PENAMPILAN MORTALITAS DAN PERILAKU PENJUALAN DOMBA SISTEM DIGEMBALAKAN PADA DUA KONDISI AGRO-EKOSISTEM
|
|
- Hendra Gunawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 007 PENAMPILAN MORTALITAS DAN PERILAKU PENJUALAN DOMBA SISTEM DIGEMBALAKAN PADA DUA KONDISI AGROEKOSISTEM (Performance of Mortality and Farmer s Sold Behaviour on Sheep Grazing Mangement in Two AgroEcosystem Conditions) DWI PRIYANTO dan DWI YULISTIANI Balai Penelitian Ternak, PO Box, Ciawi 00 ABSTRACT Sheep farming system as subsystem to supported agriculture which still traditional with management system depended of basic resourses. Sheep farming system s research conducted in Majalengka and Purwakarta regency, with grazed management system in sugar cane estate area (low land agroecosystem), and under rubber plantation area (up land agroecosystem). Monitoring in one year conducted from and 7 cooperator, before that they gave training about livestock management systems, then be recorded about mortality case and farmer s sold animal, and also used economic analyse (net cash benefit). Result showed that mortality still high (0. vs 0.90 percent) in Majalengka and Purwakarta regency, and acoured at female adult and lamb, with clinic identities were poisening and diarhe. Distribution mortality in one year showed high in Juni and July, because of poisening at sugar cane area (majalengka), but in Purwakarta it showed at rainy season because case of diarche. Farmer s behaviour of sold animal showed high at young male in Majalengka, but in Purwakarta it showed high at adult female. Distribution sold animal in one year showed that in Majelengka on August until January, then in Purwakarta on Mei until December. Farmer s benefit of grazed management system showed Rp and Rp /farmer/year in Majalengka and Purwakarta regency. Key Wods: Sheep farming system, Farmer s sold behaviour ABSTRAK Usahaternak domba secara umum merupakan usaha subsisten dalam sistem usaha pertanian, dengan pengelolaan masih tergantung pada sumberdaya tradisional, dan pola produksi belum diperhatikan. Penelitian tentang perilaku peternak sebagai produsen usahaternak dilakukan di dua lokasi yakni di Majelengka dan Purwakarta dengan sistem penggembalaan di lahan perkebunan tebu (agroekosistem dataran rendah), dan perkebunan karet (agroekosistem dataran tinggi). Monitoring terhadap dan 7 peternak kooperator terpilih, kemudian diberikan pelatihan tentang managemen usahatenak, kemudian dilakukan analsisis ekonomi (Net cash benefit). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa mortalitas masih cukup tinggi yakni mencapai 0. persen dan 0.90 persen masingmasing di Majalengka dan Purwakarta yang umumnya terjadi pada domba betina dewasa dan anak. Gejala klinik adalah keracunan disamping kembung/mencret. Distribusi kematian ternak selama setahun pengamatan menunjukkan bahwa kematian tertinggi terjadi pada bulan Juni dan Juli akibat keracunan di lahan perkebunan tebu (kasus Majalengka), sedangkan di Purwakarta cenderung terjadi pada saat musim hujan dengan gejala kembung/mencret. Distribusí penjualan tertinggi adalah domba jantan muda di Majalengka, sedangkan di Purwakarta cenderung domba betina dewasa. Distribusi penjualan tahunan di Majalengka terjadi pada bulan Agustus s/d Januari, sedangkan di Purwakarta pada bulan Mei s/d Desember. Managemen pola penggembalaan tersebut memberikan pendapatan usaha sebesar Rp dan Rp. 0.88/peternak/tahun masingmasing di Majalengka dan Purwakarta. Kata Kunci: Usahaternak Domba, Perilaku Penjualan
2 Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 007 PENDAHULUAN Usahaternak domba model pembibitan (produksi anak) umumnya dipelihara dalam kondisi pedesaan yang sifatnya komplementer dari usaha pokok pertanian. Usaha peternakan di Indonesia sebagian besar merupakan usaha peternakan rakyat, khususnya usahaternak kambing/domba (ruminansia kecil) 99 persen masih merupakan usaha sambilan dengan menyumbangkan pendapatan dibawah 30 persen (SOEHADJI, 99). Motivasi usaha dilakukan sangat bervariasi yang umumnya adalah merupakan usaha sambilan dengan skala disesuaikan dengan kemampuan sumberdaya tenaga kerja keluarga, disamping modal usaha. Sistem usahaternak yang dilakukan peternak umumnya masih bersifat tradisional. Hal tersebut ditunjukkan adanya sistem produksi masih rendah dan masih banyak ditemukan kendala, diantaranya adalah ditunjukkan adanya mortalitas yang tinggi, dilaporkan masih mencapai 7 % yang banyak terjadi pada ternak muda (BERIAJAYA dan STEVENSEN, 98). Perilaku sistem produksi yang dilakukan masih tradisional tergantung faktor alam, dan peternak belum melakukan sistem pengaturan produksi dalam mendukung sistem penjualan, sehingga masih diperoleh hasil tidak optimal. Perilaku peternak domba di pedesaan dalam melakukan sistem usahaternak umumnya masih berorientasi sebagai tabungan yang belum memperhatikan nilai ekonomis dari usahaternak dalam mendukung tingkat pendapatan usaha termasuk pengembangan skala usaha. Pengelolaan usaha yang maksimal akan memberikan dampak pendapatan yang memadai. SARAGIH (997) mengemukakan bahwa usaha agribisnis domba akan membantu prospek kearah usaha terpadu yang menguntungkan sebagai akibat meningkatnya permintaan hasil ternak secara internasional. Untuk mendukung program tersebut diperlukan pengamatan tentang perilaku peternak sistem digembalakan perlu diketahui sebagai acuan/ strategi pengembangan model penggembalaan, dalam mendukung sistem usaha yang mampu meningkatkan pendapatan peternak di pedesaan, meliputi identifikasi potensi, serta kendala yang dihadapi peternak. MATERI DAN METODE Penelitian untuk mengetahui sistem produksi dan perilaku peternak dalam upaya mengetahui karakteristik usahaternak domba dilakukan di (dua) Desa dengan sistem managemen digembalakan. Kondisi agroekosistem wilayah dipilih berbeda, serta memiliki kepadatan ternak domba yang tinggi yakni di Desa Pasiripis, Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka (agroekosistem dataran rendah lahan perkebunan tebu), dan Desa Tegalsari, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta (agrokosistem dataran tinggi perkebunan karet). Dari gambaran di kedua lokasi tersebut diharapkan mencerminkan perilaku peternak dalam sistem budidaya, dan secara umum mampu sebagai representasio kondisi penggembalaan pada kondisi spesifik lokasi. Penelitian dilakukan melalui kegiatan monitoring bulanan selama setahun terhadap peternak kooperator, dan 7 peternak. Langkahlangkah dalam proses penelitian tersebut adalah:. Seleksi responden peternak kooperator. Pemilihan kooperator didasarkan atas skala pemilikan ternak (tinggi) yang digembalan, disamping tingginya partisipasi (kooperatif), dengan harapan peternak mampu berusaha secara berkelanjutan.. Pelatihan peternak. Pelatihan diberikan untuk pengujian adopsi teknologi usahaternak domba yakni: Sistem perkawinan, perkandangan, pemberian pakan, serta pengobatan penyakit (parasit cacing), dan strategi pemasaran dalam memperoleh harga jual ternak yang tepat dan efektif, sehingga terjadi perbaikan usaha yang digeluti. 3. Melakukan monitoring bulanan (selama setahun) yang meliputi parameter produktivitas domba, mortalitas, perilaku penjualan, serta monitoring ekonomi usahaternak (farm record keeping kooperator). Fokus pengamatan yang dilakukan adalah kajian terhadap penampilan mortalitas bulanan, penjualan ternak, serta dampak ekonomi usahaternak dengan meggunakan analisis Net Cash Benefit (AMIR dan KNIPSCHEER, 989).
