskinan Provinsi Gorontalo pada Maret 2015 sebesar Rp per kapita per bulan dan pada September 2015 menjadi Rp per kapita per bulan. Ini berarti mengalami kenaikan sebesar Rp per kapita per bulan, atau naik sebesar 4,29 persen; Selama kurun waktu 6 (enam) bulan, jarak antara rata -rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan menjadi semakin kecil. Hal ini ditunjukkan oleh semakin turunnya Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) yaitu dari 3,967 pada Maret 2015 menjadi 3,076 pada September Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Gorontalo Tahun 2015 PERKOTAAN RINCIAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN/PO (%) INDIKATOR JUMLAH PENDUDUK MISKIN (JIWA) MARET , SEPTEMBER , PERUBAHAN 0, PERDESAAN MARET , SEPTEMBER , PERUBAHAN -0, KOTA + DESA MARET , SEPTEMBER , PERUBAHAN -0, Percepatan pembangunan desa tertinggal perlu ditingkatkan agar target pembangunan pada tahun 2015 dapat tercapai, dengan lebih menempatkan program-program pembangunan yang afirmatif (keberpihakan) kepada desa tertinggal. Capaian kinerja yang L a k i p B P M - P D T T a h u n iv

10 optimal terdapat pada sasaran berkembangnya desa tertinggal, dengan target di tahun 2015 adalah 25 desa tertinggal dan realisasinya adalah 25 desa tertinggal atau sebesar 100 %. Pencapaian kinerja input penyerapan anggaran BPM-PDT Tahun 2014 realisasinya paling tinggi jika dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya yaitu 98,27 %, hal ini berarti kegiatan yang terealisasi pada tahun 2015 lebih baik dari tahun sebelumnya. Postur anggaran BPM-PDT lebih menitik beratkan pada kegiatan Bantuan Sosial (BANSOS) sebesar 71 % dari total anggaran, yang memang menjadi fokus untuk memacu pembangunan di desa tertinggal di Provinsi Gorontalo. Grafik. Postur Anggaran BPM-PDT Tahun Anggaran 2014 Belanja Belanja Konsultansi; Perjalanan 0,19 Dinas; 13,16 Belanja Pegawai; 5,86 Belanja Barang dan Jasa; 16,93 Belanja Modal; 1,31 Belanja Bantuan Sosial 71% Masih ditemui kendala baik internal maupun eksternal dalam pelaksanaan program dan kegiatan BPM-PDT di tahun 2014, diantaranya yakni; (1) belum optimalnya peran koordinasi baik dalam perumusan kebijakan maupun dalam implementasi kebijakan antara BPM-PDT dengan Dinas/badan terkait dan pemerintah Kabupaten/Kota; (2) masih lemahnya fungsi manajemen dalam pelaksanaan kewenangan dan tugas pokok serta fungsi di di lingkungan BPM-PDT; dan (3) kegiatan yang dilakukan oleh BPM -PDT masih belum tepat sasaran dan tepat guna bagi masyarakat dan desa tertinggal, masih banyak kegiatan yang output-nya belum dapat memberikan kontribusi pada pencapaian outcome BPM-PDT; Untuk pencapaian kinerja yang lebih baik lagi, BPM-PDT melakukan pembenahan internal dan eksternal diantaranya: (1) membenahi komponen -komponen utama dari manajemen kinerja yang masih belum sesuai guna meningkatkan kompetensi aparatur dan L a k i p B P M - P D T T a h u n v

11 kinerja BPM-PDT; (2) Peningkatan peran koordinasi baik dalam perumusan kebijakan maupun implementasi kebijakan yang merupakan tugas pokok utama BPM-PDT, dengan pelaku pembangunan desa tertinggal; (3) membenahi manajemen pengolahan data pemberdayaan masyarakat dan pembangunan desa tertinggal yang dapat diakses oleh seluruh pemangku kepentingan; (4) peningkatan kualitas belanja d an fokus kegiatan yang memiliki output jelas dan berkontribusi pada pencapaian sasaran strategis BPM-PDT pada lokasi-lokasi daerah tertinggal yang tepat dan membutuhkan; (5) Perbaikan proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan melalui penyusunan dan penerbitan Standar Operasional dan Prosedur (SOP) di di lingkungan BPM -PDT; dan (6) Penguatan sistem pengendalian internal dan sistem akuntabilitas kinerja di lingkungan BPM-PDT yang dapat mendorong peningkatan kompetensi aparatur BPM-PDT Provinsi Gorontalo. Melalui LAKIP BPM-PDT Provinsi Gorontalo Tahun 2015 ini, semoga dapat menjadi masukan yang konkrit untuk perbaikan kinerja program maupun sasaran strategis BPM-PDT Provinsi Gorontalo di tahun berikutnya. Dengan harapan bahwa target dari sasaran strategis yang diamanatkan dalam RPJMD dan RENSTRA BPM-PDT Provinsi Gorontalo Tahun dapat diwujudkan, sehingga masyarakat di desa tertinggal bisa menikmati kesejahteraan dan keberhasilan pembangunan sebagaimana yang telah dialami oleh masyarakat di desa yang sudah maju. Dengan demikian, pemerataan yang berkeadilan tidak lagi menjadi slogan, namun benar-benar menjadi kenyataan. Efektifitas pembangunan desa tertinggal di tentukan oleh banyak faktor yang saling terkait dan dalam pelaksanaannya dibutuhkan dukungan kuat dari para pihak terkait mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai pada tahap monitoring dan evaluasi dari tingkat pusat sampai ke tingkat daerah. Oleh karena itu keterpaduan dan sinergitas menjadi hal yang mutlak dan perlu pembuktian di tingkat lapangan. L a k i p B P M - P D T T a h u n vi

12 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta memantapkan pelaksanaan kinerja instansi pemerintah sebagai perwujudan good governance dengan prinsip yang mendasarinya yaitu transparansi, partisipasi dan akuntabilitas diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan terukur. Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang No. 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, karena itu diterbitkan Peraturan Presiden RI No. 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang mewajibkan setia p instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang dipercayakan padanya berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan. Sebagai implementasi Peraturan Presiden tersebut dan tindak lanjut dari Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah maka BPM-PDT sebagai SKPD yang dibentuk melalui Peraturan Daerah untuk mengemban amanah dalam melaksanakan program dan kegiatan menyangkut bidang pemberdayaan masyarakat dan pembangunan desa tertinggal menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) BPM - PDT sebagai perwujudan akuntabilitas kinerja yang dicerminkan dari hasil pencapaian kinerja berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran yang telah ditetapkan. Penyusunan LKIP Tahun 2015 berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja dan dokumen perencanaan. Dasar hukum dalam penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yaitu : Undang-Undang nomor 38 tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Gorontalo (lembaran negara nomor 4060); L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

13 Undang-Undang nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (lembaran negara RI tahun 2004 nomor 104, tambahan lembaran negara RI nomor 4421); Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (lembaran negara RI tahun 2004 nomor 125, tambahan lembaran negara RI nomor 4437); Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga-Lembaga Teknis Daerah Provinsi Gorontalo (Badan Pemberdayaaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal). B. Sejarah Organisasi Sejak terbentuknya BPM-PDT Provinsi Gorontalo ini sudah 3 kali mengalami perubahan nomenklatur. Pertama dibentuk setelah 3 tahun lahirnya Provinsi Gorontalo pada tanggal 29 Pebruari 2001, Dasar Hukum pembentukannya untuk pertama kali yaitu Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2003 dengan nama Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) yang tugas dan fungsinya terfokus pada Pemberdayaan Masyarakat Desa. Perubahan kedua, BPMD berubah nomenklatur menjadi Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Penanggulangan Kemiskinan ( BPMD-PK) sesuai Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 yang tidak hanya fokus pada pemberdayaan masyarakat desa saja namun juga penanggulangan kemiskinan. Perubahan yang ketiga di akhir tahun 2013, BPMD-PK berubah nomenklatur menjadi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal ( BPM-PDT) disahkan dengan Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo No. 13 tanggal 28 Oktober 2013 tentang Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga-Lembaga Teknis Daerah Provinsi Gorontalo (Badan Pemberdayaaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal) yang tugas pokok dan fungsinya fokus pada pemberdayaan masyarakat dan pembangunan desa tertinggal. L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

14 Sejak terbentuknya Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal (BPM -PDT) telah melewati beberapa kali pergantian kepemimpinan yaitu : 1) Tahun : Drs Mohammad Abdullah (Alm) 2) Tahun : Dr. Ir. Dowwes Dekker M. M.Si 3) Tahun : Drs Idrus Biki. 4) Tahun 2007 Februari 2012 : Ir. Hi. Ishak Ntoma, M.Si 5) Februari September 2015 : Drs Risjon K. Sunge, M.Si 6) September 2015 Sekarang : Drs. Slamet S.K. Bakri, M.Sc BPMD atau BPM-PDT sejak terbentuknya, memiliki peran strategis selaku institusional yang melaksanakan tugas-tugas pemberdayaan masyarakat dalam tingkatan unit dan satuan pada badan Provinsi dalam kerangka otonomi daerah dan tugas sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Dalam Negeri RI dan Kementerian Desa, Transmigrasi dan Daerah Tertinggal dalam tugas-tugas operasional pemberdayaan masyarakat sampai tingkat desa/kelurahan. C. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo No. 13 tanggal 28 Oktober 2013 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga- Lembaga Teknis Daerah Provinsi Gorontalo (Badan Pemberdayaaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal), mempunyai fungsi membantu Gubernur dalam menyelenggarakan sebagaian tugas pemerintahan di bidang urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa Sebagai penjabaran dari pencapaian fungsi diatas maka telah ditetapkan Rencana Strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Gorontalo Tahun , yang berisikan tahapan pelaksanaan program/kegiatan. Sebagai instansi Pemerintah Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Provinsi Gorontalo berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan pelaksanan tugas pokok dan fungsi yang diamanatkan oleh masyarakat dan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. Kewajiban tersebut dijabarkan dengan menyiapkan, menyusun dan menyampaikan laporan kinerja secara tertulis, periodik dan melembaga. Pelaporan kinerja dimaksudkan untuk mengkomunikasikan capaian kinerja BPM PDT Provinsi Gorontalo dalam satu tahun anggaran yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran serta menjelaskan keberhasilan dan kegagalan kinerja yang dicapainya. L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

15 FUNGSI BPM-PDT a. Perumusan kebijakan teknik sesuai dengan lingkup tugasnya; b. Penunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah dan tugas dekosentrasi; c. Melaksanakan kebijakan dibidang pemberdayaan masyarakat dan pembangunan desa tertinggal; d. Melaksanakan koordinasi, monitoring dan evaluasi dibidang pemberdayaan masyarakat dan pembangunan desa tertinggal. e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya KEWENANGAN BPM-PDT a. Menyusun rencana program/kegiatan bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal; b. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan program/kegiatan pemberdayaan masyarakat dan pembangunan desa tertinggal; c. Menyusun laporan akuntabilitas kinerja pemberdayaan masyarakat dan pembangunan desa tertinggal. D. Struktur Organisasi Susunan organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Provinsi Gorontalo terdiri dari : 1. Kepala Badan 2. Unsur pembantu pimpinan terdiri dari : 1. Sekretaris Badan terdiri dari : a) Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi; b) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; c) Sub Bagian Keuangan; 2. Bidang Usaha Pengembangan Ekonomi Masyarakat terdiri dari: a) Sub Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat Perdesaan dan Desa Tertinggal; b) Sub Bidang Lembaga Ekonomi Masyarakat Perdesaan dan Masyarakat Tertinggal; 3. Bidang Kelembagaan dan Sosial Budaya terdiri dari : a) Sub Bidang Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa/Kelurahan; b) Sub Bidang Pemberdayaan Adat dan Sosial Budaya Masyarakat. 4. Bidang Penanggulangan Kemiskinan terdiri dari : L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

16 a) Sub Bidang Pengembangan SDM, Partisipasi Dan Keswadayaan Masyarakat; b) Sub Bidang Perlindungan Rumah Tangga Miskin. 5. Bidang Pembangunan Desa Tertinggal terdiri dari : a) Sub Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Teknologi Tepat Guna Perdesaan; b) Sub Bidang Sarana Prasarana Kawasan Perdesaan Tertinggal. Gambar 1.1. Bagan Struktur Organisasi BPM-PDT Provinsi Gorontalo KEPALA BPM-PDT JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS SUBAG PERENCANAAN & EVALUASI SUBAG KEUANGAN SUBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN BIDANG USAHA PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT BIDANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN BIDANG PEMBANGUNAN DESA TERTINGGAL BIDANG KELEMBAGAAN & SOSIAL BUDAYA Subbid Usaha Ekonomi Masyarakat Perdesaan dan Desa Tertinggal Subbid Pengembangan SDM, Partisipasi & Keswadayaan Masyarakat Subbid Pendayaagunaan SDA & TTG Perdesaan Subbid Peningkatan Kapasitas Pemerintahan, Masyarakat Subbid Lembaga Ekonomi Masyarakat Perdesaan & Masyarakat Tertinggal Subbid Perlindungan Rumah Tangga Miskin Subbid Sarpras Kawasan Perdesaan Tertinggal Subbid Pemberdayaan Adat Dan Sosial Budaya Masyarakat E. Sumber Daya (Resource) BPM-PDT BPM-PDT sebagai salah satu organisasi publik lingkup Pemerintah Provinsi Gorontalo, dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya membutuhkan sumber daya yang dapat menggerakkan roda organisasi. Sumber daya ( resources) yang terkait dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi SKPD diidentifikasi sbb ; L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

