Fenomena SPR pada Lapisan Tipis Polyaniline Terkonduksi Penuh
|
|
- Vera Tedjo
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Ngurah Ayu Ketut Umiati,dkk / Fenomena SPR pada Lapisan Tipis Polyaniline Terkonduksi Penuh 213 Fenomena SPR pada Lapisan Tipis Polyaniline Terkonduksi Penuh Ngurah Ayu Ketut Umiati 1,2*, Kuwat Triyana 1 dan Kamsul Abraha 1 1 Jurusan Fisika FMIPA UGM, Sekip Utara Yogyakarta, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Diponegoro, Jalan Prof. Soedarto, SH Tembalang Semarang * ngurahayuketutumiati@yahoo.com, ngurahayuketutumiati@gmail.com Abstrak Telah diamati fenomena SPR pada lapisan tipis polyaniline terkonduksi penuh. Surface plasmon merupakan gelombang elektromagnetik yang menjalar pada interface logam-dielektrik yang dapat dieksitasi dengan metode attenuated total reflection (ATR) dalam konfigurasi Kretschmann (prisma- Au- Polyaniline). Kondisi resonansi atau sudut SPR merupakan suatu kondisi di mana konstanta gelombang surface plasmon terkopling dengan konstanta gelombang evanescent berkas cahaya laser He Ne (λ=632,8 nm). Kurva SPR diperoleh melalui pengamatan reflektansi dengan variasi sudut datang laser pada prisma. Di sini terlihat adanya penurunan intensitas (reflection dip) saat cahaya laser menyinari prisma. Hal ini menunjukkan adanya fenomena SPR yang terjadi pada bidang batas antara Au dengan lapisan polyaniline. Untuk studi awal ini, pengamatan dilakukan menggunakan software Winspall 3.02 dipadukan dengan data yang didapat dari referensi. Pemodelan dilakukan pada empat lapisan yaitu prisma, logam (Au), polyaniline dan udara. Dari hasil simulasi diperoleh optimasi ketebalan lapisan Au 50 nm, lapisan polyaniline 10 nm dan panjang gelombang laser yang digunakan 632,8 nm. Kata kunci: Surface Plasmon Resonance (SPR), polyaniline. Abstract Surface Plasmon Resonance (SPR) phenomena on fully conducted polyaniline is successfully observed. Surface Plasmon is the traveled electromagnetic wave that passes through the interface of dielectric metal and excited by attenuated total reflection method (ATR) in Kretschmann configuration (Au-Pollyanillian prism). The resonance condition is observed through the angle of SPR in such condition that the constant of surface plasmon wave is coupled by the constant of evanescent laser beam. In this research, the laser beam was generated by He Ne and its wavelength (λ) was 632,8 nm. SPR curve is obtained through observation of angles of incidence of the laser beam in prism. The detected reflection dip when the laser beam passes through the prism shows the occurrence of SPR phenomena at the boundary between Au and polyaniline layer. In this early study, the observation was carried out through simulation Winspall 3.02 software and experimental data reported in referred literatures. Modeling carried out on four layers of the prism, the metal (Au), polyaniline and air. The results shows that the optimum layer of Au and polyaniline are 50 and 10 nm thick respectively. Key words Surface Plasmon Resonance (SPR), Polyaniline. I. PENDAHULUAN Gelombang Surface Plasmon adalah gelombang elektromagnetik berpolarisasi-p atau transverse magnetic (TM) yang merambat di sepanjang bidang batas dua medium yang berbeda ( logam-dielektrik ) yang saling berhubungan. Gelombang ini secara efektif dapat dihasilkan pada unsur logam maupun semikonduktor ketika dimensi partikel lebih kecil dari setengah panjang gelombang cahaya yang mengenai partikel [1]. Resonansi gelombang ini telah digunakan untuk menghasilkan beragam variasi sensor optik. Suatu Surface Plasmon dapat dihasilkan melalui interaksi antara elektron pada berbagai macam permukaan, seperti pada sebuah logam, dengan sebuah muatan partikel atau dengan sebuah foton. Hal ini merupakan osilasi terkuantisasi kolektif dari elektron konduksi dekat permukaan logam atau semikonduktor [2]. Surface Plasmon dapat dihasilkan dalam lapisan tipis (30-50 nm) secara terus menerus dengan menggunakan konfigurasi saat cahaya masuk pada lapisan suatu medium dengan indek bias lebih besar dari 1. Konfigurasi yang biasa digunakan adalah konfigurasi Kretschmann. Pada konfigurasi ini, cahaya masuk pada lapisan tipis melewati prisma dengan sudut datang yang lebih besar daripada sudut kritis. Gelombang evanescent berinteraksi dengan lapisan dan menghasilkan Surface Plasmon. Lapisan tipis pada kondisi resonansi menghasilkan Surface Plasmon yang sangat sensitif terhadap sifat-sifat optis medium dielektrik yang berhubungan dengan lapisan tipis. Fenomena ini telah dimanfaatkan untuk mengembangkan beragam sensor, pengembangan sensor untuk mendeteksi immunoassay, gas, dan zat cair. Resonansi Surface Plasmon juga berguna dalam biosensing yang mampu mengamati proses dinamis permukaan dalam waktu yang sesungguhnya dan in-situ tanpa biomarker [3]. Polyaniline merupakan salah satu polimer konduktif yang mempunyai sifat unik dibanding polimer konduktif lainnya, yaitu dapat diprotonasi dan didoping dengan tipe-p. Material ini bersifat isolator pada tingkat intrinsik dan berubah menjadi konduktif setelah dilakukan doping. Uniknya lagi electron pada polyaniline tidak dapat dihilangkan melalui doping, disini doping hanya mengubah dari kondisi protonasi ke konduktif, disini hanya jumlah proton yang divariasi.