3 Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 007 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran umum lokasi penelitian Desa Tegalsari, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta adalah merupakan wilayah dengan kondisi lahan kering dataran tinggi dengan komoditas utama sebagai daya dukung usahaternak domba adalah areal perkebunan karet. Sedangkan Desa Pasiripis, Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka adalah merupakan lahan kering dataran rendah dengan potensi daya dukung pemeliharaan ternak domba adalah lahan perkebunan tebu. Masingmasing manajemen usahaternak diusahakan secara digembalakan penuh dan dikandangkan pada malam hari. Ditinjau dari skala pemeliharaan peternak cukup berbeda, dimana peternak di Majalengka memiliki skala usaha yang lebih besar dibandingkan dengan di Purwakarta (rataan 8,8 ekor vs 7,9 ekor/peternak), dengan skala pemeliharan induk (9, vs 3, ekor/peternak). Kondisi tersebut terkait langsung dengan aspek ekonomi yang ditunjukkan adanya perbedaan mata pencaharian peternak, dimana mata pencaharian peternak di Purwakarta adalah sebagai petani, sebaliknya di Kabupaten Majalengka adalah sebagai buruh tani sehingga cenderung sistem usaha lebih bertumpu pada usahaternak domba. Laju mortalitas ternak pada kondisi peternak Kematian domba berdasar status fisiologis Laju mortalitas domba petani dalam kurun waktu setahun masih tinggi. Hasil pengamatan terlihat bahwa mortalitas di lokasi Purwakarta jauh lebih tinggi dibandingkan dengan di Majalengka masingmasing mencapai 0, vs 0,90%. Hasil tersebut setara dengan penelitian (HANDAYANI dan GATENBY, 988) yang menyatakan bahwa mortalitas domba digembalakan mencapai 8% akibat parasit cacing di pedesaan Mortalitas yang dibedakan atas status fisiologis secara umum terjadi pada domba betina dewasa yakni mencapai 39,39 persen, dan pada anak jantan (30,7 persen), dan anak betina (,%) (Tabel ). Sebaliknya terlihat bahwa kematian domba muda dan jantan dewasa relatif rendah. Dibedakan antar lokasi pengamatan menunjukkan bahwa kematian tetinggi di kedua lokasi terjadi pada domba dewasa betina yakni mencapai 37, dan,% masingmasing di lokasi Majalengka dan Purwakarta. Berdasarkan kriteria jenis kelamin terlihat cukup berbeda dimana kematian domba muda jantan lebih banyak terjadi di Majalengka, demikian pula kasus kematian anak jantan paling tinggi terjadi di Majalengka (37,%), dan anak betina banyak terjadi di Purwakarta (9,%). Domba muda lebih peka terhadap prevalensi infeksi cacing yang berakibat kematian. Dilaporkan bahwa prevalensi infeksi cacing ternak domba secara ekstensif sangat tinggi (mendekati 00%), ternak muda (< 9 bulan) lebih peka. Perbaikan penyediaan hijauan mencegah cacing, disamping pemberian obat cacing secara terpadu, sekaligus mampu meningkatkan produktivitas ternak (SUHARDONO et al., 00). Kasus gejala klinik kematian domba Berdasarkan gejala klinik kasus kematian menunjukkan bahwa secara umum di dua lokasi, kematian terjadi karena faktor diluar manajemen usaha yakni dilaporkan, persen adalah digigit anjing liar yang hanya terjadi di Purwakarta (Tabel ). Sedangkan kasus dominan lainnya adalah akibat faktor keracunan (8,8%), kembung perut/ mencret (8,8%), kejangkejang (,%), dan ternak mengalami kelemahan (,%). Dibedakan antar lokasi menunjukkan bahwa kasus kematian tertinggi di Majalengka adalah akibat keracunan yang mencapai 37,%, dan kasus kejangkejang (,0%), sebaliknya untuk lokasi Purwakarta kematian tertinggai akibat kasus digigit anjing (7,0%), dan kasus kembung/mencret (3,%). Kematian tersebut tidak terlepas dari faktor managemen penggembalaan, di Majalengka penggembalaan dilakukan di kebun tebu yang sangat padat tekanan penggembalaan, dan sering dilakukan penyemprotan pada lahan tebu muda sehinga kasus keracunan terlihat tinggi. Sebaliknya di Purwakarta penggembalaan dilakukan dibawah perkebunan karet (hutan) yang banyak berkembang anjing liar yang cenderung memangsa anak kambing yang masih kecil.. 7
4 Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 007 Tabel. Status mortalitas domba pada kondisi usahaternak rakyat di dua lokasi pengamatan Majalengka (n = ) (0,%) Purwakarta (n = 7) (0,90%) Total (n = 39) (,%) Status fisiologis Ekor % Ekor % Ekor % Dewasa Jantan, 37,0 7,88,8 3,0 39,39 Muda Jantan,,,7 3 9,09,0 Anak Jantan 37,,7 9, 8, 30,7 Total ( ) = menunjukkan mortalitas Dilaporkan BERIAJAYA dan STEVENSEN (98), bahwa kasus penyakit mencret akibat parasit cacing merupakan kasus utama yang dialami peternak dalam sistem pemeliharaan digembalakan. Penyakit cacing berdampak menurunkan bobot hidup mencapai 30%, serta kematian ternak sampai 7%, terutama ternak muda. Analisis ekonomi menunjukkan bahwa kerugian akibat mortalitas domba mencapai Rp dan Rp..9/peternak/tahun masingmasing di Majalengka dan Purwakarta sebagai dampak inovasi teknologi parasit cacing (PRIYANTO dan YULISTIANI, 00). Kondisi demikian memerlukan perhatian khususnya dalam upaya meningkatkan produktivitas usahaternak domba dengan upaya menekan kejadian kematian. Distribusi kasus kematian domba selama setahun Hasil monitoring bulanan distribusi kematian selama setahun menunjukkan bahwa, kasus kematian tertinggi terjadi pada bulan Juli di Kabupaten Majalengka, dan bulan Juni dan September di Kabupaten Purwakarta (Gambar ). Kondisi demikian berdasarkan observasi dan informasi peternak menunjukkan bahwa pada saat tersebut adalah jatuh pada musim kemarau. Dikaitkan dengan kasus kematian domba (Tabel ), hal tersebut banyak terjadi keracunan dan kejangkejang di Majalengka, yang pada saat itu terjadi kekurangan pakan, sehingga domba menyerang tanaman tebu muda yang dilakukan penyemprotan oleh pihak Tabel. Gejala klinik kematian ternak pada peternakan rakyat di dua lokasi pengamatan Kasus kematian Majalengka (n = ) Purwakarta (n = 7) Total Ekor % Ekor % Ekor % Keracunan Kembung/mencret Kejangkejang Lemah Kurang susu Makan plastik Digigit anjing Kecelakaan 37,,,0,, 8 3,,7,90,7 7,0 8 8,8 8,8,, 3,0,0,,0 Total
5 Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 007 pabrik (Pabrik Gula Jatitujuh). Sedangkan di Purwakarta ada kecenderungan terjadi kematian yang relatif merata sepanjang tahun akibat faktor luar (dimakan anjing), disamping secara umum terjadi pada saat musim hujan akibat mencret/kembung akibat parasit cacing. Sesuai penelitian BERIAJAYA (00), menyatakan kecenderungan pada musim hujan terjangkit penyakit cacing yang ditunjukkan adanya jumlah telur cacing yang meningkat, khususnya pada ternak digembalakan. Penggembalaan akan berdampak meningkatkan parasit cacing dan berdampak terhadap pertumbuhan yang rendah dibanding dikandangkan penuh. Domba digembalakan tengah hari parasit cacing yang dikandungnya akan menurun (rendah) (MIRZA dan GATENBY, 99). Oleh karena itu pengobatan dengan anthelmintik akan menurunkan mortalitas. Obat cacing perlu diberikan x per tahun, tetapi pada daerah musim kemarau panjang kali setahun pada awal musim hujan (BERIAJAYA dan SUHARDONO, 997). Dengan pengobatan disophenol secara subkutan dan thibenzole per oral akan nyata menurunkan jumlah telur cacing dibanding kontrol (tanpa pengobatan) (DARMONO et al., 98). Ekor Bulan Majalengka Purwakarta Gambar. Distribusí kematian domba pada kondisi peternakan rakyat selama setahun pengamatan di dua lokasi Perilaku penjualan domba yang dilakukan peternak