Analisa Surface Plasmon Polariton (SPR) pada Rod Metal Menggunakan Metode Finite Difference Time Domain (FDTD)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisa Surface Plasmon Polariton (SPR) pada Rod Metal Menggunakan Metode Finite Difference Time Domain (FDTD)"

Transkripsi

1 146 Analisa Surface Plasmon Polariton (SPR) pada Rod Metal Menggunakan Metode Finite Difference Time Domain (FDTD) T.P. Negara Departemen Ilmu Komputer Jl. Mayor Oking Jayaatmaja No. 27. Bogor Telp. (0251) Abstrak Simulasi perambatan gelombang elektromagnetik telah dilakukan pada rodmetal (metallic rod) menggunakan metode Finite Difference Time Domain (FDTD).Untuk polarisasi transverse electric (TE) terlihat adanya fenomena Surface Plasmon Polariton (SPR) pada permukaaan rod. Variasi diameter rod dillakukan untuk melihat panjang gelombang resonansi terjadinya fenomena tersebut. Sebagai pembanding, jika rod diganti dengan bahan dielektrik fenomena surface plasmon tidak terjadi. Keywords: FDTD, Surface Plasmons,Metallic Rod. 1. Pendahuluan Secara basic respon optik terhadap bahan ditentukan oleh proses elektronik internal termasuk interaksi cahaya dengan struktur nano metal dapat dianalisis secara numerik melalui simulasi elektromagnetik menggunakan metode Finite Difference Time Domain (FDTD) [1], Finite Difference Frequency Domain (FDFD) [2], Finite Element (FEM) [3], Finite Volume (FV) [4], Discontinuous Galerkin Time Domain (DGTD) [5]. Pemecahan persamaan Maxwell dari cahaya, secara numerik telah lama di teliti untuk menganalisis transmitansi, reflektansi, dan absorbansi dari struktur nano metal [6, 7, 8] Setelah Yee memperkenalkan metode Finite Difference Time Domain (FDTD) untuk menganalisa medan listrik-magnet.tahun 1966, metode ini banyak dikembangkan untuk permasalahan hamburan medan listrik-magnet [9], analisa antenna [10], planar circuit [11], aplikasi penginderaan jarak jauh (remote sensing) [12], aplikasi biomedis [13], dan lain-lain. Salah satu alasan metode ini banyak diterapkan adalah kemudahan untuk menganalisa permasalahan yang didasarkan persamaan integral yang sulit dipecahkan dengan menggunakan metode lain. Ketika frekuensi cahaya sama dengan frekuensi osilasi darielektron, terjadilah surface plasmon resonance. Pada keadaan ini, intensitasmedan elektromagnetik di sekitar nanopartikel logam lebih besar dibandingkandaerah lainnya karena terjadinya near-field enhancement. Selain itu, pada saatterjadi resonansi, energi yang hilang oleh nanopartikel akibat serapan danhamburan bernilai maksimum.surface plasmon adalah osilasi rapat elektron bebas pada permukaan metal yang kontak dengan material dielektrik. Kopling dari surface plasmon dengan medan elektromagnetik di sekitar permukaan metaldielektrik menimbulkan surface plasmon polariton (SPR) [14]. Secara teoritik, perambatan gelombang elektromagnetik pada frekuensi THz menyebabkan mode surface plasmon terlokalisasi lebih kuat, yang selanjutnya dinamakan spoof surface plasmon polariton (SSPP) [15]. Spoof surface plasmon pada membran metal terstruktur telah ditunjukkan pada frekuensi THz [16]. Spoof surface plasmon tidak akan muncul pada permukaan metal datar pada frekuensi rendah karena kedalaman kulit dari metal diabaikan pada frekuensi ini [17].Secara garis besar, LSPR dipengaruhi oleh sifat dielektrik berupapermitivitas bahan dan ukuran serta bentuk partikel logam yang digunakan[18,19]. Pada penelitian ini, simulasi menggunakan metode FDTD dilkakukan untuk menganalisis fenomena surface plasmon pada rod metal dengan variasi diamater untuk melihat panjang gelombang terjadinya fenomena tersebut. 2. Metode Penelitian

2 147 Interaksi gelombang elektromagnetik dengan medium dapat digambarkan secara kuantitatif menggunakan empat persamaan Maxwell. Untuk kasus transverse electric (TE), medan listrik E( x, y) searah bidang x [20] ydan medang magnetik H( x, y) searah bidang z, persamaan Maxwell dapat ditulis H E H z 1 x y t y x 0 0 D t x D t dengan persamaan konstitutif diberikan dengan: y D 1 H y 0 0 z 1 H x 0 0 E, x 0 r x z D E. y 0 r y Analisis plamonik dilakukan dengan menghitung hamburan dan serapanoleh logam dengan metode FDTD yaitu dengan memecahkan persamaan Maxwelluntuk gelombang elektromagnetik yang berinteraksi dengan logam. Untukmemecahkan persamaan Maxwell, algoritma FDTD menggunakan beda-tengahorde dua (second order central differences). df x dx 0 0 () 2 2 xx 0 f x f x Dengan menggunakan beda-tengah (central difference), kita dapatmenghitung aproksimasi turunan dari suatu fungsi pada titik tertentu, denganmengetahui nilai fungsi tersebut di titik tetangganya.yaitu untuk menghitung turunan fungsi pada titikdilakukan denganmenghitung nilai fungsi tersebut pada titik. Secara umum, algoritma FDTD untuk solusi persamaan gelombang yangdiperkenalkan oleh Kane Yee bisa diringkas sebagai berikut: Mengganti seluruh turunan dalam persamaan Hukum Ampere danhukum Faraday dengan beda hingga. Medan listrik dan magnet didiskritisasi secara berselang-seling baik dalam ruang maupun waktu. Memecahkan persamaan Hukum Ampere dan Hukum Faraday yang sudahdidiskritisasi untuk mendapatkan persamaan pembaruan (update) untuk medan listrik dan magnet, untuk menghitung medan pada suatu timestep berdasarkan medan pada satu timestep sebelumnya. Medan magnet dievaluasi satu timestep ke depan, kemudian nilai medanmagnet tersebut digunakan pada langkah waktu berikutnya. Medan listrik dievaluasi satu timestep ke depan, kemudian nilai medanlistrik tersebut digunakan pada langkah waktu berikutnya. Ulangi poin 3 dan 4 sampai nilai medan didapat untuk durasi yangdiinginkan. Untuk mensimulasikan perambatan gelombang yang lebih baik, diperlukansyarat batas tertentu agar pada batas daerah simulasi tidak ada pantulangelombang. Dengan menerapkan syarat batas, daerah simulasi yang merupakandaerah berhingga dapat berfungsi seolah-olah sebagai daerah tak berhingga.syarat batas ini diterapkan dengan menggunakan lapisan anisotropicdengan mengatur parameter sigma berdasarkan susunan pada gambar 31. Lapisananisotropik digunakan untuk menyerap gelombang dengan arah rambat tertentu.pada simulasi ini, digunakan teknik yang disebut Perfectly Matched Layer (PML)sebagai syarat batas penyerap[5]. Penjelasan lengkap mengenai PML dapat dibaca pada ref [21].