17 1. Sumber Daya Manusia Secara umum fungsi SDM aparatur menjadi lebih kompleks tidak sekedar fungsi pengaturan, pengelolaan, dan pengendalian saja, akan tetapi lebih berorientasi pada fungsi pemberdayaan ( empowering), kesempatan (enabling), keterbukaan ( democratic), dan kemitraan ( partnership) dalam pengambilan keputusan, pembuatan dan pelaksanaan kebijakan dalam upaya pelayanan publik. Dalam mendukung peran kerja maka hingga bulan Desember 2015 Jumlah pegawai BPM-PDT sebagaimana dalam tabel dibawah ini : Tabel 1.1. Jumlah Pegawai BPM-PDT (Keadaan Sampai Bulan Desember 2015) No Pegawai L P Jumlah 1 Pegawai Negeri Sipil Pegawai Tidak Tetap Tenaga Penunjang Kegiatan Tenaga Satker PNPM TOTAL Tabel 1 ; 1.1 Data pilah PNS dan PTT BPM-PDT Prov Gorontalo Jumlah pegawai yang menggerakkan roda organisasi BPM-PDT Prov Gorontalo adalah berjumlah 72 orang dengan komposisi sebagaimana pada tabel I.1 diatas. Dan sebagai pegawai adminitrasi pendukung dalam program PNPM sejumlah 5 orang yang direkrut sesuai kebutuhan dan bekerja selama 1 tahun anggaran. Jadi total jumlah pegawai yang menggerakkan roda organisasi BPM-PDT saat ini sebanyak 72 orang. Pegawai BPM-PDT yang berjumlah 72 orang tersebut dibagi ke dalam bidang, sub bidang teknis dan sekretariat, yang secara umum sebagaimana terpilah dalam tabel dibawah ini: Tabel 1.2. Distribusi Pegawai BPM-PDT (Keadaan Sampai Bulan Desember 2015) No URAIAN L P JUMLAH 1 Kepala Badan Sekretaris Bidang Usaha Pengembangan Ekonomi Masyarakat Bidang Kelembagaan Dan Sosial Budaya Bidang Penanggulangan Kemiskinan Bidang Pembangunan Desa Tertinggal Pegawai Tidak Tetap Tenaga Penunjang Kegiatan Tenaga Satker PNPM Tabel 2 ; 1.2 Data terpilah PNS laki-laki & perempuan dan PTT BPM-PDT Prov Gorontalo L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

18 Secara lebih jelas menyangkut pendidikan dari komposisi masing-masing bidang terurai dalam tabel dibawah ini: Tabel 1.3. Distribusi Pegawai BPM-PDT Berdasarkan Tingkat Pendidikan NO PENDIDIKAN STATUS KEPEGAWAIAN JUMLAH PNS PTT SATKER PNPM 1 S S D SMA/ SLTA Tabel 3 ; 13 Data terpilah PNS dan PTT BPM-PDT Prov Gorontalo Gambar I.2. Grafik Komposisi Pegawai BPM-PDT Berdasarkan Tingkat Pendidikan S-2 S-1 D-3 SMA/SLTA Sumber : Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Desember 2015 Berdasar atas gambar 1.2, terlihat bahwa jumlah tingkat pendidikan paling besar adalah golongan berpendidikan S Sumber Daya Anggaran Faktor lain yang sangat menentukan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi adalah sumber daya anggaran. Sumber Daya Anggaran digunakan sesuai rencana dan prioritas program, menganut proporsi belanja sebagaimana ketentuan pemerintahan Drs. Rusli Habibie, M.AP dan DR. Drs Idris Rahim, MM bahwa setiap SKPD proporsi anggaranya 70 : 30 (belanja langsung masyarakat 70 % dan belanja tidak langsung 30% khususnya APBD). BPMD-PDT yang digunakan selama Anggaran dan Realisasi Pendanaan 2015 adalah sebagai berikut; L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

19 Tabel 1.4. Realisasi Alokasi APBD pada SKPD BPM-PDT Provinsi Gorontalo Selang Tahun URAIAN Anggaran Pada Tahun PENDAPATAN/BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG BELANJA LANGSUNG Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal Sumber: Sub Bagian Keuangan BPM-PDT Prov. Gorontalo Sebagaimana tampilan tabel 1.4., alokasi penganggaran APBD menunjukkan trend peningkatan pembelanjaan dan proporsi antara belanja langsung dan tidak langsung juga menunjukkan komitmen terhadap pengurangan belanja tidak langsung di tahun 2013 dan Proporsi belanja langsung untuk belanja publik di tahun 2014 mengalami kenaikan karena di tahun tersebut adalah tahun awal pelaksanaan pembangunan desa tertinggal yang menjadi fokus BPM-PDT Provinsi Gorontalo, Hal ini menunjukkan komitmen SKPD BPM-PDT Provinsi Gorontalo terhadap peningkatan pelayanan publik yang pro poor. 3. Sumber Daya Pendukung Lainnya Sumber daya pendukung lainnya selain SDM hal yang cukup menentukan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BPM-PDT antara lain berupa; Gedung kantor yang memadai, Ruang kerja yang representatif, Meja Kerja dan Kursi Kerja, Lemari Arsip, Kendaraan Dinas, Komputer, Printer, Mesin Ketik, dll, kondisi sarana dan prasarana pada tahun 2015 dapat dikategorikan masih kurang khususnya kondisi ruangan kantor yang masih terasa panas, sehingga dalam rangka melaksanakan fungsi layanan telah membawa dampak ke kurangnyamanan bekerja sekaligus memiliki dampak negatif terhadap maksimalisasi penerapan sistem layanan. Termasuk beberapa fasilitas pendukung lainnya berupa infocus, Komputer PC yang menjadi target prioritas dalam pembaruan barang dimaksud masih sangat terbatas. F. Maksud dan Tujuan Penyusunan LKIP Penyusunan LKIP merupakan amanah dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Inpres ini memberikan tuntunan kepada semua instansi pemerintah untuk menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai bagian integral dari LKIP BPM-PDT TAHUN 2015 siklus akuntabilitas kinerja yang utuh dalam suatu L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

20 Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), sedangkan pedoman penyusunan LKIP didasarkan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Esensi dari SAKIP bagi BPM-PDT Provinsi Gorontalo adalah perwujudan dari implementasi manajemen kinerja di lingkungan BPM-PDT Provinsi Gorontalo, dimana manajemen kinerja yang baik dapat mendukung pencapaian visi, misi dan tujuan serta Sasaran Stratejik dari BPM-PDT Provinsi Gorontalo. Untuk mewujudkan tujuan dan Sasaran Stratejik tersebut, maka BPM-PDT Provinsi Gorontalo setiap tahun melaksanakan program dan kegiatan yang merupakan penjabaran dari Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang terdapat dalam Renstra BPM-PDT Provinsi Gorontalo, serta menjawab Perjanjian Kinerja. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (L KIP) BPM-PDT Provinsi Gorontalo memiliki dua fungsi sekaligus. Pertama, sebagai sarana bagi organisasi untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerjanya. Kedua, sebagai sarana evaluasi atas pencapaian kinerja organisasi dalam upaya memperbaiki kinerja di masa mendatang. Oleh karena itu, maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LKIP BPM-PDT Provinsi Gorontalo Tahun 2015 ini mencakup aspek- aspek antara lain: 1) Aspek Akuntabilitas Kinerja, bagi kebutuhan eksternal organisasi, dimana LKIP Tahun 2015 sebagai sarana pertanggungjawaban BPM-PDT Provinsi Gorontalo atas capaian kinerjanya selama periode tersebut; dan 2) Aspek Manajemen Kinerja, bagi kebutuhan internal organisasi, dimana LKIP Tahun 2015 sebagai sarana evalusi pencapaian kinerja oleh manajemen BPM-PDT Provinsi Gorontalo dalam upaya perbaikan kinerjanya di masa mendatang. G. SISTEMATIKA LAPORAN Berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dalam dokumen LKIP 2015 ini diuraikan tentang Renstra , Renja 2015, Perjanjian Kinerja 2015, dan analisis terhadap kinerja serta rekomendasi yang ditujukan baik untuk perbaikan kinerja maupun pemerintah dimasa mendatang. Secara lebih rinci, muatan dokumen LKIP ini tergambar dalam sistematika laporan, yang tersusun sebagai berikut: L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

21 IKHTISAR EKSEKUTIF Menyajikan ringkasan isi LAKIP tahun 2015 Bab I PENDAHULUAN Menyajikan penjelasan umum organisasi dengan penekanan pada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama ( strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi. Bab II PERENCANAAN KINERJA Menyajikan Indikator Kinerja Utama (IKU) dan ringkasa n/ikhtisar perjanjian kinerja tahun Bab III AKUNTABILITAS KINERJA Dalam bab ini diuraikan tentang: A. Capaian Kinerja Organisasi Menyajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut: 1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini; 2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir; 3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen pelaksanaan strategis organisasi; 4. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan; 5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya; 6. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian perjanjian kinerja. B. Realisasi Anggaran Menguraikan realisasi anggaran yang digunakan tahun 2015 dan yang telah digunakan beberapa tahun sebelumnya untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen perjanjian kinerja. Bab IV PENUTUP Menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkahlangkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerja. Lampiran L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

22 BAB. II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis 1. Visi dan Misi Visi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Provinsi Gorontalo; Terwujudnya Masyarakat Desa Yang Mandiri Penjelasan Visi 1) Sebagai penjabaran kalimat Visi pembangunan Provinsi Gorontalo maka BPM-PDT mengambil peran untuk melakukan percepatan pembangunan daerah dimulai dari desa dengan konsep dasarnya adalah mewujudkan Masyarakat desa yang mandiri, dengan alasan utamanya antara lain; a. Penduduk miskin lebih banyak di desa; b. Layanan di bidang Kesehatan dan Pendidikan kurang memadai; c. Infrastruktur pedesaan khususnya di desa tertinggal masih kurang mamadai; d. Sistem ekonomi kerakyatan yang kurang berkembang misalnya dengan berkembangnya praktek ijon,tengkulak dan renten. 2) Dibalik problematika pembangunan sejak era-sentralisasi sampai era otonomi daerah, sumber daya utama pembangunan nasional bermodal dari hasil sumber daya perdesaan. Tetapi ketika terjadi pembagian hasil dari pembangunan itu, mengapa desa selalu terabaikan. Walau berulang kali diperlakukan demikian, desa tetap mampu bertahan apa adanya akhirnya tanpa kita sadari dari desalah tumbuh suatu kekuatan yang tersembunyi. Pertanyaan yang muncul apakah pembangunan yang kita lakukan selama ini sudah benar-benar membangun dari desa. Mengapa kita tidak mulai pembangunan itu dari desa dan menjadikan mereka subyek, bukan obyek dari pembangunan. L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

23 Misi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Provinsi Gorontalo: 1. Memberdayakan Masyarakat Desa 2. Membangun Infrastruktur, Ekonomi, Sosial dan Budaya Di Pedesaan 3. Meningkatnya Pengetahuan Dan Keterampilan Masyarakat Desa Penjelasan Misi Ketiga misi tersebut merupakan target bagaimana secara bersama antara masyarakat dan pemerintah daerah meningkatkan mekanisme kolaborasi dalam konteks prakarsa pembangunan desa, pemanfaatan sumber daya dan penggunaan anggaran yang efektif sehingga khususnya komunitas desa, pemerintah daerah, pemerintah desa dapat membangun daerahnya secara berkelanjutan berdasarkan karakteristik dan kebutuhannya. Pengembangan kapasitas baik pemerintahan dan komunitas adalah sebuah mekanisme yang menyediakan ruang serta kesempatan bagai para stakeholder untuk membangun kapasitasnya saling pengertian dan kepercayaan diantara masing-masing pihak dan hal ini merupakan unsur penting dan tak terpisahkan dalam proses percepatan pembangunan daerah. Dalam konsep pembangunan desa dengan prinsip yang dikembangkan berupa; Agenda pembangunan berbasis fakta dan realitas Proses perencanaan dilakukan secara terbuka Para pihak memahami mekanisme dan sistem perencanaan yang saling terintegrasi khususnya mendorong prakarsa partisipasi pembangunan. Menciptakan nilai-nilai kesetaraan baik laki-laki dan perempuan diantara pihak yang terlibat atau sering disebut dengan issue responsif gender 2. TUJUAN DAN SASARAN BPM-PDT PROV GORONTALO Tujuan 1) Mewujudkan masyarakat desa yang maju dan mandiri dengan menggali karakter, spesifikasi dan potensi lokal desa; 2) Mengembangkan konsep ekonomi kerakyatan melalui efektifitas peran kelembagaan desa; L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

