LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN RUMAH SAKIT JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN RUMAH SAKIT JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN"

Transkripsi

1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 RUMAH SAKIT JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN i

2 i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR RINGKASAN EKSEKUTIF i ii iii iv v BAB I BAB II BAB III PENDAHULUAN A Latar Belakang 1 B Maksud dan Tujuan 2 C Tugas Pokok dan Fungsi 2 PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A Perencanaan Kinerja 6 B Perjanjian Kinerja 11 AKUNTABILITAS KINERJA A Capaian Kinerja Organisasi 13 1 Perbandingan Kinerja Antara Target dan Realisasi Tahun Pengukuran Kinerja sesuai Keputusan Direktur Jenderal 14 Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI Nomor : HK.02.03/I/0173/ Pengukuran Kinerja sesuai Perdirjen. Perbendaharaan Nomor : 24 PER-54/PB/ Pengukuran Kinerja sesuai Rencana Strategis Bisnis Perbandingan realisasi serta capaian kinerja tahun 2016dengan 29 tahun lalu & beberapa tahun terakhir 3 Perbandingan realisasi kinerja tahun 2016 dengan target 31 target jangka menengah Perbandingan realisasi kinerja tahun 2016 dengan standar nasional(jika ada) 32 5 Analisis Penyebab keberhasilan/kegagalan kinerja serta 32 alternatif solusi yang telah dilakukan 6 Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya Sumber Daya manusia Sumber Daya Keuangan Sumber Daya Sarana & Prasarana 56 7 Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan 57 B Realisasi Anggaran 59 BAB IV KESIMPULAN 66 LAMPIRAN 1 Pernyataan Perjanjian Kinerja 2 Rincian Perjanjian Kinerja 3 SK Tim Penyusun Laporan Kinerja Rumah Sakit 4 Foto Kegiatan ii

4 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Indikator Kinerja Direktur 10 Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Tahun Tabel 2.3 Konversi Nilai IKI Direktur Utama 12 Tabel 3.1 Pengukuran Kinerja sesuai Keputusan Dirjen Pelayanan 14 Kesehatan Kementerian Kesehatan R.I No.HK.02.03/I/0173/2016 Tabel 3.2 Hasil Kinerja Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto 23 Heerdjan Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja sesuai Peraturan Direktur Jenderal 24 Perbendaharaan tertanggal 30 Desember 2013,Nomor : PER- 54/PB//2013 Dalam Aspek Keuangan Tabel 3.4 Pengukuran Kinerja sesuai Peraturan Direktur Jenderal 25 Perbendaharaan tertanggal 30 Desember 2013,Nomor : PER- 54/PB//2013 Dalam Aspek Layanan Tabel 3.5 Pengukuran Kinerja sesuai Rencana Strategis Bisnis Tabel 3.6 Perbandingan Realisasi Tahun 2015 dengan Tahun Tabel 3.7 Perbandingan Realisasi 2016 dengan target Tabel 3.8 Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Jenis dan Pendidikan 46 Tabel 3.9 Jumlah Tenaga Non Kesehatan Menurut Jenis dan Pendidikan 47 Tabel 3.10 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Golongan 48 Tabel 3.11 Alokasi Anggaran Tahun Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Tabel 3.12 Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian perjanjian kinerja 49 Tabel 3.13 Target dan Realisasi Penerimaan BLU Tahun Tabel 3.14 Rincian Realisasi Anggaran Tahun Tabel 3.15 Rincian Realisasi Anggaran Tahun iii

5 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto 4 Heerdjan Tahun 2016 Gambar 3.1 Grafik Tingkat Kepuasan Pasien dan Keluarga 32 Gambar 3.2 Grafik Tingkat Kepuasan Peserta Didik 33 Gambar 3.3 Grafik Tingkat Kepuasan Pegawai 34 Gambar 3.4 Grafik Jumlah Komplain yang ditindaklanjuti 34 Gambar 3.5 Grafik Jumlah Pengembangan Jenis Layanan Berbasis RS 36 Gambar 3.6 Grafik Jumlah Pengembangan Jenis Layanan Berbasis 40 Komunitas Gambar 3.7 Grafik Jumlah Institusi Jejaring Pelayanan Neuropsikiatri 43 Gambar 3.8 Grafik Jumlah Institusi Jejaring Pendidikan PSPD 44 Gambar 3.9 Grafik Jumlah Penelitian Terkait Neuropsikiatri 45 Gambar 3.10 Grafik Jumlah layanan PPK Primer dan Sekunder 46 Gambar 3.11 Grafik Terealisasi Kerjasama Sister Hospital 47 Dalam dan Luar Negeri Gambar 3.12 Grafik Prosentase Unit Kerja yang Mencapai Target IKU 48 Gambar 3.13 Grafik Prosentase Pegawi yang berperilaku kerja baik 49 Gambar 3.14 Grafik Rata-Rata Jam Pelatihan Pegawai 49 Gambar 3.15 Grafik Jumlah Pelatihan Internal yang terakreditasi 50 Gambar 3.16 Grafik Overall Equipment Efectivness (OEE) 51 Gambar 3.17 Grafik Level Integrasi IT 52 Gambar 3.18 Grafik Rasio Pendapatan BLU terhadap Biaya Operasional 53 iv

6 RINGKASAN EKSEKUTIF Dengan komitmen yang kuat untuk melaksanaakan tata pemerintahan yang baik (Good Goverment) yang mengedepankan akuntabilitas publik maka pelaksanaan penyelenggaraan kinerja RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta dalam tahun anggaran 2016 harus dapat dipertanggung jawabkan pada publik. Dalam konteks ini menjadi penting adanya alat ukur atau indikator yang bisa dijadikan dasar penilaian kinerja yaitu dalam bentuk Laporan Tahunan Tahun Anggaran 2016 RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta. Dalam upaya mewujudkan program kerja strategis yang merupakan upaya konkrit pelaksanaan dalam mewujudkan sasaran strategis Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan tahun maka disusun indikator kinerja utama, sasaran strategis, serta program kerja strategis. Program tersebut disusun dengan mempertimbangkan berbagai perspektif antara lain perspektif konsumen, proses bisnis internal, pengembangan personil dan organisasi dan perspektif finansial. Capaian target dalam perspektif konsumen ( stakeholder ) dan sasaran strategis Meningkatnya Kepuasan Stakeholder dapat diuraikan sebagai berikut : (1) Kepuasan Pasien ( Keluarga ) dengan target 82% dan realisasi 70,47% ( capaian85,94% ) ; (2) Tingkat Kepuasan Peserta Didik dengan target 82% dan realisasi 76% (capaian Skor Baik yaitu 93,23%); (3)Tingkat Kepuasan Pegawai dengan target 82% dan realisasi 97% (capaian Skor Baik yaitu 118%) dan (4) Komplain yang ditindaklanjuti dengan target 82% dan realisasi 89,58% ( capaian 109,24%). Sedangkan dari perspektif proses bisnis internal ada 3 (tiga) sasaran strategis yaitu: Sasaran Strategis Meningkatnya Pelayanan Neuropsikiatri yang Bermutu dan Aman, diuraikan sebagai berikut : (1) Terakreditasi Nasional dengan target Terakreditasi dan realisasinya Terakreditasi Tingkat Utama; dan Sasaran strategis Meningkatnya Inovasi Pelayanan berbasis RS dan Komunitas diuraikan sebagai berikut : (2) Jumlah Pengembangan Jenis Layanan berbasis RS dari target 3 rumah sakit v

7 realisasi 3 (capaian 100%); (3) Jumlah Pengembangan Layanan berbasis Komunitas dengan target 4 komunitas realisasi 4 komunitas (capaian 100%). Sasaran Strategis Meningkatnya Pengembangan Kerja Sama dengan Institusi Jejaring dalam Pelayanan Pendidikan dan Penelitian diuraikan sebagai berikut : (1) Jumlah Institusi Jejaring Pelayanan Neuropsikiatri dengan target 3 institusi dan realisasi 4 (capaian 133 %); (2) Jumlah Institusi Jejaring Pendidikan PSPD dengan target 3 Institusi dan realisasi 5 Institusi (capaian 166,67%); (3) Jumlah Penelitian terkait Neuropsikiatri dengan target 1 penelitian dan realisasi 3 penelitian (capaian 300%);(4) Jumlah Layanan PPK Primer dan Sekunder serta Institusi lain yang dilakukan Pembinaan dengan target 14 unit dan realisasi 14 unit (capaian 100%); (5) Terealisasinya Kerja Sama dengan Sister Hospital Dalam dan Luar Negeri dengan target 4 unit dan realisasi 0 unit (capaian 0 %). Sasaran Strategis Meningkatnya Proses Bisnis Internal yang Efektif diuraikan sebagai berikut : (6) Prosentase Unit Kerja yang mencapai Target IKU dengan target 85% dan realisasi 97% (Capaian 114%). Untuk perspektif pengembangan personil dan organisasi ditetapkan 4 (empat) sasaran strategis, yaitu : Meningkatnya Budaya Kerja yang berkomitmen pada Pelayanan Prima diuraikan sebagai berikut : (1) Prosentase Pegawai yang berperilaku kerja baik dengan target 80% dan realisasi 98% (Capaian 123%). Sasaran strategis Meningkatnya SDM yang Kompeten dan Profesional diuraikan sebagai berikut : (2) Rata-rata jam pelatihan pegawai dengan target 0,75 dan realisasi 2,70 (capaian 360%); (3) Jumlah Pelatihan Internal yang Terakreditasi dengan target 2 pelatihan dan realisasi 2 pelatihan (capaian 100%). Sasaran strategis Meningkatnya Sarana dan Prasarana Teknologi yang Handal, diuraikan sebagai berikut : (4) Overall Equipment Efektivness (OEE) dengan target 80% dan realisasi 76,56% (capaian 96%). Sasaran strategis Meningkatnya Sistem IT yang Terintegrasi yaitu Level Integrasi IT Rumah Sakit dengan target skor 100 dan realisasi 75 (capaian 75%). Sedangkan untuk perspektif finansial ditetapkan sasaran strategis Meningkatnya Efisiensi dan Efektivitas dan Rasio Keuangan yang Baik yaitu Rasio Pendapatan BLU vi

8 terhadap Biaya Operasional (POBO) dengan target 55% dan realisasi 77,44% (capaian 141%). Permasalahan yang dihadapi antara lain belum semua indikator yang ditetapkan dalam Rencana Bisnis Strategis tercapai 100%. Namun demikian upaya terus dilakukan agar target yang telah ditetapkan tercapai. Pada tahun2016 ini seluruh jajaran manajemen sudah melakukan upaya dan terobosan agar dimasa yang akan datang seluruh target yang telah ditetapkan dapat tercapai, antara lain dengan : 1. Fokus pada pelayanan prima dan memperhatikan indikator kinerja yang belum tercapai. 2. Untuk indikator Meningkatnya Kerjasama dengan Sister Hospital Dalam dan Luar Negeri pada tahun 2016 belum terealisasi akan dilakukan evaluasi lebih lanjut mengingat kerjasama ini tidak mudah. 3. Untuk wilayah binaan yang ditetapkan dengan indikator Jumlah Layanan PPK Primer dan Sekunder serta Institusi Lain yang dilakukan pembinaan pada tahun 2016 akan dilengkapi dengan Perjanjian Kerjasama oleh kedua belah pihak dan membuat dokumentasi pelaksanaan program dengan baik. 4. Meningkatkan kepuasan pegawai dengan memperhatikan kesejahteraannya. Upaya lain yang dilakukan dalam tahun ini adalah terus mendorong semangat seluruh pegawai, mendayagunakan seluruh sumber daya yang ada guna mencapai target dan kinerja tahun vii

9 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme maka dalam pelaksanaannya harus berpedoman pada azas-azas umum penyelenggaraan negara yang meliputi azas kepastian hukum, tertib penyelenggaraan negara, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas dan akuntabilitas. Azas akuntabilitas adalah azas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah mewajibkan setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya dan kebijaksanaan yang dipercayakan berdasarkan perencanaan strategi yang telah dirumuskan dan ditetapkan sebelumnya. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dibangun dalam rangka upaya mewujudkan good governance dan sekaligus result oriented government, LAKIP merupakan sebuah sistem dengan pendekatan manajemen berbasis kinerja (Performance-baseManagement) untuk penyediaan informasi kinerja. Dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta sebagai wujud pertanggungjawaban instansi pemerintah yang baik, maka disusun laporan akuntabilitas kinerja setiap tahun. Untuk memenuhi hal-hal tersebut diatas, Rumah Sakit Jiwa Dr.Soeharto Heerdjan Jakarta setiap tahun menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja kepada Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 1

10 B. MAKSUD DAN TUJUAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban secara tertulis atas pelaksanaan tugas-tugas Rumah Sakit Jiwa Dr.Soeharto Heerdjan sebagaimana diamanahkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 252/Menkes/PER/III/2008, tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta dan capaian atas indikator-indikator kinerja yang ditetapkan dalam Rencana Strategis Bisnis Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Tahun , yang dilaksanakan selama tahun C. RUANG LINGKUP LAPORAN Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 252/Menkes/PER/III/2008, tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta mempunyai tugas menyelenggarakan upaya penyembuhan dan pemulihan secara paripurna, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan jiwa secara serasi, terpadu dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan lainnya serta melaksanakan upaya rujukan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan menyelenggarakan fungsi : 1. Pelayanan medis di bidang kesehatan jiwa; 2. Pelayanan dan asuhan keperawatan di bidang kesehatan jiwa; 3. Penunjang medis dan non medis di bidang kesehatan jiwa; 4. Pengelolaan sumber daya manusia; 5. Pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang profesi kedokteran berkelanjutan di bidang kesehatan jiwa; 6. Pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan lainnya; 7. Penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan jiwa; 8. Pelayanan rujukan di bidang kesehatan jiwa; 9. Administasi umum dan keuangan; 2

11 Selain melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana tersebut diatas Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan juga menetapkan Visi dan Misi sebagai berikut : Visi Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan adalah Menjadi Pusat Neuropsikiatri Nasional pada Tahun 2019 Sedangkan Misinya adalah : 1. Menyediakan kegiatan prefentif, promotif, kuratif dan rehabilitatif yang profesional dan bermutu, berbasis layanan neuropsikiatri. 2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang Kompeten dan Profesional. 3. Meningkatkan sarana prasarana untuk mendukung terwujudnya layananlayanan unggulan dan pusat rujukan layanan neuropsikiatri. 4. Menyediakan pendidikan kesehatan jiwa sesuai strandar rumah sakit pendidikan. 5. Menyediakan penelitian dan pelatihan yang berbasis layanan neuropsikiatri. Tata Nilai yang dianut dalam bekerja di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan adalah sebagai berikut : R : Responsibility ( Bertanggung Jawab ) S : Sincerely ( Ketulusan ) J : Justice ( Berkeadilan ) S : Social ( Sosial ) H : Humanity ( Manusiawi ) Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.252/Menkes/PER/III/2008, Struktur Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan adalah sebagai berikut : 3

12 Gambar 2.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Tahun

13 D. SISTEMATIKA Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan sebagai Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan sebagai rumah sakit khusus diwajibkan menyerahkan Laporan Akuntabilitas Kinerja. Pada dasarnya laporan akuntabilitas Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan tahun 2016 ini menjelaskan pencapaian kinerja rumah sakit selama tahun Sistematika penyajian laporan Akuntabilitas Kinerja Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan sebagai berikut : Pendahuluan yang berisi : Kata Pengantar, Ikhtisar Eksekutif, Daftar Isi Bab I Pendahuluan Menjelaskan secara ringkas secara umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan. Bab II Perencanaan Kinerja Menjelaskan tentang gambaran singkat sasaran strategis bisnis (RSB) Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Tahun dan sasaran program/kegiatan yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun dan rencana kerja tahunan serta indikator dan targetnya yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja yang menggambarkan keterkaitan dengan RSB. Bab III Akuntabilitas Kinerja Menjelaskan tentang capaian kinerja Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjanuntuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi dan Realisasi Anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja. Bab IV Penutup Mengemukakan secara umum tentang capaian kinerja Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan serta langkah dimasa mendatang yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerjanya. Lampiran-lampiran 5

14 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. PERENCANAAN KINERJA Berdasarkan Dokumen Rencana Strategis Bisnis Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Tahun ada empat perspektif yang dijadikan acuan dalam menentukan Sasaran Strategis. Keempat perspektif tersebut adalah : 1. Perspektif Konsumen 2. Perspektif Proses Bisnis Internal 3. Perspektif Pengembangan Personal dan Organisasi 4. Perspektif Finansial Dari empat perspektif tersebut diatas disusun sasaran strategis berikut : a. Terwujudnya Kepuasan Pelanggan. b. Terwujudnya Pelayanan Neuropsikiatri yang bermutu dan aman. c. Terwujudnya Inovasi Pelayanan berbasis RS dan Komunitas d. Terwujudnya Pengembangan Kerjasama dengan Institusi Jejaring dalam Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian. e. Terwujudnya Proses Bisnis Internal yang efektif. f. Terwujudnya Budaya Kinerja yang berkomitmen pelayanan prima. g. Terwujudnya SDM yang kompeten dan professional. h. Terwujudnya sarana prasarana teknologi yang handal. i. Tercapainya system IT yang terintegrasi. j. Terwujudnya efisiensi dan efektifitas anggaran dan rasio keuangan yang baik. Selain sasaran strategis diatas untuk memudahkan pengukuran juga ditetapkan indikator baik aspek klinis maupun aspek manajerial. Dalam Rencana Strategis Bisnis tahun 2016 ditetapkan sebagai berikut : a. Untuk sasaran strategis Terwujudnya Kepuasan Pelanggan ditetapkan empat indikator sebagai berikut : 1) Tingkat Kepuasan Pasien atau Keluarga Pasien dengan target 82% 2) Tingkat Kepuasan peserta didik dengan target 82% 3) Tingkat Kepuasan Pegawai dengan target 82% 6