3 148 Untuk melihat interaksi antara rod metal dengan gelombang elektromagnetik (cahaya) sampai terpenuhi syarat terjadinya resonansi, yaitu, surface plasmon dimodelkan dengan pendekatan yang paling sederhana yaitu dengan model quasi-statik. Pendekatan ini berlaku ketika ukuran partikel jauh lebih kecil dibandingkan dengan panjang gelombang cahaya di medium sekelilingnya d Sebagaimana digambarkan pada gambar 1, struktur merupakan rod berbahan metal dengan permitifitas sesuai dengan model Drude: ( v) 1 13 v( v1.610 i) dengan v adalah frekuensi operasi yang dapat divariasikan Gambar 1. Skema letak kotak detektor serapan dan detektor hamburan yang pada daerah simulasi Pada simulasi ini, medan yang dihamburkan dan diserap oleh nanopartikeldihitung. Untuk mempermudah perhitungan, dibuat 2 daerah simulasi yaitu daerahmedan total (Total Field) dan daerah medan terhambur (Scattered Field) untukmemisahkan perhitungan flux serapan dan flux hamburan. Simulasi ini dilakukan dengan parameter simulasi yang masing-masingberbeda untuk setiap ukuran. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan kestabilanperhitungan secara numerik. Salah satunya terlihat pada pada beda-hingga waktu t bilangancourant yaitu [9] dan beda-hingga ruang xy yang dinyatakan dalam c. t 1 S 3 Dengan bilangan Courant, nilai beda-hingga waktu dan beda-hingga ruang (lebargrid) memiliki batasan tertentu agar tetap sesuai dengan fenomena fisis dariperambatan gelombang. Artinya, kita cukup menentukan satu nilai antara nilai t atau kemudian bilangan Courant digunakan untuk memperoleh nilai yang belum ditentukan. Untuk bola dengan diameter 30nm, jumlah sel yang digunakan berukuran yaitu dengan ukuran sel 1nm, sehingga nilai t yang digunakan agar syarat bilangan Courant terpenuhi adalah t s. 3. Hasil dan Analisis

4 149 Simulasi FDTD digunakan dengan variasi jari-jari rod dilakukan untuk melihat panjang gelombang resonansi terjadinya fenomena surface Plasmon, sehingga dihasilkan grafik berikut: Tabel 1. Posisi puncak pada spektrum serapan nanopartikel emas berbagai ukuran yangdiperoleh dengan simulasi FDTD, dinyatakan dalam panjang gelombang. Diameter (nm) Panjang gelombang resonansi (nm) Panjang gelombang resonansi yang diperoleh dari hasil simulasi FDTDdikonfirmasi dengan melihat pola intensitas medan listriknya. Misalnya untuk diameter 30nm, panjang gelombang resonansinya adalah 540nm. Selanjutnya,dihasilkkan pola intensitas medan listrik ketika nanopartikel emas dengandiameter 30nm dalam pengaruh gelombang EM dengan panjang gelombang 540nm seperti pada gambar Gambar 2. Pola intensitas medan listrik nanopartikel emas dengan diameter 30nm ketika terjadi resonansi yaitu 540nm Sebagai perbandingan simulasi dilakukan dengan mengganti permitifitas rod metal dengan rod dielektrik dan terlihat pada gambar 3 tidak terjadi pola surface plasmon di sekitar permukaan rod

5 150 Gambar 3. Pola intensitas medan listrik nanopartikel dielektrik dengan diameter 30nm Dalam keadaan resonansi, terjadi pengumpulan muatan di sekitarpermukaan bola sehingga energi di sekitar permukaan bola lebih besardibandingkan di daerah lain. Pengumpulan muatan ini disebabkan oleh interaksigas elektron bebas dengan medan listrik dan medan magnet. Akan tetapi,interaksinya dengan medan listrik jauh lebih kuat dibandingkan dengan medanmagnet. Hal ini diindikasikan dengan terbentuknya dipol listrik pada arah x dan y searahdengan arah medan listrik E x dan E. y 4. Kesimpulan Berdasarkan hasil simulasi menggunakan metode FDTD, fenomena surface plasmon dapat ditemukan pada panjang gelombang resonansi tertentu. Lokalisasi medan listrik terjadi di sekitar permukaan rod metal saat surface plasmon terjadi. References [1] Z. Sun. Study of Metallic Nano-Optic Structures. Dissertasi: Lanzhou University, Cina [2] W. Zhaoa, H. W. Dengb & Y. J. Zhaoc, Journal of Electromagnetic Waves and Applications, Volume 22, Issue 17-18, 2008 [3] W. G. Strang, G. J. Fix, (1973). An Analysis of The Finite Element Method. Prentice Hall. ISBN [4] R, Eymard, T, Gallouët, R, Herbin, (2000) The finite volume method Handbook of Numerical Analysis, Vol. VII, 2000, p Editors: P.G. Ciarlet and J.L. Lions. [5] K. Stanigel, M. Konig, J. Niegemann. Proceedings of SPIE, The International Society for Optical Engineering, 2009; DOI: / [6] L. Lin, R. J. Blaikie, and R. J. Reeves, Surface-Plasmon-Enhanced Optical Transmissionthrough Planar Metal Films, Progress In Electromagnetics Research Symposium, 2005 [7] Y. Chen and W. Liu, Optics Letters, Vol. 37, Issue 1, pp. 4-6 (2012) [8] K. B. Thapa, N. K. Mishra, G. N. Pandey, Jagmandar, dan S. P. Ojha. Enhanced Absorption In Periodik One-Dimensional Metallic-Organic Periodic Structure, Progress In Electromagnetics Research M, Vol. 8, , 2009 [9] J. H. Oates Propagation and Scatering of Electromagnetic Waves in Complex Environments. Dissertasi. Massachusetts Institute of Technology [10] Y. X. Yang, H. C. Zhao.Analysis of equivalent antenna based on FDTD method. Defence Technology, Volume 10, Issue 3, Pages (2014) [11] Y. T. Duan, B. Chen, L. H. Shi, and C. Gao. Analysis of Planar Circuits Using an Efficient Laguerre- Based FDTD Method. Progress In Electromagnetics Research M, Vol. 38, , 2014 [12] F. L. Teixeira, W. C. Chew, M. Straka, M. L. Oristaglio. Finite-Difference Time-Domain Simulation ofground Penetrating Radar on Dispersive,Inhomogeneous, and Conductive Soils. IEEE Transactions on Geoscience and Remote Sensing, Vol. 36, No. 6(1998) [13] J.Q. Lu, P. Yang, X.H. Hu, "Simulations of Light Scattering from a Biconcave Red Blood Cell Using the FDTD method", Journal of Biomedical Optics, 10(2), (2005)