24 3) Menumbuhkan kembali semangat dan falsafah kearifan lokal masyarakat desa sebagai nilai dan norma pembangunan; 4) Meningkatkan kwalitas pelayanan publik dasar dalam kaidah kesesuaian kebutuhan masyarakat Desa dan kelurahan dan didukung oleh pemerintah Pusat, pemerintah Provinsi Kabupaten/Kota dan Desa/Kelurahan. Sasaran Sasaran yang akan dicapai yakni: 1) Terwujudnya pembangunan infrastruktur dasar masyarakat miskin dan desa tertinggal; 2) Optimalisasi Kinerja layanan kelembagaan Pemerintah Desa/Kelurahan, serta kelembagaan ekonomi masyarakat desa; 3) Meningkatnya peran serta dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan wilayah perdesaan/kelurahan; 4) Terwujudnya efektifitas koordinasi dan strategi penanggulangan kemiskinan, ketersediaan sarana prasarana layanan publik yang cukup memadai; 3. STRATEGI DAN KEBIJAKAN BPM-PDT PROV GORONTALO STRATEGI Strategi pada level desa/kelurahan dan kecamatan : 1) Melaksanakan persiapan sosial (social preparation) untuk mendorong penyadaran nilai dan norma serta kemampuan mengorganisasi diri setiap masyarakat desa; 2) Melakukan peningkatan kapasitas masyakarakat dan pelaku pembangunan disetiap desa/kelurahan. Strategi pada level kabupaten/kota : 1) Koordinasi & sinkronisasi program ke-pmd-an di level SKPD Provinsi khususnya dengan Kabupaten/Kota; 2) Penyediaan sarana dan prasarana perdesaan; 3) Koordinasi program/kegiatan yang masuk ke desa/kelurahan; 4) Menjadikan masyarakat desa sebagai pelaku utama pembangunan; 5) Memacu prakarsa dan inisiatif dari desa melalui perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan dari tingkat bawah. Strategi pada level Provinsi : 1) Mempermantap hubungan kelembagaan antar SKPD PMD provinsi, kab/kota, kecamatan dan desa; 2) Memacu peningkatan kinerja makro ekonomi dan infrastruktur perdesaan; L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

25 3) Menunjang pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat (program pendidikan dan kesehatan gratis); 4) Menjadikan PMD sebagai pintu gerbang program/kegiatan yang masuk ke desa/kelurahan. KEBIJAKAN Kebijakan untuk mencapai tujuan BPM-PDT yang meliputi 6 (enam) aspek mendasar adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat desa dan penanggulangan kemiskinan; 2) Meningkatkan kapasitas SDM aparatur pemerintah desa dan masyarakat desa serta penduduk miskin; 3) Mengkoordinasikan dan sinkronisasi berbagai program sektoral dalam pemberdayaan masyarakat desa dan penanggulangan kemiskinan; 4) Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana bagi masyarakat miskin di perdesaan; 5) Mengembangkan usaha dan lembaga ekonomi masyarakat pedesaan dan penduduk miskin; 6) Mengembangkan data yang akurat tentang desa dan penduduk miskin. B. Penetapan Tujuan Sasaran dan Indikator Kinerja Utama Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa tertinggal Provinsi Gorontalo juga telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) secara berjenjang, sebagai ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai sasaran strategis organisasi. Penetapan IKU telah mengacu pada Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa tertinggal Provinsi Gorontalo serta RPJMD tahun Indikator Kinerja Utama ditetapkan dengan memilih indikator-indikator kinerja yang ada dalam Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa tertinggal Provinsi Gorontalo tahun sebagai berikut: L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

26 Tabel 2.1 Tujuan Sasaran dan Indikator Kinerja Utama NO SASARAN STRATEGIS 1. Terwujudnya pembangunan infrastruktur dasar masyarakat miskin dan desa tertinggal INDIKATOR KINERJA Jumlah rumah layak huni yang dibangun bagi RTM - Jumlah Desa Tertinggal yang terbangun infrastruktur ekonomi. - Jumlah Desa Tertinggal yang terbangun infrastruktur sosialnya PENJELASAN (Formula Pengukuran, Tipe Penghitungan, Sumber Data) - Rumah Layak Huni (Mahyani) bagi Rumah Tangga Miskin (RTM) dengan kriteria : (1). Penerima Mahyani berusia minimal 30 tahun, memiliki rumah yang tidak layak huni dan berdiri diatas tanah milik sendiri. (2). Berusia 50 Tahun dan memiliki Tanah untuk bangunan Mahyani. - Sumber Data : Pemutakhiran Basis Data Terpadu. Pembangunan Infrastruktur Ekonomi meliputi : Pasar Desa, Jalan Tani, Lantai Jemur dan Plat Duicker. Pembangunan dilaksanakan dengan sistem swakelola masyarakat padat karya. Pembangunan Infrastruktur Sosial meliputi : Pembangunan Kantor/Balai Pertemuan, MCK, dan Posyandu/HI/ TPA. Pembangunan dilaksanakan dengan sistem swakelola masyarakat padat karya. L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

27 2. Optimalisasi kinerja layanan kelembagaan Pemerintah desa/kelembagaan, serta kelembagaan ekonomi masyarakat desa Jumlah Lembaga Ekonomi Desa yang difasilitasi dan dilatih Jumlah aparat desa yg mendapatkan pelatihan pengelolaan perencanaan pembangunan desa Kelompok Masyarakat (Pokmas) yang difasilitasi Lembaga Ekonomi Desa tertinggal yang dilatih kepala desa/aparat desa yang terlatih C. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB RI Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah bahwa yang dimaksud dengan Perjanjian Kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Tujuan penyusunan Perjanjian Kinerja adalah: a. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; b. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; c. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi; d. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja penerima amanah; e. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai. Perjanjian Kinerja ini merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun Perjanjian Kinerja BPM-PDT tahun 2015 disusun dengan berdasarkan pada Rencana Kinerja Tahun 2015 yang telah ditetapkan. Secara ringkas, gambaran keterkaitan tujuan, sasaran, indikator kinerja dan target BPM-PDT tahun 2015 adalah sebagai berikut: L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

28 NO Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Tahun 2015 SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET STRATEGIS 1 Terwujudnya pembangunan infrastruktur dasar masyarakat miskin dan desa tertinggal 2. Optimalisasi kinerja layanan kelembagaan Pemerintah desa/kelembagaan, serta kelembagaan ekonomi masyarakat desa 3 Meningkatnya peran serta dan Partisipasi masyarakat dalam Pembangunan wilayah perdesaan/ kelurahan Jumlah rumah layak huni yang dibangun bagi RTSM Jumlah Desa Tertinggal yang terbangun infrastruktur ekonomi dan sosialnya Jumlah Lembaga Ekonomi Desa yang difasilitasi dan dilatih Persentase Desa Yang Memiliki Profil Desa Jumlah Camat dan Lurah yang meningkat kinerjanya Terlaksananya Lomba Inovasi dan Pameran TTG Tingkat Provinsi dan Nasional Jumlah aparat desa yang terlatih dalam hal pengelolaan perencanaan pembangunan desa Jumlah Cakupan pelaksanaan Kegiatan Operasional Tim Pengerak PKK Persentase Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa Jumlah desa dan kelurahan yang dinilai 711 Unit Rumah Layak Huni yang terbangun 20 Desa tertinggal yang terbangun infrastruktur ekonominya 20 Desa tertinggal yang terbangun infrastruktur sosialnya 15 Pokmas yang difasilitasi 15 Lembaga Ekonomi Desa tertinggal yang dilatih 100 % (50 kel) 75 orang Camat yang ditingkatkan kinerjanya 72 orang Lurah yang ditingkatkan kinerjanya 1 kegiatan 200 orang Kepala Desa yang terlatih 6 Kab/Kota 100% 3 desa/3 kelurahan L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

29 4 Terwujudnya Efektifitas Koordinasi & Strategi Penanggulangan Kemiskinan, Ketersediaan Sarana Prasarana Layanan Public Yang Cukup Memadai Jumlah Cakupan Penerapan PNPM Jumlah SKPD Khusus PMD dan RTM Yang Dikooordinasikan Menerima Program 5 Kab 6 SKPD PMD Kab/Kota, 15 SKPD Provinsi, 5 SKPP D. Program untuk Pencapaian Sasaran Berdasarkan visi, misi, tujuan, sasaran strategi dan arah kebijakan yang yang telah di tetapkan dalam Renstra BPM-PDT, maka upaya pencapaiannya kemudian dijabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan program prioritas daerah. Adapun program-program prioritas untuk mendukung masing-masing sasaran tahun 2015 sebagai berikut: Tabel 2.3 Program Untuk Pencapaian Sasaran Tahun 2015 NO SASARAN PROGRAM A. Terwujudnya pembangunan 1. Program Peningkatan Keberdayaan infrastruktur dasar masyarakat Masyarakat Perdesaan miskin dan desa tertinggal 2. Program Pembangunan Desa B. Optimalisasi kinerja layanan kelembagaan pemerintah desa/kelurahan, serta kelembagaan ekonomi masyarakat desa C. Meningkatnya peran serta dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan wilayah perdesaan/kelurahan D. Terwujudnya efektifitas koordinasi dan strategi penanggulangan kemiskinan, ketersediaan sarana prasarana layanan publik yang cukup memadai Tertinggal 1. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan 2. Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa 3. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa 4. Program Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan Selanjutnya ditetapkan 8 (delapan) Program, 26 (dua puluh enam) kegiatan beserta indikator kinerjanya masing-masing yang dilaksanakan di Tahun 2015 yaitu: L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

30 1. Program Peningkatan Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur, dengan kegiatan-kegiatan sbb: a. Pelayanan Jasa Administrasi Perkantoran Input : Dana sebesar Rp ,- Output : Terlaksananya pelayanan adimistrasi Perkantoran Outcomes : Meningkatnya Pelayanan Administrasi Perkantoran b. Peningkatan Sarana dan Prasarana Perkantoran Input : Dana sebesar Rp ,- Output : Tersedianya serta terpeliharanya sarana dan prasarana penunjang pada 4 bidang dan Sekretariat Lingkup BPM- PDT Outcomes : Tercapainya target kinerja Tahunan yang menjadi tanggung jawab BPM-PDT c. Pelayanan Jasa Administrasi TP-PKK Input : Dana sebesar Rp ,- Output : Terlaksananya Pelayanan Jasa Administrasi PKK Outcomes : Optimalisasi Pelayanan Kesekretariatan 2. Program Peningkatan Perencanaan, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan, dengan kegiatan-kegiatan sbb: a. Sistem Pengendalian, Koordinasi, Evaluasi dan Pelaporan Program Kegiatan Input : Dana sebesar Rp ,- Output : Terlaksananya sistem pengendalian, evaluasi dan pelaporan BPM-PDT Outcomes : Terkendalinya dan terevaluasinya program BPM-PDT b. Penyusunan Anggaran, Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Input : Dana sebesar Rp ,- Output : Laporan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Outcomes : Tersedianya Laporan Penyelenggaraan Keuangan Daerah 3. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaaan, dengan kegiatan-kegiatan sbb: a. Pembangunan Rumah Layak Huni Rumah Tangga Miskin Secara Swakelola Input : Dana sebesar Rp ,- Output : Terbangunya Rumah Layak Huni Bagi Rumah Tangga Miskin L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

