PERSEPSI GURU BK TENTANG KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMA NEGERI 5 SOLOK SELATAN. Muldani Iksan
|
|
- Dewi Santoso
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERSEPSI GURU BK TENTANG KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMA NEGERI 5 SOLOK SELATAN Muldani Iksan Student Guidance and Counseling, STKIP PGRI West Sumatra ABSTRACT This research is motivated by the discovery of individual counseling are not yet effective and efficient. This study aims to look: counselor perceptions about the characteristics of students in basic skills, background, personality differences and aspirations of students in individual counseling services. Results of the study revealed that counselor perception about the characteristics of students in: 1) basic skills students in individual counseling that every student has a different view of the matter and speaking skills diverse students. 2) background of students in individual counseling that every student has a different background and counselor should not discriminate between service provided. 3) personality differences of student in individual counseling that openness and comfort of students in individual counseling is different, it affects the desire of students in counseling. 4) ideals students in individual counseling that preparedness for students in the face of the future are still many shortcomings, it is necessary for the guidance and direction of the counselor. The results of this study recommended to counselor for more attention to the characteristics of students in the implementation of individual counseling services. *Key word: counselor, the characteristics of students and individual counseling. Pendahuluan Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan layanan yang membantu mengentaskan permasalahan yang dialami peserta didik baik itu masalah pribadi, sosial, belajar maupun masalah karir. Untuk mengentaskan masalah yang dialaminya itu, peserta didik dapat mendatangi dan mengkonsultasikan masalahnya dengan guru BK. Usaha yang dilakukan guru BK di sekolah dalam mengentaskan permasalahan yang dialami peserta didik sangat diperlukan tanggung jawab dan profesionalitas guru BK dalam menjalankan tugasnya. Guru BK yang profesional itu adalah seseorang yang berlatar belakang khusus dari bimbingan dan konseling serta memiliki keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan standar profesi konseling. Keprofesionalan tersebut sangat diperlukan oleh seorang guru BK karena pekerjaan guru BK bukanlah pekerjaan yang ringan. Sebab setiap individu atau peserta didik yang dihadapi oleh guru BK di sekolah mempunyai perbedaan atau keunikan serta kekhasan, baik dari aspek tingkah laku, kepribadian maupun sikapnya. Guru BK profesional harus memiliki kepribadian dan pengetahuan yang luas, seperti dijelaskan oleh Munro (1993: 29) bahwa Guru pembimbing atau konselor sekolah dalam melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling harus memiliki sifat luwes, hangat, terbuka, dapat menerima orang lain, mengenal diri sendiri, tidak berpura-pura, tidak mau menang sendiri dan objektif. Salah satu layanan yang bertujuan membantu peserta didik dalam mengatasi permasalahan yang dialaminya adalah dengan layanan konseling Menurut Wilis (2010: 18) konseling perorangan adalah upaya bantuan yang diberikan oleh guru BK yang telah terlatih dan berpengalaman terhadap individu-individu yang membutuhkan, agar individu-individu yang membutuhkannya terus berkembang potensinya secara optimal maupun menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang selalu buruk. Pendapat di atas sangat jelas bahwa konseling perorangan merupakan suatu interaksi yang terjadi antara dua individu yang masing-masing disebut guru BK dan peserta didik dalam rangka mengupayakan pemecahan masalah yang dihadapi individu tersebut. Mencapai interaksi yang baik dalam melaksanakan konseling perorangan diperlukan keterampilan guru BK dalam membina hubungan yang baik antara guru BK dengan peserta didik. Apalagi konseling yang dilakukan dengan remaja atau peserta didik yang sedang duduk di bangku SMA. Remaja merupakan kelompok yang unik, maka guru BK yang berhadapan dengan remaja 1
2 harus memahami karakteristik remaja atau peserta didik. Danim (2013: 4) menjelaskan ada empat hal dominan dari karakteristik peserta didik yaitu: 1. Kemampuan dasar, misalnya kemampuan kognitif atau intelektual, afektif dan psikomotor, 2. Latar belakang kultural lokal, status sosial, status ekonomi, agama dan sebagainya, 3. Perbedaan-perbedaan kepribadian seperti sikap, perasaan, minat dan lain-lain, 4. Cita-cita, pandangan ke depan, keyakinan diri, daya tahan dan lain-lain. Guru BK yang memahami karakteristik peserta didik akan lebih mudah dalam mengentaskan permasalahan yang dialami oleh peserta didik. Hal ini sesuai dengan salah satu karakteristik pribadi guru BK yang efektif menurut Hikmawati (2010: 51) yaitu: kesadaran holistik ( holistic awareness) yaitu guru BK memahami peserta didik secara utuh dan tidak mendekatinya secara serpihan, akrab dan terbuka berbagai teori, menemukan cara memberikan konsultasi yang tepat, menyadari tentang dimensi kepribadian yang kompleks. Berdasarkan penjelasan di atas sangat jelas konseling dengan remaja guru BK sangat perlu memahami karakteristik peserta didik dan memerlukan suatu pendekatan dalam menangani permasalahan yang sedang dihadapi remaja. Dalam pelaksanaan pendekatan tersebut sangat diperlukan kualitas pribadi guru BK yang efektif untuk konseling dengan remaja. Berdasarkan pengamatan selama Praktik Lapangan Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 5 Solok Selatan yang dilaksanakan mulai dari tanggal 11 Agustus 2014 sampai 20 Desember 2014, Peneliti melihat dan mengamati secara langsung banyak problema yang terjadi dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Namun Peneliti tertarik meneliti pelaksanaan layanan konseling perorangan karena belum maksimalnya konseling perorangan yang dilakukan oleh guru BK di sekolah, pemberian nasihat atau arahan dalam konseling tidak memperhatikan karakteristik peserta didik dan peserta didik merasa dihakimi, ditemukan peserta didik yang kurang