2 214 Ngurah Ayu Ketut Umiati,dkk / Fenomena SPR pada Lapisan Tipis Polyaniline Terkonduksi Penuh Konduktivitas polyaniline dapat meningkat 10 kali setelah protonasi [4]. Dalam penelitian ini akan diamati karakteristik SPR pada polyaniline konduktif dengan menggunakan konfigurasi Kretschman. Pada konfigurasi ini cahaya mengenai prisma dan lapisan tipis dengan sudut datang yang lebih besar daripada sudut kritis sehingga cahaya dipantulkan secara total dari permukaan batas antara prisma, lapisan tipis Au dan polyaniline. II. LANDASAN TEORI A. Surface Plasmon Resonance Gelombang surface plasmon (Surface Plasmon Wave, SPW) adalah gelombang elektromagnetik terpolarisasi-p atau transverse magnetic (TM) yang merambat sepanjang interface logam dan dielektrik. SPW menjalar paralel pada interface dan meluruh secara eksponensial dalam arah tegak lurus logam dan dielektrik. Konfigurasi untuk mengeksitasi gelombang SP dalam permukaan logam dengan metode prisma terkopling telah didemonstrasikan oleh Otto dan Kretschmann (Gambar 1) menggunakan prinsip attenuated total reflection (ATR). SPW dapat digambarkan sebagai osilasi muatan bersama rapat elektron pada interface logam dan dielektrik. Kondisi resonansi terjadi ketika komponen tangensial (ke arah sumbu x) vektor gelombang datang (evanescent wave) sama dengan bagian real vektor gelombang surface plasmon sehingga tegak lurus permukaan, d i dan ε i (i = 1,2,3,4) berturutturut adalah ketebalan dan konstanta dielektrik medium ke-i. Hubungan antara konstanta dielektrik (ε) dan konduktivitas (σ) adalah [7] 1 (7) Fenomena SPR menghasilkan pengurangan intensitas cahaya yang melewati prisma tersebut, tergantung dari jenis dan ketebalan logam yang digunakan. Ketika cahaya masuk kedalam prisma, sebagian cahaya dipantulkan dan sebagian di teruskan. Prisma yang dilapisi bahan dengan indeks bias tertentu memungkinkan cahaya diteruskan, dan kemungkinan tidak ada gelombang. Elektron bebas dalam logam memiliki gelombang elektromagetik di dalamnya. Gerakan gelombang elektromagnetik ini di dalam permukaan logam disebut surface plasmon. Ketika surface plasmon memiliki sifat yang sama dengan gelombang cahaya yang diteruskan maka muncul surface plasmon resonance (SPR). Intensitas cahaya yang dipantulkan kembali dari permukaan besarnya berbeda dari permukaan. Intensitas ini dapat diukur untuk menentukan kapan SPR terjadi.,, (1) sin (2) dengan adalah indeks bias prisma, (sudut SPR) merupakan sudut datang dimana terjadi dip (pelemahan) intensitas reflektansi, dan menunjukkan konstanta dielektrik lapisan logam dan dielektrik. Saat terjadi resonansi, intensitas reflektansi cahaya akan menurun tajam pada lapisan logam yang dideposisikan pada permukaan prisma [5]. Intensitas reflektansi untuk sistem 4 layer dalam konfigurasi Kretschmann berdasarkan formula Fresnel untuk polarisasi-p ditunjukkan oleh persamaan berikut [6]. (3) (4) (5) sin (6) dengan r ij menunjukkan koefisien reflektansi pada interface medium ke-i dan medium ke-j, K zi menunjukkan komponen vektor gelombang datang yang (a). Konfigurasi Otto (b). Konfigurasi Kretschmann Gambar 1. Konfigurasi Otto dan konfigurasi Kretschmann dalam SPR [8] B. Polyaniline Polyaniline memiliki mekanisme konduksi listrik yang terlihat unik di antara polimer konduktif lainnya, seperti yang didoping oleh protonasi sebagaimana doping tipe-p. Hal ini menyebabkan pembentukan radikal kation nitrogen lebih baik daripada ion carbonium dari polymers doping p yang lain. Beberapa sifat yang tidak biasa dari Polyaniline timbul karena sifat konfigurasi polimer A-B alamiah, sedangkan sebagian
3 Ngurah Ayu Ketut Umiati,dkk / Fenomena SPR pada Lapisan Tipis Polyaniline Terkonduksi Penuh 215 besar polimer konduktif yang lain adalah tipe A-A. Selanjutnya, komponen B mempunyai dasar heteroatom N, yang terlibat dengan konjugasi dalam polyaniline lebih heteroatom daripada dalam polimer PPy dan yang sejenis. Oleh karena itu, konduktivitas Polyaniline bergantung pada keadaan oksidasi polimer dan derajat protonasi. Polyaniline berada dalam suatu range keadaan oksidasi. Satu-satunya yang dapat diubah ke keadaan konduksi tinggi adalah emeraldine. Adapun tingkat isolator dan konduktor Polyaniline dapat dilihat pada Gambar 2 berikut. Gambar 2. (a). Tingkat isolator Polyaniline ; (b). Tingkat konduktor Polyaniline (setelah dilakukan penambahan dopan) [4]. Secara teoritis diperkirakan bahwa keadaan bipolaron lebih disukai daripada polaron, polaron adalah pembawa muatan bertanggung jawab terhadap Polyanilline konduktivitas tinggi. Kehadiran interaksi coulombic, pencacahan dielektrik, dan cacat lokal dalam kisi Polyaniline bertindak untuk menstabilkan keadaan polaron terdelokalisasi. Ini juga telah menunjukkan bahwa keadaan bipolaron ada di Polyaniline, tapi sedikit jumlahnya dan tidak terkait dengan daerah-daerah polymer. Konduktivitas Polyaniline/HA garam emeraldine (Emeraldine Salt-ES) bergantung pada temperature serta kelembaban dan, kadar air polimer. Pembentukan kopolimer antara anilin dan anilin terfungsionalisasi menghasilkan polimer dengan konduktivitas intermediate/tengah. Di samping itu, kondisi preparasi, terutama berhubungan dengan pembentukan cacat struktur dan morfologi polimer, akan mempengaruhi konduktivitas. Konduktivitas Polyaniline juga bergantung pada pelarut yang digunakan. Fenomena ini disebut sebagai doping sekunder. Pelarut menyebabkan sebuah perubahan dalam formasi polimer yang dihasilkan pada kenaikan konduktivitas. Ketergantungan yang paling signifikan dari konduktivitas Polyaniline adalah pada level protondoping. Konduktivitas maksimum terjadi ketika Polyanilline 50% didoping oleh proton Pada kondisi ini, mekanisme konduksi mirip dengan polimer lain, dengan keadaan polaron tumpang tindih untuk membentuk midgap. Elektron secara termal