Penjualan berdasarkan status fisiologis Banyak sedikitnya penjualan domba dilakukan oleh peternak sangat tergantung dari skala pemilikan yang diusahakan peternak, khususnya pemilikan induk. Di Majalengka rataan skala pemilikan mencapai 8,8 ekor (9, induk), sedangkan di Purwakarta hanya mencapai 7,9 ekor (3, induk). Hasil monitoring panjualan menunjukkan bahwa secara umum penjualan domba yang dilakukan peternak tertingi berdasarkan status fisiologis adalah terjadi pada domba jantan muda yakni mencapai 3,%, disusul betina muda (9,70%) dan betina dewasa (,9%). Dibedakan antar lokasi menunjukkan bahwa peternak di Majalengka cenderung menjual domba tertinggi adalah domba jantan muda, betina muda, dan anak betina. Kondisi demikian terjadi karena di Majalengka adalah merupakan kontong ternak domba yang penjualan oleh peternak dipersiapkan untuk usaha pola pembibitan. Domba jantan muda cenderung dijual karena dipandang tidak menguntungkan (faktor induk yang diutamakan), dan sirkulasi penjualan domba relatif dipertimbangkan untuk mempertahankan skala usaha disesuaikan dengan kapasitas kandang (skala pemilikan tinggi). Tidak jauh berbeda dengan perilaku peternak di Purwakarta penjualan domba terjadi tertinggi pada domba betina dewasa (0 persen) yang hal tersebut karena peternak belum mempertimbangkan pentingnya induk yang harus dipertahankan. Ternak jantan muda umumnya dijual karena untuk konsumsi sate yang memang dicari oleh banyak tengkulak di Purwakarta. Distribusi penjualan domba selama setahun Hasil pengamatan rataan penjualan domba di dua lokasi mencapai.3 ekor/peternak dan.88 ekor/peternak/tahun masingmasing di lokasi Majalengka dan Purwakarta. Hal tersebut tidak terlepas dari skala pemilikan yang diusahakan peternak, dan tergantung kebutuhan spesifik lokasi. Pada usahaternk domba di Majalengka dilihat dari frekuensi peternak dalam menjual domba cenderung terjadi pada bulan Aguastus s/d Januari (diatas peternak menjual) (Gambar ). Tetapi dilihat jumlah ternak yang dijual, penjualan terbanyak terjadi pada bulan Januari, yang secara umum dilakukan pada bulan Agustus s/d Januari, dengan total penjualan sekitar ekor. Menunjukkan pada bulan tersebut pengeluaran 9
6 Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 007 domba dari majalengka cukup tinggi. Sebaliknya kasus peternak melakukan penjualan di lokasi Purwakarta relatif berfluktuasi (Gambar 3). pet/ekor Bulan Peternak Jumlah jual Rataan Gambar. Distribusi penjualan domba di Majalengka Pet/Ekor Bulan Peternak Jumlah jual Rataan Gambar 3. Distribusi penjualan domba di Purwakarta Hasil analisis pendapatan usahaternak domba di dua lokasi menunjukkan bahwa pendapatan peternak dari hasil penjualan domba mencapai Rp vs Rp. 0.08/peternak/tahun masingmasing di lokasi Majalengka dan Purwakarta dihitung berdasar pendapatan tunai hasil penjualan ternak domba (Tabel ). Tabel. Perilaku penjualan ternak domba selama setahun pengamatan di Majalengka dan Purwakarta Status fisiologis Majalengka (n = ) Skala induk = 9, Skala kepemilikan = 8,80 Purwakarta (n = 7) Skala induk =3, Skala kepemilikan = 7,9 Total (n = 39) Skala induk =,8 Skala kepemilikan = 3,9 ekor % ekor % ekor % Dewasa Jantan 3,,00 3 7,0 0,00 7,00,9 Muda Jantan 0 37,00 0, ,0 7,0 7 3, 9,70 Anak Jantan 9 0,3 0,00,0 9,8 7,9 Total Rataan/pet 3,3,88 8,7 Tabel. Hasil penjualan domba oleh peternak di dua lokasi pengamatan Peubah Majalengka (n = ) Purwakarta (n = 7) Total (n = 39) Jumlah dijual (ekor) Nilai jual (Rp) Rataan jual/pet (ekor) Pendapatan/peternak/tahun
7 Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 007 Hal tersebut sangat ditentukan besar kecilnya penjualan domba selama setahun. Pada usahaternak domba sistem digembalakan faktor biaya input produksi sangat rendah. Prinsip usaha tersebut adalah merupakan model integrasi antara ternak domba dengan perkebunan tebu (Majalengka), dam domba dengan perkebunan karet (Purwakarta), sehingga pakan tersuplai dengan tidak mengeluarkan banyak biaya (low input). Beberapa penelitian menyatakan bahwa integrasi peternakan domba di perkebunan karet memberikan efek saling menguntungkan (complementary effect). Hijauan di lahan perkebunan dapat diubah oleh ternak menjadi daging dan pihak perkebunan dapat menghemat biaya 0 0% peningkatan produksi latek (HARUN dan CHEN, 99). Dalam usahaternak kambing dibawah pohon karet dengan perbaikan teknologi diperoleh keuntungan sebesar Rp /ekor selama bulan, sedangkan dipeternakan rakyat masih rugi sebesar Rp..00/ekor apabila tenaga kerja diperhitungkan yang dihitung berdasarkan pertambahan bobot badan (ZURRIYAH et al., 00). Dalam sistem integrasi yang dikombinasikan dengan inovasi kelembagaan di Tapanuli Selatan mampu memproteksi harga jual domba ekspor ke Malaysia dengan harga 7 ringgit (Rp. 9.00)/kg bobot hidup, terlihat jauh lebih tinggi disbanding tanpa inovasi yang hanya mencapai harga Rp /kg karkas (ELIESER, 00). Pola integrasi dengan rekomendasi inovasi teknologi adalah suatu keharusan dalam meningkatkan nilai jual domba di pedesaan, sekaligus peningkatan pendapatan petani. KESIMPULAN Dari hasil pengamatan tentang perilaku peternak domba sistem digembalakan sebagai produsen dalam upaya mendukung pendapatan dapat disimpulkan bahwa:. Faktor mortalitas sangat ditentukan oleh kondisi agroekosistem lokasi. Mortalitas masih cukup tinggi yakni mencapai 0, persen dan 0,90 persen masingmasing pengamatan di Majalengka dan Purwakarta yang umumnya terjadi pada domba betina dewasa dan anak. Gejala klinik adalah keracunan disamping kembung/mencret. Lokasi penggembalaan di lahan perkebunan karena kematian terjadi akibat faktor diluar managenen (digigit anjing liar) yang mencapai 7%.. Distribusi kematian ternak selama setahun pengamatan menunjukkan bahwa kematian tertinggi terjadi pada bulan Juni dan Juli yang hal tersebut akibat faktor keracunan pada penggembalaan di lahan perkebunan tebu (Majalengka), sedangkan di Purwakarta cenderung terjadi pada saat musim hujan dengan gejala kembung/ mencret, akibat penyakit parasit cacing. Pengendalian obat cacing secara rutin mampu menekan kematian domba. 3. Distribusi penjualan domba sangat tergantung kebutuhan peternak dengan penjualan tertinggi pada domba jantan muda di Majalengka, sedangkan di Purwakarta cenderung domba betina dewasa. Distribusi penjualan tahunan di Majalengka terjadi pada bulan Agustus s/d Januari, sedangkan di Purwakarta pada bulan Mei s/d Desember. Managemen pola penggembalaa tersebut memberikan keuntungan usaha sebesar Rp dan Rp masingmasing di Majalengka dan Purwakarta. DAFTAR PUSTAKA AMIR, P. and KNIPSCHEER Conducting Onfarm Animal Research Procedure and Economic Analysis. Winrock International Institute for Agricultural Development an International Development Research Centre. Morrilton, Arkansas, USA. BERIAJAYA. 00. Gastrointestinal nematode infectious on sheep and goat in West Java, Indonesia. JITV 0(). BERIAJAYA and STEVENSON. 98. Reduced Productivity in Small Ruminant in Indonesia as Result of a Gastrointestinal Nematode infection. In Livestock Production and Diseases in the Tropic. Trop Vet. Med. Kuala Lumpur, Malaysia. Thth. BERIAJAYA dan SUHARDONO Penaggulangan nematodis pada ruminansia kecil secara terpadu antara manajemen, nutrisi dan obat. Pros. Seminar Nasional Peternakan dan veteriner. Bogor, 8 9 Nopember 997. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 0.