31 Outcomes : Pemenuhan Rumah Layak Huni Bagi Rumah Tangga Miskin b. Penunjang Administrasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Generasi Sehat Cerdas (PNPM-GSC) Input : Dana sebesar Rp ,- Output : Terselenggaranya Rapat Koordinasi PNPM Generasi Sehat Cerdas Outcomes : Terkoordinasi Pelaksanaan PNPM GSC di Kabupaten serta Meningkatnya kompetensi SDM pelaksana PNPM GSC tingkat Kab/Kec/Desa c. Rakor Penanggulangan Kemiskinan Input : Dana sebesar Rp ,- Output : Terlaksananya Rakor TKPK, Rakor Evaluasi kemiskinan, dan Rakor Raskin Outcomes : Adanya Evaluasi Kemiskinan Lintas Sektor dan Solusi Permasalahan Serta Pemecahan Masalah Penyaluran Raskin d. Fasilitasi Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan Input : Dana sebesar Rp ,- Output : Data Profil Desa dan Kelurahan di Provinsi Gorontalo Outcomes : Tersedianya data profil desa dan kelurahan di Provinsi Gorontalo 4. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan, dengan kegiatankegiatan sbb: a. Identifikasi dan Pelatihan Lembaga Ekonomi Masyarakat Desa Tertinggal Input : Dana sebesar Rp ,- Output : Data Profil Desa dan Kelurahan di Provinsi Gorontalo Outcomes : Tersedianya data profil desa dan kelurahan di Provinsi Gorontalo b. Peningkatan Ekonomi Masyarakat Desa Tertinggal Input : Dana sebesar Rp Output : Terselenggaranya pelaksanaan pengembangan ekonomi di desa Outcomes : Terwujudnya Peningkatan Ekonomi Masyarakat Desa 5. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam membangun Desa, dengan kegiatan-kegiatan sbb: a. Pemasyarakatan dan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG) Input : Dana sebesar Rp ,- L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

32 Output : Terlaksananya keikutsertaan Provinsi Gorontalo pada Gelar TTG Nasional Outcomes : Terciptanya inovasi dari para inovator serta pemanfaatan TTG oleh Masyarakat b. Lomba Desa dan Kelurahan Tingkat Provinsi Input : Dana sebesar Rp ,- Output : Terpilihnya 1 Desa dan Kelurahan yang mewakili Provinsi Gorontalo Outcomes : Meningkatnya kinerja pemerintah Desa/Kelurahan yang didorong oleh partisipasi dan gotong - royong masyarakat desa c. Pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat ( BBGRM) Tingkat Provinsi Input : Dana sebesar Rp ,- Output : Mewujudkan semangat gotong royong masyarakat dan meningkatkan kesadaran berbangsa untuk bangkit dari kemiskinan Outcomes : Terlaksananya Pencanangan BBGRM tingkat Provinsi untuk membangkitkan semangat gotong royong dan keswadayaan masyarakat dalam membangun desa 6. Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa, dengan kegiatan-kegiatan sbb: a. Pelatihan Aparatur Pemerintahan Desa Input : Dana sebesar Rp ,- Output : Terlaksananya Pelatihan Bagi Aparat Desa Outcomes : Meningkatnya pemahaman aparatur desa dalam hal pengelolaan perencanaan pembangunan desa b. Pembinaan Kepala Desa, Lurah dan Camat Input : Dana sebesar Rp ,- Output : Terwujudnya peningkatan kinerja Kepala Desa, Lurah dan Camat Outcomes : Meningkatnya pemahaman aparatur desa dalam hal pengelolaan perencanaan pembangunan desa 7. Program Pembangunan Desa Tertinggal, dengan kegiatan-kegiatan sbb: a. Pembangunan Infrastruktur Ekonomi Masyarakat Miskin di Desa Tertinggal Input : Dana sebesar Rp ,- L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

33 Output : Terbangunnya Infrastruktur Ekonomi Masyarakat Miskin Desa Tertinggal Outcomes : Mengurangi ketimpangan antar wilayah desa dan kesenjangan ekonomi b. Pembangunan Infrastruktur Sosial Budaya Masyarakat Miskin di Desa Tertinggal Input : Dana sebesar Rp ,- Output : Terbangunnya infrastruktur sosial budaya masyarakat miskin di desa tertinggal Outcomes : Tersedianya sarana prasarana pendukung peningkatan pelayanan sosial budaya masyarakat 8. Program Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga, dengan kegiatan-kegiatan sbb: a. Peningkatan Program Tertib Administrasi Input : Dana sebesar Rp ,- Output : Tersedianya dokumen administrasi PKK Outcomes : Meningkatnya pemahaman dalam mengelola dokumen administrasi b. Jambore PKK Input : Dana sebesar Rp ,- Output : Terlaksananya Jambore PKK Tingkat Provinsi Gorontalo Outcomes : Meningkatnya Peran PKK c. HKG dan Rakon PKK Input : Dana sebesar Rp ,- Output : Terlaksananya Peringatan Hari Kesatuan Gerak ( HKG) Tingkat Provinsi Gorontalo Outcomes : Meningkatnya Peran PKK d. Fasilitasi Pembinaan Keagamaan dan Kesejahteraan Keluarga Input : Dana sebesar Rp ,- Output : Terlaksananya Peringatan Hari Kesatuan Gerak ( HKG) Tingkat Provinsi Gorontalo Outcomes : Meningkatnya Peran PKK e. Pembinaan Anak Remaja Masyarakat dan Keluarga Input : Dana sebesar Rp ,- Output : Terlaksananya pembinaan pola asuh anak remaja Outcomes : Terciptanya pelaksanaan pembinaan pola asuh anak remaja, masyarakat dan keluarga L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

34 f. Peningkatan Kapasitas Lingkungan Input : Dana sebesar Rp ,- Output : Terciptanya pelestarian lingkungan hidup Outcomes : Terciptanya kesadaran masyarakat dalam kelestarian lingkungan g. Peningkatan dan Pembinaan Pola Hidup Bersih dan Sehat Input : Dana sebesar Rp ,- Output : Terlaksananya pembinaan PHBS Outcomes : Terciptanya kesadaran masyarakat dalam kelestarian lingkungan h. Peningkatan Keberdayaan dan Kesejahteraan Masyarakat dan Keluarga Input : Dana sebesar Rp ,- Output : Terlaksananya peningkatan keberdayaan dan kesejahteraan masyarakat Outcomes : Optimalisasi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan keluarga L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

35 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi Banyaknya komentar masyarakat tentang keberhasilan dan ketidakberhasilan instansi pemerintah dalam menjalankan amanah yang diberikan kepadanya menunjukkan harapan dan kepedulian publik yang harus direspon. Namun, antara harapan masyarakat terhadap kinerja instansi pemerintah dengan apa yang dilakukan oleh para pengelola dan pejabat pemerintahan sering berbeda. Artinya, terjadi kesenjangan harapan (expectation gap) yang bisa menimbulkan ketidakharmonisan antara instansi pemerintah dengan para direct users dari masyarakat. Expectation gap merupakan kesenjangan yang terjadi karena adanya perbedaan antara harapan masyarakat dengan apa yang sebenarnya menjadi pedoman mutu manajemen suatu organisasi yang menyediakan layanan publik. Hal ini sebagai akibat dari belum adanya sistem pengukuran kinerja formal yang dapat menginformasikan tingkat keberhasilan suatu instansi pemerintah. Para pengelola pemerintahan sering mempunyai anggapan bahwa ukuran keberhasilan suatu instansi pemerintah ditekankan pada kemampuan instansi tersebut dalam menyerap anggaran. Jadi, suatu instansi dinyatakan berhasil jika dapat menyerap 100% anggaran pemerintah walaupun hasil maupun dampak yang dicapai dari pelaksanaan program tersebut masih berada jauh di bawah standar. Keberhasilan ini hanya ditekankan pada aspek input tanpa melihat tingkat output maupun dampaknya. Sementara masyarakat mengharapkan keberhasilan instansi pemerintah adalah tindakan nyata yang bisa meningkatkan kesejahteraan mereka. Pada era reformasi saat ini, fenomena pengukuran keberhasilan yang hanya menekankan pada input seperti di atas banyak mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak. Oleh karena itu dipertimbangkan untuk memperbaiki indikator keberhasilan suatu instansi pemerintah agar lebih mencerminkan kinerja sesuangguhnya. Dalam modul Sosialisasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dijelaskan bahwa tingkat keberhasilan suatu instansi pemerintah harus memperhatikan seluruh aktivitas. Tingkat keberhasilan harus diukur tidak semata-mata kepada input dari program instansi tetapi lebih ditekankan kepada output, proses, manfaat, dan dampak dari program instansi tersebut bagi kesejahteraan masyarakat. Melalui suatu pengukuran kinerja, keberhasilan suatu instansi pemerintah akan lebih dilihat dari kemampuan instansi tersebut berdasarkan sumber daya yang dikelolanya untuk mencapai L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

36 hasil sesuai dengan rencana yang telah dituangkan dalam perencanaan strategis. 1. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Dalam rangka pengukuran dan peningkatan kinerja serta lebih meningkatkan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU). IKU adalah ukuran keberhasilan suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi. Tujuan penetapan Indikator Kinerja Utama yaitu : a. Untuk memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam menyelenggarakan manajemen kinerja secara baik; b. Untuk memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja. Capaian kinerja yang dapat dilaporkan cenderung lebih dititikberatkan pada sejauh mana program dan kegiatan telah membawa manfaat bagi masyarakat, pemerintah maupun stakeholder lainnya, dengan indikator kinerja yang ditetapkan. Upaya pengukuran kinerja diakui tidak selalu mudah karena hasil capaian suatu indikator tidak semata-mata merupakan output dari suatu program atau sumber dana, tetapi merupakan akumulasi, korelasi, dan sinergi antara berbagai program. Dengan demikian, keberhasilan pembangunan tidak dapat diklaim sebagai hasil dari suatu sumber dana atau oleh suatu pihak saja. L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

37 Tabel 3.1 Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Provinsi Gorontalo NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENJELASAN (Formula Pengukuran, Tipe Penghitungan, Sumber Data) 1. Terwujudnya pembangunan infrastruktur dasar masyarakat miskin dan desa tertinggal 2. Optimalisasi kinerja layanan kelembagaan Pemerintah desa/kelembagaan, serta kelembagaan ekonomi masyarakat desa Jumlah rumah layak huni yang dibangun bagi RTM - Jumlah Desa Tertinggal yang terbangun infrastruktur ekonomi. - - Jumlah Desa Tertinggal yang terbangun infrastruktur sosialnya Jumlah Lembaga Ekonomi Desa yang difasilitasi dan dilatih Jumlah aparat desa yg mendapatkan pelatihan pengelolaan perencanaan pembangunan desa - Rumah Layak Huni (Mahyani) bagi Rumah Tangga Miskin (RTM) dengan kriteria : (1). Penerima Mahyani berusia minimal 30 tahun, memiliki rumah yang tidak layak huni dan berdiri diatas tanah milik sendiri. (2). Berusia 50 Tahun dan memiliki Tanah untuk bangunan Mahyani. - Sumber Data : Pemutakhiran Basis Data Terpadu. Pembangunan Infrastruktur Ekonomi meliputi : Pasar Desa, Jalan Tani, Lantai Jemur dan Plat Duicker. Pembangunan dilaksanakan dengan sistem swakelola masyarakat padat karya. Pembangunan Infrastruktur Sosial meliputi : Pembangunan Kantor/Balai Pertemuan, MCK, dan Posyandu/HI/ TPA. Pembangunan dilaksanakan dengan sistem swakelola masyarakat padat karya. Pokmas yang difasilitasi Lembaga Ekonomi Desa tertinggal yang dilatih kepala desa/aparat desa yang terlatih L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

38 2. Pengukuran, Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja a. Kerangka Pengukuran Kinerja Dalam rangka mengukur tingkat keberhasilan suatu instansi pemerintah sangat dibutuhkan adanya indikator yang jelas oleh stakeholders. Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu indikator kinerja harus merupakan sesuatu yang akan dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja, baik dalam tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, maupun tahap setelah kegiatan selesai dan berfungsi. Dengan demikian, tanpa adanya indikator kinerja, sulit bagi kita untuk menilai tingkat keberhasilan dan ketidakberhasilan kebijaksanaan maupun program suatu instansi pemerintah. Dengan indikator kinerja, suatu organisasi mempunyai wahana yang jelas bagaimana dia akan dikatakan berhasil atau tidak berhasil di masa yang akan datang. Indikator kinerja suatu organisasi hendaknya dapat dipahami secara sama baik oleh manajemen maupun stakeholders. Dengan indikator yang sama dan persepsi yang sama maka penilaian keberhasilan diharapkan menggunakan kriteria yang sama sehingga lebih obyektif. Indikator kinerja instansi pemerintah semestinya tidak hanya dipahami pejabat atau aparatur instansi pemerintah, namun juga penting bagi pihak lain seperti legislatif, investor, kreditur, institusi internasional, pengamat, dan juga masyarakat umum. Jadi dengan adanya indikator yang jelas diharapkan akan menciptakan konsensus berbagai pihak baik internal maupun eksternal untuk menghindari kesalahan interpretasi selama pelaksanaan program dan dalam menilai keberhasilan suatu instansi pemerintah. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan antara kinerja yang (seharusnya) terjadi dengan kinerja yang diharapkan, target dan realisasi, dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Capaian Indikator Kinerja = ( Realisasi/Rencana ) x 100 % L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