terbuka dalam menceritakan permasalahannya, guru BK kurang memperhatikan salah satu prinsip bimbingan dan konseling yaitu setiap anak adalah unik, adanya hubungan interaksi dan komunikasi guru BK dengan peserta didik yang belum efektif, guru BK terlalu cepat menyimpulkan keadaan/masalah yang dialami peserta didik dan ditemukan peserta didik yang belum terbebas dari permasalahannya walaupun telah dilakukan konseling beberapa kali. Pada akhirnya konseling yang kurang efektif berdampak pada tidak terentaskannya masalah peserta didik. Berdasarkan realita yang Penulis temukan di lapangan tersebut, maka Penulis ingin melakukan penelitian lebih lanjut terhadap temuan kasus tersebut. Adapun judul penelitian ini adalah Persepsi Guru BK tentang Karakteristik Peserta didik dalam Layanan Konseling Perorangan di SMA Negeri 5 Solok Selatan. Mengingat luasnya ruang lingkup penelitian ini maka penelitian difokuskan pada: 1. Persepsi guru BK tentang karakteristik peserta didik pada kemampuan dasar seperti kemampuan kognitif atau intelektual, afektif dan psikomotor dalam pelaksanaan layanan konseling 2. Persepsi guru BK tentang karakteristik peserta didik pada latar belakang kultural lokal, status sosial, status ekonomi dan agama dalam pelaksanaan layanan konseling 3. Persepsi guru BK tentang karakteristik peserta didik pada perbedaan-perbedaan kepribadian seperti sikap, perasaan dan minat dalam pelaksanaan layanan konseling 4. Persepsi guru BK tentang karakteristik peserta didik pada cita-cita, pandangan ke depan, keyakinan diri dan daya tahan dalam pelaksanaan layanan konseling Berdasarkan fokus masalah di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana persepsi guru BK tentang karakteristik peserta didik dalam layanan konseling perorangan di SMA Negeri 5 Solok Selatan? Berkaitan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui tentang: 1. Persepsi guru BK tentang karakteristik peserta didik pada kemampuan dasar seperti kemampuan kognitif atau intelektual, afektif dan psikomotor dalam pelaksanaan layanan konseling 2. Persepsi guru BK tentang karakteristik peserta didik pada latar belakang kultural lokal, status sosial, status ekonomi dan agama dalam pelaksanaan layanan konseling 3. Persepsi guru BK tentang karakteristik peserta didik pada perbedaan-perbedaan 2
3 kepribadian seperti sikap, perasaan dan minat dalam pelaksanaan layanan konseling 4. Persepsi guru BK tentang karakteristik peserta didik pada cita-cita, pandangan ke depan, keyakinan diri dan daya tahan dalam pelaksanaan layanan konseling Metodologi Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian, maka jenis penelitian yang akan peneliti lakukan adalah penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Menurut Moleong (2010: 6) Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek-subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks, khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Yusuf (2005: 87) juga mengatakan, penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktafakta dan sifat populasi dan mencoba menggambarkan secara detail. Maka penelitian ini mendeskripsikan persepsi guru BK tentang karakteristik peserta didik dalam layanan konseling perorangan di SMA Negeri 5 Solok Selatan. Informan penelitian pada penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu informan kunci dan informan tambahan. Adapun yang menjadi informan kunci adalah tiga orang guru BK dan informan tambahannya tiga orang peserta didik di SMA Negeri 5 Solok Selatan. Teknik pengumpul data yang digunakan adalah wawancara. Menurut Bungin (2008: 108) wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai dengan atau tanpa menggunakan pedoman ( guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Data yang telah dikumpulkan seterusnya dianalisis, Miles dan Huberman (Sugiyono, 2011: ) menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif ada tiga tahap analisis yaitu: 1. Reduksi Data (data reduction) merupakan proses merangkul memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu dari data yang diperoleh dari lapangan. 2. Penyajian data ( display data), penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan hubungan antar kategori atau dalam bentuk teks yang bersifat naratif dengan menyajikankan data dapat mempermudah dalam memahami apa yang terjadi. 3. Penarikan kesimpulan (verifikasi) merupakan analisis lanjutan dari reduksi data dan display data dapat disimpulkan dalam bentuk deskriptif sebagai laporan penelitian dan tahap terakhir dari data sudah ada disimpulkan. Hasil Penelitian dan Pembahasan Pembahasan pada penilitian ini yaitu mengenai persepsi guru BK tentang karakteristik peserta didik dalam layanan konseling Adapun uraiannya sebagai berikut: 1. Persepsi Guru BK tentang Karakteristik Peserta Didik pada Kemampuan dasar seperti Kognitif, Afektif dan Psikomotor dalam Layanan Konseling Perorangan bahwa kemampuan dasar yang dimiliki setiap peserta didik berbeda-beda dalam konseling perorangan seperti kognitif, afektif dan psikomotor. Hal itu terlihat dari pemahaman peserta didik terhadap permasalahan yang dihadapinya berbedabeda ada yang memahami permasalahannya dan ada yang tidak. Daya tangkap peserta didik dalam konseling sangat beragam karena setiap peserta didik mempunyai tingkat intelegensi yang berbeda-beda. (2012: 79) dalam proses konseling guru BK harus memperhatikan aspek intelegensi peserta didik karena setiap peserta didik memiliki keunikan intelegensinya masingmasing. Hal ini diperlukan untuk memilih strategi konseling yang tepat. Bila hal ini diabaikan oleh guru BK, maka proses konseling bisa mengalami hambatan sehingga tujuan konseling tidak dapat tercapai. Menurut pendapat Peneliti daya tangkap atau intelegensi peserta didik dalam konseling sangat perlu diperhatikan karena hal itu berpengaruh terhadap hasil 3