dipromosikan pada temperatur ruang ke energi yang lebih rendah-pita yang tak terisi yang memungkinkan terjadi konduksi [9]. Pada tingkat doping yang lebih tinggi dari 50%, beberapa situs amina terprotonasi, dan pada tingkat rendah, beberapa situs imina tidak terprotonasi. Dalam kedua kasus, delokalisasi dari pembawa muatan atas polimer backbone terganggu, sehingga mengurangi konduktivitas polimer. III. METODE PENELITIAN Untuk mengamati fenomena SPR dilakukan pemodelan dengan menggunakan software Winspall Pemodelan dilakukan dalam konfigurasi Kretschmann, dimana terdapat empat lapisan yaitu prisma, logam (Au), polyaniline dan udara. Parameter yang digunakan untuk masing-masing lapisan adalah indeks bias (n) dan indeks adsorbansi (κ). Program akan mengubah nilai n dan κ ke nilai tetapan dielektrik (ε), 2 dengan dan masing-masing adalah bagian riil dan imajiner dari tetapan dielektrik (ε). Nilai indeks bias (n) dan indeks adsorbansi (κ) diperoleh dari hasil eksperimen yang menggunakan spektroskopi ellipsometer. Sampel polyaniline dipersiapkan dengan metode kimia dengan variasi konsentrasi doping HCl [4] IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Parameter indeks bias (n) dan indeks adsorbansi (κ) Polyaniline. Kurva indeks bias ditunjukkan pada Gambar 3, untuk kondisi polyaniline tidak konduktif dan konduktif penuh. Kondisi tidak konduktif merupakan kondisi dimana polyaniline tidak didoping, sedangkan kondisi konduktif merupakan kondisi polyaniline yang dilakukan penambahan doping. Gambar 3. Spektrum indeks bias untuk polyaniline tidak konduktif (a) dan polyaniline terkonduksi penuh (b) [4]
4 216 Ngurah Ayu Ketut Umiati,dkk / Fenomena SPR pada Lapisan Tipis Polyaniline Terkonduksi Penuh Tabel 1. Indeks bias dan fungsi dielektrik untuk polyaniline tidak konduktif dan polyaniline terkonduksi penuh [4]. λ/nm Tidak konduktif Terkonduksi penuh n n 457,9 1,45 2,11 1,56 2,43 488,0 1,36 1,82 1,53 2,32 514,5 1,31 1,63 1,48 2,18 632,8 1,51 1,91 1,37 1,82 B. Simulasi Kurva SPR Simulasi dilakukan dengan program Winspall Parameter-parameter yang mempengaruhi nilai reflektansi diantaranya indeks bias prisma, panjang gelombang sinar laser, ketebalan lapisan tipis dan konstanta dielektrik. Perbedaan-perbedaan parameter ini akan mempengaruhi nilai sudut SPR yang terjadi. Pada simulasi ini, diasumsikan prisma yang digunakan adalah halfcylinder, tipe BK7 dengan indeks bias 1,51509 dan laser yang digunakan adalah He-Ne dengan panjang gelombang 632,8 nm. Gambar 5. Kurva SPR dengan ketebalan lapisan Au tetap (50 nm) dan variasi ketebalan Polyaniline. Dari referensi Tabel 1 dapat dilihat variasi nilai panjang gelombang terhadap nilai indeks bias (n) dan nilai konstanta dielektrik ( ). Variasi panjang gelombang sinar laser ditunjukkan pada Gambar 6 berikut. Variasi ini dilakukan dengan mempertimbangkan optimasi sebelumnya pada ketebalan lapisan Au 50 nm dan lapisan polyaniline 10 nm. Gambar 4. Kurva SPR dengan variasi ketebalan lapisan emas. Pada Gambar 4 menunjukkan kurva SPR dengan variasi ketebalan lapisan Au dalam rentang 30 nm hingga 70 nm, ketebalan lapisan tipis mempengaruhi nilai reflektansi. Ketebalan optimum terjadi jika nilai reflektansi mendekati nol. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa terjadi optimasi pada ketebalan lapisan emas 50 nm. Gambar 5 menunjukkan kurva SPR dengan variasi ketebalan lapisan tipis polyaniline antara 10 nm 50 nm. Kurva ini diambil dengan nilai lapisan tipis tetap yaitu optimasi pada gambar 4 sebelumnya. Dari gambar 5 dapat dilihat bahwa lapisan polyaniline paling optimum untuk lapisan Au 50 nm adalah 10 nm. Gambar 6. Kurva SPR dengan variasi panjang gelombang laser dengan ketebalan lapisan Au 50 nm dan polyanilin 10 nm. Perubahan panjang gelombang akan menyebabkan perubahan nilai sudut resonansi pada konstanta gelombang Surface Plasmon yang tetap. Semakin kecil panjang gelombang laser yang digunakan akan diperoleh sudut SPR yang lebih besar. Pada optimasi yang sama diperlihatkan juga bahwa nilai reflektasni yang paling mendekati o (nol) adalah nilai panjang gelombang (λ) 632,8 nm.
5 Ngurah Ayu Ketut Umiati,dkk / Fenomena SPR pada Lapisan Tipis Polyaniline Terkonduksi Penuh 217 V. KESIMPULAN Telah dilakukan studi awal fenomena SPR pada lapisan tipis polyanilin terkonduksi penuh. Fenomena diamati dengan sistem 4 layer dalam konfigurasi Kretcshman, kemudian disimulasikan menggunakan program Winspall Dari hasil simulasi diperoleh optimasi ketebalan lapisan Au 50 nm, lapisan polyaniline 10 nm dan panjang gelombang laser yang digunakan 632,8 nm. PUSTAKA [1] Simon, H. J., Mitchell, D.E., dan Watson, J.G., Surface Plasmons in Silver Films a Novel Undergraduate Experiment, Am. J. Phys., 43, 1975, [2] Orfanides, P., Buckner, T.F., dan Buncick, M.C., Demonstration of Surface Plasmons in Metal Island Films and The Effect of The Surrounding Medium-An Undergraduate Experiment, Am. J. Phys., 68, 2000, [3] Cuy, J., Biomaterials Tutorial: Surface Plasmon Resonance, 2004, University of Washington, Engineered Biomaterials: Washington [4] Lin Yong-Yao & Mo Dang, Ellipsoimetric Spectra of Conducting Polyaniline, Acta Physica Sinica, vol 2, no 11, 1993, pp [5] Raether, H., Surface plasmons on smooth and rough surfaces and on gratings, 1988, Hamburg :Springer- Verlags. [6] Liao, C.H. Lee, C.M. Chang, L.B. & Tsai, J.H., Effect of a metal film and prism dielectric on properties of surface plasmon resonance in a multilayer system, Japanese Journal ofapplied Physic s, 36, 1997, [7] Maier, S.A., Plasmonics: Fundamentals and Applications,,2007, United Kingdom : Springer Science+Business Media LLC. [8] Evans, B., Surface Plasmons : An Introduction to Optical Excitation of Surface Plasmon Modes, 2004, University of Exeter, England, UK [9] Wallace, G. G., Spinks, G. M., Kane-Maguire, L. A. P., and Teasdale, P. R., Conductive Electroactive Polymers, Intelegent Polymer Systems, CRC Press, Taylor and Francis Group, New York, 2009, pp
