EFEKTIFITAS LAYANAN KONSULTASI DALAM MEMBANTU KONSULTI MENGENTASKAN MASALAH PIHAK KETIGA JURNAL

Transkripsi

1 EFEKTIFITAS LAYANAN KONSULTASI DALAM MEMBANTU KONSULTI MENGENTASKAN MASALAH PIHAK KETIGA JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) NOFLA ILFA SARI NIM PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014

2 EFEKTIFITAS LAYANAN KONSULTASI DALAM MEMBANTU KONSULTI MENGENTASKAN MASALAH PIHAK KETIGA Oleh: Nofla Ilfa Sari Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This research was motivated by the duties and responsibilities of counselor in the obligate consulting services in performing consulting services that have not been effective. The focus of this study to describe: planning, implementation, evaluation, analysis ofthe results ofthe evaluation, and implementation of the follow-up consultation services. This research was conducted with a qualitative descriptive. As for the informantsare: counselor, homeroom teacher, subject teachersand students.instruments that researchers usein this study are interviews, a technique used in the processing of data through data reduction, data presentation and conclusion. The results of this study reveal the already effective planning. On the implementation has not been effective because the teacher is not able to encourage and train the konsulti in solving third party problem. At the completion of the evaluation has not been seen by athird-party problemby konsulti. In the analysis of the evaluation result the counselor know from the observation result about development of a third party and at follow-up session the counselor conduct individual counseling. Based on the results of the study recommended to counselor, homeroom teacher and subject teachers to work together on alleviate students problem so that students can be effective in carrying out their activities. Keywords: Consulting services, alleviating problems. PENDAHULUAN Bimbingan dan konseling merupakan salah satu disiplin ilmu pengetahuan yang mencoba memberikan solusi dan memecahkan masalah peserta didik, termasuk masalah yang berkenaan dengan pembinaan tingkah laku. Menurut Hallen (2002:9), bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang terus menerus dari guru BK yang telah dipersiapkan kepada individu yang membutuhkannya. Tujuan dari bimbingan dan konseling adalah agar individu mampu memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya, mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu mengarahkan dirinya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki ke arah perkembangan yang optimal.seiring dengan itu untuk dapat melaksanakan kegiatan pembinaan yang baik, diperlukan petugas-petugas yang mempunyai keahlian dalam bidang bimbingan dan konseling. Menurut Tohirin (2011:187) dijelaskan bahwa Layanan konsultasi yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik. Selain itu, menurut Winkel (2004:775), konsultasi yaitu segala usaha memberikan kepada anggota staf pendidik di sekolah dan kepada orang tua peserta didik, demi perkembangan peserta didik yang lebih baik.pelaksanaan layanan konsultasi merupakan salah satu pelayanan yang memerlukan keterampilan dari guru BK, dimana guru BK yang berperan sekaligus konsultan membantu dan mengarahkan konsulti untuk memperoleh wawasan dan cara bertindak penyelesaian pihak ketiga, sehingga pelaksanaan layanan konsultasi ini bisa menjadi proses konseling perorangan jika permasalahan itu datang dari konsulti sendiri. Adapun operasionalisasi layanan 1

