BAB 2 LANDASAN TEORI. tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Sony Yuwono ( 2003, p23 ) menyimpulkan bahwa pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Difinisi pengukuran kinerja menurut Mulyadi ( 1993, p419 ) adalah Penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik dimana perusahaan memerlukan penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian. Pengukuran kinerja juga digunakan oleh manajemen dalam mengevaluasi hasil-hasil kegiatan yang dilaksanakan keseharianya sehingga dapat tercapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. 2.2 Teknologi Informasi Menurut Alter ( 1999,p42 ), Teknologi Informasi merupakan perangkat keras ( Hardware ) dan perangkat lunak ( Software ) yang digunakan oleh sistem informasi. Perangkat keras itu sendiri merupakan sekumpulan peralatan fisik yang terlibat dalam

2 informasi, seperti komputer, workstation, peralatan jaringan, tempat penyimpanan data ( data storage ), dan peralatan transmisi ( transmisision device ). Perangkat lunak merupakan program komputer yang menginterpresentasikan masukkan ( input ) oleh user dan memberikan kepada komputer tentang apa yang harus dilakukan. Keuntungan teknologi informasi adalah memecahkan masalah, untuk membuka kreatifitas dan untuk membuat orang menjadi lebih efektif dari pada jika mereka tidak menggunakan TI dalam pekerjaannya. 2.3 Balanced Scorecard Pada mulanya pendekatan pengukuran kinerja yang ada hanya didasarkan pada bidang keuangan, namun hal ini tidak banyak membantu perusahaan untuk menciptakan nilai ekonomis yang lebih baik dimasa depan. Pada tahun 1992 muncullah ide tentang Balanced Scorecard yang pertama kali dipublikasikan dalam artikel Robert.S Kaplan dan David.P Norton yang berjudul Balanced Scorecard - Measures That Drive Performance, Harvard Business Review ( Januari Februari 1992 ). Balanced Scorecard digunakan untuk menyeimbangkan usaha dan perhatian eksekutif ke kinerja di bidang keuangan dan non keuangan, kinerja jangka pendek dan kinerja jangka panjang, kinerja yang bersifat intern dan kinerja yang bersifat ekstern Definisi Balanced Scorecard Balanced Scorecard terdiri dari dua kata Scorecard ( kartu skor ) dan Balanced ( berimbang ). Kartu skor yang dimaksud adalah kartu skor yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang dan juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak atau ingin diwujudkan oleh personil atau seseorang tersebut dimasa 8

3 depan. Dengan kartu skor dapat terlihat skor yang hendak atau ingin diwujudkan personil dimasa depan dibandingkan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil dari perbandingan ini kemudian digunakan untuk evaluasi atas kinerja personil yang bersangkutan. Balanced Scorecard menyediakan bagi para manajer suatu instrumen yang dibutuhkan untuk mengemudikan perusahaan menuju kepada keberhasilan persaingan masa depan. Dewasa ini perusahaan bersaing dalam lingkungan yang kompleks sehingga pemahaman yang akurat tentang tujuan serta metode untuk mencapainya adalah amat vital. Balanced Scorecard menerjemahkan misi dan strategi perusahaan kedalam seperangkat ukuran yang menyeluruh yang memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis.(gambar 2.1). Scorecard mengukur kinerja perusahaan pada empat perspektif yang seimbang ( Balanced) : keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan proses pembelajaran serta pertumbuhan ( Kaplan, 2000,p2). Balanced Scorecard lebih dari sekedar sistem pengukuran taktis atau operasional. Perusahaan yang inovatif menggunakan scorecard sebagai sebuah sistem manajemen strategis, untuk mengelola strategi jangka panjang. Perusahaan menggunakan fokus pengukuran scorecard untuk menghasilkan berbagai proses manajemen penting. 9

4 Keuangan Untuk berhasil secara keuangan apa yang harus kita perhatikan kepada para pemegang saham kita? Tujuan Ukuran Sasaran Inisiatif Pelanggan Untuk mewujudkan visi kita, apa yang harus kita perlihatkan kepada para pelanggan kita? Tujuan Ukuran Sasaran Inisiatif Visi dan Strategi Proses Bisnis Internal Untuk menyenangkan para pemegang saham dan pelanggan kita, proses bisnis apa yang harus kita kuasai dengan baik? Tujuan Ukuran Sasaran Inisiatif Pembelajaran dan Pertumbuhan Untuk mewujudkan visi kita bagaimana kita memelihara kemampuan kita untuk berubah dan meningkatkan diri? Tujuan Ukuran Sasaran Inisiatif Gambar 2.1 Kerangka Kerja Balanced Scorecard ( Sumber : Kaplan dan Norton,p)

5 Memperjelas dan Menerjemahkan Visi dan Strategi Memperjelas visi Menghasilan konsensus Mengkomunikasikan dan Menghubungkan Mengkomunikasikan dan mendidik Menetapkan tujuan Mengaitkan imbalan dengan ukuran kinerja - tonggak Balanced Scorecard Umpan Balik dan Pembelajaran Strategis Mengartikulasikan visi bersama Memberikan umpan balik strategis Memfasilitasi tinjauan ulang dan pembelajaran strategi Merencanakan dan Menetapkan Sasaran Menetapkan sasaran Memadukan inisiatif Strategis Mengalokasikan sumber daya Menetapkan tonggak tonggak penting Gambar 2.2 Balanced Scorecard sebagai Suatu Kerangka Kerja Tindakan Strategis (Sumber : Kaplan dan Norton, p11) Perspektif Balanced Scorecard Menurut Kaplan dan Norton Balanced Scorecard telah berkembang dari sebuah sistem pengukuran menjadi sebuah sistem manajemen, mendidik manajemen dan organisasi pada umumnya untuk memandang perusahaan dari empat perspektif dibawah ini : (1) Perspektif Keuangan Tujuan keuangan menjadi fokus tujuan dan ukuran disemua perspektif Balanced Scorecard lainnya. Setiap ukuran merupakan bagian dari hubungan sebab akibat yang