SURFACE PLASMON RESONANCE
SURFACE PLASMON RESONANCE Pribadi Mumpuni Adhi, Rahmat Mukti Ibrahim, Panji Achmari, Almas Hilman Muhtadi, Zamzam Ibnu Sina 10208069, 10208043, 10208040, 10208068, 10208098 Program Studi Fisika, Institut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknik surface plasmon resonance (SPR) merupakan teknik mengeksitasi surface plasmons oleh cahaya dengan menggunakan prinsip attenuated total reflection (ATR). Penurunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, pengembangan biosensor menjadi hal yang cukup menarik dalam dunia teknologi. Biosensor, yang salah satu kegunaannya dalam pengujian biomolekul secara akurat
Lebih terperinciSurface Plasmon Resonance (SPR) Phenomenon of the Oxidizing and Reducing Polypyrrole
TURBO Vol. 5 No. 2. 2016 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo Surface Plasmon Resonance (SPR) Phenomenon of the
Lebih terperinciDeteksi Formalin Menggunakan Surface Plasmon Resonance (SPR) Berbasis Nanopartikel Perak sebagai Pengembangan Awal Teknologi Food Safety
ISSN:2089 033 Indonesian Journal of Applied Physics (203) Vol.3 No.2 Halaman 20 Oktober 203 Deteksi Formalin Menggunakan Surface Plasmon Resonance (SPR) Berbasis Nanopartikel Perak sebagai Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan industri pada berbagai bidang aplikasi seperti pengawasan produk makanan, pertanian, dan medis membutuhkan perangkat yang dapat digunakan
Lebih terperinciKajian Pengaruh Penambahan Nanopartikel Perak (AgNPs) Terhadap Respon Instrumen Sensing Berbasis Surface Plasmon Resonance (SPR)
ISSN:089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (013) Vol.3 No.1 halaman 47 April 013 Kajian Pengaruh Penambahan Nanopartikel Perak (AgNPs) Terhadap Respon Instrumen Sensing Berbasis Surface Plasmon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Biosensor merupakan suatu perangkat (device) yang digunakan untuk mempelajari interaksi biomolekuler. Perangkat ini telah banyak diaplikasikan dalam berbagai produk teknologi
Lebih terperinciUji Kemurnian DNA Melon (Cucumis melo L.) Kultivar Gama Melon Basket Menggunakan Surface Plasmon Resonance (SPR) Berbasis Nanopartikel Perak
ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2015) Vol.5 No.1 Halaman 16 April 2015 Uji Kemurnian DNA Melon (Cucumis melo L.) Kultivar Gama Melon Basket Menggunakan Surface Plasmon Resonance (SPR)
Lebih terperinciISSN: Indonesian Journal of Applied Physics (2017) Vol.7 No.1 halaman 1 April 2017
ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2017) Vol.7 No.1 halaman 1 April 2017 Kajian Pengaruh Material Graphene pada kinerja Biosensor Berbasis Surface Plasmon Resonance (SPR) pada Deteksi
Lebih terperinciSIFAT OPTIS TAK-LINIER PADA MATERIAL KDP
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 11, No.3, Juli 2008 hal 97-102 SIFAT OPTIS TAK-LINIER PADA MATERIAL KDP Rahmadi Setyawan, Evi Setiawati, Indras Marhaendrajaya, K. Sofjan Firdausi. Jurusan Fisika Universitas
Lebih terperinci2015 DESAIN DAN OPTIMASI FREKUENSI SENSOR LINGKUNGAN BERBASIS PEMANDU GELOMBANG INTERFEROMETER MACH ZEHNDER
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan merupakan aspek penting dalam kehidupan karena lingkungan adalah tempat dimana kita hidup, bernafas dan sebagainya. Lingkungan merupakan kawasan tempat kita
Lebih terperinciPengaturan Tingkat Oksidasi Polimer Konduktif PANi-HCl Melalui Pendopingan Mariana B. Malino *)
Pengaturan Tingkat Oksidasi Polimer Konduktif PANi- Melalui Pendopingan Mariana B. Malino *) *) Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura Pontianak Jln. Ahmad Yani Pontianak Kalimantan Barat E-mail:
Lebih terperinciKAJIAN PENGARUH NANOPARTIKEL MAGNETIK Fe 3 O 4 PADA DETEKSI BIOSENSOR BERBASIS SURFACE PLASMON RESONANCE (SPR)
KAJIAN PENGARUH NANOPARTIKEL MAGNETIK Fe 3 O 4 PADA DETEKSI BIOSENSOR BERBASIS SURFACE PLASMON RESONANCE (SPR) Yuan Alfinsyah Sihombing *1, Kamsul Abraha 2 1 Jurusan Fisika, Universitas Sumatera Utara,
Lebih terperinciKajian Awal Identifikasi Perbedaan Gelatin Sapi dan Gelatin Babi Menggunakan Biosensor Berbasis Surface Plasmon Resonance (SPR)
53 Kajian Awal Identifikasi Perbedaan Gelatin Sapi dan Gelatin Babi Menggunakan Devy Pramudyah Wardani *, Edi Suharyadi, Kamsul Abraha Laboratorium Fisika Material dan Instrumentasi, Jurusan Fisika, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Graphene merupakan susunan atom-atom karbon monolayer dua dimensi yang membentuk struktur kristal heksagonal menyerupai sarang lebah. Graphene memiliki sifat
Lebih terperinciEfek Magnetooptis Pada Lapisan AgBr Terekspos
Efek Magnetooptis Pada Lapisan AgBr Terekspos Respita Sulistyo, K. Sofjan Firdausi, Indras Marhaendrajaya Laboratorium Elektronika Optik dan Laser, Jurusan Fisika UNDIP ABSTRACT The non linear optic characteristic
Lebih terperinciKarakterisasi XRD. Pengukuran
11 Karakterisasi XRD Pengukuran XRD menggunakan alat XRD7000, kemudian dihubungkan dengan program dikomputer. Puncakpuncak yang didapatkan dari data pengukuran ini kemudian dicocokkan dengan standar difraksi
Lebih terperinciARTIKEL RISET. 1. Pendahuluan. Rina Dewi Mayasari 1*, Ratno Nuryadi 1, Edi Suharyadi 2 dan Kamsul Abraha 2
Jurnal Fisika Indonesia Dewi Mayasari et al. Vol. 20 (2016) No. 1 p.19-23 ISSN 1410-2994 (Print) ISSN 2579-8820 (Online) ARTIKEL RISET Kajian Pengaruh Lapisan Nanopartikel Cobalt Ferrite (CoF e 2 O 4 )
Lebih terperinciUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A
Fakultas : MIPA Program Studi : Fisika Pendidikan Fisika Mata Kuliah/Kode : Fisika Zat Padat Lanjut Jumlah SKS : Teori= 3; Praktek=0 Semester : Mata Kuliah Prasyarat/kode : Dosen : Edi Istiyono, M.Si.