3 konsultasi ini sesuai dengan pendapat Prayitno (2004:30-32) bahwa langkahlangkahnya: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis hasil evaluasi, tindak lanjut, dan pelaporan. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara peneliti dengan guru BK serta wali kelas di SMK Negeri 4 Padang pada tanggal 3 April 2014 terlihat bahwa pelaksanaan layanan konsultasi berjalan kurang efektif karena masih adanya pihak yang terkait yaitu orang tua, wali kelas dan guru mata pelajaran yang belum memahami tujuan dari layanan konsultasi, sehingga wali kelas dan guru mata pelajaran yang menjadi konsulti lebih memilih menyerahkan peserta didik yang bermasalah kepada guru BK. Adapun masalah tersebut yaitu masih adanya ketidakpahaman berbagai pihak yaitu orang tua dan wali kelas tentang maksud dan tujuan dari layanan konsultasi, adanya guru BK kurang efektif dalam menjalankan layanan konsultasi, konsulti belum maksimal memperoleh wawasan dan pemahaman dalam menyelesaikan masalah pihak ketiga dan masih ada orang tua dan wali kelas lebih memilih menyerahkan kepada guru BK dalam menyelesaikan permasalahan pihak ketiga.hal ini mengungkapkan bahwa pelaksanaan layanan konsultasi di SMK 4 Negeri Padang sudah terlaksana dan tepat pada sasaran konsulti yang diberikan bantuan, namun secara keseluruhan belum ada yang memahami tujuan dari konsultasi yang sebenarnya, Sejalan dengan hal tersebut dampak yang akan terjadi jika layanan konsultasi tidak dilaksanakan secara efektif maka tidak berjalan dengan baik peran dan tanggung jawab guru BK dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling yang salah satu diantaranya adalah layanan konsutasi. Layanan konsultasi dengan tujuan bisa membantu konsulti dalam mengentaskan permasalahan pihak ketiga,permasalahan klien juga akan lebih lama untuk dientaskan, dan pelayanan konsultasi ini hanya dianggap sebagai penghantar yang pada akhirnya berganti dengan layanan konseling perorangan atau kegiatan lainnya. Berdasarkan fenomena ini maka peneliti tertarik untuk meneliti tentangefektifitas Layanan Konsultasi dalam Membantu Konsulti Mengentaskan Permasalahan Pihak Ketiga di SMK Negeri 4 Padang.Adapun rumusan masalah yang akan diteliti adalah Bagaimana efektifitas layanan konsultasi dalam membantu konsulti mengentaskan masalah pihak ketiga di SMK Negeri 4 Padang?. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1. Efektifitas perencanaan layanan 2. Efektifitas pelaksanaan layanan 3. Efektifitas evaluasi layanan konsultasi dalam membantu konsulti mengentaskan permasalahan pihak ketiga di SMK Negeri 4 Padang. 4. Efektifitas analisis hasil evaluasi layanan 5. Efektifitas tindak lanjut layanan Efektifitas merupakan ukuran yang menunjukan atau disebabkan oleh kegiatan tertentu untuk mengetahui keberhasilan yang dicapai dan tidak mengabaikan proses bagaimana keberhasilan itu dicapai. Triatna, 2004 (Supardi 2013:2) menyatakan efektifitas merupakan ukuran yang menyatakan sejauh mana sasaran atau tujuan telah dicapai.pendapat lain dikemukakan Ridwan (2008:22) istilah efektifitas berasal dari efektif, efektif merupakan tidak mengabaikan proses dan bagaimana hasil itu dicapai. Selanjutnya menurut Mizwar (2013:6) efektifitas adalah pengaruh yang ditimbulkan atau disebabkan oleh adanya suatu kegiatan tertentu untuk mengetahui sejauhmana tingkat keberhasilan yang dicapai dlam setiap tindakan yang dilakukan. Menurut Prayitno (2012:19) Layanan konsultasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan oleh konselor terhadap seorang pelanggan, disebut konsulti yang memungkinkan konsulti memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara- cara yang perlu dilaksanakannya dalam menangani kondisi dan/ atau permasalahan pihak ketiga. 2