6 akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja keuangan. Pengukuran kinerja keuangan akan menunjukkan apakah perencanaan dan pelaksanaan strategi memberikan perbaikkan yang mendasar bagi keuntungan perusahaan. Tujuan keuangan dapat diukur menggunaka ROI ( Return On Investment ), NPV ( Net Present Value ), IRR (Internal Rate of Return ), dan ROCEP ( Return Of Capital Employed ), adalah contoh ukuran yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja keuangan unit bisnis seperti itu. (2) Perspektif Pelanggan Dalam perspektif pelanggan, perusahaan mengidentifikasi pelanggan dan segmen pasar. Segmen pasar merupakan sumber penghasilan keuangan perusahaan. Perspektif pelanggan memungkinkan perusahaan menyelaraskan berbagai kepentingan pelanggan : kepuasan, loyalitas, retensi, akuisisi dan profitabilitas. PANGSA PASAR AKUISISI PELANGGAN PROFITABILITAS PELANGGAN RETENSI PELANGGAN KEPUASAN PELANGGAN Gambar 2.3 Perspektif Pelanggan Ukuran Utama ( Sumber : Kaplan dan Norton, p60 ) Selain keinginan untuk memuaskan dan menyenangkan pelanggan para manajer unit juga harus menterjemahkan misi dan strategi kedalam tujuan yang disesuaikan dengan pasar dan pelanggan. (Kaplan,2000,p55). 12

7 Selain menyelaraskan kepentingan pelanggan manajer harus juga mengenali apa yang dinilai tinggi oleh para pelanggan. Manajer dapat memilih tujuan dan ukuran dari tiga kelompok atribut, jika memuaskan perusahaan dapat mempertahankan dan memperluas bisnis. Ketiga kelompok atribut yaitu : atribut produk dan jasa, hubungan pelanggan, juga citra dan reputasi. Model Generik Nilai = Atribut + Citra + Hubungan Fungsionalis Mutu Harga Waktu Gambar 2.4 Proporsi Nilai Pelanggan ( Sumber : Kaplam dan Norton, p65 ) (3) Perspektif Proses Bisnis Internal Dalam perspektif proses bisnis internal, memungkinkan manajer untuk mengetahui seberapa baik bisnis mereka berjalan dan apakah produk atau jasa mereka sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Balanced Scorecard melakukan pendekatan atau berusaha untuk mengenali semua proses yang diperlukan untuk menunjang semua keberhasilan strategi perusahaan. Analisis proses bisnis internal dapat menggunakan analisis Internal Value Chain ( rantai nilai internal ). Aktivitas penciptaan nilai perusahaan, terangkai dalam suatu rangkai yang dimulai dari proses perolehan bahan baku sampai penyampaian produk jadi ke pelanggan. Kaplan dan Norton membagi proses bisnis internal kedalam proses inovasi, operasi, dan layanan purna jual. 13

8 Proses Inovasi Proses Operasi Proses Layanan Purna Jual Kebutuhan Pelanggan Diidentifikasi Kenali Pasar Ciptakan Produk/ Jasa Bangun Produk/ Jasa Luncurkan Produk/ Jasa Layani Pelanggan Kebutuhan Pelanggan Terpuaskan Gambar 2.5 Perspektif Proses Bisnis Internal Model Rantai Nilai Generik ( Sumber : Kaplan dan Norton, p84 ) (4) Perspektif Pembelajaraan dan pertumbuhan Dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan memfokuskan pada faktor sumber daya manusia, sistem, dan prosedur organisasi. Manajer bertanggung jawab untuk mengembangkan kemampuan kinerja karyawan. Dalam perspektif ini perusahaan melihat dari tiga pengukuran utama yang berlaku umum yaitu : kepuasan pekerja, retensi pekerja dan produktifitas pekerja kemudian ditambah juga dengan faktor pendorong yang dapat disesuaikan dengan situasi tertentu seperti kompetensi staf, infrastruktur teknologi, iklim untuk bertindak. Ukuran Inti HASIL Retensi Pekerja Produktifitas Pekerja Kepuasan Pekerja Faktor yang mempengaruhi Kompetensi Staff Infrastruktur Teknologi Iklim Untuk Bertindak Gambar 2.6 Kerangka Kerja Ukuran Pembelajaran dan Pertumbuhan ( Sumber : Kaplan dan Norton, p112 ) 14

9 2.4 Balanced Scorecard Untuk Fungsi TI Definisi Balanced Scorecard Untuk Fungsi TI Konsep IT Balanced Scorecard yang dikembangkan oleh Wim Van Grembergen berdasarkan konsep Balanced Scorecard ( Kaplan dan Norton ) terbagi menjadi empat perspektif, yaitu : - Perspektif Kontribusi Perusahaan - Perspektif Orientasi Pengguna - Perspektif Penyempurnaan Operasional - Perspektif Orientasi Masa Depan Penjelasan tentang perspektif masing masing akan dibahas pada subbab berikutnya Perspektif Balanced Scorecard Untuk Fungsi TI (1) Perspektif Kontribusi Perusahaan Dalam perspektif kontribusi perusahaan muncullah pertanyaan Bagaimana pandangan manajemen terhadap divisi TI?. Kontribusi perusahaan terhadap investasi TI sangatlah penting dalam perspektif ini. Jika sebuah investasi TI tidak memberikan kontribusi bagi perusahaan maka jelas bahwa investasi tersebut tidak berguna. Ukuranukuran yang digunakan dalam mengukur perspektif kontribusi perusahaan adalah sebagai berikut: Mengendalikan pengeluaran TI. Ukuran yang digunakan adalah: o Persentase diatas atau dibawah anggaran TI o Pengalokasian dari anggaran yang lain 15