39 Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran dan kegiatan. Pengukuran dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran digunakan untuk menunjukkan secara langsung kaitan antara sasaran dengan indikator kinerjanya, sehingga keberhasilan sasaran berdasarkan rencana kinerja tahunan yang ditetapkan dapat dilihat dengan jelas. Selain itu, untuk memberikan penilaian yang lebih independen melalui indikator-indikator outcomes atau minimal outputs dari kegiatan yang terkait langsung dengan sasaran yang diinginkan. Kemudian nilai capaian kinerjanya dikelompokan dalam skala pengukuran ordinal sebagai berikut: Tabel 3.2 Indikator Keberhasilan Pencapaian Target NO. % PENCAPAIAN TARGET JUMLAH SASARAN s/d 100 Berhasil s/d s/d s/d 54 Berhasil namun masih perlu ditingkatkan Cukup Berhasil Kurang Berhasil Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik, semakin rendah realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin jelek Pengukuran tingkat capaian kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Provinsi Gorontalo tahun 2015 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasinya. Penilaian pencapaian indikator sasaran menggunakan Perjanjian Kinerja tahun Realisasi sampai akhir tahun 2015 menunjukkan bahwa sebanyak empat sasaran telah dicapai dengan hasil yang baik. b. Evaluasi Capaian Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Provinsi Gorontalo melaksanakan akuntabilitas kinerja melalui penyajian Laporan Kinerja, yang disusun sesuai Peraturan Presiden RI Nomor 29 L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

40 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan ini memberikan gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran strategis dengan membandingkan realisasi indikator kinerja sasaran strategis terhadap target yang telah ditetapkan. Mengacu pada ketentuan yang berlaku dalam Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Provinsi Gorontalo diukur dengan membandingkan pencapaian indikator kinerja dengan target yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja BPM-PDT Provinsi Gorontalo Tahun Perjanjian Kinerja yang digunakan sebagai dasar pengukuran kinerja tahun 2015 adalah Perjanjian Kinerja Tahun 2015 BPM-PDT Provinsi Gorontalo setelah reviu oleh Inspektorat Provinsi Gorontalo. Pada tahun 2015, pengukuran kinerja dilakukan terhadap 4 (empat) Sasaran Strategis dengan menggunakan 18 (delapan belas) Indikator Kinerja yang ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun Dari 18 indikator kinerja dalam dokumen Perjanjian Kinerja, yang dapat diukur secara utuh indikatornya sebanyak 12 (dua belas) Indikator Kinerja dan telah mencapai bahkan melampaui target yang telah ditetapkan. Tahun 2015 merupakan tahun ketiga dari Rencana Strategis BPM-PDT Provinsi Gorontalo Tahun Berikut diuraikan hasil pengukuran dan analisis pencapaian Sasaran Strategis BPM-PDT Provinsi Gorontalo Tahun Tingkat capaian kinerja Badan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Provinsi Gorontalo tahun 2015 untuk seluruh indikator dapat diilustrasikan dalam tabel berikut. L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

41 Tabel. 3.3 Pencapaian Target Kinerja BPM-PDT Tahun 2015 SASARAN NO STRATEGIS 1 Terwujudnya pembangunan infrastruktur dasar masyarakat miskin dan desa tertinggal 2 Optimalisasi kinerja layanan kelembagaan Pemerintah desa/kelurahan, serta kelembagaan ekonomi masyarakat desa INDIKATOR KINERJA Jumlah rumah layak huni yang dibangun bagi RTM Jumlah Desa Tertinggal yang terbangun infrastruktur ekonomi dan social budayanya Jumlah Lembaga Ekonomi Desa yang difasilitasi dan dilatih Persentase Desa Yang Memiliki Profil Desa Jumlah Camat dan Lurah yang meningkat kinerjanya Terlaksananya Lomba Inovasi dan Pameran TTG Tingkat Provinsi dan Nasional Jumlah aparat desa yang terlatih dalam hal pengelolaan perencanaan pembangunan desa Jumlah Cakupan pelaksanaan Kegiatan Operasional Tim Pengerak PKK TARGET REALISASI CAPAIAN 711 Unit Rumah Layak Huni yang terbangun 20 Desa tertinggal yang terbangun infrastruktur ekonominya 20 Desa tertinggal yang terbangun infrastruktur sosialnya 15 Pokmas yang difasilitasi 15 Lembaga Ekonomi Desa tertinggal yang dilatih 100 % (50 kel) 75 orang Camat yang ditingkatkan kinerjanya 72 orang Lurah yang ditingkatkan kinerjanya 711 Unit 100% 20 Desa Tertinggal 20 Desa Tertinggal 36 Kelompok Masyarakat 36 Lembaga Ekonomi Desa 100 % (50 kel) 75 orang Camat yang ditingkatkan kinerjanya 72 orang Lurah yang ditingkatkan kinerjanya 100% 100% 240% 100% 100% 100% 1 kegiatan 1 kegiatan 100% 200 orang Kepala Desa yang terlatih 200 orang Kepala Desa yang terlatih 100% 6 Kab/Kota 6 Kab/Kota 100% L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

42 3 Meningkatnya peran serta dan Partisipasi masyarakat dalam Pembangunan wilayah perdesaan/ kelurahan Persentase Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa Jumlah desa dan kelurahan yang dinilai 100% 100% 100% 3 desa/3 kelurahan 3 desa/3 kelurahan 100% 4 Terwujudnya Efektifitas Koordinasi & Strategi Penanggulangan Kemiskinan, Ketersediaan Sarana Prasarana Layanan Public Yang Cukup Memadai Jumlah Cakupan Penerapan PNPM Jumlah SKPD Khusus PMD dan RTM Yang Dikooordinasika n Menerima Program 5 Kab 5 Kab 100% 6 SKPD PMD Kab/Kota, 15 SKPD Provinsi, 5 SKPP 6 SKPD PMD Kab/Kota, 15 SKPD Provinsi, 5 SKPP 100% Evaluasi dan analisis kinerja dilakukan dengan menggunakan formulir pengukuran kinerja sesuai Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Adapun seluruh capaian tujuan yang diuraikan dalam capaian sasaran strategis dapat dijelaskan sebagai berikut : SASARAN STRATEGIS 1: Terwujudnya pembangunan infrastruktur dasar masyarakat miskin dan desa tertinggal Pencapaian kinerja Sasaran Strategis 1 (satu) Terwujudnya pembangunan infrastruktur dasar masyarakat miskin dan desa tertinggal diukur menggunakan 2 (dua) Indikator Kinerja yaitu (1) Jumlah Rumah layak huni yang dibangun bagi RTM dan (2) Jumlah Desa Tertinggal yang terbangun infrastruktur ekonomi dan sosialnya. Uraian target, realisasi dan capaian Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis 1 (satu) adalah sebagai berikut: Sebuah upaya untuk mempercepat pencapaian kesejahteraan masyarakat desa L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

43 TABEL 3.3 Pencapaian Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis 1 Tahun 2015 INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN Jumlah Rumah layak huni yang dibangun bagi RTM Jumlah Desa Tertinggal yang terbangun infrastruktur ekonomi dan sosialnya 711 Unit Rumah Layak Huni yang terbangun 20 Desa tertinggal yang terbangun infrastruktur ekonominya 20 Desa tertinggal yang terbangun infrastruktur sosialnya 711 Unit Rumah Layak Huni yang terbangun 20 Desa tertinggal yang terbangun infrastruktur ekonominya 20 Desa tertinggal yang terbangun infrastruktur sosialnya 100% 100% 100% Deskripsi Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Dalam rangka mempercepat capaian kesejahteraan masyarakat desa. Pembangunan Infrastruktur Desa Berbasis Masyarakat ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui perbaikan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan infrastruktur dasar perdesaan berbasis pemberdayaan masyarakat. Disamping itu, tujuan Pembangunan Infrastruktur Desa Berbasis Masyarakat adalah: 2) Mewujudkan peningkatkan akses masyarakat miskin, hampir miskin, dan kaum perempuan, termasuk kaum minoritas terhadap pelayanan infrastruktur dasar di wilayah perdesaan; 3) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam membangun kesadaran dan kemandirian masyarakat dalam mengatasi permasalahan dan penyediaan infrastruktur perdesaan; 4) Meningkatnya peran aktif seluruh masyarakat desa, dalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan di desa; 5) Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat desa yang kuat, mengakar, representatif, akuntabel dan terpercaya; 6) Meningkatnya sinergi masyarakat desa, pemerintah desa, kecamatan, pemerintah kabupaten, swasta, lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat, dan kelompok peduli lainnya, untuk mengefektifkan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat desa L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

44 Program ini secara umum banyak memberikan manfaat kepada seluruh masyarakat di desa sasaran program, dan secara spesifik memberikan manfaat terhadap masyarakat yang menggunakan infrastruktur tersebut. Uraian Kinerja Tahun 2015 Uraian realisasi dan capaian kinerja masing-masing Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis 1 (satu) Terwujudnya pembangunan infrastruktur dasar masyarakat miskin dan desa tertinggal adalah sebagai berikut: Indikator Kinerja 1.1 Jumlah Rumah Layak Huni (Mahyani) yang dibangun bagi RTM epuasan Masyarakat Pada tahun 2015 Pemerintah Provinsi Gorontalo melalui BPM-PDT mengalokasikan dana APBD lebih dari 13 milyar untuk pembangunan Rumah Mahyani sebanyak 711 unit. Pola yang digunakan, yakni melalui pendekatan pemberdayaan dengan melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat, Kepala Desa dan penanggung jawab swakelola sebagai fasilitatornya. Hal ini mendapat respon yang sangat tinggi dan terbukti dapat meningkatkan peran serta masyarakat dan Pemerintah Desa. Partipasi dan nilai-nilai kegotong royongan masyarakat sangatlah dominan pada kegiatan ini. Meskipun anggaran yang dialokasikan hanya Rp /unit, namun semangat dan dukungan masyarakat begitu tinggi. Berdasarkan Perjanjian L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

45 Kinerja Tahun 2015, Target tahun 2015 Jumlah Rumah Layak Huni (Mahyani) yang dibangun adalah sejumlah 711 unit Mahyani. Pada target Renstra BPM-PDT, Jumlah Rumah Layak Huni yang seharusnya dibangun adalah sejumlah 1000 unit per tahunnya. Untuk menutupi kekurangan sebesar 289 unit pada Tahun 2015, BPM-PDT akan berusaha memenuhinya pada Tahun Tabel 3.4 Realisasi Pembangunan Rumah Layak Huni (Mahyani) Tahun 2015 JUMLAH MAHYANI NO KAB/KOTA YANG DIBANGUN (UNIT) 1 KOTA GORONTALO 33 2 KAB. GORONTALO KAB. BOALEMO KAB. POHUWATO 64 5 KAB. BONE BOLANGO 71 6 KAB. GTLO UTARA 143 JUMLAH 711 Per ba ndi ng an Kinerja a. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja dengan Tahun Sebelumnya Pada tahun 2015 target untuk Indikator Kinerja Jumlah Rumah Layak Huni yang dibangun bagi RTM mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yakni dari 800 unit menjadi 711 unit. Realisasi kinerja tahun sebelumnya adalah 800 unit atau presentase dalam pencapaian target sebesar 100%. Di tahun 2015 realisasi dari indikator kinerja ini adalah 711 unit. Penurunan target ini disebabkan karena alokasi anggaran untuk kegiatan Pembangunan Rumah Layak Huni (Mahyani) tidak mencukupi. Beberapa faktor yang turut mempengaruhi hal ini yaitu terjadinya kenaikan harga barang-barang pabrikan dan kebijakan fiskal. Realisasi pembangunan Rumah Layak Huni yang telah terbangun selang waktu 2012 hingga 2015 adalah sejumlah unit. Tabel 3.5 Realisasi Pembangunan Rumah Layak Huni (Mahyani) Tahun L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