15 4) Jumlah Komplain yang ditindaklanjuti dengan target 82% b. Untuk sasaran strategisterwujudnya Pelayanan Neuropsikiatri yang bermutu dan aman ditetapkan dua indikator sebagai berikut : 1) Terakreditasi Nasional. 2) Terakreditasi RS Pendidikan c. Untuk sasaran strategis Terwujudnya Inovasi Pelayanan berbasis RS dan Komunitas ditetapkan dua indikator yaitu : 1) Jumlah Pengembangan Jenis Layanan Unggulan berbasis RS dengan target tiga jenis layanan. 2) Jumlah Pengembangan Jenis Layanan Unggulan berbasis Komunitas dengan target empat jenis layanan. d. Untuk sasaran strategis Terwujudnya Pengembangan Kerjasama dengan Institusi Jejaring dalam Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian ditetapkan lima indikator yaitu : 1) Jumlah Institusi Jejaring Pelayanan Neuropsikiatri dengan target tiga institusi. 2) Jumlah Institusi Jejaring pendidikan PSPD dengat target tiga institusi. 3) Jumlah penelitian terkait neuropsikiatri yang dipublikasikan dengan target satu penelitian. 4) Jumlah layanan PPK Primer dan sekunder serta institusi lain yang dilakukan pembinaan dengan target 14 unit. 5) Terealisasinya kerja sama dengan Sister Hospital Luar dan Dalam Negeri dengan target empat unit. e. Untuk sasaran strategis Terwujudnya Proses Bisnis Internal yang efektif ditetapkan satu indikator yaitu : 1) Prosentase Unit Kerja yang mencapai target IKU dengan target 85%. f. Untuk sasaran strategis Terwujudnya Budaya Kinerja yang berkomitmen pelayanan prima ditetapkan satu indikator yaitu : 1) Prosentase Pegawai yang Berperilaku kerja Baik dengan target 80% g. Untuk sasaran strategis Terwujudnya SDM yang kompeten dan professional ditetapkan dua indikator yaitu : 7

16 1) Rata rata jam pelatihan pegawai di Area Klinis dengan target 20 jam atau skor 0,75 2) Jumlah pelatihan internal yang terakreditasi dengan target dua pelatihan. h. Untuk sasaran strategis Terwujudnya sarana prasarana teknologi yang handal ditetapkan satu indikator yaitu : 1) Jumlah keefektifan pemanfaatan alat dengan target 80% i. Untuk sasaran strategis Tercapainya system IT yang terintegrasi ditetapkan satu indikator yaitu : 1) Level integrasi IT rumah sakit dengan target 100%. j. Untuk sasaran strategis Terwujudnya efisiensi dan efektifitas anggaran dan rasio keuangan yang baik ditetapkan satu indikator yaitu : 1) Rasio Pendapatan BLU dibandingkan dengan Biaya Operasional (POBO) dengan target 55 % Selain indikator yang tercantum dalam Rencana Strategis Bisnis RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta juga melaksanakan penilaian mengacu pada Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nomor : HK.02.03/I/0173/2016, Tanggal 26 Februari 2016 tentang Pedoman Teknis Penilaian Kinerja Individu Tahun 2016 Direktur Utama Rumah Sakit Umum/Khusus, Kepala Balai di lingkungan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan RI. Adapun Indikator yang ditetapkan untuk RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan adalah sebagai berikut : 1. Kategori Kepatuhan terhadap Standar pada Area Pelayanan Medis dengan 5 indikator yaitu : a. Kepatuhan terhadap Clinical Pathway dengan standar ada 5 CP sudah diimplementasikan terintegrasi dalam berkas RM dan sudah dievaluasi. b. Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional dengan standar 80% c. Prosentase Kejadian Pasien Jatuh dengan target 3% d. Cedera trauma Fisik Akibat Fiksasi ( CAF ) di Unit Pelayanan Intensif Psikiatri ( PICU ) dengan target 1,5% e. Penerapan Keselamatan Elektro Convulsive Terapi dengan target 100% 8

17 2. Kategori Pengendalian infeksi dengan 2 indikator yaitu : a. Infeksi Aliran Darah Perifer ( Phlebitis ) dengan target 2% b. Cuci tangan (Hand Hygiene) dengan standar ada kebijakan, ada SOP dilaksanakan sesuai SOP. 3. Kategori Capaian indikator medik dengan 2 indikator, yaitu : a. Tidak adanya pasien yang dilakukan fiksasi setelah masa rawat 24 jam di Unit Pelayanan Intensif Psikiatri dengan standar 95% b. Tidak adanya pasien bunuh diri di Unit Rawat Inap dengan target 90% 4. Kategori Akreditasi dengan 1 indikator yaitu : a. Ketepatan identifikasi pasien dengan standar Kategori Kepuasan Pelanggan dengan 1 indikator yaitu : a. Kecepatan Respon Terhadap Komplain ( KRK ) dengan standar>75% 6. Kategori Ketepatan Waktu Pelayanan dengan 6 indikator yaitu : a. Emergency Psychiatric Respon Time( EPRT ) dengan target standar 240 menit. b. Waktu Tunggu Rawat Jalan ( WTRJ ) dengan standar 60menit. c. Waktu Tunggu Pelayanan Radiologi ( WTPR ) dengan standar 3 jam. d. Waktu Tunggu Pelayanan Laboratorium ( WTPL ) dengan standar 2 jam. e. Waktu Tunggu Pelayanan Resep Obat Jadi ( WTOJ ) dengan standar 30 menit. f. Pengembalian Rekam Medik Lengkap dalam waktu 24 jam ( PRM ) dengan standar > 80% 7. Keuangan dengan 1 indikator yaitu : a. Rasio Pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional ( PB ) dengan standar 65% 9

18 Bobot dari delapan belas indikator tersebut diatas adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Indikator Kinerja Direktur KATEGORI JUDUL INDIKATOR STANDAR BOBOT Kepatuhan Terhadap Standar Pengendalian Infeksi di RS Capaian IndikatorMedik AREA KLINIS 1 Kepatuhan terhadap Clinical Pathway (CP) Ada 5 CP sudah diimplementasikan terintegrasi dalam berkas RM dan sudah dievaluasi 2 Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional 3 Prosentase Kejadian pasien jatuh 3% Cedera/trauma fisik akibat fiksasi 1.5% 0.05 (CAF) di Unit Pelayanan Insentif Psikiatri (UPIP) 5 Penerapan Keselamatan ECT 100% Infeksi Aliran Darah Perifer (Phlebitis) 2% Cuci Tangan (Hand Hygiene) Ada kebijakan, ada SOP 0.04 dilaksanakan sesuai SOP 8 Tidak adanya pasien yang dilakukan 95% 0.07 fiksasi setelah masa rawat 24 jam 9 Tidak adanya kejadian pasien bunuh diri di rawat inap psikiatri 90% 0.07 AREA MANAJERIAL Akreditasi 10 Ketepatan identifikasi pasien Kepuasan Pelanggan 11 Kecepatan Respon Terhadap Komplain (KRK) > Emergency Psychiatric Response Time 240 menit 0.02 ( EPRT ) 13 Waktu Tunggu Rawat Jalan ( WTRJ ) 60 Menit Waktu Tunggu Pelayanan Radioogi 3 Jam 0.05 ( WTPR ) KetepatanWaktuPe 15 Waktu Tunggu Pelayanan Laboratorium layanan (WTPL) 2 Jam Waktu Tunggu Pelayanan Resep Obat 30 Menit 0.05 Jadi (WTOJ) 17 Pengembalian Rekam Medik Lengkap >80% 0.02 dalam waktu 24 jam (PRM) Keuangan 18 Rasio Pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional ( PB ) 65%

19 B. PERJANJIAN KINERJA Perjanjian Kinerja yang ditetapkan dalam Pernyataan Perjanjian Kinerja Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Tahun 2016 adalah sebagai berikut : Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2016 NO SASARAN STRATEGIS KEY PERFORMANCE INDICATOR TARGET BOBOT 1 Meningkatnya Kepuasan 1 Tingkat Kepuasan Pasien dan Keluarga 82% 4 Stakeholder 2 Tingkat Kepuasan Peserta Didik 82% 4 3 Tingkat Kepuasan Pegawai 82% 4 2 Meningkatnya Pelayanan Neuropsikiatri yang bermutu dan aman 3 Meningkatnya Inovasi Pelayanan berbasis RS dan Komunitas 4 Meningkatnya Pengembangan Kerjasama dengan Institusi Jejaring dalam pelayanan pendidikan dan penelitian 4 Jumlah Komplain yg ditindaklanjuti 82% 4 5 Terakreditasi Nasional Akreditasi 7 6 Jumlah Pengembangan Jenis Layanan berbasis RS berbasis RS Jumlah Pengembangan Jenis Layanan berbasis Komunitas Jumlah Institusi Jejaring Pelayanan 3 0 Neuropsikiatri 9 Jumlah Institusi Jejaring Pendidikan PSPD Jumlah Penelitian Terkait neuropsikiatri Jumlah layanan PPK Primer dan Sekunder serta 14 5 Institusi lain yang dilakukan pembinaan 5 Meningkatnya proses bisnis internal yang efektif 6 Meningkatnya budaya kerja yg berkomitmen pada pelayanan prima 7 Meningkatnya SDM yang kompeten dan profesional 8 Meningkatnya sarana dan prasarana teknologi yang handal 9 Meningkatnya sistem IT yang terintegrasi 10 Meningkatnya Efisiensi dan Efektivitas anggaran dan rasio keuangan yang baik 12 Terealisasinya kerjasama dengan Sister 4 6 Hospital luar dan dalam negeri 13 Prosentase unit kerja yg mencapai target IKU 85% 5 14 Prosentase pegawai yang berperilaku kerja baik 80% 5 15 Rata-rata jam pelatihan pegawai 0, Jumlah pelatihan internal yg terakreditasi Overall Equipment Efectivness (OEE) 80% 4 18 Level Integrasi IT Rumah Sakit Rasio pendapatan BLU terhadap Biaya Operasional ( POBO ) 55% 8 11

20 Sedangkan Indikator Kinerja Individu Direktur Utama Tahun 2016 sesuai Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Tanggal 26 Februari 2016 Nomor : HK.02.03/I/0173/2016 dapat dilihat dalam matrik berikut : Tabel 2.3 Konversi Nilai IKI Direktur Utama TOTAL SKOR NILAI IKI 95 SD 100 2, SD < 95 1, SD < 90 1, SD < 85 1, SD < 80 1, SD < 75 1, SD < 70 1, SD < 65 1, SD < 60 1, SD < 55 0, SD < 50 0, SD < 45 0, SD < 40 0, SD < 35 0, SD < 30 0, SD < 25 0,125 < 20 0,000 12

21 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA DAN ORGANISASI Pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada organisasi untuk mengetahui keberhasilan/ pencapaian dari aktivitas tersebut. Pada dasarnya pengukuran kinerja membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana atau target dengan menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja ini diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang berhasil dilakukan oleh Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta selama kurun waktu Januari Desember Pengukuran kinerja tersebut dilakukan dengan membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun berjalan, membandingkan Realisasi Kinerja sampai dengan tahun berjalan (tahun 2016) dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen rencana strategi bisnis, analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan, analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya, analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun pencapaian pernyataan kinerja. Pencapaian target kinerja didukung dengan alokasi anggaran baik dari APBN maupun BLU sebesar Rp ,- dan total realisasi anggaran untuk tahun 2016 adalah (81,70% ). Selanjutnya Sasaran Strategis, Sasaran Strategis merupakan sasaran/ tujuan yang akan dicapai secara nyata oleh Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta dalam rumusan yang lebih spesifik dan terukur dalam kurun waktu 5 (lima) tahun. Dalam rangka mencapai sasaran, perlu ditinjau indikator- indikator dari masingmasing sasaran yang telah ditetapkan. Sasaran Strategis Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta adalah sebagai berikut : 13

22 1. Perbandingan Perbandingan Kinerja Antara Target dan Realisasi Tahun Pengukuran Kinerja sesuai Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI Nomor : HK.02.03/I/0173/2016 Pengukuran kinerja tahun 2016 dilaksanakan mengacu pada Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nomor: HK.02.03/I/0147/2016 tanggal 22 Februari 2016, tentang Indikator Kinerja Terpilih (IKT) Tahun 2016 Direktur Utama Rumah Sakit Umum / Khusus dan Kepala Balai di Lingkungan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI dan Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nomor : HK.02.03/I/0173/2016, Tanggal 26 Februari 2016 tentang Pedoman Teknis Penilaian Kinerja Individu Tahun 2016 Direktur Utama Rumah Sakit Umum / Khusus, Kepala Balai di lingkungan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. Sesuai dengan keputusan tersebut diatas terdapat 18 (delapan belas) indikator. Penghitungan capaian kinerja dapat dilihat dalam matrik berikut : Tabel 3.1 Pengukuran Kinerja sesuai Keputusan Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan R.I No.HK.02.03/I/0173/2016 REALISASI KATEGORI NO JUDUL INDIKATOR TARGET BOBOT HASIL PENGHITUNGAN SKOR AREA KLINIS Kepatuhan terhadap Standar Pengendalian Infeksi di RS Pengendalian Infeksi di RS 1 Kepatuhan terhadap Clinical Pathway 2 Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional 3 Prosentase Kejadian pasien jatuh 4 Cedera/trauma fisik akibat fiksasi di PICU 5 Penerapan Keselamatan ECT 6 Infeksi Aliran Darah Perifer ( phlebitis ) 7 Cuci Tangan (Hand Hygiene) 0,05 0,04 Ada 5 CP sudah diimplementasikan terintegrasi dalam berkas RM dan sudah di evaluasi 80 0,05 0,025 98,46% 100 0,05 0,05 0,54% 100 0,05 0,048 0,79% 100 0,07 0,07 Ada SOP Sesuai Indikasi 100 Dilaksanakan oleh tenaga kompeten 0,05 0,05 0% 100 0,04 0,038 Ada kebijakan, ada SOP dilaksanakan sesuai SOP sudah dievaluasi

23 KATEGORI NO JUDUL INDIKATOR TARGET Capaian Indikator Medik 8 Tidak adanya pasien yang difiksasi setelah masa rawat 24jam di UPIP 9 Tidak adanya kejadian pasien bunuh diri di rawat inap psikiatri AREA KLINIS AREA MANAJERIAL BOBOT REALISASI HASIL PENGHITUNGAN SKOR 0,07 0,032 96,42% 100 0,07 0, % 100 Akreditasi 10 Ketepatan identifikasi pasien 0,08 0,06 75% 75 Kepuasan Pelanggan 11 Kecepatan Respon terhadap 0,08 0,048 88,10% 100 Komplain ( KRK ) 12 Emergency Psychiatrik Respon 0,02 0,02 117, Time ( EPRT ) 13 Waktu Tunggu Rawat Jalan 0,05 0,05 44, ( WTRJ ) 14 Waktu Tunggu Pelayanan 0,05 0,05 0, Ketepatan Waktu Pelayanan 15 Radiologi ( WTPR ) Waktu Tunggu Pelayanan 0,05 0,05 1, Laboratorium ( WTPL) 16 Waktu Tunggu Pelayanan Resep 0,05 0,05 18, Obat Jadi (WTOJ) 17 Pengembalian RM Lengkap dlm waktu 24 jam (PRM) 0, ,60% 100 Keuangan 18 Rasio Pendapatan PNBP terhadap 0,10 0,09 77,44% 100 Biaya Operasional ( PB ) TOTAL 1,00 0, Penjelasan penghitungan dan pengukuran kinerja : Untuk kategori kepatuhan terhadap standar di Area Klinis ada 5 (lima) indikator sebagai berikut : 1. Kepatuhan terhadap Clinical Pathway dengan penghitungan sebagai berikut : Formula penghitungannya melalui telusur dokumen yaitu menghitung jumlah CP yang diimplementasikan sesuai dengan SPO terintegrasi di Rekam Medik dan di evaluasi : a) Ada 5 CP 100 b) Ada 4 CP 80 c) Ada 3 CP 60 d) Ada 2 CP 40 e) Ada 1 CP 20 f) Tidak ada CP 0 Capaian tahun 2016 adalah CP4 dan skor 80 artinya hanya ada 4 CP yang diimplementasikan sesuai dengan SPO terintergrasi di Rekam Medik dan di evaluasi. 2. Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional Formula penghitungannya ( Jumlah item resep (R/) yang sesuai Fornas dibagi Jumlah total item resep (R/) x 100% 15

24 x 100% = 98,46% Kriteria Penilaian : a) Hasil > 80% Skor 100 b) Hasil > 70% s/d. < 80% Skor 75 c) Hasil > 60% s/d. < 70% Skor 50 d) Hasil > 50% s/d. < 60% Skor 25 e) Hasil < 50% Skor 0 Capaiantahun 2016 adalah 98,46% atau Skor 100, artinya 98,46 % resep sesuai formularium nasional. 3. Prosentase Kejadian Pasien Jatuh dengan penghitungan sebagai berikut : Formula penilaiannya adalah ( Jumlah kejadian pasien jatuh dibagi jumlah pasien rawat inap ) x 100%; 16 x 100% = 0.54% 2978 Kriteria Penilaian a) Hasil <3% Skor 100 b) Hasil <3% s/d. <9% Skor 75 c) Hasil <9% s/d.<14% Skor 50 d) Hasil <14% s/d. <20% Skor 25 e) Hasil <20% Skor 0 Capaian tahun 2016 adalah 0.54% dan Skor 100,artinya prosentase kejadian pasien jatuh sebesar 0.54%. 4. Cedera / trauma fisik akibat fiksasi di UPIP Formula penghitungannya ( Jumlah pasien yang mengalami cedera / trauma fisik akibat fiksasi di UPIP dibagi Jumlah pasien yang dilakukan fiksasi di UPIP ) x 100% 3 x 100% = 0.79% 382 Kriteria Penilaian : a) Hasil < 1.5% Skor 100 b) Hasil > 1.5% s/d. < 5% Skor 75 c) Hasil > 5% s/d. < 10% Skor 50 d) Hasil > 10% s/d. < 15% Skor 25 e) Hasil > 15% Skor 0 Capaian tahun 2016 adalah 0.79% skor 100, artinya tidak ada pasien yang cedera / trauma fisik yang disebabkan oleh tindakan fiksasi. 5. Penerapan Keselamatan ECT Formula penghitungannya melaui telusur dokumen, ada SOP tindakan ECT, sesuai indikasi, dilaksanakan oleh tenaga yang kompeten. Kriteria Penilaian : a. Ada SOP, sesuai indikasi, dilaksanakan oleh tenaga yang kompeten Skor