4 dan tujuan yang ingin dicapai dalam konseling. Bila guru BK tidak memperhatikan hal tersebut maka peserta didik akan sulit dalam memahami permasalahan yang dialaminya dan juga akan sulit dalam mencari jalan keluar untuk mengatasi masalahnya. Oleh karena itu diperlukan pendekatan dan cara tersendiri oleh guru BK dalam mengkonselingi setiap peserta didik. Begitu juga dengan aspek afektif peserta didik, berdasarkan hasil wawancara di sekolah dengan tiga orang guru BK dan tiga orang peserta didik diperoleh informasi bahwa perilaku peserta didik yang beragam dalam konseling merupakan hal yang biasa dalam konseling karena peserta didik tidak pernah salah jadi guru BK harus mengarahkannya supaya berperilaku baik. Peserta didik yang menampilkan sikap berlebihan disebabkan karena peserta didik tersebut kurang perhatian dan guru BK harus memberikan perhatian lebih kepada peserta didik tersebut. (2012: 82) setiap peserta didik memiliki sikap yang berbeda-beda, sehingga keterlibatan mereka dalam proses konseling juga tidak sama. Guru BK yang profesional harus mampu mengembangkan sikap peserta didik sehingga konseling dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Menurut pendapat Peneliti ragam perilaku yang ditampilkan peserta didik dalam konseling merupakan suatu tantangan bagi guru BK untuk dapat bersikap fleksibel. Dengan guru BK bersikap fleksibel terhadap ragam perilaku yang ditampilkan peserta didik akan mempermudah guru BK dalam mendekati peserta didik dan mengentaskan permasalahan yang dialami oleh peserta didik. Oleh karena itu diharapkan kepada guru BK untuk selalu menerapkan prinsip bimbingan dan konseling bahwa peserta didik tidak pernah salah dan peserta didik yang satu berbeda dengan peserta didik yang lainnya serta dibutuhkan kiat-kiat tersendiri dari guru BK untuk mendekati peserta didik dalam konseling. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilaksanakan di sekolah dengan tiga orang guru BK dan tiga orang peserta didik diperoleh hasil guru BK berpendapat psikomotor peserta didik dalam konseling perorangan beragam. Keaktifan peserta didik dalam konseling sangat beragam dan peserta didik dituntut untuk aktif dalam konseling agar konseling berjalan efektif dan permasalahan peserta didik dapat teratasi dengan tepat. Keterampilan berbicara peserta didik sangat beragam dalam konseling Banyak peserta didik yang gugup dalam berbicara karena tidak terbiasa berbicara empat mata dengan guru. Menurut Desmita (2009: 54) kemampuan berbahasa adalah kemampuan seseorang untuk menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang bermakna, logis dan sistematis. Kemampuan berbahasa peserta didik berbeda-beda, ada peserta didik yang dapat berbicara dengan lancar, singkat dan jelas, tetapi ada pula anak yang gagap, berbicara berbeli-belit dan tidak jelas. Pendapat di atas sangat jelas bahwa keterampilan berbicara setiap individu berbeda-beda dan sama halnya dengan peserta didik yang dikonselingi. Peserta didik yang dikonseling ada yang jelas dan lancar dalam berbicara dan mengungkapkan permasalahannya dan ada pula yang gugup dalam berbicara. Oleh karena itu diharapkan kepada guru BK untuk dapat membimbing agar peserta didik dapat terampil berbicara dalam konseling dan tidak menuntut peserta didik lebih dalam konseling. 2. Persepsi Guru BK tentang Karakteristik Peserta Didik pada Latar Belakang seperti Kultural Lokal, Status Sosial, Status Ekonomi dan Agama dalam Layanan Konseling Perorangan bahwa tata cara berbicara peserta didik dalam konseling sangat beragam ada yang mengetahui adat bicara minangkabau ( kato nan ampek) dan ada yang tidak. Budaya peserta didik dalam mengikuti konseling perorangan sangat beragam walaupun sama budaya minang namun budaya tempat tinggal peserta didik berbeda satu sama lain. Guru BK tetap memberikan pelayanan yang sama dan tidak membeda-bedakannya walaupun peserta didik berbeda-beda budaya, status sosial dan keadaan ekonominya satu dengan yang lain. Peserta didik yang merasa rendah diri dengan status sosial dan keadaan ekonominya diberikan penguatan dan motivasi agar bisa menerima keadaan 4
5 dirinya dan keluarganya. Akhlak peserta didik dalam konseling perorangan sangat beragam ada yang baik dan ada yang tidak. Menanamkan nilai-nilai agama dalam konseling perorangan penting diberikan kepada peserta didik agar peserta didik dapat merubah sikap dan akhlaknya yang buruk dan tidak berputus asa dalam mengatasi masalahnya. Menurut Lesmana (2005: 67) seorang guru BK harus sangat sensitif dengan keanekaragaman etnik dan agama yang ada di Indonesia. Hal ini disebabkan guru BK hidup di dalam konteks lingkungan yang sangat kompleks dan faktor-faktor tersebut akan berpengaruh terhadap peserta didik yang dikonseling. Karena itulah guru BK harus mempunyai keterbukaan yang tinggi, kemauan dan kemampuan untuk menerima keadaan lingkungan sekitarnya. Menurut pendapat Peneliti keanekaragaman budaya dan agama yang terdapat di Indonesia guru BK harus mampu menghargainya dan tidak membeda-bedakan keaneka ragaman tersebut. Untuk menghadapi hal tersebut dibutuhkan wawasan guru BK yang luas dan kecakapan dalam menjalin hubungan agar proses konseling berjalan dengan baik. Begitu juga dengan status sosial dan ekonomi peserta didik yang beragam, guru BK harus dapat menghargai dan tidak membeda-bedakan peserta didik dalam konseling Apabila peserta didik merasa rendah diri dengan status sosial maupun keadaan ekonominya guru BK harus dapat berempati terhadap keadaan peserta didik tersebut dan memberikan penguatan dan motivasi kepada peserta didik agar dapat menerima keadaan dirinya dan keluarganya serta mensyukuri nikmat yang Allah SWT berikan. 