46 NO KAB/KOTA TAHUN JUMLAH YANG TELAH TERBANGUN 1 KOTA GORONTALO KAB. GORONTALO KAB. BOALEMO KAB. POHUWATO KAB. BONE BOLANGO KAB. GTLO UTARA JUMLAH b. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Target Akhir Renstra Apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra BPM-PDT periode , maka realisasi indikator kinerja Jumlah Rumah Layak Huni yang dibangun bagi RTM baru mencapai unit atau 60,72% dari target akhir periode Renstra sebesar unit (100%). Dengan capaian yang masih jauh dari target ini, BPM-PDT akan lebih memfokuskan pada pencapaian target ini sehingga dapat mencapai target akhir Renstra periode Indikator Kinerja 1.2 Jumlah desa tertinggal yang terbangun infrastruktur ekonomi dan sosial budayanya Pemerintah Provinsi Gorontalo telah berupaya melakukan berbagai pendekatan pembangunan multidimensi yang meliputi pendekatan pemberdayaan masyarakat, pendekatan program kegiatan terkait penanggulangan kemiskinan dan saat ini melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Provinsi Gorotalo telah dilakukan pendekatan kewilayahan melalui pembangunan infrastruktur sosial budaya dan ekonomi masyarakat. Pencapaian indikator kinerja Jumlah desa yang terbangun infrastruktur ekonomi dan sosial budayanya ini diukur melalui Target kinerja yaitu 20 desa tertinggal yang terbangun infrastruktur ekonomi dan 20 desa tertinggal yang terbangun infrastruktur sosial budayanya. Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah: 1. Tersedianya infrastruktur sosial budaya masyarakat miskin; 2. Tersedianya infrastruktur ekonomi masyarakat miskin dan; L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

47 3. Terjadinya peningkatan keterlibatan Masyarakat dalam pelaksanaan, pengawasan sampai dengan pelestarian hasil pembangunan. Jenis bantuan pada kegiatan pembangunan infrastruktur ekonomi dan sosila budaya masyarakat masing-masing adalah: 1. Bantuan Pembangunan Infrastruktur Sosial Budaya masyarakat yang meliputi: Pembangunan MCK. MCK adalah singkatan dari Mandi, Cuci, Kakus. Merupakan sarana fasilitas umum yang digunakan bersama oleh beberapa keluarga untuk keperluan mandi, mencuci, dan buang air dimana lokasinya berada pada permukiman tertentu yang penduduknya cukup padat dan tingkat kemampuan ekonomi masyarakatnya rendah; MCK yang dibangun oleh BPM-PDT Provinsi Gorontalo Pembangunan Paud. Bangunan Paud adalah salah satu sarana fasilitas masyarakat yang digunakan untuk pelaksanaan pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

48 PAUD yang dibangun oleh BPM-PDT Provinsi Gorontalo Pembangunan Kantor Desa. Kantor Desa adalah bangunan kantor untuk kepala desa dan perangkatnya yang fungsinya untuk pusat pelayanan masyarakat dalam lingkup wilayahnya. Kantor Desa yang dibangun oleh BPM-PDT Provinsi Gorontalo Tahun 2015 L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

49 2. Bantuan Pembangunan Infrastruktur Ekonomi Masyarakat yang meliputi: Pembangunan Pasar Desa. Pasar desa adalah sarana fasilitas penunjang perekonomian desa yang merupakan pusat interaksi masyarakat pedesaan untuk peningkatan pendapatan masyarakat desa. Pasar Desa yang telah dibangun oleh BPM-PDT Provinsi Gorontalo Pembangunan Jalan Desa. Jalan Desa merupakan fasilitas penunjang yang fungsinya untuk memperlancar hubungan komunikasi dengan tempat lain, mempermudah pengiriman hasil produksi serta menigkatkan jasa pelayanan sosial, termasuk pelayanan kesehatan dan pendidikan. Jalan Desa yang dibangun oleh BPM-PDT Provinsi Gorontalo L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

50 Pembangunan Plat Dueker. Plat Dueker adalah bangunan sejenis jembatan kecil yang fungsinya untuk menghubungkan jalan, biasanya terletak diatas saluran drainase atau saluran irigasi yang berbentuk persegi panjang. Plat Dueker yang dibangun oleh BPM-PDT Provinsi Gorontalo Pembangunan Irigasi Desa. Irigasi Desa adalah saluran dan bangunan yang diperlukan untuk pengaturan air mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian dan penggunaannya. Pembangunan Lantai Jemur. Lantai Jemur adalah bangunan sarana fasilitas penunjang perekonomian masyarakat yang fungsinya untuk penjemuran hasil produksi masyarakat seperti jagung dan padi. Lantai Jemur dan Gudang yang dibangun BPM-PDT Provinsi Gorontalo L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

51 Perbandingan Kinerja a. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja dengan Tahun Sebelumnya Pada tahun 2015 target untuk Indikator Kinerja Jumlah desa yang terbangun infrastruktur ekonomi dan sosial budayanya mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yakni dari 25 desa tertinggal menjadi 20 desa tertinggal. Realisasi kinerja tahun sebelumnya adalah 58 desa atau presentase dalam pencapaian target sebesar 232%. Di tahun 2015 realisasi dari indikator kinerja ini adalah 20 desa atau sebesar 100%. Penurunan target ini disebabkan di tahun 2014 adalah sebagai tahun pencanangan Program Pembangunan Desa Tertinggal sehingga alokasi anggaran di tahun tersebut lebih banyak dibanding tahun Realisasi pembangunan desa tertinggal yang terbangun infrastruktur ekonomi dan sosial budayanya adalah sejumlah 78 desa pada selang waktu 2014 hingga BPM-PDT Provinsi Gorontalo pada tahun 2015 mengalokasikan 9 paket pembangunan infrastruktur ekonomi yakni 1 paket Jalan Tani, 1 paket Pasar Desa, 5 paket platduicker dan 2 paket lantai jemur serta 17 paket Infrastruktur sosial budayanya yang terdiri dari 2 paket Kantor balai pertemuan, 13 paket MCK dan 2 paket Posyandu. Pembangunan infrastruktur ekonomi dan sosial budaya ini dialokasikan ke 20 desa tertinggal yang ada di Provinsi Gorontalo. Konsep yang digunakan yaitu model partisipasi masyarakat dengan pola swakelola dengan pertimbangan bahwa hal tersebut memberikan implikasi sebagai berikut : Pelibatan Masyarakat lokal akan mendorong rasa tanggung jawab untuk memelihara infrastruktur yang dibangun secara bersama-sama Umur operasional akan lebih panjang dengan biaya pemeliharaan secara swadaya Dari pengukuran kinerja pencapaian sasaran di atas menunjukan capaian kinerja melalui indikator jumlah desa tertinggal yang terbangun infrastruktur ekonomi dan sosial budayanya memiliki capaian sebesar 100%. L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

52 TABEL 3.6 Persandingan Pencapaian Pembangunan Infrastruktur Ekonomi dan Sosial Budaya Masyarakat Miskin Di Desa Tertinggal Tahun 2014 dan 2015 INDIKATOR KINERJA Jumlah Desa Tertinggal yang terbangun infrastruktur ekonomi dan sosial budayanya TARGET REALISASI Desa tertinggal yang terbangun infrastruktur ekonominya 25 Desa tertinggal yang terbangun infrastruktur sosial budayanya 20 Desa tertinggal yang terbangun infrastruktur ekonominya 20 Desa tertinggal yang terbangun infrastruktur sosial budayanya 52 Desa tertinggal yang terbangun infrastruktur ekonominya 52 Desa tertinggal yang terbangun infrastruktur sosial budayanya 20 Desa tertinggal yang terbangun infrastruktur ekonominya 20 Desa tertinggal yang terbangun infrastruktur sosial budayanya b. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Target Akhir Renstra Apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra BPM-PDT periode , maka realisasi indikator kinerja Jumlah desa yang terbangun infrastruktur ekonomi dan sosial budayanya baru mencapai 78 desa atau 62,4% dari target akhir periode Renstra sebanyak 125 desa yang terbangun infrastruktur ekonomi dan sosial budayanya (100%). Dengan capaian yang masih jauh dari target ini, BPM-PDT akan lebih memfokuskan pada pencapaian target ini sehingga dapat mencapai target akhir Renstra periode SASARAN STRATEGIS 2: Optimalisasi kinerja layanan kelembagaan pemerintah desa/kelurahan, serta kelembagaan ekonomi masyarakat desa Pencapaian kinerja Sasaran Strategis 2 (dua) Optimalisasi kinerja layanan kelembagaan pemerintah desa/kelurahan, serta kelembagaan ekonomi masyarakat desa diukur menggunakan 6 (enam) Indikator Kinerja yaitu (1) Jumlah lembaga ekonomi desa yang difasilitasi dan dilatih; (2) Persentase desa yang memiliki profil desa; (3) Jumlah c amat dan lurah yang meningkat kinerjanya; (4) Terlaksananya Lomba Inovasi dan Pameran TTG Tingkat Provinsi dan Nasional; (5) Jumlah aparat desa yang terlatih dalam hal pengelolaan perencanaan pembangunan desa; dan (6) Jumlah cakupan pelaksanaan kegiatan op erasional L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

53 Tim Penggerak PKK. Uraian target, realisasi dan capaian Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis 2 (dua) adalah sebagai berikut: Tabel 3.7 Pencapaian Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis 2 Tahun 2015 INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN Jumlah lembaga ekonomi desa yang difasilitasi dan dilatih Persentase desa yang memiliki Profil Desa Jumlah Camat dan Lurah yang meningkat kinerjanya Terlaksananya Lomba Inovasi dan Pameran TTG Tingkat Provinsi dan Nasional Jumlah aparat desa yang terlatih dalam hal pengelolaan perencanaan pembangunan desa Jumlah cakupan pelaksanaan kegiatan operasional Tim Penggerak PKK 15 pokmas yang difasilitasi 15 Lembaga Ekonomi Desa Tertinggal yang dilatih 100% (50 Kelurahan) 75 orang Camat yang ditingkatkan kinerjanya 72 orang Lurah yang ditingkatkan kinerjanya 36 pokmas yang 240% difasilitasi 36 Lembaga 240% Ekonomi Desa Tertinggal yang dilatih 100% 100% 75 orang Camat yang ditingkatkan kinerjanya 72 orang Lurah yang ditingkatkan kinerjanya 100% 100% 1 kegiatan 1 kegiatan 100% 200 orang Kepala Desa yang terlatih 200 orang Kepala Desa di desa tertinggal yang terlatih 100% 6 kab/kota 6 kab/kota 100% Deskripsi Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran pokok pembangunan pedesaan adalah tercipanya kondisi ekonomi rakyat di pedesaan yang kukuh dan mampu tumbuh secara mandiri dan berkelanjutan. Sasaran pembangunan pedesaan tersebut diupayakan secara bertahap dengan langkah: pertama, peningkatan kualitas tenaga kerja di pedesaan; kedua, peningkatan kemampuan aparatur pemerintah desa; ketiga, penguatan lembaga pemerintah dan lembaga masyarakat desa; keempat, pengembangan kemampuan sosial ekonomi masyarakat desa; kelima, pengembangan sarana dan prasarana L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

54 pedesaan; dan keenam, pemantapan keterpaduan pembangunan desa berwawasan lingkungan. Keberhasilan capaian sasaran strategis ini diukur melalui 6 (Enam) Indikator Kinerja Utama yaitu: 1. Jumlah Lembaga Ekonomi Desa yang difasilitasi dan dilatih; 2. Persentase desa yang memiliki profil desa; 3. Jumlah Camat dan Lurah yang meningkat kinerjanya; 4. Terlaksananya Lomba Inovasi dan Pameran TTG Tingkat Provinsi dan Nasional; 5. Jumlah aparat desa yang terlatih dalam hal pengelolaan perencanaan pembangunan desa; 6. Jumlah cakupan pelaksanaan kegiatan operasional Tim Penggerak PKK. Uraian Kinerja Tahun 2015 Uraian realisasi dan capaian kinerja masing-masing Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis 2 (dua) Optimalisasi kinerja layanan kelembagaan pemerintah desa/kelurahan, serta kelembagaan ekonomi masyarakat desa adalah sebagai berikut: Indikator Kinerja 2.1 Jumlah Lembaga Ekonomi Desa yang difasilitasi dan dilatih epuasan Masyarakat Dari pengukuran kinerja pencapaian sasaran menunjukan capaian kinerja pada indikator ini sebesar 240% atau ada sejumlah 36 Pokmas atau Lembaga Ekonomi Desa yang difasilitasi dan dilatih dari target yang telah ditetapkan yaitu 15 pokmas. Tabel 3.8 Daftar Nama Pokmas/Lembaga Ekonomi Desa yang difasilitasi dan dilatih Tahun 2015 NO KABUPATEN LOKASI SASARAN POKMAS KECAMATAN DESA NAMA KELOMPOK BIDANG USAHA JUMLAH DANA 1 GORONTALO UTARA 1 SUMALATA HUTOKALO CITRA BAHARI AYAM ATINGGOLA BUATA BATU DINDING JAYA 2 JAGUNG ATINGGOLA MONGGUPO PONGAMPUA AYAM ANGGREK IBARAT JANUR KUNING AYAM L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