25 b. Ada SOP, sesuai indikasi, belum dilaksnakan oleh tenaga yang kompeten Skor 75 c. Tidak ada SOP, sesuai indikasi, dilaksanakan tenaga yang kompeten Skor 50 d. Tidak ada SOP, tidak sesuai indikasi, tidak dilaksanakan tenaga yang kompeten Skor 25 Capaian tahun 2016 adalah Skor 100, artinya penerapan ECT dilaksanakan sesuai standar, ada indikasi dilakukan ECT dan dilaksanakan oleh tenaga yang kompeten. Untuk kategori Pengendalian Infeksi di Rumah sakit pada Area Klinis ada dua indikator sebagai berikut : 1. Infeksi Aliran Darah Perifer ( Plebithis ) Formula penghitungannya adalah ( Jumlah kasus plebithis dibagi jumlah pasien yang terpasang kateter intravena ) x 100 % 0 x 100% = 0% 101 Kriteria Penilaian : a) Hasil < 5% Skor 100 b) Hasil > 5% s/d. < 10% Skor 75 c) Hasil > 10% s/d. < 15% Skor 50 d) Hasil > 15% s/d. < 20% Skor 25 e) Hasil > 20% Skor 0 Capaian tahun 2016 adalah 0%, atau Skor 100, artinya seluruh pasien yang dilakukan tindakan kateter tidak ada yang mengalami infeksi. 2. Cuci Tangan (Hand Hygiene) Formula perhitungannya adalah : a) Ada kebijakan, ada SOP dan dilaksanakan sesuai dengan SOP dan dievaluasi Skor 100. b) Ada kebijakan, ada SOP dan dilaksanakan sesuai dengan SOP dan tidak dievaluasi Skor75. c) Ada kebijakan, ada SOP tidak dilaksanakan sesuai dengan SOP dan tidak dievaluasi Skor50. d) Tidak Ada kebijakan, tidak ada SOP, Skor25. Capaian tahun 2016 adalah skor 100%, artinya Ada kebijakan, ada SOP dan dilaksanakan sesuai dengan SOP dan dievaluasi. Untuk kategori Capaian Indikator Medik pada Area Klinis ada dua indikator yaitu : 1. Tidak adanya pasien yang dilakukan fiksasi setelah masa rawat 24 jam di UPIP Formula penghitungannya adalah [(jumlah seluruh pasien di UPIP dikurangi Jumlah pasien dilakukan fiksasi setelah masa rawat 24 jam) dibagi Jumlah seluruh pasien yang dirawat di UPIP] x 100% 2342 x 100% = 96.42% 2429 Kriteria Penilaian : a) Hasil > 95% Skor 100 b) Hasil > 76% s.d. < 95% Skor 75 17

26 c) Hasil > 51% s.d. < 76% Skor 50 d) Hasil > 26% s.d. < 51% Skor 25 e) Hasil < 26% Skor 0 Capaian tahun 2016 adalah 96.42% atau Skor 100, artinya masih ada96.42% pasien yang dilakukan fiksasi di UPIP setelah masa rawat 24 jam. 2. Tidak adanya kejadian pasien bunuh diri di rawat inap psikiatri. Formula penghitungannya adalah (Jumlah seluruh pasien rawat inap psikiatri dikurangi Jumlah pasien yang meninggal karena bunuh diri ) dibagi Jumlah seluruh pasien rawat inap psikiatri } x 100% 2966x 100% = 100% 2966 Kriteria Penilaian : a) Hasil > 90% Skor 100 b) Hasil > 80% s.d. < 90% Skor 75 c) Hasil > 70% s.d. < 80% Skor 50 d) Hasil > 60% s.d. < 70% Skor 25 e) Hasil < 60% Skor 0 Capaian tahun 2016 adalah 100% atau Skor 100, artinya tidak ada kejadian pasien bunuh diri rawat inap. Untuk kategori Akreditasi pada Area Pelayanan Media ada satu indikator yaitu : 1. Ketepatan Identifikasi Pasien Formula penghitungannya adalah Telusur Total Sampling Kelengkapan Identifikasi Pasien dengan Barcode : 1. Nama pasien dengan dua kata 2. Nomor identitas pasien menggunakan nomor rekam medik 3. Tanggal lahir Barcode terjadi minimal 2 variabel dari 3 variabel. Kriteria Penilaian : a) Barcode sesuai variabel dan diberikan ke semua produk layanan = 100 b) Barcode sesuai variabel dan diberikan ke sebagian produk layanan = 75 c) Barcode tidak sesuai variabel dan diberikan ke semua produk layanan = 50 d) Barcode tidak sesuai variabel dan diberikan ke sebagian produk layanan = 25 e) Tidak ada barcode = 0 Capaian tahun 2016 adalah75% atau Skor 75 artinya sesuai variabel dan diberikan ke sebagian produk layanan. Untuk Kategori Kepuasan Pelanggan pada Area Manajerial ada satu Indikator yaitu : 1. Kecepatan Respon terhadap Komplain Formula penghitungannya adalah ( Komplain Kategori Merah / KKM + Komplain Kategori Kuning / KKK + Komplain Kategori Hijau / KKH yang ditindak lanjuti) dikurangi (KKM+KKK+KKH yang tidak ditindak lanjuti ) dibagi Jumlah seluruh komplain x 100% 37 x 100% = 88,10% 42 18

27 Kriteria Penilaian : a) KRK < 75% s.d. 100% Skor 100 b) KRK < 50% s.d. < 75% Skor 75 c) KRK < 25% s.d. < 50% Skor 50 d) KRK < 25% Skor 25 Capaian tahun 2016 adalah 88,10% atau Skor 100, artinya seluruh komplain yang masuk sudah ditindaklanjuti. Untuk Kategori Ketepatan Waktu Pelayanan ada enam indikator, yaitu : 1. Emergency Psychiatric Response Time ( EPRT ) Formula penghitungannya adalah Jumlah seluruh waktu yang dibutuhkan untuk menenangkan seluruh pasien gaduh gelisah di IGD dibagi Jumlah seluruh pasien gaduh gelisah di IGD 6994 x 60menit= 118 menit atau 1 jam 58 menit 3560 Kriteria Penilaian : a) ERT < 240 Skor 100 b) ERT < 240 s.d. < 300 Skor 75 c) ERT < 300 s.d. < 360 Skor 50 d) ERT < 360 s.d. < 420 Skor 25 e) ERT > 420 Skor 0 Capaian tahun 2016 adalah117,86 menit atau Skor 100, artinya waktu yang dibutuhkan untuk menenangkan pasien gaduh gelisah di IGD adalah 118 menit. 2. Waktu Tunggu Rawat Jalan ( WTRJ ) Formula penghitungannya adalah Jumlah waktu sejak pasien yang sudah terdaftar tiba di polikinik sampai dengan dilayani dokter dibagi Jumlah seluruh sampel atau jumlah seluruh pasien rawat jalan = 44, Kriteria Penilaian : a) WTRJ < 60 Skor 100 b) WTRJ < 60 s.d. < 80 Skor 75 c) WTRJ < 80 s.d. < 100 Skor 50 d) WTRJ < 100 s.d. < 120 Skor 25 e) WTRJ > 120 Skor 0 Capaian tahun 2016 adalah 44,41 atau Skor 100, artinya rata rata waktu tunggu di rawat jalan sejak pasien datang di poliklinik sampai dengan dilayani dokter selama 44,41 menit. 3. Waktu Tunggu Pelayanan Radiologi ( WTPR ) Formula penghitungannya adalah Jumlah waktu tunggu mulai pasien mendaftar di loket radiologi sampai dengan keluar hasil ekspertise dibagi Jumlah seluruh sampel atau jumlah seluruh pemeriksaan radiologi konvensional = 0.96 menit atau 1 jam 36 menit

28 Krtiteria Penilaian : a) WTPR < 3 Skor 100 b) WTPR < 3 s.d. < 4 Skor 75 c) WTPR < 4 s.d. < 5 Skor 50 d) WTPR < 5 s.d. < 6 Skor 25 e) WTPR > 6 Skor 0 Capaiantahun 2016 adalah 0.96 atau Skor 100, artinya waktu yang dibutuhkan pasien untuk pemeriksaan radiologi adalah 1 jam 36 menit. 4. Waktu Tunggu Pelayanan Laboratorium ( WTPL ) Formula penghitungannya adalah Jumlah kumulatif waktu tunggu sejak pasien mendaftar di loket laboratorium sampai dengan keluarnya hasil yang sudah diekspertise dibagi Jumlah seluruh sampel atau jumlah seluruh pemeriksaan darah rutin 4094x 60menit= 85 menit atau 1 jam 25 menit 2884 Kriteria Penilaian : a) WTPL < 2 Skor 100 b) WTPL < 2 s.d. < 3 Skor 75 c) WTPL <3 s.d. < 4 Skor 50 d) WTPL < 4 s.d. < 5 Skor 25 e) WTPL > 5 Skor 0 Capaian tahun 2016 adalah 85 menit atau Skor 100, artinya waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan laboratorium ( darah rutin ) adalah 1 jam 25 menit 5. Waktu Tunggu Pelayanan Resep Obat Jadi ( WTOJ ) Formula penghitungannya adalah Jumlah kumulatif waktu tunggu sejak pasien menyerahkan resep di loket apotek sampai dengan menerima obat dibagi jumlah seluruh sampel atau Jumlah seluruh pasien yang menyerahkan resep obat jadi = 18,68menit Kriteria Penilaian : a) WTOJ < 30 Skor 100 b) WTOJ < 30 s.d. 40 Skor 75 c) WTOJ < 40 s.d. 50 Skor 50 d) WTOJ < 50 s.d. 60 Skor 25 e) WTOJ > 60 Skor 0 Capaian tahun 2016 adalah 18,68atau Skor 100, artinya waktu tunggu pasien untuk resep obat jadi adalah 18,68 menit. 6. Pengembalian Rekam Medik Lengkap dalam waktu 24 jam ( PRM ) Formula penghitungannya adalah ( Jumlah dokumen rekam medis yang diisi lengkap dan dikembalikan dalam waktu < 24 jam setelah pasien pulang dibagi Jumlah seluruh sampel atau jumlah pasien pulang ) x 100% 179x 100% = 82,6%

29 Kriteria Penilaian : a) < 80 s.d. < 100 Skor 100 b) < 70 s.d. < 80 Skor 75 c) < 60 s.d. < 70 Skor 50 d) < 50 s.d. < 60 Skor 25 e) < 50 Skor 0 Capaian tahun 2016 adalah 82,6% atau Skor 100, artinya jumlah dokumen rekam medis yang kembali dalam waktu 24 jam setelah pasien pulang sudah lengkap semuanya. Untuk Kategori Keuangan ada satu indikator, yaitu : 1. Rasio Pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional ( PB ) Formula penghitungannya adalah ( Pendapatan PNBP dibagi Biaya Operasional ) x 100% R = x 100% = 77,44% Kriteria Penilaian : Cn = (40% x S + (T S) T + (R T) ) + (60% x ) S T Keterangan : S : Nilai standar (%) sebagaimana terdapat dalam Kontrak IKT RS/ Balai T : Nilai Target sebagaimana ditetapkan dalam Kontrak IKT RS/Balai R : Nilai Realisasi (PB) yang didapat dari formula : [Pendapatan PNPB/Biaya Operasional x 100%] Diketahui : S : 65% T : 65% R : 45.68% Cn = (40% x 65% +(65% 65% ) 65% ) + (60% x a) 150 CN IKI disetujui 2,000 b) 140 Cn < 150 IKI disetujui 1,875 c) 130 Cn < 140 IKI disetujui 1,750 d) 120 Cn < 130 IKI disetujui 1,625 e) 110 Cn < 120 IKI disetujui 1,500 f) 100 Cn < 110 IKI disetujui 1,3752 g) 90 Cn < 100 IKI disetujui 1,250 h) 80 Cn < 90 IKI disetujui 1,125 i) Cn < 80 IKI disetujui 1,000 65% +(77,44% 65%) 65% ) = % 21

30 Capaian tahun 2016 adalah 111,48%. Dengan perolehan skor 111,48 sesuai dengan tabel konversi IKI disetujui Hasil penilaian dari Pengukuran Kinerja sesuai Keputusan Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan R.I No.HK.02.03/I/0173/2016 total skornya adalah 111,48 yang berarti total skor tersebut dikonversi dengan nilai IKI menjadi

31 Tabel 3.2 Hasil Kinerja Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Nama RS : RS. Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Periode : Januari s.d Desember 2016 Kategori NO JUDUL INDIKATOR BOBOT SKOR JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEPT OKT NOV DES HASIL PERHITUNGAN AREA KLINIS Kepatuhan terhadap standart Pengendalian infeksi di RS Capaian Indikator Medik 1 Kepatuhan terhadap Clinical Pathway (CP) 0, Kepatuhan penggunaan Formularium Nasional 0, Prosentase Kejadian pasien jatuh 0, Cedera/trauma fisik akibat fiksasi (CAF) di Unit Pelayanan Intensif Psikiatri (Psychiatric Intensive Care Unit)/UPIP 0, , Penerapan keselamatan Electro Convulsive Teraphy (ECT) 0, Infeksi aliran darah perifer (phlebitis) 0, Cuci Tangan ( Hand Hygiene) 0, Tidak adanya Kejadian pasien yang difiksasi dalam 24 jam dalam unit pelayanan intensif psikiatri (UPIP) 0, , , Tidak adanya kejadian pasien bunuh diri di rawat inap psikiatri 0, AREA MANAGERIAL Akreditasi 10 Ketepatan Identifikasi Pasien 0, ,04 7,52 8 7,52 7,52 Kepuasan Pelanggan Ketepatan waktu pelayanan Keuangan Kecepatan Respon Terhadap Komplain (KRK) 0, Emergency Psychiatric Response Time (EPRT) 0, Waktu Tunggu Rawat Jalan (WTRJ) 0, Waktu Tunggu Pelayanan Radiologi (WTPR) 0, Waktu Tunggu Pelayanan Laboratorium (WTPL) 0, Waktu Tunggu Pelayanan Resep Obat Jadi (WTOJ) 0, Pengembalian Rekam Medik Lengkap dlm waktu 24 0, jam (PRM) Rasio Pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional (PB) 0, JUMLAH TS , ,8 95,5 NILAI IKI 0,75 0,75 0,88 1,13 1,125 1,375 1,750 1,750 1,750 1,750 1,750 2,000 23

32 1.2 Pengukuran Kinerja sesuai Perdirjen. Perbendaharaan Nomor : PER- 54/PB/2013 Pengukuran Kinerja juga dilakukan mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tertanggal 30 Desember 2013,Nomor : PER-54/PB//2013, tentang Pedoman Penilaian Kinerja Satuan Kerja Badan Layanan Umum Bidang Layanan Kesehatan adalah sebagai berikut : Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja sesuai Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tertanggal 30 Desember 2013,Nomor : PER-54/PB//2013 Dalam Aspek Keuangan NO SUBASPEK / INDIKATOR HAPER TARGET SKOR REALISASI SKOR 1 RASIO KEUANGAN 200, ,75 A Rasio Kas ( Cash Ratio ) 48,407,31 2 0,25 B Rasio Lancar ( Current Ratio ) 1,158,760,08 2,5 2,5 C Periode Penagihan Piutang ( Collection Period ) 2, D Perputaran Aset Tetap ( Fixed Asset Turnover ) 8 2 0,5 E Imbalan atas Aset Tetap -1, F Imbalan Ekuitas ( Return on Equity ) -1,5 2 0 G Perputaran Persediaan ( Inventory Turnover ) 116, H Subsidi Rumah Sakit (Corporate Social Responsibility) I Rasio PNBP terhadap Biaya Operasional 77,44 2,5 2,5 2 KEPATUHAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLU 11 10,6 A Rencana Bisnis Anggaran ( RBA ) definitif Tepat waktu 2 2 B Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Tepat waktu 2 2 C Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan Belanja BLU Tepat waktu 2 1,6 D Tarif Layanan SK Menkeu 1 1 E Sistem Akuntansi Ada 1 1 F Persetujuan Rekening Ada 0,5 0,5 G SOP Pengelolaan Kas Ada 0,5 0,5 H SOP Pengelolaan Piutang Ada 0,5 0,5 I SOP Pengelolaan Utang Ada 0,5 0,5 J SOP Pengadaan Barang & Jasa Ada 0,5 0,5 K SOP Pengelolaan Barang Inventaris Ada 0,5 0,5 JUMLAH SKOR ASPEK KEUANGAN ( 1+2) 200, ,35 24

33 Tabel 3.4 Pengukuran Kinerja sesuai Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tertanggal 30 Desember 2013,Nomor : PER-54/PB//2013 Dalam Aspek Layanan NO SUBASPEK / INDIKATOR HAPER TARGET SKOR REALISASI 1 LAYANAN 291, ,8 A Pertumbuhan Produktivitas 10, ,0 1) Pertumbuhan rata-rata kunjungan rawat jalan 1,01 2 1,5 2) Pertumbuhan rata-rata kunjungan rawat darurat 1, ) Pertumbuhan hari perawatan rawat inap 1,05 2 1,5 4) Pertumbuhan Pemeriksaan Radiologi 1, ) Pertumbuhan Pemeriksaan Laboratorium 1, ) Pertumbuhan operasi 0, ) Pertumbuhan Rehab Medik 1, ) Pertumbuhan Peserta Didik Pendidikan Kedokteran ) Pertumbuhan Penelitian yang dipublikasikan B Efektivitas Pelayanan 279, ,5 1) Kelengkapan Rekam Medik 24 jam selesai pelayanan 82, ) Pengembalian Rekam Medik 93, ) Angka Pembatalan Operasi ) Angka Kegagalan Hasil Radiologi ) Penulisan Resep sesuai Formularium 98, ) Angka Pengulangan Pemeriksaan Laboratorium 4,41 2 0,5 7) BED occupancy Rate ( BOR ) 55,80% 2 1 C Pertumbuhan Pembelajaran 105,7% 300% 225% 1) Rata-rata Jam Pelatihan / Karyawan 2,7% 1 1 2) Persentase Dokter Pendidik Klinis yg mendapat TOT 0,53 1 0,75 3) Program Reward & Punishment 0,50 1 0,5 2 MUTU DAN MANFAAT KEPADA MASYARAKAT A Mutu Pelayanan 89, ,5 1) Emergency Response Time Rate 1, ) Waktu Tunggu Rawat Jalan 44, ) Lenght of Stay ,5 4) Kecepatan Pelayanan Resep Obat Jadi 18, ) Waktu Tunggu sebelum Operasi ) Waktu Tunggu Hasil Laboratorium 1, ) Waktu Tunggu Hasil Radiologi 0, B Mutu Klinik 1, ) Angka pasien lari di Rawat Darurat ) Angka Kematian/Kebutaan> 48 jam