8 Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 007 DARMONO, S. PARTOUTOMO, SUKARSIH dan G. ADIWINATA. 98. Pengaruh pengolahan dengan kombinasi disophenol dan thibenzole terhadap cacing nematodo saluran pencernaan pada domba. Penyakit Hewan (): 3 3. ELIESER, S. 00. Analisis kelembagaan pemasaran dan margin tata niaga ternak domba. Studi kasus pada pengembangan ternak domba model SUTPA di Kabupaten Tapanuli dan PIRNAK domba transmigrasi di Kabupaten Tapanuli Selatan, Propinsi Sumatera Utara. Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 3 September 00. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm HANDAYANI, S.W. dan R.M. GATENBY Effects of management system, legume feeding, and anthelmentic treatment on the ferformance of lambs in North Sumatera. Trop. Anim. Hlth and Prod. 0: 30. HARUN, O. and C.P. CHEN. 99. Management of forage for animal production under tree crops. Proc. of Workshop on Research Methodologies. Medan North Sumatera. MIRZA, I. dan R.M. GATENBY. 99. Effect of time of grazing on Word uptake by sheep. J. Penelitian Peternakan Sei Putih, Sub Balitnak Sei Putih. pp. 7. PRIYANTO, D. dan D. YULISTIANI. 00. Estimasi dampak ekonomi penelitian partsipatif penggunaan obat cacing dalam peningkatan pendapatan peternak domba di Jawa Barat. Pros. Seminar Nasional Teknologi Perternakan dan Veteriner. Bogor, 3 September 00. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 0. SOEHADJI. 99. Pembangunan peternakan dalam pembangunan jangka panjang tahap II. Pros. Agro Industri Peternakan di Pedesaan. Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor. SUHARDONO, BERIAJAYA dan D. YULISTIANI. 00. Infeksi cacing nematodo saluran pencernaan pada domba yang digembalan secara ekstensif di daerah padat ternak di Jawa Barat. Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 30 Septembaer Oktober 00. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm ZURRIYATI, Y., A. BATTUBARA dan A. SYAM. 00. Kajian integrasi ternak kambing dengan perkebunan karet di Propinsi Riau. Sistem Integrasi TanamanTernak. Denpsar, 0 Juli 00. Puslitbang Peternakan bekerjasama dengan BPTP Bali, dan Crop Animal Research Network (CASREN). Bali. DISKUSI Pertanyaan: Apakah kondisi usahatenak tersebut adalah merupakan usaha pokok petani di lokasi pengamatan? Karena ditunjukkan pendapatakan usahaternak yang cukup besar? Jawaban: Dari hasil pengamatan dapat dilihat dari skala usaha, untuk lokasi di Majalengka adalah dengan skala usaha yang cukup besar dan merupakan usaha pokok, karean peternak tersebut adalah sebagai buruh tani di perkebunan tebu sehingga ternak domba adalah sebagai tumpuhan pendapatan rumah tangga. Tetapi sebaliknya di Purwakarta mayoritas peternak adalah sebagai petani yang memiliki lahan pertanian dan usahaternak adalah merupakan usaha sambilan, dengan skala usaha yang dibatasi berdasarkan ketersediaan tenaga kerja keluarga.
ESTIMASI DAMPAK EKONOMI PENELITIAN PARTSIPATIF PENGGUNAAN OBAT CACING DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN PETERNAK DOMBA DI JAWA BARAT
ESTIMASI DAMPAK EKONOMI PENELITIAN PARTSIPATIF PENGGUNAAN OBAT CACING DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN PETERNAK DOMBA DI JAWA BARAT (The Estimation of Economic Impact on Partisipatory Research Implementation
Lebih terperinciMANAJEMEN PEMELIHARAAN DOMBA PETERNAK DOMBA DI KAWASAN PERKEBUNAN TEBU PG JATITUJUH MAJALENGKA
MANAJEMEN PEMELIHARAAN DOMBA PETERNAK DOMBA DI KAWASAN PERKEBUNAN TEBU PG JATITUJUH MAJALENGKA EKO HANDIWIRAWAN 1, ISMETH INOUNU 1, DWI PRIYANTO 2 dan ATIEN PRIYANTI 1 1 Pusat Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciSUMBANGAN SUBSEKTOR USAHATERNAK DOMBA DALAM MENDUKUNG EKONOMI RUMAH TANGGA DI DESA PASIRIPIS DAN TEGALSARI, JAWA BARAT
SUMBANGAN SUBSEKTOR USAHATERNAK DOMBA DALAM MENDUKUNG EKONOMI RUMAH TANGGA DI DESA PASIRIPIS DAN TEGALSARI, JAWA BARAT (Contribution of Sheep Farming to House Hold's Economy in Pasiripis and Tegalsari
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia
TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia Sapi lokal memiliki potensi sebagai penghasil daging dalam negeri. Sapi lokal memiliki kelebihan, yaitu daya adaptasi terhadap lingkungan tinggi, mampu
Lebih terperinciKONFLIK KEPENTINGAN USAHATERNAK DOMBA DIGEMBALAKAN DI AREAL PERKEBUNAN TEBU DI JAWA BARAT
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 29 KONFLIK KEPENTINGAN USAHATERNAK DOMBA DIGEMBALAKAN DI AREAL PERKEBUNAN TEBU DI JAWA BARAT (Conflict of Interest on Sheep Farming System with Grazing
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR USAHATERNAK DOMBA DALAM MENDUKUNG POLA DIVERSIFIKASI USAHATANI DI PEDESAAN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR USAHATERNAK DOMBA DALAM MENDUKUNG POLA DIVERSIFIKASI USAHATANI DI PEDESAAN (Analysis of Sheep Farming System Factors to Support Diversification Farming System Model in Villages)
Lebih terperinciPENDAHULUAN mencapai ekor, tahun 2015 bertambah menjadi ekor
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Populasi domba di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun 2014 mencapai 16.091.838 ekor, tahun 2015 bertambah menjadi 17.024.685 ekor (Direktorat Jenderal
Lebih terperinciADOPSI TEKNOLOGI POLA INTEGRASI TERNAK KAMBING DAN TANAMAN PERKEBUNAN DI KABUPATEN ENDE, NUSA TENGGARA TIMUR
ADOPSI TEKNOLOGI POLA INTEGRASI TERNAK KAMBING DAN TANAMAN PERKEBUNAN DI KABUPATEN ENDE, NUSA TENGGARA TIMUR D. Kana Hau, D. Priyanto, dan H. Luntungan BPTP NTT, Puslitbang Peternakan Bogor dan Puslitbang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian secara keseluruhan, dimana sub sektor ini memiliki nilai strategis dalam pemenuhan kebutuhan
Lebih terperinciADOPSI PAKET TEKNOLOGI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TERNAK DOMBA DI DESA TEGALSARI KABUPATEN PURWAKARTA
ADOPSI PAKET TEKNOLOGI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TERNAK DOMBA DI DESA TEGALSARI KABUPATEN PURWAKARTA HADI BUDIMAN 1), DAN SITI AMINAH 2) 1) Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan dan 2) Balai
Lebih terperinciSTRATEGI PENANGGULANGAN PENYAKIT CACINGPADA TERNAK DOMBAMELALUI PENDEKATAN PARTISIPATIF DI KABUPATENPURWAKARTA
STRATEGI PENANGGULANGAN PENYAKIT CACINGPADA TERNAK DOMBAMELALUI PENDEKATAN PARTISIPATIF DI KABUPATENPURWAKARTA Siti Aminah Balai Penelitian Ternak, PO Box 221, Bogor 16002 RINGKASAN Infestasi cacing dalam
Lebih terperinciEFISIENSI REPRODUKSI INDUK KAMBING PERANAKAN ETAWAH YANG DIPELIHARA DI PEDESAAN
EFISIENSI REPRODUKSI INDUK KAMBING PERANAKAN ETAWAH YANG DIPELIHARA DI PEDESAAN (Reproduction Efficiency of Etawah Grade Ewes in Village Conditions) UMI ADIATI dan D. PRIYANTO Balai Penelitian Ternak,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. berbatasan langsung dengan dengan Kabupaten Indramayu. Batas-batas wialayah
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Jatitujuh berada di wilayah Utara Kabupaten Majalengka dan berbatasan langsung dengan dengan Kabupaten Indramayu. Batas-batas wialayah
Lebih terperinciSeminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004
DIFUSI INOVASI TEKNOLOGI PENGENDALIAN PENYAKIT INFEKSI CACING SALURAN PENCERNAAN SECARA BERKESINAMBUNGAN PADA DOMBA MELALUI PENDEKATAN PARTISIPATIF DI DESA TEGALSARI, PURWAKARTA DAN DESA PASIRIPIS, MAJALENGKA
Lebih terperinciPOTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN
Lokakarya Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa SawitSapi POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN ABDULLAH BAMUALIM dan SUBOWO G. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciLampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......