55 5 PONELO KEP OTIOLA NYATA KARYA AYAM TOLINGGULA PAPUALANGI 7 TOLINGGULA PAPUALANGI 8 KWANDANG MOOTINELO 9 KWANDANG KATIALADA BERKAT BERKARYA TETAP BERKARYA MAJU BERSAMA MAJU BERSAMA AYAM IKAN AYAM AYAM ANGREK DUDEPO HUYULA AYAM ANGREK DUDEPO HELUMO AYAM GORONTALO 12 TELAGA JAYA BUHU KARYA MANDIRI IKAN TELAGA JAYA BUHU KARYA NYATA AYAM BATUDAA BARAKATI BONTULA PERMAI KAMBING TOLANGOHULA LAKEYA PUTRAGO IKAN DUNGALIYO AYUHULA CAHAYA HARAPAN AYAM TILANGO TABUMELA HUYULA AYAM TIBAWA LABANU ZABAL RAHMA AYAM BONE BOLANGO 19 BULANGO GERBANG HUNTU BARAT SELATAN DESA IKAN BULANGO WANITA HUNTU BARAT SELATAN MANDIRI IKAN BULANGO 21 UTARA SUKA DAMAI SANGKURIANG IKAN SUWAWA HULUDUOTAMO BANGUDO MAYI AYAM TILONGKABILA BONGOHULAWA AMITATER AYAM BULANGO ULU MONGIILO KARYA LOJI AYAM L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

56 4 BOALEMO 25 MANANGGU BENDUNGAN KARYA JAYA AYAM WONOSARI TRIRUKUN 27 WONOSARI DULOHUPA 28 WONOSARI HARAPAN SIAP BRUMBUN UNGGAS PERKASA TUNAS HARAPAN AYAM AYAM AYAM PAGUYAMAN TENILO MANDIRI AYAM POHUWATO 30 RANDANGAN MOTOLOHU 31 RANDANGAN MOTOLOHU 32 MARISA BULANGITA SUMBER MOTOLOHU MOTOLOHU MANDIRI MITRA MANDIRI AYAM AYAM JAGUNG RANDANGAN AYULA MEKAR EMAS AYAM RANDANGAN AYULA INGIN MANDIRI AYAM RANDANGAN PATUHU SINAR PATUHU AYAM TALUDITI PANCAKARSA I NIRWANA AYAM JUMLAH TOTAL Perbandingan Kinerja a. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja dengan Tahun Sebelumnya Pada tahun 2015 target untuk Indikator Kinerja Jumlah Lembaga Ekonomi Desa yang difasilitasi dan dilatih adalah 15 pokmas atau Lembaga Ekonomi Desa. Realisasi kinerja tahun sebelumnya adalah 15 pokmas atau presentase dalam pencapaian target sebesar 100%. Di tahun 2015 realisasi dari indikator kinerja ini adalah 36 pokmas. L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

57 Tabel 3.9 Realisasi Pokmas yang difasilitasi dan dilatih TAHUN NO KAB/KOTA REALISASI TAHUN TOTAL POKMAS YANG TELAH DIFASILITASI DAN DILATIH 1 KAB. GORONTALO KAB. BOALEMO KAB. POHUWATO KAB. BONE BOLANGO KAB. GTLO UTARA JUMLAH b. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Target Akhir Renstra Apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra BPM-PDT periode , maka realisasi indikator kinerja Jumlah Lembaga Ekonomi Desa yang difasilitasi dan dilatih baru mencapai 51 pokmas atau 77,27% dari target akhir periode Renstra sejumlah 66 pokmas yang difasilitasi dan dilatih (100%). Dengan demikian untuk mencapai target di akhir renstra masih tersisa 15 pokmas lagi yang harus difasilitasi dan dilatih. Indikator Kinerja 2.2 Persentase desa yang memiliki profil desa/kelurahan Keberhasilan penyediaan data profil desa dan kelurahan sesuai standar nasional di wilayah masing-masing, sangat ditentukan dari pemahaman, motivasi, kesungguhan, ketaatan dan tanggungjawab para pengelola profil desa/kelurahan di setiap strata pemerintahan. Manakala data profil desa/kelurahan berhasil disusun, diolah, dipublikasikan dan didayagunakan secara berkala dan berkelanjutan, maka kebutuhan data sektoral bagi setiap stakeholder pembangunan di setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) baik di kabupaten/kota maupun provinsi hingga pemerintah pusat dapat terpenuhi secara cepat, tepat dan dapat dipertanggungjawabkan. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas dan dalam rangka melaksanakan amanat Permendagri Nomor 12 Tahun 2007, maka dilakukan fasilitasi penyusunan profil L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

58 desa/kelurahan bagi tenaga pendata data dasar keluarga untuk 50 (lima puluh) operator penginput Data Dasar Keluarga (DDK) di Kelura han se-kota Gorontalo Tahun Untuk Tahun 2015, sasarannya adalah kelurahan sebanyak 50 kelurahan. Di tahun ini, indikator Persentase desa yang memiliki profil desa/kelurahan menargetkan sebanyak 50 kelurahan yang memiliki profil desa/kelurahan. Target yang dicapai di tahun ini adalah 50 kelurahan, sehingga pencapaian target untuk indikator ini adalah 100%. Di tahun 2014 target dan capaian kinerja masih sama dengan tahun 2015, yaitu 50 kelurahan. Perbandingan Kinerja a. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja dengan Tahun Sebelumnya Pada tahun 2015 target untuk Indikator Kinerja Persentase desa yang memiliki profil desa/kelurahan adalah 50 kelurahan. Realisasi dari indikator kinerja ini adalah 50 kelurahan (100%). Realisasi kinerja tahun sebelumnya adalah 50 kelurahan atau presentase dalam pencapaian target sebesar 100%. TABEL 3.10 DAFTAR KELURAHAN YANG MEMILIKI PROFIL DESA NO KAB/KOTA REALISASI TAHUN TOTAL POKMAS YANG TELAH DIFASILITASI DAN DILATIH 1 KAB. GORONTALO KAB. BOALEMO KAB. POHUWATO KAB. BONE BOLANGO KAB. GTLO UTARA JUMLAH b. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Target Akhir Renstra Apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra BPM-PDT periode , maka realisasi indikator kinerja Persentase desa yang memiliki profil desa/kelurahan sudah mencapai 50 kelurahan yang memiliki profil kelurahan, sedangkan untuk profil desa sudah semua desa memiliki profil desa (657 desa). L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

59 Indikator Kinerja 2.3 Jumlah Camat dan Lurah yang meningkat kinerjanya Pencapaian indikator ini dilakukan melalui kegiatan Pembinaan Kades, Lurah dan Camat. Maksud kegiatan ini yaitu meningkatkan motivasi, kesejahteraan dan partisipasi aparat pemerintah kecamatan, desa dan kelurahan, dalam mendukung percepatan pembangunan daerah melalui pemberian Tunjangan Kinerja Daerah (TKD). Sejak tahun 2015, kegiatan pembinaan kades, lurah dan camat diperuntukkan hanya bagi para camat dan lurah, hal ini disebabkan karena pemberian tunjangan bagi para kades tidak bisa diberikan lagi karena terkait dengan Dana Desa. Pembinaan terhadap Camat dan Lurah se-provinsi Gorontalo diberikan pada 75 orang Camat dan 72 orang Lurah. Penilaian kinerja Camat dan Lurah dilakukan terhadap kinerja mereka pada dukungan pemerintah kecamatan dan desa/kelurahan terhadap pelaksanaan 4 program unggulan Pemerintah Provinsi Gorontalo yakni Pendidikan Gratis, kesehatan Gratis, Peningkatan Ekonomi Kerakyatan dan Peningkatan Infrastruktur. Demikian juga terhadap proses penilaian yang sebelumnya dilakukan oleh dinasdinas terkait yang ada di lingkungan Pemerintah Provinsi, namun karena pertimbangan bahwa Bupati dan Walikota merupakan atasan langsung dari para Camat, Kades Dan Lurah, maka penilaian kinerja tersebut dilakukan oleh PMD wilayah masing-masing yang menjadi wilayah tugas dan kewenangannya, dibantu oleh dinas- dinas terkait lingkup kab/kota dan dikoordinir oleh Dinas/Badan/Kantor PMD. L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

60 Perbandingan Kinerja a. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja dengan Tahun Sebelumnya Pada tahun 2015 target untuk Indikator Kinerja Jumlah Camat dan Lurah yang meningkat kinerjanya adalah 75 orang Camat yang ditingkatkan kinerjanya dan 72 orang Lurah yang ditingkatkan kinerjanya. Realisasi kinerja di tahun sebelumnya adalah 75 orang Camat, 72 orang Lurah dan 657 orang Kepala Desa se-provinsi Gorontalo. Di tahun 2015 realisasi dari indikator kinerja ini adalah 75 orang Camat yang ditingkatkan kinerjanya dan 72 orang Lurah yang ditingkatkan kinerjanya. Tabel 3.11 Jumlah Camat, Lurah/Kades se-provinsi Gorontalo yang ditingkatkan kinerjanya TAHUN NO KAB/KOTA REALISASI TAHUN KAB. GORONTALO CAMAT LURAH KEPALA DESA KAB. BOALEMO CAMAT 7 7 LURAH - - KEPALA DESA KAB. POHUWATO CAMAT LURAH 3 3 KEPALA DESA KAB. BONE BOLANGO CAMAT LURAH 5 5 KEPALA DESA KAB. GTLO UTARA CAMAT LURAH - - L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

61 KEPALA DESA KOTA GORONTALO CAMAT 9 9 LURAH JUMLAH b. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Target Akhir Renstra Apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra BPM-PDT periode , maka realisasi indikator kinerja Jumlah Camat dan Lurah telah mencapai target setiap tahunnya sehingga target akhir renstra juga telah dicapai. Namun, meskipun telah mencapai target akhir renstra kegiatan pembinaan ini masih harus tetap dilakukan untuk membantu dan mendukung pelaksanan 4 program prioritas. Indikator Kinerja 2.4 Terlaksananya Lomba Inovasi dan Pameran TTG Tingkat Provinsi dan Nasional Keberhasilan dari capaian kinerja ini diperoleh lewat lomba inovasi TTG Tingkat Provinsi Gorontalo dan penunjang agenda nasional gelar TTG, Output dari kegiatan ini yang menunjang pencapaian kinerja program dan sasaran adalah terselenggaranya penilaian lomba inovasi TTG tingkat Provinsi yang sebelumnya sudah diawali dengan lomba inovasi TTG di tingkat Kabupaten/Kota se Provinsi Gorontalo dan selanjutnya memperoleh juara dalam lomba inovasi TTG dimana alat teknologi bersama produknya akan dipamerkan pada penyelenggaraan gelar TTG tingkat Nasional. Perbandingan Kinerja a. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja dengan Tahun Sebelumnya Pada tahun 2015 target untuk Indikator Kinerja Terlaksananya Lomba Inovasi dan Pameran TTG Tingkat Provinsi dan Nasional adalah 1 kegiatan. Realiasi pada indikator ini adalah 1 kegiatan yaitu terselenggaranya kegiatan Lomba Inovasi TTG dan keikutsertaan pada Lomba Inovasi TTG Tingkat Nasional. Realisasi kinerja di tahun ini dengan tahun sebelumnya berbeda karena adanya perubahan target kinerja. Di tahun sebelumnya target kinerja untuk indikator ini L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

62 adalah terbentuknya 2 (dua) posyantek. Target pada indikator ini dirubah karena ada perubahan mekanisme dalam penyelengggaraan lomba inovasi TTG.. b. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Target Akhir Renstra Apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra BPM-PDT periode , maka realisasi indikator kinerja Terlaksananya Lomba Inovasi dan Pameran TTG Tingkat Provinsi dan Nasional telah mencapai target setiap tahunnya sehingga target akhir renstra juga telah dicapai. Indikator Kinerja 2.5 Jumlah Aparat Desa yang terlatih dalam hal Pengelolaan Perencanaan Pembangunan Desa Output dari capaian kinerja ini antara lain: Tersusunnya data monografi desa di 6 kabupaten/kota; Peningkatan kualitas SDM pengelola keuangan, pelaksanaan tatalaksana keuangan, perbendaharaan serta verifikasi dan akuntansi. Output dari kegiatan dalam bentuk penataan dan penyusunan pertanggungjawaban keuangan yang tertib dan rapi, sehingga dokumen keuangan yang telah dibebani anggaran memenuhi syarat ketelitian dan kerapian. Dengan demikian pertanggungjawaban dapat bergulir dengan cepat dan tepat sasaran, selanjutnya tercipta suatu dokumen yang valid, akurat dan transparan sebagai bahan pengambilan kebijaksanaan pimpinan pada pelaksanaan anggaran. Perwujudan terselenggaranya verifikasi dan akuntansi dari setiap kegiatan keuangan bermanfaat untuk memperbaiki kekeliruan maupun kesalahan. Dengan demikian pelaksanaan pertanggungjawaban sampai ke tingkat penyusunan laporan dan realisasi anggaran akan menghasilkan laporan yang akurat dan akuntabel. Perbandingan Kinerja a. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja dengan Tahun Sebelumnya Pada tahun 2015 target untuk Indikator Kinerja Jumlah Aparat Desa yang terlatih dalam hal Pengelolaan Perencanaan Pembangunan Desa adalah 200 orang Kepala Desa yang terlatih. Di tahun ini target yang telah ditentukan tercapai. Di tahun sebelumnya (2014), indikator ini menargetkan 77 Camat dan 729 Kepala desa/kelurahan yang dilatih dan telah mencapai target. L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