34 NO SUBASPEK / INDIKATOR HAPER TARGET SKOR REALISASI 3) Post Operative Death Rate ) Angka Infeksi Nosokomial 0, ) Angka Kematian Ibu di Rumah Sakit C Kepedulian kepada Masyarakat 61,55 4 3,5 1) Pembinaan kepada Puskesmas dan Sarana Kesehatan Lain ) Penyuluhan Kesehatan 2,7 1 0,5 3) Rasio Tempat Tidur Kelas III 55, D Kepuasan Pelanggan 160,08 2 1,7 1) Penanganan Pengaduan / Komplain 89, ) Kepuasan Pelanggan 70,5 1 0,7 E Kepedulian terhadap Lingkungan ) Kebersihan Lingkungan (Program Rumah Sakit Berseri ) ) Proper Lingkungan 0,4 1 0,4 JUMLAH SKOR ASPEK PELAYANAN ( 1+2 ) 6661, ,85 Penjelasan penghitungan dan pengukuran kinerja : 1. Perhitungan kinerja dilakukan dengan menjumlahkan hasil penilaian pada tiap indikator yang telah ditetapkan sebagai alat ukur penilaian, Adapun penilaian terhadap indikator tersebut dikelompokkan dalam dua aspek, yaitu aspek keuangan dan aspek pelayanan, 2. Penilaian kinerja dilakukan dengan menjumlahkan hasil penilaian aspek keuangan dan aspek pelayanan 3. Hasil aspek keuangan merupakan penjumlahan dari skor setiap indikator keuangan dan hasil aspekpelayanan merupakan penjumlahan dari skor setiap indikator pelayanan 4. Hasil penjumlahan skor aspek keuangan adalah 20,35 dan hasil penjumlahan skor aspek pelayanan adalah 58,85 5. Total skor yang diperoleh pada tahun 2016 adalah 20,35 ditambah 58,85 hasilnya adalah 79,20 6. Hasil penilaian kinerja dikelompokkan dalam kategori sebagai berikut : a) BAIK, terdiri dari : AAA apabila total skor (TS) > 95 AA apabila total skor 80 < TS 95 A apabila total skor 65 < TS 80 b) SEDANG, terdiri dari : BBB apabila total skor 50 < TS 65 BB apabila total skor 40 < TS 50 B apabila total skor 30 < TS 40 c) BURUK, terdiri dari : CC apabila total skor 15 < TS 30 C apabila hasil penilaian aspek keuangan yang dicapai Satker BLU kurang dari 50% hasil penilaian aspek keuangan. 7. Capaian tahun 2016 adalah 79,20 sehingga penilaian kinerjanya adalah Baik (A) 26

35 1.3 Pengukuran Kinerja sesuai Rencana Strategis Bisnis Tabel 3.5 Pengukuran Kinerja sesuai Rencana Strategis Bisnis NO SASARAN STRATEGIS KEY PERFORMANCE INDICATOR Meningkatnya Kepuasan Stakeholder Meningkatnya Pelayanan Neuropsikiatri yang bermutu dan aman Meningkatnya Inovasi Pelayanan berbasis RS dan Komunitas Meningkatnya Pengembangan Kerjasama dengan Institusi Jejaring dalam pelayanan pendidikan dan penelitian Meningkatnya proses bisnis internal yang efektif Meningkatnya budaya kerja yg berkomitmen pada pelayanan prima Meningkatnya SDM yang kompeten dan profesional Meningkatnya sarana dan prasarana teknologi yang handal Meningkatnya sistem IT yang terintegrasi Meningkatnya Efisiensi dan Efektivitas Anggaran dan rasio keuangan yang baik ( POBO ) TARGET 2016 REALISASI 2016 CAPAIAN Tingkat Kepuasan Pasien dan Keluarga 82% 70,47% 85,94% 2 Tingkat Kepuasan Peserta Didik 82% 76,45% 93,23% 3 Tingkat Kepuasan Pegawai 82% 97% 118% 4 Jumlah Komplain yg ditindaklanjuti 82% 89,58% 109,24% 5 Terakreditasi Nasional Akreditasi Terakreditasi Tingkat Utama 6 Jumlah Pengembangan Jenis Layanan berbasis RS % 7 Jumlah Pengembangan Jenis Layanan berbasis Komunitas % 8 Jumlah Institusi Jejaring Pelayanan Neuropsikiatri % 9 Jumlah Institusi Jejaring Pendidikan PSPD ,67% 10 Jumlah Penelitian Terkait neuropsikiatri % Jumlah layanan PPK Primer dan Sekunder 11 serta Institusi lain yang dilakukan % pembinaan 12 Terealisasinya kerjasama dengan Sister Hospital Dalam dan Luar Negeri 4 0 0,00% 13 Prosentase unit kerja yg mencapai target IKU 85% 97% 114% 14 Prosentase pegawai yang berperilaku kerja baik 80% 98% 123% 15 Rata-rata jam pelatihan pegawai 0,75 2,70 360% 16 Jumlah pelatihan internal yg terakreditasi % 17 Overall Equipment Efectivness (OEE) 80% 76,56% 96% 18 Level Integrasi IT Rumah Sakit 100% 75% 75% 19 Rasio pendapatan BLU terhadap Biaya oprerasional 55% 77,44% 141% Penjelasan penghitungan dan pengukuran kinerja : Untuk sasaran strategis Terwujudnya Kepuasan Pasien dan Masyarakat ada empat indikator yaitu : 1. Tingkat Kepuasan Pasien dan Keluarga dengan target 82%, realisasi 85,95%. 2. Tingkat Kepuasan Peserta Didik dengan target 82%, realisasi 76,45%. 3. Tingkat Kepuasan Pegawai dengan target 82%, realisasi 97%. 27

36 4. Jumlah Komplain yang Ditindaklanjuti dengan target 82%, realisasi 87% sehingga capaiannya adalah 109,24% Untuk sasaran strategis Terwujudnya Pelayanan Neuropsikiatri yang bermutu dan aman ada 1 indikator yaitu : 1. Terakreditasi Nasional dengan target Lulus Paripurna, realisasi Lulus Tingkat Utama. Melaksanakan remedial survey akreditasi dilanjutkan pada tahun Untuk Terakreditasi Pendidikan Pelaksanaan mundur dikarenakan masih proses akreditasi RS menuju paripurna. Akreditasi RS Pendidikan baru dapat dilaksanakan setelah RS terakreditasi dan proses akeditasi RS pendidikan berbarengan dengan evaluasi Akreditasi RS pada tahun Untuk sasaran strategis Terwujudnya Inovasi Pelayanan berbasis RS dan Komunitas ada dua indikator, yaitu : 1. Jumlah Pengembangan Jenis Layanan berbasis RS dengan target 3 jenis layanan sudah terealisasi sebanyak 3 jenis layanan sehingga capaiannya adalah 100%. 2. Jumlah Pengembangan Jenis Layanan berbasis Komunitas dengan target 4 jenis layanan sudah terealisasi sebanyak 4 jenis layanan sehingga capaiannya adalah 100%. Untuk sasaran strategis Terwujudnya Pengembangan Kerjasama dengan Institusi Jejaring dalam pelayanan pendidikan dan penelitian ada lima indikator, yaitu : 1. Jumlah Institusi Jejaring Pelayanan Neuropsikiatri dengan target 3 institusi, terealisasi 4sehingga capaiannya adalah 133% 2. Jumlah Institusi Jejaring Pendidikan PSPD dengan target 3 institusi, sudah terealisasi 5 institusi sehingga capaiannya adalah %. 3. Jumlah Penelitian terkait Neuropsikiatri yang dipublikasikan dengan target 1 penelitian, realisasi 3sehingga capaiannya adalah 300%. 4. Jumlah Layanan PPK Primer dan Sekunder serta Institusi lain yang dilakukan pembinaan dengan target 14 instistusi, terealisasi 14 institusi sehingga capaiannya adalah 100% 5. Terealisasinya Kerjasama dengan sister hospital didalam dan di luar negeri dengan target 4 institusi, belum terealisasi. Untuk sasaran strategis Terwujudnya Proses Bisnis Internal yang efektif ada satu indikator yaitu : 1. Prosentase Unit Kerja yang mencapai target IKU dengan target 85% dan realisasinya 97%, sehingga capaiannya adalah 114%. Untuk sasaran strategis Terwujudnya Budaya Kerja yang berkomitmen pada Pelayanan Prima ada satu indikator yaitu : 1. Prosentase Pegawai yang Berperilaku Kerja Baik dengan target 80%, realisasinya 98% sehingga capaiannya adalah 123%. 28

37 Untuk sasaran strategis Terwujudnya SDM yang Kompeten dan Profesional ada dua indikator yaitu : 1. Rata-rata jam pelatihan pegawai dengan target jep 0,75 realisasisebesar Jumlah Pelatihan Internal yang terakreditasi dengan target 2 pelatihan, Realisasi ada 2 pelatihan, capaiannya adalah 100%. Untuk sasaran strategis Terwujudnya sarana prasarana teknologi yang handal ada satu indikator yaitu : 1. Overall Equipment Efectivnees ( OEE ) dengan target 80% dan realisasi 76,96% sehingga capaiannya adalah 96% Untuk sasaran strategis Terwujudnya system IT yang terintegrasi ada satu indikator yaitu : 1. Level Integrasi IT dengan target 100% dan realisasi 75% sehingga capaiannya adalah 75% Untuk sasaran strategis Terwujudnya Efisiensi dan efekttifitas anggaran dan Rasio Keuangan yang baik ada satu indikator yaitu : 1. Rasio Pendapatan BLU dengan Biaya Operasional dengan target 55% dan realisasi 77.44% sehingga capaiannya adalah 141% artinya pendapatan yang diterima sudah dioptimalkan untuk biaya operasional. 2. Perbandingan realisasi serta capaian kinerja tahun 2016 dengan tahun lalu NO dan beberapa tahun terakhir SASARAN STRATEGIS 1 Meningkatnya Kepuasan Stakeholder 2 Meningkatnya Pelayanan Neuropsikiatri yang bermutu dan aman 3 Meningkatnya Inovasi Pelayanan berbasis RS dan Komunitas Tabel 3.6 Perbandingan Realisasi Tahun 2015 dengan Tahun 2016 KEY PERFORMANCE INDICATOR Tingkat Kepuasan Pasien dan Keluarga Tingkat Kepuasan Peserta Didik Tingkat Kepuasan Pegawai Jumlah Komplain yg ditindaklanjuti Terakreditasi Nasional Jumlah Pengembangan Jenis Layanan berbasis RS TARGET 2015 REALISASI 2015 CAPAIAN 2015 TARGET 2016 REALISASI 2016 CAPAIAN ,00% 70,55% 88,19% 82% 70,47% 85,94% PERBAN- DINGAN REALISASI (0,08%) 80,00% 75,45% 94,31% 82% 76,45% 93,23% 1,00% 80,00% 54,55% 68,19% 82% 97% 118% 42,45% 80,00% 80,77% 100,96% 82% 89,58% 109,24% 8,81% Akreditasi Proses Penyiapan Dokumen - Akreditasi Terakreditasi Tingkat Utama ,00% % 0% - 29

38 NO SASARAN STRATEGIS KEY PERFORMANCE INDICATOR TARGET 2015 REALISASI 2015 CAPAIAN 2015 TARGET 2016 REALISASI 2016 CAPAIAN 2016 PERBAN- DINGAN REALISASI 4 Meningkatnya Pengembangan Kerjasama dengan Institusi Jejaring dalam pelayanan pendidikan dan penelitian 5 Meningkatnya proses bisnis internal yang efektif 6 Meningkatnya budaya kerja yg berkomitmen pada pelayanan prima 7 Meningkatnya SDM yang kompeten dan profesional 8 Meningkatnya sarana dan prasarana teknologi yang handal 9 Meningkatnya sistem IT yang terintegrasi 10 Meningkatnya Efisiensi dan Efektivitas Anggaran dan rasio keuangan yang baik ( POBO ) Jumlah Pengembangan Jenis Layanan berbasis Komunitas Jumlah Institusi Jejaring Pelayanan Neuropsikiatri Jumlah Institusi Jejaring Pendidikan PSPD Jumlah Penelitian Terkait neuropsikiatri Jumlah layanan PPK Primer dan Sekunder serta Institusi lain yang dilakukan pembinaan Terealisasinya kerjasama dengan Sister Hospital Dalam dan Luar Negeri Prosentase unit kerja yg mencapai target IKU Prosentase pegawai yang berperilaku kerja baik Rata-rata jam pelatihan pegawai Jumlah pelatihan internal yg terakreditasi Overall Equipment Efectivness (OEE) Level Integrasi IT Rumah Sakit Rasio pendapatan BLU terhadap Biaya oprerasional ,67% % 200% ,00% % 300% ,33% ,67% 100% % % 200% ,33% ,00% 100% 3 0 0,00% 4 0 0,00% 0% 80% 100% 125,00% 85% 97,00% 114% (3%) 75% 97% 129,33% 80% 98,00% 123% 1,00% 0,68 2,98 438,24% 0,75 2,70 360% (28,00%) % % (200%) 75% 87% 116,00% 80% 76,56% 96% (10,44%) 60% 40% 66,67% 100% 75% 75% 35% 50% 59% 118% 55% 77,44% 141% 18,44% 30

39 3. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2016 dengan target jangka menengah Tabel 3.7 Perbandingan Realisasi 2016 dengan target 2017 NO SASARAN STRATEGIS KEY PERFORMANCE INDICATOR REALISASI Meningkatnya Kepuasan Stakeholder 1 Tingkat Kepuasan Pasien dan Keluarga TARGET ,47% 85% 2 Tingkat Kepuasan Peserta Didik 76,45% 85% 3 Tingkat Kepuasan Pegawai 97% 85% 4 Jumlah Komplain yg ditindaklanjuti 89,58% 85% 2 Meningkatnya Pelayanan Neuropsikiatri yang bermutu dan aman 3 Meningkatnya Inovasi Pelayanan berbasis RS dan Komunitas 5 Terakreditasi Nasional Terakreditasi Tingkat Terakreditasi Utama 6 Jumlah Pengembangan Jenis Layanan berbasis RS Meningkatnya Pengembangan Kerjasama dengan Institusi Jejaring dalam pelayanan pendidikan dan penelitian 7 Jumlah Pengembangan Jenis Layanan berbasis Komunitas 8 Jumlah Institusi Jejaring Pelayanan Neuropsikiatri 9 Jumlah Institusi Jejaring Pendidikan PSPD 10 Jumlah Penelitian Terkait neuropsikiatri 11 Jumlah layanan PPK Primer dan Sekunder serta Institusi lain yang dilakukan pembinaan 12 Terealisasinya kerjasama dengan Sister Hospital Dalam dan Luar Negeri Meningkatnya proses bisnis internal yang efektif 6 Meningkatnya budaya kerja yg berkomitmen pada pelayanan prima 13 Prosentase unit kerja yg mencapai target IKU 97,00% 90% 14 Prosentase pegawai yang berperilaku kerja baik 98,00% 90% 7 Meningkatnya SDM yang kompeten dan profesional 8 Meningkatnya sarana dan prasarana teknologi yang handal 15 Rata-rata jam pelatihan pegawai 16 Jumlah pelatihan internal yg terakreditasi 17 Overall Equipment Efectivness (OEE) 2,70 0, ,56% 85% 9 Meningkatnya sistem IT yang terintegrasi 18 Level Integrasi IT Rumah Sakit 75% 100% 10 Meningkatnya Efisiensi dan Efektivitas Anggaran dan rasio keuangan yang baik ( POBO ) 19 Rasio pendapatan BLU terhadap Biaya oprerasional 77,44% 60% 31

40 4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2016 dengan standar nasional(jika ada). Indikator-indikator yang tercantum di Rencana Bisnis Strategi (RSB) merupakan indikator yang khas untuk masing-masing rumah sakit, belum ada standar nasional. 5. Analisis Penyebab keberhasilan/kegagalan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan. 1. Tingkat Kepuasan Pasien dan Keluarga: Tingkat Kepuasan Pasien dan Keluarga 100% 80% 60% 40% 20% 0% 82% TARGET ,47% REALISASI ,94% CAPAIAN 2016 Gambar 3.1 Grafik Tingkat Kepuasan Pasien dan Keluarga ` Untuk Indikator Tingkat Kepuasan Pasien dan Keluarga tahun 2016 ditetapkan target sebesar 82% realisasinya 70,5%. Capaian Kinerja pelayanan PUAS yaitu sebesar 85,94%. Survei dilakukan di rawat jalan dengan jumlah responden 187 pengunjung (keluarga pasien) dan hasil penilaian IKM dari 27 unsur pelayanan. Penyebab tidak mencapai target dikarenakan adanya keluhan pelanggan mengenai : 1. Toilet Kurang Bersih (bau) 2. Toilet pria dan wanita mohon dipisah 3. Petugas di Ruang Anak kurang ramah 4. Petugas registrasi kurang ramah 32

41 Kendala : 1. Belum sempurnanya sistem reward and punishment 2. Masih terbatasnya sarana prasarana pendukung pelayanan keperawatan dasar. Solusi : 1. Melakukan evaluasi terhadap sarana dan prasarana yang ada di RSJSH 2. Ka.Instalasi Rawat Jalan berkoordinasi dengan unit terkait untuk meningkatkan komunikasi efektif dan meningkatkan kembali 3S(Senyum, Sapa dan Sopan). 3. RSJSH selalu melakukan perbaikan dan perubahan guna meningkatkan kualitas pelayanan yang bermutu. 4. Diadakan pelatihan mengenai Komunikasi Efektif bagi petugas. 2. Tingkat Kepuasan Peserta Didik Tingkat Kepuasan Peserta Didik 100% 80% 82% 76,45% 93,23% 60% 40% 20% 0% TARGET 2016 REALISASI 2016 CAPAIAN 2016 Gambar 3.2 Grafik Tingkat Kepuasan Peserta Didik Jumlah peserta didik yang mengisis kuisioner dalam satu tahun sebanyak 235 orang. Unsur yang dinilai ada 10 (sepuluh) item. Jumlah nilai survei adalah 7.186, jumlah skala maksimal Berdasarkan rumus, hasil dari perhitungan adalah 76,45 (Skor Baik) yang artinya realisasi tingkat kepuasan peserta didik tahun 2016 telah melampaui target Rencana Strategi Bisnis Penyebab keberhasilan dikarenakan fasilitas pembelajaran dengan 33