LAMPIRAN 50 Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama :... 2. Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :... 4. Pendidikan Terakhir :.. 5. Mata Pencaharian a. Petani/peternak
Lebih terperinciPOTENSI DAN PELUANG POLA INTEGRASI TERNAK KAMBING PADA PERKEBUNAN KAKAO RAKYAT DI PROPINSI LAMPUNG
POTENSI DAN PELUANG POLA INTEGRASI TERNAK KAMBING PADA PERKEBUNAN KAKAO RAKYAT DI PROPINSI LAMPUNG (Potency and Opportunity of Integrated Systems for Goats and Smallholder Cocoa Estate in Lampung) DWI
Lebih terperinciTEKNIK PEMBERIAN OBAT CACING KALBAZEN PADATERNAK DOMBADI DESA PASIRIPIS KABUPATEN MAJALENGKA
TEKNIK PEMBERIAN OBAT CACING KALBAZEN PADATERNAK DOMBADI DESA PASIRIPIS KABUPATEN MAJALENGKA Zaenal Kosasih *, Zulqoyah Layla ** dan Siti Aminah** Balai Penelitian Veteriner, Jl. RE Martadinata Bogor *,
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN USAHA TERNAK DOMBA TRADISIONAL DI KABUPATEN SUKABUMI
ANALISIS PENDAPATAN USAHA TERNAK DOMBA TRADISIONAL DI KABUPATEN SUKABUMI (The Analysis of Income of Traditional Sheep Farming in Sukabumi Regency) S. RUSDIANA 1 dan D. PRIYANTO 2 1 Pusat Penelitian dan
Lebih terperinciANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR
ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR LUDY K. KRISTIANTO, MASTUR dan RINA SINTAWATI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ABSTRAK Kerbau bagi
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN USAHATERNAK KAMBING LOKAL PADA BERBAGAI SKALA PEMILIKAN
ANALISIS KELAYAKAN USAHATERNAK KAMBING LOKAL PADA BERBAGAI SKALA PEMILIKAN (Feasibility Analysis of Local Goat Farming in Different Scale of Ownership) DWI PRIYANTO, M. MARTAWIJAYA dan B. SETIADI Balai
Lebih terperinciSeminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2001
PERSEPSI PETERNAK TERHADAP SUPLEMENTASI UMB DAN PEMBERIAN OBAT CACING UNTUK MENINGKATKAN KINERJA TERNAK DOMBA DI DESA BABADJURANG, MAJALENGKA, JAWA BARAT (Farmer Perception on UMB Supplementation and Anthelmintic
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan
Lebih terperincisebagai tabungan sementara (BAHR[, 2007). Ternak kambing potensinya cukup besar dan tersebar hampir di sebagian besar propinsi di Indonesia. Komoditas
SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN KAMBING DENGAN KONSEP TANPA LIMBAH KOESNOTO SOEPRANIANONDO Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga Kampus C UNAIR, Mulyorejo, Surabaya 60115 ABSTRAK Petemak di Indonesia
Lebih terperinciPEMANFAATAN KULIT KAKAO SEBAGAI PAKAN TERNAK KAMBING PE DI PERKEBUNAN RAKYAT PROPINSI LAMPUNG
PEMANFAATAN KULIT KAKAO SEBAGAI PAKAN TERNAK KAMBING PE DI PERKEBUNAN RAKYAT PROPINSI LAMPUNG SITI AMINAH, DAN ZULQOYAH LAYLA Balai Penelitian Ternak, P.O. Box 221, Bogor 16002 RINGKASAN Pengenalan pemanfaatan
Lebih terperinciTATA LAKSANA PEMBERIAN PAKAN DAN TINGKAT KEMATIAN ANAK PRA-SAPIH PADA DOMBA DI DESA PASIRIPIS, KAB. MAJALENGKA DAN DESA TEGALSARI KAB.
TATA LAKSANA PEMBERIAN PAKAN DAN TINGKAT KEMATIAN ANAK PRA-SAPIH PADA DOMBA DI DESA PASIRIPIS, KAB. MAJALENGKA DAN DESA TEGALSARI KAB. PURWAKARTA DWI YULISTIANI, MUCHJI MARTAWIJAYA, ISBANDI, BAMBANG SETIADI
Lebih terperinciPENGGUNAAN PAKAN LENGKAP PADA USAHA PETERNAKAN DOMBA: ANALISIS EKONOMI
PENGGUNAAN PAKAN LENGKAP PADA USAHA PETERNAKAN DOMBA: ANALISIS EKONOMI (The Use Of Complete Feed For Smallholder Sheep Farming: Economic Analysis) I-G.A.P. MAHENDRI, R.A. SAPTATI, A. PRIYANTI dan E. HANDIWIRAWAN
Lebih terperinciFLUKTUASI BOBOT HIDUP KAMBING KACANG INDUK YANG DIKAWINKAN DENGAN PEJANTAN BOER DARI KAWIN SAMPAI ANAK LEPAS SAPIH
FLUKTUASI BOBOT HIDUP KAMBING KACANG INDUK YANG DIKAWINKAN DENGAN PEJANTAN BOER DARI KAWIN SAMPAI ANAK LEPAS SAPIH (Live Weight Fluctuation of Doe Crossed with Boer from Mating until Weaning Period) FITRA
Lebih terperinciNomor : Nama pewancara : Tanggal : KUESIONER PETERNAK SAPI BALI DI DESA PA RAPPUNGANTA KABUPATEN TAKALAR, SULAWESEI SELATAN
LAMPIRAN Lampiran 1. Form Kuesioner Wawancara Peternak Nomor : Nama pewancara : Tanggal : KUESIONER PETERNAK SAPI BALI DI DESA PA RAPPUNGANTA KABUPATEN TAKALAR, SULAWESEI SELATAN I. Identitas Responden
Lebih terperinciDIVERSIFIKASI TANAMAN PERKEBUNAN DAN TERNAK KAMBING DI LAHAN MARGINAL KABUPATEN ENDE, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
DIVERSIFIKASI TANAMAN PERKEBUNAN DAN TERNAK KAMBING DI LAHAN MARGINAL KABUPATEN ENDE, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (Diversification on Estate Commodity and Goat Farming System in Land Marginal Ende Regency
Lebih terperinciTennr Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006 Skala usaha penggemukan berkisar antara 5-10 ekor dengan lama penggemukan 7-10 bulan. Pakan yan
PERBAIKAN MANAJEMEN PAKAN DALAM PENGGEMUKAN DOMBA DI TINGKAT PETANI HAM BUDIMAN Pusal Penelitian dan Pengeinbangan Peternakan RINGKASAN Usaha penggernukan domba dengan perhaikan penambahan pakan konsentrat
Lebih terperinciKONTRIBUSI USAHA PETERNAKAN KAMBING DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN
KONTRIBUSI USAHA PETERNAKAN KAMBING DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN SETEL KARO KARO Loka Penelitian Kambing Potong, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan ABSTRACT Contribution of the goat agribusiness
Lebih terperinciSeminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2001
KONTRIBUSI USAHATANI TERNAK RUMINANSIA KECIL TERHADAP PENDAPATAN RUMAHTANGGA DAN PROSPEK PENGEMBANGANNYA DALAM MEMANFAATKAN PELUANG PASAR PADA MASA MENDATANG (KAJIAN DI KABUPATEN DELI SERDANG SUMATERA
Lebih terperinciPERBANDINGAN TINGKAT INFEKSI PARASIT SALURAN PENCERNAAN PADA KAMBING KOSTA, GEMBRONG DAN KACANG
PERBANDINGAN TINGKAT INFEKSI PARASIT SALURAN PENCERNAAN PADA KAMBING KOSTA, GEMBRONG DAN KACANG (Comparison of Gastrointestional Infection among Kosta, Gembrong and Kacang Goats) ARON BATUBARA Loka Penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sedikit berbukit. Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah yang sebagian
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi Geografis Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah dataran yang sedikit berbukit. Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah yang sebagian wilayahnya dimanfaatkan
Lebih terperinciANALISA USAHA POLA INTEGRASI TANAMAN TERNAK KAMBING DI LAHAN KERING DESA BUANA SAKTI LAMPUNG TIMUR