3. Persepsi Guru BK tentang Karakteristik Peserta Didik pada Perbedaan Kepribadian seperti Sikap, Perasaan dan Minat dalam Layanan Konseling Perorangan bahwa sopan santun peserta didik berbedabeda dalam mengikuti konseling Peserta didik yang kurang sopan santunnya diberikan nasihat dan contoh yang baik agar peserta didik dapat merubah sikapnya tersebut. Peserta didik yang tidak terbuka disebabkan peserta didik takut menceritakan masalahnya dan takut diketahui orang lain. Kenyamanan peserta didik tergantung dari status peserta didik yang datang ke ruang BK karena ada yang peserta didik yang statusnya datang atas keinginan sendiri dan ada yang dipanggil karena bermasalah. Minat peserta didik yang melaksanakan konseling perorangan tentu berbeda-beda namun kebanyakan peserta didik minatnya berubah menjadi lebih baik setelah proses konseling (2012: 78) kepribadian peserta didik adalah totalitas sifat, sikap dan perilaku peserta didik yang terbentuk dalam proses kehidupan. Seorang peserta didik memiliki keunikan dalam aspek kepribadiannya, sehingga perilaku peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain tidak sama. Peserta didik juga memiliki minat yang berbeda dalam mengikuti konseling Peserta didik yang memiliki intensitas minat yang tinggi akan menunjukan perilaku yang aktif dalam konseling dan begitu sebaliknya. Maka untuk itu guru BK perlu memberikan penguatan kepada peserta didik dalam konseling perorangan agar peserta didik dapat merubah minatnya tersebut. Menurut pendapat Peneliti kepribadian peserta didik yang mengikuti konseling perorangan tentu berbeda-beda dan peserta didik yang satu tidak sama dengan peserta didik yang lainnya. Sopan santun peserta didik berbeda-beda dalam konseling dan peserta didik yang tidak terbuka dalam konseling perorangan lebih diyakinkan lagi serta disebutkan janji konselor. Kenyamanan peserta didik sangat diperlukan untuk keefektifan konseling yang dilakukan, hal itu berpengaruh terhadap minat peserta didik dalam konseling Oleh karena itu diharapkan kepada guru BK untuk terus memberikan pendekatan dan cara tersendiri untuk mengatasi keanekaragaman peserta didik tersebut dan tidak menyalahkan peserta didik dengan sikap dan perilaku yang ditampilkannya. 4. Persepsi Guru BK tentang Karakteristik Peserta Didik pada Cita-cita seperti Pandangan ke Depan, Keyakinan Diri dan Daya Tahan dalam Layanan Konseling Perorangan 5
6 bahwa keinginan peserta didik untuk mengubah kehidupannya sangat beragam itu tergantung pada kesadaran diri, niat dan usaha peserta didik tersebut. Tugas guru BK terus memberikan motivasi dan nasihat kepada peserta didik untuk dapat menjadi lebih baik lagi dan dapat keluar dari permasalahan yang dihadapinya. Kesiapan diri peserta didik untuk menghadapi masa depan masih banyak yang kurang, untuk itu diperlukan bimbingan dan arahan dari guru BK. Keyakinan diri peserta didik dalam mengikuti konseling perorangan sangat beragam, ada yang sebelum mengikuti konseling perorangan peserta didik sudah memiliki keyakinan diri dan ada yang sesudah mengikuti konseling Hal ini dikarenakan ada peserta didik yang yakin mendapatkan solusi dari masalah yang dialaminya dan ada yang tidak. Kesehatan peserta didik dalam konseling perlu diperhatikan karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap keafektifan konseling yang dilakukan. (2012: 80) setiap peserta didik mempunyai cita-cita yang berbeda-beda dan hal ini harus diperhatikan oleh guru BK dalam proses konseling. Potensi yang dimiliki oleh peserta didik memiliki keunikan masing-masing, hal ini akan berpengaruh terhadap kecendrungan-kecendrungan peserta didik dalam berperilaku. Pelayanan konseling pada hakikatnya memfasilitasi perkembangan peserta didik, termasuk perkembangan potensinya. Menurut pendapat Peneliti cita-cita peserta didik dalam konseling perlu diperhatikan oleh guru BK karena salah satu tugas guru BK juga mambantu dan membimbing peserta didik untuk menggapai cita-citanya. Cita-cita peserta didik dalam konseling tentu sangat beragam, begitu juga dengan padangan ke depannya dan keyakinan diri peserta didik dalam menggapai cita-cita tersebut. Oleh karena itu guru BK untuk dapat membantu peserta didik dalam merencanakan, memotivasi serta membimbing peserta didik agar cita-citanya dapat diraihnya. Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan 1. Persepsi Guru BK tentang Karakteristik Peserta Didik pada Kemampuan Dasar seperti Kognitif, Afektif dan Psikomotor dalam Layanan Konseling Perorangan Guru BK berpendapat kemampuan dasar yang dimiliki setiap peserta didik berbeda-beda dalam konseling perorangan seperti kognitif, afektif dan psikomotor. Hal itu terlihat dari pemahaman peserta didik terhadap permasalahan yang dihadapinya berbeda-beda ada yang memahami permasalahannya dan ada yang tidak. Dalam konseling peserta didik tidak pernah salah jadi guru BK harus mengarahkannya supaya berperilaku baik. Keterampilan berbicara peserta didik beragam dalam konseling Banyak peserta didik yang gugup dalam berbicara karena tidak terbiasa berbicara empat mata dengan guru. 2. Persepsi Guru BK tentang Karakteristik Peserta Didik pada Latar Belakang seperti Kultural Lokal, Status Sosial, Status Ekonomi dan Agama dalam Layanan Konseling Perorangan Guru BK berpendapat latar belakang peserta didik dalam konseling sangat beragam dalam konseling Budaya peserta didik dalam mengikuti konseling perorangan sangat beragam walaupun sama budaya minang namun budaya tempat tinggal peserta didik berbeda satu sama lain. Guru BK berpendapat status sosial dan status ekonomi peserta didik sangat bergagam dalam konseling dan guru BK tidak boleh membeda-bedakan pelayanan yang diberikan kepada peserta didik. Menanamkan nilai-nilai agama dalam konseling penting diberikan kepada peserta didik agar peserta didik dapat merubah sikap dan akhlak yang buruk serta tidak berputus asa mengatasi masalahnya. 3. Persepsi Guru BK tentang Karakteristik Peserta Didik pada Perbedaan Kepribadian seperti Sikap, Perasaan dan Minat dalam Layanan Konseling Perorangan Guru BK bependapat kepribadian peserta didik dalam konseling berbeda-beda. Keterbukaan peserta didik dalam mengikuti konseling berbeda-beda. Peserta didik yang tidak terbuka disebabkan peserta didik takut menceritakan masalahnya dan takut diketahui orang lain, hal ini dibutuhkan pendekatan dan cara 6