10 o Anggaran TI sebagai penyajian pengembalian o Beban TI per anggota karyawan Nilai bisnis dari proyek TI yang baru. Ukuran yang digunakan adalah: o Evaluasi keuangan berdasarkan ROI, NPV, IRR, PB o Evaluasi bisnis berdasarkan informasi ekonomi Nilai bisnis dari fungsi TI. Ukuran yang digunakan adalah: o Persentase pengembangan kemampuan yang disatukan dalam proyek yang strategik o Hubungan antara pengembangan yang baru atau investasi infrastruktur atau penempatan investasi Menjual kepada pihak ketiga. Ukuran yang digunakan adalah: o Keuntungan finansial dari penjualan produk atau layanan (2) Perspektif Orientasi Pengguna Perspektif ini membahas tentang Bagaimana pengguna memandang divisi TI? Pengguna yang dimaksud adalah pengguna internal ( Internal User ). Adanya keberadaan pengguna akan sangat menentukan keberadan dan fungsi sebuah divisi TI, dan juga memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Pengukuran terhadap perspektif ini memiliki tiga hal yang harus diperhatikan yaitu: menjadi penyedia aplikasi dan operasi pilihan, kerjasama dengan pengguna, dan kepuasan pengguna. Ukuran yang ditujukan untuk menjadi penyedia aplikasi pilihan adalah: o Persentase aplikasi yang diatur oleh TI o Persentase aplikasi yang dihasilkan oleh TI Kerjasama dengan pengguna. Ukuran yang digunakan adalah: 16

11 o Indeks keterlibatan pengguna dalam penghasilan aplikasi o Indeks keterlibatan pengguna dalam pengembangan aplikasi baru Kepuasan pengguna. Ukuran yang digunakan adalah: o Indeks kemudahan penggunaan aplikasi (user friendliness) o Indeks kepuasan pengguna o Indeks ketersediaan aplikasi dan sistem o Indeks fungsionalitas aplikasi (3) Perspektif Penyempurnaan Operasional Perspektif selanjutnya adalah perspektif penyempurnaan operasional yang membahas Bagaimana tingkat efisiensi dan efektivitas proses TI?. Perspektif ini memfokuskan diri pada proses pengembangan aplikasi TI yang baru dan proses komputasi komputer. Perspektif penyempurnaan operasional berakibat pada dua hal yaitu kualitas produk dan penekanan biaya TI. Perusahaan akan melakukan pemeliharaan dan pengembangan terhadap sistem yang ada yaitu Hardware dan Software, efisiensi menjadi hal penting untuk menjamin hasil yang sempurna dengan biaya operasional dan pengembangan serendah mungkin. Pengembangan aplikasi yang efisien. Ukuran yang digunakan adalah : o Persentase function point per orang per bulan o Rata-rata hari keterlambatan dalam pengiriman software o Rata-rata kenaikan anggaran yang tidak diharapkan o Persentase kegiatan pemeliharaan Pengoperasian komputer yang efisien. Ukuran yang digunakan adalah : o Persentase dari ketidaktersediaan mainframe 17

12 o Persentase dari ketidaktersediaan jaringan o Waktu respon dari tiap jenis pengguna o Persentase ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan (4) Perspektif Orientasi Masa Depan Perspektif terakhir adalah perspektif orientasi masa depan yang berawal dari pertanyaan Apakah TI diposisikan untuk menjawab tantangan masa depan?. Perspektif orientasi masa depan adalah merupakan tolak ukur kesiapan perusahaan menyikapi perubahan TI dimasa mendatang. Perspektif ini bertanggung jawab mempersiapan personil TI yang profesional untuk menghadapi tantangan dimasa depan. Rencana perusahaan dimasa depan harus dipersiapkan mulai dari sekarang yaitu dengan peningkatan kemampuan perusahaan dan penelitian terhadap teknologi teknologi baru yang akan muncul. Karena itu penguasaan terhadap TI terbaru merupakan syarat mutlak untuk mendukung orientasi masa depan. Solusi terbaik adalah dengan selalu mengadakan pelatihan bagi karyawan sehingga dapat mempersiapkan tenaga tenaga ahli untuk masa yang akan datang. Dalam mengukur pendidikan permanen dari personil TI, ukuran yang digunakan adalah: o Jumlah hari pendidikan perorang o Anggaran pendidikan sebagai persentase total anggaran TI Keahlian dari personil TI. Ukuran yang digunakan adalah: o Jumlah tahun pengalaman TI peranggota karyawan o Umur piramid dari karyawan TI 18