63 Capaian kinerja yang berbeda antara tahun sebelumnya dengan tahun ini dikarenakan pada tahun ini 657 orang sekdes, 72 LMD dan 657 BPD telah terakomodir dalam kegiatan peningkatan kapasitas aparatur desa dengan menggunakan anggaran APBN Tahun 2015 sebanyak 2240 Orang (Kades, Sekdes, Bendahara Desa, Kaur Pembangunan, Aparat Kecamatan) sehingga pada kegiatan yang bersumber dari APBD hanya melaksanakan pelatihan aparat desa sejumlah 200 orang yang terdiri dari 200 kepala desa tertinggal dalam hal pengelolaan perencanaan pembangunan desa sebesar 100%. b. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Target Akhir Renstra Apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra BPM-PDT periode , maka realisasi indikator kinerja Jumlah Aparat Desa yang terlatih dalam hal Pengelolaan Perencanaan Pembangunan Desa telah mencapai target setiap tahunnya sehingga target akhir renstra juga akan tercapai. Indikator Kinerja 2.6 Jumlah cakupan pelaksanaan kegiatan operasional Tim Penggerak PKK Pembangunan Nasional adalah Pembangunan Manusia seutuhnya dan pembangunan masyarakat indonesia seluruhnya, yang akan terwujud apabila kesejahteraan keluarga dan masyarakat dapat dicapai dengan baik. Terwujudnya kesejahteraan keluarga dan masyarakat antara lain dapat di lakukan dengan pemberdayaan masyarakat melalui gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga. Jambore PKK Tahun 2015 L K I P B P M - P D T P r o v. G o r o n t a l o T a h u n

VISI : Terwujudnya Masyarakat Desa Yang Mandiri

VISI : Terwujudnya Masyarakat Desa Yang Mandiri BAB. IIPERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis Untuk menyatukan persepsi dan arah tindakan, maka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi senantiasa harus dilandasi dengan visi, misi dan tujuan serta strategi

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN 2017 DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA, ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL PROVINSI GORONTALO

RENCANA KINERJA TAHUNAN 2017 DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA, ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL PROVINSI GORONTALO RENCANA KINERJA TAHUNAN 2017 DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA, ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Puji syukur hanya patut dihaturkan kehadirat Allah

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2014 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2015 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

TAHUN REVIEW RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BPM-PDT PROVINSI GORONTALO. VISI Terwujudnya Masyarakat Desa Yang Mandiri

TAHUN REVIEW RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BPM-PDT PROVINSI GORONTALO. VISI Terwujudnya Masyarakat Desa Yang Mandiri REVIEW RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMBANGUNAN DESA TERTINGGAL PROVINSI GORONTALO TAHUN 2012-2017 VISI Terwujudnya Masyarakat Desa Yang Mandiri BPM-PDT PROVINSI GORONTALO

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp. 024-8311729 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BPMD berubah nomenklatur menjadi BPMD-PK sesuai Peraturan Daerah Nomor

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BPMD berubah nomenklatur menjadi BPMD-PK sesuai Peraturan Daerah Nomor 17 BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 3.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dasar Hukum pembentukannya untuk pertama kali yaitu Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2003

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum BAB I PENDAHULUAN A. Pandangan Umum Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial pada tiap tingkatan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada

Lebih terperinci

1 Pendahuluan. Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kab. Pasuruan 1

1 Pendahuluan. Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kab. Pasuruan 1 1 Pendahuluan D alam rangka pertanggungjawaban atas pengelolaan kinerjanya sebagaimana diamanatkan dalam inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), seluruh instansi

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH Semarang, 29 Februari 2016 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR BUPATI BARRU, TTD. Ir. H. ANDI IDRIS SYUKUR, MS.

KATA PENGANTAR BUPATI BARRU, TTD. Ir. H. ANDI IDRIS SYUKUR, MS. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wata ala yang telah memberi rahmat dan karunia-nya, sehingga dokumen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Barru Tahun

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1. GAMBARAN UMUM a. Kondisi Umum 1. Kedudukan Kecamatan Kandis merupakan bagian dari Kabupaten Siak, yang dibentuk berdasarkan pemekaran dari kecamatan Minas yang diundangkan sesuai Perda

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT,

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT, KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2016 ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM - 2 - Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah, KATA PENGANTAR Alhamdulillaah, Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan petunjuk- Nya kami telah menyusun dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014 BAB I Pendahuluan Bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued yang sedang dihadapi organisasi. 1.1 Latar

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAPPEDA KABUPATEN GARUT TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAPPEDA KABUPATEN GARUT TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAPPEDA KABUPATEN GARUT TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017 DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N 2 0 1 5 Puji dan syukur kami panjatkan ke Khadirat Allah SWT, atas Rahmat

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DAERAH PROVINSI JAWA BARAT 2017 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi... i... ii Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Bapermades Prov. Jateng Th Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Bapermades Prov. Jateng Th Page 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam upaya mewujudkan tata kelola Pemerintahan yang baik (good governance), salah satunya diwujudkan dalam Perencanaan Pembangunan Daerah yang berkualitas, komprehensif dan aplikatif.

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA DAN TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN KINERJA INSTANSI

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Pasuruan, Januari 2015 INSPEKTUR KABUPATEN PASURUAN. Ir. DWITONO MINAHANTO Pembina Utama Muda NIP

KATA PENGANTAR. Pasuruan, Januari 2015 INSPEKTUR KABUPATEN PASURUAN. Ir. DWITONO MINAHANTO Pembina Utama Muda NIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LAKIP ) INSPEKTORAT KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Akuntabilitas suatu instansi pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA TAHUN 2016 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA 2017 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

Bab II Perencanaan Kinerja

Bab II Perencanaan Kinerja Bab II Perencanaan Kinerja 2.1. Visi Misi Daerah Dasar filosofi pembangunan daerah Provinsi Gorontalo seperti tercantum dalam RPJMD Provinsi Gorontalo tahun 2012-2017 adalah Terwujudnya Percepatan Pembangunan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Camat Tualang Kabupaten Siak Tahun 2016

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Camat Tualang Kabupaten Siak Tahun 2016 1 PENDAHULUAN 1. GAMBARAN UMUM a. Kondisi Umum 1. Kedudukan Kecamatan Tualang Kabupaten Siak dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Siak Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan

Lebih terperinci

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Kasih sayang-nya sehingga Laporan Inspektorat Kota Bandung Tahun 2015 ini dapat tersusun Laporan ini merupakan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2017 D A F T A R I S I KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

Perencanaan dan Perjanjian Kinerja EKSEKUTIF SUMMARY

Perencanaan dan Perjanjian Kinerja EKSEKUTIF SUMMARY EKSEKUTIF SUMMARY Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) merupakan suatu bentuk format pertanggung-jawaban instansi pemerintah yang berisi informasi seputar capaian dan hambatan pelaksanaan rencana

Lebih terperinci

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG - 1 - S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN 2016 NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 852 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu upaya meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, dan untuk memantapkan pelaksanaan

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M SEKRETARIAT DAERAH KEPUTUSAN SEKRETARIS DAERAH KOTA MATARAM NOMOR : 188.4/747/Org./X/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SEKRETARIAT DAERAH KOTA

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) KECAMATAN JURAI TAHUN 2018 KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Salido, 2017 Rencana Kerja Kecamatan IV Jurai Tahun 2018 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dibuat sebagai perwujudan dan kewajiban suatu Instansi Pemerintah dengan harapan dapat dipergunakan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA DAN TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun secara

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 21 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 21 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 21 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 567 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PENETAPAN KINERJA DAN PELAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun

Lebih terperinci

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemilihan Umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara demokratis, Langsung Umum Bebas Rahasia, Jujur dan Adil dalam Negara Kesatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa pembangunan yang berkeadilan dan demokratis

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA PAGARALAM PEMERINTAH KOTA PAGARALAM JL. LASKAR WANITA MINTARJO KOMPLEK PERKANTORAN GUNUNG GARE iii KATA PENGANTAR Segala puja dan puji hanya untuk Allah SWT,

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN DAN PELAPORAN KINERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN DAN PELAPORAN KINERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN NOMOR 8, 2015 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN DAN PELAPORAN KINERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa pedoman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice.

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap pelaksanaan urusan kepemerintahan akan selalu dikaitkan dengan pengelolaan kepemrintahan yang baik (good governance) dengan tiga pilar utama yaitu, Partisipasi,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAPPEDA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAPPEDA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAPPEDA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS Jl. Prof. Soeharso No. 45 Telp. (0281)632548, Fax. (0281) 640715 2017 KATA

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) serta disusun mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR 1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN JANUARI 2014 RINGKASAN EKSEKUTIF 2 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita Bangsa Bernegara.

Lebih terperinci

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN B A B I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien

Lebih terperinci

Bab II Perencanaan Kinerja

Bab II Perencanaan Kinerja Di kantor Bab II Perencanaan Kinerja 2.1. Perencanaan 2.1.1. Rencana Strategis Tahun 2013-2018 Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan stratejik merupakan langkah awal yang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Wonogiri, Februari 2016 KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

KATA PENGANTAR. Wonogiri, Februari 2016 KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan HidayahNya sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun 2014 1 PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 dilaksanakan

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan Pemerintahan yang baik (Good Governance) yang merupakan tuntutan masyarakat, mengharuskan pemerintah menyelenggarakan manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

1. COVER LAKIP.doc 2. DAFTAR ISI, TABEL & GAMBAR.doc 3. IKHTISAR EKSEKUTIF.DOC 4. BAB I (PENDAHULUAN).DOC 5. BAB II (PERENCANAAN & PERJANJIAN

1. COVER LAKIP.doc 2. DAFTAR ISI, TABEL & GAMBAR.doc 3. IKHTISAR EKSEKUTIF.DOC 4. BAB I (PENDAHULUAN).DOC 5. BAB II (PERENCANAAN & PERJANJIAN 1. COVER LAKIP.doc 2. DAFTAR ISI, TABEL & GAMBAR.doc 3. IKHTISAR EKSEKUTIF.DOC 4. BAB I (PENDAHULUAN).DOC 5. BAB II (PERENCANAAN & PERJANJIAN KERJA).DOC 6. BAB III (AKUNTABILITAS KINERJA).doc 7. BAB IV

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI.. ii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang. 1 B. Tugas dan Fungsi Bappeda Kota Samarinda. 2 C. Struktur Organisasi Bappeda Kota Samarinda.. 3 BAB II RENCANA STRATEGIS

Lebih terperinci

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Kecamatan Ujungberung Kota Bandung Tahun 2016,

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG INSPEKTORAT KOTA BANDUNG RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja Inspektorat Kota Bandung

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Komp.Perkantoran Pemda Tulang Bawang Jl. Cendana Gunung Sakti Kec. Menggala Kab.Tulang Bawang Provinsi Lampung 34596 Telp (0726)

Lebih terperinci

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN 07 BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media / wahana

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2013 Pontianak, Februari

Lebih terperinci

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG BADAN PERENCANAAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 KLUNGKUNG 2017 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS

RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2015 DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah tak henti hentinya kita panjatkan

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG TAHUN 2016 DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN TAHUN 2016 Jalan Sukabumi No. 17 Bandung Telp. (022) 7207113 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIJUNJUNG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka itu

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak diundangkannya Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 30 Tahun 2005 tanggal 16 Nopember 2005, maka Nomenklatur Badan Pengawas Daerah Kabupaten Banyuasin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan paradigma dari manajemen tradisional menjadi manajemen modern menjawab tuntutan percepatan dan keakuratan penyelesaian masalah dan pelayanan sistem birokrasi

Lebih terperinci

INSPEKTORAT AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

INSPEKTORAT AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR INSPEKTORAT JALAN SULTAN ALAM BAGAGARSYAH TELP 0752 71128 BATUSANGKAR 27281 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012 BATUSANGKAR JANUARI 2013 DAFTAR

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT KOTA BLITAR TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT KOTA BLITAR TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT KOTA BLITAR TAHUN 2015 PEMERINTAH KOTA BLITAR INSPEKTORAT Jalan Imam Bonjol Nomor 9 Blitar KATA PENGANTAR Sebagai bentuk telah terlaksananya suatu capaian

Lebih terperinci