6 151 [14] H. Raether, Surface Plasmons on Smooth and Rough Surfaces and on Gratings. Berlin: Springer- Verlag, 1988 [15] Mazumder. United Patent Application Publication. US A [16] Y. Torodov, L. Tosetto, J. Teissier, A. M. Andrews, P. Klang, R. Colombelli, I. Sagnes, G. Strasser, C. Sritori. OPTICS EXPRESS. Vol. 18, No [17] E. Hendry, M. J. Lockyear, J. G. Rivas, L. Kuipers, M. Bonn. Phys. Rev. B [18] Petryayeva, E., Krull, U.J., Localized Surface Plasmon Resonance:Nanostructures, bioassays, and biosensing-a review. Analytica ChimicaActa 706 (2011) Elsevier. [19] Maier, S.A., Plasmonics:Fundamental and Applications Springer. [20] T. P. Negara,Mardanih, H. Hardhienata,H. Alatas, Transmission Characteristics of 1D Metallodielectric Photonic Crystal with a Defect Rod, AIP Conf. Proc. of 4 th Asian Physics Symposium (2010) [21] Schneider, J.B., Understanding the Finite-Difference Time- Domain, [22] Taflove, A. and S.C. Hagness, Computational Electrodynamics: TheFinite-Difference Time-Domain Method. 2005: Artech House.

SURFACE PLASMON RESONANCE

SURFACE PLASMON RESONANCE SURFACE PLASMON RESONANCE Pribadi Mumpuni Adhi, Rahmat Mukti Ibrahim, Panji Achmari, Almas Hilman Muhtadi, Zamzam Ibnu Sina 10208069, 10208043, 10208040, 10208068, 10208098 Program Studi Fisika, Institut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Gelombang di Dalam Domain Komputasi Teknis penelitian yang dilakukan dalam menguji disain sensor ini adalah dengan cara menembakkan struktur sensor yang telah

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE FINITE DIFFERENCE TIME DOMAIN (FDTD) DALAM SIMULASI PHASED ARRAY ANTENNA

PENGGUNAAN METODE FINITE DIFFERENCE TIME DOMAIN (FDTD) DALAM SIMULASI PHASED ARRAY ANTENNA PENGGUNAAN METODE FINITE DIFFERENCE TIME DOMAIN (FDTD) DALAM SIMULASI PHASED ARRAY ANTENNA Hadi Teguh Yudistira 1, Hermawan K. Dipojono 2,3, Andriyan Bayu Suksmono 4 1 Program Studi Teknik Mesin, Institut

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA PEMODELAN LOCALIZED SURFACE PLASMON RESONANCE (LSPR) PADA NANOPARTIKEL PERAK (Ag) DAN EMAS (Au) MENGGUNAKAN METODE ELEMEN-HINGGA SKRIPSI ANDYAN WIJANARKO 1006681161 FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

SOLUSI EKSAK GELOMBANG SOLITON: PERSAMAAN SCHRODINGER NONLINEAR NONLOKAL (NNLS)

SOLUSI EKSAK GELOMBANG SOLITON: PERSAMAAN SCHRODINGER NONLINEAR NONLOKAL (NNLS) Solusi Eksak Gelombang Soliton: Persamaan Schrodinger Nonlinier Nonlokal SOLUSI EKSAK GELOMBANG SOLITON: PERSAMAAN SCHRODINGER NONLINEAR NONLOKAL (NNLS) Riski Nur Istiqomah Dinnullah Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN FABRIKASI ANTENA WIDEBAND MIKROSTRIP SLOT BOWTIE GANDA DUA LAPIS SUBSTRATE UNTUK KOMUNIKASI WIRELESS ABSTRAK

PERANCANGAN DAN FABRIKASI ANTENA WIDEBAND MIKROSTRIP SLOT BOWTIE GANDA DUA LAPIS SUBSTRATE UNTUK KOMUNIKASI WIRELESS ABSTRAK PERANCANGAN DAN FABRIKASI ANTENA WIDEBAND MIKROSTRIP SLOT BOWTIE GANDA DUA LAPIS SUBSTRATE UNTUK KOMUNIKASI WIRELESS Bualkar Abdullah 1,2), Yono H Pramono 1), dan Eddy Yahya 1) 1) Fisika FMIPA - ITS Surabaya,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Salah satu alasan pemilihan metoda FDTD ini adalah mudah untuk

ABSTRAK. Salah satu alasan pemilihan metoda FDTD ini adalah mudah untuk ABSTRAK Salah satu alasan pemilihan metoda FDTD ini adalah mudah untuk menganalisa permasalahan yang didasarkan pada persamaan integral yang sangat sulit dilakukan bila dipecahkan dengan metoda lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Biosensor merupakan suatu perangkat (device) yang digunakan untuk mempelajari interaksi biomolekuler. Perangkat ini telah banyak diaplikasikan dalam berbagai produk teknologi

Lebih terperinci

BAB V PERAMBATAN GELOMBANG OPTIK PADA MEDIUM NONLINIER KERR

BAB V PERAMBATAN GELOMBANG OPTIK PADA MEDIUM NONLINIER KERR A V PERAMATAN GELOMANG OPTIK PADA MEDIUM NONLINIER KERR 5.. Pendahuluan erkas (beam) optik yang merambat pada medium linier mempunyai kecenderungan untuk menyebar karena adanya efek difraksi; lihat Gambar

Lebih terperinci

FABRIKASI KRISTAL FOTONIK ASIMETRIK SATU DIMENSI DENGAN DEFEK GEOMETRIS TAHYUDI

FABRIKASI KRISTAL FOTONIK ASIMETRIK SATU DIMENSI DENGAN DEFEK GEOMETRIS TAHYUDI FABRIKASI KRISTAL FOTONIK ASIMETRIK SATU DIMENSI DENGAN DEFEK GEOMETRIS TAHYUDI DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 28 Tahyudi (G741328). FABRIKASI

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Efek fisik yang ditimbulkan oleh radiasi elektromagnetik dibedakan antara radiasi yang menghasilkan ion dan tidak menghasilkan ion. Radiasi pengion mempunyai ciri energi

Lebih terperinci

Mata Kuliah : ELEKTROMAGNETIKA I Kode Kuliah : FEG2C3 Semester : Genap 2014/2015 Kredit : 3 SKS

Mata Kuliah : ELEKTROMAGNETIKA I Kode Kuliah : FEG2C3 Semester : Genap 2014/2015 Kredit : 3 SKS Mata Kuliah : ELEKTROMAGNETIKA I Kode Kuliah : FEG2C3 Semester : Genap 2014/2015 Kredit : 3 SKS Minggu Pokok 1 Analisis Vektor dan Sistem Koordinat a. Konsep vektor : - definisi dan arti, notasi/simbol

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Komputasi Bistatic Scattering dari Obyek dengan Asumsi Bentuk Titik Hujan Oblate Spheroid Evy Nur Amalina, Eko Setijadi dan Gamantyo Hendrantoro Jurusan

Lebih terperinci

METODA PENGETESAN KEKEBALAN/KEPEKAAN RADIASI MEDAN MAGNET DENGAN MENGGUNAKAN PERPUTARAN GELOMBANG MAGNET LAMBAT.