7 tersendiri oleh guru BK. Kenyamanan peserta didik dalam konseling sangat beragam. Kenyamanan tersebut tergantung pendekatan yang dilakukan oleh guru BK karena pada awalnya semua peserta didik merasa canggung dalam mengikuti konseling. 4. Persepsi Guru BK tentang Karakteristik Peserta Didik pada Citacita seperti Pandangan ke Depan, Keyakinan Diri dan Daya Tahan dalam Layanan Konseling Perorangan Guru BK berpendapat cita-cita seperti pandangan ke depan, keyakinan diri dan daya tahan peserta didik dalam layanan konseling perorangan sangat beragam. Keinginan peserta didik untuk mengubah kehidupannya menjadi lebih baik sangat beragam serta kesiapan diri peserta didik untuk menghadapi masa depan masih banyak yang kurang, untuk itu diperlukan bimbingan dan arahan dari guru BK. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka Peneliti menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait, sebagai berikut: 1. Guru BK, diharapkan dapat lebih memperhatikan karakteristik peserta didik dan prinsip bimbingan dan konseling dalam setiap layanan yang diberikan karena hal itu sangat berpengaruh terhadap efektifitas, hasil dan tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan pelayanan kepada peserta didik. 2. Peserta didik, diharapkan dapat menggunakan sebaik-baiknya pelayanan yang diberikan guru BK di sekolah dan lebih memahami lagi fungsi dan tujuan bimbingan dan konseling di sekolah karena banyak peserta didik yang berpandangan negatif kepada guru BK. 3. Kepala sekolah, diharapkan untuk dapat lebih memfasilitasi lagi pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan mendukung semua aktifitas bimbingan dan konseling di sekolah. Serta lebih mendukung guru BK untuk mengikuti pelatihan atau seminar-seminar yang berguna bagi peningkatan keprofesionalan guru BK. 4. Peneliti selanjutnya, diharapkan bisa melakukan penelitian lanjutan tentang persepsi guru BK tentang karakteristik peserta didik dalam layanan konseling perorangan dengan variabel lainnya. Kepustakaan Bungin, Burhan. (2008). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana. Danim, Sudarwan. (2013). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Alfabeta. Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Remaja Rosdakarya. Hartono & Soedarmadji, Boy. (2012). Psikologi Konseling Edisi Revisi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Hikmawati, Fenti. (2010). Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Lesmana, Jeanette Murad. (2005). Dasar-dasar Konseling. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press). Moleong, Lexy J. (2010 ). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Munro, Manthei, & Small. (1993). Penyuluhan (Counselling) Suatu Pendekatan Berdasarkan Keterampilan. Padang: Ghalia Indonesia. Sugiyono. (2 011). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Wiliis, Sofyan S. (2010). Konseling Indivisual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta. Yusuf, A. Muri. (2005). Metodologi Penelitian. Padang: UNP Pers. 7
GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL
PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KEBERADAAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL CICI FITRIA NPM: 10060152 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
Lebih terperinciPEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN HIMPUNAN DATA DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK N I KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN
PEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN HIMPUNAN DATA DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK N I KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Fauzil Husnah Mahasiswa Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP
Lebih terperinciBENTUK PENILAIAN DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN OLEH GURU BK DI SMA PGRI 1 PADANG JURNAL. Asmaneli
BENTUK PENILAIAN DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN OLEH GURU BK DI SMA PGRI 1 PADANG JURNAL Asmaneli 09060001 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciKERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL
KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL WILDA GUSRITA NPM : 10060188 PROGRAM STUDI BIMBINGAN
Lebih terperinciPeni Putri Ninda Sari * Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd., Kons ** Yasrial Chandra, M.Pd **
1 2 PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG PENERAPAN AZAS KERAHASIAAN OLEH GURU BK DALAM PELAKSANAAN KONSELING PERORANGAN (Studi di Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti) By: * Student ** lectures Peni
Lebih terperinciPeran Guru BK dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Tinggal Kelas di SMA Negeri 2 Solok Selatan. By:
1 1 Peran Guru BK dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Tinggal Kelas di SMA Negeri 2 Solok Selatan By: Wiza Pitri Yeni* Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd. Kons** Septya Suarja, M.Pd ** *Student
Lebih terperinciPELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BK DI KELAS XI MIPA SMA NEGERI 3 PADANG ABSTRACT
0 PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BK DI KELAS XI MIPA SMA NEGERI 3 PADANG Yunesya Vidara 1, Fitria Kasih 2, Mori Dianto 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pada poin ini akan membahas mengenai jenis penelitian serta tempat dan waktu penelitian, berikut adalah penjelasannya: 1. Jenis Penelitian Penulisan
Lebih terperinciHAMBATAN YANG DIHADAPI OLEH GURU BK DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMPN 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL
HAMBATAN YANG DIHADAPI OLEH GURU BK DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMPN 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL Oleh: SUSI SUSANTI NPM: 12060191 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
Lebih terperinciPROFIL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 3 KOTA SOLOK ABSTRACT
1 PROFIL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 3 KOTA SOLOK Dian Setiani 1, Fitria Kasih 2, Mori Dianto 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
Lebih terperinciPROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL
PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL Oleh : MARDIANSYAH NIM. 11060308 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN
Lebih terperinciEFEKTIFITAS LAYANAN KONSULTASI DALAM MEMBANTU KONSULTI MENGENTASKAN MASALAH PIHAK KETIGA JURNAL
EFEKTIFITAS LAYANAN KONSULTASI DALAM MEMBANTU KONSULTI MENGENTASKAN MASALAH PIHAK KETIGA JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) NOFLA ILFA SARI NIM.
Lebih terperinciThe Counselor Role in Developing the Talents of Students Through the Placement Services in the Fields SMP 27 By:
1 The Counselor Role in Developing the Talents of Students Through the Placement Services in the Fields SMP 27 By: *Student ** lecturers Intan Rahma Pertiwi * Dr. Helma., M.Pd ** Ahmad Zaini., S.Ag.M.Pd**