Lebih terperinciKontrol Motor SHOT 602 Sebagai Pendukung Eksperimen Surface Plasmon Resonance (SPR)
Kontrol Motor SHOT 602 Sebagai Pendukung Eksperimen Surface Plasmon Resonance (SPR) Jerfi1,a), Hendro2,b) 1 Laboratorium Fisika Instrumen, Kelompok Keilmuan Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)
39 HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) Hasil karakterisasi dengan Difraksi Sinar-X (XRD) dilakukan untuk mengetahui jenis material yang dihasilkan disamping menentukan
Lebih terperinciPENENTUAN SUDUT DEVIASI MINIMUM PRISMA MELALUI PERISTIWA PEMBIASAN CAHAYA BERBANTUAN KOMPUTER
PENENTUAN SUDUT DEVIASI MINIMUM PRISMA MELALUI PERISTIWA PEMBIASAN CAHAYA BERBANTUAN KOMPUTER DETERMINATION OF MINIMUM DEVIATION ANGLE OF PRISM THROUGH THE LIGHT REFRACTION ASSISTED BY A COMPUTER Kunlestiowati
Lebih terperinciElektropolimerisasi Film Polianilin dengan Metode Galvanostatik dan Pengukuran Laju Pertumbuhannya
JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 8, NOMOR 1 JANUARI 2012 Elektropolimerisasi Film Polianilin dengan Metode Galvanostatik dan Pengukuran Laju Pertumbuhannya Rakhmat Hidayat Wibawanto dan Darminto Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi peradaban
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi peradaban manusia di abad ini. Sehingga diperlukan suatu kemampuan menguasai teknologi tinggi agar bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini mengalami peralihan dari teknologi mikro (microtechnology) ke generasi yang lebih kecil yang dikenal
Lebih terperinciRekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona
Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona Vincensius Gunawan.S.K Laboratorium Fisika Zat Padat, Jurusan Fisika, Universitas
Lebih terperinciBAB III EKSPERIMEN & KARAKTERISASI
BAB III EKSPERIMEN & KARAKTERISASI Pada bab ini dibahas penumbuhan AlGaN tanpa doping menggunakan reaktor PA- MOCVD. Lapisan AlGaN ditumbuhkan dengan variasi laju alir gas reaktan, hasil penumbuhan dikarakterisasi
Lebih terperinciANALISIS POLA INTERFERENSI CELAH BANYAK UNTUK MENENTUKAN PANJANG GELOMBANG LASER He-Ne DAN LASER DIODA
26 S.L. Handayani, Analisis Pola Interferensi Celah Banyak ANALISIS POLA INTERFERENSI CELAH BANYAK UNTUK MENENTUKAN PANJANG GELOMBANG LASER He-Ne DAN LASER DIODA Sri Lestari Handayani Pascasarjana Universitas
Lebih terperinciInterferometer Fabry Perot : Lapisan optis tipis, holografi.
Interferometer Fabry Perot : Lapisan optis tipis, holografi. KELOMPOK 2 Anggota : Amry Priswanto 135090807111001 Achmad Ainul Yaqin 135090301111014 Aulia Ainur Rohmah 135090301111028 Talitha Dea Ambarwati
Lebih terperinciXpedia Fisika. Optika Fisis - Soal
Xpedia Fisika Optika Fisis - Soal Doc. Name: XPFIS0802 Version: 2016-05 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) muatan listrik yang diam (2) muatan listrik yang bergerak lurus
Lebih terperinciFABRIKASI KRISTAL FOTONIK ASIMETRIK SATU DIMENSI DENGAN DEFEK GEOMETRIS TAHYUDI
FABRIKASI KRISTAL FOTONIK ASIMETRIK SATU DIMENSI DENGAN DEFEK GEOMETRIS TAHYUDI DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 28 Tahyudi (G741328). FABRIKASI
Lebih terperinciProgram Studi Fisika, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura Pontianak Abstrak
Analisis Spektrum Serapan Optis Polianilin Hasil Sintesis Polimerisasi Kimia Interfasial Erni Agustiani, Mariana Bara allo Malino, Boni Pahlanop Lapanporo Program Studi Fisika, Fakultas MIPA Universitas
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Padatan TiO 2 Amorf Proses sintesis padatan TiO 2 amorf ini dimulai dengan melarutkan titanium isopropoksida (TTIP) ke dalam pelarut etanol. Pelarut etanol yang digunakan
Lebih terperinciPengembangan Spektrofotometri Menggunakan Fiber Coupler Untuk Mendeteksi Ion Kadmium Dalam Air
Pengembangan Spektrofotometri Menggunakan Fiber Coupler Untuk Mendeteksi Ion Kadmium Dalam Air Pujiyanto, Samian dan Alan Andriawan. Program Studi S1 Fisika, Departemen Fisika, FST Universitas Airlangga,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Spektrum elektromagnetik yang mampu dideteksi oleh mata manusia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Spektrum elektromagnetik yang mampu dideteksi oleh mata manusia berada dalam rentang spektrum cahaya tampak yang memiliki panjang gelombang dari 400 900 nm. Sedangkan
Lebih terperinciAntiremed Kelas 12 Fisika
Antiremed Kelas 12 Fisika Optika Fisis - Latihan Soal Doc Name: AR12FIS0399 Version : 2012-02 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) Mauatan listrik yang diam (2) Muatan listrik
Lebih terperinciKARAKTERISTIK UNSUR KARBON GRAFIT DAN APLIKASINYA UNTUK ADSORPSI ION Cr DAN Pb DALAM CAIRAN SKRIPSI BIDANG MINAT FISIKA TERAPAN
KARAKTERISTIK UNSUR KARBON GRAFIT DAN APLIKASINYA UNTUK ADSORPSI ION Cr DAN Pb DALAM CAIRAN SKRIPSI BIDANG MINAT FISIKA TERAPAN Ni Wayan Sariasih JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciBAB III DASAR DASAR GELOMBANG CAHAYA
BAB III DASAR DASAR GELOMBANG CAHAYA Tujuan Instruksional Umum Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perambatan gelombang, yang merupakan hal yang penting dalam sistem komunikasi serat optik. Pembahasan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2010 - Juni 2011 di Laboratorium Biofisika dan Laboratorium Fisika Lanjut, Departemen Fisika IPB.
Lebih terperinciTUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES
TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES Nama Kelompok: 1. Diah Ayu Suci Kinasih (24040115130099) 2. Alfiyan Hernowo (24040115140114) Mata Kuliah Dosen Pengampu : Ilmu Material Umum : Dr.
Lebih terperinciStruktur dan konfigurasi sel Fotovoltaik
9 Gambar 17. Struktur dan konfigurasi sel Fotovoltaik BST yang sudah mengalami proses annealing dipasang kontak di atas permukaan substrat silikon dan di atas film tipis BST. Pembuatan kontak ini dilakukan
Lebih terperinciDeteksi Konsentrasi Kadar Glukosa Dalam Air Destilasi Berbasis Sensor Pergeseran Serat Optik Menggunakan Cermin Cekung Sebagai Target
Deteksi Konsentrasi Kadar Glukosa Dalam Air Destilasi Berbasis Sensor Pergeseran Serat Optik Menggunakan Cermin Cekung Sebagai Target Hilyati N., Samian, Moh. Yasin, Program Studi Fisika Fakultas Sains
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia elektronika mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini dunia elektronika mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini terlihat dari banyaknya komponen semikonduktor yang digunakan disetiap kegiatan manusia.