METODA PENGETESAN KEKEBALAN/KEPEKAAN RADIASI MEDAN MAGNET DENGAN MENGGUNAKAN PERPUTARAN GELOMBANG MAGNET LAMBAT. ABSTRAK Kekebalan/kepekaan adalah suatu ukuran kemampuan dari bahan dielektrik untuk mengurangi pengaruh tenaga elektrik (radiasi atau konduksi) dari produk elektronik lainnya. Ada banyak metoda untuk

Lebih terperinci

Fenomena SPR pada Lapisan Tipis Polyaniline Terkonduksi Penuh

Fenomena SPR pada Lapisan Tipis Polyaniline Terkonduksi Penuh Ngurah Ayu Ketut Umiati,dkk / Fenomena SPR pada Lapisan Tipis Polyaniline Terkonduksi Penuh 213 Fenomena SPR pada Lapisan Tipis Polyaniline Terkonduksi Penuh Ngurah Ayu Ketut Umiati 1,2*, Kuwat Triyana

Lebih terperinci

Disusun oleh: TI M

Disusun oleh: TI M SIMULASI PROPAGASI CAHAYA PADA TRANSPARENT CONDUCTIVE OXIDE (TCO) UNTUK APLIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELLS (DSSC) Disusun oleh: ISNAINI LILIS ELVIYANT TI M0211037 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

PENENTUAN FREKUENSI RESONANSI PADA ARTIFISIAL METAMATERIAL MENGGUNAKAN BENTUK SPLIT RING RESONATOR (SRR)

PENENTUAN FREKUENSI RESONANSI PADA ARTIFISIAL METAMATERIAL MENGGUNAKAN BENTUK SPLIT RING RESONATOR (SRR) Youngster Physics Journal ISSN : 2303-737 Vol. 3, No. 3, Juli 204, Hal 237-242 PENENTUAN FREKUENSI RESONANSI PADA ARTIFISIAL METAMATERIAL MENGGUNAKAN BENTUK SPLIT RING RESONATOR (SRR) Muh Yasin YBIC, K.

Lebih terperinci

Analisis Komputasi Penyerapan Gelombang Elektromagnetik Oleh Titik Hujan Dengan Menggunakan Methods Of Moment

Analisis Komputasi Penyerapan Gelombang Elektromagnetik Oleh Titik Hujan Dengan Menggunakan Methods Of Moment Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS 1 Analisis Komputasi Penyerapan Gelombang Elektromagnetik Oleh Titik Hujan Dengan Menggunakan Methods Of Moment Dika Oktavian P, Eko Setijadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan user akan akses broadband terus meningkat, user tidak hanya menuntut layanan yang mendukung mobilitas tapi juga bandwith yang besar. Kecenderungan akses

Lebih terperinci

Gelombang Elektromagnetik

Gelombang Elektromagnetik Gelombang Elektromagnetik Agus Suroso (agussuroso@fi.itb.ac.id) Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung Agus Suroso (FTETI-ITB) Gelombang EM 1 / 29 Materi 1 Persamaan

Lebih terperinci

Komputasi Penghamburan dan Penyerapan Gelombang EM Oleh Titik Hujan Dalam Bentuk Realistik (Prolate Spheroid)

Komputasi Penghamburan dan Penyerapan Gelombang EM Oleh Titik Hujan Dalam Bentuk Realistik (Prolate Spheroid) Komputasi Penghamburan dan Penyerapan Gelombang EM Oleh Titik Hujan Dalam Bentuk Realistik (Prolate Spheroid) Alladina Hapsery 2208100173 Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia Jurusan Teknik Elektro FTI,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penggunaan sistem Ultra Wide Band (UWB) 3,1 GHz 10,6 GHz memerlukan konfigurasi antena yang memenuhi persyaratan karakterisitik broadband. Salah satu antena yang memiliki konfigurasi tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknik surface plasmon resonance (SPR) merupakan teknik mengeksitasi surface plasmons oleh cahaya dengan menggunakan prinsip attenuated total reflection (ATR). Penurunan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK SENSOR OPTIK KRISTAL FOTONIK SATU DIMENSI DENGAN DUA PILAR DEFEK MARDANIH

KARAKTERISTIK SENSOR OPTIK KRISTAL FOTONIK SATU DIMENSI DENGAN DUA PILAR DEFEK MARDANIH KARAKTERISTIK SENSOR OPTIK KRISTAL FOTONIK SATU DIMENSI DENGAN DUA PILAR DEFEK MARDANIH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 HALAMAN PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis

Lebih terperinci

Studi Parametrik Antena Vivaldi Slot dengan Pencatuan Mikrostrip

Studi Parametrik Antena Vivaldi Slot dengan Pencatuan Mikrostrip Studi Parametrik Antena Vivaldi Slot dengan Pencatuan Mikrostrip Tommi Hariyadi, Mukhidin Departemen Pendidikan Teknik Elektro Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung e-mail:

Lebih terperinci

MATA KULIAH KODE RUMPUN MK BOBOT (SKS) SEMESTER DIREVISI. Elektromagnetika DTH1K3 Telekomunikasi T =3 P = Juni 2016

MATA KULIAH KODE RUMPUN MK BOBOT (SKS) SEMESTER DIREVISI. Elektromagnetika DTH1K3 Telekomunikasi T =3 P = Juni 2016 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI FAKULTAS ILMU TERAPAN TELKOM UNIVERSITY MATA KULIAH KODE RUMPUN MK BOBOT (SKS) SEMESTER DIREVISI Elektromagnetika DTH1K3 Telekomunikasi

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA Mata Kode / SKS Program Studi Fakultas : Medan Elektromagnetik : IT012221 / 2 SKS : Sistem Komputer : Ilmu Komputer & Teknologi Informasi 1 Pendahuluan Menjelaskan latar belakang sejarah dan 2 Analisis

Lebih terperinci

Kumpulan Soal Fisika Dasar II.