ANALISA USAHA POLA INTEGRASI TANAMAN TERNAK KAMBING DI LAHAN KERING DESA BUANA SAKTI LAMPUNG TIMUR (The Economic Analysis on Food Crop-Goat Integrated System in Dryland of Buana Sakti Village, East Lampung)
Lebih terperinciPENGARUH UMUR TERHADAP PERFORMA REPRODUKSI INDUK DOMBA LOKAL YANG DIGEMBALAKAN DI UP3 JONGGOL SKRIPSI AHMAD SALEH HARAHAP
PENGARUH UMUR TERHADAP PERFORMA REPRODUKSI INDUK DOMBA LOKAL YANG DIGEMBALAKAN DI UP3 JONGGOL SKRIPSI AHMAD SALEH HARAHAP PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciSTRUKTUR CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN PETERNAK
STRUKTUR CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN PETERNAK RACHMAT HENDAYANA dan M. H. TOGATOROP Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Jl. Salak 22 Bogor ABSTRACT The Structure of Job Allocation
Lebih terperinciLingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :
PROJECT DIGEST NAMA CLUSTER : Ternak Sapi JUDUL KEGIATAN : DISEMINASI INOVASI TEKNOLOGI pembibitan menghasilkan sapi bakalan super (bobot lahir > 12 kg DI LOKASI PRIMA TANI KABUPATEN TTU PENANGGUNG JAWAB
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontribusi sektor peternakan terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional antara tahun 2004-2008 rata-rata mencapai 2 persen. Data tersebut menunjukkan peternakan memiliki
Lebih terperinciPOTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN
POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN AKHMAD HAMDAN dan ENI SITI ROHAENI BPTP Kalimantan Selatan ABSTRAK Kerbau merupakan salah satu ternak ruminansia yang memiliki potensi
Lebih terperinciANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL. Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK
ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui usaha penggemukan ternak kambing pola kooperator (perlakuan)
Lebih terperinciRESPON JERAMI PADI FERMENTASI SEBAGAI PAKAN PADA USAHA PENGGEMUKAN TERNAK SAPI
RESPON JERAMI PADI FERMENTASI SEBAGAI PAKAN PADA USAHA PENGGEMUKAN TERNAK SAPI (Effect of Fermented Rice Straw as Feed on Fattening Cattle Production) I G.A.P. MAHENDRI 1 B. HARYANTO 2 dan A. PRIYANTI
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KELAYAKAN PROGRAM INSEMINASI BUATAN (IB) TERNAK DOMBA DI DAERAH KANTONG PRODUKSI DI KABUPATEN CIANJUR
IDENTIFIKASI KELAYAKAN PROGRAM INSEMINASI BUATAN (IB) TERNAK DOMBA DI DAERAH KANTONG PRODUKSI DI KABUPATEN CIANJUR (Assesment of Artificial Insemination (AI) Program of Sheep at Potential Production Area
Lebih terperinciPROGRAM PEMBIBITAN ITIK MA DI BPTU PELAIHARI KALIMANTAN SELATAN: SELEKSI PADA POPULASI BIBIT INDUK ITIK ALABIO
PROGRAM PEMBIBITAN ITIK MA DI BPTU PELAIHARI KALIMANTAN SELATAN: SELEKSI PADA POPULASI BIBIT INDUK ITIK ALABIO (Breeding Program of Ma Ducks in Bptu Pelaihari: Selection of Alabio Parent Stocks) A.R. SETIOKO
Lebih terperinciANALISIS FINANSIAL USAHA TERNAK DOMBA JANTAN MENJELANG HARI RAYA IDUL ADHA
ANALISIS FINANSIAL USAHA TERNAK DOMBA JANTAN MENJELANG HARI RAYA IDUL ADHA (Financial Analysis of Male Sheep Raising Approaching Eid-Adha Festivity) SUPARDI RUSDIANA, B. WIBOWO dan U. ADIATI Pusat Penelitian
Lebih terperinciTINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI HIJAUAN PAKAN TERNAK DI DESA MARENU, TAPANULI SELATAN
TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI HIJAUAN PAKAN TERNAK DI DESA MARENU, TAPANULI SELATAN RIJANTO HUTASOIT Loka Penelitan Kambing Potong, P.O. Box 1 Galang, Medan RINGKASAN Untuk pengujian terhadap tingkat adopsi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Terletak LU dan LS di Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan
TINJAUAN PUSTAKA Geografi Desa Celawan a. Letak dan Geografis Terletak 30677 LU dan 989477 LS di Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan Pantai Cermin dengan ketinggian tempat 11 mdpl, dengan luas wilayah
Lebih terperinciPENINGKATAN PENDAPATAN PETANI LADA MELALUI PERBAIKAN SISTEM USAHATANI
PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI LADA MELALUI PERBAIKAN SISTEM USAHATANI DEWI SAHARA, YUSUF DAN SUHARDI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tenggara ABSTRACT The research on increasing farmer
Lebih terperinciPERFORMAN EKONOMI KAMBING KABOER DAN KAMBING KACANG PADA KONDISI STASIUN PENELITIAN CILEBUT
PERFORMAN EKONOMI KAMBING KABOER DAN KAMBING KACANG PADA KONDISI STASIUN PENELITIAN CILEBUT (Economic Performance of Kaboer Goat and Kacang Goat at the Research Station) DWI PRIYANTO, B. SETIADI, D. YULISTIANI,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Tipologi usaha peternakan dibagi berdasarkan skala usaha dan kontribusinya terhadap pendapatan peternak, sehingga bisa diklasifikasikan ke dalam kelompok berikut:
Lebih terperinciPRODUKTIVITAS DAN DAMPAK INTEGRASI TERNAK DOMBA EKOR GEMUK TERHADAP PENDAPATAN PETANI DALAM SISTEM USAHA SAYURAN DI LAHAN MARJINAL
PRODUKTIVITAS DAN DAMPAK INTEGRASI TERNAK DOMBA EKOR GEMUK TERHADAP PENDAPATAN PETANI DALAM SISTEM USAHA SAYURAN DI LAHAN MARJINAL (Productivity and Effect of The Integration of Fat-Tailled Sheep on Farmer
Lebih terperinciSURAT PERNYATAAN ORIGINALITAS
SURAT PERNYATAAN ORIGINALITAS Saya yang bertandatangan dibawah ini, Nama : S. Rusdiana NIP (Pilih Salah Satu) : 196810061999031001 Instansi : Balai Penelitian Ternak Ciawi-Bogor Po.Box. 221. Bogor Dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Agribisnis komoditi ternak kambing dan domba (kado) di Indonesia
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agribisnis komoditi ternak kambing dan domba (kado) di Indonesia mempunyai prospek yang sangat besar, mengingat dalam 10 tahun mendatang akan ada tambahan permintaan
Lebih terperinciPOTENSI LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI PAKAN AYAM
POTENSI LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI PAKAN AYAM MURYANTO, U. NUSCHATI, D. PRAMONO dan T. PRASETYO Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Bukit Tegalepek, Sidomulyo PO. Box 101, Ungaran ABSTRAK Telah
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAPI PADA KAWASAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI PROVINSI JAMBI