4 Tahap-tahap pelaksanaan konsultasi hendaklah dilaksanakan secara tertib dan lengkap dari perencanaan sampai dengan penilaian dan tindak lanjutnya.hal ini semua untuk menjamin kesuksesan layanan secara optimal. Langkah-langkah tersebut menurut Prayitno (2012:228) adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan ( Mengidentifikasi konsulti, Mengatur pertemuan, menetapkan fasilitas layanan dan menyiapkan kelengkapan administrasi) 2. Pelaksanaan (menerima konsulti, menyelenggarakan penstruktur konsulti, membahas masalah, mendorong dan melatih konsulti dan membina komitmen konsulti). 3. Evaluasi ( penilaian segera, penilaian jangka pendek dan penilaian jangka panjang). 4. Analisis hasil evaluasi 5. Tindak lanjut. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu menggambarkan gejala-gejala, fakta dan realita yang ada di lapangan apa adanya tentang efektifitas layanan konsultasi dalam membantu konsulti mengentaskan masalah pihak ketiga. Moleong (2010:6) menyatakan bahwa:penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk katakata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Menurut Yusuf (2005: 83): Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang betujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu, atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail.adapun yang menjadi informan penelitian adalah: guru BK, walikelas, guru mata pelajaran dan peserta didik. Instrumen yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, teknik yang digunakan dalam pengolahan data melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. HASIL PENELITIAN 1. Efektifitasi perencanaan layanan bahwa perencanaan layanan konsultasi ini, guru BK sudah melaksanakan dengan baik, namun dalam memulai proses layanan konsultasi perlu dilaksanakan perencanaan yang telah dipaparkan di atas, untuk kesuksesan layanan konsultasi tidak hanya dengan melewati perencanaan saja saja namun harus melewati tahap layanan konsultasi selanjutnya. Menurut Prayitno (2012:228) menyebutkan adapun terdapat di dalam perencanaan layanan konsultasi adalah mengidentifikasi konsulti, mengatur pertemuan, menetapkan fasilitas layanan, menyiapkan kelengkapan administrasi. Proses layanan konsultasi di atas sudah berjalan dengan baik dilihat dari tahap perencanaan layanan konsultasi namun untuk melihat efektifnya layanan konsultasi tidak hanya melihat dari tahap perencanaan saja melainkan melaksanakan tahap selanjutnya. 2. Efektifitas pelaksanaanlayanan bahwa pelaksanaan layanan konsultasi belum efektif dilaksanakan karena guru BK belum mampu melatih konsulti dalam mengentaskan masalah pihak ketiga.pada tahap pelaksanaan layanan konsultasi, guru BK perlu memberikan wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap kepada konsulti untuk bias dikembangkan oleh konsulti dalam Terlihat di lapangan tempat penelitian konsulti jarang sekali mengentaskan masalah pihak. Pelaksanaan layanan konsultasi dilaksanakan oleh guru BK dan konsulti, dimana konsulti menceritakan masalah pihak ketiga kepada guru BK. Setelah konsulti menceritakan masalah keesokan harinya konsulti membawa pihak ketiga kepada guru BK dan berkumpul bersama- sama dengan guru BK. Menurut Prayitno (2012:229) menyebutkan adapun terdapat di dalam 3

5 pelaksanaan layanan konsultasi adalah menerima konsulti, menyelenggaraan penstrukturan konsultasi, membahas masalah, mendorong konsulti dan membina komitmen. Tahap pelaksanaan di atas belum efektif dilaksanakan karena yang menyelesaikan masalah pihak ketiga ialah konsulti dan guru BK hanya membantu mengentaskan masalah pihak ketiga. Seandainya konsulti tidak sanggup lagi menyelesaikan masalah pihak ketiga, konsulti boleh mengalihtangankan masalah pihak ketiga kepada guru BK. Kenyataannya disini konsulti menganggap bahwa yang menyelesaikan masalah adalah guru BK, dan konsulti hanya menceritakan atau memberi tahu masalah pihak ketiga kepada guru BK. 3. Efektifitas evaluasi