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Kumpulan Soal Fisika Dasar II http://personal.fmipa.itb.ac.id/agussuroso http://agussuroso102.wordpress.com Topik Gelombang Elektromagnetik Interferensi Difraksi 22-04-2017 Soal-soal FiDas[Agus Suroso]

Lebih terperinci

Optimasi Rangkaian dan Material Kumparan pada Rangkaian Transfer Listrik Tanpa Kabel Terhadap Jarak Jangkauan Pengiriman Energi Listrik

Optimasi Rangkaian dan Material Kumparan pada Rangkaian Transfer Listrik Tanpa Kabel Terhadap Jarak Jangkauan Pengiriman Energi Listrik PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 2 (214), Hal. 5 9 ISSN : 27-824 Optimasi Rangkaian dan Material Kumparan pada Rangkaian Transfer Listrik Tanpa Kabel Terhadap Jarak Jangkauan Pengiriman Energi Listrik Pramushinta

Lebih terperinci

PEMODELAN SATU SIKLUS RADIASI GELOMBANG TERAHERTZ PADA JARINGAN SAPI DENGAN METODE KOMPUTASI BIOFISIK

PEMODELAN SATU SIKLUS RADIASI GELOMBANG TERAHERTZ PADA JARINGAN SAPI DENGAN METODE KOMPUTASI BIOFISIK Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia http://ejournal.unri.ac.id./index.php/jkfi Jurusan Fisika FMIPA Univ. Riau Pekanbaru. http://www.kfi.-fmipa.unri.ac.id Edisi April 2017. p-issn.1412-2960.; e-2579-521x

Lebih terperinci

ANALISIS RAMBATAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK DALAM FIBER OPTIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN FINITE DIFFERENCE METODA LAASONEN

ANALISIS RAMBATAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK DALAM FIBER OPTIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN FINITE DIFFERENCE METODA LAASONEN PILLAR OF PHYSICS, Vol. 4. November 2014, 09-16 ANALISIS RAMBATAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK DALAM FIBER OPTIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN FINITE DIFFERENCE METODA LAASONEN Radhiyah Mardhiyah #1, Hidayati #2,

Lebih terperinci

KOMPUTASI PENGHAMBURAN DAN PENYERAPAN GELOMBANG EM OLEH TITIK HUJAN DALAM BENTUK REALISTIK (PROLATE SPHEROID)

KOMPUTASI PENGHAMBURAN DAN PENYERAPAN GELOMBANG EM OLEH TITIK HUJAN DALAM BENTUK REALISTIK (PROLATE SPHEROID) KOMPUTASI PENGHAMBURAN DAN PENYERAPAN GELOMBANG EM OLEH TITIK HUJAN DALAM BENTUK REALISTIK (PROLATE SPHEROID) ALLADINA HAPSERY 2208100173 PEMBIMBING Eko Setijadi, ST. MT., Ph.D. Prof.Ir.Gamantyo Hendrantoro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, pengembangan biosensor menjadi hal yang cukup menarik dalam dunia teknologi. Biosensor, yang salah satu kegunaannya dalam pengujian biomolekul secara akurat

Lebih terperinci

BAB II GROUND PENETRATING RADAR (GPR)

BAB II GROUND PENETRATING RADAR (GPR) BAB II GROUND PENETRATING RADAR (GPR).1 Prinsip Dasar GPR Ground Penetrating Radar (GPR) biasa disebut georadar. Berasal dari dua kata yaitu geo berarti bumi dan radar singkatan dari radio detection and

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cahaya atau gelombang elektromagnetik yang mengenai suatu bahan, dalam tinjauan elektrodinamika, akan mengubah besar atau arah polarisasi atau magnetisasi pada bahan

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DEPARTEMEN FISIKA MAJOR FISIKA STRATA SATU ( S1 ) GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN Mata Kuliah

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA 301) Cahaya

Fisika Umum (MA 301) Cahaya Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini (minggu 11) Cahaya Cahaya adalah Gelombang Elektromagnetik Apa itu Gelombang Elektromagnetik!!! Pendahuluan: Persamaan Maxwell Listrik dan magnet awalnya dianggap sebagai

Lebih terperinci

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. Oleh: DHELLA MARDHELA NIM: 15B08052

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. Oleh: DHELLA MARDHELA NIM: 15B08052 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK Oleh: DHELLA MARDHELA NIM: 15B08052 Apa itu Gelombang? Gelombang adalah getaran yang merambat Apakah dalam perambatannya perlu medium/zat perantara? Tidak harus! Berdasarkan ada/tidak

Lebih terperinci

Karakteristik Serat Optik

Karakteristik Serat Optik Karakteristik Serat Optik Kecilnya..? Serat optik adalah dielectric waveguide yang dioperasikan pada frekuensi optik 10 14-10 15 Hz Struktur serat optik Indeks bias core > cladding n 1 > n Fungi cladding:

Lebih terperinci

Persamaan Gelombang Datar

Persamaan Gelombang Datar Persamaan Gelombang Datar Budi Syihabuddin Telkom University Semester Ganjil 2017/2018 August 28, 2017 Budi Syihabuddin (Telkom University) Elektromagnetika Telekomunikasi August 28, 2017 1 / 20 Referensi

Lebih terperinci

BAB III GROUND PENETRATING RADAR

BAB III GROUND PENETRATING RADAR BAB III GROUND PENETRATING RADAR 3.1. Gelombang Elektromagnetik Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang terdiri dari medan elektrik (electric field) dan medan magnetik (magnetic field) yang dapat

Lebih terperinci

ISSN: Indonesian Journal of Applied Physics (2017) Vol.7 No.1 halaman 1 April 2017

ISSN: Indonesian Journal of Applied Physics (2017) Vol.7 No.1 halaman 1 April 2017 ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2017) Vol.7 No.1 halaman 1 April 2017 Kajian Pengaruh Material Graphene pada kinerja Biosensor Berbasis Surface Plasmon Resonance (SPR) pada Deteksi

Lebih terperinci

POSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal ISSN :

POSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal ISSN : Penentuan Energi Keadaan Dasar Osilator Kuantum Anharmonik Menggunakan Metode Kuantum Difusi Monte Carlo Nurul Wahdah a, Yudha Arman a *,Boni Pahlanop Lapanporo a a JurusanFisika FMIPA Universitas Tanjungpura,

Lebih terperinci

Pendahuluan Teori EM. Sukiswo Medan Elektromagnetik. Sukiswo 1

Pendahuluan Teori EM. Sukiswo Medan Elektromagnetik. Sukiswo 1 Pendahuluan Teori EM Sukiswo sukiswok@yahoo.com 1 RL vs EM RL Teori rangkaian listrik (RL) berhubungan dng rangkaian parameter tergumpal (lumped-parameter), yang terdiri dari komponen-2 listrik dng parameter-parameter:

Lebih terperinci

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) A-13 Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga Vimala Rachmawati dan Kamiran Jurusan

Lebih terperinci

Deteksi Kadar Glukosa dalam Air Destilasi Berbasis Sensor Pergeseran Menggunakan Fiber Coupler

Deteksi Kadar Glukosa dalam Air Destilasi Berbasis Sensor Pergeseran Menggunakan Fiber Coupler Deteksi Kadar Glukosa dalam Air Destilasi Berbasis Sensor Pergeseran Menggunakan Fiber Coupler Fina Nurul Aini, Samian, dan Moh. Yasin. Program Studi S1 Fisika, Departemen Fisika, FST Universitas Airlangga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang GPR merupakan sistem yang sangat berguna untuk proses pendeteksian benda-benda yang berada atau terkubur di dalam tanah dengan kedalaman tertentu tanpa harus menggali