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan. dan pengawasan dalam pengelolaan jum at berinfaq Dengan
39 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di MTsN-2 Palangka Raya. Kemudian alasan peneliti melakukan kegiatan penelitian di sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
Lebih terperinciHambatan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok di SMA Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman
Hambatan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok di SMA Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman Oleh: Peninas Saputri Student Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif (Qualitative Research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
Lebih terperinciPEROLEHAN SISWA SETELAH MENGIKUTI LAYANAN KONSELING PERORANGAN
Volume 1 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Halaman 62-70 Info Artikel: Diterima21/02/2013 Direvisi25/02/2013 Dipublikasikan 01/03/2013 PEROLEHAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting karena salah satu upaya yang menyangkut cara kerja untuk dapat memahami dan mengkritisi objek, sasaran suatu ilmu yang sedang diselidiki.
Lebih terperinciUPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL
UPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL Oleh: DONI HERIANTO NPM: 12060106 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah strategi umum yang digunakan dalam pengumpulan data dan analisis data yang digunakan untuk menjawab
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian kualitatif, penelitian kualitatif menurut Lexy J Moleong adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini penulis mengemukakan metode penelitian yang berisi tentang (1) Jenis dan pendekatan penelitian, (2) lokasi penelitian, (3) data dan sumber data, (4) prosedur pengumpulan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
56 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Adapun pengertian dari metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati permasalahan dan mencari jawaban, dengan kata
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Disebut kualitatif karena penelitian
Lebih terperinciOleh: Cici Fitri Rahayu* Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT
PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MEMBANTU PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PENDIDIKAN INKLUSI (Studi di SMK Negeri 4 Padang) Oleh: Cici Fitri Rahayu*
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan (field research) adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode
BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah salah satu faktor yang terpenting dan sangat menentukan dalam penelitian, hal ini disebabkan karena berhasil tidaknya suatu penelitian banyak dipengaruhi atau ditentukan
Lebih terperinciREGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG
1 REGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG JURNAL Oleh: ANDI PRIMA KURNIA NPM: 11060064 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah Field Research atau penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Penelitian lapangan yaitu penelitian yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, digunakan jenis penelitian lapangan (field research). Field research adalah jenis penelitian dengan melakukan penelitian
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KETERAMPILAN GURU BK DALAM MEMBERIKAN LAYANAN INFORMASI DI SMP N 1 PASAMAN
FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KETERAMPILAN GURU BK DALAM MEMBERIKAN LAYANAN INFORMASI DI SMP N 1 PASAMAN Wahyu Sahara 1, Fifi Yasmi 2,Citra Imelda Usman 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling STKIP
Lebih terperinciPendapat Siswa Tentang Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok
Konselor Volume 2 Number 4 December 2013 ISSN: Print 1412-9760 Received October 11, 2013; Revised Nopember 11, 2013; Accepted December 30, 2013 Pendapat Siswa Tentang Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok
Lebih terperinciPERSEPSI SISWA TENTANG LAYANAN INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA YANG DIBERIKAN GURU BK SMAN 1 KUBUNG
Volume 2 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Info Artikel: Diterima17/02/2013 Direvisi 04/03/2013 Dipublikasikan 01/03/2013 PERSEPSI SISWA
Lebih terperinciOleh: Taufik. Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Padang Sumatera Barat
1 PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KERJASAMA WALI KELAS DENGAN GURU BK DALAM PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING 1Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Singingi) Oleh: Taufik Program Studi Bimbingan dan Konseling
Lebih terperinciBy: Silvi Ayuningsih. *Student. Student of Guidance and Counseling program, STKIP PGRI West Sumatera ABSTRACK
KESULITAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING MENERAPKAN TEKNIK MENDENGARKAN, MEMAHAMI, DAN MERESPON (3M) DALAM LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMK N 9 PADANG By: *Student Silvi Ayuningsih Student of Guidance
Lebih terperinciPROFIL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X DI SMA ADABIAH 2 PADANG JURNAL
PROFIL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X DI SMA ADABIAH 2 PADANG JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1) LENDA PUTRI NEKSI NIM. 10060093 PROGRAM
Lebih terperinciOleh: Eldawati. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK
1 Kendala yang Dialami oleh Guru Bimbingan dan Konseling dalam Menyalurkan Bakat Peserta Didik melalui Layanan Penempatan dan Penyaluran di SMP Negeri 2 Bayang Oleh: Eldawati Mahasiswa Bimbingan dan Konseling,
Lebih terperinciProfil Peserta Didik Slow Learner dan Implikasinya Pada Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMPN 18 Padang ABSTRACT
1 Profil Peserta Didik Slow Learner dan Implikasinya Pada Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMPN 18 Padang Riza Hasan 1, Rahma Wira Nita 2, Yasrial Chandra 2 1 Mahasiswa Program Bimbingan dan Konseling
Lebih terperinciKENDALA GURU BK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI KELAS X SMK NEGERI 4 PADANG