Lebih terperinciDifraksi (Diffraction)
Difraksi (Diffraction) Perilaku Partikel Perilaku Gelombang Pola Difraksi Difraksi (Diffraction) Difraksi adalah pembelokan cahaya dari lintasan lurusnya ketika cahaya melewati bukaan atau berada di sekitar
Lebih terperinciModul - 4 SEMIKONDUKTOR
Modul - 4 SEMIKONDUKTOR Disusun Sebagai Materi Pelatihan Guru-Guru SMA/MA Provinsi Nangro Aceh Darussalam Disusun oleh: Dr. Agus Setiawan, M.Si Dr. Dadi Rusdiana, M.Si Dr. Ida Hamidah, M.Si Dra. Ida Kaniawati,
Lebih terperinciBahan Kuliah Fisika Dasar 2. Optika Fisis
Bahan Kuliah Fisika Dasar 2 Optika Fisis Optika Fisik (Physical Optics) Optical Interference (Intefrerensi Optik) Double-Slit Interference Thin-Film Interference Optical Diffraction (Difraksi Optik) Single-Slit
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Panjang Kupasan dan Perubahan Suhu Terhadap Pancaran Intensitas pada Serat Optik Plastik Multimode Tipe FD
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) B-103 Analisis Pengaruh Panjang Kupasan dan Perubahan Suhu Terhadap Pancaran Intensitas pada Serat Optik Plastik Multimode Tipe
Lebih terperinciFisika Modern (Teori Atom)
Fisika Modern (Teori Atom) 13:05:05 Sifat-Sifat Atom Atom stabil adalah atom yang memiliki muatan listrik netral. Atom memiliki sifat kimia yang memungkinkan terjadinya ikatan antar atom. Atom memancarkan
Lebih terperinciKumpulan Soal Fisika Dasar II.
Kumpulan Soal Fisika Dasar II http://personal.fmipa.itb.ac.id/agussuroso http://agussuroso102.wordpress.com Topik Gelombang Elektromagnetik Interferensi Difraksi 22-04-2017 Soal-soal FiDas[Agus Suroso]
Lebih terperinciEksperimen HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan data
7 jam dan disonikasi selama jam agar membran yang dihasilkan homogen. Langkah selanjutnya, membran dituangkan ke permukaan kaca yang kedua sisi kanan dan kiri telah diisolasi. Selanjutnya membran direndam
Lebih terperinciPENGARUH POLARITAS MEDAN LISTRIK EKSTERNAL DAN SUDUT POLARISASI LASER DIODA UNTUK PENGAMATAN EFEK KERR
Berkala Fisika ISSN : 11-9 Vol.9, No.1, Januari, hal 31-3 PENGARUH POLARITAS MEDAN LISTRIK EKSTERNAL DAN SUDUT POLARISASI LASER DIODA UNTUK PENGAMATAN EFEK KERR Hari Wibowo, Eko Sugiyanto, K. Sofjan Firdausi,
Lebih terperinciFisika Optis & Gelombang
Fisika Optis & Gelombang 1 Pemantulan & Pembiasan Saat cahaya yang merambat melalui suatu medium menemui bidang batas antara 2 medium dapat terjadi proses pemantulan dan/atau pembiasan Pemantulan: sebagian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
21 Analisis output dilakukan terhadap hasil simulasi yang diperoleh agar dapat mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi output. Optimasi juga dilakukan agar output meningkat mendekati dengan hasil
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PEMBENGKOKAN PADA ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN SISTEM SENSOR SERAT OPTIK
ANALISIS PENGARUH PEMBENGKOKAN PADA ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN SISTEM SENSOR SERAT OPTIK Mardian Peslinof 1, Harmadi 2 dan Wildian 2 1 Program Pascasarjana FMIPA Universitas Andalas 2
Lebih terperinciTUGAS 4 FISIKA ZAT PADAT. Penurunan Rumus Amplitudo Hamburan. Oleh : Aldo Nofrianto ( /2014 ) Pendidikan Fisika A. Dosen Pengampu Mata kuliah
TUGAS 4 FISIKA ZAT PADAT Penurunan Rumus Amplitudo Hamburan Oleh : Aldo Nofrianto ( 14033047/2014 ) Pendidikan Fisika A Dosen Pengampu Mata kuliah Drs. Hufri, M.Si JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN
Lebih terperinciReview Studi Difraksi Fresnel Menggunakan Celah Bentuk Lingkaran
Berkala Fisika ISSN : 1410-966 Vol 11., No., April 008, hal 39-43 Review Studi Difraksi Fresnel Menggunakan Celah Bentuk Lingkaran Arinar Rosyidah, Indras Marhaendrajaya, K.Sofjan Firdausi Jurusan Fisika,
Lebih terperinciBab 1. Semi Konduktor
Bab 1. Semi Konduktor Operasi komponen elektronika benda padat seperti dioda, LED, Transistor Bipolar dan FET serta Op-Amp atau rangkaian terpadu lainnya didasarkan atas sifat-sifat semikonduktor. Semikonduktor
Lebih terperinciRANCANG-BANGUN PIRANTI IDENTIFIKASI RADIASI ELEKTROMAGNETIK (KASUS DI SEKITAR BERKAS SINAR KATODA)
LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN PROGRAM SP4 Tahun anggaran 004 RANCANG-BANGUN PIRANTI IDENTIFIKASI RADIASI ELEKTROMAGNETIK (KASUS DI SEKITAR BERKAS SINAR KATODA) Oleh: Agus Purwanto Slamet MT Sumarna
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH SUHU SUBSTRAT TERHADAP SIFAT LISTRIK DAN OPTIK BAHAN SEMIKONDUKTOR LAPISAN TIPIS SnSe HASIL PREPARASI TEKNIK VAKUM EVAPORASI
Studi Pengaruh Suhu Substrat. (Rully Fakhry Muhammad) 303 STUDI PENGARUH SUHU SUBSTRAT TERHADAP SIFAT LISTRIK DAN OPTIK BAHAN SEMIKONDUKTOR LAPISAN TIPIS SnSe HASIL PREPARASI TEKNIK VAKUM EVAPORASI STUDY
Lebih terperinciBAB III GROUND PENETRATING RADAR
BAB III GROUND PENETRATING RADAR 3.1. Gelombang Elektromagnetik Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang terdiri dari medan elektrik (electric field) dan medan magnetik (magnetic field) yang dapat
Lebih terperinciFABRIKASI POLIANILIN-TiO 2 DAN APLIKASINYA SEBAGAI PELINDUNG ANTI KOROSI PADA LINGKUNGAN STATIS, DINAMIS DAN ATMOSFERIK
FABRIKASI POLIANILIN-TiO 2 DAN APLIKASINYA SEBAGAI PELINDUNG ANTI KOROSI PADA LINGKUNGAN STATIS, DINAMIS DAN ATMOSFERIK Andry Permana, Darminto. Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciCATATAN KULIAH ATOM, INTI DAN RADIOAKTIF. Diah Ayu Suci Kinasih Departemen Fisika Universitas Diponegoro Semarang 2016
CATATAN KULIAH ATOM, INTI DAN RADIOAKTIF Diah Ayu Suci Kinasih -24040115130099- Departemen Fisika Universitas Diponegoro Semarang 2016 FISIKA NUKLIR Atom, Inti dan Radioaktif 1. Pekembangan Teori Atom
Lebih terperinciSINTESIS LAPISAN TIPIS SEMIKONDUKTOR DENGAN BAHAN DASAR TEMBAGA (Cu) MENGGUNAKAN CHEMICAL BATH DEPOSITION
SINTESIS LAPISAN TIPIS SEMIKONDUKTOR DENGAN BAHAN DASAR TEMBAGA (Cu) MENGGUNAKAN CHEMICAL BATH DEPOSITION Yolanda Oktaviani, Astuti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas e-mail: vianyolanda@yahoo.co.id
Lebih terperinciPELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).