13 Dalam mengukur penelitian terhadap teknologi yang muncul ukuran yang digunakan adalah persentase anggaran TI yang dikeluarkan dalam penelitian. Ukuran yang digunakan dalam mengukur umur dari portfolio aplikasi adalah jumlah aplikasi perkategori masa, dan jumlah aplikasi yang lebih muda dari 5 tahun. 2.5 Visi, Misi dan Strategi Berdasarkan Sony Yuwono (2003,P103) Visi adalah gambaran menantang dan imajinatif tentang peran, tujuan dasar, karakteristik, dan filosofi organisasi dimasa datang yang akan menajamkan tugas-tugas strategi perusahaan. Misi adalah mendefinisikan bisnis bahwa organisasi berada pada atau harus berada pada nilai-nilai dan keinginan stakeholders yang meliputi : produk, jasa, pelanggan, pasar, dan seluruh kekuatan perusahaan. Strategi adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi, melalui misi. Strategi membentuk pola pengambilan keputusan dalam mewujudkan visi organisasi. ( Mulyadi,2001,p72 ). 2.6 Model Lima Daya Porter Berdasarkan Porter ( 1996,p37 ) terdapat lima kekuatan yang mempengaruhi persaingan industri. Untuk menyusun suatu strategi dalam menghadapi kekuatankekuatan ini, perusahaan perlu mengetahui bagaimana cara kerja kekuatan-kekuatan tersebut dan bagaimana pengaruh mereka terhadap perusahaan dalam situasi tertentu. Lima kekuatan tersebut adalah ancaman pendatang baru, daya tawar menawar pemasok, daya tawar menawar pembeli, ancaman produk atau jasa substitusi, dan persaingan 19

14 antara anggota industri tersebut. Hubungan antara kelima kekuatan tersebut disajikan dalam gambar dibawah ini. Pendatang Baru Daya tawar menawar pemasok Persaingan dikalangan anggota industri Ancaman Pendatang Baru Pemasok Ancaman produk/jasa subtistusi Persaingan diantara perusahaan yang sudah ada Pembeli Daya tawar menawar pembeli Substitusi Gambar 2.8 Kekuatan Kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan Industri ( Sumber : Callon, p38 ) 1. Persaingan Diantara Para Anggota Industri Persaingan yang terjadi antara perusahaan yang bergerak dalam usaha yang sama, tetapi persaingan ini akan berbahaya jika perusahaan tidak mampu merencanakan strategi strategi demi kelangsungan hidup perusahaan. 2. Daya Tawar Menawar Pembeli 20

15 Pembeli juga harus diwaspadai mengingat kekuatan tawar menawar dari pembeli dapat menurunkan harga produk, menuntut kualitas yang lebih tinggi, dan bahkan dapat mengadu domba sesama pesaing. 3. Daya Tawar Menawar Pemasok Pemasok dapat memanfaatkan kekuatan tawar menawarnya terhadap para anggota industri dengan menaikan harga dan menurunkan kualitas barang atau jasa yang dijual. Kekuatan ini haruslah diwaspadai oleh perusahaan karena kondisi ini dapat menurunkan kemampulabaan yang disebabkan perusahaan tidak mampu mengimbangi kenaikan harga produknya sendiri dengan kenaikan biaya. 4. Ancaman Pendatang Baru Adanya pendatang baru berarti membawa kapasitas baru dan keinginan untuk merebut pangsa pasar yang sudah dikuasai. Besarnya ancaman pendatang baru ini tergantung pada hambatan masuk yang ada dan reaksi dari peserta persaingan yang sudah ada menurut perkiraan pendatang baru. Enam unsur utama hambatan masuk yaitu : Skala ekonomi, diferensiasi produk, kebutuhan modal, hambatan biaya bukan karena skala, akses kesaluraan industri dan kebijaksanaan pemerintah. 5. Ancaman Dari Produk atau Jasa Pengganti Produk dan jasa pengganti sering kali juga menjadi ancaman yang serius, jika perusahaan tidak dapat meningkatkan kualitas produknya atau melakukan diferensiasi produk, maka kemampulabaan perusahaan juga akan terancam. 21

16 2.7 Analisis SWOT Analisis SWOT ( Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats ) adalah identifikasi berbagai faktor secara sistimatis untuk menemukan strategi perusahaan. Analisis ini menurut Freddy Rangkuti (2003,p19) didasarkan untuk memaksimalkan kekuatan ( Strenghts ) dan peluang ( Opportunities ), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan ( Weaknesses ) dan ancaman ( Threats ). Berdasarkan Freddy Rangkuti ( 2003,p19 ), kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang dan Ancaman dengan faktor internal Kekuatan dan Kelemahan. BERBAGAI PELUANG Kuadran 3 Mendukung strategis turn around Kuadran 1 Mendukung strategi agresif KELEMAHAN INTERNAL Kuadran 4 Mendukung strategi defensif KEKUATAN INTERNAL Kuadran 2 Mendukung strategi diversifikasi BERBAGAI ANCAMAN Gambar 2.9 Analisis SWOT ( Sumber : Freddy Rangkuti,p ) Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. 22

17 Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif ( Growth oriented strategy ). Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi ( produk/pasar ). Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Matrik SWOT Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matrik SWOT. Menurut Rangkuti, matrik SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman aksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis. 23

18 EFAS IFAS OPPORTUNIES ( O ) Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal STRENGTHS ( S ) Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal STRATEGI SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang WEAKNESSES ( W ) Tentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internal STRATEGI WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang THREATS ( T ) Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal STRATEGI ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Tabel 2.1 Matriks SWOT ( Sumber : Freddy Rangkuti,p ) STRATEGI WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Keterangan : EFAS = ( Eksternal Strategic Factors Summary ) IFAS = ( Internal Strategic Factors Summary) Penjelasan Tabel : a. Strategi SO Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. b. Strategi ST Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. 24