42 pindahnya Instalasi Diklat Litbang dan Bakordik ke gedung baru dan ruang jasa CoAss telah tersedia dan terpisah antara perempuan dan laki-laki 3. Tingkat Kepuasan Pegawai Tingkat Kepuasan Pegawai 120% 100% 80% 60% 40% 20% 0% 118,29% 97,00% 82% TARGET 2016 REALISASI 2016 CAPAIAN 2016 Gambar 3.3 Grafik Tingkat Kepuasan Pegawai Untuk indikator Tingkat Kepuasan Pegawai ditetapkan target sebesar 82% dan realisasi sebesar 97%. Capaian kinerja sebesar 118%. 4. Jumlah Komplain yang ditindaklanjuti Jumlah Komplain yg ditindaklanjuti 150% 100% 82% 89,58% 109,24% 50% 0% TARGET 2016 REALISASI 2016 CAPAIAN 2016 Gambar 3.4 Grafik Jumlah Komplain yang ditindaklanjuti 34

43 Untuk indikator Jumlah Komplain yang ditindaklanjuti ada 43 komplain, sedangkan jumlah komplain yang masuk sebanyak 48, prosentase capaian 89,58%. Penyebab adalah jika kita lihat data-data komplain dan sesudah dipilah sesuai dengan kemungkinan resiko, masuk pada zona hijau yang artinya perlu penyelesaikan secara internal dan tidak berdampak pada masalah hukum. Hal ini sudah diselesaikan dengan baik. Kendala : Terdapat SDM Customer Care belum mengikuti pelatihan/workshop mengenai customer care Terdapat kotak saran yang rusak Kurang berfungsinya kotak saran di IGD Solusi : Memberikan kesempatan SDM customer care untuk mengikuti pelatihan/workshop Kotak saran yang rusak diperbaiki segera Kotak Saran di IGD harus lebih difungsikan lagi. 5. Terakreditasi Nasional Pada tahun 2016 sudah dilaksanakan penilaian oleh KARS, belum mencapai target akreditasi paripurna, hanya Terakeditasi Tingkat Utama. Penyebabnya dikarenakan ada 2 pokja yang belum memenuhi standar yaitu Pokja MKI dan PPK Kendala : Belum semua staf terkait diberikan pelatihan komunikasi efektif Belum lengkapnya laporan edukasi yang dilaksanakan dalam RS Manajemen nyeri belum optimal kepada pasien Edukasi belum optimal sehingga belum semua pasien dan keluarga memahami 35

44 Solusi : Mengadakan Remedial Survei Akreditasi dan mendapat hasil Terakreditasi Paripurna. Tingkatkan keterampilan berkomunikasi semua staf yang memberikan edukasi melalui pelatihan. Tingkatkan pelaksanaan edukasi di dalam RS sesuai rencana kerja Optimalkan pelaksanaan manajemen nyeri dan tingkatkan pemahaman mengenai manajemen nyeri yang tepat. Tingkatkan pemberian edukasi pada pasien agar mereka berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait pelayanannya. 6. Jumlah Pengembangan Jenis Layanan Berbasis Rumah Sakit Jumlah Pengembangan Jenis Layanan berbasis RS ,5 2 1,5 1 0,5 0 TARGET 2016 REALISASI 2016 Gambar 3.5 Grafik Jumlah Pengembangan Jenis Layanan Berbasis RS Jumlah pengembangan jenis layanan unggulan berbasis Rumah Sakit dari target yang ditetapkan 3, pencapaiannya adalah 3 jenis layanan unggulan. Pengertian layanan unggulan sendiri adalah suatu bentuk pemberian layanan kesehatan jiwa yang spesifik dengan karekteristik utama adalah tersedianya layanan terpadu yang inovatif dengan kualitas tertinggi, didukung oleh sumber daya multidisiplin dengan keahlian spesifik dan berkomitmen untuk 36

45 menjadikannya sebagai layanan unggulan yang ditunjang oleh fasilitas yang difokuskan untuk keunggulan layanan tersebut, tidak ada pesaing yang dibuktikan dengan jumlah kunjungan dan kontribusi pendapatan tertingi, sehingga RS tersebut dicitrakan oleh masyarakart sebagai RS unggulan di bidang tersebut. Jadi berdasarkan definisi diatas kriteria layanan unggulan adalah sebagai berikut : a. Mampu mengangkat image rumah sakit secara signifikan, pilih bidang penyakit yang cukup berat, banyak kasusnya, butuh pendekatan multidisiplin dan teknologi cukup tinggi; b. Memiliki kontribusi pendapatan cukup tinggi; c. Memiliki SDM yang baik secara kapabilitas dan komitmen; d. Memiliki baririer to entry yang kuat sehingga sulit ditiru. Bila dilihat dari definisi diatas maka Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan menetapkam 3 layanan umggulan yaitu rehabilitasi psikososial dengan program daycare dan pelayanan psikiatri anak dan remaja. Pada tahun 2016 tidak banyak perubahan, hanya optimalisasi 3 layanan ungul yang sudah ada, diantaranya : 1. Pelayanan Rehabilitasi Psikososial Pelayanan Rehabilitasi Psikososial terutama layanan day care atau rawat siang merupakan layanan yang dilakukan multidisiplin dan multiprofesi. Layanan ini menjembatani pasien gangguan jiwa untuk kembali ke masyarakat, mengembalikan fungsi psikososial mereka dan meningkatkan kualitas hidup orang dengan gangguan jiwa. Selama beberapa tahun belakangan ini image dan citra RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan meningkat seiring dengan peningkatan layanan rehabilitasi psikososial day care, dari beberapa RSJ di Indonesia bisa dikatakan RSJSH lah yang pertama kali mengembangkan layanan ini sejak tahun Sumber daya manusia yang ada juga multiprofesi terdiri dari psikater, dokter umum, perawat, psikolog, okupasi terapi, pekerja sosial, tenaga administrasi dan instruktur pelatihan kerja seperti tata boga, tata rias, teknis dan sebagainya. Selain rehabilitasi 37

46 psikososial juga berkerja sama dengan beberapa LSM seperti Dompet Dhuafa, RH Cantique Salon, KPSI dan sebagainya. Pencapaian Kinerja Rehabilitasi Psikososial melebihi target, terutama untuk tindakan terapi rehabilitasi psikososial yaitu tindakan (110,2%) dari target tindakan. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2015 sebanyak kegiatan. Hasil ini kelihatan tidak sejalan dengan capaian kunjungan day care, analisisnya disamping kegiatan pencatatan kegiatan lebih rinci, padatnya aktivitas kegiatan harian, dan meningkatnya pasien rawat inap yang mengikuti kegiatan terapi rehabilitasi. Pelayanan rehabilitasi psikososial terutama layanan day care merupakan layanan unggulan di RSJSH dan merupakan program kerja strategis di tahun Instalasi ini bahkan menjadi tempat RS/RSJ lain untuk melakukan magang dan studi banding untuk belajar kegiatan rehabilitasi psikososial. Capaian day care untuk tahun 2016 mengalami penurunan cukup bermakna yaitu hanya kunjungan dari target kunjungan atau 77.5%, lebih rendah dibandingkan tahun 2015 yaitu kunjungan dengan target yang sama. Hal ini disebabkan beberapa pasien day care akhirnya menyelesaikan programnya dan mendapatkan pekerjaan; antara lain di RSJ dan tempat lainnya atau berwiraswasta kecil-kecilan. 2. Layanan Psikiatri Anak dan Remaja RSJSH memiliki dua orang tenaga konsultan subspesialis psikiatri anak dan remaja yang menjadi tenaga ahli di layanan psikiatri anak dan remaja. Pelayanan psikiatri anak dan remaja beserta fasilitas lengkapnya jumlahnya masih sangat sedikit di Indonesia. RSJ Dr. Soeharto Heerdjan bisa dikatakan merupakan satu-satunya instansi pemerintah di Jakarta dengan fasilitas dan sumber daya yang lengkap. Seperti halnya layanan unggulan lainnya, di instalasi psikatri anak dan remaja juga sering mendapat tamu dari RSJ lain untuk magang, studi banding dan pendidikan serta penelitian. Fasilitas layanan untuk anak-anak berkebutuhan khusus didukung juga oleh alat-alat elektromedik seperti tes berra, neuro/biofeedback, tes TOVA, EEG, Brain mapping, dan P300 serta oleh SDM multi profesi selain tenaga 38

47 konsultan ahli psikiatri anak dan remaja, dokter spesialis anak, psikolog, perawat, okupasi terapis, terapis wicara, pekerja sosial dan tenaga lainnya. Pendapatan dari layanan psikiatri anak dan remaja juga cukup besar, bisa dikatakan menduduki peringkat keempat setelah layanan rehabilitasi psikososial bila menggunakan hitungan paket INA CBGs. Cakupan layanan psikiatri anak dan remaja pada rawat jalan dan tindakan terapi cukup tinggi kunjungan poliklinik adalah (102%), sedangkan tindakan terapi adalah (119%). Bila dibandingkan dengan tahun 2015 capain ini lebih tinggi (kunjungan poliklinik dan tindakan terapi 7.590). Perubahan di tahun 2016 Instalasi Anak dan Remaja, ruang rawat inap pindah ke ruang perawatan baru dengan fasilitas lebih baik, ruang perawatan lama direncanakan sebagai pengembangan rawat jalan, terutama untuk terapi anak-anak berkebutuhan khusus. 3. Layanan Keswamas Layanan perluasan jangkauan kesehatan jiwa masyarakat (keswamas) sebenarnya sudah lama dilakukan, namun dari tahun ke tahun layanan ini terus diperbaiki untuk meningkatkan manfaat dan kualitasnya terhadap masyarakat khususnya masyarakat dengan gangguan jiwa atau kelompok rentan gangguan jiwa. Layanan ini terdiri dari berbagai kegiatan: kerjasama dan pembinaan dengan institusi kesehatan atau non kesehatan di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, seperti Puskesmas dan Dinas Kesehatan di Kepulauan Seribu, Tangerang, Serang dan sebagainya. Kegiatan bebas pasung dilakukan berkoordinasi dengan puskesmas dan dinas kesehatan baik di wilayah DKI Jakarta maupun diluar Jakarta seperti Propinsi Banten, Kabupaten Pandeglang yang merupaka salah satu wilayah dengan angka pasung yang cukup tinggi. Program bebas pasung; 39

48 penjemputan dan perawatan terhadap pasien pasung, penyuluhan/edukasi terhadap keluarga dan kelompok masyarakat dengan insiden pasung tinggi. Bila dibandingkan cakupan program keswamas pada tahun 2016 dengan tahun 2015, peningkatan yang cukup bermakna adalah pada penyuluhan 126, 7% (2015 capaian 115%), sedangkan untuk kegiatan outreach yatiu penjemputan dan penanganan pasien gaduh gelisah sebanyak 316 atau sebanyak 126.4% dibandingkan tahun 2015 sebanyak 276 (153%). Bila kota bandingkan dengan capaian tahun 2015, capaian 2016 ini belum ada penambahan layanan unggulan, hanya optimalisasi dan pengembangan sarana dan kegiatan dari layanan yang sudah ada, juga peningkatan cakupan dan kualitas layanan yang ada. Bila dibandingkan dengan target tahun 2016, capaian ini sudah optimal yaitu 100 persen dari target 3 layanan unggulan yang ditetapkan. Layanan unggulan yang direncanakan akan menjadi layanan unggulan di tahun 2017 adalah mental health check up atau MHCU. 7. Jumlah Pengembangan Jenis Layanan Berbasis Komunitas Jumlah Pengembangan Jenis Layanan berbasis Komunitas TARGET 2016 REALISASI 2016 Gambar 3.6 Grafik Jumlah Pengembangan Jenis Layanan Berbasis Komunitas 40

49 Jenis layanan berbasis komunitas yang ditargetkan awalnya adalah layanan keswamas penjangkauan terutama untuk bebas pasung, layanan keswamas psikiatri anak dan remaja dan layanan komunitas rehabilitasi psikososial. Namun pada tahun 2016 kegiatan yang mampu dilakukan secara terprogram dan teratur adalah layanan penjangkauan (outreach) kesehatan jiwa masyarakat (keswamas) dan layanan edukasi support group (family gathering) rehabilitasi psikososial. 1. Layanan Penjangkauan (Outreach) Keswamas Layanan perluasan jangkauan kesehatan jiwa masyarakat (keswamas) sebenarnya sudah lama dilakukan, dan dari tahun ke tahun layanan ini terus diperbaiki untuk meningkatkan manfaat dan kualitasnya terhadap masyarakat khususnya masyarakat dengan gangguan jiwa atau kelompok rentan gangguan jiwa. Layanan ini terdiri dari berbagai kegiatan yaitu kerjasama dan pembinaan dengan institusi kesehatan atau non kesehatan di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, seperti Puskesmas dan Dinas Kesehatan di Kepulauan Seribu, Tangerang, Serang dan sebaginya. Kegiatan ini selama tahun 2016 mencakup kerjasama dalam hal pendidikan dan latihan SDM, promotif, preventif, dan kuratif, yaitu : a. Pelatihan tenaga kesehatan di tingkat Puskesmas atau RSU b. Pelatihan tenaga non kesehatan, kader kesehatan, tokoh masyarakat atau orang tua pasien. c. Penyuluhan masyarakat umum atau kelompok khusus seperti petugas panti sosial, guru dan murid sekolah. d. Penjemputan pasien gaduh gelisah di masyarakat. e. Penjemputan, perawatan dan pemulangan penghuni panti sosial yang mengalami gangguan jiwa. f. Program bebas pasung, penjemputan dan perawatan terhadap pasien pasung, penyuluhan/edukasi terhadap keluarga dan kelompok masyarakat dengan insiden pasung tinggi. g. Layanan kesehatan jiwa di Kepulauan Seribu dengan jangkauan tujuh pulau mencakup RSU Kepulauan Seribu, Puskesmas, dan pos 41

50 kesehatan dengan kegiatan pelatihan / pengembangan SDM, penyuluhan / edukasi masyarakat dan petugas kesehatan serta layanan pengobatan rawat jalan, penjemputan pasien gaduh gelisah hingga perawatan pasien sesuai indikasinya. 2. Layanan promotif, preventif dan deteksi dini gangguan dan permasalahan kesehatan jiwa di lembaga pemasyarakatan anak dan remaja. Tahun 2016 ini kegiatan promotif, preventif dan deteksi dini dilakukan di lembaga pemasyarakatan anak dan remaja di Tangerang. Kegiatan layanan ini dilakukan mengingat komunitas lembaga pemasyarakatan terutama anak dan remaja adalah lingkungan yang berisiko terhadap timbulnya gangguan jiwa, atau mungkin perilaku anak dan remaja sebelumnya juga bisa didasari adanya gangguan jiwa sehingga menyebabkan mereka melakukan perbuatan yang melanggar hukum. Selain promotif dan preventif kepada seluruh penghuni dan petugas, deteksi dini dilakukan pada anak dan remaja. Dalam hal ini instalasi keswamas bekerjasama dengan instalasi psikiatri anak dan remaja. 3. Layanan edukasi (peer support group atau family gathering) yang diadakan untuk pasien-pasien day care dan keluarganya. Program kegiatan ini diadakan setiap 6 bulan sekali atau 2 kali dalam setahun. Kegiatan ini biasanya berisikan edukasi dalam bentuk seminar terhadap topik-topik khusus dan disampaikan oleh tenaga yang kompeten disertai tanya jawab, lalu ada paparam hasil kegiatan daycare untuk program mandirinya diikuti kisah sukses, lalu ada rehabilitasi tour terhadap sarana-sarana vokasional training atau terapi latihan kerja pasien. Selama tahun 2016 kegiatan edukasi (peer support group atau family gathering) rehabilitasi psikososial sebagai berikut : 1. Kegiatan pertama bulan Februari 2016 yaitu Family Gathering Rehabilitasi 2. Kegiatan kedua bulan Desember 2016 yaitu talkshow rehabilitasi. 42

51 8. Jumlah institusi Jejaring Neuropsikiatri Jumlah Institusi Jejaring Pelayanan Neuropsikiatri TARGET 2016 REALISASI 2016 Gambar 3.7 Grafik Jumlah Institusi Jejaring Pelayanan Neuropsikiatri Sesuai dengan visi misinya menjadi pusat neuropsikiatri nasional, RSJ Dr. Soeharto Heerdjan membutuhkan jejaring yang dapat mendukung program tersebut. Sebagai pusat neuropsikiatri harapan kedepannya adalah rumah sakit mampu menyediakan pelayanan kesehatan jiwa yang modern, berkualitas dan berorientasi terhadap tercapainya cita-cita pelayanan kesehatan jiwa. Beberapa kerjasama sudah dilakukan dengan RS sekitar namun belum berorientasi terhadap visi misi tersebut. Kerjasama yang sudah dituangkan dalam perjanjian kerja sama adalah : 1. RSUD Cengkareng Jakarta Barat 2. RSUP Persahabatan Jakarta Timur 3. RSUD Koja Jakarta Utara 4. RSUD Tarakan Kalimantan 43

52 9. Jumlah Institusi Jejaring Pendidikan PSPD Jumlah Institusi Jejaring Pendidikan PSPD TARGET 2016 REALISASI 2016 Gambar 3.8 Grafik Jumlah Institusi Jejaring Pendidikan PSPD Pada tahun 2016 ditargetkan 3 Institusi Pendidikan Program Studi Pendidikan Dokter yang melakukan kerjasama dalam bidang pendidikan yaitu Fakultas Kedokteran Universitas Trisaksi, Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana. Realisasinya ada 5 institusi, yaitu FK Trisakti, FK YARSI, FK UKRIDA, FK UPN Veteran, dan FK UIN. Realisasi tahun 2016 telah melewati target tahun 2019 dalam Rencana Strategi dan Bisnis Rumah Sakit. Keberhasilan disebabkan karena RS telah melakukan pendekatan dengan UIN Syarif Hidayatullah untuk membuat PKS dalam rangka memenuhi target peserta didik dengan rasio 1 : 5 (1 dokter pebimbing klinis : 5 mahasiswa), karena pengiriman peserta didik kedokteran yang tidak konsisten dari Institusi Pendidikan yang telah bekerja sama. 44