PELURUHAN GAMMA ( ) Peluruhan inti yang memancarkan sebuah partikel seperti partikel alfa atau beta, selalu meninggalkan inti pada keadaan tereksitasi. Seperti halnya atom, inti akan mencapai keadaan dasar
Lebih terperinciGELOMBANG ELEKTROMAGNETIK EKAWARNA: REFLEKSINYA PADA, DAN TRANSMISINYA MELINTASI PAPAK DIELEKTRIK
GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK EKAWARNA: REFLEKSINYA PADA, DAN TRANSMISINYA MELINTASI PAPAK DIELEKTRIK GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK EKAWARNA: REFLEKSINYA PADA, DAN TRANSMISINYA MELINTASI PAPAK DIELEKTRIK Program
Lebih terperinciKey words : external electrics field, non-linear optics, polarization, polarization angle
ANALISIS PENGARUH MEDAN LISTRIK LUAR TERHADAP SUDUT PUTAR POLARISASI SINAR LASER DALAM LARUTAN GULA DAN GLISERIN Oleh: Linda Perwirawati, K.Sofjan Firdausi, Indras M Laboratorium Optoelektronik & Laser
Lebih terperinciPEMBUATAN KONDUKTOR TRANSPARAN THIN FILM SnO2 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SPRAY PYROLYSIS
PEMBUATAN KONDUKTOR TRANSPARAN THIN FILM SnO2 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SPRAY PYROLYSIS Syuhada, Dwi Bayuwati, Sulaiman Pusat Penelitian Fisika-LIPI, Kawasan Puspiptek Serpong Tangerang 15314 e-mail: hadda212@yahoo.com
Lebih terperinciHomogenitas Ketebalan, Konduktivitas Listrik dan Band Gap Lapisan Tipis a-si:h tipe-p dan tipe-p Doping Delta yang dideposisi dengan Sistem PECVD
JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 8, NOMOR JANUARI 202 Homogenitas Ketebalan, Konduktivitas Listrik dan Band Gap Lapisan Tipis a-si:h tipe-p dan tipe-p Doping Delta yang dideposisi dengan Sistem PECVD
Lebih terperinciARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1994
ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1994 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Dua buah bola A dan B dengan massa m A = 3 kg;
Lebih terperinciKurikulum 2013 Kelas 12 SMA Fisika
Kurikulum 2013 Kelas 12 SA Fisika Persiapan UTS Semester Ganjil Doc. Name: K13AR12FIS01UTS Version : 2016-04 halaman 1 01. Suatu sumber bunyi bergerak dengan kecepatan 10 m/s menjauhi seorang pendengar
Lebih terperinciDAFTAR ISI. PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN TUGAS... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. HALAMAN MOTO...
ix DAFTAR ISI PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN TUGAS... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR
Lebih terperinciSifat-sifat gelombang elektromagnetik
GELOMBANG II 1 MATERI Gelombang elektromagnetik (Optik) Refleksi, Refraksi, Interferensi gelombang optik Pembentukan bayangan cermin dan lensa Alat-alat yang menggunakan prinsip optik 1 Sifat-sifat gelombang
Lebih terperinciFISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.
1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan
Lebih terperinciOleh: Tyas Puspitaningrum, Tjipto Sujitno, dan Ariswan
Penentuan Band Gap... (Tyas Puspitaningrum) 166 PENENTUAN BAND GAP DAN KONDUKTIVITAS BAHAN SEMIKONDUKTOR LAPISAN TIPIS Sn(S 0,8 Te 0,2 ) DAN Sn(S 0,6 Te 0,4 ) HASIL PREPARASI DENGAN TEKNIK EVAPORASI TERMAL
Lebih terperinciSIMULASI DAN EKSPERIMENTASI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK JATUH MIRING PADA BIDANG BATAS
SIMULASI DAN EKSPERIMENTASI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK JATUH MIRING PADA BIDANG BATAS Danang Mirawanto¹, Heroe Wijanto², Mamat Rokhmat ³ ¹Teknik Telekomunikasi,, Universitas Telkom Abstrak Pada tugas akhir
Lebih terperinciIdentifikasi Sifat Optis Media Air dan Larutan Garam Dalam Medan Magnet Luar
Berkala Fisika ISSN : 0-966 Vol.8, No., Januari 00, hal -6 Identifikasi Sifat Optis Media Air dan Larutan Garam Dalam Medan Magnet Luar K. Sofjan Firdausi,, Widarsono, Priyono, Much Azam, Indras M,, Asep
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN & ANALSIS HASIL KARAKTERISASI XRD, EDS DAN PENGUKURAN I-V MSM
BAB IV PERHITUNGAN & ANALSIS HASIL KARAKTERISASI XRD, EDS DAN PENGUKURAN I-V MSM Pada bab sebelumnya telah diperlihatkan hasil karakterisasi struktur kristal, morfologi permukaan, dan komposisi lapisan.
Lebih terperinciSIMAK UI Fisika
SIMAK UI 2016 - Fisika Soal Halaman 1 01. Fluida masuk melalui pipa berdiameter 20 mm yang memiliki cabang dua pipa berdiameter 10 mm dan 15 mm. Pipa 15 mm memiliki cabang lagi dua pipa berdiameter 8 mm.