19 c. Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. d. Strategi WT Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. 2.8 Critical Sucsess Factors ( CSFs ) Critical Success Factors (CSFs) menurut Amin Tunggal (2003,p29) faktor keberhasilan kritikal merupakan tolak ukur dari aspek aspek kinerja perusahaan yang penting terhadap keunggulan kompetitifnya, dan sebab itu terhadap keberhasilannya. Sistem manajemen biaya strategik mengembangkan informasi strategik, yang memasukan informasi yang bersifat keuangan dan nonkeuangan. Ukuran keuangan menunjukan dampak kebijakan dan prosedur perusahaan pada posisi keuangan jangka pendek. Sebaliknya faktor-faktor yang bersifat nonkeuangan menunjukan posisi kompetitif perusahaan untuk saat ini dan masa yang akan datang, yang merupakan ukuran yang dipandang dari tiga sudut pandang : pelanggan, proses bisnis internal, inovasi dan pembelajaran, misal : sumber daya manusia. Ukuran strategik yang bersifat keuangan dan nonkeuangan biasanya disebut dengan kunci keberhasilan kritikal (critical success factors / CSFs). 25

20 2.9 Net Present Value Method ( NPV ) Berdasarkan Weston dan Coteland (1999) salah satu teknik arus kas nilai sekarang dinamakan metode nilai bersih sekarang ( Net Present Value / NPV ), atau kadang kadang disingkat menjadi metode nilai sekarang (Present Value Method ). Net Present Value adalah metode yang menghitung selisih antara nilai investasi sekarang dengan nilai sekarang penerimaan - penerimaan kas bersih. Untuk menghitung nilai sekarang perlu ditentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang dianggap relevan. Dalam penulisan skripsi ini NPV akan digunakan untuk mengevaluasi tingkat pengembalian dari nilai investasi yang telah dilakukan berdasarkan Weston dan Coteland (1999). NPV = CF 1 + CF CF n _ Io (1 + k) 1 (1 + k) 2 (1 + k) n = CF t _ Io (1 + k) t dimana : CF1, CF2 adalah arus kas bersih (net cash flow) CF adalah cash flow k adalah biaya modal perusahaan Io adalah biaya awal proyek n adalah umur proyek yang diharapkan Secara singkat, rumus diatas menghitung nilai bersih sekarang dari arus kas tiap tahun dan menjumlahkannya selama masa manfaat investasi TI tersebut. Dengan kata lain, hasil dari NPV adalah suatu ukuran ekonomis yang menunjukan hasil investasi TI 26

21 dikurangi biaya dari keuntungan uang didapat dan arus kas tiap tahunnya dikurangi dengan nilai sekarang Skala Pengukuran Definisi Dalam pengukuran digunakan skala pengukuran yaitu suatu alat untuk mengkuantitatifkan data sehingga data dapat diuji secara statistik (Cooper dan Emory, 1996, p ). Ada berbagai kemungkinan skala pilihan yang sesuai, tergantung pada anggapan mengenai aturan pemetaan. Dalam penyusunan kuesioner untuk skripsi ini, penulis menggunakan skala likert sebagai dasar dalam pembentukan skala. Berikut akan dijelaskan mengenai skala likert Skala Likert Dengan skala likert ini, responden diminta untuk memberi respon terhadap setiap pernyataan dengan memilih salah satu dari lima pilihan setuju (kadang-kadang juga dipakai skala tiga titik dan tujuh titik) dimana 1 menunjukkan tingkat yang paling rendah dan 5 menunjukkan tingkat yang paling tinggi. Setiap respon diberi suatu skor bilangan untuk mencerminkan tingkat kesetujuan, dan skornya dijumlahkan untuk mengukur sikap responden. Skala yang dijumlahkan juga sangat berguna bilamana kita akan melakukan suatu eksperimen atau melaksanakan suatu program perubahan atau perbaikan. Kita dapat memakai skala untuk mengukur sikap sebelum dan sesudah eksperimen, atau untuk menilai apakah usaha-usaha yang kita lakukan mempunyai dampak sebagaimana diharapkan. Skala ini mudah dipakai baik untuk penelitian yang berfokus pada responden dan yang berfokus pada objek. 27

22 Skala Likert umumnya menggunakan lima angka penilaian, yaitu : 1. Sangat Setuju 2. Setuju 3. Tidak Pasti atau Netral 4. Tidak Setuju 5. Sangat Tidak Setuju Urutan setuju atau tidak setuju dapat juga dibalik mulai dari sangat tidak setuju sampai dengan setuju. Alternatif angka penilaian dalam skala ini dapat bervariasi dari 3 sampai dengan Analytic Hierarchy Process (AHP) Definisi AHP dikembangkan oleh Dr.Thomas Saaty pada tahun AHP adalah suatu alat analitis yang didukung oleh perhitungan matematika yang sederhana, yang memungkinkan pengambil keputusan untuk mengurutkan secara eksplisit faktor-faktor tangible dan intangible satu dengan yang lainnya dengan tujuan untuk menyelesaikan konflik atau menetapkan prioritas ( Proses ini meliputi penstrukturan masalah dari tujuan utama (primer) menjadi tujuan sekunder yang lebih rinci. Setelah hierarki ini dibentuk, matriks perbandingan berpasangan dari setiap elemen dalam tiap tujuan atau tingkatan dibentuk untuk menunjukkan tingkat kepentingan relatif atau intensitas dampak-dampak dari elemen-elemen tersebut didalam suatu urutan. 28