KENDALA GURU BK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI KELAS X SMK NEGERI 4 PADANG Oleh: Zulni Yelfita Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT Background of this research
Lebih terperinciEFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN
EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN Silvia Afdalina 1, Rahma Wira Nita 2, Rici Kardo 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan
Lebih terperinciPELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA JURNAL
0 PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA JURNAL LAURA SUKMAWATI NPM: 11060152 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH
Lebih terperinciKeywords: Group Guidance Services, learning skills, Junior High School Students
PROFIL PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TENTANG KETERAMPILAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PANTAI CERMIN Cici Fadilah, Fitria Kasih 2, Rici Kardo 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan
Lebih terperinciyang menjelaskan data-data secara verbal atau pendekatan deskriptif kualitatif
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif yang menjelaskan data-data secara verbal atau pendekatan deskriptif kualitatif
Lebih terperinciJURNAL PENELITIAN. Oleh : SOTRIADI NPM:
LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MEMINIMALISIR PESERTA DIDIK YANG KURANG BERMINAT DALAM BELAJAR DI KELAS XI SMA NEGERI 2 BAYANG KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL PENELITIAN Oleh : SOTRIADI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif merupakan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peserta didik/konseli untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya. Pada Pasal
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bimbingan dan Konseling dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Permendikbud RI) Nomor 111 Tahun 2014 pasal 1 ayat (1) dikemukakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. peneliti untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1
BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono metode penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL ESA JUNITA NPM
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL ESA JUNITA NPM. 10060168 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
76 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitiaan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penulis menggunakan pendekatan ini karena data yang dikaji adalah deskriptif
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini dimulai dari
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini dimulai dari perumusan masalah hingga penulisan laporan akhir penelitian.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
alamiah. 2 Penelitian ini digunakan untuk mendiskripsikan BAB III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian tentunya diperlukan sebuah metode. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kualitatif. Oleh karena itu, penelitian ini bersifat penelitian penelitian lapangan
Lebih terperinciKERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL
KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL SILVIA HAPPY NPM:11060213 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
37 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Jenis Penelitian Metode adalah cara cepat untuk melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. memperoleh data dan informasi yang objektif dibutuhkan data-data dan
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara untuk mendapatkan data dalam suatu penulisan, dengan kata lain dapat dikatakan suatu cara yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Dalam
Lebih terperinciKESIAPAN MAHASISWA DALAM MELAKSANAKAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SEKOLAH
KESIAPAN MAHASISWA DALAM MELAKSANAKAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SEKOLAH (Studi pada Mahasiswa yang Telah Melaksanakan PPLBK Kependidikan dan PPLBK Sekolah Angkatan 2011 STKIP PGRI Sumatera Barat)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang tidak bisa dijelaskan dan dianalisa melalui data-data statistik sehingga
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sedangkan penelitian terjemahan dari bahasa Inggris research yang terdiri
BAB III METODE PENELITIAN Kata metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti cara atau jalan. Jadi, metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan
Lebih terperinciMASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DAN PROGRAM LAYANAN OLEH GURU BK (Studi di SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG) JURNAL RANI ETA PUTRI NPM:
0 MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DAN PROGRAM LAYANAN OLEH GURU BK (Studi di SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG) JURNAL RANI ETA PUTRI NPM: 10060099 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Disebut kualitatif karena penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode penelitian kualitatif. Tipe penelitiannya adalah tipe kualitatif yang dideskriptifkan yaitu suatu penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menyajikan tentang jenis dan metode penelitian, unit analisis, unit pengamatan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan prosedur analisis data dan metode
Lebih terperinciPERAN GURU BK DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK MENENTUKAN JURUSAN KE PERGURUAN TINGGI DI KELAS XII SMAN 2 KOTA PADANG PANJANG
PERAN GURU BK DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK MENENTUKAN JURUSAN KE PERGURUAN TINGGI DI KELAS XII SMAN 2 KOTA PADANG PANJANG Refki Linaldi 1, Fitria Kasih 2, Yasrial Chandra 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Pada penelitian ini, peneliti memakai metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Menurut David D, William Secara terminologi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif menurut Taylor dan Bogdan
Lebih terperinciPERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PENDIDIKAN INKLUSI DI SMK NEGERI 4 PADANG
PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PENDIDIKAN INKLUSI DI SMK NEGERI 4 PADANG Oleh: Endrawati * Fitria Kasih** Rahma Wira Nita**
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.