Lebih terperinciPENGUKURAN TETAPAN VERDET BEBERAPA BAHAN OPTIK CAIR DALAM MEDAN MAGNET DC PADA PANJANG GELOMBANG 632,8 nm BERDASARKAN EFEK ROTASI FARADAY ABSTRAK
Jurnal Fisika Indonesia, No: 27, Vol. IX. Edisi Agustus 25 ISSN: 141-2994. hal. 95 15 PENGUKURAN TETAPAN VERDET BEBERAPA BAHAN OPTIK CAIR DALAM MEDAN MAGNET DC PADA PANJANG GELOMBANG 632,8 nm BERDASARKAN
Lebih terperinciARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996
ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Kelompok besaran berikut yang merupakan besaran
Lebih terperinciOptimalisasi Struktur Sel Surya GaAs Sambungan p-n dengan Lapisan Antirefleksi yang tergandeng dengan Lapisan Window AlGaAs
Indonesian Journal of Physics Kontribusi Fisika Indonesia Vol. 14 No.2, April 2003 Optimalisasi Struktur Sel Surya GaAs Sambungan p-n dengan Lapisan Antirefleksi yang tergandeng dengan Lapisan Window AlGaAs
Lebih terperinciDoc Name: SIMAKUI2010FIS999 Doc. Version :
SIMAK UI 2010 FISIKA Kode Soal Doc Name: SIMAKUI2010FIS999 Doc. Version : 2012-12 halaman 1 01. Sebuah bola pejal dan sebuah silinder pejal memiliki jari-jari (R) dan massa (m) yang sama. Jika keduanya
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :
Uji Kualitas Minyak Goreng Berdasarkan Perubahan Sudut Polarisasi Cahaya Menggunakan Alat Semiautomatic Polarymeter Nuraniza 1], Boni Pahlanop Lapanporo 1], Yudha Arman 1] 1]Program Studi Fisika, FMIPA,
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dibahas mengenai preparasi ZnO/C dan uji aktivitasnya sebagai fotokatalis untuk mendegradasi senyawa organik dalam limbah, yaitu fenol. Penelitian ini
Lebih terperinciStudi Awal Aplikasi Fiber coupler Sebagai Sensor Tekanan Gas
Studi Awal Aplikasi Fiber coupler Sebagai Sensor Tekanan Gas Samian, Supadi dan Hermawan Prabowo Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya Kampus C Mulyorejo, Surabaya
Lebih terperinciSistem Pengembangan Pendeteksian Indeks Bias Zat Cair Menggunakan Serat Optik Singlemode Berbasis Otdr (Optical Time Domain Reflectometer)
Sistem Pengembangan Pendeteksian Indeks Bias Zat Cair Menggunakan Serat Optik Singlemode Berbasis Otdr (Optical Time Domain Reflectometer) Prastyowati Budiningsih, Samian, Pujiyanto Fakultas Sains Dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nanoteknologi adalah ilmu yang mempelajari, menciptakan dan merekayasa material berskala nanometer dimana terjadi sifat baru. Kata nanoteknologi berasal dari
Lebih terperinciKARAKTERISASI SIFAT OPTIK BAHAN BARIUM TITANAT (BaTiO 3 ) DENGAN MENGUNAKAN SPEKTROSKOPI ULTRAVIOLET-VISIBLE (UV-Vis)
KARAKTERISASI SIFAT OPTIK BAHAN BARIUM TITANAT (BaTiO 3 ) DENGAN MENGUNAKAN SPEKTROSKOPI ULTRAVIOLET-VISIBLE (UV-Vis) R. Yulis 1, Krisman 2, R. Dewi 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Fisika 2 Dosen Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kegagalan alat-alat listrik yang bertegangan tinggi ketika dipakai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terjadinya kegagalan alat-alat listrik yang bertegangan tinggi ketika dipakai disebabkan oleh kegagalan isolasi dalam menjalankan fungsinya sebagai isolator tegangan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Absorbansi Probe Sensor terhadap Variasi Konsentrasi Gas H 2 S
7 yang besar, karena probe sensor sangat sensitif dan jika mengalami guncangan yang besar, dapat mengakibatkan data yang diambil kurang baik. Setelah semua disiapkan, program pengambilan data dijalankan
Lebih terperinciBab IV. Hasil dan Pembahasan
Bab IV. Hasil dan Pembahasan Bab ini memaparkan hasil sintesis, karakterisasi konduktivitas listrik dan struktur kirstal dari senyawa perovskit La 1-x Sr x FeO 3-δ (LSFO) dengan x = 0,2 ; 0,4 ; 0,5 ; 0,6
Lebih terperincipembuatan sensor kristal fotonik pendeteksi gas ozon. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Transmitansi (%) Panjang gelombang (nm)
6 3.3.3. Pengenceran dan pembuatan kurva kalibrasi a) Optimalisasi alat spektrofotometer sesuai dengan petunjuk penggunaan alat. b) Larutan penjerap 1 ml yang sudah dilakukan penjerapan dibagi dua, 5 ml
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Lapisan tipis adalah suatu lapisan yang sangat tipis terbuat dari bahan organik,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lapisan tipis adalah suatu lapisan yang sangat tipis terbuat dari bahan organik, inorganik, logam maupun campuran metal organik dan memiliki sifat-sifat konduktor, semikonduktor
Lebih terperinciDAN KONSENTRASI SAMPEL
PERANCANGAN SENSOR ph MENGGUNAKAN FIBER OPTIK BERDASARKAN VARIASI KETEBALAN REZA ADINDA ZARKASIH NRP. 1107100050 DAN KONSENTRASI SAMPEL DOSEN PEMBIMBING : DRS. HASTO SUNARNO,M.Sc Jurusan Fisika Fakultas
Lebih terperinciPEMBUATAN BIOSENSOR FIBER BERBASIS EVANESCENT WAVE SEBAGAI SENSOR SENYAWA GLUKOSA DENGAN LED
PEMBUATAN BIOSENSOR FIBER BERBASIS EVANESCENT WAVE SEBAGAI SENSOR SENYAWA GLUKOSA DENGAN LED Abstrak Arni Candra Pratiwi 1, Ahmad Marzuki 2 1 Program Studi Fisika FMIPA UNS, Surakarta. Jl. Ir Sutami No.
Lebih terperinciDAB I PENDAHULUAN. komponen utama dan komponen pendukung yang memadai. Komponen. utama meliputi pesawat pengirim sinyal-sinyal informasi dan pesawat
DAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi, terutama dalam bidang komunikasi saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Kebutuhan komunikasi dan bertukar informasi antar satu dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nanopatikel merupakan partikel mikroskopis yang memiliki ukuran dalam skala nanometer yaitu < 100 nm. Nanopartikel menjadi kajian yang sangat menarik, karena ketika
Lebih terperinciSatuan Acara Perkuliahan Pengantar Kimia Material KI570 3 SKS
Satuan Acara Perkuliahan Pengantar Kimia Material KI570 3 SKS Standar Kompetensi.. Pertemuan ke Materi Pokok dan Sub Materi Pokok Kompetensi Dasar Metode Pembelajaran Rujukan 1 Pendahuluan Beberapa Konsep
Lebih terperinci