Lebih terperinci

SIMULASI PROPAGASI CAHAYA PADA TRANSPARENT CONDUCTIVE OXIDE (TCO) UNTUK APLIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELLS (DSSC)

SIMULASI PROPAGASI CAHAYA PADA TRANSPARENT CONDUCTIVE OXIDE (TCO) UNTUK APLIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELLS (DSSC) SIMULASI PROPAGASI CAHAYA PADA TRANSPARENT CONDUCTIVE OXIDE (TCO) UNTUK APLIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELLS (DSSC) Disusun oleh: ISNAINI LILIS ELVIYANTI M0211037 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

Efek Magnetooptis Pada Lapisan AgBr Terekspos

Efek Magnetooptis Pada Lapisan AgBr Terekspos Efek Magnetooptis Pada Lapisan AgBr Terekspos Respita Sulistyo, K. Sofjan Firdausi, Indras Marhaendrajaya Laboratorium Elektronika Optik dan Laser, Jurusan Fisika UNDIP ABSTRACT The non linear optic characteristic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Guimaraes, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. (Guimaraes, 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nanoteknologi adalah teknologi pembuatan dan penggunaan material yang memiliki ukuran nanometer dengan skala (1-100 nm). Perubahan ukuran bulk ke nanomaterial mengakibatkan

Lebih terperinci

PENGAMATAN PERUBAHAN SUDUT POLARISASI CAHAYA AKIBAT PEMBERIAN MEDAN LISTRIK STATIS PADA GLISERIN

PENGAMATAN PERUBAHAN SUDUT POLARISASI CAHAYA AKIBAT PEMBERIAN MEDAN LISTRIK STATIS PADA GLISERIN PENGAMATAN PERUBAHAN SUDUT POLARISASI CAHAYA AKIBAT PEMBERIAN MEDAN LISTRIK STATIS PADA GLISERIN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : Niken Larasati

Lebih terperinci

TEORI MAXWELL Maxwell Maxwell Tahun 1864

TEORI MAXWELL Maxwell Maxwell Tahun 1864 TEORI MAXWELL TEORI MAXWELL Maxwell adalah salah seorang ilmuwan fisika yang berjasa dalam kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi yang berhubungan dengan gelombang. Maxwell berhasil mempersatukan penemuanpenumuan

Lebih terperinci

Studi Pengaruh Variasi Bentuk Geometri Potensial Penghalang pada Kasus Difusi Plasma dengan Metode Particle-In-Cell (PIC)

Studi Pengaruh Variasi Bentuk Geometri Potensial Penghalang pada Kasus Difusi Plasma dengan Metode Particle-In-Cell (PIC) Studi Pengaruh Variasi Bentuk Geometri Potensial Penghalang pada Kasus Difusi Plasma dengan Metode Particle-In-Cell (PIC) Muliady Faisal1,a), Acep Purqon2,b) 1 Magister Sains Komputasi, FMIPA ITB 2 Fisika

Lebih terperinci

BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik

BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK 2.1 Umum elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik seperti yang diilustrasikan pada

Lebih terperinci

#2 Dualisme Partikel & Gelombang Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya

#2 Dualisme Partikel & Gelombang Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya #2 Dualisme Partikel & Gelombang Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya Kerangka materi Tujuan: Memberikan pemahaman tentang sifat dualisme partikel dan gelombang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena optik dapat mendeskripsikan sifat medium dalam interaksinya dengan gelombang elekromagnetik. Hal tersebut ditentukan oleh beberapa parameter optik, yaitu indeks

Lebih terperinci

SIFAT OPTIS TAK-LINIER PADA MATERIAL KDP

SIFAT OPTIS TAK-LINIER PADA MATERIAL KDP Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 11, No.3, Juli 2008 hal 97-102 SIFAT OPTIS TAK-LINIER PADA MATERIAL KDP Rahmadi Setyawan, Evi Setiawati, Indras Marhaendrajaya, K. Sofjan Firdausi. Jurusan Fisika Universitas

Lebih terperinci

BAB III WAVEGUIDE. Gambar 3.1 bumbung gelombang persegi dan lingkaran

BAB III WAVEGUIDE. Gambar 3.1 bumbung gelombang persegi dan lingkaran 11 BAB III WAVEGUIDE 3.1 Bumbung Gelombang Persegi (waveguide) Bumbung gelombang merupakan pipa yang terbuat dari konduktor sempurna dan di dalamnya kosong atau di isi dielektrik, seluruhnya atau sebagian.

Lebih terperinci

Karakterisasi Antena Mikrostrip dengan Metode FDTD dalam Substrat FR4 untuk Frekuensi Kerja 2,4 GHz

Karakterisasi Antena Mikrostrip dengan Metode FDTD dalam Substrat FR4 untuk Frekuensi Kerja 2,4 GHz Karakterisasi Antena Mikrostrip dengan Metode FDTD dalam Substrat FR4 untuk Frekuensi Kerja 2,4 GHz Nurma Sari dan Tetti Novalina Manik Abstrak: Sistem komunikasi memerlukan media transmisi untuk mengirimkan

Lebih terperinci

Materi Pendalaman 03 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK =================================================

Materi Pendalaman 03 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK ================================================= Materi Pendalaman 03 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK ================================================= Bila dalam kawat PQ terjadi perubahan-perubahan tegangan baik besar maupun arahnya, maka dalam kawat PQ

Lebih terperinci

POSITRON, Vol. II, No. 1 (2012), Hal ISSN : Efek Reaksi Balik Gelombang Gravitasi pada Lensa Gravitasi

POSITRON, Vol. II, No. 1 (2012), Hal ISSN : Efek Reaksi Balik Gelombang Gravitasi pada Lensa Gravitasi Efek Reaksi Balik Gelombang Gravitasi pada Lensa Gravitasi Imamal Muttaqien 1) 1)Kelompok Keahlian Astrofisika, Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati,

Lebih terperinci

Kajian Pengaruh Penambahan Nanopartikel Perak (AgNPs) Terhadap Respon Instrumen Sensing Berbasis Surface Plasmon Resonance (SPR)

Kajian Pengaruh Penambahan Nanopartikel Perak (AgNPs) Terhadap Respon Instrumen Sensing Berbasis Surface Plasmon Resonance (SPR) ISSN:089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (013) Vol.3 No.1 halaman 47 April 013 Kajian Pengaruh Penambahan Nanopartikel Perak (AgNPs) Terhadap Respon Instrumen Sensing Berbasis Surface Plasmon

Lebih terperinci

Fisika Modern (Teori Atom)

Fisika Modern (Teori Atom) Fisika Modern (Teori Atom) 13:05:05 Sifat-Sifat Atom Atom stabil adalah atom yang memiliki muatan listrik netral. Atom memiliki sifat kimia yang memungkinkan terjadinya ikatan antar atom. Atom memancarkan

Lebih terperinci

Analisis Persebaran Medan Listrik Pada Lightning Arrester 20 kv Menggunakan Finite Element Method