Lokakarya Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa SawitSapi PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAPI PADA KAWASAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BAMBANG PRAYUDI 1, NATRES ULFI 2 dan SUPRANTO ARIBOWO 3 1 Balai Pengkajian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia akan pentingnya protein hewani untuk kesehatan dan kecerdasan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya protein hewani untuk kesehatan dan kecerdasan mengakibatkan kebutuhan permintaan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Keberhasilan usaha ternak sapi bergantung pada tiga unsur yaitu bibit, pakan, dan
PENDAHULUAN Latar Belakang Peternakan di Indonesia sejak zaman kemerdekaan sampai saat ini sudah semakin berkembang dan telah mencapai kemajuan yang cukup pesat. Sebenarnya, perkembangan kearah komersial
Lebih terperinciX. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO
X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO 10.1. Kebijakan Umum Penduduk Kabupaten Situbondo pada umumnya banyak
Lebih terperinciPROSPEK PENGEMBANGAN PRODUKSI PETERNAKAN KAMBING DAN DOMBA SERTA KAJIAN SOSIAL EKONOMI
PROSPEK PENGEMBANGAN PRODUKSI PETERNAKAN KAMBING DAN DOMBA SERTA KAJIAN SOSIAL EKONOMI SETEL KARO KARO Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih, Galang Sumatera Utara ABSTRAK Analisis data export dan import
Lebih terperinciPEMELIHARAAN TERNAK KERBAU DALAM SISTEM USAHATANI TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA DI KECAMATAN CIEMAS, KABUPATEN SUKABUMI
PEMELIHARAAN TERNAK KERBAU DALAM SISTEM USAHATANI TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA DI KECAMATAN CIEMAS, KABUPATEN SUKABUMI S.RUSDIANA dan TATI HERAWATI Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Jl. Pajajaran
Lebih terperinciSTRATEGI USAHA PENGEMBANGAN PETERNAKAN YANG BERKESINAMBUNGAN
STRATEGI USAHA PENGEMBANGAN PETERNAKAN YANG BERKESINAMBUNGAN H. MASNGUT IMAM S. Praktisi Bidang Peternakan dan Pertanian, Blitar, Jawa Timur PENDAHULUAN Pembangunan pertanian berbasis sektor peternakan
Lebih terperinciSeminar Nosional Peternakan dan lieteriner 199- TATIT S., E. WrNA, B. TANGENIAYA dall I. W. MATHIUS
Seminar Nosional Peternakan dan lieteriner 199- KEMAMPUAN PENINGKATAN BERAT BADAN SAPY PEDET JANTAN FH SAMPAI DENGAN UMUR SAPIH DI TANJUNGSARI - KABUPATEN SUMEDANG TATIT S., E. WrNA, B. TANGENIAYA dall
Lebih terperinciPERTUMBUHAN ANAK KAMBING KOSTA SELAMA PERIODE PRASAPIH PADA INDUK YANG BERUMUR LEBIH DARI 4 TAHUN
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2008 PERTUMBUHAN ANAK KAMBING KOSTA SELAMA PERIODE PRASAPIH PADA INDUK YANG BERUMUR LEBIH DARI 4 TAHUN (The Growth Performance of Kosta Kids During Preweaning
Lebih terperinciAnalisis Pemasaran Domba dari Tingkat Peternak Sampai Penjual Sate di Kabupaten Sleman
Sains Peternakan Vol. 7 (1), Maret 2009: 25-29 ISSN 1693-8828 Analisis Pemasaran Domba dari Tingkat Peternak Sampai Penjual Sate di Kabupaten Sleman F.X. Suwarta dan G. Harmoko Jurusan Peternakan, Fakultas
Lebih terperinciKELAYAKAN USAHA TERNAK KERBAU UNTUK PENGHASIL BIBIT DAN DAGING DI BEBERAPA AGROEKOSISTEM
KELAYAKAN USAHA TERNAK KERBAU UNTUK PENGHASIL BIBIT DAN DAGING DI BEBERAPA AGROEKOSISTEM (Feasebility of Buffalo Rearing System in Several Agroecosystem) UKA KUSNADI Balai Penelitian Ternak, PO Box 221,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan peternakan di Indonesia lebih ditujukan guna
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan peternakan di Indonesia lebih ditujukan guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dan peternak serta mampu meningkatkan gizi masyarakat. Pengelolaan usaha
Lebih terperinciPENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Domba merupakan salah satu ternak ruminansia kecil yang memiliki potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan sudah sangat umum dibudidayakan
Lebih terperinciPROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI
PROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI H. AKHYAR Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Batang Hari PENDAHULUAN Kabupaten Batang Hari dengan penduduk 226.383 jiwa (2008) dengan
Lebih terperinciDUKUNGAN TEKNOLOGI PENYEDIAAN PRODUK PANGAN PETERNAKAN BERMUTU, AMAN DAN HALAL
DUKUNGAN TEKNOLOGI PENYEDIAAN PRODUK PANGAN PETERNAKAN BERMUTU, AMAN DAN HALAL Prof. Dr. Ir. Achmad Suryana MS Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian I. PENDAHULUAN Populasi penduduk
Lebih terperinciPENGENDALIAN INFEKSI CACING HATI PADA SAPI OLeh : Akram Hamidi
PENGENDALIAN INFEKSI CACING HATI PADA SAPI OLeh : Akram Hamidi PENDAHULUAN Infeksi cacing hati (fasciolosis) pada ternak ruminansia (sapi dan kerbau) di Indonesia merupakan penyakit parasiter yang disebabkan
Lebih terperinciV. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN A. Kesimpulan Secara umum kinerja produksi ternak sapi dan kerbau di berbagai daerah relatif masih rendah. Potensi ternak sapi dan kerbau lokal masih dapat ditingkatkan
Lebih terperinciTARGET KELAYAKAN SKALA USAHA TERNAK DOMBA POLA PEMBIBITAN MENDUKUNG PENDAPATAN PETANI DI PERDESAAN
Dwi Priyanto TARGET KELAYAKAN SKALA USAHA TERNAK DOMBA POLA PEMBIBITAN MENDUKUNG PENDAPATAN PETANI DI PERDESAAN Feasibility Scale of The Pattern of Sheep Breeding Farm to Support Farmers Income in Rural
Lebih terperinciTulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem pemeliharaan ternak kambing dikecamatan Bangun Purba kabupaten Deli Serdang propinsi Sumatera
SISTEM PEMELIHARAAN TERNAK KAMBING DI BANGUN PURBA DELI SERDANG ERWIN SMITE Loka Penelitian Kambing Potong Sungei Putih PO BOX I Galang Sumut RINGKASAN Kecamatan Bagun Purba yang berbukit-bukit sangat
Lebih terperinciIskandar Sembiring, T. Marzuki Jacob, dan Rukia Sitinjak. Departemen Perternakan, Fakultas Pertanian USU
Jurnal Agribisnis Perternakan, Vol. 2, No. 2, Agustus 2006 Pemanfaatan Hasil Sampingan Perkebunan dalam Konsentrat terhadap Persentase Bobot Non-karkas dan Income Over Feed Cost Kambing Kacang Selama Penggemukan
Lebih terperinciSISTEM PEMELIHARAAN TERNAK KERBAU DI PROPINSI JAMBI
SISTEM PEMELIHARAAN TERNAK KERBAU DI PROPINSI JAMBI BUSTAMI dan ENDANG SUSILAWATI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi ABSTRAK Ternak kerbau mempunyai nilai sejarah kebudayaan masyarakat Jambi. Pada
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG MELALUI PERBAIKAN MANAJEMEN PADA KELOMPOK TERNAK KAWASAN BARU
ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG MELALUI PERBAIKAN MANAJEMEN PADA KELOMPOK TERNAK KAWASAN BARU (Feasibility Study of Cattle Through Management Improvement at Kawasan Baru Group) ENI SITI ROHAENI,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya.