49 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Sebagaima Bodgan dan Taylor mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah
Lebih terperinciPROFIL INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL ULFI SAPUTRA NPM:
PROFIL INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL ULFI SAPUTRA NPM:11060324 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan (field research),
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan di lapangan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif yaitu suatu
35 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif yaitu suatu pendekatan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data-data tertulis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hatihati
54 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hatihati dan sistematis untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. oleh STAIN Palangka Raya dari tanggal 15 Agustus sampai 15 Oktober
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu penelitian Waktu yang dialokasikan untuk proses penelitian ini adalah dua bulan dimulai sejak diterimanya surat izin penelitian yang dikeluarkan
Lebih terperinciTINGKAT KONFORMITAS MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING STKIP PGRI SUMATERA BARAT. Oleh: Yelni Susri. Fitria Kasih Weni Yulastri ABSTRACT
TINGKAT KONFORMITAS MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING STKIP PGRI SUMATERA BARAT Oleh: Yelni Susri Fitria Kasih Weni Yulastri Mahasiswa Bimbingan dan Barat ABSTRACT Observations result through, students
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dilihat dari obyek penelitiannya, penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Moleong (2010) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research) dengan mengambil lokasi penelitian di MIN Tamban
Lebih terperinciPERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG LAYANAN PENGUSAAN KONTEN DI KELAS VIII SMP NEGERI 7 PADANG
PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG LAYANAN PENGUSAAN KONTEN DI KELAS VIII SMP NEGERI 7 PADANG Oleh: Arni Rama Yanti Ahamd Zaini, S.Ag., M.Pd Fuaddillah Putra, M.Pd., Kons Mahasiswa Bimbingan dan Konseling
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dilihat dari segi tempat, jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu riset yang dilakukan di kancah atau medan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya mampu menciptakan individu yang berkualitas dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya mampu menciptakan individu yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas ke depan untuk mencapai suatu cita-cita yang
Lebih terperinciPENERAPAN KETERAMPILAN DASAR DALAM KONSELING KELOMPOK OLEH GURU BK DI KELAS VIII SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL
PENERAPAN KETERAMPILAN DASAR DALAM KONSELING KELOMPOK OLEH GURU BK DI KELAS VIII SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) YOSI
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri atas kesimpulan dan saran penelitian. Kesimpulan diharapkan dapat memberikan gambaran secara menyeluruh terhadap temuan dan analisis data terkait pokok permasalahan
Lebih terperinciFITRI YENTI NPM:
PROFIL MINAT PESERTA DIDIK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN ORANG TUA JURNAL Oleh: FITRI YENTI NPM: 11060259 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian tesis ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penggunaan pendekatan kualitatif ini merupakan suatu cara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian skripsi ini menggunakan jenis penelitian kualitatif (field research). Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang berlandaskan pada
Lebih terperinciFAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG
FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG Desi Kurnia Ningsih 1 Erianjoni, M.Si 2 Erningsih, S.Sos 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan oleh penulis adalah melalui pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif yaitu pendekatan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian field research (penelitian lapangan) yang bersifat deskriptif,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan ( field research). Penelitian lapangan (field research) adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif yaitu suatu pendekatan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data-data tertulis
Lebih terperinciPERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU ARAH PILIHAN KARIR ANAK DI KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL
PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU ARAH PILIHAN KARIR ANAK DI KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif (qualitative research). Pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan yang ditujukan untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu suatu penelitian dimana peneliti langsung terjun ke lapangan untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. peneliti untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1
BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono metode penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Lebih terperinciPROFIL MINAT PESERTA DIDIK MENGIKUTI KONSELING KELOMPOK KELAS VII DI SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL
PROFIL MINAT PESERTA DIDIK MENGIKUTI KONSELING KELOMPOK KELAS VII DI SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL Oleh: WITRI MULYANA ELSA NPM: 12060016 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB KURANGNYA MINAT PESERTA DIDIK DALAM KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI DI KELAS VIII SMP NEGERI 20 PADANG JURNAL
FAKTOR PENYEBAB KURANGNYA MINAT PESERTA DIDIK DALAM KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI DI KELAS VIII SMP NEGERI 20 PADANG JURNAL Oleh : OKNI LIZA MAWARNI 11060290 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan yakni kualitatif. Ghony (2012: 89)
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan yakni kualitatif. Ghony (2012: 89) dalam buku metode kualitatif menjelaskan penelitian kualitatif adalah sebagai
Lebih terperinciPELAKSANAAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN OLEH GURU BK DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMKN 2 PAYAKUMBUH By:
1 PELAKSANAAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN OLEH GURU BK DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMKN 2 PAYAKUMBUH By: M. Alfi Syafri ABSTRACT Student Guidance and Counseling, STKIP
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
41 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada
Lebih terperinciUPAYA GURU BK DALAM MENGATASI MASALAH INTERAKSI ANTAR KELOMPOK TEMAN SEBAYA DI MTs MUHAMMADIYAH LAKITAN KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN
UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI MASALAH INTERAKSI ANTAR KELOMPOK TEMAN SEBAYA DI MTs MUHAMMADIYAH LAKITAN KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL FEBRIMA WINDA NPM. 11060292 PROGRAM STUDI BIMBINGAN
Lebih terperinci