23 Langkah langkah Perhitungan AHP Dalam metode AHP, untuk membuat penilaian secara kuantitatif, digunakan metode skala dari 1-9 seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 2.2 Bobot Definisi Penjelasan 1 Tingkat kepentingan sama Dua aktivitas memberikan kontribusi yang sama terhadap tujuan 3 Tingkat kepentingan sedang Pengalaman dan penilaian sangat menyukai salah satu aktivitas dibandingkan dengan lainnya 5 Tingkat kepentingan kuat Pengalaman dan penilaian agak menyukai salah satu aktivitas dibandingkan dengan lainnya 7 Tingkat kepentingan sangat kuat Suatu aktivitas sangat disukai dan menempati pengaruhnya terlihat dalam kenyataan 9 Tingkat kepentingan ekstrim Suatu aktivitas sangat disukai dan menempati peringkat tertinggi dari segala kemungkinan yang ada 2, 4, 6, 8 Nilai tengah Nilai rata-rata antara nilai disebelahnya Tabel 2.2 Skala Fundamental AHP ( Sumber : ) Langkah-langkah yang ditempuh dalam proses penghitungan AHP adalah : 1. Membuat matriks perbandingan menurut tingkat kepentingan relatif dari setiap faktor 29

24 2. Jabarkan penilaian yang diperoleh dari kuesioner dalam bentuk matriks yang disusun menurut kriteria yang ada, kemudian cari weight atau priority vectornya. Langkah-Langkah Penghitungan Weight dan λ maks adalah sebagai berikut 3. Hitung vi untuk setiap baris dengan rumus: v i = n a ij = n a i1 a i2... a in, lakukan untuk setiap baris i = 1,...,n Normalisasikan nilai vi untuk mendapatkan weight (wi) w i = v i Lakukan untuk setiap baris i = 1,...,n v 1 + v v n Selesaikan persamaan berikut untuk λ i untuk setiap baris i = 1,...,n a i w = λ i w (dimana a i adalah baris ke-i dari matriks A) atau a i1 w 1 + a i2 w a in w n = λ i w i atau λ i = a i w/wi Setelah didapatkan λ i untuk setiap baris, maka rata-ratakan nilai λ i pada setiap baris untuk mendapatkan λ maks, dengan rumus : λ maks = λ 1 + λ λ n n 4. Melakukan uji konsistensi atau keseragaman dari matriks perbandingan Untuk melakukan hal ini, harus dilakukan perhitungan terhadap CI dan CR dari matriks tersebut, yaitu : CI = λ maks - n n - 1 Keterangan : 30

25 λ maks = nilai maksimum dari nilai eigen matriks yang bersangkutan n = jumlah elemen dalam matriks Rumus dari CR adalah : CR = CI RC Keterangan : CI = Consistency Index RC = Random Consistency RC ( Random Consistentcy ) didapat dari tabel dibawah ini menurut nilai ( n) n RC 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 Ketika CR < 0,10, maka matriks perbandingan dapat dilihat memiliki keseragaman yang memuaskan. Hal ini berarti vektor weight dapat diterima atau diandalkan. Jika tidak, maka matriks perbandingan harus dibuat ulang. 31

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengukuran Kinerja Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat konsitensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk. Kinerja merupakan penentuan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut: Konsep Balanced Scorecard selanjutnya akan disingkat BSC. BSC adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business School) and David Norton pada awal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. telah berhasil mencapai tujuannya melalui strategi yang telah ditetapkan. Menurut Kaplan

BAB 2 LANDASAN TEORI. telah berhasil mencapai tujuannya melalui strategi yang telah ditetapkan. Menurut Kaplan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Balanced Scorecard 2.1.1 Sejarah Sistem pengukuran kinerja sangat bermanfaat untuk mengetahui sejauh mana perusahaan telah berhasil mencapai tujuannya melalui strategi yang telah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Terdapat suatu ungkapan dalam manajemen modern, yaitu : Mengukur adalah untuk mengerti (memahami), Memahami adalah untuk memperoleh pengetahuan, Memperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu

Lebih terperinci

III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR

III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR 26 III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Lokasi, Waktu dan Pembiayaan 1. Lokasi Kajian Kajian tugas akhir ini dengan studi kasus pada kelompok Bunga Air Aqua Plantindo yang berlokasi di Ciawi Kabupaten Bogor.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP ANALISIS DATA Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan konsumen dan pakar serta tinjauan langsung ke lapangan, dianalisa menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kepentingannya.

Lebih terperinci

Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS

Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS Majalah Ilmiah Unikom, Vol.6, hlm. 51-59 BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS ISNIAR BUDIARTI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Strategi Pemasaran Strategi Pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi

Lebih terperinci

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT 32 Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi

Lebih terperinci

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kajian Usaha pengolahan pindang ikan dipengaruhi 2 (dua) faktor penting yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi aspek produksi, manajerial,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian koperasi Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995) koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap pengukuran kinerja perusahaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Dalam era globalisasi peluang pasar produk dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard Pengertian Balanced Scorecard Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Robert

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lokasi unit usaha pembenihan ikan nila Kelompok Tani Gemah Parahiyangan yang terletak di Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang, Jawa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam mencapai tujuan organisasi. Mulyadi (1997:419) mengungkapkan penilaian kinerja sebagai penentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perbankan Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghipun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana terbsebut kepada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Memasuki tahun 2004 akan dimulainya era perdagangan bebas diwilayah kawasan Asia