53 10. Jumlah Penelitian terkait Neuroprikiatri Jumlah Penelitian Terkait Neuropsikiatri 3 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 1 TARGET 2016 REALISASI 2016 Gambar 3.9 Grafik Jumlah Penelitian Terkait Neuropsikiatri Penelitian terkait dengan Neuropsikiatri ditargetkan 1 penelitian, realisasi 3 sehingga pencapaiannya 300%. Kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut : Stages in Mindfulness Therapy to Increase Learning Ability and Social Skills on the children with ADHD oleh Dr. Suzy Yusna Dewi, dr. SpKJ (K) Dominasi Theta/Beta Power pada Bagian Otak Anak Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) di RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta oleh Dr. Suzy Yusna Dewi, dr. SpKJ (K) Hubungan Tingkat Pengetahuan, Pendidikan dan Status Ekonomi Orangtua pada Penanganan Awal Anak yang Mengalami Gangguan Autisme di RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta, merupakan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswi Fakultas Kedokteran UPN Veteran yang dalam pelaksanaan penelitian dibimbing oleh Dr. Suzy Yusna Dewi, dr. SpKJ (K) 45

54 Realisasi tahun 2016 telah melewati target tahun 2019 dalam Rencana Strategi Bisnis Rumah Sakit. Hal ini disebabkan karena psikiater konsultan termotivasi untuk melakukan penelitian dalam rangka RS menuju NIMH. 11. Jumlah layanan PPK Primer dan Sekunder serta Institusi lain yang dilakukan pembinaan. Jumlah layanan PPK Primer dan Sekunder serta Institusi lain yang dilakukan pembinaan TARGET 2016 REALISASI 2016 Gambar 3.10 Grafik Jumlah Layanan PPK Primer dan Sekunder Rumah sakit jiwa sebagai institusi kesehatan tersier atau disebut juga dengan fasilitas Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) tersier harus menjadi pembina dari fasilitas layanan kesehatan dibawahnya. Program ini dilakukan atau dimotori oleh Instalasi Kesehatan Jiwa Masyarakat. Pada tahun 2016 target 14 layanan dan mencapai target 100% yaitu ada 14 fasilitas kesehatan dan non kesehatan yang merupakan wilayah/institusi binaan dengan berbagai kegiatan pembinaan dan pelayanan kesehatan baik promotif, preventif da n kuratif. Fasilitas kesehatan tersebut adalah : 1. Puskesmas Kalideres Jakarta Barat 2. Puskesmas Joglo Jakarta Barat 3. Puskesmas Kecamatan Makassar Jakarta Timur 4. Suku Dinas Kesehatan Kabupaten Administrasi Kepualauan Seribu 5. Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya Kebon Jeruk Jakarta Barat 46

55 6. Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa I Cengkareng 7. Panti Sosial Tresna WerdhaBudhi Mulya II Jakarta Barat 8. Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya I Kebon Jeruk Jakarta Barat 9. Dinas Kesehatan Pandeglang Banten 10. Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya II Ceger Jakarta Timur 11. Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya III Kamal Jakarta Barat 12. Yayasan Gemati Haru Jaya Jakarta Pusat 13. Panti Sosial Bina Daksa Budi Bakti Cengkareng 14. Puskesmas Senin Jakarta Pusat 12. Terealisasinya kerjasama dengan Sister Hospital Dalam dan Luar Negeri Terealisasinya kerjasama dengan Sister Hospital Dalam dan Luar Negeri TARGET 2016 REALISASI Gambar 3.11 Grafik Terealisasi Kerjasama Sister Hospital Dalam dan Luar Negeri Selama tahun 2016 ini seperti telah dipaparkan pada penjelasan sebelumnya RSJ Dr. Soeharto Heerdjan sudah mencoba untuk mengadakan kerjasama konkrit yang tertuang dalam memory of understanding (MOU) namun terkendala beberapa hal terkait birokrasi, sehingga sampai akhir tahun 2016 target yang diharapkan adanya MOU terhadap RSCM, RS PON, dan RSKO untuk masalah NAPZA masih dalam proses. Untuk RS Luar negeri pada 47

56 tahun 2016 belum mampu dilakukan karena pembiayaan dan kegiatan lainnya lebih difokuskan terhadap akreditasi, sehingga perencanaannya untuk menjajaki kerjasama dengan rumah sakit jiwa di negeri Malaysia dan Singapura belum dilakukan. Tahun 2016 dilakukan studi banding ke RSJ Johor Malaysia dan NIMH Singapura. Studi banding ke RSJ Johor untuk melihat layanan Rehabilitasi psikososial dan Kesehatan jiwa masyarakat, namum belum dilakukan perjanjian kerja sama (PKS). Demikian juga studi banding ke NIMH Singapura untuk melihat layanan psikiatri anak dan remaja dan layanan psikogeriatri, ini juga belum bisa dilaksanakan PKS. Namun dari studi banding ini beberapa hal bisa diterapkan di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan, terutama untuk layanan psikogeriatri yang belum ada. 13. Prosentase unit kerja yang mencapai target IKU Prosentase unit kerja yg mencapai target IKU 120% 100% 80% 60% 40% 20% 0% 114% 97,00% 85% TARGET 2016 REALISASI 2016 CAPAIAN 2016 Gambar 3.12 Grafik Prosentase Unit Kerja yang Mencapai Target IKU Pencapaian unit kerja yang mencapai target sebesar 97%, sedangkan target 85% yang artinya sudah melebihi dari target yang ditetapkan. 48

57 14. Prosentase pegawai yang berperilaku kerja yang baik Prosentase pegawai yang berperilaku kerja baik 140% 120% 100% 80% 60% 40% 20% 0% 123% 98,00% 80% TARGET 2016 REALISASI 2016 CAPAIAN 2016 Gambar 3.13 Grafik Prosentase Pegawi yang berperilaku kerja baik SDM yang berperilaku kerja baik yaitu mencapai 98%, sedangkan target adalah 80%. Hal ini disebabkan dengan perilaku pegawai kerja lebih dari jam yang ditetapkan, dan IKI pegawai yang selalu bernilai Baik. 15. Rata-rata jam pelatihan pegawai Rata-rata jam pelatihan pegawai 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 0,75 2,70 TARGET 2016 REALISASI 2016 Gambar 3.14 Grafik Rata-Rata Jam Pelatihan Pegawai 49

58 Jumlah jam pelatihan pegawai dalam satu tahun sebesar jam, dengan jumlah SDM sejumlah 498 orang. Berdasarkan hasil perhitungam, rata-rata jam pelatihan SDM sebesari 2,7 jam dengan skor 1 (Sangat Baik). Realisasi rata-rata jam pelatihan pegawai di tahun 2016 telah melewati target tahun 2019 dalam Rencana Strategi dan Bisnis Rumah Sakit. Hal ini disebabkan karena ditahun 2016 terdapat banyak kegiatan pelatihan / seminar / workshop dalam rangka supaya memenuhi standar akreditasi RS versi Jumlah pelatihan internal yang terakreditasi Jumlah pelatihan internal yg terakreditasi ,5 1 0,5 0 TARGET 2016 REALISASI 2016 Gambar 3.15 Grafik Jumlah Pelatihan Internal yang terakreditasi Pelatihan internal terakreditasi IDI dan PPNI pada tahun 2016 sebanyak 2 (dua) pelatihan, yaitu : a. Pelatihan NAPZA dan HIV/ Konselor NAPZA (Akreditasi IDI dan PPNI) b. Pelatihan Asuhan Keperawatan (Akreditasi PPNI) Berdasarkan hasil perhitungan, maka mencapai target sebesar 100%. 50

59 17. Overall Equipment Efectivness (OEE) Overall Equipment Efectivness (OEE) 100% 80% 60% 40% 20% 80% 76,56% 96% 0% TARGET 2016 REALISASI 2016 CAPAIAN 2016 Gambar 3.16 Grafik Overall Equipment Efectivness (OEE) Target tahun 2016 untuk indikator Overall Equipment Efectivness (OEE) sebesar 80%. Realisasi tahun 2016 sebesar 76,56% (Capaian 96%). Hasilnya belum mencapai target yang telah ditetapkan dikarenakan peralatan medis yang ada belum dimanfaatkan dengan optimal. Kendala : - Pembiayaan pemeliharaan yang kurang memadai sehinggga pemeliharaan kurang maksimal - Adanya sarpras atau peralatan sudah usang (sudah melampaui usia keteknisan alat) beroperasi lebih dari 20 tahun - Ketersediaan suku cadang sulit - Belum memadai sarana prasarana sesuai standar kebutuhan rumah sakit Solusi : Perlunya penambahan biaya pemeliharaan yang cukup agar pemeliharaan berjalan baik Melakukan peremajaan sarana dan prasarana atau peralatan yang sudah melampaui usia teknis penggunaan 51

60 Melakukan pengadaan alat/barang dengan generasi terbaru yang mudah dalam pemeliharaan Melakukan peningkatan kemampuan SDM dengan mengikuti pelatihan teknis sesuai dengan bidang keahliannya Melakukan peningkatan kuantitas dan kualitas sarana prasarana yang sesuai standar yang berlaku. 18. Level Integrasi IT Rumah Sakit Level Integrasi IT Rumah Sakit 100% 80% 60% 40% 20% 100% 75% 75% 0% TARGET 2016 REALISASI 2016 CAPAIAN 2016 Gambar 3.17 Grafik Level Integrasi IT Level integrasi IT Rumah Sakit ditargetkan sebesar 100%. Realisasinya sebesar 75%. Untuk level integrasi IT rumah sakit belum mencapai target dikarenakan adanya permintaan perbaikan sistem dari user yang selalu berubah-ubah. Kendala : - Proses pembuatan sistem yang selalu berubah-ubah dikarenakan permintaan user - Server dan jaringan internet yang kurang memadai 52

61 Solusi : - Meningkatkan kinerja server dan jaringan internet - Membuat master plan dan segera dikonsulkan ke Konsultan IT yang berkompeten. - Mengevaluasi master plan tersebut. 19. Rasio pendapatan BLU terhadap Biaya Operasional (POBO) Rasio pendapatan BLU terhadap Biaya oprerasional 150% 141% 100% 50% 55% 77,44% 0% TARGET 2016 REALISASI 2016 CAPAIAN 2016 Gambar 3.18 Grafik Rasio Pendapatan BLU terhadap Biaya Operasional Rasio pendapatan BLU terhadap biaya operasional (POBO) ditargetkan sebesar 55% dan realisasi 77.44% sehingga capaiannya adalah 141% artinya pendapatan yang diterima dioptimalkan untuk biaya operasional. Pencapaian indikator tersebut diperoleh dengan kenaikan kunjungan pasien BPJS dengan tarif BPJS yang rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan tarif pasien umum di RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan. 6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya 6.1. Sumber Daya Manusia Keadaan Pegawai RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta padatahun 2016 berjumlah 498 pegawai, yang dapat dilihat secara lebih rinci pada tabel sebagai berikut : 53

62 Tabel 3.8 Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Jenis dan Pendidikan NO JENIS STATUS PEGAWAI PENDIDIKAN PNS CPNS KONTRAK JUMLAH I TENAGA MEDIS 1 Dokter Spes Jiwa Konsultan Dokter Spes Jiwa Dokter Spes Anak Dokter Spes Bedah Dokter Spes Penyakit Dalam Dokter Spes Radiologi Dokter Spes Rehabilitasi Medik Dokter Spes Syaraf Dokter Spes Patologi Klinik Dokter Umum Dokter Umum MARS Dokter Gigi Dokter Gigi MARS, MM, M.Kes Total II TENAGA KEPERAWATAN 1 S2 Keperawatan S1 NERS S1 Keperawatan D3 Keperawatan (Akper) D4 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Perawat Gigi D3 Anaestesi Perawat Kesehatan (SPK/SPJ) Total III TENAGA KEFARMASIAN 1 Apoteker/S1 farmasi Analis Farmasi/D3 Farmasi Asisten Apoteker/SMF/SAA Total IV TENAGA KES.MASYARAKAT 1 S2 Kesehatan Masyarakat S1 Kesehatan Masyarakat D3 Kesehatan Lingkungan/Sanitarian Total V TENAGA GIZI 1 S1 Gizi D4 Gizi/Nutrisionis D3 Gizi/Nutrisionis Total VI TENAGA KETERAPIAN FISIK 1 D3 Fisioterapi D3 Terapi Wicara VI TENAGA KETERAPIAN FISIK 3 D3 Okupasi Terapi Total VII TENAGA KETEKNISIAN MEDIS 1 D4 Radiologi D4 Teknik Elektromedik D3 Radiologi

63 NO JENIS STATUS PEGAWAI PENDIDIKAN PNS CPNS KONTRAK JUMLAH VII TENAGA KETEKNISIAN MEDIS 4 D3 Rekam Medik D3 Teknik Elektromedik D3 Analis Kesehatan Total V PSIKOLOG 1 S2 Psikologi Klinis JUMLAH TOTAL A Tabel 3.9 Jumlah Tenaga Non Kesehatan Menurut Jenis dan Pendidikan I TENAGA PASCA SARJANA PNS CPNS KONTRAK JUMLAH 2 S2 Manajemen Total II TENAGA SARJANA 1 Sarjana Psikologi Sarjana Ekonomi Akuntansi Sarjana Ekonomi Manajemen II TENAGA SARJANA 4 Sarjana Administrasi Sarjana Hukum Sarjana Komputer Sarjana Pendidikan Sarjana Pekerja Sosial Sarjana Tata Boga Sarjana Ilmu Komunikasi Sarjana Teknik Informatika Sarjana Teknik Sipil Total III TENAGA DIPLOMA 1 D3 Ekonomi/Akuntansi D3 Administrasi D3 Komputer D3 Manajemen Informatika D3 Teknik Informatika Total IV SEKOLAH MENENGAH ATAS 1 SMA/SMU/SMEA/STM/SMKK/KPAA/SKKA Total V SMP DAN SD KE BAWAH 1 SMP SD Total JUMLAH TOTAL B JUMLAH TOTAL A + B

64 Tabel 3.10 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Golongan NO GOLONGAN JUMLAH 1 Golongan IV 44 orang 2 Golongan III 242orang 3 Golongan II 104 orang 4 Golongan I 1 orang 6.2. Sumber Daya Keuangan Rumah Sakit Jiwa. Dr. Soeharto Heerdjan pada Tahun Anggaran 2016 mendapat Alokasi Anggaran sesuai DIPA Nomor: SP.-DIPA /2016 tanggal 7 Desember 2015 sebesar Rp ,- yang bersumber dari Anggaran Rupiah Murni (RM) dan Anggaran BLU dengan masing-masing alokasi sebagai berikut : Uraian Tabel 3.11 Alokasi Anggaran Tahun 2016 Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jumlah Pagu Anggaran Anggaran RM Rp ,- Anggaran BLU Rp ,- Jumlah Pagu DIPA Rp Sumber Daya Sarana dan Prasarana Sarana & Prasarana yang dimiliki dan dikelola oleh RSJ Dr. Soeharto Heerdjan terdiri dari asset asset yang diperinci sebagai berikut : a) Intrakomtabel : Posisi Awal ( 1 Januari 2016 ) Rp ,- Penambahan Rp ,- Pengurangan Rp ,- Posisi Akhir ( 31 Desember2016 ) Rp ,- b) Ekstrakomtabel : Posisi Awal (1Januari 2016 ) Rp ,- Penambahan Rp. - Pengurangan Rp. - Posisi Akhir ( 31 Desember 2016 ) Rp ,- c) Gabungan Intra dan Ekstrakomtabel : 56

65 Posisi Awal ( 1 Januari 2016 ) Rp ,- Penambahan Rp ,- Pengurangan Rp ,- Posisi Akhir ( 31 Desember 2016 ) Rp ,- d) Aset Tak Berwujud : Posisi Awal( 1 Januari 2016 ) Rp ,- Penambahan Rp ,- Pengurangan Rp ,- Posisi Akhir ( 31 Desember 2016 ) Rp ,- e) Kunstruksi dalam Pengerjaan : Posisi Awal ( 1 Januari 2016 ) Rp. - Penambahan Rp. 0,- Pengurangan Rp. - Posisi Akhir ( 31 Desember 2016 ) Rp. 0,- 7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian perjanjian kinerja NO Tabel 3.12 Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian perjanjian kinerja SASARAN STRATEGIS 1 Meningkatnya Kepuasan Stakeholder 2 Meningkatnya Pelayanan Neuropsikiatri yang bermutu dan aman 3 Meningkatnya Inovasi Pelayanan berbasis RS dan Komunitas KEY PERFORMANCE INDICATOR 1 Tingkat Kepuasan Pasien dan Keluarga 2 Tingkat Kepuasan Peserta Didik 3 Tingkat Kepuasan Pegawai PROGRAM 2016 ANALISIS PROGRAM 2016 Survey kepuasan pasien Survey kepuasan peserta didik Survey kepuasan pegawai Pelaksanaan Survey kepuasan pasien dan rekomendasi hasil survei sudah ditindaklanjuti dalam bentuk pelatihan dan perbaikan sarana dan prasarana Pelaksanaan Survey kepuasan peserta didik dan rekomendasi hasil survei sudah ditindaklanjuti dan perbaikan sarana dan prasarana Pelaksanaan Survey dan sudah dilakukan usaha peningkatan pelayanan terhadap pegawai dengan mengadakan pelatihan, dan revisi remunerasi Dilakukan penanganan komplain dan telah ditindaklanjuti 4 Jumlah Komplain yg ditindaklanjuti Penanganan komplain 5 Terakreditasi Nasional Survei Akreditasi Telah dilakukan survei dengan hasil terakreditasi tingkat utama, dan 2 pokja akan dilakukan remedial akreditasi tahun Jumlah Pengembangan Jenis Layanan berbasis RS 7 Jumlah Pengembangan Jenis Layanan berbasis Komunitas Pengembangan Jenis Layanan berbasis RS Pengembangan Jenis Layanan berbasis Komunitas Dilakukan pengembangan jenis layanan berbasis RS dan Komunitas berupa : layanan penjangkauan (outreach) kesehatan jiwa masyarakat (keswamas) dan layanan edukasi support group (family gathering) rehabilitasi psikososial. 57