Lebih terperinciSISTEM INTEGRASI SAPI DI PERKEBUNAN SAWIT PELUANG DAN TANTANGANNYA
Suplemen 5 SISTEM INTEGRASI SAPI DI PERKEBUNAN SAWIT PELUANG DAN TANTANGANNYA Latar Belakang Sejak tahun 2008, Pemerintah Propinsi Sumatera Selatan telah menginisiasi program pengembangan ternak sapi yang
Lebih terperinciDINAMIKA POPULASI DAN PRODUKTIVITAS KERBAU DI JAWA : STUDI KASUS DI KABUPATEN SERANG
Seminar Nasional Peternakan clan Veteriner 2000 DINAMIKA POPULASI DAN PRODUKTIVITAS KERBAU DI JAWA : STUDI KASUS DI KABUPATEN SERANG Kate kunck Populasi, produktivitas, kerbau R.H. MAToNDANG dan A.R. SiPEGAR
Lebih terperinciJ. M. Tatipikalawan dan S. Ch. Hehanussa Staf Fakultas Pertanian Unpatti Ambon ABSTRACT
ESTIMASI NATURAL INCREASE KAMBING LOKAL DI PULAU KISAR KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT Staf Fakultas Pertanian Unpatti Ambon ABSTRACT This research was conducted to find the natural increasing number of
Lebih terperinciTAMPILAN PRODUKTIVITAS TERNAK SAPI BALI PADA DUA MUSIM YANG BERBEDA DI TIMOR BARAT
TAMPILAN PRODUKTIVITAS TERNAK SAPI BALI PADA DUA MUSIM YANG BERBEDA DI TIMOR BARAT (Performances of Bali Cattle During Dry and Wet Seasons in West Timor) A. POHAN, C. LIEM dan J.NULIK Balai Pengkajian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya
Lebih terperinciANALISIS EKONOMI DAN TATA NIAGA USAHATERNAK KERBAU
ANALISIS EKONOMI DAN TATA NIAGA USAHATERNAK KERBAU ATIEN PRIYANTI dan RATNA AYU SAPTATI Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Jln. Raya Pajajaran Kav. E-59, Bogor 16151 ABSTRAK Usahaternak kerbau
Lebih terperinciReny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK
ANALISIS USAHA PENGGEMUKAN SAPI BETINA PERANAKAN ONGOLE (PO) AFKIR (STUDI KASUS DI KELOMPOK TANI TERNAK SUKAMAJU II DESA PURWODADI KECAMATAN TANJUNG SARI, KABUPATEN LAMPUNG SELATAN) Reny Debora Tambunan,
Lebih terperinciPROFIL USAHATANI KERBAU DI PROPINSI BANTEN
PROFIL USAHATANI KERBAU DI PROPINSI BANTEN (The Profile of Buffalo Rearing System in Banten Province) E. JUARINI, I. HERDIAWAN, I G.M. BUDIARSANA dan U. KUSNADI Balai Penelitian Ternak, PO Box 221, Bogor
Lebih terperinciPRODUKTIVITAS KAMBING KACANG PADA KONDISI DI KANDANGKAN: 1. BOBOT LAHIR, BOBOT SAPIH, JUMLAH ANAK SEKELAHIRAN DAN DAYA HIDUP ANAK PRASAPIH
PRODUKTIVITAS KAMBING KACANG PADA KONDISI DI KANDANGKAN: 1. BOBOT LAHIR, BOBOT SAPIH, JUMLAH ANAK SEKELAHIRAN DAN DAYA HIDUP ANAK PRASAPIH (Productivity of Kacang Goat at Condition Penned. 1. Birth Weight,
Lebih terperinciPemotongan Sapi Betina Produktif di Rumah Potong Hewan di Daerah Istimewa Yogyakarta
Sains Peternakan Vol. 7 (1), Maret 2009: 20-24 ISSN 1693-8828 Pemotongan Sapi Betina Produktif di Rumah Potong Hewan di Daerah Istimewa Yogyakarta N. Rasminati, S. Utomo dan D.A. Riyadi Jurusan Peternakan,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan sapi perah di Indonesia, 90% merupakan peternakan sapi perah rakyat dengan kepemilikan kecil dan pengelolaan usaha yang masih tradisional. Pemeliharaan yang
Lebih terperinciRespon Seleksi Domba Garut... Erwin Jatnika Priyadi RESPON SELEKSI BOBOT LAHIR DOMBA GARUT PADA INTENSITAS OPTIMUM DI UPTD BPPTD MARGAWATI GARUT
RESPON SELEKSI BOBOT LAHIR DOMBA GARUT PADA INTENSITAS OPTIMUM DI UPTD BPPTD MARGAWATI GARUT Erwin Jatnika Priyadi*, Sri Bandiati Komar Prajoga, dan Deni Andrian Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging ayam ras (broiler) secara nasional cenderung
Lebih terperinciIV. POTENSI PASOKAN DAGING SAPI DAN KERBAU
IV. POTENSI PASOKAN DAGING SAPI DAN KERBAU Ternak mempunyai arti yang cukup penting dalam aspek pangan dan ekonomi masyarakat Indonesia. Dalam aspek pangan, daging sapi dan kerbau ditujukan terutama untuk
Lebih terperinciPERANAN USAHATERNAK KAMBING LOKAL SEBAGAI PENUNJANG PEREKONOMIAN PETANI DI PEDESAAN
PERANAN USAHATERNAK KAMBING LOKAL SEBAGAI PENUNJANG PEREKONOMIAN PETANI DI PEDESAAN (The Role of Local Goat in Supporting Farmers Economy in Villages) DWI PRIYANTO, B. SETIADI, M. MARTAWIDJAJA dan D. YULISTIANI
Lebih terperinciLokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak yang Iebih besar. Selain itu jumlah bagian dagingnya lebih banyak d
Lokakatya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak PEMELIHARAAN TERPADU TIKTOK DENGAN PADI SAWAH DI WILAYAH DKI JAKARTA D. ANDAYANI, U. SENTE dan B. BAKRIE Balai Pengkajian
Lebih terperinciBudidaya Sapi Potong Berbasis Agroekosistem Perkebunan Kelapa Sawit ANALISIS USAHA Seperti telah dikemukakan pada bab pendahuluan, usaha peternakan sa
Kelayakan Usaha BAB V KELAYAKAN USAHA Proses pengambilan keputusan dalam menentukan layak tidaknya suatu usaha sapi potong dapat dilakukan melalui analisis input-output. Usaha pemeliharaan sapi potong
Lebih terperinciPENERAPAN SINKRONISASI BIRAHI KAMBING BOERKA DENGAN LOKAL DI AREAL PERKEBUNAN BERBASIS TANAMAN JERUK PADA LAHAN KERING
PENERAPAN SINKRONISASI BIRAHI KAMBING BOERKA DENGAN LOKAL DI AREAL PERKEBUNAN BERBASIS TANAMAN JERUK PADA LAHAN KERING (Application of Oestrus Synchronization for Boerka Goat on Dry Land of Orange Crop
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penggemukan domba dilakukan guna memenuhi. konsumsi, aqiqah, dan qurban. Perusahaan terletak di Kampung Dawuan Oncom,
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Perusahaan PT. Agro Jaya Mulya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penggemukan domba. Penggemukan domba dilakukan guna memenuhi permintaan pasar daging
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan peranan sangat besar dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani dan berbagai keperluan industri. Protein
Lebih terperinciAGRIBISNIS KAMBING - DOMBA
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KAMBING - DOMBA Edisi Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKTIVITAS KAMBING PE DAN KACANG MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI PROBIOTIK
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KAMBING PE DAN KACANG MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI PROBIOTIK (The Increased Productivity of PE and Kacang Goat using Adoption Probiotic Technology) YAYU ZURRIYATI Balai Pengkajian
Lebih terperinci