Analisis Persebaran Medan Listrik Pada Lightning Arrester 20 kv Menggunakan Finite Element Method B190 Analisis Persebaran Medan Listrik Pada Lightning Arrester 20 kv Menggunakan Finite Element Method A A Gd Dharma Putera, I Made Yulistya Negara, dan Daniar Fahmi Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

#2 Dualisme Partikel & Gelombang (Sifat Partikel dari Gelombang) Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya

#2 Dualisme Partikel & Gelombang (Sifat Partikel dari Gelombang) Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya #2 Dualisme Partikel & Gelombang (Sifat Partikel dari Gelombang) Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya Kerangka materi Tujuan: Memberikan pemahaman tentang sifat

Lebih terperinci

saluran-saluran kosong ke segala arah, berisi air dan ion-ion yang mudah tertukar, seperti: sodium, potasium, magnesium, dan kalsium.

saluran-saluran kosong ke segala arah, berisi air dan ion-ion yang mudah tertukar, seperti: sodium, potasium, magnesium, dan kalsium. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Perumusan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Zeolit merupakan kelompok aluminium silikat terhidrasi, memiliki rongga-rongga yang berhubungan satu dengan yang lainnya,

Lebih terperinci

Mesin Arus Bolak Balik

Mesin Arus Bolak Balik Teknik Elektro-ITS Surabaya share.its.ac.id 1 Mesin Arus Bolak balik TE091403 Institut Teknologi Sepuluh Nopember August, 2012 Teknik Elektro-ITS Surabaya share.its.ac.id ACARA PERKULIAHAN DAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gelombang Gelombang adalah getaran yang merambat yaitu rambatan energi dengan tidak disertai perpindahan partikelnya. Bentuk ideal dari suatu gelombang akan mengikuti

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH / KODE : TEKNIK GELOMBANG MIKRO / AK SEMESTER / SKS : VIII / 2

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH / KODE : TEKNIK GELOMBANG MIKRO / AK SEMESTER / SKS : VIII / 2 SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH / KODE : TEKNIK GELOMBANG MIKRO / AK041205 SEMESTER / SKS : VIII / 2 Pertemuan ke Pokok Bahasan dan TIU Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar Cara Pengajaran 1, 2 1.

Lebih terperinci

Simulasi Mikromagnetik dari Proses Switching dalam Nano Dot Permalloy Magnetik

Simulasi Mikromagnetik dari Proses Switching dalam Nano Dot Permalloy Magnetik Simulasi Mikromagnetik dari Proses Switching dalam Nano Dot Permalloy Magnetik F Rohmah, Utari, B Purnama Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret,

Lebih terperinci

METODA BEDA HINGGA KAWASAN WAKTU

METODA BEDA HINGGA KAWASAN WAKTU METODA BEDA HINGGA KAWASAN WAKTU 0 n=300 Rasamala (Altingia exelsa) Intensities 0 S E y 0.5 1-10 -20-30 1.5-40 Y [m] 2-50 2.5-60 -70 3-80 3.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 X [m] (db) -90-100 Oleh Josaphat Tetuko

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Skema Teori Listrik dan Magnetik Untuk mempelajari tentang ilmu kelistrikan dan ilmu kemagnetikan diperlukan dasar dari kelistrikan dan kemagnetikan yang ditunjukkan oleh gambar

Lebih terperinci

Hasil dan Analisis. f brb. Analisis dengan frekuensi resolusi tinggi mengunakan FFT

Hasil dan Analisis. f brb. Analisis dengan frekuensi resolusi tinggi mengunakan FFT Analisis dengan frekuensi resolusi tinggi mengunakan FFT Frekuensi resolusi tinggi dari fast fourier transform (FFT) berhubungan dengan total panjang rentang waktu untuk memperhatikan banyaknya sample

Lebih terperinci

Lampiran 1. Diagram alir penelitian

Lampiran 1. Diagram alir penelitian LAMPIRAN 41 42 43 Lampiran 1. Diagram alir penelitian Penelusuran Literatur Sudah Siap Penguasaan Software Penentuan Parameter Pembuatan dan Pengujian Program Analisis Output Penyusunan Laporan 44 45 Lampiran

Lebih terperinci

Distribusi Medan Akustik dalam Domain Interior dengan Metode Elemen Batas (Boundary Element Method)

Distribusi Medan Akustik dalam Domain Interior dengan Metode Elemen Batas (Boundary Element Method) Distribusi Medan Akustik dalam Domain Interior dengan Metode Elemen Batas (Boundary Element Method) Tetti Novalina Manik dan Nurma Sari Abstrak: Dalam analisis akustik, kasus yang paling umum adalah menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendeteksian cahaya merupakan salah satu proses paling mendasar pada bidang optik [1]. Untuk mendeteksi cahaya, diperlukan suatu proses konversi optoelektronik menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan mensimulasikan MZI di program computer simulation technology (CST) dengan skema penelitian yang

Lebih terperinci

Identifikasi Sifat Optis Media Air dan Larutan Garam Dalam Medan Magnet Luar

Identifikasi Sifat Optis Media Air dan Larutan Garam Dalam Medan Magnet Luar Berkala Fisika ISSN : 0-966 Vol.8, No., Januari 00, hal -6 Identifikasi Sifat Optis Media Air dan Larutan Garam Dalam Medan Magnet Luar K. Sofjan Firdausi,, Widarsono, Priyono, Much Azam, Indras M,, Asep

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gelombang adalah energi getar yang merambat. (http://id.wikipedia.org/wiki/gelombang), di mana gelombang merambat melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. Gelombang adalah energi getar yang merambat. (http://id.wikipedia.org/wiki/gelombang), di mana gelombang merambat melalui 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari sering kita mendengar kata gelombang. Gelombang adalah energi getar yang merambat (http://id.wikipedia.org/wiki/gelombang), di

Lebih terperinci

Nama Mata Kuliah: Fisika Dasar II. Kode mata Kuliah : Fis 502. Status Mata Kuliah: Wajib

Nama Mata Kuliah: Fisika Dasar II. Kode mata Kuliah : Fis 502. Status Mata Kuliah: Wajib Nama Mata Kuliah: Fisika Dasar II Kode mata Kuliah : Fis 502 Kredit : 4 SKS Status Mata Kuliah: Wajib Nilai Minimal Lulus: C Tujuan Mata Kuliah Matakuliah ini bertujuan memberikan pemahaman dasar-dasar

Lebih terperinci

PERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER

PERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER PERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER Oleh: Muhammad Anwar Widyaiswara BDK Manado ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FT.UNDIP

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FT.UNDIP GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FT.UNDIP Judul Mata Kuliah : Medan Elektromagnetik Nomor Kode / SKS : TKE. 021 / 3 Diskripsi Singkat : Pengembangan elektro teknik dimulai

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. VI, No. 2 (2018), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. VI, No. 2 (2018), Hal ISSN : Studi Teoritik Respon Optik Two-Level System Semiconductor Quantum Dots Rika Elfriana a, Iklas Sanubary a), Bintoro Siswo Nugroho a)*, a) Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura, Jalan Prof. Dr.