66 NO SASARAN STRATEGIS 4 Meningkatnya Pengembangan Kerjasama dengan Institusi Jejaring dalam pelayanan pendidikan dan penelitian KEY PERFORMANCE INDICATOR 8 Jumlah Institusi Jejaring Pelayanan Neuropsikiatri PROGRAM 2016 ANALISIS PROGRAM 2016 Melakukan kerja sama dengan Rumah Sakit Jejaring Kerjasama sudah dilakukan dengan RS yaitu RSUD Cengkareng Jakarta Barat, RSUP Persahabatan Jakarta Timur, RSUD Koja Jakarta Utara, dan RSUD Tarakan Kalimantan 4 Meningkatnya Pengembangan Kerjasama dengan Institusi Jejaring dalam pelayanan pendidikan dan penelitian 5 Meningkatnya proses bisnis internal yang efektif 6 Meningkatnya budaya kerja yg berkomitmen pada pelayanan prima 7 Meningkatnya SDM yang kompeten dan profesional 8 Meningkatnya sarana dan prasarana teknologi yang handal 9 Meningkatnya sistem IT yang terintegrasi 10 Meningkatnya Efisiensi dan Efektivitas Anggaran dan rasio keuangan yang baik ( POBO ) 9 Jumlah Institusi Jejaring Pendidikan PSPD 10 Jumlah Penelitian Terkait neuropsikiatri 11 Jumlah layanan PPK Primer dan Sekunder serta Institusi lain yang dilakukan pembinaan 12 Terealisasinya kerjasama dengan Sister Hospital Dalam dan Luar Negeri 13 Prosentase unit kerja yg mencapai target IKU 14 Prosentase pegawai yang berperilaku kerja baik 15 Rata-rata jam pelatihan pegawai 16 Jumlah pelatihan internal yg terakreditasi 17 Overall Equipment Efectivness (OEE) 18 Level Integrasi IT Rumah Sakit 19 Rasio pendapatan BLU terhadap Biaya oprerasional Melakukan kerja sama dengan istitusi Jejaring Pendidikan Kedokteran Penelitian terkait dengan Neuropsikiatri Melakukan program pembinaan Kerja sama dengan Sister Hospital Dalam dan Luar Negeri Penilaian Unit kerja yang mencapai target IKU Penilaian pegawai yang berperilaku kerja baik Penghitungan rata-rata jam pelatihan pegawai Pelatihan internal yang terakreditasi Peningkatan utilisasi serta standarisasi sarana - prasarana RS Menyusun master plan SIMRS Siloed Optimalisasi pendapatan operasional dan diversifikasi sumber sumber pendapatan lain Kerjasama sudah dilakukan dengan pendidikan kedokteran yaitu : FK Trisakti, FK YARSI, FK UKRIDA, FK UPN Veteran, dan FK UIN. Telah dilakukan 3 penelitian Telah dilakukan program pembinaan terhadap 14 fasilitas kesehatan dan non kesehatan yang merupakan wilayah/institusi binaan dengan berbagai kegiatan pembinaan dan pelayanan kesehatan baik promotif, preventif dan kuratif Belum mampu dilakukan karena pembiayaan dan kegiatan lainnya lebih difokuskan terhadap akreditasi Sudah dilakukan dilakukan penilaian dan melebihi target yang ditetapkan. Sudah dilakukan dilakukan penilaian dan melebihi target yang ditetapkan. Sudah dilakukan dilakukan dan melebihi target yang ditetapkan. Sudah dilakukan dilakukan dan sesuai target yang ditetapkan. Belum mencapai target yang telah ditetapkan dikarenakan peralatan medis yang ada belum dimanfaatkan dengan optimal. Belum mencapai target dikarenakan adanya permintaan perbaikan sistem dari user yang selalu berubah-ubah. Program penagihan BPJS dan sewa lahan 58

67 B. REALISASI ANGGARAN a. Target dan Realisasi Target dan Realisasi Penerimaan BLU Tahun Anggaran 2016 adalah sebagai berikut : Tabel 3.13 Tabel dan Realisasi Penerimaan BLU Tahun 2016 TARGET REALISASI PROSENTASE CAPAIAN Rp ,- Rp, ,- 73,83% b. Perincian realisasi Perincian realisasi anggaran baik dari rupiah murni maupun BLU dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 3.14 Realisasi Anggaran Tahun 2016 PAGU REALISASI PROSENTASE DAYA SERAP ,70% Tabel 3.15 Rincian Realisasi Anggaran Tahun 2016 NO URAIAN PAGU ANGGARAN REALISASI CAPAIAN ( % ) A RUPIAH MURNI ( RM ) I BELANJA PEGAWAI 1 Belanja Gaji dan Tunjangan PNS - Belanja Gaji Pokok Pegawai ,61 - Belanja Pembulatan Gaji PNS ,93 - Belanja Tunj. Suami/Istri PNS ,04 - Belanja Tunj. Anak PNS ,41 - Belanja Tunj. Struktural PNS ,30 - Belanja Fungsional PNS ,91 - Belanja Tunj. PPh PNS ,14 - Belanja Tunj. Beras PNS ,39 - Belanja Uang Makan PNS ,86 - Belanja Tunj. Kompensasi Kerja PNS ,37 - Belanja Tunj. Lain-Lain ,00 - Belanja Tunj. Umum PNS ,49 2 Belanja Lembur - Belanja Uang Lembur ,82 A RUPIAH MURNI ( RM ) II BELANJA BARANG 1 Belanja Barang Operasional - Belanja Keperluan Perkantoran ,58 - Belanja Persediaan Barang Konsumsi - Belanja Honor Operasional Satuan Kerja ,70 59

68 NO URAIAN PAGU ANGGARAN REALISASI CAPAIAN ( % ) 2 Belanja Barang Non Operasional - Belanja Bahan 3 Belanja Barang Persediaan - Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi ,51 4 Belanja Jasa - Belanja Langganan Listrik ,87 - Belanja Langganan Telepon ,43 - Belanja Langganan Air ,78 5 Belanja Pemeliharaan - Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan ,33 - Belanja Pemeliharaan Peralatan dan Mesin ,65 - Belanja Pemeliharaan Jaringan 6 Belanja Barang Oprasional - Belanja Pengadaan Bahan Makanan 7 Belanja Barang Persediaan - Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi PENGADAAN OBAT-OBATAN DAN BAHANHABIS III PAKAI 1 Belanja Barang Operasional - Belanja Barang Operasional Lainnya 2 Belanja Barang Persediaan - Belanja Barang Persediaan Konsumsi ,29 IV BELANJA MODAL 1 Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Belanja Modal Peralatan dan Mesin 2 Belanja Modal Gedung dan Bangunan - Belanj Modal Gedung dan Bangunan ,37 B BADAN LAYANAN UMUM ( BLU ) I BELANJA BARANG 1 Belanja Barang BLU - Belanja Penyediaan Barang dan Jasa BLU Lainnya 2 Belanja Barang BLU - Belanja Gaji dan Tunjangan ,97 - Belanja Barang ,34 - Belanja Jasa ,76 - Belanja Pemeliharaan ,61 - Belanja Perjalanan ,73 - Belanja Penyediaan Barang dan Jasa Lainnya ,59 II BELANJA MODAL 1 Belanja Modal BLU - Belanja Modal Peralatan dan Mesin ,49 - Belanja Modal Gedung dan Bangunan ,56 - Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan ,39 TOTAL ,70% 60

69 61

70 62

71 63

72 64

73 65

74 BAB IV KESIMPULAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2016 ini merupakan media untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja Direktur Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan kepada Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI dan seluruh pemangku kepentingan baik yang terkait langsung maupun tidak langsung selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember Secara umum dapat disimpulkan bahwa Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan telah dapat mencapai target dan merealisasikan program dan kegiatan tahun 2016, khususnya yang ditetapkan dalam Rencana Strategi Bisnis Tahun Seluruh capaian indikator Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan tahun 2016 diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pencapaian program upaya kesehatan pada Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Hasil pencapaian pelaksanaan program dan kegiatan Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan tidak terlepas dari peran pembinaan pimpinan dan koordinasi yang baik dengan berbagai pihak. Keberhasilan yang sudah dicapai pada tahun 2016 diharapkan dapat menjadi parameter agar kegiatan-kegiatan dimasa yang akan dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien. Sedangkan target yang belum tercapai dapat dievaluasi, dianalisa faktor-faktor yang menjadi hambatan, dicarikan solusi yang tepat sehingga target yang sudah ditetapkan dapat dicapai. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta ini selain merupakan media pertanggungjawaban kinerja diharapkan dapat digunakan sebagai alat komunikasi dan bahan masukan dari para pemangku jabatan baik di lingkungan Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan sendiri maupun di tingkat Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI dalam rangka peningkatan kinerja di masa yang akan datang. 66

75 LAMPIRAN 21

76 22

77 23

78 24

79 25

80 26

81 RAPAT DEWAN PENGAWAS LAMA JANUARI 2016 RAPAT DEWAN PENGAWAS LAMA JANUARI 2016 SERAH TERIMA JABATAN DEWAS BARU - JANUARI 2016 SERAH TERIMA JABATAN DEWAS BARU - JANUARI 2016 PERTEMUAN DEWAN PENGAWAS BARU - JANUARI 2016 PERTEMUAN DEWAN PENGAWAS BARU - JANUARI

82 PERESMIAN GEDUNG FARMASI JANUARI 2016 PERESMIAN GEDUNG FARMASI JANUARI 2016 FAMILY GATHERING REHABILITASI FEBRUARI 2016 FAMILY GATHERING REHABILITASI FEBRUARI 2016 PELATIHAN BANTUAN HIDUP DASAR MARET 2016 PELATIHAN BANTUAN HIDUP DASAR MARET

83 PELATIHAN NAPZA & HIV MARET 2016 PELATIHAN NAPZA & HIV MARET 2016 PELATIHAN PENILAIAN ANGKA KREDIT MARET 2016 PELATIHAN PENILAIAN ANGKA KREDIT MARET 2016 STUDY BANDING RSJD SURAKARTA MARET 2016 STUDY BANDING RSJD SURAKARTA MARET

84 KEGIATAN KARTINI APRIL 2016 KEGIATAN KARTINI APRIL 2016 PELATIHAN KOMUNIKASI EFEKTIF APRIL 2016 PELATIHAN KOMUNIKASI EFEKTIF APRIL 2016 PELATIHAN HEALTH EDUCATION MEI 2016 PELATIHAN HEALTH EDUCATION MEI

85 SOSIALISASI DPJP MEI 2016 SOSIALISASI DPJP MEI 2016 PELATIHAN CODE BLUE JUNI 2016 PELATIHAN CODE BLUE JUNI 2016 HOSPITAL DISASTER PLAN JULI 2016 HOSPITAL DISASTER PLAN JULI

86 ORIENTASI PEGAWAI BARU JULI 2016 ORIENTASI PEGAWAI BARU JULI 2016 WORKSHOP RESEARCH CAPACITY BUILDING JULI 2016 WORKSHOP RESEARCH CAPACITY BUILDING - JULI 2016 LOMBA 17 AGUSTUS OLEH PASIEN AGUSTUS 2016 LOMBA 17 AGUSTUS OLEH PASIEN AGUSTUS

87 PPK BLU AGUSTUS 2016 PPK BLU AGUSTUS 2016 RAPAT PERSIAPAN AKREDITASI SEPTEMBER 2016 RAPAT PERSIAPAN AKREDITASI SEPTEMBER 2016 TELUSUR PERSIAPAN AKREDITASI SEPTEMBER 2016 TELUSUR PERSIAPAN AKREDITASI SEPTEMBER

88 HIPPOCRATES CHARITY OKTOBER 2016 HIPPOCRATES CHARITY OKTOBER 2016 HARI KESEHATAN JIWA NASIONAL OKTOBER 2016 HARI KESEHATAN JIWA NASIONAL OKTOBER 2016 KEGIATAN REHAB OKTOBER 2016 KEGIATAN REHAB OKTOBER

89 KUNJUNGAN RSJ CIMAHI OKTOBER 2016 KUNJUNGAN RSJ CIMAHI OKTOBER 2016 PELANTIKAN PEJABAT STRUKTURAL OKTOBER 2016 PELANTIKAN PEJABAT STRUKTURAL OKTOBER 2016 PELATIHAN KEBAKARAN OKTOBER 2016 PELATIHAN KEBAKARAN OKTOBER

90 RAPAT DENGAN DEWAS OKTOBER 2016 RAPAT DENGAN DEWAS OKTOBER 2016 RAPAT NSBL OKTOBER 2016 RAPAT NSBL OKTOBER 2016 SERAH TERIMA JABATAN OKTOBER 2016 SERAH TERIMA JABATAN OKTOBER

91 SOSIALISASI APAR OKTOBER 2016 SOSIALISASI APAR OKTOBER 2016 SOSIALISASI KEBAKARAN OKTOBER 2016 SOSIALISASI KEBAKARAN OKTOBER 2016 PELATIHAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN PASIEN OKTOBER 2016 PELATIHAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN PASIEN OKTOBER

92 WORKSHOP RANGKA HKJS OKTOBER 2016 WORKSHOP RANGKA HKJS OKTOBER 2016 SURVEI AKREDITASI NOVEMBER 2016 SURVEI AKREDITASI NOVEMBER 2016 TALKSHOW REHABILITASI DESEMBER 2016 TALKSHOW REHABILITASI DESEMBER

INDIKATOR KINERJA RSUP dr SOERADJI TIRTONEGORO TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA RSUP dr SOERADJI TIRTONEGORO TAHUN 2016 INDIKATOR KINERJA RSUP dr SOERADJI TIRTONEGORO TAHUN 2016 DASAR HUKUM: Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instalasi Pemerintah, bahwa Penyusunan

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 3.1 DASAR HUKUM a. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 57/KMK.05/2010 tanggal 05 Februari 2010 tentang Penetapan pada Kementerian Kesehatan sebagai Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA. No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target. (1) (2) (3) (4) 1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas berbagai

PENETAPAN KINERJA. No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target. (1) (2) (3) (4) 1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas berbagai Lampiran 1 PENETAPAN KINERJA Unit Eselon II : Tahun Anggaran : 2013 No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas berbagai Jumlah capaian pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 3.1 DASAR HUKUM Dalam menetapkan tujuan, sasaran dan indikator kinerja Balai Besar Laboratorium menggunakan acuan berupa regulasi atau peraturan sebagai berikut : 1) Peraturan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA RS. dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR TAHUN 2016 DISIAPKAN DAN DIBUAT OLEH DIREKSI:

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA RS. dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR TAHUN 2016 DISIAPKAN DAN DIBUAT OLEH DIREKSI: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA RS. dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR TAHUN 2016 DISIAPKAN DAN DIBUAT OLEH DIREKSI: 1. Direktur Utama dr. Bambang Eko Sunaryanto, Sp.KJ, MARS NIP. 196204301987111001 2. Direktur

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA. Unit Eselon II : Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya Tahun Anggaran : 2012

PENETAPAN KINERJA. Unit Eselon II : Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya Tahun Anggaran : 2012 Lampiran 1 PENETAPAN KINERJA Unit Eselon II : Tahun Anggaran : 2012 No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target 2012 Satuan (1) (2) (3) (4) 1 Terlaksananya berbagai jenis pelayanan laboratorium yang

Lebih terperinci

PANDUAN PENYUSUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SATUAN KERJA RSUP DR. SARDJITO

PANDUAN PENYUSUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SATUAN KERJA RSUP DR. SARDJITO KEMENTERIAN KESEHATAN RI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR SARDJITO YOGYAKARTA PANDUAN PENYUSUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SATUAN KERJA RSUP DR. SARDJITO RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA Jl. Kesehatan 1 Sekip Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 3.1 DASAR HUKUM Dalam menetapkan tujuan, sasaran dan indikator kinerja Balai Besar Laboratorium menggunakan acuan berupa regulasi atau peraturan sebagai berikut : 1) Peraturan

Lebih terperinci

1. Latar Belakang PENDAHULUAN

1. Latar Belakang PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme harus berpedoman pada azas umum penyelenggaraan negara yang meliputi kepastian hukum, tertib

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT KUSTA DR. RIVAI ABDULLAH PALEMBANG DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI

RUMAH SAKIT KUSTA DR. RIVAI ABDULLAH PALEMBANG DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI RUMAH SAKIT KUSTA DR. RIVAI ABDULLAH PALEMBANG DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI Jl. Sungai Kundur Kelurahan Mariana Kecamatan Banyuasin I Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH RS KUSTA DR RIVAI ABDULLAH PALEMBANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH RS KUSTA DR RIVAI ABDULLAH PALEMBANG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH RS KUSTA DR RIVAI ABDULLAH PALEMBANG RUMAH SAKIT KUSTA Dr. RIVAI ABDULLAH PALEMBANG DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI Jl.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tangerang, Oktober Direktur Utam. Rencana Kerja Tahunan RS. Dr. Sitanala Tangerang Tahun

KATA PENGANTAR. Tangerang, Oktober Direktur Utam. Rencana Kerja Tahunan RS. Dr. Sitanala Tangerang Tahun KATA PENGANTAR Dengan memanjat puji Syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2018 RSK. Dr. Sitanala, yang memuat sasaran stategis,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 RUMAH SAKIT JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 RUMAH SAKIT JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN RUMAH SAKIT JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG Jl. Ahmad Yani 169 Magelang 56102 Telp. 0293-363601 Faks. 0293-365183 Website : www.rsjsoerojo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan rumah sakit harus memberikan pelayanan yang lebih optimal kepada

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan rumah sakit harus memberikan pelayanan yang lebih optimal kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan badan pelayanan jasa yang bergerak dalam bidang kesehatan. Seiring dengan berkembangnya teknologi dan pengaruh globaliasi, perilaku pasien semakin

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KERJA TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2017 RENCANA KERJA TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2017 RUMAH SAKIT dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI JALAN DR. SUMERU NO 114 BOGOR RENCANA KERJA TAHUNAN Unit