layanan konsultasi dalam membantu konsulti Hasil penelitian mengungkapkan bahwa evaluasi layanan konsultasi kurang efektif dilaksanakan karena guru BK menyelesaikan masalah pihak ketiga dan dalam penilaian guru BK dengan menanyakan perkembangan pihak ketiga kepada konsulti dengan wawancara langsung kepada konsulti dan dengan meobservasi perkembangan pihak ketiga. Evaluasi layanan konsultasi yang digunakan oleh guru BK dengan penilaian UCA. Menurut Prayitno (2012:229) menyebutkan adapun terdapat di dalam evaluasi layanan konsultasi adalah Hasil layanan konsultasi perlu dinilai dalam kelima ranahnya: 1. Acuan yang perlu digunakan oleh konsulti untuk pemecahan masalah pihak ketiga. 2. Kompetensi yang perlu dikuasai terhadap pihak ketiga. 3. Usaha yang sunggguh- sungguh dalam menangani pihak ketiga. 4. Perasaan yang dipenuhi aspekaspek positif yang diisi empati dan komitmen dengan tinggi. 5. Kesungguhan dalam usaha berkenaan dengan tahap pelaksanaan penilaian (penilain segera, jangka pendek dan jangka panjang), penilaian untuk layanan konsultasi agak berbeda dari penilaian untuk layanan konseling perorangan. Penilaian yang telah dilaksanakan di lapangan guru BK dengan hanya menanyakan kepada konsulti bagaimana perubahan yang terjadi kepada peserta didik.bentuk fisik dari hasil penilaian di tulis dalam buku kasus peserta didik. Proses penilaian yang dilakukan pada layanan konsultasi tidak baik dan ini akan berdampak tidak efektifnya dalam pengentasan masalah peserta didik. 4. Efektifitas analisis hasil evaluasi layanan konsultasi dalam membantu konsulti mengentaskan masalah pihak ketiga. bahwa analisis hasil evaluasi guru BK menggunakan teknik wawancara dengan konsulti untuk mengetahui perubahan yang terjadi setelah dilakasanakan layanan konsultasi. Tugas guru BK dalam menganalisis hasil evaluasi layanan konsultasi sudah berjalan dengan baik namun disini konsulti kurang memberikan informasi mengenai perubahan yang terjadi pada peserta didik. Menurut Prayitno (2004:31) menyebutkan dalam tahap analisis hasil evaluasi dengan menafsirkan hasil evaluasi dalam kaitannya dengan diri pihak ketiga dan konsulti sendiri. Keterlibatan konsulti dalam penyelesaian masalah peserta didik dan kesiapan peserta didik untuk berubah.tujuan utama dari analisis hasil evaluasi layanan konsultasi adalah untuk mempertimbangkan upaya tindak lanjut yang akan dilakukan sesuai dengan penanganan masalah pihak ketiga. 5. Efektifitas tindak lanjut layanan bahwa Hasil temuan peneliti melalui wawancara di lapangan dapat diketahui bahwa tindak lanjut yang dilakukan guru BK tindak lanjut yang dilaksanakan dengan mengadakan layanan konsultasi lanjutan.ada lagi dengan mengadakan layanan konseling 4

6 perorangan dan layanan penguasaan konten terhadap pihak ketiga atau peserta didik serta kalau diperlukan diadakan terapi spiritual.hasil seluruh penilaian itu akan menjadi bahan analisis dan diskusi pada kesempatan konsultasi berikutnya, apabila layanan konsultasi berlangsung secara berkelanjutan.guru BK melakukan tindak lanjut dengan menyuruh peserta didik membuat surat perjanjian. Kalau dengan cara itu tidak berhasil guru BK mengalihtangankan peserta didik bermasalah kepada wakil kesiswaan atau orang tua. Menurut Prayitno (2012:231) mengemukakan bahwa hasil semua penilaian jangka pendek dan penilaian jangka panjang akan sangat berguna untuk mempertimbangkan upaya tindak lanjut berkenaan dengan penanganan permasalahan pihak ketiga. hasil seluruh penilaian itu akan menjadi bahan analisis dan diskusi pada kesempatan konsultasi berikutnya, apabila layanan konsultasi berlangsung secara berkelanjutan. Tindak lanjut yang telah dilaksanakan oleh guru BK belum dilaksanakan dengan baik karena pada dasarnya tidak lanjut dilakukan apabila konsulti belum bisa mengentaskan masalah pihak ketiga maka dilaksanakan layanan konsultasi lanjutan. Apabila hal tersebut terus dilaksanakan akan berdampak bahwa tugas dan tanggung jawab guru BK belum terlaksana semestinya. Agar layanan konsultasi berjalan dengan baik dan maksimal maka guru BK perlu menjalankan operasional kegiatan layanan konsultasi dengan tertib yaitu dimulai dengan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis hasil evaluasi dan tindak lanjut layanan konsultasi. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan mengenai efektifitas layanan konsultasi dalam membantu konsulti mengentaskan masalah pihak ketiga di SMK Negeri 4 Padang dilihat dari: 1. Efektifitas layanan konsultasi berdasarkan perencanaan guru BK sudah efektif menjalankan perencanaannya sesuai dengan yang telah ditetapkan, guru BK sudah tepat sasaran dalam melaksanakan layanan konsultasi. 2. Efektifitas layanan konsultasi berdasarkan pelaksanaan guru BK belum efektif dilaksanakan, guru BK belum mampu melatih konsulti dalam mengentaskan masalah. Disini masih ada teknik- teknik yang belum diberikan kepada konsulti. Sedangkan konsulti tidak sepenuhnya menyelesaikan masalah peserta didik, kebanyakan konsulti hanya menyerahkan masalah peserta didik kepada guru BK. 3. Efektifitas layanan konsultasi berdasarkan evaluasi guru BK sudah menjalankan evaluasi namun hasil penilaian tersebut tidak efektif karena masih banyak masalah peserta didik tidak diselesaikan oleh konsulti. 4. Efektifitas layanan konsultasi berdasarkan hasil analisis evaluasi guru BK sudah melaksanakan analisis hasil evaluasi dengan menanyakan kepada konsulti dan guru BK memonitor perilaku peserta didik. 5. Efektifitas layanan konsultasi berdasarkan tindak lanjut guru BK melaksanakan dengan mengadakan layanan konseling perorangan dan ketika memiliki hambatan guru BK mengalihtangankan kepada wakil kesiswaan ataupun kepada orang tua peserta didik. Sedangkan konsulti hanya mengalihtangankan pihak ketiga kepada guru BK. Berdasarkan kesimpulan di atas maka peneliti ingin mengajukan saran kepada: 1. Guru BK, diharapkan guru BK lebih mampu dalam mendorong dan melatih konsulti dalam mengentaskan masalah pihak ketiga serta mampu memberikan wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap kepada konsulti. 2. Wali Kelas, diharapkan bisa lebih memahami tentang layanan konsultasi dan mampu menyelesaikan masalah peserta didik, serta bekerja sama dengan guru BK dalam mengentaskan masalah peserta didik. 5

7 3. Guru mata pelajaran, diharapkan bisa lebih memahami tentang layanan konsultasi dan mampu menyelesaikan masalah peserta didik, Serta perlunya kerja sama dalam menyelesaian masalah peserta didik. 4. Peneliti bias menambah wawasan dan lebih mengetahui tentang layanan konsultasi. 5. Peneliti selanjutnya, bisa melakukan penelitian lanjutan bagaimana cara guru BK dalam mendorong dan melatih konsulti dalam menyelesaian masalah pihak ketiga pada layanan konsultasi. KEPUSTAKAAN Hallen Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Pers. Miswar, Dedi Efektifitas Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Perilaku Sosial Peserta Didik di SMA Negeri 12 Padang. Skripsi.STKIP PGRI SUMBAR Padang. Moleong, J Lexi Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Roskakarya. Prayitno Layanan L. 1-L. 9. Padang: FIP UNP. Prayitno Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang: FIP UNP. Ridwan Penanganan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (berbasis integrasi). Jakarta: Raja Grafindo Persada. Winkel. W.S dan M.M. Sri Hastuti Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi. Yusuf, A Muri Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press. 6