BAB 1 PENDAHULUAN. Memasuki tahun 2004 akan dimulainya era perdagangan bebas diwilayah kawasan Asia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki tahun 2004 akan dimulainya era perdagangan bebas diwilayah kawasan Asia Tenggara atau yang sering disebut dengan AFTA (Asean Free Trade Area) mulai dikhawatirkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Investasi Investasi merupakan suatu tindakan pembelanjaan atau penggunaan dana pada saat sekarang dengan harapan untuk dapat menghasilkan dana di masa datang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin mewarnai kehidupan lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Idealnya, setiap manajemen perusahaan memerlukan suatu alat ukur untuk mengetahui seberapa baik performa perusahaan. Objek yang selalu diukur adalah bagian keuangan,

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD FOKUS PENGUKURAN BSC Fokus pengukuran BSC untuk melaksanakan proses manajemen sbb: Mengklarifikasi dan menerjemahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai organisasi. Namun masih banyak manager bisnis yang belum yakin akan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai organisasi. Namun masih banyak manager bisnis yang belum yakin akan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini Teknologi Informasi (TI) telah digunakan secara luas dalam berbagai organisasi. Namun masih banyak manager bisnis yang belum yakin akan manfaat yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan 16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan sehingga dapat dijadikan sebagai suatu perbandingan. Pertama, berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif dalam setiap aspek kehidupan manusia, misalnya kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif dalam setiap aspek kehidupan manusia, misalnya kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, misalnya faktor ekonomi, sosial, politik, hukum, budaya, teknologi, dan lain-lain. Dengan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

Perancangan Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan (Studi Kasus: PT. MCA)

Perancangan Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan (Studi Kasus: PT. MCA) 1 st Seminar on Application and Research in Industrial Technology, SMART 2006 Yogyakarta, 27 April 2006 Perancangan Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan Erlinda Muslim 1 dan Setio

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja. seperti koreksi akan kebijakan, meluruskan kegiatan- kegiatan utama dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja. seperti koreksi akan kebijakan, meluruskan kegiatan- kegiatan utama dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja Kinerja merupakan kondisi yang harus diketahui dan diinformasikan kepada pihak- pihak tertentu untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pengukuran Menurut Vincent Gasperz (2003, p6) Pengukuran juga dapat dikatakan sebagai suatu cara memantau dan menelusuri kemajuan tujuan-tujuan strategis. Pengukuran dapat

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Keberhasilan perusahaan dapat diketahui dengan melaksanakan rencana pengukuran kinerja yang merupakan bagian dari perencanaan strategik. Pengukuran kinerja penting untuk dilaksanakan guna mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kinerja Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program ataupun kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 76 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis manfaat implementasi balanced scorecard terhadap pelaksanaan proses manajemen strategik, maka

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen dan Perencanaan Strategis SI/TI (Pertemuan Pertama) Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Ward-Peppard)

Sistem Informasi Manajemen dan Perencanaan Strategis SI/TI (Pertemuan Pertama) Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Ward-Peppard) Sistem Informasi Manajemen dan Perencanaan Strategis SI/TI (Pertemuan Pertama) Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Ward-Peppard) 1 Pokok Bahasan dalam Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Ward-Peppard)

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi TI, tentunya perusahaan mengharapkan hasil berupa

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi TI, tentunya perusahaan mengharapkan hasil berupa BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Manfaat (Benefit) yang Diperoleh Perusahaan Manfaat adalah suatu pengukuran hasil kinerja yang dapat dicapai dalam pengambilan keputusan terhadap hal tertentu. Sama halnya

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS Kiki Alibasah Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK Sumedang Email : kikialibasah78@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, dengan batasan waktu data dari tahun 2000 sampai dengan 2009. Pertimbangan pemilihan lokasi kajian antar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Singkat Balanced Scorecard Konsep Balanced Scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh semua perusahaan di era globalisasi saat ini. Kunci untuk memenangkan persaingan

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD Indah Pratiwi, Herrizqi Shinta, Dessy Riyasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB II KAJIAN LITERATUR x DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN... ii SURAT KETERANGAN PENELITIAN... iii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... iv LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN MOTTO... vii

Lebih terperinci

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING 3.1 SWOT UNTUK FORMULASI STRATEGI Analisis SWOT didasarkan pada logika, yaitu memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan pada sisi keuangan (financial perspective). Akan tetapi, menilai kinerja perusahaan semata-mata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Kelompok Tani Kelompok tani diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri atas

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab landasan teori ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan sistem pengukuran kinerja, Balanced Scorecard, perspektif dalam Balanced Scorecard, penyelarasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan David P. Norton pada tahun 1990, namun sistem penilaian kinerja ini mulai

BAB II LANDASAN TEORI. dan David P. Norton pada tahun 1990, namun sistem penilaian kinerja ini mulai BAB II LANDASAN TEORI A. Balanced Scorecard Balanced Scorecard pertama kali dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton pada tahun 1990, namun sistem penilaian kinerja ini mulai popular pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Organisasi Menurut Stephen P. Robbins dalam buku Teori Organisasi, teori organisasi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Jenis dan Cara Pengumpulan Data 3.3 Analisis Data

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Jenis dan Cara Pengumpulan Data 3.3 Analisis Data 9 BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sentra Kerajinan Bambu (SKB) Putra Handicraft, Jl. AH Nasution, Kampung Situ Beet, Kelurahan Cipari, Kecamatan Mangkubumi,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Sandhy PutraMandiri yang merupakan objek dari penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa pengelolaan gedung. Perusahaan ini dikenal sebagai perusahaan yang memiliki keunggulan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dikerjakan guna mendapatkan informasi yang diinginkan demi tercapainya tujuan penelitian. Berikut cara mengumpulkan data yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana peneliti akan memperoleh atau mencari suatu data yang berasal dari responden yang akan diteliti oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan sesuatu melalui sebuah penelitian (Ulum dan Juanda, 2016).