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER- 36 /PB/2016 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA BADAN LAYANAN BIDANG LAYANAN KESEHATAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER- 36 /PB/2016 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA BADAN LAYANAN BIDANG LAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 36 /PB/216 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA BADAN LAYANAN UMUM BIDANG LAYANAN KESEHATAN DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017 RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017 RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan R S S T LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017 RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO Jl KRT. Dr. Soeradji Tirtonegoro, No.1

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH JL.SUMBERGLAGAH PACET, MOJOKERTO Telp. (0321) 690441 Kode Pos. 61374 Fax

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Syukur Alhamdullillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT. akhirnya

KATA PENGANTAR. Syukur Alhamdullillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT. akhirnya KATA PENGANTAR Syukur Alhamdullillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT. akhirnya Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi tahun 2014 ini dapat diselesaikan/disusun

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KERJA TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2016 RENCANA KERJA TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2016 RUMAH SAKIT dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI JALAN DR. SUMERU NO 114 BOGOR RENCANA KERJA TAHUNAN Unit

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2014 i DAFTAR ISI DAFTAR ISI ii KATA PENGANTAR iii LEMBAR PENGESAHAN DIREKSI iv LEMBAR PERSETUJUAN DEWAN PENGAWAS v SUMMARY EXECUTIVE vi BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 LATAR

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT(BBKPM) SURAKARTA Tahun 2016 Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan i NILAI-NILAI BBKPM

Lebih terperinci

PERUBAHAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN NOMOR : HK.02.03/I/0173/2016

PERUBAHAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN NOMOR : HK.02.03/I/0173/2016 LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN Nomor : HK.02.03/I/2630/2016 Tanggal : 29 Agustus 2016 PERUBAHAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN NOMOR : HK.02.03/I/0173/2016

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN RUMAH SAKIT

PEDOMAN PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN RUMAH SAKIT PEDOMAN PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN RUMAH SAKIT PENDAHULUAN Sistem penilaian melalui indicator merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk menilai suatu proses kegiatan rumah sakit secara terus

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. PERENCANAAN STRATEGIS SKPD VISI DAN MISI 1. Pernyataan Visi Visi RSUD

Lebih terperinci

PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG

PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA 2010-2015 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG JALAN RAYA KAPAL - MENGWI BADUNG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN TAHUN 2015

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN TAHUN 2015 RUMAH SAKIT PARU Dr. H.A ROTINSULU JL. BUKIT JARIAN NO.40 BANDUNG TELP. 2034446,2031427 FAX.2031427 RENCANA BISNIS ANGGARAN ( RBA ) RS PARU Dr.H.A. ROTINSULU TAHUN 2016 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkah dan rahmat-nya lah sehingga Tahun Anggaran 2015 dapat kami lalui dengan melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) RSUD Kabupaten Buleleng disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja instansi pemerintah secara periodik dalam mencapai

Lebih terperinci

Jl. RS Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan Telp. (021) , (Hunting), Fax

Jl. RS Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan Telp. (021) , (Hunting), Fax Jl. RS Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan 12430 Telp. (021) 7501524, 76660552 (Hunting), Fax. 7690123 Email : rsupf@fatmawatihospital.com ; Website: www.fatmawatihospital.com RINGKASAN EKSEKUTIF Dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada

BAB IV PEMBAHASAN. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada BAB IV PEMBAHASAN A. Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat untuk peningkatan kinerja pada tahun-tahun mendatang. Ratatotok, Januari 2018 Direktur

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat untuk peningkatan kinerja pada tahun-tahun mendatang. Ratatotok, Januari 2018 Direktur KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja RSUP Ratatotok Buyat Tahun 2017. Laporan ini merupakan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA

INDIKATOR KINERJA UTAMA Instansi Visi Misi Tujuan Tugas Fungsi : RS Jiwa Menur : RS Jiwa kelas A pendidikan dengan pelayanan prima : 1. Mewujudkan pelayanan kesehatan jiwa subspesialistik yang prima dan paripurna serta pelayanan

Lebih terperinci

D R W A H I D I N S U D I R O H U S O D O

D R W A H I D I N S U D I R O H U S O D O R S U P D R W A H I D I N S U D I R O H U S O D O J L. P E R I N T I S K E M E R D E K A A N K M 1 1, T A M A L A N R E A, M A K A S S A R KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BBKPM) SURAKARTA TAHUN 2015 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Besar Kesehatan

Lebih terperinci

.BAB 1 PENDAHULUAN. dari sistem pemerintahan yang bercorak sentralisasi mengarah kepada sistem

.BAB 1 PENDAHULUAN. dari sistem pemerintahan yang bercorak sentralisasi mengarah kepada sistem .BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Munculnya otonomi daerah menyebabkan terjadinya pergeseran paradigma dari sistem pemerintahan yang bercorak sentralisasi mengarah kepada sistem pemerintahan yang

Lebih terperinci

PERFORMANCE BOARD RSUP FATMAWATI TAHUN 2016

PERFORMANCE BOARD RSUP FATMAWATI TAHUN 2016 : Kepatuhan Penggunaan Gelang Identitas Pasien Rawat Inap :Jumlah pasien yang menggunakan gelang dengan identitas yang sesuai ketetapan dibagi Jumlah pasien rawat inap pada periode yang sama dikali 1 %

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA

INDIKATOR KINERJA UTAMA Instansi Visi Misi Tujuan Tugas Fungsi : RS Jiwa Menur : RS Jiwa kelas A pendidikan dengan pelayanan prima : 1. Mewujudkan pelayanan kesehatan jiwa subspesialistik yang prima paripurna serta pelayanan

Lebih terperinci

TAHUN 2015 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA RSUP. H. ADAM MALIK

TAHUN 2015 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA RSUP. H. ADAM MALIK TAHUN 2015 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA RSUP. H. ADAM MALIK Jl.Bunga Lau No.17 Medan Tuntungan Km.12 Kotak Pos 246 Telp.(061) 8364581 8360143-8360051 Fax.8360255 Website :www.rsham.co.id e-mail : admin@rsuphadammalik.com

Lebih terperinci

LAKIP TAHUN 2015 RSUP DR. M. DJAMIL

LAKIP TAHUN 2015 RSUP DR. M. DJAMIL i i LEMBARAN PENGESAHAN RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. M. DJAMIL PADANG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 015 ii KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Puji syukur kami ucapkan kehadirat

Lebih terperinci

INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2016 RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG JL. DARMO SUGONDO NO. 83 REJOAGUNG PLOSO TELP. (0321) 888615, FAX. (0321) 885311 KODE POS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan sebagai bagian dari proses manajemen (stratejik), mutlak dilakukan oleh suatu organisasi sebagai upaya mempertahankan kelangsungan hidupnya dan sebagai

Lebih terperinci

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT 1. Mewujudkan kualitas pelayanan paripurna yang prima dengan mengutamakan keselamatan pasien dan berfokus pada kepuasan pelanggan. 2.

Lebih terperinci

ALOKASI REALISASI ANGGARAN DAN PENERIMAAN RUMAH SAKIT TAHUN 2016

ALOKASI REALISASI ANGGARAN DAN PENERIMAAN RUMAH SAKIT TAHUN 2016 ALOKASI REALISASI ANGGARAN DAN PENERIMAAN RUMAH SAKIT TAHUN 206 Realisasi anggaran belanja tahun 206 adalah sebagai berikut : Anggaran Rupiah Murni : KODE URAIAN TERAKHIR REVISI VI SELF SETELAH SELF REALISASI

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2016 TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Alloh Subhanahu Wa Ta ala, karena

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2017

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2017 RUMAH SAKIT JIWA Prof. Dr. SOEROJO MAGELANG Jl. Ahmad Yani 169 Magelang 56102 Telp. 0293-363601 Faks. 0293-365183 Website : www.rsjsoerojo.co.id Email

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji dan Syukur Alhamdullillah kami haturkan kehadirat Allah SWT.

KATA PENGANTAR. Puji dan Syukur Alhamdullillah kami haturkan kehadirat Allah SWT. KATA PENGANTAR Puji dan Syukur Alhamdullillah kami haturkan kehadirat Allah SWT. akhirnya Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi tahun 2016 ini dapat diselesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dari cost center menjadi profit oriented membutuhkan suatu peraturan

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dari cost center menjadi profit oriented membutuhkan suatu peraturan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu lembaga pelayanan publik pada sektor kesehatan, rumah sakit dituntut harus selalu meningkatkan kinerjanya. Beralihnya orientasi rumah sakit dari

Lebih terperinci

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA 1. SEJARAH RSUD TARAKAN JAKARTA Pada mulanya tahun 1953, rsud tarakan hanya berbentuk balai pengobatan. Kemudian pada tahun 1956, beralih menjadi puskesmas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka sampai saat ini memiliki fasilitas pelayanan kesehatan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka sampai saat ini memiliki fasilitas pelayanan kesehatan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ini didasarkan pada dasar hukum yang telah ditetapkan sebagai berikut 1. Tap MPR RI Nomor XI/MPR/1998

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL. Indikator Standar Dimensi Input/Proses l/klinis 1 Kepatuhan

Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL. Indikator Standar Dimensi Input/Proses l/klinis 1 Kepatuhan Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL N o Indikator Standar Dimensi Input/Proses /Output Manajeria l/klinis 1 Kepatuhan 90% Efektifitas Proses Klinis terhadap clinical pathways

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha. Klinik Bhakti Mulya Tangerang merupakan salah satu perusahaan bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha. Klinik Bhakti Mulya Tangerang merupakan salah satu perusahaan bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Klinik Bhakti Mulya Tangerang merupakan salah satu perusahaan bidang jasa yang bergerak dalam bidang pelayanan

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG MANGUSADA TAHUN 2015

KABUPATEN BADUNG PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG MANGUSADA TAHUN 2015 KABUPATEN BADUNG PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG MANGUSADA TAHUN 2015 RSUD KABUPATEN BADUNG MANGUSADA TAHUN 2015 DAFTAR ISI Halaman Penetapan Kinerja... Kata Pengantar.... Daftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah menyelenggarakan rekam medis. 2. mengandung isian yang lengkap tentang identitas pasien, kepastian

BAB I PENDAHULUAN. adalah menyelenggarakan rekam medis. 2. mengandung isian yang lengkap tentang identitas pasien, kepastian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,rawat jalan,

Lebih terperinci

LAPORAN DATA INDIKATOR MUTU PELAYANAN RSUD KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015

LAPORAN DATA INDIKATOR MUTU PELAYANAN RSUD KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015 A. INDIKATOR KLINIK LAPORAN DATA INDIKATOR MUTU PELAYANAN RSUD KABUPATEN PACITAN TAHUN 25 NO JUDUL INDIKATOR FORMULA DATA. Pengkajian awal Jumlah tindakan pengkajian pasien baru < 24 jam awal yang dilakukan

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016 KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016 RSUD KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016 DAFTAR ISI Halaman Penetapan Kinerja...... Kata Pengantar...... Daftar Isi...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), harus dibentuk Badan Penyelenggara Jaminan

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Strategis Bisnis merupakan suatu proses yang dilakukan organisasi untuk menentukan strategi atau arah serta pengambilan keputusan untuk mengalokasikan sumber

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014 KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Tahun 2014 mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA STRATEGIS BISNIS DAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN IMANUDDIN PANGKALAN BUN DENGAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG JL. DARMO SUGONDO NO. 83 REJOAGUNG PLOSO TELP. (0321) 888615, FAX. (0321)

Lebih terperinci

HASIL PENILAIAN INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) TAHUN 2017

HASIL PENILAIAN INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) TAHUN 2017 HASIL PENILAIAN INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) TAHUN 2017 Nama Satker BLU : RSJ. dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Periode : Januari 2017 INDIKATOR JENIS NO URAIAN STANDAR JANUARI 2017 PELAYANAN GAWAT

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO UNIT KERJA : RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SIDOARJO TUGAS POKOK : Melaksanakan upaya kesehatan yang berdayaguna dengan menggunakan upaya penyembuhan

Lebih terperinci

90 Januari Februari Maret Target Capaian

90 Januari Februari Maret Target Capaian Kepatuhan Pemasangan Gelang Identitas Pasien Sebelum Dilakukan Kateterisasi Jantung 98 96 94 92 9 Target Capaian 98.5.. Penyampaian Nilai Kritis Hasil Laboratorium Tepat Waktu 3 Menit 95 9 85 8 Target

Lebih terperinci

LAKIP TAHUN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

LAKIP TAHUN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN LAKIP TAHUN 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... IKHTISAR EKSEKUTIF... i ii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebutuhan masyarakat akan jasa layanan kesehatan semakin hari semakin meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

Lebih terperinci

PERFORMANCE BOARD RSUP FATMAWATI JANUARI S/D SEPTEMBER TAHUN 2016 DAN 2017

PERFORMANCE BOARD RSUP FATMAWATI JANUARI S/D SEPTEMBER TAHUN 2016 DAN 2017 JANUARI S/D SEPTEMBER TAHUN 6 DAN 7 : Kepatuhan Penggunaan Gelang Identitas Pasien Rawat Inap : Jumlah pasien yang menggunakan gelang dengan identitas yang sesuai ketetapan dibagi jumlah pasien rawat inap

Lebih terperinci

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut :

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut : BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN A. Sejarah Ringkas Rumah Sakit Martha Friska berdiri sejak tanggal 2 Maret 1981 beralamat di jalan Komodor Laut Yos Sudarso No. 91 Medan, Sumatera Utara.Dengan status

Lebih terperinci

HASIL PENILAIAN INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) TAHUN 2017

HASIL PENILAIAN INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) TAHUN 2017 HASIL PENILAIAN INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) TAHUN 2017 Nama Satker BLU : RSJ. dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Periode : Januari Maret 2017 NO INDIKATOR URAIAN STANDAR JANUARI 2017 FEBRUARI 2017

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MARDI WALUYO KOTA BLITAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL

BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL Analisa kondisi internal RSUD Kabupaten Belitung Timur akan ditentukan terlebih dahulu Variabel internal, yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai kecenderungan

Lebih terperinci

G U B E R N U R J A M B I

G U B E R N U R J A M B I G U B E R N U R J A M B I PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI, Menimbang

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA RS. dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR TAHUN 2017 DISIAPKAN DAN DIBUAT OLEH DIREKSI:

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA RS. dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR TAHUN 2017 DISIAPKAN DAN DIBUAT OLEH DIREKSI: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA RS. dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR DISIAPKAN DAN DIBUAT OLEH DIREKSI: 1. Direktur Utama dr. Bambang Eko Sunaryanto, Sp.KJ, MARS NIP. 196204301987111001 2. Direktur Medik dan

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) LAPORAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2016 Disusun : TAHUN 2016 ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI. ii DAFTAR TABEL iii DAFTAR BAGAN v IKHTISAR EKSEKUTIF vi BAB

Lebih terperinci

SATUAN PEMERIKSA INTERNAL UIN ALAUDDIN MAKASSAR

SATUAN PEMERIKSA INTERNAL UIN ALAUDDIN MAKASSAR KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-36 /PB/2012 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA KEUANGAN SATUAN KERJA BADAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Buku Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) RSUD Ambarawa

KATA PENGANTAR. Buku Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) RSUD Ambarawa KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, taufik, dan karunia Nya, kami dapat menyelesaikan Penyusunan Buku Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG -1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RSUD DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

Cendekia Akuntansi Vol. 3 No. 3 September 2015 ISSN

Cendekia Akuntansi Vol. 3 No. 3 September 2015 ISSN ANALISA LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN SATUAN KERJA BADAN LAYANAN UMUM (SATKER BLU) GUNA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE (Studi Kasus Pada RS Bhayangkara Kediri) Oleh : Putri Yuni Astutik

Lebih terperinci

:

: : rsk_sitanala@yahoo.co.id LEMBAR PENGESAHAN RENCANA STRATEGIS BISNIS (RSB) RUMAH SAKIT KUSTA DR. SITANALA TANGERANG TAHUN 2015-2019 Disahkan di : Tangerang Pada Tanggal : 11 Juli 2017 Oleh DEWAN PENGAWAS

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) RSUP RATATOTOK BUYAT TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI Jln. J.W. Lasut Ratatotok, Kabupaten Minahasa

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja RSUD dr Hasri Ainun Habibie Provinsi Gorontalo merupakan wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sesuai visi dan misi yang dibebankan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Pembangunan kesehatan pada dasarnya

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.401, 2012 KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. RS. Kusta Dr. Tadjuddin Chalid. Makasar. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 009 TAHUN 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dikelola dengan manajemen sederhana, tetapi harus. berbagai perubahan. Setiap rumah sakit harus memiliki organisasi

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dikelola dengan manajemen sederhana, tetapi harus. berbagai perubahan. Setiap rumah sakit harus memiliki organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Rumah

Lebih terperinci

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Memahami Organisasi Pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu organisasi dikatakan berhasil apabila visi, misi dan tujuannya tercapai. Untuk dapat mencapainya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumah sakit sebagai institusi yang bergerak di bidang pelayanan kasehatan mengalami perubahan, pada awal perkembangannya, rumah sakit lembaga yang berfungsi

Lebih terperinci

2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k

2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1792, 2016 KEMENKEU. PPK-BLU Satker. Penetapan. Pencabutan Penerapan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 180/PMK.05/2016 TENTANG PENETAPAN DAN PENCABUTAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Kepuasan Konsumen Kepuasan konsumen berarti bahwa kinerja suatu barang atau jasa sekurang kurangnya sama dengan apa yang diharapkan (Kotler & Amstrong, 1997).

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016 KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA Jl. Karangmenjangan No.

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Sejarah Berdirinya RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Sejarah Berdirinya RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Paparan Data Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Obyek Penelitian 4.1.1.1 Sejarah Berdirinya RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro Dimulai sekitar

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan ridhonya. Laporan Kinerja (LKj)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Rencana Strategis Bisnis (RSB) bagi suatu organisasi pemerintah merupakan suatu kewajiban sebagai upaya mewujudkan tata kelola system yang modern. RSB

Lebih terperinci

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang mempunyai tenaga medik, keperawatan, penunjang medik dan rujukan, pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG 2016 DAFTAR ISI Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang... 1 B. Maksud

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional telah diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk

Lebih terperinci