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR SALURAN TRANSMISI

BAB II TEORI DASAR SALURAN TRANSMISI 5 BAB II TEORI DASAR SALURAN TRANSMISI 2.1 Umum Penyampaian imformasi dari suatu sumber informasi kepada penerima informasi dapat terlaksana bila ada suatu sistem atau media penyampai diantara keduanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gelombang terahertz (THz) adalah bagian dari spektrum elektromagnetik dengan panjang gelombang yang berada di antara spektrum infrared dan microwave. Wilayah terahertz,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Analisa Karakteristik Dispersi Kromatis pada Serat Kristal Fotonik dengan Menggunakan Metode Beda Hingga Samdysara Saragih

Lebih terperinci

PENENTUAN PANJANG GELOMBANG EMISI PADA NANOPARTIKEL CdS DAN ZnS BERDASARKAN VARIASI KONSENTRASI MERCAPTO ETHANOL

PENENTUAN PANJANG GELOMBANG EMISI PADA NANOPARTIKEL CdS DAN ZnS BERDASARKAN VARIASI KONSENTRASI MERCAPTO ETHANOL PENENTUAN PANJANG GELOMBANG EMISI PADA NANOPARTIKEL CdS DAN ZnS BERDASARKAN VARIASI KONSENTRASI MERCAPTO ETHANOL Muhammad Salahuddin 1, Suryajaya 2, Edy Giri R. Putra 3, Nurma Sari 2 Abstrak:Pada penelitian

Lebih terperinci

KAJIAN NUMERIK PENGARUH DIMENSI PADA PARAMETER BENAHAN SUPERKONDUKTOR TIPE II BERBENTUK PERSEGI PANJANG

KAJIAN NUMERIK PENGARUH DIMENSI PADA PARAMETER BENAHAN SUPERKONDUKTOR TIPE II BERBENTUK PERSEGI PANJANG KAJIAN NUMERIK PENGARUH DIMENSI PADA PARAMETER BENAHAN SUPERKONDUKTOR TIPE II BERBENTUK PERSEGI PANJANG Reza Rosyida, Fuad Anwar, Darmanto Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Sistem Telekomunikasi

Sistem Telekomunikasi Sistem Telekomunikasi Pertemuan ke,6 Gelombang Elektromagnetik Taufal hidayat MT. email :taufal.hidayat@itp.ac.id ; blog : catatansangpendidik.wordpress.com 1 10/21/2015 Outline I Pengertian gelombang

Lebih terperinci

BAB II SALURAN TRANSMISI

BAB II SALURAN TRANSMISI BAB II SALURAN TRANSMISI 2.1 Umum Penyampaian informasi dari suatu sumber informasi kepada penerima informasi dapat terlaksana bila ada suatu sistem atau media penyampaian di antara keduanya. Jika jarak

Lebih terperinci

PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK

PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh filter warna kuning terhadap efesiensi Sel surya. Dalam penelitian ini menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik Sistem komunikasi optik adalah suatu sistem komunikasi yang media transmisinya menggunakan serat optik. Pada prinsipnya sistem komunikasi serat

Lebih terperinci

Teori Gelombang Mikro. Yuli Kurnia Ningsih

Teori Gelombang Mikro. Yuli Kurnia Ningsih Teori Gelombang Mikro Yuli Kurnia Ningsih Bahan Ajar Pendahuluan Saluran transmisi gelombang mikro Transformasi impedansi untuk kesepadanan (matching) Perangkat pasif gelombang mikro: Coupler Filter Mixer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nanoteknologi adalah ilmu dan rekayasa dalam penciptaan material dan struktur fungsional dalam skala nanometer. Perkembangan nanoteknologi selalu dikaitkan

Lebih terperinci

PENENTUAN KOEFISIEN ELEKTRO OPTIS PADA AQUADES DAN AIR SULING MENGGUNAKAN GELOMBANG RF

PENENTUAN KOEFISIEN ELEKTRO OPTIS PADA AQUADES DAN AIR SULING MENGGUNAKAN GELOMBANG RF PENENTUAN KOEFISIEN ELEKTRO OPTIS PADA AQUADES DAN AIR SULING MENGGUNAKAN GELOMBANG RF Oleh : Lilik Eko Jatwiyono/ J2D 002 207 2007 INTISARI Telah dilakukan studi optis tak linier terutama mengenai pengaruh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Resistansi atau tahanan didefinisikan sebagai pelawan arus yang

BAB II LANDASAN TEORI. Resistansi atau tahanan didefinisikan sebagai pelawan arus yang BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis menjelaskan kerangka teori yang digunakan dalam tugas akhir ini. Dimulai dengan definisi listrik dan elektromagnetik dasar, kemudian beralih ke daya nirkabel

Lebih terperinci

PENENTUAN STOPPING POWER DAN INELASTIC MEAN FREE PATH ELEKTRON DARI POLIETILEN PADA ENERGI 200 ev 50 kev

PENENTUAN STOPPING POWER DAN INELASTIC MEAN FREE PATH ELEKTRON DARI POLIETILEN PADA ENERGI 200 ev 50 kev PENENTUAN STOPPING POWER DAN INELASTIC MEAN FREE PATH ELEKTRON DARI POLIETILEN PADA ENERGI 00 ev 50 kev Nur Harmila Sari 1, Dahlang Tahir 1, Suarga 1 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Hasanuddin, Makassar

Lebih terperinci

FISIKA 9/13/2012. Physics for Scientists and Engineers - Serway/Jewett 6 th Ed/7 th Ed. *TUGAS (PR 2 setelah UTS) = 10% *UTS = 30%

FISIKA 9/13/2012. Physics for Scientists and Engineers - Serway/Jewett 6 th Ed/7 th Ed. *TUGAS (PR 2 setelah UTS) = 10% *UTS = 30% Tim Fisika FISIKA 1. Besaran, Dimensi dan Satuan. Besaran Skalar dan Vektor 3. Mekanika Hukum Newton, Statika, Kinematika, Dinamika 4. Fluida 5. Fisika Termal 6. Gelombang, Akustik (Mekanik), Optik (Elektromagnetik)

Lebih terperinci

Dualisme Partikel Gelombang

Dualisme Partikel Gelombang Dualisme Partikel Gelombang Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung agussuroso10.wordpress.com, agussuroso@fi.itb.ac.id 19 April 017 Pada pekan ke-10 kuliah

Lebih terperinci

KC07033 FISIKA DASAR II

KC07033 FISIKA DASAR II KC070 FISIKA DASAR II ( sks) Dosen : Ishafit, Drs., M.Si. email : hafit@uad.ac.id Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Ahmad Dahlan SILABUS 1. Tujuan Pembelajaran Mata kuliah fisika dasar mempunyai

Lebih terperinci