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan sesuatu melalui sebuah penelitian (Ulum dan Juanda, 2016). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian berbentuk deskriptif. Penelitian Deskriptif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi perubahan perkembangan bisnis yang semakin kompetitif, suatu organisasi dituntut untuk melakukan suatu adaptasi yang cepat terhadap faktor-faktor

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PABRIK GULA GENDING PROBOLINGGO Oleh Munifah Teknik Industri UNS ABSTRAKSI Pabrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan Strategik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satunya adalah penelitian yang melakukan analisa lingkungan internal dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satunya adalah penelitian yang melakukan analisa lingkungan internal dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian yang dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan kajian. Berikut ini adalah pemaparan secara singkat yang

Lebih terperinci

Prepared by Yuli Kurniawati

Prepared by Yuli Kurniawati BALANCE SCORECARD Prepared by Yuli Kurniawati SEJARAH BALANCE SCORECARD Pertama kali disampaikan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton di Harvard Business Review tahun 1992 dalam artikel berjudul Balanced

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Menurut Robbins dalam Rai (2008:40), kinerja merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang telah dilakukan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan bersama.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian dari pelaksanaan suatu program/kegiatan/kebijakan dalam

Lebih terperinci

2.1 Konsep Sistem Informasi dan Teknologi Informasi.

2.1 Konsep Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut Turban (2003, p15), sebuah sistem informasi (SI) mengumpulkan,

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD

BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD 3.1 Sejarah dan Definisi Balanced scorecard 3.1.1. Sejarah Balanced scorecard Balanced scorecard pertama kali dipublikasikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Langkah-langkah penelitian 3.1.1 Observasi di PT Pertamina Gas Pada tahap ini, dilakukan pengamatan langsung ke Departemen Sumber daya manusia PT Pertamina Gas yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Visi dan Misi Menurut Wibisono (2006, p. 43), visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di

Lebih terperinci

digunakan dalam identifikasi variabel lingkungan eksternal perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan secara teoritis dirumuskan oleh David

digunakan dalam identifikasi variabel lingkungan eksternal perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan secara teoritis dirumuskan oleh David 41 digunakan dalam identifikasi variabel lingkungan eksternal perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan secara teoritis dirumuskan oleh David (2006:104) sebagai identifikasi dan evaluasi trend dari kejadian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perkembangan teknologi yang begitu pesat, secara langsung mempengaruhi pola pikir masyarakat dan budaya hidup yang serba praktis dan modern.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Konsep Kinerja Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang

Lebih terperinci

BAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD

BAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD BAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, kinerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial). 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA Kinerja merupakan kontribusi yang dapat diberikan oleh seseorang atau devisi untuk pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi. Kinerja dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma lama dari manajemen pemerintahan yang berfokus pada

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma lama dari manajemen pemerintahan yang berfokus pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Paradigma lama dari manajemen pemerintahan yang berfokus pada masyarakat belum memiliki indikator kinerja memadai, sehingga sulit untuk menentukan efektivitas dan efisiensi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, DAN RERANGKA PEMIKIRAN. kinerja dalam organisasi masa depan. Istilah Balanced scorecard terdiri dari 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA, DAN RERANGKA PEMIKIRAN. kinerja dalam organisasi masa depan. Istilah Balanced scorecard terdiri dari 2 BAB II KAJIAN PUSTAKA, DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Balanced scorecard 1. Pengertian Balanced scorecard Balanced scorecard pertama kali diperkenalkan oleh David P Norton dan Robert Kaplan pada awal tahun

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PERTEMUAN KETUJUH

STUDI KELAYAKAN BISNIS PERTEMUAN KETUJUH STUDI KELAYAKAN BISNIS PERTEMUAN KETUJUH Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id POKOK BAHASAN : PERANAN STRATEGIS SDM DAN HUMAN RESOURCES SCORECARD PERENCANAAN STRATEGI SDM SDM adalah faktor

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran 22 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kinerja Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja Definisi pengukuran kinerja menurut Mulyadi (1993, p419) adalah: Penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu metode yang meneliti suatu objek pada masa sekarang (Nazir,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek/ Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah UMKM Kipas Bambu yang terletak di Desa Jipangan Bangunjiwo Kasihan Bantul. Kemudian subjek dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN 2.1 Konsep Dasar Audit Manajemen Menurut Bayangkara (2008:2), audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap efisien dan efektivitas operasi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar BAB III METODOLOGI 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini digunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar harga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk pencapaian suatu target tertentu. Sehingga pengukuran kinerja merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini persaingan perdagangan di Indonesia semakin pesat. Baik perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut, maka perusahaan

Lebih terperinci

PEMBOBOTAN SASARAN STRATEGIS PERSPEKTIF BALANCE SCORECARD (BSC) PADA PERUSAHAAN AIR MINUM

PEMBOBOTAN SASARAN STRATEGIS PERSPEKTIF BALANCE SCORECARD (BSC) PADA PERUSAHAAN AIR MINUM Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 10, No. 1, Juni 2011 ISSN 1412-6869 PEMBOBOTAN SASARAN STRATEGIS PERSPEKTIF BALANCE SCORECARD (BSC) PADA PERUSAHAAN AIR MINUM Pendahuluan Dwi Sulisworo 1 dan Sari Nurmaningsih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi pasar persaingan (globalisasi) dan lingkungan bisnis yang cepat berubah. Oleh

Lebih terperinci